peran audit operasional dan gaya ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...peran...

143
PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS PADA INSTALASI RAWAT INAP NON PSIKIATRI DI RUMAH SAKIT dr H MARZOEKI MAHDI BOGOR) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun Oleh: NURUL RAHMAWATI 1110082000128 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M / 1438

Upload: leduong

Post on 20-May-2018

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN

TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS PADA INSTALASI

RAWAT INAP NON PSIKIATRI DI RUMAH SAKIT dr H MARZOEKI

MAHDI BOGOR)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

NURUL RAHMAWATI

1110082000128

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M / 1438

Page 2: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

i

PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP

KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS PADA INSTALASI RAWAT INAP

NON PSIKIATRI RUMAH SAKIT dr H MARZOEKI MAHDI

BOGOR)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Nurul Rahmawati

NIM.1110082000128

Di Bawah Bimbingan

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M / 1437 H

Nurwachidah Yulianti, SE, MS. Ak.

Page 3: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari Ini, Senin tanggal 7 Maret 2016 telah dilakukan ujian komprehensif atas

Mahasiswa:

1. Nama : Nurul Rahmawati

2. Nim : 1110082000128

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Audit Operasional Dan Gaya Kepemimpinan

Terhadap Kinerja Pelayanan Studi Kasus Pada Instalasi

Rawat Inap Non Psikiatri Rumah Sakit dr H Marzoeki

Mahdi Bogor

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap

Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 7 Maret 2016

Page 4: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS
Page 5: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nurul Rahmawati

NIM : 1110082000128

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggung jawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau

tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya

ini.

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui

pembuktian yang dapat di pertanggung jawabkan, ternyata memang di temukan bukti

bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap di kenai sanksi

berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, Juni 2016

Nurul Rahmawati

Page 6: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi :

Nama : Nurul Rahmawati

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Juli 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama :Islam

Alamat : Komplek Marinir Jl Lapangan Tembak No. 32 RT

011/05 Kecamatan Cilandak Timur, KelurahanPasar

Minggu, Jakarta Selatan. KodePos: 12560

Email : [email protected]

No. tlp/HP : 085883120120

Data PendidikanFormal :

1. 1998 – 2004 :SDIT AL IMAN

2. 2004 – 2007 : Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Jakarta

3. 2007 – 2010 : Madrasah Aliyah Negeri 13 Jakarta

4. 2010 – 2016 : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan

Akuntansi

Page 7: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

v

THE ROLE OF OPERATIONAL AUDIT AND THE STYLE OF LEADERSHIP

ON THE PERFORMANCE OF SERVICE (STUDY CASE IN THE INPATIENT

CARE NON PSIKIATRIS INSTALATION dr H MARZOEKI MAHDI HOSPITAL

BOGOR)

ABSTRACT

This research aimed to analyze the role of operational audit and the style of

leadership on the performance of service in the inpatien care for non psikiatris

installation dr H Marzoeki Mahdi Hospital Bogor. Respondents in this research were

adiminstrative employee in dr H Marzoeki Mahdi Hospital Bogor. The determination

of sample by using convenience sampling method. The data that used by this

research is primary data, it was collected by questionnaires. The questionnaire can

be processed in analysis are 30 questionnaires from 35 questionnaires were

distributed. This research used multiple regression analysis.

These results indicate that operational audit has a positive influence to

performance of service. And the style of leadership has not influence on the

performance of service in the inpatient care for non psikiatris.

Keyword: operational audit, the style of leadership, and performance of service in

the inpatient care for non psikiatris.

Page 8: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

vi

PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP

KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS PADA INSTALASI RAWAT INAP

NON PSIKIATRI RUMAH SAKIT dr H MARZOEKI MAHDI BOGOR)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Peran Audit Operasional dan

Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Instalasi Rawat Inap Non Psikiatri Rumah

Sakit dr H Marzoeki Mahdi Bogor. Responden dari penelitian ini adalah karyawan

bagian administrasi rawat inap non psikiatri Rumah Sakit dr H Marzoeki Mahdi

Bogor. Penentuan sampel dengan metode convenience sampling. Data yang

digunakan adalah data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner. Kuesioner yang

dapat diolah berjumlah 30 kuesioner dari 35 kuesioner yang disebarkan. Penelitian ini

menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa audit operasional berpengaruh

positif terhadap kinerja instalasi rawat inap non psikiatri Rumah Sakit dr H Marzoeki

Mahdi Bogor. Sedangkan gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadapa kinerja

instalasi rawat inap non psikiatri Rumah Sakit dr H Marzoeki Mahdi Bogor.

Kata kunci: audit operasional, gaya kepemimpinan, dan kinerja instalasi rawat inap

non psikiatri Rumah Sakit dr H Marzoeki Mahdi Bogor.

Page 9: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan

Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan

judul Peran Audit Operasional dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja

Instalasi Rawat Inap Non Psikiatri di Rumah Sakit dr H Marzoeki Mahdi

Bogor.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan

guna meraih gelar kesajarnahan Strata 1 (S1) di bidang Akuntansi pada Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak

baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu sepatutnya penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda Tercinta Bapak Rosadi dan Ibu Tri Handayani yang telah

memberikan pandangan dan bantuan moril serta doa selama menyelesaikan

skripsi ini;

2. Pasukan cucu-cucu babeh Nurul Fathurrahman, Rizky Fakhry Oktarianto, Shafa

Nabila Yasin, Faqieh Nurul Irfan, Nurul Hana Muhtar, Nurul Salsabila Muhtar,

Nurul Ayyash Muhtar, Muhammad Rukmana, dan Ahmad Zhofran. Makasih

buat canda tawanya;

3. Nenek dan kakek tercinta almh. Musrifah binti Mochtar dan H Ngadiman yang

telah memberikan semangat untuk mejadi seseorang yang lebih tangguh;

4. Bapak Prof. DR. Azzam Jasin, MBA. Dan Ibu Nurwachidah Yulianti, SE., MS.

Ak. selaku dosen Pembimbing Skripsi yang sudah dengan sabar dan berbesar hati

meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan saran

serta semangat dalam penyusunan skripsi ini.

Page 10: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

viii

5. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

6. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si.,Ak.,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi;

7. Semua Bapak/Ibu Pengajar Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;

8. Bapak Akemat, S.Kp., M.Kes selaku Kepala Bagian Pendidikan dan Penelitian

Rumah Sakit Dr H Marzoeki Mahdi Bogor;

9. Ibu Yanti Nuryati Nada Gemilang, SE., Ak., MM selaku Pembimbing di Rumah

Sakit Dr H Marzoeki Mahdi Bogor;

10. Semua Bapak dan Ibu responden yang telah dengan sukarela membantu mengisi

kuesioner daftar pertanyaan yang penulis berikan;

11. My best partner ever Mr.S, maaf atas ketidaknyamanannya selama aku nyusun

skripsi ini. Terimakasih atas pengertian, perhatian, dan hiburan-hiburannya disaat

aku lagi stuck nyusun skripsi. Thanks for everything.

12. Teman-temanku Nunung Iyoh Sunaziah, Tieneke Syaraswati, Suci Fitria

Wahyuni, dan Eriza Heri yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini; dan

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, bahkan

masih terdapat kekurangan ini tak lain dari keterbatasan ilmu dari penulis dalam

melaksanakan tugas penelitian ini. maka penulis mengharapkan saran dan

sumbangan pikiran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. akhirnya

penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran dan

manfaat bagi para pembaca. Terima kasih atas semua dedikasi yang telah diberikan,

semoga Allah SWT memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Jakarta, September 2016

Penulis

Page 11: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

ix

Daftar Isi

Lembar Pengesahan Skripsi ..................................................................... ….. i

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ................................................. ii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi …................……………………....…... iii

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .....…………………………. iv

Daftar Riwayat Hidup ….……….………....……………………………... v

Abstrak …………………..........………………………....………………….. vi

Kata Pengantar ………………..……………………....………......………... vii

Daftar Isi …………………………………………...…......…………..……... xiii

Daftar Tabel ……………………………………………….....……........…… xiv

Daftar Gambar …...…………………………………………….....………..… xv

Daftar Lampiran .......................................................................................... xvi

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang ……………………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………….. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………….....… 5

BAB II Tinjauan Pustaka

A. Audit Operasional

1. Definisi Audit Operasional ……………………………………….. 7

2. Tujuan Audit Operasional ………………....……………………… 8

3. Karakteristik Audit Operasional ………………………………….. 10

4. Tahapan-Tahapan Audit Operasional …………………….……….. 10

Page 12: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

x

B. Satuan Pengawasan Internal

1. Definisi Satuan Pengawasan Internal ……………………………. 16

2. Tujuan, Fungsi, wewenang dan Tanggung Jawab, dan Kriteria Profesi

Satuan Pengawasan Internal……..................................................... 19

3. Kriteria/Standar Profesi Satuan Pengawas Internal ................ 23

C. Gaya Kepemimpinan

1. Definisi Kepemimpinan ………………………………………......... 24

2. Unsur-unsur kepemimpinan ………………....……………………... 26

3. Tanggung Jawab dan Wewenang Kepemimpinan …………………. 26

4. Pengertian dan Jenis Gaya Kepemimpinan …………....…………… 28

D. Kinerja

1. Pengertian Kinerja……………………………………………….. 30

2. Penilaian Kinerja ……………………………………………….… 31

3. Ruang Lingkup Pengukuran Kinerja ………….………………… 32

4. Manfaat Penilaian Kinerja ……………………………………… 33

E. Pelayanan Kesehatan

1. Definisi Pelayanan Kesehatan ………………………….………. 34

2. Indikator-Indikator Pelayanan Rumah Sakit ………………….. 35

F. Penelitian Terdahulu …………………....………………………… 39

G. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis ………………………. 43

H. Kerangka Pemikiran ……………………………………………… 44

Page 13: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

xi

BAB III Metodologi Penelitian

A. Objek Penelitian ................................................................................ 46

B. Metode Penentuan Sampel ............................................................... 46

C. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 46

D. Metode Analisis Data ......................................................................... 47

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ................................................ 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Rumah Sakit Dr H Marzoeki Mahdi.................................... 59

2. Visi, Misi, Nilai-nilai, dan Motto Organisasi Rumah Sakit

Dr H Marzoeki Mahdi ..................................................................... 61

B. Tempat Dan Waktu Penelitian.............................................................. 63

C. Karakteristik Responden....................................................................... 64

D. Hasil Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif........................................................... 67

2. Hasil Uji Kualitas Data ................................................................ 68

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................ 71

4. Hasil Uji Hipotesis .......................................................................... 76

5. Hasil Uji Regresi Berganda ..................................................... 77

Page 14: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

xii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………… 81

B. Implikasi……………………………………………………………… 81

C. Keterbatasan Penelitian……………………………………………… 82

D. Saran …………………………………………………………………... 83

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 85

Lampiran .................................................................................................... 87

Page 15: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

xiii

Daftar Tabel

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ………………………...………………… 40

Tabel 3.1 Operasional Variabel ………………………………………….. 58

Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian……..……………………….....…….... 63

Tabel 4.2 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin…... 64

Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia…..………… 65

Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan

Pendidikan Terakhir ............................................................ ….. 66

Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja….... 66

Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik Deskriptif ………………....……………….. 68

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Operasional Audit …………………………. 68

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Gaya Kepemimpinan ……………………… 69

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Gaya Kinerja Kepemimpinan .................... 69

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas ……………………………………...…… 70

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolonieritas …………………………………….. 71

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Data Berdasarkan Analisis Statistik ..... 74

Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi ……………………………..... 76

Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik t ………………………………….……….. 77

Tabel 4. 15 Hasil Uji Statistik f ............................................................. 79

Page 16: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

xiv

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran …………………………………………… 45

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Histogram …….…………. 73

Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Scatterplot .……………… 75

Page 17: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

xv

Daftar Lampiran

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian ................................................................. 88

Lampiran 2. Surat Pemberitahuan Magang ..................................................... 90

Lampiran 3. Struktur Organisasi ................................................................ 92

Lampiran 4. Data SDM RS dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor tahun 2015 ...... 94

Lampiran 5. Kuesioner Penelitian ............................................................... 96

Lampiran 6. Daftar jawaban Kuesioner Penelitian ............................ 105

Lampiran 7. Hasil uji ......................................................................... 112

Page 18: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin luasnya ruang lingkup aktivitas yang dilakukan oleh organisasi,

maka tingkat pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh manajemen

akan semakin bertambah. Oleh karena tingkat aktivitas yang semakin tinggi

ini maka diharapkan pihak manajemen mampu untuk mengendalikan

pelaksanaan kegiatan perusahaan ini. Oleh karena itu, menurut penelitian

yang dilakukan Divianto (2011) yang berjudul “Peranan Audit Operasional

Terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Di Rumah Sakit

(Studi Kasus pada Rumah Sakit Bunda Palembang)”. Dalam memenuhi

tujuan dari pihak manajemen tersebut maka hal-hal mengenai pemeliharaan

dan juga kestabilan organisasi tersebut harus diatur dan diawasi sedemikian

rupa, agar dalam pelaksanaannya nanti dapat menjamin mutu pelayanan

kesehatan sampai pada tingkat yang diharapkan. Rumah sakit merupakan

suatu organisasi nirbala yang dalam kegiatannya Rumah Sakit tidak mencari

keuntungan maksimum melainkan memberikan pelayanan jasa yang

maksimum, sehingga didalam mencegah atau meminimumkan

ketidakefektifan dan ketidakefisienan yang mungkin terjadi dalam

pengelolaan kegiatan penjualan jasa pelayanan kesehatan diperlukan adanya

audit operasional terhadap kegiatan tersebut. Audit operasional secara umum

bertujuan untuk memeriksa apakah pelaksanaan suatu kegiatan yang telah

dilaksanakan telah sesuai dengan apa yang diharapkan dan apabila di dalam

Page 19: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

2

audit tersebut ditemukan hal-hal yang menyimpang dari apa yang diharapkan,

maka pemeriksa melaporkan temuan-temuan tersebut kepada manajemen dan

memberikan rekomendasi untuk tindakan perbaikan dan penyempurnaan.

Pihak manajemen yang berkepentingan langsung dengan pemeriksaan

tersebut harus menerima setiap hasil pemeriksaan dan segera melakukan

tindakan perbaikan yang diperlukan, sehingga setiap kegiatan yang

dilaksanakan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Selain dilihat dari sisi Audit Operasional, Kualitas dari pemimpin

seringkali dianggap sebagai faktor terpenting dalam keberhasilan atau

kegagalan organisasi (Bass (1990), dalam Menon (2002)). Demikian juga

keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi baik yang berorientasi bisnis

maupun publik, biasanya dipersepsikan sebagai keberhasilan atau kegagalan

pemimpin. Begitu pentingnya peran pemimpin sehingga isu mengenai

pemimpin menjadi fokus yang menarik perhatian para peneliti bidang

perilaku keorganisasian.

Sebuah rumah sakit didirikan dengan tujuan untuk memberikan suatu

pelayanan kesehatan, diantaranya adalah dalam bentuk perawatan,

pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis, dan diagnostik lainnya yang

dibutuhkan oleh pasien dalam batas-batas kemampuan teknologi dan sarana

yang disediakan oleh Rumah Sakit. Untuk mendukung pencapaian tujuan

tersebut, salah satu komponen yang dibutuhkan adalah pengawas intern yang

bertujuan untuk mencegah secara dini tindakan yang akan menyimpang dari

Page 20: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

3

jalur pencapaian tujuan organisasi. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009

Tentang Rumah Sakit Pasal 39 menetapkan:

1. Dalam penyelenggaraan rumah sakit harus dilakukan audit;

2. Audit yang dilaksanakan dapat berupa audit kinerja, dan audit medis;

3. Audit kinerja dan audit medis dapat dilakukan secara internal dan

eksternal;

4. Pelaksanaan audit kinerja eksternal dilakukan dilakukan oleh tenaga

pengawas; dan

5. Pelaksanaan audit medis berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan oleh

menteri.

Selanjutnya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012

Mengenai Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005

Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Badan Layanan

Umum (BLU) merupakan instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk

untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan

barang/jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam

melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

BLU beroperasi sebagai unit kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah

daerah untuk tujuan pemberian pelayanan umum yang pengelolaannya

berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh instansi induk yang

bersangkutan. BLU juga merupakan bagian perangkat pencapai tujuan

kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah dan karenanya status hukum

BLU tidak terpisah dari kementrian negara/lembaga/pemerintah daerah.

Page 21: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

4

Standar pelayanan minimum yang dilakukan oleh BLU harus

mempertimbangkan kualitas pelayanan, pemerataan dan kesetaraan

pelayanan, biaya serta kemudahan untuk mendapatkan pelayanan. BLU dapat

memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang/jasa layanan

yang diberikan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:

a. Kontinuitas dan pengembangan layanan;

b. Daya beli masyarakat;

c. Asas keadilan dan kepatuhan; dan

d. Kompetisi yang sehat.

Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor (RSMM Bogor) yang

berlokasi di Jl Dr. Sumeru No. 114 Bogor 16111 merupakan salah satu rumah

sakit terunggul di Bogor yang modern dengan nuansa Green Hospital

sehingga membuat pasien nyaman berada di Rumah Sakit dr. H. Marzoeki

Mahdi Bogor (RSMM Bogor). Sesuai dengan visi nya Rumah Sakit DR. H.

Marzoeki Mahdi Bogor (RSMM Bogor) menjadi rumah sakit jiwa rujukan

nasional dengan unggulan layanan rehabilitasi psikososial pada tahun 2019.

Sama halnya dengan pelayanan kesehatan Instalasi Rawat Inap Non Psikiatri

tidak lepas dari efektifitas dalam menjalankan pelayanan terhadap pasien.

RSMM Bogor mempunyai luas wilayah 572.026 m2 dan luas bangunan

34.035,56 m2. RSMM Bogor memiliki kapasitas rawat inap sebanyak 718

tempat tidur, yang terdiri dari 483 tempat tidur untuk rawat inap psikiatri, 97

tempat tidur untuk pemulihan ketergantungan NAPZA, dan138 tempat tidur

untuk rawat inap non psikiatri, sementara berdasarkan kelas terdiri dari kelas

Page 22: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

5

VIP dan Utama sebanyak 45 tempat tidur (6,27%), kelas I sebanyak 57

tempat tidur (7,10%), kelas II sebanyak 57 tempat tidur (7,94%), kelas III

sebanyak 373 tempat tidur (51,95%), dan kelas khusus sebanyak 194 tempat

tidur (26,94%) (www.rsmmbogor.com/index.php).

Penulis melakukan penelitian berdasarkan referensi dari penelitian

Divianto (2011) yang berjudul “Peranan Audit Operasional Terhadap

Efektivitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Di Rumah Sakit (Studi Kasus

pada Rumah Sakit Bunda Palembang)”. Divianto (2011) mengungkapkan

bahwa peranan audit operasional mempunyai peranan terhadap efektivitas

terhadap pelayanan kesehatan namun peneliti menambahkan variabel lain

yaitu variabel gaya kepemimpinan sebagai pendukung kinerja pelayanan di

instalasi rawat inap karena gaya kepemimpinan yang efektif dalam suatu unit

kerja akan berpengaruh pada perilaku kerja yang diindikasikan dengan

peningkatan kepuasan kerja dan peningkatan kinerja individu sehingga

kinerja pelayanan pun bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “PENGARUH AUDIT OPERASIONAL DAN

DAGAYA KEPEMIMPINAN ATAS KINERJA PELAYANAN (STUDI

KASUS PADA INSTALASI RAWAT INAP NON PSIKIATRI DI RS dr H

MARZOEKI MAHDI BOGOR).”

Page 23: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a. Apakah audit operasional berpengaruh terhadap kinerja pelayanan?

b. Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pelayanan?

c. Apakah audit operasional dan gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap

kinerja pelayanan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis:

a. Apakah peran audit operasional berpengaruh terhadap kinerja

pelayanan.

b. Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pelayanan.

c. Apakah audit operasional dan gaya kepemimpinan berpengaruh

terhadap kinerja pelayanan.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan

bermanfaat bagi semua pihak diantaranya:

a. Bagi Auditor Internal

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengidentifikasi

kegiatan, program, dan aktivitas yang masih memerlukan perbaikan,

Page 24: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

7

sehingga dengan rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai

perbaikan atas pengelolaan berbagai program dan aktivitas pada

perusahaan tersebut.

b. Bagi Manajemen

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan penilai kinerja yang

dilakukan dengan membandingkan kegiatan organisasi dengan tujuan,

seperti kebijakan, standar, dan sasaran organisasi yang ditetapkan

manajemen atau pihak yang menugaskan, serta dengan kriteria penilaian

lain yang sesuai.

c. Bagi Masyarakat

Menambah literatur dan acuan penelitian pada bidang audit operasional

sehingga dapat dijadikan bahan kepustakaan atau referensi, terutama

untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

audit operasional, dan gaya kepemimpinan atas kinerja organisasi.

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan wawasan

peneliti, khususnya peran audit operasional, maupun gaya kepemimpinan

organisasi.

Page 25: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Audit Operasional

1. Pengertian Audit Operasional

Menurut Phyrr, seperti yang dikutip oleh Widjayanto (2006)

menyatakan bahwa pemeriksaan operasional (audit operasional) adalah

suatu tinjauan dan penelaahan efektivitas serta efesiensi suatu kegiatan

atau prosedur-prosedur kegiatan pemeriksaan ini dilaksanakan dengan

disertai tanggung jawab untuk mengungkapkan dan memberi informasi

kepada manajemen mengenai berbagai masalah operasi meskipun tujuan

sebenarnya adalah membantu manajemen untuk memecahkan berbagai

masalah dengan merekomendasikan berbagai tindakan yang diperlukan.

menurut Arens dan Loebbecke (2003), pengertian audit operasional

merupakan penelahaan atas bagian manapun dari prosedur dan metode

operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitas.

Menurut IBK. Bayangkara (2011) Audit operasional (audit

manajemen) adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektifitas

operasi perusahaan. Dalam konteks audit manajemen, manajemen

meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus

dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki wewenang

yang lebih tinggi. Audit manajemen dirancang secara sistematis untuk

mengaudit aktifitas, program-program yang diselenggarakan, atau

sebagian dari entitas yang bisa diaudit untuk menilai dan melaporkan

Page 26: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

9

apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara efisien serta apakah

tujuan dari program dan aktifitas yang telah direncanakan dapat tercapai

dan tidak melanggar ketentuan aturan dan kebijakan yang telah

ditetapkan perusahaan.

Menurut Noorgard yang dikutip Widjayanto (2006) menyatakan

bahwa pemeriksaan operasional (audit operasional) adalah suatu tinjauan

dan evaluasi sistematis atas suatu organisasi atau bagian dari organisasi

atau bagian dari organisasi yang dilaksanakan dengan tujuan untuk

menetapkan apakah organisasi tersebut beroperasi secara efisien.

Menurut Divianto (2012) menyatakan bahwa audit operasional

adalah suatu penelitian yang terorganisasi mengenai masalah-masalah

yang berkaitan dengan efektivitas dan efisien organisasi. Menurut

Divianto ada beberapa hal yang menjadi inti dari audit operasional yaitu:

a. Audit operasional merupakan penelaahan sistematis yang menentukan

bahwa proses pengumpulan dan penganalisaan bukti dilakukan secara

sistematis berdasarkan pengamatan dan analisa objektif.

b. Objek audit operasional mencakup beberapa kegiatan, program, unit

atau fungsi yang menjadi bagian dari suatu organisasi.

c. Tujuan pokok diadakannya audit operasional adalah menilai

efektivitas, efisiensi, kehematan serta lebih lanjut mengidentifikasikan

kemungkinan perbaikan.

d. Audit operasional lebih berorientasi ke masa depan, artinya hasil

penilaian berbagai kegiatan operasional diharapkan dapat membantu

Page 27: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

10

manajemen dalam meningkatkan efektivitas pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan oleh organisasi.

e. Melalui audit operasional, hasil evaluasi dapat dilaporkan kepada

pihak-pihak yang berwenang dan memberikan rekomendasi yang

berguna bagi peningkatan perbaikan kepada pihak manajemen.

2. Tujuan Audit Operasional

Menurut Widjayanto (2006) tujuan penugasan audit operasional adalah:

a. Untuk menilai kegiatan yang tengah berjalan.

b. Untuk mengidentifikasikan berbagai kelemahan untuk perbaikan.

c. Mencari peluang untuk penyempurnaan dan pengembangan.

d. Pengembangan rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas, dan

efisiensi.

Tujuan audit operasional yang dikemukakan oleh Cashin (2006) yang

dikutip dari Divianto (2012) adalah:

a. Appraisal of control, penilaian pengendalian ini berhubungan dengan

administrasi pada semua tingkat usaha. Tujuannya adalah untuk

menentukan apakah pengendalian dalam rencana operasi telah memadai

dan efektif dalam mencapai tujuan manajemen. Auditor ingin

memastikan apakah perusahaan telah beroperasi sesuai dengan standar

dan pengendalian yang telah ada.

b. Evaluating of performance, auditor mengumpulkan informasi

kuantitatif untuk mengukur efektivitas dan efisiensi serta kehematan

terhadap pekerjaan yang telah ditentukan untuk menunjukan baik

Page 28: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

11

buruknya pelaksanaan pekerjaan kepada manajemen, dimana informasi

tersebut akan menjadi masukan kepada manajemen sebagai dasar untuk

pengambilan keputusan dalam peubahan rencana serta perbakan

pengendalian.

c. Appraisal of objective and plans, auditor memperhatikan tujuan dari

organisasi atau perusahaan, yang mana tujuan tersebut harus jelas serta

dapat dimengerti, memadai, layak dan mencerminkan tanggung jawab

kepada pemegang saham, karyawan, masyarakat, dan pemerintah

secara secara tepat, dan dikomunikasikan secara baik kepada personal

operating sehingga tidak akan mengakibatkan kebingungan. Auditor

memperhatikan pula perencanaan yang dibuat, apakah perencanaan itu

fleksibel apabila diubah dengan metode yang efisien.

d. Appraisal of organization structure, auditor mengamati apakah stuktur

organisasi harmonis dengan tujuan perusahaan, adanya tanggung jawab

yang jelas dari top manajemen sampai tingkat yang paling bawah,

stuktur organisasi telah mempunyai fungsi yang seimbang, stuktur

organisasi telah memberikan unity of command (satu orang memberikan

laporan hanya kepada satu orang supervisor), terdapat fungsi-fungsi

yang sesuai dengan satu grup.

Sedangkan Widjayanto (2006) mengemukakan bahwa audit operasional

terutama bertujuan untuk memeriksa kehematan, efektivitas dan efisiensi

kegiatan, dan juga menilai apakah cara-cara pengelolaan yang diterapkan

dalam kegiatan tersebut sudah berjalan dengan baik.

Page 29: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

12

3. Karakteristik Audit Operasional

Menurut Arens dan Loebbecke yang dikutip oleh Jusuf (2006)

menyebutkan beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam audit

operasional yaitu:

a. Historical performance

b. Engineered standard

c. Discussion and agreement

4. Tahapan-Tahapan Audit Operasional

Dalam melaksanakan audit operasional, seringkali auditor memerlukan

suatu kerangka tugas atau tahapan tugas yang berguna sebagai pedoman di

dalam melaksanakan pemeriksaan tanpa adanya kerangka yang tersusun

dengan baik. Auditor akan banyak menghadapi kesulitan dalam

melaksanakan pekerjaannya mengingat bahwa stuktur perusahaannya

kegiatannya sekarang ini sudah semakin maju dan rumit. Menurut

Widjayanto (2006: 30) tahap-tahap audit operasional dibagi dalam tiga

tahap yaitu :

1. Tahap pendahuluan

Tahap survei pendahuluan memberikan kemungkinan untuk

terselenggaranya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan audit secara

teratur. Ruang lingkup survei pendahuluan dan waktu yang diperlukan

untuk melaksanakannya banyak tergantung pada keahlian dan

pengalaman auditor, pengetahuannya atas bidang yang diperiksa,

ukuran dan kerumitan aktivitas atau program, tipe pemeriksaan yang

Page 30: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

13

akan dilakukan, serta daerah geografis kegiatan organisasi. Tahap

pendahuluan terdiri dari:

a) Pengamatan fisik sekilas.

Dalam pengamatan fisik sekilas harus dipelajari indikasi dan

permasalahannya. Dalam hal ini, pemeriksa juga perlu untuk

mewawancarai masing-masing pimpinan yang bertanggung jawab

atas suatu fasilitas fisik. Dalam hal ini auditor biasanya

menggunakan kuisioner yang telah tersusun menurut tekanan

permasalahan tertentu. Tahap pengamatan fisik sekilas dapat

menjadi alat bantu yang amat baik bagi kemampuan auditor dalam

menemukan hal-hal penting.

b) Mencari data tertulis

Tujuan dari audit operasional adalah menetapkan apakah perusahaan

telah menerapkan praktek manajemen yang konsisten. Untuk itu

auditor harus mendapatkan dokumentasi yang dijadikan bahan

banding dengan data per departemen. Tipe dokumen-dokumen

tertulis yang harus didapat oleh auditor adalah sasaran dan tujuan

perusahaan yang tertulis, petunjuk kebijaksanaan dan prosedur

perusahaan, uraian tugas, bagan organisasi, anggaran, laporan-

laporan intern per departemen, laporan keuangan, katalog-katalog,

bagan arus, formulir-formulir, management letter yang dibuat oleh

auditor keuangan eksternal, peraturan-peraturan, pemerintah atau

instansi lain yang berwenang.

Page 31: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

14

c) Wawancara dengan personil manajemen

Wawancara dengan masing-masing manajer adalah bagian ketiga

dari fase pendahuluan audit operasional. Audit operasional harus

belajar dari karyawan perusahaan, dalam arti memahami apa yang

mereka rasakan dan bagaimana pandangan mereka terhadap suatu

perusahaan tertentu. Para ahli dalam suatu perusahaan adalah mereka

yang berwenang menjalankan perusahaan, karenanya pemeriksa

dapat memperoleh informasi yang terbaik dengan jalan

mewawancarai para manajer untuk mengidentifikasikan

permasalahan.

d) Analisa keuangan

Dalam kegiatan ini pemeriksa juga harus meninjau pengendalian

intern dan arus data transaksi yang bergerak dalam sistem akuntansi.

Hasil dalam tahap pendahuluan ini disimpulkan dalam laporan

pemeriksa yang lazim disebut memoranda survei. Memoranda survei

tidak diserahkan pada pihak lain, tetapi semata-mata hanya diajukan

untuk menetapkan bagaimana kiranya memerlukan pemeriksaan.

2) Tahap pemeriksa mendalam

Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari pendahuluan. Dalam tahap ini

pemeriksaan lebih lanjut atas penilaian kegiatan-kegiatan perusahaan

guna mencapai tujuan pemeriksaan yang telah ditetapkan sejak semula,

yaitu efektivitas dan efisiensi. Dengan melaksanakan pemeriksaan

mendalam, pemeriksa akan memperoleh kesempatan yang lebih luas

Page 32: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

15

untuk memperkuat dan meyakinkan kesimpulannya. Dalam pemeriksaan

mendalam tercakup kegiatan-kegiatan:

a) Studi lapangan yang meliputi.

1. Wawancara dengan semua pegawai inti pada semua tingkatan

organisasi.

2. Mengidentifikasi dan mewawancarai sumber-sumber ekstern

yang dianggap penting tanpa melanggar kerahasiaan penugasan.

3. Observasi aktivitas operasional dan fungsi-fungsi manajemen

(perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian).

4. Penelitian sistem pengendalian intern.

5. Penelitian arus transaksi dalam penisahaan.

6. Penelitian penempatan pegawai, peralatan, formulir dan laporan.

7. Penelitian aspek-aspek inti aktivitas fungsional.

8. Pendiskusian dan pengusulan penggunaan kriteria penggunaan

pegawai yang sesuai.

b) Analisa yang meliputi antara lain:

1. penghubung data yang dikumpulkan dengan kriteria

pengukurankegiatan, apabila diperlukan.

2. Penilaian resiko pemisahan untuk menentukan bidang dan

aktivitas yang dapat ditingkatkan, pendokumentasian temuan-

temuan dan manfaat potensial.

3. Penegasan kembali kriteria pengukuran dengan pegawai yang

bersangkutan.

Page 33: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

16

4. Pengembangan alternatif, rekomendasi dan sran-saran untuk

melakukan studi lebih lanjut tentang kesempatan perbaikan

pokok.

5. Temuan. Temuan-temuan merupakan himpunan informasi

mengenai aktivitas, organisasi, keadaan atau hal-hal lain yang

telah dianalisis dan dinilai oleh auditor dan harus

dikomunikasikan lebih lanjut pada pimpinan perusahaan. Syarat-

syarat temuan yang harus dikomunikasikan ini diantaranya:

a. Cukup berarti untuk dikomunikasikan pada bagian-bagian ini.

b. Berdasarkan pada fakta-fakta dan bukti yang tepat serta

nyata.

c. Disusun atau dikembangkan secara objektif.

d. Berdasarkan atas kegiatan-kegiatan audit yang memadai guna

mendukung setiap simpulan yang diambil.

e. Simpulan-simpulan yang dibuat harus logis, layak, jelas dan

bertolak ukur pada fakta-fakta yang disajikan.

6. Rekomendasi. Pada umumnya temuan-temuan diakhiri dengan

rekomendasi dari auditor yang ditujukan pada pimpinan

perusahaan yang bertanggung jawab melaksanakan perbaikan dan

kekurangan atau penyimpangan untuk mencegah supaya hal

tersebut tidak terulang lagi. Pelaksanaan rekomendasi ini

diserahkan pada pimpinan tingkatan yang lebih rendah.

Rekomendasi yang merupakan pendapat yang telah

Page 34: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

17

dipertimbangkan untuk suatu situasi tertentu harus mencerminkan

pengetahuan dan penilaian mengenai pokok persoalannya, apabila

tindakan yang akan direkomendasi merupakan tindakan yang

harus diuraikan sejelas-jelasnya.

3. Tahap Pelaporan

Setelah tahap pendahuluan selesai, pemeriksa dapat menyusun laporan

audit formal, yang mana hasil akhhir operasional adalah suatu laporan

formal tertulis yang disampaikan pada manajemen perusahaan sebagai

pengambilan tindakan perbaikan atau sebagai informasi laporan audit

berbagai masalah yang ditelusuri. Dalam penyusunan laporan ini ada

beberapa kegiatan sebagai berikut:

a) Pengorganisasian laporan yang meliputi pengutaraan temuan,

rekomendasi dan manfaat.

b) Pengembangan rencana implementasi dan label waktu rekomendasi

bilamana sesuai.

c) Pendiskusian konsep laporan dengan para pejabat dan manajer yang

sesuai dari organisasi yang diteliti apabila berbeda dengan pihak yang

memberikan tugas.

d) Pengajuan laporan. Isi laporan audit operasional akan banyak berbeda

antara satu dengan yang lainnya tergantung dari sifat perusahaan yang

diperiksa dan tipe masalah yang perlu ditelaah. Akan tetapi pada

umumnya suatu laporan audit operasional akan meliputi unsur-unsur

sebagai berikut:

Page 35: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

18

1) Tujuan dan ruang lingkup penugasan.

2) Prosedur-prosedur yang digunakan oleh auditor.

3) Temuan-temuan khusus

4) Rekomendasi-rekomendasi jika perlu.

B. Satuan Pengawasan Internal

1. Definisi Satuan Pengawasan Internal

The Auditing Practises Board (APB) Auditing Guidelines dalam

GuideInternal Auditors, mendefinisikan audit internal sebagaimana dikutip

Pickett (2005:3) sebagai berikut :

“Internal audit is an independent appraisal function established by

management for the review of the internal control system as a service to

the organisation. It objectively examines, evaluates and reports on the

adequacy of internal control as a contribution to the proper, economic,

efficient and effective use of resources.”

Dalam perkembangannya, audit internal merupakan pengendalian

manajemen serta pendukung utama untuk tercapainya pengendalian

internal. Selama melaksanakan kegiatannya, audit internal harus bersikap

objektif dan kedudukannya dalam perusahaan harus bersifat independen.

Selama melaksanakan kegiatannya, audit internal harus bersikap objektif

dan kedudukannya dalam perusahaan harus bersifat independen. Ratliff

(1996:49), mengemukakan bahwa:

“Internal auditing is an independent appraisal function established

within an organization to examine and evaluate its activities as a service

to the organization.”

Page 36: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

19

Institute of Internal Auditors di dalam Statement of Responsibilities of

Internal Auditing yang dikutip oleh Arens Loebecke (2000: 732) dalam

bukunya Internal Auditing an Integrated Approach mendefinisikan

pemeriksaan intern sebagai berikut:

”Internal auditing is an independent, objective assurance and

consulting activities designed to add value and improve an organization’s

operations. It helps an organization accomplish its objective by bringing a

systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness

of risk management, control and governance processes.”

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 Mengenai

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Badan Layanan Umum

merupakan instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang/jasa

yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam

melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan

produktivitas. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

a) Independent, menandakan bahwa audit bersifat bebas dan perbatasan

yang dapat mengurangi ruang lingkup dan keefektifan atas audit

ataupun pelaporan atas temuan audit serta kesimpulan.

b) Appraisal, menyatakan keyakinan penilaian audit internal atas

kesimpulan yang dibuatnya.

c) Esthablished, menyatakan pengakuan perusahaan atas peranan audit

internal.

Page 37: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

20

d) Examine and Evaluate, menyatakan tindakan audit internal sebagai

auditor untuk menemukan fakta dan sebagai pengevaluasi dan

menggunakan pertimbangannya.

e) Its activities, menyatakan bahwa ruang lingkup pekerjaan audit internal

ditujukan kepeda seluruh bagian organisasi.

f) Service to organization, menyatakan bahwa keberadaan audit internal

adalah untuk menambah atau meningkatkan manfaat seluruh organisasi.

Istilah service juga memberi kesan bahwa audit internal merupakan

fungsi staf dalam melayani kepentingan suatu organisasi.

Sedangkan menurut Mulyadi dan Kanaka P (1998: 202) dalam

bukunya yang berjudul Auditing menjelaskan bahwa audit intern

merupakan kegiatan penilaian bebas, yang terdapat dalam organisasi,

yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan dan kegiatan

lain untuk memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan

tanggung jawabnya.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa satuan

pengawasan intern merupakan fungsi staf yang melakukan penilaian

secara bebas atau tidak memihak dalam suatu organisasi untuk memeriksa

dan mengevaluasi seluruh aktivitas dan melaporkan hasil pekerjaannya

tersebut kepada manajemen sebagai suatu jasa pelayanan, dan bertanggung

jawab penuh kepada manajemen.

Page 38: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

21

2. Tujuan, Fungsi, Tanggung Jawab dan Kriteria Profesi Satuan

Pengawasan Internal

a. Tujuan Satuan Pengawasan Internal

Tujuan audit internal sebenarnya sudah tersirat dalam definisi audit

internal itu sendiri, yaitu membantu seluruh anggota manajemen agar

dapat melaksanakan tanggung jawab secara efektif dengan jalan

memberikan analisis, penilaian, rekomendasi, saran dan keterangan

dari operasi perusahaan yang diperiksanya. Mulyadi (2002)

mengemukakan tujuan dari audit internal adalah membantu semua

anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka,

dengan cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan

komentar-komentar penting mengenai kegiatan mereka.

b. Fungsi Satuan Pengawasan Internal

Fungsi audit internal memerlukan pemeriksaan yang berkualitas

tinggi. Fungsi audit internal tidak akan berhasil tanpa adanya

orang-orang yang mempunyai pengetahuan yang cukup,

mempunyai daya imajinasi yang kuat, serta berinisiatif dan

mempunyai kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain.

Standar Profesional Akuntan Publik (IAI, 2001: 319.30),

memberikan pernyataan mengenai fungsi audit internal,

menyatakan bahwa fungsi audit internal dapat terdiri dari satu

atau lebih individu yang melaksanakan aktivitas audit intern

dalam suatu entitas. Mereka secara teratur memberikan informasi

Page 39: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

22

tentang berfungsinya pengendalian intern, memfokuskan sebagian

besar perhatian mereka pada evaluasi terhadap desain dan operasi

pengendalian intern. Mereka mengkomunikasikan informasi

tentang kekuatan dan kelemahan dan rekomendasi untuk

memperbaiki pengendalian intern.

Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi pemeriksaan internal

meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Penilaian terhadap prosedur dan masalah-masalah yang

berhubungan dengan itu, seperti penilaian efisiensi prosedur

yang telah ditetapkan dan pengembangan serta

penyempurnaan prosedur tersebut.

2) Penilaian terhadap data yang dihasilkan oleh sistem akuntansi

dan membuat analisis lebih lanjut untuk mendukung

kesimpulan tertentu.

3) Penilaian kegiatan yang menyangkut ketaatan terhadap

kebijakan, peraturan pemerintah dan kewajiban-kewajiban

dengan pihak luar.

c. Wewenang dan tanggung Jawab Satuan Pengawasan Internal

Wewenang dan tanggung jawab Satuan Pengawasan Intern Badan

Wewenang yang dimiliki auditor internal dalam melakukan audit

adalah kebebasan untuk me-review dan menilai kebijakan-

kebijakan, rencana, prosedur, dan sistem yang telah ditetapkan.

Wewenang yang diberikan harus bersumber dari manajemen dan

Page 40: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

23

disetujui oleh dewan direksi. Adapun tanggung jawab audit internal

menurut Komite Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar

Profesional Akuntan Publik (IAI, 2001: 322.1) auditor internal

bertanggung jawab untuk menyediakan jasa analisis dan evaluasi,

memberikan keyakinan dan rekomendasi, dan informasi lain

kepada manajemen entitas dan dewan komisaris, atau pihak lain

yang setara wewenang dan tanggung jawabnya. Untuk memenuhi

tanggung jawabnya tersebut, auditor intern mempertahankan

objektivitasnya yang berkaitan dengan aktivitas yang diauditnya.

Tanggung jawab penting fungsi audit intern adalah memantau

kinerja pengendalian entitas.

d. Kriteria/Standar Profesi Satuan Pengawasan Internal

Agar terciptanya Satuan pengawasan internal atau audit internal

yang efektif, maka perlu dipenuhi suatu kriteria atau standar. Salah

satu standar yang digunakan adalah Standards for the Professional

Practice of Internal Auditing yang dikeluarkan oleh The Institute of

Internal Auditors (1996), sebagai berikut:

1) Independence (Independensi)

Audit Internal harus mandiri dan terpisah dari kegiatan yang

diperiksanya.

2) Professional Proficiency (Kemampuan Profesional)

Audit Internal harus dilaksanakan dengan keahlian dan ketelitian

profesional.

Page 41: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

24

3) Scope of Work (Ruang Lingkup)

Lingkup pekerjaan audit internal harus meliputi pengujian dan

evaluasi terhadap kecukupan dan keefektivan sistem

pengendalian internal yang dimiliki organisasi dan kualitas

pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan.

4) Performance of Audit Work (Pelaksanaan Kegiatan Audit)

Kegiatan audit harus meliputi perencanaan audit (Audit

Program), pengujian dan pengevaluasian informasi,

pemberitahuan hasil (Reporting) dan menindak lanjuti

(Following Up).

5) Management of The Internal Auditing Department (Manajemen

Bagian Audit Internal)

Pimpinan audit internal harus mengelola bagian audit internal

secara tepat.”

C. Gaya Kepemimpinan

1. Definisi Kepemimpinan

Menurut Winardi (2007: 304), kepemimpinan adalah

seseorang yang karena kecakapan-kecakapan kepribadiannya

dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi

kelompok yang dipimpinnya untuk mengarahkan usaha bersama ke

arah pencapaian “sasaran-sasaran tertentu”. Kepemimpinan

menurut umam (2010) kepemimpinan dapat dilihat dari dua

konteks, yaitu struktural dan nonstruktural. Dalam konteks

Page 42: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

25

struktural, kepemimpinan diartikan sebagai proses pemberian

motivasi agar orang-orang yang dipimpinnya melakukan kegiatan-

kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan program yang ditetapkan.

Kepemimpinan juga berarti mengarahkan, membimbing, dan

mempengaruhi orang lain, agar pikiran dan kegiatannya tidak

menyimpang dari tugas pokok masing-masing. Adapun dalam

konteks nonstruktural kepemimpinan dapat diartikan sebagai

proses mempengaruhi pikiran, perasaan, tingkah laku dan

mengarahkan fasilitas untuk mendapat tujuan yang telah ditetapkan

bersama.

Menurut Fuad Mas’ud (1998) dalam diagnosis pengembangan

organisasi berpendapat bahwa kemajuan dan keberhasilan

organisasi sangat tergantung pada para karyawan. Sejauh mana

karyawan tersebut mampu dan mau bekerja keras, kreatif,

inovatif, loyal, disiplin, jujur dan bertanggung jawab akan

menentukan prestasi organisasi. Oleh karena itu untuk mengetahui

sejauhmana para karyawan bekerja, pimpinan organisasi perlu

mengetahui bagaimana sikap dan perilaku karyawannya. Sikap

akan mencerminkan perilaku seseorang. Namun untuk mengetahui

bagaimana sikap seseorang tidak mudah, karena sikap dipengaruhi

oleh banyak faktor seperti persepsi, motivasi, lingkungan dan

lainnya.

Page 43: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

26

2. Unsur-unsur kepemimpinan

Menurut Umam (2010: 271) unsur-unsur kepemimpinan ada lima,

yaitu:

a. Seseorang atau lebih yang berfungsi memimpin disebut pemimpin

(leader);

b. Adanya orang yang dipimpin;

c. Adanya kegiatan menggerakkan orang lain yang dilakukan dengan

mempengaruhi da

d. n mengarahkan perasaan, pikiran, dan tingkah lakunya;

e. Adanya tujuan yang hendak dicapai yang dirumuskan secara

sisrematis; dan

f. Berlangsung berupa proses di dalam institusi, organisasi, atau

kelompok.

Adapun unsur-unsur kepemimpinan menurut Stoner (1984) dalam

Umam (2010: 273), yaitu:

a. Perencanaan;

b. Pengorganisasian;

c. Pemimpin; dan

d. Pengendalian.

Page 44: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

27

3. Tanggung Jawab dan Wewenang Kepemimpinan

Menurut Kartono (2008: 117), tanggung jawab dan wewenang

seorang pemimpin adalah:

a. Memelihara struktur kelompok, menjamin interaksi yang

lancar, dan memudahkan pelaksanaan tugas-tugas.

Menyamakan ideologi, ide, pikiran, dan ambisi anggota

kelompok dengan pola keinginan pemimpin.

b. Memberikan rasa aman dan status yang jelas kepada setiap

anggota, sehingga mereka bersedia memberikan partisipasi

penuh.

c. Memanfaatkan dan mengoptimalisasikan kemampuan, bakat

dan produktivitas semua anggota kelompok untuk berkarya dan

berprestasi.

d. Menegakkan peraturan, larangan, disiplin, dan norma-norma

kelompok agar tercapai kepaduan kelompok, meminimalisir

konflik dan perbedaan-perbedaan.

e. Merumuskan nilai-nilai kelompok, dan memilih tujuan-tujuan

kelompok, sambil menentukan sarana dan cara-cara

operasional guna mencapainya.

f. Mampu memenuhi harapan, keinginan, dan kebutuhan-

kebutuhan para anggota, sehingga mereka merasa puas. Juga

membantu adaptasi mereka terhadap tuntutan-tuntutan

Page 45: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

28

eksternal di tengah masyarakat, dan memecahkan kesulitan-

kesulitan anggota kelompok setiap hari.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

kepemimpinan pada dasarnya menunjukkan perlu adanya

pengarahan kepada karyawan atau bawahan, serta membantu

mereka agar dapat mengatasi kesulitan-kesulitan, dan memudahkan

mereka dalam menjalankan tugas-tugas sesuai dengan yang telah

ditentukan.

4. Pengertian dan Jenis Gaya Kepemimpinan

Menurut Kartono (2008), gaya kepemimpinan adalah sifat,

kebiasaan, watak, dan kepribadian yang membedakan seorang

Malayu S. P Hasibuan (2005), ada lima jenis gaya kepemimpinan,

yaitu gaya otoriter, gaya partisipatif, gaya delegatif, gaya

kharismatik, dan gaya demokratis.

a. gaya otoriter. Pemimpin yang otoriter adalah jika kekuasaan

atau wewenanng, sebagian besar mutlak atau berada pada

pemimpin atau menganut sistem sentralisasi wewenang.

Pengambilan keputusan dan kebijakan hanya ditetapkan

sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak diikutsertakan untuk

memberikan saran, ide dan pertimbangan dalam proses

pengambilan keputusan.

b. Gaya kepemimpinan partisipatif. Gaya kepemimpinan

partisipatif adalah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan

Page 46: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

29

dengan cara persuatif, menciptakan kerja sama yang serasi,

menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan agar

merasa ikut memiliki perusahaan.

c. Gaya Kepemimpinan Delegatif. Pada gaya ini dapat dikatakan

bahwa seseorang pemimpin mendelegasikan wewenang

kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian,

bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan

dengan bebas atau leluasa dalam melakukan pekerjaan.

d. Gaya Kepemimpinan Kharismatik. Pemimpin dengan gaya ini

memiliki daya tarik dan pembawaan yang luar biasa, sehingga

ia mempunyai pengikut dan jumlahnya yang sangat luar biasa.

Sampai sekarang pun orang tidak mengetahui sebab-sebab

secara pasti mengapa seseorang itu memiliki kharisma yang

begitu besar .

e. Gaya Kepemimpinan demokratik. Gaya ini menitikberatkan

pada bimbingan yang efisien pada para anggotanya.

Koordinasi pekerjaan terjalin dengan baik dengan semua lini,

terutama penekanan pada rasa tanggung jawab internal dan

kerja sama yang baik. kopemimpinan jenis ini menghargai

potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan

sugesti bawahan, bersedia mengakui keahlian para spesialis

dengan bidangnya masing-masing pada saat kondisi yang

tepat.

Page 47: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

30

D. Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Menurut Harsey dan Blanchard (2005), kinerja

(performance) merupakan suatu fungsi dari motivasi dan

kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang

harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu.

Kesediaan dan keterampilan tidaklah cukup efektif untuk

mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa

yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakan.

Jadi kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai

seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan

kesungguhan serta waktu. Dengan demikian, kinerja merupakan

gabungan dari tiga faktor penting yaitu kemampuan dan minat

seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan

delegasi tugas dan peran, serta tingkat motivasi pekerja. Semakin

tinggi ketiga faktor di atas, maka semakin besar prestasi kerja

karyawan yang bersangkutan.

2. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan kajian sistematis tentang kondisi kerja

karyawan yang dilaksanakan secara formal yang dikaitkan dengan

standar kerja yang telah ditentukan organisasi/perusahaan. Sebagai

suatu sistem evaluasi, penilaian kinerja dapat mempengaruhi atribut-

Page 48: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

31

atribut yang berhubungan dengan pekerjaan karyawan, perilaku, dan

keluaran, dan tingkat absensi untuk mengetahui tingkat kinerja

karyawan pada saat ini. Alat evaluasi yang digunakan bisa berupa

pemberian komentar di dalam formulir yang isinya berkaitan dengan

pengamatan seorang pemimpin tentang kerja itu sendiri dan perilaku

di dalam pekerjaan. Menurut Simamora (2001), ada tiga kriteria dalam

melakukan penilaian kinerja karyawan, yaitu: (1) tugas karyawan; (2)

perilaku karyawan; dan (3) ciri-ciri karyawan. Seseorang pemimpin

dapat melihat efektivitas karyawan, menelusuri faktor-faktor yang

membentuk kinerja, menyesuaikan standar kinerja dengan kondisi

yang ada, dan memberikan tambahan kemampuan kepada karyawan.

Jadi, evaluasi kinerja pada dasarnya merupakan proses yang

digunakan organisasi atau perusahaan untuk mengevaluasi job

performance. Jika dikerjakan dengan benar, hal ini akan memberikan

manfaat yang penting bagi karyawan, supervisor, departemen SDM,

maupun perusahaan.

Menurut Fuad Mas’ud (1998) dalam diagnosis pengembangan

organisasi berpendapat bahwa kemajuan dan keberhasilan organisasi

sangat tergantung pada para karyawan. Sejauh mana karyawan

tersebut mampu dan mau bekerja keras, kreatif, inovatif, loyal,

disiplin, jujur dan bertanggung jawab akan menentukan prestasi

organisasi.

Page 49: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

32

3. Ruang Lingkup Pengukuran Kinerja

Agar penilaian kinerja tidak bias dan dapat mencapai sasaran

sesuai dengan yang diharapkan. Perlu adanya kejelasan ruang lingkup

pengukuran, seperti berikut ini:

a. Who?

Pertanyaan ini mencakup “Siapa yang harus dinilai?” dan “Siapa

yang harus menilai?” Tentu saja seluruh pegawai yang ada di

dalam organisasi/perusahaan itu yang harus dinilai dan atasan

langsung/ridak langsung yang harus menilai.

b. What?

Pertanyaan ini mencakup objek atau materi yang dinilai (hasil

kerja, kemampuan sikap, kepemimpinan kerja dan motivasi kerja)

dan dimensi waktu, yaitu kinerja yang dicapai pada saat ini serta

potensi yang dapat dikembangkan di masa yang akan datang.

c. Why?

Mengapa penilaian kinerja harus dilakukan? Hal ini digunakan

untuk memelihara potensi kerja, menentukan kebutuhan pelatihan,

dasar untuk promosi jabatan.

d. When?

Menjelaskan tentang waktu penilaian kinerja yang dapat dilakukan

baik secara formal (secara periodik) maupun secara informal

(secara terus-menerus).

Page 50: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

33

e. Where?

Penilaian kinerja dapat dilakukan di tempat kerja (on the job

evaluation) dam di luar tempat kerja (off the job evaluation).

f. How?

Penilaian dilakukan dengan menggunakan metode tradisional

(rating scale dan employee comparison) dan metode modern

(management by objective dan assessment center).

Berdasarkan ruang lingkup pengukuran kinerja di atas, menurut

Dessler (2006), ada tiga langkah dalam melakukan penilaian terhadap

kinerja pegawai, yaitu (1) mendefinisikan pekerjaan berarti

memastikan adanya kesepakatan tentang tugas-tugas yang diberikan;

(2) menilai kinerja berarti membandingkan kinerja aktual bawahan

dengan standar-standar yang telah ditetapkan; dan (3) memberikan

umpan baik pada pegawai dengan tujuan memotivasi orang tersebut

untuk menghindari penurunan kinerja.

4. Manfaat Penilaian Kinerja

Menurut Dessler (2006), dalam pengelolaan sumber daya manusia,

sistem penilaian kinerja menjadi sangat penting, baik untuk orang

yang dinilai (karyawan), maupun penilai (supervisor, atasan,

pimpinan, dan manajer), maupun perusahaan. Oleh karena itu, sistem

penilaian kinerja ini memberikan manfaat, antara lain:

a. Meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja;

b. Adanya kejelasan standar hasil yang diharapkan mereka;

Page 51: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

34

c. Menjadi umpan balik tentang prestasi kerja yang berguna bagi

pegawai untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya dengan

tujuan pengembangan diri lebih lanjut; dan

d. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan untuk promosi,

mutasi PHK, dan penetapan balas jasa.

Berdasarkan pada berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Indikator dari

kinerja yaitu kesetiaan, ketaatan, kejujuran, tanggung jawab,

peraturan, latihan, pengawasan, dan sistem upah.

E. Pelayanan Kesehatan

a. Definisi Pelayanan Kesehatan

Menurut Depkes RI (2009) pelayanan kesehatan adalah setiap

upaya yang diselenggrakan sendiri atau secara bersama-sama

dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan

ataupun masyarakat.

b. Indikator-Indikator Pelayanan Rumah Sakit

Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk

mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan

rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus

harian rawat inap:

Page 52: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

35

1) BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka Penggunaan Tempat

Tidur)

BOR menurut Depkes RI (2005) adalah prosentase pemakaian

tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini

memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan

tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal

adalah antara 60-85%. Semakin tinggi nilai BOR berarti semakin

efisien penggunaan tempat tidur yang ada untuk perawatan

pasien. Disisi lain, semakin rendah BOR berarti semakin sedikit

tempat tidur yang digunakan untuk merawat pasien

dibandingkan dengan tempat tidur yang tersedia. Angka ini

sebenarnya tidak bisa langsung digunakan begitu saja untuk

semua jenis RS. RS penyakit khusus tentu beda polanya dengan

RSU. Begitu pula RS disuatu daerah tentu beda penilaian tingkat

“kesuksesan” BOR-nya dengan daerah lain. Hal ini bisa

dimungkinkan karena perbedaan sosial budaya dan ekonomi

setempat. Selain itu, penilaian BOR antara rumah sakit tidak

bisa dibandingkan satu sama lain dikarenakan adanya perbedaan

seperti perbedaan fasilitas rumah sakit, tindakan medis, dan

perbedaan dalam teknologi. Pengukuran BOR menggunakan

rumus:

BOR = [Jumlah hari perawatan / (jumlah tempat tidur X jumlah

hari dalam satu periode)] X 100%

Page 53: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

36

Contoh: Pada tanggal 1 September jumlah pasien yang dirawat

sebanyak 97 pasien, tanggal 2 September jumlah pasien yang

dirawat sebanyak 98 pasien, tanggal 3 September sebanyak 100

pasien, tanggal 4 September jumlah pasien dirawat sebanyak 89

pasien. Maka jumlah hari perawatan dari tanggal 1-4 September

sebanyak 384 pasien. selama 4 hari (periode) dengan jumlah

tempat tidur yang ada 200 tempat tidur. Maka BORnya adalah:

2) AVLOS (Average Length of Stay = Rata-rata Lamanya Pasien

Dirawat Dalam Satu Periode (lamanya pasien dirawat setelah

pasien keluar hidup dan meninggal)

AVLOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat

seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran

tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu

pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat

dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara

umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari. Pengukuran

AVLOS menggunakan rumus:

Contoh: pada tanggal 4 September ada 5 orang pasien keluar dari

rumah sakit. Pasien A pulang dengan lama dirawat 4 hari, Pasien B

pulang paksa dengan lama dirawat 2 hari, Pasien C meninggal

AVLOS = Jumlah lama dirawat / jumlah pasien keluar (hidup + mati)

BOR = [384 / (200 X 4)] X 100% = 48%

Page 54: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

37

dengan lama dirawat 10 hari, Pasien D pulang dengan lama dirawat

3 hari, dan Pasien E pulang dengan lama dirawat 6 hari. Jadi

jumlah lama dirawat pada tanggal 4 September adalah 25 hari dan

pasien yang pulang (baik hidup ataupun meninggal) ada 5 orang.

Maka pada tanggal 4 September tersebut AVLOS nya adalah:

3) TOI (Turn Over Interval = Tenggang Perputaran)

TOI menurut Depkes (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat

tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya.

Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.

Pengukuran TOI menggunakan rumus:

Contoh: diketahui sebuah rumah sakit dalam 1 hari memiliki

jumlah hari perawatan sebanyak 90 hari dengan jumlah tempat

tidur sebanyak 200 buah dan memiliki jumlah pasien yang

meninggal sebanyak 5 orang, maka besarnya tenggang perputaran

adalah:

\

4) BTO (Bed Turn Over = Angka Perputaran Tempat Tidur)

TOI = [(Jumlah tempat tidur X periode) – hari perawatan] / jumlah

pasien keluar (hidup + mati)

AVLOS = Jumlah lama dirawat / jumlah pasien keluar (hidup + mati)

= 25 hari / 5 orang = 5 hari

TOI = [(Jumlah tempat tidur X periode) – hari perawatan] / jumlah

pasien keluar (hidup + mati)

= [(200 buah X 1) – 90 hari] / 5 = 22 hari

Page 55: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

38

BTO menurut Depkes (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat

tidur dalam satu satuan waktu. Idealnya dalam satu tahun, satu

tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.

Pengukuran BTO menggunakan rumus:

Contoh: pada tanggal 4 September terdapat 5 orang pasien keluar

hidup dan meninggal dengan jumlah tenpat tidur sebanyak 200

buah, maka besarnya angka perputaran tempat tidurnya adalah:

5) NDR (Net Death Rate)

NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam

setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini

memberikan gambaran mutu rumah sakit. Pengukuran NDR

menggunakan rumus:

6) GDR (Gross Death Rate)

GDR menurut Depkes (2005) adalah angka kematian umum untuk

1000 penderita keluar. Pengukuran NDR menggunakan rumus:

\

BTO = jumlah pasien keluar (hidup + mati) /Jumlah tempat tidur

NDR = [jumlah pasien mati > 48 jam/ Jumlah pasien keluar

(hidup + mati)] X 1000 permil

GDR = [jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar

(hidup + mati)] X 1000 permil

BTO = jumlah pasien keluar (hidup + mati) /Jumlah tempat tidur

= 5 orang/ 200 buah = 0,025 kali

Page 56: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

39

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian peran audit operasional dan Gaya Kepemimpinan atas kinerja

yang terdapat di rumah sakit telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti

sebelumnya. Tabel 2.1 menunjukkan penelitian-penelitian yang telah

dilakukan serta metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh hasil

penelitian mengenai peran audit operasional atas kinerja yang terdapat di

rumah sakit.

Page 57: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

40

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

(Kesimpulan) Persamaan Perbedaan

Ella Dwi

Septianingsih, Pupung

Purnamasari, dan

Hendra Gunawan

(2014)

Pengaruh Audit

Operasional dan Good

Clinical Governance

terhadap Efektivitas

pelayanan JKN/BPJS

(Survey pada 2 Rumah

SakitUmum di Kota

Bandung, Jawa Barat

1. Peran audit

operasional (X1)

2. Objek penelitian

terdapat di bidang

kesehatan

1. Gaya

kepemimpinan

(X2)

2. Kinerja (Y)

Berdasarkan keseluruhan analisis perhitungan statistik

pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa

secara simultan Audit Operasional dan Good Clinical

Governance berpengaruh signifikan terhadap Efektivitas

pelayanan JKN/BPJS di Rumah Sakit Sariningsih dan

Rumah Sakit Pindad Bandung dengan total pengaruh

94%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain.

Mr. AlaDeen Mah’d

Alloubani, R.N, MSc;

Dr. Mohammad

Almatari, PhD; and

Mohammad Musa

Almukhtar, PhD

(2014)

Review: Effects Of

Leadership Styles On

Quality Of Services In

Healthcare

1) Gaya

kepemimpinan

(X2)

2) Objek penelitian

terdapat di

bidang kesehatan

1. Peran audit

operasional

(X1)

2. Kinerja (Y)

The leadership styles have a direct influence in nursing

practices, education and healthcare policies; a proficient

leader leads nurses and provides direction for an

organization towards accomplishing desired goals.

However stronger leadership is the demand of healthcare

sectors at the mean time. This can be explained in the

view of the fact that at the time of treating patient advice

of an expert who usually plays the role of leader holds

great significance on healthcare policies.

(bersambung ke halaman berikutnya)

Page 58: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

41

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

(Kesimpulan) Persamaan Perbedaan

Umar Baki M.S

(2012)

Analisis Pengaruh

Kepemimpinan Dan Motivasi

Terhadap Kinerja Pegawai

Pada Dinas Kesehatan Kota

Bandar Lampung

Kepemimpinan/gaya

kepemimpinan (X2)

1. Peran audit

operasional (X1)

2. Kinerja

pelayanan (Y)

3. objek penelitian

ini terdapat di

instansi

pemerintah

Korelasi antara variabel kepemimpinan terhadap

kinerja adalah 0,517, termasuk korelasi yang sedang

(0,40 – 0,599). Korelasi antara variabel motivasi

terhadap kinerja adalah 0,578, termasuk korelasi yang

sedang (0,40 – 0,599). Kemudian korelasi antara

variabel kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja

adalah 0,616, termasuk korelasi yang tinggi (0,60-

0,799)

Divianto

(2012)

Peranan Audit Operasional

Terhadap Efektifitas

Pelayanan Kesehatan Rawat

Inap Di Rumah Sakit (Studi

Kasus Pada Rumah Sakit

Bunda Palembang)

1. Peran audit

operasional (X1)

2. Objek penelitian

ini terdapat di

rumah sakit

1. Gaya

kepemimpinan

(X2)

2. Kinerja (Y)

Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa sig.

Sebesar0.000 (p < 0.05), sehingga H0 ditolak dan H1

diterima. Berdasarkan analisis statistik tersebut dapat

dikatakan bahwa audit operasional memiliki peranan

yang signifikan dalam menunjang efektivitas pelayanan

kesehatan rawat inap.

Tengku Teviana

(2011)

Pengaruh Gaya

Kepemimpinan dan

Komunikasi Intern Terhadap

Efektivitas Kerja Pegawai

Pada RS ESTOMIHI Medan

1. Gaya

kepemimpinan

(X2)

2. objek penelitian

ini terdapat di

instansi Rumah

Sakit

1. Peran audit

operasional (X1)

2. Kinerja (Y)

Gaya kepemimpinan dan komunikasi intern secara

bersama-sama mempengaruhi efektivitas kerja sebesar

64,8%

(bersambung ke halaman berikutnya)

Page 59: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

42

G. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis

1. Pengaruh Audit Operasional atas Kinerja instalasi Rawat Inap Non

Psikiatri di Rumah Sakit

Penelitian yang dilakukan oleh Divianto (2012) mengenai peran audit

operasional dalam mendorong pelayanan kesehatan rawat inap, audit

operasional sebagai suatu pendekatan yang dilaksanakan untuk

memenuhi kriteria efektivitas pelayanan kesehatan Rawar Inap, artinya

dengan dilaksanakannya audit operasional dalam kegiatan pelayanan

kesehatan Rawat Inap, berupa kegiatan pemeriksaan, pengevaluasian,

penelaahan, dan pendeteksian, maka akan ditentukan hambatan yang

kemudian akan dicari dan dipikirkan cara-cara untuk mengantisipasi dan

menanggulangi hal-hal tersebut. Sehingga pada akhirnya pelayanan

kesehatan akan tercapai dan lebih lanjut lagi tujuan perusahaan dapat

terlaksana dengan baik. Dengan demikian, keterkaitan antara peran audit

operasional terhadap pelayanan kesehatan di instalasi rawat inap dapat

dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut:

H1: Pengaruh audit operasional berpengaruh terhadap kinerja Instalasi

Rawat Inap Non Psikiatri yang terdapat di RS Dr H Marzoeki

Mahdi Bogor

2. Pengaruh Gaya Kepemimpinan atas Kinerja Instalasi Rawat Inap

Non Psikiatri di Rumah Sakit

Penelitian yang dilakukan oleh Teviana (2011) gaya kepemimpinan

memberikan pengaruh terhadap kerja pegawai. Oleh karena itu, pimpinan

Page 60: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

43

rumah sakit hendaknya dapat menciptakan kepemimpinan tim yang baik,

dimana perhatian pimpinan terhadap hasil kerja tinggi begitu juga

terhadap hubungan dengan dengan para bawahan, sehingga kerja

pegawai dapat terus meningkat.

H2: Peran gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja Instalasi

Rawat Inap Non Psikiatri yang terdapat di RS Dr H Marzoeki

Mahdi Bogor

H. Kerangka Pemikiran

Menurut Hamid (2007) mendefinisikan bahwa kerangka pemikiran adalah

sebagai berikut: “Kerangka pemikiran adalah merupakan sintesa dari

serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya

merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi

atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang diterapkan”.

Kerangka ini merupakan model konseptual bagaimana teori hubungan

dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang

penting. Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam penelitiaan

ini adalah “Pengaruh Audit Operasional dan Gaya Kepemimpinan Terhadap

Kinerja Pelayanan Studi Kasus Pada Instalasi Rawat Inap Non Psikiatri Di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor”.Kerangka pemikiran dalam penelitian ini

dapat digambarkan dalam gambar 2.1

Page 61: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

44

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Judul:

Pengaruh Audit Operasional dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pelayanan

(Studi Kasus Pada Instalasi Rawat Inap Non Psikiatri Di RS dr H Marzoeki Mahdi

Bogor)

Fenomena:

1. ketidakprofesionalan pelayanan yang dapat menyebabkan terjadinya hal yang

tidak diinginkan

2. pemimpin terkadang tidak mau menerima saran dan masukan dari bawahan yang

sangat diperlukan oleh pegawai untuk memberikan semangat kepada pegawai

dalam melayani setiap pasien yang ada di instalasi rawat inap

Audit Operasional (X1)

Gaya kepemimpinan (X2)

Kinerja instalasi rawat

inap Non Psikiatri di

RS Dr H Marzoeki

Mahdi Bogor (Y)

Model Penelitian : Regresi Berganda

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran

Page 62: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

45

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini mengenai peranan audit

operasional atas efektivitas pelayanan kesehatan instalasi rawat inap di

rumah sakit pada RS dr H Mardzoeki Mahdi yang bertempat di Jalan dr

Sumeru 10, Bogor, Jawa Barat.

B. Metode Penentuan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

convenience sampling, yaitu istilah umum yang mencakup variasi luasnya

prosedur pemilihan responden. Convenience sampling berarti unit

sampling yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk

mengukur, dan bersifat kooperatif (Hamid: 2007). Metode convenience

sampling digunakan karena peneliti dapat memiliki kebebasan untuk

memilih sampel dengan cepat dari elemen populasi yang datanya mudah

diperoleh. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepala

ruangan dan karyawan di instalasi rawat inap non psikiatris.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data

dengan cara sebagai berikut :

1. Penelitian Lapangan (field research)

Penelitian lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara

melakukan pengamatan langsung pada objek yang diteliti untuk

Page 63: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

46

memperoleh data primer. Adapun teknik pengumpulan data yang

dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Wawancara

Penulis melakukan tanya jawab dengan bagian-bagian yang

memiliki hubungan erat dengan data-data yang penulis perlukan.

b. Kuesioner

Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan cara

membagikan pertanyaan secara tertulis kepada responden yang

telah dipilih.

2. Studi kepustakaan

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang

diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, atau berbagai bentuk terbitan

periodik baik secara manual ataupun komputer.

D. Metode Analisis Data

Data yang digunakan dipenelitian ini adalah metode analisis statistik

yang perhitungannya dilakukan menggunakan SPSS (Statistical Package

for Social Sciences) versi 21. Analisis ini bertujuan untuk menguji

pengaruh antara variabel Audit Operasional (X1) dan gaya kepemimpinan

(X2) dan Kinerja Instalasi Rawat Inap Non Psikiatri (Y). Metode analisis

data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik,

dan uji hipotesis.

Page 64: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

47

1. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari

nilai rata-rata (mean), median, standar deviasi, maksimum dan

minimum, (Ghozali: 2011).

2. Uji kualitas data

a. Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu

(Ghozali: 2011).

Imam Ghozali (2011) menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas

dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1) Repeated Measure atau pengukuran ulang: Disini seseorang

akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda,

dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan

jawabannya.

2) One Shot atau pengukuran sekali saja: Disini pengukurannya

hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban

pertanyaan.

Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian

Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,60 (Nunnaly, 1960 dalam

Ghozali: 2011).

Page 65: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

48

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan

pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali: 2011).

Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson

Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai

yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson

Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data

yang diperoleh adalah valid (Ghozali: 2011).

3. Uji asumsi klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti

melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas, dan uji

heteroskedastisitas.

a. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel independen. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai

Tolerance dan metode VIF (Variance Inflation Factor). Nilai

Tolerance berkebalikan dengan VIF. Tolerance adalah besarnya

variasi dari satu variabel independen yang tidak dijelaskan oleh

variabel independen lainnya. Sedangkan VIF menjelaskan derajat

suatu variabel independen yang dijelaskan oleh variabel

Page 66: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

49

independen lainnya. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai

tolerance kurang dari 1% dan Variance Inflantion Factor (VIF)

kurang dari 10% serta besaran korelasi antar variabel independen

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah model

regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Terdapat dua cara untuk

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu

dengan analisis grafik dan analisis statistik (Ghozali: 2011).

1) Analisis Grafik

Metode yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan

melihat normal probability plot yang membandingkan

distribusi

kumulatif dari distribusi normal. Untuk dapat mengetahui

apakah model regresi tersebut mengalami normalitas atau tidak

dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal dari grafik. Adapun dasar pengambilan keputusan

menurut Santoso (2002) adalah:

a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya

menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi

tersebut memenuhi asumsi normalitas.

Page 67: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

50

b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak

mengikuti garis diagonal atau grafik histogram tidak

menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi

tidak memenuhi asumsi normalitas.

2) Analisis Statistik

Selain itu penelitian uji normalitas dapat juga menggunakan uji

Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program SPSS. Dalam

penelitian ini, uji yang dilakukan untuk menentukan normalitas

dengan menggunakan statistik Kolmogorov–Smirnov (Ghozali,

2009:30). Hal ini dapat dilihat sebagai berikut:

(a) Dengan membandingkan K-Shitung dengan K-Stabel :

(1) Jika K- Shitung < K- Stabel , Ho ditolak.

(2) Jika K- Shitung > K- Stabel , Ho diterima.

(b) Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan:

(1) Probabilitas > 0,05, maka Ho ditolak.

(2) Probabilitas < 0,05, maka Ho diterima

c. Uji Autokorelasi

Uji auto korelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pada periode

sebelumnya. Jika terdapat korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntun

sepanjang waktu yang berkaitan satu sama lain. Masalah yang

Page 68: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

51

timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari

satu observasi ke observasi lainnya (Ghozali: 2011).

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda

disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik

plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residual. Jika

menunjukkan suatu pola titik seperti titik yang bergelombang atau

melebar kemudian menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa

telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika grafik plot tidak

membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas

(Ghozali: 2011).

Selain menggunakan analisis grafik, peneliti juga

menggunakan analisis statistik yaitu dengan uji glejser. Dalam uji

glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap

variabel independen. Jika varians residual dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas

(Ghozali: 2011).

Page 69: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

52

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis terbagi menjadi dua macam yaitu uji interaksi dan uji

regresi linear berganda. Penjelasan masing-masing dari kedua metode

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Uji Regresi Linear Berganda

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

regresi linier berganda. Regresi berganda dapat didefinisikan

sebagai pengaruh antara lebih dari dua variabel, di mana terdiri

dari dua atau lebih variabel independen (bebas) dan satu variabel

dependen (terikat) dan juga digunakan untuk membangun

persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat

perkiraan (Kurniawan: 2011).

Dalam penelitian ini persamaan regresi yang digunakan adalah:

Dimana:

Y = Kinerja Pelayanan

= Konstanta

= Koefisien Regresi

X1=Audit Operasional

X2= Gaya Kepemimpinan

= Error

Page 70: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

53

Pengujian hipotesis dilakukan melalui:

1) Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinan adalah antara nol dan satu.

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

dependen amat terbatas. Kelemahan mendasar penggunaan

koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel

independen yang dimasukkan ke dalam model.

Acuan yang menjadi ukuran seberapa besar penjelasan R2

adalah sebagai berikut:

0,00 – 0,199 : Sangat Rendah

0,20 – 0,399 : Rendah

0,40 – 0,599 : Sedang

0,60 – 0,799 : Kuat

0,80 – 1,000 : Sangat Kuat

Insukindro (1998) dalam Ghozali (2011) menekankan

bahwa koefisien determinasi hanyalah salah satu dan bukan

satu-satunya kriteria memilih model yang baik. Alasannya bila

suatu estimasi regresi linear menghasilkan koefisien determinasi

yang tinggi, tetapi tidak konsisten dengan teori ekonimika yang

dipilih oleh peneliti, atau tidak lolos dari ujian asumsi klasik,

Page 71: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

54

maka model tersebut bukanlah model penaksir yang baikdan

seharusnya tidak dipilih menjadi model empirik.

Kelemahan mendasar koefisien determinasi adalah bias

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam

model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2

pasti

meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu

banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai

Adjusted R2

pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik.

Tidak seperti R2

, nilai Adjusted R2

dapat naik atau turun apabila

satu variabel independen ditambahkan kedalam model (Ghozali,

2011).

2) Uji Statistik t

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing

(secara individual) variabel independen (bebas) terhadap

variabel dependen (terikat) diuji dengan tingkat signifikansi

0,05. Menurut Santoso (2000) dasar pengambilan keputusan

adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka Ho

diterimaatau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa

variabel independen (bebas) tidak mempunyai pengaruh

signifikan secara individual terhadap variabel dependen

(terikat).

Page 72: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

55

2. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak

atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel

independen (bebas) mempunyai pengaruh signifikan secara

individual terhadap variabel dependen (terikat).

3) Uji Pengaruh Simultan (Uji F)

Uji statistik F ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh secara bersama-sama (simultan) variabel-variabel

independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat) diuji

dengan tingkat signifikansi 0,05. Menurut Santoso (2000: 120)

dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

a) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima

atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel

independen (bebas) tidak mempunyai pengaruh signifikan

secara bersama-sama terhadap variabel dependen (terikat).

b) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak

atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua

variabel independen (bebas) mempunyai pengaruh signifikan

secara bersama-sama terhadap variabel dependen (terikat).

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam

nilai. Variabel merupakan proksi (proxy) atau representasi dari construct

(abstraksi dari fenomena-fenomena kehidupan nyata yang diamati) yang

dapat diukur dengan berbagai macam nilai. Variabel merupakan mediator

Page 73: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

56

antara construct yang abstrak dengan fenomena yang nyata (Indriantoro

dan Supomo: 2002).

Dalam penelitian ini variabel diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu

variabel independen (independent variabel) dan variabel dependen

(dependent variabel). Maka operasionalisasi variabel dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Variabel Independen

Variabel independen atau bebas adalah tipe variabel yang menjelaskan

atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen dalam

penelitian ini adalah Peran Audit Operasional dan Gaya

Kepemimpinan.

b. Variabel tidak bebas (Dependent Variable)

Merupakan suatu variabel yang keberadaanya dipengaruhi oleh

variabel sebelumnya. Dalam skripsi ini variabel tidak bebasnya adalah

kinerja Instalasi Rawat Inap Non Psikiatri. Variabel ini diukur dengan

menggunakan skala ordinal yang berkaitan dengan 3 (tiga) pilihan

yaitu: (3) Setuju (2) Netral , Dan (1) Tidak Setuju.

Gambar ini merupakan Operasional Variabel dalam penelitian ini

dapat dilihat pada tabel 3.1

Page 74: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

57

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator No. Butir

Pertanyaan

Skala

Pengukuran

Audit

Operasional

(X1)

(Widjayanto

(2006: 12-18)

1. Tahap

pendahuluan

Kualifikasi Auditor 1-7 Likert

Pengamatan Fisik

Sekilas 12, 14 Likert

Wawancara Dengan

Manajemen 11 Likert

2. Tahap

Pemeriksaan

Mendalam

Studi lapangan 15,16, 19 Likert

Analisa 8-10, 17,

20, 21,22 Likert

3. Tahap

Pelaporan

13, 18, 23 Likert

Gaya

Kepemimpinan

(X2)

(Malayu S. P.

Hasibuan:

2005)

1. Gaya Otoriter 24-26 Likert

2. Gaya

Partisipatif

27-32 Likert

3. Gaya

Kharismatik

33-37 Likert

4. Gaya

Demokratis

38-40 Likert

Kinerja

Pelayanan

(Y)

(Fuad Mas’ud

(1998))

1. Loyalitas 41 Likert

2. Disiplin 42 Likert

3. Kerja Keras 43 Likert

4. Tanggung

Jawab

44-45 Likert

5. Inovatif 46 Likert

6. Pengawasan 47 Likert

Page 75: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

58

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

7. Sejarah Rumah Sakit dr H Marzoeki Mahdi Bogor

Rumah Sakit dr Marzoeki Mahdi yang dulunya dikenal sebagai

Rumah Sakit Jiwa Pusat Bogor telah mengalami pasang surut sejarah yang

cukup panjang. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit yang pertama

didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 1 Juli 1882. Ada

dua alasan penting mengapa pemerintah Hindia Belanda ingin mendirikan

rumah sakit jiwa, yaitu: hasil sensus yang dilakukan pada tahun 1862 telah

memperlihatkan kesimpulan tentang banyaknya pasien gangguan jiwa yang

berkeliaran bebas di masyarakat; dan keyakinan bahwa penyakit jiwa dapat

disembuhkan jika diberi perhatian dan perawatan yang layak.

Berdasarkan surat dinas dari cabinet di Indonesia (”Ex Nederlands-India)

kepada Inspektur Urusan Asylum di negeri Belanda pada bulan

September 1865, dikeluarkan suatu Surat Keputusan Kerajaan No. 100

tanggal 20 Desember 1865, surat tersebut berisi tentang persetujuan untuk

mendirikan 2 (Dua) Rumah Sakit Jiwa di Indonesia, namun RSJ yang kedua

baru dapat didirikan setelah pembangunan RSJ yang pertama selesai dan

untuk keperluan di atas ditunjuklah 2 (dua) orang yaitu dr. F. H. Bauer

seorang psikiater dan Dr. W. M. Smit seorang dokter Angkatan Laut

Belanda untuk meneliti beberapa kemungkinan lokasi untuk pendirian 2

(dua) RSJ tersebut. Tanggal 1 Juli 1882 diresmikanlah RSJ Pusat Bogor

Page 76: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

59

dengan nama asli ”Krankzinnigengestich te Beuitenzorg” oleh Direktur P &

K (Ex Onderwijs Van Eeredienst En Nijverheid) dengan jumlah pekerja 35

orang Eropa dan 95 Pegawai Indonesia dan keturunan Cina diantaranya

seorang dokter jiwa yang bernama Dr. Sumeru, dengan kapasitas 400

tempat tidur. Pada kurun 1942 -1945 RSJ Pusat Bogor digunakan sebagai

penampungan tentara Jepang dan sebagian lain untuk tempat karantina

penyakit menular. Dalam periode tahun 1945-1950 yang merupakan periode

revolusi fisik dalam mempertahankan kemerdekaan tidak banyak perhatian

yang diberikan terhadap nasib RSJ Pusat Bogor. Antara tahun 1950-1969

hanya sedikit perbaikan gedung yang dapat dilaksanakan bahkan proses

pengrusakan berjalan cepat. Barulah pada periode Repelita sedikit demi

sedikit perbaikan dan perubahan gedung/ruang perawatan yang cukup

berarti. Semenjak tahun 1978 dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan

No. 135/Menkes/SK/IV/1978 tanggal 28 April 1978 diatur Susunan

Organisasi dan Tata Kerja RSJP Bogor. Tahun 1998, RSJP Bogor telah

terakreditasi untuk 5 (lima) jenis pelayanan, yaitu:

1. Pelayanan Medis

2. Pelayanan Administrasi dan Manajemen

3. Pelayanan Gawat Darurat

4. Pelayanan Keperawatan

5. Pelayanan Rekam Medis

Page 77: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

60

Pada periode tahun 1997-2001 terjadi peningkatan kunjungan rawat jalan

dan peningkatan rata-rata hunian tempat tidur/rawat inap yang cukup

signifikan seiring dengan peningkatan mutu pelayanan, pengembangan

pelayanan dan pembukaan pelayanan baru seperti Instalasi Pemulihan

Napza, Ruang Model Praktik Keperawatan Profesional, ICU Psikiatri,

Ruang Detoksifikasi maupun pelayanan umum. Seiring dengan nuansa

reformasi, RSJP Bogor mengalami beberapa perubahan, baik dari tatanan

organisasi, strategi pelayanan maupun perubahan status RS RSJP Bogor

diproyeksikan akan menjadi salah satu RS PERJAN. Strategi lain dari

pengembangan pelayanan adalah dengan mengubah nama RS dan

bersamaan dengan momen peringatan 120 tahun RSJP Bogor pada tanggal 1

Juli 2002 RSJP Bogor diresmikan menjadi Rumah Sakit Dr.H.Marzoeki

Mahdi. Sedangkan Surat Keputusan Resmi (SK)-nya sendiri baru terbit pada

tanggal 28 Juli 2002.

b. Visi, Misi, Nilai-nilai, dan Motto Organisasi Rumah Sakit dr H Marzoeki

Mahdi

a. Visi Rumah Sakit dr H Marzoeki Mahdi

Visi dari Rumah Sakit dr H Marzoeki Mahdi ialah menjadi rumah sakit

jiwa rujukan nasional dengan unggulan layanan rehabilitasi psikososial

pada tahun 2019

Page 78: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

61

c. Misi Rumah Sakit dr H Marzoeki Mahdi

Adapun misi dari Rumah Sakit dr H Marzoeki Mahdi ialah sebagai

berikut.

1) Mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa dengan unggulan rehabilitasi

psikososial;

2) meningkatkan penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan riset

unggul dalam bidang kesehatan jiwa;

3) meningkatkan peran strategis dalam program kesehatan jiwa

nasional;

4) meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan stakeholder; dan

5) meningkatkan komitmen dan kinerja pegawai untuk mencapai

kesejahteraan.

d. Nilai-nilai Rumah Sakit dr H Marzoeki Mahdi

Adapun nilai-nilai yang diterapkan oleh Rumah Sakit dr H Marzoeki

Mahdi ialah sebagai berikut.

1) Belajar dan berkembang;

2) Profesionalisme;

3) Bekerja seimbang;

4) Kekeluargaan;

5) Saling menghargai; dan

6) Motivasi dan komitmen.

Page 79: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

62

e. Motto Rumah Sakit dr H MARZOEKI MAHDI BOGOR

Adapun motto yang diterapkan oleh Rumah Sakit dr H MARZOEKI

MAHDI BOGOR adalah “SMART (Sehat, Empati, Harmoni, Antusias,

dan Tertib).”

I. Tempat Dan Waktu Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah karyawan bagian administrasi rawat

inap non psikiatri Rumah Sakit dr H Marzoeki Mahdi Bogor. Pengumpulan

data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner secara langsung yang peneliti

lakukan kepada para responden. Penyebaran kuesioner dilaksanakan pada

tanggal 25 Januari 2016. Kuesioner yang disebar berjumlah 35 buah dan

jumlah yang kembali juga berjumlah 35 buah atau sebesar 100%. Walaupun

kuesioner yang disebar kembali 100%, namun kuesioner yang dapat diolah

hanya berjumlah 30 buah atau 87% sedangkan sisanya 5 buah atau 13% tidak

dapat diolah oleh peneliti. Kuesioner yang tidak dapat diolah dikarenakan

responden yang mengisi kuesioner bukan termasuk karyawan bagian

administrasi rawat inap non psikiatri sehingga dapat dikatakan responden

tersebut bukan merupakan sampel pada penelitian ini. Data sampel dapat

dilihat dalam tabel 4.1.

\

Page 80: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

63

Tabel 4.1.

Data Sampel Penelitian

No. Keterangan Jumlah Persentase

1. Jumlah kuesioner yang disebar 35 100%

2. Jumlah kuesioner yang tidak

kembali 0 0%

3. Jumlah kuesioner yang kembali 35 100%

4. Jumlah kuesioner yang tidak

dapat diolah 5 13%

5. Jumlah kuesioner yang dapat

diolah 30 87%

Sumber: Data primer yang diolah

J. Karakteristik Responden

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.2

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Wanita 21 70 70 70

Pria 9 30 30 100.0

Total 30 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, jumlah responden terlihat lebih dominan

dibandingkan dengan responden wanita, yakni sebesar 21 orang atau 70%

sedangkan responden pria hanya berjumlah 9 orang atau 30%. Hal ini

sesuai dengan bukti yang peneliti temukan dalam lapangan, dimana lebih

banyak wanita yang berada di ruangan bagian administrasi rawat inap non

psikiatri.

Selain itu kenyataan tersebut juga diperkuat oleh beberapa pengakuan

yang peneliti dapatkan dari beberapa responden wanita yang mengakui

Page 81: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

64

bahwa kebanyakan perusahaan memberikan kepercayaan kepada wanita

untuk melakukan aktivitas pelayanan administrasi (mulai dari melayani

administrasi, mencatat seluruh aktivitas yang berkaitan dengan pelayanan,

dan lain-lain). Hal tersebut ditentukan dengan beberapa pertimbangan

seperti tugas seorang administrasi diperlukan sebuah ketelitian, kecakapan,

dan lain sebagainya.

b. Deskripsi responden berdasarkan usia

Tabel 4.3

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid <20 0 0.0 0.0 0.0

20-30 10 33 33 33

30-40 14 47 47 80

>40 6 20 20 100.0

Total 30 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.3 diatas, menunjukkan bahwa tidak terdapat responden yang

berusia dibawah 20 tahun. Hal ini dikarenakan responden dalam usia

tersebut tidak diperkenankan atau belum diwajibkan untuk melakukan

aktivitas pelayanan administrasi, biasanya mereka hanya digunakan sebagai

tenaga pembantu saja.

Responden yang berusia 20-30 tahun ada sebanyak 10 orang atau sebesar

33%. Jumlah tersebut hanya berbeda sedikit dengan responden pada interval

usia 30-40 tahun yaitu sebanyak 14 orang atau 47%. Responden dalam

kedua interval tersebut memang dikatakan sudah mulai familiar (tidak

Page 82: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

65

canggung) lagi dalam melaksanakan aktivitas pelayanan administrasi.

Mereka juga sudah mulai memiliki keahlian di bidang administrasi.

Selanjutnya yaitu responden dengan usia 40-50 tahun dengan jumlah 6

orang atau 30% dari total keseluruhan responden. Berdasarkan hasil riset

yang peneliti lakukan, responden pada interval tersebut sudah tidak teliti

dalam mencatat semua kegiatan administrasi.

c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir

Tabel 4.4

Hasil Uji Deskripsi Responden

Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SMA 2 7 7 7

D3 25 83 83 90

S1 3 10 47 100.0

S2 0 0 0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, menunjukkan bahwa 7% pendidikan terakhir

responden ialah SMA, 83% pendidikan terakhir responden ialah D3, dan

10% pendidikan terakhir responden adalah S1.

Page 83: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

66

d. Deskripsi responden berdasarkan lama bekerja

Tabel 4.5

Hasil Uji Deskripsi Responden

Berdasarkan Lama Bekerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid <5 tahun 5 17 17 17

5-10 tahun 10 33 33 50

>10 tahun 15 50 50 100.0

Total 30 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, menunjukkan bahwa 17% responden bekerja

selama <5 tahun, 10% responden bekerja selama 5-10 tahun, dan 50%

responden bekerja selama >10 tahun.

K. Hasil Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel-variabel dalam penelitian ini telah diuji menggunakan uji statistik

deskriptif. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Hasil Uji Statistik Deskriptif

sumber: Data primer yang diolah.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

OA 30 32 69 59.50 13.572

GK 30 25 51 41.77 8.537

P 30 10 21 18.87 3.839

Valid N

(listwise) 30

Page 84: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

67

Tabel 4.6 menjelaskan bahwa variabel operasional audit jawaban

minimum responden sebesar 32 dan maksimum sebesar 69, dengan

rata-rata total 59.50 dan standar deviasi 13.572. Hal ini menyatakan

bahwa pada umumnya responden menjawab antara setuju dan tidak

setuju dalam skala operasional audit. Pada variabel gaya kepemimpinan

jawaban minimum responden sebesar 25 dan maksimum sebesar 51,

dengan rata-rata total 41,77 dan standar deviasi 8,537. Hal ini

menyatakan bahwa pada umumnya responden menjawab setuju dalam

skala gaya kepemimpinan. Variabel kinerja Instalasi Rawat Inap Non

Psikiatri jawaban minimum responden sebesar 10 dan maksimum

sebesar 21, dengan rata-rata total 18,87 dan standar deviasi 3,839. Hal

ini menyatakan bahwa pada umumnya responden menjawab setuju

dalam skala pelayanan.

2. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas Data

Uji validitas data digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya

suatu kuesioner. Jika korelasi antara skor pada masing-masing butir

pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi

dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid

(Ghozali, 2011:45).

Page 85: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

68

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Operasional Audit

Butir Pertanyaan Pearson Correlation Sig. (2-

tailed) Keterangan

OA 1 .881**

.000 Valid

OA 2 .830**

.000 Valid

OA 3 .853**

.000 Valid

OA 4 .702**

.000 Valid

OA 5 .855**

.000 Valid

OA 6 .888**

.000 Valid

OA 7 .876**

.000 Valid

OA 8 .872**

.000 Valid

OA 9 .941**

.000 Valid

OA 10 .658**

.000 Valid

OA 11 .931**

.000 Valid

OA 12 .865**

.000 Valid

OA 13 .819**

.000 Valid

OA 14 .925**

.000 Valid

OA 15 .923**

.000 Valid

OA 16 .807**

.000 Valid

OA 17 .916**

.000 Valid

OA18 .850**

.000 Valid

OA 19 .830**

.000 Valid

OA 20 .588**

.000 Valid

OA 21 .944**

.000 Valid

OA 22 .842**

.000 Valid

OA 23 .481**

.000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Page 86: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

69

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Gaya Kepemimpin

Butir Pertanyaan Pearson Correlation Sig. (2-

tailed) Keterangan

GK 1 .621**

.000 Valid

GK 2 .703**

.000 Valid

GK 3 .732**

.000 Valid

GK 4 .773**

.000 Valid

GK 5 .835**

.000 Valid

GK 6 .663**

.000 Valid

GK 7 .582**

.000 Valid

GK 8 .498**

.000 Valid

GK 9 .524**

.000 Valid

GK 10 .704**

.000 Valid

GK 11 .762**

.000 Valid

GK 12 .618**

.000 Valid

GK 13 .793**

.000 Valid

GK 14 .834**

.000 Valid

GK 15 .866**

.000 Valid

GK 16 .561**

.000 Valid

GK 17 .731**

.000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Kinerja Pelayanan

Butir Pertanyaan Pearson Correlation Sig. (2-

tailed) Keterangan

P1 .783**

.000 Valid

P2 .884**

.000 Valid

P3 .867**

.000 Valid

P4 .791**

.000 Valid

P5 .819**

.000 Valid

P6 .844**

.000 Valid

P7 .807**

.000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.7 sampai 4.9 menunjukkan bahwa variabel audit

operasional, gaya kepemimpinan, dan kinerja instalasi rawat inap non

psikiatri memiliki kriteria valid untuk setiap item pertanyaan dengan

nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti semua item

Page 87: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

70

pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini mampu

mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut.

b. Hasil Uji reabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen

penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai

Cronbach Alpha berada diatas 0,6. Tabel 4.10 menunjukkan hasil uji

reliabilitas untuk empat variabel penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini.

Tabel 4.10

Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Cronbach’s

Alpha

N of

Items Hasil

1. Operasional Audit .979 23 Reliabel

2. Gaya Kepemimpinan .932 14 Reliabel

3. Kinerja Instalasi Rawat

Inap Non Psikiatri .922 7 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.10 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel

operasional audit sebesar 0,979, gaya kepemimpinan sebesar 0,932,

Kinerja Instalasi Rawat Inap Non Psikiatrisebesar 0,922. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini

reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari

0,6. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang

digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti

bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang

relatif sama dengan jawaban sebelumnya.

Page 88: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

71

3. Hasil Pengujian Asumsi Klasik

Asumsi klasik merupakan asumsi yang mendasari analisis regresi.

Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk memastikan bahwa data yang

diperoleh benar-benar memenuhi asumsi dasar dalam regresi. Asumsi

dasar tersebut antara lain data terdistribusi secara normal, tidak terjadi

heteroskedastisitas, tidak terjadi multikolinearitas, dan tidak terjadi

autokorelasi.

a. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolinearitas dilakukan untuk menguji adanya korelasi antar

variable bebas (independen) dalam model regresi tersebut. Model

regresi yang baik seharusnya tidak memiliki variabel independen yang

memiliki korelasi dengan variable independen lainnya. Untuk

mendeteksinya, peneliti melihat nilai tolerance dan Variance Inflation

Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.

Tabel 4.11

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

OA .126 7.917

GK .126 7.917

a. Dependent Variable: P

Sumber: Data primer yang diolah

Page 89: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

72

Berdasarkan tabel 4.11 diatas terlihat bahwa nilai tolerance

mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar

angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai

tolerance 0,126 dan 0,126 serta VIF sebesar 7.917 dan 7.917 untuk

variabel operasional audit dan gaya kepemimpinan dalam

melaksanakan Kinerja Instalasi Rawat Inap Non Psikiatridi instalasi

rawat inap non psikiatri. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat

digunakan dalam penelitian ini.

b. Uji Normalitas Data

Pada dasarnya, data-data yang tercatat dalam bentuk skala memiliki

asumsi bahwa data-data tersebut telah terdistribusi secara normal.

Namun, ada kalanya hal itu tidak selalu benar. Maka dari itu, untuk

memastikan hal tersebut harus dilakukan uji normalitas atas data-data

tersebut. Menurut Imam Ghozali (2011), Uji normalitas bertujuan

untuk menguji apakah sebuah model regresi variabel dependen,

variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau

tidak. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan

analisis statistik (Ghozali: 2011).

1) Uji Normalitas Berdasarkan Analisis Grafik

Peneliti menggunakan grafik normal P-Plot untuk melakukan uji

normalitas yang didasari atas analisis grafik. Grafik normal P-Plot

Page 90: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

73

sangat mudah dipahami karena dengan menggunakan grafik P-

Plot data yang terdistribusi normal akan tersebar mengikuti garis

sumbu diagonal yang terdapat pada grafik.

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Histogram

Sumber: Data primer yang diolah

Seperti yang terlihat pada grafik diatas, titik-titik menyebar

disekitar garis diagonal dan arahnya mengikuti garis diagonal

pada grafik tersebut. Hal ini membuktikan bahwa data tersebut

terdistribusi normal sehingga model regresi dapat digunakan

(ghozali: 2011)

Page 91: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

74

2) Uji Normalitas Berdasarkan Analisis Statistik

Uji normalitas berdasarkan analisis grafik diatas terlihat

cukup baik. Namun hal ini juga dapat menyesatkan kalau tidak

hati-hati. Secara visual data atas model regresi ini terlihat

normal dan baik, namun adakalanya secara statistik semuanya

bisa berubah sebaliknya. Oleh karena itu, Imam Ghozali (2011)

menganjurkan untuk melakukan analisis statistik juga terhadap

data tersebut disamping analisis grafik.

Uji normalitas berdasarkan analisis statistik dilakukan

dengan menggunakan uji Kolomogorof-Smirnov yang hasilnya

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.12

Hasil Uji Normalitas Data Berdasarkan Analisis Statistik

Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov diatas, terlihat nilai

Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0.899 dengan nilai Asymp. Sig.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 30

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.45996305

Most Extreme

Differences

Absolute .164

Positive .164

Negative -.143

Kolmogorov-Smirnov Z .899

Asymp. Sig. (2-tailed) .394

a. Test distribution is Normal.

Sumber: data yang telah diolah

Page 92: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

75

sebesar 0,394. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa nilai

unstandardized residual memiliki nilai sig. (0.394) > 0.05, ini

berarti bahwa semua data terdistribusi dengan normal dan model

regresi tersebut layak untuk digunakan sehingga penelitian dapat

dilanjutkan.

c. Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain atau tidak. Deteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola

tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, yang

diperlihatkan pada gambar 4.2.

Gambar 4.2

Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Scatterplot

Sumber: Data primer yang diolah

Page 93: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

76

Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan bahwa

data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal

ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan

regresi, sehingga model regresi layak digunakan.

4. Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model regresi

berganda (multiple regression analysis), yang terdiri dari:

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel

independen.

Tabel 4.13

Hasil Uji Koefisien Determinasi

sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.13 menunjukkan nilai R sebesar 0,768 atau 76,8%. Hal ini

berarti bahwa korelasi antara kinerja instalasi rawat inap non psikiatri

melaksanakan operasional audit dan gaya kepemimpinan adalah cukup

kuat. Sedangkan nilai Adjusted R Square menunjukkan jumlah sebesar

0,559 atau 55,9%. Hal ini berarti 58,9%. variabel kinerja instalasi rawat

inap non psikiatri dapat dijelaskan oleh variabel audit operasional dan

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .768a .589 .559 2.549

a. Predictors: (Constant), GK, OA

b. Dependent Variable: P

Page 94: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

77

gaya kepemimpinan, Sedangkan sisanya 44,1% (100%-55,9%)

dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model

penelitian ini.

5. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Uji regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui ada

tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara

individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat

signifikansi 0,05. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.14, jika

nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak

H0, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0

diterima dan menolak Ha.

Tabel 4.14

Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B

Std.

Error Beta

(Constant) 7.750 2.359 3.285 .003

OA .367 .115 1.298 3.190 .002

GK -.253 .178 -.580 -1.425 .151

a. Dependent Variable: P

Sumber: Data primer yang diolah

Dari uji regresi linier berganda yang terdapat pada tabel 4.10 diatas

dapat dirumuskan sebuah persamaan regresi untuk mengetahui

pengaruh antara audit operasional dan gaya kepemimpinan terhadap

kinerja pelayanan sebagai berikut:

Page 95: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

78

Dimana:

Y = Kinerja Pelayanan

= Konstanta

= Koefisien Regresi

X1=Audit Operasional

X2= Gaya Kepemimpinan

= Error

Dari persamaan regresi diatas dapat disimpulkan bahwa :

a) Jika kedua variabel independen (audit operasional dan gaya

kepemimpinan) tidak ada pergerakan (konstan) atau bernilai 0,

maka kinerja pelayanan akan mengalami kenaikan sebesar

7,750 satuan.

b) Koefisien regresi audit operasional sebesar 0,367. Hal ini

menyatakan bahwa jika audit operasional bertambah atau

meningkat 1 satuan, maka kinerja pelayanan akan mengalami

kenaikan sebesar 0,367 satuan dengan catatan variabel

independen lainnya konstan atau bernilai 0.

c) Koefisien regresi gaya kepemimpinan sebesar (-0,253). Hal ini

menyatakan bahwa jika gaya kepemimpimam bertambah atau

meningkat 1 satuan, maka kinerja pelayanan akan mengalami

penurunan sebesar 0,253 satuan dengan catatan variabel

independen lainnya konstan atau bernilai 0.

Page 96: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

79

a. Hasil Uji Statistik F

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-

sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan

0,05. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.16, jika nilai

probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0,

sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima

dan menolak Ha.

Tabel 4.15

Hasil Uji Statistik f

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 251.976 2 125.988 19.384 .000a

Residual 175.491 27 6.500

Total 427.467 29

a. Predictors: (Constant), GK, OA

b. Dependent Variable: P

Sumber: Data primer yang diolah

Hasil Uji Hipotesis 1: Pengaruh Audit Operasional terhadap Kinerja

Pelayanan Instalasi Rawat Inap Non Psikiatri Rumah Sakit dr H Marzoeki

Mahdi Bogor

Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.14 tingkat

signifikansi 0,002. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 ( ≤

0,05) maka H1 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa audit

operasional berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja instalasi

rawat inap non psikiatri Rumah Sakit dr H Marzoeki Mahdi Bogor.

Page 97: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

80

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Divianto (2012)

sakinah (2013), serta Ella, dkk. (2014).

Secara logika hubungan antara audit operasional dan kinerja

pelayanan adalah audit operasional sebagai suatu pendekatan yang

dilaksanakan untuk memenuhi kriteria kinerja pelayanan yang telah

diterapkan, artinya dengan dengan dilaksanakannya audit operasional

dalam kegiatan pelayanan kesehatan Rawat Inap, berupa kegiatan

pemeriksaan, pengevaluasian, penelaahan, dan pendeteksian, maka

akan ditentukan hambatan dan ketidak efektifan yang kemudian akan

dicari dan dipikirkan cara-cara untuk mengantisipasi dan

menanggulangi hal-hal tersebut. Sehingga pada akhirnya keefektifan

pelayanan kesehatan akan tercapai dan lebih lanjut lagi tujuan

perusahaan dapat terlaksana dengan baik. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa untuk menjaga kinerja Instalasi Rawat Inap Non

Psikiatri instalasi rawat inap perlu ada perbaikan secara terus menerus

oleh Rumah Sakit dr H Marzoeki Mahdi Bogor, dalam bidang

pengawasan bagian operasional agar dapat melakukan kembali audit

operasional, di dalam rumah sakit tersebut.

Hasil Uji Hipotesis 2: Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja

Pelayanan Instalasi Rawat Inap Non Psikiatri Rumah Sakit dr H Marzoeki

Mahdi Bogor

Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.14 tingkat

signifikansi .151. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 ( ≥

Page 98: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

81

0,05) maka H1 ditolak, sehingga dapat dikatakan bahwa audit

operasional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

instalasi rawat inap non psikiatri Rumah Sakit dr H Marzoeki Mahdi

Bogor. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Teviana (2011).

Secara logika Gaya atau sikap yang ditunjukkan pimpinan akan

mewarnai cara berfikir para karyawannya yang pada akhirnya akan

mempengaruhi perilaku kerja karyawan di organisasi tersebut.

Pemimpin yang mampu memberikan dorongan dan semangat kerja

kepada para bawahannya akan mampu meningkatkan kemampuan kerja

karyawan tersebut, sehingga kinerja pelayanan di instalasi rawat inap

akan meningkat pula.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk

menjaga kinerja Instalasi Rawat Inap Non Psikiatri instalasi rawat inap

tidak perlu adanya perbaikan secara terus menerus oleh Rumah Sakit dr

H Marzoeki Mahdi Bogor, dalam bidang gaya kepemimpinan dalam

rumah sakit tersebut.

Hasil Uji Hipotesis 3: Pengaruh Audit Operasional, Gaya Kepemimpinan

Terhadap Kinerja Pelayanan Instalasi Rawat Inap Non Psikiatri Rumah

Sakit dr H Marzoeki Mahdi Bogor

Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.15 dimana nilai F

diperoleh sebesar 19,384 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena

tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 ( ≤ 0,05) maka H3 diterima,

sehingga dapat dikatakan bahwa audit operasional dan gaya

Page 99: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

82

kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadapkinerja instalasi

rawat inap non psikiatri Rumah Sakit dr H Marzoeki Mahdi Bogor.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menjaga kinerja

Instalasi Rawat Inap Non Psikiatri instalasi rawat inap perlu ada

perbaikan secara terus menerus oleh Rumah Sakit dr H Marzoeki

Mahdi Bogor, baik dalam bidang pengawasan bagian operasional agar

dapat melakukan kembali audit operasional, maupun dari gaya

kepemimpinan itu sendiri oleh para pemimpin yang terdapat di dalam

rumah sakit tersebut.

Jadi, apabila audit operasional yang didukung oleh gaya

kepemimpinan yang diterapkan oleh manajemen, maka keduanya hal

tersebut akan bersama-sama mempengaruhi Kinerja Instalasi Rawat

Inap Non Psikiatri di instalasi rawat inap non psikiatri.

Page 100: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh audit operasional

dan gaya kepemimpinan terhadap Kinerja Instalasi Rawat Inap Non

Psikiatri istalasi rawat inap non psikiatri. Berdasarkan pada data yang telah

dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan

dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

a. Audit operasional berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

pelayanan instalasi rawat inap non psikiatri. Hasil penelitian ini konsisten

dengan penelitian yang dilakukan oleh Divianto (2012), sakinah (2013),

serta Ella, dkk. (2014).

b. Gaya kepemimpinan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

pelayanan instalasi rawat inap non psikiatri. hi

c. Audit operasional dan gaya kepemimpinan berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja pelayanan instalasi rawat inap non psikiatri .

B. Implikasi

a. Bagi Manajemen Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa hanya

audit operasional saja yang berpengaruh terhadap kinerja pelayanan

instalasi rawat inap non psikiatri. Sedangkan untuk variabel gaya

Page 101: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

84

kepemimpinan tidak berpengaruh secara signifikan dalam upayanya

meningkatkan kinerja pelayanan instalasi rawat inap non psikiatri,

manajemen rumah sakit diharapkan untuk meningkatkan audit

operasionalnya. Hal ini bertujuan agar manajemen dapat melihat output

kinerja pelayanan pada instalasi rawat inap non psikiatri sehingga

manajemen dapat memberikan keputusan secepat mungkin untuk

menghindari kesalahan-kesalahan yang dapat mengganggu kinerja

pelayanan yang terdapat pada instalasi rawat inap non psikiatri. Dengan

demikian kualitas dari kinerja pelayanan instalasi rawat inap non psikiatri

dapat meningkat sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pasien.

b. Bagi Akademisi

Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan tambahan

pengetahuan mengenai audit operasional dan gaya kepemimpinan yang

terdapat di dalam manajemen rumah sakit dan dapat dijadikan sebagai

bahan acuan bagi mahasiswa lainnya untuk melakukan penelitian

selanjutnya mengenai kinerja pelayanan dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat dalam

penemuan teori-teori baru yang nantinya akan membantu peningkatan

kinerja pelayanan yang dilakukan oleh rumah sakit.

C. Keterbatasan Penelitian

Yang menjadi keterbatasan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Page 102: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

85

1. Variabel independen yang peneliti ambil yaitu gaya kepemimpinan dapat

dikatakan masih belum menggambarkan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja pelayanan instalasi rawat inap non psikiatri. Hal ini

dapat dilihat dari hanya satu variabel independen saja yaitu audit

operasional yang berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pelayanan

instalasi rawat inap non psikiatri.

2. Ruang lingkup penelitian masih sempit karena hanya terbatas pada

karyawan administrasi di instalasi rawat inap non psikiatri, sehingga

penggeneralisasian kesimpulan dalam penelitian ini masih terbilang

kurang.

D. Saran

Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya, adalah sebagai

berikut:

a. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel-variabel

independen lainnya, baik yang berasal dari faktor eksternal maupun faktor

internal kinerja pelayanan rumah sakit. Hal ini tentunya berguna untuk

mengetahui variabel-variabel lain apa sajakah yang dapat meningkatkan

kinerja pelayanan rumah sakit. Variabel independen tersebut bisa saja

berupa responsibilitas atas pelayanan terhadap pasien, pendidikan dan

pelatihan staf rumah sakit, kepuasan pasien dan sebagainya.

b. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas ruang lingkup

penelitian. Bukan hanya terfokus pada satu rumah sakit tetapi juga pada

Page 103: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

86

rumah sakit lainnya,sehingga dapat diperoleh hasil penelitian dengan tingkat

generalisasi yang lebih tinggi.

Page 104: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

87

DAFTAR PUSTAKA

AlaDeen Mah’d Alloubani. 2014. Review: Effects Of Leadership Styles On

Quality Of Services In Healthcare. European Scientific Journal June 2014

edition vol.10, No.18 ISSN: 1857 – 7881 (Print) e - ISSN 1857- 7431.

Agoes, Sukrisno. Auditing (Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan publik.

Edisi ketiga. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jilid I.

Arens, lobbecke. 2003. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Baki M.S, Umar. 2012. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan motivasi terhadap

Kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. Jurnal

Organisasi dan Manajemen, Vol.2,No:1 (10-17) Maret 2012.

Depkes RI. 2005. Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan, Dan Penyajian Data

Rumah Sakit. Jakarta: DITJENYANMED.

Dessler, Garry. 2006. Human Resouce Management An Asian Perspective,

Prentice Hall, Pearson Education South Asia Pte Ltd,Singapore.

Divianto. 2012. Peran Audit Operasional Terhadap Efektivitas Pelayanan

Kesehatan Rawat Inap Di Rumah Sakit (Studi Kasus Pada Rumah Sakit

Bunda Palembang). JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI

AKUNTANSI (JENIUS), Vol. 2 No. 2. Mei.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS,

Edisi Revisi, Semarang: Badan Penerbit Universitas diponegoro

Guy, M Dan, C. Wayne Alderman, Alan J. Winters. 2003. Auditing. Jakarta:

Erlangga.

Harsey dan Blanchard. 2005. Management of Organizational Behavior, Utilizing

Human Resources. New Jersey: Prentice Hall.

http://www.rsmmbogor.com/index.php

IBK. Bayangkara,2011. Audit Manajemen. Jakarta:Salemba Empat

Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2004. Surabaya: PT Amelia.

Kartono, Kartini. 2008. Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Komaruddin. 2007. Encylopedia Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 105: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

88

Mackay, Paul. 1997. Which Remuneration And Rewards System Will Work Best

For Us, Performance Based Or Skill Based? Management Development

Centre,USA.

Mas’ud, Fuad. 2004. Survai Diagnosis Organisasional Konsep dan Aplikasi,

Badan Penerbit UNDIP: Semarang.

Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. 1998. Auditing. Edisi 5. Jakarta: Salemba

Empat.

Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Menon, Maria E. 2002. Perceptions of Pre Service and In-Service Teachers

Regarding the Effectiveness of Elementary School Leadership in Cyprus. The

International Journal of Educational Management 16 February.

Malayu, Hasibuan S. P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi.

Jakarta: Bumi Aksara.

Peraturan Pemerintah Negara Republik Indonesia No. 74 Tahun 2012 Mengenai

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang

Pengelolaan Badan Layanan Umum.

Pickett, K. H. Specencer. 2005. The Essential Handbook Of Internal Auditing.

New Jersey: Jhon Wiley and sons.

Ruyatningsih, Anwar Musadad, dkk. 2013. Pengaruh Gaya Kepemimpinan

Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bagian Operator SPBU PT Mitra Buana

Jayalestari Karawang. Jurnal Manajemen Vol. 10 No.3 April

Septianingsih, Ella Dwi, dkk. 2014. Pengaruh Audit Operasional dan Good

Clinical Governance Terhadap Efektivitas Pelayanan JKN/BPJS (Survey

Pada Rumah Sakit di Kota Bandung, Jawa Barat). ISSN: 2460-6561.

Simamora, Henry. 2001. Manajemen SDM. Yogyakarta: STIE YKPN.

Tadjudin. 1997. Menciptakan SDM Bermutu. Usahawan No.1, tahun XXVI,

Januari

Tengku. Teviana. 2011. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Intern

Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Pada RS ESTOMIHI Medan. Jurnal

Keuangan & Bisnis Volume 3, November 2011.

Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit.

Winardi. J. 2007. Manajemen Prilaku Organisasi. Jakarta: Prenada Media Grup

Page 106: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

89

Widjayanto, Nugroho. 2004. Pemeriksaan operasional perusahaan. Jakarta:

FEUI.

Page 107: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

90

Page 108: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

91

Page 109: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

92

Page 110: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

93

Page 111: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

94

Page 112: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

95

Page 113: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

96

Page 114: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

97

Page 115: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

98

Jumlah SDM RS dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

Ta. 2015

Sumber: Arsip RS dr H Marzoeki Mahdi Bogor

No

.

Uraian Awal

Tahun

Mutasi Triwulan Akhir

Tahun 2015 Tambah Kurang

1 2 3 4 5 6

A Pegawai Tetap

1 Tenaga Medis

- Dokter Spesialis 39 2 1 40

- Dokter Umum 24 1 3 22

- Dokter Gigi 1 1

Jumlah Tenaga Medis 64 3 4 63

2 Tenaga Bidan 17 17

3 Tenaga Paramedis Keperawatan 355 3 3 355

4 Tenaga paramedis Non Keperawatan 123 7 3 127

5 Tenaga Non Medis 184 6 4 182

Jumlah Pegawai Tetap 743 19 14 748

B Tenaga Honorer

1 Dokter Tidak Tetap (Dokter Tamu) 9 2 7

2 Pegawai Honorer 274 12 262

3 Peer & Asst. Peer Counselor 6 6

4 PKWT 11 6 5 12

Jumlah Tenaga Honorer 300 6 19 287

Total Tenaga Kerja 1.043 25 33 1.035

Page 116: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

99

Page 117: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

100

Lampiran : 1 (satu) set kuesioner Jakarta, Januari 2016

perihal : Permohonan Menjadi

Responden Penelitian

Kepada:

Bapak/Ibu Karyawan

RS Dr. H. Mardzoeki Mahdi

Bogor

Dengan hormat,

Sehubungan dengan riset yang saya lakukan di lingkungan instalasi rawat

inap di RS dr. H. Mardzoeki Mahdi Bogor yang berjudul “Pengaruh Audit

Operasional dan Gaya Kepemimpian Terhadap Kinerja Pelayanan Studi

Kasus Pada Instalasi Rawat Inap Non Psikiatri Di Rs dr. H. Mardzoeki

Mahdi Bogor”, maka saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk menjadi

responden pada penelitian ini dengan mengisi kuesioner sejujurnya untuk

kepentingan ilmiah. Dalam hal ini saya berjanji akan menjaga kerahasiaan dari

jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr berikan.

Atas kesediaan dan partisipasi Bapak/Ibu/Sdr untuk mengisi dan

mengembalikan kuesioner tersebut, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Peneliti

Nurul Rahmawati

Page 118: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

101

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN

TERHADAP KINERJA PELAYANAN INSTALASI RAWAT INAP NON

PSIKIATRI DI RS dr H MARDZOEKI MAHDI BOGOR

A. Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Responden diharapkan membaca terlebih dahulu deskripsi masing-masing

pertanyaan sebelum memberikan jawaban

2. Mohon diberikan tanda cek list (√) pada salah satu pilihan jawaban sesuai

dengan pendapat Bapak/Ibu mengenai pernyataan yang diberikan.

Pilihan jawaban : S : Setuju

N : Netral

TS : Tidak Setuju

B. Identitas Responden

Umur : .................. Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan ` Laki-Laki

Pendidikan Terakhir : SLTA D3 S1 S2

Lainnya

Masa Kerja : <5 Tahun 5-10 Tahun >10 Tahun

Page 119: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

102

A. Pernyataan Tentang Peran Audit Operasional (X1)

No Pernyataan S

(3)

N

(2)

TS

(1)

1.

Satuan Pemeriksaan Intern memiliki hubungan

kekerabatan dengan kepala/staf unit yang diaudit.

2.

Satuan Pemeriksaan Intern bergabung atau berada

dibawah bagian lain di dalam Rumah Sakit dr.

Marzoeki Mahdi.

3.

Satuan Pemeriksaan Intern ikut serta dalam

pelaksanaan fungsi pelayanan kepada pasien.

4.

Satuan Pemeriksaan Intern memiliki keleluasaan

dalam melakukan audit.

5.

Satuan Pemeriksaan Intern memiliki latar belakang

yang sesuai dengan pekerjaan.

6.

Satuan Pemeriksaan Intern dilakukan oleh orang-

orang yang profesional.

7.

Satuan Pemeriksaan Intern Intern dituntut untuk

mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik

terhadap orang lain.

8.

Satuan Pemeriksaan Intern melakukan program

audit setiap kali pelaksanaan audit.

Page 120: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

103

No. Pernyataan S

(3)

N

(2)

TS

(1)

9.

Di dalam program audit terdapat tujuan audit,

prosedur audit, ruang lingkup audit, dll.

10.

Satuan Pemeriksaan Intern dalam melakukan audit

telah berpedoman terhadap program audit yang

telah dibuat.

11. Satuan Pemeriksaan Intern melakukan rapat dengan

pimpinan sebelum pelaksanaan kegiatan audit.

12. Satuan Pemeriksaan Intern melakukan pengamatan

sekilas atas fasilitas fisik saat setelah atau

bersamaan dengan pembuatan program audit.

13. Temuan-temuan yang telah ditemukan oleh Satuan

Pemeriksaan Intern langsung dicatat kedalam kertas

kerja.

14. Satuan Pemeriksaan Intern mengumpulkan

informasi mengenai kebijakan dan prosedur yang

ditetapkan oleh manajemen.

15. Satuan Pemeriksaan Intern kesulitan

mewawancarai staf di bagian yang di audit.

16. Temuan-temuan dalam studi lapangan akan

dijadikan sebagai dasar dalam penarikan

kesimpulan.

Page 121: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

104

No. Pernyataan S

(3)

N

(2)

TS

(1)

17. Tindakan perbaikan diperlukan dalam penyelesaian

masalah selalu didasarkan pada hasil studi lapangan

semata.

18. Hasil temuan pada tahap audit mendalam selalu

didiskusikan.

19. Waktu penyajian laporan audit selalu tepat waktu dan

sesuai dengan rencana.

20. Semua temuan-temuan yang diperoleh Satuan

Pemeriksaan Intern dikonfirmasikan dan didiskusikan

kepada pihak terkait.

21. Satuan Pemeriksaan Intern memberikan saran-saran

yang membangun berdasarkan temuan.

22. Saran dan rekomendasi yang disampaikan kepada

manajemen mendapat tanggapan positif.

23. Satuan Pemeriksaan Intern melakukan pengawasan

terhadap tindak lanjut untuk memastikan temuan audit

yang dilaporkan telah dilakukan tindakan yang tepat.

Page 122: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

105

B. Pernyataan Tentang Gaya Kepemimpinan (X2)

No Pernyataan S

(3)

N

(2)

TS

(1)

24.

Pimpinan menyamakan tujuan pribadi dengan tujuan

organisasi.

25. Pimpinan terlalu bergantung pada kekuasaan yang ia miliki.

26. Pimpinan dalam tindakan menggunakan pendekatan yang

menganut unsur paksaan dan hukuman.

27. Pimpinan melibatkan partipasi staf dalam setiap kegiatan.

28. Pimpinan berbuat sesuatu yang membuat staf menjadi

senang bekerja.

29. Pimpinan menggunakan partisipasi dari staf untuk

melancarkan komunikasi antar staf.

30. Pimpinan memberikan kesempatan kepada para pegawai

untuk mendiskusikan masalah-masalah dengan pemimpin.

31. Pimpinan memberikan perhatian pada staf yang tidak fokus

dalam bekerja.

32. Pimpinan bekerjasama dengan staf untuk menyusun

tugasnya masing-masing .

Page 123: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

106

No Pernyataan S

(3)

N

(2)

TS

(1)

33. Pemimpin anda sering menekankan pentingnya tugas

dan meminta anda melaksanakan tugas dengan sebaik-

baiknya.

34. Ada kerja sama yang harmonis antar staf dengan

pimpinan ditempat kerja anda saat ini.

35. Atasan sangat membantu anda dalam mengembangkan

kemampuan intelektual.

36. Pimpinan memberikan contoh bersikap jujur, dan datang

tepat waktu.

37. Didalam bekerja pemimpin dan staf wajib bersama-

sama menciptakan suasana yang aman dan nyaman.

38. Pimpinan senang menerima saran, pendapat, dan

kritikan-kritikan dari staf.

39. Pimpinan selalu berusaha mensinkronisasikan

kepentingan dan tujuan organisasi.

40. Pimpinan lebih mengutamakan kerjasama dalam usaha

mencapai tujuan.

Page 124: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

107

C. Pernyataan Tentang Kinerja Pelayanan (Y)

No Pernyataan S

(3)

N

(2)

TS

(1)

41. Semangat kerja yang tinggi ditandai dengan sikap

kesetiaan dan kebahagiaan dalam melaksanakan tugas

42. Saya berusaha selalu mengikuti peraturan yang berlaku

43. Saya berusaha selalu konsisten sesuai dengan komitmen

yang disepakati

44. Saya akan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik

dan tepat pada waktunya

45. Dalam melaksanakan tugas yang diberikan, saya patuh

pada peraturan dan prosedur yang berlaku

46. Pelatihan dan pengembangan SDM menjadi prioritas

dalam meningkatkan kinerja pelayanan

47. Pengawasan perlu dilakukan untuk mengantisipasi

adanya kekeliruan dalam melayani pasien

Page 125: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

108

Page 126: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

109

Daftar Jawaban Responden Variabel Audit Operasional

No. OA

1

OA

2

OA

3

OA

4

OA

5

OA

6

OA

7

OA

8

OA

9

OA

10

OA

11

OA

12

OA

13

OA

14

OA

15

OA

16

OA

17

OA

18

OA

19

OA

20

OA

21

OA

22

OA

23 TOA

1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 32

2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 32

3 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 34

4 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 34

5 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 3 1 2 2 37

6 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 3 2 2 2 37

7 2 3 2 3 2 2 3 1 2 1 2 3 1 2 2 1 2 3 1 3 2 3 1 47

8 2 3 3 3 2 2 3 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 59

9 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 63

10 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 65

11 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 68

12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 68

13 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 67

14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 68

15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 67

16 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 66

17 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 65

18 1 3 1 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 60

19 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 1 62

20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 66

Sumber: data yang telah diolah

Page 127: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

110

No. OA

1

OA

2

OA

3

OA

4

OA

5

OA

6

OA

7

OA

8

OA

9

OA

10

OA

11

OA

12

OA

13

OA

14

OA

15

OA

16

OA

17

OA

18

OA

19

OA

20

OA

21

OA

22

OA

23 TOA

21 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 68

22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69

23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69

24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69

25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69

26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69

27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69

28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69

29 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 68

30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69

Sumber: data yang telah diolah

Page 128: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

111

Daftar Jawaban Variabel Gaya Kepemimpinan

No. GK1 GK2 GK3 GK4 GK5 GK6 GK7 GK8 GK9 GK10 GK11 GK12 GK13 GK14 GK15 GK16 GK17 TGK

1 1 2 1 1 1 2 1 3 2 2 2 2 1 1 1 1 2 26

2 1 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 2 1 1 1 1 2 25

3 1 1 1 1 1 2 3 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 28

4 2 1 1 2 1 2 3 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 28

5 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 31

6 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 3 1 28

7 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 3 2 2 2 3 1 30

8 3 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3 3 3 3 1 35

9 3 2 2 3 2 1 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 1 38

10 3 2 3 3 3 1 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 1 43

11 3 2 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 47

12 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 49

13 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50

14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51

15 3 3 3 3 3 3 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 46

16 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 47

17 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 46

18 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 46

19 2 2 2 1 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 43

20 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 49 Sumber: data yang telah diolah

Page 129: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

112

No. GK1 GK2 GK3 GK4 GK5 GK6 GK7 GK8 GK9 GK10 GK11 GK12 GK13 GK14 GK15 GK16 GK17 TGK

21 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 2 3 45

22 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 2 3 3 3 44

23 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 47

24 2 2 2 3 3 3 1 3 1 3 3 2 3 2 2 3 3 41

25 3 2 2 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45

26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51

27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51

28 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 49

29 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 47

30 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 47

Sumber: data yang telah dioah

Page 130: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

113

Daftar Jawaban Responden Variabel Kinerja Pelayanan

NO. KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 TKP

No. KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 TKP

1 2 1 2 1 1 2 1 10 21 3 3 3 3 3 3 3 21

2 2 1 2 1 1 2 1 10 22 3 3 3 3 3 3 3 21

3 1 2 1 2 2 1 2 11 23 3 3 3 3 3 3 3 21

4 1 2 1 2 2 1 2 11 24 3 3 3 3 3 3 3 21

5 1 3 1 3 3 1 3 15 25 3 3 3 3 3 3 3 21

6 3 3 3 3 3 3 3 21 26 3 3 3 3 3 3 3 21

7 3 3 3 3 3 3 3 21 27 3 3 3 3 3 3 3 21

8 3 3 3 3 3 3 3 21 28 3 3 3 3 3 3 3 21

9 3 3 3 3 3 3 3 21 29 3 3 3 3 3 3 3 21

10 3 3 3 3 3 3 3 21 30 3 3 3 3 3 3 3 21

Sumber: data yang telah diolah

Page 131: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

114

Hasil Deskripsi Responden

Sumber: Data yang telah diolah

No. USIA JENIS

KELAMIN PENDIDIKAN

LAMA BEKERJA

1 29 2 2 2

2 38 1 2 3

3 40 2 2 3

4 26 1 2 2

5 30 1 2 1

6 40 1 2 3

7 29 1 2 2

8 44 1 2 3

9 41 2 2 2

10 35 1 2 2

11 45 1 1 3

12 25 2 2 1

13 42 1 2 3

14 28 1 2 1

15 30 2 2 2

16 37 1 2 3

17 31 2 2 2

18 38 1 2 3

19 40 1 2 3

20 35 1 2 2

21 45 1 1 3

22 25 2 2 1

23 42 1 2 3

24 28 1 2 1

25 30 2 2 2

26 37 1 2 3

27 31 2 2 2

28 38 1 2 3

29 40 1 2 3

30 37 1 2 3

Page 132: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

115

Page 133: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

116

Hasil Uji Validitas Variabel Operasional Audit

Correlations

OA1 OA2 OA3 OA4 OA5 OA6 OA7 OA8 OA9 OA10 OA11 OA12 OA13 OA14 OA15 OA16 OA17 OA18 OA19 OA20 OA21 OA22 OA23 OA

OA1

Pearson

Correlation 1 .627

** .945

** .516

** .667

** .790

** .880

** .672

** .973

** .545

** .765

** .762

** .589

** .921

** .822

** .589

** .822

** .762

** .589

** .574

** .915

** .722

** .348 .881

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .004 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .001 .000 .000 .001 .000 .000 .001 .001 .000 .000 .059 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

OA2

Pearson

Correlation .627

** 1 .577

** .793

** .700

** .642

** .700

** .823

** .693

** .621

** .787

** .684

** .806

** .650

** .721

** .728

** .721

** .921

** .728

** .353 .739

** .650

** .225 .830

**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .055 .000 .000 .232 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

OA3

Pearson

Correlation .945

** .577

** 1 .474

** .621

** .717

** .911

** .636

** .903

** .445

* .711

** .793

** .613

** .969

** .803

** .613

** .803

** .721

** .613

** .581

** .858

** .755

** .259 .853

**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .008 .000 .000 .000 .000 .000 .014 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .168 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

OA4

Pearson

Correlation .516

** .793

** .474

** 1 .564

** .521

** .591

** .703

** .576

** .380

* .711

** .649

** .613

** .541

** .605

** .613

** .605

** .793

** .613

** .283 .613

** .541

** .135 .702

**

Sig. (2-tailed) .004 .000 .008 .001 .003 .001 .000 .001 .039 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .130 .000 .002 .476 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

OA5

Pearson

Correlation .667

** .700

** .621

** .564

** 1 .838

** .685

** .720

** .748

** .524

** .833

** .700

** .652

** .713

** .733

** .652

** .733

** .700

** .774

** .426

* .789

** .774

** .669

** .855

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .019 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 134: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

117

OA6

Pearson

Correlation .790

** .642

** .717

** .521

** .838

** 1 .752

** .689

** .875

** .551

** .837

** .785

** .600

** .811

** .847

** .600

** .847

** .642

** .670

** .590

** .880

** .811

** .579

** .888

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .001 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

OA7

Pearson

Correlation .880

** .700

** .911

** .591

** .685

** .752

** 1 .620

** .882

** .405

* .772

** .875

** .580

** .926

** .831

** .580

** .831

** .788

** .580

** .687

** .857

** .839

** .217 .876

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .026 .000 .000 .001 .000 .000 .001 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .250 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

OA8

Pearson

Correlation .672

** .823

** .636

** .703

** .720

** .689

** .620

** 1 .741

** .675

** .809

** .605

** .931

** .715

** .769

** .931

** .769

** .823

** .931

** .305 .772

** .572

** .420

* .872

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .101 .000 .001 .021 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

OA9

Pearson

Correlation .973

** .693

** .903

** .576

** .748

** .875

** .882

** .741

** 1 .610

** .848

** .836

** .654

** .937

** .903

** .654

** .903

** .765

** .654

** .632

** .945

** .796

** .406

* .941

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .026 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

OA10

Pearson

Correlation .545

** .621

** .445

* .380

* .524

** .551

** .405

* .675

** .610

** 1 .616

** .406

* .796

** .512

** .510

** .654

** .510

** .478

** .654

** .188 .579

** .371

* .467

** .658

**

Sig. (2-tailed) .002 .000 .014 .039 .003 .002 .026 .000 .000 .000 .026 .000 .004 .004 .000 .004 .008 .000 .321 .001 .044 .009 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

OA11

Pearson

Correlation .765

** .787

** .711

** .711

** .833

** .837

** .772

** .809

** .848

** .616

** 1 .851

** .743

** .806

** .828

** .743

** .828

** .787

** .743

** .493

** .896

** .743

** .565

** .931

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .006 .000 .000 .001 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

OA12

Pearson

Correlation .762

** .684

** .793

** .649

** .700

** .785

** .875

** .605

** .836

** .406

* .851

** 1 .572

** .884

** .865

** .572

** .865

** .684

** .572

** .680

** .806

** .884

** .225 .865

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .026 .000 .001 .000 .000 .001 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .232 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 135: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

118

OA13

Pearson

Correlation .589

** .806

** .613

** .613

** .652

** .600

** .580

** .931

** .654

** .796

** .743

** .572

** 1 .692

** .684

** .923

** .684

** .728

** .923

** .247 .697

** .537

** .384

* .819

**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .188 .000 .002 .036 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

OA14

Pearson

Correlation .921

** .650

** .969

** .541

** .713

** .811

** .926

** .715

** .937

** .512

** .806

** .884

** .692

** 1 .898

** .692

** .898

** .728

** .692

** .650

** .896

** .846

** .318 .925

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .004 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .087 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

OA15

Pearson

Correlation .822

** .721

** .803

** .605

** .733

** .847

** .831

** .769

** .903

** .510

** .828

** .865

** .684

** .898

** 1 .684

** .934

** .721

** .684

** .804

** .858

** .826

** .320 .923

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .004 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .085 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

OA16

Pearson

Correlation .589

** .728

** .613

** .613

** .652

** .600

** .580

** .931

** .654

** .654

** .743

** .572

** .923

** .692

** .684

** 1 .684

** .728

** .923

** .247 .697

** .537

** .384

* .807

**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .188 .000 .002 .036 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

OA17

Pearson

Correlation .822

** .721

** .803

** .605

** .733

** .847

** .831

** .769

** .903

** .510

** .828

** .865

** .684

** .898

** .934

** .684

** 1 .721

** .684

** .655

** .858

** .826

** .320 .916

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .004 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .085 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

OA18

Pearson

Correlation .762

** .921

** .721

** .793

** .700

** .642

** .788

** .823

** .765

** .478

** .787

** .684

** .728

** .728

** .721

** .728

** .721

** 1 .728

** .353 .806

** .650

** .225 .850

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .008 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .055 .000 .000 .232 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

OA19

Pearson

Correlation .589

** .728

** .613

** .613

** .774

** .670

** .580

** .931

** .654

** .654

** .743

** .572

** .923

** .692

** .684

** .923

** .684

** .728

** 1 .247 .697

** .614

** .518

** .830

**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .188 .000 .000 .003 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 136: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

119

OA20 Pearson

Correlation .574

** .353 .581

** .283 .426

* .590

** .687

** .305 .632

** .188 .493

** .680

** .247 .650

** .804

** .247 .655

** .353 .247 1 .555

** .650

** .102 .588

**

Sig. (2-tailed) .001 .055 .001 .130 .019 .001 .000 .101 .000 .321 .006 .000 .188 .000 .000 .188 .000 .055 .188 .001 .000 .591 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

OA21 Pearson

Correlation .915

** .739

** .858

** .613

** .789

** .880

** .857

** .772

** .945

** .579

** .896

** .806

** .697

** .896

** .858

** .697

** .858

** .806

** .697

** .555

** 1 .763

** .488

** .944

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .006 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

OA22

Pearson

Correlation .722

** .650

** .755

** .541

** .774

** .811

** .839

** .572

** .796

** .371

* .743

** .884

** .537

** .846

** .826

** .537

** .826

** .650

** .614

** .650

** .763

** 1 .384

* .842

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .001 .000 .044 .000 .000 .002 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .036 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

OA23

Pearson

Correlation .348 .225 .259 .135 .669

** .579

** .217 .420

* .406

* .467

** .565

** .225 .384

* .318 .320 .384

* .320 .225 .518

** .102 .488

** .384

* 1 .481

**

Sig. (2-tailed) .059 .232 .168 .476 .000 .001 .250 .021 .026 .009 .001 .232 .036 .087 .085 .036 .085 .232 .003 .591 .006 .036 .007

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

OA

Pearson

Correlation .881

** .830

** .853

** .702

** .855

** .888

** .876

** .872

** .941

** .658

** .931

** .865

** .819

** .925

** .923

** .807

** .916

** .850

** .830

** .588

** .944

** .842

** .481

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .007

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber: Data yang telah diolah

Page 137: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

120

Hasil Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan

Correlations

GK1 GK2 GK3 GK4 GK5 GK6 GK7 GK8 GK9 GK10 GK11 GK12 GK13 GK14 GK15 GK16 GK17 GK

GK1 Pearson

Correlation 1 .445

* .825

** .596

** .575

** .102 .261 -.123 .000 .232 .356 .518

** .685

** .702

** .721

** .715

** .102 .590

**

Sig. (2-tailed) .014 .000 .001 .001 .591 .163 .518 1.000 .217 .053 .003 .000 .000 .000 .000 .591 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

GK2 Pearson

Correlation .445

* 1 .596

** .606

** .647

** .475

** .178 .249 .374

* .420

* .413

* .606

** .640

** .643

** .601

** .378

* .475

** .688

**

Sig. (2-tailed) .014 .001 .000 .000 .008 .346 .185 .042 .021 .023 .000 .000 .000 .000 .039 .008 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

GK3 Pearson

Correlation .825**

.596**

1 .618**

.733**

.282 .284 -.009 .121 .441* .432

* .536

** .723

** .727

** .691

** .666

** .282 .693

**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .131 .128 .961 .526 .015 .017 .002 .000 .000 .000 .000 .131 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

GK4 Pearson

Correlation .596

** .606

** .618

** 1 .899

** .526

** .581

** .224 .337 .588

** .688

** .545

** .896

** .861

** .928

** .632

** .526

** .872

**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .003 .001 .234 .069 .001 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .003 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

GK5 Pearson

Correlation .575

** .647

** .733

** .899

** 1 .640

** .583

** .362

* .458

* .709

** .675

** .618

** .939

** .903

** .908

** .634

** .640

** .946

**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .001 .049 .011 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 138: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

121

GK6 Pearson

Correlation .102 .475

** .282 .526

** .640

** 1 .498

** .629

** .761

** .851

** .701

** .329 .463

** .429

* .470

** .108

1.000*

*

.759**

Sig. (2-tailed) .591 .008 .131 .003 .000 .005 .000 .000 .000 .000 .076 .010 .018 .009 .569 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

GK7 Pearson

Correlation .261 .178 .284 .581

** .583

** .498

** 1 .456

* .453

* .555

** .512

** .275 .500

** .470

** .572

** .416

* .498

** .649

**

Sig. (2-tailed) .163 .346 .128 .001 .001 .005 .011 .012 .001 .004 .141 .005 .009 .001 .022 .005 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

GK8 Pearson

Correlation -.123 .249 -.009 .224 .362

* .629

** .456

* 1 .625

** .576

** .606

** .421

* .301 .270 .224 -.082 .629

** .531

**

Sig. (2-tailed) .518 .185 .961 .234 .049 .000 .011 .000 .001 .000 .020 .106 .149 .234 .667 .000 .003

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

GK9 Pearson

Correlation .000 .374

* .121 .337 .458

* .761

** .453

* .625

** 1 .602

** .458

* .135 .295 .251 .298 -.025 .761

** .572

**

Sig. (2-tailed) 1.000 .042 .526 .069 .011 .000 .012 .000 .000 .011 .477 .113 .180 .109 .897 .000 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

GK10 Pearson

Correlation .232 .420

* .441

* .588

** .709

** .851

** .555

** .576

** .602

** 1 .839

** .378

* .517

** .483

** .524

** .143 .851

** .789

**

Sig. (2-tailed) .217 .021 .015 .001 .000 .000 .001 .001 .000 .000 .039 .003 .007 .003 .450 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

GK11 Pearson

Correlation .356 .413

* .432

* .688

** .675

** .701

** .512

** .606

** .458

* .839

** 1 .548

** .609

** .576

** .621

** .249 .701

** .806

**

Sig. (2-tailed) .053 .023 .017 .000 .000 .000 .004 .000 .011 .000 .002 .000 .001 .000 .184 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 139: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

122

GK12 Pearson

Correlation .518

** .606

** .536

** .545

** .618

** .329 .275 .421

* .135 .378

* .548

** 1 .683

** .649

** .619

** .382

* .329 .675

**

Sig. (2-tailed) .003 .000 .002 .002 .000 .076 .141 .020 .477 .039 .002 .000 .000 .000 .037 .076 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

GK13 Pearson

Correlation .685

** .640

** .723

** .896

** .939

** .463

** .500

** .301 .295 .517

** .609

** .683

** 1 .968

** .968

** .700

** .463

** .893

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .010 .005 .106 .113 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .010 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

GK14 Pearson

Correlation .702

** .643

** .727

** .861

** .903

** .429

* .470

** .270 .251 .483

** .576

** .649

** .968

** 1 .937

** .744

** .429

* .867

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .018 .009 .149 .180 .007 .001 .000 .000 .000 .000 .018 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

GK15 Pearson

Correlation .721

** .601

** .691

** .928

** .908

** .470

** .572

** .224 .298 .524

** .621

** .619

** .968

** .937

** 1 .707

** .470

** .885

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .009 .001 .234 .109 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .009 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

GK16 Pearson

Correlation

.715**

.378* .666

** .632

** .634

** .108 .416

* -.082 -.025 .143 .249 .382

* .700

** .744

** .707

** 1 .108 .572

**

Sig. (2-tailed) .000 .039 .000 .000 .000 .569 .022 .667 .897 .450 .184 .037 .000 .000 .000 .569 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 140: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

123

GK17 Pearson

Correlation

.102 .475**

.282 .526**

.640**

1.000**

.498**

.629**

.761**

.851**

.701**

.329 .463**

.429* .470

** .108 1 .759

**

Sig. (2-tailed) .591 .008 .131 .003 .000 .000 .005 .000 .000 .000 .000 .076 .010 .018 .009 .569 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

GK Pearson

Correlation

.590**

.688**

.693**

.872**

.946**

.759**

.649**

.531**

.572**

.789**

.806**

.675**

.893**

.867**

.885**

.572**

.759**

1

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Data yang telah diolah

Page 141: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

124

Hasil Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P

P1 Pearson

Correlation 1 .464

** .819

** .550

** .346 .715

** .643

** .783

**

Sig. (2-tailed) .010 .000 .002 .061 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P2 Pearson

Correlation .464

** 1 .707

** .771

** .830

** .616

** .771

** .884

**

Sig. (2-tailed) .010 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P3 Pearson

Correlation .819

** .707

** 1 .483

** .562

** .881

** .483

** .867

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .007 .001 .000 .007 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P4 Pearson

Correlation .550

** .771

** .483

** 1 .628

** .410

* .893

** .791

**

Sig. (2-tailed) .002 .000 .007 .000 .025 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P5 Pearson

Correlation .346 .830

** .562

** .628

** 1 .723

** .628

** .819

**

Sig. (2-tailed) .061 .000 .001 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P6 Pearson

Correlation .715

** .616

** .881

** .410

* .723

** 1 .410

* .844

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .025 .000 .025 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P7 Pearson

Correlation .643

** .771

** .483

** .893

** .628

** .410

* 1 .807

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .007 .000 .000 .025 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P Pearson

Correlation .783

** .884

** .867

** .791

** .819

** .844

** .807

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber: Data yang telah diolah

Page 142: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

125

Page 143: PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35533...PERAN AUDIT OPERASIONAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN (STUDI KASUS

126