peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan...

163
PERAN PELAKSANAAN PERENCANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KINERJA GURU PAI SD DI KECAMATAN BANCAK DAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20015/2016 Oleh: MARSONO NIM. M2.14.007 Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016

Upload: others

Post on 16-Feb-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PERAN PELAKSANAAN PERENCANAAN SUPERVISI

PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI

DAN KINERJA GURU PAI SD

DI KECAMATAN BANCAK DAN BRINGIN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20015/2016

Oleh:

MARSONO

NIM. M2.14.007

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2016

ii

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

Nama : Marsono

NIM : M2.14.007

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Konsentrasi : Supervisi Pendidikan Islam

Tanggal Ujian : 31 Agustus 2016

Judul Tesis: Peran Pelaksanaan Perencanaan Supervisi

Pendidikan dalam Meningkatkan Motivasi dan

Kinerja Guru PAISD di Kecamatan Bancak dan

Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran

20015/2016

Panitia Munaqosah Tesis

1. Ketua Penguji : Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag. __________________

2. Sekretaris : Dr. Winarno, M.Pd. __________________

3. Penguji I : Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag. __________________

4. Penguji II : Dr. H. Sa’adi, M.Ag. __________________

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini merupakan hasil karya

saya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan

tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis

oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijasah

pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”

Salatiga, 22 Agustus 2016

Yang Membuat Pernyataan

Marsono

iv

MOTTO

“Maka sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan.”

“Bahwa sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan.”

(Q.S. Al Insyirah, 5-6)

v

PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah sholawat serta salam semoga tercurah pada baginda nabi

Muhammad SAW. Sebuah karya sederhana dalam menggapai cita, tidak akan

berarti tanpa kehadiran mereka. Penulis persembahkan karya ini kepada:

1. Orang tua yang mendidik dan membimbingku dengan sabar dan ikhlas kepada

diin al-Islam.

2. Istriku tercinta yang selalu setia menjalani kehidupan bersama dalam suka

maupun duka.

3. Kakak Ali Shodiqin, Kakak Suyamti, Adik Nur Chabib, Adik Hikmah dan

Mutaqin

4. Bapak Imam Subekti sekeluarga, Bapak Wahid dan Ibu Sulistyani.

5. Untuk semua dosen Pascasarjana IAIN Salatiga.

6. Keluarga besar SDN I Penda Durian.

7. Seluruh pembaca yang budiman.

vi

ABSTRAK

Peran Pelaksanaan Perencanaan Supervisi Pendidikan dalam Meningkatkan Motivasi

dan Kinerja Guru PAI SD

di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 20015/2016

Tujuan penelitian: Pertama, Menemukan sistem perencanaan supervisi pendidikan

pengawas PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang. Kedua,

Menemukan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin

Kabupaten Semarang. Ketiga, Menemukan sejauh mana peran pelaksanaan

perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam meningkatkan motivasi dan

kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun

ajaran 2015/2016.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menghasilkan data

deskriptif. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode induktif. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa dalam perencanaan kegiatan supervisi oleh pengawas

PAI sudah cukup baik, ini dapat dilihat dari implementasi perencanaan supervisi di

kecamatan Bancak dan Bringin mempunyai kesamaan yaitu perencanaan supervisi di

kecamatan Bancak dan Bringin sudah terencana dengan baik, hal ini dapat diketahui

setelah peneliti melakukan studi dokumentasi berupa Program Tahunan, Program

Semester dan Rencana Kepengawasan Akademik.

Motivasi dan kinerja guru PAI di kecamatan Bancak dan Bringin dengan

status PNS dan tersertifikasi sudah baik, akan tetapi guru PAI dengan status non PNS

masih perlu ditingkatkan lagi.

Tingkat keberhasilan implementasi perencanaan supervisi lebih berdampak

positif di kecamatan Bringin dikarenakan guru dapat memberikan saran dan masukan

dalam perencanaan supervisi, sedangkan guru di kecamatan Bancak yang tidak

semua dilibatkan dalam perencanaan supervisi cenderung kurang bersemangat dalam

meningkatkan kinerja karena tidak mengetahui kapan atau apa saja yang harus

dipersiapkan dalam kegiatan supervisi.

vii

ABSTRACT

Role of Implementation Supervision Planning of Education in Improving Teacher

Motivation and Performance of PAI teacher at Elementary school

in Bancak and Bringin District Semarang Regency

in Academic Year 20015/2016

This study aims to find the system of planing of PAI supervision of supervisor.

Second, to find the motivation and performance of PAI teachers of Elementary

School. Third, to find the role of educational implementation supervision planning of

PAI supervisor in improving motivation and performance of PAI teachers at

Elementary School in Bancak and Bringin District Semarang Regency academic year

2015/2016.

This study is a qualitative research that produces descriptive data. Datas were

analyzed using the inductive method. The results showed that in the planning

activities of supervision by PAI supervisors is good enough and well planned, it can

be seen after researchers conducted a study of documentation such as the Annual

Program, Program Academic Semester and plan oversight.

Motivation and performance of PAI teachers in Bancak and Bringin District

with civil servant status and the certification is good, but non PNS teacher still need

to be improved.

The success rate of implementation of planning supervision gives more

positive impact in District Bringin because teachers can provide advice and input in the planning of supervision, while teachers in District Bancak that not all involved in

the planning of supervision tend to be less motivated to improve the performance of

not knowing when or what should be prepared in supervision activities.

viii

PRAKATA

Puji Syukur kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik,

hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul

“PERAN PELAKSANAAN PERENCANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN

DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KINERJA GURU PAI SD DI

KECAMATAN BANCAK DAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN AJARAN 20015/2016” yang secara akademis menjadi syarat untuk

memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam.

Di samping itu, apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak, kepadanya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga.

3. Bapak Dr. H. Sa’adi, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk membimbing dan memberi saran agar tesis ini cepat selesai.

4. Seluruh dosen Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak bekal

ilmu kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan tesis

ini.

5. Bupati Kotawaringin Timur Propinsi Kalimantan Tengah yang telah memberikan

ijin untuk melaksanakan tugas belajar ini.

6. Kepala BKD dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur yang

telah memberikan arahan dan motivasi dalam melaksanakan tugas belajar ini.

7. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang yang telah

memberikan ijin untuk meneliti di tempat yang beliau pimpin.

8. Kepada Pengawas dan Guru PAI Kecamatan Bancak dan Bringin yang bersedia

memberikan berbagai informasi guna terselesaikannya penyusunan tesis ini.

9. Keluarga Besar UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Mentaya Hulu Kabupaten

Kotawaringin Timur.

10. Teman-teman seperjuangan keluarga besar SDN I Penda Durian.

ix

11. Istri dan keluarga yang selalu memberikan motivasi dan inspirasi hingga

selesainya penulisan ini

12. Semua pihak dan teman-temanku seperjuangan yang setia yang tak dapat saya

sebut satu persatu lagi yang sedikit maupun banyak telah membantu dalam

proses penulisan tesis ini.

Sungguh kami tidak dapat memberikan balasan apapun, kecuali do’a semoga

Allah SWT memberikan balasan pahala yang berlipat atas amal kebaikan yang telah

diberikan.

Akhirnya penulis menyadari bahwa apa yang telah tersaji dalam penulisan ini

masih jauh mencapai kesempurnaan. Masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki dan

diperdalam lebih lanjut atau ada hal yang kurang sesuai, karena hanya sebatas inilah

yang dapat penulis sampaikan, maka dengan segala bentuk kritik dan saran sangat

kami harapkan, demi menindak lanjuti pada kajian-kajian yang lebih lanjut.

Salatiga, 22 Agustus 2016

Penulis,

Marsono, S.Pd.I

NIM: M2.14.007

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………... i

PENGESAHAN.......................……………………………………….………… ii

HALAMAN PERNYATAAN...…………………………….…………….......... iii

MOTTO................................................................................................................. iv

PERSEMBAHAN................................................................................................. v

ABSTRAK ……………………………............................................................... vii

PRAKATA …………………………………………….………..…………….... ix

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….... x

DAFTAR TABEL …………………………………………………………….... xiii

DAFTAR LAMPIRAN …...…………………………………………………..... xiv

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................... 6

C. Signifikansi Penelitian................................................................... 8

D. Kajian Pustaka............................................................................... 9

E. Metode Penelitian.......................................................................... 16

F. Sistematika Penulisan.................................................................... 19

BAB II: LANDASAN TEORI

A. Perencanaan .................................................................................. 21

B. Supervisi Pendidikan……………………..................................... 22

1. Pengertian Supervisi ………………..……………................ 22

2. Tujuan Supervisi……………………………......................... 24

3. Fungsi Supervisi……………………………......................... 25

xi

4. Prinsip Supervisi……………………………......................... 26

5. Pendekatan Supervisi ………………………………………. 27

6. Prinsip Perencanaan Supervisi …………………………….. 33

C. Motivasi ………………………………………………………... 34

D. Kinerja ………………………………………………………….. 38

BAB III: PERAN PELAKSANAAN PERENCANAAN SUPERVISI

PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN

KINERJA GURU PAI SD DI KECAMATAN BANCAK DAN BRINGIN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20015/2016

A. Profil Wilayah …………………….............................................. 43

B. Profil Pengawas ……………………………................................ 48

C. Profil Singkat Guru PAI................................................................ 50

D. Perencanaan Supervisi Pendidikan Pengawas PAI SDdi

Kecamatan Bancak Dan Bringin Kabupaten Semarang tahun

ajaran 2015/2016………………………………….…................... 54

E. Motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan

Bringin Kabupaten Semarang awal tahun ajaran

2015/2016….................................................................................. 57

F. Peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas

PAI dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di

Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun

ajaran 2015/2016 ………………………………………………... 68

xii

BAB IV: ANALISIS PERAN PELAKSANAAN PERENCANAAN SUPERVISI

PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN

KINERJA GURU PAI SD DI KECAMATAN BANCAK DAN BRINGIN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20015/2016

A. Analisis Perencanaan Supervisi Pendidikan Pengawas PAI SD

di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun

ajaran 2015/2016 …………...………............................................ 77

B. Analisis Motivasi dan Kinerja Guru PAI SD di Kecamatan

Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang awal tahun ajaran

2015/2016………………………………………………..... 81

C. Analisis Peran Pelaksanaan Perencanaan Supervisi Pendidikan

Pengawas PAI Dalam Meningkatkan Motivasi dan Kinerja Guru

PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten

Semarang tahun ajaran 2015/2016………………………………. 84

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................... 93

B. Saran-saran..................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 98

LAMPIRAN.......................................................................................................... 101

BIOGRAFI PENULIS........................................................................................... 146

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Daftar Sekolah Dasar Kecamatan Bancak…………………………... 45

Tabel 2.2.Daftar Sekolah Dasar Kecamatan Bringin...………………………… 47

Tabel 2.3.Daftar Guru Sekolah Dasar Kecamatan Bancak…...………………… 51

Tabel 2.4.Daftar Guru Sekolah Dasar Kecamatan Bringin…...………………… 52

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Program Tahunan Pengawas PAI Tkt. SD........................................ 101

Lampiran 2. Program Semester Ganjil Pengawas PAI Tkt. SD........................... 110

Lampiran 3.Program Semester Ganjil Pengawas PAI Tkt. SD............................ 123

Lampiran 4. Pedoman Wawancara dengan Pengawas PAI................................. 136

Lampiran 5. Pedoman Wawancara dengan Guru PAI......................................... 137

Lampiran 6. Surat Izin Penelitian dari Pascasarjana IAIN Salatiga.................... 139

Lampiran 7. Surat Izin Penelitian dari KEMENAG Kabupaten Semarang......... 140

Lampiran 8. Lembar Konsultasi Bimbingan……………………………............ 143

Lampiran 9. Foto-Foto Penelitian........................................................................ 145

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan mengajar memerlukan seperangkat pengetahuan dan keterampilan

tertentu, agar dapat melaksanakan tugas dengan semestinya. Kemampuan

mengajar mulai dibentuk sejak para mahasiswa calon guru mengikuti

perkuliahan pada lembaga pendidikan guru. Selanjutnya keterampilan

mengajar dapat dikembangkan dan ditingkatkan melalui pembinaan dalam

jabatan di lapangan, hal ini dapat dilakukan melalui usaha mandiri maupun

dengan bantuan orang lain.

Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa tujuan pendidikan nasional

diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis

serta bertanggung jawab. Potensi tersebut merupakan indikator umum yang

dapat dijadikan barometer pencapaian mutu pendidikan secara nasional dari

setiap satuan pendidikan tertentu.

Kinerja yang baik dapat dilihat dari profesionalisme guru dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, hal ini dapat diketahui dari sikap

mental dalam bentuk komitmen guru untuk senantiasa mewujudkan dan

meningkatkan kualitas profesinya. Mereka dituntut untuk selalu

2

mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan zaman sehingga keberadaannya

senantiasa memberikan makna.

Untuk membantu guru dalam meningkatkan motivasi dan kinerja serta

menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan, diperlukan adanya perencanaan

supervisi pendidikan. Pengelolaan supervisi pendidikan di sekolah-sekolah,

berbeda sasaran, tujuan dan esensinya jika dibandingkan dengan pengelolaan

kegiatan inspeksi. Kegiatan inspeksi memiliki sasaran, tujuan dan esensi lebih

kepangawasan yang mencari-cari kesalahan dan bersifat mendadak atau tanpa

dirancang terlebih dahulu. Kegiatan supervisi pendidikan memiliki tujuan, sasaran

dan esensi yang lebih bernuansa pembinaan dalam rangka membantu

meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar guru di kelasnya, dan

dilaksanakan secara terprogram. Namun dalam pelaksanaan pengelolaan supervisi

pendidikan masih dipandang perlu memantapkan lagi tentang tata cara

pelaksanaannya agar dapat meningkatkan mutu pendidikan. Selanjutnya, untuk

menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan, seorang guru harus mengetahui

bagaimana cara mengajar dengan baik.

Sebelum melaksanakan kegiatan supervisi, hendaknya direncanakan sebaik-

baiknya untuk memperoleh hasil yang maksimal. Perencanaan mempunyai

pengaruh besar terhadap segala sesuatu. Jika tidak ada perencanaan maka tidak

akan ada keberhasilan. Firman Allah dalam surat al Hasyr (18):

3

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok

(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui

apa yang kamu kerjakan”.1

Dalam kegiatan supervisi pengawas bukan hanya berfungsi sebagai

supervisor, tetapi juga adanya pengawasan melekat yang meliputi dua hal yaitu

Built in Control (pengawasan melekat) dan juga Function Control (fungsi

pengawas). Senada dengan pendapat tersebut, Made Pidarta menyatakan bahwa

pengawasan yang dilakukan kepala unit atau kepala sekolah disebut pengawasan

melekat. Sebab pengawasan di sini merupakan salah satu kegiatan rutin sekolah

ketika situasi dalam keadaan tenang atau tidak bergejolak.2

Supervisi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan tujuan agar apa yang

diharapkan bersama dapat tercapai. Teknik supervisi pendidikan berarti suatu cara

atau jalan yang digunakan supervisor pendidikan dalam memberikan pelayanan

atau bantuan kepada para guru. Setiap pelaksanaan program pendidikan

memerlukan adanya pengawasan atau supervisi dan supervisor bertanggung jawab

dalam memunculkan efektivitas dan efisiensi program tersebut.

“Professional dialog occurs when small groups of teachers meet regularly for a

guided discussion of their own teaching as it relates to current developments in

education. The objective is to facilitate reflection about practice, helping teachers

become more thoughtful decision-makers.”3

1Mujama’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf Asy-Syarif, Al Quran dan Terjemahnya,

Madinah Al Munawwaroh: Kerajaan Arab Saudi, 1427 H, 919. 2Made Pidarta, Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan, Jakarta:Sarana Press, 1986, 46.

3Allan A. Glatthorn, Supervisory Leadership: Introduction To Instructional Supervison,

United States Of America: Harper Collins Publishers, 1990, 189.

4

Tujuan dari komunikasi yang dilakukan antara guru dengan supervisor adalah

sebagai pedoman pengajaran bagi guru yang berkaitan dengan program

pengajaran yang direncanakannya. Selain itu komunikasi tersebut juga bertujuan

untuk memfasilitasi refleksi terhadap tugas yang dilakukan guru, membantu guru

membuat keputusan yang lebih bijaksana, serta melakukan pembinaan terhadap

guru-guru.

Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, oleh karena

itu mutu pendidikan pada suatu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh

kemampuan yang dimiliki guru. Demikian pula guru Pendidikan Agama Islam

(PAI) dituntut untuk dapat memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap

pendidikan di lingkungan sekolah terutama dalam hal belajar.

Dalam sebuah hubungan terstruktur sering kali guru merasa tertekan karena

banyaknya tugas sehingga memicu munculnya kesulitan dan konflik. Untuk

meminimalisir konflik, pengawas membuat jadwal pertemuan dengan guru.

Tujuan pertemuan tersebut adalah untuk memberikan motivasi sehingga guru-

guru memiliki kepercayaan diri dalam melaksanakan tugas karena merasakan

adanya perhatian dari atasan dan adanya pembinaan dari pengawas.

Berdasarkan observasi yang penulis coba teliti secara cermat terhadap

peranan Pengawas PAI SD di kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten

Semarang sebagai supervisor untuk melakukan supervisi kepada guru Pendidikan

Agama Islam, penulis menemukan beberapa permasalahan berhubungan dengan

motivasi dan kinerja guru PAI dalam merencanakan pembelajaran, melakukan

proses belajar mengajar, serta melakukan evaluasi pembelajaran. Dari hasil

5

observasi tersebut dapat dikatakan bahwa motivasi dan kinerja guru PAI SD di

Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016

belum optimal. Dengan lokasi di Kecamatan Bringin yang berbatasan dengan

Kabupaten Purwodadi dan di Kecamatan Bancak yang berbatasan dengan

Kabupaten Boyolali, peneliti merasa ada kesenjangan pelaksanaan supervisi

pendidikan di lokasi tersebut. Pemilihan objek penelitian di Kecamatan Bancak

dan Bringin Kabupaten Semarang ini dikarenakan dua kecamatan tersebut

infrastuktur jalan yang belum sepenuhnya baik dan luas wilayah binaan dari

pengawas PAI yang menjadi tantangan dan kendala dalam pelaksanaan

perencanaan supervisi dengan tujuan agar peneliti memperoleh informasi tentang

peran perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan kinerja

guru PAI.

Motivasi yang rendah dan kurang maksimalnya kinerja guru PAI menjadi

pokok penting pembahasan penelitian ini dimana perencanaan supervisi oleh

pengawas berperan dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI.

Pengawas PAI pada sekolah yang ditunjuk apabila tidak mampu

merencanakan dan melaksanakan strategi supervisi sehingga tidak memberikan

kontribusi berarti bagi guru PAI maka akan berdampak buruk bagi pendidikan

Islam di Indonesia.

6

B. Rumusan dan Batasan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Mengacu pada serangkaian teori dan fakta yang telah diungkapkan pada latar

belakang masalah, dapatlah disusun berbagai permasalahan dalam penelitian

ini yaitu:

a) Perencanaan kegiatan supervisi oleh Pengawas PAI SD di Kecamatan

Bancak dan Bringin belum maksimal dalam pelaksanaannya.

b) Pengawas PAI di Kecamatan Bancak dan Bringin belum maksimal dalam

memberikan kontribusi terhadap peningkatan motivasi dan kinerja guru

PAI. Indikator kontribusi ini di antaranya adalah bimbingan dan layanan

yang diberikan pengawas PAI kepada guru baik diminta atau tidak diminta

oleh guru PAI.

c) Motivasi dan kinerja guru PAI dipandang relatif rendah. Indikator dari

kinerja ini di antaranya adalah kelengkapan administrasi sebagai landasan

utama guru dalam mengajar seringkali tidak berfungsi dengan maksimal.

Perangkat pembelajaran hanya menjadi syarat menerima tunjangan

sertifikasi bukan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar.

Dengan demikian maka identifikasi masalah dalam penelitian ini secara

sederhana dapat disimpulkan bahwa benar motivasi dan kinerja sebagian guru

PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin sebelum tahun ajaran 2015/2016

dianggap rendah. Namun, kinerja tersebut dapat ditingkatkan. Peningkatan

7

motivasi dan kinerja guru ini dapat dicapai melalui perencanaan supervisi

pendidikan oleh pengawas PAI di Kecamatan Bancak dan Bringin.

2. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada wilayah di Kecamatan Bancak dan Bringin

Kabupaten Semarang. Periode penilaiannya pada tahun ajaran 2015/2016.

Sasaran penelitiannya pada pengawas dan guru PAI SD di Kecamatan Bancak

dan Bringin Kabupaten Semarang. Adapun obyek penelitian ditujukan pada

peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam

meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan

Bringin Kabupaten Semarang.

3. Perumusan Masalah

a. Bagaimana perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI SD di

Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran

2015/2016?

b. Bagaimana motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan

Bringin Kabupaten Semarang awal tahun ajaran 2015/2016?

c. Sejauh mana peran pelaksanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam

meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan

Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016?

8

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tesis ini yaitu:

a. Menemukan sistem perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI SD di

Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran

2015/2016

b. Menemukan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan

Bringin Kabupaten Semarang awal tahun ajaran 2015/2016

c. Menemukan sejauh mana peran pelaksanaan supervisi pendidikan pengawas

PAI dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan

Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.

2. Manfaat

Secara umum penelitian ini kiranya dapat memberikan manfaat yang besar baik

secara teoritis maupun praktis:

a. Manfaat Teoritis

1) Hasil penelitian ini ditujukan untuk memberikan gambaran tentang peran

pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan

motivasi dan kinerja guru Pendidikan Agama Islam di Kecamatan

Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.

2) Melalui penelitian ini pula kiranya dapat memberikan rangsangan dalam

melakukan penelitian lanjutan mengenai peran pelaksanaan perencanaan

supervisi pendidikan terhadap peningkatan motivasi dan kinerja guru

9

Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten

Semarang tahun ajaran 2015/2016.

b. Manfaat Praktis

1) Manfaat praktis dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan penulis yang berhubungan dengan peran pelaksanaan

perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan

kinerja guru Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Bancak dan Bringin

di Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.

2) Manfaat praktis lainnya dari penelitian adalah sebagai informasi empiris

tentang peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan dalam

meningkatkan motivasi dan kinerja guru Pendidikan Agama Islam di

Kecamatan Bancak dan Bringin di Kabupaten Semarang tahun ajaran

2015/2016.

D. Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan kajian pustaka terhadap berbagai sumber referensi yang telah

diamati, penulis belum menemukan penelitian yang signifikan membahas

tentang peranan pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan dalam

meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI dalam konteks yang utuh. Meski

demikian beberapa penelitian serupa dapat dirujuk sebagai kajian pustaka

dalam tesis ini.

10

Penelitian oleh Aceng Toha yang mengungkap akurasi hubungan antara

aspek manajerial dan aspek lingkungan dengan kinerja Pengawas PAI, maka

metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode deskriptif

korelasional. Sementara itu, teknik pengumpulan data yang digunakannya

terdiri dari tiga jenis, yaitu kuesioner/angket, studi dokumentasi dan

wawancara, sedangkan teknik pengolahan data penelitiannya adalah

menggunakan analisis regresi multiple. Aspek yang dimaksud terdiri dari aspek

manajerial dan aspek lingkungan, dimana hanya 42,9% kedua aspek tersebut

memberikan kontribusi terhadap kinerja Pengawas PAI Madya dan hanya 4,1%

memberikan kontribusi terhadap kinerja Pengawas PAI Muda dalam

melaksanakan tugasnya. Faktor penghambat dari aspek manajerial di antaranya

kurangnya dukungan publik.4

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Soni Wahyu Hanafi yang

merupakan bentuk penelitian kualitatif yang disajikan secara deskriptif.

Metode yang digunakan yaitu metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Setelah data terkumpul kemudian dianalisa secara deskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dalam peran pengawas meningkatkan

profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Ponjong,

Pengawas Pendidikan Agama Islam melaksanakan hal-hal berikut:

a) Melaksanakan monitoring pembelajaran yaitu teknik kunjungan sekolah dan

kunjungan kelas.

4Aceng Toha, “Fungsionalisasi Jabatan Pengawas Pendidikan Agama Islam (Studi tentang

Implikasi Keputusan Mentrei Agama Nomor 381/1999 terhadap Kinerja Pengawas Pendidikan

Agama Islam di Kabupaten Garut)”, Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

pada tahun Ajaran 2001.

11

b) Melaksanakan pembinaan ekstrakurikuler bidang agama.

c) Pelaksanaan pembinaan melalui KKG.

d) Mengadakan workshop dan diklat peningkatan profesi guru.

Adapun faktor penghambat dari peran Pengawas Pendidikan Agama

Islam di Kecamatan Ponjong adalah masih kurangnya pemahaman guru

mengenai tugas profesinya karena tidak sesuai dengan latar belakang

pendidikannya. Dan sebagai faktor pendukungnya yaitu:

a) Adanya pertemuan KKG.

b) Adanya workshop dan diklat guru PAI.

c) Adanya sarana pendidikan agama Islam walaupun masih kurang.

d) Adanya peraturan-peraturan yang menunjang pelaksanaan PAI di sekolah-

sekolah.5

Karsiyem dan Muhammad Nur Wangid dalam Jurnal penelitian

pendidikan mendeskripsikan pelaksanaan supervisi Sekolah Dasar gugus III

Sentolo Kulon Progo dan meningkatkan kinerja guru meliputi:

a) Unsur-unsur supervisi

b) Prinsip dan teknik supervisi

c) Tindak lanjut supervisi

d) Pendukung dan penghambat supervisi

e) Upaya mengatasi hambatan supervisi.

5Soni Wahyu Hanafi,”Peran Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) dalam Meningkatkan

Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Ponjong

Gunungkidul”, Tesis Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tahun Ajaran

2013.

12

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, subjek penelitiannya

adalah kepala sekolah dasar di gugus III Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon

Progo. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumen. Analisis

data melalui reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data

dilakukan dengan memperpanjang waktu penelitian, triangulasi data, member

cheeking. Data dianalisis dengan model interaktif. Hasil penelitian:

menunjukkan bahwa:

a) Supervisi akademik meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.

b) Prinsip-prinsip supervisi akademik meliputi: praktis, objektif, humanis,

kooperatif, kekeluargaan, demokratis, komprehensif, prinsip

berkesimbungan belum dilaksanakan, teknik dalam supervisi invidual dan

kelompok.

c) Tindak lanjut supervisi belum dilakukan dengan optimal.

d) Pendukung supervisi kesediaan guru disupervisi, jadwal, seprofesi, kendala

supervisi guru terbebani dan banyaknya kegiatan kepala sekolah.

e) Upaya memberikan pemahaman supervisi akademik sebagai kebutuhan guru

dan jadwal supervisi efektif.6

Syukri dkk. dalam Jurnal penelitian Administrasi Pendidikan

menjelaskan cara penyusunan program supervisi akademik, pelaksanaan

supervisi akademik, dan upaya kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi

6Karsiyem dan Muhammad Nur Wangid,”Pelaksanaan Supervisi Akademik Dalam

Peningkatan Kinerja Guru Sekolah Dasar Gugus III Sentolo Kulon Progo”, Jurnal Akuntabilitas

Perencanaan Pendidikan, Vol.3 No.2, 2015, 204.

13

akademik terhadap peningkatan kinerja guru-guru. Untuk mencapai tujuan

tersebut, penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif. Teknik

pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi. Prosedur analisis data adalah reduksi data, display data, dan

verifikasi. Sedangkan subjek penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala

sekolah, dan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

a) Penyusunan program supervisi akademik kepala sekolah melibatkan

sejumlah guru dan tenaga kependidikan.

b) Pelaksanaan supervisi akademik dilakukan dengan pendekatan teknik

supervisi akademik yang berbeda oleh masing-masing kepala sekolah, ada

yang bersifat kelompok dan ada yang bersifat individual.

3) Upaya kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik terhadap

peningkatan kinerja guru-guru antara lain melaksanakan rapat guru di

sekolah, mengirimkan sejumlah guru untuk mengikuti penataran,

mewajibkan seluruh guru untuk membuat RPP, dan mengumpulkan seluruh

instrumen evaluasi selanjutnya dijabarkan dalam laporan evaluasi akhir

pembelajaran.7

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ikhsan Santosa tentang kinerja

guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:

a) Pengaruh dan kontribusi pengawasan pengawas sekolah terhadap kinerja

guru.

7Syukri dkk,”Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan

Kinerja Guru Sekolah Dasar Pada Gugus I UPTD Dewantara Aceh Utara”, Jurnal Administrasi

Pendidikan, Vol.3, No.2, 2015, 85.

14

b) Pengaruh dan kontribusi motivasi berprestasi guru terhadap kinerja guru. c)

Hubungan pengawasan pengawas dan motivasi berprestasi guru.

d) Pengaruh dan kontribusi pengawasan pengawas sekolah dan motivasi

berprestasi guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, analisis

korelasi dan analisis regresi linear. Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah

Negeri yang berada di Kabupaten Kuningan antara lain MAN Cigugur, MAN

Ciawigebang dan MAN Luragung. Penarikan sample sebanyak 52 guru

dilakukan dengan teknik acak proporsional serta pengajuan hipotesis dilakukan

pada taraf signifikansi (kepercayaan) 0,05. Implikasi penelitian ini adalah

untuk memperbaiki kinerja guru Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten

Kuningan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pengawasan pengawas

sekolah dan menumbuhkan motivasi berprestasi guru. Perbedaan dengan

penelitian ini adalah pada variabel pengawas, adapun penulis meneliti tentang

pendekatan supervisinya.8 Selain itu, satuan tingkat pendidikan penelitian ini

adalah Madrasah Aliyah, sedang penulis meneliti pada tingkat Sekolah Dasar.

Menurut Retoliah dalam penelitianya yang membahas mengenai kinerja

pengawas dalam meningkatkan profesionalisme pendidikan Islam mengangkat

isu utama yang dibahas adalah bagaimana kinerja pengawas Pendidikan Islam

di Palu dan upaya mereka dalam meningkatkan profesionalisme Guru

Pendidikan Islam di Palu. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif

8Ikhsan Santosa, “Pengaruh Pengawasan Pengawas dan Motivasi Berprestasi Guru terhadap

Kinerja Guru Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Kuningan”, Tesis pada Program Pascasarjana

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Cirebon Tahun 2009.

15

kualitatif untuk mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dan

dokumentasi dan untuk analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kinerja Pengawas Pendidikan Islam di Palu dalam penyusunan program

pengawasan, Program Tahun Ajaran, Program Semester. Kinerja Pendidikan

Islam Pengawas dalam pelaksanaan program ini umumnya dikelola sesuai

dengan tugas mereka adalah untuk memantau, untuk memeriksa, untuk

mengawasi, menilai dan memberikan bimbingan kepada Guru pendidikan

Islam berdasarkan temuan selama supervisi dalam bentuk pembinaan individu

dan kelompok. Upaya Pengawas dalam meningkatkan profesionalisme guru

Pendidikan Islam dilakukan di dua cara: langsung dan tidak langsung. Pertama,

memberikan bimbingan langsung didasarkan pada masalah yang dihadapi oleh

guru di sekolah dan kedua, memberikan bimbingan tidak langsung dengan

berkolaborasi dengan Kementerian Agama Pendidikan Islam Palu dalam

meningkatkan kualitas guru melalui pemberian pelatihan.”9

Guna melengkapi dan membedakan dengan penelitian sebelumnya,

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan yang berhubungan dengan

peran perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan

kinerja guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar di Kecamatan Bancak

dan Bringin di Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.

9Retoliah,”Kinerja Pengawas Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru PAI di Kota Palu”,

Istiqra, Jurnal Penelitian Ilmiah, Vol. 2, No. 2 (Juni-Desember 2014).

16

E. Metode Penelitian

Metodelogi merupakan proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk

mendekati problem serta mencari jawabannya. Metode penelitian juga berarti cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.10

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (Field Research). Menurut Kanneth

D. Bailey istilah studi lapangan merupakan istilah yang sering digunakan

bersamaan dengan istilah studi etnografi (ethnographic study atau

ethnography).11

Penelitian lapangan merupakan penelitian kualitatif di mana

peneliti mengamati dan berpartisipasi secara langsung dalam penelitian skala

sosial kecil dan mengamati budaya setempat.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode studi lapangan (Field Research) dengan

pendekatan Diskriptif Naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi

alamiah (Natural Setting). Sumber datanya ialah situasi wajar, peneliti

mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi wajar sebagaimana adanya.

Peneliti menurut Sugiyono adalah instrumen kunci yang mengadakan

pengamatan atau wawancara sendiri.12

3. Lokasi Penelitian

Obyek penelitian dibatasi pada Sekolah Dasar di wilayah Kecamatan Bancak

dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.

10

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2013, 2. 11

Kanneth D. Bailey, Methods Of Social Research, New York: A Division Of Macmillan

Publishing Co. Inc, 1982, 254. 12

Sugiyono, Metode Penelitian..., 14.

17

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.13

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah sebagai

berikut:

a. Teknik Wawancara

Wawancara dilakukan kepada pengawas PAI SD di Kecamatan Bancak dan

Bringin Kabupaten Semarang untuk memperoleh data tentang perencanaan

dan pelaksanaan kegiatan supervisi PAI. Wawancara juga dilakukan kepada

guru-guru PAI untuk mengetahui seberapa besar peran perencanaan

supervisi terhadap motivasi dan kinerja guru PAI.

b. Teknik Pengamatan

Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan perencanaan dan

pelaksanaan supervisi oleh pengawas kepada guru PAI.

c. Teknik Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah

kehidupan (life histories), kritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen

yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

Studi dokumen menurut Sugiyono merupakan pelengkap dari penggunaan

13

Sugiyono, Metode Penelitian..., 224.

18

metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.14

Dokumen

yang diperlukan dalam penelitian ini adalah program kerja kegiatan

supervisi, foto kegiatan supervisi dan catatan pengawas tentang guru yang

disupervisi.

4. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis

catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan

pemahaman peneliti tentang fenomena yang diteliti dan menyajikannya

sebagai temuan bagi orang lain.15

Adapun analisis data pada penelitian ini

mengikuti model Miles and Huberman yang dikutip oleh Sugiyono:

Periode pengumpulan

Gambar 1.1. Diagram komponen dalam analisis data.

14

Sugiyono, Metode Penelitian..., 240. 15

Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996, 71.

Antisipas

i

Selama

Setelah

Reduksi

data

Selama

Selama

Setelah

Setelah

Display data

Kesimpulan/verifikasi

ANALISIS

Data

collection

Data

reduction

Data

display

Conclusions:drawing/

verifying

19

Berdasarkan definisi dan diagram di atas, maka langkah-langkah

analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menelaah data yang berhasil dikumpulkan dari hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi.

b. Mengadakan reduksi data dengan cara mengambil data yang dapat

diolah lebih lanjut.

c. Menyusun data dalam satuan-satuan yang relevan.

d. Melakukan kategorisasi sambil melakukan pengkodean (coding)

e. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data

f. Menafsirkan data dan mengambil kesimpulan secara induktif dengan

cara berfikir berdasarkan fakta-fakta khusus, kemudian diarahkan

kepada penarikan kesimpulan yang bersifat umum.16

5. Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang dipengaruhi oleh konsep

validitas, reliabilitas. Untuk derajat keabsahan data (kredibilitas) dapat

diadakan pengecekan dengan teknik pengamatan yang tekun dan triangulasi.

Dalam penelitian ini peneliti mengobservasi data hasil wawancara dengan

pengawas dan guru Pendidikan Agama Islam pada peran pelaksanaan

perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI SD di Kecamatan Bancak dan

Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dalam tesis ini, maka peneliti membuat

sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I merupakan bab pendahuluan yang menjadi dasar akan penelitian ini. Bab ini

terdiri dari latar belakang masalah, signifikansi penelitian (tujuan dan manfaat),

kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

16

H. M. Arifin, Ilmu Perbandingan Pendidikan, Jakarta: Golden Terayon Press, 2003, 45.

20

Bab II mengulas tentang landasan teori perencanaan, supervisi pendidikan,

motivasi dan kinerja guru. Bab III berupa peran pelaksanaan perencanaan

supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di

Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 20015/2016.

Bab IV analisis peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan dalam

meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan

Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 20015/2016. Bab V merupakan bab

penutup. Bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran. Dalam bab ini peneliti akan

menyimpulkan hasil penelitiannya. Selain itu peneliti akan memberikan saran-

saran kontruktif terkait peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan oleh

pengawas PAI dalam peningkatan kinerja guru Pendidikan Agama Islam SD di

Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.

21

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perencanaan

Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat

strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja

organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi

manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain seperti

pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.17

Perencanaan dalam fungsi manajemen pendidikan merupakan bagian yang

sangat penting. Demikian juga dalam perencanaan supervisi pendidikan yang

bertujuan menyusun dokumen perencanaan pemantauan serangkaian kegiatan

guru untuk membantu guru guna mengembangkan kemampuanya mengelola

proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan adalah tujuan dan

sarana, baik sarana personal maupun material. Adapun prosedur yang perlu

ditempuh dalam perencanaan adalah:

1. Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai.

2. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan yang akan dilakukan.

3. Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan.

17

https://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan, 16 Pebruari 2016, 20.58.

21

22

4. Menentukan tahap-tahap satu rangkaian-rangkaian kegiatan.

5. Merumuskan bagaimana masalah-masalah akan dipecahkan.

6. Bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.18

Dengan perencanaan yang baik, diharapkan suatu kegiatan dapat berjalan

lancar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Supervisi Pendidikan

1. Pengertian Supervisi

Menurut M. Ngalim Purwanto, supervisi adalah segala bantuan dari

pemimpin sekolah, yang tertuju pada perkembangan kepemimpinan guru-

guru dan personal sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan

pendidikan.19

Supervisi juga diartikan sebagai usaha dari pengawas sekolah

dalam membimbing guru-guru dan petugas lainnya dalam pengajaran.20

Inti

supervisi pendidikan adalah bagaimana guru dapat melakukan proses

pembelajaran yang sebaik-baiknya sehingga para peserta didik dengan

mudah melakukan proses pembelajaran.21

Supervisi diartikan sebagai

layanan yang bersifat membimbing, memfasilitasi, memotivasi serta menilai

18

Muwahid Shulhan dan Soim, Manajemen Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2013, 34. 19

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2014, 76. 20

A A. Ketut Jelantik, Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional Panduan Menuju PKKS,

Yogyakarta: Deepublish, 2012, 88. 21

Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono, Supervisi Pendidikan, Yogyakarta: Gava Media, 2002,

25.

23

guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan profesi secara

efektif.22

Sahertian juga mendefinisikan supervisi sebagai usaha menstimuli,

mengkoordinasi dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di

sekolah, baik secara individual ataupun kolektif agar lebih mengerti dan lebih

efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.23

Menurut N.A. Ametembun dalam Pupuh Fathurrohman, Supervisi

pendidikan adalah supervisi kearah perbaikan situasi pendidikan. Pendidikan

yang dimaksud adalah berupa bimbingan atau tuntunan kearah perbaikan

situasi pendidikan pada umumnya, dan peningkatan mutu mengajar dan

belajar pada khususnya.24

Menurut Kimbal Willes yang dikutip oleh Dadang Suharda, Supervisi

pendidikan adalah merupakan usaha untuk membantu menciptakan situasi

belajar mengajar kearah yang lebih baik.25

Supervisi pendidikan dapat

dirumuskan sebagai berikut;

“Serangkaian usaha pemberian bantuan kepada guru dan bentuk layanan profesional

yang diberikan oleh supervisor (kepala sekolah, penilik sekolah dan pembina

lainya.) guna meningkatkan mutu proses dan hasil belajar mengajar”.26

22

Abd.Kadim Masaong, Supervisi Pengembangan dan Pengembangan Kapasitas

Guru:Memperdayakan Pengawas sebagai Gurunya Guru, Bandung: Alfabeta, 2013, 3. 23

Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka

Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta:Rineka Cipta, 2010, 17. 24

PupuhFathurrohmandanAaSuryana, SupervisiPendidikanDalamPengembangan Proses

Pengajaran, Bandung: RefikaAditama, 2011, 7. 25

Dadang Suharda, Supervisi Profesional, Bandung: 2010,38. 26

Sri Banun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru,

Bandung: Alfabeta, 2013, 41.

24

Dari beberapa definisi supervisi di atas maka penulis menyimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan

dan pembimbingan yang direncanakan untuk membantu para guru dan

pegawai sekolah lainnya dan pada hakikatnya supervisi merupakan

segala bentuk bantuan yang diberikan dari pimpinan dengan

tujuan untuk perkembangan kepemimpinan terhadap orang di

bawahnya yang dalam hal ini adalah guru di dalam mencapai

tujuan pendidikan dalam bentuk dorongan, bimbingan, dan

kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru.

2. Tujuan Supervisi

Supervisi pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

profesional guru dalam proses dan hasil pembelajaranmelalui pemberian

layanan profesional kepada guru.27

Tujuan supervisi adalah

memperkembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik.28

Sedangkan menurut Sahertian tujuan supervisi ialah memberikan layanan

dan bantuan untuk melakukan kualitas mengajar guru di kelas yang pada

gilirannya meningkatkan kualitas siswa. Adapun tujuan supervisi menurut

Glickman yang dikutip oleh Prasojo adalah untuk membantu guru

27

Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pengembangan dan Pengembangan, ..., 5. 28

Binti Maunah, Supervisi Pendidkan Islam Teori dan Praktik, Yogyakarta:Teras, 2009, 26.

25

mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum dan

mengembangkan kelompok kerja guru.29

Dari beberapa tujuan supervisi di atas, peneliti lebih condong kepada

konsep dari tujuan supervisi yang di kemukakan oleh Glickman yang

mencakup pada kompetensi guru, kurikulum dan kelompok kerja guru yang

didalamnya terdapat KKG dan MGMP.

3. Fungsi Supervisi

Sebagaimana pengertian supervisi yang berarti suatu aktivitas

pembinaan dan pembimbingan yang direncanakan untuk membantu para

guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara

efektif guna mencapai tujuan pendidikan. Maka ada beberapa tanggapan

tentang fungsi dari supervisi. Supervisi pendidikan mempunyai fungsi utama

untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran.30

Menurut Purwanto fungsi-fungsi supervisi itu menyangkut beberapa hal

diantaranya,

a. Dalam bidang kepemimpinan,

b. Hubungan kemanusiaan,

c. Pembinaan proses kelompok,

d. Bidang administrasi personel

29

Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono, Supervisi Pendidikan, ..., 86. 30

Piet A Sahertian, Konsep Dasar, ..., 21.

26

e. Dalam bidang evaluasi.31

Sedangkan menurut Swearingin yang dikutip oleh Sahertian ada delapan

fungsi supervisi:

a. Mengkoordinasi semua usaha sekolah

b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah

c. Memperluas pengalaman guru-guru

d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif

e. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus

f. Menganalisis situasi belajar-mengajar

g. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf.32

Dari beberapa fungsi supervisi yang telah dirumuskan oleh tokoh diatas

penulis mengambil kesimpulan bahwa fungsi dari supervisi pendidikan

adalah untuk membantu guru dalam melaksanakan tugasnya secara efektif.

4. Prinsip Supervisi

Prinsip-prinsip pelaksanaan supervisi pendidikan adalah

prinsip ilmiah, demokratis, kooperatif dan konstruktif.33Sedang

menurut Sahertian, prinsip supervisi meliputi hal-hal sebagai

berikut:

a. Prinsip ilmiah (scientific) dengan ciri-ciri : Supervisi dilaksanakan

berdasarkan data yang objektif dalam proses pembelajaran; data yang

diperolehmenggunakan perekam seperti : angket, observasi, dan

31

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi, ..., 86 32

Piet A Sahertian, Konsep Dasar, ..., 21. 33

Binti Maunah, Supervisi Pendidikan …, 118.

27

percakapan pribadi; dan supervisi dilaksanakan secara sistematis,

terencana, dan kontinu.

b. Prinsip demokratis yaitu dengan menjunjung tinggi harga diri dan

martabat gurusehingga guru merasa aman dalam melaksanakan tugas.

c. Prinsip kerja sama dengan memberi support, mendorong, menstimulasi

gurusehingga merasa tumbuh dan berkembang bersama.

d. Prinsip konstruktif dan kreatif sehingga guru akan termotivasi dalam

mengembangkan potensi dan kreativitasnya, serta menciptakan suasana

kerjayang menyenangkan.34

Secara lebih jelas, prinsip supervisi diungkap oleh Marks,

Stoops dan King Stoops sebagaimana dikutip oleh Nur Aedi

sebagai berikut:

a. Supervisi adalah satu bagian integral dari suatu program

bidang pendidikan, yang didalamnya terdapat sistem

kooperatif dan jenis layanan kelompok.

b. Semua kebutuhan guru, haknya, bantuan supervisi, dan jenis

layanan ini adalah tanggung jawab pemimpin sebagai

pengawasan utama.

c. Supervisi harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan individu

dari personel sekolah.

d. Penggolongan demikian berlaku pula bagi personel yang telah

bersertifikat serta harus mendapat manfaat dari supervisi

terkait.

e. Supervisi harus membantu memperjelas tujuan objektif bidang

pendidikan serta harus mendapatkan manfaat dengan penerapan

tujuan tersebut.

f. Supervisi hendaknya dapat membantu meningkatkan perilaku

dan hubungan dari semua anggota staf sekolah dan harus

membantu mengembangkan hubungan baik dengan semua

komunitas.

g. Supervisi harus membantu pengadministrasian organisasi dan

sesuai aktivitas-aktivitas pembelajaran untuk siswa.

34

Piet A. Sahertian, Konsep Dasar...., 20.

28

h. Tanggung jawab untuk meningkatkan satu program untuk

supervisi sekolah terletak di tangan guru, sama halnya

pengawas bertanggung jawab atas sistem sekolahnya.

i. Supervisi juga harus memiliki asas ketepatan dengan program

kerja dan anggaran tahunan sekolah.

j. Perencanaan jangka pendek dan jangka panjang merupakan hal

penting dalam kepengawasan yang keduanya saling

mempengaruhi.

k. Program kepengawasan harus menggunakan bantuan konsultan

dari kantor pendidikan, serta harus melibatkan pengawasan

pendidikan yang ditunjuk oleh kementerian terkait lainnya.

l. Supervisi harus membantu menerjemahkan dan mempraktikkan

penerapan penemuan terakhir dari penelitian bidang

pendidikan.

m. Efektivitas program untuk supervisi harus dievaluasi oleh

keduanya, yaitu peserta dan konsultan luar.35

5. Pendekatan Supervisi

Pendekatan supervisi menurut Mantja dibedakan kedalam tiga

jenis sebagai berikut:

a. Pendekatan langsung

Pendekatan langsung (direktif) yaitu cara pendekatan masalah yang

bersifat langsung. Pendekatan direktif didasarkan atas pemahaman

terhadap psikologi behaviorisme yang mana semua perbuatan berasal dari

reflek yaitu respon terhadap rangsangan. Mengacu dari pandangan ini

maka guru yang mengalami kekurangan perlu diberikan rangsangan

sehingga mampu bereaksi, supervisor dalam implementasinya dapat

35

Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan Tinjauan Teori dan Praktik, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2014, 46-48.

29

dengan cara memberi penguatan (reinforcement) atau hukuman

(punishment).36

Supervisor dalam menerapkan pendekatan langsung atau

direktif melalui hal-hal sebagai berikut :

1. Menjelaskan.

2.Menyajikan.

3. Mengarahkan.

4. Memberi contoh.

5. Menetapkan tolok ukur.

6. Menguatkan.37

b. Pendekatan tak langsung

Pendekatan tak langsung (non direktif) adalah suatu

pendekatan dalam supervisi yang mana pelaku supervisi tidak

langsung menunjukan permasalahan, melainkan mendengarkan

secara efektif apa-apa yang disampaikan para guru.

Pendekatan ini didasarkan ada asumsi bahwa belajar pada

hakikatnya merupakan pengalaman pribadi, sehingga individu

yang bersangkutan harus mampu memecahkan permasalahan yang

36

Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan / Supervisi Pengajaran, Malang:Program

Pascasarjana Universitas Negeri Malang, 2000, 172. 37

Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan …,173.

30

dihadapinya. Pemecahan masalah bagi seorang guru adalah

upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan proses

pembelajaran pada peserta didik, sehingga tujuan yang

diharapkan dapat tercapai secara optimal.38

c. Pendekatan kolaboratif

Pendekatan kolaboratif adalah pendekatan dalam supervisi

yangmemadukan antara pendekatan langsung (directif) dengan

pendekatan tak langsung (non directif) di mana supervisor

dan guru bersama-sama bersepakat menetapkan struktur,

proses, dan kriteria dalam melaksanakan proses pemecahan

terhadap masalah yang dihadapi oleh guru.39

Model pendekatan kolaboratif didasarkan atas pemahaman

psikologi kognitif yang berasumsi bahwa belajar merupakan

hasil panduan antara kegiatan individu dengan lingkungan,

sehingga akhirnya akan berpengaruh terhadap arah

aktivitas.40

38

Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan …,175. 39

Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan …,177. 40

Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan …, 185.

31

Perencanaan supervisi akademik memiliki berbagai macam manfaat

yang sangat berguna bagi supervisor. Adapun manfaat perencanaan

program supervisi akademik adalah sebagai berikut:

1. Pedoman pelaksanaan dan pengawasan akademik.

2. Untuk menyamakan persepsi seluruh warga sekolah tentang program

supervisi akademik.

3. Penjamin penghematan dan keefektifan penggunaan sumber daya

sekolah (tenaga, waktu, dan biaya).41

6. Prinsip Perencanaan Supervisi

Supervisor sebelum melakukan tugasnya, harus memahami prinsip-

prinsip perencanaan supervisi akademik. Adapun prinsip-prinsip perencanaan

program supervisi akademik adalah sebagi berikut:

a. Objektif (data apa adanya)

b. Bertanggung jawab

c. Berkelanjutan

d. Didasarkan pada standar nasional pendidikan

e. Didasarkan pada kebutuhan dan kondisi sekolah/madrasah.42

Peran penting sebuah perencanaan supervisi adalah memberikan

pelayanan kepada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, yaitu guru, kepala

sekolah, supervisor dan terutama murid-murid yang mengharapkan

41Lantip D.P dan Sudiyono, Supervisi Pendidikan,…, 96.

42Lantip D.P dan Sudiyono, Supervisi …., 96.

32

pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, efektif, kreatif dan

menyenangkan.

Karakteristik perencanaan supervisi menurut Rivai yang dikutip oleh

Abdul Kadim Masaong sebagai berikut:

a. Supervisi tidak ada rencana yang standar,

b. Perencanaan supervisi memerlukan kreatifitas,

c. Komprehensif.

d. Kooperatif.

e. Fleksibel.43

Secara ringkas karakteristik perencanaan supervisi adalah sebagai berikut:

a. Supervisi tidak ada rencana yang standar

Supervisor tidak dapat menggunakan pengalamannya antara guru satu

dengan yang lain sebagai titik tolak dalam menyusun rencana program

supervisi. Setiap guru memiliki keunikan dan kebutuhan yang berbeda-

beda. Sekalipun permasalahannya sama, tetapi penyebab timbulnya

masalah berbeda, sehingga cara pemecahannya pun berbeda pula.

b. Perencanaan supervisi memerlukan kreatifitas

43

Abd. Kadim. Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Profesi Guru,

Bandung: Alfabeta, 2013, 64.

33

Program supervisi tidak dapat direncanakan dan dilaksanakan dengan

satu model tertentu yang dapat diberlakukan untuk memecahkan berbagai

macam masalah guru.

c. Perencanaan supervisi harus komprehensif

Supervisor harus dapat merencanakan kegiatan supervisinya agar

tujuan dapat tercapai dengan baik. Usaha peningkatan penggunaan

fasilitas pembelajaran, peningkatan sikap profesional harus dilakukan

secara totalitas sistem bukan parsial sistem.

d. Perencanaan supervisi harus kooperatif

Pelaksanaan kegiatan supervisi oleh seorang supervisor memerlukan

bantuan orang lain, anggota staf lainnya, sehingga dalam perencanaan

diperlukan bantuan dari orang-orang yang berkaitan langsung dalam

pelaksanaannya. Oleh karena itu, perencanaan supervisi harus

mengikutsertakan sebanyak mungkin stakeholders yang berhubungan

dengan proses pembelajaran di sekolah.

e. Perencanaan supervisi harus fleksibel

Rencana supervisi harus memberikan kebebasan untuk melaksanakan

sesuatu sesuai dengan keadaan dan inovasi yang terjadi. Seorang

supervisor yang bijaksana tidak terpaku pada cara-cara penyampaian

tujuan yang telah direncanakan, akan tetapi mampu menyesuaikan rencana

pada situasi yang baru timbul, sehingga dapat mencari alternatif

pemecahan masalah.

34

Supervisi yang efektif menurut Zepeda dan Ponticell yang di kutip

oleh Aedi adalah ketika: pertama, supervisi dapat membantu guru dalam

melakukan pembelajaran. Kedua, supervisor dan guru bergabung

bersama-sama dalam menentukan perubahan yang dibutuhkan. Ketiga,

supervisor memberikan fokus perhatian pada praktik pembelajaran.

Keempat, supervisor memahami tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh

guru. Kelima, supervisor sering melakukan observasi.44

C. Motivasi

Motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan

kerja.45

Kuat dan lemahnya motivasi kerja seseorang sangat berpengaruh pada

keberhasilan prestasi kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi

sebagai pendorong semangat kerja . Guru menjadi seorang pendidik karena

adanya motivasi untuk mendidik. Bila tidak punya motivasi maka ia tidak akan

berhasil untuk mendidik atau mengajar. Keberhasilan guru dalam mengajar

karena dorongan atau motivasi ini sebagai pertanda apa yang telah dilakukan

oleh guru telah menyentuh kebutuhannya. Kegiatan mengajar yang dilakukan

oleh guru yang diminatinya karena sesuai dengan kepentingannya sendiri. Guru

yang termotivasi dalam bekerja maka akan menimbulkan kepuasan kerja, karena

44

Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan,…, 327. 45

Pandji Anoraga, Psikologi Kerja, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, 35.

35

kebutuhan-kebutuhan guru yang terpenuhi mendorong guru meningkatkan

kinerjanya.

1. Teori Motivasi Maslow

Teori Maslow membagi kebutuhan manusia sebagai berikut:

a. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling

dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti

makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.

b. Kebutuhan Rasa Aman

Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul

kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan

rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya

kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan

akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.

c. Kebutuhan Sosial

Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal,

maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan,

afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi

36

akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang

kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.

d. Kebutuhan Penghargaan

Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai

atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian

seseorang serta efektifitas kerja seseorang.

e. Kebutuhan Aktualisasi diri

Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling

tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi

yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan

kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan

kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang

meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang

didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas

yang menantang kemampuan dan keahliannya.46

Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan

yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi

kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah

46

Sally J. Zepeda, Intructional Supervision, Eye On Education, Larcmont, New York: 1956,

150.

37

harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti

perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang.

Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah

dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia

menerima uang yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja,

maka uang tidak mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila suatu kebutuhan

mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi utama dari

perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi walaupun kebutuhan

telah terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku hanya

intensitasnya yang lebih kecil.

2. Teori Motivasi Prestasi dari Mc. Clelland

Konsep penting lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan

yang ada pada diri manusia adalah motivasi prestasi menurut Mc Clelland

seseorang dianggap mempunyai apabila dia mempunyai keinginan

berprestasi lebih baik daripada yang lain pada banyak situasi. Mc. Clelland

menguatkan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan prestasi, afiliasi dan

kekuasaan:47

a. Kebutuhan prestasi tercermin dari keinginan mengambil tugas yang dapat

dipertanggungjawabkan secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia

47

Sally J. Zepeda, Intructional …, 151.

38

menentukan tujuan yang wajar dapat memperhitungkan resiko dan ia

berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif.

b. Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat.

c. Kebutuhan kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin

mempunyai pengaruh atas orang lain, dia peka terhadap struktur pengaruh

antar pribadi dan ia mencoba menguasai orang lain dengan mengatur

perilakunya dan membuat orang lain terkesan kepadanya, serta selalu

menjaga reputasi dan kedudukannya.

3. Teori Motivasi dari Herzberg

Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya.

Teori ini sering disebut dengan Motivator dan Hygiene atau teori dua faktor,

bagaimana manajer dapat mengendalikan faktor-faktor yang dapat

menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja. Berdasarkan

penelitian telah dikemukakan dua kelompok faktor yang mempengaruhi

seseorang dalam organisasi, yaitu ”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang

sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja adalah prestasi,

promosi, penghargaan dan tanggung jawab.48

Menurut Mc. Clelland yang di kutip oleh Mangkunegara mengemukakan

indikator-indikator orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, yaitu:

48

Sally J. Zepeda, Intructional …, 153.

39

1. Memiliki tingkat tanggungjawab pribadi yang tinggi,

2. Berani mengambil dan memikul resiko,

3. Memiliki tujuan realistik,

4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk

merealisasikan tujuan,

5. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang

dilakukan, dan

6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah

diprogramkan.49

D. Kinerja

Lembaga Administrasi Negara merumuskan kinerja berdasar terjemahan

bebas dari istilah performance yang artinya adalah prestasi kerja atau

pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau hasil kerja.50

Mengacu pada teori

tersebut, penelitian ini merumuskan kinerja sebagai hasil kerja yang telah

dicapai guru PAI.

Standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi

utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.51

Pengukuran kinerja tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

Perencanaan mencakup administrasi yang harus dipersiapkan sebelum

49

Anwar Prabu Mangkunegara. Evaluasi Kinerja. Bandung : Refika Aditama, 2005, 68. 50

LembagaAdministrasi Negara, KinerjaAparatPemerintah, Jakarta: LAN, 1992, 12. 51

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun

2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

40

melaksanakan kegiatan pembelajaran, seperti RPP, Silabus, Program Semester,

Program Tahunan. Kegiatan pelaksanaan sejak proses pembelajaran dimulai

hingga selesai.

Kinerja adalah perilaku nyata yang ditampilkan oleh setiap orang sebagai

prestasi kerja yang dihasilkan karyawan sesuai dengan perannya dalam

perusahaan, dimana kinerja tersebut sangat penting dalam upaya perusahaan

untuk mencapai tujuan.52

Definisi yang lain diungkap oleh Jhon Soepriyanto

seperti dikutip Husain Umar bahwa kinerja adalah hasil kerja seseorang atau

kelompok selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,

misalnya standar, target atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan

disepakati bersama.53

Supervisor memiliki peranan yang lebih ditekankan untuk memberikan

peluang pengembangan profesional bagi para guru dan menyediakan peluang

sumber daya seperti materi pelajaran, media, buku dan sebagainya yang

dibutuhkan oleh guru.54

Dengan demikian, kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang

secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas

dibandingkan dengan berbagai kemungkinan (standar hasil kerja, target atau

sasaran atau kriteria yang ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati

52

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: Radja Grafindo Persada,

2004, 309. 53

Husain Umar, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan Paradigma Positivistik

dan Berbasis Pemecahan Masalah, Jakarta: Radja Grafindo Persada, 2008, 209. 54

Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan Tinjauan ..., 359.

41

bersama). Kinerja ini berkaitan dengan kesediaan seseorang atau kelompok

orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai

tanggungjawabnya dengan hasil yang diharapkan, dalam mencapai tujuan

organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan

moral atau etika.

7. Indikator kinerja

Indikator kinerja merupakan aspek-aspek yang menjadi ukuran dalam

menilai kinerja. Sudarmanto mengutip dari John Miner mengenai indikator

kinerja adalah ada empat dimensi yang menjadi tolok ukur dalam menilai

kinerja:

a. Kualitas, yaitu tingkat kesalahan, kerusakan, dan kecermatan.

b. Kuantitas, yaitu jumlah pekerjaan yang dihasilkan.

c. Penggunaan waktu dalam kerja, ialah tingkat ketidakhadiran,

keterlambatan, waktu kerja efektif/jam kerja hilang,

d. Kerjasama dengan orang lain dalam bekerja.55

Ukuran yang dijadikan tolok ukur dalam menilai kinerja yang baik

diantaranya berpenampilan menarik, hadir tepat waktu, hasil pekerjaan sesuai

target, efektivitas waktu, dapat bekerjasama dengan atasan dan rekan kerja

serta pulang setelah sesuai dengan jadwal.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

55Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM: Teori, Dimensi Pengukuran,

dan Implementasi dalam Organisasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, 11-19.

42

Ghiselli dan Brown menulis seperti dikutip Moch Asad, bahwa kinerja

ditentukan oleh pengalaman dengan pekerjaan yang bersangkutan, umur dan

jenis kelamin.56

Sedangkan Gibson, Ivanevich dan Donelly mengungkapkan

terdapat tiga variabel yang mempengaruhi perilaku dan kinerja, yaitu:

a. Variabel individu meliputi kemampuan, keterampilan, mental dan fisik,

latar belakang terdiri dari keluarga dekat, tingkat sosial dan pengalaman,

demografis meliputi umur, asal usul dan jenis kelamin.

b. Variabel organisasi meliputi sumber daya, kepemimpinan, imbalan,

struktur organisasi, dan desain pekerjaan.

c. Variabel psikologis meliputi persepsi, sikap, kepribadian dan perilaku

motivasi.57

1. Penilaian kinerja

Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah suatu sistem yang

digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seorang karyawan telah

melaksanakan pekerjaan masing-masing secara keseluruhan.58

Adapun

kaitannya dengan guru, penilaian kinerja adalah penilaian yang dilakukan

terhadap setiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan

56

Moch. Asad, Seri Ilmu Sumber Daya Manusia Psikologi Industri, Jakarta: Liberty, 2001,

97. 57

Gibson, Ivanevich dan Donelly, Organisation Behaviour Struktur Proses, Penerjemah

Djarkasih, Jakarta: Erlangga, 1996, 52.

58John Soeprihanto, Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, Yogyakarta: BPFE,

2000, 9.

43

karir, kepangkatan, dan jabatannya.59

Adapun fungsinya menurut Peraturan

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 16 Tahun 2009 sebagai berikut :

a. Menilai unjuk kerja (kinerja) guru dalam menerapkan semua kompetensi

yang diwujudkan dalam pelaksanaan tugas utamanya pada proses

pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang

relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Dengan demikian, hasil

penilaian kinerja menjadi profil kinerja guru yang dapat memberikan

gambaran kekuatan dan kelemahan guru. Profil kinerja guru juga dapat

dimaknai sebagai suatu analisis kebutuhan atau audit keterampilan untuk

setiap guru yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan

pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru.

b. Menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja pembelajaran,

pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan

fungsi sekolah/madrasah pada tahun penilaian kinerja guru dilaksanakan.

Kegiatan penilaian kinerja dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari

proses pengembangan karir dan promosi guru untuk kenaikan pangkat dan

jabatan fungsionalnya.

59

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 16 Tahun 2009.

44

BAB III

PERAN PELAKSANAAN PERENCANAAN SUPERVISI

PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN

KINERJA GURU PAI SD

DI KECAMATAN BANCAK DAN BRINGIN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20015/2016

A. Profil Wilayah

1. Kecamatan Bancak

a. Sejarah

Bancak adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah,

Indonesia. Kecamatan Bancak merupakan kecamatan pemekaran dari

kecamatan Bringin awal tahun 2002. Sampai saat ini Kecamatan Bancak

masih terus melakukan pembenahan baik fisik maupun administrasi yang

untuk menjadi baik lagi. Alamat kantor kacamatan Bancak yang terletak

di Jalan Jend. Sudirman No. 7 Bancak Kode Pos 50772.60

b. Geografi

Jarak dari kecamatan Bancak menuju ibu kota kabupaten Semarang di

Ungaran sejauh 40 km. Kecamatan Bancak terletak pada koordinat

7.238344° Lintang Selatan dan 110.591839° Bujur Timur dengan

ketinggian 144.00 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Bancak

60

Hasil wawancara dengan Ka. TU UPT Dinas Pendidikan Kec. Bancak, 05 April 2016

44

45

mempunyai luas wilayah 43.85 km persegi yang mana mencakup 4.61%

dari luas wilayah Kabupaten Semarang. Luas kecamatan Bancak berada di

peringkat 15 dari 19 kecamatan di Kabupaten Semarang.61

Batas wilayah

kecamatan Bancak di sebelah utara Kecamatan Bringin, Kabupaten

Purwodadi, sebelah selatan Kecamatan Pabelan, Kecamatan Suruh,

sebelah barat Kecamatan Pabelan dan Kecamatan Bringin, sebelah timur

berbatasan dengan Kabupaten Purwodadi.

Adapun desa yang ada di kecamatan Bancak adalah desa Bancak,

Boto, Bantal, Jlumpang, Lembu, Plumutan, Pucung, Rejosari dan

Wonokerto.62

c. Demografi

Pada akhir tahun 2014 jumlah penduduk kecamatan Bancak 20.088 terdiri

dari 9.812 laki-laki dan 10.276 wanita. Sedang berdasarkan agama yang

dianut meliputi agama Islam 20.071 jiwa, agama Kristen 11 jiwa,

Katholik lima jiwa, Hindu satu jiwa, Budha 0 jiwa, Kong Huchu 0 jiwa

dan lainya 0 jiwa. Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah bertani

dan berkebun dikarenakan wilayah kecamatan Bancak yang landai cocok

untuk lahan sawah dan perkebunan. 63

61

https://semarangkab.bps.go.id/06 April 2016, 10.02. 62

https://semarangkab.bps.go.id/06 April 2016, 10.10. 63

https://semarangkab.bps.go.id/06 April 2016, 10.15.

46

d. Sektor Pendidikan

Sarana pendidikan yang ada di kecamatan Bancak meliputi pendidikan

dasar dan pendidikan menengah. Adapun penelitian ini fokus kepada

peran perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi

dan kinerja guru PAI SD di kecamatan Bancak, oleh sebab itu obyek

penelitian kami adalah sekolah dasar yang berada di kecamatan Bancak di

antaranya adalah:

Tabel 2.1. Daftar Sekolah Dasar Kecamatan Bancak

No. NPSN Nama Satuan Pendidikan Alamat

1. 20320798 SDN Bancak Bancak

2. 20320760 SDN Bantal Bantal

3. 20320845 SDN Boto 01 Boto

4. 20320846 SDN Boto 02 Boto

5. 20320730 SDN Jlumpang Jlumpang

6. 20320190 SDN Lembu Lembu

7. 20319973 SDN Pucung Pucung

8. 20320065 SDN Rejosari 01 Rejosari

9. 20320064 SDN Rejosari 02 Rejosari

10. 20320063 SDN Rejosari 03 Rejosari

11. 20320414 SDN Wonokerto Wonokerto

12. 20319974 SDN Plumutan Plumutan

47

2. Kecamatan Bringin

a. Sejarah

Kabupaten Semarang secara definitif ditetapkan berdasarkan UU Nomor 13

tahun 1950 tentang pembentukan kabupaten-kabupaten dalam lingkungan

provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Bringin merupakan salah satu

kecamatan tertua di Kabupaten Semarang. Alamat kantor kecamatan

Bringin yang terletak di Jalan Diponegoro No. 92 Bringin Kode Pos

50772.64

b. Geografis

Jarak dari kecamatan Bringin menuju ibu kota kabupaten Semarang di

Ungaran sejauh 30 km. Kecamatan Bringin terletak pada koordinat

7.253077° Lintang Selatan dan 110.520259° Bujur Timur dengan

ketinggian 348.00 meter di atas permukaan laut.

Kecamatan Bringin mempunyai luas wilayah 61.89 km persegi yang

mana mencakup 6.51% dari luas wilayah Kabupaten Semarang. Luas

kecamatan Bringin berada di peringkat empat dari 19 kecamatan di

Kabupaten Semarang.

Batas wilayah kecamatan Bringin di sebelah utara Kabupaten

Purwodadi, sebelah selatan Kecamatan Bancak Kecamatan Pabelan,

sebelah barat Kecamatan Tuntang, sebelah timur Kecamatan Bancak dan

Kabupaten Purwodadi.

64

Hasil wawancara dengan Ka. UPT Dinas Pendidikan Kec Bringin, 06 April 2016

48

Adapun desa yang ada diwilayah kecamatan Bringin adalah desa

Banding, Bringin, Gogodalem, Kalijambe, Kalikurmo, Lebak, Nyemoh,

Pakis, Popongan, Rembes, Sambirejo, Sendang, Tanjung, Tempuran, Truko

dan Wiru.65

c. Demografi

Pada akhir tahun 2014 penduduk kecamatan Bringin berjumlah 41.571 jiwa

terdiri dari 20.609 laki-laki dan 20.962 wanita. Jumlah penduduk

kecamatan Bringin yang menganut agama Islam 41.047 jiwa, agama

Kristen 353 jiwa, Katholik 129 jiwa, Hindu 0 jiwa, Budha 42 jiwa, Kong

Huchu 0 jiwa dan lainya 0 jiwa. Mata pencaharian mayoritas warga

kecamatan Bringin adalah bertani dan berkebun serta ada pedagang, PNS

dan wiraswasta.66

d. Sektor Pendidikan

Sarana pendidikan yang ada di kecamatan Bringin meliputi pendidikan

dasar dan pendidikan menegah. Adapun penelitian ini fokus kepada peran

perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan

kinerja guru PAI SD di kecamatan Bringin, oleh sebab itu obyek penelitian

kami adalah sekolah dasar yang berada di kecamatan Bringin di antaranya

adalah:

65

https://semarangkab.bps.go.id/06 April 2016, 10.25 66

https://semarangkab.bps.go.id/06 April 2016, 10.30

49

Tabel 2.2. Daftar Sekolah Dasar Kecamatan Bringin

No. NPSN Nama Satuan Pendidikan Alamat

1. 20320793 SDN Banding 1 Banding

2. 20320778 SDN Banding 2 Banding

3. 20320857 SDN Bringin 1 Bringin

4. 20320856 SDN Bringin 2 Bringin

5. 20320855 SDN Bringin 3 Bringin

6. 20320649 SDN Gogodalem 1 Gogodalem

7. 20320648 SDN Gogodalem 2 Gogodalem

8. 20320748 SDN Kalijambe Kalijambe

9. 20320745 SDN Kalikurmo Kalikurmo

10. 20320180 SDN Lebak Lebak

11. 20320015 SDN Nyemoh Nyemoh

12. 20319986 SDN Pakis Pakis

13. 20319980 SDN Popongan Popongan

14. 20320071 SDN Rembes 1 Rembes

15. 20320072 SDN Rembes 1 Rembes

16. 20320076 SDN Sambirejo 1 Sambirejo

17. 20320075 SDN Sambirejo 2 Sambirejo

18. 20320043 SDN Sendang Sendang

19. 20320360 SDN Tanjung 1 Tanjung

20. 20320359 SDN Tanjung 2 Tanjung

50

21. 20320321 SDN Tempuran 1 Tempuran

22. 20320320 SDN Tempuran 2 Tempuran

23. 20320331 SDN Truko 1 Truko

24. 20320330 SDN Truko 2 Truko

25. 20320417 SDN Wiru 1 Wiru

26. 20320415 SDN Wiru 3 Wiru

B. Profil Pengawas

1. Pengawas Kecamatan Bancak

a. Profil Individu

Kementerian Agama kabupaten Semarang menugaskan Nur Hamidah M.Ag

sebagai pengawas PAI pada guru TK/SD di kecamatan Bancak mulai tahun

2015. Nur Hamidah kelahiran Kabupaten Semarang pada tanggal 24 April

1966. Adapun diangkat menjadi PNS pada tahun 1988 dan masa kerja

menjadi pengawas 5 tahun dari pengangkatan beliau dari tahun 2011.

Nomor contact person pengawas kecamatan Bancak adalah 0857-2726-

4794.67

b. Wilayah Kerja

Wilayah kerja Nur Hamidah M.Ag meliputi 3 kecamatan yaitu: Kecamatan

Getasan, Kecamatan Pabelan dan Kecamatan Bancak.68

c. Sarana Kepengawasan

67

Hasil wawancara dengan Nur Hamidah pengawas PAI Kec Bancak, 07 April 2016. 68

Hasil wawancara dengan Nur Hamidah pengawas PAI Kec Bancak, 07 April 2016.

51

Guna menunjang kinerja pengawas, Kementerian Agama Kabupaten

Semarang menyediakan tempat untuk berkantor pada masing-masing

wilayah kecamatan binaan bekerjasama dengan Unit Pelayanan Teknis

Dinas Pendidikan di kecamatan.69

2. Pengawas Kecamatan Bringin

a. Profil Individu

Ibu Sri Wahyuni M.Ag kelahiran Klaten pada tanggal 04 Desember 1969

diangkat menjadi PNS oleh Kementerian Agama pada tahun 1998 dan masa

kerja menjadi pengawas selama 12 tahun sejak diangkat menjadi pengawas

PAI tahun 2004. Adapun nomor contact person pengawas kecamatan

Bringin adalah 0813-9009-5176.70

b. Wilayah Kerja

Wilayah kerja ibu Sri Wahyuni M.Ag sebagai pengawas PAI meliputi

Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Bringin.71

c. Sarana Kepengawasan

Kementerian Agama Kabupaten Semarang menyediakan tempat untuk

berkantor pada masing-masing wilayah kerja bekerjasama dengan Unit

Pelayanan Teknis Dinas Pendidikan di kecamatan dengan tujuan untuk

menunjang kinerja pengawas PAI.72

69

Hasil wawancara dengan Nur Hamidah pengawas PAI Kec Bancak, 07 April 2016. 70

Hasil wawancara dengan Sri Wahyuni pengawas PAI Kec Bringin, 08 April 2016. 71

Hasil wawancara dengan Sri Wahyuni pengawas PAI Kec Bringin, 08 April 2016. 72

Hasil wawancara dengan Sri Wahyuni pengawas PAI Kec Bringin, 08 April 2016.

52

C. Profil Singkat Guru PAI

1. Profil Guru PAI Kecamatan Bancak

Populasi guru PAI yang menjadi obyek penelitian sangat beragam dari

guru laki-laki dan perempuan, guru status PNS dan Wiyata Bakti, guru yang

sudah sertifikasi dan yang belum sertifikasi, usia dan lama pengabdian.

Guru PAI Kecamatan Bancak yang menjadi responden meliputi enam

guru laki-laki dan tujuh perempuan, empat guru PNS dan delapan Wiyata

Bakti, usia dari 22 tahun sampai 56 tahun dan masa pengabdian dari satu tahun

sampai 32 tahun.

Adapun profil singkat guru PAI Sekolah Dasar di kecamatan Bancak

sebagai berikut:

Tabel 2.3. Daftar Guru Sekolah Dasar Kecamatan Bancak

No. Nama Unit Kerja Status Jabatan No Hp

1. Samsudin SD Rejosari 3 PNS GPAI 0813-9022-6593

2. Zamhari SD Rejosari 1 PNS GPAI 0857-4067-4922

3. Amin Z SD Boto 1 PNS GPAI -

4. Daimun SD Pucung PNS GPAI -

5. Dwi M. S. SD Rejosari 2 WB GPAI 0856-4129-3991

6. Nasrudin SD Jlumpang WB GPAI -

7. Rokhimatul SD Wonokerto WB GPAI 0819-0490-3432

8. Neti Faila SD Boto 2 WB GPAI 0858-6565-6162

9. D. Vitrotul SD Lembu WB GPAI 0856-0050-3097

53

10. Zazinatul SD Plumutan WB GPAI 0856-4171-3713

11. Wiwik S SD Bantal WB GPAI 0858-7811-7973

12. Siti Aisah SD Bancak WB GPAI 0857-1287-5286

2. Profil Guru PAI Kecamatan Bringin

Guru PAI yang berpartisipasi dalam penelitian ini terdiri dari guru laki-laki

dan perempuan, guru status PNS dan Wiyata Bhakti, guru yang sudah

sertifikasi dan yang belum sertifikasi, usia dan lama pengabdian.

Guru PAI Kecamatan Bringin terdiri dari sembilan guru laki-laki dan 17

guru perempuan, 14 guru PNS dan 12 Wiyata Bhakti, rentang usia responden

dari 22 tahun sampai 58 tahun dan masa pengabdian dari satu tahun sampai 33

tahun.

Adapun profil singkat guru PAI Sekolah Dasar di kecamatan Bringin

sebagai berikut:

Tabel 2.4. Daftar Guru Sekolah Dasar Kecamatan Bringin

No. Nama Unit Kerja Status Jabatan No Hp

1. Sundoyo SD Tempuran 2 PNS GPAI 0877-3183-7869

2. Sugito SD Bringin 2 PNS GPAI 0815-7580-8726

3. Mahfud SD Nyemoh PNS GPAI 0856-4076-5100

4. S. Nasikah SD Pakis PNS GPAI 0856-4026-3374

5. Muntamah SD Lebak PNS GPAI 0857-2729-0763

54

6. Sururi SD Banding 1 PNS GPAI 0856-6970-7448

7. M. Ja’far SD Banding 2 PNS GPAI 0856-4270-3006

8. Mar’atus S SD Bringin 1 PNS GPAI 0819-0104-6866

9. Tanwiroh SD Popongan PNS GPAI 0815-7538-7857

10. Nurdin SD Wiru 1 PNS GPAI 0812-2549-6011

11. Sakimin SD Kalijambe PNS GPAI 0818-0583-6736

No. Nama Unit Kerja Status Jabatan No Hp

12. Yasin SD Tanjung 01 PNS GPAI 0818-0240-0079

13. Sri Sulastri SD Sendang PNS GPAI 0858-7690-2408

14. Siti Askiyah SD Tempuran 1 PNS GPAI 0813-9079-4103

15. Umi H SD Wiru 3 WB GPAI -

16. Yufika F SD Tanjung 2 WB GPAI -

17. Tsani F P SD Truko 2 WB GPAI 0857-1204-1405

18. Iik Dian E SD Truko 1 WB GPAI 0857-4008-6235

19. Ana Maliya SD Sambirejo 2 WB GPAI 0857-2749-2491

20. Rifa’ah SD Sambirejo 1 WB GPAI -

21. Jariyatun SD Kalikurmo WB GPAI 0852-2580-2560

22. Z. Famaul SD Bringin 3 WB GPAI -

23. Habib Fajar SD Rembes 1 WB GPAI 0859-4319-9447

24. Nur Hidayati SD Gogodalem 1 WB GPAI -

25. Sabariyah SD Gogodalem 2 WB GPAI 0877-4784-0220

26. Sri Rejeki SD Rembes 2 WB GPAI 0857-4125-7112

55

D. Pelaksanaan Perencanaan Supervisi Pendidikan Pengawas PAI SD di

Kecamatan Bancak Dan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran

2015/2016.

1. Pelaksanaan Perencanaan Supervisi Pendidikan Pengawas PAI SD di

Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016.

Pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI SD di

kecamatan Bancak kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016 sesuai hasil

wawancara dan observasi, menurut Nur Hamidah selaku pengawas PAI di

kecamatan Bancak yang sudah menjadi pengawas selama enam tahun telah

menyiapkan perencanaan supervisi dengan membuat program tahunan,

program semester ganjil dan program semester serta menyiapkan formulir-

formulir yang dibutuhkan dalam kegiatan supervisi.

Dalam perencanaan supervisi, Nur Hamidah memperhatikan faktor-

faktor yang mempengaruhi penyusunan perencanaan supervisi PAI

diantaranya keadaan guru, keadaan sekolah, kegiatan belajar mengajar,

administrasi dan penilaian.

Dalam menyusun perencanaan supervisi, pengawas menyesuaikan

dengan standar nasioal pendidikan yang ada, akan tetapi belum maksimal

dikarenakan keadaan daerah yang berbeda-beda, kegiatan supervisi sekolah

di lingkungan kecamatan dan daerah perbatasan tentunya harus arif dalam

pelaksanaan supervisi. Pengawas juga mempertimbangkan keadaan guru,

56

guru yang sudah bersertifikasi baik PNS dan Non PNS tentunya ditekankan

untuk membuat dan memiliki administrasi pembelajaran yang dibutuhkan.

Prinsip-prinsip dalam digunakan Nur Hamidah dalam menyusun

perencanaan supervisi adalah prinsip ilmiah dan demokratis, prinsip ini

bertujuan untuk membantu guru dalam peningkatan kompetensi dan mutu

guru. Pendekatan yang gunakan dalam perencanaan supervisi adalah

pendekatan kolaboratif yang mana merupakan perpaduan antara pendekatan

langsung dan tidak langsung, dimana supervisor dan guru bersama-sama

bersepakat menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam melaksanakan

proses pemecahan terhadap masalah yang dihadapi guru. Instrument yang

digunakan pengawas dalam penyusunan perencanaan supervisi PAI berupa

formulir supervisi ataupun wawancara untuk mengetahui sejauh mana guru

memerlukan supervisi.

Kendala yang dihadapi pengawas dalam penyusunan perencanaan

supervisi adalah banyak guru yang beranggapan kelengkapan administrasi

pembelajaran kurang penting, hal ini ditindaklanjuti oleh pengawas dengan

evaluasi perencanaan setelah pelaksanaan supervisi dengan tujuan

memperbaiki perencanaan supervisi berikutnya dan menekankan

pentingnya administrasi pembelajaran bagi guru.

2. Pelaksanaan Perencanaan Supervisi Pendidikan Pengawas PAI SD di

Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016.

57

Sesuai hasil wawancara, dokumentasi dan observasi, menurut Sri

Wahyuni selaku pengawas PAI di kecamatan Bringin yang sudah menjadi

pengawas selama 12 tahun tentang pelaksanaan perencanaan supervisi

pendidikan pengawas PAI SD di kecamatan Bringin kabupaten Semarang

tahun ajaran 2015/2016. Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan

supervisi adalah membuat perencanaan atau program supervisi yang

meliputi program tahunan, program semester ganjil dan semester genap.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan perencanaan supervisi

adalah mempertimbangkan jumlah sekolah binaan, keadaan guru, keadaan

sekolah serta pendekatan yang akan diterapkan dalam pelaksanaan

supervisi. Dalam penyusunan perencanaan supervisi, pengawas sudah

menyesuaikan dengan standar nasional pendidikan dan disesuaikan dengan

keadaan guru dan sekolah serta menjadikan guru sebagai mitra dalam

menyusun kegiatan perencanaan supervisi.

Dalam perencanaan supervisi pengawas juga mempertimbangkan

keadaan guru dan sekolah. Untuk guru yang PNS dan non PNS sudah

sertifikasi tentunya ditekankan untuk sesuai dengan administrasi

pembelajaran yang dibutuhkan. Untuk guru wiyata bhakti dimotivasi, diberi

dukungan dan bimbingan dalam pelaksanaaan pembelajaran.

Prinsip yang diterapkan dalam perencanaan supervisi PAI adalah

Prinsip ilmiah yang tetap menekankan pada standar keilmuan dalam

menyusun perencanaan supervisi. Prinsip demokratis yang menjadikan guru

58

sebagai mitra dari pengawas dan guru tidak merasa diawasi sehingga

menjadikan guru maksimal dalam peningkatan kinerja dan mutu

pembelajaran.

Pendekatan yang digunakan dalam perencanaan supervisi adalah

Pendekatan kolaboratif adalah pendekatan dalam supervisi yang

memadukan antara pendekatan langsung dengan pendekatan tak

langsung. Hal ini memudahkan pengawas untuk membantu guru

dengan berbagai permasalahanya. Sedangkan instrumen yang dipakai

adalah instrument berupa formulir supervisi.

Kendala yang ditemui pengawas dalam penyusunan perencanaan

supervisi adalah Perencanaan dipengaruhi luas wilayah binaan, jumlah

sekolah atau guru binaan yang tidak sesuai rasio ideal dan karakter guru

binaan seperti ada beberapa guru yang beranggapan materi pembelajaran

sudah di luar kepala sehingga guru beranggapan tidak perlu menyiapkan

perangkat pembelajaran. Hal ini ditindak lanjuti oleh pengawas dengan

Melakukan evaluasi perencanaan supervisi, hal apa yang perlu ditambahkan

guna menyempurnakan perencanaan supervisi selanjutnya dan memotivasi

guru untuk tertib administrasi pembelajaran.

59

E. Motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin

Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016

1. Motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak Kabupaten

Semarang awal tahun ajaran 2015/2016

Menurut hasil wawancara kepada Samsudin pada tanggal 12 April 2016

yang telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun dengan status Pegawai

Negeri Sipil yang sudah sertifikasi, ia mengatakan bahwasanya seorang guru

harus memiliki tanggungjawab yang tinggi dan mempunyai tujuan

pembelajaran yang jelas. Dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas

berjalan sebagaimana mestinya, seperti berdoa sebelum belajar, presensi siswa,

appersepsi, materi pembelajaran, ulangan dan penilaian. Motivasi dan kinerja

guru dalam pembelajaran masih berjalan seperti kegiatan belajar mengajar

sehari-hari.

Dari hasil wawancara dan observasi pada tanggal 12 April 2016 kepada

Zamhari yang telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun dengan status

Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi, ia mengungkapkan bahwasanya

sebelum proses kegiatan belajar mengajar, Zamhari menyiapkan silabus, RPP,

buku pelajaran, lembar penilaian, alat peraga dan Catatan Hambatan Belajar

Siswa. Dokumen-dokumen tersebut dipersiapkan dengan tujuan pembelajaran

dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.

Hasil wawancara dengan Amin Zaenal pada tanggal 12 April 2016, guru

agama Islam dengan pengabdian 32 tahun, status Pegawai Negeri Sipil yang

60

sudah sertifikasi, ia mengungkapkan bahwa hal-hal yang perlu dipersiapkan

sebelum proses pembelajaran yang utama adalah silabus, RPP, buku pelajaran,

media atau alat peraga serta buku pegangan guru dan siswa. Persiapan tersebut

harus dilakukan dengan maksud apabila ada supervisi untuk guru yang

sertifikasi sudah ada bukti fisik dokumen silabus, RPP dan lainya.

Menurut hasil wawancara pada tanggal 13 April 2016 dengan Daimun

yang telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun dengan status Pegawai

Negeri Sipil yang sudah sertifikasi bahwasanya sebelum kegiatan belajar

mengajar guru menyiapkan silabus, RPP dan bahan ajar lainya sebagai

pendukung bahan ajar yang utama. Hal ini hampir setiap saat disiapkan

dikarenakan apabila ada supervisi untuk guru sertifikasi, hal-hal yang

dibutuhkan oleh pengawas sudah ada.

Menurut wawancara dengan Wiwik Susilowati Niklah pada tanggal 13

April 2016, ia telah menjadi guru agama Islam selama tujuh tahun bahwa

motivasi kerja dalam kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai kebiasaan

setiap hari. Hal ini dikarenakan buku bahan materi agama Islam yang sudah

dikuasai. Materi-materi teori dan praktikum tidak mengalami perubahan yang

signifikan sehingga guru masih menguasai materi pendidikan agama Islam.

Hasil wawancara pada tanggal 13 April 2016 dengan Dwi Mahrus Salim

yang telah menjadi guru agama Islam selama tiga tahun bahwa motivasi dan

kinerja guru biasa saja karena guru yang berstatus wiyata bakti ini masih

mempunyai kesibukan di luar kegiatan sekolah.

61

Zazinatul Basiroh yang bekerja sebagai guru agama Islam selama dua

tahun dalam wawancara pada tanggal 14 April 2016 mengungkapkan dalam

pembelajaran sehari-hari seperti biasanya karena sebagai guru pemula masih

mengalami kendala dalam pembelajaran. Hal ini tidak menjadi kendala dalam

pembelajaran karena Zazinatul Basiroh selalu berkonsultasi kepada guru

senior, kepala sekolah dan pengawas apabila menemukan kendala yang belum

terselesaikan.

Dalam wawancara pada tanggal 14 April 2016 dengan Nasrudin yang

menjadi guru agama Islam selama dua tahun mengatakan bahwa masih

mengalami kendala dalam mempersiapkan administrasi pembelajaran berupa

RPP karena belum memahami administrasi pembelajaran RPP yang baru, hal

ini disikapi dengan belajar kepada guru senior dan kepala sekolah.

Menurut Dwi Vitrotul Islami yang mempunyai masa kerja dua tahun

sebagai guru agama Islam dalam wawancara tanggal 14 April 2016, ia

mengungkapkan bahwa persiapan sebelum proses pembelajaran adalah

menyiapkan materi pelajaran, metode dan alat peraga yang diperlukan untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Penyusunan RPP masih menjadi kendala

dalam mempersiapkan administrasi sebelum melaksanakan pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 15 April 2016 dengan Netty

Faila Suffa yang menjadi guru agama Islam selama lima tahun

mengungkapkan sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu menyiapkan

administrasi pembelajaran berupa RPP, buku materi dan alat peraga. Menurut

62

Netty Faila Suffa apabila ada kendala baik dalam administrasi, materi dan alat

peraga, ia tidak sungkan untuk berkonsultasi kepada guru senior, kepala

sekolah dan pengawas hal tersebut dilakukan guna memperbaiki kualitas

pembelajaran.

Menurut Siti Aisah dalam wawancara tanggal 15 April 2016, ia telah

mengabdi menjadi guru agama Islam selama dua tahun mengatakan bahwa

persiapan sebelum kegiatan belajar mengajar adalah menyiapkan materi,

metode dan alat peraga. Menyusun RPP masih menjadi kendala dalam

mempersiapkan administrasi sebelum melaksanakan pembelajaran.

Pemanfaatan teknologi internet menjadi solusi jangka pendek untuk

mempelajari penyusunan RPP tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 15 April 2016 dengan

Rokhmatul Khamidah yang menjadi guru agama Islam selama satu tahun

mengungkapkan sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu menyiapkan

administrasi pembelajaran berupa RPP, buku materi dan alat peraga. Bila

menemui kendala dalam pembelajaran, ia berkonsultasi kepada guru senior,

kepala sekolah dan pengawas apabila menemukan kendala yang belum

terselesaikan.

2. Motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bringin Kabupaten

Semarang awal tahun ajaran 2015/2016

Menurut hasil wawancara pada tanggal 6 April 2016 kepada Sundoyo

Abdul Haris yang telah menjadi guru agama Islam selama 33 tahun dengan

63

status Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi bahwasanya sebagai guru

harus memiliki tanggungjawab yang tinggi dalam menjalankan tugas utama

seorang guru kegiatan belajar mengajar di dalam kelas berjalan sebagaimana

meskinya, seperti berdoa sebelum belajar, presensi siswa, RPP meliputi

appersepsi, materi pembelajaran, ulangan dan penilaian.

Menurut wawancara dan observasi tanggal 6 April 2016 kepada Sugito

yang telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun dengan status Pegawai

Negeri Sipil yang sudah sertifikasi bahwasanya sebelum proses kegiatan

belajar mengajar guru haruslah mempunyai tujuan realistik yang ingin dicapai

pada saat pembelajaran, Sugito menyiapkan silabus, RPP, RPH, buku

pelajaran, lembar penilaian dan alat peraga. Dokumen-dokumen tersebut

dipersiapkan dengan tujuan agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai

dengan sebaik-baiknya.

Hasil wawancara dengan Mahfud pada tanggal 6 April 2016, seorang guru

agama Islam dengan pengabdian 30 tahun, status Pegawai Negeri Sipil yang

sudah sertifikasi mengungkapkan bahwa hal-hal yang perlu dipersiapkan

sebelum proses pembelajaran yang utama adalah guru memiliki rencana kerja

berupa silabus, RPP, buku pelajaran, media dan alat peraga. Persiapan tersebut

harus dilakukan dengan maksud apabila ada supervisi untuk guru yang

sertifikasi sudah ada bukti fisik dokumen silabus, RPP dan lainya.

Menurut hasil wawancara pada tanggal 6 April 2016 dengan Siti Nasikah

yang telah menjadi guru agama Islam selama 33 tahun dengan status Pegawai

64

Negeri Sipil yang sudah sertifikasi bahwasanya sebelum kegiatan belajar

mengajar guru menyiapkan silabus, RPP dan bahan ajar lainya sebagai

pendukung bahan ajar yang utama dan presensi siswa. Hal ini hampir setiap

saat disiapkan dikarenakan apabila ada supervisi untuk guru sertifikasi. setelah

itu guru harus memanfaatkan umpan balik yang konkrit dari semua kegiatan

yang dilakukan.

Berdasarkan wawancara pada tanggal 7 April 2016 dengan Muntamah

yang telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun dengan status Pegawai

Negeri Sipil yang sudah sertifikasi bahwasanya sebelum proses kegiatan

belajar mengajar adalah menyiapkan silabus, RPP, buku pelajaran, lembar

penilaian, alat peraga dan analisis KKM. Dokumen-dokumen tersebut

dipersiapkan dengan tujuan tertib administrasi untuk supervisi guru yang

sudah sertifikasi dan dalam pelaksanaan pemebelajaran harus sesuai dengan

administrasi pembelajaran yang telah disiapkan.

Setelah melakukan wawancara pada tanggal 7 April 2016 dengan Sururi

guru agama Islam dengan pengabdian 32 tahun, status Pegawai Negeri Sipil

yang sudah sertifikasi mengungkapkan bahwa hal-hal yang perlu dipersiapkan

sebelum proses pembelajaran yang utama adalah presensi siswa, silabus, RPP,

buku pelajaran, media atau alat peraga, buku nilai siswa dan soal-soal ulangan.

Menurut wawancara dengan M. Ja’far pada tanggal 7 April 2016, guru

agama Islam dengan pengabdian 32 tahun, status Pegawai Negeri Sipil yang

65

sudah sertifikasi mengungkapkan bahwa persiapan sebelum kegiatan belajar

mengajar adalah membuat RPP, menyiapkan materi, metode dan alat peraga.

Berdasarkan hasil wawancara tanggal 7 April 2016 dengan Mar’atus

Sholikhah yang telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun dengan

status Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi bahwasanya sebelum

memulai pembelajaran terlebih dahulu menyiapkan administrasi pembelajaran

berupa RPP, buku materi, alat peraga dan buku nilai siswa.

Setelah melaksanakan wawancara pada tanggal 8 April 2016 dengan

Tanwiroh yang telah mengabdi sebagai guru agama Islam selama 33 tahun

dengan status Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi mengungkapkan

bahwa persiapan sebelum proses pembelajaran adalah menyiapkan RPP,

materi pelajaran, metode dan alat peraga yang diperlukan untuk mencapai

tujuan pembelajaran serta program remidial.

Wawancara pada tanggal 8 April 2016 Menurut Nurdin yang telah

mengabdi menjadi guru agama Islam selama 26 tahun mengatakan bahwa

sebelum proses pembelajaran dimulai adalah menyiapkan presensi siswa,

silabus, RPP, buku pelajaran, media atau alat peraga dan buku nilai siswa.

Sakimin dalam wawancara tanggal 8 April 2016 mengatakan bahwa ia

telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun dengan status Pegawai

Negeri Sipil yang sudah sertifikasi bahwasanya sebelum kegiatan belajar

66

mengajar guru menyiapkan silabus, RPP dan bahan ajar lainya sebagai

pendukung bahan ajar yang utama.

Berdasarkan wawancara pada tanggal 8 April 2016 dengan Yasin yang

telah menjadi guru agama Islam selama 32 tahun yang berstatus sebagai

Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi bahwasanya persiapan sebelum

kegiatan belajar mengajar adalah membuat RPP, menyiapkan materi, metode

dan alat peraga.

Setelah melakukan wawancara dengan Sri Sulastri pada tanggal 8 April

2016, ia menyampaikan bahwa telah menjadi guru agama Islam selama 32

tahun dengan status Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi mengatakan

sebelum proses pembelajaran yang utama adalah silabus, RPP, buku pelajaran,

media dan alat peraga. Persiapan tersebut harus dilakukan dengan maksud

apabila ada supervisi untuk guru yang sertifikasi sudah ada bukti fisik

dokumennya.

Menurut wawancara pada tanggal 8 April 2016 dengan Siti Askiyah yang

berstatus Pegawai Negeri Sipil yang sudah sertifikasi dan menjadi guru agama

Islam selama 32 tahun menyampaikan bahwa sebelum memulai pembelajaran

sebaiknya menyiapkan presensi siswa, silabus, RPP, buku pelajaran, media

atau alat peraga, buku nilai siswa dan buku bimbingan supervisi.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 8 April 2016 dengan Umi

Habibah yang telah mengabdi menjadi guru agama Islam selama lima tahun

sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, di awali dengan berdoa sebelum

67

belajar, presensi siswa, appersepsi, materi pembelajaran, ulangan dan

penilaian.

Setelah melaksanakan wawancara pada tanggal 9 April 2016 dengan

Yufika Fitria Hadist yang telah menjadi guru agama Islam selama satu tahun

bahwa motivasi kerja dalam kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai

kebiasaan setiap hari. Hal ini dikarenakan buku bahan materi agama Islam

yang sudah dikuasai. Materi-materi teori dan praktikum tidak mengalami

perubahan yang signifikan sehingga guru masih menguasai materi pendidikan

agama Islam.

Dalam wawancara tanggal 9 April 2016, menurut Tsani Fitria Putri yang

telah menjadi guru agama Islam selama dua tahun bahwa sebelum

pembelajaran kita menyiapkan materi pelajaran, alat atau media pembelajaran

dan buku nilai siswa.

Iik Dian Ekayanti yang bekerja sebagai guru agama Islam selama dua

tahun pada wawancara tanggal 9 April 2016 mengungkapkan dalam

pembelajaran sehari-hari seperti biasanya karena sebagai guru pemula masih

mengalami kendala dalam pembelajaran. Hal ini tidak menjadi kendala dalam

pembelajaran oleh karena itu selalu berkonsultasi kepada guru senior, kepala

sekolah dan pengawas apabila menemukan kendala.

Berdasarkan wawancara pada tanggal 9 April 2016 dengan Ana Maliya

yang menjadi guru agama Islam selama dua tahun mengatakan bahwa masih

68

mengalami kendala dalam mempersiapkan administrasi pembelajaran berupa

RPP karena belum memahami administrasi pembelajaran RPP yang baru.

Setelah melakukan wawancara tanggal 9 April 2016 dengan Rifa’ah

menjadi guru agama Islam selama dua tahun mengatakan bahwa persiapan

sebelum kegiatan belajar mengajar adalah menyiapkan materi, metode dan alat

peraga. Menyusun RPP masih menjadi kendala dalam mempersiapkan

administrasi sebelum melaksanakan pembelajaran. Pemanfaatan teknologi

internet menjadi solusi jangka pendek untuk mempelajari penyusunan RPP

tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 9 April 2016 dengan Nur

Hidayati menjadi guru agama Islam selama dua tahun mengatakan bahwa

persiapan sebelum kegiatan belajar mengajar adalah menyiapkan materi,

metode dan alat peraga.

Menurut wawancara pada tanggal 11 April 2016 dengan Jariyatun yang

mempunyai masa kerja 23 tahun sebagai guru agama Islam mengungkapkan

bahwa persiapan sebelum proses pembelajaran adalah menyiapkan materi

pelajaran, metode dan alat peraga yang diperlukan untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Penyusunan RPP masih menjadi kendala dalam mempersiapkan

administrasi sebelum melaksanakan pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 11 April 2016 dengan Z.

Famaul Khusna menjadi guru agama Islam selama dua tahun mengatakan

69

bahwa persiapan sebelum kegiatan belajar mengajar adalah menyiapkan

materi, metode dan alat peraga.

Setelah melaksanakan wawancara pada tanggal 11 April 2016 dengan

Habib Fajar yang menjadi guru agama Islam selama lima tahun

mengungkapkan sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu menyiapkan

administrasi pembelajaran berupa RPP, buku materi dan alat peraga, apabila

ada kendala baik dalam administrasi, hendaknya ia tidak sungkan untuk

berkonsultasi kepada guru senior, kepala sekolah dan pengawas.

Menurut wawancara tanggal 11 April 2016 dengan Sabariyah yang sudah

tiga tahun menjadi guru agama Islam selama tiga tahun mengatakan bahwa

persiapan sebelum kegiatan belajar mengajar adalah menyiapkan materi,

metode, alat peraga dan penilaian anak.

Hasil wawancara pada tanggal 11 April 2016 dengan Sri Rejeki

mengatakan bahwa dua tahun menjadi guru agama Islam selama mengatakan

bahwa persiapan sebelum kegiatan belajar mengajar adalah menyiapkan

silabus. materi, metode dan alat peraga untuk mencapai tujuan pembelajaran.

70

F. Peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam

meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan

Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016

1. Peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI

dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan

Bancak Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016

Menurut hasil wawancara kepada Samsudin tentang Peran pelaksanaan

perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam meningkatkan

motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang

tahun ajaran 2015/2016 adalah perencanaan supervisi pendidikan yang

bertujuan memantau serangkaian kegiatan guru untuk membantu guru dalam

mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran dan

memanfaatkan alat peraga untuk mencapai tujuan pembelajaran. Supervisi

merupakan usaha untuk mendorong para guru mengembangkan kemampuanya

agar dapat mencapai tujuan pendidikan secara efektif.

Menurut wawancara kepada Zamhari perencanaan supervisi dapat

menciptakan metode dan prosedur untuk perbaikan pembelajaran dan

pengembangan kemampuan guru dalam rangka pemantapan diri. Dalam

menyusun rencana kegiatan supervisi dapat melibatkan guru, sehingga mereka

mengetahui apa yang harus dipersiapkan dan apa yang harus dikerjakan.

Hasil wawancara dengan Amin Zaenal bahwasanya perencanaan supervisi

sangat baik karena guru mempunyai waktu menyiapkan hal-hal yang

71

dibutuhkan dalam pembelajaran dan mencatat kendala-kendala yang guru

hadapi di kelas kemudian disampaikan kepada pengawas untuk memberikan

saran dan masukan yang membangun. Saran dan masukan dari pengawas

diterapkan dalam pembelajaran semampu guru.

Menurut hasil wawancara dengan Daimun bahwasanya perencanaan

supervisi dengan motivasi sebagai bimbingan terhadap guru, mendorong guru

untuk berbuat dan bertindak kearah sasaran yang ditetapkan sehingga ada

kesempatan untuk berkembang dapat membantu guru menuju pengembangan

situasi pembelajaran yang lebih baik meningkatkan rasa percaya diri dan

memberikan penghargaan diri sehingga ke depannya mampu bekerja dan

berprestasi lebih baik

Menurut Wiwik Susilowati Niklah dalam menyusun rencana kegiatan

supervisi sebaiknya melibatkan guru, sehingga mereka mengetahui apa yang

harus dipersiapkan dan apa yang akan dikerjakan. Dengan demikian kegiatan

supervisi atau pembinaan menjadi lebih terarah dan bisa berjalan dengan

lancar.

Hasil wawancara dengan Dwi Mahrus Salim menyampaikan bahwa

perencanaan supervisi sangat baik guru mengetahui persiapan yang harus

dilakukan guru. Kendala penyusunan RPP dapat juga disampaikan pada ketua

dan anggota KKG yang lain pada waktu kegiatan KKG agar mendapatkan

solusi perbaikan untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya.

72

Zazinatul Basiroh mengatakan dalam perencanaan supervisi sebaiknya

berdasarkan kebutuhan guru, pengawas menganalisa kebutuhan guru,

memiliki masalah atau kelemahan yang sama, mengelompokkan sesuai kriteria

kebutuhan guru, kemudian memberi layanan supervisi terhadap masalah yang

dihadapi guru. Bantuan pengawas perlu diberikan kepada guru karena guru

pada umumnya masih menemui kesulitan dalam hal menyusun perencanaan

pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, serta melaksanakan

evaluasi. Hendaknya pengawas berperanlebih aktif dalam kegiatan KKG.

Dalam wawancara dengan Nasrudin mengungkapkan bahwasanya

perencanaan supervisi pendidikan menjadikan guru lebih bersemangat dalam

pembelajaran karena apabila guru menemukan kesulitan baik dalam hal

administrasi terutama RPP dan pembelajaran dapat berkonsultasi dengan

sesama anggota KKG untuk memperbaiki pola pembelajaran selanjutnya.

Menurut Dwi Vitrotul Islami mengatakan perencanaan supervisi

pendidikan menjadikan guru lebih siap dalam kegiatan pembelajaran, apabila

guru menemukan kesulitan baik dalam hal administrasi terutama RPP dan

pembelajaran dapat berkonsultasi dengan, kepala sekolah dan guru sekolah

yang senior.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Netty Faila Suffa bahwasanya

perencanaan supervisi dapat menjadi sarana komunikasi dua arah antara

pengawas dan guru tentang hal-hal yang harus disiapkan guru dalam kegiatan

73

supervisi. Hal ini menjadikan guru lebih mempersiapkan diri baik dalam

administrasi dan materi pembelajaran.

Menurut Siti Aisah perencanaan supervisi membuat guru untuk lebih giat

baik dalam pembelajaran. Kendala penyusunan RPP dapat juga disampaikan

pada saat kegiatan KKG untuk perbaikan persiapan pembelajaran dan

menindaklanjuti kendala dalam penyusunan RPP, guru dapat juga

memanfaatkan forum KKG untuk belajar membuat RPP yang baik.

2. Peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI

dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan

Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016

Menurut hasil wawancara kepada Sundoyo Abdul Haris tentang

pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam

meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bringin

Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016 mengungkapkan bahwa

perencanaan supervisi pendidikan menjadikan guru lebih bersemangat dalam

kegiatan belajar mengajar dikarenakan apabila guru menemukan kesulitan baik

dalam hal administrasi dan pembelajaran dapat berkonsultasi dengan

pengawas. Perencanaaan supervisi pendidikan juga menjadikan guru lebih

baik dalam perencanaan pembelajaran, disiplin, observasi metode

pembelajaran yang baru serta menumbuhkan sikap kerjasama yang baik antara

pengawas, guru dan kolega guru lainya dalam forum kegiatan KKG.

74

Menurut wawancara kepada Sugito, perencanaan supervisi pendidikan

menjadikan guru termotivasi karena memiliki waktu untuk menyiapkan hal-hal

yang berhubungan dengan administrasi dan pembelajaran. Dengan

meningkatnya motivasi akan meningkatkan kinerja untuk lebih baik dari

sebelum adanya supervisi.

Hasil wawancara dengan Mahfud, mengatakan perencanaan supervisi

membuat guru untuk lebih rajin baik dalam merencanakan pembelajaran,

melaksanakan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Hal-hal tersebut

membuat guru belajar tantang teknik atau metode pembelajaran yang baru

sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Menurut hasil wawancara dengan Siti Nasikah bahwasanya perencanaan

supervisi sangat baik karena guru mempunyai waktu menyiapkan hal-hal yang

dibutuhkan dalam pembelajaran dan mencatat kendala-kendala yang guru

hadapi di kelas kemudian disampaikan kepada pengawas untuk memberikan

saran dan masukan yang membangun. Dengan adanya saran dan masukan dari

pengawas akan menjadikan kita lebih baik dalam meningkatkan kinerja.

Berdasarkan wawancara dengan Muntamah bahwasanya perencanaan

supervisi berperan dalam memberikan motivasi terhadap guru, hal ini

disebabkan guru mengetahui hal-hal yang harus disiapkan dalam pembelajaran

mulai dari perencanaan pembelajaran sampai pada evaluasi pembelajaran.

Dengan motivasi yang meningkat maka kinerja guru juga akan baik karena

persiapan dalam pembelajaran.

75

Setelah melakukan wawancara dengan Sururi mengungkapkan bahwa

menjalin komunikasi dengan pengawas ketika mengalami atau menemukan

kendala di lapangan. Saran yang diperoleh dari pengawas kemudian

diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar.

Menurut wawancara dengan M. Ja’far mengungkapkan bahwa

perencanaan supervisi menjadikan guru lebih siap dalam kegiatan

pembelajaran, perencanaan supervisi hal ini menjadikan pembelajaran menjadi

efektif dan berkualitas. Pembelajaran efektif yang membutuhkan waktu sesuai

dengan alokasi jam pelajaran dan pembelajaran berkualitas adalah tercapainya

tujuan dari pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Mar’atus Sholikhah bahwasanya

perencanaan supervisi dapat menjadi sarana komunikasi dua arah antara

pengawas dan guru tentang hal-hal yang harus disiapkan guru dalam kegiatan

supervisi. Hal ini menjadikan guru lebih mempersiapkan diri baik dalam

administrasi dan materi pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan

motivasi dan profesionalisme guru.

Setelah melaksanakan wawancara dengan Tanwiroh mengungkapkan

bahwa perencanaan supervisi merupakan bentuk kerjasama antara pengawas

dan guru dari peningkatan mutu pendidikan. Kerjasama yang dimaksud adalah

pengawas menyampaikan rencana kegiatan supervisi dan guru memberi

tanggapan atas perencanaan tersebut. Pada tahap pelaksanaan kegiatan

supervisi, hal-hal yang harus disiapkan guru berupa administrasi dan

76

pelaksanaan kegiatan pembelajaran dievaluasi oleh pengawas dan pengawas

memberi saran dan masukan untuk perbaikan kegiatan pembelajaran

selanjutnya.

Menururt Nurdin mengatakan bahwa perencanaan supervisi memberikan

dampak yang baik dalam kegiatan pembelajaran. Dampak baik yang dimaksud

adalah adanya arahan atas apa saja yang perlu disiapkan dan dilaksanakan

dalam kegiatan pembelajaran. dengan adanya perencanaan supervisi, guru

memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri sebelum kegiatan

pembelajaran berlangsung. Apabila guru dalam pembelajaran masih memiliki

kelemahan, pengawas akan menyampaikan hal-hal apa saja yang perlu

diperbaiki dan guru akan melaksanakan saran pengawas untuk perbaikan

kegiatan pembelajaran ke depannya.

Sakimin mengatakan bahwa perencanaan supervisi sangat dibutuhkan baik

oleh pengawas dan guru. Pengawas akan mengetahui kelemahan dan kendala

yang di hadapi guru dan guru mengetahui apa saja yang harus disiapkan dalam

pembelajaran. Apabila ada saran dari pengawas untuk perbaikan kegiatan

pembelajaran, guru dengan senang hati melaksanakan saran pengawas dalam

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berkualitas.

Berdasarkan wawancara dengan Yasin bahwasanya perencanaan supervisi

pendidikan menjadikan guru lebih bersemangat dalam kegiatan belajar

mengajar dikarenakan apabila guru menemukan kesulitan baik dalam hal

administrasi dan pembelajaran dapat berkonsultasi dengan pengawas.

77

Perencanaaan supervisi pendidikan juga menjadikan guru lebih baik dalam

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran

dan menumbuhkan sikap disiplin guru.

Setelah melakukan wawancara dengan Sri Sulastri mengatakan

perencanaan supervisi menjadikan guru lebih siap dalam kegiatan

pembelajaran, perencanaan supervisi hal ini menjadikan pembelajaran menjadi

efektif dan berkualitas. Pembelajaran yang efektif dan berkualitas adalah

tujuan dari perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru.

Menurut wawancara dengan Siti Askiyah menyampaikan bahwa

bahwasanya perencanaan supervisi berperan dalam memberikan motivasi

terhadap guru, hal ini disebabkan guru mengetahui hal-hal yang harus

disiapkan dalam pembelajaran mulai dari perencanaan pembelajaran sampai

pada evaluasi pembelajaran karena adanya persiapan dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Umi Habibah bahwasanya

perencanaan supervisi sangat baik karena guru mempunyai waktu menyiapkan

hal-hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran dan kendala-kendala yang guru

hadapi di kelas kemudian disampaikan kepada pengawas untuk memberikan

saran dan masukan yang membangun. Dengan adanya saran dan masukan dari

pengawas akan menjadikan kita lebih baik dalam kegiatan pembelajaran.

Setelah melaksanakan wawancara dengan Yufika Fitria Hadist

menyampaikan bahwa perencanaan supervisi sangat baik guru mengetahui

78

persiapan yang harus dilakukan guru. Kendala penyusunan RPP dapat juga

disampaikan pada pengawas untuk perbaikan persiapan pembelajaran guru.

Menururt Tsani Fitria Putri bahwa perencanaan supervisi sangat

dibutuhkan guru untuk melihat kebutuhan dan keadaan sekolah binaan

sehingga menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan program supervisi.

Guru juga dapat berinteraksi dengan pengawas tentang langkah-langkah yang

harus dilakukan oleh pengawas dan guru.

Iik Dian Ekayanti mengatakan perencanaan supervisi menjadi sarana

untuk memperbaiki diri baik dari segi motivasi dan kinerja karena pelaksanaan

yang sudah terjadwal, guru memilki waktu yang cukup untuk mempersiapkan

pembelajaran. Apabila ada kekurangan guru akan mendapat saran dan

masukan dari pengawas. Dengan adanya saran dan masukan dari pengawas

akan menjadikan kita lebih baik dalam meningkatkan kinerja.

Berdasarkan wawancara dengan Ana Maliya mengungkapkan bahwasanya

perencanaan supervisi pendidikan menjadikan guru lebih bersemangat dalam

kegiatan belajar mengajar dikarenakan apabila guru menemukan kesulitan baik

dalam hal administrasi terutama RPP dan pembelajaran dapat berkonsultasi

dengan pengawas.

Setelah melakukan wawancara dengan Rifa’ah menyampaikan bahwa

perencanaan supervisi sangat baik guru mengetahui persiapan yang harus

dilakukan guru. Kendala penyusunan RPP dapat juga disampaikan pada

pengawas untuk perbaikan persiapan pembelajaran. dalam perencanaan

79

supervisi dapat juga berbagi metode pemeblajaran yang efektif dan

berkualitas.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Nur Hidayati mengatakan

perencanaan supervisi membuat guru untuk lebih giat baik dalam

merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan evaluasi

pembelajaran. Kendala penyusunan RPP dapat juga disampaikan pada

pengawas untuk perbaikan persiapan pembelajaran. menindaklanjuti kendala

dalam penyusunan RPP, guru dapat juga berkonsultasi dengan guru senior

dalam forum KKG.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Z. Famaul Khusna mengatakan

perencanaan supervisi pendidikan menjadikan guru lebih siap dalam kegiatan

pembelajaran, perencanaan supervisi hal ini menjadikan pembelajaran menjadi

efektif dan berkualitas. Apabila guru menemukan kesulitan baik dalam hal

administrasi terutama RPP dan pembelajaran dapat berkonsultasi dengan,

kepala sekolah, guru sekolah dan pengawas baik secara pribadi maupun dalam

forum KKG.

Setelah melaksanakan wawancara dengan Habib Fajar mengungkapkan

bahwa menjalin komunikasi dengan pengawas ketika mengalami atau

menemukan kendala di lapangan. dalam menjalin komunikasi dengan

pengawas, guru dapat memaksimalkan pembinaan dari pengawas dalam

kegiatan KKG, Saran yang diperoleh dari pengawas kemudian dilaksanakan

untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan berkualitas.

80

Menurut Sabariyah bahwasanya perencanaan supervisi sangat baik karena

guru mempunyai waktu menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam

pembelajaran. Apabila guru menemukan kesulitan baik dalam hal administrasi

terutama RPP dan pembelajaran dapat berkonsultasi dengan pengawas guna

mencapai tujuan pembelajaran.

Sri Rejeki mengungkapkan bahwa perencanaan supervisi menjadikan guru

lebih siap dalam kegiatan pembelajaran, perencanaan supervisi hal ini

menjadikan pembelajaran menjadi efektif dan berkualitas. Kendala dalam

penyusunan RPP dan metode belajar yang belum tepat dapat dikonsultasikan

dengan pengawas dalam forum KKG.

81

BAB IV

ANALISIS PERAN PELAKSANAAN PERENCANAAN

SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN

MOTIVASI DAN KINERJA GURU PAI SD DI KECAMATAN

BANCAK DAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

AJARAN 20015/2016

A. Analisis Perencanaan Supervisi Pendidikan Pengawas PAI SD di Kecamatan

Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016

Perencanaan supervisi PAI Sekolah Dasar di kecamatan Bancak dan Bringin

berdasarkan analisis Program Tahunan, Program Semester, dan Rencana

Kegiatan Akademik (RKA) nampak bahwa bertujuan untuk pembinaan dan

pemantauan kegiatan dan kinerja guru sekaligus membantu guru dalam

mengembangkan kemampuan mengelola proses pembelajaran dan memanfaatkan

alat peraga untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini terungkap dari program

tahunan pengawas yang mana pelaksanaan supervisi akademik bertujuan untuk

menumbuh kembangkan kualitas pembelajaran yang lebih baik, meningkatkan

kemampuan guru dalam pembelajaran, dan meningkatkan perolehan mutu

prestasi siswa. Demikian pula dalam mengukur dan memberikan penilaian kinerja

guru supervisor mengolah dan menyajikan hasil temuan untuk dijadikan sebagai

bahan pembinaan. Perencanaan pada hakikatnya dijadikan sebagai acuan dalam

81

82

pelaksanaan supervisi untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang

harus dilakukan dan bagaimana hasil yang diperoleh.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pengawas terungkap bahwa

dalam menyusun perencanaan supervisi, pengawas mempertimbangkan faktor-

faktor yang mempengaruhi perencanaan supervisi diantaranya adalah jumlah

sekolah binaan, keadaan guru, keadaan sekolah serta pendekatan yang akan

diterapkan dalam pelaksanaan supervisi. Indikator jumlah sekolah binaan di

kecamatan Bancak terungkap sebanyak 13 Sekolah Dasar, namun pengawas PAI

di kecamatan Bancak masih merangkap 22 Sekolah Dasar di kecamatan Pabelan

dan di kecamatan Getasan sebanyak 24 Sekolah Dasar. Demikian juga wilayah

kerja binaan pengawas PAI kecamatan Bringin sebanyak 26 Sekolah Dasar serta

merangkap sebanyak 24 Sekolah Dasar di kecamatan Tuntang dan pada

kecamatan Banyubiru sebanyak 27 Sekolah Dasar. Sejalan dengan kondisi

tersebut, menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara jumlah pengawas dan

jumlah sekolah binaan.

Prinsip yang diterapkan dalam kegiatan supervisi PAI di kecamatan Bancak

dan Bringin adalah prinsip ilmiah dan prinsip demokratis. Penerapan prinsip

ilmiah dalam proses pembelajaran oleh Pengawas PAI menekankan pada

indikator-indikator data yang obyektif, sistematis, terencana dan berkelanjutan.

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Piet A. Suhertian yang

menyatakan bahwa prinsip ilmiah dilaksanakan berdasarkan data yang objektif

dalam proses pembelajaran juga dilaksanakan secara sistematis, terencana dan

83

kontinu.73

Sedangkan penerapan prinsip demokratis, supervisor menjadikan guru

sebagai mitra dalam kepengawasan hal ini membuat guru tidak merasa diawasi

yang pada akhirnya guru maksimal dalam meningkatkan kinerja dan mutu

pembelajaran. Sesungguhnya prinsip ini bertujuan untuk membantu guru dalam

peningkatan kompetensi dan mutu guru. Dengan prinsip demokratis ini juga

supervisor menghindari masa lalu yang otokratis, sembari terus membangun

paradigma baru tentang kegiatan supervisi yang demokratis. Ini terbukti bahwa

penerapan prinsip demokratis menjadikan guru lebih bertanggungjawab dalam

melaksanakan tugasnya. Hal ini senada dengan Sahertian yang menyatakan

bahwa prinsip demokratis yaitu dengan menjunjung tinggi harga diri dan

martabat guru sehingga guru merasa aman dalam melaksanakan tugasnya.74

Supervisi dilaksanakan dengan prinsip demokratis mengisyaratkan bahwa

guru, pengawas dan pakar kurikulum bekerjasama untuk meningkatkan

pembelajaran. Usaha-usaha yang ditempuh baik oleh supervisor maupun yang

disupervisi telah direncanakan dan disepakati bersama. Guru sebagai individu

yang bebas berpikir, melatih diri untuk berinisiatif, mengembangkan kepercayaan

diri, dan mengembangkan keikutsertaan dalam pembuatan keputusan diajak

bekerjasama dalam merumuskan perencanaan kegiatan supervisi, pelaksanaan

supervisi dan evaluasi supervisi. Dengan demikian, guru akan dianggap sebagai

rekan kerja daripada sekedar pelengkap saja. Hal ini tergambar dari implementasi

supervisi dengan pendekatan prinsip demokratis di kecamatan Bancak dan

73

Lihat Piet A. Sahertian, Konsep Dasar...., 20. 74 Lihat Piet A. Sahertian, Konsep Dasar...., 20.

84

Bringin, yang mana peran guru PAI baik guru senior maupun guru yang sudah

bersertifikasi turut serta merumuskan, memberikan saran dan masukan dalam

perencanaan supervisi demi tercapainya tujuan Pendidikan Agama Islam.

Dari perencanaan prinsip-prinsip supervisi di atas, menunjukkan bahwa

supervisor menerapkan prinsip ilmiah dan demokratis untuk dijadikan pedoman

kegiatan kepengawasan dengan tujuan mengetahui apa yang harus dipersiapkan

dan apa yang harus dikerjakan sehingga kegiatan supervisi menjadi lebih terarah

dan bisa berjalan dengan lancar.

Selanjutnya terlihat dari pelaksanaan perencanaan supervisi di kecamatan

Bancak dan Bringin di mana supervisor sebelum melakukan tugasnya terlebih

dahulu memahami prinsip-prinsip perencanaan supervisi akademik yang bersifat

objektif, berdasarkan standar nasional pendidikan dan disesuaikan dengan

kebutuhan sekolah. Hal tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip perencanaan

program supervisi akademik sebagaimana yang dikemukakan oleh Lantip dan

Sudiyono meliputi, objektif (data apa adanya), bertanggungjawab, berkelanjutan,

didasarkan pada standar nasional pendidikan, kebutuhan dan kondisi

sekolah/madrasah.75

B. Analisis Motivasi dan Kinerja Guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan

Bringin Kabupaten Semarang awal Tahun Ajaran 2015/2016

75

Lihat Lantip D.P dan Sudiyono, Supervisi …., 96.

85

Berdasar data yang diperoleh peneliti bahwa motivasi dan kinerja guru dapat

dilihat dari persiapan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar meliputi

kelengkapan perangkat administrasi pembelajaran. Dari berbagai perangkat dan

administrasi yang dipersiapkan dan dimiliki guru serta cara mereka mengajar

terungkap bahwa indikator motivasi dan kinerja guru sebagai berikut:

1. Motivasi dan kinerja guru hanya sekedar menggugurkan kewajiban

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat enam guru wiyata bakti di

kecamatan Bancak dan delapan guru wiyata bakti di kecamatan Bringin yang

motivasinya hanya sekadar menggugurkan kewajibannya sebagai seorang

guru yang berimplikasi pada rendahnya kinerja. Mereka mengajar tanpa

persiapan yang matang dengan metode yang monoton bahkan sering kali

masuk terlambat dan keluar kelas lebih awal. Guru ini bisa diklasifikasikan

ke dalam tipe tidak profesional apabila ia memiliki kemampuan rendah dan

motivasi kerja rendah pula. Tipe guru yang dimaksud adalah guru yang

berstatus wiyata bakti di mana secara finansial belum mencukupi kebutuhan

fisiologis. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Maslow

tentang pemenuhan kebutuhan fisiologis. 76

2. Motivasi dan kinerja guru sebagai lahan ibadah

Dari data penelitian terungkap bahwa guru yang motivasi mengajarnya

sebagai lahan ibadah, mereka mengajar dengan apa adanya tanpa keluh kesah

masuk dan keluar dari kelas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan,

76Lihat Sally J. Zepeda, Intructional …., 150.

86

hanya saja mereka minim dalam usaha pengembangan diri dalam rangka

meningkatkan kinerjanya. Tipe guru yang dimaksud adalah guru wiyata bakti

yang memiliki penghasilan lain sebanyak dua guru di kecamatan Bancak dan

empat guru di kecamatan Bringin serta guru yang berstatus PNS yang

mendekati masa pensiun empat guru di kecamatan Bancak dan delapan guru

di kecamatan Bringin di mana secara finansial tercukupi kebutuhan

fisiologis dan kebutuhan rasa aman. Hal ini sejalan dengan teori yang

dikemukakan oleh Maslow tentang pemenuhan kebutuhan fisiologis dan rasa

aman.77

Tipe Guru ini bisa diklasifikasikan ke dalam tipe semi profesional

apabila ia memiliki kemampuan tinggi dan motivasi kerja rendah atau

sebaliknya.

3. Motivasi dan kinerja guru dengan indikator pengembangan diri

Guru yang motivasinya berupa pengembangan diri dan pengembangan

anak didik di kecamatan Bancak ada satu guru dan Bringin terdapat enam

guru. Pengembangan diri ditandai dengan sering mengikuti pelatihan,

membaca buku dan penulisan karya ilmiah. Sedangkan pengembangan anak

didik direalisasikan dengan penggunaan metode yang bervariasi dan

memaksimalkan media pembelajaran yang tersedia demi tercapainya tujuan

pembelajaran. Dengan demikian guru yang motivasinya berupa

pengembangan diri dan anak didik kinerja yang ia miliki cenderung lebih

baik dibanding motivasi yang lain. Tipe guru yang dimaksud adalah mereka

77Lihat Sally J. Zepeda, Intructional …., 150.

87

yang berstatus PNS yang bersertifikasi di mana secara finansial sudah

mencukupi kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, sosial, penghargaan

dan kebutuhan aktualisasi diri. Sebab tipe guru yang terbaik, adalah guru tipe

profesional. Seorang guru bisa diklasifikasikan ke dalam tipe profesional

apabila ia memiliki kemampuan tinggi (high level of abstract) dan motivasi

kerja tinggi (high level of commitment). Hal ini sebagaimana teori yang

dikemukakan oleh Maslow tentang pemenuhan kebutuhan fisiologis, rasa

aman, sosial, penghargaan dan aktualisasi diri.78

Dengan memahami motivasi dan kinerja guru PAI yang bervariasi di atas,

Pengawas di Kecamatan Bancak maupun Bringin dalam perencanaan program

supervisi akademik mampu menumbuhkan motivasi guru yang sekedar

menggugurkan kewajiban dan lahan ibadah untuk senantiasa mengembangkan

kompetensinya, mempelajari dan merefleksikan praktik pembelajaran. Dengan

cara membangkitkan motivasi guru tersebut keberhasilan Pendidikan Agama

Islam pasti dapat dicapai. Di satu sisi, guru harus mengetahui bagaimana

mengerjakan (know how to do) tugas-tugasnya. Ia harus memiliki pengetahuan

tentang merumuskan tujuan akademik, murid-muridnya, materi pelajaran, dan

teknik akademik. juga seorang guru harus mampu menerapkan pengetahuan

berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.

78Lihat Sally J. Zepeda, Intructional …., 150.

88

C. Analisis Peran Pelaksanaan Perencanaan Supervisi Pendidikan Pengawas

PAI Dalam Meningkatkan Motivasi dan Kinerja Guru PAI SD di

Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran

2015/2016

Dalam melaksanakan supervisi akademik pengawas PAI menerapkan metode

reinforcement dan punishtment. Reinforcement diberikan kepada guru PAI yang

berprestasi atau guru PAI yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik berupa

ucapan selamat atau pujian. Sedangkan punishment diberikan kepada guru PAI

yang dianggap belum melaksanakan tugasnya dengan baik. Punishment yang

diterapkan oleh pengawas PAI biasanya dengan memanggil guru PAI yang

bersangkutan untuk menghadap ke kantor pengawas sekaligus untuk

mendapatkan bimbingan dan pengarahan agar meningkatkan kinerjanya.

Pendekatan ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Mantja bahwa guru yang

mengalami kekurangan perlu diberikan rangsangan sehingga mampu bereaksi,

supervisor dalam implementasinya dapat dengan cara memberi penguatan dan

hukuman.79

Dalam melakukan pendekatan kepada guru PAI supervisor tidak hanya

menggunakan satu pendekataan saja, akan tetapi kombinasi dari berbagai

pendekatan (direktif, non direktif dan kolaboratif). Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Mantja bahwa model pendekatan kolaboratif

didasarkan atas pemahaman psikologi kognitif yang berasumsi bahwa

79Lihat Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan …, 172.

89

belajar merupakan hasil panduan antara kegiatan individu dengan

lingkungan, sehingga akhirnya akan berpengaruh terhadap arah

aktivitas.80 Dari sini, diketahui bahwa terdapat fleksibilitas dalam

melaksanakan supervisi.

Salah satu tugas supervisor guru PAI adalah mengembangkan kompetensi

profesional guru. Usaha pengembangan kompetensi guru tersebut telah

dilaksanakan supervisor dengan teknik individu dan kelompok. Teknik individu

dapat dicontohkan supervisor dengan kunjungan atau observasi kelas dan

percakapan pribadi. Sedangkan untuk teknik kelompok berupa diskusi, seminar,

rapat yang dijembatani dalam forum Kelompok Kerja Guru.

Bentuk batuan dan pengawasan yang dilakukan supervisor kepada guru PAI

adalah mengawasi dan membimbing guru dalam menyusun persiapan mengajar,

mengawasi ketertiban administrasi guru PAI dengan memberikan lembaran

evaluasi bulanan maupun tahunan. Selain itu supervisor juga melakukan

koordinasi dengan kepala sekolah tentang kinerja guru PAI.

Sebagai alat analisis terhadap kinerja maupun kegiatan supervisor dalam

usaha mengembangkan kompetensi profesional guru PAI maka perlu acuan yang

jelas terhadap indikator pengawas PAI. Mengacu pada Peraturan Menteri Agama

Indonesia nomor 2 tahun 2012 bahwa indikator dari pengawas PAI adalah

sebagai berikut:

80

Lihat Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan …, 185.

90

a. Melakukan penyusunan program.

b. Pengawasan, pembinaan, pembimbingan dan pengembangan profesi guru

Pendidikan Agama Islam.

c. Pemantauan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam.

d. Penilaian hasil pelaksanaan program pengawasan.

e. Pelaporan pelaksanaan tugas pengawasan.

Sesuai dengan data-data di lapangan yang telah peneliti uraikan, bahwasanya

pengawas PAI kecamatan Bancak dan Bringin telah melaksanakan tugasnya

berupa perencanaan kegiatan dengan penyusunan program kerja. Untuk

pembimbingan dan pengembangan profesi guru belum di laksanakan dengan

maksimal. Hal ini terlihat dari kinerja para supervisor yang masih terkesan

mencari-cari kekurangan guru PAI dengan memeriksa kelengkapan administrasi

guru.

Karakteristik Supervisi yang efektif menurut Zepeda dan Ponticell yang

dikutip oleh Aedi adalah supervisi dapat membantu guru dalam melakukan

pembelajaran dan melibatkan guru bergabung bersama-sama dalam menentukan

perubahan yang dibutuhkan. Supervisor memberikan fokus perhatian pada praktik

pembelajaran. Supervisor juga memahami tujuan pembelajaran yang dilakukan

oleh guru serta sering melakukan observasi.81

Supervisi yang efektif maka dapat dilihat dari kinerjanya sesuai data-data

yang telah diuraikan, bahwa supervisor guru PAI kecamatan Bancak dan Bringin

81 Lihat Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan,…, 327.

91

belum menerapkan semua kriteria supervisi yang efektif dengan maksimal.

Supervisor dan guru belum sepenuhnya bergabung bersama-sama dalam

menentukan perubahan yang dibutuhkan. Supervisor belum memberikan fokus

perhatian pada praktik pembelajaran. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa

usaha supervisor dalam mengembangkan kompetensi profesional guru belum

maksimal.

Dalam usaha supervisor untuk mengembangkan kompetensi profesional guru

PAI menemui berbagai macam problematika. Problematika tersebut adakalanya

muncul dari diri para guru PAI dan dan ada pula yang muncul dari diri

pengawas/supervisor. Problematika yang muncul dari guru PAI di antaranya

berupa:

a. Masih ada guru PAI sudah merasa puas dengan berijazah S1

Pada dasarnya ada beberapa guru PAI yang menempuh/telah

menyelesaikan pascasarjana. Hanya saja kebanyakan dari mereka yang

menempuh/telah menyelesaikan adalah guru-guru PAI yang berstatus PNS.

Sedangkan guru PAI non PNS yang baru menempuh/telah menyelesaikan

pasca sarjana sangat sedikit sekali. Hal ini dikarenakan bagi guru non PNS

biaya kuliah di pasca sangat mahal jika dibandingkan dengan honor yang

diterima, apalagi bagi guru yang belum sertifikasi.

b. Teknik dan metode pembelajaran guru PAI yang masih monoton.

Selama ini teknik dan metode pembelajaran guru PAI masih monoton

terutama yang dilakukan oleh guru-guru PAI yang hendak pensiun.

92

Jangankan menggunakan teknik dan metode yang bervariasi, sebagian dari

mereka ada juga guru yang masih muda bernggapan bahwa masuk kelas saja

itu sudah dirasa bagus dari pada ditinggal ngobrol di kantor guru. Terkadang

guru PAI meninggalkan tugas agar dikerjakan oleh siswa kemudian siswa

disuruh untuk mengumpulkan tugas tersebut di meja guru yang

bersangkutan, sedang guru tersebut tidak ada dikarenakan baru keluar

sekolah menyelesaikan urusan lain diluar urusan atau pekerjaannya sebagai

seorang guru. Mayoritas dari guru PAI saat mengajar menggunakan metode

ceramah yang membuat siswa bosan dan enggan untuk mengikuti pelajaran

dengan seksama. Siswa malah menyibukkan diri dengan mainan HP secara

sembunyi-sembunyi bahkan diantara mereka sampai ada yang tertidur ketika

dalam guru berceramah tidak mengandung unsur humor yang membuat siswa

tertawa.

c. Aktivitas guru PAI yang terlalu padat

Aktivitas guru yang terlalu padat sangat mengangu waktu, tenaga dan

pikiran guru. Bagaimana guru tersebut bisa mengembangkan kompetensi

profesionalnya kalau waktunya hanya habis untuk mengajar. Belum lagi ada

tugas lain yang harus diselesaikan oleh guru seperti tugas sebagai wali kelas,

pembina SKI ataupun pembina pramuka.

d. Masih adanya guru yang merasa keberatan dengan kegiatan supervisi

Hal ini terjadi karena guru tersebut merasa lebih senior dibanding

dengan supervisor. Adakalanya senioritas itu diukur dari sudut usia dan

93

adakalanya dilihat dari dulu waktu menyelesaikan studi di perguruan tinggi.

Selain itu salah satu alasan kenapa seorang guru tidak mau disupervisi

disebabkan ia belum siap atau belum membuat administrasi guru sehingga

saat hendak disupervisi dia menolak atau menghindar dengan berbagai

macam alasan.

Seorang supervisor dalam mejalankan kinerjanya tentu tidak lepas dari

problematika, tetapi problematika itu menjadi spirit yang terus menjadi langkah

maju supervisor guna mengembangkan kompetensi profesional guru PAI.

Problematika itu terkait dengan sistem pembelajaran yang masih klasik,

kurangnya kemampuan guru PAI dalam menggunakan, memanfaatkan IT dan

pembuatan karya ilmiah.

Supervisi pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

profesional guru dalam proses dan hasil pembelajaran melalui pemberian layanan

profesional kepada guru. Tujuan supervisi adalah memperkembangkan situasi

belajar dan mengajar yang lebih baik.

Selama ini solusi yang telah diterapkan oleh supervisor untuk meningkatkan

motivasi dan kinerja adalah:

a. Menganjurkan guru PAI untuk melanjutkan studi/kuliah.

b. Menganjurkan guru PAI untuk memperkaya teknik dan metode

pembelajaran.

c. Menambah guru PAI agar aktivitas mereka tidak terlalu padat sehingga

mereka dapat mengikuti pelatihan-pelatihan.

94

d. Mengoptimalkan keberadaan Kelompok Kerja Guru sebagai wahana

peningkatan kompetensi profesional guru PAI.

Mengacu pada tujuan supervisi di atas maka menurut peneliti supervisor

dalam mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan supervisi akademik

telah melakukan langkah-langkah yang tepat. Hanya saja dalam pelaksanaannya

kurang bisa berjalan dengan optimal yang dikarenakan berbagai kendala yang ada

di antaranya belum harmonisnya hubungan supervisor dan guru PAI, belum

adanya dana yang mencukupi dan belum sinerginya antara Kemenag dan Dinas

Pendidikan.

Supervisor merupakan profil sentral dalam dunia pendidikan. Supervisor

tidak hanya sekadar mencari-cari kesalahan dan kelemahan guru saja, akan tetapi

lebih diutamakan fungsinya sebagai pembimbing. Setiap guru tentunya senantiasa

mendambakan profil supervisor yang ideal yang dapat membantu menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi oleh guru termasuk guru PAI. Maka supervisor

hendaknya bisa menjadi mitra kerja guru. Disamping itu, supervisor juga

berperan penting dalam meningkatkan kompetensi guru termasuk kompetensi

profesional. Berkenaan dengan hal ini supervisor harus mampu memotivasi guru

untuk meningkatkan kinerjanya.

Supervisor juga mengukur kinerja guru PAI melalui hasil evaluasi

pembelajaran yang telah dilakukan dengan menganalisis nilai evaluasi yang

didapat peserta didik. Berkaca dari fenomena yang ada saat peneliti melakukan

observasi, menurut peneliti, supervisor telah berhasil dalam meningkatkan kinerja

95

guru PAI dalam satu hal seperti peningkatan keterampilan dalam membuat

administrasi, tetapi belum maksimal pada hal lainnya seperti masih adanya

beberapa guru yang hingga saat masih “gaptek” serta masih banyak guru PAI

yang belum mampu membuat karya ilmiah serta masih monotonnya metode

mengajar Guru PAI.

Kelompok Kerja Guru PAI lebih berperan pada pendalaman materi,

penguasaan metode pembelajaran dan peningkatan keterampilan menggunakan

ICT sedang supervisor mempunyai kecenderungan pada peningkatan kemampuan

pada pembuatan administrasi guru. Dengan demikian dari peran-peran yang ada

dari Kelompok Kerja Guru PAI mempunyai peran lebih dominan dibandingkan

dengan supervisor dalam upaya meningkatkan motivasi dan guru PAI.

Implementasi perencanaan supervisi di kecamatan Bancak dan Bringin

mempunyai kesamaan yaitu perencanaan supervisi di kecamatan Bancak dan

Bringin sudah terencana dengan baik, hal ini dapat diketahui setelah peneliti

melakukan studi dokumentasi berupa Program Tahunan, Program Semester dan

Rencana Kepengawasan Akademik.

Tingkat keberhasilan implementasi perencanaan supervisi lebih berdampak

positif di kecamatan Bringin dikarenakan guru yang mendapat keleluasaan

memberikan saran dan masukan dalam perencanaan supervisi lebih

bertanggungjawab untuk meningkatan motivasi dan kinerjanya, dalam

melibatkan guru dalam kegiatan supervisi merupakan bentuk pengakuan

eksistensi diri para guru. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Mc Clelland

96

bahwa seseorang dianggap mempunyai apabila dia mempunyai keinginan

berprestasi lebih baik daripada yang lain pada banyak situasi. Mc. Clelland

menguatkan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan prestasi, afiliasi dan

kekuasaan.82

Kebutuhan prestasi tercermin dari keinginan mengambil tugas yang dapat

dipertanggungjawabkan secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia

menentukan tujuan yang wajar dapat memperhitungkan resiko dan ia berusaha

melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif. Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini

ditunjukan dengan adanya bersahabat. Kebutuhan kekuasaan, kebutuhan ini

tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh atas orang lain, dia

peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dan ia mencoba menguasai orang

lain dengan mengatur perilakunya dan membuat orang lain terkesan kepadanya,

serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya. Sedangkan guru di kecamatan

Bancak yang tidak dilibatkan dalam perencanaan supervisi cenderung kurang

bersemangat dalam meningkatkan kinerja karena tidak mengetahui kapan atau

apa saja yang harus dipersiapkan dalam kegiatan supervisi.

Keterkaitan dengan peran pengawas dalam motivasi dan kinerja guru PAI,

dari data hasil penelitian terungkap bahwa di kecamatan Bancak yang motivasi

dan kinerja hanya menggugurkan kewajiban sebelumnya berjumlah enam orang

guru setelah pembinaan tinggal lima orang guru, motivasi kinerja sebagai lahan

ibadah sebelumnya berjumlah enam orang setelah pembinaan tinggal empat

82Lihat Sally J. Zepeda, Intructional …, 151.

97

orang, dan motivasi dan kinerja pengembangan diri sebelumnya satu orang

setelah pembinaan menjadi empat orang. Hal ini dapat dianalisis bahwa peran

pengawas kurang signifikan. Sementara di kecamatan Bringin yang motivasi dan

kinerja hanya menggugurkan kewajiban sebelumnya berjumlah delapan orang

guru setelah pembinaan tinggal tiga orang guru, sedangkan motivasi kinerja

sebagai lahan ibadah sebelumnya berjumlah 12 orang setelah pembinaan tinggal

tujuh orang dan motivasi dan kinerja pengembangan diri sebelumnya enam orang

setelah pembinaan menjadi 16 orang. Hal ini dapat dianalisis bahwa peran

pelaksanaan perencanaan supervisi di kecamatan Bringin cukup signifikan

daripada peran perencanaan supervisi di kecamatan Bancak dalam meningkatkan

motivasi dan kinerja guru PAI.

98

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah peneliti menyajikan data dan mendeskripsikannya serta melakukan

analis secara keseluruhan sebagaimana terlihat dalam bab-bab sebelumnya maka

peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan supervisi di kecamatan Bancak dan Bringin mempunyai

kesamaan yaitu perencanaan supervisi di kecamatan Bancak dan Bringin

sudah terencana dengan baik. Hal ini berdasarkan dengan hasil wawancara

dan observasi yang peneliti lakukan kepada pengawas PAI kecamatan

Bancak dan pengawas PAI kecamatan Bringin yang mengatakan dalam

menyusun rencana kegiatan supervisi dapat dijadikan sebagai pedoman

kegiatan kepengawasan dan dapat juga melibatkan guru, sehingga mereka

mengetahui apa yang harus dipersiapkan dan apa yang harus dikerjakan.

Dengan demikian kegiatan supervisi menjadi lebih terarah dan bisa berjalan

dengan lancar. Ini sesuai dengan manfaat-manfaat program supervisi

akademik sebagai pedoman pelaksanaan dan pengawasan akademik, untuk

menyamakan persepsi seluruh warga sekolah tentang program supervisi

akademik, penjamin penghematan dan keefektifan penggunaan sumber daya

sekolah.

98

99

Pengawas PAI kecamatan Bancak dan pengawas PAI kecamatan Bringin

juga mengemukakan bahwa seorang Supervisor sebelum melakukan

tugasnya, sebaiknya memahami prinsip-prinsip perencanaan supervisi

akademik yang meliputi objektif, berdasarkan standar nasional pendidikan

dan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.

2. Keadaan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan

Bringin Kabupaten Semarang awal tahun ajaran 2015/2016 menunjukan

bahwa guru yang di kecamatan Bancak mempunyai motivasi rendah enam

orang guru yang bersatus wiyata bakti, guru yang motivasinya sedang tiga

guru wiyata bakti dan tiga guru PNS, sedangkan yang mempunyai motivasi

tinggi satu orang guru. Sedangkan di Kecamatan Bringin, guru yang

motivasinya rendah delapan orang guru, guru yang mempunyai motivasi

sedang enam orang guru wiyata bakti dan enam guru PNS, sedangkan guru

yang motivasinya tinggi berjumlah enam orang guru PNS.

3. Tingkat keberhasilan pelaksanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam

meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan

Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016 menunjukan bahwa di

Kecamatan Bancak guru yang mempunyai motivasi rendah menjadi lima

guru wiyata bakti, motivasi sedang empat guru wiyata bakti dan yang

mempunyai motivasi tinggi menjadi empat orang guru PNS. Keberhasilan di

kecamatan Bringin memperlihatkan bahwa guru yang motivasinya rendah

100

dari lima orang guru wiyata bakti menjadi tiga oarang guru wiyata bakti,

motivasi sedang berjumlah tujuh orang guru wiyata bakti dan guru yang

mempunyai motivasi tinggi berjumlah 14 guru PNS dan dua guru wiyata

bakti.

B. SARAN

1. Bagi Guru PAI

Hendaknya guru Pendidikan Agama Islam:

Pertama, berusaha untuk senantiasa meningkatkan kualitas atau kompetensi

professional secara terus menerus, salah satunya dengan melanjutkan studi ke

jenjang yang lebih tinggi, memperkaya teknik dan metode pembelajaran dan

melalui Kelompok Kerja Guru PAI dengan aktif mengikuti setiap kegiatan

yang telah diprogramkan oleh KKG PAI. Kedua, dalam mengikuti segala

kegiatan yang diselenggarakan oleh KKG PAI didasari kesadaran penuh

untuk meningkatkan kompetensi profesional bukan semata-mata hanya ingin

kumpul-kumpul dengan teman sebatas ajang silaturrokhim saja. Ketiga, tidak

segan-segan untuk meminta masukan, bimbingan dan arahan supervisor saat

mendapatkan masalah berkenaan dengan kegiatan belajar mengajar.

Keempat, meningkatkan kemampuan/keterampilan dalam mengoperasikan

media atau teknologi informasi.

2. Bagi Supervisor

Untuk meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI supervisor hendaknya:

pertama, memperdalam pemahaman akan konsep supervisi. Kedua,

101

mengenal dengan baik guru-guru PAI binaannya. Ketiga, meningkatkan

frekuensi kunjungan sekolah/kelas. Keempat, meningkatkan

kemampuan/keterampilan dalam mengoperasikan media atau teknologi

informasi. Kelima, melakukan bimbingan terhadap guru yang punya masalah

dalam kegiatan belajar mengajar.

Untuk itu supervisor hendaknya mampu membantu guru untuk

mendefinisikan kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar, ikut serta

memikul tanggungjawab dalam perencanaan dan penyusunan perencanaan

supervisi, dan berpartisipasi dalam mengevaluasi proses dan hasil kegiatan

supervisi. Dengan demikian setiap supervisor harus melibatkan guru

seoptimal mungkin dalam kegiatan supervisi.

3. Bagi Instansi Terkait

Hendaknya bagi instansi terkait (Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan)

lebih memperhatikan rasio jumlah pengawas dan jumlah sekolah binaan yang

bertujuan untuk efektifitas dan kualitas kegiatan supervisi.

4. Bagi Civitas Akademik

Untuk pengembangan keilmuan hendaknya ada dari civitas akademik yang

melakukan penelitian tentang manajemen supervisi maupun supervisi dari

aspek yang lain, yang difokuskan pada peran perencanaan supervisi dalam

meningkatkan motivasi dan kinerja guru Pendidikan Agama Islam.

102

DAFTAR PUSTAKA

Aedi, Nur, Pengawasan Pendidikan Tinjauan Teori dan Praktik, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2014.

Arifin, H. M. Ilmu Perbandingan Pendidikan, Jakarta: Golden Terayon Press, 2003.

Anoraga, Pandji, Psikologi Kerja, Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Asad, Moch. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia Psikologi Industri, Jakarta: Liberty,

2001.

Bailey, Kanneth D. Methods Of Social Research, New York: A Division Of

Macmillan Publishing Co. Inc, 1982.

Fathurrohman, Pupuh dan Aa Suryana, Supervisi Pendidikan dalam Pengembangan

Proses Pengajaran, Bandung: Refika Aditama, 2011.

Gibson, Ivanevich dan Donelly, Organisation Behaviour Struktur Proses,

Penerjemah Djarkasih, Jakarta: Erlangga, 1996.

Glatthorn, Allan A, Supervisory Leadership: Introduction To Instructional

Supervison, United States Of America: Harper Collins Publishers, 1990.

Hanafi, Soni Wahyu, ”Peran Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) dalam

Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar

Negeri di Kecamatan Ponjong Gunungkidul”, Tesis Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tahun Ajaran 2013.

Jelantik, A A. Ketut, Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional Panduan Menuju

PKKS, Yogyakarta: Deepublish, 2012.

Karsiyem dan Muhammad Nur Wangid,”Pelaksanaan Supervisi Akademik dalam

Peningkatan Kinerja Guru Sekolah Dasar Gugus III Sentolo Kulon Progo”, Jurnal

Akuntabilitas Perencanaan Pendidikan, Vol.3 No.2, 2015.

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16

Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Lembaga Administrasi Negara, Kinerja Aparat Pemerintah, Jakarta: LAN, 1992.

Mangkunegara, Anwar Prabu, Evaluasi Kinerja, Bandung: Refika Aditama, 2005.

103

Mantja, Willem, Bahan Ajar : Model Pembinaan / Supervisi Pengajaran, Malang:

Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang, 2000.

Masaong, Abd. Kadim, Supervisi Pengembangan dan Pengembangan Kapasitas

Guru: Memperdayakan Pengawas sebagai Gurunya Guru, Bandung: Alfabeta,

2013.

Masaong, Abd. Kadim, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Profesi Guru,

Bandung: Alfabeta, 2013.

Maunah, Binti, Supervisi Pendidkan Islam Teori dan Praktik, Yogyakarta: Teras,

2009.

Muhadjir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996.

Mujama’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf Asy-Syarif, Al Quran dan

Terjemahnya, Madinah Al Munawwaroh: Kerajaan Arab Saudi, 1427 H.

Muslim, Sri Banun, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme

Guru, Bandung: Alfabeta, 2013.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 16 Tahun 2009. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2012 tentang Pengawas

Madrasah dan Sekolah, Bab II Pasal 4.

Pidarta, Made, Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan, Jakarta: Sarana Press, 1986.

Prasojo, Lantip Diat dan Sudiyono, Supervisi Pendidikan, Yogyakarta: Gava Media,

2002.

Purwanto, M. Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2014.

Retoliah,”Kinerja Pengawas Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru PAI di

Kota Palu”, Istiqra, Jurnal Penelitian Ilmiah, Vol. 2, No. 2 (Juni-Desember 2014).

Rivai, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: Radja Grafindo

Persada, 2004.

Sahertian, Piet A, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka

Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

104

Santosa, Ikhsan, “Pengaruh Pengawasan Pengawas dan Motivasi Berprestasi Guru

terhadap Kinerja Guru Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Kuningan”, Tesis

pada Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Cirebon

Tahun 2009.

Shulhan, Muwahid dan Soim, Manajemen Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras,

2013.

Soeprihanto, John, Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, Yogyakarta:

BPFE, 2000.

Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM: Teori, Dimensi

Pengukuran, dan Implementasi dalam Organisasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2009.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta,

2013.

Suharda, Dadang, Supervisi Profesional, Bandung: Alfabeta, 2010.

Syukri dkk, ”Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah Untuk

Meningkatkan Kinerja Guru Sekolah Dasar Pada Gugus I UPTD Dewantara Aceh

Utara”, Jurnal Administrasi Pendidikan, Vol.3, No.2, 2015.

Toha, Aceng, “Fungsionalisasi Jabatan Pengawas Pendidikan Agama Islam (Studi

tentang Implikasi Keputusan Mentrei Agama Nomor 381/1999 terhadap Kinerja

Pengawas Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Garut)”, Tesis Program Pasca

Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun Ajaran 2001.

Umar, Husain, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan Paradigma

Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah, Jakarta: Radja Grafindo Persada,

2008, 209.

Zepeda,Sally J, Intructional Supervision, Eye On Education, Larcmont, New York:

1956.

https://semarangkab.bps.go.id/06 April 2016.

https://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan/16 Pebruari 2016.

105

DESKRIPSI PROGRAM TAHUNAN PENGAWASAN SEKOLAH 2015/2016

KEMENTERIAN AGAMA KAB. SEMARANG

No. Bidang / Sub

Bidang

Kegiatan

Jenis Kegiatan Tujuan Sasaran Indikator

Keberhasilan

Teknik/Pendekatan

Supervisi

Jadwal

Pelaksanaan

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Pembinaan

Pembinaan

Supervisi

Akademik

kepada Guru

Membuat

program

supervisi

akademik

Menyusun

program tahunan

supervisi akademik

pengawas sekolah

Menyusun program

semester supervisi

akademik

pengawas sekolah

Menyusun program

Rencana kerja

akademik (RKA)

Setiap pengawas

sekolah memiliki

program

pengawas sekolah

Terdapat prota

pengawas sekolah

Terdapat promes

pengawas sekolah

Terdapat RKA

pengawas sekolah

Workshop

penyusunan prota,

promes dan RKA.

Juli 2015

Melaksanakan

program

supervisi

Menumbuh

kembangkan

kualitas

pembelajaran yang

Guru-guru

sekolah binaan

Terdapat jadwal

supervisi klinis.

Instrumen supervisi

Supervisi klinis

Workshop, diskusi,

seminar, rapat,

Juli 2015 –

Juni 2016

106

akademik lebih baik.

Meningkatkan dan

mengembangkan

kemampuan guru

dalam

pembelajaran.

Meningkatkan

perolehan mutu

prestasi siswa.

kelas pelaksanaan

pembelajaran terisi

Terdapat peningkatan

kualitas pembelajaran

Prestasi hasil

pembelajaran siswa

mutunya meningkat.

pertemuan personal

dan kelompok.

Menilai/laporan

pelaksanaan

program

supervisi

akademik

Mengukur dan

memberikan

penilaian terhadap

kinerja guru dalam

supervisi akademik

Mengolah dan

menyajikan hasil

temuan hasil

pembinaan guru

dalam supervisi

akademik

Setiap pengawas

sekolah menyusun

laporan

kepengawasan

sekolah tiap

semester.

Terdapat laporan

pengawas sekolah

tiap semester dari

setiap pengawas

sekolah dalam bidang

akademik.

Penelitian Desember

2015

Juni 2016

Rencana tindak

lanjut supervisi

akademik

Memperbaiki

sistem

pembelajaran lebih

baik pada program

berikutnya dalam

Program tindak

lanjut supervisi

akademik

dilakukan oleh

setiap pengawas

Terdapat laporan hasil

pengolahan temuan

data bidang

akademik.

Metode analisis

statistik dengan

pendekatan analisis

kuantitatif dan

Desember

2015

Juni 2016

107

supervisi

akademik.

sekolah. Terdapat rencana

tindak lanjut (action

plan) bidang

manajerial

analisis kualitatif.

Pembinaan

Supervisi

Manajerial

kepada

Kepala

Sekolah

Membuat

program

supervisi

manajerial

Menyusun

program tahunan

supervisi

manajerial

pengawas sekolah

Menyusun program

semester supervisi

manajerial

pengawas sekolah

Menyusun program

Rencana kerja

manajerial (RKM)

Setian pengawas

sekolah memiliki

program

pengawas sekolah

Terdapat prota

pengawas sekolah

Terdapat

promespengawas

sekolah

Terdapat RKM

pengawas sekolah

Workshop

penyusunan prota,

promes dan RKM.

Juni 2015

Melaksanakan

program

supervisi

manajerial

Melaksanakan

supervisi

manajerial untuk

meningkatkan dan

mengembangkan

kemampuan kepala

sekolah dan tu

dalam pengelolaan

sekolah

Kepala sekolah

binaan

Terdapat jadwal

supervisi personal

dengan kepala

sekolah.

Instrumen

pengelolaan sekolah

terisi

Seluruh kegiatan

Supervisi klinis

Workshop, diskusi,

seminar, rapat,

pertemuan personal

dan kelompok.

Juli 2015 –

Juni 2016

108

adminsitrasi sekolah

berjalan dengan baik.

Terdapat peningkatan

kualitas pelayanan di

sekolah.

Menilai/laporan

pelaksanaan

program

supervisi

manajerial

Mengukur dan

memberikan

penilaian terhadap

kinerja kepala

sekolah dalam

supervisi

manajerial.

Mengolah dan

menyajikan hasil

temuan hasil

pembinaan kepala

sekolah dalam

supervisi

manajerial.

Setiap pengawas

sekolah menyusun

laporan

kepengawasan

sekolah tiap

semester.

Terdapat laporan

pengawas sekolah

tiap semester dari

setiap pengawas

sekolah dalam bidang

manajerial.

Penelitian Desember

2015

Juni 2016

Rencana tindak

lanjut supervisi

manajerial

Meningkatkan

kemampuan kepala

sekolah pada

program berikutnya

Memperbaiki

sistem pengelolaan

Program tindak

lanjut supervisi

manajerial

dilakukan oleh

setiap pengawas

sekolah.

Terdapat laporan hasil

pengolahan temuan

data bidang

manajerial.

Terdapat rencana

tindak lanjut (action

Metode analisis

statistik dengan

pendekatan analisis

kuantitatif dan

analisis kualitatif.

Desember

2015

Juni 2016

109

sekolah lebih baik

pada program

berikutnya dalam

supervisi

manajerial.

plan) bidang

manajerial

2. Pemantauan Membuat

program

pemantauan

delapan standar

nasional

pendidikan

Menyusun

program tahunan

pemantauan 8

standar nasional

pendidikan

pengawas sekolah

Menyusun program

semester

pemantauan 8

standar nasional

pendidikan

pengawas sekolah

Delapan

komponen SNP

dapat terpantau

oleh pengawas

sekolah

Terdapat jadwal

programpemantauan

Terdapat instrumen

pemantauan 8

komponen SNP

Studi dokumentasi

Juni 2015

s.d

Juli 2016

Melaksanakan

program

pemantauan

delapan standar

nasional

pendidikan

Melaksanakan

pemantauan

delapan standar

nasional

pendidikan

Seluruh bidang

pendidikan di

sekolah, yaitu:

Standar Isi

Standar Proses

Standar

Kompetensi

Lulusan

Terdapat instrumen

pemantauan 8

komponen SNP yang

telah terisi oleh

sekolah binaan

Angket

Observasi

Wawancara

Desember

2015 s.d

Juni 2016

110

Standar Pendidik

dan Tenaga

Kependidikan

Standar Sarana

dan Prasarana

Standar

Pengelolaan

Standar

Pembiayaan

Standar

Penilaian

Menilai/laporan

pelaksanaan

pemantauan

delapan standar

nasional

pendidikan

Mengukur dan

memberikan

penilaian terhadap

delapan standar

nasional

pendidikan.

Mengolah dan

menyajikan hasil

temuan hasil

pemantauan

delapan standar

nasional

pendidikan.

Setiap pengawas

sekolah menyusun

laporan hasil

pemantauan tiap

semester.

Terdapat laporan

pemantauan tiap

semester dari setiap

pengawas sekolah

dalam 8 bidang SNP.

Metode analisis

statistik dengan

pendekatan analisis

kuantitatif dan

analisis kualitatif

Desember

2015 s.d

Juni 2016

Rencana tindak

lanjut

pemantauan

Meningkatkan

pemantauan

delapan standar

Program tindak

lanjut pemantauan

dilakukan oleh

Terdapat laporan hasil

pemantauan 8 bidang

Metode analisis

statistik dengan

pendekatan analisis

Desember

2015

111

delapan standar

nasional

pendidikan

nasional

pendidikan

Memperbaiki

sistem pemantauan

delapan standar

nasional

pendidikan.

setiap pengawas

sekolah.

SNP.

Terdapat rencana

tindak lanjut (action

plan) 8 bidang SNP.

kuantitatif dan

analisis kualitatif.

Juni 2016

3. Penilaian

Membuat

program

penilaian kinerja

guru dan kepala

sekolah dan

akreditasi

sekolah untuk

pembinaan.

Menyusun

program penilaian

kinerja guru dan

kepala sekolah

untuk pembinaan.

Program penilaian

kinerja guru,

kepala sekolah

dan sekolah.

Terdapat program

penilaian kinerja guru

dan kepala sekolah

serta kepala sekolah

yang dimiliki oleh

setiap pengawas

sekolah.

Analisis statistik dan

penelitian.

Juli 2015 –

Juni 2016

Melaksanakan

program

penilaian kinerja

guru dan kepala

sekolah dan

akreditasi

sekolah untuk

pembinaan.

Memberikan

penilaian kinerja

guru dan kepala

sekolah dan

akreditasi sekolah

untuk pembinaan.

Mengukur dan

memberikan

penilaian kinerja

Guru,

Kepala sekolah,

Sekolah Binaan

Terdapat jurnal

kegiatan pembinaan

guru, kepala sekolah

dan sekolah yang

dimiliki oleh setiap

pengawas sekolah.

Metode analisis

statistik dengan

pendekatan analisis

kuantitatif dan

analisis kualitatif.

Juli 2015

s.d

Juni 2016

112

guru dan kepala

sekolah dan

akreditasi sekolah

untuk pembinaan.

Menilai/laporan

pelaksanaan

penilaian kinerja

guru dan kepala

sekolah dan

akreditasi

sekolah untuk

pembinaan.

Mengolah dan

menyajikan hasil

temuan hasil

program penilaian

kinerja guru dan

kepala sekolah dan

akreditasi sekolah

untuk pembinaan.

Guru,

Kepala sekolah,

Sekolah Binaan

Setiap guru, kepala

sekolah dan sekolah

mendapatkan laporan

hasil pembinaan dari

setiap pengawas

sekolah.

Metode analisis

statistik dengan

pendekatan analisis

kuantitatif dan

analisis kualitatif.

Membuat

rencana tindak

lanjut penilaian

kinerja guru dan

kepala sekolah

dan akreditasi

sekolah untuk

pembinaan.

Memperbaiki

sistem program

penilaian kinerja

guru dan kepala

sekolah dan

akreditasi sekolah

untuk pembinaan.

Guru,

Kepala sekolah,

Sekolah Binaan

Terdapat rencana

tindak lanjut (action

plan) penilaian

kinerja guru, kepala

sekolah dan sekolah

binaan.

Metode analisis

statistik dengan

pendekatan analisis

kuantitatif dan

analisis kualitatif.

Desember

2015

Juni 2016

113

Jadwal Kegiatan Program Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2015-2016

No Jenis Kegiatan/

Sub Kegiatan

Sasaran Jadwal Waktu Sarana/ Media Pendekatan/Metod

e Yang Digunakan

Keteranga

n

Juli Ags Sep Okt Nop Des

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyusunan program

tahunan supervisi

akademik pengawas

sekolah 2015-2016.

Penyusun program

semester ganjil

supervisi akademik

pengawas sekolah

2015-2016.

Penyusun program

Rencana verja

akademik (RKA)

semester ganjil

2015-2016 .

Setiap

pengawas

sekolah

memiliki

program

pengawas

sekolah

V Dokumen

kebijakan

pendidikan

Laporan hasil

identifikasi

masalah

Ruang

pertemuan

LCD

Workshop

Rapat-rapat

Diskusi

2 Penumbuhan dan

pengembangan

kualitas

pembelajaran yang

Guru-guru

sekolah binaan

V V V V Prota

Promes

Supervisi personal

Supervisi kelompok

114

lebih baik.

Meningkatkan

kemampuan guru

dalam menguasai

teori belajar dan

prinsip-prinsip

pembelajaran yang

mendidik.

Meningkatkan

kemampuan guru

dalam

mengembangkan

kurikulum yang

terkait dengan mata

pelajaran yang

diampu.

Meningkatkan

kemampuan guru

dalam menguasai

materi, struktur,

konsep, dan pola

pikir keilmuan yang

mendukung mata

pelajaran yang

RKA-RKM

Buku Referensi

pembinaan

Jurnal pengawas

Supervisi klinis

Workshop

Seminar

Rapat-rapat

Diskusi

Kolaborasi

Tanya jawab

115

diampu.

Peningkatan dan

pengembangan

kemampuan guru

dalam pembelajaran.

Meningkatkan

kemampuan guru

dalam menguasai

karakteristik peserta

didik dari aspek fisik,

moral, spiritual,

sosial, kultural,

emosional, dan

intelektual

Meningkatkan

kemampuan guru

dalam memfasilitasi

pengembangan

potensi peserta didik

untuk

mengaktualisasikan

berbagai potensi

yang dimiliki.

Meningkatkan

kemampuan guru

dalam bertindak

116

sesuai dengan norma

agama, hukum,

sosial, dan

kebudayaan nasional

Indonesia.

Peningkatan

pencapaian perolehan

mutu prestasi siswa.

Meningkatkan

kemampuan guru

dalam memanfaatkan

teknologi informasi

dan komunikasi

untuk kepentingan

pembelajaran.

Meningkatkan

kemampuan guru

dalam menampilkan

diri sebagai pribadi

yang jujur, berakhlak

mulia, dan teladan

bagi peserta didik

dan masyarakat.

3 Pengukuran dan

penilaian terhadap

kinerja guru dalam

Setiap

pengawas

sekolah

V Instrumen

pengamatan

Tes (quis)

Wawancara

117

supervisi akademik

Pengolahan dan

penyajian hasil

temuan hasil

pembinaan guru

dalam supervisi

akademik

menyusun

laporan

kepengawasan

sekolah tiap

semester.

Komputer

Observasi

4 Perbaikan sistem

pembelajaran lebih

baik pada program

berikutnya dalam

supervisi akademik.

Meningkatkan

kemampuan guru

dalam berkomunikasi

secara efektif,

empatik, dan santun

dengan peserta didik.

Meningkatkan

kemampuan guru

dalam menunjukkan

etos kerja, tanggung

jawab yang tinggi,

rasa bangga menjadi

guru, dan rasa

Program tindak

lanjut supervisi

akademik

dilakukan oleh

setiap pengawas

sekolah.

V Instrumen yg

telah terisi

Analisa statistik

Analisa kuantitatif

Analisa kualitatif

118

percaya diri.

5 Penyusunan program

tahunan supervisi

manajerial pengawas

sekolah 2015-2016

Penyusunan program

semester supervisi

manajerial pengawas

sekolah semester

ganjil 2015-2016.

Penyusunan program

Rencana kerja

manajerial (RKM)

semester ganjil

2015-2016.

Setiap

pengawas

sekolah

memiliki

program

pengawas

sekolah

V Dokumen

kebijakan

pendidikan

Laporan hasil

identifikasi

masalah

Ruang

pertemuan

LCD

Workshop

Rapat-rapat

Diskusi

6 Pelaksanaan

supervisi manajerial

untuk meningkatkan

dan mengembangkan

kemampuan kepala

sekolah dan tu dalam

pengelolaan sekolah

semester ganjil

2015-2016

Meningkatkan

Kepala sekolah

binaan

V V V V Prota

Promes

RKA-RKM

Buku Referensi

pembinaan

Jurnal pengawas

Supervisi personal

Supervisi kelompok

Supervisi klinis

Workshop

Seminar

Rapat-rapat

119

kemampuan Kepala

Sekolah agar

berakhlak mulia,

mengembangkan

budaya dan tradisi

akhlak mulia, dan

menjadi teladan

akhlak mulia bagi

komunitas di sekolah

/madrasah.

kemampuan Kepala

Sekolah agar

memiliki integritas

kepribadian sebagai

pemimpin.

Meningkatkan

kemampuan Kepala

Sekolah agar

menyusun

perencanaan

sekolah/madrasah

untuk berbagai

tingkatan

perencanaan.

Diskusi

Kolaborasi

Tanya jawab

7 Pengukuran dan

memberikan

penilaian terhadap

Setiap

pengawas

sekolah

V Instrumen

pengamatan

Tes (quis)

120

kinerja kepala

sekolah dalam

supervisi manajerial

semester ganjil

2015-2016.

Pengolahan dan

penyajian hasil

temuan hasil

pembinaan kepala

sekolah dalam

supervisi manajerial

semester ganjil

2015-2016.

menyusun

laporan

kepengawasan

sekolah tiap

semester.

Komputer

Wawancara

Observasi

8 Peningkatan

kemampuan kepala

sekolah pada

program berikutnya

semester ganjil

2015-2016.

Perbaikan sistem

pengelolaan sekolah

lebih baik pada

program berikutnya

dalam supervisi

manajerial semester

ganjil 2015-2016.

Program tindak

lanjut supervisi

manajerial

dilakukan oleh

setiap pengawas

sekolah.

V Instrumen yg

telah terisi

Analisa statistik

Analisa kuantitatif

Analisa kualitatif

121

9 Penyusunan program

tahunan pemantauan

8 standar nasional

pendidikan pengawas

sekolah semester

ganjil 2015-2016.

Penyusunan program

semester pemantauan

8 standar nasional

pendidikan pengawas

sekolah semester

ganjil 2015-2016.

Delapan

komponen SNP

dapat terpantau

oleh pengawas

sekolah

V Dokumen

kebijakan

pendidikan

Laporan hasil

identifikasi

masalah

Ruang

pertemuan

LCD

Workshop

Rapat-rapat

Diskusi

10 Pelaksanaan

pemantauan delapan

standar nasional

pendidikan semester

ganjil 2015-2016.

Seluruh bidang

pendidikan di

sekolah, yaitu:

Standar Isi

Standar Proses

Standar

Kompetensi

Lulusan

Standar tenaga

pendidik

V V V V Instrumen SNP Observasi

Wawancara

11 Pengukuran dan

pemberian penilaian

Setiap

pengawas

V Instrumen SNP Analisa statistik

122

terhadap delapan

standar nasional

pendidikan semester

ganjil 2015-2016.

Pengolahan dan

penyajian hasil

temuan hasil

pemantauan delapan

standar nasional

pendidikan semester

ganjil 2015-2016.

sekolah

menyusun

laporan hasil

pemantauan

tiap semester.

Analisa kuantitatif

Analisa kualitatif

12 Peningkatan

pemantauan delapan

standar nasional

pendidikan semester

ganjil 2015-2016

Perbaikan sistem

pemantauan delapan

standar nasional

pendidikan.

Program tindak

lanjut

pemantauan

dilakukan oleh

setiap pengawas

sekolah.

Instrumen yg

telah terisi

Analisa statistik

Analisa kuantitatif

Analisa kualitatif

13 Penyusunan program

penilaian kinerja

guru dan kepala

sekolah untuk

pembinaan semester

Program

penilaian

kinerja guru,

kepala sekolah

dan sekolah.

V Dokumen

kebijakan

pendidikan

Laporan hasil

identifikasi

Workshop

Rapat-rapat

Diskusi

123

ganjil 2015-2016 .

masalah

Ruang

pertemuan

LCD

14 Pemberian penilaian

kinerja guru dan

kepala sekolah dan

akreditasi sekolah

untuk pembinaan

semester ganjil

2015-2016.

Pengukuran dan

pemberian penilaian

kinerja guru dan

kepala sekolah dan

akreditasi sekolah

untuk pembinaan

semester ganjil

2015-2016.

Guru,

Kepala sekolah,

Sekolah Binaan

V V V V V Instrumen

penilaian kinerja

guru

Instrumen

penilaian kinerja

kepala sekolah

Instrumen

penilaian kinerja

sekolah

Observasi

Wawancara

15 Pengolahan dan

menyajikan hasil

temuan hasil program

penilaian kinerja

guru dan kepala

sekolah dan

Guru,

Kepala sekolah,

Sekolah Binaan

V Instrumen

penilaian kinerja

guru dan kepala

sekolah dan

akreditasi

Analisa statistik

Analisa kuantitatif

Analisa kualitatif

124

akreditasi sekolah

untuk pembinaan

semester ganjil

2015-2016.

sekolah

16 Perbaikan sistem

program penilaian

kinerja guru dan

kepala sekolah dan

akreditasi sekolah

untuk pembinaan

semester ganjil

2015-2016

Menyusun laporan

semester ganjil

2015-2016.

Guru,

Kepala sekolah,

Sekolah Binaan

V Instrumen yg

telah terisi

Analisa statistik

Analisa kuantitatif

Analisa kualitatif

17 Menyusun laporan

semester ganjil

2015-2016.

Laporan

semester ganjil

2015-2016

V Dokumen

kepengawasan

Komputer

Analisis kualitatif

125

Jadwal Kegiatan Program Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016

No Jenis Kegiatan/

Sub Kegiatan

Sasaran Jadwal Waktu Sarana/ Media Pendekatan/Metod

e Yang Digunakan

Keteranga

n

Jan Feb Mar Aprl Mei Jun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyusun program

semester Genap

supervisi akademik

pengawas sekolah

2015/2016

Penyusun program

Rencana verja

akademik (RKA)

semester Genap

2015/2016

Setiap

pengawas

sekolah

memiliki

program

pengawas

sekolah

V Dokumen

kebijakan

pendidikan

Laporan hasil

identifikasi

masalah

Ruang

pertemuan

LCD

Workshop

Rapat-rapat

Diskusi

2 Penumbuhan dan

pengembangan

kualitas

pembelajaran yang

lebih baik.

Meningkatkan

kemampuan guru

Guru-guru

sekolah binaan

V V V V Prota

Promes

RKA-RKM

Buku Referensi

pembinaan

Supervisi personal

Supervisi kelompok

Supervisi klinis

Workshop

Seminar

126

dalam melakukan

tindakan reflektif

untuk peningkatan

kualitas

pembelajaran.

Meningkatkan

kemampuan guru

dalam menguasai

materi, struktur,

konsep, dan pola

pikir keilmuan yang

mendukung mata

pelajaran yang

diampu.

Meningkatkan

kemampuan guru

dalam menguasai

standar kompetensi

dan kompetensi dasar

mata pelajaran yang

diampu.

Peningkatan dan

pengembangan

kemampuan guru

dalam pembelajaran.

Meningkatkan

Jurnal pengawas

Rapat-rapat

Diskusi

Kolaborasi

Tanya jawab

127

kemampuan guru

dalam

menyelenggarakan

penilaian dan

evaluasi proses dan

hasil belajar

Meningkatkan

kemampuan guru

dalam berkomunikasi

secara efektif,

empatik, dan santun

dengan sesama

pendidik, tenaga

kependidikan, orang

tua, dan masyarakat.

Mengembangkan

materi pembelajaran

yang diampu secara

kreatif.

Peningkatan

pencapaian perolehan

mutu prestasi siswa.

Meningkatkan

kemampuan guru

dalam memanfaatkan

hasil penilaian dan

128

evaluasi untuk

kepentingan

pembelajaran.

3 Pengukuran dan

penilaian terhadap

kinerja guru dalam

supervisi akademik

Pengolahan dan

penyajian hasil

temuan hasil

pembinaan guru

dalam supervisi

akademik

Setiap

pengawas

sekolah

menyusun

laporan

kepengawasan

sekolah tiap

semester.

V Instrumen

pengamatan

Komputer

Tes (quis)

Wawancara

Observasi

4 Perbaikan sistem

pembelajaran lebih

baik pada program

berikutnya dalam

supervisi akademik.

Program tindak

lanjut supervisi

akademik

dilakukan oleh

setiap pengawas

sekolah.

V Instrumen yg

telah terisi

Analisa statistik

Analisa kuantitatif

Analisa kualitatif

5 Penyusunan program

tahunan supervisi

manajerial pengawas

sekolah 2015/2016.

Penyusunan program

semester supervisi

Setiap

pengawas

sekolah

memiliki

program

pengawas

V Dokumen

kebijakan

pendidikan

Laporan hasil

identifikasi

Workshop

Rapat-rapat

Diskusi

129

manajerial pengawas

sekolah semester

Genap 2015/2016.

Penyusunan program

Rencana kerja

manajerial (RKM)

semester Genap

2015/2016.

sekolah

masalah

Ruang

pertemuan

LCD

6 Pelaksanaan

supervisi manajerial

untuk meningkatkan

dan mengembangkan

kemampuan kepala

sekolah dan tu dalam

pengelolaan sekolah

semester Genap

2015/2016.

Meningkatkan

kemampuan Kepala

Sekolah agar

mengembangkan

organisasi

sekolah/madrasah

sesuai dengan

kebutuhan.

Meningkatkan

Kepala sekolah

binaan

V V V V Prota

Promes

RKA-RKM

Buku Referensi

pembinaan

Jurnal pengawas

Supervisi personal

Supervisi kelompok

Supervisi klinis

Workshop

Seminar

Rapat-rapat

Diskusi

Kolaborasi

Tanya jawab

130

kemampuan Kepala

Sekolah agar

memimpin

sekolah/madrasah

dalam rangka

pendayagunaan

sumber daya sekolah

secara optimal.

7 Pengukuran dan

memberikan

penilaian terhadap

kinerja kepala

sekolah dalam

supervisi manajerial

semester Genap

2015/2016.

Pengolahan dan

penyajian hasil

temuan hasil

pembinaan kepala

sekolah dalam

supervisi manajerial

semester Genap

2015/2016.

Setiap

pengawas

sekolah

menyusun

laporan

kepengawasan

sekolah tiap

semester.

V Instrumen

pengamatan

Komputer

Tes (quis)

Wawancara

Observasi

8 Peningkatan

kemampuan kepala

sekolah pada

Program tindak

lanjut supervisi

manajerial

V Instrumen yg

telah terisi

Analisa statistik

131

program berikutnya

semester Genap

2015/2016.

Perbaikan sistem

pengelolaan sekolah

lebih baik pada

program berikutnya

dalam supervisi

manajerial semester

Genap 2015/2016.

dilakukan oleh

setiap pengawas

sekolah.

Analisa kuantitatif

Analisa kualitatif

9 Penyusunan program

tahunan pemantauan

8 standar nasional

pendidikan pengawas

sekolah semester

Genap 2015/2016 .

Penyusunan program

semester pemantauan

8 standar nasional

pendidikan pengawas

sekolah semester

Genap 2015/2016

Delapan

komponen SNP

dapat terpantau

oleh pengawas

sekolah

V Dokumen

kebijakan

pendidikan

Laporan hasil

identifikasi

masalah

Ruang

pertemuan

LCD

Workshop

Rapat-rapat

Diskusi

10 Pelaksanaan

pemantauan delapan

standar nasional

pendidikan semester

Seluruh bidang

pendidikan di

sekolah, yaitu:

V V V V Instrumen SNP Observasi

Wawancara

132

Genap 2015/2016 Kependidikan

Standar Sarana

dan Prasarana

Standar

Pengelolaan

Standar

Pembiayaan

Standar

Penilaian

11 Pengukuran dan

pemberian penilaian

terhadap delapan

standar nasional

pendidikan semester

Genap 2015/2016.

Pengolahan dan

penyajian hasil

temuan hasil

pemantauan delapan

standar nasional

pendidikan semester

Genap 2015/2016.

Setiap

pengawas

sekolah

menyusun

laporan hasil

pemantauan

tiap semester.

V Instrumen SNP Analisa statistik

Analisa kuantitatif

Analisa kualitatif

12 Peningkatan

pemantauan delapan

Program tindak

lanjut

Instrumen yg Analisa statistik

133

standar nasional

pendidikan semester

Genap 2015/2016

Perbaikan sistem

pemantauan delapan

standar nasional

pendidikan.

pemantauan

dilakukan oleh

setiap pengawas

sekolah.

telah terisi Analisa kuantitatif

Analisa kualitatif

13 Penyusunan program

penilaian kinerja

guru dan kepala

sekolah untuk

pembinaan semester

Genap 2015/2016 .

Program

penilaian

kinerja guru,

kepala sekolah

dan sekolah.

V Dokumen

kebijakan

pendidikan

Laporan hasil

identifikasi

masalah

Ruang

pertemuan

LCD

Workshop

Rapat-rapat

Diskusi

14 Pemberian penilaian

kinerja guru dan

kepala sekolah dan

akreditasi sekolah

untuk pembinaan

semester Genap

2015/2016 .

Pengukuran dan

Guru,

Kepala sekolah,

Sekolah Binaan

V V V V V Instrumen

penilaian kinerja

guru

Instrumen

penilaian kinerja

kepala sekolah

Instrumen

Observasi

Wawancara

134

pemberian penilaian

kinerja guru dan

kepala sekolah dan

akreditasi sekolah

untuk pembinaan

semester Genap

2015/2016 .

penilaian kinerja

sekolah

15 Pengolahan dan

menyajikan hasil

temuan hasil program

penilaian kinerja

guru dan kepala

sekolah dan

akreditasi sekolah

untuk pembinaan

semester Genap

2015/2016 .

Guru,

Kepala sekolah,

Sekolah Binaan

V Instrumen

penilaian kinerja

guru dan kepala

sekolah dan

akreditasi

sekolah

Analisa statistik

Analisa kuantitatif

Analisa kualitatif

16 Perbaikan sistem

program penilaian

kinerja guru dan

kepala sekolah dan

akreditasi sekolah

untuk pembinaan

semester Genap

2015/2016

Guru,

Kepala sekolah,

Sekolah Binaan

V Instrumen yg

telah terisi

Analisa statistik

Analisa kuantitatif

Analisa kualitatif

17 Menyusun laporan Laporan V Dokumen Analisis kualitatif

135

semester genap

2015/2016

semester genap

2014/2015

kepengawasan

Komputer

18 Melakukan

pembinaan

menyusun kisi-kisi

dan soal try-out

persiapan Ujian

Sekolah dan Nasional

semester Genap

2015/2016

Kepala sekolah

dan guru

V V Instrumen yg

telah terisi

Analisa statistik

Analisa kuantitatif

Analisa kualitatif

Melakukan

pemantauan

pelaksanaan try-out

, Ujian Sekolah dan

Ujian Nasional

semester Genap

2015/2016 .

V V V V Instrumen yg

telah terisi

Analisa statistik

Analisa kuantitatif

Analisa kualitatif

1

1

2

2

3

3

4

4

5

5

6

6

7

7

Lampiran: 9

FOTO-FOTO PENELITIAN

Doc. wawancara dengan Ibu Sri Wahyuni, S.Ag. M.Ag.

Pengawas PAI SD kecamatan Bringin

Doc. wawancara dengan Ibu Nur Hamidah, S.Ag. M.Ag.

Pengawas PAI SD kecamatan Bancak

8

8

Doc. wawancara dengan Ibu Z. Famaul Husna, S.Pd.I

Guru PAI SD Bringin 03

Doc. wawancara dengan Ibu Zazinatul Basyiroh, S.Pd.I

Guru PAI SD Plumutan

9

9

Doc. wawancara dengan Ibu Siti Aisyah, S.Pd.I

Guru PAI SD Bancak

Doc. wawancara dengan Bapak Dwi Makhrus Salim, S.Pd.I

Guru PAI SD Rejosari 02

10

10

Doc. wawancara dengan Bapak Zamhari, S.Pd.I

Guru PAI SD Rejosari 01

Doc. wawancara dengan Ibu Rohimatul Hamidah, S.Pd.I

Guru PAI SD Wonokerto

11

11

Doc. wawancara dengan Bapak Nasrudin, S.Pd.I

Guru PAI SD Jlumpang

Doc. wawancara dengan Ibu Wiwik Susilowati, S.Pd.I

Guru PAI SD Bantal

12

12

Doc. wawancara dengan Ibu Nasikah, S.Pd.I

Guru PAI SD Pakis

Doc. wawancara dengan Ibu Sri Rejeki, S.Pd.I

Guru PAI SD Rembes 02

13

13

BIOGRAFI PENULIS

Dibawah ini adalah riwayat hidup pendidikan penulis secara singkat :

Nama : Marsono, S.Pd.I

NIM : M.2.14.007

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 3 April 1984

Alamat : Jl. HM. Arsyad. KM. 8, Desa Eka

Bahurui Kec. Mentawa Baru

Ketapang Kab. Kotawaringin Timur

([email protected])

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Konsentrasi : Supervisi PAI

Biografi Pendidikan :

SDN Kedungringin 04 : Lulus Tahun 1996

MTsN Andong : Lulus Tahun 1999

MA Al-Azhar Andong : Lulus Tahun 2002

S1. STAIN Salatiga /Tarbiyah/PAI : Lulus Tahun 2008

S2. STAIN Salatiga/PAI : Masuk Tahun 2014

Demikian riwayat hidup penulis dalam perjalanan pendidikan, semoga dapat menjadi

perkenalan awal untuk menjalin tali persaudaraan. Mohon maklum adanya.

Salatiga, 22 Agustus 2016

Tertanda,

Marsono, S.Pd.I

NIM. M.2.14.007