pembinaan akhlak bagi siswa smk pelita salatiga...

99
1 PEMBINAAN AKHLAK BAGI SISWA SMK PELITA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Oleh: Syamsul Ma’arif NIM: 111 10 157 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SALATIGA 2016

Upload: trinhtram

Post on 20-Jun-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PEMBINAAN AKHLAK BAGI SISWA SMK PELITA

SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

Oleh:

Syamsul Ma’arif

NIM: 111 10 157

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SALATIGA

2016

2

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

Jl. Tentara pelajar no.2 telp. (0298) 323 706, 323 433 Fax 323 433 Salatiga 50721

Website: www.iainsalatiga.ac.id Email: [email protected]

Drs. A.Bahrudin, M.Ag.

Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eksemplar

Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

Kepada Yth,

Dekan Fakultas Tarbiyah Dan

Ilmu Keguruan

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka

bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : SyamsulMa’arif

NIM : 111 10 157

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : USAHA PEMBINAAN AKHLAK BAGI SISWA SMK

PELITA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015

Dengan ini kami mohon, skripsi tersebut supaya segera dimunaqosahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

Salatiga, 04 Februari 2016

Pembimbing,

Drs. A.Bahrudin, M.Ag.

NIP. 19531223 198003 1 005

3

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

Jl. Tentara pelajar no.2 telp. (0298) 323 706, 323 433 Fax 323 433 Salatiga 50721

Website: www.iainsalatiga.ac.id Email: [email protected]

SKRIPSI

USAHAPEMBINAAN AKHLAK BAGI SISWA SMK PELITA SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2015

DISUSUN OLEH:

SYAMSUL MA’ARIF

NIM: 111 10 157

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga, pada tanggal 01 April

2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1

kependidikan islam.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji :

Sekretaris Penguji :

Penguji I :

Penguji II :

Salatiga,9 April 2015

Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan (FTIK)

Suwardi, M.Pd.

NIP. 19670121 199903 1 002

4

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : SyamsulMa’arif

NIM : 111 10 157

Fakultas : TarbiyahdanIlmuKeguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang

lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik

ilmiah.

Salatiga,04Februari 2016

Yang menyatakan

SyamsulMa’arif

111 10 157

5

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki

merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik

dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan

lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela

dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.

seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan

Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.

(QS. Al Hujaraat, 11)

PERSEMBAHAN

Ibu dan Ayahku

Seluruh keluarga

Teman-teman Mapala Mitapasa

Teman-teman PKM I IAIN Salatiga

6

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan limpahan rahmat

dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada Khatamul Anbiya

Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi yang berjudul “Usaha Pembinaan Akhlak Bagi Siswa SMK

Pelita Salatiga Tahun Pelajaran 2015” ini disusun untuk memenuhi salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) pada Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri

Salatiga.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan

dan juga arahan serta saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini

dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih

sedalam dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku RektorIAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

3. Ibu Siti Rohayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PAI

4. Bapak Drs. Bahrudin, M.Ag.Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

dengan tulus, ikhlas membimbing penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.

5. Segenap dosen dan karyawan IAIN salatiga

6. Ibu dan Bapakku tercinta dan keluarga yang tak pernah berhenti

mendo’akan danmemberikan motivasi kepada penulis sehingga tugas ini

dapatterselesaikan dengan lancar.

7

7. Teman-teman Mapala Mitapasa

Semoga kebaikan dan keikhlasan yang telah diberikan akan

mendapatbalasan yang setimpal dari Allah SWT.

Akhirnya, hanya kepada Allah Swt penulis berserah diri dan semoga

apayang tertulis dalam skripsi ini memberikan manfaat, khususnya bagi

penulissendiri dan para pembaca pada umumnya. Amin.

Salatiga, 04 Februari 2016

Penulis,

SyamsulMa’arif

NIM.111 10 157

8

ABSTRAK

Ma’arif, Syamsul. 2015. Usaha Pembinaan Akhlak Bagi Siswa SMK Pelita

Salatiga Tahun Pelajaran 2015. Skripsi. Jurusan Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing : Drs. A. Bahrudin, M.Ag.

Kata Kunci: Pembinaan, Akhlak

Sekolah adalah tempat yang strategis untuk berusaha agar para siswa

mendapatkan pendidikan dan pengetahuan yang memadai untuk bekal

kehidupanya mendatang. Salah satu usaha yang dapat ilakukan oleh pendidik

dalam rangka mempersiapkan anak didik untuk memasuki masa yang akan datang

sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu dengan memperbaiki akhlaq yang

merupakan salah satu amanah dalam pembukaan UUD 1945 dan dituangkan

dalam UU no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Perbaikan akhlak merupakan suatu misi utama yang dilakukan oleh guru

kepada anak didik. Misi tersebut akan berhasil apabila ada kerja sama antara

semua pihak yang terkait. Pembinaan akhlak merupakan salah satu komponen

terpenting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Pembinaan akhlak tersebut

nantinya akan sangat berpengaruh pada tingkat pemahaman dan pengamalan nilai-

nilai akhlak itu sendiri.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

(1) Bagaimana kondisi akhlak siswa di SMK Pelita Salatiga, (2) bagaimana usaha

yang dilakukan SMK Pelita dalam pembinaan akhlak siswa dan (3)bagaimana

hasil pembinaan akhlak siswa SMK pelita Salatiga.

Penelitian menggambarkan Usaha Pembinaan Akhlak Bagi Siswa di

SMK Pelita Salatiga Penelitian yang penulis lakukan menggunakan jenis

penelitian kualititaf, yaitu penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik,

bahwa dasarnya menyatakan dalam keadaan sebenarnya atau sebagaimana adanya

(natural setting) dengan tidak merubah dalam bentuk simbol-simbol atau

bilangan.

Dalam pembinaan akhlak di SMK Pelita Salatiga, dari kondidi awal

akhlak siswa yang sudah baik tapi masih ada beberapa siswa yang berakhlak

kurang baik, seperti membolos, minum-minuman keras dan kurang sopan

dengan guru dan lain-lain. Setelah di lakukan usaha-usaha pembinaan

melalui tindakan preventif,kuratif dan represif, walaupun masih ada kendala-

kendala tapi pelaksanaannya bisa dikatakan baik dan efektif. Terbukti sudah ada

perubahan dari segi akhlak siswa.

9

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. ii

PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ v

KATA PENGANTAR .............................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................ vi

DAFTAR ISI ............................................................................................. viii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .............................................................................. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 4

D. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 4

E. Penegasan Istilah .................................................................................. 5

F. Langkah-langkah Penelitian.................................................................. 7

G. Sistematika Penulisan ........................................................................... 14

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Pembinaan Akhlak ............................................................................... 16

1. Pengertian Akhlak ................................................................... 16

2. Tujuan Pembinaan Akhlak ....................................................... 18

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembinaan Akhlak ......... 19

10

4. Materi Pembinaan Akhlak ........................................................ 23

5. Metode Pembinaan Akhlak ...................................................... 27

B. Peran Seorang Guru .............................................................................. 31

1. Pengertian Guru ............................................................................ 31

2. Tanggung Jawab Dan Tugas Guru ................................................ 32

3. Peranan Seorang Guru................................................................... 33

BAB III : PAPARAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK Pelita Salatiga ............................................. 38

1. Profil Sekolah .......................................................................... 38

2. Visi Misi Sekolah .................................................................... 39

3. Data Sarana Prasarana, Luas Tanah dan Bangunan ................ 39

4. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan ............................... 40

5. Data Pegawai dan Jabatan ....................................................... 41

6. Data Kesiswaan ....................................................................... 44

7. Program dan Prestasi Sekolah ................................................. 46

B. Penyajian Data Penelitian .................................................................. 47

1. Kondisi akhlak SMK Pelita Salatiga ...................................... 47

2. Usaha Pembinaan Akhlak Siswa di SMK Pelita .................... 48

3. Kendala Yang Dihadapi Dalam Pembinaan Akhlak Siswa

Di SMK Pelita Salatiga .......................................................... 53

4. Solusi Terhadap Pembinaan Akhlak Siswa Di SMK Pelita

Salatiga ................................................................................... 56

11

BAB IV : PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA

A. Usaha Pembinaan Akhlak Siswa di SMK Pelita Salatiga tahun 2015 . 59

1. Melalui proses pendidikan ........................................................ 59

2. Melalui bimbingan dan penyuluhan ......................................... 60

B. Kendala Yang Dihadapi Dalam Pembinaan Akhlak Siswa Di SMK

Pelita Salatiga ..................................................................................... 61

C. Solusi Terhadap Kendala Pembinaan Akhlak Siswa Di SMK Pelita

Salatiga ............................................................................................... 62

D. Hasil Pembinaan Akhlak SMK Pelita Salatiga .................................. 63

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 67

B. Saran-saran ......................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam sebagai agama yang universal sudah barang tentu mengatur

seluruh aspek kehidupan manusia, mulai dari ibadah, kehidupan sosial, sampai

ketingkat perilaku (akhlak). Karena itu agama sangat berperan dalam

pembentukan perilaku manusia, sehingga pembentukan pribadi akan

membawa pertumbuhan dan perkembangan manusia berjalan dengan baik.

Pertumbuhan dan perkembangan manusia tidak didapat begitu saja, melainkan

didapat dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Hal inilah yang

diajarkan dalam QS. An-Nisaa’ ayat 9, yaitu:

Artinya : Dan hendaklah takut kepada Allah SWT. orang-orang yang

seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang

mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu

hendaklah mereka bertakwa kepada Allah SWT. dan hendaklah mereka

mengucapkan Perkataan yang benar. (An-Nisa’ Ayat 9) (Depag RI, 2002:

79)

Dari ayat diatas bisa diambil kesimpulan bahwa sebagai pendidik

harusnya bisa membina anak-anak bukan hanya dalam soal pengetahuan tapi

juga dalam segi moral atau akhlak yang nantinya menjadi dasar bagi anak

dalam berperilaku.

Lingkungan keluarga termasuk kedua orang tua menjadi salah satu

faktor yang mampu mengarahkan anaknya untuk melakukan perilaku yang

13

baik. Namun lingkungan sekolah juga berperan cukup penting untuk

menumbuh kembangkan pengalaman, ilmu maupun perilaku. Apalagi seorang

anak menginjak usia remaja dan mereka mulai memasuki sekolah menengah,

disitu seorang anak ingin menemukan jati diri masing-masing. Sebagaimana

dikemukakan oleh Kartono (1986:149): Usia Sekolah menengah merupakan

usia masa remaja antara 13-19 tahun yang sudah mulai menemukan jati

dirinya.

Masa remaja ini disebut sebagai masa penghubung atau masa peralihan

antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode tersebut terjadi

perubahan-perubahan besar dan esensi mengenai kematangan fungsi-fungsi

rohaniah dan jasmaniah, terutama fungsi seksual. Yang sangat menonjol pada

periode ini ialah kesadaran yang mendalam mengenai diri sendiri, dengan

mana orang muda mulai meyakini kemauan, potensi, dan cita-cita sendiri.

Masa remaja terbagi menjadi dua, yakni masa prapubertas (12-14

tahun), dan masa pubertas (14-18 tahun). Sehingga dapat diketahui bahwa

anak usia sekolah menengah atas telah memasuki masa pubertas (14-18

tahun) di mana seorang anak tidak lagi hanya bersifat reaktif, tetapi juga mulai

aktif. Keaktifan anak ini dalam rangka menemukan jati dirinya, mencari

pedoman hidup untuk bekal kehidupannya mendatang, serta memasuki diri

pada kegiatan kemasyarakatan.

Kegiatan tersebut dilakukannya dengan semangat yang tinggi tetapi ia

sendiri belum memahami akan hakikat dari sesuatu yang dicarinya itu

(Ahmadi dan Sholeh, 2005:124). Sekolah adalah tempat yang strategis untuk

14

berusaha agar para siswa mendapatkan pendidikan dan pengetahuan yang

memadai untuk bekal kehidupanya mendatang. Salah satu usaha yang dapat

dilakukan oleh pendidik dalam rangka mempersiapkan anak didik untuk

memasuki masa yang akan datang sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu

dengan memperbaiki akhlak yang merupakan salah satu amanah dalam

pembukaan UUD 1945 dan dituangkan dalam UU no 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional.

Menurut pendapat penulis dengan seiring perubahan zaman yang

semakin maju, berubah pula tatanan kehidupan masyarakat. Dari hal yang

paling kecil, misalnya tegur sapa, dahulu setiap kali bertemu dengan orang,

yang muda menyapa yang tua, akan tetapi sekarang hal tersebut sudah tidak

menjadi tradisi lagi. Perkembangan teknologi dan informasi sering kali

berdampak pada tingkah laku siswa, khususnya siswa sekolah menengah atas.

Guru dan orang tua hendaknya bekerja sama dalam mengawasi anak didiknya

dalam bergaul dan mengikuti perkembangan teknologi. (Halim, 2000:20).

Perbaikan akhlak merupakan suatu misi utama yang dilakukan oleh

guru kepada anak didik. Misi tersebut akan berhasil apabila ada kerja sama

antara semua pihak yang terkait. Pembinaan akhlak merupakan salah satu

komponen terpenting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Pembinaan

akhlak tersebut nantinya akan sangat berpengaruh pada tingkat pemahaman

dan pengamalan nilai-nilai akhlak itu sendiri. Harapannya pembinaan akhlak

yang diterapkan di SMK Pelita Salatiga dapat menjadi contoh bagi sekolah

kejuruan yang lain.

15

Dengan memperhatikan uraian-uraian tersebut di atas, maka penulis

ingin mengetahui pembinaan akhlak siswa dengan melakukan penelitian

secara sistematis dengan judul “Pembinaan Akhlak Bagi Siswa SMK Pelita

Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016” .

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi akhlak siswa SMK Pelita Salatiga tahun 2015/2016?

2. Bagaimana pembinaan akhlak siswa SMK Pelita Salatiga tahun

2015/2016?

3. Bagaimana hasil yang diperoleh dalam pembinaan akhlak siswa SMK

Pelita Salatiga tahun 2015/2016?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kondisi akhlak siswa SMK Pelita Salatiga Tahun

2015/2016.

2. Untuk mengetahui usaha pembinaan akhlak siswa SMK Pelita Salatiga

tahun 2015/2016.

3. Menemukan hasil yang diperoleh dalam pembinaan akhlak siswa SMK

Pelita Salatiga tahun 2015/2016.

D. Kegunaan Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah disebutkan di atas, penulis

membagi manfaat penelitian ini menjadi tiga poin, yaitu :

16

1. Bagi Peneliti

a. Menambah pengetahuan tentang permasalahan sekolah terutama

dalam membina akhlak siswa.

b. Memberi gambaran langsung mengenai bagaimana upaya

sekolahan dalam meningkatkan akhlak siswa yang berada di

sekolah.

c. Sebagai sarana pengembangan pola pikir peneliti dalam bidang

ilmu pengetahuan.

2. Bagi Lembaga

a. Sebagai sarana kajian dalam ilmu pengetahuan.

b. Memberi masukan kepada kepala sekolah dan para guru

bahwasanya pembinaan akhlak sangat penting bagi siswa.

c. Sebagai sarana kajian pertimbangan bagi lembaga formal

maupun non formal.

3. Bagi ilmu Pengetahuan

Dapat memberi manfaat secara teoritis tentang upaya

sekolahan dalam pembinaan akhlak siswa SMK Pelita Salatiga.

E. Penegasan Istilah

Penegasan Istilah ini dimaksudkan untuk memperjelas dan mempertegas

kata-kata/ istilah kunci yang diberikan dengan judul penelitian PEMBINAAN

AKHLAK BAGI SISWA SMK PELITA SALATIGA TAHUN

PELAJARAN 2015/2016. Istilah-istilah tersebut meliputi:

1. Pembinaan

17

Pembinaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2007:152) adalalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan

secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Menurut Syafaat ,dkk (2008:153), pembinaan adalah kegiatan yang

mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah ada dengan

mengamalkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam kehidupan

sehari-hari.

2. Akhlak

Menurut pendekatan etimologi, perkataan "akhlak" berasal

dari bahasa Arab jama' dari bentuk mufradnya "khuluqun" ( خلق )

yang menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau

tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan

perkataan"khalqun" ( خلق ) yang berarti kejadian, serta erat

hubungannya dengan "khaliq" ( خالق ) yang berarti pencipta dan

"makhluq" (مخلوق ) yang berarti yang diciptakan.( Zahruddin AR,

dan Sinaga, 2004:1)

Definisi akhlak di atas muncul sebagai mediator yang

menjembatani komunikasi antara khaliq (pencipta) dengan

makhluq (yang diciptakan) secara timbal balik, yang kemudian

disebut sebagai hablum min Allah SWT.. Dari produk hablum min

Allah SWT. yang verbal biasanya lahirlah pola hubungan antar

sesama manusia yang disebut dengan hablum minannas (pola

hubungan antar sesama makhluk).( Zahruddin AR, dan Sinaga,

18

2004:2)

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah

sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam

jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa

perbuatan baik, disebut akhlak yang mulia, atau perbuatan buruk,

disebut akhlak yang tercela sesuai dengan pembinaannya.(

Asmaran AS,1992:1)

F. Langkah – langkah Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan pada SMK Pelita Salatiga

menggunakan jenis penelitian kualititaf, yaitu penelitian yang

bersifat atau memiliki karakteristik, bahwa dasarnya menyatakan

dalam keadaan sebenarnya atau sebagaimana adanya (natural

setting) dengan tidak merubah dalam bentuk simbol-simbol atau

bilangan.(Nawawi dan Martini, 1996:174)

2. Metode Penelitian

Sedangkan berdasarkan sifat masalahnya penelitian ini

menggunakan metode deskriptif . Metode deskriptif merupakan

metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan

menginterpretasikan obyek sesuai dengan apa adanya.(Sukardi,

2003:157). Penelitian menggambarkan Usaha Pembinaan Akhlak

Bagi Siswa di SMK Pelita Salatiga.

Agar sasaran penelitian yang diterapkan dapat tercapai

19

maka dalam metode ini perlu adanya langkah-langkah yang

sistematis, berencana yang sesuai dengan konsep ilmiah. Sistematis

artinya penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan kerangka tertentu,

dari yang paling sederhana sampai yang kompleks hingga tujuan

tercapai secara efektif dan efisien. Berencana artinya penelitian

sudah dipikirkan sebelum pelaksanaan. Konsep ilmiah artinya

mulai awal sampai akhir kegiatan penelitian selalu mengikuti cara-

cara yang sudah ditentukan yakni yang berupa prinsip-prinsip yang

digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.(Suharsimi,

1996:17)

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di SMK Pelita yang terletak di

kota Salatiga.

4. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber tempat kita memperoleh

keterangan penelitian (Tatang M. Amirin,1990:92). Sementara

(Suharsimi Arikunto,1997:122) adalah subjek yang diteliti oleh

peneliti. Dalam penelitian ini sumber data utama penelitian adalah

informan atau seluruh guru, karyawan yang berkaitan dengan

usaha pembinaan akhlak. Sumber data utama dalam penelitian

kualitatif adalah kata-kata, tindakan, selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

5. Sumber Data

20

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan atau

tempat penelitian. Kata-kata dan tindakan merupakan

sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan

mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakan data

ini untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang

pembinaan akhlak di SMK Pelita Salatiga yang dilakukan

oleh guru. Adapun sumber data langsung peneliti dapatkan

dari hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru, dan

sampel siswa, serta pengamatan.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai

macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi

dan dokumen resmi dari instansi. Peneliti menggunakan

data sekunder ini untuk memperkuat hasil temuan dan

melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui

wawancara dan pengamatan.

c. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data digunakan untuk memperoleh

data yang diperlukan, baik yang berhubungan dengan studi

literatur atau kepustakaan (library research) maupun data

yang dihasilkan dari lapangan (field research). Adapun

metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut :

21

d. Metode Observasi

Observasi/pengamatan adalah alat pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara

sistematik gejala-gejala yang diselidiki. (Achmadi,

2005:70). Menurut Sukardi, observasi adalah cara

pengambilan data dengan menggunakan salah satu panca

indera yaitu indera penglihatan sebagai alat bantu utamanya

untuk melakukan pengamatan langsung, selain panca indera

biasanya penulis menggunakan alat bantu lain sesuai

dengan kondisi lapangan antara lain buku catatan, kamera,

film proyektor, check list yang berisi obyek yang diteliti

dan lain sebagainya. (Sukardi, 2003:78) Metode ini

digunakan untuk melihat langsung bagaimana keseharian

akhlak siswa di dalam dan di luar kelas (lingkungan

sekolah).

e. Metode Wawancara

Metode wawancara/ interview adalah percakapan dengan

maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,

yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewer) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong,

2009:186). Peneliti akan melakukan wawancara dengan

kepala sekolah, guru dan, siswa SMK Pelita dengan tujuan

22

untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam

penelitian.

f. Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal

atau variabel-variabel, baik itu berupa catatan, transkip,

buku, surat kabar, notulen rapat, agenda, dan sebagainya

(Arikunto, 1989:30). Metode ini digunakan untuk

mendapatkan data tentang guru dalam mengajar siswanya,

terutama dalam pembinaan akhlak, data siswa, profil dan

sejarah sekolah tersebut.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar

sehingga dapat ditemukan dan dapat dirumuskan hipotesis kerja

seperti yang disarankan oleh data. (Moleong, 2009:208). Metode

analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif.

Metode deskriptif yaitu metode analisis data yang berupa

kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. (Moleong, 2009:11).

Metode ini bertujuan untuk menyajikan deskripsi (gambaran)

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat

serta hubungan fenomena yang diselidiki.

Dengan demikian analisis ini dilakukan saat peneliti berada

di lapangan dengan cara mendeskripsikan segala data yang telah

23

didapat, lalu dianalisis sedemikian rupa secara sistematis, cermat

dan akurat. Dalam hal ini data yang digunakan berasal dari

wawancara dan dokumen-dokumen yang ada serta hasil observasi

yang dilakukan.

Kemudian agar data yang diperoleh nanti sesuai dengan

kerangka kerja maupun fokus masalah, akan ditempuh tiga langkah

utama dalam penelitian ini, yaitu:

a. Reduksi

Reduksi data adalah proses memilih, menyederhanakan,

memfokuskan, mengabstraksikan dan mengubah data kasar

yang muncul dari catatan-catatan lapangan. (Muhammad

Ali, 1993:167) Reduksi data dimaksudkan untuk

menentukan data ulang sesuai dengan permasalahan yang

akan penulis teliti. Mengadakan reduksi data yang

dilakukan dengan jalan abstraksi yaitu usaha membuat

rangkuman inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang

perlu. Data mengenai Pembinaan Akhlak Bagi Siswa SMK

Pelita Salatiga pada masa pubertas diperoleh dan

terkumpul, baik dari hasil penelitian lapangan atau

kepustakaan kemudian dibuat rangkuman.

b. Sajian Data

Sajian data (display data) adalah suatu cara merangkai data

dalam suatu organisasi yang memudahkan untuk membuat

24

kesimpulan dan atau tindakan yang diusulkan. (Muhammad

Ali, 1993:167). Sajian data dimaksudkan untuk memilih

data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian tentang

Pembinaan Akhlak Bagi Siswa SMK Pelita Salatiga.

Artinya data yang telah dirangkum tadi kemudian dipilih,

sekiranya data mana yang diperlukan untuk penulisan

laporan penelitian.

c. Keabsahan Data

Dalam tulisan Moleong (2009:173) untuk menetapkan

keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik

pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas

sejumlah kriteria tertentu. Ada tiga kriteria yang digunakan,

yaitu derajat kepercayaan (credibility), kebergantungan

(dependability), dan kepastian (confirmability). Masing-

masing kriteria tersebut menggunakan teknik sendiri-

sendiri. Pada kriteria credibility menggunakan beberapa

teknik pemeriksaan yaitu perpanjangan, keikutsertaan,

ketekunan pengamatan, dan triangulasi. Sedangkan kriteria

kebergantungan dan kepastian menggunakan teknik

auditing.

d. Verifikasi Data

Verifikasi dan atau menyimpulkan data yaitu penjelasan

tentang makna data dalam suatu konfigurasi yang secara

25

jelas menunjukkan alur kausalnya, sehingga dapat diajukan

proposisi-proposisi yang terkait dengannya. (Muhammad

Ali, 1993:168). Verifikasi data dimaksudkan untuk

penentuan data akhir dari keseluruhan proses tahapan

analisis, sehingga keseluruhan permasalahan mengenai

bagaimana akhlak siswa di SMK Pelita Salatiga dan

bagaimana peranan Guru dalam pembentukan akhlak siswa

pada masa pubertas di SMK Pelita Salatiga. Sehingga dapat

dijawab sesuai dengan kategori data dan permasalahannya,

pada bagian akhir ini akan muncul kesimpulan-kesimpulan

yang mendalam secara komprehensif dari data hasil

penelitian. Jadi langkah terakhir ini digunakan untuk

membuat kesimpulan.

7. Tahap pra-lapangan

Dalam tahap ini, yang dilakukan peneliti adalah menyusun

rancangan peneltian, memilih lapangan penelitian, mengurus

perizinan, menjajaki dan menilai keadaan lapangan, memilih dan

memafaatkan informan, serta menyiapkan perlengkapan penelitian.

8. Tahap pekerjaan lapangan

Pada tahap ini peneliti harus mempersiapkan diri dengan

menjaga kesehatan fisik, berpenampilan rapi dan sopan saat

melakukan penelitian. Ketika memasuki lapangan, hendaknya

peneliti berbaur mejadi satu dan menjaga keakraban dengan subyek

26

agar tidak ada dinding pemisah antara keduanya. Selain itu peneliti

juga harus berbahasa yang baik dan jelas agar dalam mencari

informasi subyek mudah menjawabnya. Sambil berperan serta,

peneliti juga mencatat data yang diperlukan.

9. Tahap analisis data

Analisis data menurut Patton dalam kutipan Moleong

(2009:103), adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan

uraian dasar. Dalam hal ini peneliti mengatur, mengurutkan,

mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya.

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini akan peneliti susun dengan sistematika sebagai berikut:

1. Bagian awal

Bagian awal meliputi: Halaman sampul, pernyataan keaslian

tulisan, nota pembimbing, halaman pengesahan, motto, halaman

persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi.

2. Bagian Inti

Bagian inti terdiri dari beberapa bab yaitu:

BAB I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II, merupakan kajian pustaka yang menyajikan tinjauan

teoritik mengenai: pengertian Akhlak, tujuan pembinaan, strategi

27

pembinaan akhlak, dan bentuk kegiatan dalam pembinaan akhlak,

faktor pendukung dan penghambat strategi pembinaan akhlak. Dan

peran guru dalam pembinaan akhlak.

BAB III merupakan hasil penelitian yang meliputi gambaran

umum lokasi dan subyek penelitian serta penyajian data hasil

penelitian.

BAB IV merupakan analisis data yang memuat tentang analisis

mengenai data yang telah di dapat yang meliputi pembinaan

akhlak, usaha dan hasil yang diperoleh dalam pembinaaan akhlak

siswa SMK Pelita Salatiga tahun 2015/2016.

BAB V penutup yang berisikan kesimpulan, saran dan kata

penutup.

3. Bagian akhir

Bagian akhir termuat lampiran, daftar rujukan, riwayat hidup

penulis.

28

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembinaan Akhlak

1. Pengertian Akhlak

Menurut pendekatan etimologi, perkataan "akhlak" berasal dari

bahasa Arab jama' dari bentuk mufradnya "khuluqun" ( خلق ) yang

menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.

Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan

"khalqun" ( خلق ) yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan

"khaliq" ( خالق ) yang berarti pencipta dan "makhluq" ( مخلوق ) yang berarti

yang diciptakan.( Zahruddin dan Sinaga, 2004: 1)

Definisi akhlak di atas muncul sebagai mediator

yangmenjembatani komunikasi antara khaliq (pencipta) dengan makhluq

(yangdiciptakan) secara timbal balik, yang kemudian disebut sebagai

hablummin Allah SWT.. Dari produk hablum min Allah SWT.yang verbal

biasanya lahirlahpola hubungan antar sesama manusia yang disebut

dengan hablum minannas (pola hubungan antar sesama

makhluk).(Zahruddin dan Sinaga, 2004: 2)

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-

sifatyang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya

danselalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik,

disebutakhlak yang mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhlak yang

tercelasesuai dengan pembinaannya.

29

Secara terminologi definisi akhlak menurut imam Al-Ghozali dalam kitab

Ihya’ UlumuddinJuz IIIadalah:

"Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa yang

menimbulkanmacam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah,

tanpamemerlukan pemikiran dan pertimbangan".

Jadi pada hakikatnya khuluk (budi pekerti) atau akhlak ialahkondisi

atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadianhingga

dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontandan

mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pikiran. Apabila

darikondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji menurut

pandangansyariat dan akal pikiran. Maka ia dinamakan budi pekerti mulia

dansebaliknya apabila yang lahir kelakuan yang buruk, maka disebut

budipekerti yang tercela.

Sumber akhlak atau pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan

kriteria baik buruknya sesuatu perbuatan adalah al-Qur'an dan sunnah

Rasulullah SAW.(Hamzah, 1993: 49), Barnawie Umary (1995:1)

menambahkan bahwa dasar akhlak adalah al-Qur'an dan al-Hadits serta

hasil pemikiran para hukama dan filosof. Kedua dasar itulah yang menjadi

landasan dan sumber ajaran Islam secara keseluruhan sebagai pola hidup

dan menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk. Dalam al-Qur'an

diterangkan dasar akhlak pada surat al-Qalam ayat 4.

30

Artinya:”dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang

agung”.(Qs. Al-Qalam :4) (Depag RI, 1994:960)

Dasar akhlak dalam hadist Nabi SAW. salah satunya adalah:

عن ابى هر ىرة قال : قال رسلؤل هللا صلى هللا علىه ؤسلم : انم بعثت

تمم صلح االخلق )رؤاه احمد( ءال Dari Abi Hurairah berkata, Rasulullah SAW. bersabda : sesungguhnya

aku diutus untuk memperbaiki akhlak (HR. Ahmad) (Imam Ahmad, al-

Musnad Ahmad bin Hambal, juz 3, tth:323)

Jadi jelaslah bahwa al-Qur'an dan al-Hadits pedoman hidup yang

menjadi asas bagi setiap muslim, maka teranglah keduanya merupakan

sumber akhlak dalam Islam. firman Allah SWT. dan sunnah Nabi adalah

ajaran yang paling mulia dari segala ajaran maupun hasil renungan dan

ciptaan manusia, hingga telah terjadi keyakinan (aqidah) Islam bahwa akal

dan naluri manusia harus tunduk kriteria mana perbuatan yang baik dan

jahat, mana yang halal dan mana yang haram.

2. Tujuan pembinaan akhlak

Islam adalah agama rahmat bagi umat manusia. Ia datang

denganmembawa kebenaran dari Allah SWT. dan dengan tujuan

inginmenyelamatkan dan memberikan kebahagiaan hidup kepada

manusiadimanapun mereka berada. Agama Islam mengajarkan

kebaikan,kebaktian, mencegah manusia dari tindakan onar dan

maksiat.(Hasan Basri, 2004:145) Sebelummerumuskan tujuan

31

pembentukan akhlak, terlebih dahulu harus kitaketahui mangenai tujuan

pendidikan islam dan tujuan pendidikan akhlak.

Muhamad Al-Munir menjelaskan bahwa tujuan pendidikan

Islamadalah :

a. Tercapainya manusia seutuhnya

b. Tercapainya kebahagiaan dunia dan akherat

c. Menumbuhkan kesadaran manusia mengabdi dan takut kepada Allah

SWT.. (Majid dan Andayani, 2004:74-75)

Menurut Muhamad Al-Athiyah Al-Abrasy, tujuan utama dari

pendidikan Islam ialah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang

sanggup menghasilkan orang–orang yang bermoral, laki-laki maupun

perempuan, jiwa yang bersih, kemauan yang keras, cita-cita yang benar

dan akhlak yang tinggi, tahu arti kewajiban dan pelaksanaannya,

menghormati hak asasi manusia, tau membedakan baik dan buruk,

memilih suatu fadilah karena ia cinta pada fadilah, menghindari suatu

perbuatan yang tercela, karena ia tercela, dan mengingat Tuhan dalam

setiap pekerjaan yang mereka lakukan.(Bustomi dan Basri,1970:108)

Sedangkan tujuan pendidikan moral dan akhlak dalam Islam

ialahuntuk membentuk orang-orang berakhlak baik, keras kemauan,

sopandalam bicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku dan

perangai,bersifat bijaksana, sempurna, beradab, ikhlas, jujur, dan

suci.(Bustomi dan Basri,1970:109)

32

Dari beberapa keterangan di atas, dapat ditarik rumusan

mengenaitujuan pendidikan akhlak, yaitu membentuk akhlakul karimah.

Sedangkanpembentukan akhlak sendiri itu sebagai sarana dalam mencapai

tujuanpendidikan akhlak agar menciptakan manusia yang berakhlakul

karimah.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembinaan Akhlak

Pada prinsipnya faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan

akhlak ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.

a. Faktor Internal

Yaitu keadaaan peserta didik itu sendiri, yang meliputi latar

belakangkognitif (pemahaman ajaran agama, kecerdasan), latar

belakangafektif (motivasi, minat, sikap, bakat, konsep diri dan

kemandirian). (Muntholi’ah, 2002:8)

Pengetahuan agama seseorang akan mempengaruhipembentukan

akhlak, karena ia dalam pergaulan sehari-hari tidakdapat terlepas dari

ajaran agama. Selain kecerdasan yang dimiliki,peserta didik juga harus

mempunyai konsep diri yang matang. Konsepdiri dapat diartikan

gambaran mental seorang terhadap dirinya sendiri,pandangan terhadap

diri, penilaian terhadap diri, serta usaha untukmenyempurnakan dan

mempertahankan diri.(Muntholi’ah, 2002:8) Dengan adanya konsep diri

yang baik, anak tidak akan mudah terpengaruh dengan pergaulan bebas,

mampu membedakan antara yang baik dan buruk, benar dan salah.

33

Selain konsep diri yang matang, faktor internal juga dipengaruhi

oleh minat, motivasi dan kemandirian belajar. Minat adalah suatu

harapan, dorongan untuk mencapai sesuatu atau membebaskan diri dari

suatu perangsang yang tidak menyenangkan. (Mujib, 2006: 117)

Sedangkan motivasi adalah menciptakan kondisi yang

sedemikian rupa, sehingga anak mau melakukan apa yang dapat

dilakukannya. Dalam pendidikan motivasi berfungsi sebagai pendorong

kemampuan, usaha, keinginan, menentukan arah dan menyeleksi

tingkah laku pendidikan.

b. Faktor Eksternal

Yaitu yang berasal dari luar peserta didik, yang meliputipendidikan

keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan lingkunganmasyarakat.

Salah satu aspek yang turut memberikan saham dalamterbentuknya

corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah faktorlingkungan.

Selama ini dikenal adanya tiga lingkungan pendidikan,yaitu lingkungan

keluarga, sekolah, dan masyarakat.(Nata, 2001:21) Merupakanfaktor

yang berpengaruh terhadap pembentukan perilaku atau akhlakremaja,

dimana perkembangannya sangat dipengaruhi faktorlingkungan, di

antaranya adalah:

1) Lingkungan keluarga (Orang Tua)

Orang tua merupakan penanggung jawab pertama dan yang

utama terhadap pembinaan akhlak dan kepribadian seorang

anak. Orang tua dapat membina dan membentuk akhlak dan

34

kepribadian anak melalui sikap dan cara hidup yang diberikan

orang tua yang secara tidak langsung merupakan pendidikan

bagi sang anak. Dalam hal ini perhatian yang cukup dan kasih

sayang dari orang tua tidak dapat dipisahkan dari upaya

membentuk akhlak dan kepribadian seseorang.

2) Lingkungan Sekolah (Pendidik)

Pendidik di sekolah mempunyai andil cukup besar dalam upaya

pembinaan akhlak dan kepribadian anak yaitu melalui

pembinaan dan pembelajaran pendidikan agama Islam kepada

siswa. Pendidik harus dapat memperbaiki akhlak dan

kepribadian siswa yang sudah terlanjur rusak dalam keluarga,

selain juga memberikan pembinaan kepada siswa. Disamping

itu, kepribadian, sikap, dan cara hidup, bahkan sampai cara

berpakaian, bergaul dan berbicara yang dilakukan oleh seorang

pendidik juga mempunyai hubungan yang signifikan dengan

proses pendidikan dan pembinaan moralitas siswa yang sedang

berlangsung.

3) Lingkungan Masyarakat (Lingkungan Sosial)

Lingkungan masyarakat tidak dapat diabaikan dalam upaya

membentuk dan membina akhlak serta kepribadian seseorang.

Seorang anak yang tinggal dalam lingkungan yang baik, maka ia

juga akan tumbuh menjadi individu yang baik. Sebaliknya,

apabila orang tersebut tinggal dalam lingkungan yang rusak

35

akhlaknya, maka tentu ia juga akan ikut terpengaruh dengan hal-

hal yang kurang baik pula.(Mukhtar,2003:73-74)

Lingkungan pertama dan utama pembentukan

danpendidikan akhlak adalah keluarga yang pertama-

tamamengajarkan kepada anak pengetahuan akan Allah SWT.

pengalamantentang pergaulan manusia dan kewajiban

memperkembangkantanggung jawab terhadap diri sendiri dan

terhadap orang lainadalah orang tua. Tetapi lingkungan sekolah

dan masyarakat jugaikut andil dan berpengaruh terhadap

terciptanya akhlak mulia bagianak.

4) Materi Pembinaan Akhlak

Akhlak atau budi pekerti yang mulia adalah jalan untuk

memperoleh kebahagiaan dunia dan di akhirat kelak serta

mengangkat derajat manusia ke tempat mulia sedangkan akhlak

yang buruk adalah racun yang berbahaya serta merupakan

sumber keburukan yang akan menjauhkan manusia dari rahmat

Allah SWT. sekaligus merupakan penyakit hati dan jiwa yang

akan memusnahkan arti hidup yang sebenarnya.

Menurut Hamzah Ya’qub (1995:98-100) dan Barnawie

Umary (1993: 44-45), materi-materipembentukan akhlak dibagi

menjadi dua kategori, pertama, materi akhlakmahmudah yang

meliputi: al-amanah (dapat dipercaya), ash-shidqah(benar atau

jujur), al-wafa’ (menepati janji), al-‘adalah (adil), al-

36

iffah(memelihara kesucian hati), al-haya’ (malu).Al ikhlas

(tulus), as-shobru(sabar), ar-rahmah (kasih sayang), al-afwu

(pema’af), al-iqtisshad(sederhana), al-khusyu’ (ketenangan),as-

sukha (memberi), at-tawadhu’(rendah hati), as-syukur (syukur),

at-tawakkal (berserah diri), as-saja’ah(pemberani).

Kedua, materi akhlak madzmumah (tercela) yang meliputi

:khianat, dusta, melanggar janji, dzalim, bertutur kata yang

kotor, mengadudomba, hasut, tama’, pemarah, riya’, kikir,

takabur, keluh kesah, kufurnikmat, menggunjing, mengumpat,

mencela, pemboros, menyakititetangga, berlebih-lebihan dan

membunuh. (Barnawie, 1993: 43)

Sedangkan Muhammad Daud Ali (2000:352) mengatakan

bahwa secara garis besar, materi pembentukan akhlak terbagi

dalam dua bagian, pertamaadalah akhlak terhadap Allah SWT.

atau khalik (pencipta), dan kedua adalahakhlak terhadap makhluk

semua ciptaan Allah SWT.

1. Akhlak terhadap Allah SWT.

Alam dan seisinya ini mempunyai pencipta dan pemelihara

yang diyakini adanya yakni Allah SWT. Dialah yang

memberikan rahmat dan menurunkan adzab kepada siapa saja

yang dikehendakinya oleh karena itu manusia wajib ta’at dan

beribadah hanya kepada-Nya sebagai wujud rasa terima kasih

terhadap segala yang telah dianugerahkan Allah SWT. kepada

37

manusia. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat An-Nahl

ayat 53.

.......

“dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah SWT.-lah

(datangnya)..........”. (Qs. An-Nahl :53) (Depag RI,1994:409)

Adapun contoh Akhlak kepada Allah itu antara lain:

a. Taqwa kepada Allah SWT.

Definisi taqwa adalah memelihara diri dari siksaan Allah

dengan mengikuti segala Perintah-Nya. Seperti menjalankan

shalat lima waktu, puasa di bulan ramadhan, Senantiasa

bertaubat kepada-Nya, dan melaksanakan segala yang

diperintahkan Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.

b. Cinta kepada Allah SWT.

Definisi cinta yaitu kesadaran diri, perasaan jiwa dan

dorongan hati yang menyebabkan seseorang terpaut hatinya

kepada apa yang dicintainya dengan penuh semangat dan rasa

kasih sayang. Cinta kepada Allah SWT seperti senantiasa

mengingat Allah SWT., membaca kitab suci Al-quran,

menyebut Asma-asma-Nya, menjalankan apa yang telah

diperintahkan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

c. Ikhlas

Definisinya yaitu semata-mata mengharap ridlo Allah

SWT. Jadi segala apa yang kita lakukan itu semata-mata hanya

38

mengharap ridho Allah SWT. Seperti menjalankan shalat

dengan ikhlas,bersedekah kepada orang yang tidak mampu atau

yatim piatu dengan lapang dada, membayar zakat, saling

tolong-menolong dalam kebaikan semata-mata karena mencari

ridho Allah SWT dan bukan mengharapkan penilaian dari

manusia dan lain sebagainya.

d. Bersyukrur terhadap nikmat yang diberikan Allah SWT.

Syukur yaitu memuji sang pemberi nikmat atas kebaikan

yang telah dilakukannya. Syukurnya seorang hamba berkisar

atas tiga hal, yang jika ketiganya tidak berkumpul maka

tidaklah dinamakan syukur. Tiga hal tersebut yaitu mengakui

nikmat dalam batin, membicaraknnya secara lahir, dan

menjadikannya sebagai sarana taat kepada Allah SWT.

e. Taubat

Taubat berarti kembali, yaitu kembali dari sesuatu yang

buruk ke sesuatu yang baik.Ciri-ciri taubat adalah;Membaca

istigfar, menyesali perbuatan yang telah

dilakukan,melaksanakan shalat sunah taubat, meminta maaf

(bila dosanya terhadap sesama manusia), berjanji tidak akan

melakukan perbuatan dosa lagi dan mentaati perintah-Nya.

f. Berbaik sangka kepada Allah SWT.

Maksudnya kita sebagai umat yang diciptakan oleh Allah

SWT., hendaknya khusnudzon, jangan suudzon, karena apa

39

yangakan diberikan oleh Allah SWT. itu pasti baik bagi kita.

Cotohnya menerima apapun yang telah di takdirkan Allah

SWT, mendekatkan diri kepada Allah SWT., mensyukuri

segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.,

2. Akhlak terhadap diri sendiri

Akhlak terhadap diri sendiri yang dimaksud adalah

bagaimana seseorang menjaga dirinya (jiwa dan raga) dari

perbuatan yang dapat menjerumuskan dirinya atau bahkan

berpengaruh kepada orang lain karena diri sendiri merupakan

asal motivasi dan kembalinya manfaat suatu perbuatan.

Sebagaimana firman Allah SWT. dalam al-Qur'an surat At-

Tahrim ayat 6 :

.....

”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah

manusia dan batu”. (Qs. At-Tahrim:6) (Depag RI, 1994:951)

Ayat di atas menjadi dasar untuk meyakinkan bahwa

sikapterhadap diri sendiri adalah prinsip yang perlu mendapat

perhatiansebagai menifestasi dari tanggung jawab terhadap

dirinya dalam bentuksikap dan perbuatan akhlak yang terpuji.

Beberapa Ahlak mulia terhadap diri sendiri, antara lain:

40

a. Menjaga kebersihan diri dan kesucian diri dalam

berpakaian berhias, berjalan, bertemu dengan orang lain,

dan menerima tamu.

b. Bersikap pemaaf dan pemohon maafdalam pergaulan

masyarakat

c. Menepati janji dan menjaga kepercayaan orang lain

d. Menghindarkan diri dari perbuatan dosa besar dan tindakan

tercela, seperti: mabuk- mabukan, judi, zina, dan pergaulan

nista.

e. Menghindarkan diri dari perbuatan negatif yang merusak

diri.

3. Akhlak terhadap sesama manusia

Di dunia ini tidak ada seorangpun yang bisa hidup tanpa

bergantung kepada orang lain, sebagai makhluk sosial yang

hidup ditengah-tengah masyarakat, Islam menganjurkan

umatnya untuk saling memperhatikan satu sama lain dengan

saling menghormati tolong-menolong dalam kebaikan, berkata

sopan, berperilaku adil dan lain sebagainya. Sehingga tercipta

sebuah kelompok masyarakat yang hidup tentram dan damai.

Sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat Al-Maidah ayat 2:

41

…..

“…….dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam

berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada

Allah SWT., Sesungguhnya Allah SWT. Amat berat siksa-Nya.

(Qs. Al-Maidah:2) (Depag RI, 1994:154)

Sedangkan akhlak terhadap sesama bagi anak usia

sekolah menengah pertama, antara lain:

a. Akhlak terhadap orang tua; Allah SWT. memerintahkan

manusia untuk selalu patuh dan taat serta menjaga

hubungan duniawi kepada kedua orang tua dan selalu

bertindak sopan kepada keduanya, bertutur kata secara

lembut, merendahkan hati,dan memohonkan rohmah dan

maghfiroh kepada Allah SWT.

b. Akhlak terhadap guru, guru harus dipatuhi dan dihormati

karena guru merupakan orang tua yang telah

mengajarkan ilmu yang membuat manusia menjadi lebih

beradab, mengerti sopan santun dan merawat anak

didiknya sebagaimana seseorang menyayangi anaknya.

Oleh karena itu sudah seharusnya seorang murid

menghormati dan mengagungkan gurunya.

4. Akhlak terhadap lingkungan

42

Manusia diposisikan Allah SWT. sebagai khalifah di atas

bumi ini dan hidup ditengah-tengah lingkungan bersama

makhluk lain sehingga sudah menjadi kewajibannya untuk

menjaga lingkungan sebagai makhluk yang memiliki derajat

tertinggi dengan akal dan kemampuannya mengelola alam.

Sebagaimana firman Allah SWT. dalam al-Qur'an surat Al-

Baqoroh ayat 11-12:

“dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat

kerusakan di muka bumi, Ingatlah, Sesungguhnya mereka Itulah

orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar”.

(Qs. Al-Baqoroh : 11-12) (Depag RI, 1994:10)

Memakmurkan alam adalah mengelola sumber daya sehingga

dapat memberi manfaat bagi kesejahteraan manusia tanpa merugikan alam

itu sendiri. Allah SWT. menyediakan bumi yang subur ini untuk disikapi

oleh manusia dengan kerja keras mengelola dan memeliharanya, adapun

akhlak manusia terhadap lingkungan seperti; membuang sampah pada

tempatnya, membersihkan lingkungan sekitar yang kotor, menjaga dan

melestarikan alam bukan hanya memanfaatkan dan menikmati alam saja.

Kekayaan alam yang berlimpah disediakan Allah SWT. untuk

disikapi dengan cara mengambil dan memberi manfaat dari dan kepada

alam serta melarang segala bentuk perbuatan yang meneruskan alam.

43

Alam dan lingkungan yang terkelola dengan baik dapat memberi

manfaat yang berlipat-lipat, sebaliknya alam yang dibiarkan merana atau

hanya diambil manfaatnya akan mendatangkan malapetaka bagi manusia.

4. Metode Pembinaan Akhlak

Beberapa metode yang biasa digunakan dalam pembentukan

akhlak antara lain:

a. Metode Keteladanan

Keteladanan merupakan perbuatan yang patut ditiru dan dicontoh dalam

praktek pendidikan, anak didik cenderung meneladani pendidiknya.

Karena secara psikologis anak senang meniru tanpa memikirkan

dampaknya. Amr bin Utbah berkata kepada guru anaknya, "Langkah

pertama membimbing anakku hendaknya membimbing dirimu terlebih

dahulu. Sebab pandangan anak itu tertuju pada dirimu maka yang baik

kepada mereka adalah kamu kerjakan dan yang buruk adalah yang

kamu tinggalkan." (Sa’aduddin, 2006:89).

b. Metode Latihan dan Pembiasaan.

Mendidik dengan melatih dan pembiasaan adalah mendidik dengan cara

memberikan latihan-latihan terhadap suatu norma tertentu kemudian

membiasakan untuk mengulangi kegiatan tertentu tersebut berkali-kali

agar menjadi bagian hidupnya, seperti sholat, puasa, kesopanan dalam

bergaul dan sejenisnya. Oleh karena itu, Islam mengharuskan agar

semua kegiatan itu dibarengi niat supaya dihitung sebagai kebaikan.

c. Metode Cerita

44

Cerita memiliki daya tarik yang besar untuk menarik perhatian setiap

orang, sehingga orang akan mengaktifkan segenap indranya untuk

memperhatikan orang yang bercerita. Hal itu terjadi karena cerita

memiliki daya tarik untuk disukai jiwa manusia. Sebab di dalam cerita

terdapat kisah-kisah zaman dahulu, sekarang, hal-hal yang jarang terjadi

dan sebagainya. Selain itu cerita juga lebih lama melekat pada otak

seseorang bahwa hampir tidak terlupakan. (Asy Syalhub, 2006:115).

Sehingga akan mempermudah pemahaman siswa untuk mengambil

ibrah (pelajaran) dari kisah-kisah yang telah diceritakan dalam

pelaksanaan metode ini, guru juga bisa menyertai penyampaian

nasehat-nasehat untuk anak didiknya (siswa) dalam al-Qur'an ayat yang

mengandung metode cerita diantaranya:

..........

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi

orang-orang yang mempunyai akal......”. (Qs. Yunus :111) (Depag RI,

1994:366)

d. Metode mauidzah (nasehat)

Mauidzah berarti nasehat. Rasyid Ridha mengartikan mauidzah adalah

nasehat peringatan atas kebaikan dan kebenaran dengan jalan apa saja

yang dapat menyentuh hati dan membangkitkannya untuk

mengamalkan dalam al-Qur'an juga menggunakan kalimat-kalimat yang

menyentuh hati untuk mengarahkan manusia kepada ide yang

dikehendakinya. Inilah yang kemudian dikenal dengan nasehat.

45

Sebagaimana firman Allah SWT. dalam al-Qur'an surat An-Nahl ayat

125 :

“serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmahdan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa

yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-

orang yang mendapat petunjuk.” (Qs. An-Nahl :125) (Depag RI,

1994:421)

Tetapi nasehatyang disampaikan ini selalu disertai dengan

panutan atau teladan dari si pemberi atau penyampai nasehat itu. Ini

menunjukkan bahwa antara satu metode yakni nasehat dengan metode

lain yang dalam hal ini keteladanan bersifat saling melengkapi. (Nata,

1997:98)

e. Metode pahala dan sanksi

Jika pembentukan akhlak tidak berhasil dengan metode keteladanan dan

pemberian pelajaran, beralihlah kepada metode pahala dan sanksi atau

metode janji harapan dan ancaman. Sebab Allah SWT. SWT pun sudah

menciptakan surga dan neraka, dan berjanji dengan surga itu serta

mengancam dengan neraka-Nya. Pemberian harapan adalah janji yang

diikuti bujukan dengan kenikmatan, keindahan pasti, atau kebaikan

yang murni dari setiap noda, berbanding dengan amal soleh yang

dilakukan atau amal buruk yang dijauhi demi mencari ridha Allah

46

SWT. berupa kasih sayangnya kepada para hamba. Sedangkan ancaman

adalah mengancam dengan sanksi akibat melanggar larangan Allah

SWT. atau dimaksudkan untuk menakut-nakuti para hamba. Ini

merupakan keadilan dari Allah SWT.. (Mukmin, 2006:83). Al-Qur’an

menggunakan metode ancaman untuk menerangkan tempat kembali

orang-orang musyrik dan orang-orang yang menyimpang dari jalan

Allah SWT..

Dalam pemberian sanksi harus sesuai pelanggaran yang

dilakukan dan sanksi tersebut dijatuhkan menurut tahap-tahapnya,

karena di antara mereka ada yang cukup diisyaratkan saja sudah

menghentikan perbuatannya, ada yang belum berhenti hingga dimarahi,

ada yang perlu ditakut-takuti dengan tongkat, ada pula yang berhenti

dengan tindakan fisik.

B. Peran Seorang Guru

1. Pengertian guru

Guru menurut UU RI No.14 Bab I Pasal 1 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen adalah : pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur

pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Guru dalam konteks pendidikan Islam sering disebut dengan istilah

“mu’allim. Lafal mu'allim merupakan isim fa'il dari masdar t'alim.

Menurut Al-'Athos sebagaimana dikutip Hasan Langgulung berpendapat

47

t'alim hanya berarti pengajaran, jadi lebih sempit dari pada pendidikan.

(Hasan Langgulung, 2003:5).

Tugas dari mu'allim adalah mengajar dan memberikan pendidikan

yang tidak bertentangan dengan tatanan moral kemanusiaan. Pengajaran

sendiri berarti pendidikan dengan cara memberikan pengetahuan dan

kecakapan. Karena pengetahuan yang dimiliki semata-mata akibat

pemberitahuan, maka dalam istilah mu'allim sebagai pentransfer ilmu,

sementara peserta didik dalam keadaan pasif. (Ismail SM, 2001:60).

2. Tanggung jawab dan tugas guru

Tanggung jawab guru adalah mencerdaskan kehidupan anak didik.

Pribadi susila yang cakap adalah yang diharapkan ada pada diri setiap

anak didik. Menjadi tanggung jawab guru untuk memberikan sejumlah

norma itu kepada anak didik agar tahu bagaimana perbuatan yang susila

dan asusila. Mana perbuatan yang bermoral dan amoral. Semua norma

itu tidak mesti harus guru berikan ketika di kelas, di luar kelaspun

sebaiknya guru contohkan melalui sikap, tingkah laku dan perbuatan.

(Syaiful Bahri, 2000:35-36).

Sebagai pendidik, guru menerima tanggung jawab dalam mendidik

anak pada tiga pihak yaitu orang tua, masyarakat dan negara. Tanggung

jawab dari orang tua diterima guru atas dasar kepercayaan bahwa guru

mampu memberikan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan

perkembangan peserta didik dan diharapkan pula dari pihak guru

memancar sikap-sikap dan sifat-sifat yang normatif baik sebagai

48

kelanjutan dari sikap dan sifat orang tua pada umumnya, antara lain:

kasih sayang kepada peserta didik dan tanggung jawab kepada tugas

mendidik. (Hadikusuma dkk, 1996:41)

Guru adalah figur seorang pemimpin, arsitektur yang dapat

membentuk jiwa dan watak peserta didik. Dengan demikian, guru

memiliki kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian

peserta didik menjadi orang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa.

Dengan kata lain guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang

cakap dan dapat diharapkan membangun dirinya, bangsa dan negaranya.

(Abdul Latief, 2006:89). Guru memiliki banyak tugas, baik yang terkait

oleh dinas maupun diluar dinas, dalam bentuk pengabdian. Secara umum

tugas guru meliputi empat hal yaitu, tugas profesi, tugas keagamaan,

tugas kemanusiaan dan tugas kemasyarakatan. (Hadirja Paraba, 2000:14)

Jadi tugas dan tanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku, dan

perbuatannya dalam rangka membina jiwa dan watak peserta didik untuk

membentuk peserta didik agar menjadi orang bersusila yang cakap,

berguna bagi agama, nusa dan bangsa di masa yang akan datang tidak

hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga sebagai penghubung antara

sekolah dan masyarakat.

3. Peranan seorang guru

Peranan guru adalah tercapainya serangkaian tingkah laku yang

saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta

berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan

49

perkembangan siswa yang menjadi tujuan. (Usman, 2000: 4 ). Dengan

kata lain peranan guru dapat dikatakan tugas yang harus dilaksanakan

oleh guru dalam mengajar siswa untuk kemajuan yaitu perubahan tingkah

laku dan perkembangan siswa.

Peranan guru banyak sekali, tetapi yang terpenting adalah pertama,

guru sebagai pemberi pengetahuan yang benar kepada muridnya. kedua

guru sebagai pembina akhlak yang mulia, karena akhlak yang mulia

merupakan tiang utama untuk menopang kelangsungan hidup suatu

bangsa. Ketiga guru memberi petunjuk kepada muridnya tentang hidup

yang baik, yaitu manusia yang tahu siapa pencipta dirinya yang

menyebabkan ia tidak menjadi orang yang sombong, menjadi orang yang

tahu berbuat baik kepada Rasul, kepada orang tua, dan kepada orang lain

yang berjasa kepada dirinya. (Abuddin Nata, 1997:69-70)

Peran guru dalam pembinaan atau pembentukan akhlak lebih difokuskan

pada tiga peran,yaitu:

a. Peran pendidik sebagai pembimbing

Peran pendidik sebagai pembimbing sangat berkaitan erat dengan

praktik keseharian. Untuk dapat menjadi seorang pembimbing,

seorang pendidik harus mampu memperlakukan para siswa dengan

menghormati dan menyayangi (mencintai). Ada beberapa hal yang

tidak boleh dilakukan oleh seorang pendidik, yaitu

meremehkan/merendahkan siswa, memperlakukan sebagai siswa

secara tidak adil, dan membenci sebagian siswa.

50

Perlakuan pendidik sebenarnya sama dengan perlakuan orang tua

terhadap anak-anaknya yaitu penuh respek dan kasih sayang serta

memberikan perlindungan. Sehingga dengan demikian, semua siswa

merasa senang dan familiar untuk sama-sama menerima pelajaran

dari pendidiknya tanpa ada paksaan, tekanan dan sejenisnya. Pada

intinya, setiap siswa dapat merasa percaya diri bahwa di

sekolah/madrasah ini, ia akan sukses belajar lantaran ia merasa

dibimbing, didorong, dan diarahkan oleh pendidiknya dan tidak

dibiarkan tersesat. Bahkan, dalam hal-hal tertentu pendidik harus

bersedia membimbing dan mengarahkan satu-persatu dari seluruh

siswa yang ada. (Mukhtar, 2003:93-94)

b. Peran pendidik sebagi model (contoh)

Peranan pendidik sebagai model pembelajaran sangat penting dalam

rangka membentuk akhlak mulia bagi siswa yang diajar. Karena

gerak gerik guru sebenarnya selalu diperhatikan oleh setiap murid.

Tindak tanduk, perilaku, dan bahkan gaya guru selalu diteropong dan

sekaligus dijadikan cermin (contoh) oleh murid-muridnya. Apakah

yang baik atau yang buruk. Kedisiplinan, kejujuran, keadilan,

kebersihan, kesopanan, ketulusan, ketekunan, kehati-hatian akan

selalu direkam oleh murid-muridnya dan dalam batas-batas tertentu

akan diikuti oleh murid-muridnya. Demikain pula sebaliknya,

kejelekan-kejelekan gurunya akan pula direkam oleh muridnya dan

biasanya akan lebih mudah dan cepat diikuti oleh murid-muridnya.

51

(A.Qodri Azizy, 2003:164-165). Semuanya akan menjadi contoh

bagi murid, karenanya guru harus bisa menjadi contoh yang baik

bagi murid-muridnya. Guru juga menjadi figur secara tidak langsung

dalam pembentukan akhlak siswa dengan memberikan bimbingan

tentang cara berpenampilan, bergaul dan berprilaku yang sopan.

c. Peran pendidik sebagai penasehat

Seorang pendidik memiliki jalinan ikatan batin atau emosional

dengan para siswa yang diajarnya. Dalam hubungan ini pendidik

berperan aktif sebagai penasehat. Peran pendidik bukan hanya

sekedar menyampaikan pelajaran di kelas lalu menyerahkan

sepenuhnya kepada siswa dalam memahami materi pelajaran yang

disampaikannya tersebut. Namun, lebih dari itu, guru juga harus

mampu memberi nasehat bagi siswa yang membutuhkannya, baik

diminta ataupun tidak. (Mukhtar, 2003:95-96)

Oleh karena itu hubungan batin dan emosional antara siswa dan

pendidik dapat terjalin efektif, bila sasaran utamanya adalah

menyampaikan nilai-nilai moral, maka peranan pedidik dalam

menyampaikan nasehat menjadi sesuatu yang pokok, sehingga siswa

akan merasa diayomi, dilindungi, dibina, dibimbing, didampingi

penasehat dan diemong oleh gurunya. (A.Qodri Azizy, 2003:167)

Dengan menyadari peranannya sebagai pendidik maka seorang

guru dapat bertindak sebagai pendidik yang sebenarnya, baik dari

segi perilaku (kepribadian ) maupun dari segi keilmuan yang

52

dimilikinya hal ini akan dengan mudah diterima, dicontoh dan

diteladani oleh siswa atau dengan kata lain pendidikan akan sukses

apabila ajaran agama itu hidup dan tercermin dalam pribadi guru

agama. Sehingga tujuan untuk membentuk pribadi anak saleh dapat

terwujud.

53

BAB III

PAPARAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK Pelita Salatiga

Data yang diperoleh dengan metode observasi pada tanggal 15 Oktober

2015 serta meminta data profil sekolah pada tanggal 24 Oktober 2015, maka

diperoleh data sebagai berikut:

1. Profil Sekolah

Nama Sekolah SMK PELITA SALATIGA

No SK pendirian KPEE/015/C.10/III/B/72 Tgl SK : 5 /

12 / 1972

Penandatangan SK *) Bupati / Walikota / Kanwil / Dinas

Pend / Mendiknas/ Menhut / Mentan /

Menkes

No statistik sekolah 343036201003

NPSN 20328454

PMB *) Pagi / Siang / Pagi & Siang

Alamat sekolah Jalan : Hasanudin Gang Mangga RT

: 02 RW 06 Desa Mangunsari,

Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga,

Provinsi Jawa Tengah

Telepon

321572, 323137 Fax : (0298) 321572,

323137

No fax

(0298) 321572, 323137

Email

www.smkpelitasalatiga.com

Status sekolah Negeri/Swasta (coret yang tidak perlu)

Presentase guru SI

100%

Lembaga sertifikasi

PT. TUV Rheinland Indonesia

Versi iso 9001 : 2008

54

Tahun

2011

2. Visi dan Misi Sekolah

Visi Misi

“Menjadi lembaga penyedia tenaga

kerja unggul yang berkompeten di

bidang Perhotelan, Pemasaran

retail, Teknik Komputer dan

Jaringan, serta praktisi Akuntansi

pada era global”

- Mutu pendidikan yang sesuai

dengan tuntutan masyarakat dan

perkembangan IPTEK.

- Menghasilkan sumberdaya

manusia yang trampil,

profesional dan siap pakai dalam

dunia kerja.

- Mutu tamatan yang berorientasi

pada pasar kerja.

3. Data sarana dan prasarana, luas tanah dan bangunan sekolah

Luas tanah Luas bangunan: 720 M2

1) SHM 1260 1.071 M2

2) SHM 1261 395 M2

3) SHM 761 614 M2

Total luas tanah ……… 2.018

M2

LuasBangunanPenunjang

1) RuangKepalaSekolah : 4 x 4 M2

2) Ruang Guru : 6 x 8 M2

3) RuangPerpustakaan : 6 x 8 M2

4) RuangSerbaGuna : 6 x 24 M2

5) Ruang Tata Usaha : 4 x 4 M2

Jumlah Ruang dengan Kondisinya

Table 1

Nama Ruangan Jumlah Kondisi

a. Ruang Praktik Mengetik

b. Ruang Belajar

c. Ruang Koperasi/ Toko

d. Ruang Lab. Komputer

e. Ruang Lab. Multimedia

f. Ruang Lab. Hard Ware

g. Ruang Perpustakaan

h. Ruang UKS

i. Ruang BP

j. Ruang Ibadah

k. Ruang Media

l. Ruang Lab. Mesin Bisnis

m. Ruang Aula

1 Ruang

11 Ruang

1 Ruang

1 Ruang

1 Ruang

1 Ruang

1 Ruang

1 Ruang

1 Ruang

1 Ruang

1 Ruang

1 Ruang

1 Ruang

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Rusak ringan

Baik

Baik

Baik

Baik

55

4. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Table 2

Nama Mata

Diklat/Pelajaran

Total

Keterangan Kebutuhan Guru

PNS NON Jml

Ideal

Kekura

ngan

Agama Islam 1 1 2 1

Agama Kristen 1 1

PPKn & Sejarah 3 3

Penjaskes 1 1 2 1

Bahasa Inggris 3 3 3 1

Matematika 3 3 3

Ekonomi 3 1 2 3 1

Kewirausahaan 3 2 3

KKPI 3 3 3

Prog. Akuntansi 3 1 2 4 1

Prog. Penjualan 4 4 4

Prog. Perhotelan 3 3 4 1

Prog. Teknik Komputer

& Jaringan

1 1 3 2

Bahasa Jepang 1 1

Bahasa Prancis 1 1

Bahasa Jawa 1 1

IPA 2 1 2 1

1. Normatif : 2 PNS, 8 GTT, 0 Guru Kontrak

2. Adaptif : 1 PNS, 8 GTT, 0 Guru kontrak

3. Produktif : - PNS, 18 GTT, 0 Guru Kontrak

4. Jumlah TU : 9 orang

5. Data pegawai dan jabatan

Table 3

NO JABATAN FUNGSIONAL/TUGAS

TAMBAHAN

NAMA PERSONAL

1. Kepala sekolah Drs. Sutikno, M.Pd

2. Wakil kepala sekolah (WKS)

1.1.WKS urusan Kurikulum (WKS-1)

Staff WKS-2

1.3. WKS urusan kesiswaan

(WKS-2)

1.3.1. Pembina OSIS

1.3.2. Pembina Pramuka

1.3.3. Pembina PMR/UKS

- Rita Permana

Kelanwati, SH,MPd

- Sri Purwaningsih, S.Pd

- Mulyono, S.PdI

- Saryono, SE

- 1. Anas muhamad W.

S.PdI

- 2. Sumini Wulansari,

BA

56

1.3.4. Bimbingan

Penyuluhan/konseling

(BP/BK)

1.4. WKS urusan ketenagaan dan sapras

(WKS-3)

1.5. WKS urusan humas dan prakerin

(WKS-4)

- Agus Sudiono

- 1. Risa Dwi Jayanti,

S.Pd

- 2. Drs. Heru Sutopo

- Istianto, S.Pd

- Rina Widhi

Setyaningsih, S.Pd

2. Ketua Program Keahlian (Kaprongli)

1.1. Kaprongli Akutansi

1.2.Pemasaran

1.3.Kaprongli Perhotelan

1.4.Kaprongli TKJ

- Sri Purwaningsih, S.Pd

- Sumini Wulansari, BA

- Agustinus Windhu

Widagda, S.E.

- Irfan Yanuardi

4. Perpustakaan Sri Yanti A.Ma.pust

5. Bank Mini “Artha Pelita” Zuli Fatmawati, A.Md.EI

6. Koperasi sekolah - 1. H. sumarsono, S.Pd

- 2. Roesyamtien, BA

7. Kepala unit produksi

Staff unit produksi

- Ahyani, S.Pd

- Indah Susilowati

8. Ketua Bursa Kerja Khusus (BKK) - R Singgih Pujiyanto,

S.Pd

9. Wali Kelas

X/1 A – Prongli : akutansi/pemasaran

X/1 B – Prongli : akomodasi

perhotelan

X/1 C - Prongli : TKJ

XI/2 A – Prongli : akutansi

XI/2 B – Prongli : pemasaran

XI/2 C – Prongli : akomodasi

perhotelan

XI/2 D - Prongli : TKJ

XII/3 A - prongli : akutansi/ pemasaran

XII/2 B - Prongli : akomodasi

perhotelan

XII/3 C - Prongli : TKJ

- Saryono, SE

- Sumini Wulansari, BA

- R Singgih, S.Pd

- Sri Purwaningsih, S.Pd

- Rita P.K, SH,MPd

- Istianto, S.Pd

- Mulyono, S.PdI

- Rina Widhi S, S.Pd

- Dwi Maraningsih, S.Pd

- Agustinus S.N, S.Pd

10. Guru Piket - . Risa Dwi Jayanti,

S.Pd

- Agus Sudiono

11. MR – IT

12. Ketatausahaan dan Karyawan

13.1. Koordinator tata usaha

13.2. Bendahara Sekolah

13.3. Administrasi Umum

13.4. Bagian penerima tamu, sarpras

dan perlengkapan

13.5. Bagian kebersihan Unit 1 dan

- Gunawan E.P, A.Md

- Parjiyem

- Umum triwijayanti

- Agus Sudiono

- Jumadi

57

minuman & penjaga malam

13.6. Bagian kebersihan Unit 2, kurir

dan kerumah tanggaan

- Lasimin

6. Data kesiswaan

a. Jumlah siswa

Tabel 4

Data siswa Pada tahun 2015/2016

a. Jumlah Pendaftaran : 109 siswa

b. Jumlah yang diterima : 93 siswa

c. Jumlah Siswa : 251siswa

d. Jumlah yang mengulang : 0 siswa

e. Jumlah Putus Sekolah : 6 siswa

b. Tingkat kelulusan dan melanjutkan

Tabel 5

Thn.

Pelajaran

Jml.

Penda

ftaran

Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah siswa

Jml

Siswa

Jml

Robel

Jml

siswa

Jml

Robel

Jml

siswa

Jml

robel

Jml

siswa

Jml

robel

2011/201

2 288 4 4 103 5 13

2012/201

3 258 3 4 87 4 11

2013/201

4 249 79 3 68 3 86 4 233 10

2014/201

5 130 93 4 67 3 63 3 223 10

No

.

Tahun

Ajaran

Jumlah Kelulusan dan Kelanjutan Studi

Jumlah

Peserta

Ujian

Jumlah

Lulus

%

Kelulusan

% Lulusan

yang

Melanjutkan

Pendidikan

% Lulusan

yang tidak

melanjutkan

pendidikan

1 2010/201

1

128 106 82,81 30% 70%

2 2011/201

2

103 102 99,03% 30% 70%

58

7. Prestasi Akademik: Nilai UAN

Tabel 6

Progam Dan Prestasi Sekolah

No Juara Keterangan

1. Juara I Festival dan Lomba Seni Siswa SMK, Tingkat Prop. Jateng

Tahun 2013

2. Juara I Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), Seni

Menyanyi Putri Tingkat Kota Salatiga, Tahun 2013

3. Juara III LKS SMK “Animation” Tingkat kota Salatiga, Tahun 2012

4. Juara III LKS SMK “Software Aplikation” Tingkat Kota Salatiga Tahun

2012

5. Juara III LKS SMK “WEB DESIGN” Tingkat Kota Salatiga Tahun 2012

6. Juara II LKS SMK “Networking Support” Tingkat Kota Salatiga Tahun

2012

4 2012/201

3

87 87 100% 30% 70%

4 2013/201

4

86 86 100% 30% 70%

5 2014/201

5

63 63 100%

No

.

Tahun

Pelajaran

Rata-rata UAN

Bhs

Indonesia

Matematik

a

Bahasa

Inggris

K.

Kejuru

an

Jumlah

Rata-

rata

tiga

mapel

1 2010 /

2011 6,44 6,16 5,16 9,72 27,48

2 2011/201

2 6,81 5,92 6,70 8,82 28,25

3 2012/201 6,83 5,04 5,69 8,09 25,65

4 2013/201

4 7,29 5,65 6,99 8,25 28,18

5 2014/201

5 7,58 5,91 6,60 7,87 27,96

59

7. Juara I LKS SMK “Hotel Accomodation” Tingkat Kota Salatiga Tahun

2012

8. Juara I LKS SMK “Jaringan” Tingkat Kota SalatigaTahun 2011

9. Juara I LKS SMK “Software Aplication” Tingkat Kota Salatiga Tahun

2011

10. Juara I Shodou Competition Japan Festival – Shinki, Mei 2012

11. Juara II Shodou Competition Japan Festival – Shinki, Mei 2012

12. Juara III Shodou Competition Japan Festival – Shinki, Mei 2012

(Dokumentasi profil SMK Pelita Salatiga, pada tanggal 12

November 2015)

B. Penyajian Data Penelitian

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilaksanakan, peneliti

memperoleh data tentang bagaimana usaha pembinaan akhlak siswa di

SMK Pelita Salatiga.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode wawancara /

interview dan dokumentasi. Adapun data-data yang penulis peroleh dari SMK

Pelita Salatiga mengenai Usaha Pembinaan Akhlak Siswa adalah sebagai

berikut:

1. Kondisi akhlak SMK Pelita Salatiga

Keadaan Akhlak siswa SMK Pelita Salatiga pada umumnya sudah

cukup baik, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang masih

mempunyai akhlak kurang baik, diantaranya: bolos sekolah,

meninggalkan jam pelajaran, berbicara kurang sopan, tidak mengikuti

upacara, bahkan ada berapa siswa yang berani merokok di lingkungan

sekolah, meminta uang secara paksa kepada temannya, berkelahi atau

tawuran sampai minum-minuman keras.

60

Ironisnya kenakalan yang tergolong berat, menurut data dari

bimbingan dan konseling dilakukan secara kelompok atau kolektif

meskipun diancam dengan skors tidak boleh masuk sekolah atau dijemur di

halaman sekolah bahkan di keluarkan dari sekolah, kenakalan remaja

(siswa) selalu terjadi. Untuk meminimalisir sekolah dengan tim khususnya

memberikan arahan, pendekatan dan bimbingan kepada siswanya agar

tidak melakukan pelanggaran lagi.

Usaha untuk membuat keadaan siswa agar mempunyai akhlak

yang baik dalam penampilan, perbuatan, pergaulan dan menjaga ketertiban

siswa, maka SMK Pelita Salatiga membuat ketentuan kepribadian

siswa sebagai berikut :

a. Siswa tidak diperbolehkan memakai perhiasan dalam bentuk

apapun kecuali anting bagi siswa putri.

b. Siswa putra tidak diperkenankan berambut panjang atau bermodel

yang tidak pantas.

c. Siswa tidak diperkenankan berkuku panjang

d. Siswa diwajibkan berlaku sopan dalam ucapan dan perbuatan.

(dokumentasi, SMK Pelita 10 November 2015)

Dengan peraturan-peraturan yang diterapkan di SMK Pelita

Salatiga keadaaan akhlak siswa yang di sekolah diharapkan akan

menjadi lebih baik, karena mendapat pengawasan dan bimbingan dari

dewan guru khususnya guru BP dan PAI.

2. Usaha Pembinaan Akhlak Siswa di SMK Pelita Salatiga

61

Salah satu pembinaan akhlak yang dilakukan di SMK Pelita Salatiga adalah;

a. Akhlak kepada Allah SWT

1. Taqwa kepada Allah SWT

Pembinanya melalui sholat dhuhur berjama’ah, pesantren kilat di

bulan ramadhan dan anjuran berpuasa sunah senin dan kamis.

2. Cinta kepada Allah SWT

Pembinanya melalui diawal pembelajaran membaca asma’ul husna

bersama-sama.

3. Ikhlas

Pembinaanya melalui membiasakan peserta didik agar ketika

mendengar adzan menyegerakan mengambil air wudhu dan

bergegas sholat berjama’ah.

4. Bersyukur terhadap nikmat yang diberikan Allah SWT

Pembinaanya berupa seruan agar memanfaatkan usia mudanya

untuk bersungguh-sungguh dalam belajar di SMK Pelita.

5. Taubat

Pembinaanya melalui memberikan peringatan kepada siswa yang

tidak disiplin disekolah untuk tidak mengulanginya.

6. Berbaik sangka kepada Allah SWT

Pembinaanya melalui memberikan pengertian kepada siswa untuk

belajar maksimal pasti Allah SWT akan memudahkan apa yang

menjadi cita-cita setiap siswa dan siswi SMK Pelita.

62

b. Akhlak terhadap diri sendiri

Pembinaanya melalui agar menjaga diri agar tidak salah dalam

pergaulan dan senantiasa berusaha untuk menjaga kesehatan.

c. Akhlak terhadap sesama manusia

Pembinanya melalui berupaya untuk selalu berbuat kebaikan terhadap

sesama teman disekolah. Berpamitan kepada orang tua mencium

tanganya dan memohon do’a agar dilancarkan dalam belajar. Ketika

datang di sekolah dibiasakan agar selalu bersalaman dengan bapak dan

ibu guru.

d. Akhlak terhadap lingkungan

Pembinaanya melalui ajakan dan aturan untuk menjaga lingkungan

sekolah agar menjadi bersih dan rapi.

Selanjutnya bahwa dalam dunia pendidikan, semua mengetahui

bahwa tugas guru bukan hanya mengajar dan memberi ilmu pengetahuan

saja kepada siswa, tetapi lebih dari itu, yakni membina akhlak siswa

sehingga terciptalah kepribadian yang berakhlakul karimah.

Pada penelitian ini, penulis dalam mengumpulkan data dan

menggunakan sampel penelitian yaitu kepala sekolah, Guru Pendidikian

Agama Islam, Guru BP, dan guru Bagian Kurikulum.

a. Kepala Sekolah

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Drs. Sutikno, M.Pd,

selaku kepala sekolah SMK Pelita Salatiga, beliau menjelaskan bahwa:

“Karena di SMK Pelita Salatiga ini siswa - siswinya tidak semuanya beragama Islam semua, maka Pembinaan akhlaknya

63

tidak dikhususkan pada agama Islam, karena disini juga ada siswa yang beragama kristen, maka siswa yang beragama kristen tersebut juga ada gurunya untuk dibina, sedangkan untuk murid yang beragama Islam, pembinaannya berdasarkan kurikulum, pembinaan tersebut berada pada jalur intra dan ekstra kurikuler, pada jalur intra diadakan pembinaan di dalam kelas, memberikan teladan dan pembiasaan yang baik dalam setiap mata pelajaran, khususnya pada pelajaran Pendidikan Agama Islam, sedangkan pada kegiatan lain, misalnya Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)” “Sedangkan tujuan dari diadakan pembinaan ini adalah agar menjadi lebih baik dari segi apapun, baik dari diri siswa sendiri maupun dari pembinanya, dan yang beratangung jawab dalam pembinaan ini adalah semua pihak sekolah dan yang paling bertanggung jawab pada kegiatan ini ya saya sendiri (kepala sekolah)”( Wawancara dengan Bapak Drs. Sutikno, M.Pd, (Selaku Kepala Sekolah SMK Pelita Salatiga), pada tanggal 10 November 2015)

Dari hasil wawancara dengan bapak Drs. Sutikno, M.Pd, dapat

penulis simpulkan bahwa, upaya yang beliau lakukan khususnya dalam

pembinaan akhlak yaitu: pembinaan tersebut berada pada jalur intra dan

ekstra kurikuler, pada jalur intra diadakan pembinaan di dalam kelas,

memberikan teladan dan pembiasaan yang baik dalam setiap mata

pelajaran, khususnya pada pelajaran Pendidikan Agama Islam,

sedangkan pada kegiatan lain, misalnya Peringatan Hari Besar Islam

(PHBI), misalnya seperti kemarin kita adakan peringatan Maulud Nabi

Muhammad SAW. Selain itu juga beliau menambahkan untuk tujuan

pembinaan akhlakul karimah siswa disini yaitu: membentuk manusia

yang berakhlakul karimah, serta dapat menerapkan ilmunya di

masyarakat, yang terpenting lagi adalah menciptakan pribadi yang

mempunyai jiwa dan nurani yang baik dan suci pada masing-masing

siswa, serta dengan mendapatkan ilmu yang diperolehnya dapat

64

memahami, menghayati, yang pada akhirnya dapat mengaplikasikan

pada lingkungan masyarakatnya.

b. Bagian Kurikulum

Hasil yang kami peroleh dari wawancara dengan bagian

kurikulum oleh Ibu Rita Permana Kelanwati, SH,MPd adalah sebagai

berikut:

“Program pembinaan yang kami adakan bertujuan untuk mengajarkan siswa tentang berkelakuan dan berbudi baik, pembinaan di dalam kelas walaupun yang mengajar bukan guru Pendidikan Agama Islam, misalnya guru matematikapun, anak yang tidak mematuhi tata tertib mereka dihimpun melalui pembinaan secara personal (personal development), pada intinya dalam pelaksanaan kurikulum KTSP pembinaan akhlaknya belum bisa dijalankan, saya disini sebagai guru bidang kurikulum meminta kepada semua guru untuk care dalam pembinaan mental, karena di sekolah ini ada wali kelas.” “Saya melihat dari program ini murid-murid menjadi lebih tertib ini terlihat pada murid kelas X yang baru masuk tiga bulan pertama, tapi untuk anak tertentu, kami sudah angkat tangan walaupun belum puas.” “Target yang ingin kami capai dalam pembinaan anak ini, adalah

dengan akhlak yang bagus diharapkan mencapai target kurikulum

yang diinginkan yang didukung oleh akhlak yang baik.”

(Wawancara dengan ibu Rita Permana Kelanwati, SH,M.Pd.

(Selaku Wasek Kurikulum di SMK Pelita Salatiga), pada tanggal

10 November 2015)

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bagian kurikulum,

dapat peneliti simpulkan bahwa, Usaha yang beliau lakukan dalam

pembinaan akhlak siswa adalah melalui program pembinaan akhlak

yang diadakan yaitu dengan melalui pendekatan personal pada anak-

anak yang melanggar tata tertib sekolah, dan memberikan teladan yang

baik pada semua siswa. Semua guru tidak hanya guru PAI diminta untuk

peduli dalam pembinaan akhlak siswa, agar para siswa bisa melihat

secara kompak di SMK Pelita Salatiga ini siswa juga mempunyai wali

65

kelas untuk pembinaan mental para siswa. Sedangkan tujuan yang

diharapkan bidang kurikulum pada pembinaan akhlak adalah dengan

akhlak yang bagus, diharapkan mencapai target kurikulum yang

diinginkan dengan didukung oleh akhlak yang baik.

c. Guru Bidang Pendidikan Agama Islam

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Mulyono,S.Pd.I

selaku guru PAI di SMK Pelita Salatiga, beliau menjelaskan bahwa:

“Khususnya, di SMK masalah yang paling kritis adalah akhlak,

dan yang paling terlihat adalah model-model pergaulan dengan

lawan jenis, menurut kami, cara ditakut-takuti sudah tidak

mempan atau bukan jamannya lagi untuk anak SMK.”

“Tujuan yang ingin kami capai adalah agar mereka (para siswa)

bisa menghormati dan menghargai dirinya, program yang kami

adakan di sekolah ini dalam pembinaan akhlakul karimah

adalah melalui, Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), guru PAI

bekerja sama dengan OSIS, dan dalam kurikulum KTSP Aplikasi

akhlakul karimah sudah banyak.”

“Kalau mengacu pada KBM, menurut saya upaya yang kami

lakukan sudah optimal, misalnya dalam kegiatan Badan Dakwah

Islamiyah (BDI), kemudian diadakan pencerahan untuk bisa baca

tulis arab.” ( Wawancara dengan Bapak Mulyono,S.Pd.I (Selaku

Guru PAI di SMK Pelita Salatiga), pada tanggal 12 November

2015)

Dari hasil wawancara yang kami adakan dengan bapak selaku

Guru PAI, usaha yang beliau lakukan untuk pembinaan akhlak siswa

di SMK Pelita Salatiga ini melalui kegiatan-kegiatan yang diadakan di

sekolah seperti, kegiatan Badan Dakwah Islamiyah (BDI), membaca

do’a sebelum memulai pelajaran serta membaca al-Qur’an sebelum

pejaran PAI dan dengan melakukan pencerahan kepada para siswa agar

siswa bisa baca tulis arab. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dari

66

Guru Pendidikan Islam dengan pembinaan akhlak siswa adalah agar para

siswa dapat menghargai dan meghormati dirinya.

d. Guru BP

Dalam penelitian ini, kami juga mengadakan wawancara

dengan ibu Risa Dwi Jayanti, S.Pd selaku guru BP di SMK Pelita

Salatiga, hasil wawancaranya adalah sebagai berikut:

“Program pembinaan-pembinaan akhlak disini adalah melalui

keanggotaan pengembangan diri, kegiatan ini diberikan masing-

masing kelas, satu jam seminggu, kegiatan ini diisi informasi

kegiatan tata karma dalam bergaul yang baik, dan dengan adanya

tata tertib untuk siswa.”

“Tujuan dari program ini menghindari supaya anak tidak

melanggar norma sosial dan norma agama, dan ini kami sudah

menganggap upaya yang maksimal, karena anak yang sudah

keluarpun diadakan seminar juga, karena anak tersebut dihadapkan

pada status yang belum jelas.”( Wawancara dengan ibu Risa Dwi

Jayanti, S.Pd (Selaku Guru BP di SMK Pelita Salatiga), pada

tanggal 12 November 2015)

Dari hasil wawancara yang kami adakan dengan ibu Risa Dwi

Jayanti, S.Pd usaha yang beliau lakukan untuk pembinaan siswa di

SMK Pelita Salatiga ini adalah melalui kegiatan pengembangan diri,

yang diisi informasi tentang tata krama yang baik yang diberikan

masing- masing kelas satu jam satu minggu sekali. Beliau juga

mengungkapkan bahwa tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini

adalah agar siswa tidak melanggar norma sosial dan norma Agama.

67

e. Siswa

Kemudian hasil wawancara dengan beberapa siswa Evi Dini

Rahayu dan Imron Arfani dkk, di SMK Pelita Salatiga tentang konsep

pembinaan akhlakul karimah diantaranya:

“Pelajaran pendidikan agama Islam yang saya terima dikelas yang

membahas tentang akhlakul karimah sangat kurang sekali yang

saya rasakan, apalagi pelajaran pendidikan agama yang saya

terima dalam satu minggu hanya dua jam. Pembinaan akhlak setau

saya yang dilakukan oleh sekolah bukan hanya dikelas tetapi

ketika ada acara-acara keagamaan, seperti diadakannya

peringatan-peringatan hari besar Islam disana bapak dan ibu

guru memberi contoh kepada saya bahkan saya disuruh memakai

baju muslim, ini menurut saya pembinaan melalui tingkah laku

atau tindakan yang dilakukan oleh guru adalah baik, maka

otomatis saya mengikuti atau mencontohnya. ( Wawancara

dengan siswa-siswi kelas XI. Evi Dini Rahayu dan Imron Arfani,

dkk. Pada tanggal 12 November 2015)

Dari hasil wawancara yang kami adakan dengan siswa- siswi

yang mewakili Evi Dini Rahayu dan Imron Arfani, dkk pada intinya

adalah meraka kurang puas dengan pendidikan agama karena

keterbatasan waktu kemudian guru pengajar dan sarana dan prasarana

yang terbatas yang tidak memadai.

3. Kendala Yang Di Hadapi Dalam Pembinaan Akhlak Siswa Di SMK Pelita

Salatiga

Kendala yang dihadapi dalam suatu kegiatan pastilah ada. Begitu

juga dengan Usaha Pembinaan Akhlak Siswa di SMK Pelita Salatiga. Hal

ini sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh kepala sekolah, guru BP, Guru

Pendidikan Agama Islam, dan bagian Kurikulum.

68

Menurut hasil wawancara kepala sekolah (Drs. Sutikno, M.Pd)

kendala-kendala yang dihadapi adalah:

“Saya tidak bisa masuk kesemua kelas karna tidak ada jam disana,

jadi saya menyampaikan sesuatu hanya pada momen-momen tertentu

misalkan pada saat upacara kami menjadi pembina upacara disaat itu

saya bisa memberi nasehat-nasehat kepada siswa, kemudian ada acara

peringatan-peringatan Hari Besar seperti maulid Nabi saya diberi

kesempatan untuk memberikan hadiah-hadiah saya memberikan

pembinaan-pembinaan soalnya momenya pas dengan keagamaan

maka kami sampaikan. Cuma itu kendala yang kami hadapi sebagai

kepala sekolah.”

Menurut hasil wawancara dengan bapak Mulyono, S.Pd.I selaku

guru PAI di SMK Pelita Salatiga, beliau menjelaskan bahwa:

“Kendala yang dihadapi kurangnya tenaga. Guru Pendidikan Agama

Islam yang ada di SMK Pelita Salatiga hanya ada 1. Dan kendala

yang kedua adalah kendala dari siswa sendiri yaitu pola pikir

matrealis siswa yang sulit untuk diajarkan pola pikir agamis.

Kemudian dari faktor lingkungan masyarakat yang kurang

mendukung itu sangat mempengaruhi anak.

Hasil yang kami peroleh dari wawancara dengan bagian

Kurikulum oleh Ibu Rita Permana Kelanwati, SH,MPd tentang kendala-

kendala yang dihadapi dalam pembinaan akhlak siswa adalah sebagai

berikut:

“Disini, kami tidak melihat kendala secara jelas. Tapi dengan

bergantinya kurikulum, beban guru Pendidikan Agama Islam lebih

berat, guru Pendidikan Agama Islam harus menyetorkan setiap

minggunya data 16 anak, bagaimana Guru Pendidikan Agama Islam

mempunyai waktu luang dalam pembinaan akhlak siswa jika guru

Pendidikan Agama Islam terlalu sibuk dengan kegiatannya. Namun,

dari adanya pergantian kurikulum ini, tiap kompetensi dasar guru

Pendidikan Agama harus memasukkan unsur-unsur akhlak dalam

kehidupan sehari-hari.”

69

Hasil wawancara dengan ibu Risa Dwi Jayanti, S.Pd selaku guru

BP di SMK Pelita Salatiga, tentang kendala-kendala yang dihadapi adalah

sebagai berikut:

“Menurut saya, Kendala-kendala yang kami lihat dalam pembinaan

mental/akhlak siswa ini adalah pertama, tingkat perkembangan

Tekhnologi Informasi yang demikian pesat tidak diimbangi oleh mental

siswa, kedua kecenderungan orang tua yang tidak proaktif yang

membiarkan anak melihat tayangan yang seharusnya tidak dilihat oleh

anak-anak (siswa), Ketiga orang tua cenderung meyerahkan masalah

tersebut kepada pihak sekolah saja”.

Dalam setiap pelaksanaan suatu kegiatan, tidak akan terlepas dari

adanya kendala yang dihadapi begitu juga dalam Upaya Pembinaan

Akhlakul Karimah Siswa di SMK Pelita Salatiga. Hal ini sesuai apa yang

dijelaskan oleh kepala sekolah, guru PAI, Guru BP, Guru Kurikulum.

Kemudian ada faktor lain diantaranya:

1. Faktor dalam diri siswa sendiri (faktor anak didik)

Karena para siswa, berangkat dari latar belakang yang bereda, maka

tingkat agama dan keimanannya juga berbeda-beda, para peserta didik

seusia SMK (usia remaja), mempunyai sifat matrealistis sehingga sulit

untuk diajak berpikir agamis.

2. Faktor dari Pendidik

Di SMK Pelita Salatiga, kendala yang berasal dari pendidik yaitu

kurangnya pengawasan, apalagi dalam kurikulum baru KTSP beban

yang diemban Guru Pendidikan Agama Islam semakin berat sehingga

GPAI kurang mempunyai waktu untuk pembinan akhlak siswa, di SMK

ini juga kurang tenaga GPAI karena guru hanya berjumlah satu saja.

70

3. Faktor Sarana dan Prasarana

Kendala yang di hadapi SMK Pelita Salatiga, mengenai sarana dan

prasarananya adalah kurangnya dana, juga belum adanya tempat untuk

pembinaan akhlak siswa seperti belum adanya musholla.

4. Faktor Lingkungan

Kendala yang dihadapi di SMK Pelita Salatiga dalam pembinaan akhlak

siswa adalah kurangnya dukungan dari masyarakat, yang kurang

mendukung adanya kegiatan keagamaan khususnya pembinaan akhlak

siswa, masyarakat justru membiarkan, tidak peduli terhadap kegiatan

tersebut.

5. Faktor kurangnya pengawasan dari orang tua.

Kendala yang banyak dihadapi disini adalah kecenderungan orang tua

yang tidak proaktif yang membiarkan anaknya melihat tayangan yang

seharusnya tidak boleh dilihat, dan orang tua cenderung menyerahkan

masalah tersebut di sekolah.

6. Tingkat perkembangan tekhnologi Informasi (TI) yang demikian pesat

tidak diimbangi mental siswa.

4. Solusi Terhadap Pembinaan Akhlak Siswa Di SMK Pelita Salatiga

Solusi terhadap pembinaan akhlak siswa merupakan faktor

penting dalam rangka menyukseskan pelaksanaan kegiatan pembinaan

akhlak siswa dalam tercapainya suatu tujuan di SMK Pelita Salatiga.

Adapun solusinya adalah sebagai berikut:

71

1. Keikut sertaan atau dukungan serta motivasi dari orang tua

Dukungan atau motivasi tidak hanya diberikan oleh pihak

sekolah saja, melainkan juga dari orang tua. Ketika dirumah orang

tua masing-masing harus memberikan pengarahan atau pembinaan

akhlak supaya mereka dapat melakukan hal-hal yang baik, sebab di

sekolah hanya beberapa jam saja dalam pembinaan akhlak, sisanya

sudah menjadi tanggung jawab orang tua kembali.

2. Rutinitas kegiatan keagamaan yang terkontrol di lingkungan SMK

Pelita Salatiga.

Rutinitas kegiatan yang terkontrol dalam keseharian, berprilaku

dalam sekolah juga dapat mempengaruhi pembinaan akhlak siswa.

Sebagai contoh tradisi di SMK Pelita Salatiga membiasakan murid

senantiasa mengucapkan salam apabila bertemu atau menyapa dengan

siapapun.

3. Kesadaran para siswa

Hal yang paling penting dalam pembinaan akhlak siswa

adalah kesadaran siswa sendiri, yang tumbuh dari dalam diri siswa untuk

selalu melaksanakan perbuatan yang terpuji dalam kehidupannya.

Faktor ini menjadi pengaruh yang sangat kuat dalam terlaksananya

pembinaan akhlak siswa di SMK Pelita Salatiga.

4. Kebersamaan dalam diri masing-masing guru dalam membina akhlak

siswa

72

Kebersamaan dalam sekolah sangat diperlukan sehingga antara

guru satu dengan guru yang lain ada kerjasama dalam menerapkan

upaya pembinaan akhlak siswa tidak pandang bulu. Wujud dari

kerjasama tersebut dengan adanya program kegiatan pembinaan akhlak

siswa yang dibuat oleh para guru. Disamping itu komunikasi antara guru

dan civitas sekolah juga sangat diperlukan, sehingga tidak ada salah

persepsi atau miss understanding.

73

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA

Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian, yang

diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi. Maka

selanjutnya peneliti akan melakukan analisis data untuk menjelaskan lebih lanjut

dari penelitian.

Sesuai dengan tekhnik analisis data yang dipilih oleh peneliti yaitu

peneliti menggunakan analisis deskriptif kualitatif (pemaparan) dengan

menganalisis data yang telah peneliti kumpulkan dari wawancara, observasi, dan

dokumentasi selama peneliti mengadakan penelitian dengan lembaga terkait.

Data yang diperoleh dan dipaparkan oleh peneliti akan dianalisa oleh

peneliti sesuai dengan hasil penelitian yang mengacu pada rumusan masalah

diatas. Di bawah ini adalah hasil dari analisa peneliti, yaitu:

A. Usaha Pembinaan Akhlak Siswa di SMK Pelita Salatiga tahun 2015/2016

Usaha yang dilakukan SMK Pelita Salatiga dalam pembinaan akhlak

siswa adalah sebagai berikut:

1. Melalui proses pendidikan

Usaha pembinaan untuk murid yang beragama Islam,

pembinaannya berdasarkan kurikulum yang ada, pembinaan tersebut

berada pada jalur intra dan kegiatan ekstra, pada jalur intra diadakan

pembinaan di dalam kelas, memberikan teladan dan pembiasaan yang

baik dalam setiap mata pelajaran, khususnya pada pelajaran Pendidikan

74

Agama Islam, sedangkan untuk yang beragama Lain (selain Islam)

pembinaannya juga lewat guru agama non islam.

Sedangkan pada kegiatan ekstra ada Peringatan Hari Besar Islam

(PHBI), dan kegiatan-kegiatan lain, misalnya seperti peringatan Maulud

Nabi Muhammad SAW, Sholat Idul Adha di sekolah, Penyembelihan

Hewan Qurban, Pengumpulan dan pembagian zakat fitrah dan lain-lain.

2. Melalui bimbingan dan penyuluhan

Usaha pembinaan yang dilakukan untuk murid atau siswa yang

melakukan pelanggaran-pelanggaran di sekolah pembinaannya yaitu

melalui pendekatan personal (personal development). Khusus bagi siswa-

siswi yang melanggar dipanggil kemudian diarahkan supaya tidak

mengulangi atau melakukan kesalahan lagi.

Berdasarkan urain di atas, penulis menyimpulkan bahwa

pembinaan akhlak siswa tidak terlepas dari pengajaran akhlak itu sendiri

dengan metode yang disesuaikan dengan materi yang disajikan dan

disesuaikan dengan kondisi para siswa. Apabila program pembinaan

akhlakul karimah dan pengajaran terlaksana dengan baik, sesuai dengan

tujuan yang diharapkan dari pembinaan akhlak itu sendiri maka para siswa

dapat menerapkan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari

B. Kendala Yang Di Hadapi Dalam Pembinaan Akhlak Siswa Di SMK Pelita

Salatiga

Usaha dalam pembinaan akhlakul karimah siswa bukanlah hal yang

mudah. Pembinaan ini memerlukan usaha yang maksimal untuk mencapai

75

tujuan yang diharapkan. Kendala yang dihadapi dalam suatu kegiatan pastilah

ada. Begitu juga dengan Usaha Pembinaan Akhlak Siswa di SMK Pelita

Salatiga.

Pembinaan akhlak juga mengalami berbgai kendala baik itu dari siswa,

guru, sarana dan prasarana bahkan lingkungan yang sangat mempengaruhi

bagi tercapainya pelaksanaan tujuan.

Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh kepala sekolah, guru

BP, Guru Pendidikan Agama Islam, dan bagian kurikulum. Adapun

kendala yang dihadapi dalam pembinaan akhlak siswa adalah sebagai berikut:

1. Faktor dalam diri siswa sendiri (faktor anak didik)

Karena para siswa, berangkat dari latar belakang yang bereda, maka

tingkat agama dan keimanannya juga berbeda-beda, para peserta didik

seusia SMK (usia remaja), mempunyai sifat matrealistis sehingga sulit

untuk diajak berpikir agamis.

2. Faktor dari Pendidik

Di SMK Pelita Salatiga, kendala yang berasal dari pendidik yaitu

kurangnya pengawasan, apalagi dalam kurikulum baru KTSP beban yang

diemban Guru Pendidikan Agama Islam semakin berat sehingga GPAI

kurang mempunyai waktu untuk pembinan akhlak siswa, di SMK ini juga

kurang tenaga GPAI karena guru hanya berjumlah satu orang dan

menyebabkan kurang maksimal dalam pengajarannya.

76

3. Faktor Sarana dan Prasarana

Kendala yang di hadapi SMK Pelita Salatiga, mengenai sarana dan

prasarananya adalah kurangnya dana, juga belum adanya tempat untuk

pembinaan akhlak siswa seperti belum adanya musholla dan aula.

4. Faktor Lingkungan

Kendala yang dihadapi di SMK Pelita Salatiga dalam pembinaan akhlak

siswa adalah kurangnya dukungan dari masyarakat, yang kurang

mendukung adanya kegiatan keagamaan khususnya pembinaan akhlak

siswa, masyarakat justru membiarkan, tidak peduli terhadap kegiatan

tersebut.

5 . Faktor kurangnya pengawasan dari orang tua

Kendala yang banyak dihadapi disini adalah kecenderungan orang tua

yang tidak proaktif yang membiarkan anaknya melihat tayangan yang

seharusnya tidak boleh dilihat, dan orang tua cenderung menyerahkan

masalah tersebut di sekolah.

6. Tingkat perkembangan tekhnologi Informasi (TI) yang demikian pesat

tidak diimbangi mental siswa.

C. Solusi Terhadap Kendala Pembinaan Akhlak Siswa Di SMK Pelita

Salatiga

Dalam usaha pembinaan akhlak siswa bukanlah hal yang mudah. Upaya

itu membutuhkan usaha yang keras dalam mewujudkannya. Sudah menjadi

tugas guru pendidikan agama Islam untuk membina akhlakul karimah

77

siswanya, bukan hanya sekedar guru pendidikan agama Islam saja akan tetapi

orang tua juga ikut bertanggung jawab terhadap pembinaan tersebut.

Keluarga merupakan faktor pendukung yang dapat dijadikan solusi,

sangat berpengaruh sekali terhadap proses pembinaan akhlak siswa, dalam

artian lingkungan keluarga yang baik, maka baik pula kepribadian (akhlak)

anak. Selain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat juga

merupakan faktor atau solusi dalam pembinaan akhlaul karimah siswa,

diantaranya adalah :

1. Optimalisasi pelaksanaan pendidikan agama Islam

2. Penciptaan situasi yang kondusif melalui pembiasaan baik yang

dilakukan setiap hari di sekolah

3. Penerapan budaya sekolah yang religious

4. Keikut sertaan orang tua atau dukungan serta motivasi

5. Kerjasama antar guru atau saling berkomunikasi.

D. Hasil Pembinaan Akhlak SMK Pelita Salatiga

Keadaan Akhlak siswa SMK Pelita pada umumnya sudah cukup baik,

akan tetapi masih ada beberapa siswa yang masih mempunyai akhlak

kurang baik, diantaranya: bolos sekolah, meninggalkan jam pelajaran,

berbicara kurang sopan, tidak mengikuti upacara, bahkan ada berapa siswa

yang berani merokok di lingkungan sekolah, meminta uang secara paksa

kepada temannya, berkelahi atau tawuran sampai minum-minuman keras.

Ironisnya kenakalan yang tergolong berat, menurut data dari bimbingan dan

konseling dilakukan secara kelompok atau kolektif meskipun diancam dengan

78

skors tidak boleh masuk sekolah atau dijemur di halaman sekolah bahkan di

keluarkan dari sekolah, kenakalan remaja (siswa) selalu terjadi. Kenakalan

siswa di SMK Pelita seharusnya mendapat bimbingan yang bijak, perhatian

dan kontrol baik dari guru maupun orang tua.

Sehingga siswa atau anak akan menerima nasehat atau teguran yang

diberikan guru/orang kepadanya. Namun ironisnya masih banyak temukan

orang tua atau guru yang kurang memperhatikan perubahan yang terjadi pada

anak mereka, bahkan pengetahuan mereka tentang perubahan ini sangat tipis.

Sehingga ada orang tua yang menyikapi anaknya yang sudah masuk masa

remaja diperlakukan seperti anak kecil atau mereka tidak memperhatikan

perkembangan-perkembangan baru yang terjadi pada anaknya.

Padahal anak pada masa ini membutuhkan perhatian, kasih sayang,

bimbingan, pengertian, pembinaan, dan pendidikan sehingga mereka

menjadi generasi yang cerdas, shalih dan kreatif. Oleh karena itu karena

banyaknya keterbatasan yang dimiliki orang tua, akhirnya sekolah lah yang

menjadi pembantu orang tua pada bidang yang tidak dapat ditangani oleh

orang tua sendiri. Disini peranan guru dan sekolah sangat penting sebagai

orang tua kedua bagi si anak, terlebih dalam pembentukan akhlak.

Usaha yang dilakukan guru dan pihak sekolah SMK Pelita dalam

pembentukan akhlak siswa baik melalui tindakan preventif, kuratif,

maupun represif, cukup efektif.

79

1. Tindakan preventif

a. Program sholat dzuhur berjamaah setiap hari secara serentak dan

sholat jum’at bagi guru dan siswa yang beragama islam.

b. Peringatan-peringatan hari besar agama.

c. Istighotsah bersama menjelang 1 bulan sebelum UAN.

d. Pesantren Ramadhan yang selalu diadakan setiap bulan Ramadhan.

Usaha preventif semacam ini sangat bagus sekali. Dalam

pembiasaan dan keteladanan semacam ini sangat menunjang sikap

akhlakul karimah seorang pelajar. Oleh sebab itu kerjasama antar

guru, guru dengan kepala sekolah, guru dengan orang tua murid

harus selalu dijalin untuk menunjukkan hubungan keharmonisan.

2. Tindakan kuratif

a. Mencari latar belakang masalah

b. Menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapi dengan bijaksana

c. Memberi keputusan yang bijaksana

d. Menasehati dengan ramah dan tidak emosi

e. Memberi peringatan dan teguran

f. Menjaga agar hubungan antara guru dengan peserta didik tetap

harmonis.

Dalam menyelesaikan permasalahan harus mengetahui sebab dan

latar belakang permasalahan itu dengan jelas supaya dapat

memutuskan dengan adil dan bijaksana.

80

3. Tindakan represif

a. Memberi “point” terhadap siswa yang bermasalah (melanggar tata

tertib)

b. Mengadakan pembinaan dan bimbingan

Usaha guru dan sekolah dalam mewujudkan siswa yang

berakhlakul karimah sudah cukup baik, selain usaha preventif dan

kuratif yang diupayakan, tindakan represif yang diberikan secara

kontinu dan teratur baik dalam situasi formal maupun non formal,

ditambah lagi tindakan kreatif. Dari integrasi materi PAI dengan

materi pembentukan akhlak, usaha-usaha preventif, kuratif maupun

tindakan represif. Upaya tersebut sangat memberikan apresiasi siswa

kepada sekolah dan semangat siswa untuk mentaati tata tertib sekolah

akan tumbuh dengan sendirinya.

Hasil dari pembinaan akhlak yang dilakukan oleh guru dan

pihak sekolah SMK Pelita Salatiga kepada siswa melalui tindakan

preventif, kuratif, maupun represif cukup berhasil dengan adanya

pengurangan kenakalan siswa dan siswa lebih menghormati guru

dan jarang untuk berbuat hal- hal yang melanggar peraturan

sekolah. Itu meperlihatkan bahwa usaha pembinaan yang

dilakukan oleh sekolah sudah efektif dan berjalan dengan baik

walaupun masih ada satu atau dua siswa yang masih mempunyai

akhlak kurang baik.

81

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan data dan analisis yang telah dikemukakan, kesimpulan

yang dapat diambil dari usaha pembinaan akhlak siswa di SMK Pelita

Salatiga adalah sebagai berikut:

1. Kondisi Akhlak SMK Pelita Salatiga

Keadaan Akhlak siswa SMK Pelita Salatiga pada umumnya sudah cukup

baik, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang masih mempunyai

akhlak kurang baik, diantaranya: bolos sekolah, meninggalkan jam

pelajaran, berbicara kurang sopan, tidak mengikuti upacara, bahkan

ada berapa siswa yang berani merokok di lingkungan sekolah,

meminta uang secara paksa kepada temannya, berkelahi atau

tawuran sampai minum-minuman keras.

2. Usaha dan kendala pembinaan yang dilakukan adalah:

Proses pendidikan intern, pembinaannya berdasarkan kurikulum

yang ada, pada jalur intra diadakan pembinaan di dalam kelas,

memberikan teladan dan pembiasaan yang baik dalam setiap mata

pelajaran, khususnya pada pelajaran Pendidikan Agama Islam, sedangkan

untuk yang beragama Lain (selain Islam) pembinaannya juga dengan guru

selain agama Islam.

82

Ekstern, kegiatan ekstra) yaitu, Peringatan Hari Besar Islam

(PHBI), dan lain-lain.

Kendala yang di hadapi dalam pembinaan akhlak siswa di SMK

Pelita Salatiga adalah :

a. Pola pikir siswa yang matrealistis sehingga sulit diajarkan pola pikir

agamis.

b. Kurangnya Guru Pendidikan Agama Islam.

c. Faktor Sarana dan prasarana kurangnya dana, juga belum adanya

Musholla dan Aula.

d. Kurangnya dukungan dari masyarakat, masyarakat justru

membiarkan, tidak peduli terhadap kegiatan-kegiatan keagamaan.

e. Tingkat perkembangan tekhnologi informasi yang demikian pesat

tidak diimbangi oleh mental siswa.

f. Orang tua cenderung menyerahkan masalahnya kepihak sekolah, dan

tidak proaktif yang membiarkan anaknya melihat tayangan yang

seharusnya tidak boleh dilihat.

3. Hasil pembinaan akhlak SMK Pelita Salatiga

Hasil dari pembinaan akhlak yang dilakukan oleh guru dan

pihak sekolah SMK Pelita Salatiga kepada siswa melalui tindakan

preventif, kuratif, maupun represif cukup berhasil dengan adanya

pengurangan kenakalan siswa dan siswa lebih menghormati guru dan

jarang untuk berbuat hal- hal yang melanggar peraturan sekolah. Itu

memperlihatkan bahwa usaha pembinaan yang dilakukan oleh

83

sekolah sudah efektif dan berjalan dengan baik walaupun masih ada

satu atau dua siswa yang masih mempunyai akhlak kurang baik.

Dalam pembinaan akhlak di SMK Pelita Salatiga, dari kondisi

awal akhlak siswa yang sudah baik tapi masih ada beberapa siswa

yang berakhlak kurang baik, seperti membolos, minum-minuman

keras dan kurang sopan dengan guru dan lain-lain. Setelah di lakukan

usaha-usaha pembinaan melalui tindakan preventif, kuratif dan represif,

walaupun masih ada kendala-kendala tapi pelaksanaannya bisa dikatakan

baik dan efektif. Terbukti sudah ada perubahan dari segi akhlak siswa.

B. SARAN

Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis memberikan

saran atau masukan yang mungkin dapat berguna bagi lembaga sebagai

bahan masukan bagi SMK Pelita Salatiga dalam rangka upaya

pembinaan akhlak siswa, saran tersebut antara lain adalah:

1. Para guru hendaknya selalu memberikan contoh teladan tentang

akhlak yang baik, dan secara bersama-sama melakukan peningkatan

dalam pembinaan akhlak siswa, sehingga siswa mau mencontoh dan

meneladani dalam kehidupan sehari-hari.

2. Dalam meningkatkan akhlak siswa, hendaklah semua civitas sekolah

atau khususnya Guru Pendidikan Agama Islam ikut merancang

program kegiatan dan upaya-upaya atau metode penyampaian materi

agama yang bagaimana efektif untuk pembinaan akhlak siswa, serta

84

bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang sudah

diprogramkan.

3. Dalam upaya mengatasi permasalahan-permasalahan hendaknya

selalu mengadakan silaturrahmi dan komunikasi yang baik di antara

semua pihak Sekolah guna memecahkan segala sesuatu yang

menghambat dalam pembinaan akhlak siswa.

85

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Cholid Narbuko dan Abu, Metodologi Penelitian : Memberi Bekal

Teoritis pada Mahasiswa tentang Metodologi Penelitian serta

diharapkan dapat Melaksanakan Penelitian dengan Langkah-Langkah

yang Benar, Jakarta: PT. Bukti Aksara, 2005 Cet. 7

Al-Abrasy, Muhamad Al-Athiyah, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Terj.

Bahri, Bustoni A. Ghoni dan Jauhar, Jakarta : Bulan Bintang, 1970,

Cet.1

Ali, Mohammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1993, Cet.1,

Andayani, Abdul Majid dan Dian, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,

Bandung : Rosdakarya, 2004, Cet.1

Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:

PT. Rineka Cipta, 2006, Cet. 12

Asmaran AS, PengantarStudi Akhlak, Jakarta: Rajawali Pers, 1992, Cet. 1

Asy Syalhub, Fuad, Guruku Muhammad SAW, Jakarta: Gema Insani Perss, 2006,

Cet.1

At-Tirmidzi Abi Isa Muhammad Bin Isa, , Sunan Tirmidzi, Semarang: Toha

Putra, tth, Juz.3,

Azizy A. Qodri, , Pendidikan untuk Membangun Etika Sosial: Mendidik Anak

Sukses Masa Depan : Pandai dan Bermanfaat, Jakarta : Aneka Ilmu,

2003, Cet.2 Az-Zarnuji, T’alimul Muta’allim, Semarang : Pustaka

Alawiyah, tth,

Basri, Hasan, Remaja Berkualitas: Problematika Remaja dan

Solusinya, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2004, Cet. 4

86

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang :

PT kumudasmoro,1994,

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,

Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003, Cet. 1

Hadikusumo, Kunaryo, dkk., Pengantar Pendidikan, Semarang: IKIP

Semarang Press, 1996, Cet. 2

Imam Ahmad bin Hambal, Al-Musnad Ahmad Bin Hambal, Juz 3 Bairut

Lebanon : Darul Fikr, tth

Imam Al-Gazali, Ihya' Ulumuddin, Juz III tt.p, Darul Ihya' Alkutub Al-

Arabiyah, t.th

J. Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2009, Cet.20

Langgulung, Hasan, Asas-Asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna,

2003 Latief, Abdul, Perencanaan Sistem: Pengajaran Pendidikan

Agama Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2006, Cet. 1

I Mujib, Abdul, et.al., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kencana, 2006

Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Misaka Galiza,

2003 , Cet.3

Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997,

Cet. 1.

, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, : Seri Kajian

Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001,

Cet ke 2

Paraba, Hadirja, Wawasan Tugas Tenaga Guru dan Pembina Pendidikan

Agama Islam, Jakarta: Friska Agung Insani, 2000, Cet. 3

87

Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 1995, Cet. 8

Sa’aduddin, Imam Abdul Mukmin, Meneladani Akhlak Nabi:

Membangun Kepribadian Muslim., Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2006, Cet. 1

Sinaga, Zahruddin AR, dan Hasanuddin, Pengantar Studi Aklak, Jakarta : PT.

Raja Grafindo Persada, 2004, Cet.1

Sudarsono, Etika Tentang Kenakalan Remaja, Jakarta: PT. Bina Aksara,

1989, Cet.1

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta:

Bumi Aksara, 2003

Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 1994, Cet. 2

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1995,

Cet.4

Umary, Barnawie, Materi Akhlak, Solo: Ramadhani, 1995, Cet. 12

Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung : PT. Remaja

Rosda Karya, 2000, Cet. 11

Ya’kub, Hamzah, Etika Islam Pembinaan Akhlaqul Karimah Suatu

Pengantar, Bandung: CV Diponegoro, 1993, Cet. 6

88

89

90

91

92

93

94

95

96

FOTO – FOTO PENELITIAN

1. Proses belajar mengajar

2. Wawancara Dengan Guru BP

97

3. Wawancara Dengan Guru Pai

98

4. Gedung Sekolah Jurusan Perhotelan

5. Gedung Sekolah Utama

99

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Syamsul Ma’arif

Tempat/Tanggal lahir : Kab. Demak, 12 Maret 1992

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Sidokumpul Rt 06/03, kec. Guntur, kab. Demak

Riwayat Pendidikan :

MI Nurul Huda Lulus tahun 2004

MTs Futuhiyah Lulus tahun 2007

MA Darul Ulum Lulus tahun 2010

Demikian, riwayat ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 16 Januari 2015

Penulis

Syamsul Ma’arif

NIM. 111 10 157