penyalahgunaan dmp(ok)

20
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana penggunaan dekstrometorfan di masyarakat? 2. Bagaimana penyalahgunaan dekstrometorfan terjadi dan akibatnya? 3. Bagaimana masalah tersebut ditinjau dari sila Pancasila? 4. Apakah solusi untuk masalah tersebut? BAB II. PEMBAHASAN A.Objek Materi Pengawasan dan pemantauan barang beredar (makanan dan minuman, obat-obatan, barang dan/atau jasa) yang dilakukan oleh beberapa kelompok masyarakat ditemukan banyaknya penyalahgunaan Dekstrometorpan (biasanya beserta CTM) dikalangan remaja (siswa SLTP dan SLTA) dan remaja putus sekolah. Hal ini disebabkan karena kurang disiplinnya pengelola apotek dan para apoteker dalam memberikan obat kepada konsumen yang ingin melakukan swamedikasi (pengobatan sendiri) (Capri, Prayitno, 2011). Dalam penjualan obat bebas dan obat bebas terbatas, apoteker wajib menanyakan dan/atau memberi saran ketika ada konsumen yang membeli obat jenis tersebut dengan jumlah yang banyak. Selain itu semestinya seorang apoteker bertatap muka langsung dengan konsumen yang ingin melakukan swamedikasi agar 1

Upload: tri-astuti-hanna-p

Post on 02-Jan-2016

157 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penyalahgunaan DMP(Ok)

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penggunaan dekstrometorfan di

masyarakat?

2. Bagaimana penyalahgunaan dekstrometorfan terjadi dan

akibatnya?

3. Bagaimana masalah tersebut ditinjau dari sila

Pancasila?

4. Apakah solusi untuk masalah tersebut?

BAB II. PEMBAHASAN

A. Objek Materi

Pengawasan dan pemantauan barang beredar (makanan dan minuman, obat-obatan,

barang dan/atau jasa) yang dilakukan oleh beberapa kelompok masyarakat ditemukan banyaknya

penyalahgunaan Dekstrometorpan (biasanya beserta CTM) dikalangan remaja (siswa SLTP dan

SLTA) dan remaja putus sekolah. Hal ini disebabkan karena kurang disiplinnya pengelola apotek

dan para apoteker dalam memberikan obat kepada konsumen yang ingin melakukan

swamedikasi (pengobatan sendiri) (Capri, Prayitno, 2011). 

Dalam penjualan obat bebas dan obat bebas terbatas, apoteker wajib menanyakan

dan/atau memberi saran ketika ada konsumen yang membeli obat jenis tersebut dengan jumlah

yang banyak. Selain itu semestinya seorang apoteker bertatap muka langsung dengan konsumen

yang ingin melakukan swamedikasi  agar dapat menganalisa penyakit konsumen sehingga

kesalahan pemberian obat tidak terjadi (Capri, Prayitno, 2011). 

Dekstrometorfan adalah salah satu obat batuk

supressan (antitusif) yang telah banyak digunakan di dunia

sejak tahun 1958 untuk menggantikan penggunaan kodein

fosfat dan banyak dijumpai pada sediaan obat batuk dan flu.

Nama dagang dekstrometorfan di Indonesia saat ini ada

berbagai macam, misalnya Anakonidin, Decolsin, Mixadin,

1

Page 2: Penyalahgunaan DMP(Ok)

Siladex, Ultragrip, dan lain-lain, serta telah tercatat dalam Informasi Spesialite Obat (ISO)

Indonesia volume 42 tahun 2007 ada 77 merk obat yang mengandung dekstrometorfan.

Dekstrometorfan yang memiliki nama kimia (+)-3-methoxy-17-methyl-(9α,13α,14α)-morphinan

menurut aturan International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC) dan struktur kimia

C18H25NO ini tersedia dalam beberapa bentuk sediaan, antara lain tablet, kapsul, sirup, dan

suspensi dalam bentuk dekstrometorfan hidrobomida. Sifat fisikokimia dekstrometorfan adalah

serbuk berbentuk kristal berwarna putih sampai sedikit kekuningan, tidak berbau, larut dalam air

maupun etanol, dan tidak larut dalam eter (Nina Bonauli, 2010).

Antitusif opioid ini dapat diperoleh dan digunakan secara bebas bahkan tanpa perlu

menggunakan resep dokter seperti yang saat ini terjadi pada beberapa negara berkembang

termasuk Indonesia. Peredaran dekstrometorfan yang terlalu bebas ini meningkatkan resiko

terjadinya penyalahgunaan dan keracunan dekstrometorfan di dunia. Hal ini sesuai dengan

laporan American Association of Poison Control Centers (AAPCC) yang menyatakan bahwa

sejak tahun 2000 terjadi peningkatan kasus penyalahgunaan dekstrometorfan, yaitu kasus pada

remaja meningkat kurang lebih 100% dari tahun 2000 (1.623 kasus) sampai tahun 2003 (3.271

kasus) dan pada kelompok usia lain meningkat kurang lebih 21% dari tahun 2000 (900 kasus)

sampai tahun 2002 (1.139 kasus) (Nina Bonauli, 2010).

Secara kimia, DMP (dekstrometorfan) adalah suatu dekstro isomer dari

levomethorphan, suatu derivat morfin semisintetik. Walaupun strukturnya mirip narkotik,

dekstrometorfan (DMP) tidak beraksi pada reseptor opiat sub tipe mu (seperti halnya morfin atau

heroin), tetapi ia beraksi pada reseptor opiat subtipe sigma, sehingga efek ketergantungannya

relatif kecil. Pada dosis besar, efek farmakologi DMP menyerupai PCP (phencyclidine) atau

ketamin yang merupakan antagonis reseptor NMDA. DMP sering disalahgunakan karena pada

dosis besar ia menyebabkan efek euforia dan halusinasi penglihatan maupun pendengaran dan

dapat menghasilkan distorsi dari bidang visual, pemisahan perasaan, distorsi persepsi tubuh,

kegembiraan, serta hilangnya pemahaman waktu. Intoksikasi atau overdosis DMP dapat

menyebabkan hiper-eksitabilitas, kelelahan, berkeringat, bicara kacau, hipertensi, dan mata

melotot (nystagmus). Apalagi jika digunakan bersama dengan alkohol, efeknya bisa sangat

berbahaya dan dapat menyebabkan kematian (Susanti, dewi, dkk, 2009). Penggunaan

dekstrometorfan dosis tinggi berpotensi menimbulkan gangguan pada sistem saraf pusat yang

2

Page 3: Penyalahgunaan DMP(Ok)

mematikan dan juga gangguan pada organ lainnya, salah satunya hepar yang merupakan organ

metabolisme dekstrometorfan (Nina Bonauli, 2010).

Penyalahgunaan DMP menggambarkan adanya 4 plateau yang tergantung dosis, seperti berikut:

Plateau Dose (mg) Behavioral Effects1st 100–200 Stimulasi ringan 2nd 200–400 Euforia dan halusinasi 3rd 300– 600 Gangguan persepsi visual dan hilangnya koordinasi motorik4th 500-1500 Dissociative sedation

(Ikawati, Zullies, 2009)

Tugas Apoteker perlu mulai mewaspadai dan mengontrol ketat penggunaan obat-obat

ini. Di banyak negara, penyalahgunaan DMP banyak dilaporkan, dan DMP banyak dikombinasi

dengan obat-obat adiktif lain. Sampai saat ini memang belum ada regulasi yang mengatur

penggunaan DMP, termasuk di Amerika. Namun dengan peningkatan penyalahgunaan DMP,

lembaga berwenang di Amerika yaitu DEA (Drug Enforcement Administration) sedang

mereview kemungkinan untuk melakukan kontrol terhadap penggunaan DMP (Ikawati, Zullies,

2009).

B. Objek Formal

1. Makna Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Makna Ketuhanan yang Maha Esa, secara harfiah yaitu:

a. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan

kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

b. Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-

penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.

c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan

kepercayaan masing-masing.

d. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.

Namun, yang harus diingat yaitu frasa Ketuhanan Yang Maha Esa bukan berarti warga

Indonesia harus memiliki agama monoteis namun frasa ini menekankan ke-esaan dalam

beragama. (Dyatmika, 2009)

3

Page 4: Penyalahgunaan DMP(Ok)

“Isi dari arti sila Ketuhanan yang Maha Esa yaitu sifat-sifat dan keadaan-keadaan di

dalam negara harus sesuai dengan hakikat Tuhan sebagai sebab yang pertama dari segala

sesuatu atau causa prima, yang selama-lamanya ada atau abadi, adanya merupakan

keharusan, dalam arti mutlak, ada yang mutlak, yang hanya ada satu merupakan asal mula

segala sesuatu, dari-Nya tergantung segala sesuatu, jadi sempurna dan kuasa, tidak berubah,

tidak terbatas, serta pengatur tata tertib alam, maka wajib ditaklimi dan ditaati.”

Manusia sebagai makhluk yang ada di dunia ini diciptakan oleh penciptanya yang

merupakan causa prima yang memiliki hubungan dengan yang diciptakan-Nya. Manusia

sebagai makhluk yang dicipta sudah seharusnya menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi

larangannya. Dalam konteks bernegara, maka dalam masyarakat yang berdasarkan Pancasila

dengan sendirinya dijamin kebebasan memeluk agama masing-masing. Dengan keyakinan

atas Tuhan yang Maha Esa, maka bangsa Indonesia memiliki pegangan teguh yaitu bebas

memeluk agama dan beribadah menurut agama masing-masing. (Wisnu, 2011)

Menurut Notonagoro inti sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa, adalah kesesuaian

sifat-sifat dan hakikat negara dengan hakikat Tuhan. Kesesuaian itu dalam arti kesesuaian

sebab akibat. Maka dalam segala aspek penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan

bernegara, haruslah sesuai dengan hakikat nilai-nilai yang berasal dari Tuhan, yaitu nilai-

nilai agama. Pendukung pokok dalam penyelenggaraan negara adalah manusia, sedangkan

hakikat kedudukan kodrat manusia adalah sebagai makhluk berdiri sendiri dan makhluk

Tuhan. Dalam pengertian ini, hubungan antara manusia dengan Tuhan juga memiliki

hubungan sebab-akibat. Tuhan adalah sebagai sebab yang pertama atau kausa prima, maka

segala sesuatu termasuk manuisia adalah makhluk ciptaan Tuhan. (Anonim, 2010)

Di sini, makna dari hubungan manusia dengan Tuhan yaitu menyangkut segala

sesuatu yang berkaitan dengan kewajiban manusia sebagai makhluk Tuhan terkandung

dalam nilai-nilai agama. Oleh karena itu, kewajiban manusia sebagai makhluk Tuhan adalah

merealisasikan nilai-nilai agama yang hakikatnya merupakan nilai-nilai kebaikan, kebenaran

dan kedamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Riilnya, sesuatu yang sudah diharamkan, jelas menjadi sebuah larangan dalam suatu

agama untuk memakai dan ataupun melakukan sesuatu tersebut. Karena selain dilihat dari

sisi agama, pastilah sesuatu yang diharamkan tersebut memiliki dampak negatif bagi diri

4

Page 5: Penyalahgunaan DMP(Ok)

kita sendiri. Misal, memakai narkotika tanpa dosis dan anjuran yang tepat, tentunya akan

merugikan bagi perkembangan mental dan fisik si pengguna sendiri.

2. Makna Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Kemanusiaan yang berasal dari kata manusia, yaitu makhluk yang paling sempurna

dari makhluk - makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Yang membedakan

manusia dengan yang lainya adalah manusia dibekali akal dan pikiran untuk melakukan

segala kegiatan. Oleh karena itulah manusia menjadi makhluk yang paling sempurna dari

semua makhluk cipaanNya. Kata adil memiliki arti bahwa suatu keputusan dan tindakan

didasarkan atas ukuran / norma-norma yang obyektif, dan tidak subyektif, sehingga tidak

sewenang-wenang. (Anonim, 2011)

Kata beradab berasal dari kata adab, yang memiliki arti budaya. Jadi adab

mengandung arti berbudaya, yaitu sikap hidup, keputusan dan tindakan yang selalu dilandasi

oleh nilai-nilai budaya, terutama norma – norma sosial dan kesusilaan / moral yang ada di

masyarakat. (Anonim, 2011)

Secara hierarki, sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab didasari dan dijiwai oleh

sila Ketuhanan yang Maha Esa dan bersama-sama mendasari ketiga sila berikutnya. Sila ke-

2 memiliki arti bahwa adanya kesadaran sikap dan perbuatan manusia yang didasarkan

kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungannya dengan norma-norma dan

kebudayaan umumnya. Potensi kemanusiaan dimiliki oleh semua manusia di dunia, tanpa

memandang ras, keturunan dan warna kulit, serta bersifat universal.

Sebagai makhluk monopluralis, untuk pedoman hidup sehari-hari disebut pedoman

empat tabiat (watak) saleh atau susila yaitu:

a. Kebijaksanaan atau keberadaban, yaitu berbudaya luhur. Perbuatan didasarkan atas

keputusan akal (tertuju pada kebenaran), didorong oleh karsa (tertuju pada kebaikan),

dan sesuai dengan pertimbangan rasa (tertuju pada keindahan kejiwaan).

b. Keadilan adalah memenuhi sebagai wajib semua hak-hak hidup yang tertuju pada diri

sendiri, sesama, dan pada Tuhan.

c. Kesederhanaan adalah kemampuan mengendalikan diri dari kenikmatan.

d. Keteguhan adalah kemampuan mengendalikan diri dari kesusahan.

5

Page 6: Penyalahgunaan DMP(Ok)

Jadi, Kemanusiaan Yang adil dan beradab adalah kesadaran, sikap, dan perbuatan yang

didasarkan pada potensi budi nurani dalam hubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai

kebudayaan umumnya.

Secara riil, semua hal tentang kehidupan sudah memiliki aturan tertentu. Misal,

tentang bagaimana cara memakai obat yang benar serta batasan-batasan yang ada tentang

penggunaan obat telah diatur dalam suatu undang-undang ataupun peraturan tentang

kesehatan. Dan yang perlu diingat adalah peraturan tersebut bertujuan untuk mengatur

masyarakat agar tidak mendapatkan dampak buruk dari apa yang dilakukan.

3. Makna Sila Persatuan Indonesia

Persatuan berasal dari kata satu, yang berarti utuh, tidak terpecah belah; persatuan

mengandung pengertian bersatunya bermacam corak yang beraneka ragam menjadi satu

kebulatan. Jadi, persatuan Indonesia ialah persatuan bangsa yang mendiami wilayah

Indonesia. Bangsa yang mendiami wilayah Indonesia ini bersatu karena didorong untuk

mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah Negara yang merdeka dan

berdaulat. Persatuan Indoneia merupakan faktor yang dinamis dalam kehidupan bangsa

Indonesia, bertujuan memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa

serta ikut mewujudkan perdamaian dunia yang abadi. (Anonim, 2012)

Sifat dan keadaan negara Indonesia yang sesuai dengan hakikat satu berarti mutlak

tidak dapat dibagi – bagi, sehingga bangsa dan negara Indonesia yang menempati suatu

wilayah tertentu merupakan suatu negara yang berdiri sendiri memiliki sifat dan keadaannya

sendiri yang terpisah dari negara lain di dunia ini. Sehingga negara Indonesia merupakan

suatu diri pribadi yang memiliki ciri khas, sifat dan karakter sendiri yang berarti memiliki

suatu kesatuan dan tidak terbagi-bagi. (Anonim, 2011)

Sila ketiga merupakan sila penting untuk mengamalkan persatuan dapat diartikan

sebagai upaya untuk membuat satu, yang akhirnya menuju pada persatuan dan kesatuan.

Karena itu hakikat sila ini ialah sifat-sifat dan keadaan yangsesuai dengan hakikat satu.

Hakikat satu ialah mandiri yang terpisahkan dan terbedakan dari yang lain. (Anonim, 2012)

Jadi secara riil, sila ini memiliki maksud untuk mempersatukan bangsa Indonesia

yang terdiri dari beragam suku, budaya dan bahasa agar menjadi satu, sebagai bangsa

Indonesia. Sila ini merupakan sila yang mendukung asas Bhineka Tunggal Ika.

6

Page 7: Penyalahgunaan DMP(Ok)

4. Makna Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat dan Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan Perwakilan

Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran atau rasio yang sehat dengan selalu

mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat dan dilaksanakan

dengan sadar, jujur dan bertanggung jawab serta di dorong oleh itikad baik sesuai dengan

hati nurani. Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk

merumuskan dan atau memutuskan suatu hal berdasarkan kehendak rakyat hingga tercapai

keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat atau mufakat. Perwakilan adalah suatu

system arti tata cara (prosedur) mengusahakan turut sertanya rayat mengambil bagian dalam

kehidupan bernegara ,antara lain dilakukan dengan melalui badan-badan perwakilan. Jadi,

kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

berarti bahwa rakyat dalam menjalankan kekuasaannya melalui system perwakilan dan

keputusan-keputusannya diambil dengan jalan musyawarah yang dipimpin oleh pikiran yang

sehat serta penuh tanggung jawab, baik kepada Tuhan Yang Maha Esa maupun kepada

rakyat yang diwakilinya. (Anonim, 2012)

Contoh riilnya, penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu melaksanakan

sistem musyawarah untuk mufakat dalam mengambil setiap langkah dan keputusan yang

menyangkut kehidupan bersama. Dengan musyawarah, setiap orang tidak hanya

mengutarakan suaranya, tetapi juga pendapat tentang baik-buruknya tentang apa yang

diutarakannya. Sehingga, tidak selalu kelompok yang memiliki anggota terbanyaklah yang

akan menang karena keputusan tidak hanya didasarkan atas banyaknya suara saja.

5. Makna Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di segala bidang

kehidupan, baik material maupun spiritual. Sila keadilan sosial adalah tujuan dari empat sila

yang mendahuluinya, merupakan tujuan bangsa Indonesia dalam bernegara, yang

perwujudannya ialah tata masyarakat adil makmur berdasarkan pancasila. (Anonim, 2012)

Keadilan sosial mengandung arti tercapainya keseimbangan antara kehidupan pribadi

dan kehidupan masyarakat. Karena kehidupan manusia itu meliputi jasmani dan kehidupan

rohani, maka keadilan itu pun meliputi keadilan di dalam pemenuhan tuntutan hakiki

7

Page 8: Penyalahgunaan DMP(Ok)

kehidupan jasmani serta keadilan di dalam pemenuhan hakiki kehidupan rohani secara

seimbang. Dengan kata lain, Keadilan di bidang material dan di bidang spiritual. Pengertian

ini mencakup pula pengertian adil dan makmur yang dapat dinikmati oleh seluruh bangsa

Indonesia secara merata, dengan berdasarkan asas kekeluargaan. (Ikhsanudin, 2011)

Secara harfiah, sila ini memiliki maksud bahwa setiap orang Indonesia mendapat

perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Sesuai

dengan UUD 1945, maka keadilan sosial mencakup pula pengertian adil dan makmur.

6. Peraturan Perundang-Undangan

Pada makalah ini kami akan membahas tentang Penyalahgunaan Dextrometorfan.

Menurut penggolongannya Dextrometorfan termasuk obat bebas terbatas (Over The

Counter). Sehingga disini akan dibahasa tentang peraturan penggunaan obat-obat yang

termasuk dalam penggolongan Over The Counter.

Berdasaran Pedoman Penggunaan Pbat Bebas dan Obat Bebas Terbatas Bab II

tentang Informasi Umum Obat pint 2.5 tentang Cara Penggunaan Obat, menyebutkan

bahwa:

a. Penggunaan obat tidak untuk pemakaian secara terus menerus.

b. Gunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket atau brosur.

c. Bila obat yang digunakan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, hentikan

penggunaan dan tanyakan kepada Apoteker dan dokter.

d. Hindarkan menggunakan obat orang lain walaupun gejala penyakit sama.

e. Untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih lengkap, tanyakan kepada

Apoteker.

Sementara pada point 2.3 tentang Peringatan berisi:

“Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas, berupa empat

persegi panjang berwarna hitam berukuran panjang 5 (lima) centimeter, lebar 2 (dua)

centimeter dan memuat pemberitahuan berwarna putih sebagai berikut :

8

Page 9: Penyalahgunaan DMP(Ok)

Pada BAB III tentang “Batuk” point B menyebutkan:

Obat Penekan Batuk (Antitusif)

1. Dekstrometorfan HBr (DMP HBr)

a. Kegunaan obat

Penekan batuk cukup kuat kecuali untuk batuk akut yang berat

b. Hal yang harus diperhatikan

• Hati-hati atau minta saran dokter untuk penderita hepatitis

• Jangan minum obat ini bersamaan obat penekan susunan syaraf pusat

• Tidak digunakan untuk menghambat keluarnya dahak

c. Efek samping

• Efek samping jarang terjadi. Efek samping yang dialami ringan seperti

mual dan pusing

• Dosis terlalu besar dapat menimbulkan depresi pernapasan

d. Aturan pemakaian

• Dewasa : 10-20 mg setiap 8 jam

• Anak : 5-10 mg setiap 8 jam

• Bayi : 2,5-5 mg setiap 8 jam

9

P no. 6Awas! Obat KerasObat wasir, jangan

ditelan

P no. 6Awas! Obat KerasObat wasir, jangan

ditelan

P no. 3Awas! Obat Keras

Hanya untuk bagian luar badan

P no. 3Awas! Obat Keras

Hanya untuk bagian luar badan

P no. 2Awas! Obat Keras

Hanya untuk kumur, jangan ditelan

P no. 2Awas! Obat Keras

Hanya untuk kumur, jangan ditelan

P no. 5Awas! Obat KerasTidak boleh ditelan

P no. 5Awas! Obat KerasTidak boleh ditelan

P no. 1Awas! Obat Keras

Bacalah aturan memakainya

P no. 1Awas! Obat Keras

Bacalah aturan memakainya

P no. 4Awas! Obat Keras

Hanya untuk dibakar

P no. 4Awas! Obat Keras

Hanya untuk dibakar

Page 10: Penyalahgunaan DMP(Ok)

(Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen

Kesehatan,2006)

C. Analisis

Dekstrometorfan atau DMP adalah zat aktif yang berkhasiat sebagai antitusif dan

biasanya terkandung dalam obat batuk yang disertai flu dengan aksinya menekan susunan

syaraf. Dekstrometorfan tersedia dalam sediaan sirup dan tablet. Dalam sediaannya,

dekstrometorfan dapat dikombinasi dengan bahan atau zat aktif lain seperti paracetamol,

difenhidramin, efedrin, klorfeniramin maleat. Menurut peraturan, DMP termasuk golongan

obat bebas terbatas yang tersedia di toko obat berizin. DMP dapat diperoleh tanpa resep

dokter, sehingga penggunaannya dapat dimasukan dalam pengobatan sendiri atau

swamedikasi. DMP dapat ditemukan dalam beberapa sediaan obat dengan nama dagang

Dextromethorpham, Dexitab, Dextronova, Erpha Methor, dan lainnya.

DMP adalah suatu dektro isomer dari levomethorphan, yaitu suatu derivat morfin

semisintetik. Walaupun strukturnya mirip narkotik, DMP tidak beraksi pada reseptor yang

sama dengan morfin atau heroin, sehingga efek ketergantungannya relatif kecil. DMP sering

disalahgunakan karena dosis yang besar dapat menyebabkan efek euforia, halusinasi

penglihatan maupun pendengaran. Hal itu pula yang merupakan efek samping dari

penggunaan DMP. Penggunaan dekstrometorfan dosis tinggi berpotensi menimbulkan

gangguan pada sistem saraf pusat yang mematikan dan juga gangguan pada organ lainnya,

salah satunya hepar yang merupakan organ metabolisme dekstrometorfan. Penyalahgunaan

DMP terjadi disebabkan karena DMP dapat diperoleh tanpa resep dokter, harga DMP

dipasaran yang tergolong terjangkau bahkan cenderung murah, pengawasan yang kurang,

dan peraturan yang belum bisa membatasi peredaran DMP.

Masalah ini dapat ditinjau dari sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila

kedua yang berbunyi Kemanusiaan yang adil dan beradab. Ketuhanan Yang Maha Esa

bermakna tentang hubungan manusia dengan Tuhan yakni menyangkut segala sesuatu yang

berkaitan dengan kewajiban manusia sebagai makhluk Tuhan. Kewajiban tersebut adalah

merealisasikan nilai-nilai agama yang merupakan nilai kebaikan, kebenaran, dan kedamaian

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Penyalahgunaan DMP merupakan pelanggaran

10

Page 11: Penyalahgunaan DMP(Ok)

dari kewajiban. Penyalahgunaan DMP bisa disamakan dengan penggunaan narkotika,

karena penggunaan DMP yang tidak sesuai dengan kebutuhannya. Di Al-Qur’an telah

dicantumkan bahwa mengkonsumsi sesuatu yang memabukkan adalah haram atau dilarang.

Dilihat dari makna sila pertama, seseorang yang menyalahgunakan DMP tidak melakukan

kewajibannya sebagai makhluk Tuhan, karena seseorang tersebut telah melanggar perintah

Tuhan dan melakukan sesuatu yang telah dilarang.

Penyalahgunaan DMP menyebabkan seseorang kehilangan kesadaraan karena adanya

efek halusinasi dan euforia (kesenangan). Seseorang juga dapat kehilangan fungsi sebagai

anggota masyarakat karena seseorang yang menyalahgunakan DMP lebih senang

menyendiri ataupun berkumpul dengan orang-orang yang juga menyalahgunakan DMP.

Sedangkan dari segi kesehatan, seseorang yang menyalahgunakan DMP dapat kehilangan

fungsi normal dari organ tubuhnya. Selain itu, bila dilihat dari segi psikologinya, seseorang

tidak dapat berpikir secara objektif dan realistis karena pengaruh yang efek samping dari

penyalahgunaan DMP. Penyalahgunaan DMP di masyarakat merupakan sesuatu yang diluar

norma dan budaya yang baik. Sehingga bila dilihat dari makna sila kedua, penyalahgunaan

DMP merupakan sikap dan perbuatan yang tidak didasarkan pada potensi budi nurani dalam

hubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai kebudayaan umumnya.

Penyalahgunaan DMP adalah hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Walaupun demikian, penyalahgunaan tersebut mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Untuk menekan terjadinya penyalahgunaan dan mengatur penggunaan DMP, sebaiknya

dibuat peraturan yang membatasi peredaran DMP. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa

penyalahgunaan tersebut terjadi disebabkan mudahnya mendapatkan DMP secara bebas

tanpa resep dokter. Peraturan tersebut dibuat oleh pemerintah sebagai bentuk kewajiban

pemerintah dalam mengayomi masyarakatnya. Peraturan yang ada dapat berjalan sesuai

dengan tujuan bila seluruh elemen masyarakat melakukannya dengan penuh kesadaran

sebagai bentuk kepedulian terhadap diri sendiri. Peraturan yang diperlukan adalah

mengubah status DMP yang sebagai obat bebas terbatas menjadi kategori obat keras yang

hanya diberikan dengan resep dokter atau kewenangan apoteker. Pengawasan dan

pemantauan juga diperlukan untuk mengoptimalkan tujuan dari peraturan yang dibuat.

Selain itu, pendidikan dan pemahaman agama harus diberikan sejak dini agar tidak

terjerumus pada penyalahgunaan obat-obatan. Secara psikologi, orangtua harus selalu

11

Page 12: Penyalahgunaan DMP(Ok)

mendampingi disaat anak-anak telah memasuki usia remaja yang sedang dalam tahap

pencarian jati diri dan pembentukan karakter, serta lebih banyak bersosialisasi dengan

teman-teman dan lingkungan masyarakat.

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010, Pancasila: Penjelasan Sila-sila,

http://kuliahade.wordpress.com/2010/07/30/pancasila-penjelasan-sila-sila/, diakses pada 18

Okt 2012 pukul 22.45 WIB

Anonim, 2011, http://dunginong.wordpress.com/2011/10/31/pengertian-sila-kedua-kemanusiaan-

yang-adil-dan-beradab/, diakses 23 Okt 2012 pukul 20.30 WIB

Anonim, 2006, Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Departemen Kesehtan

RI, Jakarta

Bonauli, Nina, 2010, Pengaruh Pemberian Dekstrometorfan Dosis Bertingkat Per Oral

Terhadap Gambaran Histopatologi Hepar Tikus Wistar,

http://eprints.undip.ac.id/23622/1/Nina_B.pdf, di akses selasa, 23 oktober 2012 pukul 20.24

Capri, Prayitno, 2011, Dekstrometorfan jenis Obat Bebas Terbatas, Berbahaya dan Merusak

Generasi Muda bila disalahgunakan,

http://lpksmykm.blogspot.com/2011/09/dekstrometorfan-jenis-obat-bebas.html, di akses

selasa, 23 oktober 2012 pukul 20.02

Dyatmika, Graha, 2009, Makna Sila Pancasila,

http://graha.students-blog.undip.ac.id/2009/06/12/makna-sila-pancasila/, diakses pada 23

Oktober 2012 pukul 20.03 WIB

Ikawati, Zullies, 2009, Mengapa dekstrometorfan sering disalahgunakan?,

http://zulliesikawati.wordpress.com/2009/03/15/mengapa-dekstrometorfan-sering-

disalahgunakan.html, diakses pada 22 Okt 2012 pukul 14.48 WIB

12

Page 13: Penyalahgunaan DMP(Ok)

Prihatmawan, Wisnu, 2011, Arti dan Makna Sila Ketuhanan yang Maha Esa (Sila Pertama),

http://nenu666.blogspot.com/2011/11/arti-dan-makna-sila-ketuhanan-yang-maha.html,

diakses pada 23 Okt 2012 pukul 20.13 WIB

Susanti, Dewi, dkk, 2009, Dekstrometorfan Kok Disalahgunakan???,

http://yosefw.wordpress.com/2009/03/19/dekstrometorfan%E2%80%A6kok-

disalahgunakan/, di akses selasa, 23 oktober 2012 pukul 19.55

13