peran guru ips dalam mengatasi kesulitan belajar …
TRANSCRIPT
PERAN GURU IPS DALAM MENGATASI KESULITAN
BELAJAR SISWA DI SMP ISLAM PLUS DAARUS SALAAM
PONDOK AREN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN
2017/2018
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
ISMI HILMIYAWATI
NIM 1111015000075
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
i
PERAN GURU IPS DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR
SISWA DI SMP ISLAM PLUS DAARUS SALAAM PONDOK AREN
KOTA TANGERANG SELATAN
Oleh
Ismi Hilmiyawati
NIM 1111015000075
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran guru IPS
dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. Metode yang digunakan peneliti adalah
deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru bidang studi IPS
Objek dalam penelitian ini adalah kegiatan-kegiatan pembelajaran yang
merupakan bentuk keberhasilan guru memerankan perannya sebagai guru yang
professional. Instrumen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat
bantu pedoman wawancara, dan pedoman observasi. Uji keabsahan data
menggunakan triangulasi teknik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat ada anak yang memiliki
kesulitan belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi anak tersebut memiliki
kesulitan belajar adalah faktor internal, (1) Anak belum lancar dalam menulis.
untuk anak yang kesulitan menulis oleh guru IPS dibimbing dengan telaten, dan
diberikan bangku khusus didepan meja guru agar guru bisa memantau terus. (2)
Anak yang hiperaktif sehingga ia susah untuk menerima pembelajaran dikelas.
Untuk anak yang hiperaktif guru menyediakan pembelajaran sesekali diluar kelas
agar ia tidak merasa bosan dan dapat mengeksplor kemampuannya, dan apabila
pembelajaran didalam kelas guru menyediakan media ajar yang menyenangkan.
Kata kunci: Peran Guru ; Kesulitan Belajar ; Siswa
ii
THE ROLE OF IPS TEACHERS IN OVERCOMING STUDENT
LEARNING DIFFICULTIES IN ISLAM SMP PLUS DAARUS SALAAM
PONDOK AREN KOTA TANGERANG SELATAN
By
Ismi Hilmiyawati
NIM 1111015000075
ABSTRACT
This study aims to find out how the role of IPS teachers in overcoming
student learning difficulties. The method used by researchers is descriptive
qualitative. Subjects in this study are teachers in the field of IPS study Objects in
this study are learning activities which is a form of teacher success to play its role
as a professional teacher. Instruments in this study is to use the tools of interview
guides, and observation guidelines. Test data validity using technique
triangulation.
The results of this study indicate that there are children who have learning
difficulties. The factors that affect the child has learning difficulties are internal
factors, (1) the child has not been smooth in writing. for children who have
difficulty writing by an IPS teacher carefully guided, and given a special bench in
front of the teacher's table so that teachers can keep monitoring. (2) A hyperactive
child so that he is difficult to accept learning in class. For a hyperactive child the
teacher provides occasional learning outside the classroom so that he does not feel
bored and can explore his abilities, and if the learning in the teacher's classroom
provides a fun teaching medium
Keywords: Teacher's Role; Difficulty learning ; Student
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiratan Allah swt karena dengan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini
dengan judul “Peran Guru IPS dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di SMP
Islam Plus Daarus Salaam pondok Aren Kota Tangerang Selatan Tahun
2017/2018”.
Skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa peran serta dari
berbagai pihak baik secara moral maupun material. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah swt yang selalu memberikan kekuatannya selama proses
penyelesaian skripsi ini.
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan selaku pembimbing skripsi yang
dengan sabar membimbing, memberi masukan, semangat dalam
penyusunan skripsi ini
4. Bapak Syaripulloh, M.Si dan Sekretaris Jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. H. Teuku Ramli Zakari, MA selaku Pembimbing
Akademik.
6. Bapak Dr. Muhamad Arif, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang
telah banyak memberikan masukan, semangat, dan bimbingan
dengan kesabarannya dalam proses penyusunan skripsi ini.
7. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
arahan dan pelayanan dalam penyusunan skripsi.
iv
8. Bapak Kusnadi S.Pd, selaku Kepala SMP Islam Plus Daarus
Salaam pondok Aren Kota Tangerang Selatan yang telah
membantu dalam proses penelitian.
9. Ibu Nurlela S.Pd, selaku guru IPS di SMP Islam Plus Daarus
Salaam pondok Aren Kota Tangerang Selatan dan sekaligus teman
yang sudah dianggap seperti sodara sendiri beribu terimakasih
untuk beliau yang telah berkenan membantu memberi arahan,
semangat, kerja sama dan bimbingannya pada penulis selama
proses penelitian.
10. Kedua orang tua tercinta Bapak Syaefudin dan Ibu Neneng
Robiyah, yang telah membesarkan, mendidik, dan mendukung
penulis dalam setiap keadaan dengan penuh kecintaan, segala do’a
yang tiada henti, pengorbanannya, perhatiannya, dan semua kasih
sayangnya yang tiada ternilai. Kalian adalah inspirasi dan
motivasiku dalam mengarungi samudera kehidupan.
11. Terkhusus mantan pacar yang sekarang sudah jadi suami
sekaligus ayah dari Nabila Nur Azkiya Herman dan anakku my
love Nabila Nur Azkiya yang selalu memberikan bantuan,
dukungan, dan menghibur penulis ketika sedang gundah gulana,
sehingga terselesaikannya skripsi ini
12. Adikku Kholidah Nur Syaidah, yang selalu memberi dukungan dan
hiburan bagi penulis dalam menjalani aktifitas.
13. Terkhusus untuk sahabat kesayangan Srimaya dan serta Tri Nur
Handayani dan Ida Fitriyanti Mufasiroh yang selalu memberikan
bantuan, dukungan, dan menghibur penulis ketika sedang gundah
gulana dan semoga persahabatan kita tak lekang oleh waktu.
14. Kawan-kawan P.IPS angkatan 2011 yang selalu memberi motivasi,
dukungan, dan bantuan serta semangat penulis, sehingga
terselesaikannya penulisan skripsi ini.
15. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.
v
Kepada semua pihak tersebut di atas, penulis hanya bisa berdo’a semoga
amal baik yang telah diberikan dapat diterima di sisi Allah SWT. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan
kritik yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan guna
kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat khususnya kepada penulis pribadi, dan pihak yang berkepentingan untuk
dijadikan sebagai bahan referensi dan evaluasi. Amin.
Jakarta,
Penulis,
Ismi Hilmiyawati
NIM: 1111015000075
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQOSAH
LEMBAR PENYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ...................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori................................................................................... 7
1) Peran Guru IPS ....................................................................... 7
2) Kesulitan Belajar .................................................................... 27
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ...................................................... 34
C. Kerangka Berpikir ........................................................................ 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 43
B. Metode Penelitian ......................................................................... 44
C. Data dan Sumber Data .................................................................. 46
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................... 46
E. Pemeriksaan Keabsahan Data ...................................................... 50
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum SMP Islam Plus Daarus Salaam .......................... 51
B. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................. 54
C. Pembahasan .................................................................................. 63
D. Keterbatasan penelitian ................................................................. 66
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan.................................................................................... 67
B. Saran ............................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Hasil Penelitian Relevan
Table 2.2 Kerangka Berfikir
Table 3.1 Perincian Waktu Proses Penelitian
Table 3.2 Kisi-kisi wawancara Guru IPS
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara Guru
Lampiran 2 Pedoman Observasi Peran Guru IPS dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Siswa
Lampiran 3 Transkip Hasil Wawancara Guru
Lampiran 4 Hasil Observasi Peran Guru IPS dalam Mengatasi Kesulitan Belajar
Siswa
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sangat dibutuhkan dalam sebuah kehidupan
bermasyarakat, terutama pendidikan akan nilai yang dibutuhkan untuk
bertahan hidup dan mampu dalam bersosialisasi dengan lingkungan
sekitarnya yang selalu mengalami perkembangan. Maka dari itu dilihat
secara historis terdapat tiga institusi sosial yakni (rumah, sekolah, dan
tempat ibadah) yang berperan sebagai tempat untuk memberikan
pendidikan moral bagi setiap individu.1 Dari ketiga institusi sosial tersebut
sekolah sebagai tempat diberikannya pendidikan ilmu pengetahuan
menjadi salah satu institusi sosial yang memberikan pendidikan akan
moral juga.
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan bangsa. Untuk itu dalam Undang-undang no 20 tahun 2003
dijelaskan pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.2
Pendidikan terbagi dua formal dan non formal. Pendidikan formal
dilakukan disekolah diajarkan oleh guru dan atau pengajar yang
professional sesuai bidangnya. Sedangkan pendidikan non formal bisa
dilakukan dimana saja diluar dari lembaga pendidikan sekolah, bisa
bimbingan belajar bisa lembaga pendidikan kursus dan sebagaimya.
Namun yang paling kita tau tentu pendidikan dalam keluarga dan
1 Thomas Lickona, Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi
Pintar dan Baik, Educating for Character oleh Lita S, (Bandung: Nusa Media, 2013), cet. 1, h. 25. 2Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 ,(Bandung :Rosdakara
,2014),cet. 4, h. 20
2
lingkungan masyarakat. Bicara soal pendidikan tidak akan lepas dengan
kata belajar.
Belajar adalah proses perubahan didalam kepribadian manusia, dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan
kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain
kemampuan.3 Belajar merupakan unsur yang sangat fundamentaldalam
setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Oleh karena itu
berhasil atau tidaknya pendidikan tergantung pada proses belajar.
Dalam proses belajar pasti siswa akan mendapatkan kesulitan,
kesulitan belajar yang dialami siswa disebabkan oleh factor-faktor tertentu.
Menurut Muhibbin Syah, faktor – faktor penyebab timbulnya kesulitan
belajar peserta didik ada dua macam diantaraya :4
1. Faktor intern siswa, yakni hal – hal atau keadaan yang terjadi secara
murni dalam diri siswa itu sendiri
2. Faktor eksternal siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan
yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa dikelas.
Dari penjelasan diatas maka bisa dilihat bahwa kesulitan belajar itu
buka hanya karna guru yang tidak dapat memberikan pengajaran dengan
baik, bukan hanya karna guru yang kurang professional, atau bukan karna
fasilitas pendidikan yang kurang memadai melainkan terbagi menjadi dua
faktor. Apalagi kurikulum yang sekarang sudah berkembang menuntut
peserta didik agar lebih aktif lagi maka akan membuat peserta didik
mungkin mengalami kesulitan dalam belajar. Sebagaimana kebijakan
pengembangan kurikulum tersebut yang bertujuan untuk meningkatkan
relevansi program pendidikan dapat dicapai melalui pengembangan
3 Hendra Surya, Cara Cerdas (Smart) Mengatasi Kesulitan Belajar, (Jakarta:PT Elex
Komputindo, 2015), h. 10. 4Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2010), h. 170.
3
kurikulum daerah dan sekolah. Dan pengembangan kurikulum itu harus
melibatkan peran guru dan masyarakat.5
Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang
untuk mencapai kinerja akademik yang memuaskan. Namun, dari
kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan
dalam hal kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan
pendekatan belajar yang terkandang sangat mencolok antara seorang siswa
dengan siswa lainnya. Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya
tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya.
Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya
kelainan perilaku siswa seperti cepat lelah dalam berfikir,memiliki
kelainan (keterbelakangan mental) kesukaan berteriak-teriak di dalam
kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan sering
bolos dari sekolah.
Guru dalam hal ini memiliki fungsi yang sangat penting
bagi kelangsungan dan kelancaran dalam proses belajar mengajar.
Menurut zakiyah darajat, guru adalah “seseorang yang memiliki
kemampuan dan pengalaman yang dapat memudahkan dalam
melaksanakan peranannya untuk membimbing murid, sanggup menilai
diri sendiri, sanggup berkomunikasi dan bekerja dengan orang lain dan
juga mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada”.6 Dalam hal ini
peneliti mengaitkan kesulitan belajar siswa dengan guru ips. Karna guru
IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dianggap lebih memiliki kemampuan
dalam mengatasi kesulitan belajar siswa dalam kelas.
Guru IPS adalah guru yang memiliki wawasan sosial diluar
pembelajaran dikelas. Peran guru IPS ini sangat penting, selain berperan
sama dengan guru lain pada umumnya guru IPS juga bisa melihat
mempelajari dan menindaklanjuti jika ada anak yang mengalami kesulitan
5 Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya Offset , 2010), cet. 4, h. 4 6 Zakiyah Darajat,Metodologi Pengajaran Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet. Ke-1,
h. 266
4
belajar dikelas. Guru bimbingan konseling mungkin lebih paham akan
psikologi siswa namun guru bimbingan konseling tidak mengajar langsung
anak didalam kelas seperti guru IPS yang lansung terjun kekelas. Guru IPS
juga sanggup berkomunikasi dengan baik dan juga mengetahui kelebihan
dan kekurangan yang ada pada setiap siswanya secara lebih mendetail.
Guru IPS sering dianggap tidak penting ketimbang guru IPA, tapi
menurut peneliti guru IPS sangat berperan penting untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa di kelas. Guru yang bersungguh-sungguh dalam
membimbing dan mendidik anak untuk rajin belajar, tentu akan
mengantarkan anak pada keberhasilan. Belajar merupakan salah satu
aktivitas yang paling penting dalam hidup. Dapat dikatakan bahwa semua
proses belajar didasarkan pada kemampuan seorang guru dalam mengajar.
Namun pada kenyataannya banyak peserta didik khususnya peserta didik
di SMP IP Daarus salaam Pondok Aren kota Tangerang Selatan
mengalami kesulitan dalam belajar dikelas.
Oleh karena itu maka perlu direncanakan program perbaikan
sebagai solusi pemecahan masalahnya baik diadakan oleh guru IPS
khususnya, guru maupun sekolah umumnya untuk meningkatkan prestasi
belajar. Dengan adanya deskripsi tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti
bagaimana “PERAN GURU IPS DALAM MENGATASI KESULITAN
BELAJAR SISWA DI SMP ISLAM PLUS DAARUS SALAAM
PONDOK AREN KOTA TANGSEL TAHUN 2017/2018”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat
ditarik beberapa rumusan masalah untuk membatasi penjabaran sebagai
berikut:
1) Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa
di SMP IP Daarus salaam Pondok Aren kota Tangerang Selatan.
2) Bagaimana peran guru IPS dalam mengatasi kesulitan belajar siswa
di SMP IP Daarus salaam Pondok Aren kota Tangerang Selatan.
3) Bagaimana menyatukan kemampuan atau potensi siswa di sekolah
5
C. Pembatasan Masalah
Untuk memberi kejelasan serta terbatasnya masalah yang
dibahas dalam penelitian ini, maka penulis membatasi masalah hanya
meneliti peran guru IPS dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SMP
IP Daarus salaam Pondok Aren kota Tangerang Selatan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah :
Bagaimana peran guru IPS dalam mengatasi kesulitan belajar siswa
di SMP IP Daarussalaam Pondok Aren kota Tangerang Selatan?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui peran guru IPS dalam mengatasi belajar
siswa di SMP IP Daarussalaam Pondok Aren kota Tangerang Selatan.
F. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti membagi manfaat penelitian menjadi
dua macam yaitu
1. Teoritis
a) Secara umum diharapkan dari penelitian yang telah dilakukan
ini dapat bermanfaat dan berguna serta dapat memberikan
kontribusi dalam pengembangan dan perbaikan khususnya
dalam pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
b) Bagi peneliti sendiri hasil penelitian ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan di bidang kependidikan.
c) Bagi guru bisa melaksanakan pembelajaran dengan baik
dengan menjalankan tugasnya secara profesional ditempat
mengajarnya
6
2. Praktis
a) Bagi Siswa
Penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan untuk dapat
meningkatkan hasil belajar IPS yang maksimal, memperoleh
kegiatan belajar yang menarik dan menyenangkan, serta
menumbuhkan semangat belajar.
b) Bagi Guru
Penelitian ini sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki
pengajaran IPS di kelas dan menjadi seorang fasilitator yang
mampu menghadapi permasalahan yang ada agar tercipta
suasana pembelajaran yang menyenangkan.
c) Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi yang
berharga untuk sekolah dalam evaluasi perbaikan mutu
pendidikan yang ditanamkan di sekolah.
d) Bagi Universitas Islam Negeri (UIN)
Penelitian ini sebagai bahan masukan untuk pembuatan
skripsi selanjutnya, dan lebih dikembangkan kembali.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Peran Guru IPS
a) Pengertian Peran
Peran adalah suatu sistem kaidah-kaidah yang berisikan
patokan-patokan perikelakuan, pada kedudukan-kedudukan tertentu
didalam masyarakat, kedudukan mana dapat dipunyai pribadi
ataupun kelompok-kelompok pribadi berperannya pemegang
peranan tadi, dapat sesuai atau mungkin berlawanan dengan apa
yang ditentukan di dalam kaidah-kaidah, adapun peran menurut para
ahli:7
Soekanto (2009) Menurutnya, peran adalah suatu pekerjaan
yang dilakukan dengan dinamis sesuai dengan status atau kedudukan
yang disandang. Status dan kedudukan ini sesuai dengan keteraturan
sosial, bahkan dalam keteruran tindakan semuanya disesuaikan
dengan peran yang berbeda.
Riyadi (2002) Peran adalah sebuah orientasi atau konsep yang
terbentuk karena suatu pihak dalam oposisi sosial di kehidupan
masyarakat. Hal ini di dasari pada invidu dan alasan untuk
melangsungkan tindakan yang diinginkan. Oleh karena itulah tindakan
ini selalu diselatarkan dengan peran.
Suhardono (1994) Peran adalah patokan, yang ada dalam
kehidupan manusia sehingga berfungsi untuk membatasi perilaku
dalam setiap posisi. Definisi ini misalnya saja dalam permainan
terdirisonal ada seseorang yang beperan menjadi penjaga, ada juga
yang menimkati permainan (pelaku).
7 Pengertian Peran Menurut Ahli, diakses pada 7 April 2018 dari
http://www.indonesiastudents.com/pengertian-peran-menurut-para-ahli-dan-jenisnya/
8
Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari
seesorang pada situasi sosial tertentu. Peran adalah deskripsi sosial
tentang siapa kita dan kita siapa. Peran menjadi bermakna ketika
dikaitkan dengan orang lain, komunitas sosial atau politik. Peran
adalah kombinasi adalah posisi dan pengaruh.Seseorang
melaksanakan hak dan kewajiban, berarti telah menjalankan suatu
peran. kita selalu menulis kata peran tetapi kadang kita sulit
mengartikan dan definisi peran tersebut. peran biasa juga
disandingkan dengan fungsi. Peran dan status tidak dapat dipisahkan.
Tidak ada peran tanpa kedudukan atau status, begitu pula tidak ada
status tanpa peran. Setiap orang mempunyai bermacam-macam peran
yang dijalankan dalam pergaulan hidupnya di masyarakat. Peran
menentukan apa yang diperbuat seseorang bagi masyarakat. Peran
juga menentukan kesempatan-kesempatan yang diberikan oleh
masyarakat kepadanya.
b) Pengertian Guru
Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, yang diperjelas lagi dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2008 tentang guru disebutkan
sebagai …pendidik professional dengan tugas utama
mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jarul
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (pasal
1 ayat 1, PP No. 74/2008). 8
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan kepada anak didik disekolah. Guru adalah orang yang
8 Suyono. Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2011)
Cet. Ke1, h. 185
9
berpengalaman didalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang
dimilikinya, dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang cerdas9
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud
dengan guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya,
profesinya) mengajar. Pengertian guru menurut KBBI di atas, masih
sangat umum dan belum bisa menggambarkan sosok guru yang
sebenarnya, sehingga untuk memperjelas gambaran tentang seorang
guru diperlukan definisi-definisi lain.
Guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung
jawab atas pendidikan muridnya. Ini berarti guru harus memiliki
dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan dalam
menjalankan tugasnya. Oleh karena itu kompetensi harus mutlak
dimiliki guru sebagai kemampuan, kecakapan dan ketrampilan
mengelola pendidikan. Guru harus memiliki kompetensi sesuai
dengan standar yang ditetapkan atau yang dikenal dengan standar
kompetensi guru. Standar ini diartikan sebagai suatu ukuran
yang ditetapkan atau dipersyaratkan
Guru sebagai pendidik dan pengajar anak, guru diibaratkan
seperti ibu kedua yang mengajarkan berbagai macam hal yang baru
dan sebagai fasilitator anak supaya dapat belajar dan mengembangkan
potensi dasar dan kemampuannya secara optimal,hanya saja ruang
lingkupnya guru berbeda, guru mendidik dan mengajar di sekolah
negeri ataupun swasta. Namun secara umum guru harus memenuhi 2
kriteria yaitu memiliki capability dan layality. 10
Dimana guru harus
memiliki kemampuan dalam bidang yang ia ajarkan ke peserta didik,,
memiliki kemampuan teoritis tentang mengajar dengan baik, dari
mulai perencanaan, implementasi sampai evaluasi, dan memiliki
9 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:PT
Rineka Cipta, 2013), Cet. Ke5, h. 102 10
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Prenadamedia Grup,
2004), Cet. Ke2, h. 110
10
loyalitas keguruan yang tidak semata didalam kelas tetapi sebelum dan
sesudah kelas.
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini tentu kita harus
memiliki guru yang professional dalam bidangnya.agar tetap bisa
menunjang kegiatan belajar dan mengajar dengan baik, baik didalam
maupun diluar kelas. Guru yang professional akakn melahirkan anak-
anak bangsa yang yang memiliki keunggulan komparatif maupun
keunggulan kompetitif. Guru yang professional setidaknyya memiliki
4 kriteria yaitu:11
1) Kemampuan professional (professional competencies) yaitu
kemapuan intelegensi, sikap, dan prestasi kerja.
2) Upaya professional (professional effors). Yaitu upaya untuk
mentransformasikan kemampuan profesinal yang dia miliki
kedalam tindakan mendidik dan mengajar secara nyata.
3) Waktu yang dicurahkan untuk kegiatan professional (teacher’s
time), yaitu guru yang menunjukan intensitas waktu yang
dikonsentrasikan utnuk tugas–tugas profesinya
c) Peran Guru IPS
Peran (role) guru artinya keseluruhan tingkah laku yang harus
dilakukan guru dalam melaksanankan tugasnya sebagai guru.12
Guru
adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.13
Didalam bukunya berjudul “Pengantar Sosiologi Pendidikan”
Damsar mengatakan bahwa setiap orang memiliki suatu posisi dalam
11
Suyono. Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya,2011) Cet. Ke1, h. 187 12
Mohamad Surya,Psikologi Pembelajaran dan Pembelajaran,(Bandung: Rineka Cipta,
1997, h. 108. 13
Kusnandar,Guru Profesional, (Jakarta, Rineka Cipta, 2014) , h. 51
11
suatu ruang sosial, posisi itu sendiri merupakan kedudukan sesorang
dalam sutu kelompok atau kedudukan dalam hubungannyya dengan
kelompok lain. Misal posisi guru memiliki hak dan kewajiban yang
diembannya, dikenal sebagai status, adapun perilaku yang
diharapkann dari seorang yang memiliki status disebut sebagai
peranan. Dimana ketika peranan itu dijalankan maka aka nada
konsekuensi terhadapnya nah inilah yang disebut sebagai fungsi.14
Damsar juga menyebutkan peran guru terdapat 7 peran,
dimana peran-peran itu terbagi menjadi 2, ada peran-peran yang
termasuk kedalam fungsi laten da nada peran-peran yang termasuk
fungsi manifest. Berikut uraian peran guru menurut Damsar
berdasarkan fungsi-fungsinya:
1) Fungsi manifest adalah berbagai konsekuensi dari berbagai
praktik kultural yang disengaja atau disadari, membantu
penyesuaian atau adaptasi sistem. Dalam fungsi manifest ini guru
berperan
a) Guru sebagai pengajar
Dalam masyarakat baik masyarakat maju ataupun
berkembang mengharapkan guru menjadi pengajar terhadap
anak-anak mereka. Masyarakat berharap guru dapat
memberikan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan anak-anak
mereka kelak menjalankan kehidupan kedepannya. Missal
pada msyarakat perkotaan masyarakat berharap guru bisa
memberikan ilmu pengetahuan tentang kemajuan teknologi
dan berbagai kemampuan yang maju. Dan sedangkat
masyarakat pesisir berharap guru bisa memberikan
pengetahuan tentang kelautan agar anak-anaknya mereka
kedepannya bukan hanya jadi nelayan tapi bisa lebih berfikir
maju karna ilmu pengetahuan. Sebagai pengajar guru tentu
diperlukan untuk mengatasi kesulitan belajar pada siswa, oleh
14
Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, (Jakarta:Kencana, 2012), Cet. Ke2, h. 155
12
karena itu sebagai pengajar, guru tidak hanya mengajar saja
akan tetapi memahami kondisi anak. Metode belajar apa yang
cocok untuk materi ajar dan memudahkan siswa memahami
materi tersebut.
b) Guru sebagai pendidik
Guru diharapkan bisa mendidik siswa agar bisa
beradaptasi dengan persoalan-persoalan kehidupan
kedepannya. Seperti memiliki akhlak yang baik dan capital
yang diperlukan dalam hidup budaya, symbol dan spiritual.
Mengajar hanya mentransfer ilmu yang dimiliki guru
terhadap murid namun jika mendidik adalah mendarah
dagingkan jadi lebih ke memahami lebih dalam lagi dari ilmu
yang di sampaikan. Mendidik menggunakan strategi, guru
memahami kondisi siswa secara emosional lebih dekat lagi
dan membbuat guru mudah masuk untuk tau apa yang
menjadi kendala ia dalam mengajar. Dan apa yang menjadi
kendala siswa dalam belajar.
c) Guru sebagai teladan
Apa-apa yang disampaikan guru akan menjadi senjata
bagi orang tua dan siswa. Bagi orang tua contohnya adalah
apabila guru mengatakan bahwa melawan orang tua dosa atau
tegakkan solat, maka itu bisa jadi senjata bagi orang tua
untuk mengingatkan anaknya akan pesan guru tersebut.
Namun bisa jadi senjata bagi anak apabila yang disampaikan
guru tersebut mengandung kata atau kalimat yang tidak baik,
contohnya apabila guru mengatakan bahwa anak yang tidak
mematuhi peraturan sekolah mendapat hukuman ringan atau
mungkin tidak mendapat hukuman, itu akan menjadi senjata
bagi anak bilamana kedepannya ia memiliki kesalahan yang
sama maka ia akan membuka atau mengungkit kembali. Oleh
karena itu guru berperan sebagai teladan.
13
d) Guru sebagai motivator
Guru diharapkan mampu memberi dorongan semangat
terhadap muridnya. Semangat yang diberikan guru biasanya
akan tertanam dibenak siswa sampai kapanpun. Semangat-
semangat yang diberikan guru dalam selingan belajar itu akan
menjadi motivasi bagi siswa untuk lebis giat belajar lagi demi
menggapai cita-cita.
2) Fungsi laten adalah berbagai konsekuensi dari berbagai kultural
yang tidak disengaja atau tak disadari, membantu penyesuaian
atau adaptasi sistem. Dalam fungsi laten ini guru berperan:
a) Guru sebagai pelabel
Murid ini seperti kertas putih yang apabila digoreskan
keindahan maka akan Nampak indah namun apabila
digoreskan keburukan maka akan timbul keburukan, guru
berperan membrikan contoh yang baik perkataan-perkataan
yang baik sebagaimana kertas putih yang seharusnya dilukis
dengan keindahan maka akan menghasilkan hasil yang indah.
Tidak ada murid yang bodoh, yang ada murid yang malas.
Apa yang membuat murid malas mungkin karena dimata
siswa tersebut belajar merupakan hal yang membosankan.
Bagi siswa ini merupakan kesulitan belajar. Dan bagi guru ini
adalah kendala dalam mengajar. Oleh karena itu guru adalah
sebaik baiknya pelabel bagi siswanya. Disamping guru
mencari tau apa penyebab kesulitan bejarnya guru juga
senantiasa memberikan label yang baik. Agar menjadi
motivasi sendiri dan dorongan kepada siswa tersebut menjadi
lebih baik lagi.
b) Guru sebagai penyambung lidah kelas menengah atas
Guru akan dihadapkan pada murid-murid yang
memiliki status social berbeda-beda.walaupun dalam
masarakat seharusnya konstruksi social seragam tapi dalam
14
kenyataannya masyarakat memiliki stratifikasi social.
Pandangan pandangan antara kelas bawah dan atas tentu
berbeda. Yang menurut kelas bawah bagus cocok dan
sebagainya mungkin tidak demikian dengan kelas
menengah atas, disinilah peran guru sebagai penengah
mencari jalan tengah agar semua tetap berjalan baik.
Namun disisi lain perbedaan status ini membuat
adanya ketimpangan yang mungkin bisa signifikan, misal
siswa dari kalangan menengah atas yang mungkin terbiasa
hidup enak atau terbiasa semua pekerjaan dimudahkan
dengan bantuan orang lain, merasa belajar dikelas
membosankan. Pikkiran siswa tersebut mungkin berfikir ia
akan tetap naik kelas dengan bantuan finansial orang
tuanya. Dan bagi siswa yang secara finansialnya rendah
mungkin akan lebih termotivasi demi mengangkat derajat
dirinya dan keluarganya. Dan tak bisa dipungkiri bila kedua
siswa yang berbeda finansial itu akan sama-sama memiliki
kesulitan belajar dari faktor lainnya.
Tugas dan peranan guru memang sangat kompleks,
salah satunya disini dihadapkan siswa yang memiliki
kesulitan belajar yang berbeda secara finansial. Mungkin
bagi siswa yang secara finansial tinggi akan berusaha
belajar diluar lembaga sekolah seperti bimbel atau kursus.
Namun bagi siswa kelas finansiall kebawah apakah akan
sama? Tentu tidak, oleh karena itu guru menjadi penengah.
Guru memastikan semua sama derajatnya dan mengatasi
kesulitan belajar.
c) Guru sebagai pengekal status quo
Agar tidak terjadi ketidak seimbangan didalam
lingkungan pendidikan, maka guru berperan sebagai
pengekal status quo. Dimana keadaan status quo
15
menunjukan pada suatu keadaan yang relative dalam situasi
seimbang, tidak berubah, atau stagnan. Diharapkan kelas
menengah atau tak menonjolkan kemampuannya dalam
segi materi agar kelas menengah bawah tak merasa harus
seperti mereka karna keterbatasan kemampuan finansial.
Ditakutkan semakin tinggi tingkat kriminalitas akibat ini.
Posiis dimana kelas menengah bawah ingin sepeti kelas
memengah atas namun ia memperoleh semua itu dari
mencuri dan sebagainya.
Suyono dan Hariyanto mengatakan dalam bukunya, mereka
mengutip karya Earl V. Pullias dan James D. Young (1968) didalam
bukunya A Teacher Is a Many Thing, yyang berisi peran peran guru
secara lebih jelas lagi. Dan didalam bukunya terlihat bahwa hakikatnya
guru merupakan seorang manusia yang multidimensional. Pullias dan
young juga mengutarakan empat belas peran guru antara lain:
1) Guru sebagai guru
Guru sebagai guru menurut Pullias dan Young disini
artinya sama seperti yang dijelaskan Damsar yaitu guru sebagai
pengajar dan pendidik. Damsar mengatakan peran guru terpisah
antara sebagai pengajar dan pendidik dan ini merupakan fungsi
manifest guru. Namun Pullias dan Young mengatakan dengan
bahasa guru sebagai guru. Peran guru sebagai pengajar dan
pendidik memang merupakan peran guru sebagai guru. Guru
merupakan insan kamil manusia unggul yang mampu
beradaptasi dan melakukan transformasi dan senantiasa
bergelut dari suatu perbaikan yang lain.
2) Guru sebagai teladan
Sebagaimana telah peneliti jelaskan sebelumnya bahwa
Damsar juga mengatakan peran guru adalah sebagai teladan.
kita tahu bahwa guru itu digugu lan ditiru, guru juga jadi uswah
hasanah, teladan yang baik. Bagi anak anak kecil sosok guru ini
16
sangat penting karna apapun yang ia katakana dan ia contok
adalah menjadi pedoman akan ditiru oleh murid-muridnya.
Oleh karena itu guru harus menjadi teladan yang baik.
3) Guru sebagai penasihat
Guru sebagai orang dewasa yang sudah banyak melalui
berbagai pengalaman membuat guru menjadi penasihat bagi
anak anak muridnya yang bisa dibilang masih belia dan belum
banyak pengalaman. Oleh karena itu guru yang baik ia akan
membuka pintu bagi siapapun murid yang ingin berbagi cerita
kepadanya, dan ia senantiasa memberikan nasihat yang baik
demi kemajuan siswanya. Peran guru sebagai penasihat disini
sama seperti peran guru sebagai pelabel menurut versi Damsar.
Karna penasihat dan pelabel merupakan satu kesatuan yang
memiliki tujuan sama untuk kebaikan dan kemajuan anak didik.
4) Guru sebagai pemegang otoritas
Otoritas disini dimaksudkan dengan tahu tentang sesuatu,
dengan otoritas keilmuan ini akan banyak pertanyan-
pertanyaan yang mungkin muncul dibenak siswa yang akan
mudah ia jawab. Namun pemegang otoritas ini bias termasuk
kedalam peran guru sebagai pengekal status quo. Karna guru
memiliki kekuasaan penuh didalam kelas maka guru berhak
mengatur semua yang berkaitan didalam kelas. Kelas harus
dalam keadaan seimbang dan berjalan sehat. Akan tetapi
Keotoritasan guru menurut versi Pullias dan Young ini akan
membuat guru rendah diri mencari tahu lebih banyak lagi
keilmuannya. Ia akan senantiasa percaya diri dengan semua itu.
Ada tiga manfaat otoritas guru bagi siswa yaitu
a. Akan timbul rasa yakin dan aman pada diri siswa karna
diajar oleh guru yang memang menguasai penuh tentang
keilmuan. Diajarkan oleh guru yang kompeten.
b. Memberikan motivasi dalam pembelajran semakin kuat.
17
c. Guru menjadi teladan contoh yang baik tentang apa
manfaat dari belajar.
5) Guru sebagai pembaru, guru sebagai pemandu, guru sebagai
pelaksana tugas rutin, guru sebagai orang yang realistis, Guru
sebagai pencipta guru sebagai penilai dan guru sebagai peneliti
Beberapa peran guru yang disebutkan diatas pada poin 5
merupakan peran guru yang dijelaskan oleh Pullias dan Young.
Akan tetapi peran peran tersebut merupakan penjabaran dari
peran guru sebagai pengajar versi Damsar. Sebagai guru
dituntut menguasai ilmu pengetahuan karna sebagai pengajar
guru harus bias memberikan pengetahuan yang luas kepada
anak didik supaya pkiran mereka terbuka lebih luas lagi. Ilmu
pengetahuan yang ada saat ini adalah karya atau warisan dari
manusia pada masa lampau. Guru disini bertugas mmeperbaru
karya tersebut agar siswa mengerti dan memahami, karna tugas
guru adalah menyampaikan maka guru sebagai pembaru harus
memahami masa lampau warisan karya agung manusia masa
lampau.
Dengan demikian guru akan dapat menyesuaikan diri
dengan perkembangan dan seimbang dengan realitas siswa.
Oleh karena peran guru sebagai pembaru ini termasuk kedalam
peran guru sebagai pengajar. Karna sebagai pengajar bukan
hanya mengajarkan apa yang ada di buku pelajaran atau apa
yang sudah dirancang dalam RPP sebagai peran rutin guru
setiap harinya, namun guru harus memberbaru ilmu yang ia
punya. Informasi setiap hari bahkan setiap detik bias berubah.
Dan guru harus mengikuti semua itu. Agar tidak tertinggal akan
informasi ilmu pengetahuan untuk bekal dikelas.
Jika semua itu berjalan baik jika saat waktunya guru
mengadakan penilaian tentu siswa akan memperoleh hasil yang
baik. Dan jika tidak mungkin itu karna factor tertentu pada diri
18
siswanya. Setelah itu guru meneliti terhadap hasil penilaian
tersebut. Setelah diteliti guru dituntut untuk memberitahukan,
menginformasikan, pengetahuannya kepada para siswa, maka
usaha pencarian tahu sebagai peneliti akan merupakan upaya
pencarian tahu terhadap kebenaran yang tidak terbatas, tidak
pernah berakhir sepanjang kehidupannya (the never ending
pursuit of the truth)15
6) Guru sebagai insan visioner
Guru adalah insan yang memiliki visi pribadi dan dituntut
mampu membrikan ilham kepada muridnya agar memiliki visi
tentang kemuliaan dan kebesaran. Guru yang insan visioner
harus mampu menyemaikan benih, menumbuhkan, dan
mengembangkan visi mulia kemanusiaan semacam itu kepada
muridnya. Ini sama seperti peran peran guru sebagai motivator
menurut versi Damsar.
Karna guru apapun itu dituntut bia memberikan motivasi
dorongan semangat, menanamkan nilai nilai kebaikan didalam
benak siswa. Sehingga bukan hanya motivator saja yang bias
memotivasi akan tetapi guru juga. motivasi belajar dan
membelajarkan dapat diyakini sebagai suatu cara memandu
siswa agar menjadi insan yang baik.
7) Guru sebagai penutur cerita dan seorang aktor
Guru menyampaikan (penutur) pembelajaran terhadap
siswa guru mengembangkan suasana pembelajaran yang
demokratis dengan merancang semua dengan baik.
Sebagaimana kualitas penutur yang baik adalah ia tahu
bagaimana cara menerapkan pengalaman dan gagasan,
memahami derajar perkembangan intelektual, psikologi, dan
moral dari para siswanya pada titik awal. Titik awal itu
digunakan untuk memandu menuju berbagai petualanganmasa
15
ibid.,h204
19
lalu mneuju ke pemahaman baru saat ini maupun ke visi misi
kedepannya. Guru membangkitkan rasa rindu dan gairah para
siswa, kemudian membimbingnya menuju suatu pola piker
yang diharapkan. Dengan memandu mereka, guru membantu
para siswa utnuk mengembangkan nalar atau membangun
argument bagi pendapatnya.
Seorang actor yang baik tentu akan tahu dan memahami
skenario selain dituntut dapat berakting. Ia akan mmemiliki
banak penggemar karna kompetensi-kompetensinya dalam
melakoni peran dengan sangat baik. Sama halnya guru, guru
juga jika ia mampu berperan baik maka ia akan disenangi
siswanya dan akan banyak siswa mengikuti dia pembelajaran
pun akan berjalan baik.
Jadi sebenarnya peran sebagai penutur dan actor ini
memiliki kesamaan dalam peran guru sebagai motivator dan
sebagai teladan. Sebagai guru memberikan motivasi
menuturkan hal baik. Dan guru juga wajib mencontohkan yang
baik dan itu harus mendarahdaging jangan asal bicara saja.
8) Guru sebagai pembongkar kemah
Pembongkar kemah disini maksudnya adalah suatu pola
pikir atau sikap mental yang nonsistematis, berani ambil resiko
untuk meninggalkan cara berpikir dan berpandangan yang lama
yang sudah mapan. Menggunakan cara pandang yang baru
yang belum mapan untuk perkembangan pribadi. Disini guru
harus memahami berbagai sikap dan cara pandang semua siswa
yang ternyata menghambat untuk kemajuan, dan guru juga
harus tahu kekuatan atau kemampuan sisw yang harus
dikembangkansesuai dengan derajat perkembangan mental,
moral, social siswanya.
9) Atribut guru lainnya
20
Pada poin-poin sebelumnya telah dijelaskan peran-peran
guru tergantung pada konteksnya.dalam konteks
konstruktivisme ternyata telah didata sejumlah peran guru
lainnya diluar ke empat belas tersebut diantarannya
a. Pemandu moral (moral steward). Guru mengenal nilai-nilai
kapabilitas dan hak-hak siswanya.
b. Pembangunan (konstruktor). Guru harus memahami pokok
bahasan dan tahu berbagai gaya atau cara mengajarkannya
la;umengakomodasikan keduanya agar pembelajaran
mudah di mengerti siswa.
c. Ahli filsafat (philosopher). Guru akan mengkrtisi apa apa
yang sudah tercapai dan belum tercapai dan ia akan
menyiapkan pengayaan atau remedial jika diperlukan.
d. Fasilitator. Guru menciptakan kondisi dimana anak tidak
akan merasa takut mencoba, guru menfasilitasi akan
kegaglan itu keberhasilan yang tertunda.
e. Pencari tahu sejati (the inquirer). Guru akan mencari tahu
apa yang sudah dipelajari siswa dan apa yang akan
dipelajari sisiwa dan guru akan terus mencari tau
perkembangan pembelajaran sampai hasi penilaian keluar
memuaskan.
f. Orang yang menjadi Jembatan (bridger). Guru adalah mitra
bagi orang tua, guru lainnya, dan komunitas lain pemangku
kepentingan sekolah untuk menjamin bahwa ruang kelas
tanggap terhadap kebutuhan dan harapan masyarakat.
g. Pembuat perubahan (the change maker). Secara aktif
mencari dan mengejar perubahan didalam kelas, sekolah,
wilayah, asosiasi, guru professional, dan dalam arena
21
politik yang menyangkut masa depan pendidikan (Rallis
and Rossman,2009)16
Sedangkan menurut Wina Sanjaya peran guru disamping guru
sebagai sumber belajar ada beberaspa peran penting dalam upaya
pembelajaran siswa yaitu:17
1. Guru sebagai fasilitator
Guru berperan memberikan kemudahan bagi siswanya untuk
dapat memahami pelajaran yang diberikan guru. Guru harus
memiliki strategi agar pelajaran mudah dipahami oleh siswa.
Berikut merupakan hal-hal yang harus dipahami guru sebagai
fasilitator.
a. Guru memahami berbagai jenis media dan sumber belajar
beserta fungsi masing-masing media. Karna bahan ajar
akan menjadi lebih menarik dan mudah dipahami apabila
menggunakan media yang sesuai bahan ajar.
b. Guru memiliki keterampilan dalam merancang media.
Merancang suatu media disini merupakan kompetensi yang
harus dimiliki guru professional.
c. Guru dituntut dapat mengoperasikan berbagai jenis media.
Kemampuan ini bisa membuat guru lebih mudah dalam
melaksanakan proses belajar mengajar., guru mengikuti
kemajuan tekhnologi yang memungkinkan siswanya juga
sudah lebih tahu. Berbagai media membuat guru bisa
memilik media mana yang cocok untuk siswanya dikelas.
d. Guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi dan
berinteraksi dengan siswa. Komunikasi yang efektif
memudahkan siswa menagkap pesan dan apa-apa yang
disampaikan guru
2. Guru sebagai pengelola
16
Suyono dan Hariyanto, op. cit.,h.207 17
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implemenasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta: Kencana,2008), Cet. Ke3, h. 148
22
Sebagai pengelola pembelajaran (learning manager), guru
berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan
siswa dapat belajar secara nyaman.18
Melalui pengelolaan kelas
yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif. Guru
berperan sebagai manager sebagaimana manager itu harus
memiliki perencanaan. Perencsnssn tersebut meliputi:
a. Guru merencanakan tujuan belajar
b. Mengorganisasikan berbagai sumber belajar. Guru
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif serta
maelakukan pendelegasian tanggung jawab dalam rangka
mewujudkan tujuan program yang sudah direncanakan
sebelumnya.
c. Memimpin atau mengarahkan, tugas pemimpin adalah
membimbing dan mengarahkan meliputi memotivasi
menstimulasi siswa sampai mereka mencapai tujuan.
d. Guru mengawasi siswa apakah semua berfungsi dan
berjalan sebagaimana mestinya.
Dari penjelasan diatas versi Wina Sanjaya, peran guru
sebagai pengelola disini mencangkup sebagai pengajar, sebagai
pembaru, guru sebagai pemandu, guru sebagai pelaksana tugas
rutin, guru sebagai orang yang realistis, guru sebagai pencipta
dan guru sebagai peneliti menurut versi Damsar dan Pullias dan
Young.
3. Guru sebagai demonstator
Jika Pullias dan Young serta Damsar mengatakan guru
sebagai teladan maka, Wina Sanjaya mengatakan hal sama
namun beda bahasa. Wina mengatakan teladan sebagai
demonstator. Dalam segala situasi guru biasanya dijadikan
aspek atau orang yang ideal. Guru menjadi acuan bagi siswa
demonstrator disini sama dengan teladan, jadi guru
18
Ibid., h. 149
23
mencontohkan yang baik menjadi teladan yang baik bagi
siswanya. Jadi peran guru sebagai demonstrator ini sama
seperti menurut ahli sebelumnya yaitu sebagai teladan.
4. Guru sebagai evaluator
Evaluasi ini sangat penting karna menjadi acuan bagi guru
melihat kemampuan siswa dan melihat seberapa jauh tujuan
pembelajaran dapat dilaksanakan, serta menjadi bahan acuan
guru untuk proses pembelajaran selanjutnya. Berikut hal yang
penting yang dilakukan guru untuk melaksanakan perannya
sebagai evaluator :
a. Evaluasi dilaksanakan terhadap semua aspek kognitif,
afektik, dan psikomotorik. Pencapaian seutuhnya adalah
tujuan akhir proses pendidikan.
b. Evaluasi dilakukan berkala terus menerus, untuk melihat
perkembangan selanjutnya
c. Evaluasi dilakukan menggunakan media atau instrumen
penilaian karna evaluasi tak semua menggunakan tes yang
seperti biasa banyyak instrument penilaian lainnya.
d. Evaluasi dilakukan secara terbuka dan transparan. Agar
siswa juga tau kemajuan dan kelemahan pada dirinya serta
bisa memotivasi dirinya sendiri.
Karena peran guru dalam evaluator ini tidaklah mudah oleh
karena itu guru dituntut dapat melaksanakan peran sebagai
evaluator diantaranya:
1. Guru perlu memiliki kemampuan dalam merancang
berbagai instrument penilaian, mengkonstruksi tes
membuat angket wawancara serta observasi dengan
baik.
2. Guru bisa mengolah data sebagai proses dari evaluasi.
3. Guru dituntut dapat mengambil keputusan yang tepat
berdasarkan data hasil evaluasi tersebut.
24
Penjelasan diatas sebenarnya mengacu terhadap penilaian
guru sebagai penilai dan peneliti. Jadi sebenarnya antara
Damsar, Pullias dan Young mengatakan peran guru yang
berbeda bahasa namun mengacu pada pengertian dan
kesamaan tujuan.
Dari ketiga ahli diatas yang telah dipaparkan, peneliti mencoba
menganalisis peran guru yang sesungguhnya ada banyak namun
intinya ada 4 yakni
1) guru sebagai pengelola.
Pengelola disini mencangkup mengajar, mendidik,
menciptakan, memperbaru, pemegang otoritas yang dijelaskan
ketiga ahli diatas. mengajar didalam kelas bukan hanya
sekedar memberikan materi. Mengajarkan akan nilai nilai
kebaikan, mengajar juga harus sesuai RPP yang sudah dibuat
sebelumnya.
Mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik sehingga ia
dapat memanajemen kelasnya dan pembelajarannya dengan
baik dan efektif. Mengacu dari itu guru juga dapat memegang
kelas dengan baik agar kelas kondusif tidak terjadi kericuhan
akibat siswa yang mengalami kesuliutan belajar mengganggu
temannya yang lain. Mengelola kelas dengan baik dengan
mennetukan tujuan belajar disetiap awal pembelajaran. Agar
siswa tau bahwa ia setelah belajar harus dapat menempuh
tujuan belajar tersebut. mengelola kelas agar anak didik merasa
percaya diri dengan memberikan label atau julukan julukan
yang baik. Guru mengelola tugas anak dari awal sampai akhir.
2) guru sebagai fasilitator.
`Setelah guru mengelola kelas menyiapan segala sesuatu
yang akan ia kelola secara keseluruhan. Maka ia akan
menyiapkan diri memfasiitasi diri untuk menjadi fasilitator
bagi para siswa. Guru memiliki kepedulian kepada seluruh
25
peserta didik yang di dalam kelasnya dan sedang berupaya
mengikuti pembelajarannya. Dengan demikian guru akan
berusaha memberika segala yang dapat ia berikan
memfasilitasi untuk pembelajaran peserta didik memberikan
rasa aman dan nyaman berada di dalam kelas dan membuat
setiap peserta didik berkembang sesuai potensinya.
Memahami bahwa setiap peserta didik mempunyai minat
yang berbeda-beda dan mempunyai gaya dan cara belajar
terbaik mereka masing-masing yang membutuhkan fasilitasi
dengan cara-cara yang berbeda. Dan mungkin ada anak yang
akan mengalami kesulitan dalam belajar. Guru harus
memfasilitasi agar anak itu bisa paham dan menghilangkan
rasa sukar memberikan kemudahan dalam memahami
pelajaran.
3) guru sebagai evaluator.
Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data
atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah
dilakukan. Terdapat dua fungsi seorang guru dalam
memerankan perannya sebagai evaluator.
Kegiatan yang harus dilakukan guru untuk perannya sebagai
evaluator dalam interaksi belajar-mengajar adalah :
a) Memahami sejumlah prinsip yang bersangkutan
dengan penilaian terhadap pelaksanaan progam serta
penilaian hasil belajar, baik yang dimanfaatkan
untuk memamahi tingkat pencapaian tujuan
pembelajaran maupun tingkat pengesuaan materi
pengajaran.
b) Berusaha mengindentifikasi fungsi dan pemnafaatan
lanjut dari evaluasi
c) Merancang alat pengukur yang akan digunakan,
baik dalam kaitanya dengan penilaian rencana
26
progam pengajaran, pelaksanaa pengajaran,
terutama yang bersangkutan dengan rancangan tes
yang memiliki sasaran siswa sebagai subjek belajar.
d) Mengembangkan rancangan tes sesuai dengan
bentuk tes yang telah ditetapkan, sesuai dengan
tujuan serta pengalaman belajar yang siswa miliki
e) Berusaha memahami tingkat kelebihan alat
pengukur yang digunakan
f) Mengadminstrasikan tes, baik dari pemberian skor,
penentuan hasil, persiapan dan penyimpanan alat
ukur.19
Dengan menelaah pencapaian tujuan
pengajaran, guru dapat mengetahui apakah selama
proses pembelajaran yang telah dilakukan berjalana
efektif atau pun sebaliknya. Dalam fungsinya
sebagai penilai hasil belajar siswa, guru hendaknya
terus-menerus mengikuti hasil belajar yang telah
dicapai siswa dari waktu ke waktu. Informasi yang
diperoleh melalui evaluasi ini merupakan umpan
balik (feedback) terhadap proses belajar-mengajar.
Umpan balik ini akan dijadikan titik tolak untuk
memperbaiki dan meningkatkan proses belajar
mengajar selanjutnya. Dengan demikian proses
belajarmengajar akan terus menerus ditingkatkan
untuk memperoleh hasil yang optimal.20
4) guru sebagai motivator.
Memotivasi siswa mungkin terlihat mudah, tapi sebenarnya
memotivasi itu membutuhkan pemikiran yang jernih dan
terbuka. Dan motivator disini yang dimaksudkan adalah guru,
19
http://www.pendidikanutama.xyz/2017/11/kedudukan-dan-peran-guru-sebagai.html 28 mei jam 21.30
20 Uzer usman, menjadi guru profesional ( Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2011), h.
11
27
harus mengerti kondisi anak, apa yang dibutuhkan anak.
Memotivasi siswa dikelas agar lebih giat belajar, jika kita
mengetahui apa yang menjadi kendala dalam belajar tentu akan
memudahkan guru untuk memotivasi siswa. Membuat anak
pikirannya terbuka dengan masuk secara perlahan sehingga
motivasi kita dapat diterima baik oleh siswa.
2. Kesulitan Belajar
a) Pengertian Kesulitan Belajar
Sebelum kita membahas tentang kesulitan belajar kita perlu tahu
terlebih dahulu apa itu belajar? Kata belajar sering sekali kita dengar.
Namun apakah kita tahu arti makna sesungguhnya tentang belajar?
Kebanyakan orang tahu tujuan dari belajar yaitu pintar. Belajar yang
rajin atau belajar yang sungguh-sungguh supayya sukses, dan
sebagainya. Namun mereka tidak tau apa itu belajar. Dibawah ini
penulis memaparkan beberapa definisi belajar
1. Burton 1 (1962:13), “learning is change in the individual, due to
interaction of that individual and his environtment, which with his
invironment”, belajar adalah suatu perubahan dalam diri individu
sebagai hasil interaksina dengan lingkungannya untuk memenuhi
kebutuhan dan menjadikan lebih mampu melestarikan
lingkungannya secara memadai.21
2. Gagne (1977:3), “learning is change in human disposition or
capability, which persists over a period of time, and which is not
simpl ascribable to process of growth”, belajar adalah suatu
perubahan dalam disposisi (watak) atau kepabilitas (kemampuan)
manusia yang berlangsung selama suatu jangka waktu dan tidak
sekedar mengganggapnya proses pertumbuhan.22
21
Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung:PT
Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. Ke1, h. 7 22
Ibid., h. 8
28
3. Aliran behaviorisme memandang bahwa belajar adalah mengubah
perilaku siswa dari dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti
menjadi mengerti, dan tugas guru adalah mengontrol stimulus dan
lingkungan belajar agar mendekati ke tujuan yang diinginkan, dan
guru pemberi hadiah dan hukuman terhadap siswa oleh sebab itu
pada aliran ini reinforcement dalam posisi amat penting bagi siswa
untuk mencapai perubahan yang diinginkan.23
Dari beberapa definisi dapat kita simpulkan bahwa belajar adalah
proses perubahan sesorang dari tidak bisa menjadi bisa terjadi
perubahan dalam diri baik luar maupun dalam dan itu semua hasil dari
interaksi seseorang terhadap orang lain, jadi disini terjadi proses
belajar dan mengajar. Proses penyampaian informasi dari orang ke
orang yang kemudian diolah dan menjadi pelajaran dan menjadikan
seseorang menjadi tahu dan terjadi perubahan pola pikir
Dalam proses belajar akan menemukan sesuatu yang mungkin bisa
kita langsung cerna atau kita mengerti dan ada juga yang kita tidak
bisa cerna atau mengerti karna faktor-faktor tertentu semisal bahasa
yang sulit dimengerti atau pembahasan yang rumit atau mungkin karna
kondisi fisik kita yang kurang baik menjadikan proses belajar itu
menjadi kurang dapat dimengerti. Itulah tandanya bahwa kita
mengalami kesulitan belajar. Kondisi dimana kita merasa sulit atau
tidak bisa dan tidak dapat menerima pelajaran atau informasi dari guru
dengan baik.
Kesulitan belajar pertama kali dikemukakan oleh The United
States office Of Education (USOE) pada tahun 1977 yang
dikenal dengan Public Law (PL), yang hampir identik
dengan definisi yang dikemukakan oleh The national Advestory
Commitee on Handicapped Children pada tahun 1967. 24
23
Dede Rosyada, paradigma Pendidikan Demokratis,(Jakarta:Prenadamedia, 2013), Cet.
4, h. 90 24
Abdurrahman Mulyono, Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar, (Jakarta:
RINEKACIPTA, 1999) , h.06
29
Setiap pelajaran mengandung kesukaran, mungkin semakin
berharga suatu pelajaran maka tingkat kesukaranyna pun semakin
tinggi. Tapi tidak berarti semua pelajaran harus dibawa sulit. Karna
kesulitan tidak dapat diletakkan dalam untuk mempelajari banyak hal.
Dalam hidupnya kini dan kelak setiap anak menghadapi kesukaran dan
ia harus belajar untuk mengatasi kesukaran-kesukaran baru.25
Kesulitan belajar adalah proses dimana siswa
mengalami keterlambatan didalam memahami suatu materi yang
diajarkan oleh guru bidang studi. Kesilitan belajar terjadi pada
siswa karena siswa tersebut mempunyai ketidakharmonisan
didalam mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
disekolah. Hal tersebut terjadi karena ada dua faktor yang diantaranya
adalah faktor internal dan faktor eksternal.
Menurut Thursan Hakim kesulitan belajar adalah kondisi yang
menimbulkan hambatan dalam proses belajar seseorang. Hambatan
tersebut membuat seseorang mengalami kegagalan atau setidaknya
kurang berhasil dalam mencapai tujuan belajar.26
Menurtu Dyan R Helmi dan Saeful Zaman dalam bukunya,
menjelaskan tentang kesulitidan belajar, menurut mereka kesulitan
belajar adalah kelainan yang melibatkan satu atau lebih prtoses
psikologis dasar dalam pengertian dan pemakaian bahasa lisan dan
tulisan yang dapat bermanifes sebagai berkurang kemampuan untuk
mendengar, berfikir, bicara, membaca, menulis, mengeja, dan
berhitung. Biasanya anak mengalami kesulitan belajar tidak mampu
mengikuti pelajaran disekolah, meskipun kecerdasannya berada di
tingkat normal atau sedikit dibawah normal.
Dalam mengatasi kesulitan belajar siswa, guru harus jeli dalam
mengidentifikasi atau mendiagnosa jenis kesulitan belajar masing-
25
Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta:PT Bumi
Aksara,2013), cet. Ke16, h. 124 26
Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Puspa Swara, 2004), Cet Ke 4, h 22
30
masing individu siswa, Menurut Warkitri dkk (1990), ada beberapa
permasalahan belajar yaitu :
Kekacauan Belajar (Learning Disorder) yaitu suatu keadaan
dimana proses belajar anak terganggu karena timbulnya respon yang
bertentangan. Potensi dasar anak tidak diragukan tetapi belajar anak
terhambat oleh reaksi-reaksi yang bertentangan, sehingga anak tidak
dapat menguasai bahan yang dipelajari dengan baik. Contoh : siswa
yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan
sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari
yang menuntut gerakan lemah-gemulai.
Ketidakmamuan Belajar (Learning Disability) yaitu
ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak
mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di
bawah potensi intelektualnya.
Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang
dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya
siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental,
gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa
yang yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok
menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain
bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan
baik.
Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya
memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal,
tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah
dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong
sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa
saja atau malah sangat rendah.
Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam
proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama
31
dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi
intelektual yang sama.
b) Faktor-Faktor Siswa Kesulitan Belajar
Menurut Dalyono faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan
belajar siswa digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu:
1) Faktor intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) yang
meliputi:
a) Faktor fisiologi (kesehatan organ tubuh)
b) Faktor psikologi (seperti kemampuan intelektual)
c) Emosional dan kondisi sosial ( seperti kemampuan
bersosialisasi dengan lingkungan )
2) Faktor ekstern ( faktor dari luar manusia itu sendiri) meliputi
a) Faktor-faktor non social
b) Faktor-faktor social
Dalam proses belajar pasti siswa akan mendapatkan kesulitan,
kesulitan belajar yang dialami siswa disebabkan oleh factor-faktor
tertentu. Muhibbin Syah juga menjelaskan ada faktor – faktor
penyebab timbulnya kesulitan belajar peserta didik dan faktor itu juga
ada dua macam diantaraya :27
1. Faktor intern siswa, yakni hal – hal atau keadaan yang terjadi
secara murni dalam diri siswa itu sendiri, yakni :
a. Bersifat kognitif, (ranah cipta), antara lain seperti
rendahnya kapasitas intelektual atau inteligensi siswa.
b. Bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya
emosi dan sikap siswa.
c. Bersifat psikomotorik (rana karsa), antara lain seperti
terganggunya alat – alat indera penglihatan dan
pendengaran (mata dan telinga).
27
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2010), h. 170.
32
2. Faktor eksternal siswa meliputi semua situasi dan kondisi
lingkungan yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa
dikelas. Faktor ini dapat dibagi menjadi tiga macam :
a. Lingkungan keluarga, contohnya : ketidak harmonisan
hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya
kehidupan ekonomi keluarga.
b. Lingkungan perkampungan / masyarakat, contohnya :
wilayah perkampungan kumuh (slum area), dan teman
sepermainan (peer group) yang nakal.
c. Lingkungan sekolah, contohnya : kondisi dan letak
gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi
guru, serta alat – alat belajar yang berkualitas rendah.
Dengan banyaknya tugas dan tanggung jawab yang diemban guru
didalam kelas maupun diluar kelas maka guru harus memiliki bekal
lebih untuk pencapaian ketuntasan dalam pembelajaran. Dilihat dari
faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar terdapat dua
macam internal dan eksternal. Dalam faktor internal atau faktor
eksternal maka guru bisa mengupayakan berbagai macam cara untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa, namun berikut penulis memberikan
contohnya:
1) Mengingatkan selalu kepada siswa akan pentingnya
menjaga kesehatan
2) Membiasakan berdoa sebelum dan sesudah pelajaran
didalam ataupun diluar kelas
3) Memberikan dorongan motivasi-motivasi dalam diri siswa
agar ia bangkit dan tetap semangat untuk belajar.
4) Guru memberikan arahan dan nasehat atau menstimulus
beberapa menit kepada siswa sebelum pelajaran dimulai
5) Guru memberikan semangat untuk percaya diri dan
mengurangi rasa takut dalam belajar
33
6) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya, dan memberikan pendapat serta saran.
7) Guru memberi pujian kepada siswa yang menjawab
pertanyaan yang benar
8) Guru memberi hadiah kepada siswa yang berprestasi
9) Guru selalu memperhatikan siswa berbicara dalam proses
belajar mengajar
10) Guru menjelaskan materi pelajaran dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh siswa
11) Guru menjelaskan materi pelajaran dengan contoh-
contoh yang relevan dengan kehidupan nyata sehingga
mudah dipahami siswa
12) Guru memberikan kesimpulan disetiap akhir pelajaran
13) Guru memberikan kuis atau pertanyaan kepada siswa di
akhir pelajaran
14) Guru mampu menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan
15) Guru menggunakan media, metode dan strategi belajar
yang bervariasi dalam mengajar
16) Guru selalu mengulang materi pelajaran hingga siswa
paham terhadap pelajaran tersebut
17) Guru menghargai gagasan dan pendapat yang disampaikan
oleh siswa
18) Guru memberi nilai pada tugas yang telah dikerjakan oleh
siswa
19) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan tanggapan, ide dan jawaban dalam proses
pembelajar
34
B. Hasil Penelitian Relevan
Table 2.1
Hasil Penelitian Relevan
N
o Judul
Penyus
un
Tujuan
Penelitian
Metode
Peneliti
an
Hasil Penelitian
1 Upaya
Mengatasi
Kesulitan
Belajar
Siswa pada
mata
Pelajaran
Fikih di MI
Cokroaminot
o 01
Badakarya
Banjarnegara
Tahun
2013/2014
Lilis
Susanti
1) Untuk
mengetahui
kesulitan
apakah
yang
dihadapi
siswa dalam
Belajar
fiqih di MI
Cokroamino
to 01
Badakarya
Tahun
Pelajaran
2013/2014.
2) Untuk
mengetahui
upaya yang
dilakukan
guru
terhadap
kesulitan
belajar
siswa pada
mata
deskript
if
kualitat
if
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa pembelajaran
fikih yang
dilaksanakan di MI
Cokroaminoto
Badakarnya
mengalami bebrapa
kesulitan,
diantaranay: 1)
Faktor yang Berasal
dari diri siswa,
Upaya guru fikih
dalam mengatasi
faktor kesulitan
belajar yang berasal
dari diri siswa
adalah dengan
memberikan
motivasi, yaitu
dengan cara
memberikan
Permainan sebelum
menyampaikan
materi pembelajaran.
35
pelajaran
fiqih di MI
Cokroamino
to 01
Badakarya
Tahun
Pelajaran
2013/2014
2) Faktor yang
berasal dari guru
fikih upaya
mengatasinya
adalah guru fikih
selalu menjelaskan
kembali dan
menggunakan
berbagai metode
yang tepat agar
siswa saya tersebut
paham. 3) Faktor
yang berasal dari
keluarga. Untuk
mengatasi kesulitan
belajar tersebut yaitu
dengan membuat
Lembar kegiatan
yang dikumpulkan
setiap dua minggu
sekali, atau semacam
buku penghubung.
2 Peran Guru
Mata
Pelajaran IPS
dalam
Mengatasi
Kesulitan
Belajar Mata
Pelajaran IPS
pada Siswa
Sumarn
i
mengetahui
upaya yang
dilakukan
guru dalam
mengatasi
kesulitan
belajar mata
pelajaran
IPS pada
deskript
if
kualitat
if
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
kendala guru mata
pelajaran IPS dalam
mengatasi kesulitan
belajar mata
pelajaran IPS pada
siswa di SMP Negeri
3 Bungoro
36
di SMP
Negeri 3
Bungoro
Kabupaten
Pangkep.
siswa di
SMP Negeri
3 Bungoro
Kabupaten
Pangkep
Kabupaten Pangkep
dipengaruhi oleh 2
faktor yaitu faktor
internal yang
meliputi:
karakteristik siswa,
intelegensi siswa,
motivasi, kurangnya
minat belajar siswa,
dan konsentrasi
belajar siswa.
Sedangkan faktor
eksternal meliputi:
sarana dan prasarana
belajar, keluarga, dan
lingkungan sosial
siswa serta upaya
guru mata pelajaran
IPS dalam mengatasi
kesulitan belajar mata
pelajaran IPS pada
siswa di SMP Negeri
3 Bungoro
Kabupaten Pangkep
adalah:mengarahkan,
membimbing dan
mendorong siswa
untuk belajar dalam
berbagai
kesempatan,meningk
atkan motivasi
37
belajar, memberikan
bimbingan berupa
kegiatan pengayaan,
upaya peningkatan
keterampilan belajar,
mengarahkan siswa
cara sikap dan
kebiasaan belajar
yang baik, serta
melakukan evaluasi
dan remedial.
3 Upaya Guru
dalam
Mengatasi
Kesulitan
Belajar
Siswa pada
Mata
Pelajaran IPS
di MTs Sains
Al-Hadid
kota
Cirebon.
Ria Nur
Wuland
ari
Penelitian
ini
bertujuan
menelaah
lebih jauh
mengenai
upaya guru
dalam
mengatasi
kesulitan
belajar pada
siswa pada
mata
pelajaran
ips di MTs
Sains Al
Hadid Kota
Cirebon
Deskrip
tif
kuantita
tif
Berdasarkan hasil
penelitian dapat
disimpulkan bahwa
upaya guru dalam
mengatasi kesulitan
belajar siswa pada
mata pelajaran
sejarah di MTs
Sains Al-Hadid yaitu
untuk masalah yang
dihadapi siswa pada
mata pelajaran
sejarah dinilai
kurang baik yaitu
35,20%. Sedangkan
faktor yang
mengakibatkan siswa
mengalami kesulitan
belajar pada mata
38
pelajaran sejarah
dinilai rendah yaitu
30,20%. Dan upaya
guru dalam
mengatasi kesulitan
belajar siswa pada
mata pelajaran
sejarah dinilai cukup
baik yaitu 43,64%
4 Peran Guru
Bimbingan
dan
Konseling
dalam
Mengatasi
Kesulitan
Belajar
Siswa di
MAN
Maguwoharj
o Depok
Sleman
Yogyakarta.
Dede
Nuraeni
bertujuan
untuk
mengetahui
dan
mendeskrip
sikan
bentuk-
bentuk
peran yang
dilakukan
oleh guru
bimbingan
dan
konseling
dalam
mengatasi
kesulitan
belajar
siswa di
kelas X
pada tahun
kualitat
if
Hasil dari penelitian
ini menunjukk
an terdapat bentuk-
bentuk peran guru
bimbingan dan
konseling dalam
mengatasi kesulitan
belajar siswa sebagai
berikut.
Pertama, sebagai
fasilitator yaitu
memberikan
kemudahan fasilitas
kepada siswa
dengan sarana dan
prasarana BK dalam
mengarahkan,
mendidik,
menjelaskan
dengan menjadi
pendengar aktif
39
ajaran
2015/2016
di MAN
Maguwohar
jo Depok
Sleman
Yogyakarta.
siswa. Kedua,
sebagai motivator
yaitu
memberikan
pengarahan dalam
memotivasi semangat
belajar kepada siswa
.
Ketiga, sebagai
mediator yaitu
memberikan layanan
dalam mengadakan
mediasi
dan kerjasama antara
siswa dengan guru
mata pelajaran.
5 Peran guru
PAI dalam
mengatasi
kesulitan
membaca al-
qur'an siswa
di SMP
Islam al-
Ikhlas Cipete
Jakarta
Selatan
Hanifah Tujuan dari
penelitian
ini adalah
unutk
mengetahhu
i kesulitan
apa saja
yang
ditemui
siswa dalam
membaca
Al-Qur’an,
bagaimana
cara
mengatasi
deskript
if
analisis
Dari hasil penelitian
ini
menunjukkan bahwa
: Peran guru PAI
dalam pembelajaran
Al-Qur’an sangat
penting bagi siswa
yang menemui
kesulitan dalam
membaca Al-Qur’an,
karena dengan
adanya peran guru
seperti memberikan
bimbingan, motivasi
dan evaluasi dapat
40
kesulitan
membaca
Al-Qur’an
tersebut dan
bagaimana
peran guru
PAI dalam
mengatasi
kesulitan
membaca
Al-Qur’an
siswa
merangsang siswa
agar dapat membaca
Al-Qur’an lebih baik,
sedangkan kesulitan
siswa dalam
membaca Al-Qur’an
disebabkan oleh
faktor intern atau dari
dalam diri siswa itu
sendiri dan ekstern.
Faktor intern
meliputi, kurangnya
semangat siswa untuk
mengulang kembali
pelajaran Al-Qur’an
di rumah, kurang
membaca Al-Qur’an
di rumah dengan
menggunakan kaidah
ilmu tajwid dan
jarang mengerjakan
tugas yang diberikan
oleh guru al-Qur’an,
sedangkan faktor
ekstern meliputi,
kurangnya motivasi
dan perhatian dari
kedua orang tua,
kurang mendapatkan
pendidikan agama
sebelumnya baik
41
pendidikan formal
maupun non formal.
Dalam ke lima penelitian relevan diatas peneliti melihat ada kesamaan tujuan
yakni peneliti bertujuan untuk mengetahui kesulitan apa yang dialami siswa dalam
belajar, dan apa peran atau upaa guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswanya.
Dari ke lima penelitian diatas sebagian besar memakai metode kualitatif. Ada
kualitatif deskriptif dan analisis. Dan peneliti temukan satu yang memakai
deskriptif kuantitatif. Umtuk mengetahui peran guru mengatasi kesulitan belajar
pada siswa memang bisa menggunakan metode penelitian apa saja, akan tetapi
peneliti disini memakai metode deskriptif kualitatif karna dianggap metode
tersebut bisa lebih mudah dimengerti dengan mendeskripsikan hasil temuan
dilapangan.
Adapun perbedaan dari kelima penelitian relevan diatas adalah tertetak pada
metode penelitiannya ada yang menggunakan deskriptif kualitatif, kualitatif
deskriptif kuantitatif serta deskriptif analisis, namun walaupun begitu semua
memiliki tujuan yang sama.
Adapun tinjauan yang kedua memiliki kesamaan dengan penelitian ini dari
judul tujuan dan metode penelitian. Peneliti menelliti peran apa saja yang
dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan siswa. Peneliti mencoba menggali lebih
dalam apa yang dilakukan guru untuk mengatasinya. Dan adakah perkembangan
atau hasil yang dicapainya.
C. Kerangka Berfikir
Dalam proses belajar dan mengajar dibutuhkan kekompakan antara guru
dan siswa, supaya hasil dari pembelajaran bisa memuaskan dan mendapatkan
hasil yang diinginkan. Guru yang baik adalah guru yang dapat memberi
pelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai. Guru yang baik
juga adalah guru yang bisa memberikan informasi secara jelas kepada siswa
dan memastikan bahwa informasi tersebut sampai kepada siswanya dengan
baik. Guru memastikan bahwa semua siswa dapat meneripa apa yang ia
42
sampaikan dan dapat memahami apabila siswanya mengalami kesulitan dalam
proses pembelajaran.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran tentu guru dan siswa akan
mendapatkan kesulitan dalam melaksanakannya, kesulitan-kesulitan yang
yang didapat guru maupun siswa tentu perlu di tindak lanjuti secara tepat dan
terarah agar proses pembelajaran tidak terganggu secara berkesinambungan.
Maka perlu tindakan terutama dari guru yang berperan penting disini selain ia
harus mengatasi kesulitan belajar pada siswanya guru juga harus belajar
menjadikan dirinya menjadi guru yang baik dan banyak mengkuti pelatihan-
pelatihan agar wawasannya lebih luas lagi agar kesulitan belajar siswa
menjadi berkuurang bahkan tidak mendapatkan kesulitan dalam belajar.
Sebagaimana kita tahu bahwa guru professional adalah guru yang dapat
mengatasi segala persoalan proses pembelajaran didalam dan diluar kelas.
Siswa-siswa yang sukses mendapatkan nilai baik dan siswa-siswa yang
memiliki budi pekerti yang baik akan lahir dari guru yang professional. Guru
tersebut menjalankan profesi gurunya dengan sepenuh hati. Sehingga apa yang
ia berikan dapat diterima oleh siswanya atau peserta didik. Ia senantiasa
menjadi teladan dan panutan bagi siswanya.
Table 2.2
Kerangka Berfikir
Guru dan Siswa
Melaksanakan Poses Pembelajaran
Mengalami Kesulitan Belajar
Peran Guru Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Islam Plus Daarussalaam yang beralamat
di Jalan. Haji Biru No 32 Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. Adapun
waktu penelitian terhitung sejak Maret 2018 sampai April 2018, dimana dalam
penelitian ini meliputi berbagai rencana persiapan penelitian yang dilakukan
pada bulan pertama kemudian dilanjutkan sampai pada pelaksanaan penelitian
dan laporan. Berikut rincian alokasi waktu penelitian sebagai berikut:
Table 3.1
Perincian Waktu Proses Penelitian
No Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
2014 2018
Okt Des Jan Mar Apr Mei Jun
1 Pembuatan
proposal
2 Seminar
Proposal
3 Revisi Proposal
6 Bilmbingan
Skripsi
5 Pra Observasi
6 Pengumpulan
Data
7 Pengolahan data
8 Pengesahan
Skripsi
9 Sidang Skripsi
10 Revisi Skripsi
44
B. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono , Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan
yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan.30
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Definisi dari
penelitian kualitatif sendiri menurut Denzin dan Lincoln adalah sebuah
penelitian yang berlatar alamiah dan dilakukan dengan melibatkan berbagai
metode yang ada seperti wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen
dengan tujuan yaitu untuk menafsirkan sebuah fenomena yang terjadi.31
Dalam penelitian kualitatif peneliti mencari makna, pemahaman,
pengertian, verstehen tentang suatu fenomena, kejadian, maupun kehidupan
manusia dengan terlibat langsung dan atau tidak langsung dalam setting yang
diteliti, kontekstual, menyeluruh. Peneliti bukan mengumpulkan data sekali
jadi atau sekaligus lalu mengolahnya, melainkan tahap demi tahap dan makna
disimpulkan selama proses berlangsung dari awal sampai akhir kegiatan,
bersifat naratif, dan holistik.32
Tentang metode penelitian kualitatif, Creswell (2008) mendefinisikan
sebagai suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan
memahami suatu gejala sentral.33
Untuk mengetahui gejala tersebut peneliti
harus mewawancarai peserta peneliti atau partisipan dengan mengajukan
pertanyaan yang umum dan agak luas.informasi tersebut kemudian
dikumpulkan lalu dianalisis, kedian hasil analisis tersebut bisa berupa
deskriptif atau penggambaran atau dapat pula berupa tema-tema. Dan dari data
itu peneliti membuat interprestasi untuk mengetahui arti lebih dalam.
30
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Alfabeta,2017), Cet. Ke-25, h. 3 31
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009), Cet. ke-26, h. 5. 32
A.Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,
(Jakarta:Kencana,2014), h.328 33
Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta:Grasindo,2017), h. 7
45
Sedangkan menurut Sugiyono metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci pengambilan sample sumber
data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan
tringulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.34
Dari penjelasan-penjelasan penelitian kualitatif menurut pakarnya maka
bisa disimpulkan penelitian kualitatif sendiri merupakan penelitian yang
bersifat alamiah untuk mencari tahu atau memahami sebuah fenomena-
fenomena yang terjadi dengan menggunakan berbagai metode diantaranya
yakni wawancara, pengamatan, dan pengumpulan dokumen.
Sedangkan metode deskriptif menurut Whitney (1960) adalah pencarian
fakta dengan interprestasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari
masalah masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam
masyarakat serta situasi-situasi terttentu termasuk tentang hubungan, kegiatan-
kegiatan , sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang
berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari situsi fenomena.35
Secara harfiah metode deskriptif adalah metode untuk menggambarkan
suatu kejadian.dengan demikian kerja peneliti bukan hanya
menggambarkanmengenai fenomena-fenomena tapi menerangkan
hubungannya dan juga membuat prediksi serta menyimpulkan makna atas
persoalan yang dibahas. Penelitian deskriptif menurut Whitney ini bertujuan
untukmencapai fakta yang menginterprestasikan data secara tepat.36
Adapun metode penelitian yang akan digunakan dalam melaksanakan
penelitian ini adalah metode survei. Metode survei sudah sangat popular karna
metode ini bisa disebut lebih efisien dibanding metode lain. Metode survei
34
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Alfabeta,2017), Cet. Ke-25, h. 15 35
Asep Saeful Hamdi, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan,
(Yogyakarta:Deepublish, 2014), h. 5 36
Gunawan Sumidiningrat, Pemberdayaan Sosial,(Jakarta:PT Kompas Media
Utama,2007), h. 4
46
menurut Nana Syaodih (2010)digunakan untuk mengumpulkan informasi
berbentuk opini dari sejumlah besar orang terhadap topic atau isu-isu tertentu.
Ada tiga karakteristik dalam metode survey ini. Pertama informai
dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan beberapa
aspek atau karakteristis tertentu seperti kemampuan, sikap, kepercayaan, dan
pengetahuan dari populasi. Kedua informasi dikumpulkan dari beberapa
pertanyaan baik lisan maupun tulisan.
Berdasarkan pemaparan di atas penelitian dilakukan dengan cara
pengumpulan data berupa deskriptif. Yang mana data diambil dengan
meninjau langsung tempat penelitian untuk mendapatkan data-data secara rill
(nyata) yang dibutuhkan dalam penelitian ini yang terjadi di tempat penelitian.
C. Data dan Sumber Data
Data adalah informasi yang diterima tentang suatu kenyataan atau
fenomena empiris dalam bentuk berupa angka-angka (kuantitatif) ataupun
berupa ungkapan kata-kata (kualitatif).37
Sedang sumber data adalah sumber
subjek dari tempat mana data bisa didapatkan.
Jadi data merupakan informasi-informasi yang di dapat oleh peneliti baik
itu dalam bentuk angka-angka (kuantitatif) ataupun berupa ungkapan kata-
kata (kualitatif). Data yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari
kepala sekolah dan guru bidang studi IPS di SMP Islam Plus Daarussalaam.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1) Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti akan melaksanakan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga peneliti
37
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Kencana, 2012), cet. ke-2, h. 137.
47
ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit/kecil.38
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data
maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. Data
wawancara adalah data yang diperoleh melalui tanya-jawab antara
peneliti dan informan. Data ini bisa divalidasi menggunakan
triangulasi. Wawancara yang peneliti lakukan ini terstruktur artinya
peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali
dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara
sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder,
kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran
wawancara.
Table 3.2
Kisi-kisi wawancara Guru IPS
Peran Guru IPS Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa DI SMP IP
Daarus Salaam Pondok Aren Kota Tangerang Selatan
no Variabel
Penelitian Indikator Soal Soal
1 Peran
guru
Guru sebagai
pengelola
1. Bagaimana cara anda
mengelola kelas dengan baik?
2. Apakah anda memberikan
pengajaran dengan
menggunakan metode dan
media belajar yang sesuai
dengan materi aja?
3. Sebagai mengelola siswa
dalam kelas, apakah anda rutin
membuat RPP dan tugas
38
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Alfabeta,2010), h.194
48
harian lainnya?
4. Bagaimana cara anda
menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan?
5. Sebagai pengelola kelas yang
baik apakah anda sering
meminta atau menerima saran
serta pendapat kepada siswa?
Saran seperti apa yang anda
terima?
2 Guru sebagai
fasilitator
6. Sebagai guru, apakah anda
sudah menjadi fasilitator yang
baik untuk siswa-siswa anda?
7. Apakah anda membantu anak
yang mengalami kesulitan
belajar didalam kelas?
3 Guru sebagai evaluator 8. Metode penilaian yang seperti
apa yang anda gunakan?
9. Seiring perkembangan
tekhnologi, apakah anda
mengukuti perkembangan
teknologi tersebut dengan
memanfaatkannya semaksimal
mungkin dalam tugas harian
kepada siswa?
10. Selama anda mengajar sejauh
mana persentase keberhasilan
anda dalam mengatasi
kesulitan belajar pada siswa
dikelas?
49
11. Kapan dan bagaimana cara
anda mengevaluasi hasil
belajar siswa?
4 Guru sebagai
motivator
12. Jelaskan bagaimana anda
menjadi motivator yang baik,
terutama bagi siswa yang
mengalami kesulitan belajar?
5 Kesulitan
belajar
siswa
Pengertian kesulitan
belajar
13. Apakah anda mengetahui
pengertian kesulitan belajar?
14. Adakah siswa yang mengalami
kesulitan belajar dikelas?
6 Faktor-faktor kesulitan
belajar
15. Dari beberapa faktor kesulitan
belajar, menurut anda siswa
SMP IP Daarus Salaam yang
mengalami kesulitan belajar
disebabkan oleh faktor apa
saja?
16. Lalu solusi apa yang anda
berikan?
1) Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket)
namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang
terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian
ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-
gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Observasi dilakukan untuk melihat atau mengamati secara
langsung guru IPS dalam mengatasi kesulitan belajar pada siswanya .
Hal ini dilakukan untuk dapat memperoleh data yang lebih akurat lagi
50
tentang apakah guru IPS sudah mampu mengatasi kesulitan belajar
pada siswa-siswanya didalam kelas.
E. Pemeriksaan Keabsahan Data
Tringulasi
Trianggulasi adalah cara yang paling umum digunakan dalam
penjaminan validitas data dalam penelitian kualitatif. Trianggulasi
merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan data atau
sebagai pembanding terhadap data itu.39
Ada beberapa teknik pengumpulan
data dalam tringulasi namun dalam penelitian ini peneliti menggunakan
tringulasi teknik, dimana dalam menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda.
39
Ibid, h. 372
51
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Kondisi Umum SMP Islam Plus Daarus Salaam
1. Profil SMP Islam Plus Daarus Salaam
SMP Islam Plus Daarus Salaam didirikan pada 2013 dan
merupakan salah satu SMP swasta di daerah Pondok Aren Tangerang
Selatan. SMP Islam Plus Daarus Salaam beralamat di Jalan Haji Biru
No.2A RT 02 RW 02 Pondok Aren kota Tangerang Selatan, Banten.
SMP Islam Plus Daarus Salaam berada di bawah naungan Yayasan
Namira (YN). Yayasan Namira (YN) didirikan pada 16 Februari 2004
yang disahkan dengan akta pendirian yayasan nomor 01 oleh Notaris
Ny. Sofiani, SH.
2. Visi SMP Islam Plus Daarus Salaam
Visi SMP Islam Plus Daarus Salaam adalah “Mewujudkan insan
yang berakhlakul karimah, berwawasan global dan memiliki
kecakapan hidup dengan prinsip belajar sepanjang hayat”.
3. Misi SMP Islam Plus Daarus Salaam
a. Menyiapkan generasi Islam yang mandiri, cinta Al-Qur’an dan
masjid dengan memiliki sikap yang berakhlakul karimah
b. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dengan
menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan yang mampu
mengembangkan keterampilan, keahlian dan kecakapan hidup.
c. Menyiapkan peserta didik yang siap ikut serta dalam kegiatan
bermasyarakat.
d. Menyiapkan generasi yang kuat dengan memiliki jiwa kemandirian
dan mampu mengelola kegiatan usaha secara mandiri.
52
4. Identitas SMP Islam Plus Daarus Salaam
a. Nama : SMP Islam Plus Daarus Salaam
b. No. Statistik Sekolah : 202 286 304 177
c. Alamat : Jl. Haji Biru No.2A RT 02 RW 02
Pondok Aren Kota Tangerang Selatan
Provinsi Banten
d. Telepon : 0821 2430 1838
e. Fax. : -
f. Akreditasi Sekolah : A - (sejak tahun 2016)
g. Status Sekolah : Swasta
h. Luas Lahan/Tanah : 1.220 m2
i. Status Kepemilikan : Hak Milik Sendiri
j. Kepala Sekolah
1. Nama
2. Pendidikan
terakhir
: Kusnadi, Spd
: S1 Manajemen Pendidikan
k. Strategi Sekolah : Dalam rangka mengembangkan
pendidikan yang berkarakter dengan
memiliki kompetensi Life Skill dan
memperluas kesempatan masyarakat
untuk wajib belajar 9 (Sembilan). SMP
Islam Plus Daarus Salaam di
proyeksikan untuk mencetak
siswa/siswi yang unggul, baik dalam
segi ilmu keislaman dan unggul dalam
segi ilmu pengetahuan umum, sehingga
mampu mempersiapkan diri dalam
menghadapi tantangan di era global ini.
5. Keadaan Fisik SMP Islam Plus Daarus Salaam
53
a. Luas tanah : 1.220 m2
b. Jumlah ruang kelas : 6 Lokal
c. Rata-rata ukuran ruang kelas : 7 x 6 m2
6. Fasilitas SMP Islam Plus Daarus Salaam
a. Ruang kantor : 2 ruang
b. Perpustakaan : 1 ruang
c. Laboratorium IPA : 1 ruang
d. Laboratorium TIK : 1 ruang
e. Ruang BP : 1 ruang
f. Ruang serbaguna : 1 ruang
g. Lapangan olahraga : 1 ruang
h. Mushola : 1 ruang
i. Kantin : 1 ruang
j. WC : 3 ruang
k. Gudang : 2 ruang
7. Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Pramuka di Lapangan SMP Islam Plus Daarus Salaam
b. Marawis di Mushola SMP Islam Plus Daarus Salaam
c. Futsal di Lapangan SMP Islam Plus Daarus Salaam
d. Bulu Tangkis di Lapangan SMP Islam Plus Daarus Salaam
e. Seni Tari Putri di ruang kelas SMP Islam Plus Daarus Salaam
f. Beladiri di Lapangan SMP Islam Plus Daarus Salaam
g. Rohani Islam di Mushola SMP Islam Plus Daarus Salaam
h. Kajian Ilmiah Remaja di ruang kelas SMP Islam Plus Daarus
Salaam
54
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan peneliti adalah untuk mengetahui apa ada
siswa yang mengalami kesulitan belajar di SMP IP Daarus Salam. Serta
bagaimana peran guru IPS dalam mengatasi kesulitan belajar siswa
tersebut. Adapun hasil penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai
berikut:
Peran guru IPS
Sebagai guru yang baik tentu bisa menjalankan perannya sebagai guru
dengan baik sesuai dengan undang undang profesi guru dan dosen.
Keberhsilan peserta didik bisa atau tidak menerima pembelajaran semua
tergantung dari guru. Guru memikul beban yang berat. Ia bukan hanya
dituntut oleh masyarakat untuk bisa mencerdaskan anak anak, tapi jugua
dituntut oleh seluruh lapisan agar bisa berjalannya belajar dan mengajar
dengan baik dan tercapai tujua yang diinginkan. Dan ini sama seperti hasil
wawancara sebagai berikut.
Guru N : “Guru itu adalah ujung tombak suatu pendidikan. Bagaimana
guru itu memiliki peran sangat amat penting dalam kelas,
kalo guru itu mengerti dan memahami keadaan dikelas
keadaan anak anaknya dan tujuan pembelajaran nah maka
tujuan dari kegiatan pembelajaran belajar dan mengajar
dikelas itu tidak akan sampai pada tujuan yang ingin
dicapai”.40
Guru yang professional akan dapat mengelola kelas dengan baik. Ia
akan senantiasa melaksanakan tugas rutin harian dengan baik. Ia akan
mempersiapkan rancangan jauh sebelum pembelajaran dilaksanakan.
Mengelola kelas tentu bukan tugas mudah. Guru akan dihadapkan dengan
segudang tugas yang sangat kompleks untuk diselesaikan demi mencapai
tujuan pembelajaran. Dalam mengelola kelas peneliti melihat bahwa guru
IPS di sekolah SMP IP Daarus sSalam sudah menjalankan perannya sangat
40
Hasil wawancara dengan guru IPS di SMP IP Daarus Salaam yaitu ibu Nurlela S.Pd
pada hari Selasa, 20 Maret 2018
55
baik. Dan hasil wawancara juga menunjukan ia menjalankan perannya
dengan baik.
Guru N : “Pertama-tama saya melakukan rapat kerja dengan kepala
sekolah. Membuat silabus, membuat kalender pendidikan,
membuat prota dan prosa, serta membuat RPP tiap minggu.
Setelah itu setelah RPP sudah jadi saya mengelola kelas
sesuai dengan rancangan pembelajaran yang sudah saya
buat”.41
Dalam hal belajar mengajar guru IPS disekolah tersebut terbilang
memiliki pengalaman mengajar yang bisa kita acungkan jempol.
Walaupun masih muda dan mungkin bisa dikatakan pengalaman ia
mungkin belum banyak disbanding dengan guru-guru yang usianya
terlampau jauh dengan beliau, tapi beliau ini sangat baik dalam
memerankan tugasnya sebagai guru. Dan mungkin juka ad peneliti
lanjutan guru N yang ada di sekolah tersebut memiliki potensi yang tinggi
untuk memajukan sekolah. Karna ia bisa mengelola kelas dengan baik
menjalankan tugasnya disekolah dengan baik dibandingkan guru
yangusianya telampau jauh namun memiliki potensi yang rendah.
Dalam mengajar ia menyiapkan materi dengan media dan metode ajar
yang berbeda-beda. Agar anak merasa edang belajar dan merasa tidak
bosan. Berikut wawancara peneliti dengan guru.
Guru N : “Ya, misalkan materi tentang tanah saya memberikan media
pembelajaran berupa power point memberikan gambar-
gambar tentang jenis-jenis tanah yang ada di Indonesia serta
pemanfaatannya”.
Karena setiap kompetensi dasar guru IPS membuat RPP dan membuat
tugas sesuai dengan RPP maka memudahkan guru IPS dalam memberikan
materi ajar. Sebagaimana hasil wawancara.
41
Op.cit
56
Guru N : “Ya, setiap kometensi dasar saya membuatkan RPP dan
menyesuaikan tugas harian dengan RPP bahan ajar setiap
pertemuan”.42
Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda, tingkat
kejenuhannya pun berbda-beda. Demi meminimalisir tingkat kejenuhan
belajar dikelas, guru IPS selalu membuat icebreaking disetiap
pertemuannya. Agar anak itu aktif bergerak tidak jenuh dan mengantuk.
Berikut hasil wawancaranya.
Guru N : “Jadi diawal pembelajaran itu saya pasti akan membuat
icebreaking supaya anak tidak jenuh dan materi yang saya
buat itu melibatkan anak untuk aktif bergerak biar anak tidak
monoton dan tidak cepat bosan”.43
Guru IPS juga manusia biasa yang mungkin tak luput dari salah lupa
dan sebaginya, maka dari itu Guru IPS berkenan sekali setiap pertemuan ia
selalu meminta pendapat dan saran kepada murid-muridnya seperti yang
peneliti lihat saat ia mengajar dikelas. Dan berikut petikan hasil
wawancara.
Guru N : “Ya misalnya besok materinya tentang bumi datar atau bulat,
lalu mereka bilang dan minta miss buat videonya dong
nonton video dong pembuatan bumi seperti apa, akhirnya
mereka kan punya rasa penasaran karna rasa penasaran
mereka saya memberikan video agar rasa penasaran mereka
itu terjawab”.44
Jika kita amati setiap sekolah-sekolah pasti akan kita akan jumpai
didalmmnya berbagai macam watak anak, dan berbagai macam masalah
yang dibawa setiap anak tersebu. Untuk kelancaran belajar dan mengajar
masalah-masalah tersebut harus segera dihilangkan agar pembelajaran
berjalan baik. Guru sebagai media mereka bersedia menerima masukan
atau curhat dari anak yang memiliki masalah dan senantiasa membrikan 42
Op.cit 43
Op.cit 44
Op.cit
57
solusi agar masalah anak itu slesai dan belajar pun berjalan dan mencapai
tujuan yang diiinginkan.
Selain itu juga memfasilitasi apa-apa yang dibutuhkan siswanya. Dan
ini juga sejalan dengan guru IPS disekolah yang peneliti teliti. Berikut
hasil wawancaranya
Guru N : “Guru sebagai fasilitator itu adalah guru yang bisa menjadi
pendamping dan bisa mendampingi anak-anaknya, jadi
misalkan anak anak punya masalah dikelas atau memiliki
kesulitan dalam belajar nah guru itu harus bisa menfasilitasi
anak tersebut kita sebagai medianya sebagai tempat curhat
mereka”.45
`Guru sebagai evaluator, keberhsilan guru memberikan pembelajaran
bisa dilihat dari evaluasi yang ia berikan kepada anak-anak. Mengevaluasi
juga bukan hanya dilakukan dengan anak tapi juga dengan orang tua. Guru
sangat membutuhkan peran orang tua dalam menjalankan perannya sebagi
guru. Berikut petikan wawancaranya.
Guru N : “Sejauh ini kan saya setiap minggunya melakukan pertemuan
pada anak anak dengan orang tua membicarakan sejauh
mana kemajuan hasil belajar dan perkembangan anaknya
kalau sudah baik kita lanjutkan nah jika hasilnya belum baik
kita carikan solusi yang tepat”.46
Anak anak yang memiliki kesulitan harus segera diambil tindakan
dengan cara yang benar. Kendala yang dialami siswa dan cara
meminimalisir kendala tersebut harus efektif agar anak bisa mengukkuti
pembelajaran seperti anak lainnya. Anak hiperaktif harus menjadikannya
aktif dikelas dengan positif aktif belajar bukan mengganggu temannya.
Sebagai berikut hasil wawancara.
Guru N : “Ya pertama itu saya pasti akan menemui anak yang
memiliki kendala dan kendalanya itu apa. Misalkan anaknya
45
Op.cit 46
Op.cit
58
kinestetik ya dikasih belajarnya itu visual berarti itu kan gak
sesuai dengan itu anak-anak itukan macam-macam ada
kinestetik visual audio. Berbagai macam itu kita sebagai
guru harus memiliki media ajar yang bervariasi agar anak
juga merasakan nyaman belajar sesuai dengan yang ia
inginkan. Dan anak juga harus berbicara kepada guru-guru
karna cara belajar anak berbeda-beda dan tugas guru itu
harus peka terhadap itu”.47
Sebagaimana guru memberikan pembelajaran kepada siswa dan akan
melihat perkembangan siswanya hari demi hari dan itu dilakukan secara
terus menerus dengan menggunakan metode bermacam-macam. Dan
sebagai pengajar guru juga sebagai evaluator. Mengevaluasi secara
keseluruhan hasil belajar siswanya. Dan akan mejadi laporan bagi guru
kepada orang tua murid di akhir pembelajaran. Dengan begitu tentu guru
harus menguasai penuh materi ajar mengenal karakter siswa mengetahu
metode penilaian seperti apa agar anak tidak merasa tegang atau bosan.
Dan sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan guru bersangkutan
dengan hasil sebagai berikut
Guru N : “Guru itu sebagai evaluator ya evaluasi penilai bagaimana
mengevaluasi hasil belajar dari belajar dan mengajar yang
sudah dilakukan, jadi mengevaluasi bukan menilai secara
nilai saja tapi bagaimana sikap mereka, bagaimana
kemampuan mereka dalam melakukan suatu keterampilan
membuat suatu produk kita harus mengetahui gitu”.48
Jika evaluasi sudah dilaksanakan kita akan mengetahu hasil evaluasi
tersebut. Akan terlihat siswa-siswa yang memiliki kesulitan dalam belajar
dan akan mengetahui siswa-siswa yang memiliki kompetensi dala
pembelajaran tersebut. Bagi siswa yang masih kurang dalam pemahaman
sebaiya dilakukan pembelajaran ulang, dan dilakukan evaluasi ulang
47
Op.cit 48
Op.cit
59
sampai ia benar-benar paham, dan bagi siswa yang sudah paham dan
memliki kemampuan lebih dari siswa-siswa lain sebaiknya juga membantu
temannya. Berikut hasil wawancara peneliti dengan guru tersebut.
Guru N : “Saya biasanya untuk kegiatan harian biasanya saya pakai
ulangan harian atau supaya mereka tidak jenuh saya
melakukan yang namanya kuis begitu supaya mereka tuh
merasa tidak dievaluasi, penilaiannya ada yang tengah
semester ada yang akhir tahun lalu nanti ada rapat untuk
perbaikan anak yang belum tuntas dalam belajar karna
mengalami kesulitan belajar maka kita adakan remedial atau
kita carikan solusinya seperti apa”.49
Kemajuan teknologi membuat para guru juga harus mengikutinya.
Karena demi kemajuan perkembangan siswa juga seiring perkembangan
zaman yang sudah semakin canggih dan lebih modern menjuju masyarakat
global. Upaya apa saya yang dilakukan guru IPS dalam mengikuti
perkembangan jaman dapat terlihat dai hasil observasi serta wawancara
yang peneliti lakukan
Guru N : “Ya mengikuti misal sekarang itu rapot bukan hanya sebatas
buku raport aja tapi kita ada E-raport jadi media rapot secara
online, iya maksimal supaya anak itu bermain gadget itu
bukan hanya bermain tapi memanfaatkannya dengan baik
untuk kemajuan dirinya juga. Dan dari gadget itu bisa juga
mengerjakan tugas yang kita berikan”.50
Semua tujuan pasti memiliki targer pencapaikan. Begitu pula dengan
guru memiliki target dalam mengajar, memiliki tingkat pencapaian
maksimal tentu itu yang iaharapkan. Akan tetapi biasanya dalam hasil
lapangan tentu semua itu tidak mudah guru bekerja keras demi pencapaian
tarhget tersebut namun apabila siswa ada yang memiliki kekurangan dan
tidak memiliki kemampuan atau kemauan maka tentu target pencapaian
49
Op.cit 50
Op.cit
60
tujuan yang tadi diharapkan maksimal akan menjadi kurang maksimal.
Sesuai dengan wawancara peneliti dengan guru bersangkutan dengan hasil
sebagai berikut.
Guru N : “Kalau disesuaikan dengan target kurikulumnya tercapai
kisaran 80%, jadi sisanya masih ada kekurangannya. Dan itu
biasanya kesulitan belajar itu dari anaknya atau biasanya
karna pertemuan yang sangat sempit karna waktu yang padat
oleh kegiatan-kegiatan sekolah lainnya”.51
Evaluasi dilakukan sebaiknya setiap sebelum dan sesudan
pembelajaran dilakukan. Sebelum pembelajaran dilakukan maka
gurusebaiknya mengevaluasi dengan mengulang bertanya kepada siswa
tentang materi sebelumnya apakah anak masih ada yang ingat, setelahnya
apabila pembelajaran sudah dilakukan maka diadakan evaluasi berupa
ulangan kuis atau Tanya jawab agar belajar menjadi lebih aktif dan efektif
Guru N : “Evaluasinya dengan ulangan dan saya juga setiap kali
pertemuan melihat dan meneliti kira-kira ada gk nih anak
yang kelihatannya masih bingung dengan materi yang sudah
saya berikan. Jika memang ada maka saya akan buru-buru
untuk mengulang kembali materi tersebut agar tujuan dari
pembelajaran itu tercapai maksimal”.52
Kapan kapan saja motivasi itu diberikan kepada siswa, ya jawabannya
tentu setiap kali pertemuan belajar, dan lebiih evektif lagi setiap bertemu
baik didalam maupun diluar kelas. Motivasi itu tidak mesti panjang
dengan mengingatkan dan memberi semangat walaupun satu kalimat itu
bisa sudah mengena kepada anak. Berikut wawancaranya.
Guru N : “Motivasi itu diberikan setiap pertemuan, jadi diawal
pembelajaran itu materi tentang apa nih selain kita
menyampaikan tujuan pembelajaran kita juga menyelipkan
motivasi didalamnya, agar mereka itu memiliki dorongan
51
Op.cit 52
Op.cit
61
motivasi h mereka tuh belajar untuk pintar untuk supaya jadi
orang cerdas dan lebih jauh lagi mungkin untuk
mendapatkan tempat dimasyarakat. Agar memiliki guna dan
bermanfaat.
Menjadi motivator yang baik harus menumbuhkan rasa percaya diri
dalam anak dan pernyataan ini sejalan dengan wawancara peneliti terhadap
guru IPS.
Guru N : “Harus percaya diri karna anak yang memiliki kesulitan
belajar itu cenderung mereka tidak percaya diri, dia merasa
tidak bisa apa-apa dan mereka bukan siapa-siapa jadi kita
harus menumbuhkan rasa percaya diri terhadap anak
tersebut. Nah seteleh itu kita cari tau mereka kesulitan
belajarnyya dalam hal apa mengapa kita cari tau lalu kita
cari solusi yang tepat, misal apa metode penyampaiannya
yang kurang sampai ke dia atau materinya yang terlalu
banyak makanya membuat dia sulit untuk paham dll.
Pengertian kesulitan belajar
Kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak atau peserta didik
merasa tidak mampu menerima pembelajaran atau materi ajar yang
disampaikan oleh guru. Kesulitan belajar itu biasanya anak tidak paham
materi ajar yang kita sampaikan, jadi mereka tidak menangkap materi
yang guru sampaikan. Seperti pada percakapan wawancara yang peneliti
lakukan dengan guru sebagai berikut.
Guru N : “Kesulitan belajar itu biasanya anak tidak paham materi ajar
yang kita sampaikan, jadi mereka tidak menangkap ini
materi itu tentang apa sih dia itu belom bisa mencerna
seperti itu atau mungkin media atau metode yang tidak
sesuai ya makanya membuat anak itu kesulitan gitu loh nah
kita harus cepat tanggap kita cari tau apa penyebabnya
sehingga membuat mereka pusing dan lain-lain, misal materi
62
terllau banyak anak pasif makanya dia cenderung diam nah
kita harus tau begitu”53
Tidak semua anak dapat menerima materi pembelajaran dengan baik,
beberapa diantaranya pasti ada yang pernah merasa kesulitan belajar. Dan
ini juga terjadi didalam SMP IP Daarus Salaam. Sebagaimana hasil
wawancara berikut.
Guru N : “Oya ada disekolah kami itu menerima yang namanya anak
inkusif jadi anak yang tergolong inklusi ini anaknya
tergolong hiperaktif dia kesulitan dalam menulis, lambat
dalam memahami materi”.54
Pada bab sebelumnya peneliti sudah membahas factor factor apa saja
yang membuat anak mengalami kesulitan belajar. Terdapat dua yakni
factor internal dan factor eksternal. Namun dalam penelitian ini peneliti
menemukan bahwa di SMP IP Daarus Salaam hanya memiliki satu factor
yang membuat anak sulit dalam mencerna pelajaran yakni factor internal.
Factor yang muncul dari dalam dirinya sendiri.
Biasanya karna anak itu sedang kurang sehat, anak itu memiliki
kelainan dalam berfikir (autis) dan juga bisa karna memang anak itu tidak
mampu akibat keterbatasan organ tubuh. Namun peneliti mendapati
ternyata di sekolah tersebut berkenan menerima anak inklusi da nada anak
yang kesulitan dalam menulis. Oleh karena itu anak-anak tersebut
memiliki kesulitan dalam belajar. Berikut hasil wawancaranya.
Guru N : “Ya itu tadi dari keseluruhan anak yang memiliki kesulitan
belajar karna faktor internal. Dari dalam diri anaknya sendiri
terdapat anak anak inklusi dan anak-anak yang kesulitan
dalam menulis”.
Setiap anak tentu memiliki hak yang sama dalam pembelajaran, namun
apabila dijalan menemui kendala kesulitan belajar tentu akan membuat
pembelajaran terganggu dan memungkinkan untuk anak yang kesulitan
53
Op.cit 54
Op.cit
63
belajar juga mengganggu temannya yang tidak kesulitan dalam belajar.
Sebagai guru harus memiliki cara sendiri yang bisa membuat ha ini tidak
terjadi. Peran guru sangat dibutuhkan oleh anak anak supaya pembelajaran
dan tujuan pembelajaran dalam tercapai dengan baik. Dari kesulitan
kesulitan belajar yang terdapat di sekolah SMP IP Daarus Salaam guru IPS
memiliki cara tersendiri untuk meminimalisir kesulitan tersebut. Berikut
hasil wawancaranya.
Guru N : “Makanya untuk anak yang hiperaktif ini kita buat metode
ajar yang tidak monoton kita libatkan untuk aktif bergerak.
Karna jika tidak anak yang tergolong hiperaktif ini akan
mudah merasa jenuh dan akibatnya materi tidak akan sampai
ke dia. Dan untuk anak yang kesulitan dalam menulis
biasanya saya akan dudukkan dia didepan dekat dengan
saya, saya bimbing dia saya tunggu dia menulis karna ia
berbeda dengan anak lainnya”.55
C. Pembahasan
Peran guru IPS
peran guru IPS adalah sama seperti peran guru pada umumnya.
Peran guru sangat penting, kesuksesan dalam pembelajaran dikelas ada di
tangan guru. Peran guru ada banyak namun disini peneliti menelaah peran
guru menjadi empat. Diantaranya: guru sebagai pengelola, guru sebagai
fasilitator, guru sebagai evaluator, dan guru sebagai motivator.
Guru sebagai pengelola ini mencangkup semua tugas guru yang
dilakukan dalam mengelola kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Mengelola kelas dilakukan dari awal sampai akhir semester. Mengelola ini
bukan hanya dilakukan didalam kelas. Namun diluar kelas. Pengelola yang
baik tentu akan menyiapkan pembelajaran RPP jauh sebelum
pembelajaran dimuai, keiatan menyiapkan ini tentu akan guru lakukan
diluar jam didalam kelas.
55
Op.cit
64
Selain itu tugas harian dan ulangan atau evaluasi yang guru adakan
didalam kelas pasti disiapkan diluar kelas sebelum pembelajaran
dilakukan. Rancangan –rancangan seperti itulah yang membuat guru itu
menjadi pengelola dan dituntut menjadi pengelola yang professional.
Jika guru sudah melakukan perannya sebagai pengelola dikelas
sudah baik maka dengan penuh ikhlaskan hati sepenuhnya untuk menjadi
media bagi anak-anak. Menjadi fasilitator untuk anak. Memfasilitasi ini
merupakan kunci juga untuk berjalannya pembelajaran dengan lancar.
Karena jika guru mengelola dengan baik namun guru tidak memberikan
fasilitas yang baik maka pembelajran tidak akan berjalan baik.
Setiap belajar pasti akan ada ujian. Bukan hanya disekolah belajar
dan mendapatkan ujian atau evaluasi ini bisa didapat dimana saja dan
oleh siapa saja bukan hanya siswa. Sebagai guru yang menjalankan
perannya, ia akan memberikan evaluasi terhadap anak agar terlihat sejauh
mana keberhasilan proses belajar mengajar yang salama ini ia lakukan.
Evaluasi bisa dilakukan tanpa harus berupa ulangan harian, dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar materi yang baru saja
disampaikan merupakan contok evaluasi. Karna tidak menutup
kemungkinan jika ada anak yang mengikuti pembelajaran didalam kelas
itu yang mengikuti hanya raganya saja tapi jiwanya pikirannya kemana-
mana yang membuat pembelajaran tidak masuk olehnya.
Setelah evaluasi dilakukan guru sebaiknya meneliti lebih dalam
lagi hasil evaluasinya tersebut. Dari sana bisa ia kelompokan anak anak
yang memiliki kesulitan belajr berdasarkan spesifikasi yang ia buat. Missal
beberapa persen anak tidak mengerti materi A beberapa persen anak tidak
mengerti materi B dan lainnya. Atau mungkin ada diantaranya memang
memiliki kesulitan belajar seperti anak tersebut termasuk anak inklusi dan
anak yang memiliki kesulitan dalam menulis.
Dari evaluasi ini guru cepat dan tanggap untuk menyelesaikan
kesulitan belajar anak. Oleh karena itu evaluasi ini sebaiknya dilakukan
setiap pertemuan belajar. Supaya apabila ada yang bisa remedial segera
65
dilakukan atau missal di ulang kembali menjelaskan materi yang belum
dimengerti.
Yang terakhir adalah motivator, motivasi bisa dilakukan siapa saja
dan dimana saja tergantu pada konteksnya. Guru memberikan motivasi
setiap hari baik dalam dan diluar kelas. Motivasi itu agar mendarahdaging
pada anak, dan menjadi dorongan tersendiri untuk kemajuan anak tersebut.
Missal belajar itu dengan motivasi supaya pintar, jika pintar ia akan dapat
melanjutkan ke jenjang selanjutnya dengan mudah. Motifasi kepada anak
anak yang kesulitan belajar, motivasi tersebut menjadikan siswa ada
semangat lagi dalam belajar.
Pengertian kesulitan belajar
Kesulitan belajar adalah posisi dimana anak tidak dapat menerima
pelajaran dikarenakan hal tertentu. Anak yang memiliki kesuulitan belajar
cenderung pasif dan ia tidak memiliki kepercayaan diri. Tugas guru ini
membuat ia ercaya diri dan menjadikannya belajar itu mudah tidak sulit,
sehingga tidak ada anak yang memiliki kesulitan belajar.
Dari paparan wawancara yang dilakukan sebelumnya peneliti
mendapatkan bahwa guru mendapatkan adanya anak yang mengalami
kesulitan belajar karna factor internal, anak itu termasuk anak anak inklusi
anak yang cenderung hiperaktif ia tidak dapat menerima pelajaran dengan
baik. Anak hiperaktif itu cara belajarnya berbeda dengan anak
kebanyakan. Ia tidak menyenangi belajar dikelas yang monoton duduk
seperti yang kita ketahui bahwa belajar itu dikelas dan mendengarkan guru
menjelaskan materi ajar.
Untuk anak hiperaktif ini guru IPS memiliki cara yaitu dengan cara
mengajak anak itu aktif dalam setiap pembelajaran. Jika anak yang lain
mungkin jika diajak aktif enggan karena rasa takut salah dan malu kepada
anak lainnya, berbeda dengan anak hiperaktif, ia cenderung berani
walaupun salah malah tidak menutup kemungkina ia malah akan
melenceng dari alur pembelajaran. Ini adalah pr untuk guru menjadikan
66
hiperaktifnya ini menjadi manfaat bagi anak tersebut dan bagi anak yang
lain agar ia aktifnya belajar tidak mengganggu anak yang sedang belajar.
Sementara itu bagi anak yang memiliki kesulitan dalam menulis
guru IPS membantu ia membimbing ia menulis. Agar ia tidak ketinggalan
materi dengan anak lainnya karena kesulitan menulis guru memiliki cara
sendiri dengan cara memberikan ia soal secara lisan. Karena biasanya anak
yang memiliki kekurangan atau lambat dalam enulis maka biasanya ia
akan memiliki kelebihan dalam hal lain. Ia dapat mencerna materi dari
mengingat dan mengamati. Oleh karena itu guru IPS memiliki metode dan
media ajar yang beragam supaya anak juga bisa paham dan bisa masuk
materi aja dalam dirinya dan dapat mudah dipahami.
D. Keterbatasan penelitian
Penelitian yang berjudul “Peran Guru IPS dalam Mengatasi
Kesulitan Belajar Siswa di SMP IP Daarus Salaam Pondok Aren Kota
Tangerang Selatan” masih terdapat kekurangan karena keterbatasan
peneliti. Keterbatasan tersebut meliputi:
1. Padatnya kesibukan guru baik itu dalam urusan mengajar maupun
urusan profesinya, menyebabkan proses wawancara yang
dilakukan tergesa-gesa. Hal ini menyebabkan data yang diperoleh
ada yang kurang mencerminkan peran guru yang sesungguhnya.
2. Padatnya acara di sekolah adanya ujian UNBK dan kegiata lainnya
seperti Kartini. Yang dari kesemua acara tersebut dan panitianya
merupakan guru IPS. Hal ini yang juga menghambat peneliti untuk
dapat segera melaksanakan observasi, karena kesibukan guru
dalam acara tersebut.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai peran guru IPS
dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SMP Islam Plus Daarus Salaam
maka dapat disimpulkan bahwa ada anak yang memiliki kesulitan belajar.
Adapun faktor yang mempengaruhi anak tersebut memiliki kesulitan belajar
adalah faktor internal, (1) Anak belum lancar dalam menulis. untuk anak yang
kesulitan menulis oleh guru IPS dibimbing dengan telaten, dan diberikan
bangku khusus didepan meja guru agar guru bisa memantau terus. (2) Anak
yang hiperaktif sehingga ia susah untuk menerima pembelajaran dikelas. Untuk
anak yang hiperaktif guru menyediakan pembelajaran sesekali diluar kelas agar
ia tidak merasa bosan dan dapat mengeksplor kemampuannya, dan apabila
pembelajaran didalam kelas guru menyediakan media ajar yang menyenangkan
Jadi peran guru IPS dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SMP
Islam Plus Daarus Salaam Pondok Aren Kota Tangerang Selatan sudah sangat
amat baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi setelah melakukan
wawancara dengan guru IPS tersebut.
B. Saran
1. Bagi Guru
a) Guru diharapkan bisa berperan lebih maksimal lagi dalam kelas agar
siswa merasa nyaman dan terjalin kedekatan juga secara emosional
sehingga memudahkan guru mengetahui siapa yang memiliki kesulitan
belajar dan dengan cepat tanggap mencari solusi yang dimilikinya ke
arah yang lebih baik. Dengan adanya peran guru yang maksimal
tersebut, maka pembelajaran dirasakan sebagai sesuatu hal yang
68
menyenangkan bagi siswa. Sehingga,nilai prestasi belajarnya lebih baik
lagi
b) Guru di harapkan agar lebih giat lagi dalam mengajar di kelas dengan
belajar menguasai metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan
karakter siswa di kelas agar nilai prestasi belajarnya meningkat
c) Guru juga dapat bertukar pikiran dengan guru lainnya mengenai strategi
pembelajaran yang baik dan tepat untuk siswa. Hal tersebut dilakukan
agar siswa tidak hanya menyenangi suatu mata pelajaran saja. Akan
tetapi, siswa dapat menyenangi pelajaran secara keseluruhan.
2. Bagi Kepala Sekolah
a) Memfasilitasi media media atau alat bantu peraga untuk memudahkan
guru dalam menjelaskan materi ajar.
b) Memberikan pengarahan kepada para guru untuk dapat memberikan
metode pembelajaran yang tepat di dalam proses pembelajaran.
c) Memberikan pengarahan kepada guru-guru untuk dapat memberikan
penialai yang baik kepada siswa di dalam proses pembelajaran, baik
dengan memberikan strategi pembelajaran yang tepat, dan sebagainya
d) Memberikan evaluasi kepada para guru terkait dengan proses
pembelajaran, khususnya yaitu mengenai peran guru dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
A.Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan, Jakarta:Kencana,2014.
Abdurrahman Mulyono, Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar, Jakarta:
RINEKACIPTA, 1999.
Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, Bandung:PT
Remaja Rosdakarya, 2011, Cet. Ke-1.
Asep Saeful Hamdi, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan,
Yogyakarta:Deepublish, 2014.
Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta:Grasindo,2017.
Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta:Kencana, 2012, Cet. Ke-2.
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Prenadamedia Grup,
2004, Cet. Ke-2.
Dede Rosyada, paradigma Pendidikan Demokratis,Jakarta:Prenadamedia, 2013,
Cet. Ke-4.
Gunawan Sumidiningrat, Pemberdayaan Sosial, Jakarta:PT Kompas Media
Utama,2007.
Hendra Surya, Cara Cerdas (Smart) Mengatasi Kesulitan Belajar, Jakarta:PT
Elex Komputindo, 2015.
http://www.pendidikanutama.xyz/2017/11/kedudukan-dan-peran-guru
sebagai.html 28 mei jam 21.30
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah, Jakarta: Kencana, 2012, cet. ke-2.
Kusnandar,Guru Profesional, Jakarta, Rineka Cipta, 2014.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009, Cet. ke-26.
Mohamad Surya,Psikologi Pembelajaran dan Pembelajaran,Bandung: Rineka
Cipta, 1997.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:PT
Remaja Rosdakarya Offset, 2010.
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013,
Bandung:Rosdakara,2014, Cet. Ke-4.
Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta:PT
Bumi Aksara,2013, Cet. Ke-16.
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung:PT Remaja
Rosdakarya Offset , 2010, Cet. Ke-4.
Pengertian Peran Menurut Ahli, diakses pada 7 April 2018 dari
http://www.indonesiastudents.com/pengertian-peran-menurut-para-ahli-
dan-jenisnya/
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:Alfabeta,2010.
Suyono. Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, Bandung:PT Remaja
Rosdakarya,2011, Cet. Ke-1.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:PT
Rineka Cipta, 2013, Cet. Ke-5.
Thomas Lickona, Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa
Menjadi Pintar dan Baik, Educating for Character oleh Lita S,
Bandung: Nusa Media, 2013, Cet. Ke-1.
Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, Jakarta: Puspa Swara, 2004, Cet Ke 4.
Uzer usman, menjadi guru profesional Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA,
2011.
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implemenasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: Kencana,2008), Cet. Ke3, h. 148
Zakiyah Darajat, Metodologi Pengajaran Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, Cet.
Ke-1.
7
Lampiran 1
Pedoman Wawancara Guru tentang Peran Guru IPS dalam Mengatasi
kesulitan Belajar Siswa di SMP IP Daarus Salaam pondok Aren Kota
Tangerang Selatan
1. Menurut Bapak/Ibu apa yang dimaksud dengan Peran Guru?
2. Bagaimana Bapak/Ibu mengelola kelas dengan baik?
3. Apakah Bapak/Ibu memberikan pengajaran dengan menggunakan metode dan
media belajar yang sesuai dengan materi aja?
4. Sebagai pengelola siswa dalam kelas, apakah Bapak/Ibu rutin membuat RPP
dan tugas harian lainnya?
5. Bagaimana cara Bapak/Ibu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan?
6. Sebagai pengelola kelas yang baik apakah Bapak/Ibu sering meminta atau
menerima saran serta pendapat kepada siswa? Saran seperti apa yang anda
terima?
7. Menurut Bapak/Ibu apa yang dimaksud dengan guru sebagai fasilitator?
8. Sebagai guru, apakah Bapak/Ibu sudah menjadi fasilitator yang baik untuk
siswa-siswa Bapak/Ibu?
9. Apakah Bapak/Ibu membantu anak yang mengalami kesulitan belajar didalam
kelas?
10. Menurut Bapak/Ibu apa yang dimaksud dengan guru sebagai evaluator?
11. Metode penilaian yang seperti apa yang Bapak/Ibu gunakan?
12. Seiring perkembangan tekhnologi, apakah Bapak/Ibu mengukuti
perkembangan teknologi tersebut dengan memanfaatkannya semaksimal
mungkin dalam tugas harian kepada siswa?
13. Selama Bapak/Ibu mengajar sejauh mana persentase keberhasilan Bapak/Ibu
dalam mengatasi kesulitan belajar pada siswa dikelas?
14. Kapan dan bagaimana cara Bapak/Ibu mengevaluasi hasil belajar siswa?
15. Jelaskan bagaimana Bapak/Ibu menjadi motivator yang baik, terutama bagi
siswa yang mengalami kesulitan belajar?
16. Menurut Bapak/Ibu apa yang dimaksud dengan kesulitan belajar?
17. Adakah siswa yang mengalami kesulitan belajar dikelas?
18. Apakah Bapak/Ibu mengetahui faktor-faktor kesulitan belajar?
19. Dari beberapa faktor kesulitan belajar, menurut anda siswa SMP IP Daarus
Salaam yang mengalami kesulitan belajar disebabkan oleh faktor apa saja?
20. Lalu dari kesulitan belajar yang anda temui solusi apa yang anda berikan?
Lampiran 2
Transkip Hasil Wawancara Guru tentang Peran Guru IPS dalam Mengatasi
kesulitan Belajar Siswa di SMP IP Daarus Salaam pondok Aren Kota
Tangerang Selatan
Nama : Nurlela, S.Pd
Tempat : SMP IP Daarus Salaam
Hari dan tanggal : Jumat 16 Maret 2018
1. Guru itu adalah ujung tombak suatu pendidikan. Bagaimana guru itu
memiliki peran sangat amat penting dalam kelas, kalo guru itu mengerti
dan memahami keadaan dikelas keadaan anak anaknya dan tujuan
pembelajaran nah maka tujuan dari kegiatan pembelajaran belajar dan
mengajar dikelas itu tidak akan sampai pada tujuan yang ingin dicapai
2. Pertama-tama saya melakukan rapat kerja dengan kepala sekolah.
Membuat silabus, membuat kalender pendidikan, membuat prota dan
prosa, serta membuat RPP tiap minggu. Setelah itu setelah RPP sudah jadi
saya mengelola kelas sesuai dengan rancangan pembelajaran yang sudah
saya buat.
3. Ya, misalkan materi tentang tanah saya memberikan media pembelajaran
berupa power point memberikan gambar-gambar tentang jenis-jenis tanah
yang ada di Indonesia serta pemanfaatannya.
4. Ya, setiap kometensi dasar saya membuatkan RPP dan menyesuaikan
tugas harian dengan RPP bahan ajar setiap pertemuan.
5. Jadi diawal pembelajaran itu saya pasti akan membuat icebreaking supaya
anak tidak jenuh dan materi yang saya buat itu melibatkan anak untuk aktif
bergerak biar anak tidak monoton dan tidak cepat bosan.
6. Ya misalnya besok materinya tentang bumi datar atau bulat, lalu mereka
bilang dan minta miss buat videonya dong nonton video dong pembuatan
bumi seperti apa, akhirnya mereka kan punya rasa penasaran karna rasa
penasaran mereka saya memberikan video agar rasa penasaran mereka itu
terjawab.
7. Guru sebagai fasilitator itu adalah guru yang bisa menjadi pendamping
dan bisa mendampingi anak-anaknya, jadi misalkan anak anak punya
masalah dikelas atau memiliki kesulitan dalam belajar nah guru itu harus
bisa menfasilitasi anak tersebut kita sebagai medianya sebagai tempat
curhat mereka
8. Sejauh ini kan saya setiap minggunya melakukan pertemuan pada anak
anak dengan orang tua membicarakan sejauh mana kemajuan hasil belajar
dan perkembangan anaknya kalau sudah baik kita lanjutkan nah jika
hasilnya belum baik kita carikan solusi yang tepat.
9. Ya pertama itu saya pasti akan menemui anak yang memiliki kendala dan
kendalanya itu apa. Misalkan anaknya kinestetik ya dikasih belajarnya itu
visual berarti itu kan gak sesuai dengan itu anak-anak itukan macam-
macam ada kinestetik visual audio. Berbagai macam itu kita sebagai guru
harus memiliki media ajar yang bervariasi agar anak juga merasakan
nyaman belajar sesuai dengan yang ia inginkan. Dan anak juga harus
berbicara kepada guru-guru karna cara belajar anak berbeda-beda dan
tugas guru itu harus peka terhadap itu
10. Guru itu sebagai evaluator ya evaluasi penilai bagaimana mengevaluasi
hasil belajar dari belajar dan mengajar yang sudah dilakukan, jadi
mengevaluasi bukan menilai secara nilai saja tapi bagaimana sikap
mereka, bagaimana kemampuan mereka dalam melakukan suatu
keterampilan membuat suatu produk kita harus mengetahui gitu.
11. Saya biasanya untuk kegiatan harian biasanya saya pakai ulangan harian
atau supaya mereka tidak jenuh saya melakukan yang namanya kuis begitu
supaya mereka tuh merasa tidak dievaluasi, penilaiannya ada yang tengah
semester ada yang akhir tahun lalu nanti ada rapat untuk perbaikan anak
yang belum tuntas dalam belajar karna mengalami kesulitan belajar maka
kita adakan remedial atau kita carikan solusinya seperti apa.
12. Ya mengikuti 10ombin sekarang itu rapot bukan hanya sebatas buku raport
aja tapi kita ada E-raport jadi media rapot secara online, iya maksimal
supaya anak itu bermain gadget itu bukan hanya bermain tapi
memanfaatkannya dengan baik untuk kemajuan dirinya juga. Dan dari
gadget itu bisa juga mengerjakan tugas yang kita berikan.
13. Kalau disesuaikan dengan target kurikulumnya tercapai kisaran 80%, jadi
sisanya masih ada kekurangannya. Dan itu biasanya kesulitan belajar itu
dari anaknya atau biasanya karna pertemuan yang sangat sempit karna
waktu yang padat oleh kegiatan-kegiatan sekolah lainnya.
14. Evaluasinya dengan ulangan dan saya juga setiap kali pertemuan melihat
dan meneliti kira-kira ada gk nih anak yang kelihatannya masih bingung
dengan materi yang sudah saya berikan. Jika memang ada maka saya akan
buru-buru untuk mengulang kembali materi tersebut agar tujuan dari
pembelajaran itu tercapai maksimal.
15. Motivasi itu diberikan setiap pertemuan, jadi diawal pembelajaran itu
materi tentang apa nih selain kita menyampaikan tujuan pembelajaran kita
juga menyelipkan motivasi didalamnya, agar mereka itu memiliki
dorongan motivasi h mereka tuh belajar untuk pintar untuk supaya jadi
orang cerdas dan lebih jauh lagi mungkin untuk mendapatkan tempat
dimasyarakat. Agar memiliki guna dan bermanfaat.
16. Harus percaya diri karna anak yang memiliki kesulitan belajar itu
cenderung mereka tidak percaya diri, dia merasa tidak bisa apa-apa dan
mereka bukan siapa-siapa jadi kita harus menumbuhkan rasa percaya diri
terhadap anak tersebut. Nah seteleh itu kita cari tau mereka kesulitan
belajarnyya dalam hal apa mengapa kita cari tau lalu kita cari solusi yang
tepat, 11ombin apa metode penyampaiannya yang kurang sampai ke dia
atau materinya yang terlalu banyak makanya membuat dia sulit untuk
paham dll.
17. Kesulitan belajar itu biasanya anak tidak paham materi ajar yang kita
sampaikan, jadi mereka tidak menangkap ini materi itu tentang apa sih dia
itu belom bisa mencerna seperti itu atau mungkin media atau metode yang
tidak sesuai ya makanya membuat anak itu kesulitan gitu loh nah kita
harus cepat tanggap kita cari tau apa penyebabnya sehingga membuat
mereka pusing dan lain-lain, 12ombin materi terllau banyak anak pasif
makanya dia cenderung diam nah kita harus tau begitu
18. Oya ada disekolah kami itu menerima yang namanya anak inkusif jadi
anak yang tergolong inklusi ini anaknya tergolong hiperaktif dia kesulitan
dalam menulis, lambat dalam memahami materi.
19. Ya itu tadi dari keseluruhan anak yang memiliki kesulitan belajar karna
12ombin internal. Dari dalam diri anaknya sendiri terdapat anak anak
inklusi dan anak-anak yang kesulitan dalam menulis.
20. Makanya untuk anak yang hiperaktif ini kita buat metode ajar yang tidak
monoton kita libatkan untuk aktif bergerak. Karna jika tidak anak yang
tergolong hiperaktif ini akan mudah merasa jenuh dan akibatnya materi
tidak akan sampai ke dia. Dan untuk anak yang kesulitan dalam menulis
biasanya saya akan dudukkan dia didepan dekat dengan saya, saya
12ombing dia saya tunggu dia menulis karna ia berbeda dengan anak
lainnya.
Lampiran 3
HASIL OBSERVASI
PERAN GURU IPS DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA
DI SMP ISLAM PLUS DAARUS SALAAM PONDOK AREN KOTA
TANGSEL TAHUN 2017/2018
Nama Sekolah : SMP Islam Plus Daarus Salaam
Tahun Pelajaran : 2017/2018
Waktu : Maret 2018
No Objek Yang Diobservasi
Keterangan
Tanggapan Ada
Tidak
ada
1 Guru menyiapkan
pembelajaran dengan
membuat RPP sebelum
pembelajaran
√ Guru menyiapkan RPP jauh
sebelum pembelajaran di
mulai yakni saat rapat
tahunan di awal tahun
pembelajaran
2 Guru memberikan materi ajar
sesuai dengan RPP
√ RPP yang sudah disusun oleh
guru akan guru jadikan
pacuan utuk pemberian
materi ajar dikelas
3 Guru mengkondisikan belajar
yang kondusif
√ Guru mengatur siswa agar
duduknya rapi. Kemudian
meminta siswa untuk tenang.
Siswa langsung menyiapkan
kelas dan memberi salam
pada guru. Dan guru
mengecek kehadiran siswa.
4 Guru menggunakan metode
dan media yang sesuai dengan
materi pembelajaran yang
sedang diberikan
√ Guru menggunakan metode
yang bermacam-macam dari
mulai ceramah, diskusi,
persentasi dan sebagainya.
Serta menggunakan media
bukan hanya spidol dan
papan tuis namun
menggunakan infocus, alat
peraga
(peta.globe,daun,tanah), serta
media ajar yang ia siapkan
sendiri dirumah
5 Guru melakukan apersepsi √ Guru mengulas sedikit
materi pelajaran yang sudah
dipelajari minggu lalu
tentang distribusi, konsumsi,
dan produksi
6 Guru menyampaikan tujuan
dari pembelajaran yang akan
disampaikan
√ Sebelum pembelajaran
dimulai guru menyampaikan
tujuan pembelajaran saat itu
7 Guru menyampaikan garis
besar dari materi yang
dijelaskan dan kegiatan yang
akan dilakukan
√ Guru menjelaskan dan
mempersilakan anak yang
belum mengerti untuk
bertanya
8 Siswa diminta untuk membuat
dan mengajukan pertanyaan,
tanya jawab, berdiskusi
tentang informasi yang belum
dipahami, informasi tambahan
yang ingin diketahui, atau
sebagai klarifikasi
√ Pada sesi ini guru awalnya
memberikan pertanyaan ke
salah satu anak dan jika ia
tidak bisa mnejawab guru
langsung membuka sesi
Tanya jawab dan itu
sekaligus memotivasi siswa
lain untuk betanya dan
mejawab. Karena bagi yang
bertanya dan menjawab
mendapat poin nilai. Setelah
itu diklarifikasi hasilnya oleh
guru.
9 Guru memberikan motivasi √ Disela sela pembelajaran
guru menyelipkan kisah dan
mengaitkannya dan
memotivasi siswa agar lebih
baik lagi kedepannya agar
cita-cita siswa dapat tercapai.
10 Guru memfasilitasi siswa
untuk bertanya dan
menjadikan guru sebagai
fasilitator baginya
√ Guru sangat terbuka terhadap
muridnya, menjadikan murid
tidak segan kepada dirinya
memudahkan guru dapat
masuk kedalam kehidupan
siswa lebih jauh lagi
11 Guru mengevaluasi hasil
belajar siswa
√ Selesai memberikan
pembelajaran guru akan
mengadakan evalusi dengan
bermaca-macam metode dan
itu tidak membuat siswa
jenuh. Bahkan ada siswa
yang merasa bahwa ia
sedang tidak dievaluasi.
12 Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
√ Guru menyampaikan materi
pelajaran yang akan
dipelajari pada pertemuan
selanjutnya
Lampiran 4
HasiL Observasi Guru tentang Peran Guru IPS dalam Mengatasi kesulitan
Belajar Siswa di SMP IP Daarus Salaam pondok Aren Kota Tangerang
Selatan
Nama : Nurlela, S.Pd
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Waktu : 40 menit X 2 JP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP IP Daarus Salaam
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/ Semester : VII/ 1
Materi Pokok : Kondisi Geografis Indonesia
Alokasi Waktu : 12 Jam Pelajaran (6x Pertemuan)
Penjiwaan Agama
Surah Al-a’raf ayat 54
“Sesugguhnya Tuhan kalian, yaitu Allah, Dialah yang menciptakan langit dan bumi
dalam 6 hari, kemudian Dia beristiwa di atas Arsy.” (QS. al-A’raf: 54)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/ teori.
B. Kompetensi Dasar
3.1. Memahami konsep ruang (lokasi, distribusi, potensi,iklim,bentuk muka bumi,
geologis, flora dan fauna) dan interaksi antarruang di Indonesia serta
pengaruhnya terhadap kehidupan manusia dalam aspek ekonomi, sosial, budaya,
dan pendidikan.
4.1. Menyajikan hasil telaah konsep ruang (lokasi, distribusi, potensi, iklim, bentuk
muka bumi, geologis, flora dan fauna) dan interaksi antarruang Indonesia serta
pengaruhnya terhadap kehidupan manusia Indonesia dalam aspek ekonomi,
sosial, budaya, dan pendidikan.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Memahami letak dan luas Indonesia
2. Menguraikan kondisi iklim yang terdapat di Indonesia
3. Menjelaskan kondisi geologi Indonesia
4. Mengidentifikasi rupa bumi Indonesia
5. Menggolongkan tata air dan persebaran tanah di Indonesia
6. Menguraikan jenis flora dan fauna Indonesia
A. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Melalui pengamatan terhadap peta Indonesia, peserta didik dapat membedakan
letak Indonesia baik itu secara geografis maupun secara astronomis dengan
percaya diri dan cinta tanah air.
2. Melalui pengamatan terhadap peta pula, peserta didik dapat juga menganalisis
berbagai akibat yang ditimbulkan dari letak astronomis dan geografis Indonesia
dengan kreatif.
Pertemuan 2
1. Setelah mengetahui letak astronomis Indonesia, peserta didik mampu
menguraikan jenis iklim yang terdapat di Indonesia dengan rasa ingin tahu.
2. Selain itu, peserta didik juga dapat mengidentifikasikan berbagai dampak dari
adanya iklim di Indonesia dan diharapkan memiliki rasa kepedulian sosial
terhadap bangsa Indonesia.
Pertemuan 3
1. Melalui mengamati peta maupun sumber lainnya, peserta didik dapat
menjelaskan kondisi geologi Indonesia dengan rasa peduli sosial.
2. Peserta didik mampu mengkonsepkan berbagai dampak positif maupun dampak
negatif dari kondisi geologi Indonesia dengan mandiri.
Pertemuan 4
1. Dengan melakukan praktek membuat relief rupa bumi Indonesia, peserta didik
dapat membandingkan relief dataran dengan lautan serta dampaknya bagi
kehidupan bangsa Indonesia.
2. Tiap-tiap peserta didik juga dapat menganalisis rupa bumi Indonesia secara detail
dengan melakukan praktek membuat relief muka bumi dengan semangat kerja
sama.
Pertemuan 5
1. Setelah membaca berbagai literatur mengenai tatat air di Indonesia, peserta didik
dapat menggolongkan jenis air yang ada di Indonesia dan kemanfaatannya bagi
masyarakat Indonesia dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT.
2. Peserta didik dapat mengemukakan persebaran tanah di Indonesia dan berbagai
kegunaannya dengan komunikatif.
Pertemuan 6
1. Peserta didik dapat memperjelas berbagai flora yang hidup dan berkembang di
Indonesia dengan rasa cinta tanah air.
2. Dengan semangat kebangsaan peserta didik melakukan analisis terhadap sebaran
fauna di Indonesia, sehingga mampu menyeleksi berbagai fauna yang termasuk
ke dalam tipe asiatis, autralis, maupun peralihan.
B. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
Pengertian Letak dan Luas Indonesia
1. Letak Indonesia
a. Letak geografis Indonesia
Indonesia diapit oleh dua benua dan benua samudra. Indonesia berada di
antara Benua Asia dan Benua Australia, serta terletak di antara Samudra Hindia
dan Samudra Pasifik.
b. Letak astronomis Indonesia
Berdasarkan letak astronomis, Indonesia berada di antara 60LU – 11
0LS dan
950BT – 141
0BT.
2. Luas Indonesia
Jumlah pulau di Indonesia mencapai 17.504 buah (Sumber: Direktorat Jenderal
Pemerintahan Umum, Kementrian Dalam Negeri). Pulau-pulau itu terhampar di
wilayah laut Indonesia yang memiliki luas 3.257.357 km2. Adapun luas pualu-
pulauny yakni 1.890.754 km2.
Pertemuan 2
Iklim dan Musim di Indonesia
Macam-macam Iklim di Indonesia
a. Iklim Musim (muson)
Iklim muson terjadi karena pengaruh angin musiman yang berubah-ubah dan
berganti arah setiap neam bulan.
1) Angin muson barat
Angin muson barat bertiup antara bulan November sampai dengan bulan April
ketika kedudukan matahari berada di belahan bumi selatan.
2) Angin muson timur
Angin muson timur bertiup antara bulan Mei sampai dengan bulan Oktober
ketika kedudukan semu matahari berada di belahan bumi utara.
b. Iklim tropika
Wilayah Indonesia berada di sekitar grais khatulistiwa dengan kondisi iklim
tropika (panas).
c. Iklim laut
Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah laut.
Iklim laut ini lembab dan banyak mendatangkan hujan.
Musim di Indonesia
a. Musim hujan
Musim hujan di Indonesia terjadi antara bulan November sampai dengan bulan
April.
b. Musim kemarau
Musim kemarau di Indonesia terjadi antara bulan Mei sampai dengan bulan
Oktober.
c. Musim pancaroba
Musim pancaroba adalah musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau
dan dari musim kemarau ke musim hujan.
Pertemuan 3
Kondisi Geologi Indonesia
Berdasarkan proses pembentukannya, batuan dapat digolongkan menjadi:
1. Batuan beku
2. Batuan sedimen
3. Batuan metamorf
Adapun dampak dari kondisi geologis Indonesia yaitu:
1. Indonesia memiliki banyak gunung api
2. Indonesia memiliki banyak kekayaan bahan tambang
3. Wilayah Indonesia menjadi labil dan banyak terjadi gempa
Pertemuan 4
Rupa Bumi Indonesia
1. Keragaman bentuk permukaan bumi Indonesia
a. Relief dataran
1) Dataran rendah
2) Dataran tinggi
3) Bukit dan perbukitan
4) Gunung
5) Pegunungan
b. Relief dasar laut
1) Gunung laut
2) Dangkalan/ paparan (shelf)
3) Lereng benua (continental slope)
4) Punggung laut
5) Ambang laut (drempel)
6) Lubuk laut (basin)
7) Palung laut (trog)
2. Pengaruh Keragaman Bentuk Permukaan Bumi terhadap Kehidupan Manusia
a. Kehidupan masyarakat daerah pantai
b. Kehidupan masyarakat daerah dataran rendah
c. Kehidupan masyarakat daerah dataran tinggi dan pegunungan
d. Kehidupan masyarakat daerah gurun
e. Kehidupan masyarakat daerah dingin
Pertemuan 5
Tata air dan persebaran tanah di Indonesia
1. Perairan darat
a. Sungai
b. Rawa
c. Danau
d. Air tanah
2. Perairan laut
a. Batas laut teritorial
b. Batas landas kontinen
c. Zona ekonomi ekslusif
Persebaran Jenis Tanah di Indonesia
Jenis-jenis tanah di berbagai tempat di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda-
beda sesuai dengan bahan induknya. Berikut klasifikasi jenis tanah yang ada di
Indonesia: a) Tanah vulkanik b) Tanah aluvial c) Tanah humus d) Tanah gambut
e) Tanah laterit f) Tanah podsol g) Tanah litosol h)Tanah mediteran i) Tanah
renzina
Pertemuan 6
Flora dan Fauna di Indonesia
Persebaran flora di Indonesia meliputi: a) Hutan bakau b) Hutan rawa c) Hutan
musim d) Hutan hujan tropis e) Hutan sabana f) Hutan lumut.
Persebaran fauna di Indonesia meliputi:
a) Fauna tipe asiatis
Gajah, banteng, beruang, orang utan, harimau, tapir, rusa, badak bercula satu,
burung elang, kerbau, babi hutan, dan sebagainya.
b) Fauna tipe peralihan
Anoa, babi rusa, kura-kura, biawak, kus kus, kera, komodo, buaya, ular, dan
burung maleo.
c) Fauna tipe australis
Kangguru, walabi, koala, burung cendrawasih, kakatua, kasuari, dan berbagai
jenis burung berwarna lainnya.
C. Metode Pembelajaran
Pembelajaran kooperatif baik itu dengan model snowball throwing, Numbered Head
Together (NHT), Jigsaw dan sebagainya.
D. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Pendahuluan (10 menit)
1. Perserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan
kondisi siswa dan kelas.
2. Guru memberikan motivasi terkait dengan pembelajaran yang dilakukan.
3. Perserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran tentang letak dan luas
Indonesia dengan menanyakan pengetahuan peserta didik sebelumnya.
4. Perserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat
pembelajaran.
Kegiatan Inti (55 menit)
Mengamati :
1. Peserta didik mengamati peta Indonesia.
2. Peserta didik menentukan letak astronomis dan letak geografis Indonesia.
Menanya :
3. Dengan kerja sama dan semangat cinta tanah air, peserta didik menanyakan
pengertian letak geografis dan letak astronomis Indonesia yang telah diamati.
Mengumpulkan Informasi:
4. Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok dengan anggota 4-5 orang
secara heterogen.
5. Peserta didik mendiskusikan letak astronomis dan geografis serta luas Indonesia
dengan jujur, percaya diri.
Mengasosiasi:
6. Peserta didik membandingkan hasil diskusi tentang letak astronomis dan
geografis serta luas Indonesia antarkelompok dengan jujur, percaya diri, dan
peduli sosial.
Mengomunikasikan:
7. Peserta didik yang mewakili kelompoknya mempresentasikan perbedaan letak
geografis dengan letak astronomis Indonesia dan luas Indonesia dengan rasa
percaya diri dan tanggung jawab, kemudian ditanggapi oleh kelompok peserta
didik yang lain dalam diskusi kelas.
Penutup (15 menit)
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pelajaran tentang
letak astronomis, letak geografis, dan luas Indonesia.
2. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami
perbedaan letak astronomis, letak geografis, dan luas Indonesia.
3. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru mengenai letak
astronomis, letak geografis, dan luas Indonesia.
5. Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Pertemuan Kedua
Pendahuluan (10 menit)
1. Perserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan
kondisi siswa dan kelas.
2. Guru memberikan motivasi terkait dengan pembelajaran yang dilakukan.
3. Perserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran tentang kondisi iklim yang
terdapat di Indonesia dengan menanyakan pengetahuan peserta didik sebelumnya.
4. Perserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat
pembelajaran.
Kegiatan Inti (55 menit)
Mengamati :
1. Peserta didik mengamati peta Indonesia dan membaca sumber belajar lainnya.
2. Peserta didik menentukan jenis-jenis iklim dan musim yang ada di Indonesia.
Menanya :
3. Dengan kreatif dan gemar membaca, peserta didik menanyakan jenis iklim dan
musim di Indonesia.
Mengumpulkan Informasi:
4. Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok dengan anggota 4-5 orang
secara heterogen.
5. Peserta didik mendiskusikan jawaban atas pertanyaan tentang jenis iklim dan
musim di Indonesia dengan jujur, percaya diri, dan semangat kerja sama.
Mengasosiasi:
6. Peserta didik membandingkan hasil diskusi tentang jenis iklim dan musim di
Indonesia antarkelompok dengan jujur, percaya diri, dan toleransi.
Mengomunikasikan:
7. Peserta didik yang mewakili kelompoknya mempresentasikan jenis iklim dan
musim di Indonesia dengan rasa percaya diri dan toleransi, kemudian ditanggapi
oleh kelompok peserta didik yang lain dalam diskusi kelas.
Penutup (15 menit)
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pelajaran tentang
jenis iklim dan musim di Indonesia.
2. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami
perbedaan jenis iklim dan musim di Indonesia.
3. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru mengenai jenis
iklim dan musim di Indonesia.
5. Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Pertemuan Ketiga
Pendahuluan (10 menit)
1. Perserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan
kondisi siswa dan kelas.
2. Guru memberikan motivasi terkait dengan pembelajaran yang dilakukan.
3. Perserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran tentang kondisi geologi
Indonesia dengan menanyakan pengetahuan peserta didik sebelumnya.
4. Perserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat
pembelajaran.
Kegiatan Inti (55 menit)
Mengamati :
1. Peserta didik mengamati peta Indonesia dan membaca sumber belajar lainnya.
2. Peserta didik menentukan kondisi geologi Indonesia.
Menanya :
3. Dengan gemar membaca dan mandiri, peserta didik menanyakan kondisi geologi
Indonesia.
Mengumpulkan Informasi:
4. Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok dengan anggota 4-5 orang
secara heterogen.
5. Peserta didik mendiskusikan jawaban atas pertanyaan tentang kondisi geologi
Indonesia dengan jujur, percaya diri, dan cinta tanah air.
Mengasosiasi:
6. Peserta didik membandingkan hasil diskusi tentang kondisi geologi Indonesia
antarkelompok dengan jujur, percaya diri, dan toleransi.
Mengomunikasikan:
7. Peserta didik yang mewakili kelompoknya mempresentasikan kondisi geologi
Indonesia dengan rasa percaya diri dan toleransi, kemudian ditanggapi oleh
kelompok peserta didik yang lain dalam diskusi kelas.
Penutup (15 menit)
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pelajaran tentang
kondisi geologi Indonesia.
2. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami
perbedaan kondisi geologi Indonesia.
3. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru mengenai
kondisi geologi Indonesia.
5. Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Pertemuan Keempat
Pendahuluan (10 menit)
1. Perserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan
kondisi siswa dan kelas.
2. Guru memberikan motivasi terkait dengan pembelajaran yang dilakukan.
3. Perserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran tentang rupa bumi Indonesia
dengan menanyakan pengetahuan peserta didik sebelumnya.
4. Perserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat
pembelajaran.
Kegiatan Inti (55 menit)
Mengamati :
1. Peserta didik mengamati video rupa bumi Indonesia.
2. Peserta didik menguraikan kondisi rupa bumi Indonesia.
Menanya :
3. Dengan rasa ingin tahu, peserta didik menanyakan rupa bumi Indonesia.
Mengumpulkan Informasi:
4. Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok dengan anggota 4-5 orang
secara heterogen.
5. Peserta didik mendiskusikan tentang rupa bumi Indonesia dengan jujur, percaya
diri, dan cinta tanah air.
Mengasosiasi:
6. Peserta didik membandingkan hasil diskusi tentang rupa bumi Indonesia
antarkelompok dengan jujur, percaya diri, dan toleransi.
Mengomunikasikan:
7. Peserta didik yang mewakili kelompoknya (dipilih secara acak)
mempresentasikan rupa bumi Indonesia dengan semangat dan toleransi,
kemudian ditanggapi oleh kelompok peserta didik yang lain dalam diskusi kelas.
Penutup (15 menit)
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pelajaran tentang
rupa bumi Indonesia.
2. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami
rupa bumi Indonesia.
3. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru mengenai rupa
bumi Indonesia.
5. Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Pertemuan Kelima
Pendahuluan (10 menit)
1. Perserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan
kondisi siswa dan kelas.
2. Guru memberikan motivasi terkait dengan pembelajaran yang dilakukan.
3. Perserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran tentang tata air dan persebaran
tanah di Indonesia dengan menanyakan pengetahuan peserta didik sebelumnya.
4. Perserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat
pembelajaran.
Kegiatan Inti (55 menit)
Mengamati :
1. Peserta didik mengamati gambar tata air dan persebaran tanah di Indonesia.
2. Peserta didik menguraikan tata air dan persebaran tanah di Indonesia.
Menanya :
3. Dengan rasa ingin tahu, peserta didik menanyakan tata air dan persebaran tanah
di Indonesia.
Mengumpulkan Informasi:
4. Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok dengan anggota 4-5 orang
secara heterogen.
5. Peserta didik mendiskusikan tentang tata air dan persebaran tanah di Indonesia
dengan jujur, percaya diri, dan bersahabat.
Mengasosiasi:
6. Peserta didik membandingkan hasil diskusi tentang tata air dan persebaran tanah
di Indonesia antarkelompok dengan jujur, percaya diri, dan toleransi.
Mengomunikasikan:
7. Peserta didik yang mewakili kelompoknya (dipilih secara acak)
mempresentasikan tata air dan persebaran tanah di Indonesia dengan semangat
dan toleransi, kemudian ditanggapi oleh kelompok peserta didik yang lain dalam
diskusi kelas.
Penutup (15 menit)
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pelajaran tentang
tata air dan persebaran tanah di Indonesia.
2. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami
tata air dan persebaran tanah di Indonesia.
3. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru mengenai tata
air dan persebaran tanah di Indonesia.
5. Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Pertemuan Keenam
Pendahuluan (10 menit)
1. Perserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan
kondisi siswa dan kelas.
2. Guru memberikan motivasi terkait dengan pembelajaran yang dilakukan.
3. Perserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran tentang jenis flora dan fauna
di Indonesia dengan menanyakan pengetahuan peserta didik sebelumnya.
4. Perserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat
pembelajaran.
Kegiatan Inti (55 menit)
Mengamati :
1. Peserta didik mengamati gambar jenis flora dan fauna di Indonesia.
2. Peserta didik mengklasifikasikan jenis flora dan fauna di Indonesia.
Menanya :
3. Dengan rasa ingin tahu, peserta didik menanyakan jenis flora dan fauna di
Indonesia.
Mengumpulkan Informasi:
4. Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok dengan anggota 4-5 orang
secara heterogen.
5. Peserta didik mendiskusikan tentang jenis flora dan fauna di Indonesia dengan
jujur, percaya diri, dan bersahabat.
Mengasosiasi:
6. Peserta didik membandingkan hasil diskusi tentang jenis flora dan fauna di
Indonesia antarkelompok dengan jujur, percaya diri, dan toleransi.
Mengomunikasikan:
7. Peserta didik yang mewakili kelompoknya (dipilih secara acak)
mempresentasikan jenis flora dan fauna di Indonesia dengan semangat dan
toleransi, kemudian ditanggapi oleh kelompok peserta didik yang lain dalam
diskusi kelas.
Penutup (15 menit)
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pelajaran tentang
jenis flora dan fauna di Indonesia.
2. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami
jenis flora dan fauna di Indonesia.
3. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru mengenai jenis
flora dan fauna di Indonesia.
5. Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
E. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Penilaian Sikap
a. Teknik : Pengamatan Sikap
b. Bentuk : Lembar Pengamatan
c. Instrumen
No
.
Nama
Peserta
didik
Religius Jujur
Percaya
Diri skor Nil
ai
Kon-
versi 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
….
Rubrik
Rubrik Skor
Sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam
melakukan kegiatan pembelajaran.
1
Terlihat sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan
kegiatan tetapi masih sedikit dan belum ajeg/ konsisten.
2
Menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan
kegiatan yang cukup sering dan mulai ajeg/ konsisten.
3
Menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan
kegiatan secara terus-menerus dan ajeg/ konsisten.
4
Pedoman penilaian sikap:
Skor = Jumlah perolehan angka seluruh aspek
Nilai = Skor yang diperoleh x 100
Skor maksimal
Konversi Nilai = (Nilai/100) x 4
Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel konversi nilai sikap (Kurang/ K , Cukup/
C, Baik/ B, Sangat Baik/ SB)
2. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik : Tes Tertulis
b. Bentuk : Uraian
c. Instrumen :
1) Jelaskan perbedaan letak geografis dan astronomis Indonesia!
2) Uraikan kondisi iklim yang ada di Indonesia beserta contohnya!
3) Bagaimanakah dampak dari kondisi geologi Indonesia? Jelaskan!
4) Gambarkanlah secara garis besar rupa bumi Indonesia!
5) Sebutkan 5 flora maupun fauna yang ada di Indonesia!
Lembar Kerja:
Nama :
Kelas :
Fauna di Indonesia Unsur Pembeda skor Nilai Konv.
Ciri-ciri Daerah
Fauna Asiatis:
Fauna Peralihan:
Fauna Australis:
Rubrik
Rubrik Skor
Menuliskan perbedaan jenis fauna di Indonesia dengan kurang tepat 1
Menuliskan perbedaan jenis fauna di Indonesia dengan cukup tepat 2
Menuliskan perbedaan jenis fauna di Indonesia dengan tepat 3
Menuliskan perbedaan jenis fauna di Indonesia dengan sangat tepat 4
Pedoman Penilaian:
Skor = Jumlah perolehan angka seluruh aspek
Nilai = Skor yang diperoleh x 100
Skor maksimal
Konversi Nilai = (Nilai/100) x 4
Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel konversi nilai pengetahuan.
3. Penilaian Keterampilan
a. Teknik : Tes Unjuk Kerja
b. Bentuk : Tes dan rubrik
c. Instrumen :
Gambarkanlah peta Indonesia dan berikanlah keterangan mengenai persebaran
tanahnya!
Rubrik
No. Kriteria Penilaian Skor
1. Gambar peta
a. Jelas dan terinci
b. Jelas tetapi kurang terinci
c. Kurang jelas dan terinci
d. Kurang jelas dan kurang terinci
4
3
2
1
2. Pilihan kata
a. Tepat dan sesuai
b. Cukup tepat dan sesuai
c. Kurang tepat dan sesuai
d. Tiidak tepat dan tidak sesuai
4
3
2
1
3. Penjelasan
a. Mudah dipahami
b. Sedikit sulit dipahami
c. Sulit dipahami
d. Sangat sulit dipahami
4
3
2
1
4. Ejaan dan tanda baca
a. Tidak ada yang salah
b. Sedikit yang salah
c. Cukup banyak yang salah
d. Banyak yang salah
4
3
2
1
4. Soal Pengayaan
a. Jelaskan dampak dari letak astronomis Indonesia!
b. Uraikan pengaruh dari adanya letak geografis Indonesia!
c. Mengapa Indonesia disebut archipelago? Jelaskan!
d. Sebutkan 2 daerah di Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa!
e.Mengapa Indonesia hanya memiliki dua musim? Jelaskan!
5. Soal Remedial
Gambarkanlah peta Indonesia, kemudian warnailah, dan berikanlah keterangan
mengenai letak geografis dan letak astronomisnya!
F. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/ alat : Power Point tentang langkah-langkah diskusi
kelompok, bola mini (snowball throwing), kepala bernomor, benda-benda yang
ada di sekitar sekolah, dan lainnya.
2. Bahan pembelajaran : Buku pengetahuan, ensiklopedia, dan sumber lain yang
relevan.
3. Sumber Belajar :
a. Pujiastuti, Sri Y., dkk. 2014. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk SMP/
MTs Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
b. Peta Indonesia.
c. Sumber lain yang relevan.
Mengetahui,
Tangerang Selatan, Juli 2017
Kepala SMP IP Daarus Salaam Guru Mata
Pelajaran
Kusnadi, S.Pd (Nurlela, S.Pd)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP IP Daarus Salaam
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/ Semester : VII/ 1
Materi Pokok : Potensi Sumber Daya Alam
Alokasi Waktu : 8 jam pelajaran (4x pertemuan)
Penjiwaan Agama
Surah Fushilat ayat 10
“Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia
memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan penghuninya
dalam empat hari. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang- orang yang bertanya.”
(Q.S. Fushilat: 10)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/ teori.
B. Kompetensi Dasar
3.1. Memahami konsep ruang (lokasi, distribusi, potensi,iklim,bentuk muka bumi,
geologis, flora dan fauna) dan interaksi antarruang di Indonesia serta
pengaruhnya terhadap kehidupan manusia dalam aspek ekonomi, sosial, budaya,
dan pendidikan.
4.1. Menyajikan hasil telaah konsep ruang (lokasi, distribusi, potensi, iklim, bentuk
muka bumi, geologis, flora dan fauna) dan interaksi antarruang Indonesia serta
pengaruhnya terhadap kehidupan manusia Indonesia dalam aspek ekonomi,
sosial, budaya, dan pendidikan.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menguraikan potensi Sumber Daya Alam di Indonesia.
2. Mengidentifikasi persebaran Sumber Daya Alam di Darat dan Laut Indonesia.
D. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
Melalui pengamatan terhadap video yang disajikan, peserta didik dapat menggali
informasi mengenai potensi sumber daya alam tanah, air, dan laut Indonesia dengan
rasa ingin tahu dan cinta tanah air.
Pertemuan 2
Peserta didik mampu mengklasifikasikan jenis potensi sumber daya alam udara,
hutan dan pertambangan di Indonesia.
Pertemuan 3
Dengan memperhatikan berbagai gambar mengenai sumber daya alam Indonesia,
peserta didik menjabarkan berbagai sebaran sumber daya di laut, tanah, dan air.
Pertemuan 4
Peserta didik mampu membedakan sebaran sumber daya alam hutan dan
pertambangan di Indonesia.
E. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
Potensi Sumber Daya Alam di Indonesia
1. Potensi Sumber Daya Alam Tanah
2. Potensi Sumber Daya Alam Air Indonesia terbagi menjadi:
a. Air Tanah; b. Air Hujan; c. Sungai; d. Danau
3. Potensi Sumber Daya Alam Laut Indonesia terbagi menjadi:
a. Perikanan laut; b. Terumbu karang; c. Padang lamun; d. Rumput laut
Pertemuan 2
4. Potensi Sumber Daya Alam Udara
5. Potensi Sumber Daya Alam Hutan
a. Hutan hujan tropis
b. Hutan musim (muson)
c. Hutan Mangrove
6. Potensi Sumber Daya Alam Pertambangan
a. Pertambangan Bijih/ Logam
b. Pertambangan yang menghasilkan energi
c. Pertambangan Mineral Industri
Pertemuan 3
Persebaran Sumber Daya Alam di Darat dan di Laut Indonesia
1. Persebaran Sumber Daya Alam Tanah, meliputi: tanah vulkanik, tanah aluvial,
humus, gambut, laterit, podsol, litosol, mediteran, dan renzina.
2. Persebaran Sumber Daya Alam Air
a. Persebaran sungai-sungai di Indonesia
b. Persebaran danau-danau di Indonesia
3. Persebaran Sumber Daya Alam Laut
a. Persebaran Daerah Usaha Perikanan Laut di Indonesia
b. Persebaran Kawasan Terumbu Karang di Indonesia
c. Persebaran Kawasan padang lamun di Indonesia
d. Persebaran Kawasan rumput laut di Indonesia
Pertemuan 4
4. Persebaran Sumber Daya Hutan di Indonesia
5. Persebaran Sumber Daya Alam Pertambangan
a. Pertambangan bijih/ logam
b. Pertambangan yang menghasilkan energi
c. Pertambangan mineral industri
F. Metode Pembelajaran
Pembelajaran kooperatif baik itu dengan model snowball throwing, Numbered Head
Together (NHT), Jigsaw dan sebagainya.
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Pendahuluan (10 menit)
1. Perserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan
kondisi siswa dan kelas.
2. Guru memberikan motivasi terkait dengan pembelajaran yang dilakukan.
3. Perserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran tentang potensi sumber daya
alam tanah, air, dan laut di Indonesia dengan menanyakan pengetahuan peserta
didik sebelumnya.
4. Perserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat
pembelajaran.
Kegiatan Inti (55 menit)
Mengamati :
1. Peserta didik mengamati peta maupun video tentang sumber daya alam Indonesia.
2. Peserta didik menentukan potensi sumber daya alam tanah, air, dan laut di
Indonesia.
Menanya :
3. Dengan kerja sama dan semangat cinta tanah air, peserta didik menanyakan
potensi sumber daya alam tanah, air, dan laut di Indonesia yang telah diamati.
Mengumpulkan Informasi:
4. Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok dengan anggota 4-5 orang
secara heterogen.
5. Peserta didik mendiskusikan potensi sumber daya alam tanah, air, dan laut di
Indonesia dengan jujur dan percaya diri.
Mengasosiasi:
6. Peserta didik membandingkan hasil diskusi tentang potensi sumber daya alam
tanah, air, dan laut di Indonesia antarkelompok dengan jujur, percaya diri, dan
peduli sosial.
Mengomunikasikan:
7. Peserta didik yang mewakili kelompoknya mempresentasikan potensi sumber
daya alam tanah, air, dan laut di Indonesia dengan rasa percaya diri dan tanggung
jawab, kemudian ditanggapi oleh kelompok peserta didik yang lain dalam diskusi
kelas.
Penutup (15 menit)
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pelajaran tentang
potensi sumber daya alam tanah, air, dan laut di Indonesia.
2. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami
potensi sumber daya alam tanah, air, dan laut di Indonesia.
3. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru mengenai
potensi sumber daya alam tanah, air, dan laut di Indonesia.
5. Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Pertemuan Kedua
Pendahuluan (10 menit)
1. Perserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan
kondisi siswa dan kelas.
2. Guru memberikan motivasi terkait dengan pembelajaran yang dilakukan.
3. Perserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran tentang potensi sumber daya
alam udara, hutan, dan pertambangan di Indonesia dengan menanyakan
pengetahuan peserta didik sebelumnya.
4. Perserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat
pembelajaran.
Kegiatan Inti (55 menit)
Mengamati :
1. Peserta didik mengamati peta sebaran SDA di Indonesia dan membaca sumber
belajar lainnya.
2. Peserta didik menentukan potensi sumber daya alam udara, hutan, dan
pertambangan di Indonesia.
Menanya :
3. Dengan kreatif dan gemar membaca, peserta didik menanyakan potensi sumber
daya alam udara, hutan, dan pertambangan di Indonesia.
Mengumpulkan Informasi:
4. Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok dengan anggota 4-5 orang
secara heterogen.
5. Peserta didik mendiskusikan jawaban atas pertanyaan tentang potensi sumber
daya alam udara, hutan, dan pertambangan di Indonesia dengan jujur, percaya
diri, dan semangat kerja sama.
Mengasosiasi:
6. Peserta didik membandingkan hasil diskusi tentang potensi sumber daya alam
udara, hutan, dan
pertambangan di Indonesia antarkelompok dengan jujur, percaya diri, dan
toleransi.
Mengomunikasikan:
7. Peserta didik yang mewakili kelompoknya mempresentasikan potensi sumber
daya alam udara, hutan, dan pertambangan di Indonesia dengan rasa percaya diri
dan toleransi, kemudian ditanggapi oleh kelompok peserta didik yang lain dalam
diskusi kelas.
Penutup (15 menit)
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pelajaran tentang
potensi sumber daya alam udara, hutan, dan pertambangan di Indonesia.
2. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami
perbedaan potensi sumber daya alam udara, hutan, dan pertambangan di
Indonesia.
3. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru mengenai
potensi sumber daya alam udara, hutan, dan pertambangan di Indonesia.
5. Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Pertemuan Ketiga
Pendahuluan (10 menit)
1. Perserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan
kondisi siswa dan kelas.
2. Guru memberikan motivasi terkait dengan pembelajaran yang dilakukan.
3. Perserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran tentang persebaran sumber
daya alam laut, tanah, dan air di Indonesia dengan menanyakan pengetahuan
peserta didik sebelumnya.
4. Perserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat
pembelajaran.
Kegiatan Inti (55 menit)
Mengamati :
1. Peserta didik mengamati video sebaran SDA Indonesia dan membaca sumber
belajar lainnya.
2. Peserta didik menentukan persebaran sumber daya alam laut, tanah, dan air di
Indonesia.
Menanya :
2. Dengan gemar membaca dan mandiri, peserta didik menanyakan persebaran
sumber daya alam laut, tanah, dan air di Indonesia.
Mengumpulkan Informasi:
4. Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok dengan anggota 4-5 orang
secara heterogen.
5. Peserta didik mendiskusikan jawaban atas pertanyaan tentang persebaran sumber
daya alam laut, tanah, dan air di Indonesia dengan jujur, percaya diri, dan cinta
tanah air.
Mengasosiasi:
6. Peserta didik membandingkan hasil diskusi tentang persebaran sumber daya alam
laut, tanah, dan air di Indonesia antarkelompok dengan jujur, percaya diri, dan
toleransi.
Mengomunikasikan:
7. Peserta didik yang mewakili kelompoknya mempresentasikan persebaran sumber
daya alam laut, tanah, dan air di Indonesia dengan rasa percaya diri dan toleransi,
kemudian ditanggapi oleh kelompok peserta didik yang lain dalam diskusi kelas.
Penutup (15 menit)
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pelajaran tentang
persebaran sumber daya alam laut, tanah, dan air di Indonesia.
2. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami
perbedaan persebaran sumber daya alam laut, tanah, dan air di Indonesia.
3. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru mengenai
persebaran sumber daya alam laut, tanah, dan air di Indonesia.
5. Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Pertemuan Keempat
Pendahuluan (10 menit)
1. Perserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan
kondisi siswa dan kelas.
2. Guru memberikan motivasi terkait dengan pembelajaran yang dilakukan.
3. Perserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran tentang sumber daya alam
hutan dan pertambangan di Indonesia dengan menanyakan pengetahuan peserta
didik sebelumnya.
4. Perserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat
pembelajaran.
Kegiatan Inti (55 menit)
Mengamati :
1. Peserta didik mengamati video sumber daya alam hutan dan pertambangan di
Indonesia.
2. Peserta didik menguraikan kondisi sumber daya alam hutan dan pertambangan di
Indonesia.
Menanya :
3. Dengan rasa ingin tahu, peserta didik menanyakan sumber daya alam hutan dan
pertambangan di Indonesia.
Mengumpulkan Informasi:
4. Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok dengan anggota 4-5 orang
secara heterogen.
5. Peserta didik mendiskusikan tentang sumber daya alam hutan dan pertambangan
di Indonesia dengan jujur, percaya diri, dan cinta tanah air.
Mengasosiasi:
6. Peserta didik membandingkan hasil diskusi tentang sumber daya alam hutan dan
pertambangan di Indonesia antarkelompok dengan jujur, percaya diri, dan
toleransi.
Mengomunikasikan:
7. Peserta didik yang mewakili kelompoknya (dipilih secara acak)
mempresentasikan sumber daya alam hutan dan pertambangan di Indonesia
dengan semangat dan toleransi, kemudian ditanggapi oleh kelompok peserta didik
yang lain dalam diskusi kelas.
Penutup (15 menit)
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pelajaran tentang
sumber daya alam hutan dan pertambangan di Indonesia.
2. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami
sumber daya alam hutan dan pertambangan di Indonesia.
3. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru mengenai
sumber daya alam hutan dan pertambangan di Indonesia.
5. Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
H. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Penilaian Sikap
No
.
Nama
Peserta
didik
Religius Jujur
Percaya
Diri skor
Nil
ai
Ko
n-
ver
si 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
….
a. Teknik : Pengamatan Sikap
b. Bentuk : Lembar Pengamatan
c. Instrumen
Rubrik
Rubrik Skor
Sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam
melakukan kegiatan pembelajaran.
1
Terlihat sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan
kegiatan tetapi masih sedikit dan belum ajeg/ konsisten.
2
Menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan
kegiatan yang cukup sering dan mulai ajeg/ konsisten.
3
Menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan
kegiatan secara terus-menerus dan ajeg/ konsisten.
4
Pedoman penilaian sikap:
Skor = Jumlah perolehan angka seluruh aspek
Nilai = Skor yang diperoleh x 100
Skor maksimal
Konversi Nilai = (Nilai/100) x 4
Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel konversi nilai sikap (Kurang/ K , Cukup/
C, Baik/ B, Sangat Baik/ SB)
2. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik : Tes Tertulis
b. Bentuk : Uraian
c. Instrumen :
1) Jelaskan berbagai potensi sumber daya alam tanah Indonesia!
2) Uraikan potensi sumber daya alam laut Indonesia!
3) Bagaimanakah potensi pertambangan Indonesia? Apakah sudah
dimanfaatkan dengan baik? Jelaskan!
4) Kemukakan berbagai sebaran sumber daya alam air Indonesia!
5) Sebutkan 5 pertambangan mineral industri yang ada di Indonesia!
Lembar Kerja:
Nama :
Kelas :
SDA di Indonesia Unsur Pembeda skor Nilai Konv.
Ciri-ciri Persebaran
Sumber daya alam tanah:
Sumber daya alam air:
Sumber daya alam udara:
Sumber daya alam laut:
Rubrik
Rubrik Skor
Menuliskan perbedaan SDA di Indonesia dengan kurang tepat 1
Menuliskan perbedaan SDA di Indonesia dengan cukup tepat 2
Menuliskan perbedaan SDA di Indonesia dengan tepat 3
Menuliskan perbedaan SDA di Indonesia dengan sangat tepat 4
Pedoman Penilaian:
Skor = Jumlah perolehan angka seluruh aspek
Nilai = Skor yang diperoleh x 100
Skor maksimal
Konversi Nilai = (Nilai/100) x 4
Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel konversi nilai pengetahuan.
3. Penilaian Keterampilan
a. Teknik : Tes Unjuk Kerja
b. Bentuk : Tes dan rubrik
c. Instrumen :
Gambarkanlah peta Indonesia dan berikanlah keterangan mengenai persebaran
sumber daya alam laut dan tanahnya!
Rubrik
No. Kriteria Penilaian Skor
1. Gambar peta
a. Jelas dan terinci
b. Jelas tetapi kurang terinci
c. Kurang jelas dan terinci
d. Kurang jelas dan kurang terinci
4
3
2
1
2. Pilihan kata
a. Tepat dan sesuai
b. Cukup tepat dan sesuai
c. Kurang tepat dan sesuai
d. Tiidak tepat dan tidak sesuai
4
3
2
1
3. Penjelasan
a. Mudah dipahami
b. Sedikit sulit dipahami
c. Sulit dipahami
d. Sangat sulit dipahami
4
3
2
1
4. Ejaan dan tanda baca
a. Tidak ada yang salah
b. Sedikit yang salah
c. Cukup banyak yang salah
d. Banyak yang salah
4
3
2
1
4. Soal Pengayaan
a. Sebutkan 3 faktor penyebab kekayaan sumber daya alam Indonesia!
b. Jelaskan manfaat tanah bagi kehidupan manusia!
c. Uraikan cara-cara yang dapat dilakukan dalam pengelolaan tanah!
d. Berdasarkan asal-usulnya, air dibedakan menjadi tiga macam, sebutkan dan
jelaskan!
e. Kemukakan 3 manfaat rumput laut bagi kehidupan!
5. Soal Remedial
Buatlah peta Indonesia dan berikanlah keterangan/ tanda mengenai potensi
sumber daya alam lautnya!
I. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/ alat : Power Point tentang langkah-langkah diskusi
kelompok, bola mini (snowball throwing), kepala bernomor, benda-benda yang
ada di sekitar sekolah, dan lainnya.
2. Bahan Pembelajaran : Buku pengetahuan dan sumber lain yang relevan.
3. Sumber Belajar :
a. Kurnia, Anwar. 2016. IPS Terpadu SMP Kelas VII. Jakarta: Yudhistira.
b. Pujiastuti, Sri Y., dkk. 2014. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk SMP/
MTs Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
c. Peta Indonesia (baik itu peta umum maupun peta khusus).
d. Sumber lain yang relevan
Mengetahui,
Tangerang Selatan, Juli 2017
Kepala SMP IP Daarus Salaam Guru Mata
Pelajaran
Kusnadi, S.Pd (Nurlela, S.Pd)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP IP Daarus Salaam
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/ Semester : VII/ 1
Materi Pokok : Interaksi Sosial
Alokasi Waktu : 10 Jam Pelajaran (5x Pertemuan)
Penjiwaan Agama
Surah Al – Hujurat ayat 13:
“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seseorang laki-laki seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal mengenal, sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al – Hujurat:13).
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/ teori.
B. Kompetensi Dasar
3.2. Menganalisis interaksi sosial dalam ruang dan pengaruhnya terhadap kehidupan
sosial, ekonomi dan budaya dalam nilai dan norma serta kelembagaan sosial
budaya.
4.2. Menyajikan hasil analisis tentang interaksi sosial dalam ruang dan pengaruhnya
terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan budaya dalam nilai dan norma, serta
kelembagaan sosial budaya.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menguraikan definisi interaksi sosial
2. Menganalisis proses interaksi sosial
3. Mengkasifikasikan jenis-jenis interaksi sosial
4. Mengkategorikan syarat terjadinya interaksi sosial
5. Menyimpulkan faktor pendorong terjadinya interaksi sosial
6. Membandingkan bentuk-bentuk interaksi sosial
7. Menampilkan pengaruh interaksi sosial terhadap pembentukan lembaga sosial
D. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Melalui pengamatan terhadap video interaksi sosial di lingkungan sekitar, peserta
didik dapat menelaah pengertian interaksi sosial dengan percaya diri dan peduli
sosial.
2. Melalui pengamatan terhadap video interaksi sosial pula, peserta didik dapat
menganalisis berbagai proses interaksi sosial dengan kreatif.
Pertemuan 2
1. Setelah mengetahui definisi dan proses interaksi sosial, peserta didik mampu
menguraikan jenis interaksi sosial dengan sosiodrama.
2. Dengan demikian, peserta didik dapat mengidentifikasikan jenis interaksi sosial
baik itu interaksi sosial antarindividu, individu dengan kelompok, maupun
antarkelompok dengan semangat cinta tanah air.
Pertemuan 3
1. Melalui pengamatan terhadap gambar-gambar yang disajikan, peserta didik dapat
menjelaskan syarat terjadinya interaksi sosial dengan mandiri.
2. Peserta didik mampu mengkonsepkan berbagai faktor pendorong terjadinya
interaksi sosial dengan komunikatif.
Pertemuan 4
1. Dengan melakukan pengamatan di lingkungan sekitar, peserta didik mampu
mengemukakan bentuk-bentuk interaksi sosial.
2. Tiap-tiap peserta didik juga dapat membuat hasil karya bentuk-bentuk interaksi
sosial dalam bentuk exploding box.
Pertemuan 5
1. Setelah membaca berbagai literatur mengenai pengaruh interaksi sosial terhadap
pembentukan lembaga sosial, peserta didik dapat membuat suatu karya
sosiodrama mengenai interaksi sosial dengan kerja keras.
2. Peserta didik dapat menampilkan sosiodrama tentang interaksi sosiodrama
dengan rasa cinta tanah air.
E. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Pengertian Interaksi Sosial
Inetraksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu,
antara individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok.
2. Proses Interaksi Sosial
a. Interaksi sosial secara langsung
Interaksi sosial secara langsung adalah interaksi yang dilakukan langsung
antara individu atau kelompok dengan individu atau kelompok lain, baik
melalui tatap muka maupun melalui alat bantu komunikasi.
b. Interaksi sosial secara tidak langsung
Interaksi sosial secara tidak langsung yaitu interaksi yang dilakukan individu
atau kelompok dengan individu atau kelompok lain melalui perantara pihak
ketiga.
Pertemuan 2
Jenis-jenis Interaksi Sosial
1. Interaksi sosial antarindividu
Interaksi sosial ini berlangsung antara satu orang dengan satu orang lainnya.
2. Interaksi sosial individu dengan kelompok
Interaksi sosial ini terjadi antara orang perorangan dengan sekelompok orang.
3. Interaksi sosial antarkelompok
Interaksi sosial ini berlangsung antara sekelompok manusia dengan kelompok
manusia lainnya.
Pertemuan 3
1. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
a. Kontak sosial
b. Komunikasi
2. Faktor Pendorong Terjadinya Interaksi Sosial
a. Imitasi
Imitasi yaitu tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap,
penampilan, gaya hidup, bahkan apa saja yang dimiliki oleh orang lain tersebut.
b. Sugesti
Sugesti adalah pengaruh, pandangan, atau sikap yang diberikan seseorang
terhadap lainnya kemudian diterima, dituruti, atau dilaksanakan dengan tanpa
berpikir lagi secara rasional.
c. Identifikasi
Identifikasi adalah upaya yang dilakukan seorang individu untuk menjadi sama
(identik) dengan individu lain yang ditirunya.
d. Simpati
Simpati adalah proses kejiwaan apabila seseorang individu merasa tertarik pada
orang lain atau sekelompok orang.
e. Empati
Proses empati hampir sama dengan simpati. Perbedaannya yaitu proses empati
lebih dalam sehingga seseorang akan merasakan apa yang dirasakan oleh orang
lain.
Pertemuan 4
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
1. Interaksi sosial asosiatif
a. Kerjasama (Cooperation)
b. Akomodasi (Accomodation)
c. Asimilasi (Assimilation)
d. Akulturasi (Acculturation)
2. Interaksi sosial disosiatif
a. Persaingan (Competition)
b. Kontravensi (Contravention)
c. Pertentangan atau konflik (Conflict)
Pertemuan 5
Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Pembentukan Lembaga Sosial
Seiring dengan bertambahnya penduduk, dan semakin kompleksnya kebutuhan hidup,
serta berkembangnya jalinan Interaksi sosial, maka manusia memerlukan keteraturan
hidup bersama atau keteraturan sosial. Untuk mewujudkan keteraturan sosial, maka di
dalam aktivitas interaksi sosial itu dirumuskan sejumlah nilai dan norma sebagai
panduan atau pedoman bertingkah laku.
F. Metode Pembelajaran
Pembelajaran kooperatif baik itu dengan model snowball throwing, Numbered Head
Together (NHT), kancing gemerincing, Jigsaw dan sebagainya.
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Pendahuluan (10 menit)
1. Perserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan
kondisi siswa dan kelas.
2. Guru memberikan motivasi terkait dengan pembelajaran yang dilakukan.
3. Perserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran tentang pengertian dan proses
interaksi sosial dengan menanyakan pengetahuan peserta didik sebelumnya.
4. Perserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat
pembelajaran.
Kegiatan Inti (55 menit)
Mengamati :
1. Peserta didik mengamati video interaksi sosial.
2. Peserta didik menentukan definisi dan proses interaksi sosial.
Menanya :
3. Dengan kerja sama dan semangat cinta tanah air, peserta didik menanyakan
proses interaksi sosial dalam kehidupan nyata di masyarakat.
Mengumpulkan Informasi:
4. Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok dengan anggota 4-5 orang
secara heterogen.
5. Peserta didik mendiskusikan definisi dan proses interaksi sosial dengan jujur,
percaya diri.
Mengasosiasi:
6. Peserta didik membandingkan hasil diskusi tentang definisi dan proses interaksi
sosial antarkelompok dengan jujur, percaya diri, dan peduli sosial.
Mengomunikasikan:
7. Peserta didik yang mewakili kelompoknya mempresentasikan definisi dan proses
interaksi sosial dalam masyarakat dengan rasa percaya diri dan tanggung jawab,
kemudian ditanggapi oleh kelompok peserta didik yang lain dalam diskusi kelas.
Penutup (15 menit)
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pelajaran tentang
definisi dan proses interaksi sosial.
2. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami
definisi dan proses interaksi sosial.
3. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru mengenai
definisi dan proses interaksi sosial.
5. Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Pertemuan Kedua
Pendahuluan (10 menit)
1. Perserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan
kondisi siswa dan kelas.
2. Guru memberikan motivasi terkait dengan pembelajaran yang dilakukan.
3. Perserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran tentang jenis-jenis interaksi
sosial dengan menanyakan pengetahuan peserta didik sebelumnya.
4. Perserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat
pembelajaran.
Kegiatan Inti (55 menit)
Mengamati :
1. Peserta didik mengamati gambar yang terkait dengan jenis-jenis interaksi sosial.
2. Peserta didik menentukan jenis-jenis jenis-jenis interaksi sosial dengan rasa
peduli sosial.
Menanya :
3. Dengan kreatif dan gemar membaca, peserta didik menanyakan jenis-jenis
interaksi sosial.
Mengumpulkan Informasi:
4. Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok dengan anggota 3-4 orang
secara heterogen.
5. Peserta didik menentukan sosiodrama untuk materi jenis-jenis interaksi sosial
dengan semangat kerja sama.
Mengasosiasi:
6. Peserta didik menelaah sosiodrama antarkelompok dengan rasa demokratis.
Mengomunikasikan:
7. Peserta didik bersama kelompoknya masing-masing menampilkan sosiodrama
jenis-jenis interaksi sosial dengan menghargai prestasi.
Penutup (15 menit)
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan sosiodrama tentang jenis-
jenis interaksi sosial.
2. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat bermain
sosiodrama jenis-jenis interaksi sosial.
3. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru mengenai
jenis-jenis interaksi sosial.
5. Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Pertemuan Ketiga
Pendahuluan (10 menit)
1. Perserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan
kondisi siswa dan kelas.
2. Guru memberikan motivasi terkait dengan pembelajaran yang dilakukan.
3. Perserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran tentang syarat terjadinya
interaksi sosial dan faktor pendorong dengan menanyakan pengetahuan peserta
didik sebelumnya.
4. Perserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat
pembelajaran.
Kegiatan Inti (55 menit)
Mengamati :
1. Peserta didik mengamati gambar yang terkait dengan syarat terjadinya interaksi
sosial dan faktor pendorong.
2. Peserta didik menentukan syarat terjadinya interaksi sosial dan faktor pendorong.
Menanya :
3. Peserta didik menanyakan syarat terjadinya interaksi sosial dan faktor pendorong
di kehidupan nyata dengan mandiri.
Mengumpulkan Informasi:
4. Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok dengan anggota 4-5 orang
secara heterogen.
5. Peserta didik mendiskusikan jawaban atas pertanyaan tentang syarat terjadinya
interaksi sosial dan faktor pendorong dengan jujur, percaya diri, dan cinta tanah
air.
Mengasosiasi:
6. Peserta didik membandingkan hasil diskusi tentang syarat terjadinya interaksi
sosial dan faktor pendorong antarkelompok dengan jujur, percaya diri, dan
toleransi.
Mengomunikasikan:
7. Peserta didik yang mewakili kelompoknya mempresentasikan syarat terjadinya
interaksi sosial dan faktor pendorong Indonesia dengan rasa percaya diri dan
toleransi, kemudian ditanggapi oleh kelompok peserta didik yang lain dalam
diskusi kelas.
Penutup (15 menit)
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pelajaran tentang
syarat terjadinya interaksi sosial dan faktor pendorong.
2. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami
syarat terjadinya interaksi sosial dan faktor pendorong.
3. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru mengenai
syarat terjadinya interaksi sosial dan faktor pendorong.
5. Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Pertemuan Keempat
Pendahuluan (10 menit)
1. Perserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan
kondisi siswa dan kelas.
2. Guru memberikan motivasi terkait dengan pembelajaran yang dilakukan.
3. Perserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran tentang bentuk-bentuk
interaksi sosial dengan menanyakan pengetahuan peserta didik sebelumnya.
4. Perserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat
pembelajaran.
Kegiatan Inti (55 menit)
Mengamati :
1. Peserta didik mengamati video bentuk-bentuk interaksi sosial.
2. Peserta didik menguraikan bentuk-bentuk interaksi sosial di kehidupan nyata.
Menanya :
3. Dengan rasa ingin tahu, peserta didik menanyakan bentuk-bentuk interaksi sosial
dalam masyarakat.
Mengumpulkan Informasi:
4. Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok dengan anggota 4-5 orang
secara heterogen.
5. Peserta didik mendiskusikan tentang bentuk-bentuk interaksi sosial jika dibentuk
menjadi hasil karya berupa exploding box dengan semangat kerja sama, percaya
diri, dan cinta tanah air.
Mengasosiasi:
6. Secara berkelompok peserta didik menampilkan hasil karya exploding box
mengenai bentuk-bentuk interaksi sosial dengan jujur, percaya diri, dan toleransi.
Mengomunikasikan:
7. Peserta didik yang mewakili kelompoknya (dipilih secara acak)
mempresentasikan hasil karya exploding box mengenai bentuk-bentuk interaksi
sosial dengan semangat dan toleransi.
Penutup (15 menit)
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pelajaran tentang
bentuk-bentuk interaksi sosial.
2. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami
bentuk-bentuk interaksi sosial.
3. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru mengenai
bentuk-bentuk interaksi sosial.
5. Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Pertemuan Kelima
Pendahuluan (10 menit)
1. Perserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan
kondisi siswa dan kelas.
2. Guru memberikan motivasi terkait dengan pembelajaran yang dilakukan.
3. Perserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran tentang pengaruh interaksi
sosial terhadap pembentukan lembaga sosial dengan menanyakan pengetahuan
peserta didik sebelumnya.
4. Perserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat
pembelajaran.
Kegiatan Inti (55 menit)
Mengamati :
1. Peserta didik mengamati gambar interaksi sosial di masyarakat.
2. Peserta didik menguraikan pengaruh interaksi sosial terhadap pembentukan
lembaga sosial.
Menanya :
3. Dengan rasa ingin tahu, peserta didik menanyakan pengaruh interaksi sosial
terhadap pembentukan lembaga sosial.
Mengumpulkan Informasi:
4. Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok dengan anggota 4-5 orang
secara heterogen.
5. Peserta didik mendiskusikan tentang pengaruh interaksi sosial terhadap
pembentukan lembaga sosial dengan jujur, percaya diri, dan bersahabat.
Mengasosiasi:
6. Peserta didik membandingkan hasil diskusi tentang pengaruh interaksi sosial
terhadap pembentukan lembaga sosial antarkelompok dengan jujur, percaya diri,
dan toleransi.
Mengomunikasikan:
7. Peserta didik yang mewakili kelompoknya (dipilih secara acak)
mempresentasikan pengaruh interaksi sosial terhadap pembentukan lembaga
sosial dengan semangat dan toleransi, kemudian ditanggapi oleh kelompok
peserta didik yang lain dalam diskusi kelas.
Penutup (15 menit)
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pelajaran tentang
pengaruh interaksi sosial terhadap pembentukan lembaga sosial.
2. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami
pengaruh interaksi sosial terhadap pembentukan lembaga sosial.
3. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru mengenai
pengaruh interaksi sosial terhadap pembentukan lembaga sosial.
5. Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
H. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Penilaian Sikap
A
a. Teknik : Pengamatan Sikap
b. Bentuk : Lembar Pengamatan
c. Instrumen
Rubrik
Rubrik Skor
Sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam
melakukan kegiatan pembelajaran.
1
Terlihat sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan
kegiatan tetapi masih sedikit dan belum ajeg/ konsisten.
2
Menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan
kegiatan yang cukup sering dan mulai ajeg/ konsisten.
3
Menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan
kegiatan secara terus-menerus dan ajeg/ konsisten.
4
Pedoman penilaian sikap:
Skor = Jumlah perolehan angka seluruh aspek
Nilai = Skor yang diperoleh x 100
Skor maksimal
Konversi Nilai = (Nilai/100) x 4
No
.
Nama
Peserta
didik
Religius Jujur
Percaya
Diri skor Nil
ai
Kon-
versi 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
….
Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel konversi nilai sikap (Kurang/ K , Cukup/
C, Baik/ B, Sangat Baik/ SB)
4. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik : Tes Tertulis
b. Bentuk : Uraian
c. Instrumen :
1) Jelaskan definisi interaksi sosial!
2) Uraikan jenis-jenis interaksi sosial!
3) Bagaimanakah proses terjadinya interaksi sosial? Jelaskan!
4) Sebutkan dan jelaskan syarat terjadinya interaksi sosial!
5) Jelaskan pengaruh interaksi sosial terhadap pembentukan lembaga
sosial!
Lembar Kerja:
Nama :
Kelas :
Faktor pendorong
interaksi sosial
Unsur Pembeda skor Nilai Konv.
Ciri-ciri Contoh
Imitasi:
Sugesti:
Identifikasi:
Simpati:
Empati:
Rubrik
Rubrik Skor
Menuliskan perbedaan faktor pendorong interaksi dengan kurang tepat 1
Menuliskan perbedaan faktor pendorong interaksi dengan cukup tepat 2
Menuliskan perbedaan faktor pendorong interaksi dengan tepat 3
Menuliskan perbedaan faktor pendorong interaksi dengan sangat tepat 4
Pedoman Penilaian:
Skor = Jumlah perolehan angka seluruh aspek
Nilai = Skor yang diperoleh x 100
Skor maksimal
Konversi Nilai = (Nilai/100) x 4
Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel konversi nilai pengetahuan.
5. Penilaian Keterampilan
a. Teknik : Tes Unjuk Kerja
b. Bentuk : Tes dan rubrik
c. Instrumen :
Buatlah exploding box mengenai bentuk-bentuk interaksi sosial dengan
gambar-gambar yang sesuai!
Rubrik
No. Kriteria Penilaian Skor
1. Bentuk exploding box
a. Jelas dan rapi
b. Jelas tetapi kurang rapi
c. Kurang jelas dan rapi
d. Kurang jelas dan kurang rapi
4
3
2
1
2. Pilihan gambar
a. Tepat dan sesuai
b. Cukup tepat dan sesuai
c. Kurang tepat dan sesuai
d. Tiidak tepat dan tidak sesuai
4
3
2
1
3. Penjelasan
a. Mudah dipahami
b. Sedikit sulit dipahami
c. Sulit dipahami
d. Sangat sulit dipahami
4
3
2
1
4. Ejaan dan tanda baca
a. Tidak ada yang salah
b. Sedikit yang salah
c. Cukup banyak yang salah
d. Banyak yang salah
4
3
2
1
4. Soal Pengayaan
a. Jelaskan pengertian interaksi sosial menurut ahli!
b. Uraikan perbedaan antara interaksi sosial asosiatif dengan disosiatif!
c. Upaya apa saja yang harus dilakukan masyarakat agar interaksi disosiatif
seperti konflik dapat diminimalisir?
d. Sebutkan 2 contoh akulturasi dalam kehidupan nyata!
e. Sebutkan 3 bentuk asimilasi dalam kehidupan sehari-hari!
5. Soal Remedial
Gambarkanlah suatu proses interaksi antara kelompok dengan kelompok dalam
bentuk komik instan!
I. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/ alat : Power Point tentang langkah-langkah diskusi
kelompok, bola mini (snowball throwing), kepala bernomor, benda-benda yang
ada di sekitar sekolah, beberapa kancing dan lainnya.
2. Bahan pembelajaran : Buku pengetahuan, ensiklopedia, dan sumber lain yang
relevan.
3. Sumber Belajar :
a. Pujiastuti, Sri Y., dkk. 2014. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk SMP/
MTs Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
b. Sumber lain yang relevan.
Mengetahui,
Tangerang Selatan, Juli 2017
Kepala SMP IP Daarus Salaam Guru Mata
Pelajaran
Kusnadi, S.Pd (Nurlela, S.Pd)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP IP Daarus Salaam
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/ Semester : VII/ 2
Materi Pokok : Kebutuhan dan Kelangkaan
Alokasi Waktu : 6 jam pelajaran (3x pertemuan)
Penjiwaan Agama
Surah An-Nahl ayat 80:
“Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia
menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang
kamu merasa ringan (membawanya) di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim
dan (dijadikannya pula) dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing alat-alat rumah
tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu).” (Q.S. An – Nahl: 80)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/ teori.
B. Kompetensi Dasar
3.3. Menganalisis konsep interaksi antara manusia dengan ruang sehingga
menghasilkan berbagai kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi,
penawaran- permintaan) dan interaksi antar ruang untuk keberlangsungan
kehidupan ekonomi, sosial dan budaya Indonesia.
4.3. Menyajikan hasil analisis tentang konsep interaksi antara manusia dengan ruang
sehingga menghasilkan berbagai kegiatan ekonomi (produksi, distribusi,
konsumsi, permintaan, dan penawaran) dan interaksi antarruang untuk
keberlang-sungan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menguraikan kebutuhan hidup manusia.
2. Mengidentifikasi kelangkaan sumber daya.
3. Merinci tindakan, motif, dan prinsip ekonomi.
D. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
Melalui pengamatan terhadap gambar yang disajikan, peserta didik dapat menguraikan
kebutuhan hidup manusia dengan rasa ingin tahu dan cinta tanah air.
Pertemuan 2
Peserta didik mampu mengidentifikasi kelangkaan sumber daya dalam kehidupan
sehari-hari.
Pertemuan 3
Dengan memperhatikan berbagai gambar kebutuhan hidup manusia, peserta didik
dapat merinci tindakan, motif, dan prinsip ekonomi.
E. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
Kebutuhan Hidup Manusia
1. Pengertian Kebutuhan Manusia
Kebutuhan adalah hasrat atau keinginan manusia untuk memiliki dan menikmati
kegunaan barang atau jasa yang dapat memberikan kepuasan bagi jasmani dan
rohani demi kelangsungan hidupnya.
2. Macam-macam Kebutuhan Manusia
a. Menurut tingkat kepentingannya: kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan
kebutuhan tersier.
b. Menurut waktunya: kebutuhan sekarang dan kebutuhan masa datang.
c. Menurut sifatnya: kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
d. Menurut subyeknya: kebutuhan individu dan kolektif.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Manusia
a. Faktor ekonomi
b. Faktor lingkungan sosial budaya
c. Faktor fisik
d. Pendidikan
4. Faktor Penyebab Beragamnya Kebutuhan Manusia
a. Sifat manusia
b. Penemuan-penemuan baru
c. Taraf hidup
d. Bertambahnya penduduk
e. Majunya sarana komunikasi
f. Timbulnya perubahan dan kemajuan kebudayaan
Pertemuan 2
Kelangkaan Sumber Daya
1. Pengertian kelangkaan sumber daya
Suatu keadaan yang menunjukkan bahwa barang atau jasa yang dibutuhkan tidak
tersedia, atau jumlahnya sedikit dari yang dibutuhkan, atau cukup sukar untuk
mendapatkannya.
2. Faktor Penyebab Terjadinya Kelangkaan Sumber Daya
a. Jumlahnya terbatas
b. Sukar untuk memperoleh sumber daya
c. Banyak yang membutuhkan
d. Faktor geografis penyebaran sumber daya
3. Usaha-usaha Manusia dalam Mengatasi Kelangkaan Sumber Daya
a. Skala prioritas kebutuhan
b. Berlaku arif dan bijaksana dalam memanfaatkan sumber daya
Pertemuan 3
Tindakan, Motif, dan Prinsip Ekonomi
1. Tindakan Ekonomi
Tindakan manusia untuk memperoleh kebutuhan dengan jalan menetapkan pilihan
setepat-tepatnya.Tindakan ekonomi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Tindakan ekonomi rasional
b. Tindakan ekonomi irasional
2. Motif Ekonomi
Dorongan yang menyebabkan manusia melakukan tindakan ekonomi disebut
dengan motif ekonomi. Adapun motif ekonomi dikelompokkan menjadi tiga,
yakni:
a. Motif memenuhi kebutuhan
b. Motif memperoleh keuntungan
c. Motif mendapatkan kekuasaan ekonomi
Adapun motif nonekonomi diklasifikasikan menjadi:
a. Motif sosial
b. Motif memperoleh penghargaan
3. Prinsip Ekonomi
Dasar berpikir dan bertindak yang benar dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup
disebut prinsip ekonomi.
F. Metode Pembelajaran
Pembelajaran kooperatif baik itu dengan model snowball throwing, Numbered Head
Together (NHT), Jigsaw, studi kasus, kancing gemerincing, bertukar pasangan, dan
sebagainya.
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Pendahuluan (10 menit)
1. Perserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan
kondisi siswa dan kelas.
2. Guru memberikan motivasi terkait dengan pembelajaran yang dilakukan.
3. Perserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran tentang kebutuhan hidup
manusia dengan menanyakan pengetahuan peserta didik sebelumnya.
4. Perserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat
pembelajaran.
Kegiatan Inti (55 menit)
Mengamati :
1. Peserta didik mengamati peta maupun video tentang kebutuhan hidup manusia
dengan rasa ingin tahu.
2. Peserta didik menentukan kebutuhan hidup manusia dalam kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari.
Menanya :
3. Dengan kerja sama dan semangat cinta tanah air, peserta didik menanyakan
kebutuhan hidup manusia yang telah diamati.
Mengumpulkan Informasi:
4. Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok dengan anggota 4-5 orang
secara heterogen.
5. Peserta didik mendiskusikan kebutuhan hidup manusia dalam konteks nyata
dengan jujur dan percaya diri.
Mengasosiasi:
6. Peserta didik membandingkan hasil diskusi tentang kebutuhan hidup manusia
antarkelompok dengan jujur, percaya diri, dan demokratis.
Mengomunikasikan:
7. Peserta didik secara acak mewakili kelompoknya mempresentasikan kebutuhan
hidup manusia dengan rasa percaya diri dan tanggung jawab, kemudian
ditanggapi oleh kelompok peserta didik yang lain dalam diskusi kelas.
Penutup (15 menit)
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pelajaran tentang
kebutuhan hidup manusia.
2. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami
kebutuhan hidup manusia dalam konteks sehari-hari.
3. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru mengenai
kebutuhan hidup manusia.
5. Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Pertemuan Kedua
Pendahuluan (10 menit)
1. Perserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan
kondisi siswa dan kelas.
2. Guru memberikan motivasi terkait dengan pembelajaran yang dilakukan.
3. Perserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran tentang kelangkaan sumber
daya dengan menanyakan pengetahuan peserta didik sebelumnya.
4. Perserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat
pembelajaran.
Kegiatan Inti (55 menit)
Mengamati :
1. Peserta didik mengamati gambar yang terkait dengan kelangkaan sumber daya.
2. Peserta didik menentukan kelangkaan sumber daya di lingkungannya.
Menanya :
3. Dengan kreatif dan gemar membaca, peserta didik menanyakan kelangkaan
sumber daya.
Mengumpulkan Informasi:
4. Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok dengan anggota 4-5 orang
secara heterogen.
5. Peserta didik mendiskusikan kelangkaan yang sering terjadi di daerah masing-
masing dengan jujur, percaya diri, dan semangat kerja sama.
Mengasosiasi:
6. Peserta didik membandingkan hasil diskusi tentang kelangkaan sumber daya
antarkelompok dengan jujur, percaya diri, dan toleransi.
Mengomunikasikan:
7. Peserta didik yang mewakili kelompoknya mempresentasikan kelangkaan sumber
daya dengan rasa percaya diri dan toleransi, kemudian ditanggapi oleh kelompok
peserta didik yang lain dalam diskusi kelas.
Penutup (15 menit)
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pelajaran tentang
kelangkaan sumber daya.
2. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami
kelangkaan sumber daya.
3. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru mengenai
kelangkaan sumber daya.
5. Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Pertemuan Ketiga
Pendahuluan (10 menit)
1. Perserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan
kondisi siswa dan kelas.
2. Guru memberikan motivasi terkait dengan pembelajaran yang dilakukan.
3. Perserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran tentang tindakan, motif, dan
prinsip ekonomi dengan menanyakan pengetahuan peserta didik sebelumnya.
4. Perserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat
pembelajaran.
Kegiatan Inti (55 menit)
Mengamati :
1. Peserta didik mengamati video tindakan, motif, dan prinsip ekonomi dan
membaca sumber belajar lainnya.
2. Peserta didik menentukan tindakan, motif, dan prinsip ekonomi.
Menanya :
3. Dengan gemar membaca dan mandiri, peserta didik menanyakan tindakan, motif,
dan prinsip ekonomi.
Mengumpulkan Informasi:
4. Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok dengan anggota 4-5 orang
secara heterogen.
5. Peserta didik mendiskusikan tindakan, motif, dan prinsip ekonomi dengan jujur,
percaya diri, dan cinta tanah air.
Mengasosiasi:
6. Peserta didik membandingkan hasil diskusi tentang tindakan, motif, dan prinsip
ekonomi antarkelompok dengan jujur, percaya diri, dan toleransi.
Mengomunikasikan:
7. Peserta didik yang mewakili kelompoknya mempresentasikan tindakan, motif,
dan prinsip ekonomi dengan rasa percaya diri dan toleransi, kemudian ditanggapi
oleh kelompok peserta didik yang lain dalam diskusi kelas.
Penutup (15 menit)
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pelajaran tentang
tindakan, motif, dan prinsip ekonomi.
2. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami
tindakan, motif, dan prinsip ekonomi.
3. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru mengenai
tindakan, motif, dan prinsip ekonomi.
5. Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
H. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Penilaian Sikap
a. Teknik : Pengamatan Sikap
b. Bentuk : Lembar Pengamatan
c. Instrumen
Rubrik
No
.
Nama
Peserta
didik
Religius Jujur
Percaya
Diri skor
Nil
ai
Ko
n-
ver
si 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
….
Rubrik Skor
Sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam
melakukan kegiatan pembelajaran.
1
Terlihat sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan
kegiatan tetapi masih sedikit dan belum ajeg/ konsisten.
2
Menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan
kegiatan yang cukup sering dan mulai ajeg/ konsisten.
3
Menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan
kegiatan secara terus-menerus dan ajeg/ konsisten.
4
Pedoman penilaian sikap:
Skor = Jumlah perolehan angka seluruh aspek
Nilai = Skor yang diperoleh x 100
Skor maksimal
Konversi Nilai = (Nilai/100) x 4
Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel konversi nilai sikap (Kurang/ K , Cukup/
C, Baik/ B, Sangat Baik/ SB)
2. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik : Tes Tertulis
b. Bentuk : Uraian
c. Instrumen :
1) Jelaskan pengertian kebutuhan manusia!
2) Sebutkan macam-macam kebutuhan manusia!
3) Uraikan definisi kelangkaan sumber daya!
4) Kemukakan perbedaan antara motif, tindakan, dan prinsip ekonomi!
5) Sebutkan tiga barang atau jasa yang sering mengalami kelangkaan dalam
masyarakat!
Lembar Kerja:
Nama :
Kelas :
Perbedaan keinginan
dan kebutuhan
Unsur Pembeda skor Nilai Konv.
Ciri-ciri Contoh
Keinginan:
Kebutuhan:
Rubrik
Rubrik Skor
Menuliskan perbedaan keinginan dan kebutuhan dengan kurang tepat 1
Menuliskan perbedaan keinginan dan kebutuhan dengan cukup tepat 2
Menuliskan perbedaan keinginan dan kebutuhan dengan tepat 3
Menuliskan perbedaan keinginan dan kebutuhan dengan sangat tepat 4
Pedoman Penilaian:
Skor = Jumlah perolehan angka seluruh aspek
Nilai = Skor yang diperoleh x 100
Skor maksimal
Konversi Nilai = (Nilai/100) x 4
Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel konversi nilai pengetahuan.
3. Penilaian Keterampilan
a. Teknik : Tes Unjuk Kerja
b. Bentuk : Tes dan rubrik
c. Instrumen :
Carilah gambar-gambar yang terkait dengan kelangkaan yang terjadi di
masyarakat dan deskripsikanlah!
Rubrik
No. Kriteria Penilaian Skor
1. Gambar kelangkaan
a. Relevan dan jelas
b. Relevan tetapi kurang jelas
c. Kurang relevan dan jelas
d. Kurang relevan dan kurang jelas
4
3
2
1
2. Pilihan kata
a. Tepat dan sesuai
b. Cukup tepat dan sesuai
c. Kurang tepat dan sesuai
d. Tiidak tepat dan tidak sesuai
4
3
2
1
3. Penjelasan
a. Mudah dipahami
b. Sedikit sulit dipahami
c. Sulit dipahami
d. Sangat sulit dipahami
4
3
2
1
4. Soal Pengayaan
a. Sebutkan dan jelaskan faktor penyebab kelangkaan sumber daya!
b. Jelaskan perbedaan kebutuhan dengan keinginan!
c. Uraikan cara-cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi kelangkaan!
d. Sebutkan dua contoh motif ekonomi dalam kehidupan sehari-hari!
e. Kemukakan tiga prinsip ekonomi dalam kehidupan nyata!
5. Soal Remedial
Buatlah bagan tentang kebutuhan manusia!
I. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/ alat : Power Point tentang langkah-langkah diskusi
kelompok, bola mini (snowball throwing), kepala bernomor, benda-benda yang ada
di sekitar sekolah, dan lainnya.
2. Bahan Pembelajaran : Buku pengetahuan dan sumber lain yang relevan.
3. Sumber Belajar :
a. Kurnia, Anwar. 2016. IPS Terpadu SMP Kelas VII. Jakarta: Yudhistira.
b. Pujiastuti, Sri Y., dkk. 2014. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk SMP/ MTs
Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
c. Sumber lain yang relevan.
Mengetahui,
Tangerang Selatan, Juli 2017
Kepala SMP IP Daarus Salaam Guru Mata
Pelajaran
Kusnadi, S.Pd (Nurlela, S.Pd)
BIOGRAFI PENULIS
Ismi Hilmiyawati, 1111015000075, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), Prodi Pendidikan Ekonomii, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2011. Anak Pertama dari 2 bersaudara dari pasangan Bapak
Syaefuddin dan Ibu Neneng Robiyah. Penulis lahir di
Tangerang, 13 September 1993. Bertempat tinggal di Jalan Aria
Putra gang H Syafii no 64E RT 03/14 Kelurahan Kedaung,
Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
Pendidikan formal yang ditempuh ialah mulai dari Sekolah Dasar Negeri
Kampung Bulak 1, melanjutkan Madrasah Tsanawiyah di MTs Al-Wutsqo
Depok, melanjutkan SMAN 4 Kota Tangerang Selatan, dan melanjutkan
Perguruan Tinggi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,
pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial/Prodi Pendidikan Ekonomi.