peran lingkungan bahasa (bi’ah lughawiyah) dalam...

104
i PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB SANTRIWATI KELAS XI BAHASA DI MA PONDOK PESANTREN AL-AZIZIYAH PUTRI KAPEK GUNUNGSARI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 OLEH: SYARAVIAH NIM. 15.1.13.2.141 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)MATARAM 2017

Upload: others

Post on 05-Mar-2020

84 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

i

PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB SANTRIWATI KELAS XI BAHASA DI MA

PONDOK PESANTREN AL-AZIZIYAH PUTRI KAPEK GUNUNGSARI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

OLEH:

SYARAVIAH

NIM. 15.1.13.2.141

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)MATARAM

2017

Page 2: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

ii

PERAN LNGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHOWIYAH) DALAM MENNGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB

SANTRIWATI KELAS XI BAHASA DI MA PONDOK PESANTREN AL AZIZIYAH KAPEK GUNUNGSARI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Arab (S.Pd.)

Oleh

SYARAVIAH NIM: 151.132.141

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)MATARAM

2017

Page 3: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

iii

KEMENTERIAN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) MATARAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JlnPendidikan No. 35 Mataram (Kampus I) &Jln Gajah MadaJempong

(Kampus II)Phone 0370 623877,644807,Fax 0370 644807

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh: Syaraviah, NIM. 15.1.13.2.141. Yang berjudul ”Peran Lingkungan Bahasa (BI’AH LUGHAWIYAH) Dalam Meningkatkan

Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Santriwati Kelas XI Bahasa Di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari Tahun Pelajaran

2016/2017” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk di-munaqasyah-kan.

Disetujui pada tanggal, 16 Desember 2017

Pembimbing I,

Drs. H.Sahrah. M. Pd.I NIP. 195212311984031003

Pembimbing II,

Ahmad Khalakul Khairi, M.Ag NIP. 197401262007011010

Page 4: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

iv

KEMENTERIAN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) MATARAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JlnPendidikan No. 35 Mataram (Kampus I) &Jln Gajah MadaJempong

(Kampus II)Phone 0370 623877,644807,Fax 0370 644807

HALAMAN NOTA DINAS Mataram, 16 Desember 2017

Hal: Ujian Skripsi Kepada

Yth. Rektor UIN Mataram di- Mataram

Assalamu’alaikum wr.wb Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi maka kami berpendapat bahwa skripsi Saudara: Nama Mahasiswa : Syaraviah NIM : 151.132.141 Jurusan/Prodi : Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Judul Skripsi oleh: Peran Lngkungan Bahasa (Bi’ah Lughawiyah) Dalam Meningkatkan Keteramplan Berbcara Bahasa Arab Santriwati Kelas XI Bahasa Di MA Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari Tahun Pelajaran 2016/2017.

Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar skripsi ini dapat segera dimunaqasyahkan. Wassalamu’alaikum,Wr.Wb.

Pembimbing I,

Drs. H.Sahrah. M. Pdi NIP. 195212311984031003

Pembimbing II,

Ahmad Khalakul Khairi, M.Ag NIP. 197401262007011010

Page 5: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

v

Page 6: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

vi

Page 7: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

vii

MOTTO.

م حَتى يغي إَن ه َ ْ ْم ر ما بق ا ما بأْنفس { 11:الَرعد} يغي ر

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra’ad[13]: 11)1

1QS. Ar-Ra’ad [13]: 11.

Page 8: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Perjuangan merupakan pengalaman berharga yang dapat menjadikan kita

manusia yang berkualitas”

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat

kukasihi dan kusayangi

1. Kedua orangtuaku Ayahanda Abdul Mutalib dan Ibunda Nurwahidah

terimakasih atas limpahan do’a, dukungan, dan cinta kasih yang tiada

terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas

yang bertuliskan kata cinta dan persembahan.

2. Untuk Kakakku tercinta tersayang Joedarta, yang telah membantuku

mulai dari awal masuk kuliah sampai akhir dari segalanya , terimakasih

atas do’a dan dukungannya.

3. Untuk adekku tercinta Sri Wahyuningsih terima kasih selalu ada untuk

mendukung dalam segala hal

4. Untuk semua keluarga tercintaku.

5. Untuk sahabat terbaikku, Dwi Ayu, Jumratul Haidah, Rafita Sari, Nuraini,

Lilis Karlina, yang memberikan dukungan, semangat dan membantuku

dalam penyusunan skripsi ini, thanks for all my best friends.

Page 9: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

ix

6. Teman-teman dan adik-adikku di Kost Michelle No.7 (Unhii, Dahlia,

Nurika Alawyah, Mega Selfiaty, Izzah Sakura, Zia Fauziah,Dan Shamu

ajj), terimakasih kalian yang selalu memberiku semangat dan selalu

memberikan arahan dalam membuat skripsi ini semua dan terimakasih

pula atas kebaikannya selama ini.

7. Teman-teman seperjuanganku kelas D jurusan bahasa Arab angkatan 2013

terimakasih atas dukungan dan inspirasi yang telah kalian berikan.

8. Almamaterku tercinta UIN Mataram.

Page 10: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam

shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga

kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya.Amin.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses

tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu, yaitu mereka antara lain adalah:

1. Drs.H. Sahrah.M.Pdi selaku Dosen Pembimbing 1 dan Ahmad Khalakul

Khairi, M.Agselaku Dosen Pembimbing II yang memberikan bimbingan,

motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan ditengah

kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang

dan cepat selesai;

2. Dr. H. Fathul Maujud, MA selaku Ketua Jurusan PBA dan Muhammad

Nurman, M.Pd selaku Sekretaris jurusan PBA.,

3. Dr. Hj. Lubna, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.,

4. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag, selaku Rektor UIN Mataram.,

5. Seluruh Civitas Akademika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Mataram.,

6. Ali Maksum, S.Pd.I selaku kepala sekolah MTsDarun Najah Al-Falah

Telagawaru Labuapi Lombok Barat.,

Page 11: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

xi

7. Siti Nurbai’ah selaku guru bahasa Arab MTsDarun Najah Al-Falah

Telagawaru Labuapi Lombok Barat.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari

kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat

diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang

berlipat-lipat ganda dari Allah SWT. Dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat

bagi semesta alam.Amin.

Mataram, 16 Desember 2017

Penulis,

Syaraviah

Page 12: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

xii

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ........................................................................................... i Halaman Judul ............................................................................................... ii Persetujuan Pembimbing ............................................................................... iii Nota Dinas Pembimbing ............................................................................... iv Pernyataan Keaslian Skripsi .......................................................................... v Halaman Pengesahan .................................................................................... vi Halaman Motto.............................................................................................. vii Persembahan ................................................................................................. viii Kata Pengantar .............................................................................................. x Daftar Isi........................................................................................................ xii Abstrak……………………………………………… .................................. . xiv BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian .................................................................................... 1 B. Fokus Penelitian ........................................................................................ 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 5 D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ...................................................... 6 E. Telaah Pustaka ......................................................................................... . 7 F. Kajian Pustaka

1. Peran .................................................................................................... 9 2. Lingkungan Bahasa (Bi’ah Lughawiyah) .......................................... 10 3. Keterampilan Berbicara ..................................................................... 12

G. Kerangka Pikir………………………………………………………..17 H. Metode Penelitian..................................................................................... 18

1. Pendekatan Penelitian ........................................................................ 18 2. Kehadiran Peneltian ........................................................................... 20 3. Lokasi Peneliti ................................................................................... 20 4. Sumber Data ....................................................................................... 21 5. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................ 22 6. Tehnk Analis Data.............................................................................. 25 7. Pengecekan Keabsahan Data............................................................ 25

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Gambar Umum Lokasi Penelitian ............................................................ 27 B. Proses Pembelajaran Keterampilan Bahasa Arab ................................... 36 C. Faktor-Faktor Yang Mendukung Terciptanya Lingkungan Berbahasa

Arab Di MA Al-Aziziyah Putri ................................................................ 50 D. Peran Lingkungan Bahasa Dalam Meningkatkan Keterampilan

Berbicara Bahasa ArabSantriwati Kelas XI Bahasa Di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri Tahun 2017/2018 ...................................... 53

Page 13: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

xiii

BAB III PEMBAHASAN A. Proses Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Di Pondok

Pesantren Al-Aziziyah putri ..................................................................... 58 B. Faktor-Faktor Yang Mendukung Terciptanya Lingkungan Berbahasa

Arab Di MA Al-Aziziyah Putri ................................................................ 72 C. Peran Lingkungan Bahasa Dalam Meningkatkan Keterampilan

Berbicara Bahasa Arab ............................................................................. 75

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................................. 82 B. Saran-Saran. ............................................................................................. 84 DAFTAR RUJUKAN .................................................................................... 86 LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

xiv

ABSTRAK

SYARAVIAH. 151.132.141. Peran Lingkungan Bahasa (Bi’ah Lughawiyah) Dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Siswi Kelas XI Bahasa di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari Tahun Pelajaran 2017-2018. Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram di bawah Bimbingan Drs. H.Sahrah, M.Pd.i, selaku pembimbing I dan Ahmad Khalakul Khairi, M.Ag, selaku pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor yang mendukung terciptanya lingkungan bahasa dan bagaimana peran lingkungan bahasa (Bi’ah Lughawiyah) dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab siswi kelas XI Bahasa di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dimana data-data yang penulis dapatkan akan dijelaskan dan dijabarkan secara deskriptif. Dan metode yang digunakan untuk memperoleh data dari penelitian ini adalah dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa (1) Proses pembelajaran bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari adalah terdiri dari beberapa aspek, yaitu aspek tata bunyi, struktur kalimat, kosakata, kelancaran, dan pemahaman siswi. Akan tetapi, dari beberapa proses pembelajaran tersebut, tidak serta merta berjalan sesuai dengan yang diharapkan, karena tingkat kecerdasan siswi berbeda-beda. Adapun metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran adalah metode ceramah dan metode langsung. (2) Faktor yang mendukung terciptanya lingkungan bahasa adalah meliputi lingkungan formal (adanya pemberian kosakata, guru menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantarnya) dan lingkungan nonformal (adanya kegiatan asrama, adanya program kursus bahasa Arab, program OSIS, dan majalah dinding berbahasa Arab). (3) Adanya lingkungan formal dan nonformal, sangat berperan dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari.

Key Words: Lingkungan Bahasa dan Keterampilan Berbicara.

Page 15: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Di dunia ini sungguh begitu beragam akan ciri khas, kebudayaan,

peradaban, agama, dan semuanya terutama dalam ruang lingkup berbahasa.

Bahasa merupakan sistem lambang-lambang (simbol-simbol) berupa bunyi

yang digunakan oleh sekelompok orang atau masyarakat tertentu untuk

berkomunikasi dan berinteraksi.1

Diantara fungsi dan peranan bahasa baik lisan maupun tulisan adalah digunakan orang untuk menyatakan atau mengekspresikan perasaan, emosi, harapan, keinginan, cita-cita dan pikiran seseorang, sebagai alat berpikir, sebagai alat usaha untuk meyakinkan orang lain atau mempengaruhi sekelompok orang atau masyarakat baik melalui forum diskusi formal, pertukaran pikiran, karya-karya ilmiah, maupun siaran-siaran radio dan televisi.2

Demikian pula dengan bahasa Arab yang memiliki keistimewaan,

diantaranya bahasa Arab mampu beradaptasi dengan dengan perkembangan

zaman karena bersifat dinamis, bervariasi, fleksibel dan memiliki fungsi yang

istimewa dari bahasa-bahasa lainnya. Bahasa Arab bukan hanya memiliki

sastra yang bermutu tinggi bagi mereka yang mengetahui dan mendalaminya,

akan tetapi bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an yang tidak dapat dipisahkan

antara yang satu dengan yang lainnya. Maka peranan bahasa Arab yang

pertama di nusantara disamping sebagai alat komunikasi antar sesama manusia

juga sebagai alat komunikasi manusia kepada Tuhan untuk memenuhi

1 Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Humaniora, 2004),

h.2. 2 Ibid., h. 4-5.

Page 16: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

2

kebutuhan seorang muslim dalam menunaikan ibadah, khususnya ibadah

sholat.3 Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Yusuf ayat 2 :

إنَ أنزل قرآنً عربيً لعلَكم تعقلون.

Artinya : Sesungguhnya kami menurunkan Al-Qur’an dengan berbahasa Arab

agar kamu memahaminya.4

Dalam proses pembelajaran bahasa, faktor pendukung sangat dibutuhkan

keberadaannya, salah satunya adalah lingkungan berbahasa (Bi’ah

Lughawiyah). Lingkungan adalah segala hal yang didengar dan dilihat oleh

pembelajar karena adanya lingkungan yang mendukung untuk selalu

menggunakan bahasa Arab dalam kegiatan sehari-hari dapat mempermudah

tercapainya penguasaan keterampilan berbicara.

Dari pengertian lingkungan bahasa tersebut dapat didefinisikan, bahwa

lingkungan berbahasa dapat dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan formal dan

lingkungan informal. Lingkungan formal adalah salah satu lingkungan belajar

bahasa yang memfokuskan pada penguasaan kaidah atau aturan-aturan bahasa

secara sadar dalam bahasa target.5 Lingkungan formal sengaja dibentuk

melalui kegiatan belajar dalam kelas yang didalamnya pembelajar bahasa

diarahkan untuk melakukan aktivitas bahasa yang menampilkan kaidah bahasa

yang telah dipelajarinya, dan diberikannya umpan balik oleh guru yang berupa

mengoreksi kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar. Sedangkan lingkungan

3Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2003),

h. 22. 4Departemen Agama RI, Al-Qor’an dan Terjemahannya (Bandung: CV Penerbit J-

ART, 2004), h. 235. 5 Ahmad, Metodologi, h. 25

Page 17: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

3

informal adalah lingkungan berbahasa Arab yang terjadi secara alami.6

Lingkungan bahasa informal dapat terjadi melalui bahasa yang dipakai oleh

kawan-kawan sebaya, bahasa pengasuh atau orang tua, bahasa yang dipakai

oleh kelompok pembelajar dan bahasa yang dipakai oleh guru dalam proses

belajar mengajar dikelas bahasa maupun bukan dalam kelas bahasa.

Berbicara merupakan keterampilan yang pertama kali dipelajari oleh

manusia serta mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Dalam

kesehariannya manusia dihadapkan dalam berbagai kegiatan yang menuntut

keterampilan berbicara, baik itu dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun

masyarakat pada umumnya. Menurut Abdul Wahab Rosyidi sebagai berikut:

Terdapat beberapa kendala dalam aktivitas keterampilan berbicara yaitu peserta didik gerogi berbicara karena khawatir melakukan kesalahan, takut dikritik, kurangnya motivasi untuk mengungkapkan apa yang dirasakan, kurang partisipasi dari peserta didik lainnya serta sering menggunakan bahasa ibu yang merasa tidak bias berbahasa asing.7 Penggunaan bahasa Arab di Pondok Al-Aziziyah MA Putri masih belum

maksimal dalam hal berbicara, karena masih banyaknya dari pihak siswi-

siswi maupun dari pihak guru-guru yang masih menggunakan bahasa ibu dan

bahasa Nasional dalam proses pembelajaran yang seharusnya menunjang

empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan

berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis manggunakan

bahasa yang baik dan benar, akan tetapi tidak sesuai dengan yang semestinya.

Bahasa ibu maksudnya adalah bahasa yang diperoleh seseorang pertamakali di keluarga, sehingga oleh Brown disebut sebagai bahasa

6 Ibid., h. 25 7 Abd Wahab Rosyidi dan Mamlu’atul Ni’mah, Memahami Konsep Dasar

Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: UIN Malang Press, 2012), h. 91-92.

Page 18: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

4

pertama. Sedangkan bahasa Nasional adalah bahasa yang digunakan oleh suatu bangsa sebagai bahasa resmi negaranya.8 Lingkungan bahasa Arab belum maksimal karena kurangnya dorongan

dan ketegasan dari pihak lembaga serta kesadaran dari siswi-siswi dalam

menggunakan bahasa Arab yang baik dan benar.

Berangkat dari permasalahan dan kenyataan demikian, penulis tertarik

untuk meneliti dan mengangkat judul “ Peran Lingkungan Bahasa (Bi’ah

Lughawiyah) dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Arab

Santriwati Kelas XI Bahasa di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri

Kapek- Gunungsari”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian diatas, maka peneliti dapat menarik

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Poses Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Arab di

MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari Tahun

Ajaran 2016/2017?

2. Bagaimana Faktor-Faktor Yang Mendukung Terciptanya Lingkungan

Berbahasa Arab Di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek

Gunungsari Tahun Ajaran 2016/2017?

3. Bagaimana Peran Bi’ah Lughowiyah Dalam Meningkatkan Keterampilan

Berbicara Bahasa Arab Santriwati Di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah

Putri Kapek Gunungsari Tahun Ajaran 2016/2017?

8 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 55-56.

Page 19: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

5

C. Tujuan dan manfaat

1. Tujuan

Adapun tujuan yang hendak dicapai peneliti dalam penulisan ini adalah

sebagai berikut:

a. Untuk Mengetahui Bagaimana Poses Pembelajaran Keterampilan

Berbicara Bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri

Kapek Gunungsari Tahun Ajaran 2016/2017?

b. Untuk Mengetahui Bagaimana Faktor-Faktor Yang Mendukung

Terciptanya Lingkungan Berbahasa Arab Di MA Pondok Pesantren

Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari Tahun Ajaran 2016/2017?

c. Unutk mengetahui Peran Bi’ah Lughowiyah Dalam Meningkatkan

Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Santriwati Di MA Pondok

Pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari Tahun Ajaran

2016/2017

2. Manfaat.

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat secara teoritis

1) Untuk ikut serta memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan tentang

bagaimana peran lingkungan berbahasa dalam meningkatkan

keterampilan berbicara bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-

Aziziyah Putri.

Page 20: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

6

2) Untuk menambah wawasan keilmuan peneliti dalam melakukan

penelitian yang lebih mendalam terhadap hal-hal yang belum

terjangkau dalam penelitian ini.

3) Sebagai wacana ilmiah tentang konsep lingkungan berbahasa dalam

pembelajaran bahasa Arab, dan diharapkan berguna untuk

menambah khazanah keilmuan serta dapat memberi wawasan yang

lebih luas dan mendalam kepada kita dalam rangka memberikan

layanan pendidikan yang semakin diperlukan dalam pembangunan

bangsa di masa depan.

b. Manfaat secara praktis

1) Agar dapat lebih terampil berbicara bahasa Arab dalam kehidupan

setiap hari bagi siswi-siswi di Pondok Al-Aziziyah.

2) Dapat menjadi bahan masukan bagi guru dan instansi

Sekolah/Madrasah akan pentingnya peran lingkungan berbahasa

dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab.

D. Ruang lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Agar pembahasan yang telah dilakukan terhadap permasalahan yang

difokuskan masih kurang jelas, maka peneliti melakukan pembatasan-

pembatasan yang disesuaikan dengan fokus permasalahan sehingga

pembahasan yang disampaikan menjadi lebih teratur dan jelas. Ruang

lingkup dalam penelitian ini meliputi bagaimana kondisi Bi’ah

Lughowiyah, bagaimana keterampilan berbicara bahasa dan bagaimana

Page 21: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

7

peran Bi’ah Lughowiyah dalam meningkatkan keterampilan berbicara

bahasa Arab santriwati di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek

Gunungsari Tahun Ajaran 2016/2017.

2. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri

Kapek-Gunungsari, yaitu di kelas XI Bahasa yang jumlah siswinya terdiri

dari 29 orang.9 Lokasi ini peneliti diambil dengan pertimbangan dapat

bekerja sama dengan guru bahasa Arab di MA Al-Aziziyah Putri, dan

letak geografisnya dapat dijangkau oleh peneliti sehingga mempermudah

peneliti dalam mencari data selain itu juga MA Pondon Pesantren Al-

Aziziyah Putri Kapek-Gunungsari merupakan salah satu Pondok Pesantren

yang cukup berkembang.

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka merupakan usaha yang dilakukan untuk menjelaskan posisi penelitian yang sedang dilaksanakan (state of affairs) di antara hasil-hasil penelitian atau buku-buku terdahulu yang bertopik senada (prior research on the topic). Tujuannya adalah untuk menegaskan kebaruan, orisinalitas, dan urgensi penelitian bagi pengembangan keilmuan terkait.10 Adapun dari beberapa temuan peneliti terhadap hasil penelitian-

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Skripsi Oleh Sunardi yang berjudul “Peran Lingkungan (Bi’ah) Madrasah

Dalam Pengajaran Bahasa Arab Siswa Kelas VII MTs NW di Kembang

9 Observasi, 20 April 2017 10 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

IAIN Mataram (IAIN Mataram: 2015), h.15.

Page 22: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

8

Kerang Tahun Ajaran 2011/2012”.11 Pada Penelitian ini, peneliti

menerangkan tentang peran lingkungan (Bi’ah) dalam pengajaran Bahasa

Arab, jadi peneliti hanya mencakup tentang pengajaran Bahasa Arab yang

dipengaruhi peran lingkungan.

2. Selanjutnya skripsi oleh Lale Li Datil, “ Peran Permainan Bahasa Dalam

Meningkatkan Kemahiran Kalam Siswa Kelas VIII MTs Jonggat Loteng

Tahun Pelajaran 2014/2015”.12 Sedangkan pada penelitian ini, peneliti

meningkatkan kemahiran siswa melalui peran permainan. Jadi apakah

dengan peran permainan mampu meningkatkan kemahiran kalam siswa.

Dari hasil penelitian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian

terdahulu yang dilaksanakan oleh Suanrdi dan Lale Li Datil sama halnya

dengan yang akan peneliti laksanakan, yaitu membahas tentang peran. Namun,

terdapat beberapa perbedaan dan beberapa alasan tentang pengambilan judul

ini, antara lain:

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang telah dilakukan Sunardi di MTs NW di

Kembang Keran dan Lale Li Datil di MTs Jonggat Loteng sementara pada

penelitian ini di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek-

Gunungsari Kabupaten Lombok Barat.

11 Sunardi, “Peran Lingkungan (Bi’ah) Madrasah Dalam Pengajaran Bahasa Arab

Siswa Kelas VII MTs NW di Kembang Kerang Tahun Ajaran 2011/2012” (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2012)

12 Lale Li Datil “ Peran Permainan Bahasa Dalam Meningkatkan Kemahiran Kalam Siswa Kelas VIII MTs Jonggat Loteng Tahun Pelajaran 2014/2015” (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2012)

Page 23: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

9

2. Perbedaan Variabel Penelitian

Perbedaan penelitian yang dilakukan sebelumnya dengan yang

dilakukan oleh peneliti adalah terletak pada variabel penelitiannya yaitu

jika pada penelitian sebelumnya membahas tentang peran lingkungan

(bi’ah) madrasah dalam pengajaran Bahasa Arab siswa, sedangkan Pada

penelitian ini tentang Peran Lingkungan Bahasa (Bi’ah Lughawiyah) dalam

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Arab.

F. Kajian pustaka

1. Peran

Definisi peran adalah sesuatu yang diharapkan dimiliki oleh orang yang memiliki kedudukan dalam masyarakat. Peranan adalah bagian bagian dari tugas utama yang harus dilakukan. Pemeranan adalah proses, cara atau perbuatan memahami perilaku yang diharapkan dan dikaitkan dengan kedudukan seseorang.13 Peranan Bi’ah Lughawiyah di dalamnya mencakup pembelajaran

formal dan informal yang memberikan peranan penting dalam menumbuh

kembangkan dan meningkatkan keterampilan berbicara siswa-siswi. hal

tersebut diwujudkan dengan adanya program wajib aktif berbahasa dalam

pelaksanaannya, yang terwujud dalam bentuk bimbingan berupa adanya

pemberian latihan pembiasaan berbicara baik diluar maupun didalam

kelas.

13 Peter Salim dan Yeni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontempores (Jakarta:

Modern English Press, 1991), h. 1132.

Page 24: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

10

2. Lingkungan Bahasa (Bi’ah Lughawiyah)

a. Pengertian Lingkungan Bahasa

Secara harfiyah menurut kamus bahasa Indonesia, lingkungan atau Bi’ah (ة لبي ) diartikan sebagai tempat yang mempengaruhi pertumbuhan manusia, sedangkan menurut kamus bahasa Inggris environment diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan atau suasana. Jika dikombinasikan dari pengertian diatas, maka lingkungan dapat diartikan sebagai suatu tempat atau suasana (keadaan) yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia.14 Sedangkan Lughawiyah (لغوية) berarti sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri, percakapan (perkataan) yang baik , tingkah laku yang baik, sopan dan santun.15 Dari pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan Lingkungan bahasa (Bi’ah Lughawiyah) adalah segala sesuatu yang didengar atau dilihat oleh pembelajar berkaitan dengan bahasa target yang sedang dipelajari.

b. Pembagian Lingkungan Bahasa

Krashen membagi lingkungan pembelajaran bahasa Arab menjadi dua, lingkungan formal dan lingkungan informal. Lingkungan formal, mencakup berbagai aspek pendidikan formal dan non formal, dan sebagian besar berada di dalam kelas atau laboraturium. Sedangkan lingkungan informal, pajanan komunikasi yang alamiah, dan sebagian besar berada diluar kelas. Oleh karena itu, lingkungan informal ini memberikan lebih banyak wacana bahasa dari pada sistem bahasa. Bentuknya bisa berupa bahasa yang digunakan oleh guru, peserta didik, kepala sekolah, orang tua peserta didik, buku bacaan umum, Koran dan majalah, siaran radio dan televisi, film dan sebagainya.16 Ada beberapa ciri lingkungan formal, yaitu : bersifat artificial, pembelajar bahasa diarahkan untuk melakukan aktivitas bahasa yang menampilkan kaidah-kaidah bahasa yang telah dipelajari,

14 Rita Mariana, Ali Nugraha, Yeni Rachmawati, Pengelolaan Lingkungan Belajar

(Jakarta: Kencana Pernada Media Group, 2010), h. 16. 15 LH. Santoso, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Pustaka Agung Harapan,

2007), h. 58. 16 Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat,

2009), h. 207.

Page 25: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

11

guru memberikan balikan yang berupa koreksi terhadap kesalahan, dan merupakan bagian dari keseluruhan pembelajaran disekolah.17 Ada beberapa strategi dalam menciptakan lingkungan bahasa Arab informal, yaitu: sumber daya manusia, lingkungan psikologis, lingkungan bicara, lingkungan padang/baca, lingkungan dengar, lingkungan padang-dengar, kelompok pecinta bahasa, pengadaan percakapanan Arabi.18 Realitas tidak sedikit terdapat adanya faktor-faktor yang dianggap berperan penting terhadap perkembangan bahasa seseorang, diantaranya faktor usia, lingkungan, dan perbedaan individu. Perkembangan bahasa secara kognitif juga dipengaruhi hal-hal yang bersifat kontekstual, sehingga anak dapat semakin berkembang daya pikirnya. Daya tersebut dapat dilihat dari kemampuannya mengungkapkan lebih banyak informasi dari sumber-sumber belajar disekitarnya. Ketika fungsinya kognisinya meningkat, kemampuan berbahasanya juga berkembang ke tahap negosiasi.19

c. Hubungan Lingkungan dan Pembelajaran Bahasa

Dalam proses pembelajaran bahasa, metode dan teknik

pengajaran bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan

keberhasilan-kegagalan proses pembelajaran bahasa. Ada faktor lain

yang menunjang keberhasilan proses pengajaran bahasa asing, salah

satu faktor tersebut adalah tersedianya lingkungan yang

menyenangkan.

Lingkungan yang nyaman dan favourable berpengaruh besar terhadap perasaan dan pemikiran seseorang. Jadi, pengaruh serta peran lingkungan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri, baik lingkungan pergaulan yang dibentuk oleh sikap mental dan alam pikiran masyarakat sekelilingnya maupun keadaan tempat ia hidup atau belajar. Bagaimanapun, lingkungan yang

17 Suwana Pringgawidagda, Strategi Penguasaan Bahasa (Yogyakarta: Adicita Karya

Nusa, 2002), h. 34. 18 Ibid., h. 210. 19 Rohmani Nur Indah, Gangguan Berbahasa (Malang: UIN Maliki Press, 2012), h. 34.

Page 26: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

12

menyenangkan (favourable) merupakan factor penentu dan penunjang bagi keberhasilan pengajaran bahasa.20 Belajar merupakan perilaku yang kompleks. Skinner misalnya, memandang perilaku belajar dari segi perilaku teramati. Oleh karena itu, ia mengemukakan pentingnya program pembelajaran. Piaget memandang belajar sebagai perilaku berinteraksi antara individu dengan lingkungan sehingga terjadi perkembangan intelek individu.21 Dalam makna yang lebih kompleks, hakikat dari pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.22.

3. Keterampila Berbicara

a. Pengertian keterampilan berbicara

Sebelum membahasa tentang keterampilan belajar, perlu

diketahui terdahulu tentang pengertian keterampilan berbicara.

Keterampilan berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa modern termasuk bahasa Arab. Berbicara merupakan sarana utama untuk membina saling pengertian, komunikasi timbal balik, dengan menggunakan bahasa sebagai medianya.23

Kegiatan berbicara di dalam kelas, bahasa mempunyai aspek

komunikasi dua arah, yaitu antara pembicara dengan pendengarnya

secara timbal balik. Dengan demikian, latihan berbicara harus terlebih

dahulu disadari oleh: kemampuan mendengarkan, kemampuan

mengucapkan dan penguasaan kosakata dan ungkapan yang

20Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Humaniora, 2004),

h. 179 21 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006),

h. 38. 22 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Jakarta: Kencana

Premada Media Group, 2010), h. 17. 23 Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat,

2003), h. 110.

Page 27: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

13

memungkinkan siswa dapat mengkomunikasikan maksud/fikirannya.

Oleh karena itu dapat dikatakan, bahwa latihan berbicara ini

merupakan lanjutan dari latihan menyimak yang didalam kegiatannya

juga terdapat latihan mengucapkan.

Kegiatan berbicara ini sebenarnya merupakan kegiatan yang menarik dalam kelas bahasa. Akan tetapi sering kali terjadi sebaliknya. Kegiatan berbicara menjadi tidak menarik, tidak merangsang partisipasi siswa, suasana menjadi kaku dan akhirnya macet. Ini terjadi mungkin karena penguasaan kosa kata dan pola kalimat oleh siswa masih sangat terbatas. Namun demikian, kunci keberhasilan kegiatan tersebut sebenarnya ada pada guru. Apabila guru dapat secara tepat memilih topik pembicaraan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, dan memiliki kreativitas dalam mengembangkan model-model pengajaran berbicara yang banyak sekali variasinya, tentu kemacetan tidak akan terjadi.24

b. Tahap-tahan latihan berbicara

Seiring dengan semakin meningkatnya kemampuan pelajar dan semakin bertambahnya perbendaharaan kata, pemberian latihan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka secara lisan sudah layak untuk disampaikan. Tentu saja, bagi tingkat dasar atau pemula, materi yang diberikan sangat terbatas sesuai dengan kemampuannya, baik dalam tata-bahasa, perbendaharaan kata, maupun pemilihan kata yang benar dan tepat. 25 Berikut adalah beberapa model latihan berbicara:

1) Latihan Model Dialog Latihan model ini merupakan latihan meniru dan menghafalkan dialog-dialog mengenai berbagai macam situasi dan kesempatan. Melalui latihan ini, pelajar diharapkan dapat mencapai kemahiran yang baik dalam percakapan yang dilakukan secara wajar dan tidak dibuat-buat yang memiliki kepersisan dengan kebiasaan komunikasi orang-orang Arab. Dialog-dialog tersebut sesuai dengan tingkat kemahiran pelajar, sedangkan gaya peniruan dialog didramatisasi sedemikian rupa agar suasananya menjadi hidup.

24 Ibid., h. 111. 25 H. Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Humaniora,

2004), h.140-143.

Page 28: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

14

2) Latihan Pola Kalimat Latihan ini terdiri dari pengungkapan pola-pola kalimat yang harus diulang-ulang secara lisan dengan berbagai cara. Pola kalimat yang menjadi contoh latihan ini dibuat dan diucapkan oleh guru. Lalu guru mengucapkan sebuah pencetus ide atau intruksi pendek sebagai petunjuk untuk membuat model seperti itu dihadapan siswa. Setelah guru mengucapkan kalimat atau direkam dalam kaset rekaman untuk member kalimat model, latihan pengucapan sudah dapat dilakukan.

3) Bercerita Bercerita mungkin salah satu kegiatan yang menyenangkan. Tapi yang mendapat tugas berbicara, kadangkala merupakan siksaan karena tidak punya gambaran apa yang akan diceritakan. Oleh karena itu guru hendaknya membantu siswa dalam menemukan topik cerita. Sebaliknya, mendengarkan cerita juga bisa menimbulkan kejemuan apabila yang bercerita tidak memprihatikan asas-asas keefektifan berbicara. Tugas guru adalah membimbing siswa agar memperhatikan asas-asas tersebut. Kejemuan juga bisa diatasi dengan variasi pokok cerita atau bentuknya.

4) Diskusi Guru menentukan topik. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya tentang masalah yang menjadi topik pembicaraan tersebut secara bebas. Guru juga bisa membagi siswa dalam beberapa kelompok, masing-masing terdiri dari 6 sampai 10 siswa. Pada setiap kelompok ditentukan/dipilih seorang ketua, penulis dan pelapor. Masing-masing kelompok mendiskusikan topik yang berbeda-beda pada bagian akhir jam pelajaran, wakil dari masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas dan siap menjawab pertanyaan atau sanggahan yang diajukan oleh kelompok lain.26

5) Wawancara

Wawancara sebagai suatu kegiatan dalam pembelajaran berbicara dan memerlukan persiapan-persiapan dan bentuk-bentuk wawancara seperti wawancara dengan tamu dan wawancara dengan teman sekelas.

6) Sandiwara Sandiwara merupakan kegiatan yang mengandung unsur kreatif, karena menyenangkan. Namun tidak setiap siswa berbakat atau berminat untuk bermain sandiwara. Oleh karena itu, guru memilih siswa-siswa tertentu untuk memainkan sandiwara, sedangkan siswa

26 Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat,

2003), h. 117-120.

Page 29: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

15

yang lainnya sebagai penonton. Ini bukan berarti bahwa yang mengambil manfaat dari kegiatan sandiwara ini hanyalah mereka yang bermain. Yang menontonpun akan memetik faedah, yakni dalam aspek reseptif (mendengarkan dan memahami). Tujuan latihan berbicara dengan sandiwara ini adalah untuk mengarahkan siswa kepada pemakaian kalimat dan ungkapan yang baik, pemakaian bentuk-bentuk formal dan informal, sekaligus memupuk keberanian siswa terutama dalam menghadapi pihak penonton.

7) Berpidato Kegiatan ini hendaknya dilakukan setelah siswa mempunyai cukup pengalaman dalam berbagai kegiatan berbicara yang lain seperi percakapan, bercerita, wawancara, diskusi dan lain-lain. Hal ini perlu karena kegiatan berpidato itu sifatnya selalu resmi dan membutuhkan gaya bahasa yang lebih banyak. Oleh karena itu perlu waktu persiapan yang cukup. Pengajar dalam hal ini harus mampu menanamkan keterlibatan pihak pendengar dengan pembicara. Untuk mencapai hal ini guru dapat menghubungkan kegiatan mendengar dan menulis. Misalnya, siswa diharuskan menulis ringkasan isi pidato dari setiap pembicara. 27

c. Tujuan Keterampilan Berbicara

Secara umum, keterampilan berbicara bertujuan agar para

pelajar mampu berkomunikasi secara lisan dengan baik dan wajar.

Lebih lanjut lagi, menurut Abu Bakar, tujuan dari keterampilan atau

kemahiran berbicara adalah:

1) Membiasakan murid bercakap-cakap dengan bahasa yang fasih. 2) Membiasakan murid menyusun kalimat yang timbul dari dalam

hati dan perasaannya dengan kalimat yang benar dan jelas. 3) Membiasakan murid memilih kata dan kalimat, lalu menyusun

dalam bahasa yang indah, serta memperhatikan penggunaan kata pada tempatnya. 28

27 Ibid., h. 121-122 28 Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembalajaran Bahasa Arab (Jogjakarta: Diva

Press, 2012), h. 99.

Page 30: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

16

d. Strategi Pembelajaran Keterampilan Berbicara

Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan guru dalam

proses pembelajaran berbicara adalah sebagai berikut:

1) Bagi pembelajar pemula. Bagi tingkat pemula, dapat digunakan teknik ulang ucap, lihat ucap, permainan kartu kata, wawancara, permainan memori, reka cerita gambar, biografi, manajemen kelas, bermain peran, permainan telepon dan permainan alphabet.

2) Bagi pembelajar tingkat menengah Untuk tingkat menengah, dapat digunakan teknik-teknik dramatisasi, elaborasi, reka cerita gambar, biografi, permainan memori, wawancara, permainan kartu kata, diskusi, permainan telepon, percakapan satu pihak, pidato pendek, melanjutkan cerita dan permainan alphabet.

3) Bagi pembelajar tingkat paling tinggi Sedangkan untuk yang tingkat tinggi, dapat digunakan strategi-strategi dramatisasi, elaborasi, reka cerita gambar, biografi, permainan memori, diskusi, wawancara, pidato, melanjutkan cerita dan debat.29

e. Cara Penilaian

Penilaian atau evaluasi harus dilakukan untuk mengetahui

tingkat keberhasilan kegiatan pengajaran sebuah bahasa. Sayangnya,

banyak guru yang mengalami ketidakjelasan tentang langkah dan cara

penilaian sehingga menimbulkan penilaian yang tidak tetap. Karena

itu, diperlukan sistem penilaian khusus untuk setiap kegiatan

pengajaran, termasuk kegiatan pengajaran kemahiran berbicara.

Ketika memberi penilaian, seorang pengajar hendaknya memberi penilaian yang bukan semata-mata berdasarkan ukuran angka atau kegiatan belajar tertentu, tetapi harus melakukan usaha perbaikan kualitas atau prestasi pelajar ditingkat pelajaran berikutnya, dan memberi pembinaan motivasi belajar yang lebih kuat. Karena itu, penilaian harus dipusatkan bukan pada kekurangan-kekurangan pelajar, melainkan pada kemampuan-kemampuan yang telah

29 Ibid., h. 100-101

Page 31: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

17

diperolehnya. Cara demikian akan menimbulkan perasaan berharga dikalangan pelajar bahwa mereka sanggup melakukan sesuatu dan menjadi pendorong untuk malakukan tugasnya lebih lanjut. 30

G. Kerangka Pikir

Pada hakikatnya belajar bahasa Arab dipengaruhi oleh berbagai macam

faktor yang salah satunya adalah lingkungan berbahasa Arab. Lingkungan

mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar.

Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik akan ditentukan oleh

kerelevansian pemanfaatan lingkungan yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti

tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan memanfaatkan lingkungan

bahasa dengan sebaik-baiknya.

Artinya dengan pemanfaatan lingkungan yang baik dan tepat dapat

melatih keterampilan berbicara bahasa Arab, siswa tidak merasa kesulitan

untuk mempraktekkan berbicara, memahami dan menerima pelajaran karena

dipengaruhi oleh lingkungan bahasa tersebut sehingga memudahkan mereka

meningkatkan keterampilan berbicara dan bisa memotivasi anak didik

sehingga ada kemauan mereka untuk mempelajari serta mempraktekannya,

karena apa yang mereka lakukan cenderung mereka ingat.

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Setiap penelitian memerlukan pendekatan atau desain yang

menunjukan rencana pengumpulan data agar penelitian dapat dilaksanakan

30 Ahmad, Metodologi ….. h. 148.

Page 32: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

18

secara efektif dan efisien sesuai yang diharapkan. Menurut Husein Umar

sebagai berikut:

Desain penelitian adalah rencana untuk memilih sumber-sumber daya dan data yang akan dipakai untuk diolah dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, dan desain juga merupakan kerangka kerja yang merinci hubungan-hubungan antara variabel yang terkait dalam kajian tersebut.31 Desain penelitian kualitatif sebagaimana yang dikatakan Nasution dalam Subana dan Sudrajat sampai pada tahap-tahap tertentu ialah linier sebagaimana penelitian kuantitatif, di mana peneliti harus memiliki kegiatan untuk mengkaji suatu objek dan sisi lain ada audience sebagai sasaran pendidikan.32 Pendekatan kualitatif adalah salah satu pendekatan yang secara primer menggunakan paradigma pengetahuan berdasarkan pandangan konstruktivist (seperti makna jamak dari pengalaman individual, makna yang secara sosial dan historis dibangun dengan maksud mengembangkan suatu teori atau pola) atau pandangan partisipatori (seperti orientasi politik, isu, kolaboratif, atau orientasi perubahan) atau keduanya.33 Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami. Karena orientasinya demikian, sifatnya mendasar dan naturalis atau bersifat kealamian, serta tidak bisa dilakukan di laboraturium, melainkan di lapangan. Oleh sebab itu, penelitian semacam ini sering disebut dengan naturalistic inquiry atau field study.34

Adapun ciri-ciri penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif

adalah diantaranya sebagai berikut:

a. Tatanan alami merupakan sumber data yang bersifat langsung. Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan (entity). Sebuah fenomena pada dasarnya merupakan keutuhan yang tidak dapat dipahami jika

31 Husein Umar, Desain Penelitian Manajemen Strategik (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2010), h. 6. 32 Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah (Bandung: Pustaka Setia, 2005),

h. 17. 33 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2010), h. 28. 34 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), h. 89.

Page 33: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

19

dipisahkan dari konteksnya. Oleh karena itu, memahami fenomena secara langsung dan mendalam menjadi kunci pokok pendekatan kualitatif ini.

b. Manusia sebagai alat instrument. Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan alat pengumpul data yang utama. Manusia merupakan instrument tepat untuk memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan dibandingkan instrument lainnya.

c. Bersifat deskriptif. Maksudnya adalah mendeskripsikan makna data atau fenomena yang dapat ditangkap oleh peneliti, dengan menunjukan bukti-buktinya.

d. Penelitian kualitatif mementingkan proses, bukan hasil atau produk. Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang memedulikan produk atau hasil, penelitian kualitatif lebih mengutamakan proses.

e. Analisis data bersifat induktif. Yaitu peneliti berangkat kelapangan untuk mengumpulkan berbagai bukti melalui penelaahan terhadap fenomena, dan berdasarkan hasil penelaahan, peneliti kemudian merumuskan teori.

f. Desain bersifat sementara. Peneliti kualitatif menyusun desain secara terus-menerus disesuaikan dengan kenyataan dilapangan.

g. Fokus utama penelitian kualitatif adalah pada “makna”. Maksudnya keikutsertaan peneliti dalam suatu proses atau interaksi dengan tatanan (setting) yang menjadi objek penelitiannya yang merupakan salah satu kunci keberhasilan.35

Adapun alasan peneliti mengambil metode penelitian kualitatif

adalah

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti sangat penting dan mutlak dibutuhkan dalam

penelitian kualitatif, karena kehadiran peneliti merupakan instrument

kunci dalam proses pencarian dan pengumpulan data yang di inginkan

dalam penelitian ini. Peneliti juga sekaligus berperan sebagai perencana,

pelaksana pengumpul data, penganalisis data, penafsir data dan pada

akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian. Kehadiran peneliti disini

bertujuan untuk mendapat data dan informasi yang akurat.

IIbid., h. 90

Page 34: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

20

Sebelum peneliti turun kelapangan, maka peneliti terlebih dahulu

menyerahkan surat izin penelitian dan setelah di izinkan, barulah peneliti

turun ke lokasi penelitian untuk mengadakan penelitian. Kehadiran peneliti

tidak bisa diganti atau diwakili oleh orang lain. Apabila dalam proses

analisis terdapat kekurangan data, maka peneliti bisa kembali ke lokasi

penelitian untuk melengkapi data tersebut.

3. Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah di MA Pondok Al-

Aziziyah Putri. Penulis memilih lokasi ini karena judul tentang “Peran

Lingkungan Bahasa dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa

Arab” belum pernah ada yang meneliti di MA Pondok Al-Aziziyah,

disamping itu juga MA Al-Aziziyah Putri termasuk sekolah yang sangat

membutuhkan perhatian dari semua pihak terutama dalam peningkatan

kualitas pendidikan. Oleh karena itu penulis memilih MA Pondok Al-

Aziziyah sebagai lokasi penelitian dan sebagai salah satu sumbangsih dan

perhatian penulis dalam meningkatkan kualitas pendidikannya terutama

tentang peran lingkungan bahasa dalam meningkatkan keterampilan

berbicara bahasa Arab.

4. Sumber Data

Setiap peneliti memerlukan data atau informasi dari sumber-sumber

yang dipercaya, agar data dan informasi tersebut dapat digunakan untuk

menjawab permasalahan-permasalahan. Cik Hasan dalam Mahmud

menyatakan bahwa sumber data adalah subjek tempat asal data dapat

Page 35: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

21

diperoleh, dapat berupa bahan pustaka atau orang (informan atau

responden).36 Adapun yang menjadi sumber data penelitian ini adalah

Kepala Madrasah Pondok Pesantren Al-Aziziyah, karyawan (Tata Usaha),

guru bahasa Arab dan peserta didik Pondok Pesantren Al-Aziziyah.

Pimpinan Pondok Pesantren Al-Aziziyah untuk memperoleh informasi

tentang gambaran umum Pondok, sejarah dan perkembangannya, dan hal-

hal lainnya yang berkaitan dengan Pondok.

Karyawan (Tata Usaha) untuk memperoleh data latar belakang

berdirinya Pondok, struktur organisasi Pondok, jumlah guru, jumlah

peserta didik, jumlah karyawan dan sarana prasarana. Guru bahasa Arab

adalah untuk memperoleh data mengenai proses pembelajaran bahasa

Arab dengan adanya Bi’ah Lughawiyah khususnya pada keterampilan

berbicara. Sedangkan subjek penelitian dalam skripsi ini adalah peserta

didik kelas XI Bahasa di Pondok Al-Aziziyah Putri.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka penulis menggunakan

beberapa metode sebagai berikut:

a. Observasi

Dilihat dari sisi pelaksanaannya, observasi dapat menempuh tiga

cara utama yaitu observasi merupakan metode pengumpulan data yang

36 Ibid., h. 151.

Page 36: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

22

menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian.37 Observasi

dapat dilakukan dengan cara:

1) Observasi langsung (direct observation), yaitu observasi yang dilakukan tanpa perantara (secara langsung) terhadap objek yang diteliti, seperti mengadakan observasi langsung terhadap proses belajar mengajar dikelas.

2) Observasi tidak langsung. Adalah observasi yang dilakukan terhadap suatu objek melalui perantaraan suatu alat atau cara, baik dilaksanakan dalam situasi sebenarnya maupun buatan.

3) Partisipasi, yaitu pengamatan yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti.38

Dari pengamatan dan pelaksanaan observasi di atas, dapat

diambil kesimpulan bahwa observasi adalah salah satu tekhnik

pengumpulan data dengan cara mengamati data-data yang diselidiki.

Metode observasi yang peneliti gunakan adalah metode observasi

partisipasi dimana peneliti ikut dalam kehidupan orang yang

diobservasi dan tidak terpisah kehidupannya sebagai pengamat.

Adapun data yang akan diambil dengan metode observasi

meliputi :

1) Kondisi lingkungan tempat tinggal.

2) Bagaimana menerapkan bahasa Arab di lingkungan.

3) Seperti apa ketertiban ustadz / ustazah

b. Wawancara

37 Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan (Surabaya: SIC Anggota IKAPI,

2011), h. 78. 38 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), h. 173.

Page 37: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

23

Interview atau wawancara merupakan metode pengumpulan

data yang menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik

dengan subyek atau responden.39

Dalam wawancara ini penulis menggunakan metode

wawancara bebas terpimpin. Dalam hal ini, pertanyaan-pertanyaan

yang akan di ajukan kepada informan sudah disiapkan secara

lengkap dalam pedoman wawancara, akan tetapi tidak terkait

sepenuhnya dengan pedoman yang telah ditentukan. Wawancara

nantinya akan dilakukan kepada pemimpin pondok, Tata Usaha,

guru bahasa Arab serta peserta didik Pondok Pesantren Al-Aziziyah

Putri.

c. Dokumentasi

Metode ini merupakan salah satu bentuk pengumpulan data

yang paling mudah, karena penulis hanya mengamati benda mati dan

apabila terjadi kekeliruan maka mudah merevisinya, karena sumber

datanya tidak berubah. Menurut Suharsimi Arikunto, bahwa

Metode dokumentasi adalah mencari data-data hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, parasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya”.40

Metode ini penulis digunakan untuk mengumpulkan data

melalui dokumen-dokumen yang dimiliki oleh MA Al-Aziziyah Putri

39 Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan (Surabaya: SIC Anggota IKAPI,

2011), h. 67. 40 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Bumi

Aksara, 2006). h.206

Page 38: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

24

tentang sarana dan prasarana serta dokumen-dokumen yang berkaitan

dengan data yang diperlukan oleh peneliti.

Dalam penelitian kualitatif peneliti ingin mendapatkan data

yang sebanyak-banyaknya guna menjawab esensi persoalan yang

muncul dilokasi penelitian. Sehubungan dengan hal ini data atau

informasi tersebut dapat diperoleh dari informen sebagai berikut:

1) Guru bidang studi bahasa Arab MA Al-Aziziyah Putri

2) Kepala tata usaha MA Al-Aziziyah Putri

3) Siswa kelas XI Bahasa di MA Al-Aziziyah Putri.

6. Teknis Analisis Data

Data yang dikumpulkan dengan metode tertentu harus dicek

keabsahannya, kemuadian di analisis. Analisis adalah proses pengurutan

data, penyusunan data kedalam pola, kategori dan satuan deskriptif dasar.

Sedangkan menurut Mahmud menyatakan bahwa

Analisis dalam penelitian merupakan bagian penting dalam proses penelitian. Karena dengan analisis inilah, data yang ada akan tampak manfaatnya, terutama dalam memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan akhir penelitian.41

Dari pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa metode

analisa data merupakan suatu cara untuk memecahkan dan mengolah hasil

pengumpulan data untuk mendapatkan kesimpulan. Analisis data yang

digunakan dalam suatu penelitian sangat tergantung dari jenis data yang

diperoleh, karena data yang dikumpulkan berupa data deskrirptif maka

analisa datanya menggunakan analisis data induktif.

41 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif & Kualitatif (Jakarta: PT Raja

Grafindo, 2010), h. 174.

Page 39: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

25

7. Pengecekan Keabsahan Data

Moleong menyarankan agar seorang peneliti memeriksa keabsahan

data secara komprehensif. Keabsahan data mencakup metode

pengumpulan data yang diterapkan di lokasi penelitian. Menurut peneliti

cara seperti ini disebut trianggulasi waktu penelitian. Untuk menguji

sejauh mana keabsahan yang diperoleh dilapangan, maka penulis akan

menggunakan tiga teknik pemeriksaan keabsahan data yaitu:

a. Perpanjangan keikutsertaan Sebagaimana telah dikemukakan, peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian.

b. Ketekunan pengamatan Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat. Seperti yang telah diuraikan, maksud perpanjangan keikutsertaan ialah untuk memungkinkan peneliti terbuka terhadap pengaruh ganda, yaitu faktor-faktor kontekstual dan pengaruh bersama pada peneliti dan subjek yang akhirnya mempengaruhi fenomena yang diteliti.

c. Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin membedakan ada tiga macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode dan teori.42

1) Triangulasi sumber Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat

42 Lexy J. Moleong, M.A. Metodologi penelitian kualitatif. (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2010), h.327-330

Page 40: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

26

dicapai dengan jalan: pertama; membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, kedua; membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, ketiga; membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, keempat; membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berbeda, orang pemerintahan, dan yang kelima; membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

2) Triangulasi Metode Triangulasi metode, menurut Patton terdapat dua strategi, yaitu;

pertama, pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data; kedua, pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

3) Triangulasi teori Triangulasi teori menurut Lincoln dan Guba menganggap bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Di pihak lain, Patton berpendapat lain, yaitu bahwa hal itu dapat dilaksanakan dan hal itu dinamakannya penjelasan banding (rival explanation). Dalam hal ini, jika analisis telah menguraikan pola, hubungan, dan menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis, maka penting sekali untuk tema atau penjelasan pembanding atau penyaing. Hal itu dapat dilakukan dengan menyertakan usaha pencarian cara lainya untuk mengorganisasikan data yang barangkali mengarahkan pada upaya penemuan peneliti lainya.43

43 Ibid., h.330-331

Page 41: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

27

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri

Keberadaan Pondok Pesantren AL-Aziziyah tidak terlepas dari

keberadaan sosok Ulama Kharismatik Tuan Guru Haji Musthofa Umar

Abdul Aziz. Sosok Ulama Kharismatik tersebut pada penghujung tahun

1985 pulang ke Tanah Air setelah menyelesaikan kegiatan belajar sekaligus

“turun mengajar” di Ma’ahad Al-Haram Dar Al-Arqam Makkah Al-

Mukarramah. Kepulangan beliau ke Tanah Air waktu itu, yaitu adanya

dampak yang telah menjadikan cahaya ilmu pengetahuan yang bermanfaat

di negeri Indonesia kita tercinta. Kemudian Tuan Guru Haji Musthofa Umar

Abdul Aziz beserta keluarga tiba di tanah air, tepatnya di kampung Kapek -

Desa Gunungsari Kecamatan Gunungsari - Kabupaten Lombok Barat - Nusa

Tenggara Barat pada tahun 1985.

Pada tanggal 06 Jumadil Akhir 1405 hijriah yang bertepatan dengan

tanggal 03 November 1985 Masehi, Pondok Pesantren Al-aziziyah resmi

didirikan. Nama Al-Aziziyah sendiri diambil dari nama kakek beliau yaitu

Tuan Guru Haji Abdul Aziz, seorang Ulama terkenal pada masanya.

Pada awalnya Pondok Pesantren Al-Aziziyah hanya melaksanakan

kegiatan program pembelajaran non formal berupa program Tahfizhul

Qur’an (Menghafal Al-Qur’an) dan pembelajaran ilmu-ilmu agama melalui

Page 42: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

28

lembaga pendidikan non formal Diniyah Islamiyah yang sekarang menjadi

Madrasatul Qur’an Wal Hadits (MQWH). Seiring dengan perkembangan

zaman dan tuntutan kebutuhan masyarakat akan lembaga pendidikan formal,

maka pada Tahun 1993 didirikan lembaga pendidikan Madrasah

Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Al-Aziziyah. Kemudian pada Tahun

2002 didirikan Sekolah Dasar Islam (SDI) dan TK Islam Al-Aziziyah, serta

pada Tahun 2005 didirikan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-

Aziziyah.

Pondok Pesantren Al-Aziziyah melalui lembaga-lembaga pendidikan

yang dimiliki telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dengan

jumlah santri terus bertambah dari tahun ke tahun. Penambahan jumlah

santri yang sangat sigifikan dari tahun ke tahun ini berakibat pada

kurangnya ruang belajar, terutama untuk pendidikan formal baik Madrasah

Tsanawiyah (MTs) maupun Madrasah Aliyah (MA). Sehingga pada tahun

2008 dilakukan pemekaran lembaga termasuk diantaranya Lembaga

Madrasah Aliyah dengan memisahkan antara santri laki-laki dan perempuan

dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Pemekaran lembaga Madrasah Aliyah menjadi Madrasah Aliyah Al-

Aziziyah Putra dan Madrasah Aliyah Al-Aziziyah Putri ini ke\mudian

dikukuhkan dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian

Page 43: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

29

Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor: Kw.19.1/2/458/2008 tanggal

25 Juni 2008, dan telah terakriditasi dengan nilai Baik pada tahun 2012.44

a. Visi

“Cerdas dan Berakhlaqul Karimah Berlandaskan al-Qur’an”

b. Misi

1) Mengembangkan dan mewujudkan lembaga pendidikan menengah

yang cerdas dalam managemen, cerdas dalam pelayanan dan cerdas

dalam berkreasi dan berinovasi berlandaskan nilai-nilai akhlaqul

mulia.

2) Mengembangkan sumber daya manusia yang profesional dan

berakhlaq mulia.

3) Menyiapkan peserta didik yang cerdas intelektual, cerdas spritual,

cerdas emosional serta cerdas raga yang mampu bersaing pada tingkat

pendidikan lanjutan serta mampu berkarya di tengah masyarakat.

4) Menyiapkan peserta didik dengan basic al-Qur’an serta akhlaq mulia

yang mampu menjadi tauladan bagi semua.

c. Tujuan

1) Menjadikan MA Al-Aziziyah Putri sebagai lembaga pendidikan

menengah yang mampu menjawab segala tantangan global dimasa

yang akan datang berlandaskan al-Qur’an dengan mengembangkan

manajemen berbasis madrasah dengan perangkat pendidikan berbasis

teknologi.

44 Data Profil dan Sejarah MA AL-Aziziyah Kapek Gunungsari, Dokumentasi, tanggal

10 September 2017

Page 44: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

30

2) Mewujudkan sumberdaya pendidik dan tenaga kependidikan yang

unggul dalam penguasaan IMTAQ dan IPTEK.

3) Mewujudkan alumni serta lulusan yang mampu bersaing pada jenjang

pendidikan lanjutan serta dapat mengabdikan diri di tengah

masyarakat.

4) Mewujudkan para alumni atau lulusan yang berakhlaq mulia serta

mampu mengintegrasikan nilai-nilai al-Qur’an dalam kehidupan

sehari-hari.45

2. Letak Geografis

MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri terletak di kawasan desa

Kapek kecamatan Gunungsari kabupaten Lombok Barat yang memiliki

lokasi yang strategis, yaitu:

a. Sebelah timur : Desa Taman Sari

b. Sebelah Barat : Desa Sandik

c. Sebelah Utara : Desa Medas

d. Sebelah Selatan : Desa Sesela46

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan komponen-komponen fasilitas

yang sangat menunjang dalam kelangsungan proses belajar mengajar dalam

lembaga pendidikan tertentu agar implementasi pelajaran berlangsung

dengan baik, baik berupa gedung maupun sarana lainnya.

45 Profil MA Al-Azizziyah Putri Kapek Gunungsari, Dokumentasi, tanggal 13

September 2017 46MA Al-Aziziyah Kapek Gunungsari, Observasi, tanggal 13 September 2017

Page 45: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

31

Adapun keadaan sarana dan prasarana di Madrasah Aliyah Pondok

Pesantren Al-Aziziyah Putri, dapat dilihat dalam table sebagai berikut:

Tabel 1

Data sarana dan prasarana MA Al-Aziziyah Putri Tahun

Ajaran 2017-2018.47

No Nama Sarana da Prasarana Jumlah

1 Ruang Kelas 9

2 Perpustakaan 1

3 Ruang Lab. Komputer 1

4 Ruang Pimpinan 1

5 Ruang Guru 1

6 Ruang Tata Usaha 1

7 Ruang Konseling 1

8 Tempat Ibadah 1

9 Ruang UKS 1

10 Jamban 6

11 Gudang 1

12 Ruang Sirkulasi 1

13 Tempat Olahraga 1

14 Ruang Organisasi Kesiswaan 1

Dengan melihat sarana dan prasarana dalam table di atas, maka

dapat dikatakan bahwa ruang belajar mempunyai kapasitas yang memadai.

47 Profil MA Al-Azizziyah Putri Kapek Gunungsari, Dokumentasi, tanggal 15

September 2017

Page 46: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

32

4. Keadaan siswi

Dalam proses belajar mengajar, siswi menduduki peran penting,

karena siswi juga sebagai salah satu tolak ukur bermutu atau tidaknya suatu

lembaga pendidikan. Oleh karena itu, keberadaan dan peran aktif siswi

mutlak diperlukan dalam proses pembelajaran.

Sebagai suatu lembaga pendidikan, MA Pondok Pesantren Al-

Aziziyah Kapek Gunungsari menerima siswa-siswi, baik yang berasal dari

kalangan keluarga yang kaya atau miskin, bukan berarti dari

latarbelakangnya yang dilihat tetapi dilihat dari minat dan motivasi belajar

yang di ukur.

Walaupun MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Kapek Gunungsari

menerima siswa-siswi, peneliti disini melakukan penelitian dengan batasan

tertentu, misalnya dikhususkan pada MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah

Putri kelas XI Bahasa.

Adapun jumlah siswi MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah tahun

ajaran 2017/2018 adalah dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 2

Data jumlah siswi MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Kapek Gunungsari

Tahun Pelajaran 2017-2018.48

Tahun Pelajaran

Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah

(Kelas X + XI +XII)

Jumlah Siswa

Jumlah Rombel

Jumlah Siswa

Jumlah Rombel

Jumlah Siswa

Jumlah Rombel

Jumlah Siswa

Jumlah Rombel

2015/2016 132 4 98 3 101 3 331 10

48 Profil MA Al-Azizziyah Putri Kapek Gunungsari, Dokumentasi, tanggal 15

September 2107

Page 47: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

33

5. Tenaga Pendidik/Guru

Guru merupakan sebuah elemen dalam pendidikan yang sangat

penting karena guru adalah orang yang terlihat secara langsung dalam

proses belajar mengajar. Berhasil atau tidaknya proses pembelajaran

tergantung pada peran guru, sehingga keberadaan guru sangat dibutuhkan

dalam proses belajar mengajar, dengan kata lain tanpa adanya guru, maka

proses belajar mengajar juga menyediakan tenaga pengajar demi

terlaksananya kegiatan belajar mengajar. Untuk menyukseskan tujuan dan

target yang diinginkan, MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah memiliki tenaga

pengajar/guru yang professional dibidangnya masing-masing. Adapun

keadaan guru di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri dapat dilihat pada

table berikut:

Tabel 3

Data jumlah tenaga pendidik MA Al-Aziziyah Kepak Gunungsari Tahun

Pelajaran 2017-2018.49

Jumlah Tenaga Pendidik

Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah Tenaga Pendidik Berdasarkan Pendidikan

Terakhir

Jumlah Tenaga Pendidik

Berdasarkan Status

Kepegawaian

Jumlah Tenaga

Pendidik

Laki Perempuan SMA

D.2/3 S.1 S.2 GTY GTTY

15 19 0 0 28 6 18 16 34

49 Profil MA Al-Azizziyah Putri Kapek Gunungsari, Dokumentasi, tanggal 15

September 2017

Page 48: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

34

6. Struktus Organisasi MA Al-Aziziyah Putri

Struktur organiasi dalam suatu lembaga pendidikan sangat penting.

Disamping untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi kerja, struktur

organisasi dalam suatu lembaga juga dapat memberikan arah yang jelas

dalam mencapai tujuan dari lembaga pendidikan.

MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah merupakan suatu organisasi

lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mewujudkan sumber daya

pendidik dan tenaga kependidikan yang unggul dalam penguasaan IMTEK,

mewujudkan lulusan yang berakhlak mulia serta mampu mengintegrasikan

nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Maka struktur organisasi

sangatlah penting untuk menggerakkan pihak-pihak yang ada didalamnya

sehingga tujuan tersebut dapat tercapai. Adapun struktur organisasi di MA

Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri adalah sebagai berikut:

Page 49: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

35

Struktur Organisasi MA Al-Aziziyah Putri.50

50 Papan Struktur Organisasi MA Al-Aziziyah Putri tahun Pelajaran 2017-2018,

Dokumentasi, Kapek Gunungsari, tanggal, 17 September 2017.

Kepala Madrasah H. M.Ridwan, Lc.

M.Ag

KOMITE MADRASAH

KTU/Bendahara Madrasah

I. H. Kholid Nawawi Ridwan

II. Sri Yuliarti, SHI, MSI

WALI KELAS

Pembina Osis Saepul Hak, SS

Kep. Perpustakaan

Nurul Fajri

BP/BK

Hj. Fuziati Mustafa

Kep. Lab. Matematika

Patmah, S.PdI

Kep. Lab. Komputer

Baldatun TW, SE

WAKAHUMA

S Saepul Hak, SS

Staf Tata Usaha

Lusi Novita Sanliana A

WAKAKUR

Abdurahman, S.Pd

WAKASIS

Siti Inayatil Haq, S.Pd

WAKASARPRA Sri Yuliarti, SHI,

MSI

SISWA

GURU BIDANG STUDI

Page 50: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

36

B. Proses Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Arab

Kebererlangsungan pengajaran keterampilan berbicara siswi kelas XI

Bahasa di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri terdapat beberapa

komponen yang mendukung antara satu dengan yang lainnya, yaitu guru, siswi,

materi pelajaran, metode, media pembelajaran dan lingkungan berbahasa.

Pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Arab siswi kelas XI

Bahasa di MA Al-Aziziyah Putri masih dalam tahap dasar dengan penerapan

pola membaca, menerjemahkan, kaidah, kosa kata, dialog, mimik muka dan

sebagainya. Pada tahap ini, keterlibatan guru dalam proses pembelajaran harus

berperan aktif dalam kemampuan berbahasa Arab dan guru dianjurkan untuk

membiasakan menciptakan lingkungan berbahasa selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung.51 Sehingga demikian, pembelajaran keterampilan

berbicara bahasa Arab dapat terwujud dengan baik.

Adapun proses pembelajaran keterampilan berbicara basaha Arab di

MA Al-Aziziyah Putri adalah sebagai berikut:

1. Tata bunyi

Tata bunyi dalam hal ini merupakan langkah awal yang dilakukan

oleh guru bahasa Arab dalam mewujudkan keterampilan berbicara bahasa

Arab pada siswi-siswi yang ada. Seperti halnya yang diungkapkan oleh

Kharkhi Ma’ruf bahwa tata bunyi adalah hal yang penting untuk diajarkan

kepada siswi agar tidak mengalami kesalahan dalam pengucapan bahasa

Arab. Lebih lanjut Kharkhi Ma’ruf menjelaskan:

51 Observasi, keadaan kelas, tanggal 17 September 2017

Page 51: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

37

Berkaitan dengan pengajaran pelafalan tata bunyi, pada saat mengajar, kami berusaha untuk menyerupai penutur aslinya dalam mengucapkan kalimat bahasa Arab, karena MA Al-Aziziyah adalah Madrasah yang menekankan menghafal Al-qur’an, insya Allah untuk makhrijul huruf kami sudah menguasainya. Teknik yang kami lakukan dengan pengajaran tata bunyi ini adalah dengan peniruan, yaitu terlebih dahulu kami melafalkan kata atau kalimat, setelah itu siswi melafalkannya. Selanjutnya stimulus-respon, yaitu ketika ada siswi yang melafalkan dengan lafal yang kurang tepat, kami mengulangi pelafalan untuk memperbaiki kesalahan, kemudian siswi disuruh untuk melafalkan kembali dengan lafal yang tepat. Alhamdulillah teknik seperti ini cukup efektif dalam proses pengajaran tata bunyi.52 Dalam hal ini, Miftahul Jannah juga mengungkapkan hal yang sama

bahwa:

Berkaitan dengan pengajaran tata bunyi, kami menyerupai apa yang dilafalkan oleh guru pada saat pembelajaran bahasa Arab. Teknik yang dilakukan dengan pembelajaran tata bunyi adalah terlebih dahulu guru melafalkan kata atau kalimat yang berkaitan dengan materi yang diajarkan, kemudian kami mengikutinya. Ketika ada sebagian dari kami ada yang melafalkan dengan kurang tepat, kami mengulangi pelafalan untuk memperbaiki kesalahan, dan disuruh untuk melafalkan kembali dengan lafal yang tepat.53 Sejalan dengan ungkapan di atas, Sri Harmawati menerangkan

bahwa pengajaran tata bunyi yang dilakukan oleh guru bahasa Arab selama

ini memiliki dampak yang positif terhadap kemampuan berbicara, karena

dalam hal ini terdapat pengulangan pelafalan secara berkelanjutan ketika

siswi belum tepat dalam melafalkan bunyi. Sehingga pengulangan tersebut

yang membuat siswi terus belajar sampai pelafalannya tepat.54 Begitu juga

dengan ungkapan Mufidatun Nisa’ dan Raehan bahwa pembelajaran dalam

52 Kharkhi Ma’ruf (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri),

wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017. 53 Miftahul Jannah (Siswi kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara, Kapek

Gunungsari, tanggal 17 September 2017. 54 Sri Harmawati (Siswi Kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara, Kapek

Gunungsari, tanggal 17 September 2017

Page 52: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

38

meningkatkan kemampuan berbahasa Arab, siswi-siswi yang ada diajarkan

mengenai tata bunyi.55

Berdasarkan pengamatan peneliti terkait dengan pembelajaran tata

bunyi dalam pengajaran bahasa Arab, MA Pondok pesantren Al-Aziziyah

adalah yang menekankan menghafal Al-qur’an, siswi-siswi rata-rata telah

menguasai makhrijul hurufnya, akan tetapi, masih ada sebagian dari siswi

yang kurang tepat dalam melafalkan bahasa Arab, kemudian siswi

mengulangi pelafalan untuk memperbaiki kesalahan dan melafalkan dengan

pelafalan yang tepat.

2. Struktur Kalimat

Pembelajaran struktur kalimat kepada siswi-siswi sesuai dengan

hasil wawancara dengan guru bahasa Arab MA Al-Aziziyah Putri

merupakan langkah selanjutnya dalam meningkatkan keterampilan berbicara

bahasa Arab. Selain sebagai upaya tersebut, juga sebagai indikator guru

mengenai keberhasilan atau kegagalan siswi-siswi dalam meningkatkan

keterampilan dalam berbicara bahasa Arab. Seperti halnya ungkapan

Kharkhi Ma’ruf, bahwa:

“Dalam penggunaan kaidah atau tata bahasa di kelas XI Bahasa, kami menggunakan metode ceramah dengan langkah-langkah sederhana, yakni: kami menjelaskan terlebih dahulu struktur kalimat atau kaidah yang terdapat dalam materi, kemudian siswi memahaminya, kemudian kami mengemukakan contoh-contoh yang berkaitan dengan kaidah. Ketika siswi-siswi sudah mengerti dengan materi yang diajarkan, kami menguatkannya dengan kesimpulan dan

55 Mufidatun Nisaq dan Raehan (Siswi Kelas XI Bahasa), wawancara, Kapek

Gunungsari, tanggal 17 September 2017.

Page 53: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

39

yang terakhir kami memberikan tugas kepada siswi-siswi untuk mengerjakan soal latihan”.56 Penjelasan di atas juga diungkapkan oleh Sri Harmawati bahwa

dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan kaidah atau struktur

kalimat, guru menggunakan metode ceramah dengan langkah-langkah yang

pertama adalah guru menjelaskan terlebih dahulu struktur kalimat atau

kaidah bahasa Arab, kemudian kami mendengarkan dan memahaminya.

Setelah itu kami disuruh untuk membuat kalimat sesuai dengan kaidah yang

telah dijelaskan.57 Begitu juga dengan penjelasan Miftahul Jannah bahwa

guru bahasa Arab mengajarkan kaidah-kaidah bahasa dengan tujuan agar

siswi-siswi tidak kesulitan dalam membuat kalimat.58

Sejalan dengan penjelasan di atas, kaidah atau struktur bahasa

merupakan hal yang harus dipahami oleh siswi-siswi yang ada. Di mana

tidak hanya sebagai dasar dalam membuat kalimat yang baik, juga agar

siswa dapat berbicara bahasa Arab dengan baik pula. Seperti yang

diungkapkan oleh Kharkhi Ma’ruf bahwa pembelajaran bahasa Arab dalam

meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab siswi pada dasarnya

harus diperkenalkan struktur bahasa Arab yang ada, agar siswi mampu

membuat kalimat dan berbicara bahasa Arab dengan baik.59 Hal ini

dibenarkan oleh Miftahul Jannah, Sri Harmawati, Nia Imroatussholihah dan

56 Kharkhi Ma’ruf (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri),

wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017. 57 Sri Harmawati (Siswi Kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara, Kapek

Gunungsari, tanggal 17 September 2017. 58 Mufidatun Nisaq (Siswi Kelas XI Bahasa), wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal

17 September 2017 59 Kharkhi Ma’ruf (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri),

wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017

Page 54: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

40

Raehan bahwa guru bahasa Arab menjelaskan beberapa struktur kalimat

bahasa Arab yang kemudian memberikan contoh dan memberikan tugas

yang berkaitan dengan membuat struktur kalimat bahasa Arab.60

3. Kosa Kata

Pembelajaran kosa kata bahasa Arab di MA Al-Aziziyah lebih

dominan dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswi-siswi

yang ada untuk menghafal beberapa kosa kata dengan tenggang waktu yang

sudah ditentukan. Dalam hal ini, sesuai dengan hasil wawancara dengan

guru Bahasa Arab adalah sebagai berikut:

“Terkait dengan pengajaran kosa kata, kami memberikan penugasan untuk menghafal kosa kata. Dan evaluasi dilakukan dengan cara sistem kredit, waktu untuk mengevaluasi tidak menentu, itu tergantung kami. Akan tetapi kalau ingin melakukan evaluasi kami menginformasikan dulu kepada siswi seminggu sebelum evaluasi. Kosa kata yang dihafal berkaitan dengan hal-hal yang masih mendasar atau sederhana, misalnya tentang hal-hal yang dekat dengan siswi dan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan siswi untuk menghafal cukup baik, walaupun tidak maksimal karena ada sebagian siswi yang daya hafalannya kurang bagus. Kendatipun siswi sudah menghafal kosa kata yang ditugaskan, akan tetapi siswi masih kurang dalam menyelaraskannya dengan kaidah atau sruktur kalimat baik dalam berbicara maupun dalam hal penulisan”.61 Hal ini juga disampaikan oleh Raehan bahwa dalam pembelajaran

kosa kata, guru bahasa Arab memberikan tugas (menghafal kosa kata) yang

berkaitan dengan di dalam kelas, luar maupun hal-hal yang dekat dengan

60 Miftahul Jannah, Sri Harmawati, Nia Imro’atussholihah dan Raehan, (Siswi kelas XI

Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017. 61 Miftahul Jannah (Siswi kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara, Kapek

Gunungsari, tanggal 17 September 2017.

Page 55: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

41

para siswi.62 Begitu juga dengan Nia Imroatussholehah dan Sri Harmawati

yang mengungkapkan hal yang sama, bahwa menghafal kosa kata dalam

bahasa Arab merupakan hal yang biasa di MA Al-Aziziyah ini. Mulai dari

yang terdekat dengan siswi maupun hal-hal yang dapat membantu siswi

lancar dalam berbahasa Arab.63

Berdasarkan pengamatan peneliti, dalam pengajaran kosa kata, guru

memberikan tugas untuk menghafal kosa kata yang berkaitan dengan Kosa

kata yang ada di dalam kelas, di luar atau disekitar Madrasah maupun kosa

kata yang berkaitan dengan lingkungan Pondok. Kemudia kosa kata tersebut

dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Kelancaran

Kelancaran dalam berbahasa maupun menulis bahasa Arab juga

menjadi prioritas penting bagi guru bahasa Arab. Seperti yang dijelaskan

oleh guru bahasa Arab bahwa setelah proses-proses berjalan dengan baik

(seperti tata bunyi, struktur kalimat dan penghafalan kosa kata), kemudian

kelancaran dalam berbahasa Arab menjadi bagian penting. Lebih lanjut guru

bahasa Arab menjelaskan bahwa:

“Untuk melancarkan siswi dalam berbicara bahasa Arab kami ketika proses pembelajaran membiasakan siswi untuk membaca percakapan dalam buku, biasanya siswi diminta untuk melakukan percakapan berpasangan. Selain itu juga kami membiasakan siswi untuk berbicara bahasa Arab ketika dalam proses pembelajaran, misalnya dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti, menanyakan kabar, menanyakan hari, menanyakan pelajaran apa hari ini, menanyakan kepahaman, dan sebagainya. Kelancaran siswi

62 Raehan (Siswi Kelas XI Bahasa), wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 17

September 2017 63 Nia Imro’atusholihah dan Sri Harmawati (Siswi kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah

Putri), wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017.

Page 56: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

42

dalam berbicara bahasa Arab masih kurang, karena disebabkan beberapa faktor, misalnya kurang berminat belajar bahasa Arab, takut salah dan lain sebagainya”.64 Mufidatun Nisa’ juga mengungkapkan hal yang senada bahwa

kelancaran dalam berbahasa Arab seringkali dijelaskan oleh guru bahasa

Arab dengan berbagai manfaat yang ada. Bahkan konteks kerugian pun

tidak lupa dijelskan. Karena dengan mampu berbahasa Arab yang lancar,

maka mudah untuk memahami al-qur’an.65 Selain itu, Nia Imroatussholehah

juga mengungkapkan bahwa kelancaran berbahasa atau menulis adalah hal

yang penting, karena tanpa kelancaran berbicara atau menulis bahasa Arab

dengan baik dan tepat, hal-hal yang dihafal (kosa kata dan lainnya) tidak

akan lama bertahan.66 Bahkan dalam hal ini, Mufidatun Nisa’

mengungkapkan, bahwa:

“Untuk kelancaran siswi dalam hal berbicara dalam proses pembelajaran masih kurang, karena masih banyak sebagian dari siswi yang malas dalam hal berbicara dan menganggap bahwa berbicara bahasa Arab adalah sesuatu yang membosankan, juga disebabkan karena siswi kurang berminat dan sadar akan pentingnya berbicara bahasa Arab”.67 Raehan dan Miftahul Jannah juga mengatakan, bahwa:

“Ketika saya ingin melakukan berbicara dengan menggunakan bahasa Arab, pertama yang terlintas dalam benak saya adalah takut salah dalam mengucapkan bahasa Arab, sehingga ketika kesalahan itu terjadi, saya merasa malu karena ditertawakan oleh teman-teman.

64 Rosyid (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara,

Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017 65 Mufidatun Nisaq (Siswi Kelas XI Bahasa), wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal

17 September 2017. 66 Nia Imro’atusholiha (Siswi kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara,

Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017 67 Mufidatun Nisaq (Siswi Kelas XI Bahasa), wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal

17 September 2017.

Page 57: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

43

Jadi dari situlah yang membuat saya malu serta minder dalam hal berbicara menggunakan bahasa Arab”.68

5. Pemahaman

Proses peningkatan keterampilan dalam berbahasa Arab dalam

konteks pemahaman dimaknai sebagai upaya guru dalam memberikan

motivasi atau dorongan kepada siswi. Karena hal ini didasarkan pada tingkat

kemampuan siswi dalam berbahasa Arab masih kurang dan sebagian siswi

masih acuh terhadap meningkatkan kemampuan berbahasa Arab. Bahkan

Rosyid mengungkapkan bahwa sebagain siswi merasa bahwa bahasa Arab

adalah bahasa yang membosankan, hal ini terlihat ketika pembelajaran

berlangsung. Yang mana tidak terlalu memperhatikan sama sekali.69 Selain

itu, Miftahul Jannah juga mengungkapkan, bahwa:

“Saya merasa bahwa belajar bahasa Arab tidaklah mudah, dan membutuhkan semangat dan motivasi yang kuat agar bisa. Tanpa adanya perjuangan sama sekali, maka akan kesulitan untuk belajar bahasa Arab. Seperti siswi yang lain, sudah tidak memperhatikan, juga acuh terhadap belajar bahasa Arab. Sehingga tidak memiliki kemampuan dalam berbicara bahasa Arab. Padahal saat belajar bahasa Arab, guru seringkali memberikan pemahaman akan pentingnya menguasai bahasa Arab. Bisa memahami bahasa Al-Qur’an dengan benar dan lainnya”.70 Nia Imro’atussholiha juga mengungkapkan bahwa belajar bahasa

Arab tidaklah mudah, karena harus memiliki semangat yang kuat dan

komitmen dalam berusaha. Siswi-siswi yang masih belum bisa sampai saat

ini pada dasarnya adalah tidak memiliki komitmen yang kuat untuk

68 Raehan dan Miftahul Jannah (Siswi Kelas XI Bahasa), wawancara, Kapek

Gunungsari, tanggal 17 September 2017. 69 Rosyid (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara,

Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017 70 Miftahul Jannah (Siswi kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara, Kapek

Gunungsari, tanggal 17 September 2017.

Page 58: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

44

belajar.71 Begitu juga hasil wawancara dengan guru bahasa Arab di kelas XI

Bahasa Arab adalah sebagai berikut:

“Terkait dengan pemahaman siswi dalam memahami bacaan maupun dalam memahami lawan bicara pada saat percakapan masih ditemukan siswi yang kurang. Terbukti pada saat kami memberikan tugas untuk menterjemahkan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia ataupun sebaliknya itu masih ada siswi yang belum bisa. Dan ketika kami bertanya menggunakan bahasa Arab, rata-rata dari siswi hanya sebagian saja yang bisa menjawab”.72 Dari pemaparan di atas, menunjukkan bahwa kemampuan sebagian

siswi dalam memahami pelajaran bahasa Arab masih kurang, itu semua

tidak terlepas dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hambatan

ataupun kendala-kendala dalam proses pengajaran bahasa Arab.

Berdasarkan pengamatan maupun wawancara oleh peneliti, berikut

beberapa kendala yang terdapat dalam pembelajaran keterampilan berbicara

bahasa Arab siswi kelas XI Bahasa di MA Al-Aziziyah Putri:

1. Kurangnya kesadaran siswi untuk membiasakan diri berbicara bahasa Arab.

Kesadaran dalam hal ini adalah kunci, yang mana kesadaran akan

membimbing siswi dalam berusaha lebih semangat lagi dalam belajar

bahasa Arab. Seperti yang diungkapkan oleh Miftahul Jannah bahwa

membiasakan diri dalam belajar bahasa Arab adalah hal yang harus

dilakukan oleh siswi dalam meningkatkan kemampuan berbicara bahasa

Arab. Sadar akan masih kekurangan dan sadar akan pentingnya bahasa Arab

71 Nia Imro’atusholiha (Siswi kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara,

Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017. 72 Rosyid (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara,

Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017.

Page 59: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

45

adalah kuncinya.73 Begitu juga dengan Sri Harmawati mengungkapkan hal

yang sama bahwa kesadaran akan membawa seseorang untuk tidak putus

asa dalam berusaha.74

Menurut salah satu guru bahasa Arab siswi kelas XI Bahasa di MA

AL-Aziziyah, berdasarkan hasil wawancara:

Di dalam kelas masih jarang siswi yang berbicara bahasa bahasa Arab, ketika saya mencoba bertanya dengan bahasa Arab hanya sebagian siswi yang dapat menjawab karena mereka belum paham dengan pertanyaan. Apalagi di luar kelas, kesadaran siswi untuk melatih kemampuan berbicara bahasa Arab dengan teman-temannya, masih sangat minim. Sebenarnya kami sudah menghimbau untuk mencoba membiasakan diri berbicara bahasa Arab dengan sesama siswi baik itu di luar kelas maupun pun di dalam kelas, tapi itu belum direspon dengan baik oleh siswi. Bahkan siswi lebih cenderung menggunakan bahasa daerah. Itu karena mereka kurang atau malas dalam menghafal kosa kata, dan tugas-tugas lainnya. Itu juga tidak terlepas dari kebiasaan belajar siswi, biasanya mereka tidak mengulangi pelajaran di rumah. Terbukti ketika saya menanyakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi pelajaran yang sudah dibahas sebelumnya, mereka tidak bisa menjawab. Itu menunjukkan mereka tidak mengulangi pelajaran di rumah.75

Berdasarkan pengamatan peneliti, terkait dengan kurangnya

kesadaran siswi untuk membiasakan diri berbicara bahasa Arab juga adalah

karena kurangnya memanfaatkan lingkungan bahasa (bi’ah lughawiyah)

dengan sebaik-baiknya untuk melatih keterampilan berbicara bahasa

Arabnya. Sehingga yang dilakukan hanyalah menjalankan kewajiban

administrasi, yakni masuk sekolah sebagai bentuk tanggungjawab untuk

73 Miftahul Jannah (Siswi kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara, Kapek

Gunungsari, tanggal 17 September 2017. 74 Sri Harmawati (Siswi Kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara, Kapek

Gunungsari, tanggal 17 September 2017. 75 Kharkhi Ma’ruf (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri),

wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017.

Page 60: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

46

menyelesaikan pelajaran setiap hari. Seperti halnya yang diungkapkan oleh

Mufidatun Nisa’ bahwa sebagain siswi yang ada hanya sebagai pelengkap

aktivitas belajar, karena acuh dan berdiam diri terhadap ketidakmampuan

dalam berbicara bahasa Arab.76

2. Siswi takut salah untuk berbicara

Ketakutan pada dasarnya adalah penghalang untuk bisa, seperti yang

diungkapkan oleh Kharkhi Ma’ruf bahwa ketakutan akan menjadi bagian

yang dapat menghantarkan siswi pada ketidakmampuan dalam berbagai hal,

termasuk dalam berbicara bahasa Arab. Sehingga ketakutan harus mampu

dikalahkan guna mendapatkan keberanian dalam berbicara.77 Selain itu, Sri

Harmawati menjelaskan bahwa ketakutan adalah hal yang salah, karena

ketika ketakutan tidak bisa dilawan, maka keberanian tidak akan muncul

dalam diri siswi. Sehingga akan berdampak pada kemampuan berbicara

bahasa Arab yang minim.78

Terkait hal ini, Fahrurroi (guru bahasa Arab) di MA Al-Aziziyah

mengemukakan bahwa:

“Pada saat kami menagajar, sering kali siswi itu takut untuk berbicara bahasa Arab, karena mereka takut salah, dan siswi yang salah pasti ditertawakan oleh teman-temanya. Biasanya disebabkan karena dominasi dari beberapa siswi yang punya kemampuan lebih untuk berbicara bahasa Arab, sehingga siswi lain yang

76 Mufidatun Nisaq (Siswi Kelas XI Bahasa), wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal

17 September 2017 77 Kharkhi Ma’ruf (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri),

wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017. 78 Sri Harmawati (Siswi Kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara, Kapek

Gunungsari, tanggal 17 September 2017.

Page 61: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

47

kemampuannya kurang menjadi minder dan takut untuk mengungkapkan idenya”.79

Kemudian menurut Miftahul Jannah (siswi kelas XI Bahasa) di MA

Al-Aziziyah Putri adalah:

“Kami terkadang takut salah dan malu untuk berbicara bahasa Arab. Karena ketika berbicara kami takut salah dalam menggunakan kaidah, sehingga ditertawai teman-teman dan ditegur sama guru. Itu sebabnya kami kadang-kadang malas dalam belajar bahasa Arab”.80

3. Metode mengajar guru.

Metode mengajar guru dalam hal ini memiliki peran penting dalam

proses peningkatan kemampuan berbicara bahasa Arab. Ketika siswi tidak

mampu merespon dengan baik metode yang digunakan, maka harus ada

metode yang baru, yang dapat memberikan siswi lebih mudah untuk

dimengerti. Dengan demikian, untuk mencapai atau mewujudkan

keberhasilan dalam pembelajaran, guru dalam hal ini harus memiliki

responsif terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam penggunaan metode.

Rosyid dan Fahrurrozi dalam hal ini mengungkapkan hal yang sama

bahwa kegagalan tidak selamanya berasal dari siswi sendiri, melainkan cara

atau metode yang digunakan masih kaku dan sulit untuk dipahami.81 Begitu

juga dengan Kharkhi Ma’ruf yang menjelaskan, bahwa:

“Memang harus diakui, permasalahan-permasalahan dalam pengajaran yang menyebabkan siswa tidak fokus, mungkin itu juga karena metode mengajar kami masih kurang. Walaupun demikian untuk meminimalisisir kendala-kendala tersebut kami punya trik-

79 Fahrurrozi (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara,

Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017. 80 Nia Imro’atusholiha (Siswi kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara,

Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017. 81 Fahrurrozi dan Rosyid (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri),

wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017.

Page 62: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

48

trik tersendiri, akan tetapi belum juga maksimal. Dan untuk memaksimalkan pengajaran bahasa Arab itu harus ada media seperti laboratorium bahasa, di MA Al-Aziziyah Putri belum ada laboraturium. Tapi kadang-kadang ketika pembelajaran yang berkaitan dengan istima’, kami hanya menggunakan LCD dalam pengajaran”.82

Tidak maksimalnya metode mengajar guru ini juga dirasakan oleh

siswi. Dan siswi juga mengatakan:

“Kami malas belajar bahasa Arab karena cara mengajar guru kadang-kadang tidak menarik, apalagi kalau pelajaran bahasa Arab di jam terakhir, itu membuat kami jenuh ditambah lagi pelajaran bahasa Arab itu sulit bagi kami. Guru juga ketika selesai membahas materi, jarang memberikan latihan-latihan yang harus dikumpulkan langsung pada saat proses pembelajaran sebagai evaluasinya. atau sangat jarang memberikan pekerjaan rumah, sehingga kami merasa tidak maksimal dan kami merasa jenuh karena cara mengajar guru membuat kami kurang termotivasi”.83

Adapun solusi atau upaya untuk mengatasi kendala-kendala yang

terjadi dalam pengajaran keterampilan berbicara bahasa Arab, berikut hasil

wawancara dengan guru bahasa Arab MA Al-Aziziyah Putri:

1. Dalam upaya mengatasi kendala-kendala dalam pembelajaran

keterampilan berbicara, yaitu dengan menugaskan kepada siswa untuk

menghafal kosa kata secara intensif yang dituntut untuk dihafal dalam

waktu yang ditentukan, selanjutnya dituntut untuk membuat kalimat

dari kosa kata yang telah dihafal dan mendemonnstrasikannya, dengan

itu siswi akan terbiasa berbica bahasa Arab.

2. Memberi tugas kepada siswi untuk menghafal pidato bahasa Arab, dan

didemonstrasikan pada saat 10 menit awal jam pelajaran dan dilakukan

82 Fahrurrozi (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara,

Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017. 83 Mufidatun Nisa (Siswi kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara, Kapek

Gunungsari, tanggal 17 September 2017.

Page 63: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

49

secara bertahap setiap jam bahasa Arab. Dengan begitu akan melatih

mental siswi untuk terbiasa berbicara bahasa Arab, sehingga rasa takut

dan malu itu akan terkikis sedikit demi sedikit.

3. Melakukan evaluasi bagi siswi yang merasa sulit belajar bahasa Arab,

dengan program remedial atau memberi perhatian khusus kepada siswi-

siswi yang mengalami kesulitan tersebut dengan pendekatan-

pendekatan untuk memberi semangat untuk belajar.

4. Menerapkan bi’ah lughawiyyah dapat membiasakan siswi untuk

berkomunikasi bahasa Arab baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Walaupun MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah adalah Pondok yang

menekankan untuk menghafal Al-qur’an, dari pihak Madrasah sudah

menerapkan Lingkungan berbahasa walaupun kurang maksimal.

5. Dengan adanya boarding school akan membiasakan siswi

berkomunikasi dengan bahasa Arab, karena boarding school

dikhususkan untuk mempalajari tentang Al-Quran, hadist, bahasa, baik

itu bahasa Arab maupun bahasa Inggris. Tahap penyeleksian untuk

siswi yang masuk belum sistimatis, hanya siswi yang berminat saja

yang belajar di boarding school tersebut.

6. Guru memberi pemahaman sekaligus menjadi motivator untuk siswi

bahwa belajar bahasa Arab adalah tidak sulit.

7. Adanya pelatihan-pelatihan guru bahasa Arab akan menambah

pengetahuan guru tentang metodologi pengajaran maupun wawasan

Page 64: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

50

tentang kependidikan dan kebahasaan. Tapi pelatihan-pelatihan tersebut

masih jarang diadakan.

8. Adanya fasislitas penunjang pembelajaran akan membantu dalam

pengajaran keterampilan berbicara bahasa Arab seperti laboratorium

bahasa. Akan tetapi belum ada upaya dari pihak lembaga untuk

menyediakan laboraturium bahasa.84

C. Faktor-faktor yang mendukung terciptanya lingkungan berbahasa Arab

di MA Al-Aziziyah Putri

Lingkungan merupakan salah satu unsur terpenting dalam sebuah

pengajaran bahasa Arab. Keberadaan lingkungan Madrasah menjadi faktor

yang sangat penting, karena lingkungan selalu hadir, melingkupi dan memberi

nuansa bagi proses pembelajaran keterampilan berbicara. Lingkungan

berbahasa Arab seperti yang dikemukakan sebelumnya terdiri dari lingkungan

formal dan lingkungan informal. Lingkungan formal tercipta karena adanya:

1. Faktor Guru.

Guru merupakan pelaku utama yang merencanakan, mengarahkan,

menggerakkan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang bertumpu

pada upaya memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada siswi dalam

menciptakan lingkungan berbahasa Arab. Selain sebagai orang yang

memiliki latar belakang pendidikan keguruan, guru juga dituntut untuk

memiliki keterampilan mengajar, memiliki pengetahuan terhadap karakter

para siswi dan materi ajar yang akan disampaikan kepada siswi, serta

84 Kharkhi Ma’ruf (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 18 September 2017.

Page 65: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

51

mampu untuk menciptakan lingkungan pembelajaran bahasa Arab yang

efektif.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Arab kelas XI

Bahasa adalah:

“Faktor yang menunjang untuk terciptanya lingkungan berbahasa di MA Al-Aziziyah putri khususnya di kelas bahasa menurut pengalaman saya adalah dengan adanya mufrodat yang memang berkaitan atau erat sekali kaitannya dengan keseharian para santri. Misalnya lingkungan yang berkaitan dengan Pondok, atau lingkungan yang berkaitan dengan Madrasah. Adapun lingkungan yang katakanlah masih jauh dengan lingkungan para siswi dan lumayan sulit untuk diterapkan kepada siswi adalah mufrodat yang berkaitan dengan bisnis, ekonomi dan seterusnya”.85

2. Faktor Siswi.

Siswi adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh orang tua

mereka untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di Madrasah,

dengan tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan,

berketerampilan, berkepribadian, dan berakhlaq mulia. Seperti halnya guru,

faktor yang menunjang terciptanya lingkungan berbicara bahasa Arab

adalah siswi itu sendiri. Siswi yang aktif dan yang memiliki motivasi tinggi

terhadap pentingnya berbahasa Arab, maka mereka akan dengan sendirinya

memanfaatkan yang ada, baik dari segi lingkungannya, medianya serta

dalam proses pembelajaran bahasa Arab juga mereka belajar

mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi tidak semua

siswi yang sadar akan pentingnya berbahasa Arab.86

85 Fahrurrozi (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara,

Kapek Gunungsari, tanggal 18 September 2017 86 Observasi, tanggal 17 September 2017

Page 66: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

52

3. Materi-materi berbahasa Arab tambahan selain materi bahasa Arab untuk

Madrasah Aliyah seperti: pelajaran bahasa Arab, Imla’, pemberian kosa kata

yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari serta kosa kata yang berkaitan

dengan lingkungan pondok’.

Sedangkan lingkungan informal tercipta karena:

a. Adanya penerapan sistim asrama dimana seluruh siswi dianjurkan untuk

tinggal dalam asrama, adanya kegiatan penunjang kemampuan berbahasa

Arab seperti: kegiatan berpidato dengan menggunakan bahasa Arab,

muhadatsah pagi, pemberian kosa kata Arab dan ada dua kamar khusus

untuk siswi yang tinggal di asrama yang diwajibkan untuk berkomunikasi

denggan menggunakan bahasa Arab.87

b. Adanya Arabic club yaitu program pembelajaran bahasa Arab yang

dilaksanakan pada setiap hari jum’at, dan yang menjadi pematerinya

adalah H. M. Ridwan, Lc. M.Ag selaku kepala sekolah MA Al-Aziziyah

Putri. Di sana kita diajarkan bahasa Arab mulai dari dasarnya sampai kita

diajarkan untuk melatih keterampilan berbicara bahasa Arab.88

c. Adanya program OSIS yang menekankan kepad para siswi-siswi untuk

menghafal kosa kata bahasa Arab minimal tiga sampai lima kosa kata

perharinya. Setelah itu, setiap hari rabu siswi wajib melakukan stor hafalan

87 Observasi, tanggal 17 September 2017. 88 Nia Imro’atusholihah (Siswi Kelas Xi Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara,

Kapek Gunungsari, tanggal 18 September 2017.

Page 67: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

53

dan dianjurkan untuk mempraktekkan kosa kata yang telah dihafal dalam

kehidupan sehari-hari.89

d. Adanya majalah dinding (mading) dengan menggunakan bahasa Arab baik

di tiap-tiap dinding disekitar Madrasah maupun di lingkungan Pondok.

Siswi jadi senantiasa melihat serta membaca majalah dinding yang

bertuliskan dengan menggunakan bahasa Arab tersebut. Hal ini sangat

mendukung bagi siswi-siswi dalam mempermudah memahami serta tidak

asing dengan bahasa Arab.90

Beberapa faktor di atas, merupakan faktor penunjang untuk

menciptakan lingkungan berbahasa Arab baik di lingkungan formal maupun

lingkungan informal.

D. Peran Lingkungan Bahasa dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara

Bahasa Arab Siswi Kelas XI Bahasa di Madrasah Aliyah Pondok

Pesantren Al-Aziziyah Putri Tahun 2017-2018

Dalam setiap kegiatan pendidikan, terutama kegiatan pengajaran di

dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas,

lingkungan berbahasa (bi’ah lughawiyah) sangat berperan dalam pembelajaran

bahasa Arab, terutama untuk menunjang keterampilan berbicara bahasa Arab.

Lingkungan akan membuatnya terbiasa menggunakan suatu bahasa secara

terus-menerus untuk menyampaikan maksud dan tujuan dalam hatinya.

Adapun peran lingkungan bahasa dalam menigkatkan keterampilan berbicara

89 Baiq Heny (Ketua OSIS MA Al-Aziziyah Putri), wawancara, Kapek Gunungsari,

tanggal 18 September 2017. 90 Rosyid (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Kapek Gunungsari),

Wawancara, tanggal 18 September 2017.

Page 68: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

54

bahasa Arab siswi kelas XI Bahasa di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah

Putri Kapek Gunungsari akan peneliti uraikan di bawah ini:

1. Membiasakan Kegiatan Nonformal.

Kegiatan nonformal di MA Aziziyah adalah kegiatan pendukung

dalam meningkatkan berbicara bahasa Arab. Yang mana kegiatan nonformal

ini tidak hanya dilakukan oleh guru atau fihak sekolah, namun diadakan

juga oleh para santriwati/siswi (dimotori oleh OSIS). Kharkhi Ma’ruf dalam

hal ini mengungkapkan bahwa kegiatan nonformal adalah kegiatan untuk

membantu dan mendorong para siswi untuk semakin meningkatkan

semangat belajar bahasa Arab. Karena masih banyak siswi yang bahasa

Arabnya minim/kurang.

Lebih lanjut, berdasarkan hasil wawancara dengan kharkhi Ma’ruf

(guru bahasa Arab) di MA Aziziyah, adalah:

Adapun peran lingkungan bahasa dalam meningkatkan keterampilan berbicara dalam lingkungan nonformalnya adalah ada dua kamar di asrama putri yang mewajibkan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Arab dan disana harus dilatih untuk disiplin dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Arab. Tata tertip yang disusun dengan cermat dan bijaksana sehingga akan menumbuhkan kesadaran dan kemauan untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan.91

Nia Imro’atussholihah juga mengatakan bahwa:

Peran lingkungan bahasa Arab dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab adalah adanya program kursus bahasa Arab yang dilakukan pada setiap hari jum’at. Dimana kami diajarkan bahasa Arab mulai dari dasar-dasarnya, kaidah-kaidah atau tata

91 Kharkhi Ma’ruf (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri),

wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 18 September 2017.

Page 69: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

55

bahasanya, sampai dengan diajarkan untu melatih berbicara dengan menggunakan bahasa Arab.92

Selaku ketua OSIS juga mengatakan bahwa”

Peran atau program yang diadakan oleh OSIS yang berkaitan dengan lingkungan bahasa adalah dengan adanya penekanan pada siswi untuk menghafal kosa kata bahasa Arab minimal tiga sampai lima kosa kata dalam setiap harinya, program ini ditujukan agar siswi memiliki perbendaharaan kosa kata yang banyak dan mampu melakukan percakapan bahasa Arab dengan baik. Setelah itu, setiap hari rabu, siswi melakukan stor hafalan dan dianjurkan untuk mempraktukkan kosa kata yang telah dihafal dalam kehidupan sehari-hari. 93

Dari pihak Madrasah pun membuat berbagai macam majalah dinding

yang bertuliskan bahsa Arab serta kaligrafi-kaligrafi di tiap-tiap ruang di

lingkungan Madrasah. Hal ini bertujuan untuk membiasakan siswi membaca

maupun melihat tulisan-tulisan Arab dan merasa tidak asing dengan bahasa

Arab.94

Lingkungan lain yang cukup berperan adalah perpustakaan.

Keberadaan perpustakaan sangat membantu guru dan siswi dalam

mengembangkan potensi berbahasa yang dimuliki. Perpustakaan bisa

menjadi alternatif belajar baigi siswi dan guru. Buku-buku yang menunjang

pengajaran bahasa Arab tersedia cukup di dalam perpustakaan.

Perpustakaan berperan menyediakan berbagai buku dan referensi bagi siswi

untuk memperdalam ilmu bahasa Arab yang dipelajari di dalam kelas serta

92 Nia Imroatussholihah (Siswi Kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara,

Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017. 93 Baiq Heny (Ketua OSIS MA Al-Aziziyah Putri), Iwawancara, Kapek Gunungsari,

tanggal 19 September 2017. 94 Observasi, tanggal 19 September 2017.

Page 70: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

56

perpustakaan sebagai tempat belajar kelompok siswi dan tempat untuk

mengerjakan tugas yang diberikan guru.95

2. Membiasakan dalam Lingkungan Formal

Lingkungan formal adalah lingkungan utama atau lingkungan yang

sudah memiliki ketentuan sendiri dalam dunia pendidikan. Yang mana

Kharkhi Ma’ruf dalam hal ini mengungkapkan bahwa lingkungan formal

ini adalah lingkungan tempat berjalannya proses belajar-mengajar yang

telah ditentukan (baik dari materi pelajaran, waktu dan lainnya). Dalam

lingkungan formal adalah lingkungan yang dimanfaatkan dalam ruang

kelas yang dapat memberikan peran yang cukup besar dalam membantu

proses pengajaran terutama dalam meningkatkan keterampilan berbicara

bahasa Arab.96 Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan Rosyid

guru bahasa Arab mengatakan, bahwa:

“Kelas merupakan salah satu tempat formal untuk melaksanakan aktivitas belajar mengajar, karena ruang kelas sebagai tempat berlangsungnya intraksi secara langsung antara guru dan siswi secara terpantau. Adapun langkah-langkahnya adalah siswi diberikan tugas untuk melatih berdialog dengan menggunakan bahasa Arab dan siswi juga dianjurkan untuk menghafal kosa kata baik yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari maupun kosa kata yang berkaitan dengan lingkungan Madrasah serta Pondok dan guru memberikan pemahaman sekaligus motivator untuk siswi bahwa belajar bahasa Arab adalah menyenangkan dan tidak sulit”.97

95 Nurul Fajri (Kepala Perpustakaan MA Al-Aziziyah Putri), wawancara, Tanggal 17

September 2017. 96 Kharkhi Ma’ruf (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri),

wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017. 97 Fahrurrozi (Guru Bahasa Arab Kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara,

Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017.

Page 71: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

57

Hal ini juga disampaikan oleh Raehan dan Mufidatun Nisa’ yang

mengungkapkan hal yang sama bahwa lingkungan formal adalah

lingkungan yang sudah ditentukan dan teratur, bahkan proses

pembelajarannya disesuaikan dengan waktu yang sudah ditentukan.98

Selain itu, Sri Harmawati juga mengungkapkan hal yang sama bahwa

lingkungan forman adalah lingkungan yang telah memiliki aturan

tersendiri.99

3. Membiasakan santriwati dalam memonitoring dengan bekerjasama dengan

seluruh pihak baik dari ruang lingkup Madrasah maupun dari lingkungan

Pondok untuk membantu melakukan pengawasan terhadap kedisiplinan

berbahasa Arab.

4. Menerapkan kedisiplinan melalui berbagai macam tata tertib dan sanksi bagi

siswi yang melanggar peraturan. Hal ini bertujuan untuk menanamkan

kedisiplinan berbahasa Arab dalam diri para siswi. tata tertib dibuat dengan

cermat dan bijaksana sehingga akan menumbuhkan kesadaran dan kemauan

untuk mematuhi seluruh tata tertib yang telah ditetapkan. Adapun sanksi

yang ditetapkan harus bersifat mendidik dan tidak mengandung

kekerasan.100

98 Raehan dan Muidatun Nisa’ (Siswi Kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri),

wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017. 99 Sri Harmawati (Siswi Kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara, Kapek

Gunungsari, tanggal 17 September 2017. 100 Ibid, tanggal 17 September 2017

Page 72: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

58

BAB III

PEMBAHASAN

A. Proses Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Arab di MA

Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri

Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-

bunyi artikulsai atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran berupa ide,

pendapat, keinginan, atau perasaaan kepada mitra bicara. Dalam makna yang

lebih luas, berbicara merupakan suatu system tanda-tanda yang dapat didengar

dan dilihat yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia

untuk menyamoaikan pikiran dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Bahkan

menurut Tarigan, berbicara merupakan kombinasi faktor-faktor fisik,

psikologis, neorologis, semantik, dan linguistik secara luas sehingga dapat

diaanggap sebagai alat manusia yang paling control sosial.101

Adapun proses pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Arab siswi

kelas XI Bahasa di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri dalam hal ini

adalah:

1. Tata Bunyi

Berkaitan dengan pengajaran pelafalan tata bunyi, pada saat

mengajar, guru berusaha untuk menyerupai penutur aslinya dalam

mengucapkan kalimat bahasa Arab, karena MA Al-Aziziyah adalah

Madrasah yang menekankan menghafal Al-qur’an. Seperti yang dijelaskan

101 Acep Hermawan, metodologi pembelajaran bahasa Arab, H.98-99

Page 73: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

59

oleh Kharkhi Ma’ruf dan Rosyid bahwa proses pembelajaran dalam

meningkatkan kemampuan bahasa Arab, yang diawali melalui pembelajaran

tata bunyi, yang mana tata bunyi ini merupakan bagian yang dapat dikatakan

penting, karena harus sesuai dengan aturan dalam bahasa yang ada.102

Dalam hal ini, Fahrurrozi menambanhakan bahwa pembelajaran tata bunyi

pada dasarnya lebih dominan dilakukan dengan penghafalan. Siswi dalam

hal ini dituntut untuk menghafal beberapa kosa kata dan melafalkannya

sesuai dengan aslinya. Dan hal yang dapat dijadikan sebagai kekuatan kecil

adalah rata-rata siswi di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah khususnya

siswi kelas XI Bahasa di MA Al-Aziziyah Putri sudah fasih dan menguasai

dalam hal makhrijul huruf.103

Sejalan dengan penjelasan di atas, Raehan memiliki pandangan

bahwa tata bunyi yang diajarkan oleh guru bahasa Arab adalah bagian dasar

yang dapat membantu para siswa dalam meningkatkan kemampuan

berbicara bahasa Arab dengan lebih baik.104 Begitu juga dengan Nia

Imro’atussholiha yang menganggap bahwa pembelajaran tata bunyi adalah

pembelajaran yang penting, yang mana untuk menentukan salah atau

benarnya pengucapan. Seperti halnya guru terlebih dahulu melafalkan kata

102 Kharkhi Ma’ruf dan Rosyid (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah

Putri), wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 18 September 2017. 103 Fahrurrozi (Guru Bahasa Arab Kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri),

wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017 104 Raehan dan Miftahul Jannah (Siswi Kelas XI Bahasa), wawancara, Kapek

Gunungsari, tanggal 18 September 2017.

Page 74: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

60

atau kalimat, setelah itu siswi melafalkannya, ketika masih salah kemudian

diulang kembali.105

2. Struktur Kalimat

Dalam pengajaran struktur kalimat atau tata bahasa di kelas XI

Bahasa, guru mengajarkan kaidah nahwu maupun sharaf sesuai dengan

materi yang ada dalam buku ajar. Seperti pandangan Rosyid bahwa

pengajaran struktur kalimat kepada para siswi yang telah disesuaikan adalah

hal yang harus diselaraskan dan sesuai dengan kebutuhan siswi. Hal ini,

selain bertujuan untuk memudahkan siswi dalam belajar struktur kalimat,

juga agar mudah dalam hal pengaplikasian secara langsung.106 Selain itu,

Kharkhi ma’ruf juga memandang penting dalam hal pembelajaran struktur

bahasa. Karena ketika para siswi mampu memahami struktur bahasa yang

ada, maka para siswi akan lebih mudah dalam berbahasa dan pengaplikasian

pada penyelesaian tugas yang ada.107

Dengan demikian, struktur bahasa dalam hal ini dapat disimpulkan

bahwa hal yang penting dalam meningkatkan kemampuan siswi dalam

berbahasa Arab. Seperti halnya yang dijelaskan oleh Miftahul Jannah yang

lebih menitik-beratkan pada dampak dalam mengerjakan tugas yang

diberikan guru. Di mana, pembelajaran struktur bahasa memberikan

kemudahan ketika difahami dengan baik, baik dalam kemudahan

105 Nia Imroatussholihah (Siswi Kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara,

Kapek Gunungsari, tanggal 18 September 2017 106 Rosyid (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Kapek Gunungsari),

Wawancara, tanggal 18 September 2017 107 Kharkhi Ma’ruf (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri),

wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 18 September 2017.

Page 75: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

61

menyelesaikan tugas maupun yang lainnya.108 Begitu juga dengan Raehan

yang memandang arti penting dari pembelajaran struktur bahasa, yang pada

intinya adalah memberikan pemahaman yang lebih luas dan kemudahan

dalam menyelesaikan tugas yang ada. Walaupun terkadang ada sebagian

siswi masih banyak yang belum bisa memahami dan

mengaplikasikannya.109

Sejalan dengan pandangan di atas, struktur bahasa dalam

pembelajaran bahasa Arab dipandang Mufidatun Nisa’ sebagai bentuk

pemahaman dalam menyusun kalimat yang baik, yang mana siswi-siswi

harus memahami dengan baik mengenai struktur kalimat dalam bahasa

Arab, baik dalam hal berbicara maupun dalam hal menulis. Dengan

demikian, untuk mencapai keberhasilan dalam hal struktur kalimat, maka

penggunaan metode yang tepat adalah hal yang utama. Karena dengan

penggunaan metode yang tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan

berdampak pada kemudahan pada siswi-siswi dalam memahami struktur

kalimat.110

Metode pengajaran yang dilakukan guru adalah metode induktif atau

biasa disebut qiasiy, yaitu dengan menyajikan kaidah-kaidah terlebih dahulu

kemudian diikuti dengan contoh-contoh dalam bentuk kalimat sederhana.

Selanjutnya guru memberikan kesimpulan pelajaran, setelah dianggap

108 Miftahul Jannah (Siswi kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara, Kapek

Gunungsari, tanggal 18 September 2017. 109 Raehan dan Miftahul Jannah (Siswi Kelas XI Bahasa), wawancara, Kapek

Gunungsari, tanggal 18 September 2017. 110 Mufidatun Nisaq (Siswi Kelas XI Bahasa), wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal

18 September 2017

Page 76: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

62

cukup, siswi diminta untuk mengerjakan soal dan latihan. Dalam hal ini,

metode induktif dipandang sebagai salah satu metode yang tepat dan telah

disesuaikan dengan kebutuhan siswi, dan didasari atas pengalaman yang

berjalan selama ini. Sehingga penggunaan metode induktif dianggap sebagai

metode tradisi (dipakai secara berkelanjutan).

Penggunaan metode di atas juga dimaknai oleh Sri Harmawati

sebagai metode yang baik, artinya metode yang dapat memberikan

kemudahan bagi siswi dalam memahasi struktur kalimat bahasa Arab.111

Begitu juga dengan Nia Imro’atussholiha dan Miftahul Jannah sebagai

metode sederhana dan dibawa secara menarik oleh guru sehingga

berdampak pada respon yang baik oleh para siswi.112

3. Kosa Kata

Terkait dengan pengajaran kosa kata, guru memberikan tugas kepada

siswi untuk menghafal kosa kata yang berada disekitar mereka untuk

memperkaya perbendaharaan kosa kata, kemudian waktu untuk

mengevaluasi tidak menentu, itu tergantung guru. Sehingga hal ini dapat

memberikan nilai positif bagi para siswi. Seperti halnya pemaknaan guru

bahasa Arab bahwa semakin banyak kosa kata yang dihafal oleh para siswi,

maka akan semakin meningkat kemampuannya dalam berbicara bahasa

Arab.113

111 Sri Harmawati (Siswi Kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara, Kapek

Gunungsari, tanggal 18 September 2017. 112 Nia Imro’atussholihah dan Miftahul Jannah (Siswi kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah

Putri), wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 18 September 2017. 113 Kharkhi Ma’ruf (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri),

wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 18 September 2017.

Page 77: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

63

Selain itu, pandangan Nia Imro’atussholiha terhadap penghafalan ini

memberikan arti yang positif, karena kosa kata adalah hal yang penting

untuk diketahui dan dihafal.114 Begitu juga dengan Miftahul Jannah yang

memandang proses pembelajaran penghafalan kosa kata ini dalam hal

meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab adalah hal yang baik.

Walaupun terkadang sebagain siswi lemah dalam menghafal. Namun, ketika

proses pembelajaran ini terus dibiasakan, tentunya perubahan yang baik

akan terwujud.115

Evaluasi hasil penghafalan yang tidak menentu, terkadang menjadi

hal yang dikhawatirkan oleh para siswi, karena terkadang evaluasi dilakukan

satu atau dua hari setelah diinformasikan oleh guru. Seperti yang

disampaikan oleh Mufidatun Nisa’ bahwa evaluasi adalah hal yang ditunggu

dan ditakutkan oleh sebagian siswi, karena terkadang siswi sudah menghafal

dengan baik dan maksimal, dan sebagian lagi masih dalam tahap

penghafalan. Namun, dalam hal ini, kemampuan dominan siswi untuk

menghafal cukup baik, walaupun tidak maksimal karena ada sebagian siswi

yang daya hafalannya kurang bagus.116

Kendatipun siswi sudah menghafal kosa kata yang ditugaskan, akan

tetapi siswi masih kurang dalam menyelaraskannya dengan kaidah atau

sruktur kalimat baik dalam berbicara maupun dalam hal penulisan.

114 Nia Imro’atussholihah (Siswi kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara,

Kapek Gunungsari, tanggal 18 September 2017. 115 Miftahul Jannah (Siswi kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara, Kapek

Gunungsari, tanggal 18 September 2017. 116 Miftahul Jannah (Siswi kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara, Kapek

Gunungsari, tanggal 18 September 2017.

Page 78: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

64

4. Kelancaran

Kelancaran dalam berbicara merupakan hal yang ingin dicapai dalam

belajar bahasa asing, karena akan mudah dan jelas dipahami oleh lawan

bicara, sebagaimana berbicara adalah sarana untuk berkomunikasi denan

orang lain. Untuk melancarkan siswi dalam berbicara bahasa Arab guru

ketika proses pembelajaran membiasakan siswi untuk membaca percakapan

dalam buku, siswi diminta untuk melakukan percakapan berpasangan. Hal

ini menjadi bagian yang dianggap sangat positif oleh Raehan, karena praktik

secara langsung di dalam kelas dengan cara berpasangan dapat memberikan

dampak mental yang tinggi pada siswi. Sehingga keberanian siswi dalam

berbicara bahasa Arab akan semakin melancarkan kemampuan para siswi

yang ada.117

Senada dengan di atas, Sri Harmawati memiliki pandangan yang

menekankan pada sisi peningkatan kemampuan, yang mana percakapan

berpasangan yang dibiasakan oleh guru di dalam kelas memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap keterampilan para siswi dalam berbicara bahasa

Arab. Artinya, dengan kebiasaan tersebut, para siswi secara tidak langsung

sedang dibangun mental yang kuat dalam melawan ketakutan atau ketidak-

beranian terhadap berbicara bahasa Arab.118 Hal ini pada dasarnya adalah

harapan Fahrurrozi untuk memberikan manfaat jangka panjang kepada siswi

117 Raehan (Siswi kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara, Kapek

Gunungsari, tanggal 18 September 2017. 118 Sri Harmawati (Siswi kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara, Kapek

Gunungsari, tanggal 18 September 2017.

Page 79: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

65

dalam hal kemampuan berbicara bahasa Arab dengan baik. Walaupun saat

ini masih sebagian siswi belum bisa bahasa Arab dengan baik.119

Selain itu juga guru membiasakan siswi untuk berbicara bahasa Arab

ketika dalam proses pembelajaran, misalnya dengan melontarkan

pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti, menanyakan kabar, menanyakan

hari, menanyakan pelajaran apa hari ini, menanyakan kepahaman, dan

sebagainya. Akan tetapi dalam proses pembelajaran, masih ada sebagian

dari siswi yang masih kurang dalam hal berbicara dengan menggunakan

bahasa Arab, karena masih banyak dari sebagian siswi yang malas dan

menganggap bahwa belajar bahasa Arab itu adalah bahasa yang

membosankan, juga karena siswi kurang berminat dan sadar akan

pentingnya berbahasa Arab, serta ada sebagian siswi yang takut salah dalam

mengucapkan bahasa Arab, sehingga kesalahan tersebut membuat siswi

merasa malu karena ditertawakan oleh teman-temannya.

5. Pemahaman

Dari beberapa proses pembelajaran yang telah dipaparkan di atas,

yang mana merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh guru dalam

meningkatkan keterampilan atau kemampuan berbahasa bagi para siswi.

Kemudian langkah selanjutnya adalah proses pemahaman. Proses

pemahaman dalam hal ini dimaknai oleh Kharkhi Ma’ruf sebagai usaha

dalam memfasihkan siswi, baik pada konteks bacaan, maupun pada konteks

makna. Para siswi harus mampu memahami secara perlahan makna-makna

119 Fahrurroi (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara,

Kapek Gunungsari, tanggal 18 September 2017.

Page 80: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

66

yang terkandung, sehingga siswi tidak hanya mengetahui dan menghafal

kosa kata.120

Pemahaman juga dalam hal ini dipandang sebagai sesuatu yang

penting oleh Rosyid bahwa proses pemahaman yang matang akan

memberikan arti yang panjang dan luas dalam kehidupan siswi. Artinya,

pemahaman yang diperoleh siswi yang tidak hanya bertahan disekolah saja,

melainkan untuk kehidupannya sehari-hari (baik lingkungan keluarga

maupun lingkungan masyarakat) saat ini dan yang akan datang.121 Selain

itu, pemahaman dipandang sederhana oleh Miftahul Jannah bahwa dengan

memahami, maka akan semakin menarik dalam belajar dan meningkatkan

keterampilan atau kemampuan berbicara bahasa Arab. Begitu juga

sebaliknya, ketika siswi tidak mampu merespon dengan baik atau tidak bisa

memahami, maka siswi lebih cendrung untuk diam dan merasa bosan

dengan pelajaran bahasa Arab.122

Dari beberapa proses pembelajaran keterampilan berbicara di atas tidak

serta merta berjalan sesuai yang diharapkan, tingkat kecerdasan dan minat

belajar siswi kelas XI Bahasa di MA Al-Aziziyah Putri berbeda-beda, sehingga

secara otomatis cara belajar diantara merekapn sangat bervariasi.

Siswi merupakan individual yang unik, artinya tidak ada diantara para

siswi pun yang sama persis. Akan tetapi, mereka memiliki perbedaan satu sama

120 Kharkhi Ma’ruf (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri),

wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 18 September 2017. 121 Rosyid (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara,

Kapek Gunungsari, tanggal 18 September 2017. 122 Miftahul Jannah (Siswi kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara, Kapek

Gunungsari, tanggal 18 September 2017.

Page 81: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

67

lain, baik itu perbedaan pada karakter fisik, kepribadian maupun sifat-sifatnya.

Maka dengan sendirinya perbedaan tersebut akan berpengaruh pada cara dan

hasil belajar siswi. bagi siswi yang memiliki kecerdasan dan minat yang cukup

tentunya akan lebih cepat dalam menyerap dan memahami pelajaran yang

diberikan. Sebaliknya, bagi siswi yang kecerdasan dan minatnya kurang, maka

sulit menerima dan memahami materi yang diajarkan.

Tentunya dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab tidak terlepas

dari adanya kendala-kendala. Karena bahasa Arab bukanlah bahasa yang bisa

dipelajari secara instan. Jadi, mempelajari bahasa Arab diperlukan waktu dan

pemahaman yang cukup. Berdasarkan hasil observasi maupun wawancara oleh

peneliti, berikut beberapa kendala yang terdapat dalam pembelajaran

keterampilan berbicara bahasa Arab siswi kelas XI Bahasa di MA Al-Aziziyah

Putri:

1. Kurangnya kesadaran siswi untuk membiasakan diri berbicara bahasa Arab.

Membiasakan diri untuk melatih berbicara dengan menggunakan

bahasa Arab adalah hal yang perlu dilakukan oleh siswi ketika sudah

menguasai kemampuan dasar dalam mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah.

Bagi siswi yang memiliki minat belajar yang kuat, maka akan memiliki

kesadaran untuk belajar dan berlatih berbicara menggunakan bahasa Arab.

Sedangkan siswi yang kurang minatnya dalam belajar, maka otomatis

kesadaran untuk membiasakan diri untuk berbicara itu bahkan tidak ada.

Siswi kelas XI Bahasa di MA Al-Aziziyah Putri baik di dalam kelas

maupun di luar kelas masih jarang yang berbicara bahasa Arab, karena guru

Page 82: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

68

belum mampu menciptakan lingkungan yang efektif dalam mendalami

pelajaran berbicara bahasa Arab bagi siswi. Siswi berbicara bahasa Arab

ketika dalam proses belajar mengajar saja, misalnya ketika ada tugas dari

guru untuk melakukan percakapan dengan temannya dan ketika guru

melontarkan pertanyaan. Apalagi di luar kelas, walaupun ada program dari

OSIS yang menganjurkan kepada siswi-siswi untuk menghafal kosa kata,

namun kesadaran siswi untuk melatih kemampuan berbicara bahasa Arab

dengan teman-temannya masih sangat minim, bahkan siswi lebih cenderung

menggunakan bahasa daerah. Itu karena minat belajar siswi kurang dan juga

kebiasaan belajar siswi yang malas untuk mengulangi pelajaran dan malas

untuk mempraktekkan berbicara dengan bantuan kosa kata yang telah

dihafal.

Berdasarkan pengamatan peneliti, terkait dengan kurangnya

kesadaran siswi untuk membiasakan diri berbicara bahasa Arab juga adalah

karena kurangnya memanfaatkan lingkungan bahasa (bi’ah lughawiyah)

dengan sebaik-baiknya untuk melatih keterampilan berbicara bahasa Arab.

2. Siswi takut salah untuk berbicara

Dalam proses pembelajaran bahasa Arab, sering ditemukan siswi

yang masih takut untuk berbicara. Ini tidak terlepas dari faktor siswi yang

tidak membiasakan berbicara menggunakan bahasa Arab dan merasa gerogi

atau takut salah dalam berbicara bahasa Arab dan juga siswi takut salah

dalam menggunakan kaidah dalam kalimat-kalimat yang diucapkan.

Page 83: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

69

Siswi kelas XI Bahasa di MA Al-Aziziyah Putri masih sering

ditemukan takut untuk berbicara bahasa Arab karena siswi takut salah dan

malu, sehingga siswi yang salah pasti ditertawakan oleh teman-temannya.

Biasanya ini terjadi pada siswi yang minat belajarnya kurang, juga

disebabkan karena didominasi dari beberapa siswi yang punya kemampuan

lebih untuk berbicara bahasa Arab, sehinga kemampuan siswi yang lainnya

kurang dan menjadi minder dan takut untuk mengungkapkan idenya.

3. Metode mengajar guru

Guru merupakan pelaku utama yang merencanakan, mengarahkan,

menggerakkan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang bertumpu

pada upaya memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada siswi dalam

menciptakan lingkungan berbahasa Arab. Selain sebagai orang yang

memiliki latar belakang pendidikan keguruan, guru juga dituntut untuk

memiliki keterampilan mengajar, memiliki pengetahuan terhadap karakter

para siswi dan materi ajar yang akan disampaikan kepada siswi, serta

mampu untuk menciptakan lingkungan pembelajaran bahasa Arab yang

efektif.

Dalam proses pembelajaran bahasa Arab, metode yang guru terapkan

kurang maksimal, karena cara mengajar guru kadang-kadang tidak menarik,

apalagi kalau pelajaran bahasa Arab di jam terakhir, itu membuat siswi

jenuh ditambah lagi pelajaran bahasa Arab itu sulit bagi siswi. Guru juga

ketika selesai membahas materi, jarang memberikan latihan-latihan yang

harus dikumpulkan langsung pada saat proses pembelajaran sebagai

Page 84: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

70

evaluasinya. Atau sangat jarang memberikan pekerjaan rumah, sehingga

siswi merasa tidak maksimal dan merasa jenuh karena cara mengajar guru

membuat siswi kurang termotivasi.

Adapun solusi atau upaya untuk mengatasi kendala-kendala yang

terjadi dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Arab adalah

sebagai berikut:

1. Rendahnya minat belajar siswi dan siswi takut serta malu berbicara

bahasa Arab dalam proses pembelajaran karena kurangnya motivasi dari

pihak guru, maka guru harus membiasakan siswi untuk melatih

keterampilan berbicara bahasa Arab dengan cara menugaskan kepada

siswi untuk menghafal kosa kata secara intensif yang dituntut untuk

dihafal dalam waktu yang ditentukan, selanjutnya dituntut untuk

membuat kalimat dari kosa kata yang telah dihafal dan

memperagakannya, dengan itu siswi akan terbiasa berbica bahasa Arab.

2. Tidak adanya keseimbangan tingkat kecerdasan siswi dalam kelas studi

bahasa Arab. Kemampuan siswi bervariasi dan latar belakang siswi, ada

yang sebelumnya sudah mengenal bahasa Arab dan ada yang tidak

memiliki latar belakang belajar bahasa Arab. Hal guru harus pandai

mengatur bagaimana caranya agar yang tidak memiliki latar belakang

belajar bahasa Arab jadi cepat memahami bahasa Arab dengan cara

adanya kelas khusus dan intensif di luar jam pelajaran

3. Srtategi dan metode yang dilakukan guru dalam pembelajaran bahasa

Arab sering tidak tepat, monoton dan tidak variatif. Karena itu, guru

Page 85: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

71

harus menyesuaikan dengan perkembangan siswi dan variatif sehingga

siswi tidak cepat bosan.

4. Menerapkan bi’ah lughawiyah dapat membiasakan siswi untuk

berkomunikasi bahasa Arab baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Walaupun MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah adalah Pondok yang

menekankan untuk menghafal Al-qur’an, dari pihak Madrasah sudah

menerapkan Lingkungan berbahasa, yaitu dengan adanya Arabic club,

namun belum maksimal.

5. Dengan adanya boarding school akan membiasakan siswi berkomunikasi

dengan bahasa Arab, karena boarding school dikhususkan untuk

mempalajari tentang Al-Quran, hadist, bahasa, baik itu bahasa Arab

maupun bahasa Inggris. Tahap penyeleksisannya untuk siswi yang masuk

belum sistimatis, hanya siswi yang berminat saja yang belajar di boarding

school tersebut.

6. Guru memberi pemahaman sekaligus menjadi motivator untuk siswi

bahwa belajar bahasa Arab adalah tidak sulit.

7. Adanya pelatihan-pelatihan guru bahasa Arab akan menambah

pengetahuan guru tentang metodologi pengajaran maupun wawasan

tentang kependidikan dan kebahasaan. Tapi pelatihan-pelatihan tersebut

masih jarang diadakan.

8. Adanya fasislitas penunjang pembelajaran akan membantu dalam

pengajaran keterampilan berbicara bahasa Arab seperti laboratorium

Page 86: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

72

bahasa. Akan tetapi belum ada upaya dari pihak lembaga untuk

menyediakan laboraturium bahasa.

B. Faktor-faktor yang mendukung terciptanya lingkungan berbicara bahasa

Arab di MA Al-Aziziyah Putri

Dalam proses pembelajaran bahasa, faktor pendukung sangat

dibutuhkan keberadaannya. Salah satu faktor tersebut adalah terciptanya

lingkungan yang mendukung dan memadai. Dengan adanya lingkungan yang

mendukung dan yang memadai, tentu pelaksaan proses pembelajaran bahasa

akan berjalan dengan baik. Adapun faktor yang mendukung terciptanya

lingkungan berbicara bahasa Arab di MA Al-Aziziyah Putri baik lingkungan

formal maupun lingkungan nonformal adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan Formal

Lingkungan formal tercipta karena adanya Keaktifan guru dalam

mengajar dan pandai menciptakan suasana yang tidak membosankan dengan

cara tidak hanya mengunakan metode yang satu saja dalam proses

pembelajaran, akan tetapi juga menerapkan metode yang lainnya agar siswi

tidak merasa jenuh dan bosan. Selain adanya keaktifan guru, keaktifan siswi

juga menunjang terciptanya lingkungan berbahasa, serta karena adanya

materi-materi berbahasa Arab tambahan selain materi bahasa Arab untuk

Madrasah Aliyah seperti: pelajaran bahasa Arab, Imla’, pemberian kosa kata

yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari serta kosa kata yang berkaitan

dengan lingkungan pondok dan sebagainya. Disamping itu juga, dalam

menyampaikan materi yang berbahasa Arab, guru-guru yang mengajar

Page 87: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

73

bidang study tersebut menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa

pengantarnya.

Sejalan dengan penjelasan di atas, Kharkhi Ma’ruf menjelaskan bahwa

lingkungan formal adalah lingkungan yang dapat menghasilkan sesuatu

(misalnya kemajuan dalam berbahasa Arab) yang sesuai dengan tujuan

tertentu. Sehingga ruang kelas yang menjadi ruang hidup bagi para siswi,

dibutuhkan hubungan yang responsif dan timbal balik yang tinggi dalam

menunjang kemajuan dan peningkatan kemampuan berbicara bahasa

Arab.123 Kendati demikian, Nia Imro’atussholihah dan Sri Harmawati masih

bingung dengan kondisi yang dialami oleh siswi lainnya. Lingkungan yang

memadai dan kegiatan yang mendukung, bahkan keaktifan yang dibangun

oleh guru di dalam kelas, masih saja dengan kelamahan dan

ketidakmampuan dalam berbicara bahasa Arab.124

Raehan dan Mufidatun Nisa’ dalam hal ini juga menggambarkan hal

yang sama, bahwa kondisi dan situasi yang memungkinkan dalam

meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Arab, masih belum

dimanfaatkan dengan baik oleh siswi lainnya. Kondisi awal (latar belakang

yang tidak bisa berbahasa Arab) masih saja menjadi bagian yang tidak bisa

dirubah. Padahal dorongan atau motivasi yang diberikan, baik oleh guru

maupun siswi lainnya seakan-akan tidak mengena.125

123 Kharkhi Ma’ruf (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri),

wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 18 September 2017. 124 Nia Imroatussholihah dan Sri Harmawati (Siswi Kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah

Putri), wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017. 125 Raehan dan Mufidatun Nisa’ (Siswi Kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri),

wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017

Page 88: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

74

Adapun faktor yang menunjang untuk terciptanya lingkungan berbahasa

di MA Al-Aziziyah putri khususnya di kelas bahasa dengan adanya kosa

kata bahasa Arab yang memang berkaitan atau erat sekali kaitannya dengan

keseharian para santri. Misalnya lingkungan yang berkaitan dengan Pondok,

atau lingkungan yang berkaitan dengan Madrasah. Adapun lingkungan yang

katakanlah masih jauh dengan lingkungan para siswi dan lumayan sulit

untuk diterapkan kepada siswi adalah kosa kata yang berkaitan dengan

bisnis, ekonomi dan seterusnya.

2. Lingkungan Nonformal

Lingkungan nonformal dalam hal ini dimaknai oleh Kharkhi Ma’ruf

sebagai lingkungan pendukung dalam memberikan akses kepada siswi

untuk memantapkan atau memfasihkan bacaan atau hafalan. Bahkan

berkaitan dengan motivasi dan dorongan dalam meningkatkan kemampuan

berbahasa Arab. Dan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pondok.126

Lingkungan nonformal tercipta karena:

a. Adanya penerapan sistim asrama dimana seluruh siswi dianjurkan untuk

tinggal dalam asrama, adanya kegiatan penunjang kemampuan berbahasa

Arab seperti: kegiatan berpidato dengan menggunakan bahasa Arab,

muhadatsah pagi, adanya pemberian kosa kata tiga sampai lima kosa kata

pada setiap harinya, dan ada dua kamar khusus untuk siswi yang tinggal

di asrama yang diwajibkan untuk berkomunikasi denggan menggunakan

bahasa Arab.

126 Kharkhi Ma’ruf (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri),

wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 18 September 2017.

Page 89: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

75

b. Adanya Arabic club yaitu program pembelajaran bahasa Arab yang

dilaksanakan pada setiap hari jum’at, dan yang menjadi pematerinya

adalah H. M. Ridwan, Lc. M.Ag selaku kepala sekolah MA Al-Aziziyah

Putri. Di sana kita diajarkan bahasa Arab mulai dari dasarnya sampai kita

diajarkan untuk melatih keterampilan berbicara bahasa Arab

c. Adanya program OSIS yang menekankan kepad para siswi-siswi untuk

menghafal kosa kata bahasa Arab minimal tiga sampai lima kosa kata

perharinya. Setelah itu, setiap hari rabu siswi wajib melakukan stor

hafalan dan dianjurkan untuk mempraktekkan kosa kata yang telah

dihafal dalam kehidupan sehari-hari.

d. Adanya majalah dinding (mading) dengan menggunakan bahasa Arab

baik di tiap-tiap dinding disekitar Madrasah maupun di lingkungan

Pondok. Siswi jadi senantiasa melihat serta membaca majalah dinding

yang bertuliskan dengan menggunakan bahasa Arab tersebut. Hal ini

sangat mendukung bagi siswi-siswi dalam mempermudah memahami

serta tidak asing dengan bahasa Arab.

Dari beberapa faktor di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ada

faktor pendukung untuk menciptakan lingkungan berbahasa Arab di MA Al-

Aziziyah Putri baik di lingkungan formal maupun lingkungan informal.

C. Peran lingkungan bahasa dalam Meningkatkan Keterampilan berbicara

bahasa Arab.

Dalam setiap kegiatan pendidikan, terutama kegiatan pengajaran di

dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas,

Page 90: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

76

lingkungan berbahasa (bi’ah lughawiyah) sangat berperan dalam pembelajaran

bahasa Arab, terutama untuk menunjang keterampilan berbicara bahasa Arab.

Karena di dalamnya terjadi interaksi antara guru dengan siswi maupun antara

siswi dengan siswi lainnya. Lingkungan akan membuatnya terbiasa

menggunakan suatu bahasa secara terus-menerus untuk menyampaikan maksud

dan tujuan dalam hatinya.

Adapun peran lingkungan bahasa dalam menigkatkan keterampilan

berbicara bahasa Arab siswi kelas XI Bahasa di MA Pondok Pesantren Al-

Aziziyah Putri Kapek Gunungsari akan peneliti uraikan di bawah ini:

1. Mengadakan Kegiatan Nonformal

Kegiatan nonformal adalah kegiatan yang biasa dilakukan

dipondok pesantren, yang disesuaikan dengan tujuan dan harapan pondok

pesantren itu sendiri. Seperti yang digambarkan oleh guru bahasa Arab

bahwa harapan yang ingin diwujudkan oleh pondok pesantren (terutama

kepala pondok pesantren) akan diwujudkan melalui program-program

formal dan norformal. Begitu juga dengan guru bahasa Arab bahwa

kegiatan nonformal yang dilakukan oleh MA Al-Aziziyah ini pada

dasarnya lebih dominan dimunculkan adalah icon dari pondok itu sendiri,

yang kemudian didesain oleh para pemangku kebijakan yang ada.

Dalam hal ini, Nia Imro’atussholiha dalam hal ini memandang

penting yang namanya kegiatan nonformal, namun harus berkelanjutan.

Page 91: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

77

Terutama kegiatan-kegiatan nonformal yang dilakukan oleh para OSIS.127

Hal yang sejalan juga disampaikan oleh Miftahul Jannah dan Sri

Harmawati bahwa kegiatan nonformal yang diadakan merupakan kegiatan

yang sangat mendukung dalam menunjang kemampuan berbicara bahasa

Arab. Hanya saja terkadang para siswi yang mengikuti tidak serius dan

tidak tertarik, sehingga kemampuannya masih minim.128

Adapun kegiatan nonformal yang diadakan oleh MA Al-Aziziyah

adalah sebagai berikut:

a. Adanya penerapan sistem asrama, di mana seluruh siswi dianjurkan

untuk tinggal dalam asrama, adanya kegiatan penunjang kemampuan

berbahasa Arab seperti: kegiatan berpidato dengan menggunakan bahasa

Arab, muhadatsah pagi, adanya pemberian kosa kata tiga sampai lima

kosa kata pada setiap harinya, dan ada dua kamar khusus untuk siswi

yang tinggal di asrama yang diwajibkan untuk berkomunikasi denggan

menggunakan bahasa Arab.

b. Adanya Arabic club yaitu program pembelajaran bahasa Arab yang

dilaksanakan pada setiap hari jum’at, dan yang menjadi pematerinya

adalah M. Ridwan selaku kepala sekolah MA Al-Aziziyah Putri. Di sana

kita diajarkan bahasa Arab mulai dari dasarnya sampai kita diajarkan

untuk melatih keterampilan berbicara bahasa Arab

127 Nia Imroatussholihah (Siswi Kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara,

Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017. 128 Miftahul Jannah dan Sri Harmawati (Siswi Kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri),

wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 17 September 2017.

Page 92: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

78

c. Adanya program OSIS yang menekankan kepad para siswi-siswi untuk

menghafal kosa kata bahasa Arab minimal tiga sampai lima kosa kata

perharinya. Setelah itu, setiap hari rabu siswi wajib melakukan stor

hafalan dan dianjurkan untuk mempraktekkan kosa kata yang telah

dihafal dalam kehidupan sehari-hari.

d. Adanya majalah dinding (mading) dengan menggunakan bahasa Arab

baik di tiap-tiap dinding disekitar Madrasah maupun di lingkungan

Pondok. Siswi jadi senantiasa melihat serta membaca majalah dinding

yang bertuliskan dengan menggunakan bahasa Arab tersebut. Hal ini

sangat mendukung bagi siswi-siswi dalam mempermudah memahami

serta tidak asing dengan bahasa Arab.

e. Adanya perpustakaan sebagai tempat tersimpannya buku-buku yang

berkaitan dengan mata pelajaran siswi terutama buku-buku yang

berkaitan dengan nahasa Arab, sehingga mampu memberikan peran

dalam mendukung keberlangsungnya proses pembelajaran. Keberadaan

perpustakaan sangat membantu guru dan siswi dalam mengembangkan

potensi berbahasa yang dimiliki yang salah satunya adalah berbahasa

Arab. Perpustakaan berperan menyediakan berbagai buku dan referensi

bagi siswi untuk memperdalam ilmu yang dipelajari di dalam kelas serta

untuk menambah wawasan guru dan siswi. Perpustakaan juga berperan

sebagai tempat belajar kelompok siswi, mereka bisa menjadikan

perpustakaan sebagai tempat untuk mengerjakan tugas yang diberikan

guru.

Page 93: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

79

2. Peran dalam Lingkungan Formal

Lingkungan formal merupakan bagian penting dalam melakukan

sebuah perubahan, terutama bagi generasi yang ingin mendapatkan ilmu,

keterampilan dan lainnya. Dalam hal ini, lingkungan formal dimaknai

sebagai lingkungan yang dapat memberikan akses pembelajaran kepada

siswi, guna mendapatkan keterampilan atau ilmu yang dapat menjadi modal

kedepannya. Kharkhi Ma’ruf dalam hal ini memandang bahwa lingkungan

formal adalah lingkungan “hidup” yang dapat dimanfaatkan oleh siswi dari

sudut mana pun. Lingkungan yang dapat memberikan kedewasaan dalam

berpikir, skill dan hal-hal lainnya.129

Siti Harmawati misalnya, memandang lingkungan formal sebagai

lingkungan yang dapat memberikan perubahan dan kemajuan, yang

disesuaikan dengan harapan dan kemauan siswi.130 Begitu juga dengan

Raehan yang lebih menekankan pada wadah yang dapat memberikan proses

hidup yang lebih baik.131 Adapun peran lingkungan formal dalam hal ini

adalah sebagai berikut:

a. Ruang kelas. Adanya ruang kelas merupakan salah satu tempat formal

untuk melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Madrasah, guru dan

siswi dituntut untuk menciptakan suasana kelas yang nyaman dan kelas

129 Kharkhi Ma’ruf (Guru Bahasa Arab kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri),

wawancara, Kapek Gunungsari, tanggal 18 September 2017. 130 Sri Harmawati (Siswi Kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara, Kapek

Gunungsari, tanggal 17 September 2017. 131 Raehan (Siswi Kelas XI Bahasa MA Al-Aziziyah Putri), wawancara, Kapek

Gunungsari, tanggal 17 September 2017.

Page 94: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

80

memegang peranan penting yaitu sebagai tempat berlangsungnya

komunikasi bahasa Arab antara guru dan siswi sacara terpantau.

b. Adanya Keaktifan guru dalam mengajar dan pandai menciptakan

suasana yang tidak membosankan dengan cara tidak hanya mengunakan

metode yang satu saja dalam proses pembelajaran, akan tetapi juga

menerapkan metode yang lainnya agar siswi tidak merasa jenuh dan

bosan. Selain adanya keaktifan guru, keaktifan siswi juga menunjang

terciptanya lingkungan berbahasa, serta karena adanya materi-materi

berbahasa Arab tambahan selain materi bahasa Arab untuk Madrasah

Aliyah seperti : pelajaran bahasa Arab, Imla’, pemberian kosa kata yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari serta kosa kata yang berkaitan

dengan lingkungan pondok dan sebagainya. Disamping itu juga, dalam

menyampaikan materi yang berbahasa Arab, guru-guru yang mengajar

bidang study tersebut menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa

pengantarnya.

c. Adanya kosa kata bahasa Arab yang memang berkaitan atau erat sekali

kaitannya dengan keseharian para santri. Misalnya lingkungan yang

berkaitan dengan Pondok, atau lingkungan yang berkaitan dengan

Madrasah. Adapun lingkungan yang katakanlah masih jauh dengan

lingkungan para siswi dan lumayan sulit untuk diterapkan kepada siswi

adalah kosa kata yang berkaitan dengan bisnis, ekonomi dan seterusnya.

d. Melakukan pengawasan dengan bekerjasama dengan seluruh pihak baik

dari ruang lingkup Madrasah maupun dari lingkungan Pondok untuk

Page 95: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

81

membantu melakukan pengawasan terhadap kedisiplinan berbahasa

Arab.

e. Menerapkan kedisiplinan melalui berbagai macam tata tertib dan sanksi

bagi siswi yang melanggar peraturan. Hal ini bertujuan untuk

menanamkan kedisiplinan berbahasa Arab dalam diri para siswi. tata

tertib dibuat dengan cermat dan bijaksana sehingga akan menumbuhkan

kesadaran dan kemauan untuk mematuhi seluruh tata tertib yang telah

ditetapkan. Adapun sanksi yang ditetapkan harus bersifat mendidik dan

tidak mengandung kekerasan.

Dari beberapa kegiatan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa baik

dari beberapa faktor yang menunjang di lingkungan formal dan lingkungan

nonformal, dari pengawasan dan kerjasama dari seluruh pihak maupun dari

menerapkan kedisiplinan melalui berbagai tata tertib, maka sangat berperan

dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab siswi kelas XI

Bahasa di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari.

Diantara beberapa peran di atas juga bisa membangkitkan gairah belajar siswi,

menciptakan suasana yang akrab dimana guru dan siswi ataupun siswi dengan

siswi dalam berbahasa Arab, menciptakan suasana belajar yang nyaman,

menyediakan buku-buku pendukung pengajaran bahasa Arab, menambah kosa

kata dan melatih keterampilan berbicara siswa.

Page 96: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

82

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan fokus penelitian dan data yang telah diperoleh di lapangan,

peneliti dapat menarik kesimpulan:

1. Proses pembelajaran bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah

Putri adalah terdiri dari beberapa proses, yaitu tata Bunyi, struktur kalimat,

kosa kata, kelancaran, dan pemahaman siswi. Tetapi, dari beberapa proses

pembelajaran tersebut tidak serta merta berjalan dengan sesuai yang

diharapkan karena tingkat kecerdasan dan minat belajar siswi kelas XI

Bahasa di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri berbeda-beda. Sehingga

secara otomatis cara belajar diantara mereka sangat bervariasi. Disamping

itu, metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran bahasa

Arab adalah berbeda-beda, selain metode ceramah juga menggunakan

metode langsung.

2. Faktor-faktor yang mendukung terciptanya lingkungan berbahasa Arab di

MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri adalah:

a. Lingkungan Formal

Lingkungan formal tercipta karena guru yang mengajar bidang

study tersebut menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantarnya,

adanya kosa kata bahasa Arab yang memang berkaitan atau erat sekali

kaitannya dengan keseharian para santri. Misalnya lingkungan yang

berkaitan dengan Pondok, atau lingkungan yang berkaitan dengan

Page 97: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

83

Madrasah, kemudian kosa kata yang dihafal dibuat dalam bentuk kalimat

sederhana kemudian melakukan praktek berbicara bahasa Arab.

b. Lingkungan Nonformal

Sedangkan lingkungan nonformal tercipta karena penerapan

sistim asrama dimana seluruh siswi dianjurkan untuk tinggal dalam

asrama, adanya kegiatan penunjang kemampuan berbahasa Arab seperti:

kegiatan berpidato dengan menggunakan bahasa Arab, muhadatsah pagi,

adanya pemberian kosa kata tiga sampai lima kosa kata pada setiap

harinya, adanya program kursus bahasa Arab (Arabic club), adanya

program OSIS yang menekankan menghafal kosa kata bahasa Arab, serta

adanya majalah dinding yang berbahasa Arab.

3. Peran lingkungan berbahasa dalam meningkatkan keterampilan berbicara

bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri adalah sebagai

berikut:

a. Dalam lingkungan formal, siswi diberikan tugas untuk melatih berdialog

dengan menggunakan bahasa Arab dan siswi dianjurkan untuk menghafal

kosa-kata baik yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari maupun

kosa-kata yang berkaitan dengan lingkungan Madrasah serta Pondok.

b. Sedangkan dalam lingkungan nonformal, ada lingkungan yang

mewajibkan untuk berbahasa Arab yaitu ada dua kamar di santri putri

yang mewajibkan berkomunikasi menggunakan bahasa Arab dan di sana

harus dilatih untuk disiplin dalam berkomunikasi dengan menggunakan

bahasa Arab, adanya kegiatan penunjang kemampuan berbahasa Arab

Page 98: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

84

seperti: kegiatan berpidato dengan menggunakan bahasa Arab,

muhadatsah pagi, adanya pemberian kosa kata tiga sampai lima kosa kata

pada setiap harinya, adanya program kursus bahasa Arab (Arabic club),

adanya program OSIS yang menekankan menghafal kosa kata bahasa

Arab, serta adanya majalah dinding yang berbahasa Arab.

c. Melakukan pengawasan dengan bekerjasama dengan seluruh pihak baik

dari ruang lingkup Madrasah maupun dari lingkungan Pondok untuk

membantu melakukan pengawasan terhadap kedisiplinan berbahasa

Arab.

d. Menerapkan kedisiplinan melalui berbagai macam tata tertib dan sanksi

bagi siswi yang melanggar peraturan. Hal ini bertujuan untuk

menanamkan kedisiplinan berbahasa Arab dalam diri para siswi. Tata

tertib dibuat dengan cermat dan bijaksana sehingga akan menumbuhkan

kesadaran dan kemauan untuk mematuhi seluruh tata tertib yang telah

ditetapkan. Adapun sanksi yang ditetapkan harus bersifat mendidik dan

tidak mengandung kekerasan.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dinyatakan bahwa adanya peran

lingkungan bahasa (bȋ’ah lughowiyah) dalam meningkatkan keterampilan

berbicara bahasa Arab, dimana di dalamnya terdapat adanya lingkungan

formal dan nonformal yang memeberikan peranan dalam meningkatkan

keterampilan berbicara siswa-siswi, oleh karena itu peneliti memberikan

masukan serta saran sebagai berikut:

Page 99: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

85

1. Untuk MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari.

a. Diharapkan bisa menumbuhkan rasa cinta terhadap bahasa, dimana

bahasa diposisikan sebagai bahasa yang nyata dalam kehidupan.

b. Tingkatkan selalu untuk membiasakan berbahasa Arab ketika berada

didalam Lingkungan Pondok Pesantren demi terciptanya suasana bahasa

Arab sesuai dengan koridor Pondok Pesantren agar sejalan dan seimbang.

2. Untuk siswi Pondok Pesantren Al-Aziziyah putrid Kapek Gunungsari.

a. Siswi diwajibkan selalu untuk menjaga nilai-nilai Dunia perpondokkan

ditengah-tengah lingkungan bermasyarakat dengan menggunakan bahasa

Arab ketika bertemu dengan sesama teman dan guru pengajar baik diluar

maupun didalam Pondok Pesantren Al-Aziziyah itu sendiri.

b. Jagalah dengan penuh keteguhan akan tekad dan semangatnya dengan

berbahasa Arab ketika ditengah berjalannya proses Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM) demi terciptanya kelas Bahasa yang bernilai Islami

depan kelas-kelas yang lain.

3. Untuk para guru bahasa Arab.

a. Guru harus selalu membiasakan berbahasa Arab ketika memasuki dan

mengisi untuk menyampaikan semua Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

dengan menggunakan bahasa Arab.

b. Guru harus selalu meningkatkan lagi unsur-unsur Lingkungan Berbahasa

dengan versi dan jenis yang bervariasi membuat para siswi yang

diajarkan semakin tertarik untuk menggeluti dunia bahasa Arab menjadi

terjaga dilingkungan Pondok Pesantren Al-Aziziyah.

Page 100: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

86

Daftar Rujukan

Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Humaniora, 2004)

Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2003)

Departemen Agama RI, Al-Qor’an dan Terjemahannya (Bandung: CV Penerbit J-ART, 2004)

Abd Wahab Rosyidi dan Mamlu’atul Ni’mah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: UIN Malang Press, 2012)

Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011)

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram (IAIN Mataram: 2015)

Peter Salim dan Yeni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontempores (Jakarta: Modern English Press, 1991)

Rita Mariana, Ali Nugraha, Yeni Rachmawati, Pengelolaan Lingkungan Belajar (Jakarta: Kencana Pernada Media Group, 2010)

Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2009)

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Bumi Aksara, 2006)

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006)

Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010)

Husein Umar, Desain Penelitian Manajemen Strategik (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010)

Lexy J. Moleong, M.A. Metodologi penelitian kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010)

LH. Santoso, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Pustaka Agung Harapan, 2007),

Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011)

Rohmani Nur Indah, Gangguan Berbahasa (Malang: UIN Maliki Press, 2012),

Page 101: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

87

Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah (Bandung: Pustaka Setia, 2005)

Suwana Pringgawidagda, Strategi Penguasaan Bahasa (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2002)

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Jakarta: Kencana Premada Media Group, 2010)

Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembalajaran Bahasa Arab (Jogjakarta: Diva Press, 2012)

Page 102: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

88

Lampiran – lampiran

Page 103: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

89

Page 104: PERAN LINGKUNGAN BAHASA (BI’AH LUGHAWIYAH) DALAM ...etheses.uinmataram.ac.id/697/1/Syaraviah151132141.pdf · bahasa Arab di MA Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri, faktor-faktor

90