penolakan permohonan kasasi dalam ... - fakultas hukum...

170
i PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM PERKARA KEPAILITAN (Suatu Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Nomor 771 K/Pdt.Sus/2010 Mahkamah Agung) SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman OLEH : SUSANTI E1A008298 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS HUKUM PURWOKERTO 2013

Upload: ledien

Post on 06-Feb-2018

255 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

i

PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM PERKARA KEPAILITAN

(Suatu Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Nomor 771 K/Pdt.Sus/2010 Mahkamah Agung)

SKRIPSI

Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman

OLEH :

SUSANTI

E1A008298

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUM

PURWOKERTO

2013

Page 2: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

ii

LEMBAR PENGESAHAN ISI DAN FORMAT SKRIPSI

PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM PERKARA KEPAILITAN

(Suatu Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Nomor 771 K/Pdt.Sus/2010 Mahkamah Agung)

Disusun Oleh:

SUSANTI

E1A008298

Telah diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)

Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman pada Jum’at, 22 Februari 2013

MENGETAHUI

Pembimbing I

Drs. Antonius Sidik M.,S.H.,MH. NIP. 19580905 198601 1 001

Pembimbing II

Sanyoto, S.H.,M.Hum. NIP. 19610123 198601 1 001

Penguji

Rahadi Wasi Bintoro, S.H., M.H.

NIP. 19800812 205011 002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman

Dr.Angkasa,S.H.,M.Hum.

NIP. 19640923 198901 1 001

Page 3: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini Saya:

Nama : SUSANTI

NIM : E1A008298

Judul ::::

Menyatakan bahwa skripsi yang Saya buat ini adalah benar-benar hasil

karya saya sendiri dan tidak menjiplak hasil karya orang lain maupun dibuatkan

orang lain.

Apabila ternyata saya terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana

tersebut diatas, maka saya bersedia mempertanggungjawabkannya sesuai

ketentuan yang berlaku.

Purwokerto, Februari 2013

SUSANTI

NIM. E1A008298

PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM PERKARA KEPAILITAN (Suatu Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Nomor 771 K/Pdt.Sus/2010 Mahkamah Agung)

:

Page 4: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

iv

ABSTRAK

Putusan pengadilan niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas perkara Nomor 03/Pembatalan Perjanjian Perdamaian/2010/PN.Niaga.Jkt.Pst tertanggal 28 Juli 2010 tentang “Kepailitan” antara Tomi Bungaran Cs sebagai pemohon pailit dan PT. Interkon Kebon Jeruk sebagai termohon pailit yang isinya mengabulkan seluruh permohonan pemohon menyebabkan PT. Interkon Kebon Jeruk Cs merasa tidak puas. PT. Interkon Kebon Jeruk kemudian mengajukan upaya hukum kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia. Akan tetapi, permohonan kasasi tersebut ditolak. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian dengan mengambil judul skripsi “ PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM PERKARA KEPAILITAN (Suatu Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Nomor 771 K/Pdt.Sus/2010 Mahkamah Agung)”.

Tipe penelitian ini adalah yuridis normatif dengan metode pendekatan perundang-undangan dan pendekatan analisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertimbangan hukum hakim Mahkamah Agung dalam menolak permohonan kasasi dalam perkara kepailitan dan akibat hukum ditolaknya kasasi tersebut. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa pertimbangan hukum hakim mahkamah agung dalam menolak permohonan kasasi tidak tepat karena debitur tidak lalai memenuhi isi perjanjian sebagaiamana termaktub dalam Pasal 70 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004. Akibat hukum ditolaknya kasasi tersebut PT. Interkon Kebon Jeruk pailit dan seluruh harta kekayaan PT. Interkon Kebon Jeruk diserahkan kepada kurator sebagaimana termaktub dalam Pasal 69 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 dibawah pengawasan hakim pengawas.

Kata Kunci: kasasi, kepailitan, pengadilan niaga.

Page 5: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

v

ABSTRACT

Decisionof the commercial court at the Central Jakarta District Court on case No. 03/Pembatalan Perdamaian/2010/PN.Niaga.Jkt.Pst dated July 28, 2010 on "Bankruptcy" between Tomi Bungaran Cs., as applicants bankruptcy and PT. Interkon Kebon Jeruk as a defendant of bankruptcy petitioners which granted entirely applicants’s petitions have caused PT. Interkon Kebon Jeruk unsatisfied. PT.Interkon Kebon Jeruk Cs then filed cassation to the Supreme Court of the Republic of Indonesia. However, the appeal was rejected. Based on the description, the authors are interested in doing research by taking a thesis title “The Refusal of Casation Remedy with Regard to Bankrupcty Proceeding” (A Judicial Review Of Decision Number 771 K/Pdt.Sus/2010 Supreme Court)".

The type of this research is normative juridical,with legislation and analysis approach. This study aims to determine the legal reasoning of the Supreme Court’s judgein rejecting the appeal in a bankruptcy case and legal consequences of the rejection. Result showed that the legal reasoning of judges in Supreme Court in rejecting an appeal is not appropriate because the debtor fulfilled the agreement aswritten in Article 70 paragraph (1) of Law No. 37 Year 2004. Legal consequences of the appeal rejection is PT.Interkon Kebon Jeruk was bankrupt and all assets of PT. Interkon Kebon Jeruk submitted to the curator as set forth in Article 69 paragraph (1) of Law No. 37 Year 2004, under the supervision of supervisory judge.

Keywords: appeal, bankruptcy, commercial court.

Page 6: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) berjudul “ PENOLAKAN

PERMOHONAN KASASI DALAM PERKARA KEPAILITAN (Suatu

Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Nomor 771 K/Pdt.Sus/2010 Mahkamah

Agung)”.

Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang Ilmu Hukum pada

Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Penulis sepenuhnya menyadari

begitu banyak kekurangan dalam penulisan hukum ini, untuk itu penulis dengan

besar hati menerima saran dan kritik yang membangun.

Penulisan hukum (skripsi) ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari

bimbingan, arahan, petunjuk, bantuan, saran dan kritik serta dorongan dari semua

pihak yang telah turut membantu penulis. Kiranya, bukanlah hal yang berlebihan

pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr.Angkasa,S.H.,M.Hum , sebagai Dekan Fakultas Hukum Universitas

Jenderal Soedirman yang telah memimpin dengan bijaksana dalam

meningkatkan kualitas Fakultas Hukum, para mahasiswa dan para alumninya.

Page 7: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

vii

2. Bapak Drs. Antonius Sidik Maryono, S.H.,M.S., selaku Dosen Pembimbing I

yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan

pengetahuan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini;

3. Bapak Sanyoto, S.H.,M.Hum., selaku Dosen Pembimbing II, atas segala

bimbingan dan arahan yang diberikan kepada penulis sampai selesainya

skripsi ini;

4. Bapak Rahadi Wasi Bintoro, S.H.,M.H, selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan masukan dan saran demi penyempurnaan skripsi ini.

5. Bapak Tenang Haryanto, S.H.,M.H selaku Dosen Pembimbing Akademik.

6. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman.

7. Seluruh staf akademik Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman.

8. Semua aktivis atau pegiat Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman.

9. Seluruh keluarga besar Orang tua, kakak dan adik terimakasih atas dukungan

semangat dan doanya.

10. Sahabat terbaikku Dwi Nurul Hastuti, Dwi Kantiningsih, Dwi Nanda

L.H.N.K, Desy Yuliana, Uun Nur Yahya, Lia Nurjannah, Melda, Aya,

Yuanita, Afib, Ida, Tika, Wiwik, Nindu, Ranggi, Nining, Putri, Dita, Febri

serta seluruh teman seperjuanganku angkatan 2008, seluruh keluarga besar

UKI FH Unsoed, teman-teman PLKH Pidana, Perdata, PTUN, teman-teman

KKN Banjarkerta, Karanganyar, Purbalingga, dan yang tidak bisa Penulis

sebut satu per satu, terimakasih atas dukungan doa dan semangatnya.

Page 8: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

viii

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan serta bantuan yang

telah diberikan kepada penulis. Demikianlah semoga penulisan hukum (skripsi)

ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, terutama untuk penulis, kalangan

akademis, praktisi serta masyarakat umum.

Purwokerto, Februari 2013

Penulis,

Susanti

Page 9: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iii

ABSTRAK ...................................................................................................... iv

ABSTRACT ....................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7

D. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. KEPAILITAN

1. Pengertian dan Pengaturan Kepailitan ........................................... 9

2. Persyaratan untuk dinyatakan Pailit ............................................... 10

3. Pihak-pihak yang dapat mengajukan Permohonan Pailit ............... 12

4. Proses Permohonan dan Putusan Pernyataan Pailit ........................ 13

Page 10: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

x

5. Akibat Hukum Putusan Pailit ......................................................... 16

6. Pembuktian Sederhana ................................................................... 18

7. Pengadilan Niaga dan Yurisdiksinya ............................................. 20

B. KASASI

1. Pengertian Kasasi ........................................................................... 35

2. Alasan Kasasi ................................................................................. 36

3. Fungsi Peradilan Kasasi ................................................................. 39

C. PUTUSAN HAKIM

1. Pengertian Putusan ......................................................................... 40

2. Kekuatan Putusan .......................................................................... 40

3. Susunan dan Isi Putusan ................................................................. 41

4. Jenis-jenis Putusan ......................................................................... 42

5. Putusan Pengadilan Niaga .............................................................. 46

6. Putusan Mahkamah Agung pada Tingkat Kasasi .......................... 48

D. PERDAMAIAN (Accord)

1. Pengertian Perdamaian (Accord) ..................................................... 57

2. Pembatalan Perdamaian ................................................................... 60

3. Akibat Hukum Pembatalan Perdamaian .......................................... 62

Page 11: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

xi

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian .................................................................................. 64

B. Metode Penelitian ............................................................................... 64

C. Spesifikasi Penelitian .......................................................................... 64

D. Sumber Bahan Hukum ....................................................................... 65

E. Metode Penyajian Hukum .................................................................. 66

F. Metode Analisis Bahan Hukum ......................................................... 66

BAB IV HASIL DAN PENELITIAN

A. Hasil Pene litian .................................................................................... 71

B. Pembahasan ......................................................................................... 130

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .............................................................................................. 155

B. Saran .................................................................................................... 155

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa berkembang

secara dinamik sesuai dengan perkembangan zaman. Kehidupan manusia

tidak pernah terlepas dari interaksi antar sesama, dengan demikian kebutuhan

kehidupan akan saling terpenuhi. Terkait dengan adanya interaksi dapat

menimbulkan permasalahan dalam masyarakat itu sendiri, untuk mengatasi

permasalahan tersebut dalam hal ini hukum mempunyai peranan yang sangat

penting. Terciptanya tatanan kehidupan masyarakat yang rapi dan aman

tentunya tidak terlepas dari kerjasma yang baik antara para penegak hukum

dan masyarakat yaitu dengan cara mentaati suatu kaidah peraturan hukum

yang sudah ada dan tidak melanggarnya. Hukum bukanlah semata-mata

sekedar sebagai pedoman untuk dibaca, dilihat atau diketahui saja, melainkan

untuk dilaksanakan dan ditaati. 1

Aturan hukum menurut fungsinya dapat dibedakan menjadi dua yakni

hukum materill dan hukum formil. Aturan hukum materill adalah aturan-

aturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang membebani hak dan

kewajiban atau mengatur hubungan hukum atau orang-orang sedangkan

aturan hukum formil adalah aturan hukum untuk melaksanakan dan

mempertahankan yang ada atau melindungi hak perorangan. Hukum materill

1 Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, edisi ke tujuh, 2002, Liberty

Yogyakarta, hal.1.

Page 13: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

2

sebagaimana terjelma dalam undang-undang atau yang bersifat tidak tertulis

merupakan pedoman bagi warga masyarakat tentang bagaimana orang

selayaknya berbuat atau tidak berbuat dalam masyarakat. Adapun dalam

pelaksanaan hukum materill sering kali terjadi pelanggaran-pelanggaran atau

hak materill tersebut dilanggar sehingga menimbulkan ketidak seimbangan

kepentingan dalam masyarakat, atau menimbulkan kerugian pada orang lain

atau pihak lain. Pelaksanakan hukum materill perdata terutama dalam hal ada

pelanggaran atau untuk mempertahankan berlangsungnya hukum materill

perdata dalam hal ada tuntutan hak diperlukan rangkaian peraturan-peraturan

hukum lain. Peraturan-peraturan hukum lain yang dimaksud adalah hukum

formil (hukum acara perdata) atau adjective law. Hukum acara perdata hanya

diperuntukan untuk menjamin ditaatinya hukum perdata materil dan di

samping itu juga berfungsi untuk merealisir pelaksaan dari hukum perdata.

Hukum acara perdata adalah peraturan hukum yang mengatur

bagaimana caranya menjamin ditaatinya hukum perdata materiil dengan

perantara hakim, jadi hukum acara perdata dapat dikatakan peraturan hukum

yang menentukan bagaimana caranya menjamin pelaksanaan hukum perdata

materiil. Konkritnya bahwa hukum acara perdata mengatur tentang

bagaimana caranya mengajukan tuntutan hak, memeriksa serta memutusnya

dan pelaksanaan dari pada putusannya. Tuntutan hak adalah tindakan yang

bertujuan memperoleh perlindungan hak yang diberikan oleh pengadilan

untuk mencegah “eigenrichting” (main hakim sendiri). Tindakan menghakimi

sendiri merupakan tindakan untuk melaksanakan hak menurut kehendaknya

Page 14: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

3

sendiri yang bersifat sewenang-wenang, tanpa persetujuan dari pihak lain

yang berkepentingan, sehingga akan menimbulkan kerugian. Tindakan

menghakimi sendiri ini tidak dibenarkan dalam hal kita hendak

memperjuangkan atau melaksanakan hak kita.2

Suatu putusan hakim itu tidak luput dari kekeliruan atau kekhilafan

bahkan tidak mustahil bersifat memihak. Oleh karena itu demi kebenaran dan

keadilan setiap putusan hakim perlu dimungkinkan untuk diperiksa ulang,

agar kekeliruan atau kekhilafan yang terjadi pada putusan dapat diperbaiki,

setiap putusan hakim pada umumnya tersedia upaya hukum yaitu upaya atau

alat untuk mencegah atau memperbaiki kekliruan dalam suatu putusan. 3

Upaya hukum dapat dilakukan oleh salah satu pihak yang merasa putusan

Pengadilan kurang sesuai dengan yang diharapkan sehingga menurut tujuan

dari upaya hukum yaitu untuk memohon membatalkan putusan Pengadilan

ditingkat yang lebih rendah kepada Pengadilan yang lebih tinggi.4 Hukum

acara perdata mengenal adanya upaya hukum yang diberikan oleh undang-

undang kepada subyek hukum sebagaimana tertuang dalam pasal 132 HIR

(Herzein Indonesis Reglement) yang menyebutkan:

“Jika dianggap perlu oleh ketua, yaitu supaya jalannya perkara baik dan teratur, maka pada waktu memeriksa perkara, ia berhak untuk memberikan nasihat kepada kedua belah pihak dan untuk menunjukan upaya hukum dan keterangan kepada mereka yang boleh dipergunakan”.

2 Ibid, hal. 2.

3 Ibid, hal. 232. 4 Darwan Prinst, Strategi Menyusun dan Menangani Gugatan Perdata, cetakan ketiga revisi,

Citra Aditya Bakti, 2002, Bandung, hal.214.

Page 15: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

4

Upaya hukum dalam acara perdata pada umumnya terdapat upaya

hukum biasa berupa perlawanan, banding, kasasi dan upaya hukum luar

biasa berupa derden verzet dan peninjauan kembali. Perkara perdata niaga

maupun HKI (Hak Kekayaan Intelektual) tidak dikenal upaya hukum banding

hal ini termaktub dalam Pasal 11 sampai dengan Pasal 13 Undang-undang

Kepailitan Nomor 37 tahun 2004, sehingga dalam perkara niaga hanya dapat

dilakukan upaya hukum biasa berupa kasasi, serta upaya hukum luar biasa

yang dapat berupa peninjaun kembali sedangkan upaya hukum perlawanan

atau verzet hanya dikenal dalam bentuk yang lain.

Kasasi diharapkan dapat menjadi jawaban yang memuaskan para

pihak, karena kasasi terbatas pada pemeriksaan terhadap penerapan hukum

dan peraturan perundang-undangan terhadap suatu kejadian, sehingga dapat

dilihat apakah dalam putusan sebelumnya telah melanggar hukum atau tidak

dengan harapan dapat memberikan putusan yang memenuhi unsur kepastian

hukum, keadilan dan kemanfaatan. Adapun apabila suatu pengadilan negeri

menurut Mahkamah Agung salah menerapkan suatu hukum atau peraturan

perundang-undangan maka putusan pengadilan negeri atau pengadilan tinggi

tersebut dapat dibatalkan oleh Mahkamah Agung. 5

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2009 jo Undang-undang Nomor 5

Tahun 2004 Pasal 30 ayat (1) tentang Mahkamah Agung yang menyebutkan

secara limitatif alasan-alasan pemohon kasasi yaitu:

1. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang

5 K.Wantjik Saleh, Kehakiman dan Peradilan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1997, hal.143.

Page 16: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

5

2. Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku

3. Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-

undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang

bersangkutan.

Undang-undang Kepailitan Nomor 37 tahun 2004 tentang Kepailitan

dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang merupakan penyempurnaan

dari Undang-undang Nomor 48 tahun 1998. Undang-undang tersebut perlu

dikeluarkan karena perkembangan perekonomian yang semakin pesat

sehingga semakin banyak permasalahan utang piutang yang timbul di

masyarakat. Oleh karena itu, perlu diatur cara penyelesaian masalah utang

piutang secara adil, cepat, terbuka dan efektif. Penyelesaian perkara

kepailitan dilangsungkan dengan jangka waktu yang pasti, melalui suatu

badan peradilan khusus yakni pengadilan niaga.

Seseorang atau suatu badan hukum yang mengajukan permohonan

pernyataan pailit, harus mengetahui syarat-syarat kepailitan yang termaktub

dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Nomor 31 tahun 2004, apabila

permohonan pernyataan Pailit tidak memenuhi syarat-syarat tersebut maka

permohonan pailit tidak akan dikabulkan oleh pengadilan niaga. Pasal 2 ayat

(1) Undang-undang Nomor 37 tahun 2004 yaitu:

“Debitur yang mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh tempo waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih krediturnya”.

Page 17: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

6

Pengadilan Negeri Niaga Jakarta Pusat yang memeriksa dan

mengadili Perkara perdata dengan Nomor Register Perkara

27/Pailit/2006/PN.Niaga.Jkt.Pst jo Nomor 21 K/N/2006 pada tanggal 21

April 2009 telah menjatuhkan putusan atas permohonan pailit yang diajukan

oleh Tomy Bungaran cs sebagai Pemohon Pailit terhadap PT.Interkon Kebun

Jeruk cs, Octavia Widyastuti Alim cs, Eddy Yuwono cs dan Rainford

Investment cs sebagai Termohon Pailit. PT.Interkon Kebon Jeruk dianggap

lalai memenuhi isi Perjanjian Perdamaian yang telah disahkan berdasarkan

putusan Nomor 027/ Pailit/2010/PN.Niaga.Jkt.Pst jo Nomor 21 K/N/2006 Jo

Nomor 019 PK/N/2006 tertanggal 29 April 2010 (terlampir, Bukti P-2).

Bahwa Putusan Nomor 03/Pembatalan Perjanjian Perdamaian/

2010/PN.Niaga.Jkt.Pst. tanggal 28 Juli 2010 Hakim Pengadilan Negeri Niaga

Jakarta Pusat menjatuhkan Putusan terhadap PT. Interkon Kebun Jeruk

dalam salah satu amarnya adalah membatalkan perjanjian perdamaian yang

telah disahkan dalam Putusan Nomor 27/Pailit/2006/PN.Niaga.Jkt.Pst jo

Nomor21 K/N/2006 jo Nomor 19 PK/N/2006 tanggal 21 April 2009 dan

menyatakan Termohon PT.Interkon Kebun Jeruk (d/h PT. Intercon

Enterprise) pailit dengan segala akibat hukumnya. Setelah dinyatakan Pailit

pihak PT. Interkon Kebun Jeruk cs, Octavia Widyastuti Alim cs, Eddy

Yuwono cs dan Rainford Investment cs mengajukan permohonan kasasi ke

Mahkamah Agung, dengan alasan bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri

Niaga Jakarta Pusat telah melakukan beberapa kesalahan penerapan hukum

dan melanggar peraturan yang berlaku, para pemohon kasasi sangat keberatan

Page 18: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

7

terhadap putusan pailit untuk PT. Interkon Kebon Jeruk dan oleh karena itu

menolak dengan tegas-tegas putusan judex facti tersebut. Mahkamah Agung

atas permohonan kasasi tersebut telah menjatuhkan putusan yang is inya

menolak permohonan kasasi.

Berdasarkan hal-hal yang duraikan dalam latar belakang tersebut

penulis tertarik untuk meneliti dan menulis Skripsi Putusan Mahkamah

Agung mengenai ditolaknya permohonan kasasi dengan judul: “

PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM PERKARA

KEPAILITAN (Suatu Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Nomor 771

K/Pdt.Sus/2010 Mahkamah Agung)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu:

1. Bagaimana penerapan hukum hakim Mahkamah Agung dalam menolak

permohonan kasasi perkara Nomor 771 K/Pdt.Sus/2010 dalam Perkara

Perdata khusus Kepailitan?

2. Bagaimana akibat hukum kasasi yang ditolak dalam perkara Nomor 771

K/Pdt.Sus/2010 dalam Perkara Perdata khusus Kepailitan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini antara lain adalah:

Page 19: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

8

1. Mengetahui penerapan hukum Mahkamah Agung dalam menolak

permohonan kasasi dalam perkara Nomor 771 K/Pdt.Sus/2010 dalam

perkara perdata khusus kepailitan.

2. Mengetahui akibat hukum penolakan permohonan kasasi pada putusan

Nomor 771 K/Pdt.Sus/2010 dalam perkara perdata khusus kepailitan.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun

secara praktis sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis diharapkan dapat memberikan manfaat dan pengetahuan

lebih mendalam terkait proses beracara dalam kasus kepailitan.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis diharapkan dapat menjadi wacana mengenai ilmu hukum

khusunya hukum acara perdata khusus kepailitan bagi hakim dalam

menjatuhkan suatu putusan.

Page 20: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KEPAILITAN

1. Pengertian dan Pengaturan Kepailitan

Definisi kepailitan secara yuridis terdapat dalam ketentuan Pasal 1

angka 1 Undang-undang Nomor 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yaitu:

“Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitur Pailit

yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh kurator di

bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam

undang-undang ini”.

Menurut tata Bahasa Indonesia, kepailitan berarti segala hal yang

berhubungan dengan pailit.6 Kepailitan adalah eksekusi massal yang

ditetapkan dengan keputusan hakim, yang berlaku serta merta, dengan

melakukan penyitaan umum atas semua harta orang yang dinyatakan pailit,

baik yang ada pada waktu pernyataan pailit, maupun yang diperoleh selama

kepailitan berlangsung, untuk kepentingan semua kreditur yang dilakukan

dengan pengawasan pihak yang berwajib. Menurut Kartono kepailitan adalah

suatu sitaan dan eksekusi atas seluruh kekayaan si debitur (orang yang

6 Gunawan Widjaja, Tanggung Jawab Direksi atas Kepailitan Perseroan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hal.83.

Page 21: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

10

berutang) untuk kepentingan semua kreditur-krediturnya (orang-orang yang

berpiutang) bersama-sama, yang pada waktu debitur dinyatakan pailit

mempunyai piutang dan untuk jumlah utang yang masing-masing kreditur

miliki saat itu. 7 Menurut Siti Soemantri Hartono dalam bukunya Pengantar

Hukum Kepailitan dan Penundaan Pembayaran, Kepailitan adalah suatu

lembaga dalam Hukum Perdata Eropa, sebagai realisasi dari dua asas pokok

dalam Hukum Perdata Eropa yang tercantum dalam Pasal 1131 dan 1132

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.8

2. Persyaratan untuk dinyatakan Pailit

Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 tahun 2004 menyebutkan

syarat kepailitan adalah sebagai berikut:

a. Syarat paling sedikit harus ada 2 (dua) Kreditur

Menurut Pasal. 2 aya t (1) Undang-Undang Kepailitan, salah satu

syarat yang harus dipenuhi ialah debitur harus mempunyai dua kreditur

atau lebih. Undang-undang ini hanya memungkinkan seorang debitur

dinyatakan pailit apabila debitur memiliki paling sedikit dua kreditur.

Syarat mengenai adanya minimal dua atau lebih kreditur dikenal sebagai

concursus creditorium.9

Persyaratan pertama yang mensyaratkan debitur harus mempunyai

lebih dari seorang kreditur ini selaras dengan ketentuan Pasal 1132 KUH

Perdata yang menentukan pembagian secara teratur semua harta pailit

7 Kartono, Kepailitan dan Pengunduran Pembayaran. Pradnya Paramita, Jakarta, 1973, hal.7. 8 Victor M. Situmorang dan Hendri Soekarso, Penghantar Hukum Kepailitan di Indonesia.

Rineka Citra, Jakarta, 1993, hal.20. 9 Sutan Remy Sjahdeny, Hukum Kepailitan, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 2002, hal.64.

Page 22: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

11

kepada para krediturnya, yang dilakukan berdasarkan prinsip pari passu

proprate parte. Adapun dalam hal ini yang dipersyaratkan bukan berapa

besar piutang yang mesti ditagih oleh seorang kreditur dari debitur yang

bersangkutan, melainkan berapa banyak orang yang menjadi kreditur dan

debitur yang bersangkutan dan berapa banyak orang yang menjadi kreditur

dari debitur yang bersangkutan. Bahwa disyaratkan debitur minimal yang

mempunyai utang kepada dua orang kreditur.10

b. Syarat adanya Utang

Pasal 1 angka 6 Undang-undang Kepailitan telah dirumuskan

mengenai utang, yaitu:

“Kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul dikemudian hari atau kontijen, yang timbul karena perjanjian dari undang-undang dan yang wajib dipenuhi oleh debitur dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada kreditur untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan debitur”.

Para pihak yang mengajukan permohonan pailit harus dapat

membuktikan bahwa debitur mempunyai utang kepadanya. Para pihak

yang dimaksud ialah (penasihat hukum) dari kreditur, (penasihat hukum

dari) debitur, dan Majelis Hakim yang memeriksa permohonan itu, baik

Majelis Hakim pengadilan niaga, Majelis Hakim kasasi, maupun Majelis

Hakim peninjauan kembali.11

Menurut Volmar dan Zeylemaker, bahwa hakim-lah yang harus

menentukan ada atau tidak adanya keadaan berhenti membayar utang,

10 Rachmadi Usman, Dimensi Hukum Kepailitan di Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004. hal.15.

11 Sutan Remy Sjahdeny, OP.Cit, hal. 68.

Page 23: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

12

ketika mereka tidak menjelaskan lebih lanjut ukuran apa yang dipakai oleh

hakim untuk menentukan kapan debitur berada dalam keadaan berhenti

membayar, dan oleh karena itu dapat dijatuhi putusan pailit.12

c. Salah satu utang telah jatuh waktu dan dapat ditagih

Utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih telah

dirumuskan dalam Penjelasan Pasal 2 ayat (1) yaitu kewajiban untuk

membayar utang yang telah jatuh waktu, baik karena telah diperjanjikan,

karena telah diperjanjikan, karena percepatan waktu penagihannya

sebagaimana diperjanjikan, karena pengenaan sanksi atau denda oleh

instansi yang berwenang, maupun karena putusan pengadilan, arbiter, atau

majelis arbitrase. Syarat bahwa utang harus telah jatuh waktu dan dapat

ditagih menunjukan bahwa kreditur sudah mempunyai hak untuk menuntut

debitur untuk memenuhi prestasinya.13

3. Pihak-pihak yang dapat mengajukan Permohonan Kepailitan

Salah satu pihak yang terlibat dalam perkara kepailitan adalah

pihak pemohon pailit, yakni pihak yang mengambil inisiatif untuk

mengajukan permohonan pailit ke pengadilan, yang dalam perkara biasa

disebut sebagai pihak penggugat.14 Menurut Pasal 2 Undang-Undang

Nomor 37 Tahun 2004 pihak-pihak dapat mengajukan permohonan

kepailitan adalah:

a. Debitor itu sendiri;

12 Victor M. Situmorang dan Hendri Soekarso, OP.Cit, hal. 39. 13 Jono, Hukum Kepailitan , Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hal.11.

14 Munir Fuadi, Hukum Pailit dalam Teori dan Praktek, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999, hal.35.

Page 24: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

13

b. Satu atau lebih kreditor;

c. Kejaksaan untuk kepentingan umum;

d. Bank Indonesia, dalam hal debitornya adalah Bank;

e. Bapepam, dalam hal debitornya adalah Perusahaan Efek, Lembaga

Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian;

f. Menteri Keuangan, dalam hal debitornya adalah perusahaan asuransi,

perusahaan reasuransi, dana pensiun, atau Badan Usaha Milik Negara

yang bergerak di bidang kepentingan publik.

4. Proses Permohonan dan Putusan Pernyataan Pailit

Proses permohonan dan putusan pernyataan pailit diatur dalam

Pasal 6 sampai dengan Pasal 11 Undang-undang Kepailitan. Prosesnya

dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Tahap Pendaftaran Permohonan Pernyataan Pailit

Pemohon mengajukan permohonan pernyataan pailit kepada ketua

pengadilan niaga. Panitera pengadilan niaga wajib mendaftarkan

permohonan tersebut pada tanggal permohonan yang bersangkutan

diajukan dan kepada pemohon diberikan tanda terima tertulis yang

ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dengan tanggal yang sama

dengan tanggal pendaftaran.

b. Tahap Pemanggilan Para Pihak

Sebelum persidangan dimulai, pengadilan melalui juru sita

melakukan pemanggilan para pihak, antara lain:

Page 25: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

14

1) Wajib memanggil Debitur, dalam hal permohonan pernyataan pailit

diajukan oleh Kreditur, Kejaksaan, Bapepam, atau Menteri

Keuangan;

2) Dapat memanggil Kreditur, dalam hal permohonan pernyataan pailit

diajukan oleh Debitur (voluntary petition) dan terdapat keraguan

bahwa persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud

dalam Pasal. 2 ayat (1) Undang-Undang Kepailitan telah terpenuhi.

Pemanggilan dilakukan oleh juru sita dengan surat kilat tercatat

paling lambat 7 hari sebelum sidang pemeriksaan pertama

diselenggarakan.

c. Tahap Persidangan atas Permohonan Pernyataan Pailit

Jangka waktu paling lambat 3 hari setelah tanggla permohonan

pernyataan pailit didaftarkan, pengadilan mempelajari permohonan dan

menetapkan sidang. Sidang pemeriksaan atas permohonan tersebut

diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 20 hari setelah

tanggal permohonan didaftarkan. Atas permohonan Debitur dan

berdasarkan alasan yang cukup seperti adanya surat keterangan sakit

dari dokter, Pengadilan dan dapat menunda penyelenggaraan sidang

pemeriksaan sampai dengan paling lambat 25 hari setelah tanggal

permohonan didaftarkan.

Pasal 10 ayat (1) Undang-undang Kepailitan dinyatakan bahwa

selama putusan atas permohonan pernyataan pailit belum diucapkan,

Page 26: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

15

setiap kreditur, kejaksaan, Bank Indonesia, Bapepam, atau Menteri

Keuangan dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk:

1) Meletakan sita jaminan terhadap sebagian atau seluruh kekayaan

Debitur; atau

2) Menunjukan Kurator sementara untuk mengawasi:

a) Pengelolaan usaha Debitur; dan

b) Pembayaran kepada kreditur, pengalihan, atau pengagunan

kekayaan debitur yang dalam kepailitan merupakan wewenang

kreditur.

d. Tahap Putusan atas Permohonan Pernyataan Pailit

Putusan Pengadilan Niaga atas permohonan pernyataan pailit harus

diucapkan paling lambat 60 hari setelah tanggal permohonan pernyatan

pailit didaftarkan. Waktu 60 hari (2 bulan) yang cukup singkat

merupakan suatu perwujudan atas asas peradilan yang bersifat cepat,

murah, dan sederhana. Dahulu dalam Undang-undang Nomor 48 tahun

1998 lebih cepat lagi, yaitu hanya dalam waktu 30 hari (1 bulan),

pengadilan sudah harus memberikan putusan atas permohonan

pernyataan pailit. Adapun dengan pertimbangan yang rasional, Undang-

undang Kepailitan memberikan batasan, yaitu 2 (dua) bulan di mana

pengadilan wajib memberikan putusan, terhitung sejak tanggal

permohonan pernyataan pailit didaftarkan.

Putusan atas permohonan pernyataan pailit wajib diucapkan dalam

sidang terbuka untuk umum dan wajib memuat secara lengkap

Page 27: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

16

pertimbangan hukum yang mendasari putusan tersebut serta memuat

pula:

1) Pasal tertentu dari peraturan perundang-undangan yang bersangkutan

dan/atau sumber hukum atau tak tertulis yang dijadikan dasar untuk

mengadili; dan

2) Pertimbangan hukum dan pendapat yang berbeda dari hakim anggota

atau ketua majelis.

Salinan putusan pengadilan atas permohonan pernyataan pailit

wajib disampaikan oleh juru sita dengan surat kilat tercatat kepada

Debitur, pihak yang mengajukan permohonan pernyataan pailit,

Kurator, dan Hakim Pengawas paling lambat 3 (tiga) hari setelah

tanggal putusan atas permohonan pernyataan pailit diucapkan. 15

5. Akibat Hukum Putusan Pailit

Akibat kepailitan diatur dalam Pasal. 21 Undang-Undang Kepailitan

yaitu meliputi seluruh kekayaan Debitur pada saat putusan pernyataan

pailit diucapkan serta segala sesuatu yang diperoleh selama kepailitan.

Kepailitan mengakibatkan debitur yang dinyatakan pailit kehilangan

segala “hak perdata” untuk menguasai dan mengurus harta kekayaan yang

telah dimasukan ke dalam harta pailit.

Kepailitan hanya mengenai harta kekayaan dan bukan mengenai

perorangan debitur, ia tetap dapat melaksanakan hukum kekayaan yang

15 Jono, OP.Cit. hal. 87-91

Page 28: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

17

lain, seperti hak-hak yang timbul dari kekuasaan orang tua (ouderlijke

macht).

Akibat kepailitan hanyalah terhadap kekayaan debitur. Debitur

tidak berada di bawah pengampuan. Debitur tidaklah kehilangan

kemampuannya untuk melakukan perbuatan hukum itu menyangkut

dirinya, kecuali apabila perbuatan hukum itu menyangkut pengurusan

dan pengalihan harta bendanya yang telah ada. Diperolehnya itu

kemudian menjadi bagian dari harta pailit.16 Debitur pailit tetap

berwenang bertindak sepenuhnya, akan tetapi tindakan-tindakannya

tidak mempengaruhi harta kekayaan yang telah disita.17

Menurut Pasal 24 Undang-Undang Kepailitan, dengan

pernyataan pailit, debitur pailit demi hukum kehilangan hak untuk

menguasai dan mengurus kekayaannya yang dimasukan dalam

kepailitan, terhitung sejak tanggal kepailitan itu, termasuk juga untuk

kepentingan perhitungan hari pernyataan itu sendiri. Pasal 69 ayat (1)

menerangkan bahwa kuratorlah yang berwenang melakukan pengurusan

dan pemberesan harta pailit, kurator kehilangan hak menguasai harta

yang masuk dalam kepailitan, dan tidak kehilangan hak atas harta

kekayaan yang berada di luar kepailitan. Tentang harta pailit, lebih

lanjut dalam Pasal 21 Undang-Undang Kepailitan menerangkan bahwa

harta pailit meliputi semua harta kekayaan debitur, yang ada pada saat

16 Sutan Remy Sjahdeny, OP.Cit, hal.257.

17 Imran Nating, Peranan dan Tanggung Jawab Kurator dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit, PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2004. hal.44.

Page 29: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

18

pernyataan pailit diucapkan serta semua kekayaan yang diperolehnya

selama kepailitan.

6. Pembuktian Sederhana

Membuktikan, menurut Subekti adalah meyakinkan hakim

tentang kebenaran dalil-dalil yang dikemukakan dalam suatu

persengketaan. Pada dasarnya, esensi pembuktian adalah untuk

menentukan hubungan hukum yang sebenarnya antara para pihak yang

berperkara, meliputi kejadian atau peristiwa serta suatu hak yang

didalilkan oleh para pihak, dan menjadi objek perselisihan. 18 Pasal 163

HIR menyatakan:

“Barangsiapa yang menyatakan mempunyai barang sesuatu hak, atau menyebutkan sesuatu kejadian untuk meneguhkan haknya itu, atau untuk membantah hak orang lain, maka orang itu harus membuktikan adanya hak itu atau adanya kejadian itu”.

Mengenai beban pembuktian dan alat-alat bukti dalam hukum

acara pada Pengadilan Niaga tidak diatur dalam Undang-undang Nomor 37

Tahun 2004 jo Undang-undang Nomor 4 Tahun 1998 jo Perpu Nomor 1

Tahun 1998), kecuali dalam hal gugatan Actio Paulina. Pembuktian

sederhana merupakan syarat yang diatur dalam Pasal 8 ayat (4) Undang-

undang Nomor 37 Tahun 2004 jo Pasal 6 ayat (3) Undang-undang Nomor

4 Tahun 1998 jo Perpu Nomor 1998, yang menyatakan:

“Permohonan pernyataan pailit harus dikabulkan apabila

terdapat fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana

18 Aria Syudi dkk, Analisis Kepailitan Indonesia (Kepailitan di Negeri Pailit), PSHK,

Jakarta, 2003, hal.147.

Page 30: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

19

bahwa persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) telah dipenuhi.

Terkait yang dimaksud dengan “Fakta atau keadaan yang

terbukti secara sederhana” adalah adanya fakta dua atau lebih kreditur dan

fakta utang yang telah jatuh waktu dan tidak dibayar. Perbedaan besarnya

jumlah utang yang didalilkan oleh pemohon dan termohon pailit tidak

menghalangi dijatuhkannya putusan pernyataan pailit.

Penjelasan Pasal 8 ayat (4) Undang-undang Nomor 37 Tahun

2004 tersebut diatas, dapat diketahui bahwa yang dimaksudkan dengan

pembuktian sederhana adalah pembuktian mengenai:

a. Eksistensi dari satu utang debitur yang dimohonkan kepailitan yang telah

jatuh tempo; dan

b. Eksistensi dari dua atau lebih kreditur dari debitur yang dimohonkan

kepailitan.

Pembuktian sederhana dalam memutuskan permohonan

pernyataan pailit terdapat dalam Faillissement verordening, Undang-

undang Nomor 4 Tahun 1998, dan Undang-undang Nomor 37 Tahun

2004. Faillissement verordening menentukan pembuktian sederhana

dilakukan terhadap adanya peristiwa-peristiwa atau keadaan-keadaan

yang menunjukan debitur berada dalam keadaan telah berhenti

membayar utang-utangnya, dan jika permohonan pernyataan pailit

diajukan oleh seorang kreditur, maka terdapat hak penagihan dari

kreditur ini.

Page 31: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

20

Pendapat yang berkembang berkaitan dengan pembuktian

sederhana pada masa Faillissement verordening antara lain pembuktian

tentang debitur dalam keadaan berhenti membayar harus dilakukan

secara sederhana (summier). Artinya, Pengadilan di dalam memeriksa

permohonan pernyataan pailit tidak perlu terikat dengan sistem

pembuktian dan alat-alat bukti yang ditentukan dalam hukum acara

perdata.19

7. Pengadilan Niaga dan Yurisdiksinya

Pembentukan Pengadilan Niaga untuk memeriksa perkara-

perkara Kepailitan, dan juga kelak perkara-perkara perniagaan lainnya

berdasarkan peraturan pemerintah, didasarkan atas pertimbangan

kecepatan dan efektivitas. Perkara-perkara kepailitan menurut Undang-

undang Kepailitan ditentukan jangka waktu pemeriksaan di tingkat

pengadilan niaga, di tingkat kasasi, maupun di tingkat peninjauan kembali.

Upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pihak yang tidak puas terhadap

putusan pengadilan niaga dalam perkara kepailitan adalah langsung kasasi

ke Mahkamah Agung tanpa upaya banding melalui pengadilan tinggi,

dengan demikian perkara Kepailitan akan berjalan lebih cepat bila

dibandingkan dengan pemeriksaan perkara biasa di pengadilan negeri.20

Undang-undang Nomor 4 Tahun 1998 jo Undang-undang

Nomor 37 Tahun 2004 termasuk ke dalam hukum materil, namun bila

19 Siti Anisah, Perlindungan dan Kepentingan Kreditur dan Debitur dalam hukum kepailitan

di Indonesia , Total Media, Yogyakarta, 2008, hal. 127-128 20 Sutan Remy Sjahdeini, OP.Cit. hal. 149.

Page 32: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

21

dipelajari seluruhnya maka akan diketahui bahwa sebagian besar dari

Pasal-pasal undang-undang tersebut merupakan hukum formil yang berisi

pengaturan proses pengajuan permohona kepailitan dan penundaan

kewajiban pembayaran utang bahkan proses upaya hukumnya dari tingkat

kasasi sampai peninjauan kembali. Salah satu hal baru yang terdapat dalam

Undang-undang Nomor 4 Tahun 1998 jo Undang-undang Nomor 37

Tahun 2004 tidak dijumpai dalam Faillisements Verordening Stb. 1905

Nomor 217 jo Stb 1906 Nomor 348 adalah tentang pengadilan niaga.

Pengadilan Niaga. Pembentukan pengadilan niaga ini menunjukan bahwa

perkembangan sejarah peradilan di Indonesia telah mengalami

peningkatan yang cukup berarti, darisegi struktur organisasi, kedudukan

pengadilan niaga merupakan bagian khusus di dalam lingkungan peradilan

umum.

Pembentukan pengadilan niaga ini merupkan langkah diferensial

atas peradilan umum, yang dimungkinkan pembentukannya berdasarkan

Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 jo Undang-undang Nomor 35

Tahun 1999 dan diganti dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004

Undang-Undang tentang Pokok Kekuasaan Kehakiman. Pengadilan niaga

tersebut bukanlah merupakan pengadilan baru sebagai tambahan

pengadilan yang telah ada seperti dimaksud dalam Pasal 10 Undang-

undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang ketentuan-ketentuan Pokok

Kehakiman sebagaimana sudah diubah dengan Undang-undang Nomor 35

Tahnun 1999 dan diganti dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004

Page 33: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

22

yang meliputi Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan

PTUN. Penjelasan Pasal 10 tersebut menyebutkan juga bahwa perbedaan

dalam empat lingkungan peradilan tidak menutup kemungkinan adanya

pengkhususan dilingkungan Peradilan Umum yang diatur dalam Undang-

undang.

Peraturan Pemerintah pengganti undang-undang ini, peradilan

khusus yang disebut pengadilan niaga tersebut akan khusus bertugas

menangani permintaan pernyataan Kepailitan. Keberadaan lembaga ini

akan diwujudkan secara bertahap, begitu pula dengan lingkup tugas dan

kewenangannya di luar masalah kepailitan, akan ditambahkan atau

diperluas dari waktu ke waktu. Semuanya akan dilakukan dengan

mempertimbangkan tingkat kebutuhan, dan ada yang penting lagi, tingkat

kemampuan serta ketersediaan sumber daya yang akan mendukungnya.

Adapun untuk mengetahui landasan yuridis pembentukan

pengadilan niaga dalam hubungannya dengan peraturan perundang-

undangan yang telah ada dapat diuraikan di bawah ini:

1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang ketentuan-ketentuan

Pokok Kekuasaan Kehakiman yang dalam Pasal 10 Ayat (1) menetukan

bahwa Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh Pengadilan Umum dalam

lingkungan:

a. Peradia lan Umum;

b. Peradilan Agama;

c. Peradilan Militer;

Page 34: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

23

d. Peradilan Tata Usaha Negara.

Pasal 13 menetukan bahwa: “Badan-badan Peradilan Khusus

disamping Badan-badan Peradilan yang sudah ada hanya dapat

diadakan dengan Undang-Undang’.

2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum

(UUPU):

Pasal 1 Ayat (1) UPPU menetukan bahwa: “Pengadilan adalah

Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi di lingkungan Peradilan

Umum.”

Pasal 3 UUPU menentukan bahwa: “Kekuasaaan Kehakiman di

Lingkungan Peradilan Umum dilaksanakan oleh:

a. Pengadilan Negeri;

b. Pengadilan Tinggi.

Kekuasaan Kehakiman di Lingkungan Peradilan Umum

berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai Peradilan Tertinggi. Pasal 8

UUPU menentukan bahwa: “Di Lingkungan Peradilan Umum dapat

diadakan pengkhususan yang diatur Undang-undang”. Dalam penjelasan

Pasal 8 UUPU menyebutkan bahwa: “Yang dimaksud dengan “diadakan

pengkhususan” ialah adanya diferensiasi/spesialisasi di lingkungan

Peradilan Umum, misalnya pengadilan Lalu Lintas, Pengadilan Anak dan

Pengadilan Ekonomi”. Terkait dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun

1998 diatur terbentuknya Pengadilan Niaga yang merupakan Pengadilan

Khusus di lingkungan Peradilan Umum.

Page 35: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

24

Ketentuan Pasal 300 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

secara tegas menentukan:

(1) Pengadilan sebagaiman dimaksud dalam Undang-undang ini, selain

memeriksa dan memutus permohonan pernyataan pailit dan PKPU,

berwenang pula memeriksa dan memutus perkara lain di bidang

perniagaan yang penetapnnya dilakukan dengan Undang-undang.

(2) Pembentukan Pengadilan sebagaiman dimaksud pada ayat (1)

dilakukakan secara bertahap dengan Keputusan Presiden, dengan

memperhatikan kebutuhan dan kesiapan sumberdaya yang diperlukan.

Tujuan utama dibentuknya pengadilan niaga ini adalah agar

dapat menjadi sarana hukum bagi penyelesaian utang piutang diantara para

pihak yaitu debitur dan kreditur secara cepat, adil, terbuka dan efektif,

sehingga dengan demikian dapat meningkatkan penyelenggaraan kegiatan

usaha dan kehidupan perekonomian pada umumnya. Adapun selain itu

sebagai upaya untuk mengembalikan kepercayaan kreditur asing dalam

proses penyelesaian utang-piutang swasta.

Berlakunya Undang-undang Kepailitan Tahun 1998 telah

memindahkan kewenangan mutlak (absolut) dari pengadilan umum untuk

memeriksa permohonan pailit, dengan menetapkan pengadilan niaga

sebagai pengadilan yang memiliki kewenangan untuk menerima

Permohonan Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

(PKPU). Konsekuensinya, bahwa suatu Pengadilan tidak dapat memeriksa

gugatan/permohonan yang diajukan kepadanya apabila ternyata secara

Page 36: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

25

formil gugatan tersebut masuk dalam ruang lingkup kewenangan mutlak

Pengadilan lain. Pengadilan niaga selain memeriksa dan memutuskan

permohonan pernyataan pailit dan PKPU, berwenang pula memeriksa dan

memutuskan perkara lain di bidang perniagaan yang penetapannya

dilakukan dengan Undang-undang.

Pasal 300 ayat (1) di atas memberikan kekuasaan kepada

pengadilan niaga untuk memeriksa dan memutuskan perkara lain dibidang

perniagaan selain perkara Kepailitan dan PKPU, akan tetapi tidak terdapat

penjelasan apa yang dimaksud dengan perkara lain di perniagaan tersebut,

hal ini disebabkan undang-undang yang mengatur hal tersebut, hal ini

disebabkan undang-undang yang mengatur hal tersebut belum ada. Dengan

demikian, undang-undang yang mengatur hal tersebut kelak, hendaknya

harus jelas bidang-bidang perniagaan apa saja yang menjadi kewenangan

yurisdiksi dalam mengadili antara pengadilan niaga dengan pengadilan

negeri.

Undang-undang dibidang HAKI secara tegas menentukan

bahwa perkara-perkara di bidang HAKI harus diproses dan diputus di

pengadilan niaga. Hal ini berarti, bahwa pada saat ini Pengadilan Niaga

selain menyelesaiakan sengketa-sengketa di bidang Kepailitan dan PKPU,

juga menyelesaikan sengketa di bidang HAKI. Untuk pertama kali dengan

undang-undang ini, Pengadilan niaga dibentuk pada Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat. Pembnetukan pengadilan niaga dilakukan secara bertahap

dengan Keputusan Presiden, dengan memperhatikan kebutuhan dan

Page 37: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

26

kesiapan sumberdaya yang diperlukan. Sebelum pengadilan niaga

terbentuk, semua perkara menjadi lingkup kewenangan pengadilan niaga

diperiksa dan diputuskan oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.

Pasal 306 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 menegaskan

bahwa:

“Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang dibentuk berdasarkan ketentuan Pasal 281 ayat (1) Perpu Nomor 1 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 4 Tahun 1998, dinyatakan tetap berwenang memeriksa dan memutus perkara yang menjadi lingkup tugas pengadilan niaga. Pada tahap permulaan pembentukan Pengadilan Niaga saat ini, kewenangan mengadili (kompetensi absolut) hanyalah meliputi pemeriksaan dan pemutusan perkara Permohonan Kepailitan dan PKPU saja, dan untuk pertama sekali pengadilan niaga dibentuk pada tanggal 20 Agustus 1998 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat”. Proses pemeriksaan perkara Kepailitan, Pasal 301 Undang-

undang Nomor 37 Tahun 2004 menentukan:

(1) Pengadilan memeriksa dan memutus perkara pada tingkat pertama

dengan majelis hakim;

(2) Terkait dalam hal menyangkut perkara lain di bidang perniagaan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 300 ayat (1), Ketua Mahkamah

Agung dapat menetapkan jenis dan nilai perkara yang pada Tingkat

Pertama diperiksa dan diputus oleh Hakim Tunggal.

(3) Menjalankan tugasnya, hakim pengadilan dibantu oleh seorang

Panitera atau seorang Panitera Pengganti dan Jurusita.

Permasalahan lain yang muncul berkaitan dengan penyelesaian

perkara kepailitan adalah tentang keenangan pengdilan antara

Page 38: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

27

pengadilan niaga dengan peradilan negeri. Berdasarkan cetak biru

pengadilan niaga, maka terungkap bahwa sebenarnya proses kepailitan

di pengadilan niaga tidak efektif. Hal ini terjadi, karena sering kali ada

perkara-perkara kepailitan yang ternyata menimbulkan persinggungan

antara pengadilan negeri dengan pengadilan niaga. Persinggungan ini

terjadi, misalnya saja ada perusahaan yang sudah dinyatakan pailit dan

seharusnya berdasarkan undang-undang kepailitan dikelola oleh

kurator, ternyata masih bisa mengajukan gugatan ke pengadilan

negeri. Hal ini dianggap aneh karena seharusnya, perkara tersebut

menjadi kompetensi Pengadilan Niaga dan bukan Pengadilan Negeri.

Adapun untuk mencegah terjadi persinggunagn perlu ada

mekanismenya. Pasalanya, selama ini bila ada perkara-perkara

kepailitan dan HAKI yang diajukan ke pengadilan negeri tidak ada

mekanisme pencegahannya. Berdasarkan Undang-Undang Kekuasaan

Kehakiman, hakim tidak boleh mneolak perkara dengan alasan tidak

ada dasar hukumnya, selain menangani perkara kepailitan dan PKPU,

serta perkara-perkara di bidang perniagaan lainnya, pengadilan niaga

berwenang menangani perkara permohonan pernyataan pailit dari para

pihak yang terikat perjanjian yang memuat kalusula Arbitrase. Hal ini

ditegaskan dalam Pasal 303 Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004

yang menentukan bahwa:

“Pengadilan berwenang memeriksa dan menyelesaikan Permohonan Pernyataan Pailit dari para pihak yang terikat perjanjian yang memuat kalusula Arbitrase, sepanjang utang yang menjadi dasar permohonan pernyataan pailit telah

Page 39: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

28

memnuhi ketentuan sebagiaman yang dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang ini”. Penjelasan Pasal 303 kembali menegaskan tentang kewenangan

Pengadilan Niaga terhadap perjanjian yang memuat klausula

Arbitrase, yaitu bahwa ketentuan dalam Pasal ini dimaksudkan untuk

memberi penegasan bahwa Pengadilan Niaga tetap berwenang

memeriksa dan menyelesaikan permohonan pernyataan pailit dari para

pihak, sekalipun perjanjian utang piuatang yang mereka buat memuat

klausula Arbitrase. Pada tanggal 18 Agustus 1999, keluarlah PP

Nomor 97 Tahun 1999 tentang Pembentukan Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Ujung Pandang, Pengadilan Negeri Medan,

Pengadilan Negeri Surabaya, dan Pengadilan Negeri Semarang PP

Nomor 97 Tahun 1999 dalam Pasal 1 menetukan: “Membentuk

Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Ujung Pandang, Pengadilan

Negeri Medan, Pengadilan Negeri Surabaya, dan Pengadilan Negeri

Semarang.” Pasal 2 menetukan tentang wilayah hukum Pengadilan

Niaga yang meliputi:

(1) Daerah hukum Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri ujung

Pandang meliputi Wilayah Propinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi

Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, dan Irian

Jaya.

(2) Daerah hukum Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Medan

meliputi: Wilayah Propinsi Sumatera Utara, Riau, Sumatera

Barat, Bengkulu, Jambi, dan Daerah Istimewa Aceh.

Page 40: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

29

(3) Daerah hukum Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri

Surabaya meliputi: Wilayah Propinsi Jawa Timur, Bali, Nusa

Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Timor Timur.

(4) Daerah hukum Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri

Semarang meliputi: Wilayah Propinsi Jawa Tengah dan Daerah

Istemewa Yogyakarta.

Selanjutnya Pasal 4 menentukan tentang sengketa yang menjadi

kewenangan Pengadilan Niaga meliputi:

(1) Sengketa di bidang perniagaan yang termasuk lingkup

kewenangan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri,

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 pada saat Keputusan

Presiden ini ditetapkan telah diperiksa tetapi belum diputus oleh

Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, akan

tetap diperiksa dan diputus oleh Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

(2) Sengketa di bidang perniagaan yang termasuk lingkup

kewenangan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri,

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 pada saat Keputusan

Presiden ditetapkan telah diajukan tetapi belum diperiksa oleh

Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,

dilimpahkan kepada Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri

Ujung Pandang, Pengadilan Negeri Medan, Pengadilan Negeri

Surabaya, dan Pengadilan Negeri Semarang sesuai dengan daerah

Page 41: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

30

hukum masing-masing Pengadilan Niaga sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2.

Khusus untuk Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, Pasal 5

menentukan tentang daerah hukumnya, yakni pada saat berlakunya

Keputusan Presiden ini, maka daerah hukum Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat meliputi Wilayah Daerah Khusus

Ibukota Jakarta, Propinsi Jawa Barat, Sumatera Selatan, Lampung,

dan Kalimantan Barat. Hakim pengadilan niaga diangkat berdasarkan

keputusan Ketua Mahkamah Agung. Syarat-syarat untuk dapat

diangkat sebagai hakim sebagai hakim sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), adalah:

a. Telah berpengalaman sebagai Hakim dalam lingkungan Peradilan

Umum;

b. Mempunyai dedikasi dan menguasai pengetahuan di bidang

masalah-masalah yang menjadi lingkup keenangan Pengadilan;

c. Berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela; dan

d. Telah berhasil menyelesaikan program pelatihan khusus sebagai

Hakim pada Pengadilan.

Tetap memperhatikan syarat-syarat sebagaimana dimaksud pada

Pasal 302 ayat (2) huruf b, huruf c, dan huruf d, dengan Keputusan

Presiden atas usul Ketua Mahkamah Agung dapat diangkat seseorang

yang ahli, sebagai Hakim Ad Hoc, baik pada tingkat pertama, kasasi

Page 42: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

31

maupun pada peninjauan kembali (Pasal 302 Undang-undang Nomor

37 Tahun 2004).

Hakim-hakim yang bertugas di pengadilan niaga terdiri dari 2

(dua) macam, yaitu:

a. Hakim Tetap, yaitu para Hakim yang diangkat berdasarkan Surat

Keputusan Mahkamah Agung untuk menjadi hakim pengadilan

niaga,

b. Hakim Ad Hoc, yaitu hakim ahli yang diangkat khusus dengan

suatu Keputusan Presiden untuk pengadilan niaga di Tingkat

Pertama.

Pengangkatan Hakim Ad Hoc dikatakan dengan alasan yang

cukup mendasar, yaitu untuk membantu meringankan beban-beban

hakim pengadilan niaga dalam menghadapi perkara-perkara/masalah-

masalah hukum yang berkaitan dengan transaksi-transaksitertentu.

Selama ini pembahasan tentang peranan hakim Ad Hoc terpusat pada

peranannya dalam memutuskan permohonan perkara Kepailitan.

Mengembalikan kepercayaan Kreditur Asing dalam proses

penyelesaian utang-piutang swasta, selain direvisinya Fv, dan

dibentuknya Pengadilan Niaga, juga diintrodusir Hakim Ad Hoc untuk

dapat menjadi bagian dari Majelis Hakim yang memeriksa suatu

perkara di Pengadilan Niaga. Ide awal keterlibatan Hakim Ad Hoc di

pengadilan niaga didasarkan pada penilaian atau asumsi beberapa

pihak bahwa pengetahuan “Hakim Karir” cenderung bersifat umum

Page 43: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

32

(generalis) sehingga dalam menyelesaikan perkara-perkara pada

lingkup niaga diperlukan Hakim dalam keahlian khusus, di luar dari

“Hakim Karir” yang juga telah melalui tahapan pendidikan untuk

menjadi “Hakim Niaga”.

Pengangkatan Hakim Ad Hoc dalam Kepailitan ditentukan dalam

Undang-undang Nomor 4 tahun 1998, yang kemudian dikuatkan

kembali dengan dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004.

Selama berlakunya Undang-undang Nomor 4 Tahun 1998 yang

kemudian disempurnakan oleh Undang-undang Nomor 37 Tahun

2004, Pengangkatan Hakim Ad Hoc di pengadilan niaga telah

dilakukan 2 (dua) kali, yakni melalui 2 (dua) buah Keppres. Pertama,

Keppres Nomor. 4 (empat) orang Hakim Ad Hoc untuk masa jabatan 3

(tiga) tahun. Kedua, Keppres Nomor 108/M/2000, berisikan

pengangkatan 9 (sembilan) Hakim Ad Hoc. Penempatan Hakim Ad

Hoc dalam Majelis Hakim adalah berdasarkan penunjukan dari hakim

ketua pengadilan niaga pada pengadilan niaga yang bersangkutan,

dengan terlebih dahulu adanya permohonan dari salah satu pihak yang

berperkara (pemohon pailit).

Konsekuensi dari sifat fakultatif sebagaimana tercantum dalam

Pasal 283 ayat (3) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998, maka bila

tidak ada permintaan dari pihak tersebut, maka Hakim Ad Hoc tidak

bertugas. Kondisi inilah yang antara lain mengakibatkan sistem

Hakim Ad Hoc tidak bekerja. Sesuai dengan ketentuan Pasal 303 ayat

Page 44: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

33

(3), maka persyaratan pengangkatan seorang sebagai Hakim Ad Hoc

yang membedakan dengan Hakim Pengadilan Niaga yang lain adalah

Hakim Ad Hoc tersebut haruslah seorang “Ahli”. Jadi, berdasarkan

usulan dari Ketua Mahkamah Agung melalui Keppres, maka di

Pengadilan Niaga dapat diangkat seorang yang Ahli sebagai Hakim

Ad Hoc. Tentunya, beberapa persyaratan yang sama dengan “Hakim

Niaga” atau “Hakim Karir”, seperti mempunyai kemampuan

pengetahuan di bidang masalah yang menjadi lingkup kewenngan

Pengadilan Niaga, dan persyaratan lain, harus tetap dipenuhi.

Menurut Paulus Efendi Lotulung menyebutkan beberapa

kemungkinan pengangkatan Hakim Ad Hoc (Sebagai Hakim

Pengawas atau Hakim Majelis) adalah:

(1) Atas permohonan para pihak, baik langsung maupun dengan

penetapan Ketua Pengadilan Niaga, yang selayaknya diberikan

jika wajar (should not be reasonably),

(2) Hanya dengan penetapan Ketua Pengadilan Niaga atas

kewenangan sendiri.

Tentunya pilihan pertama lebih dapat diterima, karena cukup

terdapat check and balance.biaya atau imbalan bagi Hakim Ad Hoc

tersebut, jika perlu tambahan dapat diambil dari harta pailit. Dalam

ketentuan akhirnya, Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 mengatur

tentang ketentuan peralihan yang dimulai dari Pasal 304 Undang-

undang Kepailitan.

Page 45: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

34

Pasal 304 Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 menetukan

bahwa:

a. Sudah diperiksa dan diputus tetapi belum dilaksanakan atau sudah

diperiksa tetapi belum diputus maka diselesaikan berdasarkan

peraturan perUndang-Undangan di bidang Kepailitan sebelum

berlakunya Undang-Undang ini;

b. Sudah diajukan tetapi belum diperiksa, diselesaikan berdasarkan

ketentuan dalam Undang-Undang ini.

Pasal 305 Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 menetukan

bahwa:

“ Semua peraturan perUndang-undangan yang merupakan pelaksanaan dari Undang-Undang tentang Kepailitan (Faillissements verordening staatsblad 1905 : 217 juncto staatsblad 1906 : 348) yang diubah dengan Perpu Nomor. 1 Tahun 1998 tentang perubahan Atas undang-undang tentang kepailitan yang ditetapkan menjadi Undang-undang berdasarkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1998 pada saat Undang-undang ini diundangkan, masih tetap berlaku sejauh tidak bertentangan dan atau belum diganti dengan peraturan baru berdasarkan Undang-Undang ini”.

Berlakunya Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 mencabut dan

menyatakan tidak berlaku lagi Faillissement verodening dan Undang-

undang Nomor 4 Tahun 1998 tentang Penetapan Perpu Nomor 1

Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang tentang

kepailitan. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 307 Undang-undang Nomor

37 Tahun 2004 yang menyatakan:

“Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang-undang

tentang Kepailitan (Faillissements verordening staatsblad 1905

Page 46: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

35

: 217 juncto staatsblad 1906 : 348) dan Undang-undang Nomor

4 Tahun 1998 tentang Penetapan Perpu Nomor 1 Tahun 1998

tentang perubahan atas undang-undang tentang kepailitan

menjadi Undang-undang (LN RI Tahun 1998 Nomor 135,

Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3778), dicabut dan

dinyatakan tidak berlaku. 21

B. KASASI

1. Pengertian Kasasi

Upaya hukum kasasi awalnya ada di Perancis. Setelah belanda

dijajah oleh Perancis, upaya hukum kasasi diterapkan di Netherland dan

selanjutnya oleh pemerintah belanda dibawa dan diterapkan di Indonesia.

Dengan demikian Indonesia menganut system “continental”. Adapun

dalam system tersebut Mahkamah Agung sebagai Badan Peradilan

Tertinggi bertugas membina keseragaman penerapan hukum di Indonesia

dan menjaga agar hukum dan Undang-undang diterapkan secara tepat dan

adil.

Upaya hukum kasasi berasal dari kata kerja casser yang berarti

membatalkan atau memecahkan adalah salah satu tindakan Mahkamah

Agung Republik Indonesia sebagai pengawas tertinggi atas putusan-

putusan pengadilan-pengadilan lain, tetapi tidak berarti

merupakan pemeriksaan tingkat ke-3. Hal ini disebabkan dalam tingkat

kasasi tidak dilakukan suatu pemeriksaan kembali perkara tersebut, tetapi

21 Sunarmi, Hukum Kepailitan (Edisi 2) , PT. Sof Media, Medan, 2010, hal. 229-239

Page 47: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

36

hanya diperiksa masalah masalah hukumnya/ penerapan hukumnya. Dasar

hukum Pengadilan Kasasi yang dilakukan oleh Mahkamah Agung diatur

dalam Pasal 20 Undang-undang Pokok Kekuasaan Kehakiman Nomor 48

tahun 2009 yang berbunyi: “Terhadap putusan-putusan yang diberikan

tingkat terakhir oleh Pengadilan-pengadilan lain dari Mahkamah Agung,

Kasasi dapat diminta kepada Mahkamah Agung”.

Terkait perkara kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang, upaya hukum kasasi dapat dilakukan baik oleh debitur

dan kreditur yang merupakan pihak pada persidangan tingkat pertama,

juga dapat diajukan oleh kreditur lain yang bukan merupakan pihak pada

persidangan tingkat pertama yang tidak puas terhadap putusan atas

permohonan pernyataan pailit sebagaimana ketentuan pasal 11 ayat (3)

Undang-undang Nomor 37 tahun 2004. Sidang pemeriksaan atas

permohonan kasasi dilakukan paling lambat 20 hari setelah tanggal

permohonan kasasi diterima Mahkamah Agung dan putusan

atas permohonan kasasi harus di ucapakan paling lambat 60 hari setelah

tanggal permohonan kasasi diterima oleh Mahkamh Agung (Pasal 12,13

ayat (1), (2),(3) Undang-undang Nomor 37 tahun 2004).

2. Alasan Kasasi

Upaya hukum Kasasi merupakan upaya hukum yang dilakukan

oleh pihak yang merasa dirugikan dan merasa kurang puas terhadap

putusan Judex facti, agar hakim Mahkamah Agung dapat

mempertimbangkan kembali putusan yang sudah inkracht tersebut

Page 48: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

37

sehingga dapat menghasilkan putusan yang adil bagi pihak yang yang

merasa dirugikan terlebih mengenai penerapan hukumnya didalam putusan

Judex Facti. Permohonan pemeriksaan tingkat kasasi harus disertai

memori Kasasi yang memuat alasan-alasan permohonan kasasi, jika hal ini

dilalaikan maka permohonan Kasasi dianggap tidak ada. Yurisprudensi

tetap Mahkamah Agung menyatakan bahwa permohonan kasasi yang tidak

mengajukan risalah yang memuat alasan-alasan kasasi permohonannya

tidak dapat diterima.22

Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 tahun 2004 Pasal 30 ayat

(1) yang menyebutkan secara limitatif alasan-alasan Perohonan Kasasi

yaitu:

a. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang

Pada hakikatnya, pengertian tidak berwenang dalam hal ini

tendens kepada kompetensi relatif (relatieve competentie) dan

kompetensi absolut (absolute competentie). Konkretnya, Judex facti

incasu Pengadilan Niaga telah mengadili perkara kepailitan dan PKPU

tersebut seolah-olah merupakan kewenangannya, padahal sebenarnya

tentang judex facti tidak berwenang/bukan merupakan

kewenangannya.Sedangkan alasan kasasi disebabkan judex facti

melampaui batas wewenang adalah bahwa judex facti telah mengadili

tidak sesuai atau melebihi kewenangan yang ditentukan dalam

Undang-undang. Adapun ketika melampaui batas wewenang ini dapat

22 Soedirjo, Kasasi Dalam Perkara Perdata, Akademika Pressindo, Jakarta, 1985, hal.43.

Page 49: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

38

juga di artikan bahwa yudex facti dalam putusannya telah mengabulkan

lebih dari pada apa yang dituntut Penggugat dalam surat gugatannya.

b. Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku

Hakikat salah menerapkan hukum dapat diartikan secara

sederhana adalah salah menerapkan ketentuan hukum formal/hukum

acara maupun hukum materiilnya. Kesalahan tersebut dapat dilihat dari

penerapan hukum yang berlaku. Sedangkan melanggar hukum tendens

kepada penerapan hukum itu sendiri tidak dapat, salah dan tidak sesuai

serta bertentangan dari ketentuan seharusnya yang digariskan oleh

Undang-undang.

c. Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan

perundang undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya

putusan yang bersangkutan.

Doktrin hukum acara perdata, kelalaian memenuhi syarat-syarat

yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang

mengancam kelalaian dengan batalnya putusan. Aspek ini lazim

disebut dengan istilah melalaikan persyaratan formal (formalities),

sehingga diancam pula kebatalan formal (formele nietigheid) atau

( formele nulliteit). Terhadap hal ini, Soedirjo lebih jauh menegaskan

bahwa persyaratan formal (formalitas) yang tidak dipenuhi oleh hakim

dalam melakukan tugas peradilan merupakan alasan bagi Mahkamah

Agung untuk menyatakan batalnya perbuatan hakim itu. Hanya

Page 50: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

39

perbuatan prosesesuil (processuele handeling) dari hakim tunduk pada

pemeriksaan kasasi, perbuatan para pihak tidak.

3. Fungsi Peradilan Kasasi

Setelah membicarakan justifikasi peradilan kasasi, berikut ini

akan dibicarakan fungsinya ditinjau dari segi teori dan praktik. Ada

beberapa fungsi pokok yang diperankan Mahkamah Agung sebagai

peradilan kasasi, antara lain seperti yang dijelaskan dibawah ini.23

a. Mengoreksi kesalahan peradilan bawahan

Fungsi utama peradilan kasasi, mengoreksi atau memperbaiki

kesalahan peradilan bawahan (to correct error or mistake by the trial

court or lower court).

b. Berfungsi menghindari kesewenangan

Fungsi kasasi lain, menghindari terjadinya kesewenangan

(arbitary) terhadap anggota masyarakat yang timbul dari putusan

pengadilan bawahan.

c. Menyelesaikan kontroversi ke arah standar prinsip keadilan umum

(General Justice Principle) yang Objektif dan Uniformitas.

Suatu putusan pengadilan tidak hanya semata-mata bersifat

imparsial (imparitiality) yang terebebas dari cacat berat sebelah

(partiality).

23 Yahya Harahap, Kekuasaan Mahkamah Agung Pemeriksaan Kasasi dan Peninjauan

Kembali Perkara Perdata,Sinar Grafika, Jakarta, 2007, hal.237.

Page 51: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

40

C. PUTUSAN HAKIM

1. Pengertian Putusan

Menurut sistem HIR( Het Herziene Indonesisch Reglement) dan

Rbg (Rechts Reglement Buitengewesten) hakim mempunyai peranan aktif

memimpin acara dari awal sampai akhir pemeriksaan perkara. Hakim

berwenang untuk memberikan petunjuk kepada pihak yang mengajukan

gugatannya ke pengadilan (Pasal. 119 HIR-143 Rbg) dengan maksud

supaya perkara yang dimajukan itu menjadi jelas persoalannya dan

memudahkan hakim dalam memeriksa perkara itu. 24 Menurut Darwan

Prinst, Putusan merupakan hasil akhir dari pemeriksaan perkara di

pengadilan. 25

2. Kekuatan Putusan

HIR (Het Herziene Indonesisch Reglement) tidak mengatur

tentang kekuatan putusan hakim. Putusan mempunyai 3 macam kekuatan:

a. Kekuatan Mengikat

Putusan Hakim mempunyai kekuatan mengikat artinya mengikat

kedua belah pihak (Pasal. 1917 KUH Perdata). Terikatnya para pihak

kepada putusan menimbulkan bebrapa teori yang hendak mencoba

memberi dasar tentang kekuatan mengikat daripada putusan.

b. Kekuatan Pembuktian

Kekuatan pembuktian dituangkan putusan dalam bentuk tertulis,

yang merupakan akta otentik, tidak lain bertujuan untuk dapat

24 Abdulkadir Muhamad, Hukum Acara Perdata Indonesia, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 1990. hal. 21.

25 Darwan Prinst, OP.Cit. hal. 205

Page 52: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

41

digunakan sebagai alat bukti bagi para pihak, yang mungkin

diperlukannya untuk mengajukan banding, kasasi atau pelaksanaanya.

Arti putusan itu sendiri dalam hukum pembuktian ialah bahwa dengan

putusan itu telah diperoleh suatu kepatian tentang sesuatu.

c. Kekuatan Eksekutorial

Suatu putusan dimaksudkan untuk menyelesaikan suatu

persoalan atau sengketa dan menetapkan hak atau hukumnya. Ini tidak

berarti semata-mata hanya menetapkan hak atau huumnya saja,

melainkan juga realisasi atau pelaksanaannya (eksekusinya) secara

paksa. Kekuatan mengikat saja dari suatu putusan pengadilan belumlah

cukup dan tidak berarti apabila putusan itu tidak dapat direalisir atau

dilaksanakan. Oleh karena putusan itu menetapkan dengan tegas hak

atau hukumnya untuk kemudian direalisir, maka putusan hakim

mempunyai kekuatan eksekutorial, yaitu kekuatan untuk

dilaksanakannya apa yng ditetapkan dalam putusan itu secara paksa

oleh alat-alat negara. Bahwa kata-kata “Demi Keadilan berdasarkan

keTuhanan Yang Maha Esa” memberi kekuatan eksekutorial bagi

putusan-putusan pengadilan di Indonesia.

3. Susunan dan Isi Putusan

Adapun di dalam HIR (Het Herziene Indonesisch Reglement)

tidak ada ketentuan yang mengatur tentang bagaiaman putusan hakim

harus dimuat di dalam putusan diatur dalam Pasal 183, 184, 187 HIR

(Pasal 194, 195, 198 Rbg), 25 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004, 27

Page 53: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

42

RO, 61 Rv. Menurut Sudikno Mertokusumo, suatu putusan hakim terdiri

dari 4 bagian, yaitu:

a. Kepala Putusan

Setiap putusan haruslah mempunyai kepala pada bagian atas putusan

yang berbunyi: “Demi Keadilan berdasarkan ke-Tuhanan Yang Maha

Esa”. Kepala Putusan ini memberikan kekuatan eksekutorial pada

putusan.

b. Identitas Para Pihak

Setiap perkara atau gugatan mempunyai sekurang-kurangnya 2 pihak,

maka di dalam putusan harus dimuat identitas para pihak lain antara

lain: nama, umur, alamat, dan nama pengacara kalau ada.

c. Pertimbangan

Pertimbangan dalam putusan perdata dibagi 2, yaitu pertimbangan

tentang duduk perkara atau peristiwa dan pertimbangan tentang

hukumnya.

d. Amar

Amar merupakan jawaban terhadap petitum dari pada gugatan yang

merupakan amar atau diktum. Ini berarti bahwa diktum , merupakan

tanggapan terhadap petitum.26

4. Jenis-jenis Putusan

Menurut Darwan Prinst, putusan diklasifikasikan sebagai

berikut:

26 Sudikno Mertokusmo , OP.Cit. hal.220-225.

Page 54: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

43

1) Interlocotoir Vonis

Interlocotuir Vonis (putusan sela), adlah putusan yang belum

merupakan putusan akhir. Putusan sela (Interlocotuir Vonis) itu dapat

berupa:

a. Putusan Provisional (Tak Dim)

Putusan Provisional (Tak Dim), adalah putusan yang diambil segera

mendahului putusan akhir tentang pokok perkara; karena adanya

alasan-alasan yang mendesak itu. Misalnya dalam hal istri

menggugat suaminya, di mana gugatan pokoknya adlah “mohon

cerai”, akan tetapi sebelum itu karena suami yang digugat itu telah

melalaikan kewajibannya memberikan nafkah kepada istrinya itu,

maka si suami tersebut terlebih dahulu dihukum untuk membayar

nafkah kepada istrinya itu, sebelum putusan akhir terhadap gugatan

cerai itu. Demikian juga halnya mengenai mengizinkan seseorang

untuk berperkara secara cuma-cuma (Pro Deo), sesuai Pasal 235

HIR/Pasal 271 RBG, ditetapkan dengan putusan Provisional.

b. Putusan Preparatoir

Putusan Preparatoir, adalah putusan sela guna mempersiapkan

putusan akhir. Misalnya putusan yang menolak/mengabulkan

pengunduran sidang, karena alasan yang tidak tepat/ tidak dapat

diterima (AT. Hamid 1984: 209). Dalam praktek seringkali terjadi

perbedaan pendapat tentang pengunduran sidang antara penggugat

Page 55: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

44

dengan tergugat, maka dalam keadaan demikian hakim harus

mengambil keputusan mengenai pengunduran sidang itu.

c. Putusan Ins idental

Putusan Insidental, adalah putusan sela yang diambil secara

insidental. Hal ini terjadi misalnya karena kematian kuasa dari salah

satu pihak (penggugat/tergugat), dan lain- lain sebagainya (AT.

Hamid 1984: 269). Terhadap putusan sela atau belum merupakan

putusan akhir, maka tidak dapat dimintakan banding secara

tersendiri. Oleh karena itu harus diajukan bersama-sama dengan

permohonan banding terhadap putusan akhir (Pasal 9 Undang-

Undang Nomor. 20 Tahun 1974). Logika pelarangan permohonan

banding terhadap putusan sela secara terpisah dari perkara pokok,

adalah untuk menghindarkan berlarut-larutnya perkara di pengadilan.

2) Putusan Akhir

Putusan akhir dari suatu perkara, dapat berupa:

a. Niet Onvankelijk Verklaart

Niet Onvankelijk Verklaart berarti tidak dapat diterima, yakni

putusan pengadilan yang menytakan, bahwa gugatan penggugat

tidak dapat diterima. Adapun alasan-alasan pengadilan mengambil

keputusan menyatakan suatu gugatan tidak dapat diterima, adalah

sebagai berikut:

a) Gugatan tidak berdasarkan hukum;

b) Gugatan tidak patut;

Page 56: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

45

c) Gugatan itu bertentangan dengan kesusilaan/ketertiban umum;

d) Gugatannya salah;

e) Gugatannya kabur;

f) Gugatannya tidak memenuhi persyaratan;

g) Objek gugatannya tidak jelas;

h) Subjek gugatannya tidak lengkap;

i) Dan lain- lain.

b. Tidak berwenang mengadili

Suatu gugatan yang diajukan kepada pengadilan yang tidak

berwenang, bukan menyangkut kompetensi absolut maupun

kompetensi relatif, akan diputus oleh pengadilan tersebut dengan

menyatakan dirinya tidak mengadili gugatan itu. Oleh karena itu

gugatan dinyatakan tidak dapat diterima.

c. Gugatan dikabulkan

Suatu gugatan yang terbukti kebenarannya dipengadilan akan

dikabulkan seluruhnya atau sebagian. Adapun apabila gugatan

terbukti seluruhnya, maka gugatan akan hanya terbukti sebagian,

mka akan dikabulkan sebagian pula sepanjang yang dapat

dibuktikan itu. Adakalanya pula suatu gugatan yang dikabulkan

ternyata menjadi nihil, dan tidak dapat dilaksanakan, karena adanya

kelemahan dalam petitum gugatan yang kemudian dikabulkan oleh

pengadilan. Demikianlah misalnya putusan perkara perdata Nomor

249/Pdt.G/1988/PN.Mdn, dimana tergugat MS dihukum

Page 57: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

46

menyerahkan tiga ekor lambur yang pernah dipinjamnya dari

penggugat. Lembu tersebut ternyata sudah mati, sementara putusan

tidak mengatakan atau menggantinya dengan tiga ekor lembu

lainnya, atau dengan sejumlah uang tertentu.

d. Gugatan ditolak

Suatu gugatan yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya di depan

pengadilan, maka gugatan tersebut akan ditolak. Penolakan itu

dapat terjadi untuk seluruhnya atau hanya sebagian saja.27

5. Putusan Pengadilan Niaga

Pengadilan niaga memeriksa dan memutus perkara pada tingkat

pertama dengan Majelis Hakim, dalam menjalankan tugasnya hakim

pengadilan niaga dibantu oleh seorang panitera atau seorang panitera

pengganti dan juru sita. Adapun apabila perkara-perkara lain telah dapat

diperiksa dan diputuskan pula oleh Pengadilan Niaga. Ketua Mahkamah

Agung dapat menetapkan jenis dan nilai perkara yang pada tingkat

pertama diperiksa dan diputus oleh hakim tunggal (bukan Majelis

Hakim).28 Undang-undang Kepailitan tidak hanya mengatur masalah

pernyataan pailit dan PKPU. Undang-undang Kepailitan juga mengatur

banyak hal yang tidak terkait langsung dengan pernyataan Kepailitan dan

PKPU.29

a. Kompetensi Pengadilan

27 Darwan Prinst, OP.Cit. hal. 206-209 28 Sutan Remy Sjahdeini, OP.Cit. hal.152. 29 Aria Suyudi dkk, Kepailitan di Negeri Pailit, Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia,

Jakarta. hal.49

Page 58: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

47

1) Kompetensi absolut

Masalah permintaan pailit adalah menjadi kompetensi absolut untuk

memeriksanya. Jadi tidak ada Badan Peradilan lain di luar Peradilan

umum yang berkompeten untuk memeriksanya.

2) Kompetensi Relatif

Kompetensi relatif Pengadilan Negeri untuk memeriksa permintaan

pailit adalah sebagai berikut:

a) Tempat kediaman Debitur

Permintaan pailit dimintakan kepada Pengadilan Negeri yang

wilayah hukumnya meliputi tempat kediaman Debitur/ si

berhutang.

b) Tempat kediaman terakhir Debitur

Permintaan pailit dapat dimintakan kepada Pengadilan Negeri

yang wilayah hukumnya meliputi tempat terakhir dari Debitur.

c) Tempat Kantor Firma

Permohonan Pailit terhadap persero-persero Firma diajukan

kepada Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya terletak kantor

perseroan.

d) Tempat Kantor Termohon Pailit

Dalam hal termohon pailit tidak mempunyai tempat tinggal di

wilayah Indonesia, tetapi mempunyai pekerjaan maka

permohonan pailit dapat dimohonkan kepada Pengadilan Negeri

yang daerah hukumnya daebitur tersebut mempunyai kantor.

Page 59: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

48

e) Tempat kedudukan Badan Hukum

Permohonan pailit terhadap perseroan terbatas, perseroan

pertanggungan timbal balik, perkumpulan koperasi atau lain- lain

perkumpulan yang berbadan hukum dan yayasan-yayasan

dilakukan kepada Pengailan Negeri tempat kediaman, tempat

dimana perseroan-perseroan itu atau perkumpulan-perkumpulan

itu berdomisili.

f) Tempat perempuan melakukan pekerjaan/perusahaan

Sehubungan dengan permintaan pailit ini dapat terjadi dilakukan

oleh beberapa Pengadilan Negeri. 30

6. Putusan Mahkamah Agung pada Tingkat Kasasi

Salah satu prinsip pemeriksaan tingkat kasasi diatur pada Pasal

40 ayat (1) Undang-undang Mahkamah Agung mengatakan, Mahkamah

Agung memeriksa dan memutus perkara dengan Majelis yakni

sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang hakim. Putusan akhir dapat

dijatuhkan Mahkamah Agung pada tingkat kasasi, dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. Menyatakan Permohonan Kasasi Tidak Dapat Diterima (Niet

Ontvankelijke Verklaren, To Declare Inadmissible).

Salah satu bentuk putusan yang dapat dijatuhkan Mahkamah

Agung pada tingkat Kasasi adalah putusan negatif, berupa

pernyataan permohonan kasasi tidak dapat diterima (niet

30 Darwan Prinst, Op.Cit. hal. 155-156

Page 60: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

49

ontvankelijke verklaren). Dasar alasan pertimbangan menjatuhkan

putusan yang menyatakan permohonan kasasi tidak dapat diterima,

yaitu apabila Majelis yang memeriksa perkara itu berpendapat

permohonan Kasasi yang diajukan pemohon, tidak memenuhi syarat

formil yang ditentukan Undang-undang.

Penegakan hukum yang menyatakan permohonan kasasi tidak

dapat diterima apabila tidak memenuhi syarat formil, ditegaskan

pada Pasal 45 ayat (3) Undang-Undang Mahkamah Agung. Namun

perlu diingat, penerapan ketentuan ini, harus benar-benar terhadap

syarat formil yang bersifat mutlak. Artinya, syarat formil yang

bersangkutan tidak dapat ditoleransi penegakannya.

Terdapat beberapa syarat formil permohonan kasasi yang harus

dipenuhi. Sifat dari syarat formil tersebut komulatif. Supaya

permohonan kasasi sah menurut hukum, harus semua syarat formil

tersebut. Salah satu saja dari syarat tersebut tidak terpenuhi

mengakibatkan permohonan kasasi mengandung cacat formil

sehingga sehingga permohonan kasasi harus dinyatakan tidak dapat

diterima.

1) Permohonan kasasi dilakukan kuasa tanpa surat kuasa yang

khusus memberi kuasa mengajukan kasasi.

Sesuai dengan ketentuan Pasal 44 ayat (1) huruf a Undang-

undang Mahkamah Agung, permohonan kasasi dlam perkara

perdata dapat diajukan oleh pihak yang berperkara sendiri atau

Page 61: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

50

wakilnya. Begitu juga dalam perkara pidana, menurut Pasal 44

ayat (1) huruf b, dapat diajukan terdakwa atau wakilnya atau oleh

jaksa penuntut umum.

2) Permohona Kasasi Tidak disertai Memori Kasasi

Pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Mahkamah Agung

menegaskan, dalam pengajuan permohonan kasasi pemohon

wajib menyampaikan pula memori kasasi yang memuat alasan-

alasan kasasi. Penyampaian memori kasasi oleh pemohon kasasi,

merupakan syarat formil keabsahan permohonan kasasi. Sifatnya

menurut Pasal 47 ayat (1) imperatif (mandatory). Pemohon kasasi

wajib menyampaiakan memori kasasi. Tidak terpenuhinya syarat

tersebut oleh pemohon mengakibatkan permohonan kasasi tidak

sah (ongeldig, invalid), dan Mahkamah Agung menyatakan

permohonan kasasi tidak dapat diterima.

3) Terlambat mengajukan Memori Kasasi

Selain pemohon wajib menyampaikan memori kasasi, terdapat

pula syarat formil tentang batas jangka waktu menyampaikan

memori kasasi itu sendiri. Syarat itu ditegaskan pada Pasal 47

ayat (1) Undang-Undang Mahkamah Agung yang mengatakan,

penyampaian memori kasasi dalam tenggang waktu 14 (empat

belas) hari setelah permohonan kasasi dicatat dlam buku daftar

(rgister).

Page 62: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

51

b. Menolak Permohonan Kasasi

Mengenai putusan Mahkamah Agung menolak permohonan

kasasi, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Permohonan Kasasi memenuhi syarat formil, tetapi keberatan

kasasi tidak memenuhi kriteria.

Bentuk putusan lain yang dpat dijatuhkan Mahkamah Agung

tingkat kasasi, yaitu menolak permohonan kasasi. Putusan yang

menolak permohonan kasasibersifat positif, karena telah

menyangkut penilaian terhadap materi pokok perkara:

a. Jadi, putusan yang berbentuk menolak permohonan kasasi,

telah melampaui tahap pemeriksaan dan penilaian syarat formil

permohonan kasasi,

b. Apabila syarat formil terpenuhi, berarti permohonan kasasi

dapat diterima (otvankelijkheid, adminissibility), sehingga

tahap pemeriksaan selanjutnya memeriksa dan menilai putusan

judex facti,

c. Pemeriksaan putusan judex facti dari segi materiil mengacu

dan bertitik tolak dari keberatan-keberatan atau alasan kasasi

yang diajukan pemohon kasasi dalam memori kasasinya.

2) Keberatan kasasi yang diajukan, tidak tunduk kepada

pemeriksaan kasasi.

a. Keberatan kasasi tentang hasil pembuktian

b. Keberatan kasasi atas perubahan berita acara sidang

Page 63: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

52

c. Keberatan kasasi yang tidak ditujukan terhadap putusan judex

factie dan materi poko perkara

d. Keberatan kasasi berupa novum

e. Kebertan yang hanya mengulang fakta-fakta yang telah

diajukan pada pemeriksaan tingkat pertama dan/atau tingkat

banding

f. Keberatan kasasi irelevan

g. Keberatan kasasi terhadap tindakan pengawasan.

3) Penolakan kasasi dengan perbaikan putusan judex facti.

Seperti yang dijelaskan, apabila keberatan kasasi tidak mengenai

hal yang takluk kepada pemeriksaan kasasi, Mahkamah Agung

menjatuhkan putusan “menolak permohonan kasasi”. Berarti,

dalam hal yang demikian pada dasarnya Mahkamah agung setuju

dan menguatkan putusan judex facti. Ada kalanya, memang pada

dasarnya Mahkamah Agung setuju terhadap pertimbangan dan

kesimpulan pokok putusan judex facti, ternyata terdapat

kekeliruan atas kesalahan maupun kelalaian putusan judex facti,

cuma bobot dan kualitasnya tidak sampai membatalkan putusan.

Menghadapi kasus yang seperti ini Mahkamah Agung cukup dan

berwenang “memperbaiki” pertimbangan dan/atau amar putusan

judex facti.

Page 64: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

53

c. Mengabulkan Permohonan Kasasi

Bentuk putusan tingkat kasasi yang ketiga, mengabulkan

permohonan kasasi. Berdasarkan hasil pengalaman dan pengamata,

putusan kasasi yang paling dominan adalah menolak permohonan

kasasi. Berkisar sekitar 80 (delapan puluh) persen. Sebesar 5 (lima)

persen tidak dapat diterima karena permohonan mengandung cacat

formil. Sedang selebihnya, sebesar 15 (lima belas) mengabulkan

permohonan kasasi. 31

Sindiran judi dan permainan untung-untungan (gambling and a

gim of chance) serta kelucuan (erratic), bis terjadi dalam peradilan

kasasi. Gugatan yang terang dasar hukumnya, kemungkinan akan

ditolak meskipun didukung oleh alat bukti yang kuat berdasarkan

fakta-fakta yang tidak dapat diingkari. Sebaliknya, terkadang dasar

hokum dan fakta-fakta pendukungnya tidak memenuhi batas

minimal pemuktian, bias lolos dan melanggang mulaidari peradilan

tingkat pertama. Banding, dan kasasi. Sehubungan dengan

melekatnya faktor a game of chance and erratic yang dikemukakan

di atas, menurut Yahya Harahap tidak berani mengatakan besarnya

presentase pengabulan permohonan kasasi telah benar-benar objektif

secara kuantitatif dan kualitatif. Kemungkinan besar angka itu bisa

bergeser ke bawah dan ke atas apabila dedikasi, moral, dan

profesionalisme lebih dipertajam dan lebih dicerdaskan.

31 Yahya Harahap, Op.Cit, hal.388-399

Page 65: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

54

1) Terpenuhinya syarat formil, tahap awal ke arah pengabulan kasasi

Seperti halnya putusan penolakan kasasi, tahap awal

pemeriksaannya berpijak dari keabsahan permohonan. Adapun

apabila pemohonan memenuhi syarat formil, baru terbukti jalur

tahap selanjutnya memeriksa materi poko perkara yang tertuang

dalam putusan judex facti dikaitkan dengan keberatan –keberatan

yang dikemukakan dalam memori kasasi dan kontra memori

kasasi (jika ada).

Begitu juga halnya pada pengabulan kasasi. Harus berawal dari

keabsahan formil permohonan kasasi, baru peradilan kasasi

melangkah memriksa putusan judex facti dan memori kasasi (jika

ada). Seperti yang dijelaskan terdahulu, sejak berlakunya

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 yang mengubah Undang-

Undang Nomor 14 tahun 1985, pada dasarnya kewenangan

memriksa dan menilai terpenuhi atau tidak syarat formil

permohonan kasasi, telah dilimpahkan keweangannya kepada

ketua pengadilan tingkat pertama. Menurut Pasal 45 a ayat (3)

Undang-Undang Mahkamah Agung, jika permohonan kasasi

tidak memenuhi syarta formil, ketua pengadilan tingkat pertama

mengeluarkan penetapan yang memuat dictum menyatakan

permohonan kasasi tidak dapat diterima, dan berkas perkaranya

tidak dikirimkan ke Mahkamah Agung.

Page 66: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

55

Bertitik tolak dari ketentuan ini, dapat dikatakan secara teoretis,

semua berkas perkara kasasi yang dikirimkan ke Mahkamah

Agung sudah lolos seleksi pemeriksaan syarat formil. Majelis

yang memeriksa perkara itu tidak perlu lagi repot-repot meneliti

keabsahan syarat formil, cukup mempercayai hasil penelitian

yang dilakukan oleh ketua pengadilan tingkat pertama. Tanpa

mengurangi pendekatan teoretis tersebut, dari segi moral dan

fungsional, majelis yang memeriksa perkara itu, sebaiknya tetap

melakukan control dan penelitian sewajarnya, apakah benar atau

tidak terprnuhi syarat formalnya.

2) Pengabulan kasasi dibarengi pembatalandan mengadili sendiri

Pasal 50 ayat (2) Undang-Undang Mahkamah Agung

mengabulkan permohonan kasasi, harus dibarengi dengan

tindakan hokum lain:

(1) Membatalkan putusan judex facti yang dikasasi tersebut,

(2) Mengadili sendiri perkara dimaksud dengan jalan

menyampingkan dan menyingkirkan (set aside) putusan judex

facti yang dibatalkan itu.

Kala begitu, pada pengabulan permohonan kasasi terdapat

rangkaian tindakan yang mesti melekat padanya yakni

membatalkan putusan judex facti dan mengadili sendiri perkara

tersebut dengan jalan menyingkirkan dan menyampingkan putusan

judex facti. Jika putusan judex facti yang dibatalkan itu

Page 67: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

56

mengabulkan gugatan atau perlawanan penggugat/pelawan, maka

konsekuensi yuridisnya putusan yang dijatuhkan pada tingkat

kasasi, bias berupa alternatif:

(1) Menyatakan gugatan/ perlawanan tidak dapat diterima.

Apabila Mahkamah Agung berpendapat gugatan penggugat

yang dikabulkan judex facti itu tidak memenuhi syarat formil

melanggar yurisdiksi mengadili, error in persona, obscuur

libel, nebis in idem, premature, dan sebagainya maka

pembatalan itu diikuti dengan putusan menyatakan gugatan

tidak dapat diterima.

(2) Mengabulkan sebagian atau seluruh gugatan

Jika Mahkamah Agung berpendapat putusan judex fact i yang

menolak gugatan tidak tepat, maka pembatalan yang dibarengi

dengan mengadili sendiri, berisi amar mengabulkan sebagian

atau seluruh gugatan.

(3) Menolak seluruh gugatan

Kalau Mahkamah Agung berpendapat, pengabulan gugatan yag

dilakukan judex facti tidak tepat, sehingga putusan tersebut

dibatalkan maka putusan tersebut dibatalkan maka putusan

kasasi yang harus dijatuhkan, menolak seluruh gugatan.

Demikian tindakan yustisial yang diambil Mahkamah Agung pada

tingkat kasasi apabila permohonan kassi dikabulkan.

Page 68: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

57

D. PERDAMAIAN (Accord)

1. Pengertian Perdamaian

Hukum Kepailitan, accord diartikan sebagai suatu perjanjian

perdamaian antara si pailit dengan para Kreditur, dimana diadakan

suatu ketentuan bahwa si Pailit dengan membayar suatu ketentuan

bahwa si pailit dengan membayar sesuatu persentase tertentu (dari

utangnya), ia akan dibebaskan untuk membayar sisanya.32 Perkara

kepailitan, perdamaian dapat dilakukan pasca putusan, setelah

debitor dinyatakan pailit oleh pengadilan niaga, debitur berhak

menawarkan perdamaian kepada semua kreditur. Lain ha lnya dengan

perkara perdata (gugatan) yang disidangkan di pengadilan negeri. Di

pengadilan negeri, perdamaian diadakan pra putusan, yakni diawal

persidangan sampai dengan sebelum putusan diucapkan. Setelah

putusan diucapkan, tidak ada lagi perdamaian, yang ada adalah

eksekusi atas putusan yang telah berkekuatan hukum tetap.33

Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004, perdamaian diatur

dalam Pasal 144-147.

Menurut Pasal 144:

“Debitor Pailit berhak untuk menawarkan suatu perdamaian

kepada semua Kreditur.”

Tawaran perdamain dibuat dalam rencana perdamaian. Rencana

perdamaian (composition plan) diajukan dengan delapan hari

32 Sunarmi, Hukum Kepailitan (Edisi 2), 2010, PT. Sofmedia, Medan, hal. 163. 33 Syamsudin M. Sinaga, Hukum Kepailitan Indonesia, 2010, PT. Tatanusa, Jakarta. hal. 125.

Page 69: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

58

sebelum rapat pencocokan piutan atau rapat verifikasi. Sebelum

rapat verifikasi, debitur menyerahkan asli rencana perdamaian ke

kepaniteraan pengadilan niaga agar dapt dilihat dengan cuma-cuma

oleh setiap orang yang berkepentingan. Salinannya wajib dikirimkan

kepada masing-masing anggota panitia Kreditur sementara. Rencana

perdamaian tersebut harus dibicarakan dan diambil keputusannya

segera setelah verifikasi. Rapat verifikasi dapat ditunda oleh Hakim

Pengawas paling lambat 21 hari:

(1) Apabila dalam rapat diangkat panitia Kreditur tetap yang tidak

terdiri atas orang-orang yang sama seperti panitia Kreditur

sementara, sedangkan jumlah terbanyak Kreditur menghendaki

dari Panitia Kreditur tetap pendapat tertulis menghendaki

tentang rencana perdamaian yang diusulkan tersebut; atau

(2) Rencana perdamaian tidak disediakan di kepaniteraan

pengadilan niaga dalam waktu yang ditentuakn, sedangkan

jumlah terbanayak Kreditur yang hadir menghendaki

pengunduran rapat.34

Kepailitan ada 2 (dua) accord, yaitu:

a. Accord yang ditawarkan dalam Kepailitan, yaitu pada saat rapat

verifikasi;

b. Accord yang diawarkan dalam Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang, yaitu sebelum Debitur dinyatakan Pailit.

34 Ibid, hal 125-126

Page 70: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

59

Accord yang ditawarkan oleh si Pailit itu berisi beberapa

kemungkinan atau aternatif yang akan dipilih oleh para Kreditur,

yaitu:

a. Si Pailit menawarkan kepada Krediturnya, bahwa ia akan

membayar (sanggup membayar) dalam jumlah tertentu dari

utangnya namun tidak dalam jumlah keseluruhannya;

b. Si Pailit akan menawarkan accord likuidasi (liquidatie accord),

yakni si Pailit menyediakan hartanya bagi kepentingan para

kreditur untuk dijual di bawah pengawasan seorang pengawas

(pemberes), dan hasil penjualannya dibagi untuk para kreditur,

apabila hasil penjualan itu tidak mencukupi, maka si Pailit

dibebaskan dari emmbayar sisa yang belum terbayar;

c. Si debitur Pailit menwarkan untuk meminta Penundaan

Pembayaran dan diperbolehkan mengangsur utangnya untuk

beberapa waktu.

Menurut Zainal Asikin, dengan dibukanya kemungkinan untuk

mengadakan accord, maka hak itu akan dapat menguntungkan

kedua belah pihak , karena:

a. Bagi para kreditur, jikalau harta pailit dijual/ dilelang atau

dilakukan pemberesan dengan perantara hakim, dan hasilnya

dibagi menurut imbangan jumlah piutang kreditur, maka belum

tentu para kreditur itu akan mendapat pembayaran yang lebih

tinggi seperti yang ditawarkan di dlam accord. Jadi, penawaran

Page 71: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

60

di dalam accord mungkin lebih tinggi dibandingkan dengan

pembagian melalui pemberesan oleh hakim;

b. Bagi Debitur Pailit, ia akan membayar sejumlah utang yang

telah disetujui dalam accord yang lebih kecil dari utang

sbenarnya, sedangkan sisanya tidak menjadi beban bagi Debitur

untuk melunasinya. Apabila accord telah dipenuhi, maka

berakhilah Kepailitan. Hal ini berbeda dengan pemberesan oleh

Hakim, yakni apabila dari hasil pelelangan itu belum atau tidak

cukup untuk melunasi utang-utang si Pailit secara penuh, maka

sisanya akan tetap menjadi utang si Pailit secara penuh, maka

sisanya akan tetap menjadi utang si Pailit yang pelunasannya

dengan harta pailit yang masih akan ada (Pasal 1131

KUHPerdata).35

2. Pembatalan Perdamaian

Tentang pembatalan perdamaian diatur mulai Pasal 170

Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yaitu bahwa kreditur dapat

menuntut suatu perdamaian yang telah disahkan apabila Debitur lalai

memenuhi isi perdamaian tersebut. Debitur wajib membuktikan

bahwa perdmaian telah dipenuhi. Pengadilan berwenang memberikan

kelonggaran kepada debitur untuk memenuhi semua kewajibannya

35 Sunarmi, Op Cit. hal. 163-164

Page 72: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

61

paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah putusan pemberian

kelonggaran tersebut diucapkan. Penjelasan Pasal 170 ayat (3)

menentukan bahwa kelonggaran hanya dpat diberikan 1 (satu) kali

dlam seluruh proses. Tuntutan Pembatalan Perdmaian wajib dia jukan

dan ditetapkan dengan cara yang sama sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 9, Pasal 11, Pasal 12, dan Pasal 13

untuk permohonan pernyataan Pailit (Pasal 171 Undang-Undang

Nomor 37 Tahun 2004).

Putusan Pembatalan Perdamaian diperintahkan supaya

Kepailitan dibuka kembali, dengan pengangkatan seorang hakim

pengawas , kurator, dan anggota panitia kreditur, apabila dalam

kepailitan terdahulu ada suatu panitia seperti itu. hakim pengawas,

kurator dan anggota panitia kreditur, apabila dalam kepailitan

terdahulu ada suatu panitia seperti itu. Hakim pengawas, kurator dan

anggota panitia tersebut sedapat mungkin siangkat diangkat dari

mereka yang dahulu dlam kepailitan tersebut telah memangku

jabatannya. Kurator wajib memberitahukan dan mengumumkan

Putusan tersebut dengan cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

ayat (4) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004.36

3. Akibat Hukum Pembatalan Perdamaian

36 Ibid, hal. 170.

Page 73: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

62

Kepailitan dibuka kembali, maka berlaku Pasal 17 ayat (1),

Pasal19, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22, dan pasal-pasal yang termaktub

dalam bagian kedua, bagian ketiga dan abgian keempat BAB II

Undang-Undang ini. Demikian pula berlaku ketentuan mengenai

pencocokan piutang terbatas pada piutang yang belum dicocokan.

Kreditur yang piutangnya telah dicocokan wajib dipanggil juga untuk

menghadiri rapat pencocokan piutang dan berhak untuk membantah

piutang yang dimintakan penerimaannya (Pasal 173 Undang-undang

Nomor 37 Tahun 2004).

Pasal 174 menentukan bahwa: “Dengan tidak mengurangi berlakunya

Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, dan Pasal 44, apabila ada alasan untuk

itu, semua perbuatan yang dilakukan oleh Debitur di dalam waktu

antara pengesahan perdamaian dan pembukaan kembali Kepailitan

adalah mengikat bagi harta pailit”.

Setelah Kepailitan dibuka kembali, maka tidak dapat lagi

ditawarkan perdamaian. Kurator wajib seketika memualai dengan

pemberesan harta pailit (Pasal 175 Undang-Undang Nomor 37 Tahun

2004). Adapun apabila kepailitan dibuka kembali, harta pailit dibagi

anatara para Kreditur dengan cara:

a. Jika Kreditur lama maupun kreditur baru belum mendapat

pembayaran, hasil penguangan harta pailit di bagi antara mereka

secara prorata;

Page 74: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

63

b. Jika setelah terjadi pembayaran sebagian piutang kepada kreditur

lama, maka kreditur lama dan kreditur baru berhak menerima

pembayaran sesuai dengan presentase yang telah disepakati dlam

perdamaian;

c. Kreditur lama dan kreditur baru berhak memperoleh pembayaran

secara prorata atas sisa harta pailit setelah setelah dikurangi

pembayaran sebagaimana dimaksud pada huruf b samapai

dipenuhinya seluruh piutang yang diakui.

Kreditur lama yang telah memperoleh pembayaran tidak

diwajibkan untuk mengembalikan pembayaran yang telah diterimanya

(Pasal 176 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004). Yang dimaksud

dengan “prorata” adalah pembayaran menurut besar kecilnya piutang

masing-masing, sedangkan yang dimaksud “sebagian” adalah bagian

berapapun (Penjelasan Pasal 176 huruf a dan huruf b Undang-

Undang Nomor 37 Tahun 2004). Ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 176 berlaku mutatis mutandis dalam hal debitur sekali

lagi dinyatakan Pailit.37

37 Ibid, hal.171

Page 75: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

64

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Yuridis

Normatif yang melihat hukum sebagai sistem normatif yang tertutup otonom,

terlepas dari perilaku kehidupan masyarakat dan mengabaikan norma hukum.38

Peneliti mencoba memfokuskan dan menjawab permasalahan dari segi kaca mata

hukum dan mengabaikan norma lain selain hukum.

B. Metode Penelitain

Berdasarkan rumusan masalah yang ada di dalam penelitian ini, pendekatan yang

dipergunakan adalah Pendekatan Perudang-undangan (Statue Approach) dan

Pendekatan Analitis (Analytical Approach).

C. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Preskriptif39, yaitu menganalisis persoalan hukum dengan aturan yang berlaku dan

cara mengoperasionalkan aturan tersebut dalam peristiwa hukum.

38Roni Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta. 1988, hal.13.

39Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Media Group, Jakarta, 2010, hal.22.

Page 76: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

65

D. Sumber Bahan Hukum

1. Bahan Hukum Primer

Bahan Hukum Primer yaitu semua aturan hukum yang dibentuk dan/ atau

dibuat secara resmi oleh suatu lembaga Negara, dan/ atau badan-badan

pemerintahan yang demi tegaknya akan diupayakan berdasarkan daya paksa

yang dilakukan secara resmi pula oleh aparat Negara. Dalam penelitian ini,

bahan hukum primer yang digunakan adalah:

a. HIR (Het Herzine Indonesich Reglement),

b. KUH Perdata,

c. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang,

d. Undang-Undang Nomor Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2009 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung,

e. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Mahkamah Agung,

f. Peraturan perundang-undangan lainnya yang memiliki kaitan dengan objek

penelitian,

g. Putusan Mahkamah Agung Nomor. 771/Pdt.Sus/2010.

2. Bahan Hukum Sekunder

Bahan Hukum Sekunder yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya

dengan bahan hukum primer dan dapat yang memberikan penjelasan mengenai

bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan memahami bahan

Page 77: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

66

hukum primer berupa literatur atau pustaka yang berkaitan dengan

permasalahan yang diteliti.

3. Bahan Hukum Ters ier

Bahan hukum tertier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk

maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,

seperti kamus (hukum), ensklipodia.40

E. Metode Penyajian Hukum

Bahan hukum dalam penelitian ini akan disajikan dengan cara teks

normatif yaitu penyajian dalam bentuk uraian yang mendasarkan pada teori yang

disusun secara logis dan sistematis. Keseluruhan bahan hukum yang diperoleh

dihubungkan sedemikian rupa satu dengan yang lainnya dan disesuaikan dengan

pokok permasalahan yang diteliti untuk menjawab permasalahan yang ada.

F. Metode Analisi Bahan Hukum

Berdasarkan norma hukum yang tertulis saja tidak cukup untuk langsung

diterapkan dalam fakta hukum. Rumusan norma masih abstrak sehingga

diperlukan kegiatan penemuan hukum (Rechtsvinding).

Hakim dalm menemukan hukum ada tiga metode yaitu penafsiran hukum

atau interpretasi, argumentasi dan konstruksi hukum. 41

1. Interpretasi atau penafsiran, merupakan metode penemuan hukum yang

memberi penjelasan yang gamblang mengenai teks undang-undang agar ruang

40 Amirudin, dan H.Zainal, Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hal.32.

41 Bambang Sutiyoso, Metode Penemuan Hukum, (Yogyakarta: UII Press, 2007), hal.76.

Page 78: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

67

lingkup kaedah dapat ditetapkan sehubungan dengan peristiwa tertentu.

Metode interpretasi ini adalah sarana atau alat untuk mengetahui makna

undang-undang.

Interpretasi atau penafsiran ini dapat dilakukan dengan beberapa metode

yaitu secara:

a. Metode interpretasi subsumtif adalah penerapan suatu teks perundang-

undangan terhadap kasus in concreto dengan belum memasuki taraf

penggunaan penalaran dan penafsiran yang lebih rumit, tetapi sekedar

menerapkan silogisme.

b. Metode interpretasi menurut bahasa (gramatikal) yaitu suatu cara penafsiran

yang yang menafsirkan undang-undang menurut arti kata-kata (istilah) yang

terdapat pada undang-undang. Hakim wajib menilai arti kata yang lazim

dipakai dalam bahasa sehari-hari yang umum.

c. Metode interpretasi secara Sistematis atau Dogmatis yaitu penafsiran yang

menafsirkan peraturan perundang-undangan dihubungkan dengan peraturan

hukum atau undang-undang lain atau dengan keseluruhan sistem hukum.

Karena, terbentuknya suatu undang-undang pada hakikatnya merupakan

bagian dari keseluruhan sistem perundang-undangan yang berlakusehingga

tidak mungkin ada satu undang-undang yang berdiri sendiri tanpa terikat

dengan peraturan perundang-undangan lainnya.

d. Metode interpretasi secara Historis yaitu menafsirkan undang-undang

dengan cara meninjau latar belakang sejarah dari pembentukan atau

terjadinya peraturan undang-undang yang bersangkutan.

Page 79: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

68

e. Metode interpretasi secara Teleologis atau Sosiologis yaitu cara penafsiran

suatu ketentuan undang-undang untuk mengetahui makna atau yang

didasarkan pada tujuan kemasyarakatan.

f. Interpretasi Komparatif ini dimaksudkan sebagai metode penafsiran dengan

jalan membandingkan antara sistem hukum. Terutama bagi hukum yang

timbul dari perjanjian internasional.

g. Interpretasi Antisipatif atau Futuristis yaitu cara penafsiran yang

menjelaskan ketentuan undang-undang dengan berpedoman pada undang-

undang yang belum mempunyai kekuatan berlaku, yaitu dalam rancangan

undang-undang.

h. Interpretasi Restriktif adalah sebuah perkataan diberi makna sesuai atau

lebih sempit dari arti yang diberikan pada perkataan itu dalam kamus atau

makna yang dilazimkan dalam pada perkataan itu dalam kamus atau makna

yang dilazimkan dalam percakapan sehari-hari.

i. Interpretasi Ekstensif adalah sebuah perkataan diberi makna lebih luas

ketimbang arti yang diberikan pada perkataan itu menurut kamus atau

makna yang dilazimkan dalam percakapan sehari-hari.

j. Interpretasi Otentik atau secara resmi dilakukan oleh pembuat undang-

undang sendiri dengan mencantumkan arti beberapa kata yang digunakan di

dalam suatu peraturan. Hakim tidak diperkenankan melakukan penafsiran

dengan cara lain selain dari apayang telah ditentukan pengertiannya di

dalam undang-undang itu sendiri.

Page 80: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

69

k. Interpretasi Interdisipliner biasa dilakukan dalam suatu analisis masalah

yang menyangkut berbagai disiplin ilmu hukum. Di sini digunakan logika

penafsiran lebih dari satu cabang ilmu hukum.

l. Interpretasi Multidisipliner seorang hakim harus juga mempelajari suatu

atau beberapa disiplin ilmu lainnya di luar ilmu hukum. Dengan perkataan

lain, di sini hakim membutuhkan verifikasi dan bantuan dari dari disiplin

ilmu yang berbeda-beda.

m. Interpretasi dalam Kontrak atau Perjanjian adalah menentukan makna yang

harus ditetapkan dari pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh para pihak

dalam kontrak dan akibat-akibat hukum yang timbul kareananya.

n. Interpretasi dalam Perjanjian Internasional yaitu penafsiran dalam

perjanjian-perjanjian internasional, baik yang diatur dalam Konvensi,

pendapat para ahli maupun dari berbagai keputusan pengadilan.

2. Metode Argumentasi yaitu metode penemuan hukum yang diguanakan hakim

apabila dalam mengadili perkara tidak ada peraturan yang mengatur secara

khusus mengenai peristiwa yang terjadi. Metode dalam argumentasi:

a. Metode Konstruksi Analogi (Argumentum Per Analogian) yaitu merupakan

metode penemuan hukum dengan cara memasukan suatu perkara ke dalam

lingkup pengaturan yang sebenarnya tidak dimaksudkan untuk

menyelesaikan perkara yang bersangkutan.

b. Argumentum a contratio atau sering disebut a contrario, yaitu menafsirkan

atau menjelaskan undang-undang yang didasarkan pada perlawanan

Page 81: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

70

pengertian antara peristiwa konkrit yang dihadapi dan peristiwa yang diatur

dalam undang-undang.

c. Penyempitan Hukum. Pada penyempitan hukum, peraturan yang sifatnya

umum diterapkan terhadap peristiwa atau hubungan hukum yang ksusus

dengan penjelasan atau konstruksi dengan memberi ciri-ciri.

3. Konstruksi Hukum yaitu metode untuk menjelaskan kata-kata atau membentuk

pengertian (hukum) yang merupakan alat yang dipakai untuk menyusun bahan

hukum yang dilakukan secara sistematis dalam bentuk bahasa dan istilah yang

baik.

Bahan hukum yang telah diperoleh akan dianalisis secara

kualitatif, dengan menggunakan interpretasi atau penafsiran. Hal ini dilakukan,

karena pada dasarnya baik hukum materill maupun hukum formil sudah

memberikan pengaturan hukum terhadap suatu hubungan hukum yang ada

dalam masyarakat.

Page 82: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

71

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini didasarkan pada data sekunder yaitu Putusan Nomor.

771 K/Pdt. Sus/2010, yang akan diuraikan sebagai berikut:

1. Para Pihak

1.1. Pihak Pemohon

1.1.1. PT. Interkon Kebon Jeruk, yang diwakili oleh Hakim

Saut Simamora, Tjio Johan Kasendra, masing-masing

selaku Direktur, berkedudukan di Jl. Meruya Ilir Raya 14,

Jakarta Barat, dalam hal ini memberi kuasa kepada:

Robertus Ori Setianto, SH.MH. dan kawan, Advokat pada

SS.co D1, Jl. Fachruddin No. 5, Jakarta Pusat, berdasarkan

kuasa khusus tanggal 2 Agustus 2020;

1.1.2. Octavia Widyastuti Alim, betempat tinggal di Permata

Hijau Blok B/32 RT. 015/012, Kelurahan Grogol Utara,

Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Elisabeth

Prayogo, bertempat tinggal di Jl. Kamboja RT. 004

RW.003, Kelurahan Cipete Selatan, Kecamatan Cilandak,

Jakarta Selatan. Swanda Salim, bertempat tinggal di Ruko

Taman Komplek Grawisa Blok D No. 14 A, Jakarta Barat,

Yohanes Hartanto, bertempat tinggal di Ruko Taman

Kebon Jeruk Blok W IV No. 11 Jalan Raya Joglo

Page 83: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

72

Srengseng, Jakarta Barat. Eddy Hartono, bertempat tinggal

di Jl. Duri Utama Raya No. 5 RT. 003 RW. 007, Kelurahan

Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Drs.

Abdul Salam, bertempat tinggal di Komplek Moneter No.

C34 RT. 005 RW. 003, Kelurahan Kembangan Selatan,

Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.Cornelia

Tiosudarmin, bertempat tinggal di Jl.Satria II Blok D No.

81.Trio Jono, bertempat tinggal di Jl. Puri Kembangan

Timur E 1 No. 45, RT. 005/RW. 005 Kelurahan

Kembangan Selatan, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.

Ratna E Jl Tobing, bertempat tinggal di Jl. Taman Kebon

Jeruk J 5/2 Rt. 002/003 Kel. Srengseng, Kec.Kembangan,

Jakarta Barat. Hedy Yani, bertempat tinggal di Jl. Kebon

Jeruk Baru C3 No. 8 Rt. 008/008 Kel.Kebon Jeruk, Kec.

Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Lina Gozali, bertempat tinggal

di Jl. Sanggrahan No.17 Rt. 001/003, Kel. Meruya Utara,

Kec. Kembangan, Jakarta Barat. Liliani Wihardjo,

bertempat tinggal di Taman Kebon Jeruk Blok I VII/44,

Jakarta Barat. Meyliana Susanti Hirawan, bertempat

tinggal di Taman Kebon Jeruk I 7/62, Jakarta Barat.

Herawati Santoso, bertempat tinggal di Taman Kebon

Jeruk G 1/51, Kembangan, Jakarta Barat. Sherwin A. Surja

Atmadja, bertempat tinggal di Taman Kebon Jeruk C 1/26

Page 84: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

73

Rt. 005/09, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat. Drg.

Lizza Christina, bertempat tinggal di Jl. Soka No. 3 Rt.

004/07, Kel. Tambaksari, Kec. Tambaksari, Surabaya.

Waluyo Hadi P, bertempat tinggal di Gria Mas II Blok B

No. 3A, Srengseng, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Sajuri

Kartika Isanto, bertempat tinggal di Jl.Widya Candra 8

No. 6 RT. 008/001 Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta

Selatan. Megahartawan Santoso, bertempat tinggal di

HOS Cokroaminoto No. 24 A Rt. 005/004, Gondangdia,

Menteng. Lingga Iswara, bertempat tinggal di Jl. Kebon

Palma Raya Blok F/33 Rt.016/020, Kedoya Selatan, Kebon

Jeruk, Jakarta Barat. Bong Mei Tjen, bertempat tinggal di

Jl. Widya Chandra 8 No. 6 Rt. 008/01, Senayan, Kebayoran

Baru, Jakarta Selatan. The Sui An, bertempat tinggal di Jl.

Tanah Abang II No. 112 Rt. 09/03, Gambir, Jakarta Pusat.

Savina Gozali, bertempat tinggal di Jl. Taman Daan Mogot

IV No. 5 RT. 001/RW. 001, kesemuanya dalamhal ini

memberi kuasa: Husin Helmi, SH. dan kawan, Advokat

berkantor di Wisma Sejahtera Lt. 2 No. 201 A Jl. S. Parman

Kav. 75, Jakarta Barat, berdasarkan surat kuasa khusus

tanggal 30 Juli 2010 dan tanggal 2 Agustus 2010.

1.1.3. Eddy Yowono, bertempat tinggal di Taman Kebon Jeruk,

Blok E No. 2/3 RT. 001/010 Srengseng Kembangan, Jakarta

Page 85: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

74

Barat. Yanti Husada, bertempat tinggal di Taman Kebon

Jeruk, Blok E No. 2-3 RT. 001/010 Srengseng Kembangan,

Jakarta Barat. Liliany Wihardjo, bertempat tinggal di

Taman Kebon Jeruk Blok 1-7/44 RT. 005/RW. 011,

Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan, Jakarta

Barat. Indriyani, bertempat tinggal di Jl. Tawakal VI/4 RT.

010 RW. 009, Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol,

Jakarta Barat, keempatnya dalam hal ini memberi kuasa

kepada: H. Turaji, SH.MM.M.Hum. dan kawan-kawan,

Advokat pada Global Law Firm, berkantor di Gedung

Lingga Dharma No. 17, Jl. Warung Buncit, Jakarta 12550,

berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 30 Juli 2010;

1.1.4. Rainford Investment Inc, berkedudukan Oliaji Trade

Central 1st floor, Victoria Seychelles, Singapura sebuah

Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan hukum

Singapura, dalam hal ini memberi kuasa kepada: Silvester

Manis, SH. dan kawan-kawan, Advokat pada Kantor

Hukum VERITAS, berkantor di Jl. Kayu Manis Satu Lama,

Palmeriam, Jakarta Timur 13140, berdasarkan surat kuasa

khusus tanggal 30 juli 2010.

Para Pemohon Kasasi dahulu Termohon Pailit.

1.2. Pihak Termohon

Page 86: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

75

1.2.1. Tomi Bungaran dan Dra. Ida Hartono, bertempat tinggal

di Puri Marina No. 8 Ancol, Jakarta Utara;

1.2.2. Bernadet Lianawaty, bertempat tinggal di Pulau Anyer

II/29 Buana Taman Permata;

1.2.3. Budy Hartono, bertempat tinggal di Jl. Pintu Air II/65,

Jakarta;

1.2.4. Heny Anwari, bertempat tinggal di Taman Pluit Murni I

No. 2;

1.2.5. Magdalena Massie, bertempat tinggal di Menun

Pumpungan 3-5, Surabaya;

1.2.6. Rocky Batiaan, bertempat tinggal di Manyar Tompotika

AA 6-7 Surabaya;

1.2.7. Lie Wie-Wie Sulistyo, bertempat tinggal di Jl. Duta Indah

II/25 Jakarta;

1.2.8. Harijanto Kertasasmita, bertempat tinggal di Taman

Kebon Jeruk Blok 06/20, Jakarta Barat;

1.2.9. Inggriati Selamat, bertempat tinggal di Kemanggisan

Utama VIII/1;

1.2.10. Oendi Widjaja, Melinda Rosita Chandrasari, bertempat

tinggal di Gempol Wetan No. 203 danTaman Kebon Jeruk

KI/39;

1.2.11. So Juliata Lenny Sumampouw, bertempat tinggal di

Taman Kebon Jeruk J 13/6, Jakarta Barat;

Page 87: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

76

1.2.12. Ir. Tjandra Kumala Dewi, bertempat tinggal di Jl. Palem

Raya No. 1135, Jakarta Barat, semuanya dalam hal ini

memberi kuasa kepada: Horas Panjaitan, SH. Advokat

berkantor di Horas Panjaitan, SH. & Rekan, Jl. Biak Blok

B3 Lt. 1 (Roxi) Cideng, Gambir, Jakarta Pusat.

Para Termohon Kasasi dahulu Pemohon Pailit.

2. Alasan Pengajuan Kasasi

2.1. Alasan Kasasi Pemohon I

2.1.1. Majelis Hakim Pengadilan Niaga dalam memutus

perkara telah melakukan beberapa kesalahan

penerapan hukum dan melanggar yang berlaku.

a. Judex Facti melakukan pelanggaran berat hukum acara

mengenai Intervensi.

Bahwa dalam proses sidang pemeriksaan perkara

Nomor 03/ Pembatalan Perdamaian/

2010/PN.Niaga.Jkt.Pst. Muncul 3 pihak berkepentingan,

yang mengajukan permohonan intervensi dalam perkara

a quo, yaitu:

- Turut Termohon Kasasi 1 s/d Turut Termohon

Kasasi 9/dahulu Pemohon Intervensi I selaku para

kreditur pembeli kavling Pemohon Kasasi;

Page 88: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

77

- Turut Termohon Kasasi 10 s/d Turut Termohon

Kasasi 13/dahulu Pemohon Intervensi II, juga selaku

para kreditur pembeli kavling Pemohon Kasasi;

- Turut Termohon Kasasi 14/dahulu Pemohon

Intervensi III selaku kreditur separatis Pemohon

Kasasi.

Ketiganya, merupakan pihak-pihak dalam

Perdamaian, yang telah disahkan dalam Putusan Nomor

027/Pailit /2006/PN.Niaga.Jkt.Pst jo Nomor

21K/N/2006 jo Nomor 019PK/N/2006, tanggal 21

April 2009 (selanjutnya disebut "Perdamaian"), yang

dimohonkan pembatalannya oleh Para Termohon

Kasasi/Pemohon Pailit;

Bahwa Para Turut Termohon Kasasi/Para Pemohon

Intervensi selaku pihak dalam Perdamaian, sangat

berkepentingan dengan permohonan pembatalan

Perdamaian, yang diajukan oleh Para Termohon

Kasasi;

Bahwa adanya Putusan Sela untuk menentukan Para

Pemohon Intervensi dapat ikut serta dalam perkara,

kembali ditegaskan Mahkamah Agung RI dalam

Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi

Pengadilan Buku II terbitan Mahkamah Agung RI

Page 89: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

78

tahun 1998, cetakan ke-3 halaman 119 Khusus

Mengenai Intervensi: Interventie (tussenkomst) terjadi:

a. Apabila pihak ketiga merasa mempunyai

kepentingan yang akan terganggu, jika ia tidak ikut

dalam proses perkara itu;

b. Misalnya dalam interventie barang milik

intervenient, yang diperebutkan aleh Penggugat dan

Tergugat. Untuk mendapatkan barang itu dan agar

barang itu dinyatakan sebagai miliknya, maka

interventie diajukan Interventie dikabulkan atau

ditolak dengan putusan sela;

Bahwa Pasal 299 Undang-Undang Kepailitan

menyatakan: "Kecuali ditentukan lain dalam undang-

undang ini maka hukum acara yang berlaku adalah

hukum acara perdata";

Sehingga mengacu pada ketentuan-ketentuan tersebut,

permohonan intervensi dari Para Pemohon Intervensi

haruslah terlebih dahulu diputus dengan Putusan Sela,

apakah intervensi tersebut diterima atau tidak;

Bahwa akan tetapi, Majelis Hakim dalam perkara No.

03/Pembatalan Perdamaian/2010/PN.Niaga.Jkt.Pst.,

ternyata:

Page 90: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

79

a. Sama sekali tidak memberikan kesempatan kepada

Pemohon Kasasi/Termohon Pailit maupun Para

Termohon Kasasi/Pemohon Pailit untuk menanggapi

permohonan intervensi tersebut;

b. Sama sekali tidak mempertimbangkan kepentingan

Pemohon Kasasi/Termohon Pailit maupun Para

Termohon Kasasi/ Pemohon Pailit dalam

permohonan intervensi tersebut;

c. Tidak membuat Putusan Sela apakah menerima atau

menolak adanya intervensi tersebut, tetapi hanya

mengeluarkan Putusan Sela berkaitan dengan adanya

eksepsi Kompetensi Absolut (vide Putusan Sela

Nomor.03/Pembatalan Perdamaian/2010/PN.Niaga.

Jkt.Pst. tgt. 14 Juli 2010);

Bahkan dalam Putusan Nomor. 03/Pembatalan

Perdamaian/2010/PN.Niaga.Jkt.Pst. tgl. 28 Juli 2010,

Majelis Hakim Pengadilan Niaga Sama Sekali Tidak

Menguraikan Adanya Permohonan Intervensi, maupun

Mempertimbangkan dalil-dalil Keberatan Para

Pemohon Intervensi, dengan demikian, Majelis Hakim

dalam Perkara No. 03/Pembatalan

Perdamaian/2010/PN.Niaga.Jkt.Pst, telah melakukan

Page 91: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

80

pelanggaran hukum acara, sehingga putusan a quo cacat

hukum dan haruslah dibatalkan;

b. Judex Facti melanggar ketentuan hukum, dengan tidak

mempertimbangkan Eksepsi Pemohon Kasasi, bahwa

Kuasa Pemohon Pailit tidak mempunyai Legal Standing

untuk memohon Pembatalan Perdamaian.

Bahwa Majelis Hakim tingkat Pertama dalam

Putusannya sama sekali tidak mempertimbangkan

Eksepsi Pemohon Kasasi, bahwa Kuasa Hukum Para

Termohon Kasasi, tidak pernah diberi kewenangan

untuk mengajukan permohonan pembatalan

Perdamaian;

Berdasarkan 12 Surat Kuasa dari prinsipal/Pemohon

Pailit asli (vide Bukti P-1), Sdr. Horas Panjaitan, SH.

selaku Kuasa Hukum Pemohon Pailit, sama sekali tidak

diberi wewenang untuk mengajukan permohonan

pembatalan perdamaian yang dihomologasi dengan

Putusan No. 027/PAILIT/2006/PN.Niaga.jkt.pst. jo.

Nomor. 21 K/N/2006 jo. No. 019PK/N/2006 tgl. 29

April 2009. Bahkan dalam Surat Kuasa tidak disebutkan

sama sekali mengenai permohonan pembatalan

perdamaian, padahal permohonan pembatalan

perdamaian jelas memerlukan Surat Kuasa Khusus,

Page 92: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

81

tidak cukup hanya dengan Surat Kuasa untuk

mengajukan permohonan pailit, dengan demikian,

Putusan Majelis Hakim tingkat pertama yang sama

sekali tidak mempertimbangkan Eksepsi Pemohon

Kasasi telah melanggar ketentuan hukum yang berlaku

dan haruslah dibatalkan.

c. Judex Facti melanggar ketentuan hukum dengan tidak

mempertimbangkan Eksepsi Pemohon Kasasi mengenai

Permohonan Pembatalan Perdamaian Prematur.

Bahwa Majelis Hakim tingkat Pertama dalam

Putusannya sama sekali tidak mempertimbangkan

adanya Eksepsi Pemohon Kasasi, bahwa Perdamaian

baru merupakan perjanjian awal, yang masih harus

ditindaklanjuti pelaksanaannya dengan

penandatanganan Akta Jual Beli, dimana Para

Termohon Kasasi ternyata belum datang untuk

menindaklanjuti Perdamaian dengan memproses Akta

Jual Belinya masing-masing, meskipun telah diundang

oleh Pemohon Kasasi, tetapi Para Termohon Kasasi

yang tidak melaksanakan Perdamaian tersebut malah

mengajukan pembatalan Perdamaian yang telah

disepakati.

Page 93: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

82

Berdasarkan Yurisprudensi tetap Mahkamah Agung RI

Nomor 638K/Sip/1969 tgl. 22 Juli 1970, Putusan

Majelis Hakim tingkat pertama yang tidak

mempertimbangkan Eksepsi Pemohon Kasasi tersebut

merupakan putusan yang kurang cukup

dipertimbangkan, sehingga melanggar ketentuan hukum

yang berlaku dan haruslah dibatalkan.

d. Judex Facti melakukan kesalahan berat penerapan

hukum mengenai Pembuktian.

Pertimbangan putusan Majelis tingkat Pertama halaman

37 alinea 1 dan 2:

"Menimbang bahwa pertimbangan Majelis Hakim

tersebut didasarkan pada bukti surat P-5 yang

dikeluarkan oleh Departemen keuangan RI, Direktorat

Jenderal Pajak menyatakan: "Surat Keterangan bebas

pembayaran Pajak Penghasilan yang bersifat final atas

penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan atau

bangunan terhadap alamat Unit tanah dan/atau

bangunan Taman Kebon Jeruk Blok L.1 Nomor 8;

Menimbang bahwa demikian halnya terhadap bukti

surat (P8, P8a s/d P8u) dan Termohon telah dan tetap

membebankan PPh kepada Para Kreditur di mana

seharusnya biaya pengalihan hak, incasu PPh,

Page 94: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

83

seharusnya para Kreditur dibebaskan dari pembayaran

pajak Penghasilan atas tanah."

Keberatan:

Bahwa Majelis Pengadilan Niaga jelas melakukan

kesalahan berat penerapan hukum, dengan mendasarkan

putusannya atas Surat Bukti P5, P8, P8a s/d P8u dari

Para Termohon Kasasi/Pemohon Pailit, yang seluruhnya

merupakan fotokopi yang tidak dapat menunjukkan

aslinya.

Bahwa selain itu, seluruh bukti a quo bukan merupakan

bukti transaksi Para Termohon Kasasi, melainkan

merupakan bukti milik orang lain yang telah selesai

melaksanakan Perdamaian dengan Pemohon Kasasi

dengan penandatanganan Akta Jual Beli dengan baik

tanpa keberatan/sengketa apapun, sehingga Para

Termohon Kasasi merupakan pihak ketiga yang tidak

memiliki Legal Standing untuk menggunakan bukti

tersebut mendalilkan adanya wanprestasi Pemohon

Kasasi;

Bahwa dengan demikian, putusan Nomor.

03/Pembatalan Perdamaian/2010/PN.Niaga.Jkt.Pst.

didasari bukti-bukti yang tidak sah, sehingga Putusan a

quo haruslah dibatalkan.

Page 95: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

84

e. Judex Facti melakukan kesalahan penerapan hukum

dengan mengabulkan tuntutan Wanprestasi oleh pihak

ketiga yang tidak berhak.

Pertimbangan Putusan Majelis Pengadilan Niaga

halaman 34:

"Menimbang, bahwa Pemohon dalam permohonannya

bertanggal 1Juni 2010 mendalilkan Termohon Pailit PT

lntercon Kebon Jeruk telah melanggar isi perjanjian

perdamaian dan lalai melaksanakan apa yang ditetapkan

dalam lampiran I Proposal Perdamaian tentang biaya

peralihan hak yang dilaksanakan berdasarkan ketentuan

peraturan perUndang-Undangan yang berlaku."

Pertimbangan Putusan Majelis Pengadilan Niaga

halaman 36 alinea terakhir:

"Menimbang bahwa berdasarkan bukti P-7 yang dibuat

aleh PT. Interkon Kebon Jeruk terhadap Blok L.1

Nomor 8 telah membebankan dengan mencantumkan

pembebanan biaya PPh sebesar Rp. 93.487.500,- kepada

Suwarno Dicky Yusuf selaku Kreditur pembeli kavling

Blok L 1/8 ..."

Page 96: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

85

Keberatan:

Bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama keliru

membatalkan permohonan pembatalan perdamaian yang

diajukan oleh Para Termohon Kasasi atas dasar bukti P-

7 untuk kavling Blok L1 No. 8 rnilik orang lain, yaitu

Suwarno Dicky Yusuf (Bukan Pemohon Pailit), karena

Para Termohon Kasasi tidak memiliki Kuasa atau

“Illegal Standing" untuk bertindak mengatas namakan

Suwarno Dicky Yusuf dan transaksi Suwarno Dicky

Yusuf tidak dapat digunakan untuk keuntungan Para

Termohon Kasasi;

Bahwa pertimbangan Putusan a quo jelas melanggar

Pasal 1340 KUHPerdata, yang menyatakan sbb:

"Persetujuan hanya berlaku antara pihak-pihak yang

membuatnya. Persetujuan-persetujuan itu tidak dapat

membawa rugi pada pihak ketiga; tak dapat pihak-pihak

ketiga mendapat mandat karenanya ...";

Bahwa apalagi, pihak ketiga Suwarno Dicky Yusuf

tersebut sama sekali tidak ada sengketa wanprestasi atau

klaim apapun terhadap Pemohon Kasasi, malah

Perdamaian antara Pemohon Pailit dengan pihak ketiga

Suwarno Dicky Yusuf tersebut telah selesai

Page 97: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

86

dilaksanakan dengan baik, dengan telah selesainya

penandatanganan Akta Jual Beli;

Bahwa dengan demikian, jelas Majelis Hakim

Pengadilan Niaga telah melakukan pelanggaran hukum,

sehingga putusan a quo haruslah dibatalkan.

f. Judex Facti melanggar hukum kepailitan dengan

membatalkan Perdamaian tanpa adanya Wanprestasi,

bahkan melanggar hukum menganulir butir-butir

Perdamaian yang telah disepakati dan dihomologasi.

Bahwa Pemohon Kasasi keberatan atas pertimbangan

putusan Majelis tingkat Pertama, halaman 36 Putusan:

"Menimbang bahwa dari bukti surat P2 dihubungkan

dengan bukti surat T3.b (berupa Lampiran I Proposal

perdamaian) yang merupakan satu kesatuan dalam

Perjanjian Perdamaian yang telah dihomologasi dan

oleh Termohon pailit telah lalai memenuhi isi

perdamaian dalam hal: Adanya Termohon Pailit

mewajibkan Pembayaran PPh dan;

Pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama, halaman

38 alinea 1-2Putusan:

"Menimbang bahwa dengan demikian Termohon Pailit

telah tidak memenuhi ketentuan Pasal 1 angka 1.2 yaitu

tidak melaksanakan proposal perdamaian tanggal 1

Page 98: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

87

April 2009, beserta lampiran I Proposal perdamaian

khususnya pada angka Romawi I tentang biaya

peralihan hak yang jumlahnya harus sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku terhadap

pembebanan jenis biaya PPh ...";

Keberatan:

Bahwa Majelis Hakim tingkat Pertama jelas keliru

menyatakan Pemohon Kasasi telah lalai memenuhi isi

perdamaian dengan mewajibkan pembayaran PPh;

Bahwa pengenaan biaya PPh adalah tercantum dalam

Perdamaian yang telah disepakati dalam voting (dengan

suara setuju 98,35%) dan telah dihomologasi,

sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Proposal

Perdamaian.

Pasal 162 UUK menyatakan:

"Perdamaian yang disahkan berlaku bagi semua

Kreditor yang tidak mempunyai hak untuk didahulukan,

dengan tidak ada pengecualian, baik yang telah

mengajukan diri dalam kepailitan maupun tidak”;

Pasal 170 UUK menyatakan:

1) Kreditor dapat menuntut pembatalan suatu

perdamaian yang telah disahkan, apabila Debitor

lalai memenuhi isi perdamaian tersebut;

Page 99: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

88

2) Debitor wajib membuktikan bahwa perdamaian

telah dipenuhi..."

Jadi Perdamaian Pemohon Kasasi yang telah

dihomologasi sah dan mengikat seluruh kreditur

termasuk Para Termohon Kasasi dan berdasarkan Pasal

170 Undang-Undang Kepailitan, satu-satunya alasan

pembatalan perdamaian hanyalah adanya ingkar janji.

Bahwa dengan demikian, butir-butir perdamaian yang

telah disepakati, lebih- lebih telah dihomologasi, telah

mengikat sebagai hukum, sehingga tidak dapat

dibatalkan atas dasar alasan apapun;

Dikuatkan Pasal1338 KUHPerdata:

"Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku

sebagai undangundang bagi mereka yang membuatnya;

Persetujuan-persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali

selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena

alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan

cukup untuk itu; Persetujuan-persetujuan harus

dilaksanakan dengan itikad baik";

Para Termohon Kasasi mengajukan permohonan

pembatalan Perdamaian, dengan alasan keberatan atas

butir-butir yang telah disepakati dalam Perdamaian,

Page 100: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

89

yaitu keberatan mengenai butir biaya PPh, BPHTB

(vide Lampiran I Perdamaian);

Bahwa Para Termohon Kasasi mempersoalkan dan

menolak jumlah besaran PPh 5% dari NJOP tahun

transaksi jual beli dan menggunakannya sebagai alasan

pembatalan Perdamaian, padahal ketentuan tarif

tersebut jelas-jelas ditetapkan oleh Undang-Undang,

bukan oleh Pemohon Pallit;

Ketentuan Peraturan perUndang-Undangan mengenai

jumlah PPh; Pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 71 tahun

2008 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan

Pemerintah No. 48 tahun 1998 tentang Pembayaran

Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan

Hak atas Tanah dan/atau Bangunan:

1) Besarnya Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2 ayat (1) adalah sebesar 5% (lima

persen) dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas

tanah dan/atau bangunan;

2) Nilai pengalihan hak sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) adalah nilai yang tertinggi antara nilai

berdasarkan Akta Pengalihan Hak dengan Nilai Jual

Objek Pajak tanah dan/atau bangunan;

Page 101: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

90

3) Nilai Jual Objek Pajak sebagaimana dimaksud

dalam ayat (2) adalah Nilai Jual Objek Pajak

menurut Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak

Bumi dan Bangunan tahun yang bersangkutan".

Dasar hukum yang dijadikan dasar dalil Para

Termohon Kasasi pun menggunakan bukti

pelaksanaan butir-butir Perdamaian Milik Pembeli

Lain, yang telah selesai Akta Jual Beli dengan baik

tanpa sengketa, sehingga justru membuktikan bahwa

Debitur telah melaksanakan/ memenuhi Perdamaian;

Majelis Hakim dalam tingkat Pertama malah

menganulir begitu saja Perdamaian atas permohonan

sepihak Para Termohon Kasasi yang hanya sebagian

kecil peserta Perdamaian (12 dari 206 kreditur,

mewakili hanya 1% dari total tagihan), yang

menolak tarif yang ditetapkan undang-undang,

sehingga melanggar ketentuan Pasal 162 Undang-

Undang Kepailitan jo. Pasal 170 Undang-Undang

Kepailitan jo. Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor.

71 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga atas

Peraturan Pemerintah Nomor.48 Tahun 1998 tentang

Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari

Page 102: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

91

Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan,

karenanya putusan a quo haruslah dibatalkan.

g. Judex Facti melakukan kesalahan berat mengenai

Penerapan hukum dengan mencampuradukan Biaya

Biro Jasa Pengurusan Sertifikat dengan biaya Sertifikat

menurut Undang-Undang.

Pertimbangan Majelis Hakim tingkat Pertama, halaman

36 alinea 3 Putusan:

"Menimbang bahwa dari bukti surat P2 dihubungkan

dengan bukti surat T3.b. (berupa Lampiran I Proposal

perdamaian) yang merupakan satu kesatuan dalam

Perjanjian Perdamaian yang telah dihomologasi dan

oleh Termohon Pailit telah lalai memenuhi isi

perdamaian dalam hal:

Pembebanan biaya pengukuran yang tidak sesuai

dengan ketentuan peraturan perUndang-Undangan yang

berlaku";

Pertimbangan Majelis Hakim tingkat Pertama, halaman

37 alinea 3-5 Putusan:

"Menimbang bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan

apakah biaya pengukuran/pemecahan Sertifikat (Point

3) dari Lampiran I Proposal Perdamaian sesuai bukti

T.3-b telah dilaksanakan sesuai Penetapan Badan

Page 103: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

92

Pertanahan Nasional (BPN) oleh Majelis Hakim

mempertimbangkan sebagai berikut:

Menimbang bahwa berdasarkan bukti surat (P-7a) oleh

Termohon PT.Interkon Kebun Jeruk telah menerima

uang sejumlah Rp 592.475.000,- dari Suwarno Dicky

Yusuf adalah Kreditur Pembeli Kavling yang

merupakan pihak dalam Perjanjian Perdamaian telah

bersesuaian dengan bukti P-7 dimana telah terjadi

penambahan biaya sebaga imana termaksud pada angka

8 yang dibuat oleh Termohon berupa biaya

perpanjangan SHGB dan jasa dan biaya denda

keterlambatan perpanjangan SHGB dan jasa:

Dengan Demikian:

Berdasarkan bukti surat tersebut di atas telah nyata

secara sederhana bahwa pelaksanaan perjanjian

perdamaian telah terjadi penambahan biaya yang tidak

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang dilakukan oleh PT.Interkon Kebun Jeruk yang

merupakan kelalaian yang bersifat prinsip dan

Eksepsional yang beralasan menurut hukum dituntut

pembatalannya karena telah menyimpang dari lampiran

I proposal perdamaian yang merupakan satu kesatuan

dari perjanjian perdamaian tersebut."

Page 104: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

93

Pertimbangan Majelis Hakim tingkat Pertama, halaman

38 alinea 1-2 Putusan:

"Menimbang bahwa dengan demikian Termohon Pailit

telah tidak memenuhi ketentuan Pasal 1 angka 1.2 yaitu

tidak melaksanakan proposal perdamaian tanggal 1

April 2009, beserta lampiran I Proposal perdamaian

khususnya pada angka Romawi I tentang biaya

peralihan hak yang jumlahnya harus sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku terhadap

pembebanan jenis biaya PPh dan Biaya

pengukuran/pemecahan Sertifikat;

Menimbang bahwa oleh karena Termohon Pailit (PT.

Interkon Kebon Jeruk) telah tidak melaksanakan sesuai

ketentuan peraturan perUndang-Undangan dengan

membebani biaya yang tidak pernah diperjanjikan

dengan kata lain telah membuat ketentuan sepihak. yang

bertentangan atau melanggar ketentuan peraturan

perundang-undangan, yang secara sepihak membuat

ketentuan sehingga merupakan suatu perbuatan yang

melanggar Undang-Undang maka kepada Termohon

tidak dapat diberikan kelonggaran lagi memenuhi

kewajibannya sebagaimana ditentukan Pasal 170 ayat

(3) UUK dan c PKPU dan akibat kelalaian yang

Page 105: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

94

dllakukannya melakukan perbuatan yang bertentangan

dengan undang-undang."

Keberatan:

Bahwa Majelis Hakim tingkat Pertama telah

mencampuradukkan antara biaya

pengukuran/pemecahan Sertifikat dengan biaya jasa

pengurusan Sertifikat. Patut diketahui, bahwa setiap

kreditur (206) pembeli kavling tanahnya spesifik dan

berbeda-beda kategori dan kondisinya (vide Proposal

Perdamaian). Karenanya biaya setiap kreditur sudah

pasti berbeda-beda. Ada yang Sertifikatnya sudah

berakhir sehingga harus diperpanjang, ada yang

sertifikatnya belum terbit (masih girik), ada yang belum

dipecah dari induk, ada yang haknya belum beralih dan

lain- lain;

Bahwa sebagian besar pembeli yang menindaklanjuti

perdamaian tidak bersedia mengurus sendiri Sertifikat

kavlingnya ke Kantor Pertanahan dan meminta pada

Pemohon Kasasi agar urusan tersebut diserahkan saja

pada Biro Jasa. Permintaan pembeli atas jasa

pengurusan tersebut jelas menimbulkan konsekwensi

biaya jasa pengurusan;

Page 106: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

95

Biaya jasa pengurusan tersebut sepenuhnya merupakan

hak Biro Jasa atas permintaan pembeli sendiri, bukan

biaya yang dipukulrata terhadap Pemohon Kasasi atau

kreditur-kreditur lainnya. Pembeli Suwarno Dicky

Yusuf termasuk yang meminta pengurusan Sertifikat

dengan perantaraan Biro Jasa dan wajar karenanya

membayar biaya jasa pengurusan tersebut;

Para Termohon Kasasi belum datang mengurus Akta

Jual Beli kavlingnya dan tidak memahami persoalan

tersebut, secara keliru mencampuradukkan biaya jasa

pengurusan Biro Jasa tersebut sebagai biaya Sertifikat.

Sebagai pihak ketiga yang tidak berkaitan dengan

Suwarno Dicky Yusuf, tanpa mengerti duduk persoalan

Para Termohon Kasasi mendalilkan P-7 sebagai murni

biaya Sertifikat;

Biaya jasa pengurusan Biro Jasa Bukan Merupakan

Obyek Perdamaian, karenanya tidak mungkin

menimbulkan wanprestasi atas Perdamaian dan tidak

dapat dijadikan alasan pembatalan Perdamaian;

Dalil keliru pihak ketiga yang tidak mengerti persoalan

tersebut malah diambil alih begitu saja oleh Majelis

Hakim Tingkat Pertama, yang melakukan kesalahan

penerapan hukum mencampuradukkan biaya jasa

Page 107: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

96

tersebut dengan biaya sertifikat dalam Perdamaian,

karenanya jelas Putusan Judex Facti telah salah

menerapkan hukum dan harus dibatalkan.

h. Judex Facti melakukan kesalahan penerapan hukum

menyatakan bukti Pemohon Kasasi sebagat Fotokopi.

Pertimbangan Judex Facti, halaman 37 alinea terakhir:

"Menimbang bahwa bukti-bukti yang diajukan (T4;

T5a; T5b; T5c1 s/d T5c-3; T5.d-1 s/d T5 d-3 ; T5-e-1

s/d T5-E3; T5-Fl s/d T5-F2; T5-g1 ; T5 h; T5i- l s/d T5

i-3 ; T5-j1 s/d T5-j2; T5-k1 s/d T5-k2 ; T5-L1 s/d T5-

L3; dan T6;T7) karena hanya Foto Copy lagi pula bukti-

bukti tersebut tidak dapat mendukung dalil bantahan

Termohon tentang tidak adanya Penambahan biaya yang

dilakukan dan sebaliknya menurut Majelis Hakim telah

terjadi penambahan biaya yang tidak jelas dasar

perhitungan yang dilakukan oleh Termohon."

Keberatan:

Bahwa Judex Facti jelas melakukan kesalahan

menyatakan bukti-bukti Pemohon Kasasi a quo sebagai

fotokopi;

Persidangan tgl. 1 Juli 2010, PEMOHON KASASI telah

mencocokkan bukti T-4 dengan aslinya;

Page 108: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

97

Persidangan tgl. 14 Juli 2010, Pemohon Kasasi telah

mencocokkan bukti T-5a dan T-5b dengan aslinya;

Persidangan tgl. 14 Juli 2010, Pemohon Kasasi telah

mencocokkan bukti-bukti T-5.c.1 dan T5.c.2, T-5.d.1

dan T-5.d.2, T-5.e.1 dan T-5.e.2, T-5.f.1 dan T-5.f.2, T-

5.g.1 T-5.h, T-5.i.1 dan T-5.i.2,T-5.j.1 dan T-5.j.2, T-

5.k.1, T-5.1.1 dan T-5.I.2 dengan bukti yang telah

dilegalisir sesuai aslinya. Sedangkan bukti T-5 lainnya

merupakan bukti KTP para pembeli yang telah selesai

melaksanakan Perdamaian/Akta Jual Beli/bukti mana

tidak mungkin Pemohon Kasasi memiliki aslinya karena

asli KTP pasti dipegang oleh para pemiliknya;

Bahwa Bukti P-6 dan P-7 bukan merupakan bukti fakta,

tetapi hanya bukti referensi peraturan perundang-

undangan mengenai PPh dan BPHTB (Undang-Undang

Nomor. 20 tahun 2000 dan Undang-Undang No. 71

Tahun 2008) yang aslinya ada pada Sekretariat Negara

yang mengundangkan;

Bahwa bukti-bukti a quo membuktikan bahwa Pemohon

Kasasi selaku Debitur telah melaksanakan isi

Perdamaian dengan para pembeli kavling sebagaimana

disyaratkan Pasal 170 ayat (2) Undang-Undang

Page 109: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

98

Kepailitan, sehingga permohonan pembatalan

Perdamaian haruslah ditolak;

Pasal 170 Undang-Undang Kepailitan menyatakan:

1) Kreditor dapat menuntut pembatalan suatu

perdamaian yang telah disahkan, apabila Debitor

lalai memenuhi isi perdamaian tersebut;

2) Debitor wajib membuktikan bahwa perdamaian

telah dipenuhi.

i. Majelis Hakim tingkat pertama melakukan pelanggaran

Pasal. 172 Undang-Undang Kepailitan dalam

penunjukan Kurator.

j. Pertimbangan Majelis Hakim tingkat Pertama halaman

38 alinea terakhir dan halaman 39 alinea 1 Putusan:

Menimbang bahwa oleh karena PT. Interkon Kebon

Jeruk dinyatakan pailit, maka sesuai Pasal 15 ayat (1)

UUK dan PKPU maka harus pula diangkat Kurator dan

seorang Hakim Pengawas.

Menimbang, bahwa dalam permohonannya oleh

Pemohon telah bermohon dengan dalam putusan

perkara ini ditunjuk dan diangkat saudara Soedeson

Tandra, SH,MHum dan Drs. Joko Prabowo, SH,MH

yang terdaftar di Departemen Hukum sebagai Kurator.

Keberatan:

Page 110: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

99

Bahwa Judex Facti dalam mempertimbangkan dan

memutus mengenai Kurator, telah mengangkat Kurator

baru: Soedeson Tandra, SH, Mhum dan Drs. Joko

Prabowo, SH,MH, tanpa pertimbangan sama sekali

mengenai Kurator Pemohon Kasasi saat pailit sebelum

terjadi Perdamaian, Sdr. Yan Apul, SH., hal mana

secara nyata telah melanggar ketentuan Pasal 172 UUK;

Pasal 172 UUK ayat (1) dan (2):

1) Dalam putusan pembatalan perdamaian

diperintahkan supaya kepailitan dibuka kembali,

dengan pengangkatan seorang Hakim Pengawas,

Kurator dan anggota panitia kreditor apabila ...”.

2) Hakim Pengawas, Kurator dan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) sedapat mungkin diangkat

dari mereka yang dahulu dalam kepailitan tersebut

telah memangku jabatannya.

Dengan demikian jelas Putusan Judex Facti merupakan

putusan yang melanggar hukum dan harus dibatalkan.

2.2. Alasan Kasasi Pemohon II

2.2.1. Para Pemohon Kasasi sangat kebertan terhadap

Putusan Pailit untuk PT. Interkon Kebon Jeruk dan

oleh karena itu menolak dengan tegas-tegas Putusan

Judex Facti tersebut. Putusan Pailit terhadap PT.

Page 111: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

100

Interkon Kebon Jeruk adalah Putusan yang tidak adil

bagi para pembeli kavling sebagai masyarakat.

a. Putusan Pailit Majelis Hakim terhadap PT. Interkon

Kebon Jeruk sama sekali tidak mencerminkan rasa

keadilan. Putusan Judex Facti merupakan putusan yang

tidak menggali, tidak mengikuti dan tidak memahami

nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam

masyarakat, khususnya terhadap ..para pembeli kavling

sebagai masyarakat yang merasakan dampak langsung

kepailitan ini;

b. Pasal 28 UU No. 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan

Kehakiman secara jelas mewajibkan hakim untuk

menggali rasa keadilan masyarakat:

“Hakim wajib menggali, mengikuti dan memahami

nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam

masyarakat";

c. Putusan Judex Facti telah melahirkan ketidakadilan bagi

mayoritas pembeli kavling karena putusan tersebut telah

membuat kekacauan dalam proses pelaksanaan

Perjanjian Perdamaian yang telah dihomologasi yang

sudah disepakati sebelumnya oleh PT. lnterkon Kebon

Jeruk dan kreditur;

Page 112: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

101

d. Kondisi kekacauan yang akan terjadi setelah PT.

Interkon Kebon Jeruk pailit adalah para pembeli kavling

yang sudah melaksanakan penandatanganan PPJB

maupun Akta Jual Beli dengan PT. Interkon Kebon

Jeruk dan telah membayar pajak-pajak namun sertifikat-

sertifikatnya saat ini masih atas nama PT. Interkon

Kebon Jeruk karena masih dalam proses di Badan

Pertanahan Nasional, mau tidak mau harus kehilangan

haknya karena tanah-tanah yang masih bersertifikat atas

nama PT. Interkon Kebon Jeruk tersebut otomatis akan

ditarik menjadi boedel pailit, untuk selanjutnya dilelang

dan dibagikan secara pro rata kepada kreditur. Status

Para Pembeli kavling akan berubah menjadi kreditur

dan kehilangan hak atas tanah yang sudah dibelinya;

e. Hal tersebut tidak adil karena pembeli kavling yang

sudah melaksanakan perjanjian perdamaian bersama-

sama dengan PT. Interkon Kebon Jeruk dipaksa hilang

hak atas tanahnya dan akan menjadi setara dengan

kreditur-kreditur yang belum melaksanakan perjanjian

perdamaian (Para Pemohon Pailit);

f. Para Pemohon Pailit hanya segelintir kreditur (12 orang)

yang berlawanan pendapat dengan mayoritas kreditur,

dimana 12 orang Pemohon melawan 194 pembeli

Page 113: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

102

kavllng (rasionya 1 % pembeli kavllng membatalkan

perjanjian perdamaian yang mengakibatkan kurang

lebih 99% kreditur termasuk pembeli kavling terampas

haknya);

g. Singkat kata Para Pemohon Pailit sendiri belum pernah

melaksanakan kewajiban tetapi malah justru

mempailitkan PT. Interkon Kebon Jeruk dan

mengakibatkan pihak lain yang sudah melaksanakan

kewajiban kehilangan haknya;

h. Dengan demikian putusan Judex Facti tersebut

bertentangan dengan kepentingan umum yang lebih

tinggi dan jauh lebih besar yaitu hak-hak mayoritas

pembeli kavling dan kreditur lain yang dirugikan

dengan adanya kepailitan ini;

Judex Facti sungguh telah lalai menggali rasa keadilan

dalam masyarakat sebagaimana diwajibkan dalam Pasal

28 ayat (1) Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman.

Para pembeli kavling yang telah melaksanakan

Perjanjian Perdamaian adalah masyarakat yang harus

secara seksama diperhatikan oleh Judex Facti sebelum

memutus perkara pailit ini, dengan adanya putusan

pailit, akan terjadi ketidakadilan yang dialami oleh

Pemohon Kasasi, yaitu:

Page 114: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

103

a) Adapun dengan tidak dimungkinkannya lagi

perdamaian dalam kepailitan jilid kedua (pailit

karena pembatalan perdamaian), maka berdasarkan

Pasal 175 ayat (1) UU Kepailitan dan PKPU, maka

tanpa ampun seluruh aset atas nama Termohon Pailit

akan dilelang untuk dibagikan kepada kreditur

sehingga tidak ada harapan lagi kreditur bagi

Pemohon Kasasi untuk memiliki tanah, padahal

Pemohon Kasasi sudah melakukan PPJB lunas

ataupun AJB dan telah rnembayar pajak PPh dan

BPHTB;

b) PPh dan BPHTB yang disetorkan kepada Negara

tidak mungkin ditarik lagi sehingga Pemohon Kasasi

kehilangan uangnya;

c) Para Pemohon Pailit yang tidak pernah

melaksanakan perjaniian perdamaian bisa duduk

setara dengan Pemohon Kasasi sebagai pembeli

kavling yang telah beritikad baik melaksanakan

kewajibankewajiban berdasarkan perjanjian

perdamaian (kreditur konkuren yang sama haknya).

Kalaupun Termohon pailit tidak menyetujui

proposal perdamaian atau ingin menawar-nawar

biaya, harusnya dari awal saja mereka menunjukan

Page 115: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

104

diri sebagai pihak yang tidak menyetujui perjanjian

perdamaian. Terkait dalam hal ini .mereka

menyetujui perjanjian perdamaian, kemudian disaat

para pembeli kavling lain sudah mulai melaksanakan

perjanjian perdamaian, tiba-tiba mereka yang tidak

melaksanakan perjanjian perdamaian membatalkan

perjanjian perdamaian yang sudah dilaksanakan oleh

sebagian pembeli kavling;

d) Pemohon kasasi juga merasakan ketidakadilan

dengan tidak adanya perlindungan hukum sebagai

konsekuensi dari putusan pailit yang dibuat oleh

Judex Facti. Pemohon kasasi sudah beritikad baik

melaksanakan perjanjian perdamaian bersama

dengan termohon pailit, tetapi kemudian di tengah

jalan dibatalkan oleh pemohon pailit yang tidak

pernah melaksanakan perianjian perdamaian.

Pemohon Pailit mengalami tidak adanya

perlindungan terhadap kreditur walaupun dia sudah

melaksanakan kewajibannya sehubungan dengan

perjanjian perdamaian tersebut. Apalagi kasus pailit

ini diajukan oleh para kreditur yang belum

melaksanakan perjanjian;

Page 116: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

105

e) Kalau Pemohon Pailit yang belum pernah

melaksanakan perjanjian perdamaian tidak setuju

terhadap perjanjian perdamaian yang telah

dihomologasi dengan keinginan menawar-nawar

biaya, maka seharusnya jangan menggunakan

instrument Undang-Undang Kepailitan karena akan

berdampak negatif terhadap kreditur-kreditur lain

yang sudah menjalankan perjanjian perdamaian

bersama Termohon Pailit;

2.2.2. Judex Facti telah salah dalam Penerapan hukum atau

melanggar hukum yang berlaku.

a. Tidak adanya putusan sela atas permohonan intervensi;

Atas intervensi yang diajukan oleh pemohon kasasi di

tingkat pengadilan negeri, Hakim tidak pernah

memberikan putusan sela atas intervensi yang diajukan;

Berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No.

305 K/Sip/1962 tgl. 9 Januari1962 dan Yurisprudensi

MA RI No. 731 K/Sip/1975, tgl. 16 Desember 1976,

maka atas permohonan intervensi tersebut harus

dipertimbangkan dan diputus dalam suatu putusan sela;

Tidak adanya putusan sela atas legal standing

intervenient memiliki arti bahwa: "Majelis Hakim telah

meIanggar hukum acara dan oleh karenanya putusan

Page 117: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

106

harus dibatalkan dan selain itu hal ini berarti Majelis

Hakim mengabaikan eksistensi dan kepentingan kreditur

lain (para pembeli kavling).

b. Bukti Fotocopy menjadi dasar mempailitkan PT. Interkon Kebon

Jeruk;

Judex Facti masih mempertimbangkan bukti-bukti

fotocopi yang diajukan oleh Termohon Kasasi/Pemohon

Pailit, padahal bukti fotocopi tersebut bisa dikonfirmasi

kebenarannya pada saat sidang , baik karena tidak ada

aslinya maupun tidak ada bukti lainnya yang merujuk

kebenaran fotocopi tersebut;

Akibatnya adalah putusan pailit didasarkan pada

dokumen yang tidak terkonfirmasi kebenarannya

sehingga putusan tersebut telah merobek nilai-nilai

kebenarannya;

Hal ini sebenarnya telah menjadi pengetahuan umum di

dalam hukumacara berdasarkan;

Pasal 1888 KUHPerdata:

"Kekuatan Pembuktian suatu bukti tulisan adalah pada

aktanya asli. Apabila akta yang asli itu ada maka salinan-

salinan serta ikhtisarikhtisarhanyalah dapat dipercaya,

sekedar salinan-salinan serta ikhtisar- ikhtisar itu sesuai

dengan aslinya";

Page 118: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

107

Yurisprudensi Tetap Mahkamah Agung RI No. 3609

K/Pdt/1985 tanggal 9 Desember 1987:

"Surat bukti yang hanya berupa fotocopy dan tidak

pernah ada surat aslinya oleh karena mana surat bukti

tersebut harus dikesampingkan."

Judex Facti yang mendasarkan pada bukti Fotocpy yang

tidak terkonfirmasi kebenarannya adalah putusan yang

melanggar hukum.

c. Perjanjian Perdamaian sebagai Pactum Sunt Servanda tidak

diakui;

Majelis Hakim melanggar hukum karena tidak

mempertimbangkan bahwa: pactum sunt servanda

berlaku pada perdamaian yang disepakati juga oleh

Termohon Kasasi/Pemohon Pailit dalam perjanjian

perdamaian yang telah dihomologasi sudah jelas bahwa

PT. Interkon Kebon Jeruk tidak mempunyai biaya untuk

membayar PPh sehingga berdasarkan kesepakatan di

Perjanjian Perdamaian, PPh tersebut ditanggung oleh

pembeli;

Lampiran 1 Proposal Perdamaian;

Biaya Peralihan Hak yang harus dibayarkan oleh Kreditur

meliputi biaya-biaya sebagai berikut:

a) BPHTB (baik tanah maupun bangunan)

Page 119: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

108

b) PPh

c) Biaya PengukuranlPemecahan Sertifikat

d) dst .

Jadi, PPh yang ditanggung oleh pembeli dan telah

disetorkan kepada negara bukanlah pengingkaran

terhadap perjanjian perdamaian.

2.3. Alasan Kasasi Pemohon III

2.3.1. Judex Facti telah salah menerapkan hukum

a. Putusan Judex Facti tidak menerapkan asas memuat

dasar alasan yang jelas dan rinci.

Judex Facti telah salah dalam menerapkan hukum karena

dalam putusannya tidak memuat dasar alasan yang jelas

dan rinci dalam mempertimbangkan eksepsi Termohon

Pailit, Pemohon Intervensi I, Pemohon Intervensi II

(sekarang Para Pemohon Kasasi), dan Pemohon

Intervensi III. Bahwa dalam mengadili Judex Facti pada

"Tentang Pertimbangan Hukumnya" sampai dengan

amar putusan tidak terdapat pertimbangan hukum

mengenai eksepsi Termohon Pailit, Pemohon Intervensi

I, Pemohon Intervensi II (sekarang Para Pemohon

Kasasi), dan Pemohon Intervensi III oleh karenanya

putusan yang demikian haruslah dibatalkan. Bahwa

Termohon Pailit, Pemohon Intervensi I, Pemohon

Page 120: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

109

Intervensi II (sekarang Para Pemohon Kasasi), dan

Pemohan Intervensi III telah mengajukan Eksepsi

Kompetensi Absolut, Eksepsi Kompetensi Relatif dan

Eksepsi mengenai pokok perkara. Bahwa dalam UU No.

37 Tahun 2004 memang tidak ada aturan khusus yang

mengatur tentang penyelesaian eksepsi dalam perkara

Niaga namun berdasarkan Pasal 299 UU No. 37 Tahun

2004 menyebutkan "Kecuali ditentukan lain dalam

Undang-undang ini maka hukum acara yang berlaku

adalah Hukum Acara Perdata". Judex facti seharusnya

menyelesaikan eksepsi yang diajukan Termohon Pailit,

Pemohon Intervensi I, Pemohon Intervensi II (sekarang

Para Pemohon Kasasi), dan Pemohon Intervensi III

menggunakan aturan Pasal 136 HIR. Berdasarkan Pasal

136 HIR cara penyelesaian eksepsi lain diluar Eksepsi

Kompetensi seharusnya diputus bersama-sama dalam

Pokok Perkara. Dengan demikian, pertimbangan dan

amar putusan mengenai eksepsi dan pokok perkara

dituangkan bersamaan secara keseluruhan dalam putusan

akhir. (M. Yahya Harahap, S.H., 2006 hal. 428).

b. Melanggar Ketentuan Formalitas Salinan Putusan.

Bahwa salinan putusan yang dilakukan oleh Majelis a

quo dalam perkara tersebut, yaitu dengan adanya 2 (dua)

Page 121: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

110

salinan putusan, yaitu putusan sela dan putusan akhir

dalam satu nomor perkara yang sama, namun dengan

pihak-pihak yang sangat berbeda. Bahwa dalam Putusan

Sela, Majelis a quo mengkelompokkan pihak- pihak

Pemohon Intervensi, dalam 3 (tiga) kelompok

intervenient berdasarkan 3 (tiga) orang Kuasa Hukum

yang mengajukannya, yaitu:

a) Pemohon Intervensi Kelompok I, terdiri dari : Octavia

Widyastuti Alim, Drs. Abdul Salam, Trio Jono,

Elisabeth Prayogo, Sajuri Kartika Isanto, Eddy

Hartono, Yohanes Hartanto, Swanda Salim, Cornelia

Tiosudarmin;

b) Pemohon Intervensi Kelompok II, terdiri dari : Eddy

Yuwono, Yanti Husada, Liliany Wihardjo, Indriyani,

PT. Sari Kebon Jeruk Permai;

c) Pemohon Intervensi Kelompok III, terdiri dari:

Rainford Investment Inc.

Padahal masing-masing Pemohon Intervensi, walaupun

ada yang memberikan kuasa kepada orang yang sarna,

haruslah dipandang sebagai pihak yang berdiri sendiri,

bahkan surat kuasa yang diberikan juga berbeda-beda.

Perlu diingat bahwa yang mengajukan Permohonan

Intervensi bukanlah Kuasa Hukum, melainkan pihak

Page 122: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

111

yang berkepentingan, sedangkan Kuasa Hukum hanyalah

mewakili pihak yang berkepentingan tersebut. Dengan

demikian, seharusnya ada 15 (lima belas) Pemohon

Intervensi dalam perkara ini, bukan hanya 3 Pemohon

Intervensi. Bahwa keanehan dalam salinan putusan

berlanjut, dengan Salinan Putusan akhir, yang bahkan

tidak lagi mencantumkan ke-15 pihak Pemohon

Intervensi tersebut sebagai pihak dalam perkara. Padahal

dalil ke-15 Pemohon Intervensi telah diperiksa dan

dipertimbangkan dalam Putusan Sela, dengan demikian

ke-15 Pemohon Intervensi telah ikut masuk sebagai

pihak dalam perkara. Dengan demikian, ada 2 (dua)

salinan putusan dalam 1 (satu) perkara yang sama,

namun memiliki pihak-pihak yang berbeda. Sesuai

dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 130

K/Sip/1952, tgl. 2 juli 1955, dinyatakan bahwa: "Putusan

harus menyebut pihak-pihak yang berperkara”. Jelaslah

bahwa Majelis Hakim a quo telah melakukan kesalahan

berat dalam pertimbangannya dan dalam membuat

salinan putusan dalam perkara a quo, oleh karenanya

haruslah dibatalkan.

c. Berkenaan dengan penerapan Pembuktian Secara

Sederhana yang dipaksakan pemberlakuannya.

Page 123: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

112

Bahwa judex Facti telah salah dalam melaksanakan/

menerapkan hukum yang berlaku, yakni berkenaan

dengan penerapan Pembuktian Secara Sederhana

sebagaimana dipersyaratkan oleh Undang-undang

Nomor 37 tahun 2004. Bahwa permohonan pailit

yang dilakukan oleh Termohon Kasasi didasarkan

Pasal 170 ayat (1) Undang-undang Nomor 37 Tahun

2004. Sementara asas sederhana yang diterapkan

dalam Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004

hanya berkenaan dengan Fakta adanya dua atau

lebih kreditor dan fakta utang telah jatuh waktu dan

tidak dibayar namun dalam pertimbangan hukumnya

Judex Facti dalam pertimbangan hukumnya untuk

membuktikan Termohon Pailit melakukan

wanprestasi atau tidak menggunakan asas

pembuktian secara sederhana.

d. Judex Facti telah salah melakukan penafsiran hukum

terhadap keberadaan Perjanjian Perdamaian yang telah

dihomologasi.

Perjanjian Perdamaian adalah wujud semangat win-win

solution. Bahwa perjanjian perdamaian yang telah

disepakati adalah wujud semangat win-win solution, dimana

para pihak yang berperkara berusaha untuk saling

Page 124: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

113

memberikan keuntungan dan menghindari terjadinya

kerugian bagi salah satu pihak yang berperkara. Semangat

kekeluargaan adalah motivasi yang sudah seharusnya

dipupuk dan dipelihara dalam menyelesaikan suatu masalah

terutama dalam lapangan hukum perdata.

e. Melanggar ketentuan Pasal 172 Undang-Undang

Nomor 37 Tahun 2004.

Bahwa putusan Judex Facti yang mengangkat

Soedeson Tandra, SH,MHum dan Drs. Joko Prabowo,

SH,MH sebagai kurator melanggar ketentuan pasal 172

UU No. 37 tahun 2004, sebagaimana dikutip, sebagai

berikut: "(2) Hakim Pengawas, Kurator dan anggota

panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sedapat

mungkin diangkat dari mereka yang dahulu dalam

kepailitan tersebut telah memangku jabatannya";

Bahwa sesuai dengan ketentuan tersebut, maka

seharusnya Hakim Pengawas, Kurator dan anggota

panitia kreditur diangkat dari mereka yang terdahulu

memegang jabatan tersebut, kecuali tentu saja kalau ada

halangan untuk itu; Judex Facti dalam putusannya,

sama sekali tidak memberikan pertimbangan tentang

apa alasannya tidak mengangkat Kurator yang lama,

yaitu Sdr. Yan Apul, SH sebagai kurator. Memang

Page 125: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

114

benar, kewenangan untuk mengangkat Kurator ada

pada Judex Facti. Namun kewenangan tersebut tidak

boleh digunakan secara sewenangwenang, melainkan

harus taat pada ketentuan hukum dan

perundangundangan yang berlaku. Tidak ada alasan

sama sekali kenapa Judex Facti tidak mengangkat

kurator yang lama untuk menyelesaikan hal ini. Bahkan

kurator yang lama, sama sekali tidak pernah dimintakan

keterangan atau pendapat mengenai hal ini.

f. Judex Facti telah melanggar asas-asas dalam Undang-

Undang Nomor 37 Tahun 2004.

Bahwa dalam Penjelasan Undang-undang Nomor 37

tahun 2004 dijelaskan bahwa Undang-undang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang didasarkan pada beberapa asas:

a) Asas Keseimbangan

Bahwa asas keseimbangan dalam Undang-undang

Nomor 37 tahun 2004 mengatur beberapa ketentuan

yang merupakan perwujudan dari asas kesimbangan,

yaitu di satu pihak, terdapat ketentuan yang dapat

mencegah terjadinya penyalahgunaan pranata dan

lembaga kepailitan oleh Debitor yang tidak jujur, di

lain pihak terdapat ketentuan yang dapat mencegah

Page 126: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

115

terjadinya penyalahgunaan pranata dan lembaga

kepailitan oleh Kreditor yang tidak beritikad baik.

Pelanggaran yang dilakukan oleh judex facti jelas

ternyata dengan diabaikannya penyalahgunaan

pranata dan lembaga kepailitan oleh kreditor yang

tidak bertikad baik yang dalam perkara a quo adalah

Termohon Kasasi. Bahwa faktanya berdasarkan

Proposal Perdamaian tangga l 1 April 2009 (Vide

Bukti PI.II-2), Pemohon Pailit (kecuali Heny

Anwari) merupakan sebagian kecil dari 206 Kreditor

Termohon Pailit (Vide Bukti PI.II-3), yang artinya

masih banyak kreditor lain yang bersedia tunduk

untuk tetap dilakukannya perjanjian perdamaian.

Fakta dan nyata bahwa itikad tidak baik Termohon

Kasasi dilakukan dengan cara memanfaatkan

Suwarno Dicky Yusuf untuk melakukan AJB atas

tanah yang telah dibelinya sampai dengan

selesainya/diterimanya sertipikat Hak Guna

Bangunan atas nama Suwarno Dicky Yusuf. Dalam

perjalanannya Termohon Kasasi menggunakan

momentum atas biaya-biaya yang dikeluarkan dan

disepakati oleh Suwarno Dicky Yusuf untuk

pengurusan Akta Jual Beli dan sertifikasi

Page 127: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

116

(pengurusan sertipikat Hak Guna Bangunan) sebagai

suatu bentuk wanprestasi Termohon Pailit terhadap

Perjanjian Perdamaian dengan dalil bahwa biaya-

biaya tersebut tidak terdapat dalam Proposal

Perdamaian yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Perjanjian Perdamaian yang telah

dihomologasi. Faktanya biaya-biaya yang

dikeluarkan oleh Suwarno Dicky Yusuf benar-benar

digunakan untuk pengurusan Akta Jual Beli dan

pembuatan Sertipikat Hak Guna Bangunan dan

proses sertifikasi sudah selesai dengan keluarnya

Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor.

7643/Srengseng, Sertipikat Hak Guna Bangunan

Nomor. 7644/ Srengseng, dan Sertipikat Hak Guna

Bangunan Nomor.7682/Srengseng (Vide Bukti PI.II-

7a s/d PI.II-7c). Jika memang jika biaya-biaya yang

dibebankan kepada Suwarno Dicky Yusuf

melanggar ketentuan yang berlaku dan Perjanjian

Perdamaian seharusnya dengan diawali itikad baik

Suwarno Dicky Yusuf meminta pengembalian dari

Termohon Pailit. Judex Facti seharusnya

mempertimbangkan adakah perbuatan melawan

hukum yang dilakukan oleh Termohon pailit

Page 128: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

117

terhadap Termohon Kasasi berkaitan dengan biaya-

biaya yang dituduhkan oleh Termohon Kasasi.

b) Pelanggaran terhadap asas Kelangsungan Usaha

Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 terdapat

ketentuan yang memungkinkan perusahaan Debitor

yang prospektif tetap dilangsungkan. Perjanjian

Perdamaian yang telah dihomologasi dicapai secara

susah payah dengan mendatangkan investor asing

(Pemohon Intervensi III) dengan maksud dan tujuan

agar kelangsungan hidup Termohon Pailit tetap

terjaga. Namun Judex Facti sama sekali tidak

mempertimbangkan efek positif dan negatif dari

dipailitkannya kembali Termohon Pailit. Judex Facti

tidak mempertimbangkan keberadaan Kreditor lain

yang jauh lebih banyak jumlahnya. Undang-Undang

Nomor. 37 Tahun 2004 dibentuk bukan untuk

mematikan dunia usaha namun untuk memberikan

kepastian hukum agar Kreditor secara hukum

mendapatkan jaminan terhadap piutang-piutangnya

dengan dibuka peluang adanya penundaan

pembayaran utang.

Page 129: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

118

c) Pelanggaran terhadap asas Keadilan.

Terkait dalam kepailitan asas keadilan mengandung

pengertian, bahwa ketentuan mengenai kepailitan

dapat memenuhi rasa keadilan bagi para pihak yang

berkepentingan. Dalam pertimbangan hukumnya

halaman 36 judex facti menyatakan sebagai berikut

"Menimbang bahwa berdasarkan bukti P-7 yang

dibuat oleh PT. Interkon Kebon Jeruk terhadap Blok

L 1 Nomor 8 telah membebankan dengan

mencantumkan pembebanan biaya PPh sebesar Rp.

93.487.500,- kepada Suwarno Dicky Yusuf selaku

Kreditur pembeli kavling Blok L.1/8 hal mana telah

bertentangan dengan Lampiran / proposal

perdamaian (Bukti T3-b) dimana seharusnya

Termohon Pailit tidak membebankan atau

mengembalikan biaya PPh yang tidak sesuai dengan

ketentuan perundangan yang berlaku berdasarkan

akta perdamaian. Bahwa kalimat: "dimana

seharusnya Termohon Pailit tidak membebankan

atau mengembalikan biaya PPh yang tidak sesuai

dengan ketentuan perundangan yang berlak." terlihat

jelas jika judex facti memberikan alternative putusan

hukum yaitu dengan kalimat " atau mengembalikan

Page 130: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

119

biaya PPh yang tidak sesuai dengan ketentuan

perundangan yang berlaku". Haruskah Termohon

Pailit dinyatakan pailit Hanya Lantaran Terdapat

Kelebihan Biaya-Biaya ?? Alangkah lebih arif dan

bijaksana jika Termohon Pailit diberikan

kesempatan untuk mengembalikan biaya-biaya

tersebut sebagai amanah Undang-Undang Nomor.

37 Tahun 2004 Pasal 170 ayat (3) yang

menyebutkan: "Pengadilan berwenang memberikan

kelonggaraan kepada Debitor untuk memenuhi

kewajibannya paling lama 30 (tiga puluh) hari

setelah putusan pemberian kelonggaran diucapkan".

Pelanggaran judex facti jelas dan nyata sebenarnya

bisa diputusakan alternative yang lebih solutif yaitu

dengan memberikan kelonggaran untuk

Mengembalikan Kelebihan Biaya Yang Telah

Dibayarkan Oleh Suwarno Dicky Yusuf Kepada

Termohon Pallit. Jika Judex Facti mau memberikan

kelonggaran kepada Termohon Pailit tentu Tidak

Merugikan Kreditur Lain Termasuk Kreditur Yang

Mengajukan Permohonan Pailit. Terlepas dari alasan

tersebut di atas jika diberikan kelonggaran lebih

bermanfaat oleh karena pada dasarnya tujuan

Page 131: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

120

Putusan adalah: Keadilan, Kepastian Hukum Dan

Kemanfaatan.

d) Pelanggaran terhadap asas Integrasi;

Asas integritas dalam Undang-Undang Nomor. 37

Tahun 2004 mengandung pengertian bahwa system

hukum formil dan hukum materiilnya merupakan

satu kesatuan yang utuh dari system hukum perdata

dan hukum acara perdata nasional. Pelanggaran

Judex Facti terhadap hukum formil dan materiil

secara keseluruhan ditunjukkan/hal-hal yang

merupakan alasan-alasan kasasi dari Pemohon

Kasasi.

3.1.2. Judex Facti telah lalai memenuhi syarat-syarat yang

diwajibkan oleh peraturan perUndang-Undangan.

a. Amar putusan tidak mencantumkan mengenai

ditolaknya Eksepsi dan diterima atau tidaknya

Permohonan Intervensi.

Permohonan Pailit diajukan Pemohon

Pailit/Termohon Kasasi pada tanggal 01 Juni 2010

yang deregister oleh Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.0 3/Pembatalan

Perdamaian/ 2010/ PN.Niaga.Jkt.Pst.

Sidang pertama pada tanggal 14 Juni 2010;

Page 132: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

121

Pada tanggal 30 Juni 2010 Pemohon Intervensi

Il/Pemohon Kasasi mengajukan intervensi yang pada

saat itu agenda persidangan adalah Pembuktian dari

Pihak Pemohon Pailit;

Pada tanggal 01 Juli 2010 agenda sidang pembuktian

dari Termohon Pailit dan Pemohon Intervensi;

Pada tanggal 05 Juli 2010 pengajuan bukti Eksepsi

Kompetensi Absolut dari pihak-pihak yang

mengajukan Eksepsi Kompetensi Absolut termasuk

Pemohon Kasasi;

Pada tanggal 14 Juli 2010 pembacaan Putusan Sela

terhadap Eksepsi Kompetensi Absolut bukan tanggal

07 Juli 2010 sebagaimana disebutkan dalam putusan

halaman 2;

Bahwa Putusan Sela tersebut hanya mengenai

kompetensi absulut saja. Bahwa faktanya dalam

Putusan Judex Facti sama sekali tidak menyebutkan

tentang ditolak/diterimanya eksepsi dan Permohonan

Intervensi. Hal tersebut melanggar asas bahwa amar

putusan mesti dirinci sebagaimana putusan

Mahkamah Agung Nomor 698 K/Sip/1969. Bahwa

selanjutnya, judex facti juga telah melakukan

kesalahan berat dalam penerapan hukum acara, karena

Page 133: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

122

tidak membuat pertimbangan tentang diterima atau

ditolaknya permohonan intervensi yang diajukan oleh

ke-15 Pemohon Intervensi tersebut.

b. Bahwa Judex Facti sama sekali tidak memberikan

pertimbangan hukum terhadap eksepsi yang diajukan

oleh Pemohon Intervensi II untuk Eksepsi

Permohonan Pembatalan Perdamaian yang diajukan

adalah Prematur.

3.1.3. Judex Facti telah melampaui batas wewenang.

Bahwa pertimbangan hukum yang demikian adalah

pertimbangan hukum yang keliru dan karenanya Judex

Facti telah nyata-nyata melampaui batas

kewenangannya dengan alasan sebagai berikut:

Tuntutan tentang adanya wanprestasi adalah bukan

persoalan sederhana yang memerlukan pembuktian yang

lebih teliti. Bahwa konsep utama pembuktian secara

sederhana digunakan manakala hanya jika dilihat secara

fakta dengan bukti tertulis saja sudah bisa menunjukkan

bahwa gugatan/permohonan adalah benar secara hukum.

Konsep pembuktian secara sederhana lebih tepat kepada

perkara-perkara voluntair yang tidak melibatkan banyak

pihak sehingga pemeriksaannya dapat dilakukan dengan

acara cepat; Pembuktian secara sederhana yang dianut oleh

Page 134: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

123

Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 hanya digunakan

pada saat permohonan pailit yang pertama sehingga

pemeriksaannya tunduk kepada Pasal 8 ayat (4) Undang-

undang Nomor 37 Tahun 2004. Perkara a quo permohonan

pailit yang diajukan oleh termohon kasasi adalah didasarkan

pada tuduhan wanprestasi terhadap Perjanjian Perdamaian.

Hubungan hukum antara Termohon Pailit dengan Pemohon

Pailit adalah hubungan hukum yang diwadahi oleh

perjanj ian. Alangkah lebih tepat jika pembuktian dilakukan

dengan acara biasa yang dilakukan oleh Pengadilan Umum

(masuk dalam ranah perkara perdata biasa).

3.1.4. Termohon Pailit tidak terbukti lalai dalam melaksanakan

Perjanjian Perdamaian.

Bahwa judex facti dalam mengabulkan Permohonan Pailit

atas dasar Termohon Pailit telah lalai dengan membebankan

PPh kepada Pemohon Pailit adalah keliru dengan alasan

sebagai berikut:

a. Tidak ada pembayaran PPh dari Pemohon Pailit untuk

Pembebanan PPh. Bukti yang diajukan berkaitan dengan

Pembebanan PPh yaitu Bukti P-7a yang hanya ditujukan

Kepada Suwarno Dicky Yusuf. Bukan Bukti pembayaran

Pemohon Pailit;

Page 135: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

124

Bahwa pertimbangan hukum judex facti halaman 37 yang

menyebutkan: "Menimbang bahwa demikian halnya

terhadap bukti surat (P8, P8a s/d P8u) oleh Termohon

telah dan tetap membebankan PPh kepada Kreditor

dimana seharusnya biaya pengalihan hak incasu PPh

seharusnya para Kreditur dibebaskan dari pembayaran

Pajak Penghasilan hak atas tanah, Adalah Pertimbangan

Hukum Yang Keliru Karena Bukti P8.P8a s/d P8u Hanya

Berupa Foto Copy Saja oleh karena kekuatan

pembuktiannya adalah terletak pada aslinya (Pasal 1888

KUHPerdata);

2.4. Alasan Pemohon Kasasi IV

Putusan Pengadilan Negeri/Niaga Jakarta Pusat Nomor

03/Pembatalan Perdamaian 2010/PN.Niaga.JKT.PST., tgl. 28

Juli 2010 harus dibatalkan karena bertentangan dengan

hukum, tidak memenuhi rasa keadilan dan tidak cukup

pertimbangannya, karena sama sekali tidak

mempertimbangkan dalil-dalil pemohon intervensi,

sebagaimana diuraikan, sebagai berikut:

2.4.1. Melanggar Ketentuan Formalitas Salinan Putusan.

Bahwa secara kasat mata terlihat dengan jelas kesalahan

berat dalam penerapan formalitas salinan putusan yang

dilakukan oleh Majelis a quo dalam perkara tersebut, yaitu

Page 136: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

125

dengan adanya 2 (dua) salinan putusan, yaitu putusan sela

dan putusan akhir dalam satu nomor perkara yang sama,

namun dengan pihak-pihak yang sangat berbeda.

2.4.2. Tidak ada pertimbangan mengenai permohonan

Intervensi dan sama sekali tidak mempertimbangkan

dalil dan bukti para pemohon Intervensi.

Bahwa selanjutnya, Majelis Hakim a quo juga telah

melakukan kesalahan berat dalam penerapan hukum acara,

karena tidak membuat pertimbangan tentang diterima atau

ditolaknya permohonan intervensi yang diajukan oleh ke-15

Pemohon Intervensi tersebut. Bahwa Putusan Sela tanggal

14 Juli 2010 hanya mengenai kompetensi absolut saja, sama

sekali tidak memutus apakan permohonan intervensi untuk

bergabung dalam perkara a quo diterima atau ditolak.

2.4.3. Melanggar Hukum Acara Pembuktian.

Bahwa putusan perkara a quo harus dibatalkan karena

telah melanggar ketentuan tentang Hukum Acara

Pembuktian. Hampir seluruh bukti yang diajukan oleh

Para Termohon Kasasi/Pemohon Pailit adalah bukti-bukti

toto copy yang tidak dikuatkan oleh keterangan saksi,

Karenanya tidak memenuhi ketentuan hukum untuk

dipertimbangkan sebagai alat bukti yang sah.

Page 137: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

126

2.4.4. Pertimbangan didasarkan pada alat bukti milik orang

lain.

Bahwa Majelis Hakim a quo dalam pertimbangannya,

mempertimbangkan bahwa bukti P-7, P-5, dan P-7a, yaitu

dengan mempertimbangkan bukti tersebut, yang memuat

Majelis Hakim a quo merupakan bukti pelanggaran atas

Akta Perdamaian karena telah membebankan biaya PPh

tidak sesuai ketentuan PerUndang-undangan yang berlaku

ternyata merupakan bukti-bukti atas nama Suwarno Dicky

Yusuf yang tidak merupakan pihak dalam perkara ini.

Lagipula, Suwarno Dicky Yusuf juga tidak pernah

dihadirkan sebagai sakasi dalam perkara ini.

2.4.5. Melanggar Ketentuan Pasal 172 Undang-Undang

Nomor 37 Tahun 2004.

Majelis a quo dalam putusannya, sama sekali tidak

memberikan pertimbangan tentang apa alasannya tidak

mengangkat Kurator yang lama, yaitu Sdr. Yan Apul, SH

sebagai kurator. Memang benar, kewenangan untuk

mengangkat Kurator ada pada Majelis Hakim a quo.

Namun, kewenangan tersebut tidak boleh digunakan

secara sewenangwenang, melainkan harus taat pada

ketentuan hukum dan perundangundangan yang berlaku;

Tidak ada alasan sama sekali kenapa Majelis Hakim a quo

Page 138: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

127

tidak mengangkat kurator yang lama untuk menyelesaikan

hal ini. Bahkan kurator yang lama, sama sekali tidak

pernah dimintakan keterangan atau pendapat mengenai hal

ini.

2.4.6. Judex Facti telah melanggar asas-asas dalam Undang-

Undang Nomor 37 Tahun 2004.

a. Melanggaran terhadap asas Keseimbangan

b. Melanggaran terhadap asas Kelangsungan Usaha

c. Melanggar terhadap asas Keadilan

d. Melanggar terhadap asas Integrasi

3. Pertimbangan Hukum Hakim Mahkamah Agung

3.1. Menimbang,bahwa terhadap alasan-alasan kasasi tersebut Mahkamah

Agung berpendapat:

Mengenai alasan-alasan kasasi dari Pemohon Kasasi I, II, III dan

IV. Bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena

Judex Facti/Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

dalam putusannya yang mengabulkan permohonan Pemohon

seluruhnya sudah tepat dan tidak salah menerapkan atau melanggar

hukum yang berlaku, sebab:

Perkara ini adalah mengenai tuntutan pembatalan atas

perdamaian yang telah disahkan oleh karena debitor lalai memenuhi

isi perdamaian tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 170 (1)

Undang-Undang Kepailitan dan dalam perkara seperti itu debitur

Page 139: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

128

wajib membuktikan bahwa perdamaian telah ia penuhi in casu Debitur

wajib membuktikan bahwa Debitor/ Termohon Pailit tidak

membebankan biaya PPh kepada Kreditor tidak ada penambahan

biaya perpanjangan SHGB, jasa dan denda keterlambatan atas

perpanjangan dimaksud sebagaimana tertuang dalam Lampiran 1 dan

2 Proposal Perdamaian (P.2, P.5, P.7, P.7a, P.8, P.8a s/d P.8u, T.2,

T.3b), akan tetapi ternyata di persidangan Debitor/Termohon Pailit

tidak dapat membuktikan tentang tidak adanya penambahan biaya

dimaksud, bahkan sebaliknya sesuai bukti-bukti tersebut di atas telah

terbukti adanya penambahan biaya tersebut yang melanggar is i

perjanjian perdamaian dimana debitor in casu termohon pailit telah

lalai memenuhi isi perdamaian tesebut.

3.2. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,

ternyata bahwa putusan Judex Facti/Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam perkara ini tidak bertentangan

dengan hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi

yang diajukan oleh para Pemohon Kasasi: PT. Interkon Kebon Jeruk

Cs tersebut harus ditolak;

3.3. Menimbang. bahwa oleh karena permohonan kasasi dari para Pemohon

Kasasi/Termohon Pailit dan para Pemohon Intervensi ditolak, maka

para Pemohon Kasasi/Termohon Pailit dan para Pemohon Intervensi

harus dihukum untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi

ini; Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 37 Tahun

Page 140: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

129

2004, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009, Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-

undangan lain yang bersangkutan.

4. Putusan

4.1. Menolak permohonan kasasi dari para Pemohon Kasasi: I. PT.

Interkon Kebon Jeruk, Ii. 1. Octavia Widyastuti Alim, 2. Elisabeth

Prayogo, 3. Swanda Salim, 4. Yohanes Hartanto, 5. Eddy Hartono, 6.

Drs. Abdul Salam, 7. Cornelia Tiosudarmin, 8. Trio Jono, 9. Ratna E

Jl Tobing, 10. Hedy Yani, 11. Lina Gozali, 12. Liliani Wihardjo, 13.

Meyliana Susanti Hirawan, 14. Herawati Santoso, 15. Sherwin A.

Surja Atmadja, 16. Drg. Lizza Christina, 17. Waluyo Hadi P, 18.

Sajuri Kartika Isanto, 19. Megahartawan Santoso, 20. Lingga Iswara,

21. Bong Mei Tjen, 22. The Sui An, 23. Savina Gozali, Iii. 1. Eddy

Yowono, 2. Yanti Husada, 3. Liliany Wihardjo, 4. Indriyani Dan Iv.

Rainford Investment Inc.

4.2. Menghukum para Pemohon Kasasi/Termohon Pailit, para Pemohon

Intervensi untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini

sebesar Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah).

Page 141: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

130

B. PEMBAHASAN

1. Penerapan Hukum Hakim Mahkamah Agung dalam menolak

permohonan kasasi dalam perkara Nomor 771 K/Pdt.Sus/2010 dalam

Perkara Perdata Khusus Kepailitan

Pengadilan Niaga sebagai extra ordinary court, oleh Undang-

undang Nomor 37 Tahun 2004 diberikan hal-hal khusus yang merupakan

lex specaialis. Antara lain mengenai upaya hukum. Sebagai speedy trial,

terhadap putusan pailit, orang yang tidak puas dapat mengajukan upaya

hukum.42

Pasal 11 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004:

“Upaya hukum yang dapat diajukan terhadap putusan atas

permohonan pernyataan pailit adalah Kasasi ke Mahkamah

Agung.”

Pasal 11 ayat (2) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004:

“Permohonan Kasasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan paling lambat 8 (delapan) hari setelah tanggal putusan yang dimohonkan Kasasi diucapkan, dengan mendaftarkan kepada Panitera Pengadilan yang telah memutus permohonan pernyataan pailit”. Dasar hukum Pengadilan Kasasi yang dilakukan oleh

Mahkamah Agung diatur dalam Pasal 20 ayat (2) huruf a Undang-undang

Pokok Kekuasaan Kehakiman Nomor 48 tahun 2009 yang berbunyi:

“Mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan

pada tingkat terakhir oleh pengadilan di semua lingkungan

42 Syamsudin M.Sinaga, Hukum Kepailitan Indonesia, 2012, Tata Nusa, Jakarta, hal.115.

Page 142: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

131

peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung, kecuali

Undang-Undang menentukan lain”.

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2009 jo Undang-undang

Nomor 5 tahun 2004 Pasal 30 ayat 1 tentang Mahkamah Agung yang

menyebutkan secara limitatif alasan-alasan Permohonan Kasasi yaitu:

a) Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang

Pada hakikatnya, pengertian tidak berwenang dalam hal ini

tendens kepada kompetensi relatif (relatieve competentie) dan

kompetensi absolut (absolute competentie). Konkretnya, yudex facti

incasu pengadilan niaga telah mengadili perkara kepailitan dan PKPU

tersebut seolah-olah merupakan kewenangannya, padahal sebenarnya

tentang Judex factie tidak berwenang/bukan merupakan

kewenangannya.Sedangkan alasan kasasi disebabkan judex facti

melampaui batas wewenang adalah bahwa Judex Facti telah

mengadili tidak sesuai atau melebihi kewenangan yang ditentukan

dalam Undang-undang. Kemudian, melampaui batas wewenang ini

dapat juga di artikan bahwa judex facti dalam putusannya telah

mengabulkan lebih dari pada apa yang dituntut Penggugat dalam surat

gugatannya.

b) Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku

Hakikat salah menerapkan hukum dapat diartikan secara

sederhana adalah salah menerapkan ketentuan hukum formal/hukum

acara maupun hukum materiilnya. Kesalahan tersebut dapat dilihat

Page 143: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

132

dari penerapan hukum yang berlaku. Sedangkan melanggar

hukum tendens kepada penerapan hukum itu sendiri tidak dapat, salah

dan tidak sesuai serta bertentangan dari ketentuan seharusnya yang

digariskan oleh Undang-undang.

c) Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan

perundang undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya

putusan yang bersangkutan.

Doktrin hukum acara perdata, kelalaian memenuhi syarat-

syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang

mengancam kelalaian dengan batalnya putusan. Aspek ini lazim

disebut dengan istilah melalaikan persyaratan formal (formalities),

sehingga diancam pula kebatalan formal (formele nietigheid) atau

( formele nulliteit). Terhadap hal ini, Soedirjo lebih jauh menegaskan

bahwa persyaratan formal (formalitas) yang tidak dipenuhi oleh hakim

dalam melakukan tugas peradilan merupakan alasan bagi Mahkamah

Agung untuk menyatakan batalnya perbuatan hakim itu. Hanya

perbuatan prosesesuil (processuele handeling) dari hakim tunduk pada

pemeriksaan kasasi, perbuatan para pihak tidak.43

Menurut Yahya Harahap, terdapat beberapa pertimbangan

yang dipakai oleh Mahkamah Agung dalam menolak permohonan

Kasasi yaitu:

43 Loc.Cit.

Page 144: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

133

1) Permohonan Kasasi memenuhi syarat formil, tetapi keberatan

kasasi tidak memenuhi kriteria;

2) Keberatan Kasasi yang diajukan tidak tunduk pada Pemeriksaan

Kasasi;

3) Penolakan Kasasi dengan Perbaikan Putusan Judex Facti.44

Syarat Formil yaitu dalam perkara ini Permohonan para Kasasi

Pemohon Kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan

kepada pihak lawan yang dengan saksama, diajukan dalam tenggang

waktu dan dengan cara yang ditentukan oleh Undang-Undang.

Berdasarkan hasil penelitian dalam perkara perdata khusus Kepailitan

dengan Nomor Register Perkara 771 K/ Pdt.Sus/2010 ditemukan

sebuah fakta dalam perkara ini dapat dilihat dalam pertimbangan

hakim pengadilan niaga bahwa sesudah putusan terakhir ini dijatuhkan

dengan hadirnya termohon pailit dan para pemohon intervensi pada

tanggal 28 Juli 2010 kemudian terhadapnya oleh termohon pailit dan

para pemohon intervensi dengan perantara kuasanya, berdasarkan

surat kuasa khusus tanggal 2 Agustus 2010 dan tanggal 30 Juli 2010,

diajukan permohonan Kasasi secara lisan pada tanggal 4 Agustus

2010 dan tanggal 5 Agustus sebagaimana ternyata dari akte

permohonan kasasi Nomor 54/Kas/Pembatalan

Perdamaian/2010/PN.Niaga.Jkt.Pst jo Nomor 03/Pembatalan

Perdamaian/2010/PN.Niaga.Jkt.Pst yang dibuat oleh Panitera

44 Yahya Harahap, Kekuasaan Mahkamah Agung Pemerisaan Kasasi dan Peninjauan

Kembali Perkara Perdata, 2007, Sinar Grafika, Jakarta, hal.393-396.

Page 145: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

134

Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, permohonan

mana disertai dengan Memori Kasasi yang memuat alasan-alasan yang

diterima di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat tersebut pada tanggal 4 Agustus 2010 dan tanggal 5

Agustus 2010;

Bahwa setelah itu oleh Pemohon Pailit yang pada tanggal 9

Agustus 2010 telah diberitahukan tentang Memori Kasasi dari para

Termohon Pailit dan para Pemohon Intervensi diajukan jawaban

Memori Kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 6 Agustus 2010;

Pasal 11 ayat (2) Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004:

“Permohonan Kasasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan paling lambat 8 (delapan) hari setelah tanggal putusan yang dimohonkan Kasasi diucapkan, dengan mendaftarkan kepada Panitera Pengadilan yang telah memutus permohonan pernyataan pailit”. Pasal 46 ayat (1) Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985 jo

Undang-undang Nomor 5 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 3

Tahun 2009

“ Permohonan Kasasi dalam perkara perdata disampaikan secara tertulis atau lisan melalui Panitera Pengadilan Tingkat Pertama yang telah memutus perkaranya, dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari sesudah putusan atau penetapan Pengadilan yang dimaksudkan diberitahukan kepada pemohon.” Menimbang, bahwa permohonan Kasasi a quo beserta alasan-

alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama,

diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan

Page 146: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

135

dalam Undang-undang maka oleh karena itu permohonan Kasasi

tersebut Formil dapat diterima.

Berdasarkan hasil penelitian dalam perkara perdata khusus

Kepailitan dengan Nomor Register Perkara 771 K/ Pdt.Sus/2010

ditemukan sebuah fakta dalam perkara ini mengenai keberatan yang

diajukan para pemohon Kasasi mengajukan alasan Kasasi sebagai

berikut:

a) Majelis Hukum Pengadilan Niaga dalam memutus perkara telah

melakukan beberapa kesalahan penerapan hukum dan melanggar

yang berlaku diantaranya: judex facti melakukan pelanggaran

berat hukum acara mengenai Intervensi, tidak mempertimbangkan

Eksepsi Pemohon Kasasi, tentang Pembuktian (Foto copy dan

Pembuktian sederhana), judex facti mengabulkan tuntutan

wanprestasi oleh pihak ketiga yang tidak berhak, judex facti tidak

menerapkan asas memuat dasar alasan yang lebih rinci,

melanggar ketentuan Formalitas Salinan Putusan, judex facti

salah melakukan penafsiran hukum terhadap Perjanjian

Perdamaian yang telah dihomologasi;

b) Para pemohon Kasasi sangat keberatan terhadap Putusan Pailit

untuk PT. Interkon Kebon Jeruk dan oleh karena itu menolak

dengan tegas-tegas Putusan judex facti tersebut karena Putusan

terhadap Pailit terhadap PT. Interkon Kebon Jeruk adalah Putusan

yang tidak adil bagi para pembeli kavling sebagai masyarakat;

Page 147: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

136

c) Judex Facti melanggar ketentuan Pasal 172 Undang-Undang

Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kurator;

d) Judex Facti melanggar asas-asas dalam Undang-Undang Nomor.

37 Tahun 2004;

e) Judex Facti lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh

peraturan perUndang-undangan yaitu didalam amar Putusan tidak

mencantumkan mengenai ditolaknya Eksepsi dan diterima atau

tidaknya Permohonan Intervensi;

f) Judex Facti telah melampaui batas wewenang.

Bahwa pertimbangan-pertimbangan yang diajukan oleh para

pemohon kasasi jelas terlihat memenuhi syarat formil dan syarat

materiil dikabulkannya permohonan kasasi. Syarat materiilnya dapat

dilihat dalam pertimbangan-pertimbangan alasan mengajukan

permohonan kasasi sudah memenuhi kriteria sebagaimana termaktub

dalam Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang Mahkamah Agung.

Berdasarkan alasan yang diajukan oleh para pemohon kasasi, Hakim

Mahkamah Agung memberikan pertimbangan yaitu:

Menimbang, bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan,

oleh karena judex facti/pengadilan niaga pada Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat dalam putusannya yang mengabulkan permohonan

Pemohon seluruhnya sudah tepat dan tidak salah menerapkan atau

melanggar hukum yang berlaku, sebab perkara ini adalah mengenai

tuntutan pembatalan atas perdamaian yang telah disahkan oleh karena

Page 148: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

137

debitor lalai memenuhi isi perdamaian tersebut sebagaimana diatur

dalam Pasal 170 (1) Undang-Undang Kepailitan dan dalam perkara

seperti itu debitor wajib membuktikan bahwa perdamaian telah ia

penuhi in casu debitur wajib membuktikan bahwa debitor/ termohon

Pailit tidak membebankan biaya PPh kepada Kreditor tidak ada

penambahan biaya perpanjangan SHGB (Sertipikat Hak Guna

Bangunan), jasa dan denda keterlambatan atas perpanjangan dimaksud

sebagaimana tertuang dalam Lampiran 1 dan 2 Proposal Perdamaian

(P.2, P.5, P.7, P.7a, P.8, P.8a s/d P.8u, T.2, T.3b), akan tetapi ternyata

di persidangan Debitor/Termohon Pailit tidak dapat membuktikan

tentang tidak adanya penambahan biaya dimaksud, bahkan sebaliknya

sesuai bukti-bukti tersebut di atas telah terbukti adanya penambahan

biaya tersebut yang melanggar isi perjanjian perdamaian dimana

Debitor in casu Termohon Pailit telah lalai memenuhi isi perdamaian

tesebut.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,

ternyata bahwa putusan Judex Facti/Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam perkara ini tidak bertentangan

dengan hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi

yang diajukan oleh para Pemohon Kasasi: PT. Interkon Kebon Jeruk

Cs tersebut harus ditolak;

Menimbang. bahwa oleh karena permohonan kasasi dari para

Pemohon Kasasi/Termohon Pailit dan para Pemohon Intervensi

Page 149: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

138

ditolak, maka para Pemohon Kasasi/Termohon Pailit dan para

Pemohon Intervensi harus dihukum untuk membayar biaya perkara

dalam tingkat kasasi ini; Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-

Undang Nomor 37 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 48 Tahun

2009, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 sebagaimana yang

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan

perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2009 serta

peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan.

Pasal 170 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

(1) Kreditur dapat menuntut pembatalan suatu perdamaianyang telah

disahkan apabila Debitur lalai memenuhi isi perdamaian tersebut.

(2) Debitur wajib membuktikan bahwa perdamaian telah dipenuhi.

(3) Pengadilan berwenang memberikan kelonggaran kepada Debitur

untuk memenuhi kewajibannya paling lama 30 (tiga puluh) hari

setelah putusan pemberian kelonggaran tersebut diucapkan.

Bahwa perjanjian perdamaian antara Pemohon Pailit dan

Termohon Pailit yang telah disahkan berdasarkan putusan Nomor

027/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST jo No. 21 K/N/2006 jo No.

019 PK/N/2006tertanggal 29 April 2010 (terlampir, Bukti P-2);

Bahwa isi Perjanjian Perdamaian tersebut di atas yang telah

dilanggar oleh Termohon Pailit sebagai berikut:

“ Pasal 1.2 Perjanjian Perdamaian menyebutkan: Para pihak setuju

bahwa perdamaian sebagaimana dimaksud dalam PasaI 1.1. akan

Page 150: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

139

dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang

tercantum dalam Proposal Perdamaian tertanggal 1 April 2009,

beserta Lampiran I Proposal Perdamaian dan Surat dari PT. Interkon

Kebon Jeruk (dalam Pailit) tertanggal 1 April 2009. Seluruh dokumen

tersebut terlampir dalam Lampiran 2 Perjanjian ini”.

Dalam Lampiran I Proposal Perdamaian tercantum Biaya Peralihan

Hak antara lain:

(1) BPHTB dengan jumlah pembayaran sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

(2) PPh dengan jumlah pembayaran sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(3) Biaya Pengukuran/Pemecahan Sertifikat sesuai dengan penetapan

Badan Pertanahan Nasional (BPN);

PasaI 2 Perjanjian Perdamaian menyebutkan:

(1) Pihak Pertama akan melakukan pembangunan infrastruktur, di

antaranya pembangunan sarana dan prasarana jalan, taman,

pemeliharaan saluran air serta pembangunan fasilitas umum dan

fasilitas sosial di lingkungan Perumahan Taman Kebon Jeruk dan

pemeliharaan kebersihan dan keamanan;

(2) Pembangunan infrastruktur akan dimulai setelah perjanjian ini

ditandatangani dan dihomologasi oleh Pengadilan Negeri/Niaga

Jakarta Pusat.

Page 151: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

140

Bahwa dalam pelaksanaan isi perdamaian tersebut ternyata debitor

lalai melaksanakan apa yang ditetapkan dalam proposal perdamaian,

sebagai berikut:

(1) Dalam Lampiran I Proposal Perdamaian tercantum Biaya

Peralihan Hak antara lain:

1) BPHTB dengan jumlah pembayaran sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku; Berdasarkan ketentuan

Pasal 5 Undang-undang No. 20 Tahun 2000 tentang Bea

Peralihan Hak atas Tanah dan Bangunan menyebutkan tarif

BPHTB sebesar 5%, namun dalam pelaksanaan perjanjian

perdamaian tersebut ternyata Pihak Termohon Pailit dikenakan

tarif BPHTB lebih dari apa yang ditentukan oleh undang-

undang;

Hal mana dapat dibuktikan dari Akta Jual Beli yang dibuat

setelah Perjanjian Perdamaian oleh Termohon Pailit dengan

salah satu pihak yang terikat dalam Perjanjian Perdamaian.

Adapun dalam Akta Jual Beli No. 8/2009 (terlampir, Bukti P-

3) dan No. 9/2009 (terlampir, Bukti P-4) tanggal 4 November

2009 yang dibuat di hadapan Sri Ambarwati, SH., Notaris

PPAT di Jakarta antara Termohon Pailit dengan Suwarno

Dicky Yusuf disebutkan bahwa jual beli dilakukan atas

Kavling Blok L. No.8 dengan harga seluruhnya Rp.

60.750.000,- (enam puluh juta tujuh ratus lima puluh ribu

Page 152: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

141

rupiah) sesuai Perikatan Untuk Menjual dan Membeli Tanah di

Taman Kebon Jeruk yang dibuat secara di bawah tangan

bermeterai cukup tertanggal 19 April 1996 di bawah nomor:

SPP/TKJ/00831.85/IV/96. Namun, dalam perincian

perhitungan yang diberikan oleh Termohon Pailit atas Kavling

Blok L.1 No. 8 (terlampir, Bukti P-5) dikenakan Biaya BPHTB

sebesar Rp. 90.487.500,- (sembilan puluh juta empat ratus

delapan puluh tujuh ribu lima ratus rupiah) Iebih dari 150%

dari nilai obyek jual beli). Hal mana pengenaan biaya BPHTB

tersebut di atas merupakan pelanggaran dari Perjanjian

Perdamaian karena telah melebihi apa yang ditentukan dalam

undang-undang;

2) PPh dengan jumlah pembayaran sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku; Berdasarkan

ketentuan Undang-undang No. 38 Tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan yang berlaku menetapkan bahwa PPh tidak

dikenakan kepada Pemohon Pailit selaku Pembeli tetapi

terhadap Termohon Pailit selaku Penjual yang menerima

penghasilan, namun dalam pelaksanaan perjanjian perdamaian

tersebut ternyata Pihak Pemohon Pailit yang harus

menanggung PPh tersebut tanpa perincian perhitungan yang

sesuai dengan undang-undang tentang PPh; Hal mana dapat

dibuktikan dari Akta Jual Beli yang dibuat setelah Perjanjian

Page 153: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

142

Perdamaian oleh Termohon dengan salah satu pihak yang

terikat dalam Perjanjian Perdamaian. Dalam Akta Jual Beli No.

8/2009 terlampir, Bukti P-3) dan No. 9/2009 (terlampir, Bukti

P-4) tanggal 4 November 2009 yang dibuat di hadapan Sri

Ambarwati, SH., Notaris PPAT di Jakarta antara Termohon

Pailit dengan Suwarno Dicky Yusuf disebutkan bahwa jual beli

dilakukan atas Kavling Blok L.1 No. 8 dengan harga

seluruhnya Rp. 60.750.000,- (enam puluh juta tujuh ratus lima

puluh ribu rupiah) sesuai Perikatan Untuk Menjual dan

Membeli Tanah di Taman Kebon Jeruk yang dibuat secara di

bawah tangan bermeterai cukup tertanggal 19 April 1996 di

bawah nomor: SPP/TKJ/00831.85/IV/96. Namun, dalam

perincian perhitungan yang diberikan oleh Termohon Pailit

atas Kavling Blok L.1 No. 8 (terlampir Bukti P-5) dikenakan

Biaya PPh sebesar Rp. 93.487.500,- (sembilan puluh tiga juta

empat ratus delapan puluh tujuh ribu lima ratus rupiah) (Iebih

dari 150 % dari nilai obyek jual beli). Hal mana pengenaan

Biaya PPh tersebut di atas merupakan pelanggaran dari

Perjanjian Perdamaian karena telah melebihi apa yang

ditentukan dalam undang-undang;

3) Biaya Pengukuran/Pemecahan Sertifikat sesuai dengan

penetapan Badan Pertanahan Nasional (BPN); Dalam

pelaksanaan perjanjian perdamaian tersebut ternyata Pihak

Page 154: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

143

Pemohon Pailit harus menanggung biaya-biaya yang tidak

tercantum dalam Lampiran I Proposal Perdamaian tersebut.

Selain itu biaya-biaya yang dikenakan tersebut tanpa perincian

perhitungan apakah sesuai dengan penetapan Badan

Pertanahan Nasional (BPN) atau penetapan oleh Termohon

Pailit sendiri;

Dalam Lampiran I Proposal Perdamaian butir/poin (3) hanya

tercantum biaya pengukuran/pemecahan sertifikat sesuai

penetapan BPN. Namun, dalam perincian perhitungan yang

diberikan oleh Termohon Pailit atas Kavling Blok L.1 No. 8

(terlampir, Bukti P-5) dikenakan selain biaya pengukuran/

pemecahan sertifikat, juga biaya jasa, yang meliputi biaya

balik nama dan jasa, biaya perpanjangan SHGB dan jasa, biaya

keterlambatan perpanjangan SHGB dan jasa. Adapun dalam

pengurusan kavling tersebut di atas ternyata dikenakan:

1. Biaya Balik Nama dan Jasa sebesar Rp. 27.000.000,- (dua

puluh tujuh juta rupiah);

2. Biaya Perpanjangan SHGB dan Jasa sebesar Rp.

56.250.000,- (lima puluh enam juta dua ratus limapuluh ribu

rupiah);

3. Biaya Denda Keterlambatan Perpanjangan SHGB dan jasa

sebesar Rp. 40.500.000,- (empat puluh juta lima ratus ribu

rupiah);

Page 155: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

144

Hal mana pengenaan biaya-biaya tersebut di luar apa yang

secara tegas sudah dinyatakan dalam Lampiran I Proposal

Perdamaian yaitu: hanya biaya pengukuran/pemecahan

sertifikat sesuai penetapan BPN, tanpa tambahan biaya

apapun;

Hal ini jelas-jelas merupakan pelanggaran dari Perjanjian

Perdamaian yang dilakukan dengan sengaja dan itikadburuk

dari Termohon Pailit;

4) Menurut ketentuan Pasal 2 Perjanjian Perdamaian disebutkan

Termohon Pailit selaku Pihak Pertama akan melakukan

pembangunan infrastruktur, di antaranya pembangunan sarana

dan prasarana jalan, taman, pemeliharaan saluran air serta

pembangunan fasilitas umum dan fasilitas sosial di lingkungan

Perumahan Taman Kebon Jeruk dan pemeliharaan kebersihan

dan keamanan yang akan dimulai setelah perjanjian

iniditandatangani dan dihomologasi oleh Pengadilan

Negeri/Niaga Jakarta Pusat;

Kenyataannya setelah perjanjian perdamaian ditandatangani

dan dihomologasi oleh Pengadilan Negeri/Niaga Jakarta Pusat,

Termohon Pailit tidak memulai pembangunan infrastruktur

yang dijanjikan tersebut. Hal mana dapat dibuktikan jalan-jalan

berbatu tidak diaspal, sungai/kali yang terdapat dalam

perumahan Interkon Kebon Jeruk sudah dalam keadaan kritis

Page 156: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

145

akan ambruk tidak dikerjakan oleh Termohon Pailit, meskipun

sudah diberitahukan secara lisan dan tertulis kepada

Termohon. Hal mana dengan terpaksa para Pemohon Pailit

bersama warga yang lain harus mencari upaya sendiri

memperbaikinya dan menanggulangi biaya yang dikeluarkan

untuk perbaikan infrastruktur tersebut secara gotong royong

bersama-sama (terlampir, Buktl P-6);

5) Bahwa kelalaian atas pelaksanaan isi perjanjian perdamaian

oleh Termohon Pailit bukan merupakan keterlambatan

pelaksanaan, melainkan bersifat pelanggaran hukum/undang-

undang yang sengaja dibuat Termohon Pailit dengan

menggelembungkan biaya-biaya yang seharusnya tidak

ditanggung pemohon pailit;

Hal mana jelas-jelas terbukti sangat merugikan para pihak

yang terkait dalam perjanjian perdamaian khususnya para

pembeli kavling perumahan Interkon Kebon Jeruk oleh

karenanya tidak dapat ditolerir lagi, sehingga Termohon Pailit

layak dan patut dipailitkan karena telah melanggar perjanjian

perdamaian;

6) Bahwa para Pemohon Pailit selaku pihak terkait, dalam

perjanjian perdamaian merupakan pihak yang harus dilindungi

oleh hukum karena Termohon Pailit telah melanggar perjanjian

perdamaian sehingga Para Pemohon Pailit berhak memohon

Page 157: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

146

agar Termohon Pailit dipailitkan sehingga kepentingan Para

Pemohon Pailit dapat dilaksanakan oleh Pengadilan dengan

seadil-adilnya;

Para Pemohon Pailit sangat berkeberatan dengan pengenaan

biaya-biaya yang ditetapkan di luar isi perjanjian perdamaian

dengan sengaja dan itikad buruk dari Termohon Pailit,

sehingga Para Pemohon Pailit merasa diperas, ditindas oleh

Termohon Pailit dengan biaya-biaya yang sangat besar,

digelembungkan, dimanipulasi, di luar ketentuan undang-

undang, yang dikenakan kepada para Pemohon Pailit untuk

mendapatkan hak-hak atas tanahnya kembali berdasarkan

Perikatan untuk Menjual dan Membeli Tanah di Taman Kebon

Jeruk yang ditandatangani oleh Pemohon Pailit dengan

Termohon Pailit (dahulu PT. Intercon Enterprises). (Bukti P-

7).

Perkara ini hakim Mahkamah Agung menilai bahwa Debitur

lalai memenuhi isi perjanjian sebagaimana termaktub dalam Pasal 170

ayat (1) dan akibatnya Debitur dinyatakan Pailit. Berdasarkan hasil

penelitian dapat dilihat bahwa Hakim Mahkamah Agung dalam

menolak permohonan Kasasi tidak dapat dibenarkan.

Menurut Pasal 170 (1) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2007:

Page 158: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

147

“Kreditur dapat menuntut pembatalan suatu perdamaian yang

telah disahkan apabila Debitur lalai memenuhi isi perdamaian

tersebut”.

Berdasarkan faktanya yang mengajukan permohonan

pembatalan perdamaian adalah Horas Panjaitan , S.H (Kuasa Hukum

Pemohon Pailit). Akan tetapi Horas Panjaitan, S.H sama sekali tidak

memiliki wewenang mengajukan permohonan pembatalan tersebut hal

ini dapat dilihat dalam Putusan Nomor 027/Pailit/2006/PN.

Naga/Jkt.Pst jo Nomor 21 K/N/2006 jo Nomor 019 PK/N/2006

tanggal 29 April 2009. Bahwa dalam Surat Kuasanya tidak disebutkan

secara tegas dan spesifik mengenai permohonan pembatalan. Bahwa

benar Pasal 170 ayat (1) UU Nomor 37 Tahun 2004 menyatakan

“Kreditor dapat menuntut pembatalan suatu perdamaian yang telah

disahkan apabila debitor lalai memenuhi isi perjanjian tersebut”.

Bahwa ketentuan Pasal 170 ayat (1) UU Nomor 37 Tahun 2004

tetaplah harus berpedoman pada Pasal 2 ayat (1) UU Nomor 37

Tahun 2004 yang menyatakan “Debitor yang mempunyai dua atau

lebih Kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang

telah jatuh tempo dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan

Pengadilan yang berwenang, baik atas permohonannya sendiri

maupun ataspermohonan satu atau lebih Kreditor”;

Menurut Sutan Remy Sjahdeini, SH. dalam bukunya Hukum

Kepailitan, menyatakan sebagai berikut: “Sangatlah penting diketahui

Page 159: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

148

mengenai apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu

apabila seseorang atau suatu badan hukum bermaksud mengajukan

permohonan pernyataan pailit melalui Pengadilan Niaga. Syarat-syarat

tersebut perlu diketahui karena apabila permohonan Kepailitan tidak

memenuhi syarat-syarat tersebut, maka Permohonan tersebut tidak

akan dikabulkan oleh Pengadilan Niaga;

Bahwa syarat tersebut terdapat dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 37 Tahun 2004 yaitu:

“ Debitur yang mempunyai dua atau lebih Kreditur dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh tempo waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih krediturnya”.

Bahwa syarat tersebut sifatnya limitative dan harus dipenuhi

seluruhnya.

Berdasarkan faktanya:

1) Syarat paling sedikit harus ada 2 (dua) Kreditor;

Sekilas syarat ini terpenuhi oleh karena Tommy Bungaran, Cs

merupakan Kreditor dalam Perjanjian Perdamaian Sesuai dengan

Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

No. 027/PAILIT/2006/PN.NIAGA.JKT.PST. jo. No. 21

K/N/2006, jo No. 019 PK/N/2006 tanggal 29 April 2009 (Kecuali

Heny Anwari), namun demikian Pemohon Pailit tidak mempunyai

legal standing untuk mengajukan Permohonan Pailit sebagaimana

telah diuraikan dalam Eksepsi Pemohon Intervensi;

Page 160: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

149

2) Syarat harus adanya hutang;

Bahwa Pemohon Pailit mengajukan Permohonan Pailit

mendasarkan pada kelalaian Termohon Pailit terhadap Perjanjian

Perdamaian Sesuai dengan Putusan Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 027/Pailit/2006/PN.Niaga jo

No. 21 K/N/2006, jo. No. 019 PK/N/2006 tanggal 29 April 2009

dengan alasan pada pokoknya:

1. Termohon Pailit telah membebani BPHTB, PPh, dan Biaya

Pengukuran/Pemecahan Sertifikat kepada Suwarno Dicky

Yusuf yang menurut Pemohon Pailit melanggar lampiran

Perjanjian Perdamaian. (Kesemuanya dituduh melanggar

peraturan yang berlaku);

2. Termohon Pailit tidak membangun infrastruktur;

Bahwa alasan-alasan tersebut di atas bukanlah termasuk dalam

kategori hutang sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

Nomor 37 tahun 2004. Sama sekali tidak ada hubungan hutang

pihutang antara Pemohon Pailit dengan Termohon Pailit;

Syarat harus adanya hutang sarna sekali tidak terpenuhi dalam alasan

Permohonan Pailit yang diajukan Pemohon Pailit. Bahwa oleh karena

syarat harus adanya hutang tidak terbukti maka "Syarat hutang harus

telah jatuh waktu dan dapat ditagih" dan "Syarat cukup satu hutang

saja telah jatuh waktu dan dapat ditagih" otomatis tidak perlu

dibuktikan atau pasti tidak terpenuhi;

Page 161: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

150

Bahwa dengan tidak terpenuhinya syarat-syarat Permohonan

Pailit sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 37 Tahun 2004, cukup alasan untuk menolak. permohonan

pailit dari Pemohon Pailit atau setidaknya menyatakan tldak dapat

diterima.

2. Akibat hukumnya, terhadap kasasi yang ditolak dalam perkara

Nomor 771 K/Pdt.Sus/2010 dalam Perkara Perdata Khusus Kepailitan.

Akibat kepailitan diatur dalam Pasal 21 Undang-Undang Kepailitan

yaitu meliputi seluruh kekayaan Debitur pada saat putusan pernyataan pailit

diucapkan serta segala sesuatu yang diperoleh selama kepailitan. Kepailitan

mengakibatkan debitur yang dinyatakan pailit kehilangan segala “hak

perdata” untuk menguasai dan mengurus harta kekayaan yang telah

dimasukan ke dalam harta pailit. Kepailitan hanya mengenai harta kekayaan

dan bukan mengenai perorangan debitur, ia tetap dapat melaksanakan

hukum kekayaan yang lain, seperti hak-hak yang timbul dari kekuasaan

orang tua (ouderlijke macht ). Akibat kepailitan hanyalah terhadap kekayaan

debitur. Debitur tidak berada di bawah pengampuan. Debitur tidaklah

kehilangan kemampuannya untuk melakukan perbuatan hukum itu

menyangkut dirinya, kecuali apabila perbuatan hukum itu menyangkut

pengurusan dan pengalihan harta bendanya yang telah ada. Diperolehnya itu

kemudian menjadi bagian dari harta pailit.45

45 Sutan Remy Sjahdeny, Loc.Cit.

Page 162: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

151

Debitur pailit tetap berwenang bertindak sepenuhnya, akan tetapi

tindakan-tindakannya tidak mempengaruhi harta kekayaan yang telah

disita.46 Menurut Pasal 24 Undang-Undang Kepailitan, dengan pernyataan

pailit, debitur pailit demi hukum kehilangan hak untuk menguasai dan

mengurus kekayaannya yang dimasukan dalam kepailitan, terhitung sejak

tanggal kepailitan itu, termasuk juga untuk kepentingan perhitungan hari

pernyataan itu sendiri. Pasal 69 ayat (1) menerangkan bahwa kuratorlah

yang berwenang melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit,

dengan demikian, kurator kehilangan hak menguasai harta yang masuk

dalam kepailitan, dan tidak kehilangan hak atas harta kekayaan yang berada

di luar kepailitan. Tentang harta pailit, lebih lanjut dalam Pasal 21 Undang-

Undang Kepailitan menerangkan bahwa harta pailit meliputi semua harta

kekayaan debitur, yang ada pada saat pernyataan pailit diucapkan serta

semua kekayaan yang diperolehnya selama kepailitan.

Apabila Kepailitan dibuka kembali, maka berlaku Pasal 17 ayat (1),

Pasal19, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22, dan pasal-pasal yang termaktub dalam

bagian kedua, bagian ketiga dan bagian keempat BAB II Undang-Undang

ini. Demikian pula berlaku ketentuan mengenai pencocokan piutang terbatas

pada piutang yang belum dicocokan. Wlaupun demikian Kreditur yang

piutangnya telah dicocokan wajib dipanggil juga untuk menghadiri rapat

pencocokan piutang dan berhak untuk membantah piutang yang dimintakan

penerimaannya (Pasal 173 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004).

46 Imran Nating, Peranan dan Tanggung Jawab Kurator dalam Pengurusan dan Pemberesan

Harta Pailit, PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2004. hal.44.

Page 163: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

152

Pasal 174 menentukan bahwa: “Dengan tidak mengurangi berlakunya

Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, dan Pasal 44, apabila ada alasan untuk itu,

semua perbuatan yang dilakukan oleh Debitur di dalam waktu antara

pengesahan perdamaian dan pembukaan kembali Kepailitan adalah

mengikat bagi harta pailit”.

Setelah Kepailitan dibuka kembali, maka tidak dapat lagi ditawarkan

perdamaian. Kurator wajib seketika memualai dengan pemberesan harta

pailit (Pasal 175 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004).

Bila kepailitan dibuka kembali, harta pailit dibagi anatara para

Kreditur dengan cara:

a. Jika Kreditur lama maupun Kreditur baru belum mendapat pembayaran,

hasil penguangan harta pailit di bagi antara mereka secara prorata;

b. Jika setelah terjadi pembayaran sebagian piutang kepada Kreditur lama,

maka Kreditur lama dan Kreditur baru berhak menerima pembayaran

sesuai dengan presentase yang telah disepakati dalam perdamaian;

c. Kreditur lama dan Kreditur baru berhak memperoleh pembayaran secara

prorata atas sisa harta pailit setelah setelah dikurangi pembayaran

sebagaimana dimaksud pada huruf b samapai dipenuhinya seluruh

piutang yang diakui.

Kreditur lama yang telah memperoleh pembayaran tidak diwajibkan

untuk mengembalikan pembayaran yang telah diterimanya (Pasal 176

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004). Yang dimaksud dengan “prorata”

adalah pembayaran menurut besar kecilnya piutang masing-masing,

Page 164: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

153

sedangkan yang dimaksud “sebagian” adalah bagian berapapun (Penjelasan

Pasal 176 huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004).

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 176 berlaku mutatis

mutandis dalam hal Debitur sekali lagi dinyatakan Pailit.47

Perkara perdata mengenai kepailitan yang dimohonkan kasasi oleh

para pemohon dalam faktanya ditolak dengan mempertimbangkan bahwa

alasan-alasan para Pemohon Kasasi tidak dapat dibenarkan, oleh karena

judex facti / Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam

perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau Undang-Undang.

Terkait dalam perkara ini Hakim Mahkmah Agung dalam

pertimbangan hukumnya menolak permohonan kasasi para pemohon kasasi

sehingga dalam perkara ini Putusan judex facti/ Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dikuatkan oleh Putusan Mahkamah Agung

Republik Indonesia. Akibat Hukum dari ditolaknya Permohonan Kasasi

yang diajukan oleh para Pemohon Kasasi yaitu PT. Interkon Kebon Jeruk

Cs mengakibatkan bahwa PT.Interkon Kebon Jeruk Pailit. Akibat keputusan

pailit tersebut seluruh harta kekayaan PT.Interkon Kebon Jeruk diserahkan

kepada Kurator sebagaimana termaktub dalam Pasal 69 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 34 Tahun 2007 dan dibawah pengawasan hakim pengawas.

Hakim pengawas memiliki peranan yang sangat penting, peranan itu mulai

berlaku setelah di ucapkan putusan pernyataan pailit. Hakim pengawas

47 Ibid, hal.171

Page 165: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

154

mengawasi pekerjaan Kurator dalam rangka melakukan tugas pengurusan

dan pemberesan.

Page 166: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

155

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

1. Penerapan hukum Hakim Mahkamah Agung dalam menolak Permohonan

Kasasi dalam perkara Nomor 771 K/Pdt.Sus/2010 perkara perdata khusus

Kepailitan tidak tepat karena Debitur tidak lalai memenuhi isi perjanjian

sebagiamana termaktub dalam Pasal 170 ayat (1) Undang-Undang Nomor

37 Tahun 2004.

2. Akibat hukum penolakan permohonan kasasi pada putusan perkara

perdata khusus Kepailitan dengan Nomor Regis ter Perkara 771

K/Pdt.Sus/2010, maka permohonan Kasasi yang diajukan oleh para

Pemohon Kasasi yaitu PT. Interkon Kebon Jeruk Cs mengakibatkan

PT.Interkon Kebon Jeruk Pailit dan seluruh harta kekayaan PT.Interkon

Kebon Jeruk diserahkan kepada kurator sebagaimana termaktub dalam

Pasal 69 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 dibawah

pengawasan hakim pengawas.

B. SARAN

1. Mahkamah Agung merupakan Puncak Peradilan tertinggi hendaknya

lebih cermat dan teliti dalam memutuskan suatu perkara.

2. Hakim Mahkamah Agung dalam mempertimbangkan alasan-alasan

Permohonan Kasasi hendaknya lebih teliti terkait dalam menelaaah suatu

perkara yang masuk.

Page 167: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

156

DAFTAR PUSTAKA

LITERATUR

Anisah, Siti, Perlindungan kepentingan kreditor dan Debitor dalam Hukum

Kepailitan di Indonesia, Total Media, Yogyakarta, 2008.

Gautama, Sudargo, Komentar Atas Peraturan Kepailitan Baru Untuk Indonesia

(1998), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1998.

Halim, Ridwan, Hukum Acara Perdata (Dalam Tanya Jawab), Ghalia Indonesia,

Jakarta, 1996.

Harahap, M. Yahya, Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan,

Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan. Sinar Grafika, Jakarta,

2004.

Ibrahim, Johnny, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu Media,

Surabaya, 2005.

Jono, Hukum Kepailitan. Sinar Grafika, Jakarta. 2008.

Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Kencana Media Group, Jakarta,

2010.

Mertokusumo, Sudikno, Hukum Acara Perdata Indonesia. Liberty Yogyakarta,

Yogyakarta, 2002.

Muhammad, Abdulkadir, Hukum Acara Perdata Indonesia.PT.Citra Aditya Bakti,

Bandung, 1990.

Page 168: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

157

Nating, Imran, Peranan dan Tanggung Jawab Kurator dalam Pengurusan dan

Pemberesan Harta Pailit, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004.

Pangabean P, Henry, Fungsi Mahkamah Agung Dalam Praktek Sehari-hari,

Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2001.

Prinst, Darwan, Strategi Menyusun dan Menangani Gugatan Perdata, cetakan

ketiga revisi, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997.

Rony Hanintijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri. Ghalia

Indonesia, Jakarta, 1988.

Saleh, Wantjik K, Kehakiman dan Peradilan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1997.

Sinaga M, Syamsudin, Hukum Kepailitan Indonesia, Tatanusa, Kakarta, 2012.

Sjahdeini, Remy, Sutan, Hukum Kepailitan, Grafiti, Jakarta, 2002.

Soedirjo, Kasasi Dalam Perkara Perdata, Akademika Pressindo, 1985.

Soekanto Soerjono, Mamudji Sri, Penelitian Hukum Normatif, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 1985.

Soekarso Hendri, Sitomurang Victor, Pengantar Hukum Kepailitan di Indonesia,

Rineka Cipta, Jakarta, 1993.

Shubhan, Hadi, Hukum Kepailitan (Prinsip, Norma, dan Praktik Peradilan),

Kencana Media Group, Surabaya, 2007.

Sunarmi, Hukum Kepailitan (Edisi 2), PT. Sofmedia, Jakarta, 2010.

Sutiyoso, Bambang, Metode Penemuan Hukum. UII Press, Yogyakarta, 2007.

Usman, Rachmadi, Dimensi Hukum Kepailitan di Indonesia. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta. 2004

Page 169: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

158

Widjaja Gunawan, Yani Ahmad, Kepailitan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,

1999.

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Mr.Tresna, R, Komentar HIR. Pradnya Paramita, Jakarta.1972

Indonesia, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

..................., Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2009 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung

...................., Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman

WEBSITE

http://putusan.mahkamahagung.go.id/main/pencarian/?q=771+K%2FPdt.Sus%2F

2010 diakses pada tanggal 1 september 2012

http://gilang-kurnia.blogspot.com/2010/12/upaya-hukum-terhadap-sengketa.html

diakses pada tanggal 17 September 2012

http://click-gtg.blogspot.com/2011/04/berakhirnya-kepailitan.html diakses pada

tanggal 10 September 2012

http://www.djkn.depkeu.go.id/content/article/lainnya/upaya-hukum-2.html

diakses pada tanggal 17 Oktober 2012.

Page 170: PENOLAKAN PERMOHONAN KASASI DALAM ... - Fakultas Hukum …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI FULL.pdf · Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka melengkapi syarat-

159