penjelasan atas peraturan daerah kota...

21
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA SEMARANG TAHUN 2011 - 2031 I. UMUM Sebagai pelaksanaan peninjauan kembali Peraturan Daerah dimaksud, maka perlu diterbitkan Peraturan Daerah Kota Semarang tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 20112031. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pasal 22, Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang merupakan penjabaran Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah ke dalam strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah kota. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah rencana pengembangan kota yang disiapkan secara teknis dan non-teknis oleh Pemerintah Daerah yang merupakan rumusan kebijaksanaan pemanfaatan muka bumi wilayah kota termasuk ruang di atasnya yang menjadi pedoman pengarahan dan pengendalian dalam pelaksanaan pembangunan kota. Bahwa RTRW Kota Semarang tahun 2011-2031 merupakan perwujudan aspirasi masyarakat yang tertuang dalam rangkaian kebijaksanaan pembangunan fisik kota di wilayah Kota Semarang yang memuat ketentuan-ketentuan antara lain : a. Merupakan pedoman, landasan dan garis besar kebijaksanaan bagi pembangunan fisik kota Semarang dalam jangka waktu 20 tahun, dengan tujuan agar dapat mewujudkan kelengkapan kesejahteraan masyarakat dalam hal memiliki kota yang dapat memenuhi segala kebutuhan fasilitas; b. Berisi suatu uraian keterangan dan petunjuk-petunjuk serta prinsip pokok pembangunan fisik kota yang berkembang secara dinamis dan didukung oleh pengembangan potensi alami, serta sosial ekonomi, sosial budaya, politik, pertahanan keamanan dan teknologi yang menjadi ketentuan pokok bagi seluruh jenis pembangunan fisik kota, baik yang dilaksanakan Pemerintah Kota Semarang, Pemerintah Provinsi jawa Tengah, maupun Pemerintah Pusat dan masyarakat secara terpadu. RTRW Kota Semarang 2011-2031 merupakan hasil evaluasi dan revisi dari RTRW Kota Semarang Tahun 2000-2010 sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Rencana Kota Semarang Tahun 2000 sampai Tahun 2010. Karena dalam perkembangannya Kota Semarang telah Kota Semarang terus tumbuh, dan rujukan tentang kebijakan pembangunan wilayah dan kota terus berkembang, maka Kebijakan penataan ruang perlu disesuaikan dengan tuntutan perkembangan yang ada. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Yang dimaksud dengan “aman” adalah situasi masyarakat dapat menjalankan aktivitas kehidupannya dengan terlindungi dari berbagai ancaman. Yang dimaksud dengan “nyaman” adalah keadaan masyarakat dapat mengartikulasikan nilai sosial budaya dan fungsinya dalam suasana yang

Upload: buianh

Post on 06-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA …semarangkota.go.id/content/slides/pdf/PenjelasanPerdaRTRW_2014-04... · Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah ... Kebijakan penataan ruang

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

NOMOR 14 TAHUN 2011

TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA SEMARANG

TAHUN 2011 - 2031

I. UMUM

Sebagai pelaksanaan peninjauan kembali Peraturan Daerah dimaksud, maka perlu diterbitkan Peraturan Daerah Kota Semarang tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011—2031.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pasal 22, Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang merupakan penjabaran Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah ke dalam strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah kota.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah rencana pengembangan kota yang disiapkan secara teknis dan non-teknis oleh Pemerintah Daerah yang merupakan rumusan kebijaksanaan pemanfaatan muka bumi wilayah kota termasuk ruang di atasnya yang menjadi pedoman pengarahan dan pengendalian dalam pelaksanaan pembangunan kota.

Bahwa RTRW Kota Semarang tahun 2011-2031 merupakan perwujudan aspirasi masyarakat yang tertuang dalam rangkaian kebijaksanaan pembangunan fisik kota di wilayah Kota Semarang yang memuat ketentuan-ketentuan antara lain :

a. Merupakan pedoman, landasan dan garis besar kebijaksanaan bagi pembangunan fisik kota Semarang dalam jangka waktu 20 tahun, dengan tujuan agar dapat mewujudkan kelengkapan kesejahteraan masyarakat dalam hal memiliki kota yang dapat memenuhi segala kebutuhan fasilitas;

b. Berisi suatu uraian keterangan dan petunjuk-petunjuk serta prinsip pokok pembangunan fisik kota yang berkembang secara dinamis dan didukung oleh pengembangan potensi alami, serta sosial ekonomi, sosial budaya, politik, pertahanan keamanan dan teknologi yang menjadi ketentuan pokok bagi seluruh jenis pembangunan fisik kota, baik yang dilaksanakan Pemerintah Kota Semarang, Pemerintah Provinsi jawa Tengah, maupun Pemerintah Pusat dan masyarakat secara terpadu.

RTRW Kota Semarang 2011-2031 merupakan hasil evaluasi dan revisi dari RTRW Kota Semarang Tahun 2000-2010 sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Rencana Kota Semarang Tahun 2000 sampai Tahun 2010. Karena dalam perkembangannya Kota Semarang telah Kota Semarang terus tumbuh, dan rujukan tentang kebijakan pembangunan wilayah dan kota terus berkembang, maka Kebijakan penataan ruang perlu disesuaikan dengan tuntutan perkembangan yang ada.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Yang dimaksud dengan “aman” adalah situasi masyarakat dapat menjalankan aktivitas kehidupannya dengan terlindungi dari berbagai ancaman.

Yang dimaksud dengan “nyaman” adalah keadaan masyarakat dapat mengartikulasikan nilai sosial budaya dan fungsinya dalam suasana yang

Page 2: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA …semarangkota.go.id/content/slides/pdf/PenjelasanPerdaRTRW_2014-04... · Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah ... Kebijakan penataan ruang

tenang dan damai.

Yang dimaksud dengan “produktif” adalah proses produksi dan distribusi berjalan secara efisien sehingga mampu memberikan nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat, sekaligus meningkatkan daya saing.

Yang dimaksud dengan “berkelanjutan” adalah kondisi kualitas lingkungan fisik dapat dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan, termasuk pula antisipasi untuk mengembangkan orientasi ekonomi kawasan setelah habisnya sumber daya alam tak terbarukan.

Pasal 3

Kebijakan penataan ruang wilayah Kota Semarang merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah Kota Semarang

Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten berfungsi sebagai:

a. sebagai dasar untuk memformulasikan strategi penataan ruang wilayah Kota Semarang;

b. sebagai dasar untuk merumuskan struktur dan pola ruang wilayah Kota Semarang;

c. memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW Kota Semarang; dan

d. sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kota Semarang.

Strategi penataan ruang wilayah kota merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kota ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Strategi penataan ruang wilayah kota berfungsi:

a. sebagai dasar untuk penyusunan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan penetapan kawasan strategis Kota Semarang;

b. memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW Kota Semarang;

sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kota Semarang.

Pasal 4

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “sarana lingkungan” adalah fasilitas penunjang, yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya. Antara lain berupa bangunan perniagaan atau perbelanjaan, lapangan terbuka, pendidikan, kesehatan, peribadatan, fasilitas pemerintahan, pelayanan umum, pemakaman dan pertamanan.

Huruf b

Cukup Jelas

Huruf c

Cukup Jelas

Huruf d

Cukup Jelas

Page 3: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA …semarangkota.go.id/content/slides/pdf/PenjelasanPerdaRTRW_2014-04... · Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah ... Kebijakan penataan ruang

Huruf e

Cukup Jelas

Huruf f

Cukup Jelas

Huruf g

Cukup Jelas

Huruf h

Cukup Jelas

Pasal 5

Cukup jelas

Pasal 6

Cukup jelas

Pasal 7

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “kawasan bagian atas” adalah kecamatan-kecamatan yang memiliki ketinggian alam lebih dari 100 meter diatas permukaan laut, meliputi : sebagian Kecamatan Tembalang, Kecamatan Banyumanik, Kecamatan Gunungpati, Kecamatan Mijen, Kecamatan Ngaliyan

Huruf b

Cukup Jelas

Huruf c

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 8

Cukup jelas

Pasal 9

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Huruf a

Cukup Jelas

Huruf b

Cukup Jelas

Huruf c

Cukup Jelas

Huruf d

Cukup Jelas

Huruf e

Cukup Jelas

Page 4: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA …semarangkota.go.id/content/slides/pdf/PenjelasanPerdaRTRW_2014-04... · Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah ... Kebijakan penataan ruang

Huruf f

Yang dimaksud dengan “prasarana dan sarana perkotaan lainnya” adalah prasarana dan sarana kota yang disediakan sesuai dengan kebutuhan pengembangan kota, seperti untuk kebutuhan pengguna sepeda, jalur trem, dan transportasi sungai.

Pasal 10

Ayat (1)

Huruf a sampai dengan j

Luas wilayah kecamatan yang dimaksud adalah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten-Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara dan Kendal serta penataan kecamatan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 89).

Ayat (2)

Fungsi utama adalah fungsi yang memiliki pelayanan regional. Pengembangan fungsi ini terkait dengan hirarki Kota Semarang sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

Huruf a

Cukup Jelas

Huruf b

Cukup Jelas

Huruf c

Cukup Jelas

Huruf d

Cukup Jelas

Huruf e

Cukup Jelas

Huruf f

Yang dimaksud dengan “kantor pelayanan publik” adalah fasilitas pelayanan pemerintahan dan sosial

Pasal 11

Huruf a

Yang dimaksud dengan “pusat pelayanan kota” adalah kawasan yang memiliki fasilitas/ sarana yang pelayanannya regional dan atau nasional.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “sub pusat pelayanan kota” adalah kawasan yang memiliki fasilitas/ sarana yang pelayanannya sebagian kota dan atau kota.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “pusat pelayanan lingkungan” adalah kawasan yang memiliki fasilitas/ sarana yang pelayanan lingkungan.

Pasal 12

Cukup jelas

Pasal 13

Cukup jelas

Pasal 14

Cukup jelas

Page 5: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA …semarangkota.go.id/content/slides/pdf/PenjelasanPerdaRTRW_2014-04... · Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah ... Kebijakan penataan ruang

Pasal 15

Cukup jelas

Pasal 16

Cukup jelas

Pasal 17

Cukup jelas

Pasal 18

Ayat (1)

Pengertian tentang jalan didasarkan pada Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang jalan

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 19

Cukup jelas

Pasal 20

Cukup jelas

Pasal 21

Cukup jelas

Pasal 22

Cukup jelas

Pasal 23

Cukup jelas

Pasal 24

Cukup jelas

Pasal 25

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “pelabuhan utama” adalah pelabuhan yang mempunyai jangkauan pelayanan yang luas, frekuensi kapal dan volume besar, mempengaruhi perkembangan ekonomi secara nasional/internasional, berperan dalam transportasi dan perdagangan antar negara, tingkat keselamatan pelayaran yang diperlukan tinggi, dan memiliki fasilitas dengan teknologi tinggi sesuai dengan standar internasional serta merupakan simpul jaringan pelayaran nasional/internasional dan berfungsi sebagai perekat dalam sistem transportasi nasional, sehingga apabila fungsi dan peranan tersebut tidak dapat dilaksanakan akan mengganggu kepentingan nasional

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Pasal 26

Ayat (1)

Cukup jelas

Page 6: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA …semarangkota.go.id/content/slides/pdf/PenjelasanPerdaRTRW_2014-04... · Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah ... Kebijakan penataan ruang

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “bandar udara pengumpul” adalah bandar udara yang mempunyai cakupan pelayanan yang luas dari berbagai bandar udara yang melayani penumpang dan/atau kargo dalam jumlah besar dan mempengaruhi perkembangan ekonomi secara nasional atau berbagai provinsi

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 27

Cukup jelas

Pasal 28

Cukup jelas

Pasal 29

Cukup jelas

Pasal 30

Cukup jelas

Pasal 31

Cukup jelas

Pasal 32

Cukup jelas

Pasal 33

Cukup jelas

Pasal 34

Cukup jelas

Pasal 35

Cukup jelas

Pasal 36

Cukup jelas

Pasal 37

Cukup jelas

Pasal 38

Cukup jelas

Pasal 39

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “sanitary landfill” adalah metode pembuangan akhir sampah secara saniter, sampah ditimbun dipadatkan dan diberi lapisan penutup secara rutin.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 40

Cukup jelas

Pasal 41

Cukup jelas

Pasal 42

Cukup jelas

Pasal 43

Cukup jelas

Page 7: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA …semarangkota.go.id/content/slides/pdf/PenjelasanPerdaRTRW_2014-04... · Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah ... Kebijakan penataan ruang

Pasal 44

Cukup jelas

Pasal 45

Cukup jelas

Pasal 46

Cukup jelas

Pasal 47

Cukup jelas

Pasal 48

Cukup jelas

Pasal 49

Cukup jelas

Pasal 50

Cukup jelas

Pasal 51

Huruf a

Yang dimaksud dengan “jalur pejalan kaki” adalah jalur yang disediakan untuk pejalan kaki guna memberikan pelayanan kepada pejalan kaki sehingga dapat meningkatkan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan pejalan kaki tersebut.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “street furniture” adalah objek atau perlengkapan yang dipasang di jalan untuk tujuan tertentu, termasuk kursi, trotoar, kotak pos, kotak telepon, lampu jalan, lampu lalu lintas, rambu lalu lintas, marka jalan, halte bis, grit bin, halte trem, wc umum, air mancur, dan memorial.

Pasal 52

Cukup jelas

Pasal 53

Cukup jelas

Pasal 54

Cukup jelas

Pasal 55

Cukup jelas

Pasal 56

Cukup jelas

Pasal 57

Cukup jelas

Pasal 58

Yang dimaksud dengan “kawasan resapan air” adalah kawasan diperuntukkan bagi kegiatan pemanfaatan tanah yang dapat menjaga kelestarian ketersediaan air bagi kawasan yang terletak di wilayah bawahannya

Pasal 59

Cukup jelas

Pasal 60

Cukup jelas

Pasal 61

Cukup jelas

Pasal 62

Page 8: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA …semarangkota.go.id/content/slides/pdf/PenjelasanPerdaRTRW_2014-04... · Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah ... Kebijakan penataan ruang

Pasal 63

Cukup jelas

Pasal 64

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Sesuai klasifikasi RTH publik yang ditetapkan dalam Permen PU Nomor 5/PRT/M/2008, luas RTH publik di Kota Semarang kurang lebih 2.739 Ha atau 7,5% dari luas wilayah.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 65

Cukup jelas

Pasal 66

Cukup jelas

Pasal 67

Cukup jelas

Pasal 68

Cukup jelas

Pasal 69

Cukup jelas

Pasal 70

Cukup jelas

Pasal 71

Cukup jelas

Pasal 72

Cukup jelas

Pasal 73

Cukup jelas

Pasal 74

Cukup jelas

Pasal 75

Cukup jelas

Pasal 76

Ayat (1)

Huruf a

Persebaran kawasan rawan gerakan tanah berdasarkan kondisi geologi kawasan yang potensial terjadi gerakan tanah.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “kawasan sesar aktif” adalah daerah yang kondisi geologisnya mempunyai patahan yang potensial untuk terjadi gerakan tanah

Huruf c

Yang dimaksud dengan “daerah rawan longsor” adalah daerah yang kondisi tanahnya potensial terjadi bencana bila dibudidayakan.

Page 9: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA …semarangkota.go.id/content/slides/pdf/PenjelasanPerdaRTRW_2014-04... · Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah ... Kebijakan penataan ruang

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 77

Cukup jelas

Pasal 78

Cukup jelas

Pasal 79

Ayat (1)

Yang dimaksud “Kawasan Hutan Produksi Tetap” adalah kawasan hutan Produksi dengan factor-faktor kelas lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan yang dihitung dengan metode scoring mempunyai jumlah nilai dibawah 125.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 80

Yang dimaksud dengan “kawasan perumahan” adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.

Pasal 81

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Huruf a

Pengembangan pasar agro akan dilakukan di kawasan sekitar Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT)

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas

Huruf d

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 82

Cukup jelas

Pasal 83

Cukup jelas

Page 10: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA …semarangkota.go.id/content/slides/pdf/PenjelasanPerdaRTRW_2014-04... · Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah ... Kebijakan penataan ruang

Pasal 84

Cukup jelas

Pasal 85

Cukup jelas

Pasal 86

Cukup jelas

Pasal 87

Cukup jelas

Pasal 88

Cukup jelas

Pasal 89

Cukup jelas

Pasal 90

Cukup jelas

Pasal 91

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Yang dimaksud dengan “agroforestry” adalah hutan rakyat.

Pasal 92

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Pengembangan budidaya perikanan tambak dan perikanan darat

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 93

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan “potensi tambang” antara lain mineral bukan logam dan batuan.

Pasal 94

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “fasilitas keamanan dan keselamatan” adalah fasilitas pemadam kebakaran

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 95

Cukup jelas

Pasal 96

Cukup jelas

Page 11: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA …semarangkota.go.id/content/slides/pdf/PenjelasanPerdaRTRW_2014-04... · Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah ... Kebijakan penataan ruang

Pasal 97

Cukup jelas

Pasal 98

Cukup jelas

Pasal 99

Cukup jelas

Pasal 100

Cukup jelas

Pasal 101

Yang dimaksud dengan “kawasan strategis pertumbuhan ekonomi” adalah memerlukan prioritas penanganan, karena potensi yang dimiliki apabila tidak diarahkan justru menimbulkan permasalahan

Yang dimaksud dengan “kawasan strategis perlu daya dukung lingkungan hidup” adalah kawasan yang memerlukan dukungan kegiatan dan penataan lingkungan agar kegiatan yang berkembang di kawasan ini dapat menunjang satu sama lainnya.

Yang dimaksud dengan “kawasan strategis kepentingan sosial budaya” adalah kawasan yang memiliki nilai kekhasan tertentu secara sosial.

Pasal 102

Cukup jelas

Pasal 103

Cukup jelas

Pasal 104

Cukup jelas

Pasal 105

Cukup jelas

Pasal 106

Cukup jelas

Pasal 107

Cukup jelas

Pasal 108

Pengendalian pemanfaatan ruang dimaksudkan agar pemanfaatan ruang dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang.

Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan ruang dan unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap zona peruntukan sesuai dengan rencana rinci tata ruang. Peraturan zonasi berisi ketentuan yang harus, boleh, dan tidak boleh dilaksanakan pada zona pemanfaatan ruang yang dapat terdiri atas ketentuan tentang amplop ruang (koefisien dasar ruang hijau, koefisien dasar bangunan, koefisien lantai bangunan, dan garis sempadan bangunan), penyediaan sarana dan prasarana, serta ketentuan lain yang dibutuhkan untuk mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.

Untuk mengendalikan perkembangan kawasan budi daya yang dikendalikan pengembangannya, diterapkan mekanisme disinsentif secara ketat, sedangkan untuk mendorong perkembangan kawasan yang didorong pengembangannya diterapkan mekanisme insentif.

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas

Page 12: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA …semarangkota.go.id/content/slides/pdf/PenjelasanPerdaRTRW_2014-04... · Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah ... Kebijakan penataan ruang

Huruf d

Cukup jelas

Pasal 109

Cukup jelas

Pasal 110

Cukup jelas

Pasal 111

Cukup jelas

Pasal 112

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas

Huruf d

Cukup jelas

Huruf e

Yang dimaksud dengan “prasarana pelengkap jalan” adalah jembatan, terowongan, gorong-gorong, dan bangunan pengaman.

Huruf f

Cukup jelas

Huruf g

Cukup jelas

Huruf h

Cukup jelas

Huruf i

Cukup jelas

Huruf j

Cukup jelas

Huruf k

Cukup jelas

Huruf l

Cukup jelas

Huruf m

Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas

Huruf d

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Page 13: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA …semarangkota.go.id/content/slides/pdf/PenjelasanPerdaRTRW_2014-04... · Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah ... Kebijakan penataan ruang

Pasal 113

Cukup jelas

Pasal 114

Cukup jelas

Pasal 115

Cukup jelas

Pasal 116

Cukup jelas

Pasal 117

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Pemasangan reklame pada sistem angkutan umum secara terbatas sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Reklame.

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 118

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Huruf a

Angka 1

Cukup jelas

Angka 2

Cukup jelas

Angka 3

Yang dimaksud dengan “wisata alam” adalah kegiatan wisata pada objek-objek utama di kawasan alam yang berfungsi konservasi; kegiatan ini memanfaatkan lingkungan yang memiliki keindahan alam terbaik, suasana alami dan tantangan alam, dilengkapi dengan fasilitas penunjang khususnya di kawasan alam (eco-tourism)

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas

Page 14: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA …semarangkota.go.id/content/slides/pdf/PenjelasanPerdaRTRW_2014-04... · Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah ... Kebijakan penataan ruang

Huruf d

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Pasal 119

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7)

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas

Huruf d

Cukup jelas

Huruf e

Fasilitas penunjang antara lain meliputi kantin, guest house, tempat ibadah, fasilitas olahraga, tempat pengolahan air bersih, gardu induk, rumah telekomunikasi

Huruf f

Cukup jelas

Huruf g

Pengelolaan hidrologi untuk memperkecil dan mengatur debit limpasan air hujan ke wilayah luar dapat dilakukan melalui pengembangan pengembangan sumur resapan, embung, waduk, penampungan air.

Huruf h

Cukup jelas

Huruf i

Cukup jelas

Huruf j

Cukup jelas

Huruf k

Cukup jelas

Huruf l

Cukup jelas

Huruf m

Cukup jelas

Page 15: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA …semarangkota.go.id/content/slides/pdf/PenjelasanPerdaRTRW_2014-04... · Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah ... Kebijakan penataan ruang

Ayat (8)

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Fasilitas penunjang antara lain meliputi wisma atlet, kantor, kantin, toko, ATM, dan sebagainya

Huruf c

Cukup jelas

Huruf d

Cukup jelas

Huruf e

Cukup jelas

Huruf f

Cukup jelas

Ayat (9)

Cukup jelas

Ayat (10)

Cukup jelas

Ayat (11)

Cukup jelas

Ayat (12)

Cukup jelas

Ayat (13)

Cukup jelas

Ayat (14)

Cukup jelas

Ayat (15)

Cukup jelas

Ayat (16)

Cukup jelas

Pasal 120

Cukup jelas

Pasal 121

Cukup jelas

Pasal 122

Yang dimaksud dengan “perizinan” adalah perizinan yang terkait dengan izin pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang

Pasal 123

Cukup jelas

Pasal 124

Cukup jelas

Pasal 125

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “izin prinsip“ adalah surat izin yang diberikan oleh Pemerintah/pemerintah daerah untuk menyatakan

Page 16: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA …semarangkota.go.id/content/slides/pdf/PenjelasanPerdaRTRW_2014-04... · Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah ... Kebijakan penataan ruang

suatu kegiatan secara prinsip diperkenankan untuk diselenggarakan atau beroperasi.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “izin lokasi” adalah izin yang diberikan kepada pemohon untuk memperoleh ruang yang diperlukan dalam rangka melakukan aktivitasnya.

Huruf c

Izin penggunaan pemanfaatan tanah merupakan dasar untuk permohonan mendirikan bangunan.

Huruf d

Cukup jelas

Huruf e

Cukup jelas

Pasal 126

Cukup jelas

Pasal 127

Cukup jelas

Pasal 128

Cukup jelas

Pasal 129

Cukup jelas

Pasal 130

Cukup jelas

Pasal 131

Cukup jelas

Pasal 132

Huruf a

Untuk pemberian insentif berupa kompensasi antar daerah yang berbentuk fiskal harus mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan.

Huruf b

Cukup Jelas

Huruf b

Cukup Jelas

Pasal 133

Cukup jelas

Pasal 134

Cukup jelas

Pasal 135

Cukup jelas

Pasal 136

Cukup jelas

Pasal 137

Cukup jelas

Pasal 138

Cukup jelas

Pasal 139

Cukup jelas

Pasal 140

Cukup jelas

Page 17: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA …semarangkota.go.id/content/slides/pdf/PenjelasanPerdaRTRW_2014-04... · Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah ... Kebijakan penataan ruang

Pasal 141

Cukup jelas

Pasal 142

Cukup jelas

Pasal 143

Cukup jelas

Pasal 144

Cukup jelas

Pasal 145

Cukup jelas

Pasal 146

Cukup jelas

Pasal 147

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Penerbitan surat peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali, yang masing-masing diterbitkan dalam rentang waktu tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 148

Cukup jelas

Pasal 149

Cukup jelas

Pasal 150

Cukup jelas

Pasal 151

Cukup jelas

Pasal 152

Cukup jelas

Pasal 153

Cukup jelas

Pasal 154

Cukup jelas

Pasal 155

Cukup jelas

Pasal 156

Cukup jelas

Pasal 157

Cukup jelas

Pasal 158

Huruf a

Masyarakat dapat mengetahui rencana tata ruang melalui Lembaran Negara atau Lembaran Daerah, pengumuman, dan/atau penyebarluasan oleh pemerintah.

Page 18: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA …semarangkota.go.id/content/slides/pdf/PenjelasanPerdaRTRW_2014-04... · Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah ... Kebijakan penataan ruang

Huruf b

Pertambahan nilai ruang dapat dilihat dari sudut pandang ekonomi, sosial, budaya, dan kualitas lingkungan yang dapat berupa dampak langsung terhadap peningkatan ekonomi masyarakat, sosial, budaya, dan kualitas lingkungan.

Huruf c

Yang dimaksud dengan penggantian yang layak adalah bahwa nilai atau besarnya penggantian tidak menurunkan tingkat kesejahteraan orang yang diberi penggantian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas

Pasal 159

Huruf a

Menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan dimaksudkan sebagai kewajiban setiap orang untuk memiliki izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang.

Huruf b

Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dimaksudkan sebagai kewajiban setiap orang untuk melaksanakan pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi ruang yang tercantum dalam izin pemanfaatan ruang.

Huruf c

Mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang dimaksudkan sebagai kewajiban setiap orang untuk memenuhi ketentuan kualitas ruang.

Huruf d

Pemberian akses dimaksudkan untuk menjamin agar masyarakat dapat mencapai kawasan yang dinyatakan dalam peraturan perundang-undangan sebagai milik umum. Kewajiban memberikan akses dilakukan apabila memenuhi syarat berikut:

a. untuk kepentingan masyarakat umum; dan/atau

b. tidak ada akses lain menuju kawasan dimaksud.

Pasal 160

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Huruf a

Masukan dapat berupa informasi, bantuan pemikiran, usul, saran, pendapat, pertimbangan, dan/atau tanggapan.

Angka 1

Persiapan penyusunan rencana tata ruang merupakan kegiatan untuk mempersiapkan penyusunan rencana tata ruang dalam satu wilayah tertentu termasuk penyusunan kerangka acuan (Terms of Reference) yang memuat latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, jadwal pelaksanaan, serta sumber pembiayaan.

Page 19: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA …semarangkota.go.id/content/slides/pdf/PenjelasanPerdaRTRW_2014-04... · Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah ... Kebijakan penataan ruang

Angka 2

Penentuan arah pengembangan wilayah atau kawasan merupakan kegiatan untuk menentukan arah pengembangan wilayah atau kawasan yang akan dicapai ditinjau dari aspek ekonomi, sosial, budaya, daya dukung, dan daya tampung lingkungan serta fungsi pertahanan keamanan.

Angka 3

Pengidentifikasian potensi dan masalah pembangunan merupakan kegiatan untuk mengidentifikasikan berbagai potensi dan masalah pembangunan dalam satu wilayah atau kawasan perencanaan termasuk bantuan untuk memperjelas hak atas ruang.

Angka 4

Cukup jelas

Angka 5

Cukup jelas

Huruf b

Bentuk-bentuk kerja sama antara lain kerja sama dalam penelitian dan pengembangan, penyelenggaraan forum konsultasi, serta penyebarluasan informasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam kerja sama, masyarakat antara lain dapat memberikan bantuan teknik dan/atau keahlian.

Ayat (3)

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Kerja sama masyarakat dengan Pemerintah/pemerintah daerah antara lain dapat berbentuk public private participation, privatisasi, ruilslag, dan turn key. Dalam kerja sama, masyarakat antara lain dapat memberikan bantuan teknik dan/atau keahlian.

Huruf c

Yang dimaksud dengan "kearifan lokal" adalah nilai-nilai luhur yang masih berlaku dalam tata kehidupan masyarakat

Huruf d

Cukup jelas

Huruf e

Cukup jelas

Huruf f

Cukup jelas

Ayat (4)

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Yang dimaksud dengan "dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang" antara lain adalah adanya indikasi memanfaatkan ruang dengan izin pemanfaatan ruang di lokasi yang tidak sesuai dengan peruntukannya; memanfaatkan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang di lokasi yang sesuai peruntukannya; dan/atau memanfaatkan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang di lokasi yang tidak sesuai peruntukannya

Page 20: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA …semarangkota.go.id/content/slides/pdf/PenjelasanPerdaRTRW_2014-04... · Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah ... Kebijakan penataan ruang

Huruf d

Yang dimaksud dengan "pembangunan" adalah kegiatan fisik yang

memanfaatkan ruang. Pengajuan keberatan harus disertai dengan alasan yang jelas, dapat dipertanggungjawabkan dengan mencantumkan identitas yang jelas, dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Pasal 161

Cukup jelas

Pasal 162

Cukup jelas

Pasal 163

Cukup jelas

Pasal 164

Cukup jelas

Pasal 165

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan sengketa penataan ruang adalah perselisihan antar pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan penataan ruang. Upaya penyelesaian sengketa diawali dengan penyelesaian melalui musyawarah untuk mufakat.

Ayat (2)

Penyelesaian sengketa di luar pengadilan disepakati oleh pihak yang bersengketa. Penyelesaian sengketa di luar pengadilan mencakup penyelesaian secara musyawarah mufakat dan alternatif penyelesaian sengketa, antara lain, dengan mediasi, konsiliasi, dan negosiasi.

Pasal 166

Ayat (1)

Pengangkatan penyidik pegawai negeri sipil dilakukan dengan memperhatikan kompetensi pegawai seperti pengalaman serta pengetahuan pegawai dalam bidang penataan ruang dan hukum.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Pasal 167

Cukup jelas

Pasal 168

Cukup jelas

Pasal 169

Cukup jelas

Pasal 170

Cukup jelas

Pasal 171

Cukup jelas

Page 21: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA …semarangkota.go.id/content/slides/pdf/PenjelasanPerdaRTRW_2014-04... · Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah ... Kebijakan penataan ruang

Pasal 172

Cukup jelas

Pasal 173

Cukup jelas

Pasal 174

Cukup jelas

Pasal 175

Cukup jelas

Pasal 176

Cukup jelas

Pasal 177

Cukup jelas

Pasal 178

Cukup jelas

Pasal 179

Cukup jelas

Pasal 180

Cukup jelas

Pasal 181

Cukup jelas

Pasal 182

Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 61