peran ibu dalam melatih kemampuan bina diri remaja … · yaitu menerima kondisi fisik dan...

37
i PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA PUTRI LOW VISION PADA MASA PUBERTAS OLEH RIZKY PALANTIKA NAWASTUTI 80 2013 108 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

i

PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI

REMAJA PUTRI LOW VISION PADA MASA PUBERTAS

OLEH

RIZKY PALANTIKA NAWASTUTI

80 2013 108

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari

Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik
Page 3: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik
Page 4: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

ii

Page 5: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

iii

Page 6: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

iv

Page 7: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

v

PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI

REMAJA PUTRI LOW VISION PADA MASA PUBERTAS

Rizky Palantika Nawastuti

Krismi Diah Ambarwati

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 8: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

i

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana peran ibu dalam

melatih kemampuan bina diri remaja putri low vision pada masa pubertas.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus,

yang digunakan untuk mendalami bagaimana ibu yang mempunyai peranan

penting dalam keluarga dapat menjadi teladan serta melatih kemampuan yang

dibutuhkan oleh anaknya, terlebih anak dengan kebutuhan khusus. Subjek

penelitian ini adalah seorang ibu rumah tangga berusia 40 tahun yang memiliki

anak remaja putri low vision dan telah mengalami masa pubertas. Dalam

penelitian ini ditemukan bahwa peran ibu dalam melatih remaja putri low vision

pada masa pubertas memberi pengaruh yang besar dalam perkembangan seorang

anak terutama dalam hal kemandirian. Pengaruh yang besar dari peran ibu

tersebut timbul dari kedekatann emosional yang dimiliki ibu dengan anak,

kenyamanan yang dirasakan anak terhadap ibunya. Pemahaman ibu terhadap

karakteristik yang dimiliki anaknya membuat tingkat keberhasilan dalam melatih

anak lebih mandiri semakin meningkat.

Kata Kunci: peran ibu, kemandirian, remaja putri low vision, menstruasi.

Page 9: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

ii

Abstract

The purpose of this study is to describe how the role of mothers in activity daily

living adolescent low vision girls at puberty. This study uses qualitative method

with case study approach, which is used to explore how mothers who have an

important role in the family can be an example and train the skills required by

their children, especially children with special needs. The subject of this study is

40 year old housewife who has a low vision young daughter and has undergone

puberty. In this study found that the role of mothers in training young women low

vision during puberty gives a big influence in the development of a child,

especially in terms of independence. The great influence of the mother's role

arises from the emotional closeness that the mother has with the child, the comfort

that the child feels toward her mother. Understanding the mother to the

characteristics of his child to make the success rate in training children more

independently increased.

Keywords: mother role, independence, low vision young women,

……………...menstruation.

ii

Page 10: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

1

PENDAHULUAN

Masa remaja merupakan masa peralihan yaitu peralihan dari masa

kanak-kanak ke masa remaja awal, dan peralihan dari masa remaja akhir ke

masa dewasa awal. Tugas perkembangan remaja menurut Hurlock (1999)

yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat

menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik dengan teman sejenis

atau lawan jenis, mempersiapkan karir dan kemandirian ekonomi, dan juga

memiliki nilai-nilai yang digunakan sebagai pedoman hidup.

Monks (2001), menyatakan masa remaja merupakan periode peralihan,

peralihan ini lebih dirasakan pada masa awal remaja. Hurlock (1999) lebih

lanjut mengungkapkan juga bahwa pada masa ini, remaja mengalami banyak

perubahan fisik maupun mental. Semua perubahan dan perkembangan

membutuhkan penyesuaian mental, sikap, nilai, dan pendapat yang baru,

perubahan-perubahan yang terjadi pada masa ini antara lain meningginya

emosi yang pada masa awal remaja biasanya terjadi lebih cepat. Batubara

(2010) mengungkapkan proses menjadi dewasa akan dilalui setiap anak dalam

pertumbuhannya, meliputi berbagai aspek di antaranya aspek hormonal, aspek

fisik, dan aspek psikososial. Tanpa terkecuali bagi remaja berkebutuhan

khusus, dalam hal ini remaja putri yang mengalami low vision.

Widjajatin (1995) mengatakan bahwa low vision adalah kecacatan

visual yang jelas, tetapi masih memiliki sisa penglihatan yang dapat

digunakan. Anak dengan gangguan low vision juga dapat membaca huruf

biasa, tetapi dengan cetak tebal. Sebagian besar dari tunanetra ini masih

Page 11: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

2

memiliki sisa penglihatan, mereka inilah yang dikategorikan sebagai anak-

anak low vision. Low vision merupakan salah satu bentuk gangguan

penglihatan yang tidak dapat dibantu dengan menggunakan kacamata. Alat

bantu yang biasanya digunakan adalah kaca pembesar. Jarak pandang

maksimal untuk penyandang low vision adalah 6 meter dengan luas pandang

maksimal 20 derajat.

Menurut Pusat Pelayanan low vision Persatuan Tunanetra Indonesia

(2008), terdapat beberapa ciri umum penyandang low vision, yakni menulis

dan membaca dalam jarak dekat, hanya dapat membaca huruf berukuran

besar, terlihat tidak menatap lurus kedepan ketika memandang sesuatu,

kondisi mata terlihat berkabut atau berwarna putih pada bagian luar.

Direktorat Pendidikan Luar Biasa (2006) menyatakan ciri low vision yaitu

lebih sulit melihat pada malam hari daripada siang hari dan pernah menjalani

operasi mata dan atau memakai kacamata yang sangat tebal tetapi masih tidak

dapat melihat dengan jelas. Remaja normal pada umumnya mendapatkan

informasi dari indera penglihatan, sedangkan pada tunanetra informasi

diterima melalui indera lain, antara lain indera penciuman, peraba, dan perasa.

Masih terbatasnya media informasi untuk remaja tunanetra,

menyebabkan anak dengan tunanetra kesulitan mengakses atau mendapat

sumber informasi. Penelitian Qorizky (2009) menemukan bahwa individu

yang menyandang low vision sejak kecil mengalami kesulitan saat mengikuti

pelajaran di sekolah umum. Bagi individu yang menyandang low vision sejak

usia remaja dan dewasa, mereka akan merasa malu atau minder apabila harus

Page 12: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

3

bepergian seorang diri. Mereka malu dan takut ditertawakan orang lain apabila

dalam perjalanannya ia terjatuh atau membentur benda di sekitarnya. Anak

atau remaja dengan tuna netra memiliki sikap tidak berdaya, sifat

ketergantungan, tingkat kemampuan rendah dalam hal orientasi waktu,

resisten terhadap perubahan, cenderung kaku dan cepat menarik tangan saat

bersalaman, serta mudah mengalami kebingungan saat berada di lingkungan

baru yang tidak familiar (Somantri, 2007).

Remaja putri low vision memiliki perilaku yang berbeda dengan remaja

putri normal lainnya dalam menghadapi menstruasi karena keterbatasan yag

dimilikinya. Penelitian Hartiningsih (2014) menunjukkan bahwa pengalaman

remaja putri tunanetra dalam menghadapi menstruasi hampir sama dengan

pengalaman remaja putri normal pada umumnya kecuali pada praktik

kebersihan menstruasi yang kurang, dimana ketergantungan pada orang lain

dalam hal deteksi kebersihan diri membuat mereka menggunakan indera

penciuman untuk mengetahui tanda datangnya menstruasi. Kurangnya

informasi juga terjadi pada remaja putri low vision dalam masa pubertas.

Masalah fisik yang mungkin timbul dari kurangnya pengetahuan remaja

tentang menstruasi adalah kurangnya personal hygiene yang beresiko pada

terjadinya infeksi saluran kemih yang merupakan faktor predisposisi

terjadinya gagal ginjal kronik dan hipertensi (Proverawati & Misaroh, 2009).

Pada masa pubertas anak dengan gangguan low vision khususnya bagi remaja

putri dituntut untuk melindungi tubuhnya dari bahaya luar, namun karena

Page 13: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

4

keterbatasan penglihatannya anak low vision kurang memahami secara nyata

bagian tubuh mana yang harus ditutupi (Siti Mardiyah, 2011)

Menurut Hurlock (1980) pubertas berasal dari bahasa latin yang berarti

“usia kedewasaan”. Perubahan fisik daripada perilaku yang terjadi pada saat

individu secara seksual matang dan mampu memberikan keturunan. Jadi

pubertas (puberty) adalah perubahan cepat pada kematangan fisik yang

meliputi perubahan tubuh dan hormonal yang terjadi selama remaja awal.

Penelitian Hapsari (dalam Hartiningsih, 2014) pada enam remaja putri normal

yang duduk di bangku sekolah dasar, didapatkan hasil bahwa partisipan

mendapat sumber informasi tentang menstruasi antara lain dari buku, teman,

ibu, dan lembaga pelayanan kesehatan. Jenis informasi yang mereka butuhkan

tentang menstruasi adalah tanda dan gejala, frekuensi menstruasi, makanan

yang harus dimakan selama menstruasi, hal-hal yang tidak boleh dilakukan

selama menstruasi, dan bagaimana menghilangkan bau darah menstruasi.

Berdasarkan hasil penelitian Nagar dan Aimol (2010) tentang pengetahuan

remaja Meghalaya (India) tentang menstruasi menunjukkan bahwa 50%

pengetahuan tentang menstruasi diperoleh remaja dari teman, 36%

pengetahuan tentang menstruasi diperoleh dari ibu, dan 19% diperoleh dari

keluarga terdekat.

Peran orang tua terutama ibu dalam perkembangan kesehatan reproduksi

remaja menjadi hal yang penting untuk bisa diketahui dan bisa menjadi

penambahan wawasan tersendiri. Ibu juga memiliki peran yang besar dalam

melihat perkembangan anaknya untuk bisa menjalani masa pubertasnya.

Page 14: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

5

Menurut Arwanti (2009), ibu memiliki tugas sebagai berikut: a) Ibu sebagai

pendamping suami, b) Ibu sebagai pengatur rumah tangga, c) Ibu sebagai

penerus keturunan, d) Ibu sebagai pembimbing anak, e) Ibu sebagai pelaksana

kegiatan agama.

Remaja memerlukan dukungan, perhatian, pengertian serta dorongan

untuk bisa menentukan kepribadian dan membantu untuk menjelaskan

perubahan-perubahan yang akan dialaminya. Permasalahan pubertas menjadi

hal yang tabu dibicarakan anak-anak kepada orang lain, perlu dilakukan

pendekatan khusus agar anak merasa nyaman untuk bicara masalah pubertas

pada orangtuanya. Pendampingan orangtua, terutama ibu dalam mengawasi

masa pubertas anak bertujuan untuk menjaga perilaku menyimpang dan bisa

mengarahkan anak-anak yang beranjak remaja dalam menyikapi setiap

perubahan semasa pubertas. Banyak perilaku remaja yang menyimpang karena

belum memahami apa itu pubertas dan bagaimana cara menghadapi dan

mengendalikan setiap perubahan dan gejolak yang melanda semua remaja

(Hartiningsih, 2014).

Peran ibu dalam kegiatan pendampingan belajar memiliki peran yang

sentral. Hal tersebut disebabkan selain ibu sebagai seseorang yang dalam

kesehariannya memiliki kedekatan emosional dengan anak, pendampingan

juga merupakan salah satu pondasi vital bagi kemajuan anak secara umum,

bukan hanya pada segi akademik saja, lebih dari itu aspek afektif, dan konatif

dapat diapresiasikan oleh seorang ibu kepada anak pada saat pendampingan

(Abthoki, 2009).

Page 15: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

6

Selain itu, ibu juga berperan dalam melatih anak dalam pengembangan diri

atau bina diri. Pengembangan diri (self care skills) menurut Mumpuniarti

(2007) merupakan suatu program yang dipersiapkan untuk menolong diri,

merawat diri, dan mengurus diri pada anak tunagrahita yang berkaitan dengan

kebutuhannya. Program pengembangan diri bagi siswa tunanetra sama seperti

tunagrahita, siswa tunanetra juga membutuhkan keterampilan dalam

melakukan aktivitas menolong diri, merawat diri, dan mengurus diri sendiri.

Kemampuan pengembangan diri siswa tunanetra sangat tertinggal. Siswa tidak

terbiasa melakukan kegiatan pengembangan diri khususnya kebersihan badan

dengan prosedur yang benar.

Keterampilan menolong diri sendiri yang perlu dilatihkan pada tunanetra

(Purwaka Hadi, 2005) adalah kebersihan badan, meliputi: mandi, menggosok

gigi, merawat rambut, menggunakan make up. Widati (2011) lebih lanjut

mengungkapkan bagi anak tunagrahita, tunanetra, dan tunadaksa keterampilan

bina diri menjadi suatu keharusan. Salah satu aspek dalam bina diri bagi anak

tuna netra yaitu aspek personal care skill. Aspek ini mencakup kebiasaan

pribadi seperti makan, ke toilet, mandi, menggosok gigi, menggunakan

deodoran, memotong kuku, merawat rambut, berhias (gromming), merawat

anak dan bayi. Mengatur rumah tangga, seperti mengatur, membersihkan,

memelihara rumah dan halaman, serta membeli, memelihara dan menyimpan

pakaian (mencuci, menjemur, menyetrika, melipat, dan menggantung),

termasuk memelihara sepatu, (memakai, menyemir, dan menyimpan),

Page 16: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

7

berikutnya termasuk memilih baju yang tepat (keserasian berkaitan dengan

waktu).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Uun (2016) pada siswa

tunanetra kelas III SLB A Yaketunis Yogyakarta menggunakan metode

praktik ditemukan bahwa siswa memiliki kemampuan yang rendah dalam

menjaga kebersihan badan terutama dalam melakukan kegiatan mandi,

menggosok gigi, dan mencuci rambut. Kenyataan di lapangan metode praktik

sudah digunakan namun belum berhasil secara optimal. Hal tersebut

dikarenakan guru lebih sering menggunakan metode simulasi, dan

demonstrasi. Guru juga ditemukan belum terlalu memahami prosedur dalam

mengajarkan kemampuan bina diri serta kurang sepenuhnya mengerti apa

yang menjadi kesulitan setiap siswa dalam memahami prosedur metode

praktik. Sarana prasarana dalam pembelajaran praktik belum sesuai dengan

kondisi dan kebutuhan siswa tunanetra. Dalam penelitian ini dihasilkan bahwa

praktik dapat meningkatkan kemampuan pengembangan diri pada siswa

tunanetra kelas III SLB A Yaketunis Yogyakarta.

Pembelajaran di lingkungan perguruan atau yang biasa dikenal dengan

istilah sekolah memang cukup memiliki andil dalam pendidikan anak. Namun,

Soemiarti (dalam Jaelani, 2014) mengungkapkan pada kenyataannya,

lingkungan rumah tangga (ayah-ibu) dianggap sebagai pusat kegiatan bagi

para ibu dalam mendidik anak, ibu mempunyai tanggung jawab yang terbesar

dalam pendidikan anak. Ibu adalah orang yang mendorong anaknya untuk

belajar sejak awal hidup anak. Lebih lanjut Ki Hajar Dewantara (dalam

Page 17: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

8

Jaelani, 2014) mengungkapkan bahwa alam keluarga, adalah: (a) alam

pendidikan yang permulaan, pendidikan pertama kalinya bersifat pendidikan

dari orang tua yang berkedudukan sebagai guru (penuntut), sebagai pengajar

dan sebagai pemimpin, (b) di dalam keluarga itu anak-anak saling mendidik,

(c) di dalam keluarga anak-anak berkesempatan mendidik diri sendiri, karena

di dalam hidup keluarga itu mereka tidak berbeda kedudukannya, (d) di dalam

keluarga orang tua sebagai guru dan penuntun, sebagai pengajar, sebagai

pemberi contoh dan teladan bagi anak-anak.

Berdasarkan uraian diatas yang menunjukkan bahwa lingkungan

keluarga yang dalam hal ini ibu bertindak sebagai guru dan teladan bagi anak-

anak, terlebih berkaitan dengan pubertas yang dialami remaja putri low vision,

penulis tertarik untuk melihat bagaimana peran ibu dalam melatih kemampuan

bina diri remaja putri low vision pada masa pubertas.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif

dengan menggunakan metode studi kasus. Menurut Cresswell (dalam

Herdiansyah, 2015) menyatakan bahwa studi kasus adalah suatu model yang

menekankan pada eksplorasi dari suatu “sistem yang saling terkait satu sama

lain” (bounded system) pada beberapa hal dalam satu kasus secara mendetail,

disertai dengan penggalian data secara mendalam yang melibatkan beragam

sumber informasi yang kaya akan konteks.

Page 18: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

9

Pendekatan ini digunakan untuk mendalami bagaimana ibu yang

mempunyai peranan penting dalam keluarga dapat menjadi teladan serta

melatih kemampuan yang dibutuhkan oleh anaknya, terlebih anak dengan

kebutuhan khusus.

Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini teknik penentuan subjek menggunakan purposive

sampling dengan kriteria seorang ibu yang memiliki anak remaja putri dengan

kisaran usia 11-15 tahun dan mengalami low vision serta sudah mengalami

pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi.

Subjek adalah seorang ibu rumah tangga berinisal S berusia 40 tahun.

Seorang yang memiliki penglihatan normal dan menikah dengan bapak BS

berusia 39 tahun yang menyandang tuna netra sejak lahir. Mereka dikaruniai

seorang anak perempuan dengan inisial JS berusia 14 tahun yang saat ini

menempuh pendidikan luar biasa bagian A setara tingkat SMP di kota Klaten

karena mengalami low vision sejak lahir. Semenjak kecil hingga sekarang Ibu

S dan Bapak BS memutuskan untuk mengasuh secara bersama putri

tunggalnya tersebut. Ibu S memiliki warung soto di pekarangan depan

rumahnya, sementara suaminya membuka praktik pijat tuna netra di rumahnya

yang juga menerima panggilan.

Ibu S mengungkapkan bahwa low vision yang dialami putrinya

merupakan faktor genetika yang diturunkan dari keturunan Bapak BS. Putri

subjek mengungkapkan low vision yang dialaminya saat ini sudah lebih baik

jika disbanding sebelum melakukan operasi. Putri subjek masih dapat melihat

Page 19: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

10

bayangan benda sejauh 15 sampai 20 meter, namun ia tidak tahu apa ataupun

siapa yang ada di tempat tersebut. Akan tetapi apabila mendekat pada jarak 2

sampai 3 meter barulah putri subjek mengetahuinya. Ketika membaca buku

yang memiliki ukuran tulisan kecil, putri subjek masih mampu membaca

tanpa alat bantu pada jarak 5cm. Dalam keseharian putri subjek beraktivitas

tanpa menggunakan alat bantu melihat ataupun berjalan, semuanya dilakukan

dengan mengandalkan sisa pengelihatan yang dimilikinya.

Sejak sebelum menikah Ibu S memang telah terbiasa dengan

lingkungan orang tuna netra sehingga ketika memutuskan untuk menikah

dengan Bapak BS yang menyandang tuna netra Ibu S tidak merasa kerepotan.

Ibu S sempat bekerja di PERTUNI yaitu persatuan tuna netra Indonesia di

Jakarta sebagai sekretaris bendahara. Meskipun hanya bekerja selama satu

tahun saja di PERTUNI, banyak hal yang Ibu S pelajari berkaitan dengan

kehidupan tuna netra mulai dari cara berinteraksi dengan mereka hingga cara

mengasuh anak.

Di rumah tempat keluarga ini tinggal juga terdapat beberapa saudara

yang tinggal bersamaan dengan mereka dan juga mengalami tuna netra.

Tetangga sekitar yang sudah paham akan hal tersebut senantiasa mendukung

dan mengayomi keluarga ini.

Metode Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara semi-terstruktur. Bentuk ini memungkinkan peneliti dan subjek

terlibat dalam suatu dialog dimana pertanyaan-pertanyaan dapat dimodifikasi

Page 20: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

11

sesuai dengan pernyataan atau jawaban dari subjek. Hal ini juga

memungkinkan peneliti untuk menggali bagian yang menarik dan penting

yang muncul dari pernyataan subjek (Creswell, 2015).

Analisis Data

Proses analisis data diawali dengan melakukan pengetikan data yang

telah diperoleh dari lapangan. Selanjutnya peneliti menyoroti berbagai

pernyataan penting serta kalimat yang menyediakan pemahaman tentang

bagaimana subjek melakukan peran dari fenomena tersebut. Kemudian

peneliti memberikan kode pada transkrip wawancara dan melakukan

kategorisasi terhadap data yang telah dikumpulkan, lalu memberikan istilah

khusus guna mempermudah proses analisa. Peneliti kemudian

mendeskripsikan data yang telah dianalisa untuk selanjutnya diinterpretasikan

menjadi deskripsi gabungan yang mempresentasikan esensi dari fenomena.

HASIL

Berdasarkan hasil analisis data, muncul beberapa tema sebagai berikut:

peran pengasuhan dan pemeliharaan, peran pendampingan pertumbuhan dan

perkembangan, serta peran pemberian pengertian, dukungan dan dorongan.

Peran Pengasuhan dan Pemeliharaan

Subjek yang telah memiliki banyak pengalaman serta pengetahuan

mengenai bagaimana kehidupan penyandang tuna netra semenjak sebelum

menikah, dapat mendeteksi dini gangguan yang dialami anaknya hingga

Page 21: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

12

tindakan tepat yang harus dilakukan guna mengusahakan kesembuhan

putrinya:

Eee untuk pertama kali yaa pertama shock kan ya pertama, kan

saya gak tahu kalo memang anak saya bisa begitu,tadinya kan

saya pikir emang normal, saya gak tahu kalo dari gen suami saya.

Waktu itu lahir J di Depok Jakarta, terus saya konsultasi ke dokter,

kalo kata dokter itu harus dioperasi, waktu itu dokter bilang satu

mata 20 juta, terus waktu itu emang kami gak punya uang untuk

dana untuk operasi kan,terus dibiarkan aja. Sampai dia umur

empat tahun. Terus umur lima tahun dia pindah ke sini,ke jawa

setelah gempa pindah kesini. Terus pindah kesini terus ada itu

BPJS, . . . Maksute pertama ke puskesmas, kata puskesmas ini

harus ke rumah sakit daerah bu, gak bisa disini, waktu itu J mulai

kontrol usia tujuh tahun, tujuh tahun . .kontrol ke rumah sakit

daerah di Tegalyoso,di Tegalyoso setelah diperiksa gak ada

alatnya,langsung dirujuk ke rumah sakit pusat Jogja . .Sarjito. Di

Sarjito terus dicek dari awal sampai akhirnya dokter memutuskan

ini harus dioperasi pasang lensa. Sampai akhirnya sampai dia

operasi lima kali.(S1,2-14)

Subjek sempat tidak percaya dengan apa yang dialami putrinya, namun

keadaan tersebut tidak membuat subjek mengabaikan perannya sebagai seorang

ibu dan tetap memperjuangkan kesembuhan putrinya. Berbagai usaha dilakukan

subjek bersama suaminya, sekalipun harus melewati penantian dan menghadapi

resiko mengalami masalah yang sama di kemudian hari :

Ada . .pertama, dari awal sampai sekarang itu ada,cuman kalo

sekarang ada penurunan,karena operasi yang kelima yang terakhir

ini kan emang yang cenderung agak sering dioperasi kan yang

sebelah kanan, itu kan yang terakhir ini tumbuh kembali,

fibrosisnya itu. Jadi emang pada anak-anak yang usia anak-anak

itu emang tumbuh kembali. Dokter sudah . .profesornya bilang

emang nantinya akan tumbuh kembali pak, hla sekarang ini

tumbuh, terus ini yang terakhir kan dicoba untuk di laser tapi gak

bisa, karena terlalu dalem dan terlalu tipis, terlalu sering di

operasi. Untuk di laser itu gak bisa, harus dipakein alat, dan itu

alatnya belum ada pak disini,masih di . .di Amerika atau di mana

Page 22: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

13

gitu, di Singapura apa di . .pokok.e di luar negeri, kata

profesornya itu. Nanti tunggu dua bulan bapak kembali kesini.

Terus suami saya tanya, itu nanti hasilnya setelah dioperasi

gimana dok? Ya bisa jernih kembali, tapi nanti kemungkinan

begini kembali. Terus kan jadi dari denger itu kan jadi J denger

gitu kan jadi down kan,terus gak mau lagi. Gak mau diobati, jadi

sekarang agak burem gitu.(S1,16-26)

Tidak berhenti sampai disitu, subjek juga melakukan pengawasan dan

pendampingan dalam keseharian putrinya berkaitan dengan orientasi lingkungan

dan perilaku. Dalam lingkungan baru subjek mengambil peran untuk

memperkenalkan segala sesuatu yang ada pada lingkungan tersebut kepada

putrinya. Hal ini dilakukan agar putrinya dapat memiliki orientasi yang baik

terhadap lingkungan dimana putrinya berada. Perlakuan tersebut dipelajari subjek

melalui pengalamannya bersosialisasi dengan tuna netra. Ketika bergaul dengan

para penyandang tuna netra subjek banyak melakukan observasi langsung dan

mendengarkan setiap pembicaraan serta pengalaman para penyandang tuna netra

tersebut, sehingga ketika memutuskan untuk berumah tangga dengan seorang

penyandang tuna netra dan juga memiliki anak dengan gangguan penglihatan low

vision subjek tidak terlalu merasa kesulitan.

Gangguan penglihatan yang dialami putrinya membuat subjek harus lebih

ekstra dalam mengasuh dan merawat putrinya dalam berbagai aspek baik

kehidupan sehari-hari, pengenalan lingkungan baru, dan terus mencari informasi

berkaitan dengan kondisi yang dialami putrinya :

. . . kadang tanpa dia tanya saya langsung kasih tahu. Karena kan

saya kan dari sebelum nikah kan udah bergaul sama tuna netra ya,

jadi kan tahu cara oo tuna netra tu begini, jadi sebelum anak saya

Page 23: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

14

tanya,J tanya saya kasih tahu. Dek disana ada ini . .ada ini .

.gitu(S1,38-40)

kalo dari waktu dia masih bayi . .anak-anak . .TK gitu main

bergaul sama temen-temennya, main sepeda, main petak

umpet,gitu yang main. Tapi setelah masuk asrama,anu agak kaya

minder,mungkin ngerasa kok ternyata saya seperti ini,tapi kami

orangtua tetep suport, ayo main sama temen-temen gitu.Karena

kalo . .jadi kita orang tuanya tetep anu tetep apa ya?istilah.e

ngojok-ojoki gitu hlo, tetep ayo gek maen . .maen gitu hlo,jadi kalo

gitu baru main sama temennya. . . (S1,44-49)

Salah satu aspek dalam kemampuan bina diri bagi anak berkebutuhan

khusus yaitu personal care skill yang berkaitan dengan bagaimana subjek dapat

melatih putrinya untuk mampu melakukan aktivitas pribadi dan mampu mengurus

urusan rumah tangga. Kemampuan tersebut diajarkan subjek kepada putrinya

sejak usia sekolah, subjek mengajarkan mulai dari memilih pakaian yang pantas

dipakai, mandi, makan, dan berhias diri. Dalam memilih pakaian subjek

membebaskan putrinya memilih pakaian yang akan ia kenakan, namun apabila

dirasa kurang pantas subjek kemudian memberitahukan kepada putrinya dan

mengarahkan apa dan bagaimana seharusnya.

Selain itu subjek juga melatih putrinya untuk melakukan kegiatan rumah

seperti membantu mencuci piring, memasak, serta membersihkan rumah. Sejak

dini subjek mengajak putrinya untuk membantu pekerjaan rumah dan meminta

putrinya mencoba melakukan seperti apa yang subjek lakukan.

. . .ya kalo saya buka warung suka bantuin, karena dari kecil saya

latih untuk mandiri,kaya nyuci . .apa nyuci piring, apa gitu .

.masak gitu juga bisa.(S1,51-52)

Page 24: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

15

. . . tapi kalo J anaknya kalo disuruh apa-apa itu jalan, dek

disuruh apa gitu . .ya mah,biarpun pake dia nggrundhel tapi

dilaksanakan. . .(S2,351-352)

. . .itu suka bantuin saya, kalo ada pekerjaan rumah gitu gak

pernah . .kadang kalo saya omongin sekali gitu langsung

dilaksanakan.(S2,356-357)

Pendampingan Pertumbuhan dan Perkembangan

Gambaran peran pendampingan pertumbuhan dan perkembangan dapat

dilihat saat putri subjek memasuki usia pubertas, subjek banyak memberikan

pendampingan berupa informasi dan batasan yang perlu diketahui dalam

perubahan yang dialami. Batasan berupa larangan bagi orang lain untuk

menyentuh bagian tubuhnya menjadi sebuah informasi yang dianggap penting

namun masih sesuai usia dan pemahaman putrinya:

. . .cuma dia nanya kok begini ya mah,kaya waktu pertama kali

keluar payudara, kok nen-nen J gedhe ya mah? Emang J udah

gedhe. Terus kaya waktu dia mens,ya pertanyaan umum lah bagi

anak-anak. (S1,60-62)

. . .jadi begitu dia akhil balik, mens itu, saya langsung ngasih tahu,

J kan sekarang udah gedhe . .nanti kalo misalkan deket sama

cowok kalo misalnya dipegang-pegang jangan mau. Tetep ya saya

ngasih pengertiannya masih dibatas ambangnya remaja yang gak

terlalu jauh sekali sihh, soalnya kan belum waktunya. Masih yaa

sebatas usia dia lah.(S1,71-74)

Pada saat memasuki usia pubertas dan putri subjek telah mendapatkan

mestruasi, subjek melatih putrinya untuk bisa memakai dan mengganti pembalut

sendiri, mencuci pakaian dalam yang kotor sendiri dengan mempraktikkan secara

bersama dan mengawasi putrinya ketika kemudian putrinya mencoba

Page 25: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

16

melakukannya sendiri, serta memberikan pengertian dan informasi tentang apa

yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh putrinya:

Iya . .jadi waktu pas mens pertama kali kan belum pernah kenal

pembalut itu,dikasih tau cara pakainya, ditempel dicelana

dulu,terus cara cucinya . .(S2,383-384)

Iya terus cara pasangnya . .cara cucinya . .pakai sabun ini.

Kadang kan . .kok ini gak bisa ilang ya mah? Tetep sepengetahuan

dia kan hanya biasanya pake rinso, tapi kok pake detergen gak

bisa ilang ya mah? Karena ini darah emang susah ilang,harus

pake sabun colek itu hlo, pake sunlight atau pake sabun batangan,

tau dia sekarang.(S2,388-391)

Interpersonal competance skill merupakan kemampuan dalam

memperkenalkan diri, berteman, berkomunikasi, serta bertanggung jawab. Subjek

dalam hal ini menunjukkan perannya dengan mendorong putrinya untuk berbaur

dan bergaul dengan teman sebayanya yang lain, mendorong putrinya untuk ikut

dalam berbagai pentas dan lomba sekalipun belum dapat meraih prestasi, namun

subjek selalu mendukung setiap minat putrinya. Berkaitan dengan tanggung

jawab, subjek melatih putrinya semenjak dini untuk merawat dan mengembalikan

setiap barang yang digunakannya serta menerapkan sistim punishment untuk

setiap perilaku yang menyimpang:

Itu saya terapkan waktu dia TK, misalkan belajar gitu, tinggalin

sendiri, ntar kalo udah kan suka ditinggal, dek . .diberesin, mama

gak mau beresin, kalo besok ketinggalan mama gak mau tahu gak

mau bantuin, beresin. Biarpun berantakan tapi diberesin. Pernah

suatu saat waktu TK itu, ketinggalan pensil warnanya. Pake

crayon kan waktu TK, ketinggalan gak dimasukin, udah saya udah

bilang dek dimasukin, dia sekolah, sampe sekolah sengaja gak

saya masukin, terus pulang. Kan waktu TK sekolahnya deket . .mah

ketinggalan, apanya? Crayonnya, makanya kalo dibilangin gimana

. .dari pengalaman itu . .(S2,369-374)

Page 26: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

17

Ketika putrinya berhadapan dengan orang lain, subjek tak lupa

memberikan nilai-nilai dan ajaran tentang kebaikan yang harus putrinya lakukan

seperti mengekspresikan perasaannya secara tepat kepada orang lain tanpa harus

menyinggung perasaan orang lain:

. . .ya dia bilang terimakasih gitu, cuman nanti disimpen gitu kalo

. .emang gak digunakan kalo dia gak seneng gitu,biasanya

gitu.Tetep bisa menghargai pemberian orang gitu. Karena dari

kecil saya didik apapun yang dikasih orang kamu suka gak suka

harus terima,jadi kita harus menunjukkan baik dihadapkan orang

itu, jangan karena gak suka terus kamu cemberut itu gak boleh .

.gitu.(S1,164-168)

Nilai-nilai agama menjadi fondasi utama yang ditekankan subjek dalam

kehidupan putrinya. Subjek selalu mendukung putrinya untuk mengikuti kegiatan

yang berkaitan dengan keagamaan guna membekali putrinya di masa yang akan

datang:

kalo untuk selama ini yang saya tanamkan hanya di agama.

Agama nomor satu yang lain belakangan. Pokok.e selama ini saya

tekankan terus. Karena dari agama itu kan bisa mencakup ke

semua.Dia juga sering ikut kebaktian remaja kaya misalnya di

Islam kaya pengajian itu kan otomatis pendetanya atau ustadnya

bercerita kan?nhah dari situ kan dia juga udah tau, apa yang

harus dilakukan remaja itu seharusnya yang boleh yang enggak itu

mana. Agama yang saya tanamkan.(S1,263-267)

Peran Pemberian Pengertian, Dukungan, dan Dorongan

Ketika putri subjek merasa tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya, subjek

menunjukkan perannya dengan memberikan pemahaman yang benar tentang

Page 27: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

18

kondisi yang bagi putrinya tidak nyaman serta memberikan solusi konkret yang

mudah dimengerti oleh putrinya.

Iya kalo J emang suka panik sama brubah kalo gendut . .(S1,79)

Kalo emang tubuhnya agak gedhe anu paling repot,badanku

gemuk ya mah . .gitu..paling . .emang hanya satu itu. Terus kalo

ditanya J gemuk gak ya mah?ya gak gitu . .emang paling heboh ee

kalo gemuk gitu. Hanya satu itu aja(S1,81-83)

Menjelaskannya yaa . . paling anuu suruh olahraga,terus makan .

.kan suka ngemil,dikurangi ngemilnya . .jadi program diet juga.

Kemarin waktu . .sempet dia sampe 62 itu. Sampe saya bilang dek

gak usah gendut-gendut, nanti kalo gemuk-gemuk kamu gak bisa

lari hlo.(S1,85-87)

kok gak bisa kenapa ya?tapi terus diulang lagi. .dicoba

lagi?(S1,159)

Semenjak kecil subjek memutuskan untuk mengasuh sendiri putrinya

bersama dengan sang suami yang sampai saat ini bekerja sebagai tukang pijat

panggilan dan juga membuka praktik di rumah. Sejak dini subjek selalu

mengajarkan kepada putrinya hidup mandiri ditengah keterbatasan yang dimiliki.

Sejak kecil pun subjek mendorong putrinya untuk berbaur dan bergaul dengan

teman sebayanya yang lain. Meskipun setelah memasuki usia sekolah dan masuk

asrama putri subjek sempat rendah diri dengan kekurangannya, namun subjek

selalu memberikan pemahaman dan pengertian kepada putrinya bahwa dibalik

kekurangan yang dimiliki putrinya tetap ada kelebihan yang ada dalam diri

putrinya yang tidak dimiliki oleh orang lain. Pemahaman yang demikian cukup

efektif digunakan subjek untuk menumbuhkan kembali kepercayaan diri putrinya.

Cuman kadang kalo suka murung, kalo punya masalah gitu

pertama diem dulu. Kan lama-lama kan karena tiap hari kita anu

Page 28: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

19

kan tau ya,terus tanya . .biasanya bapaknya itu kenapa sih gtu,

dideketin, suka kadang ngomong.(S1,93-95)

Biasanya ya seputar masalah sekolah,sama temen-temennya,gak

lebih dari itu,pelajaran . .gitu aja(S1,97)

Suka . .kaya pertama kali dia masuk asrama kan suka digalakin

sma temennya, nha dari situ suka cemberut gitu, suka sms gitu .

.aku suka digini-giniin gitu, itu aja. Kalo dulu awal di asrama

emang dia kaya sering di bully gitu,orang-orang bilang gtu ya, tp

itu jaman dulu, kalo sekarang udah enggak, sekarang kan udah

gak di asrama lagi,kalo sekarang enggak, kalo dulu iya istilah.e

sering di bully gitu lah, terutama sama temen sekelasnya. Ya di

asrama maupun di sekolah. Tapi berjalannya waktu saya bilang,

kalo J digituin baikin aja . .baikin teruss, dan sekarang malah jadi

sahabat, jadi deket.(S2,301-305)

Banyak hal yang diajarkan oleh subjek kepada putrinya sesuai dengan

usianya berkaitan dengan kebersihan dirinya, ketrampilan aktivitas sehari-hari,

dan juga kemampuan bermasyarakat serta penggunaan fasilitas umum. Subjek

memberikan pengenalan dengan cara terjun langsung pada hal yang ingin

diajarkan, sehingga putri subjek dapat merasakan langsung seperti apa tanpa harus

merasa kebingungan:

Ya cara menjelaskannya suka diajak gitu,kaya misalkan orang

jawa kan ada rewangan gitu,suka diajak . .dikasih tau ooo ini

kamu kerjanya gini-gini . .kemarin juga sempet ikut pemuda disini

juga,dikampung gitu.(S1,109-111)

. . . di sekolahan kan dekat sama alfamart itu bisa belanja sendiri.

Sama temannya yang total gitu yaa,bisa sendiri. Jadi dia juga

hafal,kalo alfamart atau indomart kan letaknya gak berubah kan

yaa, pasti setiap tempat juga pasti ya disitu juga,Jadi dia

hafal.(S1,125-128)

Begitu pula dengan penggunaan fasilitas umum berupa penggunaan

transportasi umum seperti bus, yang juga digunakan putri subjek untuk menuju ke

sekolah. Dengan penjelasan secara konkret apa yang harus dilakukan dan tetap

Page 29: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

20

memberikan pengawasan kepada putrinya subjek meyakinkan bahwa putrinya

mampu seperti anak normal lainnya:

kalo dulu awalnya emang dia gak tau kalo diikutin,dilepas tapi

dibelakangnya bapaknya ngikutin.tapi sebelumnya kan dikasih tau

cara naiknya begini,alat-alatnya kaya hp apa segala macem hati-

hati nyimpennya, kaya uang apa segala yang dia bawa, yang

disaku cuma yang buat bayar aja selebihnya disimpen sebaik-

baiknya.(S2,312-315)

. . . dek kalo naik begini dari depan, kalo turun hati-hati kaki kiri

turun dulu.(S2,317-318).

Untuk dapat menggunakan fasilitas umum tentunya membutuhkan alat

transaksi berupa uang. Pengenalan akan uang telah dilakukan semenjak subjek

berada di bangku taman kanak-kanak. Subjek tidak banyak menjelaskan kepada

putrinya, karena putrinya akan secara mandiri mencari tahu lebih lanjut dengan

indera lain seperti peraba untuk mendapatkan informasi lebih mendalam tentang

suatu benda dan menyimpan dalam memorinya.

Dari TK . .kan waktu TK suka . .kalo suka dia jajan kan . .mah

jajan, saya kasih seribu, ini uang seribu terus dipegang-pegang,

diperhatikan, sampe sekarang udah kenal. Bentuknya .

.diraba,dilihat, diperhatiin panjangnya, warnanya . .(S2,341-

342,344)

PEMBAHASAN

Subjek yang dikaruniai seorang putri merasa bahagia dengan kehadiran

putrinya. Namun, ketika subjek mengetahui bahwa anaknya mengalami gangguan

penglihatan low vision, subjek sempat terkejut mengetahui kondisi putrinya.

Page 30: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

21

Sebagai sosok ibu, subjek berusaha memberikan yang terbaik bagi kehidupan

putrinya. Tindakan medis yang terbaik tetap diusahakan subjek dan suaminya

dengan harapan dapat merubah kondisi putrinya semakin membaik. Keterbatasan

yang dimiliki putrinya subjek dituntut memiliki kemampuan yang lebih dalam

merawat putrinya yang berkebutuhan khusus. Hal ini sejalan dengan pernyataan

Wardhani (2012) dimana memiliki anak berkebutuhan khusus merupakan beban

berat bagi orang tua baik secara fisik maupun mental. Beban berat tersebut

membuat reaksi emosional di dalam diri orang tua. Orang tua yang memiliki anak

berkebutuhan khusus dituntut untuk terbiasa menghadapi peran yang berbeda dari

sebelumnya karena memiliki anak berkebutuhan khusus. Hal ini membutuhkan

penyesuaian diri. Perubahan inilah yang membuat orang tua harus menyesuaikan

diri dengan baik. Pengalaman yang telah dimiliki oleh subjek sebelumnya, dimana

subjek sering berinteraksi dengan penyandang tuna netra dan orangtua lain yang

juga memiliki anak berkebutuhan khusus membuat subjek tidak terlalu kerepotan

dalam menyesuaikan diri dengan keadaannya sekarang. Beberapa peran dan

kemampuan tambahan yang harus dimiliki subjek dalam merawat putrinya antara

lain berkaitan dengan bagaimana subjek harus bisa berkomunikasi secara efektif

kepada putrinya dengan cara yang tepat agar putrinya dapat mengenali lingkungan

sekitar dengan segala isinya secara tepat.

Dalam kegiatan sehari-hari subjek selalu mendampingi putrinya dengan

sabar dan penuh kasih sayang. Hal ini dibuktikan dengan relasi yang terjalin

begitu harmonis antara orang tua dan anak sekalipun keterbatasan membayangi

mereka. Kemandirian yang dapat dicapai oleh putri subjek saat ini tidak terlepas

Page 31: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

22

dari peran subjek sebagai ibu dalam memenuhi kebutuhan anaknya. Subjek

dibantu oleh suami dan keluarganya yang sebagian besar juga menyandang

tunanetra membuat mereka bahu-membahu merawat putrinya. Hal ini berbanding

lurus dengan pernyataan Kartini Kartono (1977) bahwa fungsi sebagai ibu dan

pendidik bagi anak-anak bisa dipenuhi dengan baik apabila ibu tersebut mampu

menciptakan iklim psikis yang gembira, bahagia, dan bebas, sehingga suasana

rumah tangga menjadi semarak memberikan rasa aman-bebas-hangat

menyenangkan penuh kasih sayang. Dengan begitu anak-anak akan betah tinggal

dirumah. Iklim psikologis penuh kasih sayang kesabaran, ketenangan, kehangatan

itu memberikan semacam vitamin psikologis, yang merangsang pertumbuhan

anak-anak menuju pada kedewasaan.

Ditengah keterbatasan putrinya, subjek tidak begitu saja membiarkan putri

tunggalnya tersebut terpuruk dalam ketidakberdayaan. Subjek tetap berharap

bahwa putrinya dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal layaknya remaja

normal lainnya, sehingga subjek tetap melakukan pengasuhan sama seperti anak-

anak yang lain tetapi tetap disesuaikan dengan kemampuan yang ada pada diri

putrinya. Kemampuan yang cukup mendasar dilakukan kepada putrinya berkaitan

dengan kemampuan bina diri. Widati (2011) menjelaskan bahwa ditinjau dari arti

kata: bina berarti membangun/proses penyempurnaan agar lebih baik, maka bina

diri adalah usaha membangun diri individu baik sebagai individu maupun sebagai

makhluk sosial melalui pendidikan di keluarga, di sekolah, dan di masyarakat

sehingga terwujutnya kemandirian dengan keterlibatannya dalam kehidupan

sehari-hari secara memadai. Bila ditinjau lebih jauh, istilah bina diri lebih luas

Page 32: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

23

dari istilah mengurus diri, menolong diri, dan merawat diri, karena kemampuan

bina diri akan mengantarkan anak berkebutuhan khusus dapat menyesuaikan diri

dan mencapai kemandirian.

Pada saat putri subjek mulai memasuki usia remaja dan mengalami

pubertas, dimana muncul tanda-tanda seksual sekunder seperti tumbuhnya

payudara, subjek mendampingi putrinya dengan memberikan pengertian tentang

apa yang terjadi dengan diri putrinya serta bagaimana putrinya harus menyikapi

perubahan fisik tersebut apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh

dilakukan. Ketika putrinya telah mengalami menstruasi, subjek segera

memberikan informasi secara tepat kepada putrinya tentang bagaimana bentuk

pembalut, cara pemakaian pembalut, hingga bagaimana mencuci pakaian dalam

yang terkena darah menstruasi. Pemberian informasi ataupun pendidikan seks

yang dilakukan ini sejalan dengan pernyataan Aziz (2014) bahwa melalui

pemberian materi pendidikan seks yang tepat dan sehat akan mengantarkan anak

memiliki seperangkat pengetahuan yang membekali dirinya untuk menjunjung

tinggi seksualitas dan menjaga dirinya dari perilaku negatif yang berhubungan

dengan masalah seks.

Layaknya remaja putri normal lainnya, putri subjek juga bersosialisasi

dengan lingkungan sekitarnya serta bergaul dengan teman sebayanya. Meskipun

hal tersebut menimbulkan rasa rendah diri pada diri putri subjek, dimana putrinya

merasa berbeda dengan teman-teman lainnya namun subjek selalu memberikan

dorongan serta menanamkan nilai- nilai kehidupan yang baik. Subjek juga

menanamkan nilai agama sebagai landasan utama dalam putrinya menjalani

Page 33: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

24

kehidupan. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan Jailani (2014) dimana orang tua

(ayah-ibu) memiliki tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak-anak dalam

keluarga. Fungsi-fungsi dan peran orang tua tidak hanya sekedar memenuhi

kebutuhan fisik anak berupa kebutuhan makan dan minum, pakaian, tempat

tinggal tapi juga tanggung jawab orang tua jauh lebih penting dari itu adalah

berupa perhatian, bimbingan, arahan, motivasi, dan pendidikan, serta

menanamkan nilai-nilai bagi masa depannya. Ketika putrinya melakukan

kesalahan ataupun melanggar nilai yang telah ditanamkan, subjek menerapkan

sistem punishment yang memberikan efek jera kepada putrinya sehingga tidak

mengulangi kesalahan tersebut kembali.

Peran ibu yang dilakukan subjek S terhadap putrinya dilakukan dengan

tulus, hangat, sabar, namun tetap tegas. Putri subjek banyak diajarkan dengan

menggunakan metode praktik. Pada awal pengenalan terhadap suatu hal subjek

selalu mendampingi dan mempraktikkan apa yang sedang diajarkan kepada

putrinya secara bersama. Namun, ketika putri subjek dirasa sudah cukup

menguasai apa yang dilakukannya dengan perlahan subjek mulai melepas dan

mempercayakan segala sesuatu yang dilakukan putrinya sendiri. Sekalipun mulai

percaya kepada putrinya subjek tidak pernah membiarkan begitu saja putrinya

luput dari pengawasannya, dan apabila putrinya mengalami kesulitan dengan

tangan terbuka subjek memberikan pertolongan sesuai dengan apa yang

dibutuhkan putrinya.

Page 34: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

25

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, ditemukan bahwa peran ibu dalam

melatih remaja putri low vision pada masa pubertas memberi pengaruh yang besar

dalam perkembangan seorang anak terutama dalam hal kemandirian. Hal ini

berkaitan dengan kedekatan emosional yang dimiliki ibu dengan anak, serta

bagaimana anak merasa nyaman ketika membicarakan permasalahan pubertas

kepada ibunya. Pengalaman dan pengetahuan ibu di masa lalu memberikan

sumbangan positif terhadap ibu di dalam melakukan perannya, sehingga ketika hal

yang sama menimpa tidak banyak kesulitan yang ditemui.

Pelatihan yang menggunakan metode praktik secara langsung memberikan

pengetahuan, pengalaman, serta pemahaman yang lebih mendalam kepada anak.

Metode dan peralatan yang tepat sesuai dengan kondisi anak turut memberikan

pengaruh yang signifikan bagi pelatihan yang diberikan ibu kepada remaja putri

low vision. Keberhasilan pelatihan kemandirian ini tidak terlepas dari sikap anak

yang dilatih untuk mau mempelajari sesuatu yang baru.

Rasa percaya yang ditunjukkan ibu kepada anaknya juga menjadikan diri

anak lebih yakin bahwa dirinya mampu melakukan apa yang seharusnya ia

lakukan sekalipun di dalam kondisi yang penuh dengan keterbatasan.

SARAN

Berdasarkan temuan penelitian, ibu yang menerima keberadaan anak

dengan gangguan low vision sebagai hal yang tidak bisa dihindari dan

menjalankan perannya sebagai ibu dengan optimal menunjukkan bahwa anak

Page 35: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

26

tersebut lebih mandiri dalam menjalani kehidupan terutama pada masa pubertas.

Oleh karena itu, bagi ibu yang memiliki anak dengan gangguan low vision, agar

tetap menerima bagaimanapun kondisi anak mereka dan tetap memberikan

pengasuhan dan perawatan dengan seoptimal mungkin. Selain itu, dukungan

keluarga dan lingkungan sekitar juga membuat ibu lebih merasa disayangi dan

didukung sehingga akan mempengaruhi sikap ibu terhadap anak dengan gangguan

low vision.

Ibu yang memiliki anak dengan gangguan low vision diharapkan selalu

mendampingi pada setiap tahap tumbuh kembang anak mereka. Berkaitan dengan

menstruasi pada masa pubertas, sudah seyogyanya ibu sebagai wanita yang juga

telah mengalami pengalaman menstruasi dapat membagikan pengalamannya

kepada anak agar ia dapat mengetahui gambaran menstruasi dan memberikan info

secara tepat mengenai apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan anak. Semua

info harus disesuaikan dengan perkembangan sehingga anak tidak merasa

kebingungan.

Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya lebih eksplisit dan mendalam dalam

memaparkan hasil sehingga perilaku yang muncul tergambarkan dengan jelas.

Peneliti selanjutnya dapat mengkaji lebih lanjut tentang bagaimana peran suami

atau ayah dapat mempengaruhi sikap istri atau ibu di dalam membantu

mengoptimalkan perkembangan anak dengan gangguan low vision. Selain itu juga

dapat dikaji tentang ayah yang lebih dominan dalam pengasuhan anak

berkebutuhan khusus.

Page 36: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

27

DAFTAR PUSTAKA

Abthoki, A. (2009). Peran ibu dalam kegiatan pendampingan belajar anak melalui

prinsip Individual Learning-Centered, EGALITA, IV(2). Diakses pada 15

September 2016, http://ejournal.uin-malang.ac.id.

Aziz, S. (2014). Pendidikan seks bagi anak berkebutuhan khusus, Jurnal

Kependidikan,2(2). Diakses pada 5 Mei 2017,

http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id.

Hartiningsih, E.S. (2014). Gambaran pengalaman remaja putri tunanetra dalam

menghadapi menstruasi di Asrama Yaketunis Yogyakarta. Diakses pada 13

September 2016, http://etd.repository.ugm.ac.id.

Herdiansyah, H. (2015). Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu psikologi.

Jakarta: Salemba Humanika.

Hurlock, E.B. (1999). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang

rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.

___________ (1980). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang

rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Jaelani, S. (2014). Teori pendidikan keluarga dan tanggung jawab orang tua

dalam mendidik anak usia dini. Diakses pada 5 Mei 2017,

https://journal.walisongo.ac.id.

Jose, R.L. (2010). Perkembangan remaja, Sari Pediatri,12(1). Diakses pada 13

September 2016, https://saripediatri.idai.or.id.

Kartono, Kartini. (1977). Psychologi wanita: Wanita sebagai ibu dan nenek. Jilid

2. Bandung: Alumni.

Monks,F.J., Knoers,A.M.P & Hadinoto S.R. (2001). Psikologi perkembangan:

Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University

Press.

Mumpuniarti. (2007). Pendekatan pembelajaran bagi anak hambatan mental.

Yogyakarta: Kanwa Publiser.

Poerwandari, K. (2001). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku

Manusia. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia: Lembaga Pengembangan

Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3).

Proverawati, A., Misaroh, A. (2009). Menarche: Menstruasi pertama penuh

makna. Yogyakarta: Nuha Medika.

Page 37: PERAN IBU DALAM MELATIH KEMAMPUAN BINA DIRI REMAJA … · yaitu menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif, dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik

28

Purwaka Hadi. (2005). Kemandirian tunanetra orientasi akademik dan orientasi

sosial. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan

Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan

Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Qorizky, M. (2009). Kemandirian pada penyandang Low Vision: Studi kasus

berdasar Teori Kepribadian Adler. Diakses pada 13 September 2016,

https://eprints.undip.ac.id.

Somantri, S., (2007). Psikologi anak luar biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.

Uun, D. (2016). Peningkatan kemampuan pengembangan diri dengan

menggunakan metode praktik siswa tunanetra kelas III SLB A Yaketunis

Yogyakarta. Diakses pada 5 Mei 2017, http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40971.

Widati, S. (2011). Bina diri bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Diakses pada

13 September 2016, https://file.upi.edu.

Widdjajantin, A., Hitipeuw, Imanuel. (1995). Ortopedagogik Tunanetra I. Jakarta:

Departemen pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi.