peran pendidikan kewarganegaraan untuk membangun karakter generasi muda
DESCRIPTION
Peran pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk karakter generasi muda. Pendidikan kewarganegaraan berkontribusi dalam sebuah pembangunan sebuah bangsa. Kontribusi nyata pendidikan kewarganegaraan dalam sebuah pendidikan dengan adanya mata pelajaran atau mata kuliah tersebut.TRANSCRIPT
![Page 1: Peran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Generasi Muda](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082603/548f13a7b47959072a8b49c9/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dinyatakan bahwa di setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan
wajib memuat terdiri dari Pendidikan Bahasa, Pendidikan Agama, dan
Pendidikan Kewarganegaraan.
Demi mencerdaskan kehidupan bangsa dan melestarikan budaya,
suatu pendidikan harus berupaya menyeluruh untuk menyelenggarakan
semua jenis pendidikan. Jenis pendidikan yang salah satunya untuk
membentuk bangsa yaitu melalui pendidikan kewarganegaraan.
Pendidikan kewarganegaraan berkontribusi dalam sebuah pembangunan
sebuah bangsa. Kontribusi nyata pendidikan kewarganegaraan dalam
sebuah pendidikan dengan adanya mata pelajaran atau mata kuliah
tersebut.
Adapun sebuah bangsa bisa berkembang dan maju dengan adanya
sebuah pembangunan struktural dalam diri setiap individu melalui
pengembangan karakter. Karakter menjadi sebuah hal penting yang akan
berkontribusi dalam perkembangan sebuah bangsa, karena sebuah bangsa
yang berentitas dan berindentitias akan diakui oleh negara global. Ciri
khas dari sebuah karakter menjadi sebuah kebanggan diri sebagai warga
negara dan negara.
Sebuah contoh yang bisa diamati terkait dengan karakter dan
budaya, negara Jepang merupakan sebuah negara yang berkembang pesar
pasca perang dunia dua. Bermodal semangat, karakter dan
mempertahankan budaya, jepang menjadi negara maju yang diakui oleh
seluruh dunia.
Terkait pembentukan karakter bangsa, tentunya pergeseran nilai ini
bisa diantisipasi dengan menggunakan metode pembentukan karakter yang
1
![Page 2: Peran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Generasi Muda](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082603/548f13a7b47959072a8b49c9/html5/thumbnails/2.jpg)
beraneka ragam namun demikian nilainya harus tetap terjaga lestari. Nilai
kejujuran dan keberanian contohnya harus tetap terjaga namun cara atau
metode untuk menanamkan kejujuran dan keberanian itu bisa beraneka
ragam yang tentunya menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan
teknologi. Mengutip Bung Karno yang mengistilahkan dengan "Kita ambil
apinya, bukan abunya." (Saifudin dalam mpr.go.id)
Bagaimanakah pendidikan kewarganegaraan berperan dalam
pembangunan dan pengembangan karater dalam diri generasi muda, tentu
dapat terjawab jika kontribusi yang diberikan pendidikan kewarganegaraan
berhasil mengarahkan generasi muda saat ini untuk ikut mengusung
karakter bangsa. Oleh karena itu, sangat perlu sebuah pemahaman
mengenenai karakter bangsa sendiri dan memberikan jalan itu
berkembangnya karakter bangsa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakter bangsa Indonesia?
2. Bagaimana Pendididikan Kewarganegaraan berperan dalam
membangun karakter generasi muda?
3. Seperti apakah kontribusi nyata yang diberikan Pendidikan
Kewarganegaraan dalam pemabangunan karakter?
C. Tujuan
1. Memberikan pemahaman mengenai karakter bangsa Indonesia
seutuhnya.
2. Memberikan gambaran bagaimana peran pendidikan kewarganegaraan
dalam membangun karakter generasi muda.
3. Mengetahui kontibusi pendidikan kewarganegaraan dalam
membangun dan mengembangkan karakter generasi muda dan
diharapkan dapat berinovasi dan menyumbangkan kontribusi lebih.
2
![Page 3: Peran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Generasi Muda](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082603/548f13a7b47959072a8b49c9/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakter Bangsa Indonesia
Proklamasi Kemerdekaan RI yang dikumandangkan ke seluruh
dunia pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah sebuah produk dari sejumlah
konstituen perjuangan yang sangat lengkap. Ada perjuangan yang bersifat
politis, yakni melalui pendirian sejumlah partai, ada perjuangan yang
bersifat konseptual yakni berbagai aktifitas intelektual yang melahirkan
berbagai konsepsi yang di kemudian hari menjadi ideologi bangsa dan ada
pula perjuangan yang bersifat fisik yaitu melalui berbagai konflik
bersenjata yang telah merenggut ribuan nyawa pahlawan kita. Kumpulan
konstituen perjuangan itu bersinergi dengan baik dan dengan kohesivitas
yang tinggi, yang pada akhirnya bermuara pada proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia. Harus diakui bahwa pola sinergi dari berbagai
konstituen yang beraneka ragam tersebut hanya dapat dikonvergensikan
melalui suatu kerja keras dari individu dan sekelompok masyarakat
dengan karakter dan semangat juang yang tinggi. Menterpadukan berbagai
konstituen perjuangan yang sangat kompleks tersebut untuk kemudian
menjadi sebuah produk yang koheren dan produktif, yaitu kemerdekaan
bagi suatu bangsa adalah sebuah upaya yang sangat luar biasa dan hanya
mungkin dilakukan oleh manusia-manusia dengan karakter unggul.
Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa para pendiri bangsa ini
adalah generasi manusia Indonesia dengan karakter kepahlawanan yang
unggul, yang sanggup merancang skenario masa depan bangsanya, menuju
bangsa yang mandiri dan bermartabat.
Gagasan pembangunan karakter bangsa unggul telah ada semenjak
diproklamirkannya republik ini pada tanggal 17 Agustus 1945. Pimpinan
nasional kita yang pertama yakni Bung Karno telah pernah menyatakan
perlunya nation and character buildings. Walaupun pernyataan tersebut
3
![Page 4: Peran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Generasi Muda](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082603/548f13a7b47959072a8b49c9/html5/thumbnails/4.jpg)
dalam konteks politik, namun secara eksplisit mengandung arti bahwa
pembangunan Indonesia tidak cukup hanya dengan membangun fisik akan
tetapi harus termasuk membangun karakter dan budaya bangsa. Beberapa
tokoh nasional bangsa ini seperti Ki Hadjar Dewantoro juga menyebutkan
tentang perlunya character building sebagai bagian integral dari
pembangunan bangsa.
Adapun kemerosotan sebuah karakter pada masa orde baru
kepemimpinan presiden Soeharto. Perubahan politik dan ekonomi sangat
besar pengaruhnya terhadap karakter dan perilaku seseorang. Masuknya
modal asing yang deras ke Indonesia sangat berpengaruh terhadap karakter
dan perilaku bangsa. Ciri-ciri orang Indonesia yang digambarkan Mochtar
Lubis jelas tidak sama dengan ciri-ciri orang Indonesia pada tahun 1908,
1928, dan 1945. Adanya pro dan kontra terhadap ciri-ciri orang Indonesia
hasil penelitian Mochtar Lubis itu adalah sesuatu yang biasa.
Ciri-ciri karakter dalam genggaman Soeharto menurut Mukhtar
Lubis :
1. Hipokrisi atau munafik.
Di depan umum kita mengecam kehidupan seks terbuka atau
setengah terbuka, tapi kita membuka tempat mandi uap, tempat pijat
plus sex, dan melindungi prostitusi. Banyak yang pura-pura alim, tapi
begitu sampai di luar negeri lantas mencari nightclub dan pesan
perempuan kepada bellboy hotel. Dia mengutuk dan memaki-maki
korupsi, tapi dia sendiri seorang koruptor. Kemunafikan manusia
Indonesia juga terlihat dari sikap asal bapak senang (ABS) dengan
tujuan untuk survive.
2. Segan dan Enggan bertanggung jawab atas perbuatannya.
Atasan menggeser tanggung jawab atas kesalahan kepada
bawahan dan bawahan menggeser kepada yang lebih bawah lagi.
Menghadapi sikap ini, bawahan dapat cepat membela diri dengan
mengatakan, "Saya hanya melaksanakan perintah atasan."
4
![Page 5: Peran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Generasi Muda](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082603/548f13a7b47959072a8b49c9/html5/thumbnails/5.jpg)
3. Berjiwa feodal.
Sikap feodal dapat dilihat dalam tata cara upacara resmi
kenegaraan, dalam hubungan organisasi kepegawaian. Istri komandan
atau istri menteri otomatis menjadi ketua, tak peduli kurang cakap
atau tak punya bakat memimpin. Akibat jiwa feodal ini, yang berkuasa
tidak suka mendengar kritik dan bawahan amat segan melontarkan
kritik terhadap atasan.
4. Masih percaya takhayul.
Manusia Indonesia percaya gunung, pantai, pohon, patung, dan
keris mempunyai kekuatan gaib. Percaya manusia harus mengatur
hubungan khusus dengan ini semua untuk menyenangkan "mereka"
agar jangan memusuhi manusia, termasuk memberi sesajen.
5. Manusia Indonesia artistik.
Karena dekat dengan alam, manusia Indonesia hidup lebih
banyak dengan naluri, dengan perasaan sensualnya, dan semua ini
mengembangkan daya artistik yang dituangkan dalam ciptaan serta
kerajinan artistik yang indah.
Dapat disimpulkan bahwa karakter bangsa Indonesia pada saat itu
sedemikian merosotnya. Apalah jadinya jika karakter itu jika sudah
membudaya, tentu bangsa ini akan hancur secara perlahan dalam
menghadapi perkembangan dunia yang global. Sudah saatnya kita mampu
berfikir rasional dan meninggalkan karakter yang masih percaya takhayul.
Demi kemajuan sebuah bangsa dan meninggalkan karakter yang
sudah lalu perlu menyusun lagi sebuah karakter yang akan membawa
kemajuan kedepan. Adapun rumusan karakter menjadi patokan dalam
pengembanganya karakter bangsa bagi generasi muda, yaitu :
5
![Page 6: Peran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Generasi Muda](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082603/548f13a7b47959072a8b49c9/html5/thumbnails/6.jpg)
1. Religius : Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama
lain, dan selalu hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan
pekerjaan.
3. Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari
dirinya.
4. Disiplin : Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras : Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara
atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis : Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari,
dilihat dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan : Cara berpikir, bertindak dan berwawasan
yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan
diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air : Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang
menunjukan rasa kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa.
6
![Page 7: Peran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Generasi Muda](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082603/548f13a7b47959072a8b49c9/html5/thumbnails/7.jpg)
12. Menghargai Prestasi : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif : Tindakan yang memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai : Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan
orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar membaca : Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung-Jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.
Salah satu upaya yang bisa mewujudkan karakter tersebut
menggunakan atau menginjeksi sebuah lembaga pendidikan yang sangat
dekat dengan setiap generasi muda penerus bangsa. Sebuah media pelu
diterapkan yaitu melalui sebuah mata kuliah dan mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan.
B. Peran Pendididikan Kewarganegaraan dalam Membangun dan
Mengembangkan Karakter Generasi Muda.
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pemeran penting, perlu
mengenalkan sebuah materi pendidikan kewarganegaraan yang
dihubungkan dengan nilai-nilai karakter sebuah bangsa. Beberapa nilai
7
![Page 8: Peran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Generasi Muda](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082603/548f13a7b47959072a8b49c9/html5/thumbnails/8.jpg)
karakter yang tertuang diatas memiliki sebuah korelasi dengan materi-
materi pendidikan kewarganegaraan.
Diantara nilai karakter bisa berkorelasi dengan pendidikan karakter
mengenai hak dan kewajiban sebagai warga negara demi memunculkan
sebuah karakter yang bertanggung jawab.
Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26,
27, 28, dan 30, yaitu :
1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-
orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan
dengan undang-undang sebagai warga negara. Dan pada ayat (2), syarat-
syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.
2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung
hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2), taip-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang.
4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut
serta dalam pembelaan negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih
lanjut diatur dengan undang-undang.
Pasal-pasal tersebut diatas memberikan gambaran relasi antara
pendidikan karakter bagi generasi muda. Sudah tercantum dalam UUD
1945 mengenai Hak dan Kewajiban yang bertujuan dalam membentuk
karakter yang bertanggung jawab.
Adapun korelasi lain antara materi pendidikan nasional dengan
pembangunan dan pengembangan karakter bangsa.
Peduli sosial dan kesejahteraan nasional. UUD 1945 ayat 4 pasal
(2) Negara mengembangkan sistim jaminan sosial bagi seluruah rakyat
dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan.
8
![Page 9: Peran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Generasi Muda](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082603/548f13a7b47959072a8b49c9/html5/thumbnails/9.jpg)
Pendalaman yang bisa langsung diterapkan oleh negara dan semua
warganya yaitu peduli terhadap rakyat miskin dan terlantar. Dengan begitu
karakter peduli sosial bisa dibangun dan diterapkan.
Cinta tanah air korelasinya dengan pertahanan dan keamanan
negara. Dalam UUD 1945 Pasal 30, (1) Tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. (2) Usaha
pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Indonesia Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama,
dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung. (3) Tentara Nasional Indonesia
terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara sebagai
alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara
keutuhan dan kedaulatan negara. (4) Kepolisian Negara Republik
Indonesia sebagai alat negara yang menjaga kemanan dan ketertiban
masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum. (5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional
Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, hubungan kewenangan
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di
dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara
dalam usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.
Sebuah bentuk korelasi mengenai karakter cinta tanah dan
pendalaman mengenui UUD 1945 pasal 30 yang mendukung
pengembangan karakter melaui materi-materi yang diajarkan dalam
pendidikan kewarganegaraan.
Dengan begitu dapat dinyatakan bahwa dengan pendidikan
kewarganegaraan dapat membangun dan mengembangkan karakter
generasi muda melului pendalaman UUD dasar 1945, sehingga
tercapainya sebuah karakter yang kuat untuk Indonesia dan warganya dan
mendapat pengakuan yang lebih dari negara dunia.
9
![Page 10: Peran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Generasi Muda](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082603/548f13a7b47959072a8b49c9/html5/thumbnails/10.jpg)
C. Kontribusi Nyata Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membangun
Karakter Genrasi Muda.
Lembaga pendidikan yang dapat membaca situasi tentunya tidak
akan mengabaikan pentingnya karakter bangsa dan media pendidikan
kewarganegaraan. Berupaya dan berkontribusi melalui sebuah pendidikan
adalah yang mungkin dan memberikan sebuah pengalaman agar
tercapainya karakter yang diidamkan.
Kontribusi nyata dalam pendidikan kewarganegaraan melalui
materi yang disampaikan kepada peseta didik atau individu. Pendidikan
kewarganegaraan menyajikan fakta-fakta mengeani kenegaraan sehinggi
dapat dipahami oleh peserta didik.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu konsep
pendidikan yang berfungsi untuk membentuk siswa sebagai warga negara
yang mempunyai karakter. Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan
terhadap pengembangan karakter memiliki dimensi-dimensi yang tidak
bisa dilepaskan dari aspek pembentukan karakter dan moralitas publik
warga negara.
Dengan begiti pendidikan kewarganegraan tidak jauh dari
pengembangan karakter yang ada didalam faktor pendidikan.
Pengembangan yang dapat dilakukan disekolah meliputi ;
1. Pembelajaran
Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan
peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga
dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal,
menyadari/peduli, menginternalisasika nilai-nilai, dan menjadikan
perilaku. Zainal dan Sujak (2011: 11-12) menyatakan pendidikan
karakter secara terpadu di dalam pembelajaran adalah
pengenalanpengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran
akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai
kedalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses
10
![Page 11: Peran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Generasi Muda](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082603/548f13a7b47959072a8b49c9/html5/thumbnails/11.jpg)
pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas
pada semua mata pelajaran.
2. Kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan ekstrakurikuler
Demi terlaksananya kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler
yang mendukung pendidikan karakter, perlu didukung dengan dengan
perangkat pedoman pelaksanaan, pengembangan kapasitas sumber
daya manusia dalam rangka mendukung pelaksanaan pendidikan 18
karakter, dan revitalisasi kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler
yang sudah ada ke arah pengembangan karakter.
3. Alternatif pengembangan dan pembinaan karakter di sekolah sebagai
aktualisasi budaya sekolah.
Pada tingkat institusi, pendidikan karakter mengarah pada
pembentukan budaya sekolah. Menurut Masnur Muslich (2011: 81),
budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra
sekolah tersebut di mata masyarakat luas. Dengan demikian
diperlukan pengembangan dan pembinaan karakter di sekolah sebagai
aktualisasi budaya sekolah merupakan bagian penting dalam
pembentukan karakter peserta didik agar dapat berjalan efektif.
4. Kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat
Pendidikan karakter bukan sekedar pengetahuan saja,
melainkan harus dilanjutkan dengan upaya menumbuhkan rasa
mencintai perilaku yang baik dan dilakukan setiap hari sebagai
pembiasaan. Seseorang yang memiliki pengetahuan kebaikan belum
tentu mampu bertindak sesuai dengan pengetahuannya, jika tidak
terlatih untuk melakukan kebaikan tersebut. Dalam kegiatan ini
sekolah dapat mengupayakan terciptanya keselarasan antara karakter
yang dikembangkan di sekolah dengan pembiasaan di rumah dan
masyarakat.
Sudah jelas bagaimana kontribusi yang bisa diberikan pendidikan
kewarganegaraan kaitannya dengan karakter generasi muda. Dengan
menanampilkan karakter melalui pembelajaran yang ada disekolah dan
11
![Page 12: Peran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Generasi Muda](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082603/548f13a7b47959072a8b49c9/html5/thumbnails/12.jpg)
efek pengiring di masyarakat dapat menjadi individu menjadi matang
dalam mengembangkan karakter bangsa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu upaya yang bisa mewujudkan karakter tersebut
menggunakan atau menginjeksi sebuah lembaga pendidikan yang sangat
dekat dengan setiap generasi muda penerus bangsa. Sebuah media pelu
diterapkan yaitu melalui sebuah mata kuliah dan mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu konsep
pendidikan yang berfungsi untuk membentuk siswa sebagai warga negara
yang mempunyai karakter. Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan
terhadap pengembangan karakter memiliki dimensi-dimensi yang tidak
bisa dilepaskan dari aspek pembentukan karakter dan moralitas publik
warga negara.
B. Saran
Menjadi sebuah saran yang baik jika sebuah proses pembelajaran
apapun perlu dengan dikaitkan dengan nilai-nilai yang diajarkan
pendidikan kewarganegaraan yang berideologi pancasila.
Peningkatan mutu pendidikan kewarganegaraan harus ditingkat
melalui unjuk kerja yang dilakukan pendidikan untuk membangun dan
mengembangkan generasi muda.
12
![Page 13: Peran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Generasi Muda](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082603/548f13a7b47959072a8b49c9/html5/thumbnails/13.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal dan Sujak. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung: Yrama Widya : 2011
Muslich, Masnur. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta : Bumi Aksara : 2011
Republik Indonesia. 1945. Undang-Undang Dasar. Jakarta,
Republik Indonesia. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Saifuddin, Lukman Hakim. 2012. “Pentingnya Pembentukan Karakter Bangsa” (On-line), http://www.mpr.go.id/berita/read/2012/02/04/10240/pentingnya-pembentukan-karakter-bangsa. 20 April 2013
13