peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja...

113
1 PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA SISWA SMK NEGERI 2 SAWAHLUNTO SUMATERA BARAT TESIS Oleh Mirna Ari Mulyani NIM. 51384 Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

Upload: lynhu

Post on 07-Feb-2018

240 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

1

PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA SISWA

SMK NEGERI 2 SAWAHLUNTO SUMATERA BARAT

TESIS

Oleh Mirna Ari Mulyani

NIM. 51384

Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

Page 2: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

2

ABSTRACT

Mirna Ari Mulyani. 2012. The Role of Supervisory Teachers on the Students’

Readiness of SMKN Sawahlunto, West Sumatra. Thesis. Graduate

Program. State University of Padang.

Based on a preliminary study on the students’ work readiness at SMKN

Sawahlunto, it was found that the supervisory teachers have not been optimal in

helpng their students. This research was aimed at disclosing: (1) the functions of

supervisory teachers in improving the students to work. (2) the differences of the

students’ readiness to work among 10th

, 11th

, and 12th

grade students. (3) the

correlation of supervisory teachers and the students readiness to work.

This research was a descriptive quantitative method with population of all

SMKN Saawahlunto students who registered in 2011-2012 academic year. The

sample (303) were selected by clustered proportional random sampling from a

population of 609 students. Data were then analyzed by a descriptive statistical

technique utilizing SPSS version 15.

The findings of this research were (1) there was a significant role of the

supervisory teachers on the students’ readiness.. (2) there were differences

between 10th

; 11th

; and 12th

grades students on the work readiness, eventhough

they were not very significant (3) there was a significant correlation between

supervisory teachers’ role and the work students’ readiness.

Based on the findings, it can be concluded that the supervisory teachers

play an important role in the work students’ readiness. This research implies,

more attention should be paid in developing the SMKN career development

program in order to improve the work students’ readiness. For further research, it

was recommended to study other aspects which were contributed to the quality of

the work students’ readiness for SMK students.

Page 3: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

3

ABSTRAK

Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

Siswa SMK Negeri 2 Sawahlunto Sumatera Barat. Tesis. Program

Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

Berdasarkan pengamatan awal teramati bahwa sebagian guru pembimbing

belum optimal dalam membantu meningkatkan kemampuan, potensi, bakat,

minat, kepribadian dan prestasi, terutama dalam kesiapan kerja siswa. Penelitian

ini bertujuan untuk mengungkapkan tentang 1) Peran guru pembimbing dalam

kesiapan kerja siswa SMK Negeri 2 Sawahlunto Sumatera Barat, 2) Perbedaan

kesiapan kerja antara kelas X, kelas XI, dan kelas XII, 3) Hubungan peran guru

pembimbingan dengan kesiapan kerja siswa SMK.

Metode dan jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi

adalah semua siswa SMK Negeri 2 Kota Sawahlunto Sumatera Barat kelas X, XI

dan XII yang terdaftar pada tahun ajaran 2011-2012.Pengambilan sampel

menggunakan clustered proportional random sampling. Dari populasi 609 siswa

diambil 50% menjadi 303 siswa sebagai sampel. Data yang diperoleh kemudian

dianalisis dengan statistik deskriptif menggunakan SPPs versi 15.

Temuan penelitian ini adalah 1) peran guru pembimbing dalam kesiapan

kerja siswa SMK Negeri 2 Sawahlunto Sumatera Barat kategori tinggi dalam

membantu siswa memahami dirinya, mengenal tentang lapangan kerja,

mengembangkan sikap positif terhadap bekerja, 2) Kesiapan kerja siswa kelas X,

XI dan XII menunjukan perbedaan, 3) Terdapat hubungan yang positif antara

peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa SMK Negeri 2 Sawahlunto

Sumatera Barat.

Berdasarkan temuan, dapat disimpulkan bahwa pentingya peran guru

pembimbing dalam kesiapan kerja siswa SMK. Penelitian ini menyiratkan, bahwa

lebih memperhatikan dalam mengembangkan program di bidang bimbingan karier

di SMK dalam rangka meningkatkan kesiapan kerja siswa. Untuk penelitian

selanjutnya, direkomendasikan untuk mempelajari aspek lain yang berkontribusi

pada kualitas kesiapan siswa pekerjaan bagi siswa SMK.

Page 4: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

4

Ya Allah, Aku mengharapkan limpahan rahmat-Mu Jangan Kau jadikan aku bergantung pada diriku sendiri walaupun sekejab saja Perbaikilah segala urusanku Tiada Tuhan selain Engkau

Akhirnya….. Tak dapat terungkap dengan kata-kata

Kinii…… Asa ‘tlah elok gapai Cita-cita ‘tlah elok capai

Alhamdullilahirrabbil’alamin Ternyata….. Inilah hikmah dari sebuah perjalana singkat yang penuh makna

Dalam Takut, yang Tampak adalah Hambatan. Dalam YAKIN, yang Tampak adalah KESEMPATAN

Malam-malam merajut ilmu Badan terguncang uraikan kesulitan Lebih indah dan lebih manis dari berpangku tangan Suara pena di atas kertas menari-nari Lebih manis dari rasa rindu pada kekasih hati (Az Zamankhasyari)

Page 5: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

5

HALAMAN PERSEMBAHAN

Elok persembahkan tulisan ini kepada :

Ibu (Musinar Punai) Ayah (Bgd. AliMunir Koto) yang tiada redup memberikan cinta dan menyemangati elok ‘tuk terus berpacu melawan liku perjalanan menulis tesis ini. Suami tercinta Raf Anwar, ST yang tiada henti-hentinya memberikan do’a, cinta, kasih sayang dan kepercayaan yang telah diberikan selama dalam menulis tesis ini. Teristimewa ’tuk ketiga buah hati elok tumpuan harapan mama, penyejuk hati yang gelisah, pengobat hati mama yang pilu (Uni Nindy, Abang Aditya, si bontot Mama Briliant Angga Pascadino) yang dari hulu pagi sampai muara senja ’tlah rela menempuh sisi-sisi kehidupan yang penuh riang dan tangis tanpa kehadiran mama.

Takkan terlupakan Sahabat-sahabat:

Prodi BK’09 (Ni’ Lini, Ni’ Antina, Ni’ Yul, Mbak Anjar, Hartini, Sari, Neng Citra, Inet, Satrini, Feetri, Lusi, Kamil, Andra, Bukhari, Eko, Jupriadi, Ridho, Gusnaldi, mas Redi,) dan Prodi BK ’10 (Ni Erda, Ni Eni, Rahma, Fijri, Vika, Bollo, Aulia (Uul), Mirza, Syawal, Rizal Kerinci, Zulfikar, Sarii, Ninil, Rosi, Wati=Sastro , Intan, Riko, Hengkiii, Faiiz, Pak Pol. Adri, Adhri Bk’11) Pak Samsir Al-Haj SMK Neg. Pekan Baru (sama kita WISUDA euih)

Page 6: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

6

Katakanlah .................

Aku mungkin tak mampu mengubah yang terjadi,

tapi aku bisa mengubah sikapku tentangnya.

Aku mungkin terluka karena ini, tapi aku tak

harus menjadi korban.

Aku pasti tak mampu mengubah masa laluku, tapi

aku bisa mengubah diriku sendiri sekarang atau

kapan pun aku mau.

Maka tugas utamaku adalah membarukan diriku,

jika aku menginginkan kehidupan yang baru.

Aku penguasa keindahan hidupku sendiri, kecuali

jika aku bersikap sebagai korban.

Loving you all as always

Page 7: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

7

Page 8: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

8

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ................................................................................................. ii

ABSTRAK ................................................................................................... iii

PERSETUJUAN AKHIR ............................................................................ iv

PERSETUJUAN KOMISI TESIS ............................................................... v

KEPENDIDIKAN ........................................................................................ vi

SURAT PERNYATAAN ............................................................................ vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………........... 1

B. Identifikasi Masalah ………..…………………………………… 6

C. Batasan Masalah …………...…………………………………… 7

D. Perumusan Masalah ……………………………………............. 7

E. Tujuan Penelitian ………………………………………............. 8

F. Manfaat Penelitian ………………………………………........... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori …………………………………………............. 10

1. Peran Guru Pembimbing ................................................ 10

a. Definisi Peran .......................................................... 10

b. Tugas Guru Pembimbing .......................................... 14

2. Perkembangan Karier Siswa SMK ................................... 17

a. Karakteristik Siswa SMK ………………………………. 17

b. Bimbingan Karier di SMK ……………………………… 24

3. Kesiapan Kerja .........................................……............... 30

a. Definisi Kesiapan ...................................................... 30

b. Kesiapan Kerja Siswa ................................................ 32

Page 9: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

9

4. Perbedaan Kesiapan Kerja Siswa Kelas X, XI, XII ............ 34

5. Peran Guru Pembimbing dalam Mempersiapkan

Siswa untuk Memasuki Dunia Kerja ................................ 36

B. Penelitian yang Relevan ................................................................ 39

C. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 41

D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 42

BAB III. METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................... 43

B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 43

C. Definisi Operasional ....................................................................... 46

D. Pengembangan Instrumen ............................................................... 47

E. Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 49

F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ...................................................................... 54

B. Pengujian Persyaratan Analisis .............................................. 76

C. Pembahasan …………………………………………………..... 81

D. Keterbatasan Masalah ………………………………………..... 94

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................... 95

B. Implikasi ..................................................................................... 95

C. Saran ............................................................................................. 99

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 100

LAMPIRAN ………………………………………………………………. 105

Page 10: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan kejuruan adalah bagian sistem pendidikan nasional yang

dipersiapkan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan dan

pengetahuan sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan yang dibutuhkan oleh

lapangan pekerjaan. Dengan demikian, mereka mampu mengembangkan

potensi diri dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan

teknologi. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan bentuk pendidikan

kejuruan yang diselenggarakan pemerintah untuk menghasilkan manusia yang

berkualitas, sekaligus dipersiapkan menjawab segala tantangan tersebut.

Dengan demikian keluhan selama ini tentang rendahnya kemampuan lulusan

Sekolah Menengah Atas (SMA), bisa diatasi.

Dibandingkan dengan Sekolah Menengah Atas (SMA), sekolah

kejuruan seperti SMK mempunyai perbedaan yang mendasar. SMK memiliki

dua ciri khas, yaitu: (1) lulusan SMK dapat mengisi peluang kerja didunia

usaha/ dunia industri karena lulusannya memiliki sertifikasi melalui uji

kompetesi dan (2) lulusan SMK dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang

lebih tinggi sepanjang lulusan tersebut memenuhi persyaratan, baik nilai

maupun program studi atau jurusan sesuai dengan kreteria yang disyaratkan

(Supardi: 2008). Dengan dua kelebiahan tersebut maka pendidikan di SMK

dikenal dengan Pendidikan Sisem Ganda (PSG). Namun, lulusannya lebih

diharapkan untuk kesiapan dalam memasuki dunia kerja nantinya.

Page 11: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

11

Menurut Jalius Jama (2010) menyatakan:

“the purpose of vocational education are, among others, to train all

people to actively participate in all aspects of the national

development. In others words, vocational education is education

for employment and at the higher level vocational education for

employability.”

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diartikan bahwa pendidikan

kejuruan bertujuan untuk melatih semua orang secara aktif berpartisipasi dalam

semua aspek pembangunan nasional. Dengan kata lain pendidikan kejuruan

adalah pendidikan untuk bekerja dan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi

merupakan pendidikan kejuruan untuk kemampuan untuk dipekerjakan.

Dalam bidang pendidikan kejuruan, bimbingan karier merupakan salah

satu jenis layanan dari program bimbingan dan konseling. Secara kelembagaan,

bimbingan dan konseling itu adalah bagian dari keseluruhan program

pendidikan di sekolah, yang ditujukan untuk membantu atau memfasilitasi

siswa agar tercapai perkembangan diri yang optimal. SMK merupakan lembaga

pendidikan yang mencetak tenaga terampil untuk mempersiapkan diri dalam

memasuki dunia kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai

pengembangan. Untuk membentuk sikap serta mewujudkan tujuan tersebut, di

pengembangan diri SMK salah satunya bimbingan dan konseling yang

didalamnya ada bidang bimbingan karier.

Di SMK, siswa dituntut untuk menguasai berbagai kemampuan atau

kompetensi, baik yang berhubungan dengan mata pelajaran, maupun yang

berhubungan dengan pengembangan diri pribadi, sosial, dan karier

kehidupannya. Agar siswa dapat mencapai pengembangan diri yang optimal.

Page 12: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

12

Dengan kata lain, untuk mencapai kompetensi siswa SMK yang optimal

diperlukan kerjasama yang baik antara guru pembimbing, guru mata pelajaran

dan manajemen kepemimpinan.

Tujuan bimbingan dan konseling di SMK secara umum sama dengan

fungsi dan tujuan pendidikan nasional; sebagaimana tercantum dalam Undang-

undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1

butir 1, yang berbunyi sebagai berikut.

Pendidikan merupakan usaha sadar den terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.

Sejalan dengan tujuan Sekolah Menegah Kejuruan, menurut Peraturan

Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal

26 ayat 3, menyebutkan bahwa, ”tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah

meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

keterampilan untuk kehidupan mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut

sesuai dengan kejuruannya”. Adapun secara khusus, tujuan bimbingan karier di

SMK adalah untuk membantu atau memfasilitasi perkembangan siswa agar

memiliki kemampuan dirinya, terutama potensi dasar (bakat, minat, sikap,

kecakapan, dan cita-cita) yang terkait dengan dunia kerja yang akan

dimasukinya kelak. Oleh karena itu, maka setiap siswa perlu dibantu untuk

mengenal potensi dasar dirinya, sehingga menentukan pilihan atau mengambil

keputusan yang sesuai dengan dunia kerja pilihannya itu.

Page 13: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

13

Dalam mengambil keputusan terkadang siswa dihadapkan pada

permasalahan yang menghambat secara tidak tepat dan tidak sesuai. Ketidak

sesuaian dalam memilih pekerjaan, siswa perlu mengetahui dan memahami

potensi yang dimiliki serta pengetahuan dunia kerja yang akan mempengaruhi

siswa dalam mengambil keputusan tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut

kesiapan kerja bagi siswa SMK sangatlah penting, karena salah satu

permasalahan yang dialami siswa SMK setelah menyelesaikan studinya

adalah menyangkut pemilihan karier dan pekerjaan. Oleh karena itu

kesiapan kerja sangat dibutuhkan oleh siswa agar mereka dapat memilih dan

mempersiapkan diri memasuki karier dengan baik.

Dalam mempersiapkan masa depan, terutama karier merupakan

salah satu tugas remaja dalam tahap perkembangannya Havighurst

(dalHurlock, 2002:10). Menurut teori perkembangan karier yang dikemukakan

oleh Donald Super (dalam Charles C. Healy,1982:15) siswa SMK berada

pada tahap eksplorasi periode kristalisasi. Pada masa ini remaja mulai

mengidentifikasi kesempatan dan tingkat pekerjaan yang sesuai, serta

mengimplementasikan pilihan karier dengan memilih pendidikan dan

pelatihan yang sesuai, akhirnya memasuki pekerjaan yang sesuai dengan

pilihannya. Keputusan tentang jenis-jenis pekerjaan yang diinginkan itu

berkaitan dengan pendidikan yang harus ditempuh untuk mempersiapkan diri

dalam pekerjaan yang dipilihnya atau sesuai dengan potensi yang siswa miliki

setelah siswa tersebut menamatkan pendidikannya. Siswa dapat

Page 14: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

14

mempersiapkan diri, mengembangkan keahlian dan mengetahui lingkungan

kerjanya, dibutuhkan peran seorang guru pembimbing di sekolah.

Pada kenyataan di sekolah masih ditemukan peran guru pembimbing

belum optimal melakukan perannya sebagaimana diharapkan. Dari hasil

wawancara kepada beberapa siswa SMK yang sedang duduk di kelas XI pada

saat ujian semester tanggal 7 Desember 2010 kemarin, ternyata memang belum

optimalnya peran guru pembimbing selama ini. Guru pembimbing hanya

berperan menjadi “polisi sekolah” yang ditakuti oleh para siswa. Guru

pembimbing hanya bisa memberi hukuman bagi siswa yang melanggar

peraturan sekolah. Selama ini yang terjadi di lapangan, peran guru pembimbing

adalah guru pengganti jam mata pelajaran dengan jam mengajar sedikit yang

diperbantukan menjadi guru pembimbing. Meski demikian secara konotasi,

guru pembimbing tetap menjadi “polisi sekolah”.

Pada dasarnya peran guru pembimbing bertugas mengawasi dan

memahami diri siswa seperti kemampuan, potensi, bakat, minat, kepribadian

dan prestasi, oleh karena itu pengembangan diri merupakan tahap permulaan

dalam karier. Akan tetapi dituntut pula untuk membimbing siswa agar dapat

memahami diri dan lingkungannya dalam rangka perencanaan karier dan

penetapan karier pada kehidupan masa mendatang. Jika siswa SMK mendapat

pengetahuan tentang dunia kerja dalam program bidang bimbingan karier

diharapkan siswa SMK akan mantap menentukan pengambilan keputusan

karier.

Page 15: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

15

Melalui bidang bimbingan karier dan kejuruan, siswa di harapkan dapat

memperoleh pengetahuan tentang memahami diri, pengetahuan lingkungan

dunia kerja dalam mengembangkan rencana karier serta kemampuan untuk

mengambil keputusan karier di masa yang akan akan datang. Oleh sebab itulah

siswa di SMK harus memiliki kemampuan dalam potensi, bakat, minat,

kepribadian dan prestasi memadai dalam ranah pekerjaan nantinya.

Keberhasilan siswa SMK dalam belajar tidak hanya ditentukan oleh bidang

pengajaran, kurikulum serta administrasi dan kepemimpinan, akan tetapi sangat

ditentukan oleh pembinaan pengembangan pribadi siswa. Siswa selain ingin

dibantu agar berhasil dalam studinya, juga membutuhkan bimbingan untuk

menghadapi masa depan, bimbingan untuk mengenal lingkungan dunia kerja

nantinya.

B. Identifikasi Masalah

Siswa SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) berada pada usia remaja

akhir. Menurut Yusuf (2006:27) siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

termasuk pada masa usia sekolah menengah pada umumnya yang berada pada

usia remaja akhir (12-18 tahun. Pada usia ini salah satu tugas perkembangan

karirnya yaitu mempersiapkan diri memilih suatu pekerjaan.

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah dikemukakan

di atas dapat diidentifikasikan antara lain: siswa tidak memiliki gambaran

tentang karakteristik, persyaratan, kemampuan, dan keterampilan yang

dibutuhkan dalam pekerjaan, serta prospek pekerjaan untuk masa depan

karienya, siswa tidak memiliki informasi tentang pengetahuan dunia kerja

Page 16: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

16

(lingkungan kerja), siswa belum mampu membuat keputusan karier dengan

tepat, kesiapan kerja siswa kelas X, XI, dan XII tidak berbeda, siswa merasa

cemas untuk mendapat pekerjaan setelah tamat sekolah, tingkat kematangan

kejuruan/vokasional siswa SMK belum optimal, diperlukan peran guru

pembimbing di bidang bimbingan karier dalam memberikan informasi

kesiapan kerja.

C. Batasan Masalah

Dari berbagai masalah yang terindentifikasi yang telah diuraikan di atas

dan agar penelitian ini lebih terfokus, maka masalah penelitian membatasi

pada:

1. Peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa SMK Negeri 2

Sawahlunto Sumatera Barat.

2. Perbedaan kesiapan kerja antara kelas X, kelas XI, dan kelas XII.

3. Hubungan peran guru pembimbing dengan kesiapan kerja siswa SMK.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka masalah dsalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa SMK

Negeri 2 Sawahlunto Sumatera Barat?

2. Bagaimana perbedaan kesiapan kerja siswa antara kelas X, kelas XI, dan

kelas XII?

3. Bagaimana hubungan peran guru pembimbing dengan kesiapan kerja

siswa SMK?

Page 17: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

17

E. Tujuan Masalah

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menjawab dan

mendeskripsikan secara mendalam khususnya tentang:

1. Peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa SMK Negeri 2

Sawahlunto Sumatera Barat.

2. Perbedaan kesiapan kerja siswa antara kelas X, kelas Xi, dan kelas XII.

3. Hubungan peran guru pembimbing dengan kesiapan kerja siswa SMK.

F. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan,

maka hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain:

1. Manfaat Teoretis

a. Mengembangkan informasi mengenai peran guru pembimbing dengan

kesiapan kerja siswa nantinya. Penelitian ini juga diharapkan dapat

memberikan sumbangan ilmiah bagi wahana perkembangan ilmu

bimbingan konseling khususnya bimbingan akademik.

b. Semakin memperkaya dan memperluas wawasan baik peneliti sendiri

maupun guru pembimbing/konselor sekolah yang berhubungan

dengan peran guru pembimbing dengan kesiapan kerja siswa melalui

penelitian deskriptif.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini secara praktis dapat digunakan oleh guru pembimbing

dan pihak terkait, sebagai dasar penyusunan program bimbingan dan

konseling.

Page 18: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

18

b. Unit Bimbingan dan Konseling SMK Negeri 2 Sawahlunto Sumatera

Barat serta guru pembimbing, sebagai bahan masukan untuk

melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan

efisien berdasarkan kebutuhan siswa setiap tingkatan kelas dalam

bidang karier mempersiapkan diri memasuki dunia kerja.

Page 19: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Peran Guru Pembimbing

a. Definisi Peran

Secara umum istilah peran berkaitan dengan kedudukan seseorang

dalam kehidupan sosial sehingga dapat menampilkan unjuk kerja atau posisi

yang bersentuhan dengan individu-individu dalam satu kelompok guna

mencapai tujuan yang diharapkan. Keight Davis dan John W. Newstronm

(1982:32) menyatakan pengertian peran sebagai berikut:

A role is pattern of actions expected a person in activities involving

others. Role of reflects a person’s position in social system, with its

accompanying rights and obligations, power and responsibility. In

other to able to interact with each other, people need some way to

anticipate others behavior.

Berdasarkan pendapat tersebut, peran diartikan sebagai pola tindakan

yang diharapkan dari seorang yang melibatkan orang lain. Peran

mencerminkan posisi seseorang dalam berinteraksi, bersentuhan dengan sistem

sosial, hak, dan kewajiban, kekuasaan, serta bertanggung jawab yang

menyertainya. Parson dan Shils (dalam Shertzer dan Stone, 1980: 119)

mendefinisikan peran sebagai:

The role is that organized sector of an actor’s orientation which

constitutes and defines his participation in an interactive process. It

involves a set of complementary expectation concerning his own

actions and those of others with whom he interacts. Both the actor and

those with whom he interacts process these expectations.

Page 20: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

20

Berdasarkan pendapat tersebut, peran adalah sektor yang terorganisir

terhadap orientasi pelaku yang mengangkat dan menentukan partisipasinya

dalam proses berinteraktif. Peran tersebut melibatkan harapan sementara dan

memperhatikan tindakannya dan berinteraksi dengan yang lain. Kedua pelaku

tersebut berinteraksi sesuai dengan siapa dia berproses interaksi didalam tujuan

tersebut. Sejalan dengan itu Kozier Barbara (dalam Nurhamidah, 2009)

menjelaskan bahwa peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan

oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem

atau prilaku yang diharapkan seseorang pada situasi sosial tertentu.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dirumuskan bahwa peran

adalah unjuk kerja karena berkaitan dengan kemampuan, kekuasaan, hak

kewajiban serta tanggung jawab melaksanakan suatu pekerjaan. Secara hukum,

posisi guru pembimbing (penyelenggara profesi pelayanan bimbingan dan

konseling) di tingkat sekolah menengah telah ada sejak tahun 1975, yaitu sejak

diberlakukannya kurikulum bimbingan dan konseling. Dalam sistem

pendidikan Indonesia, konselor di sekolah menengah mendapat peran dan

posisi/ tempat yang jelas.

Menurut Scholten (1991:16) literatur tentang konseling sekolah secara

konsisten menyatakan bahwa peran guru pembimbing harus fokus pada

kebutuhan siswa pada pendidikan, pekerjaan dan pribadi/sosial. Penekanan

harus ditempatkan pada pilihan pendidikan saat ini, keputusan karier masa

depan dan kebutuhan pribadi/sosial yang sekarang/masa depan. Selain itu

Winkel (1991:71) pun berpendapat tentang peran guru pembimbing di sekolah

Page 21: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

21

yaitu guru pembimbing/konselor sekolah dituntut mempunyai peran sebagai

orang kepercayaan konseli/siswa, sebagai teman bagi konseli/siswa, bahkan

konselor sekolahpun dituntut agar mampu berperan sebagai orang tua bagi

klien/ siswa.

Secara umum Gibson dan Mitchell (1995) menjelaskan beberapa

pentingnya peran guru pembimbing untuk :

1. Memahami proses dan karakteristik perkembangan manusia termasuk

kesiapannya untuk belajar dan keberhasilan dalam melaksanakan tugas-

tugas tertentu sesuai dengan tahapan perkembangannya.

2. Memahami kebutuhan dasar manusia, termasuk kebutuhan khususnya dan

hubungannya dengan perkembangan karier dan pengambilan keputusan.

3. Dapat melakukan assesmen dan menginterpretasikan sifat-sifat individual

dan karakteristiknya, serta menerapkannya dalam relasi konseling yang

bervariasi.

4. Memahami dan mampu membantu klien dalam memahami bahwa faktor-

faktor perubahan atau faktor-faktor yang tak terduga dapat mengubah

perencanaan karier.

5. Memahami perubahan cepat yang terjadi dalam dunia kerja dan

kehidupan, sehingga memerlukan pengujian secara tetap serta perlunya

penggunaan teori dan riset-riset mutahir sebagai dasar pelaksanaan

konseling.

Mengingat sedemikian pentingnya peran dan tanggung jawab seorang

guru pembimbing/konselor sekolah, maka diperlukan beberapa persyaratan

Page 22: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

22

tertentu, diantaranya persyaratan pendidikan formal, kepribadian, latihan atau

pengalaman khusus yang harus dimiliki konselor yaitu memiliki tingkat

pendidikan universitas dalam psikologi atau sarjana muda ilmu psikologi atau

sarjana lulusan bimbingan konseling. Seorang konselor juga dituntut untuk

untuk memiliki sikap-sikap dan memiliki ciri-ciri kepribadian sabagaimana

yang diharapkan dalam pelaksanaan bimbingan konseling agar sesuai dengan

fungsinya disekolah yaitu membantu siswa dalam memecahkan masalah-

masalahnya, baik masalah pribadi, sosial, belajar maupun .

Sedangkan American Personal and Guidance Association (APGA)

(dalam Prayitno, 1994:96) menyatakan bahwa:

Peran konselor sekolah adalah membantu siswa mengenali dan

memenuhi kebutuhan-kebutuhan siswa dalam bidang pendidikan,

pekerjaan, bidang sosial-personal, membantu siswa mengembangkan

kemampuan mengambil keputusan dan menyusun rencana masa

depannya.

Sejalan dengan peran pembimbing di atas, maka dalam konteks

bimbingan dan konseling karier di sekolah, maka program bimbingan dan

konseling karier seyogyanya menekankan pada:

Kemampuan memahami dan menerima diri terhadap kemampuan,

bakat, minat, serta kemampuan dalam memahami dan menyesuaikan diri

dengan dunia kerja. Untuk kepentingan ini diperlukan pengumpalan data dan

keterangan diri melalui layanan inventarisasi pribadi dengan berbagai teknik

dan cara, baik melalui tes maupun nontes.

1. Tersedianya keragaman dan keluasan informasi karier yang sejalan

dengan kemampuan, bakat, dan minat anak, persyaratan-persyaratan

Page 23: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

23

minimal yang harus dipenuhi, tuntutan aktivitas suatu jabatan, dan nilai-

nilai dari jabatan tersebut. Keluasan informasi yang diberikan melalui

layanan informasi karier terutama diperlukan untuk pemahaman terhadap

dunia pekerjaan yang terus berubah dan berkembang secara cepat,

sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan keadaan

diri maupun tuntutan masyarakat.

2. Kemampuan anak secara dini untuk sedini mungkin merencanakan dan

mempersiapkan diri dan memperjuangkannya secara sungguh-sungguh dan

konsisten. Setelah anak mengambil keputusan karier, maka saat itu juga

sudah harus mempersiapkan diri secara matang upaya-upaya untuk

mencapainya. Berkaitan dengan ini, maka pembuatan rencana kehidupan

jangka pendek dan jangka panjang sangat diperlukan, terutama berkaitan

dengan bagaimana memperjuangkannya dan melalui jalur mana yang

harus ditempuh, serta persiapan-persiapan diri apa yang harus dikuasai.

3. Kemampuan untuk merasa aman, puas, dan bahagia dengan pilihan dan

keputusan karier yang telah ditetapkannya. Untuk itu, keputusan pilihan

karier harus terus dimantapkan, dibantu dalam memperjuangkannya, dan

terus dievaluasi kemajuannya.

Dari berbagai teori peran guru pembimbing secara singkat dapat

dikemukakan, bahwa yang dimaksud dengan peran guru pembimbing adalah

seseorang guru pembimbing yang menampilkan unjuk kerja berkaitan

dengan: (a) Membantu siswa memahami dirinya, (b) Membantu siswa

mengenal tentang studi lanjutan dan lapangan kerja, (c) Membantu siswa

mengembangkan sikap positif terhadap pekerjaan.

Page 24: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

24

b. Tugas Guru Pembimbing

Menurut Gibson dan Mitchell (1995:67) tugas guru

pembimbing/konselor sekolah adalah:

1)Assesment of the individual’s and other characteristics,2)

counseling the individuals, 3) group counseling and guidance

activities, 4)career guidance, including the providing of occupational

educational information, 5) placement, follow up, and accountability

evaluation, and 6) cnsultation with teachers and other school

personnel, parents, pupils, in group and appropriate community

agencies.

Dari teori di atas dapat diungkapkan bahwa tugas guru pembimbing

adalah sebagai berikut. 1) Mengenal siswa dengan berbagai karakteristiknya,

2) Konseling perorangan, 3) Melakukan bimbingan dan konseling kelompok,

4) Melaksanakan bimbingan termasuk informasi pendidikan dan melakukan

penilaian, 5) Penempatan, menindak lanjuti, penilaian pertanggungjawaban

dan, 6) Konsultasi dengan gurudan posenel sekolah lainnya, orang tua, siswa

kelompok dan organisasi masyarakat.

Sejalan dengan tugas guru pembimbing yang mengacu pada rumusan

pasal 1 ayat (1) dan (6) Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional secara jelas tereksplisit menyebutkan bahwa peran dan

tugas guru pembimbing sebagai pendidik. Guru pembimbing sebagai pendidik

dapat menjunjung upaya pendidikan dan dapat melaksanakan pelayanan

konseling. Selanjutnya pada pasal 39 Ayat 2 menyebutkan:

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan

dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian

dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada

perguruan tinggi.

Page 25: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

25

Semua pendidik, termasuk di dalamnya guru pembimbing melakukan

kegiatan pembelajaran, penilaian pembimbingan dan pelatihan dengan berbagai

muatan dalam ranah belajar kognitif, afektif, psikomotor serta keimanan dan

ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagaimana telah diutarakan di

atas, guru pembimbing adalah tenaga profesional yang bertugas: 1)

merencanakan dan meyelenggarakan proses pembelajaran, 2) menilai hasil

pembelajaran, 3) serta melakukan pembimbingan dan pelatihan. Arah

pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud adalah melaksanakan pelayanan BK

berupa berbagai jenis kegiatan pendukung serta berbagai keterkaitannya.

Sejalan dengan Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008, Guru

pembimbing dan konseling memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dalam

pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap siswa. Tugas guru

pembimbing dan konseling/konselor yaitu membantu siswa:

1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang

membantu siswa dalam memahami, menilai bakat dan minat.

2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang

membantu siswa dalam memahami dan menilai serta

mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial yang

harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.

3. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang

membantu siswa mengembangkan kemampuan belajar untuk

mengikuti pendidikan sekolah/madrasah secara mandiri.

4. Pengembangan , yaitu bidang pelayanan yang membantu siswa

dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan

mengambil keputusan .

Selanjutnya Prayitno, dkk (1997:117-140) mengemukakan tugas guru

pembimbing, sebagai berikut :

1) memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling, 2)

merencanakan program bimbingan dan konseling terutama program

satuan layanan dan satuan kegiatan pendukung untuk satuan-satuan

waktu tertentu, program-program tersebut tersebut dikemas dalam

program harian, mingguan, bulanan semesteran dan tahunan, 3)

Page 26: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

26

melaksanakan segenap satuan layanan bimbingan dan konseling, 4)

melaksanakan segenap program satuan kegiatan pendukung

bimbingan konseling, 5) menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan

layanan dan kegiatan pendukung, 6) menganalisis hasil penilaian

layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, 7)

melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan

kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, 8) pengadministrasian

kegiatan satuan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan yang

dilaksanakan, 9) mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan dalam

pelayanan bimbingan dan konseling secara menyeluruh kepada

koordinator bimbingan dan konseling dan kepala sekolah.

Menurut Syamsu Yusuf, (2006:35) mengemukakan tugas guru

pembimbing yaitu:

1) memahami konsep-konsep bimbingan dan konseling, serta ilmu

bantu lainnya. 2) memahami karakteristik pribadi siswa, khususnya

tugas-tugas perkembangan siswa dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, 3) mensosialisasikan program layanan bimbingan

dan konseling, 4) merumuskan perencanaan program layanan

bimbingan dan konseling, 5) melaksanakan program layanan

bimbingan dan konseling, yaitu: layanan dasar bimbingan, layanan

responsive, layanan perencanaan individual, dan layanan dukungan

sistem, 6) mengevaluasi program hasil (perubahan sikap dan prilaku

siswa, baik dalam aspek pribadi, sosial, belajar maupun karier), 7)

menindaklanjuti (follouw up) hasil evaluasi, 8) menjadi guru dan

konsultan bagi guru dan orang tua siswa, 9) bekerjasama dengan

pihak-pihak lain yang terkait, 10) mengadministrasian program layanan

bimbingan,11) menampilkan pribadi secara matang baik, baik

menyangkut aspek emosional, sosial, maupun moral spiritual, 12)

memiliki kemauan dan kemauan dan kemampuan untuk senantiasa

mengembangkan model layanan bimbingan seiring dengan kebutuhan

dan masalah siswa, 13) mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan

kepada kepala sekolah.

Berdasarkan peraturan-peraturan dan pemikiran para pakar di atas,

dapat disimpulkan bahwa tugas guru pembimbing didalam penelitian ini

berkaitan dalam membantu kesiapan kerja siswa untuk mengembangkan dan

mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat dan

perkembangan siswa dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling.

Page 27: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

27

2. Perkembangan Siswa SMK

a. Karakteristik Siswa SMK

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bertanggung jawab

menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan kompetensi siswa

secara optimal. Maka siswa SMK secara psikologis tengah memasuki tahapan

perkembangan masa remaja, yakni masa peralihan dari anak-anak menuju

dewasa. Masa tersebut merupakan masa yang singkat dan sulit dalam

perkembangan dimana individu (siswa SMK) mengalami ambivalesi

kemerdekaan. Dimana pada satu sisi siswa SMK tersebut menunjukan

ketergantungan pada orang tua atau orang lain, dan pada sisi yang lain siswa

SMK menginginkan pengakuan dirinya sebagai individu yang mandiri.

Pada masa remaja merupakan sentral kehidupan yang berada pada

pencarian jati diri atau identitas diri, baik yang berkaitan dengan aspek

intelektual, sosial-emosional, vokasional, maupun spiritual. Ia harus mampu

menjawab “Siapa saya ? Apakah saya ? Mau ke mana saya? Apa yang harus

saya perbuat untuk masa depan saya? ( A. Muri Yusuf, 2009). Sejumlah

pertanyaan jati diri sekiranya dapat dijawab dengan tepat maka siswa SMK

akan berkembang optimal dan tepat dalam mengambil keputusan nya sehingga

masa depan penuh dengan harapan. Jika sebaliknya ia tidak dapat

menjawabnya dengan tepat maka ia cenderung bingung menghadapi hidup,

termasuk pengambilan keputusan . Oleh karena itu, lingkungan sekolah (guru

mata pelajaran, guru pembimbing dan guru praktek dan orang tua yang

membimbing dan mengayomi secara aspiratif, teman sebaya (peer group) yang

mengembangkan norma kehidupan yang positif dan kreatif, dan lingkungan

Page 28: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

28

fisik yang memfasilitasi siswa SMK untuk menyalurkan energi psikologis

hingga membuahkan produktivitas yang baik.

Menurut Donal Super (Charles C. Healy, 1982:15) berpendapat bahwa:

seseorang dalam hidupnya mengalami perkembangan mulai tahap

pencarian, penemuan, pemantapan, pemeliharaan, dan tahap

penurunan. seseorang dapat diraih melalui pekerjaan, jabatan, posisi,

dan /atau hobi. Tahapan pencarian dimulai dari usia anak-anak sampai

remaja. Tahap penemuan dimulai usia dewasa muda sampai dewasa.

Tahap pemantapan dimulai pada usian dewasa hingga tengah baya.

Tahap pemeliharaan dimulai pada usia tua. Tahap penurunan dimulai

pada usia lanjut.

Tabel 1: Tahapan Perkembangan

No. Usia Tahapan Perkembangan

1. 0 - 14 Pertumbuhan

2. 15 - 24 Eksplorasi

3. 25 - 44 Pemantapan

4. 45 - 64 Pemeliharaan

5. 65 …. Penurunan

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa siswa SMK berada

pada tahap eksplorasi. Tahap dimana tugas perkembangan siswa SMK pada

tahap ini adalah sebagai berikut.

a. Diharapkan mulai mengenal dan menerima kebutuhan untuk dapat

membuat keputusana dan memperoleh informasi yang relevan untuk

membuat keputusan .

b. Menyadari minat dan kemampuan dan menghubungkannya dengan

kesempatan kerja nantinya.

c. Mengidentifikasi bidang dan tingkat pekerjaan yang cocok dengan

minat dan kemampuan.

Page 29: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

29

d. Memperoleh latihan untuk mengembangkan keterampilan dan

mempercepat memasuki dunia kerja atau jabatan guna memenuhi

minat dan kemampuannya.

Selain itu, menurut Ginzberg dalam Santrock (2002:94) menyatakan

bahwa remaja berada pada tiga proses pemilihan , yaitu 1) masa fantasi (11 s/d

12 tahun), dimana ia bermain peran dan berimajinasi tentang pekerjaan masa

depan, 2) masa tentative (>12 s/d 17 tahun) dimana remaja mulai mengenal

minat, bakat, nilai-nilai serta pengetahuan tentang dunia kerja, 3) masa

realistiis (>17 tahun) dimana pilihan sudah mulai di anggap menetap.

Maka, siswa SMK termasuk dalam tahap tentaif (11 – 18 tahun) dalam

pilihan. Masa tentatif, menurut Gizberg ciri utamanya adalah pilihan mulanya

berdasarkan kesenangan dan minat, sedangkan faktot-faktor lain tidak

dipertimbangkan. Perubahan-perubahan minat menyebabkan anak mulai

bertanya pada diri sendiri apakah ia memiliki kemampuan melakukan suatu

pekerjaan, dan apakah kemampuannya sejalan dengan minatnya. Masa tentatif

meliputi empat tahap, yaitu: minat, kapasistas, nilai, dan transisi. Pada masa

transisi ini, remaja dapat memilih dan mempersiapkan diri menuju /kerja.

Perkembangan merupakan salah satu tugas remaja dalam tahap

perkembangannya Havighurst (dalam Hurlock, 2002: 10). Jordaan (dalam

Fuhrmann, 1990: 436) menyatakan bahwa yang terpenting dari perkembangan

karier adalah konsep 5 vokasional (vocational maturity). Kematangan

vokasional adalah kemampuan individu untuk memenuhi tugas perkembangan

vokasional dengan baik sesuai dengan tahap perkembangan yang sedang

dijalani Super (dalam Fuhrmann, 1990: 443).

Page 30: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

30

Kematangan vokasional sangat penting dimiliki oleh individu, terutama

siswa SMK. Menurut teori perkembangan karier yang dikemukakan oleh Super

(dalam Patton & Lokan, 2001: 33), masa SMK merupakan waktunya siswa

mengumpulkan informasi mengenai diri mereka dan tentang dunia kerja

melalui proses eksplorasi yang efektif, dengan tujuan untuk mengkristalisasi

dan membuat pilihan karier yang bijaksana.

Siswa SMK harus mengambil keputusan yang tepat sebagai langkah

awal pencapaian karier di masa depan. SMK merupakan lembaga pendidikan

kejuruan yang mempersiapkan siswanya untuk memasuki dunia kerja. Kualitas

pemilihan vokasional ditentukan oleh tingkat kematangan vokasional

(Komandyahrini, 2008: 1). Oleh karena itu, kematangan vokasional sangat

dibutuhkan oleh siswa SMK agar mereka dapat mengambil keputusan yang

tepat. Kematangan vokasional dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.

Faktor eksternal terdiri dari keluarga, latar belakang sosial ekonomi, gender,

teman sebaya, dan lingkungan sekolah (Seligman, 1994: 38, Rice, 1993: 519-

536). Sementara itu, faktor internal terdiri dari inteligensi dan bakat khusus,

minat vokasional, kepribadian, nilai, aspirasi karier, dan konsep diri

(Seligman, 1994: 38, Rice, 1993: 525, Hasan, 2006: 131).

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa kematangan

vokasional di perkembangan karier siswa SMK berada pada tahap tahap

tentatif. Dimana kematangan vokasional siswa diharapkan mulai memiliki

pemahaman diri (keterampilan, minat, bakat, sifat, cita-cita, prestasi akademik,

nilainkehidupan dan keadaan fisik).

Page 31: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

31

Tugas perkembangan merupakan tugas-tugas yang muncul pada setiap

periode perkembangan individu selama hidupnya, yang dipengaruhi oleh

tuntutan kematangan diri, aspirasi lingkungan sosial masyarakat, dan

lingkungan budaya sekitarnya. Kerberhasilan menyelesaikan tugas

perkembangan dalam periode perkembangan tentatif ataupun eksplorasi akan

membantu siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada

periode perkembangan berikutnya. Demikian sebaliknya, kegagalan dalam

mencapai tugas perkembangan pada periode tentatif ataupun eksplorasi akan

menghambat penyelesaian tugas perkembangan pada periode selanjutnya.

Tugas perkembangan bagi para siswa SMK di Indonesia seperti

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003), yaitu:

(1) beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak

mulia, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4) memiliki kesehatan

jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta

(6) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Sejalan dengan tugas-tugas perkembangan siswa SMK (Depdiknas,

2006), yaitu meliputi:

1. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

YME;

2. Mencapai kematangan dalam hubungan antar teman sebaya, serta

perannya sebagai pria atau wanita;

3. Mencapai kematangan pertumbuhan jasmani sehat;

4. Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai

dengan program kurikulum dan persiapan karier atau melanjutkan

pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang

lebih luas;

5. Mencapai kematangan dalam pilihan karier;

6. Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan

mandiri baik secara emosional, sosial, intelektual, dan ekonomi;

7. Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan

berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara;

Page 32: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

32

8. Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual,

serta apresiasi seni;

9. Mencapai kematangan dalam etika sistem dan nilai.

Maka, tugas perkembangan siswa SMK adalah untuk membantu siswa

dalam kematangan vokasional sebagai kompetensi yang harus dikuasai siswa

agar memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut.

1. Memahami dan menilai dirinya, terutama potensi dasar

(bakat, minat, sikap, kecakapan, dan cita-cita) yang

terkait dengan dunia kerja yang akan dimasukinya kelak.

Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu amat dipengaruhi oleh

kemampuan individu memahami dan menilai potensi dasar yang

dimilikinya. Oleh karena itu, maka setiap siswa perlu dibantu

untuk memahami potensi dasar dirinya, sehingga menentukan

pilihan atau mengambil keputusan yang sesuai dengan dunia kerja

pilihannya itu.

2. Menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada pada diri

dan masyarakatnya, sehingga menumbuhkan sikap positif

terhadap dunia kerja. Sikap positif berarti bahwa individu mau

bekerja dalam bidang pekerjaan apa pun tanpa merasa

rendah diri, yang penting bermakna bagi diri dan

lingkungannya, serta sesuai dengan norma agama yang dianutnya.

3. Mengetahui lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan

potensi dirinya serta memahami jenis-jenis pendidikan dan/atau

pelatihan yang diperlukan untuk mengembangkan dalam bidang

pekerjaan tertentu. Melalui pengetahuan dan pemahaman tersebut

Page 33: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

33

individu terdorong untuk membentuk identitas dengan cara

mengenali ciri-ciri pekerjaan, persyaratan yang dituntut,

lingkungan pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.

4. Menemukan dan dapat mengatasi hambatan-hambatan yang

disebabkan oleh faktor diri dan lingkungannya.

5. Merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara

rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,

kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial-ekonomi.

6. Membentuk pola-pola, yaitu kecenderungan arah. Misalnya,

apabila seorang siswa bercita-cita menjadi mekanik otomotif, dia

senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan

yang relevan dengan teknik permesinan.

b. Bimbingan Karier di SMK

Bimbingan kejuruan merupakan bimbingan yang mengarahkan siswa

SMK pada bidang kerja “life skill”. Super dalam Herr dan Cramer (1979:6)

menyatakan bimbingan kejuruan adalah:

"the process of helping a person to develop and accept an integrated and

adequate picture of himself and of his role in the world of work, to test

this concept against reality, and to convert it into a reality, with

satisfaction to himself and to society".

Berdasarkan pengertian diatas menurut Super, ada dua hal penting yang

terkandung dalam makna bimbingan karier, yaitu proses membantu individu

untuk memahami diri, menerima diri sendiri sekaligus menyesuaikan diri

denngan dunia kerja. sedangkan Semiawan (1996:3) mengartikan bimbingan

karier sebagai pelayanan bantuan terhadap seluruh populasi dalam perwujudan

Page 34: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

34

hidupnya sebagai pernyataan yang bermakna dan kualitas individual dalam

keseimbangan interaksi dan masyarakat di mana dia hidup yang terus menrus

berubah.

Pada dasarnya tujuan bimbingan karieradalah untuk membantu para

siswa mengenal dirinya sendiri, mengetahui informasi dunia kerja dan

lingkungan dunia kerja serta mengembangkan rencana dan membuat keputusan

yang bermakna bagi masa depan nantinya. Peters dan Shetzer (1974:267)

mengatakan bahwa “…counselor can help student for make a career planning

and make a people get a satifaction from his job”.

Tujuan akhir bimbingan dan konseling di sekolah secara umum sama

dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; sebagaimana tercantum dalam

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Bab II, Pasal 3, yang berbunyi sebagai berikut.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Adapun secara khusus menurut Mamat Supriatna dan Nandang

Budiman, tujuan bimbingan di SMK adalah untuk membantu atau

memfasilitasi perkembangan individu (siswa) agar memiliki kemampuan-

kemampuan sebagai berikut.

a. Memahami dan menilai dirinya, terutama potensi dasar (bakat,

minat, sikap, kecakapan, dan cita-cita) yang terkait dengan dunia

kerja yang akan dimasukinya kelak. Keberhasilan atau kenyamanan

dalam suatu amat dipengaruhi oleh kemampuan individu

memahami dan menilai potensi dasar yang dimilikinya. Oleh karena

Page 35: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

35

itu, maka setiap siswa perlu dibantu untuk memahami potensi dasar

dirinya, sehingga menentukan pilihan atau mengambil keputusan

yang sesuai dengan dunia kerja pilihannya itu.

b. Menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada pada diri dan

masyarakatnya, sehingga menumbuhkan sikap positif terhadap

dunia kerja. Sikap positif berarti bahwa individu mau bekerja dalam

bidang pekerjaan apa pun tanpa merasa rendah diri, yang penting

bermakna bagi diri dan lingkungannya, serta sesuai dengan norma

agama yang dianutnya.

c. Mengetahui lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan

potensi dirinya serta memahami jenis-jenis pendidikan dan/atau

pelatihan yang diperlukan untuk mengembangkan dalam bidang

pekerjaan tertentu. Melalui pengetahuan dan pemahaman tersebut

individu terdorong untuk membentuk identitas dengan cara

mengenali ciri-ciri pekerjaan, persyaratan yang dituntut, lingkungan

pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.

d. Menemukan dan dapat mengatasi hambatan-hambatan yang

disebabkan oleh faktor diri dan lingkungannya.

e. Merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara

rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,

kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial-ekonomi.

f. Membentuk pola-pola , yaitu kecenderungan arah . Misalnya,

apabila seorang siswa bercita-cita menjadi mekanik otomotif, dia

senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan

yang relevan dengan otomotif.

Pentingnya bimbingan di SMK terdapat dalam SK Mendikbud nomor

0490/U/92 BAB XI pasal dinyatakan bahwa:

1) pelayanan kepada siswa SMK agar siswa mendapat pendidikan

kejuruan yang sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat siswa, 2)

pelayanan kepada siswa dalam proses pengenalan diri, pengenalan

lingkungan dunia kerja dan memberikan wawasan arah kejuruan, 3)

pelayanan kepada tamatan untuk mencari pekerjaan dan mandiri.

Secara khusus, siswa SMK lebih ditekaknkan pada aspek

pengembangan keterampilan kejuruan. Dalam kaitan ini, bidang bimbingan di

SMK perlu diberikan penekanan dengan bimbingan kejuruan dalam kesiapan

kerja. Penekanan pengembangan keterampilan kejuruan bagi siswa SMK, maka

bidang bimbingan lebih pada pelayanan bagi pengembangan kejuruan dan

aplikasinya dalam dunia kerja di masyarakat.

Page 36: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

36

Pelayanan BK dilaksanakan melalui empat bidang bimbingan

(bimbingan pribadi, bidang sosial, bidang kegiatan belajar, dan bidang

bimbingan ). Bidang-bidang kegiatan BK tidak berjalan tanpa adanya

pelayanan yang diberikan guru pembimbing. Pelayanan yang dimaksudkan

adalah berbagai jenis layanan (orientasi, informasi, penempatan dan

penyaluran, penguasaan konten, konseling perorangan, bimbingan kelompok,

konseling kelompok, konsultasi dan mediasi) dan kegiatan pendukung (aplikasi

instrumen, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, tinjauan

kepustakaan, dan alih kasus).

Prayitno, (1997:69) menyatakan bidang bimbingan karier di SMK

bertujuan mengenal potensi diri, menembangkan dan memantapkan pilihan

serta mengembangkan keterampilan kejuruan dan aplikasinya. Selanjutnya,

Prayitno, dkk (2002:16) menyatakan bahwa bidang bimbingan karier, meliputi:

(1) Penempatan pemahaman diri berkenaan dengan kecendersungan

yang hendak dikembangkan, (2) pemantapan orientasi dan informasi

pada umumnya, khususnya yang hendak dikembangkan, (3) orientasi

dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan

untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup berkeluarga,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, (4) pengenalan berbagai

lapangan kerja yang dapat dimasuki tamatan SMA/K, (5) orientasi dan

informasi terhadap pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih

tinggi, khususnya sesuai dengan yang hendak dikembangkan.

Pendapat Prayitno di atas sejalan dengan pendapat Ruslan A. Gani

(1996:11), bimbingan adalah:

suatu proses bantuan, layanan, dan pendekatan terhadap individu, agar

siswa/remaja yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami

dirinya, dan mengenal dunia kerja, merencanakan masa depannya,

dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, untuk menentukan

pilihannya dan mengambil suatu keputusannya tersebut adalah yang

paling tepat; sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan

persyaratan-persyaratan dan tuntutan pekerjaan/ yang dipilihnya.

Page 37: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

37

Munandir (1996:260) mengurai program bimbingan pada 7 bagian,

yaitu: inventarisasi pribadi, pemahaman dunia kerja, orientasi dunia kerja,

konseling dan pengambilan keputusan , penempatan, tindak lanjut dan evaluasi,

kurikulum dan bimbingan . Program pokok tersebut dapat dikembangkan

berdasarkan jenis pendidikan tertentu seperti SMK yang para siswa

memperoleh kesiapan kerja.

Prayitno, dkk (1997:123-125) secara umum materi bidang bimbingan

meliputi:

a) Seleksi calon pekerja:

(1) siswa yang akan dididik/dilatih

(2) lulus SMK yang akan ditempatkan

b) Informasi jabatan/pekerjaan (mengacu kepada jenis kejuruan

tertentu):

(1) nama-nama jabatan/pekerjaan

(2) rincan kegiatan dalam setiap jabatan/pekerjaan

(3) kondisi kerja setiap jabatan/pekerjaan (peralatan, pengarahan

tenaa fisik dan mental, kelengkapan penunjang, unsur uang

dan waktu

(4) bakat khusus dan minat yang diperlukan untuk masing-masing

jabatan/pekerjaan

(5) keselamatan kerja

(6) gaji dan penghasilan lainnya

(7) jenis pangkat, kenaikan pangkat dan promosi jabatan

(8) lowongan yang ada

(9) kemungkinan pengembangan setiap jenis jabatan/pekerjaan

(10) pendidikan dan latihan calon pekerjanya (pendidikan/pelatihan

formal, prjabatan, dan pendidikan/pelatihan dalam jabatan)

c) Kegiatan praktek/latihan/magang siswa ke lapangan

praktek/pekerjaan (BLPT, industri, perusahaan, unit,produksi, dan

sebagai)

(1) orientasi kegiatan dan/atau jabatan/pekerjaan yang ada di

lapangan praktek/pekerjaan

(2) persiapan pelatihan/praktek/magang (waktu, tempat, syarat-

syarat, produksi, dan penetapan siswa)

(3) kegiatan selama praktek/latihan/magang

(4) evaluasi dan tindak lanjut kegiatan praktek/latihan magang

d) kemungkinan penempatan setelah tamat dari SMK

e) proses penempatan lulusan

f) kegiatan penelusuran lulusan

Page 38: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

38

g) kerjasama sekolah dengan dunia kerja 9industri, perusahaan, unit

produksi) dan masyarakat.

Materi di atas secara langsung dapat di hubungkan denngan semua jenis

layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. Bidang bimbingan

lebih khusus dapat di rincikan sebagai berikut.

1) Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan

dan pilihan kejuruan.

2) Pemantapan dalam cita-cita dan kejuruan sesuai dengan bakat,

minat, dan kemampuan

3) Pemantapan dalam sikap positif dan objektif terhadap pilihan

kejuruan

4) Orientasi terhadap usaha memperoleh penghasilan untuk kebutuhan

hidup

5) Pengembangan dan pemantapan informasi tentang kondisi tuntutan

dunia kerja, jenis-jenis pekerjaan tertentu, serta latihan kerja sesuai

dengan dan kejuruan

6) Pengembangan dan pemantapan keterampilan kejuruan

7) Orientasi pendidikan dan pekerjaan berkenaan dengan pendididkan

tambahan atau lebih tinggi sesuai dengan pilihan dan kejuruan

8) Pelayanan kepada tamatan untuk mencari pekerjaan atau

menyelenggarakana usaha mandiri.

Pendapat lain dari Glover dan Marshall dalam Santrock (2003)

menyatakan agar siswa sekolah kejuruan mendapat cara-cara yang efektif

untuk memperoleh keterampilan-keterampilan yang mereka butuhkan dalam

bidang pekerjaan dilakukan pendekatan melalui:

1) Pada kelas X pelajaran yang beresiko gagal dikumpulkan dan

diberikan program yang intensif untuk mengatasi agar ia tidak

sampai gagal.

2) Pada kelas IX siswa mengikuti pelatihan akademis, komputer, dan

pengalaman-pengalaman lapangan yang sesuai dengan

kurikulumnya.

3) Pada kelas XII siswa mempunyai seorang pembimbing industri yang

memperkenalkannya ke lingkunngan kerja, dan jika memungkinkan

diadakan kerja. Dan di akhir kelas XII siswa mendapat kesempatan

untuk bekerja sesuai dengan kurikulum yang diikutinya. Diharapkan

setelah tamat pendidikan siswa akan dapat bekerja sesuai dengan

pendidikan yang diikutnya.

Page 39: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

39

Berdasarkan program bimbingan yang tersedia dan dilaksanakan

disekolah, seyogyanya para siswa memperoleh kesiapan kerja dan kematangan

dalam mengambil keputusan kerja. Dengan kata lain, bimbingan merupakan

salah satu tindakan preventif dalam rangka mempersiapkan siswa menyonsong

dan masa depan mereka. Bimbingan yang diberikan kepada siswa bertujuan

untuk membantu siswa menentukan arah kecenderungan yang perlu

dikembangkan, dengan cara memberikan orientasi dan informasi tentang /kerja.

3. Kesiapan Kerja

a. Definisi Kesiapan

Pada awal memasuki SMK, siswa SMK diberikan pemahaman diri

untuk menentukan pemilihan jurusan bidang keahlian. Siswa SMK merupakan

individu yang dididik untuk menjadi tenaga terampil di dunia kerja nantinya.

Selain diri siswa dan penjurusan bidang keahlian di SMK, para siswa harus

mengetahui seperti apa kesiapan diri dan dunia kerja nantinya. Kesiapan diri

secara fisik ataupun psikis merupakan langah awal untuk meniti nantinya.

Seorang ahli bernama Cronbach memberikan pengertian tentang

readiness sebagai segenap sifat atau kekuatan yang membuat seseorang dapat

bereaksi dengan cara tertentu. Istilah kesiapan (readiness) dalam kamus

websler didiskripsikan sebagai :

1. Kesiapan mental dan fisik untuk bertindak atau menerima

pengalaman

2. Yang tangkas, atau pantas, cakap dan terampil

3. Ketersediaa segera (immediate availability)

Page 40: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

40

Menurut M Brammer dan L. Shostromm (1982:121) menyatakan

bahwa “Readiness for learning is a well-known education concept. Children,

for instance, are not “Ready” to read until they have achieved a certain level

of motivation, maturation, and basic skill development” yang maknanya

bahwa kesiapan dalam belajar akan tercapai bila siswa telah mencapai tingkat

motivasi tertentu, kematangan dan berkembangnya kemampuan dasar.

Sedangkan kesiapan menurut Walsh (2005: 95) :

The developmental theory is on “readiness,” that is having the

requisite skills necessary to accomplish developmental task, and

much of the focus of both theoretical and research attention has

been on late adolescence and early adulthood, where initial

vocational choices are being made.

Menurut Walsh secara teoretis untuk mencapai pengembangan tugas

yang baik secara teoretis pada anak usia awal dewasa/remaja dan usia anak-

anak maka pilihan kejuruan harus dimulai.

Lebih lanjut Walsh (2005: 143) menekankan :

A variety of measures of vocational maturity have been proposed,

first focusing on the exploratory stage of development , and later

broadening to include adult readiness using measures such as

these, researches have explored the antecedents, correlates, and

consequences of vocational maturity.

Walsh lebih lanjut menekankan kesiapan dapat diartikan lagi berbagai

pengukuran kematangan kejuruan di mulai, sejak tahap eksplorasi dan

diperluas pada masa remaja, dengan pengukuran seperti temuan hasil penelitian

perkiraan (praduga) dan frekuwensi pada kematangan kejuruan. Jadi, kesiapan

adalah suatu titik kematangan untuk dapat menerima dan memperhatikan

tingkah laku tertentu sesuai dengan karakteristik individu dan pola

Page 41: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

41

pembentukan kesiapan yang berbeda-beda di dalam diri masing-masing

individu.

b. Kesiapan kerja

Kesiapan kerja dapat dipelajari, dibentuk, disesuaikan dan

dikembangkan melalui pengalaman belajar yang diperoleh baik di sekolah

maupun di luar sekolah. Sesuai dengan di lapangan ada beberapa karakteristik

individu pola pembentukan kesiapan berbeda-beda, di dalam diri masing-

masing individu.

Menurut Dillard (dalam Dewa Ketut Sukardi dan Desak Made Sumiati,

1993:25) kesiapan adalah memperoleh pemahaman diri, keputusan pribadi,

mempersiapkan diri untuk memperoleh pemahaman diri dan upah yang

memadai, efektifitas penggunaan waktu dan upaya mencapai kesuksesan

pribadi dan yang dicita-citakan.

Menurut Dewa Ketut Sukardi dan Desak Made Sumiati (1993:24)

kesiapan bertujuan untuk:

1) membantu mempersiapkan pengambilan keputusan, 2)

membantu mengembangkan beberapa kepercayaan dalam diri, 3)

membantu menemukan beberapa makna dari diri yang dilakukan

sekarang, 4) memberikan ketenangan bagi diri untuk mengenal

kesempatan-kesempatan yang baik yang ditemuinya, 5)

membantu menemukan apa yang seharusnya dilakukan sekarang

dan kaitannya dengan apa yang diinginkannya selanjutnya, 6)

membantu apa yang harus dipersiapkan pada setiap tahap baru

dalam hidup selama tumbuh dan berkembang sampai lebih

matang.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diperoleh tujuan kesiapan kerja

adalah untuk membantu individu dalam menentukan pilihan yang sesuai

Page 42: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

42

dengan dirinya, membantu individu mengenali dan pengetahuan lingkungan

kerja yang diinginkan.

Menurut Lundberg et al. (1997) menyatakan career maturity is the

readiness to make appropriate career decisios. Menjelaskan kematangan

adalah kesiapan untuk membuat keputusan yang cocok/ sesuai. Sejalan dengan

pernyataan Lundberg, Savickas (1984) dalam The Career Development

Quarterly, June 2001. Volume 49 menyatakan “career maturity is to the

individual’s readiness to make informed, age appropriate career decisions and

cope with career development tasks’. Menyatakan individu dikatakan matang

atau siap untuk membuat keputusan didukung oleh informasi untuk membuat

keputusan dan mengatasi dengan kemajuan pekerjaan.

Untuk mencapai kematangan yang dinginkannya sering menghalangi

hambatan, sehingga diperlukan usaha dari siswa untuk mengatasi hambatan

tersebut. Siswa SMK cenderung menganggap bahwa keterampilan (skill),

kemampuan (ability), dan usaha (efforts) lebih menentukan pencapaian dalam

hidup mereka, termasuk pencapaian nya. Mengingat pentingnya kesiapan kerja

secara psikologis bagi siswa, maka diperlukan suatu kondisi yang menunjang

pembentukan kesiapan kerja tersebut, baik melalui kegiatan belajar mengajar

maupun kegiatan yang lain termasuk di dalamnya adalah informasi bimbingan .

Kesiapan kerja siswa SMK merupakan usaha mempersiapkan siswa

untuk siap kerja. Hal ini disebabkan dua faktor yaitu faktor internal meliputi:

kecerdasan (kemampuan akademik), keterampilan dan kecakapan, bakat,

motivasi, kemampuan dan kepribadian, cita-cita dan tujuan dalam bekerja.

Faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga dan pengetahuan lingkungan

Page 43: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

43

kerja. Kesiapan kerja siswa dalam dunia kerja diharapkan untuk dapat

mengembangkan dan menyalurkan potensi diri meliputi bakat, kemampuan,

dan keterampilan melalui lapangan kerja yang dibutuhkan dalam dunia kerja.

Ketika siswa dihadapkan pada pilihan , maka ia akan melakukan usaha untuk

mengenali diri, mencari tahu tentang pekerjaan dan langkah-langkah

pendidikan serta beruhasa mengatasi masalah berkaitan dengan pilihan .

Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa kesiapan kerja

siswa berkenaan dengan penelitian ini adalah keadaan yang harus dipersiapkan

oleh siswa SMK untuk menuju dunia kerja dengan konsep kematangan

vokasional/kejuruan berdasarkan dua faktor sebagai berikut.

1. Tingkat kematangan kejuruan

2. Pengetahuan dunia kerja (lingkungan kerja).

4. Perbedaan Kesiapan Kerja Siswa Kelas X, XI, XII

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

pendidikan yang bertanggung jawab untuk menciptakan sumber daya manusia

yang memiliki kemampuan, keterampilan, dan dalam bidang tertentu. Siswa

SMK berada pada usia remaja akhir. Menurut Yusuf (2006:27) siswa SMK

termasuk pada masa usia sekolah menengah pada umumnya yang berada pada

usia remaja akhir (12-18 tahun. Pada usia ini salah satu tugas perkembangan

karirnya yaitu mempersiapkan diri memilih suatu pekerjaan. Apabila nanti

para siswa SMK mengakhiri pendidikannya di SMK, mereka berada pada

tahap perkembangan memasuki masa dewasa awal.

Tahap perkembangan akhir merupakan masa transisi dari masa remaja

awal ke masa dewasa awal yang ditandai dengan warna-warni perkembangan

Page 44: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

44

yang memerlukan perhatian khusus bagi siswa SMK. Proses transisi ditandai

oleh pengenalan sampai mengambil keputusan siap untuk kerja.

Menurut Sciarra (2004:132) mengemukakan bahwa:

“career work in high school continues to be competency based.

although career exploration continues, this also a time for

refinement by now students should understand their abilities,

skills, aptitudes, and interests, and their career choice, although

not final, should begin to narrow”.

Lebih lanjut Sciarra (2004:133) menjelaskan ada beberapa kompetensi

yang harus dicapai oleh siswa SMK, kompetensi tersebut meliputi:

Studens In Grade 10

will be able to

1) clarify the role of values in career choice, 2)

distinguish educational and skill requirements for

areas or career of interest, 3) recognize the effects

of job or career choice on other areas of life, 4)

begin ralistic assessment of their potential in

various fields, 5) develop skill in prioritizing

related to career planning.

Studens In Grade 11

will be able to

1) refinue future career goals through synthesis of

information concerning self, use of resources, and

consultation with others, 2) coordinate class

selection with career goals, 3) identify specific

educational requirements necessary to achieve

their goals, 4) clarify their own valeus as they

relate to work and leisure.

Studens In Grade 12

will be able to

1) complete requirements for transition from high

school, 2) make final commitments to career plan,

3) understand the potential for change in their own

intrests or values related to work, 4) understan the

potential for change within the job market, 5)

understand career development as a lifelong

process, accept responsibility for their own career

directions.

Sciarra (2004:133) menjelaskan beberapa perbedaan kompetensi setiap

kelasnya. Dari pendapat ini dapat disimpulkan kemampuan siswa SMK

memutuskan bahwa dirinya siap bekerja pada sektor tertentu, sadar akan nilai-

nilai tersebut ketika akan mengganti pilihannya menyadari karakteristik

Page 45: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

45

pribadi, kepentingan, bakat dan keterampilan mengembangkan kesadaran dan

penghargaan terhadap keragaman dunia kerja yang bersifat tentatif.

5. Peran Guru Pembimbing dalam Mempersiapkan Siswa untuk Memasuki

Dunia Kerja.

Guru Pembimbing adalah seorang guru yang mempunyai tugas,

tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan BK terhadap

sejumlah siswa. Pelayanan BK di sekolah merupakan kegiatan untuk

membantu siswa dalam upaya menemukan dirinya, penyesuaian terhadap

lingkungan serta dapat merencanakan masa depannya. Prayitno (2001:3)

menyebutkan bahwa pada hakikatnya pelaksanaan BK di sekolah untuk

mencapai tri sukses, yaitu: sukses bidang akdemik, sukses dalam persiapan

karier dan sukses dalam hubungan kemasyarakatan. Thantawy (1997:73)

menyebutkan tugas konselor sekolah ialah menyelenggarakan pelayanan

bimbingan yang meliputi: bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan

sosial, bidang bimbingan belajar dan bidang bimbingan karier yang disesuaikan

dengan tahap perkembangan siswa.

Selanjutnya tugas guru pembimbing di SMK (Sekolah Menengah

Kejuruan) adalah guru pembimbing berperan membantu siswa dalam

menumbuhkembangkan potensinya. Salah satu potensi yang seyogyanya

berkembang pada diri siswa adalah kemandirian dan kesiapan diri, seperti

kemandirian dalam mengambil keputusan penting dalam perjalanan hidupnya

yang berkaitan dengan pendidikan maupun persiapan , dan kesiapan diri siswa

untuk memasuki dunia kerja nantinya. Dalam melaksanakan program

Page 46: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

46

bimbingan dan konseling, konselor seyogyanya melakukan kerjasama

(kolaborasi) dengan berbagai pihak yang terkait, seperti dengan kepala

sekolah/madrasah, guru-guru mata pelajaran, orang tua konseli. Pelayanan

bimbingan dan konseling difokuskan kepada upaya membantu konseli

mengokohkan pilihan dan pengembagan sejalan dengan bidang vokasi yang

menjadi pilihannya, kemudia membantu konseli untuk mempersiapkan siswa

memasuki dunia kerja. Bimbingan (membangun soft skill) dan bimbingan

vokasional (membangun hard skill) harus dikembangkan sinergis, dan untuk

itu diperlukan kolaborasi produktif antara konselor dengan guru bidang

studi/mata pelajaran/keterampilan vokasional (Departemen Pendidikan

Nasional, 2008: 215-216).

Guru pembimbing/ konselor sekolah adalah tenaga profesional yang

telah dipersiapkan oleh lembaga atau instansi pendidikan yang berwenang

yaitu membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalahnya, baik masalah

pribadi, sosial, belajar maupun masalah . Konselor sekolah dididik secara

khusus untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi pekerjaan

bimbingan konseling. Pekerjaan seorang konselor sekolah bukanlah suatu

pekerjaan yang mudah dan ringan, karena individu yang dihadapi sehari-hari

disekolah satu sama lain memiliki keunikan dan ciri khas dalam tingkah

Page 47: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

47

laku, kepribadian, sikap-sikapnya, maupun masalah-masalah yang dihadapi

juga berbeda.

Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa guru pembimbing/konselor

mempunyai peran yang sangat penting dalam pelaksanaan program bimbingan

khususnya dalam pengembangan dan mempersiapkan siswa memasuki dunia

kerja. Beberapa peran konselor dalam bimbingan sebagai upaya

mengembangkan siswa yang juga suatu upaya membantu siswa

mempersiapkan diri memasuki dunia kerja adalah antara lain:

1. Sebagai penemu masalah pendidikan atau penemu kebutuhan siswa.

Konselor berusaha mengidentifikasi permasalahan keadaan siswa dengan

mengumpulkan data secara seksama yang melibatkan semua unsur sekolah

dan orang tua.

2. Sebagai agen referal dan penerima, setiap masalah yang dihadapi siswa

yang sudah ditangani oleh guru, kepala sekolah dan orang tua dimana

mereka tidak mampu menanganinya misalnya berkaitan dengan masalah

maka dengan mengunakan konseling apabila diminta oleh yang

bersangkutan.

3. Sebagai penemu potensi manusiawi, dengan berbagai teknik unuk

memperoleh data tentang siswa mengenai kemampun psikologis dengan

Page 48: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

48

teknik tes dan non tes, maka konselor dapat mengidentifikasi kebutuhan

dan potensi yang dimiliki oleh siswa secara optimal, khususnya dibidang .

4. Sebagai informan dan pendidik , koselor dianggap sebagai orang yang

mampu dan memiliki wawasan yang luas dalam bidang , maka konselor

dapat memberikan informasiyang dibutuhkan siswa.

5. Sebagai penolong pengenalan diri, bimbingan bertolak dengan dasar

pemahaman diri siswa diharapkan dapat mengenal dirinya sendiri (dengan

bantuan konselor) baik mengenai kelebihan dan kekurangan dirinya).

6. Sebagai fasilitator hubungan manusiawi maka konselor dapat

mengembangkan sikap dan cara yang baik dalam sesama teman sekerja.

7. Sebagai penentu dan pelaksana program bimbingan , konselor dengan

pengetahuan dan pengalamannya diharapkan mampu menyusun dan

melaksanakan program bimbingan .

B. Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan telaah kepustakaan, maka ditemukan beberapa penelitian

yang relevan dengan penelitian yang dilakukan tentang peran guru

pembimbing dan kesiapan kerja siswa, diantaranya sebagai berikut.

1. Nur Khayati, 2006. Efektivitas Layanan Informasi dalam Bimbingan

terhadap Kesiapan Kerja ditinjau dari Aspek Psikologis pada Siswa Kelas

III SMK Bhakti Praja Margasari, Tegal Tahun Pelajaran 2005/ 2006.

Page 49: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

49

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan kerja secara psikologis

pada siswa kelas III Akuntansi mulanya dengan kategori sedang dan

setelah memperoleh layanan informasi bimbingan mengalami peningkatan

menjadi kategori tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pemberian layanan informasi dalam bimbingan efektif dalam

meningkatkan kesiapan kerja secara psikologis. Relavansi dari hasil

penelitian ini terhadap penelitian peneliti adalah membahas tentang

kesiapan kerja siswa SMK yang ditinjau dari kematangan

kejuruan/vokasional dan pengetahuan dunia kerja (lingkungan kerja).

2. Rahmanto Aji, Dra. Sri Hartati MS., Dra. Diana Rusmawati meneliti

Hubungan Antara Locus Of Control Internal dengan Kematangan pada

Siswa Kelas XII SMK N 4 Purworejo menunjukan bahwa terdapat

hubungan positif dan signifikan antara locus of control internal dengan

kematangan internal pada siswa SMK N. 4 Purworejo. Relevansi terhadap

penelitian saya kematangan siswa SMK bukan pada locus of control.

3. Fivia Eliza (2009) meneliti Kontribusi Persepsi Siswa SMP Tentang SMK

dan Minat Pelaksanaan Bimbingan Karier terhadap Minat melanjutkan

studi ke SMK di tiga SMP Negeri di kota Padang menggunakan skala

Likert yang mengukur sikap, pendapat dan persepsi responden terhadap

objek yang diteliti menghasilkan bila persepsi siswa SMP tentang SMK

baik dan pelaksanaan bimbingan berjalan lancar siswa cenderung

mempunyai minat yang tinggi untuk melanjutkan studi di SMK.

Page 50: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

50

Dari ketiga penelitian ini yang menjadi keterkaitan adalah bukan pada

tingkat kematangan kejuruan yang dihadapi oleh siswa SMK melainkan

kesiapan kerja dikarenakan siswa SMK belum dapat membuat dan mengambil

keputusan dalam kesiapan kerja dan diperlukannya peran guru pembimbing

dalam memberikan bantuan dalam membuat dan mengarahkan keputusan siswa

tersebut.

C. Kerangka Pemikiran

Peneliti ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran guru pembimbing

dalam kesiapan kerja dan bagaimana hubungan peran guru pembimbing

dengan kesiapan kerja siswa SMK. Yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah seseorang guru pembimbing yang menampilkan unjuk kerja berkaitan

dengan kesiapan kerja siswa SMK. Kesiapan kerja harus dimiliki siswa SMK

untuk menuju dunia kerja dengan berdasarkan (1) tingkat kematangan

kejuruan/vokasional, dan (2) pengetahuan dunia kerja (lingkungan kerja).

Maka dalam penelitian ini diduga ada hubungan antara peran guru pembimbing

dengan kesiapan kerja siswa SMK.

Kesiapan Kerja Siswa

Kelas X, XI, XII

( Y)

Peran Guru

Pembimbing

( X )

r = ?

Page 51: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

51

D. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini untuk dapat dibuktikan

kebenarannya secara ilmiah yaitu:

Terdapat hubungan yang signifikan peran guru pembimbing dengan

kesiapan kerja siswa.

Terdapat perbedaan yang signifikan kesiapan kerja antara kelas X,

XI, dan XII.

Page 52: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif. Penelitian ini mendeskripsikan berbagai hal yang berkenaan dengan

peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa SMK. Penelitian

deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskriptisikan

mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan

sifat-sifat populsi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara

detail apa adanya (A. Muri Yusuf, 2005:83).

Pendekatan deskriptif kuantitatif dikmasudkan untuk mendeskripsikan

peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa SMK. Data kuantitatif

dalam penelitian ini diolah melalui prosedur statistik sederhana. Dalam hal ini,

data yang diperoleh melalui instrumen kepada siswa merupakan data

kuantitatif.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dinyatakan oleh Riduwan (2005:54) adalah keseluruhan dari

objek atau subjek penelitian. Sejalan dengan itu Bailey (1978) dalam A. Muri

Yusuf (2005:183) menyatakan populasi atau “universe” ialah jumlah

keseluruhan dari unit analisis, sedangkan Sax (1978) dalam A. Muri Yusuf

(2005:183) menyatakan bahwa …. populasi adalah keseluruhan manusia yang

terdapat dalam area yang ditetapkan. Adapun populasi penelitian ini adalah

Page 53: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

53

semua siswa SMK Negeri 2 di Kota Sawahlunto pada kelas X, XI dan XII yang

terdaftar pada tahun ajaran 2011-2012 sebagai objek penelitian. Semua siswa

kelas X, XI dan XII setiap jurusan pada SMK Negeri 2 Sawahlunto berjumlah

609 siswa. Rincian populasi penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2 sebagai

berikut.

Tabel 2. Jumlah Populasi Penelitian Siswa SMK N.2 Kota

Sawahlunto

No. Jurusan Kelas Jum. Siswa

1.

Teknik Konstruksi Kayu XII 9

2.

Teknik Instalasi Tenaga Listrik XII ITL 22

3. Teknik Pemesinan XII TPM 1 24

XII TPM 2 13

4. Teknik Kendaraan Ringan

XII TKR 1 24

XII TKR 2 21

5. Teknik Geologi Pertambangan XII GP 21

Populasi Kelas XII 134

6. Teknik Konstruksi Kayu XI 12

7. Teknik Instalasi Tenaga Listrik XI TITL 30

8. Teknik Pemesinan

XI TPM 1 17

XI TPM 2 23

9. Teknik Kendaraan Ringan

XI TKR 1 21

XI TKR 2 25

10 Teknik Geologi Pertambangan

XI GP A 24

XI GP B 24

Populasi Kelas XI

152

11. Teknik Konstruksi Kayu X 28

12. Teknik Instalasi Tenaga Listrik X 36

Bersambung

Page 54: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

54

No.

Jurusan

Kelas

Jum. Siswa

13. Teknik Pemesinan

X TPM 1 33

X TPM 2 35

14. Teknik Kendaraan Ringan

X TKR 1 44

X TKR 2 44

15. Teknik Geologi Pertambangan X GP 1 39

X GP 2 40

Populasi Kelas X 259

Jumlah Siswa 609

Sumber: Data SMK Negeri 2 Sawahlunto 2011-2012

2. Sampel

Sampel menurut A. Muri Yusuf (2005:186) adalah sebagian populasi

yang dipilih dan mewakili populasi tersebut. Selanjutnya Sax (1979) dalam A.

Muri Yusuf (2005:187) menyatakan sampel adalah suatu jumlah yang terbatas

dari unsur-unsur yang terpilih dari suatu populasi. Dari populasi di atas diambil

sampel sebasar 50%, sehingga sampel penelitian ini menjadi 303 siswa.

Dengan menggunakan proportional clustered random sampling, rincian sampel

penelitian ini dapat dililhat pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Sampel Penelitian

No. Jurusan Kelas Jum. Siswa

Kelas XII

1. Teknik Konstruksi Kayu XII 9

2. Teknik Instalasi Tenaga Listrik XII TITL 11

3.

Teknik Pemesinan XII TPM 1 22

XII TPM 2 13

Bersambung

Page 55: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

55

No. Jurusan Kelas Jum. Siswa

4. Teknik Kendaraan Ringan XII TKR 1 22

XII TKR 2 13

5. Teknik Geologi Pertambangan XII GP 11

Jumlah 101

6. Teknik Konstruksi Kayu XI 10

7. Teknik Instalasi Tenaga Listrik XI TITL 12

8. Teknik Pemesinan XI TPM 1 15

XI TPM 2 11

9. Teknik Kendaraan Ringan XI TKR 1 10

XI TKR 2 15

10 Teknik Geologi Pertambangan XI GP A 14

XI GP B 14

Jumlah 101

11. Teknik Konstruksi Kayu X 12

12. Teknik Instalasi Tenaga Listrik X 12

13. Teknik Pemesinan X TPM 1 12

X TPM 2 13

14. Teknik Kendaraan Ringan X TKR 1 13

X TKR 2 13

15. Teknik Geologi Pertambangan X GP A 13

X GP B 13

Jumlah 101

Total Siswa (Kelas X+XI+XII) 303

Sumber: Data SMK Negeri 2 Sawahlunto 2011-2012

C. Definisi Operasional

Berdasarkan teori yang telah dibahas dalam landasan teori, diuraikan

definisi operasional beserta indikator dari masing-masing variabel.

Page 56: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

56

1. Peran Guru Pembimbing

Peran guru pembimbing yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah menampilkan unjuk kerja yang berkaitan dengan membantu siswa

memahami dirinya, mengenal tentang lapangan kerja dan mengembangkan

sikap positif terhadap kerja.

2. Kesiapan Kerja

Kesiapan kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap

siswa SMK untuk memasuki dunia kerja dengan konsep kematangan

kejuruan berdasarkan tingkat kematangan karier (career maturity) dan

pengetahuan tentang lingkungan dan dunia kerja.

D. Pengembangan Instrumen

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena maupun sosial yang digunakan secara spesifik, semua fenomena

tersebut disebut variabel penelitian. Adapun instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket. Angket untuk mengukur kesiapan kerja yang

terdiri dari peran guru pembimbing dan kesiapan kerja.

Kesiapan kerja terbagi dua sub variabel, yaitu: (1) tingkat kematangan

kejuruan/vokasional; (2) pengetahuan dunia kerja (lingkungan kerja) SMK

adalah kuesioner. Kuesioner berarti suatu rangkaian pertanyaan yang

berhubungan dengan topik tertentu, diberikan kepada sekolompok individu

dengan maksud untuk memperoleh data. Tujuan utama penggunaan kuesioner

dalam penelitian adalah memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan

penelitian dan mengumpulkan informasi dengan reliabilitas dan validitas yang

tinggi (A. Muri Yusuf, 2005:252).

Page 57: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

57

Instrumen disusun berpedoman pada kisi-kisi yang telah dibuat

berdasarkan teori dengan menentukan variabel, sub variabel dan indikator.

Pengembangan instrumen dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

1. Menentukan indikator dari masing-masing variabel

2. Membuat kisi-kisi berdasarkan indikator.

Tabel 4. Variabel, Sub Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel

Penelitian Subvariabel Indikator Item

Peran Guru

Pembimbing

terhadap

kesiapan kerja

siswa

1. Membantu siswa

memahami dirinya

1. Kemampuan diri

2. Keinginan

terhadap suatu

pekerjaan

3. Kepercayaan diri

1,2,3,4,5,6,

7,8,9

10,11,12,1

3

14,15

2. Membantu siswa

mengenal tentang

lapangan kerja

1. Memberikan

informasi

berkenaan

lapangan kerja

2. Memberikan

bimbingan/latihan

pemilihan karir

16,17,18,

19,20,21

22, 23

3. Membantu siswa

mengembangkan

sikap positif

terhadap pekerjaan

1. Mengembangkan

sikap positif

tentang

kemampuan diri

2. Mengenal nilai

positif dari setiap

pekerjaan

24,25,26,2

7 28, 29,

30

31,32, 33,

34, 35

Kesiapan Kerja

3. Tingkat

kematangan

kejuruan/vokasion

al

1. Perencanaan

2. Eksplorasi

3. Kompetensi

4. Pengambilan

Keputusan

1,2,3,4,5,6,

7,8,9,10

11,12,13,

14,15,16,1

7,18,19,20

21,22,23,

24

4. Pengetahuan dunia

kerja (lingkungan

kerja)

1. Informasi Kerja

2. Standar

Operasional

Prosedur

25,26,27,

28

29,30, 31,

32,

33,34,35

Page 58: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

58

Penyusunan instrumen dlakukan melalui langkah-langkah; a)

penentuan indikator, b) pembuatan angket berdasarkan indikator, c)

penimbang instrumen, d) uji coba instrumen, e) revisi instrumen dan f)

pengisian instrumen.

Penimbang instrumen dilakukan untuk menguji validitas internal dari

instrumen. Penimbang instrumen dilakukan oleh para ahli dibidangnya yaitu

Prof. Dr. Neviyarni S, M.S., Dr. Syahniar, M.Pd. Kons., Prof. Dr. Mega

Iswari, M.Pd. Dari hasil judge ketiga ahli pada bulan Juli 2011.

Uji coba instrumen dilaksanakan di sekolah SMK Negeri 2

Sawahlunto pada tanggal 22 September 2011. Uji coba dilaksanakan

terhadap Alpha Cronbach >0.361”. Dari hasil analisis, diperoleh nilai Alpha

Cronbach variabel peran guru pembimbing adalah 0,961 dengan tingkat

kepercayaan 95%. Sedangkan nilai Alpha Cronbach variabel kesiapan kerja

adalah 0,969 dengan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan nilai Alpha

Cronbach tersebut, dapat disimpulkan bahwa kedua variabel penelitian

bersifat reliabel. Analisi hasil uji coba selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 1.

E. Teknik Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari siswa SMK Negeri 2 Sawahlunto dengan cara

siswa dimintai untuk mengisi angket, pada tanggal 14 – 16 Nopember 2011.

Adapun prosedur teknik pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah

berrikut.

1. Mengumpulkan siswa yang menjadi sampel pada ruang besar (AULA).

Page 59: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

59

2. Peneliti memberikan penjelasan tentang instrumen dan cara pengisian

instrumen.

3. Membagikan instrumen dan mempersilakan responden untuk

mengisinya.

4. Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan pengisian instrumen oelh

responden.

F. Teknik Analisa Data

Data penelitian dianalisis dengan teknik analsis ststistik deskripsi.

Analisa data penelitian dilakukan menggunakan bantuan program SPSS versi

15 dengan langkah analisis sebagai berikut.

1. Deskripsi Data

Dalam mendeksripsikan peran guru pembimbing dalam kesiapan

kerja siswa SMK menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Data

yang diperoleh dari instrumen diolah dengan meskror masing-masing item.

Untuk item yang pernyataan positif diolah dengan menggunakan skala skor

sebagai berikut.

Tabel 6. Skor Skala Item Positif

Pilihan Jawaban Item Positif

Sangat Setuju (SS) Skor 5

Setuju (S) Skor 4

Kurang Setuju (KS) Skor 3

Tidak Setuju (TS) Skor 2

Sangat Tidak Setuju (STS) Skor 1

Skor 5 untuk pilihan Sangat Setuju (SS) menunjukan bahwa siswa

menilai baik terhadap item positif. Contohnya: Guru pembimbing

memberikan informasi karier dalam memotivasi saya tentang keberhasilan

dalam belajar dan bekerja setamat SMK. jika siswa memilih Sangat Setuju

Page 60: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

60

(SS) maka artinya siswa berpendapat menilai baik guru pembimbing.

Sedang untuk item pernyataan negatif akan diolah dengan menggunakan

skala skor sebagai berikut.

Tabel 7. Skor Skala Item Negatif

Pilihan Jawaban Item Negatif

Sangat Setuju (SS) Skor 1

Setuju (S) Skor 2

Kurang Setuju (KS) Skor 3

Tidak Setuju (TS) Skor 4

Sangat Tidak Setuju (STS) Skor 5

Skor untuk pilihan Tidak Stuju (TS) menunjukan bahwa siswa

menilai kesiapan kerja adalah baik. Contohnya: Saya belum memiliki

perencanaan karier yang jelas. Jika siswa berpendapat Sangat Tidak Setuju

(STS) maka artinya siswa berpendapat bahwa kesiapan dirinya terhadap

perencanaan karier belum dimiliki.

Selanjutnya untuk kualitas masing peran guru pembimbing dalam

kesiapan kerja dalam bentuk sebagai berikut.

a. Dari kedua variabel, disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.

Berdasarkan data frekuensi tersebut didapatkan skor rata-rata (means),

modus (nilai yang sering muncul), median (nilai tengah), dan standar

deviasi. Untuk mengetahui tingkat pencapaian responden pada setiap

variabel digunakan rumus:

TP = Skor Rata-rata × 100 %

Skor Maksimal Ideal

Untuk menentukan kategori tingkat pencapaian responden digunakan

klasifikasi menurut Iskandar (2009:93) sebagai berikut

Page 61: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

61

Tabel 7. Persentase Pencapaian

Persentase Pencapaian (%) Interpretasi

90-100 Sangat Tinggi

80-89 Tinggi

65-79 Sedang

55-64 Rendah

0-54 Sangat Rendah

a. Untuk melihat perbedaan kesiapan kerja antara kelas X, kelas XI, dan

kelas XII menggunakan rumus uji t atau uji beda dengan bantuan

program SPPS versi 15.

b. Untuk melihat hubungan peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja

siswa SMK berdasarkan item yang ada dalam penelitian ini, akan

diketahui dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari

Pearson dengan bantuan SPSS versi 15.

1. Periksaan Uji Prasyarat Analisis

a. Uji normalitas

Uji normalitas mengunakan teknik Colmogorov-Smirnov Test yang

bertujuan untuk melihat sebaran kedua variabel penelitian, apakah data

berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas menggunakan uji Levene Statistik, tujuannya untuk

mengetahui apakah varian kelompok populasi atau tidak.

c. Uji linearitas

Uji linearitas dengan teknik ANOVA bertujuan untuk mengetahui

apakah terdapat hubungan linier antar variabel.

2. Pengujian Hipotesis

a. Hipotesis satu dianalisis dengan teknik korelasi sederhana.

Page 62: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

62

b. Hipotesis dua dianalisis dengan uji t.

1) Peneliti memberikan penjelasan tentang instrumen dan cara

pengisian instrumen.

2) Membagikan instrumen dan mempersilakan responden untuk

mengisinya.

3) Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan pengisian instrumen

oleh responden.

Page 63: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

E. Deskripsi Data

Pada bab ini akan dikemukakan hasil-hasil penelitian serta

pembahasan berkenaan dengan peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja

siswa SMK. Sebelum data diolah, terlebih dahulu dilakukan verifikasi data

untuk melihat data yang layak diolah, seperti tidak diisinya item pernyataan

dengan lengkap. Dari hasil verifikasi data yang layak diolah diperoleh 303

siswa SMK. Adapun deskripsi data yang diperoleh sebagai berikut.

1. Peran Guru Pembimbing dalam Mempersiapkan Siswa untuk

Memasuki Dunia Kerja.

Deskripsi peran guru pembimbing kelas X dilihat pada Tabel 8 di

bawah ini.

Page 64: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

64

Tabel 8. Deskripsi Peran Guru Pembimbing Kelas X (Skor

Keseluruhan Per-Indikator) N=101

NO Indikator

SKOR

Ideal Ter-

tinggi

Ter-

Rendah Jum.

Rata-

rata

%

Rata-

rata

Sd.

1.

4. Kemampuan

diri (9) 45 45 35 4086 42 92,1 2,2

5. Keinginan

terhadap suatu

pekerjaan (4)

20 20 16 1665 19 92,33 1,1

6. Kepercayaan

diri (2) 10 10 6 923 9 91,39 0,8

2.

1. Memberikan

informasi

berkenaan

lapangan kerja

(6)

30 30 23 2565 28 91,25 1,7

2. Memberikan

bimbingan/latih

an pemilihan

karir (2)

10 10 6 926 9 91,68 0,88

3.

1. Mengembangka

n sikap positif

tentang

kemampuan diri

(7)

35 35 27 3027 32 91,29 1,8

2. Mengenal nilai

positif dari

setiap

pekerjaan (5)

25 25 20 2278 23 90,22 1,4

Keseluruhan (35) 175 173 140 16170 153.01 91,49 5,98

Dari Tabel 8 diperoleh informasi bahwa skor terendah variabel

peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa kelas X adalah 140,

skor tertinggi 173. Skor ideal 175. Skor total 16170 dan rata-rata 153.01

dengan tingkat capaian responden sebesar 91,49%. Hal ini menunjukan

bahwa variabel peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa kelas X

dalam kategori sangat tinggi.

Sementara itu, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

kelas X komponen kemampuan diri diperoleh informasi bahwa skor

terendah kemampuan diri siswa kelas X adalah 35, skor tertinggi 45. Skor

ideal 45. Skor total 4086 dan rata-rata 42 dengan tingkat capaian responden

Page 65: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

65

sebesar 92,1%. Hal ini menunjukan bahwa komponen kemampuan diri

siswa kelas X dalam kategori sangat tinggi.

Sedangkan, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

kelas X komponen keinginan terhadap suatu pekerjaan diperoleh informasi

bahwa skor terendah keinginan terhadap suatu pekerjaan siswa kelas X

adalah 16, skor tertinggi 20. Skor ideal 20. Skor total 1665 dan rata-rata 19

dengan tingkat capaian responden sebesar 92,33%. Hal ini menunjukan

bahwa komponen keinginan terhadap suatu pekerjaan siswa kelas X dalam

kategori sangat tinggi.

Kemudian, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

kelas X komponen kepercayaan diri diperoleh informasi bahwa skor

terendah kepercayaan diri siswa kelas X adalah 6, skor tertinggi 10. Skor

ideal 10. Skor total 923 dan rata-rata 9 dengan tingkat capaian responden

sebesar 91,39%. Hal ini menunjukan bahwa komponen kepercayaan diri

siswa kelas X dalam kategori sangat tinggi.

Sedangkan, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

kelas X komponen memberikan informasi berkanaan lapangan kerja

diperoleh informasi bahwa skor terendah memberikan informasi berkanaan

lapangan kerja diperoleh informasi siswa kelas X adalah 23, skor tertinggi

30. Skor ideal 30. Skor total 2565 dan rata-rata 28 dengan tingkat capaian

responden sebesar 91,25%. Hal ini menunjukan bahwa komponen

memberikan informasi berkanaan lapangan kerja diperoleh informasi siswa

kelas X dalam kategori sangat tinggi.

Page 66: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

66

Kemudian, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

kelas X komponen memberikan bimbingan/ latihan pemilihan karir,

diperoleh informasi bahwa skor terendah memberikan bimbingan/ latihan

pemilihan karir diperoleh informasi siswa kelas X adalah 6, skor tertinggi

10, Skor ideal 10, Skor total 926 dan rata-rata 9 dengan tingkat capaian

responden sebesar 91,68%. Hal ini menunjukan bahwa komponen

memberikan bimbingan/ latihan pemilihan karir diperoleh informasi siswa

kelas X dalam kategori sangat tinggi.

Sedangkan, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

kelas X komponen mengembangkan sikap positif tentang kemampuan diri,

diperoleh informasi bahwa skor terendah mengembangkan sikap positif

tentang kemampuan diri siswa kelas X adalah 27, skor tertinggi 35, Skor

ideal 35, Skor total 3027 dan rata-rata 32 dengan tingkat capaian responden

sebesar 91,29%. Hal ini menunjukan bahwa komponen mengembangkan

sikap positif tentang kemampuan diri diperoleh informasi siswa kelas X

dalam kategori sangat tinggi.

Kemudian, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

kelas X komponen mengenal nilai positif dari setiap pekerjaan, diperoleh

informasi bahwa skor terendah mengenal nilai positif dari setiap pekerjaan

siswa kelas X adalah 20, skor tertinggi 25, Skor ideal 25, Skor total 2278

dan rata-rata 23 dengan tingkat capaian responden sebesar 90,22%. Hal ini

menunjukan bahwa komponen mengenal nilai positif dari satiap pekerjaan

diperoleh informasi siswa kelas X dalam kategori sangat tinggi.

Page 67: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

67

Deskripsi peran guru pembimbing kelas XI dilihat pada Tabel 9 di

bawah ini.

Tabel 9. Deskripsi Peran Guru Pembimbing Kelas XI (Skor

Keseluruhan Per-Indikator) N=101

NO Indikator

SKOR

Ideal Ter-

Tinggi

Ter-

Rendah Jum.

Rata-

rata % Sd.

1.

1. Kemampuan diri

(9) 45 45 34 4046 41 89.02 2.6

2. Keinginan

terhadap suatu

pekerjaan (4)

20 20 14 1801 18 89.16 1.4

3. Kepercayaan diri

(2) 10 10 7 912 9 90.3 0.7

2.

1. Memberikan

informasi

berkenaan

lapangan kerja

(6)

30 30 22 2730 27 90.1 1.8

2. Memberikan

bimbingan/latiha

n pemilihan karir

(2)

10 10 8 900 9 89.11 0.9

3.

1. Mengembangka

n sikap positif

tentang

kemampuan diri

(7)

35 35 28 3217 32 91 1.8

2. Mengenal nilai

positif dari

setiap pekerjaan

(5)

25 25 20 2278 23 90.22 1.47

Keseluruhan (35) 175 174 140 15884 157,2 90,8 10.6

7

Dari Tabel 9 diperoleh informasi bahwa skor terendah variabel

peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa kelas XI adalah 140,

skor tertinggi 173. Skor ideal 175. Skor total 15884 dan rata-rata 157,2

dengan tingkat capaian responden sebesar 90,8%. Hal ini menunjukan

bahwa variabel peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa kelas XI

dalam kategori sangat tinggi.

Sementara itu, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

kelas XI komponen kemampuan diri diperoleh informasi bahwa skor

Page 68: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

68

terendah kemampuan diri siswa kelas XI adalah 34, skor tertinggi 45. Skor

ideal 45. Skor total 4046 dan rata-rata 41 dengan tingkat capaian responden

sebesar 89,16%. Hal ini menunjukan bahwa komponen kemampuan diri

siswa kelas XI dalam kategori tinggi.

Sedangkan, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

kelas XI komponen keinginan terhadap suatu pekerjaan diperoleh informasi

bahwa skor terendah keinginan terhadap suatu pekerjaan siswa kelas XI

adalah 14, skor tertinggi 20. Skor ideal 20. Skor total 1801 dan rata-rata 18

dengan tingkat capaian responden sebesar 89,16%. Hal ini menunjukan

bahwa komponen keinginan terhadap suatu pekerjaan siswa kelas XI dalam

kategori tinggi.

Kemudian, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

kelas XI komponen kepercayaan diri diperoleh informasi bahwa skor

terendah kepercayaan diri siswa kelas XI adalah 7, skor tertinggi 10. Skor

ideal 10. Skor total 912 dan rata-rata 9 dengan tingkat capaian responden

sebesar 90,3%. Hal ini menunjukan bahwa komponen kepercayaan diri

siswa kelas XI dalam kategori sangat tinggi.

Sedangkan, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

kelas XI komponen memberikan informasi berkanaan lapangan kerja

diperoleh informasi bahwa skor terendah memberikan informasi berkanaan

lapangan kerja diperoleh informasi siswa kelas XI adalah 22, skor tertinggi

30. Skor ideal 30. Skor total 2730 dan rata-rata 27 dengan tingkat capaian

responden sebesar 90,1%. Hal ini menunjukan bahwa komponen

Page 69: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

69

memberikan informasi berkanaan lapangan kerja diperoleh informasi siswa

kelas XI dalam kategori sangat tinggi.

Kemudian, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

kelas XI komponen memberikan bimbingan/ latihan pemilihan karir,

diperoleh informasi bahwa skor terendah memberikan bimbingan/ latihan

pemilihan karir diperoleh informasi siswa kelas XI adalah 8, skor tertinggi

10, Skor ideal 10, Skor total 900 dan rata-rata 9 dengan tingkat capaian

responden sebesar 89,11%. Hal ini menunjukan bahwa komponen

memberikan bimbingan/ latihan pemilihan karir diperoleh informasi siswa

kelas XI dalam kategori tinggi.

Sedangkan, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

kelas XI komponen mengembangkan sikap positif tentang kemampuan diri,

diperoleh informasi bahwa skor terendah mengembangkan sikap positif

tentang kemampuan diri siswa kelas XI adalah 28, skor tertinggi 35, Skor

ideal 35, Skor total 3217 dan rata-rata 32 dengan tingkat capaian responden

sebesar 91%. Hal ini menunjukan bahwa komponen mengembangkan sikap

positif tentang kemampuan diri diperoleh informasi siswa kelas XI dalam

kategori sangat tinggi.

Kemudian, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

kelas XI komponen mengenal nilai positif dari setiap pekerjaan, diperoleh

informasi bahwa skor terendah mengenal nilai positif dari setiap pekerjaan

siswa kelas XI adalah 20, skor tertinggi 25, Skor ideal 25, Skor total 2278

dan rata-rata 23 dengan tingkat capaian responden sebesar 90,22%. Hal ini

Page 70: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

70

menunjukan bahwa komponen mengenal nilai positif dari satiap pekerjaan

diperoleh informasi siswa kelas XI dalam kategori sangat tinggi.

Deskripsi peran guru pembimbing kelas XII dilihat pada Tabel 10

di bawah ini.

Tabel 10. Deskripsi Peran Guru Pembimbing Kelas XII (Skor

Keseluruhan Per-Indikator) N=101

NO Indikator

SKOR

Ideal Ter-

Tinggi

Ter-

Rendah Jum.

Rata-

rata

%

Rata-

rata

Sd.

1.

1. Kemampuan

diri (9) 45 45 36 4139 41 91.07 2.3

2. Keinginan

terhadap suatu

pekerjaan (4)

20 20 15 1859 19 92.03 1.4

3. Kepercayaan

diri (2) 10 10 8 931 9 92.18 0.7

2.

1. Memberikan

informasi

berkenaan

lapangan kerja

(6)

30 30 23 2736 27 90.30 1.9

2. Memberikan

bimbingan/latih

an pemilihan

karir (2)

10 10 8 921 9 91.19 0.8

3.

1. Mengembangka

n sikap positif

tentang

kemampuan diri

(7)

35 35 28 3264 33 92.33 2.1

2. Mengenal nilai

positif dari

setiap

pekerjaan (5)

25 25 19 2112 23 83.64 1.5

Keseluruhan (35) 175 173 141 15962 160,0 91.4 7.2

Dari Tabel 10 diperoleh informasi bahwa skor terendah variabel

peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa kelas XII adalah 141,

skor tertinggi 173. Skor ideal 175. Skor total 15962 dan rata-rata 160.0

dengan tingkat capaian responden sebesar 91,4%. Hal ini menunjukan

bahwa variabel peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa kelas

XII dalam kategori sangat tinggi.

Page 71: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

71

Sementara itu, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

kelas XII komponen kemampuan diri diperoleh informasi bahwa skor

terendah kemampuan diri siswa kelas XII adalah 36, skor tertinggi 45. Skor

ideal 45. Skor total 4139 dan rata-rata 41 dengan tingkat capaian responden

sebesar 91,07%. Hal ini menunjukan bahwa komponen kemampuan diri

siswa kelas XII dalam kategori tinggi.

Sedangkan, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

kelas XII komponen keinginan terhadap suatu pekerjaan diperoleh informasi

bahwa skor terendah keinginan terhadap suatu pekerjaan siswa kelas XII

adalah 15, skor tertinggi 20. Skor ideal 20. Skor total 1859 dan rata-rata 19

dengan tingkat capaian responden sebesar 92,03%. Hal ini menunjukan

bahwa komponen keinginan terhadap suatu pekerjaan siswa kelas XII dalam

kategori tinggi.

Kemudian, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

kelas XII komponen kepercayaan diri diperoleh informasi bahwa skor

terendah kepercayaan diri siswa kelas XII adalah 8, skor tertinggi 10. Skor

ideal 10. Skor total 931 dan rata-rata 9 dengan tingkat capaian responden

sebesar 92,18%. Hal ini menunjukan bahwa komponen kepercayaan diri

siswa kelas XII dalam kategori sangat tinggi.

Sedangkan, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

kelas XII komponen memberikan informasi berkanaan lapangan kerja

diperoleh informasi bahwa skor terendah memberikan informasi berkanaan

lapangan kerja diperoleh informasi siswa kelas XII adalah 23, skor tertinggi

30. Skor ideal 30. Skor total 2736 dan rata-rata 27 dengan tingkat capaian

Page 72: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

72

responden sebesar 90,30%. Hal ini menunjukan bahwa komponen

memberikan informasi berkenaan lapangan kerja diperoleh informasi siswa

kelas XII dalam kategori sangat tinggi.

Kemudian, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

kelas XII komponen memberikan bimbingan/ latihan pemilihan karir,

diperoleh informasi bahwa skor terendah memberikan bimbingan/ latihan

pemilihan karir diperoleh informasi siswa kelas XII adalah 8, skor tertinggi

10, Skor ideal 10, Skor total 921 dan rata-rata 9 dengan tingkat capaian

responden sebesar 91,19%. Hal ini menunjukan bahwa komponen

memberikan bimbingan/ latihan pemilihan karir diperoleh informasi siswa

kelas XII dalam kategori tinggi.

Sedangkan, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

kelas XII komponen mengembangkan sikap positif tentang kemampuan diri,

diperoleh informasi bahwa skor terendah mengembangkan sikap positif

tentang kemampuan diri siswa kelas XII adalah 28, skor tertinggi 35, Skor

ideal 35, Skor total 3264 dan rata-rata 33 dengan tingkat capaian responden

sebesar 92,33%. Hal ini menunjukan bahwa komponen mengembangkan

sikap positif tentang kemampuan diri diperoleh informasi siswa kelas XII

dalam kategori sangat tinggi.

Kemudian, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

kelas XII komponen mengenal nilai positif dari setiap pekerjaan, diperoleh

informasi bahwa skor terendah mengenal nilai positif dari setiap pekerjaan

siswa kelas XII adalah 19, skor tertinggi 25, Skor ideal 25, Skor total 2112

dan rata-rata 23 dengan tingkat capaian responden sebesar 83,64%. Hal ini

Page 73: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

73

menunjukan bahwa komponen mengenal nilai positif dari satiap pekerjaan

diperoleh informasi siswa kelas XII dalam kategori sangat tinggi.

Kemudian deskripsi peran guru pembimbing secara keseleruhan

dapat dilihat pada Tabel 11 di bawah ini.

Tabel 11. Deskripsi Peran Guru Pembimbing (Skor Keseluruhan Per-

Indikator) N=303

NO Indikator

SKOR

Ideal Ter-

Tinggi

Ter-

Rendah Jum.

Rata-

rata

%

Rata-

rata

Sd.

1.

1. Kemampuan diri (9) 45 45 34 12371 40,83 90,73 2,46

2. Keinginan terhadap

suatu pekerjaan (4) 20 20 14 5525 18,23 91,17 1,39

3. Kepercayaan diri (2) 10 10 6 2766 9,13 91,29 0,80

2.

1. Memberikan

informasi berkenaan

lapangan kerja (6)

30 30 20 8231 27,17 90,55 1,85

2. Memberikan

bimbingan/latihan

pemilihan karir (2)

10 10 6 2749 9,07 90,73 0,84

3.

1. Mengembangkan

sikap positif tentang

kemampuan diri (7)

35 35 27 9708 32,04 91,54 1,94

2. Mengenal nilai positif

dari setiap pekerjaan

(5)

25 25 19 6868 22,67 90,67 1,5

Keseluruhan (35) 175 175 126 48216 159,13 90,93 7,08

Dari Tabel 11 diperoleh informasi bahwa skor terendah variabel

peran guru pembimbing secara keseluruhan terhadap 303 siswa SMK adalah

126, skor tertinggi 175. Skor ideal 175. Skor total 48216 dan rata-rata

159,13 dengan tingkat capaian responden sebesar 90,93%. Hal ini

menunjukan bahwa variabel peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja

keseluruhan siswa SMK adalah sangat tinggi.

Sementara itu, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

dengan komponen kemampuan diri diperoleh informasi bahwa skor

Page 74: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

74

terendah kemampuan diri siswa adalah 34, skor tertinggi 45. Skor ideal 45.

Skor total 12371 dan rata-rata 40,83 dengan tingkat capaian responden

sebesar 90,73%. Hal ini menunjukan bahwa komponen kemampuan diri

keseluruhan siswa dalam kategori sangat tinggi.

Sedangkan, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

pada komponen keinginan terhadap suatu pekerjaan diperoleh informasi

bahwa skor terendah keinginan terhadap suatu pekerjaan siswa adalah 14,

skor tertinggi 20. Skor ideal 20. Skor total 5525 dan rata-rata 18,23 dengan

tingkat capaian responden sebesar 91,17%. Hal ini menunjukan bahwa

komponen keinginan terhadap suatu pekerjaan siswa secara keseluruhan

dalam kategori tinggi.

Kemudian, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

secara keseluruhan komponen kepercayaan diri diperoleh informasi bahwa

skor terendah kepercayaan diri siswa secara keseluruhan adalah 6, skor

tertinggi 10. Skor ideal 10. Skor total 2766 dan rata-rata 9,13 dengan tingkat

capaian responden sebesar 91,29%. Hal ini menunjukan bahwa komponen

kepercayaan diri siswa secara keseluruhan dalam kategori sangat tinggi.

Sedangkan, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

secara keseluruhan pada komponen memberikan informasi berkanaan

lapangan kerja diperoleh informasi bahwa skor terendah memberikan

informasi berkanaan lapangan kerja diperoleh informasi siswa secara

keseluruhan adalah 20, skor tertinggi 30. Skor ideal 30. Skor total 8231 dan

rata-rata 27,17 dengan tingkat capaian responden sebesar 90,55%. Hal ini

menunjukan bahwa komponen memberikan informasi berkenaan lapangan

Page 75: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

75

kerja diperoleh informasi siswa secara keseluruhan dalam kategori sangat

tinggi.

Kemudian, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

secara keseluruhan pada komponen memberikan bimbingan/ latihan

pemilihan karir, diperoleh informasi bahwa skor terendah memberikan

bimbingan/ latihan pemilihan karir diperoleh informasi siswa secara

keseluruhan adalah 6, skor tertinggi 10, Skor ideal 10, Skor total 2749 dan

rata-rata 9,07 dengan tingkat capaian responden sebesar 90,73%. Hal ini

menunjukan bahwa komponen memberikan bimbingan/ latihan pemilihan

karir diperoleh informasi siswa secara keseluruhan dalam kategori sangat

tinggi.

Sedangkan, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

secara keseluruhan pada komponen mengembangkan sikap positif tentang

kemampuan diri, diperoleh informasi bahwa skor terendah mengembangkan

sikap positif tentang kemampuan diri siswa secara keseluruhan adalah 27,

skor tertinggi 35, Skor ideal 35, Skor total 9708 dan rata-rata 32,04 dengan

tingkat capaian responden sebesar 91,54%. Hal ini menunjukan bahwa

komponen mengembangkan sikap positif tentang kemampuan diri diperoleh

informasi siswa secara keseluruhan dalam kategori sangat tinggi.

Kemudian, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

secara keselruhan pada komponen mengenal nilai positif dari setiap

pekerjaan, diperoleh informasi bahwa skor terendah mengenal nilai positif

dari setiap pekerjaan siswa kelas XII adalah 19, skor tertinggi 25, Skor

ideal 25, Skor total 6868 dan rata-rata 22,67 dengan tingkat capaian

Page 76: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

76

responden sebesar 90,67%. Hal ini menunjukan bahwa komponen

mengenal nilai positif dari satiap pekerjaan diperoleh informasi siswa

secara keseluruhan dalam kategori sangat tinggi.

Tabel 12. Deskripsi Peran Guru Pembimbing Berdasarkan

Sub Variabel N=303

Variabel

Sub Variabel N

Skor

Ideal Ter-

Tinggi

Ter-

Rendah Jml.

Rata-

rata %

Peran Guru

Pembimbing

terhadap

kesiapan kerja

siswa

4. Membantu

siswa

memahami

dirinya (15)

303

75 75 59 20662 68,19 90,92

5. Membantu

siswa mengenal

tentang

lapangan kerja

(8)

40 40 31 10978 36,23 90,58

6. Membantu

siswa

mengemba-

ngkan sikap

positif terhadap

pekerjaan (12)

60 60 48 16576 54,71 91,18

Dari Tabel 12 tentang peran guru pembimbing terhadap kesiapan

kerja siswa berdasarkan sub variabel diperoleh informasi bahwa skor

terendah untuk sub variabel membantu siswa memahami dirinya secara

keseluruhan terhadap 303 siswa SMK adalah 59, skor tertinggi 75. Skor

ideal 75. Skor total 20662 dan rata-rata 68,19 dengan tingkat capaian

responden sebesar 90,92%. Hal ini menunjukan bahwa sub variabel

membantu siswa memahami dirinya sendiri adalah sangat tinggi.

Sementara itu, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

dengan sub variabel membantu siswa mengenal lapangan kerja diperoleh

informasi bahwa skor terendah membantu siswa mengenal lapangan kerja

siswa adalah 31, skor tertinggi 40. Skor ideal 40. Skor total 10978 dan rata-

rata 36,23 dengan tingkat capaian responden sebesar 90,58%. Hal ini

Page 77: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

77

menunjukan bahwa sub variabel membantu siswa mengenal lapangan kerja

dalam kategori sangat tinggi.

Sedangkan, peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa

pada sub variabel membantu siswa mengambangkan sikap positif terhadap

pekerjaan diperoleh informasi bahwa skor terendah membantu siswa

mengambangkan sikap positif terhadap pekerjaan adalah 48, skor tertinggi

60. Skor ideal 60. Skor total 16576 dan rata-rata 54,71 dengan tingkat

capaian responden sebesar 91,18%. Hal ini menunjukan bahwa sub variabel

membantu siswa mengambangkan sikap positif terhadap pekerjaan dalam

kategori tinggi.

2. Deskripsi Perbedaan Kesiapan Kerja Kelas X, XI, dan Kelas XII.

a. Kesiapan Kerja Siswa Kelas X,

Deskripsi kesiapan kerja siswa kelas X dapat dilihat pada Tabel 12

berikut ini.

Tabel 13. Deskripsi Kesiapan Kerja Kelas X (Skor Keseluruhan Per-

Indikator) N=101

No Indikator

Skor

Ideal Ter- Ter-

Jum. Rata-

rata % Sd.

Tinggi Rendah

1

1 Perencanaan (10) 50 46 35 4077 40 90.6 2.5

2 Ekplorasi (4) 20 20 15 1809 18 72.36 1.2

3 Kompetensi (6) 30 30 24 2718 27 77.66 1.7

4 Pengambilan 20 20 16 1814 18 90.7 1.1 Keputusan (4)

2

1 Informasi Kerja

(4) 20 20 16 1821 18 91.05 1.1

2

Standar

Operasional 35 35 28 3196 32 79.9 1.5

Prosedur (7)

Keseluruhan 175 171 134 15435 153 87.32 9.1

Page 78: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

78

Dari Tabel 13 diperoleh informasi bahwa skor terendah variabel

kesiapan kerja siswa kelas X adalah 134, skor tertinggi 171. Skor ideal 175.

Skor total 15435 dan rata-rata 153 dengan tingkat capaian responden sebesar

87,32%. Hal ini menunjukan bahwa variabel perencanaa dalam kesiapan

kerja siswa kelas X dalam kategori tinggi.

Sementara itu, kesiapan kerja siswa kelas X indikator perencanaan

diperoleh informasi bahwa skor terendah perencanaan siswa kelas X adalah

35, skor tertinggi 46. Skor ideal 50. Skor total 4077 dan rata-rata 40 dengan

tingkat capaian responden sebesar 90,6%. Hal ini menunjukan bahwa

perencanaan siswa kelas X dalam kategori sangat tinggi.

Sedangkan, kesiapan kerja siswa kelas X indikator eksplorasi

diperoleh informasi bahwa skor terendah eksplorasi siswa kelas X adalah

15, skor tertinggi 20. Skor ideal 20. Skor total 1809 dan rata-rata 18 dengan

tingkat capaian responden sebesar 72,36%. Hal ini menunjukan bahwa

eksplorasi siswa kelas X dalam kategori sedang.

Kemudian, kesiapan kerja siswa kelas X indikator kompetensi

diperoleh informasi bahwa skor terendah kompetensi siswa kelas X adalah

24, skor tertinggi 30. Skor ideal 30. Skor total 2718 dan rata-rata 27 dengan

tingkat capaian responden sebesar 77,66%. Hal ini menunjukan bahwa

kompetensi siswa kelas X dalam kategori sedang.

Sedangkan, kesiapan kerja siswa kelas X indikator pengambilan

keputusan diperoleh informasi bahwa skor terendah pengambilan keputusan

diperoleh informasi siswa kelas X adalah 16, skor tertinggi 20. Skor ideal

20. Skor total 1814 dan rata-rata 18 dengan tingkat capaian responden

Page 79: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

79

sebesar 90,7%. Hal ini menunjukan bahwa pengambilan keputusan siswa

kelas X dalam kategori sangat tinggi.

Kemudian, kesiapan kerja siswa kelas X indikator informasi kerja,

diperoleh informasi bahwa skor terendah informasi kerja diperoleh

informasi siswa kelas X adalah 16, skor tertinggi 20, Skor ideal 20, Skor

total 1821 dan rata-rata 18 dengan tingkat capaian responden sebesar

91,05%. Hal ini menunjukan bahwa informasi kerja siswa kelas X dalam

kategori sangattinggi.

Sedangkan, kesiapan kerja siswa kelas X indikator standar

operasional prosedur, diperoleh informasi bahwa skor terendah standar

operasional siswa kelas X adalah 28, skor tertinggi 35, Skor ideal 35, Skor

total 3196 dan rata-rata 32 dengan tingkat capaian responden sebesar 79,9%.

Hal ini menunjukan bahwa standar operasinal siswa kelas X dalam kategori

sedang.

b. Deskripsi Kesiapan Kerja Kelas XI

Deskripsi kesiapan kerja siswa kelas XI dapat dilihat pada Tabel 14

berikut ini.

Page 80: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

80

Tabel 14. Deskripsi Kesiapan Kerja Kelas XI (Skor Keseluruhan Per-

Indikator) N=101

No Indikator

Skor

Ideal Ter- Ter-

Jum. Rata-

rata % Sd.

Tinggi Rendah

1

1 Perencanaan 50 45 34 4086 40 90.8 2.4 (10)

2 Ekplorasi (4) 20 20 16 1817 18 72.68 1.2

3 Kompetensi

(6) 30 30 24 2734 27 78,11 1.8

4 Pengambilan 20 20 16 1848 18 92.4 1.1

Keputusan

(4)

2

1 Informasi

Kerja (4) 20 20 16 1839 18 91.95 1.1

2

Standar

Operasional 35 35 28 3274 32 81.85 1.8

Prosedur (7)

Keseluruhan 175 170 134 15598 154 88.24 9.4

Dari Tabel 14 diperoleh informasi bahwa skor terendah variabel

kesiapan kerja siswa kelas XI adalah 134, skor tertinggi 170. Skor ideal 175.

Skor total 15598 dan rata-rata 154 dengan tingkat capaian responden sebesar

88,24%. Hal ini menunjukan bahwa variabel perencanaa dalam kesiapan

kerja siswa kelas XI dalam kategori tinggi.

Sementara itu, kesiapan kerja siswa kelas XI indikator perencanaan

diperoleh informasi bahwa skor terendah perencanaan siswa kelas XI

adalah 34, skor tertinggi 45. Skor ideal 50. Skor total 4086 dan rata-rata 40

dengan tingkat capaian responden sebesar 90,8%. Hal ini menunjukan

bahwa perencanaan siswa kelas XI dalam kategori sangat tinggi.

Sedangkan, kesiapan kerja siswa kelas XI indikator eksplorasi

diperoleh informasi bahwa skor terendah eksplorasi siswa kelas XI adalah

16, skor tertinggi 20. Skor ideal 20. Skor total 1817 dan rata-rata 18 dengan

Page 81: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

81

tingkat capaian responden sebesar 72,68%. Hal ini menunjukan bahwa

eksplorasi siswa kelas XI dalam kategori sedang.

Kemudian, kesiapan kerja siswa kelas XI indikator kompetensi

diperoleh informasi bahwa skor terendah kompetensi siswa kelas XI adalah

24, skor tertinggi 30. Skor ideal 30. Skor total 2734 dan rata-rata 27 dengan

tingkat capaian responden sebesar 78,11%. Hal ini menunjukan bahwa

kompetensi siswa kelas XI dalam kategori sedang.

Sedangkan, kesiapan kerja siswa kelas XI indikator pengambilan

keputusan diperoleh informasi bahwa skor terendah pengambilan keputusan

diperoleh informasi siswa kelas XI adalah 16, skor tertinggi 20. Skor ideal

20. Skor total 1848 dan rata-rata 18 dengan tingkat capaian responden

sebesar 92,4%. Hal ini menunjukan bahwa pengambilan keputusan siswa

kelas XI dalam kategori sangat tinggi.

Kemudian, kesiapan kerja siswa kelas XI indikator informasi kerja,

diperoleh informasi bahwa skor terendah informasi kerja diperoleh

informasi siswa kelas XI adalah 16, skor tertinggi 20, Skor ideal 20, Skor

total 1839 dan rata-rata 18 dengan tingkat capaian responden sebesar

91,95%. Hal ini menunjukan bahwa informasi kerja siswa kelas XI dalam

kategori sangat tinggi.

Sedangkan, kesiapan kerja siswa kelas XI indikator standar

operasional prosedur, diperoleh informasi bahwa skor terendah standar

operasional siswa kelas XI adalah 28, skor tertinggi 35, Skor ideal 35, Skor

total 3274 dan rata-rata 32 dengan tingkat capaian responden sebesar

Page 82: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

82

81,85%. Hal ini menunjukan bahwa standar operasinal siswa kelas XI dalam

kategori sedang.

c. Deskripsi Kesiapan Kerja Kelas XII

Deskripsi kesiapan kerja siswa kelas XII dapat dilihat pada Tabel

15 berikut ini.

Tabel 15. Deskripsi Kesiapan Kerja Kelas XII (Skor Keseluruhan

Per-Indikator) N=101

No Indikator

Skor

Ideal Ter- Ter-

Jumlah Rata-

rata % Sd.

Tinggi Rendah

1

1 Perencanaan 50 47 37 4120 41 91.65 2.0 (10)

2 Ekplorasi (4) 20 20 15 1798 18 71.92 1.2

3 Kompetensi (6) 30 30 24 2730 27 78 1.7

4 Pengambilan 20 20 16 1855 18 92,75 1.2

Keputusan (4)

2

1 Informasi Kerja

(4) 20 20 16 1830 18 91.5 1.2

2

Standar

Operasional 35 35 29 3356 33 83.9 1.7

Prosedur (7)

Keseluruhan 175 172 137 15689 155 88.76 8.5

Dari Tabel 15 diperoleh informasi bahwa skor terendah variabel

kesiapan kerja siswa kelas XII adalah 137, skor tertinggi 172. Skor ideal

175. Skor total 15689 dan rata-rata 155 dengan tingkat capaian responden

sebesar 88,76%. Hal ini menunjukan bahwa variabel perencanaan dalam

kesiapan kerja siswa kelas XII dalam kategori tinggi.

Sementara itu, kesiapan kerja siswa kelas XII indikator perencanaan

diperoleh informasi bahwa skor terendah perencanaan siswa kelas XII

adalah 37, skor tertinggi 47. Skor ideal 50. Skor total 4120 dan rata-rata 41

dengan tingkat capaian responden sebesar 91,65%. Hal ini menunjukan

bahwa perencanaan siswa kelas XII dalam kategori sangat tinggi.

Page 83: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

83

Sedangkan, kesiapan kerja siswa kelas XII indikator eksplorasi

diperoleh informasi bahwa skor terendah eksplorasi siswa kelas XII adalah

15, skor tertinggi 20. Skor ideal 20. Skor total 1798 dan rata-rata 18 dengan

tingkat capaian responden sebesar 71,92%. Hal ini menunjukan bahwa

eksplorasi siswa kelas XII dalam kategori sedang.

Kemudian, kesiapan kerja siswa kelas XII indikator kompetensi

diperoleh informasi bahwa skor terendah kompetensi siswa kelas XII adalah

24, skor tertinggi 30. Skor ideal 30. Skor total 2730 dan rata-rata 27 dengan

tingkat capaian responden sebesar 78%. Hal ini menunjukan bahwa

kompetensi siswa kelas XII dalam kategori sedang.

Sedangkan, kesiapan kerja siswa kelas XII indikator pengambilan

keputusan diperoleh informasi bahwa skor terendah pengambilan keputusan

diperoleh informasi siswa kelas XII adalah 16, skor tertinggi 20. Skor ideal

20. Skor total 1855 dan rata-rata 18 dengan tingkat capaian responden

sebesar 92,75%. Hal ini menunjukan bahwa pengambilan keputusan siswa

kelas XII dalam kategori sangat tinggi.

Kemudian, kesiapan kerja siswa kelas XII indikator informasi kerja,

diperoleh informasi bahwa skor terendah informasi kerja diperoleh

informasi siswa kelas XII adalah 16, skor tertinggi 20, Skor ideal 20, Skor

total 1830 dan rata-rata 18 dengan tingkat capaian responden sebesar 91,5%.

Hal ini menunjukan bahwa informasi kerja siswa kelas XII dalam kategori

sangat tinggi.

Sedangkan, kesiapan kerja siswa kelas XII indikator standar

operasional prosedur, diperoleh informasi bahwa skor terendah standar

Page 84: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

84

operasional siswa kelas XII adalah 29, skor tertinggi 35, Skor ideal 35, Skor

total 3356 dan rata-rata 33 dengan tingkat capaian responden sebesar

83,76%. Hal ini menunjukan bahwa standar operasinal siswa kelas XI dalam

kategori sedang.

Deskripsi kesiapan kerja siswa keseluruhan dapat dilihat pada

Tabel 16 berikut ini.

Tabel 16. Deskripsi Kesiapan Kerja (Skor Keseluruhan Per-

Indikator) N= 303

No Indikator

Skor

Ideal Ter- Ter-

Jumlah Rata-

rata % Sd.

Tinggi Rendah

1

1 Perencanaan 50 47 34 12283 41 90.08 2.28

(10)

2 Ekplorasi (4) 20 20 15 5424 18 71.6 1.18

3 Kompetensi (6) 30 30 24 8180 27 77.15 1.74

4 Pengambilan 20 20 16 5517 18 91.04 1.14

Keputusan (4)

2

1 Informasi Kerja

(4) 20 20 16 5490 18 90.6 1.15

2

Standar

Operasional 35 35 28 9826 33 81.07 1.79

Prosedur (7)

Keseluruhan 175 172 133 46720 155 88.1 9.28

Dari Tabel 16 diperoleh informasi bahwa skor terendah variabel

kesiapan kerja keseluruhan siswa adalah 133, skor tertinggi 172. Skor ideal

175. Skor total 46720 dan rata-rata 155 dengan tingkat capaian responden

sebesar 88,1%. Hal ini menunjukan bahwa variabel perencanaan dalam

kesiapan kerja keseluruhan siswa dalam kategori tinggi.

Sementara itu, kesiapan kerja keseluruhan siswa indikator

perencanaan diperoleh informasi bahwa skor terendah perencanaan

keseluruhan siswa adalah 34, skor tertinggi 47. Skor ideal 50. Skor total

Page 85: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

85

12283 dan rata-rata 41 dengan tingkat capaian responden sebesar 90,08%.

Hal ini menunjukan bahwa perencanaan keseluruhan siswa dalam kategori

sangat tinggi.

Sedangkan, kesiapan kerja keseluruhan siswa indikator eksplorasi

diperoleh informasi bahwa skor terendah eksplorasi keseluruhan siswa

adalah 15, skor tertinggi 20. Skor ideal 20. Skor total 5424 dan rata-rata 18

dengan tingkat capaian responden sebesar 71,6%. Hal ini menunjukan

bahwa eksplorasi keseluruhan siswa dalam kategori sedang.

Kemudian, kesiapan kerja keseluruhan siswa indikator kompetensi

diperoleh informasi bahwa skor terendah kompetensi keseluruhan siswa

adalah 24, skor tertinggi 30. Skor ideal 30. Skor total 8180 dan rata-rata 27

dengan tingkat capaian responden sebesar 77,15%. Hal ini menunjukan

bahwa kompetensi keseluruhan siswa dalam kategori sedang.

Sedangkan, kesiapan kerja keseluruhan siswa indikator pengambilan

keputusan diperoleh informasi bahwa skor terendah pengambilan keputusan

diperoleh informasi keseluruhan siswa adalah 16, skor tertinggi 20. Skor

ideal 20. Skor total 5517 dan rata-rata 18 dengan tingkat capaian responden

sebesar 91,04%. Hal ini menunjukan bahwa pengambilan keputusan

keseluruhan siswa dalam kategori sangat tinggi.

Kemudian, kesiapan kerja keseluruhan siswa indikator informasi

kerja, diperoleh informasi bahwa skor terendah informasi kerja diperoleh

informasi keseluruhan siswa adalah 16, skor tertinggi 20, Skor ideal 20,

Skor total 5490 dan rata-rata 18 dengan tingkat capaian responden sebesar

Page 86: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

86

90,6%. Hal ini menunjukan bahwa informasi kerja keseluruhan siswa dalam

kategori sangat tinggi.

Sedangkan, kesiapan kerja keseluruhan siswa indikator standar

operasional prosedur, diperoleh informasi bahwa skor terendah standar

operasional keseluruhan siswa adalah 28, skor tertinggi 35, Skor ideal 35,

Skor total 9826 dan rata-rata 33 dengan tingkat capaian responden sebesar

81,07%. Hal ini menunjukan bahwa standar operasinal siswa kelas XI dalam

kategori sedang.

F. Pengujian Prasyarat Analisis

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan analisis regresi.

Persyaratan yang harus dipenuhi untuk analisis regresi adalah uji normalitas

dan homogenitas (Riduwan, 2008:119).

1. Uji Normalitas

Uji normalitas menggunakan teknik analisis Colmogorov-Smirnov

Test dengan program SPSS versi 15.00 pada probabilitas α = 0,05.

Berikut hipotesis yang diajukan untuk uji normalitas.

Ha : data berdistribusi normal

Ho : data tidak berdistribusi normal

Dasar pengambilan keputusan:

Jika skor Asymp.Sig. > α = 0.05 maka Ha diterima, artinya data

berdistribusi normal.

Jika skor Asymp.Sig. < α = 0.05 maka Ha ditolak, artinya data tidak

berdistribusi normal.

Page 87: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

87

Hasil perhitungan uji normalitas kedua variabel tersebut disajikan

pada Tabel 17 berikut.

Tabel 17. Hasil Uji Normalitas

Variabel Asym Sig. Keterangan

X 0,198 Normal

Y 0,067 Normal

Berdasarkan Tabel 17 di atas terlihat bahwa Asym.Sig kedua

variabel > α = 0,05. Skor Asym.Sig variabel peran guru pembimbing (X)

sebesar 0,961, variabel kesiapan kerja siswa (Y) sebesar 0,958. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan berdasarkan hasil

analisis tersebut dapat dinyatakan bahwa data kedua variabel berdistribusi

normal. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu syarat untuk analisis

regresi telah terpenuhi.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah data penelitian

memiliki varians yang sama (homogen) atau tidak. Hasil analisis data

diperoleh homogenitas data sebagai berikut :

Tabel. 18. Hasil Uji Homogenitas Data

No Variabel

Penelitian

Levene

Statistic Df1 Df2 Sig. Keterangan

1.

Kesiapan Kerja

Kelas X 1,740 15 81 0,059

Homogen

2.

Kesiapan Kerja

Kelas XI 0,669 13 85 0,788

Homogen

3. Kesiapan Kerja

Kelas XII 1,853 17 79 0,035 Homogen

Hasil analisis di atas terlihat bahwa nilai signifikansi probability

pada setiap variabel lebih besar dari 0,05 dengan demikian berarti bahwa

Page 88: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

88

data penelitian ini adalah homogen, sehingga dapat dilanjutkan untuk

analisis pengujian hipotesis.

3. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah masing-masing data

variabel peran guru pembimbing dalam (X) cenderung membentuk garis

linear kesiapan kerja siswa (Y).

Hasil perhitungan uji linearitas variabel peran guru pembimbing (X)

terhadap kesiapan kerja siswa (Y), disajikan pada Tabel 19 berikut.

Tabel 19. Hasil Uji Linearitas Variabel X dan Y

Variabel F Sig Keterangan

XY 12,227 0,001 Linear

Berdasarkan Tabel 19 di atas dapat dilihat bahwa Fhitung variabel X

sebesar 12,227 jika dibandingkan dengan FTabel 1,61 maka terlihat bahwa

Fhitung > FTabel, dengan demikian Ha diterima. Karena nilai signifikan yang

diperoleh adalah 0,001 lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

sebaran data variabel bebas membentuk garis linear terhadap variabel terikat

signifikan.

G. Pengujian Hipotesis

1. Hipotesis Pertama

Berdasarkan hasil uji hipotesis dalam penelitian ini adalah Peran Guru

Pembimbing (X) hubungannya dengan Kesiapan Kerja (Y). Hasil perhitungan

koefisien korelasi dengan program SPSS 15.00 dapat dilihat pada Tabel 20

berikut.

Page 89: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

89

Tabel 20. Hasil Analisis Korelasi Peran Guru Pembimbing dalam

Kesiapan Kerja

Peran Guru

Pembimbing

Kesiapan

Kerja

Siswa

Peran Guru

Pembimbing

Pearson

Correlation 1 ,198(**)

Sig. (2-tailed) ,001

N 303 303

Kesiapan Kerja Siswa Pearson

Correlation ,198(**) 1

Sig. (2-tailed) ,001

N 303 303

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Pada Tabel 20 terlihat deskripsi hubungan peran guru pembimbing

dalam kesiapan kerja siswa. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama

yang berbunyi ”Terdapat hubungan yang signifikan antara peran guru

pembimbing dengan kesiapan kerja siswa”. Pengujian dilakukan dengan

menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson. Hasil yang diperoleh

dari pengujian hipotesis menunjukkkan bahwa terdapat hubungan positif dan

signifikan antara peran guru pembimbing dengan kesiapan kerja pada siswa

di SMK Negeri 2 Sawahlunto Sumatra Barat. Hasil tersebut ditunjukkan

dengan angka koefisien korelasi sebesar rxy = 0,198 pada p=0,001 (p<0,05).

Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini dapat diterima.

2. Hipotesis Kedua

Dalam melakukan sebuah penelitian ini, untuk mengetahui

perbedaan suatu variabel independen terhadap variabel dependen dapat

dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15.00 dapat dilihat pada

Tabel 21 sebagai berikut.

Page 90: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

90

Tabel 21. Hasil Analisis Uji Beda Kesiapan Kerja Siswa

Perbedaan

Kesiapan

Kerja Kelas

X dengan

Kelas XI

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Equal

variances

assumed

3,309 0,070 -1,724 200 0,086

Equal

variances not

assumed

-1,724 192,095 0,086

Pada Tabel 21 dapat dilihat nilai F yang diperoleh dari data

penelitian adalah 3,309 atau 0,070 (besar dari 0.05) maka nilai t yang

diperoleh Equal varians assumed atau diasumsikan kedua varian sama -

1,724 dengan probabilitas ,0865 jika dibandingkan dengan 0,05 maka

0,086 lebih besar dari 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara kesiapan kerja kelas X dengan kelas XI.

Tabel 22. Hasil Analisis Uji Beda Kesiapan Kerja Siswa

Perbedaan

Kesiapan

Kerja Kelas

XI dengan

Kelas XII

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Equal

variances

assumed

2,806 ,095 -,870

200

,385

Equal

variances not

assumed

-,870

192,181 ,385

Pada Tabel 22 dapat dilihat nilai F yang diperoleh dari data

penelitian adalah 2,806 atau 0,095 (besar dari 0.05) maka nilai t yang

diperoleh Equal varians assumed atau diasumsikan kedua varian sama -

0,870 dengan probabilitas 0,385 jika dibandingkan dengan 0,05 maka

0,385 lebih besar dari 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara kesiapan kerja kelas XI dengan kelas XII.

Page 91: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

91

Tabel 23. Hasil Analisis Uji Beda Kesiapan Kerja Siswa

Perbedaan

Kesiapan

Kerja

Kelas X

dengan

Kelas XII

Equal

variances

assumed

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

11,752 ,001 -2,614 200 ,010

Equal

variances not

assumed -2,614 173,7521 ,010

Pada Tabel 23 dapat dilihat nilai F yang diperoleh dari data

penelitian adalah 11,752 atau 0,001 (besar dari 0.05) maka nilai t yang

diperoleh adalah Equal varians assumed atau diasumsikan kedua varian

sama -2,614 dengan probabilitas 0,010 jika dibandingkan dengan 0,05

maka 0,010 lebih kecil dari 0,05 artinya terdapat perbedaan yang

signifikan antara kesiapan kerja kelas X dengan kelas XII.

H. Pembahasan

1. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja Siswa SMK Negeri 2

Sawahlunto Sumatera Barat.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama yang berbunyi

”Terdapat hubungan yang signifikan antara peran guru pembimbing

dengan kesiapan kerja siswa”. Pengujian dilakukan dengan menggunakan

korelasi Product Moment dari Pearson. Hasil yang diperoleh dari pengujian

hipotesis menunjukkkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan

antara peran guru pembimbing dengan kesiapan kerja pada siswa di SMK

Negeri 2 Sawahlunto Sumatera Barat. Hasil tersebut ditunjukkan dengan

angka koefisien korelasi sebesar rxy = 0,198 pada p=0,001 (p<0,05). Hasil

tersebut memberikan gambaran bahwa hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini dapat diterima.

Page 92: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

92

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa

salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa adalah

peran guru pembimbing. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian

Nur Khayati, 2006 pada siswa kelas III SMK Bhakti Praja Margasari Tegal

yang menunjukkan bahwa kesiapan kerja secara psikologis pada siswa kelas

III Akuntansi mulanya dengan kategori sedang dan setelah memperoleh

layanan informasi bimbingan mengalami peningkatan menjadi kategori

tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran guru pembimbing

dalam memberikan layanan informasi dalam bimbingan efektif dalam

meningkatkan kesiapan kerja secara psikologis. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Departemen Pendidikan Nasional (2008:215-216), yang

menyatakan bahwa guru pembimbing berperan membantu siswa dalam

menumbuhkembangkan potensinya. Salah satu potensi yang seyogyanya

berkembang pada diri siswa adalah kemandirian dan kesiapan diri, seperti

kemandirian dalam mengambil keputusan penting dalam perjalanan hidupnya

yang berkaitan dengan pendidikan maupun persiapan, dan kesiapan diri siswa

untuk memasuki dunia kerja nantinya.

Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa peran guru pembimbing

dalam kesiapan kerja siswa di SMK Negeri 2 Sawahlunto Sumatera

Barat dalam kategori tinggi (hal: 62). Hal ini dibuktikan dari skor setiap

sub variabel dari peran guru pembimbing dalam; (1) membantu siswa

memahami dirinya mempunyai rata-rata skor sebesar 68,19, dengan tingkat

capaian responden sebesar 90,92%., (2) membantu siswa mengenal tentang

lapangan kerja mempunyai rata-rata skor sebesar 36,23, dengan tingkat

Page 93: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

93

capaian sampel sebesar 90,58%., (3) membantu siswa mengembangkan sikap

positif terhadap pekerjaan mempunyai rata-rata skor sebesar 54,71, dengan

tingkat capaian responden sebesar 91,18% (Tabel 12: hal. 67). Dari data

keseluruhan tersebut dari 303 siswa di SMK Negeri 2 Sawahlunto Sumatera

Barat yang memiliki kesiapan kerja dalam taraf tinggi/baik sebesar 90,78%

dan siswa yang memiliki kesiapan kerja rendah sebesar 9,22%.

Berdasarkan hasil survei di lapangan tingginya tingkat kesiapan kerja

siswa tersebut disebabkan oleh beberapa hal yang berkaitan dengan peran

guru bimbingan dan konseling. Pertama, guru BK memberikan layanan

konseling seperti layanan informasi dan juga konsultasi bagi siswa berkenaan

dengan karir yang ada hubungannya dengan jurusan yang siswa pilih, dalam

pemilihan pendidikan lanjutan yang dilakukan oleh konselor dikelas ataupun

diluar kelas. Dengan adanya layanan tersebut, siswa memperoleh informasi

mengenai karir dan mampu membuat pilihan karir yang tepat dan memiliki

kesiapan kerja yang baik. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Arifah

(2005, h.94) yang menunjukkan bahwa bimbingan karir yang efektif

membuat siswa mandiri dalam pemilihan karir. Kedua, sebagaian besar guru

khususnya guru pembimbing kerap memberi motivasi agar siswa optimis

dapat mencapai masa depan yang sukses, karena SMK Negeri 2 Sawahlunto

Sumatera Barat merupakan SMK yang memiliki siswa berkualitas. Dukungan

dari lingkungan (salah satunya adalah guru pembimbing) merupakan bentuk

persuasi sosial yang dapat memperkuat keyakinan diri akademik seseorang

(Alwisol, 2006, h.345).

Page 94: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

94

Keyakinan diri akademik mempengaruhi besarnya usaha, ketahanan,

dan pemilihan aktivitas Bandura (dalam Zimmerman, 1995, h.204). Siswa

dengan keyakinan diri akademik yang tinggi akan ulet dalam menjalankan

usahanya dan yakin bahwa aktivitas yang dipilihnya akan dilakukan dengan

sukses (Bandura, 1997, h.43). Dengan keyakinan diri akademik yang dimiliki

siswa mampu mencapai performansi akademik maksimal. Pencapaian

tersebut berarti bahwa siswa mampu mengembangkan dan mengasah

kemampuan dan keterampilan yang menjadi persyaratan karir yang dipilih

siswa.

Dari hasil pengolahan data penelitian ditemukan suatu kesimpulan

bahwa siswa yang memiliki kesiapan kerja tinggi atau baik cenderung

merasakan peran guru pembimbing di sekolah SMK Negeri 2 Sawahlunto

Sumatera Barat. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara yang dilakukan oleh

sejumlah siswa pada bulan September 2011. Wawancara dilakukan pada

siswa yang memiliki kesiapan kerja tinggi dan juga rendah. Siswa dengan

kesiapan kerja tinggi atau baik menyatakan merasakan adanya peran guru

pembimbing dalam hal berkenaan dengan kesiapan kerja di masa depan,

sedangkan sebaliknya, siswa yang memiliki kesiapan kerja rendah cenderung

kurang atau bahkan tidak merasakan peran guru pembimbing dalam hal

kesiapan kerja.

Dari data tersebut di atas, peneliti berasumsi agar siswa memiliki

kesiapan kerja yang tinggi atau baik, maka langkah awal yang dilakukan oleh

guru pembimbing adalah peningkatakan kualitas personal atau kepribadian

konselor agar secara kedekatan psikologis keberadaan guru pembimbing

Page 95: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

95

dirasakan betul manfaat dan perannya bagi siswa, sehingga siswa lebih

mudah menerima informasi yang diberikan oleh guru pembimbing dalam

bentuk layanan bimbingan dan konseling. Hal ini sesuai dengan isi

PERMENDIKNAS No. 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Konselor (SKAKK) menyatakan bahwa seorang

guru pembimbing/konselor harus memiliki kompetensi, mencakup

kompetensi akademik dan profesional sebagai satu keutuhan. Kompetensi

akademik merupakan landasan ilmiah dari kiat pelaksanaan pelayanan

profesional bimbingan dan konseling. Kompetensi akademik merupakan

landasan bagi pengembangan kompetensi profesional, yang meliputi: (1)

memahami secara mendalam konseli yang dilayani, (2) menguasai landasan

dan kerangka teoretik bimbingan dan konseling, (3) menyelenggarakan

pelayanan bimbingan dan konseling yang memandirikan, dan (4)

mengembangkan pribadi dan profesionalitas guru pembimbing/konselor

secara berkelanjutan.

2. Perbedaan Kesiapan Kerja Siswa Antara Kelas X, Kelas XI, dan Kelas

XII.

a. Perbedaan kesiapan kerja siswa kelas X dan kelas XI.

Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat perbedaan kesiapan

kerja antara kelas X dengan kelas XI, hal ini terlihat dari penskoran rata-

rata siswa kelas X 152,82 dan skor rata-rata kelas XI 154,60. Hal ini

menunjukkan bahwa kesiapan kerja siswa antara kelas X dan kelas XI

terdapat perbedaan, hal ini diperkuat juga dengan hasil uji t-tes

menunjukan nilai t yang diperoleh -1,724 dengan probabilitas 0,086 jika

dibandingkan dengan 0,05 maka 0,086 lebih besar dari 0,05 artinya

Page 96: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

96

terdapat perbedaan antara dua variabel. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa latar belakang pendidikan sebelumnya

mempengaruhi tingkat kesiapan kerja siswa, dimana dalam hal ini siswa

kelas XI SMK Negeri 2 Sawahlunto Sumatera Barat memiliki kesiapan

kerja lebih baik dibandingkan kelas X SMK Negeri 2 Sawahlunto

Sumatera Barat

Penyebab kelas XI memiliki kesiapan kerja lebih baik

dibandingkan kelas X, adalah karena kelas XI telah memperoleh

informasi atau pengetahuan mengenai karir yang telah dipilih di kelas

sebelumnya, dan telah melakukan berbagai pengalaman praktik ataupun

latihan, sedangkan kelas X baru dalam tahap penyesuaian diri terhadap

jurusan yang dipilih, yang mana disekolah sebelumnya yaitu SMP tidak

memperoleh informasi yang jelas mengenai SMK, dan belum memiliki

pengalaman seperti halnya kelas XI dan XII. Hal ini sesuai dengan

pendapat A. Muri Yusuf (2002:12) yang menyatakan bahwa keahlian,

dapat berupa kecakapan (skill), dan dapat juga berupa wawasan,

penguasaan pengetahuan dan kemampuan dalam bidang tertentu

(specialized) yang dimiliki seseorang, didapat melalui bimbingan,

pendidikan dan latihan atau praktik maupun pengalaman dalam

masyarakat.

b. Perbedaan kesiapan kerja kelas XI dan kelas XII

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tidak terdapat perbedaan

yang signifikan kesiapan kerja antara kelas XI dengan kelas XII, hal ini

terlihat dari penskoran rata-rata siswa kelas XI 154,60 dan skor rata-rata

Page 97: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

97

kelas XII 155,34. Maka dapat di ambil kesimpulan bahwa kesiapan kerja

antara siswa kelas XI dengan siswa kelas XII tidak terdapat perbedaan,

hal ini diperkuat juga dengan hasil uji t-tes menunjukan nilai t yang

diperoleh -0,870 dengan probabilitas 0,385 jika dibandingkan dengan

0,05 maka 0,385 lebih besar dari 0,05 artinya terdapat perbedaan yang

signifikan antara dua variabel.

Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara kesiapan kerja

siswa kelas XI dan kelas XII dikarenakan siswa baik dikelas XI dan XII

seperti halnya dijelaskan pada perbedaan kesiapan kelas X dan kelas XI

bahwa pengalaman, latihan atau praktik yang mengasah keterampilan

seseorang, sehingga siswa kelas XI dan kelas XII sudah memahami arah

karir jurusan yang dipilih sehingga lebih matang dalam kesiapan kerja.

Hal ini sesuai dengan kritikkan yang dilontarkan Pine (dalam

Murad, 2005: 11) bahwa “ketika bertugas konselor tidak memakai

prosedur yang tidak semestinya dan belum begitu terlatih untuk

menggunakan teknik dan prosedur profesional”. Peneliti berasumsi

disebabkan peran guru pembimbing dalam memberikan materi

pembelajaran (layanan orientasi, informasi,penempatan/penyaluran,

penguasaan konten, konseling individu, bimbingan kelompok, konseling

kelompok, konsultasi, dan mediasi) yang diberikan sama pada siswa

kelas XI dan kelas XII, maka siswa kelas XII hanya terfokus pada ujian

nasional.

Page 98: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

98

c. Perbedaan kesiapan kerja kelas X dan Kelas XII

Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan antara kesiapan kerja siswa kelas X dengan siswa kelas

XII, hal ini terlihat dari penskoran rata-rata siswa kelas X 152,82 dan

skor rata-rata kelas XII 155,34, hasil ini menunjukkan bahwa kesiapan

kerja siswa kelas X dengan siswa kelas XII terdapat perbedaan, hal ini

diperkuat juga dengan hasil uji t-tes menunjukan nilai t yang diperoleh -

2,614 dengan probabilitas 0,010 jika dibandingkan dengan 0,05 maka

0,010 lebih besar dari 0,05 artinya terdapat perbedaan antara dua

variabel.

Tidak adanya perbedaan kesiapan kerja antara siswa kelas XII

dengan kelas XI, peneliti berasumsi disebabkan karena pihak sekolah

memberikan hak dan kesempatan yang sama pada siswa pada kelas XII

dan XI dalam bimbingan karir. Bimbingan karir sangat diperlukan dalam

pemilihan pendidikan siswa yang mengarahkan siswa pada kesiapan

kerja. Menurut Arifah (2005, h.94) bimbingan karir yang efektif di

sekolah membuat siswa mandiri dalam pemilihan karir.

Di sisi lain siswa kelas XI dan XII sama-sama dalam tahap

perkembangan dalam karir, menurut pendapat ahli Jordaan (dalam

Fuhrmann, 1990: 436) menyatakan bahwa yang terpenting dari

perkembangan karier adalah konsep kematangan vokasional (vocational

maturity). Kematangan vokasional adalah kemampuan individu untuk

memenuhi tugas perkembangan vokasional dengan baik sesuai dengan

Page 99: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

99

tahap perkembangan yang sedang dijalani (Super, dalam Fuhrmann,

1990: 443).

Kematangan kejuruan menurut Kuzgun & Bacanlı, 1996 dalam

Super (1963:80) menjelaskan bahwa “refers to the readiness of an

individual to make informed, age-appropriate career decisions and cope

with vocational development tasks”. Kematangan vokasional mengacu

pada kesiapan individu untuk membuat informasi, sesuai dengan usia

keputusan karier dan mengatasi tugas-tugas perkembangan kejuruan.

Oleh karena itu, kematangan karir sangat dibutuhkan oleh siswa

SMK agar mereka dapat mengambil keputusan karier dan tugas

perkembangan kejuruan sesuai dengan karakter SMK yaitu mengarahkan

kepada dunia siap kerja.

Dari data yang diperoleh tersebut di atas, maka perlu diberikan

layanan bimbingan dan konseling agar siswa SMK negeri 2 Sawahlunto

Sumatera Barat memiliki kematangan kejuruan/vokasional. Oleh sebab

itu, siswa SMK Negeri 2 Sawhlunto dibantu agar dapat bereksplorasi,

pengenalan dan penerimaan dalam membuat keputusan dan memperoleh

informasi yang relevan, menyadari akan mnat dan kemampuan dan

bagaimana mencari kesempatan bekerja, mengidentifikasi pekerjaan

sesuai dengan kemampuan dan mengikuti pelatihan untuk

mengembangkan keterampilan sesuai dengan minat dan kemampuan. Di

sisi lain peran guru pembimbing diharapkan lebih optimal membantu

siswa dalam kesiapan kerja, terutama program bimbingan karier di SMK.

Page 100: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

100

Adegoroye, A.O.S, dkk (2011:113) menjelaskan bahwa:

By the assumptions of vocational psychologists, the period

between the ages of 15-24 years being the stage of explorations ,

need have individuals being aware of the range of vocations and

career available in the society and in their environment, being

aware of their personal capacities, capabilities, skills and special

endowments that would serve them in the world of work,

awareness of the places where their capabilities could best be

developed for self enhancement and societal emancipation.

Pendapat Adegoroyo, dan kawan-kawan menjelaskan bahwa

asumsi dari psikologi kejuruan, periode antara usia 15-24 tahun menjadi

tahap eksplorasi, perlu memiliki individu yang menyadari berbagai

panggilan dan karier yang tersedia dalam masyarakat dan di lingkungan

mereka, menyadari kapasitas pribadi mereka , kemampuan, keterampilan

dan hibah khusus yang akan melayani mereka di dunia kerja, kesadaran

tentang tempat di mana kemampuan terbaik mereka dapat dikembangkan

untuk peningkatan diri dan emansipasi sosial

Hal ini sejalan dengan pendapat Super dalam Herr dan Cramer

(1979:6) menyatakan bimbingan kejuruan adalah:

"the process of helping a person to develop and accept an

integrated and adequate picture of himself and of his role in the

world of work, to test this concept against reality, and to convert it

into a reality, with satisfaction to himself and to society".

Dimana bimbingan kejuruan meruapakan proses bantuan terhadap

individu untuk menerima dan mengembangkan diri dan perannya secara

terpadu dalam dunia kerja, menguji konsepnya dengan realitas dan

kepuasan bagi dirinya dan masyarakat.

Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa kematangan

vokasional di perkembangan karier siswa SMK berada pada tahap

Page 101: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

101

tentatif. Dimana kematangan vokasional siswa diharapkan mulai

memiliki pemahaman diri (keterampilan, minat, bakat, sifat, cita-cita,

prestasi akademik, nilai kehidupan dan keadaan fisik. Dengan kata lain

siswa SMK memerlukan kematangan vokasional untuk mempersiapkan

diri untuk mengejar peluang pilihan berkaitan kesiapan kerja dalam

mengambil keputusan.

Agar kesiapan kerja siswa SMK Negeri 2 Sawahlunto Sumatera

Barat optimal ada baiknya mencoba menerapkan teori Glover dan

Marshal dalam Santrock (2003) adalah agar siswa sekolah kejuruan

mendapat cara-cara efektif untuk memperoleh keterampila-keterampilan

yang mereka butuhkan dalam bidang pekerjaan.

3. Hubungan Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja Siswa

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Peran Guru Pembimbing (X)

hubungannya dengan Kesiapan Kerja (Y). Hasil analisis data

membuktikan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara

peran guru pembimbing (X) dalam kesiapan kerja (Y). Semakin tinggi

peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa maka semakin tinggi

kesiapan kerja siswa mempersiapkan diri memasuki dunia kerja, maka

sebaliknya semakin rendah peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja

siswa semakin rendah pula kesiapan kerja siswa mempersiapkan diri

memasuki dunia kerja.

Seyogyanya guru pembimbing berperan membantu siswa dalam

menumbuhkembangkan potensinya. Salah satu potensi yang

dikembangkan pada diri siswa adalah kemandirian dan kesiapan diri,

Page 102: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

102

seperti kemandirian dalam mengambil keputusan penting dalam perjalanan

hidupnya yang berkaitan dengan pendidikan maupun persiapan , dan

kesiapan diri siswa untuk memasuki dunia kerja nantinya. Sejalan dengan

pendapat ini Thantawy (1997:73) menyebutkan tugas guru

pembimbing/konselor sekolah ialah menyelenggarakan pelayanan

bimbingan yang meliputi : bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan

sosial, bidang bimbingan belajar dan bidang bimbingan karier yang

disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa.

Lebih lanjut Prayitno, dkk (1997:117-140) mengemukakan tugas

guru pembimbing, sebagai berikut : memasyarakatkan pelayanan

bimbingan dan konseling, 2) merencanakan program bimbingan dan

konseling terutama program satuan layanan dan satuan kegiatan

pendukung untuk satuan-satuan waktu tertentu, program-program tersebut

tersebut dikemas dalam program harian, mingguan, bulanan semesteran

dan tahunan, 3) melaksanakan segenap satuan layanan bimbingan dan

konseling, 4) melaksanakan segenap program satuan kegiatan pendukung

bimbingan konseling, 5) menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan

layanan dan kegiatan pendukung, 6) menganalisis hasil penilaian layanan

dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, 7) melaksanakan

tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung

bimbingan dan konseling, 8) pengadministrasian kegiatan satuan layanan

dan kegiatan pendukung bimbingan yang dilaksanakan, 9)

mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan dalam pelayanan bimbingan

Page 103: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

103

dan konseling secara menyeluruh kepada koordinator bimbingan dan

konseling dan kepala sekolah.

Upaya yang harus dilakukan guru pembimbing agar optimal dalam

kesiapan kerja siswa SMK Negeri 2 Sawahlunto Sumatera Barat dengan

program bimbingan karier. Program bimbingan karier yang meliputi ; a)

Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan dan

pilihan karier, b) Pemantapan dalam cita-cita karier sesuai dengan bakat

minat dan kemampuan, c) Pemantapan dalam sikap positif dan objektif

terhadap pilihan kejuruan, d) Orientasi terhadap usaha memperoleh

penghasilan untuk kebutuhan hidup, e) Pengembangan dan pemantapan

informasi tentang kondisi tuntutan dunia kerja, jenis-jenis pekerjaan

tertentu, serta latihan kerja sesuai dengan karier dan kejuruan yang dipilih,

f) Pengembangan dan pemantapan keterampilan kejuruan, g) Orientasi

pendidikan dan pekerjaan berkenaan dengan pendidikan tambahan sesuai

dengan pilihan karier, h) Pelayanan terhadap tamatan untuk mencari

pekerjaan atau berusaha sendiri.

Dalam melaksanakan program bimbingan karier seyogyanya guru

pembimbing berkerjasama (kolaborasi) dalam melaksanakan program

bimbingan karier dengan pihak terkait, seperti: walikelas, guru

matapelajaran dan guru praktek di SMK Negeri 2 Sawahlunto Sumatera

Barat. Program bimbingan karier ini di upayakan dalam membantu siswa

SMK Negeri 3 Sawahlunto Sumatera Barat mengokohkan pilihan dan

pengembagan sejalan dengan bidang vokasi yang menjadi pilihannya,

kemudia membantu siswa SMK Negeri 2 Sawahlunto Sumatera Barat

Page 104: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

104

untuk dapat mengampil keputusan dalam mempersiapkan diri memasuki

dunia kerja.

I. Keterbatasan Penelitian

Pada prinsipnya, penelitian ini telah dilaksanakan dengan mengaju

pada metode dan prosedur ilmiah. Namun kesempurnaan hasilnya merupakan

hal yang tidak mudah untuk diwujudkan. Inilah hasil terbaik saat ini,

walaupun dengan keterbatasan dan kelemahan yang ditemui selama proses

penelitian.

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan dan kelemahan yang

tidak bisa dihindari walaupun instrumen telah dirancang dan telah diuji

validitas dan realibilitasnya. Namun kesungguhan dan kebenaran respon yang

diberikan oleh responden sulit dikontrol oleh peneliti, terutama dalam aspek

kejujuran dan keseriusan mengisinya. Dapat saja respon terhadap butir-butir

kuisioner yang diajukan tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarmya dan

kemungkinan juga ada unsur subjektif dalam memberikan respon yang tidak

dapat dipantau oleh peneliti. Karena itu, peneliti perlu menempatkan asumsi

bahwa respon yang diberikan terhadap pernyataan intrumen umumnya sudah

dapat gambaran yang sebenarnya sesuai dengan apa yang hendak diungkapkan

melalui intrumen penelitian.

Page 105: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

105

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Bab ini merupakan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti

yang dijabarkan melalui simpulan hasil penelitian serta saran-saran yang diajukan

peneliti kepada guru pembimbing/konselor sekolah, siswa serta peneliti yang

lainnya.

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah

dilakukan pada bab 4 dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

1. Peran guru pembimbing dalam kesiapan kerja siswa berkategori tinggi

dalam membantu siswa memahami dirinya, mengenal tentang lapangan

kerja, serta mengembangkan sikap positif terhadap kerja.

2. Kesiapan kerja siswa kelas X, XI, dan XII SMK Negeri 2 Sawahlunto

Sumatera Barat, menunjukkan perbedaan meskipun tidak signifikan.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara peran guru pembimbing

dengan kesiapan kerja siswa.

B. Implikasi

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dijadikan bahan

masukan bagi guru pembimbing dalam upaya meningkatkan diri dalam usaha

membantu siswa memasuki dunia kerja. Begitu pula bagi siswa yang

memiliki kesiapan kerja yang tinggi maupun yang rendah dapat

meningkatkan lagi usaha mempersiapkan diri dalam menggali potensi, bakat,

minat, dan belajar. Bagi siswa yang memiliki kesiapan kerja yang tinggi dapat

Page 106: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

106

memperkokoh dan mempertahankan kesiapan kerja yang ada pada diri

mereka. Sebaliknya, bagi siswa yang memiliki kesiapan kerja yang rendah

dapat menjadi media evaluasi diri, dan membangun potensi, bakat, minat dan

belajar yang lebih baik lagi. Karena kesiapan kerja merupakan salah satu

penentu keberhasilan diri sendiri, sehingga jika seseorang memiliki kesiapan

kerja yang baik dapat dipastikan bahwa ia akan sukses dalam berkarier atau

bisa dikatakan akan sukses dalam pendidikan dan kehidupanya.

Adapun hasil penelitian yang dapat menjadi acuan penyusunan

program bimbingan dan konseling berkaitan dengan:

1. berdasarkan perolehan skor item-item rendah yaitu siswa mengalami

ketidakpercayaan diri dalam kesiapan kerja, maka guru pembimbing

dapat melakukan kegiatan layanan informasi kepada siswa, layanan

penguasaan konten, layanan penempatan dan penyaluran, bimbingan

kelompok dan layanan konseling perorangan.

2. berdasarkan skor item-item tertinggi yaitu, maka guru pembimbing dapat

mempertahankan dan lebih meningkatkan dalam melakukan kegiatan

layanan informasi kepada siswa, layanan penguasaan konten, layanan

penempatan dan penyaluran, layanan bimbingan kelompok dan layanan

konseling perorangan.

Agar lebih terarah program yang akan dilakukan oleh guru

pembimbing, maka seharusnya guru pembimbing dapat melaksanakan

beberapa hal sebagai berikut:

Page 107: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

107

1. Layanan informasi berkaitan dengan kesiapan kerja, yang meliputi:

bagaimana membentuk kepercayaan diri dalam kerja, bagaimana

mengendalikan emosi, kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam kerja.

2. Layanan penguasaan konten ini dilakukan agar siswa mampu untuk

mengembangkan keterampilan serta memantapkan kemampuan atau

kompetensi pada diri siswa yang berkaitan dengan kesiapan kerja.

Layanan penguasaan konten ini berupa kemampuan siswa yang berkaitan

dengan bekerja. Layanan penguasaan konten ini berupa kemampuan

untuk memanfaatkan waktu untuk belajar efektif dengan cara menyusun

jadwal bekerja berdasarkan SOP yang baik, dan membuat catatan agar

mudah dipahami.

3. Layanan konseling perorangan merupakan layanan konseling yang

diselenggarakan oleh seorang konselor/guru pembimbing terhadap

seorang klien dalam rang pengentasan masalah pribadi klien. Dalam

kegiatan layanan ini yang dilakukan oleh seorang konselor/guru

pembimbing adalah menangani masalah yang dihadapi siswa berkaitan

dengan kesiapan kerja dalam bekerja, dan sehingga masalah siswa

terentaskan atau kehidupan efektif sehari-hari (KES) tercapai dengan

baik.

4. Layanan bimbingan kelompok dapat dilakukan dengan mengelompokkan

siswa dengan jumlah maksimal 15 orang dalam satu kelompok, topiknya

bisa topik bebas maupun topik tugas. Adapun materinya berkaitan

dengan kesiapan kerja dalam bekerja, seperti bagaimana membentuk

kepercayaan diri dalam bekerja, bagaimana mengendalikan emosi,

Page 108: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

108

bagaimana agar mudah dipahami dan dikerjakan, selain itu berkaitan

dengan dunia kerja yang berubah-ubah.

5. Layanan penempatan dan penyaluran dapat dilakukan dengan

mengembangkan kesiapan kerja dalam bekerja siswa melalui kegiatan

kelompok belajar. yaitu agar siswa dapat memperoleh penempatan yang

tepat dalam kegiatan-kegiatan yang dilaukan di sekolah salah satunya

penempatan dalam kegiatan bimbingan kelompok dan konseling

kelompok yang akan dilakukan oleh guru pembimbing.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, kesimpulan dan implikasi

yang telah dikemukakan diatas, ada beberapa saran yang diajukan peneliti,

yaitu:

1. Kepada Guru Pembimbing agar dapat membuat dan melaksanakan

program bimbingan karier yang berhubungan dengan pelayanan

konseling dalam membantu siswa memahami dirinya, mengenal tentang

lapangan kerja, serta mengembangkan sikap positif terhadap kerja.

2. Kepada siswa untuk lebih aktif lagi berdiskusi dengan guru pembimbing

dalam proses pembuatan keputusan karier, cara memilih dan mengambil

keputausan karier, meningkatkan keterampilan yang dapat menunjang

pilihan karier.

3. Untuk penelitian selanjutnya, direkomendasikan untuk mempelajari

aspek lain yang berkontribusi pada kualitas kesiapan siswa pekerjaan

bagi siswa SMK.

Page 109: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

109

DAFTAR RUJUKAN

Adegoroye, A.O.S, dkk. 2011. Towards Enhancing the Vocational Maturity

Status of Nigerian Secondary School Students Journal of Emerging

Trends in Educational Research and Policy Studies (JETERAPS) 2 (2):

113-119 © Scholarlink Research Institute Journals, 2011 (ISSN: 2141-

6990) jeteraps.scholarlinkresearch.org

Ahmadi, Abu & Ahmad Rohani. 1991. Bimbingan dan Konseling di Sekolah ,

Jakarta, Rineka Cipta.

Anoraga, Pandji. 2001. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta

Bryan Hiebert and William Borgen. 2002. Technical and Vocational Education

and Training in The Twenty-first Century- New Roles and Challenges for

Guidance and Counselling, UNESCO 2002

Danang Sunyoto. 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta:

MedPress.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Penataan Pendidikan Profesional

Konselor Dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur

Pendidikan Formal. Bandung: PPB FIP UPI.

Depdiknas. 2006. Workshop pelaksanaan KBK SMP di PPGT-VEDC Malang

tanggal 14-21 Juli 2006. Malang: PPGT-VEDC Malang.

Fuhrmann, B.S. 1990. Adolescence Adolescents 2nd

ed. London: Scott,

Foresman/Little, Brown Higher Education.

Gibson, R.L. & Mitchell, M.M. 1995. Introduction to Counseling and Guidance.

New York: MacMillan Publishing Company.

Grounlund, Norman E. 1977. Constructing Achievement Tests. USA:Prentice-

Hall.

Gunawan, Yusuf. 1991 Pengantar Bimbingan dan Konseling, Bandung : Pustaka.

Hasan, B. 2006. Career Maturity of Indian Adolescents as a Function of Self

Concept, Vocational Aspiration, and Gender. Journal of Indian Academy

of Applied Psychology, 32 (2), 127-134.

Healy. C. Charles. 1963:13-21. Career Development: Counseling Through the

Life Stages, Boston London Sydney Toronto: Allyn & Bacon, Inc.

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Perkembangan Anak. 1992. Jakarta: Erlangga.

Page 110: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

110

Irianto Agus. 2007. Statistik : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:Kencana

Prenada Media Group.

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan

Kualitatif). Jakarta: GP Press.

Jama Jalius. 2010. Makalah Internasional berjudul The Philopsophy and

Foundation of Vocational Education. Malaysia: Tanjong Malin, Perak.

Kartono, Kartini. 2004. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Grafindo

Keight Davis dan John W Newstrom. 1982. Human Behavior. New York: Mc

Graw Hill Book Company.

Komandyahrini, E. 2008. Hubungan Self Efficacy dengan Kematangan dalam

Memilih Karir Siswa Program Percepatan Belajar. Jurnal Keberbakatan

dan Kreativitas, 2 (1), 1-12.

Lawrence M, Brammer and Everett L. Shostrom. 1982. Therapeautic Psychology.

Fudamentals of Counseling and Psychohotherapy. Prentice- Hall,INC.

Englewood Cliffs. New Jersey.

Leung, S Alvin. 2008. J.A. Athanasou, R. Van Esbroeck (eds.) International

Handbook of Career Guidance, © Springer Science + Business Media

B.V.

Lundberg et al. 1997. Journal of Career Development 23, No. 3 (Spring 1997):

203-213 (E). 540 415.

Mar’at.1984. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Bandung: Ghalia

Indonesia

Munandir. 1996. Program Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta: Dirjen PT

Depdikbud.

Muray , C. L. 1983. Theoryes Of Career Developmen. New Jersey: Prentice- Hall

Inc.

Murad, Abdul. 2005. “Standar Kualitas Kompetensi Konselor Profesional :Studi

Pengembangan Standar Kompetensi di Lingkungan Pakar Konseling

Perguruan Tinggi Negeri Dan Konselor SMA Negeri”. Disertasi. UPI :

Bandung. Tidak dipublikasikan.

Nurhamidah. 2009. Kesiapan Siswa untuk Konseling Perorangan dan Peran Guru

Pembimbing. Tesis. Program Pascasarjana UNP: Padang. Tidak

diterbitkan

Page 111: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

111

Khayati Nur. 2006. Efektivitas Layanan Informasi dalam Bimbingan Karier

terhadap Kesiapan Kerja ditinjau dari Aspek Psikologis pada Siswa Kelas

III SMK Bhakti Praja Margasari, Tegal Tahun Pelajaran 2005/ 2006.

Tesis.UMN: Malang. Tidak diterbitkan.

Pascasarjana. 2011. Buku Panduan Penulisan Tesis dan Desertasi. Padang :

Program Pascasarjana UNP Padang.

Patton, W. & Creed, P. 2003. Predicting two Components of career Maturity in

School Based Adolescents. Journal of Career Development, 29 (4), 277-

290.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 74 Tahun 2008 tentang Tugas

Guru BK/Konselor dan Pengawasan Bimbingan dan Konseling.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan. 2005. Jakarta: Sinar Grafika, Jakarta.

Prayitno dan Erman Amti. 1994. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling.

P2LPTK:Jakarta.

Prayitno. dkk. 1997. Seri Panduan Pelaksanaan BK di Sekolah SMK. Jakarta :

Proyek Pengembangan LPTK, Dirjen Dikti.

____________. 2002. Profesi dan Organisasi Profesi Bimbingan

Konseling.P2LPTK.

Prayitno. 1987, Profesionalisasi Konseling dan Pendidikan Konselor, Dirjen PT.

Depdikbud, Jakarta.

_______. 1988, Orientasi Bimbingan dan Konseling, Dirjen PT. Depdikbud,

Jakarta.

_______. 2004. Seri Layanan Bimbingan dan Konseling, Layanan L1-L9.Padang:

FIP. Jurusan BK. UNP

_______. 2004, Dasar Standarisasi Profesi Konseling, Dirjen PT. Diknas.

Puskur, BALITBANG Depdiknas 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta

: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.

Rice F.P. 1993. Adolescent Development, Relationship, and Culture 7th ed.

Massachusetts: A Division of Simon & Schuster.

Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfa Beta.

Page 112: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

112

Risman Jondedwi. 2008. Panduan Pelayanan Pendidikan: SMK Negeri 1 Padang.

Padang: Bintang Grafika.

Ruslan. A. Gani. 1996. Bimbingan Karir. Bandung: Angkasa.

Santrock. Jhon W. Adolescence Perkembangan Remaja. Terjemahan oleh Shinto

B Adelar dan Sherly Saragih. 2003. Jakarta: Erlangga.

Savickas, M.L,. 2001. A Developmental Perfective on Vocational Behavior:

Career Pattern, Salience, and Themes. International Journal for

Educational and Vocational Guidance, 1,49-57.

Sciarra Daniel T. 2004. School Counseling. Foundations and Contemporary

Issues. Hofstra University.

Seligman, L. 1994. Developmental career counseling and assessment 2nd ed.

Thousand Oaks: Sage.

Shertzer, B. & Stone, S.C. 1980. Fundamentals of Counseling. Boston: Houghton

Mifflin Co.

Spencerg, Niles. 2001. Internat.Jnl.forEducationalandVocationalGuidance 1:

131-

139,2001.©2001KluwerAcademicPublishers.PrintedintheNetherlands.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Sukardi Dewa Ketut. 1988, Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Bina Aksara.

____________, 1993. Psikologi Pemilihan Karir. Jakarta: Rineka Cipta.

____________,1994. Bimbingan Karier di Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Sukardi Dewa Ketut dan Desak Made Sumiati. 1993. Panduan Perencanaan

Karir. Surabaya: Usaha NasionalSudjana. 1996. Metode Statistika.

Bandung: Tarsito

Sukirin. 1975. Tingkat Kesiapan Sebagai Titik Permulaan Baru, Yogyakarta:

Pidato pengukuhan Lektor Kepala Psikologi Perkembangan pada FIP

IKIP Yogyakarta, Nopember 1975.

Yusuf A. Muri. 1996. Teknik Analisa Data. Padang : FIP UNP.

____________, 2005a. Kiat sukses dalam karir. Bogor; Ghalia Indonesia.

Page 113: PERAN GURU PEMBIMBING DALAM KESIAPAN KERJA …e-dokumen.kemenag.go.id/files/FK8vNkBc1338007510.pdf · 3 ABSTRAK Mirna Ari Mulyani, 2011. Peran Guru Pembimbing dalam Kesiapan Kerja

113

____________, 2005b. Metodologi Penelitian. Padang: Program Pascasarjana

UNP Padang.

____________, 2005c. Dasar-dasar dan Teknik Evaluasi Pendidikan. Padang:

Program Pascasarjana UNP Padang.

Yusuf Syamsu. 2006. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT.

Remaja Rosda Karya.

UU.Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta, BP.

Cipta Jaya.

Walsh, Bruce. W. 2005. Handbook of Vocational Psychology (Theory, Research,

and Practice), London, Lawrence Eribaum Associate Publish.

Wakhinuddin. 2010. Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Warga Belajar Kursus

Para Profesi Mekanik Otomotif (Kajian Pelatihan Kursus Para Profesi

Paket B dan Paket C dalam Kelompok Pelathan Kursus Para Profesi

(KPP) dibengkel UPTD SKB Padang Pariaman, Sumatera Barat).

Patton, W. & Lokan, J. (2001). Perspectives on Donald Super’s Construct

of Career Maturity. International Journal for Educational and

Vocational Guidance, Vol. 1, 31 – 48.

Patton, Wendy and Spooner-Lane, Rebecca and Creed, Peter. 2005. Validation of

the Short Form of the Career Development Inventory - Australian

Version with a Sample of University Students. Australian Journal of

Career Development 14(3).

Winkel, W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling Di Intitusi Pendidikan, Jakarta,

Gramedia.