tni angkatan laut

80

Upload: others

Post on 22-Oct-2021

18 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TNI ANGKATAN LAUT
Page 2: TNI ANGKATAN LAUT
Page 3: TNI ANGKATAN LAUT
Page 4: TNI ANGKATAN LAUT

Pembaca yang budiman…. Cakrawala edisi 426 kali ini, dalam laporan utamanya mengulas tentang lembaga pendidikan TNI Angkatan Laut (TNI AL). Lembaga pendidikan pembentuk prajurit TNI AL yang handal dan profesional menuju world class navy. Cakrawala ingin menampilkan sebuah proses pendidikan untuk menjadikan personel TNI AL yang berkualitas mengawaki alutsista TNI AL yang baru menuju Poros Maritim Dunia. Prof. Dr. H. Arief Rahman, M.Pd., sebagai pakar pendidikan sekaligus Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO dalam tulisannya mengulas tentang Profesional Prajurit Melalui Pendidikan Bermutu. Tulisan itu akan melengkapi hasil wawancara dengan sejumlah petinggi pendidikan di lingkungan TNI AL seperti Gubernur Akademi Angkatan Laut (AAL), Komandan Kobangdikal dan Komandan Seskoal. Sejumlah tulisan dan laporan lain akan melengkapi terbitan Cakrawala edisi ini terutama yang terkait langsung dengan upaya peningkatan sumber daya calon pemimpin bangsa, mulai dari pendidikan dasar berkualitas hingga pendidikan tinggi yang menghasilkan ‘magister terapan’ di laut. Sejarah penerbangan TNI AL juga menjadi ulasan yang patut disimak guna mengetahui perjalanan panjangnya mulai dari awal kebangkitan hingga saat ini. Ulasan tentang KRI Rigel-933 juga menjadi bagian menarik yang tak terpisahkan dari profesionalitas TNI AL dalam bentuk alutsista terbaru dan tercanggih yang dimiliki TNI AL. Ada juga resensi buku tentang Elang Laut Menembus Batas Cakrawala menjadi bagian dari sejarah panjang sekaligus bukti kehebatan seorang penerbang yang pernah dimiliki oleh TNI AL. Masih banyak ulasan dan laporan lain dari yang ringan hingga serius untuk disimak dari Cakrawala edisi ini.Selamat membaca

Redaksi menerima tulisan (maksimal 5 halaman dengan spasi 1,5) beserta foto dari segenap anggota TNI AL dan masyarakat umum. Naskah dicetak dengan kertas A4 serta dilengkapi dengan data digital dalam Compact Disc (CD). Naskah yang telah dikirim, menjadi milik redaksi, dan redaksi berhak memperbaiki/mengedit tanpa mengubah isi/makna. Naskah yang dimuat akan mendapat imbalan sepantasnya. Tulisan dapat disampaikan ke alamat redaksi Dinas Penerangan Angkatan Laut, Gd. B4 Lt. 2, Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur - 13870 atau via email: [email protected] atau [email protected]

Untuk kritik, saran, dan opini singkat dapat dikirim via surat ke alamat redaksi kami, Dinas Penerangan Angkatan Laut, Gd. B4 Lt. 2, Mabesal Cilangkap, Jaktim-13870 atau via email: [email protected].

PEMIMPIN UMUM: Laksma TNI Manahan Simorangkir, S.E., M.Sc.

WAKIL PEMIMPIN UMUM: Kolonel Laut (T) Moelyanto, M.Si. (Han)

PEMIMPIN REDAKSI: Kolonel Mar Nana Rukmana

REDAKTUR: Kolonel Laut (P) Rony E. Turangan Kolonel Laut (KH) Drs. Supriyono

Kolonel Laut (P) Suradi Agung Slamet, S.T., S.Sos.Letkol Laut (KH) Drs. Agus CahyonoLetkol Laut (KH) Dedi Hamdani S.

Letkol Laut (KH) Drs. Heri Sutrisno, M.Si. Mayor Laut (KH) M. Ikhsan, S.Kom.Mayor Laut (S) Didi Kurniadi D., S.E.

Mayor Laut (KH/W) Dra. Infra WahdaniahKapten Laut (S/W) Maria Multriyani, S.Sos.

Adi Patrianto, S.S.

PENATA WAJAH: Serma PDK/W Mirliyana

Mujiyanto Irma Kurniawaty, A.Md. Graf.

Aroby Pujadi

REDAKTUR FOTO: Wamrin

TATA USAHA: Raya Mentawita T.

DISTRIBUSI: Koptu Mes MariyantoKld TTU Niki L.M.

Eko Sulistiono Edi Supono

DITERBITKAN OLEH: Dinas Penerangan Angkatan Laut

ALAMAT REDAKSI: Dinas Penerangan Angkatan Laut, Gd. B4 Lt. 2,

Mabesal Cilangkap, Jaktim-13870, Telp. (021) 8723314,

www.cakrawala-dispenal.orgNo. ISSN: 0216-440x

Salam Jalesveva Jayamahe!

Page 5: TNI ANGKATAN LAUT

DAFTAR ISI

Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, sebagai negara maritim, laut bukanlah pemisah. Demikian disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo, M.Sc., didampingi Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E. melepas keberangkatan Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) 2015 di Dermaga Komando Lintas Laut Militer, Jakarta.

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., memimpin Upacara Peringatan Hari Pendidikan TNI Angkatan Laut (Hardikal), di Lapangan Laut Maluku, Kesatrian Bumimoro, Kobangdikal Surabaya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Prof. Dr. Indroyono

Soesilo mengaku bangga atas

keikutsertaan Indonesia dalam pameran World

Expo Milano 2015 yang pamornya menyaingi

Piala Dunia dan Olimpiade. Demikian

dikatakan Prof. Dr. Indroyono Soesilo

didampingi Penasehat Menko Kemaritiman Laksamana TNI (Purn) Dr. Marsetio, Kepala Staf

Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E. dalam upacara pelepasan operasi Kartika Jala Krida 2015 dengan KRI Banjarmasin-592

diberangkatkan menuju Genoa, Italia dalam rangka World Expo Milano 2015 di Dermaga Madura Ujung, Surabaya.

6

Profesionalisme Prajurit Melalui Pendidikan Bermutu 6Membangun Budaya Maritim Melalui Perguruan Tinggi 8Lembaga Pendidikan TNI AL Diharapkan Mampu Jabarkan Kebijakan Pemerintah 10Lulusan Seskoal Akan Mendapatkan Gelar Magister Terapan Strategi Operasi Laut 12Prajurit TNI AL Menuju World Class Navy 14Tidak Ada Pelaut Ulung Lahir dari Samudra yang Tenang 18Melalui Pendidikan, Cetak Prajurit Profesional 20

Sisi Lain Budaya Maritim 48Gebrakan Heroik di Laut 50Masih Relevankah Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta 60

(ANI): Teknologi Masa Depan Peperangan Anti Kapal Selam 46 Digital Marketing 64

Elang Laut Menembus Batas Cakrawala 68

Bima Ketemu Dewaruci 7459 Tahun Perkembangan Penerbangan TNI AL 36

Penyelesaian Tindak Pidana Cagar Budaya di Laut 56

Mengenal Lebih Dekat KRI Rigel-933 26Wakil Presiden Yusuf Kalla Tegaskan Laut Bukan Pemisah 30Menko Kemaritiman Bangga Indonesia Ikut World Expo Milano 2015 32KRI Bung Tomo-357 Luncurkan Rudal Exocet di Laut Jawa 34Bonanza G36 Pesawat Latih Dasar TNI Angkatan Laut 35 Dibom Pesawat Musuh, Bandara Juanda dipenuhi Asap 40Kapal Survei dan Pemetaan yang Canggih Perkuat TNI AL 42 Wujud Partisipasi KRI Dr. Soeharso-990 44Sumber Daya Kelautan Indonesia 54Lindungi Segitiga Terumbu Karang 62Nol Km Ujung Timur, Torasi 70Kiprah Srikandi Laut 72Tingkatkan Pembinaan Administrasi Umum 76

Topik Utama

Teknologi

Resensi Buku

BudayaSejarah

Hukum

Info

Opini

Wawancara

3230

10

SD Plus Hang Tuah 7 Berkembang Dari Disiplin 24

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 5

Page 6: TNI ANGKATAN LAUT

Oleh: Prof. Dr. H. Arief Rachman, M.Pd.

Profesionalisme Prajurit Melalui Pendidikan Bermutu

Prof. Dr. H. Arief Rachman, M.Pd.

Modal dasar lima potensi ini menjadi tangga utama bagi setiap prajurit TNI AL untuk terus maju dan berkembang melalui berbagai kegiatan pendidikan

dan pelatihan. Dalam terminologi UNESCO pendidikan yang diikuti oleh siapapun sejatinya memiliki empat pilar dasar yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk melakukan (learning to do), belajar untuk mempunyai jati diri (learning to be) dan belajar untuk hidup bersama (learning to life together). Untuk tujuan perdamaian, empat pilar dasar pendidikan menurut UNESCO tersebut mengandung makna yang relevan dengan upaya mewujudkan profesionalisme prajurit TNI terutama TNI Angkatan Laut melalui pendidikan. Pertama, pendidikan yang diikuti oleh prajurit TNI AL harus mampu mengubah peserta didiknya menjadi lebih mengerti, lebih paham dan lebih cerdas dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang diembannya. Pada konteks ini, pembekalan dari sisi pengetahuan (kognitif) menjadi dasar yang sangat penting. Prajurit TNI AL harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai konsep-konsep dan makna keprajuritan serta ilmu-ilmu dasar lainnya yang akan mendukung profesionalisme mereka. Kedua, dengan bekal ilmu dan pengetahuan yang cukup, prajurit TNI AL dilatih untuk mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata, sehingga terbangun hubung kait antara pengetahuan dengan konteks. Pada tahapan ini, akan tercipta keselarasan antara kognitif, afektif, dan psikomotorik yang semakin mengukuhkan profesionalisme seorang prajurit. Ketiga, profesionalisme yang kukuh akan menjadi gambaran jati diri (self-esteem) yang kuat dari seorang prajurit. Keempat, prajurit TNI AL

bukanlah menara gading yang hidup terpisah dari manusia lainnya, maka profesionalismenya perlu dihidupkan dengan semangat humanis dan peningkatan rasa sosial sehingga hidup berdampingan secara harmonis dengan orang lain menjadi kebutuhan dasar seorang prajurit TNI AL. Kelima, landasan moral yang berdasarkan Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945 serta keyakinan agama yang kuat. Merujuk pada hal tersebut, maka pendidikan harus mampu mengantarkan prajurit TNI AL mempunyai jati diri, terutama dalam hubungannya dengan Sang Pencipta Allah SWT, serta dengan sesama manusia, dan alam lingkungannya, sehingga prajurit TNI AL bisa hidup harmoni dengan lingkungan. Pendidikan yang diikuti prajurit TNI AL mampu menghasilkan manusia-manusia yang kompeten, dan akuntabel terhadap tugas yang diembannya. Upaya mewujudkan prajurit TNI AL yang profesional melalui pendidikan memang bukan pekerjaan sederhana dan sambil lalu. Upaya ini dilakukan dengan terprogram, kontinu, konsisten dan konsekuen. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga prinsip dasar yang harus dikembangkan oleh lembaga yang ingin membantu sumber daya manusianya menjadi profesional. Prinsip pertama adalah Disiplin. Disiplin yang baik bisa diterjemahkan dalam berbagai kegiatan yang memberikan ruang yang cukup sehingga setiap individu bisa dipotret dengan baik. Disiplin dapat dilakukan melalui a) Pemberian tanggungjawab (responsibility), meliputi tanggung jawab secara profesional terhadap bidang pekerjaannya dan tugas-tugas lain yang diberikan. b) Ketepatan kerja (punctuality),

Prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) merupakan insan pilihan yang telah

melewati berbagai seleksi dan ujian yang begitu ketat sebelum mengikuti pendidikan kemiliteran. Melalui

tahapan penyaringan tersebut seyogianya prajurit TNI AL sudah memiliki potensi dasar yang kuat untuk mengabdi pada nusa dan bangsa sebagai prajurit profesional. Potensi tersebut diantaranya adalah

potensi spiritual, potensi sosial, potensi emosional, potensi intelektual dan yang sudah tidak diragukan

yaitu potensi jasmani/kesehatan.

TOPIK UTAMA

6

Page 7: TNI ANGKATAN LAUT

sebagai seorang profesional, prajurit TNI AL harus memiliki bidang kerja yang jelas dan tepat sehingga saling menopang antara kebutuhan yang satu dengan kebutuhan lainnya dalam tim yang handal, c) Keterikatan (commitment), yaitu hubungan emosional dengan bidang pekerjaannya yang akan berimplikasi pada munculnya loyalitas. Disiplin juga akan melahirkan d) Keteraturan (orderly Manner), di mana sebuah sistem yang terbangun dari idealisme visi dan misi serta rutinitas program yang tertata dengan rapi dan teratur. e) Disiplin juga akan melahirkan kemampuan (competent), merupakan representasi dari ilmu pengetahuan dan kecakapan individu dan kelompok Seorang prajurit yang profesional melalui pendidikan akan mempunyai prinsip yang kedua yaitu kemartabatan (honour). Yang paling mendasar dari seorang prajurit yang bermartabat adalah sikap kejujuran (honesty), merupakan prinsip dasar yang harus dipegang oleh semua profesi yang akan semakin mengukuhkan jati dirinya. Kedua adalah semangat juang (patriotik), seorang prajurit identik dengan semangat juang, maka ia harus selalu memberikan semangat dan inspirasi kepada orang-orang disekitarnya. Kemartabatan juga akan melahirkan keberanian untuk benar-adil (courageous). Berani karena benar, dalam memperjuangkan keadilan harus menjadi prinsip dasar yang dipegang teguh oleh seorang prajurit yang akan mengukuhkan nilai karakter yang dimilikinya. Orang yang bermartabat juga akan melahirkan kemuliaan/kepatuhan/keunggulan (excellent). Seorang prajurit harus dapat menjadi bintang, di manapun ia berada. Bukan hanya karena kemampuan dan kecakapannya, tapi juga karena kepeduliannya yang tinggi pada sesama dan lingkungan kehidupannya terutama kepada rakyat Indonesia. Kemartabatan juga akan mendorong untuk munculnya prinsip ketekunan-keajegan (persistent). Ketekunan terhadap tanggungjawabnya dan ajeg dalam berprinsip terhadap kebenaran menjadi sangat prinsip bagi munculnya kemartabatan, dan terakhir orang yang bermartabat akan tahan cobaan (perserverence). Di dalam karakter individu akan tetap muncul prinsip pemihakan kepada kebenaran walaupun dalam keadaan tertekan dan dilematis. Prinsip ketiga yaitu hidup terstruktur (hierarchy), dalam organisasi militer dan organisasi lain pada umumnya pasti memberlakukan mata rantai peraturan (chain of rules). Dalam dunia keprajuritan, hierarki merupakan sebuah keniscayaan yang sekaligus menjadi simbol keteraturan, sehingga seorang prajurit harus taat pada keteraturan ini. Struktur yang baik juga harus ditopang oleh sumber daya manusia yang profesional di mana didalamnya akan melahirkan kesetiaan (loyal), kerja sama (teamwork), ketaatan (obedient) dan saling memperhatikan (care-share).

Pertanyaan mendasar berikutnya adalah profil prajurityang profesional seperti apakah yang dihasilkan dari lembaga pendidikan yang bermutu? Profesionalisme memang akan lahir dari proses pendidikan dan pelatihan yang bermutu dalam artian dilakukan oleh lembaga-lembaga yang kompeten dan bisa diandalkan. Hal ini menjadi penting karena program pendidikan lanjutan bagi prajurit dalam konteks ini adalah prajurit angkatan darat yang dilakukan pada lembaga pendidikan di dalam atau di luar negeri akan terlihat pada indikator kompetensi lulusannya. Apakah ada korelasi positif antara tingkat pendidikan formal yang dicapai oleh prajurit TNI AL dengan kompetensi yang dikuasai sesuai dengan bidang tugas dan tanggungjawabnya. Dalam deskripsi di atas jelas bahwa secara konseptual dan argumentatif pendidikan dan pelatihan formal yang dilakukan di lembaga pendidikan bermutu akan memberikan kontribusi positif dalam mempercepat tercapainya profesionalisme prajurit TNI AL. Secara kasat mata seorang prajurit TNI AL yang profesional akan terlihat pada nilai-nilai kehidupan (value) yang baik dan bisa dijadikan cerminan bagi yang lainnya. berikutnya adalah memiliki etika (ethic) yang baik, sehingga mampu menempatkan dirinya secara profesional dan proporsional, mempunyai sikap (attitude) dan kebiasaan (habits) yang baik, serta memiliki ilmu pengetahuan (knowledge) mutakhir dan keterampilan (skills) yang dapat membantu melakukan tugas-tugasnya secara profesional dan bermartabat. Semoga kita akan terus berusaha menciptakan sumber daya manusia yang profesional melalui program pendidikan dan pelatihan bermutu sesuai dengan kebutuhan menuju masyarakat dan bangsa yang lebih sejahtera.

Penulis adalah Pendidik sekaligus Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Disiplin belajar menuju profesionalisme prajurit.

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 7

Page 8: TNI ANGKATAN LAUT

Istilah “Poros Maritim” bergema sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo terbentuk. Presiden meng-gelorakan visi kemaritiman dengan semangat

menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Meski demikian, istilah Poros Maritim ternyata masih banyak menyimpan misteri yang perlu penjelasan. Wawancara dengan Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), menjadi salah satu upaya untuk mengurai misteri itu. Universitas Indonesia merupakan salah satu perguruan tinggi yang mengajarkan soal kemaritiman ini. Di FIB UI terdapat mata kuliah Sejarah Maritim dan Arkeologi Maritim yang ternyata cukup banyak diminati oleh mahasiswa. Melalui wawancara dengan Dekan FIB UI, diharapkan akan semakin jelas apa yang dimaksud Poros Maritim Indonesia ini. Berikut petikan wawancara majalah Cakrawala dengan Dekan FIB UI Dr. Adrianus Laurens Gerung Waworuntu S.S., M.A.

Apakah tanggapan Bapak mengenai kebijakan pemerintah dalam mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia? Kebijakan pemerintah dalam mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia merupakan sebuah upaya yang serius dari pemerintah dengan mengandalkan potensi geo-strategis negara Indonesia, namun perlu dijabarkan dulu secara gamblang apa yang dimaksud dengan Poros Maritim itu, serta apa saja langkah strategis dan implementatif untuk mewujudkannya. Menurut Bapak, apakah ada keterkaitan antara Poros Maritim Dunia dengan Budaya Maritim bangsa Indonesia? Keterkaitan antara Poros Maritim Dunia dan Budaya Maritim bangsa Indonesia sangatlah erat. Kebijakan untuk mewujudkan Poros Maritim Dunia tanpa disokong oleh Budaya Maritim bangsa Indonesia seperti halnya cita-cita yang hampa, karena sejarah dan pengalaman masa lalu telah membuktikan bahwa kejayaan berbagai bangsa di Nusantara ini karena disokong oleh budaya maritimnya. Sebetulnya apakah pengertian dari Budaya Maritim di Indonesia? Budaya Maritim adalah gagasan, tindakan, dan produk budaya masyarakat Indonesia sejak dahulu sampai sekarang yang terkait dengan lingkungannya, yaitu laut, pulau, dan pesisir.

Apakah ada bedanya antara Kehidupan Maritim dengan Budaya Maritim? Pengertian Budaya Maritim lebih luas dibandingkan pengertian Kehidupan Maritim yang cenderung lebih bersifat praktis dalam kehidupan sehari-hari.

Bagaimana cara membangun Budaya Maritim? Dalam rangka membangun Budaya Maritim tentu saja harus digali dan diteliti terlebih dahulu Budaya Maritim yang dimiliki oleh bangsa ini sejak dahulu kala. Upaya tersebut penting untuk memberi kedasaran dan pengetahuan bahwa akar Budaya Maritim telah mengakar kuat dan telah membawa kemakmuran dan kesejahteraan serta kejayaan di masa silam. Berbekal riset maritim tersebut ditambah dengan kajian kearifan lokal yang masih berlangsung saat ini, dirumuskan suatu strategi yang implementatif sehingga masyarakat dapat menjalankan budaya maritim yang sesuai dengan konteks masa kini.

Bagaimana cara terbaik dalam mensosialisasikan Budaya Maritim kepada generasi muda? Untuk mensosialisasikan Budaya Maritim kepada generasi muda haruslah dengan pendekatan yang dapat diterima oleh generasi muda, misalnya dalam hal kemasan gaya yang sesuai dengan kekinian. Penggunaan media sosial yang digandrungi generasi muda misalnya dapat menjadi sarana untuk menyebarluaskan budaya maritim. Dan yang penting membangun kesadaran mereka bahwa berbagai kearifan lokal kita yang tersebar di seluruh Nusantara tidak kalah dengan produk budaya asing yang cenderung konsumtif.

Membangun Budaya MaritimMelalui Perguruan Tinggi

Dr. Adrianus Laurens Gerung Waworuntu S.S., M.A. Dekan FIB UI

TOPIK UTAMA

8

Page 9: TNI ANGKATAN LAUT

Bagaimana di dunia perguruan tinggi dalam menghidupkan Budaya Maritim? Secara konsisten perguruan tinggi khususnya Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) mengajarkan mata kuliah Kebudayaan Indonesia yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa FIB UI. Pada mata kuliah tersebut disampaikan mengenai budaya maritim bangsa Indonesia dalam berbagai manifestasinya. Para dosen juga aktif melakukan riset dan pengabdian kepada masyarakat mengenai kemaritiman. Kegiatan kemahasiswaan yang terkait maritim juga dilakukan, sebagai contoh adalah kegiatan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi FIB UI Tahun 2015 yang salah satu tempatnya diselenggarakan di Pulau Pramuka. FIB UI secara kelembagaan juga terus membuat berbagai kerja sama dengan pihak-pihak atau instansi-instansi yang terkait maritim.

Apakah ada mata kuliah yang khusus membahas Budaya Maritim? Secara khusus FIB UI memiliki mata kuliah Sejarah Maritim dan Arkeologi Maritim. Mata kuliah-mata kuliah tersebut cukup banyak diminati oleh mahasiswa.

Bagaimana cara mengubah kondisi bangsa Indonesia mulai dari mengenal, memahami dan menerapkan Budaya Maritim bahwa wilayah Indonesia sebagian besar terdiri dari perairan yang memiliki sumber daya alam yang melimpah? Tidak ada cara lain kecuali meningkatkan kajian dan sosialisasi bahwa budaya maritim Indonesia sangat kuat dan mengakar serta dapat menjadi potensi agar Indonesia menjadi maju. Peran serta dalam bentuk sinergi dan koordinasi seluruh pihak tentu saja sangat dibutuhkan untuk mewujudkannya.

Apakah Budaya Maritim bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari bagi bangsa Indonesia dalam

kurun 5 tahun ke depan? Bagaimana tanggapan Bapak? Tentu saja Budaya Maritim dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari bagi bangsa Indonesia. Kita tidak dapat memungkiri bukti kondisi geografis, bukti catatansejarah, dan bukti berupa peninggalan purbakala bahwa

bangsa Indonesia adalah bangsa maritim yang kuat dan pernah berjaya di masa lalu. Hanya dengan menerapkan kembali kekuatan kita berupa yang pernah terpendam dan menyesuaikannya dengan masa kini, kita dapat m e n g u l a n g kejayaan di masa

sekarang. Apakah kita ingin maju? Jika ingin maju, maka pertanyaannya bukan apakah bisa diterapkan, tetapi maukah kita menerapkan Budaya Maritim untuk kemajuan dan kemakmuran bangsa Indonesia.

TNI AL telah melaksanakan kerja sama dengan Universitas Indonesia di bidang kemaritiman, apa bentuk konkret dari kerja sama tersebut? TNI AL dan Universitas Indonesia telah membuka lembaran baru dengan ditandatanganinya kerja sama kedua pihak. Oleh karena itu, lebih tepat untuk membicarakan apa yang dapat diperbuat oleh kedua pihak di masa kini dan masa depan. Pertukaran mahasiswa atau saling memperoleh pendidikan yang dapat dilakukan baik di UI maupun di TNI AL dapat dilakukan. Pendayagunaan sumber daya manusia dan peralatan serta fasilitas kedua pihak dapat dilakukan dalam konteks penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Pertemuan dan kesepahaman akan dilakukan dalam waktu segera agar realisasi dari kerja sama tersebut dapat terwujud dalam waktu dekat.

Apa peran lembaga perguruan tinggi dalam membangun kemaritiman? Peran perguruan tinggi dalam membangun kemaritiman sangat banyak. Salah satunya yang dapat dilakukan oleh FIB UI adalah “membangunkan” masyarakat bahwa masyarakat kita sangat kuat dalam hal budaya maritim. FIB UI menaruh perhatian besar dalam meningkatkan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat terkait maritim. Hasilnya tentu saja diharapkan dapat membangun kembali kemaritiman Indonesia.

Tukar menukar cinderamata antara TNI AL dan UI.

Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E. saat memberikan kuliah umum di FIB UI.

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 9

Page 10: TNI ANGKATAN LAUT

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., memimpin upacara peringatan Hari Pendidikan TNI Angkatan

Laut (Hardikal), di Lapangan Laut Maluku, Kesatrian Bumimoro, Kobangdikal Surabaya. Upacara militer peringatan Hardikal ke-69 kali ini, dengan tema “Melalui Lembaga Pendidikan TNI AL Kita Tingkatkan Kualitas Prajurit Matra Laut yang Profesional, Guna Mewujudkan TNI Angkatan Laut yang Handal dan Disegani serta Berkelas Dunia”.

Kasal menyampaikan Peringatan Hardikal ke-69 tahun 2015 merupakan momen yang tepat untuk evaluasi dan introspeksi diri, sejauh mana mampu mencetak sumber daya manusia yang profesional guna mewujudkan visi TNI Angkatan Laut yang handal dan disegani serta berkelas dunia. Lebih lanjut Kasal menegaskan bahwa kebijakan pemerintah saat ini yang menempatkan sektor kemaritiman sebagai tulang punggung pembangunan nasional untuk mewujudkan Indonesia sebagai

Kasal:

Lembaga Pendidikan TNI AL Diharapkan Mampu Jabarkan Kebijakan Pemerintah

Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., memimpin upacara peringatan Hari Pendidikan TNI Angkatan Laut (Hardikal), di Kobangdikal Surabaya.

TOPIK UTAMA

10

Page 11: TNI ANGKATAN LAUT

poros maritim dunia, perlu ditindaklanjuti oleh segenap komponen bangsa, tidak terkecuali lembaga pendidikan TNI Angkatan Laut. Untuk mewujudkan arah kebijakan bidang pertahanan yang telah ditetapkan pemerintah, Kasal menegas-kan bahwa TNI Angkatan Laut akan terus berupaya melaksanakan pembinaan kekuatan dan kemampuan serta pembangunan ke-kuatan menuju kekuatan po kok minimum dengan tetap mengacu pada postur ideal yang d i t e t a p k a n d a l a m perencanaan jangka panjang. “ O l e h ka rena itu, l e m b a g a p e n d i d i k a n TNI Angkatan Laut ke depan d i h a r a p k a n mampu menjabarkan arah kebijakan pemerintah dan pemimpin TNI Angkatan Laut, dengan menyiapkan diri menjadi lembaga pendidikan yang profesional dan modern agar mampu mendukung terwujudnya Visi TNI Angkatan Laut dan Visi Pemerintah,” lanjut Kasal. Selain diisi dengan parade dan defile, peringatankali ini diwarnai penampilan Genderang Suling (GS) Gita Jala Taruna AAL, atraksi pembebasan sandera yang dikombinasikan dengan Bela Diri Militer (BDM), Refling dan Meluncur. Selain itu juga dilaksanakanberbagai kombinasi kolone senapan yang dimainkan sedikitnya 500 siswa yang tengah menempuh pendidikan di Kobangdikal. Ke-500 siswa tersebut adalah siswa Pembentukan Perwira angkatan ke-44, siswa Pendidikan Pertama Bintara angkatan ke-34 dan siswa Pendidikan Pembentukan Bintara angkatan ke-42.

Kini setelah 69 tahun berlalu, wajah pendidikan TNI AL telah menunjukkan banyak kemajuan dalam mencetak prajurit matra laut yang memiliki moral luhur, profesional, dan berani. Untuk lebih meningkatkan kualitas anak didik, TNI AL kini telah memiliki empat Komando Utama (Kotama) fungsional pendidikan, yaitu tiga berlokasi di Bumimoro, Surabaya dan satu Kotama berlokasi di Cipulir, Jakarta. Ketiga Kotama yang berlokasi di Bumimoro tersebut antara lain Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI AL (Kobangdikal), Akademi Angkatan Laut (AAL) dan Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) sedangkan satu Kotama di Cipulir Jakarta yaitu Sekolah Staf dan Komando TNI AL (Seskoal). ©Redaksi

Rangkaian Atraksi mendukung Hardikal di Bumimoro, Surabaya.

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 11

Page 12: TNI ANGKATAN LAUT

Seskoal yang berada di bawah TNI AL juga tidak bisa lepas dari Sisdiknas. Seiring dengan berkembangnya kebutuhan, Seskoal mengalami perubahan-perubahan

sebagai bentuk transformasi sebagai upaya meningkatkan kualitas dan mutu Seskoal menuju kualitas pendidikan militer modern. Menurut Komandan Seskoal (Danseskoal) Laksda TNI Herry Setianegara, S.H., S.Sos., M.M., beberapa upaya peningkatan pendidikan di Seskoal diantaranya peningkatan program pendidikan reguler (Dikreg) Seskoal menjadi program pendidikan (Prodi) Pascasarjana Terapan (S2 Vokasi). “Dari program ini para lulusan nantinya akan mendapatkan gelar Magister Terapan Strategi Operasi Laut,” katanya kepada Cakrawala. Selain itu, lanjut Danseskoal, tuntutan ke depan adalah perubahan program dengan pendidikan penyesuaian kurikulum pendidikan (Kurdik) dan meningkatkan sarana dan prasarana (Sarpras) pendidikan sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek-Dikti). “Tidak hanya soal program, tapi juga penyesuaian jam pelajaran. Seperti untuk Dikreg Seskoal Angkatan ke-53

TP 2015, telah dilaksanakan penyesuaian dari jam pelajaran menjadi SKS,” ujar Laksamana bintang dua ini. Berdasarkan hasil peninjauan yang telah dilaksanakan oleh Dirjen Dikti, program ini dinyatakan memenuhi persyaratan untuk menyelenggarakan Prodi Pascasarjana. Namun demikian, Seskoal tetap akan meningkatkan sarana dan prasarana yang ada sesuai rencana. Beberapa peningkatan Sarpras juga diperlukan dalam menunjang proses belajar mengajar di Seskoal. Pada 2015 direncanakan pembangunan gedung kelas gabungan baru (theatre bersama) yang mampu menampung 500 Pasis, sekaligus kantor markas komando (Mako) Seskoal. Selain itu juga peningkatan sistem pengelolahan perpustakaan Seskoal melalui e-library, peningkatan jaringan internet Seskoal dan sistem informasi pendidikan (Sisinfo) Seskoal.

Pendidikan Berjenjang Lebih lanjut Danseskoal menegaskan, Seskoal sebagai Lembaga Pendidikan Pengembangan Umum Tertinggi di lingkungan TNI AL, merupakan bagian integral dari pendidikan berjenjang dan berlanjut. Kualifikasi lulusanhasil didik Seskoal memiliki kemampuan staf dan komando dalam mengelola satuan TNI/TNI Angkatan Laut. Untukmencapaikualifikasitersebut,Seskoalmempunyaitugas melaksanakan proses belajar mengajar guna mendidik, membekali dan memantapkan Perwira Menengah TNI AL terpilih sebagai kader Pemimpin TNI/TNI AL di masa depan. “Mereka yang sudah mengikuti pendidikan ini harus memiliki kemampuan staf dan komando dalam mengelola satuan TNI/TNI Angkatan Laut. Selain itu juga mampu mengembangkan pengetahuan dan teknologi, memecahkan permasalahan melalui pendekatan inter atau multi disipliner serta mengelola riset dibidang strategi operasi laut secara profesional,” jelas Danseskoal yang juga sebagai Direktur Prodi Pascasarjana Terapan Perguruan Tinggi Politeknik AAL. Ada juga kursus manajemen strategik (Susjemenstra) yang bertujuan mendidik, membekali dan memantapkan Perwira Menengah TNI AL menjadi prajurit TNI/TNI AL yang memiliki profesionalisme matra laut dalam tugas-tugas

Lulusan Seskoal akan Mendapatkan

Gelar Magister Terapan Strategi Operasi Laut

Danseskoal Laksda TNI Herry Setianegara, S.H., S.Sos., M.M.:

Semua lembaga pendidikan di tanah air tidak ada yang bisa lepas dari

sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Demikian juga pendidikan di

lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI), khususnya TNI Angkatan Laut

(TNI AL) seperti Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal).

TOPIK UTAMA

12

Page 13: TNI ANGKATAN LAUT

Lulusan Seskoal akan Mendapatkan

Gelar Magister Terapan Strategi Operasi Laut

Danseskoal Laksda TNI Herry Setianegara, S.H., S.Sos., M.M.:

staf tingkat Kotama serta tingkat Mabes TNI/TNI AL. Demikian pula ada Dikmatra-3 TNI Angkatan Laut yang merupakan pendidikan bagi Pamen TNI Angkatan Laut lulusan Sesko Luar Negeri dan Sespim Polri. “Tujuannya membekali peserta didik agar menjadi Prajurit TNI AL yang berjiwa prajurit Pejuang Sapta Marga, memiliki kesegaran jasmani, pengetahuan dibidang perencanaan strategis, Operasi Militer Untuk Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) TNI/TNI AL sehingga memiliki kemampuan staf dan komando dalam mengelola satuan TNI/TNI AL,” tambahnya. Seskoal juga mengusulkan Pamen Seskoal berpangkat Kolonel (S2) untuk mendapatkan sertifikasidosen(Serdos).SementarabagiKolonelyang belum bergelar S2 diusulkan untuk mengikuti Kerangka KualifikasiNasionalIndonesia(KKNI)gunamendapatkanpengakuansertifikatlevel9(setaraDoktorvokasi)dariDikti,sehingga berhak mengajar/memberi materi ajar kepada Pasis sesuai Kurdik yang telah ditetapkan. “Selain itu juga mengusulkan adanya enam Pati/Pamen TNI AL yang bergelar S3 sebagai dosen tetap di Seskoal, sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Dikti,” tambah Danseskoal selaku Direktur Pascasarjana. Perlu diingat pula, jelas Danseskoal, bahwa sistem pendidikan di lingkungan militer dalam hal ini Seskoal adalah S2 vokasi dan bersifat longitudinal. Artinya sebagai lembaga pendidikan pengembangan tertinggi di lingkungan TNI Angkatan Laut, Seskoal memberikan persyaratan yang harus dipenuhi, selain lulus seleksi masuk Dikreg juga merupakan lulusan Diklapa atau setingkat. Melalui program S2 vokasi di Seskoal, maka visi Seskoal akan mengalami perubahan yaitu “Menjadikan Seskoal sebagai Naval and Maritim Science Center of Excellence” melalui pendidikan. Selain itu dirancang juga Kuliah Kerja Dalam Negeri (KKDN) dan Kuliah Kerja Luar Negeri (KKLN) sebagai bentuk implementasi dari pengabdian

kepada masyarakat yang dimasukan dalam kurikulum pendidikan Dikreg Seskoal. Sejak berdirinya pada tahun 1962 hingga tahun 2014 Seskoal telah mampu mendidik sebanyak 220 Pasis mancanegara. Untuk Dikreg Seskoal Angkatan ke-53 TP 2015 Seskoal kembali mendidik 11 Pasis mancanegara dari 11 negara. Keikutsertaan Pasis mancanegara dalam program pendidikan di Seskoal membuktikan adanya pengakuan dari mancanegara. Selain itu Pasis mancanegara juga mampu

mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Untuk mendukung kelancaran proses belajar sehari-hari, ditunjuk Pasis TNI Angkatan Laut sebagai pendamping. Demikian juga untuk penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam perkuliahan, para Pasis mancanegara mengikuti bimbingan khusus di Pusat Bahasa Kemhan selama ± 1 tahun. Dengan banyaknya Pasis mancanegara yang mengikuti Dikreg Seskoal merupakan kontribusi positif untuk terbangunnya ConfidanceMeasureBuilding (CMB) antara angkatan laut kedua negara khususnya dalam bidang pendidikan. “Kehadiran Pasis mancanegara sebagai wujud kepercayaan angkatan laut negara asal terhadap penyelenggaraan Dikreg oleh Seskoal. Banyaknya Pasis mancanegara menjadi referensi bagi negara-negara lain untuk menjadikan Seskoal sebagai studi banding dengan banyaknya tamu asing dan pejabat yang datang ke Seskoal,” tambah Danseskoal. ©Redaksi

Kegiatan Tactical Floor Game (TFG) Sesko Angkatan.

Page 14: TNI ANGKATAN LAUT

Demikian halnya p r o g r a m pendidikan di ling-

kungan TNI Angkatan Laut yang merupakan garda terdepan pertahanan bangsa dan negara. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam hal ini personel TNI melalui program dan proses pendidikan perlu dilakukan terus menerus. Tanpa peningkatan SDM, perkembangan kualitas TNI akan tertinggal. Begitupun dengan sarana dan prasarana penunjang pendidikan. Selain itu pengembangan dan kesiapan sarana alat utama sistem persenjataan (alutsista) juga menjadi faktor penentu dari keberhasilan program pendidikan. SDM memadai dan program yang baik tanpa Alutsista yang ideal, maka hasil maksimal sulit dicapai. Karena itu semua harus bersinergi antara program pendidikan, sumberdaya dan alutsista. Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan TNI Angkatan Laut dalam menyiapkan SDM dalam hal ini prajurit TNI Angkatan Laut, berikut hasil wawancara

majalah Cakrawala dengan Komandan Kobangdikal Laksamana Muda TNI I.N.G.N. Ary Atmaja, S.E.Apakah pola pendidikan di TNI Angkatan Laut saat ini sudah ideal? Pola pendidikan di TNI Angkatan Laut saat ini sebenarnya sudah cukup ideal dalam arti sudah mampu mengakomodasi seluruh jenjang pendidikan disetiap strata kepangkatan dan keterampilan. Penjabaran pola pendidikan ke dalam program pendidikan senantiasa mengikuti perkembangan kebutuhan personel dan dinamika perkembangan alutsista TNI Angkatan Laut yang menyebabkan semakin dinamisnya perkembangan taktik dan strategi ke depan. Hal inilah yang harus senantiasa dijadikan pedoman bagi setiap lembaga pendidikan TNI Angkatan Laut dalam pengembangan program pendidikan sesuai dengan strata yang diemban. Kobangdikal sebagai lembaga pendidikan terbesar di TNI Angkatan Laut, dalam mencetak dan membentuk

Prajurit TNI AL Menuju World Class Navy

Tingkat keberhasilan sebuah program

pendidikan tidak pernah berdiri sendiri tetapi

selalu dipengaruhi faktor-faktor lain. Beberapa

diantaranya adalah sumber daya manusia (SDM) dan sarana prasarana. Hal klasik tetapi tidak pernah bisa dihindari bahwa dua persoalan itu selalu merupakan

faktor terpenting dalam proses pendidikan hingga

tercapainya target yang diharapkan.

Penguasaan peralatan adalah wajib untuk mengawaki alutsista yang canggih.

TOPIK UTAMA

14

Page 15: TNI ANGKATAN LAUT

personel dari tingkat dasar di semua strata kepangkatan serta dalam rangka pengembangan taktik dan strategi di lingkungan TNI Angkatan Laut, pada tahun 2015 ini mengemban tugas untuk melaksanakan sekitar 241 program pendidikan yang diantaranya adalah:a. Pendidikan Pertama pada strata Perwira yang bersumber dari sarjana, pendidikan pertama Bintara dan pendidikan pertama pada strata Tamtama sejumlah 109 Prodi (Program Pendidikan).b. Pendidikan Pembentukan pada strata Perwira yang bersumber dari Bintara dan pembentukan pada strata Bintara yang bersumber dari Tamtama sejumlah 52 Prodi.c. Pendidikan Pengembangan Umum pada strata Perwira dan Bintara sejumlah 18 Prodi.d. Pendidikan Pengembangan Spesialisasi pada strata Perwira, Bintara dan Tamtama sejumlah 40 Prodi.e. Kursus-kursus pada strata Perwira, Bintara dan Tamtama sejumlah 22 Prodi. Seluruh program pendidikan tersebut dilaksanakan oleh tiga buah Komando Pendidikan dan dua Pusat Latihan yaitu: Kodikopsla yang membawahi Pusdiklapa, Pusdikpel, Pusdikintelmar dan Pusdiksus serta Pusdikhidros. Kodikmar yang membawahi Pudikifmar, Pusdikkavmar, Pusdikartmar dan Pusdikbanpurmar. Kodikdukum yang mem ba-wahi Pusdiktek, Pusdiklek, Pusdikbanmin, Pusdikkes dan Pusdikpomal serta Puspeknubika, Pus lat dik-sarmil dan Puslatlekdalsen.

Bagaimana postur pendidikan yang ideal? Jika kita berbicara masalah postur pendidikan yang ideal, maka Lembaga Pendidikan TNI AL dalam hal ini Kobangdikal harus mampu menjalankan “ways” berupa rencana pendidikan yang telah ditetapkan oleh pimpinan TNI Angkatan Laut, dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan “means”

yang ada di Kobangdikal maupun satuan samping yaitu Armatim dan Kormar dalam rangka mencapai “ends atau goal” dari Lembaga Pendidikan TNI Angkatan Laut yaitu menyiapkan personel pengawak alutsista dan pendukungnya pada satuan operasional TNI Angkatan Laut yang profesional. Selain itu Lembaga Pendidikan juga harus mampu untuk melakukan pengkajian dan pengembangan pendidikan pada level taktis dan strategis sebagai bahan masukan bagi pimpinan TNI Angkatan Laut dalam rangka pengambilan keputusan terutama pada bidang pendidikan itu sendiri.

Bagaimana dengan sarana dan prasarana untuk menunjang pendidikan? Secara filosofis bahwa Lembaga Pendidikan TNIAngkatan Laut, terutama Kobangdikal bertugas mencetak prajurit-prajurit TNI Angkatan Laut pengawak alutsista yang profesional. Oleh karena itu tingkat profesionalisme prajurit TNI Angkatan Laut sangat tergantung pada ketersediaan sarana prasarana atau yang sering kita sebut sebagai alins dan alongins yang dimiliki oleh Kobangdikal. Pengembangan kekuatan TNI terutama modernisasi alutsista TNI Angkatan Laut yang pesat dewasa ini secara

Berlatih, berlatih dan berlatih.

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 15

Page 16: TNI ANGKATAN LAUT

otomatis berpengaruh terhadap lembaga pendidikan TNI Angkatan Laut terutama Kobangdikal. Sehingga untuk mencetak prajurit yang mampu dan profesional dalam mengawaki alutsista, Kobangdikal harus memiliki alins dan alongins yang sesuai dengan jenis alutsista yang ada saat ini maupun yang diproyeksikan akan dioperasikan oleh TNI Angkatan Laut ke depan. Inilah tantangan terbesar Kobangdikal saat ini. Untuk itu peran satuan samping yaitu Armatim dan Kormar sebagai user nantinya, sangat diperlukan untuk berkolaborasi dengan Kobangdikal dalam rangka mencetak personel-personel pengawak alutsista yang profesional. Caranya dengan menyesuaikan jadwal latihan siswa Kobangdikal dengan jadwal operasional Alutsista Armatim dan Kormar dalam hal ini Pasmar 1.

Bagaimana dengan sumber daya manusia sebagai pelaksana pendidikan? Sumber daya manusia pelaksana pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam 10 komponen pendidikan adalah berupa Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Tenaga pendidik yang dimiliki oleh Kobangdikal saat ini berjumlah 1628 personel pada strata TNI serta PNS dengan berbagai disiplin ilmu

serta kualifikasi. Dari sekian jumlah tenaga pendidikyang dimiliki oleh Kobangdikal, baru sekitar 1236 yang memiliki standar sertifikasi AA dan Micro Teaching serta Sustekdik. Mengingat pesatnya perkembangan jumlah peserta didik dan program pendidikan di Kobangdikal, maka jumlah tenaga pendidik yang ada saat ini dirasa masih belum mencukupi. Apalagi dalam menuju TNI Angkatan Laut yang berkelas dunia atau world class navy, diperlukan tenaga pendidik yang memiliki standar kualifikasi keilmuan serta teknikmengajar yang diakuisecara nasional agar menghasilkan hasil didik dengan standar kualifikasi yang tinggi. Untuk mengatasikekurangan tersebut, Kobangdikal secara periodik menyelenggarakan kursus AA dan Micro Teaching serta Sustekdik bagi seluruh tenaga pendidiknya sehingga diharapkan seluruh tenaga pendidik memiliki standar kualifikasiyangdiharapkan. Untuk dapat mengelola program pendidikan yang ada, Kobangdikal telah memiliki tenaga kependidikan yang handal yang berada pada jabatan-jabatan struktural baik di Mako Kobangdikal, disetiap Kodik maupun Pusdik di bawah Kobangdikal.

Bagaimana dengan peserta didik, apakah selama ini bisa maksimal dalam mengikuti program pendidikan di Kobangdikal? Selama ini peserta didik di Kobangdikal telah maksimal dalam mengikuti pendidikan. Hal ini ditandai dengan indikator meningkatnya kemampuan kesamaptaan jasmani, kemampuan akademik dan moral kepribadian siswa saat masuk pendidikan dengan saat lulus pendidikan yang tertuang dalam evaluasi pendidikan yang dilaksanakan terus menerus.

Apakah ada kerja sama dengan pihak ketiga atau pihak lain dalam pendidikan? Ya, ada beberapa kerja sama yang terus kami jalin dengan beberapa pihak baik di luar TNI Angkatan Laut maupun di luar institusi TNI Angkatan Laut dalam rangka pengembangan pelaksanaan pendidikan yang dilakukan oleh Kobangdikal. Kerja sama tersebut antara lain adalah dalam lingkup TNI dengan TNI AD dan TNI AU, dengan PT KAI, PT DI, PT Pindad, PT Telkom, PT LEN, PT Dok dan Perkapalan, Perguruan Tinggi dan beberapa hotel yang berada di sekitar Surabaya.

TOPIK UTAMA

16

Page 17: TNI ANGKATAN LAUT

Kerja sama juga dirintis dengan Perhutani dan PB POSSI dalam rangka penggunaan wilayah latihan serta sertifikasiselam.

Seberapa besar peran pihak lainnya dalam menunjang pendidikan? Peran pihak lain dalam menunjang pendidikan di Kobangdikal sangat besar, karena kita memerlukan izin penggunaan fasilitas yang mereka miliki yang tidak kita miliki untuk menciptakan realitas latihan seperti keadaan sebenarnya yang akan dihadapi oleh siswa nantinya saat penugasan. Untuk itu Kobangdikal terus menjalin kerja sama dengan mereka untuk menjaga kesinambungan pelaksanaan pendidikan yang dilaksanakan sampai TNI Angkatan Laut mampu menyediakan fasilitas latihan yang kita harapkan.

Apa rencana pengembangan dari program pendidikan Angkatan Laut? Rencana pengembangan program pendidikan TNI Angkatan Laut terutama Kobangdikal pada jangka pendek diarahkan untuk mampu mencetak prajurit TNI Angkatan Laut, guna mengisi kekurangan personel sebagai efek dari validasi dan pengembangan Armada TNI Angkatan Laut menjadi 3 Armada serta 3 Pasmar. Sedangkan jangka panjang Kobangdikal diarahkan untuk mampu mencetak prajurit-prajurit pengawak Alutsista TNI Angkatan Laut yang profesional dan siap pakai dalam rangka mengisi kebutuhan personel sesuai dengan rencana strategis pengembangan TNI Angkatan Laut ke depan.

Bagaimana dengan kerja sama program pendidikan ke luar negeri? Saat ini kerja sama program pendidikan ke luar negeri dikelola oleh Dinas Pendidikan TNI Angkatan Laut (Disdikal), sedangkan Kobangdikal pada tahun 2015 ini rencananya akan menerima beberapa siswa tamu dari luar negeri pada beberapa program studi yaituPendidikanSpesialisasiPerwiraHidrooceanografisejumlah 6 siswa dari luar negeri yang akan dibuka pada bulan Juni 2015 serta Kursus Selam Dasar Internasional sejumlah 15 siswa dari luar negeri yang rencana akan dibuka pada bulan Juni 2015 juga.

Apa yang paling sulit dalam pola pengembangan pendidikan TNI Angkatan Laut dalam mencapai pola pendidikan yang ideal? Dinamika perkembangan alutsista TNI Angkatan Laut, validasi organisasi TNI AL serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara otomatis membuat tuntutan hasil didik yang harus dipenuhi oleh Kobangdikal menjadi sangat dinamis. Tentunya hal ini menuntut penyesuaian dan sinkronisasi kurikulum pendidikan yang telah ada dengan kebutuhan organisasi. Hal ini ditindaklanjuti oleh Kobangdikal selaku Lembaga Pendidikan dengan memperpendek siklus revisi kurikulum pendidikan pada setiap Prodi yang ada di Kobangdikal agar mampu menyesuaikan dengan dinamika perkembangan organisasi, doktrin dan Alutsista yang dimiliki oleh TNI AL. Inilah tantangan ke depan dari Kobangdikal. ©Redaksi

Page 18: TNI ANGKATAN LAUT

Pembangunan kekuatan alat pertahanan negara dan sumber daya manusia (SDM)

harus menjadi skala prioritas dalam menghadapi tantangan dan tugas TNI Angkatan Laut ke depan yang semakin

kompleks.

Menyikapi hal ini Akademi Angkatan Laut (AAL) sebagai pilar utama dalam membentuk calon-calon pemimpin TNI/TNI Angkatan Laut

diarahkan untuk mampu mengawaki dan mengembangkan kekuatan Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT). “AAL merupakan ujung tombak dalam membangun TNI AL, karena itu the man behind everything tergantung manusia,” kata Gubernur AAL Mayjen (Mar) Guntur EC Lelono, kepada Cakrawala. AAL, lanjut jenderal bintang dua ini, sebagai lembaga pendidikan TNI AL terus melakukan tindakan nyata dalam mendidik dan mengembangkan kemampuan sumber daya manusia TNI AL. AAL senantiasa berupaya membangun karakter Perwira TNI AL dengan menekankan dan menumbuh-kembangkan

nilai-nilai kedisiplinan, kehormatan, kejujuran, dedikasi, loyalitas, profesionalisme, dan keberanian. Karena itu, kata Gubernur AAL, senjata apapun modelnya tanpa diawaki oleh personel yang canggih tidak ada artinya. P r o f e s i o n a l i s m e prajurit TNI AL yang mampu memahami tugas dan tanggung jawab serta memiliki pengetahuan dan keahlian yang dapat mendukung terlaksananya berbagai tugas, baik secara individu maupun dalam tim dengan sebaik-baiknya. Harus diakui, dalam perjalanan pendidikan tetap ada kendala yang dihadapi. Tetapi AAL tetap harus mewujudkan Akademi TNI Angkatan Laut yang mampu

Tidak AdaPelaut Ulung Lahir dari Samudra yang Tenang

TOPIK UTAMA

18

Page 19: TNI ANGKATAN LAUT

menghasilkan Perwira TNI Angkatan Laut yang tanggap, tanggon dan trengginas berkelas dunia, sehingga kendala saat ini selalu mendapatkan solusi terbaik. Dalam usianya yang ke-64 tahun, AAL telah memberikan kontribusi nyata dalam mencetak Perwira-Perwira TNI Angkatan Laut yang selama ini berperan aktif membangun bangsa dan negara tercinta, utamanya dalam menegakkan kedaulatan dan hukum di laut yurisdiksi nasional. Ditambahkan, tidak ada satu perjalanan yang mulus-mulus saja dalam membangun sebuah generasi TNI AL yang tangguh. “Tapi dari kendala yang ada, kita berupaya terus meningkatkan inovasi dan kreativitas dalam melaksanakan pendidikan pertama perwira sukarela TNI AL tingkat Akademi (Diploma IV). Para Taruna yang menjadi Perwira Muda TNI AL, selain mendapatkan pangkat Letnan Dua juga mendapatkan gelar ST Han (Sarjana Terapan Pertahanan),” katanya. Menurutnya, dari berbagai kendala yang ada,

diharapkan menjadi batu lompatan untuk maju lebih jauh lagi. “Tidak ada pelaut ulung yang dilahirkan dari samudera yang tenang, tetapi dia akan dilahirkan dari samudera yang penuh terpaan badai, gelombang, dan topan,” ujarnya. Pendidikan di AAL merupakan upaya membekali Taruna dan Taruni dengan ilmu pengetahuan terkini dan keterampilan profesi ketentaraan matra laut dalam spektrum penugasan awal di KRI ataupun pasukan. Selain itu juga membekali kemampuan manajerial dan jiwa kepemimpinan sebagai calon pemimpin TNI/TNI Angkatan Laut masa depan. Keberadaan Taruni sejak tahun 2013 merupakan kesempatan kepada wanita terpilih untuk menjadi Perwira TNI AL melalui jalur pendidikan sebagai Taruni di AAL. Pendidikan Taruni diawali dengan mengikuti pendidikan integratif di Resimen Candradimuka Magelang kurang lebih 1 tahun, kemudian melanjutkan pendidikan matra laut di Bumi Moro Surabaya, katanya.

Selama proses belajar mengajar di AAL yang dilaksanakan selama tiga tahun para Taruni didampingi oleh para Pengasuh Kowal AAL yang telah dipersiapkan. Para Taruni juga memiliki jenjang karir kemiliteran sama seperti prajurit laki-laki “Sebelum melaksanakan pendidikan Taruni di AAL sudah dilakukan studi banding dengan Naval Academy dari Amerika, Inggris, Belanda, dan Jepang. Selain itu melakukan studi banding dengan Naval Academy dari negara sahabat, juga melakukan studi banding di Akademi Kepolisian yang sudah mendidik Taruni terlebih dulu,” ujarnya. Dalam kurun waktu tiga tahun tersebut, para Taruni AAL diberikan bekal pengetahuan, profesi, dan akademik dengan titik berat pada aspek kecerdasan dengan fokus padametodepengajaranuntukmendapatkankualifikasikorps, yaitu pelaut, elektronika, dan suplai. Dengan demikian, para Taruni AAL nantinya akan mendapatkan korps sesuai dengan aspek kecerdasannya masing-masing.

Pada tahun 2015 ini, AAL mendidik sejumlah 288 Taruna yang terdiri dari 99 Taruna tingkat IV angkatan ke-60, 90 Taruna tingkat III angkatan ke-61 dan 99 Taruna tingkat II angkatan ke-62. Sedangkan tiga Taruna sedang melaksanakan pendidikan di Naval Defence Academy (NDA) Jepang. Dalam rangka penyiapan AAL menuju world class navy, AAL telah menindaklanjuti dengan menyusun Grand Design AAL yang melingkupi strategi, Road Map dan langkah-langkah pencapaian serta akselerasi untuk mendukung World Class Naval Academy sehingga unggul dibidang sumber daya manusia (excellent manpower), unggul secara organisasi (organizationally excellent), unggul secara operasional (operationally excellent), unggul secara teknologi (excellent in technology) dapat tercapai. ©Redaksi

Upaya mewujudkan personel TNI Angkatan Laut yang profesional.

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 19

Page 20: TNI ANGKATAN LAUT

Kebijakan pemerintah saat ini yang menempatkan sektor kemaritiman sebagai tulang punggung pembangunan nasional untuk

mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, perlu ditindaklanjuti oleh segenap komponen bangsa, termasuk Dinas Pendidikan TNI Angkatan Laut. Guna mendukung terwujudnya Visi TNI Angkatan Laut dan Visi Pemerintah, Dinas Pendidikan TNI Angkatan Laut disingkat Disdikal selaku badan pelaksana pusat (Balakpus) TNI Angkatan Laut memiliki tugas menyelenggarakan pembinaan fungsi pendidikan yang meliputi analisa kebutuhan, perencanaan,

Melalui Pendidikan

Cetak Prajurit Profesional

Peringatan hari pendidikan Angkatan Laut ke 69 Tahun 2015 yang jatuh pada tanggal 12 Mei 2015 diperingati dan di pusatkan di Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut

(Kobangdikal), Surabaya dengan tema: “Melalui Peringatan Hari Pendidikan TNI Angkatan

Laut ke 69, lembaga pendidikan siap mendidik dan mencetak sumber daya manusia yang profesional dan berwawasan iptek untuk

menuju world class navy”.

TOPIK UTAMA

20

Page 21: TNI ANGKATAN LAUT

pengembangan, dan operasi, pengawasan, pengendalian dan evaluasi pendidikan di lingkungan TNI Angkatan Laut. Dalam menjalankan tugas pokoknya untuk meningkatkan sumber daya manusia pengawak organisasi TNI Angkatan Laut baik militer (Perwira, Bintara, dan Tamtama) maupun pegawai negeri sipil (PNS) TNI Angkatan Laut, Dinas Pendidikan Angkatan Laut telah merencanakan dan menyusun sejumlah program kerja untuk menuju world class navy. TNI Angkatan Laut dalam mencetak prajurit-prajurit profesional dilaksanakan di Surabaya yaitu di lembaga pendidikan Kobangdikal untuk pendidikan dasar militer hingga pendidikan pengembangan, di Akademi Angkatan Laut (AAL) untuk mencetak calon perwira pertama sedangkan untuk tingkat pendidikan strategis dicetak di Sekolah Komando dan Staf Angkatan Laut (Seskoal) Cipulir, Jakarta. Untuk menjamin standarisasi kelulusan setiap program pendidikan, telah dibentuk badan penjaminan mutu pendidikan TNI AL, baik internal maupun eksternal. Selain itu pendidikan STTAL telah berdiri sebagai Balakpus (badan pelaksana pusat) yang mendidik program setara D-III, S-1 dan S-2. Saat ini prajurit TNI AL yang sedang menempuh pendidikan dengan biaya dinas di perguruan tinggi dalam negeri S-1 = 216 orang, S-2 = 253 orang, S-3 = 71 orang, hal ini menunjukkan bahwa TNI AL telah peduli terhadap kualitas SDM di bidang Ilpengtek guna menjawab setiap tantangan di masa yang akan datang. Untuk antisipasi pendidikan luar negeri, TNI AL telah melaksanakan berbagai kursus, pelatihan yang

dikemas dalam International Seminar Group (ISG), Forum Group Discussion (FGD), Kibi Siap untuk persiapan pendidikan S-2 dan S-3 luar negeri. Selain menempa sumber daya manusia di lembaga pendidikan yang dimiliki TNI Angkatan Laut, Dinas Pendidikan Angkatan Laut telah menjalin hubungan kerja sama dengan sejumlah instansi pendidikan lain, baik dalam negeri maupun di luar negeri, termasuk dengan Kementerian Ristek dan Dikti di bidang pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu dan teknologi kelautan.

Kerja sama di bidang pendidikan saat ini telah dilaksanakan lebih 30-an perguruan tinggi dalam negeri yang telah ada kerjasamanya dengan TNI Angkatan Laut dalam mengembangkan sumber daya manusia ke tingkat sarjana dan pasca sarjana, yaitu kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung, Universitas Terbuka, Universitas Airlangga Surabaya, Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Sriwijaya Palembang, Universitas Hasanuddin Makassar, Universitas Samratulangi Manado, Universitas Padjajaran Bandung, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Batam, Universitas Krisnadwipayana, Universitas Udayana, Universitas Pattimura, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Wijaya Putra, Stima Immi, Universitas Hang Tuah, Universitas Pancasila dan Universitas Indonesia Jakarta dan lain-lain. Sedangkan untuk program pendidikan di luar negeri, Disdikal menjalin kerja sama untuk mengelola sebanyak 136 program pendidikan dari 21 negara,

Peningkatan kemampuan berbahasa Inggris.

Perserta dari Taruna AAL dalam kegiatan debat berbahasa Inggris.

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 21

Page 22: TNI ANGKATAN LAUT

tawaran ini bersifat akademis dan non akademis. Program pendidikan yang bersifat akademis berupa pendidikan S-2 dan S-3, sedangkan program pendidikan non akademis meliputi long course (kursus panjang) dan short course (kursus singkat) yang sumber pendanaannya berasal dari pemerintah yang bersangkutan, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Indonesian Presidential Scholarship (IPS). Adapun rincian program pendidikan luar negeri diantaranya sebagai berikut:1. Amerika Serikat. Menawar kan 55 jenis pen-didikan akademis (pro gram S-2) dan kursus combatant maupun non combatant dengan rincian: 24 pendidikan dan kursus yang sedang diikuti oleh personel TNI AL, 10 calon siswa masih dalam proses melengkapi persyaratan administrasi dan 4 siswa telah selesai tugas belajar.2. Australia. Menawarkan 19 program pendidikan (S-2) dan kursus-kursus dengan rincian: 8 jenis pendidikan S-2 dan kursus yang sedang diikuti oleh personel TNI AL, 3 calon siswa dalam proses melengkapi syarat-syarat administrasi dan 1 siswa telah selesai tugas belajar.3. Kanada. Ada 2 program pendidikan yang ditawarkan, dan saat ini 1 program kursus yang sedang berjalan dan diikuti oleh seorang Perwira berpangkat Mayor.4. Belanda. Pemerintah Belanda menawarkan 1 program pendidikan dan diikuti oleh dua siswa TNI AL berpangkat Kapten.5. Perancis. Seluruhnya ada 7 program pendidikan yang tersedia, 4 program yang sedang berjalan diikuti oleh 5 orang berpangkat Letda sampai dengan Mayor.6. Jerman. Ada 2 program pendidikan dan diikuti oleh 2 Perwira berpangkat Mayor.7. Singapura. Menawarkan 7 program pendidikan bagi personel TNI AL dan 6 diantaranya sedang diikuti oleh 7 Perwira berpangkat Letda sampai dengan Mayor.8. Jepang. Tiga program pendidikan ditawarkan dan

ketiganya saat ini sedang ditempuh oleh 3 personel yaitu 2 Perwira berpangkat Kapten dan 1 berpangkat Kolonel.9. India. Menawarkan 7 program pendidikan, 3 program sedang diikuti oleh Perwira (2 berpangkat Mayor dan 1 berpangkat Kapten) dan 4 Perwira berpangkat Lettu masih dalam proses melengkapi persyaratan administrasi. 10. Thailand. Ada 5 program pendidikan yang ditawarkan yang saat ini sedang diikuti oleh 5 Perwira berpangkat Mayor dan Kolonel.11. Inggris. Menawarkan 2 program pendidikan dan saat ini 1 Perwira berpangkat Letda yang sedang melengkapi persyaratan administrasi. 12. Srilanka. Menawarkan 1 program pendidikan yaitu asymetric warfare course, program ini telah selesai dilaksanakan oleh 3 personel marinir, 2 personel berpangkat Kapten dari Pasmar-2 dan Pasmar-1 personel berpangkat Sersan Mayor dari Pasmar-1.13. Korea Selatan. Ada 4 program pendidikan saat ini sedang diikuti oleh 3 personel (2 berpangkat Mayor dan 1 berpangkat Kolonel).14. Malaysia. Menawarkan 10 program pendidikan, 1 kursus saat ini sedang diikuti oleh seorang Perwira berpangkat Mayor.15. Philipina. Pemerintah Philipina menawarkan 2 program pendidikan, 1 diantaranya telah selesai

TOPIK UTAMA

22

Page 23: TNI ANGKATAN LAUT

dilaksanakan oleh Perwira Marinir berpangkat Kapten dan 1 Perwira berpangkat Mayor masih dalam pelaksanaan belajar.16. Brunei Darussalam. Menawarkan 3 program pendidikan, yang saat ini sedang dilaksanakan yaitu Royal Brunei Armed Forces (RBAF) Command And Staff Course (CSC) oleh 1 Perwira berpangkat Mayor. sedangkan 2 program yang belum terlaksana yaitu Junior Staff Course (JSC) dan Executive Development Program (EDP) 17. China. Ada 3 program pendidikan yang ditawarkan oleh pemerintah China dan ketiganya saat ini sedang diikuti oleh 6 Perwira berpangkat Mayor dan Kolonel.18. Pakistan. Ada 2 program pendidikan yang ditawarkan 1 program sedang dilaksanakan oleh 1 Perwira berpangkat Mayor dan 1 Perwira Marinir berpangkat Mayor dalam proses melengkapi persyaratan administrasi.19. Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi menawarkan 2 program pendidikan, 1 sedang diikuti oleh Perwira berpangkat Mayor dan 1 Perwira berpangkat Letkol dalam proses melengkapi persyaratan administrasi.20. Swedia. Pemerintah Swedia menawarkan 1 program pendidikan yaitu SAAB Scholarship dan program ini sedang diikuti oleh 10 Perwira berpangkat Kapten sampai dengan Letkol.21. New Zealand. Ada 1 program pendidikan dari pemerintah New Zealand yaitu New Zealand Defence Force Command And Staff Collage dan saat ini sedang dilaksanakan oleh 1 Perwira berpangkat Mayor. Demikianlah sekilas tentang program pendidikan dan kursus luar negeri yang dikelola oleh Dinas Pendidikan TNI AL (Disdikal) dalam memenuhi sumber daya manusia yang berkualitas, tangguh dan profesional. Pendidikan pembentukan maupun pendidikan peralihan golongan untuk Perwira dan Bintara. Program pendidikan tersebut meliputi: Pendidikan pengembangan umum atau Dikbangum meliputi Perwira dan Pegawai Negeri Sipil. Pendidikan pengembangan spesialisasi atau Dikbangspes meliputi Perwira, Bintara, dan Tamtama. Untuk PNS dikhususkan pada pendidikan dan pelatihan bahasa 52 orang, sedangkan pertukaran personel hanya diikuti oleh perwira berjumlah 26 orang.

Selain itu, dalam peningkatan sumber daya manusia TNI Angkatan Laut dalam waktu dekat itu akan memberikan kesempatan kepada prajurit dan PNS sebanyak 150 Perwira sederajat untuk mengikuti pendidikan Iptek di Perguruan Tinggi dalam negeri, yang diberi nama Dikiptek program khusus TNI AL untuk S1, S2, dan S3. Juga dibuka program studi S2 analisa sistem dan riset operasi Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL). Kegiatan yang sedang dilaksanakan saat ini mengadakan pemantapan kerja sama dengan perguruan tinggi di dalam negeri maupun di luar negeri untuk program pendidikan Ilpengtek setingkat S1 sebanyak 60 orang, S2 sebanyak 60 orang dan S3 sebanyak 30 orang. Hingga saat ini, personel TNI Angkatan Laut yang berpendidikan Ilpengtek setingkat S3 (doktor) berjumlah 48, S2 (magister) berjumlah 606 orang, sedangkan untuk S1 (sarjana) berjumlah 3.266 orang. ©Redaksi (sumber: Disdikal)

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 23

Page 24: TNI ANGKATAN LAUT

TNI Angkatan Laut tidak hanya menyiapkan pendidikan bagi prajurit menuju world class navy, tapi juga menyiapkan generasi penerus mulai dari

tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Tidak banyak pendidikan dasar setingkat SD, SMP, maupun SMA yang berada di bawah naungan instansi menjadi sekolah unggulan. Berbeda dengan sekolah swasta murni dengan manajemen professional, yang biasanya punya target tertentu hingga konsekuensinya menuntut biaya super mahal. Menurut Ketua Harian Yayasan Hang Tuah cabang Jakarta Kolonel Laut (Purn) Drs. Setiawan, sekolah Hang Tuah memiliki ciri khusus, yaitu adanya kurikulum kebaharian yang diterapkan di sekolah di seluruh wilayah Indonesia. “Kurikulum kebaharian sudah diusulkan untuk menjadi kurikulum nasional,” katanya. Lebih lanjut Ketua Harian Yayasan Hang Tuah cabang Jakarta, Sekolah–sekolah Yayasan Hang Tuah ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat yang menginginkan pendidikan yang berkarakter dan berkualitas. Selain itu dengan pemenuhan 8 (delapan) standar pendidikan dan fasilitas penunjang lainnya diharapkan sekolah-sekolah di bawah Yayasan Hang Tuah cabang Jakarta dapat bersaing dalam mendidik siswa menjadi anak-anak yang kelak berguna bagi bangsa dan negara. Dengan mengutamakan delapan standar pendidikan yang diterapkan di sekalah-sekolah di

Yayasan Hang Tuah meliputi Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan dan Standar Penilaian Pendidikan, diharapkan mampu bersaing dalam mendidik siswa-siswi yang memiliki karakter dan berkualitas dalam menunjang pendidikan selanjutnya. SD Plus Hang Tuah 7 Ciangsana bisa jadi menjadi salah satu sekolah dari Yayasan Hang Tuah cabang Jakarta yang berada di bawah naungan TNI AL mampu membuktikan keunggulannya. Sekolah ini mampu keluar dari tekanan persaingan sekaligus melunturkan stigma bahwa sekolah di bawah instansi itu berkualitas rendah. SD Plus Hang Tuah 7 bahkan bisa membuktikan, di kecamatan Gunung Putri, kabupaten Bogor, dari hasil Ujian Nasional (UN) tahun 2014 lalu, nilai siswanya hampir sempurna hingga berada di peringkat pertama dengan angka 29,70. Dengan kualitas seperti itu, tidak mengherankan jika banyak warga dari perumahan yang relatif mapan, seperti Kota Wisata, Legenda Wisata dan Limus Pratama menyekolahkan putra-putrinya di SD ini. Sekolah juga mempertahankan jumlah siswa pada rasio yang sesuai kapasitas kelas. Misalnya untuk Kelas 6, dipertahankan tiga kelas dengan jumlah siswa antara 105-106. “Tahun 2014 jumlah Siswa Kelas 6 sebanyak 106 sedangkan

SD Plus Hang Tuah 7Berkembang Dari Disiplin

Kepala Sekolah SD Plus Hang Tuah 7 Hj. Sri Maningsih, S.PdI., M.M.

SD Plus Hang Tuah 7, Ciangsana, Bogor.

WAWANCARA

24

Page 25: TNI ANGKATAN LAUT

tahun 2015 ini sebanyak 105,” kata Kepala Sekolah SD Plus Hang Tuah 7, Hj. Sri Maningsih, S.PdI., M.M.

Meski bertekad ingin mempertahankan kualitas sekolah, tidak berarti diterapkan proses belajar mengajar yang ekstrim. Semua tetap berpegang pada kurikulum pemerintah. Guru mengajar sesuai porsinya dan murid juga belajar sesuai dengan ukurannya. Sebagai sekolah yang berada di bawah naungan TNI AL, ada pelajaran yang punya nilai-nilai tertentu tetapi tidak diajarkan di sekolah umum. Misalkan saja soal penekanan akan kedisiplinan siswa yang menjadi aspek prioritas. “Melalui disiplin pembinaan terhadap anak akan lebih mudah sehingga aspek itu benar-benar menjadi prioritas proses pembelajaran di sekolah Hang Tuah 7,” tambah Kepala Sekolah Hj Sri Maningsih, yang sempat menjadi guru di SD Plus Hang Tuah 7 ini pada 1997-2002, lalu berpindah ke SD Plus Hang Tuah 2. Pada tahun 2004 diberikan kepercayaan menjadi Kepala Sekolah SD Plus Hang Tuah 2. Kemudian kembali lagi ke SD Plus Hang Tuah 7 dan menjabat sebagai Kepala Sekolah sejak 2012 lalu hingga sekarang. Demikian juga soal wawasan kebaharian yang di sekolah umum bisa jadi tidak ada. Anak-anak dikenalkan dan diajarkan soal kebaharian dan kecintaan terhadap bahari. Ini sekaligus menanamkan rasa cinta tanah air Indonesia yang sebagian besar memang terdiri dari perairan. “Ini mungkin memang klasik, tapi tujuannya mulia. Cinta tanah air ini menjadi perhatian kami agar kelak anak-anak benar-benar cinta terhadap tanah air dan bangsa,” lanjut Sri Maningsih. Selain dua hal itu hampir seluruhnya sama dengan materi yang diajarkan pada sekolah umum. Demikian pula ekstrakurikuler yang ditawarkan kepada anak untuk memilihnya sekaligus untuk mengukur peminatannya. “Untuk ekskulnya ada karate, marawis, menari, pramuka, drumband, melukis dengan bimbingan satu jenis ekskul satu guru. Ada juga bimbingan belajar kepada siswa. Kami memang benar-benar fokus agar ada hasilnya,” katanya lagi. Dari fokus itulah beberapa prestasi kegiatan ekskul mendapat juara. “Karate dan menari kami pernah menang

lomba se-Jabodetabek, Begitu juga dalam lomba ‘Calistung’ (baca, tulis, hitung) mendapat juara 1 di tingkat Jawa Barat,” tambahnya. Mengenai biaya pembinaan siswa memang selalu menjadi pertimbangan dalam mengembangkan pendidikan SD ini. Beban itu juga coba diatur agar tidak dipukul rata bagi siswa yang sekolah di tempat ini. Karena sekolah tetap membawa misi sosial sehingga bagi anak Warakawuri justru diberikan beasiswa. Sedangkan dari putra-putri anggota TNI AL umumnya tetap diberlakukan sama. Demikian pula dari siswa non TNI yang jumlahnya juga relatif banyak. “Kami berusaha mengelola anggaran sekolah dengan menerapkan sistem subsidi silang. Untuk biaya awal, atau biasa disebut uang pangkal Rp 2,7 juta. Dana itu sudah semua tercakup selama kegiatan setahun,” jelasnya. Beruntung ada dana Bantuan Operasi Sekolah (BOS) dari pemerintah daerah. Dana segar ini memang dirasakan manfaatnya sehingga mampu menopang operasional sekolah maupun siswa. Dana BOS ini dihitung per siswa, misalkan seluruh siswa di SD Plus Hang Tuah ini seluruhnya 520, maka jumlahnya dikalikan dengan dana BOS per siswa. “Kalau tahun lalu per anak mendapat Rp 45 ribu, untuk tahun ini meningkat menjadi Rp 60 ribu per anak. Selain itu mendapat bantuan fasilitas pembangunan gedung dari pemerintah daerah, kami membangun dua kelas tambahan, dan kami cukup untuk menampung siswa masuk pagi semua,” tambahnya. Sebagai guru dan Kepala Sekolah, Sri Maningsih hanya berharap semua berjalan baik hingga anak didiknya kelak menjadi orang yang berguna bagi keluarga, nusa dan bangsa. “Sebagai guru saya bangga ketika melihat alumni SD Hang Tuah 7 berhasil, kami senang dari 14 lulusan sudah banyak yang berhasil, termasuk yang menjadi Taruna AAL, bahkan sudah menjadi prajurit TNI AL. Mudah-mudahan nanti bisa menginspirasi adik-adiknya di sini,” tutup Sri Maningsih. ©Redaksi

Proses belajar mengajar di SD Plus Hangtuah 7, Ciangsana, Bogor.

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 25

Page 26: TNI ANGKATAN LAUT

MENGENAL LEBIH DEKAT

KRI RIGEL-933 KAPAL RISET CANGGIH

KEBANGGAAN BANGSA INDONESIA

Kedatangan KRI Rigel-933 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pertengahan Mei lalu membawa babak baru dalam episode penelitian kelautan Indonesia.

Kehadirannya mengingatkan kembali pada awal tahun 90-an saat KAL Baruna Jaya, kapal survei tercanggih kala itu pertama kalinya merapat di dermaga Tanjung Priok setelah perjalanan panjangnya dari negara pembuatnya Perancis. Kapal yang dipercayakan pengawakannya kepada Dinas Hidro-OseanografiTNIAngkatanLaut,dengansuksesbesartelah melaksanakan berbagai macam penugasan dan misi operasi survei, salah satu diantaranya adalah survei Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan survei Base Point (BP) yang melegenda hingga saat ini. Seiring waktu, kemampuan kapal-kapal riset tersebut pun makin menurun akibat bertambahnya usia kapal. Demikian pula halnya instrumentasi kelautannya sudah harus di update kembali karena perkembangan teknologi yang demikian pesatnya. Pasca krisis moneter yang diikuti dengan gejolak politik dalam negeri pada akhir era tahun 90-an, perkembangan dan pengadaan kapal-kapal riset kelautan baru stagnan bahkan mandeg, Kini bangsa Indonesia disegarkan kembali dengan kedatangan kapal riset yang digadang-gadang paling modern di Asia Tenggara.

Kapal canggih buatan galangan kapal OCEA Les Sables d’Olonne Perancis ini adalah jenis Multi Purpose Research Vessel (MPRV). Kehadiran KRI Rigel-933 menjadikan sejarah baru bukan saja bagi jajaran kapal-kapal TNI AL dalam memodernisasi armada kapalnya, terutama kapal surveihidro-oseanografinya,namunjugaharapanbarubagiriset-riset kelautan umumnya yang sangat membutuhkan peralatan paling modern mengingat kebutuhan data yang harus disesuaikan dengan perkembangan teknologi. KRI kelas Bantu Hidro-Oseanografi (BHO) ini akanmasuk dalam jajaran Satuan Survei Dishidros TNI AL yang berpangkalan di Tanjung Priok Jakarta, kehadirannya akan memperkuat kapal survei lainnya yang dimiliki Dinas Hidro-oseanografiTNIAngkatanLautdarikapal-kapalsurveiyangsudah ada sebelumnya seperti KRI Dewa Kembar-932, KRI Leuser-924, KRI Pulau Rote-721, KRI Pulau Romang-723, KRI Pulau Rempang-729, KAL Aries dan KAL Vega. Kapal ini dipercayakan ke Dishidros sesuai dengan tugas dan fungsi Dishidros yaitu menyelenggarakan pembinaan fungsi dan pelaksanaan kegiatan hidro-oseanografi yangmeliputi survei, penelitian, pemetaan laut, publikasi, penerapan lingkungan laut dan keselamatan navigasi pelayaran baik untuk kepentingan TNI maupun kepentingan umum.

Bangsa Indonesia kini patut berbangga atas kehadiran KRI Rigel-933, kapal riset kelautan super canggih setelah sekian lama dinantikan. Sekian lama pula bangsa ini hanya menyaksikan kapal-kapal riset asing melakukan kegiatan riset di laut Indonesia tanpa kita banyak berbuat banyak akan data-data yang telah mereka ambil tanpa keuntungan apa-apa bagi kepentingan pembangunan kelautan kita. Kini masa-masa itu harus ditinggalkan, sebab sekarang kita telah mempunyai kapal riset kelautan kebanggaan bangsa yang mempunyai teknologi tak kalah dengan kapal riset yang juga dipunyai negara-negara maju dibidang riset kelautannya seperti halnya Amerika Serikat, Jepang, China maupun negara-negara Eropa lainnya.

Oleh: Kadishidros Laksamana Pertama TNI Daryanto

INFO

26

Page 27: TNI ANGKATAN LAUT

Tugas Dishidros sungguh berat, selain mengemban tugas sebagaiLembagaHidrografiMiliter,DishidrosjugasebagaiLembagaHidrografiNasional.SebagaiLembagaHidrografiMiliter, Dishidros bertanggung jawab untuk menyediakan data dasar yang akan digunakan sebagai bahan analisis strategipertahanan,sedangkansebagaiLembagaHidrografiNasional, Dishidros bertanggung jawab memberikan jaminan keselamatan navigasi pelayaran di seluruh wilayah perairan yurisdiksi NKRI. Sebagai negara kepulauan yang memiliki luas laut mencapai 70% dari keseluruhan wilayah negara dan panjang garis pantai mencapai 81.000 km dan memiliki ± 17.508 pulau, perairan Indonesia belum sepenuhnya ter-update dengan baik. Demikian pula halnya dengan konstelasi geografisIndonesia yang berada di persilangan benua dan samudra, Indonesia menjadi Sea Lines of Communications (SLOC) dan Sea Line of Oil Trade (SLOT) yang sangat penting bagi negara-negara pemangku kepentingan laut. Dengan demikian jaminan keselamatan dan keamanan pelayaran di perairan yurisdiksi Indonesia menjadi perhatian dan kepentingan dunia mengingat semakin meningkatnya perdagangan melalui laut (Seaborn Trade). Berbagai macam pembangunan pelabuhan baru di beberapa wilayah Indonesia, alur pelayaran baru serta perubahan bentang alam sebagai akibat proses alam

merupakan hal yang serius yang harus ditangani Dishidros dengan kemampuan yang terbatas seperti sekarang. Belum lagi tuntutan pemutahiran teknologi dibidang pemetaan adalah kewajiban seluruh bagi kapal-kapal yang berlayar menggunakan Electronic Navigational Chart (ENC) sesuai ketetapan International Maritime Organization (IMO) di mana pada tahun 2012 produk ENC harus sudah diproduksi dan digunakan oleh setiap negara anggota IHO.Sebagai anggota IHO, Dishidros berkewajiban mematuhi dan melaksanakan ketetapan-ketetapan internasional yang terkait keselamatan navigasi pelayaran di laut, terkait dengan kepentingan perdagangan melalui laut yang memanfaatkan perairan yurisdiksi kita. Kehadiran KRI Rigel-933 menjadikan jawaban keterbatasan kemampuan Dishidros dalam pengembangan

KRI Rigel-933

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 27

Page 28: TNI ANGKATAN LAUT

kapasitas dalam pembangunan kelautan terutama dalam memutakhirkan data hidro-oseanografi, selain sebagai salahsatu bentuk memodernisasi kapal dan peralatan survei pemetaannya. Namun demikian masuknya KRI Rigel-933 dalam jajaran armada survei belumlah cukup, negara dengan sebutan benua maritim ini idealnya memiliki enam kapal survei sekelas KRI Rigel-933 mengingat luasnya wilayah perairan Indonesia yang harus dimutakhirkan. Untuk diketahui, Dishidros saat ini memiliki 5 (lima) buahKRI,yangmasukjeniskapalBantuHidro-Oseanografi(BHO). Namun dari sekian buah KRI tersebut tak satupun kapal tersebut fungsi asasinya sebagai kapal survei. KRI Dewa Kembar-932 misalnya, sebelumnya bernama HMS Hydra adalah kapal tipe rumah sakit di Angkatan Laut Inggris dengan tahun pembuatan 1964. KRI Leuser-924 adalah kapal tunda samudera dan sisanya (KRI Pulau Rote-721, KRI Pulau Rempang-729 dan KRI Pulau Romang-723) adalah kapal penyapu ranjau. Masuknya KRI Rigel-933 dalam jajaran armada kapal Dishidros akan mengemban tugas pokok untuk melaksanakan operasi survei dan pemetaan laut. Pada level pertimbangan taktis dan strategis, KRI Rigel-933 juga dapat melaksanakan tugas menjaga dan melindungi kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta Operasi Militer Selain Perang lainnya seperti halnya dalam misi kemanusiaan, operasi penyelaman serta Search and Rescue (SAR). Berbeda dengan kapal perang pada umumnya, kapal riset multiguna KRI Rigel-933 mempunyai kemampuan dalam melaksanakansurveiHidrografi,Oseanografi,GeofisikadanPerikanan. Kapal dengan panjang 60.10 meter dan lebar 11.5 meter ini mempunyai kapasitas angkut ABK berjumlah 30 orang, peneliti 10 orang dan penumpang lainnya 6 orang. Kapal ini juga sangat cocok dalam kegiatan operasi survei kelautan yang membutuhkan presisi posisioning sangat tinggi seperti dalam kegiatan pengeboran (drilling), pengambilan

sampel dasar laut dan di badan air (sampling plankton) serta penurunan instrumentasi perekam data karakteristik massa air laut (penurunan CTD, VerticalMicrostructureProfile). KRI Rigel-933 dilengkapi dengan Dynamic Position (DP), sebuah sistem komputer yang secara otomatis menggerakan pendorong/thruster untuk menentukan posisi kapal yang diinginkan. Sistem komputer ini dikomunikasikan dengan satelit dan informasi kondisi arus dan angin yang selanjutnya akan membantu dalam mengontrol gerakan kapal guna mempertahankan posisi tetap/fix yang diinginkan. Hal ini diperlukan saat melakukan kegiatan penurunan CTD, drilling, pengambilan sampel sedimen bawah laut yang memerlukan tingkat akurasi posisi yang tinggi. Bukan main-main, awak kapal yang mengoperasikan DP harus mempunyai keahlian khusus mengoperasikan DP. Untuk menjadi operator alat ini, awak kapal harus mengikuti training di Singapura atau di Philipina. KRI Rigel-933 juga sangat stabil karena dilengkapi

FLUME, sistem stabilisasi pasif berisi tanki longitudinal untuk mengimbangi gerakan platform. Hasil uji coba KRI Rigel-933 menunjukkan hasil sangat meyakinkan, efek kapal bergoyang dapat berkurang hingga 70%. Guna keperluan navigasinya, KRI Rigel-933 dilengkapi dengan Radar FURUNO X band model FAR2117 ARPA, selain itu sistem ECDIS dari FURUNO tipe FEA 2107 Chart Format S57. Sistem penentuan posisi globalnya menggunakan DGPS NAVIS SEASTAR 9200G2, sedangkan dalam melaksanakan manuver Auto Pilot 70. Dalam pengoperasian alat Sonar, di mana membutuhkan keheningan (bebas dari noise mesin kapal) KRI Rigel-933 menggunakan baling-baling fixed pitch, dengan dua mesin diesel-electric propulsion, yang meminimalisir vibrasi serta mampu meningkatkan kualitas pengukuran. Ruang pengendalian KRI Rigel-933 memiliki pemandangan 360 derajat, di mana tidak hanya mampu visualisasi sekeliling kapal, tetapi juga dapat mengawasi operasi di quarterdeck, yang biasanya tidak terlihat. Ruang ini juga dilengkapi pemantauan radar navigasi dan kamera sensor panas (thermal). Untuk meningkatkan kecepatan kapal hingga 14 knot, kapal ini menggunakan dua mesin pendorong MTU 8V4000M53 dengan kapasitas masing-masing 920 kilowatt dan tiga generator yang masing-masing berdaya 250 kilowatt . KRI Rigel-933 juga memiliki dua busur pendorong Hydro Armor dan sistem penempatan dinamis buatan Navis. Kapal ini mempunyai jarak jelajah 4400 NM pada kecepatan normal 12.0 knot, serta mampu mengarungi samudra pada kondisi laut level 6 (Good Seaworthiness). Kapal dengan bobot sekitar 515 ton ini juga mempunyai daya tahan di laut (endurance) 20 hari untuk 46 personel ABK. Keunggulan lainnya dari kapal ini dibandingkan kapal riset jenis lainnya adalah pada peralatan survey dan pemetaannya.

Kasal di anjungan KRI Rigel-933.

INFO

28

Page 29: TNI ANGKATAN LAUT

Untukkepentinganrisethidrografi,KRIRigel-933dilengkapiperalatan pemeruman yang super lengkap mulai Single Beam Echosounder KONGSBERG EA600, Multibeam Shallow Water Dual head KONGSBERG EM2040 yang mampu melaksanakan pemetaan perairan dangkal dari 0 hingga 450 meter. Untuk kepentingan survei laut dalam terdapat Multibeam Deep Water KONGSBERG EM302, di mana dengan menggunakan gelombang suara pada frekuensi 30 KHz, alat ini mampu melaksanakan pemetaan bawah laut hingga kedalaman 7.000 meter. Selain itu, kapal ini juga dilengkapi alat pencitra dasar laut Side Scan Sonar KONGSBERG 2094. Kemampuandibidangsurveioseanografi,KRIRigel-933dilengkapiCTDProfilRESONyangdipadudenganNansen Bottle (Rosset 12x8 liter sampel air). Alat ini berfungsi sebagai pengukur karakteristik air laut, seperti suhu, salinitas tekanan, kedalaman, dan densitas air laut. Alat ini juga mempunyai sensor dalammengukur parameter fisik air laut dan dapatdigunakan hingga kedalaman 6.000 meter. Alat canggih lainnya adalahKONGSBERGADCPuntukmelihat profilarus dengan metode Doppler, Current Meter Valeport 106 untuk melihat arus secara stasioner, Wave and Tide Recorder Valeport WTR untuk menara gelombang dan dinamika pasang surut, Bathy Thermograph MIDAS SVP PLUS V2 guna melihat profil bahang di badan air sertaHandwinch Macartney MHW. Dalam riset geofisik, dalam hal kepentingan riset dasarlaut KRI Rigel-933 dilengkapi dengan peralatan Sub Bottom ProfileSES2000 yang mampu mencitrakan badan sedimen dasar laut, juga dilengkapi peralatan untuk pengambilan contoh sedimen berupa gravity Corer OSIL (3 M) dan Grab Sampler Petite Ponar Grab untuk sedimen permukaan. Kapal ini juga dilengkapi pendeteksi kemagnetan Magnetometer SEASPY guna memetakan sifat kemagnetan bumi serta mampu menginvestigasi anomaly kemagnetan suatu area survei dalam skala detail. Peralatan lain yang tak kalah menariknya adalah instrumentasi penera karakteristik massa udara. Kapal ini dilengkapi AWS Vaisala MAWS420 yang mampu merekam data angin, suhu dan kelembaban udara, curah hujan dan pama penyinaran matahari secara automatis. Peralatan canggih lainnya adalah kapal ini dilengkapi dengan peralatan Autonomous Underwater Vehicle (AUV) dari KONGSBERG HUGIN 1000 yang berfungsi melaksanakan pencitraan bawah laut sampai dengan kedalaman 1000 meter. Peralatan survei yang mirip torpedo gemuk berwarna oranye terang ini menjadi andalan dalam memindai bentang alam laut mengandalkan sonar sisinya. Alat buatan Kongsberg, Norwegia ini bisa beroperasi secara mandiri (otonom) berbasis data komputer yang telah diinput dan data keluaran hasil kerjanya bisa dipancarkan seketika waktu. Alat ini mampu membedakan lapisan demi lapisan

air laut di kedalaman, hingga mengenali perbedaan salinitas dan pergerakan arus air. Juga bisa membedakan apakah obyek yang dijumpai itu metal, bahan organik, dan sebagainya. Selain itu, KRI Rigel-933 juga dilengkapi dengan Remotely Operated Vehicle (ROV) dari OCEAN MODUL V8 buatan ECA Robotics, Perancis. Peralatan survei robot bawah air ini dapat berfungsi sebagai survei geofisika, pipa bawahlaut. Dengan dilengkapi sebuah lengan dengan lima fungsi gerakan, layaknya tangan manusia, sehingga dapat mengambil obyek di dasar laut. Robot bawah air ini dilengkapi dua buah kamera bawah air, dan satu buah kamera tiga dimensi. ROV mampu mengambil contoh material dasar laut sebagai bahan penelitian, dengan kemampuan sampai dengan kedalaman 1000 meter. KRI Rigel-933 yang terbuat dari aluminiumalloy ini dibekali senjata ringan Canon Rheinmetall kaliber 20 mm pada haluan yang dikendalikan manual dan ada dua pucuk SMB (senapan mesin besar) kaliber 12,7 mm pada buritan. Nama Rigel diambil dari istilah astronomi sebagai salah satu bintang kedua yang paling bercahaya di rasi bintang Orion (Waluku) berwarna biru keputihan dan memiliki kekuatan cahaya sekitar 117 ribu kali luminositas matahari dengan diameter 74 kali matahari. Dalam bahasa Arab, kata Rigel sering disebut “Rigl awza al-Yusra” yang berarti kaki kiri. KRI Rigel-933 dibangun berdasarkan kontrak pengadaan kapal BHO yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dengan pihak galangan OCEA Perancis. Berdasarkan kontrak tersebut dilaksanakan pembangunan kapal perang kelas BHO sebanyak 2 (dua) buah yang dimulai sejak bulan Oktober 2013. KRI Rigel-933 merupakan produk pertama dari hasil penandatanganan tersebut. Sedangkan kapal kedua direncanakan akan tiba pada September 2015 nanti dan akan diberi nama Spica yang juga memakai nama rasi bintang, sebagaimana halnya dengan Rigel alias rasi Lintang Waluku (Jawa) atau Orion (Inggris/Barat).

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 29

Page 30: TNI ANGKATAN LAUT

Dalam kesempatan tersebut Wakil Presiden Yusuf Kalla juga menyampaikan kalau dulu, pulau dipisahkan lautan. Jawa-Kalimantan dipisahkan

Laut Jawa, Jawa-Sumatera dipisahkan Selat Sunda, kita harus bicara sebaliknya. Sekarang harus pikirnya,

J a w a - K a l i m a n t a n disatukan Laut Jawa, Sulawesi-Kalimantan dipersatukan Selat Makassar. Lebih lanjut Wapres menyampaikan bahwa yakin Indonesia dapat menjadi negara maritim besar ketika seluruh kepulauannya bersatu. Kita bisa jadi negara maritim besar kalau negara kepulauan itu bersatu karena punya laut luas dan bisa mempersatukan kita sebaik-baiknya, jelas wakil Presiden Yusuf Kalla.

ENJ 2015 digelar mulai 1 Juni s.d. 30 Juni 2015 dengan kegiatan lintas laut menuju pelabuhan-pelabuhan di Indonesia ini sebagai salah satu upaya membantu dan mewujudkan program pemerintah dengan kegiatan utama antara lain bakti sosial, bina cinta lingkungan laut, pengobatan gratis, operasi pasar murah, penukaran uang, pasar seni dan budaya.

KRI Banda Aceh-593 KRI Banda Aceh -593 dengan komandan Letkol Laut (P) Edi Haryanto, kapal perang produksi dalam negeri PT PAL (persero) pada tahun 2011 lalu jenis Landing Platform Dock (LPD ) mendukung kegiatan ENJ 2015 selama 26 hari terdiri 16 hari berlayar lintas laut dan 10 hari bersandar di pelabuhan dengan menempuh jarak sejauh 3,852 NM atau sejauh 7.126 km berangkat dan melaksanakan debarkasi dari Jakarta, Makassar, Sorong dan Saumlaki.

Lepas Ekspedisi Nusantara Jaya 2015Wakil Presiden Yusuf Kalla Tegaskan

Laut Bukan Pemisah

Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, sebagai negara maritim,

laut bukanlah pemisah. Demikian disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama Menteri Koordinator

Kemaritiman Indroyono Soesilo, M.Sc., didampingi Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E. saat melepas keberangkatan Ekspedisi Nusantara

Jaya (ENJ) 2015 di Dermaga Komando Lintas Laut Militer, Jakarta.

INFO

30

Page 31: TNI ANGKATAN LAUT

Kegiatan ENJ 2015 dengan peserta lebih dari 4 ribu orang dengan alat angkut KRI Banda Aceh-593, 86 kapal perintis, 2 kapal rumah sakit Doctor Share. Rombongan ENJ 2015 akan singgah di 540 pelabuhan yang tersebar di 22 provinsi Indonesia serta mengunjungi 12 pulau terdepan di perbatasan. KRI Banda Aceh-593 akan menjadi kapal utama yang menyinggahi pelabuhan-pelabuhan dengan rute Jakarta-Makassar-Sorong-Saumlaki-Jakarta. Dalam kegiatan ENJ ini terdapat 14 kementerian RI, 20 lembaga, 30 Perguruan Tinggi dan 50 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan total jumlah peserta sekitar 4400 orang, terdiri dari 220 peserta dan personel satuan tugas sejumlah 175 orang di angkut dengan KRI

Banda Aceh-593, serta lainya para peserta diangkut oleh 86 kapal-kapal perintis lainnya. Para peserta ini pada umumnya terdiri dari pemuda dan pemudi, mahasiswa dan pelajar SMK ini merupakan hasil penyaringan yang dilaksanakan oleh Kemenko Kemaritiman RI dari ribuan peserta yang mendaftar. Para peserta dibagi maksimum 50 orang per kapal untuk mengikuti ekspedisi pada kapal-kapal perintis guna membantu mengawal pendistribusian barang-barang bantuan sampai ke lokasi. Ekspedisi Nusantara Jaya 2015 ini sebagai program kegiatan yang digagas Kementerian Koordinator Kemaritiman bekerja sama dengan TNI AL serta kementerian dan instansi terkait lainnya untuk membantu program pemerintah dengan visi tol lautnya guna menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bagian barat dan timur khususnya daerah-daerah terpencil.

Pelayaran dengan melibatkan puluhan kapal perintis tersebut akan mengunjungi daerah-daerah di Indonesia dengan bersandar di beberapa pelabuhan-pelabuhan dengan berbagai aktivitas di daerah sasaran dan sekaligus membawa kebutuhan yang diperlukan di daerah yang dikunjungi. Puluhan kapal perintis bertugas mengangkut para relawan dan barang bantuan dari pelabuhan besar menuju daerah tujuan. Utamanya pelayaran ENJ ini memberikan kemudahan bagi masyarakat yang ada di daerah terpencil, untuk memperoleh pelayanan dan barang kebutuhan dengan baik. Jenis barang bantuan yang sudah terkumpul yang berasal dari Kementerian/Lembaga dan CSR korporasi antara lain berupa tangki air, genset, solar cell, televisi

dan para bola, makanan tambahan, sembako, buku pelajaran, perlengkapan sekolah, bibit tanaman, kursi plastik, alquran dan kitab suci, alat olahraga, dan lain-lain. Sasaran dalam ENJ 2015 ini mengoptimalkan akses kapal perintis di daerah dengan pulau terluar dan terpencil, memobilisasi pelatihan keterampilan-keterampilan, penguasaan wawasan kebangsaan dan jiwa bela negara generasi muda yang dilaksanakan selama pelayaran dan di daerah lokasi penyelenggaraan kegiatan. Selain itu mengadakan bantuan sosial dan pengobatan

gratis, penyuluhan dan hiburan, menyediakan pasar murah dengan menjual kebutuhan sehari-hari (sembako) dengan harga murah yang dilakukan oleh pedagang/BUMN didukung oleh BULOG serta Hypermart. Selain itu kegiatan penukaran uang yang sudah tidak layak edar oleh Bank Indonesia. ©Redaksi

Wapres RI Yusuf Kalla saat meninjau kesiapan ENJ 2015 di KRI Banda Aceh-593, Jakarta.

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 31

Page 32: TNI ANGKATAN LAUT

Menurut Menko Kemaritiman, ajang lima tahunan itu di Milan, Italia, merupakan momentum di mana Indonesia bisa mengulang kesuksesan

KRI Dewaruci, yang pada 1961 lalu mengikuti ajang serupa di New York, Amerika Serikat. Sekarang Indonesia hadir lagi dalam World Expo Milano Italia 2015, membawa visi pemerintah untuk menjadi poros maritim dunia,” katanya. World Expo Milano yang bertema “Feeding the Planet, Energy for Life” ini merupakan salah satu even terbesar dunia setelah Olimpiade dan World Cup yang diikuti oleh lebih dari 145 negara. Dalam kegiatan tersebut Indonesia mendirikan paviliun dengan tema “Stages of The World” sebagai ajang untuk memperkenalkan dan mempromosikan beragam hasil karya anak bangsa, produk unggulan dan budaya nasional, Indonesia. Operasi Pelayaran Satuan Tugas Kartika Jala Krida World Expo Milano 2015 itu akan memakan waktu 62 hari layar dan 21 hari singgah sebelum kembali bersandar di Surabaya. KRI Banjarmasin-592 dengan Komandan Letkol Laut (P) Rahmat Arief Bintoro menempuh pelayaran sejauh 17.673 NM atau 32.695 km. melalui rute: Surabaya – Belawan – Cochin (India) – Salalah (Oman) – Alexandria (Mesir) – Genova (Italia) – Jeddah (Arab Saudi) – Karachi (Pakistan) – Padang – Jakarta – Surabaya. Operasi Kartika Jala Krida 2015 merupakan pelayaran astronomi guna menerapkan dan mempraktekkan seluruh mata pelajaran dasar matra laut yang diperoleh para Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) ke-62 di kampus AAL Bumimoro Surabaya. Sebanyak 99 orang Taruna AAL yang terdiri 89 Taruna dan 10 Taruni, akan mengambil bagian dalam kegiatan yang akan berlangsung 28 April hingga 28 Juli 2015 itu. Pelayaran operasi Kartika Jala Krida tahun 2015 ini melibatkan Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL), para Taruna Sekolah Tinggi Perikanan (STP) dan Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), serta SMK Pelayaran. Kegiatan ini merupakan kerja sama antara TNI AL dengan Kementerian Koordinator Kemaritiman RI (Kemenko Kemaritiman RI) dan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud RI), di mana sebanyak 10 orang Taruna/ni dari STP Jakarta, dan 4 orang Taruna STIP Jakarta, serta 20 orang siswa SMK Pelayaran Jakarta turut bergabung dalam kegiatan. Taruna AAL dalam pelayaran kegiatan World Expo Milano (WEM) di Italia melaksanakan kegiatan dalam rangka membina hubungan diplomasi dengan negara-negara yang disinggahi; menjalin kerja sama internasional antar-Angkatan Laut; membentuk mental juang para taruna yang berkarakter sebagai prajurit matra laut; menambah wawasan dan pengalaman latihan serta pergaulan internasional bagi ABK dan Taruna AAL; serta melaksanakan publikasi dan promosi tentang budaya Indonesia, tentang TNI AL dan AAL, serta tentang KRI Banjarmasin-592 sebagai kapal produk dalam negeri. Setelah berlayar selama 39 hari dan singgah di empat kota yakni Belawan Medan, Cochin India, Salalah Oman, dan Alexandria Mesir, serta melewati Laut Tyrrhenian bagian

Menko Kemaritiman Bangga Indonesia Ikut World Expo Milano 2015

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Prof. Dr. Indroyono Soesilo mengaku bangga atas keikutsertaan Indonesia dalam pameran World Expo Milano 2015

yang pamornya menyaingi Piala Dunia dan Olimpiade. Demikian dikatakan Prof. Dr. Indroyono Soesilo didampingi Penasehat Menko Kemaritiman

Laksamana TNI (Purn) Dr. Marsetio, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E. dalam upacara pelepasan operasi Kartika Jala Krida 2015 dengan KRI Banjarmasin-592 diberangkatkan menuju Genoa,

Italia dalam rangka World Expo Milano 2015 di Dermaga Ujung, Surabaya.

Menko Kemaritiman Prof. Dr. Indroyono Soesilo, didampingi Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., mengecek kesiapan Taruna AAL yang mengikuti Operasi KJK 2015.

INFO

32

Page 33: TNI ANGKATAN LAUT

dari Laut Mediterrania di lepas pantai barat Italia, pagi hari Sabtu 6 Juni 2015 lalu sekitar pukul 08.00 waktu setempat, KRI Banjarmasin-592 bersandar di dermaga Vecchio Ponente, Genoa, Italia dan disambut Staf Kedubes RI dan Atase Pertahanan RI di Italia. Dalam rangka mensukseskan dan keberhasilan satgas KJK 2015 World Expo Milano-2015, seluruh personel melaksanakan doa bersama untuk memohon kepada Allah SWT agar mendapat kemudahan, kelancaran serta keberhasilan dalam mengemban tugas mengikuti World Expo Milano (WEM) 2015 di Milano Italia. Diharapkan dapat mengharumkan bangsa dan negara dimata dunia,” kata Komandan Satgas KJK 2015 Kolonel Laut (P) Benny Sukandari di geladak KRI Banjarmasin-592. Satgas Kartika Jala Krida World Expo Milan-2015 Sebanyak 339 personel ikut dalam pelayaran tersebut yang terdiri dari 98 orang Taruna AAL, 56 gabungan taruna non-AAL dan pelajar SMA, 60 orang pendukung, serta 125 ABK kapal di KRI Banjarmasin-592 ditinjau secara langsung oleh Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E. didampingi istri Ny. Endah Ade Supandi yang telah berada di Italia. Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E. pada kesempatan tersebut memberikan semangat kepada seluruh taruna agar mampu memberikan andil mensukseskan anjungan Indonesia di WEM 2015. Penampilan terbaik akan menyemarakkan anjungan Indonesia di World Expo Milano ini. Ini adalah kesempatan kalian untuk memberikan andil bagi bangsa dan negara, kata Kasal. Kasal juga mengatakan, praktek para Taruna AAL dalam KJK 2015 merupakan aplikasi dari kurikulum pendidikan di AAL yang tujuannya adalah melatih para taruna untuk mempraktekkan pelajaran yang diterima di kampus, terutama bidang perbintangan atau astronomi, perencanaan pelayaran, navigasi, mem-plotting peta dan beberapa basic peperangan

laut misalnya dalam taktik dan simulasi di kapal. Untuk kegiatan KJK tahun

2015 ini, lanjut Kasal, yang melibatkan para taruna

lainnya serta s i s w a

pelayaran dan kemaritiman tentu ada sisi positifnya. “Kegiatan gabungan ini melahirkan suatu interaksi antara generasi muda yang lebih dini, khususnya dalam membangun karakter maritim yang membutuhkan waktu yang tidak singkat, dan itu harus dimulai dari usia muda dan ini merupakan hal yang positif,” jelasnya. Drumband GS Gita Jala Taruna AAL meriahkan WEM 2015 Suasana hari pertama pembukaan World Expo Milano 2015 (WEM 2015) di Genoa Milan, Italia, sebagai ajang pameran internasional untuk memperkenalkan dan mempromosikan beragam hasil karya, produk unggulan dan budaya nasional masing-masing negara peserta, menjadi semakin semarak dan meriah setelah drumband Genderang Suling Gita Jala Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) tampil berunjuk kebolehan. Ribuan pengunjung yang tengah menyaksikan ajang WEM 2015 memadati jalan utama kompleks pameran internasional bergengsi tersebut sambil mengabadikan dengan tustel atau kamera handphone miliknya masing-masing atraksi drumband yang dimainkan oleh 98 orang Taruna angkatan ke-62 AAL. Selain pertunjukan drumband, Taruna AAL juga unjuk kebolehan menampilkan berbagai macam tarian daerah antara lain tari Saman dari Aceh, tari Kecak dari Bali, Rampak Gendang dari Jawa Barat, dan tari perang Gemu Famire dari Papua yang sangat atraktif sehingga mampu mengajak penonton ikut menari dengan antusias. Sementara Taruna STIP, STP, serta pelajar dari SMK Pelayaran dan Perikanan menampilkan kesenian lainnya yang mereka tampilkan antara lain angklung, tari Papua modern, dan tari Cendrawasih. Kehadiran kirab drumband Genderang Seruling Gita Jala

Taruna AAL dalam memeriahkan paviliun Indonesia dalam WEM 2015 diharapkan dapat ikut andil

mempromosikan Indonesia. ©Redaksi

Page 34: TNI ANGKATAN LAUT

KRI Bung Tomo-357 merupakan kapal terbaru yang dimiliki TNI Angkatan Laut, telah melaksanakan uji coba sistem persenjataannya

dengan meluncurkan Rudal Exocet MM-40 Blok II di Laut Jawa beberapa waktu yang lalu. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) yang dimiliki TNI Angkatan Laut, mengetahui sejauh mana hasil pembinaan yang dilakukan selama ini serta untuk meningkatkan kesiapan dan kesiapsiagaan operasional. Kapal perang jenis Multi Role Light Frigate (MLRF) yang masuk dalam jajaran Satuan Kapal Eskorta Koarmatim tersebut saat ini dikomandani oleh Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan,S.T.PenembakanRudal tersebut jugadalamrangkapenyiapan KRI Bung Tomo-357 yang akan bergabung dengan Satgas MTF XXVIII-H/UNIFIL di Libanon dalam waktu dekat ini. Peluncuran Rudal Exocet MM-40 Blok II yang digelar di Perairan Laut Jawa disaksikan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E. didampingi Asrena Kasal Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum, Asops Kasal Laksamana Muda TNI Arie Henrycus Sembiring M., Aslog Kasal Laksamana Muda TNI Ir. Hari Pratomo, Aspam Kasal Laksamana Muda TNI Agus Heryana, S.E serta beberapa pejabat utama Mabes TNI Angkatan Laut lainnya yang onboard di KRI Surabaya-591. Selain itu, dari atas geladak KRI Surabaya-591, peluncuran exocet MM-40 Blok II oleh KRI Bung Tomo-357 juga disaksikan Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur

(Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Darwanto, S.H., M.A.P, Komandan Guspurlatim Laksamana Pertama TNI I.N.G. Ariawan, S.E. serta para Kasatker Mako Koarmatim. Kasal, dalam wawancara dengan awak media mengatakan bahwa Rudal Exocet MM-40 Blok II merupakan generasi kedua yang dimiliki TNI Angkatan Laut setelah Exocet MM-38, nantinya TNI Angkatan Laut akan memiliki Blok III sebagai generasi terbaru. Selain untuk menguji kehandalan rudalnya itu sendiri, uji coba rudal Exocet MM-40, dilakukan dalam rangka menguji sistem yang ada di KRI Bung Tomo-357, karena kapal tersebut merupakan kapal baru yang dimiliki TNI Angkatan Laut. Menurut Kasal, uji coba tersebut penting dalam rangka menguji kesiapan tempur dari KRI Bung Tomo-357. Lebih lanjut Kasal mengatakan bahwa tahapan-tahapan kegiatan peluncuran rudal Exocet MM-40 Blok II oleh KRI Bung Tomo-357 telah dilaksanakan dengan baik dan rudal dapat meluncursesuaidenganprofilnya. Penembakan Exocet MM-40 di Laut Jawa bukan satu-satunya uji coba yang dilaksanakan TNI Angkatan Laut, karena dilakukan juga uji coba terhadap sistem persenjataan lain, seperti torpedo, meriam maupun rudal jenis lain, yang berguna dalam rangka menguji kesiapan kapal perang sebelum nantinya kapal tersebut digunakan sesuai proyeksi penggunaan kekuatan dari Panglima TNI. ©Redaksi

KRI BUNG TOMO-357 LUNCURKAN RUDAL EXOCET DI LAUT JAWA

Kasal sedang meninjau penembakan Rudal Exocet MM-40 Blok II.

KRI Bung Tomo-357 melaksanakan ujicoba penembakan Rudal Exocet MM-40 Blok II.

INFO

34

Page 35: TNI ANGKATAN LAUT

Guna meningkatkan kemampuan prajurit penerbang, TNI Angkatan Laut menambah 4 buah pesawat latih dasar Bonanza G36 yang

bermesin piston 6 cylinder dan terintegrasi dengan sistim avionik garmin G-1000, monitor engine, sistim komunikasi, sistim navigasi, auto pilot, dan radar cuaca, yang diserahkan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E. kepada Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) belum lama ini. Kasal mengatakan sudah mempunyai 8 pesawat single engine dan berencana menambah 4 unit lagi. “Kita berharap kuota 12 unit pesawat latih single engine bisa terpenuhi dan twin engine 6 unit bisa terpenuhi sehingga mampu meningkatkan kemampuan pilot Angkatan Laut sebagai kepanjangan tangan dan deteksi kapal permukaan laut,” jelasnya. Kasal juga berpesan kepada Komandan Puspenerbal, Laksamana Pertama TNI Sigit Setiyanta agar menjaga dan merawat 4 unit pesawat latih Bonanza G36 buatan Beechcraft, Wichita, Kansas, Amerika Serikat. Komandan Puspenerbal, Laksamana Pertama TNI Sigit Setiyanta mengatakan, pesawat latih yang

akan tergabung dalam skuadron 200 Wing Udara I Puspenerbal di Surabaya merupakan bagian dari program pembangunan kekuatan TNI AL berdasarkan Minimum Essential Force hingga tahun 2024. “Pesawat latih dasar ini akan digunakan untuk mendidik calon-calon penerbang TNI AL sebelum mengoperasikan pesawat operasional, penambahan 4 pesawat yang mampu mencapai ketinggian maksimal 5.600 meter di atas permukaan laut ini untuk memenuhi pembangunan kekuatan penerbangan,” lanjut Danpusnerbal di Base Ops Lanudal Juanda. “Oleh karena itu, Kasal terus melakukan upaya untuk memenuhi pembangunan kekuatan dan mendorong pengadaan pesawat udara untuk memenuhi kebutuhan fungsi intai udara taktis, anti kapal selam serta dukungan logistik cepat dan pengamatan laut,” ungkap Pati bintang satu ini. Dalam periode 2015-2019, TNI AL berkomitmen membangun kekuatan khususnya untuk pesawat udara yakni helikopter anti kapal selam 11 buah, helikopter anti kapal permukaan air sebanyak 8 unit, helikopter angkut taktis 4 unit. Pesawat Bonanza G36 sejumlah 4 pesawat latih diadakan dengan mitra kerja sebagai penyedia yaitu PT Krida Setia Abadi . Selain itu TNI AL juga mengembangkan beberapa Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Kelas A sebagai antisipasi pengembangan Kogabwilhan Armada Timur, Tengah dan Barat menuju world class navy. ©Redaksi

Bonanza G36Pesawat Latih Dasar TNI Angkatan Laut

Peresmian pesawat latih oleh Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E.

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 35

Page 36: TNI ANGKATAN LAUT

Tepat pada tanggal 17 Juni 2015 Penerbangan TNI Angkatan laut tepat berusia 59 tahun dalam Dharma Baktinya kepada Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Berdirinya Penerbangan TNI Angkatan Laut itu sendiri didasari adanya kepentingan strategis sesuai dengan kondisi geografis NKRI yang dituangkan oleh para tokohBadan Keamanan Rakyat (BKR) Laut pada tahun 1946, terutama para pemuda bahari di Lawang Jawa Timur dengan mendirikan Pemuda Penerbangan Angkatan Laut (PPAL) sebagai wadah pengganti Kaigun Kokusho pada saat masih di bawah kekuasaan Jepang.

Sejarah singkat Organisasi Penerbangan Angkatan Laut Pada tahun 1950 dibentuklah Staf Penerbangan Angkatan Laut yang berfungsi sebagai senjata bantuan Armada Angkatan Laut guna mendukung kepentingan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Pembentukan Staf Penerbangan berdasarkan Keputusan Menteri Pertahanan RI Nomor: 34/MP/50 tanggal 4 Februari 1950. Adanya perubahan organisasi di TNI Angkatan Laut, Staf Penerbangan TNI AL disempurnakan menjadi Biro Penerbangan Angkatan Laut berdasarkan Surat Keputusan Kasal Nomor 1.29.1.24 pada tanggal 17 Juni 1956 dengan Kepala Biro yang pertama adalah Kapten Pelaut R. Moeldjono Poerbonegoro. Sehingga tanggal 17 Juni ditetapkan sebagai Hari Penerbangan TNI Angkatan Laut. Sejalan dengan penyempurnaan pokok-pokok organisasi dan prosedur ALRI, Biro Penerbangan ALRI berubah menjadi Komando Penerbangan Angkatan Laut (Konerbal) pada tahun 1964, sedangkan pada tingkat organisasi Armada RI, tahun 1966 Komando Jenis Udara (Kojenud) berubah menjadi Komando Udara Armada (Kudarma) .

Pada tahun 1970, Konerbal dirubah menjadi Staf Umum Angkatan Laut-7/Udara (SUAL-7 Udara). Tiga tahun kemudian istilah ini diganti lagi menjadi Staf Khusus Kasal Bidang Penerbangan TNI AL (Susnerbal). Melalui reorganisasi TNI AL tahun 1976, Susnerbal berganti nama menjadi Dinas Penerbangan TNI AL (Disnerbal), Kudarma diganti menjadi Satuan Udara Armada (Satudarma) dan Pangkalan Udara Angkatan Laut Juanda (Pualda) diganti menjadi Pangkalan Udara TNI AL (Lanudal) Juanda. Pada dasawarsa 1990-an Penerbangan TNI AL meningkatkan kekuatan serta kemampuannya, yaitu dengan diresmikannya Satuan Udara Armada RI Kawasan Barat (Satudarmabar) di Tanjungpinang pada tanggal 16 April 1994 oleh Pangarmabar.

59 TahunPerkembangan PenerbanganTNI Angkatan LautOleh: Kolonel Laut (P) Dwika Tjahja Setiawan beserta Tim Puspenerbal

SEJARAH

36

Page 37: TNI ANGKATAN LAUT

Seiring dengan dinamika tuntutan tugas Penerbangan Angkatan Laut serta dalam rangka alih bina teknis seluruh komponen Penerbangan TNI Angkatan Laut maka Dinas Penerbangan Angkatan Laut (Disnerbal) berubah menjadi Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal) berdasarkan Keputusan Kasal Nomor Kep/6/VI/2006 tanggal 13 Juni 2006. Peraturan Kasal Nomor Perkasal/98/XII/2008 tanggal 31 Desember 2008 tentang perubahan nama dan alih bina kedudukan Wing Udara Koarmatim dan Satudarmabar serta alih bina kedudukan Lanudal dan pembentukan Fasharkan Pesud. Puspenerbal sendiri merupakan Badan Pelaksana Pusat (Balakpus) TNI Angkatan Laut bertugas membina kekuatan Penerbangan TNI Angkatan Laut meliputi Pengintaian Udara Taktis, Anti Kapal Selam, Anti Kapal Atas Air, Pendaratan Pasrat Lintas Heli, Dukungan Logistik Cepat, Pengamatan Laut Terbatas serta Penyelenggaraan Fungsi Dukungan Pesawat

Udara, pembinaan material dan personel Penerbangan TNI Angkatan Laut sebagai salah satu bagian dari Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) dalam rangka penegakan kedaulatan dan hukum di laut NKRI.

Personel Penerbangan Angkatan Laut Dalam rangka memenuhi kebutuhan personel, Penerbangan Angkatan Laut yang telah terbentuk, maka mulai tahun 1949 sampai dengan 1963 dikirimkanlah personel-personel TNI AL baik Perwira, Taruna, Bintara maupun Tamtama untuk mengikuti pendidikan

Penerbang, Navigator dan Teknisi penerbangan serta persenjataan di Belanda, Inggris, Rusia dan Amerika Serikat. Diawali pada tahun 1949 Pemerintah Hindia Belanda atas nama Pemerintah Indonesia mengirimkan dua pemuda yaitu Taruna R. Moedjono Poerbonegoro dan Taruna Sahono Subroto, untuk mengikuti pendidikan Penerbang di Koninklijk Instituut voor de Marine (KIM) di Den Helder Belanda. Pada tahun 1950 ALRIS (Angkatan Laut Republik Indonesia Serikat) memberangkatkan 3 orang Taruna sebagai calon Penerbang Angkatan Laut ke KIM, Belanda. Karena KIM saat itu tidak membuka pendidikan penerbang maka ketiga perwira muda calon penerbang tersebut mengikuti pendidikan navigator selama satu tahun sebagai syarat untuk mengikuti pendidikan Penerbang di Marine Vlig Kamp (MVK) Valkenburg di Markas Angkatan Laut Belanda. Sedangkan untuk Perwira Muda Poerbonegoro melanjutkan pendidikan Penerbang di Sekolah Penerbang (Sekbang) AURI Angkatan ke VII Kalijati dan setelah selesai menjalani pendidikan penerbang, maka Perwira Muda Poerbonegoro kembali ke ALRI sebagai Penerbang Angkatan Laut. Pada tahun 1957 ALRI mengirimkan 12 orang perwira muda lulusan KIM dan 4 orang perwira muda lulusan IAL (Institut Angkatan Laut) untuk dididik menjadi calon Penerbang Angkatan Laut ke Royal Air Force (RAF) Inggris. Kelompok ketiga direkrut dari 16 taruna dari Ikatan Dinas Pendek (IDP). Pada kelompok ketiga ini sebanyak 7 orang berhasil mendapatkan brevet penerbang RAF, sedangkan 8 orang lainnya mendapatkan brevet Navigator. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan perwira teknik dikirimkan 6 Perwira ke Royal Air Force Tehnical Colleges di Henlow Bedfordshire dan 2 personel dilatih sebagai perwira ahli persenjataan. Selain itu juga dikirimkan 3 Perwira untuk memenuhi kebutuhan perwira elektronika. Selanjutnya ada beberapa personel Bintara juga dikirim ke India kemudian melanjutkan pendidikan di Inggris untuk menjadi ground crew, sedangkan untuk keahlian persenjataan dikirim 3 Bintara, dan keahlian operatortelegrafisdikirim3Bintara. Rombongan calon penerbang yang diberangkatkan ke Amerika Serikat dalam rangka IMET terbagi dalam beberapa gelombang. Sedangkan calon penerbang/navigator dikirim ke Subic Bay Philipina untuk melaksanakan medical check up dan setelah lulus baru dikirim ke Washinton D.C. untuk mengikuti

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 37

Page 38: TNI ANGKATAN LAUT

pelatihan bahasa Inggris di US Naval Intelligence School, Washington D.C. Setelah mendapat brevet para penerbang dan navigator tersebut kembali ke Indonesia dan bertugas di Pangkalan Udara Angkatan Laut Juanda (PUAL Juanda). Selain itu Penerbangan AL juga mengirim para Perwira dan Bintara ke Amerika Serikat untuk dilatih sebagai teknisi berbagai bidang profesi penerbangan seperti elektro, avionic, telegrafi, mesin,pergudangan dan teknik persenjataan. Kemudian sejumlah Perwira Muda, Taruna, Bintara dan Tamtama yang dikirim untuk mendapatkan pelatihan di Uni Sovyet sebagai para calon Penerbang dan Teknisi Helikopter MI 4, calon navigator Ilyushin 28, calon Penerbang Helikopter MI 4 Korps Komando AL (KKO AL) dan calon Penerbang dan Navigator Ilyushin 28. Pada akhir tahun 1963, sejumlah orang Perwira Muda KKO AL, di bawah pimpinan Letnan Amiseno, dikirim ke kota Alma Ata, kemudian ke kota Frunze, Uni Sovyet

untuk mengikuti pendidikan penerbang helikopter MI 4. Penerbang helikopter MI 4 KKO AL tersebut kembali ke Indonesia langsung ditempatkan di Skuadron 400 Helikopter. Beberapa Penerbang dan Navigator hasil pelatihan di Inggris dan Amerika diberangkatkan ke Uni Sovyet untuk mengikuti pelatihan konversi ke pesawat pembom Ilyushin 28 dan setelah kembali ke Indonesia mereka ditempatkan di Skuadron 500. Mulai tahun 1970 Penerbangan Angkatan Laut telah dapat melaksanakan pendidikan Penerbang dari pendidikan di dalam negeri dengan jumlah yang cukup banyak, baik dari Lembaga Pendidikan Perhubungan Udara (LPPU) Curug, Sekolah Penerbang (Sekbang) TNI AU, dan Sekolah Penerbangan TNI AL (Senerbal) serta

sekolah penerbangan swasta. Saat ini jumlah Penerbang aktif di jajaran Puspenerbal sebanyak 138 orang.

Alutsista Perkuat penerbangan Semenjak berdirinya Biro Penerbangan Angkatan Laut, diperkuat dengan pesawat Ganet produksi Fairey Aviation Company-Inggris. Pemerintah Inggris menyetujui penjualan pesawat Ganet ke Indonesia dan pada tanggal 26 Januari 1959 sejumlah 18 buah pesawat Ganet terdiri dari 16 buah tipe MK 4 Anti Kapal Selam dan 2 buah tipe T5 Trainer untuk jenis pesawat latihnya. Pada tanggal 7 Pebruari 1960 pesawat Ganet pertama mendarat di Bandar Udara Kemayoran Indonesia dan pesawat Gannet berikutnya tiba seluruhnya pada bulan Mei 1960. Pesawat ini merupakan modal pertama Penerbangan Angkatan Laut. Selanjutnya pada tanggal 2 September 1960 Penerbangan Angkatan Laut juga menerima dua pesawat amfibiAlbatrosUF2melaluiDefence Lialison Group USA. Pada tahun 1962 Indonesia membeli sejumlah peralatan perang, diantaranya untuk Penerbangan Angkatan Laut memperoleh sejumlah helikopter MI 4 (versi anti kapal selam dan versi angkut serba guna) memperkuat jajaran skuadron 400 dan pesawat terbang pembom Torpedo Ilyushin 28 memperkuat jajaran Skuadron 500. Tahun 1965 Penerbangan Angkatan Laut menerima hibah Pesud C-47 Dakota dari KLM. Periode selanjutnya selama tahun 1976 s.d. 1983 Penerbangan TNI AL bertambah pesawat-pesawat baru seperti 18 Nomad N-22 buatan Australia, enam helikopter BO-105 angkut ringan serba guna, empat pesawat angkut Cassa CN-212, dua helikopter Super Puma AS-332 buatan IPTN Bandung, dan sepuluh helikopter anti kapal selam WASP AH-12A dari Agusta Westland-Inggris. Selama tahun 1984 s.d. 1989 sejumlah pesawat buatan IPTN kembali memperkuat jajaran Penerbangan TNI AL yaitu dua buah Helikopter Super Puma NAS-332, empat buah Helikopter NBell-412 dan empat buah pesawat angkut Cassa CN-212. Selain itu mendapat tambahan dua pesawat latih Bonanza F-33A buatan Amerika Serikat dan empat buah Tampico TB-9 buatan Perancis. Pada tahun 1990 s.d. 1998 Penerbangan TNI AL memperoleh 2 buah pesawat angkut sedang Buffalo DHC-5D, 2 buah Cassa CN-212 dari Abu Dabi, 20 pesawat patroli maritim Nomad N-22/N-24 dari Australia dan 1 buah helikopter Bell-212 dari Badan

SEJARAH

38

Page 39: TNI ANGKATAN LAUT

Survei dan Pemetaan Nasional (Basurtanal). Pada tahun 2000 Penerbangan TNI AL mendapat pesawat Cassa Patmar sebanyak 3 buah, 3 buah Helicopter Colibri EC-120 B dan 1 buah helikopter BO-105. Tahun 2009 s.d. 2015 Penerbangan TNI AL menerima 3 buah Pesud Patmar jenis CN-235 dan dilanjutkan dengan 1 buah helikopter angkut taktis BO-105 dipersenjatai sebagai helikopter Escort dan 8 buah pesawat Bonanza G-36 sedangkan untuk pengadaan Helikopter AKS direncanakan akan diadakan 11 Helikopter jenis Panther AS-565. Puspenerbal saat ini memiliki pesawat udara dari berbagai jenis dan fungsi meliputi Fixed Wing antara lain CN-235 Patmar, NC 212 Casa Angkut, NC 212 Casa Patmar, TB-9 Tampico(latih), TB-10 Tobago (latih), F-33 Bonanza (latih), G-36 Bonanza (latih) N-22/N 24 Nomad (latih). Sedangkan fungsi Rotary Wing meliputi NBO-105 Bolkow, Nbell-412, Nbell-412 EP, EC-120 Colibri (latih). Pesawat-pesawat tersebut berada di Wing Udara 1 sebanyak 63 Pesud dan di Wing Udara 2 sebanyak 13 Pesud.

Pangkalan Udara Angkatan Laut Pangkalan Udara Morokrembangan Surabaya, dijadikan Pangkalan Udara Angkatan Laut pertama. Dasar pemikirannya adalah di Surabaya sudah ada lapangan terbang Tanjung Perak, bekas Pangkalan Udara Angkatan Laut Belanda yang disebut Marine Vlieg Kamp Morokrembangan. Pada tahun 1959 Mayor Hamami ditunjuk menjadi Komandan Kesatuan Penerbangan di Morokrembangan. Tahun 1960, Pangkalan Udara Morokrembangan siap dioperasikan dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Kasal Nomor 19/1/II tanggal

2 April 1960 dibentuklah Pangkalan Udara Angkatan Laut Morokrembangan (PUALAM). Mayor Hamami kembali ditunjuk menjadi Komandan PUALAM yang pertama. PUALAM diresmikan oleh pejabat Presiden RI/Perdana Menteri Ir. H. Djuanda pada tanggal 4 April 1960. Kemudian dalam rangka untuk mempersiapkan fasilitas pangkalan yang dapat mendukung pesawat militer ukuran besar dan rangka perjuangan pembebasan Irian

Barat serta Pangkalan Udara bertaraf Internasional sesuai ketentuan ICAO maka menetapkan Waru sebagai lokasi Pangkalan Udara Angkatan Laut untuk menggantikan PUALAM. Akhirnya tanggal 12 Agustus 1964 dilangsungkan upacara peresmian ‘Pangkalan Udara Angkatan Laut Djuanda’ dengan inspektur upacara Presiden Soekarno. Selain Pangkalan Udara Angkatan Laut Juanda, Penerbangan Angkatan Laut juga telah membangun stasion-stasion udara TNI AL yang disingkat (Sionudal) yaitu di Sabang, Tanjungpinang, Matak, Jakarta, Manado, Kupang dan Aru. Namun sejak reorganisasi TNI AL pada tahun 1985 nama Sionudal dirubah menjadi Pangkalan Udara TNI AL dengan kemampuan dukungan logistik terhadap unsur-unsur udara operasional milik TNI AL maupun TNI. Adapun Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut antara lain: Lanudal kelas A (Lanudal Juanda), Lanudal kelas B (Lanudal Sabang, Tanjung Pinang, Jakarta, Manado, Kupang dan Biak) dan Lanudal kelas C (Lanudal Matak, Aru). Memasuki usia ke-59 tahun kelahiran Penerbangan TNI Angkatan Laut ini perlu direnungkan apa yang telah diperbuat oleh para sesepuh pendahulu kita dalam membesarkan Penerbangan TNI Angkatan Laut sampai dengan saat ini. Hal ini bisa menjadikan inspirasi dan dorongan semangat bagi para generasi muda Penerbangan TNI Angkatan Laut dan sudah seharusnya mampu untuk mempertahankan prestasi bahkan meningkatkan melalui kinerja yang lebih baik dan kedepan Penerbangan TNI Angkatan Laut semakin besar, kuat, profesional dan berkelas dunia. Dharma Jalakaca Putra

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 39

Page 40: TNI ANGKATAN LAUT

“Dibom” Pesawat Musuh, Bandara Juanda Dipenuhi Asap

Asap itu muncul sebagai imbas d e m o n t r a s i

pembebasan sandera oleh para prajurit dari Batalion Intai Amfibi-1 Marinir,Batalion Arhanud-1 Marinir, Batalion Arhanudse 8 TNI AD dan Kopaska Koarmatim serta, 2 pesawat tempur F-16 dari Skuadron Udara Lanud Iswahyudi Madiun, dan 2 unit Tank

BVP-2 pada HUT Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal). Upacara HUT ke-59 Pusat Penerbangan Angkatan Laut tanggal 17 Juni 2015 yang terpusat Base Ops Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut (Lanudal) Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur dipimpin oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E. Sebelum bertindak sebagai Inspektur Upacara terlebih dahulu dilaksanakan penyematan Brevet Penerbang Angkatan Laut kepada Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal)

Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., oleh Komandan Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Sigit Setiyanta sebagai warga kehormatan Penerbangan Angkatan Laut, yang disematkan usai menerbangkan pesawat helikopter Bell 412 EP HU-420. Dengan mengusung tema, “Dengan Semangat Dharma Jalakaca Putra, Penerbangan TNI Angkatan Laut Bertekad Membangun Kekuatan Yang Berkelas Dunia Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia”. TNI Angkatan Laut secara berkesinambungan terus mewujudkan rencana pengembangan kekuatan sesuai dengan program Minimum essential forces (MEF). Saat ini program yang sedang berjalan adalah rencana validasi organisasi TNI Angkatan Laut dengan pembentukan Komando Armada RI (Koarmada RI) yang berpusat di Surabaya dan membawahi tiga Komando Armada bernomor (Komando Armada I/Wilayah Barat, Komando Armada II/Wilayah Tengah dan pembentukan baru Komando Armada III/Wilayah Timur), yang

Bandara Internasional Juanda diliputi asap tebal. Kepulan asap tersebut berasal dari

kebakaran ilalang yang tidak terhindarkan

setelah latihan pengeboman pesawat

udara musuh.

INFO

40

Page 41: TNI ANGKATAN LAUT

masing-masing Koarmada kawasan membawahi dua gugus. Dalam amanatnya Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., menyampaikan sebagai perwujudannya pada peringatan HUT Puspenerbal tahun 2015 ini, TNI Angkatan Laut terus memperkuat jajaran penerbangan melalui pengadaan pesawat udara seperti heli anti kapal selam, pesawat patroli maritim CN-235, pesawat angkut, pesawat latih dan yang tidak kalah

pentingnya yaitu meningkatkan kemampuan pesawat yang telah ada sesuai fungsi asasinya. “Pada akhirnya sasaran yang dituju melalui paradigma World Class Navy ini adalah kemampuan TNI Angkatan Laut terukur dalam empat keunggulan meliputi unggul di bidang sumber daya manusia, organisasi, operasi, dan teknologi sehingga mampu menyelenggarakan operasi dalam tiga jangkauan kawasan yaitu kemampuan TNI Angkatan Laut melaksanakan operasi jarak pendek di wilayah perairan NKRI, operasi jarak menengah di kawasan regional, dan operasi jarak jauh yang menjangkau kawasan global,” lanjut Kasal. Selama masa pengabdiannya, Penerbangan TNI AL telah memberikan kontribusi besar terhadap tugas pokok TNI AL sebagai Fleet Air Wing di berbagai penugasan operasi yang dilaksanakan oleh TNI, baik Operasi Militer Perang di antaranya Operasi Trikora, Dwikora, Jaya Wijaya, Penumpasan PGRS/Paraku, Cendrawasih

II, Seroja, Pengusiran Kapal Lusitania Expresso, serta Operasi Pemulihan keamanan di Aceh. Dalam kesempatan tersebut, Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., memberikan penganugerahan kepada personel Penerbangan TNI Angkatan Laut yaitu Mayor Laut (P) Gugus Wahyudi, S.H., berupa Tanda Jasa Wiradharma, selain itu Kasal juga memberikan Satya Lencana Kesetiaan 24 tahun kepada Kapten Laut (T) Agus Pabri, Satya Lencana Kesetiaan 16 tahun kepada Serma Keu Wahyudi, dan Satya Lencana Kesetiaan 8 tahun kepada Kelasi Kepala M. Najib. Pada kesempatan yang sama, Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., juga meresmikan Museum Penerbangan TNI Angkatan Laut, diikuti Ketua Umum (Ketum) Jalasenastri Ny. Endah Ade Supandi yang menandatangani prasasti sebagai tanda diresmikannya gedung Jalasenastri Korcab I Puspenerbal Juanda.

Penyematan Brevet Penerbang Angkatan Laut kepada Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E.

Peresmian Museum Penerbangan TNI Angkatan Laut oleh Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi, S.E.

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 41

Page 42: TNI ANGKATAN LAUT

Gemuruh suara genderang menyambut kedatangan KRI Rigel-933 setelah menempuh perjalanan dari Perancis

hampir dua bulan tiba di dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Tanjung Priok Jakarta Utara, dan disambut dengan upacara penyambutan yang dipimpin oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E. belum lama ini. Dalam sambutannya KSAL mengatakan “KRI ini disiapkan untuk survei penelitian, pemetaan laut, publikasi penerapan lingkungan laut dan keselamatan navigasi pelayaran, baik untuk kepentingan TNI maupun umum,” ujarnya. Lebih lanjut Laksamana TNI Ade Supandi, S.E. menjelaskan kapal perang jenis BantuHidro-Oseanografi(BHO) ini adalah kapal tambahan yang akan bertugas di DinasHidro-OseanografiTNIAL, sekaligusmendukungkebijakan pemerintah dalam kemaritiman. Kapal ini akan memperkuat kapal survei lainnya yang dimiliki BHO seperti KRI Dewa Kembar-932, KRI Leuser-924, KRI Pulau Rote-721, KRI Pulau Romang-723, KRI Pulau Rempang-729, KAL Aries dan KAL Vega. KRI Rigel-933 yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) M. Wirda Prayogo, dengan awak kapal 30 orang bertolak dari dermaga Les Sables d Olonne, Prancis pada 26 Maret 2015, jadi sudah 50 hari perjalanan dengan berbagai rintangan di laut. KRI Rigel-933 diklaim sebagai kapal survei dan pemetaan yang canggih. Alasannya, kapal tersebut dilengkapi dengan peralatan survei hidro-oseanografi terbaru, yaitu Deep Water Multibeam Kongsber EM302. Peralatan ini memiliki resolusi dan akurasi yang cukup tinggi, dengan menggunakan gelombang suara frekusensi 30 KHz. Dengan alat tersebut, KRI Rigel-933 mampu melaksanakan pemetaan bawah laut hingga kedalaman 7.000 meter. Sebagai pelengkap, di dalam kapal ini juga terdapat Shallow Water Multibeam EM 2040, sebuah peralatan yang dirancang berukuran kecil dan ringan, mampu memberikan akurasi data tinggi, saat dilakukan pemetaan. Disebutkan,

alat ini dapat m e l a k s a n a k a n pemetaan perairan dangkal dari 0 hingga 450 meter. Kasal juga berpesan, agar komandan pertama Kapal survei ini Letkol Laut (P) M. Wirda Prayogo memelihara KRI Rigel-933 dengan baik, dikarenakan KRI ini merupakan amanat dari rakyat Indonesia. Upaya pengadaan kapal ini bukanlah harga yang murah, untuk itu para perwira dan prajurit yang ditugaskan di KRI Rigel-933 harus menunjukkan dedikasi memelihara KRI Rigel-933 agar dapat digunakan dalam kondisi prima,” pesannya. KRI Rigel-933 terbuat dari aluminium berbobot 515 ton, dengan dimensi panjang 60,1 meter dan lebar 11,3 meter, merupakan jenis kapal multi-purpose research vessel. Selain KRI Rigel-933 ini, Indonesia diketahui juga telah membeli kapal yang sama dari Prancis, yang akan dijemput pada November mendatang. Hadir pada acara tersebut pejabat utama TNI Angkatan Laut, Ketua Umum Jalasenastri Ny. Endah Ade Supandi dan para undangan baik dari Kemhan, Mabes TNI maupun para undangan lainnya. ©Mujiyanto

Kapal Survei dan Pemetaan yang CanggihPerkuat TNI AL

INFO

42

Page 43: TNI ANGKATAN LAUT
Page 44: TNI ANGKATAN LAUT

Kapal Perang Indonesia (KRI) dr. Soeharso-990 yang selama ini difungsikan sebagai Kapal Rumah Sakit TNI Angkatan Laut ikut

berpartisipasi dalam rangka Bakti Kesehatan tersebut. Adapun bakti kesehatan ini dilakukan oleh dokter-dokter spesialis serta paramedis dan tim pendukung dari

personel TNI Angkatan Laut, sedangkan para dokter spesialis yang terlibat antara lain dokter spesialis bedah, dokter spesialis bedah saraf, dokter spesialis anastesi, dokter spesialis THT, dokter spesialis kebidanan dan kandungan serta dokter spesialis mata, dokter gigi dan dokter jiwa yang sampai saat ini telah menangani berbagai macam pengobatan dengan jumlah pasien 1445 orang diantaranya sunatan massal, operasi mata katarak, operasi mata pterigium, operasi section uteri (rahim turun), operasi kista indung telur, operasi implant (susuk) KB, operasi hernia, operasi aff plat (lepaspen tulang), operasi tumor benjolan,

operasi amandel, operasi bibir sumbing, operasi varikokel. Kegiatan Bakti Kesehatan ini merupakan wujud

Wujud Partisipasi

KRI dr. SOEHARSO-990 Dalam Rangka Bakti Kesehatan di Jayapura

Untuk membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Papua, khususnya Jayapura dari aspek preventif pencegahan penyakit dan kuratif pengobatan penyakit, TNI Angkatan Laut, Kemenkes RI Kemenko Kemaritiman RI bekerja sama dengan Dinkes Provinsi Papua mengadakan Bakti Kesehatan beberapa waktu yang lalu di pelabuhan umum Hamadi, Jayapura.

Para Dokter berhasil laksanakan operasi Sectio Caesaria di KRI dr. Soeharso-990

INFO

44

Page 45: TNI ANGKATAN LAUT

partisipasi aktif dan kontribusi nyata TNI khususnya TNI Angkatan Laut dan pemerintah pusat dalam membantu pemerintah daerah khususnya di wilayah Papua. Selain penanganan kesehatan kegiatan Bakti Kesehatan ini juga mengadakan penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan di KRI dr. Soeharso-990 demi menggugah kepedulian masyarakat Jayapura akan betapa pentingnya tingkat kesehatan dengan cara pencegahan sejak dini daripada mengobati serta kerawanan bahaya HIV/AIDS yang dominan di Papua ini. Pelayanan kesehatan gratis ini dipusatkan dua lokasi yaitu, di RSAL X Jayapura dan kapal perang rumah sakit KRI dr. Soeharso-990 yang bersandar di dermaga umum Hamadi Jayapura. Dalam pelayanan kesehatan tersebut tim kesehatan juga telah berhasil melaksanakan operasi sectio caesaria (SC). Lahir pertama bayi perempuan dalam operasi sectio caesaria tersebut adalah atas nama Ibu Asrayanti umur 30 tahun salah seorang anggota PNS Pemda Asmad Jayapura yang mengatakan beliau sangat merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang diadakan oleh TNI AL ini. Selain itu Ibu dari 2 anak tersebut mengharapkan agar Baksos ini dilaksanakan setiap tahun. Sosialisasi Baksos lebih disebarluaskan ke masyarakat lainnya. Ibu Asrayanti juga akan menambahkan nama Suharsi di depan atau di belakang nama yang akan diberikan kepada anaknya yang kedua tersebut dengan alasan karena telah lahir di KRI dr. Soeharso-990 salah satu Kapal Perang Indonesia. Kata Ibu Asrayanti yang suaminya adalah juga seorang anggota Polresta Asmad Jayapura. Begitu pula yang disampaikan oleh Bapak Tri Sasono suami dari Ny. Golda Romauli Nababan

umur 32 tahun yang tinggal di Asrama Haji Jayapura tersebut menggatakan rasa bangga dan terharunya anak pertamanya lahir dengan selamat. Dia mengharapkan agar kelak putranya menjadi TNI meneruskan cita-cita bapaknya yang dulu bercita-cita menjadi TNI tetapi tidak masuk. Bayi yang lahir secara sectio caesaria (SC) tersebut dengan bobot 4 kg dan panjang 40 cm kelamin laki-Laki itu akan diberi nama Elyeser George Artur Soeharso sesuai tempat lahirnya yaitu KRI dr. Soeharso-990 kata Tri Sasono yang juga anggota PNS Kejaksaan Jayapura. Adapun rangkaian kegiatan bakti kesehatan ini didalamnya terdapat kunjungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia (Kemenko Kemaritiman RI) Bapak Indroyono Soesilo, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak Ibu Yohana Yembise, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti, Pangarmatim Laksamana Muda TNI Darwanto, SH, MAP., Kapuspen TNI Mayjend TNI M Fuad Basya, Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Fransen Siahaan, Kapolda Papua Irjen Pol. Joutje Mende beserta pejabat utama Panglima TNI. Kunjungan tersebut yang dilaksanakan di KRI dr. Soeharso-990 ini di awali dengan Jajar Kehormatan oleh Pasukan ABK KRI dr. Soeharso-990 dan dilanjutkan dengan laporan komando oleh Komandan KRI dr. Soeharso-990 Letkol Laut (P) Slamet Hariono kepada Kemenko Kemaritiman dan yang kedua dengan selang beda waktu beberapa menit kepada Panglima TNI di KRI dr. Soeharso-990 diteruskan peninjauan pengobatan pasien yang dirawat di KRI dr. Soeharso-990. ©Redaksi

Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko saat meninjau bakti kesehatan di KRI dr. Soeharso-990.

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 45

Page 46: TNI ANGKATAN LAUT

Teknologi Peperangan Anti Kapal Selam (AKS) merupakan strategi militer yang diperlukan oleh negara-negara yang menginginkan sea superiority

dalam peperangan modern. Peperangan AKS dilakukan dengan menggunakan kapal permukaan, pesawat udara, ataupun kapal selam untuk mendeteksi, melacak dan menghancurkan kapal selam musuh. Agar sea superiority tercapai, maka ke depan diperlukan teknologi yang mampu mendeteksi dan melacak keberadaan kapal selam musuh secara akurat dan terpercaya.

Hingga saat ini, pendeteksian dan pelacakan keberadaan kapal selam musuh umumnya dilakukan dengan menggunakan dua jenis sonar, yaitu sonar aktif dan sonar pasif. Sonar aktif menggunakan transmitter untuk mengeluarkan suara buatan, yang kemudian akan memantul apabila mengenai objek bawah air (misalnya kapal selam musuh). Pantulan tersebut akan menghasilkan gema yang kemudian dapat di tangkap oleh receiver, sehingga kita dapat mengetahui posisi dari kapal selam musuh tersebut. Namun, sonar aktif memiliki kelemahan yaitu posisi kapal selam kita akan terdeteksi oleh kapal selam musuh, karena memancarkan gelombang suara. Berbeda dengan sonar aktif, sonar pasif hanya menggunakan receiver saja. Sonarmen menggunakan receiver tersebut untuk melakukan pendeteksian kapal selam dengan cara mendengarkan gelombang suara yang dihasilkan kapal selam musuh, baik dari suara mesin, ataupun kavitasi. Dari gelombang suara yang diterima receiver, kita dapat mengetahui posisi dan jenis kapal selam musuh tersebut, tanpa perlu khawatir posisi kita terdeteksi balik oleh kapal selam musuh. Umumnya, kapal selam mendeteksi kapal selam musuh dengan metode sonar pasif, namun sonar pasif tidak dapat mendeteksi kapal selam yang diam di bawah permukaan laut. Seiring dengan perkembangan teknologi baling-baling kapal selam, suara baling-baling menjadi semakin sulit terdeteksi. Hal ini membuat beberapa negara mengaplikasikan sonar aktif yang mengeluarkan gelombang suara mirip dengan suara ikan, untuk mengelabui kapal selam musuh apabila terdengar di receiver mereka. Ambil contoh US Navy yang mengoperasikan sonar aktif dengan suara buatan frekuensi rendah yang mirip dengan suara paus, yang dinamakan Low Frequency Active Sonar (LFA). Namun, kemudian penggunaan LFA oleh US Navy ini menuai protes keras dari organisasi lingkungan hidup seperti Ocean Mammal Institute (OMI) setelah ditemukan bukti bahwa LFA dapat mengganggu habitat dan bahkan membunuh paus. Untuk mengatasi perkembangan teknologi baling-baling kapal selam yang suaranya semakin sulit terdeteksi ini, sebuah teknologi sonar baru yang bukan aktif maupun pasif bernama Ambient Noise Imaging (ANI) sedang dikembangkan oleh Amerika, Singapura dan Jepang. ANI adalah teknologi yang memanfaatkan noise atau suara-suara

Ambient Noise Imaging (ANI): Teknologi Masa Depan Peperangan Anti Kapal Selam (AKS)

Oleh: Firson Asis Wicaksono

Sistem perangkat ANI. Tampak samping (kiri) dan tampak depan (kanan).

Receiver Lensa

TEKNOLOGI

46

Page 47: TNI ANGKATAN LAUT

alami di bawah air (misal suara hewan laut) sebagai sumber suara, untuk memproyeksikan bentuk objek yang berada di bawah air. Misalnya kita ingin memanfaatkan suara udang yang berada di dasar laut untuk mendeteksi kapal selam musuh. Gelombang suara udang secara alami akan memancar ke segala arah, yang kemudian beberapa diantaranya mengenai kapal selam dan memunculkan gelombang pantulan. Gelombang pantulan suara udang

ini yang diterima menggunakan receiver dan dihubungkan ke monitor, setelah dianalisa kita dapat mengetahui posisi dan bentuk dari kapal selam tersebut. Sehingga, kita dapat mendeteksi posisi dan bentuk dari kapal selam musuh, tanpa harus mengeluarkan gelombang suara secara aktif, sekalipun kapal selam musuh tersebut diam di bawah air. Di bawah bimbingan Prof. Kazuyoshi Mori dari National Defense Academy of Japan, mengembangkan sebuah

perangkat ANI yang cara kerjanya mirip dengan cara kerja kamera yang biasa kita gunakan untuk memotret. Hanya saja, jika kamera memanfaatkan gelombang cahaya, maka perangkat ini memanfaatkan gelombang suara. Seperti yang kita ketahui, kamera yang biasa kita gunakan terdiri dari lensa danfilm (receiver) yang dipasang di titik fokusnya. Seperti layaknya kamera, perangkat ANI yang diberi nama “Lens System” ini juga terdiri dari sebuah lensa dan 127 buah receiver yang dipasang di titik fokusnya. Percobaan perdana perangkat “Lens System” dilaksanakan di teluk Uchiura, Jepang pada bulan November 2014 silam. Setelah melakukan percobaan selama 5 hari, penulis menyimpulkan teknologi ANI tersebut mampu

memanfaatkan gelombang suara yang dihasilkan udang di dalam laut, untuk mendeteksi lokasi dan menampilkanbentukfisikdua jenis target, yaitutarget berbentuk planar dan bola. Perangkat ANI “Lens System” yang hanya memiliki dimensi panjang-lebar-tinggi sebesar (1,5 x 1,1 x 1,1) meter ini mampu mendeteksi benda dari jarak sampai dengan 50 m. Bandingkan dengan perangkat ANI yang dikembangkan oleh Amerika yang sebesar (3 x 3 x 3) meter, dan yang dikembangkan oleh Singapura yang sebesar (1,4 x 1,4 x 1,4) meter. Karena bentuknya yang lebih kecil inilah, perangkat ANI “Lens System”

diharapkan akan lebih mudah dipasang pada berbagai jenis kapal. Apabila dikembangkan lebih lanjut, teknologi Ambient Noise Imaging “Lens System” ini ke depannya diharapkan mampu memperpanjang jarak pendeteksian target dan resolusi tampilan di monitor, sehingga lebih mampu mendeteksi benda di bawah air secara akurat dan terpercaya.

Penulis adalah Mahasiswa National Defence Academy Jepang, jurusan Ilmu Bumi dan Kelautan (Penerima Beasiswa Kemhan)

Skema cara kerja sistem teknologi Ambient Noise Imaging (ANI).

Bentuk fisik target bola (kiri), dan yang terdeteksi perangkat ANI (kanan).

Bentuk fisik target planar (kiri), dan yang terdeteksi perangkat ANI (kanan).

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 47

Page 48: TNI ANGKATAN LAUT

Sisi Lain

Budaya MaritimOleh: Soen’an Hadi Poernomo

Setiap tata kehidupan memiliki sisi positif dan negatif. Gaya hidup demokratis memang memberikan hak

setiap individu untuk mengungkapkan, mewujudkan, dan melaksanakan apapun yang dikehendaki. Namun

apabila tidak ada pengendalian, bisa memunculkan kondisi anarkis yang merugikan pihak lain. Liberalisasi

yang lebih bebas, bagi yang memiliki kemampuan lebih, akan memperoleh kemewahan melangit seakan

tak terbatas, dengan menyisakan warna gelap kelompok masyarakat lainnya yang kurang memiliki daya hidup.

Sistem sosialis nampaknya memberikan kondisi yang sama rasa, sama rata, namun diiringi dengan

pembatasan terhadap peluang perkembangan potensi seseorang yang sebetulnya bisa meraih keuntungan

jauh lebih besar. Otoritarian, bisa saja dianggap dapat mewujudkan stabilitas, namun kediaman dalam

keteraturan yang terbentuk adalah bersifat semu, dan mematikan demokrasi.

Berbicara mengenai tata kehidupan di laut, memerlukan ketabahan, keuletan, serta kekuatan fisik yang lebih.Meninggalkan habitat “normal” di darat bersama

keluarga, teman dan tetangga. Bisa dengan hitungan hari, bulan, bahkan boleh jadi dalam bilangan tahun. Gelombang yang tinggi, dengan lingkungan sekeliling kapal berupa laut yang dalam dan jauh dari daratan, semuanya bisa menjadi

kekurangnyamanan fisik dan psikologis. Kondisi yangdemikian, sulit untuk dihadapi oleh pribadi yang berfisiklemah dan bermental cengeng, tanpa ketabahan atau keuletan. Kehidupan di laut yang luar biasa tersebut, tidak mungkin diterapkan dengan budaya demokratis. Bisa jadi sewaktu-waktu anak buah kapal akan ber-voting untuk kembali ke pelabuhan terdekat, sebelum mencapai tujuan misi pelayaran atau penangkapan ikan. Kultur yang paling tepat tentu hierarkis disiplin ketat, dipimpin oleh nakhoda, dengan turunan ke bawah melalui rentetan perwira kapal di bawahnya. Untuk keseimbangan keharusan penerapan gaya hidup otoritarian tersebut, telah terbukti baik, tatkala digabung dengan budaya kesatuan kekeluargaan pada kapal phinisi, atau jiwa korsa kemiliteran pada kapal perang ataupun kapal niaga. Oleh karenanya, pendidikan pelaut modern senantiasa dalam suasana pembinaan karakter kedisiplinan, hierarkis kemiliteran. Namun di sisi lain, kehidupan maritim yang eksklusif dan penuh tantangan tersebut, apabila tidak terkendali mudah terjebak pada budaya yang bernuansa “perbudakan”. Apalagi bila digandengkan dengan bisnis human trafficking, atau “perdagangan manusia”, maka terjadilah ekses sebagaimana yang beberapa waktu lalu terungkap di kalangan kapal penangkapan ikan Thailand yang beroperasi di kawasan Benjina. Kultur di kapal ikan Thailand terkenal dengan pola yang sangat keras dari para Tekong, atau pemilik kapal, terhadap para

ABK atau anak buah kapal. Hukuman dan penyiksaan banyak terjadi, bahkan kadangkala terjadi pembunuhan. Buruh nelayannya banyak juga yang berasal dari pelarian pengungsi Myanmar, Laos atau Kamboja. Dan tidak sedikit ABK yang berlatar belakang mantan nara pidana. Karena mereka merasa sulit diterima dalam kehidupan

OPINI

48

Page 49: TNI ANGKATAN LAUT

masyarakat normal di daratan, maka mata pencaharian yang dianggap paling tepat adalah bekerja sebagai pelaut atau ABK perikanan. Sebetulnya banyak negara, termasuk di Eropa, yang memang dengan sengaja menerapkan sistem penyaluran para mantan narapidana, ditempatkan ke dunia kerja penangkapan ikan di laut. Negara tersebut memiliki kapal yang berfungsi sebagai kapal latih guna mendidik teknik penangkapan ikan di laut, bagi para narapidana yang sudah hampir berakhir masa hukumannya. Kapal tersebut memiliki ruangan tidur berjeruji besi, sebagaimana halnya di penjara. Budaya Tekong di kapal ikan banyak juga dijumpai pada kapal ikan Cina, ataupun kapal-kapal kawasan Indo Cina dan Filipina, namun tidak sekeras di kapal Thailand. Berakar dari Kemiskinan Di negeri kita memang tidak seganas yang terjadi di kapal asing sebagaimana uraian di atas. Namun hubungan kerja antara ABK dan pemilik kapal seringkali bernuansa ketidakadilan. Sebetulnya sisi gelap budaya maritim tersebut berawal dari dua hal. Pertama, adalah karena sebagai alternatif tunggal mata pencaharian bagi yang bersangkutan. Di beberapa kawasan menganggap sebagai profesi turun-temurun bagi penduduk desa pesisir atau pulau-pulau kecil. Mereka tidak percaya diri untuk mencari pilihan profesi lain dari yang diwariskan oleh orangtua atau nenek moyangnya. Kedua, adalah akibat langsung dari kemiskinan. Kondisi ekonomi keluarga yang miskin, memaksa mereka untuk bekerja apapun, dengan imbalan dari pemilik kapal seberapapun. Dalam sebuah kajian tiga tahun lalu di sebuah desa nelayan Pantura, penulis menemukan fenomena yang cukup mengenaskan. Perbandingan antara uang yang diterima anak buah kapal dengan juragan pemilik kapalnya, bisa satu dibanding empat puluh lima. Pola bagi hasil yang diterapkan, hasil penjualan ikan dari melaut yang digunakan untuk biaya operasional adalah termasuk “sewa kapal dan alat” yang nota bene milik juragan itu sendiri. Setelah dikurangi juga biaya bahan bakar, perbekalan makan dan rokok, serta pengeluaran lainnya, sisanya dibagi dua. Separuh untuk sang juragan, dan setengah lainnya untuk nakhoda dan anak buah kapal. Dalam pembagian selanjutnya, nakhoda memperoleh porsi yang cukup besar, sehingga sisanya yang dibagi untuk beberapa anak buah kapal, menyebabkan akhirnya seorang nelayan mendapatkan upah yang sangat kecil. Alkisah, di sebuah desa pesisir lainnya, penulis bertemu dengan seorang nelayan yang bertutur mendapat warisan sepetak tanah sempit dari orang-tuanya. Karena tidak memiliki uang untuk mendirikan gubug guna tempat tinggal bersama keluarga, maka iapun “menggadaikan” dirinya pada juragan pemilik kapal di desanya. Untuk mengangsur hutang tersebut, ia menyerahkan upah melautnya, sebagai cicilan kepada sang juragan. Tatkala putra lelakinya beranjak besar dan tiba saatnya untuk dikhitan, lantaran tidak ada dana membiayai hajat khitanan, sang nelayan kembali “menggadaikan” anaknya

untuk juga melaut di kapal juragan yang sama. Upah sang anak, disetor kepada juragan sebagai angsuran membayar hutang biaya khitan. Dengan demikian maka tampaklah, bahwa kunci untuk memecahkan masalah sisi gelap realitas budaya maritim yang sebetulnya mulia, tidaklah sederhana. Pertama, adalah penataan pola kerja di atas kapal, disertai dengan pengawasan yang tegas dan efektif. Pola bagi hasil harus diatur dengan baik, sesuai dengan kondisi profesi nelayan yang tidak ringan, bekerja dua puluh empat jam, dan penuh resiko. Kiranya berbeda dengan bagi hasil para pekerja di “daratan”. Akan lebih baik lagi bila Konvensi Bekerja di Sektor Perikanan (Work in Fishing Sector Convention), Organisasi Buruh Sedunia (ILO), Perserikatan Bangsa-Bangsa Nomor 188 dapat diratifikasi.

Kedua, akar kemiskinannya harus dihapuskan, melalui upaya peningkatan kesejahteraan, dan pemutusan rantai kemiskinan. Pendekatannya tentu melalui berbagai upaya, baik politik, sosial, budaya dan terutama ekonomi. Kebijakan pemerintah pusat maupun daerah harus ada keberpihakan terhadap nelayan. Fasilitas pendidikan, kesehatan dan logistik bagi pedesaan pesisir harus diperhatikan, sehingga bisa memutus rantai kemiskinan. Fasilitas permodalan berbunga rendah, sarana produksi, kemampuan bisnis serta teknis para nelayan, termasuk pula akses dan jaringan pemasaran, perlu diupayakan. Pelibatan pengusaha yang lebih besar serta penguatan kelembagaan nelayan juga dapat menjadi pendukung solusi ini. Mewujudkan sisi terang kehidupan maritim ternyata tidak sederhana, lautan ternyata bukan “kolam susu”.

* Penulis adalah Dosen Sekolah Tinggi Perikanan (STP), Jakarta. Dewan Pakar Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN).

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 49

Page 50: TNI ANGKATAN LAUT

Oleh : Letkol Laut (KH) Hoesni, S.AG.

GEBRAKAN HEROIK DI LAUT

Wilayah Nusantara Indonesia, secara keseluruhan teramat luas yaitu 5.193.250 km2 terdiri dari daratan 2.027.087 km2, lautan 3.166.163 km2 (belum termasuk yurisdiksi atau perairan Zone Ekonomi Eksklusif). Panjang garis batas di laut 8069,8 mil laut. Tercakup di dalamnya 17.508 buah pulau besar dan kecil, di mana 6000 buah pulau berpenghuni. Lokasi dan posisinya berada pada kawasan lintas silang dibelahan Asia, Pasifik, Afrika dan Samudra Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai negara primadona sebagai penyeberangan lalu lintas dunia baik untuk kegiatan pelayaran niaga (bisnis), riset (penelitian), pelayaran militer (latihan kemiliteran) dari berbagai pelosok dunia. Apalagi sumber daya dan kekayaan alam baik hayati maupun nabati yang berlimpah ruah dan belum optimal dikelola oleh pemerintah sendiri maka menjadi ladang kucing-kucingan bagi negara lain untuk meraup keuntungan.

OPINI

50

Page 51: TNI ANGKATAN LAUT

Seiring luasnya wilayah laut Indonesia dengan berbagai keanekaragaman sumber daya alam yang ada tentunya dapat menimbulkan banyak pekerjaan

rumah yang wajib diselesaikan. Kondisi beberapa tahun yang lalu di mana banyak kasus-kasus pencurian ikan (illegal fishing), perompakan di laut, penyelundupan manusia maupun narkotika dan lain sebagainya menjadi pembahasan serius bagi pemerintah untuk memperkuat kekuatan maritim secara optimal dalam rangka melaksanakan strategi maritim untuk pertahanan dan keamanan negara. Sesuai Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara secara jelas mengamanatkan perubahan mendasar terhadap doktrin maupun konsepsi

dasar pertahanan negara Indonesia. Pasal 3 ayat 2 UU Nomor 3/2002 menyatakan, bahwa Pertahanan Negara disusun dengan memperhatikan kondisi geografi Indonesia sebagai negara kepulauan. Artinya,memperkuat kekuatan maritim bagi bangsa Indonesia merupakan amanat dari Undang-Undang yang mesti dilaksanakan dalam upaya meningkatkan pertahanan dan keamanan yang menjadi titik tumpuan kepada strategi maritim. Alfred Thayer Mahan dalam bukunya yang terkenal: “TheInfluenceof SeaPowerUponHistory1660-1783” menjelaskan, bahwa kejadian-kejadian di laut sangat mempengaruhi kejadian-kejadian di darat. Namun yang sangat disayangkan tatkala keputusan dan kebijakan politik kadangkala hanya memperhatikan situasi atau kejadian-kejadian di darat sehingga akibat yang dirasakan dari keputusan ini mengenyampingkan atau bahkan memunggungi aspek kemaritiman. Alfred Thayer Mahan menggaris-bawahi, bahwa sea power atau kekuatan laut merupakan unsur yang sangat penting bagi kejayaan suatu bangsa. Apa yang dimaksud dengan sea power atau kekuatan laut, pada dasarnya identik dengan kekuatan maritim atau maritime power. Apabila kekuatan-kekuatan itu diberdayakan, dipersatukan tentunya akan meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat dan keberadaan negara akan disegani oleh pihak asing. Sebaliknya bila kekuatan-kekuatan itu kurang diberdayakan akan berakibat merugikan negara atau meruntuhkan bangsa tersebut. Selanjutnya A.T. Mahan menyatakan, bahwa kekuatan laut adalah: “All that tends to make a people great upon the sea or by sea”. Teori telah membuktikan bahwa bukan jumlah penduduk semata-mata yang membuat suatu bangsa berjaya, melainkan jumlah penduduk yang berorientasi ke laut dan yang didukung oleh pemerintah dalam mengakomodir potensi-potensi sumber daya alam di laut yang dapat dimanfaatkan untuk mempersiapkan kekuatan besar dalam memujudkan harapan seluruh rakyat menuju negara maritim terbesar di dunia.

Impian Besar Seiring pergantian pimpinan nasional maka arah political will tentunya akan terjadi perubahan. Awal pendirian NKRI sebagai Presiden RI pertama Bapak Ir. Soekarno sangat intens untuk membangun kekuatan kemaritiman NKRI. Karena beliau faham betul bahwa NKRI merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia. Waktu pun berjalan dan kini di bawah pimpinan Presiden RI ke-7 yaitu Bapak Ir. H.

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 51

Page 52: TNI ANGKATAN LAUT

Joko Widodo, beliau mempunyai impian besar untuk membangun kekuatan maritim dengan mensosialisasikan ke negara luar Indonesia akan menjadi poros maritim dunia. Tekad ini disampaikan dalam kutipan pidato pada saat pelantikan Presiden RI Ir. H. Joko Widodo 20 Oktober 2014 menyebutkan bahwa “kita harus bekerja dengan sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim. Samudra, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra, memunggungi selat dan teluk, kini saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga Jalesveva Jayamahe, di laut justru kita jaya, sebagai semboyan nenek moyang kita di masa lalu, bisa kembali membahana.” Demikian pula pada saat 9th East Asian Summit di Myanmar pada 13 November 2014 yang lalu, Presiden RI Ir. H. Joko Widodo mencetuskan lima pilar maritim yang intinya adalah membangun kembali budaya maritim, menjaga dan mengelola sumber daya laut, pembangunan infrastruktur dan konektivitas, diplomasi maritim dan pembangunan kekuatan maritim. Statement tersebut memiliki arti penting yang menunjukkan betapa kuatnya tekad pemerintah Indonesia terhadap arah pembangunan bangsa yang diorientasikan pada bidang kemaritiman (maritime base oriented). Gebrakan Bapak Presiden RI bukan hanya isapan jempol akan tetapi langsung diaplikasikan melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan aksi menenggelamkan kapal ikan asing (KIA) yang melakukan kegiatan illegal fishing di wilayah kedaulatan NKRI. Aksi cepat tersebut dilakukan untuk memberikan efek jera terhadap pelaku illegal fishing yang dengan sengaja mencuri ikan di wilayah NKRI. Penenggelaman KIA dilaksanakan KKP bekerjasama dengan TNI AL yang baru-baru ini dilaksanakan di Kabupaten Anambas Natuna tepatnya di Tarempa dengan objek korban adalah KIA berasal dari negara Vietnam. Sejatinya program Bu Susi selaku

Menteri KKP mendapat dukungan penuh dari segenap lapisan akan tetapi sikap pro kontra masih menjadi bumbu pedas dalam upaya pemberantasan setiap bentuk pelanggaran yang terjadi di laut nusantara. Fenomena ini membuka mata dan pikiran para stakeholder yang bertanggung jawab terhadap keamanan di laut dalam wilayah NKRI. Saat ini kita memiliki badan-badan yang berkorelasi erat dengan kemaritiman (stake holder kemaritiman). Saat ini terdapat 13 institusi yang mempunyai kewenangan di laut seperti TNI AL, KPLP, BC, DKP, Ditpolair, Imigrasi dan lain lain. Akan tetapi pola pikir antara satu institusi dengan yang lainnya tampaknya belum se-ia sekata dan satu kata dalam perbuatan sehingga menyebabkan belum optimalnya penyelenggaraan keamanan di dan lewat laut. Sinergistas dan sinkronisasi dalam penugasan perlu dalam upaya penegakan hukum di laut.

Forum Diskusi Maritim Dalam upaya mensinkronkan tindakan yang harus diambil oleh para penegak hukum di laut, khususnya TNI AL, di Satuan Kapal Cepat Koarmabar pernah dilaksanakan suatu kegiatan yaitu Forum Diskusi Maritim dengan peserta d i s k u s i hanya terbatas dikalangan p a r a

OPINI

52

Page 53: TNI ANGKATAN LAUT

personel TNI AL yang bertugas di lingkungan satuan kerja TNI AL di Tanjung Uban baik Perwira, Bintara dan Tamtama. Kegiatan Forum Diskusi Maritim yang dilaksanakan untuk mengetuk hati kita semua agar timbul rasa kepedulian yang tinggi terhadap persoalan kemaritiman yang menimpa negeri ini. Walaupun disadari bahwa kegiatan sederhana ini belum mampu sepenuhnya menjawab beberapa permasalahan yang ada. Namun setidak-tidaknya dapat dijadikan suatu pemikiran dan pertimbangan bagi pemimpin untuk menggambil langkah-langkah selanjutnya. Diskusi dengan mengambil topik seputar penenggelaman kapal asing dijadikan pembahasan dalam kegiatan tersebut. Menenggelamkan kapal asing tak semudah yang diucapkan seperti tangkap dan tembak serta tenggelamkan. Banyak persoalan yang harus diselesaikan untuk menjawab keragu-raguan dan atau untuk menjadi pedoman para unsur KRI dalam menggambil suatu keputusan terhadap perlakuan illegal fishing. Sesungguhnya penenggelaman KIA telah diatur sesuai UU Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan, tepatnya pada Pasal 69 sebagai berikut: 1. Kapal pengawas perikanan berfungsi m e l a k s a n a k a n pengawasan dan penegakan hukum di bidang perikanan dalam wilayah penge-lolaan perikanan negara Republik Indonesia.2. Kapal pengawas p e r i k a n a n s e b a g a i m a n a dimaksud pada ayat (1), dapat dilengkapi dengan senjata api.3. Kapal pengawas perikanan dapat m e n g h e n t i k a n , m e m e r i k s a , membawa, dan menahan kapal yang diduga atau patut diduga melakukan pelanggaran di wilayah

pengelolaan perikanan negara Republik Indonesia kepelabuhan terdekat untuk memproses lebih lanjut.4. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) penyidik dan/atau pengawas perikanan dapat melakukan tindakan khusus berupa pembakaran dan/atau penenggelaman kapal perikanan yang berbendera asing berdasarkan bukti permulaan yang cukup. Sejatinya, sesuai dengan Pasal tersebut di atas bahwa dari sejak diterbitkan UU tersebut para penegak hukum di laut sudah sah melaksanakan penenggelaman kapal. Realitas yang ada baru di era komando Bu Susi tindakan ini dapat terealisasikan dan terpublikasikan. Namun setidak-tidaknya langkah hebat ini telah membuat para pelaku illegalfishing menjadi keder. Gebrakan penenggelaman kapal asing yang mencuri ikan di laut Nusantara terus diproklamirkan dan tidak hanya berlangsung sesaat dalam memberantas kapal pencuri ikan yang mengganas di laut Nusantara.

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 53

Page 54: TNI ANGKATAN LAUT

Negara Indonesia, dikategorikan sebagai archipelagic state, yang jika menurut arti sebenarnya adalah ‘negara laut utama’

bertaburkan pulau. Jika demikian sesuai dengan kenyataannya bahwa wilayah Indonesia terdiri dari satu per tiga daratan dan dua per tiga perairan laut. Sudah banyak para pemerhati, pemikir, ilmuwan yang peduli dengan laut selalu akan mengatakan bahwa lautan yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber daya alam potensial yang belum optimal dimanfaatkan. Selain itu, Indonesia mempunyai jumlah penduduk sekitar 250 juta dengan konsentrasi populasi di Pulau Jawa, merupakan negara berpenduduk dunia terbesar keempat setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Ironi, jumlah penduduk yang besar namun persebarannya tidak merata dan memiliki sumber daya laut yang potensial namun belum secara baik dan benar dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia.

Sementara sekarang terasa bahwa lapangan kerja di darat hampir menghadapi kelangkaan dan kejenuhan. Ini menunjukan pula bahwa

penduduk di negara kepulauan dan lautan ini dalam kehidupannya selama ini berorientasi daratan bukan lautan. Aneh memang, sejak seorang ‘balita’ sampai yang ‘manula’ tahu dan fasih benar dengan kata-kata “nenek moyangku orang pelaut”, kalimat pendek yang indah dan melekat dalam sanubari bangsa ini hanya menjadi slogan dan nyanyian merdu tanpa arti dan makna dalam kehidupan bangsa yang sesungguhnya. Sejak lama pula kita tanpa sungkan dan malu mengklaim diri sebagai “negara agraris” ketimbang “negara maritim”. Padahal melalui Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982 atau United Nations Convention on the Law of the Sea 1982 (UNCLOS/1982) luas wilayah laut Indonesia mencapai 5,9 juta km², terdiri dari 3,2 juta km² perairan teritorial dan 2,7 juta km² perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Bahkan luas wilayah lautan ini pun belum termasuk landas kontinen (continent shelf). Harus disadari betul saat ini, jangan sampai potensi besar itu tetap tersembunyi sementara manusia yang tinggal di dalamnya masih terlalu banyak yang hidup dengan kemiskinan, dengan tingkat kesejahteraan yang sangat rendah dan pengangguran. Bagi bangsa Indonesia laut sejak lama bukan sebagai suatu yang memisahkan melainkan menyatukan, laut sebagai pemersatu bangsa dan wilayah.

SUMBER DAYA KELAUTAN INDONESIA

Negara Indonesia, memiliki wilayah laut sangat luas 5,8 juta km2 yang merupakan tiga per empat dari keseluruhan wilayah Indonesia. Di dalam wilayah laut tersebut terdapat sekitar 17.500 pulau lebih dan di kelilingi garis pantai sepanjang 81.000 km, yang merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Fakta fisik inilah yang membuat Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia.

Oleh: Henry S. Simaremare (Jurnalis)

INFO

54

Page 55: TNI ANGKATAN LAUT

Selain peran geopolitik, wilayah laut kita juga memiliki peran geoekonomi yang sangat penting dan strategis bagi kejayaan dan kemakmuran bangsa Indonesia. Sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia, Indonesia diberkahi Tuhan YME dengan kekayaan laut yang sangat besar dan beraneka-ragam, baik berupa sumber daya alam terbarukan (seperti perikanan, terumbu karang, hutan mangrove, rumput laut, dan produk-produk bioteknologi); sumber daya alam yang tak terbarukan (seperti minyak dan gas bumi, emas, perak, timah, bijih besi, bauksit, dan mineral lainnya); energi kelautan seperti pasang-surut, gelombang, angin, dan Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC); maupun jasa-jasa lingkungan kelautan seperti pariwisata bahari dan transportasi laut. Pemahaman di atas dimaksudkan, telah ada potensi laut yang sudah dimanfaatkan yakni untuk hubungan dan pengangkutan, atau komunikasi dan transportasi. Pemanfaatan potensi ini bukan sesuatu yang baru tetapi sudah sejak berpuluh-puluh tahun lalu lamanya. Sebagai wujud dari semua itu, dalam sejarahnya kita mengenal cukup banyak kota-kota pelabuhan di Indonesia seperti, Palembang, Jakarta, Cirebon, Semarang, Surabaya, Tuban, Gresik, Demak, Banjarmasin, Makassar, Manado, Maluku dan beberapa pelabuhan kecil lainnya.

Meskipun demikian potensi sumber daya laut yang dapat dimanfaatkan bukan untuk komunikasi dan transportasi semata, yang sebenarnya juga sektor ini masih belum optimal. Masih terlalu banyak yang belum termanfaatkan. Sektor utilisasi laut sebagai nelayan, meskipun sudah sejak lama dilakukan, namun sampai saat ini masih terbatas. Lagi-lagi untuk persoalan ini juga terjadi ironi, para nelayan pada umumnya masih hidup miskin dan terbelakang. Bangsa di negara lautan, memanfaatkan sumber daya laut, namun tingkat kesejahteraannya ternyata rendah. Hal itu tentu menimbulkan pertanyaan besar, tapi lebih penting lagi menjadikannya sebagai tantangan yang

harus diatasi. Bagaimanapun realitas kemiskinan para nelayan menjadi faktor penting untuk orang tidak tertarik menggeluti kehidupan laut. Bahkan sudah terjadi nelayan alih profesi, telah banyak dari kalangan nelayan yang meninggalkan pekerjaan beralih ke pekerjaan yang tidak ada kaitannya dengan laut. Mungkin saja menjadi buruh industri yang bertumbuhan di berbagai daerah, ke bidang pertambangan, perkebunan, atau bahkan menggarap lahan pertanian yang sudah semakin menyempit. Potensi sumber daya laut tidak

hanya dari dua sektor tersebut di atas sebagaimana disebutkan sebelumnya termasuk dengan berbagai aspek yang meliputinya. Potensi itu seperti kandungan bahan mineral di bawah laut, kekayaan sumber daya energi fosil yang tidak terbarukan (non-renewable resources). Meskipun demikian dalam mensosialisasikannya penting diingatkan bahwa potensi ini bukanlah sesuatu yang tidak terbatas. Menyadari keterbatasan potensi ini, menjadi tanggung jawab bersama untuk mengelola dan mendayagunakan potensi sumber daya laut secara arif dan bijaksana demi meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia dengan memperhatikan kepentingan generasi mendatang. Pembinaan SDM, merupakan kunci untuk mempertahankan eksistensi maupun meningkatkan kinerja, dilaksanakan melalui serangkaian program pendidikan dan pelatihan.

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 55

Page 56: TNI ANGKATAN LAUT

Benda Cagar Budaya khususnya Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) merupakan kekayaan budaya

bangsa yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah,

ilmu pengetahuan, dan kebudayaan sehingga perlu dilindungi dan

dilestarikan demi pemupukan kesadaran jati diri bangsa dan kepentingan nasional.

Untuk menjaga kelestarian BMKT diperlukan kebijakan komprehensif dengan membuat pengaturan bagi penguasaan, pemilikan, penemuan,

pencarian, perlindungan, pemeliharaan, pengelolaan, pemanfaatan, serta

pengawasannya.

Oleh: Letkol Laut (KH) Estu Raharjo

PENYELESAIAN TINDAK PIDANA

CAGAR BUDAYA DI LAUT

HUKUM

56

Page 57: TNI ANGKATAN LAUT

Posisi geografis nusantara pada persimpangan duasamudra berikut berbagai potensinya telah menjadi wilayah maritim yang dikenal di dunia. Berbagai

dokumen sejarah telah menyatakan sejak sekitar abad 5 hingga 19 pada beberapa titik di perairan Indonesia, telah menjadi kuburan bagi banyak kapal yang tenggelam, baik kapal dagang Tiongkok dari berbagai dinasti, kapal ekspedisi penaklukan dari kerajaan Eropa hingga kedatangan VOC. Kapal-kapal tenggelam tersebut berikut muatannya serta bukti artefak yang ditemukan, selain dapat dimanfaatkan sebagai sejarah peradaban umat manusia, juga berpotensi menjadi harta karun bagi negara serta sebagai salah satu sumber pendapatan negara bukan pajak (PNBP) yang cukup bernilai. Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan bahwa terdapat sekitar 493 titik kapal karam berisi BMKT yang tersebar di seluruh perairan Indonesia. Sedangkan UNESCO menyebutkan bahwa terdapat lebih dari 3.000 titik kapal tenggelam yang berisi BMKT di perairan Indonesia. Dari jumlah titik kapal karam yang diduga mengandung BMKT yang begitu melimpah, tentu akan mengundang berbagai persoalan baik terkait pengawasan, pengamanan serta penindakan terhadap kegiatan pengangkatan BMKT yang melanggar hukum.

Nilai Ekonomis BMKT BMKT selain mempunyai nilai seni budaya adiluhung, juga mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi. Sebagai contoh, pada surat kabar Jakarta Post tertanggal 30 April 2010 pada halaman 2, dengan mengutip pernyataan Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Aji Sularso, menyebutkan bahwa Menteri Kelautan dan Perikanan pada masa itu Fadel Muhammad pernah akan melelang artefak dari BMKT yang tenggelam di perairan Cirebon senilai 10.000.000 (sepuluh juta) Dollar AS. Adapun rincian kasar dan artefak tersebut berupa 271.381 (dua ratus tujuh puluh satu ribu tiga ratus delapan puluh satu) keping artefak berharga. Pengangkatan bekerja sama dengan seorang kolektor asing dan sekaligus terduga penjarah BMKT bernama Michaele Hetcher, yang diduga sebelumnya telah melakukan pencurian serupa pada 2.306 (dua ribu tiga ratus enam) artefak BMKT dan menjualnya ke pasar gelap dan investor asing. Dengan data UNESCO yang menyebutkan bahwa terdapat lebih dari 3.000 (tiga ribu) titik kapal tenggelam yang berisi BMKT di perairan Indonesia, maka dasar laut perairan Indonesia mengandung kekayaan begitu melimpah, yang apabila dikelola dengan baik dan benar dapat menjadi salah satu alternatif potensi PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak). Sayangnya realitas tersebut belum digali dan dimanfaatkan dengan baik oleh negara, akibat

berbagai persoalan terkait pengawasan, pengamanan serta penindakan terhadap kegiatan pengangkatan BMKT ilegal belum dapat berjalan optimal.

Maraknya Kegiatan Ilegal BMKT Beberapa kasus pengangkatan BMKT ilegal pernah terjadi di Selat Gelasa Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2000, di Perairan Cirebon pada tahun 2010, serta pada akhir-akhir ini marak terjadi di perairan Karang Heluputan dan Mapor, Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Dalam kasus terakhir yang terjadi di Kepulauan Riau, TNI AL berhasil menemukan beberapa BMKT yang tersimpan di gudang dan menangkap pelaku yang sedang melaksanakan pengangkatan BMKT di laut. Pelaku yang berhasil ditangkap, setelah diserahkan kepada penyidik yang berwenang proses hukum tidak dapat dilakukan karena ketiadaan PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil). Realitas ini mengindikasikan lemahnya pengawasan di lapangan dan penegakan hukum oleh negara sebagai implementasi dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Panitia Nasional Pengangkatan dan Pemanfaatan Benda Muatan Kapal Tenggelam (PANNAS BMKT) sesuai Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2009, dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya yang telah dicabut oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010. Dengan demikian secara hukum PANNAS BMKT dapat dikatakan telah mati. Sedangkan juru pelihara BMKT dan/atau polisi khusus yang diberi amanat untuk mengamankan BMKT oleh Pasal 61 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 pada saat ini belum terbentuk. Praktis pada saat ini tidak ada satu institusi khusus yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengamankan BMKT. Hal ini membawa implikasi pada tidak adanya pengawasan dan pengamanan terhadap BMKT di lapangan, sehingga memicu maraknya kegiatan ilegal.

Permasalahan Penegakan Hukum Ilegal BMKT Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Perubahan tersebut seiring dengan perkembangan tuntutan zaman, yaitu dari paradigma pemanfaatan menjadi paradigma pelestarian BMKT. Proses penegakan hukum menjadi terkendala akibat kurangnya (apabila tidak mau disebut dengan ketiadaan) tenaga PPNS yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang Pelestarian Cagar Budaya, sebagaimana yang ditunjuk oleh Pasal 100 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010.

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 57

Page 58: TNI ANGKATAN LAUT

Pada masa berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya, penyidik yang diberi wewenang penyidikan selain PPNS adalah juga Penyidik Polri. Bahkan lewat terobosan hukum yang cukup fenomenal, pada tahun 2000 Pengadilan Negeri Jakarta Utara berani memeriksa dan mengadili perkara BMKT yang disidik oleh Perwira TNI AL yang bukan merupakan penyidik yang berwenang sesuai undang-undang yang berlaku pada saat itu. Bahkan dalam Putusannya Nomor 645/Pid.B/2000/PN Jkt.Ut tanggal 12 Januari 2001 yang telah berkekuatan hukum tetap, Pengadilan Negeri Jakarta Utara dalam amar putusannya “menghukum terdakwa dengan pidana penjara 4 (empat) bulan 20 (dua puluh) hari dan denda Rp 5.000.000,- (lima juta ripiah) serta menyita untuk negara 32.150 (tiga puluh dua ribu seratus lima puluh) buah keramik”. Pertimbangan utama dilakukannya penyidikan oleh Perwira Penyidik TNI AL atas perkara pidana BMKT saat itu adalah ketiadaan PPNS yang ditunjuk berdasarkan undang-undang, kondisi yang praktis hampir sama dengan saat ini. Selain dari itu, meski secara hukum masih menjadi perdebatan, apabila kita merujuk pada ketentuan Pasal 14 TZMKO Stbl. 1939 Nomor 442 maka sesungguhnya TNI AL mempunyai kewenangan mengusut (menyidik) setiap pelanggaran atas ketentuan larangan yang terjadi di perairan Indonesia. Terobosan seperti ini perlu dipertimbangkan lagi guna mengatasi kebekuan dalam penegakan hukum atas ilegal BMKT. Selain itu, perubahan undang-undang ternyata juga membawa dampak lain yang luput dari antisipasi, yaitu PANNAS BMKT menjadi mati suri. Hal ini terutama disebabkan oleh karena perubahan undang-undang telah membawa dampak perubahan leading sector atas institusinya yaitu dari Kementerian Kelautan dan Perikanan beralih ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Meskipun PANNAS BMKT secara yuridis masih diakui keberadaannya oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010, tetapi tetap saja dalam operasionalisasinya tidak dapat berjalan dengan baik. Ke depan perlu terobosan hukum untuk membenahi PANNAS BMKT menjadi suatu institusi permanen yang solid dan mampu memenuhi tuntutan tugasnya akan pengamanan BMKT. Adanya p e r u b a h a n o r g a n i s a s i B a k o r k a m l a menjadi Bakamla b e r d a s a r k a n Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan, dapat dijadikan pertimbangan dalam penyusunan organisasi pengawas BMKT.

Perlu Terobosan Hukum Hal normatif yang dapat dilakukan adalah melakukan perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 dengan menambah kewenangan aparat penyidik. Perubahan terutama dapat dilakukan terhadap ketentuan pasal 100 yang memberikan kewenangan penyidikan hanya kepada PPNS yang lingkup tugas tanggung jawabnya di bidang Pelestarian Cagar Budaya, dengan menambahkan kewenangan penyidikan kepada penyidik lain yaitu penyidik Polri dan penyidik Perwira TNI AL. Hal ini didasarkan pada kenyataan akan terbatasnya jumlah PPNS dan praktis keberadaan mereka secara faktual belum eksis, dalam arti belum pernah melakukan penyidikan dan pemberkasan terhadap ilegal BMKT. Pada sisi lain, penyidik Polri dan penyidik Perwira TNI AL jumlahnya cukup banyak serta dari segi kemampuan sumber daya manusia telah teruji sebagai Penyidik terhadap berbagai jenis tindak pidana tertentu di laut. Perubahan undang-undang memerlukan waktu yang relatif lama. Oleh karena itu sambil menunggu perubahan undang-undang, perlu dilakukan upaya terobosan hukum untuk memecah kebuntuan hukum yang biasanya selalu bersifat legalistik formal, kaku, serta teks book sesuai bunyi undang-undang. Penegakan hukum selalu berasaskan pada tiga hal, yaitu kepastian hukum, keadilan dan kemanfaatan. Idealnya ketiga asas tersebut tercantum secara selaras, seimbang, dan serasi dalam setiap kegiatan penegakan hukum. Tetapi dalam keadaan tertentu, dapat saja salah satu asas tersebut yang dikedepankan dengan mengesampingkan asas yang lain.

HUKUM

58

Page 59: TNI ANGKATAN LAUT

Dengan mengedepankan asas keadilan dan kemanfaatan, salah satu upaya terobosan hukum yang dapat dipertimbangkan adalah dengan memberikan kewenangan penyidikan atas ilegal BMKT kepada penyidik Perwira TNI AL. Selain sumber daya manusia yang mencukupi, juga berpengalaman telah melakukan penyidikan terhadap tindak pidana perikanan, pelayaran, perompakan, dan berbagai jenis tindak pidana tertentu di laut yang lain. Dan yang lebih utama, hal tersebut secara yuridis masih dimungkinkan berdasarkan hukum positif Indonesia dan fakta, yaitu:1. Pasal 284 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP, sebagaimana telah dijelaskan juga dalam Penjelasan atas Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP, bahwa wewenang penyidikan dalam tindak pidana tertentu yang diatur secara khusus oleh undang-undang tertentu dilakukan oleh Penyidik, Jaksa dan Pejabat Penyidik yang berwenang lainnya yang ditunjuk berdasarkan peraturan perundang-undangan. Bagi penyidik dalam Perairan Indonesia, Zona Tambahan, Landas Kontinen dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, penyidikan dilakukan oleh perwira TNI AL dan pejabat penyidik lainnya yang ditentukan oleh undang-undang yang mengaturnya. Hal ini berarti, sepanjang tindak pidana terjadi di wilayah perairan dan wilayah yurisdiksi nasional Indonesia maka Perwira TNI AL berwenang untuk melakukan penyidikan;2. Pasal 14 TZMKO (Ordonansi Laut Teritorial dan Lingkungan Maritim) Staatsblad Nomor 442 Tahun 1939, yang menyatakan bahwa berdasarkan ordonansi ini Komandan Angkatan laut berwenang mengusut (menyidik) pelanggaran atas ketentuan larangan mengenai pemasukan, pengeluaran dan pengangkutan barang melalui laut. Hal

ini berarti bahwa apabila terjadi pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang larangan pemasukan, pengeluaran, dan/atau pengangkutan barang tertentu (dhi. BMKT), maka Perwira TNI AL berwenang melakukan penyidikan;3. Pasal 330 Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS)1982yangtelahdiratifikasiIndonesiadenganUndang-Undang Nomor 17 Tahun 1985, ditegaskan bahwa negara-negara berkewajiban untuk melindungi benda-benda purbakala dan benda bersejarah yang ditemukan di laut (BMKT). Untuk itu negara pantai dapat menindak pelaku pelanggaran BMKT berdasarkan peraturan perundang-undangan nasional, yang dalam konvensi dinyatakan bahwa salah satu aparat yang diberi wewenang untuk menegakkan aturan di laut sebagaimana ketentuan pasal 110, pasal 111, dan pasal 224 adalah kapal perang dan/atau pesawat udara militer (dhi. Angkatan Laut); dan4. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara Nomor 645/Pid.B/2000/PN Jkt.Ut tanggal 12 Januari 2001 yang mengadili perkara pidana Benda Cagar Budaya berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 hasil penyidikan dari Perwira Penyidik TNI AL Lantamal Jakarta dan berkekuatan hukum tetap, di mana dalam amar putusannya berisi “menghukum terdakwa dengan pidana penjara 4 (empat) bulan 20 (dua puluh) hari dan denda Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) serta menyita untuk negara 32.150 (tiga puluh dua ribu seratus lima puluh) buah keramik”. Meskipun dalam sistem hukum di Indonesia putusan hakim tidak mengikat terhadap hakim yang lain untuk mengikutinya, tetapi setidak-tidaknya putusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penegakan hukum terhadap ilegal BMKT.

Lantamal IV Tanjung Pinang saat mengamankan harta karun kapal Tiongkok yang tenggelam di perairan kepulauan Riau.

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 59

Page 60: TNI ANGKATAN LAUT

Oleh: KolonelLaut (P) Lilik Abu Siswanto, S.H., M.Si. (Han)

Masih RelevankahSISTIM PERTAHANAN KEAMANAN RAKYAT SEMESTA (SISHANKAMRATA) Pada Era Peperangan Hibrida (Hybrid Warfare)Oleh: Kolonel Laut (P) Lilik Abu Siswanto, S.H., M.Si. (Han)

Pascaperang dingin (cold war) antara kedua kutub ideologis, pola hubungan internasional bergeser

kepada pragmatisme yang lebih realistis. Sengketa sumber daya alam yang kian terbatas menjadi

pokok utama dalam konflik di kawasan. Arab Spring Revolution adalah merupakan salah satu contoh

konflik berbasis kepentingan sumber daya alam di kawasan kaya minyak, konflik ini multi dimensi. Konflik di kawasan Asia Pasifik akhir-akhir ini

memunculkan pandangan baru, terutama mengenai paradigma geopolitik dan geostrategi.

Berbagai kejadian yang menonjol terjadi dalam satu dekade terakhir ini, perang, konflik, perdamaiandan sebagainya adalah merupakan fenomena dari

hubungan internasional saat ini dan di masa mendatang yang akanmempengaruhitatainteraksimanusiasecarasignifikan.Peristiwa-peristiwa itu adalah hasil dari interaksi antara negara dan non-negara yang sangat rumit. Implikasi peristiwa-peristiwa itu tentunya sangat luas dan dalam terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia. Sebagai aktor penting dalam hubungan internasional. Negara dituntut untuk merespon peristiwa-peristiwa tersebut dengan menggunakan berbagai elemen dari kekuatan nasional mereka. Elemen kekuatan militer (military power) akan tetap menjadi salah satu instrumen utama negara dalam hubungan internasional. Konflik di kawasan Asia Pasifik berkembang denganberbagai fenomena serta analisis yang lebih rumit, seperti Arab Spring Revolution, perangUkraina dan konflik LautChina Selatan, Strategi Jalur Sutera China hingga Strategi Poros Maritim Dunia oleh Presiden Indonesia. Kesemua strategi ataupun konflik yang berkembang tanpa disadariadalah merupakan bentuk mutasi genetis perang di abad milenium ke-3 yang bernama “hybrid warfare”, hal tersebut seperti yang dirilis oleh Military Balance the International Institute for Strategic Studies (MB-IISS).

Sedangkan arti dari hybrid warfare itu sendiri adalah “strategi militer yang memadukan antara perang konvensional, perang tidak teratur dan cyber warfare. Selain itu, perang hibrida digunakan untuk menggambarkan serangan senjata nuklir, biologi dan kimia, alat peledak improvisasi serta peperangan informasi dan komunikasi. Lebih lanjut apabila kita mengacu pada pendapat dari para ahli yang mendalami teori mengenai perang hibrida maka kita akan mendapatkan penjelasan yang kurang lebih sama. Salah satunya adalah Frank Hoffman dalam bukunya “Conflict in 21stCentury:The Rise of Hybrid Wars”, yang mendefinisikan peranghibrida adalah setiap musuh yang menggunakan secara bersama-sama dan mengkombinasikan senjata konvensional, perang tidak teratur, terorisme serta cara kriminal dalam pertempuran untuk mencapai suatu tujuan politis. Apapun bentuk perangnya, yang harus selalu diingat adalah bahwa yang menjadi musuh adalah manusia, karena manusia selalu mempunyai kemampuan kreatif untuk tidak dapat ditaklukkan. Akibatnya, walaupun secara militer konvensional mudah ditaklukkan namun selalu saja musuh tersebut siap untuk berperang walaupun tidak mengikuti aturan yang telah ditetapkan secara internasional. Keunggulan konvensional satu negara akan menciptakan ide baru bagi negara-negara dan aktor non-negara untuk bergerak keluar dari modus perang konvensional dan mencari kemampuan lain yang merupakan kombinasi dari teknologi dan taktik untuk mendapatkan keuntungan. Letnan Jenderal TNI Agus Widjoyo mengatakan bahwa “peperangan di masa depan tidak akan pernah sama dengan peperangan di masa yang lalu, meskipun prinsip-prinsip peperangan masih tetap berlaku”. Adapun perang di masa depan akan dipengaruhi oleh Revolution in Military Affairs (RMA), suatu peperangan yang ditandai dengan elemen-elemen precision strike, information warfare, dominating maneuvers, and space warfare secara terintegrasi. Karena itu, peperangan tidak hanya bersandarkan pada kekuatan militer

OPINI

60

Page 61: TNI ANGKATAN LAUT

nyata yang eksis. Namun demikian tentu saja jaminan kemenangan dalam suatu perang diperoleh dari keunggulan militer, dan daya tahan atau kemampuan militer melakukan perang yang berkelanjutan. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa bangsa ini perlu memiliki kemampuan untuk memenuhi sendiri akan kebutuhan dasar alat peralatan perangnya dan mampu melipatgandakan kekuatan militernya sesuai dengan besar ancaman yang (mungkin) muncul. Seperti yang dikatakan oleh Carl von Clausewitz dalam bukunya “On War”, mengatakan bahwa “Perang tidak lain adalah kelanjutan politik. Perang adalah alat untuk mencapai tujuan politik. Perang tidak dapat dipisahkan dari konteks politik”. Melalui bidangnya maka militer memiliki kekhususan dibandingkan dengan instansi lain, meliputi kekhususan organisasi, kriteria dan persyaratan, mekanisme dan prosedur, maupun kultur. Perkembangan teknologi militer dalam persenjataan dan mobilitas serta kebutuhan militer dalam melaksanakan peperangan, telah merubah doktrin peperangan, yang sama sekali berbeda dengan peperangan pada generasi sebelumnya. Pola peperangan telah terjadi perubahan yang sangat pesat,yang dipicu oleh teknologi militer, dan menyebabkan militer harus menyesuaikan dengan melakukan perubahan doktrin peperangan, untuk mewadahi perkembangan teknologi. Demikian pula pengamat militer Andi Wijayanto (2010) berpendapat bahwa untuk mengukur kapabilitas militer dapat ditinjau dari beberapa faktor utama yaitu: (1) kemampuan untuk memperoleh informasi dan intelijen strategis untuk mendukung rencana strategi; (2) kemampuan gelar pasukan yang terkoordinasi dan dilengkapi dengan sarana prasarana mobilitas dan logistik; (3) kapabilitas dukungan tempur yang ditentukan oleh penggunaan teknologi digital untuk mempercepat dan mengintegrasikan sistem logistik di daerah pertempuran; (4) kapabilitas manuver, sebagai kemampuan untuk meningkatkan kemampuan menyerang, penggelaran pasukan dan penerobosan; (5) kapabilitas mobilitas pasukan, yang didukung oleh kesamaptaan prajurit dan dukungan alat angkut baik darat, air dan udara; dan (6) kapabilitas tempur pasukan itu sendiri. Menghadapi perkembangan perang mendatang, muncul pendapat bahwa tren peperangan masa depan lebih banyak akan terjadi dalam perang kota dan perang menghadapi ancaman non tradisional. Perang kota dan menghadapi ancaman non tradisional, merupakan generasi baru peperangan masa depan, yang tidak dapat dihadapi dengan menerapkan komponen dan prinsip peperangan generasi sebelumnya. Akibat pengaruh perkembangan teknologi, menyebabkan perubahan doktrin militer, yang berkembang mengikuti perubahan generasi peperangan dan perkembangan teknologi persenjataan militer. Meskipun demikian, perkembangan teknologi tidak serta merta

berpengaruh kepada strategi pertahanan nasional dan strategi militer yang berada pada tataran di atas. Dari beberapa pandangan dan pendapat serta analisis di atas, bahwa perang di masa mendatang tidak lagi menitikberatkan tumpuannya kepada kerakyatan semata (Sishankamrata) tetapi akan lebih bersandar kepada kesemestaan segenap potensi sumber daya (SDA, SDB dan SDM) yang dimiliki bangsa Indonesia untuk mendukung pertahanan negara yang melibatkan seluruh potensi bangsa seperti bidang teknologi, bidang industri, bidang sarana dan prasarana, maupun komponen masyarakat untuk mendukung pertahanan dan keamanan negara. Hal tersebut yang membedakan dari perwujudan Sishankamrata tahun 1945 ketika kesemestaan masih dipusatkan pada aspek rakyat sebagai “manpower” dengan perwujudan Sishankamrata abad-21. Namun demikian, satu nilai yang sama dan harus tetap dipertahankan adalah upaya bela negara senantiasa diselenggarakan berdasarkan semangat cinta tanah air. Orientasi masa depan sebagai imbangan terhadap orientasi masa lalu, serta memusatkan perhatian kepada fungsi pertahanan keamanan dan bentuk peran TNI secara terintegrasi. Konsekuensi serta konsistensi ciri gabungan perlu ditekankan sebagai benang merah yang tercermin dalam setiap upaya dan sepanjang proses pembinaan pertahanan keamanan negara, mulai dari doktrin gabungan, struktur organisasi gabungan, prosedur operasi gabungan, alutsista hingga sikap mental perorangan dan organisasi secara keseluruhan. Konsep pertahanan negara yang berorientasi ke masa depan haruslah mampu mengantisipasi perkembangan ancaman di masa depan yang berpengaruh terhadap masalah pertahanan keamanan. Untuk itu, konsepsi pertahanan keamanan negara harus mampu melihat lingkup pertahanan keamanan negara secara utuh dan komprehensif yang meliputi; (1) kondisi bangsa dan negara saat ini (2) nilai budaya bangsa dan jati diri bangsa yang merupakan perpaduan dari ciri budaya maupun pengaruh empirik sejarah bangsa (3) kepentingan nasional untuk mampu merespons tantangan masa depan, serta (4) agar lebih memberikan perhatian kepada orientasi outward looking sebagai balance terhadap orientasi inward looking.

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 61

Page 62: TNI ANGKATAN LAUT

Sebagai negara dengan tingkat keaneka rag aman

ha yati terumbu karang ter tinggi di dunia dan masuk dalam segitiga terumbu karang dunia, serta dalam upaya mengingatkan masyarakat dan stakeholder tentang pelestarian terumbu karang, Indonesia setiap tahun memperingati Hari Terumbu Karang atau Coral Triangle Day yang jatuh pada 9 Juni 2015. World Ocean Day tanggal 8 Juni dan Coral Triangle Day tanggal 9

Juni merupakan hari peringatan global mengenai isu-isu kelautan dunia. Bagi sebagian orang khususnya yang sudah dekat dengan dunia kelautan kedua kegiatan ini sudah tidak asing lagi, namun bagi sebagian orang sepertinya kedua peringatan ini masih belum dikenal secara luas. Segitiga Terumbu Karang Dunia sedang menjadi sorotan di mata publik di seluruh penjuru dunia. Coral Triangle merupakan kawasan laut yang kaya akan keanekaragaman hayati yang meliputi 6 negara, yaitu Filipina, Indonesia, Kepulauan Salomon, Malaysia, Papua Nugini, dan Timor Leste. Kawasan yang memiliki 600 spesies Coral, atau 75% populasi Coral dunia, kawasan ini patut dijuluki Kawasan The Coral Triangle. Sementara Coral Triangle Day untuk pertama kalinya diperingati pada tanggal 9 Juni 2012 sehari setelah peringatan hari kelautan dunia. Coral Triangle Day juga merupakan upaya penyadaran dan pengetahuan

Lindungi SEGITIGA TERUMBU KARANG

Segitiga terumbu karang Asia Tenggara atau Coral Triangle terletak membentang mulai dari Indonesia, Filipina, Malaysia

Papua Nugini, hingga kepulauan Solomon dan Timor-timor. Saat ini kawasan tersebut menjadi pusat perhatian para turis asing, namun tingginya kunjungan wisatawan

mancanegara dan domestik dikhawatirkan akan membahayakan keberadaan terumbu

karang tanah air, sebab aktivitas para wisatawan ini bisa menyebabkan kerusakan.

Faktor lain yang juga mengakibatkan kerusakan terumbu karang secara alami

adalah perubahan iklim. Perubahan iklim bisa membuat air laut menjadi cepat asam, sehingga mengikis karang di laut, dan bisa

membunuh kehidupan laut lainnya.

INFO

62

Page 63: TNI ANGKATAN LAUT

masyarakat luas dalam melestarikan kekayaan laut di kawasan segitiga terumbu karang/coral triangle. Seperti yang kita ketahui pemerintah Indonesia telah berinisiatif mengupayakan perlindungan kawasan terumbu karang

pada Konferensi Kelautan Dunia (World Ocean Conference) tahun 2009 di Manado. Salah satu hasil dari konferensi ini adalah adanya Coral Triangle Initiative (CTI) yang disepakati oleh 6 negara yang berada di kawasan coral triangle: Indonesia, Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua Nugini dan Kepulauan Solomon. Perayaan Coral Triangle Day di Indonesia sendiri diinisiasi oleh Kementerian Kelautan dan

Perikanan (KKP), WWF Indonesia, dan beberapa pecinta lingkungan lainnya yang dipusatkan di Pantai Kedonganan, Jimbaran, Bali. Berbagai kegiatan lingkungan seperti bersih pantai, seminar, dan kegiatan

lainnnya yang diikuti oleh unsur pemerintahan, kelompok penggiat lingkungan, dan masyarakat sekitar. Selain di Indonesia perayaan ini juga dilakukan di negara-negara yang termasuk ke dalam kawasan Coral Triangle. Coral Triangle adalah sebutan untuk wilayah geografis perairanlebih dari 6.500.000 km kubik, dengan lebih dari 600 spesies terumbu karang dan meliputi 76 persen semua spesies terumbu karang di dunia. Dengan adanya dua peringatan lingkungan ini, banyak hal yang bisa dilakukan, diantaranya tidak membuang sampah sembarangan ketika berkunjung/berwisata laut, mengurangi pengurangan plastik,

menghindari makanan-makanan yang tidak ramah lingkungan, dan masih banyak kegiatan lainnya yang bisa kita lakukan, seperti program Korps Marinir TNI Angkatan Laut yang telah dilaksanakan yaitu penanaman terumbu karang dan mangrove. ©Redaksi

Wujud kepedulian TNI AL untuk melestarikan terumbu karang di Indonesia.

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 63

Page 64: TNI ANGKATAN LAUT

Harapan dalam menghadapi perkembangan teknologi koperasi Angkatan Laut dan keluarga besar Angkatan Laut yang memiliki

jiwa wirausaha dalam dunia maya dihadapkan pada perkembangan teknologi online marketplace. Online marketplace dapat digunakan secara individu untuk memenuhi kebutuhan dan tidak lepas dari pengawasan dan pengendalian Dinas Angkatan Laut. Perkembangan teknologi ini menjamur di dunia internet. Kegiatan digital marketing ini juga dimanfaatkan oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk menjangkau pasar yang lebih luas. salah satunya yaitu yang dilakukan dengan cara pemasaran digital (digital marketing). Digital marketing dapat membantu memenuhi kebutuhan sesuai dengan tujuannya walaupun dibentangkan oleh lautan. Telah diketahui bahwa pemasaran digital (digital marketing) merupakan suatu usaha untuk mempromosikan sebuah produk dengan menggunakan media digital yang dapat menjangkau konsumen secara tepat waktu, pribadi, dan relevan.

Begitu juga kebutuhan anggota Angkatan Laut di mana satuan banyak di luar pulau Jawa, Papua, Kalimantan dan lain-lain dengan cara media ini dapat member ruang dalam berkumpul di media online di bawah dinas Angkatan Laut. Adapun tipe pemasaran digital mencakup banyak teknik/cara dan praktik yang dilakukan dalam dunia maya yaitu internet. Ketergantungan pelayanan melalui internet membuat bidang pemasaran digital menggabungkan elemen utama lainnya seperti ponsel, SMS (pesan teks dikirim melalui ponsel), menampilkan iklan spanduk, dan digital luar. Dengan adanya digital marketing ini diharapkan Angkatan Laut memiliki website yang berbasis online yang menyalurkan perlengkapan dan produk yang dikeluarkan Angkatan Laut. Dengan adanya digital marketing bagi Dinas Angkatan Laut dan keluarga Besar Angkatan Laut yang tersebar diberbagai kepulauan akan memudahkan komunikasi secara online untuk memenuhi kebutuhan. Digital Marketing juga merupakan cara marketing untuk sebuah brand atau

Oleh: Titin Endrawati, M.M.

TEKNOLOGI

64

Page 65: TNI ANGKATAN LAUT

produk menggunakan media digital. Yang termasuk Media Digital antara lain adalah: Television, Radio, Internet, Mobile, Social Media dan berbagai media digital media lainnya, di mana teknik-teknik internet marketing termasuk dalam kategori digital marketing.

Khusus Marketing Tren pemasaran digital ini sudah digunakan dari kalangan remaja sampai pada orang tua. Semaraknya pemasaran digital ini sangat menguntungkan baik bagi Usaha Kecil Menengah, pelaku bisnis, dan konsumen bisnis. Terkait dengan pemasaran digital

telah diketahui bahwa menurut Laura lake mengatakan bahwa “Pemasaran adalah proses mengajar konsumen mengapa mereka harus memilih produk atau jasa atas pesaing Anda; jika Anda tidak melakukan itu Anda tidak pemasaran. Ini benar-benar sederhana itu! Kuncinya adalah menemukan metode yang tepat dan mendefinisikan pesan yang tepat untukmenggunakanuntuk mendidik dan mempengaruhi consumers. Anda membuat kesalahan dengan berpikir bahwa pemasaran hanya “satu” hal, tetapi pemasaran adalah segala sesuatu yang pertemuan konsumen ketika datang ke bisnis Anda, dari iklan, untuk apa yang mereka dengar, untuk layanan pelanggan yang mereka terima, untuk perawatan tindak lanjut yang Anda berikan. Ini semua pemasaran dan menciptakan keputusan dalam konsumen apakah atau tidak untuk memilih Anda awalnya atau untuk bisnis yang berulang.

Apa yang menjadi kelebihan digital marketing dibandingkan conventional marketing yang lebih mengandalkan pemasaran offline seperti door to door, penyebaran marketing kit seperti (brosur, leafet dan poster), billboard, iklan media cetak seperti (koran, majalah, dan lain-lain), telemarketing lewat telepon. Bisa dibilang digital marketing menggunakan tools yang dapat mengefektifkan kinerja pemasaran Anda, bayangkan dengan website dan social media maka kita bisa menjangkau pemasaran ke seluruh belahan dunia tanpa dengan mudah, bayangkan bila Anda menggunakan media conventional maka effort yang Anda butuhkan lebih besar untuk menjangkau pasar yang begitu besar.

Perilaku konsumen yang mulai lebih memilih untuk berbelanja secara online dibandingkan datang langsung ke toko. Media online pada kalangan remaja merupakan aktivitas terbesar dalam digital. Hal ini telah dibuktikan oleh Frontier Consulting Group yang telah melakukan survei dengan hasil pada tahun 2012, 97,5% dari responden berusia 13 hingga 18 tahun memiliki akun media sosial. Berdasarkan uraian di atas, penulisan ini berjudul Peranan Digital Marketing terhadap perilaku Konsumen Perkembangan teknologi semakin maju berkaitan dengan pemasaran kini terdapat pemasaran melalui online melalui situs online, seperti tokobagus.com dan bukalapak.com.Padasitusiniterdapatfiturrekomendasi,testimonial, atau sejenisnya yang memungkinkan para pembeli untuk merekomendasikan seorang penjual atau sebuah produk kepada pembeli yang lain.

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 65

Page 66: TNI ANGKATAN LAUT

Segmen creator, conversationalist, dan critic berdasarkan segmentasi perilaku digital konsumen oleh marketing.co.id merupakan segmen yang dapat membantu menyebarkan rekomendasi atau testimonial positif mengenai produk atau mereka yang dijual di online marketplace. Di sisi lain, rekomendasi atau testimonial ini dapat juga menyebarkan review negatif. Maka dari itu, pemasar atau bisnis harusmemahamifitur-fituronline marketplace dengan baik dan memanfaatkannya dengan maksimal. Contohnya, di bukalapak.com, terdapat forum bagi para pengguna untuk saling berbagi informasi produk. Dengan memahami dan memanfaatkan fiturini, pemasar dapat mendorong buzz positif dari para pengguna konsumen. Seni digital marketing melibatkan menemukan bauran pemasaran online yang tepat dari strategi yang menarik bagi pasar your target dan benar-benar akan diterjemahkan ke dalam penjualan. D i g i t a l marketing kini yang sangat populer di dunia maya adalah pemasaran online lewat website dan social media karena teknik pemasaran ini memiliki nilai d e m o k r a s i karena memberikan keleluasaan waktu bagi target audience kita untuk membaca promosi kita. Bayangkan seringkali kita diberikan brosur di Mall-mall dan karena kita belum membutuhkannya maka seringkali brosur itu kita buang sehingga terjadi pemborosan resource pada jenis pemasaran conventional, demikian dengan pemasaran langsung door to door seringkali para sales menawarkan kita pada waktu yang kurang tepat, bahkan untuk pemasaran telemarketing seringkali kita menerima penawaran kartu kredit ataupun produk investasi pada waktu yang kurang tepat sehingga kita merasa terganggu. Kita harus berterima kasih pada digital marketing bayangkan apabila semua perusahaan menerapkan metode digital marketing maka kita diberikan kebebasan

dan kita tidak lagi tergganggu oleh para sales produk/brand, selain itu digital marketing memiliki nilai eco friendly karena sifatnya yang paperless, bayangkan bila semua dari kita menggunakan metode digital marketing berapa banyak pohon yang kita bisa hemat di dunia ini.

Kunci Sukses Digital Marketing adalah Content Promosi Sebenarnya digital marketing maupun conventional marketing semuanya adalah metode marketing keduanya sama-sama memerlukan content marketing yang benar-benar sesuai dengan target market. Peranan digital marketing terhadap perilaku konsumen teknologi digital juga memudahkan pemasar dalam

mengumpulkan dan meng-analisa data yang kompleks terhadap pola pembelian dan karakter pribadi konsumennya. Dan di sisi lain, teknologi digital juga memudahkan k o n s u m e n dalam mencari i n f o r m a s i m e n g e n a i produk dan jasa, termasuk harga, secara lebih efisien.

Selama lebih dari satu dekade, digital marketing telah memperkenalkan perubahan yang drastis terhadap lingkungan bisnis, yaitu:1. Konsumen memiliki “power”/kekuatan dalam pemasaran.2. Konsumen dapat mengakses berbagai informasi lebih mudah.3. Pemasar dapat menawarkan lebih banyak produk dan jasa. 4. Transaksi antara pemasar dan konsumen menjadi lebih interaktif dan cepat.5. Pemasar dapat mengumpulkan informasi mengenai konsumennya dengan lebih cepat dan mudah.

TEKNOLOGI

66

Page 67: TNI ANGKATAN LAUT

Menurut Henri Irawan mengatakan bahwa adanya pengaruh mereka dalam dunia online yaitu munculnya tujuh segmen atau kelompok, yaitu segmen creator, conversationalist, critic, collector, joiner, spectator, dan inactive. Segmen-segmen tersebut adalah para konsumen yang sangat aktif dan terlibat, dan dunia digital adalah bagian kehidupan mereka yang sangat penting. Creator adalah mereka yang termasuk blogger. Mereka menulis, menciptakan, dan memberikan pengaruh kepada orang banyak. Conversationalist adalah mereka yang memiliki akun media sosial dan secara aktif melakukan updating. Segmen kedua ini juga merupakan penyebar informasi yang besar. Selanjutnya, segmen critic adalah mereka yang aktif menjadi anggota forum online. Mereka dengan rajin memberikan komentar dan mau terlibat dalam sebuah percakapan, walau relatif lebih pasif dibanding dengan dua segmen sebelumnya. Critic adalah konsumen yang masih memberikan komentar pendek. Mereka mau merespons apakah like terhadap tampilan tertentu atau ikut dalam suatu vote dunia online. Segmen collector adalah konsumen yang masih rajin berlangganan dan menjadi anggota dari berbagai situs. Joiner adalah mereka yang mungkin masih memiliki akun media sosial tetapi relatif pasif. Mereka hanya kelompok yang tidak ingin merasa ketinggalan terhadap perkembangan digital. Yang banyak dihuni oleh mereka yang berusia lebih dari 50 tahun adalah segmen spectator. Mereka mungkin membaca berita digital, tetapi tidak tertarik menjadi bagian dari komunitas digital. Mereka adalah segmen penonton saja. Disebut sebagai bagian dari inactive kalau tidak melakukan aktivitas apa pun dalam dunia digital. Mereka hanya senang menonton televisi atau bertemu langsung dalam berkomunitas. Konsumen remaja adalah mereka yang banyak menduduki segmen atas dalam piramida ini. Creator, walau jumlahnya sedikit—mungkin hanya 0,1%, memberikan pengaruh lebih dari 50% konsumen. Sebuah komplain dari para creator atau conversationalist akan menyebar kepada ribuan atau jutaan konsumen dalam waktu sangat singkat.

Oleh karena itu, mereka-mereka yang membidik segmen di bawah piramida ini akan beruntung. Mereka masih akan menikmati banyak kestabilan. Maklum, mereka yang berusia diatas 40 tahun banyak yang masuk dalam grup inactive, spectator, atau joiner. Mereka sungguh pasif dalam aktivitas media sosial dan selalu menjadi grup yang ketinggalan informasi. Mereka-mereka yang membidik pasar remaja pun, tidak akan memiliki dampak yang sama. Ada beberapa industri yang memang sensitif terhadap media sosial, seperti industri kuliner, fashion, dan otomotif. Ketergantungan industri ini terhadap media sosial semakin besar. Di satu sisi, justru ini bisa menjadi kesempatan bagi mereka yang cerdas memanfaatkannya. Mereka akan mendapati biaya komunikasi yang lebih efisien.Mereka akan menikmati pembangunan mereka yang lebih cepat. Selain itu, mereka-mereka yang kemudian bisa melibatkan segmen remaja agar lekat dan memiliki engagement dengan mereka, semakin terbuka. Sungguh sayang, masih banyak perusahaan yang tidak menyadari akan tantangan dan sekaligus kesempatan yang besar dalam era digital ini. Manfaat dari media online ini terutama di lingkungan AL yaitu memberikan pelayanan prima dalam dunia maya begitu juga anggota Angkatan Laut dan keluarganya dapat menfasilitasi kebutuhan tersebut terutama bagi anggota Angkatan Laut yang tersebar di kepulauan Indonesia.

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 67

Page 68: TNI ANGKATAN LAUT

Membaca buku ini seperti menelusuri perjalanan sebuah sejarah seorang tokoh di era sebelum reformasi. Bisa juga seperti membaca naskah

cerita drama yang disajikan secara runtut dan bertutur tentang sebuah peristiwa dari awal hingga akhir episode. Buku Elang Laut Menembus Batas Cakrawala, mampu memvisualisasi perjalanan sejarah panjang dari prajurit Angkatan Laut Laksdya TNI (Purn) Gatot Suwardi. Mulai dari tamat pendidikan di Akademi Angkatan Laut (AAL) hingga mengakhiri masa kedinasan sebagai seorang perwira tinggi. Lucunya justru saat pensiunlah Gatot Suwardi merasakan dilantik. Meski banyak jabatan yang pernah diduduki, Gatot Suwardi tidak terpublikasi. Maklum memang tidak

banyak pejabat di era Orde Baru mudah terkenal seperti sekarang. Tapi dari runtutan perjalanan kariernya, Gatot masuk dalam barisan orang-orang hebat saat itu. Misalnya saja bagaimana dia mendapat khabar dari Menhankam Jenderal M Yusuf saat ditunjuk sebagai Pangderal IV (hal-156), bagaimana dia melakukan inspeksi ke Kodam Trikora yang baru dua minggu dipimpin Pangdam Mayjen TNI Wismoyo Arismunandar (hal-172) ketika dia menjadi Irjen ABRI, bagaimana dia diminta Pangab Jenderal TNI Try Sutrisno menjadi Duta Besar Thailand (hal-175) atau bagaimana dia harus mendampingi Presiden Soeharto membantu tugas-tugasnya sebagai ketua Gerakan Non

Blok (hal-180), juga pertemanannya dengan Mensesneg Meordiono sejak SMA hingga sama-

sama menjadi pejabat. Dari perjalanan yang dituliskan dalam buku yang relatif tipis untuk ukuran biografi itu, rasanya sangatpepak (lengkap) untuk dijadikan bahan naskah visual. Karena ada cerita yang ringan, lucu dan juga dibumbui dengan roman percintaan yang penuh dengan ‘jebakan’ hingga membuat yang membacanya senyum sambil mengangguk-angguk. Misalnya saja ketika dia harus ‘merebut’ hati seorang gadis yang semula jadi incaran sepupunya. Tiba-tiba tanpa disengaja sang bidadari yang jadi incaran melompat ke becak Gatot. Padahal menurut skenario awal, sepupu Gatot-lah yang sedang mengejar-ngejar. Penyajiannya lugas dan memang seperti kejadian yang umum terjadi seperti itu dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun mungkin akan muncul pertanyaan,

ELANG LAUT MENEMBUSBATAS CAKRAWALA

RESENSI BUKU

68

Page 69: TNI ANGKATAN LAUT

benarkah sang gadis tidak tahu bahwa sang arjuna yang hendak merebut cintanya itu adalah seorang perwira muda Angkatan Laut. Masih soal cerita asmara yang membuat pembaca tersenyum, bagaimana sang gadis yang ingin meyakinkan Arjunanya harus mengendap-endap ‘mencuri’ KTP-nya agar bisa melihat kolom status perkawinannya. Semua cerita itu dikemas menarik dengan bahasa bertutur yang tidak rumit dipahami pembacanya. Penulis sepertinya paham betul, bahwa cerita-cerita asmara, yang ringan, lucu dan menggelitik dalam sebuah biografimenjadi bunga-bunga yang diminati pembaca.Karenanya wajar saja cerita perjalanan cinta sang tokoh diulas panjang lebar dari awal sampai akhir hingga memenuhi hampir 24 halaman (84-110). Meski disajikan ringan, tetapi sama sekali tidak mengesankan bahwa isi buku ini ringan. Buku ini termasuk kelas berat tetapi disajikan secara ringan. Dan itu merupakan keberhasilan tokoh yang ditulis maupun penulisnya. Buku yang didominasi warna sampul biru dengan foto abu-abu sebagai ciri khas Angkatan Laut itu dicetak dengan kualitas terbaik (lux). Sampulnya dibuat hard cover, yang umum untuk buku-buku kualitas baik. Tapi tidak berarti buku yang sampulnya biasa kalah kualitasnya. Kertas buku juga berkelas dan bisa dibilang berkualitas terbaik sehingga gambar foto berwarna yang ditampilkan menjadi cerita hidup. Tata letak gambar yang dibuat apik membuat lay out buku menjadi pas, tidak ada kesan gambar norak, dibuat-buat atau dipaksakan karena kekurangan naskah atau naskah yang tanggung sehingga ditutup dengan memainkan foto-foto. Keberhasilan lay out gambar ini juga bisa membuat pembaca tidak lelah menataptulisan.Apalagi jenishuruf dalambiografi iniagak kurus dan kecil sehingga foto-foto yang ditampilkan bisa menjadi ‘rest area’ mata pembaca untuk sesaat. Gatot Suwardi bisa dibilang, hanya sedikit dari prajurit yang menapaki kariernya cemerlang sejak tamat pendidikan militer hingga mencapai pangkat terakhir sebagai Laksamana Madya. Angan-angannya menjadi seorang penerbang merasuk sejak menjadi Letnan Muda (hal-64) hingga mengalahkan keinginan lainnya. “Menjadi pilot itu keren,” kata Gatot muda saat bertemu temannya yang jadi pilot. Awalnya Gatot memang berdinas di kapal perang, tapi pada 1959 ada panggilan untuk mengikuti seleksi sebagai penerbang. Semula Komandan KRI Bubara tidak

mengijinkan Gatot memenuhi panggilan itu, alasannya kapal masih dalam status operasi dan berada di luar pangkalan. Tapi akhirnya dia diizinkan. Dari hasil seleksi itu, hanya dua orang yang dinyatakan lulus sebagai calon penerbang dan Gatot salah satunya. Sedangkan satu lagi teman satu angkatan di AAL yang juga teman di masa SMA-nya Letnan Soemartojo. Setelah dinyatakan lulus dia harus melakukan medical chek up di pangkalan udara Amerika Serikat di Subic Bay, Philipina. Keduanya dinyatakan lulus dan memenuhi syarat untuk mengikuti pelatihan di Amerika Serikat. (hal-65). Tidak hanya di laut dan di udara, Gatot pun harus ‘berlabuh’ di daratan saat dia diangkat menjadi Panglima Daerah Angkatan Laut (Pangderal IV). Dalam struktur Angkatan Laut, jabatan ini memang bagian dari AL, tetapi tugas terberatnya adalah saat harus ‘bertemu’ dengan masyarakat. Tidak hanya sekadar bertemu tetapi bisa dibilang harus berhadapan dengan masyarakat ketika dia harus mengembalikan kepemilikan lahan 300 hektar Angkatan Laut yang dikuasai oleh masyarakat. Meski sempat terjadi ketegangan akhirnya jalan terbaik bisa diambil hingga tanah milik Angkatan Laut itu bisa dikembalikan (hal-156-161). Tuntas menjadi tentara, tidak berarti berhenti bekerja. Mantan Pangarmatim itu sudah ditunggu jabatan lain sebagai Duta Besar. Gatot Suwardi menjadi Duta Besar Thailand dan dijabatnya selama tiga tahun empat bulan atau berakhir pada 1992 (hal-179). Setelah melapor presiden Soeharto kala itu, usai bertugas sebagai Dubes Thailand, Gatot diminta membantu dalam pelaksanaan tugas program-program gerakan non blok dimana Soeharto menjadi ketuanya. Selesai tugas membantu Presiden, Gatot kembali di mana menjadi Duta Besar India 1996. Di tempat tugas inilah Gatot mendapat kesan yang mengharukan. Dia dikunjungi mantan Kepala Staf Angkatan Laut India. Ternyata orang tokoh India ini pernah berkunjung ke Indonesia dan Gatot Suwardi yang saat itu masih berpangkat Letkol ditunjuk mendampingi selama di Indonesia. (hal-183) Tahun 1999 Gatot mengakhiri masa jabatannya bertepatan dengan bergulirnya reformasi. Bersama sejumlah mantan duta besar lain dia baru melaporkan berakhirnya masa tugas kepada Presiden Abdurahman Wahid. ©Infra

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 69

Page 70: TNI ANGKATAN LAUT

ika dikaitkan dengan hukum alam bahwa Matahari terbit dari ufuk Timur, maka kita akan sependapat jika “Nol” Km NKRI adalah Kota Merauke. Di

antara seluruh Kota di tanah air Meraukelah yang paling awal menikmati sinar matahari dan secara waktu Merauke yang pertama kali memulai harinya untuk mengisi pembangunan negeri ini. Batas Timur Kabupaten Merauke pada bagian paling Selatan Timur merupakan perbatasan dengan Negara tetangga yaitu Papua New Guinea (PNG) di sana tergelar prajurit-prajurit laut yang bertugas mengamankan wilayah NKRI. Bagi yang belum mengenalnya, mungkin akan bertanya di mana itu Torasi? Apa itu Torasi? Dan mungkin akan lebih banyak lagi pertanyaan yang akan keluar dari pikiran kita. Sedikit gambaran mengenai Torasi mungkin akan menjawab rasa penasaran pembaca yang belum mengenalnya. Torasi adalah daerah paling Selatan Timur di Kabupaten Merauke yang masuk dalam wilayah Distrik Naukenjerai dengan hamparan hutan Bakau yang luas dan wilayah yang masih alami membuat kita akan terpesona melihat keindahan yang ada di sana. Deburan ombak di pantai akan sering kita dengar sebagai nyanyian alam yang dapat memberikan ketenangan batin dan jiwa kita. Torasi memang jauh dari hiruk pikuk kota, tapi di sana melimpah kekayaan alam yang belum dapat kita

manfaatkan. Hutan mangrove yang ada di sana dapat diambil manfaatnya bagi pengembangan Torasi sebagai daerah ekowisata yang akan menarik banyak wisatawan. Seperti di beberapa daerah perbatasan lainnya, Torasi marak dijadikan persinggahan bagi para pelaku Kegiatan Lintas Batas Tradisional RI-PNG yang telah berlangsung lama. Jika kita melihat di beberapa Negara, daerah perbatasan seharusnya memiliki perekonomian yang maju, hal tersebut dapat terealisasi perkembangan keamanan dan kesejahteraan yang berjalan seiring. Keberadaan Lantamal XI, yang merupakan benteng pertahanan laut dibagian paling Timur NKRI pertama di perbatasan. RI- PNG. Lantamal XI (yang saat itu dijabat oleh Brigjen TNI Mar Buyung Lalana) telah menggelar berbagai kegiatan bersama dengan kabupaten, Instansi TNI/Polri, Instansi vertikal dan Universitas Musamus, dalam rangka mendukung pengembangan daerah. Kegiatan yang pernah digelar dan diberi nama “Joy sailing Torasi – dengan melaksanakan beberapa kegiatan antara lain: 1. Kegiatan Joy Sailing dengan berlayar menggunakan KRI TPN-513 dengan rute Merauke - Perairan Torasi - Merauke dengan jumlah peserta sebanyak 212 orang, terdiri dari mahasiswa Musamus, Siswa SMA, SMK Pelayaran, Pramuka Saka Bahari, FKPD Kab. Merauke, Instansi Vertical, Tomas, Todat, Toga,Toda Merauke.2. Perkemahan perbatasan RI-PNG Torasi diikuti oleh

Tugu Kembaran Sabang Merauke.

J

“Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau sambung menyambung menjadi satu itulah Indonesia”, itulah sepenggal lirik lagu yang sering kita dengar dan tertanam di benak kita sebagai batas wilayah NKRI. Kota Sabang mewakili batas Barat dan Kota Merauke mewakili batas Timur.

“Nol” Km Ujung Timur

Torasi

INFO

70

Page 71: TNI ANGKATAN LAUT

100 orang terdiri dari mahasiswa Musamus, Prajurit Lantamal XI, anggota Posal dan anggota Pospamtas Torasi.3. Penanaman 5000 mangrove yang merupakan bagian program kegiatan penanaman 1 juta mangrove dlm rangka pengembangan Torasi menjadi ekowisata. 4. Pengecekan fasilitas di Torasi antara lain RO/penjernih air, pembangunan Posal Torasi dan Helipad.5. Peresmian penggunaan Dermaga Tambat Torasi oleh Danlantamal XI. 6. Touring Torasi melalui jalan darat menggunakan motor trail dilaksanakan oleh empat pers Yonmarhanlan XI dengan rute Merauke – Torasi – Merauke.

Pos Perbatasan Torasi Pos TNI AL (Posal) Torasi, merupakan Posal yang berada di wilayah paling selatan Propinsi Papua, tepatnya di areal tugu perbatasan (Meridian Monument 14B/MM-14B), pada posisi 09° 08’ 08” S - 141° 01’ 10” T. Wilayah Posal Torasi pada bagian timur yang dibatasi Sungai Torasi dan bagian selatan berbatasan dengan Laut Arafuru yang juga merupakan wilayah perbatasan laut RI dan PNG. Berdasarkan letak Posal yang berada di tepi muara sungai yang merupakan pintu keluar dan masuk wilayah RI maupun PNG, sehingga Posal Torasi disamping sebagai pos pengamanan perbatasan dan pos pengamat TNI AL juga dapat berfungsi sebagai pos pelintas batas tradisional kedua negara.

Nilai strategis dari adanya Posal Torasi ini di mana masyarakat Papua maupun masyarakat PNG secara rutin dengan menggunakan speed boat melintas di Muara Sungai Torasi. Kegiatan ini umumnya digunakan

untuk kepentingan perekonomian baik untuk berdagang maupun saling tukar kebutuhan pokok serta untuk kepentingan keluarga dengan saling kunjung antar sanak keluarga baik yang berada di wilayah Papua maupun yang berada di wilayah PNG, oleh karena itu Posal Torasi yang berada di wilayah tersebut sangat strategis karena dapat memantau langsung seluruh aktivitas di perairan muara sungai Torasi dan perairan sekitarnya, disamping itu perbatasan RI-PNG yang tepat memotong di Muara Sungai Torasi memberikan nilai yang sangat penting dalam hal penegakkan kedaulatan dan penggunaan sungai sebagai alur pelayaran bagi kedua negara. TNI Angkatan Laut menempatkan personel di Pos perbatasan Torasi–PNG guna memperketat pengawasan pelintas batas melalui jalur laut dengan menempatkan personel yang disiagakan untuk melaksanakan pengamanan di perbatasan. Dokumen pelintas batas baik warga Indonesia melintas ke PNG maupun warga PNG yang masuk ke Indonesia diperketat. Perbatasan Indonesia-Papua Nugini di Muara Sungai Torasi, di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua. Wilayah ini merupakan daerah strategis karena menjadi alur perdagangan tradisional warga perbatasan. Jalur laut kawasan Torasi merupakan salah satu jalur yang cukup ramai aktivitas pelintas batas. Jalur laut itu juga merupakan jalur perdagangan tradisional

antara warga Merauke dan warga PNG. D i h a r a p k a n di Pos Torasi bukan saja d i t empa tkan personel TNI Angkatan Laut tetapi harus ada pula petugas p i h a k - p i h a k

terkait perbatasan seperti pihak imigrasi, pihak bea dan cukai dan lannya sehingga sama-sama mengawasi aktiftas masyarakat pelintas batas sesuai fungsinya. Akhir-akhir ini Pos Torasi terus di kembangkan dan saat ini telah dibangun rumah singgah bagi nelayan dan masyarakat pelintas batas. Rumah singgah itu fungsinya sebagai tempat istirahat atau tempat berlindung nelayan maupun masyarakat pelintas batas saat badai di lautan. ©Redaksi (sumber: Lantamal XI)

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 71

Page 72: TNI ANGKATAN LAUT

Kiprah Srikandi Laut tidak terlepas dari Kartini yang menjadi tonggak perjuangan kaum perempuan di Indonesia demi kemerdekaan

yang setara dengan lelaki. Keberhasilan srikandi-srikandi di lingkungan TNI AL hingga melampaui kemampuan rata-rata adalah bentuk dari pembuktian cita-cita Kartini di era kemerdekaan. Mewujudkan cita-cita Kartini, memang tidak sekedar memperingati hari kelahirannya setiap 21 April, tetapi harus dibuktikan dengan karya nyata seperti para srikandi di lingkungan TNI AL. Kesetaraan gender di lingkungan TNI, khususnya TNI Angkatan Laut ditunjukkan oleh srikandi-srikandi dengan berbagai kiprah. Wanita TNI Angkatan Laut (Kowal), PNS wanita dan juga Jalasenastri memberikan bukti kebangkitan

dari perjuangan Kartini. Jabatan Komandan Lanal, penerbang, peterjun, petembak, dan atlet nasional kini juga telah disandang Kowal. Dalam kepangkatan beberapa Kowal bahkan sudah berpangkat Laksamana Pertama (bintang satu) dan menempati jabatan sama dengan kaum pria sebagai Kepala Dinas. Bahkan ada juga Kowal berbintang dua, mampu duduk bersama-sama dengan pejabat pemerintahan lainnya. Srikandi-Srikandi Laut kini mampu meraih posisi terbaik bahkan bisa disejajarkan dengan kaum pria. Misalnya saja tahun ini, setidaknya ada enam anggota Kowal berprestasi yang mendapat penghargaan dari Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E. Kolonel Laut (K/W) drg. Nora Lelyana (Sekretaris Pusat

Kiprah Srikandi LautDari Pilot Hingga Komandan Lanal

Srikandi-srikandi laut yang telah berkiprah dan memiliki kemampuan lebih dari rata-rata.

INFO

72

Page 73: TNI ANGKATAN LAUT

Kesehatan TNI), Letkol Laut (P/W) Ni Ketut Prabhawati (Palaksa Pusat Penerbangan TNI AL), Mayor Laut (P/W) Runik Sri Arumdati (Komandan Batalion IV Taruna AAL), Kapten Laut (S/W) Rasnah (Palaksa Trian Kowal Kartini Detasemen Markas Pangkalan Utama TNI AL V Surabaya), Kapten Laut (KH/W) Titin Sudarsih (Kepala Urusan Redaksi Sekretariat Umum Mabes TNI AL), dan Sersan Mayor APM/W Susmarlini (Bintara Urusan Tata Usaha Rumah Sakit Marinir Ewa Pangalila, Gunungsari, Surabaya) adalah srikandi yang memiliki kemampuan lebih dari rata-rata. Kolonel Laut (K/W) drg. Nora Lelyana adalah Kowal pertama yang pernah tercatat menjabat sebagai Komandan Pangkalan TNI AL. Letkol Laut (P/W) Ni Ketut Prabhawati juga tercatat sebagai Kowal penerbang pertama. Sedangkan Kapten Laut (S/W) Rasnah, meski usianya sudah 46 tahun memiliki kemampuan dan kecepatan berenang yang belum tertandingi di lingkungan Kowal se-Indonesia. Rasnah adalah Kowal tercepat dalam berenang gaya bebas di TNI AL.Tidak hanya di kolam renang, bahkan menyeberangi selat Madura pun mampu diikutinya. Kowal yang berprestasi mengejar bahkan melampaui pria adalah Kapten Laut (KH/W) Titin Sudarsih, dia merupakan peterjun Kowal yang belum tertandingi. Kepala Urusan Redaksi Sekretariat Umum Mabes TNI AL itu masih hebat di udara meski usianya sudah 49 tahun. Dia juga merupakan satu-satunya peserta Kowal pada kursus terjun payung yang diadakan pasukan BatalionIntaiAmfibi(Taifib)diKomandoLatihKorpsMarinir. KarenaseringnyabersamaBatalionTaifib,membuatTitin yang sudah lebih dari 682 terjun ini sering disangka salah satu personel satuan elite TNI AL itu. Batalion Taifibmerupakan salah satu pasukan khususTNIAL

selain S a t u a n K o m a n d o Pasukan Katak dan Detasemen Jala Mangkara. Kowal berprestasi lain adalah Sersan Mayor APM/W Susmarlini. Bintara Urusan Tata Usaha Rumah Sakit Marinir Ewa Pangalila, Gunungsari, Surabaya, itu merupakan satu-satunya Kowal yang bisa jadi ‘sopir’ kendaraan tempur amfibi LVT. Dankebolehannya itu dipertontonkan saat HUT ke-69 Korps Marinir di Bumi Marinir, Karangpilang, 15 November 2014 lalu. Jadi sopir kendaraan tempur bukan asal naik. Bahkan ada 11 Kowal yang diseleksi dan dirinyalah yang akhirnya lolos hingga diikutkan dalam kursus mengemudi Ranpur di Resimen Kavaleri Pasukan Marinir. Bahkan Kowal kelahiran Sumenep 9 Juni 1980 ini dinobatkan sebagai warga kehormatan Resimen Kavaleri Marinir dan berhak memakai brevet kavaleri Korps Marinir. Tidak hanya dalam prestasi perorangan tetapi juga tim. Srikandi Laut ini juga mampu menorehkan prestasi di ajang Kartini Cup 2015. Dalam kejuaraan bola voli yang cukup bergengsi yang digelar di gedung olahraga Ahmad Yani Mabes TNI belum lama ini, Kontingen TNI AL berhasil meraih prestasi tertinggi sebagai juara setelah sekian lama hanya menempati posisi runner up. Hal ini tidak terlepas dari peran Ketua Yanus bola voli TNI AL, Kadisfaslanal Laksamana Pertama TNI Marhuale Simbolon, S.Pi. Bisa jadi ini hanyalah prestasi yang dianggap biasa oleh banyak kalangan. Tetapi inilah tahun kemenangan yang dianggap akan memicu dan memacu semangat bagi anggota Kowal, para Srikandi Laut pada masa yang akan datang. ©Muji, Infra

Kegembiraan tim bola voli Kowal usai meraih juara I pada event Kartini Cup 2015.

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 73

Page 74: TNI ANGKATAN LAUT

Cerita wayang Dewaruci cukup populer dikalangan penggemar wayang di Indonesia. Orang Jawa dan Sunda sangat menghargai dan tetap melestarikan

wayang sebagai seni adiluhung warisan leluhur. Sampai kini, pagelaran wayang kulit dan wayang golek, juga banyak jenis wayang lainnya seperti wayang cepak, wayang orang, masih tetap diminati oleh banyak penonton Indonesia. Wayang sangat merasuk di hati, selain dinikmati sebagai tontonan klasik yang menarik, juga memberi tuntunan sikap dan pandangan hidup yang mengedepankan nilai-nilai kebenaran. Ini merupakan cerita wayang versi Jawa dan Sunda, dengan menggambarkan perjalanan spiritual Bima yang berliku-liku, penuh hambatan dan tantangan, sampai akhirnya, Bima berhasil bertemu dengan Jasad Sukma Ruci atau biasanya disebut Dewaruci. Disinilah Bima mendapatkan pencerahan rohani, ketemu dengan Sukma Sejati yang sebenarnya berada di dalam diri Bima sendiri. Mulai saat tersebut, Bima dengan pasti telah menggegam erat kehidupan sejati yang bagi kebanyakan orang masih saja merupakan teka-teki dan misteri. Laku spiritual

Dongeng Bima Suci perlu dicermati, sebagai salah satu usaha batin yang efektif, untuk mendapatkan pencerahan. Semua bermula ketika Bima disuruh oleh Guru Durna untuk menemukan Air Suci Prawitasari, supaya hidupnya benar-benar tentram bahagia. Prawita dari pawita artinya bersih dan suci. Jadi, Air Suci Prawitasari adalah inti dari Ngelmu Suci. Guru Durna menilai bahwa sudah saatnya Bima mendapatkan tataran ngelmu yang lebih tinggi. Menurut pengamatannya, Bima sampai saat ini telah berhasil menyelesaikan banyak tugas dalam bidang keduniawian, dia mampu karena pandai dan dia punya budi luhur serta sikap mental yang baik. Dalam usaha untuk menemukan Air Suci Prawitasari, dalam kisah wayang Dewaruci, Bima harus berjuang mati-matian seorang diri. Atas petunjuk gurunya, Bima menyeruak hutan lebat Tikbrasara yang seram dan banyak binatang buasnya. Bahaya yang dihadapi besar sekali, maut selalu menanti.

Bima

Ketemu Dewaruci

BUDAYA

74

Page 75: TNI ANGKATAN LAUT

Bima harus mendaki kepuncak gunung yang tinggi, melewati jalan terjal berkelok-kelok. Dia berani menghadapi resiko apapun. Pengalaman menjelajah hutan Tikbrasara dan mendaki gunung Reksamuka adalah merupakan pelajaran sikap percaya diri dan keteladan dalam ketaatan. Orang-orang tua suka memberi nasihat: Boleh makan secukupnya saja dan makanan yang sehat, diutamakan sayur dan buah. Kalau terlalu banyak makan lemak dan daging, selain tidak baik untuk kesehatan, juga tidak baik untuk spiritualitas. Ternyata Air Suci Prawitasari tidak ada dihutan dan digunung. Bima yakin apa yang dicari ada didalam samudra. Samudra mengingatkan kepada kata “samudra pangaksama” artinya punyailah hati yang lapang, jadilah orang yang pemaaf. Bima meneruskan perjalanan dan tanpa ragu masuk ke samudra. Belum lama berada di air, Bima sudah mau diterkam seekor ular laut raksasa. Bima bukan seorang penakut, ular laut itu dihadapinya. Ular disini melambangkan sifat-sifat jahat yang harus dilawan. Sesudah Bima berhasil menyingkirkan semua hambatan, mendadak tanpa persiapan apapun, dia ketemu dengan jasad mungil yang bercahaya terang tetapi tidak menyilaukan, rupanya mirip benar dengan dirinya, namanya Sukma Ruci. Bima diperintahkan masuk kedalam raga Sukma Ruci melalui telinga kiri jasad tersebut. Meskipun ragu, bagaimana mungkin dia yang bertubuh besar bisa masuk ketelinga jasad kecil tersebut. Bima patuh dan melakukan seperti yang diperintahkan. Dan apa yang terjadi? Bima sudah berada didalam dan di situ Bima bisa melihat seluruh jagat dan juga jasad mungil tersebut. Kisah Dewaruci memberikan makna cermin daripada kehidupan hubungan harmonis antara Kawulo dan Gusti yang dipergakan oleh Bima atau Arya Werkudara dan Dewaruci.

Pagelaran Wayang Kulit di Kolinlamil Pagelaran wayang kulit yang biasanya digelar di sebuah gedung ataupun rumah tinggal, kali ini digelar di atas Kapal Perang yang sedang sandar di dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok Jakarta Utara. Perhelatan wayang kulit dengan Dalang Ki Warseno Slenk ini rupanya sengaja digelar dalam rangka rangkaian menyambut

HUT ke-54 Kolinlamil, yang mengambil lakon atau cerita “Dewaruci”. Nonton wayang kulit di atas Kapal Perang KRI Banda Aceh-593 terasa unik. Betapa tidak, untuk menuju tempat pertunjukan kita harus menaiki tangga. Suasana sekitar panggung tentunya juga tak seperti biasanya. Deburan ombak

terdengar disela suara gamelan. Pentas wayang wulit semalam suntuk ini dihadiri oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., didampingi Panglima Kolinlamil Laksamana Muda TNI Aan Kurnia, S.Sos., pejabat utama lainnya, dan juga ribuan pecinta kesenian wayang kulit memadati geladak kapal yang sengaja datang dari wilayah Jabodetabek. Kemeriahan acara ini diawali saat penyerahan tokoh pewayangan dari Panglima Kolinlamil Laksamana Muda TNI Aan Kurnia, S.Sos. kepada Dalang Kondang Ki Warseno Slenk. Sebelum pagelaran wayang kulit dimulai, Pangkolinlamil terlebih dahulu memberikan sambutan yang menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan dan partisipasi kepada semua pihak atas terlaksananya pagelaran wayang kulit ini serta memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para pelaku seni budaya wayang kulit yang masih setia menekuni dan melestarikan budaya Jawa. Lebih lanjut Pangkolinlamil juga mengatakan, bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan hasil alam dan seni budayanya, dan sebagai masyarakat Indonesia kita harus menjaga dan mengembangkan serta melestarikan budaya asli Indonesia tersebut. Dalam pagelaran itu pecinta wayang kulit dihibur juga oleh komedian Kirun, Gogon dan Kartolo. ©Redaksi

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 75

Page 76: TNI ANGKATAN LAUT

Tingkatkan Pembinaan Administrasi Umum

Guna Mendukung Tugas TNI AL

Dalam kegiatan adminitrasi umum, satuan sekertariatan memiliki tugas membuka jalur komunikasi resmi secara terarah tertata, mudah

dipahami dan dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya secara hukum baik lingkup internal maupun eksternal dan dari tingkat atas sampai dengan tingkat bawah atau sebaliknya dengan berbagai bidang tugas yang melaluinya, baik bidang perencanaan, pengamanan, operasi, personel dan logistik. Satuan kesekretariatan ini berkedudukan di bawah pimpinan langsung dimanapun satuan berada baik pada level satuan bawah organisasi TNI AL sampai dengan level tingkat Mabesal dengan berbagai nama dari TU, Set, Taud, Bagum kedinasan Mabesal, Setum Kotama sampai dengan Setum Mabesal. Menurut Kasetumal Kolonel Laut (S) Rubiyanto S.E., M.M., Setumal adalah Badan Pelayanan TNI AL yang berkedudukan langsung di bawah Kasal dengan tugas membantu di bidang administrasi umum di lingkungan TNI AL. Adapun fungsinya adalah menyelenggarakan pembinaan fungsi Administrasi Umum TNI sehari-hari di lingkungan TNI AL dan menyelenggarakan surat menyurat, pengarsipan, penggandaan, distribusi dan tata laksana perkantoran di lingkungan Mabesal serta menyelenggarakan Posmil di lingkungan TNI AL, dan mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan Administrasi Umum di lingkungan TNI AL. Setumal dalam organisasi TNI AL bertugas melaksanakan komunikasi dan informasi otentik dalam kemasan Tata Administrasi Umum TNI AL. Selanjutnya proses informasi otentik tersebut dikomunikasikan dan didistribusikan dari atas ke bawah atau sebaliknya. Guna menunjang tugas-tugas yang diemban saat ini Setumal memiliki beberapa bagian antara lain: administasi umum, peraturan, arsip, tata usaha, dan bagian khusus yang

saling terkait dan tidak dapat dipisahkan dan satu sama lain saling bersinergi. Lebih lanjut diungkapkan Setumal yang juga memiliki fungsi khusus sebagai pembina administrasi umum TNI dan kesekretariatan di lingkungan TNI AL beserta seluruh jajarannya

dari satuan terbesar hingga satuan terkecil. Dalam hal ini berkewajiban untuk aktif memberikan pemahaman sesuai fungsi khususnya secara rutin dan berlanjut menyelenggarakan rapat koordinasi kesekretariatan TNI Angkatan Laut sebagai wadahyangefektif danefisienuntukmenyamakanpersepsitentang kesekretariatan maupun penyelenggaraan Susminu TNI di lingkungan TNI AL yang berlangsung beberapa saat yang lalu. Kasetumal menyikapi tugas Setumal di era globalisasi dan transparansi saat ini, tentunya sesuai dengan visi TNI AL yaitu terwujudnya TNI AL yang handal dan disegani menuju TNI Angkatan Laut berkelas dunia (world class navy), sejalan dengan cita-cita luhur pemimpin dan bangsa Indonesia untuk menjadikan Indonesia poros maritim dunia. Tantangan besar ini menjadi tugas TNI AL ke depan, dan hal ini tentunya mendorong satuan kesekretariatan bekerja lebih keras khususnya di bidang administrasi umum TNI. Demikian pula dengan bidang kearsipan perlu ditata dengan baik dan benar, merupakan kumpulan data dan memiliki nilai yang strategis untuk kelancaran roda organisasi dari waktu ke waktu, disertai dengan penataan ruang kerja yang nyaman dan yang tertib dan baik sangat mutlak diperlukan. Dalam setiap kegiatan matra laut yang telah selesai dilaksanakan, Setumal bertugas mengumpulkan kembali data-data dan kemudian memilih, memilah, menata dan menyatukan kembali menjadi kumpulah arsip Angkatan Laut baikyangberklasifikasibiasamaupunyangsifatnyarahasia.Data yang terkumpul diamankan, di tata sesuai mekanisme dan prosedur yang berlaku. Selain itu Setumal juga masih harus menyuguhkannya ke ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia) yang akan menjadikannya bagian dari cuplikan sejarah. ©Kapten Laut (S/W) Widajana

INFO

76

Page 77: TNI ANGKATAN LAUT

Laksma TNI Manahan Simorangkir, S.E., M.Sc. Jabat Komandan Lantamal VIII Manado

Laksma TNI Manahan Simorangkir S.E., M.Sc. telah menempati jabatan Komandan Lantamal VIII Manado. Sebelum menjabat Komandan Lantamal

VIII Manado, Laksma TNI Manahan Simorangkir, S.E., M.Sc., menjabat Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) sejak 26 April 2014. Pati bintang satu yang juga Penerbang TNI Angkatan Laut itu pernah bertugas di berbagai tempat kedinasan, baik di Kapal Perang, Pendirat maupun di Satuan-Satuan Penerbangan TNI Angkatan Laut. Beberapa jabatan penting yang pernah dijabat alumni AAL XXXI tahun 1986 itu, diantaranya Komandan Ron-600 Satudarmaarmatim, Wadan Ron-800 Satudarmaarmatim, Komandan Ron-800 Satudarmaarmatim, Komandan KRI Teluk Penyu-513, Komandan Lanal Ranai, Komandan Pusdiksus Kobangdikal, Dan Wing Udara Koarmatim, Asrena Pangarmabar, Paban I Ren Sops Kasal dan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal). Laksma TNI Manahan Simorangkir, S.E., M.Sc. selama menjabat Kadispenal sangat dekat dengan rekan-rekan wartawan dan selalu membina hubungan silaturahmi dengan

para awak media serta menjadikan Dispenal sebagai kantor pusat berita TNI Angkatan Laut. ©Redaksi

TNI Angkatan Laut melibatkan dua unsur KRI dan 1 pesud CN 235 dan 1 helli Bo onbord di KRI dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur yang tergabung

dalam latihan Sea Garuda 18 AB-15 berlangsung mulai 2 – 9 Juni 2015 di Thailand. Sedangkan Royal Thai Navy (RTN) melibatkan tiga buah kapal perang. Selain itu RTN melibatkan satu buah Pesud Dornier DO-288 dan dua buah Heli Sea Hawk berpangkalan udara di NavyAirfield(NavalAirBase)U-Tapao. Latihan antara TNI Angkatan Laut dengan Royal Thailand Navy (RTN) dengan sandi Sea Garuda 18 AB-15 dibuka Commander Frigate Squadron One Royal Thailand Fleet, Rear Admiral sarnon Phaaem, selaku pejabat Irup (Inspektur upacara) pada acara peresmian pembukaan Exercise Sea Garuda 18 AB-15” di Sattahip Thailand belum lama ini. Kegiatan Acara pembukaan dihadiri Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur Laksamana Muda TNI Darwanto, S.H., M.A.P. dan sekaligus meninjau secara langsung para prajurit TNI AL dari Koarmatim

dan personel jajaran Ron 800, Wings Udara I serta Ron 400 dari Pusnerbal yang terlibat dalam latihan Sea Garuda 18 AB-15 di dermaga pangkalan Angkatan Laut Sattahip Thailand. Latihan dimulai di perairan Teluk Thailand, untuk tahapan sea phase. Dan Harbour Phase dialokasikan di Chuk samet Port Sattahip dan untuk latihan pertahanan pangkalan Udara maritime di laksanakan di U-Tapao Naval Air Base Thailand. Kapal perang RI yang dilibatkan dalam latihan Sea Sea Garuda 18 AB-15 dua buah KRI: KRI Usman Harun-359 dengan Komandan KRI Kolonel laut (P) Didong Rio Duta, S.T., M.AP. dan KRI Hasanuddin-366 dengan komandan KRI Letkol Laut (P) Endra Hartono, dari jajaran Satkor Koarmatim. Adapun Royal Thai Navy (RTN) melibatkan tiga buah kapal perang: HTMS Makut Rajakumarn, HTMS Rattanakosin dan HTMS Sukhothai, berpangkalan di Chuk Samet Port Sattahip. ©Redaksi

Latihan Sea Garuda 18 AB-15 di Thailand

Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015 77

Page 78: TNI ANGKATAN LAUT

TNI AL melaksnakan latihan SAR ini di perairan Selat Sunda dengan melibatkan 320 personel unsur-

unsur TNI Angkatan Laut baik unsur laut maupun udara, Tim Kesehatan, serta didukung dari unsur Badan SAR Nasional (Basarnas) dan instansi maritim lainnya. Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar)LaksamanaMudaTNIA.Taufiqurrahman,S.E. sebagai Direktur Latihan SAR Selat Sunda 2015 saat hadir dalam acara gelar pasukan Latihan Search and Rescue (SAR) 2015 di Dermaga 5, Banten, mengatakan latihan SAR` ini dimaksudkan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan unsur-unsur SAR TNI Angkatan Laut, khususnya Koarmabar sekaligus meningkatkan kerja sama yang baik dengan unsur non TNI Angkatan Laut sehingga tercapai pola pikir dan pola tindak yang sama antarunsur SAR pada operasi SAR di laut. Sesuai Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 bahwa tugas SAR merupakan salah satu tugas dari 14 tugas TNI dalam operasi militer selain perang (OMSP). Oleh karena itu, sebagai salah satu komponen TNI, Koarmabar mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan tugas tersebut sebagai pengejawantahan dari ketentuan perundang-undangan yang ada. Pangarmabar mengatakan kegiatan SAR laut merupakan misi kemanusiaan yang sangat penting dan mulia, mengingatkonstelasigeografiIndonesiamerupakannegarakepulauan terbesar di dunia dengan dua pertiga wilayahnya berupa lautan. Perairan yurisdiksi nasional Indonesia yang

sedemikian luas ini, membutuhkan satuan-satuan SAR yang terorganisir dengan kemampuan dan keterampilan yang dapat diandalkan, sehingga musibah yang terjadi, dapat segera ditangani secara profesional. Menyinggung keanggotaan Indonesia dalam International Maritime Organization (IMO) dan International Civil Aviation Organization (ICAO), menurut Pangarmabar hal ini membawa konsekuensi untuk melaksanakan pengamanan dan kesiagaan terhadap keselamatan dan segala sesuatu yang terjadi di laut. Pangarmabar lebih lanjut menekankan, untuk mendalami latihan dengan memahami fungsi dan tugas setiap pelaku guna mencapai keberhasilan latihan. Melaksanakan setiap tahapan latihan dengan penuh kesungguhan untuk mencapai tingkat kesiagaan yang tinggi dalam melaksanakan pencarian dan penyelamatan di laut, serta tetap memperhatikan keamanan latihan dengan menepati semua prosedur yang telah ditetapkan, dengan perhitungan yang cermat dan pertimbangan yang logik. Pertahankan kondisi teknis alat utama agar tetap prima guna mendukung kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan setiap serial latihan sehingga output-nya dapat dijadikan sebagai bekal penugasan di lapangan. ©Redaksi

Gelar Pasukan Latihan SAR 2015

RINGKASAN BERITA

78

Page 79: TNI ANGKATAN LAUT
Page 80: TNI ANGKATAN LAUT