penurunan kesadaran neurointensive care

85
Ismail Setyopranoto Unit Stroke RSUP Dr Sardjito / Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK UGM GANGGUAN KESADARAN & MATI BATANG OTAK

Upload: zanafira

Post on 30-Nov-2015

95 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

anestesi

TRANSCRIPT

Page 1: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Ismail SetyopranotoUnit Stroke RSUP Dr Sardjito /

Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK UGM

GANGGUAN KESADARAN &MATI BATANG OTAK

Page 2: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Latar belakang

Sebagian besar kasus neurologi merupakan kasus emergensi.

Morbiditas dan mortalitas yang masih tinggi.

Penyebab kecacatan tertinggi, misalnya stroke penyebab kematian ke 3.

Prevalensi meningkat:• Trauma kranioserebral

peningkatan angka kejadian kecelakaan lalulintas

• Kasus infeksi SSP ≈ HIV/AIDS

Page 3: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Otak merupakan organ tubuh yang mempunyai tingkat metabolisme yang tinggi.

Kemampuan regenerasi jaringan saraf minimal.

Golden period sangat singkat. Perlu penanganan secara cepat

dan tepat untuk menghindari kerusakan yang lebih berat atau gangguan fungsi permanen.

Page 4: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Oksigenasi

Stocchetti N. et al. J Trauma 40: 764-767, 1996.

Page 5: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Konsep Dasar Neuroemergensi

Hal yang sangat mengancam nyawa dan fungsi neurologi merupakan prioritas utama.

Kegagalan dalam menegakkan diagnosis definitif jangan sampai menghalangi penanganan awal.

Perolehan riwayat penyakit yang rinci tidaklah diperlukan untuk memulai evaluasi dan tindakan emergensi terhadap pasien dengan gangguan neurologi akut.

Page 6: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Ruang lingkup Neuroemergensi

Semua penyakit saraf atau simptom yang berhubungan dengan penyakit saraf yang berpotensi/mengancam terjadinya kecacatan atau kematian bila tidak segera diobati/ diatasi, meliputi:1. Basic Life Support /Advance Life Support2. Kesimbangan asam basa dan elektrolit3. Terapi oksigen4. Gangguan kesadaran dan Mati Batang Otak 5. Kejang dan status epileptikus6. Peningkatan Tekanan Intrakranial7. Stroke8. Trauma kapitis dan medula spinalis9. Kegawatan neuromuskular10. Kegawatan infeksi Sususnan Saraf Pusat11. Nyeri dan Nyeri kepala emergensi

Page 7: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Kebutuhan glukosa dan oksigen otak

Otak memerlukan 6 ml/100gr jar. otak/menit oksigen untuk subs. nigra

2 ml/100gr jaringan otak/menit untuk substansia alba

Kebutuhan glukosa 4.5 - 7 mg/100 gr jar. otak/menit.

Terbentuk fosfat berenergi tinggi yaitu ATP dan ADP, melalui citric acid cycle dan rantai transport elektron mitokhondria

Dalam keadaan normal tidak terjadi penguraian glukosa secara anaerobik

Otak menuntut sekitar 20% dari seluruh output jantung, yaitu sekitar 800 ml/menit

Page 8: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

20%

10%

10%

20%

5% Berat Badan = 60% basal energy expenditure!

Page 9: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Metabolisme Serebral

Jaringan otak merupakan jaringan dengan tingkat metabolisme tinggi, meskipun pada area dengan densitas kapiler yang rendah.

Fungsi sel otak sangat tergantung pada ketersediaan O2 & energi (glukosa) yang kontinyu.

Tidak ada cadangan O2 dan sumber energi di otak.

9

Page 10: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Waktu (jam)

Gangguan fungsi ireversibel spt. infark.

Penumbra

20

50

Aliran rendah, ekstraksi oksigen meningkat,Fungsi neuron normal

Aliran normal, Fungsi neuron normal

CBF(ml/100g/menit)

0 321

Cerebral Blood Flow (CBF)

10

Page 11: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

PENURUNAN KESADARAN

Page 12: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Definisi

Kesadaran adalah keadaan sadar terhadap diri sendiri dan lingkungan.

Koma adalah suatu keadaan tidak sadar total terhadap diri sendiri dan lingkungan meskipun distimulasi dengan kuat.

Diantara keadaan sadar dan koma terdapat berbagai variasi keadaan/status gangguan kesadaran.

Secara klinis derajat kesadaran dapat ditentukan dengan pemeriksaan bedside.

Page 13: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Anatomi Kesadaran

Terdapat 2 komponen kesadaran

formasio retikularis dan

hemisfer serebral.

Formasio retikularis terletak di rostral

midpons, midbrain (mesencephalon) dan

thalamus ke korteks serebri - ascending

reticular activating system (ARAS).

Page 14: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

A R A S

Page 15: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Reticular Activating System

Menerima input

sensoris multipel

Mediasi kesadaran

Page 16: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Anatomi otak normal

Korteks serebral

Brain Stem

Reticular Activating System

Page 17: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Wakefulness

Page 18: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Awareness

Page 19: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Consciousness

Page 20: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care
Page 21: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care
Page 22: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care
Page 23: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care
Page 24: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care
Page 25: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care
Page 26: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Etiologi Gangguan Kesadaran1. Proses difus dan multifokal

• Metabolik (hipo atau hiperglikemia, gagal hati, gagal ginjal, keracunan (obat-obatan, alkohol)

• Infeksi• Konkusio dll.

2. Lesi Supratentorial• Hemoragik (EDH, SDH, ICH) • Infark (embolus, trombus).• Tumor (primer, sekunder, abses).

3. Lesi Infratentorial.• Hemoragik (serebelum, pons).• Infark batang otak.• Tumor serebelum.• Abses serebelum.

Page 27: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Pendekatan diagnostik pada pasien tidak sadar

Membedakan secara cepat faktor penyebab apakah kerusakan stuktural atau metabolik dan penatalaksnaanya Komponen yang harus diperiksa pada tingkat kesadaran meliputi

Pola pernafasan, Ukuran dan reaksi pupilPergerakan mata dan Respon dari okulovestibuler

Page 28: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Gambaran Pola Nafas

Page 29: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Pernafasan Cheyne Stokes

Pola: periode hiperpnoe diselingi periode apnoe sekitar 10-20 detik.

Penyebab:• Disfungsi dari hemisfer kiri dan kanan (level

diensefalon).• Proses gangguan metabolik seperti uremia, gangguan

fungsi hati berat, atau infark bilateral atau lesi karena adanya massa pada proensefalon dengan perubahan anatomi/ pergeseran pada diensefalon.

Page 30: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Hiperventilasi Neurogenik Sentral

• Pada disfungsi batang otak atau pons bagian atas.

• Pernafasan cepat antara 40-50x/mnt

• PO2 meningkat lebih dari 70-80 mmHg.

• Jika level PO2 dibawah normal hipoksemia

• Penyakit jantung, paru, dan problem metabolik dapat juga menyebabkan hiperventilasi.

Page 31: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Pernafasan Apneustik

Lokasi di lesi bagian bawah pons, didapat fase inspirasi yang memanjang dan berhenti pada saat inspirasi maksimal/penuh.

Page 32: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Pernafasan Kluster

Hanya signifikan pada kerusakan bagian

bawah pons, karakteristik kelainan ini

hampir sama dengan pernafasan

mendekati proses apnoe

Page 33: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Pernafasan Ataksik

Kerusakan terjadi pada bagian bawah pontine atau masalah pada pusat pernafasan di medullar.

Polanya tidak teratur dan kadang pada henti nafas adanya petunjuk menghembuskan nafas dan akhirnya pernafasan dada.

Page 34: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Ukuran dan Besarnya Pupil

Mid posisi (2-5 mm), tidak mengecil dengan cahaya atau irreguler lesi fokal di midbrain.

Pinpoint, reaktif lesi pons, intoksikasi opiat, pilokarpin.

Unilateral dilatasi, RC (-) herniasi uncal.

Bilateral, fix, dilatasi herniasi sentral, iskemia dan hipoksia global atau intoksikasi luminal, atropin, scopolamin atau glutetimid.

Page 35: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Gerakan Bola Mata

Posisi istirahat:

Deviasi gaze menjauhi lesi lesi hemisfer kontralateral

Deviasi gaze sesuai hemisfer lesi pons kontralateral

Deviasi ke bawah lesi tektum otak mesensefalon

Refleks Okulosefalik (doll’s eye)

Disfungsi hemisfer serebri bilateral

Okulovestibular

Negatif koma dalam karena lesi batang otak

Page 36: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Diagnosis Banding Koma

Kelainan Gambaran Klinis Diagnosis

Stroke

• Onset akut• Defisit Neurologi

•Clinical diagnosis of coma and sign of severe brain damage in focal distribution approriate to the coma

•Imaging : infark atau hemoragik

Anoksia

•Coma following episode of anoxia

•Myoclonus and/or seizure are often seen

•Multifocal sign with unequal region of anoxic

• History of cardiac arrest or other cause of anoxia

•Clinical feature of coma with or without myoclonus

Intoksikasi

•Coma with lost of brainstem reflexes without other focal sign

•History of substance ingestion

•Clinical feature are nonspecific. Suspicion is key

•Drug screen is critical

Page 37: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Diagnosis Banding Koma

Kelainan Gambaran Klinis Diagnosis

Head injury

• Coma following head injury with or without focal sign

• Mental status fluctuate with cerebral edema and other factor

• Overts sign of injury are present

• Clinical feature• History of head injury• Imaging : normal,

contusion, edema, haemorrhage

Metabolic derangem

ents

• Metabolic derangements are

uncommon cause of coma, more often encephalopathy

• Coma with preserved brainstem

function can be seen. Seizure can occur

• Lab results show abnormality : electrolytes, etc.• Imaging and lab result do not show other cause – consider another causes

Locked in syndrome

in brainstem infarction

• Patient imobile, on casual observation appear to be comatose

• Patient retain vertical eye movement and communication is possible with this condition

• Able to communicate with eye movement

• Brainstem infarction may see in MRI or CT

Page 38: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Diagnosis Banding Koma

Kelainan Gambaran Klinis Diagnosis

Pseudocoma

• Clinical appearance of coma with

preservation of brain function

• Patient may be unaware of the pseudocoma or be intentionally unresponsiveness

• Evidence of exam of preserved response :

• Hold arm over head and let it fall-with pseudocoma the arms fall so that the face is not hit

• Normal EEG

Persistence vegetative state

• State of unconsciousness with

preserved reflexe responsiveness

• Differentiated from coma by the

ability to make elementary responses to stimuli• Patient may appear awake

or a sleep, but exam show that they are unable to appreciate their environment, commands, and situation

• Clinical exam• Finding of maintained

brainstem response to stimuli

• Imaging and lab results show causes for the unresponsiveness

Page 39: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Penilaian

Pemeriksaann umum

Pemeriksaan Neurologi

GCS

Fungsi batang otak (pupils, gerakan bola mata, menelan dll)

Motorik

Page 40: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Riwayat

Cari riwayat penyakit sistemik & riwayat pengobatan

Kondisi neurologi sebelumnya

Seputar onset (?trauma, ?obat-obatan, ?toksin)

Page 41: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Setelah Penilaian…

? Koma Non-trauma

? Fokal atau tanda lateralisasi

? Tidak ada fokal atau tanda lateralisasi

? meningismus

? bukan meningismus

? Metabolic

Page 42: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Non-traumatic coma - focal brainstem or lateralising cerebral signs= structural coma

• Cerebral tumor• Cerebral haemorrhage• Cerebral infarct• Cerebral abscess

Page 43: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Non-traumatic coma - no focal or lateralising signsTanda rangsang meningeal (+)

Diagnosis BandingSAHMeningitisEncephalitis

Page 44: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Non-traumatic coma - no focal or lateralising signsTanda rangsang meningeal (-) = Koma MetabolikDiagnosis Banding

Kondisi anoksia-iskemiaGangguan metabolikIntoksikasiInfeksi sistemikHipo/hipertermiaEpilepsiGangguan behavior

Page 45: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Toksin atau obat-obatan

Sedatif

Narkotika

Alkohol

Racun

Obat-obat psikotropik

Karbon monoksida (CO)

Overdosis (disengaja & kecelakaan)

Status withdrawal

Page 46: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Manajemen Pasien tidak sadar

N – NeckA – AirwayB - BreathingC - CirculationD - Diabetes

Drug

E – EpilepsyF - FeverG – GCSH – HerniationI – Investigate

Resusitasi, memakai ABC neurologi

Page 47: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Investigasi

Glukose, Test fungsi hati, ginjal, analisa

gas darah, hematologi dan koagulasi

EKG, Ro foto thoraks

CT scan (+/- kontras)

Lainnya: skrening infeksi, TFT, alcohol

darah, toksikologi, lumbal punksi

(jarang), EEG, MRI

Page 48: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Mati Batang

Otak

Page 49: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Anatomi Otak Normal

Korteks serebri

Brain Stem

Reticular Activating System

Page 50: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Definisi Mati

Mati Klasik = Asistol + Apnea

51

Berhenti secara total dan pasti fungsi

napas dan jantung, hal ini diketahui

setelah dilakukan tindakan resusitasi

emergensi.

Page 51: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Definisi Mati

Kehilangan menetap kemampuan untuk sadar bersama-sama dengan kehilangan menetap fungsi batang otak termasuk kemampuan untuk bernapas.

52

Mati otak = Mati Batang Otak

Page 52: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Mekanisme Mati Otak

ICP>MAP is incompatible

with life

TIK

MenurunnyaBlood Flow

Intrakranial

Cedera Neuronal

Edema

Neuronal

Page 53: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Pernyataan IDI No. 336/PB/A.4/88

Seseorang dinyatakan mati bila a) Fungsi spontan pernafasan dan jantung telah

berhenti secara pasti ataub) Telah terbukti terjadi MBO (mati batang otak)

Penentuan diagnosis mati batang otak ???

Page 54: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Tiga komponen dalam menegakkan diagnosis mati batang otak

1. Memenuhi prasyarat untuk dilakukan

tes diagnosis MBO

2. Pemeriksaan (tes) MBO

3. Tes konfirmasi

55

Page 55: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Prasyarat

Secara klinis atau neuroimaging terbukti adanya kerusakan SSP yang berperan dalam diagnosis mati batang otak.

Disingkirkan adanya kondisi komplikasi medis yang dapat meragukan penilaian klinis (Gangguan elektrolit dan asam basa berat, atau gangguan endokrin)

Bukan intoksikasi obat atau keracunan atau bisa

Temperatur tubuh (core) ≥ 32°C. 56

Page 56: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Beberapa faktor yang dapat menjadi pitfalls atau kesukaran dalam menentukan diagnosis MBO

Hasil pemeriksaan Kemungkinan kausa

1. Pupil terfiksasi obat anti kolinergik obat pelumpuh otot penyakit sebelumnya

2.Refleks okulo vestibuler vestibuler supressan ototoksik agents penyakit sebelumnya

3. Tidak ada nafas henti nafas pasca hiperventilasi obat pelumpuh otot

4. Tidak ada aktivitasmotorik

obat pelumpuh otot locked in state obat sedativa

5. EEG isolelektrik obat sedativa anoksia hipotermi ensefalitis trauma

Page 57: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Beberapa macam obat yang dapat mengacaukan pemeriksaan mati batang otak

Drugs T½ (hr) Therapeutic range

Lorazepam 10-20 0.1-0.3 mcg/ml

Midazolam 2-5 50-150 ng/ml

Diazepam 40 0.2-0.8 mcg/ml

Carbamazepine 10-60 2-10 mcg/ml

Phenobabitone 100 20-40 mcg/ml

Pentobarbitone 10 1-5 mcg/ml

Thiopentone 10 6-35 mcg/ml

Morphine 2-3 70-450 ng/ml

Amitriptyline 10-24 75-200 ng/ml

Alcohol 10 ml/h 800-1500 mg/l58

Page 58: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Tes Klinis MBO

1. Koma atau tidak ada respon

2. Tidak ditemukan refleks-refleks batang otak.

3. Apneu komplit yang dikonfirmasi dengan tes apnea

59

Page 59: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Koma atau tidak ada respon

60

Tidak ada respon motorik !!

Page 60: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

61

Refleks Batang Otak

Pupil

Kornea

Okulosefalik

Respon motorik pd distribusi saraf kranialis

Okulo-Vestibular

Gag reflexes

Page 61: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Penilaian hilangnya reflek batang otak

Pupil

Tidak ada respon cahaya. Posisi pupil di

tengah dan dilatasi pupil (4 – 6 mm)

Pergerakan bola mata

Menilai ada tidaknya doll’s eye movement.

Penilaian reflek vestibulo-ocular (tes

kalori) dilakukan dengan irigasi air dingin

(7 derajat dibawah suhu tubuh) 50 ml

pada tiap telinga (interval 5 menit).

Page 62: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Refleks Pupil

Pupil melebar tanpa konstriksi bila disinari

Page 63: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Pergerakan bola mata

Respons okulosefalik

“Doll’s Eyes Maneuver”

Page 64: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Pergerakan bola mata

Respons Okulovestibular Cold Caloric Testing

Page 65: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Respons Fasial Sensomotor

Respons Kornea

Refleks kornea Menyeringai pada penekanan supraorbital dan

temporomandibular

Page 66: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Brain Stem

Mesensefalon

Nervus III

funksi pupil

pergerakan mata

Page 67: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Brain Stem

Pons

Syaraf kranial IV, V, VI

pergerakan mata konyugate

refleks kornea

Page 68: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Mesensefalon

PonsCaudal

Rektus medial

Rektuslateral

Rektus lateral

KIRI KANAN

IIIIII

VI VI

Pusat Gaze

vertikal

Pusat Gaze

lateral

PusatGaze lateral

ML

FNukleus

Okulomotor

NukleusAbdusen

PERGERAKAN MATA KONJUGATE TRAKTUS CORTICOBULBAR

FRONTALEYE

FIELD(Brodmann’s Area 8-(Girus frontal media)

Volunter, Pergerakan mata konyugat ; cepat,Pergerakan SaccadikPada perintah sisi kontralateral MLF = Medial Longitudinal Fasciculus

= LMN

Page 69: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Brain Stem

Medulla

Syaraf kranial IX, X

Gag Reflex faringeal

Reflex tracheal (batuk) Pernafasan

Page 70: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Penyebab mati otak

Normal Anoksia Serebral

Page 71: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Penyebab mati otak

Normal Perdarahan Cerebral

Page 72: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Penyebab mati otak

Normal Perdarahan Subarakhnoid

Page 73: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Penyebab mati otak

Normal Trauma

Page 74: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Penyebab mati otak

Normal Meningitis

Page 75: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Penilaian respon motorik dan sensoris

Respon terhadap beberapa rangsangan tidak ada: reflek kornea, jaw reflex, dan penilaian gerakan otot wajah pada saat diberikan rangsang nyeri di kuku, supraorbita, dan temporomandibular.

Reflek muntah dan batuk tidak ada: hilangnya reflek faring dan trakea. Reflek muntah timbul dengan stimulasi bagian posterior faring dengan spatel lidah. Suction trakeal/ bronchial akan menstimulasi reflek batuk.

Page 76: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Tes Apnea

77

Page 77: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Penilaian tes apnea

Sebelum dilakukan tes apneu perhatikan syarat yang harus dipenuhi.

Menurut Widjick (1995) tes apnea dapat dilakukan bila:

Temperatur sentral >36,5˚C.

Tekanan sistolik >90 mmHg

Euvolemia

pCO2 normal (optional pCO2 arterial >40mmHg)

pO2 normal (optional pO2 >200mmHg)

Page 78: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Hipotermia

• Kondisi hipotermia harus segera

dikoreksi. Bila temperatur sentral (rektal)

di bawah 36,5˚C pasien harus diselimuti,

namun di beberapa literatur kondisi

hipotermi dapat diatasi dengan

pemberian cairan dekstrose 5%.

Page 79: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Hipotensi

Pada keadaan hipotensi dapat diberikan maintance dopamin sampai tekanan sistolik > 90 mmHg.

Untuk dapat memperoleh nilai pCO2 dan pO2

normal maka dilakukan preoksigenasi dengan oksigen 100% selama 10-20 menit

Pasang pulse oksimetri dan diskoneksi ventilator

Pada pasien tetap diberikan oksigen 6L/menit ke dalam trakea (optional tempatkan kanul setinggi karina)

Page 80: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Pernafasan

Perhatikan gerakan napas (abdominal dan dada) selama diskoneksi 8-10 menit, ukur pula pO2 dan pCO2 arterial. Kemudian pasang kembali ventilator.

Bila tidak terdapat gerakan napas dan pCO2 arterial >60 mmHg, tes apnea dinyatakan positif.

Bila terdapat gerakan napas maka tes apnea dinyatakan negatif dan tes harus di ulang

Page 81: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Pertimbangan ventilator

Pemasangan kembali ventilator selama tes dilakukan bila TS<90 mmHg atau pulse oksimetri menunjukkan desaturasi oksigen yang signifikan dan aritmia jantung.

Segera lakukan analisa gas darah. Bila pCO2 > 60 mmHg atau kenaikkan pCO2 > 20

mmHg dari nilai awal, maka tes apnea dinyatakan positif. Bila pCO2 < 60 mmHg atau kenaikkan pCO2 < 20 mmHg nilai awal yang normal maka hasil tes indeterminat sehingga tes konfirmasi perlu dilakukan.

Page 82: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Pengulangan tes

Tes ulang perlu dilakukan untuk mencegah kesalahan pengamat dan perubahan tanda-tanda. Interval waktu berkisar 25 - 24 jam, bergantung rumah sakit atau rekomendasi yang dianut

Setelah tes apnea dilakukan dan ventilator dipasang kembali, keluarga pasien, dipanggil untuk mendapat penjelasan

Keputusan akhir diserahkan kembali kepada keluarga apakah bantuan ventilator tetap akan dilanjutkan

Page 83: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

TES KONFIRMASI MATI BATANG OTAK

Meliputi EEG, SSEP, TCD, angiografi

serebral, MR angiografi dan scintigrafi

serebral

Di Indonesia tidak memerlukan tes-tes

konfirmasi

Page 84: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care

Algorithm of Brain Death Determination

85

Exclude- Metabolic disorders- Drug Intoxication - Residual Effect from drug Therapy

Clinical Brain Death?- Normothermia ? -Areactive coma ? - Normotension ? -Absent brain stem reflexes?- Apnea ?

Observation period- Neonates – 2 mo : 48 h - >1 yr : 12 – 24 hrs- 2 mos – 1 yr : 24 h - Adults : 6 – 12 hrs

Consider confirmatory testing- Patients < 1 yr- Brain pathology not consistent with clinical course or neurologic exam

Comatose patient

Reexamine - Drugs screening- Laboratory results

ReexamineConsider baseline EEG

Yes

Yes

Yes

UnchangedExam

No

NoChange in

exam

Brain DeathFrom Christoper N et el. Textbook of Neurointensive Care.2004; 647

Page 85: Penurunan Kesadaran Neurointensive Care