Peran Cina dalam Suriah

Pang Zhongying , Profesor di Renmin University of China

19 Oktober 2013

Tags : Senjata Kimia , Cina - Suriah , Timur Tengah , Rusia , Suriah Krisis

Berbagi di FacebookFACEBOOK

Berbagi di TwitterTWITTER

weibo

GOOGLE +

RSS

EMAIL

PRINT

Masalah Suriah telah menawarkan China sebuah kesempatan , dan panggung , untuk merenungkan apa peran itu harus bermain di dunia .

Pada isu-isu seperti Suriah , Cina biasanya mengadopsi sikap " non - campur tangan dalam urusan internal negara lain . " Sikap seperti itu , bagaimanapun, tidak bisa membebaskan China dari perselingkuhan . Ketekunan dalam , dan upaya untuk melindungi " non-intervensi " prinsip telah melibatkan kontradiksi , konflik dan bahkan konfrontasi dengan negara-negara tertentu Barat , terutama Amerika Serikat dan beberapa negara anggota Uni Eropa , yang percaya pada intervensionisme . Ini adalah perbedaan prinsip yang telah menempatkan Cina bertentangan dengan Barat dalam masalah Suriah .

Tidak seperti Rusia atau Amerika Serikat dan Eropa , kehadiran Cina di Suriah adalah tidak bantalan strategis. Tidak memiliki fasilitas militer di negara itu . Semua itu adalah volume terbatas perdagangan dan bisnis komersial lainnya . The Sino - Barat perselisihan di Suriah berasal dari " non-intervensi " prinsip China . Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB , China bergabung Rusia untuk memveto resolusi enam Barat pada masalah Suriah selama periode 2011-2013 .

Jelas, Cina menganggap konflik domestik di Suriah sebagai benar-benar " urusan internal. "

Namun, meskipun sikap yang non-intervensi , tidak mungkin bagi Cina untuk hanya tinggal jauh dari Suriah " urusan internal . "

Tidak ada yang mutlak " non-intervensi " di mana saja di dunia . Bahkan , sambil menjaga kontak dengan pemerintah Assad , Cina mengimbau agar semua partai politik di Suriah untuk solusi politik . Hal ini juga membuat upaya untuk menghubungi pihak-pihak anti - Assad dan bahkan mengundang mereka untuk mengunjungi China . Cina bergabung dalam upaya internasional untuk penyelesaian masalah Suriah , misalnya konferensi Wina . Semua gerakan ini menunjukkan semacam keterlibatan dalam " urusan internal " dari Suriah .

Di satu sisi , Cina tidak akan pernah meninggalkan " non-intervensi " prinsip , karena kebutuhan untuk menangani hubungan dengan negara-negara non-Barat di Asia , Afrika dan Amerika Latin , serta menolak campur tangan Barat dalam sendiri urusan internal . Di sisi lain , bagaimanapun , mengikuti prinsip ini bertentangan dengan diplomasi intervensionis Barat dan dengan demikian akan memproyeksikan citra negatif Cina dalam masyarakat internasional didominasi Barat -of menghambat upaya Barat intervensi .

Seperti kebanyakan anggota lain dari masyarakat internasional , China juga kekhawatiran itu sendiri dengan setelah perang sipil Suriah , seperti krisis kemanusiaan dan , khususnya , masalah pengungsi .

Setelah memveto enam resolusi terhadap Suriah di Dewan Keamanan PBB bersama-sama dengan Rusia , Cina mulai menyesuaikan sikap dan sikap .

Insiden warga sipil yang dibunuh dengan senjata kimia di Suriah pada Agustus 2013 mungkin telah mendorong Cina untuk menyesuaikan kebijakannya mengenai masalah Suriah . Sejak saat itu , Cina tidak lagi hanya dikoordinasikan sikapnya dengan Rusia melainkan kembali ke diplomasi independen . Bahkan , itu adalah Rusia ketimbang China yang merupakan oposisi utama ide-ide AS ' pada masalah Suriah di Dewan Keamanan PBB .

Setelah AS dan Rusia membuat kesepakatan bagi AS untuk membatalkan rencana meluncurkan serangan militer terhadap Suriah pada kondisi Damaskus menghancurkan senjata kimia , Cina membuat keputusan sendiri berdasarkan pada prinsip dan kepentingan dan kemudian dengan tegas menyatakan bahwa " solusi politik ( oleh Suriah sendiri ) adalah satu-satunya solusi yang tepat untuk krisis Suriah . "

Mari kita membuat perbandingan sikap China , AS dan Rusia di Suriah .

AS masih menggambarkan dirinya sebagai " polisi dunia " , sebagaimana dibuktikan oleh intervensi dalam urusan Suriah . Rusia memiliki kehadiran militer yang signifikan dan kepentingan ekonomi yang besar serta hubungan sosial yang luas di Suriah . China bukanlah polisi dunia seperti AS , juga memiliki pengaruh dan kepentingan di Suriah seperti Rusia .

Apa peran bahwa China harus bermain di tempat-tempat seperti Suriah ? Penulis ini berpendapat bahwa China harus menjadi promotor aktif multilateralisme , atau dalam koordinasi dan kerja sama antara negara-negara besar .

Sebuah isu seperti krisis Suriah jauh melampaui satu negara "urusan dalam negeri " melainkan isu yang memprihatinkan global.

Koordinasi dan kerjasama dan keberhasilan mereka atau kegagalan kekuatan besar ' menentukan apakah dunia akan menjadi salah satu yang teratur . Jika masalah Suriah didominasi oleh AS dan Rusia saja, itu tidak adil , dan tidak masuk akal , ke Suriah, Timur Tengah dan seluruh dunia . Jadi , peran Cina kemudian sangat penting , dan tak tergantikan .

Peran Cina adalah untuk mencegah masalah Suriah dari menjadi kesepakatan antara AS dan Rusia saja, dan untuk mendorong kerja sama yang lebih internasional. Hanya dengan cara ini dapat masalah Suriah akan " diselesaikan secara politik " seperti yang dianjurkan oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Majelis Umum PBB tahun ini .

Pang Zhongying adalah Profesor Hubungan Internasional , Sekolah Studi Internasional di Renmin University of China di Beijing .