peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

43
PERAN K3 DALAM EKSPLORASI TAMBANG BAWAH LAUT Disusun Oleh 1. SUSANTO DBD 111 0106 2. SYLVESTER SARAGIH DBD 111 0105 3. BINSAR REZEKI SINAGA DBD 111 0119 4. SYAICHU ROZIN A DBD 111 0011 5. UDIN MUHRUDIN DBD 111 0067 6. MEY TRISONI SILALAHI DBD 111 0123 7. RAJIKIN NOOR DBD 111 0054 8. E PERIKO DBD 111 0101 9. WENDRA BANGSAWAN DBD 111 0107 10. EDDY S MANURUNG DBD 111 0137 11. IRVAN W SITANGGANG DBD 111 0078 12. FRANS GANDA UJUNG DBD 111 0129 1

Upload: sylvester-saragih

Post on 26-May-2015

1.234 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

PERAN K3 DALAM EKSPLORASI TAMBANG

BAWAH LAUT

Disusun Oleh

1. SUSANTO DBD 111 01062. SYLVESTER SARAGIH DBD 111 01053. BINSAR REZEKI SINAGA DBD 111 01194. SYAICHU ROZIN A DBD 111 00115. UDIN MUHRUDIN DBD 111 00676. MEY TRISONI SILALAHI DBD 111 01237. RAJIKIN NOOR DBD 111 00548. E PERIKO DBD 111 01019. WENDRA BANGSAWAN DBD 111 010710. EDDY S MANURUNG DBD 111 0137 11. IRVAN W SITANGGANG DBD 111 007812. FRANS GANDA UJUNG DBD 111 0129

Universitas PalangkarayaFakultas Teknik Pertambangan

2013

1

Page 2: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu

bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari

pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat

meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian

materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses

produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan

berdampak pada masyarakat luas.

Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang

Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus

melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan

pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap eksplorasi tambang

bawah laut. Salah satu metode yang digunakan adalah eksplorasi seismik.

Eksplorasi seismik adalah istilah yang dipakai di dalam bidang geofisika

untuk menerangkan aktivitas pencarian sumber daya alam dan mineral yang

ada di bawah permukaan bumi dengan bantuan gelombang seismik. Hasil

rekaman yang diperoleh dari survei ini disebut dengan penampang seismik.

Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode seismik

banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan

pemetaan struktur di bawah permukaan bumi untuk bisa melihat kemungkinan

2

Page 3: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

adanya jebakan-jebakan minyak berdasarkan interpretasi dari penampang

seismiknya.

Di dalam eksplorasi seismik dikenal 2 macam metode, yaitu:

1. Metode seismik pantul

2. Metode seismik bias

1.2 Permasalahan

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan

yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana perlunya manajemen

K3 untuk mencegah kecelakaan kerja guna meningkatkan kesehatan dan

keselamatan kerja pada kegiatan eksplorasi tambang bawah air menggunakan

metoda seismik.

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peran dan fungsi

K3 dalam proses kegiatan eksplorasi tambang bawah laut dalam mengatasi

kecelakaan, serta meningkatkan kesehatan dan keselamatan para pekerja.

3

Page 4: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Eksplorasi Pendahuluan Tambang Bawah Laut

Penambangan bawah laut adalah proses pengambilan mineral yang

relatif baru yang dilakukan di lantai samudra. Situs penambangan samudra

biasanya berada di sekitar kawasan nodul polimetalik atau celah hidrotermal

aktif dan punah pada kedalaman 1.400 - 3.700 meter di bawah permukaan

laut. Celah tersebut menciptakan deposit sulfida, yang berisikan logam mulia

seperti perak, emas, tembaga, mangan, kobalt, dan seng. Deposit tersebut

ditambang menggunakan pompa hidraulik atau sistem ember yang

mengangkut bijih ke permukaan untuk diproses. Mengenai operasi

penambangan, penambangan bawah laut memunculkan pertanyaan mengenai

kerusakan lingkungan terhadap daerah sekitar.

2.2 Studi Literatur

Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan

studi terhadap data dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei

terdahulu), catatan-catatan lama, laporan-laporan temuan dan lain-lain, lalu

dipilih daerah yang akan disurvei. Setelah pemilihan lokasi ditentukan

langkah berikutnya, studi faktor-faktor geologi regional dan provinsi

metalografi dari peta geologi regional sangat penting untuk memilih daerah

eksplorasi, karena pembentukan endapan bahan galian dipengaruhi dan

tergantung pada proses-proses geologi yang pernah terjadi, dan tanda-

tandanya dapat dilihat di lapangan.

4

Page 5: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

2.3 Survei dan Pemetaan

Dalam kegiatan ekplorasi penambangan bawah laut ada 2 metode yang

dapat digunakan untuk survei dan pemetaan diantaranya metode seismik dan

sonar.

Metode Seismik

A. Akuisisi Data Seismik

Secara garis besar eksplorasi seismik dibagi menjadi eksplorasi

seismik dangkal dan eksplorasi seismik dalam. Eksplorasi seismik

yang digunakan untuk eksplorasi hidrokarbon (minyak dan gas bumi)

adalah eksplorasi seismik dalam.Sedangkan eksplorasi seismik

dangkal (shallow seismic reflection) biasa digunakan untuk eksplorasi

batubara dan bahan tambang lainnya.Akuisisi data adalah untuk

memperoleh data seismik dari area yang disurvey.

Refraksi Seismologi (Pembiasan seismik) adalah prinsip geofisika

yang diatur oleh hukum Snell.Digunakan dalam bidang geologi

teknik , rekayasa geoteknik dan geofisika eksplorasi. Transverse

refraksi seismik  ( garis seismik ) dilakukan dengan

menggunakan seismograf atau geopone dalam array dan sumber

energi. Metode refraksi seismik refraksi memanfaatkan gelombang

seismik pada lapisan geologi dan batuan / unit tanah untuk mencirikan

kondisi geologi bawah permukaan dan struktur geologi .

Sumber seismik adalah sebuah alat yang menggenerate kontrol

energi seismik yang digunakan untuk melakukan survey seismik baik

itu refleksi maupun refraksi.Sebuah sumber seismik dapat merupakan

alat yang sederhana seperti bahan peledak (dinamit), atau dapat

merupakan teknologi yang lebih canggih seperti Airgun. Sumber

seismik dapat menyediakan pulsa tunggal atau sweep energi yang terus

menerus menghasilkan gelombang seismik, yang perjalanan melalui

5

Page 6: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

media seperti air atau lapisan batuan. Beberapa gelombang kemudian

mencerminkan dan membiaskan.

Source signature adalah karakteristik pulsa akustik (acoustic

pulse) yang dihasilkan oleh sumber gelombang seismik.Pada akusisi

seismik marine, source signature diukur dengan meletakkan perekam

(hydrophone) pada kedalaman tertentu yang biasanya 90 meter di

bawah sumber gelombang (air gun). Marine source signature memiliki

tiga elemen penting yakni direct arrival atau gelombang yang

merambat dari sumber langsung ke penerima, source ghost yang

terefleksikan oleh batas air udara dan bubble pulse yang dihasilkan

oleh gelembung udara akibat ledakan.Gambar di bawah ini adalah

arsitektur marine source signaturedalam domain waktu dan domain

frekuensi.

6

Page 7: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

Gambar 2.1 Arsitektur marine source signaturedalam domain waktu

dan domain frekuensi.

Hubungan antara frekuensi ghost dengan kedalaman dapat

digambarkan dengan persamaan sebagai berikut :

Dimana, 

K = integer 0, 1, 2, 3, dst

Vair = kecepatan gelombang seismik pada air(~1485m/s)

dperekam  = kedalaman hydrophone (biasanya 7 meter)

θ = sudut arah penjalaran gelombang terhadap garis

vertikal

Jika diasumsikan θ=70o maka akan diperoleh  fghost pertama=0 dan 

fghost berikutnya ~110Hz. Pada kondisi ini, jika rentang frekuensi seismik

yang umumnya 3-85Hz akan terhindar dari interferensi ghost notch.

Pengaruh intereferensi bubbles dapat dihindari dengan mendesain

volume airgun yang berbeda-beda. Sehingga, selain memiliki keuntungan

jumlah energi yang besar, rangkaian sumber dengan perbedaan volume

tersebut akan memberikan efek destructive interference antara satu bubble 

dengan  bubble  yang lainnya. Hal ini disebabkan karena waktu munculnya 

bubble merupakan fungsi dari dari volume, untuk lebih jelasnya perhatikan

gambar di bawah ini:

7

Page 8: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

Gambar 2.2 Rangkaian sumber dengan perbedaan volume tersebut

dalam memberikan efek destructive interference  antara satu bubble  dengan

bubble  yang lainnya.

Parameter akusisi data seismik terdiri dari lintasan seismik, sumber

getar, receiver, peralatan perekaman, dan media penyimpanan data. Ditinjau

dari jenis survei yang sering dilakukan, maka parameter akusisi seismik

dibagi atas :

1. Jenis source : - Dinamit

- Vibrator

- Air gun

- Weight drop

8

Page 9: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

2. Jenis receiver : - Geophone (single, array)

- Hidrophone (single, array)

- Geophone 3-C (single, array)

3. Instrument perekaman : - Analog

- Digital

4. Media penyimpanan data : - Round tape

- Cartridge

- Hexabyte

5. Format data : - Multiplex (SEG-A, SEG-B)

- Demultiplex (SEG-D, SEG-Y)

6. Geometri : - Split spread (Simetri, Asymetri)

- Off-end (double, alternating)

7. Navigasi : - Pengukuran stake

B. Desain Parameter Akusisi Seismik

Parameter awal yang pertama kali ditentukan adalah jenis sumber

getar dan penerima, hal ini disesuaikan dengan kondisi permukaan

(daratan, rawa, transisi atau laut). Pada tahap berikutnya, adalah

menentukan atau menghitung parameter perekaman yang terdiri atas :

1. Offset maksimum, yaitu panjang bentangan perekaman

2. Offset minimum, yaitu jarak terdekat antara sumber

3. Grup interval, yaitu arak antar receiver

4. Shot interval, yaitu jarak antar sumber getar

5. Jumlah chanel, yaitu jumlah sambungan titik rekam pada setiap

perekaman

6. Sample rate, yaitu laju pencuplikan data.

7. Record length, yaitu panjang perekaman

8. Instrument, yaitu peralatan yang akan digunakan pada perekaman data

C. Tahapan Akusisi Data (Darat)

9

Page 10: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

1. Pembuatan Lintasan Seismik

a. Pembuatan Kerangka Horizontal GPS

Pembuatan Kerangka GPS adalah pembuatan kerangka yang

berisi titik-titik ikat yang akan dijadikan ikatan pengukuran lintasan

seismik.

b. Pengukuran Lintasan

Merupakan pembuatan lintasan berupa garis lurus dengan lebar

lintasan ± 2 meter yang dapat dilalui oleh orang berjalan guna

mengangkut peralatan.

c. Pemboran dan Penanaman Dinamit

1. Pembuatan lubang bor sedalam 20 – 40 meter yang akan

digunakan untuk menanam dinamit sebagai sumber getar.

Pembuatan lubang bor ditentukan dari patok yang sudah

ditentukan sebagai titik tembak ( SP / shot point).

2. Pada titik tembak yang telah dibor dilakukan penanaman dinamit

yang ukurannya telah ditentukan.

2. Tes Instrumen

Merupakan pengujian alat rekam agar spesifikasi alat tersebut sesuai

dengan standar spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik.

3. Tes Parameter

Beberapa pengujian yang harus dilakukan sebelum perekaman antara lain :

a) Cap undershoot, yaitu pengujian terhadap ketepatan waktu peledakan

dinamit dan perekaman. Mengingat setiap perekaman menggunakan

Alat tembak (blaster) lebih dari satu, maka peralatan tersebut dibuat

memiliki karakter yang sama.

b) Charge size, pengujian besarnya charge dinamit yang akan digunakan.

c) Array, pemilihan bentuk array geopon untuk meningkatkan S/N..

4. Perekaman dan Kendali Mutu

a) Melakukan perekaman seluruh lintasan sesuai dengan parameter yang

telahditentukan.

10

Page 11: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

b) Melakukan pengamatan / analisis terhadap hasil perekaman data.

c) Secara umum kendali mutu dilakukan pada seluruh pekerjaan seismik,

karenaseluruh tahapan pekerjaan seismik dapat mempengaruhi kualitas

data seismik.

D. Seismic Data Processing

CDP (Common Deep Point) Method

CDP (Common Deep Point) adalah istilah dalam pengambilan

data seismik untuk konfigurasi sumber-penerima dimana terdapat satu

titik tetap dibawah permukaan bumi.

Gambar 2.3 CDP (Common Deep Point)

1. Deconvolution

Dekonvolusi adalah proses pengolahan data seismik yang

bertujuan untuk meningkatkan resolusi temporal (baca: vertikal)

dengan cara mengkompres wavelet seismik. Deconvolusi dilakukan

dengan melakukan konvolusi antara data seismik dengan sebuah

filter yang dikenal dengan Wiener Filter .

Filter Wiener diperoleh melalui permasaan matriks berikut:

a x b = c

11

Page 12: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

a adalah hasil autokorelasi wavelet input (wavelet input

diperoleh dengan mengekstrak dari data seismik)

b adalah Filter Wiener

c adalah kros korelasi antara wavelet input dengan output yang

dikehendaki.Output yang dikehendaki terbagi menjadi beberapa jenis

[Yilmaz,1987]:

1. Zero lag spike (spiking deconvolution)2. Spike pada lag tertentu.

2. time advanced form of input series (predictive deconvolution)

3. Zero phase wavelet5. Wavelet dengan bentuk tertentu (Wiener

Shaping Filters)

Zero lag spike memiliki bentuk [1 , 0, 0, 0, ..., 0] yakni amplitudo bukan

nol terletak para urutan pertama. Jika Output yang dikehendaki memiliki

bentuk [0 , 0, 1, 0, ..., 0] maka disebut spike pada lag 2 (amplitudo bukan nol

terletak para urutan ketiga) dan seterusnya.Dalam bentuk matrix, Persamaan

Filter Wiener dituliskan sbb:

dimana n adalah jumlah elemen. Matriks a diatas merupakan matriks dengan

bentuk spesial yakni matriks Toeplitz, dimana solusi persamaan diatas secara

efisien dapat dipecahkan dengan solusi Levinson.

12

Page 13: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

2. Interpretation

a. Interpretasi Struktur Geologi

i. Sesar

• Adanya ketidakmenerusan pada pola refleksi (offset pada horison)

• Penyebaran kemiringan yang tidak sesuai dengan atau tidak

berhubungan dengan stratigrafi

• Adanya pola difraksi pada zona patahan

• Adanya perbedaan karakter refleksi pada kedua zona dekat sesar.

ii. Lipatan

Adanya pelengkungan horison seismik yang membentuk suatu antiklin

maupun sinklin

iii. Diapir (kubah garam)

• Adanya dragging effect yang kuat pada refleksi horison di kanan atau di

kiri tubuh diapir sehingga membentuk flank di kedua sisi.

• Adanya penipisan lapisan batuan diatas tubuh diaper

• Dapat terjadi pergeseran sumbu lipatan akibat dragging effect

iv. Intrusi

• dragging effect tidak jelas / sangat kecil.

• batuan sedimen yang tererobos intrusi mengalami melting sehingga

struktur perlapisannya menjadi tidak jelas / cenderung chaotic di kanan-

kiri intrusi.

b. Interpretasi Stratigrafi

c. Langkah interpretasi stratigrafi seismik

d. Analisis sekuen seismik

Sekuen seismik dibatasi oleh terminasi horizon seismik (toplap,

downlap, dan lain-lain) yang membatasi sekuen pada bagian atas dan

bawahnya.

e. Analisis fasies seismik

Deskripsi dan interpretasi geologi berdasarkan parameter – parameter

konfigurasi pantulan, kontinuitas pantulan, amplitudo, frekuensi, kecepatan

13

Page 14: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

interval dan geometri.Analisa yang dapat secara langsung dilakukan pada

sayatan seismik adalah konfigurasi pantulan. Satu sekuen seismik dapat

terdiri dari beberapa fasies seismik

e. Analisis muka air laut

Penafsiran perubahan muka air laut relatif berdasarkan analisa sekuen dan

fasies seismik

f. Analisis sekuen seismic

• Stratigrafi sekuen : pembagian sedimen berdasarkan kesamaan genetik yang

dibatasi dari satuan genetik lain oleh suatu ketidakselarasan atau bidang

non deposisi dan keselarasan padanannya.

• Penampang seismik dibagi menjadi unit-unit sekuen pengendapan

Unit-unit sekuen pengendapan dapat diketahui dengan melihat batas sikuen

datau pola pengakhiran seismik.

• Erotional truncation : pengakhiran suatu seismik oleh lapisan erosi,

merupakan batas sekuen yang paling reliable

•Toplap : pengakhiran updip lapisan pada permukaan yang menutupinya

(karena non deposisi atau erosi minor)

• Downlap : lapisan miring yang berakhir secara downdip pada permukaan

horisontal/miring (dominan karena non deposisi)

• Onlap : lapisan yang relatif horisontal berakhir pada permukaan miring atau

pengakhiran updip lapisan miring pada permukaan yang lebih miring

(dominan karena non deposisi)downlap dan onlap yang kurang dapat

dibedakan satusama lain sering dinamakan sebagai baselap.

14

Page 15: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

Gambar 2.4 Analisis sekuen seismic

3. Seismic Stratigraphic Surfaces

• Maximum Flooding Surface (MFS) : permukaan yang mencerminkan

keadaan maximum transgression (kolom air tinggi maksimum). secara

stratigrafi merupakan pengendapan dengan laju yang rendah berupa

sedimen pelagic – hemipelagic yang membentuk condensed section. Dari

seismik dapat terlihat sebagai permukaan downlap, namun tidak semua

permukaan downlap merupakan MFS

• Transgresive Surface (TS): merupakan awal dari transgresive system track

yang memiliki bentuk stacking patern retrogradasi. TS sukar dikaitkan

dengan terminasi horizon.

• Lowstand System Tract (LST) : dibatasi SB dibagian bawah dan TS

dibagian atas. Merupakan keadaan rising sea level dan high sedimentation

sehingga memiliki stacking patern agradasi atau slightly prograde.

Transgresive System Tract (TST) : berada diatas LST dan dibawah HST,

dibatas TS dibagian bawah dan MFS dibagian atas. Menunjukkan keadaan

rapid sea level rise dan low sedimentation sehingga menunjukkan stacking

patern retrogradasi.

Highstand System Tract (HST) : berada diatas TST, dibawah LST,

dibatasi SB dibagian atas dan MFS dibagian bawah. Menunjukkan

keadaan sealevel stand still dan low sedimentation, memiliki stacking

patern progradasiTidak semua system tract dapat dijumpai, misalkan LST

tidak dijumpai dan diatas TST langsung didapati HST.

15

Page 16: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

Gambar 2.3 Keadaan sealevel stand still dan low sedimentation

4. Analisis fasies seismic

Analisis fasies seismik : deskripsi dan interpretasi geologi dari parameter-

parameter pantulan seismik yang meliputi konfigurasi pantulan, kontinuitas

pantulan, amplitudo, frekuensi, kecepatan internal, dan geometri eksternal.

Parameter seismik yang dapat dianalisis secara visual/langsung di sayatan

seismik terutama adalah konfigurasi pantulan seismik

a. Konfigurasi pantulan seismik dalam analisis stratigrafi seismic PARAREL

& SUBPARAREL.

b. - Relatif sejajar

- Kecepatan pengendapan yang seragam pada paparan yang menurun

secara seragam atau dalam cekungan sedimen yang stabil

- Variasi : even dan wavy

c. Divergen

- Berbentuk membaji dimana penebalan lateral dari seluruh unit

disebabkan oleh penebalan dari pantulan itu sendiri

- Variasi lateral kecepatan pengendapan atau pengangkatan/pemiringan

secara progresif bidang pengendapan

Metode sonar

16

Page 17: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

Sonar (Sound Navigation and Ranging) adalah sistem penginderaan

bawah air dengan menggunakan gelombang suara (akustik).Dalam

perkembangannya teknologi penginderaan bawah air sangat banyak

dipengaruhi oleh kemajuan teknologi lainnya, terutama teknologi sensor,

elektronika dan microprocessor.Dengan kemajuan teknik pemrosesan sinyal

maka penerapan dalam bidang non-militer mulai dikembangkan untuk berbagai

aplikasi misalnya untuk pemetaan dasar laut, perikanan dan sebagainya.

Berikut adalah penerapan teknologi akustik bawah air untuk eksplorasi

dan eksploitasi sumberdaya non-hayati laut, berikut ini merupakan bagian dari

peranan sonar yaitu :

1)    Pengukuran Kedalaman Dasar Laut (Bathymetry)

Pengukuran kedalaman dasar laut dapat dilakukan dengan

Conventional Depth Echo Sounder dimana kedalaman dasar laut dapat

dihitung dari perbedaan waktu antara pengiriman dan penerimaan pulsa

suara. Dengan pertimbangan sistim Side-Scan Sonar pada saat ini,

pengukuran kedalaman dasar laut (bathymetry) dapat dilaksanakan

bersama-sama dengan pemetaan dasar laut (Sea Bed Mapping) dan

pengidentifikasian jenis-jenis lapisan sedimen dibawah dasar laut

(subbottom profilers).

2) Pengidentifikasian Jenis-jenis Lapisan Sedimen Dasar Laut (Subbottom

Profilers)

Seperti telah disebutkan diatas bahwa dengan teknologi akustik

bawah air, peralatan side-scan sonar yang mutahir dilengkapi dengan

subbottom profilers dengan menggunakan prekuensi yang lebih rendah

dan sinyal impulsif yang bertenaga tinggi yang digunakan untuk penetrasi

kedalam lapisan-lapisan sedimen dibawah dasar laut. Dengan adanya

klasifikasi lapisan sedimen dasar laut dapat menunjang dalam

menentukkan kandungan mineral dasar laut dalam.Dengan demikian

17

Page 18: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

teknologi akustik bawah air dapat menunjang esplorasi sumberdaya non

hayati laut.  

3)    Pemetaan Dasar Laut (Sea bed Mapping)

Dengan teknologi side-scan sonar dalam pemetaan dasar laut, dapat

menghasilkan tampilan peta dasar laut dalam tiga dimensi. Dengan

teknologi akustik bawah air yang canggih ini dan dikombinasikan dengan

data dari subbottom profilers, akan diperoleh peta dasar laut yang lengkap

dan rinci. Peta dasar laut yang lengkap dan rinci ini dapat digunakan untuk

menunjang penginterpretasian struktur geologi bawah dasar laut dan

kemudian dapat digunakan untuk mencari mineral bawah dasar laut.         

4)    Penentuan jalur pipa dan kabel dibawah dasar laut.      

Dengan diperolehnya peta dasar laut secara tiga dimensi dan ditunjang

dengan data subbottom profiler, jalur pipa dan kabel sebagai sarana utama

atau penunjang dapat ditentrukan dengan optimal dengan mengacu kepada

peta geologi dasar laut. Jalur pipa dan kabel tersebut harus melalui jalur yang

secara geologi stabil, karena sarana-sarana tersebut sebagai penunjang dalam

eksplorasi dan eksploitasi di Laut.         

5)    Analisa Dampak Lingkungan di Dasar Laut

Teknologi akustik bawah air Side-Scan Sonar ini dapat juga

menunjang analisa dampak lingkungan di dasar laut. Sebagai contoh adalah

setelah eksplorasi dan ekploitasi sumber daya hayati di dasar laut dapat

dilakukan, Side-Scan Sonar dapat digunakan untuk memonitor perubahan-

perubahan yang terjadi disekitar daerah eksplorasi tersebut. Pemetaan dasar

laut yang dilakukan setelah eksplorasi sumber daya non-hayati tersebut, dapat

menunjang analisa dampak lingkungan yang telah terjadi yang akan terjadi.

Ekplorasi Detail

18

Page 19: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

Pada umumnya, pengeboran minyak bumi di laut menyebabkan terjadinya

peledakan (blow aut) di sumur minyak. Ledakan ini mengakibatkan terjadi

kecelekaan pada saat melakukan pengeboran.

1. Tahapan Kegiatan Pemboran Eksplorasi

Tahapan-tahapan secara umum yang dilakukan sebelum kegiatan pemboran

eksplorasi adalah sebagai berikut :

Kajian Peta Geologi dan Struktur Geologi daerah rencana pemboran.

Orentasi/survey lapangan berdasarkan penafsiran dari pemetaan geologi

fisik bawah permukaan air, peta topografi ataupun peta geomorfologi yang ada.

Menentukan titik lokasi rencana pemboran dengan cara membuat estimasi

kedalaman bahan galian.

Melakukan pemasangan titik-titik pemboran dengan GPS.

Pengawasan pemboran, dilakukan baik pada Open Hole maupun Coring

dan hasil pemeriannya dibuat pada Log Bor.

2.4 Contoh Studi Kasus:

1. PERUT TERPUKUL DRILL COLAR

Telah terjadi kecelakaan yang menyebabkan seorang Roustabout meninggal

dunia. Kecelakaan terjadi ketika sedang mengeluarkan drill colar dari dalam box

penyimpanan dengan bantuan alat angkat (crane).

a) Kronologi kecelakaan :

19

Page 20: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

1. Drill Colar (DC) adalah salah satu rangkaian pipa bor yang dipasang di atas

pahat. Gunanya sebagai pemberat, sehingga pemboran lebih mudah untuk

menembus lapisan tanah.

2. Biasanya drill colar diletakkan di atas rak pipa atau disimpan dalam sebuah

kotak.

3. Pada instalasi pemboran di lepas pantai yang tempatnya serba terbatas, drill

colar disimpan di dalam kotak.

4. Untuk mengeluarkan drill colar dari dalam kotak tidak mungkin diangkat

oleh manusia, karena drill colar sangat berat, sehingga digunakan pesawat

angkat.

5. Cara mengangkatnya dengan kawat baja (sling) yang diujungnya dipasang

pengait.

6. Pengait dicantolkan di kedua ujung pipa (dc), kemudian diangkat dengan

pesawat angkat (crane).

7. Pada saat pengangkatan inilah terjadi kecelakaan, dimana posisi sling tidak

center dengan pipa, sehingga pipa terayun dan ujungnya menumbur perut

seorang Roustabout yang berada di dekatnya.

b) Sebab-sebab kecelakaan :

1. Posisi sling tidak center dengan drill colar yang diangkat, sehingga bergeser

pada titik imbangnya.

2. Posisi korban yang tidak tepat, sehingga terbentur oleh drill colar yang

terayun.

3. Korban kurang paham atas aspek keselamatan kerja pada pengangkatan

barang dengan crane.

4. Korban tidak paham pada aspek keselamatan kerja karena kurangnya

sosialisasi prosedur pengangkatan dengan crane.

c) Saran-saran :

20

Page 21: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

1. Semua pekerja yang terlibat dalam pekerjaan harus diberikan petunjuk

keselamatan (safety talk) termasuk bahaya-bahaya yang mungkin terjadi.

2. Prosedur kerja dalam hal ini mengangkat barang dengan crane harus

disosialisasikan kepada para pekerja yang terlibat.

3. Semua pekerja harus dilengkapi dengan Personal Protection Equipment dan

dipakai saat bekerja.

2. SURGE TANK TUMBANG MENIMPA COMPANYMAN

Terjadi peristiwa kecelakaan yang menimpa seorang Companyman di lokasi

pemboran minyak dan gas bumi, yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

1. Kronologi:

1. Saat proses mixing cement di surge tank independent (kaki 3), surge tank

tidak mempunyai skit dan diganjal dengan kayu eks palet, tangki goyang

dan kaki surge tank bergeser meleset dari ganjalan, kemudian amblas,

sehingga surge tank roboh menimpa korban.

2. Korban berada di sekitar surge tank yang roboh sedang mengawasi

pekerjaan mud boy yang sedang menimbang berat sampel cement.

3. Sebagai informasi surge tank tersebut didesign untuk dipasang di anjungan

lepas pantai, dimana kaki-kakinya dilas pada sebuah deck. Kaki surge tank

terbuat dari besi pipa. Karena kebutuhan, surge tank dibawa ke sebuah

lokasi pemboran darat dan hanya diganjal dengan kayu, tidak dilas pada alas

yang terbuat dari plat.

2. Penyebab kecelakaan :

21

Page 22: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

1. Penggunaan surge tank di darat tidak sesuai dengan peruntukannya

2. Surge tank tidak dimodifikasi untuk digunakan di darat.

3. Posisi korban kurang beruntung, berada pada jangkauan jatuhnya surge tank

3. Saran-saran :

1. Pengawasan lebih ketat terhadap alat-alat yang akan digunakan di lapangan

2. Gunakan alat yang sesuai dengan peruntukannya

3. Melengkapi surge tank dengan guy line

4. Melengkapi surge tank dengan alas yang memadai

3. PEKERJA TERTIMPA TUBING BOWL

Terjadi kecelakaan yang menyebabkan seorang pekerja perawatan sumur luka

berat dan akhirnya meninggal dunia setelah dirawat secara intensif selama 10 hari

di rumah sakit.

1. Kronologi :

1. Pekerjaan yang dilakukan adalah perawatan sumur

2. Ketika mencabut tubing bowl, tiba-tiba tubing terlepas dari elevator dan

menimpa korban

3. Posisi korban berada di sekitar rak pipa

2. Penyebab kecelakaan :

22

Page 23: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

1. Lock elevator tidak berfungsi dengan baik

2. Kurangnya pemeriksaan teknis terhadap elevator.

3. Saran-saran

1. Memeriksa secara teknis terhadap peralatan elevator, termasuk alat

penguncinya.

2. Membuat prosedur kerja dan disosialisasikan kepada seluruh pekerja

3. Meningkatkan safety meeting kepada seluruh pekerja

4. TERPERANGKAP DALAM TANGKI UNLOADING NITROGEN

Terjadi kecelakaan yang sangat tragis, dimana lima orang terperangkap di

dalam sebuah tangki undloading nitrogen. Empat orang diantaranya meninggal

dunia dan satu orang dapat diselamatkan.

1. Kronologi :

1. Pekerjaan yang dilakukan adalah fracturing sumur minyak.

2. Sekitar pukul 15.00 seorang pekerja kontraktor berlari ke arah portacamp

sambil minta tolong bahwa ada lima orang  pingsan di dalam tangki

amblasan.

3. Pekerjaan dihentikan, semua crew menolong mengangkat kelima orang yang

pingsan di dalam tangki.

23

Page 24: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

4. Korban pertama yang berhasil diangkat adalah orang yang terakhir masuk ke

dalam tangki, akhirnya dapat diselamatkan.

5. Empat orang yang lain dalam kondisi kritis, segera dievakuasi ke

Puskesma/Rumah sakit terdekat, namun akhirnya semua meninggal dunia.

2. Sebab-sebab kecelakaan :

1. Tangki tersebut untuk menampung unloading nitrogen dan cairan yang

keluar dari dalam sumur.

2. Tangki berbentuk persegi panjang dan lobang tangki berukuran 40 cm X 40

cm terletak di bagian sudut atas tangki.

3. Orang yang pertama masuk ke dalam tangki diduga mengambil sesuatu

barang miliknya yang terjatuh ke dalam tangki.

4. Korban-korban berikutnya adalah orang-orang yang berusaha untuk

menolong korban pertama.

5. Para korban diduga kekurangan oksigen, dimana di dalam tangki tersebut

banyak berisi nitrogen.

6. Ketidaktahuan korban tentang bahaya gas nitrogen dan tidak mengerti

prosedur memasuki ruang terbatas.

3. Saran-saran :

1. Memberitahukan kepada seluruh pekerja tentang bahaya bahan kimia.

2. Melakukan pelatihan dan pemahaman mengenai prosedur masuk kedalam

ruang terbatas (confined space).

2.5 Undang-Undang Yang Mengatur K3

KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

No. 555.K/26/M.PE/1995

24

Page 25: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERTAMBANGAN UMUM

Pasal 13

Kewajiban pengawas teknis

Pengawas teknik wajib:

a. Bertanggung jawab kepada Kepala Teknik Tambang untuk keselamatan

pemasangan dan pekerjaan serta pemeriharan yang benar dari semua peralatan

yang menjadi tugasnya;

b. Mengawasi dan memeriksa semua permesinan dan kelistrikan dalam ruang

lingkup yang menjadi tanggung jawabnya;

c. Menjamin bahwa selalu dilaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian

dari pekerjaan permesinan dan kelistrikan serta peralatan;

d. Membuat dan menandatangani laporan dari penyelidikan, pemeriksaan, dan

pengujian;

e. Melaksanakan penyelidikan dan pengujian pada semua permesinan dan peralatan

sebelum digunakan, setelah dipasang, kembali atau diperbaiki dan

f. Merencanakan dan menekankan dilaksanakannya jadwal pemeliharaan yang telah

direncanakan serta semua perbaikan permesinan tambang, pengangkutan,

pembuat jalan, dan semua mesin-mesin lainnya yang dipergunakan.

Pasal 23

Bagian Keenam

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Pada Setiap kegiatan usaha pertambangan berdasarkan pertimbangan jumlah pekerja

serta sifat atau luasnya pekerjaan, Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang dapat

mewajibkan pengusaha untuk membentuk unit organisasi yang menangani

25

Page 26: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berada di bawah pengawasan Kepala Teknik

Tambang.

Pasal 24

Tugas Bagian

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja mempunyai tanggung jawab sebagai

berikut:

a. Mengumpulkan data dan mencatat rincian dari setiap kecelakaan atau kejadian

yang berbahaya, kejadian sebelum terjadinya kecelakaan, penyebab kecelakaan,

menganalisis kecelakaan, dan pencegahan kecelakaan;

b. Mengumpulkan data mengenai daerah-daerah dan kegiatan-kegiatan yang

memerlukan pengawasan yang lebih ketat dengan maksud untuk memberi saran

kepada Kepala Teknik Tambang tentang tatacara kerja, alat-alat penambangan,

dan penggunaan alat-alat deteksi serta alat-alat pelindung diri;

c. Memberikan penerangan dan petunjuk-petunjuk mengenai Keselamatan dan

Kesehatan Kerja kepada semua pekerja tambang dengan jalan mengadakan

pertemuan-pertemuan, ceramah-ceramah, diskusi-diskusi, pemutaran film,

publikasi, dan lain sebagainya;

d. Apabila diperlukan, membentuk dan melatih anggota-anggota Tim Penyelamat

Tambang;

e. Menyusun statistik kecelakaan dan

f. Melakukan evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Pasal 25

Komite

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

26

Page 27: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

Untuk melengkapi tugas-tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 23, dalam

pelaksanaannya dapat membentuk kelompok kerja (komite) pada setiap jenjang

struktural yang mempunyai tugas:

a. Secara teratur melakukan pemeriksaan bersama-sama mengenai setiap aspek

keselamatan dan kesehatan kerja serta masala-masalah yang ada kaitannya yang

telah ditemukan di Tambang dan mengusulkan tindakan-tindakan untuk

mengatasi masalah tersebut dan

b. Mengatur inspeksi terpadu seperlunya ke tempat-tempat kerja di Tambang dalam

melaksanakan fungsinya.

2.6 Perlakuan K3 Terhadap Kegiatan Tambang bawah laut

Berikut ini adalah peralatan dasar pelindung diri yang harus ada di sebuah

pengeboran minyak lepas pantai untuk menjamin keselamatan para pekerja:

1. Pakaian pelindung: pakaian pelindung adalah COVERALL yang melindungi

tubuh anggota awak dari bahan berbahaya

2. Helmet: Bagian yang paling penting dari tubuh manusia adalah kepala. Perlu

perlindungan terbaik yang disediakan oleh helm plastik keras di atas kapal.

Sebuah tali dagu juga disediakan dengan helm yang menjaga helm di tempat

ketika ada perjalanan atau jatuh.

3. Safety Shoes: maksimum dari ruang internal kapal digunakan oleh kargo dan

mesin, yang terbuat dari logam keras dan yang membuatnya canggung untuk

awak untuk berjalan di sekitar. Safety Shoes memastikan bahwa tidak ada

luka yang terjadi di kaki para pekerja atau crew di atas Kapal

27

Page 28: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

4. Sarung tangan (Hand safety): Berbagai jenis sarung tangan yang disediakan

Di Kapal. sarung tangan ini digunakan dalam operasi dimana hal ini menjadi

keharusan untuk melindungi tangan orang-orang. Beberapa sarung tangan

yang diberikan sarung tangan tahan panas untuk bekerja pada permukaan

yang panas, kapas sarung tangan untuk operasi normal, sarung tangan las,

sarung tangan bahan kimia dan lain-lain.

5. Goggles: Mata adalah bagian paling sensitif dari tubuh manusia dan dalam

operasi sehari-hari pada kemungkinan kapal sangat tinggi untuk memiliki

cedera mata. kaca pelindung atau kacamata yang digunakan untuk

perlindungan mata, sedangkan kacamata las digunakan untuk operasi

pengelasan yang melindungi mata dari percikan intensitas tinggi.

6. Plug: Di Ruang Mesin kapal menghasilkan suara 110-120 db ini merupakan

frekuensi suara yang sangat tinggi untuk telinga manusia. Bahkan beberapa

menit paparan dapat menyebabkan sakit kepala, iritasi dan gangguan

pendengaran kadang-kadang sebagian atau penuh. Sebuah penutup telinga

atau steker telinga digunakan pada kapal yang mengimbangi suara yang dapat

di dengar oleh manusia dengan aman,

7. Safety harness: operasi kapal rutin mencakup perbaikan dan pengecatan

permukaan yang tinggi yang memerlukan anggota kru untuk menjangkau

daerah-daerah yang tidak mudah diakses. Untuk menghindari jatuh dari

daerah tinggi seperti itu, maka menggunakan Safety harness. Safety harness

adalah di kenakan oleh operator di satu ujung dan diikat pada titik kuat di

ujunglainnya. Face mask: Baik yang Bekerja di permukaan insulasi,

pengecetan atau membersih

8. Kan karbon yang melibatkan partikel berbahaya dan minor yang berbahaya

bagi tubuh manusia jika dihirup langsung. Untuk menghindari hal ini, masker

wajah diberikan hal ini di gunakan sebagai perisai muka dari partikel

berbahaya.

28

Page 29: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

9. Chemical suit: Penggunaan bahan kimia di atas kapal sangat sering dan

beberapa bahan kimia yang sangat berbahaya bila berkontak langsung dengan

kulit manusia. Chemical suit dipakai untuk menghindari situasi seperti itu.

10. Welding perisai: Welding adalah kegiatan yang sangat umum di atas kapal

untuk perbaikan struktural.

29

Page 30: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk

upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran

lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan

penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan

produktivitas kerja.

Dalam kegiatan ekplorasi penambangan bawah laut ada 2 metode yang dapat

digunakan diantaranya metode seismik dan sonar. Sonar (Sound Navigation and

Ranging) adalah sistem penginderaan bawah air dengan menggunakan gelombang

suara (akustik).

Untuk menjamin keselamatan kerja pada kegiatan eksplorasi tambang bawah

air adalah dengan menggunakan APD (Alat pelindung Diri), Alat-alat yang perlu

diperhatikan untuk menjamin keselamatan para pekerjadiantaranya :Pakaian

pelindung, Helmet,Safety Shoes, Sarung tangan, Goggles, Plugs, Safety harness,

Kan karbon, Chemical suit, Welding perisai.

Alat Pelindung Diri ini merupakan pilihan terakhir untuk mengendalikan

bahaya sebab APD bukan untuk mencegah kecelakaan namun hanya sekedar

mengurangi efek atau keparahan kecelakaan.

3.2 SARAN

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurang

didalamnya dalam mengembangkan materinya, dikarenakan keterbatasan

reverensi dan bahan yang diperoleh.Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis

pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

30

Page 31: Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2

31