peningkatan pemahaman konsep matematis siswa …digilib.unila.ac.id/29263/3/skripsi tanpa bab...

48
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 (Skripsi) Oleh SRI SUMARYATI

Upload: vuonganh

Post on 13-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TPS

(Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan Semester Genap

Tahun Pelajaran 2016/2017)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

(Skripsi)

Oleh

SRI SUMARYATI

Page 2: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

ABSTRAK

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE TPS

(PTK Pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan Semester Genap

Tahun Pelajaran 2016/2017)

Oleh

SRI SUMARYATI

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan meningkatkan

pemahaman konsep matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.

Penelitian ini dilakukan di MTs Pelita Gedongtataan pada tanggal 30 Maret 2017

sampai dengan 25 April 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

dengan subjek penelitian siswa kelas VII MTs Pelita Gedongtataan yang

berjumlah 38 siswa. Teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah observasi

dan tes pemahaman konsep. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS pada siswa kelas VII MTs Pelita Gedongtataan pada materi

segitiga tidak dapat meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa. Hal ini

dapat dilihat dari indikator keberhasilan yang tidak tercapai pada siklus I dan

siklus II.

Kata kunci: Kooperatif, Pemahaman Konsep Matematis Siswa, TPS

Page 3: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TPS

(Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan Semester Genap

Tahun Pelajaran 2016/2017)

Oleh

SRI SUMARYATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 4: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan
Page 5: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan
Page 6: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan
Page 7: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pangkal Pinang Bangka, 27 Februari 1962, sebagai anak ke

empat dari dua belas bersaudara, dari pasangan Bapak Syamirin, Abd Rusdi dan

Ibu Umi Salamah.

Penulis mengawali pendidikan di SD Negeri 1 Gantung Belitung (Babel), lulus

pada Tahun 1979. Pada tahun yang sama penulis diterima di SMP PGRI Gantung

Belitung, dan menyelesaikan studi di sekolah tersebut pada tahun 1981.Pada tahun

yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMA PERGIB Manggar yang di

selesaikan pada tahun 1984.

Pada tahun yang sama penulis melanjutkan kuliah di STKIP Muhammadyah

Pringsewu, di karenakan ada sesuatu hal dengan masalah biaya di keluarga maka

tidak dapat di selesaikan di semester VI pada tahun 1987. Pada tahun 1988 penulis

mengajar di SMA Karya Dharma di Gedongtataan, kemudian pada tahun1992

sekolah tersebut bubar di karenakan tahun berikutnya tidak dapat murid.

Pada tahun yang sama penulis diajak Kepala sekolah SMA Karya Dharma untuk

mengabdi di MTs dan SMK Pelita Gedongtataan sampai sekarang. Pada tahun

2013 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Matematika Jurusan

Pendidikan MIFA FKIP Universitas Lampung melalui jalur program mahasiswa

S1 dalam jabatan.

Page 8: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

MOTTO

“ Semua pekerjaan akan lebih indah dan nikmat jika didasari dengan ibadah”

“ Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai

penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

(QS. Al Baqarah: 153)

Page 9: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahhirobil’Alamin....

Teriring do’a dan rasa syukur kehadirat Allah SWT

Ku persembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan kasih ku yang tulus

Kepada,

Bapak dan Ibu yang telah ikhlas membesarkan dan membimbing dengan penuh

kasih sayang yang tulus, yang tak pernah lelah berkorban, memberiku samangat

serta berdo’a untuk keberhasilanku.

Suami dan anak-anakku yang terus memberikan motivasi untuk menyelesaikan

study ini. Para pengajar dan pembimbing yang ku hormati.

Teman-teman seperjuangan S-1 Dalam Jabatan

Aamiin

Page 10: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

Pemahaman Konsep Matematis Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TPS (Studi Pada Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan Pesawaran

Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017). Ini untuk memenuhi salah satu

syarat menyelesaikan studi serta dalam rangka memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Strata Satu Dalam Jabatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

Penulis menyadari tanpa bantuan berbagai pihak mustahil skripsi ini dapat

diselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Haninda Bharata, M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika dan Dosen Pembahas yang telah memberikan izin penelitiannya.

2. Ibu Dra. Rini Asnawati, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah

Memberikan kemudahan dalam penelitian ini dan tak pernah bosan

memberikan bimbingannya.

3. Ibu Dra.Arnelis Djalil, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingannya.

4. Bapak/Ibu Dosen di lingkungan FKIP Unila khususnya dosen Pendidikan

Matematika yang telah memberikan ilmunya dengan tulus dan ikhlas.

5. Bapak Marliyanto, Spdi selaku Kepala Sekolah MTs Pelita Gedongtataan .

Page 11: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

6. Bapak/Ibu Dewan Guru MTs Pelita Gedongtataan yang telah membantu

dalam penelitian kepada penulis dengan tulus ikhlas.

7. Bapak Aunurrofiq M,S.Sos.MM. Selaku Kepala Sekolah SMK Pelita

Gedongtataan yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

8. Bapak/Ibu Dewan Guru SMK Pelita Gedongtataan yang telah membantu

dalam penelitian kepada penulis.

9. Keluarga, anak-anak dan suamiku yang selalu membantu dan memberikan

motivasi dan semangat kepada penulis.

10. Semua sahabat dan keluarga yang telah memberikan kasih sayang dan

motivasi kepada penulis.

11. Rekan-rekan Pendidikan Matematika S1 Dalam Jabatan yang telah

memberikan kenangan manis buat penulis.

12. Siswa-siswi kelas VII MTs Pelita Gedongtataan yang telah berpartisifasi

dalam penelitian ini.

Penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka terhadap

penulis, dan berharap semoga Skripsi ini berguna bagi dunia pendidikan.

Gedongtataan, November 2017

Penulis,

Sri Sumaryati

NPM : 1313061005

Page 12: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL...................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................viii

.

I.PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................4

1.3 Tujuan....................................................................................................4

1.4 Manfaat..................................................................................................4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian.....................................................................5

II. KAJIAN PUSTAKA.........................................................................................7

2.1HakekatPembelajaranMatematika..........................................................7

2.2 Pemahaman Konsep Matematis............................................................8

2.3 Pembelajaran Kooperatif.....................................................................10

2.4 Kerangka Berpikir................................................................................15

2.5 Hipotesis Tindakan..............................................................................16

III. METODE PENELITIAN...............................................................................17

3.1 Jenis Penelitian....................................................................................17

3.2 Subjek Penelitian.................................................................................17

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................17

Page 13: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

3.4 Tahapan Penelitian..............................................................................18

3.5 Tehnik Pengumpulan Data..................................................................29

3.6 Tehnik Analisis Data...........................................................................29

3.7 Teknik Analisis Data...........................................................................30

3.8 Indikator Keberhasilan........................................................................31

IV. PEMBAHASAN............................................................................................32

4.1 Hasil Penelitian...................................................................................32

4.2 Pembahasan.........................................................................................45

4.3 Keterbatasan Penelitian.......................................................................46

V. SIMPULAN DAN SARAN............................................................................47

5.1 Simpulan..............................................................................................47

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................49

Page 14: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Nilai Tes Sumatif Semester Ganjil TP. 2016/2017...........65

Lampiran 2. Analisis Data Hasil Tes Ujian Semester Ganjil Tp.2016/2017.....66

Lampiran 3. Daftar Nilai Tes Akhir Siklus I dan Siklus II...............................65

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 01).............................67

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 02).............................76

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 03).............................84

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 04).............................91

Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa (LKS 1).......................................................98

Lampiran 9. Lembar Kerja siswa (LKS 2)......................................................102

Lampiran 10. Soal Tes Akhir Siklus I.............................................................105

Lampiran 11. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Tes Akhir Siklus I...107

Lampiran 12. Soal Tes Akhir Siklus II............................................................109

Lampiran 13. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Tes Akhir Sikuls II..110

Page 15: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

1

I. PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepasdari yang namanya matematika.

Berbagai hal di dunia ini hampir semua berkaitan maupun berhubungan dengan

matematika. Banyak teknologi informasi di dunia ini berkembang tidak lepas dari

matematika. Namun, sampai saat ini matematika masih dianggap mata pelajaran

yang sulit, membosankan, bahkan menakutkan. Anggapan ini mungkin tidak

berlebihan, selain mempunyai sifat yang abstrak matematika juga memerlukan

pemahaman konsep yang baik karena untuk memahami konsep yang baru di

perlukan prasyarat pemahaman konsep sebelumnya.

Pemahaman konsep matematika yang satu dengan yang lain berkaitan sehingga

untuk mempelajarinya harus runtut dan berkesinambungan. Jika siswa telah

memahami konsep-konsep matematika maka akan memudahkan siswa dalam

mempelajari konsep-konsep matematika berikutnya lebih komplek.

Berdasarkan pengalaman mengajar selama kurang lebih tiga tahun di MTs Pelita

Gedongtataan, pembelajaran masih terpusat pada guru, guru masih aktif memberi

informasi kepada siswa, sedangkan siswa masih terkesan pasif dalam

pembelajaran. Pada waktu guru menyampaikan materi, siswa hanya mencatatnya.

Pada saat guru bertanya apakah ada yang ditanyakan dari materi siswa hanya diam

Page 16: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

2

saja. Ketika siswa mengerjakan soal atau tugas, mereka masih terkesan

menghafalkan rumus atau menghafalkan jawabannya, sehingga mereka sering

lupa atau tidak tahu jawaban dari soal-soal yang diberikan guru, bahkan mereka

hanya mencontek pekerjaan teman mereka yang bisa mengerjakan atau teman

mereka yang dianggap pintar di kelas.

Ketika guru membahas suatu topik baru banyak siswa lupa akan inti dari materi

pembelajaran pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Sebagian besar siswa di

kelas VII memiliki pemahaman konsep matematika yang kurang, hal ini di

tunjukan dengan pencapaian rata-rata nilai prestasi belajar siswa, daya serap dan

ketuntasan belajar siswa di kelas VII pada tes sumatif matematika semester ganjil

tahun pelajaran 2016/2017 berturut-turt adalah: 58,55; 58,55% dan 57,89%.

Berkenaan dengan data tersebut, berarti ada siswa di kelas VII yang belum

memahami Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang seharusnya 65.

Kesulitan siswa siswa dalam belajar dan rendahnya pemahaman konsep matematis

siswa disebabkan dalam pembelajaran matematika siswa cenderung pasif dan

interaktif pembelajaran berpusat pada guru. Pada saat pembelajaran matematika,

sebagian besar siswa jarang terlibat untuk mengajukan pertanyaan atau

mengutarakan pendapatnya, walaupun guru telah berulang kali meminta agar

siswa bertanya jika ada hal-hal yang belum dipahami.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti berupaya untuk mencari penyelesaian

dalam pembelajaran matematika. Eggen dan Kauchack dalam Trianto (2009: 42)

mengemukan pembelajarn kooperatif merupakan sebuah kolompok strategi

pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaborasi untuk mencapai

Page 17: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

3

tujuan bersama. Pembelajaran koopratif disusun sebagai sebuah usaha untuk

meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman

kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang

berbeda latar belakangnya. Dengan demikian, setiap siswa memiliki peluang yang

sama dalam memperoleh hasil belajar yang maksimal serta tercipta suasana yang

menyenangkan.

Model pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe, salah satunya yaitu tipe

Think Pair Share. Trianto (2009: 82) menegaskan model pembelajaran kooperatif

tipe TPS mempunyai tiga tahap utama. Tahap pertama yaitu berfikir (Thinking),

pada tahap ini guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan

dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk

berpikir sendiri. Tahap kedua yaitu berpasangan (Pairing), pada tahap ini guru

meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka

peroleh. Tahap ketiga yaitu berbagi (Sharing), pada tahap ini guru meminta

pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka

bicarakan, Jadi, setiap tahapan-tahapan TPS merupakan struktur tahapan yang

dapat membantu siswa berinteraksi dalam proses pembelajaran sehingga dapat

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa.

Berdasarkan uraian tersebut, perlu diadakan penelitian tentang penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe TPS untuk meningkatkan pemahaman konsep

matematis siswa di kelas VII MTs Pelita Gedongtataan.

Page 18: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

4

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan pemahaman konsep

matematis siswa di kelas VII ?.”

1.3 Tujuan Penelitian.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep matematis

siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS di kelas VII.

1.4 Manfaat Penelitian.

1. Bagi Siswa

Pembelajaran kooperatif tipe TPS memiliki unsur kolaboratif dan bertanggung

jawab antar anggota pasangan, maka manfaat penerapan pe,mbelajaran kooperatif

tipe TPS bagi siswa antara lain:

a) siswa mendapat pengalaman baru dalam membina sikap saling ketergantungan

positif, berpartisipasi aktif dan berkomunikasi, serta memupuk rasa tanggung

jawab bersama.

b) mengembangkan kesadaran bertanggung jawab.

2. Bagi Guru

Manfaat penerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS bagi guru antara lain:

a) dapat memberikan pengalaman dan peningkatan wawasan dalam melakukan

penelitian tindakan kelas,

b) melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS, guru dapat memperbaiki

sikap dan mental siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, dan

c) dapat dijadikan sebagai alternatif lain dalam memilih kegiatan mengajar yang

Page 19: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

5

kreatif dan inovatif dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep matematis

siswa.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi atau

masukan bagi MTs Pelita Gedongtataan terutama dalam rangka memperbaikai dan

mengembangkan pemahaman konsep melalui model pembelajaran kooperatif tipe

TPS untuk meningkatkan matematika siswa, sehingga peningkatan mutu

pembelajaran di sekolah dapat meningkat.

4. Bagi Peneliti

Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau di kembangkan lebih lanjut,

serta referansi terhadap penelitian yang sejenis.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS mempunyai tiga tahap utama.

Tahap pertama yaitu berpikir (Thinking), tahap kedua yaitu berpasangan

(Pairing), dan tahap ketiga yaitu berbagi (Sharing). Setiap tahapan-tahapan

TPS merupakan struktur tahapan yang dapat membantu siswa berinteraksi

dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan

pemahaman konsep siswa.

2. Pemahaman konsep matematis siswa adalah kemampuan menerima dan

memahami konsep dasar matematika serta menangkap makna yaitu translasi,

interpretasi, dan ekstrapolasi dari ide abstrak/prinsip dasar dari suatu objek

matematika untuk menyelesaikan masalah matematika. Indikator Pemahaman

Page 20: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

6

Konsep tersebut adalah sebagai berikut; (1) menyatakan ulang sebuah konsep;

(2) mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu; (3)

memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep; (4) menggunakan

dan menfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu; dan (5)

mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah.

3. Materi yang dibahasa dalam penelitian ini adalah segitiga.

Page 21: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakekat Pembelajaran Matematika.

Menurut Khodijah (2014: 50) belajar adalah sebuah proses yang memungkinkan

seseorang memperoleh dan membentuk kompetensi, keterampilan, dan sikap yang

baru melibatkan proses-proses mental internal yang mengakibatkan perubahan

perilaku dan sifatnya relatif permanen. Pembelajaran matematika, menurut Bruner

(dalam Hudojo, 1998: 56) adalah belajar tentang konsep dan struktur matematika

yang terdapat dalam materi yang di pelajari serta mencari hubungan antara konsep

dan struktur matematika di dalamnya.

Mulyasa (2002: 100), berpendapat bahwa pembelajaran pada hakikatnya adalah

proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi

perbedaaan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam pembelajaran akan terjadi

suatu interaksi antara guru dengan siswa dalam rangka mencapai tujuannya, guru

memberikan informasi berupa pengetahuan kepada siswa sedangkan siswa

mempunyai tujuan untuk memahami dan mengetahui materi yang diajarkan oleh

guru. Interaksi antara guru dan siswa tersebut merupakan proses pembelajaran.

Beberapa definisi atau pengertian tentang matematika yang diungkapkan oleh

Soedjadi (2000: 11) Yaitu (1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak

dan terorganisasi secara sistimatik; (2) Matematika adalah pengetahuan tentang

Page 22: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

8

bilangan dan kalkulasi; (3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran

logik dan berhubungan dengan bilangan; (4) Matematika adalah pengetahuan

tentang pakta-pakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk; (5)

Matematika adalah pengetahuan tentang struktur yang logik; (6) Matematika

adalah aturan-aturan yang ketat.

Agar dalam penyampaian materi matematika dapat mudah diterima dan dipahami

oleh siswa, guru harus memahami tentang karakteristik matematika sekolah.

Menurut Soedjadi (2000: 13) karaktiristik matematika yaitu: (1) memiliki objek

kajian abstrak; (2) bertumpu pada kesepakatan; (3) berpola pikir deduktif; (4)

memiliki simbol yang kosong dari arti; (5) memperhatikan semesta pembicaraan;

dan (6) konsisten dalam sistemnya. Soedjadi (2000: 43) mengungkapkan, tujuan

dari pembelajaran matematika adalah sebagai berikut. (1) mempersipkan siswa

agar mampu menghadapi perubahan keadaan dan pola pikir dalam kehidupan dan

dunia yang selalu berkemabng; dan (2) mempersiapkan siswa menggunakan pola

pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari.

2.2 Pemahaman Konsep Matematis

Pemahaman konsep adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan kita

menhklasifikasikan objek-objek atau peristiwa-peristiwa itu termasuk atau tidak

ke dalam ide abstrak tersebut (Hudojo, 2003: 124). Pemahaman konsep menurut

Winkel (2004: 92) adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang

memiliki ciri-ciri yang sama.

Pemahaman konsep menurut Bloom (Winkel, 2004: 274) mencakup kemampuan

untuk menangkap makna dalam arti yang di pelajari. Kemampuan yang

Page 23: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

9

memahami dapat juga disebut dengan istilah “mengerti”. Seorang siswa dikatakan

telah mempunyai kemampuan mengerti atau memahami apabila siswa tersebut

dapat menjelaskan suatu konsep tertentu dengan kata-kata sendiri, dapat

membandingkan, dapat membedakan, dapat mempertentangkan konsep tersebut

dengan konsep lain. Kemampuan tersebut mencakup tiga hal yaitu, translasi yang

mencakup penerjemahan pengetahuan atau gagasan dari bentuk abstrak ke bentuk

konkret atau sebelumnya, interpretasi yang mencakup kemampuan untuk

mencirikan merangkum pikiran utama dari suatu gagasan, serta ektrapolasi yang

mencakup kemampuan untuk menterjemahkan, mengartikan serta menyelesaikan

masalah.

Indikator siswa dalam memahami konsep matematika yang tercantum di Peraturan

Dirjen Dikdasmen Nomor 506/C/PP/2004, yaitu agar siswa mampu: (1)

menyatakn ulang sebuah konsep; (2) mengklasifikasikan objek-objek menurut

sifat-sifat tertentu ; (3) memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep;

(4) menyajikan konsep dalam berbagai bemntuk representasi matematis; (5)

mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep; (6)

menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu;

dan (7) mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat di simpulkan bahwa pemahaman konsep

matematis adalah kemampuan menerima dan memahami konsep dasar

matematika serta menangkap makna yaitu tranlasi, interpretasi, dan ekstrapolasi

dari suatu ide abstrak/prinsip dasar dari suatu objek matematika untuk

menyelesaikan masalah matematika. Indikator untuk menunjukan pemahaman

Page 24: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

10

konsep dalam penelitian ini antara lain adalah: (1) menyatakan ulang sebuah

konsep; (2) mengklasifikasi obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai

dengan konsepnya); (3) memberi contoh dan non-contoh dari konsep; (4)

menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu; dan (5)

mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

2.3 Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kolompok

sebagai media pokok dalam pembelajaran. Seperti yang dikatakan Sugiyanto

(2010: 37), bahwa dasar konsep pembelajaran koopewratif adalah pendekatan

pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk

mencapai tujuan belajar. Berbeda dengan itu, Slavin (2008: 8) mengatakan

pembelajaran koooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada

penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan

kondisi belajar. Bila Sugiyanto mengatakan bahwa penggunaan kelompok untuk

mencapai tujuan belajar, maka Slavin menggunakan kelompok untuk

memaksimalkan kondisi belajar. Pembelajaran ini menganggap kelas sebagai

kelompok kecil berhasil memaksimalkan dan mencapai tujuan belajar, maka kelas

sebagai kelompok besar akan berhasil pula. Pembelajaran kooperatif merupakan

salah stu bentuk pembelajaran yang di dasarkan pada paham konstruktivisme.

Isjoni (2013: 15) Mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakansuatu

model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil secara kolaboratif sehingga merangsang siswa lebih bergairah

Page 25: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

11

dalam belajar. Komalasari ( 2013: 62) juga mendefinisikan pembelajaran

kooperatif adalah pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil secara koleboratif yang anggotanya terdiri dari 2

samapi 5 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.

Pembelajaran kooperatif mengarah pada pembelajaran dimana siswa bekerjasama

dalam kelompok kecil, saling membantu, bertukar informasi untuk memahami

suatu meteri pelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman agar dapat

mencapai sukses bersama secara akademik.

Hal itu serti yang dinyatakan Eggen dan Kauchak (2012: 171) pembelajaran

kooperatif adalah sebuah kelompok strategi mengajar yang memberikan peran

terstruktur bagi siswa sambil menekankan interaksi siswa-siswa untuk mencapai

tujuan bersama. Pe,mbelajaran kooperatif merupakan pondasi yang baik untuk

meningkatkan semangat belajar siswa sehingga mampu berprestasi. Hal ini di

karenakan seperti yang di nyatakan Eggen dan Kuchak (2012: 171) bahwa guru

meminta siswa bertanggung jawab secara individu atas pemahaman mereka dan

siswa saling tergantung untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran ini akan

memberi kesempatan siswa untuk mendiskusikan masalah, mendengar pendapat

rekannya, memacu untuk bekerja sama dan saling membantu menyelesaikan

permasalahan. Secara tidak langsung mewujudkan kegiatan pembelajaran yang

berpusat pada siswa, terutama untuk mengatasi permasalahan yang di temukan

guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak dapat bekerja sama, siswa yang agresif

dan siswa yang tidak peduli pada siswa lain.

Page 26: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

12

Pembelajaran kooperatif atau gotong royong adalah bentuk pengajran siswa dalam

beberapa kelompok kecil yang bekerjasama antara siswa satu dengan yang lain

untuk memecahkan masalah. Dalam pembelajran matematika menggunakan

model pembelajaran kooperatif, siswa dituntut untuk saling berkomunikasi aktif

dengan anggota kelompoknya dalam rangka menyelesaikan masalah matematika

yang diberikan gurunya. Dengan bekerjasama maka siswa akan mengembangkan

keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat

bagi kehidupannya kelak di luar pendidikan formal (Hartono, 2013: 100). Lebih

lanjut, Hartono (2013: 112) juga menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif

menuntut siswa untuk bersikap partisipatif dalam menyelesaikan tugas. Sikap

partisipatif itu tak hanya untuk tugas semata, tapi juga melatih siswa agar suatu

saat kelak mampu berpartisifasi dalam realitas kehidupan. Dari uraian-uraian di

atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan bentuk secara

kolboratif yang anggotanya terdiri dari dua sampai dengan lima orang dengan

struktur yang bersifat heterogen dan dapat merangsang siswa lebih bergairah

dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Rusman(2013: 206) menyatakan pembelajaran kooperatif akan efektif digunakan

apabila (1) guru melaksanakan pentingnya usaha bersama disamping usaha secara

individual, (2) guru menghendaki pemerataan prolehan hasil dalam belajar, (3)

guru ingin menanamkan tutor sebaya atau belajar melalui teman sendiri, (4) guru

menghendaki adanya partisipasi aktif siswa, (5) guru menghendaki kemampuan

siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan aspek-aspek pembelajaran

kooperatif diantaranya: saling ketergantungan positif, interaksi dengan tatap

muka, kebersamaan, kepercayaan individu, mengembangkan keterampilan sosial,

Page 27: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

13

dan evaluasi kelompok. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan

keterampilan-keterampilan dan aspek-aspek yang disampaikan di atas adalah

pembelajaran kooperatif tipe TPS (Iru dan Arihi, 2012:55).

b. Model Pembelajaran Kooperatif T ipe TPS

Model pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan salah satu model

pembelajaran yang dikembangkan dari teori konstrukivisme yang merupakan

perpaduan antara belajar secara mandiri dan belajar secara berpasangan. Model

pembelajar kooperatif tipe TPS memberikan kesempatan pada siswa untuk

berfikir secara individual, yaitu bekerja sendiri sebelum bekerja sama dengan

pasangannya. Selanjutnya siswa berbagi ide dengan teman sekelasnya, saling

memberikan ide atau informasi yang mereka ketahui tentang permasalahan yang

diberikan oleh guru, untuk selanjutnya dari penyebab permasalahn tersebut.

Model pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan model pembelajran

kooperatif yang dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawan di

Universitas Maryland pada tahun 1998, strategi ini menantang asumsi bahwa

seluruh resitasi dan diskusi perlu dilakukan didalam setting seluruh pasangan

menurut Nurhadi (2004: 23), TPS merupakan struktur pembelajaran yang

dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa agar tercipta suatu

pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan penguasaan akademik dan

keterampilan siswa. TPS memiliki prosedur yang ditetapkanm untuk memberi

waktu yang lebih banyak kepada siswa dalam berfikir, menjawab dan sering

membantu satu sama lain. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe

TPS menurut Trianto (2017: 61) adalah sebagai berikut.

Page 28: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

14

1. Berpikir (Thinking)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan

pelajaran, dan meminta peserta didik menggunakan waktu beberapa menit untuk

berpikir sendiri jawaban atau masalah, siswa membutuhkan penjelasan bahwa

berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir.

2. Berpasangan (Pairing)

Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah

mereka peroleh, interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan

jawaban jika suatu pertanyaan yang di ajukan atau menyatakan gagasan apabila

suatu masalah khusus yang di identifikasi. Secara normal guru memberi waktu

tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.

3. Berbagi (Sharing)

Guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang

telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan

kepasangan dan melanjutkan sampai sekitar, sebagian pasangan mendapatkan

kesempatan.

Keberhasilan dan kualitas dasri kegiatan pembelajaran kooperatif tipe TPS sangat

tergantung dari kualitas pertanyaan atau permasalahan yang di berikan pada tahap

pertama. Jika pertanyaan atau permasalahan yang di berikan merangsang pikiran

siswa secara utuh, maka keutuhan pemikiran siswa secara segnifikan dapat

menciptakan keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Prosedur

pelaksanaan tipe TPS tersebut dapat membatasi aktifitas siswa yang tidak relevan

dengan pembelajaran, serta dapat memunculkan kemampuan atau keterampilan

Page 29: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

15

siswa yang positif. Pada akhirnya kooperatif tipe TPS akan mengembangkan

kemampuan siswa untuk berfikir secara terstruktur dalam berdiskusi mereka dan

memberikan kesempatan untuk berkerja sendiri ataupun dengan orang lain melalui

diskusi dengan pasangannya.

2.4 Kerangka Berpikir

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang membagi siswa ke dalam

beberapa kelompok kecil dan di arahkan untuk mempelajari materi yang telah

ditentukan. Pembentukan kelompok dalam pembelajaran koopertif bertujuan

untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk terelibat secara aktif selama

kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini, sebagian besar pembelajaran

berpusat pada siswa, guru hanya berperan sebagai fasilitator apabila ada siswa

yang mengalami kesulitan atau ada konsep siswa yang kurang tepat.

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran kooperatif

tipe TPS. Pada pembelajaran TPS, siswa dihadapkan pada permasalahan yang di

kaitkan dengan pembelajaran. Fase model pembelajran TPS dimulai dari orientasi

siswa pada masalah individual. Siswa diminta untuk menggunakan waktu

beberapa menit untuk berpikir secara mandiri untuk memahami konsep yang

tersedia, mendiskusikan konsep kepada pasangannya, membagi hasil diskusi

dengan semua siswa dikelas.

Fase pertama adalah orientasi siswa pada masalah secara individual. Pada fase ini,

guru mengajukan suatu masalah yang dikaitkan dengan pelajaran dan meminta

siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir menyenai jawaban dari

masalah yang diajukan. Fase selanjudnya adalah guru mengorganisasikan siswa

Page 30: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

16

untuk berpasangan kemudian membimbing penyelidikan individual maupun

kelompok. Dalam fase ini guru meminta siswa untuk berpasangan dan

mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang

disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu masalah yang diajukan

menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Fase

terakhir adalah mengembangkan dalam sharing (berbagi). Pada langkah akhir,

guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang

telah mereka bicarakan.

Berdasarkan uraian di atas , maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran TPS

terdapat proses-proses pembelajaran yang memberikan peluang bagi siswa untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa. Denga demikian penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe TPS di harapkan dapat meningkan

pemahaman konsep matematis siswa kelas VII MTs Pelita Gedongtaatan.

2.5 Hipotesis Tindakan

Dari teori-teori yang telah dikemukakan, maka dirumuskan hipotesis tindakan:

”Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, pemahaman konsep

matematis siswa kelas VII MTs Pelita Gedongtatan tahun pelajaran 2016/2017

dapat meningkan “.

Page 31: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK ini di lakukan

sebanyak 2 siklus. Masing-masing siklus dilakukan sebanyak dua kali pertemuan

dan satu kali tes akhir, dengan alokasi waktu untuk dua kali pertemuan setiap

siklus masing-masing selama 2 jam pelajaran (2 x 40 menit) dan tes akhir

dilakukan selam 1 jam pelajaran (1 x 40 menit). Pada tahap awal dideskripsikan

permasalahan penelitian dan menentukan rencana tindakan. Rencana tindakan

yang telah disusun, kemudian diterapkan oleh peneliti saat melakukan

pembelajaran di kelas.

3.2 Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Pelita Gedongtataan sebanyak

38 siswa. Terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan, dengan konsep

matematis yang kurang. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas pada ujian

akhir semester ganjil sebesar 58,55 (lampiran 1 dan 2).

3.3 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII MTs Pelita Gedongtataan yang terletak di

Jalan Raya Penengahan Gedongtataan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal

Page 32: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

18

30 maret 2017 sampai dengan 25 April 2017. Berikut jadwal penelitian tindakan

kelas yang dilakukan di kelas VII.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

No Hari/Tanggal Waktu Kegiatan

1 Kamis, 30-03-2017 08.10-09.30 Pertemuan Pertama Siklus I

2 Selasa, 04-04-2017 07.30-08.50 Pertemuan Kedua Siklus I

3 Kamis, 06-04-2017 08.10-09.30 Tes Akhir Siklus I

4 Selasa, 11-04-2017 07.30-08.50 Pertemuan Pertama Siklus II

5 Kamis, 13-04-2017 08.10-09.30 Pertemuan Kedua Siklus II

6 Selasa, 25-04-2017 07.30-08.10 Tes Akhir Siklus II

3.4 Tahap Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model spiral yang dikembangkan oleh

Kemmis dan Taggart. Model inimterdapat empat tahapan yang harus di lakukan

yaitu, perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Berikut bagan dari model

spiral Kemmis dan Taggart yang diambil dari Wiriaatmadja (2005: 66)

Gambar 1. Model Spiral dari Kemmis dan Mc Taggart

A. Siklus I

Siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan dan

pada pertemuan selanjutnya di lakukaan kuis akhir siklus I. Pada pertemuan

pertama yang di laksanakan pada tanggal 30 Maret 2017 membahas tentang

segitiga dan jenis-jenis segitiga. Pada pertemuan kedua yang akan dilaksanakan

Page 33: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

19

pada tanggal 4 April 2017 membahas tentang jenis-jenis segitiga. Kuis akhir

siklus I akan di lakukan pada pertemuan selanjutnya yaitu pada tanggal 6 April

2017 dengan instrumen berupa kuis uraian. Adapun langkah-langkah untuk siklus

I yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

1) Perencanaan Tidakan

Kegiatan yang di lakukan pada tahap perencanaan tindakan ini meliputi,

a. Merencanakan pembelajaran matematika melalui model pembelajaran

kooperatif tipe TPS dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). RPP di susun berdasarkan kurikulum yang di terapkan di sekolah yaitu

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). RPP dapat di lihat pada

lampiran 4, lampiran 5, lampiran 6, dan lampiran 7.

b. Peneliti menyiapkan Lembar Kerja Siswa (lampiran 8).

c. Peneliti membuat soal tes akhir siklus I. Kisi-kisi soal berisi indikator

pemahaman konsep matematis yang dicapai siswa dalam setiap butir soal

(Lampiran 10).

d. Peneliti menyiapkan soal untuk tes akhir I dan siklus II berdasarkan indikator

yang telah di buat (lampiran 10 dan lampiran 12).

e. Peneliti membuat kunci jawaban tes akhir siklus I sekaligus pedoman

penskoran (lampiran 11 dan lampiran 13).

f. Peneliti membuat lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran kooperatif

tipe TPS ini di gunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa selama proses pembalajaran (lampiran 14).

Page 34: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

20

g. Peneliti merencanakan pembentukan pasangan kelompok belajar, setiap

pasangan terdiri dari 2 siswa yang di bentuk berdasarkan pasangan teman

sebangku, Daftar nama pasangan siswa dapat dilihat pada lampiran 3.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pada tindakan pelaksanaan tindakan ini, peneliti melaksanakan pemnbelajaran

berdasarkan perencanaan yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

mengacu pada pebnerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS. Adapun langkah-

langkah yang diambil dalam pelaksanaan tindakan ini sebagai berikut.

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 30 Maret 2017 selam

dua jam pelajaran (2 x 40 menit) dimulai dari jam 08.10 sampai dengan jam

09.30. Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan pertama pada siklus I

adalah sebagai berikut.

1. Kegiatan Awal

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan apersepsi serta

memotivasi siswa agar berpartisivasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

1). Berpikir (Thinking)

a. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa

b. Guru membimbing siswa dalam mengidentifikasi masalah

c. Siswa di berikan kesempatan untuk berfikir secara mandiri.

2). Berpasangan (Pairing)

Page 35: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

21

a. Guru membimbing siswa untuk berpasangan

b. Guru memberikan LKS

c. Guru membimbing siswa membuat hipotesis

d. Siswa mengumpulkan informasi/ jawaban yang sesuai dengan masalah yang

di hadapi.

3). Bebagi ( sharing)

a. Siswa menganalisis data dan berbagi jawaban dan berdiskusi untuk saling

meyakinkan dan mencari jawaban terbaik.

b. Siswa menyimpulkan jawaban yang telah di diskusikan dari beberapa

jawaban yang telah di kerjakan untuk mengambil kesimpulan yang benar.

c. Pasangan kelompok mempresentasikan jawabannya di depan kelas

3. Kegiatan Penutup

a. Guru menyuatkan kembali kesuimpulan yang telah di peroleh dalam diskusi

pasangannya.

b. guru menutup pelajaran denngan salam.

b. Pertemuan kedua

Pertemuan kedua di laksanakan pada hari selasa tanggal 4 April 2017 selama dua

jam pelajaran pelajaran (2 x 40 menit) di muolai dari jam 07.30 sampai dengan

jam 08.50. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan kedua pada

siklus I adalah sebagai berikut

1. Kegiatan Awal

Guru mrnyempaikan tujuan pembelajaran, memberikan apersepsi serta

memotivasi siswa agar berpartisipasi aktif daslam kegiatan pembelajaran.

Page 36: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

22

2. Kegiatan Inti

1) Berpikir (Thinking)

a. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa

b. Guru membimbing siswa dalam mengidentifikasi masalah

c. Siswa di bereikan kesempatan untk berpikir secara mandiri.

2) Berpasangan (Pairing)

a. Guru membimbing siswa untuk berpasangan

b. Guru memberikan LKS

c. Guru membimbing siswa membuat hipotesis

d. Siswa mengumpulkan informasi/jawaban yang sesuai dengan masalah

yang di hadapi.

3) Berbagi (Sharing)

a. Siswa menganalisis data dan berbagi jawaban dan berdiskusi untuk saling

meyakinkan dan mencari jawaban terbaik.

b. Siswa menyimpulkan jawaban yang telah di diskusikan dari bebepara

jawaban yang telah di kerjakan untuk mengambil kesimpulan yang benar

c. Pasangan kelompok mempresentasikan jawabannya di depan kelas

d. Kegiatan Penutup

a. Guru menguatkan kembali kesimpulan yang telah di peroleh dalam diskusi

pasangannya

b. Guru menutup pelajaran dengan salam

Pada pertemuan selanjutnya hari kamis tanggal 06 April 2017 diadakan kuis akhir

siklus I selama 1 jam pelajaran (1 x 40 menit) di mulai dari jam 08.10 sampai

Page 37: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

23

dengan jam 08.50. dengan memberikan kuis akhir siklus I kepada siswa sesuai

materi yang telah dibahas pada pertemuan I dan pertemuan II.

3) Observasi

Kegiatan observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pada

kegiatan observasi peneliti dibantu oleh teman sejawat untuk mengamati jalannya

proses pembelajaran secara keseluruhan serta mengamati kendala yang terjadi

selama proses pembelajaran sebagai acuan dalam menyempurnakan siklus

selanjutnya. Adapun kegiatan observasi yang dilaksanakan sebagai berikut. (1)

mengamati aktifitas belajar siswa dalam proses pembelajaran; (2) mengamati

keterlaksanaan pembelajaran selama pembelajaran berlangsung pada pertemuan I

dan pertemuan II; (3) mencatat segala sesuatu yang terkait dengan pelaksanaan

tindakan yang dilaksanakan di kelas dan hasilnya di tulis dalam catatan lapangan.

4) Refleksi

Pada kegiata ini, peneliti bersama teman sejawat mengkaji kendala yang di

hadapi dari hasil observasi. Tujuan untuk mengidentifikasi hasil tindakan,

kelemahan, dan kendala-kendala yang muncul selama pelaksanaan tindaka pada

siklus I. Hasil dari refleksi ini di jadika sebagai dasar untuk memperbaiki serta

menyempurnakan perncanaan dan pelaksanaan tindakan pada siklus I untuk

kemudian dilaksanakan pada siklus II sehingga kendala-kendala yang terjadi pada

siklus I tidak terrulang lagi pada siklus II.

B. Siklus II

Siklus II dilaksanakn untuk menindak lanjuti kendala yang ditemui pada siklus I.

Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama pada siklus

Page 38: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

24

II dilaksanakan pada hari selasa tanggal 11 April 2017 selama dua jam pelajaran

(2 x 40 menit) dimulai dari jam 07.30 sampai dengan jam 08.50. Pertemuan

kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari kamis tanggal 13 April 2017 selama

dua jam pelajaran (2 x 40 menit ) dimulai dari jam 08.10 sampai dengan jam

09.30. Pada prinsipnya, prosedur yang dilaksanakan pada siklus II sama dengan

siklus I. Hanya saja di lakukan penyempurnaan tindakan berdasarkan hasil refleksi

dari siklus I. Adapun langkah-langkah untuk siklus II yaitu: perencanaan

tindakan, pelaksanan tindakan, observasi dan refleksi.

1) Perencanaan tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan ini meliputi,

a. merencanakan pembelajaran matematika melalui model pembelajaran

kooperatif tipe TPS dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). RPP di susun berdasarkan kurikulum yang diterapkan di sekolah yaitu

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). RPP dapat dilihat pada

lampiran 4.

b. Peneliti menyiapkan lembar kerja siswa (lampiran 5)

c. Peneliti membuat kisi-kisi soal tes akhir siklus I. Kisi-kisi soal berisi

indikator pemahaman konsep matematis yang dicapai siswa dalam setiap

butir soal (lampiran 6)

d. Peneliti menyiapkan soal untuk tes akhir siklus I berdasarkan pada kisi-kisi

yang telah dibuat (lampiran 7)

e. Peneliti membuat kunci jawaban tes akhir siklus I sekaligus pedoman

penskoran (lampiran 8).

Page 39: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

25

f. Peneliti membuat lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran kooperatif

tipe TPS ini digunaka untuk mengetahui tingkat kemampuan pemahan konsep

matematis siswa selama proses pembelajaran (lampiran 9).

2) Pelaksanaan Tindakan

Pada kegiatan peklasaan ini tindakan ini, peneliti melaksanakan pembelajaran

berdasarkan Rencana Pe;laksaan Pembelajran (RPP) yang mengacu pada

penerapan pembelajarn kooperatif tipe TPS. Adapun langkah-langkah yang

diambil dalam pelaksanaan tindakan ini seabagai berikut.

a. Pertemuan pertama

Pertemuan pertama akan dilaksanakan pada hari kamis tanggal 6 April 2017

selama dua jam ppelqajaran (2 x 40 menit) dimulai jam 07.30 sampai dengan

08.50. langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan pertama pada siklus II

adalh sebagai berikut.

1. Kegiatan Awal

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan apersepsi serta

memotivasi siswa agar berpartisifasi ak5tif dalam kegiatan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

1) Berpikir (Thinking)

a. Guru menajukan pertanyaan kepada siswa

b. Guru membimbing siswa dalam mendefinisikan masalah

c. siswa diberikan kesempatan untuk berfikir secara mandiri.

Page 40: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

26

2) berpasangan (Pairing)

a. guru membimbing siswa untuk berpasangan

b. guru memberikan LKS

c. guru membimbing siswa membuat hipotesis

d. siswa mengumpulkan informasi/jawaban yang sesuai dengan masalah

yang dihadapi.

3). Berbagi (sharing)

a. siswa menganalisis data dan berbagai jawaban dan berdiskusi untuk saling

meyakinkan dan mencari jawaban terbaik

b. siswa menyimpulkan jawaban yang telah didiskusikan dari beberapa

jawaban yang telah di kerjakan untuk mengambil kesimpulan yang benar

c. pasangan kelompok mempresentasikan jawabannya di depan kelas.

3. Kegiatan penutup

a. Guru menguatkan kembali kesimppulan yang telah diperoleh dalam

diskusi pasangannya

b. Guru menutup pelajaran dengan salam.

b. Pertemuan kedua

Pertemuan kedua akan dilaksanakan pada hari selasa tanggal 11 April 2017 selam

dua jam pelajaran (2 x 40 menit) dimulai dari jam 08.10 sampai dengan jam

09.30. Adapun langngkah-langkah pembea;lajarn pada pertemuan pertama pada

siklus II adalah sebagi berikut.

Page 41: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

27

1. Kegiatan Awal

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan apersepsi serta

memotivasi siswa agar berpartisifasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

1) Berpikir (Thinking)

a. Guru menajukan pertanyaan kepada siswa

b. Guru membimbing siswa dalam mendefinisikan masalah

c. siswa diberikan kesempatan untuk berfikir secara mandiri.

2) berpasangan (Pairing)

a. guru membimbing siswa untuk berpasangan

b. guru memberikan LKS

c. guru membimbing siswa membuat hipotesis

d. siswa mengumpulkan informasi/jawaban yang sesuai dengan masalah

yang dihadapi.

3). Berbagi (sharing)

a. siswa menganalisis data dan berbagai jawaban dan berdiskusi untuk saling

meyakinkan dan mencari jawaban terbaik

b. siswa menyimpulkan jawaban yang telah didiskusikan dari beberapa

jawaban yang telah di kerjakan untuk mengambil kesimpulan yang benar

c. pasangan kelompok mempresentasikan jawabannya di depan kelas.

3. Kegiatan penutup

a. Guru menguatkan kembali kesimppulan yang telah diperoleh dalam

diskusi pasangannya

Page 42: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

28

b. Guru menutup pelajaran dengan salam.

Untuk pertemuan selanjutnya dihari selasa tanggal 25 April 2017 diadakan tes

akhir siklus II sela jam pelajaran (1 x 40 menit) dimulai dari jan 07.30 sampai

dengan jam 08.10 dengan memberikan tes akhir siklus II kepada siswa sesuai

materi yang telah dibahas pada pertemuan I dan pertemuan II.

3) Observasi

Kegiatan observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk

melakukan observasi peneliti di bantu teman sejawat dalam mengamati jalannya

proses pembelajaran secara keseluruhan. Adapun kegiatan observasi yang

dilaksankan sebagai berikut,(1) mengamati aktifitas belajar siswa dalam proses

pembelajaran; (2) mengamati keterlaksanaan pembelajaran selama pembelajaran

berlangsung pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua; (3) mencatat segala

sesuatu yang terkait dengan pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan di kelas dan

hasilnya ditulis dalam catataan lapangan.

4) Refleksi

Pada kegiatan ini, peneliti bersam teman sejawat mendiskusikan hasil observasi

untuk mendapat kesimpulan berdasarkan hasil observasi beberapa kekurangan

dalam pelakssanaan tindakan pada siklus I telah di perbaiki sehingga pmbelajaran

pada silkus II dapat terlaksana dengan baik dan lancar serta tidak di temukan

kendala.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut.

Page 43: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

29

1. Observasi

Observasi dilakukan oleh teman sejawat peneliti dengan cara pengamatan secara

langsung selama pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengetahui

keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS. Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi

struktru dimana di dalamnya telah dicantumkan aspek-aspek kegiatan yang akan

di nilai dengan memberikan tanda centang pada kolom-kolom yang telah di

sediakan dan mengisi deskripsi hasil observasi yang sesuai dengan indikator

keterlaksaan pembelajaran.

2. Tes

Tes di gunakan dalam pengukuran hasil bealajar siswa sebagai tindak lanjut dalam

proses pembelajaran yang telah dilakukan. Tes dilakukan pada setiap akhir siklus

untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep matamtis siswa.

3.6 Teknik Analitik Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi dilakukan oleh teman sejawat peneliti dengan cara pengamatan secara

langsung selama pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengetahui

keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS. Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi

struktur dimana didalamnya telah dicantumkan aspek-aspek kegiatan yang akan di

nilai dengan memberikan tanda centang pada kolom-kolom yang telah di sediakan

Page 44: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

30

dan mengisi deskripsi hasil observasi yang sesuai dengan indikator keterlaksaan

pembelajaran kooperatif tipe TPS.

2. Tes

Tes yang di berikan yaitu tes individu. Tes individu adalah tes yang diberikan

untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Tes ini diberikan

setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Instrumen tes yang digunakan

untuk evaluasi akhir siklus terdiri dari lima butir soal berbentuk uraian. Instrumen

tes dibuat peneliti dengan menggunakan kreteria tertentu, bahwa butir soal yang di

ujikan sesuai dengan indikator pemahaman konsep. Hasil tes di gunakan untuk

mengukur kemampuan pemehaman konsep matematis siswa.

3.7 Teknik Analitis Data

Data yang di analisis dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar. Teknik Analitik

data dalam penelitian ini dalam analisis statistik deskriptif untuk mengetahui

pemahaman konsep matematis siswa. Hasil tes siklus I maupun siklus II

mencerminkan sejauh mana tingkat pemahaman konsep yang dimiliki siswa.

Indikator yang menunjukan bahwa pemahaman konsep siswa meningkat dapat

diketahui dengan cara membandingkan analisis tes pada tiap-tiap siklus. Untuk

menghitung nilai pemahaman konsep matematis yang dicapai oleh siswa

digunakan sistem penilaian standar yang dirumuskan sebagai berikut.

Skor tes akhir = skor yang diperoleh siswa x 100

Skor total maksimal

Dalam penelitian ini, seorang siswa dikatakan memahami konsep apabila nilai

yang diperoleh dalamtes pemahaman konsep mencapai kreteria ketuntasan

minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah 65.

Page 45: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

31

3.8 Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan kelas dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Keberhasilan tindakan dalam penelitian ini ditandai dengan adanya peningkatan

hasil belajar siswa kearah yang lebih baik. Indikator keberhasilan penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Pemahaman konsep matematis siswa meningkat dari siklus I ke siklus II.Pada

akhir siklus II, persentase siswa yang memahami konsep matematis adalah

minimal 70% dari jumlah siswa memperoleh nilai ≥ 65.

Page 46: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitin dan pembahasan yang telah diuraikan pemahaman

konsep matematis siswa kelas VII MTs Pelita Gedongtataan tidak mengalami

peningkatan setelah dilaksanakan pembelajaran metematis dengan menerapkan

model pemblajaran kooperatif tipe TPS. Hal ini di tandai dengan nilai rata-rata

siswa di kelas VII pada siklus I sebesar 61,18 menjadi 60,39 pada siklus II.

Selain itu presentae siswa yang meahami konsep matematis juga mengalami

penurunan dari 50% pada siklus I menjadi 47,37% pada siklus II. Hal ini

menunjukan bahwa indikator keberhasilan dalam pembelajaran tidak tercapai.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, penerapan pembealajran kooperatif

tipe TPS dalam pembelajaran matematika pada siswa kellas VII MTs Pelita

Gedongtataan tidak dapat meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil peneklitian yang telah dilakukan, penulis memberikan masukan

atau saran yang perlu dipertimbangkan oleh bergbagai pihak berkaitan dengan

penerapan model pembelajaran tipe TPS sebagai upaya meningkatkan

pemahaman konsep matematis siswa di kelas VII MTs Pelita Godongtataan.

Page 47: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

48

1. Bagi Sekolah

Kepada guru, yang ingin menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS

hendaknya dalam penerapannya harus diimbangi dengan perencanaan yang

matang dan pengelolaan yang tepat agar suasana belajar semakin kondusif

sehingga memperoleh hasil yang optimal.

2. Bagi peneliti lain

Kepada peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang TPS disarankan

melakukan penelitian dalam jangka waktu yang lebih lama agar subjek penelitian

terbiasa dengan TPS dan memperhatikan efesiensi waktu agar proses

pembelajaran berjalan secara optimal.

Page 48: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/29263/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017-12-14 · (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Pelita Gedongtataan

DAFTAR PUSTAKA

Arend Fajar, Richard I.2004. Learning to Tearch. New York: Me-graw Hill

Campanies.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hudoyo, Herman. 2003. Pegembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika

Malang: Universitas Negeri Malang.

Ibrahhim, Muslimi, dkk. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA

Prers

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning) di

ruang-ruang kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.

Nuhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK.

Malang: UM Press.

Underwood, J.S. 2000. Patologi Umum dan sistem ik Edisi 2 Voll, diterjemahkan

oleh Sardjadi. Jakarta: E G C.

Trianto, 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif berorientasi konstruktioristik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice Sixth Edition

Boston: Allynand Bacon.

.................,2005. Cooperative Learning: Theory, research dan Prectice (N.Yusron.

Terjemahan). London: Allymand Bacon. Buku asli diterbitkan tahun 2005.

Suherman, Eman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suherman, Arikunto, Suhardjono, & Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta:Bumi Aksara.

Soedjadi, 2000. Kiat Pedidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Dirjen Dikti

Depdikbud.