peran dana insentif daerah dalam rangka pemulihan ekonomi … · pertumbuhan ekonomi indonesia pada...

30
Prof. Candra Fajri Ananda, Ph.D Staf Khusus Kementerian Keuangan RI PERAN DANA INSENTIF DAERAH DALAM RANGKA PEMULIHAN EKONOMI DI DAERAH 1

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Prof. Candra Fajri Ananda, Ph.DStaf Khusus Kementerian Keuangan RI

    PERAN DANA INSENTIF DAERAH DALAM RANGKA PEMULIHAN EKONOMI DI DAERAH

    1

  • OUTLINE

    Kondisi Perekonomian Terkini

    Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Perekonomian Daerah

    Peran Pemerintah Daerah dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi

  • Kondisi Perekonomian Terkini

  • 4Sumber: Bloomberg, diolah

    2,6 2,4 2,82,7 1,4 1,3

    6,4

    1,7

    5,1 5,16,8

    1,00,3

    -3,3-5,4

    -6,8

    1,3

    7,5

    2,97 3,84,8

    -2,2

    -10

    -5

    0

    5 2,9

    10

    AS Eropa Perancis Tiongkok Korsel Indonesia Vietnam Singapura

    Pertumbuhan PDB Negara-Negara (%, yoy)

    6,9

    Q1-2019Q1-2018

    Q2-2019

    Q2-2018

    Q3-2019

    Q3-2018

    Q4-2019

    Q4-2018

    Q1-2020

    PEREKONOMIAN GLOBAL MENGALAMI KONTRAKSI SANGAT DALAMPertumbuhan ekonomi Indonesia pada Q1-2020 (yoy) relatif masih lebih baik dibandingkan negara yang lain

    UKGDP: -1,60% Jerman

    China GDP: -2,30%GDP: -6,8% Jepang

    GDP: -1,70%India US

    GDP: 3,1% GDP: 0,3% PrancisGDP: -5,4%

    IndonesiaItalia

    GDP: 2,97% GDP: -5,45%

    SingapuraGDP: -0,7%

    Australia Brazil

    GDP: 1,4% GDP: -0,25% Afsel

    GDP:-0,40%

  • PROYEKSI PEREKONOMIAN DUNIA TAHUN 2020Proyeksi ekonomi dunia dipangkas signifikan dalam waktu singkat akibat pandemi COVID-19

    5

    -5.2 4.2

    2021

    2.5 2.6Januari Outlook

    Juni Outlook

    2.4 3.3Maret Outlook

    Juni Outlook

    2020 2021

    IMF World Bank

    2020

    OECD

    -4.9 5.4

    2020 2021

    3.3 3.4Januari Outlook

    Juni Outlook

    -7.6*s.d. -6.0

    2.8* s.d5.2

    Beberapa Risiko yg dapat mempengaruhi outlook ke

    depan

    • Second Wave COVID-19

    • Tensi geopolitik internasional, termasuk AS-Tiongkok

    • Tensi politik domestik & social unrest di AS

    *) Double hit scenario OECD mengasumsikan terjadi second wave di tahun 2020

    Sumber: IMF, OECD, World Bank

  • KESEHATAN SOSIAL EKONOMI KEUANGAN

    Penyebaran COVID-19

    yang mudah, cepat,

    dan luas menciptakan

    krisis kesehatan

    dengan belum

    ditemukannya vaksin,

    obat, serta

    keterbatasan alat dan

    tenaga medis.

    Langkah untuk flattening

    the curve memiliki

    konsekuensi pada:

    berhentinya aktivitas

    ekonomi yang menyerap

    tenaga kerja di berbagai

    sektor, tak terkecuali

    sektor-sektor informal.

    Kinerja ekonomi

    menurun tajam:

    konsumsi terganggu,

    investasi terhambat,

    ekspor-impor

    terkontraksi.

    Pertumbuhan ekonomi

    melambat/menurun

    tajam

    Volatilitas sektor

    keuangan muncul seiring

    turunnya investor

    confidence dan terjadinya

    flight to quality

    Sektor keuangan juga

    terdampak karena

    penurunan kinerja sektor

    riil; NPL, profitabilitas dan

    solvabilitas perusahaan

    mengalami tekanan.

    6

    DAMPAK COVID-19 TERHADAP BEBERAPA ASPEK KEHIDUPAN

  • SEKTOR-SEKTOR UTAMA PENOPANG PEREKONOMIAN NASIONAL MELAMBAT

    Sumber: BPS

    10,67

    9,81

    1,27

    1,6

    2,9

    3,91

    2,06

    0,02

    6,944,69

    7,23

    9,06

    5,45

    5,21

    5,91

    4,48

    3,85

    2,320,43

    1,82

    Jasa Keuangan dan Asuransi

    Jasa-jasa Lainnya

    Perdagangan

    Transport & Gudang

    Infokom

    Manufaktur

    Listrik, Gas dan Air

    Konstruksi

    Pertanian

    Pertambangan

    Sektor Primer

    0,18%yoy

    Sektor Sekunder

    2,38%yoy

    Sektor Tersier

    4,62%yoy

    Q1 2020Q1 2019

    Pertumbuhan Sektoral Q1-2020 (%, yoy) SektorPertanianstagnan, terutama disebabkan oleh

    cuaca ekstrim di awal tahun dan

    pergeseran masa panen pada tanaman

    padi

    SektorIndustriPengolahanmelambat, mengindikasikan pelemahan

    permintaan dan penurunan output

    produksi

    SektorInfokomdanJasaKeuangandua sektor yang mencatat peningkatan

    pertumbuhan, didorong oleh perubahan

    pola aktivitas masyarakat yang

    menghadapi pembatasan (physical

    distancing)

    BerbagaiSektorLainnyaturut mengalami perlambatan akibat

    pembatasan sosial seperti sektor

    konstruksi, perdagangan, serta

    transportasi

    7

  • 8

    Pertumbuhan

    ekonomi

    Pemutusan

    hubungan kerja

    & pengangguran

    Masyarakat

    Miskin

    5,3%(APBN 2020)

    Sebelum COVID-19

    Sesudah COVID-19

    Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 a

    Sumber: KEM PPKF 2021

    • Eskalasi COVID-19 dan perlambatan ekonomi yang tajam harus dimitigasi dampaknya pada kesejahteraan masyarakat – melalui kebijakan extraordinary

    • Dengan berbagai langkah extraordinary, Pemerintah berupaya menjaga agar pertumbuhan dan dampak kesejahteraan tidakmenuju skenario sangat berat

    PEREKONOMIAN DOMESTIK MENGALAMI KONTRAKSI CUKUP DALAMAdanya potensi meningkatnya angka pengangguran dan kemiskinan

    Potensi damp k sosial penurunan pertumbuhan

    (juta orang)

    Kemiskinan +3,02 s.d. +5,71

    Pengangguran +4,03 s.d. +5,23-0,4% s.d. 1,0%

  • 9

    PROYEKSI BERBAGAI INSTITUSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMIINDONESIA 2020-2021

    -0,4 s.d 1,0

    4,5 s.d 5,5

    -0,3

    6,1

    0,0

    4,8

    -3,9 s.d -2,8

    2,6 s.d. 5,2

    -1,0

    5,3

    0,5

    5,5

    Kemenkeu IMF World Bank OECD ADBBloomberg

    (Median)

    2020

    2021

    Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, update Juni (dalam %, yoy)

    Sumber: WB Global Economic Prospect 2020, OECD Economic Outlook

    2020, Asian Development Outlook 2020, World Economic Outlook IMF,

    Bloomberg (diolah)

  • Dampak COVID-19 Terhadap Perekonomian Daerah

  • PERTUMBUHAN EKONOMI PER PULAUHampir seluruh wilayah di Indonesia mengalami perlambatan ekonomi

    4,55%

    5,66%

    5,33%

    4,64%

    6,51%

    3,25%

    3,42%

    2,49%

    0,94%

    3,83%

    2,85%

    -10,4%

    Pertumbuhan Q1 2020 (YoY)

    Pertumbuhan Q1 2019 (YoY)

    Sum

    ber: B

    PS,2

    02

    0

    • Hampir seluruh wilayah mengalami perlambatan pertumbuhan pada Q1 2020 kecuali Papua

    • Penyebab utama perlambatan adalah menurunnya kinerja pengeluaran RT dan LNPRT di semua wilayah

    • Penurunan kinerja investasi terutama berasal dari wilayah Jawa-Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Maluku, dan Papua

  • PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP EKONOMISemakin gelap warna, semakin parah pelemahan perekonomian di daerah

    Sumber: CSIS, 2020

    Tingkat keparahan ditentukan oleh:

    1. Tingkat pandemic2. Faktor risiko bencana alam3. Karakteristik ekonomi4. Beban fiskal

    berpotensilebihbaikjikaDaerah memiliki sistem pemutakhiran, ketepatan, dan integrasi data yang digunakan

  • Korban PHK

    38,7%61,3%

    Tingkat Pendidikan Korban PHK

    Tamat SLTA/Sederajat

    TamatPT (D4/S1)

    52%

    30%

    11% Tamat Diploma

    32%22%

    15% 13% 9% 9%

    Tenaga Usaha Jasa

    Tenaga profesional,

    teknisi dan yang sejenis

    Tenaga tata usaha dan yang

    sejenis

    Tenaga produksi, Operator alat-alat angkutan dan pekerja

    kasar

    Tenaga Tenaga usaha kepemimpinan penjualan

    dan ketatalaksanaan

    Korban PHK Berdasarkan Jenis Pekerjaan

    Korban PHK Berdasarkan Lapangan Pekerjaan

    24%Perdagangan, RumahMakan, Akomodasi

    17%Jasa Kemasyarakatan

    15%Indsutri Pengolahan

    14%Transportasi, Komunikasi,pergudangan

    DAMPAK COVID-19 TERHADAP TENAGA KERJAAkibat Pandemi COVID-19, ada 1,7 juta pekerja yang sudah tervalidasi mengalami PHK dan dirumahkan

    Sumber: LIPI, 2020

  • POTRET KEMISKINAN PER PROVINSI MARET 2020Covid-19 cenderung akan meningkatkan kemiskinan di Indonesia

    Provinsi Sep'19 Mar'20

    Aceh 15.01 14.99

    Sumatera Utara 8.63 8.75

    Sumatera Barat 6.29 6.28

    Riau 6.90 6.82

    Jambi 7.51 7.58

    Sumatera Selatan 12.56 12.66

    Bengkulu 14.91 15.03

    Lampung 12.30 12.34

    Kep. Babel 4.50 4.53

    Kep. Riau 5.80 5.92

    DKI Jakarta 3.42 4.53

    Jawa Barat 6.82 7.88

    Jawa Tengah 10.58 11.41

    DI Yogyakarta 11.44 12.28

    Jawa Timur 10.20 11.09

    Banten 4.94 5.92

    Bali 3.61 3.78

    Provinsi Sep'19 Mar'20

    NTB 13.88 13.97

    NTT 20.62 20.90

    Kalimantan Barat 7.28 7.17

    Kalimantan Tengah 4.81 4.82

    Kalimantan Selatan 4.47 4.38

    Kalimantan Timur 5.91 6.10

    Kalimantan Utara 6.49 6.80

    Sulawesi Utara 7.51 7.62

    Sulawesi Tengah 13.18 12.92

    Sulawesi Selatan 8.56 8.72

    Sulawesi Tenggara 11.04 11.00

    Gorontalo 15.31 15.22

    Sulawesi Barat 10.95 10.87

    Maluku 17.65 17.44

    Maluku Utara 6.91 6.78

    Papua Barat 21.51 21.37

    Papua 26.55 26.64

    Penurunan TertinggiKemiskinan di Sulawesi Tengah

    turun 0,26 persen

    Peningkatan Tertinggi Kemiskinan di DKI Jakarta naik 1,11 persen

    • Peranan komoditi makanan (73,86%) terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (26,14%)

    • Disparitas kemiskinan di perkotaan (7,38%) dan perdesaan (12,82%) masih tinggi

    • Periode Maret 2020, secara rata-rata 1 rumah tangga miskin memiliki 4,66 anggota rumah tangga

    Sumber: BPS, 2020

  • KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH MARET 2020Ketimpangan meningkat akibat pengeluaran kelompok lapisan bawah turun lebih cepat terutama di masa pandemi

    Penurunan TertinggiGini rasio di Kalimantan Timur

    turun 0,007 poin

    Peningkatan Tertinggi Gini rasio di DKI Jakarta naik 0,008 poin

    • Ketimpangan di daerah perkotaan (0,393 poin) masih lebih tinggi dibandingkan dengan daerah perdesaan (0,317 poin)

    • Meskipun daerah perkotaan dan perdesaan masih tergolong dalam katergori ketimpangan rendah (World Bank), perlu adanya antisipasi pemerintah agar daya beli masyarakat tidak semakin turun di masa pandemic terutama kelompok ekonomi 40% terbawah.

    Provinsi Sep'19 Mar'20

    Aceh 0.321 0.323

    Sumatera Utara 0.315 0.316

    Sumatera Barat 0.307 0.305

    Riau 0.331 0.329

    Jambi 0.324 0.320

    Sumatera Selatan 0.339 0.339

    Bengkulu 0.329 0.334

    Lampung 0.331 0.327

    Kep. Babel 0.262 0.262

    Kep. Riau 0.337 0.339

    DKI Jakarta 0.391 0.399

    Jawa Barat 0.398 0.403

    Jawa Tengah 0.358 0.362

    DI Yogyakarta 0.428 0.434

    Jawa Timur 0.364 0.366

    Banten 0.361 0.363

    Bali 0.370 0.369

    Provinsi Sep'19 Mar'20

    NTB 0.374 0.376

    NTT 0.355 0.354

    Kalimantan Barat 0.318 0.317

    Kalimantan Tengah 0.335 0.329

    Kalimantan Selatan 0.334 0.332

    Kalimantan Timur 0.335 0.328

    Kalimantan Utara 0.292 0.292

    Sulawesi Utara 0.376 0.370

    Sulawesi Tengah 0.330 0.326

    Sulawesi Selatan 0.391 0.389

    Sulawesi Tenggara 0.393 0.389

    Gorontalo 0.410 0.408

    Sulawesi Barat 0.365 0.364

    Maluku 0.320 0.318

    Maluku Utara 0.310 0.308

    Papua Barat 0.381 0.382

    Papua 0.391 0.392

    Sumber: BPS, 2020

  • Peran Pemerintah Daerah dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi

  • 17

    MENINGKATKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN DAERAH

    Gini Ratio

    Kemiskinan

    Pendidikan (Lama Sekolah)

    Indeks Pembangunan Manusia

    Tertinggi: 0,423 (DI Yogyakarta) Terendah: 0,269 (Bangka Belitung) Rata-Rata Nasional: 0,350

    Tertinggi: 26,55% (Papua) Terendah: 3,42% (DKI Jakarta) Rata-Rata Nasional: 10,23%

    Tertinggi: 10,7 tahun (DKI Jakarta) Terendah: 5,99 tahun (Papua) Rata-Rata Nasional: 8,54 tahun

    Tertinggi: 80,76 (DKI Jakarta) Terendah: 60,84 (Papua)Rata-Rata Nasional: 71,04

    Tujuan

    Pemerataan Kesejahteraan

    Arah Kebijakan

    Pemerataan Pembangunan

    Sinergi Pusat -Daerah

    Tantangan

    Ketimpangan Antar Daerah

  • BIAYA PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL (PEN)Dana Insentif Daerah tambahan memiliki peran dalam membantu pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp 5 triliun

    Demand Side

    Rp205,20 T

    Supply Side

    Rp402,45 T

    Rumah TanggaPKH

    Sembako

    Bansos Jabodetabek

    Bansos Non-Jabodetabek

    Pra Kerja

    Diskon Listrik

    Logistik/Pangan/Sembako

    BLT Dana Desa

    Insentif Perumahan Bagi MBR

    Rp205,2T

    Ultra Mikro dan UMKMSubsidi Bunga, Penempatan Dana untuk Restru UMKM,

    Belanja IJP, Penjaminan untuk Modal Kerja (Stop Loss), PPh

    Final UMKM DTP, Pembiayaan Investasi melalui LPDB KUMKM

    123,46T

    KorporasiPenempatan Dana untuk Restru Padat Karya, PMN dan Surat

    Utang ke PPA, PPh 21 DTP, Pembebasan PPh 22 Impor,

    Pengurangan Angsuran PPh 25, Pengembalian Pendahuluan

    PPN, Penurunan Tarif PPh Badan, Stimulus Perpajakan

    Lainnya, Cadangan DAK Fisik, Program Padat Karya K/L,

    Insentif Tiket untuk 10 Destinasi Pariwisata, Hibah

    Pariwisata, Kompensasi Pajak Hotel/Restoran

    169,97T

    BUMN**PMN dan Pinjaman

    35,15T

    Pemerintah DaerahDID Pemulihan Ekonomi, Pemberian Pinjaman ke Daerah

    15,00T

    Cadangan Perluasan 58,87

    Biaya

    Pemulihan Ekonomi Nasional

    Rp607,65 T*

    18

    *finalisasi besaran pada revisi perpres 54/2020**tidak termasuk kompensasi BUMN sebagai sebagai konsekuensi kewajiban Pemerintah sebelumnya

  • 19

    DUKUNGAN APBN UNTUK PEMULIHAN EKONOMI DI DAERAH

    Penyiapan tambahan dukungan berupa Dana Insentif Daerah (DID) untuk mendukung percepatan pemulihan perekonomian di daerah

    Penyediaan fasilitas pinjaman kepada Pemerintah Daerah untuk mendukungpemulihan ekonomi di daerah

    Penggunaan cadangan DAK fisik Rp8,7 T untuk program pembangunan fisik (antara lain untuk pemukiman dan perumahan, serta pertanian) dengan metode swakelola , padat karya, tenaga lokal, dan selesai dalam kurun waktu 3 s.d 4 bulan.

    * Sudah dianggarkan di Perpres 54

  • 20

    Kondisi 2020

    Selaian dampak kesehatan dan pelemahan ekonomi, Covid-19 berdampak signifikan dalam pelaksanaan APBD 2020:• Volume APBD turun signifikan,

    dimana belanja APBD secara nasional turun hingga 30% (setara Rp383 T)

    • Penanganan kesehatan dan peningkatan bansos untuk social safety net menyebabkan realokasi belanja daerah secara besar-besaran

    • Program2 pembangunan fisik hampir 50% ditunda atau dibatalkan

    Fokus Kebijakan• Upaya Pemulihan Ekonomi:

    Pembangunan infra aksesibilitas & konektivitas kawasan sentrapertumbuhan ekonomi.

    Pembangunan & perbaikan fasilitas layanan sektor tertentu dengan karakteristik penciptaan lapangan kerja,

    Perbaikan sistem pelayanan investasi daerah. Melanjutkan beberapa program DAK Prioritas yg ditunda di 2020.

    • Sinergi TKDD dan K/L dalam Human Capital Development (Pendidikan,Kesehatan): Pengetatan mandatory spending DTU utk Pendidikan dan

    Kesehatan. Dukungan untuk program merdeka belajar. Peningkatan kemampuan pelayanan RS dan FKTP.

    • Peningkatan Belanja Infrastruktur Daerah Pemanfaatan creative financing, seperti pinjaman daerah,

    penerbitan Obligasi Daerah dan/atau KPBU. Pembangunan infrastruktur melalui mekanisme kerja sama antar

    Daerah. Dukungan TKDD untuk pelaksanaan creative financing melalui

    skema pendanaan terintegrasi (integrated funding).

    ARAH PENANGANAN COVID-19 DI DAERAHUntuk menangani kesehatan, perlindungan sosial, dan dukungan UMKM, dunia usaha, dan Pemda

  • DANA ALOKASI UMUM

    Pengalokasian pagu DAU nasional dalam APBN bersifat dinamis sesuai dengan kondisi keuangan negara.Refocusing mandatory spending yang semula sebesar 25% khususnya dari DAU digunakan untuk pendanaan belanja infrastruktur, sebesar15% untuk mendukung pendanaan program pemulihan ekonomi daerah antara lain dengan memberikan stimulus perekonomian daerah danupaya mempertahankan daya beli masyarakat diantaranya melalui kegiatan produktif yang menyerap tenaga kerja, dukungan terhadapUMKM, pemberdayaan ekonomi masyarakat, insentif fiskal dan kemudahan perijinan bagi pelaku usaha, social safety net, dan sebagainya.

    DANA INSENTIF DAERAH

    • Memperhitungkan dan mengaitkan langsung jumlah alokasi dana dengan kinerja keluaran, hasil dan dampak nyata yang dihasilkan dari kebijakan, inisiatif, inovasi, kreativitas, dan capaian keunggulan pemerintah daerah

    • Penggunaan DID tambahan diarahkan untuk penguatan layanan kesehatan, jaminan sosial, dukungan terhadap UMKM dan pemulihan ekonomi serta penciptaan lapangan kerja.

    • Menyalurkan DBH berdasarkan realisasi penerimaan negara sesuai dengan kondisi keuangan negara,• Pemanfaatan DBH dalam mendukung optimalisasi penerimaan negara, pemeliharaan lingkungan, serta penanggulangan dampak Covid-

    19.

    PENGUATAN FUNGSI DANA TRANSFER UMUMDTU untuk meningkatkan layanan dasar public dan mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi

    Dana Bagi Hasil

  • PENGUATAN FUNGSI DANA TRANSFER UMUM… (2)DTU untuk meningkatkan layanan dasar publik dan mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi

    DANA DESA

    DANA KEISTIMEWAAN DIY

    • Memperkuat koordinasi, kerjasama dan kemitraan antara Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dan K/L dalam perencanaan, pengalokasian, penganggaran, penyaluran, pelaporan, pemantauan, pengendalian dan evaluasi pemanfaatan dana;

    • Penggunaan Dana Keistimewaan DIY diarahkan untuk untuk penguatan layanan kesehatan, jaminan sosial, dukungan terhadap UMKM dan pemulihan ekonomi serta penciptaan lapangan kerja

    OTONOMI KHUSUS DAN DANA TAMBAHAN INFRASTRUKTUR

    • Peningkatan akuntabilitas melalui penyaluran berdasarkan kinerja penyerapan dana dan kinerja output pelaksanaan;

    • Refocusing penggunaan Dana Otsus dan DTI untuk penguatan layanan kesehatan, jaminan sosial, serta dukungan terhadap UMKM masyarakat Papua, Papua Barat, dan Aceh

    • Mengoptimalkan pemanfaatan dana desa untuk mendorong transformasi ekonomi desa/kampung terpadu melalui pengembangan desa wisata, desa digital, pengembangan produk unggulan desa, dan peningkatan kapasitas dan peran Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa)/ BUM Desa Bersama

  • PENGUATAN FUNGSI DANA TRANSFER KHUSUSSinergitas dan harmonisasi program dalam mendukung pemulihan ekonomi dan pembangunan SDM

    Reformasi Pengelolaan Dana Transfer Khusus

    • Berbasis program agar terjadi sinergi yang kuat antar bidang dan antara belanja K/L dengan DTK, utamanya untuk DAK yang besifat penugasan, misal program penguatan ketahanan pangan, program penanganan stunting, program penyediaan infrastruktur berkelanjutan.

    • Penganggaran DTK berbasis medium term planning, agar sinergis dan berkelanjutan:

    Berbasis kinerja capaian tahun n-1 menjadi salah satu dasar pengalokasian dan target yang tegas untuk setiap tahunnya;

    Peningkatan monitoring.

    • DTK (dan Hibah) dapat menjadi insentif bagi pelaksanaan creative financing (pinjaman, obligasi daerah, KPBU, kerjasama antardaerah) Integrated Funding

    Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Pembangunan SDM

    • Pembangunan dan/atau perbaikan jalan pada jalur penghubung utama arus distribusi logistik dan fasilitas pendukung pariwisata.

    • Mendukung peningkatan investasi di daerah melalui dukungan operasionalisasi sistem pelayanan investasi di daerah.

    • Mendukung konsep merdeka belajar, a.l reform pengelolaan BOS.

    • Peningkatan kapasitas RS dan FKTP serta penguatan BOK dalam kemampuannya untuk menangani krisis kesehatan .

  • DANA INSENTIF DAERAH (UMUM)

    DID digunakan untuk mendanai kegiatan sesuai dengan prioritas dan kebutuhan

    daerah yang mendukung pencapaian kinerja atas kategori DID sesuai dengan

    jumlah alokasi yang diterima.

    Apabila Pendanaan kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja atas kategori

    DID telah terpenuhi sesuai dengan alokasi yang diterima, Daerah dapat

    menggunakan DID diluar dari kegiatan dimaksud dengan menyertakan Surat

    Pernyataan Kepala Daerah yang menyatakan bahwa pendanaan kegiatan yang

    mendukung pencapaian kinerja atas kategori DID sesuai dengan alokasi yang

    diterima telah terpenuhi.

    Alokasi DID tidak dapat digunakan untuk mendanai:

    Honorarium, kecuali yang melekat pada kegiatan seperti narasumber dan

    panitia kegiatan; dan

    Perjalanan dinas, kecuali yang melekat pada kegiatan.

    Persyaratan penyaluran DID disusun dan disampaikan melalui aplikasi Sistem

    Informasi Keuangan Daerah.

    Melanjutkan peran insentif untuk memperbaiki pengelolaanTKDD

    Melanjutkan kebijakan yang mendukung pencapaian prioritasnasional

    Melanjutkan peran insentif dalam meningkatkan kualitas pengelolaan

    keuangan daerah

    Melanjutkan refocusing dan penajaman indikator yang lebih

    mencerminkan kinerja pemerintah daerah

    Melanjutkan penguatan inovasi dalam pelayanan kepada masyarakat

    Mendorong peningkatan investasi dan ekspor

    Mendorong pemanfaatan pembiayaan kreatif

    Mendorong peningkatan kualitas belanja melalui pemenuhan

    mandatory spending

    Mendorong penyampaian pelaporan tepat waktu.

    TUJUAN PENGGUNAAN

  • DANA INSENTIF DAERAH TAMBAHAN

    DID Tambahan digunakan untuk mendorong

    pemulihan ekonomi di daerah seperti industri kecil,

    Usaha Mikro Kecil dan Menengah, koperasi, dan pasar

    bidangtradisional serta penanganan COVID-19

    kesehatan dan bantuan sosial.

    DID Tambahan tidak boleh digunakan untuk:

    1. Honorarium; dan

    2. Perjalanan Dinas.

    Pemda yang dapat berkinerja baik didalam

    penanganan epidemi Covid-19;

    Pemda yang menciptakan Inovasi terbaik dalam

    penyiapan dan pelaksanaan tatanan normal baru

    produktif dan aman covid-19.

    Memberikan insentif atas tata normal baru dengan

    melihat pemda yg telah melakukan hal sbb:

    1. Mengurangi jumlah paparan Covid-19 secara

    nasional;

    2. Berhasil memperbaiki posisinya dalam

    melakukan pencegahan dan penanggulangan

    Covid-19 yg efektif berdasarkan penentuan

    kategori hijau dari BNPB;

    3. Mendukung percepatan pemulihan ekonomi di

    dearah; dan

    4. Mendorong daerah untuk berinovasi dalam

    penerapan protokol Covid-19.

    SASARAN TUJUAN PENGGUNAAN

  • PENGGUNAAN DID: UMKMPreferensi pelaku umkm

    Mencari Bahan Baku Lebih Murah

    Efektivitas & Efisiensi Tenaga Kerja

    Memohon Penundaan Pembayaran Beban Pembiayaan

    Mencari Pembiayaan Murah

    Memberi Potongan Harga

    Mencari Pasar Baru

    Penggunaan Teknologi sebagai Inovasi

    EFISIENSI BIAYA PRODUKSI

    OPTIMALISASI PENJUALAN

  • PENGGUNAAN DID: UMKM (2)Intervensi yang dapat dilakukan pemerintah dalam memperkuat peran UMKM dalam perekonomian

    1.Stimulus sisi demand atas Output UMKM

    2.Penghubung platform online dengan UMKM

    3.Pemda memperkuat komponen local supply chain

    4.Meningkatkan mutu dan daya saing output UMKM

    5.Kredit murah bagi UMKM

    1.Adaptive supply chain2.Mendorong sisi pembiayaan

    dari non-perbankan3.Fasilitasi trading house dan

    logistic4.Peningkatan dan

    pemutakhiran database UMKM

    JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH

  • 1. Peningkatan akurasi data kesehatan2. Efisiensi dan Efektivitas Informasi

    Kesehatan antar instansi3. Peningkatan infrastuktur di bidang

    kesehatan (puskesmas, puskesdes, dsb) dan penunjang kesehatan (sanitasi dan air minum layak)

    4. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

    1. Pemutakhiran data sosio-ekonomi masyarakat terutama masyarakat miskin dan rentan miskin

    2. Sinkronisasi dan akurasi data penerima Bantuan Langsung Tunai dengan Pemerintah Pusat

    3. Pemberian dan Penyaluran Bantuan Langsung Tunai tepat sasaran dan tepat waktu sebagai upaya mempertahankan daya beli masyarakat

    KESEHATAN SOSIAL

    PENGGUNAAN DID: KESEHATAN DAN SOSIALIntervensi yang dapat dilakukan pemerintah

  • NEW NORMALDiperlukan perubahan kebiasaan pemerintah ketika menghadapi pandemi dan setelah pandemi Covid-19, terutama dalam halkualitas SDM, teknologi, dan efisiensi dan efektivitas kinerja.

    Teknologi Penunjang Kinerja

    Efisiensi dan Efektivitas Kinerja

    Kualitas SDM

    Peningkatan Pelayanan Publik

  • TERIMA KASIH

    30

    KEMENTERIAN KEUANGAN

    REPUBLIK INDONESIA