peran kepala sekolah dalam meningkatkan...
TRANSCRIPT
i
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(PAI) DI SMP NEGERI 3 MERTOYUDAN
Skripsi
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Oleh
EKA KURNIYANTI
NIM: 111-13-096
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.”
(Q.S. Al- Zalzalah :7)
vii
Persembahan
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Maka
kupersembahkan skripsi ini untuk :
1. Bapakku Suhaldi dan Ibuku Kobsah yang selalu memberikan doa, kasih
sayang semangat kepada penulis, hormat dan baktiku akan selalu tertuju
untukmu.
2. Adikku tersayang (Dwi Kurniasih) yang selalu mendukung di setiap
langkahku.
3. keluarga kost di Salatiga, (Ibu Maria, bapak Habib, Eka Widi riyanti,
Naely Murodah, Reni, Alfi, Bunga, Vela, dll). terimakasih atas doa dan
dukungnnya selama aku tinggal di Salatiga.
4. Sahabatku Susi Fitriyanti yang selalu menemaniku dalam suka duka
terimakasih atas segalanya.
5. Bapak H. Achmad Maimun, M. Ag. Selaku pembimbing akademik yang
telah banyak membantu, membimbing, memotivasi, dan memberi saran
yang terbaik buat saya.
6. Dosen pembimbing skripsi Bapak Mufiq, S. Ag,. M.Phil. Yang
membimbing dan mendidikku dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.
7. Teman teman PPL dan KKN yang selalu membantu dan mendukungku
selama ini
8. Almamaterku tercinta Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
viii
Kata pengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Maha
Penyayang. Segala puji dan syukur seantiasa penulis haturkan Kepaa Allah
AWT. Atas segala limpakan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
diberikan kemudahan dan menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa shalawat serta
salam tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut
setianya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk
memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah dan keguruan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis
mengcapakan terimaksih yang sedalam-dalamya kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Ruhayati, M. Ag. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
(PAI).
4. Bapak Mufiq, S. Ag,. M. Phil. Sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan
waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Achmad Maimun, M. Ag. Selaku pembimbing akademik.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian skrispsi ini.
ix
7. Bapak dan Ibu Serta keluarga besar yang telah mendoakan dan mendukung
penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih
sayang dan kesabaran.
8. Seluruh sahabat-sahabat dan semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.
Harapan penulis, semoga amal baik dan mendapatkan balasan yang
setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga
bisa bermanfaat penulis khusussnya dan para pembaca umumnya.
Wassalamua’alaikum
Salatiga, 29 Agustus 2017
Penulis
Eka Kurniyanti
NIM.111-13-096
x
ABSTRAK
Kurniyanti, Eka. 2017. Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru PAI di SMP Negeri 3 Mertoyudan,
Kabupaten Magelang. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam
Negeri Salatiga. Pembmbing: Mufiq,. S. Ag., M. Phil.
Kata kunci : Peran, kepala sekolah, profesiaonalisme guru
Guru yang profesional itu sangat dipelukan, karena dengan
keprofesionalisme tersebut guru mampu menghadapi perubahan yang cepat dari
masyarakat. Dan itu harus dimiliki oleh guru pendidikan agama Islam. Dan pada
dasarnya profesioalisme guru tersebut bisa tejadi dari berbagai pihak. kepala
sekolah merupakan komponen terpenting dalam untuk meningkatkan
pofesionalisme guru. Supaya dapat meningkatkan haasil yang lebih baik dari
sebelumnya dan sesui tujuan yang di inginkan sekolah.
Fokus Penelitian yang dikaji adalah : (1) Proses pembelajaran PAI
SMP Negeri 3 Mertoyudan. (2) Proses peningkatan profesionalisme guru PAI di
SMP Negeri 3 Mertoyudan. (3) Peran kepala sekolah dalam meningkatkan
profesionalisme guru PAI di SMP Negeri 3 Mertyudan, Kecamatan Mertoyudan,
Kabupaten Magelang.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian bertindak
langsung sebagai pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam dan terlibat
langsung dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para
informan sedangkan data tambahan berupa dokumentasi. Analisis data dilakukan
dengan cara menelaah data yang ada, lalu melakukan reduksi data penyajiaan
data, menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisis data ini adalah
mengadakan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi.
Hasil penelitian adalah (1) proses pembelajaran pendidikan agama
Islam guru mengunakan membuat RPP, menggunakan model pembelajaran,
mengelola kelas, dan memberikan evaluasi dengan semua itu dimaksudkan supaya
untuk meningkatkan hasil yang lebih baik.(2) Proses peningkatan profesionalisme
guru pendidikan agama Islam juga sudah berkerjasama dengan kepala sekolah
melakukan beberapa cara dalam meningkatkan profesionalisme kepala sekolah
mengikut kasertakan guru pendidikan agama Islam dalam kegiatn MGMP,
pelatihan-pelatihan, IHT. (3) Dan Peran kepala sekolah dalam meningkatkan
profesionalisme guru pedidikan yaitu sebagai pemimpin, supervisor dan
administrator yaitu dengan Tindakan-tindakan berupa pengawasan, pengecekan.
Dan menyediakan sarrana prasarana untuk proses pembelajaran.
DAFTAR ISI
xi
COVER .................................................................................................. i
LEMBAR BERLOGO .......................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................... v
MOTTO ................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN .................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................. x
DAFTAR ISI .......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
E. Telaah Pustaka .......................................................................... 6
F. Penegasan Istilah ....................................................................... 7
G. Metode Penelitian ..................................................................... 10
1. Pedekatan dan jenis penelitian ............................................. 10
2. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................ 10
3. Sumber Data ......................................................................... 11
4. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 11
5. Analisis Data ........................................................................ 13
6. Pengecekan Keabsahan Data ................................................ 14
H. Sistematika Penulisan ............................................................... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Peran Kepala Sekolah ............................................... 17
B. Kepala Sekolah ...................................................................... 18
C. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin ....................................... 20
xii
D. Kepala Sekolah Sebagai Surpervisor ...................................... 26
E. Kepala Sekolah Sebagai Administrator ................................. 29
F. Profesionalisme Guru.............................................................. 30
G. Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Profesionalisme guru PAI ....................................................... 39
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Letak Geografis SMP Negeri 3 Mertoyudan ......................... 43
B. Profil SMP Negeri 3 Mertoyudan .......................................... 43
C. Sarana dan Prasarana ............................................................. 45
D. Visi dan Misi .......................................................................... 46
E. Tata Tertib SMP Negeri 3 Mertoyudan .................................. 47
F. Temuan Data Penelitian .......................................................... 50
BAB IV PEMBAHASAN
A. Proses Pembelajaran PAI di SMP Negeri 3 Mertoyudan ...... 56
B. Proses Peningkatan Profesionalisme Guru PAI
di SMP Negeri 3 Mertoyudan ................................................. 60
C. Peran Kepala Sekolah dalam Upaya Peningktan
Profesionalisme Guru PAI SMP Negeri 3 Mertoyudan ............ 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 70
B. Saran ....................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Profil SMP Negeri 3 Mertoyudan 42
Tabel 3.2 Sarana pendukung belajar/mengajar 44
xiv
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara
Lampiran 2 Surat Tugas Pembimbing Skrispi
Lampiran 3 lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 5 Daftar Nilai SKK
Lampiran 6 Riwayat Hidup Penulis
Lampiran 7 Foto Tentang SMP Negeri 3 Mertoyudan Kab. Magelang.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan dasar pembangunan suatu bangsa. Pendidikan
juga merupakan sesuatu yang sangat penting untuk pembentukan karakter
sebuah peradaban dan kemajuan yang mengiringinya. Disamping itu,
pendidikan merupakan wahana untuk menciptakan generasi muda yang
kompeten untuk masa depan.
Bangsa ini akan semakin terpuruk karena anak didiknya bertindak
tidak sesui dengan kemajuan zaman yang terus berkembang secara cepat.
Untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas diperlukan kerja sama semua
pihak yang berkompeten untuk memberikan yang terbaik dalam memajukan
pendidikan yang lebih baik dan berkualitas.
Menghadapi dinamika kehidupan dan perkembangan masyarakat yang
sangat cepat, pemerintah sebagai pihak yang berwenang telah melakukan
berbagai macam usaha dan cara untuk mengatasi permasalahan pendidikan ini.
Salah satunya adalah peningkatan kualitas dan profesionalitas tenaga pendidik
(guru), misalnya dengan diadakan program sertifikasi guru dan dosen.
Meskipun pada realitasnya program serifikasi guru dan dosen ini masih
mendapatkan pro dan kontra dari berbagai pihak.
Guru merupakan komponen terpenting dalam pendidikan. Kualitas
dan profesionalitas guru harus benar-benar diperhatikan. Guru merupakan
profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.
2
Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar
kependidikan meskipun pada kenyataannya masih dilakukan orang di luar
kependidikan. Inilah yang menyebabkan jenis profesi guru paling mudah
terkena pencemaran (Moh. Uzer Usman, 2005: 6-7)
Melihat realita semacam ini, guru Pendidikan Agama Islam juga di
tuntut untuk meningkatkan profesionalismenya guna untuk menghadapi
perubahan yang cepat dari masyarakat. Dalam proses belajar mengajar dan
menguasai materi, startegi pembelajarannya harus dikuasai agar dapat
mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Hal ini merupakan tantangan berat
yang harus di hadapi oleh sepanjang masa. Untuk itulah seoarang guru
Pendidikan Agama Islam harus memiliki wawasan dalam arti menguasai
materi pengajaran dan wawasan kependidikan dalam mengajar materi
pendidikan agama kepada peserta didik di sekolah dan mempunyai wawasan
profesionalisme guru
Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang
pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga
diartikan sebagai suatujabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan
pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan
akademis yang intensif (Kunandar, 2007: 45).
Peningkatan kualitas dan profesioanlisme guru merupakan tanggung
jawab kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah. Kepala sekolah merupakan
salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam
meningkatkan kualiatas pendidikan. Seperti diungkapkan Supriadi (1998:
346) bahwa: Erat hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai
3
aspek kehidupan sekolah dengan berbagai aspek sekolah seperti disiplin
sekolah, iklim budaya sekolah, dan menurunnya perilaku nakal peserta
didik. Dalam pada itu kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen
pendidikan secara micro, yang secara langsung berkaitan dengan proses
pembelajaran di sekolah (Mulyasa, 2007: 25).
Oleh karena itu banyak hal yang harus dilakukan oleh kepala sekolah
dalam meningkatkan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam, supaya
tujuan yang dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam hal ini
peran kepala sekolah sangat penting karena kepala sekolah sebagai seseorang
yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah. Kepala sekolah disini
berperan sebagai pemimpin yang menjadi kekuatan penggerak kehidupan
sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsinya
demi mencapai keberhasilan dalam meningkatkan profesionalisme guru
Pendidikan Agama Islam (Wahjosumidjo, 2007: 81-82)
Profesionalisme guru merupakan faktor penting dalam belajar
mengajar. Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah guru
dituntut dapat mengaplikasikan teori yang telah diperoleh dalam lembaga
pendidikan keguruan kedalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sehingga pembelajaran bukan hanya sebagai proses
penyampaian materi saja tetapi juga sebuah proses penanaman nilai yang dapat
direlisasikan dalam kehidupan peserta didik.
Keadaan pendidikan sebagaimana diatas merupakan sebuah tantangan
bagi lembaga pendidikan untuk merancang suatu sistem pembelajaran yang
relevan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat. SMP Negeri 3
4
Meroyudan sebagai salah satu lembaga pendidikan yang diharapakan dapat
menunjukkan keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Guru dituntut
dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif sehingga tujuan
yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Mertoyudan dituntut
untuk dapat menjalankan tugas profesinya dengan baik. Yang pada mulanya
kurang berkualitas karena kurangya kemampuan dalam mengajar. Namun,
dari tahun ke tahun sekolah ini mengalami perubahan yang pada mulanya
kurang berkulitas menjadi lebih berkualitas. Perubahan ini nampak pada
terjadiya peningkatan jumlah siswa dan peningkatan rata-rata UAS yang lulus
dari tahun ke tahun.
Profesionalisme guru Pedidikan Agama Islam tidak berkembang
bilamana tidak ada peran serta dari kepala sekolah. Kepala sekolah berperan
sebagai pemimpin di sekolahdalam meningkatkan profesioanalisme guru.
Untuk itu berbagai usaha telah kepala sekolah lakukan diantaranya dengan
memberi kritikan, saran, motivasi kepada guru Pedidikan Agama Islam.
Usaha-usaha yang telah kepala sekolah lakukan akan berdampak pada
bekualitasnya sekolah ini. Untuk itu, kepala sekolah sangat dibutuhkan guna
memajukan dan mengembangkan profesionalisme guru Pedidikan Agama
Islam di sekolah ini.
Berdasarkan realita dan fenomena tersebut, penulis mengadakan
sebuah penelitian lapangan dengan judul “ Peran Kepala Sekolah Dalam
Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di SMP
Negeri 3 Mertoyudan”.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis membuat
beberapa rumusan masalah yang akan sebagai acuan dalam pembahasan
selanjutnya. Adapun rumusan masalah tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembelajaran PAI di SMP Negeri 3 Mertoyudan ?
2. Bagaimana proses peningkatkan profesionalime guru PAI di SMP Negeri 3
Mertoyudan ?
3. Bagaimana peran kepala sekolah dalam upaya peningkatan profesionalisme
guru PAI di SMP Negeri 3 Mertoyudan ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dari rumusan masalah di atas tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses pembelajaran PAI di SMP Negeri 3
Mertoyudan.
2. Untuk mengetahui proses peningkatan profesionalime guru PAI di SMP
Negeri 3 Mertoyudan.
3. Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam upaya peningkatan
profesionalisme guru PAI di SMP Negeri 3 Mertoyudan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua kalangan
masyarakat pada umumnya dan khususnya dapat bermafaat bagi para guru dan
seluruh anggota sekolah. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai
berikut:
6
1. Manfaat Teoritis.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
mengembangkan teori tentang peran kepala sekolah dalam meningkatkan
profesioanalisme guru PAI.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rekomendasi atau
acuan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI.
E. Telaah Pustaka
Setelah penulis membaca hasil penelitian yang berkaitan dengan peran
kepala sekolah di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga
memang belum ada yang secara langsung mengangkat tema tersebut. Beberapa
skripsi yang terkait dengan tema tersebut antara lain:
1. Skripsi Agus Yulis Setiyawan, berjudul “ Upaya Upaya Kepala sekolah
dalam Mengembangkan Profesionalime Guru di MTs Assalafi Susukan,
Kabupaten Magelang.” Agus dalam skripsinya tersebut membahas upaya
kepala sekolah dalam mengembangkan profesionalisme guru di MTs
Assalafi Susukan.Hasil penelitian tersebut menyatakan profesioalisme guru
sudah baik. Kepala sekolah melakukan beberapa cara untuk
mengembangkan profesionalisme guru. Tindakan tindakan tersebut berupa
nasehat, motivasi, pengecekan dana pengawasan.
2. Skripsi Siti Lazimatun Nasyifah, berjudul “Peranan Supervisi Pendidikan
dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Penedidikan Agama Islam di
SMA N Se-Salatiga Tahun 2015.” Skripsi tersebut membahas peranan
7
supervisi pendidikan dalam meningkatkan profesionalisme guru pendidikan
agama Islam di SMA N Se-Salatiga. Penelitian ini di harapkan akan
memberikan informasi dan masukan bagi para pengawas sekolah, tenaga
pengajar dalam melaksanakan pembelajaran kepada perserta didiknya agar
senantiasa meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan
pendidikan tujuan pendidikan dapat tercapai.
3. Skripsi Tsani Murtafiah, yang berjudul “Peranan Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Profesioanlisme Guru di MIN Pajang Ambarawa.” Skripsi
ini membahas peranan kepala sekolah dalam meningkatkan
profesiaonalisme guru di MIN Panjang Ambarawa. Dari penelitian tersebut
diketahui kepala sekolah sangat berperan penting dalam meningkatkan
profesioanalisme guru. Sehingga dalam peroses belajar mengajar menjadi
baik dan sesui dengan tujuan pendidikan bisa tercapai.
Berdasarkan tinjuan pustaka, dapat ditarik kesimpulan bahwa
penelitian yang akan penulis lakukan memiliki perbedaan dengan perbedaan
dengan hasil penelitian- penelitian diatas. Penelitian ini lebih menyoroti
tentang peran kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI.
Disamping itu lokasi dan subjek yang diteliti juga berbeda dengan penelitian-
penelitian di atas.
F. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi salah dalam penafsiran terhadap judul skripsi di atas
, maka penulis akan memaparkan penegasan istilah sebagai berikut:
8
1. Peran Kepala Sekolah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 854). Peran di artikan
perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yag
berkedudukan di masyarakat.
Menurut Soekanto (1990 :268), peran adalah aspek dinamis dari
kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibanya
sesuai dengan kedudukan, maka dia menjalankan suatu peran.
Jadi peran adalah perangkat tingkah laku yang dinamis oleh seseorang
yang berkedudukan di masyarakat atau lembaga. Dalam hal ini, kepala
sekolah perlu menjalankan perannya sesuai dengan hak dan kewajibannya.
Sedangkan kepala sekolah terdiri dari dua kata yaitu “kepala” dan
“sekolah”. Kata “kepala” dapat diartikan “ketua” dan “pemimpin” dalam
suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedangkan “sekolah” adalah sebuah
lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Kepala
sekolah dapat didefinisikan sebagai “seorang tenaga fungsional guru yang
diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana di selenggarakan proses
belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yng
memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran (Wahjosumidjo,
2007: 83).
Jadi peran kepala sekolah disini penulis mengartikan sebagai
seperangkat perilaku yng diharapkan dilakukan oleh seorang kepala sekolah
yang telah diberikan tugas untuk memimpin sesuai dengan kedudukan, dan
hak dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin.
9
2. Profesionalisme guru
Profesionalisme Guru Profesionalisme berasal dari kata profesi yang
artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh
seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau
pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan
kusus yanag diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif
(Webstar,1989: 45).
Sementara itu yang dimaksud profesionalisme adalah kondisi, arah,
nilai tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang
berkaitan dengan pencaharian seseorang. Profesionalisme guru
merupakan kondisi, arah, nilai,tujuan dan kualitas suatu keahlian dan
kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan
dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian(Kunandar,
2011: 45-46).
Prefesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan
kualitas suatau keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan
pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi
mata pencaharian. Sementara itu guru yang profesional adalah guru
yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas
pendidikan dan pengajaran. Karena dari empat kompetensi yang ada dan
salah satunya kompetensi profesional. Kompetensi disini meliputi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan professional baik yang bersifat
pribadi, sosial, maupun akademis.
10
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian guru
professional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas
dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Guru yang
professional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta
memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya (Kunandar, 2007: 45-
47).
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Di tinjau dari objeknya, jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan
dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif
merupkan penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak
mengunakan statistik atau kuantitatif lainnya. Penelitian kualitatif adalah “
penelitian yang bermaksud untuk memehami fenomena tentang apa yang di
alami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi tidakan
dan lain-lain (Moleong, 2008: 6)
Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan multi
strategi. Strategi-strategi yang bersifat interaktif seperti observasi langsung
observasi partisipa, wawancara mendalam, dokumen-dokumen, teknik-
teknik perlengkapan seperti foto, rekaman, dan lain-lain. (Zuriah, 2009: 95)
2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Mertoyudan, Kec.
Mertoyudan, Kab. Magelang. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh
data tentang peran kepala sekolah dalam meningkatakan profesionalisme
11
guru PAI di SMP Negeri 3 Mertoyudan. Adapun waktu penenelitian pada
bulan April tahun 2017 sampai dengan selesai.
3. Sumber Data
Sumber data terdiri dari dua yaitu data primer dan data sekunder. Data
primeradalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak
tersedia dalambentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini
harus dicari melaluinara sumber atau dalam istilah teknisnya responden
yaitu orang yang kita jadikanobjek penelitian atau orang yang kita jadikan
sebagai sarana mendapatkan informasiataupun data (Umi Narimawati, 2008
:98).Sedangkan menurut Sugiono (2008:402) data sekunder adalah sumber
data yang tidak langsung memberikan data kepadapengumpul data.
Sumber data primer disini dalam penelitian ini adalah sumber data
yang dikumpulkan langsung dari informan utama yaitu Kepala Sekolah
SMP Negeri 3 Mertoyudan
Sedangkan sumber sekunder adalah sumber yang mendukung
penelitian yaitu guru pendidikan agama Islam dan juga bahan bahan
pustaka dan dokumentasi lapangan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data yaitu:
a. Interview/ wawancara
Menurut Esterberg ( 2002) wawacara merupakan pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
dapat dikontruksikan makna dalm suatu topik tertentu (Sugiyono, 2014:
317). Sedangkan menurut Dudung Abdurrahaman (2003: 10) wawancara
12
adalah suatau metode penelitian yang meliputi pengumpulan data melalui
interaksi verbal langsung antara pewawacara, dengan responden.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan bertanya, namun dalam
pelaksanaanya, ada dua cara dilakukan, yaitu secara lisan dan
menggunakan tulisan.
Dalam penelitian ini jenis wawacara yang dilakukan menggunakan
pentunjuk umum wawacara. Jenis wawancara ini mengharuskan
pewawancara membuat kerangka dan garis besar meteri yang
dirumuskan dan tidak perlu ditanyakan secara beruntutan. (Moleong,
2009: 187)
Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai 3 orang yaitu kepala
sekolah dan 2 guru pendidikan agama Islam.
b. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagianya (Arikunto, 1996:
234).
Metode dokumnetasi ini digunakan untuk memperoleh data yang
berupa peran kepala sekolah, guru PAI di SMP Negeri 3 Mertoyudan.
c. Metode Obsevasi
Metode observasi adalah pengamatan yang meliputi kegiatan
pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh
alat indra (Arikunto, 1996: 145)
13
Metode ini digunakan untuk membantu dalam pengumpulkan data
kondisi secara umum. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data
yang berkaitan dengan situasi dan kondisi SMP Negeri 3 Mertoyudan.
5. Analisis Data
Analisis adalah proses mencari data menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawanacara, cacatan lapangan, dan bahan bahan
lain, sehingga dapat mudah di pahami dan temuannya dapat diinfomasikan
kepada orang lain. Analis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,
menjabarkan kedalam unit-unit, menyusun ke dalam suatu pola, memilih
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang
dapat diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2014: 334).
Menurut Bogdon dan Biklen analisis data kualitatif adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya,
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan menemukan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain
(Moleong, 2009:248). Tujuan analisis data untuk menyederhanakan seluruh
data yang terkumpul, menyajikanya dalam suatu susunan yang sistematis,
kemudian mengolah dan menafsirkanya atau memaknai (Imam dan Tobroni,
2003: 134)
Metode analisis data yang penulis gunakan adalah metode analisis
data kualitatif, yaitu data yang berbetuk uraian kemudian penulis tafsirkan
untuk mendapatkan makna yang terkandung. Dengan menggunakan metode
ini tidaklah dimaksudkan untuk memperoleh penelitian yang baru akan
14
tetapi hanya mendapatkan kejelasan atau penjelasan suatau pengertian
tertentu dari penelaahan objek penelitian. Metode yang digunakan untuk
membahas sekaligus kerangka pikir pada penelitian adalah sebagai berikut:
a. Reduksi data
Mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2014:338)
Dalam reduksi data, penulis mengumpulkan data dari observasi
sesuai wawancara atau informasi lain. Hasil data ataupun informasi yang
di peroleh disusun secara sistematis dan indentifikasi secara sederhana
agar memeperoleh gambaran yang sesuai dengan tujuan penelitian.
b. Menyusun Kategorisasi
Katagorisasi adalah upaya memilih-milih setiap satuan kedalam
bagian bagian yang memiliki kesamaan (Moleong, 2009:288). Penulis
kemudian mengklarifiakasi atau mengolah berdasarkan katagori masing
masing menurut fokus masalahnya.
6. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk keabsahan data yang diperoleh, penulis menggunakan cara
ketekunan dan keajegan penggunakan pengamatan serta triangulasi yaitu
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di
luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data itu (Moleong, 2009: 330). Dalam pelaksanaannya peneliti
membandingkan data dari informan primer dengan informan lain, sehingga
15
data benar- benar dapat teruji kebenaranya. Ada dua macam triangulasi yang
digunakan yaitu:
a. Triangulasi sumber data
Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber
yang beberda-beda dengan teknik yang sama (Sugiyono, 2011: 241)
b. Triangulasi Metode
Triangulasi metode dilakukan dengan cara mengecek derajat
kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa tehnik pengumpulan
data dengan metode yang sama (Moleong, 2011: 331).
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Agar suatu penelitia dapat dengan mudah dipahami oleh orang yag
membacanya, maka selaknya dapat sistematika penulisan. Adapun sistematika
penulisan skripsi ini adalah :
BAB I Pendahuluan. Dalam bab ini berisikan tentang latar
belakang,rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
telaahpustaka, metodologi penelitian, dana sistematika penulisanskripsi.
BAB II Landasan Teori. Dalam bab ini berisikan tentang hakikat
peranan kepala sekolah, pengertian kepala sekolah, syarat-syarat
kepemimpinan, Kepala sebagai pemimpin, kepala sekolah sebagai administrasi,
kepala sekolah sebagai suversisor, profesionalisme guru, serta peran kepala
sekolah dalammeningkatkan profesionalisme gurupendidikan agama islam.
BAB III Laporan Hasil Penelitian. Dalam bab ini berisiskan tentang
gambaran umum SMP Negeri 3 Mertoyudan meliputi profil SMPNegeri 3 dan
16
letakgeografis SMP Negeri 3 Mertoyudan, sarana dan prasarana SMP Negeri 3
Mertoyudan, visi dan misi SMP Negeri 3 Mertoyudan, peraturan SMP Negeri 3
Mertoyudan, dan temuan data penelitian.
BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan. Dalam bab ini berisiskan
tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu, peran kepala
sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI dan prsoses
pelaksanaannya.
BAB V Penutup. Dalam bab ini berisikan tentang uraian mengenai
kesimpulan dan saran. Sedangkan bagian akhir skripsi berisikan tentang
lampiran-lampiran yang mendukung isi dari skripsi, kemudian daftar pustaka.
17
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Peran Kepala Sekolah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 845), peran berarti
perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan di masyarakat. Sedangkan kepala sekolah berarti seorang tenaga
fungsional guru yang diberi tugas memimpin suatu lembaga pedidikan di mana
terjadi proses belajar mengajar (Wahjosumidjo, 2007: 88). Jadi peran kepala
sekolah yaitu perangkat tingkah laku yang dimiliki oleh orang yang
berkedudukan di suatu lembaga pendidikan dan diberi tugas untuk memimpin.
Kepala sekolah adalah orang yang paling bertanggungjawab dalam
pelaksanaan pelajaran sekolah dari waktu ke waktu. Ia adalah orang yang
bertanggungjawab, baik ke dalam maupun keluar. Ke dalam artinya ia
bertanggungjawab untuk memberdayakan guru, staf, sekolah, tenaga teknisi
dan siswa. Ke luar artinya bertanggungjawab kepada pengguna sekolah dan
secara kedinasan keatasnya (Damin, 2005: 77)
B. Kepala Sekolah
1. Pengertian Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah satu komponen pedidikan yang paling
berperan dalam meningkatkan kualitas pendidik dan penanggung jawab atas
terselenggaranya pedidikan, aministrasi sekolah, pembinaan tenaga
pedidikan lainnya, pendayaguna serta pemeliharaan sarana dan prasarana
juga sebagai surpervisor pada untuk menjadi kepala sekolah(Mulyasa, 2007:
24).
18
Menurut Saroni (2006, 47). Kepala sekolah adalah bapak sekaligs
ibu dari semua guru yang bertugas di sekolah tesebut. Hal ini memberikan
konsekwensi logis bahwa seorang kepala sekolah haruslah mempunyai
tingkat kemampuan lebih sehingga dapat mengkontibusi segala kebutuhan
guru-guru yang bersifat psikis dan bahkan bersifat fisik. Sebagaimana yang
diinginkan anak buahnya.
Dalam kaitanya peran kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja
tenaga kepedidikan perlu dipahami bahwa setiap kelapa sekolah
bertanggung jawab mengarahkan apa yang baik bagi tenaga kependidikan,
dan dia sendiri harus berbuat baik (Mulyasa, 2007: 160).
2. Syarat-Syarat Kepala Sekolah
Seorang kepala sekolah hendaknya memiliki kepribadian yang baik
sesuai dengan kepemimpinan yang akan dipegangnya. Ia hendaknya
memiliki sifat-sifat jujur, adil dan dapat dipercaya, suka menolong dan
membantu guru dalam menjalankan tugas dan mengatasi kesulitan-
kesulitan, bersifat supel dan ramah, mempunyai sifat tegas dan konsekuen
yang tidak kaku. Seorang kepala sekolah harus berjiwa nasioal dan memiliki
filsafah hidup yang sesuai dengan falsafah dasar negara kita.
Berdasarkan teori di atas, maka syarat seorang kepala sekolah
adalah sebagai beikut:
a. Memiliki ijazah yang sesui dengan ketentuan atau peratuan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.
b. Mempunyai pengalaman kerja yang cukup, disekolah yang sejenis
dengan sekolah yag dipimpinnya.
19
c. Mempunyai sifat kepribadian yang baik, terutama sikap dan sifat-sifat
kepribdian yang diperlukan bagi kepentingan kependidikan.
d. Mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas, terutama mengenai
bidang-bidang pengetahuan perkerjaan yang diperlukan bagi sekolah
yang dipimpinya.
e. Mempunyai ide inisiatif yag baik untuk kemajuan dan perkembangan
sekolahnya. (Daryanto, 2008:92)
C. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin
1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepemimpinan berasal dari
kata “pimpin” yang berati tuntunan, bimbingan, hasil memimpin.
Kepemimpinan yaitu tindakan atau perbuatan seseorang yang menjadikan
suatu kelompok bergerak ke arah dan tujuan-tujuan tertentu. Seseorang
dikatakan sebagai pemimpin apabila orang itu dapat mempengaruhi pikiran,
perasaan, dan perilaku orang lain baik dalam bentuk individu, maupun
kelompok untuk mencapai tujuan tertentun.
Menurut Soepari dalam Mulyasa (2002: 107) kepemipinan
merupakan kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi
mengajak, mengarahkan, menasehati,membimbing, menyuruh, memerintah
melarang dan bahkan menghukum (kalau perlu), serta membina dengan
maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka
mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien.
MenurutKoontz O’Donnel dan Weihrich. Kepemimipinan
merupakan pengaruh, seni atau proses mempengaruhi orang lain, sehingga
20
mereka dengan penuh kemauan berusaha ke arah tercapainya tujuan
organisasi (Wahjosumidjo, 2007: 103).
Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka
pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif
merupakan kunci keberhasilan organisasi. Esensi kepemimpinan adalah
kepengikutan kemauan orang lain untuk mengikuti keinginan pemimpin.
Kepala sekolah sebagai pemimpi harus hampu:
a. Menimbulkan kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya
dari para bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing.
b. Memberikan bimbingan dan mengarahkan para bawahan serta
memberikan dorongan, mamacu dan berdiri di depan demi kemajuan
dan memberikan inspirasi dalam mencapai tujuan.
Apabila seorang kepala sekolah ingin berhasil menggerakkan
bawahan, seorang kepala sekolah harus:
a. menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan yang bersifat memaksa
atau bertindak keras.
b. Mampu melakukan tindakan yang melahirkan kemauan untuk bekerja
dengan semangat dan percaya diri.
c. Mampu membujuk bawahan sehingga bawahan yakin apa yang
dilakukan adalah benar (Wahjosumidjo, 2007: 5).
Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan yang dimaksud
kepemimipinan kepala sekolah adalah tindakan yang dilakukan oleh
seseorang kepala sekolah dengan maksud untuk mempengaruhi,
21
menggerakkan, megembangkan lingkungan kerja yang produktif dan
memuaskan bagi guru, serta pada akhirnya mampu menciptakan proses
pembelajaran peserta didik meningkat.
2. Tipe-tipe Kepemimipinan Kepala Sekolah
Tipe kepemimpinan akan identik dengan gaya kepemimipinan
seseorang melaksanakan suatu kepemimpinan. Berbagia tipe kepemimpinan
banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari termasuk di sekolah.
Pemimpin pendidikan khususya sekolah atau madrasah formal adalah orang
yang diangkat secara langsung baik oleh pemerintah maupun yayasan, atau
melalui pemilihan. Adapun tipe- tipe kepemimpinan pada umumnya sebagai
berikut:
a. Kepemimpinan Otokratis
Seorang pemimpin yang tergolong otokratis memiliki serangkaian
karakteristik yang biasanya dipandang sebagai karakteristik yang negatif.
Dengan kata lain kepemimpinan otokratis adalah seoarang pemimipin
yang memiliki sifat egois (Mulyadi, 2010: 45).
b. Kepemimpinan Paternalistik
Kepemimpinan ini lebih diidentikkan degan kepemimpinan yang
kebapakan. Kepemimpinan ini seperti menggunakan pengaruh yang
bersifat kebapakan dalam menggerakkan bawahannya dalam mencapai
tujuan.
c. Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor tepenting
dalam sebuah organisasi. Dalam kependidikan ini setiap individu,
22
sebagai dihargai atau dihormati eksistensinya dan perannya dalam
memajukan dan mengembangkan organisasi. Oleh karena itu perilaku
dalam gaya kepemimpinan yang dominan pada tipe kepemimpinan ini
adalah perilaku perlindungan dan penyelamatan, perilaku memajukan
dan mengembangkan organisasi serta perilaku eksekutif (Purwanto,
2014: 51-52).
d. Kepemimpinan pribadi.
Dalam sistem ini kepemimpinan adalah segala sesuatu tindakan
yang dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi dan dilakukan secara
lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimipin yang
bersangkutan dengan pegawainya.
e. Kepemimpinan non pribadi
Dalam kepemimpinan ini segala sesuatu kebijakan dilaksakan
bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah
juga pengawasan (Asmani, 2009: 100).
f. Kepeimimpinan Laissez-Faire
Dalam tipe ini sebenarnya pemimipin tidak memberkan
pemimpinan. Tipe ini diartikan sebagai memberikan orang-orang berbuat
sehendaknya. Dan pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak
memiliki keterampilan tidak mempunyai wibawa, tidak memilki
keterampilan teknis, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu
melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja
yang kooperatif (Siagian, 2003: 38).
23
3. Peran Kepala Sekolah sebagai Pemimipin
Kepala sekolah sebagai penentu kebijakan di sekolah juga harus
memfungsikan perannya secara maksimal dan mampu memimpin sekolah
dengan bijak dan terarah serta mengarahkan kepada pencapaian tujuan yang
maksimal demi meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di sekolahnya
yang tertentu saja akan berimbas pada kualitas lulusan anak didik sehingga
bisa mengembangkan dan menyimpan masa depan yang cerah. Dan berikut
ini peran
a. Sebagai pelaksana (executive)
Seorang pemimpin tidak boleh hanya memaksakan kehendak
sendiri terhadap kelompoknya. Ia harus berusaha mejalankan atau
memenuhi kehendak dan kebutuhan kelompoknya juga program yang
telah di tetapkan bersama.
b. Sebagai perencana (planner)
Seorang pemimpin yang baik harus pandai membuat dan menyusun
perencaan, sehingga segala sesuatu yang diperbuatanya dan tindakannya
di perhitungkan dan bertujuan.
c. Sebagai seorang ahli (expert)
Seorang pemimpin haruslah mempunyai keahlian, terutama
keahlian yang berhubungan dengan tugas jabatan kepemimpinan yang
dipeganganya.
24
d. Mewakili kelompok dalam tindakan keluar (external gruop
representative)
Pemimpin harus menyadari bahwa baik buruknya tindakannya di
luar kelompoknya mencerminkan baik buruknya kelompok yang
dipimpinnya.
e. Mengawasi hubungan antara anggota-anggota kekolompok (controller of
internal relentionship)
Seorang pemimpin harus menjaga jangan sampai terjadi
perselisihan dan berusaha membngun hubungan yang harmonis dan
menimbulkan semangat berkerja kelompoknya.
f. Bertidak sebagai pemberi gajaran atau pujian dan hukuman (purvoyer of
reward and punishment)
Pemimpi harus dapat membesarkan hari anggotanya yang giat
berkerja dan banyak sumbangannya terhadap kelompoknya dan berani
pula menghukum anggota yang berbuat merugikan kelompoknya.
g. Bertindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mendiator)
Pemimpin harus dapat bertindak tegas, tidak pilih kasih atau
mementingkan golongan dalam menyelesaikan perselisihan (Purwanto,
2014: 65-66).
Dari semua peran tersebut sangat berguna bagi kepala sekolah
dalam menjalankan perannya. Karena kepala sekolah merupakan seorang
panutan bagi guru, jadi ia haruslah dapat menjadi contoh yang baik.
Seorang kepala sekolah juga harus dapat memberikan bimbingan dan
arahan serta pelindungan kepada guru.
25
D. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
1. Pengertian kepala sekolah sebagai supervisor
Supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir, dan
membimbing secara berlanjut pertumbuhan guru-guru baik secara pribadi
mapun kelompok agar lebih memahami dan lebih efektif dalam
mewujudkan seluruh fungsi pengajaran (Subari, 2008: 5).
Kepala sekolah sebagai seorang supervisor hendaknya selalu
memberikan bimbingan dan pengarahan untuk meningkatkan kemampuan
guru baik dari segi mengajar guru maupun menjalankan tugas-tugas
sekolah. Kepala sekolah hendak pandai meneliti, mencari dan menentukan
syarat-syarat mana sajakah yang sangat diperlukan bagi peningkatan
kemampuan guru sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah semaksimal
mungkin dapat tercapai. Ia harus dapat meneliti dan menentukan syarat-
syarat mana yang telah ada, yang belum ada atau kurang mencukupi yang
perlu diusahakan dan dipenuhi.
Peran kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam
kemampuan menyusun dan melaksanakan program supervisi pendidikan
serta memanfaatkan hasilnya. Dalam pelaksanaanya kepala sekolah sebagai
supervisor harus memperhatikan prinsip-prinsip : hubungan konsultatif
kolegial dan bukan hirarkis, dilakasanakan secara demokratis, berpusat pada
tenaga kependidikan, dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga
kependidikan, dan merupakan bantuan profesional ( Mulyasa, 2007: 113).
26
2. Tugas Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Tugas kepala sekolah sebagai supervisor dalam pembinaan
kurikulum memerlukan beberapa lamgkah yang perlu dikerjakan yaitu:
a. Membimbing guru agar dapat memilih metode mengajar yang tepat
b. Membimbing dan mengarahkan guru dalam pemilihan bahan pelajaran
yang sesuai dengan perkembangan anak dan tuntutan kehidupan
masyarakat.
c. Mengadakan kunjungan kelas yang teratur, untuk di obsevasi pada saat
guru mengajar dan selanjutnya didiskusikan dengan guru.
d. Pada awal pelajaran baru, mengarahkan penyusunan silabus sesuai
dengan kurikulum yang berlaku.
e. Menyelenggarakan rapat utuk membahas kurikulum pelaksanaannnya di
sekolah
f. Setiap akhir pelajaran menyelenggarakan penilian bersama terhadap
program sekolah (Purwanto, 2012: 88-89)
3. Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Kegiatan atau usaha-usaha yag dapat dilakukan oleh kepala sekolah
sesuai dengan fungsinya sebagai supervisor antara lain adalah:
a. Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah dalam
menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.
b. Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah
termasuk media instruksional yang dipelukan bagi kelancaran dan
keberhasilan proses belajar-mengajar.
27
c. Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari dan mengunakan
metode-metode mengajaran yang lebih sesuai dengan tuntutan kurikulum
yag sedag berlaku
d. Membina kerja sama yang baik dan harmonis di antara guru-guru dan
pegawai sekolah lainnya.
e. Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai
sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok,
menyediakan perpustakaan sekolah, dan mengirim mereka untuk
mengikuti penataran-perantaran, seminar sesuai dengan bidangnya
masing-masing.
4. Teknik teknik supervisi
Supervisi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan tujuan
agar apa yang diharapkan bersama dapat menjadi kenyataan, secara garis
besar cara atau teknik supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu teknik
perseorangan dan teknik kelompok:
a. Teknik perseorangan
1) Mengadakan kunjungan kelas
2) Mengadakan kunjungan observasi
3) Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa
dan atau mengawasi problem yang dialami siswa.
4) Membimbing guru-guru dalam hal-hal yag berhubungan dengan
pelaksanaan kurikulum sekolah
b. Teknik kelompok
1) Mengadakan pertemuan atau rapat
28
2) Mengadakan diskusi kelompok.
3) Mengadakan penataran-penataran (Purwanto, 2012: 120-122)
E. Kepala Sekolah sebagai Administrator
1. Pengertian kepala Sekolah sebagai Administrator.
Kata “administrasi” berasal dari bahasa latin yang terdiri dari atas
kata ad da ministrate. Kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to
dalam bahasa inggris, yang artinya “ke” atau “kepada”. Dan ministraresama
artinya dengan kata to serve atau to conduct yag artinya “melayani”,
“membantu”, atau “mengarahkan”.
Dalam bahasa Inggris to administer berarti pula “mengatur”,
“memelihara” dan mengarahkan. Administrasi dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan atau usaha untuk membatu, melayani, mengarahkan, atau mengatur
semua kegiatan di dalam mencapai suatu tujua.
Jadi, kepala sekolah sebagai admnistrator pedidikan bertanggung
jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pedidikan dan pengajaran
disekolahnya. Oleh karena itu untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik, kepada sekolah hendaknya memahami, menguasai, dan mampu
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkeanaan dengan fungsinya sebagai
administrator pendidik.
2. Fungsi kepala sekolah sebagai admiistrator sebagai berikut :
a. Membuat perencaanaan
Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap
organisasi atau lembaga dan bagi setiap kegiatan baik perseorangan
29
maupun kelompok. Tanpa perencanaan, pelaksanaan suatu kegiatan akan
mengalami kesulitan dan bahkan mungkin juga kegagalan.
b. Menyusun organisasi sekolah
Organisasi merupakan tempat kegiatan-kegiatan administrasi itu
dilaksanakan. Dan dipandang sebagai proses, maka organisasi merupakan
kegiatan-kegiatan atau menyusun dan menetapkan hubungan-hubungan
kerja antarpersonal.
c. Bertindak sebagai koodinator dan pengarahan
Adanya koodinasi serta pengarahan yang baik dan berkelanjutan
dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak
sehat antarbagian atau personal sekolah, dan atau kesimpangsiuran dalam
tindakan.
d. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian
Kegiatan pengelolaan kepegawaian ialah masalah kesejahteraan
personel. Yang dimaksud dengan kesejahteraan personel bukan sekedar
kesejahteraan yang berupa materi atau uang, tetapi juga kesejahteraan
yang bersifat rohani dan jasmani, yang dapat mendorong para personel
sekolah berkerja lebih giat dan bergairah (Purwanto, 2012: 106-112).
F. Profesioalisme Guru
Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang
pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan
sebagai suatu jalan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan
dan ketrampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang itensif.
Jadi profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian
30
tertetun. Artinya satu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat
dipegang oleh sembarang orang, tetapi memerlukan persiapan melalui
pendidikan dan pelatihan secara khusus. Profesional adalah pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlia, kemahiran atau kecakapan yang
memenuhi standar (Kunandar, 2007: 45).
Guru adalah orang yang memberi ilmu pegetahuan kepada anak didik.
Guru dalam padangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidik
ditempat-tempat tertentu, tidak mesti dilembaga pendidikan formal, tetapi bisa
juga di masjid di surau/mushola, di rumah, dan sebagainya (Djamarah, 2005:
31).
1. Indikator Guru Profesional
Ada 7 indikatr untuk menjadi guru Profesional
a. Memiliki Ketrampilan mengajar yang baik
Guru yang mempunyai kompetensi pedagogik tinggi adalah guru yang
senantiasa mempunyai ketrampilan mengajar yang sangat baik, yaitu
dengan berbagai cara dalam memilih model, strategi dan metode
pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar
dan karakteristik peserta didiknya.
b. Memiliki Wawasan yang luas
Seorang Guru hendaknya secara terus menerus mengembangkan dirinya
dengan meningkatkan penguasaan pengetahuan secara terus menerus
sehingga pengetahuan yang dimilikinya senantiasa berkembang
mengikuti perkembangan jaman. Menguasai KurikulumKurikulum dapat
31
berubah sesuai dengan kebutuhan pengguna lulusan dan masukan para
pakar. Saat ini di semua satuan tingkat pendidikan menerapkan
KBK/KTSP,
c. Menguasai media pembelajaran
Guru profesional harus mampu menguasai media pembelajaran,
Pengembangan alat/media pembeljaran dapat berbasis kompetensi lokal
maupun modern dan berbasi ICT. Saat ini Dinas Pendidikan Kota /
Kabupaten telah mewajibkan guru tersertifikasi memiliki laptop guna
meningkatkan kuaitas pembelajaran.
d. Penguasaan teknologi
Penguasaan teknologi mutlak diperlukan oleh guru. Guru hendaknya
menguasai materi dan sekaligus metode penelitiannya sesuai dengan
kedalaman materi yang diajarkan. jaringan dengan Perguruan Tinggi,
Lembaga Penelitian dan Instansi yang terkait lainnya.
e. Memiliki kepribadian yang baik
Jika seorang pendidik mempunyai karakter seperti diatas, akan disenangi
oleh peserta didik, dengan sendirinya akan disenangi ilmu yang
diajarkannya juga. Banyak siswa yang membenci suatu ilmu atau materi
pembelajaran karena watak gurunya yang keras, kasar dan cara mengajar
guru yang sulit. Nah dan disisi lain pula siswa menyukai dan terarik
untuk mempelajari suatu ilmu atau mata pelajaran, karena cara perlakuan
yang baik, kelembutan, keteladanannya yang indah dari gurunya.
32
f. Menjadi teladan yang baik
Guru hendaknya menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya. Untuk
memperoleh jawaban tentang ciri-ciri ideal seorang guru yang dapat
dijadikan teladan oleh peserta didik, peling tidak harus melakukan
pendekatan terhadap peserta didiknya (http://www.san-
ha.com/2011/12/7-indikator-guru-profesional.htmL, 2017)
2. Fungsi dan Peran Guru
Sebagai pembimbing, guru perlu memliki kemampuan untuk dapat
membimbing siswa, memberi dorongan psikologi agar siswa dapat
mengesampingkan faktor-faktor internal dan eksternal yang akan
mengganggu proses pembelajaran.
Dan guru perlu juga memberikan sebanyak mungkin kesempatan
pada siswa untuk dapat menerapkan teori dalam praktik sehingga siswa
memperoleh pengalaman belajar yang sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu
untuk menjadi guru yang profesioal, maka seorang guru harus mengerti dan
memahami fungsi dan perannnya (Suparlan, 2006: 40). Berikut ini adalah
fungsi dan perannya:
a. Pendidik
Tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai dengan
materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Sebagai seorang pendidik,
ilmu adalah syarat utama. Membaca, menulis, berdiskusi, mengikuti
informasi, dan responsif terhadap masalah kekinian sangat menunjang
kualitas ilmu guru
33
b. Pemimpin
Guru juga seorang pemimpin kelas. Karena itu, ia harus bisa
menguasai, mengendalikan, dan mengarahkan kelas menuju tercapainya
tujuan pembelajaran yang berkualitas. Sebagai seorang pemimpin, guru
harus terbuka, demokratis, dan menghindari cara-cara kekerasan.
c. Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi murid untuk
menemukan dan mengembangkan bakatnya secar pesat. Menemukan
bakat anak didik bukan persoalan mudah, ia membutuhkan
eksperimentasi maksimal, latihan terus menerus, dan evaluasi rutin.
d. Motivator
Sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu
membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didik
bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya.
e. Administrator
Tugas administrator yaitu dalam mengajar, guru harus mengabsen
terlebih dahulu, mengisi jurnal kelas dengan lengkap, mulai dari nama,
materi yang disampaikan, kondisi siswa, dan tanda tangan. Pada waktu
ujian, ia harus membuat soal ujian, mengawasi, mengoreksi,
memberinilai rapor kepada wali kelas.
f. Evaluator
Dalam mengevaluasi, guru bisa memakai banyak cara, dengan
merenungkan sendiri proses pembelajaran yang diterapkan, meneliti
kelemahan dan kelebihan, atau dengan cara yang lebih objektif, meminta
34
pendapat orang lain, misalnya kepala sekolah, guru yang lain, dan murid-
muridnya. Khusus para murid, guru bisa menggunakan metode lisan,
namun lebih objektif kalau menggunakan tulisan dengan menggukana
quasioner berupa pertanyaan-pertanyaan kritis dalam lembar khusus yang
berisi masukan bebas dengan tanpa identitas nama muridnya, sehingga
mereka tidak terbebai dengan apa yang akan ditulisnya (Ma’mur, 2010:
39-54).
Sedang menurut Chabib Thoha profesionalisme guru Pendidikan
Agama Islam itu dilihat dari pengertian dan fungsinya atau guru dalam
pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut :
1) Murobbi
Guru sebagai murrobi harus memiliki sikap bertanggungjawab dan
kasih sayang terhadap peserta didik.
2) Mu’allim
Guru sebagai m’allim harus menguasai ilmu teoritik, memiliki
kreatifitas, komitmen tinggi dalam mengembangkan ilmu, serta sikap
hidup yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah didalam
kehidupan sehari-hari
3) Ta’dib
Sebagai seorang guru harus mampu mensinergiskan antara ilmu dan
amalya sekaligus. Karena hilangya dimensi amal akan menghapus
citra dan esensi pedidikan Islam ( Chabib Thoha, 1996: 11-12)
3. Syarat-syarat Profesionalisme Guru
Suatu pekerjaan profesional memerlukan persyaratan khusus, yakni:
35
a. Menuntut adanya keterampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu
pengetahuan yang mendalam.
b. Menekankan pada suatu bidang tertentu sesuai dengan bidang profesiya
c. Menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai.
d. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yag
dilaksanakannya.
e. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan
(Kunandar, 2007: 47).
4. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme Guru
Pada hakekatnya kemampuan seorang guru dalammelaksanakan
tugasnya sebagai seorang pendidik dan pengajar tidaklepas dari beberapa
unsur yang akan mempengaruhi tugasnya seorangguru, baik itu unsur yang
datang dari dalam dirinya (faktor internal)maupun unsur yang datang dari
luar (faktor eksternal).
a. Faktor Internal.
1) Latar belakang pendidikan guru
2) Kepribadian guru
3) Pengetahuan guru dalam mengajar
4) Keadaan kesehatan guru
5) Keadaan kesejahteraan guru
b. Faktor Ekternal
1) Sarana dan prasarana pendidikan
2) Kedisiplinan kerja di sekolah
3) Pengawasan kepala sekolah
36
Jadi, keberhasilan guru dalam melaksankan tugas profesionalnya
tidak lepas dari faktor internal dan eksternal.
5. Kompetesi Guru
Kompetensi guru merupakan kewajiban-kewajiban secara
bertanggung jawab dan kemampuan dan kewenangan guru dalam
melakasanakan profesi keguruan, menurut Mulyasa (dalam Asdiqoh, 2013:
24).
Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan
kompetensi sosial. Menjelaskan sedikitnya terdapat dua kategori kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu : kompetensi kepribadian adalah
kemampuan yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi
teladan bagi peserta didik, dan berakhlaq mulia (Mulyasa, 2008: 117).
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidi, tenaga kependidikan orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar (Mulyasa, 2008: 173).
Kedua kompetensi tersebut haruslah dijalankan secara bersama-
sama kerena untuk dapat memiliki kompetesi sosial yang baik harus
mempunyai kompetesi kepribadian yang baik pula. Dan kompetensi
kepribadian dan kompentensi sosial yang guru memiliki merupakan modal
besar bagi guru dalam menjalakan tugas keguruannya secara profesional.
Menurut Asamani (dalam Asdiqoh, 2013: 29) bahwa pengertian
kompetensi profesional adalah pengusaan materi pembelajaran secara luas
37
dan mendalam mencakup penguasaan materi kurikulum pelajaran di sekolah
dan subtansi keilmuan secara fisolofis.
Dari berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi guru,
secara umum dapat diidentifikasi dan disarikan tentang indikator profesioal
guru sebagai berikut:
a. Guru dituntut menguasai bahan ajar.
b. Guru mampu mengelola program belajar mengajar.
c. Guru mampu mengelola kelas.
d. Guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran.
e. Guru menguasai landasan-landasan kependidikan.
f. Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar.
g. Guru mampu menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan
pengajaran.
h. Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan
penyuluhan.
i. Guru mengenal dan mampu ikut penyelenggaraan administrasi sekolah.
j. Guru memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan mampu
menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan
pengajaran (Kunandar, 2007: 55-56).
Guru Pendidik Agama Islam yang profesional harus memiliki
kompetensi-kompetensi sebagi berikut
a. Penguasaan materi al Islam yang komprehensif serta wawasan dan bahan
pertanyaan, terutama pada bidang-bidang yang menjadi tugasnya.
38
b. Penguasaan strategi (mencakup pendekatan, metode dan teknik)
pendidikan Islam, termasuk kemampuan evaluasinya.
c. Penguasaan ilmu dan wawasan pendidikan.
d. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan
pada umumnya guna keperluan pengembangan pendidikan Islam.
e. Memiliki kepekaan informasi secara langsung dan tidak langsung yang
mendukung kepentingan tugasnya (Munardji, 2004: 66).
Pendidik akan berhasil menjalankan tugasnya apabila mempunyai
kompetensi personal-religius, sosial-religius, dan profesional-religius. Kata
religius selalu dikaitkan dengan tiap-tiap kompetensi, karena menunjukkan
adanya komitmen pendidik dengan ajaran Islam sebagai kriteria utama,
sehingga segala masalah pendidikan dihadapi, dipertimbangkan, dan
dipecahkan, serta ditempatkan dalam perspektif Islam.
Tiga kompetensi yang harus dimiliki guru dalam pendidikan Islam
adalah:
a. Kompetensi personal-religius, yaitu memiliki kepribadian berdasarkan
islam. Di dalam dirinya melekat nilai-nilai yang dapat diinternalisasikan
kepada peserta didik, seperti jujur, adil, suka musyawarah, disiplin, dan
lain-lain.
b. Kompetensi sosial-religius, yaitu memiliki kepedulian terhadap
persoalan-persoalan sosial yang selaras dengan ajaran Islam. Sikap
gotong-royong, suka menolong, egalitarian, toleransi, dan sebagainya
merupakan sikap yang harus dimiliki pendidik yang dapat diwujudkan
dalam proses pendidikan.
39
c. Kompetensi profesional-religius, yaitu memiliki kemampuan
menjalankan tugasnya secara profesional, yang di dasarkan atas ajaran
Islam Kompetensi pendidik yang tidak kalah pentingnya adalah
memberikan uswah hasanah dan meningkatkan kualitas dan
profesionalitasnya yang mengacu pada masa depan (Mujib, 2006: 97).
6. Sasaran Sikap Profesional
a. Sikap terhadap peraturan perundang-undangan
Guru memiliki kode etik sebagai ketentuan dasar yang harus
dijadikan pedoman dalam melaksakan tugas perofesionalnya. Kode etik
tersebut. Kode etik tersebut mengatur tentang apa yang harus dilakukan
dan yang tidak boleh dilakukan guru dalam menjalakan tugas
profesionalnya.
b. Sikap terhadap organisasi profesi
Sikap ini diperlukan sebagai wadah untuk meningkatan
profesionalisme guru. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara
diantaranya: dengan melakukan penataran, pendidikan lanjut,
pendidikandalam jabatan, studi perbandingan dan berbagai kegiatan
akademik lainnya.
c. Sikap terhadap teman sejawat
Guru hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesama
guru di lingkungan kerjanya serta dapat menciptakan semangat
kekeluargaan dan kekeluaragaan dan kesetiakawanan sosial di dalam di
luar lingkungan kerja.
d. Sikap terhadap anak didik
40
Guru dalam mendidik tidak hanya mengutamakan pengetahuan
atau perkembangan intelektual saja, tetapi juga harus memperhatikan
perkembangan seluruh pribadi peserta didik baik jasmani, rohani, sosial,
maupun yang lainnya yang sesuai dengan hakikat pendidikan.
e. Sikap terhadap pekerjaan
Jabatan guru merupakan yang memiliki ciri khas tersendiri dengan
jabatan lain. Oleh karena itu, seorang guru haruslah memahami betul
jabatannya. Guru harus bisa mencintai profesinya dengan penuh hati
(Soetjipto, 1999: 46-53).
G. Peran kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru PAI.
Tenaga kependidikan merupakan salah satu kunci utama berhasil atau
tidaknya gerakkan pendidikan dalam rangka memenuhi standar mutu, baik
standar produk dan pelayanan maupun standar customer pendidikan pada
umumnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam meningkatkan profesionalisme
guru pendidikan agama Islam, harus dilakukan secara sistematis, dalam arti
direncanakan secara matang. Kepala sekolah sebagai supervisor bertugas
memberikan pengawasan, bantuan, bimbingan dan lainnya. Pada masalah
yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan pendidikan pengajaran
yang berupa perbaikan program dan kegiatan pendidikan dan pengajaran
untuk dapat menciptakan situasi proses belajar mengajar yang menyenangkan.
Dalam meningkatkan profesionalisme guru pendidikan agama Islam,
kepala sekolah dituntut untuk memiliki peran yang bisa memudahkan kepala
sekolah tersebut dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, dalam usaha
41
untuk meningkatkan profesionalisme guru pendidikan agama Islam yang
harus digunakan oleh kepala sekolah yaitu:
1) Mengikutkan guru dalam Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Guru
(PPTG) dan tenaga kependidikan pada umumnya.
2) Memotivasi guru
Sebagai pemimpin yang bertanggung jawab terhadap pencapaian
tujuan dengan melalui orang lain atau karyawan, mereka diharapkan
mempunyai kemampuan untuk memotivasi para karyawan.dengan
memahami apa yang menjadi kebutuhan mereka dan berusaha untuk
menyiapkan alat-alat pemenuhan kebutuhan para karyawan maka seorang
yang berkualitas dan menghasilkan lulusan yang berprestasi.
3) Penataran dan lokakarya
Pelaksanakan penataran dan lokakarya untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dapat
dilakukan oleh sekelompok guru yang mempunyai maksud sama.
Pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengundang seorang atau
beberapa orang pakar sebagai narasumber (Swasto, 1996: 68 – 71).
4) Supervisi
Supervisi dilakukan dengan tujuan memberikan layanan dan
bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada
gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa, bukan saja
memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi
kualitas guru (Purwanto, 2010: 76)
5) Menumbuhkan kreativitas guru
42
Para guru dipandang sebagai orang yang paling mengetahui kondisi
belajar, juga permasalahan belajar yang dihadapi oleh para peserta didiknya.
Karena hampir setiap hari mereka berhadapan dengan peserta didik mereka
(Notoatmodjo, 1998: 115)
Kepala sekolah sangat berperan dalam peningkatan profesionalisme
guru. Selain usaha dari kepala sekolah dalam peranya untuk meningkatkan
profesionalisme. Guru pendidikan Agama Islam juga harus menambah
wawasannya sendiri dengan mengikuti kegiatan kegiatan yang dapat
mendukung dalam pembelajaran. Dengan saling kerjasama tersebut akan
menimbulkan sekolah yang maju.
43
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Letak Geografis SMP Negeri 3 Mertoyudan
SMP Negeri 3 Mertoyudan berada di kelurahan Donorojo,
Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Lebih rincinya lokasi SMP
Negeri 3 Metoyudan di sebelah utara dan timur berbatasan dengan Dusun
Citran, desa Donorejo, Kec Mertoyudan, Kab Magelang, di sebelah barat dan
selatan berbatasan dengan Dusun Gadungan, Kec Mertoyudan, Kabupaten
Magelang.
SMP Negeri 3 Mertoyudan dengan luas tanah 1200 𝑚2. Ditinjau
dari letak geografisnya SMP Negeri 3 Mertoyudan sangat strategis karea
berada dijalur kabupaten dan berada dipinggir jalan raya, yang mudah
diakses, dapat dilihat dan diketahui keberadaanya oleh masyarakat umum.
Lokasi dan letak sangat mempengaruhi perkembangan dan
perubahan kemajuan suatu sekolah. Bila lingkungan sekolah dan masyarakat
mendukung maka perkembangan akan mengalami kemajuan pesat.
B. Profil SMP Negeri 3 Mertoyudan
Tabel 3.1
1. Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah :
SMP NEGERI 3
MERTOYUDAN
2 NPSN : 20307597
3 Jenjang Pendidikan : SMP
4 Status Sekolah : Negeri
5 Alamat Sekolah : Jl. Letnan Tukiyat Km. 04
RT / RW : 14 / 3
44
Kode Pos : 56172
Kelurahan : Donorojo
Kecamatan : Kec. Mertoyudan
Kabupaten/Kota : Kab. Magelang
Provinsi : Prop. Jawa Tengah
Negara :
6 Posisi Geografis : -7,5664 Lintang
110,2016 Bujur
2. Data Pelengkap
7 SK Pendirian Sekolah : 0363/0/1991
8 Tanggal SK Pendirian : 1991-06-20
9 Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
10 SK Izin Operasional : -
11 Tgl SK Izin Operasional : 1910-01-01
12 Kebutuhan Khusus Dilayani : Tidak ada
13 Nomor Rekening : 2-108-01898-1
14 Nama Bank : BANK JATENG
15 Cabang KCP/Unit :
BANK JATENG KANCA
BOROBUDUR
16 Rekening Atas Nama :
SEKOLAH SMP NEGERI 3
MERTOYUDAN
17 MBS : Ya
18 Luas Tanah Milik (m2) : 12000
19 Luas Tanah Bukan Milik (m2) : 0
20 Nama Wajib Pajak :
SMP NEGERI 3
MERTOYUDAN
21 Nomor Telepon : 0293-788551
22 Nomor Fax : -
23 Email : [email protected]
24 Website : -
4. Data Periodik
45
25 Waktu Penyelenggaraan : Pagi
26 Bersedia Menerima Bos? : Bersedia Menerima
27 Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat
28 Sumber Listrik : PLN
29 Daya Listrik (watt) : 5500
30 Akses Internet : 3 (Tri)
31 Akses Internet Alternatif : -
5. Data Lainnya
32 Kepala Sekolah : Ismundari
33 Operator Pendataan : Mashuri
34 Akreditasi : A
35 Kurikulum : KTSP
C. Sarana dan Prasarana
a. Tanah
1) Luas tanah : 1200 (m2)
b. Sarana Pendukung Belajar/Mengajar
Tabel 3.2
Sarana Pendukung Belajar/Mengajar
No Jenis Ruang Jumlah
Kondisi (Unit)
Baik Rusak
Ringan
Rusak
Berat
1. Ruang Kelas 18
2. Ruang kepala
sekolah
1
3. Ruang Guru 1
4. Ruang Tata Usaha 1
5. Ruang
perpustakaan 1
46
6. Ruang UKS 1
7. Ruang BK 1
8. Ruang
laboraturium
Komputer
1
9. Ruang
Laboratorium
Biologi
1
10 Ruang
Laboratorium
Fisika
1
11. Ruang
Laboratorium
Bahasa
1
12. Ruang Kesenian 1
13. Toilet Guru 4
14. Toilet Siswa 10
15. Masjid 1
D. . Visi dan Misi
Visi
“Terwujudnya lulusan yang taqwa, tangguh dan berbudi pekerti luhur.”
Misi
1. Mewujudkan lulusan yang cerdas, cinta tanah air, beriman dan bertaqwa.
2. Mewujudkan KTSP sesuai dengan kebutuhan.
3. Mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
4. Mewujudkan sarana dan prasarana pedidikan yang relevan, memadai dan
mutakhir.
5. Mewujudkan tenaga pendidikan dan kependidikan yang profesional.
47
6. Mewujudkan pengelolaan administrasi yang tertib, bersih, rapi, transparan
dan akuntabel.
7. Mewujudkan standar penilian pedidikan yang objektif, jujur dan adil.
8. Mewujudkan penggalangan dana dan pengelolaan pembiayaan pendidikan
yang memadai, transparan dan akuntabel.
9. Mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman
E. Tata Tertib SMP Negeri 3 Mertoyudan
Keadaan kepribadian siswa SMP Negeri 3 Mertoyudan pada
umunya sudah baik. beberapa siswa masih sering melanggar peraturan
sekolah, diantaranya : bolos sekolah, meninggalkan jam pelajaran, tidak
mengikuti upacara bendera dan terlambat datang ke sekolah. Untuk
meminimalisir, sekolah memberikan arahan, pedekatan dan bimbingan
kepada siswanya agar tidak melanggar hukum.
Upaya untuk membentuk pribadi siswa yang mempunyai akhlaq
baik, dalam penampilan pebuatan, pergaulan dan menjaga ketertiban siswa
maka SMP Negeri 3 Mertoyudan membuat peraturan tata tertib, yaitu:
1. Tata Tertib
a. Ketentuan Kegiatan Belajar Mengajar
1) Waktu KBM dimulai pukul 07.00 WIB dan berakhir pukul 13. 30
WIB.
2) Peserta didik wajib mengikuti upacara bendera setiap hari senin
sesuai jadwal yang ditentukan.
3) Peserta didik tidak diperkenankan berada di luar kelas saat KBM.
48
4) Peserta didik tidak diperkenakan melakukan ativitas yang tidak
berkaitan dengan pelajaran.
5) Perseta didik wajib membawa buku pelajaran pada jam pelajaran
yang bersangkutan.
b. Kerajinan/Kedisiplinan
1) Peserta didik hadir sebelum pukul 07.00 WIB.
2) Peserta didik yang terlambat datang ke sekolah dicatat oleh guru BK,
Guru Piket.
3) Mengikuti sholat Dhuhur berjamaah.
4) Peserta didik tidak diperkenankan meninggalkan pelajaran tertentu
tanpa ijin.
5) Apabila peserta didik meninggalkan sekolah sebelum waktunya
tanpa ijin dari sekolah, maka dinggap membolos.
6) Siswa harus melaksanakan tugas yang diberikan guru atau sekolah.
c. Kerapian
1) Pakaian seragam ditentukan oleh sekolah.
2) Peserta didik berpakaian rapi, bersih dan sopan.
3) Bagi peserta didik rabut tidak boleh berrambut gondrong, potongan
tidak rapi, kuku pajang, dicat, dan anggota badan ditato.
d. Perhiasan
1) Bagi peserta didik putra tidak diperkenankan memakai perhiasan
(gelang, kalung atau anting).
2) Bagi peserta putri tidak diperkenankan memakai perhiasan yang
berlebihan.
49
3) Bagi peserta didik tidak diperkenankan mamaki make upyang
berlebihan.
e. Kebersihan
1) Peserta didik diwajibkan menjaga kebesihan lingkungan sekolah
2) Peserta didik tidak diperkenakan mencoret-coret tembok dan sarana
dan prasarana sekolah dan lain-lain.
f. Pelanggaran
1) Peserta didik membawa barang-barang tanpa rekomendasi dari guru
terkait, misalnya : kartu remi, kaset CD dan VCD porno, HP, dan
buku buku yang tidak berkaitan dengan pelajaran.
2) Peserta didik mengendarai kendaraan bermotor roda 2 atau lebih.
3) Peserta didik membawa, menyimpan, mempergunakan, meminum,
dan menghisap, misalnya rokok, minuman beralkohol, obat-obatan
terlarang, dan benda benda tajam yang tidak berkaitan dengan KBM.
4) Peserta didik melakukan perjudian, dan mencuri.
5) Peserta didik berkelahi di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.
6) Berbuat keonaran atau melakukan perbuatan yang mengakibatkan
citra jelek sekolah.
7) Peserta didik melakukan perbuatan yang melanggar norma agama,
etika, dan susila.
50
F. Temuan Data Penelitian
1. Profil Responden
a. Ismundari (IS)
IS merupakan kepala sekolah SMP Negeri 3 Mertoyudan.
Lahir di Jakarta pada tanggal 18 Januari 1967. Beliau lulusan dari
Universitas Sebelas Maret (UNS) 1990. Beliau sudah menjadi kepala
sekolah sudah 6 tahun, dan baru 2 tahun menjadi Kepala Sekolah di
SMP Negeri 3 Mertoyudan. Menurut IS menjadi Kepala Sekolah
merupakan amanat yang sangat besar ditanggungnya. Baik yang
berupa tanggung jawab yang besar, kebijakan-kebijakan yang strategis
ditanganya. Berkaitan dengan sistem yang ada di dalam maupun di
luar sekolah.
Kebijakan kepala sekolah yang menjadi acuan dalam
menjalankan pedidikan yang baik. SMP Negeri 3 Mertoyudan
merupakan sekolah yang di bawah naungan Dinas Pendidikan.
b. Bahrudin (BD)
BD adalah seorang guru PAI. Belau lahir di Magelang pada
tanggal 7 Juli 1959. Selain menjadi guru PAI, BD juga mendapat
tugas di kesiswaan. BD berpendapat sebagai guru PAI dan tugasya
dalam kesiswaan itu sangat berikatan dalam tingkah laku anak agar
sesuai dengan syariat agama Islam.
c. Munifah Ahmad (MA)
MA adalah seorag guru PAI. Beliau lahir di Kulon Progo
pada tanggal 12 April 1990. Beliau lulusan dari Universitas Islam
51
Negeri Sunan Kalijaga. Selain menjadi guru PAI beliau juga
memegang amanat sebagai petugas perpustakaan. Menurut beliau
bahwa kunci sukses pada murid adalah dengan rajin membaca buku,
supaya kita akan lebih dekat dengan dunia.
2. Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian di SMP Negeri 3
Mertoyudan oleh penelitian. Ditemukan peran kepala sekolah dalam
meningkatkan profesioanalisme guru PAI. Dan ditemukan juga upaya
guru PAI untuk meningkatkan profesioanalismenya dalam proses beljar
mengajar. Yang diungkapkan oleh beberapa respoden sebagai berikut:
a. Kepala sekolah
1) Apa yang dilakukan kepala sekolah terkait dengan tugas dan
fungsinya sebagai pemimpin dalam rangka meningkatkan
profesionlisme guru PAI?
“Menurut kepala sekolah (IS) untuk meningkatkan profesioalisme
guru PAI dengan mengikutkan guru tersebut MGMP, seminar, IHT,
dan lainya. Dengan tujuan supaya menambah pengalaman dan
pengetahuan guru tersebut dalam proses pembelajaran”.
2) Faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan peningkatan
profesioalisme guru PAI?
“Banyak faktor yang mempengaruhi pelaksanaan peningkatan
pofesioanlaisme guru PAI. Dari faktor akademis guru tersebut,
pengalaman mengajar, menyukai profesinya, dan mempunyai
kepriadian yang baik. dan SMP ini alhamdulillah sudah baik itu
khususya guru PAI sendiri”.
3) Apa tujuan yang ingin dilakukan dalam pelaksaaan peningkatan
profesionalisme guru PAI?
52
“Tujuan yang diinginkan menurut (IS) supaya guru PAI bisa
menciptakan atau membuat anak menjadi berkhlaq baik dan bisa
diterima di masyarakat”.
4) Terkait dengan pembelajaran PAI apakah selalu mempunyai RRP
untuk pembelajaranya?
“Iya menurut (IS) beliau selalu meminta guru PAI untuk menyerahkan
RPP kepadanya. Dan selalu mengecek dari RPP tersebut supaya
dalam pemebelajaranya lebih baik dan lebh meningkatkan hasil”.
5) Apakah anda selalu mengarahkan dan memberi saran untuk mencari
model dan metode pembelajaran yang baik untuk guru PAI dalam
proses pembelajaan?
“Iya. Bagi (IS) dengan mengunakan metode dan model pembelajaran
yang baik juga bisa meningkatkan hasil dari pembelajaran PAI.
Biasanya dengan mengikutkan pelatian, seminar, studi bading
keguruan supaya dalam memilih motode dan model pembelajara yang
baik”.
6) Apakah anda selalu mengawasi, mengotrol dan mengoreksi pekerjaan
yang dilakukan oleh guru PAI?
“Iya, saya (IS) dengan mengobservasi, survisi memantau dan intervieu
dengan guru PAI tersebut. Supaya tgas yang sedang dikerjakan lebih
baik dan tertata dengan baik”.
7) Bagaimana cara menumbuhkan semangat kerja , tanggung jawab, dan
membangun ide-ide kreatif untuk memajukan sekolah ini dan
khususnya guru PAI ?
“Kata (IS), beliau memfasilitasi, memberi inovasi, mendata,
mengevaluasi kegiatan keagamaan dan untuk membangun ide-ide
kreatif dan melihat dari sekolah lain lalu mengadopsinya dan
menerapkan di sekolah ini. Untuk guru PAI juga saya (IS) sarakan
untuk selalu membaca dan mengikui kegiatan yang mendukung dalam
proses belajar mengajar”.
53
8) Apakah dan selalu memberikan kriktikan dan saran kepada guru
PAI?
“Kata (IS) iya beliau selalu memberi saran dan krikita setelah
kegiatan yang dilakukan oleh guru PAI. Untuk lebih profesional
dalam tugasnya”.
9) Apakah anda mengunjungi kelas untuk lebih tahu bagaimana cara
guru mengajar?
“ iya saya melakukan kunjungan kelas supaya lebih mengetahi
bagaimana cara guru tersebut dalam pembelajaran”.
10) Apakah anda mengunjungi kelas untuk lebih tahu bagaimana cara
guru mengajar?
“ iya saya menyediakan sarana dan prasana yang mendukung dalam
pembelajaran PAI.”
b. Guru PAI
1. Apakah anda membuat RPP setiap mengajar ?
“Dari (BD) dan (AH) beliau berkata ya karena dengan RPP materi yang
akan di jarkan lebih tertata”.
2. Bagaimana cara kepala sekolah dalam menumbuhkan semangat kerja
dan tanggung jawab anda?
“Kata (BD). Dengan memfasilitasi dan memberi kegiatan yang
berkaitan dengan kegamaan. Dan menurut (MA) juga memfasilitasi
dan memeber inovasi terhadap guru PAI”.
3. Bagaimana cara anda agar materi pelajaran yang disampaikan dapat
siswa terima atau tangkap dengan baik di mana kemampuan setiap
siswa dalam menerima pelajaran itu berbeda-beda?
“Kata (MA) dengan cara mengulang materi yang tela di ajarkan supaya
lebih paham dengan materi tersebut”. Dan kata (BD) dengan
menggukan cerita karena dengan cerita biasanya lebih mudah di cerna
dan lebih paham”.
4. Bagaimana cara anda menciptakan suasana belajar yang aman, nyaman,
dan menyenangkan?
“Menurut (BD dan MA), menggunakan cara kreatif nyanyian, tanya
jawab, dan mengatr tempat duduk supaya lebih mudah”.
54
5. Media dan metode apa saja yang anda pergunakan dalam kegiatan
belajar mengajar?
“Untuk metode dan model yang diterapkan (BD) dan (MA)
menggunkan cermah, diskusi, tanya jawab. Karena disini masih
menggunakan kurikulum KTSP dan biasaya saya menggunakan media
buku LKS, buku paket, dan LCD”.
6. Terkait dengan peningkatan profesionalisme guru PAI, apa saja usaha
yang dilakukan sebagai guru PAI?
“Kata (BD) beliau mengikuti MGMP, seminar, workshop, pelatihan,
membaca buku, dll. Untuk meningkatkan profesionalisme saya. Dan
kata (MA) karena masih baru mengajar, baru mengikuti MGMP. beliau
selalu mengikuti pelatihan, seminar dan kajian kajian untuk
meningkatkan profesioanlisme guru PAI.”
7. Apakah kepala sekolah sering memberikan arahan dan petunjuk kepada
anda sehubungan dengan pelaksanaan tugas terutama dalam kegiatan
belajar mengajar?
“Menurut (BD dan MA) kepala sekola selalu memberi arahan khususya
untuk meningkatkan profesionalismenya dalam pemebelajaran. Untuk
lebih menigkatkan hasil penilaian”.
8. Apakah pihak sekolah khususnya kepala sekolah juga ada langkah-
langkah tersediri dalam peningkatan profesionalime guru PAI?
“iya kata (BD) dan (MA) dengan selalu mengontrol dan mengawasi
apa yang kami lakukan. Melakukan kunjungan kelas dan memberi
penilaian terhadap kami. Dan selalu mengokoordinsikan segala apa
yang terjadi da khususy guru PAI.”
9. Apakah peningkatan kinerja ada ini melibatkan peran kepala sekolah
sekolah? Kalau ya dalam hal apa misalnya?
“Iya (BD) dan (MA) dengan kepala sekolah tahu apa yang dilakukan itu
akan lebih terawasi dan lebih terkontrol”.
10. Adakah kendala yang dihadapi dalam peningkatan pofesionalisme
guru PAI?
“Menurut (BD) dan (MA) masih ada yang kedalanya kurangnyasarana
dan prasarananya, pogram dan waktu untuk meningkatkan
profesionalisme mereka”.
55
11. Bagaimanakah pandangan anda mengenai peran kepala sekolah dalam
meningkatkan profesioanlisme guru PAI?
“Padangan (BD) dan (MA) sangat positif dan selalu mengarahkan
untuk meningkatkan profesionalismenya”
56
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengelola Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 3
Mertoyudan
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri
3 Mertoyudan selalu mempersiapkan pembelajaran dengan baik. Dengan
persiapan tersebut Sangat bermanfaat bagi setiap guru.
Temuan data penelitian menunjukkan bahwa dalam proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai bentuk prosfesionalisme guru
tersebut, melakukan berbagai persiapan untuk menunjang proses
pembelajaran sebagaimana penuturan BD “Saya selalu mempersipkannya
dengan membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)”. Penuturan ini
juga dipertegas oleh MA yang mengatakan bahwa “ beliau selalu membuat
RPP dalam setiap meteri pembelajaran sesuai dengan silabus yang ada
supaya lebih mudah dalam proses pembelajaran yang berlangsung”. Selain
mempersiapkan dari segi materi dengan membuat RPP menurut BD dan MA
mengatakan “dalam persiapakan KBM hal yang dilakukan dengan
memperhatikan dari segi persiapan dari pribadi sebagaimana dalam
menyampaikan materi sudah mengusai topik dan memepersiapkan bahan
yag akan diajarkan”. Jadi, agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan
dengan baik, maka guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3
Mertoyudan telah melakukan persiapan untuk proses pembelajaran dengan
membuat RPP yang sesuai dengan silabus yang ada dan mematangkan materi
57
dengan menguasai materi yang akan di ajarkan mempersiapkan mental dan
kesehatan fisik.
Kedua, proses belajar mengajar sebagai praktek dari RRP yang telah
dibuat. Dalam proses belajar mengajar tercermin dari sikap dan cara guru
dalam mengelola kelas. Pengelolaan kelas yang baik bilamana kelas tercipta
situasi belajar yang aman, nyaman dan menyenangkan. Sebagaimana
peraturan BD “dalam mengajar saya menjelaskan materi pelajaran secara
berurutan dan menggunakan media yang dapat memudahkan siswa untuk
memahami materi yang dijelaskan”.
Sedangkan menurut MA diilakukan sebagaimana penuturanya “saya
selalu melibatkan siswa agar aktif di kelas dalam mengajar tidak terpaku
pada satu metode pembelajaran. Agar siswa aktif di kelas, saya berikan
umpan balik (saya bertanya, siswa menjawab atau sebaliknya) hal ini untuk
mengetahui materi yang telah siswa pahami dan yang belum siswa pahami.
Dalam penyempaian materi, saya tidak terpaku pada satu metode saja.
Kadang-kadang saya juga memberikan tugas rumah untuk membangun
kreativitas siswa”.
Selain mengelola kelas guru di SMP Negeri 3 Mertoydan juga
mengunakan metode dan model pembelajaran yang ada. Dan itu diungkapka
oleh BD dan MA “ MA bagi saya dengan mengunakan metode dan model
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang di berikan itu sagat membantu
siswa untuk menerima materi yang saya ajarkan. Dan saya kebanyakan
mengunakan metode ceamah kareana di sini masih mengunakan kurikulum
2006, tapai adang saya ganti metode yang alain supaya siswa tiak bosen
58
dalam pembelajaran. Dan itu uga di sarankan oleh kepala sekolah”. Senada
dengan MA, menurut BD mengatakan “ kalau saya juga menggunakan
metode ceramah dan model pembelajaran yang sesuai materi. Selain dengan
ceramah saya juga mengguaka metde diskusi supaya kelas bisa hidup dalam
pemebelajaran”. Dan perkataan dari MA dan BD di bearkan oleh kepala
sekolah “iya benar apa yang dikatakan oleh guru pedidikan agama Islam
sudah menggunakan metode dan model pembelajaran yang sesuai materi
yang ada supaya dapat meningkatkan hasil yang baik, tidak membuat siswa
jenuh dalam pembelajaran”.
Keempat, valuasi atau penilaian merupakan suatu bentuk
profesioanalisme guru untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
materi yang telah diberikan/diajarkan. Seperti dituturkan oleh BD “ dalam
menilaian hasil siswa saya sesuaikan dengan kriteria penilaian yang telah
ditentukan oleh sekolah. Dalam penilian saya menggunakan ulangan harian
tertulis dan praktik tapi lebih banyak dengan tertulis. Senada dengan BD
menurut MA juga untuk mengevaluasi hasil kerja siswa menurutnya “ saya
juga mengunakan ulangan harian tertulis dan praktik kalau memungkin
untuk di praktikan”. Untuk siswa yang masih tertinggal/ mendapat lain yang
kurang dalam materi yang di ajarkan MA dan BD menurutnya “ kami
memberikan perhatian khusus terhadap siswa yang mengalami kesulitan dan
MA selalu memberikan tugas supaya siswa tersebut tidak tertinggal”.
Dari hasil penelitian di SMP Negeri 3 Mertoyudan, peneliti
menemukan usaha dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru
59
pendididkan agama Islam untuk meningkatkan hasil yang lebih baik dari
sebelumnya, yaitu dengan :
1. Membuat RPP
RPP disini dibuat untuk memudahkan guru pendidikan agama islam
dalam proses pembelajaran. RPP yang dibuat guru pendidikan agama
Islam sesuai apa yang ada dalam silabus. Karena materi yang akan di
sampaikan lebih tertata dengan baik dan memudahkan guru pendidikan
agama Islam untuk menjelaskan kepada siswanya. Sehingga siswa lebih
mudah menerima materi yang disampaiaka guru pendidikan agama Islam.
2. Metode dan model pembelajaran
Selain dengan membuat RPP yang baik guru pendidikan agama Islam
disini juga menggunakan metode dan model pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang akan disampaikan. Biasanya guru pedidikan disini
menggunakan diskusi, ceramah, dan tanya jawab karena untuk
memudahkan siswa untuk memahami materi yang ada dan membuat
siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran yang sedang
berlangsung.
3. Mengelola kelas
Mengelola disini sangat juga sangat penting dalam proses pembelajaran
yang sedang berlagsug karena dengan mengelola kelas dapat membaut
siswa senang dan nyaman dalam pembelajaran yang sedag berlangsung.
Dan di guru pedidikan agama Islam juga mengelola kelas dengan baik.
supaya siswanya lebih enak dalam menerima meteri mebelajra yang
sedang berlangsung.
60
4. Evaluasi
Evaluasi disini juga sangat penting untuk mengetahui apa siswa
sudah mengetahui/ paham dengan materi yang diberikan. Guru
pendidikan agama Islam juga mengevaluasi materi yang sudah diberikan
biasanya dengan ulanga hararin secara tertulis dan jika memungkin
apabila ada materi yang perlu di praktikan akan di pratikan supaya siswa
lebih paham mendapat nilai yang lebih baik lagi.
Dengan temuan yang ada di SMP Negeri 3 Mertoyudan untuk proses
pembelajaran pendidikan agama Islam. Pada dasarnya sudah dilakukan
dengan baik dan sesuai apa yang disarankan oleh sekolah terbut. Terbutkti
dengan pembuatan RPP, menggukan metode dan model pembelajaran,
mengelola kelas dan evaluasi.
B. Proses Peningkatan Profesioalisme Guru PAI di SMP Negeri 3
Mertoyudan.
Dalam proses peningkatan profesionalisme guru di SMP Negeri 3
Mertoyudan. Mengenai peningkatan profesionalisme guru menurut IS beliau
mengatakan “saya denga mengikutkan guru pendidikan agama Islam tersebut
MGMP, Semnar, IHT, dll. Dengan tujuan supaya menambah pengalaman
dan pengetahuan guru tersebut dalam proses pembelajaran.” Itu dibenarkan
oleh BD menurutnya “ saya mengikuti kegiatan kegiatan yang disarankan
oleh kepala sekolah. Saya megikuti MGMP , Seminar, IHT, dll.” Dan
Menurut MA beliau berkata “karena saya masih bar dalam pengajar saya
belum mengikuti MGMP, tapi saya mengikuti seminar dan IHT yang
disarankan kepla sekolah untk sementara ini”. Selain dengan mengikutkan
61
kegiatan kegiatan tersebut kepala sekolah juga menyediakan buku buku yang
mendukung dalam peingkatan profesioanalisme guru pendidikan agama
Islam , seperti apa yang dikatakan oleh kepala sekolah “ beliau berkata.
Selain degan mengikutkan kegiatan kegiatan saya juga menyediakan buku
buku yang mendukung dalam peningkatan profesionalisme guru pendidikan
Agama Islam”. Senada dengan apa yang dikatakan oleh kepala sekolah BD
dan MA mengatakan “ iya, benar apa yang dikatakan oleh ibu kepala
sekolah. Di sini ibu kepala sekolah menyediakan buku-buku yang mendukung
untuk meningkatkan profesionalisme guru dan dalam proses pembelajaran”.
Dan menurut MA selain dengan menyediakan buku-buku kepala sekolah juga
menyarankan untuk mengikuti kegiatan kegiatan yang sesuai apa yang
dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme guru. Terutama saya
karena saya masih baru dalam pengajar dan belum banyak pengalaman”.
Selain itu semua Menurut BD “ selain itu semua saya sendiri juga serig
mengikuti latihan-latian yang dapat meningkatkan profesionalisme saya
sendidri dalam pembelajaran”. dan kata IS “ dari sekolah dan guru
pendididkan agama Islam juga saling bekejama untuk meningkatkan
profesionalismenya sesui apa yag dikataan BD yang serig mengikuti latihan
latihan untuk itu saya juga senang dengan apa yang dilakukan selama ini.
Dan saling membantu”.
Jadi, dalam proses peningkatan profesionalisme guru di SMP Negeri
3 Mertoyudan. Banyak hal yang dilakukan baik itu dari kepala sekolah atau
guru itu sendiri untuk meningkatkan profesionalisme dalam pembelajaran.
Kerena dengan saling berkerja sama antara guru dan kepala sekolah proses
62
peningkatan profesionalisme guru tersebut akan cepat dan akan mudah. Dan
itu dilakukan di SMP Negeri 3 Mertoyudan sendiri. Karena berbagai faktor
yang mengharuskan guru pendidikan agama Islam disini untuk peningkatkan
profesionalismenya baik dari segi pengalaman mengajar itu sendiri waupaun
disekolah ini sudah baik tapi tetap dilakukan supaya lebih profesioalisme
dalam pembelajaran lebih baik lagi. Cara/ proses peningkatannya dengan dari
kepala sekolah sendiri lebih condong dengan mengikutkan guru pendidikan
agama Islam MGMP, seminar, mengadakan IHT.
Dengan mengikutkan MGMP tersebut kepala sekolah bertujuan
supaya dapat bertemu dengan sesama guru pedidikan agama Islam utuk saling
bertukar pikiran sat satu sama lain. Selain mengikutkan MGMP kepala juga
megkiutkan dengan seminar dan IHT bagi guru pendidikan di SMP Negeri 3
Mertoyudan semiar sendiri bertujuan supaya guru lebih mengetahui tentang
pentignya profesionalisme guru pada saat ini sedangkan IHT di SMP Negeri
3 Mertoyudan ini juga di lakukan setiap tahun supaya lebih mengetahui
tetang pembelajaran yang efektif kompetensi materi dan pembelajaran dan
penilaian yang baik. dan tidak lupa juga mengikutkan guru dalam pelatihan
pelatihan yang masih berhubungan dengan proses peningkatan
profesioalismenya. Selain itu kepala sekolah juga menyediakan buku-buku
yang mendukung untuk meningkatkan profesioalisme guru pedidikan Islam.
Dari segi guruya proses yang dilakukan untuk meningkatkan
profesionalismenya guru pendidikan agama Islam sesuai apa yang disuruh ibu
kepala sekolah. Tapi untuk lebih lagi guru pedidikan agama Islam di sini
63
mengkuti sepert kajian-kijian yang mendukung untuk lebih profesionalisme
dalam pembelajaran.
C. Peran Kepala Sekolah dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme Guru
PAI di SMP Negeri 3 Mertoyudan
Kepala sekolah sebagai pemimpin memiliki peran penting dalam
memimpin para guru. Peran yang dipegang kepala sekolah itu sangat banyak
dari meningkatkan mutu sekolah dan untuk meningkatkan sekolah dibutuhkan
guru yang profesional. Setiap guru tidak dapat menjalankan tugasnya dengan
profesioanal bilamana tidak ada dukungan dari kepala sekolah dan begitu
juga sebaliknya. Untuk itu komunikasi yang baik antara kepala sekolah dan
guru harus terjalin yang sangat kuat untuk memudahan kepala sekolah
meningkatkan profesionlisme guru tersebut.
Kepala sekolah sanagat berperan dalam peningkatan pofesionalisme
guru dan salah satunya guru pendidikan agama islam. Dalam hal
pembelajaran dari perencanaan, proses KBM dan penilaian, kepala sekolah
ikut berperan. Sesuai penuturan kepala sekolah “ mengenai perencanaan
sebelumnya mengajar guru harus membuat RPP dan saya mengecek dulu
setiap RPP yang telah dibuat guru pendidikan agama islam supaya dalam
proses KMB lebih baik dan meningkatkan hasil yang lebih baik”. Dari
penuturan kepala itu dibenarkan oleh BD dan MA “ ya benar apa yang
dikatakan ibu kepala sekolah selalu menyuruh untuk membuat RPP dan
setelah itu mengecek RPP tersebut yang telah dibuat supaya lebih baik
sesuai materi yang akan diajarakan kepada siswa dan mudah diterima oleh
siswa”.
64
Selain dalam pembuatan RPP kepala sekolah juga mengarahkan dalam
hal metode dan model yang baik dalam meningkatkan pembelajaran seperti
penuturannya “iya selain mengecek RPP yang sudah dibuat saya juga
memeberi saran kepada guru pendidikan agama islam supaya menggunakan
metode dan model pembelajaran yang baik sesuai materi atau silabus yang
ada. Dan itu juga dibenarkan MA “ benar yang dikatakan ibu kepala sekolah,
beliau selalu megarakan saya sebagai guru pendidikn agama islam untuk
mengunakaan metode dan model pembelajran yang sesuai materi yang
ada”.Selain dalam hal kegiatan pembelajaran, kepala sekolah selaku
pemimpin berusaha meningkatkan profesioalisme guru dengan melakukan
supervisi secar individual. Dalam hal ini teknik supervisi yang dilakukan
kepala sekolah untuk guru pendidikan agama islam beliau mengatakan “ saya
melakuka kujungan kelas, kadang melalui pembicaran individual. Dan disini
saya lebih sering melakukan kujungan kelas yang sedang berlangsung mata
pelajaran pendidikan agama Islam. Dalam hal ini saya lakukan supaya lebih
bisa mengamati dan melihat sendiri bagaimana cara guru pendidikan agama
Islam dalam menyampaikan materi yang diajarkan kunjungan saya lakukan
di luar kelas kadang juga di dalam kelas supaya guru yang sedang mengajar
tidak merasa ternganggu dan merasa tidak nyaman degan adanya saya.
Setelah melihat dan mengamati guru pendidikan agama Islam khususnya
saya menyampaikanya dengan guru tersebut apa yang kurang atau salah.
Dengan semua itu saya mengharapkan supaya guru tersebut lebih
profesionalisme dalam pembelajaran. Dari penuturan ibu kepala sekolah
tersebut BD dan MA mengatakan” bagi kami yang dilakukan Ibu kepala
65
sekolah untuk mengunjungi atau mengamati saat pembelajaran berlangsung
itu sudah baik. dan terlebih bagi MA yang masih baru dalam mengajar bagi
MA sendiri saya senang sekali apa yang dilakukan ibu kepala sekolah kerena
dapat membantu saya untuk lebih profesional dalam KMB atau tugas tugas
yang lainya. Dan untuk pembicaraan individual BD mengatakan itu juga baik
karena lebih mengena pada sasaran pada setiap guru dengan kemampuan
yang dimiliki sehigga dapat meningkatkan kemampuanya dengan saran dan
kritik dari kepala sekolah.
Demikian supervisi yang dilakukan ibu kepala sekolah dalam upaya
meningkatkan profesionalisme guru pendidikan agama islam itu baik dan
disetujui oleh guru pendidik agama islam tersebut. Kerena dengan adanya
perhatian dari kepala sekolah akan lebih memacu guru pendidikan agama
untuk meningkatkan profesionalismenya.
Selain dengan individual teknik supervisi yang dilakukan dengan
kelompok biasanya kepala sekolah dengan mengadakan rapat guru. Seperti
yang dituturkan ibu kepala sekolah “untuk meningkatkan profesionalisme
guru dan salah satunya guru pedidikan agama islam diadakan rapat. Dalam
rapat tersebut dilakukan pembinaan terhadap kinerja guru, pelaksakanaan
program sekolah, kegiatan kegiatan yang ada di sekolah baik itu dari
administrasi, kedisiplinan dan membahas berbagai persoalan yang dihadapi
untuk di bahas bersama.
Selain dengan cara supervisi kepala sekolah juga sebagai
administrator. Di sini kepala sekolah meyediakan sarana dan prasarana di
SMP Negeri 3 Mertoyuda. Seperti apa yang dikatakan oleh kepala sekolah IS
66
“ beliau berkata, saya di sini sebagai kepala sekolah menyediakan sarana
yang mendukung proses pembelajaran dan prasarana yang baik bag guru
guru di sini dan terutama guru pendidikan agama Islam. Dengan saraa dan
prasarana yang baik dan mencukupi dalam pembelajaran dapat membantu
meningkatkan hasil yang lebih baik. dan juga membantu guru untk bisa
meningkatkan profesionalisme guru tersebut”. Senada dengan apa yang di
katakan kepala sekolah BD mengatakan “ benar, dengan apa yang dilakukan
kepala sekolah menyediakan sarana dan prasarana yang baik dan
mendukung dalam pembelajaran terutama mata pelajaaran yang saya ajar it
sangat membantu saya untuk lebih baik dalam pembelajaran dan dapat
memanfaatkannya “. Sama dengan BD, MA juga mengatakan “ saya juga
meras terbantu dengan kepala sekolah memberikan saraa dan prasana untuk
membantu pembelajaran”.
Jadi untuk menciptakan guru pendidikan agama Islam yang
profesional kepala sekolah disini berperan yang sangat penting karena dengan
bantuan kepala sekolah mampu mengarahkan guru pendidikan agama Islam
untuk meningkatkan profesionalisme dalam mengajar.
Peran yang dilakukan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan
profesionalisme guru pendidikan agama Islam yaitu dengan :
1. Kepala sekolah sebagai pemimpin
Disini kepala sekolah mempunyai kuasa penuh dalam mempimpin
anak buahnya (guru). Peran kepala sekolah disini menjalankan banyak hal
untuk meningkatkan profesioanalisme guru pendidikan agama Islam.
Karena guru tidak dapat menigkatkan profesionalisme dengan baik tanpa
67
bantuan dari kepala sekolah. Kepala SMP Negeri 3 Mertoyudan disini juga
sangat berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran dari proses KBM dan
penilaian. Dari kegiatan pembelajaran kepala sekolah disini hanya
memberi silabus dan menyuruh guru pedidikan agama Islam untuk
membuat RPP dan setelah itu mengoreksinya ketika tidak sesuai dengan
materi yang ada. Untuk penilaian atau evaluasi dari hasil pebelajaran disini
kepala sekolah sudah memberi kriteria sendiri sesuai dengan KKM yang
sudah ada baik itu dengan praktik atau tertulis.
Sebagai pemimpin kepala sekolah di sini juga mengarahkan dan
mendukung kegiatan kegiatan yang akan dilangsungkan terutama dengan
keagamaan karena dengan kegiatan kegitan yang berkaitan dengan
keagamaan seperti itu dapat membuat siswa berakhlaq yang baik dan dapat
di terapkan di masyarakat.
2. Kepala sekolah sebagai supervisor
Kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor yaitu memberi
bimbingan dan mengarahkanguru untuk lebih baik dalam proses
pembelajaran. Disini kepala SMP Negeri 3 Mertoyudan mengunakan
supervisi individual dan kelompok. Secara individual kepala sekolah
dengan melakukan kunjungan kelas itu dilakukan kepala sekolah untuk
mengetahui bagaimana cara guru saat proses pembelajaran berlangsung
dan terutama kepada guru pedindikan agama Islam. Kunjugan yang
dilakukan kepala sekolah saat pembelajaran berlangsung supaya lebih bisa
mengamati dan mengoreksi guru pendidikan agama Islam. Setelah itu
68
menyampaikan hasil dari pegamatan dan memberi koreksi supaya dalam
pembelajaran guru pendidikan agama Islam lebih baik lagi.
Selain dengan individu kepala sekolah juga dengan mengunakan
kelompok disini kepala sekolah menggunkan rapat dan itu dilakukan
dengan semua guru dan termasuk guru pendidikan agama Islam dengan
menyampaikan kekurangan setiap guru dalam pembelajaran dengan
memberi saran dan kritik supaya untuk lebih baik lagi dalam pembelajaan,
program sekolah dan kegiatan-kegiatan yang berlangsung di sekolah
tersebut.
3. Kepala sekolah sebagai administrator
Kepala sekolah sebagai administrator juga mempunyai peran yang sangat
penting karena dengan kepala atministrator sekolah tersebut semua yang
ada akan tertata dengan baik. kepala SMP Negeri 3 Mertoyudan juga
melakukan itu dengan menyediakan sarana dan prasarana yang
mendukung dalam pembelajaran agama di sekolah itu. Dengan
menyediakan buku- buku, mengatur siswa untuk ke perpustakaan dan
mengatur alat alat yang bisa digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa kepala berperan
penting dalam peningkatan profesioalisme guru pendiddikan agama Islam di
SMP Negeri 3 Mertoyudan. Dengan melakukan kunjungan kelas dan
mengatur semua kegiatan kegiata yang akan di lakukan supaya dalam
kegiatan tertata dengan baik.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran kepala sekolah dalam
meningkatkan profesionalisme guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri
3 Mertoyudan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 3
Mertoyudan terlihat dalam proses pembelajaran yang guru lakukan dari
kegiatan sebelum mengajar membuat RPP, menggunakan model
pembelajaran, mengelola kelas, dan memberikan evaluasi dengan semua
itu dimaksudkan supaya untuk meningkatkan hasil yang lebih baik.
2. Proses peningkatan profesionalisme guru pendidikan Agama Islam SMP
Negeri 3 Mertoyudan yaitu sekolah mengikutkan guru pendidikan agama
Islam MGMP, seminar IHT, latihan-latihan yang mendukung
profesionalisme guru pendidikan agama Islam
3. Peranan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru
pedidikan yaitu sebagai pemimpin, supervisor dan administrator. Sebagai
pemimpin, kepala sekolah memimpin dan mengatur semua kegiatan.
Sebagai supervisor, kepala sekolah mengunjungi guru PAI dan melihat
bagaimana cara guru dalam pembelajaran. Sebagai administrator, kepala
sekolah menyediakan sarna dan prasrana untuk mendukung pembelajaran
PAI.
B. Saran
70
1. Guru pendidikan agama Islam sebaiknya memiliki motivasi untuk
selalu meningkatkan profesionalismenya.
2. Kepala sekolah sebaiknya berusaha untuk terus meningkatkan
peranannya dalam peningkatkan profesionalisme guru.
3. Perlu adanya kerjasama yang terus menerus antara kepala sekolah dan
guru pendidikan agama Islam guna peningkatan profesionalisme guru
dan peningkatan mutu pendidikan di SMP Negeri 3 Mertoyudan.
Alhamdulillahirobil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat nikmat, karunia serta pertolongan-Nya yang diberikan kepada
kita, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat
serta salam tercurah kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW
yang kita nantikan syafa’atnya di hari akhir kelak.
Penulis karaya ilmiah atau skripsi ini tidak luput dari keterbatasan
peegetauan dan kekilafan penulis. Oleh karena itu tidak menutup
kemungkinan terdapat kekurangan dan kesalahan. Maka penulis memohon
maaf yang sebesar-besarnya serta kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat penlis harapkan.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi
masukan bagi pembacanya. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimkasih
kepala seluruh pihak yang telah membantu sampai terselesainya skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalasnya atas kebaikan dan bantuannya.
Daftar Pustaka
Abdul Mujib. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Asdiqoh Siti. 2013. Etika Profesi Keguruan. Yogyakarta: Trust Media
Pubilishing.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2009. 7 Kompetensi Guru Menyenankan dan
Profesional. Jogjakarta: Power Books.
Damin, Sudarmawan. 2005. Mejandi Komuitas Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Daryanto. 2008. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful dan Tobroni. 2003. Metodologi Sosial Agama. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Imam, Suprayogo dan Tobroni. 2003. Metodologi Sosial Agama. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Kunandar 2007, Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta :PT.
Raja Grafindo Persada.
_______. 2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Meleong, Lexy. J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Media Group
_______. Lexy. J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Media Group
Moh. Uzer Usman 2005, Menjadi Guru Profesional, Bandung : PT.
RemaRosdakarya.
Mulyadi, H. 2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan
Budaya Mutu. Malang: UIN Maliki Press.
Mulyasa, E. 2002. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
_______. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
_______. 2008. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Munardji. 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bina Ilmu.
Notoatmodjo, Soekidjo. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Rineka Cipta.
Purwanto, M Ngalim. 2001. Administrasi da Supervisi Pendidikan. Badung: PT
Remaja Rsdakarya.
_______. 2010. Administrasi da Supervisi Pendidikan. Badung: PT Remaja
Rsdakarya
_______. 2012. Administrasi da Supervisi Pendidikan. Badung: PT Remaja
Rsdakarya
Saroni, Muhammmad. 2006. Manajemen Sekolah Kiat Menjadi Pendidik Yang
Kompeten. Jogjakarta: Ar Ruzz Media.
Soetjipto, Raflis. 1999. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Swasto, Bambang. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia. Malang: Fakultas
Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
Time Peyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia, 2007. Kamus Besar Bahasa
Indoesia. Jakarta: Balai Pustaka
Thoha, Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Wahjosumidjo. 2007. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Grafido
Persada
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN
WAWANCARA
Narasumber : Dra. Ismudari
Jabatan : Kepala Sekolah
Waktu Wawancara : 18 Mei 2017
1. Apa yang dilakukan kepala sekolah terkait dengan tugas dan fungsinya sebagai
pemimpin dalam rangka meningkatkan profesionlisme guru PAI?
“iya. Yang saya lakukan meningkatkan profesioalisme guru PAI dengan
mengikutkan guru tersebut MGMP, seminar, IHT, dan lainya. Dengan tujuan
supaya menambah pengalaman dan pengetahuan guru tersebut dalam proses
pembelajaran”.
2. Faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan peningkatan profesioalisme guru
PAI?
“Banyak faktor yang mempengaruhi pelaksanaan peningkatan pofesioanlaisme
guru PAI. Dari faktor akademis guru tersebut, pengalaman mengajar, menyukai
profesinya, dan mempunyai kepriadian yang baik. dan SMP ini alhamdulillah
sudah baik itu khususya guru PAI sendiri”.
3. Apa tujuan yang ingin dilakukan dalam pelaksaaan peningkatan
profesionalisme guru PAI?
“tujuan yang ingikan supaya guru PAI bisa menciptakan atau membuat anak
menjadi berkhlaq baik dan bisa diterima di masyarakat”.
5. Terkait dengan pembelajaran PAI apakah selalu mempunyai RRP untuk
pembelajaranya?
“Iya. selalu meminta guru PAI untuk menyerahkan RPP kepadanya. Dan selalu
mengecek dari RPP tersebut supaya dalam pemebelajaranya lebih baik dan
lebh meningkatkan hasil”.
6. Apakah anda selalu mengarahkan dan memberi saran untuk mencari model dan
metode pembelajaran yang baik untuk guru PAI dalam proses pembelajaan?
“Iya. Bagi saya dengan mengunakan metode dan model pembelajaran yang
baik juga bisa meningkatkan hasil dari pembelajaran PAI. Biasanya dengan
mengikutkan pelatian, seminar, studi bading keguruan supaya dalam memilih
motode dan model pembelajara yang baik”.
7. Apakah anda selalu mengawasi, mengotrol dan mengoreksi pekerjaan yang
dilakukan oleh guru PAI?
“Iya, saya dengan mengobservasi, survisi memantau dan intervieu dengan guru
PAI tersebut. Supaya tgas yang sedang dikerjakan lebih baik dan tertata dengan
baik”.
8. Bagaimana cara menumbuhkan semangat kerja , tanggung jawab, dan
membangun ide-ide kreatif untuk memajukan sekolah ini dan khususnya guru
PAI ?
“saya memfasilitasi, memberi inovasi, mendata, mengevaluasi kegiatan
keagamaan dan untuk membangun ide-ide kreatif dan melihat dari sekolah lain
lalu mengadopsinya dan menerapkan di sekolah ini. Untuk guru PAI juga saya
(IS) sarakan untuk selalu membaca dan mengikui kegiatan yang mendukung
dalam proses belajar mengajar”.
9. Apakah dan selalu memberikan kriktikan dan saran kepada guru PAI?
“iya dengan selalu memberi saran dan krikita setelah kegiatan yang dilakukan
oleh guru PAI. Untuk lebih profesional dalam tugasnya”.
10. Apakah anda mengunjungi kelas untuk lebih tahu bagaimana cara guru
mengajar?
“ iya saya melakukan kunjungan kelas supaya lebih mengetahi bagaimana
cara guru tersebut dalam pembelajaran”.
11. Apakah anda mengunjungi kelas untuk lebih tahu bagaimana cara guru
mengajar?
“ iya saya menyediakan sarana dan prasana yang mendukung dalam
pembelajaran PAI.”
Narasumber : Bahrudin
Jabatan : Guru PAI
Waktu Wawancara : 16 Mei 2017
12. Apakah anda membuat RPP setiap mengajar ?
“saya selalu membuat RPP materi yang akan di ajarkan lebih tertata”.
13. Bagaimana cara kepala sekolah dalam menumbuhkan semangat kerja dan
tanggung jawab anda?
“iya kepala sekolah memfasilitasi dan memberi kegiatan yang berkaitan
dengan kegamaan.
14. Bagaimana cara anda agar materi pelajaran yang disampaikan dapat
siswa terima atau tangkap dengan baik di mana kemampuan setiap siswa dalam
menerima pelajaran itu berbeda-beda?
“saya mengunakan dengan cara mengulang materi yang tela di ajarkan supaya
lebih paham dengan materi tersebut”. Dan kata (BD) dengan menggukan cerita
karena dengan cerita biasanya lebih mudah di cerna dan lebih paham”.
15. Bagaimana cara anda menciptakan suasana belajar yang aman, nyaman,
dan menyenangkan?
“iya selalu menggunakan cara kreatif nyanyian, tanya jawab, dan mengatr
tempat duduk supaya lebih mudah”.
16. Media dan metode apa saja yang anda pergunakan dalam kegiatan belajar
mengajar?
“Untuk metode dan model yang diterapkan menggunkan cermah, diskusi, tanya
jawab. Karena disini masih menggunakan kurikulum KTSP dan biasaya saya
menggunakan media buku LKS, buku paket, dan LCD”.
17. Terkait dengan peningkatan profesionalisme guru PAI, apa saja usaha
yang dilakukan sebagai guru PAI?
“saya mengikuti MGMP, seminar, workshop, pelatihan, membaca buku, dll.
Untuk meningkatkan profesionalisme saya. Dan kata (MA) karena masih baru
mengajar, beliau belum mengikuti MGMP. Tapi beliau selalu mengikuti
pelatihan, seminar dan kajian kajian untuk meningkatkan profesioanlisme guru
PAI.”
18. Apakah kepala sekolah sering memberikan arahan dan petunjuk kepada
anda sehubungan dengan pelaksanaan tugas terutama dalam kegiatan belajar
mengajar?
“benar. kepala sekolah selalu memberi arahan khususya untuk meningkatkan
profesionalismenya dalam pembelajaran. Untuk lebih menigkatkan hasil
penilaian”.
19. Apakah pihak sekolah khususnya kepala sekolah juga ada langkah-langkah
tersediri dalam peningkatan profesionalime guru PAI?
“iya dengan selalu mengontrol dan mengawasi apa yang kami lakukan.
Melakukan kunjungan kelas dan memberi penilaian terhadap kami. Dan selalu
mengokoordinsikan segala apa yang terjadi da khususy guru PAI.”
20. Apakah peningkatan kinerja ada ini melibatkan peran kepala sekolah
sekolah? Kalau ya dalam hal apa misalnya?
“ iya betul dengan kepala sekolah tahu apa yang dilakukan itu akan lebih
terawasi dan lebih terkontrol”.
21. Adakah kendala yang dihadapi dalam peningkatan pofesionalisme guru PAI?
“ masih ada yang kedalanya kurangnyasarana dan prasarananya, pogram dan
waktu untuk meningkatkan profesionalisme mereka”.
22. Bagaimanakah pandangan anda mengenai peran kepala sekolah dalam
meningkatkan profesioanlisme guru PAI?
“bagi saya sangat positif dan selalu mengarahkan untuk meningkatkan
profesionalismenya”
Narasumber : Munifah Ahmad S. Pd.I
Jabatan : Guru PAI
Waktu Wawancara : 16 Mei 2017
1. Apakah anda membuat RPP setiap mengajar ?
“saya selalu membuat RPP materi yang akan di ajarkan supaya lebih rapi dlam
pembelajaran”.
2. Bagaimana cara kepala sekolah dalam menumbuhkan semangat kerja dan
tanggung jawab anda?
“bagi saya kepala sekolah juga memfasilitasi dan memberi inovasi terhadap
guru PAI”.
3. Bagaimana cara anda agar materi pelajaran yang disampaikan dapat siswa
terima atau tangkap dengan baik di mana kemampuan setiap siswa dalam
menerima pelajaran itu berbeda-beda?
“saya mengunakan dengan cara mengulang materi yang tela di ajarkan supaya
lebih paham dengan materi tersebut”.
4. Bagaimana cara anda menciptakan suasana belajar yang aman, nyaman, dan
menyenangkan?
“iya selalu menggunakan cara kreatif nyanyian, tanya jawab, dan mengatur
tempat duduk supaya lebih mudah siswa untuk meeima materi yang saya
sampaikan”.
5. Media dan metode apa saja yang anda pergunakan dalam kegiatan belajar
mengajar?
“ Untuk metode dan model yang diterapkan menggunukan sama dengan gur
yang lainya dengan cermah, diskusi, tanya jawab. Karena disini masih
menggunakan kurikulum KTSP dan biasaya saya menggunakan media buku
LKS, buku paket, dan LCD”.
6. Terkait dengan peningkatan profesionalisme guru PAI, apa saja usaha yang
dilakukan sebagai guru PAI?
“untuk saya sendiri karena masih baru mengajar, baru mengikuti MGMP. Saya
selalu mengikuti pelatihan, seminar dan kajian kajian untuk meningkatkan
profesioanlisme guru PAI.”
7. Apakah kepala sekolah sering memberikan arahan dan petunjuk kepada anda
sehubungan dengan pelaksanaan tugas terutama dalam kegiatan belajar
mengajar?
“ sama bagi saya. kepala sekolah selalu memberi arahan khususya untuk
meningkatkan profesionalismenya dalam pembelajaran. Untuk lebih
menigkatkan hasil penilaian”.
8. Apakah pihak sekolah khususnya kepala sekolah juga ada langkah-langkah
tersediri dalam peningkatan profesionalime guru PAI?
“iya dengan selalu mengontrol dan mengawasi apa yang kami lakukan.
Melakukan kunjungan kelas dan memberi penilaian terhadap kami. Dan selalu
mengokoordinsikan segala apa yang terjadi da khususya guru PAI.”
9. Apakah peningkatan kinerja ada ini melibatkan peran kepala sekolah sekolah?
Kalau ya dalam hal apa misalnya?
“ iya betul dengan kepala sekolah tahu apa yang dilakukan itu akan lebih
terawasi dan lebih terkontrol”.
10. Adakah kendala yang dihadapi dalam peningkatan pofesionalisme guru PAI?
“ masih ada yang kedalanya kurangnya sarana dan prasarananya, pogram dan
waktu untuk meningkatkan profesionalisme”.
11. Bagaimanakah pandangan anda mengenai peran kepala sekolah dalam
meningkatkan profesioanlisme guru PAI?
“bagi saya sangat positif dan selalu mengarahkan untuk meningkatkan
profesionalismenya”
DAFTAR NILAI
SURAT KETERANGAN KEGIATAN MAHASISWA
Nama : Eka Kurniyanti
NIM : 111-13-096
Jurusan : PAI
Dosen Pembimbingan Akademik : Achmad Maimun, M. Ag.
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nila
i
1. OPAK STAIN SALATIGA
2013“Rekonstruksi Paradigma
Mahasiswa yang Cerdas, Peka, dan
Peduli”.
26-27
Agustus 2013
Peserta 3
2. OPAK TARBIYAH 2013 STAIN
SALATIGA“ Menjunjung Tinggi
Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sebagai
Identitas Pendidikan Indonesia”
29 Agustus
2013
Peserta 3
3. “Library User Education (Pendidikan
Pemakai Perpustakaan)” oleh UPT
PERPUSTAKAAN STAIN
SALATIGA.
16 September
2013
Peserta 2
4. Training Pembuatan Makalah “Oleh
Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
Darul Amal STAIN Salatiga
18 September
2013
Peserta 2
5. INTERNASIONAL SEMINAR On
The Inauguration Of IAIN Salatiga “
ASEAN Economic Community 2015 ;
Prospect and Challenges for Islamic
Higher Education “ Oleh IAIN
28 februari
2015
Peserta 8
Salatiga
6. SEMINAR NASIONAL
KEWIRAUSAHAAN bersama Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan
koperasi (Disperindagkop) Salatiga “
Jiwa Muda, Berani Berwirausaha”
30 Oktober
2015
Peserta 8
7. SEMINAR NASIONAL “ Peingkatan
Profesionalisme Guru Sebagai Dalam
Pembelajaran Di Era Globalisasi “ oleh
DEMA FTIK
23 November
2015
Peserta 8
8. SEMINAR NASIONAL “ Musik,
Islam, dan Nusantara “ oleh Seni
Musik Club (SMC) IAIN Salatiga
5 Desember
2015
Peserta 8
9. SEMINAR NASIONAL “
Pembangunan Karakter Bangsa Upaya
Mewujudkan Generasi Muda Yang
Berbudaya Untuk Indonesia
Bermartabat “ oleh Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) Cabang
Salatiga
9 April 2016 Peserta 8
10. SEMINAR NASIONAL “ Indonesia
Budayaku Indonesia Warisanku
(Salatiga Kota Pustaka) “ Himpunan
Mahasiswa Jurusan PGMI IAIN
Salatiga
2 Juni 2016 Peserta 8
11. Kegiatan Praktik Pengalaman
Lapangan “ Dalam Lomba Olahraga
dan Permainan Tradisional Tingakat
Sekolah Dalam Rangka Memperingati
HUT NKRI ke 71 di SMP Negeri 9
15-17
Agustus 2016
Panitia
3
Salatiga “
12. Kegiatan Praktik Pengalaman
Lapangan “ Perkemahan Sabtu-
Minggu GUDEP 01-107/01-108
Dalam Pelantikan Anggota Baru dan
Peningkatan Ketrampilan Kemandirian
Serta Kedisiplinan Pramuka
Penggalang di SMP Negeri 9 Salatiga
“
27-28
Agustus 2016
Panitia 3
13. Kegiatan Pratik Pengalaman Lapangan
“ Mendampingi ESTAFET TUNAS
KELAPA , GUDEP 01-107/01-108 Di
Salatiga”
4 September
2016
Panitia 3
14. SEMINAR INTERNASIONAL “
Petani Untuk Negeri” Dalam
Rangkaian Kegiatan Festival
Solidaritas Untuk Petani Indonesia.
Oleh Krida Taruna “Bumi Persada “
18 September
2016
Peserta 2
15. SEMINAR NASIONAL “Nasional
Achievemet Motivation Training “
Solusi Cerdas, Sukses Akademisdan
Organisasi “ oleh Lembaga Dakwa
Kampus (LDK) IAIN Salatiga
1 Oktober
2016
Peserta 8
16. SEMINAR NASIONAL “
Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan
Melalui Usaha Online Untuk
Masyarakat Ekonomi Mandiri “ oleh
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Cabang Salatiga
10 Desember
2016
Peserta 8
17. SEMINAR NASIONAL “ Dengarkan
Bisikan Alam Tentang Manusia” Oleh
MAPALA MITAPASA IAIN Salatiga
22 April 2017 Peserta 8
18. SEMINAR INTERNASIONAL “
Menjadi Mobilepreuner Dalam Era E-
commerce” Oleh TAPP
25 April 2017 Peserta 8
19. SEMINAR NASIONAL “ Unlocking
Students Pontentil to Deal With
Globalization” oleh Communicative
English Club (CEC).
6 Mei 2017 peseta 8
20 SEMINAR NASIONAL “ Serukan
Persatuan Umat Islam Dengan
Mewaspadai Kospirasi Permutadan”
oleh Volunter Community Salatiga
(VCS)
15 Mei 2017 Peserta 8
21. SEMINAR NASIONAL “ Metode
Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif
Untuk Membangun Peradaban Islam
Di Indonesia “ oleh ITTAQO
23 Mei 2017 Peserta 8
Jumlah 125
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Eka Kurniyanti
Tempat/tanggal lahir : Magelang, 10 Mei 1995
Alamt : Noyoditan, Rt 3 Rw 5, Banjarnegoro, Kec. Mertoyudan,
Kab.Magelang
Agama : Islam
Nama Ayah : Suhaldi
Nama Ibu : Kobsah
No Handphone : 085725771119
Riwayat Pendidikan :
TK Masyitoh Lulus Tahun 2002
SD Negeri Banjarnegoro 1 Lulus Tahun 2007
SMP Negeri 3 Mertoyudan Lulus Tahun 2010
SMA Negeri 2 Grabag Lulus Tahun 2013
IAIN Salatiga
LAMPIRAN
FOTO