peran dompet peduli umat-daarut tauhiid dalam...
TRANSCRIPT
PERAN DOMPET PEDULI UMAT-DAARUT TAUHIID DALAM
PEMBERDAYAAN PETANI KECIL MELALUI PROGRAM USAHA TANI
MANDIRI
(Studi Pada Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Cabang Tangerang Banten)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Disusun oleh :
Miftah Farhatidini
1112046100140
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/2019
i
PERAN DOMPET PEDULI UMAT-DAARUT TAUHIID DALAM
PEMBERDAYAAN PETANI KECIL MELALUI PROGRAM USAHA TANI
MANDIRI
(Studi Pada Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Cabang Tangerang Banten)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Disusun oleh :
Miftah Farhatidini
NIM: 1112046100140
Di bawah bimbingan:
Dr. SOFYAN RIZAL, SE., M. Si.
NIP. 197604302011011002
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/2019
ii
LEMBARAN PENGESAHAN
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertandatangan di bawah :
Nama : Miftah Farhatidini
NIM : 1112046100140
Program Studi : Perbankan Syariah
Falkultas Ekonomi : Ekonomi Bisnis
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengambangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data
5. Mengeerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas hasil
karya ini
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah melalui
bukti yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa
saya melanggar pernyataan ini maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang
berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan seseungguhnya.
Jakarta, 15 Mei 2019
Miftah Farhatidini
iv
ABSTRAK
Miftah Farhatidini, NIM. 1112046100140, Peran Dompet Peduli Umat-Daarut
Tauhiid Dalam Pemberdayaan Petani Kecil Melalui Program Usaha Tani Mandiri
(Studi Pada Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Cabang Tangerang Banten),
Program Studi Perbankan Syariah Falkultas Ekonomi Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1440 H/2019.
Penelitian difokuskan kepada pemberdayaan petani kecil Dompet Peduli Umat-
Daarut Tauhiid Dalam Pemberdayaan Petani Kecil Melalui Program Usaha Tani
Mandiri di kampung Panunggalan Desa Babakan Kecamatan Tenjo Kabupaten
Bogor.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
pendekatan kualitatif dengan jenis metode deskriptif.
Hasil penelitian ini berkaitan dengan pemberdayaan Petani di kampung
Panunggalan Desa Babakan Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor DT Peduli melalui
Program UTAMA, memiliki tujuan memandirikan para petani. Dengan menyalurkan
zakat produktif melalui kontribusi bahan dan peralatan tani. Para petani ini dijadikan
pilot project dan percontohan bagi para petani lainnya sehingga tercapai kemandirian
yang dengan sendirinya kesejahteraan mereka akan meningkat.
Adapun proses yang dilakukukan DT Peduli Cabang Banten dengan
mengadakan koordinasi dengan sukarelawan di Panunggalan Desa Babakan.
Berdasarkan latar belakang mata pencaharian para mustahik ini petani dan buruh
lepas dengan pendidikan rendah maka dilakukan sosialisasi dan pelatihan secara
langsung di lahan yang sudah disiapkan DT Peduli seluas 1 Ha.
Dampak penyaluran dana zakat melalui program pemberdayaan Usaha tani
mandiri bagi para petani di Kampung Penunggalan Desa Babakan Kecamatan Tenjo
Kabupaten Bogor adalah para mustahik yang sudah mengikuti program pemberdayaan yang dilakukan oleh DT dapat merasakan hasil panen pisang
cavendish dan cabe selain itu memperoleh ketrampilan membuat produk olahan yang
dapat dilakukan oleh para ibu rumah tangga.
Dari beberapa kendala yang ditemukan di lapangan maka dilakukan analisis
SWOT sehingga terbentuklah 13 alternatif yang dapat dilakukan untuk
mengembangakan dan meningkatkan program pemberdayaan para petani kecil ini
melalui Program UTAMA yang dilakukan DT Peduli Cabang Banten dan
kemitraannya bersama para donatur serta pemerintah setempat.
Kata kunci : Pemberdayaan, petani, usaha tani mandiri
Pembimbing : Dr. Sofyan Rizal, SE., M. Si.
Daftar Pustaka : 1995 s.d 2019
v
ABSTRACT
Miftah Farhatidini, NIM. 1112046100140, The Role of the Caring for Umat-Daarut
Tauhiid Wallet in Smallholder Empowerment Through the Independent Farmer
Business Program (Study on the Caring Wallet for Umat-Daarut Tauhiid Tangerang
Banten Branch), Islamic Banking Study Program Faculty of Business Economics
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta 1440 H / 2019.
Research on Caring for Smallholder Empowerment Caring for Umat-Daarut
Tauhiid Wallet in the Small Farmer Empowerment Program Through Independent
Farming in the village of Panunggalan, Babakan Village, Tenjo District, Bogor
Regency.
The research method is basically a scientific way to get data with specific
purposes and uses. In this study, the authors used qualitative methods with
descriptive methods.
The results of this study relate to the empowerment of Farmers in Panunggalan
village, Babakan Village, Tenjo District, Bogor District, DT Cares through the
UTAMA Program, with the aim of empowering farmers. By distributing productive
zakat through the contribution of agricultural materials and equipment. The
participants were made as pilot projects and demonstrations for other farmers so
that self-sufficiency is achieved which will improve their welfare. The process
carried out by DT Peduli Banten Branch was by coordinating with volunteers at
Panunggalan, Babakan Village. Based on the background of the livelihoods of these
mustahik farmers and freelancers with low education, socialization and training
were conducted directly on the land prepared by DT Cares covering an area of 1 Ha.
The impact of zakat funding through empowerment programs Independent farming
for farmers in the Babakan Village Village in Tenjo Sub-District, Bogor Regency is
that mustahik who have participated in the empowerment program carried out by DT
can experience the harvest of cavendish bananas and chillies in addition to acquiring
processed products. can be done by housewives. From several obstacles found in the
field, a SWOT analysis was conducted so that 13 alternatives could be made to
develop and improve the empowerment program of these small farmers through the
MAIN Program carried out by the DT Cares Banten Branch and its partnership with
donors and the local government.
Keywords : Empowerment, farmer, independent farming
Adviser : Dr. Sofyan Rizal SE., M. Si.
Bibliography : 1995 – 2019
vi
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kekuatan pada penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Program Studi Perbankan Syariah
Program Kerjasama Fakultas Syariah dan Hukum dengan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam proses penulisan skripsi ini, tentu banyak pihak yang telah memberikan
bantuan moril dan materil. Karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA, QIA., BKP., CRMP selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Dr. Ahmad Tholabi, Kharlie, S.H., MA., M.H. selaku Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak AM Hasan Ali, M.A. selaku Ketua Program Studi Muamalat sekaligus
Ketua Tim Task Force Passing Out program studi Muamalat, dan Bapak Dr.
Abdurrauf, Lc., M.A. selaku Sekretaris Program Studi Muamalat.
4. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, S.E., M.B.A. selaku Ketua Program Studi
Perbankan Syariah, dan Ibu Yuke Rahmawati, MA selaku Sekretaris Program
Studi Perbankan Syariah.
5. Bapak Dr.Sofyan Rizal, SE., M.Si. selaku dosen pembimbing dan dosen
penasehat akademik yang telah memberikan arahan akademik selama penulis
menjalani bangku perkuliahan, serta memberikan saran, arahan, dorongan, dan
kesempatan waktu untuk pertemuan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan dengan baik.
vii
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan bekal
ilmu dan pengetahuan selama penulis menjalani perkuliahan.
7. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas
yang telah memberikan pelayanan fasilitas kepada penulis untuk melakukan studi
kepustakaan.
8. Segenap pimpinan dan karyawan Akademik Pusat, Akademik Fakultas Syariah
dan Hukum, dan Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan
pelayanan administasi yang diperlukan bagi penulis, mulai dari proses awal
masuk perkuliahan hingga penyelesaian perkuliahan.
9. Bapak Sofyan Supriyadi, Si., M.M dan bapak Ahmad Nuryusron selaku kepala
cabang dan ketua program Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid cabang Banten
atas kesempatan waktu untuk menjadi narasumber dalam penelitian ini.
10. Ibunda Armidah dan Ayahanda Marsad, selaku orangtua yang selalu memberikan
do’a dan dukungan, baik secara material maupun spiritual.
11. Adikku Muhammad Waqfi, sepupu-sepupu, uwa, om, tante, dan nenek yang
memberikan doa dan dukungan kepada penulis.
12. Sahabat-sahabatku Zainab, Aisyah, Mba Uud, Iir, Uni Mimi, Mira, Nusa, Mba
Mala, Mba Ica yang selalu memberikan semangat bagi penulis.
13. Rekan-rekan seperjuangan, Keluarga Besar Program Studi Muamalat 2012,
kekuatan 1 visi dan 1 misi dari Konsentrasi Perbankan Syariah, Asuransi Syariah,
dan Manajemen Zakat dan Wakaf, “Be yourself! See you on top!”
14. Teman-teman Kelas C Perbankan Syariah 2012, yang selalu menjadi tim terbaik
untuk berdiskusi di dalam maupun di luar kelas.
Penulis menyadari akan keterbatasan ilmu yang dimiliki. Oleh karena itu,
diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan
datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
viii
Jakarta, 15 Mei 2019
Penulis
Miftah Farhatidini
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING…………… ............................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN…………… .......................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN MAHASISWA ............................................................... iii
ABSTRAK ..................................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xii
LAMPIRAN ................................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang masalah ........................................................................................... 1
B. Identifikasi dan Pembatasana Masalah ..................................................................... 7
C. Perumusan Masalah .................................................................................................. 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................................... 8
E. Sistematika Penulisan Penelitian .............................................................................. 9
BAB II KERANGKA TEORI .................................................................................... 11
A. Pengertian Peran .................................................................................................... 11
B. Pengertian Pemberdayaan ...................................................................................... 13
C. Pengertian Zakat .................................................................................................... 14
D. Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) ........................................................... 16
E. Konsep Penghimpunan (Fundraising) ................................................................... 20
F. Kerangka Pemikiran .............................................................................................. 21
G. Review Kajian Terdahulu ..................................................................................... 22
1. Jurnal Ilmiah...................................................................................................... 22
2. Skripsi ............................................................................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 30
A. Metode Penelitian.................................................................................................... 30
x
B. Objek dan Subjek Penelitian ................................................................................... 30
C. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data ........................................................ 31
D. Teknik Analisis Data ............................................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................................. 40
A. Profil LAZNAS Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid .......................................... 40
1. Sejarah Singkat.................................................................................................. 40
2. Legal Formal ..................................................................................................... 40
3. Visi dan Misi ..................................................................................................... 42
4. Kepengurusan DPU DT .................................................................................... 43
5. Program-program dan Pendistribusian Dana Zakat .......................................... 44
6. Pola dan Strategi Fundraising Dana DPU DT .................................................. 48
B. Prinsip-Prinsip Inti Zakat (Zakat Core Principles-ZCP) .................................................... 49
C. Profil Obyek Penelitian ...................................................................................................... 54
D. Peran DPU DT Cabang Banten dalam Pemberdayaan Petani Kecil Melalui Program
Usaha Tani Mandiri................................................................................................. 55
E. Hasil Penelitian ....................................................................................................... 57
a. Usaha Tani Mandiri Kampung Panunggalan Desa Babakan Kec. Tenjo ......... 57
b. Hasil yang diperoleh para Mustahik .................................................................. 58
c. Kendala yang dihadapai dan Upaya Mengatasinya Melalui Analisi SWOT .... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 72
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 72
B. Saran ...................................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 74
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu ........................................................................ 23
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ................................................................................... 36
Tabel 4.1 Kelompok Prinsip Inti zakat (ZCP) .............................................................. 52
Tabel 4.2 Penjualan Hasil Petani Program UTAMA di Kampung Panunggulan Desa
Babakan Kecamatan Tenjo Kab Bogor ......................................................................... 59
Tabel 4.3 Daftar Kekuatan Dan Kelemahan Penyaluran dan Operasaional Program
UTAMA di Kampung Panuggulan Desa Babakan Kecamatan Tenjo Kab Bogor ....... 62
Tabel 4.4 Daftar Peluang Dan Ancaman Penyaluran dan Operasaional Program
UTAMA di Desa Tenjo Kab Bogor .............................................................................. 63
Tabel 4.5 Analisis Matriks Swot Penyaluran dan Operasaional Program UTAMA di
Desa Tenjo Kab Bogor .................................................................................................. 64
Tabel 4.6 Alternatif Yang Direkomendasikan Upaya Penyelesaian Terhadap Kendala
Penyaluran Dana pada Program UTAMA .................................................................... 69
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran ..................................................................... 21
Gambar 4.1 Sturktur Organisasi DT Peduli Cabang Banten......................................... 43
Gambar 4.2 Grafik Pendapatan Penjualan Hasil Panen Pisang Cavendish 3 Bulan
Berjalan Petani Program UTAMA di Kampung Panunggulan Desa Babakan
Kecamatan Tenjo Kab Bogor ........................................................................................ 61
xiii
LAMPIRAN
Lampiran 1 Wawancara Pada Pegawai Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid Cabang
Banten ........................................................................................................................... 78
Lampiran 2 Wawancara Pada Penerima Zakat Produktif Program Usaha Tani Mandiri85
Lampiran 3 Struktur DT Peduli Cabang Banten ......................................................... 107
Lampiran 4 Dokumentasi ............................................................................................ 108
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengah-
tengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan
senantiasa menarik berbagai kalangan baik para akademisi maupun para praktisi.
Berbagai teori konsep dan pendekatan pun terus menerus dikembangkan untuk
menjawab persoalan kemiskinan ini. Secara ekonomi kemiskinan dapat
dikategorikan sebagai kekurangan sumber daya yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan sekelompok orang.
Sumber daya dalam konteks ini menyangkut tidak hanya aspek finansial,
melainkan pula segala jenis kekayaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dalam arti luas. Berdasarkan konsep ini maka kemiskinan dapat
diukur secara langsung dengan menetapkan persediaan sumber daya yang dimiliki
melalui penggunaan standar baku yang dikenal dengan garis kemiskinan. Garis
kemiskinan yang digunakan Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 2,100 kalori per
orang per hari yang disertakan dengan pendapatan tertentu atau pendekatan Bank
dunia yang menggunakan 1 Dolar AS per orang per hari adalah contoh
pengukuran kemiskinan absolut.
Fenomena kemiskinan ini sangat ironis sekali dengan realita bangsa
Indonesia yang tidak hanya memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun
keberadaan mayoritas penduduk Indonesia sebagai penganut agama islam yang
menekankan nilai keadilan dan pemerataan ekonomi, terdapat potensi
sebagaimana hal itu dapat dijadikan sebagai modal sosial. Dalam ekonomi Islam,
pendistribusian kesejahteraan kepada seluruh umat manusia salah satunya dapat
melalui zakat, infak dan sedekah. Zakat, infak dan sedekah merupakan salah satu
ciri dari sistem ekonomi Islam dalam memberdayakan umatnya dan mengandung
2
asas keadilan didalamnya.1 Zakat, infak dan sedekah dapat dimanfaatkan sebagai
sarana penunjang pemerataan kesejahteraan masyarakat serta zakat akan
memperkecil kesenjangan sosial, meminimalisir jurang pemisah antara si kaya
dan si miskin serta dengan zakat akan tumbuh nilai kekeluargaan dan
persaudaraan. Zakat sebagai sumber dana sosial kaum muslimin sebenarnya
memiliki potensi besar bagi pendaan aktivitas peningkatan kesejahteraan sosial
dan ekonomi kaum muslimin di Indonesia. Zakat, infak dan sedekah juga
memiliki beberapa fungsi lainnya:2 fungsi yang Pertama adalah tanggung jawab
sosial (dalam hal penanggulangan kemiskinan, pemenuhan kebutuhan fisik
minimum, penyediaan lapangan kerja, dan juga bantuan dalam hal adanya
bencana alam, dan lain-lain). Kedua, perekonomian, yaitu dengan mengalihkan
harta yang tersimpan dan tidak produktif di kalangan masyarakat. Ketiga,
tegaknya jiwa umat, yaitu melalui tiga prinsip: menyempurnakan kemerdekaan
setiap individu, membangkitkan semangat beramal shaleh yang bermanfaat bagi
masyarakat luas, serta memelihara dan mempertahankan akidah.
Menurut ajaran Islam zakat sebaiknya dipungut oleh negara atau
pemerintah yang bertindak sebagai wakil fakir miskin untuk memperolah haknya
yang ada pada harta orang-orang kaya. Apabila negara tidak memiliki lembaga
pengumpulan zakat maka pemungutan dan pembagian zakat dapat dilakukan
misalnya oleh badan-badan hukum swasta di bawah pengawasan pemerintah. Hal
ini dijelaskan pada Undang-Undang Zakat No. 23 Tahun 2011 Tentang
Pengelolaan Zakat pada huruf d “bahwa dalam rangka meningkatkan daya guna
dan hasil guna, zakat, infak dan sedekah harus dikelola secara melembaga sesuai
dengan syariat Islam.3 Dalam hal ini peran lembaga amil zakat, infak, dan
sedekah baik itu BAZ atau LAZ swasta dan LAZ perusahaan BUMN berfungsi
untuk memberdayakan para mustahik serta mengelola dana ZIS yang ada di
1 Afzalurrahman, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang, (Jakarta : Yayasan Swarna Bhumy, 1995),
h. 64 2 Majalah BAZNAZ edisi September Tahun 2016
3 Undang-undang Zakat No. 23 Tahun 2011
3
Indonesia dengan maksimal. Menurut Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan (TNP2K) bahwa kriteria dasar pemberdayaan masyarakat yang
Pertama adalah adanya partisipasi kelompok masyarakat dalam penyelenggaraan
program. Kedua, ditandai oleh penyediaan alokasi dana secara langsung ke
masyarakat dan; Ketiga, penyelenggaraan program yang ditandai oleh sistem
yang transparan dan diawasi oleh pendamping serta masyarakat.4
Salah satunya adalah Dompet Peduli Umat - Daarut Tauhiid (DPU – DT),
yang merupakan sebuah Lembaga Amil Zakat Nasional dan merupakan Lembaga
Nirlaba yang bergerak di bidang penghimpunan (fundraising) dan pendayagunaan
dana zakat, Infaq, shadaqah dan wakaf (ZISWA). Didirikan 16 Juni 1999 Oleh
KH Abdullah Gymnastiar sebagai bagian dari Yayasan Daarut Tauhiid dengan
tekad menjadi LAZ yang Amanah, Profesional dan Jujur berlandaskan pada
Ukhuwah Islamiyah. Daarut Tauhiid selama ini telah melakukan
pengorganisasian zakat, pemungutan pengelolaan dan mendayagunakan zakat
hingga mendistribusikan zakat secara professional. Upaya penanggulangan
kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin yang dilakukan
melalui program DPU – DT walaupun belum sepenuhnya menyentuh seluruh
kelompok masyarakat miskin namun upaya ini sangatlah berarti dalam
membangun pondasi yang kuat untuk pengembangan program Dompet Peduli
Umat-Daarut Tauhiid ke wilayah yang lebih luas serta mencakup sasaran yang
lebih banyak. Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid juga berusaha menyalurkan
dana yang sudah diterima kepada mereka yang benar-benar berhak, dan berusaha
mengubah nasib kaum mustahik menjadi muzaki atau mereka yang sebelumnya
menerima zakat menjadi pemberi zakat.
Mulai tahun 2004, Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid mengembangkan
konsep penyaluran dana zakat bergulir berkesinambungan, untuk para penerima
zakat, agar suatu saat dapat meningkatkan taraf hidupnya dan mampu berubah
4 Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, ZAKAT COMMUNITY DEVELOPMENT Model
Pengembangan Zakat, (Jakarta : CV. Sinergy Mutlisarana, 2013), h. 97
4
dari penerima zakat menjadi pemberi zakat. Lembaga tidak hanya
memberikannya saja, melainkan juga memberi kailnya, agar mereka bisa terus
berusaha dan meningkatkan taraf hidupnya. Oleh karena itu, saat ini peningkatan
kekuatan ekonomi dan pembelajaran bagi masyarakat merupakan prioritas yang
harus diutamakan, sehingga upaya-upaya untuk menumbuhkan kemampuan dan
kemandirian ummat yang berasal dari sinergi potensi masyarakat patut untuk
diwujudkan secara bersama-sama.
Daarut Tauhid telah memperluas wilayah kerja hingga memiliki cabang di
Tangerang (Banten) yang juga menjalankan program pemberdayaan, yaitu
pemberdayaan yang berfokus pada pemberdayaan petani kecil di pedesaan
melalui program Usaha Tani Mandiri (UTAMA). Program Usaha Tani Mandiri
dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan lahan yang berkualitas sampai pada
proses pemasaran melalui program pendampingan yang intensif dan
berkesinambungan. Hasil akhirnya adalah terlaksananya keberlangsungan dan
kemandirian mustahik. Sasarannya dari program Usaha Tani Mandiri ini adalah
petani dhuafa yang tidak mempunyai lahan sendiri. Selama ini mereka hanya
menjadi buruh tani dimana penghasilannya sama sekali tidak mencukupi
kebutuhan kehidupan dan keluarga.
Jumlah petani Indonesia sendiri diketahui terus alami penurunan dari tahun
ke tahun. Berdasarkan data sejak tahun 2010-2017, presentasenya terus
mengalami penurunan sebesar 1,1 persen per tahun. Pada tahun 2010, setidaknya
terdapat 42,8 juta jiwa masyarakat Indonesia yang menggeluti bidang bercocok
tanam ini. Namun pada tahun 2017, angkanya turun menjadi hanya 39,7 juta jiwa.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian, Agung Hendradi
menegaskan sektor pertanian dianggap memiliki peran strategis dalam
pembangunan nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga
Februari 2017, tercatat penyerapan tenaga kerja di pertanian, perikanan, dan
perkebunan sebanyak lebih dari 39 juta jiwa atau 31,8 persen. Angka ini menjadi
tertinggi dibandingkan sektor perdagangan yang hanya 23 persen, jasa sebanyak
5
16 persen, industri sebesar 13 persen dan konstruksi sekitar 5 persen. Pertanian
memberi kontribusi besar untuk pangan, bahan baku industri, kesempatan kerja,
kewirausahaan dan penumpang produk domestik bruto. Agung menjelaskan
penurunan jumlah petani di Indonesia disebabkan lantaran kecilnya minat
generasi muda di sektor pertanian. Bahkan, berdasarkan studi yang dilakukan
terkahir, anak-anak berusia muda tidak lagi berprofesi sebagai petani di desa. Ada
empat hal yang diupayakan pemerintah. Pertama, penyediaan fasilitas dan
kemudahan bagi anak muda untuk beraktivitas di sektor pertanian. Kedua,
penyediaan lahan dan fasilitas sarana produksi. Ketiga, aplikasi teknologi.
Keempat, menjamin pemasaran.5
Sampai dengan akhir tahun 2017, dana zakat yang terkumpul di Indonesia
baru mencapai Rp 5 triliun, yaitu dua persen dari total potensi yang diperkirakan
mampu mencapai Rp 217 triliun. Namun angka ini masih bisa ditingkatkan lagi,
dan dalam konteks pertanian dana ini bisa menjadi pembiayaan alternatif untuk
membantu petani. Hal ini disampaikan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr
Arif Satria saat membuka acara Seminar Nasional bertajuk Dana Sosial Islam dan
Pemberdayaan Petani. Lebih lanjut Rektor menyampaikan, petani punya berbagai
problem dengan lembaga perbankan. Sistem bank konvensional ini tidak
kompatibel dan tidak adaptif untuk petani. Sedangkan kondisi yang ada saat ini,
tenaga kerja di sektor pertanian adalah yang terbesar. Sementara itu Edi
Fairuzzabadi, deputi Direktur Divisi Riset dan Asesmen Ekonomi dan Keuangan
Syariah Bank Indonesia mengatakan, tingkat kemiskinan di Indonesia ini
lumayan tinggi. Dan 49,89 persennya adalah petani.6
Salah satu daerah yang telah menjalankan program Usaha tani Mandiri
berdasarkan hasil wawancara Ahmad Nuryusron (terlampir) bahwa Kampung
5 Rizky Prabowo Rahino, “Jumlah Petani Indonesia Alami Penurunan, Ini Upaya Pemerintah”,
(http://pontianak.tribunnews.com/2018/03/18/jumlah-petani-indonesia-alami-penurunan-ini-upaya-
pemerintah. diakses 19 November 2018) 6 Irwan Kelana, “Dana Zakat Untuk Pembiayaan Pertanian”,
(https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/wakaf/18/05/03/p84lqa374-dana-zakat-untuk-
pembiayaan-pertanian. Diakses 19 November 2018)
6
Panunggulan Desa Babakan Kecamatan Tenjo di wilayah Kabupaten Bogor
merupakan salah satu sasaran dari program UTAMA. Para petani di kampung
Panunggulan merupakan petani pasif hal ini terjadi karena peralihan fungsi lahan.
Permasalahan yang dihadapi oleh kalangan petani di desa tersebut adalah
kemampuan untuk menambah luas lahan dikarenakan biaya yang kurang. Lahan
yang dikelola pun bukan milik sendiri tetapi pinjam dengan mereka yang tidak
mengolah lahan. Selain kendala dana yang dialami warga, juga karena beberapa
lahan telah terjual pada perusahaan swasta salah satunya adalah oleh PT MAU
sehingga kebanyakan penduduk di wilayah ini menjadi buruh mengakibatkan
susahnya warga untuk menambah lahan. Pemberdayaan akan dimulai dengan
membantu permodalan bagi beberapa warga di dua desa tersebut yang telah
diseleksi. Tidak hanya permodalan saja, DPU Daarut Tauhiid Tangerang Banten
juga memberikan pendampingan teknis.
Dengan hadirnya program Usaha Tani Mandiri ini diharapkan petani kecil
dipedesaan dapat mencukupi kehidupan mereka sehari-hari. Selain pemberian
modal, Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid juga memerhatikan spiritual petani
binaan. Mereka diwajibkan mengaji sepekan sekali dibawah bimbingan ustadz-
ustadz di lingkungan para petani yang memang ditunjuk sebagai mitra. Ada juga
pengajian akbar yang rutin dilakukan tiap Ahad di pekan terakhir, setiap bulan.7
Berdasarkan penjelasan yang penulis paparkan pada latar belakang masalah
di atas, penulis ingin mengkaji dan meneliti bagaimana peran Dompet Peduli
Umat-Daarut Tauhiid dalam meningkatkan kesejahteraan petani kecil melalui
program ekonomi yakni program Usaha Tani Mandiri (UTAMA), dalam sebuah
tulisan berbentuk skripsi dengan judul: “PERAN DOMPET PEDULI UMAT-
DAARUT TAUHIID DALAM PEMBERDAYAAN PETANI KECIL
MELALUI PROGRAM USAHA TANI MANDIRI (STUDI PADA
7 Erni, “DPU Daarut Tauhiid Bogor Berdayakan Buruh Tani Melalui Program UTAMA”, (https://dpu-
daaruttauhiid.org/web/news/detail/DPU-Daarut-Tauhiid-Bogor-Berdayakan-Buruh-Tani-Melalui-
Program-UTAMA. diakses 19 November 2018)
7
DOMPET PEDULI UMAT-DAARUT TAUHIID CABANG TANGERANG
BANTEN)”
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang muncul adalah:
1. Sebagian besar Lembaga Keuangan Syariah tidak melakukan follow up
(pendampingan) lebih lanjut terhadap nasabah pembiayaannya.
2. Proses Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid dalam melakukan pendampingan
dan pembinaan lebih lanjut pada nasabah pembiayaan program Usaha Tani
Mandiri.
3. Adanya kendala dan upaya Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid dalam
pelaksanaan pemberdayaan para petani, sosialisasi, pelatihan, proses
penanaman, hingga pemasaran produk, serta minat dan motivasi para petani
untuk menjadi petani yang mandiri.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulis
melakukan pembatasan masalah untuk memfokuskan penelitian dan menghindari
penyimpagan pokok pembahasan. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian
ini antara lain:
1. Produk pembiayaan yang akan di kaji dalam penelitian ini dibatasi pada
program Usaha Tani Mandiri yang ditujukan kepada petani kecil yang
dibiayai oleh Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid cabang Tangerang Banten
2. Objek yang diteliti adalah mustahik yang memperoleh zakat
produktif dari Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid di kampung Panunggulan
desa Babakan Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor.
3. Subyek adalah Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid yang beralamat di Jl.
Ciater Raya RT/RW 02/03 Rawa Mekar Jaya, Tangerang Selatan, Banten
15310 (samping RM.H.Sari)
8
C. Perumusan Masalah
Rumusan yang akan menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini
antara lain:
1. Bagaimana cara Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid menyalurkan
pembiayaan program Usaha Tani Mandiri di Desa Tenjo?
2. Bagaimana proses Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid melaksanakan
pemberdayaan petani kecil melalui program Usaha Tani Mandiri ?
3. Kendala apa saja yang di temui Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid dalam
dalam pelaksanaan pemberdayaan para petani dan bagaimana upaya
penyelesaiannya melalui analisis SWOT?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menjelaskan pembiayaan program Usaha Tani Mandiri di Dompet Peduli
Umat-Daarut Tauhiid.
2. Mendeskripsikan Peranan Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid dalam
melakukan pemberdayaan melalui program Usaha Tani Mandiri.
3. Memaparkan kendala-kendala yang di temui Dompet Peduli Umat-Daarut
Tauhiid dalam pelaksanaan pembiayaan program Usaha Tani Mandiri dan
memaparkan upaya penyelesaiannya melalui analisis SWOT
Manfaat dari diadakannya penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis, manfaat dari penelitian ini yaitu dapat memberikan sumbangan
ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi Islam, khususnya keilmuan dalam
bidang pendayagunaan dana (ZIS) zakat, infak dan sedekah. Dan menambah
literatur keilmuan yang dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya.
2. Secara praktis, manfaat dari penelitian ini diharapkan agar bermanfaat bagi
para pelajar, mahasiswa, akademisi lainnya dan khususya untuk para pelaku
ekonomi Islam.
9
3. Manfaat Praktis, manfaat dari penelitian ini diharapakan bisa memberi
manfaat bagi pihak Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid dalam
memaksimalkan dana zakat, infak dan sedekah yang berhasil dihimpun untuk
meningkatkan kesejahteraan para mustahik.
E. Sistematika Penulisan Penelitian
Sistematika yang penulis gunakan dalam penelitian ini terdiri dari lima
bab dan terbagi lagi menjadi beberapa sub bab. Adapun sistematika penelitian ini,
yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan secara singkat mengenai Latar Belakang
Masalah, Identifikasi dan Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah,
Tujuan dan Manfaat Penelitian, Review Kajian Terdahulu, Kerangka
Teori, dan Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab Ini menjelaskan tentang landasan teori dari penelitian yang
diambil. Dalam bab ini, dipaparkan secara gamblang mengenai Peran,
Pemberdayaan, Zakat, LAZNAS, dan Penghimpunan dana.
BAB III GAMBARAN OBJEK PENELITIAN
Bab ini adalah gambaran umum tentang profil Dompet Peduli Umat-
Daarut Tauhiid yang meliputi yaitu Sejarah Singkat, Legal Formal,
Visi dan Misi, Struktur Organisasi dan Program-program pembiayaan
dana zakat.
BAB IV PERAN DOMPET PEDULI UMMAT-DAARUT TAUHIID
DALAM PEMBERDAYAAN PETANI KECIL
Bab ini mendeskripsikan hasil penelitian yang dilakukan dan
pembahasan dari permasalahan yang diangkat mengenai; pembiayaan
program Usaha Tani Mandiri, proses dan bagaimana pemberdayaan
petani kecil oleh Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid serta
10
dampaknya terhadap taraf hidup petani, dan kendala-kendala yang
ditemui dalam proses pelaksanaan program dan upaya
penyelesaiaannya.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan kesimpulan dari pelaksanaan penelitian yang telah
dipaparkan pada bab-bab sebelumnya beserta saran-saran yang penulis
ajukan untuk LAZNAS dan beberapa kalangan masyarakat.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengah-
tengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan
senantiasa menarik berbagai kalangan baik para akademisi maupun para praktisi.
Berbagai teori konsep dan pendekatan pun terus menerus dikembangkan untuk
menjawab persoalan kemiskinan ini. Secara ekonomi kemiskinan dapat
dikategorikan sebagai kekurangan sumber daya yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan sekelompok orang.
Sumber daya dalam konteks ini menyangkut tidak hanya aspek finansial,
melainkan pula segala jenis kekayaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dalam arti luas. Berdasarkan konsep ini maka kemiskinan dapat
diukur secara langsung dengan menetapkan persediaan sumber daya yang dimiliki
melalui penggunaan standar baku yang dikenal dengan garis kemiskinan. Garis
kemiskinan yang digunakan Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 2,100 kalori per
orang per hari yang disertakan dengan pendapatan tertentu atau pendekatan Bank
dunia yang menggunakan 1 Dolar AS per orang per hari adalah contoh
pengukuran kemiskinan absolut.
Fenomena kemiskinan ini sangat ironis sekali dengan realita bangsa
Indonesia yang tidak hanya memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun
keberadaan mayoritas penduduk Indonesia sebagai penganut agama islam yang
menekankan nilai keadilan dan pemerataan ekonomi, terdapat potensi
sebagaimana hal itu dapat dijadikan sebagai modal sosial. Dalam ekonomi Islam,
pendistribusian kesejahteraan kepada seluruh umat manusia salah satunya dapat
melalui zakat, infak dan sedekah. Zakat, infak dan sedekah merupakan salah satu
ciri dari sistem ekonomi Islam dalam memberdayakan umatnya dan mengandung
2
asas keadilan didalamnya.1 Zakat, infak dan sedekah dapat dimanfaatkan sebagai
sarana penunjang pemerataan kesejahteraan masyarakat serta zakat akan
memperkecil kesenjangan sosial, meminimalisir jurang pemisah antara si kaya
dan si miskin serta dengan zakat akan tumbuh nilai kekeluargaan dan
persaudaraan. Zakat sebagai sumber dana sosial kaum muslimin sebenarnya
memiliki potensi besar bagi pendaan aktivitas peningkatan kesejahteraan sosial
dan ekonomi kaum muslimin di Indonesia. Zakat, infak dan sedekah juga
memiliki beberapa fungsi lainnya:2 fungsi yang Pertama adalah tanggung jawab
sosial (dalam hal penanggulangan kemiskinan, pemenuhan kebutuhan fisik
minimum, penyediaan lapangan kerja, dan juga bantuan dalam hal adanya
bencana alam, dan lain-lain). Kedua, perekonomian, yaitu dengan mengalihkan
harta yang tersimpan dan tidak produktif di kalangan masyarakat. Ketiga,
tegaknya jiwa umat, yaitu melalui tiga prinsip: menyempurnakan kemerdekaan
setiap individu, membangkitkan semangat beramal shaleh yang bermanfaat bagi
masyarakat luas, serta memelihara dan mempertahankan akidah.
Menurut ajaran Islam zakat sebaiknya dipungut oleh negara atau
pemerintah yang bertindak sebagai wakil fakir miskin untuk memperolah haknya
yang ada pada harta orang-orang kaya. Apabila negara tidak memiliki lembaga
pengumpulan zakat maka pemungutan dan pembagian zakat dapat dilakukan
misalnya oleh badan-badan hukum swasta di bawah pengawasan pemerintah. Hal
ini dijelaskan pada Undang-Undang Zakat No. 23 Tahun 2011 Tentang
Pengelolaan Zakat pada huruf d “bahwa dalam rangka meningkatkan daya guna
dan hasil guna, zakat, infak dan sedekah harus dikelola secara melembaga sesuai
dengan syariat Islam.3 Dalam hal ini peran lembaga amil zakat, infak, dan
sedekah baik itu BAZ atau LAZ swasta dan LAZ perusahaan BUMN berfungsi
untuk memberdayakan para mustahik serta mengelola dana ZIS yang ada di
1 Afzalurrahman, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang, (Jakarta : Yayasan Swarna Bhumy, 1995),
h. 64 2 Majalah BAZNAZ edisi September Tahun 2016
3 Undang-undang Zakat No. 23 Tahun 2011
3
Indonesia dengan maksimal. Menurut Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan (TNP2K) bahwa kriteria dasar pemberdayaan masyarakat yang
Pertama adalah adanya partisipasi kelompok masyarakat dalam penyelenggaraan
program. Kedua, ditandai oleh penyediaan alokasi dana secara langsung ke
masyarakat dan; Ketiga, penyelenggaraan program yang ditandai oleh sistem
yang transparan dan diawasi oleh pendamping serta masyarakat.4
Salah satunya adalah Dompet Peduli Umat - Daarut Tauhiid (DPU – DT),
yang merupakan sebuah Lembaga Amil Zakat Nasional dan merupakan Lembaga
Nirlaba yang bergerak di bidang penghimpunan (fundraising) dan pendayagunaan
dana zakat, Infaq, shadaqah dan wakaf (ZISWA). Didirikan 16 Juni 1999 Oleh
KH Abdullah Gymnastiar sebagai bagian dari Yayasan Daarut Tauhiid dengan
tekad menjadi LAZ yang Amanah, Profesional dan Jujur berlandaskan pada
Ukhuwah Islamiyah. Daarut Tauhiid selama ini telah melakukan
pengorganisasian zakat, pemungutan pengelolaan dan mendayagunakan zakat
hingga mendistribusikan zakat secara professional. Upaya penanggulangan
kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin yang dilakukan
melalui program DPU – DT walaupun belum sepenuhnya menyentuh seluruh
kelompok masyarakat miskin namun upaya ini sangatlah berarti dalam
membangun pondasi yang kuat untuk pengembangan program Dompet Peduli
Umat-Daarut Tauhiid ke wilayah yang lebih luas serta mencakup sasaran yang
lebih banyak. Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid juga berusaha menyalurkan
dana yang sudah diterima kepada mereka yang benar-benar berhak, dan berusaha
mengubah nasib kaum mustahik menjadi muzaki atau mereka yang sebelumnya
menerima zakat menjadi pemberi zakat.
Mulai tahun 2004, Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid mengembangkan
konsep penyaluran dana zakat bergulir berkesinambungan, untuk para penerima
zakat, agar suatu saat dapat meningkatkan taraf hidupnya dan mampu berubah
4 Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, ZAKAT COMMUNITY DEVELOPMENT Model
Pengembangan Zakat, (Jakarta : CV. Sinergy Mutlisarana, 2013), h. 97
4
dari penerima zakat menjadi pemberi zakat. Lembaga tidak hanya
memberikannya saja, melainkan juga memberi kailnya, agar mereka bisa terus
berusaha dan meningkatkan taraf hidupnya. Oleh karena itu, saat ini peningkatan
kekuatan ekonomi dan pembelajaran bagi masyarakat merupakan prioritas yang
harus diutamakan, sehingga upaya-upaya untuk menumbuhkan kemampuan dan
kemandirian ummat yang berasal dari sinergi potensi masyarakat patut untuk
diwujudkan secara bersama-sama.
Daarut Tauhid telah memperluas wilayah kerja hingga memiliki cabang di
Tangerang (Banten) yang juga menjalankan program pemberdayaan, yaitu
pemberdayaan yang berfokus pada pemberdayaan petani kecil di pedesaan
melalui program Usaha Tani Mandiri (UTAMA). Program Usaha Tani Mandiri
dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan lahan yang berkualitas sampai pada
proses pemasaran melalui program pendampingan yang intensif dan
berkesinambungan. Hasil akhirnya adalah terlaksananya keberlangsungan dan
kemandirian mustahik. Sasarannya dari program Usaha Tani Mandiri ini adalah
petani dhuafa yang tidak mempunyai lahan sendiri. Selama ini mereka hanya
menjadi buruh tani dimana penghasilannya sama sekali tidak mencukupi
kebutuhan kehidupan dan keluarga.
Jumlah petani Indonesia sendiri diketahui terus alami penurunan dari tahun
ke tahun. Berdasarkan data sejak tahun 2010-2017, presentasenya terus
mengalami penurunan sebesar 1,1 persen per tahun. Pada tahun 2010, setidaknya
terdapat 42,8 juta jiwa masyarakat Indonesia yang menggeluti bidang bercocok
tanam ini. Namun pada tahun 2017, angkanya turun menjadi hanya 39,7 juta jiwa.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian, Agung Hendradi
menegaskan sektor pertanian dianggap memiliki peran strategis dalam
pembangunan nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga
Februari 2017, tercatat penyerapan tenaga kerja di pertanian, perikanan, dan
perkebunan sebanyak lebih dari 39 juta jiwa atau 31,8 persen. Angka ini menjadi
tertinggi dibandingkan sektor perdagangan yang hanya 23 persen, jasa sebanyak
5
16 persen, industri sebesar 13 persen dan konstruksi sekitar 5 persen. Pertanian
memberi kontribusi besar untuk pangan, bahan baku industri, kesempatan kerja,
kewirausahaan dan penumpang produk domestik bruto. Agung menjelaskan
penurunan jumlah petani di Indonesia disebabkan lantaran kecilnya minat
generasi muda di sektor pertanian. Bahkan, berdasarkan studi yang dilakukan
terkahir, anak-anak berusia muda tidak lagi berprofesi sebagai petani di desa. Ada
empat hal yang diupayakan pemerintah. Pertama, penyediaan fasilitas dan
kemudahan bagi anak muda untuk beraktivitas di sektor pertanian. Kedua,
penyediaan lahan dan fasilitas sarana produksi. Ketiga, aplikasi teknologi.
Keempat, menjamin pemasaran.5
Sampai dengan akhir tahun 2017, dana zakat yang terkumpul di Indonesia
baru mencapai Rp 5 triliun, yaitu dua persen dari total potensi yang diperkirakan
mampu mencapai Rp 217 triliun. Namun angka ini masih bisa ditingkatkan lagi,
dan dalam konteks pertanian dana ini bisa menjadi pembiayaan alternatif untuk
membantu petani. Hal ini disampaikan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr
Arif Satria saat membuka acara Seminar Nasional bertajuk Dana Sosial Islam dan
Pemberdayaan Petani. Lebih lanjut Rektor menyampaikan, petani punya berbagai
problem dengan lembaga perbankan. Sistem bank konvensional ini tidak
kompatibel dan tidak adaptif untuk petani. Sedangkan kondisi yang ada saat ini,
tenaga kerja di sektor pertanian adalah yang terbesar. Sementara itu Edi
Fairuzzabadi, deputi Direktur Divisi Riset dan Asesmen Ekonomi dan Keuangan
Syariah Bank Indonesia mengatakan, tingkat kemiskinan di Indonesia ini
lumayan tinggi. Dan 49,89 persennya adalah petani.6
Salah satu daerah yang telah menjalankan program Usaha tani Mandiri
berdasarkan hasil wawancara Ahmad Nuryusron (terlampir) bahwa Kampung
5 Rizky Prabowo Rahino, “Jumlah Petani Indonesia Alami Penurunan, Ini Upaya Pemerintah”,
(http://pontianak.tribunnews.com/2018/03/18/jumlah-petani-indonesia-alami-penurunan-ini-upaya-
pemerintah. diakses 19 November 2018) 6 Irwan Kelana, “Dana Zakat Untuk Pembiayaan Pertanian”,
(https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/wakaf/18/05/03/p84lqa374-dana-zakat-untuk-
pembiayaan-pertanian. Diakses 19 November 2018)
6
Panunggulan Desa Babakan Kecamatan Tenjo di wilayah Kabupaten Bogor
merupakan salah satu sasaran dari program UTAMA. Para petani di kampung
Panunggulan merupakan petani pasif hal ini terjadi karena peralihan fungsi lahan.
Permasalahan yang dihadapi oleh kalangan petani di desa tersebut adalah
kemampuan untuk menambah luas lahan dikarenakan biaya yang kurang. Lahan
yang dikelola pun bukan milik sendiri tetapi pinjam dengan mereka yang tidak
mengolah lahan. Selain kendala dana yang dialami warga, juga karena beberapa
lahan telah terjual pada perusahaan swasta salah satunya adalah oleh PT MAU
sehingga kebanyakan penduduk di wilayah ini menjadi buruh mengakibatkan
susahnya warga untuk menambah lahan. Pemberdayaan akan dimulai dengan
membantu permodalan bagi beberapa warga di dua desa tersebut yang telah
diseleksi. Tidak hanya permodalan saja, DPU Daarut Tauhiid Tangerang Banten
juga memberikan pendampingan teknis.
Dengan hadirnya program Usaha Tani Mandiri ini diharapkan petani kecil
dipedesaan dapat mencukupi kehidupan mereka sehari-hari. Selain pemberian
modal, Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid juga memerhatikan spiritual petani
binaan. Mereka diwajibkan mengaji sepekan sekali dibawah bimbingan ustadz-
ustadz di lingkungan para petani yang memang ditunjuk sebagai mitra. Ada juga
pengajian akbar yang rutin dilakukan tiap Ahad di pekan terakhir, setiap bulan.7
Berdasarkan penjelasan yang penulis paparkan pada latar belakang masalah
di atas, penulis ingin mengkaji dan meneliti bagaimana peran Dompet Peduli
Umat-Daarut Tauhiid dalam meningkatkan kesejahteraan petani kecil melalui
program ekonomi yakni program Usaha Tani Mandiri (UTAMA), dalam sebuah
tulisan berbentuk skripsi dengan judul: “PERAN DOMPET PEDULI UMAT-
DAARUT TAUHIID DALAM PEMBERDAYAAN PETANI KECIL
MELALUI PROGRAM USAHA TANI MANDIRI (STUDI PADA
7 Erni, “DPU Daarut Tauhiid Bogor Berdayakan Buruh Tani Melalui Program UTAMA”, (https://dpu-
daaruttauhiid.org/web/news/detail/DPU-Daarut-Tauhiid-Bogor-Berdayakan-Buruh-Tani-Melalui-
Program-UTAMA. diakses 19 November 2018)
7
DOMPET PEDULI UMAT-DAARUT TAUHIID CABANG TANGERANG
BANTEN)”
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang muncul adalah:
1. Sebagian besar Lembaga Keuangan Syariah tidak melakukan follow up
(pendampingan) lebih lanjut terhadap nasabah pembiayaannya.
2. Proses Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid dalam melakukan pendampingan
dan pembinaan lebih lanjut pada nasabah pembiayaan program Usaha Tani
Mandiri.
3. Adanya kendala dan upaya Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid dalam
pelaksanaan pemberdayaan para petani, sosialisasi, pelatihan, proses
penanaman, hingga pemasaran produk, serta minat dan motivasi para petani
untuk menjadi petani yang mandiri.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulis
melakukan pembatasan masalah untuk memfokuskan penelitian dan menghindari
penyimpagan pokok pembahasan. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian
ini antara lain:
1. Produk pembiayaan yang akan di kaji dalam penelitian ini dibatasi pada
program Usaha Tani Mandiri yang ditujukan kepada petani kecil yang
dibiayai oleh Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid cabang Tangerang Banten
2. Objek yang diteliti adalah mustahik yang memperoleh zakat
produktif dari Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid di kampung Panunggulan
desa Babakan Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor.
3. Subyek adalah Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid yang beralamat di Jl.
Ciater Raya RT/RW 02/03 Rawa Mekar Jaya, Tangerang Selatan, Banten
15310 (samping RM.H.Sari)
8
C. Perumusan Masalah
Rumusan yang akan menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini
antara lain:
1. Bagaimana cara Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid menyalurkan
pembiayaan program Usaha Tani Mandiri di Desa Tenjo?
2. Bagaimana proses Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid melaksanakan
pemberdayaan petani kecil melalui program Usaha Tani Mandiri ?
3. Kendala apa saja yang di temui Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid dalam
dalam pelaksanaan pemberdayaan para petani dan bagaimana upaya
penyelesaiannya melalui analisis SWOT?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menjelaskan pembiayaan program Usaha Tani Mandiri di Dompet Peduli
Umat-Daarut Tauhiid.
2. Mendeskripsikan Peranan Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid dalam
melakukan pemberdayaan melalui program Usaha Tani Mandiri.
3. Memaparkan kendala-kendala yang di temui Dompet Peduli Umat-Daarut
Tauhiid dalam pelaksanaan pembiayaan program Usaha Tani Mandiri dan
memaparkan upaya penyelesaiannya melalui analisis SWOT
Manfaat dari diadakannya penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis, manfaat dari penelitian ini yaitu dapat memberikan sumbangan
ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi Islam, khususnya keilmuan dalam
bidang pendayagunaan dana (ZIS) zakat, infak dan sedekah. Dan menambah
literatur keilmuan yang dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya.
2. Secara praktis, manfaat dari penelitian ini diharapkan agar bermanfaat bagi
para pelajar, mahasiswa, akademisi lainnya dan khususya untuk para pelaku
ekonomi Islam.
9
3. Manfaat Praktis, manfaat dari penelitian ini diharapakan bisa memberi
manfaat bagi pihak Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid dalam
memaksimalkan dana zakat, infak dan sedekah yang berhasil dihimpun untuk
meningkatkan kesejahteraan para mustahik.
E. Sistematika Penulisan Penelitian
Sistematika yang penulis gunakan dalam penelitian ini terdiri dari lima
bab dan terbagi lagi menjadi beberapa sub bab. Adapun sistematika penelitian ini,
yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan secara singkat mengenai Latar Belakang
Masalah, Identifikasi dan Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah,
Tujuan dan Manfaat Penelitian, Review Kajian Terdahulu, Kerangka
Teori, dan Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab Ini menjelaskan tentang landasan teori dari penelitian yang
diambil. Dalam bab ini, dipaparkan secara gamblang mengenai Peran,
Pemberdayaan, Zakat, LAZNAS, dan Penghimpunan dana.
BAB III GAMBARAN OBJEK PENELITIAN
Bab ini adalah gambaran umum tentang profil Dompet Peduli Umat-
Daarut Tauhiid yang meliputi yaitu Sejarah Singkat, Legal Formal,
Visi dan Misi, Struktur Organisasi dan Program-program pembiayaan
dana zakat.
BAB IV PERAN DOMPET PEDULI UMMAT-DAARUT TAUHIID
DALAM PEMBERDAYAAN PETANI KECIL
Bab ini mendeskripsikan hasil penelitian yang dilakukan dan
pembahasan dari permasalahan yang diangkat mengenai; pembiayaan
program Usaha Tani Mandiri, proses dan bagaimana pemberdayaan
petani kecil oleh Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid serta
10
dampaknya terhadap taraf hidup petani, dan kendala-kendala yang
ditemui dalam proses pelaksanaan program dan upaya
penyelesaiaannya.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan kesimpulan dari pelaksanaan penelitian yang telah
dipaparkan pada bab-bab sebelumnya beserta saran-saran yang penulis
ajukan untuk LAZNAS dan beberapa kalangan masyarakat.
11
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Pengertian Peran
Peran menurut Soerjono Soekanto, merupakan aspek dinamis kedudukan
(status)12
, sedangkan status merupakan sekumpulan hak dan kewajiban yang
dimiliki seseorang apabila seseorang melakukan hak-hak dan kewajiban-
kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu fungsi.
Kemudian menurut Riyadi peran dapat diartikan sebagai orientasi dan konsep dari
bagian yang dimainkan oleh suatu pihak dalam oposisi sosial. Dengan peran
tersebut, sang pelaku baik itu individu maupun organisasi akan berprilaku sesuai
harapan orang atau lingkungannya.13
Sutarto mengemukakan bahwa peran itu terdiri dari tiga komponen, yaitu:
a. Konsepsi peran, yaitu: kepercayaan seseorang tentang apa yang dilakukan
dengan suatu situasi tertentu.
b. Harapan peran, yaitu: harapan orang lain terhadap seseorang yang menduduki
posisi tertentu mengenai bagaimana ia seharusnya bertindak.
c. Pelaksanaan peran, yaitu: perilaku sesungguhnya dari seseorang yang berada
pada suatu posisi tertentu14
.
Kalau ketiga komponen tersebut berlangsung serasi, maka interaksi sosial akan
terjalin kesinambungan dan kelancarannya.
Adapun pembagian peran menurut Soekanto peran dibagi menjadi 3 yaitu
sebagai berikut:
12
Soerjono Soekanto, Sosioiogi Suatu Pengantar. (Jakarta: CV. Rajawali. 2002). h. 243 13
Riyadi. Perencanaan Pembangunan Daerah Strategi Mengendalikan Potensi Dalam Mewujudkan
Otonomi Daerah. (Jakarta. Gramedia. 2002) h. 138 14
Sutarto. Dasar-Dasar Organisasi. (Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 2012) h. 138-139
12
1. Peran Aktif Peran aktif adalah peran yang diberikan oleh anggota kelompok
karena kedudukannya didalam kelompok sebagai aktifitas kelompok, seperti
pengurus, pejabat, dan lainnya sebagainya.
2. Peran Partisipatif Peran partisipatif adalah peran yang diberikan oleh anggota
kelompok kepada kelompoknya yang memberikan sumbangan yang sangat
berguna bagi kelompok itu sendiri.
3. Peran Pasif Peran pasif adalah sumbangan anggota kelompok yang bersifat
pasif, dimana anggota kelompok menahan dari agar memberikan kesempatan
kepada fungsi-fungsi lain dalam kelompok sehingga berjalan dengan baik.15
Peran adalah suatu rangkaian yang teratur yang ditimbulkan karena suatu
jabatan. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kecenderungan untuk hidup
berkelompok. Dalam kehidupan berkelompok tadi akan terjadi interaksi antara
anggota masyarakat yang satu dengan anggota masyarakat yang lainnya.
Tumbuhnya interaksi diantara mereka ada saling ketergantungan. Dalam
kehidupan bermasyarakat itu munculah apa yang dinamakan peran (role). Peran
merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan seseorang, apabila seseorang
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka
orang yang bersangkutan menjalankan suatu peranan. Untuk memberikan
pemahaman yang lebih jelas ada baiknya terlebih dahulu kita pahami tentang
pengertian peran,16
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian peran
merupakan suatu tindakan yang membatasi seseorang maupun suatu organisasi
untuk melakukan suatu kegiatan berdasarkan tujuan dan ketentuan yang telah
disepakati bersama agar dapat dilakukan sebaik-baiknya., maka dapat
disimpulkan peran sebagai berikut:
15
Soerjono Soekanto, Sosioiogi Suatu Pengantar, h., 243 16
Miftah Thoha. Kepemimpinan Dalam Manajemen. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2010) h.
127
13
a. Peran adalah pengaruh yang diharapkan dari seseorang dalam dan antar
hubungan sosial tertentu.
b. Peran adalah pengaruh yang berhubungan dengan status atau kedudukan
sosial tertentu.
c. Peran berlangsung bilamana seseorang melaksanakan hak-hak dan
kewajiban–kewajibannya sesuai dengan statusnya.
d. Peran terjadi bila ada suatu tindakan dan bila mana ada kesempatan yang
diberikan.
B. Pengertian Pemberdayaan
Pengertian pemberdayaan yang dikemukakan oleh Mc. Ardle yang dikutip
oleh Harry Hikmat yaitu sebagai proses pengambilan keputusan orang-orang yang
secara konsekuen melaksanakan keputusan-keputusan yang telah diambil
tersebut. Orang-orang yang telah mencapai tujuan kolektif diberdayakan melalui
kemandiriannya, bahkan merupakan sebuah keharusan untuk lebih diberdayakan
melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan, keterampilan dan
sumber daya lainnya. Hal itu dalam rangka mencapai tujuan mereka tanpa
bergantung pada pertolongan eksternal. Namun pengertian yang dikemukakan
oleh Mc. Ardle bukan bertujuan untuk mencapai sebuah tujuan semata, namun
lebih mementingkan makna sebuah proses dalam pengambilan keputusan sebagai
langkah untuk mencapai tujuan.17
Istilah lain keberdayaan dalam konteks pengembangan masyarakat adalah
kemampuan individu yang bersenyawa dengan invidu-individu lainnya dalam
masyarakat untuk membangun keberdayaan diri mereka yang bersangkutan.
Memberdayakan masyarakat adalah langkah atau proses mengupayakan unsur-
unsur keberdayaan dalam masyarakat sehingga mereka mampu meningkatkan
harkat dan martabat dan keluiar dari sebuah ketergantungan yang mengkondisikan
17
Harry Hikmat, Strategi Pemberdayaan Masyarakat (Bandung: Humaniora Utama Press, 2010), h. 3
14
mereka dalam perangkap kemiskinan dan keterbelakangan, atau dengan istilah
lain memandirikan masyarakat.18
Dalam konsep pemberdayaan, menurut Prijono dan Pranarka manusia adalah
subyek dari dirinya sendiri. Proses pemberdayaan yang menekankan pada proses
memberikan kemampuan kepada masyarakat menjadi berdaya, mendorong atau
memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk
menentukan pilihan hidupnya. Lebih lanjut dikatakan bahwa pemberdayaan harus
ditujukan pada kelompok atau lapisan masyarakat yang tertinggal.19
C. Pengertian Zakat
Zakat menurut istilah, definisi zakat dalam kajian fikih, sebagaimana
ditulis oleh beberapa fuqoha’ (ahli fikih), tercatat beberapa redaksi yang memiliki
maksud yang relatif sama. Di antara definisi yang dikemukakan oleh para fuqoha’
adalah: Menurut Asy-Syaukani, zakat adalah pemberian sebagian harta yang telah
mencapai nishab kepada orang fakir dan sebagainya dan tidak mempunyai sifat
yang dapat dicegah syara’ untuk mentasharufkan kepadanya.20
Zakat secara etimologis berasal dari kata zaka artinya, “berkah, bersih, dan
baik.” Zaka dapat pula “berarti tumbuh dan berkembang”.21
Secara terminologi,
zakat berarti “Sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan pada
orang-orang yang berhak”.22
Menurut Ahmad Rofiq, zakat adalah ibadah dan kewajiban sosial bagi para
aghniya’ (hartawan) setelah kekayaannya memenuhi batas minimal (nishab) dan
rentang waktu setahun (haul). Tujuannya untuk mewujudkan pemerataan keadilan
18
Anwar, Manajemen Pemberdayaan Perempuan (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 1 19
Prijono, Onny S. dan Pranarka A.M.W. (ed.). 1996. Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan
Implementasi. Jakarta: Centre for Strategic and International Studies (CSIS). 20
Teuku Muhammad Hasby Ash-Shiddiqy, Pedoman Zakat, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2009,
h.5 21
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat: Studi Komparatif Mengenai Status dan Filsafat Zakat Berdasarkan
Qur’an dan Hadis (terj.: Salamun Harun, dkk), (Pustaka Litera Antar Nusa dan Mizan, Bogor), h. 34. 22
Ibid.
15
dalam ekonomi. Menurut Umar bin al-khathab, zakat disyariatkan untuk merubah
mereka yang semula mustahik (penerima) zakat menjadi muzakki (pemberi /
pembayar zakat).23
Menurut bahasa, kata “zakat” berarti tumbuh, berkembang, subur atau
bertambah hai ini dijelaskan dalam QS. al-Baqarah [2]: 276:
ل يحب كله كفهار أثيم ) دقات وللاه با ويزبي الصه الز ( ٦٧٢يمحق للاه
Artinya: “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.”
Menurut Sayyid Sabiq, zakat adalah suatu sebutan dari suatu hak Allah
yang dikeluarkan seseorang untuk fakir miskin. Dinamakan zakat, karena dengan
mengeluarkan zakat di dalamnya terkandung harapan untuk memperoleh berkah,
pembersihan jiwa dari sifat kikir bagi orang kaya atau menghilangkan rasa iri hati
orang-orang miskin dan memupuknya dengan berbagai kebajikan.24
Hal ini dijelaskan dalam QS. at-Taubah [9]: 103:
يهم بها وصل عليهم إنه صلتك سكه لههم وللاه سمي خذ مه أمىالهم صدقة تطهزهم وتزك
( ٣٠١عليم )
Artinya :“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
zakat merupakan harta umat untuk umat, dari orang yang wajib membayarnya
23
Ahmad Rofiq, Fiqh Kontekastual: dari Normatif ke Pemaknaan Sosial, Y(ogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2004), h. 259 24
Asnaini, Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 7
16
kepada orang yang berhak menerimanya. Zakat dapat membersihkan jiwa para
muzakki dari sifat-sifat kikir, tamak serta membersihkan diri dari dosa dan
sekaligus menghilangkan rasa iri dan dengki si miskin kepada si kaya. Dengan
zakat dapat membentuk masyarakat makmur dan menumbuhkan penghidupan
yang serba
berkecukupan.
Zakat termasuk dalam kategori ibadah wajib (seperti shalat, haji, dan
puasa) yang telah diatur berdasarkan Al-Quran dan sunah. Dasar hukum
kewajiban mengeluarkan zakat QS. al-Baqarah [2]: 3 adalah:
اكعيه ) كاة واركعىا م الزه لة وآتىا الزه ( ٣١وأقيمىا الصه
Artinya: “Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-
orang yang rukuk.”
Selain itu, zakat juga merupakan amal sosial kemasyarakatan dan
kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat
manusia. Dengan dasar hukum tersebut zakat merupakan ibadah sosial yang
wajib dilaksanakan oleh umat islam dengan syarat-syarat tertentu. Selain Al-
Qur’an dan hadis terdapat juga dasar hukum formal yang dibuat oleh pemerintah
tentang pengelolaan zakat seperti Undang-Undang No. 23 tahun 2011 tentang
pengelolaan zakat dan pengelolaan zakat ini juga diatur dalam PSAK 109
Akuntansi Zakat, infak, dan shadaqoh.25
D. Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS)
Zainal Arifin menjelaskan pembangunan sistem Islam berdasarkan prinsip
larangan alikhtinaz (larangan menimbun harta) dan prinsip ta’awun (tolong
25
Saifudin Zuhri, Zakat di Era Reformasi (Tata Kelola Baru), (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo, 2012), h. 37
17
menolong).26
Prinsip melarang mendiamkan (menimbun) harta sehingga
menjadikan harta tersebut tidak produktif. Artinya, sektor ekonomi harus
didorong melalui perputaran harta yang produktif melalui sektor perdagangan.
Prinsip ta’awun (tolong menolong) diwujudkan salah satunya melalui konsep
zakat yakni kewajiban umat Islam menyisihkan sebagian hartanya untuk orang
yang berhak menerimanya.
Istilah pengelolaan berasal dari kata mengelola yang berarti mengendalikan
atau menyelenggarakan. Pengelolaan zakat maksudnya lembaga yang bertugas
secara khusus untuk mengurus dan mengelola zakat. Sedangkan pengelolaan
berarti proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang
lain, atau dapat juga diartikan proses pemberian pengawasan pada semua hal
yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan. Jika
pengelolaan dilakukan secara efektif maka akan berjalan secara lebih terarah dan
teratur rapi.
Dalam kaitannya dengan zakat, proses tersebut meliputi pengumpulan,
pendistribusian, pendayagunaan serta pengawasan. Dengan demikian yang
dimaksud pengelolaan zakat adalah proses pengumpulan, pendistribusian,
pendayagunaan serta pengawasan dalam pelaksanaan zakat.27
Dalam konteks Al- Qur’an, pengelola zakat disebut amil. Amil zakat
merupakan lembaga pengelola zakat yang dituntut bekerja secara professional
untuk dapat memanajemen pengelolaan zakat. Sehingga orang yang berhak
menjadi amil adalah orang yang memenuhi syarat-syarat berikut: Muslim,
Mukallaf, yaitu orang dewasa yang sehat akal dan pikirannya, Jujur, karena ia
diamanati harta kaum muslimin, Memahami hukum-hukum zakat, Mampu
melaksanakan tugas sebagai amil.28
26
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Alfabet, Jakarta, 2002), h. 3. 27
Muhammad Hasan, Manajemen Zakat Model Pengelolaan yang Efektif, (Yogyakarta: Idea Press,
2011), h. 17 28
Ilyas Supena dan Darmuin, Manajemen Zakat, (Semarang: Walisongo Press, 2009), h.1
18
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011
tentang pengelolaan zakat, yang dimaksud Pengelolaan zakat adalah kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap
pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat.29
Undang-Undang Pengelolaan Zakat mengatur bahwa pengelolaan zakat
dilakukan oleh badan amil zakat nasional dan lembaga amil zakat. Pengaturan
pendirian lembaga pengelolaan zakat memang penting mengingat potensi zakat di
Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam tentulah besar. Lembaga
pengelola zakat ini dalam Undang-Undang a quo disebutkan dengan istilah Badan
Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat.
Badan Amil Zakat Nasional (selanjutnya disingkat BAZNAS) merupakan
organisasi yang mengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah. BAZNAS
berkedudukan di tiap-tiap kabupaten/ kota. BAZNAS dinyatakan sebagai lembaga
pemerintah nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada
Presiden melalui Menteri Agama. Untuk melaksanakan tugasnya, BAZNAS
dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Hak Amil.
Sedangkan BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota dibiayai dengan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Hak Amil, serta juga dapat
dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Di tingkat Kabupaten/Kota dengan SK Bupati/Walikota atas usul Kepala
Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota disebut dengan Badan Amil Zakat
Daerah (BAZDA). Sedangkan di kecamatan dengan SK Camat atas usul Kepala
KUA. Pada tingkat Desa/Dinas/Badan/Kantor/Instansi lain dapat dibentuk Unit
Pengumpul Zakat (UPZ) oleh BAZNAS. BAZNAS Kabupaten yang dibentuk
didasarkan pada Surat Keputusan Bupati. BAZNAS Kabupaten bertugas
mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai dengan
ketentuan agama. Badan Amil Zakat berfungsi sebagai jembatan antara muzaqi
29
Ibid. Zuhri, h. 11
19
(pezakat) dan mustahiq (penerima). Adapun biaya operasional diperoleh dari
pemerintah Kabupaten dan dari jatah pengelola zakat. Prinsip zakat dalam tatanan
sosial ekonomi mempunyai tujuan untuk memberikan pihak tertentu yang
membutuhkan untuk menghimpun dirinya selama satu tahun ke depan dan bahkan
diharapkan sepanjang hidupnya. Dalam konteks ini, zakat didistribusikan untuk
dapat mengembangkan ekonomi baik melalui keterampilan yang menghasilkan
maupun dalam bidang perdagangan.30
Dengan demikian, BAZNAS bersama Pemerintah bertanggung jawab
untuk mengawal pengelolaan zakat yang berasaskan: syariat Islam, amanah,
kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi dan akuntabilitas.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6,
BAZNAS merupakan lembaga yang berwenang melakukan tugas pengelolaan
zakat secara nasional, BAZNAS menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: (Pasal
7).
a. Perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;
b. Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;
c. Pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan
zakat; dan
d. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat.
Berbeda dengan BAZNAS yang dikelola oleh pemerintah, Lembaga Amil
Zakat (selanjutnya disingkat LAZ) adalah organisasi yang mengelola zakat yang
dibentuk oleh masyarakat untuk mendukung pemberdayaan zakat oleh BAZNAS.
LAZ dipersyaratkan terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan Islam yang
bergerak di bidang pendidikan, dakwah dan sosial, berbentuk badan hukum
umumnya yayasan dan mendapat persetujuan dari BAZNAS. Berdasarkan Pasal
17 dan 18 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2011 Nomor 115).
30
Mursyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), h. 171.
20
LAZ merupakan lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh swasta atau
di luar pemerintah. LAZ adalah intitusi pengelolaan zakat yang sepenuhnya
dibentuk atas prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat yang bergerak di bidang
dakwah, pendidikan, sosial dan kemaslahatan umat islam. Lembaga Amil Zakat
ini dikukuhkan, dibina dan dilindungi pemerintah. Dalam melaksanakan tugasnya
LAZ memberikan laporan kepada pemerintah sesuai dengan tingkatannya.
Pengukuhan LAZ dilakukan oleh pemerintah atas usul LAZ yang telah memenuhi
persyaratan pengukuhan dilaksanakan setelah terlebih dahulu dilakukan penelitian
persyaratan.
LAZ sendiri memiliki forum antar lemabaga amil zakat yang mana forum
ini memiki fungsi untuk saling bertukar fikir antar lembaga zakat dan membahas
tentang bagaimana perkembangan zakat di Indonesia. Adapun syarat-syarat dapat
didirikannya Lembaga Amil Zakat adalah sebagai berikut :
1. Berbadan hukum;
2. Memiliki data muzzaki dan mustahik;
3. Memiliki program kerja;
4. Melampirkan surat pernyataan bersedia diaudit;
Eksistensi BAZNAS dan LAZ tidak boleh diartikan terjadinya persaingan
dalam mendapatkan mustahik zakat. Persaingan dalam hal ini boleh diartikan
sebagai fastabiqul khoirot (berlomba-lomba dalam kebaikan) dengan cara
mengajak orang menunaikan rukun Islam yang ketiga yakni membayar zakat.
E. Konsep Penghimpunan (Fundraising)
Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan menghimpun atau
menggalang dana zakat, infaq, dan sadaqah serta sumber daya lainnya dari
masyarakat baik individu, kelompok, organisasi dan perusahaan yang akan
disalurkan dan didayagunakan untuk mustahik.31
31
Didin Hafidhuddin dan Ahmad Juwaeni, Membangun Peradaban Zakat, (Jakarta: IMZ, 2006), h. 47.
21
Kegiatan fundraising memiliki setidaknya 5 (lima) tujuan pokok, yaitu
menghimpun dana, menghimpun donatur, menghimpun simpatisan atau
pendukung, membangun citra lembaga (brand image) dan memberikan kepuasan
pada donatur.32
Aktivitas fundraising menjadi suatu keniscayaan dalam pengelolaan wakaf.
Aktivitas fundraising dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan dalam rangka
penggalangan dana dan daya lainnya dari masyarakat yang akan digunakan untuk
membiayai program dan kegiatan operasional lembaga sehingga mencapai tujuan
dan untuk mengembangkan usaha-usaha sosial.33
F. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir adalah konseptual mengenai bagaimana satu teori
berhubungan di antara berbagai faktor yang telah diidentifikasikan penting
terhadap masalah penelitian. Dalam kerangka pemikiran, peneliti harus
menguraikan konsep atau variabel penelitiannya secara lebih terperinci.
Pada penelitian ini, penulis mencoba membangunsebuah kerangka pemikiran
teoritis yang tepat untuk menganalisis peran Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid
dalam pemberdayaan petani kecil. Hubungan alur berpikir pada penelitian ini
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.1 : Model Kerangka Pemikiran
32
M. Anwar Sani, Jurus Menghimpun Fulus, Manajemen Zakat Berbasis Masjid, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2010), h. 25. 33
Suparman, “Strategi Fundraising Wakaf Uang”, dalam Jurnal Wakaf dan Ekonomi Islam, Vol. II,
No. 2, April 2009
Peran Dompet Peduli
Umat-Daarut Tauhiid
(DPU-DT)
Kecukupan modal
Pembimbingan dan
pendampingan kegiatan
Usaha Tani Mandiri oleh
DPU-DT
Usaha Tani Mandiri
22
G. Review Kajian Terdahulu
Penulis melakukan tinjauan review kajian terdahulu sebagai referensi dan
rujukan penelitian.
1. Jurnal Ilmiah
Penelitian pertama yang dijadikan review studi terdahulu adalah
penelitan yang dilakukan oleh Bidari Dewanti dengan judul “Pengaruh
Program Komunitas Usaha Mikro Muamalat Berbasis Masjid (KUM3) Baitul
Maal Muamalat Terhadap Pemberdayaan Usaha Mikro di Jakarta” dalam
Jurnal Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Vol. 12 Nomor 2, Oktober
2013. Kesimpulan dari jurnal ini adalah: Berdasarkan hasil pengujian untuk
mengetahui efektivitas pendapatan mustahik sebelum dan sesudah
mendapatkan pembiayaan dilakukan dengan memakai analisis uji beda (paired
t-test) didapatkan hasil bahwa korelasi antara pendapatan sebelum dan
pendapatan sesudah adalah sangat kuat dan signifikan, sehingga program
pemberdayaan ekonomi KUM3 Bitulmaal Muamalat dapat dikatakan efektif.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pembiayaan yang dierikan dalam rangka
meningkatkan pendapatan pedagang sektor mikro sesuai dengan kebutuhan
nasabah.
Pengelolaan Zakat Produktif Dan Dampaknya Dalam
Upaya Pengentasan Kemiskinan Yang Dilakukan Oleh Berbagai Organisasi
Pengelola Zakat Di Indonesia Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Volume 2
Nomor 1 April 2019 Universitas Muhammadiyah Purwokerto oleh Makhrus.
Membahas mengenai pengelolaan zakat produktif dan dampaknya dalam
upaya pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh berbagai organisasi
pengelola zakat di Indonesia. Urgensi pengelolaan zakat produktif telah diatur
dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat.
Jurnal ini menguraikan Pendistribusian zakat oleh BAZNAS sebagaimana
23
telah dilakukan BAZNAS Kabupaten Banyumas membagi program
pendistribusian zakat menjadi dua bagian, yakni: pertama, zakat konsumtif
yang berkaitan
dengan kebutuhan jangka pendek mustahik. Kedua, zakat produktif
diarahkan untuk memberikan kebutuhan jangka panjang para mustahik
yang harapannya dapat memberi dampak sistemik pemberdayaan dalam
berbagai usaha produktif yang dapat dilakukan para mustahik. Organisasi
pengelola zakat yang digambarkan dalam isi artikel ini secara terprogram
meneluri masalah utama kaum miskin dengan membuat berbagai program
pemberdayaan masyarakat ke dalam bersektor utama yakni pendidikan, sosial,
kesehatan, dan kebencanaan. Sementara evaluasi untuk mengukur
perkembangan zakat nasional yang dapat menjadi indikator dampak zakat
terhadap kehidupan mustahik, kelembagaan organisasi zakat, dan peran
pemerintah, maka di Indonesia telah tersusun Indeks Zakat Nasional.
2. Skripsi
Adapun skripsi yang dilakukan mahasiswa terdahulu yang membahas
tentang pemberdayaan mustahik melalui dana zakat, infaq dan sedekah antara
lain sebagai berikut:
Tabel 2.1
Review Studi Terdahulu
No
Nama Penulis/Judul
/Skripsi, Tesis,
Jurnal/Tahun
Subtansi
Perbedaan dengan
pembahasan
penulis
1 Hardi Hidayat/Dampak
program KUM3 dalam
pemberdayaan ekonomi
berbasis masjid (studi
komparasi di tiga masjid
Skripsi ini
membahas
perbandingan
sebelum dan
sesudah
Peneliti meneliti
dalam segi peran
Dompet-Peduli
Umat-Daarut
Tauhiid dalam
24
binaan)/Skripsi/Fakultas
Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta/2010
diterapkannya
KUM3
(pemberdayaan
ekonomi berbasis
masjid) pada tiga
masjid binaan
program KUM3
mencanangkan
program
pemberdayaan
mustahik (dalam hal
ini petani kecil)
guna meningkatkan
kesejahteraan petani
kecil sehingga bisa
menjadi mandiri
yakni pada program
Usaha Tani Mandiri
2 Salim Waton/Efektivitas
Pendayagunaan Dana (ZIS)
Zakat, Infak dan Sedekah
Dalam Peningkatan
Kesejahteraan Mustahik di
Kecamatan Pulogadung
Jakarta Timur (Studi pada
Program Mandiri Terdepan
LAZ Baitul Maal
Hidayatullah)/Skripsi/Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta/2017
Skripsi ini
membahas
keefektifan program
yang sudah
dicanangkan oleh
pihak LAZ Baitul
Maal Hidayatullah
dalam
mendayagunakan
dana zakat, infak
dan sedekah yang
berhasil dihimpun
untuk
meningkatkan
kesejahteraan
mustahik yakni
pada program
Peneliti meneliti
dalam segi peran
Dompet-Peduli
Umat-Daarut
Tauhiid dalam
mencanangkan
program
pemberdayaan
mustahik (dalam hal
ini petani kecil)
guna meningkatkan
kesejahteraan petani
kecil sehingga bisa
menjadi mandiri
yakni pada program
Usaha Tani Mandiri
25
mapan.
3 Dita Kartika
Dewi/Pemberdayaan
Komunitas Usaha Mikro
Muamalat Berbasis Masjid
(Studi kasus di KJKS KUM3
“Rahmat”
Surabaya)/Skripsi/Fakultas
Syariah dan Hukum UIN
Sunan Ampel Surabaya/2014
Skripsi ini
membahas
mengenai
perkembangan
usaha mikro setelah
mengikuti program
Koperasi Jasa
Keuangan Syariah
Komuitas Usaha
Mikro Muamalat
(KJKS KUM3) di
KJKS KUM3
“Rahmat” Surabaya
Peneliti meneliti
dalam segi peran
Dompet-Peduli
Umat-Daarut
Tauhiid dalam
mencanangkan
program
pemberdayaan
mustahik (dalam hal
ini petani kecil)
guna meningkatkan
kesejahteraan petani
kecil sehingga bisa
menjadi mandiri
yakni pada program
Usaha Tani Mandiri
4
Chafidhotul
Chasanah/Pendayagunaan
Zakat Produktif Melalui
Program Microfinance
Berbasis Masyarakat
(Misykat) (Studi Kasus di
Lembaga Amil Zakat
Nasional Dompet Peduli
Ummat Daarut Tauhiid
Semarang)/Skripsi/Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN
Skripsi ini
membahas
mengenai
pendayagunaan
zakat produktif
yang telah
disalurkan melalui
program ekonomi
Dompet peduli
Umat-Daarut
Tauhiid yakni
Peneliti meneliti
dalam segi peran
Dompet-Peduli
Umat-Daarut
Tauhiid dalam
mencanangkan
program
pemberdayaan
mustahik (dalam hal
ini petani kecil)
guna meningkatkan
26
Walisongo Semarang/2015
program
Microfinance
Berbasis
Masyarakat
(Misykat) dan
perkembangan
perekonomian
mustahik setelah
mengikuti program
tersebut
kesejahteraan petani
kecil sehingga bisa
menjadi mandiri
yakni pada program
Usaha Tani Mandiri
5 Syaipudin Elman
Strategi Penyaluran Dana
Zakat Baznas Melalui
Program Pemberdayaan
Ekonomi
Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam)
Fakultas Syariah Dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah 2015
Skripsi ini
Menjelaskan
tentang penyaluran
dana zakat melalui
program
pemberdayaan
ekonomi
Peneliti meneliti
dalam segi peran
Dompet-Peduli
Umat-Daarut
Tauhiid dalam
mencanangkan
program
pemberdayaan
mustahik (dalam hal
ini petani kecil)
guna meningkatkan
kesejahteraan petani
kecil sehingga bisa
menjadi mandiri
yakni pada program
Usaha Tani Mandiri
6 Galih Yuliyati,
Analisis Teknik Penyaluran
Skripsi ini
membahas
Peneliti meneliti
dalam segi peran
27
Zakat Produktif terhadap
Pemberdayaan Ekonomi
Mustahik Di Badan Amil
Zakat Nasional (Baznas)
Kabupaten Boyolali.
Skripsi Jurusan Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis Islam Institut
Agama Islam Negeri
Surakarta 2017
mengenai teknik
pendistribusian
zakat produktif
yang dilakukan oleh
BAZNAS (Badan
Amil Zakat
Nasional)
Kabupaten Boyolali
telah tepat guna
terhadap
pemberdayaan
ekonomi dan
peningkatan
pendapatan
mustahik
Dompet-Peduli
Umat-Daarut
Tauhiid dalam
mencanangkan
program
pemberdayaan
mustahik (dalam hal
ini petani kecil)
guna meningkatkan
kesejahteraan petani
kecil sehingga bisa
menjadi mandiri
yakni pada program
Usaha Tani Mandiri
7 Fitri Febrianti,
Sistem Distribusi Zakat Di
Dompet Peduli Ummat (DPU)
Daarut Tauhiid Yogyakarta
Tahun 2017
Skripsi Program Studi
Manajemen Dakwah
Fakultas Dakwah Dan
Komunikasi Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta 2018
Skripsi ini membahas
sistem distribusi
zakat di Dompet
Peduli Ummat
(DPU) Daarut
Tauhiid Yogyakarta
pada tahun 2017
Peneliti meneliti
dalam segi peran
Dompet-Peduli
Umat-Daarut
Tauhiid dalam
mencanangkan
program
pemberdayaan
mustahik (dalam hal
ini petani kecil)
guna meningkatkan
kesejahteraan petani
kecil sehingga bisa
28
menjadi mandiri
yakni pada program
Usaha Tani Mandiri
8 Nurul Sholeh,
Strategi Penghimpunan Dan
Penyaluran Dana Zakat
Pada Lembaga Amil Zakat
Al Ihsan Jawa Tengah
(Lazis Jateng) Cabang Kota
Semarang
(Studi Kepuasan Muzaki
Dan Peningkatan
Pendapatan Mustahik)
Skripsi Jurusan Ekonomi
Syari’ah Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis Islam Institut
Agama Islam Negeri
Purwokerto 2016
Skripsi ini membahas
Sedangkan strategi
yang dilakukan oleh
LAZiS Jateng
cabang Kota
Semarang dalam
penyaluran dana
zakat adalah
melalui kerjasama
dan melalui
program penyaluran
dana zakat yang
terdiri dari
Economic Support,
Education Support,
Health Support, dan
Dakwah Support.
Peneliti meneliti
dalam segi peran
Dompet-Peduli
Umat-Daarut
Tauhiid dalam
mencanangkan
program
pemberdayaan
mustahik (dalam hal
ini petani kecil)
guna meningkatkan
kesejahteraan petani
kecil sehingga bisa
menjadi mandiri
yakni pada program
Usaha Tani Mandiri
9 Yuni Susilawati
Kontribusi Dompet Dhuafa
Dalam Pemberdayaan Kaum
Dhuafa Di Banyuasin Melalui
Program Pemberdayaan
Pertanian Sehat (P3s)
Skripsi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Raden Fatah
Membahas mengenai
Kontribusi Dompet
Dhuafa dalam
Pemberdayaan Kaum
Dhuafa di Banyuasin
melalui Program
Pemberdayaan
Petani Sehat (P3S)
Peneliti meneliti
dalam segi peran
Dompet-Peduli
Umat-Daarut
Tauhiid dalam
mencanangkan
program
pemberdayaan
29
Palembang 2016 mustahik (dalam hal
ini petani kecil)
guna meningkatkan
kesejahteraan petani
kecil sehingga bisa
menjadi mandiri
yakni pada program
Usaha Tani Mandiri
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian empiris atau dapat dikatakan
sebagai penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang data dan
informasinya diperoleh dari kegiatan di lapangan kerja penelitian.43
Penelitian deskritif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai dari suatu variabel, dalam hal ini variabel mandiri, baik satu variabel atau
lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan
variabel lain. Penelitian ini hanya menggunakan satu sampel.44
Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian eksplorasi dan
memainkan peranan yang amat penting dalam menciptakan hipotesa atau
pemahaman orang tentang berbagai variabel.45
Dalam hal ini peneliti akan mendiskripsikan tentang cara Dompet Peduli
Umat-Daarut Tauhiid menyalurkan pembiayaan program Usaha Tani Mandiri di
Desa Tenjo, proses Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid melaksanakan proses
dalam pemberdayaan petani kecil melalui program Usaha Tani Mandiri serta
upaya penyelesaiannya kendala yang di temui Dompet Peduli Umat-Daarut
Tauhiid dalam dalam pelaksanaan pemberdayaan para petani, sosialisasi,
pelatihan, proses penanaman, hingga pemasaran produk, serta minat dan motivasi
para petani untuk menjadi petani yang mandiri melalui analisis SWOT.
B. Objek dan Subjek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto, “Objek penelitian adalah variabel
43
Supardi, Metode Penelitian Ekonomi & Bisnis, (Yogyakarta : UII Press, 2005), h. 34 44
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), h. 7 45
M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
Lainnya, (Jakarta : Kencana, 2009), h. 69
31
penelitian yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian.” 46
Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah peran Dompet Peduli Umat-
Daarut Tauhiid dalam pemberdayaan petani kecil melalui program usaha tani
mandiri.
Menurut Suharsimi Arikunto, “Subjek penelitian adalah benda, hal, atau
orang tempat data untuk variabel penelitian.”47
Subjek penelitian yang diteliti
adalah Peduli Umat-Daarut Tauhiid .cabang Banten di Kota Tangerang Selatan.
C. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh.
Apabila peneliti menggunakan kuesioner/wawancara dalam pengumpulan
datanya maka sumber data tersebut responden, yaitu orangorang yang
merespon/menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan
tertulis/lisan dan apabila peneliti menggunakan dokumentasi maka
dokumentasi/catatanlah yang menjadi sumber dana. Sedangkan isi catatan sebagai
subjek penelitian/variabel penelitian.48
1. Sumber Data
Berdasarkan sumbernya, data penilitian yang digunakan dalam
penelitian ini dikelompokan menjadi dua jenis, diantaranya:
a. Data primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung dari sumber
utamanya. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh data
primer tersebut antara lain seperti wawancara, observasi dan
dokumentasi.49
Adapun yang digunakan sumber data dalam hal ini yaitu pihak-pihak
46
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI, (Jakarta: PT
Asdi Mahasatya). 2006., h.29 47
Ibid. h. 116 48
Ibid. h.129 49
Ibid, hal. 183 dan 184
32
yang tekait di Daarut Tauhid. Seperti Pimpinan atau Manajer di Daarut
Tauhid Cabang Banten, dan Penerima zakat program UTAMA di Daarut
Tauhiid cabang Banten.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang bersumber dari hasil penelitian
orang lain yang dibuat untuk maksud yang berbeda. Data tersebut dapat
berupa fakta, tabel, gambar dan lain-lain.4 Data sekunder juga dapat
diperoleh dari literature-literature keperpustakaan, seperti buku, jurnal,
majalah, internet dan sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan
judul penelitian skripsi.
2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.50
Definisi Operasional menurut Moh. Nazir menyatakan bahwa, suatu
definsi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti,
atau menspesifikasi kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur konstrak atau variable tersebut.51
Menurut Sugiyono menyatakan bahwa : “Variabel merupakan atribut
atribut dalam bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Jadi Pengertian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan”. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini
penulis hanya menggunakan satu variabel, yaitu variabel bebas (independent
variabel). Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain
dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti. Pengertian variabel bebas
50
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2008), h. 2 51
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Cetakan ke 6, (Bogor, Ghalia Indonesia,2011), h.126
33
menurut Sugiyono menyatakan bahwa : Variabel bebas adalah variable yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variable dependen (terikat).52
Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas (independent variable)
dan variabel tidak bebas (dependent variable) sebagai berikut: (1). Variabel
bebas (x), yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel dependen (y)
yaitu peran DT Darut Tauhid dalam program pemberdayaan petani Kampung
Panunggulan Desa Babakan Kecamatan Tenjo di wilayah Kabupaten Bogor.
Variabel independen terdiri dari program perberdayaan terhadap
masyarakat sasaran (x). Variabel tidak bebas (y), terdiri dari: (a). kegiatan
pemberdayaan program UTAMA dalam rangka mensejahterakan para
mustahik (y) baik dalam perencanaan, partisipasi dalam pelaksanaan,
partisipasi dalam pemanfaatan dan partisipasi dalam monitoring dan evaluasi.
Definisi operasional untuk memperoleh batasan yang jelas, variabel
yang diteliti didefinisikan secara operasional sehingga dapat dilakukan
pengukuran. Definisi operasional variabel-variabel dalam kerangka pikir
penelitian adalah sebagai berikut: (1). Bentuk peranan program UTAMA
dalam menyalurka zakat produktif, (2) Karakteristik sosio-demografi adalah
ciri yang melekat pada individu berupa karakteristik para mustahik
berdasarkan usia, mata pencaharian, pendidikan, suku bangsa (etnis),
pendapatan, keluarga, serta sosial budaya, hubungannya dengan orang lain
dan sebagainya. (3). Mata pencaharian adalah status pekerjaan atau jenis
pekerjaan utama responden pada saat dilakukan penelitian. Dalam penelitian
ini mata pencaharian dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu petani dan non petani.
(4). Pendapatan, adalah penghasilan responden yang diperoleh dari berbagai
sumber baik pekerjaan tetap maupun sampingan dalam satu bulan,
dinyatakan dalam rupiah dengan kategorisasi berdasarkan pada kondisi
52
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta,2015), h. 63-64
34
eksisting responden (data riil lapangan pada waktu dilakukan penelitian). (5).
Kepemilikan lahan adalah luas lahan yang dimiliki oleh responden,
dinyatakan dalam satuan hektar per kepala keluarga. (6). Tingkat keterlibatan
dalam program pemberdayaan Petani adalah keikutsertaan responden dalam
kegiatan program UTAMA, diukur dengan lamanya responden terlibat dalam
kegian tersebut. (7). Fasilitator adalah orang yang memberikan
pendampingan dalam proses pemberdayaan masyarakat, diukur melalui
kemampuannya dalam melakukan fungsi/perannya di bidang pemungkinan
(enabling), penguatan (empowering), perlindungan (protecting), dan
pendukungan (supporting) dalam rangka membantu para mustahil menuju
kemandirian. (8). Pendampingan suatu proses atau mekanisme mendampingi
para mustahik berupa interaksi dinamis antara fasilitator dengan mustahik
dalam rangka pemberdayaan yang pengukurannya melibatkan intensitas dan
kualitas (kesesuaian tujuan, metode, arah komunikasi, pembelajaran) dalam
proses pemberdayaan. (9). Bentuk kegiatan pemberdayaan merupakan
kegiatan yang dipilih dalam pemberdayaan yang meliputi (a) peningkatan
kapasitas mustahik (kegiatan dapat berupa pelatihan dengan substansi
pengembangan perilaku mustahik terutama keterampilan yang bersifat
aplikatif dan pelatihan lain yang mendukung kegiatan program UTAMA); (b)
pengembangan ekonomi usaha produktif (pengembangan usaha produktif
masyarakat berdasarkan potensi lokal, penerapan teknologi tepat guna, kerja
sama dengan stakeholder dalam hal ini donatur dan pasar pengguna hasil
usaha masyarakat); (c) penguatan kelembagaan (upaya untuk membentuk,
meningkatkan dan memantapkan peran kelembagaan atau organisasi lokal
termasuk kelompok-kelompok yang ada melalui fasilitasi dan pembinaan);
dan (d) bantuan fisik/material. Dalam konteks ini hal tersebut diukur melalui
tingkat proporsi berbagai bentuk kegiatan yang sesuai dengan kondisi potensi
dan kebutuhan para mustahik. (10). Monitoring dan evaluasi adalah kegiatan
dalam mengarahkan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat,
35
menilai, serta tindak lanjut termasuk adanya alternatif pemecahan masalah.
Diukur melalui intensitas monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan dalam pemberdayaan
3. Metode Pengumpulan Data
Suharsimi Arikunto, menyatakan bahwa metode pengumpulan data
adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
data, dan instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah.53
Untuk mendapatkan data pada
penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan sebagai berikut :
a. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah salah satu teknis pegumpulan data. Pelaksanaannya
dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai,
dapat juga secara tidak langsung seperti: memberikan daftar pertanyaan
untuk dijawab pada kesempatan lain.54
Metode wawancara pada prinsipnya sama dengan metode angket.
Perbedaannya pada angket pertanyaan diajukan secara tertulis,
sedangkan wawancara pertanyaannya diajukan secara lisan.
Berikut ini merupakan pedoman wawancara yang disifatkan general
karena adanya keterkaitan di antara variabel sehingga beberapa indikator
juga ditujukan kepada responden/informan yang berbeda.
Tabel 3.1 Operasional Variabel
53
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta : Rineka Cipta,
2014),h. 117 54
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi; Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005), h. 60
36
Aspek Yang Diteliti Indikator Teknik Pengumpulan
Data
Gambaran umum
lokasi dan profil DT
Dompet Peduli Umat
Daarut Tauhiid
Cabang Banten
1. Struktur lembaga
2. Sumber daya
3. Program-program dan
pendistribusian dana zakat
4. Lokasi
5. Aset yang
Pedoman Observasi
Pedoman Wawancara
pada pegawai Dompet
Peduli Umat Daarut
Tauhiid Cabang Banten
Kepala Cabang DT
Banten
Kondisi empirik
penyelenggaraan
program UTAMA di
Kampung
Panunggulan Desa
Babakan Kecamatan
Tenjo di wilayah
Kabupaten Bogor
1. Kondisi Sosial Kelompok
Tani
2. Jumlah kelompok tani
3. Sumber daya kelompok
tani
4. Jenis produk kelompok tani
5. Lokasi kelompok tani
6. Struktur lembaga kelompok
tani
7. Aset yang dimiliki
kelompok tani
Pedoman Observasi
Pedoman Wawancara
pada pegawai Dompet
Peduli Umat Daarut
Tauhiid Cabang Banten
Kepala Program
Pemberdayaan DT Peduli
Banten
Program UTAMA 1. Persiapan yang dilakukan
sebelum program
pemberdayaan UTAMA
2. Pendekatan yang
digunakan dalam
perekrutan
3. Mekanisme pengalokasian
materi waktu dan tempat
Pedoman Observasi
Pedoman Wawancara
pada pegawai Dompet
Peduli Umat Daarut
Tauhiid Cabang Banten
Kepala Program
Pemberdayaan DT Peduli
Banten
37
4. Sasaran program
penyuluhan
Pemberdayaan petani 1. Latar belakang narasumber
2. Minat dan motivasi
3. Proses pemberdayaan
4. Dampak dan hasil dari
pemberdayaan program
UTAMA
Pedoman Observasi
Pedoman Wawancara
Pada penerima zakat
produktif program usaha
tani mandiri
b. Pengamatan (observasi)
Observasi atau yang sering disebut pula dengan pengamatan, meliputi
kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indra.55
Teknik ini dilakukan dengan cara
melakukan pengamatan langsung mengenai proses penerapan program
UTAMA Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid menyalurkan
pembiayaan program Usaha Tani Mandiri di Desa Tenjo, hal ini
dilakukan untuk mengetahui secara pasti dan langsung penerapan
pemberdayaan petani kecil melalui program Usaha Tani Mandiri dan
dampaknya terhadap taraf hidup petani kecil.
c. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barangbarang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, penulis
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.56
Teknik ini dilakukan dengan cara pengumpulan data (informasi) tertulis.
Adapun data yang diperlukan adalah:
b) Data yang bersumber dari referensi studi kepustakaan melalui
55
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. h. 199 56
Ibid. h. 201
38
jurnal, artikel dan bahan lain dari berbagai situs website yang
mendukung.
c) Data tentang program kerja dan data lainnya tentang Dompet
Peduli Umat-Daarut Tauhiid.
4. Populasi dan Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik sebuah
kesimpulannya.13 Pada penelitian ini populasinya adalah masyarakat
mustahiq di Kampung Panunggulan Desa Babakan Kecamatan Tenjo di
wilayah Kabupaten Bogor yang mengikuti program UTAMA. Sampel
adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur
tertentu sehingga dapat mewakili populasi.57
Pada pengambilan sampel
penelitian menggunakan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang
berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang diperkirakan mempunyai
hubungan yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada pada populasi
yang sudah diketahui sebelumnya. Dari hal tersebut pengambilan sampel
merupakan kunci yang mewakili dari ciri-ciri atau sifat-sifat dari
populasinya.58
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah teknik-teknik yang digunakan oleh penulis
untuk menganalisa data yang penulis dapatkan. Dalam menganalisis data penulis
menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif, yaitu metode yang dipakai
untuk membantu dalam menggambarkan keadaan–keadaan yang mungkin
terdapat dalam situasi tertentu serta mengetahui bagaimana mencapai tujuan yang
57
Somantri Ating dan Sambas Ali Muhidin, Aplikasi Statistik dalam Penelitian, (Bandung : Pustaka
Setia, 2006) h. 63 58
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2008), h. 73
39
diinginkan. Penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif,59
dimana peneliti
mendiskripsikan tentang objek dengan mencatat apa yang ada dalam objek
penelitian kemudian memasukkannya dengan sumber data yang ada dalam objek
penelitian.60
Pada penelitian kali ini dengan mengumpulkan semua data yang ada, baik
data primer (melalui metode wawancara dan observasi) maupun data sekunder
(melalui dokumentasi). Dan kemudian menganalisis dengan menggunakan
analisis SWOT untuk mengetahui letak kekuatan, kelemahan, ancaman serta
alternatif-alternatif pemecahannya dan akhirnya mengambil kesimpulan atas
analisis tersebut.
59
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi, (PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006),
h.15. 60
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, h., 12
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Profil LAZNAS Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid
1. Sejarah Singkat
Dompet Peduli Ummat adalah sebuah lembaga amil zakat dan
merupakan lembaga nirlaba yang bergerak di bidang penghimpunan
(fundraising) dan pendayagunaan dana zakat, Infaq, shadaqah dan wakaf
(ziswa). Didirikan 16 Juni 1999 Oleh KH Abdullah Gymnastiar sebagai
bagian dari Yayasan Daarut Tauhiid dengan tekad menjadi LAZ yang
Amanah, Profesional dan Jujur berlandaskan pada Ukhuwah Islamiyah.
Latar belakang berdirinya DPU-DT adalah bahwa Indonesia sebagai
negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia memiliki potensi
zakat yang amat besar. Sayangnya, sebagian besar masyarakat masih belum
memili adaran untuk berzakat sesuai dengan ketentuannya. Hal lain yang
juga menjadi perhatian adalah belum optimalnya penggunaan dana zakat ini.
Kadang, penyaluran dana zakat hanya sebatas pada pemberian bantuan saja
tanpa memikirkan kelanjutan dari kehidupan si penerima dana.DPU-DT
berusaha untuk mengatasi hal-hal tersebut. Selain berusaha membangkitkan
kesadaran masyarakat terhadap zakat, DPU-DT juga berusaha menyalurkan
dana yang sudah diterima kepada mereka yang benar-benar berhak, dan
berusaha mengubah nasib kaum mustahik menjadi muzaki atau mereka yang
sebelumnya menerima zakat menjadi pemberi zakat.
2. Legal Formal
Kiprah DPU-DT ini diperhatikan oleh pemerintah, sehingga dalam
waktu yang cukup singkat sejak masa berdiri DPU-DT sudah berhasil
menjadi LAZNAS sesuai dengan SK Menteri Agama No. 410 tahun 2004
pada tanggal 13 Oktober 2004. DPU-DT secara efektif menjalankan
41
aktifitasnya pada bulan Juni 2000, dengan berbasiskan pada database, dimana
setiap donatur mempunyai nomor dan kartu anggota sehingga kepedulian dan
komitmen donatur dapat terukur. Mulai tahun 2004, DPU Daarut Tauhiid
mengembangkan konsep penyaluran dana zakat bergulir berkesinambungan,
untuk para penerima zakat, agar suatu saat dapat meningkatkan taraf
hidupnya dan mampu berubah dari penerima zakat menjadi pemberi zakat.
Lembaga tidak hanya member ikannya saja, melainkan juga memberi
kailnya, agar mereka bisa terus berusaha dan meningkatkan taraf hidupnya.
Oleh karena itu, saat ini peningkatan kekuatan ekonomi dan pembelajaran
bagi masyarakat merupakan prioritas yang harus diutamakan, sehingga
upaya-upaya untuk menumbuhkan kemampuan dan kemandirian ummat
yang berasal dari sinergi potensi masyarakat patut untuk diwujudkan secara
bersama-sama.47
Dari aspek legal formal, DPU-DT dikukuhkan sebagai Lembaga Amil
Zakat Daerah Jawa Barat oleh Gubernur Jawa Barat tanggal 19 Agustus
2002. Kemudian Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU Daarut
Tauhiid) resmi menjadi Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS). Hal ini
ditandai dengan terbitnya keputusan menteri agama nomor 257 tahun 2016.
Di mana sebelumnya sejak tahun 2004 telah menjadi Lembaga Amil Zakat
Nasional dengan nomor SK 410 Tahun 2004. Serah terima izin LAZNAS
diwakili oleh Dr. H. Juraidi, MA dari Kementrian Agama Republik Indonesia
(Kemenag RI) dan H. Herman, S.Sos., selaku Direktur Utama DPU Daarut
Tauhiid di Masjid Daarut Tauhiid, Bandung.48
Adapun susunan legal formal DPU-DT 49
adalah sebagai berikut:
47
https://dpu-daaruttauhiid.org/web/pages/profile/3. diakses 13/02/2019 48
https://dpu-daaruttauhiid.org/web/news/detail/Dompet-Peduli-Ummat-Daarut-Tauhiid-Resmi-
Menjadi-LAZNAS. diakses 13/02/2019 49
https://dpu-daaruttauhiid.org/web/pages/profile/6. diakses 15/02/2019
42
1. S.K. Pengurus YYS DT No.10/SK/C/YYS-DT/VIII/10 Tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Struktural DPU DT
2. S.K. Pengurus YYS DT No.09/SK/C/YYS-DT/I/13 Tentang
Perubahan Struktur Organisasi DPU DT
3. UU RI No.23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat
4. S.K. Gubernur Jawa Barat No.451.12/Kep.846-YANSOS/2002,
Tentang Pengukuhan DPU DT sebagai LAZDA (Lembaga Amil
Zakat Daerah)
5. AKTA NOTARIS Dr. WIRATNI AHMADI, SH, NO. 17, Tanggal
22 April 2004
6. S.K. MENTERI AGAMA RI, NO. 410, Tentang Pengukuhan
Sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS). PP. No.
14 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Zakat
7. SK Menteri Agama RI No.257 Thn 2016 Tentang Legalitas DPU
DT sebagai LAZNAS (Lembaga Amil Zakat Nasional)
3. Visi dan Misi
Adapun visi Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU Daarut
Tauhiid) adalah ” Menjadi model Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS)
yang amanah, profesional, akuntabel dan terkemuka dengan daerah operasi
yang merata”. Serta memiliki misi:
1) Mengoptimalkan potensi ummat melalui Zakat, Infak dan Sedekah
(ZIS).
2) Memberdayakan masyarakat dalam bidang ekonomi, pendidikan,
dakwah dan sosial menuju masyarakat mandiri.
43
4. Struktur DPU DT Cabang Banten
Gambar 4.1 Struktur DP Peduli Cabang Banten (Sumber DP Peduli Ciater)
44
5. Program-Program Dan Pendistribusian Dana Zakat
Visi dan misi Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU Daarut
Tauhiid) bersinergi dengan program-program serta pendistribusian dana
zakat yang berjalan diantaranya:
1) Program Dakwah KU
Merupakan program layanan yang diberikan kepada individu, kelompok
masyarakat yang bertujuan untuk memudahkan akses ilmu agama dan
kehidupan bersosial sehingga tercipta masyarkat madani. Dengan
program sebagai berikut:
a) Baitul Qur’an
Pemberian biaya pendidikan Tahfidz Qur’an dan biaya asrama
bagi peserta didik yang kurang mampu dan mempunyai kapasitas
menghafal Al-Quran dengan baik.
b) Mobil Cinta Masjid KU
Layanan sarana dakwah dan pelayanan program kebersihan masjid
yang ada di pelosok desa dan pendistribusian Al-Qur’an.
c) Media Dakwah KU
Layanan keilmuan yang disajikan melalui media cetak berupa
majalah, buletin dan news letter yang berisikan laporan distribusi
dana yang terkumpul, khasanah Islam dan konsultasi seputar
keluarga.
d) Majlis Ta’lim Manajemen Qolbu
Layanan kajian keilmuan secara kolosal dengan konsep
Manajemen Qolbu, yang dilaksanakan di berbagai kota di
Indonesia.
2) Program Ikhtiar KU
Kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk
memanfaatkan seluruh potensi yang dimilikinya dalam memenuhi
45
kebutuhan dasar hidupnya. Sehingga tidak bergantung kepada orang
lain. Sama halnya dengan pendidikan, ekonomi juga merupakan hal
vital dalam kehidupan. Untuk itu, DPU Daarut Tauhiid dalam upaya
memandirikan penerima manfaat (mustahik), membuat beberapa
program dalam bidang ekonomi. Beberapa program Mandiri Ekonomi
DPU Daarut Tauhiid di antaranya:
a) Misykat
Misykat (Microfinance Syariah Berbasis Masyarakat) merupakan
program pemberdayaan ekonomi produktif yang dikelola secara
sistematis, intensif dan berkesinambungan. Para peserta (mustahik)
diberi dana bergulir, keterampilan dan wawasan berwirausaha,
pendidikan menabung, penggalian potensi, pembinaan akhlak dan
karakter sehingga mereka menjadi berdaya dan didorong untuk
lebih mandiri.
b) Usaha Ternak Mandiri (UTM)
Penggemukan hean ternak yang sasarannya adalah
memberdayakan peternak kecil di pedesaan. Program dilaksanakan
dalam bentuk pengelolaan hewan ternak yang berkualitas sampai
pada proses pemasaran melalui program pendampingan yang
intensif dan berkesinambungan. Hasil akhirnya adalah
terlaksananya keberlangsungan dan kemandirian mustahik.
c) Usaha Tani Mandiri (UTAMA)
Memberdayakan petani kecil di pedesaan. Program dilaksanakan
dalam bentuk pengelolaan lahan yang berkualitas sampai pada
proses pemasaran melalui program pendampingan yang intensif
dan berkesinambungan. Hasil akhirnya adalah terlaksananya
keberlangsungan dan kemandirian mustahik.
46
3) Program Beasiswa KU
Kemampuan seseorang untuk memanfaatkan potensi dan
peluang yang ada, sehingga memiliki kesadaran dan pemahaman
untuk hidup atas kemampuan sendiri. Hingga saat ini DPU Daarut
Tauhiid masih tetap berupaya memandirikan mustahik dalam bidang
pendidikan. Disadari atau tidak, pendidikan merupakan hal yang amat
penting dalam kehidupan. Dengan demikian, DPU Daarut Tauhiid
berkomitmen menjadi “kekuatan” untuk mencetak generasi bangsa
yang tak hanya menjadi ahli zikir, tapi juga ahli fikir (pendidikan).
Program-program yang diselenggarakan adalah sebagai berikut:
a) Beasiswa TK/PAUD KU
Pemberian Biaya Pendidikan bagi anak usia dini yang kurang
mampu dari segi ekonomi, sehingga proses pendidikan masih bisa
dirasakan sejak dini.
b) Pemberian Biaya Pendidikan bagi anak usia kelas 1 hingga kelas 6
SD dari keluarga yang kurang mampu dari segi ekonomi, sehingga
proses pendidikan masih bisa dirasakan sejak dini.
c) Beasiswa SMP KU
Pemberian Biaya Pendidikan dan boarding bagi anak usia kelas 1
hingga kelas 3 SMP dari keluarga yang kurang mampu dari segi
ekonomi, namun anak memiliki prestasi dan berkeinginan kuat
untuk melanjutkan sekolah hingga proses pendidikan masih bisa
dirasakan sejak dini.
d) Beasiswa SMK KU
Pemberian Biaya Pendidikan dan boarding bagi anak usia kelas 1
hingga 3 SMK dari keluarga yang kurang mampu dari segi
ekonomi, namun memiliki prestasi dan berkeinginan kuat untuk
47
melanjutkan sekolah sehingga proses pendidikan masih bisa
dirasakan sejak dini.
e) Beasiswa SMA KU
Pemberian Biaya Pendidikan dan boarding bagi anak usia kelas 1
hingga kelas 3 SMA ditambah 1 tahun pertama pendidikan Tahfiz
Qur’an dan pembentukan karakter Pemimpin, dari keluarga yang
kurang mampu dari segi ekonomi, namun anak memiliki prestasi
dan berkeinginan kuat untuk melanjutkan sekolah sehingga proses
pendidikan masih bisa dirasakan sejak dini.
f) Bea Mahasiswa KU
Pemberian Biaya Pendidikan dan Pelatihan Pembekalan Kerja bagi
para mahasiswa yang ada di Perguruan Tinggi di Indonesia yang
berasal dari keluarga yang kurang mampu dari segi ekonomi,
namun memiliki prestasi dan berkeinginan kuat untuk mandiri.
g) Balai Kreatif KU
Pemberian Pelatihan Skill bagi para generasi muda-mudi di
Indonesia yang kurang mampu dari segi ekonomi namun memiliki
keinginan kuat untuk mandiri.
4) Program Peduli KU
Program Peduli KU merupakan Layanan Tanggap darurat bagi
korban bencana alam yang meliputi pemulihan trauma, pembangunan
tempat tinggal sementara, serta kebutuhan pokok lainnya yang
dibutuhkan di wilayah sekitar bencana. Adapun layanan program
peduli KU tersebut adalah sebagai berikut:
a) Layanan Peduli Sosial
Layanan pemberian bantuan dana bagi keluarga yang kurang
mampu. Pemberian bantuan berupa barang dan uang, disesuaikan
dengan kebutuhan tiap keluarga.
48
b) Layanan Peduli Kemanusiaan
Layanan tanggap darurat bagi korban bencana alam yang meliputi
trauma healing, penyaluran sembako, dan kebutuhan pokok
lainnya yang dibutuhkan di wilayah bencana dan sekitarnya.
c) Ramadhan Peduli Negeri
Pemberian Paket Lebaran bagi keluarga dhuafa dan berbuka
bersama sahabat yatim piatu dengan memberikan santunan dan
kegiatan yang menarik bagi anak-anak.
d) Qurban Peduli Negeri
Penyembelihan dan pendistribusian daging Qurban ke pelosok
negeri yang padat, kumuh, miskin. Sesuai dengan dengan tuntunan
syariah, dimana hewan yang disembelih merupakan hasil
pemberdayaan peternak di desa binaan. Juga adanya kegiatan nyate
bersama anak yatim dan dhuafa serentak di seluruh cabang DPU
Daarut Tauhiid se Indonesia.
e) Peduli Lingkungan KU
Pemberian sarana kebersihan lingkungan masjid dan sekitarnya,
dengan rangkaian kegiatan manajemen masjid, pelatihan
pengurusan janaiz, pendistribusian Qur’an dan penghijauan bumi.f
6. Pola Dan Strategi Fundraising Dana DPU-DT
Pola dan strategi penggalangan dana DPU-DT secara efektif
menjalankan aktifitasnya pada bulan Juni 2000. Dalam hal penggalangan
dana, sejak awal hingga saat ini DPU Daarut Tauhid melakukan beberapa
strategi, yaitu: kencleng umat, kerjasama dengan Radio Paramuda 93.9 FM,
kampanye di radio, dan religius fund. Dinamakan demikian karena
49
pengumpulan dana dilakukan dalam kegiatan keagamaan seperti pengajian.50
Selain itu, DPU Daarut Tauhid juga menggunakan strategi lain seperti,
Direct Mail, Media Campaign, Membership, Corporate Fund, dan Earned
Income (unit usaha yang dikelola dari berbagai sumbangan yang diberikan
oleh perusahaan). Jemput ZIS, dan Timsil (Tim Silaturrahim) dimana petugas
langsung menemui muzakki. Serta hingga saat ini, DPU Daarut Tauhid
menerbitkan media cetak bernama majalah swadaya dan leaflet. Bahkan
zakat juga dapat sampaikan lewat website atau Facebook.51
Sementara layanan donasi hingga saat ini dilakukan melalui: kantor
(office), bank, kata (kotak amal tabungan akhirat), jemput ZIS, wesel pos,
kalimatn(kotak amal peduli umat), sorban wakaf, voucher infak, SMS Donasi
Nasional, dan SMS Banking mandiri (www.dpu-online.com.15/02/2019).
Khusus dalam penggalangan dana sosial umat, DPU Daarut tauhid
dapat dijadikan model bagi lembaga lain yang serupa dalam penggalangan
dana, karena telah memiliki “konstituen” yang tetap yaitu Majelis Taklim.
Maka, strategi menggalang dana melalui Majelis Taklim dapat dijadikan
model pada majelis Taklim yang ada di seluruh wilayah Nusantara. Strategi
lain melalui media cetak, elektronik, silaturrahim merupakan startegi
penggalangan dana yang dapat dijadikan model sesuai dengan kondisi yang
ada.
B. Prinsip-Prinsip Inti Zakat (Zakat Core Principles-ZCP)
Kebutuhan terhadap Prinsip Inti Zakat (ZCP) diinisiasi oleh Indonesia,
yaitu dipimpin oleh para ahli dari Bank Indonesia, BAZNAS, dan IRTI-IDB,
dalam pertemuan yang diadakan di Jakarta, 28 Agustus 2014. Pertemuan ini
50
N.Oneng Nurul Bariyah, Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam, Strategi Penghimpunan Dana
Sosial Ummat Pada Lembaga-Lembaga Fillantrofi Di Indonesia (Studi Kasus Dompet Peduli Ummat
Daarut Tauhid, Dompet Dhuafa Republika, BAZNAS, dan BAZIS DKI Jakarta) Volume I, Nomor 1,
Juni 2016. h. 23 51
Ibid. h. 24
50
membicarakan berbagai masalah yang berkaitan dengan pengelolaan zakat dan
merumuskan prinsip-prinsip int “sebagai titik awal untuk kerangka kerja dan
standar tata kelola zakat berdasarkan praktik terbaik dan untuk meningkatkan
kualitas sistem zakat dengan mengidentifikasi kelemahan seperti yang ada dalam
pengawasan dan regulasi.” Setelah melalui proses review dan diskusi yang
panjang, workshop diselenggarakan sampai empat kali hingga Oktober 2015,
hingga pada akhirnya, Zakat Core Principles (ZCP) diluncurkan pada World
Humanitarian Summit of United Natons di Istanbul, Turki, pada 23 Mei 2016.52
Prinsip-prinsip Inti Zakat terutama ditujukan untuk mendorong dan
mewujudkan sistem pengelolaan zakat yang sehat dan efektif bagi kemaslahatan
umat. Pengelolaan zakat diharapkan tidak hanya bergantung kepada kondisi
personal amil atau dukungan politk, namun merupakan suatu hasil dari tata kerja
yang tersistem, yang terencana hingga terawasi secara sistemik. Hal kedua,
pengelolaan zakat diharapkan bisa memberikan daya guna maksimal bagi
masyarakat, baik muzaki, mustahik ataupun masyarakat umum. ZCP yang
dikelompokkan menjadi 18 (delapan belas) prinsip pokok, kelompok pertama
terkait dengan wewenang, tanggung jawab dan fungsi pengawasan zakat yang
dijelaskan dalam Prinsip 1 sampai 7. Sementara peraturan kehati-hatian dan
persyaratan untuk organisasi pengelola zakat diberikan dalam kelompok kedua
dengan Prinsip 8 sampai 18.
Penjelasan tentang 6 Aspek utama dalam ZCP :
52
Workshop terhadap ZCP diselenggarakan pertama di Jakarta, pada 28-29 Agustus. Workshop kedua
diselenggarakan di Surabaya, 5 November 2014, yang ketga di Aceh 30-31Maret 2015 dan workshop
ZCP dan public hearing ZCP keempat diselenggarakan di Surabaya, 30 Oktober 2015. Anggota
working grup WCP meliput berbagai regulator dan insttusi zakat dari berbagai negara, yaitu Indonesia
(BAZNAS, BWI, UGM, Universitas Padjajaran, Universitas Airlangga, Otoritas Jasa Keuangan, dan
Bank Indonesia), Malaysia (Pusat Pungutan Zakat Malaysia, Lembaga Zakat Selangor, Insttut Kajian
Zakat Malaysia dan INCEIF), Saudi Arabia, India, Pakistan, Bosnia, Afrika Selatan, Singapura, Turki,
Sudan, Bahrain dan World Zakat Forum. Zakat Core Principles dapat diunduh di htp://
pusat.baznas.go.id/ tag/ zakat-core-principles/ atau htp:// www.zakat-chamber.gov.sd/ english/ fles/
zakah_core_principles.pdf
51
1) Aspek pertama, menitikberatkan kepada urgensi bagi satu negara untuk
memiliki dasar hukum pengelolaan zakat yang jelas, paling tidak pada
tingkat undang-undang. Dasar hukum ini akan menjadi pondasi
beroperasinya sistem zakat di suatu negara.
2) Aspek kedua, menitikberatkan pada aspek supervisi dan pengawasan. Harus
ada pembagian yang jelas antara institusi yang melaksanakan aspek
operasional pengelolaan zakat dengan institusi yang melakukan
pengawasannya. Dalam konteks Indonesia, fungsi pengawasan ini dilakukan
oleh Kementerian Agama. Adapun BAZNAS menjadi penanggungjawab
operasionalisasi pengelolaan zakat.
3) Aspek ketiga, memberikan panduan tentang bagaimana aspek tata kelola
yang baik, mulai dari sisi penghimpunan, penyaluran, hingga pada aspek
pertanggungjawaban dan pengawasannya. Diharapkan, aspek transparansi
dan akuntabilitas lembaga zakat betul-betul dapat dinilai dengan baik.
4) Aspek keempat, berbicara tentang bagaimana fungsi intermediasi dijalankan
oleh institusi amil. Secara filosofi, tugas amil adalah menjembatani antara
muzakki (pembayar zakat) dan mustahik (penerima zakat). Dengan demikian
dana zakat yang diberikan dapat dimanfaatkan secara baik dan mampu
mengubah kehidupan mustahik ke arah yang lebih baik.
5) Aspek kelima, menekankan pentingnya lembaga zakat untuk mengelola
resiko yang mungkin ditimbulkan dari aktivitasnya. Lembaga zakat harus
mampu mengidentifikasi resiko yang mungkin muncul, menilai apakah
resiko tersebut memiliki pengaruh yang serius terhadap kinerja lembaga atau
dapat diabaikan, dan tindakan mitigasi apa yang harus dilakukan.
Misalnya, dalam penyaluran beasiswa ada resiko keterlambatan pencairan
dana. Ini harus diantisipasi jangan sampai lembaga zakat terlambat
menyalurkan dana zakat untuk beasiswa mustahik karena berpotensi
menghambat pendidikan mustahik dan dapat menimbulkan reputasi yang
52
kurang baik bagi lembaga zakat. Jika keterlambatan tersebut tidak bisa
dihindari, harus ada langkah-langkah mitigasi resiko yang dilakukan.
6) Aspek keenam, menegaskan pentingnya aspek kesesuaian syariah dalam
pengelolaan zakat. Jangan sampai model pengelolaan zakat menyimpang
dari syariah Islam. Bagaimanapun juga zakat adalah bagian dari ibadah
dalam ajaran Islam yang memiliki sejumlah aturan untuk diikuti dengan
baik.
Kualitas program penyaluran zakat di Indonesia perlu untuk terus
ditingkatkan. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Lembaga Amil
Zakat (LAZ) perlu untuk meningkatkan kapasitasnya dalam menyalurkan
zakat, baik untuk program-program yang bersifat konsumtif dan jangka
pendek, maupun untuk program-program yang bersifat produktif,
memberdayakan, dan memiliki dampak pada jangka panjang.53
ZCP bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan manajemen
zakat agar semakin efektif dalam memobilisasi dana sosial publik bagi
peningkatan kesejahteraan umat di berbagai belahan dunia. Untuk
mendukung penerapannya di berbagai negara, prinsip-prinsip utama
pengelolaan zakat disusun dengan memperhatikan kondisi spesifik di
masing-masing negara, mendorong pengelolaan yang lebih governance,
akomodatif dan sejalan dengan kerangka peraturan yang terkait dengan sub-
sektor keuangan syariah lainnya, serta mendukung konektivitas dengan
sektor riil dan pembangunan modal manusia.
Tabel 4.1 Kelompok Prinsip Inti zakat (ZCP)
No Kode Aspek yang diatur
1 ZCP 1 Top of Form
Tujuan, Independensi, dan OtoritasBotom of Form
2 ZCP 2 Kegiatan Amil yang Diizinkan
53
DEKS Bank Indonesia – P3EI-FE UII, Pengelolaan Zakat Yang Efektif: Konsep Dan Praktk Di
Beberapa Negara. Diterbitkan atas kerjasama: Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah - Bank
Indonesia P3EI Fakultas Ekonomi - Universitas Islam Indonesia, h. 138
53
3 ZCP 3 Kriteria Perizinan
4 ZCP 4 Pendekatan Pengawasan Zakat
5 ZCP 5 Teknik dan Instrumen Pengawasan Zakat
6 ZCP 6 Pelaporan Pengawasan Zakat
7 ZCP 7 Power Korektf dan Sanksi dari Otoritas Zakat
8 ZCP 8 Tata Kelola Amil yang Baik
9 ZCP 9 Manajemen Penghimpunan
10 ZCP 10 Manajemen Pendayagunaan
11 ZCP 11 Risiko Negara dan Transfer
12 ZCP 12 Risiko Reputasi dan Kerugian Muzaki
13 ZCP 13 Risiko Pendayagunaan
14 ZCP 14 Resiko Operasional
15 ZCP 15 Pengawasan Syariah dan Audit Internal
16 ZCP 16 Pelaporan Keuangan dan Audit Eksternal
17 ZCP 17 Pengungkapan dan Transparansi
18 ZCP 18 Penyalahgunaan Layanan Zakat Botom of Form Sumber: Bank Indonesia, BAZNAS, IRTI-IDB, 2014
Kaitannya dalam penelitian ini pada prinsip inti zakat nomor 10 yaitu
Manajemen Pendayagunaan diuraikan bahwa salah satu kriteria inti dari
prinsip ini bahwa jangka waktu pendayagunaan untuk program berbasis
produktf dapat dikategorikan sebagai berikut:
˂ 6 bulan : cepat
6 - 12 bulan : baik
˃ 12 bulan : lambat
Juga diuraikan bahwa pengawas zakat menilai tingkat manajemen
pendayagunaan dengan menggunakan rasio pendayagunaan terhadap koleksi
(Disbursment Collecton Rato - DCR). Rasio ini mengkuantfkasi kemampuan
organisasi pengelola zakat untuk mendistribusikan dana zakat dengan
membagi jumlah alokasi oleh jumlah koleksi. DCR dinyatakan sebagai
persentase yang dapat dikategorikan sebagai berikut:
≥ 90% : sangat efektif
70-89% : efektif
50-69% : cukup efektif
54
20-49% : di bawah harapan
˂ 20% : tdak efektif 54
Berpedoman dari ZCP ini maka akan dapat ditentukan kelemahan dan
kekuatan serta upaya penyelesaian kendala yang di temui Dompet Peduli
Umat-Daarut Tauhiid dalam dalam pelaksanaan pemberdayaan para petani,
sosialisasi, pelatihan, proses penanaman, hingga pemasaran produk, serta
minat dan motivasi para petani untuk menjadi petani yang mandiri.
C. Profil Obyek Penelitian
Wilayah Panunggalan, Desa Babakan, Kecamatan Tenjo Parung Panjang
Bogor Jawa Barat secara umum merupakan wilayah yang masih rendah ekonomi
maupun pendidikannya. Hal yang paling mencolok dari stagnanisasi
pembangunan di wilayah ini adalah minimnya lapangan kerja, bahkan secara
presentasi mungkin lapangan kerja di wilayah kecamatan Tenjo, khususnya
wilayah di sekitar kantor kecamatan Tenjo (antara Desa Tenjo, Babakan, Cilaku,
Rajeg) hampir dipastikan tidak ada lapangan pekerjaan yang bisa dijadikan
tumpuan rakyat di wilayah ini. Mereka kebanyakan bekerja di Jakarta atau
Tangerang.
Sedangkan mata pencaharian pada umumnya di wilayah ini adalah menjadi
petani. Pekerjaan sebagai petani di wilayah ini jangan dibandingkan dengan
pekerjaan sejenis di wilayah lain di Indonesia yang memang fokus sentra
pekerjaanya adalah dibidang industri pertanian. Petani disini hanyalah "sekedar"
menciptakan aktivitas saja, lahan yang mereka garap kadang lahan-lahan yang
sudah menjadi hak milik orang lain, karena sekitar tahun 1997-an wilayah Tenjo
terjadi pembebasan tanah yang besar-besaran, yang dibeli dengan harga sangat
murah.55
54
Ibid. h. 139 55
Wawancara Kepala Bagian Peberdayaan DT Peduli Cabang Banten. 12 Februari 2019
55
Tanaman yang ditanam oleh para petani disini hanyalah tanaman yang
bernilai jual sangat rendah (itu jika kita bandingkan dengan harga), misalnya saja
singkong, ubi-ubian, sereh, lengkoas. Tanaman tersebut sebenarnya bisa bernilai
jual tinggi jika di produksi secara masal, tapi lantaran lahan tanah-tanah yang
digarap penduduk sangat kecil tidak banyak yang bisa mereka lakukan dengan
kegiatan bertaninya tersebut, kecuali sekedar hanya untuk selingan makanan
pokok saja, dan selebihnya dijual dengan harga yang tidak seberapa.
Dengan keadaan dan kondisi masyarakat wilayah Tenjo pada bulan
Desember tahun 2017, DT Peduli Banten membentuk program UTAMA dan akan
disusul dengan program Desa Ternak Mandiri (DTM).
D. Peran DPU DT Cabang Banten dalam Pemberdayaan Petani Kecil Melalui
Program Usaha Tani Mandiri
Salah satu program pemberdayaan ekonomi Daarut Tauhiid (DT) Peduli
adalah program Usaha Tani Mandiri (UTAMA). Melalui program ini, DT Peduli
memberikan modal usaha dan pendampingan untuk para petani kecil di pedesaan.
Program UTAMA tersebar di hampir setiap cabang dan unit DT
Peduli, termasuk yang dilakukan oleh Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid
Cabang Banten yang beralamat di Jl. Ciater Raya RT/RW 02/03 Rawa Mekar
Jaya, Tangerang Selatan, Banten 15310.
Berdasarkan hasil wawancara Ahmad Nuryusron (terlampir) bahwa
Kampung Panunggulan Desa Babakan Kecamatan Tenjo di wilayah Kabupaten
Bogor merupakan salah satu sasaran dari program UTAMA. Para petani di
kampung Panunggulan merupakan petani pasif hal ini terjadi karena peralihan
fungsi lahan. Tanah mereka habis dibeli oleh PT MAU Mereka pun akhirnya
hanya menjadi buruh bagi para pemilik tanah tersebut. Ujung tombak penghasilan
ekonomi mereka terancam tergerus.
56
Melalui program UTAMA (Usaha Tani Mandiri), DPU Daarut Tauhiid
Tangerang Selatan berusaha memecahkan masalah ini. Sasarannya adalah petani
dhuafa yang tidak mempunyai lahan sendiri.
Peran DPU Daarut Tauhid Cabang Banten yaitu dengan memfasilitasi para
mustahik peralatan tani, bibit, pupuk dan obat hama serta proses pemberdayaan
yang dilakukan oleh tim UTAMA DPU Daarut Tauhid Cabang Banten dengan
melalui kegiatan pelatihan-pelatihan diantaranya pelatihan budidaya, ujicoba
lahan dengan tanaman pisang Cavendish dan cabe.
Melihat latar belakang para mustahik adalah petani maka proses pelatihan ini
langsung dilakukan di lahan. Mereka langsung menanami lahan dengan bibit
pisang Cavendish.
Dari data yang diperoleh, selama ini, para petani memanfaatkan lahan tidur
sebuah perusahaan kemudian dibersihkan secara massal oleh para anggota dengan
diberikan upah harian yang dibayarkan setiap minggu sebesar Rp. 70.000,00 yang
selanjutmya mereka difasilitasi peralatan tani, bibit pisang Cavendish sebanyak
50 polybag bibit pisang, pupuk serta obat hama. Selain pisang Cavendish, lahan
tersebut juga ditanami caber rawit sebagai penghasilan tambahan para petani.
Setelah dipanen, delapan belas tandan pisang Cavendish ini dikemas untuk proses
pematangan. Ada delapan dus pisang yang siap dimatangkan dengan berat per dus
nya sekira 13 kg.
Ahmad Nuryusron, Kepala Program Pemberdayaan Program Daarut Tauhiid
(DT) Peduli Banten mengatakan, pada Januari 2018 pohon yang berbuah
mencapai sekira 40 persen atau 400 dari 1400 pohon yang ditanam dan pada akhir
Februari para petani bisa kembali memanen minimal seratus tandan pisang. Selain
dijual langsung, pisang yang telah dipanen juga akan diolah menjadi beragam
produk seperti keripik, sale, dan lain-lain.56
56
Wawancara 15 April 2019
57
Menurutnya, secara geografis wilayah Tenjo adalah wilayah yang sangat
berpotensi untuk mengembangkan pertanian dan peternakan. Dari satu hektar
lahan yang dimanfaatkan para petani UTAMA ini, Ahmad berharap hasil panen
bisa maksimal sehingga para petani kecil ikut merasakan manfaatnya.
Untuk mengakomodirnya, DT Peduli, Ustadz Ahmad Purwanto, dan Bapak
Jaro Bapak Jaya (ketua RW setempat) membuat paguyuban dan merumuskan
untuk dibuat KOPMU (Koperasi Pemberdayaan Ummat). KOPMU sendiri
merupakan program ekonomi DT Peduli. Koperasi ini nantinya akan membina
anggota untuk pembuatan produk olahan cabai dan pisang.
Selain itu diharapkan anggota Koperasi Pemberdayaan Ummat (KOPMU)
UTAMA semakin merasakan manfaat program ini dan program ini didukung oleh
masyarakat, pemerintah, dan Pak Dedi Sutisna selaku donatur yang dengan
sukarela men-support program mulai dari pembibitan, pendampingan,
pemupukan, pemanenan, dan sebagainya, menurut Ahmad Nuryusron, Kepala
Program Pemberdayaan Daarut Tauhiid (DT) Peduli Banten.
E. Hasil Penelitian
a. Usaha Tani Mandiri Kampung Panunggulan, Desa Babakan,
Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor
Dari hasil data yang diperoleh keanggotaan Usaha Tani Mandiri di
Kampung Panunggulan, Desa Babakan, Kecamatan Tenjo Bogor Jawa Barat
yang merupakan program baru, ada sebanyak 30 KK bentuk penyaluran yang
dilakukan bagi para mustahik. Sementara sebagai pilot project awal Program
UTAMA yang dilakukan oleh DPU Daarut Tauhid adalah sebanyak 10
mustahik.
Dari hasil wawancara dari 10 mustahik DPU Daarut Tauhid di desa
Tenjo bahwa keikutsertaan mereka dikoordinir oleh ketua RW setempat yang
kemudian dibentuk suatu paguyuban usaha tani mandiri yang dipusatkan di
rumah ketua RW. Untuk menjadi anggota dalam kegiatan Usaha Tani
58
Mandiri ini mereka hanya menyerahkan foto copi identitas penduduk
kemudian dilakukan survei tempat tinggal mereka.
DPU Daarut Tauhid Cabang Banten berkoordinasi dengan warga
Kampung Panunggulan, Desa Babakan, Kecamatan Tenjo yang ada untuk
sosialisasi tentang usaha tani. Berdasarkan kondisi lahan di Kampung
Panunggulan, Desa Babakan, Kecamatan Tenjo, bentuk usaha tani mandiri
difokuskan kepada pelatihan penanaman pisang dan cabe karena tidak terlalu
memakan waktu lama hasil panennya dan perawatannya tergolong mudah.
b. Hasil yang diperoleh para mustahik
Hasil yang diperoleh dalam kurun waktu satu tahun, para mustahik
sudah dapat memanen pisang sebanyak 4 kali dari hasil panen ini mereka
dibina mulai dari cara pembibitan kembali tunas pisang Cavendish, cara
memanen, cara menyisir pisang, membersihkan, menjemur hingga
pengepakan dan mereka pun difasilitasi tempat untuk pengolahan hasil
panen. Pada panen ke-4 ini, para petani berhasil memanen 55 tandan pisang
Cavendish. Dari 55 tandan, kemudian dipilih pisang-pisang terbaik untuk
dikemas menjadi 37 box dengan berat per box nya yakni 13 Kg.
Sementara itu, pisang yang kurang bagus diolah menjadi keripik pisang.
Pembuatan keripik pisang dilakukan oleh para ibu rumah tangga dan
menghasilkan 20 Kg keripik pisang.
Wilayah Tenjo dan Parung Panjang secara umum merupakan wilayah
yang masih rendah ekonomi maupun pendidikannya. Lima tahun sebelumnya
DT Peduli melaksanakan progam penanganan gizi buruk dan pada tahun
2018, DT Peduli Banten membangun dan meresmikan sekolah MI Mathla’ul
Huda Babakan 02, kemudian dilanjutkan dengan menggarap program
UTAMA dan akan disusul dengan program Desa Ternak Mandiri (DTM).
Berdasarkan informasi Ahmad Nuryusron, Kepala Bagian (Kabag)
Program DT Peduli Banten bahwa ke depannya DTP Banten akan
59
mengembangkan Desa Tangguh dengan memanfaatkan gedebong pisang
untuk ternak. Targetnya minimal untuk satu KK bisa memiliki 50 pohon
pisang dan 10 ekor domba atau kambing.
Adapun penyaluran pemasaran hasil panen, mereka diberi kebebasan
untuk mendapatkan hasil panen. Ada yang dijual secara mandiri atau dikelola
oleh paguyuban yang kemudian dipasarkan. Dari hasil wawancara, para
petani sudah bisa merasakan hasil yang diperoleh walaupun ada kendala
beberapa pisang yang gagal panen namun bisa diatasi dengan langsung
menyalurkan ke paguyuban untuk dapat diolah menjadi keripik pisang yang
dikelola oleh para ibu rumah tangga yang beranggotakan sebanyak 6 orang.
Pengolahan pisang pun tidak lepas dari peran DPU Daarut Tauhid
cabang Banten yang memfasilitasi peralatan untuk mengolah pisang tersebut,
adapun pemasarannya masih dilakukan secara mandiri oleh para petani.
Karena pengolahan pisang ini baru berjalan kurang lebih 3 bulan, maka hasil
yang dirasakan oleh para ibu rumah tangga ini bahwa mereka sebatas cukup
mendapat penghasilan tambahan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari
dengan melakukan penjualan secara mandiri.
Pada tahun 2018 Sebanyak 134 kg cabai dipanen dengan nominal Rp
3,5 juta menjelang idul fitri kemarin. Selain dijual, hasil panen dua komoditi
tersebut kedepannya akan dibuat abon cabai, sambal terasi, keripik
pisang, nugget pisang, dan lain-lain.
Hail panen dan produk olahan para petani ditampung dan dijual melalui
kemitraan bersama Hikmah Karya Mandiri sebuah usaha dibawah pimpinan
Dedi Sutisna selaku donatur dan juga penyedia pemasaran.
60
Tabel 4.2 Penjualan Hasil Petani Program UTAMA di Kampung
Panunggulan Desa Babakan Kecamatan Tenjo Kab Bogor
No. Tanggal Deskripsi Qty Harga
(Rp)
Total
(Rp)
1 19-Feb-19
FHS-13 Box 2 Box 50.000 100.000
FS-3 Box 4 Box 45.000 180.000
FK-13 Peti 8 Peti 40.000 320.000
FK2-13 Peti 6 Peti 25.000 150.000
Jumlah 750.000
2 16-Mar-19
FHB-13 Box 8 Box 55.000 440.000
FB-13 Box 1 Box 50.000 50.000
FSH-13 Box 14 Box 50.000 700.000
FS-13 Box 1 Box 45.000 45.000
FK-13 Box 13 Box 40.000 520.000
Jumlah 1.755.000
3 06-Apr-19
FHB-13 Box 3 Box 60.000 180.000
FHB-13 Box 6 Box 55.000 330.000
FSH-13 Box 9 Box 50.000 450.000
FS-13 Box 1 Box 45.000 45.000
FB-13 Box 1 Box 50.000 50.000
FK-13 Box 8 Box 40.000 320.000
FK-13 Box 4 Box 40.000 160.000
FK2-13 Peti 1 Peti 25.000 25.000
Jumlah 1.560.000
4 26-Apr-19
FHB-13 Box 2 Box 55000 110.000
FSH-13 Box 6 Box 50000 300.000
FS-13 Box 3 Box 45000 135.000
FK-13 Box 12 Box 40000 480.000
61
FK2-13 Peti 8 Peti 25000 200.000
Jumlah 1.225.000
Jumlah Keseluruhan 5.290.000
Sumber data DTP Cabang Banten 2019
Dari data tabel di atas merupakan hasil panen dan produksi para petani
UTAMA DT Peduli Cabang Banten dalam kurun waktu 3 bulan yang
kemudian di tampung oleh paguyuban dan dipasarkan.
Sementara hasil dari penjualan dimasukan ke dalam rekening Paguyuban
UTAMA.
Gambar 4.2 Grafik Pendapatan Penjualan Hasil Panen Pisang
Cavendish 3 Bulan Berjalan Petani Program UTAMA di Kampung
Panunggulan Desa Babakan Kecamatan Tenjo Kab Bogor
Dari gambaran grafik di atas menunjukan bahwa Progam UTAMA
sudah membuahkan hasil bagi para petani walaupun belum maksimal karena
proses berjalannya progam ini baru berjalan sejak Desember 2017 hingga
sekarang.
Tingkat pendapatan pada grafik diatas belum maksimal hal ini
disebabkan karena kondisi alam di wilayah Tenjo yang seringkali kesulitan
dalam pengairan serta hama atau penyakit tanaman. Pihak DT Peduli Banten
sudah memberikan pelatihan-pelatihan dalam mengatasi masalah ini namun
-
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
Total Pendapatan
19-Feb-19 16-Mar-19 06-Apr-19 26-Apr-19
62
para petani cenderung masih menggunakan cara-cara tradisional dalam
mengatasi penyakit atau hama pada tanaman yaitu dengan menebang pohon
pisang cavendish.
Menurut Sopyan Supriyadi, Kepala Cabang DT Peduli Banten, bahwa
diharapkan program ini mampu membuat para petani menjadi mandiri dan
menghasilkan produk olahan sehingga bisa menambah nilai jual dan
menaikkan ekonomi masyarakat di Kampung Panunggulan.
c. Kendala yang dihadapi dan Upaya Mengatasinya Melalui Analisis
SWOT
Menurut Rangkuti analisis SWOT (strenght, weakness, opportunity,
threats) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan.57
Berdasarkan pada data yang penulis himpun dari kegiatan pengumpulan
data di lapangan maka penulis memberikan analisis SWOT, sebagai berikut:
1) Faktor Internal yaitu dengan mengidentifikasikan faktor-faktor kekuatan
dan kelemahan dari Manajemen dan SDM baik dari DT Peduli Banten
dalam melaksanakan pemberdayaan program UTAMA serta para
mustahik yang menjadi sasaran zakat produktif.
2) Faktor Eksternal dilakukan dengan mengolah faktor-faktor eksternal
berupa peluang dan ancaman hal ini berkaitan dengan bagaimana kondisi
lingkungan budaya dan sosial serta peranan pemerintah daerah atau lokal
terhadap program pemberdayaan petani di kampung Panunggulan Desa
Babakan Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor yang dilakukukan oleh DT
Peduli Banten.
57
Freddy Rangkuti. Analisis SWOT : Teknik Bedah Kasus Bisnis. (Jakarta : Gramedia Pustaka:2013),
h. 19
63
Tabel 4.3 Daftar Kekuatan Dan Kelemahan Penyaluran dan
Operasaional Program UTAMA di Kampung Panuggulan Desa
Babakan Kecamatan Tenjo Kab Bogor
No. Faktor Internal Kekuatan Kelemahan
1 Manajemen dan
SDM
a Rasa
kekeluargaan Pemahaman dan
karakteristik para
petani b Keinginan petani
untuk belajar
c Adanya sistem
kemitraan antar
petani
2 Pemasaran Peranan Donatur
sekaligus pelaku
pemasaran
Pemasaran hasil masih
terbatas
3 Produksi dan
operasional
a Usaha tani pisang
layak untuk
diberdayakan dan
dapat memberikan
keuntungan
b Perawatan yang
mudah dan hasil
panen cepat
4 Keuangan
Modal dari
donatur DT Peduli
5 Teknologi
Penggunaan teknologi
masih sederhana
Tabel 4.4 Daftar Peluang Dan Ancaman Penyaluran dan Operasaional
Program UTAMA di Desa Tenjo Kab Bogor
No. Faktor Eksternal Peluang Ancaman
1 Pemerintah Daerah Dukungan dari
pemerintah daerah
Belum tersentuhnya
pembangunan sektor-
sektor penting
64
2 Lingkungan Sosial,
budaya dan
demografi
a Perubahan gaya
hidup masyarakat
a Berbatasan dengan
Kab. Tangerang
b Lahan kosong
masih tersedia
b Lahan tidak
produktif
3 Lingkungan
Ekonomi
a
b
Pangsa pasar
cukup
Adanya Program
UTAMA dari DT
Tangerang Selatan
a Sulitnya sarana
trasnportasi dalam
pemasaran
c usaha tani pisang
cavendish
b belum berkembang
4 Lingkungan dan
Ekonomi
Pemberdayaan dan
peran DT tehadap para
petani
Minat dan motivasi para
petani
Setelah mengetahui posisi Penyaluran dan Operasaional Program
UTAMA di Kampung Panunggalan Desa Babakan Kecamatan Tenjo Kab
Bogor dari hasil mengkombinasikan faktor kunci internal dan eksternal, maka
dapat dirumuskan beberapa alternatif mengatasi kendala bagi Penyaluran dan
Operasaional Program UTAMA.
Alternatif tersebut dikelompokkan dalam empat sel yaitu, alternatif S-O,
alternatif S-T, strategi W-O, alternatif W-T. Hasil analisis dapat dilihat pada
Tabel 4.4.
Tabel 4.5 Analisis Matriks Swot Penyaluran dan Operasaional
Program UTAMA di Desa Tenjo Kab Bogor
Kekuatan (Stenghts) Kelemahan (Weakness)
a Rasa kekeluargaan
b Keinginan petani
untuk belajar Pemahaman dan
karakteristik para petani
Pemasaran hasil masih
terbatas
c Adanya sistem
kemitraan antar
petani
Peranan Donatur
sekaligus pelaku
65
pemasaran
a Usaha tani pisang
layak untuk
diberdayakan dan
dapat memberikan
keuntungan
Penggunaan teknologi
masih sederhana
b Perawatan yang
mudah dan hasil
panen cepat
Modal dari donatur DT
Peluang (Opportunities) S-O W-O
Dukungan dari
pemerintah daerah
Mengadakan
komunikasi antara
pemerintah daerah dan
kelompok UTAMA
dan DT
Memberikan arahan dan
pemahaman tentang peranan
program UTAMA
Kerjasama pemasaran
antara paguyuban dan para
anggota UTAMA serta
peranan donatur baik dalam
bentuk produk segar,
mentah dan olahan
a Perubahan gaya hidup
masyarakat
Mengadakan
sosialisasi dan
pelatihan
b Lahan kosong masih
tersedia
Memaksimalkan
pemanfaatan lahan
kosong secara
maksimal
a Pangsa pasar cukup Pengembangan pangsa
pasar
Meningkatkan teknologi
Produksi dan informasi
b Adanya Program
UTAMA dari DT
Tangerang Selatan
Meningkatkan
pemberdayaan
petani,menfasilitasi,
melakukan monitoring
dan evaluasi Pemberdayaan dan peran
DT tehadap para petani
Teknologi
Ancaman (Threaths) S-T W-T
Belum tersentuhnya
pembangunan sektor-
sektor penting
Mengadakan
kerjasama kemitraan
antara program
pemerintah dan
program UTAMA DT
Menggalang donatur dan
menyusun program jangka
panjang dengan kerjasama
kemitraan antara program
pemerintah setempat dan a Berbatasan dengan
Kab. Tangerang
66
b Lahan tidak produktif Pemanfaatan lahan
secara maksimal
dengan pemilik lahan
dan para anggota
UTAMA
DT
a Sulitnya sarana
trasnportasi dalam
pemasaran
b usaha tani pisang
cavendish belum
berkembang
Mengembangkan
usaha tani pisang
cavendish dan cabe
merah serta membuat
produk olahan
Minat dan motivasi para
petani
Mengadakan
pertemuan rutin antara
DT dan anggota Utama
Alternatif S-O
Alternatif S-O dirancang dengan menggunakan kekuatan untuk
mengambil keuntungan dari peluang yang ada. Berdasarkan analisis terdapat
empat alternatif yang dapat direkomendasikan untuk diterapkan petani di
wilayah penelitian.
1. Mengadakan komunikasi antara pemerintah daerah dan kelompok
UTAMA dan DT Pedili. Mengadakan pertemuan rutin yang menjembatani
antara kelompok tani dengan pihak Dinas Pemerintah sesuai dengan
karakter kelompok tani yang menjunjung tinggi kekeluargaan, mempunyai
keinginan yang kuat untuk maju dan peluang dukungan dari pemerintah,
maka perlu memanfaatkan kelembagaan melalui pertemuan rutin
2. Mengadakan sosialisasi dan pelatihan
Melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan maka semangat, motivasi, dan
ketrampilan para petani akan meningkat sehingga berpengaruh besar
dengan hasil produksi
67
3. Memaksimalkan pemanfaatan lahan kosong secara maksimal diharapkan
dapat meningkatkan produksi pisang cavendish dan cabe.
4. Pengembangan pangsa pasar melalui Koperasi Pemberdayaan Ummat
5. Meningkatkan pemberdayaan petani, menfasilitasi, melakukan monitoring
dan evaluasi
Alternatif W-O
Alternatif W-O dipakai untuk mengatasi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang yang ada. Beberapa alternatif yang dapat diterapkan
adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pemahaman tentang peranan DT dalam memandirikan para
mustahik
2. Kerjasama pemasaran antara paguyuban dan para anggota UTAMA baik
dalam bentuk produk segar, mentah dan olahan.
Dengan memanfaatkan Koperasi Pemberdayaan Umat maka para anggota
UTAMA dapat melakukan kerjasama dari pengolahan hingga pemesaran.
3. Meningkatkan teknologi Produksi dan informasi.
Produksi merupakan bidang yang terus berkembang selaras dengan
perkembangan teknologi, karena produksi memiliki suatu jalinan
hubungan timbal-balik (dua arah) yang sangat erat dengan teknologi.
Produksi dan teknologi saling membutuhkan. Kebutuhan produksi untuk
beroperasi dengan biaya yang lebih rendah, meningkatkan kualitas dan
produktivitas, dan menciptakan produk baru telah menjadi kekuatan yang
mendorong teknologi untuk melakukan berbagai terobosan dan penemuan
baru. Produksi dalam sebuah agribisnis merupakan inti yang paling dalam.
Sistem produksi merupakan sistem integral yang mempunyai komponen
struktural dan fungsional. Dalam sistem produksi modern terjadi suatu
proses transformasi nilai tambah yang mengubah input menjadi output
yang dapat dijual dengan harga.
Alternatif S-T
68
Alternatif S-T adalah alternatif yang menggunakan kekuatan yang dimiliki
petani UTAMA dan DT untuk menghindari ancaman-ancaman yang ada.
Beberapa strategi yang dapat diterapkan diantaranya sebagai berikut.
1. Mengadakan kerjasama kemitraan antara program pemerintah dan
program UTAMA DT. Untuk mempertahankan sistem kemitraan yang
telah dijalankan, para petani diharapkan mampu melakukan hal-hal
sebagai berikut.
a. Menumbuhkan gabungan kelompok atau asosiasi kelompok-kelompok
yang sudah tumbuh didorong agar bekerjasama dengan kelompok lain
dalam bentuk organisasi yang lebih besar yang disebut gabungan
kelompok atau asosiasi.
b. Agar tumbuh keswadayaan petani dan mampu berusaha dalam sistem
pasar maka tabungan kelompok perlu ditingkatkan.
c. Pengembangan kemitraan dalam rangka memperkuat usaha diperlukan
adanya kemitraan
2. Mengembangkan usaha tani pisang cavendish dan cabe merah serta
membuat produk olahan. Alternatif ini dibentuk dengan latar belakang
belum ada industri olahan kentang yang menggunakan Pisang cavendish
dan cabe merah sebagai bahan baku. Menjadikan Pisang cavendish dan
cabe merah sebagai bahan baku produk olahan dapat menghasilkan nilai
tambah terhadap komoditi Pisang cavendish dan cabe merah, yang
sebelumnya hanya dijual dalam bentuk segar
3. Pertemuan rutin antara DT dan anggota Utama. Dengan mengadakan
kegiatan ini maka ancaman-ancaman berupa rendahnya hasil produksi dan
motivasi para mustahik akan dapat ditanggulangi melalui diskusi dan
alternatif penyelesaian.
Alternatif W-T
69
Alternatif S-T adalah alternatif merupakan alternatif dengan cara
menggalang donatur dan menyusun program jangka panjang dengan
kerjasama kemitraan antara program pemerintah setempat dan DT. Melihat
kondisi lahan para petani adalah bukan kepemilikan mereka maka pihak
pemerintah setempat bekerja sama dengan DT menyusun program jangka
panjang untuk meningkatkan taraf hidup para petani di kampung Panunggulan
Desa Tenjo.
Pembiayaan program Usaha Tani Mandiri memiliki kelemahan dari sisi,
yaitu;
(1) Pelaksanaan pembiayaan program Usaha Tani Mandiri dimana jarak
tempuh yang dilakukan dalam pelaksanaan monitoring perkembangan
UTAMA membutuhkan waktu yang cukup lama dari Kota Tangerang
Selatan ke Desa Tenjo di wilayah kabupaten Bogor
(2) Antusias penduduk masih rendah karena program Usaha Tani Mandiri
yang dilaksanakan di Desa Tenjo merupakan program baru dan
pelaksanaannya baru berjalan 1 tahun
(3) Kondisi desa yang masih perlu pembenahan dalam fasilitas sarana dan
prasarana
DPU Daarut Tauhid cabang Banten dapat berpeluang dalam pelaksanaan
pembiayaan program Usaha Tani Mandiri menjadikan desa Tenjo mejadi
sasaran desa produktif dengan melalui proses pemberdayaan, monitoring dan
sosialisasi, sarana sekaligus pemasaran hasil tani yang cepat. Hal tersebut
dapat berakibat pada antusias petani akan hasil yang mereka capai.
Berdasarkan hasil analisis SWOT maka diperoleh tiga belas alternatif
yang direkomendasikan upaya penyelesaian terhadap kendala yang di temui
Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid dalam pelaksanaan pemberdayaan
program Usaha Tani Mandiri.
70
Tabel 4.6 Alternatif Yang Direkomendasikan Upaya Penyelesaian
Terhadap Kendala Penyaluran Dana pada Program UTAMA
Alternatif Program
Penanggung
Jawab
S-O
1. Mengadakan
komunikasi antara
pemerintah daerah
dan kelompok
UTAMA dan DT
Pertemuan rutin dan
kerjasama bersama
pemerintah setempat
Tim DT dan
Pemerintah
Setempat
2. Mengadakan
sosialisasi dan
pelatihan
Pelatihan-pelatihan
terprogram
Tim DT
3. Memaksimalkan
pemanfaatan lahan
kosong secara
maksimal
Melakukan penanaman
lahan kosong
Tim DT dan
Koordinator
UTAMA di desa
Penunggalan
4. Pengembangan
pangsa pasar
Memaksimalkan KOPMA Para pengurus dan
Angota KOPMA
5. Meningkatkan
pemberdayaan
petani,menfasilitasi
, melakukan
monitoring dan
evaluasi
Monitoring dan evaluasi Tim DT
W-O
6. Pembinaan dan
sosialisali lebih
terprogram
7. Kerjasama
pemasaran antara
paguyuban dan
para anggota
UTAMA baik
dalam bentuk
produk segar,
mentah dan olahan
Mengikutsertakan serta
memberdayakan peranan
para relawan lokal
Mengikuti event-event
Tim DT dan
Koordinator
UTAMA di desa
Penunggalan
71
8. Meningkatkan
teknologi Produksi
dan informasi
Pemanfaatan Teknologi
berbasis ICT
Tim DT dan
Koordinator
UTAMA di desa
Penunggalan
S-T
9. Mengadakan
kerjasama
kemitraan antara
program
pemerintah dan
program UTAMA
DT
Menguatkan kemitraan Tim DT dan
Koordinator
UTAMA di desa
Penunggalan
10. Pemanfaatan lahan
secara maksimal
dengan pemilik
lahan dan para
anggota UTAMA
Menyusun kerjasama
Program Jangka Panjang
Tim DT dan
Koordinator
UTAMA di desa
Penunggalan
11. Mengembangkan
usaha tani pisang
cavendish serta
membuat produk
olahan
Meningkatkan
ketrampilan produk
olahan
Tim DT dan
Koordinator
UTAMA di desa
Penunggalan
12. Mengadakan
pertemuan rutin
antara DT dan
anggota Utama
Monitoring dan evaluasi Tim DT dan
Koordinator
UTAMA di desa
Penunggalan
W-T
13. Menggalang
donatur dan
menyusun program
jangka panjang
dengan kerjasama
kemitraan antara
program
pemerintah
setempat dan DT
Kerjasama progam
Pemerintah setempat dan
petani UTAMA dibawah
binaan DT
Pemerintah
setempat, Tim DT
dan Koordinator
UTAMA di desa
Penunggalan
14. Melakukan
sosialisasi dan uji
coba lahan
Penanaman bibit pisang
Cavendish dan Cabe
Tim DT dan
Koordinator
UTAMA di desa
Penunggalan
72
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan dan dijelaskan pada bab-
bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Peranan DPU DT Peduli Banten dalam menyalurkan zakat produktif
dilakukan melalui kontribusi bahan dan peralatan tani. Para petani ini
dijadikan pilot project dan percontohan bagi para petani lainnya sehingga
tercapai kemandirian yang dengan sendirinya kesejahteraan mereka akan
meningkat.
2. Proses pemberdayaan yang dilakukukan DT Peduli Banten adalah dengan
mengadakan koordinasi dengan sukarelawan di Panunggalan Desa Babakan
untuk melakukan sosialisasi dan pelatihan secara langsung di lahan yang
sudah disiapkan DT Peduli seluas 1 Ha. Dampak penyaluran dana zakat
melalui program pemberdayaan UTAMA bagi para petani di Kampung
Penunggalan Desa Babakan Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor adalah para
petani dapat merasakan hasil panen pisang cavendish dan cabe selain itu
memperoleh ketrampilan membuat produk olahan yang dapat dilakukan oleh
para ibu rumah tangga.
3. Kendala yang dihadapi DT Peduli Banten dalam pemberdayaan petani adalah
pemahaman dan karakteristik para petani yang masih kurang, pemasaran hasil
masih terbatas dan penggunaan teknologi yang masih sederhana. Dalam upaya
mengatasi kendala maka dilakukan analisis SWOT sehingga terbentuklah 13
alternatif, yaitu mengadakan komunikasi antara pemerintah daerah dan
kelompok UTAMA dan DT, mengadakan sosialisasi dan pelatihan,
memaksimalkan pemanfaatan lahan kosong secara maksimal, pengembangan
pangsa pasar, meningkatkan pemberdayaan petani, menfasilitasi, melakukan
73
monitoring dan evaluasi, kerjasama pemasaran antara paguyuban dan para
anggota UTAMA baik dalam bentuk produk segar, mentah dan olahan,
meningkatkan teknologi produksi dan informasi, mengadakan kerjasama
kemitraan antara program pemerintah dan program UTAMA DT,
pemanfaatan lahan secara maksimal dengan pemilik lahan dan para anggota
UTAMA, mengembangkan usaha tani pisang cavendish serta membuat
produk olahan, mengadakan pertemuan rutin antara DT dan anggota Utama,
menggalang donatur dan menyusun program jangka panjang dengan
kerjasama kemitraan antara program pemerintah setempat dan DT, dan
melakukan sosialisasi dan uji coba lahan.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang penulis uraikan diatas, sebagai
upaya dalam pemberdayaan usaha pertanian, adapun saran yang dapat menjadi
pertimbangan dari penulis ialah:
1. Program UTAMA yang dilakukan Darut Tauhiid Tanerang Selatan yang baru
berjalan 1 tahun 5 bulan diharapkan terus berlanjut dan merealisasikan
program jangka panjang bagi para mustahik hingga menjadi muzaki.
2. Melakukan kerjasama pemerintah setempat dan menyusun program
pemberdayaan petani kecil anggota UTAMA sehingga menimbulkan dampak
positif bagi para petani lainnya.
3. Pengembangan pemberdayaan para petani kecil dilakukan secara kontinyu
sehingga motivasi para petani UTAMA meningkat dan dapat merasakan
manfaat dari hasil produksi tani yang sudah berjalan.
74
DAFTAR PUSTAKA
Afzalurrahman, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang, Jakarta : Yayasan Swarna
Bhumy, 1995.
Anwar, Manajemen Pemberdayaan Perempuan, Bandung: Alfabeta, 2007.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka
Cipta, 2014.
Asnaini, Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2008.
Azwar, Saifudin, Metode penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1998.
Bariyah, N.Oneng Nurul, Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam, Strategi
Penghimpunan Dana Sosial Ummat Pada Lembaga-Lembaga Fillantrofi Di
Indonesia (Studi Kasus Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid, Dompet
Dhuafa Republika, BAZNAS, dan BAZIS DKI Jakarta) Volume I, Nomor 1,
Juni 2016
Bungin, M. Burhan, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta : Kencana, 2009.
Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, ZAKAT COMMUNITY
DEVELOPMENT Model Pengembangan Zakat, Jakarta : CV. Sinergy
Mutlisarana, 2013.
Erni, “DPU Daarut Tauhiid Bogor Berdayakan Buruh Tani Melalui Program
UTAMA”, (https://dpu-daaruttauhiid.org/web/news/detail/DPU-Daarut-
Tauhiid-Bogor-Berdayakan-Buruh-Tani-Melalui-Program-UTAMA. diakses
19 November 2018)
75
Hafidhuddin, Didin dan Ahmad Juwaeni, Membangun Peradaban Zakat, (Jakarta:
IMZ, 2006)
Hasan, Iqbal, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2004.
Hasan, Muhammad, Manajemen Zakat Model Pengelolaan yang Efektif, Yogyakarta:
Idea Press, 2011.
Hikmat, Harry, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Bandung: Humaniora Utama
Press, 2010.
https://dpu-daaruttauhiid.org/web/news/detail/Dompet-Peduli-Ummat-Daarut-
Tauhiid-Resmi-Menjadi-LAZNAS. diakses 13/02/2019
https://dpu-daaruttauhiid.org/web/pages/profile/3. diakses 13/02/2019
https://dpu-daaruttauhiid.org/web/pages/profile/6. diakses 15/02/2019
Kelana, Irwan , “Dana Zakat Untuk Pembiayaan Pertanian”,
(https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/wakaf/18/05/03/p84lqa374-
dana-zakat-untuk-pembiayaan-pertanian. Diakses 19 November 2018)
Majalah BAZNAZ edisi September Tahun 2016
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2006.
Mursyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006.
Prijono, Onny S. dan Pranarka A.M.W. (ed.), Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan
Implementasi. Jakarta: Centre for Strategic and International Studies (CSIS),
1996.
Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT : Teknik Bedah Kasus Bisnis, Jakarta : Gramedia
Pustaka, 2013.
Riyadi, Perencanaan Pembangunan Daerah Strategi Mengendalikan Potensi Dalam
Mewujudkan Otonomi Daerah, Jakarta. Gramedia, 2002).
76
Rizky Prabowo Rahino, “Jumlah Petani Indonesia Alami Penurunan, Ini Upaya
Pemerintah”, (http://pontianak.tribunnews.com/2018/03/18/jumlah-petani-
indonesia-alami-penurunan-ini-upaya-pemerintah. diakses 19 November
2018)
Rofiq, Ahmad, Fiqh Kontekastual: dari Normatif ke Pemaknaan Sosial, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004.
Sani, M.Anwar, Jurus Menghimpun Fulus, Manajemen Zakat Berbasis Masjid,
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010.
Soekanto, Soerjono, Sosioiogi Suatu Pengantar, Jakarta: CV. Rajawali, 2002
Somantri Ating dan Sambas Ali Muhidin, Aplikasi Statistik dalam Penelitian,
Bandung : Pustaka Setia, 2006.
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung: CV.
Alfabeta, 2009.
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Bandung: CV. Alfabeta, 2008
Supardi, Metode Penelitian Ekonomi & Bisnis, Yogyakarta : UII Press, 2005.
Suparman, “Strategi Fundraising Wakaf Uang”, dalam Jurnal Wakaf dan Ekonomi
Islam, Vol. II, No. 2, April 2009
Supena, Ilyas dan Darmuin, Manajemen Zakat, Semarang: Walisongo Press, 2009.
Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta, 2012.
Teguh muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi; Teori dan Aplikasi, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2005.
Teuku Muhammad Hasby Ash-Shiddiqy, Pedoman Zakat, Semarang: PT. Pustaka
Rizki Putra, 2009.
Thoha, Miftah. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2010.
Undang-undang Zakat No. 23 Tahun 2011
77
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat: Studi Komparatif Mengenai Status dan Filsafat Zakat
Berdasarkan Qur’an dan Hadis (terj.: Salamun Harun, dkk), Pustaka Litera
Antar Nusa dan Mizan, Bogor.
Arifin, Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Alfabet, Jakarta, 2002.
Zuhri, Saifudin, Zakat di Era Reformasi (Tata Kelola Baru), Semarang: Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo, 2012.
Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi, Jakarta:
Bumi Aksara, 2007.
78
Lampiran 1
WAWANCARA PADA PEGAWAI DOMPET PEDULI UMAT DAARUT
TAUHIID CABANG BANTEN
Peran Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Dalam Pemberdayaan Petani Kecil
Melalui Program Usaha Tani Mandiri
(Studi Pada Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Cabang Tangerang Banten)
Hari, Tanggal : Selasa, 12 Februari 2019
Tempat Wawancara : Kantor DT Ciater Tangerang Selatan
Narasumber : Sopyan Supriyadi, S. Si., MM
Jabatan : Kepala Cabang DT Banten
P: Bagaimana sejarah berdirinya Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid Cabang
Banten?
N: Awalnya masih Unit Jakarta kemudian tahun 2011 ada donatur yang
menyediakan rukonya di BSD Nusa Loka hingga 2016. Tahu 2017 setelah
pemasukan cukup besar kemudian diputuskan DTU Tangerang namun skopnya
tidak hanya di Tangerang saja maka dibentuklah DT Peduli Banten.
P: Bagaimana perkembangan Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid Cabang
Banten hingga saat ini?
N: Ketika masih dibawah unit Jakarta masih 60-80 juta sebulan kemudian tahun
2017 ketika menjadi DT Banten pemasukan mencapai 100 juta lebih perbulan
dan sekarang sudah mencapai 250 juta perbulan dan target di tahun ini 4
milyar. Pada tahun 2018 sudah tercapai 3 milyar.
P: Apa Visi dan Misi dari Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid Cabang Banten?
N: Visi misi masih gabung dengan pusat
P: Bagaimana struktur organisasi Peduli Umat Daarut Tauhiid Cabang Banten?
N: Secara umum mengikut dengan pusat, yaitu ada SLO, ada Divisi dan kemudian
program.
P: Berapa pegawai yang ada di Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid Cabang
Banten ?
N: 15 orang yang sudah menjadi santrikarya 5 orang yaitu yang sudah terdaftar di
pusat dan 10 santri kontrak lembaga lokal yang belum terdaftar di pusat
79
P: Program apa saja yang ada di Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid Cabang
Banten ?
N: Program Ekonomi yaitu gerobak barokah, warung barokah yang sudah dibantu
yaitu warung prahu di Banten. Juga tani UTAMA di Tenjo yaitu tani cabe dan
pisang. Pendidikan dengan cara membangun sekolah, pada tahun 2017 di
Tenjo, tahun 2018 2 sekolah di Malingping, tahun 2019 juga akan dibangun
target 4 sekolah. Juga bantuan beasiswa. Program Kesehatan perbaikan gizi
buruk khususnya di daerah-daerah terpencil. Program kemanusian seperti
penangan bencana alam di Lombok, Palu juga Banten
P: Apa yang membuat Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid Cabang Banten
memilih program-program tersebut?
N: Yang pasti program tersebut berdasarkan kondisi di lapangan. Khusunya
pendidikan dan gizi buruk.
P: Adakah pelatihan yang dilakukan oleh Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhiid Cabang Tangerang Banten untuk setiap pegawainya?
N: Tentatif
P: Bagaimana bentuk pelatihan dan intensitas pelatihan?
N: Bentuk pelatihan ada yang dari pusat seperti public speaking dan pelatihan
sesuai kapasitas kerjanya kemudian yang bersifat tentatif atau sesuai kebutuhan
maka tim akan diikut sertakan dalam pelatihan tersebut seperti cara beternak
dan juga ada pelatihan penguatan rukiyah
P: Bagaimana pendapat bapak tentang program Usaha Tani Mandiri yang saat ini
tengah berjalan, dan kira-kira apa masalah/kendala yang sering dihadapi tim
program dan petani selama pelaksanaan program Usaha Tani Mandiri dan
bagaimana cara menyelesaikannya?
N: Kendala yaitu pola pikir masyarakat karena rata-rata pendidikan mereka
rendah. Cara bertani mereka masih menggunakan cara tradisional yang
sebenarnya ada cara dan teknik-teknik khusus dalam pengelolaan dan
perawatan demikian juga dengan pengolahan keripik pisang dan cabe. Juga
manajemen paguyuban juga belum tertib.
80
Awalnya program ini untuk memandirikan tetapi setelah selama ini
pembimbingan dan pemberdayaan sudah berjalan setahun setengah namun pola
berpikir para petani ini masih belum berkembang. Penyelesaiannya yaitu kami
akan menempatkan orang relawan dan meiliki pemikiran yang cukup tinggi
yang mampu menjembatani anatara DT Peduli dan masyarakat di sana sesuai
dengan pola pikir mereka.
81
HASIL WAWANCARA PADA PEGAWAI DOMPET PEDULI UMAT
DAARUT TAUHIID CABANG BANTEN
Peran Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Dalam Pemberdayaan Petani Kecil
Melalui Program Usaha Tani Mandiri
(Studi Pada Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Cabang Banten)
Hari, Tanggal : Selasa, 12 Februari 2019
Tempat Wawancara : Kantor DT Ciater Tangerang Selatan
Narasumber : Ahmad Nuryusron
Jabatan : Kepala Program Pemberdayaan DT Peduli Banten
Ketua Program Pemberdayaan Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid
Cabang Banten
P: Sejak kapan anda menjadi pegawai di Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid Cabang
Banten?
N: Sejak 2003
P: Bagaimana mekanisme pelaksanaan Program Usaha Tani Mandiri?
N: Program UTAMA baru berjalan 1 tahun setengah sehingga untuk manfaatnya
belum terlihat banyak. Untuk hasil panen ini diwadahi di Paguyuban Petani Berdaya
yang anggotanya adalah mustahik yang kita tunjuk dan survei kurang lebih ada 30
orang , selama 6 bulan ini hasil penjualan panen ini disimpan di rekening
Paguyuban Petani UTAMA dengan tujuan untuk dijadikan modal. Dari 1400 sudah
dibagikan 50 bibit pohon kurang lebih 2 hingga 4 orang.
P: Bagaimana prosedur penyaluran dana Program Usaha Tani Mandiri di Dompet
Peduli Umat Daarut Tauhiid Cabang Banten?
N: Dilatarbelakangi penanganan gizi buruk dan tidak dieskpos di media kurang lebih 5
tahun yang lalu. Kemudian 2017 mendapat amanah membangun sekolah MI
Madra’ul Huda di Kampung Panunggulan Desa Babakan kemudian tahun ini
dicanangkan Desa Tangguh karena dari kami sudah ada penanganan dari segi
kesehatan, pendidikan dan pertanian, kemudian program kami selanjutnya adalah
peternakan kambing untuk persiapan bulan haji dengan memanfaatkan limbah daun
dan pelepah pisang.
P: Bentuk modal apa yang diberikan kepada petani?
82
N: Dana dari pusat berupa dana zakat produktif yang secara syariah-nya sepenuhnya
akan menjadi milik mustahik, dari awal pembukaan lahan hingga pengelolaan
dengan lahan 1 Ha sudah menjapai kurang lebih diatas Rp 50.000.000,-dengan
ditanam cabe, kacang panjang sementara menunggu pohon pisang dan sudah
diperoleh dari hasil panen cabe dan kacang panjang kurang lebih Rp. 20.000.000,-.
Untuk program tani ini para mustahik hanya manggarap, untuk bibit pisang sendiri
di peroleh sumbangan dari Bpk. Dedi Sutisna dari Pandeglang.
P: Persyaratan apa saja yang dibutuhkan petani untuk dapat mengikuti program Usaha
Tani Mandiri?
N: Mustahik, prosedurenya foto copy KTK, KK dan SKTM (surat keterangan tidak
mampu) dari RT dan RW setempat selanjutnya akan disurvei dan yang
diprioritaskan adalah rumah bilik atau semi permanen. Rata-rata para mustahik ini
peternak dan pegawai serabutan.
P: Apakah Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid Cabang Banten melakukan
pendampingan kepada petani?
N: Selama ini para mustahik masih di bawah koordinasi Pak Jaro, atau masih
dipekerjakan dan diupah harian hal ini dilakukan untuk menarik minat dan motivasi
hingga mereka mampu menjadi petani yang produktif karena mindset para mustahik
ini masih beharap datang ada uang.
P: Bagaimana bentuk dan intensitas pendampingan yang dilakukan oleh Dompet
Peduli Umat Daarut Tauhiid Cabang Banten?
N: Bentuk pendampingan dengan terjun dilapangan secara langsung dari pengolahan
awal hingga perawatan. Karena perawatan pisang ini tidak memerlukan perawatan
secara khusus.
P: Adakah pengawasan yang dilakukan oleh petugas Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhiid cabang Banten ?
N: Pengawasan ada.
P: Bagaimana model dan intensitas pengawasan yang dilakukan oleh Dompet Peduli
Umat Daarut Tauhiid Cabang Banten?
N: Pengawasan dilakukan sepekan sekali oleh saya dan secara intennya di lokasi
83
dilakukan oleh Pak Jaro
P: Bagaimana hasil yang dicapai oleh petani setelah mengikuti program Usaha Tani
Mandiri?
N: Penghasilan dari hasil panen selama ini belum diberikan secara utuh kepada
mustahik tetapi dihimpun di koperasi paguyuban.
P: Setelah petani mengikuti program Usaha Tani Mandiri, apakah ada perubahan
dalam segi ekonomi? Bisa dijelaskan seperti apa perubahannya?
N: Secara finansial belum. Tapi dari sisi keilmuan serta ketrampilan. Dari lahan 1Ha
kami harapkan menjadi pilot project ke depannya. Di kampung ini banyak lahan-
lahan PT yang tidak digarap.
P: Bagaimana bentuk promosi dan pemasaran yang dilakukan Dompet Peduli Umat
Daarut Tauhiid Cabang Banten dalam menjual hasil panen?
N: Hasil panen ini yang menampung oleh Pak Dedi yang dibawa ke tempat
pematangan lokasi di Bekasi. Dalam sepekan ini hasil panen baru 5 hingga 6 ton
sementara kebutuhan Pak Dedi 10 ton.
Adapun pengolahan keripik ini, pemasarannya sementara ini di lingkangan sekitar
dibawa serta dipromosikan ke gerai-gerai kami
P: Menurut anda apakah Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid membantu masyarakat
dalam memenuhi kebutuhannya? Dan apakah membantu memecahkan masalah
yang dihadapi petani?
N: Program kami untuk mengentaskan maslahat, maka dilaksanakan program
UTAMA.
P: Apa masalah/kendala yang sering dihadapi tim program dan petani selama
pelaksanaan program Usaha Tani Mandiri dan bagaimana cara menyelesaikannya?
N: Pola pikir masyarakat masih perlu diawasi. Minat para petani belum maksimal
karena secara ekonomi mereka masih kekurangan sehingga perlu dilakukan
pemberdayaan untuk membangun motivasi para petani. Kemudian penyakit atau
hama pada pisang. Rencana bulan Juli akan dilaksanakan launching desa Tangguh.
Lingkungan di kampung Panunggalan termasuk gizi buruk dan kurang sanitasi
karena sulitnya air
84
P: Berdasarkan informasi yang saya dapat diketahui bahwa lahan yang saat ini
digunakan untuk program usaha tani mandiri adalah milik perusahaan swasta, lantas
bagaimana program dari DT ini apabila lahan yang digunakan para mustahik ini
diambil alih oleh pemilik sahnya, dan bagaimana program jangka Panjang ke
depannya?
N: Di wilayah Tenjo ini lahan sebanyak 3 desa yang sudah dikuasai PT MAU kurang
lebih seratus hektar. Jangka panjang ke depan dengan lahan 1 Ha ini akan dijadikan
proyek yang kemudian dikembangkan oleh para petani di lahan-lahan mereka dan
rencana DT Peduli yaitu bekerjasama dengan Perhutani di wilayah Tenjo dengan
cara pembagian hasil 20-25%.
85
Lampiran 2
WAWANCARA PADA PENERIMA ZAKAT PRODUKTIF
PROGRAM USAHA TANI MANDIRI
Peran Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Dalam Pemberdayaan Petani Kecil
Melalui Program Usaha Tani Mandiri
(Studi Pada Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Cabang Tangerang Banten)
Hari, Tanggal : Kamis, 25 Mei 2019
Tempat Wawancara : Kampung Penunggalan Desa Babakan
Narasumber : Jaya
Usaha : Ketua RW dan Petani
P: Dari mana bapak/ibu tahu informasi tentang Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhid dan program Usaha Tani mandiri?
N: Awalnya saya sukarelawan dan dikenalkan oleh pak Haji Yusron
P: Sejak Kapan bapak/ibu mengikuti program Usaha Tani Mandiri Dompet
Peduli Umat Daarut Tauhid ?
N: Dari bulan Desember 2017
P: Apa yang membuat bapak tertarik dengan bantuan program Usaha Tani
Mandiri ?
N: Ketertarikan karena di dalamnya ada kategori ibadah, untuk kepentingan
umat yang kurang mampu
P: Persyaratan apa saja yang bapak/ibu siapkan untuk menjadi penerima
bantuan program Usaha Tani Mandiri Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhid?
N: Tidak ada persyaratan
P: Apakah ada program pelatihan dan pendampingan yang dilakukan DPT
terhadap program UTAMA ini?
N: Ada, karena rata-rata di sini petani. Pelatihan di lakukan di Pandeglang.
Pelatihan dilakukan langsung di lahan dengan melakukan penanaman
bibit pisang. Kalo pelatihan di DTP kita dilatih langsung oleh Pak Arif.
Bahkan ada pelatihan pengolahan keripik.
P: Dengan adanya program Usaha Tani Mandiri tersebut apakah
86
berpengaruh terhadap usaha bapak/ibu, apakah menguntungkan dan
merasa terbantu dalam menjalankan usaha?
N: Alhamdulillah terbantu lewat program ini, walaupun rezeki ini ada
bantuan untuk peningkatan ekonomi. Sejahtera belum karena program ini
masih dalam proses berjalan
P: Bagaimana dengan pembagian lahan pertanian ini?
N: Awalnya kita lakukan bersama, nanti ke depannya akan dibagi-bagi satu
lahan 4 atau 8 orang. Tergantung dari berhasil tidaknya petani
87
WAWANCARA PADA PENERIMA ZAKAT PRODUKTIF
PROGRAM USAHA TANI MANDIRI
Peran Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Dalam Pemberdayaan Petani Kecil
Melalui Program Usaha Tani Mandiri
(Studi Pada Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Cabang Tangerang Banten)
Hari, Tanggal : Kamis, 25 Mei 2019
Tempat Wawancara : Kampung Penunggalan Desa Babakan
Narasumber : Sukwari
Usaha : Petani dan serabutan
P: Dari mana bapak/ibu tahu informasi tentang Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhid dan program Usaha Tani mandiri?
N: Pak RW
P: Sejak Kapan bapak/ibu mengikuti program Usaha Tani Mandiri Dompet
Peduli Umat Daarut Tauhid ?
N: Kurang lebih 2 tahun
P: Apa yang membuat bapak tertarik dengan bantuan program Usaha Tani
Mandiri ?
N: Ketertarikan awalnya ikut-ikutan karena tawaran dari pak Jaro kurang
lebih 7 bulanan yang lalu
P: Persyaratan apa saja yang bapak/ibu siapkan untuk menjadi penerima
bantuan program Usaha Tani Mandiri Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhid?
N: Tidak ada persyaratan, yang penting kita ikut program ini dan saat itu kita
diberi upah Rp 70.000 sehari untuk membabat/membersihkan lahan dan
dilanjutkan menanam bibit pisang.
P: Apakah ada program pelatihan dan pendampingan yang dilakukan DPT
terhadap program UTAMA ini?
N: Ada, karena rata-rata di sini petani. Pelatihan dilakukan langsung di lahan
dengan melakukan penanaman bibit pisang. Kalo pelatihan di DTP secara
khusus oleh pak Jaro. Kita dilatih langsung oleh pak Jaro
88
P: Dengan adanya program Usaha Tani Mandiri tersebut apakah
berpengaruh terhadap usaha bapak/ibu, apakah menguntungkan dan
merasa terbantu dalam menjalankan usaha?
N: Ada buat nambah-nambah
P: Apakah Mandiri Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid membantu dalam
memasarkan usaha?
N: Pada saat ini ke lingkungan terdekat. Bahkan kita sudah ada paguyuban
dan ada keterbukaan tentang penghasilan
89
WAWANCARA PADA PENERIMA ZAKAT PRODUKTIF
PROGRAM USAHA TANI MANDIRI
Peran Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Dalam Pemberdayaan Petani Kecil
Melalui Program Usaha Tani Mandiri
(Studi Pada Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Cabang Tangerang Banten)
Hari, Tanggal : Kamis, 25 Mei 2019
Tempat Wawancara : Kampung Penunggalan Desa Babakan
Narasumber : Jajang
Usaha : Petani dan serabutan
P: Dari mana bapak/ibu tahu informasi tentang Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhid dan program Usaha Tani mandiri?
N: Pak Jaya
P: Sejak Kapan bapak/ibu mengikuti program Usaha Tani Mandiri Dompet
Peduli Umat Daarut Tauhid ?
N: Kurang lebih 2 tahun
P: Apa yang membuat bapak tertarik dengan bantuan program Usaha Tani
Mandiri ?
N: Ketertarikan awalnya tawaran dari pak Jaro kurang lebih setahun yang
lalu
P: Persyaratan apa saja yang bapak/ibu siapkan untuk menjadi penerima
bantuan program Usaha Tani Mandiri Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhid?
N: Foto kopi KTP dan KK.
P: Apakah ada program pelatihan dan pendampingan yang dilakukan DPT
terhadap program UTAMA ini?
N: Selama mengikuti program usaha tani mandiri apakah bapak/ibu
mendapat pelatihan dan pendampingan?
P: Dengan adanya program Usaha Tani Mandiri tersebut apakah
berpengaruh terhadap usaha bapak/ibu, apakah menguntungkan dan
merasa terbantu dalam menjalankan usaha?
90
N: Buat nambah-nambah penghasilan
P: Apakah Mandiri Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid membantu dalam
memasarkan usaha?
N: Biasanya setelah panen langsung manggil mobil dan dilakukan oleh pak
jaro
91
WAWANCARA PADA PENERIMA ZAKAT PRODUKTIF
PROGRAM USAHA TANI MANDIRI
Peran Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Dalam Pemberdayaan Petani Kecil
Melalui Program Usaha Tani Mandiri
(Studi Pada Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Cabang Tangerang Banten)
Hari, Tanggal : Kamis, 25 Mei 2019
Tempat Wawancara : Kampung Penunggalan Desa Babakan
Narasumber : Idris
Usaha : Petani dan serabutan
P: Dari mana bapak/ibu tahu informasi tentang Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhid dan program Usaha Tani mandiri?
N: Dari pak Jaro
P: Sejak Kapan bapak/ibu mengikuti program Usaha Tani Mandiri Dompet
Peduli Umat Daarut Tauhid ?
N: Kurang lebih 7 bulan
P: Apa yang membuat bapak tertarik dengan bantuan program Usaha Tani
Mandiri ?
N: Ketertarikan awalnya tawaran dari pak Jaro kurang lebih setahun yang
lalu
P: Persyaratan apa saja yang bapak/ibu siapkan untuk menjadi penerima
bantuan program Usaha Tani Mandiri Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhid?
N: Tidak ada hanya diminta mengumpulkan foto kopi KTP dan KK.
P: Selama mengikuti program usaha tani mandiri apakah bapak/ibu
mendapat pelatihan dan pendampingan?
N: Ada, pelatihan dilakukan langsung di lahan dengan melakukan
penanaman bibit pisang. Langsung praktek di lahan. Kita dilatih juga cara
pengemasanannya.
P: Dengan adanya program Usaha Tani Mandiri tersebut apakah
berpengaruh terhadap usaha bapak/ibu, apakah menguntungkan dan
92
merasa terbantu dalam menjalankan usaha?
N: Ada sedikit banyak buat nambah-nambah penghasilan.
P: Apakah Mandiri Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid membantu dalam
memasarkan usaha?
N: Selama ini dikumpulkan di pak jaro kemudian beliau yang membawa
menggunakan mobil.
93
WAWANCARA PADA PENERIMA ZAKAT PRODUKTIF
PROGRAM USAHA TANI MANDIRI
Peran Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Dalam Pemberdayaan Petani Kecil
Melalui Program Usaha Tani Mandiri
(Studi Pada Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Cabang Tangerang Banten)
Hari, Tanggal : Kamis, 25 Mei 2019
Tempat Wawancara : Kampung Penunggalan Desa Babakan
Narasumber : Anip
Usaha : Kuli bangunan
P: Dari mana bapak/ibu tahu informasi tentang Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhid dan program Usaha Tani mandiri?
N: Dari pak Jaro
P: Sejak Kapan bapak/ibu mengikuti program Usaha Tani Mandiri Dompet
Peduli Umat Daarut Tauhid ?
N: Lupa kurang lebih 1 tahunan
P: Apa yang membuat bapak tertarik dengan bantuan program Usaha Tani
Mandiri ?
N: Saya tertarik ingin ikut mengembangkan tani pisang ini
P: Persyaratan apa saja yang bapak/ibu siapkan untuk menjadi penerima
bantuan program Usaha Tani Mandiri Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhid?
N: Ada diminta mengumpulkan foto kopi KTP dan pekerjaan
P: Selama mengikuti program usaha tani mandiri apakah bapak/ibu
mendapat pelatihan dan pendampingan?
N: Ada, pelatihan dari lobangin tanah, nanam, perawatan dan menyiangi.
Seringnya beberapa kali juga ada rapat setiap bulannya Cuma saya jarang
datang.
P: Dengan adanya program Usaha Tani Mandiri tersebut apakah
berpengaruh terhadap usaha bapak/ibu, apakah menguntungkan dan
94
merasa terbantu dalam menjalankan usaha?
N: Alhamdulillah ada buat nambah-nambah penghasilan.
P: Apakah Mandiri Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid membantu dalam
memasarkan usaha?
N: Selama ini dikumpulkan di pak jaro kemudian beliau yang membawa
menggunakan mobil.
95
WAWANCARA PADA PENERIMA ZAKAT PRODUKTIF
PROGRAM USAHA TANI MANDIRI
Peran Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Dalam Pemberdayaan Petani Kecil
Melalui Program Usaha Tani Mandiri
(Studi Pada Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Cabang Tangerang Banten)
Hari, Tanggal : Kamis, 25 Mei 2019
Tempat Wawancara : Kampung Penunggalan Desa Babakan
Narasumber : Anip
Usaha : Kuli bangunan
P: Dari mana bapak/ibu tahu informasi tentang Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhid dan program Usaha Tani mandiri?
N: Dari pak Jaro
P: Sejak Kapan bapak/ibu mengikuti program Usaha Tani Mandiri Dompet
Peduli Umat Daarut Tauhid ?
N: Lupa kurang lebih 1 tahunan
P: Apa yang membuat bapak tertarik dengan bantuan program Usaha Tani
Mandiri ?
N: Saya tertarik ingin ikut mengembangkan tani pisang ini
P: Persyaratan apa saja yang bapak/ibu siapkan untuk menjadi penerima
bantuan program Usaha Tani Mandiri Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhid?
N: Ada diminta mengumpulkan foto kopi KTP dan pekerjaan
P: Selama mengikuti program usaha tani mandiri apakah bapak/ibu
mendapat pelatihan dan pendampingan?
N: Ada, pelatihan dari lobangin tanah, nanam, perawatan dan menyiangi.
Seringnya beberapa kali juga ada rapat setiap bulannya Cuma saya jarang
datang.
P: Dengan adanya program Usaha Tani Mandiri tersebut apakah
berpengaruh terhadap usaha bapak/ibu, apakah menguntungkan dan
96
merasa terbantu dalam menjalankan usaha?
N: Alhamdulillah ada buat nambah-nambah penghasilan.
P: Apakah Mandiri Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid membantu dalam
memasarkan usaha?
N: Selama ini dikumpulkan di pak jaro kemudian beliau yang membawa
menggunakan mobil.
97
WAWANCARA PADA PENERIMA ZAKAT PRODUKTIF
PROGRAM USAHA TANI MANDIRI
Peran Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Dalam Pemberdayaan Petani Kecil
Melalui Program Usaha Tani Mandiri
(Studi Pada Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Cabang Tangerang Banten)
Hari, Tanggal : Kamis, 25 Mei 2019
Tempat Wawancara : Kampung Penunggalan Desa Babakan
Narasumber : Arisan
Usaha : Kuli bangunan
P: Dari mana bapak/ibu tahu informasi tentang Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhid dan program Usaha Tani mandiri?
N: Dari pak Jaro
P: Sejak Kapan bapak/ibu mengikuti program Usaha Tani Mandiri Dompet
Peduli Umat Daarut Tauhid ?
N: Lupa kurang lebih 1 tahunan
P: Apa yang membuat bapak tertarik dengan bantuan program Usaha Tani
Mandiri ?
N: Saya tertarik awalnya usaha ini belum ada jadi tertarik
P: Persyaratan apa saja yang bapak/ibu siapkan untuk menjadi penerima
bantuan program Usaha Tani Mandiri Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhid?
N: Ada diminta mengumpulkan foto kopi KTP
P: Selama mengikuti program usaha tani mandiri apakah bapak/ibu
mendapat pelatihan dan pendampingan?
N: Ada, pelatihan dari lobangin tanah, nanam, perawatan dan menyiangi.
Seringnya beberapa kali juga ada rapat setiap bulannya Cuma saya jarang
datang.
P: Dengan adanya program Usaha Tani Mandiri tersebut apakah
98
berpengaruh terhadap usaha bapak/ibu, apakah menguntungkan dan
merasa terbantu dalam menjalankan usaha?
N: Ya sangat membantu sekali ada buat nambah-nambah penghasilan.
P: Apakah Mandiri Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid membantu dalam
memasarkan usaha?
N: Selama ini dikumpulkan di pak jaro kemudian beliau yang membawa
menggunakan mobil.
99
WAWANCARA PADA PENERIMA ZAKAT PRODUKTIF
PROGRAM USAHA TANI MANDIRI
Peran Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Dalam Pemberdayaan Petani Kecil
Melalui Program Usaha Tani Mandiri
(Studi Pada Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Cabang Tangerang Banten)
Hari, Tanggal : Kamis, 25 Mei 2019
Tempat Wawancara : Kampung Penunggalan Desa Babakan
Narasumber : Hasan
Usaha : Kuli bangunan
P: Dari mana bapak/ibu tahu informasi tentang Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhid dan program Usaha Tani mandiri?
N: Dari pak Jaro
P: Sejak Kapan bapak/ibu mengikuti program Usaha Tani Mandiri Dompet
Peduli Umat Daarut Tauhid ?
N: Lupa kurang lebih 1 tahunan
P: Apa yang membuat bapak tertarik dengan bantuan program Usaha Tani
Mandiri ?
N: Saya tertarik awalnya usaha ini belum ada jadi tertarik
P: Persyaratan apa saja yang bapak/ibu siapkan untuk menjadi penerima
bantuan program Usaha Tani Mandiri Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhid?
N: Ada diminta mengumpulkan foto kopi KTP
P: Selama mengikuti program usaha tani mandiri apakah bapak/ibu
mendapat pelatihan dan pendampingan?
N: Ada, pelatihan dari nanam, perawatan, pemupukan dan menyiangi.
Seringnya beberapa kali juga ada rapat setiap bulannya. Kesulitan disini
air yang susah.
P: Dengan adanya program Usaha Tani Mandiri tersebut apakah
100
berpengaruh terhadap usaha bapak/ibu, apakah menguntungkan dan
merasa terbantu dalam menjalankan usaha?
N: Ya, sangat membantu sekali ada buat nambah-nambah ilmu yang penting
ilmu.
P: Apakah Mandiri Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid membantu dalam
memasarkan usaha?
N: Selama ini dikumpulkan di pak jaro kemudian beliau yang membawa
menggunakan mobil.
101
WAWANCARA PADA PENERIMA ZAKAT PRODUKTIF
PROGRAM USAHA TANI MANDIRI
Peran Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Dalam Pemberdayaan Petani Kecil
Melalui Program Usaha Tani Mandiri
(Studi Pada Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Cabang Tangerang Banten)
Hari, Tanggal : Kamis, 25 Mei 2019
Tempat Wawancara : Kampung Penunggalan Desa Babakan
Narasumber : Saepudin
Usaha : Tani
P: Dari mana bapak/ibu tahu informasi tentang Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhid dan program Usaha Tani mandiri?
N: Dari pak Jaro
P: Sejak Kapan bapak/ibu mengikuti program Usaha Tani Mandiri Dompet
Peduli Umat Daarut Tauhid ?
N: Lupa kurang lebih 1 tahunan
P: Apa yang membuat bapak tertarik dengan bantuan program Usaha Tani
Mandiri ?
N: Saya tertraik karena melihat teman-teman
P: Persyaratan apa saja yang bapak/ibu siapkan untuk menjadi penerima
bantuan program Usaha Tani Mandiri Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhid?
N: Tidak ada hanya diminta mengumpulkan foto kopi KTP
P: Selama mengikuti program usaha tani mandiri apakah bapak/ibu
mendapat pelatihan dan pendampingan?
N: Ada, pelatihan dari nanam, perawatan, pemupukan dan menyiangi.
Seringnya beberapa kali juga ada rapat setiap bulannya
P: Dengan adanya program Usaha Tani Mandiri tersebut apakah
berpengaruh terhadap usaha bapak/ibu, apakah menguntungkan dan
merasa terbantu dalam menjalankan usaha?
102
N: Ya, sangat membantu sekali ada buat tambahan penghasilan
P: Apakah Mandiri Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid membantu dalam
memasarkan usaha?
N: Selama ini dikumpulkan di pak jaro kemudian beliau yang membawa
menggunakan mobil.
103
WAWANCARA PADA PENERIMA ZAKAT PRODUKTIF
PROGRAM USAHA TANI MANDIRI
Peran Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Dalam Pemberdayaan Petani Kecil
Melalui Program Usaha Tani Mandiri
(Studi Pada Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Cabang Tangerang Banten)
Hari, Tanggal : Kamis, 25 Mei 2019
Tempat Wawancara : Kampung Penunggalan Desa Babakan
Narasumber : Juhanah
Usaha : Ibu rumah tangga
P: Dari mana bapak/ibu tahu informasi tentang Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhid dan program Usaha Tani mandiri?
N: Dari pak Jaro
P: Sejak Kapan bapak/ibu mengikuti program Usaha Tani Mandiri Dompet
Peduli Umat Daarut Tauhid ?
N: Lupa kurang lebih 1 tahunan
P: Apa yang membuat bapak tertarik dengan bantuan program Usaha Tani
Mandiri ?
N: Saya tertarik awalnya usaha ini belum ada jadi tertarik apalagi ini
pengolahan keripik
P: Persyaratan apa saja yang bapak/ibu siapkan untuk menjadi penerima
bantuan program Usaha Tani Mandiri Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhid?
N: Mengumpulkan foto kopi KTP
P: Selama mengikuti program usaha tani mandiri apakah bapak/ibu
mendapat pelatihan dan pendampingan?
N: Ada, cara membuat keripik. Ini dilakukan di rumah bu Jaro
P: Dengan adanya program Usaha Tani Mandiri tersebut apakah
berpengaruh terhadap usaha bapak/ibu, apakah menguntungkan dan
merasa terbantu dalam menjalankan usaha?
N: Ya, sangat membantu sekali ada buat nambah-nambah uang belanja
104
P: Apakah Mandiri Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid membantu dalam
memasarkan usaha?
N: Selama ini dijual di warung-warung terdekat
105
WAWANCARA PADA PENERIMA ZAKAT PRODUKTIF
PROGRAM USAHA TANI MANDIRI
Peran Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Dalam Pemberdayaan Petani Kecil
Melalui Program Usaha Tani Mandiri
(Studi Pada Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhiid Cabang Tangerang Banten)
Hari, Tanggal : Kamis, 25 Mei 2019
Tempat Wawancara : Kampung Penunggalan Desa Babakan
Narasumber : Ros
Usaha : Ibu rumah tangga
P: Dari mana bapak/ibu tahu informasi tentang Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhid dan program Usaha Tani mandiri?
N: Dari Bu Jaro
P: Sejak Kapan bapak/ibu mengikuti program Usaha Tani Mandiri Dompet
Peduli Umat Daarut Tauhid ?
N: Lupa kurang lebih 3 bulanan
P: Apa yang membuat bapak tertarik dengan bantuan program Usaha Tani
Mandiri ?
N: Saya tertarik awalnya usaha ini belum ada jadi tertarik apalagi ini
pengolahan keripik pisang balado
P: Persyaratan apa saja yang bapak/ibu siapkan untuk menjadi penerima
bantuan program Usaha Tani Mandiri Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhid?
N: Mengumpulkan foto kopi KTP
P: Selama mengikuti program usaha tani mandiri apakah bapak/ibu
mendapat pelatihan dan pendampingan?
N: Ada, cara membuat keripik. Ini dilakukan di rumah bu Jaro
P: Dengan adanya program Usaha Tani Mandiri tersebut apakah
berpengaruh terhadap usaha bapak/ibu, apakah menguntungkan dan
merasa terbantu dalam menjalankan usaha?
N: Ya, sangat membantu sekali ada buat nambah-nambah uang belanja
106
P: Apakah Mandiri Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid membantu dalam
memasarkan usaha?
N: Selama ini dijual di warung-warung sekitar
107
Lampiran 3
108
Lampiran 4
DOKUMENTASI
Perkebunan Pisang Cavendish dan Cabe di Kampung Panunggulan Desa
Babakan Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor
109
110
111
Wawancara bersama Bapak Haji Ahmad Nuryusron Kepala Program
Pemberdayaan DT Peduli
112
Wawancara bersama para petani Program UTAMA DT Peduli di Kampung
Panunggulan Desa Babakan Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor
113
114
Panen Pisang Cavendish dan Cabe serta pengepakan
115
116
Wawancara dan kunjungan ke tempat pengolahan produksi Pisang dan
Cabe Olahan DT Peduli di Kampung Panunggulan Desa Babakan
Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor
117