penuntun fisiologi praktikum darah

9
PETUNJUK PRAKTIKUM FISIOLOGI II DAN SATWA AQUATIK “DARAH” Ada dua unsure yang terdapat di dalam darah yaitu sel darah dan plasma darah. Sel darah terdiri dari eritrosit leukosit dan trombosit. Fungsi darah antara lain sebagai media transport, mengangkut nutrient dari saluran pencernaan ke jaringan tubuh, hasil akhir metabolism sel ke organ sekresi, oksigen dari paru- paru ke jaringan dan mengangkut karbondiosida dari jaringan ke paru-paru, mengangkut hormone dari kelenjar endokrin ke organ lain, memelihara keseimbangan air dan elektrolit dalam sel, sebagai buffer dala membantu memelihara keseimbangan pH jaringan dan cairan tubuh, mencegah pengeluaran darah yang berlebih karena adanya proses pembekuan darah, serta sebagai pertahanan tubuh. Sel Darah Merah (Eritrosit) Sel darah merah atau eritrosit adalah sel-sel yang berdiameter 5,0-7,34 mikron. Yang berfungsi secara khusus dalam transport oksigen. Morfologi eritrosit pada mamalia seperti cakram yang bikonkav, tebal, tebal pada ujung magmanya dan tipis pada bagian tengah, morfologi ini memungkinkan terjadinya pertukaran oksigen dari membran sel. Warna merah darah disebabkan oleh adanya hemoglobin dalam eritrosit. Hemoglobin ini yang bertanggung jawab dalam pengangkutan oksigen. Hemoglobin merupakan protein terkonjugasi yang terdiri dar 2 komponen yakni hemo (Fe + protopophirin) dan globin (suatu protein). Hemoglobin berikatan dengan oksigen membentuk oksihemoglobin dengan proses yang disebut oksigenasi, apabila hemoglobin berikatan dengan CO 2 disebut teroksidasi terbentuklah methemoglobin. Sel darah putih ( Leukosit ) Berdasarkan ada tidaknya granula leukosit terbagi atas :

Upload: ucii-emsiil

Post on 29-Dec-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penuntun Fisiologi Praktikum Darah

PETUNJUK PRAKTIKUM FISIOLOGI II DAN SATWA AQUATIK

“DARAH”

Ada dua unsure yang terdapat di dalam darah yaitu sel darah dan plasma darah. Sel darah terdiri dari eritrosit leukosit dan trombosit. Fungsi darah antara lain sebagai media transport, mengangkut nutrient dari saluran pencernaan ke jaringan tubuh, hasil akhir metabolism sel ke organ sekresi, oksigen dari paru-paru ke jaringan dan mengangkut karbondiosida dari jaringan ke paru-paru, mengangkut hormone dari kelenjar endokrin ke organ lain, memelihara keseimbangan air dan elektrolit dalam sel, sebagai buffer dala membantu memelihara keseimbangan pH jaringan dan cairan tubuh, mencegah pengeluaran darah yang berlebih karena adanya proses pembekuan darah, serta sebagai pertahanan tubuh.

Sel Darah Merah (Eritrosit)

Sel darah merah atau eritrosit adalah sel-sel yang berdiameter 5,0-7,34 mikron. Yang berfungsi secara khusus dalam transport oksigen. Morfologi eritrosit pada mamalia seperti cakram yang bikonkav, tebal, tebal pada ujung magmanya dan tipis pada bagian tengah, morfologi ini memungkinkan terjadinya pertukaran oksigen dari membran sel.

Warna merah darah disebabkan oleh adanya hemoglobin dalam eritrosit. Hemoglobin ini yang bertanggung jawab dalam pengangkutan oksigen. Hemoglobin merupakan protein terkonjugasi yang terdiri dar 2 komponen yakni hemo (Fe + protopophirin) dan globin (suatu protein). Hemoglobin berikatan dengan oksigen membentuk oksihemoglobin dengan proses yang disebut oksigenasi, apabila hemoglobin berikatan dengan CO2 disebut teroksidasi terbentuklah methemoglobin.

Sel darah putih ( Leukosit )

Berdasarkan ada tidaknya granula leukosit terbagi atas :

- Granulosit terdiri dari :

Neutrofil (pada aves disebut Heterofil), mempunyai inti yang bersegmen-segmen dan bias sampai 5 lobus dan dapat dicat dengan warna netral, sehingga warnanya tidak biru maupun merah. Fungsi neutrofil adalah untuk memfagosit bakteri. Antara neutrofil dan eosinofil sulit dibedakan karena keduanya mempunyai inti bergranula dengan ukuran yang hamper sama.

Eosinofil, mempunyai ukuran yang hampr sama dengan neutrofil dan emmpunyai inti yang bersegmen antara 1-4 lobus serta sitoplasma tercat pucat berwarna biru bening dengan granula yang tercat merah. Fungsi dari eosinofil tidak diketahui dengan pasti, tetapi pada hewan yang terinfestasi cacing dan adanya kerusakan jaringan yang menibulkan alergi biasanya jumlah sel ini meningkat.

Basofil, mempunyai granula yang lebih kecil dari neutrofil, berbentuk bulat dan sitoplasmanya berwarna bening dengan granula bersifat basofilik. Basofil mempunyai inti dengan jumlah lobus 1-4 lobus.

Page 2: Penuntun Fisiologi Praktikum Darah

- Agranulosit terdiri dari :

Limfosit , mempunyai ukuran yang bervariasi dengan bentuk bulat seta teratur dan sitoplasmanya hamper tidak mempunyai granula, sedikit basofilik dengan nti ditengah. Sel ini mempunyai peranan dalam system kekebalan tubuh terhadap penyakit.

Monosit, mempunyai banyak kesamaan dengan limfosit, tetapi monosit mempunyai rata-rata ukuran yang lebih besar dan mempunyai sitoplasma yang lebih banyak dengan limfosit besar. Bentuk bulat, permukaan halus dengan sitoplasma tercat biru-keabuan berisi vakuola yang seraga dengan int bulat dan terletak eksentris. Fungsi dari monosit telah diketahui secara pasti, tetapi umumnya bermigrasi ke jaringan yang mengalami keradangan untuk melakukan fagositosis bakteri dan debris-debris sel.

Trombosit (Platelet)

Trombosit berasal dari megakaryosit, yaitu sel raksasa yang terdapat di dalam sumsum tulang. Sel ini mempunyai bentuk diskus oval dalam aliran darah sedangkan dalam preparat berbenntuk diskus sirkuler, seperti bintang atau umpukan yang tidak teratur. Fungsi utama dari sel ini adalah membentuk pembekuan darah manakala terjadi luka sehingga mencegah darah keluar berlebih.

Penggumpalan darah

Perdarahan terjadi apabila sebuah pembuluh darah terluka dan akan terhenti oleh adanya proses hemostatis. Apabila darah yang keluar dari tubuh dibiarkan sementara waktu, maka akan terjadi penggumpalan (koagulasi) sehingga membentuk suatu masa yang menyerupai gel yang kemudian mengekrut, menghasilkan suatu gumpalan yang lebih keras dan cairan jernih yang disebut serum darah.

Waktu perdarahan ialah waktu antara darah keluar sampai berhenti. Waktu perdarahan diperlukan untuk identfikasi adanya gangguan perdarahan yang kemungkinan adanya cacat pada pembuluh darah, retraksi kapiler dan aktivitas benda-benda darah.

Waktu penggumpalan darah adalah waktu antara darah keluar dari tubuh sampai darah tersebut menggumpal. Waktu iini diperlukan untuk identifikasi cacat pengumpalan.

Materi dan Metode

Materi (Alat dan Bahan)

1. Alat

- jarum Franckle,

- hemositometer set,

- mikroskop,

- hemometer Sahli,

- jarum pentul,

- hematokrit,

- sentrifus hematokrit,

- alat tes golongan darah set,

- gelas objek dan cover,

- counter (stopwatch)

Page 3: Penuntun Fisiologi Praktikum Darah

2. Bahan

- darah,

- larutan Hayem,

- larutan Turk,

- aquades, alkohol,

- kertas saring,

- cat giemsa

- Larutan Rees Ecker

- NaCl 0,3 M

- HCl 0,1 M

- Reagen wintrob

Sifat Fisik Darah

Preparat darah natif - Disediakan satu preparat kaca yang bersih dari lemak dan diteteskan NaCl fisiologis 1/4

tetes di atasnya, kemudian ditesteskan darah 1/5 tetes (atau dengan batang korek api diambil darah. Diaduk dengan ujung pipet atau batang korek, setelah rata ditutup dengan kaca penutup.

- Meletakkan di bawah mikroskop (posisi mikroskop tidak boleh miring) dan meamati dengan pembesaran 10X, 250X dan 400X. Diperhatikan apa yang terlihat (menggambar sel darah merah dan putih 1-3 sel dan mikroorganisme bila ada)

Waktu beku darah- Tusuklah dengan jarum Frankle ujung jari probandus yang telah disterilkan dengan

alcohol dan bersamaan dengan itu tekanlah stopwatch.- Letakkan 2-3 tetes darah diatas gelas objek.- Tusuklah darah tersebut dan kemudian angkatlah dengan jarum pentul- Lakukan hal tersebut setiap 30 detik sekali sampai tampak adanya benang fibrin.- Catatlah waktunya.

Waktu pendarahan - Tusuklah dengan jarum Frankle ujung jari probandus yang telah disterilkan dengan

alcohol dan bersamaan dengan itu tekanlah stopwatch.- Tempelkan kertas saring pada luka tersebut tiap 30 detik dengan tempat penempelan

darah yang pertama pada kertas saring jangan terlalu berjauhan.- Hentikan penempelan pada saat menghasilkan bintik darah yang sangat kecil.- Catat waktu yang diperlukan untuk itu.

Hemolisis darah - Mengambil darah dari jari dengan lanset atau jarum Frankle, sediakan kaca objek yang

diberi label A dan B. Teteskan pada 2 buah kaca benda, masing-masing 1 tetes. b- Menambahkan 2 tetes larutan NaCl 0,3 M pada kaca A (Krenasi), - Menambahkan 2 tetes larutan HCl 0,1 M pada kaca B (Hemolisis),- Menutup masing-masing kaca benda dengan kaca penutup, kemudan mengamati dibawah

mikroskop.- Catat dan gambar hasilnya.

Laju endap darah (LED) dengan Metode Wintrob

Page 4: Penuntun Fisiologi Praktikum Darah

- Darah dengan antikoagulan yang telah dicampur dengan baik dituang ke dalam tabung Wintrob dan diletakkan pada rak wintrob kemudian ditunggu selama 1 jam, dicatat kecepatan pengendapan erirosit dalam mm sebagai laju endap darahnya.

Menghitung jumlah trombosit secara langsung- Isaplah larutan REES ECKER ke dalam pipet eritrosit samapi garis tanda “1″ dan

buanglah lagi cairan itu.- Isaplah darah sampai garis tanda “0,5″ dan cairan REES ECKER sampai garis tanda

“101″. Segeralah kocok selama 3 menit.- Teruskan tindakan seperti menghitung eritrosit dalam kamar hitung.- Biarkan kamar hitung yang telah terisi dalam sikap datar dengan deglass tertutup selama

10 menit agar trombosit mengendap- Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah (1 mm kuadrat)

memakai lensa objektif besar.- Jumlah itu dikalikan 2.000 menghasilkan jumlah trombosit per ul darah.

Sel Darah Merah (Eritrosit)

Menghitung jumlah butir darah merah - Tusuklah ujung jari teman dengan jarum Franckle yang sudah di sterilkan terlebih dahulu

dengan alkohol. - Biarkan darah keluar tanpa dipijat, kemudian hisaplah darah tersebut dengan pipet untuk

pengukuran sel darah merah sampai 0,5.- Bersihkan ujung pipet dengan kertas filter. Lakukan dengan cepat, teliti dan hati-hati.- Lakukan penghisapan larutan hayem sampai angka 101. Dengan demikian cairan darah

diencerkan 200 kali.- Lepaskan pipet karet penghisap dan peganglah ujung pipet antara pipet antara ibu jari dan

telunjuk atau jari tengah, kemudian kocoklah dengan memutar-mutar pergelangan tangan membentuk angka delapan.

- Buang cairan yang tidak mengandung sel darah merah beberapa tetes dengan meniup perlahan-lahan.

- Teteskan larutan sel darah merah tersebut ke dalam Neubauer yang sudah ada kaca penutupnya.

- Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran objektif 10 kali, setelah didapatkan kotak hitungnya, gunakan perbesaran kuat dan mulailah menghitung semua eritrosit dalam 5 kotak yang harus dihitung mempunyai garis rangkap 3 atau 4, dan masing-masing dibagi menjadi 16 ruangan kecil, sehingga yang dihitung 80 ruangan kecil. Perhitungan dimulai dari ruangan kiri atas dari 4 persegi kecil ke kanan, kemudian dari baris kedua dari kanan ke kiri dan seterusnya dengan aturan sebagai berikut :Triple lines : sel-sel yang menempel pada garis atas dan kiri (garis yang tengah) dihitung, sedang yang menempel pada garis kanan dan bawah tidak dihitung.Double ruling : sel-sel yang menempel pada dinding atas dan garis luar kiri dihitung, yang pada garis bawah dan kanan tidak dihitung.

Page 5: Penuntun Fisiologi Praktikum Darah

Hematokrit (PVC)- Masukkan darah yang sudah diberi antikoagulan ke dalam tabung wintrobe

(Makrohematokrit) dengan ujung tertutup.- Pipet kemudian disentrifuge selama 5 menit.- Setelah terbentuk eritrosit bufffy coat, dan plasma. Nilai hematokrit dibaca dengan

microhematocrit reader.

Kadar Hb dengan metode Sahli - Dalam metode ini digunakan hemometer Sahli. Hemometer ini mengukur kadar Hb dalam

100 cc darah.- Isilah ke dalam tabung pengukur 0,1 N HCl sampai tanda 2 gram % (garis pada tabung

paling bawah).- Bersikan ujung jari yang akan ditusuk dengan alkohol untuk kemudan ditusuk dengan jarum

Franckle.- Hisaplah darah sebanyak 20 mm3 darah ke dalam pipet kapiler sampai tepat pada garis.- Usaplah darah yang tercecer di ujung pipet dengan kertas saring dan tiuplah darah kedalam

tabung pengukur sampai seluruh darah tercampur dengan HCl. Campuran sempurna akan diperoleh dengan menghisap dan meniup campuran larutan darah HCl berulang kali dengan menggunakan pipet kapiler tersebut.

- Biarkan selama 3 menit agar terbentuk asam hematin yang berwarna coklat. Larutan yang berwarna coklat tua akan segera menjadi bening dalam waktu beberapa menit.

- Teteskan aquades dengan pipet air dan aduk pelan-pelan dengan warna standart di sebelah kanan-kiri tabung pengukur.

- Bacalah tinggi permukaan cairan dalam tabung pengukur yaitu dalam gr ( yakni gr Hb dalam 100 cc darah) dan dalam % (presentase hb dihitung dibandingkan dengan Hb normal digunakan ukuran 15,6 gr Hb dalam 100 cc darah).

Menghitung MCV dan MCHC 1. Menghitung MCV (Mean Corpuscular Volume)

MCV= PCV x 10jumlahSDM

2. Menghitung MCHC (Mean Corpuscular Haemoglobin Concetration)

MHCH=[ Hb ] x100

PCV

Sel Darah Putih (Leukosit)

Menghitung jumlah butir darah putih - Tusuklah ujung jari teman dengan jarum frankcle yang sudah disterilkan terlebih dulu

dengan alkohol.- Biarkan darah keluar tanpa dipijat, kemudian hisaplah darah tersebut dengan pipet untuk

pengukuran sel darah putih sampai 0,5.- Bersihkan ujung pipet dengan kertas saring. Lakukan prosedur tersebut dengan cepat, teliti

dan hati-hati.

Page 6: Penuntun Fisiologi Praktikum Darah

- Lakukan penghisapan larutan Turk, sampai angka 11. Dengan dmikian cairan darah diencerkan sebanyak 20 kali.

- Lepaskan pipet karet penghisap dan peganglah ujung pipet antara ibu jari dan telunjuk atau jari tengah, kemudian kocoklah dengan memutar-mutar pergelangan tangan membentuk angka delapan selama kurang lebih 3 menit.

- Buang cairan yang tidak engandung darah beberapa tetes dengan meniup perlahan-lahan.- Teteskan larutan darah tersebut ke dalam kamar hitung Neubeur yang sudah ada kaca

penutupnya.- Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran objektif 10 kali, setelah didapatkan kotak

hitungnya, mulailah menghitung leukosit yang terdapat di 4 kotak besar. Aturan yang digunakan sepert pada aturan perhitungan eritrosit.

Sediaan apus darah dan differensiasi BDP1. Sedian apus darah- Teteskan darah dalam gelas objek.- Ambil gelas objek yang lain dan tempelkan ujungnya pada tetesan tersebut dengan sudut

45o. Keringkan.- Preparat apus darah yang sudah kering ditetesi dengan larutan metylalkohol selam 3-5 detik.

Keringkan..- Teteskan larutan giemsa selama 30-40 detik.- Cuci dengan air sampai bersih , lalu keringkan.- Amati di bawah mikroskop.2. Differensiasi BDP- Dari preparat apus yang sudah dicat, periksa di bawah mikroskop dengan cara zigzag.- Hitung tiap macam sel yang terlihat sampai mencapai 100.- Dicari presentase relatif dari setiap macam sel leukosit.

Golongan darah - Ujung jari dibersihkan dengan menggunakan alkohol, kemudian dikeringkan.- Ujung jari ditusuk dengan menggunakan lanset, kemudan darah yang diteteskan atau

ditempelkan pada gelas objek di 3 tempat kemudian ditambahkan ; 1) serum yang mengandung anti-A pada tetsan darah sebelah kanan, 2) serum yang mengandung anti-B pada tetesan darah sebelah kiri, 3) larutan NaCl pada tetsan darah yang tegah.

- Lalu dicampurkan perlahan-lahan menggunakan tusuk gigi yang bersih atau menggoyang-goyangkan gelas objek ke depan dan kebelakang, posisi dijaga agar ketiga tetesan tidak bercampur, lalu biarkan beberapa saat.

- Larutan diperiksa apakah terjadi aglutinasi pada tetesan darah tersebut.

Menghitung jumlah trombosit scara tidak langsung- Data jumlah dari penghitungan eritrosit yang telah diperoleh sebelumnya dicatat.- Banyaknya jumlah trombosit yang terdapat dalam n butir-butir darah yang berbentuk oval

(eritrosit+trombosit) dari preparat ulas yang telah diwarnai dihitung.- Perhitungan dilakukan di bawah mikroskop dngan perbesaran objektif 100 x dan perbesaran

okuler 10 x.- Jumlah trobosit per mm3 darah dihitung dari kedua hasil perhitungan tersebut di atas.