mewujudkan profesionalisme

44
MEWUJUDKAN PROFESIONALISME Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa mampu menjelaskan Profesionalisme, Profesional, Profesi dan Profesionalisasi, tanggung jawab seorang profesional. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan pemberdayaan pribadi untuk meningkatkan kinerja. 3. Mahasiswa mampu menjelaskan standar kompetensi sesuai profesi 4. Mahasiswa mampu menjelaskan pengembangan karir 5. Mahasiswa mampu menjelaskan kreativitas dan inovasi. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini dirancang untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai teori-teori profesionalisme yang diperlukan secara efektif dan efisien guna meningkatkan produktifitas kerja. Pengetahuan yang harus diketahui mahasiswa meliputi : Pengertian Profesionalisme, Profesional, Profesi dan Profesionalisasi, Pemberdayaan pribadi untuk meningkatkan kinerja, Standar kompetensi sesuai profesi, Pengembangan karir, Kreativitas dan inovasi. A. Profesionalisme 1) Pengertian Profesionalisme Mewujudkan Profesionalisme Page 1

Upload: khoirul-anam

Post on 28-Dec-2015

290 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bahan ajar untuk mahasiswa Administrasi Niaga

TRANSCRIPT

Page 1: Mewujudkan Profesionalisme

MEWUJUDKAN PROFESIONALISME

Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu menjelaskan Profesionalisme, Profesional, Profesi dan

Profesionalisasi, tanggung jawab seorang profesional.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan pemberdayaan pribadi untuk meningkatkan kinerja.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan standar kompetensi sesuai profesi

4. Mahasiswa mampu menjelaskan pengembangan karir

5. Mahasiswa mampu menjelaskan kreativitas dan inovasi.

Deskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah ini dirancang untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai teori-

teori profesionalisme yang diperlukan secara efektif dan efisien guna meningkatkan produktifitas

kerja. Pengetahuan yang harus diketahui mahasiswa meliputi : Pengertian Profesionalisme,

Profesional, Profesi dan Profesionalisasi, Pemberdayaan pribadi untuk meningkatkan kinerja,

Standar kompetensi sesuai profesi, Pengembangan karir, Kreativitas dan inovasi.

A. Profesionalisme

1) Pengertian Profesionalisme

a) Longman, 1987 Profesionalisme adalah tingkah laku, keahlian atau kualitas dan

seseorang yang professional.

b) Pamudji, 1985 Profesionalisme memiliki arti lapangan kerja tertentu yang diduduki oleh

orang-orang yang memiliki kemampuan tertentu pula.

c) Kamus Besar Indonesia, profesionalisme mempunyai makna; mutu, kualitas, dan tindak

tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau yang profesional. Profesionalisme

merupakan sikap dari seorang profesional.

Profesionalisme adalah sikap mental, sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara

pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada atau

dilakukan oleh seorang dan kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik

dan benar dan juga komitmen dari para anggota dari suatu profesi untuk senantisa

mewujudkan dan meningkatkan kemampuan kualitas profesionalnya.

Mewujudkan Profesionalisme Page 1

Page 2: Mewujudkan Profesionalisme

Gambar 1: profesionalisme pekerjaanSumber : blog.catallya.com

Setiap pekerjaan hendaklah dikerjakan oleh seseorang yang mempunyai keahlian dalam

bidangnya atau profesinya. Menurut Supriadi, penggunaan istilah profesionalisme menunjuk

pada derajat penampilan seseorang sebagai profesional atau penampilan suatu pekerjaan

sebagai suatu profesi, ada yang profesionalismenya tinggi, sedang dan rendah.

Profesionalisme juga mengacu kepada sikap dan komitmen anggota profesi untuk bekerja

berdasarkan standar yang tinggi dan kode etik profesinya.

2) Pengertian Profesional

a. Prof. Soempomo Djojowadono (1987),

Professional adalah Mempunyai sistem pengetahuan yang isoterik (tidak dimiliki

sembarang orang), Ada pendidikannya dan latihannya yang formal dan ketat, Membentuk

asosiasi perwakilannya. Ada pengembangan Kode Etik yang mengarahkan perilaku para

anggotanya.

b. Prof. Edgar Shine

Professional adalah Bekerja sepenuhnya (full time) berbeda dengan amatir yang

sambilan, Mempunyai motivasi yang kuat. Mempunyai pengetahuan (science) dan

keterampilan (skill), Membuat keputusan atas nama klien (pemberi tugas), Berorientasi

pada pelayanan ( service orientation ).

Profesional sendiri mempunyai arti seorang yang memiliki keterampilan,

kemampuan, kehandalan dan sangat bertanggung jawab dalam menjalankan tugas

(Profesinya) dengan baik dengan ciri-ciri:

Mewujudkan Profesionalisme Page 2

Page 3: Mewujudkan Profesionalisme

a. Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.

b. Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.

c. Hidup dari situ.

d. Bangga akan pekerjaannya.

Contoh:

Seorang yang profesional akan mampu menghadapi permasalahan dalam pekerjaannya

dengan baik.

Setiap perusahaan memiliki standar kerja terhadap pegawai-pegawainya.

Setiap profesi memiliki kode etiknya masing-masing.

Aplikasi:

Sikap seorang guru yang profesional adalah guru yang mampu menjadi contoh yang baik

bagi muridnya. Misalnya guru tersebut disiplin, selalu datang tepat waktu sehingga siswa-

siswi akan mencotoh sikap dari guru tersebut. Seorang guru yang profesional juga harus adil

dalam memberikan penilaian terhadap setiap siswanya.

Gambar 2 : pekerjaan yang dilakukan seseorang sesuai dengan bidangnya secara profesional.sumber: www.suarapembaruan.com

3) Pengertian Profesi

1. K. BERTENS Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang

memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama.

2. Sanusi et all (1991) mengatakan bahwa profesi adalah: Suatu jabatan yang memiliki

fungsi dan signifikan yang menentukan (erusial).

Mewujudkan Profesionalisme Page 3

Page 4: Mewujudkan Profesionalisme

3. SCHEIN, E.H (1962) Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang

membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang

khusus di masyarakat.

4. DE GEORGE Profesi, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok

untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.

Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau

keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan “profesi” selalu dikaitkan dengan pekerjaan

atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua pekerjaan atau jabatan

dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para pemangkunya. Profesi

mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya. Hal ini

mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat

dipegang oleh sembarang orang, akan tetapi memerlukan suatu persiapan melelui pendidikan

dan pelatihan yang dikembangkan khusus profesi itu. Adapun Karakter Profesi sebagai

berikut:

1. Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.

keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang

bertahun-tahun

2. Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).

3. Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.

4. Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.

5. Ada standar kerja yang baku dan jelas.

6. Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan program

pendidikan yang baik.

7. Ada organisasi yang memadai pelakunya untuk mempertahankan dan memperjuangkan

eksistensi dan kesejahteraannya.

8. Ada kaidah dan standar moral yang sangat tinggi

etika dan kode etik yang mengatur prilaku para pelakunya dalam memperlakukan

kliennya. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik

profesi.

9. Ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan baku .

Mewujudkan Profesionalisme Page 4

Page 5: Mewujudkan Profesionalisme

10. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus

meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.

11. Ada pengakuan masyarakat (profesional penguasa dan awam) terhadap pekerjaan itu

sebagai suatu profesi mempunyai status profesional. ( Sardiman, 2007:164).

12. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan

dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan,

keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi

harus terlebih dahulu ada izin khusus.

13. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

Gambar 3: bentuk Profesi dokter dan dosen dengan segala aktivitasnya.Sumber : www.suarapembaruan.com

Contoh dari setiap profesi dari segala bidang:

Ekonomi: akuntan, ekonom.

Bahasa: translator.

Kesehatan: dokter dan perawat.

Seni: pelukis, pemahat.

Pendidikan: guru dan dosen.

Aplikasi:

Untuk mendapat pekerjaan sebagai dokter atau berprofesi sebagai dokter, maka orang

tersebut harus memiliki pendidikan dalam bidang kedokteran. Dia harus melawati proses

Mewujudkan Profesionalisme Page 5

Page 6: Mewujudkan Profesionalisme

pelatihan dan pendidikan untuk menjadi seorang dokter sampai lembaga yang melatihnya

menyatakan dia telah lulus sebagai dokter dan memiliki izin praktek.

4) Pengertian Profesionalisasi

Dari segi bahasa: Profesionalisasi berasal dari kata professionalization yang berarti

kemampuan profesional.

Dedi Supriadi (1998) mengartikan profesionalisasi sebagai pendidikan prajabatan

dan/atau dalam jabatan. Proses pendidikan dan latihan ini biasanya lama dan intensif.

Menurut Eric Hoyle (1980) konsep profesionalisasi mencakup dua dimensi yaitu :”the

improvement of status and the improvement of practice”. Peningkatan status dan

peningkatan pelatihan.

Profesionalisasi adalah suatu proses pendidikan atau pelatihan untuk memiliki

kemampuan professional dan peningkatan profesi dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan.

Contoh :

Belajar atau memperoleh pendidikan dalam jenjang perguruan tingg, begitu lulus maka akan

memilki gelar sebagai suatu arahan kepada profesi di bidanganya.

Aplikasi:

Untuk menjadi seorang guru ekonomi maka seseorang harus kuliah di jurusan pendidikan

ekonomi, lalu mengambil pelatihan profesi keguruan di universitasnya dengan begitu dia

dapat dikatakan sebagai seorang professional karena telah diakui oleh lembaga tertentu.

Gambar 4: Profesionalisasi Profesi Dokter melalui pendidikan sistem kurikulum berbasis kompetensi.Sumber : www.rsudpekanbaru.com

Mewujudkan Profesionalisme Page 6

Page 7: Mewujudkan Profesionalisme

5) Kualitas profesionalisme

Seseorang yang memiliki jiwa profesionalisme senantiasa mendorong dirinya untuk

mewujudkan kerja-kerja yang profesional. Kualitas profesionalisme didukung oleh lima

kompetensi sebagai berikut :

1. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar ideal.

Seseorang yang memiliki profesionalisme tinggi akan selalu berusaha mewujudkan

dirinya sesuai dengan piawai yang telah ditetapkan. Ia akan mengidentifikasi dirinya

kepada sesorang yang dipandang memiliki piawaian tersebut. Yang dimaksud dengan

“piawai ideal” ialah suatu perangkat perilaku yang dipandang paling sempurna dan

dijadikan sebagai rujukan.

2. Meningkatkan dan memelihara citra pegawai (image profesion) yang professional.

Profesionalisme yang tinggi ditunjukkan oleh besarnya keinginan untuk selalu

meningkatkan dan memelihara imej profesion melalui perwujudan perilaku profesional.

Perwujudannya dilakukan melalui berbagai-bagai cara misalnya penampilan, cara

percakapan, penggunaan bahasa, sikap tubuh badan, sikap hidup harian, hubungan

dengan individu lainnya.

3. Keinginan untuk sentiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional yang dapat

meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampiannya.

4. Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesinya sebagai pegawai.

Profesionalisme ditandai dengan kualitas derajat rasa bangga akan profesi yang

dipegangnya. Dalam hal ini diharapkan agar seseorang itu memiliki rasa bangga dan

percaya diri akan profesinya.

5. Memiliki kebanggaan terhadap profesinya sebagai pegawai.

Kebanggaan yang ditunjukkan dengan kebanggan masa lalu, berdedikasi tinggi terhadap

tugasnya sekarang dan menyakini potensi diri bagi perkembangan dimasa yang akan

datang.

Mewujudkan Profesionalisme Page 7

Page 8: Mewujudkan Profesionalisme

6) Tanggung Jawab Seorang Profesional

Seorang professional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab

yang dipercayakan kepadanya. Adapun tanggung jawab seorang professional sebagai berikut:

1. Tanggung Jawab Pribadi.

Tanggung jawab pribadi tercermin dari kemampuan mewujudkan dirinya sebagai pribadi

yang mandiri, mengelola diri, mengendalikan diri dan menghargai serta mengembangkan

dirinya.

2. Tanggung Jawab Sosial.

Tanggung Jawab Sosial melalui kemampuan dalam memahami diri sebagai bagian yang

tak terpisahkan dari lingkungan social, serta memiliki kemampuan yang interaktif.

3. Tanggung Jawab Intelektual.

Tanggung Jawab Intelektual diwujudkan melalui penguasaan pengetahuan dan

keterampilan yang diperlukan untuk menunjang tugas-tugasnya.

4. Tanggung Jawab moral dan spiritual.

Tanggung Jawab moral dan spiritual diwujudkan melalui penampilan sebagai makhluk

yang beragama dimana perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma agama dan

moral.

B. Pemberdayaan pribadi untuk meningkatkan kinerja

pemberdayaan pribadi menjadi sesuatu hal yang penting, karena di dalam menghadapi era

persaingan dan pelayanan, setiap organisasi membutuhkan karyawan berkepribadian yang

cepat tanggap dan mandiri sehingga organisasi mempunyai keunggulan kompetitif melalui

sumber daya manusianya. Organisasi yang mengupayakan pemberdayaan, pada dasarnya

mudah diajak berusaha, karena seluruh pola kerjanya diarahkan pada sikap penuh tanggung

jawab.

Gambar 5 : Pemberdayaan pegawaiSumber : www.pnpm-alu.org

Mewujudkan Profesionalisme Page 8

Page 9: Mewujudkan Profesionalisme

1) Definisi dari Pemberdayaan

a. Pemberdayaan menurut Webster dalam Oxford English Dictionary diartikan sebagai

member kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas kepada

pihak lain sebagai upaya untuk memberi kemampuan atau keberdayaan.

b. Menurut Cook dan Steve (1996:IX) Pemberdayaan adalah merupakan perubahan

yang terjadi pada falsafah manajemen, yang dapat membantu menciptakan suatu

lingkungan dimana setiap individu dapat menggunakan kemampuan dan energinya

untuk meraih tujuan organisasi.

c. Menurut Nisjar (1995:11) Pemberdayaan berarti pendelegasian wewenang

(pemberian wewenang, sehingga diharapkan organisai lebih fleksibel, inovatif,

kreatif, etos kerja tinggi yang pada akhirnya produktifitas organisasi menjadi

meningkat).

2) Tujuan Perlu Adanyanya Pemberdayaan pribadi

1. Untuk memunculkan potensi dalam diri seseorang dan memaksimalkannya sehingga

seseorang menjadi mandiri dan meningkat kinerjanya, yang pada akhirnya

memberikan nilai manfaat diri sendiri dan organisasi.

2. Membantu seseorang untuk merasa bahwa kontribusi mereka mempunyai arti, bahwa

mereka berkompeten dan mereka mempunyai pilihan terhadap apa yang

dikerjakannya.

3. Menambah motivasi dan produktivitas kerja, sebab pemberdayaan sangat membantu

meningkatkan partisipasi karyawan secara lebih efektif dan membuat segala sesuatu

bisa terlaksana dengan baik.

4. Pemberdayaan mengajarkan seseorang bagaimana membuat keputusan dan menerima

tanggung jawab terhadap hasil. Dengan pemberdayaan, dipastikan bahwa organisasi

akan mampu mendapatkan dan mempertahankan karyawannya yang memiliki

kualitas, keterampilan, pengetahuan dan kemampuan serta mempekerjakan karyawan

secara efisien dan efisien.

Mewujudkan Profesionalisme Page 9

Page 10: Mewujudkan Profesionalisme

3) Perubahan dalam pemberdayaan.

Cynthia D. Scott dan Dennis T. Jaffe, menekankan bahwa pemberdayaan yang

sesungguhnya mencakup perubahan dalam :

1. Pola Pikir

Karyawan menggunakan pendekatan tanggung jawab dan manajemen diri terhadap

kerja mereka.

2. Hubungan

Hubungan tim sangatlah penting dan mencakup semangat saling tergantung dan

kerjasama, komunikasi yang efektif, baik memberi maupun menerima masukan, dan

fokus pada proses dan bobotnya. Membangun kepercayaan sesuai dengan prinsip

pemberdayaan juga penting, karena kepercayaan adalah sebuah keharusan bagi

organisasi masa kini yang terbuka, yang melakukan pemberdayaan, dan yang berada di

pasar yang sangat kompetitif.

3. Struktur Organisasi

Kebijakan, praktik dan insentif yang diterapkan sesuai dengan nilai pemberdayaan.

4) Kinerja

Pengertian Kinerja

1. Menurut The Scribner – Bantam English Dictionary, kinerja ( Performance) adalah

hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu

organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab, Masing-masing dalam

upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hokum

dan sesuai dengan moral maupun etika.

2. Menurut Bernadin dan Russel kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang

diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun

waktu tertentu. Dan juga mengartikan kinerja sebagai tingkat kecakapan seseorang

pada tugas-tugas yang mencakup pada pekerjaanya. Pengertian tersebut menunjukan

pada bobot kemampuan individu didalam memenuhi ketentuan-ketentuan yang ada

didalam pekerjaanya.

Mewujudkan Profesionalisme Page 10

Page 11: Mewujudkan Profesionalisme

3. Mangkunegara (2000:67) mengatakan pengertian kinerja adalah: “Hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Dari pendapat-pendapat di atas, dapat diambil suatu pengertian bahwa kinerja

merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan

kepadanya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Kinerja dapat digunakan sebagai ukuran

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang telah dicapai oleh seorang karyawan atau

pegawai dalam rangka melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang telah

dibebankan kepadanya dengan tujuan untuk memperbaiki prestasi organisasi.

Gambar 6 : kinerja karyawan dalam sebuah organisasi jasa.Sumber : sopendi11.blogspot.com

5) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Byars dan Rue dalam tulisan Sutrisno (2009) mengemukakan ada dua faktor yang

mempengaruhi kinerja, yaitu faktor individu dan faktor lingkungan.

a. Faktor-faktor individu

1. Usaha (effort), yang menunjukan sejumlah energi fisik dan mental yang digunakan

dalam menyelenggarakan gerakan tugas.

2. Abilities, yaitu sifat-sifat personal yang diperlukan untuk melaksanakan suatu

tugas.

3. Role atau Task Perception, yaitu segala perilaku dan aktivitas yang dirasa perlu

oleh individu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

b. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kinerja adalah

1. kondisi fisik

Mewujudkan Profesionalisme Page 11

Page 12: Mewujudkan Profesionalisme

2. peralatan

3. waktu

4. materil

5. pendidikan

6. supervisi

7. desain organisasi

8. pelatihan dan keberuntungan.

Faktor-faktor lingkungan ini tidak langsung menentukan kinerja seseorang tetapi

mempengaruhi faktor-faktor individu. Dapat dilihat bahwa perilaku seseorang dalam

organisasi merupakan hasil dari interaksi berbagai variabel yaitu individual dan

situasional.

Adapun menurut Mangkunegara (2000:67) adalah faktor yang mempengaruhi

kinerja karyawan yaitu meliputi kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation).

1. Faktor kemampuan

Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ)

dan kemampuan reality (knowledge + skill ). Artinya pegawai yang memiliki IQ diatas

rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil

dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari maka ia akan lebih mudah untuk mencapai

kinerja yang diharapkan.

2. Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi

(situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang

terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja)

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan dipengaruhi

oleh faktor internal maupun faktor eksternal seorang karyawan. Faktor eksternal tersebut

sangat erat kaitannya dengan situasi atau kondisi kerja pada suatu perusahaan atau organisasi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis, (1994: 484), yang merumuskan bahwa:

Human Performance = Ability – Motivation.

Motivation = Attitude – Situation.

Ability = Knowledge – Skill.

Mewujudkan Profesionalisme Page 12

Page 13: Mewujudkan Profesionalisme

C. Standar kompetensi profesi

1. Pengertian kompetensi

Kata “standar” diartikan sebagai ukuran atau patokan yang disepakati. Sedangkan

kata “kompetensi” adalah kemampuan melaksanakan tugas-tugas di tempat kerja yang

mencakup penerapan keterampilan yang didukung oleh pengetahuan dan sikap sesuai

dengan  kondisi yang disyaratkan.

Dari pengertian kedua kata tersebut, maka standar kompetensi diartikan sebagai suatu

ukuran atau patokan tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang harus dimiliki

oleh seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan kondisi kerja

yang dipersyaratkan.

Standar kompetensi profesi adalah suatu ukuran yang bernilai tetap dan baku yang

digunakan untuk mengukur pekerja dalam bidang pekerjaan keahlian tertentu apakah

mampu, berpengetahuan cukup, terampil dan memiliki sikap yang memungkinkan untuk

melaksanakan keahliannya dengan efektif.

2. Komponen kompetensi

Covey, Roger dan Rebecca Merrill (1994) menyatakan pula bahwa kompetensi

mencakup:

1. Kompetensi Teknis, pengetahuan dan keahlian:

Untuk mengetahui hasil yang telah disepakati, kemampuan untuk memikirkan

persoalan dan mencari alternative baru.

2. Kompetensi Konseptual:

Kemampuan melihat gambar besar, untuk menguji berbagai pengandaian, dan

mengubah perspektif.

3. Kompetensi untuk hidup dalam ketergantungan kemampuan:

Guna berinteraksi secara efektif dengan orang lain, termasuk kemampuan mendengar,

berkomunikasi, mendapat alternative lain, menciptakan kesepakatan menang-menang,

dan berusaha mencapai solusi alternative lain.

Adapun cakupan kompetensi yang lebih komprehensif terdiri dari:

Mewujudkan Profesionalisme Page 13

Page 14: Mewujudkan Profesionalisme

a) Motif (Motive): kebutuhan dasar seorang yang mengarahkan cara berpikir dan

bersikap.

b) Sifat-sifat dasar (trait): menentukan cara seseorang bertindak /bertingkah laku.

c) Citra pribadi (Self Image): pandangan seseorang terhadap identitas dan kepribadianya

sendiri atau Inner-self

d) Peran masyarakat (social role): bagaimana seseorang melihat dirinya dalam

interaksinya dengan orang lain atau outer self.

e) Pengetahuan (Knowledge) yang dapat dimanfaatkan dalam tugas/pekerjaan tertentu.

f) Keterampilan (Skill) kemampuan teknis untuk melakukan sesuatu dengan baik.

Dengan dikuasainya Kompetensi oleh seseorang, maka orang tersebut mampu:

1. Mengerjakan suatu tugas/pekerjaan (task skill).

2. Mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan (task management

skill).

3. Menyelesaikan masalah yang ada dan apa yang harus dilakukan, bilamana terjadi

sesuatu keadaan yang berbeda dengan rencana semula (contingency management

skill)

4. Menghadapi tanggung jawab dan harapan dari lingkungan kerja termasuk

bekerjasama dengan orang lain (job environment skill).

5. Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau

melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda (transfer skill / adaption skill).

3. Faktor-Faktor yang mendukung Standar Kompetensi

Faktor-Faktor yang mendukung Standar Kompetensi adalah:

1. Pengetahuan dan keterampilan untuk mengerjakan suatu tugas dalam kondisi normal

ditempat kerja.

2. Kemampuan mentransfer dan menerapkan kemampuan dan pengetahuan pada situasi

dan lingkungan yang berbeda.

3. Standar kompetensi tidak berarti bila hanya terdiri dari kemampuan menyelesaikan

tugas/pekerjaan saja, tetapi dilandasi pula dengan bagaimana dan mengapa tugas itu

dikerjakan.

Mewujudkan Profesionalisme Page 14

Page 15: Mewujudkan Profesionalisme

Berdasarkan hal tersebut hendaknya pimpinan mempunyai tiga kompetensi penting

antara lain:

1. Pemikiran strategis

Yaitu kemampuan memahami kecenderungan perubahan lingkungan yang cepat,

peluang pasar, ancaman kompetisi, kekuatan dan kelemahan organisasi serta sanggup

mengidentifikasi respons strategis terhadap semua tantangan secara optimal.

2. Kepemimpinan dalam perubahan.

Yaitu kemampuan mengkomunikasikan visi stategis organisasi kepada seluruh pihak

yang terkait (Stake-holder) agar tercipta komitmen dan motivasi. Bertindak sebagai

penggerak inovasi sehingga mampu mengalokasi sumber daya organisasi secara

optimal guna mengantisipasi perubahan.

3. Manajemen hubungan

Yaitu kemampuan membina/mempengaruhi hubungan ditengah-tengah kompleksnya

jaringan kerja dengan mitra usaha, pelanggan, serikat buruh, Lembaga Swadaya

Masyarakat, dll.

Gambar 7 : salah satu upaya peningkatan kompetensi memalui pelatihan.Sumber : sopendi11.blogspot.com

4. Manfaat Standar Kompetensi

Manfaat standar dalam dunia perusahaan, standar kompetensi dimanfaatkan sebagai alat

manajemen, dalam hal :

1. Menentukan organisasi kerja dan perencanaan jabatan.

2. Membantu dalam evaluasi/penilaian karyawan dan pengembangannya..

Mewujudkan Profesionalisme Page 15

Page 16: Mewujudkan Profesionalisme

3. Membantu dalam merekrut tenaga kerja.

4. Mengembangkan program pelatihan yang khas/spesifik sesuai dengan kebutuhan

perusahaan.

D. Pengembangan Karir

1) Pengertian

a) karir

Menurut Glueck (1997 :134) karir adalah urutan pengalaman yang berkaitan dengan

pekerjaan yang dialami  seseorang  selama masa  kerjanya.  Menurut Simamora

(2001:505) karir adalah “ Urutan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan

dan perilaku-perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi seseorang selama  rentang  hidup orang 

tersebut”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karir adalah suatu rangkaian atau

pekerjaan yang dikerjakan  seseorang  dalam  kurun  waktu  tertentu  yang  berkaitan

dengan  sikap, nilai, perilaku dan motivasi dalam individu.

b) Jalur karir: pola yang tersusun, yang akan membentuk karir seseorang.

c) Sasaran karir: Jabatan-jabatan dimasa yang akan dating yang diusahakan untuk

dicapai oleh seseorang sebagai bagian dari karirnya.

d) Perencanaan karir: proses dimana seseorang memilih tujuan-tujuan karirnya dan

memilih cara/pola untuk mencapai tujuan tersebut.

e) Pengembangan karir: terdiri atas pengembangan diri yang dilakukan sesorang untuk

mencapai rencana karirnya tersebut.

Gambar 8 : Employee Taining sebagai upaya pengembangan karir.Sumber : ethicw.blogspot.com

Mewujudkan Profesionalisme Page 16

Page 17: Mewujudkan Profesionalisme

Pengembangan karir sangat membantu karyawan dalam menganalisis kemampuan

dan minat mereka untuk dapat disesuaikan dengan kebutuhan SDM sejalan dengan

pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Pengembangan karir juga merupakan hal

yang penting dimana manajemen dapat meningkatkan produktivitas, menungkatkan sikap

kerja, menciptakan kepuasan kerja juga mencapai tujuan perusahaan.

1. Menurut T. Hani Handoko (2003 : 123), bahwa: Pengembangan karir merupakan

peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu

rencana karir.

2. Menurut Veithzal Rivai (2009:274) bahwa: pengembangan karir adalah proses

peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka mencapai karir yang

diinginkan.

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan karir

merupakan suatu proses dalam peningkatan dan penambahan kemampuan seseorang

karyawan yang dilakukan secara formal dan berkelanjutan untuk mencapai sasaran dan

tujuan karirnya.

2) Tujuan dan Manfaat Pengembangan Karir

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara yang diterjemahkan dari Fubrin J.Andrew

(2005: 77-78), tujuan dan manfaat pengembangan karir adalah :

a) Membantu dalam Pencapaian Tujuan Individu dan Perusahaan.

Pengembangan karir membantu pencapaian tujuan perusahaan dan tujuan individu.

Seorang karyawan yang sukses dengan kinerja sangat baik kemudian menduduki

posisi jabatan yang lebih tinggi, hal ini berarti tujuan perusahaan dan tujuan invidu

tercapai.

b) Menunjukan Hubungan Kesejahteraan Karyawan.

Perusahaan merencanakan karir karyawan dengan meningkatkan kesejahteraannya

agar karyawan lebih tinggi loyalitasnya.

c) Membantu Karyawan Menyadari Kemampuan Potensi Mereka

Pengembangan karir membantu menyadarkan karyawan akan kemampuannya untuk

menduduki suatu jabatan tertentu sesuai dengan potensi dan keahliannya.

Mewujudkan Profesionalisme Page 17

Page 18: Mewujudkan Profesionalisme

d) Memperkuat Hubungan antara Karyawan dan Perusahaan

Pengembangan karir akan memperkuat hubungan dan sikap karyawan terhadap

perusahaanya.

e) Membuktikan Tanggung Jawab sosial

Pengembangan karir merupakan suatu cara menciptakan iklim kerja yang positif dan

karyawan menjadi lebih bermental sehat.

f) Membantu memperkuat Pelaksanaan Program-program Perusahaan.

Pengembangan karir akan membantu program-program perusahaan lainnya agar

tujuan perusahaan tercapai.

g) Mengembangkan karyawan dengan kapasitas kerja

h) Mengurangi kesempatan kerja ditempat lain

i) Memberikan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan karyawan.

j) Membantu terwujudnya rencana kerja yang jelas.

3) Bentuk-bentuk Pengembangan Karir.

Bentuk-bentuk Pengembangan Karir menurut Bambang Wahyudi (2007 : 166) ini terdiri

dari :

1) Pendidikan dan Pelatihan.

2) Mutasi.

1) Pendidikan dan Pelatihan.

Pendidikan dan pelatihan merupakan usaha meningkatkan kemampuan kerja yang

dimiliki karyawan dengan cara menambah pengetahuan dan keterampilanya. Pendidikan

menekankan pada penekanan keahlian teoritis, konseptual, dan moral karyawan,

sedangkan pelatihan lebih menekankan pada peningkatan keterampilan teknik

pelaksanaan karyawan. Pelatihan (training) yang diberikan kepada karyawan operasional,

sedangkan pendidikan (education) diberikan kepada karyawan manajerial.

Mewujudkan Profesionalisme Page 18

Page 19: Mewujudkan Profesionalisme

Gambar 9 : pelatihan sebagai upaya pengembangan karir.Sumber : lp3.ub.ac.id

2). Mutasi.

Mutasi atau yang dikenal dengan mutasi personal diartikan sebagai perubahan

posisi/jabatan/pekerjaantempat kerja dari seorang tenaga kerja yang dilakukan baik

secara vertikal maupun horizontal.

Mutasi secara vertical mengandung arti bahwa tenaga kerja yang bersangkutan

dipindahkan pada posisi/jabatan/pekerjaan yang lebih tinggi dari sebelumnya, yang

biasanya diikuti dengan perubahan, dari wewenang dan tanggung jawabnya, status,

kekuasaan, dan pendapat baik ke tinggi yang lebih tinggi maupun tingkat yang lebih

rendah.

Sedangakan mutasi horizontal mengandung arti terjadinya perubahan

posisi/jabatan/pekerjaan/tempat namun masih dalam level/tingkat yang sama, (yang

berubah hanyalah bidang tugas atau areal tempat tugasnya) yang di ikuti dengan

perubahan tingkat wewenang dan tanggung jawabnya, status, kekuasaan dan

pendapatannya. Mutasi terdiri atas :

1. Promosi

suatu promosi diartiakan sebagai perubahan posisi/jabatan/pekerjaan dari tingkat yang

lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Perubahan ini biasanya akan di ikuti dengan

meningkatnya tanggung jawab, hak serta status social seseorang.

Bentuk-Bentuk Promosi

a. Promosi sementara

Promosi sementara atau dikenal sebagai Temporary Promotion merupakan suatu

bentuk promosi yang dilaksanakan untuk jangka waktu sementara. Bentuk

Mewujudkan Profesionalisme Page 19

Page 20: Mewujudkan Profesionalisme

promosi ini biasanya digunakan apabila organisasi harus mengisi suatu jabatan

yang kosong untuk sementara waktu karena pejabat yang bersangkutan sakit, cuti,

atau alasan lain. Promosi sementara ini tidak diikuti dengan perubahan

pendapatan bagi karyawan tersebut.

b. Promosi Tetap

Suatu promosi tetap atau Permanent Promotion adalah suatu bentuk promosi yang

berlangsung dalam jangka waktu relatif lama dan bersifat definitive.

c. Promosi Kecil

Promosi kecil atau Small Scale Promotion merupakan suatu promosi yang

dilaksanakan dalam bentuk up grading untuk meningkatkan kecakapan tenaga

kerja yang bersangkutan. Promosi bentuk ini, wewenang dan pendapatan tenaga

kerja tidak mengalami perubahan.

d. Promosi Kering

Promosi kering atau Dry Promotion merupakan suatu bentuk promosi yang

dilakukan dengan disertai peningkatan dalam wewenang, hak dan tanggung

jawab, tetapi pendapatannya tidak mengalami perubahan.

2. Demosi

Demosi merupakan suatu bentuk mutasi vertikal yang berupa penurunan

pangkat/posisi/jabatan/pekerjaan ke tingkat yang lebih rendah.

3. Penangguhan Kenaikan Pangkat.

Penangguhan kenaikan pangkat terjadi sebagai akibat dari ketidakmampuan seorang

tenaga kerja melaksanakan tugas dalam jabatannya, karena pelanggaran disiplin, atau

terkena hukuman pidana.

4. Pembebastugasan

Pembebastugasan atau lebih dikenal dengan skorsing merupakan bentuk mutasi

vertikal yang dilakukan dengan membebastugaskan seorang tenaga kerja dari

posisi/jabatan/pekerjaannya, tetapi masih mempearoleh pendapatan secara penuh.

5. Pemberhentian

Pemberhentian atau retiring merupakan bentuk mutasi vertikal yang paling akhir

berupa pemberhentian seorang tenaga kerja dari posisi/jabatan/pekerjaan yang

Mewujudkan Profesionalisme Page 20

Page 21: Mewujudkan Profesionalisme

sekaligus diikuti dengan pemutusan hubungan kerja dan pemberhentian pembayaran

pendapatannya (upah/gaji).

4) Apa yang diinginkan karyawan

a) Persamaan Kesempatan Karier

Karyawan menginginkan persamaan dalam system kenaikan pangkat/promosi dalam

hal kesempatan untuk kemajuan karirnya.

b) Perhatian untuk pengawasan.

Karyawan menginginkan para supervisornya untuk memainkan peran aktif dalam

pengembangan karir dalam memberikan umpan balik tentang kinerja mereka dengan

tepat waktu.

c) Kesadaran akan kesempatan.

Karyawan menginginkan pengetahuan tentang kesempatan untuk kemajuan karirnya.

d) Minat kerja.

Karyawan memerlukan jumlah informasi yang berbeda dan juga memiliki tingkat

keinginan yang berbeda dalam kemajuan karirnya.

e) Kepuasan karir.

Karyawan memiliki tingkat kepuasan karir yang berbeda-beda tergantung jenis

pekerjaan.

5) Pelaksanaan Pengembangan karir.

1) Kinerja pegawai : kinerja menjadi lebih baik.

2) Keterlibatan : menjadi dikenal oleh orang-orang yang member keputusan dalam

memberi promosi, rotasi dalam berbagai kesempatan karir lainya.

3) Jaringan : terlibat dalam pengetahuan informasi diluar perusahaan.

4) Pengunduran diri : ketika ada kesempatan karir yang lebih besar diluar organisasi,

pengunduran diri mungkin menjadi alternative terbaik untuk pencapaian tujuan karir

seseorang.

5) Kesetiaan pada organisasi

6) Pembimbing dan sponsor.

Mewujudkan Profesionalisme Page 21

Page 22: Mewujudkan Profesionalisme

Pembimbingan adalah seseorang yang menawarkan nasihat yang berkaitan dengan

karir secara informal.

Sponsor adalah seseorang dalam organisasi yang dapat menciptakan kesempatan-

kesempatan dalam pengembangan karir.

7) Bawahan-bawahan kunci/potensi: bawahan yang mempunyai pengetahuan dan

keahlian spesialisasi yang tinggi yang membantu manajer untuk mencapai kinerja

yang bagus.

8) Kesempatan untuk berkembang.

9) Pengalaman internasional.

E. Kreatifitas Dan Inovatif

1) Pengertian

Kata kreatif berasal dari bahasa inggris “create” yg berarti menciptakan, creation artinya

ciptaan. Kemudian kata tersebut diadopsi kedalam bahasa Indonesia yaitu kreatif. yang

memiliki kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yg baru. Sedangkan

proses kreatif disebut kreatifitas.

a. Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang member

kesempatan individu untuk menciptakan ide2 asli/adaptif fungsi kegunaannya secara

penuh untuk berkembang” (Widyatun,1999).

b. Kreatifitas adalah kemampuan untuk menentukan pertalian baru, melihat subjek dari

perspektif baru, dan menentukan kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep

yang telah tercetak dalam pikiran” (James R. Evans, 1994).

Gambar 10 : Bentuk aktivitas kreatifSumber : bandung.bisnis.com

Mewujudkan Profesionalisme Page 22

Page 23: Mewujudkan Profesionalisme

Pengertian kreatifitas itu sendiri dapat ditinjau dari berbagai sudut:

1) Kreativitas sebagai Proses

Proses kreatif sebagai “ munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh

dari keunikan individu di satu pihak, dan dari kejadian, orang-orang, dan keadaan

hidupnya dilain pihak” (Rogers, 1982) .

Guilford (1986) menekankan perbedaan berfikir divergen (disebut juga berfikir 

kreatif) dan berfikir konvergen. Berfikir Divergen :  bentuk pemikiran terbuka, yang

menjajagi macam-macam kemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan/ masalah.

Berfikir Konvergen:  sebaliknya berfokus pada tercapainya satu jawaban yang paling

tepat terhadap suatu persoalan atau masalah. Dalam pendidikan formal pada

umumnya menekankan berfikir konvergen dan kurang memikirkan berfikir divergen.

2) Kreativitas sebagai Produk

a. Kreativitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru (1965).

b. Kreativitas atau daya kreasi itu dalam masyarakat yang progresif dihargai

sedemikian tingginya dan dianggap begitu penting sehinnga untuk memupuk dan

mengembangkannya dibentuk laboratorium atau bengkel-bengkel  khusus tang

tersedia tempat, waktu dan fasilitas yang diperlukan (Selo Sumardjan 1983).

3) Kreativitas ditinjau dari segi Pribadi

Kreatifitas merupakan ungkapan unik dari seluruh pribadi sebagai hasil

interaksi individu, perasaan, sikap dan perilakunya. Kreatifitas mulai dengan

kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru. Biasanya seorang

individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak merasa terikat pada nilai-

nilai dan norma-norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya. Dengan

perkataan lain: “Kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu (dan bukan

merupakan sifat  social yang dihayati oleh masyarakat) yang tercermin dari

kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang baru (Selo Soemardjan 1983).

Mewujudkan Profesionalisme Page 23

Page 24: Mewujudkan Profesionalisme

2) Ciri-ciri Kepribadian Kreatif

a) Pribadi kreatif mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan mereka dapat

bekerja berjam-jam dengan konsentrasi penuh, tetapi mereka juga bisa tenang dan

rileks, tergantung situasinya.

b) Pribadi kretaif cerdas dan cerdik tetapi pada saat yang sama mereka juga naïf. Mereka

nampak memilliki kebijaksanaan (wisdom) tetapi kelihatan seperti anak-anak (child

like). Insight mendalam nampak bersamaan dalam ketidakmatangan emosional dan

mental. Mampu berfikir konvergen sekaligus divergen.

c) kombinasi sikap bermain dan disiplin.

d) Pribadi kreatif dapat berselang-seling antara imajinasi dan fantasi, namun tetap

bertumpu pada realitas. Keduanya diperlukan untuk dapat melepaskan diri dari kekinian

tanpa kehilangan sentuhan masa lalu.

e) Pribadi kreatif menunjukkan kecenderungan baik introversi maupun ekstroversi.

f) Orang kreatif dapat bersikap rendah diri dan bangga akan karyanya pada saat yang

sama.

g) Pribadi kreatif  menunjukkan kecenderungan androgini psikologis, yaitu mereka dapat

melepaskan diri dari stereotip gender (maskulin-feminin).

h) Orang kreatif cenderung mandiri bahkan suka menentang (passionate) bila menyangkut

karya mereka, tetapi juga sangat obyektif dalam penilaian  karya mereka.

i) Sikap keterbukaan dan sensitivitas orang kreatif sering menderita, jika mendapat

banyak kritik dan serangan, tetapi pada saat yang sama ia merasa gembira yang luar

biasa.

3) Pengertian inovatif

Kata inovatif berasal dari kata bahasa inggris “innovate” yg artinya

memperkenalkan sesuatu yg baru sedangkan innovative berarti bersifat memperbarui.

Kemudian kata “innovate” dan “innovative” yg merupakan bahasa Indonesia dgn

mengalami perubahan penulisan manjadi “inovatif” yg berarti bersifat memperkenalkan

suatu yg baru. Sedangkan orang yg melakukan pembaharuan disebut “innovator”.

a. Inovatif menurut West (2000) yaitu  Usaha pengenalan cara baru yang lebih baik

dalam mengerjakan berbagai hal ditempat kerja.

Mewujudkan Profesionalisme Page 24

Page 25: Mewujudkan Profesionalisme

b. Inovatif yaitu Usaha seseorang dengan mendayagunakan pemikiran, kemampuan

imajinasi, berbagai stimulan, dan individu yang mengelilinginya—dalam

menghasilkan produk baru, baik bagi dirinya sendiri ataupun lingkungannya.”

Ciri-Ciri manusia inovatif :

1. Giat belajar dan bekerja

2. Selalu berorientasi kedepan.

3. Kaya ide-ide yg cemerlang

4. Berfikir rasional dan berprasangka baik .

5. menghargai waktu dan menggunakannya dgn sebaik-baiknya

6. Suka melakukan eksperimen-eksperimen dan penelitian.

Gambar 11 : Hasil dari sebuah InovasiSumber : www.putragaluh.web.id

Proses inovasi melibatkan lima tahap/unsur yaitu:

1. Kebutuhan : suatu kesenjangan kinerja dikenali dan alternative inovasi

dipertimbangkan.

2. Ide : suatu ide cara kerja baru yang lebih baik digunakan, ide ini kemudian

disesuaikan dengan kebutuhan.

3. Adopsi : adopsi terjadi ketika para pembuat keputusan mendukung implementasi ide-

ide yang diajukan.

4. Implementasi: implementasi terjadi ketika anggota organisasi mulai menggunakan

ide, teknik, atau proses baru tersebut pada praktek, dalam pekerjaan mereka.

5. Sumber-sumber: energy manusia dan kegiatan diperlukan untuk menghasilkan

perubahan.

Mewujudkan Profesionalisme Page 25

Page 26: Mewujudkan Profesionalisme

4) Faktor-Faktor Pendorong Sikap Kreatif Dan Inovatif

Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-beda dan dalam

bidang yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan.

Untuk itu diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun

dari dalam individu sendiri.

Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk daya kreatif individu,

dalam hal ini mencakup baik dari lingkungan dalam arti sempit (keluarga, sekolah)

maupun dalam arti kata luas (masyarakat, kebudayaan). Timbul dan tumbuhnya

kreativitas dan selanjutnya berkembangnya suatu kreasi yang diciptakan oleh seseorang

individu tidak dapat luput dari pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat

individu itu hidup dan bekerja (Selo Soemardjan 1983)

Tetapi ini tidak cukup, masyarakat dapat manyediakan berbagai kemudahan,

sarana dan prasarana untuk menumbuhkan daya cipta anggotanya, tetapi akhirnya semua

kembali pada bagaimana individu itu sendiri, sejauh mana ia merasakan kebutuhan dan d

orongan untuk bersibuk diri secara kretif, suatu pengikatan untuk melibatkan diri dalam

suatu kegiatan lreatif, yang mungkin memerlukan waktu lama. Hal ini menyangkut

motivasi internal.

Kreativitas agar dapat terwujud diperlukan dorongan dari individu (motivasi

intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)

a. Motivasi Intrinsik dari Kreativitas

Setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan mewujudkan potensinya,

mewujudkan dirinya, dorongan berkembang menjadi matang, dorongan

mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitasnya.

Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu

membentuk hubungan-hubungan baru denganlingkungannya dalam upaya manjadi

dirinya sepenuhnya. (Rogers dan Vernon 1982).

b. Kondisi eksternal yang mendorong perilaku kreatifitas.

Kretaivitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk

tumbuh, bibit unggul memerlukan kondisi yang memupuk dan memungkinkan bibit

itu mengembangkan sendiri potensinya.

Mewujudkan Profesionalisme Page 26

Page 27: Mewujudkan Profesionalisme

RANGKUMAN

1. Profesi, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan

nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Profesional, adalah orang yang

mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan

mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang

yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam

suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang

sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang.

2. Konsep dasar profesionalisme adalah kunci dalam suatu profesi, karena hal inilah yang

mendasari seseorang untuk bisa menjadi profesional dalam menjalankan profesi yang

dimiliki. dari banyaknya manfaat bagi karyawan dan organisasi yang bisa didapatkan dari

pemberdayaan.

3. pemberdayaan pribadi menjadi sesuatu hal yang penting, karena di dalam menghadapi era

persaingan dan pelayanan, setiap organisasi membutuhkan karyawan berkepribadian

yang cepat tanggap dan mandiri sehingga organisasi mempunyai keunggulan kompetitif

melalui sumber daya manusianya.

4. Pemberdayaan yang sesungguhnya mencakup perubahan dalam : Pola Pikir, Hubungan,

Struktur Organisasi.

5. Ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu faktor individu: Usaha (effort),

Abilities, Role atau Task Perception, Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi

kinerja adalah kondisi fisik, peralatan, waktu, materil, pendidikan, supervisi, desain

organisasi, pelatihan dan keberuntungan.

6. Standar kompetensi profesi adalah suatu ukuran yang bernilai tetap dan baku yang

digunakan untuk mengukur pekerja dalam bidang pekerjaan keahlian tertentu apakah

mampu, berpengetahuan cukup, terampil dan memiliki sikap yang memungkinkan untuk

melaksanakan keahliannya dengan efektif.

7. kompetensi mencakup: Kompetensi Teknis, pengetahuan dan keahlian, Kompetensi

Konseptual, Kompetensi untuk hidup dalam ketergantungan kemampuan.

8. Manfaat standar dalam dunia perusahaan, standar kompetensi dimanfaatkan sebagai alat

manajemen, dalam hal : Menentukan organisasi kerja dan perencanaan jabatan,

Mewujudkan Profesionalisme Page 27

Page 28: Mewujudkan Profesionalisme

Membantu dalam evaluasi/penilaian karyawan dan pengembangannya, Membantu dalam

merekrut tenaga kerja, Mengembangkan program pelatihan yang khas/spesifik sesuai

dengan kebutuhan perusahaan.

9. karir adalah suatu rangkaian atau pekerjaan yang dikerjakan  seseorang  dalam  kurun 

waktu  tertentu  yang  berkaitan dengan  sikap, nilai, perilaku dan motivasi dalam

individu. Jalur karir: pola yang tersusun, yang akan membentuk karir seseorang. Sasaran

karir: Jabatan-jabatan dimasa yang akan dating yang diusahakan untuk dicapai oleh

seseorang sebagai bagian dari karirnya.Perencanaan karir: proses dimana seseorang

memilih tujuan-tujuan karirnya dan memilih cara/pola untuk mencapai tujuan tersebut.

Pengembangan karir: terdiri atas pengembangan diri yang dilakukan sesorang untuk

mencapai rencana karirnya tersebut.

10. Bentuk-bentuk Pengembangan Karir:Pendidikan dan Pelatihan dan Mutasi.

11. Bentuk-Bentuk Promosi,Promosi sementara, Promosi Tetap, Promosi Kecil,Promosi

Kering, Demosi.

12. Kata kreatif berasal dari bahasa inggris “create” yg berarti menciptakan, creation artinya

ciptaan. Kemudian kata tersebut diadopsi kedalam bahasa Indonesia yaitu kreatif.yg

memiliki kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yg baru. Sedangkan

proses kreatif disebut kreatifitas.

13. Kata inovatif berasal dari kata bahasa inggis “innovate” yg artinya memperkenalkan

sesuatu yg baru sedangkan innovative berarti bersifat memperbarui. Kemudian kata

“innovate” dan “innovative” yg merupakan bahasa Indonesia dgn mengalami perubahan

penulisan manjadi “inovatif” yg berarti bersifat memperkenalkan suatu yg baru.

Sedangkan orang yg melakukan pembaharuan disebut “innovator”.Inovatif yaitu Usaha

seseorang dengan mendayagunakan pemikiran, kemampuan imajinasi, berbagai stimulan,

dan individu yang mengelilinginya—dalam menghasilkan produk baru, baik bagi dirinya

sendiri ataupun lingkungannya.”

14. Proses inovasi melibatkan lima tahap/unsur yaitu:Kebutuhan, Ide, Adopsi, Implementasi,

Sumber-sumber.

15. Kreativitas agar dapat terwujud diperlukan dorongan dari individu (motivasi intrinsik)

maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik).

Mewujudkan Profesionalisme Page 28

Page 29: Mewujudkan Profesionalisme

SOAL

1) Jelaskan definisi Profesionalisme, profesional, profesi dan profesionalisasi?

2) Jelaskan kompetensi yang mendukung kualitas profesional?

3) Dalam kaitanya dengan pengembangan karir, hal-hal apa saja yang diinginkan karyawan

dalam mengembangkan karirnya?

4) Faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi kinerja?

DAFTAR PUSTAKA

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2001), Edisi III, hal. 897.

Sjafri Sairin, Membangun Profesionalisme Muhammadiyah, (Yogyakarta: Lembaga

Pengembangan Tenaga Profesi [LPTP], 2003), hal 37.

Sumardi, Pengaruh Pengalaman Terhadap Profesionalisme Serta Pengaruh Profesionalisme

Terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja, Tesis, Undip, 2001.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka. Edisi III, hal. 897.

Arikunto, Suharsimi, 1993. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: Rineka Cipta.

hal. 233.

Anwar Jasin, Pengembangan Profesionalisme Guru dalam rangka Peningkatan Mutu Sumber

Daya Manusia, dalam M. Dawam Raharjo, [ed.], Keluar dari Kemelut Pendidikan

Nasional, Menjawab Tantangan Kualitas Sumber Daya Manusia Abad 21, (Jakarta:

Intermasa, 1997), hal. 35-34.

Armstrong, M. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Stratejik : Panduan praktis untuk

bertindak. Jakarta : Penerbit PT Bhuana Ilmu Komputer.

Covey, S.R. 1997. Kepemimpinan yang berprinsip. Jakarta : Binarupa Aksara.

Mewujudkan Profesionalisme Page 29

Page 30: Mewujudkan Profesionalisme

GLOSARIUM

isoterik = tidak dimiliki sembarang orangKlien = seseorang yang menggunakan layanan dari seorang atau sebuah organisasimoral community = masyarakat moralProfesion = jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlianimage profesion = citra pegawai Performance = kinerja Effort = usaha Ability = kemampuanAttitude = sikap knowledge = pengetahuan skill = keterampilan.Human = manusiaSituation = situasi Standar = ukuranKompetensi = kemampuan melaksanakan tugas-tugasKomprehensif = menyeluruhPerspektif = sudut pandang manusia dalam memilih opiniSelf Image = Citra pribadi social role = Peran masyarakat trait = Sifat-sifat dasar Stakeholder = kelompok atau individu yang dukungannya diperlukan demi kesejahteraan

dan kelangsungan hidup organisasi. Employee = pegawaiTraining = Pelatihan Education = pendidikan Upah/gaji = pendapatan.Creation = ciptaanProgresif = ke arah kemajuan atau berhaluan ke arah perbaikan keadaan sekarangKonvergen = memusatkan pikiran untuk menemukan penyelesaian tertentu dari suatu

masalah.Divergen = mencari beberapa kemungkinan atau alternative penyelesaianPassionate = suka menentang Inovatif = Usaha pengenalan cara baru motivasi intrinsic = dorongan dari individu itu sendirimotivasi ekstrinsik = dorongan dari lingkungan.

Mewujudkan Profesionalisme Page 30