peran rumah sahabat anak puspita dalam pembentukan sikap toleransi beragama pada anak...

73
PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK BINAAN DI DURENSAWIT JAKARTA TIMUR Disusun Oleh; ABDUL MAJID NIM: 102051025581 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M

Upload: truongkhue

Post on 10-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN

SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK BINAAN DI DURENSAWIT

JAKARTA TIMUR

Disusun Oleh;

ABDUL MAJID

NIM: 102051025581

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 2: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanki yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 10 Oktober 2008

ABDUL MAJID

Page 3: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perjalanan bangsa ini penuh dengan dinamika konflik, baik itu konflik

masalah sosial, politik maupun budaya. Pada akhirnya sampai detik ini pun kita

masih saja mendengan kata konflik itu, apakah benar hal ini yang menjadikan

masyarakat hidup di bawah garis kemiskinan?

Kita tidak akan rela kalau bangsa ini terus-menerus dirundung konflik,

bangsa yang kita sayangi ini sepatutnya harus kita jaga dengan sekuat tenaga. Kalau

semua anak bangsa sepakat bahwa musuh kita semua adalah kemiskinan,

kebodohan dan diskriminasi, tidak menonjolkan egoisme, kelompok atau golongan,

tentu bangsa ini akan penuh dengan cinta kasih. Masih banyak persoalan-persoalan

masyarakat yang perlu kita perhatikan, seperti kemiskinan yang masih kuat yang

mengakibatkan merebaknya anak jalanan di Indonesia. Hal ini menjadikan

persoalan yang komplek bagi bangsa ini. Hidup menjadi anak jalanan memang

bukan merupakan pilihan yang menyenangkan, karena mereka tidak dalam kondisi

yang tidak bermasa depan, jelas dalam keberadaan mereka tidak jarang menjadi

“masalah” bagi banyak pihak, baik itu keluarga maupun masyarakat dan negara.

Namun, perhatian terhadap anak jalanan atau anak yang kurang mampu tampaknya

belum begitu besar dan solutif. Padahal mereka adalah saudara kita, mereka

merupakan amanah Allah SWT yang harus dilindungi, dijamin hak-haknya,

Page 4: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

sehingga tumbuh kembang menjadi manusia dewasa yang bermanfaat, beradab dan

bermasa depan yang cerah.

Permasalahan anak jalanan atau anak kurang mampu dalam hal ekonomi

sehingga dia hidup di alam bebas tanpa adanya perhatian khusus dari orang tua

mereka yang pada akhirnya mererka hidup tanpa arah dan tujuan yang jelas.

Padahal kita juga tahu bahwa anak terlantar itu dijamin dan dipelihara oleh negara

sebagai mana tercantum dalam UUD 1945. Artinya pemerintah mempunyai

tanggung jawab terhadap pembinaan dan pemeliharaan anak-anak terlantar,

termasuk anak jalanan. Pada hakekatnya hak-hak anak terlantar itu sama saja hak

asasinya sebagaimana hak asasi manusia pada umumnya, seperti halnya tercantum

dalam UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan Kepres RI No. 36

Tahun 1990 tentang pengesahan convention on the right of the child (pengesahan

tentang hak-hak anak). Anak-anak tersebut harus mendapat hak-haknya

sebagaimana layaknya anak-anak yang lain seperti halnya anak mempunyai hak

sipil dan kemerdekaan (civil right and freedoms), kemudian hak lingkungan

keluarga (family environment) kesehatan dasar dan kesejahteraan (basic health and

welfare) pendidikan (education) serta perlindungan khusus (special protection)

Persoalan hak-hak di atas itu menjadi penting bagi kita semua untuk

memperhatikan dan banyak terlibat dalam hal itu, karena walau bagaimanapun anak

jalanan atau anak yang kurang mampu merupakan bagian dari anak bangsa ini yang

perlu dipelihara, dibina dan dibimbing. Nah, kemudian persoalan pendidikan dan

perlindungan anak yang menurut penulis adalah hal yang sangat urgent pada anak,

Page 5: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

walaupun itu semua merupakan tanggung jawab orang tua, akan tetapi sampai hari

ini pun masih banyak orang tua-orang tua si anak yang menghadapi masalah sosial

seperti kemiskinan dan kebodohan. Makanya tidak disadari banyak para orang tua

yang tidak sanggup memenuhi fungsi sosialnya, dengan baik dalam mendidik,

melindungi dan mengarahkan anak-anak mereka. Kelompok masyarakat ini

kelompok kaum dhuafa yang ekonominya dan SDM (sumber daya manusia) sangat

lemah, jangankan untuk mengurusi persoalan pendidikan anak, bahkan untuk

makan sehari-hari pun mereka masih kesulitan. Nah, bagaimana fungsi sosial di

dalam masyarak kita sementara al-Qur’an pun menegaskan bahwa orang beriman

tidak boleh membiarkan anak-anak mereka dalam keadaan lemah. Seperti firman

Allah SWT dalam QS. An-Nisa 4:9

“Hendaknya (orang beriman) takut kepada Allah sekiranya mereka

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir

kesejahteraan anak-anak mereka oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada

Allah dan hendaklah mereka berkata dengan perkataan yang benar.” (QS. An-Nisa

4:9)

Page 6: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

Al-Raghib Al-Asfahani dalam kitab Al Mufradat Al Fadh Al Qur’an

menjelaskan bahwa perkataan (dhiaf’an) memiliki beberapa pengertian sebagai

berikut:

Pertama: (dha’if fi al jism) yakni lemah secara fisik. Maksudnya

menerangkan bahwa orang-orang beriman tidak boleh membiarkan anak-anak

mereka mempunyai fisik, tubuh dan badan yang lemah. Orang tua mereka harus

memperhatikan kualitas kesehatan anak-anak mereka dengan memberikan makanan

dan minuman yang bergizi. Bagi orang-orang yang beriman makanan dan minuman

yang bergizi itu selain memenuhi gizi yang seimbang seperti yang dirumuskan

empat sehat lima sempurna tetapi juga harus memperhatikan syarat halalan

thayyiban yakni halal secara fiqih dan berkualitas bagi kesehatan tubuh.1

Sesungguhnya di dalam Islam, anak adalah titipan Allah SWT yang harus

dijaga, masa kanak-kanak di dalam Islam digambarkan sebagai suatu keindahan di

dunia yang diliputi oleh kebahagiaan, cita-cita, cinta dan angan-angan. Perserikatan

bangsa-bangsa mulai menaruh perhatian terhadap nasib dan kesejahteraan anak-

anak dengan menetapkan tanggal 12 Nopember sebagai hari anak-anak. Namun

begitu perlu dikemukakan di sini bahwa perhatian Islam terhadap nasib dan

kesejahteraan anak-anak telah dimulai sejak 14 abad yang lalu.2

1 Al-Raghib Al Asfahani, Mu’jam Mufradat Al Fadh Al Qur’an. (Beirut: Dar al Fikr) h. 304-

306 2 Ulama Besar Universitas Al-Azhar Mesir, Mengasuh Anak Menurut Ajaran Islam. (Pustaka

Sadra, 2004) hal. 7

Page 7: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

Pada dasarnya Islam mempunyai pandangan terhadap sikap perilaku anak

jalanan. Bahwa sesungguhnya setiap orang itu mulia, kecuali jika dia telah

berperilaku tidak baik. Selama mereka berperilaku baik, seperti tidak mencuri,

menodong maka mereka tetap orang baik di mata agama.

Hal ini menjadi penting karena anak itu memiliki tugas utama yaitu untuk

belajar. Selain itu si anak dan orang tua harus disadarkan dengan tugas dan

kewajibannya masing-masing yaitu, si anak belajar dan orang tua mencari nafkah

untuk anak istrinya. Pertimbangan lainnya adalah, bahwa anak jalanan yang

meminta-minta misalnya, sesungguhnya ia telah berbuat sesuatu yang bertentangan

dengan norma agama, bahkan bisa merusak agama itu sendiri, khususnya agama

Islam. Kalau kita sadar bagaimana fungsi zakat sebagai lumbung kesejahteraan bagi

orang-orang yang kurang mampu. Di situ ada zakat fitrah yang setiap tahun seluruh

umat Islam wajib mengeluarkannya, kemudian ada zakat mal yang cukup besar

potensi dana tersebut yang datang dari umat Islam sendiri. Kenapa ini tidak dikelola

secara baik? Kalau umat Islam mengurus umatnya saja tidak bisa, bagaimana

menghadapi dakwah di tengah-tengah orang non muslim? Bersamaan dengan itu

orang-orang yang berkecukupan dalam segi materi (kaya) juga harus diingatkan,

bahwa mereka memiliki kewajiban untuk menolong sesama. Sebaliknya para

mustahik (melalui amil yang professional), harus aktif mencari dana zakat tersebut

dan dikelola serta diberdayakan sebaik mungkin.

Adapun bentuk pembinaan terhadap anak jalanan atau anak kurang mampu

harus komprehensif dan semua pihak harus terlibat. Pihak pemerintah, masyarakat,

Page 8: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

lembaga pendidikan, pondok pesantren, takmir masjid kemudian yang punya akses

pada kemasyarakatan semuanya harus aktif, turut mengontrol proses pembinaan

serta perkembangan anak tersebut. Selain itu pembinaan juga bukan hanya saja dari

sisi moral, akan tetapi harus juga bersifat jangka panjang. Misalnya seperti mereka

diberi bekal keterampilan baik itu skill maupun agama, sikap toleransi terhadap

sesama, dan yang pada akhirnya mereka dapat hidup mandiri dan terarah sesuai

cita-citanya masing-masing.

Selain itu pemerintah seharusnya mempunyai data base yang konkrit

menganai anak jalanan dan anak kurang mampu yang tersebar di seluruh penjuru

negeri ini. Sehingga mudah sekali ketika akan melakukan penataan serta

penanganannya. Jadi intinya untuk menanggulangi permasalahan anak jalanan atau

anak kurang mampu ini perlu kaki tangan pemerintah yaitu sebuah organisasi baik

yang dilakukan oleh pemerintah itu sendiri atau swasta bahkan perorangan yang

bisa mewadahi aktivitas mereka sudah barang tentu dengan berbagai fasilitas yang

memadai, seperti perlengkapan sarana pendidikan, lembaga ekonomi umat, balai

latihan kerja dan lain sebagainya. Bahkan jika perlu, libatkan pondok pesantren

yang tersebar di setiap daerah, atau mungkin perlu kerjasama dengan takmir masjid

yang sangat banyak, sehingga takmir masjid tugasnya bukan hanya ritual

menyelenggarakan ibadah, tetapi memiliki fungsi pembinaan yang bersifat sosial

seperti membina dan mendidik anak jalanan atau anak kurang mampu.

B. Batasan Masalah dan Perumusan Masalah

Page 9: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

1. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dan untuk

membatasi permasalahan dalam skripsi ini agar tidak terlalu luas

pembahasannya serta jelas sasarannya, maka peneliti hanya membatasi

masalah tentang proses pembentukan sikap toleransi beragama pada anak

binaan.

2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada skripsi ini adalah:

a. Apakah peran Rumah Sahabat Anak Puspita mengajarkan sikap toleransi

beragama?

b. Bagaimana pola penanaman sikap toleransi beragama sejak dini pada anak

binaan yang dilakukan oleh Rumah Sahabat Anak Puspita?

C. Tujuan dan Keguanaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah peneliti rumuskan di atas,

maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu:

a. Untuk mengetahui model dakwah seperti apa yang diajarkan kepada anak-

anak bianaanya.

b. Untuk mengetahui bagaimana pola penanaman sikap toleransi beragama

sejak dini pada anak binaan.

2. Kegunaan Penelitian

Page 10: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

a. Kegunaan Akademis

Sebagai wacana pemikiran dan khazanah referensi serta menjadi bahan

pustaka bagi mahasiswa khususnya dan berbagai kalangan umumnya.

Bagaimana kita dapat mengenal rumah sahabat anak yang akrab disebut

dengan rumah singgah anak jalanan atau anak kurang mampu yang di

dalamnya ditanamkan keterampilan dan diajarkan bertoleransi antar umat

beragama.

b. Kegunaan Praktis

Dengan penelitian ini diharapkan sebuah lembaga sosial yang selalu

berperan aktif membantu pemerintah dalam mencerdaskan anak bangsa, yang

siap hidup rukun, antarsesama anak bangsa walaupun berbeda keyakinan demi

tujuan yang sama yaitu hidup sejahtera.

D. Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan perpaduan antara penelitian kepustakaan dan

penelitian lapangan, karena diawali dengan telaah bahan kepustakaan, undang-

undang dan peraturan yang terkait dengan anak dan keluarga. Hasil telaah

kepustakaan dijadikan sebagai kerangka pemikiran atau landasan teori dalam

operasionalisasi penelitian ini.

Dari segi data yang dikumpulkan, diolah dan dianalisis, penelitian ini juga

merupakan perpaduan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif, karena

mengandalkan pada kekuatan hasil wawancara, Focus Group Discussion (FGD),

Page 11: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

studi dokumentasi, observasi dan dikombinasi dengan hasil olah statistik yang

didasarkan pada hasil penyebaran angket kepada responden.

Sumber penelitian ini pada dasarnya ada dua. Pertama adalah data pustaka

yang bersifat normatif. Data ini dihimpun dari literatur, buku-buku, jurnal-jurnal,

surat kabar-surat kabar, dokumentasi-dokumentasi, undang-undang, website, dan

sebagainya. Kedua adalah data lapangan yang bersifat empiris. Data ini

dikumpulkan melalui observasi, wawancara, FGD dan penyebaran angket kepada

responden.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik atau

instrumen sebagai berikut:

1. Studi Dokumentasi dan Pustaka

Berbagai dokumen penting mengenai penanganan anak jalanan, baik dari

Departemen Sosial maupun Pemerintah DKI, artikel dalam surat kabar,

tulisan dalam majalah atau jurnal, dan buku-buku yang relevan yang akan

dikaji, dipadukan dan dijadikan sebagai kerangka teori dari peneletian ini.

Program kerja instansi pemerintah dan organisasi sosial di masing-masing

wilayah mengenai penanganan masalah anak jalanan juga ditelaah secara

kritis dan mendalam guna diperoleh informasi kunci mengenai tingkat

partisipasi masyarakat dalam penanganan anak kurang mampu melalui

pemberdayaan masalah ekonomi.

2. Observasi Lokasi

Page 12: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

Agar penelitian lapangan ini membuahkan hasil yang maksimal, dipandang

penting dilakukan obsevasi langsung terhadap objek penelitian, yaitu di

Rumah Sahabat Anak Puspita JL. Tegal Amba, Duren Sawit Jakarta Timur.

Obsevasi ini bertujuan untuk melihat “potret” kehidupan anak binaan dan

keluarganya, mobilitas sosial ekonomi masyarakat sekitar dan sebagainya,

sehingga hasil observasi ini dapat dijadikan sebagai kerangka acuan dalam

pengumpulan data selanjutnya dan dalam mendalami persoalan anak binaan.

3. Angket

Sebenarnya penyebaran angket ini diperlukan hanya untuk mengungkap:

a. Pola Hidup Keluarga.

b. Pola Kerja Sehari-hari

c. Cara penyelesaian masalah ekonomi, sosial dan pendidikan anak.

4. Wawancara dan Diskusi Kelompok Terfokus (FGD)

Wawancara dan diskusi kelompok terfokus ini dilakukan secara terbatas,

baik kepada informan yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu keluarga dari

anak-anak binaan maupun informan pendukung, yaitu aparat kelurahan

setempat serta tidak lepas dari warga sekitar.

Adapun yang hendak diungkap dan diekplorasi dari informan adalah:

a. Persoalan-persoalan yang dihadapi dalam keluarga

b. Cara menyelesaikan masalah

c. Pola pengasuhan dan pendidikan anak

d. Pola interaksi sosial

Page 13: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

e. Cita-cita masa depan yang diharapkan.

5. Prosedur dan Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan melalui empat instrumen tersebut akan

dianalisis dengan dua pendekatan, yaitu dengan pendekatan normatif

kualitatif dan pendekatan empiris kuantitatif.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, yaitu meliputi latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi penelitian,

dan sistematika penelitian

BAB II Kerangka Teoritis, yang meliputi pengertian peran, pengertian

aktivitas, bentuk aktivitas, proses pembentukan sikap, pengertian toleransi

beragama, upaya menumbuhkan toleransi beragama dan pengertian tentang anak.

BAB III Membahas Tentang Gambaran Umum RSA Puspita, meliputi

profil, visi dan misi, struktur organisasi, dan pola pembinaan.

Bab IV Analisis Tentang Peran Aktifitas Rumah Sahabat Anak Puspita

Dalam Pembentukan Sikap Toleransi Beragama Pada Anak Binaan meliputi,

analisis bentuk-bentuk aktivitas, analisis masalah anak bianaan, analisis hasil

aktivitas dan analisis tentang respon anak terhadap pola pembinaan.

BAB V Penutup, yang meliputi kesimpulan dan saran-saran.

Page 14: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Peran dan Aktivitas

1. Pengertian Peran

Dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah beberapa tingkah yang

diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat dan harus

dilaksanakan.1

Peran tidak dapat dipisahkan dari status (kedudukan) walaupun

keduanya berbeda, akan tetapi saling berhubungan erat antara satu dengan yang

lainnya, karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya, peran

diibaratkan seperti dua sisi mata uang yang berbeda, akan tetapi kelekatannya

sangat terasa sekali seseorang dikatakan berperan. Karena dia mempunyai status

(orang tersebut) mempunyai status dalam masyarakat, walaupun kedudukan itu

berbeda antara satu dengan yang lain, akan tetapi masing-masing dirinya

berperan dengan statusnya.

Sedangkan Gross, Mason dan A.W. Mc Eachern sebagaimana dikutip

oleh David Barry mendefinisikan peran sebagai seperangkat harapan-harapan

1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1998), h. 667

Page 15: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu,2

harapan tersebut masih menurut David Barry, merupakan hubungan-hubungan

dari norma-norma sosial, oleh karena itu dapat dikatakan peranan-peranan itu

dapat ditentukan oleh norma-norma di dalam masyarakat, artinya seseorang

diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat di dalam

pekerjaannya dan dalam pekerjaan-pekerjaan lainnya.

Sarlito Wiraman Sarwono juga mengemukakan hal yang sama bahwa

harapan tentang peran adalah harapan-harapan yang lain pada umumnya tentang

perilaku-perilaku yang pantas, yang seyogyanya ditentukan oleh seseorang

yang mempunyai peran tertentu.3

Dari penjelasan tersebut di atas terlihat suatu gambaran bahwa yang dimaksud

dengan peran merupakan kewajiban-kewajiban dan keharusan-keharusan yang

dilakukan seseorang karena kedudukannya. Di dalam status tertentu dalam suatu

masyarakat atau lingkungan di mana dia berada.

2. Pengertian Aktifitas

Kata aktivitas menganut pengertian tentang kegiatan, salah satu kegiatan

kerja yang dilaksanakan di tiap bagian perusahaan.3

2 David Barry, Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995),

cet. Ke 3. h 99 3 Sarlito Wiranwono Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial (Jakarta: Rajawali, 1984), cet ke-

1,h. 235

3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

edisi ke-3, 2002). hal. 23

Page 16: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

Sedangkan dalam kehidupan harian aktivitas berarti menjalankan

kegiatan rutinitas sehari-hari, misalnya saja seorang ibu yang setiap harinya

tidak pernah lepas dari pekerjaan membersihkan rumah, mengurus anak-

anaknya, atau seorang pelajar yang selalu menjalankan aktivitasnya rutinnya ke

sekolah, untuk belajar dan berkreasi. Itulah aktivitas yang tidak pernah bisa

lepas dari kehidupan manusia yang masih bernafas, berbeda dengan manusia

yang sudah tidak bernafas lagi.

Dari beberapa aktivitas atau kegiatan yang dilakukan di atas, bisa juga

berdampak positif atau negatif bagi pelakunya, karena menurut Samuel Soeltoe

sebenarnya aktivitas bukan hanya sekedar kegiatan, beliau memandang bahwa

aktivitas dipandang sebagai usaha mencapai atau memenuhi kebutuhan.

Salah satu kebutuhan manusia adalah menuntut ilmu untuk menjadi

pintar dan pandai, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka manusia harus

belajar dengan tekun melalui sekolah, majlis-majlis tempatnya ilmu atau juga

bisa dengan membaca buku. Ternyata untuk memenuhi satu kebutuhannya saja

manusia harus melakukan berbagai kegiatan atau melakukan berbagai aktivitas.4

B. Pembentukan Sikap

Kita pasti sering mendengar kata sikap, atau bahkan telah kerap

menggunakannya dalam percakapan keseharian. Mungkin kita sudah biasa ditanya

sikap kita terhadap sesuatu. Misalnya bagaimana sikap Anda dengan kekerasan

4 Samuel Soeitoe, Psikologi Pendidikan II (Jakarta: FEUI, 1982) h. 52

Page 17: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

aparat polisi pada aksi demonstrasi di kampus UNAS (Universitas Nasional) Pasar

Minggu? Apa sikap Anda dengan pelacuran? Apa sikap Anda dengan korupsi para

pejabat kita? Bagaimana sikap Anda tentang masalah kemiskinan? kita mungkin

akan menjawabnya dengan pendapat berbeda untuk masing-masing kasus.

Saat ini kita mungkin menjadi pendukung partai tertentu, penggemar tokoh

tertentu, anggota klub penggemar tanaman hias, pecinta lingkungan, pecinta

demokrasi, atau yang lain. Kita bisa menjadi hal-hal tersebut karena adanya sikap

yang kita miliki.

Apa sebenarnya sikap? Sikap bisa kita artikan sebagai kecenderungan reaksi

penilaian terhadap segala sesuatu di dunia ini. Bisa saja sesuatu itu orang lain,

peristiwa atau masalah, ide-ide maupun suatu keadaan fisik. Di dalam sikap

terkandung aspek afeksi (emosi atau perasaan), aspek kognisi (keyakinan), dan

aspek perilaku (perilaku dalam bentuk nyata ataupun kecenderungan berperilaku).

Sebagai ilustrasi, ambil contoh sikap tentang minuman keras. Mula-mula

kita harus memiliki keyakinan tertentu tentang minuman keras, misalnya minuman

keras itu enak, merusak tubuh, mahal, teman saat stres, kadar alkohol tinggi bisa

memabukkan, diharamkan agama, atau lainnya (aspek kognisi). Lalu kita bisa

memiliki perasaan positif atau negatif terhadap minuman keras. Kita bisa menyukai

minuman keras atau tidak suka (aspek afektif). Kemudian, kita juga memiliki

kecenderungan perilaku tertentu terhadap minuman keras. Jika kita menyukainya

maka kita meminumnya, mengatakan bahwa minum-minuman keras itu baik,

bersedia mengeluarkan uang untuk membelinya, atau yang lain. Jika kita tidak

Page 18: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

menyukainya maka kita tidak meminumnya, ikut operasi minuman keras, melarang

teman kita meminumnya, mengeluarkan artikel tentang bahaya minuman keras,

tidak mau mengeluarkan uang untuk membelinya dan sebagainya (aspek perilaku).

Jadi, belum sikap namanya jika kita hanya memiliki pendapat terhadap

sesuatu (misalnya miras itu haram). Namun jika kita memiliki perasaan tertentu

terhadap miras (misalnya tidak suka), dan bertindak tertentu terhadap miras

(misalnya tidak mau meminumnya), barulah pendapat itu merupakan sikap.

Proses Pembentukan Sikap

Bagaimana kita bisa memiliki sikap tertentu terhadap suatu hal?

Bagaimana anda menjadi pendukung partai, fans klub sepakbola Persebaya, fans

klub AC Milan, fans artis, pecinta binatang, penggemar tanaman hias, atau

semacamnya? Kita memperolehnya karena anda belajar untuk memilikinya.

Ada banyak jalur yang membuat kita bisa memiliki sikap tertentu. Bisa

karena pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh

kebudayaan, pengaruh media massa, pengaruh lembaga pendidikan/lembaga

agama, dan pengaruh emosional. Adapun proses pembentukan sikap adalah

melalui pembelajaran. Kita belajar untuk memiliki sikap tertentu. Bagaimana

caranya? Secara garis besar, orang belajar melalui pengkondisian klasik,

pengkondisian instrumental, pemodelan dan pengalaman langsung.

Pengkondisian klasik (classical conditioning). Inilah belajar berdasarkan

asosiasi. Jika sesuatu (stimulus) muncul maka kita berharap adanya sesuatu yang

Page 19: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

lain (stimulus kedua) mengikutinya. Artinya, sesuatu diasosiasikan dengan yang

lain. Misalnya kita mula-mula bersikap netral terhadap anjing. Kita tidak

menyukainya, juga tidak membencinya. Namun kemudian kita tahu bahwa

penggemar anjing dikenal sebagai orang-orang yang memiliki kelas sosial tinggi.

Maka kemudian kita jadi bersikap positif karena kita juga memandang positif

kelas sosial tinggi.

Sikap bisa muncul sejak kecil. Seorang anak pada awalnya bersikap netral

terhadap semua orang. Mereka memiliki sikap negatif atau positif karena

mempelajari sikap orang lain. Misalkan orangtuanya selalu menggerutu jika

bertemu dengan rombongan suporter sepakbola. Ia sering mengatai-ngatai negatif

suporter sepakbola. Nah, sang anak akan belajar untuk bersikap negatif juga

terhadap suporter sepakbola, karena suporter sepakbola diasosiasikan dengan hal-

hal negatif. Pendek kata, mengasosiasikan sesuatu dengan hal-hal negatif akan

membentuk sikap negatif dan mengasosiasikan sesuatu dengan ha-hal positif akan

membentuk sikap positif.

Pengkondisian instrumental (instrumental conditioning). Ini adalah prinsip

di mana sikap tertentu muncul karena adanya imbalan atas perilaku yang

diharapkan, dan adanya hukuman jika berperilaku tidak seperti yang diharapkan.

Misalnya di dalam rumah, kita diharapkan untuk bertindak tanpa kekerasan dalam

kondisi apapun. Maka, ketika kita melakukan kekerasan, kita akan dimarahi. Jika

kita tidak melakukan kekerasan, kita akan dipuji bahkan diberi hadiah.

Page 20: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

Pemodelan (modeling). Inilah belajar melalui peniruan atau observasi.

Kita memiliki sikap tertentu karena mengamati dan meniru orang lain. Jika orang

lain bersikap positif terhadap minuman keras (meminumnya sering-sering), kita

juga bersikap positif (meminumnya juga). Boleh jadi kita meniru dari yang Anda

ketahui secara langsung, maupun secara tidak langsung melalui media massa atau

orang lain. Lagipula umumnya orang lebih banyak menerima pendapat, gagasan,

dan sikap orang lain daripada menghindarinya.

Pengalaman. kita menyukai bakso atau tidak dengan cara bagaimana?

Sudah tentu dengan cara mencicipi bakso. Kita menyukai kuliah yang diberikan

dosen tertentu dengan cara apa? Sudah pasti dengan cara mengikuti kuliahnya.

Banyak sikap muncul dari pengalaman yang dialami secara langsung. Namun

demikian, kadang orang hanya berasumsi belaka. Misalnya kita berasumsi bahwa

jika Anda pergi ke diskotik pasti akan tidak menyenangkan bagi kita. Oleh sebab

itu kita bersikap negatif terhadap diskotik. Padahal, jelas kita belum sekalipun

masuk diskotik.

C. Toleransi Beragama

1. Pengertian Toleransi

Dalam kamus umum bahasa Indonesia, W. J. S Poerwadarminta

mengungkapkan bahwa toleransi berasal dari kata “toleran” yakni sikap atau

sifat tenggang rasa (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian

(pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan) yang lain atau yang

Page 21: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

bertentangan dengan pendiriannya. Menurut Puis A. Partanto dan M. Dahlan

Al-Barry dalam kamus ilmiah populer mendefinisikan kata toleransi sebagai

sikap atau sifat menghargai, pembiaran. Sedangkan pengertian toleransi

menurut Abdullah bin Nuh dalam kamus baru, disebutkan bahwa toleransi

berawal dari bahasa latin “tolerare” yang berarti menahan diri, sikap sabar,

membiarkan orang berpendapat lain, berhati lapang dan bertenggang rasa

terhadap orang yang berlainan pandangan atau agama. Sahibi Naim dalam

bukunya ”Kerukunan Antar Umat Beragama” menerangkan bahwa istilah

toleransi berasal dari bahasa Inggris yaitu; tolerance yang berarti sikap

membiarkan, mengakui dan menghormati keyakinan orang lain tanpa

melakukan persetujuan. Dalam bahasa Arab biasanya toleransi biasanya

disebut dengan “tasamuh” dari akar kata “samaha” yang berarti bersikap

membiarkan, murah hati, ramah, lunak dan berhati ringan.

Kamus Oxford mengartikan bahwa toleransi adalah kemampuan untuk

menenggang rasa atas keyakinan dan tindakan orang lain dan membiarkan

mereka melakukannya. Kamus tersebut juga menggambarkan toleransi

sebagai “kemampuan untuk menanggung penderitaan atau rasa sakit”.

Sedangkan dalam Deklarasi Prinsip-Prinsip Toleransi UNESCO menyatakan

bahwa toleransi adalah rasa hormat, penerimaan, dan penghargaan atas

keragaman budaya dunia yang kaya, berbagai bentuk ekspresi diri, dan cara-

Page 22: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

cara menjadi manusia.5 Sebagaimana yang diutarakan Michael Walzer, dalam

buku On Toleration, pada dasarnya toleransi, dalam kehidupan bernegara

bangsa, dilandaskan pada pemenuhan hak-hak individu sebagai warga negara

tanpa memandang keanggotanya dalam suatu kelompok primordial tertentu.

Namun, Walzer mengingatkan bahwa hal ini berwajah ganda: pada

satu pihak ada pergulatan untuk masuk menjadi warga yang setara, pada pihak

lain —karena tuntutan hak-hak kelompok, khususnya kelompok minoritas,

untuk bersuara, memperoleh tempat, dan menjalankan politiknya— dapat juga

berarti pemisahan6

Pendapat senada juga diungkapkan Habermas. Menurutnya, Toleransi

mengandaikan sikap warga negara terhadap yang lainnya yang didasarkan

pada hak dan kewajiban yang sama. Sehingga tidak ada ruang bagi otoritas

tertentu yang diperbolehkan secara sepihak menentukan batas-batas, apa yang

dapat ditoleransi dan apa yang tidak. Sebagai konsekuensinya, keadilan dan

tanggung jawab senantiasa meniscayakan dalam konteks yang sama.

Sebagaimana yang dikutip Yudi Latif & Abdul'dubun 'Hakim,

Habermas juga menekankan pentingnya toleransi dan konsensus rasional

dalam masyarakat demokratis atau global. Toleransi harus dipandang secara

positif baik etis maupun politis. Ia dipandang secara etis karena mengandaikan

5 Christelle Sadeghi dan Josiane Bechara, Toleransi, 17 Juli 2007, diakses pada

www.commongroundnews.org, pada 12 Maret 2008. 6 Sebagaimana yang dikutip Trisno S Sutanto, Melampaui Toleransi, Menerung bersama

Walzer, www.kompas.com, diakses pada 12 Maret 2008.

Page 23: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

kebenaran dari yang lain. Ia dipandang secara politis karena mampu

membentuk konsensus rasional. Pemihakan ini adalah turunan dari gagasan

Habermas mengenai demokrasi konstitusional sebagai satu-satunya sistem

yang dapat mengakomodasi komunikasi bebas dominasi dalam rangka

pembentukan konsensus rasional.7

Dalam litelatur agama Islam, toleransi disebutkan dalam bahasa Arab

sebagai at-tasamuh. Toleransi merupakan salah satu di antara sekian ajaran

inti dalam Islam. Toleransi sejajar dengan ajaran fundamental yang lain

seperti kasih (rahmah), kebijaksanaan (hikmah), kemaslahatan universal

(mashlahah ’ammah), keadilan (’adl).

Abd. Muqsith Ghazali –pakar ilmu fiqih dan ushul fiqh Islam–,

menjelaskan beberapa prinsip ajaran agama Islam di atas, meminjam bahasa

ushul fiqh, disebut sebagai qath’iyyat dan kulliyat. Maksudnya, sebagai ajaran

yang qath’iy, prinsip-prinsip itu tidak bisa dianulir atau dibatalkan dengan

nalar apapun. Dan sebagai kulliyat, ajaran tersebut bersifat universal dengan

melintasi waktu dan ruang (shalihatun li kulli zaman wa makan). Singkatnya,

prinsip-prinsip ajaran itu bersifat transhistoris, transideologis, bahkan trans-

keyakinan-agama.8

7 Yudi Latif & Abdul'dubun'hakim, Melampui Kosmopolitanisme Politik, www.kompas.com,

diakses pada 12 Maret 2008 8 Abd. Muqsith Ghazali, Cetak Biru Toleransi di Indonesia, www.islamlib.com, diakses pada

20 Maret 2008.

Page 24: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

Sikap toleran tegas mengajarkan kepada umat Islam untuk

menghormati, menyayangi dan mengkasihi orang lain, tanpa melihat latar

belakang atau asal usulnya. Walaupun mempunyai perbedaan prinsip, ideologi

bahkan akidah.

Hal itu sebagaimana ditegaskan dalam al-Qur’an, surat al-Hujarat ayat

13 yang berbunyi:

“Wahai manusia, kami ciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan

dan kami ciptakan kamu dalam bentuk suku dan bangsa supaya kalian saling

kenal mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah

adalah yang paling takwa di antara kamu. Sungguh Allah Maha Tahu dan

Maha Waspada.” (QS. al-Hujurat: 13).

Ayat ini dengan jelas menerangkan bahwasannya Sang Khaliq, telah

menghendaki penciptaan manusia beragam, tidak tunggal. Keberagaman

sengaja diciptakan sebagai media untuk saling mengenal, berdialog dan

bekerjasama. Karena hanya dengan saluran mengenali, berdialog dan bekerja

sama, akan memunculkan keindahan, kedamaian dan ketentraman, di alam

dunia ini.

Page 25: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

Dalam buku “Islam Inklusif Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama”,

Alwi Shihab, menegaskan, ada dua komitmen penting dalam menumbuh

kembangan kehidupan antaragama guna menciptakan keharmonisan. Pertama,

toleransi, dan kedua, pluralisme.9

Dalam surat al-Anbiya: 107 yang berbunyi:

“Dan saya tidak mengutus (wahai Muhammad) kecuali sebagai kasih

sayang bagi seluruh alam semesta.” (QS. Al-Anbiya: 107)

Juga mempertegas urgensi toleransi dalam kehidupan umat manusia.

Di dalam ayat itu, kata rahmatan secara linguistik berarti kelembutan dan

kepedulian (al-riqqah wa al-ta’aththuf). Selain itu berarti ampunan dan

rezeki. Berikutnya ada kata li al-alamin. Menurut Imam al-Razi, kasih sayang

Nabi Muhammad SAW tidak hanya bagi orang-orang muslim dan non

muslim, melainkan juga untuk agama dan dunia. Jadi Tuhan sesungguhnya

telah menggariskan dan memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW agar

menjadi rahmat dan pembawa kasih sayang bagi seluruh umat manusia.10

9 Alwi Sihab, Islam Inklusif Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama, (Bandung; Mizan,

1997), h. 41.

10 Zuhairi Misrawi, Al-Quran Kitab Toleransi, Inklusivisme, Pluralisme dan

Multikulturalisme, (Jakarta: Fitra), h. 240-242

Page 26: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

Mempertegas asumsi di atas, diungkapkan di dalam al-Qur’an, tentang

kebebasan untuk menentukan dan memilih agama sesuai dengan keyakinan

masing-masing, tanpa ada paksaan.

“Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku.” (QS. al-Kafirun:

6)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan diberi petunjuk, orang

Nasrani, shabi’in, yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir serta

beramal saleh, maka bagi mereka pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada

ketakutan serta kekhawatiran atas mereka.” (QS. al-Baqarah:62).

Dua ayat terakhir secara eksplisit menerangkan setiap manusia

mempunyai kebebasan untuk memilih keyakinan dan ada jaminan atasnya.

Sebagai konsekuensinya orang lain juga wajib untuk menghormati, dan

menerima pilihan itu sebagai bentuk adanya keniscayaan keberagaman.

Dalam lintasan sejarah, dari praktik Nabi Muhammad SAW, bisa

dilihat bagaimana toleransi terhadap umat lain ditegakkan. Misalnya pada

tahun 628 H Nabi Muhammad SAW menurut A. Zahoor dan Z. Haq –

Page 27: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

sebagaimana disebutkan oleh Robert Spencer– memberikan piagam prevelise

kepada biarawan Kristen dari Biara Santo Catherine. Dalam piagam itu, Nabi

berkata kepada umat Kristen, “Sesungguhnya aku, hamba, penolong, dan

pengikut-pengikutku berusaha untuk membela mereka, karena orang-orang

Kristen merupakan wargaku; dan demi Allah! Aku akan berjuang untuk

melawan setiap sesuatu yang dapat mengganggu mereka. Tidak ada

pemaksaan terhadap mereka.” Di samping itu Nabi Muhammad SAW juga

melarang merusak dan menghancurkan rumah ibadah mereka. Gereja-gereja

harus dihormati. Mereka juga tidak boleh dihalang-halangi untuk

memperbaiki gereja-gereja mereka atau kesucian perjanjian mereka. Dr.

Zahoor dan Haq menegaskan bahwa “Piagam yang memberikan hak-hak

istimewa ini telah dihormati dan diterapkan secara jujur oleh kaum muslim

sepanjang berabad-abad di seluruh negeri yang dikuasai.11

Demikian beberapa pengertian toleransi yang diartikan sebagai sifat

atau sikap menghargai atau membiarkan, akan tetapi pengertian toleransi yang

penulis maksud adalah toleransi beragama. Apabila dihubungkan dengan

masalah agama dan keyakinan yang dianut oleh seseorang atau kelompok,

maka kita harus membiarkan orang lain hidup dan menjalankan agama

menurut keyakinanya dengan tidak bersikap mencela dan memusuhinya.

Dalam toleransi di sini, mengandung pengertian kesediaan menerima

11 Robert Spencer, Islam Ditelanjangi, Penerjemah Mun’im Sirry, (Jakarta: Paramadina,

2003), h. 226-228.

Page 28: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

pendapat yang berbeda-beda dan dapat menghargai agama dan keyakinan

orang lain serta memberikan kebebasan untuk menjalankan apa yang

dianutnya.

Dalam ajaran Islam, sikap dalam hidup beragama, di samping harus

yakin dengan agamanya sendiri, juga tidak boleh memaksakan keyakinan itu

kepada orang lain bahkan harus menghargai dan menghormati agama dan

keyakinan orang lain. Sikap inilah yang dikembangkan dan dicontohkan oleh

Nabi Muhammad SAW. Sewaktu beliau di Madinah, ketika Islam

berkembang dalam masyarakat yang majemuk.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa toleransi

adalah sikap memberikan kebebasan kepada setiap orang yang berbeda baik

dalam pendapat, sudut pandang, agama dan keyakinan tanpa ada rasa benci

dan permusuhan atau pertentangan. Namun perlu adanya suatu pendekatan

dengan cara dialog atau bermusyawarah untuk saling memberikan

argumentasi dan informasi tentang apa yang diterima sebagai kebenaran,

sehingga tidak menimbulkan konflik.

2. Dasar dan Landasan Toleransi

Dasar dan landasan toleransi yang disepakati oleh orang Islam dalam

hal ini adalah sesuatu yang datang pada kita. Musthafa Al-Ba’i menjelaskan

bahwa dasar dan landasan toleransi adalah sebagai berikut:

a. Sesunguhnya agama-agama samawi itu berasal dari sesuatu yang satu

(QS. asy-Syura: 13)

Page 29: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

b. Sesungguhnya para nabi adalah bersaudra tidak ada yang dilebihkan dari

segi risalah (utusan) dan diwajibkan bagi umat Islam untuk mengimani

merekan semua (QS. al-Baqarah: 136)

c. Akidah atau keyakinan tidak boleh dipaksakan tetapi harus ada

keridhoan (QS. al-Baqarah: 256 dan QS. Yunus: 99)

d. Tempat-tempat ibadah bagi semua agama samawiitu dimuliakan dan

wajib dilindungi atau dijaga seperti perlindungan terhadap masjid-

masjid umat Islam (QS. al-Hajj: 40)

e. Tidak diperkenankan kepada manusia untuk menghadapi atau

menanggapi perbedaan-perbedaan dalam agama itu dengan saling

membunuh di antara mereka atau saling bermusuhan, tetapi mereka

diwajibkan untuk saling tolong-menolong dalam melaksanakan

kebaikan dan memerangi kemungkaran (QS. al-Maidah: 4)

f. Saling menghormati antarsesama manusia dalam kehidupannya dan di

sisi Allah SWT diukur dengan ukuran kebaikan yang diberikan kepada

dirinya sendiri dan orang lain (QS. al-Hujurat: 13)

g. Bahwa perbedaan yang ada dalam agama-agama itu tidak merubah sikap

untuk berbuat kebaikan dan jalinan komunikasi atau dialog (QS. al-

Maidah: 4)

h. Perbedaan-perbedaan dalam agama boleh untuk didialogkan dengan cara

yang baik selama dalam batas-batas etika (QS. al-‘Ankabut: 46)

Page 30: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

i. Bila terjadi pemaksaan kehendak dan keyakinan pada suatu umat maka

wajib ditentang, karena menolak atas pemaksaan atau suatu keyakinan

dapat menghindari fitnah atau malapetaka (QS. al-Mumtahanah:9)

j. Bila ada umat yang bermaksud memaksa seseorang untuk memeluk

suatu agama, namun tidak dapat merubah keyakinan orang tersebut,

maka wajib baginya menghargai dan menghormati kebebasan orang

tersebut untuk memegang teguh keyakinannya.

Melihat dari perspektif al-Qur’an di atas, maka dasar-dasar toleransi

yang bersumber dari firman Allah SWT ini, sangat penting dikembangkan dan

diamalkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Sehingga dapat kita simpulkan

bahwa dalam kehidupan beragama, Islam membolehkan adanya kerjasama

dalam masalah perniagaan atau muamalah dengan cara yang adil dan

bijaksana dengan landasan saling menghormati hak-hak mereka masing-

masing tanpa adanya permusuhan dan perselisihan di antara mereka.

3. Aspek-Aspek Toleransi

Aspek-aspek toleransi menurut pandangan Islam adalah sebagai

berikut:

a. Toleransi Kehidupan Antar Umat Beragama

Al-Qur’an banyak memberikan petunjuk kepada umat Islam untuk bersikap

toleransi kepada penganut agama lain. Beberapa prinsip tersebut anta lain:

1) Tidak ada paksaan untuk memeluk suatu agama

2) Tidak mencaci maki sesembahan pemeluk agama lain

Page 31: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

3) Islam tidak menghalangi pemeluk agama lain untuk melakukan ibadah

dan upacara keibadatan ritual agamanya.

4) Islam memerintahkan untuk selalu berbuat baik

5) Dialog dengan cara yang bijaksana dan arif

6) Islam tidak melarang untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap

pemeluk agama lain.

Untuk merealisasikan hal tersebut hendaknya memiliki sikap:

1) Menghormati alam pikiran orang lain

2) Menghargai status sosial orang lain

Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa sikap toleransi antarumat

beragama adalah bagaimana menjalin hubungan yang baik dalam lingkungan

umat beragama yang berbeda, misalnya perlindungan terhadap rumah ibadah

seharusnya mereka mendapatkan hak yang sama. Di sinilah prinsip keadilan

yang harus ditegakkan dalam mewujudkan kerukunan antarumat beragama.

Sebagimana dijelaskan dalan firman Allah SWT:

“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan dan menjdikan kamu berbangsa-bangsa dan

Page 32: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesunguhnya orang yang paling

mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara

kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. al-

Hujurat: 13)

b. Toleransi kehidupan intern umat Islam

Beberapa prinsip ajaran Islam dalam menata kehidupan sesama muslim yang

dijelaskan dalam surat al-Hujurat ayat 9-12 yang intinya sebagai berikut:

1) Prinsip perdamaian (islah)

2) Prinsip persatuan dan persaudaraan

3) Prinsip persamaan

4) Prinsip perasaan kasih sayang

Dengan demikian toleransi perlu dijalin dan bekerja sama dalam

mengembangkan sikap saling menghormati, serta bagaimana cara

menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan umat seagama. Namun

perlu digarisbawahi bahwa Islam melarang adanya hubungan, kerjasama atau

tukar-menukar dalam hal akidah ibadah mahdah dengan pemeluk agama lain.

Prinsip ini ditegaskan dalam firman Allah SWT:

“Katakanlah: Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa

yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.

Page 33: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu

tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah

agamamu dan untukkulah agamaku.” (QS. al-Kafirun: 1-6)

Dalam hal ini, perlunya toleransi dalam pergaulan hidup, baik intern umat

beragama maupun antarumat beragama. Toleransi dalam pergaulan hidup

antarumat beragama harus didasarkan kepada tiap agama menjadi tanggung

jawab pemeluk agama itu sendiri dan mempunyai bentuk ibadah dengan

sistem dan cara tersendiri.

Atas dasar itu, maka diperlukan sebuah toleransi dalam pergaulan antarumat

beragama. Di samping itu, diperlukan strategi penyebarluasan konsep teologi

kerukunan antarumat beragama yang disusun dalam dialog intensif oleh

pemuka agama. Harun Nasution menyatakan, sebagaimana yang dikutif

Muslih Musa dan Aden Widjan SZ bahwa konsep teologi kerukunan , yaitu:

1) Mencoba melihat kebenaran yang ada dalam agama lain

2) Memperkecil perbedaan yang ada di antara agama-agama.

3) Menonjolkan persamaan-persamaan yang ada dalam agama.

4) Memupuk rasa persaudaraan se-Tuhan

5) Memusatkan usaha pada pembianaan individu dan masyarakat manusia

yang baik, yang menjadi tujuan beragama dari semua agama monoteis.

6) Mengutamakan pelaksanaan ajaran-ajaran yang membawa kepada

toleransi beragama.

7) Menjauhi praktek serang menyerang antar agama.

Page 34: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

Ketujuh uraian di atas merupakan nilai-nilai toleransi Beragama yang cukup

relevan untuk dikembangkan melalui lembaga pendidikan baik formal

maupun informal. Upaya untuk mensosialisasikan dan merealisasikannya

menjadi prioritas baik dalam proses belajar mengajar maupun pola interaksi

sehari-hari demi terciptanya hubungan yang sehat, harmonis.

4. Upaya Menumbuhkan Toleransi Beragama

Ada beberapa upaya untuk menumbuhkan toleransi beragama sejak

dini, yaitu dengan cara membimbing anak sedini mungkin untuk dikenalkan

dengan berbagai agama atau kepercayaan yang ada disekitarnya, anak-anak

diajarkan sejarah agama, karena di sekolah tidak cukup untuk menjelaskan

bagaimana proses keberagaman agama di Indonesia. Nah, hal ini yang

menjadi perhatian penuh para orang tua untuk mendidik, membina dan

mengarahkan sang anak supaya bisa menyikapi secara bijak terhadap

perbedaan-perbedaan yang ada.

D. Anak

Berbicara mengenai pengertian anak selalu dikaitkan dengan batasan umur

anak itu sendiri. Dalam hal ini para ahli berbeda pendapat dalam menentukan

batasan umur seorang anak yang dihubungkan dengan kecakapannya. Berikut ini

beberapa pendapat tentang anak:

Page 35: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

Agus Sujanto menyatakan bahwa, masa kanak-kanak, yaitu sejak lahir sampai

5 tahun, masa anak, yaitu umur 6 tahun sampai 12 tahun.13

Menurut Kamus

Umum Bahasa Indonesia anak merupakan “turunan kedua” turunan yang

dilahirkan dari dari sepasang pria dan wanita dalam sebuah ikatan perkawinan.14

Sehubungan dengan adanya berbagai pendapat tentang batasan umur

seorang anak, penulis setuju pada pendapat yang mengatakan batasan usia anak

adalah nol sampai 12 tahun. Masa anak sekolah (umur 6 – 12 tahun)

Banyak ahli menganggap masa ini sebagai masa tenang, atau masa laten,

di mana apa yang terjadi dan dipupuk pada masa-masa sebelumnya akan

berlangsung terus untuk masa-masa selanjutnya.15

Dengan memasuki SD salah

satu hal penting yang perlu dimiliki anak adalah kematangan sekolah, tidak saja

meliputi kecerdasan dan keterampilan motorik, bahasa, tetapi juga hal lain, seperti

dapat menerima otoritas tokoh lain di luar orang tuanya, kesadaran akan tugas,

patuh pada peraturan dan dapat mengendalikan emosi-emosinya.

Pada masa anak sekolah ini, anak-anak membandingkan dirinya dengan

teman-temannya dimana ia mudah sekali dihinggapi ketakutan akan kegagalan

dan ejekan teman. Bila pada masa ini ia sering gagal dan merasa cemas, akan

tumbuh rasa rendah diri, sebaliknya bila ia tahu tentang bagaimana dan apa yang

13 (Agus Sujanto Psikologi Perkembangan.(Jakarta: Aksara Baru, 1982) cet. Ke.3. h.1

14 W.J.s. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1985), cet

ke-8, h. 38 15 Singgih D. Gunarsa, Yulia Singih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,

(Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2003) cet ke-10, h. 13

Page 36: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

perlu dikerjakan dalam menghadapi tuntutan masyarakatnya dan berhasil

mengatasi masalah didalam hubungan dengan teman dan prestasi sekolahnya,

akan timbul motivasi yang tinggi terhadap karya.

Dengan memasuki dunia sekolah dan mayarakat, anak-anak dihadapkan

pada tuntutan sosial yang baru, yang menyebabkan timbulnya harapan-harapan

atas diri sendiri (self-expectation) dan aspirasi-aspirasi baru, dengan lain

perkataan akan muncul lebih banyak tuntunan dari lingkungan maupun dari dalam

anak sendiri yang kesemuanya ingin dipenuhi. Beberapa keterampilan yang perlu

dimiliki anak pada tahap ini meliputi:

1. Keterampilan menolong diri sendiri (self-help skills)

2. Keterampilan bantuan sosial (social-help skills)

3. Keterampilan sekolah (school skills)

4. Ketrampilan bermain (play skills).16

Di dalam segi emosinya, nampak pada usia ini anak mulai belajar

mengendalikan reaksi emosinya dengan berbagai cara atau tindakan yang dapat

diterima lingkungannya.

Pada akhir masa sekolah, karena tujuan utama masa ini adalah diakui

sebagai anggota dari suatu kelompok, maka biasanya anak-anak cenderung lebih

senang memilih aturan-aturan yang ditetapkan kelompoknya daripada apa-apa

yang diatur oleh orang tuanya.

16 Ibid

Page 37: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

Melalui pengasuhan di rumah dan pergaulan sosial sehari-hari anak belajar

bagaimana berinteraksi dengan orang lain, bagaimana ia menentukan identitas diri

dan peran jenis kelaminnya, bagaimana ia melatih otonomi sikap mandiri dan

berinisiatif, bagaimana belajar mengatasi kecemasan dan konflik secara tepat,

bagaimana mengembangkan moral dan kata hati yang benar dan serasi.

Sedangkan dalam Islam memandang bahwa masa kanak-kana adalah masa

penentuan masa depan, dan di antara kewajiban generasi sekarang adalah

menanamkan berbagai kemungkinan tanggung jawab dalam mengemban

kepemimpinan secara sukses.17

Satu-satunya jalan untuk memperbaiki, mendidik

dan membangkitkan semangat generasi mendatang adalah kepedulian atau sikap

peduli terhadap anak sekarang, mendidik dengan pendidikan yang baik dan

memberikan bekal ilmu pengetahuan untuk mengarungi kehidupan nanti.

Betapa tinggi kepedulian Islam terhadap pendidikan anak, hal ini dapat

dibuktikan melalui sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Jabir bin

Samroh:

“Pendidikan atau bimbingan yang diberikan orang tua kepada anaknya

lebih baik dari bersedekah sejumlah satu sha’” (HR. Turmudzi).18

17 Muhammmad Athiyah al-Abrasy, Beberapa Pemikiran Pendidikan Islam (Yogyakarta:

Titian Ilahi Press, 1996) h. 81

18 Muhammad Abdul Ar Rahman bin Abd Al Rahim Al Mubarakafuri, Tukhfah al Akhwazi

bin Syarh Jami Al Turmudzi, juz 6, (Beirut: Dar Al kutub al Ilmiyah, 1990) cet ke-1, h. 70

Page 38: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

BAB III

GAMBARAN UMUM RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA

A. Profil Rumah Sahabat Anak Puspita

Dalam Konvensi Hak Anak dijelaskan bahwa anak memiliki beberapa hak

di antaranya: 1. Hak untuk kelangsungan hidup (Survival), yaitu anak berhak

melanjutkan hidupnya dengan mendapatkan fasilitas berupa pangan, sandang dan

papan. 2. Hak untuk tumbuh kembang (Development), yaitu anak berhak untuk

tumbuh dan berkembang secara normal, tidak mencari nafkah di jalan, tidak

tereksploitasi. 3. Hak mendapatkan perlindungan (Protection), yaitu anak

mendapatkan pelindungan dari tindak kekerasan fisik, kekerasan seksual dan

kekerasan lainnya, baik yang dilakukan keluarga maupun orang lain. 4. Hak

berpartisipasi dalam masyarakat (Participation), yaitu anak berhak ikut

berpartisipasi/berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbudaya dan

berbangsa. Oleh karena itulah rumah sahabat anak mencoba ikut andil dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa.12

Rumah Sahabat Anak Puspita adalah tempat berkumpul anak-anak yang

terlupakan. Hidup dari mencari sesuatu yang orang lain tidak butuhkan atau

menadah untuk belas kasihan dan bukan penuntutan hak sebagai anak bangsa

yang sebetulnya mempunyai hak seperti layaknya anak-anak lainnya yang

12 . Buletin dwi mingguan Sirumput edisi xxxv tahun 2005

Page 39: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

terbilang mampu. Dan sering orang menyebut mereka dengan sebutan anak

jalanan.

Rumah Sahabat Anak Puspita berdiri pada tahun 1999 di Jl. Tegal Amba

No. 07 Duren Sawit Jakarta Timur, sampai saat ini mendampingi 88 anak

dampingan dan juga orang tua/keluarga anak di lokasi tempat berkumpulnya

sekelompok orang yang sehari-harinya penuh dengan keterbatasan dan dalam

kehidupan yang sangat keras.

Berawal dari ketertarikan dan keprihatinan dengan kehidupan warga

Ibukota Jakarta yang sangat terbelakang dari aspek sosial, budaya, etika, kultur,

ekonomi, dan politik. Yang dalam kehidupan sehari-harinya sangat bebas dan

lepas dari semua nilai yang berlaku pada masyarakat pada umumnya, dan mereka

tidak terhitung sebagai sekelompok orang yang seharusnya mempunyai hak-hak

sebagaimana warga negara.2

Boleh orang bicara mereka adalah sampah masyarakat atau apapun

namanya, namun yang perlu diingat mereka adalah manusia sebagaimana halnya

manusia lain yang mempunyai harapan untuk lebih baik, walaupun hak-hak

mereka selama ini sering terlanggar.

Segudang probematika kehidupan di Ibukota Jakarta, masih adakah

secercah harapan untuk meraih apa yang menjadi cita-cita besar bangsa ini untuk

kehidupannya. Anak bangsa yang terlupakan oleh sistem negri tercinta ini

2. Hasil wawancara dengan relawan Puspita, Mei 2007

Page 40: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

berteriak “Di planet apakah saya sekarang ini, kenapa perbedaan status

kehidupan menjadi kejam kepada kami.“

Dengan dasar inilah Rumah Sahabat Anak Puspita berdiri hingga saat ini,

walaupun dengan keterbatasan yang ada, dan akan terus berupaya bertahan

dengan sekuat tenaga untuk memperoleh apa yang menjadi cita-cita bersama

keluarga besar Rumah Sahabat Anak Puspita.

B. Visi, Misi Serta Program RSA Puspita

1. Visi

Rumah Sahabat Anak Puspita Memiliki visi :

a. Membebaskan dari kebodohan dan keterbelakangan.

b. Kemandirian untuk masa depan yang lebih baik.

c. Memperoleh hak-hak yang sesungguhnya sebagai warga negara Indonesia.

2. Misi

Misi yang diemban Rumah Sahabat Anak Puspita adalah:

a. Anak mendapatkan pendidikan yang layak.

b. Memperkaya kreatifitas anak.

c. Mampu beradaptasi dengan masyarakat luas yang tidak membedakan

kelompok, golongan, agama, ras, dan status sosial.

Page 41: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

3. Program

Ada beberapa hal yang menjadi Program Rumah Sahabat Anak Puspita, di

antaranya:

a. Membeasiswakan anak ke sekolah formal.

b. Mengajarkan kerajinan tangan, musik, bahasa, dan pendidikan keagamaan.

c. Mengajarkan etika bersosialisasi dengan masyarakat luas.

d. Menampilkan anak dalam pentas-pentas kreasi dari hasil karya mereka.

e. Membuka jaringan kepada setiap elemen masyarakat baik yang formal

maupun non formal, yang berhubungan dengan kepentingan Rumah

Sahabat Anak Puspita.

f. Mencari dan mengupayakan sumber-sumber baik yang berupa materi atau

non materi.

4. Target

Target yang ingin dicapai oleh Rumah Sahabat Anak Puspita adalah:

a. Anak mendapatkan haknya memperoleh pendidikan yang layak.

b. Mengajarkan kerajinan tangan, musik, bahasa, dan pendidikan keagamaan.

c. Mengajarkan etika bersosialisasi dengan masyarakat luas.

d. Menampilkan anak dalam pentas-pentas kreasi dari hasil karya mereka.

e. Membuka jaringan kepada setiap elemen masyarakat baik yang formal

maupun non formal, yang berhubungan dengan kepentingan Rumah

Sahabat Anak Puspita.

Page 42: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

f. Mencari dan mengupayakan sumber-sumber baik yang berupa materi atau

non materi.

C. Struktur Organisasi Rumah Sahabat Anak Puspita

Struktur Organisasi Rumah Sahabat Anak Puspita

Dewan Pembina : F. Welirang dan Prof. DR. KH. Said Agil Siroj.

MA

Dewan Pengawas : P. Soegiono. D. MBA, Anton Juardi

Ketua : Ali Qohar

Sekertaris : Syahrozi

Bendahara : Edy Saptaji

Divisi RSA : Syahrudin

Divisi Pendidikan : Ngatia

Divisi Seni dan Ketrampilan : Daniel

Divisi Buletin Sirumput : Muzakir

Divisi Puspita Printing : Riadin

Page 43: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

Divisi Puspita Prodoction : Remo Yulianto

Divisi Wedding Organizer : Sarmada

D. POLA PEMBINAAN

Di dalam Rumah Sahabat Anak Pusita terdapat beberapa program yang

telah dijalankan oleh anak binaan, mereka dididik mandiri, agar kelak setelah

keluar dari Rumah Sahabat Anak Puspita mempunyai kemampuan untuk

membuka usaha sendiri, karena di dalam program Rumah Sahabat Anak Puspita

ini terdapat beberapa program yang bertujuan agar anak binaan mampu

mengembangkan kemampuannya untuk hidup lebih baik.

Di bawah ini terdapat program yang telah dijalani oleh anak binaan:

1. Pendidikan keagamaan

2. Biaya pendidikan gratis

3. Kesehatan

4. Keterampilan

5. KUBE

Page 44: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

BAB IV

ANALISIS TENTANG PERAN AKTIVITAS RUMAH SAHABAT ANAK

PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA

PADA ANAK BINAAN

A. Analisis Bentuk-Bentuk Aktifitas

Rumah Sahabat Anak Puspita melakukan beberapa proses aktifitas,

tentunya melalui program-program yang dicanangkan setiap pertiga tahunan.

Adapun dalam pelaksanaan aktifitas Rumah Sahabat Anak Puspita, dalam

memberikan pembinaan kemandirian serta solusi terhadap masalah anak binaan,

dalam hal ini masalah keberlangsungan pendidikan formal bagi anak binaan. Dan

setelah melakukan perencanaan, kemudian para relawan Rumah Sahabat Anak

Puspita melaksanaan program tersebut melalui:

1. Pendidikan Agama

Program pendidikan agama sangat perlu ditanamkan sejak usia dini,

dalam hal ini Rumah Sahabat Anak Puspita tidak mengajarkan materi tentang

keislaman semata, akan tetapi para relawan mengajarkan tentang hubungan

antaragama, hubungan manusia satu dengan lainnya dan mengajarkan tentang

toleransi beragama, hal ini menjadi penting karena tidak ada masa depan

pluralisme jika anak-anak kita tidak diajarkan semangat toleransi dan

solidaritas. Pluralisme adalah tantangan bagi agama-agama, yang harus

direspon dengan arif dan bijak. Toleransi tidak hanya dibangun di antara

Page 45: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

kelompok yang sama, melainkan di seluruh kelompok masyarakat, dalam

kedudukan apapun, dalam identitas apapun, dan di manapun. Pada semua

manusia, terutama anak-anak, harus ditanamkan sikap toleransi antar umat

beragama, sekaligus hidup beragama secara sungguh-sungguh.

Masa kritis bagi pengembangan kognitif, mental, dan moral anak-

anak, terjadi pada usia sekitar 6 sampai 15 tahun. Pada masa itu terjadi transisi

kognitif, wawasan anak kian luas, anak mulai memahami persoalan yang lebih

komplek. Anak seharusnya mulai belajar memahami apa yang dilihatnya

dengan logika, rasio, dan tidak lagi dengan fantasi, ilusi, apalagi mistik.

Sayangnya, televisi di Tanah Air bukanlah lingkungan dan tontonan yang

sehat untuk anak-anak masa kini.

Anak seharusnya mulai mampu melihat dan menilai sesuatu dari sudut

pandang yang berbeda, tidak hanya terpusat pada diri sendiri (egosentris).

Oleh karenanya, masa ini sungguh momentum yang tepat untuk menanamkan

nilai-nilai moral universal, seperti cinta kasih, perasaan kasihan, kejujuran,

empati, toleransi, keharmonisan, persaudaraan, kedamaian, pluralisme,

demokrasi, serta nilai-nilai moral agama yang ditanamkan orang tua.

Oleh karena itu, perlu penanaman nilai moral terhadap anak-anak

sedini mungkin. Nilai-nilai universal itu harus dimiliki oleh anak-anak

Indonesia yang hidup di dalam pluralisme (keragaman) lokal (Indonesia)

maupun global (keragaman dunia).

Page 46: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

Akan tetapi, proses penanaman nilai bukanlah perkara mudah. Banyak

faktor yang turut berperan dalam proses pembentukan nilai dalam diri seorang

anak, mulai dari faktor pendidikan di keluarga hingga pendidikan formal di

sekolah.

Pendidikan agama lebih ditekankan kepada moral improvement. Bila

dalam paradigma lama, metode pengembangan misi agama lebih bersifat

emosional dan sering kurang jujur melihat agama-agama lain, dalam

paradigma baru yang perlu dikembangkan adalah metode kebijaksanaan

(hikmah), keteladanan (mauizhah hasanah), dan dialog (jadal bil ahsan).

Karena itu, pemaksaan, indoktrinasi, dan debat tidak mendapat tempat dalam

paradigma baru ini

Asumsi kita selama ini, penanaman dasar-dasar pendidikan agama

sebagai kerangka pembentukan watak dan sikap kepribadian, telah

dilaksanakan dengan intensif pada tingkat dasar, yang mungkin diteruskan

pada tingkat menengah dan perguruan tinggi. Namun, di tingkat manapun,

sebaiknya pendidikan agama harus lebih berorientasi untuk menumbuhkan

wawasan keagamaan dalam kaitan dengan religious intellectual building.

Oleh karenanya, selain mungkin lebih cocok disajikan dalam kelas-

kelas seminar dan evaluasi melalui karya tulis, materi kuliah agama itu

hendaknya bersifat perspektif. Misalnya, Islam dalam perspektif kebudayaan,

dalam perspektif sejarah, dalam perspektif perkembangan sains, dan lain

sebagainya.

Page 47: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

Aspek lain dan yang paling penting dalam pendidikan agama, selain

kognitif, adalah psikomotoris dan afektif. Persoalannya, untuk perkembangan

jiwa anak, cara apa yang bisa menghidupkan dua hal itu. Di sinilah, mungkin

justru pentingnya mengembangkan bentuk-bentuk permainan psikologis yang

dapat merangsang pertumbuhan religiusitas anak dalam proses belajar-

mengajar agama.

Dalam menumbuhkan religiositas anak tersebut, bentuk-bentuk

kunjungan sosial, seperti ke rumah jompo, lokasi bencana alam, permukiman

kumuh, pusat-pusat pengembangan teknologi kontemporer, tentunya juga

bermanfaat. Ini adalah cara visual untuk “memberi pelajaran agama”, yang

sekaligus dapat menghidupkan rasa kepekaan sosial, rasa mencintai sains, dan

seterusnya.

Masalah pendidikan agama berkaitan dengan menanamkan nilai-nilai

dan penanaman adab bagi generasi penerus, maka sudah waktunya sistem

pendidikan guru agama juga harus mengandung aspek pandangan budaya.

Kalaupun hal itu sudah ada, porsinya harus ditambah. Dengan demikian,

pendidikan agama tidak sekadar proses belajar-mengajar agama, apalagi

dalam konsep schooling, tetapi lebih merupakan proses inkulturasi dan

akulturasi, yaitu proses memperadabkan generasi.

Islam adalah rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi seluruh alam). Ajaran

Islam tidak diarahkan kepada eksklusivisme, seperti membenci agama lain,

merendahkan nonmuslim, atau memusuhi. Sikap pluralis jauh dari itu semua,

Page 48: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

bahkan sebaliknya, mempromosikan toleransi dan kerja sama. Perbedaan

agama tidak menjadi penghalang bagi interaksi dan aksi.

Sejak awal (periode Rasul SAW), Islam senantiasa menganjurkan

untuk merangkul umat non muslim, bekerja sama membangun masyarakat.

Maka dengan sendirinya Islam mempromosikan perdamaian, bukan

kekerasan.

Selain itu, solidaritas merupakan jalan pencerahan bagi setiap ajaran

agama. Agama selayaknya berfungsi sebagai etika kehidupan sosial yang

menaungi segenap misi kemanusiaan sepanjang zaman.

Dalam sejarah Islam, pada suatu riwayat, pernah diceritakan tatkala

Hari Raya Idul Fitri, Nabi Muhammad SAW melihat anak kecil yatim piatu

berdiri sendirian. Raut mukanya sedih berusaha untuk menahan air mata dari

kegundahan. Anak itu melihat teman-teman seusianya sedang berhari raya,

bergembira, memakai baju baru pemberian orang tua, serta menikmati

hidangan hari raya dari ibunya.

Pada saat hari baik itu, anak itu merasakan alangkah sedih hatinya

ketika melihat orang lain bergembira dan serba kecukupan. Lalu, anak itu

melantunkan lagu kesedihan, “Teringat pada nasib diri sendiri, di mana Bapak

tempat meminta, di mana tempat Ibu mengadu, di mana tempat rumah untuk

pulang, tak ada jawab bagi semua itu.”

Ketika melihat anak itu, Nabi Muhammad menghampiri dan bertanya,

“Kenapa kamu berdiri sendirian di sini dan di mana rumahmu, Nak?” tanya

Page 49: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

Muhammad. “Tidak ada, aku yatim piatu,” jawab anak kecil itu. Anak itu lalu

diam merasakan beban yang sangat mendalam. Hanya air matanya

bercucuran. Nabi Muhammad SAW meletakkan telapak tangan kanannya di

atas kepala anak yatim piatu itu. Dengan penuh cinta kasih, beliau bertanya,

“Bersediakah bila Aisyah menjadi Ibumu, Muhammad menjadi bapakmu, dan

tempat tinggalku jadi rumahmu?”

Anak itu merasakan kebahagiaan yang besar ketika mendengar

tawaran Nabi Muhammad SAW yang diucapkan spontan dan ikhlas.

Akhirnya, anak kecil itu merasa bukan yatim piatu lagi. Dia kembali

mempunyai ibu dan bapak. Anak itu menerima sesuatu yang tak ternilai

harganya. Kemudian Nabi Muhammad SAW pun tersenyum. Anak kecil itu

segera menghapus air matanya dan mengucap syukur dengan wajah gembira

dan senyum yang berseri-seri.

Cerita di atas merupakan sekadar contoh bagaimana membangun

solidaritas. Toleransi dan solidaritas kemanusiaan bukan sekadar mengakui

kemajemukan.

Kemajemukan memang sebuah realitas. Namun, pengakuan bahwa ada

realitas agama yang majemuk, belum tentu mencirikan penghormatan dan

sikap saling menghargai. Oleh sebab itu, semangat pluralisme adalah pertalian

kebhinekaan dalam ikatan-ikatan keadaban. Sikap saling menghargai dan

saling memahami diwujudkan pula dalam kerja sama mengusung agenda-

agenda kemanusiaan.

Page 50: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

Kehidupan beragama yang sangat rutin, bila tanpa keprihatinan yang

melahirkan tanggung jawab, toleransi, dan solidaritas sosial, akan terasa

hambar. Marilah kita kaum agama menjadi guru yang cerdas dan arif bagi

anak-anak generasi masa kini, menjadikan anak yakin dengan agamanya dan

orang lain juga yakin terhadap agama mereka. Seperti yang diungkapkan

Willy:13

“Saya sangat berterima kasih kepada teman-teman yang ada di Rumah

Sahabat Anak Puspita, yang telah menerima saya dengan baik dan layaknya

satu keluarga. Padahal awalnya saya merasa minder dan sangat sedih karena

disekeliling saya semuanya muslim, akan tetapi setelah saya tinggal, saya

mendapatkan keluarga baru yang sangat baik. Saya selalu aktif dalam

melakukan kegiatan keagamaan saya tanpa ada yang mengejek atau mencela

walaupun saya satu-satunya anak non muslim yang hidup dalam komunitas

anak-anak muslim. Terima kasih Tuhan yang telah memberikan kedamaian

bagi saya dan teman-teman saya di Puspita”

2. Pemberian Biaya Pendidikan Gratis

Pada program pemberian biaya pendidikan secara gratis buat anak

binaan ini sudah sudah sejak tahun 2000-an dilakukan oleh Rumah Sahabat

Anak Puspita, perjalanan Rumah Sahabat Anak Puspita selama ini sudah

13. Hasil wawancara dengan Willy salah satu anak binaan Rumah Sahabat Anak Puspita

Page 51: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

membina dan menamatkan anak binaannya tidak kurang dari 120-an anak, hal

ini sesuai dengan program dari Rumah Sahabat Anak tersebut.

Ada beberapa catatan bagi Rumah Sahabat Anak Puspita untuk anak

binaan yang mendapatkan biaya pendidikan gratis, dari mulai seragam, alat

kebutuhan menulis dan biaya sekolah, mereka (anak binaan) harus mengikuti

beberapa kegiatan di Rumah Sahabat Anak Puspita. Seperti mengaji, berdiskusi,

pelatihan dan belajar bersama. Nah, dari proses kegiatan yang dilakukan oleh

Rumah Sahabat Anak Puspita penulis melihat bahwa semuanya akan menjadi

faktor pendukung bagi kemanjuan sumber daya manusia dan perkembangan

otak para anak binaan.

Inilah data anak binaan Rumah Sahabat Anak Puspita Tahun 2007:

Tabel. Data sekolah anak yang dibiayai oleh Rumah Sahabat Anak Puspita yang

No Nama Pendidikan

1 Wahyuni SMEA BPS&K I Kelas X-AP-2

2 Taci Astiningsih SMEA BPS&K I Kelas X-AK-2

3 Fitriya SMAN 36 Kelas X

4 Nurjanah

SMP PGRI 20 Jakarta

Page 52: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

5 I Irma Wati

SMEA Pusaka Kelas X-AK I

6 Putri Aspriyati SMA PR3 Kelas XI-IPA

7 Dian Alpiyani

SMP PGRI 20 Kelas IX

8 Masitoh

SMPN 96 Kelas VIII

9 Mirza Izzatu Rachmat SMPN 96 Kelas VIII

10 Ahmad Nur SMPN 6 Kelas IX

11 Muhammad Rohali SMPN 165 Jakarta, Kelas VIII

12 Tio Hara

SMK Teratai Putih Kelas X

13 Muhamad Zaenal

SMK Teratai Putih I Kelas X

14 William I Rettob Bonaventura Kelas XI IPA

15 Haman Prima Smp Budaya Kelas VII

16 Duryono STM Teratai Putih I

17 Dani Rianto SMP PGRI 20 Kelas IX

18 Abdul Ghafur

Madrasah HD Kelas IV

19 Joko Saputro SMEA BPSK Jakarta Kelas X Ak I

20 Usman Nur Ali

SMP Perguruan Rakyat 3 Kelas XI

21 Slamet Hendi Prastio

SMK Teratai Putih Jakarta Kelas X

22 Tommy Mts Hasanatu Daratain Kelas VIII

23 Fauzi SMK Budi Murni Kelas XI

Page 53: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

Yuni adalah salah satu anak binaan yang dibiayai sekolahnya sekarang dia

sedang menempuh di sekolah menengah atas. Menurut Yuni “Saya pastinya senang

banget, karena saya bisa melanjutkan sekolah saya yang hampir putus karena tidak

adanya biaya untuk melanjutkan sekolah, saya sangat berterimakasih pada Rumah

Sahabat Anak Puspita karena telah membimbing saya dan membiayai sekolah

saya”14

Lain hal menurut Fitri: “Saya mendapatkan biaya pendidikan gratis dari

Puspita sejak kelas 2 SMP sekarang sudah kelas 2 SMA, alhamdulilah setelah saya

diajarin dan selalu belajar dengan teman-teman saya mendapatkan rengking bagus

terus, di SMA-nya pun saya masuk SMA Negeri dan sekarang selalu dapat ranking

1.”15

Pada program pemberian biaya pendidikan gratis ini memang Rumah Sahabat

Anak Puspita mempunyai maksud yang baik, yaitu “mencerdaskan kehidupan

bangsa” dan seperti visinya yaitu membebaskan dari kebodohan dan

keterbelakangan. Dimulai dari pendidikanlah generasi bangsa ini akan lebih

memperhatikan nasib bangsanya, mereka punya cita-cita dan mimpi besar untuk

membangun menjadi negeri yang besar dan berprestasi.

14 Wawancara pribadi penulis dengan Yuni yang mendapat biaya pendidikan gratis September

2007 15 Wawancara pribadi penulis dengan Fitri salah satu anak binaan yang mendapatkan biaya

pendidikan gratis September 2007

Page 54: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

3. Program Kemandirian

Pada program kemandirian ini, Rumah Sahabat Anak Puspita melalui

usaha produktifnya yaitu seperti Puspita Printing, Cuci steam motor dan

jagung bakar. Pada program ini dilakukan atau dikerjakan oleh para alumni

Rumah Sahabat Anak Puspita. Kebanyakan dari mereka tidak mau bekerja di

perusahaan orang lain, meraka memilih bekerja sendiri atau bekerja pada

usaha Rumah Sahabat Anak Puspita itu sendiri. Karena mereka berpikir hal

ini akan membangun dan menjaga keberlangsungan usaha lembaga. Seperti

wawancara dengan beberapa anak yang memilih usaha di lingkungan Rumah

Sahabat Anak Puspita.

“Saya senang dengan percetakan, karena selama ini saya selalu dididik oleh

kakak-kakak pendamping untuk bisa mendesain berbagai macam gambar,

saya bisa merasakan manfaatnya ketika ada orang yang membutuhkan jasa

saya untuk membuat model sertifikat.”4

“Setiap sore menjelang sekitar jam lima sore setelah pulang sekolah, saya

sudah harus menyiapkan peralatan untuk jualan jagung bakar di samping

Rumah Sahabat Anak Puspita, alhamdulillah walau tidak banyak yang kami

jual hasilnya lumayan buat ongkos sekolah.”5

4 Wawancara pribadi penulis dengan Eko salah satu anak binaan Rumah Sahabat Anak

Puspita Desember 2007. 5 Wawancara pribadi penulis dengan Joko salah satu anak binaan Rumah Sahabat Anak

Puspita Desember 2007.

Page 55: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

“Saya tidak malu untuk bekerja di lingkungan Rumah Sahabat Anak Puspita,

kami disediakan oleh Dinas Sosial DKI Jakarta mesin cucu steam motor, oleh

karena itu saya merawatnya dan saya jadikan usaha di lingkungan Rumah

Sahabat Anak Puspita, supaya bisa saling membantu”6

4. Program Ketrampilan

Sebagai rumah sahabat anak yang memiliki visi “kemandirian untuk

masa depan yang lebih baik” setidaknya visi Rumah Sahabat Anak Puspita

tersebut dibuat untuk menjadi motivasi tersendiri untuk Rumah Sahabat Anak

Puspita terhadap anak kurang mampu yang mereka bina, kelak setelah

diberikan program keterampilan yang diajarkan di dalam Rumah Sahabat

Anak Puspita, anak binaan akan dapat memiliki kemampuan atau

keterampilan untuk dapat mengembangkan potensi yang ada dalam diri anak

menuju arah yang positif.

Inilah beberapa keterampilan yang diajarkan oleh Rumah Sahabat

Anak Puspita pada anak binaan.

a. Pelatihan teknisi komputer

Pada pelatihan komputer ini dipandu oleh kakak-kakak relawan

dari Universitas Atmajaya. Ada 5 anak yang sangat berminat dan serius

dalam belajar teknisi komputer, mereka selalu asyik dalam latihan

6 Wawancara pribadi penulis dengan Jamaludin salah satu anak binaan Rumah Sahabat Anak

Puspita Desember 2007.

Page 56: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

membongkar pasang beberapa perangkat komputer yang telah disediakan

oleh Rumah Sahabat Anak Puspita untuk praktek.

“Awalnya saya tidak mau pusing dengan banyaknya barang-barang

rongsokan di Puspita, lebih baik saya kiloin barang-barang itu, ternyata

barang-barang rongsokan itu milik mahasiswa Universitas Atmajaya

yang sedang praktek kerja lapangan di Rumah Sahabat Anak Puspita.

Setalah mereka datang dan berkenalan dengan kami, mereka

mengutarakan maksud dan tujuan mereka datang ke Rumah Sahabat Anak

Puspita, mereka mau mengajarkan bagai mana cara merakit komputer

atau merakit komputer, saya terus dibimbing dan diarahkan untuk bisa

merakit, tapi awalnya saya diberi pengetahuan materi dulu, saya dikasih

tahu yang namanya memory, hardisk dan perangkat-perangkat yang

lainnya. Alhamdulillah setelah saya serius dan tekun belajar akhirnya

sedikit demi sedikit saya sudah lumayan bisa merakit komputer. Dari hasil

belajar saya di Puspita saya sekarang bekerja di tempat penjualan

komputer di daerah Rawamangun Jakarta Timur”7

b. Menjahit

Pada keterampilan Rumah Sahabat Anak Puspita membuaka bordir

untuk umum, agar kelak anak binaan yang sudah mahir dapat bekerja di

kompeksi tersebut dan dapat mencari order sendiri kemudian dikerjakan

7 Wawancara pribadi penulis dengan Daniel salah satu anak binaan Puspita 25 September

2007

Page 57: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

sendiri. yang ikut keterampilan ini ada 2 anak laki-laki dan 9 anak

perempuan pada keterampilan menjahit ini walaupun banyak

perempuannya tapi bagi dua anak laki-laki ini tidak menyurutkan

semangatnya untuk belajar. Seperti yang dikatakan Saprol.

“Saya dari dua anak laki-laki yang ikut pelatihan menjahit, saya tidak

merasa kecil hati ketika banyak dari peserta pelatihan menjahit itu

semuanya anak perempuan, karena rasa ingin belajar dan terus belajar,

maka saya selalu rajin dan giat dalam setiap latihan, cita-cita saya

menjadi desainer terkenal.”8

c. Membuat susu kacang ijo dan ice cream

Pada keterampilan ini para anak binaan dibimbing dan dilatih oleh

ibu yayasan Rumah Sahabat Anak Puspita untuk membuat susu kacang ijo

dan ice cream kemudian mereka memasarkannya. Pola pemasaran yang

mereka rintis adalah melalui warung-warung terdekat, kemudian yang

kedua mereka memasarkan hasil olahan yang mereka buat ke rumah-

rumah orang tua mereka tinggal, dan pada sore harinya mereka mengecek

sudah berapa yang ke jual. Dan ternyata pada keterampilan ini hasilnya

lumayan baik, karena dari semua yang mereka pasarkan 70 % itu laku

terjual.

8 Wawancara pribadi penulis dengan Saprol salah satu anak binaan Puspita 25 September

2007

Page 58: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

“Membuat susu kacang kedelai awalnya tidak semudah yang kita

bayangkan, saya dan teman-teman terus belajar dan mencoba beberapa

racikan, yang pertama memang gagal, kami tidak putus asa sampai di

situ, kami terus mencoba untuk meracik kembali dan belajar dari

kekurangan yang pertama, setelah proses yang kedua hasilnya kurang

bagus karena terlalu banyak kedelai yang kami masukan sehingga terlalu

kental dan masih ada ampas kedelai yang kami olah. Kami terus belajar

dan belajar dan sampai akhirnya kami bisa membuat susu kacang kedelai

yang siap dipasarkan di lingkungan sekitar. Sebenarnya ide pembuatan

susu kacang kedelai yang kami olah adalah untuk mengisi liburan

panjang sekolah pada semesteran kemarin, daripada tidak ada kegiatan,

lebih baik kami berkreasi membuat susu kacang kedelai. Alhamdulillah

setelah susu kacang kedelai kami kemas, oh ia kami membuat susu kacang

kedelai itu mengolahnya jam 3 pagi loh. Kami bangun pagi mengolah dan

mengemasnya, setelah shalat subuh kami berlima berpencar berjualan di

pasar-pasar sekitar Kecamatan Duren Sawit, dan hasilnya cukup

memuaskan bagi kami sebagai pemula, sekitar 70 % susu kacang kedelai

yang kami buat itu terjual, bahkan ibu tetangga penjual gorengan juga

ikut berjualan susu kacang kedelai yang kami buat.” 9

9 Wawancara pribadi penulis dengan Chify salah satu anak binaan Puspita. Jakarta, September

2007

Page 59: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

Sebenarnya masih banyak keterampilan yang bukan berbasis usaha

yang dilakukan oleh Rumah Sahabat Anak Puspita ini, seperti pelatihan

photografer, pelatihan jurnalistik, pelatihan penyiar dan pelatihan

motivator. Dari berbagai macam program keterampilan yang diterapkan

oleh Rumah Sahabat Anak Puspita, semuanya didirikan memang

bertujuan untuk membina kemandirian anak binaan, kelak mereka dapat

hidup lebih baik dan di kemudian hari mereka mampu untuk hidup

mandiri dengan bermodalkan keterampilan yang diajarkan oleh Rumah

Sahabat Anak Puspita.

Visi dari Rumah Sahabat Anak Puspita adalah “membebaskan dari

kebodohan dan keterbelakangan dan menciptakan kemandirian untuk

masa depan yang lebih baik”

Untuk itu agar terciptanya misi dari Rumah Sahabat Anak Puspita

tidak pernah membedakan anak binaan yang satu dengan yang lainnya.

Hal ini supaya terciptanya hubungan sosial yang harmonis dan dengan

tujuan itu pula didirikanlah KUBE (Kelompok Usaha Bersama) yaitu

program pemberdayaan perekonomian anak-anak binaan yang

mengembangkan pola usaha kolektif, di mana sesama anak binaan

mereka mengembangkan keterampilan yang mereka miliki, kemudian

bekerja sama untuk mengembangkannya.

Dengan terciptanya program keterampilan, para anak binaan

memiliki motivasi untuk dapat berusaha menjadi lebih maju, dan

Page 60: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

mendirikan usaha bersama anak jalanan yang lain. Setelah melewati

beberapa keterampilan di atas, Rumah Sahabat Anak Puspita mengadakan

bimbingan kewirausahaan, yang dilakukan dengan tujuan:

1) Meningkatkan sikap mental hidup mandiri

2) Meningkatkan semangat kewirausahaan

3) Meningkatkan optimisme dan kepercayaan anak binaan

Secara lebih spesifik, bimbingan kewirausahaan yang diberikan

kepada anak bianaan dilakukan agar mereka dapat hidup mandiri, tidak

lagi menggantungkan hidup pada orang lain di jalanan, serta mempunyai

skill, bermental produktif, serta memiliki kesadaran, kesabaran, dan

semangat juang untuk maju dan memperbaiki keadaan.

B. Analisis Tentang Masalah Anak Binaan

Untuk dapat mendalami masalah anak binaan yang sedang dibahas, ada

beberapa tahapan yang harus diperhatiakan oleh para pekerja sosial. Masalah

kenapa anak bisa putus sekolah? Masalah yang dihadapi oleh anak disini sangat

kompleks, di samping faktor lingkungan yang dapat berpengaruh besar terhadap

tingkah laku anak, juga perekonomian keluarga yang sangat kurang, yang

akhirnya para orang tua rela membiarkan anaknya putus sekolah dan

menyarankan kerja di usia dini. Padahal usia 10-15 tahun usia yang paling rawan

dalam pembetukan karakter anak, di mana pada usia itu anak-anak perlu banyak

menerima kasih sayang dan perhatian penuh oleh orang tua mereka.

Page 61: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

Rumah Sahabat Anak Puspita mempunya suatu tahapan, yang kiranya

berguna bagi pemetaan masalah anak binaan, yang mana tahapan ini bertujuan

untuk keberhasilan program pengentasan kebodohan anak-anak binaan. Tahapan

yang diterapkan oleh Rumah Sahabat Anak Puspita, yaitu:

Perencanaan Analisis. Digunakannya perencanaan analisis ini agar para

pekerja sosial dapat mengkaji dan menganalisis pokok permasalahan yang sedang

dihadapi. Rumah Sahabat Anak Puspita menggunakan tahapan penjangkauan,

yaitu para relawan Puspita menentukan lokasi yang dijadikan target banyak anak

yang putus sekolah karma berbagai alasan ekonomi, seperti di daerah Tegal

Amba, Duren Sawit yang mana memang daerah itu dapat dikatakan kawasan

kumuh, kemudian para relawan mencoba ikut berbaur dengan masyarakat sekitar

dan ternyata banyak anak yang putus sekolah karena masalah ekonomi tersebut.

Hal inilah yang menjadikan rumah para relawan Rumah Sahabat Anak Puspita

tergugah hatinya untuk ikut andil dalam mencerdaskan para generasi penerus

bangsa.

Setelah ditentukan lokasi, para relawan kemudian mencoba untuk

mengidentifikasi kenapa anak-anak putus sekolah. Ternyata masalahnya bukan

hanya faktor ekonomi saja yang menjadikan anak putus sekolah, ada 9 anak yang

dijumpai oleh relawan bahwa mereka ternya bukan karena faktor ekonomi akan

tetapi faktor lingkungan, dimana banyak kakak-kakak di atas usia mereka juga

banyak yang tidak sekolah dan lebih asyik kerja. Dan akhirnya si anak ikut

Page 62: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

terbawa olek kakak-kakaknya mereka punya anggapan bahwa sekolah itu

membuat pusing dan tidak punya uang.

C. Analisis Hasil Aktifitas

Program pengembangan masyarakat yang dijalankan oleh Rumah Sahabat

Anak Puspita adalah suatu model pembangunan sosial melalui anak binaan, untuk

meningkatkan taraf hidup anak binaan menjadi lebih baik, untuk itu para relawan

Rumah Sahabat Anak Puspita merencanakan dan melaksanakan sendiri program

yang telah ditetapkan oleh Rumah Sahabat Anak Puspita kepada anak binaan,

guna dapat melihat tingkat keberhasilan pada anak binaan setelah menjalani

program tersebut.

Berdirinya program dalam Rumah Sahabat Anak Puspita tidak lepas dari

peran serta warga masyarakat sekitar yang selalu memberikan motivasi kepada

para relawan Rumah Sahabat Anak Puspita, hasil dari pembinaan terhadap anak

binaan dapat dilihat dari sejauh mana seorang anak dapat hidup mandiri dan

disiplin, serta sejauh mana mereka bebas dari ketergantungan pada orang lain.

Karena kemandirian merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan sikap,

karena kemandirian seseorang, dipengaruhi oleh sikap cara dan kepribadian yang

disiplin, serta mempunyai tekad untuk maju dan dapat berdiri sendiri. Dilihat dari

beberapa program keterampilan yang diberikan oleh Rumah Sahabat Anak

Puspita, tidak sedikit dari anak binaan yang mulai terlihat sedikit perubahan

menjadi lebih mandiri, mereka sudah bisa menjalankan usaha sendiri dari hasil

Page 63: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

mengikuti keterampilan yang dilaksanakan di Rumah Sahabat Anak Puspita,

menurut Syahrudin salah satu relawan Puspita.

“Saya sangat senang sekali ketika ada beberapa anak dari sekian banyak anak

binaan di Rumah Sahabat Anak Puspita yang mau belajar menjahit sekitar ada

12 anak yang rajin mengikuti pelatihan menjahit, mereka sedikit demi sedikit

sudah mulai mahir dalam menjahit pada beberapa lipatan kain yang lumayan

susah, sekarang anak-anak sudah mendapatkan order jahitan yang lumayan buat

uang jajan sehari-harinya, dan satu hal lagi anak-anak juga belajar border,

mereka siap kalau ada pesanan untuk memborder pakaian atau mukena (alat

shalat buat perempuan).”10

“Saya juga sangat bangga sebagai relawan Puspita karena kekreatifan anak-

anak binaan yang kami bina selama bertahun-tahun, saya sangatbahagia ketika

meliat mereka ingin belajar dan terus belajar, seperti halnya mereka ingin

belajar membuat susu kacang ijo, susu kacang kedelai dan ice cream, kami sih

selaku relawan mencoba untuk selalu memfasilitasi kebutuhan anak-anak selama

itu baik bagi mereka, bagi kami why not. Ada satu hal yang saya sendiri baru

mengetahui racikan ice cream rasa alpukat, ternyata anak-anak itu tidak

menyediakan alpukat, akan tetapi meraka menggantikannya dengan tape

10 Wawancara Pribadi penulis dengan Syahrudin salah satu relawan Puspita. Jakarta, Oktober

2007

Page 64: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

singkong dan sawi mereka olah sendiri dan ternyata hasil olahannya persis

seperti rasa alpukat asli.”11

Setelah diidentifikasi, para anak binaan ini sekarang sudah tidak lagi

bergantung pada orang lain mereka tidak lagi hidup di jalanan dan sedikit

banyaknya mereka tidak lagi bergantung pada orang tua mereka, mereka dapat

bekerja sendiri dengan motivasi-motivasi yang diberikan oleh para relawan dan

lingkungan Rumah Sahabat Anak Puspita, sekarang mereka giat belajar di

sekolah dan selebihnya di lingkungan Rumah Sahabat Anak Puspita.

Hasil pembinaan yang dilakukan oleh Rumah Sahabat Anak Puspita itu

sangat memuaskan, karena dapat dilihat, bahwa anak binaan sudah meninggalkan

setelah masuk Rumah Sahabat Anak Puspita, mereka hidup dengan layak dan

lebih baik, mereka dapat melanjutkan sekolah yang sempat terputus di jalan.

D. Analisis Tentang Respon Anak Terhadap Pola Pembinaan

Program yang diterapkan Rumah Sahabat Anak Puspita dalam

pembinaannya, tentunya mendapatkan respon dari anak binaan itu tersendiri. Jika

dilihat dari hasil pembinaan yang dilakukan oleh Rumah Sahabat Anak pada anak

binaan, mayoritas dari mereka menyatakan respon positif yakni, mereka

berpendapat bahwa keterampilan yang diajarkan merupakan bekal hidup mereka

11 Wawancara pribadi penulis dengan Syahrozy salah satu pengurus atau relawan Puspita.

Jakarta, Oktober 2007

Page 65: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

kelak, kemudian kasih sayang yang diberikan oleh para relawan juga yang

menjadikan semangat juang dan motivasi penuh untuk hidup lebih baik.

Masalah anak yang kurang beruntung dalam kehidupan ketiadaan

ekonomi yang menyebabkan mereka hidup di jalanan, mungkin fenomena ini

yang selalu kita lihat setiap hari. Seakan mereka hidup tidak ada aturan dan

semaunya, mereka hidup tidak dibekali dengan keahlian dan mereka hidup tidak

layak. Nah, karena itulah Rumah Sahabat Anak Puspita mencoba menjembatani

para dermawan untuk bisa ikut andil dalam masalah ini, para anak binaan sebelum

masuk Rumah Sahabat Anak Puspita tidak mempunyai keterampilan, akan tetapi

setelah mereka mengikuti kegiatan-kegiatan di Rumah Sahabat Anak ini mereka

mendapatkan keterampilan yang sangat berguna bagi mereka, para relawan

Rumah Sahabat Anak Puspita tidak memperbolehkan anak binaanya bekerja di

jalanan lagi, karena mereka yang sudah masuk itu wajib sekolah dan harus

mengikuti beberapa program Rumah Sahabat Anak, demi meningkatkan kualitas

SDM mereka.

Dari ikatan atau peraturan yang diterapkan oleh Rumah Sahabat Anak

mendapatkan respon positif dari anak binaan karena mereka tidak lagi hidup di

jalan, mereka bisa beraktifitas selain sekolah banyak lagi aktifitas-aktifitas yang

ada di Rumah Sahabat Anak seperti belajar musik dan yang lainnya, yang pada

akhirnya mereka menikmatinya dan tidak hidup di jalanan.

Dari hasil wawancara penulis dengan para relawan Rumah Sahabat Anak

Puspita, memang tidah semua anak binaan bisa hidup mandiri tanpa didampingi

Page 66: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

dan dibiayai oleh Rumah Sahabat Anak, karena mereka yang tinggal di Rumah

Sahabat Anak masih dibiayai oleh Rumah Sahabat Anak baik biaya sekolah

maupun hidupnya. Akan tetapi mereka terus dididik dan dibekali dengan berbagai

keterampilan baik itu yang bersifat kewirausahaan maupun keterampilan berbasis

peningkatan sumber daya manusia.

Jika dikalkulasikan, dari 45 anak binaan ada sekitar 20% anak binaan yang

sudah dapat dikatakan mandiri, yaitu 9 anak, mereka dikatakan mandiri karena

mereka sudah lepas dari Rumah Sahabat Anak Puspita, yaitu mereka yang sudah

mempunyai penghasilan yang tetap dari keterampilan mereka, dan tentunya tidak

bergantung pada orang lain. Dapat dikatan mereka sudah dapat membiayai hidup

mereka sendiri. Sekarang sebagian dari mereka sudah dapat membantu dan

mengajarkan pada anak-anak binaan di Rumah Sahabat Anak.12

Para relawan Puspita berharap, para anak binaan yang sudah berhasil akan

menjadi motivasi untuk anak-anak binaan yang lainnya. Mereka diharapkan dapat

menjadi orang yang berhasil setelah mereka tidak lagi dibina dan dididik oleh

Rumah Sahabat Anak Puspita.

12 Wawancara pribadi penulis dengan Pak Ali Qohar selaku Ketua Puspita. Jakarta, Oktober

2007

Page 67: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mempelajari dan menganalisa dari skripsi ini yang berjudul

“PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN

SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK BINAAN” maka penulis

dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses pembinaan yang dilakukan oleh Rumah Sahabat Anak Puspita melalui

program pendidikan keagamaan yang tidak melulu mengajarkan keislaman

semata, akan tetapi Rumah Sahabat Anak Puspita melalui para relawannya

mengajarkan tentang hubungan manusia satu dengan lainnya dan mengajarkan

tentang toleransi beragama, hal ini menjadi penting karena tidak ada masa

depan toleransi keberagamaan jika anak-anak kita tidak diajarkan semangat

toleransi dan solidaritas. Toleransi beragama adalah tantangan bagi agama-

agama, yang harus direspon dengan arif dan bijak. Toleransi tidak hanya

dibangun di antara kelompok yang sama, melainkan di seluruh kelompok

masyarakat, dalam kedudukan apapun, dalam identitas apapun, dan di

manapun. Pada semua manusia, terutama anak-anak, harus ditanamkan sikap

toleransi antarumat beragama, sekaligus hidup beragama secara sungguh-

Page 68: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

sungguh. Kemudian Rumah Sahabat Anak Puspita memberikan biaya

pendidikan gratis pada anak binaan dan beberapa keterampilan sangat

membantu memecahkan masalah yang dihadapi anak binaan, yaitu mereka

tidak dapat bersekolah karena tidak adanya biaya, dan dengan adanya Rumah

Sahabat Anak Puspita mereka sudah bisa bersekolah seperti layaknya anak-

anak yang lain pada umumnya. Pelatihan keterampilan yang diterapkan pada

anak binaan membawa dampak positif bagi anak binaan, mereka mempelajari

keterampilan komputer, menjahit,dan usaha susu kacang ijo serta pembuatan

ice cream yang mereka pasarkan di sekitar lingkungan Rumah Sahabat Anak

Puspita

2. Respon dari pembinaan Rumah Sahabat Anak Puspita terhadap kemandirian

anak binaan belum dapat dikatakan berhasil sepenuhnya, karena para anak

binaan masih membutuhkan bantuan biaya dari RSA Puspita mereka yang

dikatakan berhasil adalah mereka yang sudah dapat membiayai hidupnya

sendiri dan tidak lagi bergantung sama Rumah Sahabat Anak. Tetapi

setidaknya Rumah Sahabat Anak Puspita sangat berperan penting bagi

keberhasilan anak binaan yang mereka bina. Dari hasil penelitian penulis, di

antara anak binaan sudah mempunyai penghasilan, walaupun hanya untuk

uang saku mereka, dan tentunya hal itu memberikan motivasi tersendiri untuk

anak binaan tersebut agar bisa membiayai hidup mereka sendiri dengan

penghasilan mereka.

B. SARAN SARAN

Page 69: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

1. Keberhasilan seorang anak binaan tidak lepas dari pembinaan Rumah Sahabat

Anak Puspita, yang diharapkan di sini, adalah para relawan Rumah Sahabat

Anak Puspita mampu mendidik anak binaan dengan sebaik-baiknya karena

anak adalah aset bangsa yang harus diberdayakan, tentunya dengan para

pekerja sosial yang berpendidikan, serta program-program yang mendidik,

agar anak jalanan tidak bergantung pada Rumah Sahabat Anak, karena tujuan

Rumah Sahabat Anak mendidik untuk membebaskan dari kebodohan dan

keterbelakangan dan kembali untuk membangun masyarakat.

2. Dengan sarana dan prasarana seadanya di Yayasan Rumah Sahabat Anak

Puspita ini, perlu adanya pengembangan dan peningkatan, baik secara

pendidikan, olahraga, keterampilan dan kewirausahaan melalui kerjasama

dengan para pengusaha, maupun instansi-instansi terkait agar lebih

diintensifkan dalam memperjuangkan hak pendidikan anak baik moril

maupun materiil.

3. Para pengurus, relawan dan tenaga pengajar perlu adanya peningkatan

pemahaman ilmu tentang anak itu sendiri, agar dalam pelaksanaanya bisa

terarah dan sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh Rumah Sahabat Anak

Puspita.

Page 70: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

DAFTAR PUSTAKA

Aceh, Abu Bakar, Toleransi Nabi Muhammad dan Para Sahabatnya, (Solo:

Ramadhani, 1984)

Al Mubarakafuri, Muhammad Abdul Ar Rahman bin Abd Al Rahim, Tukhfah al

Akhwazi bin Syarh Jami Al Turmudzi, juz 6, (Beirut: Dar Al kutub al

Ilmiyah, 1990)

Al-Abrasy, Muhammmad Athiyah, Beberapa Pemikiran Pendidikan Islam

(Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996)

Al-Ba’i, Musthafa, Min Rawaa’I Hadaratina (Dam: Darul Irsad, 1968)

Al-Raghib Al Asfahani, Mu’jam Mufradat Al Fadh Al Qur’an. (Beirut: Dar al Fikr)

Arief, Armai, Upaya Pemberdayaan Anak Jalanan Dalam Rangka Mewujudkan

Kesejahteraansosial Dan Stabilitas Nasional, dalam jurnal Fajar, LPM UIN

Jakarta, edisi 4 No.1, November 2002

Barry, David, Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 1995)

Buletin Cilik, Cita-cita Anak Indonesia, edisi 005/Mei/2006

Christelle Sadeghi dan Josiane Bechara, Toleransi, 17 Juli 2007, diakses pada

www.commongroundnews.org, pada 12 Maret 2008.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1998)

Page 71: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, edisi ke-3, 2002)

Depsos, Peta Permasalahan Anak Jalanan, www.depsos.gi.id, diakses pada 25

Oktober 2007

Direktorat Pemberdayaan Peran Keluarga Dirjen Pemberdayaan Sosial, Standarisasi

Pemberdayaan Peran Keluarga, Jakarta: Depsos, 2002

Ghazali, Abd. Muqsith, Cetak Biru Toleransi di Indonesia, www.islamlib.com,

diakses pada 20 Maret 2008.

Gunarsa, Singgih D, Yulia Singih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2003)

Latif, Yudi & Abdul Hakim, Melampui Kosmopolitanisme Politik,

www.kompas.com, diakses pada 12 Maret 2008

Mendatu, Achmanto, Apakah Sikap Itu? diakses pada smartpsikologi.blogspot.com,

diakses pada 25 Oktober 2007

Misrawi, Zuhairi, Al-Quran Kitab Toleransi, Inklusivisme, Pluralisme dan

Multikulturalisme, (Jakarta: Fitra)

Moleong, Lexy.J Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2000)

Munadi, Yudhi, ‘” Toleransi Beragama pada Masa Rasulullah Saw di Madinah”

Penelitian Dosen, (Fakultas Tarbiyah, 2000)

Munawir, Imam Sikap Islam Terhadap Kekerasan, Damai, Toleransi dan Solidaritas,

(Surabaya: Bina Ilmu)

Page 72: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

Naim, Sahibi, Toleransi dalam Pergaulan Antar Umat Beragama, (Jakarta: PT.

gunung agung. 1983) A.W. Munawir, Al-Munawir Kamus Bahasa Arab-

Indonesia, (yaogyakarta: PP. Al-Munawir, t.th)

Poerwadarminta, W.J.s, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,

1985)

Puis A. Partanto dan M Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola.

1994)

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2003)

Rahman, Fazlur Islam, terj. Ahsin Muhammda, (Bandung: Pustaka, 2001)

Rahman, Fazlur, Islam dan Modernitas Tantangan Transformasi Intelektual, terj.

Ahsin Muhammad (Bandung: Pustaka 1985)

Rumah Sahabat Anak Puspita, diaksep pada, www.anakpuspita.blogspot.com, pada,

25 Desember 2007

Sarwono, Sarlito Wiranwono, Teori-Teori Psikologi Sosial (Jakarta: Rajawali, 1984)

Sebagaimana yang dikutip Trisno S Sutanto, Melampaui Toleransi, Menerung

bersama Walzer, www.kompas.com, diakses pada 12 Maret 2008.

Sihab, Alwi, Islam Inklusif Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama, (Bandung;

Mizan, 1997)

Sirumput, Buletin Dwi Mingguan, edisi xxxv tahun 2005

Sobur, Alex Analisis Teks Media, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004)

Soeitoe, Samuel, Psikologi Pendidikan II (Jakarta: FEUI, 1982)

Page 73: PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7529/1... · 2013-06-04 · peran rumah

Sujanto, Agus, Psikologi Perkembangan.(Jakarta: Aksara Baru, 1982)

Ulama Besar Universitas Al-Azhar Mesir, Mengasuh Anak Menurut Ajaran Islam.

(Pustaka Sadra, 2004)

W.J.S Poewadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1982)

Wirawan, Sarlito, Psikologi Sosial Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial,

(Jakarta: Balai Pustaka, 1999).