cak november 2014

14
EDISI NOVEMBER 2014 KORAN CIVITAS AKADEMIKA ITS INSPIRATIF . SOLUTIF . TERPERCAYA CATATAN AREK KAMPUS Tongkat estafet kepemi- mpinan mahasiswa ITS kembali dipergilirkan. Belum lama ini Keluarga Mahasiswa ITS(KM ITS) menggelar pesta demokrasi untuk memilih Presiden BEM yang baru. Proses perhitungan suara yang sah telah mene- tapkan Imran Ibnu Fajri sebagai Presiden BEM terpilih. Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Perkapalan ini mengangkat slogan ‘Ayo Kolaborasi’ untuk kepengurusan BEM ITS setahun ke depan. Ayo Kolaborasi adalah semangat untuk mewujudkan KM ITS yang dinamis, kontributif, dan kolaboratif. Konsep kolaborasi ini merupakan konsep yang se- dang ngetren di KM ITS. Banyak ormawa yang juga mengusung konsep ini. Misalnya saja JMMI, LMB, dan beberapa HMJ. “KM ITS itu naik level ya dari integral- istik ke kolaborasi”, ungkap pria kelahiran Jakarta itu. Jika konsep integralistik adalah persamaan, dalam ar- tian kita semua adalah sama untuk menghapus arogansi yang terkadang menjadi gap diantara mahasiswa ITS. “tapi sekarang itu (arogansi –red) sudah menipis jauh. Makanya aku mau kita naik level ke ko- laborasi dalam artian kelebihan kita harus ditunjukkan agar bisa dimanfaatkan oleh orang lain dan dikolaborasikan.” Tambah beliau yang juga lulusan pondok pesantren itu. CATATAN ALFIAN NUR MUHAMMAD FAJRI : KM ITS NAIK LEVEL PASCA: BERGERAK DI WADAH BARU PESTA DEMOKRASI KM ITS BERAKHIR CATATAN S. R. PUTRA GRAFIS: SRP/CAK SUMBER: KOMINFO BEM ITS FAJRI PADA SAAT KAMPANYE TERBUKA PERTAMA CATATAN S. R. PUTRA SUMBER: ITS ONLINE KAJIAN BBM OLEH APC Suasana tegang menyelimuti selasar dr. Angka kamis malam (19/10). Pasalnya, perhitungan tabulasi pemungutan suara pemilihan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS dan anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) ITS. (Bersambung ke hal 13) (Bersambung ke hal 13) Kalahnya perolehan suara dalam Pemilihan Umum ITS tak meredamkan semangat Pasca H Winanda untuk berkontribusi. Calon Presiden BEM ITS nomor urut dua ini mengaku akan tetap melanjutkan gerakan Aku Peduli Cak (APC) yang diusungnya saat kampanye oktober silam. Gerakan APC akan dikonkritkan menjadi sebuah komunitas. “Intinya sih kami berusaha membangkitkan kepedulian terhadap lingkungan. Gerakan utamanya akan berupa kajian. Namun untuk kedepannya akan sangat mungkin untuk meluas ke kegiatan lain seperti Community Development” jelas mahasiswa Teknik Mesin tersebut. Komunitas APC hingga sekarang telah mengadakan beberapa kajian terbuka dian- taranya kajian mengenai Pilkada serta mengenai kenaikan harga BBM. Pasca mengaku ingin melakukan pencerdasan ke ITS dengan harapan kedepannya mahasiswa ITS akan tidak ap- atis dan lebih aktif bersikap ter- hadap lingkungan. (Bersambung ke hal 13)

Upload: jmmi-its

Post on 06-Apr-2016

257 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Catatan Arek Kampus Edisi November 2014

TRANSCRIPT

E D I S I N O V E M B E R 2 0 1 4K O R A N C I V I TA S A K A D E M I K A I T S

I N S P I R A T I F . S O L U T I F . T E R P E R C A Y A

CATATAN AREK KAMPUS

Tongkat estafet kepemi-mpinan mahasiswa ITS kembali dipergilirkan. Belum lama ini Keluarga Mahasiswa ITS(KM ITS) menggelar pesta demokrasi untuk memilih Presiden BEM yang baru. Proses perhitungan suara yang sah telah mene-tapkan Imran Ibnu Fajri sebagai Presiden BEM terpilih.

Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Perkapalan ini mengangkat slogan ‘Ayo Kolaborasi’ untuk kepengurusan BEM ITS setahun ke depan. Ayo Kolaborasi adalah semangat untuk mewujudkan KM ITS yang dinamis, kontributif, dan kolaboratif. Konsep kolaborasi ini merupakan konsep yang se-dang ngetren di KM ITS. Banyak ormawa yang juga mengusung

konsep ini. Misalnya saja JMMI, LMB, dan beberapa HMJ. “KM ITS itu naik level ya dari integral-istik ke kolaborasi”, ungkap pria kelahiran Jakarta itu.

Jika konsep integralistik adalah persamaan, dalam ar-tian kita semua adalah sama untuk menghapus arogansi yang terkadang menjadi gap diantara mahasiswa ITS. “tapi sekarang itu (arogansi –red) sudah menipis jauh. Makanya aku mau kita naik level ke ko-laborasi dalam artian kelebihan kita harus ditunjukkan agar bisa dimanfaatkan oleh orang lain dan dikolaborasikan.” Tambah beliau yang juga lulusan pondok pesantren itu.

CATATAN ALFIAN NUR MUHAMMAD

FAJRI : KM ITS NAIK LEVEL

PASCA: BERGERAK DI WADAH BARU

PESTA DEMOKRASI KM ITS BERAKHIRCATATAN S. R. PUTRA

GRAFIS: SRP/CAK

SUMBER: KOMINFO BEM ITSFAJRI PADA SAAT KAMPANYE TERBUKA PERTAMA

CATATAN S. R. PUTRA

SUMBER: ITS ONLINEKAJIAN BBM OLEH APC

Suasana tegang menyelimuti selasar dr. Angka kamis malam (19/10). Pasalnya, perhitungan tabulasi pemungutan suara pemilihan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS dan anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) ITS.

(Bersambung ke hal 13)

(Bersambung ke hal 13)

Kalahnya perolehan suara dalam Pemilihan Umum ITS tak meredamkan semangat Pasca H Winanda untuk berkontribusi. Calon Presiden BEM ITS nomor urut dua ini mengaku akan tetap melanjutkan gerakan Aku Peduli Cak (APC) yang diusungnya saat kampanye oktober silam. Gerakan APC akan dikonkritkan menjadi sebuah komunitas.

“Intinya sih kami berusaha membangkitkan kepedulian terhadap lingkungan. Gerakan utamanya akan berupa kajian. Namun untuk kedepannya akan sangat mungkin untuk meluas ke kegiatan lain seperti Community Development” jelas mahasiswa Teknik Mesin tersebut.

Komunitas APC hingga sekarang telah mengadakan

beberapa kajian terbuka dian-taranya kajian mengenai Pilkada serta mengenai kenaikan harga BBM. Pasca mengaku ingin melakukan pencerdasan ke ITS dengan harapan kedepannya mahasiswa ITS akan tidak ap-atis dan lebih aktif bersikap ter-hadap lingkungan.

(Bersambung ke hal 13)

R E D A K S I

Assalamualaikum Wr. Wb.Alhamdulillahirabbil ‘aalamiin, rasa syukur mendalam hanyalah pada Allah SWT atas keberkahan nikmatnya sehingga terbitlah

CAK edisi November 2014 ini. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga hari kiamat.

Bulan November merupakan bulan lahirnya kampus perjuangan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Bertepatan tanggal 10 November yang dikenal sebagai hari Pahlawan. Seiring dengan kelahiran ITS ke 54 tahun ini, maka kepengurusan pemimpin nomor satu bagi kalangan mahasiswa juga terbentuk. Dengan tema “Pemimpin,” CAK kembali hadir untuk menguatkan daya, bagaimana seharusnya seorang pemimpin dalam bertindak, menginspirasi, dan dalam penjagaan ruhiahnya sehingga mampu mempengaruhi semua golongan mahasiswa. Selamat membaca, berkarya di jalan Allah!

TERLAHIR KEMBALI DENGAN KONSEP BARU

Penerbit: Divisi Media JMMI Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Pelindung: Ketua Tim Pembina Kerohanian Islam ITS. Penanggung Jawab: Mohamad Rifai. Pimpinan Redaksi: Achmad Rizky Haqiqi. Wakil Pimpinan Redaksi: Eries Bagita

Jayanti. Redaktur: Sindunuraga Rikarno Putra. Editor: Fauji, Arning Susilawati. Reporter: Muhammad Aulia, Gifari Zulkarnaen, Syafriansyah, Azzam Abdillah Shiddiq, Deo Siregar, Ery Permana Yudha, Ubaid El-Ahyar Elyafizi, Muhammad Richa Saputra, Nurul Amalia Triyuliana, Dinda Sarihati Sutedjo, Enira Suryaningsih, Amelia Fadhila. Layouter: Fadia Fadzliyana Saifuddin. Komikus: Nany Maryani. Kontributor: Herlan.

EDITORIAL

SALAM REDAKSI

CAK ONLINEopen issuu.com/jmmiits

CONTACT US

mail to [email protected]

KRITIK, SARAN, DAN MASUKAN ANDASANGAT BERARTI BAGI KAMI

CALL 085731963216 or MAIL to [email protected]

ADVERTISEMENTSTRUST US WITH YOUR

DAN BANTU KAMI MENYEBARKAN KEBAIKAN

CATATAN AREK KAMPUS

Menjadi suatu kebanggaan tersendiri melihat Koran CAK (Catatan Arek Kampus) akhirnya bisa terbit kembali setelah per-debatan panjang di meja re-daksi. Itu semua dilakukan demi menyuguhkan kepada pembaca berita-berita yang menarik, ak-tual, dan terpercaya.

Dalam format baru ini, re-daksi melakukan banyak peru-bahan demi terwujudnya suatu harapan bahwa tidak selamanya “bad news is good news”. Banyak hal menarik yang bisa dijadikan sebuah berita yang layak untuk dibaca, meskipun bukan “bad news”. Redaksi terus berupaya untuk menyajikan berita-berita yang baik.

Perubahan mendasar terlihat pada rubrik-rubrik yang disa-jikan. Ada rubrik baru dalam CAK edisi kali ini. Pertama, rubrik profil, yang mengulas sedikit-banyak tentang orang-

orang yang luar biasa yang ada dilingkungan kampus pahlawan ini baik dosen maupun maha-siswa yang kadang tidak banyak diketahui orang. Kemudian, se-bagai institut teknologi, tidak pas rasanya jika kami tidak menampilkan berita mengenai riset. Maka dari itu kami menya-jikan rubrik riset untuk mengin-formasikan kepada pembaca riset-riset terkini yang dilakukan sivitas akademika ITS.

Yang menarik dan tak pantas untuk dilewatkan adalah rubrik survey. Rubrik ini adalah hasil riset kami terhadap tema-tema ringan yang sering dialami mahasiswa. Dengan hadirnya survey ini, diharapkan CAK bisa mencerdaskan mahasiswa ki-ra-kira seperti apa yang harus dilakukan.

Selain itu, redaksi juga mem-berikan rubrik opini, sebagai wadah bagi mahasiswa yang

ingin menyampaikan aspi-rasinya terkait dunia kampus. Lalu pada halaman-halaman lainnya pembaca bisa mene-mukan berita-berita terkini ITS, hiburan sebagai resensi buku dan juga komik.

Sebagai Lembaga Pers ma-

hasiswa yang mengedepankan independensi dan kebenaran, kami akan selalu berbenah. Sehingga kami dapat menghad-irkan informasi yang lebih kritis, tajam, dan dapat dipercaya.

Selamat membaca. Salam Pers Mahasiswa!

2 C A K | N O V E M B E R 2 0 1 4

I T S U P D AT E

EMPAT PTN INI SEGERA ALIH STATUS JADI BADAN HUKUM

Mohammad Nuh

Semarang, Kemdikbud --- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengungkapkan sebelum 20 Oktober 2014, empat perguruan tinggi (PTN) akan alih status menjadi PTN badan hukum (PTN BH). Empat PTN tersebut adalah Institut Teknologi

Sepuluh November (ITS), Universitas Padjajaran (UNPAD), Universitas Diponegoro (Undip), dan Universitas Hasanudin (Unhas).

Sebelumnya, sudah ada tujuh PTN yang berstatus badan hukum. Ketujuh PTN tersebut adalah Universitas Gadjah Mada

(UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan Universitas Airlangga (UNAIR).

Mendikbud mengatakan, PTN-PTN yang berbadan hukum memiliki statuta dalam bentuk peraturan pemerintah (PP). Meskipun secara otonom PTN BH mengelola sendiri an-ggarannya, untuk urusan biaya pendidikan uang kuliah tunggal (UKT) tetap menjadi acuan. “Sepanjang yang menyangkut dengan mahasiswa, meskipun secara otonom mengelola sendiri tetap UKT menjadi pi-jakan yang harus diikuti. Jadi tidak bisa dia keluar dari ram-bu-rambu,” kata Mendikbud di Semarang, Sabtu (04/10/2014).

Selain mengikuti UKT, PTN badan hukum juga harus me-menuhi kuota 20 persen ma-hasiswa dari keluarga tidak mampu. Dengan alokasi BOPTN yang diterima PTN BH ini, kata dia, dipastikan tidak akan meng-ganggu urusan akses masyarakat

ke perguruan tinggi.Mendikbud mengatakan,

untuk anggaran PTN BH di tahun 2015 tidak lagi bersatu dengan anggaran fungsi pendi-dikan yang dikelola Kemdikbud. Anggaran senilai Rp88 triliun yang dialokasikan untuk fungsi pendidikan tidak lagi termasuk anggaran PTN BH. “Kalau tahun lalu anggaran PTN BH itu Rp4 triliun, sekarang mereka kelola sendiri,” katanya.

No m i n a l R p 4 t r i l i u n tersebut, katanya, berasal dari pendapatan negara bukan pajak (PNPB) setiap PTN BH. PNPB bersumber dari sumbangan mahasiswa, sarana dan prasa-rana, serta riset dan kerja sama. Mendikbud menegaskan, jika pendapatan PTN BH naik karena blok pertama, yaitu sumbangan mahasiswa, maka PTN tersebut akan diberi sanksi yaitu alokasi dari pemerintah akan dikurangi. “Tapi jika sebaliknya, blok ketiga yang lebih banyak, maka mereka akan diberi insentif,” katanya.

(sumber: kemdikbud.go.id)

NTUST MENAWARKAN STUDI LANJUT BAGI MAHASISWA ITS

Kampus NTUST

Menjadi salah satu kampus terbaik di Indonesia, ITS men-jadi sorotan berbagai unirvesitas di dunia, salah satunya, National Taiwan University of Science (NTUST). Kampus ternama di Taiwan tersebut memberikan sosialisi serta pendaftaran bagi mahasiswa ITS yang ingin mengembangkan keilmuannya lebih lanjut keluar negeri, Kamis (16/10).

Sosialisasi yang digelar di khususkan bagi Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro dan Teknik Informatika tersebut terbilang cukup menarik. Karena NTUST mendatangkan langsung delegasi dari College of Electrical Engineering and Computer Science ( CEECS ). Bahkan Prof Tian –Hua Liu, dekan CEECS turut hadir dalam acara ini. Tak heran, banyak pe-

serta yang berminat untuk hadir dalam sosialisasi ini.

Dalam sosialisasi dijelaskan bahwa NTUST akan sangat senang menerima mahasiswa yang ingin melanjutkan stu-dinya di NTUST karena faktanya banyak masyarakat Taiwan yang kurang berminat untuk melanjutkan pendidikan master maupun doctor.

Hadziqfabroyir menjelaskan “bahwa dengan program double degree baik untuk tingkat master maupun doctor diharapkan ma-hasiswa ITS akan dengan mudah mendapatkan dua gelar seka-ligus ketika lulus dari ITS dan NTUST”

Tak hanya sosialisasi yang dilakukan. Tetapi NTUST mem-buka pendaftaran kuliah secara langsung dimana mahasiswa yang berminat dapat melakukan

wawancara secara langsung. Hebatnya, peserta yang dinilai dapat memenuhi standard, akan langsung menerima Letter of ac-ception dari NTUST.

Syarat yang ditawarkan

cukup mudah, hanya bermodal satu lembar transkrip dalam ba-hasa inggris dan disertai dengan lembaran riset. (deo/fzb)

3C A K | N O V E M B E R 2 0 1 4

I T S U P D AT E

KOMIKUS MUSLIM SHOW MAMPIR KE ITSCATATAN FAUZI BAHRUDIN

SUMBER : FFS/CAK

Selasa (30/09/2014), dua komikus The Muslim Show asal Perancis berkunjung, mem-berikan workshop pembuatan komik di Jurusan Desain Produk ITS. Kunjungan GregBlondin dan Karim Allam di ITS merupakan rangkaian agenda roadshownya bersama IFI (Institut Francais Indonesia) Surabaya.

Sebagai pengantar, Karim menuturkan, sebenarnya ada satu orang lagi yang bekerja dibalik komik The Muslim Show, yaitu Norwegin. Tetapi Norwegin berhalangan hadir di Indonesia karena alasan tertentu.

“Kami bertiga bekerja dalam tim. Bekerja sesuai dengan keahlian masing-masing. Norwegin bertugas membuat konsep cerita, lalu Greg men-erjemahkan konsep tersebut ke dalam gambar, dan saya yang bertugas mewarnai gambar,”

lanjut Karim.Dalam membuat komik,

mereka selalu berhati-hati. Katanya, kalau memang idenya tidak layak, mereka tidak akan membuatnya.

“Ide cerita kami peroleh dari kejadian sehari-hari dan juga dari ceramah-ceramah imam di youtube. Karena memang kami membawa nama Islam,” kata Karim.

Menurutnya, ketika kita membuat sebuah cerita atau dalam hal ini adalah komik, pesan yang disampaikan harus dapat dipahami oleh pembaca. kalau pembaca tidak paham, be-rarti kita gagal membuat cerita.

“Dan yang penting lagi adalah emosi apa yang ingin kita hara-pkan. Tertawa, menangis, atau yang lainnya?” Tambah Greg.

Setelah berbincang-bincang sebentar, Karim dan Greg siap

untuk mendemokanpembuatan komik secara langsung. Karim mengusulkan, ide cerita yang di-angkat adalah mengenai Safety riding di Indonesia. Kebiasaan tidak menggunakan helm misalnya.

“Saya terkesima melihat realita pengendara motor di Indonesia. Banyak pengendara yang tidak patuh pada ram-bu-rambu lalu lintas. Sedangkan di Perancis, hal tersebut adalah mustahil,” katanya. (fzb)

ITS Menangkan SATU Indonesia AwardCATATAN S. R. PUTRA

Karim Allam (kiri) dan Greg Blondin (kanan) saat kunjungan di Despro ITS

SUMBER : ITS OnlineIdham (tengah) bersama tim dan karyanya

Mahasiswa ITS kembali menorehkan prestasi gemilang di kancah Nasional. Tim The Ganers berhasil meraih juara pertama bidang teknologi dalam kompetisi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Award pada bulan September lalu. Dengan kapal pembersih sampahnya, Idham Aulia M Basir dan tim berhasil menyabet gelar bergengsi tersebut.

Seperti yang dilansir dalam

web ITS, latar belakang pem-buatan Ganers adalah untuk menyelesaikan persoalan pen-gelolaan sampah di kota-kota besar seperti Jakarta. “Di sana, sering kali kita menemukan sampah yang menumpuk di perairan. Hal itu bisa menim-bulkan berbagai macam mas-alah seperti banjir dan penyakit,” jelasnya.

Mahasiswa Jurusan Teknik Kelautan tersebut mengung-kapkan bahwa pembuatan

kapal The Garbage Cleaner Ship (Ganers) sudah dimulai sejak masih mahasiswa baru. Di tahun pertama kuliah, Idham telah mengajukan proposal Ganers dalam Program Kreatifitas Mahasiswa. “Saat itu, kami men-coba mengajukan proposal ini dalam bentuk PKM. Dari situ kami berhasil mendapat dana untuk membuat prototipe kapal ini,” ceritanya.

Sukses membuat prototype, mereka terus mengembangkan ide mereka. Tim ini pun akhirnya dinyatakan lolos untuk mengi-kuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 26. Sayang, mereka gagal meraih medali dalam kompetisi ini.

Tak mau menyerah, Idham lantas mencari anggota tim baru dari jurusan lain. Ia menemukan tim yang menemaninya hingga sekarang di Kementerian Riset dan Teknologi BEM ITS. Usai membentuk tim baru, ia rajin mengikuti berbagai kompetisi dan berhasil menyabet beberapa juara antara lain juara tiga dalam

Lomba Karya Cipta Maritim Nasional (Lokarina) dan juara dua pada lomba karya tulis se-jenis yang diadakan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB). “Saat itu kami mengikuti sepuluh hingga lima belas kompetisi,” ungkapnya sambil tersenyum.

Idham kemudian terus mengembangkan the Ganers hingga berhasil mendapatkan juga juara 1 dalam kompetisi SATU Indonesia yang diadakan oleh Astra Internasional bersama dengan Tempo. Yang menarik, mereka adalah satu-satunya tim juara yang masih berstatus sebagai mahasiswa.

Idham memiliki cita-cita untuk merealisasikan kapal karyanya ini sehingga bisa bermanfaat untuk masyarakat. Menurutnya, merealisasikan The Ganers bukan hal yang mudah. “Kapal adalah barang yang besar dan pasti membu-tuhkan dana yang besar. Sampai saat ini, dana yang kita miliki belum mencukupi,” ungkapnya. (srp)

4 C A K | N O V E M B E R 2 0 1 4

O P I N I

APA KABAR SEPEDA KAMPUS?Tidak terasa program “ITS

Bersepeda“ sudah berjalan sekitar 7 bulan sejak pertamakali disahkan oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Triyogi Yuwono, DEA., selaku rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya periode kepengurusan 2010-2015. Sebenarnya program ini sudah direncanakan sejak tahun 2010 namun baru bisa dires-mikan pada 17 Maret 2014. Ide program ini muncul sebagai tindak lanjut dari program eco kampus ITS yang sudah berjalan selama (masukan lamanya), serta untuk mengurangi polusi dan jumlah kendaraan bermotor disekitar kampus ITS.

Pertama kali program ini diluncurkan, sepeda yang dise-diakan hanya sebanyak 45 unit dengan masa percobaan selama 3 bulan. Jumlah shelter yang di-operasikan sebanyak 6 buah di 3 lokasi, yaitu gerbang utama, kantin pusat, dan asrama. Kini setelah berjalan lebih dari tiga bulan, jumlah sepeda dan shelter yang disediakan masih tetap sama dari total 232 unit sepeda dan 10 shelter.

Masa percobaan sudah ter-lampaui, sudah sangat wajar jika manfaat dari program ini sudah mulai bisa dirasakan oleh seluruh civitas akademika ITS. Namun sekarang timbul per-

tanyaan, apakah seluruh civitas akademika ITS sudah menge-tahui akan adanya program ini dan merasakan efek positifnya? bagaimana efektifitas dari program ini? apakah sudah bisa mendukung program Eco Campus?

Sebagaimana disinggung di-atas, program ini diluncurkan dengan tujuan untuk men-dukung program eco kampus yaitu untuk mengurangi jumlah kendaraan bermotor di lingkungan kampus seka-ligus mengurangi pencemaran oleh asap kendaraan bermotor tersebut. Selain itu, manfaat lain dari program ini adalah untuk membantu mempermudah mo-bilitas seluruh civitas akademika ITS yang belum memiliki kend-araan bermotor selama berak-tivitas di lingkungan kampus.

Jika dilihat dari manfaatnya, sudah seharusnya program ini mendapatkan perhatian dan apresiasi yang baik dari seluruh civitas ITS, namun kenyataan di lapangan menunjukan bahwa jumlah pengguna fasil-itas sepeda ini masih sangat jauh dari harapan. Berdasarkan keterangan dari Kepala bagian SARPRAS ITS, bahwa jumlah peminjam sepeda setiap harinya hanya sekitar 10 orang dari 232 sepeda yang tersedia. Jumlah

tersebut sangatlah sedikit, yakni hanya sekitar 4,3 % sepeda yang sudah dimanfaatkan dari seluruh jumlah sepeda yang disediakan.

Suatu keunikan bahwa program ini lebih familiar di kalangan mahasiswa asing ITS dibandingkan mahasiswa domestik, pasalnya jumlah peminjam sepeda yang ber-status mahasiswa asing lebih banyak dibandingkan peminjam dari mahasiswa domestik. Hal tersebut tiada lain disebabkan oleh mekanisme peminjaman bagi mahasiswa asing lebih mudah dibandingkan maha-siswa domestik yang cenderung lebih ribet. Alhasil mahasiswa domestik ITS lebih memilih untuk berjalan kaki diband-ingkan menggunakan fasilitas sepeda kampus tersebut. Hal tersebut disebabkan karena alur peminjaman yang berbelit-belit, selain juga karena model sepeda yang terkesan terlalu feminim dan kurangnya publikasi men-genai tatacara peminjaman sepeda tersebut.

Jika dibandingkan dengan program serupa yang ada di UGM, masih sangat terlihat bahwa program sepeda kampus UGM sudah jauh lebih baik dibanding di ITS. Antusiasme mahasiswa UGM untuk meng-

CATATAN HERLAN

gunakan fasilitas ini terbilang sangat besar. hal tersebut dise-babkan karena beberapa alasan, diantaranya adalah karena mudahnya cara peminjaman sepeda, yaitu hanya dengan menunjukan kartu mahasiswa. Sedangkan di ITS mahasiswa harus menggunakan kartu khusus pengguna, yang untuk mendapatkananya pun harus melalui proses administrasi yang cukup lama dan pers-yaratan yang ribet.

Jika memang program ITS bersepeda ini akan terus di-jalankan, maka perlu dilakukan banyak perbaikan dalam se-gala aspek dalam program ini. Faktor-faktor penting penentu keberhasilan program yang harus segera dilakukan per-baikan adalah terkait publikasi program, kemudahan proses peminjaman, dan juga pemi-lihan model sepeda. Program ITS bersepeda merupakan pro-gram yang tepat diterapkan di ITS, hanya saja memang perlu adanya kerjasama yang baik dari seluruh civitas akademika ITS dalam rangka menyempur-nakan program ini.

5C A K | N O V E M B E R 2 0 1 4

R A D A R C A K

BEGADANG ALA MAHASISWA ITSCATATAN ARNING SUSILAWATI

Begadang. Pernahkah Anda begadang? Begadang mer-upakan suatu kegiatan yang dilakukan ketika tiba waktu untuk beristirahat pada malam hari. Menurut KBBI, begadang adalah terjaga tidak tidur sampai larut malam, dalam hal ini be-gadang oleh radarCAK diasum-sikan ketika seseorang belum tidur malam mulai pukul 23.00.

B e g a d a n g u m u m n y a dilakukan oleh orang dewasa termasuk mahasiswa. Begadang bagi mahasiswa merupakan hal lumrah terlebih mereka yang no-tabene berstatus mahasiswa di sebuah perguruan tinggi teknik. Di ITS Surabaya misalkan. Hasil survey radarCAK menunjukkan 57% mahasiswa ITS memulai tidur lebih dari pukul 23.00. Hal tersebut menandakan persen-tase begadang mahasiswa ITS lebih tinggi dibandingkan ma-hasiswa yang tidak begadang.

Alasan begadang dari ma-hasiswa ITS diantaranya, 58% mahasiswa mengakui bahwa tidur larut malam karena

mengerjakan tugas kuliah, 32% mahasiswa melakukan aktivitas belajar secara mandiri, 7% ma-hasiswa menikmati waktu be-gadang untuk beberapa hiburan (menulis, membaca, menonton film, browsing, dan melakukan hobi yang lain) dan 3% maha-siswa menghabiskan waktu di malam hari untuk cangkruk dan organisasi, dan kegiatan lainnya. Dampak dari apa yang dilakukan selama begadang pun menurut responden radarCAK meliputi bangun tidur lebih dari jam 05.00, sistem imun tubuh melemah, mengantuk di pagi hari, insomnia, pusing, kurang fresh dan hanya segelintir ma-hasiswa saja yang menganggap bahwa begadang itu sudah biasa dan dapat menimbulkan banyak ide yang muncul karena begadang.

Survey jam mulai tidur ini erat kaitannya dengan jam ba-ngun tidur. RadarCAK menga-sumsikan idealnya bangun tidur adalah sebelum pukul 04.00. Hasilnya, sebanyak 74%ma-

hasiswa bangun tidur setelah pukul 04.00 dimana persentase tersebut lebih besar diband-ingkan mahasiswa yang bangun tidurnya sebelum pukul 23.00. Artinya mahasiswa yang tidur setelah pukul 23.00 cenderung bangun tidur setelah pukul 04.00 sebesar 9.56 kali lebih besar dibandingkan dengan mahasiswa yang bangun tidur sebelum pukul 04.00.

Mengetahui dampak dari be-gadang sehingga bangun tidur tidak ideal, menjadi penting untuk memaparkan bahwa dengan tidak begadang kes-empatan untuk bangun tidur secara ideal lebih besar dan bisa melakukan kegiatan-ke-giatan yang lebih bermanfaat.

Seperti yang diungkapkan oleh beberapa responden radarCAK bahwa: “Kalau keseringan be-gadang lebih baik dihindari, kecuali kalau sudah terbiasa dan bisa bangun untuk shalat subuh”; “begadang hanya dilakukan untuk kegiatan yang positif”; “sangat kurang baik untuk kesehatan dan produkti-vitas, dan lebih baik tidur lebih awal dan bangun lebih awal”. Kegiatan yang bisa dilukakan saat bangun sebelum pukul 04.00 adalah meregangkan badan, mandi, sholat tahajud, buka laptop, mengerjakan tugas, membaca Al-Qur’an dan menunggu masuk waktu subuh. (Ce2)

Unit sampel : MahasiswaPopulasi : Mahasiswa ITS angkatan 2011-2014Lama survey : 20 Oktober 2014 – 07 November 2014Jumlah sampel : 155 mahasiswaMetode : Acak berstrata proporsiAnalisis data : Statistika deskriptif, odds ratio

METODOLOGI SURVEY

SURVEY SELANJUTNYAUntuk edisi selanjutnya, Radar CAK akan menelusuri terkait penggunaan Media Sosial arek ITS. Nantikan jawabannya!

SUMBER: andiibm.blogspot.comBEGADANG MENGERJAKAN TUGAS

6 C A K | N O V E M B E R 2 0 1 4

R A D A R C A K

Kenyataan bahwa begadang bagi sebagian mahasiswa adalah hal lumrah sehingga dampak negatif yang biasa ditemui adalah ibadah terbengkalai dan menimbulkan rasa tidak enak badan. Fitrahnya, setiap ma-nusia wajib memenuhi kebu-tuhan jasmaninya sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah Muhammad SAW. Semasa hidup, beliau jarang sekali sakit meskipun aktivitas yang beliau lakukan sangat padat.Karena Rasulullah adalah sosok yang dapat menyeimbangkan waktu antara kebutuhan akhirat dan dunia dengan sempurna.

T e r k a i t b e g a d a n g , Rasulullahmengingatkan agar membiasakan diri untuk tidur lebih awal dan bangun lebih awal sesuai firman Allah pada Al-Quran Surat Ar-Ruum ayat 23,

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu diwaktu malam dan siang hari

dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.”

Ayat tersebut berisikan him-bauan bahwa ketika tidak ada lagi urusan yang bermanfaat, maka malam hari adalah waktu yang tepat untuk mengisti-rahatkan (tidur) badan. Tidur adalah nikmat yang diberikan Allah kepada manusia untuk melepaskan penat setelah be-raktifitas di pagi hingga sore hari. Allah juga mengatur waktu-waktu terbaik untuk tidur. Dalam Hadist Riwayat Al-Bukhari disebutkan,

“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘allaihi wasallam membenci tidur malam se-belum (sholat Isya) dan berbin-cang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.”

Ketika sebuah urusan meng-haruskan diri untuk mengurangi

waktu tidur malam (begadang), terlepas urusan tersebut penting atau tidak tetap ada konsekuensi. Ada sebagian ulama menya-takan bahwa begadang malam hukumnya makruh apabila di-gunakan untuk hal yang mubah seperti memperbincangkan masalah dunia. Dan begadang malam hukumnya haram bila digunakan hal yang dilarang, seperti menggunjing manusia, melihat acara yang rusak di TV, nyanyian yang rusak, dan ke-mungkaran lain. Banyak ulama yang berpendapat demikian karena begadang lebih mengan-tarkan manusia ke arah kelalaian daripada kebermanfaatan. Begadang sering menyebabkan manusia lalai tidak mengerjakan sholat malam bahkan sholat shubuh.

Namun terdapat beberapa keringanan yang memperbole-hkan begadang, antara lain be-gadang dalam menuntut ilmu,

CATATAN DINDA SARIHATI SUTEDJOAPAKAH BEGADANGMU BERMANFAAT?

begadang untuk kemaslahatan kaum muslimin, begadang untuk melaksanakan sholat dan perjalanan, begadang untuk para mujahidin yang menjaga wilayah perbatasan, dan be-gadang untuk menuntaskan urusan yang belum diselesaikan di siang hari. Perihal menuntut ilmu terlebih bagi seorang ma-hasiswa,ada sebuah hadist ri-wayat Ibnu Majah yang berbunyi “Hai Abu Dzarm Apabila kamu pergi dan menuntut ilmu satu ayat saja dari Al-Qur’an, itu lebih baik dari pada sholat 100 rakaat, dan sesungguhnya apabila kamu menuntut ilmu satu bab yang kamu ketahui, baik diamalkan atau tidak, lebih baik bagimu dari pada sholat 1000 rakaat.” (dss/Ce2)

SUMBER: 3citi3s.wordpress.comDAMPAK DARI BEGADANG

7C A K | N O V E M B E R 2 0 1 4

S O S O K

PERAIH MEDALI EMAS, KEBANGGAAN BANGSACATATAN ERIES BAGITA JAYANTI

Indonesia dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember patut berbangga, sang anak bangsa telah berhasil mem-bawa harum namanya di kancah Internasional. Yasya’ begitu ia akrab disapa, memiliki nama lengkap Moh. Yasya’ Bahrul Ulum. Seorang mahasiswa ke-lahiran 12 Agustus 1994 asal Kediri yang saat ini sedang me-nempuh pendidikan S1Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Ia berhasil menjadi juara per-tama, peraih medali emas pada

ajang bergengsi Mathematics Competition for University Student 2014 di Blageovard Bulgaria 29 Juli - 4 Agustus lalu.

Mengulik sedikit ceritanya tentang bagaimana ia bisa mengikuti ajang bergengsi tersebut dan menjuarainya. Semua diawali ketika ia ingin mengikuti OSN Matematika di Graham tetapi dengan pers-yaratan harus memiliki prestasi berskala nasional. Motivasi tersebut memacu dirinya untuk mengikuti perlombaan yang lebih dari sekadar nasional tetapi internasional. Suatu hal yang membanggakan diri serta almamater.

Cukup asing sebenarnya jika kita mendengar maha-siswa selain jurusan matem-atika yang tertarik pada bidang olimpiade matematika. Namun hal inilah yang terjadi pada Yasya’. Kecintaannya terhadap matematika membawa ia hingga seperti ini. Mahasiswa alumni SMA Negeri Sragen Bilingual Boarding School ini mengaku tidak ada bimbingan atau

Moh Yasya Bahrul Ulum

semacamnya dalam memper-siapkan ia menjadi juara. “Yang terpenting latihan setiap perso-alan yang diberikan. Dan satu kuncinya, harus tetap senang matematika,” imbuhnya.

Menurut Yasya’, tidak ada tips-tips khusus untuk menjadi juara. Yang terpenting dalam pengerjaan soal olimpiade jangan menghafalkan rumus, tetapi mengerti akan matem-atika dan berpikir sesuai logika. Mahasiswa yang sekarang se-dang sibuk dengan program-ming ini mengaku dalam waktu dekat belum ingin mengikuti perlombaan apapun.”Kalau sekarang mau vakum dulu,” tuturnya diiringi tawa ketika ditanya.

Tidak ada waktu khusus untuk Yasya’ dalam membagi kegiatan-kegiatannya dengan waktu belajar. Menurutnya, ke-tika waktunya ia harus belajar, maka ia belajar dan semua itu tergantung prinsip.

Impian atau cita-cita terbe-sarnya ialah menjadi dosen. Tetaplah semangat menjalani kehidupan adalah motto hidupnya. “Terus berprestasi sobat muslim, karena prestasi itu pasti bisa diraih. Jangan lupa, banyak-banyak tahajud juga,” pesan Yasya’ kepada sobat muslim mengakhiri sesi wawan-cara kami. (ebj/fzb)

“Terus berprestasi sobat muslim, karena prestasi itu pasti bisa diraih. Jangan lupa,

banyak-banyak tahajud juga.”

“We are the champion. Inilah kata-kata yang

membangkitkan motivasi kami di

kampus perjuangan ITS “

SUMBER: pasiadindonesia.orgPRESTASI YASYA DIMUAT DALAM MEDIA KORAN KOMPAS

8 C A K | N O V E M B E R 2 0 1 4

R I S E T

SUMBER: ekonomi.kompasiana.com

PETA LAHAN EKSPLORASI GARAMCATATAN ERIES BAGITA JAYANTI

Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya adalah lautan. Sehingga Indonesia memi-liki sumber daya alam yang melimpah dibidang kelautan, salah satunya yaitu garam. Daerah penghasil garam yang mempunyai potensi yang cukup tinggi berada di kabupaten Sampang. Akan tetapi kual-itas yang dihasilkan terbilang rendah dan kurang optimal dalam produksinya. Salah satu penyebabnya yaitu karena lo-kasi pemilihan eksplorasi garam yang kurang tepat.

Atas dasar-dasar itulah tiga mahasiswa dari jurusan Geomatika ITS melakukan suatu penelitian terkait lahan eksplorasi garam. Ketiganya adalah Zulfikar, Nafizah dan Enira. Menurut penuturan Enira, penelitian mereka ini dilakukan bulan Agustus lalu di kabupaten Sampang. Penelitian tersebut tidak dilakukan secara langsung. Mereka meminta data ke dinas kelautan kabupaten Sampang kemudian data-data tersebut diolah di Surabaya dan selanjutnya diolah bersama data citra satelit AQUA MODIS. “Kami

kesana hanya minta data ke dinas kelautan kemudian data diolah disini , dan selanjutnya data-data tersebut diolah ber-sama citra satelit AQUA MODIS,” Jelas Enira.

Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan infor-masi kepada pemerintah dan masyarakat setempat dengan memanfaatkan informasi geospasial. Semua ditujukan untuk pengabdian masyarakat. Sedangkan untuk manfaat yang diharapkan, enira menjelaskan bahwa hampir sama dengan tujuan namun inginnya lebih ditujukan agar bermanfaat bagi masyarakat.

Untuk proses lebih rinci dari penelitian teresbut, pertama Enira dan kedua rekannya me-minta data ke dinas kelautan kabupaten Sampang lalu meng-gabungkan dengan paper hasil penelitian Universitas Trunujoyo Madura yang berkaitan dengan eksplorasi garam dan citra AQUA MODIS yang diambil dari internet. Setelah diga-bungkan, data tersebut diolah kembali memakaialgoritma tertentu pada softwareArcGIS. Selanjutnya pada software

ArcGIS ini didapat informasi syarat-syarat penentuan lokasi garam. Hasil akhirnya adalah berupa perbedaan warna.

“Misal warna merah.Warna merah berarti sangat sesuai dengan eksplorasi garam. se-lain itu juga ada warna kuning dan warna lainnya yang mas-ing-masing memiliki arti ber-beda.” Jelas Enira ketika ditanya contoh dari perbedaan warna yang dihasilkan.

Hasil penelitian ini menun-jukkan bahwa di barat daya kabupaten Sampang memi-liki potensi garam, dan disana juga telah dilakukan eksplorasi garam oleh masyarakat sekitar. Salinitasnya berkisar 30-32 Psu (particular salinity unit). Sedangkan di bagian utara, sa-linitas air lautnya lebih tinggi, antara 34-36 Psu. Salinitas sendiri adalah banyaknya garam yang terkandung dalam air laut. Menurut penuturan Enira saat diwawancarai, di bagian utara ini justru sebagian mas-yarakatnya berprofesi sebagai petani padi, banyak wilayahnya yang digunakan sebagai lahan persawahan.Padahal melihat data diatas wilayah tersebut

justru berpotensi tinggi apabila digunakan untuk lahan garam.

Rencananya awal november ini ketiga mahasiswa tersebut akan berangkat kembali menuju Sampang. Mereka akan mem-berikan hasil penelitian, peta lahan eksplorasi garam ke-pada pemerintah kabupaten Sampang. Data tersebut disam-paikan untuk ditindak lanjuti oleh pemerintah.

Untuk sekarang ini dampak dari penelitian tersebut, khu-susnya ke masyarakat Sampang belum ada. Harapannya setelah data tersebut disampaikan, pe-merintah Sampang bisa segera menindaklanjuti agar dapat digunakan dalam pengek-splorasian lahan garam oleh masyarakat Sampang.

Penelitian ketiga mahasiswa tersebut didukung oleh jurusan Geomatika ITS. Saat keberang-katan di awal November nanti jurusan akan memfasilitasi mereka pergi kesana. “Dari ju-rusan mendukung, dan mem-fasilitasi untuk kesana.” Tutur Enira mengakhiri wawancara kami. (eby/fzb)

9C A K | N O V E M B E R 2 0 1 4

R E S E N S I

Bangsa ini harus berterima kasih kepada Multatuli. Meski ia adalah orang Belanda yang pada saat itu menjajah negeri ini, tapi perangainya tidak mencerminkan watak seorang penjajah. Justru ia membela kaum pribumi dalam menega-kkan keadilan. Lewat karyanya yang berjudul Max Havelaar Lelang Kopi Maskapai Dagang Belanda, ia berupaya untuk me-merangin kesewenangan pemi-mpin daerah di Hindia Belanda, khususnya Lebak, daerah yang pernah ia pimpin—sebagai Asisten Residen.

Penulis novel ini bernama asli Eduard Douwes Dekker yang pernah berkerja sebagai pegawai pemerintahan di Hindia Belanda. Setelah 18 tahun bekerja, ia merasa ke-cewa. Dan Max Havelaar adalah buah kekecewaannya.

Novel Max Havelaar ditulis Multatuli pada tahun 1856 ke-tika ia secara resmi mengun-durkan diri dari jabatan Asisten Residen Lebak, Banten, dan terbit pertama kali di Belanda pada tahun 1860. Ketika Max Havelaar diterbitkan, novel ini langsung menggegerkan Belanda. Pasalnya novel ini me-ngungkapkan kebobrokan dan kekejaman kolonial Belanda di Jawa yang sebelumnya tidak pernah diketahui secara luas oleh masyarakat Belanda.

Berkat Max Havelaar, mun-cullah penerapan Politik Etis sebagai usaha Belanda untuk “membayar” utang kepada rakyat pribumi dengan mem-berikan pendidikan pada kaum bangsawan. Dari situlah tim-bullah pemikir, cendikiawan yang memunculkan pergerakan nasional. Pantas jika Pramoedya Ananta Toer bilang Max Havelaar adalah “Kisah yang ‘membunuh’ kolonialisme.”

Aksi heroik dalam novel ini bermula ketika Dekker (Max Havelaar) belum lama di-angkat sebagai Asisten Residen Lebak, yaitu pada tahun 1856 ia menuduh Bupati Lebak melakukan pemerasan dan

penindasan terhadap rakyatnya. Sebelumnya ia tidak ingin melaporkan kesewenangan tersebut karena menyadari sang Bupati memang sangat tua dan miskin.Ia menasihati bupati berulang kali agar tidak melakukan tindakan semacam itu lagi, tetapi nasihatnya tidak diindahkan. Sehingga ia merasa geram, dan kemudian melaporkannya ke Residen, lalu ke Gubernur Jenderal. Namun kedua atasannya tersebut tidak mempercayai tuduhannya dan menolak bukti-buktinya. Merasa kecewa dengan putusan tersebut, Dekker akhirnya men-gajukan pengunduran diri, dan diloloskan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 4 April 1856. Kejadian itulah yang menjadi dasar cerita Max Havelaar. Max Havelaar adalah pembelaan Dekker untuk mem-perbaiki citranya. Pada akhirnya, Multatuli—sang penulis—berhasil memperbaiki nama baiknya. Namanya terkenal se-bagai pahlawan baik di belanda maupun di Lebak, Banten.

Selain kisah tentang si Penulis sendiri, ada dua kisah lain yang mengantarkan cerita Max Havelaar menjadi menarik. Yaitu cerita tentang Batavus Droogstopel dan cerita Saijah dan Adinda.

Droogstoppel bekerja sebagai makelar kopi di Last & Co. Lalu, suatu hari ia bertemu dengan Syalman yang ternyata adalah teman lamanya. Syalman me-nemuinya untuk meminta ban-tuannya untuk menerbitkan buku. Awalnya Droogstoppel tidak mau, tapi setelah Syalman katakan ada tulisan tentang kopi Jawa, akhirnya Droogstoppel mengiyakan per mintaan Syalman.

Batavus Droogstopel di-gambarkan oleh Multatuli sebagai seorang yang hanya menginginkan keuntungan. Gambaran umum kaum bor-juis kecil yang membosankan dan kikir, yang menjadi simbol bagaimana Belanda mengeruk keuntungan dari koloninya di

Hindia Belanda.Orang-orang seperti inilah yang menurutnya biang keladi dari kemelaratan rakyat pribumi.

Sedangkan cerita Saijah dan Adinda sungguh berkebalikan dari Droogstopel. Kisah yang menggambarkan rakyat pribumi pada saat itu. Yang dimanfaatkan kekuatannya dan kekayaannya oleh para penjajah. Kisah ini di-tulisnya dengan sangat memi-lukan. Tapi justru melalui kisah yang menyedihkan tersebut pesan kemanusiaan tersam-paikan dengan baik.

Yang menarik dalam buku ini adalah penyampaian cerita dengan tiga sudut pandang, yaitu oleh Droogstoppel si makelar kopi, oleh Stern si pemuda Jerman, dan oleh Multatuli sendiri. Kemelaratan dan kebijaksanaan Max Havelaar diceritakan oleh Stern. Stereotip jahat dari kaum Belanda dapat kita lihat dari pandangan Droogstoppel. Dan kebenarnan akan segala fakta dapat kita lihat dari sudut pandang Multatuli. Hal tersebut jarang dilakukan oleh penulis-penulis novel masa kini, yang biasanya hanya meng-gunakan satu sudut pandang penceritaan.

Max Havelaar adalah karya agung yang diakui dunia, yang bisa dikatakan merevolusi Indonesia pada saat itu. Tetapi cerita Max Havelaar diceritakan seperti agak berat sebelah dan dilihat dari sudut pandang sub-jektif pengarangnya. Sehingga menimbulkan kesan bahwa novel ini adalah tulisan pembe-laan diri sang penulis.

Walaupun cerita yang disa-jikan agak susah untuk dipahami karena alurnya yang berbelit, namun novel ini meraih sukses pada zamannya—mungkin sekarang juga. Bahkan, Max Havelaar menjadi salah satu ba-caan wajib sekolah di Belanda. Buku ini dianggap penting dalam sejarah dan perkem-bangan sastra.

CATATAN FAUZI BAHRUDINMENGUNGKAP KETIDAKADILAN MASA KOLONIALISME

JUDUL BUKU :Max Havelaar

PENULIS :Multatuli

PENERBIT :Qanita

JUMLAH HALAMAN :477 Halaman

CETAKAN :Mei 2014

PENULISEduard Douwes Dekker (2 Maret 1820 - 19 Februari 1887) atau dikenal dengan nama pena Multatuli adalah penulis ternama dari Belanda. Beliau terkenal karena novel novel satirnya yang menggambarkan terkait kegiatan kolonialisme di Dutch East Indies yang sekarang adalah negara kita, Indonesia. Beliau memiliki hubungan darah dengan Ernest Douwes Dekker, salah satu pahlawan Indonesia. MORE INFO :

10 C A K | N O V E M B E R 2 0 1 4

J W C C O R N E R

PEMUDA JANGAN SAMPAI MELUPAKAN DAERAH!CATATAN ULFATIN NADLIROHJUARA 1 JMMI WRITING CHALLENGE OKTOBER 2014

Pada literatur sejarah berdir-inya Negara Kesatuan Republik Indonesia kaum pemuda memi-liki peranan penting dalam membangun bangsa (nation). Spirit pentingnya nilai-nilai persatuan dan kesatuan untuk menjadikan nusantara sebuah negara kesatuan yang merdeka telah muncul di jiwa pemuda jauh sebelum pembacaan teks proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 yang dilakukan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta.

Pemuda merupakan penerus perjuangan generasi terdahulu dan menjadi harapan dalam se-tiap kemajuan di dalam suatu bangsa. Pemuda lah yang dapat merubah pandangan orang terh-adap suatu bangsa dan menjadi tumpuan para generasi terda-hulu untuk mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan yang berilmu, wawasan yang luas, serta ber-dasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.

Berbicara mengenai pemuda beserta ambisinya memang tidak bisa lepas dari impian untuk hidup secara ideal dan cita-cita setinggi langit. Pada umumnya, beragam impian yang dituliskan para pemuda itu sedikit banyak dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, keluarga maupun lingkungan tinggal mereka. Misalnya, di kampus perjuangan yang lekat dengan predikat kampus teknik ini, mayoritas mahasiswanya bercita-cita untuk bekerja di perusahaan oil and gas asing karena dianggap menjanjikan gaji selangit yang mampu menunjang kehidupan mereka di masa depan. Apalagi, banyak mahasiswa yang notabene calon

engineer masih menganggap bahwa bekerja di perusahaan asing lebih ber-prestise.

Memang benar, saat ini kita hidup di era globalisasi dan internasionalisasi. Tidak salah juga jika berkeinginan untuk go international. Namun, henda-knya kita juga tidak lupa dengan kondisi daerah, terutama daerah asal kita. Jika ditelisik lebih jauh, sebagian besar ma-hasiswa di kampus ini berasal dari daerah. Para putra daerah tersebut jauh-jauh menuntut ilmu di institut teknologi ini dalam rangka ingin mendapa-tkan pendidikan dengan kualitas terbaik. Sayangnya, masih se-dikit putra daerah yang memi-liki mimpi untuk berkontribusi membangun daerah yang telah membesarkannya. Padahal seharusnya, salah satu tujuan utama menuntut ilmu hingga ke negeri Cina adalah untuk kembali dan memajukan daerah yang tingkat perkembangannya masih relatif lamban. Dan salah satu cara untuk mencapai tu-juan itu adalah mengoptimalkan peran aktif putra daerah yang telah bertransformasi menjadi seorang intelektual di berbagai bidang.

Grafik di atas menunjukkan bahwa di Indonesia tingkat ke-miskinan di pedesaan masih tergolong banyak dibandingkan tingkat kemiskinan di perko-taan terutama pada indonesia bagian barat dan indonesia bagian timur yang memiliki ke-timpangan yang sangat besar terutama di propinsi Papua dan Nusa Tenggara. Berbeda dengan propinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, DI yogyakarta, dan Banten memiliki jumlah kemiskinan di pedesaan yang relatif lebih se-

dikit daripada di perkotaan. Hal ini cukup menjadi alasan kuat bagi para putra daerah untuk kembali dan mengembangkan daerahnya.

Langkah pertama dalam berkontribusi mengembangkan daerah adalah menganalisa po-tensi dan masalah yang ada di daerah tersebut lalu member-ikan solusi sesuai bidang keah-lian masing-masing. Misalnya seorang engineer Teknik Kimia bisa berkontribusi untuk mem-buat industri yang bisa menjadi lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Pembangunan daerah akan lebih efektif jika dilakukan oleh putra daerah itu sendiri karena sejak kecil mereka dibe-sarkan di sana dan pasti sudah sangat paham terhadap kondisi

daerahnya.Di akhir tulisan ini, saya ingin

menghimbau kembali kepada semua putra daerah yang sudah jauh-jauh belajar ke luar kota, luar pulau atau bahkan ke luar negeri agar menyelipkan setida-knya satu impian untuk kembali dan memajukan daerah asalnya di ratusan list mimpi yang dit-ulisnya. Memang tidak semua putra daerah harus kembali dan berjuang di kampung halaman, karena beberapa diantara mereka yang lebih dibutuhkan di luar sana. Namun, adalah suatu hal yang penting bagi para putra daerah untuk memi-liki dan memegang teguh ideal-isme untuk membangun daerah hingga tercapai tujuannya.

11C A K | N O V E M B E R 2 0 1 4

I N T E R M E Z Z O

CATATAN NANY MARYANI

12 C A K | N O V E M B E R 2 0 1 4

L A N J U TA N

Ada beberapa hal yang ingin diubah oleh anak per-tama dari lima bersaudara itu. Salah satunya adalah gerakan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat Gebang dan Keputih. Gerigi adalah salah satu momen yang bisa digunkan, dengan bawa buah sebagai hadiah buat masyarakat Gebang dan Keputih. “Kita gak pernah ngobrol dengan mereka karena memang gak ada topic, nah buah itu jadi perantaranya”. Kata pria yang selalu terlihat santai itu.

Selain itu beliau juga ingin kampus ITS ini ramai dengan campaign. “masa ngeramein kampus cuma ngerjain tugas doank” jadi intinya pergera-kannya bukan hanya menem-pelkan poster dan seminar tetapi banyak turun ke jalan melalui kampanyenya.

Dalam kepengurusan tahun

ini akan ada penambahan ke-mentrian karena memang beban yang dipikul memang luar biasa berat. BEM ITS tahun depan akan memaksimalkan fungsi menko tetapi menko itu mem-bawahi beberapa kementrian. “intinya menko itu berfikirnya social politik biar enak kalau diajak diskusi”, ungkapnya.

Fajri juga mengungkapkan harapannya untuk KM ITS “ka-lian itu harus tahu keunggulan kalian masing-masing biar bisa berkolaborasi. Tapi disisi lain jangan menutup diri dari kelebihan orang lain” tutup Fajri. Semoga harapan dan visi misi presbem ITS terpilih ini dapat membawa KM ITS ke arah yang lebih baik lagi, tentunya harus dengan sinergisitas dan dukungan penuh civitas aka-demik ITS. Vivat!!! (anm)

Fajri : KM ITS Naik Level(Sambungan dari halaman 1)

Dari data hasil rekapitulasi, pemilihan umum (pemilu) ITS yang berlangsung selama dua hari sejak Rabu (8/10) berhasil mengantarkan Imran Ibnu Fajri menjadi Presiden BEM ITS ter-pilih periode 2014 hingga 2015. Pasalnya Calon nomor satu tersebut berhasil memperoleh suara terbanyak dengan total 3.748 suara. Dengan akumulasi suara pada hari pertama sebesar 2.249 suara dan 1.499 pada hari kedua.

Kandidat Presiden BEM sat-unya, Pasca H Winanda, mem-peroleh suara sebesar 1.662 pada hari pertama dan 1.065 pada hari kedua. Dengan kata lain, calon presiden BEM ITS nomor urut dua ini meraih total suara sebesar 2.727 suara.

Terdapat juga sedikitnya 995 surat suara tidak sah dan 38 surat suara yang bersifat abstain pada pemilu kali ini. Seperti yang dilansir dalam web ITS, hal ini disebabkan karena beberapa surat suara yang tidak

terdapat tanda tangan Kelompok Pelaksana Pemungutan Suara (KPPS). ‘’Dimana salah satu syarat suara sah adalah ada bubuhan tanda tangan KPPS,’’ jelas Ilham Fahmi Kurniawan, juru bicara Komisi Pemilihan Umum (KPU) ITS.

Sementara itu, untuk tabulasi pemungutan suara calon DPM ITS terdapat total 654 surat suara yang tidak sah dan 132 surat suara yang bersifat abstain. Dari delapan belas kandidat calon DPM ITS, Hanif Fermanda Putra memperoleh suara terbanyak dengan perolehan suara sebesar 427 suara disusul Nur Arief H dengan total suara sebanyak 332 suara.

Pemilu kali ini mengalami kelonjakan presentase peng-guna suara dan terhitung se-besar 52.17 persen dari total pemilih sah. Sedangkan pada tahun sebelumnya hanya men-capai sekitar 47 persen. (srp)

Pesta Demokrasi KM ITS Berakhir(Sambungan dari halaman 1)

Pasca : Bergerak di Wadah Baru(Sambungan dari halaman 1)

APC juga sangat terbuka bagi siapapun yang ingin bergabung. “Kami terbuka banget sih. Yang mau gabung monggo. Dalam kebaikan jangan dibatasi lah menurutku” ujarnya.

Pasca mengaku kedepannya tetap akan ada hubungan baik dengan BEM ITS. Pasca juga ber-harap kepada BEM untuk lebih memperhatikan dampak mereka di ITS. “Aku pengennya BEM ada power di KM ITS. Jangan seperti dulu yang eksistensinya kurang. Kondisinya BEM kurang bisa menggerakkan KM ITS,” jelas pria yang pernah aktif di LPM

satu kosong tersebut.Di akhir wawancara, Pasca

menyampaikan bahwa kondisi mahasiswa sekarang sangat jauh dari realita yang ada. Posisi ITS sebagai kampus teknologi masih belum banyak berkon-tribusi langsung ke masyarakat. “Dulu saya pernah ke Gunung Anyar. Disana warga meminta kepada anak ITS terkait aplikasi teknologi yang tepat. Inilah permasalahan yang harus diselesaikan mahasiswa. Jika kita hanya lanjut kerja di in-dustri, lantas apa bedanya sama buruh?”. (srp)

13C A K | N O V E M B E R 2 0 1 4

M I T R A14 C A K | N O V E M B E R 2 0 1 4