pentas si raja pop sunda - pustaka ilmiah...

2
Selamaempatdekade, penyanyi Darso bertahandalammusik popSunda. Penampilannya terkesannorak, tapifenomenal. KORAN 'TEMPO o Senin 1 ('f) 3 17 18 19 .Jan OPeb o Se/asa 0 Rabu 0 Kamls 0 Jumat 4 5 6 7 8 9 10 11 20 21 22 23 24 25 26 o MaT OApr OMei OJun OJul 0 Ags . Sabtu 0 Mlnggu 12 13 14 15 16 27 28 29 30 31 OSep OOId ONov ODes - --- FOTo-FOTO: ADlTYAHERlAMBANG PUTAA (TEMPO) Kliping Humas Unpad 20'0 - --- · c . PentasSi RajaPopSunda (]) B egitulagu Babandingan seba- - - - ~ gai pembuka pentas selesai, panggung menampilkan keju- tan. Seekor kuda putih masuk dari 1I1 salah satu pintu di samping kiri ge- dung, Langkah kuda bernama Pan- da Manis itu dituntun Ade, pemeli- haranya. Penonton bertepuk tangan riuh ketika melihat di atas sadel ku- da, seorang lelaki berpakaian pen- cak silat dengan ikat kepala dan berselempangkan sarung melantun- kan Maripi dengan mata terpejam. Begitulah cara Darso memulai kon- sernya yang bertajuk Darso The Phenomenon di gedung Graha Sa- nusi Hardjadinata, Universitas Pad- jadjaran, Bandung, Selasa lalu. Thntonan itu tak hanya baru bagi sekitar 1.000 orang penggemar Darso yang memenuhi aula sambil duduk di kursi dan berdiri. Darso pun mera- sakan hal serupa. "Saya seperti jadi raja," katanya sambil menahan tawa. Ide naik kuda itu dirancang oleh pa- nitia sebagai bentuk penghormatan dan agar pertunjukan terasa segar. Bagi para penggemarnya, di Jawa Barat khususnya, Darso sepertinya pantas dianggap sebagai raja. Lebih tepatnya disebut King of Pop Sun- da. Dia adalah penyanyi yang setia di jalur pop Sunda selama empat ; - - -- ~ -- ....... ---

Upload: phungtuyen

Post on 07-May-2019

260 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Selamaempatdekade,penyanyiDarso

bertahandalammusik

popSunda.Penampilannyaterkesannorak,tapifenomenal.

KORAN 'TEMPOo Senin

1 ('f) 317 18 19

.Jan OPeb

o Se/asa0 Rabu 0 Kamls 0 Jumat4 5 6 7 8 9 10 11

20 21 22 23 24 25 26

o MaT OApr OMei OJun OJul 0 Ags

. Sabtu0 Mlnggu12 13 14 15 16

27 28 29 30 31

OSep OOId ONov ODes

- ---

FOTo-FOTO: ADlTYAHERlAMBANG PUTAA (TEMPO)

Kliping Humas Unpad 20'0- ---

· c . PentasSi RajaPopSunda(]) B

egitulaguBabandinganseba- - - - ~

gai pembuka pentas selesai,panggung menampilkan keju-

tan. Seekor kuda putih masuk dari

1I1salah satu pintu di samping kiri ge-dung, Langkah kuda bernama Pan-da Manis itu dituntun Ade, pemeli-haranya. Penonton bertepuk tanganriuh ketika melihat di atas sadel ku-da, seorang lelaki berpakaian pen-cak silat dengan ikat kepala danberselempangkan sarung melantun-kan Maripi dengan mata terpejam.Begitulah cara Darso memulai kon-sernya yang bertajuk Darso ThePhenomenon di gedung Graha Sa-nusi Hardjadinata, Universitas Pad-jadjaran, Bandung, Selasa lalu.

Thntonan itu tak hanya baru bagisekitar 1.000orang penggemar Darsoyang memenuhi aula sambil duduk dikursi dan berdiri. Darso pun mera-sakan hal serupa. "Saya seperti jadiraja," katanya sambil menahan tawa.Ide naik kuda itu dirancang oleh pa-nitia sebagai bentuk penghormatandan agar pertunjukan terasa segar.

Bagi para penggemarnya, di JawaBarat khususnya, Darso sepertinyapantas dianggap sebagai raja. Lebihtepatnya disebut King of Pop Sun-da. Dia adalah penyanyi yang setiadi jalur pop Sunda selama empat; - - -- ~ -- .......

---

dekade dengan memadukan ca-lung-sebuah alat musik dari bam-bu yang awalnya tak ia sukai.

Menyimak seluruh lagunya dikonser itu, semuanya diawali de-ngan permainan calung, gong, dankendang. Ada lllagu yang dibawa-kan Darso, seorang cucunya, jugaduetnya dengan NenengYetty Syari-fah. Lagu-Iagu itu di antaranyaKembang Tanjung Panineungan,Randa Geulis, Maribaya, AmparanSajadah, dan Kabogoh Jauh. Tak ha-nya bermain rancak, kelompok ca-lung yang terdiri atas tujuh pemaindi sisi kiri panggung itu seselGili.ikutmenari. Sedangkan band di sisi ka-nan dengan instrumen modern ha-nya mengiringinya dengan musik.

Penggemar Darso fanatik. SimakAni, 49 tabun, dan ibunya, Ena, 65tabun. Mereka menyukai lagu-IaguDarso sejak dulu. Warga Jalan Kia-racondong, Bandung, itu mengolek-si album-album calung pop SundaDarso sejak 1980-an. Di telinga me-reka, liriknya terdengar renyah. "Re-sep oge gayana (suka juga dengangayanya)," kata Ani sambil menatapDarso di ruang tunggu.

Darso memang punya gaya unik.Sejumlah penyanyi di jalur yang sa-rna, juga anak-anaknya, sedikit-ba-nyak meniru polah dan kostumnya.Lelaki bernama lengkap Hendarso,kelahiran Bandung, 17 Agustus1945, itu seperti menjadi panutan."Saya minta mereka punya gayasendiri agar jadi orang nomor satu,bukan nomor dua," ujarnya. Pencip-ta lagu Sunda, Nano S., mengakuiDarso punya ciri khas gaya dan la-gu-Iagu calungnya. Seniman senioritu pun menyatakan hormat ataskiprahnya selama ini.

Di atas panggung atau dalam klipvideo, Darso sepintas seperti mendi-ang Michael Jackson. Bertopi sertaberkacamata hitam dengan rambutikal seleher, gayanya kerap dicibirdan ditertawai orang karena terke-san kampungan dan norak. Kos-tumnya kalau bukan baju silat de-ngan ikat kepala serta selempang

sarung, ya, jas aneka warna cerahatau putib dengan dasi.

Urusan jas itu sempat diprotespenggemarnya. Tapi Darso berkukuhmemakainya untuk menjaring peng-gemar anak-anak muda. "Kalau pa-kai baju kampret, mana ada yang su-ka," ia berdalih. Seperti saat konser,kostumnya tak kalah nyeleneh. Li-haUah pantalon putihnya yang dilu-kis dua ekor ikan warna-warni dibagian dengkul kanan. Alas kakiyang dipakai pun tak kalah eksen-trik. Ia mengenakan sepatu kets kan-vas semata kaki warna-warni de-ngan lukisan DonaI dan Desi Bebek.

Anak pasangan Iskandar Disastroasal Jawa Timur dan Amah yang ber-darah Sunda itu memulai karier ber-musiknya sebagai pemain bas diband Kaveleri. Memainkan lagu-laguKoes Plus pada 1962-1965,kelompokyang kerap mengenakan kostum ten-tara saat di panggung itu bubar gara-gara peristiwa Gerakan 30 Septem-ber. Di Kota Kembang, ia termasukseangkatan dengan musisi rock Doo-dy Stanzah dan Gito Rollies.

Beralih ke band Baskara pada1968, Darso mulai menyanyikan la-gu pop Sunda untuk mengisi siaranRRI Bandung. Perkenalannya de-ngan calung terjadi saat ia kumpul-kumpul dengan grup calung kakak-nya, Uko Hendarto, di daerah Ciba-rengkok, Jalan

Pasteur, Bandung. "Enggak belajarcalung, sib, cuma main-main," kata-nya. Pada 1978, ia mendirikan grupsendiri bernama Calung Darso. Al-bum demi album terns keluar sam-pai sekarang. Anehnya, dia tak risausaat tabu kaset dan cakram padatalbumnya dibajak. "Harusnya pem-bajak itu yang sadar, ngasih berapapersenlah ke saya,"katanya serius.

Dia mengaku tak menggantung-kan hidup kepada basil rekaman,karena pembuatan album lebibmenguntungkan produser. Sampaisekarang ia masib kerap berkelilingkampung ke pelosok Jawa Barat un-tuk memenuhi undangan wargaatau pejabat. Pentas di acara hajat-an pun ia lakoni walau tak dibayar.Tapi untuk pengundang sepertibank, ia bisa pasang tarif Rp 10 juta."Duitnya enggak dimakan sendiri,dibagi-bagi ke siapa saja,"ujarnya.

Pernah ketika mendapat peng-hargaan dan uang Rp 15 juta pada2005, kata Kiki Kurnia, wartawanharian lokal di Bandung, duit itu di-bagikan kepada siapa saja yang me-nyalami Darso atau sekadar berbin-cang. Tiap orang kecipratan Rp 200ribu. Pembagian itu barn berhentisetelah uangnya menipis. "Kenapatinggal Rp 500 ribu, ayo, siapa yangtanggung jawab," Kiki menirukanucapan Darso. 8 ANWARSlSWAD!