”peningkatan nilai hasil belajar pendidikan … · instruction) dibantu media film pada materi...

23
1 ”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG ( DIRECT INSTRUCTION) DIBANTU MEDIA FILM PADA MATERI MENELADANI PERJUANGAN DAKWAH RASULULLAH SAW DI MADINAH DI KELAS X BUSANA BUTIK 1 SMKN 1 KENDAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016”. (oleh : Drs. Mukhamad Umar, M.S.I. Guru PAI SMKN 1 Kendal Jawa Tengah) A. Latar Belakang Masalah Nabi Muhammad saw. adalah figur dan teladan sempurna bagi seluruh umat manusia. Dengan keteladanannya, ia mampu merubah bangsa Arab yang pada awalnya sebagai bangsa Baduwi yang terbelakang, biadab, tidak bermoral dan tidak mengenal Tuhan (jahiliyyah) menjadi bangsa yang ber-tauhid kepada Allah swt berakhlak, terhormat dan memiliki toleransi tinggi terhadap kelompok agama lain : Yahudi dan Nasrani. Fenomena ini terjadi melalui perjuangan dan pengorbanan panjang dari seorang rasul bernama Muhammad saw. sebagai pemimpin sejati. Dimulai dari periode Mekkah, selama 10 tahun Muhammad saw. berdakwah dari rumah ke rumah secara sembunyi-sembunyi (sirriyah) hingga setelah banyak para pembesar kafir Quraisy masuk Islam, ia melakukan dakwah secara terang-terangan (jahriyyah), dan akhirnya dalam waktu yang relatif tidak lama pengikutnya bertambah banyak dan semakin kuat. Namun demikian, tantangan dan hambatan yang dialami Muhammad saw. semakin berat terutama dari kelompok Abu Jahal, Abu Lahab, dan Abu Sofyan yang kebenciannya terhadap Muhammad saw. semakin meningkat, hingga pada akhirnya meraka berusaha membunuh Muhammad saw. dan para pengikutnya. Pada saat kondisi seperti ini, akhirnya Muhammad saw. beserta Kaum Muhajirin (orang-orang Mekkah yang ikut berhijrah) memutuskan untuk berhijrah ke Yatsrib (Madinah). Di Yatsrib (Madinah) Muhammad saw. disambut oleh Kaum Anshar dengan suka cita dan penghormatan yang luar biasa, sebagai kebanggaan terhadap orang mulia yang dirindukan yang memiliki akhlak mulia yang digambarkan sebagai cahaya yang menerangi kegelapan. Setelah Muhammad saw. beserta pengikutnya tidak lama tinggal di Madinah, dibangunlah masjid pertama kali yang diberi nama “Masjid Quba” sebagai tempat ibadah dan berkumpulnya umat Islam. Dibangunnya masjid tersebut dengan tujuan utamanya yaitu ingin membangun persatuan dan persaudaran di antara kaum muslimin.

Upload: trancong

Post on 20-Apr-2018

241 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: ”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN … · instruction) dibantu media film pada materi meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah di kelas x busana butik 1 smkn

1

”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DAN BUDI PEKERTI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT

INSTRUCTION) DIBANTU MEDIA FILM PADA MATERI MENELADANI PERJUANGAN

DAKWAH RASULULLAH SAW DI MADINAH DI KELAS X BUSANA BUTIK 1 SMKN 1

KENDAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016”.

(oleh : Drs. Mukhamad Umar, M.S.I. Guru PAI SMKN 1 Kendal Jawa Tengah)

A. Latar Belakang Masalah

Nabi Muhammad saw. adalah figur dan teladan sempurna bagi seluruh umat manusia.

Dengan keteladanannya, ia mampu merubah bangsa Arab yang pada awalnya sebagai

bangsa Baduwi yang terbelakang, biadab, tidak bermoral dan tidak mengenal Tuhan

(jahiliyyah) menjadi bangsa yang ber-tauhid kepada Allah swt berakhlak, terhormat dan

memiliki toleransi tinggi terhadap kelompok agama lain : Yahudi dan Nasrani. Fenomena ini

terjadi melalui perjuangan dan pengorbanan panjang dari seorang rasul bernama Muhammad

saw. sebagai pemimpin sejati.

Dimulai dari periode Mekkah, selama 10 tahun Muhammad saw. berdakwah dari

rumah ke rumah secara sembunyi-sembunyi (sirriyah) hingga setelah banyak para pembesar

kafir Quraisy masuk Islam, ia melakukan dakwah secara terang-terangan (jahriyyah), dan

akhirnya dalam waktu yang relatif tidak lama pengikutnya bertambah banyak dan semakin

kuat. Namun demikian, tantangan dan hambatan yang dialami Muhammad saw. semakin

berat terutama dari kelompok Abu Jahal, Abu Lahab, dan Abu Sofyan yang kebenciannya

terhadap Muhammad saw. semakin meningkat, hingga pada akhirnya meraka berusaha

membunuh Muhammad saw. dan para pengikutnya. Pada saat kondisi seperti ini, akhirnya

Muhammad saw. beserta Kaum Muhajirin (orang-orang Mekkah yang ikut berhijrah)

memutuskan untuk berhijrah ke Yatsrib (Madinah).

Di Yatsrib (Madinah) Muhammad saw. disambut oleh Kaum Anshar dengan suka cita

dan penghormatan yang luar biasa, sebagai kebanggaan terhadap orang mulia yang

dirindukan yang memiliki akhlak mulia yang digambarkan sebagai cahaya yang menerangi

kegelapan. Setelah Muhammad saw. beserta pengikutnya tidak lama tinggal di Madinah,

dibangunlah masjid pertama kali yang diberi nama “Masjid Quba” sebagai tempat ibadah

dan berkumpulnya umat Islam. Dibangunnya masjid tersebut dengan tujuan utamanya yaitu

ingin membangun persatuan dan persaudaran di antara kaum muslimin.

Page 2: ”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN … · instruction) dibantu media film pada materi meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah di kelas x busana butik 1 smkn

2

Berdasarkan uraian singkat di atas, penulis sebagai Guru Pendidikan Agama Islam

dan Budi Pekerti merasa terpanggil untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

pada materi: Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw. di Madinah melalui media

tayangan film di kelas yang penulis ajar yaitu kelas X Jurusan Busana Butik 1, dengan

alasan sebagai berikut :

1. Sejarah perjuangan dakwah Rasululah saw. di Madinah sangat penting diajarkan kepada

peserta didik melalui pemahaman yang utuh dan jelas;

2. Pembelajaran materi keteladanan dakwah Rasululah saw. di Madinah akan

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta kecintaan peserta didik kepada Rasulullah

saw;

3. Melalui media tayangan film diharapkan peserta didik dapat meningkatkan perhatian

dalam kegiatan pembelajaran di kelas pada materi: Keteladanan Dakwah Rasulullah saw.

di Madinah, dan sekaligus dapat meningkatkan nilai hasil belajarnya.

Pada sisi lain, berdasarkan hasil nilai harian ditemukan pada pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terutama pada materi Keteladanan perjuangan

dakwah Rasulullah saw di Madinah di kelas X Busana Butik 1 menunjukkan adanya nilai

hasil belajar yang rendah. Hal ini dilihat dari hasil pengamatan ketika proses belajar

mengajar berlangsung masih dijumpai peserta didik yang kurang perhatian, bersenda gurau,

mengantuk, berbicara dengan teman sebangku, dan dari hasil ulangan harian yang

diperoleh peserta didik belum semuanya tuntas, dan ditemukan dalam ulangan sebanyak 12

peserta didik dari 35 peserta didik (34 %) yang nilainya di bawah KKM (Kriteria

ketuntasan Minimal), yaitu peserta didik yang mendapat nilai 65 sebanyak 3 anak, yang

mendapat nilai 70 sebanyak 9 anak, sedangkan peserta didik yang mendapat nilai di atas 75

berjumlah 23 anak (66 %). Kenyataan ini belum sesuai dengan kebijakan SMK Negeri 1

Kendal bahwa KKM (Kriteria Kutantasan Minimal) untuk mata pelajaran normatif adalah

75 dan untuk mata pelajaran produktif adalah 78.

Faktor penyebab permasalahan tersebut di atas antara lain tidak dipergunakannya

media pembelajaran yang efektif, dan pembelajaran yang masih berpusat pada guru dengan

hanya menggunakan metode ceramah yang abstrak dan membosankan.

Di antara upaya agar pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

terutama yang terkait dengan sejarah perjuangan dakwah Rasulullah saw di Madinah dapat

Page 3: ”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN … · instruction) dibantu media film pada materi meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah di kelas x busana butik 1 smkn

3

diserap oleh peserta didik dengan jelas dan konkrit, maka untuk meningkatkan nilai hasil

belajar berikutnya penulis menggunakan Model Pembelajaran Langsung (Direct

Instruction) dengan dibantu media tayangan film. Diharapkan dari penggunaan media

tayangan film tersebut nilai hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada

kelas X Busana Butik 1 dapat ditingkatkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, dapat dirumuskan pokok

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tingkat perhatian peserta didik terhadap materi Keteladanan Perjuangan

Dakwah Rasululullah saw. melalui Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction )

dibantu dengan media film?

2. Bagaimanakah nilai hasil belajar peserta didik pada materi Keteladanan Perjuangan

Dakwah Rasululullah saw. di Madinah melalui Model Pembelajaran Langsung (Direct

Instruction) dibantu dengan media film?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tingkat perhatian peserta didik terhadap materi Keteladanan

Perjuangan Dakwah Rasululullah saw melalui model pembelajaran langsung (direct

instruction) dibantu dengan media film.

2. Untuk mengetahui nilai hasil belajar peserta didik pada materi Keteladanan Perjuangan

Dakwah Rasululullah saw. melalui Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction )

dibantu dengan media film;

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Guru :

a. Dengan penelitian ini dapat dijadikan feedback bagi guru Pendidikan Agama Islam

dan Budi Pekerti untuk selalu mengadakan improvisasi secara berkesinambungan;

b. Dengan Model Pembelajaran Langsung dibantu dengan media film pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti lebih efektif dan efisien;

c. Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti akan menjadi lebih profesional.

Page 4: ”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN … · instruction) dibantu media film pada materi meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah di kelas x busana butik 1 smkn

4

2. Peserta didik :

a. Melalui Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) dibantu dengan media

tayangan film tingkat perhatian belajar peserta didik di kelas lebih meningkat,

menghilangkan kejenuhan dan rasa bosan, karena materi diajarkan dengan metode

yang atraktif;

b. Nilai hasil belajar peserta didik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti akan

meningkat, sebab dengan media tayangan film bahan ajar akan lebih mudah

dipahami;

c. Peserta didik lebih termotivasi untuk senantiasa mengikuti pembelajaran Pendidikan

Agama Islam dan Budi Pekerti dengan rasa senang hati.

E. Pembahasan

. 1. Pendidikan Agama Islam, Dakwah Rasulullah saw., Hasil Belajar, Media Film

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Penjelasan tentang pengertian Pendidikan Agama Islam dapat dikemukakan

beberapa pendapat, di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Syeikh M. Yusuf al-Qardhawi, ”Pendidikan Islam adalah pendidikan manusia

seutuhnya; akal dan hatinya; rohani dan jasmaninya; akhlaq dan keterampilannya”

(Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A., 2002:5).

b. Prof. Dr. Hasan Langgulung, merumuskan pendidikan Islam ”sebagai suatu proses

penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindakan pengetahuan dan nilai-

nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan

memetik hasilnya di akhirat”.

c. Dr. Armai Arief M.A. berpendapat bahwa, ”Pendidikan Islam yaitu sebuah proses yang

dilakukan untuk menciptakan manusia-manusia yang seutuhnya; beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan serta mampu mewujudkan eksistensinya sebagai khalifah Allah di muka

bumi”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diambil suatu pengertian bahwa

Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha melalui proses pendidikan, agar anak didik

dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sebagai pedoman hidup

yang diyakininya, sehingga ia mendapatkan kebahagiaan yang hakiki di dunia dan

akhirat.

Page 5: ”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN … · instruction) dibantu media film pada materi meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah di kelas x busana butik 1 smkn

5

2. Dasar Konstitusional Pendidikan Agama Islam

Adapun yang menjadi dasar konstitusional Pendidikan Agama Islam wajib

diajarkan di setiap jenjang pendidikan di antaranya tercantum dalam Undang-Undang RI

No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bagian ke sembilan tentang

Pendidikan Keagamaan pasal 30 ayat 1 dan 2 berbunyi sebagai berikut:

”(1) Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan kelompok

masyarakat dari pemeluk agama sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2). Pendidikan keagamaan berfungsi menyiapkan peserta didik menjadi anggota

masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agama dan atau

menjadi ahli ilmu agama”.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari UU Sisdiknas RI No. 20 tahun 2003. Ini berarti peranan

Pendidikan Agama Islam dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu strategi

Pemerintah untuk menjadikan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa.

3. Hakikat dan Karakteristik Pendidikan Agama Islam

Pada hakikatnya Pendidikan Agama Islam merupakan nilai-nilai moral yang

berasal dari Allah swt. yang disampaikan kepada para rasul untuk diajarkan kepada umat

manusia, agar mereka menjadikannya sebagai pedoman hidup untuk mencapai

kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.

Adapun Pendidikan Agama Islam dibagi beberapa bagian, yaitu akidah, ibadah dan

akhlak. Akidah merupakan keyakinan yang berhubungan dengan adanya Dzat, Sifat dan

Perbuatan Allah, sedangkan ibadah suatu bentuk penyembahan dan pengabdian seseorang

sebagai bentuk pengakuan tentang adanya Allah. Adapun akhlak ialah perbuatan mulia

yang berupa ucapan, sikap dan perilaku seseorang sebagai manifestasi dari nilai-nilai

keyakinan dan ibadah tadi. (Zakiyah Daradjat, 1976: 25).

4. Pengertian Dakwah

Dakwah berasal dari kata yang berarti menyeru, memanggil,

mengajak berbuat pada sesuatu hal. Menurut istilah, dakwah adalah kegiatan mengajak

orang lain, seseorang atau lebih ke jalan Allah Swt. secara lisan atau perbuatan. Di sini

Page 6: ”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN … · instruction) dibantu media film pada materi meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah di kelas x busana butik 1 smkn

6

dikenal adanya da’wah billisān dan da’wah bilhāl. Kegiatan bukan hanya ceramah, tetapi

juga aksi sosial yang nyata. Misalnya, santunan anak yatim, sumbangan untuk

membangun fasilitas umum, dan lain sebagainya. (Kemendikbud, Pendidikan Agama

Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X, 2014, hal. 58).

Salah satu kewajiban umat Islam adalah berdakwah. Sebagian ulama menyebut

berdakwah itu hukumnya fardu kifayah (kewajiban kolektif, sebagian lainnya

menyatakan fardu ain. Meski begitu, Rasulullah saw. tetap selalu mengajarkan agar

seorang muslim selalu menyeru pada jalan kebaikan dengan cara-cara yang baik. Setiap

dakwah hendaknya bertujuan untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di

dunia dan di akhirat dan mendapat rida dari Allah swt. Nabi Muhammad saw.

mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan

perbuatan.

4.1. Dakwah Rasulullah saw. di Madinah

Dalam sejarah Islam, dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah saw. di

Madinah diawali sejak Rasulullah saw. berhijrah dari Mekkah ke Yatsrib (Madinah).

Setelah tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah), Rasulullah saw. menjadi

pemimpin penduduk kota itu. Di Madinah Rasulullah saw. memiliki kedudukan

bukan hanya sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala negara. Dengan kata

lain, dalam diri nabi terkumpul dua kekuasaan, kekuasaan spiritual dan kekuasaan

duniawi. Kedududukannya sebagai rasul secara otomatis merupakan kepala Negara.

(Harun Nasution, 1985, hal. 101).

4.2. Strategi Dakwah Rasulullah saw. di Madinah

Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan negara baru itu, Rasulullah saw.

segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat, yaitu :

4.2.1. Membangun masjid

Dibangunnya masjid, selain untuk tempat shalat, juga sebagai sarana penting untuk

mempersatukan kaum Muslimin dan mempertalikan jiwa mereka, di samping sebagai

tempat bermusyawarah merundingkan segala masalah yang dihadapi. Masjid pada

masa nabi bahkan juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan.

Page 7: ”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN … · instruction) dibantu media film pada materi meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah di kelas x busana butik 1 smkn

7

4.2.2. Ukhuwwah Islamiyah

Persaudaraan sesama muslim, adalah prioritas kedua strategi dakwah Rasulullah saw.

di Madinah setelah membangun masjid. Rasulullah saw. mempersaudarakan antara

golongan Muhajirin (orang-orang yang hijrah dari Mekkah ke Madinah), dan Anshar,

penduduk Madinah yang sudah masuk Islam, dan ikut membantu kaum Muhajirin

tersebut. Dengan demikian, diharapkan, setiap muslim merasa terikat dalam satu

persaudaraan dan kekeluargaan. Apa yang dilakukan Rasulullah saw. ini berarti

menciptakan suatu bentuk persaudaraan yang baru yaitu persaudaraan agama,

menggantikan persaudaraan berdasarkan darah.

4.2.3. Hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam.

Di Madinah, di samping orang-orang Arab Islam, juga terdapat golongan masyarakat

Yahudi dan Nasrani serta orang-orang Arab yang masih menganut agama nenek

moyang mereka. Agar stabilitas masyarakat dapat diwujudkan, Rasululllah saw.

mengadakan ikatan perjanjian dengan mereka. Sebuah piagam yang menjamin

kebebasan beragama orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai komunitas

dimaklumatkan. Setiap golongan masyarakat memiliki hak tertentu dalam bidang

politik dan keagamaan. Kemerdekaan beragama dijamin dan seluruh anggota

masyarakat berkewajiban mempertahankan keamanan negara Madinah dari serangan

luar. (Muhammad Husein Haekal, 1990, hal.199). Perjanjian tersebut, dalam

pandangan ketatanegaraan sekarang disebut dengan “Konstitusi Madinah”.

Dengan terbentuknya negara Madinah, Islam makin bertambah kuat dan semakin

diterima oleh masyarakat Madinah.

2. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction), dan Media Film

2.1. Pengertian Model Pembelajaran Langsung

Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) adalah pembelajaran yang

menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada

sekelompok siswa dengan maksud agar peserta didik menguasai materi pelajaran secara

optimal. Peserta didik tidak dituntut untuk menemukan materi, akan tetapi peserta didik

berperan aktif, memperhatikan dan konsentrasi terhadap apa yang diterangkan oleh

seorang guru. Jadi, materi pelajaran seakan-akan sudah jadi dan siap disajikan. Wina

Page 8: ”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN … · instruction) dibantu media film pada materi meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah di kelas x busana butik 1 smkn

8

Sanjaya (2008 : 179), menyebut model ini sebagai model Ekspositori, yang sering juga

disebut dengan ”chalk and talk”, yaitu sebuah pembelajaran yang bersumber pada materi

yang telah ditulis dan siap disajikan (diajarkan) kepada peserta didik secara terbuka.

Model pembelajaran langsung ini merupakan bentuk dari pendekatan

pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher centered approach). Dikatakan

demikian, sebab dalam model ini guru memegang peran penting yang sangat dominan.

Melalui model pembelajaran langsung ini guru menyampaikan materi pembelajaran

secara terstruktur dengan harapan materi yang disampaikan itu dapat dikuasai peserta

didik dengan baik. Fokus utama model pembelajaran ini adalah kemampuan akademik

peserta didik.

Model pembelajaran langsung bertumpu pada prinsip-prinsip psikologi perilaku

dan teori belajar sosial, khususnya tentang pemodelan (modelling), yang telah

dikembangkan oleh Albert Bandura. Menurut Albert Bandura, ″Belajar yang dialami

manusia sebagian besar diperoleh dari suatu pemodelan, yaitu meniru perilaku dan

pengalaman (keberhasilan dan kegagalan orang lain” (Adi W. Gunawan : 2004 : 32).

Aliran psikologi belajar yang sangat mempengaruhi model pembelajaran langsung

adalah aliran belajar behavioristik, yaitu aliran belajar yang lebih menekankan pada

pemahaman, bahwa perilaku manusia pada dasarnya keterkaitan antara stimulus dan

respon, oleh karenanya dalam implementasinya peran guru sebagai stimulus merupakan

faktor yang sangat penting dalam pembelajaran. Dari asumsi ini berbagai konsep

bagaimana agar guru dapat memfasilitasi sehingga hubungan stimulus-respon itu bisa

berlangsung secara efektif. Hubungan antara guru (stimulus) dan peserta didik (respon)

dalam proses belajar mengajar dikenalkan pertama kali oleh Thorndike yang mengadakan

eksperimen melalui percobaan terhadap seekor kucing yang dimasukkan dalam suatu

tempat tertutup dan dibiarkan lapar, lalu di luar disajikan sepotong daging untuk

diketahui apakah seekor kucing tadi merasa terangsang untuk memakan sepotong daging

apa tidak, ternyata melalui pengamatan Thorndike, bahwa seekor kucing tadi ada

kemauan keras untuk segera keluar dari tempatnya, dan ingin segera menemukan

sepotong daging tadi. (Nana Syaudih Sukmadinata : 2003:19). Dari eksperimen

Thorndike ini para ahli pendidikan berpendapat, jika kondisi pembelajaran di sekolah

benar-benar disiapkan oleh guru dan peserta didik pun dalam kondisi siap menerima

Page 9: ”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN … · instruction) dibantu media film pada materi meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah di kelas x busana butik 1 smkn

9

materi pelajaran, serta pembelajaran ditampilkan oleh guru secara atraktif, maka materi

pembelajaran dari guru tadi akan dipahami oleh peserta didik secara efektif. Untuk

memperkuat argumentasi terhadap aliran behavioristik ini tersebut, Waston pengikut

fanatik aliran behaviorisme dari Amerika Serikat mengatakan hal sebagai berikut :

″Berilah aku sejumlah anak yang baik keadaan badannya dan situasi yang saya

butuhkan; dan dari setiap anak orang, entah yang mana, dapat saya jadikan dokter,

seorang pedagang, seorang ahli hukum, atau jika memang dikehendaki, akan saya

jadikan ia seorang pengemis atau pencuri”(Ngalim Purwanto: 2002 : 59).

Berdasarkan penjelasan di atas, model pembelajaran langsung dapat membentuk

perilaku peserta didik sesuai yang diharapkan oleh guru, sebab dengan model yang

ditampilkan oleh guru secara langsung akan berpengaruh pada pengetahuan, perilaku dan

kepribadian peserta didik.

2.2. Ciri-ciri dan tujuan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

Ada beberapa ciri/karakteristik model pembelajaran langsung (direct instruction)

ini, yaitu:

a. Pembelajaran langsung dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara

verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi

ini, oleh karena itu sering diidentikkan dengan ceramah;

b. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi,

seperti data, atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak

menuntut peserta didik berpikir ulang. Ada yang menyebut dengan istilah

pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif. (Sumber diambil dari : Diklat

BDK Kementerian Agama, Peningkatan Guru PAI SMK se-Jawa Tengah, tanggal 22

Nopember s/d 29 Nopember 2010).

Adapun tujuan dari model pembelajaran langsung adalah untuk menjadikan peserta

didik berbagi pengetahuan secara aktif. Pembelajaran langsung ini di-desain untuk

mengenalkan peserta didik terhadap mata pelajaran guna membangun minat,

menimbulkan rasa ingin tahu, dan merangsang mereka untuk untuk berpikir. Peserta didik

tidak bisa berbuat apa-apa jika pikiran mereka tidak dikembangkan oleh guru. Banyak

guru yang membuat kesalahan dalam mengajar, yakni sebelum peserta didik belum

merasa terlibat dan siap secara mental guru langsung memberikan materi pelajaran.

Page 10: ”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN … · instruction) dibantu media film pada materi meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah di kelas x busana butik 1 smkn

10

2.3. Strategi (Langkah-langkah) Model Pembelajaran Langsung

Sebelum diuraikan tahapan model pembelajaran langsung, terlebih dahulu diuraikan

beberapa hal yang harus dipahami oleh setiap guru yang akan menggunakan model

pembelajaran langsung ini, yaitu: Pertama, rumuskan tujuan yang ingin dicapai.

Merumuskan tujuan merupakan langkah awal yang harus dipersiapkan. Tujuan yang

ingin dicapai sebaiknya dirumuskan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang spesifik

yang berorientasi kepada hasil belajar. Dengan demikian, melalui tujuan yang jelas selain

dapat membimbing peserta didik dalam menyimak materi pelajaran juga akan diketahui

efektivitas dan efisiensi penggunaan model pembelajaran ini.

Kedua, kuasai materi pelajaran dengan baik. Penguasaan materi yang sempurna,

akan membuat kepercayaan diri guru meningkat, sehingga guru akan mudah mengelola

kelas, ia akan bebas bergerak; berani menatap peserta didik, tidak takut dengan perilaku-

perilaku peserta didik yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran.

Ketiga, kenali medan dan berbagai hal yang dapat memengaruhi proses

penyampaian. Pengenalan medan yang baik memungkinkan guru dapat mengantisipasi

berbagai kemungkinan yang dapat mengganggu proses penyajian materi pelajaran.

(Diklat BDK Kementerian Agama, Peningkatan Mutu Guru PAI SMK se- Jawa Tengah

di Bandungan pada tanggal 22 s/d 29 Nopember 2010).

3. Film

Secara harfiah, film (sinema) adalah cinematographie yang berasal dari

kata cinema (gerak), tho atau phytos (cahaya), dan graphie atau grhap (tulisan, gambar,

citra). Jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya, dan agar dapat melukis

gerak dengan cahaya, harus menggunakan alat khusus, yang biasa disebut kamera. Film

sebagai karya seni sering diartikan hasil cipta karya seni yang memiliki kelengkapan dari

beberapa unsur seni untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya spiritual. Dalam hal ini

unsur seni yang terdapat dan menunjang sebuah karya film adalah: seni rupa, seni

fotografi, seni arsitektur, seni tari, seni puisi sastra, seni teater, seni musik. Kemudian

ditambah lagi dengan seni pantomin dan novel. Kesemuannya merupakan pemahaman

dari sebuah karya film yang terpadu dan biasa kita lihat. (htp:/www.media.com, 2015).

Page 11: ”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN … · instruction) dibantu media film pada materi meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah di kelas x busana butik 1 smkn

11

F. Kerangka Berpikir

Berdasarkan permasalahan dan kajian teori di atas, diharapkan nilai hasil belajar

peserta didik kelas X Busana Butik 1 SMKN 1 Kendal tentang materi Meneladani dakwah

Rasulullah saw. di Madinah melalui model pembelajaran langsung (direct instruction)

dibantu media tayangan film dapat lebih meningkat, sebab dengan meningkatnya nilai hasil

belajar kelas X Busana Butik 1 di atas dapat terpenuhinya standar KKM yang ditentukan.

Penelitian ini akan membuktikan, bahwa telah terjadi peningkatan nilai hasil belajar

yang signifikan tentang materi Meneladani dakwah Rasulullah saw. di Madinah pada kelas

X Kompetensi Keahlian : Busana Butik 1 SMKN 1 Kendal pada semester genap tahun

pelajaran 2015/2016, setelah penulis memodernisasikan pembelajarannya melalui model

pembelajaran langsung, dan dibantu dengan media film.

Berdasarkan penjelasan teori-teori di atas, maka diduga adanya peningkatan nilai

hasil belajar dan perhatian peserta didik kelas X Busana Butik 1 tentang materi Meneladani

Dakwah Rasulullah saw. di Madinah melalui Model Pembelajaran Langsung dibantu

dengan media tayangan film pada tahun pelajaran 2015/ 2016.

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada kerangka berpikir di atas, dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada peningkatan perhatian peserta didik kelas X Busana Butik 1 terhadap pembelajaran

materi meneladani dakwah Rasulullah saw. di Madinah melalui Model Pembelajaran

Langsung dibantu dengan media tayangan film.

2. Ada peningkatan nilai hasil belajar peserta didik kelas X Busana Butik1 pada materi

meneladani dakwah Rasulullah saw. di Madinah melalui Model Pembelajaran Langsung

dibantu dengan media tayangan film.

F. Metode Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang berbasis kelas dengan lokasi kelas X

Kompetensi Keahlian : Busana Butik 1 SMKN 1 Kendal Propinsi Jawa Tengah, sebuah

lokasi di mana penulis mengajar. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan sejak

minggu ke-2 bulan Januari s/d minggu ke- 2 bulan April 2016 sebanyak 3 kali siklus,

Page 12: ”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN … · instruction) dibantu media film pada materi meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah di kelas x busana butik 1 smkn

12

pada semester 2 (genap) tahun pelajaran 2015/2016 dengan melibatkan 35 peserta didik

yang beragama Islam.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas X Busana Butik 1 semester 2 (genap)

SMK Negeri 1 Kendal tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 35 peserta didik.

Argumentasi dipilihnya kelas di atas karena ketika proses pembelajaran berlangsung

dijumpai sebagian besar peserta didik kurang memperhatikan, tidak konsentrasi,

mengantuk, bicara sendiri-sendiri, dan ketika ditanya tentang materi yang diajarkan

sebagian besar tidak paham dan tidak bisa menjawab, dan ketika dilaksanakan ulangan,

nilainya kurang memuaskan (tidak tuntas).

4. Jenis Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang penulis lakukan ini adalah penelitian kualitatif, yaitu

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang diamati. (Moeleong, 1989: 3).

Penelitian ini diarahkan pada dua variabel. Variabel pertama, yaitu Model

Pembelajaran langsung dibantu tayangan film dengan indikator : tingkat perhatian peserta

didik selama proses pembelajaran berlangsung. dan Variabel kedua, nilai hasil belajar

dengan indikator : hasil ulangan harian.

5. Sumber Data

Sumber data yang dijadikan referensi oleh penulis adalah sebagai berikut:

a. Lembar pengamatan yang digunakan oleh penulis untuk mencatat peristiwa-peristiwa

yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung;

b. Lembar nilai ulangan harian ; dan

c. Angket/ lembar tanggapan siswa.

6. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

a. Teknik

Teknik pengumpulan data dalam PTK ini ada 2 (dua), yaitu : instrumen tes dan non tes.

1) Tes

Tes yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan peserta didik yang diperoleh

adalah dengan melaksanakan ulangan harian, yaitu suatu gambaran secara riil seberapa

Page 13: ”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN … · instruction) dibantu media film pada materi meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah di kelas x busana butik 1 smkn

13

nilai yang diperoleh setiap peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar

pada suatu standar kompetensi/kompetensi dasar dari suatu bahan ajar.

2) Non Tes

Teknik non tes yang digunakan pada penelitian ini yaitu melalui pengamatan,

digunakan untuk mengetahui secara langsung mengenai aktivitas peserta didik selama

kegiatan pembelajaran pada materi Meneladani Dakwah Rasulullah saw. di Madinah

dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, apakah ada

perubahan yang signifikan pada diri peserta didik terutama tingkat perhatian terhadap

materi yang diajarkan.

b. Alat Pengumpulan Data

1) Daftar Nilai

Daftar nilai digunakan untuk mengetahui hasil nilai siswa yang dilaksanakan melalui

ulangan harian.

2) Lembar Tanggapan/ Angket

Digunakan untuk mengetahui feedback (umpan balik) terhadap materi yang telah

diajarkan. Dengan lembar tanggapan/angket ini akan diketahui seberapa jauh tingkat

perhatian peserta didik, apakah pada tingkatan rendah, sedang, atau tinggi. Lembar

tanggapan ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan metode

pembelajaran, minat belajar, perhatian dan kesungguhan dalam mengikuti

pembelajaran. Setelah peserta didik mengikuti pembelajaran pada setiap siklus,

peserta didik diberikan lembar tanggapan ini, dan selanjutnya diberikan penilaian.

3) Lembar Pengamatan

Digunakan untuk mengamati segala sikap dan perilaku peserta didik selama kegiatan

pembelajaran berlangsung di kelas. Dalam hal ini penulis berkolaborasi dengan teman

guru sejawat untuk mengamati perilaku siswa selama KBM berjalan.

4) Dokumen berupa foto kegiatan belajar mengajar di kelas.

G. Validasi Data

Untuk kepentingan keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi,

yaitu pengujian validitas data dengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dengan

metode kualitatif. (Lexy J. Moleong, 2002 :178).

Page 14: ”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN … · instruction) dibantu media film pada materi meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah di kelas x busana butik 1 smkn

14

Trianggulasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk ulangan

harian, hasil observasi, pengamatan di tempat penelitian dan umpan balik tanggapan dari

peserta didik kelas X Busana Butik 1 SMK Negeri 1 Kendal terhadap kegiatan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terutama pada materi Keteladanan Dakwah

Rasulullah saw. di Madinah yang berlangsung di kelas.

F. Analisis Data

Data dari hasil observasi selama kegiatan pembelajaran dianalisis, selanjutnya

diinterpretasikan berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman guru.

Untuk analisis nilai hasil belajar berupa hasil ulangan harian diukur berdasarkan

pedoman penilaian yang dibuat oleh guru.

Rumus yang dipakai adalah :

NH = Σ N

Keterangan :

NH = Nilai Ulangan Harian

Σ N = Jumlah Nilai yang diperoleh

Sedangkan lembar tanggapan/angket yang merupakan usaha untuk mengetahui

seberapa jauh tingkat perhatian peserta didik terhadap pembelajaran Keteladanan Dakwah

Rasulullah saw. di Madinah melalui model pembelajaran langsung dengan dibantu tayangan

film, dianalisis berdasarkan kriteria validasi instrumen dengan menggunakan analisis

diskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan rumus :

NK

NT = --------

R

Keterangan :

NT = Nilai Tanggapan

NK = Nilai Komulatif

R = Responden

Dengan kriteria sebagai berikut :

32 – 40 = Sangat Tinggi (Sangat Baik)

24 – 31 = Tinggi (Baik)

16 – 23 = Sedang

8 – 15 = Rendah

Page 15: ”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN … · instruction) dibantu media film pada materi meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah di kelas x busana butik 1 smkn

15

G. Indikator Kinerja

Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan di dalam kelas. Dengan penelitian ini

diperoleh manfaat berupa perbaikan praksis yang berupa penanggulangan berbagai masalah

belajar peserta didik dan kesulitan mengajar yang dialami oleh guru.

Untuk mengevaluasi ada tidaknya dampak positif terhadap tindakan, diperlukan

kriteria keberhasilan yang ditetapkan sebelum tindakan dilakukan. Dari kegiatan refleksi ini

diperoleh ketetapan tentang hal-hal yang telah dicapai menjadi bahan dalam merencanakan

kegiatan siklus berikutnya.

Indikator kenerja dari data kuantitatif ditetapkan kriteria sebagai berikut:

1. 70 % peserta didik mencapai ketuntasan dalam belajar;

2. Semakin meningkat perolehan hasil tes pada kategori di atasnya menunjukkan kriteria

peningkatan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini. Jadi seumpama pada

siklus II terdapat peningkatan tingkat perhatian peserta didik terhadap materi yang

diajarkan dibandingkan pada siklus I, maka berarti telah terjadi peningkatan yang positip

seperti yang terlihat dari tabel 1 berikut ini:

Tabel 1: Tabel Tingkat Perhatian dari Hasil Proses Tiga Siklus

Kategori Interval Nilai Frekuensi Nilai

Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

SangatTinggi/Sangat

Baik

32 – 40

Tinggi/Baik 24 – 31

Sedang 16 – 23

Rendah 8 – 15

Adapun kinerja dari data kualitatif ditetapkan sebagai berikut:

1. Peserta didik tidak ada yang berbicara sendiri, bersenda gurau, mengantuk dan

sebagainya, selama kegiatan pembelajaran berlangsung peserta didik memperhatikan

dengan sungguh-sungguh;

2. Dari siklus 1 sampai dengan siklus 3 terjadi adanya peningkatan perhatian belajar dari

peserta didik;

Page 16: ”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN … · instruction) dibantu media film pada materi meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah di kelas x busana butik 1 smkn

16

3. Dari siklus 1 sampai dengan siklus 3 terjadi adanya peningkatan nilai hasil belajar peserta

didik secara signifikan.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur 4

tahap, yaitu (1) merencanakan, (2) melakukan tindakan, (3) mengamati (observasi), dan (4)

merefleksi.

Penelitian ini adalah hasil observasi secara langsung pada saat pelaksanaan proses

pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kurikulum 2013 yang terdapat pada

Kompetensi Dasar 3.1.1. yaitu Memahami Substasi dan Strategi Dakwah Rasulllah saw. di

Madinah, dengan materi Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw di Madinah.

Siklus ke-1 bertujuan untuk mengetahui tingkat perhatian peserta didik dalam

pembelajaran materi meneladani perjuangan dakwah Rasulullah saw. di Madinah melalui

Model Pembelajaran Langsung dibantu media tayangan film. Dari Siklus ke-1 tersebut akan

dapat diketahui sejauhmana tingkat perhatian peserta didik terhadap materi yang diajarkan,

dan berapa peserta didik yang telah mencapai ketuntasan belajar dalam bentuk pemberian

ulangan harian. Apabila dalam siklus ke-1 peserta didik belum bisa mencapai tingkat

perhatian yang diharapkan, dan belum mampu mencapai nilai ketuntasan (KKM), maka

dapat dijadikan refleksi untuk melakukan tindakan pada siklus ke-2.

Pada siklus ke-2. yang dilakukan guru adalah melakukan penajaman terhadap materi

meneladani perjuangan dakwah Rasulullah saw. di Madinah, melalui Model Pembelajaran

Langsung dibantu media tayangan film pada Kompetensi Dasar 3.1.1. yaitu memahami

substasi dan strategi dakwah Rasulllah saw. di Madinah.

Dari siklus ke-2 tersebut akan dapat diketahui sejauhmana tingkat perhatian peserta

didik terhadap materi yang diajarkan, berapa peserta didik yang telah mencapai ketuntasan

belajar dalam bentuk pemberian ulangan harian. Apabila dalam siklus ke-2 peserta didik

belum bisa mencapai tingkat perhatian yang diharapkan, dan belum mampu mencapai nilai

KKM, maka dapat dijadikan refleksi untuk melakukan tindakan pada siklus ke-3.

Pada siklus ke-3, Langkah-langkah yang dilakukan guru adalah melakukan hasil

refleksi dari siklus ke-2, terutama pembelajaran Kompetensi Dasar 3.1.1. yaitu memahami

substasi dan strategi dakwah Rasulllah saw. di Madinah, dengan materi meneladani

perjuangan dakwah Rasulullah saw. di Madinah, melalui Model Pembelajaran Langsung

Page 17: ”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN … · instruction) dibantu media film pada materi meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah di kelas x busana butik 1 smkn

17

dengan media film dengan memperbaiki strategi, metode dan penajaman terhadap materi

yang diajarkan.

Kesimpulan yang diambil adalah didasarkan pada perubahan dari hasil tes dan non tes

dari siklus ke-1 ke siklus berikutnya. Dari perubahan hasil tes, jika menunjukkan kenaikan

positif secara signifikan berarti terjadi peningkatan hasil pembelajaran, tetapi jika sebaliknya,

maka perlu perbaikan pelaksanaan model pembelajaran yang diterapkan dari siklus ke-1 dan

seterusnya, sedangkan perubahan hasil non tes yang dihasilkan dari wawancara, angket,

maupun jurnal, diungkap apa adanya sesuai hasil yang telah terkumpul sebagai perbandingan

antara siklus ke-1 dengan siklus berikutnya.

G. Hasil Penelitian

Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang penulis paparkan pada siklus ke-1

sampai dengan siklus ke-3 adalah berupa hasil angket/tanggapan dan hasil nilai ulangan

harian peserta didik kelas X Busana Butik 1 yang berjumlah 35 peserta didik (yang

beragama Islam). Pada siklus ke-1 tersebut materi yang diajarkan adalah Kompetensi

Dasar 3.1.1. : Memahami substansi dan strategi dakwah Rasulullah saw. di Madinah.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai hasil penelitian tersebut di atas, dapat

dilihat dari Tabel berikut ini :

Tabel: 2.Tingkat Perhatian Kelas X Busana Butik 1 dalam Pembelajaran materi

Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw. di Madinah pada Siklus ke-1

No Kegiatan Rerata Nilai Keterangan

Perhatian dalam KBM pembelajaran

materi Meneladani Perjuangan

Dakwah Rasulullah saw. di Madinah

melalui Model Pembelajaran

Langsung (Direct Instruction)

dibantu media Tayangan Film pada

Kompetensi Dasar 3.1.1. Memahami

sbstansi dan strategi dakwah

Rasulullah saw. di Madinah.

26,89 Perhatian Tinggi/

Baik

Page 18: ”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN … · instruction) dibantu media film pada materi meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah di kelas x busana butik 1 smkn

18

Tabel: 3. Tingkat Perhatian Kelas X Busana Butik 1 dalam Pembelajaran materi

Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw. di Madinah pada Siklus ke-2

NO Kegiatan Rerata Nilai Keterangan

1. Perhatian dalam KBM pembelajaran

materi Meneladani Perjuangan

Dakwah Rasulullah saw. di Madinah

melalui Model Pembelajaran

Langsung (Direct Instruction) dibantu

media tayangan film pada Kompetensi

Dasar 3.1.1. : Memahami substansi

dan strategi dakwah Rasulullah saw. di

Madinah.

28,71 Perhatian Tinggi/

Baik

Tabel: 4.Tingkat Perhatian Kelas X Busana Butik 1 dalam Pembelajaran Meneladani

Perjuangan Dakwah Rasulullah saw. di Madinah pada Siklus ke-3

NO Kegiatan Rerata Nilai Keterangan

1. Perhatian dalam KBM pembelajaran

Meneladani Perjuangan Dakwah

Rasulullah saw. di Madinah melalui

Model Pembelajaran Langsung (Direct

Instruction) dibantu media tayangan

film pada Kompetensi Dasar :

Memahami substansi dan strategi

dakwah Rasulullah saw. di Madinah

29,43 Perhatian Tinggi/

Baik

Adapun hasil nilai harian dari siklus ke-1 sampai dengan siklus ke-3 adalah sebagai

berikut :

Tabel: 5. Pencapaian Nilai Hasil Belajar Kelas X Busana Butik 1 dalam Pembelajaran

materi Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw. di Madinah pada

Siklus ke-1

No Interval

Nilai Frekuensi Prosentase

KKM= 75

Ket. Tuntas Tidak

Tuntas

1.

2.

3.

4.

90 – 100

75 – 89

60 – 74

0 – 59

7

28

-

-

20 %

80 %

7

28

-

-

-

-

-

-

Jumlah 35 100 % 39 0

Rerata 83,71

Ketuntasan 100 %

Page 19: ”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN … · instruction) dibantu media film pada materi meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah di kelas x busana butik 1 smkn

19

Tabel: 6. Pencapaian Nilai Hasil Belajar Kelas X Busana Butik 1 dalam Pembelajaran

materi Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw. di Madinah pada

Siklus II

No Interval

Nilai Frekuensi Prosentase

KKM= 75

Ket. Tuntas Tidak

Tuntas

1.

2.

3.

4.

90 – 100

75 – 89

60 – 74

0 – 59

7

28

-

-

20 %

80 %

7

28

-

-

-

-

-

-

Jumlah 35 100 % 35 0

Rerata 85,71

Ketuntasan 100 %

Tabel: 7. Pencapaian Nilai Hasil Belajar Kelas X Busana Butik 1 dalam Pembelajaran

materi Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw. di Madinah pada

Siklus III

No Interval

Nilai Frekuensi Prosentase

KKM= 75

Ket. Tuntas Tidak

Tuntas

1.

2.

3.

4.

90 – 100

75 – 89

60 – 74

0 – 59

11

24

-

-

31,42 %

68,58 %

11

24

-

-

-

-

-

-

Jumlah 35 100 % 35 0

Rerata 86,57

Ketuntasan 100 %

Untuk memperjelas peningkatan perhatian belajar peserta didik pada saat KBM

maupun hasil nilai harian dari siklus ke-1 sampai dengan ke-3 dapat dilihat dari grafik

berikut ini :

Page 20: ”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN … · instruction) dibantu media film pada materi meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah di kelas x busana butik 1 smkn

20

Berdasarkan pada tabel dan grafik di atas, membuktikan bahwa perhatian belajar

peserta didik kelas Busana Butik 1 telah terjadi perubahan yang signifikan. Hal tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut :

a. Siklus 1 tingkat perhatian belajar dengan nilai 26,89 yang berada pada kriteria

tinggi/baik, rerata nilai hasil belajar yang dicapai 83,71 dengan

kriteria baik/tuntas;

b. Siklus 2 tingkat perhatian belajar dengan nilai 28,71 yang berada pada kriteria

tinggi/baik, rerata nilai hasil belajar yang dicapai 85,71 dengan kriteria baik/tuntas; dan

c. Siklus 3 tingkat perhatian belajar dengan nilai 29,43 yang berada pada kriteria

tinggi/baik, rerata nilai hasil belajar yang dicapai 86,57 dengan kriteria baik/tuntas.

H. Kesimpulan

Berdasarkan pada tiga siklus yang penulis lakukan dalam pembelajaran materi

meneladani perjuangan dakwah Rasulullah saw. di Madinah di kelas X Busana Butik 1

melalui Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) dibantu dengan media tayangan

film dapat dijelaskan hasil yang dicapai sebagai berikut :

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

26,89 28,71 29,43

83,71 85,71 86,57

Grafik Analisa Tingkat Perhatian Belajar

dan Nilai Hasil Belajar

Perhatian belajar Rata-rata Nilai Hasil Belajar

Page 21: ”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN … · instruction) dibantu media film pada materi meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah di kelas x busana butik 1 smkn

21

1. Kelas X Busana Butik 1 yang berjumlah 35 peserta didik (muslim) setelah mendapatkan

tindakan-tindakan dari siklus 1, 2, dan 3 mengalami peningkatan perhatian dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran tentang materi meneladani perjuangan dakwah

Rasulullah saw. di Madinah dibandingkan sebelumnya, yaitu : siklus 1 (26,89), siklus 2

(28,71), dan siklus 3 (29,43) pada kriteria tinggi/baik. Demikian pula dengan nilai hasil

belajar peserta didik juga mengalami peningkatan yaitu : siklus 1 (nilai rata-rata 83,71),

siklus 2 (nilai rata-rata 85,71). dan siklus 3 (nilai rata-rata 86,57) pada kriteria baik.

2. Tingkat ketuntasan belajar peserta didik mulai dari siklus 1, 2, dan 3 sebesar 100 %.

3. Ketika kegiatan pembelajaran berlangsung, berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh

penulis maupun observer lain tidak terdapat siswa yang mengantuk, bersenda gurau,

keluar masuk ruangan dan lain-lain, tetapi peserta didik mengikuti KBM dengan rasa

senang, antusias dan sungguh-sungguh.

4. Pada guru (penulis) sendiri juga terjadi peningkatan gairah dan motivasi mengajar, sebab

mengajar dengan berbagai metode apalagi dibantu dengan penggunaan media tayangan

film akan sangat membantu guru dalam menyampaikan materi ajar serta mempermudah

peserta didik memahami materi yang diajarkannya.

Page 22: ”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN … · instruction) dibantu media film pada materi meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah di kelas x busana butik 1 smkn

22

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qardhawi , Muhammad, Yusuf, 1980, Pendidikan Islam dan Madrasah Al-Banna, terjemahan

Prof. H. Bustami A. Gani dan Drs. Zaenal Abidin Ahmad, Jakarta: Bulan Bintang.

Andreas Priyono, 2000, Pedoman Praktis Pelaksanaan Tindakan Kelas (Classroom-Based

Action Research), Proyek Perluasan dan Peningkatan Mutu SLTP Kantor Wilayah

Depdiknas, Propinsi Jawa Tengah.

Aqib Zaenal, dkk., 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SMP, SMA, SMK, Bandung:

CV. Yrama Widya.

Arief, Armai, Dr., M.A., Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat

Pers.

Arikunto, Suharsimi, Prof., Dr., dkk., 2010, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.

Azra, Azyumardi, Prof.,Dr., 2002, Pendidikan Islam : Tradisi dan Modernisasi Menuju

Milenium Baru, Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

BDK, Kementerian Agama, Jawa Tengah, 2010, Materi : Peningkatan Guru PAI SMK se-Jawa

Tengah.

Daradjat, Zakiyah, 1986, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT. Rajawali Press.

Depag., RI., 1971, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta : Depag RI.

Diklat BDK Kementerian Agama, Peningkatan Guru PAI SMK se-Jawa Tengah, tanggal 22

Nopember s/d 29 Nopember 2010

Haekal, Muhammad Husain, 1990, Sejarah Hidup Muhammad, Jakarta: Litera Antarnusa.

Kemendikbud, 2013, Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X, Jakarta:

Depag.

Komang T., Dewa, dkk., 2004, Pedoman Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Direktorat

Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Ditjen Pendidikan Tinggi.

Langgulung, Hasan, Prof., Dr., 1980, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, Bandung:

Al-Maarif.

Lexy J. Moleong, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution, Harun, Prof., Dr., 1985, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta:UI Press.

Ngalim Purwanto, Ngalim, 2002, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis,Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Page 23: ”PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN … · instruction) dibantu media film pada materi meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah di kelas x busana butik 1 smkn

23

Saminanto, 2010, Ayo Praktik PTK, Semarang: Media Group

Suhandjono, Azis, Hoesein, dkk., 1996, Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang

Pendidikan, Depdikbud, Dikdasmen.

Sukmadinata, Syaudih, Nana, Prof., Dr., 2003, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sumarno, 1997, Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Ditjen Dikti.

htp://www.media.com, 2015

Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.

Usman, Uzer, Moh., 2003. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.