dakwah rasulallah di madinah

Upload: rido-firmansyah

Post on 06-Jul-2015

1.540 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

KELOMPOK INama Anggota :1. PRAYOGA ADRYANTO 2. HAFIZH FAATHIR 3. DARNA ANDRIAN 4. MEILINDA HILDARYANI 5. RIDO KURNIAWAN 6. RIZKI RAMADHANI

GURU PEMBIMBING: DRA. YURNIS

Kelompok 1

Page 1

KATA PENGANTARRasa syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyusun makalah tentang dakwah Rasulullah di Madinah. Makalah ini kami susun dengan tujuan agar siswa siswi dapat mengetahui dakwah Rasulullah di Madinah dengan demikian para siswa diharapkan mampu mengamalkan dan mengambil hikmah dari makalah ini dalam kehidupan seharihari. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing kami yakni Ibu Dra. Yurnis. Semoga makalah ini bermanfaat oleh para siswa, guru, dan seluruh para pembaca. Kritik dan saran guna perbaikan makalah ini sangat kami harapkan.

Muara Bungo, April 2011

Kelompok 1

Page 2

DAFTAR ISIA. Kata Pengantar ....................................................................................................... 2 B. SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW. PERIODE MADINAH .................. 5 C. Keteladanan Rasulullah saw. Dalam membina Umat di Madinah ............................ 3 1.Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Ansar ................................................... 6 2. Keperwiraan Rasulullah saw. Dalam memimpin perang ...................................... 6 C. Wafat Rasulullah saw. .............................................................................................. 10

A. SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW. PERIODE MADINAH

Kelompok 1

Page 3

Ada beberapa peristiwa penting tentang hijrah Rasullulah SAW. Ke madinah yang dapat kita ambil. Pertama, tersebarnya berita tentang masuk Islamnya sekelompok penduduk Yastrib (madinah). Hal ini membuat orang-orang kafir Quraisy makin meningkatkan tekanan terhadap orang-orang mukmin di Mekah. Kedua, rencana pembunuhan terhadap diri Rasullulah SAW. Kaum Quraisy bermusyawarah di Darun Nadwah. Ketiga, pelaksanaan rencana pembunuhan terhadap diri Rasullulah SAW. Para algojo yang di tunjuk segera berkumpul di sekeliling rumah beliau. Keempat, Rasullulah SAW. Dan Abu Bakar berangkat pada hari kamis tanggal 1 Rabiulawal tahun ke- 53 dari kelahiran Rasullulah SAW. Kelima, lolosnya Rasullulah SAW. Dari kepungan yang ketat itu membuat kalangan Quraisy kebingungan mencari. Keenam, upaya kafir Quraisy membunuh Rasullulah SAW. Tidak pernah berhenti. Ketujuh, sambutan masyarakat Madinah kepada Rasullulah SAW. Dan Abu Bakar. Beliau berdua tiba di madinah pada tanggal 12 Rabiulawal. Kedelapan, masjid merupakan sarana paling penting dalam pengembangan Islam. Sebelum masuk Madinah, Rasullulah SAW singgah di Quba sebuah desa yang terletak dua mil di selatan madinah. Di tempat itu beliau membangun sebuah masjid yang pertama dalam sejarah islam. Kesembilan, memperkuat ukhuwah islamiah. Untuk membangun kekuatan umat islam di madinah. Kesepuluh, membangun Kota Madinah dengan melibatkan semua komunitas di dalamnya. Rasullulah SAW merumuskan piagam yang berlaku bagi seluruh muslimin dan orang-orang Yahudi. Isi piagam mencakup tentang perikemanusiaan, keadilan sosial, toleransi beragama, dan gotong royong untuk kebaikan masyarakat. Diantara isi piagam itu adalah sebagai berikut. 1. Kesatuan umat Islam tanpa mengenal perbedaan. 2. Persamaan hak dan kewajiban. 3. Gotong royong dalam segala hal yang tidak termasuk kezaliman, dosa, dam permusuhan. 4. Kompak dalam menentukan hubungan dengan orang-orang yang memusuhi umat. 5. Membangunsuatu masyarakat dalam suatu system yang sebaik-baiknya, selurusnya, dan sekukuh-kukuhnya. 6. Melawan orang yang memusuhi Negara dan membangkang tanpa boleh memberikan bantuan kepada mereka. 7. Melindungi setiap orang yang ingin hidup berdampingan dengan kaum muslimin dan tidak boleh berbuat zalim atau aniaya terhadapnya. 8. Umat yang diluar islam bebas melaksanakan agamanya.Mereka tidak boleh dipaksa masuk islam dan tidak boleh diganggu harta bendanya. 9. Umat yang diluar islam harus ambil bagian dalam membiayai Negara,segaimana umat islam sendiri. 10. Umat nonmuslim harus membantu dan ikut memikul biaya Negara dalam keadaan terancam. 11. Umat yang diluar islam,harus saling membantu dengan umat islam dalam melindungi Negara dari ancaman musuh. 12. Negara melindungi semua warganegara, baik yang muslim maupun yang nonmuslim. 13. Umat islam dan non-islam tidak boleh melindungi musuh Negara dan orang-orang yang membantu musuh Negara itu. 14. Apabila suatu perdamaian akan membawa kebaikan bagi masyarakat, maka semua warga Negara, bai muslim maupun nonmuslim harus rela menerima perdamaina.Kelompok 1 Page 4

15. Seorang warganegara tidak dapat dihukum karena karena kesalahan orang lain. Hukuman yang mengenai seseorang yang dimaksud hanya boleh dikenakan pada diri pelaku sendiri dan keluarganya. 16. Warganegara bebas keluarmasuk wilayah Negara sejauh tidak merugikan Negara. 17. Setiap wargabegara tidak boleh melindungi orang yang berbuat salah atau berbuata zalim. 18. Ikatan sesama anggota masyarakat didasarkan atas prinsip tolong-menolong untuk kebaikan dan ketakwaan, tidak atas dosa dan permusuhan. Dasar-dasar tersebut ditunjang oleh dua kekuatan,yaitu kekuatan spiritual dan material. Kekuatan spiritual meliputi keimanan seluruh anggota masyarakat kapada Allah dan keiman akan pengawasan serata perlindungan-Nya bagi orang yang baik dan konsekuen. Kekuata material adalah kepemimpinan Negara yang tercerminkan oleh rasullulah saw.B.KETELADANAN RASULULLAH SAW. DALAM MEMBINA UMAT DI MADINAH

Langkah-langkah Rasulullah saw dalam membina keteladanan umatnya di Madinah : 1.Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Ansar Dalam rangka memperkukuh ukhuwah islamiah di madinah,Rasulullah saw. Mempersaudarakan kaum muslimin dari kaum Muhajirin dan Ansar.dengan demikian ,akan timbul rasa saling asah,asih,asuh seperti satu anggota keluarga. Rasulullah saw. Sendiri menyatakan bahwa beliau mengangkat Ali bin Abi Talib sebgai saudranya.kemudian , diikuti oleh sahabat-sahabat yang lain. Berikut ini beberapa nama sahabat yang dipersaudarakan. No. Muhajirin Ansar 1. Abu Bakar as-Siddiq Kharijah bin Zuhair 2. Umar bin khatttab Itbah bin Malik 3. Bilal bin ABdillah Abu Ruwaihah 4. Amir bin Abdillah Saad bin Muaz 5. Abdur Rahman bin Auf Saad bin Rabi 6. Zubair bin Awwam Salamah bin Salamah 7. Usman bin Affan Aus bin Sabit 8. Talhan bin Ubaidillah Kaab bin Malik 9. Abu Huzaifah bin utbah Ubbah bin Bisyr 10. Ammar bin Yasir Huzaifah bin al-Yaman 2. Keperwiraan Rasulullah saw. Dalam memimpin perang Keperwiraan berarti keberanian.Rasulullah saw. Dalam beberapa perang yang diikutinya memperlihatkan diri sebagai komandan perang yang gagh berani. Banyak contoh keperwiraan beliau dalam peperangan quraisy, seperti dalam perang badar, perang uhud ,dan perang khandaq. a. Perang badar Di musim semi tahun 624 M, Rasulullah saw. Mendapatkan informasi dari mata-mata bahwa salah satu kafilah dagang quraisy sedang dalam perjalanan dari suruah menuju mekah. Kafilah itu dipimpin oleh Abu Sufyan dengan penjagaan sangat ketat karena membawa banyak harta. Mengingat besarnya kafilah tersebut , Rasulullah saw. Mengumpulkan pasukan sejumlah lebih dari 300 orang. Jumlah ini merupakan jumlah terbesar pasukan muslim yang pernah diterjunkan ke medan perang. 1.) Pergerakan menuju Badar Rasulullah saw. Memimpin pasukan nya sendiri dan membawa banyak panglima utamanya,termasuk pamannya, Hamzah. Ketika kafilah dagang quraisy mendekati Madinah , Abu Sufyan mulai mendengar rencana Rasulullah saw. Untuk menyerang nya. Ia mengirim utusan yang bernama Damdam ke Mekah untuk memperingatkan kaumnya dan meminta bantuan.

Kelompok 1

Page 5

Kaum kafir Quraisy Mekah segera menyiapkan pasukan sejumlah 900-1000 orang untuk melindungi kelompok dagang tersebut. Banyak bangsawan kafir quraisy mekah yang turut bergabung , diantaranya Amir bin Hisyam,Walid bin Utbah, Syaibah bin Rabiah dan umayyah bin khalaf. Beberapa ikut karena mempunyai bagian dari barang-barang dagangan pada khafilah dagang tersebut, ada yang ikut untuk membalas dendam atas Ibnu al-Hadrami, penjaga yang tewas di Nakhlah, dan sebagian kecil ikut karena berharap untuk mendapatkan kemenangan yang mudah atas kaum muslim. Pada saat itu ,pasukan Rasulullah saw. Sudah mendekati tempat penyergapan yang telah direncanakan, yaitu Sumur Badar. Sumur itu merupakan lokasi yang biasa menjadi tempat persinggahan bagi semua khafilah yang sedang dalam rute perdagangan dari Suriah. Akan tetapi , beberapa orang petugas pengintai dari khafilah dagang quraisy mengetahuinya. Akhirnya , Abu Sufyan membelokan arah khalifah menuju Yanbu. 2) Rencana pasukan muslim Rasulullah segera menggelar rapat dewan peperangan disebabkan masih adanya kesempatan untuk mundur dan diantara para pejuang muslim banyak yang baru saja masuk islam, Kaum Ansar atau penolong . hal itu untuk membedakannya dengan kaum yang sebelumnya hanya berjanji untuk membela Madinah. Berdasarkan pasal-pasal dalam piagam Madinah , mereka berhak untuk menolak berperang serta dapat meninggalkan pasukan. Berdasarkan tradisi islam (sirah) dinyatakan bahwa mereka pun berjanju untuk berperang , Saad bin Ubadah, salah seorang kaum Ansar , bahkan berkata seandainya engkau(Muhammad) membawa kami ke laut itu , kemudian engkau benar-benar mengaru ginya,niscaya kami pun akan mengikutimu. Akan tetapi , kaum muslim masih berharap dapat terhindar dari suatu pertempuran terbuka dan terus melanjutkan pergerakannya menuju Badar. Pada tanggal 15 maret 624 M,kedua pasukan telah berada kira-kira satu hari perjalanan dari Badar. Beberapa pejuang muslim yang berkuda di barisan depan,berhasil menagkap dua orang pembawa persediaan air dari pasukan Mekah di Sumur Badar. Hari berikutnya Rasulullah saw. Memerintahkan pasukannya melanjutkan pergerakan ke Badar dan tiba disana sebelum Mekah. Sumur Badar terltak di lereng yang landai dibagian timur suatu lembah yang bernama Yalyal. Bagian barat lembah dipagari oleh sebuah bukit besar bernama Aqanqal. Ketka pasukan muslim tiba dari arah timur , Rasulullah saw, pertama-tama memilih menempatkan pasukannya pada sumur pertama yang dicapainaya. Namun, tampaknya beliau berhasil diyakinkan oleh salah seorang pejuangnya untuk memindahkan pasukan kearah barat dan menduduki sumur terdekat dengan posisi dengan posisi pasukan Mekah. Beliau kemudian memerintahkan agar sumur sumur yang lain ditimbuni sehingga pasukan Mekah terpaksa harus berperang melawan pasukan muslim untuk dapat memperoleh satu-satunya sumber air tersisa. 3) Rencana Pasukan Mekah Pada perang Badar, pasukan Mekah berbeda dengan kebiasaan mereka sebelumnya. Menurut tradisi pada banyak suku Arab, mereka akan membawa istri dan anak-anak untuk memotivasi dan merawat mereka selama pertempuran. Namun, hal itu tidak mereka lakukan pada perang ini. Selain itu, kaum Quraisy juga hanya sedikit atau sama sekali tidak menghubungi suku-suku Badui sekutu mereka yang banyak tesebar di seluruh Hijaz. Kedua fakta itu memperlihatkan bahea kaum Quraisy kekuranga waktu untuk mempersiapkan penyerangan tersebut karena tergesa-gesa umtuk melindungi kafilah dagang mereka. Ketika pasukan Mekah sampai di Juhfah, mereka menerima pesan dari Abu Sufyan bahwa kafilah dagang telah aman berada di belakang pasukan tersebut sehingga mereka dapat kembali ke Mekah. Amr bin Hisyam ingin melanjutkan perjalanan, tetapi beberapa suku temasuk Bani Zuhrah dan Bani Adi menginginkan segera kembali ke Mekah. Perwakilan Bani Hasyim yang juga enggan berperangmelawan saudara sesukunya, turut pergi bersama kedua suku tersebut. Amr bin Hisyam tetap teguh dengan keinginannya untuk bertempur dan berseru, Kita tidak akan kembali sampai kita berada di Badar. Pada masa itulah Abu Sufyan dan beberapa orang dari kafilah dagangturut bergabung dengan pasukan utama.Kelompok 1 Page 6

4) Hari Pertempuran Pada saat fajar tanggal 17 Maret 624 M, padukan Mekah membongkar kemahnya dan begerak menuju lembah Badar. Karena turut hujan sehari sebelumnya, mereka harus berjuang ketika membawa kuda-kuda dan unta-unta mereka mendaki Bukit Aqanqal. Mereka berhasil mencapai puncak bukit ketika matahari telah tinggi. Setelah menuruni bukit Aqanqal, pasukan mekah mendirikan kemah baru di dalam lembah. Saat beristirahat, mereka mengirinkan seorang pengintai, yaitu Umair bin Wahab untuk mengetahui letak barisan-barisan pasukan muslimin. Uamir melaporkan bahwa pasukan Muhammad berjumlah kecil dan tidak ada pasukan pendukung lainnya yang akan bergabung dalam peperangan. Meskipun demikian, ia juga memperkirakan akan ada banyak korban dari kaum Quraisy jika terjadi penyerangan. Salah satu hadis menyampaikan bahwa ia melihat unta-unta Madinah yang penuh dengan hawa kematian. Hal itu makin menurunkan moral kaum Quraisy. Amr bin Hisyam mampu membangkitkan rasa harga diri kaum Quaraisy dan menuntun mereka agar menuntaskan utang darah mereka. Pertempuran diawali dengan majunya para pemimpin kedua pasukan untuk perang tanding. Pasukan muslim mengirimkan Ali, Ubaidah bin al-Haris, dan Hamzah. Mereka berhasil menewaskan para pemimpin Mekah dalm perang tanding tersebut meskipun Ubaidah mendapatkan luka yang serius. Kedua pasukan mulai melepaskan anak panah ke arah lawannya. Sebelum pertempuran berlangsung, Rasulullah saw telah memberikan perintah kepada kaum muslimin agar menyerang dengan senjata-senjata jarak jauh mereka. Jika musuh sudah dekat, barulah menggunakan senjata-senjata jarak dekat. Pasukan muslimin mendesak barisan-barisan pasukan Quraisy. Besarnya kekuatan serbuan kaum muslimin dapat dilihat pada beberapa ayat Al-Quran yang menyebutkan bahwa ribuan malaikat turun dari surga pada pertempuran Badar untuk membinasakan kaum Quraisy. Pasukan Quraisy yang kalah kekuatan dan tidak bersemangat dalam berperang segera kocar-kacir melarikan diri. Pertempuran itu sendiri berlangsung hanya beberapa jam. 5) Korban dan Tahanan Imam al-Bukhari menyebutkan bahwa dari pihak Mekah tujuh puluh orang tewas dan tujuh puluh orang tertawan. Koban pasukan muslim sebanyak empat belas orang tewas. Adanya tawanan dari pasukan Mekah menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat di antara pasukan muslim. Kekhawatiran awal adalah pasukan Mekah akan menyerbu kembali dan pasukan muslimin tidak memiliki cukup orang untuk menjaga para tawanan. Saad dan Umar berpendapat agar tawanan di bunuh, sedangkan Abu Bakar mengusulkan pengampunan. Akhirnya Rasulullah saw menyetujui usulan Abu Bakar. Sebagian besar tawanan dibiarkan hidup. Ada beberapa alasan membiarkan mereka hidup. Pertama, sebagian karena alasan hubungan kekerabatan. Kedua, keinginan untuk menerima tebusan. Ketiga, harapan bahwa suatu saat mereka akan masuk islam (dan memang kemudian sebagian melakukannya). Setidak-tidaknya ada dua orang penting Mekah, yaitu Amr bin Hisyam Umayyah tewas pada saat atau setelah perang Badar. Demikian pula, dua orang Quraisy lainnya yang pernah menumpahkan keranjang kotoran kambing kepada Rasulullah saw saat beliau masih berdakwah di Mekah. Mereka dibunuh dalam perjalanan kembali ke Madinah. Bilal, bekas budak Umayyah, begitu berkeinginan membunuhnya sehingga bersama sekumpulan orang yang membantunya bahkan sampai melukai seorang muslim yang ketika itu sedang mengawal Umayyah. Beberapa saat sebelum meninggalkan Badar, Rasulullah saw memberikan perintah agar mengubur sekitar dua puluh orang Quraisy yang tewas ke dalam sumur Badar. Beberapa hadis menyatakan bahwa kejadian ini menyebabkan kemarahan besar pada kaum Quraisy Mekah. Beberapa orang muslim yang baru saja ditangkap sekutu-sekutu Mekah dibawa ke kota itu dan dibunuh sebagai pembalasan atas kekalahan yang terjadi. 6) Dampak SelanjutnyaKelompok 1 Page 7

Pertempuran Badar sangatlah berpengaruh atas munculnya dua orang tokoh yang akan menentukan masa depan Jazirah Arabia di abad selanjutnya. Tokoh pertama adalah Rasulullah saw dalam semalam statusnya berubah dari seorang buangan dari Mekah menjadi salah seorang pemimpin utama. Selama bertahun-tahun beliau menjadi sasaran cemooh dan hinaan. Setelah keberhasilan yang hebat dan tak terduga itu, semua orang di Arabia harus menanggapinya dengan serius. Peristiwa di Badar memaksa suku-suku Arab lainnya untuk mengakui kekuatan umat islam sebagai salah satu penantang dan pewaris potensial terhadap kewibawaan dan peranan politik yang dimiliki oleh kaum Quraisy. Kemenangan di Badar juga membuat Rasulullah saw dapat memperkuat posisinya di Madinah. Beliau memiliki kekuatan untuk mengusir Bani Qainuqa dan Bani Nadir dari Madinah. Mereka adalah dua suku Yahudi Madinah yang sering mengancam stabilitas di Madinah. Pada saat yang sama, Abdullah bin Ubay, seorang munafik pemimpin Bani Khazraj dan penantang Rasulullah saw menyadari bahwa posisi politiknya di Madinah benar-benar melemah. Ia hanya mampu memberikan penentangan dengan pengaruh yang sangat terbatas kepada Rasulullas saw. b. Perang Uhud Perang Uhud adalah pertempuran yang terjadi antara kaum muslimin dan kafir Quraisy pada tanggal 22 Maret 625 M (7 Syawal 3 H). Pertempuran ini terjadi setahun setelah Perang Badar. Tentara Islam berjumlah 700 orang, sedangka tentara kafir berjumlah 3.000 orang. Tentara islam dipimpin langsung oleh Rasulullah saw., sedangkan tentara kafir dipimpin oleh Abu Sufyan. Disebut Perang Uhud karena terjadi didekat Bukit Uhud yang terletak 4 mill dari Masjid Rasulullah. Rasulullah saw. Menempatkan pasukan sayap kanan di kaki Bukit Uhud, sedangkan pasukan sayap kiri di kaki Bukit Ainain. Sayap kanan pasukan muslim aman karena terlindungi oleh Bukit Uhud, sedangkan sayap kiri pasukan muslim berada dalam bahaya karena musuh bias memutari Bukit Ainain dan menyerang dari belakang. Untuk mengatasi hal itu, Rasulallah saw. Menempatkan 50 pemanah di Ainain di bawah pimpinan Abdullah bin Zubair. Mereka di perintahkan agar tetap berada di tempat masin-masing, kecuali jika pasukan muslimin mengalami kekalahan. Dalam perang ini terdapat 14 wanita muslimah yang bertugas member air bagi yang haus, membawa yang terluka keluar dari pertempuran, dan mengobati luka tersebut. Di antaranya adalan Fatimah, putrid Rasulullah saw. Tentara Quraisy berkemah 1 mill di Selatan Bukit Uhud. Abu Sufyan mengelompokkan pasukannya menjadi infantry di bagian tengah dan dua sayap kavaleri di samping. Satap kanan di pimpin oleh Khalid bin Walid dan sayap kiri di pimpin oleh Ikhrimah bin Abu Jahal, masingmasing berkuatan 100 orang. Amr bin al-As ditunjuk sebagai panglima bagi kedua sayap. Abu Sufyan juga menempatkan 100 pemanah di barisan terdepan. Bendera Quraisy di bawa oleh Talhah bin Abu Talhah. Sebab-sebab kekalahan Perang Uhud, di antaranya sebagai berikut. 1) Tentara panah yang berjumlah 50 orang tidak taat kepada Rasulullah saw. 2) Adanya kaum munafik sebanyak 300 orang yang dipimpin oleh Abdullah bin Ubay yang mundur tidak mau berperang. 3) Terjadinya perbedaan pendapat antara kaum tua dan muda tentang tempat peperangan. Kaum muda ingin berperang di luar Kota Madinah. c. Perang Khandaq pertempuran Khandaq terjadi pada bulan Syawal tahun 5 Hijriah atau pada tahun 627 masehi. Pada perang ini terjadi pengepungan Kota Madinah oleh pasukan gabungan (al-ahzab) dan untuk melindungi Madinah dari serangan gabungan maka dibuatlah parit (khandaq) sbagai strategi berperang yang bertujuan untuk menghindari serangan langsung dari pasukan gabungan Quraisy.

Kelompok 1

Page 8

Pasukan gabungan dating dengan 10.000 pasukan dan mereka membuat kemah dibagian utara Madinah. Pengepungan pasukan Ahzab berlangsung selama satu bulan penuh. Allah swt. mengirimkan angin yang memporak-porandakan kemah pasukan gabungan. Angin itu memecahkan periuk-periuk dan memadamkan api mereka. Akhirnya pasukan gabungan pulang dengan kegagalan menakhlukkan Kota Madinah. d. pembebasan Kota Mekah Pembebasan Kota Mekah (fathu makkah) terjadi pada tahun 630 M tepatnya 10 Ramadhan 8 H. Rasulullah saw bersama 10.000 pasukannya berhasil menguasai Mekah dan menghancurkan semua berhala di sekitar Kabah. Terjadinya Fathu Makkah ialah karena kaum Quraisy merusak perjanjian Hudaibiah yang telah ditandatangani oleh kafir Quraisy Mekah dengan umat islam Madinah pada tahun 628 M.C. WAFAT RASULULLAH SAW.

Menjelang wafatnya, rasulullah saw. Beliau mengalami sakit yang cukup berat. Beliau meminta kerelaan istri-istrinya yang lain untuk dirawat di rumah Aisyah. Beliau meminta Abu Bakar as-shidiq untuk memimpin sholat jamaah. Sehingga keadaan itu membuat kaum muslimin cemas dan khawatir jika rasulullah saw.sampai meninggal. Ketika rasulullah saw.mengetahui kecemasan kaum muslimin, beliau berusaha menjumpai mereka. Dengan dipapahkan oleh Ali bin Abi Talib, beliau bersabda, wahai manusia! Saya mendengar bahwa kalian merasa cemas jika sampai Rasulullah meninggal dunia. Pernah ada seorang Rasulullah yang hidup selamanya! Kalau ada, saya juga akan hidup selamanya! Saya akan menemui Allah dan kamu akan menyusulku Rasulullah saw. meninggal pada tanggal 12 rabiulawal tahun ke-11 Hijriah, bertepatan dengan 8 juni 632 M setelah mengalami sakit selama 13 hari. Beliau meninggal dalam 63 tahun menurut perhitungan tahun hijriah. Beliau meninggal dunia dirumah Aisyah binti Abu Bakar dan di kuburkan disana. Diantara sahabat yang ikut memandikan beliau adalah Abbas bin Abdul Muttalib, Ali bin Abi talib, Fadal bin Abbas, Usamah bin Zaid, dan Syuqran. Banyak diantara sahabat dan kaum muslimin yang tak percaya bahwa Rasulullah saw. meninggal. Bahkan Umar bin Khattab sangat marah ketika mendengar kabar bahwa rasulullah telah meninggal. Ia berkata, Ada orang yang telah menyatakan Rasulullah saw. meninggal! Sesungguhnya, Demi Allah Rasulullah, Beliau tidak meninggal, tetapi hanya pergi menghadap tuhannya. Demi Allah Rasulullah akan kembali. Kemudian, Abu Bakar membenarkan berita meninggalnya Rasulullah saw. itu seraya membaca firman Allah dalam surah Ali Imran Ayat 144. Setelah itu barulah Umar bin Khattab percaya. Beliau meninggalkan dua pusaka yang tidak akan lekang oleh panas dan tidak akan lapuk oleh hujan. Itulah Al-Quran dan Hadis dari rasulullah saw.

Kelompok 1

Page 9