peran ma

Upload: sri-lestari

Post on 12-Jul-2015

342 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGENDALIAN PENCEMARAN INDUSTRI

PERANAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PENANGANAN LIMBAH PADAT

KELOMPOK 11 : Melisa Constantia Sri Sedah Endah Ayu Rachel Jessica P Achmad Musthofa Pramita Umi Hapsari Ida Nur Rakhmi Sri Lestari Olivintya Widha Ekasari F34080130 F34080131 F34080132 F34080133 F34080134 F34080135 F34080136 F34080137

2011 DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

FUNGSI DAN WEWENANG MAHKAMAH AGUNG Sebagai badan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman, Mahkamah Agung (MA) merupakan Pengadilan Negara Tertinggi dari semua lingkungan peradilan yang dalam melaksakan tugasnya terlepas dari pengaruh Pemerintah dan pengaruh-pengaruh lain serta melakukan pengawasan tertinggi atas perbuatan pengadilan yang lain. MA memiliki tugastugas dan fungsi-fungsi dalam melaksanakan perannya sebagai pengadilan negara tertinggi, sebagaimana yang akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Pertama adalah fungsi peradilan. Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, Mahkamah Agung merupakan pengadilan kasasi yang bertugas membina keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali menjaga agar semua hukum dan undang-undang diseluruh wilayah negara RI diterapkan secara adil, tepat dan benar. Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung berwenang memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir. Erat kaitannya dengan fungsi peradilan ialah hak uji materiil, yaitu wewenang menguji/menilai secara materiil peraturan perundangan dibawah Undang-undang tentang hal apakah suatu peraturan ditinjau dari isinya (materinya) bertentangan dengan peraturan dari tingkat yang lebih tinggi. 2. Kedua adalah fungsi pengawasan. Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap jalannya peradilan di semua lingkungan peradilan dengan tujuan agar peradilan yang dilakukan pengadilan diselenggarakan dengan seksama dan wajar dengan berpedoman pada azas peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan, tanpa mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutuskan perkara. Mahkamah Agung juga melakukan pengawasan terhadap pekerjaan Pengadilan dan tingkah laku para Hakim dan perbuatan Pejabat Pengadilan dalam menjalankan tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok Kekuasaan Kehakiman, yakni dalam hal menerima, memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, dan meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan serta memberi peringatan, teguran dan petunjuk yang diperlukan tanpa mengurangi kebebasan Hakim. Selain itu, pengawasan juga dilakukan terhadap penasehat hukum dan notaris sepanjang yang menyangkut peradilan. 3. Ketiga adalah fungsi mengatur. Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum cukup diatur dalam Undang-undang tentang Mahkamah Agung sebagai pelengkap untuk mengisi

kekurangan atau kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan. Selain itu, Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana dianggap perlu untuk mencukupi hukum acara yang sudah diatur Undang-undang. 4. Keempat adalah fungsi nasehat. Mahkamah Agung dapat memberikan nasihat-nasihat atau pertimbangan-

pertimbangan dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara lain. Mahkamah Agung memberikan nasihat kepada Presiden selaku Kepala Negara dalam rangka pemberian atau penolakan grasi dan rehabilitasi. 5. Kelima adalah fungsi administratif. Badan-badan Peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara) sebagaimana dimaksud pasal 13 Undang-Undang nomor 4 tahun 2004 secara organisatoris, administratif dan finansial saat ini berada di bawah kekuasaan Mahkamah Agung. Selain tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, Mahkamah Agung dapat diserahi tugas dan kewenangan lain berdasarkan Undang-undang. Menurut Undang-Undang Dasar 1945, kewajiban dan wewenang MA adalah:

Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh UndangUndang

Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberikan grasi dan rehabilitasi

LIMBAH PADAT Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Secara garis besar limbah padat terdiri dari : 1) Limbah padat yang mudah terbakar. 2) Limbah padat yang sukar terbakar. 3) Limbah padat yang mudah membusuk. 4) Limbah yang dapat di daur ulang. 5) Limbah radioaktif. 6) Bongkaran bangunan, dll.

Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada pengolahan yang baik dan benar, dengan adanya limbah padat di dalam lingkungan hidup maka dapat menimbulkan pencemaran seperti : 1) Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3), methan (CH4), CO2 dan sebagainya. 2) Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, dalam sampah yang ditumpuk, akan terjadi reaksi kimia seperti gas H2S, NH3 dan methane yang jika melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) akan merugikan manusia. 3) Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalam perairan atau bersama-sama air limbah. 4) Kerusakan permukaan tanah.

Gambar 1. Mekanisme Pengolahan Limbah Padat Sumber: 4funjava.blogspot.com

Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yang tentunya dapat menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan ataupun kesehatan. Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan. Limbah padat tanpa pengolahan : Limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat tertentu sebagai TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Limbah padat dengan pengolahan : Limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-tempat tertentu. Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang dibagi menjadi dua yaitu : a) Pembuangan Di Laut b) Pembuangan Di Darat Atau Tanah Untuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus dipertimbangkan antara lain pengaruh iklim, temperatur dan angin, struktur tanah, jaraknya jauh dengan permukiman, pengaruh terhadap sumber lain, perkebunan, perikanan, peternakan, flora atau fauna. Pilih lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk kepentingan apapun. (Prawono, 2009)

PERANAN MAHKAMAH AGUNG UNTUK MENANGANI LIMBAH PADAT Merujuk dari fungsi Mahkamah Agung yang telah disampaikan, peranan Mahkamah Agung yang seharusnya dilakukan terhadap penanganan limbah khususnya untuk limbah padat antara lain: 1. Membina keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali terkait masalah pencemaran lingkungan khususnya pencemaran lingkungan berupa limbah padat. 2. Menyelesaikan perselisihan antar daerah apabila terdapat satu pihak yang tidak menerima keputusan pemerintah sesuai pasal 89 ayat 2 terkait masalah pencemaran lingkungan khususnya pencemaran lingkungan berupa limbah padat. 3. Menolak atau mengabulkan kasasi terdakwa. Seharusnya, Mahmakah Agung menolak semua kasasi apabila itu menyangkut masalah pencemaran lingkungan khususnya pencemaran lingkungan berupa limbah padat. 4. Menguji atau menilai secara materiil peraturan perundangan di bawah undang-undang terkait masalah pencemaran lingkungan khususnya pencemaran lingkungan berupa limbah

padat. Peraturan tersebut dapat ditinjau dari isinya (materinya) jika dirasa bertentangan dengan peraturan pada tingkat yang lebih tinggi. 5. Mengawasi jalannya peradilan di semua peradilan yang menyangkut perkara pencemaran lingkungan khususnya pencemaran lingkungan berupa limbah padat, diharapkan pengadilan-pengadilan diselenggarakan dengan seksama dan wajar dengan berpedoman pada azas peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan, tanpa mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutuskan perkara. 6. Memberikan nasihat atau pertimbangan dalam bidang hukum kepada lembaga tinggi negara lainnya yang menyangkut perkara pencemaran lingkungan khususnya pencemaran lingkungan berupa limbah padat. 7. Menyelesaikan kasus yang berpotensi menjadi masalah nasional, dan atau tidak dapat diselesaikan oleh antar pemerintah propinsi, dan atau atas permintaan pemerintah propinsi terkait masalah pencemaran lingkungan khususnya pencemaran lingkungan berupa limbah padat. 8. Mahkamah Agung (MA) melakukan kerjasama dengan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) dalam program sertifikasi hakim. Dibutuhkan hakim khusus dalam penangan kasus lingkungan hidup. 9. Ketua Mahkamah Agung mengangkat dan memberi sertifikasi kepada hakim lingkungan hidup yang bertugas mengadili perkara lingkungan hidup 10. Mahkamah Agung (MA) menerbitkan aturan tentang sertifikasi hakim lingkungan

melalui surat Keputusan Ketua MA.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Limbah Padat. http://4funjava.blogspot.com/2010/04/limbah-padat.html. 21 November 2011 Prawono, Galih. 2009. Limbah Padat. Makalah. Yogyakarta: Akprindo.