penyimpanan dan penemuan kembali surat atau dokumen€¦ · penyimpanan dan penemuan kembali surat...
TRANSCRIPT
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
NOVEMBER 2017
KEARSIPAN Program Keahlian Administrasi Perkantoran
2017 PENYIMPANAN DAN PENEMUAN KEMBALI
SURAT ATAU DOKUMEN
Disusun oleh:
Wulan Fitriyah
150412603260
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-
Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan modul untuk memenuhi tugas akhir
Pengembangan Bahan Ajar Administrasi Perkantoran.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkenan
membantu dalam menyelesaikan modul ini, terutama Bapak Drs. H. Muhammad Arif,
M.Si selaku Dosen mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar Administrasi Perkantoran.
Modul ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar
Administrasi Perkantoran.
Melalui modul ini, penulis berusaha menyajikan materi dengan berbagai model
evaluasi dan penugasan dengan teknik bervariasi untuk mempermudah peserta didik
dalam mencapai target-target belajar atau kompetensi yang diharapkan. Pemanfaatan
modul ini dapat dikombinasikan dengan kegiatan mendengarkan materi yang
disampaikan oleh guru, kegiatan membaca buku-buku sumber lainnya secara mandiri,
maupun belajar dari informasi – informasi di internet. Berbagai kegiatan tersebut
diharapkan dapat mendukung kegiatan belajar peserta didik secara menyeluruh.
Penulis sadar bahwa modul ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan, oleh
karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk menyempurnakan Modul ini. Semoga
Modul ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya modul ini. Semoga modul ini dapat bermanfaat
sebagai pembelajaran bagi pembaca.
Malang, 05 November 2017
Penulis
Wulan Fitriyah
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................... 2
Daftar Isi .................................................................................................................. 3
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang .......................................................................................... 4
Prasarat ...................................................................................................... 4
Deskripsi Singkat ...................................................................................... 5
Kompetensi Inti ......................................................................................... 5
Kompetensi Dasar ..................................................................................... 6
Indikator .................................................................................................... 6
Tujuan Pembelajaran ................................................................................. 6
Manfaat Penyusunan Modul ..................................................................... 7
Petunjuk Penggunaan Modul..................................................................... 7
Bab II Kegiatan Belajar
Materi Pokok ............................................................................................. 8
Informasi Pendukung ................................................................................ 8
Uraian Materi ........................................................................................... 10
Rangkuman .............................................................................................. 33
Tugas Latihan .......................................................................................... 34
Kunci Jawaban ........................................................................................ 35
Tugas Rumah ........................................................................................... 38
Tugas Formatif ........................................................................................ 39
Kunci jawaban Formatif .......................................................................... 42
Penilaian .................................................................................................. 43
Bab IV Penutup ..................................................................................................... 47
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 48
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 4
A. LATAR BELAKANG
Administrasi selalu ada disemua ruang lingkup kerja atau kegiatan.
Administrasi identik dengan persuratan atau ketatausahaan. Dalam bidang
administrasi diperlukan kegiatan untuk pengelolaan arisp dikarenakan dokumen
yang dimiliki perusahaan merupakan dokumen yang menjadi kekayaan perusahaan
yang tidak boleh hilang, karena itu dokumen – dokumen tersebut harus dijaga dan
dilindungi secara baik oleh perusahaan.
Tujuan dalam rangka menyelamatkan arsip yang berisi informasi penting
merupakan bukti pertanggung jawaban yang autentik, maka arisp – asrip tersebut
haruslah disimpan dengan baik menggunakan satu system yang memudahkan
dalam menyimpan dan menemukan kembali.
Kompetensi ini merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai
oleh peserta didik pada program keahlian Administrasi Perkantoran. Kompetensi
ini memiliki satu kompetensi dasar (KD), yaitu : Menjelaskan penyimpanan dan
penemuan kembali surat/dokumen.
Modul ini disiapkan sebagai bahan pembelajaran untuk kompetensi dalam
menjelaskan penyimpanan dan penemuan kembali surat/dokumen dengan baik dan
benar. Modul ini sangat penting dipelajari oleh siapa saja khususnya yang bergerak
dibidang Administrasi Perkantoran.
B. PRASYARAT
Sebelum mempelajari modul “Penyimpanan dan Penemuan kembali
surat/dokumen” peserta didik harus memiliki kemampuan awal atau penguasaan
tentang:
a. Arti penting, asas dalam kearsipan, dan jenis-jenis arsip.
b. Pentingnya sistem kearsipan yang baik.
c. Pengorganisasian arsip.
PENDAHULUAN
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 5
C. DESKRIPSI SINGKAT
Prosedur Penyimpanan Arsip
Penyimpanan Arsip dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Pengumpulan warkat/dokumen.
2. Memeriksa tanda-tanda pelepas
3. Penetapan indeks
4. Pemberian kode warkat
5. Penyortiran
6. Penyimpaanan dan penataan warkat
7. Pemeliharaan, perawatan, penyiangan dan pemusnahan arsip menurut
peraturan yang berlaku.
Prosedur pencarian/penemuan kembali arsip
1. Menentukan jenis surat yang di butuhkan
2. Menetapkan kode berdasarkan nama/judul yang telah di indeks.
3. Mengambil arsip dari tempat penyimpanan dan menggantinya dengan
bon pinjaman (out slip) bila yang di pinjam satu lembar arsip. Jika yang
di pinjam satu folder, maka harus pula di buatkan out foldernya.
4. Menyerahkan arsip kepada peminjamnya.
D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI INTI
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif
dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 6
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR
3.18 Menjelaskan Penyimpanan dan penemuan kembali surat/dokumen.
4.18 Mempraktikkan tata cara penyimpanan dan penemuan kembali
surat/dokumen
E. INDIKATOR DAN TUJUAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR
1. Menjelaskan pengertian sistem penyimpanan surat/dokumen
2. Menjelaskan langkah prosedur penyimpanan surat/dokumen
3. Menjelaskan pengertian sistem penemuan kembali surat/dokumen
4. Menjelaskan pola sistem surat/dokumen
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mengetahui pengertian sistem penyimpanan surat/dokumen
2. Siswa dapat mengetahui langkah prosedur penyimpanan surat/dokumen
3. Siswa dapat mengetahui pengertian sistem penemuan kembali
surat/dokumen
4. Siswa dapat mengetahui pola sitem surat/dokumen
F. TUJUAN AKHIR PEMBELAJARAN
a. Peserta didik mampu memahami cara menyimpan dan menemukan kembali
surat/dokumen dengan baik dan benar.
b. Peserta didik mampu memeraktikan cara menyimpan dan menemukan
surat/dokumen dengan baik dan benar.
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 7
G. RELEVANSI/MANFAAT
Dengan adanya modul ini akan memudahkan guru dalam proses pembelajaran.
Materi yang terstruktur akan membuat siswa lebih mudah menerima informasi atau
pengetahuan yang disampaikan oleh guru. Selain itu dengan adanya modul ini siswa
akan mudah untuk belajar mandiri dan gurupun juga mudah dalam memberikan
tugas tentang penyimpanan dan penemuan kembali surat/dokumen.
H. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1. Peserta Didik
a. Bacalah dengan cermat dan pahami materi yang ada dalam modul ini.
b. Diskusikan dengan sesama peserta didik mengenai apa yang telah Anda
cermati untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang tujuan belajar
dan kompetensi yang ingin dicapai dalam modul ini. Bila masih ragu,
maka tanyakan pada guru sampai materi dapat dipahami.
c. Bila dalam proses memahami materi Anda mendapatkan kesulitan,
diskusikan atau tanyakan pada guru.
d. Kerjakanlah tugas-tugas yang ada dalam modul ini, baik tugas individu
ataupun kelompok dengan benar dan teliti.
2. Guru
a. Informasikan bagaimana mengunakan modul dengan benar, cara
pembelajaran, cara penilaian, bahan dan alat yang digunakan, dan waktu
yang dibutuhkan untuk mempelajari modul ini.
b. Berikanlah bimbingan kepada peserta didik apabila mereka mendapati
kesulitan dalam mempelajari modul.
c. Amati dan catatlah kemajuan yang dialami oleh peserta didik dan berikan
umpan balik (feedback) atas pencapaian belajar yang telah dilakukan oleh
peserta didik.
d. d. Selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung, tetaplah berada
di dalam kelas.
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 8
I. MATERI PEMBELAJARAN
Dalam modul menjelaskan tentang:
1. Pengertian sistem penyimpanan
2. Langkah prosedur penyimpanan arsip
3. Pengertian sistem penemuan kembali
4. Pola sitem kearsipan
5. Sistem subjek
6. Sistem abjad
7. Keuntungan pemakaian sistem abjad
8. Sistem nomor
9. Sistem wilayah
J. INFORMASI PENDUKUNG
Keberhasilan pelaksanaan manajemen arsip dinamis atau arsip aktif, akan
nampak dengan jelas, bilamana semua bahan yang dibutuhkan mudah ditemukan
kembali, dan mudah pula dikembalikan ke tempat semula. Karena, penemuan atau
pencarian dokumen merupakan salah satu kegiatan dalam bidang kearsipan, yang
bertujuan untuk menemukan kembali arsip, karena akan dipergunakan dalam
proses penyelengaraan administrasi. Menemukan kembali, juga berarti
memastikan dimana suatu arsip yang akan dipergunakan itu disimpan, dalam
kelompok berkas apa arsip itu berada, disusun menurut sistem apa, dan bagaimana
cara mengambilnya.
Menemukan kembali arsip, tidak hanya sekedar menemukan kembali arsip
dalam bentuk fisiknya, akan tetapi juga menemukan informasi yang terkandung
didalamnya. Oleh karena itu, penemuan kembali ini sangat berhubungan dengan
keakuratan sistem pemberkasan atau penyimpanannya.
Kegiatan penemuan kembali merupakan barometer efisiensinya penyajian
informasi kearsipan. Siklus penemuan kembali arsip yang dibutuhkan
(retrieval/finding cyclus), dan siklus penempatan kembali (filing cyclus)
merupakan prosedur yang memerlukan penanganan tersendiri.
Salah satu hal penting yang sering diabaikan dalam penemuan kembali
arsip ialah, tidak melakukan pencatatan dalam transaksi peminjaman. Kita sering
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 9
mengambil arsip tanpa melalui bukti tertulis, atau hanya meminjam lisan saja,
bahkan mungkin menggunakannya tanpa seijin petugas, karena merasa sesama
teman kantor. Akibatnya, bila kita lupa mengembalikannya, maka arsip itu bisa
hilang atau tercecer disembarang tempat. Oleh karena itu, bila kita meminjam
arsip sebaiknya mempergunakan surat pinjam atau kartu permintaan pinjam
melalui petugas yang menanganinya. Untuk menghindari hal itu, maka perlu
dibuat lembar/kartu pinjam arsip.
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 10
Sistem penyimpanan adalah sistem yang dipergunakan pada penyimpanan warkat
agar kemudahan kerja penyimpanan dapat diciptakan dan penemuan warkat yang sudah
disimpan dapat dilakukan dengan cepat bilamana warkat tersebut sewaktu-waktu
diperlukan. Sistem penyimpanan pada prinsipnya adalah menyimpan berdasarkan kata
tangkap (caption) dari warkat yang disimpan baik berupa huruf maupun angka yang
disusun menurut uruitan tertentu. Pada umunya sistem penyimpanan yang dapat dipakai
sebagai sistem penyimpanan yang standar adalah sistem subjek, sistem abjad, sistem
nomor, dan sistem geografis. Di dalam suatu kantor dapat saja diterapkan pemakaian satu
sistem penyimpanan untuk semua file yang ada di kantor tersebut.Akan tetapi tidak jarang
pula kantor yang menggunakan beberapa sisitem penyimpanan untuk menghindari
kesalahan dalam memilih arsip yang disimpan. Adapun langkah prosedur penyimpanan
arsip anta lain:
1. Memeriksa
Surat atau dokumen lainya disimpan dan diperiksa apakah dokumen yang
bersangkutan memang sudah layak disimpan atau masih dalam pemrosesan. Tanda
siap disimpan, biasa disebut juga dengan istilah relasemark baik dalam bentuk
stampel, paraf, atau tanda file lainya yang perlu diteliti oleh petugas. Pemeriksaan ini
penting karena bilamana terjadi petugas tidak teliti dalam memeriksa dan menyimpan
surat yang seharusnya diteruskan atau distribusikan kepada unit lain untuk diproses,
maka terjadilah apa yang disebut surat “hilang”. Dengan begini akan timbul kekacauan
antar petugas yang saling menyalahkan sewaktu surat ditanyakan pimpinan.
PAPARAN ISI MATERI
A. Pengertian Sistem Penyimpanan
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 11
2. Mengindeks
Mengindeks adalah proses menemukan kata tangkap (caption) dari suatu surat
atau dokumen untuk kepentingan penyimpanan. Di dalam pekerjaan diharapkan
petugas dapat menentukan subjek surat tidak hanya berdasarkan subjek yang tertulis
pada perihal surat. Dari indeks ini, petugas dapat melihat daftar klasifikasi subyek
untuk mengetahui istilah yang bersangkutan secara lebih rinci.
3. Mengkode
Mengkode adalah memberi tanda pada surat dengan cara menuliskan kata-kata di
atas kertas surat yang bersangkutan dengan tulisan tersebut petugas dapat menyortir
ataupun menempatkan surat sesuai dengan subjek yang benar. Atau berdasarkan kode
tersebut petugas dapat menempatkan (menyimpan) surat yang dikembalikan dari
peminjaman tempatnya, tanpa mengalami kesukaran karena kode penyimpanannya
sudah ada.
4. Menyortir
Menyortir adalah mengelompokan surat terlebih dahulu untuk memudahkan
pekerjaan penempatanya di tempat penyimpanan. Dengan adanya penyortiran, surat-
surat disimpan bergiliran kelompok demi kelompok. Jika surat yang akan disimpan
hanya sedikit maka tidak perlu disortir terlebih dahulu, karena dapat dilakukan
penyimpanan sekaligus secara mudah.
5. Menempatkan
Dalam sistem subjek pengelompokan arsip atau dokumen berdasarkan subjek atau
pokok masalah. Penunjuk yang dipergunakan untuk map, laci almari arsip, map
ordner, rap arsip, dan lain-lain sarana penyimpanan arsip, berupa istilah subjek. Istilah
tersebut dimulai dari kelas utama, kelas, subkelas, sub-subkelas, tergantung jumlah
surat dari subjek bersangkutan yang disimpan dengan pengelompokkan yang lebih
terperinci. Apabila alat yang digunakan untuk menyimpan adalah map gantung dalam
lemari arsip, surat mula-mula ditempatkan dalam map dengan label subjek utama.
Apabila suratnya banyak subjek utama menjadi label laci. Apabila dokumen yang
disimpan sangat banyak, almari arsip dapat berlabelkan subjek utama. Agar mudah
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 12
dipahami, diambil contoh sederhana yakni penyimpanan dengan map gantung.
Misalnya, subjek personalia terdiri atas tingkatan-tingkatan sebagai berikut. (1) Subjek
utama=Personalia; (2) subjek=Penerimaan; (3) subsubjek=Sarjana; sub-
subsubjek=Pertanian.
Penemuan kembali arsip atau dokumen adalah cara bagaimana sesuatu dokumen
atau arsip dapat di temukan kembali dalam kurun waktu yang cepat dan tepat. Penemuan
kembali dokumen atau arsip bukanlah sekedar menemukan berkas-berkas dari tempat
penyimpananya, akan tetapi yang lebih penting ialah informasi yang terkandung dalam
dokumen itu dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan. Oleh karena itu,
penemuan kembali dokumen atau arsip dadapt juga disebut penemuan kembali informasi.
Dalam masalah penemuan kembali dokumen atau arsip, yang selalu menjadi
persoalan antara penjabat dan unit-unit yang memerlukannya. Untuk meneukan kembali
dokumen atau arsip sangat berhubungan erat dengan sistem penataan dan penyimpanan
dokumen arsip. Tanpa mengetahui sistem penataan dan penyimpanannya, maka
penemuan kembali akan mengalami kesulitan. Dalam pola sitem kearsipan di kenal
dengan:
a. Indeks : adalah kata tanggap (caption, catch word) yang berupa nama
orang, nama badan, nama organisasi, subjek, nama tempat.
b. Kode : biasaya kode dapat berupa angka, kombinasi angka dengan huruf
atau tanda lainya yang mengandung pengertian tertentu.
c. Petunjuk silang : digunakan dalam hubungan kata tangkap yang berupa masalah,
nama orang, nama badan atau organisasi, dan nama tempat. Sebagai contoh:
Kepegawaian
00 Arsip Umum Kepegawaian
01 Inventarisasi
02 Perencanaan
03 Pengerahan Tenaga
B. Sistem Penemuan Kembali
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 13
04 Pengangkatan
05 Kesejahteraan
06 Kenaikan Pangkat
Dalam sistem ini semua dokumen atau arsip disusun dan dikelompokan
berdasarkan judul masalah. Satu masalah dapat dipecahkan ke dalam sub masalah, sub-
sub masalah, dan seterusnya sampai kepada masalah yang terkecil. Sebagai contoh
adalah:
Kepegawaian ( masalah I )
Inventarisasi ( masalah II )
Jabatan ( masalah III )
Perencanaan ( masalah I )
Karir ( masalah II )
Dalam menyusun dokumen atau arsip seperti tersebut di atas, selain diperlukan
folder, juga diperlukan guide. Guide dan folder diberi tanda atau label untuk
menempatkan judul masalanya. Dokumen mengenai masalah yang sama ditempatkan
dalam satu atau lebih folder yang sudah diberi label. Setiap dokumen yang ada di dalam
folder dituliskan judulnya pada pinggir atas sebelah kanan. Susunan judul masalah yang
baik terdapat pada petunjuk (guide), maupun folder hendaklah mengikuti tingkat-tingkat
judul masalah yang diatur, mulai dari sebelah kanan untuk masalah I dan diteruskan ke
sebelah kiri menurut pecahan-pecahan masalah yaitu: masalah I, II dan seterusnya.
Sebagai sarana utama penemuan kembali dipergunakan judul masalah.
Pengertian Sistem Subjek
Sistem subjek adalah sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang
disusun berdasarkan pengelompokan nama masalah/subjek pada isi surat.
C. Sistem Subjek
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 14
Dalam mengelola arsip pribadi kita juga dapat menerapkan sistem subjek, misalnya di
rumah tangga. Ada arsip tentang pembayaran rekening listrik, rekening telepon, arsip
tentang ijazah, akte kelahiran, dan lain-lain.
arsip sistem subjek, Ilustrasi
Kelebihan sistem subjek
1. Mudah mencari keterangan bila perihalnya saja yang ingin diketahui.
2. Dapat dikembangkan dengan tidak terbatasnya judul dan susunannya.
Kelemahan sistem subjek
1. Sulit mengklasifikasikan apabila terdapat aneka ragam perihal yang hampir sama
padahal berbeda satu sama lain.
2. Kurang cocok untuk bermacam jenis surat.
Pada sistem subjek ini sebelum kita menyimpan arsip hendaknya dipersiapkan
terlebih dahulu Daftar Klasifikasi Arsip. Daftar klasifikasi arsip ini adalah daftar yang
berisi tentang pengelompokan arsip berdasarkan masalah-masalah, secara sistematis dan
logis, serta disusun berjenjang dengan tanda-tanda khusus yang berfungsi sebagai kode.
Tujuan pembuatan daftar klasifikasi subjek adalah sebagai berikut:
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 15
Agar istilah yang digunakan untuk pengelompokan dokumen dapat dibuat tetap
dan seragam
Semua arsip yang bersubjek sama akan dapat berkumpul di tempat yang sama,
dan arsip yang subjeknya saling berkaitan akan diletakkan berdekatan.
Mengusahakan agar arsip secara mudah, cepat, dan tepat, ditentukan kembali dan
dikembalikan ke tempat semula.
Dalam menyusun daftar klasifikasi subjek, masalah-masalah yang ada dibagi menjadi
beberapa tingkatan, yaitu sebagai berikut.
Tingkat I : masalah utama (masalah yang paling luas)
Tingkat II : sub masalah (masalah yang lebih kecil dari masalah utama)
Tingkat III : sub-sub masalah (masalah yang lebih kecil dari sub masalah)
berikut contohnya.
Masalah Utama
Masalah
Sub Masalah
Kp : Kepegawaian
Cuti
a. Cuti Melahirkan
b. Cuti Sakit
c. Cuti Tahunan
Mutasi
a. Kenaikan golongan
b. Masa kerja
c. Tunjangan keluarga
d. Alih tugas
e. Jabatan
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 16
filing cabinet sistem subjek
guide sistem subjek
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 17
hanging map dalam sistem subjek
Untuk instansi yang ruang lingkupnya luas, dapat menggunakan daftar klasifikasi
subjek sampai 3 tingkatan atau lebih, sedangkan instansi yang bidang kerjanya kecil
cukup menggunakan satu atau dua tingkatan saja.
Proses penyimpanan dalam sistem arisp ini menggunakan peralatan atau
perlengkapan seperti berikut ini.
1. Filing cabinet; jumlah laci disesuaikan dengan banyaknya kelompok masalah utama
2. Guide; jumlanya disesuaikan dengan banyaknya kelompok masalah
3. Folder; jumlahnya disesuaikan dengan banyaknya kelompok masalah
4. Kartu Indeks
5. Rak Sortir
6. Lemari kartu indeks.
Prosedur penyimpanan arsip
Langkah-langkah menyimpan arsip sistem subjek pada dasarnya sama dengan
sistem-sistem yang lain, yaitu sebagai berikut.
a. Memeriksa berkas.
Berkas atau surat yang disimpan diperiksa untuk memastikan apakah arsip sudah
selesai diproses atau belum, dengan melihat tanda-tanda perintah surat disimpan.
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 18
Pada saat memeriksa petugas sekaligus menentukan subjek surat tersebut.
Contoh: Bagas akan menyimpan surat dari ibu Arliani tentang cuti sakit. Berarti surat
tersebut subjeknya adalah Cuti Sakit.
b. Mengindeks
Mengindeks dalam sistem subjek artinya menentukan permasalahan surat dengan
mencocokan dengan daftar klasifikasi yang sudah dibuat.
c. Mengode
Menuliskan kode pada surat tersebut sesuai dengan daftar klasifikasi subjek. Jika
daftar klasifikasi subjek menggunakan kode beberapa huruf atau angka, maka kode
yang ditulis pada surat adalah kode huruf atau angka tersebut. Tetapi jika daftar
klasifikasi tidak menggunakan kode, maka yang ditulis adalah nama subjeknya. Kode
subjek yang ditulis adalah nama/nomor subjek pada daftar klasifikasi yang
tingkatannya paling kecil.
d. Menyortir
Surat-surat yang mempunyai kode yang sama dikelompokan menjadi satu.
Apabila surat hanya satu, maka tidak perlu disortir.
e. Menempatkan
Surat-surat ditempatkan sesuai dengan kode sura dan kode tempat penyimpanan.
contoh: surat sakit dari ibu Arliani ditempatkan dalam laci berkode Kepegawaian,
dibelakang guide cuti dan di dalam hangin folder Cuti sakit.
Catatan: sebelum surat ditempatkan secara permanen pada tempat penyimpanan,
jangan lupa untuk membuat kartu indeks terlebih dahulu.
Perhatikan contoh kartu indeks berikut.
Kartu indeks
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 19
Setelah kita menyimpan arsip maka perlu dipelajari juga prosedur penemuan kembali
arsip dengan sistem subjek ini. Prosedurnya adalah sebagai berikut:
1. Lihat daftar klasifikasi dan carilah kartu indeks
2. Lihat kode penyimpanan kartu indeks
3. Berdasarkan kode pada kartu indeks, carilah surat/arsip pada laci,
guide, dan folder sesuai dengan kodenya.
Dalam sistem ini dokumen atau arsip diatur berdasarkan nama orang atau nama
organisasi. Biasanya sistem abjad dipergunakan untuk mengatur dokumen atau arsip
pegawai yang bersifat individual. Semua dokumen mengenai pegawai disimpan dalam
satu folder, dan bersama-sama dengan folder lain di simpan secara abjad berdasarkan
nama pegawai tersebut. Untuk keperluan penyusunan folder pegawai tersebut data file
cabinet, harus diikuti ketentuan cara mengindeks nama-nama orang. Sarana peemuan
kembali dalam sistem abjad ialah nama orang. Adakalanya dokumen/arsip diterima atau
dikirimkan oleh suatu instansi disusun berdasarkan nama badan atau organisasi yang
menerima atau mengirimnya. Dalam hubungan ini yang menjadi sarana penemuan
kembali ialah nama badan atau organisasi.
Keuntungan pemakaian sistem abjad adalah:
1. Dokumen yang berasal dari satu nama (nama individu atau nama badan) yang sama
akan berkelompok menjadi satu.
2. Surat masuk dan pertinggal dari surat keluar disimpan bersebelahan dalam satu map.
3. Pencarian dokumen dapat dilakukan secara langsung melalui nama pengirim surat,
tanpa mempergunakan indeks.
4. Susunan guide dan folder sederhana.
5. Mudah dikerjakan dan cepat didalam penemuan.
6. Dapat juga mempunyai file campuran.
Penyimpanan arsip sistem abjad adalah penyelenggaraan sistem kearsipan
berdasarkan abjad alfabet, disusun mulai dari A sampai Z, Aa sampaiZz, dan seterusnya.
D. SISTEM ABJAD
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 20
Untuk memahami atau cara penyimpanan warkat dengan menggunakan sistem abjad,
terdapat beberapa istilah atau terminology yang perlu diketahui, antara lain:
1. Mengindeks adalah kegiatan membagi nama/judul terhadap beberapa unit.
2. Unit adalah bagian terkecil dari suatu nama/judul.
3. Caption adalah nama yang sudah diindeks yang kemudian dijadikan tanda
pengenal
4. Mengkode (kodifikasi), kegiatan menemukan kode dari nama yang sudah
diindeks. kode diambil dari huruf pertama dari nama/judul yang sudah diindeks
5. Mengabjad adalah kegiatan menyusun kode menurut urutan abjad dari nama/
judul yang sudah diindeks
Kelebihan sistem abjad:
1. Sangat mudah menggolongkan surat menurut nama organisasi / instansi / lembaga /
perusahaan
2. Menyimpan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat
3. Sederhana dan mudah dimengerti baik pekerjaan maupun pencariannya
4. Perlengkapannya dapat dipergunakan untukbermacam-macam dokumen dan cocok
untuk tiap-tiap dokumen
Kelemahan sistem abjad:
1. Dalam sistem-sistem yang sangat luas memerlukan waktu yang lama untuk
menemukan surat/warkat yang diperlukan
2. Sulit apabila terdapat nama yang sama terutama nama orang
3. Sulit memperkirakan persyaratan-persyaratan ruang untuk huruf- huruf abjad yang
berlainan
Peraturan Mengindeks dan memberi kode
Sistem abjad membedakan judul atas empat golongan adalah:
1. Nama perorangan (Individual name)
2. Nama perusahan (Firm name/ Business name)
3. Nama Instansi Pemerintah (Government name)
4. Nama organisasi /perhimpunan (Civic mission)
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 21
Cara Mengindeks Nama Orang Indonesia
1. Nama tunggal, adalah nama orang yang terdiri atas suku kata, maka diindeks
sebagaimana nama tersebut ditulis. Contoh:
2. Nama ganda, adalah nama orang yang terdiri lebih dari satu suku kata, maka
diindeks berdasarkan suku kata terakhir dari nama tersebut. Misalnya:
3. Nama keluarga/suku/marga, adalah nama orang diikuti nama keluarga/suku
marga, maka diindeks berdasarkan nama keluarga/suku/marga, misalnya:
4. Nama orang yang menggunakan singkatan di depan ataupun di belakang dan tidak
diketahui kepanjangannya maka diindeks nama jelasnya, misalnya:
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 22
5. Nama orang yang menggunakan singkatan di depan ataupun di belakang dan
diketahui kepanjangannya, maka diindeks dengan cara menulis lengkap singkatan
tersebut, misal:
6. Nama orang yang memakai gelar, yang diutamakan ialah nama asli atau marga
dan gelar tidak diindeks. Gelar ditempatkan pada unit terakhir dalam tanda
kurung. Namun apabila gelar tersebut diikuti nama tunggal maka gelar tersebut
turut diindeks.
Ada beberapa gelar yang umum dipergunakan yaitu:
1. Gelar akademik seperti S.Pd, Dra, Drs, S.H., dan lain sebagainya.
2. Gelar keagamaan seperti Kiai, K.H. Haji, Hajjah, Ustazah, dan lain-lain.
3. Gelar kebangsawanan, seperti Raden, Raden Ayu, Sultan, dan lain sebagainya
4. Gelar kepangkatan, seperti marsekal, laksamana, Kapten, dan lain sebagainya.
5. Gelar Jabatan, seperti Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati, Camat, Lurah, dan
lain sebagainya diindeks sebagai berikut:
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 23
7. Nama urutan kelahiran, biasanya terjadi di Bali seperti Putu, Wayan, Made,
Nyoman, Ketut, diutamakan yang diindeks ialah nama diri diikuti oleh gelar
urutan kelahiran, misalnya:
8. Nama orang yang diikuti dengan nama baptis, diutamakan nama aslinya sehingga
nama baptis tidak diindeks. Namun apabila nama baptis itu diikuti nama tunggal
maka nama baptisnya turut diindeks, misalnya:
9. Nama wanita yang diikuti nama suami atau ayahnya, diindeks dengan
menampilkan nama suami/ayahnya terlebih dahulu, misalkan:
10. Nama orang yang memakai kata bin/binti, diindeks dengan cara menuliskan
terlebih dahulu nama yang mengikuti nama yang bertalian. Misalnya:
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 24
11. Nama orang yang masih menggunakan ejaan lama, diindeks sebagaimana nama
itu ditulis. Misalnya:
Cara Mengindeks Nama Orang Asing
1. Nama orang Barat, Jepang, India, dan lain sebagainya, diindeks berdasarkan nama
keluarga yang biasanya ditempatkan di bagian belakang (nick name). Misalnya:
2. Nama orang Eropa yang memakai tanda penghubung, diindeks nama yang
menggunakan penghubung tersebut sebagai satu kata. Misalnya:
3. Nama orang Eropa yang menggunakan awalan, hendaknya tidak dianggap satu
unit tersendiri, tetapi merupakan kesatuan dari nama keluarga. Pengindeksan
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 25
dilakukan dengan cara menempatkan orang yang di depannya diberi awalan,
misalnya: Van, Vande, De, Di dan sebagainya, misalnya:
4. Nama orang China, Taiwan, Korea, diindeks dengan cara menuliskan
sebagaimana nama tersebut ditulis, karena baik orang china, taiwan, maupun
korea, nama keluarga selalu dicantumkan di depan. Misalnya:
Cara Mengindeks Nama Perusahaan
1. Mengindeks nama perusahaan pada umumnya diutamakan nama yang
dipentingkan kemudian diikuti dengan badan hukum atau kegiatannya, misalkan:
2. Nama bank atau perusahaan yang disingkat, cara mengindeksnya adalah dengan
menampilkan kepanjangan dari singkatan tersebut terlebih dahulu, kemudian
diindeks sebagaimana nama kepanjangannya, misal:
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 26
3. Nama perusahaan yang menggunakan nama orang, diindeks sebagaimana nama
tersebut ditulis, kemudiaan diikuti dengan jenis badan hukum atau kegiatannya
misalnya:
4. Nama perusahaan yang terdiri atas angka sebagai bagian dari nama perusahaan
tersebut, diindeks dengan cara menuliskan angka tersebut sebagai satu unit
dengan yang lainnya. Misalnya:
5. Nama perusahaan yang menggunakan huruf dan bukan merupakan singkatan,
diindeks dengan cara sebagai berikut:
6. Nama perusahaan yang menggunakan tanda penghubung, dari, dan, &, tidak
dianggap sebagai bagian tersendiri dari nama tersebut, pengindeksannya
dilakukan sebagai berikut.
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 27
Cara Mengindeks Nama Instansi Pemerintah
1. Nama instansi yang diutamakan ialah sifat dari instansi tersebut, misalnya:
2. Nama instansi/lembaga, diindeks dengan cara meletakkan nama instansi/lembaga
tersebut pada unit terakhir pengindeksan. Misalnya:
3. Nama yayasan/perkumpulan, yang pertama diindeks ialah kata pengenal
terpenting dari nama yayasan/perkumpulan tersebut, baru kemudian sifatnya.
Misalnya:
4. Nama pemerintah negara asing, yang diindeks ialah unit politik dari negara
tersebut, Misalnya:
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 28
Cara menyusun warkat/surat atas ada 2 (dua) cara yaitu:
1. Dictionary Order
Warkat jika di file menurut sistem ini maka penyusunannya menurut kata-
kata dalam kamus yang menjadi dasar penempatan warkat/surat dalam file. Jelas
tampak disini bahwa warkat satu dengan yang lain tidak ada hubungan .
Amerta, Bank
Andalas, Universitas
Andalas, Toko
Andalas, Hotel
2. Group Order
Penyusunan Warkat atas dasar kelompok dari beberapa macam serta
bentuk bidang usaha. Warkat yang berybyek Bank disatukan dengan Bank, hotel
disatukan dengan hotel dll.
Amerta, Bank
Centrla asia, Bank
Delta, Bank dll.
PROSEDURE FILING SISTEM ABJAD
Sebelum kita membicarakan tentang prosedur kearsipan sitem ABJAD maka
sebaiknya kita perlu memahai beberap hal:
INCOMING MAIL
OUT GOING MAIL
1. Dindeks
Si pengirim
Yang dikirimi
2. Diutamakan
Nama kantor/instansi
Nama kantor/instansi
3. Kode
Huruf pertama unit pertama
Huruf pertama unit pertama
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 29
4. Penandaan
Dengan geris bawah, tinta merah
Dengan geris bawah, tinta merah
5. Penulisan kode
Ditulis diatas kanan pojok atas
Ditulis diatas kanan pojok atas
Menyusun Daftar Klasifikasi
Setelah mengindeks, buatlah daftar klasifikasiWarkat/arsip berdasarkan
abjad mulai dari A sampai Z. Namun apabila terdapat sejumlah nama dengan
abjad yang sama atau hampir bersamaan, maka penyusunan dilakukan bedasarkan
huruf kedua, ketiga dan seterusnya, misalnya:
A, B, C, D………………………………..Z
Aa, Ab, Ac, ….………………………..Az
Aba, Abb, Abc,………………………...Abz
Aca, Acb, Acc,…………………………Acz
Sebagai contoh ilustrasi:
Graph
Graphic
Graphics
Dalam sistem ini susunan dokumen atau arsip dalam file diatur berdasarkan
nomor/kode klasifikasi persepuluhan, juga memerlukan guide, dan folder. Susunan folder
adalah menurut tingkatan nomor/kode klasifikasi desimal yang disusun dari sebelah
kanan menjurus ke sebelah kiri menurut tingkat-tingkat pemecahan dari yang besar
sampai yang lebih kecil. Sarana utama penemuan kembali ialah nomor/kode desimal. Ada
beberapa kelebihan filing system nomor ini, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Penyimpanan dapat lebih teliti, cermat, dan teratur.
E. SISTEM NOMOR
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 30
2. Penyimpanan dapat lebih cepat dan tepat.
3. Sederhana dan mudah dilaksanaka.
4. Dapat dipakai untuk segala macam surat/warkat/dokumen.
5. Nomor dokumen dapat dipergunakan sebagai referensi dalam korespondensi.
6. Nomor map atau dokumen dapat diperluas tanpa batas.
Adapun kelemahannya, di antaranya.
1. Lebih banyak waktu dipergunakan untuk mengindeks.
2. Banyaknya map untuk surat-surat beraneka ragam, dapat menimbulkan kesulitan.
3. Perlu ruangan yang luas dan memadai untuk menyimpan arsip yang banyak.
Ada dua macam filing system nomor, yaitu filing system nomor Dewey dan filing
system nomor Terminal Digit.
a. Filing system Nomor Dewey
Filing system nomor dewey disebut juga system decimal. Dalam system
ini yang harus dilakukan meliputi hal-hal berikut.
Merancang daftar klasifikasi nomor
Daftar klasifikasi adalah daftar yang memuat segala persoalan kegiatan
yang terdapat dalam kantor/perusahaan. Persoalan kegiatan ini
dikelompokkan lalu diberi nomor kode.
Menyiapkan dan menyusun perlengkapan
Penyimpanan Surat
b. Filing system Nomor Terminal
Filing system nomor terminal digit adalah system kearsipan yang
memakai nomor urut dalam buku arsip.
Dalam filing system ini yang perlu diperhatikan ialah sebagai berikut.
Menyiapkan perlengkapan
- Buku arsip (di bawah ini contoh kolom buku arsip)
- Filing cabinet, yang mempunyai lacci 10, pada laci dicantumkan kode-
kode berikut.
Laci pertama diberi kode 00-09
Laci kedua diberi kode 10-19
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 31
dan seterusnya sampai …
Laci kesepuluh, berkode 90-99
- Guide. Tiap laci dipasaang guide berkode sesuai urutan nomor.
Contoh: Laci berkode 00-09 di dalamnya dipasang guide bernomor 00,
01, … sampai 09.
- Map folder. Tiap folder ditempatkan di belakang guide sebanyak 10
buah dengan nomor berurutan mulai dari 0, 1, 2, … sampai 9. Agar
folder-folder tidak tertukar satu sama lainnya pada guide berbeda,
maka tiap-tiap folder diberi kode guidenya, contohnya: di belakang
guide berkode 00, foldernya diberi kode 00/0, 00/1, 00/2, … sampai
00/9.Kartu indeks, kotak kartu, dan rak sortir.
Penyimpanan surat
Prosedur penyimpanan surat dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Surat yang masuk dicatat dalam buku arsip.
b. Surat diberi nomor kode dan diindeks untuk menentukan pada laci
berapa, guide dan folder mana surat akan disimpan. Cara mengindeks
nomor kode dilakukan dengan mengklasifikasikan nomor tersebut
dalam tiga unit.
- Unit I : diambil dua angka dari depan, sebagai petunjuk nomor
laci dan nomor guide
- Unit II : diambil satu angka setelah Unit I, petunjuk nomor map
- Unit III : diambil seluruh angka setelah Unit II, sebagai penentu
urutan surat dalam map/folder.
c. Setelah pemberian nomor dan diindeks, surat disimpan pada laci sesuai
dengan nomor kodenya
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 32
Didalam sistem ini susunan dokumen diatur berdasarkan nama tempat. Sama
halnya dengan subjek atau nomor, susunan guide dan foldernya diatur menurut tingkatan
tempat.
Sebagai contoh adalah:
Indonesia (Negara)
Sumatera (Provinsi)
Liot (Kabupaten)
Muaraenim (Ibukota Kabupaten)
Dalam sistem ini dokumen disimpan dalam folder dapat berupa dokumen tentang
nama-nama langganan atau pegawai. Sarana penemuan kembali dapat melalui: nama
orang/nama badan/organisasi, masalah, nomor/kode, dan nama tempat.
Kelebihan sistem wilayah ini antara lain sebagai berikut:
1. Mudah mencari keterangan bila letak wilayah telah di ketahui
2. Apabila terjadi penyimpanan-penyimpanan arsip, dapat segera di ketahui.
Kelemahanya antara lain:
1. Kemungkinan besar terjai salah penyimpanan, apabila petugas tidak memiliki
wawasan/pengetahuan tentang geografi.
2. Harus mengetahui letak geografi/wilayah meskipun dalam surat tidak
dicantumkan secara lengkap.
3. Perlu adanya guidance/ semacam buku petunjuk yang menggambarkan batas-
batas wilayah yang menjadi wewenang dan tanggung jawab masing-masing
cabang atau perwakilan.
F. SISTEM WILAYAH
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 33
Prosedur Penyimpanan Arsip
Sistem penyimpanan adalah sistem yang dipergunakan pada penyimpanan
warkat agar kemudahan kerja penyimpanan dapat diciptakan dan penemuan
warkat yang sudah disimpan dapat dilakukan dengan cepat bilamana warkat
tersebut sewaktu-waktu diperlukan.
Penyimpanan Arsip dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Pengumpulan warkat/dokumen.
2. Memeriksa tanda-tanda pelepas
3. Penetapan indeks
4. Pemberian kode warkat
5. Penyortiran
6. Penyimpaanan dan penataan warkat
7. Pemeliharaan, perawatan, penyiangan dan pemusnahan arsip menurut
peraturan yang berlaku.
Prosedur pencarian/penemuan kembali arsip
Penemuan kembali arsip atau dokumen adalah cara bagaimana sesuatu
dokumen atau arsip dapat di temukan kembali dalam kurun waktu yang cepat
dan tepat.
1. Menentukan jenis surat yang di butuhkan
2. Menetapkan kode berdasarkan nama/judul yang telah di indeks.
3. Mengambil arsip dari tempat penyimpanan dan menggantinya
dengan bon pinjaman (out slip) bila yang di pinjam satu lembar
arsip. Jika yang di pinjam satu folder, maka harus pula di buatkan
out foldernya.
4. Menyerahkan arsip kepada peminjamnya.
RANGKUMAN
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 34
A. LATIHAN SOAL
Jawablah latihan dibawah ini dengan jawaban yang benar
1. Jelaskan pengertian sistem penyimpanan dokumen!
2. Jelaskan langkah langkah prosedur penyimpanan arsip!
3. Jelaskan pengertian sistem penemuan kembali!
4. Jelaskan mengenai sistem subjek!
5. Jelaskan mengenai sistem abjad!
6. Jelaskan keuntungan pemakaian sistem abjad!
7. Jelaskan mengenai sistem nomor!
8. Jelaskan beberapa kelebihan dan kelemahan system nomor!
9. Jelaskan mengenai sistem wilayah!
10. Jelaskan kelebihan dan kelemahan sistem wilayah!
TUGAS
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 35
Kunci Jawaban
1. Sistem penyimpanan adalah sistem yang dipergunakan pada penyimpanan warkat
agar kemudahan kerja penyimpanan dapat diciptakan dan penemuan warkat yang
sudah disimpan dapat dilakukan dengan cepat bilamana warkat tersebut sewaktu-
waktu diperlukan. Sistem penyimpanan pada prinsipnya adalah menyimpan
berdasarkan kata tangkap (caption) dari warkat yang disimpan baik berupa huruf
maupun angka yang disusun menurut uruitan tertentu.
2. Penyimpanan Arsip dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Pengumpulan warkat/dokumen.
2. Memeriksa tanda-tanda pelepas
3. Penetapan indeks
4. Pemberian kode warkat
5. Penyortiran
6. Penyimpaanan dan penataan warkat
7. Pemeliharaan, perawatan, penyiangan dan pemusnahan arsip menurut
peraturan yang berlaku.
3. Penemuan kembali arsip atau dokumen adalah cara bagaimana sesuatu dokumen
atau arsip dapat di temukan kembali dalam kurun waktu yang cepat dan tepat.
Penemuan kembali dokumen atau arsip bukanlah sekedar menemukan berkas-
berkas dari tempat penyimpananya, akan tetapi yang lebih penting ialah informasi
yang terkandung dalam dokumen itu dapat digunakan sebagai pengambilan
keputusan.
4. Sistem subjek adalah sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang
disusun berdasarkan pengelompokan nama masalah/subjek pada isi surat.
Dalam mengelola arsip pribadi kita juga dapat menerapkan sistem subjek,
misalnya di rumah tangga. Ada arsip tentang pembayaran rekening listrik,
rekening telepon, arsip tentang ijazah, akte kelahiran, dan lain-lain.
5. Dalam sistem ini dokumen atau arsip diatur berdasarkan nama orang atau nama
organisasi. Biasanya sistem abjad dipergunakan untuk mengatur dokumen atau
arsip pegawai yang bersifat individual. Semua dokumen mengenai pegawai
disimpan dalam satu folder, dan bersama-sama dengan folder lain di simpan
secara abjad berdasarkan nama pegawai tersebut. Untuk keperluan penyusunan
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 36
folder pegawai tersebut data file cabinet, harus diikuti ketentuan cara mengindeks
nama-nama orang. Sarana peemuan kembali dalam sistem abjad ialah nama orang.
Adakalanya dokumen/arsip diterima atau dikirimkan oleh suatu instansi disusun
berdasarkan nama badan atau organisasi yang menerima atau mengirimnya.
6. Keuntungan pemakaian sistem abjad adalah:
Dokumen yang berasal dari satu nama (nama individu atau nama badan)
yang sama akan berkelompok menjadi satu.
Surat masuk dan pertinggal dari surat keluar disimpan bersebelahan dalam
satu map.
Pencarian dokumen dapat dilakukan secara langsung melalui nama
pengirim surat, tanpa mempergunakan indeks.
Susunan guide dan folder sederhana.
Mudah dikerjakan dan cepat didalam penemuan.
Dapat juga mempunyai file campuran.
7. Dalam sistem ini (nomor) susunan dokumen atau arsip dalam file diatur
berdasarkan nomor/kode klasifikasi persepuluhan, juga memerlukan guide, dan
folder. Susunan folder adalah menurut tingkatan nomor/kode klasifikasi desimal
yang disusun dari sebelah kanan menjurus ke sebelah kiri menurut tingkat-tingkat
pemecahan dari yang besar sampai yang lebih kecil. Sarana utama penemuan
kembali ialah nomor/kode desimal.
8. Beberapa kelebihan filing system nomor ini, di antaranya adalah sebagai berikut.
Penyimpanan dapat lebih teliti, cermat, dan teratur.
Penyimpanan dapat lebih cepat dan tepat.
Sederhana dan mudah dilaksanaka.
Dapat dipakai untuk segala macam surat/warkat/dokumen.
Nomor dokumen dapat dipergunakan sebagai referensi dalam
korespondensi.
Nomor map atau dokumen dapat diperluas tanpa batas.
Adapun kelemahannya, di antaranya.
Lebih banyak waktu dipergunakan untuk mengindeks.
Banyaknya map untuk surat-surat beraneka ragam, dapat menimbulkan
kesulitan.
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 37
Perlu ruangan yang luas dan memadai untuk menyimpan arsip yang
banyak.
9. Didalam sistem ini susunan dokumen diatur berdasarkan nama tempat. Sama
halnya dengan subjek atau nomor, susunan guide dan foldernya diatur menurut
tingkatan tempat.
10. Kelebihan sistem wilayah ini antara lain sebagai berikut:
Mudah mencari keterangan bila letak wilayah telah di ketahui
Apabila terjadi penyimpanan-penyimpanan arsip, dapat segera di ketahui.
Kelemahanya antara lain:
Kemungkinan besar terjai salah penyimpanan, apabila petugas tidak
memiliki wawasan/pengetahuan tentang geografi.
Harus mengetahui letak geografi/wilayah meskipun dalam surat tidak
dicantumkan secara lengkap.
Perlu adanya guidance/ semacam buku petunjuk yang menggambarkan
batas-batas wilayah yang menjadi wewenang dan tanggung jawab masing-
masing cabang atau perwakilan.
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 38
B. TUGAS RUMAH
1. Carilah dan bacalah materi tambahan sebanyak mungkin dari sumber lain
2. Buatlah rangkuman dari materi penyimpanan dan penemuan kembali
surat/dokumen
3. Bawa 20 surat dan silahkan dicontohkan bagaimana menyimpan dan
menemukan arsip dengan benar
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 39
Pilihlah salah satu jawaban yang paling dianggap benar dengan cara memberi
tanda (X) pada huruf a, b, c, d, atau e pada lembar jawaban yang tersedia.
1. Ada 5 macam sistem pengarsipan, kecuali…… a. Sistem Abjad (Alphabetical Filling System) b. Sistem Perihal (Pokok Isi Surat) c. Sistem Nomor d. Kartu indeks e. Sistem tanggal
2. Apabila akan menyimpan arsip menggunakan sistem subjek maka harus membuat
daftar terlebih dahulu ....
a. Pemisahan
b. Masalah
c. Pengelompokan
d. Subjek
e. Klasifikasi
3. Mudah mencari kembali warkat bila perihalnya sudah diketahui adalah
keuntungan menggunakan filling sistem ....
a. Abjad
b. Subjek
c. Wilayah
d. Tanggal
e. Nomor
4. Kegiatan menyusun kode menurut urutan Abjad dari nama atau judul yang sudah
diindeks disebut ....
a. Unit
b. Mengkode
c. Mengabjad
d. Caption
e. Mengindeks
TES FORMATIF
Pilihan Ganda
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 40
5. Tanggal surat pada buku Agenda surat masuk diisi ....
a. Tanggal surat masuk
b. Tanggal surat keluar
c. Tanggal suraat ditandatangani
d. Tanggal surat dikode
e. Tanggal surat dikirim
6. Untuk mengindeks nama keluarga, suku dan marga seperti Aga Bekti Pratama
dapat diindeks menjadi ....
a. Pratama Aga Bekti
b. Pratama Bekti Aga
c. Aga Pratama Bekti
d. Bekti Aga Pratama
e. Bekti Pratama Aga
7. Surat sebelum disimpaan dicatat dalam ....
a. Buku tulis
b. Buku agenda
c. Buku klaper
d. Buku simpan
e. Kertas
8. Sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip atau dokumen yang
berdasarkan kepada isi dari dokumen yang disimpan, merupakan pengertian dari
....
a. Sistem Klasifikasi
b. Sistem Subjek atau Pokok
c. Sistem Kronologi
d. Sistem Wilayah
e. Sistem Nama
9. Dibawah ini yang bukan langkah-langkah penemuan kembali arsip pada sistem
abjad adalah ....
a. Meneliti arsip yang diminta atau yang akan dicari dan ditemukan kodenya
b. Menuju tempat penyimpanan
c. Mengambil arsip yang diminta
d. Mengisi buku kas kecil
e. Mengisi bon peminjam
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 41
10. Perhatikan langkah-langkah berikut:
i. Mengindeks arsip yang akan dipinjam
ii. Menuju tempat penyimpanan
iii. Kenali arsip yang diminta atau yang diperlukan
iv. Telusuri dengan menggunankan kartu indeks
v. Menempatkan out slip di tempat arsip yang diambil
vi. Mengisi bon peminjam
vii. Menyerahkan arsip kepada yang memerlukan
Adapun langkah-langkah yang benar dalam menemukan kembali arsip yang
disimpan pada sistem subjek ialah ....
a. i – ii – iii – iv – v – vi – vii
b. ii – iv – iii – i – vi – v – vii
c. iii – i – iv – ii – v – vi – vii
d. iii – i – iv – ii – vi – v – vii
e. iii – iv – ii – i – v – vi – vii
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 42
1. D
2. E
3. B
4. C
5. A
6. A
7. B
8. B
9. D
10. D
KUNCI JAWABAN FORMATIF
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 43
Penilaian
Pengamatan Sikap Lembar
Nama Kolaboratif
Jujur
Tanggung Santun
No.
jawab
Siswa
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
….
Rubrik Penilaian Sikap
Rubrik Skor
sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam 1
melakukan kegiatan
menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan 2
kegiatan tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten
menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan 3
kegiatan yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten
menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan 4
kegiatan secara terus-menerus dan ajeg/konsisten
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 44
Pedoman penilaian pengetahuan (TUGAS LATIHAN):
Nilai maksimal untuk :
Soal No. 1 : 10
Soal No.2 : 10
Soal No.3 : 10
Soal No.4 : 10
Soal No.5 : 10
Soal No.6 : 10
Soal No.7 : 10
Soal No.8 : 10
Soal No.9 : 10
Soal No.10 : 10
Total skor maksimal = 100
Nilai = × 100
Pada contoh diatas nilai maksimal adalah 100
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 45
Pedoman penilaian tugas rumah :
No Nama
Siswa
ASPEK PENGAMATAN TUGAS
Kecepatan Ketepatan Tekhnik Hasil
Akhir
Skor Nilai Predikat
1.
2.
3.
4.
5.
N
Keterangan :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria :
4 : baik sekali
3 : baik
2 : cukup
1 : kurang
Nilai = × 100
Hasil nilai pengetahuan dikonversi sebagai berikut :
INTERVAL
HASIL KONVERSI
PREDIKAT
96 – 100
4.00
A
91 – 95
3.66
A-
86 – 90
3.33
B+
81 – 85
3.00
B
75 – 80
2.66
B-
70 – 74
2.33
C+
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 46
65 – 69
2.00
C
60 – 64
1.66
C-
55 – 59
1.33
D+
≤ 54
1.00
D
Pedoman penilaian untuk soal pilihan ganda (TES FORMATIF)
No. Kegiatan Skor
1. Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan benar. 10
2. Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan salah 0
3. Siswa tidak mampu menjawab pertanyaan 0
Total skor maksimal = 100
Nilai = × 100
Pada contoh diatas nilai maksimal adalah 100
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 47
PENUTUP
Modul ini merupakan penunjang untuk kelancaran proses pembelajaran yang di
tujukan untuk guru dan siswa. Dengan kata lain penyusun berharap modul ini dapat
digunakan sebagai pegangan oleh guru dalam memberikan materi tentang fungsi
administrasi keuangan dan siswa tidak mengalami kesulitan dalam mempelajari materi
dalam proses belajar.
Penyusun berharap setelah mempelajari modul ini, dapat membantu siswa dalam
memahami mata pelajaran Kearsipan khususnya materi tentang penyimpanan dan
penemuan kembali surat/dokumen yang telah diuraikan dengan jelas dalam modul.
Tidak hanya itu, disini siswa juga diharapakan dapat menjelaskan dan mempraktikkan
penyimpanan dan penemuan kembali surat/dokumen dalam kehidupan sehari-hari
sehingga ilmu yang didapatkan siswa tidak berhenti hanya di sekolah saja. Dengan
adanya penerapan materi yang telah dipelajari oleh siswa diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi orang disekitar. Oleh karena itu, untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa terhadap materi yang ada dalam modul ini penyusun memberikan
tugas berupa tugas mandiri dan tugas kelompok
Demikian kata penutup yang ingin penyusun sampaikan, semoga modul ini dapat
memberikan manfaat bagi guru dan siswa sekaligus membantu siswa dalam
meningkatkan motuvasi belajar dalam mata pelajaran Administrasi Keuangan.
Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat atau Dokumen 48
DAFTAR PUSTAKA
Ulfa, Meliya. 2016. Materi Kelas XI Administrasi Perkantoran.
(http://meliyaulfa26.blogspot.co.id/?view=snapshot), diakses pada tanggal 15
November 2017.
Handoko, Danang Handoko. 2016. Manajemen dan Administrasi Perkantoran.
(http://danang-leo-handoko.blogspot.co.id/ ), diakses pada 17 November 2017
Lestarii, Ernii. 2014. Soal tentang Kearsipan.
(http://erniilestarii.blogspot.co.id/2014/09/soal-tentang-kearsipan-administrasi_9.html),
diakses pada 30 November 2017