penyelidikan batubara di daerah nunukan timur, kabupaten

10
PENYELIDIKAN BATUBARA DI DAERAH NUNUKAN TIMUR, KABUPATEN NUNUKAN, PROVINSI KALIMANTAN UTARA Sigit A. Wibisono dan Wawang S.P. Kelompok Penyelidikan Batubara, Pusat Sumber Daya Geologi SARI Secara administratif daerah penyelidikan termasuk dalam wilayah Nunukan Timur, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara. Secara geografis dibatasi oleh koordinat 117°16’00” – 117°31’00” BT dan 04°03’00” – 04°18’00” LS. Secara regional, daerah Nunukan Timur merupakan bagian dari Cekungan Tarakan. Lapisan batubara di daerah penyelidikan seluruhnya terdapat pada Formasi Tabul (Tmt) dan Formasi Meliat (Tmm) dengan penampakan megaskopis berwarna hitam, kilap terang, keras, garis gores hitam dan berlapis dengan arah strike berkisar N100°E - N3450°E dan kemiringan (dip) berkisar 30° - 85°. Di daerah penyelidikan ditemukan 13 singkapan batubara yang kemudian diinterpretasikan menjadi 8 seam dengan ketebalan berkisar antara 0,05 – 1,00 meter dan dibagi menjadi dua blok yaitu Blok Sekapal dan Sekaduyan Taka. Hasil analisis kimia batubara menunjukkan bahwa batubara daerah penyelidikan memiliki kisaran kalori antara 4.137 – 7.741 kal/gr adb. Sedangkan analisis petrografi organik menghasilkan nilai refllektansi vitrinit (%Rvmax) dari setiap conto batubara berkisar 0,45% - 0,72%. Analisis kokas batubara menghasilkan nilai SI berkisar 3,5-4,5 yang hanya terdapat pada dua conto yaitu ST-03B dan ST-22. Analisis kandungan abu batubara menghasilkan nilai komposisi Fe2O3 yang lebih besar yaitu 2,40-64,65% dibandingkan dengan jumlah CaO dan MgO yaitu 0,16-6,73% dan 0,15-7,35%. Hasil analisis proksimat, ultimat, petrografi organik dan abu batubara menunjukkan bahwa batubara di daerah penyelidikan termasuk dalam peringkat subbituminous – high volatile bituminous. Sumberdaya batubara hipotetik di daerah penyelidikan sebesar 3.910.324,29 ton. PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu tugas pokok dan fungsi Pusat Sumber Daya Geologi adalah menyelenggarakan penelitian, penyelidikan dan pelayanan bidang sumber daya geologi khususnya sumberdaya batubara (Peraturan Menteri ESDM Nomor 18 Tahun 2010). Berdasarkan hal tersebut, Pusat Sumber Daya Geologi menyelenggarakan kegiatan Penyelidikan Batubara di Daerah Nunukan Timur, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara. Seluruh anggaran kegiatan penyelidikan ini dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun 2015. Maksud dan Tujuan Maksud kegiatan penyelidikan ini adalah untuk mengumpulkan data potensi batubara meliputi tebal, arah jurus, kemiringan dan kualitas batubara, serta unsur-unsur geologi lainnya. Selain itu diamati pula keadaan sosial, ekonomi, budaya dan keadaan alam setempat sehingga karakteristik daerah tersebut secara umum dapat diketahui. Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah mendelineasi wilayah prospek batubara berdasarkan data sebaran, kualitas dan sumberdaya batubara. Lokasi Kegiatan Lokasi penyelidikan terletak di daerah Nunukan Timur dan sekitarnya yang

Upload: duongdien

Post on 12-Jan-2017

231 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penyelidikan Batubara di Daerah Nunukan Timur, Kabupaten

PENYELIDIKAN BATUBARA DI DAERAH NUNUKAN TIMUR,

KABUPATEN NUNUKAN, PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Sigit A. Wibisono dan Wawang S.P.

Kelompok Penyelidikan Batubara, Pusat Sumber Daya Geologi

SARI

Secara administratif daerah penyelidikan termasuk dalam wilayah Nunukan Timur,

Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara. Secara geografis dibatasi oleh koordinat

117°16’00” – 117°31’00” BT dan 04°03’00” – 04°18’00” LS.

Secara regional, daerah Nunukan Timur merupakan bagian dari Cekungan Tarakan.

Lapisan batubara di daerah penyelidikan seluruhnya terdapat pada Formasi Tabul (Tmt) dan

Formasi Meliat (Tmm) dengan penampakan megaskopis berwarna hitam, kilap terang, keras,

garis gores hitam dan berlapis dengan arah strike berkisar N100°E - N3450°E dan kemiringan

(dip) berkisar 30° - 85°. Di daerah penyelidikan ditemukan 13 singkapan batubara yang

kemudian diinterpretasikan menjadi 8 seam dengan ketebalan berkisar antara 0,05 – 1,00

meter dan dibagi menjadi dua blok yaitu Blok Sekapal dan Sekaduyan Taka.

Hasil analisis kimia batubara menunjukkan bahwa batubara daerah penyelidikan

memiliki kisaran kalori antara 4.137 – 7.741 kal/gr adb. Sedangkan analisis petrografi organik

menghasilkan nilai refllektansi vitrinit (%Rvmax) dari setiap conto batubara berkisar 0,45% -

0,72%. Analisis kokas batubara menghasilkan nilai SI berkisar 3,5-4,5 yang hanya terdapat

pada dua conto yaitu ST-03B dan ST-22. Analisis kandungan abu batubara menghasilkan nilai

komposisi Fe2O3 yang lebih besar yaitu 2,40-64,65% dibandingkan dengan jumlah CaO dan

MgO yaitu 0,16-6,73% dan 0,15-7,35%.

Hasil analisis proksimat, ultimat, petrografi organik dan abu batubara menunjukkan

bahwa batubara di daerah penyelidikan termasuk dalam peringkat subbituminous – high

volatile bituminous. Sumberdaya batubara hipotetik di daerah penyelidikan sebesar

3.910.324,29 ton.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu tugas pokok dan fungsi

Pusat Sumber Daya Geologi adalah

menyelenggarakan penelitian, penyelidikan

dan pelayanan bidang sumber daya geologi

khususnya sumberdaya batubara (Peraturan

Menteri ESDM Nomor 18 Tahun 2010).

Berdasarkan hal tersebut, Pusat Sumber

Daya Geologi menyelenggarakan kegiatan

Penyelidikan Batubara di Daerah Nunukan

Timur, Kabupaten Nunukan, Provinsi

Kalimantan Utara. Seluruh anggaran

kegiatan penyelidikan ini dibebankan pada

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

tahun 2015.

Maksud dan Tujuan

Maksud kegiatan penyelidikan ini

adalah untuk mengumpulkan data potensi

batubara meliputi tebal, arah jurus,

kemiringan dan kualitas batubara, serta

unsur-unsur geologi lainnya. Selain itu

diamati pula keadaan sosial, ekonomi,

budaya dan keadaan alam setempat

sehingga karakteristik daerah tersebut

secara umum dapat diketahui.

Sedangkan tujuan dari kegiatan ini

adalah mendelineasi wilayah prospek

batubara berdasarkan data sebaran, kualitas

dan sumberdaya batubara.

Lokasi Kegiatan

Lokasi penyelidikan terletak di

daerah Nunukan Timur dan sekitarnya yang

Page 2: Penyelidikan Batubara di Daerah Nunukan Timur, Kabupaten

dibatasi oleh koordinat geografis 117° 16' 00“

– 117° 31' 00“ Bujur Timur dan 04° 03' 00“ –

04° 18' 00“ Lintang Utara. Secara

administratif daerah penyelidikan termasuk

ke dalam Kabupaten Nunukan, Provinsi

Kalimantan Utara (Gambar 1).

Keadaan Lingkungan

Berdasarkan data pengamatan

Stasiun Meteorologi Nunukan pada tahun

2006, Nunukan mengalami iklim panas

dengan suhu udara rata-rata 27,5°C. Suhu

udara terendah 22,0°C terjadi pada bulan

September dan tertinggi 34,4°C pada bulan

Desember. Suhu udara Nunukan yang

cenderung panas dipengaruhi oleh topografi

Pulau Nunukan yang dikelilingi laut.

Walaupun mengalami suhu udara yang

cukup panas, namun karena diimbangi oleh

wilayah hutan yang cukup luas, Pulau

Nunukan mempunyai kelembaban udara

dan curah hujan yang relatif tinggi. Pada

tahun 2006 kelembaban udara berkisar

antara 62,0% - 86,0%. Sedangkan rata-rata

curah hujan mencapai 168,7 mm, dengan

curah hujan tertinggi 248,6 mm pada bulan

Januari dan terendah 98,9 mm pada bulan

April dan November.

Penduduk yang menempati wilayah

Kabupaten sebagian adalah penduduk asli

setempat yaitu suku Dayak sedangkan

penduduk mayoritas di Kabupaten Nunukan

adalah suku Bugis pendatang dari daerah

lain seperti suku Jawa, Sunda, Batak. Mata

pencaharian penduduk setempat umumnya

petani (perladangan berpindah), berkebun,

pedagang, pegawai Pemerintah / Swasta.

Sedangkan penduduk daerah sekitar

penyelidikan mayoritas memeluk agama

agama Islam.

Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan ini dimulai

pertengahan Maret – April 2015 selama 25

hari. Kegiatan dilakukan oleh satu tim yang

terdiri dari 4 orang dari Kelompok

Penyelidikan (KP) Batubara, Pusat Sumber

Daya Geologi yang terdiri atas ahli geologi

dan juru ukur.

Penyelidik Terdahulu

Daerah ini sebelumnya pernah di

selidiki oleh beberapa instansi dengan

keperluan yang berlainan, tetapi data yang

didapat bisa di gunakan sebagai acuan

dalam penyelidikan ini, penyelidikan pernah

di lakukan oleh :

• Robertson Research (1984) yang

membahas secara sekilas mengenai

cekungan batubara di wilayah

Kalimantan Timur serta potensinya

secara garis besar.

• Hidayat, dkk. (1995), membahas kondisi

geologi serta potensi berbagai formasi

yang ada di daerah ini.

• Triono dan Djuanda (2005), melakukan

inventarisasi batubara di daerah

Simenggaris, Kabupaten Nunukan,

Provinsi Kalimantan Timur.

Metoda Penyelidikan

Kegiatan penyelidikan didahului

dengan melakukan pengumpulan data dan

informasi terkait daerah yang akan diselidiki.

Data dan informasi tersebut dapat berupa

laporan hasil penyelidikan dari penyelidikan

terdahulu maupun data spasial di sekitar

daerah penyelidikan yang diperoleh dari

perpustakaan yang berada di lingkungan

Badan Geologi dan kemudian digunakan

sebagai data awal untuk tahapan berikutnya

yaitu penyelidikan lapangan. Selanjutnya

dilakukan kegiatan penyelidikan lapangan

yang merupakan rangkaian kegiatan

pengumpulan data primer yaitu dengan

melakukan pemetaan singkapan batuan

pada formasi batuan di daerah penyelidikan,

pemerian, pendokumentasian, pengambilan

conto untuk analisis laboratorium, dan

plotting data lapangan ke dalam peta.

Evaluasi data dilakukan dengan

mengkompilasi data primer, data sekunder

dan hasil analisis laboratorium untuk

kemudian dibuat dalam laporan.

Page 3: Penyelidikan Batubara di Daerah Nunukan Timur, Kabupaten

RUANG LINGKUP GEOLOGI

Secara regional, daerah Nunukan

Timur merupakan bagian dari Cekungan

Tarakan. Cekungan ini dibatasi oleh

Tinggian Sempurna di bagian utara,

Pegunungan Mangkalihat di bagian selatan,

dan Tinggian Kuching di bagian barat,

sedangkan di bagian timur diperkirakan

berkembang hingga Laut Sulawesi.

Cekungan ini dibagi lagi menjadi empat sub-

cekungan, yaitu Sub-cekungan Muara yang

berada di lepas pantai bagian selatan, Sub-

cekungan Berau yang berada di darat bagian

selatan, Sub-cekungan Tarakan yang

sebagian besar berada di lepas pantai

termasuk Pulau Bunyu dan Tarakan, dan

Sub-cekungan Tidung yang berada di darat

bagian utara (Lentini dan Darman, 1996).

Melihat dari pembagian sub-cekungan

tersebut, daerah penyelidikan termasuk

dalam Sub-cekungan Tidung (Gambar 2).

Morfologi Daerah Penyelidikan

Daerah penyelidikan secara umum

dikelompokan menjadi dua satuan morfologi

yaitu :

• Satuan morfologi perbukitan

bergelombang sedang - terjal yang

menempati sebelah utara daerah

penyelidikan menempati + 30 % daerah

penyelidikan yang didominasi oleh

batupasir. Sebagian besar daerah ini

merupakan lahan perkebunan sawit

milik masyarakat sekitar dan pihak

swasta.

• Satuan morfologi bergelombang

landai yang menempati + 70 % daerah

penyelidikan yang terdapat di sebelah

selatan. Daerah ini merupakan daerah

pemukiman penduduk dan sebagian

besar merupakan lahan perkebunan

sawit dan hutan tanaman industri milik

masyarakat maupun perusahaan milik

swasta. Secara umum daerah

penyelidikan memiliki pola aliran sungai

trellis.

Stratigrafi Daerah Penyelidikan

Secara regional daerah penyelidikan

berada dalam peta geologi lembar Tarakan

dan Sebatik, Kalimantan Skala 1:250.000

(Hidayat, dkk., 1995). Stratigrafi daerah

penyelidikan dari tua ke muda menurut

Hidayat dkk (1995) adalah sebagai berikut

(Gambar 3).:

Formasi Meliat (Tmm) tersusun oleh

perselingan batupasir, batulempung, dan

serpih dengan sisipan batubara, berstruktur

lapisan bersusun, bioturbasi dan

mengandung bintal batugamping. Formasi

ini berumur Miosen Tengah dan diduga

diendapkan pada lingkungan laut dangkal

sampai delta atau paralik, dengan tebal

formasi 800-1000m. Di atas formasi ini

secara selaras diendapkan Formasi Tabul

Formasi Tabul (Tmt) tersusun oleh

perselingan batulempung, batulumpur,

batupasir dan batugamping. Diperkirakan

umur formasi ini adalah Miosen Akhir dan

diendapkan di lingkungan delta sampai laut

dangkal dengan ketebalan diperkirakan 600

m. Formasi ini tertindih tidak selaras oleh

endapan gunung api Formasi Sinjin.

Formasi Sajau (Tqps) tersusun oleh

batupasir kuarsa, batulempung, batulanau

batubara, lignit dan konglomerat; struktur

sedimen perlapisan silang siur, planar dan

mangkok, bioturbasi, perarian sejajar, nodul

besi dan fosil kayu. Formasi ini berumur Plio

– Plistosen dan diendapkan pada lingkungan

fluviatil dengan ketebalan 600 – 2000 m.

Alluvium (Qa) tersusun oleh lumpur,

lanau, pasir, kerikil dan koral yang

merupakan endapan pantai, sungai dan

rawa.

Indikasi Endapan Batubara

Mengacu pada Hidayat, dkk. (1995),

kemungkinan formasi pembawa batubara di

daerah penyelidikan adalah Formasi Sajau

(Plio – Plistosen), Formasi Tabul (Miosen

Akhir) dan Formasi Meliat (Miosen Tengah).

Ketiga formasi ini tersebar cukup luas di

daerah penyelidikan.

Page 4: Penyelidikan Batubara di Daerah Nunukan Timur, Kabupaten

HASIL PENYELIDIKAN

Endapan Batubara

Pada kegiatan pemetaan geologi

ditemukan 17 lokasi singkapan batubara dan

23 lokasi singkapan batuan lainnya. Lapisan

batubara pada singkapan memiliki ketebalan

antara 0,05 – 1,00 meter. Interpretasi data

lapangan menunjukkan bahwa singkapan

batubara hanya ditemukan pada Formasi

Meliat (Tmm) dan Formasi Tabul (Tmt)

sedangkan pada Formasi Sajau (TQps)

hampir sebagian singkapan yang ditemukan

berupa batupasir. Batubara yang ditemukan

pada Formasi Meliat (Tmm) umumnya

berwarna hitam, kilap terang, agak keras dan

garis gores hitam. Sedangkan batubara yang

ditemukan di Formasi Tabul (Tmt) berwarna

hitam, kilap terang, keras dan garis gores

hitam.

Berdasarkan keberadaannya,

batubara di daerah penyelidikan dapat

dikelompokkan menjadi dua blok yaitu Blok

Sekapal dan Blok Sekaduyan Taka. Blok

Sekapal terletak di bagian timur daerah

penyelidikan, sedangkan Blok Sekaduyan

Taka terletak di bagian tengah sampai barat

dari daerah penyelidikan (Gambar 4).

Blok Sekapal

Pada Blok Sekapal terdapat 1 lapisan

batubara dengan ciri megaskopis berwarna

hitam, kilap terang, keras dan garis gores

hitam. Arah jurus berkisar N130°E sampai

N140°E dengan kemiringan 55° - 85° dan

ketebalan 0,05 – 0,60 meter. Lapisan

batubara yang ditemukan pada blok ini

termasuk ke dalam Formasi Tabul (Tmt).

Blok Sekaduyan Taka

Batubara yang terdapat pada Blok

Sekaduyan Taka terdiri dari 7 lapisan

batubara dengan ciri megaskopis hampir

mirip dengan batubara yang terdapat di Blok

Sekapal yaitu berwarna hitam, kilap terang,

agak keras, garis gores hitam dan berlapis.

Arah jurus berkisar antara N10°E sampai

N345°E dengan kemiringan berkisar antara

5° sampai 82° dan ketebalan 0,05 – 1,00

meter. Lapisan batubara yang ditemukan

pada blok ini terdapat pada 2 formasi

pembawa batubara yaitu Formasi Tabul

(Tmt) dan Formasi Meliat (Tmm).

Kualitas Batubara

Kualitas batubara di daerah

penyelidikan ditentukan berdasarkan

analisis di laboratorium yang meliputi

analisis kimia dan fisik, petrografi organik,

analisis kokas serta analisis abu.

Analisis kimia dan fisik batubara

dilakukan terhadap 13 conto yang

diperkirakan batubara. Hasil analisis (Tabel

2) memperlihatkan bahwa hampir sebagian

besar conto yang dianalisis merupakan

batubara kecuali untuk conto batubara ST-

25. Conto ini memiliki nilai kalori 771 kal/gr

dengan kandungan abu (ash) yang cukup

besar mencapai 81,36% sehingga dapat

disimpulkan bahwa conto ST-25 bukan

merupakan conto batubara, melainkan

serpih karbonan (Carbonaceous shale).

Secara umum batubara di daerah

penyelidikan mempunyai kisaran nilai kalori

4.137 – 7.741 kal/gr (adb). Nilai Swelling

Index batubara di daerah penyelidikan

berkisar antara 0,00 – 4,50. Terdapat 2 conto

batubara yang memiliki nilai SI yang lebih

besar dibandingkan conto lainnya yaitu ST-

03B sebesar 3,5% dan ST-22 sebesar 4,5%.

Hasil analisis petrografi organik

menunjukkan bahwa secara umum maseral

yang terdapat pada setiap conto batubara di

dominasi oleh maseral vitrinit (73,60-

88,10%) dan sebagian kecil merupakan

liptinit (1,50-7,80%) dan inertinit (1,20-

8,10%). Nilai reflektansi vitrinit (%Rvmax)

berkisar antara 0,45-0,72% dengan nilai

rata-rata 0,59% (Tabel 3).

Hasil analisis abu batubara disajikan

pada Tabel 4. Hasil analisis tersebut

menunjukkan bahwa batubara di daerah

penyelidikan mempunyai komposisi Fe2O3

sebesar 2,40-64,65% sedangkan CaO

sebesar 0,16-6,73% dan MgO sebesar 0,15-

7,35%. Hal ini menunjukkan bahwa

komposisi Fe2O3 > CaO + MgO .

Interpretasi hasil analisis kimia, fisik,

petrografi organik dan abu batubara

Page 5: Penyelidikan Batubara di Daerah Nunukan Timur, Kabupaten

menunjukkan bahwa batubara di daerah

penyelidikan termasuk dalam peringkat

subbituminous – High Volatile Bituminous

(Gambar 5).

Sumberdaya Batubara

Perhitungan sumberdaya batubara di

daerah penyelidikan dilakukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Sumber daya = Panjang (m) x Lebar (m)

x Tebal (m) x BJ (ton/m3)

Hasil perhitungan total sumberdaya

batubara di daerah penyelidikan mencapai

3.910.324,29 ton dengan perhitungan

sampai kedalaman 100 meter.

Prospek Pemanfaatan dan Pengem-

bangan Batubara

Ditinjau dari dimensi lapisannya,

batubara yang terdapat di daerah

penyelidikan kurang memiliki prospek

pemanfaatan dan pengembangan yang

kurang baik. Hal ini dikarenakan ketebalan

batubara yang relatif tipis atau tidak terlalu

tebal yaitu hanya berkisar antara 0,05 – 1,00

meter. Namun, hasil analisis laboratorium

dapat dijadikan bahan pertimbangan lain

mengingat kualitas batubara di daerah

penyelidikan yang cukup baik, selain itu juga

sudah terdapat infrastruktur yang cukup

memadai diantaranya akses jalan yang

cukup luas, dan dapat dilalui oleh kendaraan

besar.

Hal lain yang perlu dipertimbangkan

adalah kondisi saat ini di lapangan yang

memperlihatkan bahwa hampir sebagian

wilayah yang memiliki potensi batubara di

daerah penyelidikan sudah ditempati oleh

lahan sawit. Apabila dalam hal

pengembangan dan pemanfaatan batubara

menemui kendala dalam hal pembebasan

lahan sawit, maka tentunya potensi batubara

yang ada di daerah penyelidikan dapat

dijadikan sebagai salah satu usulan Wilayah

Pencadangan Negara (WPN).

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Batubara di daerah penyelidikan

ditemukan pada Formasi Tabul (Tmt)

dan Formasi Meliat (Tmm).

2. Secara megaskopis batubara

memperlihatkan warna hitam, kilap

terang, keras dan garis gores hitam.

3. Rekonstruksi data lapangan

menghasilkan 8 seam atau lapisan

batubara dengan ketebalan berkisar

0,05 – 1,00 m, strike berkisar N10°E -

N345°E dan kemiringan (dip) berkisar 3°

- 85°.

4. Keterdapatan batubara dibagi menjadi

dua blok yaitu Blok Sekapal dan Blok

Sekaduyan Taka, Diperkirakan pada

Blok Sekapal terdapat satu seam

sedangkan di Blok Sekaduyan Taka

terdapat tujuh seam batubara.

5. Hasil analisis laboratorium menunjukkan

bahwa batubara di daerah penyelidikan

termasuk dalam peringkat

subbituminous – High Volatile

Bituminous A.

6. Sumberdaya hipotetik batubara di

daerah penyelidikan adalah sebesar

3.910.324,29 ton.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terimakasih yang sebesar-

besarnya disampaikan kepada semua pihak

yang telah membantu kelancaran kegiatan

penyelidikan ini. Secara khusus, ucapan

terimakasih disampaikan kepada yang

terhormat: Kepala Badan Geologi beserta

staf, Kepala Pusat Sumber Daya Geologi,

Pejabat Pembuat Komitmen / P2K beserta

staf, Bupati Kabupaten Nunukan beserta

staf, Kepala Dinas Pertambangan dan

Energi Kabupaten Nunukan beserta staf,

Camat dan Kepala Desa serta masyarakat

setempat, Koordinator Kelompok

Penyelidikan Batubara beserta staf,

Koordinator Tim Kegiatan Lapangan

Batubara, Staf Laboratorium Pusat Sumber

Daya Geologi, serta Rekan-rekan di

Kelompok Penyelidikan Batubara.

Page 6: Penyelidikan Batubara di Daerah Nunukan Timur, Kabupaten

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Z., Samuel, 1984. Stratigraphy And Depositional Cyles in The N.E. Kalimantan

Basin. Proceeding of Indonesian Petroleum Association 13th Convention, Jakarta,

Vol.1. 109-120.

ASTM, 1986. Annual Book of ASTM Standards, Vol. 388, American Society for Testing and

Materials, Philadelphia, PA.

Lentini, M,R., dan Darman, H., 1996, Aspects Of The Neogen Tectonic History And

Hydrocarbon Geology Of The Tarakan Basin, Proceedings Indonesian Petroleum

Association, 25th Annual Convention. 241-251.

Robertson Research, 1984. Recent Coal Developments in East Kalimantan, Indonesia and

Potential Markets in The West Pacific. Robertson Research (Australia) PTY.Limited,

1984, Report No.1175

Hidayat, S., Amirudin, dan Satrianas, D., 1995. Geologi Lembar Tarakan dan Sebatik,

Kalimantan Timur. Puslitbang Geologi, Bandung.

Triono, U. dan Djuanda, D., 2005. Inventarisasi Batubara Marginal di Daerah Simenggaris,

Kabupaten Nunukan provinsi Kalimantan Timur. Direktorat Inventarisasi Sumberdaya

Mineral, Bandung.

Gambar 1. Peta Lokasi Kegiatan Penyelidikan

Daerah Penyelidikan

Page 7: Penyelidikan Batubara di Daerah Nunukan Timur, Kabupaten

Gambar 2. Cekungan Tarakan Dibagi Menjadi Empat Sub-cekungan Yaitu Sub-Cekungan

Tidung, Tarakan, Berau dan Muara (Acmad dan Samuel, 1984).

Gambar 3. Stratigrafi Daerah Penyelidikan (Modifikasi dari Hidayat, dkk., 1995)

Page 8: Penyelidikan Batubara di Daerah Nunukan Timur, Kabupaten

Gambar 4. Peta Geologi dan Pembagian Blok Batubara Daerah Penyelidikan

(Modifikasi dari Hidayat, dkk., 1995)

Tabel 1. Hasil Analisis Kimia dan Fisik Batubara di Daerah Penyelidikan.

Kode

Conto

Parameter Analisis

FM TM M VM FC Ash TS

HGI RD

CV

(%)

ar

(%)

ar

(%)

adb

(%)

adb

(%)

adb

(%)

adb

(%)

adb

(kal/gr)

adb

C

(%)

H

(%)

N

(%)

S

(%)

O

(%)

SI

adb

ST-03A 13,55 15,42 2,15 28,23 29,15 40,47 2,97 90,36 1,64 4.137 64,78 5,85 1,27 5,18 22,92 0,00

ST-03B 2,87 4,49 1,67 44,95 49,81 3,57 2,76 59,27 1,25 7.741 80,76 5,98 1,49 2,91 8,86 3,50

ST-04 4,25 6,69 2,55 40,67 53,86 2,92 0,55 55,12 1,26 7.576 81,54 5,77 1,82 0,58 10,29 1,00

ST-05 5,79 9,37 3,80 40,55 53,43 2,22 0,53 53,74 1,31 7.026 77,39 5,20 1,62 0,56 15,23 0,00

ST-06 4,00 6,82 2,94 41,21 52,86 3,08 0,62 51,67 1,29 7.235 78,88 5,50 1,72 0,66 13,24 1,00

ST-08 5,68 8,37 2,85 42,28 50,41 4,46 1,06 55,81 1,29 7.176 78,62 5,64 1,74 1,14 12,86 1,00

ST-10 10,46 14,35 4,35 44,96 44,43 6,26 2,04 63,41 1,34 6.580 74,67 5,63 1,43 2,28 15,98 0,00

ST-22 2,40 3,86 1,50 38,59 47,78 12,13 5,67 70,32 1,34 7.114 78,89 5,77 1,83 6,56 6,94 4,50

ST-24 11,44 15,42 4,49 44,93 36,33 14,25 1,02 51,67 1,37 5.834 71,63 5,85 1,22 1,26 20,04 0,00

ST-25 7,08 8,38 1,40 10,44 6,80 81,36 0,85 90,36 2,27 771 29,23 6,52 0,35 4,93 58,97 0,00

ST-26 2,99 6,24 3,35 42,86 41,93 11,86 5,77 57,19 1,40 6.543 72,72 5,64 1,53 6,81 13,30 0,50

ST-27 6,94 10,32 3,63 43,53 40,62 12,22 6,61 59,96 1,41 6.336 71,71 5,54 1,28 7,86 13,61 0,50

ST-28 4,54 7,43 3,03 30,19 35,75 31,03 0,33 53,05 1,52 4.937 72,99 5,82 1,74 0,50 18,94 0,00

ST-31 7,29 10,26 3,20 38,74 41,08 16,98 3,60 75,16 1,43 5.959 68,58 5,49 1,19 4,15 20,23 1,00

Page 9: Penyelidikan Batubara di Daerah Nunukan Timur, Kabupaten

Tabel 2. Hasil Analisis Petrografi Organik Batubara di Daerah Penyelidikann.

Kode

Contoh Litologi

Mean

Reflektan

Vitrinit

(%Rvmax)

Kisaran

(%)

Maseral (%) Mineral (%)

V I L Clay Ox

B Py

ST-03A Batubara 0,58 0,55-0,62 87,00 1,20 1,50 7,20 0,50 2,60

ST-03B Batubara 0,58 0,55-0,62 83,60 5,20 7,40 0,50 1,20 2,10

ST-04 Batubara 0,62 0,56-0,68 85,00 7,50 5,70 0,60 0,40 0,80

ST-05 Batubara 0,66 0,59-0,73 84,60 8,10 3,80 1,00 1,40 1,10

ST-06 Batubara 0,72 0,64-0,79 85,40 7,20 2,90 2,40 1,60 0,50

ST-08 Batubara 0,65 0,60-0,73 81,60 5,60 7,60 3,00 1,00 1,20

ST-10 Batubara 0,53 0,50-0,61 79,10 4,30 7,80 2,20 1,00 5,60

ST-22 Batubara 0,71 0,65-0,79 77,40 2,50 2,30 5,70 4,60 7,50

ST-24 Batubara 0,45 0,41-0,48 73,60 6,30 6,10 7,40 5,00 1,60

ST-25 Carb. Shale 0,52 0,47-0,59 9,60 1,40 1,50 85,20 1,00 1,30

ST-26 Batubara 0,50 0,46-0,57 81,70 1,60 4,50 7,20 1,30 3,70

ST-27 Batubara 0,49 0,46-0,53 79,50 2,40 6,80 7,80 1,10 2,40

ST-28 Batubara 0,64 0,60-0,68 88,10 1,30 3,70 5,10 1,00 0,80

ST-31 Batubara 0,52 0,49-0,59 83,20 1,20 3,80 7,40 1,70 2,70

Tabel 3. Hasil Analisis Abu Batubara di Daerah Penyelidikan.

Page 10: Penyelidikan Batubara di Daerah Nunukan Timur, Kabupaten

CV Rata-rata : 13.747,24 btu/lb, daf

Gambar 5. Kualitas Batubara Daerah Penyelidikan (ASTM, 1986)

Keterangan : Hasil kesimpulan analisis petrografi

Hasil analisis proksimat (kalori)