pengantar ilmu hukum-slides

28
Salah satu materi penting dalam mempelajari dan menerapkan hukum adalah materi Pengantar Ilmu Hukum (PIH) sebagai pengantar (introduction) untuk mempelajari Pengantar Tata Hukum Indonesia (PTHI) dalam berbagai bidang hukum. Matakuliah ini diajarkan untuk membekali mahasiswa peserta didik dengan pengetahuan tentang: (1) arti dan tujuan hukum, (2) sumber dan sistem hukum, (3) mazhab-mazhab dalam hukum dan penerapannya, (4) penemuan hukum, dan (5) pembidangan hukum Matakuliah ini disajikan secara sederhana, praktis dan sistematis agar mudah dipelajari mahasiswa STAN bidang akuntansi pemerin-tahan dan bermanfaat. dalam pelaksanaan tugasnya nanti. PENGANTAR ILMU HUKUM

Upload: samid-fernandho

Post on 01-Nov-2015

1.287 views

Category:

Documents


63 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengantar Ilmu Hukum-slides

• Salah satu materi penting dalam mempelajari dan menerapkan hukum adalah materi Pengantar Ilmu Hukum (PIH) sebagai pengantar (introduction) untuk mempelajari Pengantar Tata Hukum Indonesia (PTHI) dalam berbagai bidang hukum.

• Matakuliah ini diajarkan untuk membekali mahasiswa peserta didik dengan pengetahuan tentang: (1) arti dan tujuan hukum,(2) sumber dan sistem hukum,(3) mazhab-mazhab dalam hukum dan penerapannya, (4) penemuan hukum, dan(5) pembidangan hukum

• Matakuliah ini disajikan secara sederhana, praktis dan sistematis agar mudah dipelajari mahasiswa STAN bidang akuntansi pemerin-tahan dan bermanfaat. dalam pelaksanaan tugasnya nanti.

PENGANTAR ILMU HUKUM

Page 2: Pengantar Ilmu Hukum-slides

• MANUSIA DAN MASYARAKAT:Manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk bermasyarakat (sosial) yang baru menjadi manusia setelah ia hidup bersama manusia lain dalam masyarakat.Masyarakat adalah seluruh kehidupan bersama yang menunjukkan tata-kemasyarakatan tertentu dengan otonomi dan identitas sendiri seperti: masyarakat Barat, masyarakat Indonesia dsb.Masyarakat yang paling kecil dan sederhana ialah keluarga.

• Manusia hidup bermasyarakat karena untuk memenuhi sandang, pangan, papan, rasa aman dan meneruskan keturunan, ia perlu hasil karya, perhatian, bantuan, kerjasama manusia lain.

Menurut A. Maslow, tingkat kebutuhan manusia meliputi:(1) kebutuhan jasmani (physicological need),(2) kebutuhan rasa aman (security/safety need),(3) kebutuhan diakui (affiliation/acceptance need),(4) kebutuhan dihargai (esteem need),(5) kebutuhan rohaniah (self-actualization need).

ARTI DAN TUJUAN HUKUM (1)

Page 3: Pengantar Ilmu Hukum-slides

• MASYARAKAT:adalah bentuk pergaulan hidup yang timbul karena: (1) hubungan antar warganya, yang dibedakan antara:

(a) masyarakat Paguyuban (Gemeinschaftlich)(b) masyarakat Patembayan (Gesellschaftlich)

(2) pembentukannya, yang dibedakan karena:(a) hubungan kekeluargaan(b) kesamaan kepentingan(c) kesamaan tujuan atau ideologi

(3) kebudayaan warganya, yang dibedakan antara:(a) masyarakat sederhana(b) masyarakat maju meliputi - masyarakat non-industri dan

- masyarakat industri (pemilik modal dan buruh).

ARTI DAN TUJUAN HUKUM (2)

Page 4: Pengantar Ilmu Hukum-slides

• Masyarakat Paguyuban:bentuk kehidupan bersama di mana para anggotanya diikat oleh hu-bungan batin yang murni dan bersifat alami dan kekal, berdasarkan rasa cinta dan kesatuan batin yang memamg telah dikodratkan, bersifat nyata dan organis bagaikan organ tubuh manusia. Contoh: keluarga,kelompok kekerabatan, dan rukun tetangga.

• Masyarakat Patembayan:bentuk kehidupan bersama dimana para anggotanya diikat secara lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu pendek dalam bentuk pemikiran belaka (imaginary) dan strukturnya bersifat mekanis ba-gaikan suatu mesin dan dapat dijumpai dalam hubungan berdasar-kan perjanjian timbal balik. Contoh: antara para pedagang dan antara atasan dengan bawahan.

ARTI DAN TUJUAN HUKUM (3)

Page 5: Pengantar Ilmu Hukum-slides

• NORMA-NORMA DALAM MASYARAKAT:Dalam hidup bermasyarakat ada kala kepentingan manusia sama, berbeda, bahkan bertentangan. Demi ketertiban dan keamanan, terdapat norma (kaidah) yaitu patokan (ugeran) untuk menentukan baik/buruk, sopan/tidak, benar/salah sikap dan peri-laku manusia dalam bermasyarakat.Dalam masyarakat Norma Agama, Norma Kesusilaan, Norma Adat/ Sopan-Santun yang ada belum cukup mengatur semua hal yang perlu dalam masyarakat seperti tertib lalu-lintas, membuat perbuatan mencurigai tersangka oleh polisi menjadi kurang pantas, dan sanksinya kurang membuat jera pelaku kejahatan, maka setelah menegara perlu ada Norma Hukum yang disingkat “hukum”.

• Hukum sebagai gejala masyarakat dibentuk dan ditegakkan oleh Negara dengan sanksi (hukuman) mati, penjara, atau denda yang langsung dirasa-kan pelaku kejahatan.

• Hukum pada umumnya tertulis berupa peraturan perundangan seperti un-dang-undang dan tugas hakim hanya melaksanakan undang-undang.

ARTI DAN TUJUAN HUKUM (4)

Page 6: Pengantar Ilmu Hukum-slides

• ARTI HUKUM:Hukum dalam ilmu sosial yang dinamis, selalu berubah sesuai per-kembangan zaman tidak sama dengan hukum dalam ilmu alam/ fisika yang tetap. Hukum mengatur hampir segala aspek kehidupan dan melindungi manusia sejak ada dalam kandungan sampai ia me-ninggal dan dimakamkan.

• Ada berbagai macam definisi hukum tergantung sudut pandang masing-masing pakar hukum, tetapi belum ada yang mampu menyatukannya dalam satu definisi hukum yang memuaskan

• Sebagai pegangan untuk mempelajari hukum, menurut Prof.Dr.Mr. E.Utrecht definisi hukum ialah himpunan peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata-tertib suatu masya-rakat dan karenanya wajib ditaati semua warga masyarakat pendukung hukum ini.

ARTI DAN TUJUAN HUKUM (5)

Page 7: Pengantar Ilmu Hukum-slides

• NORMA HUKUM DALAM MASYARAKAT:Dalam masyarakat teratur dan tersusun dalam negara, sekurangnya ada:a. lembaga Legislatif (pembentuk UU)b. lembaga Executif (pelaksana UU)c. lembaga Judikatif (pengawas pelaksanaan UU).dan badan pengawas yang:a. khusus dibentuk untuk berfungsi sebagai pengawas,b. langsung diawasi lembaga Legislatif sendiri.c. check and balance.

UNSUR, CIRI, DAN SIFAT HUKUMUnsur: aturan mengenai tingkah-laku manusia dalam hidup nermasyarakat, yang diadakan dan ditegakkan oleh badan negara yang berwenang, bersifat memaksa, serta mengandung sanksi nyata dan tegas bagi yang melanggar aturannya.Ciri: mengandung perintah dan/atau larangan yang harus ditaati setiap orang dan yang melanggar dapat dikenakan sanksi hukum.Sifat: merupakan aturan hidup bermasyarakat yang bersifat mengatur dan memaksa orang mentaati tata-tertib dalam masyarakat serta memberikan sanksi tegas terhadap siapa yang tidak patuh mentaatinya.

ARTI DAN TUJUAN HUKUM (6)

Page 8: Pengantar Ilmu Hukum-slides

• PERANAN HUKUM:1. menciptakan keadilan(justice),2. menjamin kepastian hukum (certainty),3. memberikan manfaat (utility),4. mewujudkan kehidupan bersama yang dicita-citakan.

• TUJUAN HUKUM:1. memberi sebanyak-banyak kebahagiaan bagi sebanyak-banyak orang (teori Utilitis).2. melindungi kepentingan pribadi maupun seluruh masyarakat,3. mengatur pergaulan hidup manusia secara damai,4. mengabdi pada tujuan negara,5. menciptakan kedamaian, keadilan, kesejahteraan dan kebahagiaan dalam masyarakat (Pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945)

ARTI DAN TUJUAN HUKUM (7)

Page 9: Pengantar Ilmu Hukum-slides

• SUBJEK HUKUM (PERSOON, ORANG):

pembawa hak dalam hukum atau sesuatu yang mempunyai hak dan kewajiban dalam lalu-lintas hukum.

Dibedakan antara:

1. Manusia alami (natuurlijke-persoon) yang menjadi subjek hukum menurut Buku I KUH Perdata sejak ia dilahirkan (bahkan bila ada kepentingannya sejak ia ada dalam kandungan ibunya) sampai ia meninggal dunia, tetapi dilindungi hukum sejak dalam kandungan

ibunya sampai meninggal dan dimakamkan.

2. Badan hukum (rechts-persoon) yang menjadi subjek hukum berdasar- kan undang-undang khususnya Buku III KUH Perdata dan KUH Dagang.

SUBJEK DAN OBJEK HUKUM (1)

Page 10: Pengantar Ilmu Hukum-slides

• Manusia alami menjadi Subjek Hukum karena:a. sudah dewasa, mencapai umur 21 tahun atau sudah pernah menikah,b. tidak berada di bawah pengampuan (curatele),c. bisa berbuat hukum termasuk menikah sendiri,d. bisa mewaris sendiri,e. bisa dihukum mati dan penjara,f. diatur dalam Buku I KUH Perdata.

• Badan Hukum menjadi Subjek Hukum karenaa. diatur demikian menurut Buku III KUH Perdata dan peraturan perundang undangan,b. akta pendiriannya telah memperoleh pengesahan sebagai badan hukum menurut peraturan perundang-undangan,c. memiliki harta kekayaan sendiri,d. bisa berbuat hukum termasuk menggugat melalui pengurusnya,e. tidak bisa dihukum mati dan penjara,f. Tidak bisa mati, tetapi bisa dibubarkan.

SUBJEK DAN OBYEK HUKUM (2)

Page 11: Pengantar Ilmu Hukum-slides

• OBJEK HUKUM:

benda (zaak: barang atau jasa) yang dapat dimiliki Subjek Hukum.

• Suatu benda disebut Objek Hukum bila:

1. tidak diperoleh secara bebas dari alam,

2. bernilai, berguna, atau bermanfaat bagi manusia alami,

3. secara hukum merupakan satukesatuan yang utuh.

• Macam-macam benda sebagai Objek Hukum:

1. benda yang bergerak dan tidak bergerak (tetap),

2. benda yang berwujud dan tidak berwujud,

3. benda yang dapat dan tidak dapat diganti,

4. benda yang dapat dan tidak dapat musnah

SUBJEK DAN OBYEK HUKUM (3)

Page 12: Pengantar Ilmu Hukum-slides

• MACAM-MACAM HAK ATAS BENDA:1. HAK KEBENDAAN (ZAKEN-RECHT):

memberi kekuasaan kepada Subjek Hukum atas suatu benda di mana- pun benda itu berada, bersifat mutlak (absolut) karena dapat diper-

tahankan terhadap siapapun dan melahirkan tuntutan kebendaan (actiones in rem).

2. HAK PERSEORANGAN (PERSONEN-RECHT):memberi kekuasaan kepada Subjek Hukum atas benda karena

timbul dari suatu perjanjian, bersifat nisbi (relatif) yang hanya melahirkan tuntutan terhadap pihak tertentu saja (actiones in personam).

• PERBUATAN HUKUM:perbuatan Subjek Hukum yang akibatnya diatur oleh hukum.

• PERISTIWA HUKUM:peristiwa yang akibatnya diatur oleh hukum dan dapat terjadi karena:1. timbul murni menurut undang-undang,2. perbuatan manusia alami yang

a. menurut hukum (rechtmatig-daad), atau b. melawan hukum (onrechtmatig-daad).

SUBJEK DAN OBJEK HUKUM (4)

Page 13: Pengantar Ilmu Hukum-slides

• ARTI SUMBER HUKUM:

segala apa yang menimbulkan aturan-aturan hukum mempunyai kekuatan memaksa dan kalau dilanggar mengakibatkan sanksi (hukuman) yang te-gas dan nyata.

• MACAM-MACAM SUMBER HUKUM:

1. Sumber Hukum dalam arti luas (materiil)

ditinjau dari aspek sejarah, filsafat dan ekonomi.

2. Sumber Hukum dalam arti sempit (formil)

Undang-Undang, Kebiasaan (Custom), Traktat, Jurisprudensi, dan Doktrin.

• SISTEM HUKUM (LEGAL SYSTEM):

seperangkat aturan hukum yang mengatur segala pranata kehidupan ber-masyarakat, berbangsa, dan bernegara, membentuk suatu kesatuan yang utuh sehingga tidak terjadi kontradiksi antar ketentuan hukum.

SUMBER DAN SISTEM HUKUM (1)

Page 14: Pengantar Ilmu Hukum-slides

• MACAM-MACAM SISTEM HUKUM:1. Common Law Legal System:

sistem hukum ini memberi peran kepada kebiasaan/adat yang berlaku umum dan agar selalu dapat menyesuaikan diri pada perkembangan kemajuan zaman, tidak memerlukan aturan

hukum tertulis yang lengkap, sempurna dan dikodefikasi. Di Amerika Serikat yang menganut separation of power and responsibility, kekuasaan hakim perdata pada hakekatnya

bersifat legislatif sehingga berdasarkan kasus dan fakta di persidangan hakim dapat membuat hukum sendiri (case/judge made law) dan un tuk menentukan bersalah atau tidaknya seseorang dalam perkara pidana digunakan sistem juri.2 Socialist Law Legal System:

dalam sistem ini, hukum dibentuk dan ditegakkan pemerintah negara selaku pemegang kekuasaan politik yang absolut dan otoriter untuk melaksanakan kehendak para penguasa negara,

di mana badan peradilan bersidang atas tuntutan jaksa atas dalih melanggar kepentingan negara (rakyat banyak),

SUMBER DAN SISTEM HUKUM (2)

Page 15: Pengantar Ilmu Hukum-slides

3. Islamic Law (Qonun) Legal System:

dalam sistem ini, hukum mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT (ibadah) dan hubungan antar manusia (muammallah) yang

wajib. Makruh, sunnah untuk dilaksanakan serta sanksi bagi perbuatan yang haram bukan hanya untuk pembalasan atau memperbaiki moral pelakunya tetapi demi kesempurnaan hidup di dunia dan di akhirat. Untuk ini raja lalim raja fisanggah, pemimpin harus jujur dan baik sebagai Ulul Amri agar dihormati.

4. Civil Law Legal System.

dalam sistem ini yang lebih diutamakan ialah aturan hukum tertulis yang lengkap, sempurna, dan dikodefikasi (dibukukannya satu jenis hukum secara sistematis dan lengkap dalam satu kitab undang-umdang demi kepastian, kesederhanaan dan kesatuan hukum). Di Indonesia berdasarlan pasal II A.P. UUD 1945 segala undang-undang semasa Hindia Belanda masih langsung berlaku sampai sekarang dengan tambal-sulam, perubahanm penambahan dan pencabutan agar sesuai dengan dasar negara Pancasila.

SUMBER DAN SISTEM HUKUM (3)

Page 16: Pengantar Ilmu Hukum-slides

1. Mazhab Hukum Alam:

hukum mengikat dan dipatuhi/ditaati karena merupakan pernyataan pikiran (akal) manusia mengenai perbuatan sesuai kodrat manusia

2. Mazhab Sejarah:

hukum mengikat dan dipatuhi/ditaati karena tumbuh di tengah masya-rakat sebagai penjelmaan dari kehendak, jiwa, rohani rakyat (Volkgeist) dan akan lenyap jika bangsa itu hilang kepribadiannya.

3. Teori Teokrasi:

hukum mengikat dan dipatuhi/ditaati karena berasal dari kehendak (perintah dan larangan) Tuhan YME.

4. Teori Kedaulatan Rakyat:

hukum mengikat dan dipatuhi/ditaati karena merupakan kehendak seluruh rakyat berdasarkan perjanjian rakyat (social,contract).

5. Teori Kedaulatan Negara:

hukum mengikat dan dipatuhi/ditaati karena dikehendaki oleh Negara yang kekuasaannya tidak terbatas.

MAZHAB-MAZHAB DALAM HUKUM (2)

Page 17: Pengantar Ilmu Hukum-slides

7. Teori Keseimbangan:hukum mengikat dan dipatuhi/ditaati karena selain memenuhi rasa keadilan orang terbanyak, mampu berfungsi nyata, juga menjadi dasar menetapkan dan mengatur apakah seseorang akan mendapat keuntungan/kerugian. karena setiap warganegara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan wajib menjunjung hukum dengan tidak ada kecualinya.

PENERAPAN MAZHAB-MAZHAB DALAM HUKUM:1. Aliran Legisme:

menurut aliran ini hukum hanya ada dalam undang-undang, tugas hakim hanya untuk melaksanakan undang-undang, walau sesungguhnya kebiasaan, asdat-istiadat dan doktrin juga melengkapi undang-undang yang tidak pernah sempurna.

2. Aliran Freie Rechts-bewegung:menurut aliran ini tugas Hakim itu bebas dan dinamis sehingga ia mengambil putus-an yang “up to date” sesuai keyakinannya, melahirkan “judge made law” yang berlaku positif, meskipun menurut pasal 21 AB dan pasal 1917 ayat (3) KUH Perdata tidak berlaku di Indonesia karena kepu-tusan hakim hanya berlaku tentang hal-hal dalam persidangan, tidak berke-kuatan hukum untuk berlaku umum.

MAZHAB-MAZHAB DALAM HUKUM (3)

Page 18: Pengantar Ilmu Hukum-slides

3. Aliran Begriffs-jurisprudent:

menurut aliran ini mekipun tugas Hakim itu bebas tetapi bukan untuk membentuk hukum melainkan untuk menemukan hukum dengan mem-buka tabir pemikiran yang terletak dalam undang-undang, ia tetap terikat dengan undang-undang (gebonden vrijheid) sehingga tetap dapat dipertanggung-jawabkan demi rasa keadilan masyarakat.

4. Aliran sistem hukum terbuka:

menurut aliran ini hukum merupakan suatu sistem, semua peraturan hukum tersusun secara mantik dan saling berhubungan, peraturan hukum umum dan azas-azasnya menjadi dasar bagi peraturan hukum khusus, sehibgga keputusan hakim harus selalu dengan konstruksi hukum menyempurnakan peraturan hukum yang berlaku.

MAZHAB-MAZHAB DALAM HUKUM (4)

Page 19: Pengantar Ilmu Hukum-slides

• PEMBENTUKAN HUKUM OLEH HAKIM:Jurisprudensi diakui sebagai salah satu sumber hukum meskipun tidak berkekuatan hukum sama dengan Undang-Undang karena Ha-kim sudah menggunakan berbagai interpretasi hukum dalam mem-berikan putusannya.

• PENAFSIRAN (INTERPRETASI) HUKUM:meliputi: penafsiran secara gramatika, secara otentik (resmi), secara historis (sejarah), secara dogmatis-sistematis, secara nasional, secara teleologis, secara ekstensif eksklusif, secara restriktif, secara analogis, dan secara acontrario.

• PENGISIAN KEKOSONGAN HUKUM (RECHTS VACUUM):antara lain dengan melalui penafsiran secara analogis.

• PELAKSANAAN HUKUM:tergantung pada kepatuhan masyarakat terhadap hukum yang lahir karena hendak memelihara nilai-nilai moral dan kesadaran hukum, memperoleh perlindungan hukum, dan jauh dari sanksi hukum.

PENEMUAN HUKUM (RECHTSVINDING)

Page 20: Pengantar Ilmu Hukum-slides

• Menurut pasal 22 AB seorang hakim yang menolak untuk menyelesaikan suatu perkara dengan alasan bahwa peraturan perundangan tidak menyebutkan, tidak jelas atau tidak lengkap mengatur, fapat dituntut untuk dihukum karena menolak mengadili.Dalam hal ini keputusan hakim terdahulu yang bersifat tetap (jurisprudensi) walau tidak berkekuatan hukum umum, sering diikuti dan dijadikan dasar bagi keputusan gakim yang kemudian terhadap masalah yang serupa.

• PENAFSIRAN HUKUMOleh karena perkembangan masyarakat membuat hukum dinamis, maka hakim harus dapat menemukan hukum yang tepat (recht-viinding) dengan menyelaraskan dan tidak merubah prinsip (asas) hukum yang berlaku.

PENAFSIRAN HUKUM

Page 21: Pengantar Ilmu Hukum-slides

Untuk menemukan hukum yang tepat agar hukum itu mengikat dan dipatuhi/ditaati, hakim harus mamou melakukan penafsiran (interpretasi) hukum. Ada macam-macam penafsiran hukum:1. penafsiran secara tata bahasa (gramatika):

cara penafsiran dengan berpedoman pada arti kata-katanya sehari-hari, seperti tanda dilarang masuk tanpa keterangan berlaku bagi mobil, ken- daraan bermotor dan becak.2. penafsiran secara resmi (otentik):

cara penafsiran pasti terhadap kata-kata yang diberikan oleh undang-undang, seperti “malam” (pasal 98 KUHP) ialah waktu antara

matahari terbenam dan matahari terbit.3. penafsiran secara sejarah (historis):

: cara penafsiran dengan menyelidiki sejarah terjadi dan maksud pembuatannya seperti denda f. 25,- sekarang harus ditafsir dalam Rp. sesuai kebutuhan dan kenyataan.4. penafsiran secara sistematis (dogmatis):

cara penafsiran dengan mempertimbangkan pasal-pasal lain terkait, se- perti asas monogami absolut dalam pasal 27 KUH Perdata sebagai

dasar pasal 34, pasal 60 dan pasal 64 KUH Perdata.

PENEMUAN DAN PENAFSIRAN HUKUM

Page 22: Pengantar Ilmu Hukum-slides

5. penafsiran secara nasional:cara penafsiran dengan menilik dari sesuai/tidaknya dengan sistem hukum yang berlaku, seperti hak eigendom (pasal 570 KUH Perdata atas tanah kini menurut UUPA 1960 diartikan sebagai Hak Milik.

6. penafsiran secara teleologis (sosiologis)cara penafsiran dengan mengingat apakah maksud dan tujuan dibuatnya undang-undang itu masih tetap atau sudah berubah.

7. penafsiran secara meluas (ekstensif, eksklusif):cara penafsiran dengan memperluas arti kata hingga meliputi juga suatu peristiwa seperti menafsirkan listrik sebagai benda yang dapat dicuri.

8. penafsiran secara terbatas (restriktif):cara penafsiran dengan mempersempit arti kata seperti pada kerugian jelas dan bukan termasuk yang tidak berwujud (penyakit).

9. penafsiran secara meluas (analogis):cara penafsiran dengan kias terhadap suatu kata sehingga suatu peris-tiwa dianggap sama dengan maksud suatu kata karena sesuai asas hukumnya, seperti penjualan yang tidak memutuskan perjanjian sewa-menyewa (pasal 1576 KUH Perdata) dianggap meliputi juga hibah, waris dan tukar-menukar.

PENAFSIRAN HUKUM

Page 23: Pengantar Ilmu Hukum-slides

1. penafsiran secara sempit (acontrario):

cara penafsiran dengan didasarkan atas arti lawan katanya, seperti pasal tentang masa tunggu bagi seorang isteri jelas tidak berlaku bagi suami.

PENGISIAN KEKOSONGAN HUKUM:

Sembari menunggu undang-undang dari lembaga Legislatif, penafsiran secara analohis dapat mengisi dan menghindari kekosongan hukum (rechts-vacuum)

PELAKSANAAN HUKUM:

Pelaksanaan hukum amat tergantung pada kepatuhan hukum yang terbentuk karena kehendak untuk senantiasa memelihara nilai-nilai moralnya yang luhur, memperoleh perlindungan hukum dan terhindar dari sanksi hukum.

PENAFSIRAN HUKUM

Page 24: Pengantar Ilmu Hukum-slides

PEMBIDANGAN HUKUM DIBEDAKAN BERDASARKAN:1. wujud/bentuknya, antara:

a. hukum yang tidak tertulis,b. hukum yang tertulis yang belum/tidak dan yang (sudah) dikodefikasi

2. sumbernya, antara:undang-undang, kebiasaan, traktat, dan jurisprudensi

3. tempat/wilayah berlakunya, antara:hukum nasional, hukum asing, dan hukum internasional.

4. waktu/masa berlakunya, antara:ius naturalis, ius constitutum, dan ius constituendum.

5. fungsi dan cara mempertahankannya, antara:a. hukum perdata materiil (substantif) yang mengatur hubungan hukum antara pihak yang satu dengan yang lain serta hak dan kewajiban ma-sing-masing dengan menitik-beratkan pada kepentingan pribadi yang dipertahankan pihak yang berkepentingan, berinduk pada KUH Perdata.b. hukum formil (acara, ajektif) yang mengatur bagaimana memelihara, melaksanakan dan mempertahankan hukum perdata materiil dalam per-sidangan dan cara hakim perdata memeriksa dan memutus perkaranya, berinduk pada hukum acara perdata (HIR/RIB)

PEMBIDANGAN HUKUM (1)

Page 25: Pengantar Ilmu Hukum-slides

6. berdasarkan sifatnya, hukum dibedakan antara:hukum yang memaksa (imperatif) dan hukum yang mengatur (regulerend).

7. subjek hukumnya, antara:Hukum Objektif yang berlaku bagi umum seperti diatur dalam KUH Perdata, dan Hukum Subjektif yang hanya berlaku bagi pihak tertentu, disebut “hak”.

8. kandungan isinya, antara:a. hukum yang mengandung perintah (imperre):

seperti orang-tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya (pasal 45 ayat (1) KUH Perdata).

b. hukum yang mengandung larangan (prohibere): seperti perkawinan dilarang antara dua orang yang berhubungan

darah dalam garis lurus ke bawah (pasal 8 huruf a UU No. 1 Tahun 1974).c. hukum yang membolehkan (premittere):

seperti pada waktu/sebelum perkawinan dilangsungkan, kedua pihak atas persetujuan bersama dapat mengajukan perjanjian tertulis (tentang harta perkawinan/penghasilan) yang disahkan oleh Pegawai Pencatat Perkawinan (pasal 29 UU No. 1 Tahun 1974).

9. hubungan hukum yang diatur, antara:Hukum Sipil/Privat dan Hukum Publik.

PEMBIDANGAN HUKUM (2)

Page 26: Pengantar Ilmu Hukum-slides

• Hukum Sipil/Privat:yang mengatur hubungan hukum antara orang yang satu dengan yang laib dengan menitik-beratkan pada kepentingan pribadi, dibedakan antara yang dalam arti luas (Hukum Perdata dan Hukum Dagang) serta dalam arti sem-pit (hukum Perdata).

• Hukum Publik:yang mengatur hubungan hukum antara orang dengan masyarakat umum/ negara dengan menitik-beratkan pada kepentingan umum, meliputi:Hukum Tata Negara, Hukum Tata Usaha (Administrasi) Negara, Hukum Publik Internasional dan Hukum Pidana.

• Perbedaan dilakukan berdasarkan:a. kandungan isi dan kepentingannya, b. hukum acara (formil) dan pelaksanaannya, c. cara penafsirannya, d. dasar pembuktian dan alat buktinya, e. penarikkan kembali perkaranya, dan sanksi hukumnya.

PEMBIDANGAN HUKUM (3)

Page 27: Pengantar Ilmu Hukum-slides

1. ASAS HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN:a. setiap peraturan hukum harus senantiasa dapat dikembalikan kepada dasar filosofisnya.b. peraturan yang dibuat penguasa yang kedudukannya lebih tinggi mem- punyai kedudukan hukum yang lebih tinggi pulac. lex specialis derogat lex generalisd. lex posteriore derogat lex priorie. tribuere suum ciuquef. presumption of innocenseg. in dubio pro reoh. asas perundang-undangan tidak boleh diganggu gugat (hak uji hanya

ada pada MA dan MK)i. nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali (legalitas)j. presumption of innocensek. ne bis in idem

PEMBIDANGAN HUKUM (4)

waktu yang

Page 28: Pengantar Ilmu Hukum-slides

2. MASA BERLAKU SUATU UNDANG-UNDANG:

UU berlaku sejak dimuat/diundangkan dalam Lembaran Negara (LN), sedangkan penjelasannya dalam Tambahan Lemaran Negara (TLN) dan Peraturan Daerah (Perda) berlaku sejak dimuat/diundangkan dalam Lembaran Daerah (LD) sedangkan penjelasannya dalam Tambahan Lembaran Daerah (TLD).

3. SUATU UNDANG-UNDANG TIDAK BERLAKU LAGI:

a. karena sudah lewat waktu berlaku yang ditetapkan UU itu,

b. sudah tidak ada lagi keadaan untuk mana UU dibuat,

c. dinyatakan tegas tidak berlaku oleh lembaga pembentuk UU/MK,

d. karena telah dibentuk UU baru yang isinya berbeda.

PEMBIDANGAN HUKUM (5)