peran guru pendidikan agama islam dalam mengatasi …
TRANSCRIPT
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
MENGATASI MASALAH BULLYING DI SEKOLAH
BAKTI MULYA 400 PONDOK INDAH JAKARTA
SELATAN
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
Rika
NIM. 14311405
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR'AN (IIQ) JAKARTA
1438 H/ 2018 M
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
MENGATASI MASALAH BULLYING DI SEKOLAH
BAKTI MULYA 400 PONDOK INDAH JAKARTA
SELATAN
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
Rika
NIM. 14311405
Pembimbing :
Sri Tuti Rahmawati, M.A
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR'AN (IIQ) JAKARTA
1438 H/ 2018 M
i
ii
iii
iv
MOTTO
ابدأ من أين أنت. استخدم ما لديك. افعل ما تستطيع
“Start where you are. Use what you have. Do what you can.”
“Mulailah dari mana Anda berada. Gunakan apa yang Anda
miliki. Lakukan apa yang Anda bisa”
Maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan
kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu,
memperdayakan kamu tentang Allah. (Surat Al- Fathir : 5)
v
KATA PENGANTAR
Segala Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan
kesehatan, kemampuan, kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Mengatasi Masalah Bullying Di Sekolah Bakti Mulya 400 Pondok Indah
Jakarta Selatan”
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada nabi
Muhammad SAW, keluarga dan sahabatnya serta seluruh umatnya sampai
akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan
terselesaikan tanpa adanya bantuan dan bimbingan yang penuh dengan
ketulusan baik secara moral maupun material dari semua pihak, oleh karena
itu penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada:
1. Ibu Prof. DR. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA. Selaku Rektor Institut Ilmu
Al-Qur” an (HQ) Jakarta.
2. Ibu DR. Hj. Umi Khusnul Khotimah, MA. Selaku Dekan Fakultas
Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur” an (IIQ) Jakarta.
3. Sri Tuti Rahmawati, M.A Sebagai Dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk
dengan sabar kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
vi
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu AlQur”an Jakarta
yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis, baik secara
teoritis maupun praktis selama penulis berada di perkuliahan.
5. Ibu Wasmini, dan Ibu Yuyun Siti Zainab, S.Pd.I selaku staf Fakultas
Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur” an Jakarta yang telah banyak membantu
penulis dari proses awal hingga akhir penulisan skripsi ini.
6. Kepada Kepala sekolah dan para guru Sekolah Bakti Mulya 400 Jakarta
Selatan, khususnya ibu Evi S.Pd.I selaku Wakil kepala sekolah yang telah
memberi izin untuk penelitian ini mudah-mudahan diberikan kesehatan
dan rezeki yang melimpah.
7. Kepada para instruktur tahfidz IIQ Jakarta khususnya kepada lbu
Ma‟unatul Mahmudah, S.H.I, Ibu Dra. Hj. Azizah Burhan, Ibu Hj,
Isti‟anah, Ibu Hj. Chalimatus Sa‟diyah, MA, dan Ibu Hj. Istiqomah, MA,
serta Bapak KH. Achmad Fathoni Lc. MA, yang telah meluangkan waktu
buat penulis untuk menyelesaikan tahfidh.
8. Teristimewa, penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada kedua orang tua saya yang senantiasa selalu mendo'akan,
yang selalu menghapus air mata disaat sedih dan duka, yang selalu
tersenyum disetiap keadaan serta memberi motivasi dan sejuta
pengorbanan baik moral dan material juga atas do‟a-do‟anya, ketabahan
hatinya dan kasih sayang merekalah sehingga penulis dapat menyelesaikan
kuliah di IIQ Jakarta.
9. Sahabat-sahabat tercinta angkatan 2014, terkhusus anak tarbiyah kelas C
yang selalu memberikan kenangan manis saat menjalani hari-hari kuliah.
10. Kepada pimpinan dan staf perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur‟an (HQ),
UIN Jakarta, dll yang telah memberikan pelayanan dan pinjaman buku-
buku yang penulis butuhkan dalam menyelesaikan skripsi ini.
vii
Seluruh pihak yang terlibat dalam penyelesaian Skn'psi ini, yang tidak
dapat disebut satu persatu.
Jakarta, Agustus 2018
Penulis
RIKA
NIM:14311405
viii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii
PERNYATAAN PENULIS ........................................................................... iii
MOTTO .......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................ viii
ABSTRAK ..................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 5
D. Perumusan Masalah ................................................................ 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 6
F. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 7
G. Sistematika Penulisan ............................................................. 12
BAB II KAJIAN TEORI
A. Peran Guru Pendidikan Agama Islam ............................... 14
1. Pengertian Peran ................................................................ 14
2. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam ........................ 14
3. Peran dan Tugas Guru Pendidikan Agama Islam .............. 16
4. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam ...................... 24
5. Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama Islam .............. 29
6. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ............... 32
ix
B. Bullying .................................................................................. 34
1. Pengertian Bullying ........................................................... 34
2. Bentuk-Bentuk Bullying .................................................... 35
3. Faktor-Faktor Penyebab Bullying ...................................... 36
4. Ciri-Ciri Pelaku Bullying ................................................... 39
5. Penanggulangan Bullying .................................................. 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 41
B. Metode Penelitian ................................................................... 41
C. Sumber Data ........................................................................... 42
D. Subyek Penelitian ................................................................... 42
E. Teknik Analisa Data ............................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah Bakti Mulya 400 .......................... 49
1. Sejarah Singkat Sekolah Bakti Mulya 400 ........................ 49
2. Visi dan Misi ...................................................................... 50
3. Budaya SD Sekolah Bakti Mulya 400 ............................... 51
4. Struktur Kepemimpinan ..................................................... 53
B. Deskripsi Data ........................................................................ 53
C. Analisis Data ........................................................................... 55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 61
B. Saran ....................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................
x
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi ini berpedoman pasda buku penulisan skripsi, tesis dan
disertasi Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta tahun 2017. Transliterasi Arab-
Latin mengacu pada berikut ini:
1. Konsonan
No. Arab Latin No. Arab Latin
th ط .a 16 ا .1
zh ظ .b 17 ة .2
„ ع .t 18 ث .3
gh غ .ts 19 ث .4
f ف .j 20 ج .5
q ق .h 21 ح .6
k ك .kh 22 خ .7
l ل .d 23 د .8
m و .dz 24 ذ .9
n ن .r 25 ز .10
w و .z 26 ش .11
h ي .s 27 س .12
‟ ء .sy 28 ش .13
y ي .sh 29 ص .14
dh ض .15
2. Vokal
Vokal tunggal Vokal panjang Vokal rangkap
Fathah : a آ : â ... ي : ai
Kasrah : i ي : î .... و : au
Dhammah : u و : û
xi
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:
al-Madînah : انمديىت al-Baqarah : انبقسة
b. Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan
sesuai dengan bunyinya. Contoh:
as-Sayyidah : انسيدة ar-rajul : انسجم
ad-Dârimî : اندازمي asy-syams : انشمس
c. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang ( ــ),
sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu
dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini
berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata,
diakhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti
oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:
ىب Âmannâ billâhi : ببالل آ م
ف ه بء آ مه Âmana as-Sufahâ‟u : انس
Inna al-ladzîna : انريه إن
كع wa ar-rukka‟i : وانس
d. Ta Marbûthah (ة)
Ta Marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata
sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih akasarakan menjadi huruf
“h”. Contoh:
ة al-Af‟idah : ال ف ئد
ت بمع لا ميت ا ن ج س al-Jâmi‟ah al-Islâmiyyah : ا ل
xii
Sedangkan ta Marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-
washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi
huruf “t”. Contoh:
بمه تو بصب ت .Âmilatun Nâshibah : ع
ى ب س al-Âyat al-Kubrâ : ال ي ت ان ك
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi
apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan yang
Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal
kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain.
Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini,
seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan
lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang,
maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan kata
sandangnya. Contoh: „Alî Hasan al-Âridh, al-Asqallânî, al-Farmawî
dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Al-Qur‟an dan nama-
nama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur‟an, Al-
Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya.
xiii
ABSTRAK
Rika, NIM 14311405. Judul penelitian ini adalah “Peran Guru
Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Masalah Bullying Di Sekolah
Bakti Mulya 400 Pondok Indah Jakarta Selatan”. Diajukan untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan (S.Pd), Fakultas
Tarbiyah, Prodi Pendidikan Agama Islam, Istitut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)
Jakarta Tahun 2018.
Bullying tidak asing lagi untuk didengar di Negara ini. Bullying
bahkan tak pernah dapat diartikan ke dalam Bahasa Indonesia. Dunia
pendidikan Indonesia menjadi salah satu perhatian untuk masalah bullying,
dimana di dalam kegiatan belajar-mengajar, kerap terjadi tindakan bullying
antar civitas. Ironis memang dan sepatutnya benar-benar menjadi perhatian
semua orang, tidak hanya pemerintah, namun semua pihak yang memiliki
peran langsung maupun tidak langsung di sekolah (orang tua, murid, guru,
lembaga-lembaga sekolah dan lain sebagainya). Adapun rumusahan masalah
dalam penelitian ini yaitu : Peran apa saja yang dilakukan oleh guru
Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi Masalah bullying di sekolah bakti
Mulya 400 Pondok indah jakarta selatan? Dan Faktor apa saja yang
dilakukan para peserta didik sehinnga terjadi masalah bullying disekoah?
Untuk menjawab rumusan masalah tersebut digunakan pendekatan kualitatif
dengan metode penelitian deskriptif, dengan teknik pengumpulan data
observasi dan wawancara serta dekomentasi. Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan Peran guru PAI dalam mengtasi masalah bullying di
sekolah Bakti Mulya 400 Pondok Indah Jakarta Selatan sudah berjalan
dengan baik ini dibuktikan guru-guru sekolah langsung mengawasi peserta
didik baik didalam kelas maupun dlingkungan sekolah. Sedangkan faktor-
faktornya ialah murid yang memiliki kepribadian kurang perhatian serta
lingkungan keluarga yang tidak harmonis dan juga anak yang memiliki
keluarga yang terhormat sehingga ia lebih cendrung memiliki sifat sesuka
hati untuk berbuat dilingkungan sekolah.
Kata kunci : Bullying dan peran guru PAI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh akhlak bangsa tersebut.
Bangsa yang menjunjung tinggi dan membiasakan akhlak mulia diikuti
dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi
berpotensi menjadi bangsa yang maju, diperhitungkan dalam kancah
dunia. Sejarah mencatat bahwa kehancuran peradaban suatu bangsa
disebabkan oleh akhlak warga negaranya yang tidak terpuji.
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat dan pemerintah. Melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan
latihan, yang berlangsung disekolah dan diluar sekolah sepanjang hayat
untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam
berbagai lingkungan hidup yang lebih di masa yang akan datang.1
Dalam pergaulan sehari-hari akhlak seseorang akan diperhatikan.
Serta di dorong oleh kesadaran akan penilaian orang terhadap akhlaknya,
maka seseorang akan mencari cara bagaimana bertingkah laku dengan
akhlak yang baik dan disukai oleh orang lain, hal tersebut sangatlah
diharapkan di ajaran agama Islam. Hal ini dibuktikan dengan diutusnya
Nabi Muhammad Saw sebagai Rasul untuk memerangi kemorosotan
akhlak, sebagaimana Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
ابعثت لتم الخلق رم امك إنم
1Redja Mudiyaharjo, Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal Dasar-Dasar
Pendidikan pada Umum dan pada Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: PT Raj Grafindo
Persada, 2002), h. 11
2
“Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia”2 (HR. Al-Bukhari)
Amanat tersebut dioperasionalkan dalam Undang-Undang sistem
pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 dalam tujuan Pendidikan
Nasional. Selengkapnya tujuan tersebut terdapat dalam bab 2 pasal 3:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis, serta bertanggung
jawab”.3
Dalam kehidupan sehari-hari, akhlak mulia terlihat dari perilaku,
sikap, perbuatan, adab dan sopan santun seseorang. Perilaku akhlak mulia
merupakan tujuan dari semua Agama, karena semua ibadah yang
dilakukan bermuara kepada pembinaan akhlak yang mulia. Sebagai contoh
ibadah puasa yang mendidik manusia mencapai tahap akhlak yang tinggi
karena puasa yang sebenarnya bukan hanya tidak makan dan minum saja,
akan tetapi juga menahan diri dari melakukan perbuatan tercela, seperti
berdusta, mencela, mengumpat, mengadu domba dan memfitnah. Begitu
juga dengan ibadah zakat yang mempunyai pesan moral pembinaan akhlak
mulia seperti menjauhi tamak, serakah, mementingkan diri sendiri,
mementingkan kebendaan, tidak peduli dan kasih sayang kepada sesama.
Bukan rahasia lagi bahwa paradigma belajar mengajar Pendidikan
Agama Islam kita selama ini masih sarat orientasi pengajaran ketimbang
pembelajarannya. Akibatnya dikalangan siswa, pai sering kali dipandang
2Lihat Takhrij Hadits ini dalam Kitab Silsilah Ahadits Shahihah karya Syaikh Al
Albani 1/112 no.45 dan Manhaj Al Anbiya Fi Tazkiyatin Nufus karya Syaikh Saalim bin
„Ied Al Hilaliy hal 22-23 serta At Tamhiid karya Ibnu Abdil Barr 24/333-335. 3Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
(Bandung: Citra Umbara, 2006)
3
sebagai mata pelajaran yang menjemukan, sarat dengan dogma dan
indoktrinasi norma-norma agama yang kurang membuka ruang bagi siswa
lebih untuk lebih kritis dan kreatif dalam proses belajar mengajar. Tidak
mengherankan jika kemudian siswa menjadi malas dan kurang
bersemangat mengikuti pelarjaran ini yakni pelajaran agama islam.4
Pembinaan akhlak mulia ini membantu anak, peserta didik (siswa)
menjadi berakhlak dan manusiawi, membantu siswa dalam meningkatkan
harga diri, kepercayaan diri, sikap kerja yang positif, komitmen dan
keterampilan yang berharga untuk kehidupannya kelak.
Di sekolah Bakti Mulya 400 Pondok Indah Jakarta Selatan
memiliki visi menjadi pusat pengembangan pendidikan yang melahirkan
kader pemimpin intelektual muslim dengan wawasan luas, serta tanggap
terhadap lingkungan dan siap bersaing di Era Globalisasi sehingga mampu
memperbaiki kualitas Bangsa Indonesia, dan misinya menyelengarakan
pendidikan umum yang bernafaskan Islami, menyelenggarakan
pendidikan yang menumbuh kembangkan potensi siswa untuk menjadi
manusia seutuhnya, menghasilkan lulusan yang unggul, mampu dan
terampil, menghasilkan sumber daya manusia yang berguna bagi dirinya,
Nusa, Bangsa dan Negara, menghasilkan pendidikan yang memilik
peredikat sekolah unggulan.
Dari visi dan misi tersebut Sekolah Bakti Mulya 400 berupaya
menjadikan siswa-siswa lulusan di sana menjadi manusia yang berakhlak
baik, serta bertanggung jawab bagi dirinya ataupun masyarakat di
sekitarnya, dalam membentuk akhlak siswa tentu bukan suatu hal yang
mudah bagi seorang guru, diperlukan bimbingan serta arahan yang sangat
ekstra bagi seorang guru, melihat banyaknya kenakalan-kenakalan yang
terjadi di kalangan siwa baik itu kenakalan yang biasa ataupun luar biasa
4Charul Fuad Yusuf, Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam SMP),
(Jakarta Selatan: Pena Cita Satria, 2007) h. 6
4
tak lepas dari peran seorang guru dalam membimbing siswanya di
sekolah-sekolah.
Untuk mewujudkan visi dan misi di Sekolah Bakti Mulya 400
Pondok Indah Jakarta Selatan, maka guru khususnya itu guru Pendidikan
Agama Islam memiliki tanggung jawab besar dalam mengarahkan serta
membimbing siswa-siswa di Sekolah Bakti Mulya terutama dalam
akhlaknya baik itu di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun
lingkungan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Serta
membiasakan pembinaan sikap dan prilaku sehari-hari kepada siswa agar
terwujudnya tujuan yang di inginkan oleh Sekolah Bakti Mulya. Selain itu
juga pembinaan akhlak mulia juga diharapkan dapat mengembangkan
strategi untuk menyelesaikan masalahnya, serta kemampuan mengelola
diri, terutama agar siswa lebih bertanggung jawab dan disiplin dalam
melaksanakan tugasnya.
Belum lama ini terjadi sebuha aksi bullying yang terjadi disekolah
bakti mulya 400 pondok indah jakarta selatan. Aksi ini menimpa siswa di
kelas 6 SD berinisial A yang mendapatkan perlakuan bullying dari teman-
teman kelasnya. Kejadiannya bermula saat korban memiliki kejiwaan
yang kurang normal dari murid-murid yang lain bisa kita sebut “Anak
berkebutuhan Khusus” korban dipjokkan atau dihindari oleh teman-teman
kelasnya sehingga korban merasa dirinya tersinggung dan tidak percaya
diri. Dan masih banyak lagi masalah-masalah bullying yang terjadi
dsekolah tersebut maka untuk itulah penulis terdorong untuk menelitinya
sebagai bahan skripsi nantinya dengan judul “Peran Guru Pendidikan
Agama Islam Dalam Mengatasi Masalah Bullying di Sekolah Bakti
Mulya 400 Pondok Indah Jakarta”
5
B. Indentifikasi Masalah
1. Dewasa ini, tidak sedikit siswa Sekolah Bakti Mulya 400 Pondok
Indah terpengaruh oleh media sosial seperti internet, facebook, tv
dll, yang mengakibatkan lupa shalat, lupa makan, lupa baca Al-
Qur‟an dan lain sebagainya.
2. Seperti apa program-program sekolah serta bimbingan-
bimbingannya dalam mendidik akhlak siswa?
3. Pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi siswa terutama prilaku di
sekolah
4. Tata tertib Siswa/i sekolah Bakti Mulya 400 Jakarta sebelum
dilaksanakan sebagaimana mestinya.
5. Kurangnya guru dalam pemberian sifat ketauladanan kepada Siswa/i
sekolah Bakti Mulya 400 Jakarta.
6. Akhlaq seseorang bukanlah bawaan dari lahir, namun harus dibentuk
dan dikembangkan. Siswa/i sekolah Bakti Mulya 400 Jakarta, adalah
pusat pengembangan serta menerapkan pendidikan akhlaq yang
mengarah pada terbentuknya akhlaq siswa yang baik.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah agar penulisan ini lebih terfokus
dan tidak terjadi luasnya pembahasan, maka penulis perlu membatasi serta
memfokuskan masalah penelitian ini yang berkaitan dengan “Seperti apa
peran guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi Masalah bullying di
sekolah bakti Mulya 400 Pondok indah jakarta selatan”
6
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas agar penulisan ini lebih
terfokus dan tidak terjadi luasnya pembahasan, maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Peran apa saja yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam
dalam mengatasi Masalah bullying di sekolah bakti Mulya 400
Pondok indah jakarta selatan?
2. Faktor apa saja yang dilakukan para peserta didik sehinnga terjadi
masalah bullying disekoah?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Dalam penulisan penelitian ini, maka penulis mempunyai beberapa
tujuan, yaitu :
a. Untuk mengetahui seberapa besar peran guru-guru sekolah
khusus nya guru pada bidang Pendidikan Agama Islam.
b. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Pendidikan Agama
Islam di Bakti Mulya 400 Pondok Indah Jakarta Selatan.
c. Mengetahui pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap akhlak
siswa baik dirinya sendiri, orang tua, guru serta masyarakat
sekitar.
d. Untuk mengetahui usaha-usaha apa yang dilakukan oleh
keluarga terhadap pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada
anak.
2. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan agar dapat menambah wawasan
serta pengetahuan yang luas bagi seluruh guru dalam membina
akhlak siswa dengan baik sesuai dengan ajaran dan norma serta
7
nilai-nilai agama islam, khususnya guru dalam bidang
pendidikan agama islam yang lebih dominan dalam memiliki
peran untuk mengarahkan serta membimbing akhlak siswa.
b. Secara praktis
1) Bagi peneliti dapat meningkatkan wawasan atau pengetahuan
mengenai peran guru pendidikan agama islam terhadap akhlak
siswa di Sekolah Bakti Mulya 400 Pondok Jndah jakarta
Selatan.
2) Bagi guru sebagai bahan masukan agar lebih giat lagi dalam
mendidik, membina serta mengembangkan potensi
keguruannya sehingga dapat meningkatkan pengajaran yang
mengahasilkan siswa/i yang berakhlaqul karimah baik bagi
diri nya serta orang lain.
3) Bagi orang tua murid untuk lebih mengetahui serta mengontrol
bagaimana keadaan dan kondisi anaknya baik dilingkungan
maupun dlingkungan masyarakat.
F. Tinjaun Pustaka.
Adapun hasil tinjauan pustaka penelitian berikut ini penulis
melakukan tinjauan pustaka terhadap beberapa skripsi yang memiliki
kemiripan judul guna menghindari duplikasi adalah sebagai berikut:
1. Kardi Raharjo, (NIM: 50540321) tahun 2015 “Pengaruh
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap Pembentukan
Akhlak Siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1
Bulakamba Kecamatan Bulakamba Kabutapaten Brebes”
jurusan: Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, IAIN Syekh
Nurjati Cirebon).
8
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan
mendeskripsikan tentang pengaruh pembelajaran pendidikan agama
islam di SMP Negeri 1 Bulakamba terhadap pembentukan akhlak
siswa. Hasil penelitian ini yakni Pendidikan Agama Islam terdapat
korelasi yang cukup terhadap akhlak siswa.
2. Miftahul Jannah, (NIM: 1810011000038) tahun 2016 “Pengaruh
Pendidikan Agama Islam terhadap Akhlak Siswa di SD Negeri
Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta Pusat” jurusan: Pendidikan Agama
Islam, Fakultas Tarbiyah Uin Syarif Hidayatullah Jakarta).
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dan terdapat juga tiga pokok
pembahasan pedidikan agama islam yang sudah diuraikan baik
bersifat teoritis maupun empiris Adalah sebagai berikut:
a. Bahwa Pendidikan Agama Islam yang dipelajari dari materi-materi
bahan ajar sesuai dengan kurikulum yang ada di SD Negeri Kebon
Kacang 01 Pagi Jakarta terlihat dengan hasil yang baik.
b. Bahwa akhlak siswa di SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta
terlihat yang lebih baik.
c. Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap akhlaK siswa di SD
Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta melalui uji korelasi
menunjukkan adanya korelasi positif dan signifikasi pada taraf
koen
d. Fisiensi korelasi sangat kuat, yaitu 0,917.
3. Ika Magi Ulfa, (NIM: 206011000012) tahun 2016, dengan judul
“Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap Akhlak Siswa SD
Islam Miftahul Diniyah di Kelurahan Pondok Cabe Udik”
9
jurusan: Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta).
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pertama: bahwa
pendidikan agama islam yang diterapkan di SD Islam Miftahul
Diniyah di Kelurahan Pondok Cabe Udik materi-materi bahan ajar
sesuai dengan kurikulum yang ada disekolah. Dan pendidikan agama
islam yang dilihat dari hasil raport siswa. Dengan rata-rata hail belajar
yaitu : 7,6. Kedua: hasil angket yang disebarkan di SD Islam Miftahul
Diniyah di Kelurahan Pondok Cabe Udik bahwa akhlak siswa sangat
tinggi terlihat dari hasil perhitungan angket dengan mean 94,8.
Ketiga: Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap akhlak siswa di
SD Islam Miftahul Diniyah di Kelurahan Pondok Cabe Udik melalui
uji korelasi menunjukkan adanya korelasi positif dan signifikasi pada
taraf koenfisiensi 0,491.
4. Haqi Muhammad Zaenuddin, (NIM: 101011020572) tahun 2017
“Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Akhlak Siswa di
Sekolah Menengah Umum 2 Mei Ciputat–Tanggerang Selatan”.
Jurusan: Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).
Metode penelitian ini digunakan metode kuantitatif deskritif
analisis serta penelitian ini dapat disumpulkan bahwa:
a. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMU 2 Mei Ciputat
Tanggerang Selatan secara garis besar baik dan lancar.
b. Keadaan akhlak siswa di SMU 2 Mei Ciputat-Tanggerang Selatan
dapat dikatakan baik, hal ini dapat dilihat bagaiamana cara mereka
berbuat baik terhadap orang tua, guru, dan teman-teman sekolah.
10
c. Pelajaran Agama Islam yang di ajarkan di SMU 2 Mei Ciputat-
Tanggerang Selatan sangat berpengaruh terhadap tingkah laku
serta akhlak siswa di sekolah.
5. M. Irfan Luthfi Rangkuti, (NIM: 1112011000019) tahun 2017
"Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dalam
Pembentukan Akhlak Siswa SMP Negeri 3 Tangerang Selatan"
jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif riset lapangan (field research), dan desain penelitian ini
adalah statistik deskriptif analisis uji korelasi. Teknik pengambilan
sampel dengan cara simple random sampling. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan
angket.
Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebesar
0,409 termasuk kategori yang sedang/cukup (nilai r hitung pada
rentang 0,40-0,70), r tabel 0,361, dengan kd sebesar 16,64%. Karena r
hitung > r tabel dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak. Maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara pelaksanaan pendidikan agama islam dalam pembentukan
akhlak pada siswa smp negeri 3 tangerang selatan. Dan ini berarti
kontribusi yang diberikan sebesar 16,64%.
Dari tinjauan-tinjauan pustaka di atas yang penulis baca bahwa
skripsi kami persamaannya sama-sama membahas tentang pengaruh
akhlak dan peran guru Pendidikan Agama Islam dalam membimbing
akhlak siswa, akan tetapi perbedaannya dengan skripsi yang akan saya
11
tulis lebih berfokus kepada “Peran Guru Pendidikan Agama Islam
dalam Mengatasi Bulliying di Sekolah”.
Berdasarkan hasil paparan di atas maka penulis memberikan
tawaran berupa solusi dalam menghadapi masalah-masalah yang ada
disekolah terutama masalah bullying faktor keluarga memiliki andil
yang besar sebagai penyebab timbulnya perilaku bullying di kalangan
peserta didik dalam kasus ini, sebab keluarga (khususnya keluarga
para pelaku) tidak memberikan kasih sayang dan perhatian yang
penuh kepada anak-anaknya, padahal seharusnya anak-anak di usia
remaja seperti para pelaku dan korban bullying di atas diberikan
perhatian yang ekstra karena di usia inilah para remaja rentan
terhadap hal-hal yang berbau negatif.
Kemudian, faktor teman sebaya sebagai penyebab bullying juga
memiliki andil yang cukup besar dalam kasus ini, karena sebagian
besar waktu yang dimiliki remaja ini adalah untuk berinteraksi dengan
teman sebayanya, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah.
Intensitas komunikasi antar teman sebaya yang berlebih inilah yang
memungkinkan munculnya hasrat ingin menindas atau melakukan
bullying atas hasutan teman-temannya.
Terakhir, faktor media massa (televisi, radio, dan surat kabar)
sebagai penyebab bullying dalam kasus ini tidak terlalu memiliki
andil yang besar karena tontonan atau acara televisi yang paling
sering ditonton oleh para pelaku atau korban bullying tidak
mengandung unsur kekerasan. Mereka cenderung menyukai film-film
kartun dan acara musik. Dalam media massa lainnya, seperti internet
dan media sosial memiliki andil yang cukup besar. Sebagian besar
peserta didik tingkat SMP yang kisaran berusia 12 – 15 tahun sudah
12
memiliki alat komunikasi canggih, seperti smartphone. Mereka
terbiasa bermain media sosial di smartphone mereka.
Perbedaan dan persamaan dari penilitian ini adalah penulis lebih
mengetahui kehidupan anak peserta didik baik dilingkungan sekolah
maupun diluar sekolah serta dapat memberikan solusi kepada para-
para guru sekolah terutama kepada kepala sekolah supaya lebih
mengetahui peserta didiknya saat jam belajar selesai atau waktu
istirahat karena waktu-waktu inilah para pesera didik berintraksi
dengan teman-teman kelasnya yang dapat menimbulkan masalah-
masalah bullying didalam kelas.
G. Sistematika Penulisan
Adapun Sistematika Penulisan dalam laporan ini akan dituangkan
dalam beberapa bagian, di antaranya:
BAB I : Mencakup Pembahasan mengenai Latar Belakang,
Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan
Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan
Pustaka, Sistematika Penulisan.
BAB II : Meliputi Peranan Guru Pendidikan Agama Islam,
Pengertian Peranan, Kualifikasi Guru Pendidikan Agama
Islam, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, Peran
dan Tugas Guru Pendidikan Agama Islam, Pengertian
Guru Pendidikan Agama Islam, Tanggung Jawab Guru
Pendidikan Agama Islam, Metode Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, Pengertian Bullying, Bentuk-
bentuk Bullying, Faktor-faktor Penyebab Bullying, ciri-
ciri Pelaku Bullying dan Penanggulangan Bullying.
13
BAB III : Pada bab ketiga Waktu dan Tempat Penelitian, Metode
Penelitian, Sumber data, Subyek Penelitian, Metode
Pengumpulan Data dan Teknik Analisa Data.
BAB IV : Pada bab keempat berkaiatan dengan Gambaran Umum
Sekolah Bakti Mulya 400, Penyajian dan Analisis Data,
Ulasan Data, Pembahasan Hasil Penelitian dan
Keterbatasan Penelitian.
BAB V : Mencakup tentang kesimpulan dan Saran.
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar siswa pada semua tingkat pendidikan sebagian medapatkan
gangguan dari teman. masalah bullying merupakan masalah yang serius
membuat para peserta didik menjadi takut dan sedih, marah, tertekan di
sekolah paling sering terjadi pada siswa SD Sebagian besar siswa pada
semua tingkat pendidikan pernah mendapat perlakuan tidak
menyenangkan.
Bentuk perlakuan tidak menyenangkan yang paling sering diterima
pada semua tingkat pendidikan adalah memanggil dengan nama julukan
yang tidak disukai. Semakin tinggi tingkat pendidikan ada
penambahan bentuk perlakuan tidak menyenangkan yaitu dengan
menyebarkan gosip. Perlakuan tidak menyenangkan terjadi kadang-
kadang, dengan rentang waktu mingguan. Perlakuan tidak
menyenangkan paling sering terjadi saat istirahat/jeda. Perlakuan tidak
menyenangkan paling sering diterima di kelas dan halaman sekolah.
Siswa yang melapor paling tinggi terjadi pada tingkat SD,
selanjutnya semakin tinggi tingkat pendidikan yang melapor maka
semakin menurun. Pada semua tingkat pendidikan, sebagian besar
melakukan sesuatu ketika melihat bullying yang menimpa temannya.
Berikut ini faktor-faktor penyebab perilaku dan korban bulying :
1. Faktor keluargaFaktor teman sebaya
2. Faktor media masa.
63
3. Faktor Sekolah.
4. Faktor Budaya
Saran
a. Bicaralah dengan pelaku bully dan cobalah cari tahu mengapa mereka
berperilaku seperti itu. Cari tahu apa yang mengganggu mereka atau
apa yang memicu tingkah laku tersebut.
b. Bantu pelaku bully untuk menebus kesalahan pada korbannya.
Jelaskan bagaimana cara meminta maaf karena telah membuat orang
lain menderita dan bantu pelaku bully untuk menjelaskan alasan
perbuatannya.
c. Berikan pelaku bully banyak pujian serta dukungan dan pastikan
Anda mengatakan pada pelaku bully ketika mereka berperilaku baik
dan berhasil mengatur emosi dan perasaannya.
62
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmad, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Bandung:
Amrico, 1986),
Al Albani Syaikh, Silsilah Ahadits Shahihah karya Syaikh Al Albani (Solo
: Cv Pustaka Mantiq, 1996 jilid II
Badan Standart Nasional Pendidikan, Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru, 2016,
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa,
Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Bandung: Alfabeta, 2013),
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011),
Esi Hairani dan Reksiana, Metode Pemebelajran Pendidikan Agama Islam
(Jakarta : Modul Bahan Ajar 2017)
Fitria Chakrawati, Bullying, Siapa Takut?, (Solo: Tiga Ananda, 2015)
Fitrian Saifullah, Hubungan Antara Konsep Diri dengan Bullying pada
Siwa-siswi SMP (SMP Negeri 16 Samarinda), eJournal Psikologi,
2016,
Haris Herdiyansyah, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial,
(Jakarta: Salemba Humanika, 2012)
Irvan Usman, Kepribadian, Komunikasi, Kelompok Teman Sebaya, Iklim
Sekolah dan Perilaku Bullying, Humanitas Vol. X No. 1, 2013,
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2013),
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan &
Sumber Belajar Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011)
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, 2010)
63
Kementrian Sekretaris Negara Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah
No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, 2016,
Kementrian Agama, Peraturan Pemerintah Agama Republik Indonesia
No. 16cTahun 2010 tentang Pengelolaan Pendidikan Agama pada
Sekolah, 2016,
Levianti, Konformitas dan Bullying pada Siswa, Jurnal Psikologi Vol. 6
No. 1, 2008,
Lexy J. Moleong, Metodologi penelitian kualitatif, Bandung. PT Remaja
Rosda Karya, 2011),
M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan, (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi
Aksara, 1993),
Masdin, Fenomena Bullying dalam Pendidikan, Jurnal Al-Ta’dib Vol. 6
No. 2, 2013,
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Propefesional, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011),
Mudiyaharjo Redja, Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi awal dasar-
dasar pendidikan pada umum dan pada pendidikan di Indonesia,
(jakarta: PT Raj Grafindo Persada, 2002).
Muhammad, Aspek Perlindungan Anak dalam Tindak Kekerasan
(Bullying) terhadap Korban Kekerasan di Sekolah (Studi Kasus di
SMK Kabupaten Banyumas, Jurnal Dinamika Hukum Vol. 9 No. 3,
2009,
Poerwadarminta, WJS. Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1985)
Ponny Retno Astuti, Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Mengatasi
Kekerasan Pada Anak (Jakarta: UI Press, 2008)
Rahardjo, M. 2010. Jenis dan Metode Penelitian Kualitatif. http://.com/
Mudjiarahardjo artikel/215.html?task=view.
64
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002),
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet. Ke-
1, ed. I.
S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara,
2007),
Sadirman A. M, Intraksi dan Motivasi belajar Mengajar, (Jakarta: raja
grafindo Persada, 2004)
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif dan
Kualitatif dan R&D) (Bandung: Alfa Beta).
Sutoyo, Anwar. Pemahaman Individu. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar :
2012)
Tim Pustaka Al-Kautsar, Mushaf Al-Qur'an dan terjemahnya, (Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar, 2009),
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang
sisdiknas (bandung : Citra Umbara, 2006.
Yusuf Fuad Charul. Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(SMP), (jakarta Selatan: Pena Cita Satria, 2007)
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Numi Aksara, 2012),