peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit

13
1 Peran Pengelolaan Manajemen Risiko Dalam Pencapaian Target Kinerja Rumah Sakit Abstraksi Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010 adalah: “Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”. Sedangkan pengertian rumah sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, dinyatakan bahwa : “Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan”. Dari pengertian diatas, rumah sakit melakukan beberapa jenis pelayanan diantaranya pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan, pelayanan rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan, sebagai tempat pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan serta untuk menghindari risiko dan gangguan kesehatan sebagaimana yang dimaksud, sehingga perlu adanya penyelenggaran kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai dengan persyaratan kesehatan dan perencanaan strategi bisnis rumah sakit. Keseluruhan perencanaan dan strategi Rumah Sakit baik jangka panjang maupun jangka pendek rumah sakit dituangkan dalam bentuk Key Performance Indicator (KPI) yang merupakan indikator penilaian atas pencapaian kinerja Rumah Sakit yang dievaluasi secara periodik. Dalam hal ini peran Manajemen Risiko dapat membantu Rumah Sakit dalam usaha untuk meminimalkan potensi kerugian, biaya-biaya yang harus dikeluarkan terkait dengan pencapaian Rencana Kerja Anggaran dan Rencana Jangka Panjang Rumah Sakit. Manajemen Risiko juga dapat memaksimalkan opportunities, mempertahankan lingkungan kerja yang kondusif, membangun kepercayaan dari investor, meningkatkan shareholder value, meningkatkan tata kelola perusahaan yang sehat, mengantisipasi perubahan lingkungan yang pesat dan mengintegrasikan strategi Rumah Sakit sehingga target KPI Rumah Sakit bisa tercapai. I. Apa Itu Risiko Risiko adalah variasi dalam hal-hal yang mungkin terjadi secara alami atau kemungkinan terjadinya peristiwa diluar yang diharapkan yang merupakan ancaman terhadap properti dan keuntungan finansial akibat bahaya yang terjadi. Menurut ISO 31000:2009 : “Risiko adalah pengaruh dari ketidakpastian terhadap sasaran/tujuan perusahaan. Dalam hal PROBABILITAS , risiko terletak di luar DIHARAPKAN ( rata-rata) Dalam hal WAKTU , risiko terletak pada FUTURE (sesuatu yang tidak pasti ) Risiko sering dinyatakan dalam kombinasi dari KONSEKUENSI dari suatu peristiwa ( termasuk perubahan keadaan ) dan kemungkinan terkait kejadian” Manajemen risiko merupakan Pendekatan yang dilakukan terhadap risiko yaitu dengan memahami, mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko di Rumah Sakit.

Upload: sonny-irawan

Post on 13-Apr-2017

1.617 views

Category:

Healthcare


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit

1  

Peran Pengelolaan Manajemen Risiko

Dalam Pencapaian Target Kinerja Rumah Sakit

Abstraksi

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010 adalah: “Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”. Sedangkan pengertian rumah sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, dinyatakan bahwa : “Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan”. Dari pengertian diatas, rumah sakit melakukan beberapa jenis pelayanan diantaranya pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan, pelayanan rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan, sebagai tempat pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan serta untuk menghindari risiko dan gangguan kesehatan sebagaimana yang dimaksud, sehingga perlu adanya penyelenggaran kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai dengan persyaratan kesehatan dan perencanaan strategi bisnis rumah sakit. Keseluruhan perencanaan dan strategi Rumah Sakit baik jangka panjang maupun jangka pendek rumah sakit dituangkan dalam bentuk Key Performance Indicator (KPI) yang merupakan indikator penilaian atas pencapaian kinerja Rumah Sakit yang dievaluasi secara periodik. Dalam hal ini peran Manajemen Risiko dapat membantu Rumah Sakit dalam usaha untuk meminimalkan potensi kerugian, biaya-biaya yang harus dikeluarkan terkait dengan pencapaian Rencana Kerja Anggaran dan Rencana Jangka Panjang Rumah Sakit. Manajemen Risiko juga dapat memaksimalkan opportunities, mempertahankan lingkungan kerja yang kondusif, membangun kepercayaan dari investor, meningkatkan shareholder value, meningkatkan tata kelola perusahaan yang sehat, mengantisipasi perubahan lingkungan yang pesat dan mengintegrasikan strategi Rumah Sakit sehingga target KPI Rumah Sakit bisa tercapai. I. Apa Itu Risiko

Risiko adalah variasi dalam hal-hal yang mungkin terjadi secara alami atau kemungkinan terjadinya peristiwa diluar yang diharapkan yang merupakan ancaman terhadap properti dan keuntungan finansial akibat bahaya yang terjadi. Menurut ISO 31000:2009 : “Risiko adalah pengaruh dari ketidakpastian terhadap sasaran/tujuan perusahaan. Dalam hal PROBABILITAS , risiko terletak di luar DIHARAPKAN ( rata-rata) Dalam hal WAKTU , risiko terletak pada FUTURE (sesuatu yang tidak pasti ) Risiko sering dinyatakan dalam kombinasi dari KONSEKUENSI dari suatu peristiwa ( termasuk perubahan keadaan ) dan kemungkinan terkait kejadian” Manajemen risiko merupakan Pendekatan yang dilakukan terhadap risiko yaitu dengan memahami, mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko di Rumah Sakit.

Page 2: Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit

2  

II. Mengapa Perlu Mengelola Risiko Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui tentang manajemen risiko pada kegiatan bisnis di rumah sakit. Metode yang digunakan adalah studi literatur tentang manajemen risiko pada rumah sakit dengan mengacu kepada teori-teori yang relevan diantaranya :

1. Meminimalkan potensi kerugian , mengoptimalkan keuntungan dan menciptakan nilai-nilai perusahaan

2. Mengurangi kinerja yang tidak dapat diterima 3. Meningkatkan dan meningkatkan tingkat kepercayaan Stakeholders ' 4. Melaksanakan praktek terbaik Tata Kelola Perusahaan yang Baik 5. Mengintegrasikan manajemen risiko di bawah satu visi 6. Menanamkan Budaya risiko sebagai bagian dari budaya perusahaan 7. Waspadai dan menanggapi perubahan lingkungan

III. Konsep Manajemen Risiko & Objektivitasnya Dengan semakin kompleksnya risiko terhadap Perusahaan meningkatkan kebutuhan praktek tata kelola yang sehat (good corporate governance) termasuk didalamnya pelaksanaan pengelolaan risiko yang efektif dan komprehensif. IV. Apa pemicu risiko & risiko apa saja yang terjadi di Rumah Sakit ? Pemicu Risiko / Risk Driver

1. Perubahan Pasar / Market 2. Perubahan Teknologi / Technology 3. Perubahan Barang Jasa / Product 4. Perubahan Layanan / Service

Kejadian Risiko / Event Risk

1. Fluktuasi pertukaran nilai forex drastis 2. Gagal untuk menemukan produk baru 3. Gagal bersaing di era globalisasi dengan investor asing 4. Keputusan investasi yang salah 5. Eksplorasi & Konstruksi kegagalan 6. Perjanjian buruk dan kesalahan risiko produksi 7. Komersial ( harga , nilai tukar ) 8. Keuangan , risiko Politik 9. Pembelian / Penjualan / error Perjanjian Kontrak 10. Meningkatnya kompetisi di seluruh dunia & deregulasi 11. Perdagangan bebas dan investasi di seluruh dunia

Page 3: Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit

3  

12. Perdagangan instrumen derivatif yang kompleks tanpa memahami risiko melibatkan 13. Risiko untuk memasuki pasar untuk produk baru 14. Gangguan bisnis dalam siklus pengembangan produk 15. Risiko keuangan di manajemen investasi jangka pendek & panjang 16. Fluktuasi harga komoditas 17. Fluktuasi pertukaran forex drastis 18. Mal Praktek

V. Apa akar masalah terjadinya risiko dalam perusahaan:

1. Kepemimpinan (leadership); 2. Budaya perusahaan (corporate culture); 3. Sudut pandang pengelolaan risiko yang terpecah-pecah (‘silo’) dalam perusahaan; 4. Data dan informasi yang tidak dapat/ sulit di integrasikan; 5. Sistem pelaporan risiko yang panjang/ berbelit (jika ada); 6. Egosime sektoral antar unit/ SBU dalam perusahaan yang sama; 7. Kurangnya pengetahuan dan sistem dalam melakukan analisa risiko (risk assessment); 8. Terbatasnya manajemen yang ‘sadar risiko’ (risk awareness) dan memahami dengan benar

konsekuensi dari tidak menerapkan manajemen risiko dalam perusahaan; 9. Melakukan bisnis diluar core competence nya (baik secara sengaja maupun tidak), tanpa

diikuti dengan backup system yang memadai. Misal: perusahaan tiba-tiba harus menghadapi eksposur credit risk karena berperan aktif dalam proses channeling, terlibat dalam collection piutang, dll

10. Normative (attributif) corporate governance ; VI. 10 (Sepuluh) Ciri-ciri Perusahaan ‘Yang Belum’ Melaksanakan Manajemen Risiko Dengan Benar :

1. Rencana Kerja Anggaran Biaya dan Pendapatan (RKAP) Rumah Sakit yang ‘dipenuhi’ dengan KPI-KPI normatif;

2. Melaksanakan sistem budget dari RKAP, namun tidak menghilangkan sama sekali problem operasional di lapangan (persistent problems);

3. Tidak memiliki ‘batas toleransi risiko’ kinerja perusahaan; 4. Belum menggunakan kemampuan pengendalian risiko sebagai salah satu tolok-ukur

keberhasilan kinerja manajemen; 5. Tidak menetapkan prioritas risiko (risk prioritazion), tidak ada bedanya antara mengelola

risiko kritis dan risiko biasa; 6. Melaksanakan manajemen risiko secara normatif, melalui: pengisian check-list, form-form

standard; 7. Tidak ada sistem peringatan dini risiko (risk early warning system) yang dapat digunakan oleh

manajemen; 8. Tidak ada sistem respon (risk respon) yang jelas dan terukur; 9. Tidak memiliki konsep risk & reward yang jelas; 10. Tidak memiliki perangkat-perangkat utama sistem manajemen risiko: Manajer – Manual –

Komite – Sistem; VII. Siapa Yg Bertanggungjawab Mengelola Risiko? Fungsi/Risk Owner

• Fungsi dalam melaksanakan Aktivitasnya yang sekurang-kurangnya memenuhi satu kriteria sebagai berikut:

Melaksanakan Transaksi Usaha. Memiliki aset operasional (non inventaris). Melaksanakan Aktivitas produksi barang/jasa. Memiliki Eksposur sekurang-kurangnya satu jenis Risiko.

Peran dan tanggung jawab Risk Owner adalah sebagai berikut:

Menjadi Person-in-Charge (PIC) yang bertanggungjawab untuk pelaksanaan Risk Treatment sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan.

Melaporkan kemajuan pekerjaan Risk Treatment secara berkala Mengembangkan budaya sadar Risiko (risk consciousness) dalam setiap Aktivitas

Page 4: Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit

4  

VIII. Strategi Penerapan Manajemen Risiko Strategi Penerapan Manajemen Risiko merupakan langkah-langkah implementasi dari Manajemen Risiko untuk mengendalikan Risiko, agar Profil Risiko berada pada batas yang telah ditetapkan. Strategi Manajemen Risiko ditetapkan Manajemen Rumah Sakit. Strategi Penerapan Manajemen Risiko mencakup : 1. Penetapan Risk Appetite dan Risk Tolerance. 2. Penetapan rencana Penanganan Risiko (Risk Treatment plan). 3. Profil Risiko sebelum dan setelah dilakukan penanganan. 4. Pembuatan skala prioritas (Prioritas Risiko) dalam Penanganan Risiko. 5. Pemantauan terhadap pelaksanaan kebijakan dan kerangka Manajemen Risiko. 6. Pelaporan pelaksanaan pengelolaan Risiko Proses Manajemen Risiko untuk operasional secara umum meliputi: 1. Komunikasi dan Konsultasi (Communication & Consultation) 2. Penentuan Lingkup Pengelolaan Risiko(Establish The Context) 3. Identifikasi Risiko (Risk Identification) 4. Analisis Risiko (Risk Analysis) 5. Evaluasi Risiko (Risk Evaluation) 6. Penanganan Risiko (Risk Treatment) 7. Pemantauan dan Kaji Ulang (Monitoring & Review) Proses Manajemen Risiko untuk proyek baik yang bersifat Pengembangan Bisnis maupun Penunjang Usaha di di Perusahaan secara umum meliputi: 1. Perencanaan Manajemen Risiko (Risk Management Planning) 2. Identifikasi Risiko (Risk Identification) 3. Analisis Risiko kualitatif dan kuantitatif (Risk Analysis) 4. Perencanaan Response Risiko (Risk Respond Planning) 5. Pemantauan dan Pengendalian Risiko (Risk Monitoring and Control) Keseluruhan kegiatan manajemen risiko dibuatkan dalam satu buah tabel evaluasi dan monitoring yang disebut dengan daftar risiko perusahaan (Risk Register)

1. Risk Register 2. Risk Intelegence Map

a. Governance 1.1. Corporate Governance 1.2. Ethics

b. Strategy and Planning 2.1. Corporate Responsibility & Sustainability (CR&S) 2.2. External Factors 2.3. Planning 2.4. Project 2.5. Strategy

3. Finance 3.1. Accounting 3.2. Credit 3.3. Liquidity & Finance Intelligence 3.4. Financial Market 3.5. Planning & Budgeting 3.6. Operational

4. Operations/Infrastructure

4.1. Corporate Assets 4.2. Human Resources 4.3. Information Technology 4.4. External Events 4.5. Legal 4.6. Process Management 4.7. Product Development

Page 5: Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit

 

5. Com

6. Repo

7. Risk M

Index

5

4

3

2

1

8.

9.

10.

4.8. Sales, Mpliance 5.1. Complia

orting 6.1. Reportin Matrix Table

Dampa

Catastrop

Significan

Moderate

Minor

Insignifica

Risk Matrix T

Perhitungana. Melakukb. Melakukc. Melakukd. Melakuke. Menghit

data)) Penyusunandengan asumperhitungan

Marketing an

ance

ng

- Impact

k Desk

phic SangaBesar

nt Besar (Signif

e Sedan

Kecil

ant SangaKecil (Tidak Signifik

Table - Prob

n Var Loss kan sortir dankan perhitungkan perhitungkan perhitungtung Var Los

n dampak kumsi apabila ddampak me

nd Communic

ripsi FinIm

t

>80B

fikan) 80BT≤60

Bg 60

BT≤40

B40BT≤20

Bt

kan)

<20B

ability

n membuanggan rata-ratagan standar gan distribusss = (averag

antitaif inherdata historis

enggunakan

cations

ancial mpact

Re

0% of BTR*

Naim

0% of TR< x 0% of

BTR

Re(prIm

0% of TR< x 0% of

BTR

LoatakaIm

0% of TR< x 0% of

BTR

Intim

0% of BTR

Norepim

g data yang da data =averadeviasi data

si student -t =ge + distribus

rent dengan tidak tersedmetode VaR

eputation Impact

ation wide pact

Ep

egional rovinsi) pact

Misp

cal (kota au bupaten) pact

Mio

ernal pact

Mi

o putational pact

Nsi

dirasa outlierage (range d=stdev (Ran

=TINV (0.05,si student t)

pendekatan ia atau tidak

R.

Health & Safety

Employee orpublic death

Major njuries to several people Major njuries to one person

Minor njuries

No health & safety mpact

r data) nge data) (jumlah datax (Standar d

expert judgmmencukupi

Enviro

r

Very serioterm enviimpairmeecosystemSerious mterm envieffects

Moderateterm effeceffecting ecosystemMinor effebiologicalphisical environmLimited dminimal asignifican

a-1) deviasi / sqr

ment, digunauntuk melak

onment

ous, long ronmental nt of m function

medium ronmental

e, short cts but not

m function ects on l or

ent amage to

area of low nce

rt (jumlah

akan ukan

Page 6: Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit

6  

11. Peta Risiko Perusahaan

Setelah perhitungan dampak kuantitatif dan kualitatif dihitung maka tahap berikutnya memetakan risiko tersebut ke dalam peta risiko seperti contoh terlampir dibawah ini :

12. Penyusunan Mitigasi Risiko

Diisi rencana pencegahan/mitigasi risiko yaitu melakukan tindakan penanganan yang dilakukan terhadap risiko yang mungkin terjadi (respon risiko) dengan cara : menahan risiko (risk retention), mengurangi risiko (risk reduction), mengalihkan risiko (risk transfer), menghindari risiko (risk avoidance) dapat meningkatkan pencapaian kinerja yang lebih baik bagi rumah sakitagar mengurangi kemungkinan terjadinya Risk Event atau mengurangi dampak yang akan timbul jika Risk Event terjadi di masa depan.

Page 7: Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit

7  

IX. Ukuran Kinerja Rumah Sakit Beberapa Ukuran Kinerja Utama Rumah Sakit

1. Kinerja Keuangan / Finansial 2. Kinerja Operasional 3. Kinerja Pertumbuhan Produktifitas

Kinerja Keuangan

1. Nilai Current Ratio. Hal ini dapat mengindikasikan Saldo Cash yang ada. 2. Nilai ROA Return On Asset. Hal ini mengindikasikan optimalnya pendayagunaan Asset yang

ada atau banyak nya Asset-asset yg tidak produktif. 3. Nilai ROE Retur On Equity. Hal ini mengindikasikan bahwa aktivitas bisnis yang dilakukan

sudah menghasilkan profit yang memadai atau belum. Hal ini jg terlihat dari nilai margin yang didapat baik Operating Profit Margin maupun Net Profit Margin.

4. Nilai Collection Period Piutang. Hal ini seberapa besar Perusahaan memerlukan Cash Flow yang kuat agar operasi perusahaan dapat berjalan lancar jika dana tertahan dalam bentuk piutang maka akan dapat mengganggu cash flow perusahaan.

5. Inventory Turn Over. Hal ini mengindikasikan nilai persediaan yang ada jika persediaan terlalu tinggi maka uang cash on hand perusahaan akan mengalami flow yang tidak baik.

6. Lain-lain • Laba Bersih sebelum Bunga & Pajak (EBIT) / Realisasi EBIT x 100% • Rasio Total Beban terhadap Total Pendapatan • Rasio Biaya Material terhadap Total Pendapatan Usaha • Realisasi Anggaran Investasi

Kinerja Operasional

1. Periode hari 2. Jumlah Hari perawatan 3. Jumlah Tempat Tidur 4. Nilai Bed Occupancy Rate (BOR) 5. Nilai Average Lenght Of Stay (AvLOS) 6. Nilai Bed Turn Over (BTO) 7. Nilai Kunjungan Rawat Inap 8. Nilai Kunjungan Rawat Jalan 9. Nilai Kunjungan Penunjang Medis

Kinerja Pertumbuhan Produktifitas

1. EBIT Growth : Pertumbuhan laba bersih saat ini dibandingkan dengan tahun lalu 2. Sales Growth (SG) : Pertumbuhan pendapatan saat ini dibandingkan dengan tahun lalu 3. Employee Productivity Growth (EmPG) : Produktifitas pekerja dengan rumus nilai

pendapatan bersih dibagi jumlah pekerja saat ini dibandingkan tahun lalu Penyusunan Program Kerja Rumah Sakit Konsep Penyusunan Program Kerja Rumah Sakit berbasis business Imrprovement and business development

1. Internal Evaluation a. Operational Performance

- BOR - AvLOS - Utilisasi Kunjungan Rawat Inap, Jalan Penunjang Medis

b. Financial Performance

- Evaluasi dan Review Cost Structure - Evaluasi dan Review Profitabilitas Per Unit Bisnis - Evaluasi dan Review Keandalan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen - Evaluasi dan Review Keandalan Sistem Manajemen Risiko

2. Mapping and Seeking Opportunities

a. SWOT Analysis

Page 8: Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit

8  

SWOT ANALYSIS Mapping and Seeking Opportunities melalui Analisa SWOT Strenght

- Kekuatan Brand Image - Pengalaman pengelolaan Rumah Sakit - Kemampuan Tenaga Ahli - Jaringan RS Networking Bisnis - Sinergi RS

Weakness - Utilisasi aset masih rendah - Tenaga pemasaran yang kurang handal - Financial performance yang belum terukur dengan baik - Kerjasama bisnis dengan pihak ketiga belum termonitor dengan baik - Risiko yang belum teridentifikasi dengan baik

Opportunity

- Meningkatnya Middle Clas di Indonesia sejak 2011 GDP > US$3000 56% dari 240 juta penduduk Indonesia

- Meningkatnya kesadaran atas kesehatan dan pendidikan masyarakat Indonesia - Rasio RS dibanding penduduk masih rendah 2000 RS untuk 240 juta penduduk

Threat - Munculnya RS baru 100 RS per tahun - Perkembangan teknologi kesehatan - Tuntutan pelayanan kesehatan yang lebih baik - Implementasi SJSN 2014

Page 9: Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit

9  

X. Kesimpulan Hasil studi menunjukkan bahwa manajemen risiko sangat penting dilakukan bagi rumah sakit untuk target pencapaian Kinerja Rumah Sakit. Membuat strategy formulation yang tepat dan segera melakukan identifikasi risiko beserta penerapan risk management system di rumah sakit Adapun langkah-langkah strategy yang dapat diambil rumah sakit adalah sebagai berikut. a. Penyusunan Generic Strategy Rumah Sakit b. Risk Management & Portofolio

Langkah 1 – Penyusunan Generic Strategy Rumah Sakit

Langkah 2 - Penerapan Risk Management dan Portofolio di Rumah Sakit Dalam rangka pencapaian visi Rumah Sakit terdapat berbagai risiko yang melekat pada seluruh aktivitas bisnis Rumah Sakit. Rumah Sakit membutuhkan suatu pengelolaan risiko perusahaan yang efektif dan komprehensif sesuai dengan kebutuhan sistem tata kelola perusahaan yang sehat (Good Corporate Governance). Rumah Sakit harus mengeluarkan kebijakan membentuk fungsi Manajemen Risiko yang dikelola oleh Komite Manajemen Risiko yang terdiri dari Dewan Direksi. Untuk mendukung kebijakan tersebut, Rumah Sakit telah membentuk fungsi manajemen risiko di seluruh Unit Cabang dan fungsi di Korporasi untuk bersama-sama mengindentifikasi, menilai, memetakan, dan memitigasi risiko. Dalam fase awal penerapan manajemen risiko atau tahap awareness ini Fungsi Manajemen Risiko Rumah Sakit juga harus membuat program manajemen risiko yang berbasis web untuk mendukung informasi dan masukan atas pelaksanaan mitigasi risiko di seluruh Unit Cabang dan fungsi manajemen risiko Korporasi Rumah Sakit. Rumah Sakit memiliki beberapa kejadian risiko (risk event) yang berkaitan dengan Risiko Strategis Rumah Sakit antara lain: a. Risiko Perubahan Situasi Ekonomi, Sosial, dan Politik Rumah Sakit sangat rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi sosial dan politik yang berdampak terhadap kegiatan dan kinerja keuangan Perusahaan. Untuk memitigasi risiko tersebut, Rumah Sakit harus menyusun strategi jangka pendek dan jangka panjang dengan memperhitungkan dan mengantisipasi perubahan kondisi eksternal yang berpotensi merugikan perusahaan.

Page 10: Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit

10  

b. Risiko Terkait dengan Regulasi Pemerintah Salah satu perubahan kebijakan pemerintah saat ini adalah risiko penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang memiliki risiko negatif bagi pendapatan Rumah Sakit di seluruh Unit Cabangnya di seluruh Indonesia. Sistem pelayanan berjenjang dan sistem paket pelayanan yang mengacu Indonesia Case Based Group (INA CBGs) memberikan tantangan baru yang lebih kompetitif bagi Rumah Sakit dalam upaya tetap mempertahankan mutu layanan terbaik bagi pelanggan rumah sakit baik tunai, pihak ketiga dan jaminan serta seluruh masyarakat Indonesia. Dengan tetap mengacu pada standar pelayanan medis dan prinsip GCG, Rumah Sakit telah melakukan upaya mitigasi melalui kegiatan restrukturisasi tarif layanan sesuai Ina CBGs, membuat / merevisi standar pelayanan medis dan clinical pathway, dan membuat kesepakatan jasa medis dengan dokter spesialis serta membuat bridging terintegrasi dengan sistem informasi BPJS Kesehatan dalam upaya memberikan pelayanan yang efektif dan efisien. c. Risiko Tidak Tercapainya Target Pendapatan Rawat Jalan Rawat Jalan adalah salah satu sumber pendapatan Rumah sakit yang cukup besar khususnya di pelayanan Dokter Spesialis sebagai media rujukan pelayanan berjenjang ke layanan rawat inap di seluruh Unit Cabang Rumah Sakit . Untuk mengantisipasi risiko tidak tercapainya target Pendapatan rawat jalan, Rumah Sakit melakukan mitigasi risiko seperti membuat kontrak manajemen/kinerja denagn masing masing dokter, membuat standarisasi diseluruh layanan , mengembangkan sistem informasi RS berbasis Web Dalam rangka memberika pelayanan terbaik, Rumah Sakit juga melakukan upskilling kepada dokter umum internal Rumah Sakit untuk menjadi dokter Spesialis ataupun Sub Spesialis disamping tetap melakukan kerjasama dengan universitas / lembaga pendidikan untuk menyediakan kebutuhan tenaga dokter di seluruh unit usaha rumah sakit jejaring Rumah Sakit d. Risiko Tidak Tercapainya Target Pendapatan Rawat Inap Dalam era globalisasi saat ini dimana meningkatnya tingkat persaingan di bisnis kesehatan rumah sakit, Rumah Sakit juga melakukan upaya mitigasi untuk mempertahankan Captive Market yang ada dan tetap meningkatkan kualitas pelayanan Rawat Inap yang merupakan sumber pendapatan utama rumah sakit di seluruh Unit Cabang Rumah Sakit . Upaya tersebut antara lain adalah melakukan pengaturan atas seperti jam visite dokter yang diatur lebih awal serta penyiapan obat untuk pasien yang akan pulang rawat. Di pelayanan ruang rawat Rumah Sakit sudah melakukan peremajaan dan penggantian fasilitas pendukung pelayanan dan penyediaan pilihan makan yang lebih variatif di layanan gizi rumah sakit. e. Risiko Tidak Tercapainya Target Pendapatan Penunjang Medis Dalam rangka menghadapi potensi risiko tidak tercapainya pelayanan penunjang medis, Rumah Sakit telah melakukan beberapa upaya mitigasi seperti pengadaan investasi alat-alat medis yang canggih dan terbarukan dengan membuat kontrak manajemen kinerja dengan fungsi pengusul investasi dan melakukan kontrak service beberapa aset potensial. Untuk mitigasi di bidang pelayanan farmasi Rumah Sakit telah melakukan standarisasi layanan farmasi khususnya di waktu layanan obat melalui perbaikan dan pengembangan sistem informasi yang lebih cepat dan akurat dan terintegrasi. f.Risiko tidak tercapainya target Inventory Turn Over Obat Unit Farmasi sebagai salah satu unit layanan strategis di rumah sakit, memiliki peran penting memberikan kontribusi pendapatan dan margin yang cukup besar bagi target laba Rumah Sakit.

Page 11: Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit

11  

Manajemen persediaan menjadi salah satu proses bisnis yang sangat menentukan ketersediaan obat bagi pelayanan pasien di seluruh rumah sakit dan ukuran kinerja farmasi sudah dituangkan di Key performance Indicator (KPI) dalam bentuk target Inventory Turn Over (ITO) obat yang merupakan ukuran kinerja unit farmasi dalam menunjang ketersedian persediaan obat di rumah sakit. Risiko tingginya nilai ITO ini telah dimitigasi oleh fungsi Farmasi Rumah Sakit melalui upaya mitigasi seperti peyempurnaan sistem informasi persediaan yang dapat dilakukan sistem kontrol stok secara harian sehingga dapat meminimalkan risiko kesalahan input pada proses bisnis layanan input data obat . Risiko atas obat yang sudah expired (kadaluarsa) juga sudah dimitigasi melalui penetapan standar nilai jumlah pemakaian rata-rata yang ditetapkan dan penerapan standarisasi prosedur stok opname yang dilakukan secara berkala sehingga target nilai ITO yang ditetapkan dapat tercapai. g. Risiko Investasi yang tidak menguntungkan Untuk meningkatkan pelayanan prima dalam upaya pencapaian target yang telah ditetapkan, Rumah Sakit terus melakukan investasi baik itu pergantian alat medis yang terbaru maupun renovasi infrastruktur gedung dan bangunan di seluruh Unit Cabang Rumah Sakit. Untuk itu, Rumah Sakit menghadapi risiko kemungkinan tidak tercapainya pencapaian target Investasi yang sudah direncanakan tidak sebanding dengan biaya investasi yang dikeluarkan. Untuk memitigasi risiko tersebut, Rumah Sakit melakukan program perbaikan di proses bisnis investasi mulai dari perencanaan dan usulan, proses pengadaan dan pelaksanaan implementasi investasi sampai kepada evaluasi dan monitoring pencapaian investasi. Perbaikan kemampuan Unit Cabang dalam melakukan pembuatan feasibility study yang komprehensif terhadap setiap rencana investasi saat ini juga sudah didukung dengan pembuatan risk analisis disetiap proyek investasi Rumah Sakit melalui program sosialisasi dan upskilling pekerja yang ditunjuk sebagai PIC investasi di seluruh Unit Cabang maupun fungsi di Korporasi Rumah Sakit sehingga target pencapaian Investasi bisa tercapai. h. Risiko dalam Menjalankan Kerja Sama dengan Pihak Ketiga Rumah Sakit memiliki kendala keterbatasan biaya investasi, penyediaan teknologi, dan sumber daya manusia sehingga dilakukan kerja sama dengan pihak ketiga melalui berbagai pola kerja sama seperti joint venture dan Kerjasama Operasional dengan beberapa mitra kerja Rumah Sakit dalam hal manajemen pengelolaan rumah sakit di lokasi-lokasi yang strategis di seluruh Indonesia Dalam menghadapi risiko wanprestasi pihak ketiga, Rumah Sakit memilih mitra secara selektif, menyusun kontrak yang tidak merugikan kedua pihak, serta menempatkan wakil perusahaan yang kompeten dalam kerja sama tersebut. i. Risiko Terkait dengan Aksi Terorisme Meningkatnya aktivitas terorisme pada beberapa wilayah konflik di Indonesia dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, telah meningkatkan potensi ancaman terorisme yang dapat menimbulkan kerugian material dan kerusakan aset Rumah Sakit. Untuk menghadapi risiko tersebut, Perusahaan memiliki sistem Manajemen Pengamanan Perusahaan serta mengasuransikan aset perusahaan. j. Risiko Bencana Alam Bencana alam berdampak pada kerusakan aset-aset perusahaan, korban jiwa, hingga terhentinya kegiatan operasional. Sebagai upaya mitigasi risiko tersebut, Rumah Sakit memiliki kegiatan pelatihan Tanggap Darurat di seluruh Unit Cabangnya dalam Program kerja HSSE dan masuk

Page 12: Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit

12  

dalam salah satu target Key Performance Indicator (KPI) para manajemen Unit Cabang dan direksi Rumah Sakit. Pekerja juga diberikan simulasi kondisi darurat secara berkala dan dibentuk tim penanggulangan keadaan darurat yang dapat langsung berkordinasi dengan Pusat Komando Pengendalian (crisis center) terdekat. k. Risiko Gugatan Hukum Rumah Sakit selalu menaati hukum serta peraturan yang berlaku pada setiap lokasi di mana Unit Cabang kegiatan layanan kesehatan dijalankan. Rumah Sakit juga menghadapi risiko gugatan hukum dari berbagai pihak, baik dari regulator, mitra kerja, pekerja, hingga masyarakat. Sebagai mitigasi risiko tersebut, Rumah Sakit harus selalu menerapkan prinsip GCG, membentuk Fungsi Hukum, serta memiliki asuransi liability untuk menjamin berbagai risiko gugatan hukum khususnya tuntutan mal praktek dokter Rumah Sakit terus melakukan perbaikan atas standarisasi prosedur layanan medis melalui upaya pemberdayaan komite medik untuk melakukan review atas setiap tindakan medik yang dilakukan oleh dokter l. Risiko Finansial tidak tertagihnya piutang usaha Rumah Sakit melakukan penjualan non tunai/penjualan kredit guna meningkatkan penjualan dan menjaga persaingan bisnis rumah sakit dengan kompetitornya. Akibat transaksi tersebut, Rumah Sakit berpotensi mengalami keterlambatan atau gagal bayar dari pelanggan. Sistem scoring dan rating serta dijadikan sebagai salah satu ukuran Key Performance Inicators (KPI) Direksi adalah upaya yang digunakan untuk memitigasi risiko terhadap potensi tersebut, dengan mempertimbangkan berbagai risiko seperti gagal bayar (default risk) melalui review klausul Perjanjian Kerjasama, risiko mitra kerja (counterpart risk) melalui dengan pelanggan dan analisa rasio kinerja keuangan untuk pelanggan, dan risiko pengembalian tagihan karena kurang lengkapnya dokumen tagihan. Selain itu, Rumah Sakit terus mengevaluasi penerapan alokasi uang jaminan dan jaminan deposit pasien cash. n. Risiko Biaya Operasional yang melebihi anggaran Salah satu risiko finansial lainnya adalah risiko biaya Operasional yang melebihi anggaran dapat memberikan pengaruh terhadap target laba yang ditetapkan Rumah Sakit. Untuk memitigasi risiko tersebut, Rumah Sakit melakukan upaya mitigasi dengan melakukan program tertib anggaran dan pengalihan anggaran dengan prinsip skala prioritas dan melakukan cutting budget atas biaya-biaya yang dinilai secara proporsional terhadap pencapaian pendapatan. Demikian Karya Ilmiah ini dibuat penulis dengan harapan dapat memberikan beberapa manfaat yang diharapkan untuk dapat mengembangkan keterampilan membaca yang efektif, dari hasil penggabungan hasil bacaan dari berbagai sumber sehingga dapat meningkatkan pengorganisasial kepuasan intelektual maupun memperluas cakrawala ilmu pengetahuan serta dapat sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya. Wasssalam, Jakarta, 01 Mei 2015 Penulis Mochamad Sonny Irawan

Page 13: Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit

13  

Daftar Pustaka

- Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010 - Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 - ISO 31000:2009