skripsi evaluasi pelaksanaan audit operasional dalam

91
SKRIPSI EVALUASI PELAKSANAAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN AFEKTIVITAS KERJA PADA KANTOR DINAS BINA MARGA PROVINSI SULAWESI SELATAN TASBIH 10573 02889 11 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DINAS BINA MARGA PROVINSI SULAWESI SELATAN
TASBIH
DINAS BINA MARGA PROVINSI SULAWESI SELATAN
TASBIH
Muhammadiyah Makassar
JURUSAN AKUNTANSI
Efektivitas Kerja Pada Kantor Dinas Bina Marga Provinsi Sulawesi - selatan
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris evaluasi
pelaksanaan audit operasional pada kantor dinas bina marga provinsi sul-sel. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif
analisis dengan pendekatan survei, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan
dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden yang bekerja pada seluruh
pegawai bina marga, seluruh pegawai bagian Akuntansi dan Keuangan, dan Sistem
Pengendalian Internal di bina marga. Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan
metode uji t dengan bantuan program aplikasi SPSS. Berdasarkan hasil perhitungan,
nilai koefisien determinasi diketahui bahwa audit operasional memberikan pengaruh
sebesar 0.77% peningkatan efektivitas kerja pada kantor dinas bina marga,
Sedangkan sisanya 0.23% dijelaskan oleh variabel-variabel lain.
Kata kunci : Audit Operasional, Pelayanan Publik, Mutu Pelayanan
iv
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. atas rahmat, ridho dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat merangkai beberapa kata yang dari kata itu
terangkai pula menjadi kalimat dan dari untaian kalimat tersebut makatersusunlah
sebuah penulisan dalam bentuk skripsi dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan
Audit Operasional Dalam Meningkatkan Efektivitas Kerja Pada Kantor
Dinas Bina Marga Provinsi Sulawesi-selatan”. Sholawat dan salam semoga
selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi (SE) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan
dan rintangan. Namun demikian, atas bimbingan, bantuan, arahan, serta dukungan
dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikannya. Semoga Allah SWT
selalu memberikan Hidayah dan Rahmat kepada semua pihak yang telah
membantu dengan ikhlas sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang spesial
kepada kedua orang tuaku, ayahanda serta saudara-saudaraku yang dengan sabar
dan ketulusan hati mencurahkan cinta, kasih, sayang dan dukungannya baik
v
berupa materi maupun doa dalam penyusunan skripsi ini. Bersama dengan ini juga
saya haturkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Irwan Akib M.Pd. selaku rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung MA. selaku dekan Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar,
3. Bapak Ismail Badollahi SE, M.Si, Ak. CA selaku ketua jurusan akuntansi
yang sekaligus selaku Penasehat Akademik selama penulis menempuh
pendidikan di Unismuh Makassar,
4. Bapak Idam Khalid.,SE.,MM selaku dosen pembimbing I yang dengan
ketulusan hati dan kesabaran memberikan bimbingan, arahan dan masukan
dalam penyusunan skripsi ini.
masukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Staf dan dosen-dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unismuh Makassar,
yang saya yakin terus mendoakan kami menjadi yang terbaik selaku
mahasiswa tingkat akhir.
7. Semua teman-teman angkatan 2011, khususnya untuk kelas AK 10-11 yang
telah membuat saya bahagia pernah menjadi “bagian dari kalian”, terima
kasih atas doa dan kenangan selama 4 tahun bersama.
vi
8. Kantor Dinas Bina Marga, dan seluruh petugas Bina marga yang telah
memberikan ijin penelitian serta membantu memberikan data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini.
9. Para responden yang telah sangat membantu atas terselesaikannya skripsi ini.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu demi satu.
Dengan segala keterbatasan yang ada, penulis tetap berusaha untuk
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Semoga Allah meridhai dan dicatat sebagai amal ibadah disisi-Nya. Amin
Billahi Fii Sabililhaq, Fastabiqul Khaerat
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
B. Audit Operasional……………………………………………………. 8
H. Hal-hal ang Membatasi Audit Operasional…………………………... 15
I. Kualifikasi Audit Operasional………………………………………... 16
J. Tahap-tahap Audit Operasional……………………………………… 18
v
A. Rancangan Penelitian .............................................................................. 27
D. Jenis Dan Sumber Data ........................................................................... 29
E. Teknik Pengumpulan Data.................................................................... 29
G. Teknik Analisis Data............................................................................. 31
A. Sejarah Singkat Kantor Dinas Bina Marga Provinsi Sul-sel ................. 33
B. Sejarah Singkat Berdirina Dinas Bina Marga Secara Umum ................ 37
C. Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungsi .................................................. 39
D. Visi Dan Misi Dinas Bina Marga Provinsi Sul-sel…………………… 41
E. Struktur Dan Job Dinas Bina Marga………………………………….. 42
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 49
A. Prosedur Pelaksanaan Audit Operasional ............................................. 49
B. Tujuan Audit Operasional ..................................................................... 52
C. Deskripsi Penelitian Audit Operasional ................................................ 53
D. Teknik Analisis Data ............................................................................. 56
E. Pembahasan Penelitian ......................................................................... 59
v
kriteria yang telah ditetapkan.Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten
dan independen.Audit terdiri dari beberapa macam seperti audit keuangan, audit
ketaatan dan audit operasional.Audit operasional secara umum merupakan audit
yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi dan efektivitas kegiatan suatu
organisasi dalam prosesnya untuk mencapai suatu tujuan organisasi
tersebut.Efisiensi digunakan untuk sebaik apakah pemakaian sumber daya suatu
organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.Sedangkan efektivitas digunakan untuk menilai seberapa baik
kebijakan-kebijakan organisasi tersebut dalam mencapai tujuan.Efisiensi dan
efektivitas merupakan dua hal yang saling berkaitan erat satu dengan
lainnya.Efisiensi dan efektivitas ini merupakan hal yang sangat berperan penting
dalam peningkatan kinerja pelayanan mutu organisasi.
Audit operasional merupakan tujuan dari penelitian efisiensi dan
efektivitas suatu kegiatan atau prosedur kegiatan dimana pemeriksaan ini
dilaksanakan dengan disertai tanggung jawab untuk mengungkapkan dan
memberikan informasi kepada manajemen mengenai masalah operasi dan
membantu dalam memecahkan berbagai masalah tersebut dengan
merekomendasikan berbagai tindakan perbaikan yang dibutuhkan.Audit
2
operasional sebagai bagian dari fungsi pengendalian merupakan suatu alat bagi
manajemen untuk mengukur dan mengevaluasi kegiatan yang telah
dilaksanakan.Audit operasional berfokus pada evaluasi terhadap efisiensi dan
efektivitas organisasi. Dengan diterapkannya audit operasional maka auditor dapat
melihat sejauh mana tujuan organisasi telah dicapai dan apakah kegiatan operasi
perusahaan telah dilakukan secara efektif dan efisien.
Audit operasional sangat penting dilaksanakan karena hasil audit tersebut
bisa berupa rekomendasi yang sangat berguna bagi pihak manajemen untuk
menentukan dan menilai kebijakan-kebijakan dan kegiatan organisasi apakah
sudah tepat atau memerlukan adanya perbaikan sehingga berpengaruh terhadap
hasil dan kegiatan organisasi tersebut. Praktek audit operasional secara umum
biasanya dilaksanakan oleh auditor internal walaupun tidak menutup
kemungkinana dilakukan oleh auditor eksternal. Dengan demikian, audit
operasional dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan apakah suatu
perusahaan telah menjalankan operasionalnya sesuai dengan prosedur dan
kebijakan yang telah ditetapkan atau tidak. Apabila suatu perusahaan sektor
pemerintahan menjalankan kegiatan operasionalnya tidak sesuai dengan prosedur
dan kebijakan yang berlaku maka akan berimbas pada menurunya kinerja
perusahaan.
Fenomena yang terjadi pada sebuah pembangunan jalan ruas telihat lambat
dan tidak profesional. Ketidakprofesionalan pembangunan jalan atau jembatan ini
berdampak pada masyarakat luas Fakta lain terjadi pada pembangunan jalan dan
jembatan di daerah-daerah di mana pembangunan tersebut diminta untuk
3
melakukan evaluasi kinerja dan pembangunan yang efektif dan efesien. akibat
ketidakprofesionalan pembangunan jalan dan jembatan maka terjadi hal yang
tidak diinginkan. Selain itu, banyak warga yang mengeluhkan sering terjadi
kesalahan pembangunan jalan dan jembatan yang tidak tahan lama, seperti ada
beberapa kasus pembangunan jembatan yang tidak efesien sehingga runtuh dan
tidak bisa terpakai lagi.Melihat kondisi tersebut, audit operasional sangat
diperlukan tidak hanya pada perusahaan ataupun organisasi yang berorientasi
laba. Namun, audit operasional juga diperlukan pada organisasi nirlaba, seperti
pada dinas bina marga, lembaga pendidikan, panti jompo ataupun panti asuhan.
Dinas bina marga merupakan institusi atau organisasi yang berperan dalam
pembangunan jalan dan jembatan untuk kenyamanan masyarakat, khususnya
masyarakat Sulawesi selatan dalam berkendara. Espektasi masyarakat terhadap
dinas bina marga sangat tinggi, dimana masyarakat berharap dinas bina marga
dapat memberikan pembangunan jalan yang baik. Pembangunan jalan yang
berkualitas, Pembangunan yang berkualitas bisa didapatkan dari kinerja para
pegawai dinas bina marga yang baik, fasilitas yang tersedia dalam menunjang
setiap pekerjaan, serta penggunaan bahan-bahan secara efektif dan efisien. Sangat
penting bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi kembali apa yang
meyebabkan beberapa masyarakat merasa kurang puas terhadap kinerja
pembangunan tersebut tersebut.
memfokuskan pada pengevaluasian efisiensi dan efektivitas dinas bina marga
yang dapat mempengaruhi kinerja dari pihak dinas bina marga tersebut. Dengan
4
diterapkannya audit operasional ini, maka auditor dapat melihat sejauh mana dinas
bina marga telah beroperasi, apakah telah dilaksanakan eveluasi secara efektif dan
efisien. Untuk menjamin adanya efisiensi dan efektivitas operasi-operasi dinas
bina marga, maka perlu dijalankan suatu pengendalian. Dengan adanya
pengendalian dan digunakannya pengendalian tersebut diharapakan semua
aktivitas dinas bina marga dapat dijalankan dengan efektif dan efisien serta sesuai
dengan kebijakan atau standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan
agar mencapai tujuan dinas bina marga, yaitu pembangunan jalan dan jembatan
yang berkualitas
melakukan penelitian yang berjudul
kerja pada kantor dinas bina marga provinsi Sulawesi-selatan”
B. Rumusan Masalah
diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan audit operasional pada kantor dinas bina marga
provinsi sul-sel.
2. Apakah audit operasional yang diterapakan oleh perusahaan sudah efektif
terhadap produktivitas kerja pegawai
berikutnya.
Data dan informasi serta hasil yang diperoleh dari penelitian ini
diharapakan dapat berguna untuk :
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah dapat menambah
pengetahuan mengenai audit operasional khususnya pada ruang lingkup
dinas bina marga.
b. Bagi instansi
dapat membantu pembaca, khususnya mahasiswa yang mempunyai minat
untuk meneliti evaluasi pelaksanaan audit operasional dalam
meningkatkan efektivitas kerja pada kantor dinas bina marga provinsi
Sulawesi selatan.
D. Hipotesis
sebagai berikut :
efektivitas kerja pada kantor Dinas Bina Marga”.
6
pernyataan, pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen
guna memberikan suatu pendapat.Pihak yang melaksanakan auditing disebut
dengan auditor. Pengertian auditing semakin berkembang sesuai dengan
kebutuhan yang meningkat akan hasil pelaksanaan auditing.
Menurut alvin A. Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley (2010:4)
definisi auditing adalah sebagai berikut :
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about
information to determine and report on the degree of correspondence between the
information and established criteria. Auditing should be done by a competent
person”.
dialihbahasakan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary (2007:3) adalah
sebagai berikut :
mengevaluasi secara objektif bukti yang berkaitan dengan penilaian mengenai
berbagai kegiatan dan peristiwa ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian
antara penilaian – penilaian tersebut dan membentuk kriteria serta menyampaikan
hasilnya kepada para pengguna yang berkepentingan”.
7
bukunya yang berjudul Auditing adalah sebagai berikut :
“Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan
sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut”.
adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, mengenai
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi untuk menetapkan tingkat
kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.
B. Jenis – Jenis Audit
Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley yang
dialihbahasakan oleh Herman Wibowo (2008:19) jenis – jenis audit adalah
sebagai berikut :
manajemen biasanya mengaharapkan saran – saran untuk memperbaiki
operasi. Dalam audit operasional, review atau penelaahan yang dilakukan
tidak terbatas pada akuntansi, tetapi dapat mencakup evaluasi atau struktur
organisasi, operasi komputer, metode produksi, pemasaran, dan semua
bidang lain dimana auditor menguasainya.
8
otoritas yang lebih tinggi. Hasil dari audit ketaatan biasanya dilaporkan
kepada manajemen, bukan kepada pemakai luar, karena manajemen
adalah kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat kataatan
terhadap prosedur dan peraturan yang digariskan.
b. Audit laporan keuangan
keuangan telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu.Biasanya,
kriteria yang berlakuadalah prinsip – prinsip akuntansi yang berlaku
umum (GAAP), walaupun auditor mungkin saja melakukan audit atas
laporan keuangan yang disusun dengan menggunakan akuntansi dasar
kas atau beberapa dasar lainnya yang cocok untuk organisasi itu.Dalam
menentukan apakah laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar
sesuai dengan GAAP, auditor mengumpulkan bukti untuk menetapkan
apakah laporan keuangan itu mengandung kesalahan yang material atau
salah saji lainnya.
C. Audit Operasional
sebuah perusahaan adalah dengan melakukan audit terhadap kinerja departemen
tersebut. Audit dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu departemen
9
menjalankan tugasnya sesuai visi dan misi perusahaan.Audit ditinjau dari jenis
pemeriksaan, salah satunya yaitu audit operasional.Audit yang dilakukan untuk
menilai efisiensi, efektivitas dan keekonomisan dari fungsi yang terdapat dalam
perusahaan.
Menurut Caler dan Crochett yang dikutip oleh Amin Widjaja Tunggal
(2012:13) pengertian audit operasional adalah sebagai berikut :
“Operational auditing is a sistematic process of evaluating an organisation’s
effectiveness, eficiency, and economy of operation under management’s control
and reporting to appropriate person the result of the evaluation along with
recommendations for improvement”.
sebagai berikut :
dan efektivitas operasi perusahaan”.
Sedangkan menurut William C. Boynton, Raymond N. Johnson dan
Walter G. Kell yang dialihbahasakan oleh Paul A. Rajoe, Gina Gania dan Ichsan
Setiyo Budi (2003:7) pengertian audit operasional adalah sebagai berikut :
“Audit operasional berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi
bukti – bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam
hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu”.
Dari pengertian di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa audit
operasional merupakan pengkajian terhadap kegiatan operasi suatu organisasi
10
perusahaan.
begitupun audit operasional yang akan dilaksanakan terhadap suatu kegiatan.
Menurut IBK. Bayangkara (2008:3) tujuan dari audit operasional (audit
manajemen) yaitu :
kegiatan, program, dan aktivitas yang masih memerlukan perbaikan, sehingga
dengan rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan atas
pengelolaan berbagai program dan aktivitas pada perusahaan tersebut”.
Menurut Dan M. Guy, C. Wayne Alderman dan Alan J. Winters yang
dialihbahasakan oleh Paul A. Rajoe dan Ichsan Setiyo Budi (2003:421) tujuan
audit operasional yaitu :
1. Menilai kinerja
Penilaian kinerja dilakukan dengan membandingkan kegiatan organisasi
dengan tujuan, seperti kebijakan, satandar, dan sasaran organisasi yang
ditetapkan manajemen atau pihak yang menugaskan, serta dengan kriteria
penilaian lain yang sesuai.
2. Mengidentifikasi peluang perbaikan.
11
mengobservasi operasi, menelaah laporan masa lalu atau masa berjalan,
mempelajari transaksi, membandingkan dengan standar industri,
menggunakan pertimbangan profesional berdasarkan pengalaman, atau
menggunakan sarana dan cara lain yang sesuai.
3. Mengembangkan rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut
Sifat dan luas rekomendasi akan berkembang secara beragam selama
pelaksanaan audit operasional. Dalam banyak hal, auditor dapa membuat
rekomendasi tertentu.Dalam kasus lainnya, mungkin diperlukan studi lebih
lanjut di luar ruang lingkup penugasan, di mana auditor dapat menyebutkan
alasan mengapa studi lebih lanjut pada bidang tertentu dianggap tepat.
E. Manfaat Audit Operasional
meberikan manfaat melalui beberapa cara sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi permasalahan yang timbul, penyebabnya an alternatif
solusi perbaikannya.
3. Menemukan peluang untuk meningkatkan pendapatan.
4. Mengdentifikasi sasaran, tujuan, kebijakan dan prosedur organisasi yang
belum ditentukan.
organisasi.
12
organisasi.
8. Menelaah ketaatan/kepatuhan terhadap ketentuan hukum, tujuan
organisasi, sasaran, kebijakan dan prosedur.
9. Menguji adanya tindakan-tindakan yang tidak diotorisasi, kecurangan,
atau ketidaksesuaian lainnya.
11. Menyediakan media komunikasi antara level operator dan manajemen.
12. Memberikan penilaian yang independen dan obyektif atas suatu operasi.
F. Karakteristik Audit Operasional
dengan audit lainnya. Menurut Amin Widjaja Tunggal (2012:37), mengemukakan
karakteristik audit operasional yaitu :
1. Audit operasional adalah prosedur yang bersifat investigatif.
2. Mencakup semua aspek perusahaan, unit atau fungsi.
3. Yang diaudit adalah seluruh perusahaan, atau salah satu unitnya ( bagian
penjualan, bagian perencanaan produksi dan sebagainya), atau suatu
fungsi, atau salah satu sub klasifikasinya ( pengendalian persediaan,
sistem pelaporan, pembinaan pegawai dan sebagainya ).
13
4. Penelitian dipusatkan pada prestasi atau keefektifan dari perusahaan/ unit/
fungsi yang diaudit dalam menjalankan misi, tanggungjawab, dan
tugasnya.
5. Pengukuran terhadap keefektifan didasarkan pada bukti/ data dan standar.
6. Tujuan utama audit operasional adalah memberikan informasi kepada
pimpinan tentang efektif tidaknya perusahaan, suatu unitmm atau suatu
fungsi. Diagnosis tentang permasalahan dan sebab – sebabnya, dan
rekomendasi tentang langkah – langkah korektifnya merupakan tujuan
tambahan.
Menurut Alvin A. Arens, Randy Elder dan Mark Beasley yang
dialihbahasakan oleh Ford Lumban Gaol (2006:498) ada tiga kategori luas audit
operasional yaitu :
penagihan atau fungsi produksi. Ada banyak cara yang berlainan untuk
menggolongkan dan membagi lagi fungsi – fungsi yang ada. Audit
fungsional membahas satu atau lebih fungsi dalam organisasi.
2) Audit Organisasional
bagian, cabang, atau peruahaan anak.Audit organisasional menekankan
seberapa efisiensi dan efektifnya fungsi – fungsi ini berinteraksi. Rencana
14
aktifitas yang sangat penting dalam audit jenis ini.
3) Penugasan Khusus
manajemen. Ada banyak variasi audit seperti ini. Contoh – contohnya
mencakup penentuan penyebab tidak efektifnya sistem tekhnologi
informasi, penyelidikan kemungkinan kecurangan dalam divisi tertentu,
dan pembuatan rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu
barang.
Untuk melakukan audit opersional ada beberapa pihak yang dapat
melakukannya. Menurut Alvin A. Arens, Randy Elder dan Mark Beasley yang
dialihbahasakan oleh Ford Lumban Gaol (2006:499-501) mengemukakan bahwa
audit operasional bisa dilaksananakan oleh :
1) Auditor Intern
operasional, sehingga beberapa orang menggunakan istilah audit internal
dan audit operasional saling bergantian. Akan tetapi, tidaklah tepat untuk
menyimpulkan bahwa semua audit operasional dilakukan oleh auditor
intern atau bahwa auditor intern hanya melakukan audit operasional.
Banyak bagian audit intern melaksanakan audit operasional dan juga audit
keuangan. Sering hal itu dilakukan secara bersamaan. Manfaat yang
diperoleh jika auditor intern melakukan audit operasionala adalah bahwa
15
Oleh karenanya mereka mendapatkan banyak pemahaman mengenai
perusahaan dan kegiatan usahanya, yang mana sangat penting bagi audit
operasional yang efektif.
2) Auditor Pemerintah
bertugas untuk melakukan audit operasional, seringkali merupakan bagian
dari pelaksanaan audit keuangan.
3) Kantor Akuntan Publik
auditor ekstern dalam melaksanakan audit seringkali memberikan informasi
yang berguna dalam memberikan rekomendasi – rekomendasi operasional.
Merupakan suatu yang biasa bagi klien untuk menugasi kantor akuntan
public melaksanakan audit operasional atas satu atau lebih bagian
perusahaannya. Biasanya penugasan seperti itu hanya akan terjadi jika
perusahaan tersebut tidak mempunyai staf audit intern tau staf audit
internnya tidak mempunyai keahlian dalam bidang tertentu.
I. Hal – Hal Yang Membatasi Audit Operasional
Menurut Amin Widjaja Tunggal (2012:43) hal – hal yang membatasi audit
operasional yaitu :
1. Waktu
2. Pengetahuan
16
Karena orang tidak bisa ahli dalam setiap aspek perusahaan maka auditor
hanya akan sensitif terhadap masalah – masalah yang sesuai dengan latar
belakang pendidikan dan pengalaman yang dimiliki saja, dan kurang
memberi perhatian pada masalah lain diluarnya.
3. Biaya
4. Data
Bidang – bidang yang berada diluar standar atau kriteria keefektifan adalah
diluar ruang lingkup audit operasional.
6. Orang
melakukan fungsinya, tetapi hanya menunjukkan bahwa suatu pekerjaan
atau tugas dilaksanakan dengan tidak efektif.
7. Entitas audit ( audit entity )
Pembatasan audit operasional pada suatu fungsi tertentu atau unit dalam
beberapa hal yang menyampingkan aspek – aspek yang mempengaruhi
audit entity tetapi aspek – aspek tersebut berada dalam cakupan/ lingkup
suatu fungsi atau unit lain.
J. Kualifikasi Auditor Operasional
keberhasilan audit dalam membantu perusahaan memperbaiki operasi sebagian
besar tergantung pada sikap dan bakat auditor. Auditor harus mengerti akuntansi
dan catatan-catatan finansial serta prinsip-prinsip dan teknik-teknik verifikasi dan
17
kompetensi yang dapat menunjang kinerja auditor. Arens, Elder dan Beasley
(2006:501) menyebutkan bahwa:
dan kompetensi.”
a. Independensi
Audit operasional ditandai oleh adanya cara berpikir dan pendekatan yang
dilakukan oleh pemeriksanya. Jadi audit operasional lebih merupakan cara
pemeriksa melakukan pendekatan atau tugasnya, menganalisa subjek
pemeriksaannya, serta menilai hasilnya.
pemeriksa dikatakan mandiri, apabila dapat melaksanakan pekerjaannya secara
bebas dan objektif.Kemandirian mereka dapat memberikan penilaian yang tidak
memihak dan tanpa prasangka, hal ini sangat diperlukan atau penting bagi
pemeriksaan sebagaimana mestinya.Hal ini dapat diketahui dengan melihat
status organisasi dan sikap objektif para pemeriksa itu sendiri.
Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Ford
Lumban Gaol (2006:501) menyatakan bahwa:
“Kepada siapa auditor membuat laporan adalah penting untuk memastikan
bahwa investigasi dan rekomendasi dibuat tanpa bias.Independensi auditor
18
intern diperkuat dengan memiliki bagian audit intern yang melapor ke
dewan direktur atau presiden direktur.”
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa independensi harus
dimiliki oleh setiap auditor guna dapat terpercayanya saran dan rekomendasi
yang nantinya diberikan auditor setelah melakukan audit operasional.
b. Kompetensi
Kompetensi merupakan masalah utama bila audit operasional menyangkut
masalah-masalah operasi yang mempunyai cakupan luas.
Menurut Arens, Elder dan Beasley yang dialihbahasakan oleh Tim
Dejacarta (2003:17) menyatakan bahwa:
mengetahui tipe dan banyaknya bukti audit yang harus dikumpulkan untuk
mencapai kesimpulan yang tepat setelah bukti-bukti audit tersebut selesai
diuji.”
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam kompetensi audit
operasional harus dilakukan oleh orang yang mempunyai latar belakang
pendidikan formal dan memiliki pengalaman yang cukup dalam bidangnya.
K. Tahap – Tahap Audit Operasional
Tahap-tahap audit operasional menurut IBK. Bayangkara (2008:178-180)
sebagai berikut :
dengan organisasi auditee. Pertemuan ini juga bertujuan untuk mengkonfirmasi
scope audit, mediskusikan rencana audit dan penggalian informasi umum
tentangorganisasi auditee, objek yang akan diaudit , mengenal lebih lanjut
kondisi perusahaan dan prosedur yang diterapkan pada proses produksi dan
operasi.
umum, produk yang dihasilkan, proses produksi dan operasi yang dijalankan,
melakukan peninjauan terhadap pabrik (fasilitas produk), layout pabrik, sistem
komputer yang digunakan dan berbagai sumber daya penunjang keberhasilan
fungsi ini dalam mencapai tujuannya.
Setelah melakukan tahapan audit ini, auditor dapat memperkirakan
(menduga) kelemahan – kelemahan yang mungkin terjadi pada fungsi produksi
dan operasi perusahaan auditee. Hasil pengamatan pada tahapan audit ini
dirumuskan ke dalam bentuk tujuan audit sementara yang akan dibahas lebih
lanjut pada proses audit berikutnya.
2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen
Pada tahapan ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap
beberapa perubahan yang terjadi pada struktur perusahan, sistem manajemen
kualitas, fasilitas yang digunakan dan/atau personalia kunci dalam perusahaan,
sejak hasil audit terakhir. Berdasarkan data yang diperoleh pada audit
pendahuluan, auditor melakukan penilaian terhadap tujuan untama fungsi
20
Variabel – variabel ini meliputi berbagai kebijakan dan peraturan yang telah
ditetapkan untuk setiap program / aktivitas, praktik yang sehat, dokumentasi
yang memadai dan ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan dalam
menunjang usaha pencapaian tujuan tersebut.
Di samping itu, pada tahap ini auditor juga mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan penyimpangan dan gangguan – gangguan yang mungkin
terjadi yang mengakibatkan terhambatnya pencapaian tujuan produksi dan
operasi. Review terhadap hasil audit terdahulu juga dilakukan untuk
menentukan berbagai tindakan korektid yang harus diambil.
Berdasarkan review dan hasil pengujian yang dilakukan pada tahap ini,
auditor mendapat keyakinan tentang dapat diperolehnya data yang cukup dan
kompeten serta tidak terhambatnya akses untuk melakukan pengamatan yang
lebih dalam terhadap tujuan audit sementara yang telah ditetapkan pada
tahapan audit sebelumnya. Dengan menghubungkan permasalahan yang
dirumuskan dalam bentuk tujuan audirt sementara dan ketersediaan dara serta
akses untuk mendapatkannya. Auditor dapat menetapkan tujuan audit yang
sesungguhnya yang akan didalami pada audit lanjutan.
3. Audit Lanjutan (Terinci)
Pada tahap ini auditor melakukan audit yang lebih dalam dan
pengembangan temuan terhadap fasilitas, prosedur, catatan – catatan yang
berkaitan dengan produksi dan operasi. Konfirmasi kepada ihak perusahaan
selama audit dilakukan untuk mendapatkan penjelasan dari pejabat yang
21
potensial yang dimiliki dan utilisasi kapabilitas tersebut di dalam perusahaan
sangat penting dalam proses audit.
Untuk mendapatkan informasi yang lengkap, relevan dan dapat
dipercaya, auditor menggunakan daftar pertanyaan yang ditujukan kepada
berbagai pihak yang berwenang dan berkompeten berkaitan dengan masalah
yang diaudit.Dalam wawancara yang dilakukan, auditor harus menyoroti
keseluruhan dan ketidaksesuaian yang itemukan dan menilai tindakan–tindakan
korektif yang telah dilakukan.
diringkaskan dalam kertas kerja audit (KKA),merupakan dasar dalam membuat
kesimpulan dan rumusan rekomendasi yang akan diberikan auditor sebagai
alternatif solusi atas kekurangan–kekurangan yang masih ditemukan. Pelaporan
menyangkut penyajian hasil audit kepada pihak–pihak yang berkepentingan
terhadap hasil audit tersebut. Laporan audit disajikan dengan format sebagai
berikut :
daya yang mendukung keberhasilan implementasi strategi tersebut.
II. Kesimpulan Audit dan Ringkasan Temuan Audit
22
Menyajikan kesimpulan atas hasil audit yang telah dilakukan auditor dan
ringkasan temuan audit sebagai pendukung kesimpulan yang dibuat.
III. Rumusan Rekomendasi
didukung hasil analisis dan menjelaskan manfaat yang diperoleh jika
rekomendasi ini diterapkan serta dampak negatif yang mungkin terjadi di
masa depan jika rekomendasi ini tidak diterapkan.
IV. Ruang Lingkup Audit
dilakukan, sesuai dengan penugasan yang diterima (disepakati) dengan
pemberi tugas audit.
5. Tindak Lanjut
alternatif perbaikan yang ditawarkan untuk meningkatkan berbagai kelemahan
(kekurangan) yang masih terjai pada perusahaan.Tindak lanjut (perbaikan)
yang dilakukan merupakan bentuk komitmen manajemen untuk menjadikan
organisasinya menjadi lebih baik dari yang sebelumnya.Dalam rangka
perbaikan ini auditor mendampingi manajemen dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengendalikan program–program perbaikan yang
dilakukan agar dapat mencapai tujuannya efektif dan efisien.
23
pengertian efektivitas adalah sebagai berikut :
“Efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, baik itu dalam
bentuk target, sasaran jangka panjang maupun misi organisasi.Akan tetapi
pencapaian tujuan ini harus juga mengacu pada visi organisasi”.
M. Kerangka Pemikiran
organisasi, maka tingkat pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh pihak
manajemen akan semakin bertambah. Oleh karena tingkat aktivitas yang semakin
tinggi ini maka diharapkan pihak manajemen mampu untuk mengendalikan
pelaksanaan kegiatan perusahaan ini secara efektif dan efisien. Seperti diketahui
bahwabina marga bergerak bukan pada bidang untuk mencari keuntungan
maksimum, sehingga persaingan dengan badan usaha lain bukan menjadi salah
satu ukuran keberhasilan melainkan pengelolaan pada pelayanan sumber daya
manusia dan modal yang menjadi prioritas.
Audit operasional dapat dilakukan oleh manajemen dalam hal ini audit internal
atau dapat juga dilakukan oleh pihak luar yang ditunjuk untuk memeriksa kegiatan
dari Bina Marga tersebut.
efisiensi operasi dan melaporkan hasilnya kepada orang yang tepat disertai
rekomendasi perbaikan. Audit operasional dapat juga dipandang sebagai suatu
bentuk kritik membangun disertai rekomendasi yang dapat diterapkan pada
24
meningkatkan proses operasi kearah yang diharapkan. Audit operasional ini lebih
ditekankan pada kegiatan pelayanan publik yang bertujuan untuk memeriksa
apakah kebijakan, prosedur, dan kegiatan pelayanan publik sudah mencapai tujuan
yang diterapkan manajemen dan apakah tujuan tersebut dicapai dengan cara yang
terbaik dan ekonomis. Pada akhir audit operasional biasanya dimuat beberapa
rekomendasi untuk mengatasi beberapa kelemahan yang ada serta kemungkinan –
kemungkinan untuk menuju perbaikan yang diharapkan dapat membantu
manajemen dalam melaksanakan operasi perusahaan, khususnya pelayanan publik
ini dengan lebih efektif dan efisien.
menurut Sukrisno Agoes (2006:3) dalam bukunya yang berjudul Auditing
adalah sebagai berikut :
sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut”.
untuk memeriksa, mengevaluasi, mendeteksi, dan menelaah metode, prosedur,
kebijakan dan kegiatan pengelolaan pelayanan publik, dan umumnya auditor
memberikan saran perbaikan kepada pihak Bina Marga sehingga tujuan audit
operasional terhadap kegiatan pelayanan publik dapat tercapai.
25
bertanggungjawab untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat
dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat berhak untuk
mendapatkan pelayanan yang terbaik dari pemerintah karena masyarakat telah
memberikan dana dalam bentuk pembayaran pajak, retribusi dan berbagai
pungutan lainnya. Oleh karena itu, pelayanan publik diartikan sebagai kegiatan
yang dilakukan pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap
kegiatan yang menguntungkan dalam satu kumpulan atau kesatuan, dan
menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara
fisik.
publik adalah :
“Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan , baik dalam bentuk
barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi
tanggungjawab dan dilaksanakan olek Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah,
dan di Lingkungan Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang – undangan”.
Berdasarkan hal di atas maka hubungan antara audit operasional dan
efektivitas pelayanan publik adalah audit operasional sebagai suatu pendekatan
yang dilaksanakan untuk memenuhi kriteria efektivitas pelayanan publik yang
telah diterapkan, artinya dengan dilaksanakannya audit operasional dalam
kegiatan pelayanan publik, berupa kegiatan pemeriksaan, pengevaluasian,
26
ketidakefektivan yang kemudian akan dicari dan dipikirkan cara – cara untuk
mengantisipasi dan menaggulangi hal-hal tersebut. Sehingga pada akhirnya
keefektivan pelayanan publik akan tercapai dan lebih lanjut lagi tujuan perusahaan
dapat terlaksana dengan baik. Dan rancangan skema kerangka pemikiran adalah
sebagai berikut :
27
memperlihatkan sifat dari hubungan variabel terikat dan variabel bebas dalam
penelitian ini. Jenis penelitian yang digunakan adalah korelasional, yaitu
penggambaran variabel penting yang terkait dengan masalah. Pengaturan
penelitian dilakukan secara alamiah melalui penelitian lapangan (field
research) menggunakan survei terhadap responden. Penelitian ini
menggunakan horizon waktu cross-sectional dimana data hanya dikumpulkan
sekali selama penelitian berlangsung. Penelitian melibatkan dua variabel yaitu
variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent
variable). Variabel terikat adalah peningkatan evektifitas kerja pada kantor
dinas biana marga dan variabel bebas adalah peranan audit operasional.
B. Lokasi Penelitian
untuk mendukung penulisan skripsi ini, maka penulis memilih tempat
penelitian pada kantor Dinas Bina Marga provensi sul-sel.
28
Populasi penelitian merupakan sekumpulan objek yang ditentukan
melalui suatu kriteria tertentu yang akan dikategorikan ke dalam objek tersebut
bisa termasuk orang, dokumen atau catatan yang dipandang sebagai objek
penelitian.
Sugiyono (2009:115) mendefiniskan pengertian populasi sebagai berikut:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi bukan sekedar
jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut.
2. Sample
berikut, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut”.
berdasarkan estimasi penelitian. Untuk menetapkan jumlah sampel dilakukan
dengan menggunakan rumus Slovin yaitu :
29
D. Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yang berupa nilai atau skor atas jawaban yang diberikan oleh
responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Data
yang digunakan adalah data primer. Data primer yaitu data secara langsung
bersumber dari jawaban dari responden atas pertanyaan-pertanyaan yang ada
dalam kuesioner.
penulis menggunakan metode penelitian lapangan (Field Research), yaitu
penelitian yang dilakukan secara langsung terhadap obyek penelitian. Teknik
yang digunakan meliputi:
data yang valid dan dapat dipercaya.
30
b.Observasi
secara langsung kejadian di lapangan dan kemudian menarik kesimpulan
lewat realita yang terjadi di lapangan.
c. Kuesioner atau Angket
formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis
pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau
tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti.
F. Variabel Penelitian dan definisi operasional
a. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:59) mendefinisikan pengertian variabel sebagai
berikut : “ Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari atau ditarik kesimpulannya”.
Sesuai dengan judul skripsi, yaitu evaluasi pelaksanaan audit
operasional dalam meningkatkan evektifitas kerja pada kantor Dinas Bina
Marga , maka pengelompokan variabel–variabel yang mencakup dalam judul
tersebut dibagi menjadi dua variabel yaitu:
1. Variabel Bebas ( Independent Variable )
Variabel bebas adalah suatu variabel yang keadaannya tidak
dipengaruhi oleh variabel–variabel lain. Akan tetapi keberadaan variabel ini
31
“Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel terikat (variable dependent )”. Maka dalam penelitian ini
yang menjadi variabel bebas (independent variable ) adalah peranan audit
operasional.
adalah, variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas Maka yang menjadi variabel terikat (dependent variable)
adalah peningkatan evektifitas kerja pada kantor Dinas Bina Marga.
b. Definisi Operasional
1. Evaluasi Audit Operasional.
G. Teknik Analisis Data
data yang disertai analisis yang dapat memperjelas gambaran mengenai objek
yang diteliti. Data yang berhasil diperoleh, dikumpulkan selama penelitian
32
dasar teori yang ada sehingga dapat memperjelas gambaran mengenai objek
yang diteliti.
penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang dan prilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif juga
merupakan suatu pendekatan induktif untuk penyusunan pengetahuan yang
menggunakan riset dan menekankan subjektifitas serta arti pengalaman bagi
individu
Untuk analisis data yang telah diperoleh dari berbagai sumber maka data
tersebut diolah dengan langkah-langkah:
menjawab masalah penelitian
3. Analisa data dengan menggunakan kata-kata yang sederhana sebagai
jawaban terhadap masalah.
Mengacu pada pendapat tersebut, maka dalam penelitian ini data yang
sudah terkumpul diolah dan diinterpretasikan secara kualitatif dengan maksud
menjawab masalah penelitian. Data tersebut ditafsirkan menjadi kategori-
kategori yang berarti menjadi bagian dari teori atau mendukung teori yang
diformulasikan secara deskriptif (Moleong, 2000).
33
bernama “Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah” (1999-2000)
dan “Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah” (2000-2004), adalah
departemen dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan pekerjaan
umum. Departemen PU dipimpin oleh seorang Menteri Pekerjaan Umum yang
sejak tanggal 21 Oktober 2004 dijabat oleh Ir. Djoko Kirmanto, Dipl. HE..
1. Era Hindia Beland
Belanda Openbare Werken yang pada zaman Hindia Belanda disebut
Waterstaat swerken. Di lingkungan Pusat Pemerintahan dibina oleh Dep.Van
Verkeer & Waterstaat (Dep.V&W), yang sebelumnya terdiri dari 2 Dept.Van
Guovernements Bedri jven dan Dept.Van Burgewrlijke Openbare Werken.
Dep. V dan W dikepalai oleh seorang Direktur, yang membawahi beberapa
Afdelingen dan Diensten sesuai dengan tugas/wewenang Depertemen ini.
Organisasi P.U (Open-bare werken) di daerah-daerah adalah sebagai
berikut :
Di Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur urusan
Waterstaat/openbare werken diserahkan pada Pemerintahan Propinsi yang
disebut rovinciale Waterstaatdienst” dan dikepalai oleh seorang Hoofd
34
Gouv Surakarta urusan-urusan Pekerjaan Umum/Waterstaat dijalankan oleh
“Sultanas Werken” (yogya) “Rijkswerken” (Surakarta),
Mangkunegaranwerken”. Disamping itu di wilayah Vorstenlander terdapat 3
organisasi “Waterschap”, “s” Lands gebouwendienst”, Regentschap
Werken”dan“Gremeente werken”.Untuk daerah luar jawa Gouv.Sumatera,
Borneo (Kalimantan) dan Grote Oost (Indonesia Timur) terdapat organisasi
“Gewestelijke Inspectie v/d Waterstaat” dikepalai oleh seorang Inspektur. Di
wilayah residentie terdapat “Residentie Water Staatsdienst” yang dahulu
dikenal dengan nama “Dienst der B.O.W”. dan kepala dinas ini biasa disebut
“E.A.Q” (Eerst Aanwzend Waterstaatsambtenar). Ketentuan yang dikeluarkan
pada jaman Hindia Belanda untuk pedoman dalam pelaksanaan tugas dalam
lingkungan Pekerjaan Umum dapat dibaca dalam “A.W.R”. 1936 B.W.R 1934
dan “W.V.O/W.V.V.”.
Setelah Belanda menyerahkan dalam perang pasifik pada tahun 1942,
kepada Jepang, maka daerah Indonesia ini dibagi oleh Jepang dalam 3
wilayah pemerintahan, yaitu Jawa/Madura, Sumatera dan Indonesia Timur
dan tidak ada Pusat Pemerintahan tertinggi di Indonesia yang menguasai ke 3
wilayah pemerintahan tersebut.
Pemerintahan Militer Jepang tersebut diatas, diperlukan organisasi zaman
Hindia Belanda dan disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan dari fihak
35
Oemoem (O.P.O), “Pekerjaan Umum” (PU), disampinmg “Doboku” lazim
dipergunakan.
8-1945, maka semenjak itu Pemuda-pemuda Indonesia mulai berangsur-
angsur merebut kekuasaan Pemerintahan dari tangan Jepang baik di pusat
pemerintahan (Jakarta/Bandung) maupun Pemerintahan Daerah-daerah.
Sesudah Pemerintahan Indonesia membentuk Kabinet yang pertama,
maka pada Menteri mulai menyusun organisasi serta sifatnya. Pekerjaan
Umum pada waktu itu (1945) berpusat di Bandung, dengan mengambil
tempat bekas gedung V.&W. (dikenal dengan nama “Gedung Sate”).
Ketika Belanda ingin mengembalikan kekuasaaan pemerintahan di
Hindia Belanda sebelum perang, datang mengikuti Tentara Sekutu masuk ke
Indonesia. Akibat dari keinginan Pemerintahan Belanda ini, terjadilah
pertentangan fisik dengan Pemuda Indonesia yang ingin mempertahankan
tanah air berikut gedung-gedung yang telah didudukinya, antara lain
“Gedung Sate” yang telah menjadi Gedung Departemen Pekerjaan Umum
pada waktu itu (peristiwa bersejarah itu dikenal dengan peristiwa “3
Desember 1945″).
Pada waktu revolusi fisik dari tahun 1945 s/d 1949, Pemerintah Pusat
RI di Jakarta terpaksa mengungsi ke Purworejo untuk selanjutnya ke
36
Yogyakarta, begitu juga Kementerian PU. Sesudah Pemerintahan Belanda
tahun 1949 mengakui kemerdekaan Republik Indonesia maka pusat
pemerintahan RI di Yogyakarta, berpindah lagi ke Jakarta.
Khusus pada permulaan terbentuknya Negara Kesatuan RI, maka
susunan Kementerian berbeda sebagai berikut: Dalam masa prolog G 30 S.
PKI terjadilah dalam sejarah Pemerintahan RI suatu Kabinet yang besar
disebut dengan nama Kabinet DwiKora atau Kabinet 100 Menteri, dimana
pada masa ini dibentuk Koordinator Kementerian. Tidak luput Departemen
PUT. yang pada masa itu ikut mengalami perubahan organisasi menjadi 5
Dept. dibawah Kompartemen PUT Kabinet Dwikora, dipimpin Jenderal
Suprajogi. Adapun Kompartemen PUT ketika membawahi, antara lain:
a. Departemen Listrik dan Ketenagaan
b. Departemen Bina Marga
d. Departemen Pengairan Dasar
Setelah peristiwa G.30S PKI Pemerintah segera menyempurnakan
Kabinet Dwikora dengan menunjuk Ir.Soetami, sebagai menteri PUT untuk
memimpin Kompartemen PUT. Kabinet yang disempurnakan itu tidak dapat
lama dipertahankan.
Kembali organisasi PUT dibentuk dengan Ir.Soetami, sebagai Menteri.
Dengan Surat Keputusan Menteri PUT tertanggal 17 Juni 1968
37
N0.3/PRT/1968 dan dirobah dengan Peraturan Menteri PUT tertanggal 1 Juni
1970 Nomor 4/PRT/1970. Departemen PUT telah memiliki suatu susunan
struktur Organisasi.
B. Singkat Berdirinya Dinas Prasarana Wilayah (PU. Bina Marga Secara
Umum)
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 3 Desember 1945 di Kota Bandung
pada waktu memuncaknya perjuangan fisik Bangsa Indonesia melawan
tentara sekutu untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah di
proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Dalam pertempuran yang
dahsyat yang terjadi pada hari tanggal tersebut diatas, telah gugur 7 orang
pemuda Pegawai PU, untuk mempertahankan gedung “ V & W “ ( terkenal
dengan nama Gedung Sate ) yang terletak di jalan Diponegoro No. 22
Bandung. gedung ini dipertahankan mati-matian sampai titik darah yang
penghabisan oleh para pemuda / Pegawai Departemen PU. karena mereka
sadar bahwa gedung tersebut pada waktu itu dipergunakan sebagai Kantor
Pusat Departemen PU. Republik Indonesia.
Gedung Sate diambil alih oleh gerakan D.P.U dari Jepang dan
kewajiban mereka selanjutnya, mempertahankan dan memelihara segala apa
yang telah diambil alih itu, jangan sampai direbut kembali oleh musuh.
Guna dapat menyusun pertahanan yang kompak, maka gerakan
pemuda ini lalu membentuk suatu seksi pertahanan yang dipersenjatai dengan
geranat, beberapa pucuk bedil dan senjata api lainnya yang dapat mereka
38
pemuda hanya menghadapi satu kekuatan lawan bersenjata, yaitu tentara
Jepang. Tetapi menjelang akhir bulan September 1945, disana-sini di tanah
air kita mulailah mengalir tentara pendudukan Sekutu yang katanya
ditugaskan untuk menjaga keamanan dan menyelesaikan tawanan perang,
akibat bertekuk lututnya Jepang kepada Sekutu.
Pada tanggal 24 Nopember 1945 di bagian utara kota Bandung,
meletus suatu pertempuran yang hebat. Penduduk-penduduk sekitarnya
banyak yang telah mengungsi ke bagian kota lain yang keadaannya masih
aman. Pada waktu itu Gedung Sate dipertahankan oleh gerakan pemuda PU
yang diperkuat oleh satu pasukan badan perjuangan yang terdiri ± 40 orang,
dengan persenjataan yang agak lengkap. tetapi bantuan yang diberikan itu
tidak lama, karena pada tanggal 20 Nopember 1945 pasukan tersebut lalu
ditarik dari markas pertahanan Departemen Perhubungan dan PU.
Semula belum diketahui dengan pasti, dimana jenazah-jenazah dari
7 orang pemuda itu dikebumikan. Barulah pada bulan Agustus 1952 oleh
beberapa bekas kawan seperjuangan mereka, dicari disekitar Gedung Sate,
dan hasilnya hanya diketemukan 4 jenazah yang sudah berupa kerangka, 4
kerangka ini kemudian dipindahkan ke Taman Pahlawan Cilutra Bandung.
Sebagai penghargaan atas jasa-jasa dari 3 orang pemuda lainnya
yang kerangkanya tak dapat diketemukan, lalu dibuatlah 2 tanda peringatan,
yang satu dipasang dalam gedung sate, dan yang lainnya berwujud sebuah “
39
Batu Alam “ yang besar dan ditandai dengan tulisan nama-nama ke 7 orang
pemuda yang gugur tersebut dan ditaruh dibelakang halaman gedung sate.
Dan Pada tanggal 3 Desember 1951 oleh J. M. Menteri P.U.T yaitu
Ir. Ukar Bratakusumah, ke 7 pemuda tersebut dinjyatakan dan dihormat
sebagai “ Pemuda yang berjasah “dan tanda penghargaan itu telah pula
disampaikan kepada para keluarga mereka yang ditinggalkan.
Demikianlah “ Peristiwa 3 Desember 1945 “ telah tercatat dalam
Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia dan sejarah
Perkembangan Pekerjaan Umum pada khususnya, dan telah dipersembahkan
: “ SAPTA TARUNA KESATRIANNYA ” keharibaan Ibu Pertiwi
Peristiwa 3 Desember 1945 telah melahirkan suatu Korps Pemuda /
Pegawai Pekerjaan Umum yang mempunyai kesadaran sosial, Jiwa kesatuan
( corp geest ), Rasa kesetia kawanan ( silidaritas ) serta kebanggaan
khususnya dalam Bidang Pekerjaan Umum.
Peristiwa 3 Desember 1945 akan dikenan dan diperingati sebagai
Hari Kebaktian Pekerjaan Umum, dan dengan kebulatan tekad untuk
meneruskan perjuangan dan pengabdian “ SAPTA TARUNA
KESATRIANNYA “, Warga Pekerjaan Umum berjuang dan bekerja
mengabdikan diri untuk mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.
C. Kedudukan, tugas pokok, fungsi
a. Kedudukan
1. Dinas Bina Marga adalah unsure pelaksanaan pemerintah daerah di bidang
Pekerjaan Umum Bina Marga.
40
2. Dinas Bina Marga dipimping oleh seorang kepala Dinas Bina Marga yang
berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Kepala
Daerah.
Pekerjaan Umum Bina Marga.
dibidang Pekerjaan Umum Bina Marga.
c. Fungsi
pengelola, Pembina umum pemberi bimbingan serta perizinan dibidang
Bina Marga sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur
Kepala Daerah
kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah
3. Pembina atau bimbingan terhadap Dinas Lingkup Pekerjaan Umum
Kabupaten/Kota madya Daerah Tingkat II di bidang Bina Marga yang
bersifat teknis fungsional berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh
Menteri Pekerjaan Umum (PU).
5. Pengelola pelaksanaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD)
41
D. Visi dan Misi Dinas Bina Marga Provinsi Sulawesi Selatan
a. VISI
pembangunan daerah
b. MISI
berkeselamatan dan berwawasan lingkungan.
mendukun interkoneksitas kawasan strategis meningkatkan kawasan
tertinggal dan menguatkan simpul simpul jejaring pertumbuhan pada
koridor ekonomi Sulawesi selatan (mp3EI).
3. Meningkatkan kapasitas penyelenggaraan pembangunan infrastruktur
jalan yang bermoral, beretika, berkearifan lokaldan berprespektif gender
42
43
Ketrangan :
1. Dinas bina Marga sebagai mana yang di maksud pada peraturan daerah , di
pimpin oleh kepala dinas yang dalam melaksanakan tugas tugasnya
bertanggung jawab kepada segala urusan dinas bina marga.
2. Bagian secretariat sebagai mana di maksud pada peraturan daerah , di
pimpin oleh seorang kepala bagian yang dalam melakukan tugas tugasnya
berada di bawa dan bertanggung jawab kepada dinas bina marga.
a. Kepala Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian
b. Kepala Bagian Sub Program
c. Kepala Sub Bagian Keuangan
Tiap tiap kepala sub bagian masing masing membawahi beberapa badang
yang di dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala bidang
dan kepala dinas
3. Kepala bidang sebagaiman yang di maksud dalam peraturan daerah yang
tediri atas :
- Kepala Seksi Pengawasan Dan Pemamfaatan Jalan
b. Kepala bidan pengembangan jalan dan jembatan
- Kepala Seksi Pembangunan
44
- Kepala Seksi Pemeliharaan
- Kepala Seksi Peralatan
- Kepala Seksi Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi
- Kepal Seksi Uji Tanah Dan Konstruksi Jalan
- Kepala Seksi Uji Bahan Baja Dan Beton
Tiap-tiap bagian ini masing masing di pimpin oleh sub bagian yang akan
melaksanakan tugasnya berada di bawa dan bertanggung jawab kepada kepala
dinas.
Unit pelaksanaan teknis dianas (UPTD) sebagai mana yang di maksud
dengan peraturan daerah adlah unsure pelaksanaan operasi dianas di lapangan
yang di pimpin oleh seorang kepala dinas bina marga.
1 Job description
a. Kepala Dinas
Dinas biana marga di pimpin oleh kepal dinas yang mempunyai Tugas
pokok menyelanggarakan urusan di bidang kebinamargaan berdasarkan asa
desentralisasi dan tugas pembantuan.
umum dan kepegawaian, keuangan serta penyusunan program dalam lingkungan
dinas bina marga.
Secretariat terdiri atas :
administrasi pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan barang,
urusan rumah tangga serta mengelola administrasi kepegawaian.
- Sub Bagian Program
penyusunan la[poran kinerja
megelola administrasi keuangan meliputi penyusunan anggaran,
penggunaan, pembukuan, pertanggung jawaban dan pelaporan
c. Bidan Teknik
pengembangan dasar dasar perencanaan , penyusunan prioritas, penanganan
jaringan jalan dan jembatan, penyusunan analisa dampak lingkungan dan dampak
46
pengawasan, pemantauan dan pemamfaatan jalan.
Selain itu bidang bina teknik juga terdiri atas :
- Seksi Perencanaan
system, menejmen jalan provinsi serta penyusunan analisa dampak
lingkungan dan dampak social.
pemuktakhiran, penyimpanan data jalan serta penyusunan rencana
pengembangan jaringan jalan provinsi
- Seksi Pengawasan Pemamfaatan Jalan
pengendalian pemamfaatan jalan dan merumuskan tindak lanjut
serta rekomendasi teknis pemasngan utulitas umum.
d. Bidang Pembangunan Jalan Dan Jembatan.
Bidang pembangunan jalan dan jembatan mempunyai tugas pokok
melaksanakn pembinaan pengelolaan pembangunan prasarana jalan dan jembatan
provinsi.
- Seksi Pembangunan
- Seksi Tata Teknis
jasa konstruksi, penelitian dan pengkajian dokumen teknis serta
penta usaha
e. Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
Bidang pemeliharaan jalan dan jembatan mempunyaitugas pokok
melaksanakan pembinaan, pengelolaan, pemeliharaan prasarana jalan dan
jembatan provinsi, pengelolaan, pemeliharaan, pengendalian, peralatan dan bahan
jalan serta penanggulangan bencana alam.
Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan terdiri atas :
- Seksi Pemeliharaan
dan penerapan teknologi pemeliharaan jalan dan jembatan provinsi
- Seksi Peralatan
48
pengadaan bahan jalan serta penaganan tangkap darurat pasca
bencana alam.
Bidang pengujian dan pengembangan teknologi mempunyai tugas pokok
melaksanakan pembinaan, pengelolaan, penelitian dan pengujian mutu konstruktif
jalan dan jembatan serta pengkajian dan pengembangan teknologi.
Bidang Pengujian dan Pengembangan teknologi
- Seksi Pengkajian dan PengembnganTeknologi
- Seksi Uji Tanah dan Konstruktif
Tugas pokoknya yaitu melakukan pengkajian dan
penyelidikan tanah serta pengambilan dan pemeriksa material
untuk pengendalian mutu.
Tugas pokoknya yaitu melakukan penelitian dan pengujian
beton dan baja
1. Persiapan Pelaksanaan Audit Pada Kantor Dinas Bina Marga
Persiapan audit pada dinas bina marga bertujuan untuk mengumpulkan
informasi, penelaahan peraturan, ketentuan dan undang-undang yang berkaitan
dengan aktifitas yang di audit serta menganalisis informasi yang diperoleh
guna mengidentifikasi hal-hal yang potensial mengandung titik kelemahan
pada dinas bina marga,. Pada tahap ini auditor memilih bidang tertentu untuk
diaudit dari seluruh bidang obyek kegiatan yang telah ditentukan pada tahap
persiapan audit. Pemilihan ini diperoleh melalui pengumpulan dan
penganalisaan informasi atas kegiatan yang diperiksa.
Dari tahap ini diperoleh latar belakang dan informasi umum atas kegiatan
dinas bina marga, yang mendasari pemilihan sasaran tentatif pemeriksaan
melalui berbagai tehnik dan pengujian terbatas
dalam tahap persiapan Audit pada dinas bina marga di muali dengan
auditor memeriksa struktur organisasi dinas bina marga, hubungan mereka
dengan unit-unit lain, penugasan dari fungsi dan tanggung jawab. Kemudian
auditor menelusuri aktivitas aktivitas yang benar dengan flow charting penuh
atau dengan mengikuti dokumen-dokumen yang dipilih dengan terus menerus
pada titik kunci pengendalian.
marga yang menguasai unit atau fungsi yang diperiksa. Prosedur tertulis,
dimengerti oleh karyawan dan dihitung secara sah untuk menyusun atau
membawa keluar rencana perusahaan dan mencapai tujuan perusahaan, adalah
suatu petunjuk terhadap aktivitas yang dikembalikan dengan baik. Dimana
prosedur yang tidak tertulis, auditor akan menentukan dari pembicaraan
dengan manajemen apa yang diharapkan dari karyawan dan bagaimana
aktivitas disusun dan dilaksanakan. Akhirnya, auditor menanyakan apakah
manajemen melakukan penilaian terhadap pekerjaan yang dilaksanakan.
2. Pengujian Pengendalian Manajemen
usaha dan tindakan yang dilakukan oleh manajemen untuk mengarahkan atau
menjalankan operasi sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Pengujian
pengendalian manajemen dimaksudkan untuk lebih memantapkan sasaran
tentative pemeriksaan yang telah di identifikasi pada tahap persiapan
pemeriksaan. Pengujian pengedalian ini bertujuan untuk menilai efektifitas
pengendalian manajemen dan lebih mengenali adanya kelemahan sehingga
dapat dipastikan apakah suatu tenatif audit obyektive dapat terus dilanjutkan
pada tahap pemeriksaan lanjutan, karena kurangnya bukti pendukung.
Melalui tahap ini diperoleh bukti-bukti yang mendukung sasaran
pemeriksaan definitif yang dikembangkan dari kegiatan spesifik yang masih
bersifat sementar. Auditor juga menetapkan alternatif kegiatan spesifik
sementara lainnya. Dalam banyak hal akhir tahap ini dibuat laporan sementara
51
berupa laporan/ikhtisar hasil survai. Apabila pemeriksaan akan dilanjutkan
ketahap pemeriksaan lanjutan, maka pada tahap ini juga dibuat program kerja
audit.
menilai sistem pengendalian dalam penerangan tujuan pokok, kemudian
auditor akan melaksanakan pengujian yang tepat untuk menentukan kalau
penyajian pengendalian adalah merupakan operasi yang dimaksud. Pengujian
pengendalian meliputi verifikasi terhadap purchase order didukung oleh
dokumen dan spesifikasi otorisasi yang benar.
3. Pemeriksaan Lanjutan
cukup, guna mendukung sasaran defenitif pemeriksaan yang telah diperoleh
pada tahap pengujian dan pengajian ulang sistem pengendalian manajemen.
Pada tahap ini auditor memilih sasaran definitif, kemudian dilakukan
pengumpulan bukti yang relevan, material, dan kompeten, menuju suatu
kesimpulan mengenai sasaran audit yang bersangkutan. Hal ini dilakukan
dalam pemeriksaan terinci.
unsur:
sedang diperiksa.
2. Kompeten, Bukti diperoleh dari sumber yang independen yang dapat
dipercaya.
pertimbangan profesional untuk mendukung kesimpulan pemeriksa.
4. Material, Bukti harus mempunyai nilai yang cukup berarti dalam
mempengarui tingkat pertimbangan informasi yang bersangkutan.
B. Tujuan Audit Operasional
fungsi kantor dinas bina marga.
2. Untuk menilai apakah berbagai sumberda yang dimiliki dinas bina
bina marga telah digunakan secara efisien dan ekonomis.
3. Untuk menilai efektifitas dinas bina marga dalam mencapai tujuan
(objective) yang telah ditetapkan oleh top management.
4. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada top management dalam
memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penerapan
struktur pengendalian intern sistem pengendalian manajemen dan
prosedur operasional dinas bina marga dalam rangka meningkatkan
efisiensi keekonomisan dan efektifitas dari kegiatan operasi bina
marga.
Kebutuhan akan audit operasional bagi dinas bina marga adalah signal
yang mengindikasikan kebutuhan untuk menilai efisiensi dan efektivitas kegiatan
suatu organisasi dalam prosesnya untuk mencapai tujuan organisasi tersebut,
efisiensi digunakan untuk menilai sebaik apakah pemakaian sumber daya suatu
53
sedangkan efektivitas digunakan untuk menilai seberapa baik kebijakan-kebijakan
organisasi tersebut untuk mencapai tujuan. Efisiensi dan efektivitas merupkan dua
hal yang saling berkaitan erat satu dengan lainnya, bisa saja suatu kebijakan
organisasi itu sangat efisien akan tetapi tidak efektif begitupun sebaliknya.
Memang dalam melakukan audit operasional hal-hal yang menjadi standar untuk
menentukan hasil audit yang berguna bagi pihak manajemen puncak sangat
beragam sehingga untuk menentukan sebuah standar efisensi dan efektivitas
masing-masing perusahaan bisa berbeda-beda harus disesuaikan dengan kondisi
yang dihadapi akan tetapi audit operasional atau audit manajemen penting untuk
dilaksanakan karena hasil dari audit tersebut bisa berupa rekomendasi yang sangat
berguna bagi pihak manajemen untuk menentukan dan menilai kebijakan-
kebijakan dan kegiatan perusahaan apakah sudah tepat atau memerlukan
perbaikan sehingga akan berpengaruh pada kelangsungan hidup dinas bina marga.
C. Deskripsi Penelitian Audit Operasional
a. Deskripsi Penelitian
sampel di Dinas Bina Marga. Proses pendistribusian hingga pengumpulan data
dilakukan kurang lebih selama 1 bulan. Sebanyak 50 kuesioner yang disebar pada
responden di kantor Dinas Bina Marga provensi sul-sel.
54
Kuesioner yang disebar sejumlah 50 kuesioner dan kuesioner yang dapat
diolah yaitu sejumlah 40 kuesioner dengan jumlah pertanyaan 25 item.
Pertanyaan untuk variabel (x) audit operasiomnal sejumlah 15 pertanyaan dan 10
pertanyaan untuk variable (y) peningkatan efektivitas kerja.
Adapun rincian pendistribusian dan pengambilan kuesioner tersebut dapat
kita lihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.1
No Keterangan Jumlah Kuesioner
2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 10 10%
3 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 40 90%
4 Kuesioner yang cacat 0 0%
5 Kuesioner yang dapat diolah 40 90%
n Sampel = 40
55
Tabel 5.2
Laki laki 27 51,85%
menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki adalah
sebanyak 27 orang (51,85) dan yang berjenis kelamin perempuan adalah
sebanyak 23 orang (48,15). Dari angka tersebut menggambarkan bahwa jumlah
responden laki laki pada penelitian lebih banyak dari responden prempuan.
b. Usia (karakteristik responden berdasarkan usia) Tabel 5.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi (orang) Presentase
Jumlah 40 100%
Tabel 5.3 di atas menunjukkan bahwa dari 40 orang responden dalam
penelitian ini, responden yang berusia 25 tahun sebanyak 9 orang (20%), berusia
56
26-35 tahun sebanyak 23 orang (46%), berusia 36-55 tahun sebanyak 14 orang
(28%) dan berusia 55 tahun sebanyak 3 orang (6%).
c. Masa kerja (karakteristik responden berdasarkan usia)
Tabel 5.4 Karakteristik responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa bekerja Frekuensi (orang) Presentase
> 1 tahun
Jumlah 40 100%
Tabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa dari 40 orang responden dalam
penelitian ini, jumlah responden yg memiliki masa kerja selama >1 tahun adalah
sebanyak 8 orang (23%), masa kerja selama 1-5 tahun sebanyak 12 orang
(38%),masa kerja selama 6-10 tahun sebanyak 16 orang (23%), dan masa kerja
selama >10 tahun sebanyak 2 orang (16%).
C. Teknik Analisis Data
dengan menghitung korelasi antara butir instrumen dengan skor total. Analisis
ini dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor
total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item
pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-
57
penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Hasil Uji Validitas Variabel X
No Pernyataan Corrected Item-total correlation
R tabel Keterangan
58
pada variabel X (Peranan Audit operasional) , diketahui bahwa seluruh item
pernyataan yang digunakan telah valid, yang ditunjukkan dengan nilai masing-
masing item pernyataan lebih besar daripada nilai r table.
Hasil Uji Validitas Variabel Y
No Pernyataan Corrected Item-total
Berdasarkan tabel hasil uji validitas untuk masing-masing item pernyataan
pada variabel Y (peningkatan evektifitas kerja pada kantor dinas bina marga),
diketahui bahwa seluruh item pernyataan yang digunakan telah valid, yang
59
nilai r table.
D. Pembahasan Penelitian
a. Evaluasi audit opeasional pada kantor dinas bina marga
Berdasarkan data hasil penyebaran kuesioner yang terdiri dari dua(15)
butir pernyataan untuk variabel peranan audit operasional, penulis melakukan
kategorisasi terhadap variabel audit operasional berdasarkan skor tertinggi dan
terendah. Skor tertinggi yang mungkin diperoleh adalah 100 (5x50) dan skor
terendah yang mungkin diperoleh adalah 20 (1x20) dan panjang kelas interal
untuk setiap kategori adalah 18,4 ((115-23)/5). Jadi nilai interval untuk setiap
kategori dapat disusun dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.14 Pedoman Kategorisasi Peranan audit Operasional Pada kantor
dinas bina marga
Rentang Nilai Kategori
operasional adalah sebagai berikut:
bina marga.
Sumber: Kuesioner Penelitian
N0 ESP P1 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P15 JUMLAH 1 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 62 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 59 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 68 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 69 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 3 5 5 4 62 6 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 65 7 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 65 8 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 63 9 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 65
10 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 63 11 5 5 5 4 4 4 5 5 3 4 4 5 4 5 4 62 12 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 63 13 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 64 14 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 63 15 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 63 16 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 63 17 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 64 18 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 62 19 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 63 20 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 62 21 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 66 22 4 5 4 5 5 5 3 4 5 4 4 5 5 5 4 63 23 5 5 5 5 4 4 3 4 5 4 5 4 4 5 4 62 24 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 3 65 25 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 52 26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 69 27 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 3 5 5 4 62 28 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 65 29 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 65 30 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 63 31 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 62 32 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 59 33 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 68 34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 69 35 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 3 5 5 4 62 36 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 65 37 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 63 38 5 5 5 4 4 4 5 5 3 4 4 5 4 5 4 62 39 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 63 40 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 64
jumlah 180 183 184 179 179 175 180 178 184 179 181 180 186 190 176 2539
61
Berdasarkan jumlah skor hasil tabulasi jawaban responden mengenai
peranan audit operasional di kantor dinas bina marga, maka dapat dihitung
nilai rata-rata (mean) sebagai berikut:
Mean = Σ xi
Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata dari 40 responden, yaitu
pimpinan dan kepala ruangan di kantor dinas bina marga termasuk dalam
kriteria “Memadai”. Hal ini dapat dilihat 78,2 dari nilai rata-rata sebesar
63,475 berada pada interval “70,5-” yang termasuk dalam kategori
“Memadai”. Artinya pengaruh audit operasional di kantor dinas bina marga
telah memadai
b. Analisis Peningkatan efektivitas kerja pada kantor dinas bina marga
Berdasarkan data hasil penyebaran kuesioner yang terdiri dari (10)
butir pernyataan untuk variabel peningkatan efektivitas kerja, penulis
melakukan kategorisasi terhadap variabel peningkatan efektivitas kerja
berdasarkan skor tertinggi dan terendah. Skor 75 tertinggi yang mungkin
diperoleh adalah 95 (5x19) dan skor terendah yang mungkin diperoleh adalah
19 (1x19) dan panjang kelas interal untuk setiap kategori adalah 15,2 ((95-
19/5). Jadi nilai interval untuk setiap kategori dapat disusun dalam tabel
sebagai berikut:
Rentang Nilai Kategori
kerja adalah sebagai berikut.
1 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 45 2 4 4 3 4 4 4 5 5 5 4 42 3 4 5 4 5 4 5 4 3 4 5 43 4 5 4 5 4 3 3 4 5 4 5 42 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 46 6 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 45 7 4 5 4 5 3 3 5 5 4 4 42 8 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 43 9 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 45 10 4 3 4 5 4 5 5 5 3 4 42 11 5 4 5 4 3 4 5 4 5 4 43 12 5 3 5 4 4 4 5 5 4 4 43 13 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 45 14 5 4 5 4 5 3 5 4 3 5 43 15 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 35 16 5 4 5 4 3 3 4 5 4 5 42 17 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 46 18 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 45 19 4 5 4 5 3 3 5 5 4 4 42 20 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 43 21 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 45 22 4 3 4 5 4 5 5 5 3 4 42 23 5 4 5 4 3 4 5 4 5 4 43
63
24 5 3 5 4 4 4 5 5 4 4 43 25 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 45 26 5 4 5 4 5 3 5 4 3 5 43 27 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 35 28 4 3 4 5 4 5 5 5 3 4 42 29 5 4 5 4 3 4 5 4 5 4 43 30 5 3 5 4 4 4 5 5 4 4 43 31 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 45 32 5 4 5 4 5 3 5 4 3 5 43 33 4 5 4 5 3 3 5 5 4 4 42 34 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 43 35 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 45 36 4 3 4 5 4 5 5 5 3 4 42 37 5 4 5 4 3 4 5 4 5 4 43 38 4 4 3 4 4 4 5 5 5 4 42 39 4 5 4 5 4 5 4 3 4 5 43 40 5 4 5 4 3 3 4 5 4 5 42
jumlah 177 157 172 168 154 159 185 169 162 168 1671 Sumber: Kuesioner Penelitian
Berdasarkan jumlah skor hasil tabulasi jawaban responden mengenai
peningkatan efektivitas kerja, maka dapat dihitung nilai rata-rata (mean) sebagai
berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata dari 10 responden, yaitu
pimpinan dan kepala ruangan di kantor dinas bina marga termasuk dalam kriteria
“cukup Efektif”. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata sebesar 41,775 berada
64
pada interval “39,9 – 54” yang termasuk dalam kategori “cukup Efektif”. Artinya
peneingkatan efektivitas kerja pada kantor dinas bina marga cukup efektif.
E. Uji Hipotesis
variabel dependen yang dinyatakan dalam adjusted R square ( R2).
Model Summary
Square Std. Error of the
Estimate 1 .020a .000 -.077 2.67320 a. Predictors: (Constant), Audit Operasional
Sumber: Data Primer diolah SPSS22
Dari tabel di atas, nilai adjusted R2 adalah sebesar 0,077. Hal ini
menunjukkan bahwa variabilitas variabel dependen yaitu peningkatan efektivitas
kerja yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen yaitu evaluasi
audit operasional sebesar 0.77%. Sedangkan sisanya 0,23% dijelaskan oleh
variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi.
Uji Statistik t
Kriteria pengujian adalah:
1. Ho diterima jika nilai probabilitas (sig t) > (0,05) dan p value > 0,05
65
2. Ho ditolak jika nilai probabilitas (sig t) < (0,05) dan p value < 0,05
Signifikansi Nilai T
Dependent Variable: Efektivitas kerja di kantor dinas bian marga
Berdasarkan tabel di atas, nilai sig adalah sebesar 0,004 nilai tersebut lebih
kecil dari taraf signifikan sebesar 5% yang berarti bahwa peranan audit
operasional (X) berpengaruh secara simultan terhadap peningkatan mutu
pelayanan kesehatan rawat inap. Dengan demikian Ho ditolak karena sig t < 0,05.
Tabel di atas juga memperlihatkan bahwa Thitung.> Ttabel yaitu 2,250 > 0.1994,
yang berarti bahwa variable audit operasional (X) berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap peningkatan efektivitas kerja pada kantor dina bina marga (Y).
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.B Std. Error Beta 1 (Constant) 41.633 18.500 2.250 .004
PAO .020 .290 .020 .070 .945
66
melaksanakan tahap-tahap operasional. Peranan audit operasional Kantor dinas
bina marga, Kantor dinas bina marga telah memadai dan efektif. Hal ini didukung
dengan sebagian besar responden menilai asas peningkatan efektivitas kerja di
Kantor dinas bina marga sudah diterapkan dengan sangat baik.
Di Kantor dinas bina marga dalam memberikan pelayanan bermutu dan
efektif, Karena tidak terlepas dari proses dan prosedur pelaksanaannya, yakni
antara fakta dan standar sesuai tanggapan –tanggapan responden pada hasil
penelitian dibandingkan dengan informasi masyarakat sebelumnya.
C. Saran
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
a. Kantor dinas bina marga povensi Sulawesi selatan seharusnya memiliki
Satuan Pengawas Intern (SPI) agar melakukan pemantauan sehubungan
dengan rekomendasi yang diberikan terkait dengan bagian yang terperiksa
untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada pada dinas bina
marga .
67
b. Sebagaimana tingkat efektifitas kerja pada kantor dinas bina marga dinilai
efektif dalam pengelolaannya, pihak bina marga sebagai wadah dapat
memberikan pembanguna jalan dan jembatan secara komprehensif dan
berkelanjutan, serta memelihara dan meningkatkan efektivitas kerja agar
lebih meningkatkan kepuasan masyarakat
c. Kantor dinas bina marga povensi Sulawesi beserta pemerintah setempat
agar tetap berupaya menyediakan sarana - sarana penunjang peningkatan
efektivitas kerja demi meminimalisasi tingkat kepuasan dan lebih
meningkatkan motivasi kerja pada tenaga - tenaga bina marga di bidang
pembangunan jalan dan jembatan.
Agoes, Sukrisno (2006). Auditing. Jakarta:Lembaga Penerbit FE UI, Salemba Empat.
Arens,A Alvin, James K. Loebbecke (2003). Auditing. Jakarta:Salemba Empat.
Arens, A Alvin, Randy Elder, Mark Besley (2006). Audit dan Pelayanan Keamanan, Jakarta : Indeks.
(2008). Auditing dan Jasa Assurance, Jakarta : Salemba Empat.
(2010). Auditing and Assurance, Jakarta: Salemba Empat.
Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Bayangkara, IBK (2008). Audit Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Boynton, C William, Raymond N. Johnson, Walter G. Kell (2003). Modern Auditing, Jakarta:Erlangga.
Guy, M Dan, C. Wayne Alderman, Alan J. Winters (2003). Auditing, Jakarta:Erlangga.
Hall, A James, Tommie Singleton (2007). Audit Teknologi Informasi dan Assurance, Jakarta:Salemba Empat.
Nazir, Moh (2009). Metode Penelitian. Bogor:Ghalia Indonesia.
Ratminto, Atik Septi Winarsih (2009), Manajemen Pelayanan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Siagian, P Sondang (2007).Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Bumi
Aksara.
Sinambel, Poltak Lijan (2006). Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta:Bumi Aksara.
Sugiyono (2009).Metode Penelitian Bisnis. Bandung:Alfabeta.
Tunggal, Widjaja Amin (2008). Audit Manajemen. Jakarta:Rineka Cipta.
69
Umar, Husein (2002). Metode Riset Bisnis. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka.
www.sindonews.com
www.kompasiana.com
69
L
Lampiran 1
Nama : Tasbih
penelitian yang berjudul “EVALUASI PELAKSANAAN AUDIT OPERASIONAL DALAM
MENININGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA PADA KANTOR DINAS BINA MARGA
PROVINSI SULAWESI - SELATAN”.
Sesuai dengan judul penelitian tersebut, objek dari penelitian ini adalah peningkatan
efektivitas kerja.. Untuk mendukung penelitian ini, saya mengharapkan bantuan bapak/ibu untuk
mengisi kuesioner yang saya lampirkan bersama dengan surat ini.
Kuesioner ini digunakan untuk keperluan akademis, oleh karena itu saya mengharapkan
kejujuran dalam pengisian kuesioner, saya menjamin kerahasiaan dari semua pendapat / opini /
jawaban yang bapak/ibu berikan dalam kuesioner terlampir sesuai dengan etika penelitian.
Atas perhatian dan kesediaan bapak/ibu meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab
semua petanyaan dalam penelitian ini, saya ucapkan terimakasih.
Hormat saya,
A. Pertanyaan Umum
Data Pribadi Responden
Dalam pertanyaan khusus, isilah jawaban dengan memberikan tanda checklist (√) yang
menurut Bapak/Ibu merupakan jawaban yang paling tepat dengan memilih salah satu jawaban,
yaitu Sangat Tidak Setuju (STS),Tidak Setuju (TS), Kurang Setuju (KS), Setuju (S), dan Sangat
Setuju (SS). Pertanyaan ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut :
Variabel X (Audit Operasional)
STS TS KS S SS
1 Satuan pengawasan intern (SPI) bina marga secara struktur organisasi terpisah dengan bagian lain.
2 Satuan pengawasan internal (SPI) mengevaluasi pelaksanaan fungsi fungsi operasi perusahaan.
3 Satuan pengawasan intern (SPI) di dinas biana marga memiliki pendidikan yang memadai
4 Satuan pengawasan intern (SPI) di dinas biana marga memiliki pelatihan dan pendidikan profesional
5 Satuan pengawasan intern (SPI) di dinas biana marga memiliki kecakapan yang memadai
6
Pendelegasian wewenang dari kepala unit ke bawahan atau dari satu divisi ke divisi lainnya dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang telah ditetapkan
7
b. Tahap-tahap Audit Operasional
STS TS KS S SS
1 Satuan pengawasan itern (SPI) melakukan pengamatan terhadap aktivitas di dinas biana marga
2 Satuan pengawasan intern (SPI) mengkonfirmasi cakupan audit dengan bagian terperiksa.
3 Prinsip-prinsip dan kebijakan mengenai aktivitas bina marga dimengerti oleh semua tingkatan manajemen dan pengawas.
4 Sistem dan teknologi informasi di dinas bina marga telah terintegrasi dalam pembanguna jalan maupun antar divisi
5 Satuan pengawas Intern (SPI) mengkonfirmasi kepada bagian terperiksa terkait kelemahan yang ditemukan.
6
Satuan pengawas Intern (SPI) melakukan wawancara kepada pihak yang berwenang dan kompeten terkait dengan masalah yang diaudit guna mendapatkan informasi yang lengkap, relevan, dan akurat.
7
8
Saran dan rekomendasi yang diberikan dapat diterima dan dilaksanakan dengan baik oleh bagian yang diperiksa.
Variabel Y (Peningkatan evektifitas kerja pada kantor Dinas Bina Marga)
a. Peningkatan efektivitas kerja
STS TS KS S SS
1 Pihak dinas bina marga memberikan kemudahan dalam menerima setiap masukan dari masyarakat.
2 Bagian pembangunan jalan dan jembatan dalam melakukan pekerjaan mempunyai rasa tanggung jawab yang memadai.
3 Bagian pembangunan jalan dan jembatan dalam melakukan pekerjaan berdasarkan masukan dari masyarakat.
4 Bagian pembangunan jalan dan jembatan memperhatikan aspirasi kebutuhan dan harapan masyarakat.
5 Bagian pembangunan jalan dan jembatan tidak diskriminatif.
6 Bagian pembangunan jalan dan jembatan mempertimbangkan aspek keseimbangan hak dan kewajiban pemberi dan penerima pelayanan.
b. Prinsip pembangunan jalan dan jembatan
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Pembagunan yang diberikan bagian pembangunan jalan dan jembatan tidak berbelit-belit
2 Bagian pembangunan jalan dan jembatan bertanggungjawab dalam memberikan penyelesaian keluhan bila terjadi ketidakpuasan masyarakat dalam pembangunan
3 Penanganan masyarakat yang diberikan bagian pembangunan jalan dan jembatan berdasarkan keluhan masyarakat
4 Bagian pembangunan jalan dan jembatan memberikan rasa kepuasan dalam pembangunan
Lampiran 3
Uji Hipotesis
Square Std. Error of the
Estimate
Uji T
1 (Constant) 41.633 18.500 2.250 .004
PAO .020 .290 .020 .070 .945
Lampiran 4
Rekapitulasi Jawaban Responden variabel X
N0 ESP P1 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P15 JUMLAH 1 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 62 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 59 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 68 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 69 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 3 5 5 4 62 6 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 65 7 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 65 8 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 63 9 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 65
10 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 63 11 5 5 5 4 4 4 5 5 3 4 4 5 4 5 4 62 12 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 63 13 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 64 14 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 63 15 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 63 16 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 63 17 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 64 18 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 62 19 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 63 20 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 62 21 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 66 22 4 5 4 5 5 5 3 4 5 4 4 5 5 5 4 63 23 5 5 5 5 4 4 3 4 5 4 5 4 4 5 4 62 24 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 3 65 25 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 52 26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 69 27 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 3 5 5 4 62 28 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 65 29 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 65 30 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 63 31 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 62 32 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 59 33 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 68 34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 69 35 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 3 5 5 4 62 36 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 65 37 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 63 38 5 5 5 4 4 4 5 5 3 4 4 5 4 5 4 62 39 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 63 40 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 64
jumlah 180 183 184 179 179 175 180 178 184 179 181 180 186 190 176 2539
Rekapitulasi Jawaban Responden variabel Y
1 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 45
2 4 4 3 4 4 4 5 5 5 4 42
3 4 5 4 5 4 5 4 3 4 5 43
4 5 4 5 4 3 3 4 5 4 5 42
5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 46
6 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 45
7 4 5 4 5 3 3 5 5 4 4 42
8 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 43
9 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 45
10 4 3 4 5 4 5 5 5 3 4 42
11 5 4 5 4 3 4 5 4 5 4 43
12 5 3 5 4 4 4 5 5 4 4 43
13 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 45
14 5 4 5 4 5 3 5 4 3 5 43
15 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 35
16 5 4 5 4 3 3 4 5 4 5 42
17 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 46
18 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 45
19 4 5 4 5 3 3 5 5 4 4 42
20 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 43
21 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 45
22 4 3 4 5 4 5 5 5 3 4 42
23 5 4 5 4 3 4 5 4 5 4 43
24 5 3 5 4 4 4 5 5 4 4 43
25 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 45
26 5 4 5 4 5 3 5 4 3 5 43
27 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 35
28 4 3 4 5 4 5 5 5 3 4 42
29 5 4 5 4 3 4 5 4 5 4 43
30 5 3 5 4 4 4 5 5 4 4 43
31 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 45
32 5 4 5 4 5 3 5 4 3 5 43
33 4 5 4 5 3 3 5 5 4 4 42
34 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 43
35 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 45
36 4 3 4 5 4 5 5 5 3 4 42
37 5 4 5 4 3 4 5 4 5 4 43
38 4 4 3 4 4 4 5 5 5 4 42
39 4 5 4 5 4 5 4 3 4 5 43
40 5 4 5 4 3 3 4 5 4 5 42
jumla h 177 157 172 168 154 159 185 169 162 168 1671
sampul.pdf