peningkatan prestasi belajar ips materi kegiatan...

167
i PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF KUTOWINANGUN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh PIPIT PUSPASARI NIM 11511007 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015

Upload: dodat

Post on 02-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS

MATERI KEGIATAN JUAL BELI

MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING

AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS III

MI MA’ARIF KUTOWINANGUN SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

PIPIT PUSPASARI

NIM 11511007

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015

ii

iii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS

MATERI KEGIATAN JUAL BELI

MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING

AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS III

MI MA’ARIF KUTOWINANGUN SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

PIPIT PUSPASARI

NIM 11511007

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015

iv

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp. (0298) 323706 Fax.323433 Kode Pos 50721 Salatiga

Website:http://iainsalatiga.ac.idemail:[email protected]

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara :

Nama : Pipit Puspasari

NIM : 11511007

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Judul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI

KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENDEKATAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF

KUTOWINANGUN SALATIGA TAHUN

PELAJARAN 2015

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 7 Juli 2015

Pembimbing

Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd

NIP. 19570520 198601 1001

v

SKRIPSI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS

MATERI KEGIATAN JUAL BELI

MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING

AND LERANING (CTL) PADA SISWA KELAS III

MI MA’ARIF KUTOWINANGUN SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2015

DISUSUN OLEH

PIPIT PUSPASARI

NIM: 11511007

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan PGMI,

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat

guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Peni Susapti, M. Si. _______________

Sekretaris Penguji : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. _______________

Penguji I : Rasimin, M.Pd. _______________

Penguji II : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. _______________

Salatiga, 29 Agustus 2015

Dekan FTIK IAIN Salatiga

Suwardi, M.Pd.

NIP. 196701211999031002

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini

Nama : Pipit Puspasari

Nim : 11511007

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Kegu ruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang

lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik

ilmiah.

Salatiga, 8 Agustus 2015

Yang menyatakan,

Pipit Puspasari

NIM 11511007

vii

MOTTO

: من يرد هللا بو خيرا يفقهو عن ابن عباس ين و رضي هللا عنو قال : قال رسىل هللا هيلع هللا ىلص في الذ

انما العلم باالتعلم ...... )رواه البخاري(

Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang

dikehendaki Allah menjadi baik, maka dia akan difahamkan dalam hal agama.

Dan sesungguhnya ilmu itu dengan belajar” (HR. Bukhori)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

Alm. Ayahku tercinta Kusmanto dan Ibunda tercinta Eri Wijayanti

terima kasih atas segalanya hingga aku bisa meraih gelar SI seperti

yang kalian harapkan selama ini.

Kakakku Bagus Zulkarnain Efendi dan kakak ipar ku yang telah banyak

memberikan bantuan kepada penulis.

Kekasihku tercinta Okta Gunarso yang selalu memberikan dukungan,

semangat dan doa untuk penulis.

Bapak Ibu Dosen IAIN Salatiga yang selalu membimbing dan

memberikan ilmu yang bermanfaat.

Seluruh keluarga besar MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga

Seluruh teman senasib dan seperjuangan PGMI Transfer Angkatan

2011

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur atas rahmat dan nikmat Allah SWT. Hanya dengan

kehendaknya segala sesuatu terjadi dan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan semua Umat Islam yang

Mengikutinya.

Alhamdulillah dengan penuh rasa syukur, penulis skripsi dengan judul :

Peningkatan Prestasi Belajar IPS Materi Kegiatan Jual Beli Melalui Pendekatan

Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Siswa Kelas III MI Ma’arif

Kutowinangun Salatiga Tahun 2015 ini telah selesai. Skripsi ini merupakan salah

satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Kami haturkan terima kasih yang tak terhitung

kepada pihak-pihak yang telah membantu terwujudnya skripsi ini.

Harapan penulis skripsi ini dapat bermanfaat untuk penulis pada khususnya

dan untuk pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa penulis skripsi ini

tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Atas

segala dorongan dan bantuannya penulis menghaturkan banyak terima kasih

kepada :

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Salatiga.

ix

3. Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

IAIN Salatiga.

4. Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah

memeberikan bimbingan, dorongan dan perhatian dengan penuh kesabaran

sampai terselesaikannya skripsi ini.

5. Dosen dan karyawan IAIN Salatiga.

6. Kepala Madrasah dan segenap guru MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga yang

telah memberikan izin dan membantu dalam pelaksanaan penelitian.

7. Siswa-siswi kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga yang sudah

membantu penulis dalam pengumpulan data.

8. Teman-teman kampus dan semua pihak yang telah membantu penulis

menempuh studi di IAIN Salatiga sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.

Penulis yakin skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan terdapat banyak

kesalahan serta kekurangan. Maka kritik dan saran yang membangun sangat kami

harapkan. Besar harapan kami, skripsi ini bisa bermanfaat kepada pihak-pihak

terkait secara khusus, dan bagi semua pembaca secara umum.

Wassalamua’alaikum Wr. Wb

Salatiga, 8 Agustus 2015

Penulis

Pipit Puspasari

NIM. 11511007

x

ABSTRAK Puspasari, Pipit. 2015. Peningkatan Prestasi Belajar IPS Materi Kegiatan Jual

Beli Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)

Pada Siswa Kelas III Mi Ma’arif Kutowinangun Salatiga Tahun Ajaran

2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri

Salatiga. Pembimbing: Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.

Kata kunci : Prestasi belajar IPS dan pendekatan Contextual Teaching And

Learning (CTL).

Penelitian ini di latar belakangi adanya kenyataan bahwa hasil evaluasi

yang didapatkan dari guru kelas menunjukan bahwa pencapaian kkm kelas yang

dilihat dari kkm individu baru mencapai 76% dari target minimal 85%.

Sedangkan pencapaian kkm nasional secara klasikal baru 47%. Hal ini

menunjukkan bahwa prestasi siswa masih dibawah standar kkm yang diharapkan

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prestasi yang di peroleh peserta didik

setelah di terapkannya Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)

pada pembelajaran IPS siswa kelas III MI Ma’arif, Kutowinangun, Salatiga.

Masalah yang ingin di jawab dalam penelitian ini adalah apakah dengan

menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat

meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas III MI Ma’arif,

Kutowinangun, Salatiga? Apakah penerapan pendekatan CTL dapat

meningkatkan presentase pencapaian KKM kelas?

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL).

Subjek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun

Salatiga. Data penelitian ini di ambil melalui pemberian tes formatif untuk

mengetahui prestasi belajar siswa, dengan materi pokok kegiatan jual beli

berdasarkan hasil penelitian maka pendekatan Contextual Teaching And Learning

(CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar IPS bagi siswa kelas III MI Ma’arif

Kutowinangun Salatiga tahun pelajaran 2015. Siklus I ke siklus II terjadi kenaikan

0,80 dan pada siklus II ke siklus III terjadi kenaikan 1,17.

Tercapainya target pencapaian KKM (kelas) pada siklus I KKM

individu sebanyak 13 siswa ( 77 %) dan KKM nasional sebanyak 4 siswa ( 24 %).

terjadi peningkatan pada siklus II KKM individu sebanyak 14 siswa ( 83 %) dan

KKM nasional sebanyak 9 siswa ( 53 %). peningkatan terjadi pada siklus III

KKM individu sebanyak 16 siswa ( 94 %) dan KKM nasional sebanyak 15 siswa (

88 %). Penelitian Tindakan Kelas ini dinyatakan berhasil.

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL ............................................................................................ i

LEMBAR BERLOGO...................................................................................... ii

JUDUL ............................................................................................................ iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................ vi

MOTTO dan PERSEMBAHAN ...................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

ABSTRAK ...................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ........................ 7

E. Kegunaan Penelitian ................................................................. 8

F. Definisi Operasional .................................................................. 8

G. Metodologi Penelitian ................................................................ 10

1. Rancangan Penelitian ......................................................... 10

2. Subjek Penelitian ................................................................ 10

3. Langkah-langkah Penelitian ............................................... 11

4. Instrument Penelitian .......................................................... 13

5. Pengumpulan Data ............................................................... 13

6. Analisis Data ....................................................................... 15

H. Sistematika Penulisan ................................................................ 16

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar ........................................................................... 18

1. Pengertian Prestasi Belajar.................................................... 18

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ............. 19

B. IPS di Madrasah Ibtidaiyah ......................................................... 19

1. Pengertian IPS.................... .................................................... 19

2. Tujuan IPS .............................................................................. 21

3. Fungsi IPS............................................................................... 23

C. Materi Kegiatan Jual Beli ........................................................... 24

1. Kegiatan jual beli di lingkungan rumah................... ........... 24

2. Syarat terjadinya pasar ......................................................... 25

3. Pasar tradisional ................................................................... 25

4. Pasar moderen................................................................. 26

5. Kegiatan jual beli di lingkungan sekolah........................ 26

6. Kebutuhan sehari-hari..................................................... 26

D. Contextual Teaching And Learning (CTL) ................................. 27

1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL) .......... 27

2. Konsep Contextual Teaching And Learning (CTL) .............. 30

3. Karakteristik Contextual Teaching And Learning (CTL)....... 32

4. Prinsip Contextual Teaching And Learning (CTL)............... 34

5. Langkah-langkah pembelajaran (CTL).................................. 40

6. Kelebihan Pembelajaran (CTL)............................................... 41

7. Kelemahan Pembelajaran (CTL)............................................. 42

E. KKM ............................................................................................ 42

1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)..................... 42

2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal..........................................44

3. Prinsip Penetapan KKM........................................................... 46

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian ........................................................................ 48

1. Gambaran Situasi Umum MI Ma’arif Kutowinangun

Salatiga……………………………………………………….. 48

xiii

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .................................................. 50

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ................................................. 54

D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ................................................ 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ........................................................................... 62

1. Siklus I ................................................................................... 62

2. Siklus II .................................................................................. 63

3. Siklus III ................................................................................. 64

B. Pembahasan ................................................................................ 66

1. Hasil Rekapitulasi .................................................................. 66

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 70

B. Saran ........................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Daftar Guru MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga ....................... . 48

Tabel 3. 2 Daftar Nama Siswa Kelas III MI Ma’arif Kutowinangun ......... . 49

Tabel 4. 3 Nilai Siswa Siklus I ...................................................................... . 62

Tabel 4. 4 Nilai Siswa Siklus II .................................................................... . 63

Tabel 4. 5 Nilai Siswa Siklus III ................................................................... . 64

Tabel 4. 6 Rekapitulasi Nilai Siswa Siklus I, Siklus II, Siklus III ................ . 66

Tabel 4. 7 Tabel Perbandingan Prestasi Belajar IPS Siklus I, II, III ............. . 67

Tabel 4. 8 Tabel Peningkatan Prestasi Belajar IPS Siklus I, II, III................. 68

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar: 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas………………………………….12

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I

Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II

Lampiran 3 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus III

Lampiran 4 Lembar instrumen siswa

Lampiran 5 Lembar isntrumen guru

Lampiran 6 Nilai Pra Siklus

Lampiran 7 Soal tes formatif siklus I, II, III

Lampiran 8 Contoh jawaban dari siswa dalam menjawab soal tes

Lampiran 9 Nilai tes formatif siklus I, II, III

Lampiran 10 Soal kelompok

Lampiran 11 Penilaian kelompok

Lampiran 12 Dokumentasi

Lampiran 13 Lembar konsultasi skripsi

Lampiran 14 Surat permohonan ijin penelitian

Lampiran 15 Surat keterangan penelitian

Lampiran 16 Nilai SKK mahasiswa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dalam arti luas, pendidikan seumur hidup bermakna bahwa

pendidikan adalah bagian dari kehidupan itu sendiri. Pendidikan adalah hidup.

Pengalaman belajar dapat berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang

hayat. Pendidikan adalah segala sesuatu dalam kehidupan yang mempengaruhi

pembentukan berpikir dan bertindak individu. Pendidikan merupakan proses

tanpa akhir yang diupayakan oleh siapa pun, terutama sebagai tanggung jawab

negara (Soyomukti, 2010:28-29).

Pendidikan dalam arti sempit, dilihat dari maknanya yang sempit

pendidikan identik dengan sekolah. Berkaitan dengan hal ini, pendidikan

adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga tempat

mendidik (mengajar). Pendidikan merupakan segala pengaruh yang diupayakan

sekolah terhadap anak dan remaja (usia sekolah) yang diserahkan kepadanya

(sekolah) agar mempunyai kemampuan kognitif dan kesiapan mental yang

sempurna dan berkesadaran maju yang berguna bagi mereka untuk terjun ke

masyarakat, menjalin hubungan sosial, dan memikul tanggung jawab mereka

sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial (Soyomukti,2010:40-41).

Pendidikan di Indonesia secara umum masih menyisakan berbagai

polemik pendidikan hingga menimbulkan pro-kontra pada kalangan pemerhati

pendidikan. Sebagai contoh, kegiatan pembelajaran saat ini yang terlalu banyak

2

beban belajar menyebabkan guru harus menyelesaikan beban tersebut dalam

waktu yang telah ditentukan. Untuk mencapai target, guru cenderung

mengabaikan proses pembelajaran dengan cara membelajarkan siswa secara

tekstual dengan buku-buku LKS yang bisa didapatkan dengan mudah.

Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa, dan cenderung mengabaikan

aspek konkrit pembelajaran yang merupakan hal yang paling penting bagi

siswa untuk menghadapi lingkungan nyata siswa.

Setelah dilakukan observasi awal di MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga,

diketahui bahwa prestasi belajar IPS di sekolah tersebut tergolong rendah. Hal

inI disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain media pembelajaran yang

terbatas, model pembelajaran guru yang klasikal dan monoton, serta kurangnya

minat belajar siswa.

Hasil evaluasi yang didapatkan dari guru kelas menunjukan bahwa

pencapaian kkm kelas yang dilihat dari kkm individu baru mencapai 76 dari

target minimal 85 . Sedangkan pencapaian kkm nasional secara klasikal baru

47 . Hal ini menunjukkan bahwa prestasi siswa masih dibawah standar kkm

yang diharapkan, oleh karena itu peneliti memahami dan ingin segera mungkin

memecahkan masalah yang telah terjadi.

IPS merupakan ilmu pengetahuan yang sangat menarik untuk di pelajari.

Materi-materi yang telah dikemas didalamnya sangat berpengaruh dalam

kehidupan sehari-hari. proses kehidupan manusia selalu berhubungan dengan

sesama manusia dan makhluk hidup lainnya. Hal ini disebabkan karena

manusia pada hakekatnya sebagai makhluk sosial. Ips sebagai program

3

pendidikan tidak hanya menyajikan pengetahuan sosial semata, melainkan juga

harus diarahkan membina siswa menjadi warga masyarakat dan warga negara

yang memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama. Oleh sebab itu,

siswa yang dibina tidak hanya cukup berpengetahuan dan berkemampuan

berpikir tinggi semata, melainkan harus memiliki kesadaran dan tanggung

jawab tinggi terhadap kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara (Rasimin,

2012:38). Dengan demikian materi IPS sangat mudah untuk di terapkan,

dimengerti, dicerna, dipahami dan di praktikan dalam kehidupan sehari-hari

peserta didik, khsusnya peserta didik kelas III MI Ma’arif Kutowinangun

Salatiga. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu-ilmu sosial yang

disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah

dasar, ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi penggunaan program

pendidikan disekolah atau bagi kelompok belajar lainnya yang sederajat

(Ahmadi,2009:2).

Setelah penulis melakukan observasi awal di MI Ma’arif Kutowinangun

Salatiga masalah yang sering dihadapi oleh guru dalam menyampaikan materi

kegiatan jual beli di MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga siswa tidak

berkonsentrasi pada proses pembelajaran, siswa sering bermain sendiri dan

tidak memperhatikan guru saat menerangkan, guru tidak menggunakan media

dalam mengajar sehingga mempersulit siswa dalam menerima materi

pembelajaran, masalah-masalah yang semacam itu memang sering dijumpai di

Madrasah Ibtidaiyah, karena usia mereka khususnya kelas III MI masih sulit

untuk diarahkan, mereka masih suka bermain sendiri dan tidak menghiraukan

4

guru. Mereka masih menyukai dunia bermain. Saat ini kinerja guru semakin

menurun karena beberapa faktor, antara lain rendahnya minat untuk

mempelajari media-media, model pembelajaran serta metode-metode baru,

yang dapat menunjang berlangsungnya proses belajar mengajar. Guru tidak

dapat mengoperasikan media dengan baik sehingga mereka mengajar hanya

menggunakan metode ceramah, tidak menggunakan metode atau pendekatan

yang sesuai oleh materi yang akan mereka jelaskan kepada siswa.

Dengan adanya beberapa masalah yang muncul di MI Ma’arif

Kutowinangun Salatiga penulis mencoba menawarkan solusi dengan

menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam

mengajar materi kegiatan jual beli khususnya kelas III MI Ma’arif

Kutowinangun Salatiga. Penulis merasa bahwa pendekatan Contextual

Teaching And Learning (CTL) sangat mudah diterapkan, guru tidak perlu

membuat media dalam mengajar karena sering dijumpai guru direpotkan

dengan media dalam mengajar. Dengan pendekatan Contextual Teaching And

Learning (CTL) guru akan dimudahkan dalam melaksanakan proses belajar

mengajar, guru hanya memberikan arahan dan menerangkan materi sebelum

guru mengajak siswa terjun ke lapangan. Kegiatan ini membuat guru mudah

dalam menyampaikan materi yang akan diterima atau diserap oleh siswa

karena siswa terjun langsung ke lapangan dalam menerima materi

pembelajaran. Disana guru menjelaskan mengenai poin-poin materi yang akan

di sampaikan dengan melakukan kegiatan atau praktik langsung dan siswa

yang akan praktik langsung dan berkomunikasi langsung. Misalnya guru

5

mengajak siswa untuk ke pasar guru mengarahkan dan menyuruh siswa untuk

praktik tentang pemahaman pembeli itu apa, saat terjadinya proses siswa

berkomunikasi dengan penjual di pasar dan melakukan proses membeli suatu

barang maka setelah itu siswa akan dijelaskan oleh guru bahwa siswa tersebut

telah menjadi pembeli. Dan masih banyak lagi contoh yang lainnya. Dengan

pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) menguntungkan untuk

siswa dan untuk guru.

Dalam pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) siswa akan

merasakan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan, di

lapangan atau diluar kelas akan membuat siswa menjadi lebih semangat dalam

menerima pembelajaran, mereka tidak merasakan bosan dan jenuh, karena hal

tersebut sering menjadi penghambat prestasi belajar ips. Maka dari itu penulis

ingin menciptakan pembelajaran yang menyenangan dan tidak membosankan,

pembelajaran yang mudah dipahami, dan lama diserap ada di pikiran siswa,

sehingga penulis menawarkan dengan pendekatan Contextual Teaching And

Learning (CTL) yang akan memudahkan guru dan siswa dalam proses belajar

mengajar, sehingga prestasi belajar IPS naik.

Fakor-faktor masalah yang ada jika tidak segera teratasi maka akan

semakin berdampak buruk pada siswa, prestasi belajar IPS mereka akan

semakin menurun atau rendah, adanya perubahan yang lebih baik akan

berdampak baik pula pada guru dan terutama pada siswa khususnya siswa

kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga. Penulis menawarkan pendekatan

Contextual Teaching And Learning (CTL) karena menganggap bahwa

6

pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) mudah diterapkan dan

mudah untuk dipahami siswa dan menyenangkan bagi siswa. Pendekatan

Contextual Teaching And Learning (CTL) sangat bermanfaat untuk guru dan

juga siswa. Untuk guru mudah dalam menyampaikan materi dan meringankan

guru dalam mengajar. Untuk siswa mudah dalam menerima materi,

menyenangkan dan tidak membosankan dalam menerima pembelajaran dan

siswa dapat menyimpan materi yang telah disampaikan oleh guru difikiran

mereka secara jangka panjang karena pendekatan Contextual Teaching And

Learning (CTL) akan merekam semua kegiatan yang telah siswa dan guru

lakukan sehingga akan tersimpan di memori siswa secara lama, apabila siswa

akan mengerjakan soal mereka akan mengingat kegiatan yang telah

disampaikan guru dan kegiatan yang telah mereka lakukan, sehingga mereka

akan selalu mengingatnya dan hal tersebut sangat memberikan keuntungan

kepada siswa karena soal-soal akan mereka jawab dengan mudah dan hal

tersebut akan membuat prestasi belajar IPS menjadi naik atau meningkat.

Banyaknya asumsi dan masalah-masalah yang ada, penulis melakukan

tindakan melalui kegiatan penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai skripsi

dengan judul PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI

KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS III MI

MA’ARIF KUTOWINANGUN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015.

7

B. Rumusan Masalah

1. Apakah penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar

IPS materi kegiatan jual beli pada siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun

Salatiga?

2. Apakah penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan persentase

pencapaian KKM kelas?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan

prestasi belajar IPS materi kegiatan jual beli pada siswa kelas III MI Ma’arif

Kutowinangun Salatiga.

2. Untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan

persentase pencapaian KKM kelas.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi

kegiatan jual beli pada siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga.

2. Penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan persentase pencapaian

KKM kelas

8

E. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka dapat diketahui kegunaan

penelitian ini yaitu:

1. Secara Teoritis

a. Di bidang akademik, dapat menambah khasanah di bidang pendidikan

khususnya berkaitan dengan penerapan metode pembelajaran melalui

pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL).

b. Bagi peneliti lain, dapat menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya yang

ingin meneliti tentang metode pembelajaran melalui pendekatan

Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan konteks yang berbeda.

2. Secara Praktis

a. Bagi sekolah, sebagai masukan untuk menerapkan pendekatan

Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam pembelajaran.

b. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan masukan untuk memotivasi guru

dalam penerapan pembelajaran melalui pendekatan Contextual Teaching

And Learning (CTL).

c. Bagi para guru, dapat menjadi masukan untuk menguatkan

kemampuannya dalam menerapkan pembelajaran melalui pendekatan

Contextual Teaching And Learning (CTL).

F. Definisi Operasional

1. Prestasi Belajar

9

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses

belajar mengajar berupa perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh

pengalaman belajar (Tim Pustaka Phoenix, 2010:18).

2. Pendekatan CTL

Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah suatu pendekatan

pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara

penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan

menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong

siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka

(Sanjaya,2006:109).

Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah model

pembelajaran yang mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi

dunia nyata yang berkembang dan terjadi di lingkungan sekitar peserta didik

sehingga dia mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil

belajar dengan kehidupan sehari-hari mereka (Khaeruddin,dkk, 2007:199).

Jadi pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL) dari uraian

diatas dapat kita simpulkan bahwa Contextual Teaching And Learning

(CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara

materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong

siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

Penerapan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)

yang penulis gunakan menekankan pada penerapan pendekatan Contextual

10

Teaching And Learning (CTL) jenis keterkaitan yaitu mengaitkan antara

materi dengan kehidupan nyata yang dialami oleh siswa.

G. Metodologi Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas atau dikenal

dengan sebutan PTK. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang

dilakukan oleh siswa (Arikunto,dkk, 2006:3).

Jenis penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas partisipan.

Suatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan apabila orang yang akan

melaksanakan penelitian harus terlibat langsung dalam proses penelitian

sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan, sejak

perencanaan penelitian, peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti

memantau, mencatat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta

berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya. PTK partisipan dapat juga

dilakukan di sekolah. Peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung dan

terus menerus sejak awal sampai berakhir penelitian (Elfanany,2013:31-32).

2. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah siswa

kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga. Siswa kelas III MI Ma’arif

Kutowinangun Salatiga dipilih sebagai subjek penelitian karena dinilai perlu

11

adanya pembaharuan dalam kegiatan pembelajaran agar siswa lebih

termotivasi dan pemahaman belajar merekapun menjadi meningkat.

Penelitian ini terdiri dari satu kelas yang siswanya berjumlah 17 anak, 8

laki-laki dan 9 perempuan.

3. Langkah-langkah penelitian instrumen penelitian

Penelitian menggunakan PTK guna mencari pemecahan masalah yang

ditemui di dalam kelas. PTK akan dilaksanakan dengan tiga siklus.

Masing-masing siklus terdiri dari tahapan-tahapan yaitu perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

a. Perencanaan

Perencanaan merupakan proses pengembangan rencana yang akan

dilaksanakan untuk mengurangi atau menghilangkan masalah yang ada

dikelas. Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita

mengetahui masalah dalam pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan

adalah:

1) Mengadakan pertemuan dengan guru kelas III Mi Ma’arif

Kutowinangun Salatiga untuk berdiskusi tentang persiapan penelitian

2) Menyiapkan materi

3) Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

4) Membuat lembar soal untuk mengetahui prestasi belajar siswa

5) Memberi instrumen penelitian berupa lembar observasi kegiatan guru

6) Memberi instrumen penelitan berupa lembar observasi kegiatan siswa

12

b. Pelaksanaan

Tahap ke 2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang

merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu

mengenakan tindakan kelas (Arikunto,dkk,2006:18).

Perencanaan diwujudkan dengan adanya tindakan dari guru berupa

solusi tindakan sebelumnya. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga

kegiatan yaitu pendahuluan, inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi) dan

penutup.

c. Pengamatan

Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas merupakan

pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (Arikunto,dkk,2006:19).

d. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan (Arikunto,dkk,2006:19). Model dan penjelasan untuk

masing-masing tahap adalah sebagai berikut:

Gambar: 1.1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(Arikunto,dkk,2006:19)

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Refleksi

Perencanaan

SIKLUS III Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

?

13

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas

ini terdiri dari:

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap

keadaan atau perilaku objek sasaran (fathoni,2011:104). Orang yang

melakukan observasi disebut pengobservasi (observer) dan pihak yang

diobservasi disebut terobservasi (observee).

b. Soal tes

Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah

mengikuti pembelajaran dengan pendekatan CTL materi kegiatan jual

beli. Soal tes berisi pertanyaan baik lisan maupun tertulis yang

berhubungan dengan materi yang sudah disampaikan atau diajarkan.

c. Pedoman Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat

membantu anda dalam mengumpulkan data penelitian, yang kaitannya

dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas anda

(Wiriaatmadja,2008:121).

5. Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini metode yang akan digunakan

dalam pengumpulan data adalah observasi, tes, dokumentasi.

14

a. Observasi

Dalam kegiatan ini penulis melakukan pengamatan di MI Ma’arif

Kutowinangun Salatiga dalam hal penilaian yang diketahui dari buku

laporan belajar siswa dan kondisi kegiatan belajar mengajar di MI

Ma’arif Kutowinangun Salatiga yang sudah berlangsung.

b. Tes

Dalam teknik pengumpulan data melalui tes, penulis membuat

lembar tes tertulis untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap

materi yang telah diberikan oleh guru kepada siswa.

c. Dokumentasi

Instrumen yang dapat penulis kumpulkan dalam teknik

dokumentasi adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

dan nilai peserta didik sebelum dilakukan pendekatan Contextual

Teaching And Learning (CTL) pada mata pelajaran IPS materi Kegiatan

Jual Beli.

Silabus adalah rancangan kegiatan pembelajaran yang digunakan

penulis sebagai landasan penyusunan RPP, sedangkan RPP digunakan

penulis untuk menjadi pedoman pembelajaran guru. Nilai peserta didik

sebelum menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning

(CTL) pada pelajaran IPS materi Kegiatan Jual Beli, penulis gunakan

untuk mengetahui sejauh mana siswa mengetahui pemahaman materi

pelajaran.

15

6. Analisis Data

Untuk membuktikan hipotesis maka proses penelitian yang dilakukan

selanjutnya adalah menganalisis data yang sudah terkumpul dengan lengkap

untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian tersebut. Kemudian dapat

ditarik kesimpulan berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah

diuji.

a. Penlaian Rata-rata

Penilaian rata-rata digunakan untuk mengukur prestasi belajar

siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

X = ∑

∑ 100

X = Nilai rata-rata

∑ = Jumlah semua nilai siswa

∑ = jumlah siswa

(Aqib, dkk, 2010: 40).

b. Prosentase

Penghitungan prosentase digunakan untuk mengetahui pencapaian

KKM siswa. Rumus yang digunakan adalah:

P = 𝑋

𝑋𝐼 100

16

Keterangan:

P = Prosentase

X = jumlah siswa yang tuntas belajar

XI = Jumlah siswa

(Aqib, dkk, 2010: 40).

7. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: bagian awal,

bagian isi dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari sampul,

persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian

tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar

tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.

Sedangkan pada bagian isi dalam sekripsi ini terdiri dari lima bab,

yaitu:

Bab I, merupakan bab pendahuluan yang terdiri atas latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator

keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian,

rancangan penelitian, subyek penelitian, langkah-langkah, instrumen

penelitian, pengumpulan data, analisis data.

Bab II merupakan kajian pustaka, yang membahas tentang konsep

prestasi belajar, konsep IPS, materi kegiatan jual beli, konsep CTL, konsep

KKM.

17

Bab III merupakan laporan pelaksanaan penelitian yang

mendeskripsikan pelaksanaan penelitian pada siklus I, siklus II dan siklus

III.

Bab IV merupakan analisis data yang membahas tentang hasil

penelitian siklus I, siklus II, siklus III dan pembahasan mencakup

rekapitulasi siklus I, siklus II, siklus III . .

Bab V merupakan penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran-

saran.

Sedangkan pada bagian akhir pada skripsi ini terdiri dari daftar

pustaka, lampiran-lampiran dan riwayat hidup penulis.

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,

diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan

pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan

(Hamdani,2011:137).

Qohar dalam Hamdani (2011:137) berpendapat bahwa prestasi

merupakan hasil yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang

menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan.

Menurut Depdiknas dalam bukunya Yoni (2012:158) prestasi belajar

adalah hasil yang telah dicapai dari suatu usaha yang telah dilakukan atau

dikerjakan.

Menurut Sumadi Suryabrata dalam bukunya Yoni (2012:158) prestasi

belajar adalah hasil yang harus didukung oleh kesadaran seseorang atau

siswa untuk belajar.

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah siswa melakukan

kegiatan belajar sehingga ada perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, dan sikap siswa (Yoni,2012:158).

19

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar, kita ketahui semua, bukan saja dipengaruhi oleh

kemampuan intelektual yang bersifat kognitif, tetapi juga dipengaruhi oleh

faktor-faktor nonkognitif seperti emosi, motivasi, kepribadian serta berbagai

pengaruh lingkungan. Keberhasilan belajar sangat ditentukan oleh

kemampuan kognitif, tetapi ternyata faktor nonkognitif (yaitu antara lain

motivasi, emosi,) tidak kalah penting, bahkan mempengaruhi tingkat kinerja

serta lingkungan maupun perkembangan dirinya sendiri. Meskipun sudah

menjadi pengetahuan umum, bahwa anak yang memiliki inteligensi (yang

diukur dengan Intelligence Quotient atau IQ) akan lebih mudah

merencanakan materi yang diajarkan. Dengan demikian prestasi belajar

biasanya lebih tinggi. Namun, inteligensi emosional yang akhir-akhir ini

banyak dibicarakan orang, atau yang biasa disebut EQ (Emotional

Intelligence), juga mempengaruhi prestasi belajar seseorang. Motivasi ini

bersumber dari keyakinan kemampuannya untuk memperoleh sukses dalam

upaya mencapai sasaran yang dicanangkan. Hal ini berdampak pada upaya

mewujudkan prestasi belajar, mengaktualisasikan potensi seoptimal

mungkin (Semiawan,2008:12-13).

B. IPS di Madrasah Ibtidaiyah

1. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial, yang sering disingkat IPS, adalah ilmu

pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora

20

serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka

memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik,

khususnya di tingkat dasar dan menengah (Susanto,2013:137). Hakikat IPS

di sekolah dasar memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan sebagai

media pelatihan bagi siswa sebagai warga negara sedini mungkin. Karena

pendidikan IPS tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan semata, tetapi

harus berorientasi pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, sikap,

dan kecakapan-kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kenyataan

kehidupan sosial kemasyarakatan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan bagi

kehidupan sosial siswa di masyarakat (Susanto,2013:138).

Menurut Maryani dalam bukunya Susanto (2013:140) pendidikan IPS

adalah bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan,

adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari konsep-konsep dan keterampilan

disiplin sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, politik, dan ekonomi yang

diorganisasikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pembelajaran.

Menurut Banks dalam bukunya Susanto (2013:140) pendidikan IPS

adalah social studies merupakan bagian dari kurikulum di sekolah yang

bertujuan untuk membantu mendewasakan siswa supaya dapat

mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai dalam

rangka berpartisipasi di dalam masyarakat, negara, dan bahkan di dunia.

Banks menekankan begitu pentingnya pendidikan IPS diterapkan di

sekolah-sekolah, mulai dari tingkat dasar sampai ke perguruan tinggi,

terutama di sekolah dasar dan menengah.

21

Menurut Jarolimek dalam bukunya Susanto (2013:141) pendidikan

IPS adalah berhubungan erat dengan pengetahuan, keterampiln, sikap, dan

nilai-nilai yang memungkinkan siswa berperan serta dalam kelompok

masyarakat di mana ia tinggal. Kedua pengertian di atas, yang di berikan

oleh Banks dan Jarolimek menekankan kepada upaya pembentukan moral

anak sebagai warga negara atau anggota masyarakat yang mampu berperan

serta dalam kelompok hidupnya.

Menurut Buchari Alma dalam bukunya Susanto (2013:141) IPS adalah

sebagai suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang

pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik,

maupun dalam lingkungan sosialnya dan yang bahannya diambil dari

berbagai ilmu sosial, seperti : geografi, sejarah, ekonomi, antropologi,

sosiologi, politik, dan psikologi. Dengan mempelajari IPS ini sudah

semestinya siswa mendapatkan bekal pengetahuan yang berharga dalam

memahami dirinya sendiri dan orang lain dalam lingkungan masyarakat

yang berbeda tempat maupun waktu, baik secara individu maupun secara

kelompok, untuk menemukan kepentingannya yang akhirnya dapat

terbentuk suatu masyarakat yang baik dan harmonis.

2. Tujuan IPS

Tujuan utama pembelajaran IPS ialah untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,

memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan

terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik

22

yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat

(Susanto,2013:145).

Menurut Mutakin dalam bukunya Susanto (2013:145) merumuskan

tujuan pembelajaran IPS di sekolah, sebagai berikut:

a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau

lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan

kebudayaan masyarakat.

b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunaan

metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat

digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat

keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di

masyarakat.

d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta

mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil

tindakan yang tepat.

e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun

diri sendiri agar survive kemudian bertanggung jawab membangun

masyarakat.

Dalam kaitannya dengan KTSP, pemerintah telah memberikan arah

yang jelas pada tujuan dan ruang lingkup pembelajaran IPS yaitu:

(Susanto,2013:149)

23

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

dan lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan

sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

3. Fungsi IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial selain mempunyai tujuan membentuk warga

negara yang baik, dengan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri

dengan lingkungan kehidupan di masyarakat, juga memiiki fungsi aplikatif.

Fungsi yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan.

Fungsi ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan, selain memberikan

bekal pengetahuan dan keterampilan sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Yang dimaksud keterampilan sosial, yaitu keterampilan melakukan sesuatu

yang berhubungan dengan kepentingan hidup bermasyarakat, seperti bekerja

sama, gotong royong, tolong-menolong sesama umat manusia, dan

melakukan tindakan dalam memecahkan persoalan sosial masyarakat.

Sedangkan keterampilan intelektual dalam ilmu pengetahuan sosial adalah

keterampilan berpikir, kecepatan dalam memanfaatkan pikiran, cepat

24

tanggap dalam menghadapi permasalahan sosial di masyarakat

(Rasimin,2012:7-8).

Menurut Sumaatmadja dalam bukunya Rasimin (2012:8) fungsi ilmu

pengatahuan sosial sebagai program pendidikan adalah mengembangkan

perhatian dan kepedulian sosial siswa terhadap kehidupan di masyarakat dan

bermasyarakat.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa fungsi ilmu pengetahuan

sosial sebagai pendidikan adalah membina siswa menjadi warga negara

yang baik yang memiliki pengetahuan keterampilan dan kepedulian sosial

yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara.

Mengingat bahwa kehidupan di masyarakat dan bermasyarakat berkembang

secara terus-menerus, maka landasan pengembangan ilmu pengetahuan

sosial sebagai program pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan dan

perubahan sekaligus kemajuan masyarakat (Rasimin,2012:8).

C. Materi Kegiatan Jual Beli

1. Kegiatan Jual Beli Di Lingkungan Rumah

Jual beli adalah suatu kegiatan yang menjual dan membeli barang.

Kegiatan jual beli tentu dilakukan oleh penjual dan pembeli di suatu tempat.

Kegiatan jual beli ini ditandai pula dengan terjadinya kesepakatan harga.

Penjual adalah orang yang mempunyai barang dagangan untuk dijual.

Pembeli adalah orang yang ingin membeli barang yang dijual. Contoh

kegiatan jual beli di lingkungan sekitar rumah:

25

a. Pasar

Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Penjual

adalah orang yang menawarkan dagangan, sedangkan pembeli adalah

orang yang membeli barang dagangan.

b. Warung

Warung adalah tempat kegiatan jual beli di lingkungan rumah. Di

warung terdapat penjual yang menyediakan makanan. Di warung juga

terdapat pembeli yang membeli makanan atau barang yang disediakan.

c. Toko

Toko adalah tempat menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari

di antaranya beras, minyak, tepung, sabun, sampo, dan lain sebagainya.

Toko banyak terdapat di sekitar tempat tinggal kita.

2. Syarat terjadinya pasar:

a. Adanya penjual

b. Adanya pembeli

c. Ada barang yang diperjualbelikan

d. Ada transaksi jual beli

e. Ada tempat transaksi

3. Pasar Tradisional:

a. Terdiri dari banyak penjual

b. Pasar dibagi menjadi beberapa gang

c. Bisa dilakukan tawar menawar harga antara penjual dan pembeli

26

d. Harga yang dibayar berdasarkan kesepakatan

e. Membayar langsung dengan pedagang

f. Dilayani langsung oleh pedagang

4. Pasar Moderen:

a. Tidak terjadi tawar menawar

b. Harga sudah ditetapkan oleh penjual

c. Membayar melalui kasir

d. Bisa mengambil sendiri barang yang kita inginkan

e. Lebih nyaman

5. Kegiatan Jual Beli Di Lingkungan Sekolah

a. Kantin

Kantin sekolah menyediakan makanan, kalau membeli makanan

pilih makanan yang sehat.

b. Koperasi

Koperasi sekolah didirikan dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan para siswanya. Dikoperasi sekolah dijual peralatan sekolah

diantaranya: buku tulis, bolpoin, pensil, buku gambar, penggaris, serta

seragam sekolah.

6. Kebutuhan Sehari-hari

a. Kebutuhan pokok adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk

mempertahankan kelangsungan hidup manusia (sandang adalah pakaian,

pangan adalah makanan, papan adalah rumah).

27

b. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah

kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar kehidupan

manusi berjalan dengan baik. Contohnya rekreasi

c. Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan

primer dan sekunder terpenuhi. Contohnya: mobil, leptop, sepeda motor

D. Contextual Teaching and Learning (CTL)

1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL)

Contextual Teaching And Learning (CTL) merupakan model

pembelajaran yang mengaitkan antara materi pelajaran dengan situasi dunia

nyata yang berkembang dan terjadi di lingkungan sekitar peserta didik

sehingga dia mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil

belajar dengan kehidupan sehari-hari mereka (Khaeruddin,dkk,2007:199).

Pembelajaran kontekstual ini dimana peserta didik akan belajar dengan baik

jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan kegiatan

yang akan terjadi di sekelilingnya. Pembelajaran ini menekankan pada daya

pikir yang tinggi, transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkan dan

menganalisis data, memecahkan problem-problem tertentu baik secara

individu maupun kelompok (Khaeruddin,dkk,2007:200).

Pembelajaran dengan CTL akan memungkinkan proses belajar yang

tenang dan menyenangkan karena proses pembelajaran dilakukan secara

alamiah dan kemudian peserta didik dapat mempraktikan secara langsung

berbagai materi yang telah dipelajarinya. Pembelajaran CTL mendorong

28

peserta didik memahami hakekat, makna dan manfaat belajar sehingga akan

memberikan stimulus dan motivasi kepada mereka untuk rajin dan

senantiasa belajar (Khaeruddin,dkk,2007:200).

CTL diterapkan dalam proses pembelajaran, maka niscaya guru

mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan kenyataan peserta didik

serta mendorong mereka untuk membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimilikinya dengan praktik kehidupan mereka, baik sebagai anggota

keluarga maupun sebagai aggota masyarakat. Dengan penerapan model ini

hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi peserta didik. Oleh

karenanya proses pembelajaran harus berlangsung secara alamiah dalam

bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami, bukan dalam bentuk

transfer pengetahuan dari guru ke peserta didik (Khaeruddin,dkk,2007:200).

Dengan menerapkan CTL ini guru tidak hanya menyampaikan materi

belaka yang berupa hafalan tetapi juga bagaimana mengatur lingkungan dan

strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik termotivasi untuk

belajar. Lingkungan belajar yang kondusif sangat penting dan sangat

menunjang pembelajaran kontekstual, dan keberhasilan pembelajaran secara

keseluruhan (Khaeruddin,dkk:2007:201).

Menurut Elaine B.Johnson dalam bukunya Rusman (2013:187)

pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang merangsang otak

untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. Lebih lanjut, bahwa

pembelajaran kontekstual adalah suatu sistem pembelajaran yang cocok

dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan

29

akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa. Jadi,

pembelajaran kontekstual adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam

memompa kemampuan diri tanpa merugi dari segi manfaat, sebab siswa

berusaha mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkannya

dengan dunia nyata.

Pendekatan CTL adalah keterkaitan setiap materi atau topik

pembelajaran dengan kehidupan nyata. Untuk mengaitkannya bisa

dilakukan berbagai cara, selain karena memang materi yang dipelajari

secara langsung terkait dengan kondisi faktual, juga bisa disiasati dengan

pemberian ilustrasi atau contoh, sumber belajar, media, dan lain sebagainya,

yang memang baik secara langsung maupun tidak diupayakan terkait atau

ada hubungan dengan pengalaman hidup nyata. Dengan demikian

pembelajaran selain akan lebih menarik, juga akan dirasakan sangat

dibutuhkan oleh setiap siswa karena apa yang dipelajari dirasakan langsung

manfaatnya (Rusman,2013:187).

CTL adalah sesuatu pendekatan pembelajaran yang menekankan

kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan

materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan

nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam

kehidupan mereka (Sanjaya,2006:100).

Menurut Depdiknas dalam bukunya Hermana (2010:58) Contextual

Teaching And Learning adalah konep belajar yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan

30

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan perencanaan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

CTL merupakan strategi pembelajaran yang mengaitkan materi

pembelajaran secara alamiah dengan dunia nyata siswa sehingga dapat

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan

siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Undang,2010:79).

2. Konsep Contextual Teaching and Learning (CTL)

Menurut Nurhadi dalam bukunya Rusman (2013:189) Pembelajaran

kontekstual (Contextual teaching And Learning) merupakan konsep belajar

yang dapat mmbantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya

dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Pembelajaran kontekstual sebagai suatu model pembelajaran yang

memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah, dan

menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat kongkret (terkait

dengan kehidupan nyata) melalui keterlibatan aktivitas siswa dalam

mencoba, melakukan, dan mengalami sendiri. Dengan demikian

pembelajaran tidak sekedar dilihat dari sisi produk, akan tetapi yang

terpenting adalah proses (Rusman,2013:190).

CTL adalah sesuatu pendekatan pembelajaran yang menekankan

kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan

materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan

31

nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam

kehidupan mereka. Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami

yaitu: (Sanjaya,2006:109-110).

a. CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan

materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman

secara langsung. Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan

agar siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan

menemukan sendiri materi pelajaran.

b. CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi

yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut

untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah

dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat

mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan

saja bagi siswa materi itu akan bermakna secara fungsional akan tetapi

materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa,

sehingga tidak akan mudah dilupakan.

c. CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan,

artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi

yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat

mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran

dalam konteks CTL bukan untuk ditumpuk di otak dan kemudian

dilupakan akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi

kehidupan nyata.

32

3. Karakteristik Contextual Teaching and Learning (CTL)

Ada lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang

menggunakan pendekatan CTL yaitu: (Sanjaya,2006:110)

a. Dalam CTL pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan

yang sudah ada (aktiviting knowledge). Artinya apa yang akan dipelajari

tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian

pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh

yang memiliki keterkaitan satu sama lain.

b. Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh

dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan

baru itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai

dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan

detailnya.

c. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) artinya

pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tapi untuk dipahami dan

diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang

pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru

pengetahuan itu dikembangkan.

d. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying

knowledge) artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya

harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak

perubahan perilaku siswa.

33

e. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi

pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik

untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.

Ada beberapa karakteristik dalam proses pembelajaran yang

menggunakan pendekatan CTL yakni: (Hermana,2010:59-60)

a. Kerja sama

b. Saling menunjang

c. Menyenangkan, tidak membosankan

d. Belajar dengan bergairah

e. Pembelajaran terintegrasi

f. menggunakan berbagai sumber

g. Siswa aktif

h. Sharing dengan teman

i. Siswa kritis, guru kreatif

j. Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta,

gambar, artikel, dan lain-lain

k. Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa,

laporan hasil praktikum, karangan siswa dan lain-lain.

l. Beberapa karakteristik Contextual Teaching And Learning yaitu:

(Undang,2010:84).

1) Materi ajar disesuaikan dengan konteks kehidupan siswa

2) Mengaitkan pengalaman siswa dengan masalah lainnya yang lebih

besar (terintegrasi)

34

3) Memperhatikan apa yang menjadi daya tarik siswa

4) Memperhatikan pengalaman empiris siswa

5) Membangun perubahan perilaku siswa dengan gembira

(menyenangkan)

6) Menumbuhkan kesadaran bekerja sama (kolegalitas)

7) Membentuk komunitas belajar (learning comunity)

4. Prinsip Contextual Teaching and Learning

Ada tujuh prinsip pembelajaran kontekstual antara lain:

(Rusman,2013:193-198)

a. Konstruktivisme (Constructivism)

Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) dalam

CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi

sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas.

Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap

untuk diambil dan diingat. Manusia harus membangun pengetahuan itu

memberi makna melalui pengalaman yang nyata. Batasan

konstruktivisme di atas memberikan penekanan bahwa konsep bukanla

tidak penting sebagai bagian integral dari pengalaman belajar yang harus

dimiliki oleh siswa, akan tetapi bagaimana dari setiap konsep atau

pengetahuan yang dimiliki siswa itu dapat memberikan pedoman nyata

terhadap siswa untuk diaktualisasikan dalam kondisi nyata. Oleh karena

itu, dalam CTL srategi untuk membelajarkan siswa menghubungkan

antara setiap konsep dengan kenyataan merupakan unsur yang

35

diutamakan dibandingkan dengan penekanan terhadap seberapa banyak

pengetahuan yang harus diingat oleh siswa (Rusman,2013:193).

b. Menemukan (Inquiry)

Menemukan, merupakan kegiatan inti dari CTL, melalui upaya

menemukan akan memberikan penegasan bahwa pengetahuan dan

keterampilan serta kemampuan-kemampuan lain yang diperlukan bukan

merupakan hasil dari mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi

merupakan hasil menemukan sendiri. Kegiatan pembelajaran yang

mengarah pada upaya menemukan, telah lama diperkenalkan pula dalam

pembelajaran inquiry and discovery (mencari dan menemukan).tentu saja

unsur menemukan dari kedua pembelajaran (CTL dan inquiry and

discovery) secara prinsip tidak banyak perbedaan, intinya sama, yaitu

model atau sistem pembelajaran yang membantu siswa baik secara

individu maupun kelompok belajar untuk menemukan sendiri sesuai

dengan pengalaman masing-masing (Rusman,2013:194).

c. Bertanya (Questioning)

Unsur lain yang menjadi karakteristik utama CTL adalah

kemampuan dan kebiasaan untuk bertanya. Pengetahuan yang dimiliki

seseorang selalu bermula dari bertanya.oleh karena itu, bertanya

merupakan strategi utama dalam CTL. Penerapan unsur bertanya dalam

CTL harus difasilitasi oleh guru, kebiasaan siswa untuk bertanya atau

kemampauan guru dalam menggunakan pertanyaan yang baik akan

mendororng pada peningkatan kualitas dan produktivitas pembelajaran.

36

Seperti pada tahapan sebelumnya, berkembangnya kemampuan dan

keinginan untuk bertanya sangat dipengaruhi oleh suasana pembelajaran

yang dikembangkan oleh guru. Dalam implementasi CTL, pertanyaan

yang diajukan oleh guru atau siswa harus dijadikan alat atau pendekatan

untuk menggali informasi atau sumber belajar yang ada kaitannya dengan

kehidupan nyata. Dengan kata lain, tugas bagi guru adalah membimbing

siswa melalui pertanyaan yang diajukan untuk mencari dan menemukan

kaitan antara konsep yang dipelajari dalam kaitan dengan kehidupan

nyata (Rusman,2013:195).

Melalui penerapan bertanya, pembelajaran akan lebih hidup, akan

mendorong proses dan hasil pembelajaran yang lebih luas dan mendalam,

dan akan banyak ditemukan unsur-unsur terkaiit yang sebelumnya tidak

terpikirkan baik oleh guru maupun oleh siswa. Oleh karena itu, cukup

beralasan jika dengan pengembangan bertanya produktivitas

pembelajaran akan lebih tinggi karena dengan bertanya, maka dapat

menggali informasi, baik administrasi maupun akademik

(Rusman,2013:195).

1) Mengecek pemahaman siswa

2) Membangkitkan respons siswa

3) Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa

4) Mengetahui hal-hal yang diketahui siswa

5) Memfokuskan perhatian siswa

6) Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa

37

7) Menyegarkan kembali pengetahuan yang telah dimiliki siswa

8) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan siswa untuk

melakukan kerja sama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman-

teman belajarnya. Seperti yang disarankan dalam learning community,

bahwa hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain

melalui berbagai pegalaman (sharing). Melalui sharing ini anak

dibiasakan untuk saling memberi dan menerima, sifat ketergantungan

yang positif dalam learning community dikembangkan

(Rusman,2013:196).

Kebiasaan penerapan dan mengembangkan masyarakat belajar

dalam CTL sangat dimungkinkan dan dibuka dengan luas memanfaatkan

masyarakat belajar lain di luar kelas. Setiap siswa semestinya dibimbing

dan diarahkan untuk mengembangkan rasa ingin tahunya melalui

pemanfaatan sumber belajar secara luas yang tidak hanya disekat oleh

masyarakat belajar di dalam kelas, akan tetapi sumber manusia lain di

luar kelas (keluarga dan masyarakat). Ketika kita dan siswa dibiasakan

untuk memberikan pengalaman yang luas kepada orang lain, maka saat

itu pula kita atau siswa akan mendapatkan pengalaman yang lebih

banyak dari komunitas lain (Rusman,2013:196).

d. Pemodelan (Modelling)

Guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar bagi siswa,karena

dengan segala kelebihan dan keterbatasan yang dimiliki oleh guru akan

38

mengalami hambatan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan

keinginan dan kebutuhan siswa yang cukup heterogen. Oleh karena itu,

tahap pembuatan model dapat dijadikan alternatif untuk mengembangkan

pembelajaran agar siswa bisa memenuhi harapan siswa secara

menyeluruh, dan membantu mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh

para guru (Rusman,2013:196-197).

e. Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru terjadi atau

baru saja dipelajari. Dengan kata lain refleksi adalah berpikir ke belakang

tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu, siswa mengendapkan

apa yang baru dipelajari sebagai struktur pengetahuan yang baru yang

merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Pada

saat refleksi, siswa diberi kesempatan untuk mencerna, menimbang,

membandingkan, menghayati, dan melakukan diskusi dengan dirinya

sendiri (learning to be) (Rusman,:197).

Melalui model CTL, pengalaman belajar bukan hanya terjadi dan

dimiliki ketika seseorang siswa berada di dalam kelas, akan tetapi jauh

lebih penting dari itu adalah bagaimana membawa pengalaman belajar

tersebut ke luar dari kelas, yaitu pada saat ia dituntut untuk menanggapi

dan memecahkan permasalahan nyata yang dihadapi sehari-hari.

Kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan, sikap, dan

keterampilan pada dunia nyata yang dihadapinya akan mudah

diaktualisasikan manakala pengalaman belajar itu telah terinternalisasi

39

dalam setiap jiwa siswa dan di sinilah pentingnya menerapkan unsur

refleksi pada setiap kesempatan pembelajaran (Rusman,:197).

f. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)

Tahap terakhir dari pembelajaran kontekstual adalah melakukan

penilaian. Penilaian sebagai bagian integral dari pembelajaran memiliki

fungsi yang amat menentukan untuk mendapatkan informasi kualitas

proses dan hasil pembelajaran melalui penerapan CTL. Penilaian adalah

proses pengumpulan berbagai data dan informasi yang bisa memberikan

gambaran atau petunjuk terhadap pengalaman belajar siswa. Dengan

terkumpulnya berbagai data dan informasi yang lengkap sebagai

perwujudan dari penerapan penilaian, maka akan semakin akurat pula

pemahaman guru terhadap proses dan hasil pengalaman belajar setiap

siswa (Rusman,2013:197).

Guru dengan cermat akan mengetahui kemajuan, kemunduran dan

kesulitan siswa dalam belajar, dan dengan itu pula guru akan memiliki

kemudahan untuk melakukan upaya-upaya perbaikan dan

penyempurnaan proses bimbingan belajar dalam langkah selanjutnya.

Mengingat gambaran tentang kemajuan belajar siswa diperlukan di

sepanjang proses pembelajaran, maka nilai tidak hanya dilakukan diakhir

program pembelajaran, akan tetapi secara integral dilakukan selama

proses program pembelajaran itu terjadi. Dengan cara tersebut, guru

secara nyata akan mengetahui tingkat kemampuan siswa yang

sebenarnya (Rusman,2013:198).

40

5. Langkah-Langkah Pembelajaran CTL

Untuk mencapai kompetensi yang sama dengan menggunakan CTL

guru melakukan langkah-langkah pembelajaran seperti dibawah ini:

(Sanjaya,2006:124-125).

a. Pendahuluan

1) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari

proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan

dipelajari.

2) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL.

3) Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah

siswa.

4) Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi, misalnya

kelompok 1 dan 2 melakuakn observasi ke pasar tradisional,

kelompok 3 dan 4 melakuakn observasi ke pasar swalayan.

5) Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang

ditemukan di pasar-pasar tersebut.

6) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh

setiap siswa.

b. Inti

Di Lapangan

1) Siswa melakuakan observasi ke pasar sesuai dengan pembagian tugas

kelompok.

41

2) Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan di pasar sesuai dengan

alat observasi yang telah mereka tentukan sebelumnya.

Di Dalam Kelas

1) Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan

kelompoknya masing-masing.

2) Siswa melaporkan hasil diskusi.

3) Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh

kelompok yang lain.

c. Penutup

1) Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar

masalah pasar sesuai dengan indikator prestasi belajar yang harus

dicapai.

2) Guru menugaskan siswa untuk membuat karangan tentang

pengalaman belajar mereka dengan tema pasar.

Pada CTL untuk mendapatkan kemampuan pemahaman konsep anak

mengalami langsung dalam kehidupan nyata di masyarakat. Kelas bukanlah

tempat umtuk mencatat atau menerima informasi dari guru, akan tetapi kelas

tetap kelas digunakan untuk saling membelajarkan.

6. Kelebihan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning

a. Pembelajaran lebih bermakna, artinya siswa melakukan sendiri kegiatan

yang berhubungan dengan materi sehingga siswa dapat memahami

sendiri.

42

b. Menumbuhkan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat tentang

materi yang dipelajari.

c. Kontekstual adalah pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa

secara penuh, baik fisik maupun mental.

7. Kelemahan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning

a. Bagi siswa tidak dapat mengikuti pembelajaran, tidak mendapatkan

pengetahuan dan pengalaman yang sama dengan teman lainnya karena

siswa tidak mengalaminya sendiri.

b. Dibutuhkan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran

kontekstual berlangsung.

c. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam CTL guru tidak

lagi berperan sebagia pusat informasi.

E. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi

adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu

dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk

menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan kriteria

ketuntasan minimal (KKM). KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun

ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui

batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam

menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah

43

secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan norma, kurva

normal sering digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar peserta didik

jika diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir sering

dikonversi dari kurva normal untuk mendapatkan sejumlah peserta didik

yang melebihi nilai 6,0 sesuai proporsi kurva. Acuan kriteria mengharuskan

pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian,

yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau

layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal

(Kriteria Ketuntasan Minimal,2008:4).

Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan

berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan

atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir

sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi

pertimbangan utama penetapan KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal,2008:4).

Kriteria ketuntasan menunjukan presentase tingkat pencapaian

kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka. Target ketuntasan secara

nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat

memulai dari kriteria ketuntasan minimal di bawah target nasional

kemudian ditingkatkan secara bertahap. Kriteria ketuntasan minimal

menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik.

Selanjutnya untuk kriteria ketuntasan kelas (keberhasilan guru dalam

mengajar) dinyatakan tuntas atau berhasil apabila minimal dari sekolah

44

siswa dalam satu kelas 85 mencapai KKM. Oleh karena itu pihak-pihak

yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk

mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar

informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang

tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus tercantum dalam Laporan Hasil

Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik

(Kriteria Ketuntasan Minimal,2008:4-5).

2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal

Fungsi kriteria ketuntasan minimal: (Kriteria Ketuntasan

Minimal,2008:5-6).

a. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik

sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi

dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang

ditetapkan. Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap

pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan remedial

atau layanan pengayaan.

b. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti

penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator

ditetapkan KKMyang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik.

Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti

penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal tersebut tidak

bisa dicapai, peserta didik harus mengetahui KD-KD yang belum tuntas

dan perlu perbaikan.

45

c. Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan

evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi

keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari

keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok ukur. Oleh karena itu hasil

pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk

mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap mata pelajaran yang

mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun

pemenuha sarana prasarana belajar disekolah.

d. Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan

antara satuan pendidikan dengan masyarakata. Keberhasilan pencapaian

KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik,

peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua. Pendidik

melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses

pembelajaran dan penilaian. Peserta didik melakukan upaya pencapaian

KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan pembelajaran serta

mengerjakan tugas-tugas yang telah didesain pendidik. Orang tua dapat

membantu dengan memberikan motivasi dan dukungan penuh bagi putra

putrinya dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan

pendidikan berupaya memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk

mendukung terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di sekolah.

e. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap

mata pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin

untuk melampaui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM

46

merupakan salah satu tolak ukur kinerja satuan pendidikan dalam

menyelenggarakan program pendidikan. Satuan pendidikan dengan KKM

yang tinggi dan dilaksanakan secara bertanggung jawab dapat menjadi

tolak ukur kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat.

3. Prinsisp Penetapan KKM

Penetapan kriteria ketuntasan minimal perlu mempertimbangkan

beberapa ketentuan sebagai berikut: (Kriteria Ketuntasan Minimal,2008:7-

8).

a. Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat

dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode

kualitatif dapat dilakukan melalui professional judgement oleh pendidik

dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman

pendidik mengajar mata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan metode

kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai

dengan penetapan kriteria yang ditentukan.

b. Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis

ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan

kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai

ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi.

c. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan

rata-rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut.

Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD

47

tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar

minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut.

d. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan

rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut.

e. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari

semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun

pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar

(LHB/Rapor) peserta didik.

f. Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-

soal ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester

(UTS) maupun Ulangan Akhir Semester (UAS). Soal ulangan ataupun

tugas-tugas harus mampu mencerminkan/menampilkan pencapaian

indikator yang diujikan. Engan demikian pendidik tidak perlu melakukan

pembobotan seluruh hasil ulangan, karena semuanya memiliki hasil yang

setara.

g. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya

perbedaan nilai ketuntasan minimal.

48

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subyek penelitian

1. Gambaran Situasi Umum MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga

a. Lokasi Penelitian

Alamat penelitian : MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga

Mata pelajaran : IPS

Materi pokok : Kegiatan Jual Beli

Kelas/semester : III/II

b. Keadaan guru MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga

Tabel 3.1

Daftar Guru MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga

No Nama Guru Jabatan

1. Khurur Rozad,S.Pd.I Kepala Sekolah dan Guru

Kelas VI

2. Iswadati Nur mujianti,S.Pd.I Guru Kelas I

3. Ernawati,S.Pd.I Guru Kelas II

4. Siti Zumrotun,S.Pd.I Guru Kelas III

5. Drs. Ibrahim Alfian Guru Kelas IV

6. A.Muniri.S.Pd.I Guru Kelas V

7. Muflikhin Guru Bahasa Jawa

8. Suparti Guru Keterampilan

9. Umi Guru Bahasa Inggris

10. Yogi Kuncoro Jati Guru TIK

49

c. Keadaan Siswa

Kondisi siswa Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Kutowinangun Salatiga

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Daftar Nama Siswa Kelas III MI Ma’arif Kutowinangun

No Nama

Keterangan

Laki-laki Perempuan

1. Arvita Dewi Annisa Putri

2. Syahrul Malik Ibrahim

3. Renata Citra Safira

4. Andini Naila Zulfa

5. Regina Prameswari

6. Junaidatus Sifa

7. Harni

8. Rahma

9. Arjun Naja Akmal Faza

10. Zinata Tahara Tika Rozaki

11. Novitasari

12. Al-habib Sahal Mansyur

13. M. Irfandi

14. Riko Cahyo Wicaksono

15. M. Ramadhan Afid

16. Sofian Isnan

17. M. Zaka. S

d. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada pembelajaran IPS semester II

tahun ajaran 2015/2016. Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus.

Penelitian tersebut menggunakan jam pembelajaran IPS sesuai dengan

50

jadwal pembelajaran IPS kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga.

Waktu pelaksanaan sebagai berikut:

1) Kegiatan siklus I, tanggal 24 Februari 2015

2) Kegiatan siklus II, tanggal 26 Februari 2015

3) Kegiatan siklus III, tanggal 28 Februari 2015

B. Deskripsi Siklus I

Pelaksanaan tindakan pada siklus I di laksanakan pada semester II,

tanggal 24 Februari 2015. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program

semester pembelajaran IPS kelas III semester II, standar kompetensi

“Memahami Jenis Pekerjaan dan Penggunaan Uang”, dengan kompetensi dasar

memahami kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan sekolah.

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini di lakukan dalam 4 (empat)

tahapan, yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan

(acting), observasi dan interpretensi (observing), dan refleksi (reflekting),

secara garis besar pelaksanaan dapat di deskripsikan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merencanakan :

a. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPS pokok

bahasan kegiatan jual beli dengan penerapan pendekatan Contextual

Teaching And Learning (CTL).

b. Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran Contextual Teaching And

Learning (CTL).

51

c. Mempersiapkan soal-soal IPS bahasan kegiatan jual beli.

d. Mempersiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui

pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)

dalam pembelajaran di kelas.

e. Mempersiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui

pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)

dalam pembelajaran di kelas.

2. Tindakan

a. Kegiatan Awal

1) Guru mengucapkan salam pembuka

2) Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa

3) Guru menyuruh ketua kelas memimpin doa bersama

4) Guru mengabsen siswa

5) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

b. Kegiatan Inti

1) Eksplorasi

a) Guru menjelaskan atau menerangkan materi dan meminta siswa

untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting

b) Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan yang

berkaitan dengan materi yang disampaikan

2) Elaborasi

a) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok

52

b) Guru memberikan arahan mengenai kegiatan pembelajaran yang

akan dilakukan diluar kelas

c) Guru mengajak anak-anak berkunjung ke kantin dan koperasi

sekolah, kemudian guru mengajak anak-anak untuk berkunjung ke

pasar tradisional dan pasar moderen.

d) Dengan bimbingan guru siswa diajak untuk mengenal kegiatan

yang ada di kantin dan koperasi sekolah juga pasar tradisional

maupun pasar moderen

3) Konfirmasi

a) Guru mengamati kegiatan siswa saat di kantin dan koperasi sekolah

juga di pasar tradisional dan pasar moderen kemudian memberikan

penjelasan saat siswa menanyakan sesuatu yang belum

dipahaminya

b) Secara kelompok siswa diminta untuk menyimpulkan mengenai

perbedaan kantin dan koprasi disekolah juga perbedaan antara

pasar tradisional dan pasar moderen

c) Setelah semua selesai guru mengajak siswa untuk kembali ke

sekolah.

d) Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap

jalannya kegiatan tersebut.

e) Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa

mengenai materi yang sudah disampaikan.

c. Kegiatan Akhir

53

1) Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan

2) Guru memberi tahu tentang materi yang akan di ajarkan dipertemuan

yang akan datang

3) Guru menyuruh siswa untuk belajar materi yang akan diajarkan di

pertemuan yang akan datang

4) Guru menutup pertemuan dengan menyuruh ketua kelas memimpin

doa bersama

5) Guru memberikan salam penutup, guru meninggalkan kelas

3. Pengamatan

Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan terhadap

pelaksanaan pembelajaran berlangsung, dan pemberian soal tes formatif saat

pembelajaran telah selesai.

4. Refleksi

Hasil observasi di lapangan di jadikan bahan refleksi untuk perbaikan

rencana pada siklus berikutnya. Pada siklus I ini, masih banyak kelemahan-

kelamahan, di antaranya sebagai berikut:

a. Proses siswa dalam menemukan materi masih kurang aktif

b. Proses menghubungkan antara materi dengan kehidupan nyata siswa

masih belum paham

c. Kemampuan siswa dalam menerapkan materi dalam kehidupan nyata

masih kurang paham

d. Dalam proses belajar mengajar guru masih kurang efektif dalam

penggunaan waktu pembelajaran

54

e. Guru masih belum bisa mengkondisikan siswa pada saat proses belajar

mengajar di luar kelas

C. Diskripsi Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II di laksanakan pada semester II

tanggal 26 Februari 2015. pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program

semester mata pelajaran IPS kelas III Semester II, standar kompetensi

“Memahami Jenis Pekerjaan Dan Penggunaan Uang”, dengan kompetensi

dasar memahami kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan sekolah.

Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini di lakukan dalam 4 (empat)

tahapan, yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan

(acting), observasi dan interpretensi (observing), dan refleksi (reflekting),

secara garis besar pelaksanaan dapat di deskripsikan sebagai berikut :

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merencanakan :

1) Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPS pokok

bahasan kegiatan jual beli penerapan pendekatan Contextual Teaching

And Learning (CTL).

2) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran Contextual Teaching And

Learning (CTL) dengan lebih baik.

3) Mempersiapkan soal-soal IPS pokok bahasan kegiatan jual beli sebagai

sarana untuk mengetahui kemampuan siswa.

55

4) Mempersiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui

pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)

dalam pembelajaran di kelas.

5) Mempersiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui

pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)

dalam pembelajaran di kelas.

b. Tindakan

1) Kegiatan Awal

a) Guru mengucapkan salam pembuka

b) Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa

c) Guru menyuruh ketua kelas memimpin doa bersama

d) Guru mengabsen siswa

e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

2) Kegiatan Inti

a) Eksplorasi

(1) Guru menjelaskan atau menerangkan materi dan meminta siswa

untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting

(2) Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan yang

berkaitan dengan materi yang disampaikan

b) Elaborasi

(1) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok

(2) Guru memberikan arahan mengenai kegiatan pembelajaran yang

akan dilakukan diluar kelas

56

(3) Guru mengajak anak-anak berkunjung ke kantin sekolah

(4) Dengan bimbingan guru siswa diajak untuk mengenal kegiatan jual

beli di kantin sekolah

(5) Guru memberi penjelasan mengenai peran penjual dan peran

pembeli

c) Konfirmasi

(1) Guru mengamati kegiatan siswa saat di kantin sekolah kemudian

memberikan penjelasan saat siswa menanyakan sesuatu yang

belum dipahaminya

(2) Secara kelompok siswa diminta untuk menyimpulkan mengenai

perbedaan antara peran penjual dan peran pembeli

(3) Setelah semua selesai guru mengajak siswa untuk kembali ke kelas.

(4) Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap

jalannya kegiatan tersebut.

(5) Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa

mengenai materi yang sudah disampaikan.

3) Kegiatan Akhir

a) Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan

b) Guru memberi tahu tentang materi yang akan di ajarkan dipertemuan

yang akan datang

c) Guru menyuruh siswa untuk belajar materi yang akan diajarkan di

pertemuan yang akan datang

57

d) Guru menutup pertemuan dengan menyuruh ketua kelas memimpin

doa bersama

e) Guru memberikan salam penutup guru meninggalkan kelas

c. Pengamatan

Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan terhadap

pelaksanaan pembelajaran berlangsung, dan pemberian soal tes formatif saat

pembelajaran telah selesai.

d. Refleksi

Selama penelitian berlangsung, untuk siklus II sudah berjalan lancar di

bandingkan dengan siklus sebelumnya. Namun, masih terdapat kelemahan-

kelemahan pada siklus II, antara lain sebagai berikut:

1) Proses siswa dalam menemukan materi masih sedikit kurang aktif

2) Proses menghubungkan antara materi dengan kehidupan nyata siswa

masih kurang sedikit untuk paham

3) Kemampuan siswa dalam menerapkan materi dalam kehidupan nyata

masih kurang sedikit untuk paham

4) Dalam proses belajar mengajar guru sudah mulai bisa efektif dalam

penggunaan waktu pembelajaran

5) Guru sudah mulai bisa mengkondisikan siswa pada saat proses belajar

mengajar di luar kelas

D. Diskripsi Siklus III

Pelaksanaan tindakan pada siklus III di laksanakan pada semester II

tanggal 28 Februari 2015. pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program

58

semester mata pelajaran IPS kelas III Semester II, standar kompetensi

“Memahami Jenis Pekerjaan Dan Penggunaan Uang”, dengan kompetensi

memahami kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan sekolah.

Pelaksanaan tindakan pada siklus III ini di lakukan dalam 4 (empat)

tahapan, yaitu dengan laur perencanaan (planning), implementasi tindakan

(acting), observasi dan interpretensi (observing), dan refleksi (reflekting),

secara garis besar pelaksanaan dapat di deskripsikan sebagai berikut :

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merencanakan :

a. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPS pokok

bahasan kegiatan jual beli dengan penerapan pendekatan Contextual

Teaching And Learning (CTL).

b. Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran Contextual Teaching And

Learning (CTL) dengan lebih baik.

c. Mempersiapkan soal-soal IPS pokok bahasan kegiatan jual beli

d. Mempersiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui

pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)

dalam pembelajaran di kelas.

e. Mempersiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui

pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)

dalam pembelajaran di kelas.

2. Tindakan

a. Kegiatan Awal

59

1) Guru mengucapkan salam pembuka

2) Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa

3) Guru menyuruh ketua kelas memimpin doa bersama

4) Guru mengabsen siswa

5) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

b. Kegiatan Inti

1) Eksplorasi

a) Guru menjelaskan atau menerangkan materi dan meminta siswa

untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting

b) Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan yang

berkaitan dengan materi yang disampaikan

2) Elaborasi

a) Guru memberikan arahan mengenai kegiatan pembelajaran yang

akan dilaksanakan

b) Guru mengajak anak-anak untuk merubah tempat duduk menjadi

lingkaran

c) Guru berada di tengah dan menunjukan contoh-contoh dari

kebutuhan sehari-hari (primer, sekunder, tersier) secara nyata

d) Beberapa siswa diminta untuk maju kedepan membedakan

kebutuhan sehari-hari (primre, sekunder, tersier)

3) Konfirmasi

a) Guru mengamati kegiatan siswa saat maju kedepan

60

b) kemudian memberikan penjelasan saat siswa menanyakan sesuatu

yang belum dipahaminya

c) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok

d) Secara kelompok siswa diminta untuk menyimpulkan mengenai

perbedaan antara kebutuhan primer, sekunder dan tersier

e) Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap

jalannya kegiatan tersebut.

f) Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa

mengenai materi yang sudah disampaikan.

c. Kegiatan Akhir

1) Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan

2) Guru memberi tahu tentang materi yang akan di ajarkan dipertemuan

yang akan datang

3) Guru menyuruh siswa untuk belajar materi yang akan diajarkan di

pertemuan yang akan datang

4) Guru menutup pertemuan dengan menyuruh ketua kelas memimpin

doa bersama

5) Guru memberikan salam penutup guru meninggalkan kelas

3. Pengamatan

Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan terhadap

pelaksanaan pembelajaran berlangsung, dan pemberian soal tes formatif saat

pembelajaran telah selesai.

61

4. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan yang terjadi pada siklus ketiga, peneliti

menemukan peningkatan yang maksimal dalam prestasi IPS pada siswa

kelas III MI Ma’arif Kutowinangun, Salatiga sebagai berikut:

a. Proses siswa dalam menemukan materi sudah aktif

b. Proses menghubungkan antara materi dengan kehidupan nyata siswa

sudah paham

c. Kemampuan siswa dalam menerapkan materi dalam kehidupan nyata

sudah paham dan bisa memberikan contoh

d. Dalam proses belajar mengajar guru dapat melaksanakan proses

pembelajaran dengan waktu yang efektif dan efisien

e. Guru bisa mengkondisikan siswa pada saat proses belajar mengajar di

luar kelas

Dapat di simpulkan bahwa dengan pendekatan Contextual Teaching

And Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa

Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Kutowinangun Salatiga Tahun

Pelajaran 2015.

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Siklus I

Pada siklus I dicari data menggunakan tes formatif. Dari instrument

tersebut diperoleh data tentang nilai siswa dalam pembelajaran siklus I ini

sebagai berikut:

Tabel 4.3

Nilai Siswa Siklus 1

No. Nama Nilai KKM Keterangan

Individu Nasional

1. Arvita dewi annisa

putri

60 -

2. Syahrul malik

ibrahim

40 - -

3. Renata citra safira 80

4. Andini naila zulfa 40 - -

5. Regina prameswari 65 -

6. Junaidatus sifa 80

7. Harni 80

8. Rahma 80

9. Arjun Naja Akmal

Faza

60 -

10. Zinata Tahara Tika

Rozaki

65 -

11. Novitasari 60 -

12. Al-habib Sahal

Mansyur

65 -

13. M. Irfandi 60 -

14. Riko cahyo

Wicaksono

60 -

15. M. Ramadhan Afid 40 - -

16. Sofian Isnan 40 - -

17. M. Zaka. S 60 -

63

Jumlah

Nilai rata-rata

1.035

6,08

77% 24 %

Catatan:

KKM Individu: 60

KKM Nasional: 75

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 17 peserta didik yang

mencapai KKM individu sebanyak 13 anak (77%) dan dari 17 peserta didik

yang mencapai KKM nasional sebanyak 4 anak (24%). Pencapaian KKM

kelas 77% lebih kecil dari 85% sehingga sama dengan belum mencapai

KKM kelas.

2. Siklus II

Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa di dapat dari hasil

evaluasi yang di adakan setelah pembelajaran berlangsung. Adapun hasil ter

formatif pada siklus II ini di dapatkan hasil sebagaimana terdapat pada tebel

berikut ini :

Tabel 4.4

Nilai Siswa Siklus II

No. Nama Nilai KKM Keterangan

Individu Nasional

1. Arvita Dewi Annisa

Putri

80

2. Syahrul Malik

Ibrahim

40 - -

3. Renata Citra Safira 80

4. Andini Naila Zulfa 45 - -

5. Regina Prameswari 80

6. Junaidatus Sifa 80

7. Harni 80

8. Rahma 80

9. Arjun Naja Akmal 65 -

64

Faza

10. Zinata Tahara Tika

Rozaki

80

11. Novitasari 80

12. Al-habib Sahal

Mansyur

80

13. M. Irfandi 65 -

14. Riko Cahyo

Wicaksono

65 -

15. M. Ramadhan Afid 45 - -

16. Sofian Isnan 60 -

17. M. Zaka. S 65 -

Jumlah

Nilai rata-rata

1170

6,88

83% 53 %

Dari siklus I ke siklus II terjadi kenaikan prestasi (rata-rata nilai) 6,08

menjadi 6,88.

Catatan:

KKM Individu: 60

KKM Nasional: 75

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 17 peserta didik yang

mencapai KKM individu sebanyak 14 anak (83%) dan dari 17 peserta didik

yang mencapai KKM nasional sebanyak 9 anak (53%). Pencapaian KKM

kelas 83% lebih kecil dari 85% sehingga sama dengan belum mencapai

KKM kelas.

3. Sikus III

Dari pengamatan terhadap siswa keles III MI Ma’arif Kutowinangun

Salatiga tahun 2015 selama pelaksanaan pada siklus III, maka di peroleh

data sebagai berikut :

65

Tabel 4.5

Nilai Siswa Siklus III

No. Nama Nilai KKM Keterangan

Individu Nasional

1. Arvita Dewi Annisa

Putri

85

2. Syahrul Malik

Ibrahim

45 - -

3. Renata Citra Safira 85

4. Andini Naila Zulfa 65 -

5. Regina Prameswari 85

6. Junaidatus Sifa 85

7. Harni 85

8. Rahma 85

9. Arjun Naja Akmal

Faza

80

10. Zinata Tahara Tika

Rozaki

85

11. Novitasari 85

12. Al-habib Sahal

Mansyur

85

13. M. Irfandi 80

14. Riko Cahyo

Wicaksono

80

15. M. Ramadhan Afid 80

16. Sofian Isnan 80

17. M. Zaka. S 80

Jumlah

Rata-rata

1355

8,05

94% 88%

Dari siklus II ke siklus III terjadi kenaikan prestasi (nilai rata-rata)

6,88 menjadi 8,05.

Catatan:

KKM Individu: 60

KKM Nasional: 75

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 17 peserta didik yang

mencapai KKM individu sebanyak 16 anak (94%) dan dari 17 peserta didik

66

yang mencapai KKM nasional sebanyak 15 anak (88%). Pencapaian KKM

kelas 94% lebih besar dari 85% sehingga sama dengan sudah mencapai

KKM kelas.

Dari tabel di atas yang mencapai KKM nasional 88% sehingga

menunjukkan peserta didik dikelas ini sudah masuk dalam kategori unggul.

Adapun siswa yang belum mencapai KKM yaitu Syahrul Malik

Ibrahim, siswa ini berkemampuan rendah (lemah berfikir).

B. Pembahasan

1. Hasil Rekapitulasi

Hasil rekapitulasi (Prestasi Siswa) belajar IPS melalui pendekatan

Contextual Teaching And Learning (CTL).

Tabel 4.6

Rekapitulasi Nilai Siswa Siklus I, Siklus II, Siklus III

No Nama Siklus I Siklus II Siklus III

1 Arvita dewi annisa putri 60 80 85

2 Syahrul malik ibrahim 40 40 45

3 Renata citra safira 80 80 85

4 Andini naila zulfa 40 45 65

5 Regina prameswari 65 80 85

6 Junaidatus sifa 80 80 85

7 Harni 80 80 85

8 Rahma 80 80 85

9 Arjun Naja Akmal Faza 60 65 80

10 Zinata Tahara Tika Rozaki 65 80 85

11 Novitasari 60 80 85

12 Al-habib Sahal Mansyur 65 80 85

13 M. Irfandi 60 65 80

14 Riko cahyo Wicaksono 60 65 80

15 M. Ramadhan Afid 40 45 80

67

16 Sofian Isnan 40 60 80

17 M. Zaka. S 60 65 80

Jumlah 1.035 1170 1355

Rata-rata 6,08 6,88 8,05

Tabel 4.7

Perbandingan Prestasi Belajar IPS

Pada Siklus I, Siklus II, Siklus III

Keterangan:

TI = Tuntas Individu

PI = Persentase Individu

TN = Tuntas Nasional

PN = Persentase Nasional

TTI = Tidak Tuntas Individu

PTTI = Presentase Tidak Tuntas Individu

TTN = Tidak Tuntas Nasional

PTTN = Presentase Tidak Tuntas Nasional

Berdasarkan perbandingan siklus I, siklus II dan siklus III maka dapat

dinyatakan prestasi belajar IPS mengalami peningkatan. Dan ketuntasan

belajar siswa juga meningkat yaitu sebagai berikut:

No Tahapan Nilai

Rata-rata

TI PI TN PN TTI PBTI TTN PBTN

1. Siklus I 6,08 13 77 4 24 4 24 13 75

2. Siklus II 6,88 14 83 9 53 3 18 8 47

3. Siklus III 8,05 16 94 15 88 1 6 2 12

68

Tabel: 4.8

Peningkatan Hasil Belajar IPS

Pada Siklus I, Siklus II dan Siklus III

Keterangan:

PPB = Peningkatan Prestasi Belajar

KI = Ketuntasan Individu

PKI = Peningkatan Ketuntasan Individu

KN = Ketuntasan Nasional

PKN = Peningkatan Ketuntasan Nasional

Berdasarkan tabel diatas presentase peningkatan prestasi belajar IPS

materi kegiatan jual beli pada siswa kelas III dapat di simpulkan bahwa

menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat

meningkatkan prestasi belajar IPS bagi siswa Kelas III MI Ma’arif

Kutowinangun Salatiga Tahun 2015. Hal ini di buktikan pada siklus I KKM

individu sebesar 77 % dan KKM nasional sebesar 24 % sedangkan siklus II

KKM individu ada peningkatan sebesar 83 % dan KKM nasional ada

peningkatan sebesar 53 %, pada siklus III KKM individu ada peningkatan

yang lebih baik dibandingkan siklus II sebesar 94 % dan KKM nasional

sebesar 88 %. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar IPS

No Tahapan Nilai

Rata-rata

Prestasi

Belajar

PPB KI

)

PKI

KN

(

PKN

(

1. Siklus I 6,08 77 24

2. Siklus II 6,88 0,8 83 6 53 29

3. Siklus III 8,05 1,17 94 11 88 35

Jumlah

Peningkatan

1,97 17 64

69

materi kegiatan jual beli pada KKM Individu sebesar 17 dan KKM

Nasional sebesar 64 hipotesis yang menyatakan bahwa “dengan

menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi

kegiatan jual beli bagi siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga

Tahun Pelajaran 2015, di terima kebenarannya. Dan dari prestasi belajar

siswa di atas dapat membuktikan bahwa pembelajaran ini efektif

meningkatkan prestasi belajar pada siswa.

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

bahwa dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching And

Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar IPS bagi siswa kelas

III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga tahun pelajaran 2015. Siklus I ke

siklus II terjadi kenaikan 0,80 dan pada siklus II ke siklus III terjadi

kenaikan 1,17.

2. Tercapainya target pencapaian KKM (kelas) pada siklus I KKM individu

sebanyak 13 siswa ( 77 %) dan KKM nasional sebanyak 4 siswa ( 24 %).

terjadi peningkatan pada siklus II KKM individu sebanyak 14 siswa ( 83 %)

dan KKM nasional sebanyak 9 siswa ( 53 %). Peningkatan terjadi pada

siklus III KKM individu sebanyak 16 siswa ( 94 %) dan KKM nasional

sebanyak 15 siswa ( 88 %). Penelitian Tindakan Kelas ini dinyatakan

berhasil.

B. Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, hal-hal yang sebaiknya di lakukan oleh

guru dalam pembelajaran agar siswa mencapai prestasi belajar yang

memuaskan adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran

khususnya pembelajaran IPS untuk menggunakan pendekatan Contextual

71

Teaching And Learning (CTL) sehingga pembelajaran menjadi lebih

optimal dan menyenangkan.

2. Sebelum melaksanakan pembelajaran, sebaiknya guru menyiapkan segala

kebutuhan yang diperlukan baik itu pendekatan ataupun media dengan

sebaik-baiknya.

3. Kepada guru sebaiknya lebih kreatif dan variatif dalam menggunakan

pendekatan pembelajaran. Hal ini akan menghilangkan kejenuhan kepada

siswa selama mengikuti proses pembelajaran.

4. Guru dalam mengajar hendaknya melibatkan siswa secara aktif agar siswa

merasa lebih dihargai dan diperhatikan sehingga akan meningkatkan

perilaku belajar yang baik.

5. Guru sebaiknya dalam mengajar IPS tidak hanya di lakukan di dalam kelas

saja, tetapi bisa mengajak siswa untuk belajar di luar kelas untuk melihat

disekeliling mereka agar siswa dapat menerapakn materi dalam

kehidupannya sehari-hari secara nyata.

72

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu. 2009. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Aqib Zainal, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas Untuk SD, SLB dan TK.

Bandung: CV Yrama Widya.

Arikunto Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi

Aksara.

Elfanany Burhan. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Araska.

Fathoni Abdurrahmat. 2011. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan

Skripsi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Hermana Dody. 2010. Contextual Teaching And Learning Sebuah Panduan Awal

Dalam Pengembangan PBM. Yogyakarta: Rahayasa.

Khaeruddin, dkk. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Konsep

dan Implementasinya di Madrasah. Jogja: Pilar Media.

Phoenix Pustaka. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. Jakarta: PT

Media Pustaks Phoenix.

Rasimin. 2012. Pembelajaran IPS Teori, Aplikasi dan Evaluasi. Salatiga: STAIN

Salatiga Press.

Rasimin. 2012. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Trust Media Publishing.

Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sanjaya Wina. 2006. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Prenada Media Group.

Semiawan Conny. 2008. Belajar Dan Pembelajaran Prasekolah Dan Sekolah

Dasar. Indonesia: PT Macanan Jaya Cemerlang.

Soyomukti Nuraini. 2010. Teori-Teori Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Susanto Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencan Prenada Media Group.

Undang Gunawan. 2010. Contextual Teaching And Learning Sebuah Panduan

Awal Dalam Pengembangan PBM. Yogyakarta: Rahayasa.

73

Wiriaatmadja Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Yoni Acep. 2012. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Grup Relasi

Inti Media.

74

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama Sekolah : MI Ma’arif Kutowinangun

Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)

Kelas : III (Tiga)

Semester : 2 (Dua)

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang

B. Kompetensi Dasar

Memahami kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan sekolah

Indikator

Menyebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli di lingkungan

rumah

Menyebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli di sekolah

C. Tujuan Pembelajaran

Di harapkan peserta didik :

75

Dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning dapat

menyebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli di lingkungan rumah

Dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning dapat

menyebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli di lingkungan sekolah

D. Materi Pokok

1. Pasar

Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Penjual adalah

orang yang menawarkan dagangan, sedangkan pembeli adalah orang yang

membeli barang dagangan.

Kegiatan Jual Beli

Di Lingkungan Rumah Di Lingkungan Sekolah

Pasar

Warung

Toko

Kantin

Koperasi

76

2. Warung

Warung adalah tempat kegiatan jual beli di lingkungan rumah. Di

warung terdapat penjual yang menyediakan makanan. Di warung juga

terdapat pembeli yang membeli makanan atau barang yang disediakan.

3. Toko

Toko adalah tempat menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari di

antaranya beras, minyak, tepung, sabun, sampo, dan lain sebagainya. Toko

banyak terdapat di sekitar tempat tinggal kita.

Syarat terjadinya pasar:

Adanya penjual

Adanya pembeli

Ada barang yang diperjualbelikan

Ada transaksi jual beli

Ada tempat transaksi

Pasar Tradisional:

Terdiri dari banyak penjual

Pasar dibagi menjadi beberapa gang

Bisa dilakukan tawar menawar harga antara penjual dan pembeli

Harga yang dibayar berdasarkan kesepakatan

Membayar langsung dengan pedagang

Dilayani langsung oleh pedagang

Pasar Moderen:

Tidak terjadi tawar menawar

77

Harga sudah ditetapkan oleh penjual

Membayar melalui kasir

Bisa mengambil sendiri barang yang kita inginkan

Lebih nyaman

4. Kantin

Kantin sekolah menyediakan makanan, kalau membeli makanan pilih

makanan yang sehat.

5. Koperasi

Koperasi sekolah didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan

para siswanya. Dikoperasi sekolah dijual peralatan sekolah diantaranya:

buku tulis, bolpoin, pensil, buku gambar, penggaris, serta seragam

sekolah.

Kebutuhan sehari-hari

Kebutuhan pokok adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk

mempertahankan kelangsungan hidup manusia (sandang adalah

pakaian, pangan adalah makanan, papan adalah rumah).

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya

setelah kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus

dipenuhi, agar kehidupan manusi berjalan dengan baik.

Contohnya rekreasi

Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah

kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Contohnya: mobil,

laptop, sepeda motor

78

E. Metode pembelajaran

- Ceramah

- Tanya jawab

- Pendekatan Contextual Teaching And Learning

- Penugasan

F. Media dan Alat

- Barang-barang yang dibutuhkan dan yang tersedia dipasar

G. Langkah-langkah kegiatan

Pertemuan pertama

Kegiatan Awal

Apersepsi:

Guru mengucapkan salam pembuka

Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa

Guru menyuruh ketua kelas memimpin doa bersama

Guru mengabsen siswa

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

Kegiatan inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi:

Guru menjelaskan atau menerangkan materi dan meminta siswa

untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting

79

Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan yang

berkaitan dengan materi yang disampaikan

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi:

Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok

Guru memberikan arahan mengenai kegiatan pembelajaran yang

akan dilakukan diluar kelas

Guru mengajak anak-anak berkunjung ke kantin dan koperasi

sekolah, kemudian guru mengajak anak-anak untuk berkunjung

ke pasar tradisional dan pasar moderen selanjutnya guru

memberikan bimbingan kepada siswa untuk mengenal kegiatan

yang ada di kantin dan koperasi sekolah juga pasar tradisional

maupun pasar moderen dengan menerapkan pendekatan

Contextual Teaching And Learning (CTL)

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi:

Guru mengamati kegiatan siswa saat di kantin dan koperasi

sekolah juga di pasar tradisional dan pasar moderen kemudian

memberikan penjelasan saat siswa menanyakan sesuatu yang

belum dipahaminya

Secara kelompok siswa diminta untuk menyimpulkan mengenai

perbedaan kantin dan koprasi disekolah juga perbedaan antara

pasar tradisional dan pasar moderen

80

Setelah semua selesai guru mengajak siswa untuk kembali ke

sekolah.

Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap

jalannya kegiatan tersebut.

Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman

siswa mengenai materi yang sudah disampaikan.

Penutup

Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan

Guru memberi tahu tentang materi yang akan di ajarkan

dipertemuan yang akan datang

Guru menyuruh siswa untuk belajar materi yang akan diajarkan di

pertemuan yang akan datang

Guru menutup pertemuan dengan menyuruh ketua kelas

memimpin doa bersama

Guru memberikan salam penutup, guru meninggalkan kelas

H. Sumber Belajar

Buku IPS untuk SD/MI kelas 3 semester 2, Muhammad Nursa’ban

Rusmawan

Buku IPS untuk SD/MI kelas 3 semester 2, Sunarso dan Anis Kusuma

81

I. Penilaian

Indikator pencapaian

kompetensi

Penilaian

Teknik

Bentuk

Instrumen

Instrumen atau soal

Siswa dapat

menyebutkan tempat

terjadinya kegiatan

jual beli di lingkungan

rumah

Siswa dapat

menyebutkan tempat

terjadinya kegiatan

jual beli di lingkungan

sekolah

Siswa dapat

menyebutkan barang-

barang yang dijual

diwarung

Siswa dapat

meyebutkan barang-

barang yang dijual di

kantin sekolah

Tugas

Individu

Uraian Sebutkan tempat

terjadinya kegiatan

jual beli di

lingkungan rumah!

Sebutkan tempat

terjadinya kegiatan

jual beli di

lingkungan sekolah!

Sebutkan barang-

barang yang dijual

diwarung!

Sebutkan barang-

barang yang dijual di

kantin sekolah!

82

Siswa dapat

menyebutkan barang-

barang yang dijual di

pasar tradisional dan

pasar moderen

Sebutkan barang-

barang yang dijual di

pasar tradisional dan

pasar moderen!

A. Penilaian Individu

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Sebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli dilingkungan rumah!

2. Sebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli di lingkungan sekolah!

3. Sebutkan barang-barang yang dijual diwarung!

4. Sebutkan barang-barang yang dijual di kantin sekolah!

5. Sebutkan barang-barang yang dijual di pasar tradisional dan pasar

moderen!

Sekor = benar x 2 = 10

Kunci Jawaban:

1. Pasar, Toko, Warung

2. Kantin dan Koperasi

3. Makanan, minuman, lauk pauk

4. Makanan ringan, berbagai macam minuman

5. Sayuran, buah, ikan dll

24 Februari 2015

83

Mengetahui,

Guru Kelas III

Siti Zumrotun, S.Pd.I

NIP.196705161989032002

Guru Praktikan

Pipit Puspasari

NIM. 11511007

Mengetahui

Kepala Sekolah

Khurur Rozad, S.Pd.I

NIP. 196712161989031003

84

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama Sekolah : MI Ma’arif Kutowinangun

Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)

Kelas : III (Tiga)

Semester : 2 (Dua)

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

B. Standar Kompetensi

Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang

B. Kompetensi Dasar

Memahami kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan sekolah

Indikator

Mengidentifikasi proses kegiatan jual beli

C. Tujuan Pembelajaran

Di harapkan peserta didik :

Dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning dapat

mengidentifikasi proses jual beli

85

D. Materi Pokok

6. Pasar

Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Penjual adalah

orang yang menawarkan dagangan, sedangkan pembeli adalah orang yang

membeli barang dagangan.

7. Warung

Warung adalah tempat kegiatan jual beli di lingkungan rumah. Di

warung terdapat penjual yang menyediakan makanan. Di warung juga

terdapat pembeli yang membeli makanan atau barang yang disediakan.

Kegiatan Jual Beli

Di Lingkungan Rumah Di Lingkungan Sekolah

Pasar

Warung

Toko

Kantin

Koperasi

86

8. Toko

Toko adalah tempat menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari di

antaranya beras, minyak, tepung, sabun, sampo, dan lain sebagainya. Toko

banyak terdapat di sekitar tempat tinggal kita.

Syarat terjadinya pasar:

Adanya penjual

Adanya pembeli

Ada barang yang diperjualbelikan

Ada transaksi jual beli

Ada tempat transaksi

Pasar Tradisional:

Terdiri dari banyak penjual

Pasar dibagi menjadi beberapa gang

Bisa dilakukan tawar menawar harga antara penjual dan pembeli

Harga yang dibayar berdasarkan kesepakatan

Membayar langsung dengan pedagang

Dilayani langsung oleh pedagang

Pasar Moderen:

Tidak terjadi tawar menawar

Harga sudah ditetapkan oleh penjual

Membayar melalui kasir

Bisa mengambil sendiri barang yang kita inginkan

Lebih nyaman

87

9. Kantin

Kantin sekolah menyediakan makanan, kalau membeli makanan pilih

makanan yang sehat.

10. Koperasi

Koperasi sekolah didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan

para siswanya. Dikoperasi sekolah dijual peralatan sekolah diantaranya:

buku tulis, bolpoin, pensil, buku gambar, penggaris, serta seragam

sekolah.

Kebutuhan sehari-hari

Kebutuhan pokok adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk

mempertahankan kelangsungan hidup manusia (sandang adalah

pakaian, pangan adalah makanan, papan adalah rumah).

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah

kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar

kehidupan manusi berjalan dengan baik. Contohnya rekreasi

Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah

kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Contohnya: mobil,

leptop, sepeda motor

E. Metode pembelajaran

- Ceramah

- Tanya jawab

- Pendekatan Contextual Teaching And Learning

- Penugasan

88

F. Media dan Alat

- uang

- makanan yang dijual di kantin sekolah

G. Langkah-langkah kegiatan

Pertemuan pertama

Kegiatan Awal

Apersepsi, guru:

Guru mengucapkan salam pembuka

Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa

Guru menyuruh ketua kelas memimpin doa bersama

Guru mengabsen siswa

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

Kegiatan inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi:

Guru menjelaskan atau menerangkan materi dan meminta siswa

untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting

Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan yang

berkaitan dengan materi yang disampaikan

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi:

Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok

89

Guru memberikan arahan mengenai kegiatan pembelajaran yang

akan dilakukan diluar kelas

Guru mengajak anak-anak berkunjung ke kantin sekolah

kemudian guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk

mengenal kegiatan jual beli di kantin sekolah dengan menerapkan

pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)

Guru memberi penjelasan mengenai peran penjual dan peran

pembeli

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi:

Guru mengamati kegiatan siswa saat di kantin sekolah kemudian

memberikan penjelasan saat siswa menanyakan sesuatu yang

belum dipahaminya

Secara kelompok siswa diminta untuk menyimpulkan mengenai

perbedaan antara peran penjual dan peran pembeli

Setelah semua selesai guru mengajak siswa untuk kembali ke

kelas.

Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap

jalannya kegiatan tersebut.

Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman

siswa mengenai materi yang sudah disampaikan.

Penutup

Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan

90

Guru memberi tahu tentang materi yang akan di ajarkan

dipertemuan yang akan datang

Guru menyuruh siswa untuk belajar materi yang akan diajarkan di

pertemuan yang akan datang

Guru menutup pertemuan dengan menyuruh ketua kelas

memimpin doa bersama

Guru memberikan salam penutup guru meninggalkan kelas

H. Sumber Belajar

Buku IPS untuk SD/MI kelas 3 semester 2, Muhammad Nursa’ban

Rusmawan

Buku IPS untuk SDMI kelas 3 semester 2, Sunarso dan Anis Kusuma

I. Penilaian

Indikator

pencapaian

kompetensi

Penilaian

Teknik

Bentuk

Instrumen

Instrumen atau soal

Siswa dapat

menjelaskan

pengertian penjual

Siswa dapat

menjelaskan

pengertian pembeli

Siswa dapat

Tugas

Individu

Uraian Apa yang dimaksud

dengan penjual?

Apa yang dimaksud

dengan pembeli?

Apa perbedaan dari

91

membedakan

antara penjual dan

pembeli

Siswa dapat

menjelaskan

keuntungan dari

seorang penjual

Siswa dapat

menjelaskan

keuntungan dari

seorang pembeli

penjual dan pembeli?

Apa keuntungan dari

seorang penjual?

Apa keuntungan dari

seorang pembeli?

A. Penilaian Individu

Jawabalah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1 Apa yang dimaksud dengan penjual?

2 Apa yang dimaksud dengan pembeli?

3 Apa perbedaan dari penjual dan pembeli?

4 Apa keuntungan dari seorang penjual?

5 Apa keuntungan dari seorang pembeli?

Sekor = benar x 2 = 10

92

Kunci Jawaban:

1. Penjual adalah orang yang menawarkan barang atau dagangan

2. Pembeli adalah orang yang memebeli barang atau dagangan

3.Penjual orang yang menawarkan barang ata u dagangan sedangkan

pembeli orang yang membeli barang atau dagangan

4. Mendapatkan laba

5. Mendapatkan barang yang diinginkan dan harga yang diinginkan

Mengetahui,

Guru Kelas III

Siti Zumrotun, S.Pd.I

NIP.196705161989032002

26 Februari 2015

Guru Praktikan

Pipit Puspasari

NIM. 11511007

Mengetahui

Kepala Sekolah

Khurur Rozad, S.Pd.I

NIP. 196712161989031003

93

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama Sekolah : MI Ma’arif Kutowinangun

Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)

Kelas : III (Tiga)

Semester : 2 (Dua)

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

C. Standar Kompetensi

Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang

B. Kompetensi Dasar

Memahami kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan sekolah

Indikator

Memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari (kebutuhan primer)

Memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari (kebutuhan

sekunder)

Memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari (kebutuhan tersier)

C. Tujuan Pembelajaran

Di harapkan peserta didik :

94

Dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning dapat

memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari (kebutuhan pokok)

Dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning dapat

memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari (kebutuhan sekunder)

Dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning dapat

memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari (kebutuhan tersier)

D. Materi Pokok

11. Pasar

Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Penjual adalah

orang yang menawarkan dagangan, sedangkan pembeli adalah orang yang

membeli barang dagangan.

Kegiatan Jual Beli

Di Lingkungan Rumah Di Lingkungan Sekolah

Pasar

Warung

Toko

Kantin

Koperasi

95

12. Warung

Warung adalah tempat kegiatan jual beli di lingkungan rumah. Di

warung terdapat penjual yang menyediakan makanan. Di warung juga

terdapat pembeli yang membeli makanan atau barang yang disediakan.

13. Toko

Toko adalah tempat menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari di

antaranya beras, minyak, tepung, sabun, sampo, dan lain sebagainya. Toko

banyak terdapat di sekitar tempat tinggal kita.

Syarat terjadinya pasar:

Adanya penjual

Adanya pembeli

Ada barang yang diperjualbelikan

Ada transaksi jual beli

Ada tempat transaksi

Pasar Tradisional:

Terdiri dari banyak penjual

Pasar dibagi menjadi beberapa gang

Bisa dilakukan tawar menawar harga antara penjual dan pembeli

Harga yang dibayar berdasarkan kesepakatan

Membayar langsung dengan pedagang

Dilayani langsung oleh pedagang

Pasar Moderen:

96

Tidak terjadi tawar menawar

Harga sudah ditetapkan oleh penjual

Membayar melalui kasir

Bisa mengambil sendiri barang yang kita inginkan

Lebih nyaman

14. Kantin

Kantin sekolah menyediakan makanan, kalau membeli makanan pilih

makanan yang sehat.

15. Koperasi

Koperasi sekolah didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan

para siswanya. Dikoperasi sekolah dijual peralatan sekolah diantaranya:

buku tulis, bolpoin, pensil, buku gambar, penggaris, serta seragam

sekolah.

Kebutuhan sehari-hari

Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk

mempertahankan kelangsungan hidup manusia (sandang adalah

pakaian, pangan adalah makanan, papan adalah rumah).

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah

kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar

kehidupan manusi berjalan dengan baik. Contohnya rekreasi

Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah

kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Contohnya: mobil,

leptop, sepeda motor

97

E. Metode pembelajaran

- Ceramah

- Tanya jawab

- Pendekatan Contextual Teaching And Learning

- Penugasan

F. Media dan Alat

- Beras

- Baju

- Hp

- Note Book (leptop)

G. Langkah-langkah kegiatan

Pertemuan pertama

Kegiatan Awal

Apersepsi, guru:

Guru mengucapkan salam pembuka

Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa

Guru menyuruh ketua kelas memimpin doa bersama

Guru mengabsen siswa

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

Kegiatan inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi:

98

Guru menjelaskan atau menerangkan materi dan meminta siswa

untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting

Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan yang

berkaitan dengan materi yang disampaikan

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi:

Guru memberikan arahan mengenai kegiatan pembelajaran yang

akan dilaksanakan

Guru mengajak anak-anak untuk merubah tempat duduk menjadi

lingkaran

Guru berada di tengah dan menunjukan contoh-contoh dari

kebutuhan sehari-hari (primer, sekunder, tersier) secara nyata

dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching And

Learning (CTL)

Beberapa siswa diminta untuk maju kedepan membedakan

kebutuhan sehari-hari (primre, sekunder, tersier)

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi:

Guru mengamati kegiatan siswa saat maju kedepan

kemudian memberikan penjelasan saat siswa menanyakan

sesuatu yang belum dipahaminya

Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok

99

Secara kelompok siswa diminta untuk menyimpulkan mengenai

perbedaan antara kebutuhan primer, sekunder dan tersier

Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap

jalannya kegiatan tersebut.

Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman

siswa mengenai materi yang sudah disampaikan.

Penutup

Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan

Guru memberi tahu tentang materi yang akan di ajarkan

dipertemuan yang akan datang

Guru menyuruh siswa untuk belajar materi yang akan diajarkan di

pertemuan yang akan datang

Guru menutup pertemuan dengan menyuruh ketua kelas

memimpin doa bersama

Guru memberikan salam penutup guru meninggalkan kelas

H. Sumber Belajar

Buku IPS untuk SD/MI kelas 3 semester 2, Muhammad Nursa’ban

Rusmawan

Buku IPS untuk SD/MI kelas 3 semester 2, Sunarso dan Anis Kusuma

100

J. Penilaian

Indikator pencapaian

kompetensi

Penilaian

Teknik

Bentuk

Instrumen

Instrumen atau soal

Siswa dapat

menjelaskan

pengertian dari

kebutuhan primer

Siswa dapat

menjelaskan

pengertian dari

kebutuhan sekunder

Siswa dapat

menjelaskan

pengertian dari

kebutuhan tersier

Siswa dapat

meyebutkan contoh

kebutuhan primer dan

sekunder

Siswa dapat

menyebutkan contoh

Tugas

Individu

Uraian Apa yang dimaksud dengan

kebutuhan primer?

Apa yang dimaksud dengan

kebutuhan sekunder?

Apa yang dimaksud dengan

kebutuhan tersier?

Sebutkan contoh kebutuhan

primer dan sekunder!

Sebutkan contoh kebutuhan

tersier!

101

kebutuhan tersier

A. Penilaian Individu

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

6. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan primer?

7. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan sekunder?

8. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan tersier?

9. Sebutkan contoh kebutuhan primer dan sekunder!

10. Sebutkan contoh kebutuhan tersier!

Sekor = benar x 2 = 10

Kunci Jawaban:

6. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk

mempertahankan kelangsungan hidup manusia.

7. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan

primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar kehidupan manusi berjalan

dengan baik.

8. Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer

dan sekunder terpenuhi.

9. Kebutuhan primer: sandang (pakaian), pangan (makanan), papan (rumah)

Kebutuhuan sekunder: rekreasi

102

10. Kebutuhan tersier: mobil, leptop, sepeda motor, hp

Mengetahui,

Guru Kelas III

Siti Zumrotun, S.Pd.I

NIP.196705161989032002

28, Februari 2015

Guru Praktikan

Pipit Puspasari

NIM. 11511007

Mengetahui

Kepala Sekolah

Khurur Rozad, S.Pd.I

NIP. 196712161989031003

103

Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

No Nama Skore Total

Skore

Nilai Predikat

A B C D

1 Arvita Dewi

Annisa Putri

2 3 3 2 10 63 Cukup

2 Syahrul Malik

Ibrahim

2 2 2 1 7 44 Kurang

3 Renata Citra

Safira

3 3 3 3 12 75 Baik

4 Andini Naila

Zulfa

2 2 3 2 9 57 Kurang

5 Regina

Prameswari

3 2 3 3 11 69 Cukup

6 Junaidatus Sifa 3 3 3 4 13 82 Baik

7 Harni 3 3 3 3 12 75 Baik

8 Rahma 3 4 3 3 13 82 Baik

9 Arjun Naja

Akmal Faza

2 2 3 3 10 63 Cukup

10 Zinata Tahara

Tika Rozaki

2 3 2 3 10 63 Cukup

11 Novitasari 2 3 3 3 11 69 Cukup

104

A = keaktifan menemukan materi

B = Keaktifan dalam bertanya

C = Ketrampilan membedakan kegiatan jual beli di rumah dan disekolah

D = Kerjasama dalam kelompok

Nilai 90 – 100 ( A Skore 4 = Sangat Baik )

Nilai 70 – 89 ( B Skore 3 = Baik )

Nilai 60 – 69 ( C Skore 2 = Cukup )

Nilai 0 – 59 ( D skor 1 = Kurang )

Salatiga, 24 Februari 2015

Pengamat

Siti Zumrotun, S.PdI

NIP. 196705161989032002

12 Al-habib Sahal

Mansyur

3 3 2 3 11 69 Cukup

13 M. Irfandi 2 2 3 3 10 63 Cukup

14 Riko cahyo

Wicaksono

2 3 2 3 10 63 Cukup

15 M. Ramadhan

Afid

3 2 2 2 9 57 Kurang

16 Sofian Isnan 2 2 2 2 8 50 Kurang

17 M. Zaka. S 3 2 3 2 10 63 Cukup

105

Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

No Nama Skore Total

Skore

Nilai Predikat

A B C D

1 Arvita dewi

annisa putri

3 2 3 4 12 75 Baik

2 Syahrul malik

ibrahim

2 2 3 2 9 57 Kurang

3 Renata citra safira 3 3 4 3 13 82 Baik

4 Andini naila zulfa 3 2 3 2 10 63 Cukup

5 Regina

prameswari

3 3 3 3 12 75 Baik

6 Junaidatus sifa 3 3 4 3 13 82 Baik

7 Harni 3 3 3 3 12 75 Baik

8 Rahma 3 4 3 3 13 82 Baik

9 Arjun Naja

Akmal Faza

3 3 2 2 10 63 Cukup

10 Zinata Tahara

Tika Rozaki

3 3 3 3 12 75 Baik

11 Novitasari 3 3 3 3 12 75 Baik

12 Al-habib Sahal

Mansyur

3 3 3 3 12 75 Baik

13 M. Irfandi 3 2 3 3 11 69 Cukup

106

14 Riko cahyo

Wicaksono

2 3 3 3 11 69 Cukup

15 M. Ramadhan

Afid

2 3 2 3 10 63 Cukup

16 Sofian Isnan 2 2 3 3 10 63 Cukup

17 M. Zaka. S 2 3 3 3 11 69 Cukup

A = Keaktifan menemukan materi

B = Keaktifan dalam bertanya

C = Mengidentifikasi proses kegiatan jual beli

D = Kerjasama dalam kelompok

Nilai 90 – 100 ( A Skore 4 = Sangat Baik )

Nilai 70 – 89 ( B Skore 3 = Baik )

Nilai 60 – 69 ( C Skore 2 = Cukup )

Nilai 0 – 59 ( D skor 1 = Kurang )

Salatiga, 26 Februari 2015

Pengamat

Siti Zumrotun, S.PdI

NIP. 196705161989032002

107

Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus III

No Nama Skore Total

Skore

Nilai Predikat

A B C D

1 Arvita dewi

annisa putri

3 4 4 4 15 94 Sangat Baik

2 Syahrul malik

ibrahim

2 3 3 2 10 63 Cukup

3 Renata citra safira 3 4 4 4 15 94 Sangat Baik

4 Andini naila zulfa 3 3 3 3 12 75 Baik

5 Regina

prameswari

4 3 4 4 15 94 Sangat Baik

6 Junaidatus sifa 4 4 3 4 15 94 Sangat Baik

7 Harni 4 4 4 3 15 94 Sangat Baik

8 Rahma 3 4 4 4 15 94 Sangat Baik

9 Arjun Naja

Akmal Faza

3 3 3 3 12 75 Baik

10 Zinata Tahara

Tika Rozaki

4 4 3 4 15 94 Sangat Baik

11 Novitasari 4 3 4 4 15 94 Sangat Baik

12 Al-habib Sahal

Mansyur

4 4 4 3 15 94 Sangat Baik

108

A

A = Keaktifan menemukan materi

B = Keaktifan dalam bertanya

C = Memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari primer, sekunder,

tersier

D = Kerjasama dalam kelompok

Nilai 90 – 100 ( A Skore 4 = Sangat Baik )

Nilai 70 – 89 ( B Skore 3 = Baik )

Nilai 60 – 69 ( C Skore 2 = Cukup )

Nilai 0 – 59 ( D skor 1 = Kurang )

Salatiga, 28 Februari 2015

Pengamat

Siti Zumrotun, S.PdI

NIP.196705161989032002

13 M. Irfandi 3 3 3 3 12 75 Baik

14 Riko cahyo

Wicaksono

3 3 3 4 13 82 Baik

15 M. Ramadhan

Afid

3 3 3 3 12 75 Baik

16 Sofian Isnan 3 3 3 3 12 75 Baik

17 M. Zaka. S 3 3 4 3 13 82 Baik

109

KRITERIA PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

SIKLUS I

No. Aspek Yang Dinilai Kriteria

Skala Deskripsi

1. Keaktifan menemukan materi K Siswa belum bisa aktif dalam

menemukan materi.

C Siswa cukup aktif dalam

menemukan materi

B Siswa sudah bisa aktif dalam

menemukan materi.

2. Keaktifan dalam bertanya K Siswa tidak mempunyai

keinginan yang kuat untuk

bertanya, menjawab ataupun

berpendapat saat proses

pembelajaran dan dalam

menghilangkan rasa malas.

C Siswa mempunyai keinginan

yang kuat untuk bertanya,

menjawab ataupun

berpendapat saat proses

pembelajaran tapi masih ada

rasa malas.

B Siswa mempunyai keinginan

yang kuat untuk bertanya,

menjawab ataupun

berpendapat saat proses

pembelajaran dan tidak

kelihatan tanda-tanda malas.

110

3. Ketrampilan membedakan

kegiatan jual beli di rumah dan

di sekolah

K Siswa tidak dapat

membedakan kegiatan jual beli

di rumah dan di sekolah.

C Siswa masih ragu dalam

membedakan kegiatan jual beli

rumah dan di sekolah.

B Siswa dapat membedakan

kegiatan jual beli di rumah dan

di sekolah.

4. Kerjasama dalam kelompok K Siswa tidak saling bertukar

pendapat dan terlibat dalam

diskusi kelompok.

C Siswa masih malu-malu saat

bertukar pendapat dan terlibat

dalam diskusi kelompok.

B Siswa saling bertukar pendapat

dan terlibat dalam diskusi

kelompok.

111

KRITERIA PENILAIANAKTIVITAS BELAJAR SISWA

PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

SIKLUS II

No. Aspek Yang Dinilai Kriteria

Skala Deskripsi

1. Keaktifan menemukan materi K Siswa belum bisa aktif dalam

menemukan materi.

C Siswa cukup aktif dalam

menemukan materi

B Siswa sudah bisa aktif dalam

menemukan materi.

2. Keaktifan dalam bertanya K Siswa tidak mempunyai

keinginan yang kuat untuk

bertanya, menjawab ataupun

berpendapat saat proses

pembelajaran dan dalam

menghilangkan rasa malas.

C Siswa mempunyai keinginan

yang kuat untuk bertanya,

menjawab ataupun

berpendapat saat proses

pembelajaran tapi masih ada

rasa malas.

B Siswa mempunyai keinginan

yang kuat untuk bertanya,

menjawab ataupun

berpendapat saat proses

pembelajaran dan tidak

kelihatan tanda-tanda malas.

112

3. Mengidentifikasi proses

kegiatan jual beli

K Siswa belum mampudalam

mengidentifikasi proses

kegiatan jual beli.

C Siswa cukup mampudalam

mengidentifikasi proses

kegiatan jual beli.

B Siswa mampu dalam

mengidentifikasi proses

kegiatan jual beli.

4. Kerjasama dalam kelompok K Siswa tidak saling bertukar

pendapat dan terlibat dalam

diskusi kelompok.

C Siswa masih malu-malu saat

bertukar pendapat dan terlibat

dalam diskusi kelompok.

B Siswa saling bertukar pendapat

dan terlibat dalam diskusi

kelompok.

113

KRITERIA PENILAIANAKTIVITAS BELAJAR SISWA

PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

SIKLUS III

No. Aspek Yang Dinilai Kriteria

Skala Deskripsi

1. Keaktifan menemukan materi K Siswa belum bisa aktif dalam

menemukan materi.

C Siswa cukup aktif dalam

menemukan materi

B Siswa sudah bisa aktif dalam

menemukan materi.

2. Keaktifan dalam bertanya K Siswa tidak mempunyai

keinginan yang kuat untuk

bertanya, menjawab ataupun

berpendapat saat proses

pembelajaran dan dalam

menghilangkan rasa malas.

C Siswa mempunyai keinginan

yang kuat untuk bertanya,

menjawab ataupun

berpendapat saat proses

pembelajaran tapi masih ada

rasa malas.

B Siswa mempunyai keinginan

yang kuat untuk bertanya,

menjawab ataupun

berpendapat saat proses

pembelajaran dan tidak

kelihatan tanda-tanda malas.

114

3. Memberikan contoh barang

kebutuhan sehari-hari primer,

sekunder, tersier

K Siswa belum mampu dalam

memberikan contoh barang

kebutuhan sehari-hari primer,

sekunder, tersier

C Siswa cukup mampu dalam

memberikan contoh barang

kebutuhan sehari-hari primer,

sekunder, tersier

B Siswa mampu dalam

memberikan contoh barang

kebutuhan sehari-hari primer,

sekunder, tersier

4. Kerjasama dalam kelompok K Siswa tidak saling bertukar

pendapat dan terlibat dalam

diskusi kelompok.

C Siswa masih malu-malu saat

bertukar pendapat dan terlibat

dalam diskusi kelompok.

B Siswa saling bertukar pendapat

dan terlibat dalam diskusi

kelompok.

115

INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP GURU

SIKLUS I

Nama sekolah : MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga

Nama guru :Siti Zumrotun, S.PdI

Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/ semester : III /II

Hari/tanggal :Selasa,24Februari 2015

Materi pokok :Kegiatan Jual Beli

Jumlah siswa :17

Petunjuk : Berilah tanda ( √ ) pada kolom skala penilaian sesuai dengan hasil

pengamatan bapak/ibu pada saat mengamati proses pembelajaran didalam kelas.

Silahkan mengisi lembar pengamatan sesuai dengan kenyataan.

No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi

A B C D

I PRA PEMBELAJARAN

1 Memeriksa kesiapan Siswa

2 Melakukan Kegiatan Apersepsi

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A Penguasaan Materi Pembelajaran

3 Menunjukkan penguasaanmateri pembelajaran

4 Mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain

yangrelevan

5 Menyampaikan materi dengan jelas

6 Mengkaitkan materidengan realita kehidupan

B Pendekatan /straategi pembelajaran

116

7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

kompetensi( tujuan ) yang akan dicapai

8 Melaksanakan pembelajaransecara runtut

9 Menguasai kelas

10 Melaksanakan pembelajaran yangbersifat

kontekstual

11 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

tumbuhnya kebiasaan yang bersifat positif

12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

alokasi waktu yang direncanakan

C Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran

13 Menggunakan media secara efektif dan efisien

14 Menghasilkan pesan yang menarik

15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

16 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran

17 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon

siswa

18 Menumbuhkan keceriaandan antusiasme siswa

dalam pembelajaran

E Penilaian proses dan hasil Belajar

19 Memantau kemajuan belajar selama proses

pembelajaran

20 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan

kompetensi

117

F Penggunaan Bahasa

21 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,

baik danbenar.

22 Menyampaikan pesandengan gaya yangsesuai

III PENUTUP

23 Melakukan refleksi / memberikan kesimpulan

materi pembelajaran dengan melibatkan siswa

24 Mengadakan tes formatif.

Jumlah 4 20

Total 72

Kategori Baik

Keterangan

A. Skor 4 Nilai 80 - 100 ( Sangat Baik )

B. Skor 3 Nilai 70 - 79 ( Baik )

C. Skor 2 Nilai 60 - 69 ( Sedang )

D. Skor 1 Nilai 0 - 59 ( kurang )

Salatiga, 24 Februari 2015

Pengamat

Siti Zumrotun, S.PdI

NIP.196705161989032002

118

INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP GURU

SIKLUS II

Nama sekolah : MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga

Nama guru :Siti Zumrotun, S.PdI

Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/ semester : III /II

Hari/tanggal :Kamis, 26Februari 2015

Materi pokok :Kegiatan Jual Beli

Jumlah siswa :17

Petunjuk : Berilah tanda ( √ ) pada kolom skala penilaian sesuai dengan hasil

pengamatan bapak/ibu pada saat mengamati proses pembelajaran didalam kelas.

Silahkan mengisi lembar pengamatan sesuai dengan kenyataan.

No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi

A B C D

I PRA PEMBELAJARAN

1 Memeriksa kesiapan Siswa

2 Melakukan Kegiatan Apersepsi

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A Penguasaan Materi Pembelajaran

3 Menunjukkan penguasaanmateri pembelajaran

4 Mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain

yangrelevan

5 Menyampaikan materi dengan jelas

6 Mengkaitkan materidengan realita kehidupan

B Pendekatan /straategi pembelajaran

119

7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

kompetensi( tujuan ) yang akan dicapai

8 Melaksanakan pembelajaransecara runtut

9 Menguasai kelas

10 Melaksanakan pembelajaran yangbersifat

kontekstual

11 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

tumbuhnya kebiasaan yang bersifat positif

12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

alokasi waktu yang direncanakan

C Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran

13 Menggunakan media secara efektif dan efisien

14 Menghasilkan pesan yang menarik

15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

16 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran

17 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon

siswa

18 Menumbuhkan keceriaandan antusiasme siswa

dalam pembelajaran

E Penilaian proses dan hasil Belajar

19 Memantau kemajuan belajar selama proses

pembelajaran

20 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan

kompetensi

120

F Penggunaan Bahasa

21 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,

baik danbenar.

22 Menyampaikan pesandengan gaya yangsesuai

III PENUTUP

23 Melakukan refleksi / memberikan kesimpulan

materi pembelajaran dengan melibatkan siswa

24 Mengadakan tes formatif.

Jumlah 9 15

Rata- rata 81

Kategori Sangat Baik

Keterangan

A. Skor 4Nilai 80- 100 ( Sangat Baik )

B. Skor 3 Nilai 70-79( Baik )

C. Skor 2 Nilai 60-69 ( Sedang )

D. Skor 1 Nilai 0-59( kurang )

Salatiga, 26 Februari 2015

Pengamat

Siti Zumrotun, S.PdI

NIP.196705161989032002

121

INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP GURU

SIKLUS III

Nama sekolah : MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga

Nama guru :Siti Zumrotun, S.PdI

Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/ semester : III /II

Hari/tanggal :Sabtu,28Februari 2015

Materi pokok :Kegiatan Jual Beli

Jumlah siswa :17

Petunjuk : Berilah tanda ( √ ) pada kolom skala penilaian sesuai dengan hasil

pengamatan bapak/ibu pada saat mengamati proses pembelajaran didalam kelas.

Silahkan mengisi lembar pengamatan sesuai dengan kenyataan.

No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi

A B C D

I PRA PEMBELAJARAN

1 Memeriksa kesiapan Siswa

2 Melakukan Kegiatan Apersepsi

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A Penguasaan Materi Pembelajaran

3 Menunjukkan penguasaanmateri pembelajaran

4 Mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain

yangrelevan

5 Menyampaikan materi dengan jelas

6 Mengkaitkan materidengan realita kehidupan

B Pendekatan /straategi pembelajaran

122

7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

kompetensi( tujuan ) yang akan dicapai

8 Melaksanakan pembelajaransecara runtut

9 Menguasai kelas

10 Melaksanakan pembelajaran yangbersifat

kontekstual

11 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

tumbuhnya kebiasaan yang bersifat positif

12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

alokasi waktu yang direncanakan

C Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran

13 Menggunakan media secara efektif dan efisien

14 Menghasilkan pesan yang menarik

15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

16 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran

17 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon

siswa

18 Menumbuhkan keceriaandan antusiasme siswa

dalam pembelajaran

E Penilaian proses dan hasil Belajar

19 Memantau kemajuan belajar selama proses

pembelajaran

20 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan

kompetensi

123

F Penggunaan Bahasa

21 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,

baik danbenar.

22 Menyampaikan pesandengan gaya yangsesuai

III PENUTUP

23 Melakukan refleksi / memberikan kesimpulan

materi pembelajaran dengan melibatkan siswa

24 Mengadakan tes formatif.

Jumlah 19 5

Total 91

Kategori Sangat Baik

Keterangan

A. Skor 4 Nilai 80- 100 ( Sangat Baik )

B. Skor 3 Nilai 70 – 79 ( Baik )

C. Skor 2 Nilai 60 – 69 ( Sedang )

D. Skor 1 Nilai 0 – 59 ( kurang )

Salatiga, 28 Februari 2015

Pengamat

Siti Zumrotun, S.PdI

NIP.196705161989032002

124

Daftar Nilai Prasiklus

No Nama Nilai KKM Keterangan

Individu Nasional

1. Arvita Dewi Annisa

Putri

74 -

2. Syahrul Malik Ibrahim 56 - -

3. Renata Citra Safira 75

4. Andini Naila Zulfa 68 -

5. Regina Prameswari 85

6. Junaidatus Sifa 91

7. Harni 72 -

8. Rahma 78

9. Arjun Naja Akmal Faza 77

10. Zinata Tahara Tika

Rozaki

76

11. Novitasari 58 - -

12. Al-Habib Sahal

Mansyur

81

13. M. Irfandi 72 -

14. Riko Cahyo Wicaksono 59 - -

15. M. Ramdhan Afid 82

16. Sofian Isnan 59 - -

17. M. Zaka. S 74 -

Jumlah

Nilai Rata-rata

1237

7,2

76 47

125

SOAL TES FORMATIF SIKLUS I

B. Penilaian Individu

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

11. Sebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli dilingkungan rumah!

12. Sebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli di lingkungan sekolah!

13. Sebutkan barang-barang yang dijual diwarung!

14. Sebutkan barang-barang yang dijual di kantin sekolah!

15. Sebutkan barang-barang yang dijual di pasar tradisional dan pasar

moderen!

Sekor = benar x 2 = 10

126

SOAL TES FORMATIF SIKLUS II

B. Penilaian Individu

Jawabalah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Apa yang dimaksud dengan penjual?

2. Apa yang dimaksud dengan pembeli?

3. Apa perbedaan dari penjual dan pembeli?

4. Apa keuntungan dari seorang penjual?

5. Apa keuntungan dari seorang pembeli?

Sekor = benar x 2 = 10

127

SOAL TES FORMATIF SIKLUS III

A. Penilaian Individu

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan primer?

2. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan sekunder?

3. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan tersier?

4. Sebutkan contoh kebutuhan primer dan sekunder!

5. Sebutkan contoh kebutuhan tersier!

Sekor = benar x 2 = 10

128

Contoh jawaban siswa dalam menjawab soal tes formatif

Siklus I

Nama: Zinata Tahara Tika Rozaki

Kelas: 3

A. Soal

1. Sebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli di lingkungan

rumah!

2. Sebutkan tempat terjadinya kegiata jual beli di lingkungan

sekolah!

3. Sebutkan barang-barang yang dijual di warung!

4. Sebutkan barang-barang yang dijual di kantin sekolah!

5. Sebutkan barang-barang yang dijual di pasar tradisional dan pasar

moderen!

B. Jawaban

1. Pasar, toko, warung

2. Kantin dan koperasi

3. Makanan dan minuman

4. Baju

5. Kebutuhan pokok dan roti

129

Contoh jawaban siswa dalam menjawab soal tes formatif

Siklus II

Nama: Zinata Tahara Tika Rozaki

Kelas: 3

A. Soal

1. Apa yang dimaksud dengan penjual?

2. Apa yang dimaksud dengan pembeli?

3. Apa perbedaan dari penjual dan pembeli?

4. Apa keuntungan dari seorang penjual?

5. Apa keuntungan dari seorang pembeli?

B. Jawaban

1. Penjual adalah yang menawar rarang atau jajanan

2. Pembeli adalah yang membeli barang atau dagangan

3. Penjual adalah yang menawarkan barang dan pembeli adalah

yang membeli barang atau dagangan

4. Laba atau keuntungan

5. Mendapatkan barang yang diinginkan

130

Contoh jawaban siswa dalam menjawab soal tes formatif

Siklus III

Nama: Zinata Tahara Tika Rozaki

Kelas: 3

A. Soal

1. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan primer?

2. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan sekunder?

3. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan tersier?

4. Sebutkan contoh kebutuhan primer dan sekunder!

5. Sebutkan contoh kebutuhan tersier!

B. Jawaban

1. Kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mempertahankan

kelangsungan hidup manusia

2. Kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer

sudah terpenuhi

3. Kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan

sekunder sudah terpenuhi

4. Rumah dan piknik

5. Baju dan mobil

131

DAFTAR NILAI PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK

SIKLUS I

Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kompetensi Dasar : Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan

sekolah

Kelas/ semester : III/ II

Hari/tanggal : Selasa, 24Februari 2015

No.

Nama Nilai KKM Keterangan

Individu Nasional

18. Arvita dewi

annisa putri

60 -

19. Syahrul malik

ibrahim

40 - -

20. Renata citra

safira

80

21. Andini naila

zulfa

40 - -

22. Regina

prameswari

65 -

23. Junaidatus sifa 80

24. Harni 80

25. Rahma 80

26. Arjun Naja

Akmal Faza

60 -

27. Zinata Tahara

Tika Rozaki

65 -

28. Novitasari 60 -

29. Al-habib Sahal

Mansyur

65 -

132

30. M. Irfandi 60 -

31. Riko cahyo

Wicaksono

60 -

32. M. Ramadhan

Afid

40 - -

33. Sofian Isnan 40 - -

34. M. Zaka. S 60 -

Jumlah

Rata-rata

1.035

6,08

77% 24 %

Catatan:

KKM Individu: 60

KKM Nasional: 75

Guru Kelas III

Siti Zumrotun, S.PdI

NIP.196705161989032002

133

DAFTAR NILAI PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK

SIKLUS II

Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kompetensi Dasar : Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan

sekolah

Kelas/ semester : III/ II

Hari/tanggal : Kamis, 26Februari 2015

No.

Nama Nilai KKM Keterangan

Individu Nasional

18. Arvita dewi annisa

putri

80

19. Syahrul malik

ibrahim

40 - -

20. Renata citra safira 80

21. Andini naila zulfa 45 - -

22. Regina prameswari 80

23. Junaidatus sifa 80

24. Harni 80

25. Rahma 80

26. Arjun Naja Akmal

Faza

65 -

27. Zinata Tahara Tika

Rozaki

80

28. Novitasari 80

29. Al-habib Sahal

Mansyur

80

134

30. M. Irfandi 65 -

31. Riko cahyo

Wicaksono

65 -

32. M. Ramadhan Afid 45 - -

33. Sofian Isnan 60 -

34. M. Zaka. S 65 -

Jumlah

Rata-rata

1170

6,88

83% 53 %

Catatan:

KKM Individu: 60

KKM Nasional: 75

Guru Kelas III

Siti Zumrotun, S.PdI

NIP.196705161989032002

135

DAFTAR NILAI PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK

SIKLUS III

Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kompetensi Dasar : Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan

sekolah

Kelas/ semester : III/ II

Hari/tanggal : Sabtu, 28Februari 2015

No.

Nama Nilai KKM Keterangan

Individu Nasional

18. Arvita dewi

annisa putri

85

19. Syahrul malik

ibrahim

45 - -

20. Renata citra

safira

85

21. Andini naila

zulfa

65 -

22. Regina

prameswari

85

23. Junaidatus sifa 85

24. Harni 85

25. Rahma 85

26. Arjun Naja

Akmal Faza

80

27. Zinata Tahara

Tika Rozaki

85

28. Novitasari 85

29. Al-habib Sahal

Mansyur

85

30. M. Irfandi 80

136

31. Riko cahyo

Wicaksono

80

32. M. Ramadhan

Afid

80

33. Sofian Isnan 80

34. M. Zaka. S 80

Jumlah

Rata-rata

1355

8,05

94% 88%

Catatan

KKM Individu: 60

KKM Nasional: 75

Guru Kelas III

Siti Zumrotun, S.PdI

NIP.196705161989032002

137

TUGAS KELOMPOK

SIKLUS I

1. Buatlah kesimpulan mengenai perbedaan kantin dan koprasi disekolah

juga perbedaan antara pasar tradisional dan pasar moderen!

138

TUGAS KELOMPOK

SIKLUS II

1. Buatlah kesimpulan mengenai perbedaan antara peran penjual dan peran

pembeli!

139

TUGAS KELOMPOK

SIKLUS III

1. Buatlah kesimpulan mengenai perbedaan antara kebutuhan primer,

sekunder dan tersier!

140

LEMBAR PENILAIAN KELOMPOK

SIKLUS I

No. Nama Kekompakan Aktif kerjasama Komunikasi

Kelompok 1

1. Arvita Dewi

Annisa Putri

C K C C

2. Syahrul

Malik

Ibrahim

C K C K

3. Renata Citra

Safira

C C B C

4. Andini Naila

Zulfa

C K C K

5. Regina

Prameswari

C C C C

Kelompok 2

1. Junaidatus

Sifa

C C B C

2. Harni C B B C

3. Rahma C B C B

4. Arjun Naja

Akmal Faza

C K C C

Kelompok 3

1. Zinata Tahara

Tika Rozaki

C C K C

2. Novitasari C K C C

3. Al-Habib

Sahal

Mansyur

K C C C

4. M. Irfandi C K C C

Kelompok 4

1. Riko Cahyo

Wicaksono

K C C C

2. M. Ramadhan Afid

C K C K

3. Sofian Isnan K C C K

4. M. Zaka. S K C C C

Catatan

B : Baik

C : Cukup

K : Kurang

141

LEMBAR PENILAIAN KELOMPOK

SIKLUS II

No. Nama Kekompakan Aktif Kerjasama Komunikasi

Kelompok 1

1. Arvita Dewi

Annisa Putri

C B C B

2. Syahrul Malik

Ibrahim

C K C K

3. Renata Citra

Safira

B C B C

4. Andini Naila

Zulfa

C K K C

5. Regina

Prameswari

B B C C

Kelompok 2

1. Junaidatus Sifa B B C C

2. Harni C B C B

3. Rahma B C C B

4. Arjun Naja

Akmal Faza

C C K B

Kelompok 3

1. Zinata Tahara

Tika Rozaki

C B B C

2. Novitasari B B C C

3. Al-Habib Sahal

Mansyur

C C B B

4.

M. Irfandi K C B C

Kelompok 4

1. Riko Cahyo

Wicaksono

C C K B

2.

M. Ramadhan

Afid

C K K C

3.

Sofian Isnan K C C B

4.

M. Zaka. S C C B K

Catatan

B : Baik

C : Cukup

K : Kurang

142

LEMBAR PENILAIAN KELOMPOK

SIKLUS III

No. Nama Kekompakan Aktif Kerjasama Komunikasi

Kelompok 1

1. Arvita Dewi

Annisa Putri

B B B B

2. Syahrul Malik

Ibrahim

B C B C

3. Renata Citra

Safira

B B B B

4. Andini Naila

Zulfa

B C C B

5. Regina

Prameswari

B B B B

Kelompok 2

1. Junaidatus Sifa B B B B

2. Harni B B B B

3. Rahma B B B B

4. Arjun Naja

Akmal Faza

B B C B

Kelompok 3

1. Zinata Tahara

Tika Rozaki

B B B B

2. Novitasari B B B B

3. Al-Habib

Sahal Mansyur

B B B B

4. M. Irfandi C B B B

Kelompok 4

1. Riko Cahyo

Wicaksono

B B C B

2. M. Ramadhan

Afid

B C C B

3. Sofian Isnan C B B B

4. M. Zaka. S B B B C

Catatan

B : Baik

C : Cukup

K : Kurang

143

Dokumentasi Siswa Saat Melakukan

Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)

144

145

DAFTAR NILAI SKK

Nama: Pipit Puspasari Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan

Nim : 11511007 Jurusan : PGMI

NO. NAMA KEGIATAN PELAKSANAAN STATUS SKOR

1. Orientasi Pengenalan

Akademik dan

Kemahasiswaan

(OPAK) STAIN

Salatiga.

23 Agustus 2011 Peserta 3

2. Sertifikat Membangun

Mahasiswa Cerdas

Emosi, Spiritual, dan

Intelektual Melalui

Achievement

Motivation Training

(AMT) Mahasiswa

Baru STAIN Salatiga

Tahun 2011/2012.

23 Agustus 2011 Peserta 2

3. Piagam Penghargaan

Dalam Acara ODK

(Orientasi Dasar

Keislaman) STAIN

Salatiga Dengan Tema

Menemukan Muara

Sebagai Mahasiswa

Rahmatan Lil Alamin.

24 Agustus 2011 Peserta 2

4. Seminar

Entrepreneurship Dan

Koperasi Auditorium

STAIN Salatiga.

25 Agustus 2011 Peserta 2

5. Sertifikat USER

EDUCATION

(Pendidikan Pemakai)

oleh UPT Perpustakaan

STAIN Salatiga.

20 September 2011 Peserta 2

146

6. Sertifikat

PRAKTIKUM

PENDIDIKAN

KEPRAMUKAAN

Oleh Program Studi

PGMI.

8 Februari 2012 Peserta 2

7. Sertifikat Pelatihan

Mengatasi Kecemasan

Tampil Di Depan

Umum.

9 Juni 2012 Peserta 2

8. Piagam Penghargaan

Dalam Acara Lomba

Anak-anak Peringatan

Isra’Mi’raj Nabi

Muhammad SAW

Tahun 1433 H. Dengan

Tema “Aku Cinta Al-

Quran”. Remaja Masjid

Nurul Huda Turusan

Salatiga.

1 Juli 2012 Panitia 3

9. Sertifikat Pengajian

Peringatan Maulid Nabi

Muhammad SAW

Tahun 2013, Dengan

Tema “Mengenal Lebih

Dekat Nabi Muhammad

SAW”. Remaja Masjid

Nurul Huda Turusan

Salatiga.

24 Januari 2013 Panitia 3

10. Seminar Pencegahan

Bahaya NAPZA

(Narkotika,

Psikotropika, dan Zat

Adiktif), HIV/AIDS

Mewaspadai Pergaulan

Bebas Untuk

Membentuk Remaja

Yang Tangguh. Dan

Lunching PIK

SAHAJASA (Pusat

29 April 2013 Peserta 2

147

Informasi dan

Konseling Sahabat

Remaja Salatiga)

STAIN Salatiga.

11. Sertifikat Pengajian

Peringatan Isra’ Mi’raj

Nabi Muhammad SAW

Dengan Tema “Jadikan

Isra’ Mi’raj Sebagai

Evaluasi Ibadah”.

Remaja Masjid Nurul

Huda Turusan Salatiga.

6 Juni 2013 Panitia 3

12. Sertifikat Zakat Fitrah

Remaja Masjid Nurul

Huda Turusan Salatiga

Senin-Rabu 5-7

Agustus 2013.

7 Agustus 2013 Panitia 3

13. Surat Keterangan

Mengajar Di Kelompok

Bermain Adituka

Qaryah Thayyibah

Kalibening Tingkir

Salatiga.

28 Agustus 2013 Guru Bantu 4

14. Surat Keputusan Ketua

Progdi PGMI Jurusan

Tarbiyah STAIN

Salatiga.

17 September 2013 Devisi

Pemberdayaa

n Perempuan

4

15. Sertifikat Pengajian

Menyambut Tahun

Baru Hijriah 1

Muharam 1435H

Dengan Tema

“Menyambut Tahun

Baru Hijriyah 1435H”.

Remaja Masjid Nurul

Huda Turusan Salatiga.

5 November 2013 Panitia 3

16. Seminar Nasional HMJ

Tarbiyah STAIN

Salatiga Dengan Tema

18 November 2013 Peserta 8

148

“Guru Kreatif Dalam

Implementasi

Kurikulum 2013”.

17. Sertifikat Dalam Acara

Talk Show “How to be

a Successfull Creative

Preneur to Face

ASEAN Economik

Community 2015”.

7 April 2014 Peserta 2

18. Sertifikat Zakat Fitrah

Masjid Nurul Huda

Turusan Salatiga 25-27

Juli 2014.

27 Juli 2014 Panitia 3

19. Sertifikat Pengakraban

Mahasiswa Baru PGMI

STAIN Salatiga

Dengan Tema

“Harmoni Keluarga

PGMI yang Humanis

dan Berkarakter”

27 Agustus 2014 Panitia 3

20. Seminar Nasional

Dengan Tema

“Optimalisasi Sumber

Daya Insani Terhadap

Lembaga Keuangan

Syariah”. (KSEI)

STAIN Salatiga.

14 Oktober 2014 Peserta 8

21. Seminar Nasional

Dengan Tema

“Perbaikan Mutu

Pendidikan Melalui

Profesionalitas

Pendidikan” (HMJ

TARBIYAH).

13 November 2014 Peserta 8

22. Seminar Nasional

Entrepreneurship.

Gerakan Pramuka

Racana Kusuma Dilaga

- Woro Srikandhi.

16 November 2014 Peserta 8

23. Seminar Nasional Desember 2014 Peserta 8

149

Perlindungan Hukum

Terhadap Usaha Mikro

Menghadapi Pasar

Bebas ASEAN.

24. Seminar Nasional

“Understanding The

World By

Understanding The

Language And The

Culture”.

4 Juni 2015 Peserta 8

25. Seminar Nasional

Dengan Tema

“Pemuda, Peradaban

Islam, dan

Kemandirian”.

KARIMA Learning and

Training Center.

2 Sep tember 2015 Peserta 8

Jumlah 104

Salatiga, 3 September 2015

Mengetahui,

Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan dan Kerjasama

Achmad Maimun, M.Ag

NIP. 19700510 199803 1 003

150

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah:

Nama : Pipit Puspasari

TTL : Kab. Semarang, 28 April 1993

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Ayah : Kusmanto

Nama Ibu : Eri Wijayanti

Alamat : Bringin RT 01 RW 01 Kec. Bringin, Kab. Semarang

Pendidikan : RA Al-Hujjaaj, lulus Tahun 1999

SD Negeri Bringin 2, lulus Tahun 2005

SMP Negeri 1 Pabelan, lulus Tahun 2008

SMA Negeri 1 Bringin, lulus Tahun 2011

Masih menyelesaikan pendidikan S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan PGMI IAIN Salatiga

Demikian daftar riwayat hidup ini, saya buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 8 Agustus 2015

Penulis

Pipit Puspasari

151