peran kyai muhammad hasan dalam proses penyebaran …

24
313 PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI DESA KARANGGEBANG Fuad Fitriawan Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo Kayyis Fithri Ajhuri Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo Email: fuadfi[email protected]m Abstract: This paper examined the history of the development of Islam in Karanggebang Village founded by Kyai Muhammad Hasan. He is a descendant of Kyai Nur Sodiq. Karanggebang Village Ponorogo has its own uniqueness. This village still keep evidences of the history of Islamic civilization since the 18th century. The historical evidences is in the form of the mosque, the tomb, the heirloom, the ancient house, and other artifacts that are the heritage of Islam’s history and development. In addition, as a historical heritage of Islamic education is existed in terms of relics of school buildings called PGA (Teacher Religious Education). Research of history and Islamic culture proved that the development of Islam in Java influence the various aspects of life. It is occurred due to the methods applied by the Ulama and Kyai in spreading Islam in the land of Java, especially in the village Karanggebang Jetis district Ponorogo district that appreciate the culture of Java. This kind of method is appropriate to the character of Ponorogo residents who tend to moderate and prioritize the harmony in life. It is in line with the concept of Frans Magnis Suseno who claims that Javanese has a respectful and friendly characteristics. مد حسن. ها أستاذس أسنج ال جيبارانج قرية كا مسريخ تطور ا ت قالةذه ا تبحث ه ملخص: منذه القرية توفر الكثنيقة. ه غو من القرية ا رو بونو يبانج جرانج. قرية كال أستاذ نور صديق هو سلي ويبانج جرانج قرية كا مسيئ ا ليوم. كان ا تزال موجودة ح مية السرة الحضاية ل لتارر ا ا ة،قسجد، واى ذلك هو ا عل تدلنج ال جيبارانج قرية كا ية لتارر ا. اد مي18 القرن قبلة وهي بناءميس بية ا الال ية ر تر هناك آانب ذلك ر الفنية. وة، وا القدنازل اث، وا وال الصراعؤدي إي جزيرة جاوة مسؤرخون أن تطور ام. أثبت اسعلم دين الماصة لدرسة ا ا جزيرة جاوة، مس نشر ا علماء ال يستخدمها يفك من الطريقة ال عية. وهذاجتماة ايا جوانب ا

Upload: others

Post on 27-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN …

Fuad Fitriawan, M.Si. dan Kayyis Fithri Ajhuri, M.A., Peran Kiai Muhammad Hasan.. 313

PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI DESA

KARANGGEBANG

Fuad FitriawanInstitut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo

Kayyis Fithri AjhuriInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

Email: [email protected]

Abstract: This paper examined the history of the development of Islam in Karanggebang Village founded by Kyai Muhammad Hasan. He is a descendant of Kyai Nur Sodiq. Karanggebang Village Ponorogo has its own uniqueness. This village still keep evidences of the history of Islamic civilization since the 18th century. The historical evidences is in the form of the mosque, the tomb, the heirloom, the ancient house, and other artifacts that are the heritage of Islam’s history and development. In addition, as a historical heritage of Islamic education is existed in terms of relics of school buildings called PGA (Teacher Religious Education). Research of history and Islamic culture proved that the development of Islam in Java influence the various aspects of life. It is occurred due to the methods applied by the Ulama and Kyai in spreading Islam in the land of Java, especially in the village Karanggebang Jetis district Ponorogo district that appreciate the culture of Java. This kind of method is appropriate to the character of Ponorogo residents who tend to moderate and prioritize the harmony in life. It is in line with the concept of Frans Magnis Suseno who claims that Javanese has a respectful and friendly characteristics.

ملخص: تبحث هذه المقالة فى تريخ تطور الإسلام في قرية كارانج جيبانج التي أسسها أستاذ محمد حسن. وهو سليل أستاذ نور صديق. قرية كارانج جيبانج فى بونوروغو من القرية الأنيقة. هذه القرية توفر الكثير من الأثار التاريخية للحضارة الإسلامية التي لا تزال موجودة حتى اليوم. كان مجيئ الإسلام في قرية كارانج جيبانج التاريخية في قرية كارانج جيبانج التي تدل على ذلك هو المسجد، والمقبرة، القرن 18 ميلاديا. الآثار قبل والتراث، والمنازل القديمة، والآثار الفنية. وبجانب ذلك هناك آثار تريخية في مجال التربية الإسلامية وهي بناء المدرسة الخاصة للمعلم دين الإسلام. أثبت المؤرخون أن تطور الإسلام في جزيرة جاوة لايؤدي إلى الصراع فى جوانب الحياة الاجتماعية. وهذا لا يفك من الطريقة التي يستخدمها العلماء في نشر الإسلام في جزيرة جاوة،

Page 2: PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN …

314 Dialogia, Vol. 15, No. 2, Desember 2017

وخاصة في قرية كارانج جيبانج التي تقدم الدعوة اللينة المناسبة لطبيعة السكان كارانج جيبانج الذي يميل إلى التسامح والحياة السليمة. وهذا يناسب بقول فرانس ماغنيس سوسينو إن سكان جزيرة جاوة لين ومفتوح

Abstrak: Tulisan ini akan mengkaji bagaimana sejarah perkembangan Agama Islam di Desa Karanggebang yang didirikan oleh Kyai Muhammad Hasan. Kyai Muhammad Hasan adalah keturunan dari Kyai Nur Sodiq. Desa Karanggebang Ponorogo memiliki keunikan tersendiri. Desa Karanggebang merupakan desa yang di dalamnya masih menyimpan banyak bukti-bukti sejarah peradaban Islam yang masih ada hingga saat ini. Islam di Desa Karanggebang sudah ada sejak sebelum abad 18 M. Bukti–bukti sejarah di Desa Karanggebang yang masih ada hingga detik ini adalah masjid, makam, pusaka, rumah kuno, dan artefak lainnya yang merupakan peninggalan sejarah dan perkembangan Islam di desa Karanggebang. Selain itu sebagai peninggalan sejarah desa ini, perkembangan di bidang pendidikan Islam juga menjadi bukti sejarah perkembangan Islam di Desa Karanggebang, dengan ditandai peninggalan bangunan gedung sekolah bernama PGA (Pendidikan Guru Agama). Penelitian sejarah dan kebudayaan Islam yang telah dilakukan oleh Para ahli membuktikan bahwa perkembangan Islam di tanah Jawa tidak banyak menimbulkan goncangan dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Hal ini tidak lepas dari metode yang digunakan oleh para Ulama dan Kyai dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa khususnya di desa Karanggebang kecamatan Jetis kabupaten Ponorogo yang bersikap toleran terhadap budaya lama tanah Jawa. Pendekatan semacam ini sangat sesuai dengan watak penduduk Ponorogo yang cenderung moderat serta mengutamakan keselarasan dalam hidupnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Frans Magnis Suseno yang menyatakan bahwa Jawa memiliki ciri khas yang lentur dan terbuka.

Keywords: Perkembangan Islam, Kyai Muhammad Hasan, Karanggebang

PENDAHULUAN

Historiografi Islam Indonesia, setidaknya dalam beberapa dasawarsa terakhir ditandai dengan beberapa perkembangan penting baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara kualitatif karya-karya sejarah semakin banyak baik yang ditulis sejarawan Indonesia sendiri maupun sejarawan asing. Terlepas dari tingkat kualitasnya yang berbeda-beda, karya-karya sejarah ini telah memberikan sumbangan yang signifikan dalam upaya untuk memahami sejarah Islam Indonesia secara keseluruhan.1

1 Azyumardi Azra, Historiografi Islam Kontemporer: Wacana, Aktualitas, dan Actor Sejarah (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), 3.

Page 3: PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN …

Fuad Fitriawan, M.Si. dan Kayyis Fithri Ajhuri, M.A., Peran Kiai Muhammad Hasan.. 315

Penyebaran agama Islam merupakan suatu proses yang sangat penting dalam sejarah di Indonesia. Kedatangan Islam diberbagai daerah di wilayah Indonesia tidaklah bersamaan. Demikian pula kerajaan-kerajaan dan daerah-daerah yang didatanginya mempunyai situasi politik dan sosial yang berbeda.2

Penelitian sejarah dan kebudayaan Islam yang telah dilakukan oleh Para ahli membuktikan bahwa perkembangan Islam di tanah Jawa tidak banyak menimbulkan goncangan dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Hal ini tidak lepas dari metode yang digunakan oleh para Ulama dan Kyai dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Khususnya di desa Karanggebang kecamatan Jetis kabupaten Ponorogo yang bersikap toleran terhadap budaya lama tanah Jawa. Ternyata cukup berhasil hingga sampai saat ini pendekatan semacam ini sangat sesuai dengan watak penduduk Ponorogo yang cenderung moderat serta mengutamakan keselarasan dalam hidupnya.Hal ini sejalan dengan pendapat Frans Magnis Suseno yang menyatakan bahwa Jawa memiliki ciri khas yang lentur dan terbuka.3

Islam dengan coraknya yang demikian itu dengan mudah diterima serta diserap kedalam kebudayaan masyarakat setempat.4 Pendekatan Sejarah kebudayaan Islam di Ponorogo memiliki keunikan tersendiri, karena selain menjadi bagian dari pemersatu bangsa, juga memberikan nuansa baru bagi keIslaman masyarakat Indonesia. Islam di Ponorogo khususnya di desa Karanggebang ternyata mampu berinteraksi dengan budaya lokal, hal tersebut tertuang dalam beberapa bukti sejarah. Di antaranya bentuk masjid, artefak, makam, rumah kuno dan arsiteknya yang semua merupakan peninggalan sejarah Islam di Indonesia khususnya di Desa Karanggebang.

Karanggebang ditinjau dari asal katanya terdiri dari kata karang dan gebang. “karang” yaitu dari kata pekarangan yang artinya tegalan divsebelah atau di sekitar rumah. Sedangkan “gebang” yaitu jenis tumbuh-tumbuhan seperti pohon aren atau daunnya seperti pohon palem. Jadi, Karanggebang berarti pekarangan yang banyak tumbuhan pohon gebang.

2 Marwati Djoened Poesponegoro Dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia II (Jakarta: PN. Balai Pustaka, 1984), 1.3 Franz Magnis Suseno, Etika Jawa (Jakarta, 1993), 1.4 K.A. Steenbrink, Beberapa Aspek Tentang Islam Indonesia Abad Ke-19 (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), 173.

Page 4: PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN …

316 Dialogia, Vol. 15, No. 2, Desember 2017

Pada masa kerajaan Majapahit ada sekelompok kecil orang yang merambah masuk hutan dan sampai di hutan gebang, karena ingin membuka ladang baru untuk bercocok tanam, lalu membuat rumah dan menetap di hutan tersebut, karena di sekitar rumah dan dimana-mana terdapat pohon gebang, maka tempat itu diberi nama Karanggebang.

Desa Karanggebang tepatnya berada di kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo. Terletak pada astronomi dengan garis bujur 111,4862 dan garis lintang -7,93915 dan pada geografis dengan berbatasan langsung dengan beberapa kecamatan di antaranya6.

a. Sebelah utara dibatasi oleh desa Tegalsari dan desa Mojorejob. Sebelah selatan dibatasi oleh desa Kutuwetan, Kutukulon, dan Kradenanc. Sebelah timur dibatasi oleh desaMojorejo dan Kradenand. Sebelah barat dibatasi oleh desa Jetis dan Kutukulon.

Desa Karanggebang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Jetis, salah satu daerah yang secara historis memiliki keistimewaan dalam pertumbuhan sosial, ekonomi dan budaya. Masing-masing pertumbuhan sosial, ekonomi dan budaya tersebut mempunyai ciri khas dan bentuk seni yang melatarbelakangi setiap lingkungan masyarakatnya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam seni disetiap daerah tetap mempunyai pengaruh dan hubungan yang kuat antara satu dan lainnya.

Masyarakat Desa Karanggebang merupakan masyarakat yang memiliki rasa keagamaan yang tinggi, hal ini terlihat banyaknya tradisi-tradisi lokal yang sifatnya agamis, selain itu banyaknya peninggalan-peninggalan yang bernuansa Islam. Asumsi penulis terhadap hal tersebut menunjukkan adanya proses penyebaran Islam yang sifatnya terstruktur maupun lewat kultur masyarakat yang berjalan dengan baik, sehingga dapat membentuk masyarakat yang memiliki kepekaan yang tinggi terhadap agama Islam.

Agama Islam di desa Karanggebang semenjak masa Kyai Hasan Basari, Kyai pesantren desa Tegalsari yang pada masa itu banyak orang Karanggebang yang menjadi santri Kyai Hasan Basari sekitar tahun 1830 dan tahun 1848 di desa Karanggebang didirikan masjid yang pertama kali oleh Kyai Muhammad Hasan.

5 Google map/ GPS latitude at iOSphone 5 application.6 Profil Desa (Data Tingkat Perkembangan) Tahun 2016 Ds. Karanggebang, Kec. Jetis, Kab. Ponorogo.

Page 5: PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN …

Fuad Fitriawan, M.Si. dan Kayyis Fithri Ajhuri, M.A., Peran Kiai Muhammad Hasan.. 317

Dalam perkembangannya Desa Karanggebang menjadi desa perdikan yaitu suatu desa yang bebas pajak akan tetapi secara turun menurun kekuasaannya berada pada suatu keturunan dari Raja Keraton Surakarta.

Perkembangan Islam di Desa Karanggebang dan daerah sekitarnya diperkirakan sudah terjadi sebelum Kyai Muhammad Hasan, Namun penulis mencoba untuk meneliti perkembangan Islam di Desa Karanggebang pada masa pemerintahan keraton surakarta oleh Kyai Muhammad Hasan, beliau adalah sosok ulama besar yang menyebarkan agama Islam di Desa Karanggebang.

Desa Karanggebang merupakan desa yang merupakan tempat kami melakukan penelitian sejarah perkembangan Islam tanah Ponorogo. Desa ini sangat memiliki keunikan tersendiri, karena desa Karanggebang adalah desa yang penduduknya masih ada keturunan asli dari Keraton Surakarta pada abad ke 18 M, dan menyimpan banyak bukti-bukti sejarah peradaban Islam yang masih ada hingga saat ini. Hal ini bermula dari Desa Tegalsari kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo merupakan pusat penyebaran Islam yang merupakan keturunan asli dari Nabi Muhammad SAW.

Di sini peneliti akan memaparkan silsilah keturunan dari Nabi Muhammad SAW. Hingga sampai pada Kyai Muhammad Besari, Kyai Khotib Anom Besari, dan Kyai Nur Shodiq, dari Kyai Muhammad Besari dan Kyai Nur Shodiq inilah yang akan menurunkan orang-orang hebat, tokoh perkembangan agama Islam di desa Karanggebang. Silsilah Kyai Ageng Muhammad Besari, Kyai Khotib Anom Besari, Dan Kyai Nur Shodiq dari keturunan Nabi Muhammad SAW. Di antaranya adalah:7

1. Abdullah + Siti Aminah 16. Sayid Muhammad (Hadaral Maut)

2. Nabi Muhammad Saw+ Siti Khadijah

17. Sayid Alwi Amir Al Faqih (Tarim, Hadaral Maut)

3. Siti Fatimah + Ali Bin Abi Thalib Ra.

18. Sayid Abdul Malik (India)

4. Sayid Husain (Karbala) 19. Sayid Abdullah Khannudin (India)

7 Moh. Purnomo, KY, Sejarah Kyai Ageng Muhammad Besari (Jakarta: t.tp, 1985), 1.

Page 6: PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN …

318 Dialogia, Vol. 15, No. 2, Desember 2017

5. Sayid Zaenal Abidin (Madinah) 20. Sayid Al Amir Syeikh Jamaludin (India)

6. Sayid Muh. Ali Bakir (Madinah) 21. Sayid Jamaludin Al Husain (India)

7. Sayid Ja’far Shodiq (Madinah) 22. Sayid Ibrahim Asmoroqondi (Tuban)

8. Sayid Muhammad Al Kamil (Basra, Irak)

23. Sayid Rahmatullah/ Sunan Ampel (Surabaya)

9. Sayid Muhammad Annaqib ( Basra, Irak)

24. Nyai Ageng Murthorsiah + Sunan Giri / Prabu Satmoto

10. Sayid Isa Al Basri Al Bakir ( Basra, Irak)

25. Syeikh Zainal Arif (Turi, Jetis, Ponorogo

11. Sayid Ahmad Al Muhajir (Basra, Tarim, Hadaral Maut)

26. Nyai Ageng Anom Besari + Kyai Ageng Anom Besari/Abu Amir (Kuncen, Caruban, Madiun)

12. Sayid Ubadillah ( Al Ardi Bur, Hadaral Maut)

26. Kyai Ageng Khotib Anom Besari (Srigading, Tulungagung, Jatim)

13. Sayid Muhammad (Basra, Irak) 26. Kyai Ageng Muhammad Besari (Tegalsari, Jetis, Ponorogo)

14. Sayid Alwi( Tarim, Hadaral Maut)

26. Kyai Ageng Nr Shodiq (Tegalsari, Jetis, Ponorogo)

15. Sayid Ali Al Qozam (Tarim, Hadaral Maut)

Berbagai cara telah dilakukan oleh Kyai Muhammad Hasan untuk menyebarluaskan agama Islam, diantara memperbanyak dakwah dan mendirikan langgar (masjid kecil). Hal inilah yang mendasari keinginan penulis untuk menelusuri lebih jauh tentang proses Islamisasi di Desa Karanggebang khususnya pada masa pemerintahan Pakubuwono III. Penelitian ini juga difokuskan pada proses kronologis serta perkembangan Islam di Desa Karanggebang oleh Kyai Muhammad Hasan. Pada masa pemerintahan Pakubuwono III dari Keraton Surakarta.

Page 7: PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN …

Fuad Fitriawan, M.Si. dan Kayyis Fithri Ajhuri, M.A., Peran Kiai Muhammad Hasan.. 319

PERANAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PENYEBARAN ISLAM

Sejarah peradaban Islam di Desa Karanggebang kecamatan Jetis kabupaten Ponorogo tidak lepas dari campur tangan bangsawan dan juga keturunan ulama besar. Diantaranya keturunan keraton Surakarta dan keturunan Kyai Ageng Muhammad Besari Tegalsari. Dalam perkembangan Islam di Desa Karanggebang kecamatan Jetis kabupaten Ponorogo ini sangat historial. Dimulai dari sejarah Desa Karanggebang yang dulunya adalah tanah perdikan8 yang mirip dengan desa perdikan Tegalsari.

Perkembangan Islam di desa Karanggebang tidak lepas dari perjuangan para tokoh seperti Kyai keturunan Kyai Nur Shodiq yaitu Kyai Muhammad Hasan dan keturunan Kyai Kasan Besari yaitu Kyai Hasan Rifangi. Kyai Muhammad Hasan merupakan putra Kyai Suratman sepupu Kyai Kasan Besari, nama kecilnya adalah Hasan kecil, istrinya bernama Nyai Muhammmad Hasan. Beliau banyak bergaul dengan masyarakat sambil mengajarkan al-Qur’an dengan cara Bandongan atau Sorogan. Pada masa mudanya beliau pernah belajar pada kakeknya sendiri yaitu seorang ulama’ yang sangat disegani dan dihormati masyarakat, Kyai Ageng Muhammad Besari.

Selain berjasa menyebarkan agama Islam di desa Karanggebang dan mengajarkan nilai-nilai moral melalui kisah perjalanan hidupnya, Kyai Muhammad Hasan juga meninggalkan warisan berupa ilmu spiritual dan benda pusaka seperti keris. Kyai Muhammad Hasan adalah keturunan ketiga dari Kyai Nur Shodiq yang tinggal di wilayah timur desa Tegalsari yaitu desa Karanggebang. Beliau meninggal dan dimakamkan di Desa Karanggebang, lokasi makam beliau tepatnya berada Dukuh Karang Asri Desa Karanggebang Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo.

Perkembangan Islam di desa Karanggebang sudah ada sejak abad sebelum 18 M. Diperkirakan dengan adanya bukti sejarah berupa makam dengan nisan terbuat dari kayu yang bertuliskan dengan menggunakan aksara Jawa berbunyi Kyai Wrunodipuro Mantri Haris. Berikut adalah gambar makam Kyai Wrunodipuro Mantri Haris yang merupakan situs peninggalan bersejarah penyebaran agama Islam di Desa Karanggebang.

8 Tanah perdikan adalah tanah merdeka yang bebas dari pajak kerajaan, http//:www.perpustakaanuns.ac.id.

Page 8: PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN …

320 Dialogia, Vol. 15, No. 2, Desember 2017

Gb.1(a) makam tampak luar

Gb. 1(b) makam tampak dalam

Page 9: PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN …

Fuad Fitriawan, M.Si. dan Kayyis Fithri Ajhuri, M.A., Peran Kiai Muhammad Hasan.. 321

Kyai Muhammad Hasan mengembangkan agama Islam di Desa Karanggebang dalam perjuangan untuk mengembangkan agama Islam sangatlah besar. Hal ini ditandai dengan jasa beliau dalam mendirikan masjid kecil (langgar) yang digunakan untuk mengaji dan mengajarkan ilmu keagamaan. Dalam mendirikan masjid ini Kyai Muhammad Hasan sudah dalam usia tua sehingga dalam pembangunan masih dikatakan sederhana yaitu masjid dengan tempat ibadah berlantai masih murni tanah. Kemudian, tidak berjalan lama Kyai Muhammad Hasan wafat dan perkembangan Islam dilanjutkan oleh anak beliau yaitu Kyai Hasan Iman. Kyai Hasan Iman mulai mempunyai gagasan dalam pemugaran masjid yang semula kecil menjadi masjid dengan ukuran besar. Pemugaran masjid dilakukan pada tahun 1848 M. Dimulai dengan menggeser letak masjid dari utara jalan menjadi selatan jalan dengan jarak ± 100 m. Kyai Hasan Iman mengajak anak dan cucunya dalam melakukan usaha pembangunan masjid diawali dengan mencari kayu dengan ukuran besar yang berasal dari gunung yang letaknya sangat jauh di sebelah timur utara desa Karanggebang, yaitu gunung Nglentuk.

Awalnya mereka tidak kuat membawa kayu yang berukuran besar, maka dengan izin Allah dan dengan karomah yang diberikan kepada Kyai Hasan Iman, maka mereka mampu membawa kayu tersebut dengan cara yang tidak bisa diterima dengan akal sehat yaitu membawa kayu dengan cara dipikul, maka kayu tersebut terasa ringan seperti mikul penggalah.9 Setibanya di depan masjid kayu tersebut dibagi menjadi 4 bagian untuk bakal saka (tiang) masjid bagian dalam dan sebagian untuk bedug masjid. Masjid tersebut tampak tinggi dan besar. Masjid tersebut ditetapkan menjadi masjid Jami’ desa Karanggebang. Masjid hasil pemugaran tersebut dalam kondisi berada di belakang makam dari keraton Surakarta, umumnya, dirasa sangat tidak baik jika letak masjid berada di belakang makam, maka Kyai Hasan Iman mengajak anak cucunya yaitu Kyai Hasan Asma dan Kyai Imam Kurdi dengan izin dari keturunan Surakarta yang berkuasa ketika itu untuk melakukan pemugaran masjid tersebut. Masjid yang berada di belakang makam dari keturunan Surakarta yaitu Kanjeng Susuhunan Paku Buwono V. Desain masjid berbeda dengan desain masjid Jami’ Tegalsari tetapi mirip dengan desain masjid Jami’ yang ada di desa Kradenan tepatnya berada di sebelah timur desa Karanggebang. Di dalam masjid Jami’ desa Karanggebang terdapat mimbar yang

9 Wawancara dengan informan kami Mbah Mu’in warga dukuh Karangasri RT/RW:04/02

Page 10: PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN …

322 Dialogia, Vol. 15, No. 2, Desember 2017

bertuliskan angka 25 Oktober 1905. Penulis menduga bahwa angka tersebut adalah tahun mimbar tersebut dibuat. Keadaan masjid tersebut masih kokoh hingga saat ini. Masjid Jami’ tersebut hingga kini sudah berusia ±140 tahun. Pada tahun 1997, masyarakat mulai meresmikan dengan memberikan nama masjid jami’ Al Ikhlas.

Gb.2a Masjid tampak luar

Gb.2. Saka/tiang masjid dalam

Di depan masjid Jami’ al ikhlas juga terdapat bukti peradaban Islam di desa Karanggebang dalam bidang pendidikan yaitu PGA (Pendidikan Guru Agama) yang didirikan pada tahun 1967 dengan nama PGANU Ronggowarsito Ponorogo. Lembaga PGA (Pendidikan Guru Agama) tersebut dalam sistem

Page 11: PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN …

Fuad Fitriawan, M.Si. dan Kayyis Fithri Ajhuri, M.A., Peran Kiai Muhammad Hasan.. 323

pendidikan sudah berjalan beberapa tahun, hingga pada tanggal 01 Januari 1968 statusnya mulai dinegerikan. Lembaga PGA (Pendidikan Guru Agama) mengalami perubahan sistem menjadi lembaga Madrasah Tsanawiyah ( MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) dan dari inilah yang menjadi cikal bakal Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Jetis yang sekarang ada di desa Josari dan Madrasah Aliyah Negeri 2 Ponorogo (MAN 2 PONOROGO) yang sekarang berada di Kecamatan Babadan. Kini bangunan untuk PGA (Pendidikan Guru Agama) masih berdiri kokoh walau sebagian sudah hancur karena suatu keadaan. Gedung tersebut saat ini digunakan oleh masyarakat sebagai gudang tempat penyimpanan inventaris jama’ah lingkungan sekitar masjid.

Desa Perdikan Karanggebang merupakan tanah perdikan pada abad ke 18 M oleh Kanjeng Susuhunan Paku Buwono III kepada Kyai Hasan Besari karena suatu peristiwa yang proses pembentukannya tidak beda jauh dengan Desa Tegalsari.10 Pada masa Kyai Tegalsari keempat yang bernama Kyai Hasan Besari adalah putra dari Kyai Ilyas, cucu dari Kyai Ageng Muhammad Besari, Tegalsari menjadi pusat peradaban Islam di Ponorogo yang terkenal memiliki santri mencapai 1.000 santri yang sebagian besar adalah berasal dari luar Ponorogo. Kyainya terkenal arif, bijaksana dan berwibawa dan sangat disegani. Desa Tegalsari sangat tentram dan rukun sehingga tidak ada permusuhan terjadi di sana. Apabila ada yang berani berbuat kerusuhan dengan mencuri maka akan dihukumi potong tangan. Hingga kabar tersebut terdengar sampai Kanjeng Sinuwun Surakarta yaitu Kanjeng Prabu Paku Buwono III. Kyai lurah Hasan Besari kemudian dipanggil menghadapnya dan kemudian dihukum dan dibuang ke tanah seberang. Di Jakarta, ia dinaikkan ke sebuah perahu, anehnya perahu tersebut tidak bisa berjalan. Jika Kyai Hasan Besari turun, maka perahu tersebut bisa jalan, dan juga sebaliknya. Akhirnya oleh Belanda Kyai Hasan Besari diturunkan dan diserahkan kembali kepada Prabu Paku Buwono III di Surakarta. Kyai Hasan Besari ditahan di dalam masjid dengan tangan diikat.11

Sementara santri Tegalsari mengetahui bahwa Kyai Hasan Besari tidak jadi dibuang ke tanah seberang, maka sekitar 500 santri berangkat ke Surakarta untuk melihat keadaan Kyai Hasan Besari. Ketika itu ada acara Grebeg

10 Purwowijoyo, Babad Ponorogo jilid V RA. SURODININGRAT ( Ponorogo: Dinas Pariwisata Dan Seni Budaya PEMKAB Ponorogo, 1985), 34.11 Purwowijoyo, Babad Ponorogo jilid V RA. SURODININGRAT, 34.

Page 12: PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN …

324 Dialogia, Vol. 15, No. 2, Desember 2017

Maulud. Para santri melihat acara di keraton dan melihat keadaan Kyainya. Setiba di keraton Surakarta, mereka menangis melihat keadaan Kyainya karena diikat tangannya. Akhirnya para santri memberontak dan meminta untuk membebaskan Kyainya, namun Kyai Hasan Besari tidak mengizinkan pemberontakan tersebut.

Kepasrahan dan tawakkal Kyai Hasan Besari adalah mencerminkan keyakinan beliau bahwa Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana dalam setiap keadaan yang beliau hadapi. Para santri hanya bisa terdiam mendengar keterangan Kyai mereka. Mengingat malam itu adalah malam maulud, maka para santri memohon untuk mengadakan shalawat barzanji dan meminta gurunya untuk memimpin sholawat. Karena di tempat itu yang berkuasa adalah raja maka Kyai Hasan Besari menyuruh santrinya untuk meminta izin terlebih dahulu ketika akan kegiatan tersebut. Para santri kemudian meminta izin kepada Kanjeng Prabu Paku Buwono III dan mendapatkan izin. Setelah itu mereka mengadakan shalawatan dan dipimpin oleh Kyai Hasan Besari. Suara menggelegar sampai penjuru Masjid hingga membangunkan masyarakat sekitar dan mencari sumber suara tersebut.

Ada seorang putri Keraton yang bernama Raden Ayu Murtosiyah, anak dari Prabu Paku Buwono III yang ikut mencari sumber suara tersebut karena suara tersebut telah menarik hati Raden Ayu Murtosiyah. Raden Ayu Murtosiyah adalah istri dari Raden Tumenggung Martopuro, sayang keduanya tidak bisa hidup rukun, Raden Ayu Murtosiyah adalah dalam keadaan hamil, hingga akhirnya Raden Ayu Murtosiyah mendapati sumber suara tersebut adalah di masjid keraton. Orang yang ada disitu diamati satu persatu dan dicari mana suara yang terbaik, ketika sampai pada srokalan (waktu berdiri dalam membaca shalawat) kanjeng Paku Buwono dawuh (berkata) bahwasannya ketika sampai srokal maka taruhlah kacu (sapu tangan) tepat di pundak lelaki yang kamu pilih.

Menurut sumber dari informan kami beliau yang dipilih adalah Kyai Hasan Besari karena memiliki suara paling merdu, konon suara merdu tersebut adalah suara dari Kyai Imam Sibaweh yang berada di sebelah samping kanan Kyai Hasan Besari12 akan tetapi Raden Ayu menyangka dan yakin itu adalah suara emas dari Kyai Hasan Besari. Akhirnya Raden Ayu Murtosiyah

12 Wawancara dengan Mbah Abdul Mu’in warga dukuh karangasri RT/RW: 04/02 pukul 16.30-17.30 WIB.

Page 13: PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN …

Fuad Fitriawan, M.Si. dan Kayyis Fithri Ajhuri, M.A., Peran Kiai Muhammad Hasan.. 325

terbayang-bayang pada Kyai Hasan Besari dan dawuh kepada kanjeng Paku Buwono III untuk mempersatukan dia dengan Kyai Hasan Besari, jika tidak maka dia akan bunuh diri. Maka kanjeng Paku Buwono III dengan terpaksa mengabulkan permintaan sang putri. Kyai Hasan Besari kemudian dipanggil menghadap Prabu Paku Buwono III dan ikatan tangannya dilepas kemudian diberi nasehat “Kyai semua kesalahanmu akan saya ampuni, kecuali itu, kamu akan saya beri seorang Istri triman ( Pemberian), semoga bisa menjadi istrimu yang baik”.

Kemudian Kyai Hasan Besari berkata “gusti junjungan hamba, saya hanyalah seorang Kyai yang bisanya hanya mengajar mengaji. Tidak mempunyai kekayaan. Terus apa yang akan saya gunakan untuk membahagiakan putri paduka?” Prabu Paku Buwono III menjawab, “jangan khawatir, Kyai, untuk membiayai kehidupan keluarga dan anak turunmu nanti kamu akan saya beri tanah seluas 250 ha.13 “Senang sekali hati Kyai Hasan Besari mendengar ucapan kanjeng sinuwun Paku Buwono III tadi”. Sejak saat itu Kyai Hasan Besari juga disebut Kanjeng Kyai. Setelah merasa cukup sang Kyai minta pamit memboyong sang putri ke Pondok Pesantrennya, diikuti oleh para pengawal kerajaan. Para penduduk dan santri menyambut itu semua dengan suka cita. Setelah sang putri melahirkan trus minta pindah ke desa Karanggebang. Dengan demikian, desa Karanggebang juga menjadi sebuah desa perdikan.

Kanjeng Kyai Hasan Besari lurah perdikan Tegalsari Meninggal dunia pada tahun 1862, dimakamkan di belakang masjid Tegalsari. Dari Kyai Hasan Besari inilah yang menurunkan generasi perintis perkembangan Islam di Desa Tegalsari. Seiring perjalanan kehidupan keturunan dari Kyai Hasan Besari, desa Karanggebang juga mengalami perkembangan agama Islam oleh keturunan dari Kyai Nur Shodiq yaitu Kyai Muhammad Hasan.

Adapun silsilah yang menunjukkan bahwa Kyai Muhammad Hasan adalah keturunan Tegalsari adalah14

13 Wawancara dengan Mbah Abdul Mu’in warga dukuh karangasri RT/RW: 04/02 pukul 16.30-17.30 WIB.14 Poernomo, Sejarah Kyai Ageng Muhammad, 10.

Page 14: PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN …

326 Dialogia, Vol. 15, No. 2, Desember 2017

Kyai Ageng Anom Besari/ Abu Amir + Nyai Ageng Anom Besari

Kyai Ageng Muhammad Besari, Tegalsari, Ponorogo

Kyai Ageng Khotib Anom Besari, Kuncen Madiun

Kyai Ageng Nur Shodiq, Tegalsari, Ponorogo

a. Syeikh Basyarudin, Srigading

b. Syeikh Abdurrahman, Tegalsari

c. Syeikh Hasan Besary, Tulungagung

d. Nyai Ageng Basyariyah, Srigading

a. Nyai Abdurrahman, Tegalsari

b. Kyai Ageng Yaqub, Jogorogo

c. Kyai Ageng Ismail, Tegalsari

d. Nyai Ageng Buchori, Malo

e. Kyai Ageng Muh. Ishaq, Coper

f. Kyai Ageng Kholifah, Gontor

g. Kyai Ageng Muh. Ilyas Besari, Tegalsari

a. Nyai Ahmadb. Nyai Zakariac. Nyai Suratmand. Kyai Mukmin Lawue. Kyai Mubarokf. Kyai Idris

Gb. 4 Bagan Silsilah Kiai Muhammad Hasan

Page 15: PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN …

Fuad Fitriawan, M.Si. dan Kayyis Fithri Ajhuri, M.A., Peran Kiai Muhammad Hasan.. 327

Silsilah Kyai Anom Besari (Tegalsari) sampai pada Kyai Muhammad Hasan (Karanggebang) dan keturunannya, diantaranya adalah15

Kyai Ageng Anom Besari/Abu Amir + Nyai Ageng Anom Besari

Kyai Nur Sodiq

Kyai Suratman

Kyai Muhammad Hasan

Kyai Hasan Iman

Kyai Hasan Asma

Kyai Hasan Qurdi

Kyai Maulan Yusuf

Gb. 4 Bagan Silsilah Kyai Anom Besari (Tegalsari) sampai pada Kyai Muhammad Hasan (Karanggebang)

STRATEGI PENYIARAN AGAMA ISLAM DI DESA KARANGGEBANG

Dalam penyebaran agama Islam di Indonesia, dilakukan dengan cara yang selalu memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat setempat, melalui saluran perdagangan, perkawinan, politik, pendidikan ajaran tasawuf, cabang-cabang

15 Wawancara dengan informan kami Mbah Kyai Mujib Tarwihi, warga dukuh Karangasri RT/RW: 03/02 desa Karanggebang.

Page 16: PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN …

328 Dialogia, Vol. 15, No. 2, Desember 2017

seni dan aspek-aspek budaya lainya.16 Demikian juga penyiaran agama Islam yang dilakukan oleh Kyai Muhammad Hasan di Desa Karanggebang.

Setelah Kyai Muhammad Hasan membuka pemukiman baru untuk membangun masyarakat Islam, segera membangun Langgar sebagai tempat ibadah dan sarana dakwah.Langgar yang didirikan Kyai Muhammad Hasan dinamakan Masjid Alit (kecil) tepatnya di dukuh Karang Asri. Cara lain yang dilakukan oleh Kyai Muhammad Hasan dalam menyiarkan agama Islam adalah melalui pengajian umum dan tradisi atau budaya. Kyai Muhammad Hasan dalam mengajarkan agama Islam kepada orang lain, langgar (Masjid kecil) dan rumahnya dijadikan sebagai sarana pendidikan. Sudah menjadi suatu tradisi dalam mengajarkan agama Islam bertempat di serambi-serambi langgar, dan itu lembaga pendidikan yang sifatnya lebih terbuka. Langgar di samping untuk menunaikan ibadah shalat juga dipergunakan sebagai sarana pendidikan Islam. Beliau juga mendirikan pesantren yang sifatnya sementara, yaitu Pondok Ramadhan. Kegiatan dalam Pondok Ramadhan tersebut antara lain tadarus al-Qur’an, pengajian, shalat tarawih dan shalat malam hari. Sebagai penyiar agama Islam, Kyai Muhammad Hasan juga sering mengadakan tukar pikiran dengan Kyai Kasan Besari. Kyai Muhammad Hasan secara telaten (tekun) dalam mengajar al-Qur’an dengan cara bandongan/sorogan.masyarakat mempelajari ajaran Islam dalam bentuknya yang sangat sederhana, yaitu belajar membaca al-Qur’an dari pengenalan huruf-huruf serta tand-tandanya. Mempelajari juz amma yang ayatnya pendek-pendek agar mudah dihafal. Sebagai lanjutnya mereka mengaji seluruh al-Qur’an disertai cara beribadah yaitu, cara berwudlu, shalat puasa dan akhlak. Dengan sistem bandongan beliau bisa merasa dekat dengan masyarakat tanpa ada batas status, yang notabenya beliau adalah seorang Tokoh.

Kyai Muhammad Hasan adalah tokoh negarawan sekaligus ulama yang mempunyai integritas tinggi yang mempunyai pemikiran maju ke depan. Beliau tidak hanya berpikir mengenai akhirat saja, namun diseimbangkan dengan kehidupan dunia. Para santri yang jumlahnya semakin banyak tidak hanya melulu diajarkan mengenai ilmu agama, namun juga kegiatan yang akhirnya akan memberikan kemapanan dari segi ekonomi seperti bercok tanam. Kebudayaan mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan

16 Departemen Agama, diskripsi aliran-aliran kepercayaan / faham-faham keagamaan ( Jakarta: proyek pembinaan dan bimbingan aliran-aliran kepercayaan/faham-faham keagamaan, 1976). 8.

Page 17: PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN …

Fuad Fitriawan, M.Si. dan Kayyis Fithri Ajhuri, M.A., Peran Kiai Muhammad Hasan.. 329

serta kebiasaanyang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.17 Di antara hasil kebudayaan Islam yang merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat Islam adalah bangunan Masjid. Masjid merupakan tempat pertemuan orang-orang beriman dan menjadi lambing persatuan jama’ah.18

Kisah-kisah dakwah Kyai Muhammad Hasan yang tercatat dalam Babad Ponorogo maupun cerita tutur masih masih banyak lestari tersiar sampai sekarang dan salah satunya yaitu keunikan cara dakwah. Dalam penyebaran Islam di Desa Karanggebang, ia menggunakan pendekatan budaya dan sosial kepada kemasyarakat lewat berbagai tradisi kebudayaan Jawa, misalnya adat kenduri pada hari tertentu setelah kematian anggota keluarga seperti Telung dinan (tiga hari) sampai nyewu (seribu hari). Pada tradisi berbau klenik seperti membakar kemenyan atau menyuguhkan sesajen diganti dengan do’a atau shalawat, bentuk kepedulian pada masyarakat. Kontribusi Kyai Muhammad Hasan dalam bidang dakwah, tentu tak terbantahkan lagi. Beliau dianggap sebagai pioner dalam penyebar Islam di Desa Karanggebang.

Kyai Muhammad Hasan memang menerapkan dakwah seperti pendahulunya sekaligus gurunya, tanpa kesan menggurui, dengan damai, masuk akal, telaten (tekun) dan penuh welas asih sangat mengena di hati masyarakat. Hingga tidak heran dalam waktu singkat Langgar (masjid kecil) sangat makmur. Bersama anaknya (Hasan Iman) Kyai Muhammad Hasan mendirikan sebuah masjid, tepatnya di dukuh Karang Asri, setelah itu mengundang banyak orang dan sangat banyak masyarakat yang tertarik karna suara merdu dan ketelatenan (ketekunan) pada dakwahnya. Di masjid selain untuk mengkaji Islam, Kyai Muhammad Hasan juga mengajarkan tata krama dzikir.

PERKEMBANGAN ISLAM DI DESA KARANGGEBANG

Seorang Kyai pada umumnya berdiam di perdesaan, mendirikan masjid atau pesantren dan menjadi pemimpinnya, atau mereka menjadi wakil masyarakat dalam melakukan ritual agama, seperti memimpin membaca surat yasin, tahlil dan sebagainya untuk doa keselamatan seseorang dalam kehidupan di dunia, kehidupan mereka umumnya berbasis pertanian. Keberadaan para pemuka agama telah memberikan perandan fungsi dalam perkembangan budaya, dakwah 17 Soeryono, sosiologi suatu pengantar, 188-189.18 Muhammad Damawi, babad Muhammad (Jakarta: depdikbud, 1987), 154.

Page 18: PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN …

330 Dialogia, Vol. 15, No. 2, Desember 2017

keagamaan dan pertumbuhan lembaga-lembaga keagamaan dan pembentukan corak pemikiran keagamaan masyarakat sekitar. Bahkan para pemuka agama juga dipandang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan karakter bangsa, perjuangan kemerdekaan, perkembangan politik lokal dan perkembangan wacana keagamaan di masyarakat. Sebagai contoh adalah bagaimana pemuka agama memainkan peran dan fungsinya dalam melawan dan mengusir penjajah pada masa lalu.19 Setelah agama Islam masuk dan ditanamkan secara mendasar oleh Kyai Muhammad Hasan di Desa Karanggebang, agama Islam di desa Karanggebang semakin berkembang. Kyai Muhammad Hasan telah berhasil menanamkan agama Islam kepada masyarakat desa Karanggebang dan sekitarnya, di mana bangunan Masjid sebagai sarana ibadah dan rumah sebagai sistem pendidikan ajaran agama Islam kepada para muridnya sehingga nilai-nilai keIslaman yang ditanamkan olek Kyai Muhammad Hasan kepada masyarakat Desa Karanggebang mempunyai peranan yang cukup besar bagi perkembangan Islam di Desa Karanggebang.

PENINGGALAN KIAI MUHAMMAD HASAN

Di antara peninggalan Kyai Muhammad Hasan adalah beberapa hal yang bisa dilihat hingga sekarang, yaitu.

1. Masjid Pada masa Kyai Muhammad Hasan, didirikan masjid kecil (langgar) untuk menunjang masyarakat untuk belajar tentang agama Islam. Sehubungan dengan bertambah banyak masyarakat yang tertarik untuk belajar, maka, Kyai Muhammad Hasan mendirikan masjid di sebelah selatan sarana dakwah Islam dan pembelajaran agama Islam seperti yang ditulis di atas. Tentang sistem pelaksanaan pendidikan dan pengajaran agama Islam di desa Karanggebang oleh Kyai Muhammad Hasan, yaitu dengan mendirikan masjid menjadi pusat pendidikan dan sumber agama Islam. Proses pendidikan dalam Islam memang erat sekali hubungannya dengan masjidketika itu. Masyarakat desa Karanggebang memanfaatkan masjid sebagai tempat beribadah sekaligus sebagai lembaga pendidikan keagamaan dan pengajaran Islam. Tidak heran, jika pada waktu itu sebuah masjid sangat penting kedudukannya dalam sebuah kerajaan yang bernuansa Islami. Masjid desa Karanggebang ini juga diyakini sebagai masjid yang sama dengan masjid Kradenan, Tegalsari dan Coper.

19 Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren Dan Tarekat (Bandung: Mizan, 1995), 253.

Page 19: PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN …

Fuad Fitriawan, M.Si. dan Kayyis Fithri Ajhuri, M.A., Peran Kiai Muhammad Hasan.. 331

Menurut tokoh masyarakat dan imam masjid desa Karanggebang mengatakan bahwa beduk yang ada di masjid itu diperkirakan sama dengan beduk di masjid Jami’ Coper sesuai yang diceritakan sesepuh desa Karanggebang. Pada mulanya beliau membangun masjid atau lebih tepatnya langgar yaitu di daerah Karang Asri penuh dengan kesederhanaan. Akan tetapi karena merasa langgar tersebut kurang luas untuk digunakan menyiarkan agama Islam, maka Kyai Muhammad Hasan membangun masjid baru lagi di sebelah selatan masjid (langgar) lama. Sampai saat ini didaerah tersebut masih ada petilasannya. Selanjutnya Kyai hasan iman dan saudaranya memindah masjid lebih mundur dari tempat asalnya dan merenovasi bangunannya menjadi lebih besar. Pemindahan masjid dikarenakan merasa kurang nyaman.

2. MakamSetelah Kyai Muhammad Hasan wafat, beliau di makamkan di RT 04 RW 02 Dukuh Karang Asri Desa Karanggebang, karena itulah kemudian masyarakat menyebutnya sebagai tokoh babad Karanggebang.Tidak diketahui secara pasti kapan Kyai Muhammad Hasan wafat. Makam Kyai Muhammad Hasan ini terletak di belakang masjid. Makam beliau dapat dicapai dengan berjalan kaki melewati ± 50 meter ke arah Barat dari pintu gerbang masjid. Ketika menuju makam Kyai Muhammad Hasan melewati tiga cungkup, cungkup pertama dari masjid yaitu makam Kyai Kasan Rifa’i beserta Nyai Kasan Rifa’i, beliau adalah anak dari Kyai Kasan Besari. Sedangkan cungkup kedua adalah keturunan Surakarta dari Kanjeng Susuhunan Paku Buwono V, dan cungkup ketiga adalah makam Kyai Wrono Dipuro Mantri Haris yang diperkirakan beliau adalah juga salah satu tokoh penyebar agama Islam di Desa Karanggebang. Makam Kyai Muhammad Hasan terletak di batas Barat makam, di dalam bangunan cungkup makam yang penuh kesederhanaan, di sisi sebelah selatan cungkup terdapat nisan dari keturunan sampai wareng tetapi semua keturunannya berada di luar cungkup.

Page 20: PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN …

332 Dialogia, Vol. 15, No. 2, Desember 2017

Gb.a Gb.b

Gb.c Gb.d

Gb.e Gb. f

Page 21: PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN …

Fuad Fitriawan, M.Si. dan Kayyis Fithri Ajhuri, M.A., Peran Kiai Muhammad Hasan.. 333

Gb. g Gb.hKet.:Gb.a makam Kyai Muhammad Hasan tampak luarGb.b makam Kyai Muhammad Hasan tampak dalamGb.c makam Keturunan Kyai Muhammad Hasan yatu Kyai Imam QurdiGb.d makam keluarga Keraton SurakartaGb.e makam keluarga Keraton Surakarta tampak dalamGb.f makam Kyai Hasan Ripangi tampak luarGb.g makam Kyai Hasan Ripangi tampak dalam I

Gb.h makam Kyai Hasan Ripangi tampak dalam II

3. Keris Keris itu terbuat dari digunakan oleh Kyai Muhammad Hasan untuk melawan penjajah dan melindungi diri. Beberapa macam keris atau pusaka peninggalan Kyai Muhammad Hasan di antaranya adalah :

Page 22: PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN …

334 Dialogia, Vol. 15, No. 2, Desember 2017

Gb. a

Gb. b Gb. c Gb. d Gb. eKet.:Gb.a Empat Bilah Keris Peningggalan Kyai Muhammad HasanGb.b Luk Satu Dapur Sengkelat Pamor Blarak Sineret Dwi Warno Tunggal

Semi Adhek RamiGb.c Lajer Pusaka Kidang Mas Gb.d Segoro WedhiGb.e Gunung Kobong

Page 23: PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN …

Fuad Fitriawan, M.Si. dan Kayyis Fithri Ajhuri, M.A., Peran Kiai Muhammad Hasan.. 335

KESIMPULAN

Ulama dan Kyai dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Khususnya di desa Karanggebang kecamatan Jetis kabupaten Ponorogo yang bersikap toleran terhadap budaya lama tanah Jawa. Ternyata cukup berhasil hingga sampai saat ini pendekatan semacam ini sangat sesuai dengan watak penduduk Ponorogo yang cenderung moderat serta mengutamakan keselarasan dalam hidupnya. Kyai Muhammad Hasan yang memiliki peran besar dalam persebaran Islam di Desa Karanggebang merupakan keturunan dari Tegalsari yang juga mewariskan keturunan-keturunan ulama besar dalam peran persebaran Agama Islam di Indonesia khususnya di Kabupaten Ponorogo. Ulama besar, berwibawa dan disegani karena ilmu dan akhlaknya. Islam di Ponorogo khususnya di desa Karanggebang ternyata mampu berinteraksi dengan budaya lokal, hal tersebut tertuang dalam beberapa bukti sejarah. Diantaranya bentuk masjid, artefak, makam, rumah kuno dan arsiteknya yang semua merupakan peninggalan sejarah Islam di Indonesia khususnya di Desa Karanggebang.

DAFTAR RUJUKANAzra, Azyumardi. Historiografi Islam Kontemporer: Wacana , Aktualitas, dan

Actor Sejarah, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002. Damawi, Muhammad. Babad Muhammad. Jakarta: depdikbud, Departemen Agama. Diskripsi Aliran-Aliran Kepercayaan/Faham-Faham

Keagamaan (Jakarta: Proyek Pembinaan Dan Bimbingan Aliran-Aliran Kepercayaan/Faham-Faham Keagamaan. 1976.

Poesponegoro Djoened, Marwati Dan Notosusanto, Nugroho. Sejarah Nasional Indonesia II , Jakarta: PN. Balai Pustaka, 1984.

Google map/ GPS latitude at iOSphone 5 application.KY, Moh. Purnomo. Sejarah Kiai Ageng Muhammad Besari. Jakarta: tp, 1985.Profil Desa (Data Tingkat Perkembangan) Tahun 2016 Ds. Karanggebang, Kec.

Jetis, Kab. Ponorogo.Purwowijoyo, Babad Ponorogo jilid V RA. SURODININGRAT. Ponorogo: Dinas

Pariwisata Dan Seni Budaya Pemkab Ponorogo, 1985.Soeryono, Sosiologi Suatu Pengantar, 1985.Van Bruinessen, Martin. Kitab Kuning, Pesantren Dan Tarekat. Bandung: Mizan,

1995.Wawancara dengan Mbah Kiai Mujib Tarwihi, warga dukuh Karangasri RT/RW:

Page 24: PERAN KYAI MUHAMMAD HASAN DALAM PROSES PENYEBARAN …

336 Dialogia, Vol. 15, No. 2, Desember 2017

03/02 desa Karanggebang.Wawancara dengan Mbah Abdul Mu’in warga dukuh karangasri RT/RW:

04/02 pukul 16.30-17.30 WIB.