mewujudkan profesionalisme
DESCRIPTION
Bahan ajar untuk mahasiswa Administrasi NiagaTRANSCRIPT
MEWUJUDKAN PROFESIONALISME
Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan Profesionalisme, Profesional, Profesi dan
Profesionalisasi, tanggung jawab seorang profesional.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan pemberdayaan pribadi untuk meningkatkan kinerja.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan standar kompetensi sesuai profesi
4. Mahasiswa mampu menjelaskan pengembangan karir
5. Mahasiswa mampu menjelaskan kreativitas dan inovasi.
Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini dirancang untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai teori-
teori profesionalisme yang diperlukan secara efektif dan efisien guna meningkatkan produktifitas
kerja. Pengetahuan yang harus diketahui mahasiswa meliputi : Pengertian Profesionalisme,
Profesional, Profesi dan Profesionalisasi, Pemberdayaan pribadi untuk meningkatkan kinerja,
Standar kompetensi sesuai profesi, Pengembangan karir, Kreativitas dan inovasi.
A. Profesionalisme
1) Pengertian Profesionalisme
a) Longman, 1987 Profesionalisme adalah tingkah laku, keahlian atau kualitas dan
seseorang yang professional.
b) Pamudji, 1985 Profesionalisme memiliki arti lapangan kerja tertentu yang diduduki oleh
orang-orang yang memiliki kemampuan tertentu pula.
c) Kamus Besar Indonesia, profesionalisme mempunyai makna; mutu, kualitas, dan tindak
tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau yang profesional. Profesionalisme
merupakan sikap dari seorang profesional.
Profesionalisme adalah sikap mental, sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara
pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada atau
dilakukan oleh seorang dan kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik
dan benar dan juga komitmen dari para anggota dari suatu profesi untuk senantisa
mewujudkan dan meningkatkan kemampuan kualitas profesionalnya.
Mewujudkan Profesionalisme Page 1
Gambar 1: profesionalisme pekerjaanSumber : blog.catallya.com
Setiap pekerjaan hendaklah dikerjakan oleh seseorang yang mempunyai keahlian dalam
bidangnya atau profesinya. Menurut Supriadi, penggunaan istilah profesionalisme menunjuk
pada derajat penampilan seseorang sebagai profesional atau penampilan suatu pekerjaan
sebagai suatu profesi, ada yang profesionalismenya tinggi, sedang dan rendah.
Profesionalisme juga mengacu kepada sikap dan komitmen anggota profesi untuk bekerja
berdasarkan standar yang tinggi dan kode etik profesinya.
2) Pengertian Profesional
a. Prof. Soempomo Djojowadono (1987),
Professional adalah Mempunyai sistem pengetahuan yang isoterik (tidak dimiliki
sembarang orang), Ada pendidikannya dan latihannya yang formal dan ketat, Membentuk
asosiasi perwakilannya. Ada pengembangan Kode Etik yang mengarahkan perilaku para
anggotanya.
b. Prof. Edgar Shine
Professional adalah Bekerja sepenuhnya (full time) berbeda dengan amatir yang
sambilan, Mempunyai motivasi yang kuat. Mempunyai pengetahuan (science) dan
keterampilan (skill), Membuat keputusan atas nama klien (pemberi tugas), Berorientasi
pada pelayanan ( service orientation ).
Profesional sendiri mempunyai arti seorang yang memiliki keterampilan,
kemampuan, kehandalan dan sangat bertanggung jawab dalam menjalankan tugas
(Profesinya) dengan baik dengan ciri-ciri:
Mewujudkan Profesionalisme Page 2
a. Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.
b. Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.
c. Hidup dari situ.
d. Bangga akan pekerjaannya.
Contoh:
Seorang yang profesional akan mampu menghadapi permasalahan dalam pekerjaannya
dengan baik.
Setiap perusahaan memiliki standar kerja terhadap pegawai-pegawainya.
Setiap profesi memiliki kode etiknya masing-masing.
Aplikasi:
Sikap seorang guru yang profesional adalah guru yang mampu menjadi contoh yang baik
bagi muridnya. Misalnya guru tersebut disiplin, selalu datang tepat waktu sehingga siswa-
siswi akan mencotoh sikap dari guru tersebut. Seorang guru yang profesional juga harus adil
dalam memberikan penilaian terhadap setiap siswanya.
Gambar 2 : pekerjaan yang dilakukan seseorang sesuai dengan bidangnya secara profesional.sumber: www.suarapembaruan.com
3) Pengertian Profesi
1. K. BERTENS Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang
memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama.
2. Sanusi et all (1991) mengatakan bahwa profesi adalah: Suatu jabatan yang memiliki
fungsi dan signifikan yang menentukan (erusial).
Mewujudkan Profesionalisme Page 3
3. SCHEIN, E.H (1962) Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang
membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang
khusus di masyarakat.
4. DE GEORGE Profesi, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok
untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau
keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan “profesi” selalu dikaitkan dengan pekerjaan
atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua pekerjaan atau jabatan
dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para pemangkunya. Profesi
mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya. Hal ini
mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat
dipegang oleh sembarang orang, akan tetapi memerlukan suatu persiapan melelui pendidikan
dan pelatihan yang dikembangkan khusus profesi itu. Adapun Karakter Profesi sebagai
berikut:
1. Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.
keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang
bertahun-tahun
2. Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).
3. Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
4. Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.
5. Ada standar kerja yang baku dan jelas.
6. Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan program
pendidikan yang baik.
7. Ada organisasi yang memadai pelakunya untuk mempertahankan dan memperjuangkan
eksistensi dan kesejahteraannya.
8. Ada kaidah dan standar moral yang sangat tinggi
etika dan kode etik yang mengatur prilaku para pelakunya dalam memperlakukan
kliennya. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik
profesi.
9. Ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan baku .
Mewujudkan Profesionalisme Page 4
10. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
11. Ada pengakuan masyarakat (profesional penguasa dan awam) terhadap pekerjaan itu
sebagai suatu profesi mempunyai status profesional. ( Sardiman, 2007:164).
12. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan
dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan,
keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi
harus terlebih dahulu ada izin khusus.
13. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
Gambar 3: bentuk Profesi dokter dan dosen dengan segala aktivitasnya.Sumber : www.suarapembaruan.com
Contoh dari setiap profesi dari segala bidang:
Ekonomi: akuntan, ekonom.
Bahasa: translator.
Kesehatan: dokter dan perawat.
Seni: pelukis, pemahat.
Pendidikan: guru dan dosen.
Aplikasi:
Untuk mendapat pekerjaan sebagai dokter atau berprofesi sebagai dokter, maka orang
tersebut harus memiliki pendidikan dalam bidang kedokteran. Dia harus melawati proses
Mewujudkan Profesionalisme Page 5
pelatihan dan pendidikan untuk menjadi seorang dokter sampai lembaga yang melatihnya
menyatakan dia telah lulus sebagai dokter dan memiliki izin praktek.
4) Pengertian Profesionalisasi
Dari segi bahasa: Profesionalisasi berasal dari kata professionalization yang berarti
kemampuan profesional.
Dedi Supriadi (1998) mengartikan profesionalisasi sebagai pendidikan prajabatan
dan/atau dalam jabatan. Proses pendidikan dan latihan ini biasanya lama dan intensif.
Menurut Eric Hoyle (1980) konsep profesionalisasi mencakup dua dimensi yaitu :”the
improvement of status and the improvement of practice”. Peningkatan status dan
peningkatan pelatihan.
Profesionalisasi adalah suatu proses pendidikan atau pelatihan untuk memiliki
kemampuan professional dan peningkatan profesi dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
Contoh :
Belajar atau memperoleh pendidikan dalam jenjang perguruan tingg, begitu lulus maka akan
memilki gelar sebagai suatu arahan kepada profesi di bidanganya.
Aplikasi:
Untuk menjadi seorang guru ekonomi maka seseorang harus kuliah di jurusan pendidikan
ekonomi, lalu mengambil pelatihan profesi keguruan di universitasnya dengan begitu dia
dapat dikatakan sebagai seorang professional karena telah diakui oleh lembaga tertentu.
Gambar 4: Profesionalisasi Profesi Dokter melalui pendidikan sistem kurikulum berbasis kompetensi.Sumber : www.rsudpekanbaru.com
Mewujudkan Profesionalisme Page 6
5) Kualitas profesionalisme
Seseorang yang memiliki jiwa profesionalisme senantiasa mendorong dirinya untuk
mewujudkan kerja-kerja yang profesional. Kualitas profesionalisme didukung oleh lima
kompetensi sebagai berikut :
1. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar ideal.
Seseorang yang memiliki profesionalisme tinggi akan selalu berusaha mewujudkan
dirinya sesuai dengan piawai yang telah ditetapkan. Ia akan mengidentifikasi dirinya
kepada sesorang yang dipandang memiliki piawaian tersebut. Yang dimaksud dengan
“piawai ideal” ialah suatu perangkat perilaku yang dipandang paling sempurna dan
dijadikan sebagai rujukan.
2. Meningkatkan dan memelihara citra pegawai (image profesion) yang professional.
Profesionalisme yang tinggi ditunjukkan oleh besarnya keinginan untuk selalu
meningkatkan dan memelihara imej profesion melalui perwujudan perilaku profesional.
Perwujudannya dilakukan melalui berbagai-bagai cara misalnya penampilan, cara
percakapan, penggunaan bahasa, sikap tubuh badan, sikap hidup harian, hubungan
dengan individu lainnya.
3. Keinginan untuk sentiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional yang dapat
meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampiannya.
4. Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesinya sebagai pegawai.
Profesionalisme ditandai dengan kualitas derajat rasa bangga akan profesi yang
dipegangnya. Dalam hal ini diharapkan agar seseorang itu memiliki rasa bangga dan
percaya diri akan profesinya.
5. Memiliki kebanggaan terhadap profesinya sebagai pegawai.
Kebanggaan yang ditunjukkan dengan kebanggan masa lalu, berdedikasi tinggi terhadap
tugasnya sekarang dan menyakini potensi diri bagi perkembangan dimasa yang akan
datang.
Mewujudkan Profesionalisme Page 7
6) Tanggung Jawab Seorang Profesional
Seorang professional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab
yang dipercayakan kepadanya. Adapun tanggung jawab seorang professional sebagai berikut:
1. Tanggung Jawab Pribadi.
Tanggung jawab pribadi tercermin dari kemampuan mewujudkan dirinya sebagai pribadi
yang mandiri, mengelola diri, mengendalikan diri dan menghargai serta mengembangkan
dirinya.
2. Tanggung Jawab Sosial.
Tanggung Jawab Sosial melalui kemampuan dalam memahami diri sebagai bagian yang
tak terpisahkan dari lingkungan social, serta memiliki kemampuan yang interaktif.
3. Tanggung Jawab Intelektual.
Tanggung Jawab Intelektual diwujudkan melalui penguasaan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menunjang tugas-tugasnya.
4. Tanggung Jawab moral dan spiritual.
Tanggung Jawab moral dan spiritual diwujudkan melalui penampilan sebagai makhluk
yang beragama dimana perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma agama dan
moral.
B. Pemberdayaan pribadi untuk meningkatkan kinerja
pemberdayaan pribadi menjadi sesuatu hal yang penting, karena di dalam menghadapi era
persaingan dan pelayanan, setiap organisasi membutuhkan karyawan berkepribadian yang
cepat tanggap dan mandiri sehingga organisasi mempunyai keunggulan kompetitif melalui
sumber daya manusianya. Organisasi yang mengupayakan pemberdayaan, pada dasarnya
mudah diajak berusaha, karena seluruh pola kerjanya diarahkan pada sikap penuh tanggung
jawab.
Gambar 5 : Pemberdayaan pegawaiSumber : www.pnpm-alu.org
Mewujudkan Profesionalisme Page 8
1) Definisi dari Pemberdayaan
a. Pemberdayaan menurut Webster dalam Oxford English Dictionary diartikan sebagai
member kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas kepada
pihak lain sebagai upaya untuk memberi kemampuan atau keberdayaan.
b. Menurut Cook dan Steve (1996:IX) Pemberdayaan adalah merupakan perubahan
yang terjadi pada falsafah manajemen, yang dapat membantu menciptakan suatu
lingkungan dimana setiap individu dapat menggunakan kemampuan dan energinya
untuk meraih tujuan organisasi.
c. Menurut Nisjar (1995:11) Pemberdayaan berarti pendelegasian wewenang
(pemberian wewenang, sehingga diharapkan organisai lebih fleksibel, inovatif,
kreatif, etos kerja tinggi yang pada akhirnya produktifitas organisasi menjadi
meningkat).
2) Tujuan Perlu Adanyanya Pemberdayaan pribadi
1. Untuk memunculkan potensi dalam diri seseorang dan memaksimalkannya sehingga
seseorang menjadi mandiri dan meningkat kinerjanya, yang pada akhirnya
memberikan nilai manfaat diri sendiri dan organisasi.
2. Membantu seseorang untuk merasa bahwa kontribusi mereka mempunyai arti, bahwa
mereka berkompeten dan mereka mempunyai pilihan terhadap apa yang
dikerjakannya.
3. Menambah motivasi dan produktivitas kerja, sebab pemberdayaan sangat membantu
meningkatkan partisipasi karyawan secara lebih efektif dan membuat segala sesuatu
bisa terlaksana dengan baik.
4. Pemberdayaan mengajarkan seseorang bagaimana membuat keputusan dan menerima
tanggung jawab terhadap hasil. Dengan pemberdayaan, dipastikan bahwa organisasi
akan mampu mendapatkan dan mempertahankan karyawannya yang memiliki
kualitas, keterampilan, pengetahuan dan kemampuan serta mempekerjakan karyawan
secara efisien dan efisien.
Mewujudkan Profesionalisme Page 9
3) Perubahan dalam pemberdayaan.
Cynthia D. Scott dan Dennis T. Jaffe, menekankan bahwa pemberdayaan yang
sesungguhnya mencakup perubahan dalam :
1. Pola Pikir
Karyawan menggunakan pendekatan tanggung jawab dan manajemen diri terhadap
kerja mereka.
2. Hubungan
Hubungan tim sangatlah penting dan mencakup semangat saling tergantung dan
kerjasama, komunikasi yang efektif, baik memberi maupun menerima masukan, dan
fokus pada proses dan bobotnya. Membangun kepercayaan sesuai dengan prinsip
pemberdayaan juga penting, karena kepercayaan adalah sebuah keharusan bagi
organisasi masa kini yang terbuka, yang melakukan pemberdayaan, dan yang berada di
pasar yang sangat kompetitif.
3. Struktur Organisasi
Kebijakan, praktik dan insentif yang diterapkan sesuai dengan nilai pemberdayaan.
4) Kinerja
Pengertian Kinerja
1. Menurut The Scribner – Bantam English Dictionary, kinerja ( Performance) adalah
hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab, Masing-masing dalam
upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hokum
dan sesuai dengan moral maupun etika.
2. Menurut Bernadin dan Russel kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang
diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun
waktu tertentu. Dan juga mengartikan kinerja sebagai tingkat kecakapan seseorang
pada tugas-tugas yang mencakup pada pekerjaanya. Pengertian tersebut menunjukan
pada bobot kemampuan individu didalam memenuhi ketentuan-ketentuan yang ada
didalam pekerjaanya.
Mewujudkan Profesionalisme Page 10
3. Mangkunegara (2000:67) mengatakan pengertian kinerja adalah: “Hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Dari pendapat-pendapat di atas, dapat diambil suatu pengertian bahwa kinerja
merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan
kepadanya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Kinerja dapat digunakan sebagai ukuran
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang telah dicapai oleh seorang karyawan atau
pegawai dalam rangka melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang telah
dibebankan kepadanya dengan tujuan untuk memperbaiki prestasi organisasi.
Gambar 6 : kinerja karyawan dalam sebuah organisasi jasa.Sumber : sopendi11.blogspot.com
5) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Byars dan Rue dalam tulisan Sutrisno (2009) mengemukakan ada dua faktor yang
mempengaruhi kinerja, yaitu faktor individu dan faktor lingkungan.
a. Faktor-faktor individu
1. Usaha (effort), yang menunjukan sejumlah energi fisik dan mental yang digunakan
dalam menyelenggarakan gerakan tugas.
2. Abilities, yaitu sifat-sifat personal yang diperlukan untuk melaksanakan suatu
tugas.
3. Role atau Task Perception, yaitu segala perilaku dan aktivitas yang dirasa perlu
oleh individu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
b. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kinerja adalah
1. kondisi fisik
Mewujudkan Profesionalisme Page 11
2. peralatan
3. waktu
4. materil
5. pendidikan
6. supervisi
7. desain organisasi
8. pelatihan dan keberuntungan.
Faktor-faktor lingkungan ini tidak langsung menentukan kinerja seseorang tetapi
mempengaruhi faktor-faktor individu. Dapat dilihat bahwa perilaku seseorang dalam
organisasi merupakan hasil dari interaksi berbagai variabel yaitu individual dan
situasional.
Adapun menurut Mangkunegara (2000:67) adalah faktor yang mempengaruhi
kinerja karyawan yaitu meliputi kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation).
1. Faktor kemampuan
Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ)
dan kemampuan reality (knowledge + skill ). Artinya pegawai yang memiliki IQ diatas
rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil
dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari maka ia akan lebih mudah untuk mencapai
kinerja yang diharapkan.
2. Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi
(situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang
terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja)
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan dipengaruhi
oleh faktor internal maupun faktor eksternal seorang karyawan. Faktor eksternal tersebut
sangat erat kaitannya dengan situasi atau kondisi kerja pada suatu perusahaan atau organisasi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis, (1994: 484), yang merumuskan bahwa:
Human Performance = Ability – Motivation.
Motivation = Attitude – Situation.
Ability = Knowledge – Skill.
Mewujudkan Profesionalisme Page 12
C. Standar kompetensi profesi
1. Pengertian kompetensi
Kata “standar” diartikan sebagai ukuran atau patokan yang disepakati. Sedangkan
kata “kompetensi” adalah kemampuan melaksanakan tugas-tugas di tempat kerja yang
mencakup penerapan keterampilan yang didukung oleh pengetahuan dan sikap sesuai
dengan kondisi yang disyaratkan.
Dari pengertian kedua kata tersebut, maka standar kompetensi diartikan sebagai suatu
ukuran atau patokan tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang harus dimiliki
oleh seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan kondisi kerja
yang dipersyaratkan.
Standar kompetensi profesi adalah suatu ukuran yang bernilai tetap dan baku yang
digunakan untuk mengukur pekerja dalam bidang pekerjaan keahlian tertentu apakah
mampu, berpengetahuan cukup, terampil dan memiliki sikap yang memungkinkan untuk
melaksanakan keahliannya dengan efektif.
2. Komponen kompetensi
Covey, Roger dan Rebecca Merrill (1994) menyatakan pula bahwa kompetensi
mencakup:
1. Kompetensi Teknis, pengetahuan dan keahlian:
Untuk mengetahui hasil yang telah disepakati, kemampuan untuk memikirkan
persoalan dan mencari alternative baru.
2. Kompetensi Konseptual:
Kemampuan melihat gambar besar, untuk menguji berbagai pengandaian, dan
mengubah perspektif.
3. Kompetensi untuk hidup dalam ketergantungan kemampuan:
Guna berinteraksi secara efektif dengan orang lain, termasuk kemampuan mendengar,
berkomunikasi, mendapat alternative lain, menciptakan kesepakatan menang-menang,
dan berusaha mencapai solusi alternative lain.
Adapun cakupan kompetensi yang lebih komprehensif terdiri dari:
Mewujudkan Profesionalisme Page 13
a) Motif (Motive): kebutuhan dasar seorang yang mengarahkan cara berpikir dan
bersikap.
b) Sifat-sifat dasar (trait): menentukan cara seseorang bertindak /bertingkah laku.
c) Citra pribadi (Self Image): pandangan seseorang terhadap identitas dan kepribadianya
sendiri atau Inner-self
d) Peran masyarakat (social role): bagaimana seseorang melihat dirinya dalam
interaksinya dengan orang lain atau outer self.
e) Pengetahuan (Knowledge) yang dapat dimanfaatkan dalam tugas/pekerjaan tertentu.
f) Keterampilan (Skill) kemampuan teknis untuk melakukan sesuatu dengan baik.
Dengan dikuasainya Kompetensi oleh seseorang, maka orang tersebut mampu:
1. Mengerjakan suatu tugas/pekerjaan (task skill).
2. Mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan (task management
skill).
3. Menyelesaikan masalah yang ada dan apa yang harus dilakukan, bilamana terjadi
sesuatu keadaan yang berbeda dengan rencana semula (contingency management
skill)
4. Menghadapi tanggung jawab dan harapan dari lingkungan kerja termasuk
bekerjasama dengan orang lain (job environment skill).
5. Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau
melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda (transfer skill / adaption skill).
3. Faktor-Faktor yang mendukung Standar Kompetensi
Faktor-Faktor yang mendukung Standar Kompetensi adalah:
1. Pengetahuan dan keterampilan untuk mengerjakan suatu tugas dalam kondisi normal
ditempat kerja.
2. Kemampuan mentransfer dan menerapkan kemampuan dan pengetahuan pada situasi
dan lingkungan yang berbeda.
3. Standar kompetensi tidak berarti bila hanya terdiri dari kemampuan menyelesaikan
tugas/pekerjaan saja, tetapi dilandasi pula dengan bagaimana dan mengapa tugas itu
dikerjakan.
Mewujudkan Profesionalisme Page 14
Berdasarkan hal tersebut hendaknya pimpinan mempunyai tiga kompetensi penting
antara lain:
1. Pemikiran strategis
Yaitu kemampuan memahami kecenderungan perubahan lingkungan yang cepat,
peluang pasar, ancaman kompetisi, kekuatan dan kelemahan organisasi serta sanggup
mengidentifikasi respons strategis terhadap semua tantangan secara optimal.
2. Kepemimpinan dalam perubahan.
Yaitu kemampuan mengkomunikasikan visi stategis organisasi kepada seluruh pihak
yang terkait (Stake-holder) agar tercipta komitmen dan motivasi. Bertindak sebagai
penggerak inovasi sehingga mampu mengalokasi sumber daya organisasi secara
optimal guna mengantisipasi perubahan.
3. Manajemen hubungan
Yaitu kemampuan membina/mempengaruhi hubungan ditengah-tengah kompleksnya
jaringan kerja dengan mitra usaha, pelanggan, serikat buruh, Lembaga Swadaya
Masyarakat, dll.
Gambar 7 : salah satu upaya peningkatan kompetensi memalui pelatihan.Sumber : sopendi11.blogspot.com
4. Manfaat Standar Kompetensi
Manfaat standar dalam dunia perusahaan, standar kompetensi dimanfaatkan sebagai alat
manajemen, dalam hal :
1. Menentukan organisasi kerja dan perencanaan jabatan.
2. Membantu dalam evaluasi/penilaian karyawan dan pengembangannya..
Mewujudkan Profesionalisme Page 15
3. Membantu dalam merekrut tenaga kerja.
4. Mengembangkan program pelatihan yang khas/spesifik sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
D. Pengembangan Karir
1) Pengertian
a) karir
Menurut Glueck (1997 :134) karir adalah urutan pengalaman yang berkaitan dengan
pekerjaan yang dialami seseorang selama masa kerjanya. Menurut Simamora
(2001:505) karir adalah “ Urutan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan
dan perilaku-perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi seseorang selama rentang hidup orang
tersebut”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karir adalah suatu rangkaian atau
pekerjaan yang dikerjakan seseorang dalam kurun waktu tertentu yang berkaitan
dengan sikap, nilai, perilaku dan motivasi dalam individu.
b) Jalur karir: pola yang tersusun, yang akan membentuk karir seseorang.
c) Sasaran karir: Jabatan-jabatan dimasa yang akan dating yang diusahakan untuk
dicapai oleh seseorang sebagai bagian dari karirnya.
d) Perencanaan karir: proses dimana seseorang memilih tujuan-tujuan karirnya dan
memilih cara/pola untuk mencapai tujuan tersebut.
e) Pengembangan karir: terdiri atas pengembangan diri yang dilakukan sesorang untuk
mencapai rencana karirnya tersebut.
Gambar 8 : Employee Taining sebagai upaya pengembangan karir.Sumber : ethicw.blogspot.com
Mewujudkan Profesionalisme Page 16
Pengembangan karir sangat membantu karyawan dalam menganalisis kemampuan
dan minat mereka untuk dapat disesuaikan dengan kebutuhan SDM sejalan dengan
pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Pengembangan karir juga merupakan hal
yang penting dimana manajemen dapat meningkatkan produktivitas, menungkatkan sikap
kerja, menciptakan kepuasan kerja juga mencapai tujuan perusahaan.
1. Menurut T. Hani Handoko (2003 : 123), bahwa: Pengembangan karir merupakan
peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu
rencana karir.
2. Menurut Veithzal Rivai (2009:274) bahwa: pengembangan karir adalah proses
peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka mencapai karir yang
diinginkan.
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan karir
merupakan suatu proses dalam peningkatan dan penambahan kemampuan seseorang
karyawan yang dilakukan secara formal dan berkelanjutan untuk mencapai sasaran dan
tujuan karirnya.
2) Tujuan dan Manfaat Pengembangan Karir
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara yang diterjemahkan dari Fubrin J.Andrew
(2005: 77-78), tujuan dan manfaat pengembangan karir adalah :
a) Membantu dalam Pencapaian Tujuan Individu dan Perusahaan.
Pengembangan karir membantu pencapaian tujuan perusahaan dan tujuan individu.
Seorang karyawan yang sukses dengan kinerja sangat baik kemudian menduduki
posisi jabatan yang lebih tinggi, hal ini berarti tujuan perusahaan dan tujuan invidu
tercapai.
b) Menunjukan Hubungan Kesejahteraan Karyawan.
Perusahaan merencanakan karir karyawan dengan meningkatkan kesejahteraannya
agar karyawan lebih tinggi loyalitasnya.
c) Membantu Karyawan Menyadari Kemampuan Potensi Mereka
Pengembangan karir membantu menyadarkan karyawan akan kemampuannya untuk
menduduki suatu jabatan tertentu sesuai dengan potensi dan keahliannya.
Mewujudkan Profesionalisme Page 17
d) Memperkuat Hubungan antara Karyawan dan Perusahaan
Pengembangan karir akan memperkuat hubungan dan sikap karyawan terhadap
perusahaanya.
e) Membuktikan Tanggung Jawab sosial
Pengembangan karir merupakan suatu cara menciptakan iklim kerja yang positif dan
karyawan menjadi lebih bermental sehat.
f) Membantu memperkuat Pelaksanaan Program-program Perusahaan.
Pengembangan karir akan membantu program-program perusahaan lainnya agar
tujuan perusahaan tercapai.
g) Mengembangkan karyawan dengan kapasitas kerja
h) Mengurangi kesempatan kerja ditempat lain
i) Memberikan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan karyawan.
j) Membantu terwujudnya rencana kerja yang jelas.
3) Bentuk-bentuk Pengembangan Karir.
Bentuk-bentuk Pengembangan Karir menurut Bambang Wahyudi (2007 : 166) ini terdiri
dari :
1) Pendidikan dan Pelatihan.
2) Mutasi.
1) Pendidikan dan Pelatihan.
Pendidikan dan pelatihan merupakan usaha meningkatkan kemampuan kerja yang
dimiliki karyawan dengan cara menambah pengetahuan dan keterampilanya. Pendidikan
menekankan pada penekanan keahlian teoritis, konseptual, dan moral karyawan,
sedangkan pelatihan lebih menekankan pada peningkatan keterampilan teknik
pelaksanaan karyawan. Pelatihan (training) yang diberikan kepada karyawan operasional,
sedangkan pendidikan (education) diberikan kepada karyawan manajerial.
Mewujudkan Profesionalisme Page 18
Gambar 9 : pelatihan sebagai upaya pengembangan karir.Sumber : lp3.ub.ac.id
2). Mutasi.
Mutasi atau yang dikenal dengan mutasi personal diartikan sebagai perubahan
posisi/jabatan/pekerjaantempat kerja dari seorang tenaga kerja yang dilakukan baik
secara vertikal maupun horizontal.
Mutasi secara vertical mengandung arti bahwa tenaga kerja yang bersangkutan
dipindahkan pada posisi/jabatan/pekerjaan yang lebih tinggi dari sebelumnya, yang
biasanya diikuti dengan perubahan, dari wewenang dan tanggung jawabnya, status,
kekuasaan, dan pendapat baik ke tinggi yang lebih tinggi maupun tingkat yang lebih
rendah.
Sedangakan mutasi horizontal mengandung arti terjadinya perubahan
posisi/jabatan/pekerjaan/tempat namun masih dalam level/tingkat yang sama, (yang
berubah hanyalah bidang tugas atau areal tempat tugasnya) yang di ikuti dengan
perubahan tingkat wewenang dan tanggung jawabnya, status, kekuasaan dan
pendapatannya. Mutasi terdiri atas :
1. Promosi
suatu promosi diartiakan sebagai perubahan posisi/jabatan/pekerjaan dari tingkat yang
lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Perubahan ini biasanya akan di ikuti dengan
meningkatnya tanggung jawab, hak serta status social seseorang.
Bentuk-Bentuk Promosi
a. Promosi sementara
Promosi sementara atau dikenal sebagai Temporary Promotion merupakan suatu
bentuk promosi yang dilaksanakan untuk jangka waktu sementara. Bentuk
Mewujudkan Profesionalisme Page 19
promosi ini biasanya digunakan apabila organisasi harus mengisi suatu jabatan
yang kosong untuk sementara waktu karena pejabat yang bersangkutan sakit, cuti,
atau alasan lain. Promosi sementara ini tidak diikuti dengan perubahan
pendapatan bagi karyawan tersebut.
b. Promosi Tetap
Suatu promosi tetap atau Permanent Promotion adalah suatu bentuk promosi yang
berlangsung dalam jangka waktu relatif lama dan bersifat definitive.
c. Promosi Kecil
Promosi kecil atau Small Scale Promotion merupakan suatu promosi yang
dilaksanakan dalam bentuk up grading untuk meningkatkan kecakapan tenaga
kerja yang bersangkutan. Promosi bentuk ini, wewenang dan pendapatan tenaga
kerja tidak mengalami perubahan.
d. Promosi Kering
Promosi kering atau Dry Promotion merupakan suatu bentuk promosi yang
dilakukan dengan disertai peningkatan dalam wewenang, hak dan tanggung
jawab, tetapi pendapatannya tidak mengalami perubahan.
2. Demosi
Demosi merupakan suatu bentuk mutasi vertikal yang berupa penurunan
pangkat/posisi/jabatan/pekerjaan ke tingkat yang lebih rendah.
3. Penangguhan Kenaikan Pangkat.
Penangguhan kenaikan pangkat terjadi sebagai akibat dari ketidakmampuan seorang
tenaga kerja melaksanakan tugas dalam jabatannya, karena pelanggaran disiplin, atau
terkena hukuman pidana.
4. Pembebastugasan
Pembebastugasan atau lebih dikenal dengan skorsing merupakan bentuk mutasi
vertikal yang dilakukan dengan membebastugaskan seorang tenaga kerja dari
posisi/jabatan/pekerjaannya, tetapi masih mempearoleh pendapatan secara penuh.
5. Pemberhentian
Pemberhentian atau retiring merupakan bentuk mutasi vertikal yang paling akhir
berupa pemberhentian seorang tenaga kerja dari posisi/jabatan/pekerjaan yang
Mewujudkan Profesionalisme Page 20
sekaligus diikuti dengan pemutusan hubungan kerja dan pemberhentian pembayaran
pendapatannya (upah/gaji).
4) Apa yang diinginkan karyawan
a) Persamaan Kesempatan Karier
Karyawan menginginkan persamaan dalam system kenaikan pangkat/promosi dalam
hal kesempatan untuk kemajuan karirnya.
b) Perhatian untuk pengawasan.
Karyawan menginginkan para supervisornya untuk memainkan peran aktif dalam
pengembangan karir dalam memberikan umpan balik tentang kinerja mereka dengan
tepat waktu.
c) Kesadaran akan kesempatan.
Karyawan menginginkan pengetahuan tentang kesempatan untuk kemajuan karirnya.
d) Minat kerja.
Karyawan memerlukan jumlah informasi yang berbeda dan juga memiliki tingkat
keinginan yang berbeda dalam kemajuan karirnya.
e) Kepuasan karir.
Karyawan memiliki tingkat kepuasan karir yang berbeda-beda tergantung jenis
pekerjaan.
5) Pelaksanaan Pengembangan karir.
1) Kinerja pegawai : kinerja menjadi lebih baik.
2) Keterlibatan : menjadi dikenal oleh orang-orang yang member keputusan dalam
memberi promosi, rotasi dalam berbagai kesempatan karir lainya.
3) Jaringan : terlibat dalam pengetahuan informasi diluar perusahaan.
4) Pengunduran diri : ketika ada kesempatan karir yang lebih besar diluar organisasi,
pengunduran diri mungkin menjadi alternative terbaik untuk pencapaian tujuan karir
seseorang.
5) Kesetiaan pada organisasi
6) Pembimbing dan sponsor.
Mewujudkan Profesionalisme Page 21
Pembimbingan adalah seseorang yang menawarkan nasihat yang berkaitan dengan
karir secara informal.
Sponsor adalah seseorang dalam organisasi yang dapat menciptakan kesempatan-
kesempatan dalam pengembangan karir.
7) Bawahan-bawahan kunci/potensi: bawahan yang mempunyai pengetahuan dan
keahlian spesialisasi yang tinggi yang membantu manajer untuk mencapai kinerja
yang bagus.
8) Kesempatan untuk berkembang.
9) Pengalaman internasional.
E. Kreatifitas Dan Inovatif
1) Pengertian
Kata kreatif berasal dari bahasa inggris “create” yg berarti menciptakan, creation artinya
ciptaan. Kemudian kata tersebut diadopsi kedalam bahasa Indonesia yaitu kreatif. yang
memiliki kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yg baru. Sedangkan
proses kreatif disebut kreatifitas.
a. Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang member
kesempatan individu untuk menciptakan ide2 asli/adaptif fungsi kegunaannya secara
penuh untuk berkembang” (Widyatun,1999).
b. Kreatifitas adalah kemampuan untuk menentukan pertalian baru, melihat subjek dari
perspektif baru, dan menentukan kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep
yang telah tercetak dalam pikiran” (James R. Evans, 1994).
Gambar 10 : Bentuk aktivitas kreatifSumber : bandung.bisnis.com
Mewujudkan Profesionalisme Page 22
Pengertian kreatifitas itu sendiri dapat ditinjau dari berbagai sudut:
1) Kreativitas sebagai Proses
Proses kreatif sebagai “ munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh
dari keunikan individu di satu pihak, dan dari kejadian, orang-orang, dan keadaan
hidupnya dilain pihak” (Rogers, 1982) .
Guilford (1986) menekankan perbedaan berfikir divergen (disebut juga berfikir
kreatif) dan berfikir konvergen. Berfikir Divergen : bentuk pemikiran terbuka, yang
menjajagi macam-macam kemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan/ masalah.
Berfikir Konvergen: sebaliknya berfokus pada tercapainya satu jawaban yang paling
tepat terhadap suatu persoalan atau masalah. Dalam pendidikan formal pada
umumnya menekankan berfikir konvergen dan kurang memikirkan berfikir divergen.
2) Kreativitas sebagai Produk
a. Kreativitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru (1965).
b. Kreativitas atau daya kreasi itu dalam masyarakat yang progresif dihargai
sedemikian tingginya dan dianggap begitu penting sehinnga untuk memupuk dan
mengembangkannya dibentuk laboratorium atau bengkel-bengkel khusus tang
tersedia tempat, waktu dan fasilitas yang diperlukan (Selo Sumardjan 1983).
3) Kreativitas ditinjau dari segi Pribadi
Kreatifitas merupakan ungkapan unik dari seluruh pribadi sebagai hasil
interaksi individu, perasaan, sikap dan perilakunya. Kreatifitas mulai dengan
kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru. Biasanya seorang
individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak merasa terikat pada nilai-
nilai dan norma-norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya. Dengan
perkataan lain: “Kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu (dan bukan
merupakan sifat social yang dihayati oleh masyarakat) yang tercermin dari
kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang baru (Selo Soemardjan 1983).
Mewujudkan Profesionalisme Page 23
2) Ciri-ciri Kepribadian Kreatif
a) Pribadi kreatif mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan mereka dapat
bekerja berjam-jam dengan konsentrasi penuh, tetapi mereka juga bisa tenang dan
rileks, tergantung situasinya.
b) Pribadi kretaif cerdas dan cerdik tetapi pada saat yang sama mereka juga naïf. Mereka
nampak memilliki kebijaksanaan (wisdom) tetapi kelihatan seperti anak-anak (child
like). Insight mendalam nampak bersamaan dalam ketidakmatangan emosional dan
mental. Mampu berfikir konvergen sekaligus divergen.
c) kombinasi sikap bermain dan disiplin.
d) Pribadi kreatif dapat berselang-seling antara imajinasi dan fantasi, namun tetap
bertumpu pada realitas. Keduanya diperlukan untuk dapat melepaskan diri dari kekinian
tanpa kehilangan sentuhan masa lalu.
e) Pribadi kreatif menunjukkan kecenderungan baik introversi maupun ekstroversi.
f) Orang kreatif dapat bersikap rendah diri dan bangga akan karyanya pada saat yang
sama.
g) Pribadi kreatif menunjukkan kecenderungan androgini psikologis, yaitu mereka dapat
melepaskan diri dari stereotip gender (maskulin-feminin).
h) Orang kreatif cenderung mandiri bahkan suka menentang (passionate) bila menyangkut
karya mereka, tetapi juga sangat obyektif dalam penilaian karya mereka.
i) Sikap keterbukaan dan sensitivitas orang kreatif sering menderita, jika mendapat
banyak kritik dan serangan, tetapi pada saat yang sama ia merasa gembira yang luar
biasa.
3) Pengertian inovatif
Kata inovatif berasal dari kata bahasa inggris “innovate” yg artinya
memperkenalkan sesuatu yg baru sedangkan innovative berarti bersifat memperbarui.
Kemudian kata “innovate” dan “innovative” yg merupakan bahasa Indonesia dgn
mengalami perubahan penulisan manjadi “inovatif” yg berarti bersifat memperkenalkan
suatu yg baru. Sedangkan orang yg melakukan pembaharuan disebut “innovator”.
a. Inovatif menurut West (2000) yaitu Usaha pengenalan cara baru yang lebih baik
dalam mengerjakan berbagai hal ditempat kerja.
Mewujudkan Profesionalisme Page 24
b. Inovatif yaitu Usaha seseorang dengan mendayagunakan pemikiran, kemampuan
imajinasi, berbagai stimulan, dan individu yang mengelilinginya—dalam
menghasilkan produk baru, baik bagi dirinya sendiri ataupun lingkungannya.”
Ciri-Ciri manusia inovatif :
1. Giat belajar dan bekerja
2. Selalu berorientasi kedepan.
3. Kaya ide-ide yg cemerlang
4. Berfikir rasional dan berprasangka baik .
5. menghargai waktu dan menggunakannya dgn sebaik-baiknya
6. Suka melakukan eksperimen-eksperimen dan penelitian.
Gambar 11 : Hasil dari sebuah InovasiSumber : www.putragaluh.web.id
Proses inovasi melibatkan lima tahap/unsur yaitu:
1. Kebutuhan : suatu kesenjangan kinerja dikenali dan alternative inovasi
dipertimbangkan.
2. Ide : suatu ide cara kerja baru yang lebih baik digunakan, ide ini kemudian
disesuaikan dengan kebutuhan.
3. Adopsi : adopsi terjadi ketika para pembuat keputusan mendukung implementasi ide-
ide yang diajukan.
4. Implementasi: implementasi terjadi ketika anggota organisasi mulai menggunakan
ide, teknik, atau proses baru tersebut pada praktek, dalam pekerjaan mereka.
5. Sumber-sumber: energy manusia dan kegiatan diperlukan untuk menghasilkan
perubahan.
Mewujudkan Profesionalisme Page 25
4) Faktor-Faktor Pendorong Sikap Kreatif Dan Inovatif
Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-beda dan dalam
bidang yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan.
Untuk itu diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun
dari dalam individu sendiri.
Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk daya kreatif individu,
dalam hal ini mencakup baik dari lingkungan dalam arti sempit (keluarga, sekolah)
maupun dalam arti kata luas (masyarakat, kebudayaan). Timbul dan tumbuhnya
kreativitas dan selanjutnya berkembangnya suatu kreasi yang diciptakan oleh seseorang
individu tidak dapat luput dari pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat
individu itu hidup dan bekerja (Selo Soemardjan 1983)
Tetapi ini tidak cukup, masyarakat dapat manyediakan berbagai kemudahan,
sarana dan prasarana untuk menumbuhkan daya cipta anggotanya, tetapi akhirnya semua
kembali pada bagaimana individu itu sendiri, sejauh mana ia merasakan kebutuhan dan d
orongan untuk bersibuk diri secara kretif, suatu pengikatan untuk melibatkan diri dalam
suatu kegiatan lreatif, yang mungkin memerlukan waktu lama. Hal ini menyangkut
motivasi internal.
Kreativitas agar dapat terwujud diperlukan dorongan dari individu (motivasi
intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)
a. Motivasi Intrinsik dari Kreativitas
Setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan mewujudkan potensinya,
mewujudkan dirinya, dorongan berkembang menjadi matang, dorongan
mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitasnya.
Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu
membentuk hubungan-hubungan baru denganlingkungannya dalam upaya manjadi
dirinya sepenuhnya. (Rogers dan Vernon 1982).
b. Kondisi eksternal yang mendorong perilaku kreatifitas.
Kretaivitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk
tumbuh, bibit unggul memerlukan kondisi yang memupuk dan memungkinkan bibit
itu mengembangkan sendiri potensinya.
Mewujudkan Profesionalisme Page 26
RANGKUMAN
1. Profesi, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan
nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Profesional, adalah orang yang
mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan
mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang
yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam
suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang
sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang.
2. Konsep dasar profesionalisme adalah kunci dalam suatu profesi, karena hal inilah yang
mendasari seseorang untuk bisa menjadi profesional dalam menjalankan profesi yang
dimiliki. dari banyaknya manfaat bagi karyawan dan organisasi yang bisa didapatkan dari
pemberdayaan.
3. pemberdayaan pribadi menjadi sesuatu hal yang penting, karena di dalam menghadapi era
persaingan dan pelayanan, setiap organisasi membutuhkan karyawan berkepribadian
yang cepat tanggap dan mandiri sehingga organisasi mempunyai keunggulan kompetitif
melalui sumber daya manusianya.
4. Pemberdayaan yang sesungguhnya mencakup perubahan dalam : Pola Pikir, Hubungan,
Struktur Organisasi.
5. Ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu faktor individu: Usaha (effort),
Abilities, Role atau Task Perception, Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
kinerja adalah kondisi fisik, peralatan, waktu, materil, pendidikan, supervisi, desain
organisasi, pelatihan dan keberuntungan.
6. Standar kompetensi profesi adalah suatu ukuran yang bernilai tetap dan baku yang
digunakan untuk mengukur pekerja dalam bidang pekerjaan keahlian tertentu apakah
mampu, berpengetahuan cukup, terampil dan memiliki sikap yang memungkinkan untuk
melaksanakan keahliannya dengan efektif.
7. kompetensi mencakup: Kompetensi Teknis, pengetahuan dan keahlian, Kompetensi
Konseptual, Kompetensi untuk hidup dalam ketergantungan kemampuan.
8. Manfaat standar dalam dunia perusahaan, standar kompetensi dimanfaatkan sebagai alat
manajemen, dalam hal : Menentukan organisasi kerja dan perencanaan jabatan,
Mewujudkan Profesionalisme Page 27
Membantu dalam evaluasi/penilaian karyawan dan pengembangannya, Membantu dalam
merekrut tenaga kerja, Mengembangkan program pelatihan yang khas/spesifik sesuai
dengan kebutuhan perusahaan.
9. karir adalah suatu rangkaian atau pekerjaan yang dikerjakan seseorang dalam kurun
waktu tertentu yang berkaitan dengan sikap, nilai, perilaku dan motivasi dalam
individu. Jalur karir: pola yang tersusun, yang akan membentuk karir seseorang. Sasaran
karir: Jabatan-jabatan dimasa yang akan dating yang diusahakan untuk dicapai oleh
seseorang sebagai bagian dari karirnya.Perencanaan karir: proses dimana seseorang
memilih tujuan-tujuan karirnya dan memilih cara/pola untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengembangan karir: terdiri atas pengembangan diri yang dilakukan sesorang untuk
mencapai rencana karirnya tersebut.
10. Bentuk-bentuk Pengembangan Karir:Pendidikan dan Pelatihan dan Mutasi.
11. Bentuk-Bentuk Promosi,Promosi sementara, Promosi Tetap, Promosi Kecil,Promosi
Kering, Demosi.
12. Kata kreatif berasal dari bahasa inggris “create” yg berarti menciptakan, creation artinya
ciptaan. Kemudian kata tersebut diadopsi kedalam bahasa Indonesia yaitu kreatif.yg
memiliki kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yg baru. Sedangkan
proses kreatif disebut kreatifitas.
13. Kata inovatif berasal dari kata bahasa inggis “innovate” yg artinya memperkenalkan
sesuatu yg baru sedangkan innovative berarti bersifat memperbarui. Kemudian kata
“innovate” dan “innovative” yg merupakan bahasa Indonesia dgn mengalami perubahan
penulisan manjadi “inovatif” yg berarti bersifat memperkenalkan suatu yg baru.
Sedangkan orang yg melakukan pembaharuan disebut “innovator”.Inovatif yaitu Usaha
seseorang dengan mendayagunakan pemikiran, kemampuan imajinasi, berbagai stimulan,
dan individu yang mengelilinginya—dalam menghasilkan produk baru, baik bagi dirinya
sendiri ataupun lingkungannya.”
14. Proses inovasi melibatkan lima tahap/unsur yaitu:Kebutuhan, Ide, Adopsi, Implementasi,
Sumber-sumber.
15. Kreativitas agar dapat terwujud diperlukan dorongan dari individu (motivasi intrinsik)
maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik).
Mewujudkan Profesionalisme Page 28
SOAL
1) Jelaskan definisi Profesionalisme, profesional, profesi dan profesionalisasi?
2) Jelaskan kompetensi yang mendukung kualitas profesional?
3) Dalam kaitanya dengan pengembangan karir, hal-hal apa saja yang diinginkan karyawan
dalam mengembangkan karirnya?
4) Faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi kinerja?
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2001), Edisi III, hal. 897.
Sjafri Sairin, Membangun Profesionalisme Muhammadiyah, (Yogyakarta: Lembaga
Pengembangan Tenaga Profesi [LPTP], 2003), hal 37.
Sumardi, Pengaruh Pengalaman Terhadap Profesionalisme Serta Pengaruh Profesionalisme
Terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja, Tesis, Undip, 2001.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka. Edisi III, hal. 897.
Arikunto, Suharsimi, 1993. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: Rineka Cipta.
hal. 233.
Anwar Jasin, Pengembangan Profesionalisme Guru dalam rangka Peningkatan Mutu Sumber
Daya Manusia, dalam M. Dawam Raharjo, [ed.], Keluar dari Kemelut Pendidikan
Nasional, Menjawab Tantangan Kualitas Sumber Daya Manusia Abad 21, (Jakarta:
Intermasa, 1997), hal. 35-34.
Armstrong, M. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Stratejik : Panduan praktis untuk
bertindak. Jakarta : Penerbit PT Bhuana Ilmu Komputer.
Covey, S.R. 1997. Kepemimpinan yang berprinsip. Jakarta : Binarupa Aksara.
Mewujudkan Profesionalisme Page 29
GLOSARIUM
isoterik = tidak dimiliki sembarang orangKlien = seseorang yang menggunakan layanan dari seorang atau sebuah organisasimoral community = masyarakat moralProfesion = jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlianimage profesion = citra pegawai Performance = kinerja Effort = usaha Ability = kemampuanAttitude = sikap knowledge = pengetahuan skill = keterampilan.Human = manusiaSituation = situasi Standar = ukuranKompetensi = kemampuan melaksanakan tugas-tugasKomprehensif = menyeluruhPerspektif = sudut pandang manusia dalam memilih opiniSelf Image = Citra pribadi social role = Peran masyarakat trait = Sifat-sifat dasar Stakeholder = kelompok atau individu yang dukungannya diperlukan demi kesejahteraan
dan kelangsungan hidup organisasi. Employee = pegawaiTraining = Pelatihan Education = pendidikan Upah/gaji = pendapatan.Creation = ciptaanProgresif = ke arah kemajuan atau berhaluan ke arah perbaikan keadaan sekarangKonvergen = memusatkan pikiran untuk menemukan penyelesaian tertentu dari suatu
masalah.Divergen = mencari beberapa kemungkinan atau alternative penyelesaianPassionate = suka menentang Inovatif = Usaha pengenalan cara baru motivasi intrinsic = dorongan dari individu itu sendirimotivasi ekstrinsik = dorongan dari lingkungan.
Mewujudkan Profesionalisme Page 30