peran orang tua dalam membina akhlak anak di desa...

100
PERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK DI DESA PEMATANG RAHIM KECAMATAN MENDAHARA ULU KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh AHYAR NIM. TP.140787 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI 2018

Upload: others

Post on 10-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 28

    PERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK

    DI DESA PEMATANG RAHIM KECAMATAN

    MENDAHARA ULU KABUPATEN

    TANJUNG JABUNG TIMUR

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh

    AHYAR

    NIM. TP.140787

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

    2018

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

    Kode

    Dokumen

    Kode

    Formulir

    Berlaku

    Tanggal

    No. Revisi Tanggal

    Revisi

    Halama

    n

    In. 08-PP-05-

    01

    In.08-FM-PP-

    05-03

    26-02-2018 R-O - 1-1

    Perihal : Nota Dinas

    Lampiran :

    Kepada

    Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi

    Di-

    Jambi

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.

    Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan

    seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudara:

    Nama : Ahyar

    NIM : TP. 140787

    Jurusan : Pendidikan Agama Islam

    Judul : Peran Orang Tua Dalam Membina Akhlak Anak Di Desa Pematang Rahim Kecematan

    Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

    Telah dapat diujikan dihadapan sidang munaqasyah sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar

    Sarjana Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha

    Syaifuddin Jambi. Demikian Pengajuan ini disampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima

    kasih.

    Jambi, November 2018

    Pembimbing I

    Dr. H. Kemas Imron Rosadi, M.Pd NIP.

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

    Kode

    Dokumen

    Kode

    Formulir

    Berlaku

    Tanggal

    No. Revisi Tanggal

    Revisi

    Halama

    n

    In. 08-PP-05-

    01

    In.08-FM-PP-

    05-03

    26-02-2018 R-O - 1-1

    Perihal : Nota Dinas

    Lampiran :

    Kepada

    Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi

    Di-

    Jambi

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.

    Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan

    seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudara:

    Nama : Ahyar

    NIM : TP. 140787

    Jurusan : Pendidikan Agama Islam

    Judul : Peran Orang Tua Dalam Membina Akhlak Anak Di Desa Pematang Rahim Kecematan

    Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

    Telah dapat diujikan dihadapan sidang munaqasyah sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar

    Sarjana Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha

    Syaifuddin Jambi. Demikian Pengajuan ini disampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima

    kasih.

    196911171994011001

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    PERNYATAAN ORISINALITAS

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun sebagai sarat

    memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Syaifuddin

    Jambi seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.

    Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari hasil karya orang

    lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan

    ilmiah.

    Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan hasil karya sendiri

    atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima

    sanksi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

    Jambi, November 2018

    Penulis

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    PERSEMBAHAN

    Seiring do’a dan tetesan kerinduan yang mendalam dan kebahagiaan saya

    persembahkan skripsi ini dengan rasa kasih sayang dan penuh kehormatan kepada

    ayahanda H.M. Sayuti dan Ibunda HJ. Rusmi tercinta yang selalu tabah dan

    dengan penuh kasih sayang mengasuh, membimbing dan membesarkan hingga

    saya dewasa.

    Semoga Allah ’Azza Wajalla membalas semua amal serta pahala bagi

    saudara-saudariku semua, Amiin Ya Rabbal ’Alamiin.

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    MOTTO

    َويمََ وَة َ َحَسَنةَ لَِمنَي ََكنََ يَريُجو اّلَلََ َواْلي سيُ لََقدَي ََكنََ لَُكمَي ِفَ رَُسولَِ اّلَلَِ أ

    ِخرََ َوَذَكرََ اّلَلََ َكثرًِيا (األحزاب: ٢١) اْليArtinya: “Seseungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri

    teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang

    mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan

    Dia banyak menyebut Allah”. (QS. Al-Ahzab: 21).(Al-

    Qur’an dan Terjemahannya, 2003, hal. 670)

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    KATA PENGANTAR

    َنِِ اارَِّحمي ْحم ــــــــــــــــــم اِهللا الرَّ بِسم

    Alhamdulillah puji syukur kepda Allah SWT, Tuhan Yang Maha ’Alim

    yang kita tidak mengetahui keculi apa yang diajarkannya, atas iradahnya hingga

    skripsi ini dapat dirampungkan. Salawat dan salam atas Nabi SAW pembawa

    risalah pencerahan bagi manusia.

    Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

    kademik guna mendapatkan gelar Sarjana pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. penulis menyadari sepenuhnya bahwa

    penyelesaian skripsi ini tidak banyak melibatkan pihak yang telah memberikan

    motivasi baik moril maupun materil.

    Untuk itu, sebagai ungkapan kebahagiaan, penulis ucapkan terimakasih dan

    rasa hormat yang tulus kepada yang terhormat:

    1. Dr. H. Hadri Hasan, MA. Selaku Rektor UIN STS Jambi.

    2. Dr. HJ. Armidah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi

    3. Bapak Dr. H. Kemas Imron Rosadi, M.Pd dan Ibu Hindun, S. Ag, M.Pd.I

    selaku Pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu dan

    mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam

    menyelsaikan skripsi ini.

    4. Sahabat-sahabat mahasiswa Kelas PAI B angkatan 2014-2015 yang telah

    menjadi partner diskusi dalam menyusun skrpsi ini.

    5. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi tiada henti

    hingga menjadi pendorong dan penyemangat bagi penulis dalam

    menyelesaikan skripsi ini.

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan hikmah

    dan manfaat bagi semua pihak dan khususnya bagi penulis sendiri. Amiin Ya

    Rabbal ’Alamin.

    Jambi, November 2018

    Penulis

    Akhyar________

    NIM. TP. 140787

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    ABSTRAK

    Nama : Ahyar

    Jurusan : TP. 140787

    Judul : Peran Orang Tua Dalam Membina Akhlak Anak Di Desa

    Pematang Rahim Kecematan Mendahara Ulu Kabupaten

    Tanjung Jabung Timur.

    Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran orang tua dalam

    membina akhlak anak di desa pematang rahim kecematan mendahara ulu

    kabupaten tanjung jabung timur mengetahui bagaimana peran orang tua dalam

    membina akhlak anak di desa pematang rahim kecmatan mendahara ulu

    kabupaten tanjung jabung timur dan mengetahui bagaimana upaya orang tua

    dalam menanggulangi kendala dalam membina akhlak anak tersebut di desa

    pematang rahim keceamatan mendara ulu kabupaten tanjung jabung timur.

    Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, tujuan menggunakan penelitian ini

    adalah untuk memberikan jawaban atas permasalahan yang dibentangkan. Adapun

    cara yang ditempuh mendapatkan data/fakta yang terjadi pada subjek penelitian

    untuk memperoleh data yang valid adalah dengan menggunakan teknik

    pengumpulan data melalui metode obsevasi, wawancara, dokumentasi. Teknik

    analisis data yang digunakan adalah dengan reduksi data, penyajian data, dan

    verifikasi/penarikan kesimpulan

    Adapun tujuan penelitian ini adalah: Pertama ingin mengetahui bagaimana

    kondisi Akhlak anak di Desa Pematang Rahim Kecematan Mendahara Ulu

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kedua ingin mengetahui Bagaimana upaya

    dan kendala orang tua dalam membina akhlak anak di Desa Pematang Rahim

    Kecematan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Timur vKetiga ingin

    mengetahui Bagaimana peran orang tua dalam pembinaan akhlak anak di Desa

    Pematang Rahim Kecematan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

    Kata Kunci: Peran Orang Tua, Akhlak, Anak.

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    ABSTRACT

    Name : Ahyar

    NIM : TP. 140787

    Major : Islamic Religious Education

    Title : The Role Of Parent In Fostering Children’s Morals In The

    Wombdwelling Village Of The Sub-District Of Ulu Tanjung

    Jabung Timur Regency

    This thesis aims to find out how the role of parents in fostering children’s Morals

    Morals In The Wombdwelling Village Of The Sub-District Of Ulu Tanjung

    Jabung Timur Regency and knowing the efforts of parents in overcoming

    obstacles in developing childre’s morals Morals In The Wombdwelling Village Of

    The Sub-District Of Ulu Tanjung Jabung Timur Regency

    This research is a qualitative research, the purpose of using this research is to

    provide answers to the problems that unfold. The way taken to obtain data / facts

    that occur on the subject of research to obtain valid data is to use data collection

    techniques through obsevation methods, interviews, documentation. Data analysis

    techniques used are with data reduction, data presentation, and verification /

    withdrawal of conclusions.

    The purpose of this study is to first know how the moral condition of the child In

    The Wombdwelling Village Of The Sub-District Of Ulu Tanjung Jabung Timur

    Regency, secondly wan to know how the efforts and contrainst of parents in

    developing the morality of children In The Wombdwelling Village Of The Sub-

    District Of Ulu Tanjung Jabung Timur Regency, third want to know how the role

    of parents in helping children morals In The Wombdwelling Village Of The Sub-

    District Of Ulu Tanjung Jabung Timur Regency.

    Keywords: The Role Parents, Morals, Childr

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

    NOTA DINAS ........................................................................................................... ii

    PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... iii

    PERSEMBAHAN ..................................................................................................... iv

    MOTTO .................................................................................................................... v

    KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi

    ABSTRAK ................................................................................................................ vii

    ABSTRACT .............................................................................................................. viii

    DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix

    DAFTAR TABEL..................................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Maslah ................................................................................... 1 B. Fokus Penelitian ............................................................................................. 8 C. Rumusan Masalah .......................................................................................... 8 D. Tujuan dan manfaat Penelitian ....................................................................... 9

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kajian Teoritik ............................................................................................... 10 1. Peranan .............................................................................................................. 10

    2. Orang Tua .......................................................................................................... 10

    3. Akhlak ............................................................................................................... 11

    4. Anak .................................................................................................................. 14

    5. Peran Orang Tua Dalam Membina Akhlak ....................................................... 14

    B. Studi Relevan......................................................................................................... 25

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Desain Penelitian ............................................................... 28 B. Setting dan Subjek Penelitian....................................................................... 28

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    C. Jenis dan Sumber Data ................................................................................. 29 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 31 E. Teknik Analisis Data .................................................................................... 32 F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .......................................................... 33 G. Jadwal Peneltian ........................................................................................... 36

    BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

    A. Temuan Umum............................................................................................. 37 1. Historis ..................................................................................................... 37

    2. Orbitasi Desa ............................................................................................ 37

    3. Batas dan Luas Wilayah ........................................................................... 37

    4. Etnis.......................................................................................................... 38

    5. Bahasa ...................................................................................................... 38

    6. Religi ........................................................................................................ 38

    8. Kesenian ................................................................................................... 39

    B. Temuan Khusus ........................................................................................... 50

    1. Kondisi Akhlak Anak Di Desa Pematang Rahim .................................... 50

    2. Kendala Orang Tua Dalam Membina Akhlak Anak Di Desa Pematang

    Rahim ...................................................................................................... 57

    3. Peran Orang Tua Dalam Membina Akhlak Anak Di Desa Pematang

    Rahim ...................................................................................................... 60

    BAB V PENUTUP

    H. Kesimpulan .................................................................................................. 64 I. Saran ............................................................................................................. 65 J. Penutup ......................................................................................................... 65

    DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    DAFTAR TABEL

    Tabel IV.1 Keadaan Etnis di Desa Pematang Rahim Tahun 2018 ............................ 38

    Tabel IV.2 Religi / Agama Di Desa Pematang Rahim Tahun 2018 .......................... 39

    Tabel IV. 3 Keadaan Fasilitas Pendidikan ................................................................. 41

    Tabel IV. 4 Keadaan Fasilitas Kesehatan .................................................................. 41

    Tabel IV.5 Keadaan Fasilitas Keagamaan ................................................................. 41

    Tabel IV. 6 Keadaan Fasilitas Perekonomian ............................................................ 41

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    DAFTAR GAMBAR

    1. Gambar Struktur Pemerintahan Desa Pematang Rahim ........................................ 47

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Setiap manusia dilahirkan kemuka bumi ini dalam keadaan suci

    bagaikan sehelai kertas putih. Orang tua memiliki kebebasan untuk menulis

    apa saja di atas kertas tersebut. Akan tetapi, orang tua juga harus menyadari

    bahwa setiap anak merupakan amanah dari Allah Swt, dan akan diminta

    pertanggung jawaban kepada orang tua mengenai tugas mereka sebagai

    orang tua di akhirat kelak. Selain itu orang tua juga memerintahkan agar

    orang tua juga berlaku sebagai kepala dan pemimpin dalam keluarganya serta

    berkewajiban untuk memelihara keluarganya dari api neraka, sebagaimana

    firman Allah Swt,

    َها يَُّأ ۡهلِيُكۡمَنَاٗراَينَََّلَِٱَيَٰٓ

    َنُفَسُكۡمََوأ

    َأ َي قُٓوا َي ََ)٦َ(َءاَمُنوا

    Artinya:‘’Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

    keluargamu dari api neraka’’( Q.S At-tahrim 6 ).

    Imam Al-Ghazali menuturkan, ‘’anak adalah amanat dari Allah Swt,

    bagi orang tuanya. Hatinya putih bagaikan mutiara yang indah nan

    cemerlang, bersih dari setiap lukisan dan gambar, ia akan menerima setiap

    yang di lukiskan dan mengikuti arah mana pun yang di tunjukan, jika di

    ajarkan dan di biasakan melakukan kebaikan, ia akan menjadi manusia yang

    baik dan akan membahagiankan orang tua, guru, pengajar dan pendidiknya di

    dunia dan akhirat. Tapi, jika di biasakn melakukan keburukan dan di biarkan

    seperti hewan, ia kan celaka dan rusak, sementara dosa untuk itu akan di

    timpakan ke pundak para pendidik dan orang tuanya. (Muhammad Fadlail,

    2010, hal. 170-171).

    Ibnu Al-Qoyyim menegaskan peran penting keluarga dalam

    pendidikan anak, menurutnya, ‘’kerusakan moral anak sebagian besar di

    sebabkan karena orang tua tidak mencurahkan perhatian besar, dan tidak pula

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    mengajarkan prinsip-prinsip agama kepada anak mereka sejak dini.

    Akibatnya, masa masa kecil anak terbuang sia-sia tanpa mendapatkan

    manfaat apapun dari orang tua mereka. (Basya, 2011, hal. 170-171). Orang

    tua harus menyadari tanggung jawab dan amanah yang mereka emban,

    sehingga di dalam mendidik mereka harus dihadapi dengan penuh kesabaran

    karena seorang anak merupakan sebuah cobaan, Firman Allah Swt.

    َٓ وَََإَِنَما َٞۚ ۡوَلَُٰدُكۡمَفِۡتَنة ََٰلُُكۡمََوأ ۡمَو

    َََعِظيمَ َۥَِٓعنَدهََُّلَلَُٱأ ۡجر

    َ )١٥ََ(أ

    Artinya: ‘’sesungguhnya harta dan anak-anak itu adalah cobaan (ujian),

    dan di sisi ALLAH ada pahala yang besar’’(Q.S At-Taghaabuun,

    64:15).

    Berangkat dari ayat di atas maka bagaimana sikap kedua orang tua di

    dalam menghadapi dan memperlakukan cobaan ‘’anak’’ akan sangat

    mempengaruhi kondisi anak dalam perkembangannya. Maka sudah menjadi

    kewajiban orang tua untuk mengarahkan dan membimbing anak-anak menuju

    hal-hal yang baik dan benar serta menjauhkan mereka dari pengaruh-

    pengaruh buruk yang dapat mewarnai keimanan serta kepribadian mereka

    (Muhammad fadlail, 1976, hal. 154). Seiring dengan pertumbuhan seorang

    anak, tanggung jawab orang tua akan semakin besar terutama dalam

    menanamkan Nilai-Nilai Agama Islam. Ketika seorang anak memasuki usia

    SD (Sekolah Dasar) mereka akan mengalami hal-hal yang belum mereka

    temukan sebelumnya. Dalam menghadapi situasi seperti ini, orang tua harus

    bijak dalam bersikap. Orang tua harus selalu menanamkan Nilai-Nilai Agama

    Islam kepada anak-anak mereka agar terciptnya iptek dan imtaq anak.

    Pembinaan berasal dari kata ‘bina’ yang berarti bangun/bangunan.

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembinaan berarti membina,

    memperbaharui, atau proses, perbuatan, cara membina, usaha, tindakan dan

    kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk

    memperoleh hasil yang lebih baik. Pembinaan adalah kegiatan yang

    dilakukan secara sadar, terencana, teratur dan terarah untuk meningkatkan

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    pengetahuan, sikap dan ketrampilan objek dengan tindakan pengarahan serta

    pengawasan untuk mencapai tujuan. Akhlak yang baik merupakan sifat nabi

    dan orang-orang siddiq sedangkan akhlak yang buruk merupakan sifat

    syaithan dan orang-orang yang tercela. (Mahjudin, 2009, hal. 10)

    Pembinaan merupakan suatu usaha atau kegiatan memberi bimbingan.

    Bimbingan merupakan arti dari kata ‘guidance’ berasal dari kata dasar

    ‘guide’ yang mempunyai beberapa arti, yaitu: (a) menunjukkan jalan

    (showing the way),(b) memimpin (leading), (c) memberikan petunjuk (giving

    instruction), (d)mengatur (regulating), (d) mengarahkan (governing), dan (e)

    memberi nasehat (giving advice).

    Keluarga tidak terlepas dari ayah, ibu dan anak, di dalam keluargalah

    anak pertama kali mendapatkan pendidikan, dan di dalam keluarga ibu yang

    paling berperan dalam mendidik anak-anaknya karena ibu adalah madrasah

    yang paling utama bagi anakanaknya. Pembinaan budi pekerti anak, karena

    pendidikan yang paling utama yang didapatkan oleh anak adalah dari

    keluarganya. Seperti yang diungkapkan oleh Ahmadi (2004, hal. 108)

    “Keluarga adalah wadah yang sangat penting di antara individu dan

    group, dan merupakan kelompok sosial yang pertama dimana

    anakanak menjadi anggotanya”.

    Dan keluargalah yang sudah tentu menjadi tempat untuk mengadakan

    sosialisasi kehidupan anak-anak. Ibu, ayah dan saudara-saudaranya serta

    keluarga-keluarga yang lain adalah orang-orang yang pertama dimana anak-

    anak mengadakan kontak dan yang pertama pula untuk mengajar pada anak-

    anak itu sebagaimana dia hidup dengan orang lain. Jadi keluarga adalah

    sekumpulan individu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Dari penjelasan

    diatas, jelas bahwa keluarga sangat memiliki peran yang sangat penting dalam

    pembinaan budi pekerti anak, karena keluarga menjadi contoh yang paling

    utama yang dapat dilihat langsung oleh anak-anaknya, keluarga harus

    menjadi panutan untuk anaknya agar budi pekerti anak bisa lebih baik.

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    Keluarga harus memberikan contoh yang baik bagi anakanaknya.

    Peran keluarga terhadap anak yang paling penting adalah peran ibunya,

    karena ibu adalah madrasah pertama bagi anak, jadi kasih sayang yg paling

    utama di dapatkan dari ibunya, selain itu peran keluarga terhadap anak sangat

    penting karena dengan adanya perhatian dari orang tua anak akan menjadi

    lebih baik, karena itu perhatian dan kedisiplinan sangat penting dalam

    keluarga. Peran keluarga terhadap anak yang paling berperan adalah ibu,

    karena ayah tidak mempunyai waktu untuk mendidik anak, peran keluarga

    terhadap anak adalah mendidik, melatih membimbingnya kejalan yang benar,

    peran keluarga terhadap anak adalah menjaga anak-anaknya dengan baik. Jadi

    keluarga sangat berperan dalam mendidik anak-anaknya, karena di dalam

    keluarga anak mendapatkan kasih sayang yang paling utama. Hal ini sesuai

    dengan yang diungkapkan Sarbin dalam Affan (2014, hal. 7) menyebutkan:

    “Istilah peranan menggambarkan perilaku yang diharapkan dari

    pemegang satu posisi atau status tertentu, definisi ini menekankan: a)

    Harapan yang tertentu mengenai perilaku yang tepat bagi pemegang

    posisi tertentu; b) Pemeran yaitu tingkah laku seseorang yang

    ditugaskan menempati suatu posisi tertentu”.

    Jadi yang dimaksud dengan peran adalah serangkaian perilaku yang

    diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik

    secara formal maupun seacara informal. Peran didasarkan pada ketentuan dan

    harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan

    dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka

    sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut.

    Keluarga biasanya terdiri dari suami, istri dan anak-anaknya. Anak-

    anak inilah yang nantinya berkembang dan mulai bias melihat dan mengenal

    diri sendiri, kemudian belajar dari segala yang dilihatnya dan akhirnya akan

    memberinya suatu pengalaman individual. Dari sinilah si anak mulai dikenal

    sebagai individu. Individu ini pada tahap selanjutnya mulai merasakan bahwa

    telah ada individu-individu lain yang berhubungan dengannya secara

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    fungsional. Individual-individual tersebut adalah keluarganya yang

    menyebutkan cara pandang dan cara menghadapi masalah-masalah,

    membinanya dengan cara menyelusuri dan meramalkan hari esoknya,

    mempersiapkan pendidikan, keterampilan dan budi pekertinya (Ahmadi,

    2009, hal. 222).

    Adapun cara membina anak usia sekolah dasar itu melalui perbuatan

    ataupun ungkapan-ungkapan yang baik untuk ditiru oleh anak, perhatian

    orang tua terhadap anaknya, karena ketika di sekolah guru tidak semua

    memberikan perhatian terhadap siswa/anak, jadi orang tua dirumah yang

    paling berperan dalam memperhatikan anak, mempelajari permasalahan yang

    ada dalam diri anak baru kemudian dibina oleh orang tuanya, memberikan

    waktu terhadap anak untuk belajar, bermain dan mengaji. Budi pekerti

    terhadap anak adalah ahklak, karena akhlak adalah pondasi yang pertama

    yang harus diterapkan oleh orang tua terhadap anaknya, jadi orang tua sangat

    penting dalam mengajarkan anak ke akhlak yang lebih baik, adanya

    pembagian waktu, tidak membatasi pergaulan dalam berteman.

    Berdasarkan penjelasan di atas maka budi pekerti terhadap anak

    adalah akhlak yang baik, hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Gunawan

    (2012:13) mengemukakan:

    “Secara etimologis budi pekerti dapat dimaknai sebagai penampilan

    diri yang berbudi. Secara leksikal, budi pekerti adalah tingkah laku,

    perangai akhlak dan watak. Budi pekerti memiliki hubungan dengan

    etika, akhlak, dan moral”.

    Moral adalah ajaran tentang baik dan buruk yang diterima umum

    mengenaiperbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya. Moral juga berarti

    akhlak, budi pekerti dan susila. Budi pekerti adalah kesopana pada anak, dan

    budi pekerti anak adalah akhlak yang lebih utama yang harus dimiliki oleh

    anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Mujib dan Jusuf (2008, hal. 1)

    menyatakan:

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    “Budi pekerti sering kali dipersamakan dengan istilah sopan santun,

    susila, moral, etika, adab atau akhlak. Kesemua memiliki makna yang

    sama, yaitu sikap, perilaku, dan tindakan individu yang mengacu pada

    norma baik-buruk dalam hubungannya dengan sesame individu,

    anggota keluarga, masyarakat, hidup berbangsa, bernegara bahkan

    sebagai umat beragama, yang bertujuan untuk perbaikan dan

    peningkatan kualitas diri”.

    Akhlak adalah keadaan yang melekat pada jiwa manusia. Karena itu

    suatu perbuatan baru dapat disebut pencerminan akhlak, jika memenuhi

    beberapa syarat. Syarat itu antara lain adalah: (1) dilakukan berulang-ulang.

    Jika dilakukan sekali saja, atau jarang-jarang, tidak dapat dikatakan akhlak.

    (2) timbul dengan sendirinya, tanpa dipikir-pikir atau ditimbang berulang-

    ulang karena perbuatan itu telah menjadi kebiasaan baginya. (Daud Ali, 2005,

    hal. 348)

    Akhlak adalah segala sesuatu yang berguna, yang sesuai dengan nilai

    dan norma agama; nilai serta norma yang terdapat dalam masyarakat,

    bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Yang buruk adalah segala sesuatu

    yang tidak berguna, tidak sesuai dengan nilai dan norma agama serta nilai dan

    norma masyarakat. (Daud Ali, 2005, hal. 355)

    Akhlak berarti watak, budi pekerti, karakter, keperwiraan, kebiasaan.

    Kata akhlâq ini berakar kata khalaqa yang berarti menciptakan, seakar

    dengan kata Khâliq (pencipta), makhlûq (yang diciptakan), dan khalq

    (penciptaan). Kesamaan akar kata ini mengandung makna bahwa tata perilaku

    seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya harus merefleksikan dan

    berdasarkan nilai-nilai kehendak Khâliq (Tuhan). (Mahjuddin, 2011, hal. 19)

    Menurut bahasa (Etimologi) perkataan akhlak ialah bentuk jamak dari

    khuluq (Khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau

    tabi’at.

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    Akhlak dalam bahasa arab merupakan jama’ dari Khuluq yang

    mengandung beberapa arti diantaranya: a) Tabiat, yaitu sifat dalam diri yang

    terbentuk oleh manusia tanpa dikehendaki dan tanpa diupayakan. b) Adat,

    yaitu sifat dalam diri yang diupayakan manusia melalui latihan, yakni

    berdasarkan keinginannya. c) Watak, cakupannya meliputi hal-hal yang

    menjadi tabiat dan hal-hal yang diupayakan hingga menjadi adat. Kata akhlak

    juga bisa berarti kesopanan dan agama.

    Secara sadar, terencana, teratur dan terarah untuk meningkatkan

    pengetahuan, sikap dan ketrampilan objek dengan tindakan pengarahan serta

    pengawasan untuk mencapai tujuan. Secara etimologis, kata akhlak berasal

    dari bahasa Arab alakhlaq yang merupakan bentuk jamak dari kata khuluq

    yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. (Marzuki, 2009,

    hal. 8)

    Menurut Abdullah Darraz, perbuatan-perbuatan manusia yang dapat

    dianggap sebagai manifestasi dari akhlaknya, apabila memenuhi dua syarat,

    yaitu : 1) Perbuatan-perbuatan itu dilakukan berulang kali dalam bentuk yang

    sama, sehingga menjadi suatu kebiasaan bagi pelakunya; 2) Perbuatan-

    perbuatan itu dilakukan karena dorongan jiwanya, bukan karena adanya

    tekanan dari luar, seperti adanya paksaan yang menimbulkan ketakutan atau

    bukan bujukan dengan harapan mendapatkan sesuatu. (Ahmad Supadie, 2011,

    hal.217)

    Ketika memasuki usia anak-anak menuju remaja, dalam membina

    Akhlak anak tidak cukup hanya dengan menyerahkan tanggung jawab anak

    kepada guru di sekolah. Namun, orang tua memiliki peran yang penting

    dalam membina Akhlak mereka. Jika hal demikian terjadi, maka anak-anak

    cenderung tidak memiliki Akhlak baik, karena mereka tidak lagi diberikan

    binaan Akhlak dan nilai ajaran Agama Islam yang cukup dari kedua orang

    tua mereka.

    Hal ini banyak di jumpai di masyarakat desa Pematang Rahim

    kecematan mendahara ulu kabupaten Tanjung jabung timur, dimana orang tua

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    merasa lepas dari tanggung jawab mereka sebagai orang tua, akibat nya

    anak-anak tumbuh dalam keadaan pengetahuan Agama yang kurang, serta

    prilaku yang tidak baik, hal demikian terjadi karena mereka tidak

    mendapatkan pengetahuan dan penerapan Nila-Nilai Agama Islam yang baik

    dari kedua orang tuanya. Di samping itu, pengaruh teknologi yang serba

    canggih seperti televisi dan handpone, serta internet perlahan lahan juga

    sudah memudarkan Nilai-Nilai Agama Islam yang ada.

    Berdasarkan pengamatan awal (grand tour) bahwa pertama masih

    banyak anak yang kurang sopan terhadap orang tua, seperti tidak memberi

    salam ketika masuk rumah, kedua masih banyak anak yang akhlak nya

    kurang baik seperti Kebiasaan merokok, sering berkata kotor, sering

    berbohong. Bertolak belakang dari dari permasalahan ini, oleh karena itu

    penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian yang di angkat dengan

    judul: ‘Peran Orang Tua Dalam Membina Akhlak Anak Di Desa

    Pematang Rahim Kecematan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung

    Jabung Timur.

    B. Fokus penelitian

    Penelitian ini agar tidak menyimpang dari tujuan semula maka perlu

    adanya pembatasan masalah yaitu: penelitian ini difokuskan pada anak usia 7-

    12 tahun di Desa Pematang Rahim Kecematan Mendahara Ulu Kabupaten

    Tanjung Jabung Timur.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi

    pokok-pokok permasalahan adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana kondisi Akhlak anak di Desa Pematang Rahim Kecematan

    Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Timur?

    2. Apa kendala orang tua dalam membina Akhlak anak di Desa Pematang

    Rahim Kecematan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Timur?

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    3. Bagaimana peran orang tua dalam Membina akhlak anak di Desa

    Pematang Rahim Kecematan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung

    Timur?

    D. Tujuan dan kegunaan penelitian

    1. Tujuan penelitian

    a. Ingin mengetahui bagaimana kondisi Akhlak anak di Desa

    Pematang Rahim Kecematan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung

    Jabung Timur.

    b. Ingin mengetahui kendala orang tua dalam membina akhlak anak

    di Desa Pematang Rahim Kecematan Mendahara Ulu Kabupaten

    Tanjung Jabung Timur

    c. Ingin mengetahui Bagaimana peran orang tua dalam pembinaan

    akhlak anak di Desa Pematang Rahim Kecematan Mendahara Ulu

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

    2. Kegunaan penelitian

    a. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Orang tua dalam

    membina Akhlak anak di Desa Pematang Rahim Kecematan

    Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

    b. Sebagai materi untuk wawasan berpikir dan sebagai

    pengembangan ilmu pengetahuan bagi penulis.

    c. Sebagai salah satu persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata

    satu (S1) di fakultas tarbiyah dan keguruan UIN STS Jambi.

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kerangka Teori

    1. Peranan

    Peranan adalah “tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam

    suatu peristiwa" (Riwayadi dan Suci, 2013, hal. 541). Peranan adalah

    sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang utama

    (di dalam terjadinya sesuatu hal). Peranan juga berarti yang dimainkan,

    tugas kewajiban suatu pekerjaan. Peranan berarti bagian yang harus

    dilakukan di dalam suatu kegiatan(Nasir, 2002, hal. 9). Dari pengertian ini

    dapat dipahami bahwa peranan adalah tindakan yang dilakukan seseorang

    dalam berbuat sesuatu.

    2. Orang tua

    Orang tua adalah orang yang sudah tua, bapak atau ibu, orang yang

    lebih tua, atau orang yang dianggap tua (Zakiyah Darajat, 1996, hal. 71).

    "Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak.

    Kepribadian orang tua, sikap dan care hidup mereka merupakan unsur-

    unsur pendidikan yang tidak langsung dengan sendirinya akan masuk ke

    dalam kepribadian anak yang sedang tumbuh. Orang tua sebagaimana

    pemahaman umum yang berkembang terdiri dari ayah dan ibu. Keduanya

    adalah orang tua secara kodrati telah ditakdirkan oleh Allah sebagai orang

    tua. Untuk itu yang dimaksud dengan orang tua dalam penelitian ini adalah

    orang tua yang meliputi bapak dan ibu yang melahirkan atau bapak dan

    ibu yang mengasuh dari kecil hingga dewasa. Orang tua dan anak hidup

    dalam wadah yang disebut dengan keluarga atau famili.

    Keluarga adalah kesatuan keluarga yang besar itu, selain

    merupakan kesatuan kekeluargaan juga merupakan kesatuan ekonomi dan

    kesatuan hukum; ia mengenal upacara-upacara ibadat dan juga cara

    pendidikan anak-anak mereka (Poerwanto, 1995, hal. 77). Keluarga harus

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    mengusahakan membina individu umat dengan segala kekhususan dan

    keistimewaannya. Juga mengandung arti telah menciptakan kondisi

    keluarga shaleh dengan segala kekhususan dan keistimewaannya.

    Kemudian baik disadari maupun tidak, berarti ia telah ikut andil dalam

    membina masyarakat teladan yang nyata dengan segala kekhususan dan

    keistimewaannya, di dalam rangka menciptakan individu masyarakat dan

    keluarga yang shaleh.

    3. Akhlak

    Menurut Abdullah Darraz, perbuatan-perbuatan manusia yang

    dapat dianggap sebagai manifestasi dari akhlaknya, apabila memenuhi dua

    syarat, yaitu : 1) Perbuatan-perbuatan itu dilakukan berulang kali dalam

    bentuk yang sama, sehingga menjadi suatu kebiasaan bagi pelakunya; 2)

    Perbuatan-perbuatan itu dilakukan karena dorongan jiwanya, bukan karena

    adanya tekanan dari luar, seperti adanya paksaan yang menimbulkan

    ketakutan atau bukan bujukan dengan harapan mendapatkan sesuatu.

    (Muhjidin Mawardi, 2011, hal. 19)

    Secara sadar, terencana, teratur dan terarah untuk meningkatkan

    pengetahuan, sikap dan ketrampilan objek dengan tindakan pengarahan

    serta pengawasan untuk mencapai tujuan. Secara etimologis, kata akhlak

    berasal dari bahasa Arab alakhlaq yang merupakan bentuk jamak dari kata

    khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.

    (Marzuki, 2009, hal. 8)

    Akhlak (Al-Khuluq) adalah perangai (As-Sajiyyah) dan tabi'at (At-

    Thab). Al-Khuluq menurut bahasa adalah sesuatu menjadi kebiasaan

    seseorang yang berupa adab. Al-Khuluq itu adalah tabiat yang bisa

    dibentuk (Suwaid, 2006, hal. 222). Akhlak adalah kelakuan yang sesuai

    dengan ukuran-ukuran (nilai-nilai) masyarakat, yang timbul dari hati dan

    bukan paksaan dari luar, yang disertai pula oleh rasa tanggung jawab atas

    kelakuan tersebut. Tindakan itu haruslah mendahulukan kepentingan

    umum daripada kepentingan atau keinginan pribadi (Zakiyah Darajat,

    2001, hal. 56).

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    Berdasarkan pengenalannya, maka akhlak memiliki ciri-ciri

    sebagai berikut:

    a. Perbuatan tersebut telah mendarah daging dan mempribadi.

    b. Perbuatan tersebut dilakukan dengan mudah dan tanpa memerlukan

    pikiran lagi.

    c. Perbuatan tersebut dilakukan atas kemauan dan pilihan sendiri.

    d. Perbuatan tersebut dilakukan dengan sebenarnya, bukan pura-pura.

    e. Perbuatan tersebut dilakukan atas dasar niat kepada Allah SWT (Nata,

    1994, hal. 4-6)

    Berdasarkan ciri-ciri dari suatu akhlak di atas, maka seorang

    pendidik Muslim yang merniliki akhlak yang baik tentunya memenuhi

    kriteria ciri-ciri tersebut. Begitupun sebaliknya, seorang yang memiliki

    akhlak yang buruk tentu tidak masuk dalam ciri-ciri Muslim yang

    berakhlak.

    Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak pada khususnya

    dan pendidikan pada umunya, ada tiga aliran yaitu:

    a. Aliran Nativisme

    Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruhi terhadap

    diri seseorang adalah faktor bawaan dari dalam yang bentuknya dapat

    berupa kecendrungan, bakat, dan akal. Jika seorang telah memiliki

    bawaan kepada yang baik maka dengan sendirinya orang tersebut lebih

    baik. Aliran ini begitu yakin terhadap potensi batin dan tampak kurang

    menghargai peranan pembinaan dan pendidikan.

    b. Aliran Empirisme

    Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruhi terhadap

    pembentukan diri seorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkugan sosial

    termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Jika penddidikan

    dan pembinaan yang diberikan kepada anak itu baik, maka baiklah

    anak. Demikian jika sebaliknya. Aliran ini begitu percaya kepada

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    peranan yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan penjajahan. (H. A.

    Mustofa, 1999, hal. 91)

    c. Aliran Konvergensi

    Menurut aliran ini faktor yang paling mempengaruhi

    pembentukan akhlak yakni faktor internal (pembawaan) dan faktor dari

    luar (lingkungan sosial). Fitrah dan kecendrungan ke arah yang lebih

    baik yang dibina secara intensif secara metode.

    Pembinaan akhlak kepada siswa merupakan pendidikan dasar bagi

    siswa tersebut, karena pada masa perkembangan dan pertumbuhan ini siswa

    akan dapat terbiasa dalam melaksanakan kebiasaan baik yang telah diajarkan

    oleh guru mereka. Agama Islam memberikan bimbingan dan pengarahan

    kepada manusia sejak masa kanak-kanak hingga ke akhir hayat yaitu Islam

    mengajarkan tiga konsep yaitu iman, ibadah dan akhlak. Mereka yang beriman

    dan mengamalkan kewajiban agama dengan sebaik-baiknya akan berbuah pula

    dalam penampilan akhlak yang semakin luhur terpuji. Segala sesuatu

    dipikirkan dengan pertimbangan agama Sesuatu yang berdosa dan dilarang agama

    akan ditinggalkannya, walaupun tidak ada orang yang melihatnya. (Yudho

    Porwoko, 2001, hal. 37)

    Pembinaan merupakan suatu usaha atau kegiatan memberi

    bimbingan. Bimbingan merupakan arti dari kata ‘guidance’ berasal dari

    kata dasar ‘guide’ yang mempunyai beberapa arti, yaitu: (a) menunjukkan

    jalan (showing the way),(b) memimpin (leading), (c) memberikan petunjuk

    (giving instruction), (d)mengatur (regulating), (d) mengarahkan

    (governing), dan (e) memberi nasehat (giving advice)

    4. Anak

    Anak adalah karunia dari Allah yang diberikan kepada manusia.9

    Menurut Al-Ghazali, dikutip Syarifuddin, bahwa anak adalah amanah di

    tangan ibu bapaknya (Syarifuddin, 2007:59). Dalam penelitian ini adalah

    anak yang berusia 715 tahun yang membutuhkan bimbingan dan

    pendidikan dari orang tua pada aspek agama.

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    Tahap-tahap perkembangan pribadi manusia secara pedagogis

    meliputi:

    a. Tahap enam tahun pertama (0-6 tahun); tahap perkembangan fungsi pengindaran yang memungkinkan anak mulai mampu untuk

    mengenai lingkungannya.

    b. Tahap enam tahun kedua (7-12 tahun); tahap perkembangan fungsi ingatan dan imajinasi individu yang memungkinkan anak mulai

    mampu menggunakan fungsi intelektual dalam usaha mengenal dan

    menganalisis lingkungannya.

    c. Tahap enam tahun ketiga (13-18 tahun); tahap perkembangan fungsi intelektual yang memungkinkan anak mulai mampu

    mengevaluasi sifat-sifat serta menemukan hubungan-hubungan

    antar variabel di dalam lingkungannya.

    d. Tahap enam tahun keempat (19-24 tahun); tahap perkembangan fungsi kemampuan berdedikari, self derection dan self controle.

    e. Tahap 25 tahun lebih sebagai kematangan pribadi; tahap dimana intelek memimpin perkembangan semua aspek kepribadian menuju

    kematangan pribadi dimana manusia berkemampuan mengasihi

    Allah dan sesama manusia (Dalyono, 2005, hal. 101-102).

    Tahap-tahap pertumbuhan pada diri manusia dapat dijadikan acuan

    bagi para pendidik seperti atau terutama orang tua untuk memahami dan

    melandasinya dengan pendidikan yang tepat sesuai dengan

    perkembangannya.

    5. Peranan Orang Tua dalam Membina Akhlak Anak

    Pendidikan dimulai dari rumah tangga, dilanjutkan di sekolah

    sekaligus dalam masyarakat. Maka syarat-syarat yang diperlukan dalam

    mendidik anak di sekolah: sekolah maupun masyarakat adalah kebutuhan-

    kebutuhan pokoknya harus dijamin, baik kebutuhan jasmani maupun

    kebutuhan psikis dan sosial. Dimana harus terjamin makan minum yang

    cukup memenuhi syarat kesehatan untuk pertumbuhannya di rumah,

    sekolah dan masyarakat. Di rumah anak harus:

    a. Merasa disayangi, oleh ibu bapak, guru dan kawan-kawan. Anak yang merasa kurang disayangi, atau kurang diperhatikan

    kepentingan akan kebutuhannya, akan merasa hidupnya menderita.

    b. Merasa aman dan tenteram dimana ia tidak sering dimarahi, dihina, diperlakukan tidak adil, diancam oleh orang-orang disekelilingnya.

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    c. Merasa dihargai misalnya ia berbicara atau bertanya didengar dan dijawab seperlunya jika ia bersalah ditegur atau dimarahi tidak

    dihadapan kawan-kawan yang dia sukai.

    d. Merasa sukses sejak kecil ia harus mendidik dan mengajar anak sesuai dengan kemampuan bakat dan pertumbuhannya, jangan

    sampai ia merasa bahwa terlalu jauh yang harus dijangkaunya.

    e. Terpenuhi kebutuhannya dan kepadanya diberikan kesempatan untuk dapat mengenal sesuatu yang diinginkan (Zakiyah Drajat,

    hal. 42-44).

    Orang tua di Sini sebagai pedoman dan suri tauladan bagi anakanak

    mereka dalam mengerjakan perintah Allah yakni ibadah shalat oleh karena

    itu, pembentukan kepribadian anak di rumah melalui peningkatan

    pertimbangan moral anak yang dipakukan oleh orang tua. Orang tua

    adalah pendidik utama anak-anak dan sekaligus figur utama yang akan

    ditiru dan diteladani. Oleh karena itu, seharus para orang tua Muslim

    bertindak sebagai figur teladan yang baik, bukan figur teladan yang buruk

    (Halim, 2000, hal. 135). Pemberian teladan yang baik kepada anak-anak

    tetap lebih afdhal dalam menetapkan pokok-pokok pendidikan kepada

    mereka, termasuk dalam bimbingan ibadah shalat. Maka sebaiknya para

    orang tua muslim bertindak sebagai figur yang baik diteladani oleh anak-

    anaknya. Dan sekiranya tidak mampu bertindak demikian, setidak harus

    mengungkapkan kekurangan dirinya secara jujur di hadapan anak-anak.

    Menurut Hasbullah, ada lima dasar tanggung jawab orang tua

    terhadap pendidikan anaknya, di antaranya:

    a. Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak

    b. Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya.

    c. Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan

    negara.

    d. Memelihara dan membesarkan anaknya. e. Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan

    keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga

    bila ia telah dewasa akan mampu mandiri (Hasbullah, 2007, hal.

    15).

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    Pada dasarnya setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci)

    dari segala noda dan dosa, karena itu mereka dilahirkan ke dunia ini

    adalah untuk memegang tanggung jawab sekaligus sebagai khalifah di

    muka bumi, untuk menjalankan ajaran-ajaran agamanya atau perintahNya,

    serta meninggalkan segala apa yang telah dilarang dalam agama.

    Allah SWT berfirman dalam Al Beqarah ayat 128 sebagai berikut:

    َََكَ َل لَِمًة َمًةَُمسيُاَأ تِنَ ِيَ ر َذُ َلََكََومِني ِ لَِمْيي نَاَُمسي

    َعلي َبنَاََواجي َ َر ُ َواُبَالَرِحيم َتَاتلَ

    ي نَََكَأ ِن ََۖإ ا ََعلَيينَ رِنَاََمنَاِسَكنَاََوتُبي

    َ َوأ

    Artinya: “Ya Robb kami, jadikanlah kami berdua sebagai orang yang

    tunduk patuh kehendak-Mu dan jadikanlah di antara anak cucu

    kami umat yang tunduk patuh kepada-Mu” (Al-Baqarah, hal.

    128)

    Kepribadian menunjukkan tingkah laku yang terintegrasi dan

    merupakan interaksi antara kesanggupan-kesanggupan bawaan yang ada

    pada individu dengan lingkungannya (Purwanto,1991, hal. 156). Pribadi

    Muslim yang dikehendaki setiap orang tua kepada anak-anaknya,

    sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-Ghazali memiliki ciri-ciri sebagai

    berikut:

    a. Memiliki wawasan keilmuan, dengan meningkatkan kemampuan intelektualnya dengan tidak henti-hentinya belajar dan menimba

    ilmu pengetahuan, baik dari literatur atau alarn sekitarnya.

    b. Memiliki wawasan keagamaan dengan mempertebal keimanan dan ketakwaannya.

    c. Memiiki wawasan kebangsaan dengan membekali diri dengan wawasan kebangsaan meliputi ilmu politik, ilmu tata negara,

    sejarah dan lain sebagainya.

    d. Memiliki wawasan kemasyarakatan dengan menambah wawasan kemasyarakatan seperti menanamkan jiwa kepedulian sosial dan

    Iain sebagainya.

    e. Memiliki wawasan keorganisasian dengan mempelajari wawasan organisasi (Haqani, 2004, hal. 103-104).

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    Artinya pribadi muslim pada diri anak harus menggabungkan lima

    wawasan utama yaitu merniliki wawasan keilmuan, merniliki wawasan

    keagamaan, wawasan kebangsaan, wawasan kemasyarakatan dan memiliki

    wawasan keorganisasian.

    Pada hakikatnya tanggung jawab itu adalah tanggung jawab yang

    besar, dimulai dari masa kelahiran sangat penting, sebab tanggung jawab

    itu dimulai dari masa kelahiran sampai berangsur-angsur anak mencapai

    masa balita, pubertas dan sampai anak menjadi dewasa yang wajib

    memikul segala kewajiban. Tidak diragukan lagi bahwa orang tua

    melaksanakan tanggung jawab secara sempurna dan menjalankan hak-hak

    dengan penuh amanah dan kemauan sesuai dengan tuntunan Islam.

    Islam sangat memperhatikan terhadap perkembangan jiwa manusia,

    terutama pengawasan yang menyeluruh terhadap pendidikan yang meliputi

    terhadap individu dan masyarakat. Juga seluruh tahap pertumbuhan

    manusia, yaitu; sejak dari masa kehamilan, proses kelahiran, masa tumbuh

    kembang, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa (dewasa awal),

    dan masa tua (dewasa menengah serta akhir) (Zuhaili, 2002, hal. 17).

    Berarti sejak anak lahir hingga menjadi dewasa semua proses

    pendidikan telah diatur di dalam Islam. Islam juga memperhatikan posisi

    manusia sebagai makhluk individu dengan segala kebutuhannya dan

    manusia sebagai makhluk sosial dengan kebutuhannya pula. Islam

    mengatur bagaimana seorang muslim bisa menjadi orang yang tidak egois

    di satu sisi dan tidak menjadi sosial di sisi yang lain. Islam mengajarkan

    bagaimana pendidikan itu dilakukan etas prinsip keseimbangan manusia

    sebagai makhluk individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Firman

    Allah SWT :

    َ رِ يكََ ن مُي ل ا َ ِن َعَ يهَ ن ا َو َ وِف ُر عي يمَ ل ِا ب َ ري مُ

    يأ َو َ َ ة ََل الَص َ ِِم ق

    َأ َ ََنَ بُ َ ا َ ي

    َِ ور مُُ َاألي ِم زي َعَ ني َمِ َِك َٰل َذَ َِن إ َ َۖ ََك ب ا َص

    َأ َ ا َمَ ََٰ َََعَ ي ِِب اصي َو

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    Artinya: “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)

    mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan

    yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa

    kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang

    diwajibkan (oleh Allah) (Q S. Lukman, hal. 17).

    Syari'at Islam tidak dihayati dan diamalkan begini saja, tetapi harus

    dididik melalui proses pendidikan, sebab pendidikan Islam lebih harus

    dididik melalui sikap mental yang terwujud dalam amal perbuatan, baik

    segi keperluan diri sendiri maupun orang lain- dilihat dari segi lain

    pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis saja, tetani juga bersifat

    praktis. Ajaran Islam tidak memisahkan antara iman dan amal sholeh

    Sebab pendidikan sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal ajaran

    Islam merupakan ajaran yang berisi tentang sikap dan tingkah laku pribadi

    seseorang dalam bermasyarakat, menuju kesejahteraan hidup individu dan

    kelompok, maka pendidikan Islam adalah pendidikan individu dan

    pendidikan masyarakat. Adapun orang yang pertama bertugas dalam

    mendidik adalah para Nabi dan Rasul selanjutnya para ulama, sebagai

    penerus dan kewajiban mereka. (Idrus, 2006, hal. 233)

    Secara kodrati, anak memerlukan pendidikan atau bimbingan dari

    orang dewasa. Dasar kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-

    kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak yang hidup di dunia ini.

    Tujuan pendidikan itu adalah untuk meningkatkan kualitas manusia

    sebagai sumber daya pembangunan yang mernpunyai keimanan,

    ketaqwaan dan memiliki kepribadian yang luhur dan bertanggung jawab

    terhadap pembangunan bangsa. Merealisasikan tujuan pendidikan tersebut

    perlu pembinaan dan menerapkan dasar pendidikan sejak usia dini.

    Keluarga merupakan tahap awal untuk menerapkan dasar pendidikan dan

    pengenalan dasar agama, sebab anak sebelum mengenal dunia luar banyak

    mendapatkan pengalaman-pengalaman yang telah diterimanya, terutama

    dari rumah tangga (lingkungan keluarga). Anak sejak lahir telah banyak

    mendapatkan pengaruh, terutama dari orang tuanya, saudaranya serta

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    seluruh anggota keluarganya, disamping itu juga dipengaruhi oleh teman-

    teman sebayanya.

    Pendidikan keluarga adalah kebiasaan yang dimiliki anak-anak

    sebagian besar terbentuk oleh pendidikan keluarga. Sejak anak bangun

    tidur hingga ke saat akan tidur kernbali, anak-anak menerima pengaruh

    dan pendidikan dari lingkungan keluarga. (Jalaluddin, 2006, hal. 20).

    Dalam pendidikan keluarga, ibu memegang peranan yang sangat

    penting dan utama. Jika seorang ayah memiliki tanggung jawab untuk

    menjadi pemimpin dan menafkahi keluarga melalui tanggung jawab

    kepemimpinannya, maka seorang ibu memiliki tanggung jawab untuk

    mendidik anak-anak mereka agar memiliki kepribadian yang luhur dan

    mulia.

    Pendidikan terhadap anak dan pemberian perhatian terhadap

    mereka ketika kecil sering dikenal dengan istilah pengasuhan. Kaum

    perempuan (ibu) dalam hal ini lebih mampu dari pada kaum pria, karena

    mereka memang diciptakan mempunyai kemampuan seperti itu. Ditambah

    lagi dengan adanya sifat kelembutan, kasih sayang dan ibu lebih

    didahulukan daripada ayah (Suwaid, hal. 185).

    Anak adalah generasi penerus bangsa. Anak akan meneruskan cita-

    cita dan perjuangan agama bangsa dan negara. Dia juga yang akan

    menduduki roda pemerintah kelak. Maka dari itu, orang tua lah yang harus

    bertanggung jawab terhadap perkembangan anak baik fisik maupun

    mentalnya. Sebagaimana yang dikatakan al-Ghazali dalam Nur Uhbiyati

    sebagai berikut:

    Anak adalah amanat Allah dan harus dijaga dan dididik untuk

    mencapai keutamaan dalam hidup dan mendekatkan diri kepada

    Allah. Semua bayi yang dilahirkan ke dunia ini, bagaikan sebuah

    mutiara yang belum diukir den belum terbentuk tapi amat bernilai

    tingi. Maka kedua orang tuanyalah yang akan mengukir dan

    membentuknya menjadi mutiara yang berkualitas tinggi dan

    disenangi sernua oreng. Maka ketergantungan anak kepada

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    pendidiknya termasuk kepada kedua orang tuanya, tampak sekali.

    Maka ketergantungan ini hendaknya dikurangi secara bertahap

    sampai akil baligh (Uhbiyati, 1998, , hal. 91-92).

    Pembinaan pribadi Muslim pada anak tidak terjadi begitu saja, akan

    tetapi melalui pembinaan dan pendidikan.

    Segi praktisnya adakah melatih anak mentaati perintah Allah dan

    menjauhi larangan-Nya. Jika pendidik mendidik anak mengerjakan

    perbuatan munkar atau berbuat dosa, seperti mencuri, atau

    mengeluarkan kata-kata kotor, hendaknya diperingatkan dan

    dikatakan kepadanya bahwa ini perbuatan munkar, keji, busuk dan

    hukumnya haram (Ulwan, 1981, hal. 61).

    Pendidikan agama, dalam pembinaan kepribadian sebenarnya telah

    mulai sejak anak lahir, bahkan sejak dalam kandungan. Keadaan orang

    tua, ketika si anak dalam kandungan, mempengaruhi jiwa anak yang akan

    dilahirkan, hal ini banyak terbukti dalam perawatan jiwa (Zakiyah Darajat,

    1976, hal. 130).

    Pendidikan yang berlangsung di keluarga (rumah tangga) adalah

    sebelum anak mengenal atau menerima berbagai macam bentuk atau

    berbagai macam yang datangnya dari luar lingkungan keluarga, disini

    keberadaan orang tua lebih dituntut untuk berperan aktif untuk mendidik

    anak-anaknya dalam upaya untuk membentuk manusia yang

    berkepribadian luhur, berkualitas dan bertaqwa, ajaran Islam telah

    menganjurkan dan merupakan suatu kewajiban untuk mendidik diri, anak

    dan keluarga.

    Sikap orang tua terhadap agama, akan memantul kepada si anak.

    Jika orang tua menghormati ketentuan-ketentuan agama, maka

    akan bertumbuhlah pada anak sikap menghargai agama, demikian

    pula sebaliknya jika sikap orang tua terhadap agama itu negatif,

    acuh tak acuh, atau meremehkan, maka itu pulalah sikap yang akan

    bertumbuh peda anak (Zakiyah Darajat, 1976, hal. 130).

    Orang tua dituntut untuk mendidik, terutama dirinya sendiri,

    anaknya, keluarganya kemudian barulah kepada orang lain, sebab anak

    sebelum mengenal dunia luar telah banyak mendapatkan pengaruh dari

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    lingkungan keluarganya, terutama dari ibunya, sebab ibulah yang pertama

    kali mendidik anak-anaknya

    Perkembangan agama pada masa anak, terjadi melalui pengalaman

    hidupnya sejak kecil, dalam keluarga, di sekolah dan dalam

    masyarakat lingkungan, semakin banyak pengalaman yang bersifat

    agarna, akan semakin banyak unsur agama dalam pribadi anak,

    apabila dalam pribadinya banyak unsur agama, maka sikap,

    tindakan, kelakuan dan caranya menghadapi hidup akan sesuai

    dengan ajaran Islam (Zakiyah Darajat, 1976, hal. 70).

    Orang tua adalah pusat kehidupan rohani sianak dan sebagai

    penyebab berkenalannya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak

    dan pemikirannya dikemudian hari, terpengaruh oleh sikapnya terhadap

    orang tuanya di permulaan hidupnya dahulu (Zakiyah Darajat, 1976, hal.

    61). Di lingkungan keluarga yang menjadi pemirnpin adalah orang tua,

    orang tua harus mampu dan pandai mengurus dan mendidik anak-anaknya,

    tahu akan segala sesuatu akan kewajiban yang harus dilaksanakan, maka

    anak tersebut akan menjadi anak yang berguna baik bagi dirinya, orang

    tuanya, saudaranya, keluarganya, masyarakat maupun bagi bangsa dan

    agamanya. Akan tetapi sebaliknya apabila orang tua tidak pandai-pandai

    mendidik mengurus anak-anaknya, maka anak tersebut akhirnya hanya

    akan mencelakakan dan menyusahkan kepada dirinya, orang tuanya.

    saudaranya, masyarakat maupun bangsa dan agamanya

    Pembinaan kepribadian enak telah mulai dalam keluarga sejak ia

    lahir, bahkan sejak dalam kandungan. Kepribadian yang masih dalam

    permulaan dan pertumbuhan itu sangat peka dan mendapatkan unsur

    pembinaannya melalui pengalaman yang dirasakan; baik melalui

    pendengaran, penglihatan, perasaan dan perlakuan yang diterimanya

    (Zakiyah Darajat, 1976, hal. 71).

    Pada masa kini orang tua harus bisa mendidik, membina dan

    mengembangkan bakat (potensi) yang dibawa anak semenjak lahir, apabila

    potensi (pembawaan) yang dibawa anak sejak lahir tidak dikembangkan,

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    maka potensi tersebut tidak berguna, baik bagi dirinya, orang tuanya,

    keluarganya, saudaranya, masyarakatnya maupun bagi agamanya.

    Akhlak yang ada pada diri seseorang merupakan perbuatan yang

    telah ada dan melekat pada dirinya, yang menunjukkan dirinya yang

    sebenarnya dan dilakukan dengan niat ibadah kepada Allah. Ada beberapa

    macam akhlak serta contoh yang termasuk ke dalam golongan akhlakul

    karimah, diantaranya:

    a. Akhlak yang berhubungan dengan Allah. Beberapa contoh akhlakul karimah yang termasuk kedalam akhlak yang berhubungan dengan

    Allah yaitu: mentauhidkan Allah, takwa, berdo'a, dzikrulloh dan

    tawakkal.

    a. Akhlak diri sendiri. Contoh akhlakul karimah terhadap diri sendiri yaitu: sabar, syukur, tawadhu, benar, iffah, menahan diri dari

    marah, amanah, syaj'ah, serta kona'ah.

    b. Akhlak terhadap keluarga. Contoh akhlakul karimah terhadap keluarga yaitu: birrul walidain, adil terhadap saudara, serta

    membina dan mendidik keluarga

    c. Akhlak terhadap masyarakat. Contoh akhlakul karimah dalam akhlak terhadap masyarakat yaitu: ukhuwah, ta'awun, adil,

    pemurah, penyantun, pemaaf, menepati janji, musyawarah, dan

    wasiat di dalam kebenaran

    d. Akhlak terhadap alam. Contoh akhlakul karimah dalam akhlak terhadap alam yaitu memperhatikan dan merenungkan penciptaan

    alam dan memanfaatkan alam (Ahmadi dan Nur Salimin, 2004, hal.

    207).

    Mahjuddin dalam bukunya yang berjudul Membina Akhlak anak,

    menjelaskan bahwa secara umum ada dua cara yang dapat dilakukan oleh

    orang tua dalam upayanya membina akhlak anak dalam keluarga, yaitu:

    a. Menanamkan nilai-nilai akhlak baik terhadap anak. Beberapa hal yang harus dilakukan orang tua dalam upayanya menanamkan

    nilai-nilai akhlak baik terhadap anak dalam keluarga, diantaranya:

    1) Menanamkan nilai akhlak baik sebelum anak lahir (masa pranatal).

    2) Menanamkan nilai akhlak baik pada bayi (masa vital) dan masa kanak-kanak.

    3) Menanamkan nilai akhlak baik pada anak periode intelektual 4) Memberikan bimbingan akhlak baik peda anak remaja.

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    5) Memberikan bimbingan akhlak baik peda anak yang sudah dewasa.

    b. Mengadakan tindakan preventif, represif den kuratif terhadap akhlak buruk anak. Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua

    sebagai tindakan preventif, represif dan kuratif dalam upayanya

    membina akhlak anak dalam keluarga diantaranya

    1) Mengawasi anak dari pergaulan bebas (free sex) dan menanggulanginya bila terlibat di dalamnya.

    2) Mengawasi anak agar tidak terlibat dalam pemakaian bahan narkotika dan menanggulanginya bila terjerumus didalamnya.

    3) Mengawasi anak agar tidak terlibat dalam perbuatan kriminalitas dan menanggulanginya bita terjerumus

    didalamnya (Mahjuddin, 1999, hal. 73).

    Akhlak yang berlandaskan ajaran agama lebih memungkinkan

    setiap muslim menjadi seorang hamba Allah yang sejati. Pembentukan jati

    diri seorang muslim tentu membutuhkan dimensi akhlak yang berasal dari

    ajaran agama yang sesuai dengan Al-Qur'an dan Hadits. Akhlak yang

    terbentuk benar-benar berdasarkan kriteria-kriteria yang diinginkan Allah

    sebagai pencipta manusia.

    Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang

    pertama, karena dalam keluarga anak pertama-tama mendapatkan didikan

    dan bimbingan. Dikatakan sebagai lingkungan yang utama, karena

    sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga

    pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga

    seperti dikemukakan oleh Hasbullah: "Tugas utama keluarga bagi

    pendidikan anak ialah sebagai peletak desar bagi pendidikan akhlak dan

    pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil

    dari kedua orang tuanya den dari anggota keluarga yang lain” (Hasbullah,

    hal. 38). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bentuk pertama

    pendidikan akhlak terdapat dalam keluarga yakni para orang tua.

    Sebagai salah satu penanggung jawab dalam memberikan bantuan

    dan bimbingan terhadap upaya menanamkan nilai-nilai akhlak pada anak,

    peran orang tua juga turut menentukan keberhasilannya. Karena

    kepribadian, sikap dengan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke

    dalam pribadi anak yang sedang bertumbuh. Bahkan sikap anak terhadap

    guru agama dan pendidikan agama di sekolah sangat dipengaruhi oleh

    sikap orang tuanya terhadap agama dan guru agama khususnya.

    Menurut Mahjuddin, ada beberapa cara yang harus dilakukan orang

    tua dalam membimbing kepribadian agama anaknya pada masa

    intelektual, yaitu:

    a. Membiasakan anak selalu beribadah dan mengikutsertakan dalam acara-acara keagamaan.

    b. Selalu mengingatkan anak ketika hendak berangkat ke sekolah dan ketika ia pulang agar selalu berbuat baik.

    c. Tetap mengawasi pergaulan anak ketika bermain dengan temannya dan dilarang bersama-sama dengan anak yang nakal.

    d. Menitipkan kepada gurunya agar menegur anak tersebut bila kurang baik tingkah lakunya dan melaporkan kepada orang tuanya

    bila guru tidak bisa mengatasinya.

    e. Selalu mengontrol buku-buku bacaan anak karena kadang-kadang ia menemukan dari teman-temannya buku-buku yang bisa merusak

    akhlaknya. Dan membiasakannya senang membaca buku-buku

    agama, sejarah pahlawan bangsa, ilmuwan-ilmuwan yang

    terkemuka dan melihat gambar-gambar bisa merangsang dirinya

    berbuat luhur dan sebagainya (Mahjuddin, 2009, hal. 89)

    Lingkungan keluarga merupakan tempat yang pertama dan utama

    untuk mengembangkan potensi-potensi yang dibawa oleh anak; anak

    belum mengenal dunia luar telah banyak mendapatkan pengaruh-pengaruh

    dari lingkungan keluarganya baik yang sifatnya menyenangkan maupun

    yang menyedihkan.

    Keluarga harus berusaha membina individu umat dengan segala

    kekhususan den keistimewaannya. Dengan demikian, keluarga tersebut

    telah menciptakan kondisi keluarga shaleh dengan segala kekhususan dan

    keistimewaannya. Kemudian baik disadari maupun tidak, berarti ia telah

    ikut andil dalem membina masyarakat teladan yang nyata dengan segala

    kekhususan dan keistimewaannya, di dalam rangka menciptakan individu

    masyarakat dan keluarga yang shaleh. Tentang cara menanamkan nilai-

    nilai akhlak pada anak juga dikemukakan oleh Halim dengan mengatakan:

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    Dalam rangka mendidik akhlak kepada anak-anak, selain harus kita

    berikan keteladanan yang tepat juga harus kita tunjukkan tentang

    bagaimana kita harus bersikap, bagaimana kita harus menghormat

    dan seterusnya. Kalau kita ingin dihormati oleh orang Iain,

    terutama Oleh anak-anak kita sendiri tentulah harus kita awali dari

    diri kita sendiri untuk berbuat baik kepada sesama dan berbakti

    kepada kedua orang tua kita. Maka dengan mengawalinya

    demikian, niscaya orang Iain pun akan menghormati kita dan anak-

    anak pun akan berbakti kepada kita (Halim, 2003, hal. 110-111).

    Banyak cara yang dapat dilakukan orang tua dalam rangka

    menanamkan atau mendidik nilai-nilai akhlakul karimah kepada anak-

    anak dalam lingkungan keluarga. Pendidikan anak-anak harus diarahkan

    kepada pendidikan akhlak berdasarkan syariat. Islam, karena dengan

    pendidikan akhlak tersebut anak-anak akan terbiasa dalam kehidupannya

    setelah mereka menginjak usia remaja dan dewasa.

    B. Studi Relevan

    Penelitian Junaidi 34 Tahun 2007 mengenai Pelaksanaan Pendidikan

    Akhlak anak dalam Keluarga di Rukun Tetangga (RT) 02 Desa Muaro Jambi

    Kecamatan Muaro Sebo Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini menemukan

    bahwa kondisi pendidikan anak dalam keluarga di RT. 02 Desa Muaro Jambi

    dimana anak tetap diberikan pendidikan yang layak meskipun dengan kondisi

    ekonomi yang masih belum stabil bagi setiap keluarga. Pelaksanaan

    pendidikan akhlak bagi anak yang dilakukan oleh orang tua di RT. 02 Desa

    Muaro Jambi melalui pembiasaan berakhlak baik, melalui keteladanan

    berprilaku sebagai orang tua, memberikan nasehat untuk tetap berakhlak

    mulia kepada anak dan memberikan perhatian terhadap perkembangan akhlak

    anak. Kendala yang dihadapi orang tua dalam pendidikan akhlak bagi anak di

    RT. 02 Desa Muaro Jambi adalah kesibukan orang tua dan bekerja dan

    rendahnya pendidikan orang tua sehingga kurang mengetahui konsep

    pendidikan akhlak yang baik dan benar kepada anak. Solusinya dengan

    mengurangi kerja dan berkonsultasi dengan tokoh agama mengenai

    pendidikan akhlak anak. Upaya yang dilakukan orang tua untuk

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    meningkatkan pendidikan akhlak bagi anak di RT. 02 Desa Muaro Jambi

    dengan peningkatan perhatian kepada perkembangan akhlak anak dan selalu

    konsultasi dan bekerja sama dengan tokoh agama dalam membina akhlak

    anak. memotivasi anak dengan memberikan pujian, hadian dan hukuman agar

    selalu berakhlak baik. Hasil yang dicapai dari pendidikan akhlak bagi anak di

    RT. 02 Desa Muaro Jambi dimana ada yang berhasil dengan wujud prilaku

    anak yang patuh kepada orang tua dan memiliki akhlak yang mulia seperti

    bersikap jujur, tidak mencuri dan berkelahi serta rajin sekolah dan ada yang

    tidak berhasil dimana anak masih tidak berakhlak mulia seperti masifh

    berbohong, mencuri, berkelahi, bolos sekolah dan melawan orang tua.

    Penelitian Syukri (2011) mengenai Pembinaan Kepribadian Islam bagi

    Remaja di Desa Pagar Puding Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo. Hasil

    temuan penelitian ini adalah pelaksanaan pembinaan kepribadian islam bagi

    remaja Desa Pagar Puding melalui usaha-usaha yaitu pembiasaan berprilaku

    terpuji, memberikan keteladanan dalal berprilaku, memberikan nasehat

    kepada anak yang menjunjung nilai-nilai agama dan memperhatikan prilaku

    sehari-hari dari anak agar tidak menyimpang dari agama. Kendala pembinaan

    kepribadian Islam bagi remaja di Desa Pagar Puding adalah kesibukan orang

    tua dalam bekerja dan rendahnya pendidikan orang tua, sehingga banyak

    pendidikan agama yang tidak terlaksana, di samping banyaknya

    pengangguran den pengaruh lingkungan sosial yang buruk. Upaya

    meningkatkan pembinaan kepribadian Islam bagi remaja di Desa Pager

    Puding dengan menyempatkan diri lagi untuk mendidik dan berkonsultasi

    dengan tokoh agama tentang bagaimana memberikan pendidikan agama

    kepada anak di dalam keluarga, dan mengikutsertakan remaja dalam PI-IBI

    yang bisa bermanfaat untuk menambah wawasan keislamannya.

    Penelitian Patimah 36 tahun 2012 mengenai Pendidikan Agama Islam

    pada Anak di Rukun Tetangga 05 Desa Tanjung Pauh Kecamatan Mestong

    Kabupaten Muaro Jambi. Hasil penelitian ini adalah pendidikan agama Islam

    pada anak di RT. 05 Desa Tanjung Pauh belum berlangsung dengan baik, di

    mana orang tua telah memberikan pendidikan akhlak secara

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    berkesinambungan dalam bentuk keteladanan, pembiasaan dan nasehat agar

    anak selalu dalam kondisi akhlak yang terpuji atau mulia. Kendala dalam

    pendidikan agama Islam pada anak di RT. 05 Desa Tanjung Pauh adalah

    kesibukan orang tua bekerja yang sulit membagi waktu dengan pendidikan

    anak, pengaruh negatif media informasi seperti televisi, handphone dan Play

    station yang membuat orang tua kesulitan mengarahkan anak untuk dididik,

    dan rendahnya pendidikan orang tua, sehingga semua hal ini menjadi kendala

    bagi orang dan pengaruh lingkungan pergaulan sebaya. Upaya meningkatkan

    pendidikan agama Islam pada anak di RT. 05 Desa Tanjung Pauh dengan

    memperbanyak memberi perhatian terhadap kegiatan agarna dari anak dan

    meningkatkan pengawasan terhadap dalam menjalan syariat.

    Penelitian Junaidi merniliki kedekatan dengan penelitian ini,

    samasama meneliti tentang akhlak anak yang dilakukan orang tua dalam

    keluarga, hanya saja settingnya berbeda dengan penelitian ini yaitu Rukun

    Tetangga (RT) 02 Desa Muaro Jambi Kecamatan Muaro Sebo Kabupaten

    Muaro Jambi. Penelitian Syukri dikhususkan mengenai remaja, bukan anak-

    anak dengan setting di Desa Pager Puding Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten

    Tebo. Sedangkan penelitian Patimah mengenai pendidikan agama Islam bagi

    anak secara umum, bukan pembinaan akhlak seperti penelitian ini.

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Pendekataan dan Metode Penelitian

    Sesuai dengan metode penetitian dan permasalahan yang dipaparkan

    sebelumnya, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut

    Sugiyono, metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang

    digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, di mana peneliti

    adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

    triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian

    kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiono,2009, hal.

    1).

    Menurut Bogdan dan Taylor metode kualitatif adalah penelitian yang

    menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

    orang atau perilaku yang dapat diamati (Moelong,2007, hal. 4). Menurut

    Suparlan mengemukakan bahwa biasanya bila dikaitkan dengan pengertian

    yang sama dengan pendekatan yang dalam antropologi dikenal dengan nama

    pendekatan Holistik (Pattifima.2007, hal. 3).

    B. Setting dan Subjek Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan dalam lingkup Desa Pematang Rahim

    Kecamatan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dengan tidak

    mengabaikan lembaga terkait lainnya, maka penelitian ini terfokus pada peran

    orang tua dalam membina akhlak anak di Desa Pematang Rahim Kecamatan

    Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

    Dalam penetitian Kualitatif tidak dikenal konsep "Keterwakilan"

    contoh atau sampel dalam rangka generalisasi yang berlaku bagi populasi.

    Yang dikenal adalah keluasan dan pencakupan rentangan informasi. (Faisal,

    1999, hal. 38). "Subjek yang diteliti diambil menggunakan teknik snowball

    sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya

    jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    jumlah sumber data yang sedikit itu tersebut belum mampu memberikan data

    yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan

    sebagai sumber data. Dengan demikian jumlah sampel sumber data akan

    semakin besar, seperti bola salju yang menggelinding, lama-lama menjadi

    besar. (Sugiyono,2009, hal. 54).

    Menyebarnya pilihan sampel baik untuk informan yang hendak

    diwawancarai maupun untuk situasi yang diobservasi, pada akhirnya akan

    sampat kepada titik terminal, dalam artian bahwa penelitian sampel terminal

    tersebut dapat terjadi karena keterbatasan waktu dan dana bagi peneliti untuk

    meneruskan penelitiannya bahkan dapat juga disebabkan karena

    dianggap sudah tidak banyak lagi akan memperoleh tambahan data/informasi

    baru.

    Dasar pertimbangan digunakan snowball sampling karena teknik

    penarikan sampel dengan cara ini dianggap lebih repsentatif baik dari sudut

    pengumpulan data maupun dalam pengembangan data. Penelitian ini

    menerapkan orang tua sebagai infoman kunci sedangkan anak

    sebagai informan tambahan.

    C. Jenis dan Sumber Data

    a. Jenis Data

    Data yang penulis gunakan dalam penelitian ini terbagi dalam dua jenis

    yaitu sebagai berikut :

    1) Data Primer

    "Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

    sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data tersebut

    menjadi data sekunder bila digunakan orang yang tidak

    berhubungan langsung dengan penelitian yang bersangkutan.

    (Mukhtar,2007, hal. 87).

    Data primer yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah

    data tentang peran orang tua dalam membina akhlak anak di desa

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    Pematang rahim kecamatan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung

    Jabung Timur.

    Adapun yang termasuk keda1am data primer antara lain

    sebagai berikut :

    a) peran orang tua dalam membina akhlak anak di desa Pematang

    rahim kecamatan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung

    Timur.

    b) Bagaimana peran orang tua dalam membina akhlak anak di desa

    Pematang rahim kecamatan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung

    Jabung Timur.

    c) Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh orang tua dalam

    menanggulangi kendala peran orang tua dalam membina akhlak

    anak di desa Pematang rahim kecamatan Mendahara Ulu

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

    2) Data Sekunder

    Data sekunder adalah data-data yang diperoleh secara

    langsung dari responden. Data sekunder yang diambil dalam

    penelitian ini adalah berupa dokumentasi, geografis, historis desa

    Pematang rahim kecamatan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung

    Jabung Timur. Keadaan penduduk dan ekonomi, keadaan pendidikan

    dan agama, keadaan sarana dan prasarana. struktur Organisasi serta

    keadaan yang berkenaan dengan penelitian.

    b. Sumber data

    Sumber data yang mendukung dan akan dipergunakan dalam

    penelitian ini meliputi:

    1. Orangtua

    2. Anak

    3. Masyarakat

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

    dalam melafrukan penelitian. Karena tujuan datam suatu penelitian adalah

    mendapatkan informasi atau data yang akurat, penulis menggunakan metode

    yang cocok dan sesuai dengan jenis data yang akan diambil, tanpa

    mengetahui teknik pengumpulan data, penulis tidak akan mendapatkan data

    yang memenuhi standar data yang titetapkan, adapun tekinik pengumpulan

    data yang penulis gunakan ada tiga macam, yaitu, observasi, wawancara dan

    dokumentasi.

    a) Observasi

    Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan

    hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu fakta mengenai dunia

    kenyataan yang diperoteh melalui observasi.

    Penulis menggunakan metode observasi untuk melihat penerapan

    nilai agama islam dalam membina akhlak anak usia 7sampai 12 tahun di

    desa Pematang Rahim Kecamatan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung

    Jabung Timur. Bagaimana peran orang tua dalam membina akhlak anak

    di desa Pematang rahim kecamatan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung

    Jabung Timur.

    b) Wawancara

    Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,

    percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara dan

    terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang di ajukan

    oleh pewawancara. (Moleong, 2011, hal. 186).

    Kegunaan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh data

    secara langsung antara penefiti dan subjek penelitian, adapun yang

    terlibat dalam wawancara ini adalah tokoh masyarakat, orangtua dan

    anak yang berada di desa pematang rahim kecematan mendahara ulu

    kabupaten tanjung jabung timur.

    Jenis wawancara ini terstruktur dan tertutup dengan menggunakan

    pedoman wawancara yang berkenaan dengan:

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    1. Bagaimana kondisi Akhlak anak di Desa Pematang Rahim

    Kecematan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Timur?

    2. Bagaimana kendala orang tua dalam membina Akhlak anak di

    Desa Pematang Rahim Kecematan Mendahara Ulu Kabupaten

    Tanjung Jabung Timur?

    3. Bagaimana peran orang tua dalam Membina akhlak anak di Desa

    Pematang Rahim Kecematan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung

    Jabung Timur?

    c) Dokumentasi

    Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

    menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, catatan harian, agenda dan

    sebagainya yang masih berkenaan dengan penelitian. Metode

    dokumentasi ini penulis gunakan untuk mendapatkan data tentang:

    1. Sejarah tentang Desa Pematang Rahim Kecamatan Mendahara Ulu

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

    2. Struktur Organisasi

    3. Keadaan sarana dan prasarana

    4. Keadaan penduduk dan ekonomi

    5. Keadaan pendidikan dan agama

    Data lain yang masih ada hubungannya dengan penelitian ini.

    Dengan adanya metode tersebut maka penulis akan mudah mendapatkan

    data yang tidak ditemukan dalam observasi dan wawancara.

    E. Teknik Analisis Data

    Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

    sistematisdata yang di peroleh dari hasil wawanacara, catatan lapangan, dan

    dokumentasi,dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,

    menjabarkan ke unit- unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola,

    memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari. dan membuat

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain

    (Sugiyono, 2010, hal. 89).

    Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam

    analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus sampai tuntas,

    sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data. yaitu data

    reduction, data display, dan conclusion drawing/verffication.

    a. Reduction (Reduksi Data)

    Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

    memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

    Dengan demikian data yang telah di reduksi akan memberikan gambaran

    yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

    pengumpulan data selanjutnya,dan mencarinya bila di perlukan.

    b. Data Display (Penyajian Data)

    Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

    mendisplay data. Melalui penyajian data, maka data terorganisasikan,

    tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.

    c. Conclusion Drawing/verification

    Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

    Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

    berubah bila tidak ditemukan bukti bukti yang kuat yang mendukung

    pada tahap pengumpulan data berikutnya (Sugiyono, 2010:89).

    F. Tekinik Pemeriksaan Keabsahan Data

    1. Perpanjangan Keikutsertaan

    Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan

    data. Keikutertaan tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat.

    tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti pada latar

    penelitian. Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan

    meningkatkan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Hal

    tersebut penting artinya karena penelitian kualitatif berorientasi pada

    situasi, sehingga dengan perpanjangan keikutsertaaan dapat

    memastikan apakah kontek itu dipahami dan dihayati. Disamping itu

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    membangun kepercayaan antara subjek dan peneliti memerlukan

    waktu yang cukup lama. (saudagar, 2008:89).

    2. Diskusi teman sejawat

    Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara

    atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan

    rekan-rekan sejawat.adapun maksudnya adalah sbb:

    a. Untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap

    terbuka dan kejujuran. Dalam diskusi analitik tersebut

    kemelencengan peneliti disingkap dan pengertian mendalam

    ditela’ah yang nantinya menjadi dasar bagi klarifikasi

    penafsiran.

    b. Diskusi dengan teman sejawat memberikan kesempatan awat

    yang baik untuk menjajaki dan menguji hipotesis yang muncul

    dari pemikiran peneliti. Ada kemungkina hipotesis yang muncul

    dalam benak peneliti sudah dapt dikonfirmasikan , tetapi dalam

    diskusi analitik ini mungkin sekali dapat terungkap segi-segi

    lainya justru membongkar pemikiran peneliti.sekiranya

    peneliti tidak dapat mempertahankan posisinya , mak dia

    perlu mempertimbangkan kembali arah hipotesisnya itu

    (Sugiyono, 2010, hal. 90).

    3. Trianggulasi

    Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

    memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

    pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik

    trianggulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui

    sumber lainya. Denzim membedakan empat macam trianggulasi

    sebagi teknik pemeriksaaan yang memanfaatkan sumber, metode,

    penyidik dan teori (Saudagar.2008:90)

    a. Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

    waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif Patton tersebut

    dapat dicapai metalui:

    1) Membandingimn data hasil pengamatan dengan data hasil

    wawancara,

    2) Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum

    dengan apa yang dikatakanya secara pribadi,

    3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

    penelitian dengan apa yang dikatakanya sepanjang waktu,

    4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan

    berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa,

    orang yang berpendidikan menegah atau tinggi , orang berada ,

    orang pemerintahan;

    5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

    berkaitan.

    b. Trianggulasi degan metode menurut Patton terdapat dua strategi,yaitu:

    1) pengecekkan derajat kepercayaaan menemukan hasil peneilitian

    beberapa teknik penggumpulan data dan

    2) Pengecekan derajat kepercayaan bebrapa sumber data dengan

    metode yang sama (Saudagar ,2008, hal. 90).

    c. Tria