pentingnya keberadaan pramuwisata berbahasa …

44
1 PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA CHINA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PELAYANAN PRAMUWISATA DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas Sebagai Persyaratan Mencapai Derajad Ahli Madya pada Diploma III Bahasa China FSSR Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : Neni Anggraini Jatmiko Putri C.9607033 PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: others

Post on 17-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

1

PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA CHINA DALAM UPAYA MENINGKATKAN

PELAYANAN PRAMUWISATA DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Sebagai Persyaratan Mencapai

Derajad Ahli Madya pada Diploma III Bahasa China FSSR Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh : Neni Anggraini Jatmiko Putri

C.9607033

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2010

Page 2: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini pemerintah Indonesia banyak merencanakan program – program yang

berkaitan dengan pengenalan budaya dan peningkatan pariwisata Indonesia kepada dunia

Internasional. Salah satu bentuk nyata usaha pemerintah dalam bidang pariwisata

adalahdengan mengembangkan daerah – daerah pariwisata semaksimal mungkin dan

mencanangkan program visit Indonesia pada tahun 2008 hingga sekarang. Salah satu

faktor yang harus diperhatikan untuk mewujudkan pariwisata yang baik dan berkualitas

adalah atraksi wisata. Atraksi wisata mencakup sumber daya manusia dan sumber daya

alam. Sumber daya alam sudah terlihat jelas potensinya yaitu berupa obyek – obyek

wisata yang sekarang ini banyak mengalami perbaikan – perbaikan sehingga terlihat

menarik, sedangkan sumber daya manusia dirasa masih banyak kekurangannya, karena

meskipun tempat – tempat wisata itu sudah terlihat menarik, pemasarannya dirasa masih

kurang maksimal sehingga jarang wisatawan yang mengetahui tempat – tempat wisata

tersebut.

Mengingat pentingnya pemasaran dalam meningkatkan jumlah kunjungan

wisatawan lokal maupun internasional, maka keberadaan pramuwisata menjadi syarat

utama untuk menghubungkan antara wisatawan dengan obyek wisata yang sudah dikelola,

karena pramuwisata dapat membantu wisatawan untuk mendapatkan informasi mengenai

obyek wisata yang akan dituju. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan pramuwisata

Page 3: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

3

dalam bidang bahasa merupakan salah satu faktor penting, karena bahasa itu sendiri

merupakan sarana keluar masuk informasi di segala bidang.

Sementara itu, penggunaan bahasa asing seperti Bahasa China di Indonesia masih

sangat jarang, khususnya di obyek – obyek wisata yang terdapat di Surakarta. Hal ini

dapat dilihat ketika penulis mengadakan Praktek Kerja Lapangan di Museum

Radyapustaka Surakarta dan ingin mengaplikasikan Bahasa China dalam proses

pemanduan yang di museum tersebut banyak sekali terdapat peninggalan – peninggalan

bersejarah yang berhubungan dengan kebudayaan China.

Berdasarkan fungsi dan peran penting Bahasa China seperti disebutkan di atas,

maka penulis mengambil judul “ PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA

BERBAHASA CHINA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PELAYANAN

PARIWISATA DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA”.

B. Rumusan Masalah

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis mencoba merumuskan permasalahan

diantaranya :

1. Apakah keberadaan pramuwisata berbahasa China penting keberadaannya dalam

meningkatkan pelayanan pariwisata di Museum Radyapustaka Surakarta.

2. Kendala – kendala apa saja yang dihadapi bagi pramuwisata berbahasa China dalam

melayani wisatawan China di Museum Radyapustaka Surakarta.

Page 4: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

4

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pentingnya bahasa China bagi pramuwisata dalam memandu

penerjemahan bahasa China untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Museum

Radyapustaka Surakarta.

2. Untuk mengetahui kendala – kendala yang ditemukan selama melayani wisatawan di

Museum Radyapustaka Surakarta.

D. Manfaat

Penulisan laporan ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis maupun

praktis kepada penulis dan para pembaca pada umumnya.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna memberikan sumbangan pemikiran

bagi pihak Museum Radyapustaka agar mempersiapkan seorang pemandu wisata

yang berbahasa China, yang secara tidak langsung dapat meningkatkan jumlah

pengunjung di Museum Radyapustaka Surakarta.

2. Manfaat Praktis

Penulis berharap tugas akhir ini bisa menjadi bahan evaluasi dan referensi bagi

museum terutama bagi para pemandu wisata dalam meningkatkan kualitas pelayanan

museum, serta menambah wawasan para pembaca dan pihak lain dalam bidang

pariwisata.

Page 5: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

5

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini adalah :

1. Observasi

Observasi yang dilakukan adalah pengamatan secara langsung, yaitu obyek wisata

Museum Radyapustaka Surakarta.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan

secara langsung kepada responden dan jawaban dari responden dicatat. Jenis

wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas. Adapun narasumber yang

diwawancarai sebagai berikut :

a. Staf Bidang Museum

b. Penjaga Museum

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang bersumber dari catatan atau

dokumen – dokumen instansi atau lembaga terkait. Data – data dokumen tersebut

diperoleh dari Museum Radyapustaka Surakarta.

4. Studi Pustaka

Studi Pustaka merupakan proses perolehan data dengan cara mengkaji dan mengutip

buku – buku yang berkaitan langsung dengan sektor pariwisata, serta dengan cara

browsing di internet untuk melengkapi data.\\

Page 6: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pariwisata

Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses bepergian sementara dari

seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan

bepergiannya adalah berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial,

kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena sekedar

ingin tahu, menambah pengalaman ataupun belajar.

Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu

sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya

karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan wisata merupakan suatu perjalanan

yang dilakukan oleh seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan

kenikmatan dan memenuhi rasa ingin tahu akan sesuatu. Dapat juga karena kepentingan

yang berhubungan dengan kegiatan olahraga untuk kesehatan, konvensi, keagamaan dan

keperluan usaha yang lainnya. (Gamal Suwantoro, 2004) .

Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik

secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara sendiri atau di negara lain.

Kegiatan tersebut dengan menggunakan kemudahan jasa dan faktor penunjang lainnya

yang diadakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan

wisatawan. Kemudahan dalam batasan pariwisata maksudnya antara lain berupa fasilitas

yang memperlancar arus kunjungan wisatawan. Misalnya dengan memberikan bebas visa,

Page 7: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

7

prosedur pelayanan yang cepat di pintu – pintu masuk dan pintu keluar, tersedianya

transportasi dan akomodasi yang cukup. Faktor penunjangnya adalah prasarana dan

utilitas umum, seperti jalan raya, penyediaan air minum, listrik, tempat penukaran uang,

pos dan telekomunikasi dan sebagainya (Hari Karyono, 1997).

Menurut Prof. Salah Wahab, suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar

yang mendapat pelayanan secara bergantian di antara orang – orang dalam suatu negara

itu sendiri (di luar negeri), meliputi pendiaman orang – orang dari daerah lain (daerah

tertentu, suatu negara, atau benua) untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang

beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya di mana ia memperoleh

pekerjaan tetap.

Bagi suatu negara yang menganggap pariwisata sebagai suatu industri yang

menghasilkan produk yang dikonsumsi di tempat tujuan, maka ini dapat dianggap sebagai

suatu ekspor yang tidak kentara (invisible exports). Dan manfaat yang diperoleh dapat

berpengaruh positif dalam perekonomian, kebudayaan dan kehidupan sosial masyarakat

(Oka, 1996).

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang

diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha

(business) atau mencari nafkah d tempat yang dikunjungi, tetapai semata – mata untuk

menikmati perjalanan tersebut guna berekreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka

ragam. (Oka, 1996).

Menurut Undang – Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan,

dinyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut

yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya

Page 8: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

8

tarik wisata. Jadi pengertian wisata itu mengandung unsur yaitu : (1) Kegiatan perjalanan;

(2) Dilakukan secara sukarela; (3) Bersifat sementara; (4) Perjalanan itu seluruhnya atau

sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.

Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk

pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha – usaha yang terkait di bidang

tersebut. Dengan demikian pariwisata meliputi :

1. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.

2. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata.

3. Pengusahaan jasa dan sarana pariwisata.

B. Wisatawan

Menurut IUTO (International Union of Official Travel Organizations), istilah

wisatawan pada prinsipnya harus diartikan sebagai orang – orang yang sedang

mengadakan perjalanan dalam jangka waktu minimal 24 jam dan maksimal 3 bulan di

dalam suatu negara yang bukan merupakan negara di mana biasanya ia tinggal. Mereka

ini meliputi :

(1) Orang – orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk bersenang – senang, untuk

keperluan pribadi, kesehatan, dan sebagainya.

(2) Orang – orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk maksud menghadiri

pertemuan, konferensi, musyawarah, atau di dalam hubungan sebagai utusan

berbagai badan atau organisasi (ilmu pengetahuan, administrasi, diplomatik, olahraga,

keagamaan, dan sebagainya).

(3) Orang – orang yang sedang mengadakan perjalanan dengan maksud bisnis.

Page 9: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

9

(4) Pejabat pemerintah dan orang – orang militer beserta keluarganya yang diposkan di

suatu negara lain hendaknya jangan dimasukkan dalam kategori ini, tetapi apabila

mereka mengadakan perjalanan ke negara lain, maka hal itu dapat digolongkan

sebagai wisatawan (Oka, 1996).

Menurut WTO (World Tourism Organization), wisatawan adalah seorang

pengunjung untuk sekurang – kurangnya satu malam tetapi tidak lebih dari satu tahun dan

yang dimaksud utama kunjungannya adalah tidak lain dari melaksanakan suatu kegiatan

yang mendatangkan penghasilan dari negeri yang dikunjungi (Gamal, 2004).

Jenis dan macam wisatawan berdasarkan sifat perjalanan, lokasi di mana

perjalanan dilakukan. Wisatawan dapat diklarifikasikan sebagai berikut :

1. Foreign Tourist.

Orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang datang memasuki suatu negara

lain yang bukan merupakan negara di mana ia biasanya tinggal. Wisatawan asing

disebut juga wisatawan mancanegara atau disingkat wisman.

2. Domestic Foreign Tourist.

Orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal di suatu negara karena tugas, dan

melakukan perjalanan wisata di wilayah negara di mana ia tinggal. Misalnya, staf

kedutaan Belanda yang mendapat cuti tahunan, tetapi ia tidak pulang ke Belanda,

tetapi melakukan perjalanan wisata di Indonesia (tempat ia bertugas).

3. Domestic Tourist.

Seorang warga negara suatu negara yang melakukan perjalanan wisata dalam batas

wilayah negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya. Misalnya, warga

Page 10: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

10

negara Indonesia yang melakukan perjalanan ke Bali atau Danau Toba. Wisatawan ini

disebut juga wisatawan dalam negeri atau wisatawan nusantara (wisnus).

4. Indigenous Foreign Tourist.

Warga negara suatu negara tertentu, yang karena tugasnya atau jabatannya berada di

luar negeri, pulang ke negara asalnya dan melakukan perjalanan wisata di wilayah

negaranya sendiri.

5. Transit tourist.

Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan ke suatu negara tertentu yang terpaksa

mampir atau singgah pada suatu pelabuhan, bandara, dan stasiun bukan atas

kemauannya sendiri.

6. Business Tourist.

Orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan bisnis bukan wisata, tetapi perjalanan

wisata akan dilakukannya setelah tujuannya yang utama selesai. Jadi, perjalanan

wisata merupakan tujuan sekunder, setelah tujuan primer yaitu bisnis selesai

dilakukan (Gamal, 2004).

C. Museum

1. Pengertian

Menurut berbagai sumber, museum memiliki arti sebagai berikut :

a. Museum berasal dari kata “mousa” yang mempunyai arti pengetahuan ruang

atas tempat menyimpan benda – benda seni dan pengetahuan (American

Corporation of Architects 1968).

Page 11: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

11

b. Berdasarkan definisi yang diberikan (International Council of Museum),

museum adalah institusi permanent untuk melayani kebutuhan publik dengan

sifat terbuka dan usahanya adalah melakukan pengoleksian, mengkonservasi,

meriset, mengkomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada

masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan dan kesenangan.

c. Museum merupakan lembaga tetap yang tidak mencari keuntungan, yang

bertugas menghimpun, merawat, dan menyajikan benda – benda sebagai

pembuktian alam, manusia, kebudayaan untuk kepentingan studi dan rekreasi,

ICOM (International Council of Museum).

d. Museum merupakan bagian atau gedung yang digunakan untuk menyimpan,

merawat benda – benda yang mempunyai nilai – nilai tertentu seperti nilai

budaya, sejarah, dan sebagainya (KBI kontemporer, 604).

2. Tugas, Fungsi dan Peranan Museum

Beberapa tugas dan fungsi museum antara lain :

a. Mengumpulkan benda – benda untuk koleksi, merawat, dan mengawetkan.

b. Membantu metodik dan didoktik sekolahan dengan cara berkaidah setiap

kunjungan ke museum.

c. Memamerkan benda – benda koleksi dan memasyarakatkan.

d. Sarana untuk memamerkan, menyelidiki, dan menerangkan benda – benda

koleksi kepada pengunjung.

e. Pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan hasil budaya.

f. Sebagai dokumentasi dan penelitian ilmiah.

Page 12: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

12

g. Pusat penyaluran ilmu untuk umum.

h. Pusat peningkatan apresiasi budaya.

i. Media pembinaan sejarah alam, ilmu pengetahuan, dan budaya.

3. Syarat – syarat Museum

Sebagai sebuah ruangan untuk pameran karya seni dan ilmu pengetahuan, museum

memiliki berbagai syarat ruang yaitu :

a. Mendapatkan cahaya terang merupakan bagian dari pameran yang baik.

b. Terlindung dari gangguan, pencurian, kelembapan, kering dan debu.

4. Perancangan Museum dan Area Pamer

Terutama di ruang pamer harus terdapat sirkulasi yang baik dan harus didesain

dengan fleksibelitas yang tinggi. Hal – hal yang mempengaruhi sirkulasi antara lain

adalah orientasi pengunjung dan penyediaan fasilitas tambahan seperti kursi pada

area transisional, karena penting untuk memberi pengunjung waktu untuk menikmati

objek tanpa berdiri terlalu lama.

Untuk mendesain ruangan pamer diperlukan hal – hal berikut :

a. Variasi pintu atau akses masuk dapat membantu mengarahkan pengunjung dan

meletakkan di jalur – jalur yang sering didatangi pengunjung.

b. Menghindari kesan monoton dengan cara variasi dimensi, warna dan material

elemen interior pencahayaan.

c. Pintu bias ditempatkan pada sudut yang paling jauh dengan demikian ruangan

lebih terasa efektif.

Page 13: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

13

d. Pengaturan view penting apalagi di area – area yang sering didatangi

pengunjung.

e. Penempatan karya atau objek yang menarik perhatian perlu untuk memberi

nilai lebih pada ruang itu sendiri dan menarik perhatian pengunjung (time saver

standarts for building types, 370 - 371).

D. Pengertian Pramuwisata

Dalam kehidupan sehari – hari masyarakat lebih mengenal istilah guide daripada

pemandu wisata maupun pramuwisata. Guide selalu dikaitkan dengan “orang bule, turis”

(wisatawan). Setiap orang yang menemani wisatawan makan di restoran, mengantar

wisatawan mengunjungi objek wisata, menonton pertunjukan, belanja di souvenir shop,

dan lain – lain selalu dikonotasikan sebagai guide. Untuk itulah, pertama – tama perlu

kita pahami apa dan siapa sebenarnya pramuwisata itu. Pramuwisata (guide) pada

hakekatnya adalah seseorang yang menemani, memberikan informasi dan bimbingan

serta saran kepada wisatawan dalam melakukan aktivitas wisatanya. Aktivitas tersebut

antara lain mengunjungi objek dan atraksi wisata, berbelanja, makan di restoran, dan

aktivitas wisata lainnya dan untuk itu ia mendapatkan imbalan tertentu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pramuwisata adalah petugas

pariwisata yang berkewajiban memberi petunjuk dan informasi yang diperlukan

wisatawan. Pramuwisata disebut juga pemandu wisata atau Guide dalam Bahasa Inggris.

Menurut Peraturan Menparpostel Republik Indonesia pramuwisata adalah seseorang yang

bertugas memberikan bimbingan, penjelasan dan petunjuk tentang objek wisata serta

Page 14: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

14

membantu keperluan wisatawan lainnya. Menurut M.A. Desky, pengertian pramuwisata

atau guide berdasarkan posisinya ada tiga macam yaitu :

a. Pramuwisata lepas adalah seorang pramuwisata lepas yang sama sekali tidak

mempunyai ikatan dengan instansi yang bergerak di bidang pariwisata. Dia bekerja

ketika tenaganya dibutuhkan, dan dia dibayar berdasarkan jumlah jam kerja.

b. Pramuwisata Semi Staf adalah seorang pramuwisata yang hanya bekerja pada satu

instansi saja. Oleh karena itu dia harus bekerja sesuai tugas yang diberikan, tetapi dia

tidak memperoleh gaji bulanan melainkan gaji sesuai jam kerja.

c. Pramuwisata Staf yaitu pramuwisata yang bekerja secara resmi pada instansi tertentu.

Dia memperoleh gaji bulanan sebagaimana karyawan lain. Selama tidak ada tugas

pemanduan, dia harus ikut membantu pekerjaan lain yang ada di instansi tersebut

(M.A. Desky, 1998).

Pramuwisata adalah profesi di bidang pariwisata. Di Indonesia, secara nasional

telah dibentuk organisasi yang mewadahi profesi ini, yaitu Himpunan Pramuwisata

Indonesia atau HPI. Organisasi ini telah memiliki jaringan ke seluruh provinsi di

Indonesia. Di beberapa daerah juga terbentuk sejumlah organisasi serupa yang bersifat

lokal. Secara umum, seseorang yang hendak menjadi pramuwisata di Indonesia di

isyaratkan untuk memiliki license yang diterbitkan oleh HPI. Ketentuan ini terutama bagi

pramuwisata yang melayani wisatawan asing agar kualitas pribadi pramuwisata selalu

mencerminkan ke Indonesiaan serta menjaga validitas berbagai informasi yang

disampaikan kepada wisatawan. Termasuk juga kinerja pramuwisata dalam kaitannya

dengan “pihak pemakai” yaitu biro perjalanan wisata yang membawa wisatawan.

Page 15: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

15

Oleh karena itu untuk menjadi pramuwisata yang baik, seorang pramuwisata harus

mempunyai keahlian – keahlian antara lain :

a. Mempunyai nilai komersil yang bisa dipromosikan, serta mempunyai sikap dan

kepribadian yang menarik.

b. Mampu memberikan informasi secara tepat.

c. Menguasai lebih dari satu bahasa asing.

d. Mengetahui ilmu P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).

e. Mampu bekerja secara sistematis, rapi, teratur, dan mampu berorganisasi

(M.Kesrul, 2004).

E. Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu Communicatio yang berarti

“sama makna”. Suatu komunikasi dapat terjadi bila antara orang – orang yang

berhubungan memiliki kesamaan makna pengenal permasalahan yang disampaikan.

Menurut Wilbur Schrahman, komunikasi berarti menyatakan gagasan untuk memperoleh

kesamaan dengan pihak lain mengenai objek tertentu (Euis, 2004 : 13). William C.

Himstreet mengatakan komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antara

individu – individu melalui suatu sistem biasa baik dengan simbol – simbol, sinyal –

sinyal maupun perilaku (Euis, 2004 : 13). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

komunikasi adalah pengiriman atau penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau

lebih, sehingga yang dimaksud dapat dipahami (Euis, 2004 : 13).

Page 16: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

16

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan komunikasi dapat terjadi bila

ada orang yang menyampaikan pesan atau komunikator dan yang menerima pesan atau

komunikan.

Komunikasi memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari – hari. Melalui

komunikasi, seseorang atau lembaga dapat saling mengadakan interaksi satu dengan

lainnya. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai “membuat orang lain menjadi tahu”.

Maka dengan komunikasi orang yang semula tidak tahu menjadi tahu. Apabila

komunikasi yang kita lakukan berhasil, maka dapat mendorong konsumen untuk

melakukan pembelian barang atau jasa. Adapun manfaat komunikasi antara lain,

menumbuhkan keinginan yang baru, mempercepat omset penjualan, dan mempercepat

proses pembelian. Akan tetapi tidak semua komunikasi berjalan dengan baik.

Komunikasi juga memiliki berbagai hambatan. Salah satunya adalah mengenai penafsiran

pesan, kesalahan menafsirkan pesan dapat terjadi karena latar belakang, perbedaan

bahasa, dan pernyataan emosi.

Dalam dunia pariwisata komunikasi memegang peranan penting. Penguasaan

bahasa menjadi salah satu kunci utama dalam keberhasilan usaha tersebut, karena dengan

menguasai berbagai bahasa, akan meningkatkan omset penjualan pariwisata tersebut.

Masalah yang sering dihadapi dalam bidang pariwisata adalah bahasa akan tetapi ditinjau

dari aspek ekonomi penguasaan bahasa merupakan kunci utama dalam usaha

keberhasilan tersebut. Maka dalam bidang ini,penguasaan berbagai bahasa untuk

memperlancar komunikasi sangat perlu dikembangkan (Ayu Riandriani, 2007).

Page 17: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

17

F. Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan

Pelayanan diberikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi

untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Pemberian pelayanan yang baik kepada

pelanggan bukan merupakan hal yang mudah mengingat banyak kendala yang akan

dihadapi, baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Upaya memberikan

pelayanan yang optimal kepada pelanggan harus dilakukan dengan sungguh – sungguh.

Pelayanan yang baik berarti menyiapkan sumber daya yang handal dengan segala

kelebihannya. Kesiapan sumber daya ini harus didukung dengan sarana dan prasarana

yang memadai.

Fandy Tjiptono (1996) dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Jasa”

mengatakan bahwa pelayanan atau jasa merupakan hal yang bersifat personal, artinya

dilakukan oleh individu tertentu kepada individu yang lain. Oleh sebab itu setiap

pelanggan harus dilayani secara personal sesuai dengan kebutuhannya masing – masing.

Secara garis besar ada empat unsur pokok dalam pelayanan yaitu kecepatan, ketepatan,

keramahan dan kenyamanan. Keempat komponen tersebut merupakan satu kesatuan

pelayanan yang terintergrasi, maksudnya pelayanan atau jasa menjadi tidak optimal bila

ada komponen yang kurang. Untuk mencapai tingkat yang optimal setiap karyawan harus

memiliki suatu keterampilan tertentu, diantaranya berpenampilan baik dan rapi, bersikap

ramah, tenang dalam bekerja, dan lain sebagainya. Dengan demikian upaya untuk

mencapai tingkat yang paling optimal bukan pekerjaan yang mudah. Akan tetapi bila hal

tersebut dilakukan, maka perusahaan atau instansi yang bersangkutan akan dapat meraih

manfaat besar terutama berupa kepuasan dan loyalitas pelanggan yang besar.

Page 18: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

18

Semakin baik pelayanan yang diberikan, semakin puas para pelanggan. Kepuasan

pelanggan sendiri adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja

(hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya (Kotler, 2000).

G. Penerjemahan Bahasa China

Secara khusus penerjemahan adalah proses pengalihan bahasa, kata demi kata dari

satu bahasa ke bahasa yang lain. Tujuan penerjemahan adalah untuk menghasilkan satu

terjemahan yang membawa makna yang sama dengan makna dari bahasa asing.

Penerjemahan merupakan kegiatan yang memerlukan kesungguhan. Oleh sebab itu,

penerjemahan seharusnya dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan tata bahasa

yang ada. Penerjemahan juga dapat diartikan sebagai ilmu yang digunakan untuk

membantu dalam pengartian bahasa asing yang digunakan dalam suatu percakapan.

Bahasa China adalah bahasa tonel, yaitu bahsa yang mengedepankan intonasi

sebagai pembeda arti. Bahasa ini digunakan penduduk terbanyak di dunia, karena negara

China mempunyai jumlah penduduk paling besar. Bahasa China masuk ke beberapa

negara di dunia melalui kerjasama ekonomi.

Jenis penerjemahan Bahasa China secara umum ada dua macam yaitu

penerjemahan secara lisan dan secara tertulis. Penerjemahan secara lisan berarti

penerjemahan secara langsung dalam percakapan. Penerjemahan dengan cara ini

merupakan penerjemahan dengan sistem mendengarkan. Kelemahan penerjemahan lisan

adalah seseorang tersebut tidak mengenal seperti apa tulisan dari kata yang diucapkan.

Penerjemahan secara tulisan adalah penerjemahan yang dilakukan dengan menggunakan

tulisan buku. Kelebihan penerjemahan Bahasa China secara tulisan adalah seseorang

Page 19: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

19

akan mampu membaca dan berbicara dengan baik, sebab seseorang akan mengetahui apa

yang diucapkan dan bagaimana penulisannya (belajarchina.wordpress.com).

Page 20: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

20

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Instansi

Museum Radyapustaka merupakan museum tertua di Indonesia. Museum ini

terletak di Jalan Slamet Riyadi No. 275, Surakarta. Tidak banyak orang yang mengetahui

tentang museum yang menyimpan benda – benda peninggalan sejarah Keraton Surakarta

dan kebudayaan Jawa ini. Museum yang berdiri pada tanggal 28 Oktober 1890 M, atau

pada hari Selasa Kliwon tanggal 15 Maulud 1820 ehe (tahun Jawa) ini menyimpan

berbagai koleksi dari R.T.H. Djojohadiningrat II, sang pemrakarsa perkumpulan paheman

Radyapustaka ini, didirikan oleh K.R.A. Sosodiningrat IV yang saat itu menjabat sebagai

patih pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Pakubuwono IX.

Awalnya museum ini berada di salah satu ruang di kediaman K.R.A.

Sosrodiningrat IV di kepatihan yang bernama Panti Wobowo. Kemudian atas prakarsa

Paku Buwana X, museum lantas dipindahkan ke Loji Kadipolo pada tanggal 1 Januari

1913. Gedung Loji Kadipolo yang menjadi lokasi museum sekarang ini tanahnya dibei

oleh Sri Susuhunan Paku Buwana X dari seorang Belanda bernama Johannes Buselaar

seharga 65 ribu Gulden Belanda dengan akta noktaris 13/VII tahun 1877 Nomor 10 tanah

eigendom. Arsitektur bangunan model klasik, pintu dobel berkaca dan kayu jati, jendela

dengan model dobel dengan teralis dan kayu. Warna bangunan sama dengan warna

bangunan Keraton Surakarta yaitu paduan warna putih, biru, dan kuning emas.

Page 21: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

21

Di depan gedung, kita akan menjumpai patung Ronggowarsito, salah satu

pujangga terkenal yang cukup disegani di Jawa. Patung ini diresmikan oleh Presiden

Soekarno pada tanggal 11 November 1953. Memasuki ruang teras gedung, kita akan

menemukan koleksi arca dan meriam serta beberapa batu peringatan ulang tahun museum

ini. Ada beberapa ruang pada gedung ini. Di ruang pertama, kita akan menemukan patung

Sosrodiningrat IV sang pendiri museum tepat berada di depan pintu masuk. Di ruang

pertama ini kita akan menemukan ruang wayang. Ruang tersebut adalah tempat untuk

memajang wayang yang di dalamnya terdapat berbagai macam bentuk wayang dari

Wayang Purwa, Wayang Klitik, Wayang Beber, Wayang Madya, Wayang Bali, Wayang

Nang (Wayang Tradisional Thailand). Ada juga peninggalan lain seperti :

1. Wayang Kulit Gedhong.

Adegan Raden Panji Sinum Perdopo diiringi Punakawan Sebul Dal Palet berhadapan

dengan Dewi Kumudaningrat dan Embun Pradopo.

2. Burung Jatayu.

Tokoh Jatayu yaitu seekor burung yang menyelamatkan Shinta dari cengkeraman

Rahwana, merupakan peninggalan PB X.

3. Patung Wayang Gaya Bali Raksasa Rahwana.

Dibuat pada masa PB IV yang merupakan koleksi dari para bangsawan pada masa

tersebut. Patung itu mengisahkan tentang tokoh Rahwana ketika sedang menculik

Shinta pada cerita Ramayana.

4. Topeng Panji.

Topeng Etnik yang menggambarkan tokoh – tokoh dalam cerita Panji.

Page 22: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

22

Ruang kedua adalah ruang keramik, ruangan yang menyimpan benda keramik

seperti gerabah model Jawa, gerabah model Thailand, Piring Sewon, gelas kristal, serta

Piala Porselin dari Napoleon Bonaparte.

a. Piala Porselin dari Kaisar Napoleon Bonaparte.

Piala tersebut merupakan hadiah pemberian Kaisar Napoleon Bonaparte I untuk Raja

Pakubuwono IV sekitar tahun 1811, hadiah Piala Porselin tersebut diberikan dengan

maksud bahwa Kaisar Napoleon pada saat itu sedang merayakan kelahiran putranya.

b. Kristal Antik.

Merupakan peninggalan PB X, mangkuk kristal ini memiliki simbol kerajaan

Belanda.

c. Gerabah Kuno.

Gerabah atau kerajinan dari tanah liat ini peninggalan dari era PB X digunakan untuk

tempat air dan hiasan rumah Jawa berbentuk seperti genthong dan tidak berukir.

Koridor adalah ruang tengah yang menghubungkan antara ruang depan yakni

ruang wayang ke ruang etnografika dan kanan kirinya terdapat ruang keramik, perunggu,

tosan aji, perpustakaan, marmer, meriam lela, dan sebagainya. Terdapat pula peninggalan

– peninggalan lain seperti :

· Pedang Raja Amangkurat II.

Pedang dibuat dengan gaya Eropa berukir perak yang dimiliki oleh Raja Amangkurat

II, di masa pemerintahannya pada zaman Mataram sekitar abad ke-18.

· Tosan Aji.

Page 23: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

23

Tosan Aji adalah pusaka logam yang bertuah dan merupakan senjata tradisional Jawa

yang dibuat sekitar abad 8 – 18 M, sebagian koleksi keris – keris tersebut adalah

peninggalan dari PB X dan hibah dari masyarakat pecinta budaya.

Zaman pembuatan Tosan Aji :

- Zaman Purwacarita abad 8

- Zaman Jenggala abad 11

- Zaman Pajajaran abad 14

- Zaman Majapahit abad 15

- Zaman Mataram abad 16

· Orgel.

Orgel adalah sebuah kotak musik yang mana merupakan hadiah dari kaisar Napoleon

Bonaparte pada Sinuwun PB IV bersamaan dengan piala Napoleon Bonaparte.

Di ruang selanjutnya adalah ruang tempat penyimpanan tosan aji (senjata tradisional)

dari Jawa, Bali, Madura, dan Sumatera. Keris Jawa kebanyakan dari sumbangan dari

para bangsawan maupun pecinta budaya dari masa R.T.H. Hadi Wijaya.

Memasuki ruangan selanjutnya adalah ruang perpustakaan, ruangan ini

merupakan tempat utama museum sebagai tempat mencari data tentang naskah kuno,

serat dan babad Jawa ataupun kerajaan lain di indonesia. Kebanyakan dikarang oleh

pujangga zaman dulu seperti Ranggawarsita, Ki Padmosusastro dan Yosodipuro, dan

sebagian buku berbahasa asing seperti Belanda, Perancis, dan Inggris, hingga saat ini

perpustakaan masih digunakan untuk para mahasiswa atau para intelektual yang

ingin mencari data – data untuk bahan skripsi atau sekedar belajar pengetahuan

tentang Jawa.

Page 24: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

24

1. Buku Mancanegara.

Merupakan buku peninggalan Belanda, buku – buku tersebut memuat tulisan

tentang hasil bumi Indonesia pada masa penjajahan serta ensiklopedia tentang

suku – suku Indonesia dalam Bahasa Belanda, Inggris, atau Perancis. Ditulis

sekitar tahun 1800-an.

2. Buku – Buku Jawa.

Serat kuno berbahasa Jawa ini kebanyakan masih ditulis dengan huruf Aksara

Jawa baik itu carik (tulisan Jawa) atau cap (ditulis cetak) yang kebanyakan

adalah naskah kuno, geguritan, serat, riwayat, atau hikayat dan babad. Buku ini

kebanyakan merupakan karya dari para pujangga Keraton seperti R. Nyi

Ronggowarsito, Yosodipuro, PB IV dan Empu Saleh. Dibuat antara tahun 1800

– 1900-an, dan juga buku karya pujangga baru.

Di depan ruang perpustakaan ada ruang perunggu. Ruang tersebut banyak

menyimpan benda – benda bersejarah yang terbuat dari perunggu yang kebanyakan

berasal dari abad 7 – 9 M, seperti :

1. Relung Rambut Budha.

Pecahan arca sang Budha Gautama yang merupakan bagian dari kepalanya yakni

ikatan rambut yang merelung berpradaksima (berbentuk melingkar), pecahan relung

rambut Budha ditemukan di daerah Gantiwarno, Klaten. Arca ini terbuat dari

perunggu, tingginya kurang lebih 4 meter. Kemungkinan arca Budha dalam posisi

padmasima (bersila). Arca ini dahulunya ditempatkan di Candi Sewu Prambanan

namun telah lenyap. Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. J. L. A. Brandes yang

Page 25: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

25

menemukan tempat duduk arca di candi tersebut tidak memakai pijakan kaki dan

mirip dengan ciri – ciri dudukan arca Budha.

2. Arca Ciwa Parwati.

3. Arca penunggu Ciwa Parwati yang terbuat dari perunggu murni. Posisi arca

bergandengan berdiri di atas teratai dan berhiaskan dua buah chattra (payung).

4. Genta atau Lonceng.

Terbuat dari perunggu asli bergantung pada kayu berukir dan berhiaskan huruf

Aksara Jawa.

5. Patahan Lengan Awalokitecwara.

Dua buah tangan Awalokitecwara tersebut terbuat dari perunggu dan dilapisi emas.

Di museum ini hanya menemukan dan menyimpan tangannya saja karena tubuh arca

berada di Museum Nasional Jakarta. Dua tangan Awalokitecwara ini dalam posisi

yang kanan varamudra (telapak tangan mengarah ke bawah) dan tangan yang kiri

memegang pustaka (kitab) kedua tangan Awalokitecwara tersebut pada tangan 1981

pernah dipinjam oleh PBB untuk dipamerkan di luar negeri guna mengumpulkan

dana untuk renovasi Candi Borobudur.

Ruang memorial, ruangan ini adalah ruang untuk memajang gambar Paku

Buwono dan para kurator museum. Dalam ruangan ini terdapat meja, kursi kerja, gambar

para kurator museum, gambar PB IX sampai PB XII, dan juga terdapat mesin ketik huruf

Jawa milik Raden Hadiwijaya pada tahun 1926 – 1969, digunakan untuk menulis surat

resmi paheman Radyapustaka.

Selanjutnya adalah ruang etnografika. Ruangan yang merupakan penyimpanan

gamelan dan berbagai barang seni, dan kegiatan sehari – hari para raja dan bagsawan

Page 26: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

26

zaman dahulu seperti dipan (tempat tidur), alat kinangan, alat makan, mesin jam

panggung, joli jempono, kremun, jodang sesaji, dan berbagai irah – irahan (topi) bentuk

wayang serta untuk para abdi Keraton dan gamelan ageng Radyapustaka milik KRA.

Sosrodiningrat IV, ada juga peninggalan yang lain seperti :

1. Alat Pemintal Kuno ( Antihan ).

Alat tersebut merupakan peninggalan Raja PB III pada sekitar tahun 1749 – 1788.

Alat ini dipergunakan memintal benang yang akan dijadikan kain secara tradisional.

2. Canthik Rajamala.

Digunakan sebagai canthik (halauan) perahu pesiar istana pada zaman PB IV. Perahu

tersebut dibuat oleh putra mahkotanya. Bentuk Canthik Rajamala yaitu tokoh jagoan

wiratha dalam lakon kongso perahu. Ada dua patung Rajamala yang paling depan

berada di Museum Radyapustaka bernama canthik perahu pengiringnya, sedangkan

patung Rajamala posisi belakang perahu saat ini disimpan di Museum Keraton

Surakarta, digunakan dari masa PB IV sampai PB IX untuk leyang limban (bepergian)

keluarga Keraton apabila Bengawan Solo banjir. Sambil membagikan makan dan

untuk menghibur rakyatnya yang sedang terkena musibah dengan arak – arakan

perahu, sehingga masyarakat Surakarta pada waktu itu walaupun terkena musibah

tidak menjadi soal berat. Perahu Canthik Rajamala ini terbuat dari kayu jati. Selain itu

perahu ini sering mengarungi Sungai Bengawan Solo ke Pulau Madura. Dalam cerita,

dikisahkan salah satu putri Bupati Cakraningrat dari Madura pada saat itu menjadi

garwa prameswari (istri pertama) PB IV. Karena PB IV pada saat menjadi Putra

Mahkota menciptakan perahu kayu berukuran besar berkepala raksasa. Warna kayu

yang candik itu juga khas warna Madura, yakni merah hati.

Page 27: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

27

3. Mata Uang Kuno.

Mata uang kuno merupakan koleksi museum yang berasal dari Belanda, China,

Jepang, Amerika, India, Indonesia, Denmark, Spanyol, Bolivia, Australia, dan

Perancis. Terdiri dari mata uang logam dan mata uang kertas.

4. Gamelan Ageng Radyapustaka.

Merupakan peninggalan KRA. Sosrodiningrat tahun 1890 dari perunggu asli.

Gamelan tersebut dulu difungsikan untuk kursus kaniyagan (nabuh gamelan) dan

digunakan untuk mengiringi wayang, karawitan atau uyon – uyon.

5. Maderenggo.

Tempat sakral yang dulunya dipakai oleh Puta Mahkota Raja untuk melaksanakan

upacara “supitan”. Maderenggo ini merupakan miniatur saja yang mana aslinya

tersimpan di Keraton Kasunanan Surakarta. Maderenggo ini dapat dibongkar pasang

dan akan dikeluarkan pada saat ada upacara “supitan” Putra Mahkota yang kelak akan

menjadi Raja.

6. Mesin Jam Panggung Keraton Kartasura.

Mesin jam ini dulunya digunakan untuk penunjuk waktu yang diletakkan di Taman

Keraton Kartasura pada masa PB I ketika saat itu Keraton masih bertempat di daerah

Kartasura pada tahun 1740.

7. Wayang Purwa.

Wayang Purwa dengan ukiran besar terbuat dari kulit lembu. Menggambarkan tokoh

Dewa Amral (Puntadewa) dan Ala Mercu (Kresna) yang nama tokoh tersebut adalah

perwujudan dari Puntadewa dan Kresna ketika sedang marah dalam versi cerita

wayang kulit. Merupakan peninggalan PB X dan disunakan sebagai hiasan dinding

Page 28: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

28

atau cinderamata dalam ukiran yang lebih kecil. Wayang tersebut digunakan untuk

menghibur raja, bangsawan dan rakyat jelata dengan mengusung cerita Mahabharata

dan Ramayana.

Berikutnya adalah ruang miniatur yang merupakan ruang untuk menyimpan benda –

benda miniatur seperti :

1. Makam Imogiri.

Makam raja – raja Mataram yakni dari Keraton Kasultanan Yogyakarta. Bertempat di

Imogiri Bantul Yogyakarta.

2. Masjid Agung Demak.

Masjid Agung Demak merupakan bangunan masjid yang dibangun pada periode XV

Masehi dan dibangun oleh Wali Songo, maka masjid ini disebut dengan Masjid Wali

Songo.

3. Panggung Sangga Buwana.

Panggung Sangga Buwana adalah tempat di mana raja – raja melakukan meditasi dan

untuk bertemu dengan penguasa laut selatan yang disebut Kanjeng Ratu Kidul.

Menurut peraturan hanya raja – raja yang boleh memasuki tempat tersebut. Bangunan

aslinya berada dipelataran Keraton Surakarta Hadiningrat.

Ruangan terakhir adalah ruang Arca. Ruangan ini adalah tempat untuk

penyimpanan arca –arca batu dari abad 7 – 10 M, yang ditemukan kebanyakan dari

daerah Klaten. Kebanyakan arca – arca tersebut adalah arca zaman kerajaan Hindu serta

prasasti dengan huruf Tiongkok, seperti :

a. Wisnu Anata Sayahna.

Page 29: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

29

Dewa Wisnu dalam kepercayaan Hindu sebagai dewa pemelihara bumi. Posisi arca

tidur diperkirakan abad 10 – 15 M.

b. Arca Durga Mahesasuramardini.

Disebut juga Dewi Parwati merupakan istri dari Dewa Syiwa, dalam kepercayaan

Hindu merupakan Dewi pencipta bentuk adalah sosok perempuan cantik dengan

delapan tangan merupakan “chakti”. Syiwa yang mengalahkan Lembu Mahesa /

Raksasa Asura. Arca ini ditemukan di daerah Prambanan Klaten yang dibuat sekitar

abad 7 – 8 M.

c. Arca Ganesha.

Ditemukan di daerah Klaten dan dibuat sekitar abad 7 – 8 M. Arca Ganesha dalam

posisi duduk mempunyai empat tangan. Tangan kiri depan memegang potongan

gading, tangan kiri memegang mangkuk harta, dan tangan kanan belakang memegang

paracu berbentuk gajah bergading dua dan duduk diatas bunga delapan buah. Dalam

kepercayaan Hindu, Ganesha merupakan dewa pengetahuan, putra Dewa Syiwa dan

Dewi Parwati (Durga).

d. Lingga.

Merupakan sarana ibadah. Lingga juga merupakan simbol kesuburan atau simbol seks

Dewa Syiwa, dalam kepercayaan Hindu yang banyak ditemui di candi –candi Hindu

biasanya dengan pasangannya yaitu Yoni merupakan simbol perempuan, biasanya

terdapat pada candi Hindu yang menganut kepercayaan. Lingga tersebut ditemukan di

daerah Prambanan Klaten, dibuat sekitar abad 6 – 7 M.

e. Prasasti Anggahana.

Page 30: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

30

Prasasti ini digunakan sebagai penanda daerah bebas upeti atau pajak kepada raja

yang memerintah pada masa Mataram Hindu. Prasasti ini ditemukan di daerah Klaten

diperkirakan dibuat sekitar abad 8 M.

B. Kegiatan yang Dilakukan Selama Praktek Kerja Lapangan

Penulis melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Museum

Radyapustaka mulai tanggal 2 Februari 2010 s/d 28 Februari 2010, kegiatan dimulai

pukul 09.00 s/d 14.00 WIB.

Adapun rincian pelaksanaan tugas adalah sebagai berikut :

a) Minggu Pertama.

Minggu pertama, penulis dikenalkan dengan pengurus beserta tugas – tugasnya.

Tahap berikutnya, penulis mempelajari materi yang harus dijelaskan kepada

wisatawan berkaitan dengan objek wisata Museum Radyapustaka, antara lain

tentang sejarah berdirinya museum, beserta benda – benda bersejarah yang

tersimpan di Museum Radyapustaka, dan sebagainya. Untuk mempelancar tugas ini,

penulis mengikuti Guide yang sedang bertugas sambil mencatat hal – hal yang

diperlukan. Selain itu, penulis mencari bahan –bahan lain yang masih berhubungan

di buku – buku serta browsing di internet. Setelah menguasai, pengurus Museum

Radyapustaka mengizinkan penulis mendampingi wisatawan yang berkunjung ke

museum.

b) Minggu Kedua dan Minggu Ketiga.

Awal minggu kedua, penulis boleh membawa rombongan maupun wisatawan asing.

Wisatawan asing yang berkunjung ke Museum Radyapustaka kebanyakan berasal

Page 31: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

31

dari Jerman, Jepang, China, Malaysia, Singapura dan juga ada dari negara – negara

lain yang berkunjung. Untuk wisatawan yang berasal dari Jepang, penulis tidak

mendampingi karena sudah ada Guide yang khusus untuk wisatawan Jepang.

Penulis tidak mengalami kesulitan yang besar ketika mendampingi wisatawan dari

daratan Eropa maupun Amerika karena sebagian besar dari mereka mampu

mengasai Bahasa Inggris dengan baik. Kesulitan dirasakan penulis ketika

mendampingi wisatawan dari China, Hongkong, Thailand, dan negara sekitarnya.

Hal ini disebabkan sebagian besar wisatawan tersebut hanya mampu berkomunikasi

dengan Bahasa Daerah mereka dan Bahasa China, hampir tidak ada yang

menguasai Bahasa Inggris, maka penulis meminta bantuan staf museum untuk

memandu mereka.

c) Minggu Keempat.

Di akhir masa praktek kerja lapangan ini, penulis hanya sesekali mengantar

wisatawan, karena selain menjadi Guide penulis juga diberi wawasan tentang

pengelolaan tiket dan tentang katalog buku. Di minggu terakhir ini penulis

ditugaskan untuk mengkatalog ulang buku – buku yang ada di museum, baik di

perpustakaan maupun di ruang komite.

C. Pembahasan

Museum Radyapustaka memiliki berbagai keistimewaan yang menjadi daya tarik

tersendiri bagi wisatawan China. Mereka merasa senang dapat melihat bangunan klasik

serta peninggalan budaya di Museum Radyapustaka. Namun, sebagian wisatawan China

tersebut merasa kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan. Hal ini dikarenakan

Page 32: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

32

tidak adanya seseorang yang mampu menjawab semua pertanyaan mereka. Hanya sedikit

dari wisatawan China yang mampu berbahasa Inggris dengan baik, sehingga sering

terjadi kesulitan dalam komunikasi antara wisatawan dengan pramuwisata yang

mendampingi mereka.

Berdasarkan keterangan Yanti koordinator pramuwisata Museum Radyapustaka,

bahasa asing yang benar – benar dikuasai oleh semua pramuwisata yang bekerja di

Museum Radyapustaka adalah Bahasa Inggris. Selain itu, ada beberapa pramuwisata

yang khusus mempelajari bahasa asing tertentu selain Bahasa Inggris, Nia menguasai

Bahasa Inggris, Ruly menguasai Bahasa Jepang, Windy menguasai Bahasa Inggris, serta

Yanti yang menguasai Bahasa Inggris dan Bahasa Jerman. Dengan kemampuan tersebut,

wisatawan China yang tdak mampu berbahasa Inggris hanya diantar untuk melihat – lihat

saja. Oleh karena itu tingkat kunjungan wisatawan China di Museum Radyapustaka

masih minim dikarenakan tidak adanya pemandu wisata yang bisa berbahasa China.

Untuk wisatawan yang menggunakan Bahasa China namun tidak membawa

pemandu penulis mencoba menawarkan jasa pemandu, berikut adalah tahapannya :

- Tahap Penyambutan.

- Tahap Penawaran Jasa.

- Tahap Pengenalan.

- Tahap Pemanduan.

Page 33: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

33

1. Tahap Penyambutan.

Pada tahap ini, penulis berdiri menyambut wisatawan di depan loket. Ketika

wisatawan tiba, penulis memberikan kata sambutan bagi wisatawan. Berikut adalah

sebuah contoh percakapan antara pemandu dan wisatawan saat penyambutan.

Pemandu : Selamat datang di Museum Radyapustaka.

欢迎您来到”Radyapustaka”博物馆.

Wisatawan asing yang berbahasa China : Terima kasih.

谢谢.

Pemandu : Apakah perjalanan Anda baik – baik saja ?

你一路上还好吗?

Wisatawan asing yang berbahasa China : Baik – baik saja.

还可以.

2. Tahap Penawaran Jasa.

Setelah memberikan kata sambutan, seorang pemandu wisata biasanya langsung

menawarkan jasa untuk memandu wisata tersebut.

Pemandu : Saya adalah pemandu wisata di sini. Apakah Anda mau saya menjadi

pemandu Anda ?

我是这里的导游. 你想不想我作你的导游 ?

Wisatawan asing berbahasa China : Saya mau.

好吧.

Page 34: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

34

3. Tahap Pengenalan.

Pada tahap ini seorang pemandu memulai kegiatan memandu wisatawan. Dengan

menyampaikan garis besar isi museum.

Pengantar museum

博物馆筒介

Ruang 1 adalah ruangan wayang.

第一个房间是哇扬

Ruang 2 adalah ruangan keramik.

第二个房间是陶艺房

Ruang 3 adalah ruangan penghubung atau koridor.

第三个房间是连接室

Ruang 4 adalah ruangan senjata tradisional.

第四个房间是传统武器房

Ruang 5 adalah ruangan perpustakaan.

第五个房间是图书馆

Ruang 6 adalah ruangan perunggu.

第六个房间是青铜室

Ruang 7 adalah ruangan memorial.

第七个房间是纪念室

Page 35: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

35

Ruang 8 adalah ruangan etnografika.

第八个房间是传统乐器房

Ruang 9 adalah ruangan miniatur.

第九个房间是模型展览室

Ruang 10 adalah ruangan arca.

第十个房间是雕像房

4. Tahap Pemanduan.

Berikut adalah beberapa kalimat saat memandu wisatawan China di Museum

Radyapustaka :

Pengantar : Museum Radyapustaka adalah museum tertua di Indonesia.

Museum ini dibangun oleh Kanjeng Adipati Sosrodiningrat IV

pada tanggal 28 Oktober 1890.

Radyapustaka 博物馆是印尼最古老的博物馆.

1890 年 10 月 28 日由 Kanjeng Adipati Sosrodiningrat 四世皇亲

建的.

Ruangan 1 : Di depan gedung, kita akan menjumpai patung Ronggowarsito,

salah satu pujangga terkenal yang cukup disegani di Jawa.

Ruangan ini terdapat bermacam – macam wayang.

Page 36: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

36

在一个房间 : 在博物馆的前面, 我们能看到一个雕像, 这是一个名叫

Ronggowarsito 的者名诗人,是爪哇人崇敬的文学大师.

在这个地方便有很多哇扬.

Ruangan 2 : Ruangan untuk menyimpan benda keramik, seperti gerabah

model Jawa, gerabah model Thailand, piring sewon, gelas Kristal,

serta piala porselain dari Napoleon Bonaparte.

在二个房间是 : 收藏陶器, 比如爪哇陶器, 泰国陶器, 水晶

玻璃杯, 和 Napoleon Bonaparte 的陶杯.

Ruangan 3 : Ruang tengah yang menghubungkan antara ruang wayang ke

ruang etnografika.

第三个房间是 : 连接陶器室和哇扬室的房间.

Ruangan 4 : Ruang tempat penyimpanan tosan aji (senjata tradisional) dari

Jawa, Bali, Madura, Sumatera.

第四个房间是 : 收藏东山阿希(传统武器)的马都拉和苏门答腊来自

爪哇岛,巴厘岛.

Ruangan 5 : Ruangan ini merupakan tempat utama museum sebagai tempat

mencari data tentang naskah kuno.

第五个房间是 : 博物馆主室, 可以查阅古代手稿等资料.

Page 37: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

37

Ruangan 6 : Ruangan tersebut banyak menyimpan benda – benda bersejarah

yang terbuat dari perunggu yang kebanyakan berasal dari abad 7

– 9 M.

第六个房间是 : 用来收藏公元 7-9 世纪的青铜器.

Ruangan 7 : Ruangan ini adalah ruangan untuk memajang gambar Paku

Buwono dan para kurator museum.

第七个房间是 : 这个房间是陈列了 Pakubuwono 和客庙博物馆馆

长的照片。

Ruangan 8 : Ruangan yang merupakan penyimpanan gamelan dan berbagai

barang seni.

第八个房间是 : 收藏加麦兰和客种艺术品.

Ruangan 9 : Ruangan yang digunakan untuk menyimpan bermacam – macam

miniatur.

第九个房间是 : 用于展示客种模型.

Ruangan 10 : Ruangan ini adalah tempat untuk penyimpanan arca – arca batu

dari abad 7 – 10 M.

第是个房间是 : 收藏公元 7-10世纪的石像.

Page 38: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

38

Menurut Nia, staff bagian informasi Museum Radyapustaka, keberadaan

pramuwisata berpengaruh besar dalam meningkatkan kualitas pelayanan terhadap

wisatawan ketika berkunjung ke suatu objek wisata. Seorang pramuwisata harus mampu

menjawab pertanyaan – pertanyaan tentang suatu hal yang tidak dimengerti wisatawan

tersebut, membimbing wisatawan, serta menerangkan segala sesuatu yang berkaitan

dengan objek wisata yang bersangkutan. Pramuwisata yang menguasai Bahasa China

akan dapat membantu meningkatkan pelayanan terhadap wisatawan China di Museum

Radyapustaka. Wisatwan yang telah mengunjungi objek wisata diharapkan membantu

promosi penjualan objek wisata tersebut. Semakin banyak wisatawan yang merasa puas

dengan pelayanan yang diberikan, secara tidak langsung akan meningkatkan jumlah

kunjungan wisatawan berikutnya.

Selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan, penulis berhasil menyelesaikan

beberapa tugas yang telah diberikan. Selama menjalankan tugas sebagai pramuwisata,

penulis banyak mendapatkan pengalaman yang tidak didapatkan saat masa perkuliahan.

Penulis bisa lebih mendalami proses pemanduan wisata secara nyata. Yanti selaku staf

yang ada di Museum Radyapustaka dengan sabar menjelaskan objek – objek yang ada di

dalam museum untuk persiapan materi penulis sebelum menjalankan tugas yang akan

diberikan. Setelah materi yang disampaikan cukup, penulis mendalami materi untuk

dihafalkan. Yanti juga menjelaskan langkah – langkah untuk memandu wisatawan.

Pada tahap awal penulis masih didampingi seorang pembimbing karena penulis

belum cukup lancar dalam memandu wisatawan. Oleh karena itu, penulis baru diizinkan

memandu wisatawan lokal yang jumlahnya sedikit. Beberapa hari berikutnya penulis

Page 39: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

39

mencoba mendampingi wisatawan yang jumlahnya lebih banyak, kemudian di hari – hari

berikutnya penulis mencoba memandu wisatawan asing yang datang dari Negara

Malaysia. Wisatawan tersebut menggunakan Bahasa Inggris, Melayu dan juga Bahasa

China. Walaupun kurang lancar, penulis mencoba menjelaskan materi dengan Bahasa

China, jika terdapat kosakata yang sulit, penulis menyampaikan materi dengan Bahasa

Indonesia.

Penulis tidak dapat menjalankan tugas secara maksimal karena dalam proses

guiding belum ada pembimbing yang menguasai Bahasa China, sehingga penulis tidak

bisa berkonsultasi secara langsung bagaimana seharusnya memandu wisatawan yang

menggunakan Bahasa China. Penulis juga tidak mengetahui letak kesalahan selama

proses guiding berlangsung.

Meskipun kurang maksimal ketika menjalankan tugas, keberadaan penulis dapat

sedikit mewujudkan proses guiding yang lebih baik daripada keadaan sebelumnya, di

mana tidak ada pramuwisata yang mampu berbicara China sama sekali. Sebelum penulis

menjalanankan Praktek Kerja Lapangan di Museum Radyapustaka, tingkat kunjungan

wisatawan berbahasa China masih terhitung rendah. Namun setelah penulis menjalankan

Praktek Kerja Lapangan tingkat kunjungan wisatawan berbahasa China mengalami

peningkatan.

Penulis juga mendapatkan pengalaman sebagai pengelola tiket dan cara perawatan

buku – buku bersejarah di perpustakaan. Buku – buku kuno yang dikoleksi oleh Museum

Radyapustaka sangat beragam, oleh karena itu buku – buku diurutkan sesuai tema buku

dan pengarangnya. Penulis diajarkan cara merawat buku – buku yang sudah usang.

Langkah awal penulis diberi perlengkapan sarung tangan, kuas, dan masker,

Page 40: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

40

perlengkapan tersebut sangat diperlukan karena buku kuno kebanyakan berdebu dan akan

terasa gatal jika mengenai kulit. Buku tersebut kemudian dibersihkan, dibuka per

halaman, jika ditemukan banyak kerusakan dalam buku, maka diberikan tempat tersendiri

untuk penyimpanannya. Setelah dibersihkan, selanjutnya buku dimasukkan ke dalam

lemari dan diberikan pengawet. Buku – buku yang sudah tersimpan rapi dalam lemari

perpustakaan juga dijaga kelembabannya. Oleh karena itu, suhu dalam ruangan tersebut

sangat dijaga.

Dalam proses tiketing penulis diajarkan tentang pengisian daftar buku kunjungan.

Daftar tersebut terdiri dari pelajar, umum dan wisatawan asing dengan harga yang

berbeda. Untuk pelajar Rp 1.500,00, umum Rp 2.500,00, dan untuk wisatawan asing Rp

5.000,00. Dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 5.000,00 untuk wisatawan yang

membawa kamera dan Rp 10.000,00 untuk perekam gambar. Di loket juga tersedia buku

panduan seharga Rp 8.000,00 dan souvenir seharga Rp 2.000,00. Setelah jam kerja

berakhir, penulis membuat catatan sementara dari hasil penjualan, selanjutnya

dicocokkan dengan tiket yang sudah terjual.

Jadi, pentingnya bahasa China bagi pramuwisata dalam memandu penerjemahan

bahasa China adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Museum Radyapustaka

Surakarta. Pramuwisata yang memiliki kemampuan berbahasa China di Museum

Radyapustaka memiliki peranan yang penting untuk memberikan pelayanan kepada

wisatawan asing, khususnya yang berkomunikasi menggunakan bahasa China. Hal ini

dikarenakan pengunjung yang datang sebagai wisatawan asing tidak hanya datang dari

Eropa, tetapi juga dari negara tetangga yang menggunakan Bahasa China.

Page 41: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

41

Adapun kendala – kendala yang sering dihadapi selama mendampingi wisatawan

China yang berkunjung di Museum Radyapustaka, penulis mengalami beberapa kendala,

antara lain :

· Karena tidak adanya pemandu wisata yang menguasai Bahasa China, penulis

mengalami kesulitan dalam berkonsultasi secara langsung. Ketika penulis benar –

benar kesulitan dalam menjawab pertanyaan yang diberikan wisatawan, penulis

hanya bisa menyarankan wisatawan agar bertanya ke bagian perpustakaan karena

di sana lebih banyak informasi yang didapat.

· Kosakata penulis yang masih minim, sehingga penulis mengalami kesulitan dalam

mengucapkan kata – kata yang akan disampaikan. Penulis mengingat – ingat

kosakata apa saja yang belum dipahami kemudian mencarinya di kamus untuk

dipelajari.

Page 42: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

42

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian – uraian yang telah dikemukakan pada bab – bab sebelumnya,

dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Pramuwisata yang memiliki kemampuan berbahasa China di Museum Radyapustaka

memiliki peranan yang penting untuk memberikan pelayanan kepada wisatawan

asing, khususnya yang berkomunikasi menggunakan Bahasa China. Hal ini

dikarenakan pengunjung yang datang sebagai wisatawan asing tidak hanya datang

dari Eropa, tetapi juga dari negara tetangga yang menggunakan Bahasa China.

2. Kendala - kendala yang dihadapi penulis selama memandu wisatawan China yang

berkunjung ke Museum Radyapustaka serta solusi yang dapat diberikan :

a. Tidak ada pramuwisata yang mampu berbahasa China, sehingga tidak ada yang

mengoreksi terhadap kesalahan – kesalahan selama kegiatan pemanduan. Solusi

yang diberikan adalah dengan menyediakan pramuwisata berbahasa China.

b. Minimnya kosakata yang dikuasai penulis, sehingga sering terjadi kesalahan

dalam berkomunikasi dengan wisatawan China. Solusi yang dapat diberikan

adalah penulis harus mengevaluasi kosakata apa saja yang belum dipahami,

kemudian mencarinya di kamus untuk dipelajari.

Page 43: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

43

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan

solusi untuk mengatasi hambatan – hambatan selama memandu wisatawan :

1. Menyediakan seorang pramuwisata yang berbahasa China dengan baik dan benar.

2. Mengoptimalkan promosi untuk lebih mengenalkan Museum Radyapustaka kepada

masyarakat luas.

3. Untuk program Diploma III Bahasa China agar lebih meningkatkan proses

pembelajaran supaya terbentuk sumber daya manusia yang berkualitas.

Page 44: PENTINGNYA KEBERADAAN PRAMUWISATA BERBAHASA …

44

DAFTAR PUSTAKA Desky, M.A. 1998. Manajemen Perjalanan Wisata. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.

Muljad, A.J. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Prof. Dr. Pitana, I Gde, MA dan Ketut Surya Diarta, SP, MA. 2009. Pengantar Ilmu

Pariwisata. Yogyakarta : C.V.Andi Offset.

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar – Dasar Pariwisata. Yogyakarta : C.V. Andi Offset.

Tjiptono, Fandy. 1996. Total Quality Management. Yogyakarta : C.V. Andi Offset.

Undang – undang Nomor 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan.

Yoeti, Oka A. 1983. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa.

__________. 1999. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa.

http://ms.wikipedia.org/wiki/terjemahan

http://belajarchina.wordpress.com

http://www.radyapustaka.com