penemuan hukum

Upload: jhonnaga

Post on 09-Jul-2015

155 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/10/2018 Penemuan hukum

    1/12

    PENEMUAN HUKUM DALAM RANGKA MENGISIKEKOSONGAN HUKUM EKONOMI SYARIAH 01

    LINGKUNGAN PERADILAN AGAMAYusna Zaidah

    P en ulis a da la b D o se n F ak ulta s S ya ria h IA lN .A nta sa ri B an ja rm a sinAbstract

    A legal confession and development of Islamic economic legal system has positivelybecome to better improvement stage.However this advance has not openly been followedby the development of its materiel regulation that is unlikely massive and comprehensivein our nation legal system. This fact requires the judge expertise to be able in making lawthrough law exploration from all available legalresources in regard to accomplish necessityof law.

    Keywords: E ko nom i Sy aria h, p en em na n h nk llm , ijtiho d, p erad ilo n a go ma .Alamat Korespondensi: Fakultas Syariah lAIN Antasari, Jalan A. Yam Km, 4,5 Te1p

    Fax: 0511-3265783 Banjarmasin 70235.Pendahuluan

    Pengadilan merupakan tumpuan harapan terakhir pencari keadilan atau pihak pihakyang bersengketa. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, pengadilan mempunyaitugas utama, yaitu pertama, memberikan perlakuan yang adil dan manusiawi kepada pencarkeadilan. Kedua, memberi pe1ayananyang sirnpatik dan bantuan yang dipedukan bagi penearkeadilan. Ketiga, memberikan penyelesaian perkara secara efektif, efesien, tuntas dan finasehingga memuaskan kepada pihak-pihak dan masyarakat.'

    Pasal24 UUD 1945 menyatakan bahwa: "Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuahMahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan PeradilanUmum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer, lingkungan PeradilanTata Usaha Negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi".

    Sebagai salah satu pranata dalam memenuhi hajat hidup anggota masyarakat untukmenegakkan hukurn dan keadilan. Peradilan Agama mengemban tugas khusus pada bidang-bidang keperdataan Islam. Pengadilan Agama berfungsi untuk rnenerima, memeriksa dan1 ,\ . Mukti .\rto, M enc an ktodiloll, K ritik rum S o / l I S i te rb ad op P ro kte k P emdil an Perdata di Indonesia, Pustaka Pclajar, Yogyakarra.

    2000, hlm. 12-13.

  • 5/10/2018 Penemuan hukum

    2/12

    SYARlAH: jUrl/olllmu Hukum No.1, r 'olume8, jlllli, 2008 79memutus ketetapan hukum antara pihak-pihak yang bersengketa dengan putusan yang dapatmenghilangkan permusuhan berdasarkan bukti-bukti dan keterangan dengan tetapmempertimbangkan dasar-dasar hukum yang ada.

    Peradilan Agama adalah peradilan Islam di Indonesia, sebab dari jenis jenis perkarayang menjadi kewenangannya seluruhnya adalah jenis perkara yang didasarkan kepada agamaIslam. Selain itu Peradilan Agama juga dikhususkan bagi mereka yang beragama Islam ataumereka yang menyatakan diri tunduk kepada hukum Islam.

    Kewenangan dimaksud antara lain meliputi kewenangan terhadap jenis perkara yangdisebutkan dalam Pasal49 dan 50 Undang-undang No.7 tahun 1989 tentang Peradilan Agamayang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 Pasal 49 yangberbunyi:"Pengadilan Agama bertugas dan berwenang merneriksa, memurus dan menyelesaikanperkara-perkara di cingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang:perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infak, sedekah, dan ekonomi syariah.

    Khusus mengenai ekonomi syariah pad a penjelasan Pasal49 huruf (i) disebutkan bahwa:''Yang dimaksud dengan ekonorni syariah adalah perbuatan atau kegiatan usaha yangdilaksanakan menurut prinsip syariah, antara lain meliputi banksyariah, lembaga keuanganmikro syariah, asuransi syariah, reasuransi syariah, reksadana syariah, obligasi syariah dansurat berharga berjangka menengah syariah, sekuritas syariah, pembiayaan syariah, pegadaiansyariah, dana pensiun lembaga keuangan syariah, dan bisnis syariah.

    Kegiatan ekonomi syariah mencakup bidang ekonomi yang cukup luas sebagaimanajuga yang dibicarakan dalam ekonomi modern. Ekonomi syariah tidak hanya membahasten tang aspek perilaku manusia yang berhubungan cara mendapatkan uang danmembelanjakannya, tetapi juga membahas segala aspek ekonomi yang membawa kepadakesejahteraan ummat

    Hal itu tidak menutup kemungkinan munculnya potensi sengketa di bidang ekonomisyariah atau sengketa dalam bidang hukum ekonomi syariah. Ekonomi syariah sendiri diartikanhukum ekonomi Indonesia yang bersumber dari syariah. Dan hukum ekonomi Indonesiaadalah keseluruhan kaidah kaidah dan putusan putusan hukum yang secara khusus mengaturkegiatan dan kehidupan ekonorni.'

    Dengan demikian, Peradilan Agama diberi wewenang penuh untuk menyelesaikansengketa-sengketa ekonomi syariah dalam bidang-bidang tersebut di atas. Untuk itu makadituntut kesiapan lembaga tersebut dalam banyak hal, termasuk di dalamnya kesiapan hukumsubstantif atau hukum materiil yang tidak terlepas dari hukum Islam sebagai pijakan.

    Akan tetapi sarnpai saat ini hukum materiil yang jadi bahan rujukan Pengadilan Agamamasih sangat kurang, Karena pengakuan akan legalitas dan perkembangan sistem ekonornisyariah serta perluasan kewenangan tersebut tidak diikuti dengan pengembangan pengaturanhukum materiilnya dalam hukum nasional. Pengaturan yang dimaksud di sini adalah dalam, Zaini Asyhadi, HllkJlm Binds, P'I' Raja Grnfindo Pcrsadn.Jakarta, 2005. him. 31.

  • 5/10/2018 Penemuan hukum

    3/12

    1 80 Yusna Zaidah - P en em ua n H lIk llm d ala m R an gk a M e ng is i K e ko so Jlg aJ lH lIk llm E ko }]o mi S ya n'a h,bentuk peraturan perundang-undangan, Pengaturan yang ada masih sangat minim dan tidakomprehensif Oleh karena itu dituntut kemarnpuan hakim untuk menggali hukum dari sumbesumber hukum yang ada dalam rangka mengisi kekosongan hukum dalam bentuk penemuanhukum.Potensi Sengketa dalam Kegiatan Ekonomi Syariah

    Kegiatan ekonomi adalah sebuah aktivitas yang diawali dengao adaoya perjaojian ataakad. Dengan dernikian maka masalah atau sengketa yang timbul dan kegiatan ekonomi syariaantara lain adalah rnasalah atau sengketa mengenai perjanjian atau akad tersebut. Karenameskipun saat pernbuatan transaksi bisnis/akad pada kegiatan-kegiatan ekonomi syariah teladiupayakan seeara terericana dengan baik berdasarkan sistern analisa dan kehati-hatian yanseksama, bukan merupakan jarninan mutlak untuk tidak terjadi masalah dan sengketa dkemudian hari. Bagaimanapun jelinya penyusunan rumusan perjanjian, konflik dan sengket

    , tidak mungkin dapat dihindarkan sepenuhnya. Hal ini bisa terjadi climungkinkan karena adany-pihakyang melakukan wan prestasi (menyalahi perjanjian). Selain itu potensi munculnya sengketbisa puladisebabka'n oleh adanya perbuatan melawan hukum atau karena adanya resiko usah(tanggung rugi)3_

    Sebagai contoh misalnya pada kegiatan bank syariah, maka dengan melihat fungsi bansyariah sebagai lembaga penghimpun dan penyalur dana di masyararakat, maka berpotensiuntuk muneulnya konflik/ sengketa antara bank dengan nasabah dalam bank syariah terkadengan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi yakni sebagai lembaga penghimpun dapenyalur dana masyarakat.

    Dalam praktik perbankan, sengketa yang muncul dan sering terjadi adalah pada hubunganhukum antara bank dengan nasabah penerima dana khususnya dalam kegiatan pembiayaanPotensi konflik itu sendiri dalam realita sosial di antaranyan terjadi karena konflik data yandisebabkan lack of information, karena konflik kepentingan ( in te re st co ti fl ic~ dan konflihubungan ( re la ti on shi p con fl ic~4

    Misalkan adanya sengketa yang muncul dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah(kredit macet) yang disebabkan oleh kesulitan keuangan yang dihadapi nasabah. Bila kemacetantersebut akibat kelalaian, pelanggaran atau kecurangan nasabah, maka bank dapat memintaagar nasabah menyelesaikan segera kredittersebut, Termasuk menyerahkan barang yandiagunkan kepada bank. Namun bila eara cara di luar pengadilan adak dapat dicapai, makbank dapat menempuh saluran penyelesaian dengan jalur hukum melalui lembaga peradilan

    Demikian juga pada kegiatan bisnis pasar modal, potensi terjadinya konflik atau sengketdapat terjadi antara erniten dan penjamin pelaksana ernisi atas pelaksanaan perjanjian

    I LMuchsin, Pcndapat yang disarnpaikan dalarn Seminar Sosialisasi Kornpilasi Hukum Ekonorni Syariah,Banjarmasin2007.

    4 Syaifuddin, W C J V c l lo J l gPeradilan A g o m a Terhadat: S C l Ig k e lo P e r b o llk " a /; S y o r io h ; m;kalah di sarnpaikan 'pada stadium geeral semester genap pada Fakultas Syariah lAIN Anrasari Banjarmasin, 2004, h Im, 3,

  • 5/10/2018 Penemuan hukum

    4/12

    SYAR1AH: Jumal Ilmu Hukum No.1, Volume8, Juni, 2008 81

    peojamioao emisi, Atau antara peojamio pelaksana emisi dan agen penjualan atau antaraemiten dan badan adrninistrasi efek. Selain itu bisa juga an tara perusahaan sekuritas sebagaipialaog dengan nasabahnya ( in ve stor / cu s tomer}? Hal ini terjadi pada kegiatan pasar modalkonvensiooal, tapi tidak menutup kemungkinan terjadi juga pada kegiatan pasar modal berbasissyariah seperti pada obligasi syariah.

    Seeara garis besar seogketa dibidang ekonomi syariah yang menjadi kewenangan PeradilanAgarna adalah sengketa di bidang ekonomi syariah an tara lembaga keuangan dan lembagapernbiayaan syariah dengan nasabahnya, sengketa di bidang ekonomi syariah antara sesamalembaga keuangan dan lembaga pembiayaan syariah, sengketa di bidang ekonomi syariahantara orang orang yang beragama Islam, yang di dalam akad perjanjiannya disebutkan dengantegas bahwa perbuatan/kegiatan usaha yang dilakukan adalah berdasarkan prinsip-prinsipsyariah."

    Metode Penemuan HukumYang dimaksud dengan Penemuan hukum adalah proses pembentukan hukum oleh

    hakim atau aparat hukum lainnya yang ditugaskan untuk untuk penerapan peraturan hukumumum pada peristiwa hukum konkrit.' Dati pengertian itu dapat diketahui bahwa pihak-pihak yang menernukan hukum yakoi; Pertama adalah hakim, hasil penemuan hukum olehhakim adalah hukurn dituangkan dalam bentuk putusan. Di samping itu ia juga merupakansumber hukum. Sifatnya adalah konfliktif atau menyelesaikan peristiwa hukum konkrit berupakonflik.

    Pihak kedua adalah Pembentuk undang-undang, penemuan hukum oleh pembentukundang undang adalah hukum yang dituangkan dalam bentuk undang-undang dan sekaligusmenjadi sumber hukum. Sifatnya adalah perspektif atau menyelesaikan peristiwa abstrak(yang belum terjadi tetapi besar kemungkinan akan terjadi di waktu mendatang. Dan pihakyang ketiga adalah dosen dan peneliti hukum, penemuan hukumnya tidaklah dinamakanhukum, tetapi menjadi sumber hukum berupa doktrin yang sifatnya adalah teoritis.!

    Usaha menemukan hukum sesungguhnya merupakan bagian dari kinerja penelitianhukum, yaitu meneliti hukum klinis untuk menemukan hukum in conc re to untuk menyelesaikankasus tertentu",

    Hikmahanto Juwana, "Urgcnsi Pengaturan Arbirrase Dalam UU Pasar Modal", dalamJlImo! Hllklllll Bisnis, Volume14,2001, him. 64.

    6 Abdul Manari, "Sistcm Ekonomi berdasarkan Syariah" dalam Suara uldilag, \'013, No. IX. September 2006, l\.L\-RI,Jakarta, him. 11.

    1 Sudikno Metrokusumo, Penemuan Hlfklll ll Seblloh PetI!,f1llIor, Liberty, Yogyakarta, 1996, hlm.37.8 Ibid, him. 38-39.'I Jalaluddin, "Rechtsvinding Method: Mcrode Penemuan Hukum dalam Sistcrn Hukum Barar dan Sisrern Hukum

    Islam", dalam Syariah: Jurnal hukum dan Pcrnikiran, No.1 rahun 6, Januari-Juni 2006. Fak. Syariah, Banjarmasin,2006. him. 10.

  • 5/10/2018 Penemuan hukum

    5/12

    82 Yusna Zaidah - P en em ua ll H uk Jlm D a/a m R aIQ 1k a M e ngisi K ek oson ga n H uk um E kon om i S),oriah .Ada banyak metode dalarn penemuan hukum, an tara lain metode interpretasi (penafsiran)

    dan metode argumentasilli Penafsiran merupakan cara atau rekonstruksi pikiran. Atau berbagaikegiatan yang harus dilaksanakan bersarnaan untuk mencapai tujuan agar maksud suatu kaidahatau norma undang-undangyang sebelumnya tidak jelas menjadi tepat, coeok bila diterapkanpada peristiwa hukum konkrit.

    Alasan atau pertimbangan-pertimbangan yang umumnya digunakan hakim dalammenyelesaikan hukum dari suatu peristiwa konkrit tertentu, metode interpretasi dibedakanmenjadi interpretasi gramatikal, interpretasi teleologis atau sosiologis, interpretasi historis,interpretasi sisternatis, interpretasi komparatif, interpretasi futuris serta interpretasi restriktifdan ekstensif" .

    Interpretasi gramatikal (penafsiran kebahasaan), adalah dengan rnencari maksud pembuatundang-undang dengan memahami arti kata yang dipergunakan dalam perumusan perundangundangan. Hal ini dilakukan karena bahasa yang digunakan dalam peraturan perundang-undangan tidak jelas atau mengandung pengertian yang beraneka ragam. Maka hakim wajibmencari arti kata menurut kelaziman dengan menggunakan kamus bahasa, meminta keteranganahli bahasa, mempelajari sejarah suatu kata tertentu.

    Interpretasi sistematis/logis (penasiran dengan melihat perundang-undangan yang lain)Hal ini karena peraturan hukum tersebur tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berkaitan denganperaturan hukum yang lain. Hal itu dilakukan antara lain dengan cara membandingkan antarabeberapa peraturan perundang-undangan yang diduga mengandung kesamaan.

    Interpretasi historis yaitu penafsiran dengan melihat latar belakang lahirnya perundang-undangan atau sejarah sehingga hakirn dapat mengetahui maksud pembuatnya. Penafsirandidasarkan pada sejarah ini terbagi dua yaitu pertama, penafsiran menurut sejarah hukum( re cb ts b is to r is cbe int erp re ta ti e) . Ini merupakan penafsiran luas yakni dengan menye1ediki asausul sampai berlakunya peraturan perundangundangan dalam masyarakat saat ini. Kedua,penafsiran menurut sejarah penetapan peraturan perundang-undangan. Ini merupakanpanafsiran sempit, yakni penafsiran yang hanya menyelidikimaksud pembuat undang-undangrnenerapkan pera turan perundang-undangan.

    Interpretasi teleologis atau sosiologis (penafsiran didasarkan pada eara rnencari tujuanpembentukan perundangan-undangao yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakatatau peoerimaan masyarakat). Hal ini dilakukan agar putusan hakim selalu sesuai dengankeadaan yang ada di masyarakat atau dilakukan dengan eara mengaktualisasikan peraturanperundang-undangan yang sudah usang sihingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakasaar ini.

    Penafsiran antisipatif atau futuristis (dicari pemecahan melalui peraturan yang belummempunyai kekuatanberlaku, misalnya melalui rancangan undang-undang).

    '" John Z. Lande, Mmeolllkoll Hukill MelallliTofsirdanFakta, PT Bina Karyn,Jakarta, 1985, him. 10." Sudikno Merokusumo, 1996, o p . a t., him. 56.

  • 5/10/2018 Penemuan hukum

    6/12

    Sl'ARlAH: Jumal Ilmu Hukum No.1, ['ollime8,Juni, 2008 8 3

    Sedangkan metode argWn~ntasi adalah suatu cara yang dilakukan untuk menemukan hukumsuatu peritiwa konkrit yang tidak jelas diatur dalam undang-undang atau tidak ada peraturanyang secara khusus mengarurnya". Untuk itu digunakan dengan merode argumentasi analogiyang merupakan upaya hakim untuk menerapkan undang-undang pada peristiwa konkrit dengancara memperluas permasalahan dan ruang lingkup yang diarur dalarn undang-undang, sehinggadapat diterapkan pada peristiwa yang serupa, sejenis, atau mirip dengan permasalahan yangdidalam undang undanfg itu", Jadi peristiwa yang serupa atau mirip dengan yang diarur UUdiperlakukan sarna. Kernudian metode penyempitan hukum (rechtsve1f!jniniJ yaitu penyempitanaturan hukum karena terlalu luas atau umum. Timbulnya teori ini didasarkan pada kenyataanbahwa peraturan perundang- undangan kadang-kadang mencakup pengertian dan ruang lingkupsangat luas dan terlalu umum, sehingga soot untuk diterapkan pada peristiwa konkrit tertentu.Maka dengan metode penyempitan hukum ini hakirn melakukan pengecualian pengecualianatau penyimpangan-penyimpangan baru dati peraturan-peraturan yang bersifat urnurn!'.

    Karena pada dasarnya proses untuk mencari peraturan atau dasar hukum itu rnerupakankinerja untuk menterjemahkan peritsiwa ke dalam bahasa hukum. Konkritnya adalah denganmencari kualifikasi, membuat konfirmasi atas peristiwa tersebut dengan suatu ketentuan hukumyang ada dalarn peraturan. Dengan mengkonfirrnasikan peristiwa tertentu dengan hukumyang sudah jelas mengatur, akan jelas bagaimana hukum yang harus diterapkan atas peristiwa(kasus) yang bersangkutan. Peristiwanya dengan demikian harus jelas, begitu pula dasar hukumyang akan diterapkan untuk kasus dimaksud. Hal ini dapat dipahami karena peraturan ataudasar hukum hanya dapat diterapkan atas suatu peristiwa hukum. Artinya peristiwa konkritharus diterjemahkan menjadi sebuah peristiwa hukum agar ketentuan yang ada bisa '!)Ionlo/.Suatu peristiwa yang kernudian dikonfirrnasi ke dalam bahasa hukurn dapat dikualifikasikansebagai das s ein (yang senyatanya) sedangkan pengaturan undang-undang merupakan das sol len(yang seharusnya). Ketika sebuah peristiwa hukum terjadi, ukuran yang dijadikan penyelesaianadalah apa yang seharusnya 15

    Di dalarn ajaran Islam penemuan hukum dikenal dengan istilah btihad. Perkataan ijtihad(bahasa arab) berasal dari kata jahada artinya bersungguh sungguh atau mencurahkan segaladaya dalam berusaha." Dalam hubungannya dengan hukum, ijtihad adalah usaha yang sungguh-sungguh dengan mempergunakan segenap kemampuan yang ada dan dilakukan oleh orang(ahli hukum) yang rnernenuhi syarat untuk merurnuskan garis hukum yang belum jelas atauyang tidak ada ketentuannya di dalam Alqurandan Sunnah Rasulullah. Orang yang berijtihaddisebut dengan mujtahid .

    2 Sudikno Mertokusumo, op . a t ., him. t 61.1. 1 Ibid." Ibid ., him. l 64.; Syarnsul Wahidin, Kin et ] T e k ll is Penenura Hllklllll, Program Magister Ilmu I Iukurn, Unlarn Banjarrnasin, 2003, him.

    2.II, Othman Ishak, ! P ih od d o/am Pmmda ll go ll [slallJ, Kuala Lumpur. 1982. him. 1.

  • 5/10/2018 Penemuan hukum

    7/12

    84 Yusna Zaidah - P en em ea n H uku m D ata : R aJ/g ka Mengis i K e ko JoJtgon Hukum E ko llo mi S yo rio h ..

    Ada beberapa metode atau cara dalarn melakukan ijtihad, antara lain adalah jjm ak , q !y asistidal, al-masalib a/ mursalab, istibsau, istisbab, w i dan lain-lain!", Namun khusus untukrnenyelesaikan suatu sengketa atau persoalan yang di dalam Alquran dan Sunnah tidak terdapatketentuan hukumnya, dari segi teknik ijtihad yang digunakan adalah ijtihad qiyasi dengan carayang digunakan ulama yakni q!yas dan is tibsan'" ,

    Cara atau metode pertama adalah dengan qias yairu dengan menyamakan hukum suatuhal yang tidak terdapat ketentuannya di dalam Alquran dan Sunnah Rasulullah dengan halain yang hukumnya disebut dalam Alquran dan Sunnah Rasulullah (yang terdapat dalamkitab kitab hadis) karena persamaan iI/at (penyebab atau alasan) nya."

    Bagi ulama yang menggunakan gias sebagai hujjah mereka di dasarkan pada pada ayaAlquran dengan cata penunjukkannya (/J/qjb al-istidial), hadis dan ijmak sahabat.

    Penggunaan q!yas sebagai metode ijtihad juga didasarkan kenyataan dalam hidup bahwaAlquran memang tidak mengatur segalanya dalam artian teknis, Sedangkan dalam dimensinilai, Alquran telah memberikan batasan umum seperti larangan untuk melakukan kerusakanyang mencakup pada semua satuannva?".

    Berikutnya adalah penemuan hukum dengan istihsan, yakni menentukan hukum dengancara menyimpang dari ketentuan yang sudah ada demi keadilan dan kepentingan sosial."Menurut Muhammad Taqiy al-Hakim definisi yang paling mendekati (kebenaran) adalahdefinisi istihsan menurut ulama Malikiyah, yaitu: B erp a/in g kep ada kem ash/ahatan da n keadi/an.22Adapula yang mengartikan istibsan adalah sebagai "memandang baik terhadap sesuatu", denganukuran bahwa bila sesuatu yang baik menurut mujtahid adalah baik; dan sebaliknya, sesuatuyang jelek menurut pandangan mujtahid adalah jelek. Dengan demikian kebaikan yangdimaksud berukuran pada akal atau pendapat mujtahid.P Ulama menjelaskan bahwa lafazhistibsan terdapat dalam riga dasar hukum, yaitu Alquran, as Sunnah, dan ijmak.24

    Sumber-Sumber Penemuan Hukum dalam Penyelesaian SengketaEkonomi Syariah di Pengadilan Agama

    Pemilihan lembaga Peradilan Agama dalarn penyelesaian sengketa bisnis (ekonomi)syariah merupakan pilihan yang tepat dan bijaksana. Hal ini akan dicapai keselarasan antarahukum rnateriil yang berlandaskan prinsip-prinsip Islam dengan lembaga peradilan agamayang merupakan representasi lembaga Peradilan Islam, dan juga selaras dengan aparat17 M. Daud Ali, IIukum Islam Pcnganrar Ilmu I-Iukum dan Tara IIukum Islam di Indonesia, P'l' Raja Grafindo,

    Jakarta, 2000, h lrn . lO S .I.Jath Mubarok, Me todo log i l jt ibad HlIklllJl Islalll, UTI Press, Yogl'akarta, 2000, him. 100 - 102." Muhammad Daud Ali, o p . c i t . him. 109.~ " I bi d, hIm. 123.~I M. Daud xu, o p . dt. , him. 110.22 Muhammad Taqiy aI-I Iakim. a l- Usb lll a l- A II/Illa t Ii a l- Fiq b a l M n qa n , Dar al Andalus, Reyna. 1%3. him. 326."' jaih Mubarak, o p . c i t . hlrn, 124.2' Ibid., him. 130.

  • 5/10/2018 Penemuan hukum

    8/12

    S'r'ARIAH: [urna! IImu Hukum No.1, Volume8 , jUfli, 2008 85

    hukumnya yang beragama Islam serta menguasai hukum Islam. Sernentara itu hal-hal yangberkaitan dengan kendala-kendala yang dihadapi oleh Peradilan Agama pada dasarnya tidakberbenturan dengan asas personalitas keislarnan yang melekat pada Peradilan Agama. Karenahal ini te1ah dijustifikasi melalui kere1aan para pihak untuk tunduk pada aturan syariat Islamdengan menuangkan dalam klausula kontrak yang disepakati. 2 5

    Dalam mengadili suatu sengketa ada empat kegiatan yang dilakukan oleh pengadilanyakni menerima perkara, merneriksa perkara, mengadili dan menyelesaikan. Kegiatan yangtetpenting di antara empat kegiatan tersebut adalah kegiatan mengadili atau mernberikankeadilan kepada pencari keadilan.

    Khusus untuk hakim di lingkungan Peradilan Agama dalam mengadili perkara niaga(ekonomi) atau sengketa bidang ekonomi syariah saat ini belum memiliki pijakan hukummateriil yang memadai. Ini adalah sebuah tantangan besar bagi hakim di lingkungan PeradilanAgama, karena saat ini ia dituntut bukan hanya memahami dan menerapkan hukum keluargatapi dituntut pula untuk memahami dan menerapkan hukum ekonomi syariah yang terusberkembang dan makin komplek".

    Karena pada dasarnya berdasarkan ketentuan Pasal 16 Undang Undang No.4 tahun2004 ten tang Pokok Pokok Kekuasaan Kehakiman hakim tidak boleh menolak perkara yangdiajukan kepadanya dengan alasan tidak ada hukum yang mengatur atau hukum yang mengaturtidak lengkap. Dengan demikian, hakim haruslah tetap rnenerima, memeriksa dan memutusperkara yang diajukan kepadanya meskipun aturan hukum untuk itu belum lengkap".

    Untuk mencari aturan hukum yang dapat dikonfirmasi pada peristiwa konkrit dankernudian dikonfirmasi lagi menjadi peristiwa hukum tersebut. Kernudian bagaimana caramenerapkan ketentuan itu ke dalam peristiwa direkonstruksi dan peristiwa yang dimintakanputusannya. Untuk itu, hakim ataupenernu hukum harus mencari di dalam sumber-sumberhukum yang secara herarkis telah ditentukan menjadi sumber hukum dalam arti formal".Semen tara untuk sengketa ekonomi syariah hal tersebut belumlah memadai.

    Dengan demikian dalam penyelesaian sengketa ekonomi syariah metode yang digunakanhakirn dalam menemukan hukum adalah dengan menggunakan metode argumentasi, hal inikarena belum ada aturan hukum yang mengatur masalah terse but secara konkrit. Karenahakim dalam hal ini menghadapi kekosongan hukum. Oleh karena inimerupakan konsekwensilogis kedudukan hakim yang bertugas menerima, memeriksa dan mengadili setiap perkarayang diajukan kepadanya.:!5 Abdul Manan, "Sistern Ekonomi Berdasarkan Syariah" dalam SI ;oro Uld ilog, Vol 3, No. [X, September 2006, MA-RI,

    Jakarta, 2006, hlm. 33."" R id wan K haitand y, "Peran an H ak im Pcngad ilan A gam a D alam Membentuk H uk urn E ko nom i S yaria h M atcriil m e la lu i

    Yurisprudcnsi", dalam SYARIA.H JIIT/lOllIlnIl Huiuo, Fakulras Syariah, LUN Anrasari, Banjarrnasin, Nomer 1,Volume 7,Juni 2007, hlm.1B.

    ~7 Sudikno Mcrrokusurno, MmgeJJoi Hllkllm, Liberty, Yogyakarra, 2005, hlrn, 106.~ Sudikno Mcrtokusumo, Peil(rmllOII Hukll lJl ... op. dt., h im . 89.

  • 5/10/2018 Penemuan hukum

    9/12

    86 Yusna Zaidah - P elle mlla n H llk um D o/am R al1 gk a M e llg isi K e kos ol1 ga n H u ku m E koll0 mi S ya ria h ..Dengan pula penggunaan ijtihad dengan berbagai metode dapat diterapkan di sini

    Terutama dengan metode qiyas, karena q!yos sebagai metode ijtihad juga didasarkan kenyataandaJam hidup bahwa Alquranmemang tidak mengatur segalanya dalam arcian teknis. Sedangkandalam dirnensi nilai, Alquran telah rnemberikan batasan umum.

    Fazlurrahman sebagaimana dikucip Jalaluddin mengemukakan bahwa nilai-nilai etisAlquran itu merupakan poros yang penting dari keseluruhan sistern, dari nilai nilai tersebuttumbuhlah hukum, Kareoa hukum merupakan bagian akhir dari mata rantai sistem tersebutdan ia mengatur semua pranata agama, sosial, politik dan bahkan ekonomi masyarakat. Secaraorganis nilai-nilai etis itu berhubungan langsung dengan hukum karena hukum dirumuskandari nilai-nilai etis tersebut",

    Karena pada dasarnya q!yos berbeda dengan interpretasi. Q!Yos lebih berkaitan denganperluasan makna suatu dalil kepada kasus kasus yang tidak disinggung dalam makna bahasanya.Oleh karena itu q!yas berada di luar kerangka interpretasi. Qjyas secara jela difungsikan untukmenentukan 'illa: yang sarna antara dua kasus yang salah satu kasus tidak disinggung olehda1il.Jadi pada dasarnya q!yos merupakan perluasan dari hukum yang ada. Dengan demikianditernukan hukum untuk kasus yang dihadapi".

    Apalagi kalau melihat sengketa ekonomi syariahyang seharusnya didasarkan kepada hukumekonomi syariah yangmasih dalam bentuk hukum Islam yang kontemporer dan belum adahukum materiilnya dalam bentuk hukum nasional, bisa saja terjadi hakim selalu melakukanpenemuan hukum tiap kalimenghadapi perkara ekonomi syariah. Oleh karena itu dalam rangkauntuk mengisi kekosongan hukum tersebut ada ahli yang mencoba menawarkan, bahwa untuksementara sumber hukum materiil yang digunakan dalam penyelesaian sengketa ekonomi syariahbisa dijadikan bahan pertimbangan. Hukum material dimaksud bersumber kepada isi perjanjian,undang-undang, yurisprudensi, kebiasaan, Fatwa DSN, dan fikih Muamalah'"

    Pertama adalah isi perjanjian. Kedudukan perjanjian sarna dengan kedudukan undang-undang. Kedudukan perjanjian lebih khusus dibandingkan dengan isi undang-undang. Sesuaidengan kaidah l ex spe c io li s deroga t l ex general is . Maka isi perjanjian didahulukan dari pad a undang-undang.

    Di dalam Islam sebagaimana dinyatakan dalam Alquran, setidaknya ada dua istilah yangberkaitan dengan perjanjian, yaitu akad (al-aqdll) dan kata al-abdu. Kata aqad secara etimologisberarti perjanjian, perikatan dan permufakatan (al-ittifaq). Alquran memakai kata ini dalamarti perikatan dan perjanjian",

    2 '> Jalaluddin, o p . 01., him . 11 ..~\Ib id., h im . 12 .II 1 1 .T a ufiq , 'N ad hariyy atu l al-u qu d a l-s ya riy ya h" , d alarn S lIo m U ld i/o g, 2 006, h im . 94. L ihar juga 11.A bd ul M anan,

    Beb er ap n Mo sa /a h H lik /lll J r io /t im P ra kte k E kiJ no ln i S j'a ri ah , D isarnpaikan pada Rapar Kerja M ahkam ah A gung RI denganJajaran Pcngadilan E mpar L ingkungan Pcradilan scluruh Indonesia rabun 2 006.

    l1 Wahbah Zuhaili. at:/iqb at I .dalJ1i) ,JPaAdi /lall lh , Jilid [V.Cct, III. Dar al-Fikr. Mcsir, 1989. h im. 80-81.

  • 5/10/2018 Penemuan hukum

    10/12

    S lj4 R IA I- I: ju rn a! IIm u I- Iu ku m N o.1 , J , 'o ! l /me8, jU l li , 2 008 87

    Sumber kedua adalah undang-undang atau peraturan perundang-undangan. Dimaksudundang-undang atau peraturan perundang-undangan adalah sebuah istilah yang digunakanuntuk menggambarkan peraturan tertulis yang dibuat oleh penguasa.33 Di dalam Islamkeberadaan undang-undang sebagai salah satu sumber dalam penemuan hukum sesuai denganfirman Allah dalam surah an-Nisa ayat 593~

    Pedoman yang ketiga adalah yurisprudensi yang diartikan dengan peradilan pada umumnya( jud ica ture, rech tspraak) yaitu pdaksanaan hukum dalam hal konkrit terjadi tuntutan hak yangdijalankan oleh suatu badan yang berdiri sendiri dan diadakan oleh negara serta bebas daripengaruh apa atau siapapun dengan memberikan putusan yang bersifat mengikat dan berwibawa.Oleh karena itu yurisprudensi merupakan produk yudikatif berupa putusan yang memilikikekuatan berlaku untuk dilaksanakan setelah putusan itu mernpunyai hukum tetap. Bilaputusanitu telah dilaksanakan, maka selanjutnya ia dapat berfungsi sebagai sumber hukum"

    Dan yurisprudensi tersebut dapat dibentuk kaidah-kaidah hukum untuk selanjutnyamenjadi materi dari hukum materiil" sehingga yurisprudensi diharapkan dapat mengisikekosongan undang-undang dan sekaligus menjadi jernbatan antara tuntutan perubahankemajuan dan keterringgalan kodifikasi peraturan perundang-undangan.

    Selanjutnya adalah dengan melihat kebiasaan, yakni perilaku yang diulang. Kebiasaanbaru bisa menjadi hukum apabila kebiasaan dimaksud menimbulkan keyakinan umum (opininecissitatis) bahwa perilaku yang diulang itu memang patut secara obyektif dilakukan, bahwadengan melakukan perilaku itu berkeyakinan melakukan suatu kewajiban hukum"

    Hukum kebiasaan pada umumnya melengkapi undang-undang dan tidak dapatmengesampingkan undang-undang. Tetapi dalam keadaan tertentu hukum kebiasaanmengalahkan undang-undang; hukum kebiasaan mengalahkann undang undang yang bersifatpelengkap"

    Karena sifatnya tidak tertulis, rnaka hukum kebiasaan tidak dirumuskan secara [elas,sehingga pada umumnya sukar untuk menggalinya. Juga karena hukum kebiasaan beranekaragam maka kiasaan terkadang kurang memberikan kepastian hukum".

    Perjanjian internasional disebut juga dengan traktat yang diartikan dengan"perjanjianyang diadakan oleh dua negara atau lebih"40.Bila traktat tersebut dilakukan oleh dua negarasaja dinamakan dengan perjanjian bilateral dan apabila dilakukan oleh lebih dari dua negaramaka dinamakan dengan perjanjian multilateral.~J Arnirocddin Sjarif, Pemndan g an - Il ll do n ga n ( do sa r; jm i s d a n / ek ni k lIIe1l1bIlO/J!)'O) Bina Aksara, Jakarra, 1987, hlm. 5.J.I Makna ayat tcrscbur adalah I-Iai orang-orang yang berirnan, raarilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di

    antara kamu ... '' .); Amiroeddin Syarif, o p . a t . , him. 113.)

  • 5/10/2018 Penemuan hukum

    11/12

    88 Yusna Zaidah . P en em ua n H uku m D ala m R ang ka M c ng isi K eko sollg all H uku m E ko nom i S ya ria h . .

    Kemudian juga dapar ill jadikan sumber penemuan hukum adalah Fatwa Dewan SyariahNasional MUI. Dewan Syariah Nasional adalah institusi di bawah Majelis Ulama Indonesia(MUI).

    Selain hal hal ill atas yang juga bisa dijadikan dasar penyelesaian ekonomi syariah adalahfikih Islam bidang muamalah adalah mengatur tentang hukum kebendaan dan hak hak atasbenda, tata hubungan manusia dalam soal jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam,perserikatan dan sebagainya ".Kesimpulan

    Di akhir tulisan ini penulis mencoba menyimpulkan beberapa hal yakni:Sebagai salah satu pranata dalam mernenuhi hajat hidup anggota masyarakat untuk

    menegakkan hukum dan keadilan, Peradilan Agama mengemban tugas khusus pada bidang-bidang kepeidataan Islam antara lain bidang ekonomi syariah. Untuk itu maka dituntut kesiapanlembaga tersebut dalam banyak hal.

    Kewenangan ill bidang ekonomi syariah bagi Pengadilan Agama tersebut harus diikutioleh pengaturan hukum materiilnya dalam hukum nasional. Namun karena hukum itu belumterwujud maka dituntut kemampuan hakim untuk menggali hukum dari sumber-sumberhukum yang ada dalam rangka mengisi kekosongan hukum. Dengan kata lain dituntutkemampuan hakim untuk melakukan penemuan hukum dengan metode argumentasi.

    Daftar PustakaAbdurrahman, M a salah -m asa lab H ukum D alam F elaksa naan E konom i Syariah, (Makalah padarapat kerja kelompok perdata agama Mahkamah Agung Rl), Cisarua Bogor, 16-17Maret 2007.

    _____ :,"Peranan Hukum Dalam penanggulangan Konflik Sosial", dalam Syar iah JurnaH ukum dan P em ik iran , Nomor 1 tahun 2,januari-Juni 2002, Banjarmasin, 2002.

    Asyhadi, Zaini, H tlku m B isn is, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2005.Daud, Muhammad Ali, H likum Islam (pengan tar Jlm fl H "k1 lm dan T ata H ukum Islam di Indone

    sia), PT. Rajagrafindo, Jakarta, 2000.Direktorat Pek Indonesia dan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam FakultasEkonomi UII, T ex t Book Ekonom i Islam , UII,Jakarta, 2007.

    Djalil, A. Basiq, P era dila n A gam a d i In do ne sia , Kencana Pranada MG,jakarta, 2004.

    ., J I.Muham mad Daud Ali. Hllkll'" Is la: Pmgol1lor Ilmll Hllkllll! dan Tala Hllkllm Islam d i l ndone si o , PT . Ra ;ag ra fi ndo .Jakarta. 2000, h Im . 51.

  • 5/10/2018 Penemuan hukum

    12/12

    SY AR lAH : Jurlla l IIm u H ukum No.1 , vo lum e 8, JUl l i , 2008 89

    Fuadi, Faisal, P er kembc lIIg atl H llk llm B i.r nis S ya ria h d i In do ne sia , Pustaka, Bandung, 2006 .Fuadi, Munir, HuklltJI Bisnis, Citra Aditya, Bandung, 2002.~ . ~. .Jamil, Fathurrahrnan, "Lembaga Keuangan Syariah di InClone~ia"dalam SHam U /d ila g, Vol 3,

    IX, September 2006, Pokja Perdata, MA.RI, Jakarta, 2006.Juwana, Hikmahamto, "U rgensi Pengaturan Arbitrase Dalam UU Pasar Modal", dalam jurnal

    H ukum Bisnis, Volume 14, 2001.Ka'bah, Rifyal, Praktek Ekonom i Syariah di Indonesia , (Makalah disampaikan pada Pelatihan

    Ekonomin Syariah)Banjarmasin, 2006.Karnil, Ahmad dan M. Fauzan, K a id ab -h aid ah h llkum Y ur is pru de nsi, Prenada Media, Jakarta,

    2004.Kasmir, Bank dan Lmbaga K euangan L .a im rya , PT. Raja Grafindo, Jakarta.Mahkamah Agung RI (rim Penyusun), Draf t Komp il as i H t lk lfm I sl am (Nas kahAk ad em i k) ,J a ka rt a,

    2007.Manari, Abdul, "Sistem Ekonomi berdasarkan Syariah" dalam S ua ra " ld ila g, Vol 3, No. IX,

    September 2006, MA-RI,Jakarta.Metrokusumo, Sudikno, P enerm san H ukum S ebuab P engantar, Liberty, Yogyakarta, 1996.Mubarok, Jaih, K aidab Fiqh (Sejarah dan K aidab Asasi), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,

    2002.Muhammad, Abdul Kadir., SH dan Rilda Murniati, Segi H lIkum Lembaga K et/angan dan

    Pembiqyaan, Citra Aditya, bandung, 2000.Sam, Ihkwan, H im punan Fatw a douan Syariah Nasional (Edisi kedua, Jakarta, Dewan SyariahNasional dan Bang Indonesia, 2003.Sjarif,Amiroedclin, Penmdangan- undangan ( da sa r.j en is d an t ek ni k membl la tf !J Ia ),Bina Aksara,Jakarta,

    1987.Sjahdeini, Sutan Remy, Perbankan Islam dan kedudukantrya dalam tata H ukum Perbanhan di Indo-

    nesia,Jakarta, Pustaka Utama Grafit, 1999.Soemitro, Warkum, A sas A sas P erb an ka n Islam d an lem ba ga lem ba ga T erka it(B am ui d an T akc ifit~ PT .

    Raja Grafindo Perkasa, Jakarta.Syahrani, Riduan, & ngkllm an Intisari ilm u hllk/lm , PT. Citra Aditya bakti, 1999.Sudarsono, Heri, Bank dan Lem baga K euangan Syariah, Ekonosia,Jogjakarta, 2003.Taufiq, M. "Nadhariyyatul al-uqud al-syariyyah", dalam S ua ra U ld ila g, 2006.Zuhaili, Wahbah, a l- fi qh a lls lam ! J I va Ad il la tll h,J ili d IV, Cet, III, Dar al-Fikr, Mesir, 1989.