peningkatan kinerja usaha melalui penerapan … · ukm jenis bordir dan konveksi di kabupaten...

51
PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN MODAL INSANI DAN SOSIAL PADA UKM MINUMAN HERBAL DI KOTA DEPOK ZAFIRA YAQUT AISYAH DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: dinhkhanh

Post on 10-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN

MODAL INSANI DAN SOSIAL PADA UKM

MINUMAN HERBAL DI KOTA DEPOK

ZAFIRA YAQUT AISYAH

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh
Page 3: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Peningkatan Kinerja Usaha

Melalui Penerapan Modal Insani dan Sosial Pada UKM Minuman Herbal di Kota

Depok adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014

Zafira Yaqut Aisyah

NIM H24100004

Page 4: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

ABSTRAK

ZAFIRA YAQUT AISYAH. Peningkatan Kinerja Usaha Melalui Penerapan

Modal Insani dan Sosial Pada UKM Minuman Herbal di Kota Depok. Dibimbing

oleh ANGGRAINI SUKMAWATI.

Kinerja menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan suatu organisasi,

termasuk pada usaha kecil menengah kluster minuman herbal. Modal insani dan

modal sosial memiliki peran strategis dalam peningkatan kinerja UKM. Hasil

penelitian menyatakan bahwa permasalahan pada UKM minuman herbal

bersumber dari SDM yang dimiliki. Berdasarkan analisis Structural Equation

Modelling (SEM), diketahui modal insani tidak berpengaruh terhadap kinerja dan

modal sosial berpengaruh signifikan terhadap kinerja dengan nilai T-statistik

sebesar 5,321. Pada tahapan selanjutnya, hasil dari analisis di atas menjadi dasar

terbentuknya implikasi manajerial. Implikasi manajerial tersebut berupa The

House Model dan Importance-Performance Analysis (IPA) yang bertujuan untuk

mencari rekomendasi dalam hal meningkatkan kinerja UKM minuman herbal

Kota Depok.

Kata kunci: kinerja UKM, modal insani, modal sosial

ABSTRACT

ZAFIRA YAQUT AISYAH. Performance Improvement for Small and Medium

Enterprises (SMEs) Herbal Beverages Depok Through Human Capital and Social

Capital. Supervised by ANGGRAINI SUKMAWATI.

Performance is one measure of success of an organization, including of

thesmall and medium scale enterprise (SME) cluster ofherbal beverages. Human

and social capitals have important roles in improving the performance of SMEs.

The research shows that the problems of the SMEs was began with the human

resources. Based on the analysis of using Structural Equation Modeling (SEM),

that the human capital is known not to affect the performance, while the social

capital significantly influence the performance with the T-statistic value of 5,321.

In the next stage, the results of the above analysis are the basic of managerial

implications. The managerial implications are The House Model and Importance-

Performance Analysis (IPA) that aims to improve the performance of

recommendation in the Depok SMEs herbal beverages.

Keywords: human capital, SME performance, social capital

Page 5: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN

MODAL INSANI DAN SOSIAL PADA UKM

MINUMAN HERBAL DI KOTA DEPOK

ZAFIRA YAQUT AISYAH

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh
Page 7: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

Judul Skripsi : Peningkatan Kinerja Usaha Melalui Penerapan Modal Insani dan

Sosial Pada UKM Minuman Herbal di Kota Depok

Nama : Zafira Yaqut Aisyah

NIM : H24100004

Disetujui oleh

Dr Ir Anggraini Sukmawati, MM

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Mukhammad Najib, STP, MM

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2013 ini ialah

peningkatan kinerja, dengan judul Peningkatan Kinerja Usaha Melalui Penerapan

Modal Insani dan Sosial Pada UKM Minuman Herbal di Kota Depok.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Anggraini Sukmawati, MM,

selaku pembimbing yang telah membimbing serta memberi saran kepada penulis

selama penulisan karya ilmiah ini. Di samping itu, penghargaan penulis

sampaikan kepada para pemilik UKM kluster Minuman Herbal Kota Depok yang

telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga

disampaikan kepada ibunda Hj. Nenny Martini, ayahanda H. Sutarno, adik-adik

tersayang, seluruh keluarga, serta sahabat-sahabat tercinta, Alfiani, Humairoh,

Tantri, Eka Nurnafih, Athia, Syarifah, Fitri, Esha, Netri, dan Rindang, atas segala

bentuk dukungannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2014

Zafira Yaqut Aisyah

Page 9: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

Latar Belakang .................................................................................................... 1

Perumusan Masalah ............................................................................................. 2

Tujuan Penelitian ................................................................................................. 3

Manfaat Penelitian ............................................................................................... 3

Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 4

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) ................... Error! Bookmark not defined.

Permasalahan yang Dihadapi UKM .................................................................... 4

Modal Insani (Human Capital) ........................................................................... 4

Komponen Modal Insani ..................................................................................... 5

Modal Sosial (Social Capital) ............................................................................. 5

Komponen Modal Sosial ..................................................................................... 5

Kinerja ................................................................................................................. 5

METODE ............................................................... Error! Bookmark not defined.

Kerangka Penelitian ............................................................................................ 6

Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................... 7

Jenis dan Sumber Data ........................................................................................ 7

Metode Pengambilan Sampel .............................................................................. 8

Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................................ 8

Analisis Deskriptif ........................................................................................... 8

Diagram Ishikawa ............................................................................................ 8

Force Field Analysis (FFA) ............................................................................. 9

Structural Equation Modeling (SEM) ............................................................. 9

The House Model ........................................................................................... 11

Importance Performance Analysis (IPA) ...................................................... 12

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 12

Gambaran Umum UKM .................................................................................... 12

Karakteristik Responden ................................................................................... 12

Karakteristik UKM ........................................................................................ 12

Karakteristik Karyawan ................................................................................. 13

Permasalahan UKM Minuman Herbal di Depok .............................................. 13

Force Field Analysis (FFA) .............................................................................. 14

Analisis Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial Terhadap Kinerja UKM

dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS) ............................................... 15

Implikasi Manajerial .......................................................................................... 18

Page 10: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

The House Model ........................................................................................... 18

Tingkat Kepentingan dan Pencapaian Kinerja UKM ..................................... 20

SIMPULAN DAN SARAN................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 23

LAMPIRAN .......................................................................................................... 25

DAFTAR TABEL

1 UKM minuman herbal Kota Depok yang menjadi responden penelitian 133 2 Hasil Evaluasi outer model dan inner model pada model 1, 2, dan 3 16

3 Rata-rata skor kepentingan dan kinerja 20

DAFTAR GAMBAR

1 Jumlah anggota Asosiasi UMKM Kota Depok (Data Asosiasi UMKM

Depok 2013) 1

2 Kerangka Pemikiran 7

3 Diagram Ishikawa 9

4 Struktur Model I 10

5 Struktur Model II 10

6 Struktur Model III 11

7 Kerangka The House Model (Horovitz dan Ohlsson-Corboz, 2007)Error! Bookmark not defined.

8 Diagram Ishikawa UKM Minuman Herbal di Depok 14

9 Faktor Pendorong dan Penghambat UKM Kota Depok 15

10Outer Model 2 17

11Inner Model 2 18

13Analisis kuadran tingkat kepentingan kinerja UKM minuman herbal 21

DAFTAR LAMPIRAN

1 Karakteristik karyawan UKM .......................................................................... 26 2 Hasil pengolahan PLS ...................................................................................... 28 3 Importance Performance Analysis untuk Pemilik UKM ................................. 32

4 Kuesioner penelitian ......................................................................................... 34

Page 11: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Depok merupakan sebuah kota yang berada di daerah Propinsi Jawa Barat,

Indonesia. Kota Depok terdiri atas 11 kecamatan yang berbatasan langsung

dengan ibukota negara yaitu DKI Jakarta. Letak geografis yang strategis membuat

Depok berkembang dari segi perekonomian dan infrastruktur. Dari segi

perekonomian hal itu terlihat pada Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE).

Badan Pusat Statistik Depok menyatakan bahwa Laju Pertumbuhan

Ekonomi (LPE) Kota Depok tahun 2010 mencapai 6,36. Nilai tersebut lebih tinggi

dari LPE Propinsi Jawa Barat yaitu 6,22 dan melampaui LPE Nasional yang

hanya 6,10. Selain pencapaian terhadap LPE tertinggi di Jawa Barat, indikator lain

untuk mengukur tingkat perkembangan ekonomi suatu daerah adalah dengan

mengukur laju pertumbuhan PDRB. Selama periode 2010-2011, PDRB Kota

Depok PDRB atas dasar harga berlaku terhitung mengalami peningkatan dari Rp

16.144.726,21 pada tahun 2010 menjadi Rp 17.913.312,91 pada tahun 2011

(Pemkot Depok 2012). Keberhasilan ini tercapai dengan adanya peran UKM yaitu

sebagai penyedia lapangan pekerjaan dan penghasil produk kebutuhan masyarakat

Kota Depok.

UKM yang berada di Kota Depok mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Kenaikan tersebut dapat dilihat dari jumlah anggota asosiasi UMKM Kota Depok.

Berikut Gambar 1 menampilkan grafik peningkatan jumlah anggota asosiasi

UMKM.

Gambar 1 Jumlah anggota Asosiasi UMKM Kota Depok tahun 2006-2013 (Data

Asosiasi UMKM Depok 2013)

Meskipun jumlah UKM yang berada di Kota Depok meningkat, UKM

tidaklah luput dari berbagai permasalahan baik masalah khusus maupun umum,

salah satunya UKM kluster minuman herbal. Permasalahan yang dihadapi oleh

UKM kluster minuman herbal membuat kinerja dan kemampuan UKM berkiprah

125 152

177

232 272

375

459 477

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah peningkatan

Page 12: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

2

dalam perekonomian Depok menjadi tidak maksimal. Menurut Mayo yang disitasi

Endri (2010), selama ini peningkatan kinerja lebih banyak dikaitkan dengan

sumber daya yang bersifat fisik (tangible asset). Peningkatan kinerja perusahaan

dari perspektif fisik dan keuangan sangatlah akurat tetapi sebenarnya yang

menjadi penggerak nilai dari kedua perpektif tersebut adalah kemampuan yang

dimiliki oleh sumberdaya manusia (intangible asset). Intangible asset ini dapat

direpresentasikan melalui modal insani dan modal sosial.

Endri (2010) menyatakan perhatian terhadap sumber daya manusia sebagai

salah satu faktor produksi bagi kebanyakan perusahaan sering dinomor-duakan

dibandingkan dengan faktor-faktor produksi yang lain seperti teknologi dan uang.

Totana dalam Ancok (2003) menyatakan bahwa sebuah perusahaan akan memiliki

kinerja yang berbeda pada pengelolaan orang yang berbeda, artinya manusia yang

berbeda dalam mengelola aset yang sama akan menghasilkan nilai tambah yang

berbeda. Hal ini juga didukung oleh Ongkorahadjo et al. (2008), dalam

penelitiannya di kantor akuntan publik yang berhasil membuktikan individual

capability dan organizational climate yang merupakan komponen dari modal

insani (human capital) memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Sedangkan, Kertati (2012) dalam penelitiannya yang dilakukan pada ratusan

UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan

Karangayar, berhasil membuktikan bahwa modal sosial perusahaan memiliki

pengaruh penting terhadap berbagai kinerja UKM.

Perumusan Masalah

Mengacu pada data Asosiasi UMKM Kota Depok tahun 2013, terjadi

peningkatan yang tidak terlalu signifikan pada pertumbuhan UKM kluster

minuman herbal, dari 22 unit (tahun 2012) menjadi 26 unit (tahun 2013). Menurut

Setyobudi dalam Munizu (2013), permasalahan umum UKM dikategorikan

menjadi tiga jenis, yakni permasalahan yang bersifat klasik dan mendasar pada

UKM (basic problems), permasalahan lanjutan (advanced problems), dan

permasalahan antara (intermediate problems). Basic Problems (yaitu SDM yang

terbatas dan modal usaha yang belum memadai) inilah yang merupakan alasan

sulitnya UKM kluster minuman herbal untuk berkembang di Depok.

Sehubungan dengan permasalahan UKM diatas, hal terpenting yang harus

diterapkan adalah membangun kekuatan internal dengan UKM sebagai dasar

kekuatan menghadapi perubahan eksternal yang sangat dinamis. Oleh karena itu,

akan sangat menarik untuk meneliti modal peningkatan kinerja UKM kluster

minuman herbal khususnya di daerah Depok dari segi intangible asset, yaitu baik

dari kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan yang dimiliki SDM atau yang

lebih dikenal sebagai modal insani (human capital) maupun kemampuan SDM

dalam membangun dan mempertahankan hubungan sosial organisasinya atau yang

lebih dikenal sebagai modal sosial (social capital). Berdasarkan uraian diatas,

maka permasalahan yang diteliti adalah:

1. Apa permasalahan yang dialami oleh UKM kluster minuman herbal di Kota

Depok?

2. Apa faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam upaya peningkatan

kinerja UKM kluster minuman herbal di Kota Depok?

Page 13: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

3

3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh terhadap

peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal di Kota Depok?

4. Bagaimana rancangan model strategi yang baik untuk meningkatkan kinerja

UKM kluster minuman herbal di Kota Depok?

5. Bagaimana perbandingan tingkat kepentingan dengan kinerja yang telah

dicapai UKM kluster minuman herbal Kota Depok?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, adapun tujuan

dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi permasalahan yang dialami oleh UKM kluster minuman

herbal di Kota Depok.

2. Menganalisis faktor-faktor pendorong dan penghambat dari upaya

peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal di Kota Depok.

3. Menganalisis pengaruh dari modal insani dan modal sosial terhadap kinerja

UKM kluster minuman herbal di Kota Depok.

4. Merancang model strategi yang baik untuk meningkatkan kinerja UKM

kluster minuman herbal di Kota Depok.

5. Menganalisis perbandingan tingkat kepentingan dengan kinerja yang telah

dicapai UKM kluster minuman herbal di Kota Depok.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat dilihat dari dua sudut

pandang, yaitu:

1. Praktis

Penelitian ini dari segi praktis bermanfaat bagi aplikasi manajerial para

pengusaha, pemerintah maupun instansi terkait dengan pengembangan usaha

berskala kecil dan menengah kluster minuman herbal di Kota Depok.

2. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi

pengembangan ide, menyelesaikan masalah di bidang keilmuan, serta

meningkatan wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan modal insani,

modal sosial, dan kinerja di usaha berskala kecil dan menengah

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada pengaruh yang diberikan dari

modal insani dan modal sosial terhadap peningkatan kinerja UKM di Kota

Depok. Variabel dari modal insani dibatasi pada metode umum dan spesifik on

the job training, pendidikan formal, serta pengetahuan lainnya. Penelitian untuk

modal sosial dibatasi pada dimensi struktural, relasional dan kognitif.

Page 14: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

4

TINJAUAN PUSTAKA

Permasalahan yang Dihadapi UKM

Setyobudi dalam Munizu (2013) membagi permasalahan UKM dalam tiga

kategori yakni:

1. Permasalahan yang bersifat klasik dan mendasar pada UKM (basic

problems), antara lain berupa permasalahan modal, bentuk badan hukum

yang umumnya non formal, SDM, pengembangan produk dan akses

pemasaran.

2. Permasalahan lanjutan (advanced problems), antara lain pengenalan dan

penetrasi pasar ekspor yang belum optimal, kurangnya pemahaman terhadap

desain produk yang sesuai dengan karakter pasar, permasalahan hukum

yang menyangkut hak paten, prosedur kontrak penjualan serta peraturan

yang berlaku di Negara tujuan ekspor.

3. Permasalahan antara (intermediate problems), yaitu permasalahan dari

instansi terkait untuk menyelesaikan masalah dasar agar mampu

menghadapi persoalan lanjutan secara lebih baik. Permasalahan tersebut

antara lain dalam hal manajemen keuangan, agunan dan keterbatasan dalam

kewirausahaan. Dengan pemahaman atas permasalahan di atas, akan dapat

ditengarai berbagai problem dalam UKM dalam tingkatan yang berbeda,

sehingga solusi dan penanganannya pun seharusnya berbeda pula.

Modal Insani (Human Capital)

Peletak dasar pertama dari konsep modal insani ini adalah W. Schultz dalam

Pidato Theodore tahun 1960 yang berjudul Investment in Human Capital. Konsep

ini menganggap bahwa manusia merupakan suatu bentuk modal atau kapital

seperti bentuk kapital lainya, seperti mesin, teknologi, tanah, uang, dan material.

Selanjutnya, berkembanglah konsep modal insani menurut pendapat ahli lainnya,

berikut penjelasan beberapa pendapat mengenai konsep modal insani

(Ongkorahardjo et al 2008).

1. Stewart (1997)

Modal insani diartikan sebagai manusia itu sendiri yang secara personal

dipinjamkan kepada perusahaan dengan kapabilitas individunya, komitmen,

pengetahuan dan pengalaman pribadi.

2. Mayo (2000)

Modal insani merupakan sumber inovasi dan pembaharuan strategi yang

dapat diperoleh dari brainstorming melalui riset laboratorium, impian manajemen,

process reengineering, dan perbaikan atau pengembangan ketrampilan pekerja.

3. Malhotra dan Bontis (2002)

Modal insani merupakan kombinasi dari pengetahuan dan kemampuan

seseorang dari pengetahuan, ketrampilan, inovasi dan kemampuan seseorang

untuk menjalankan tugasnya sehingga dapat menciptakan suatu nilai untuk

mencapai tujuan.

Page 15: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

5

Komponen Modal Insani

Modal Insani memiliki beberapa komponen yang menyusunnya. Istaiteyeh

(2011), menyatakan bahwa peran modal insani (human capital) terdiri atas

metode umum on the job training dan spesifik on the job training, pendidikan

formal, serta pengetahuan lainnya.

Modal Sosial (Social Capital)

Konsep modal sosial pertama kali dicetuskan oleh Hanifan tahun 1916, di

saat dia membicarakan tentang pusat komunitas yang terkait dengan sekolah di

wilayah pedesaan. Namun, istilah modal sosial lebih dipopulerkan lagi oleh James

S. Coleman tahun 1990. Selanjutnya konsep modal sosial semakin dikembangkan

dan dikaji oleh para ahli lainnya. Berikut penjelasan beberapa pendapat tentang

definisi modal sosial (Ancok 2003):

1. Fukuyama (1995)

Modal sosial adalah serangkaian nilai-nilai atau norma-norma informal yang

dimiliki bersama di antara para anggota suatu kelompok masyarakat yang

memungkinkan terjalinnya kerjasama diantara mereka.

2. Brehm dan Rahn (1997)

Modal sosial adalah jaringan kerjasama di antara warga masyarakat yang

memfasilitasi pencarian solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh mereka.

Komponen Modal Sosial

De Jong (2010), menyatakan bahwa modal sosial berfokus pada tingkat

analisis individu dalam menyusun dimensi modal sosial menjadi tiga dimensi,

yaitu dimensi struktural, relasional dan kognitif. Dimensi stuktural didefinisikan

sebagai keseluruhan bentuk dari hubungan antar pelaku-pelaku sosial. Dimensi

relasional merupakan aset yang diciptakan dan tumbuh dalam hubungan antar

organisasi yang mencakup kepercayaan, kelayakan, kelayakan dipercaya, norma

dan sangsi, kewajiban dan harapan, serta identitas dan identifikasi. Dimensi

kognitif diartikan sebagai bahasa bersama (shared languages), berbagi cerita

(shared narrative) dan visi bersama (shared vision) yang memfasilitasi

pemahaman bersama tentang tujuan kolektif.

Kinerja

Wirawan (2009) menyatakan bahwa kinerja adalah singkatan dari kinetika

energi kerja yang padanannya dalam bahasa inggris adalah performance. Istilah

performance sering diindonesiakan sebagai performa. Kinerja adalah keluaran

yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau

suatu profesi dalam waktu tertentu. Sedangkan definisi dari kinerja organisasi

adalah seberapa jauh tingkat kemampuan pelaksanaan tugas-tugas organisasi

dalam rangka pencapaian tujuan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan

program (visi dan misi) yang telah ditetapkan sebelumnya.

Page 16: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

6

METODE

Kerangka Penelitian

UKM kluster minuman herbal Kota Depok merupakan UKM yang

berpotensi untuk dikembangkan, namun masalah mengenai SDM yang terbatas

dan modal usaha yang belum memadai membuat UKM ini sulit untuk bertahan

dari krisis. Penelitian mengenai modal insani dan modal sosial di UKM kluster

minuman herbal diharapkan mempunyai manfaat sebagai bahan pertimbangan

dalam upaya peningkatan kinerja UKM terkait. Penelitian ini dilakukan melalui

lima tahap, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap pertama, menganalisis permasalahan yang dihadapi oleh UKM

menggunakan diagram Ishikawa (fishbone chart).

2. Tahap kedua, mengidentifikasi faktor yang menjadi pendorong dan

penghambat menggunakan Force Field Analysis (FFA)

3. Tahap ketiga, menganalisis pengaruh modal insani dan modal sosial

terhadap peningkatan kinerja UKM dengan Structural Equation Modeling

(SEM).

4. Tahap keempat, perolehan hasil dari tahap sebelumnya dijadikan masukan

(input) untuk perancangan model peningkatan kinerja UKM melalui modal

insani dan modal sosial menggunakan The House Model.

5. Tahap kelima, mengidentifikasi prioritas dengan membandingkan antara

tingkat yang dipentingkan dengan tingkat kinerja organisasi dengan

Importance-performance analysis (IPA). Kerangka pemikiran dijabarkan

pada Gambar 2 berikut:

Page 17: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

7

Gambar 2 Kerangka pemikiran

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di UKM minuman herbal di Kota Depok, Jawa

Barat dengan pertimbangan seperti yang telah disebutkan di dalam perumusan

masalah. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April-September 2013.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan kuesioner yang disebar

ke UKM minuman herbal. Kuesioner penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

UKM Minuman Herbal Kota Depok

Identifikasi masalah

yang dihadapi UKM

Identifikasi faktor

pendorong dan

penghambat kinerja

UKM

Force Field

Analysis

Diagram

Ishikawa

Upaya peningkatan kinerja

UKM

Melalui modal insani

(Istaiteyeh 2011):

1. Metode umum on

the job training

2. Metode spesifik on

the job training

3. Pendidkan formal

4. Pengetahuan lainnya

Melalui modal sosial

(De Jong 2010):

1. Dimensi struktural

2. Dimensi relasional

3. Dimensi kognitif

Analisis pengaruh modal

insani dan modal sosial

terhadap peningkatan kinerja

Structural Equation

Modeling (SEM)

Implikasi

manajerial

Merancang model berisi

rekomendasi untuk UKM

dalam merealisasikan tujuan

Identifikasi prioritas dengan

membandingkan antara

tingkat kepentingan dan

tingkat kinerja

The House Model Importance-Performance Analysis

(IPA)

Page 18: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

8

Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai literatur, baik berupa buku,

penelitian terdahulu, internet, serta data-data yang didapatkan dari instansi-

instansi yang terkait.

Metode Pengambilan Sampel

Populasi dan sampel diperlukan dalam penelitian untuk mengumpulkan data

dari variabel yang diteliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kuantitas, kualitas, dan karakterstik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan

(Sugiyono 2009). Jumlah populasi penelitian ini adalah 26 UKM minuman herbal

yang terdaftar di Asosiasi UMKM Kota Depok.

Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam menentukan

sampel diperlukan suatu metode pengambilan sampel yang tepat agar dapat

menggambarkan keadaan populasi secara maksimal. Teknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini adalah convenience sampling. Sugiyono (2009) menyatakan

bahwa convenience sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan aksesbilitas kenyamanan dan kedekatan dengan peneliti. Informasi

mengenai sampel yang terpilih, diperoleh dari Asosiasi UMKM Kota Depok.

Responden dari penelitian ini terbagi menjadi dua kategori yaitu 7 orang pemilik

UKM dan 31 orang karyawan UKM.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif,

metode Diagram Ishikawa, Force Field Analysis (FFA), Structural Equation

Modelling (SEM) dengan PLS, The House Model dan Importance-Performance

Analysis (IPA).

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang bertujuan mengubah kumpulan data

mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami, dalam bentuk informasi yang lebih

ringkas (Istijanto 2010). Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis

gambaran mengenai karakteristik responden. Karakteristik responden dilihat dari

lima hal, yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, masa kerja,

dan status pernikahan.

Diagram Ishikawa

Diagram ini disebut juga diagram tulang ikan (fishbone chart) dan berguna

untuk memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan

mempunyai akibat pada masalah yang kita pelajari. Menurut Scarvada (2011),

konsep dasar dari diagram tulang ikan adalah permasalahan mendasar diletakkan

di bagian kanan dan penyebab permasalahan digambarkan pada sirip dan durinya.

Kategori penyebab permasalahan yang sering digunakan adalah bahan baku,

mesin, lingkungan, metode, pengukuran, dan manusia. Gambar 3 menggambarkan

Diagram Ishikawa yang akan digunakan dalam penelitian ini. Hasil wawancara

Page 19: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

9

akan memperdalam analisis terkait penyebab primer (primer cause) dan penyebab

sekunder (secondary cause) yang menghambat upaya peningkatan kinerja UKM

minuman herbal di Kota Depok.

Gambar 3 Diagram Ishikawa

Force Field Analysis (FFA)

Force Field Analysis (FFA) berguna untuk pengambilan keputusan, dalam

FFA akan terlihat faktor pendukung serta faktor penghambat serta membantu

mengkomunikasikan alasan pengambilan keputusan. Tujuan dari metode ini ialah

untuk mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan berdasarkan faktor

pendukung dan penghambat.

Structural Equation Modeling (SEM)

Sugiyono (2009) menyatakan bahwa Permodelan Persamaan Struktural

(Structural Equation Modeling) yang biasa disingkat dengan Structural Equation

Modeling atau yang biasa disingkat SEM merupakan model pengukuran yang

menguraikan variabel laten menggunakan variabel manifes sebagai indikatornya.

Peneliti akan memperoleh besaran nilai variabel-variabel yang berpengaruh

terhadap variabel laten, dimana semua komponen yang berpengaruh dapat terlihat

melalui suatu model yang dimunculkan. Untuk menguji model, penelitian ini

menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS) dengan software SmartPLS

2.0M3.

Penelitian ini menggunakan 3 variabel laten, yaitu modal sosial, modal

insani, dan kinerja. Analisis yang digunakan yaitu untuk melihat besar pengaruh

variabel eksogen yaitu modal sosial dan modal insani terhadap variabel laten

endogen yaitu kinerja. Modal insani (human capital) terdiri dari empat variabel,

yaitu program pendidikan formal, metode umum on the job training, metode on

the job training spesifik, dan pengetahuan lainnya (Istaiteyeh 2011). Modal sosial

(social capital) terdiri dari tiga dimensi, yaitu dimensi struktural, dimensi

relational, dan dimensi kogntif (De Jong 2010). Pada kinerja UKM terdiri dari dua

variabel terukur, yaitu produktivitas dan daya inovasi (Dokko 2004).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ongkorahadjo et al. (2008) di kantor

akuntan publik berhasil membuktikan individual capability dan organizational

climate yang merupakan komponen dari modal insani (human capital) memiliki

pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Kemudian, Kertati (2012) dalam

penyebab primer

penyebab sekunder

Manusia Metode Mesin

Material Pengukuran Lingkungan

Efek

Page 20: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

10

penelitiannya yang dilakukan pada ratusan UKM jenis Bordir dan Konveksi di

Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan Karangayar, berhasil membuktikan

bahwa modal sosial perusahaan memiliki pengaruh penting terhadap berbagai

kinerja UKM. Dari kedua penelitian tersebut didapatkan model pertama yang

menganalisis pengaruh langsung dari variabel modal insani dan modal sosial

organisasi terhadap kinerja UKM. Model pertama dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Struktur model I

Penelitian yang dilakukan Nishantha (2011) mengenai hubungan antara

modal insani, modal sosial dan pertumbuhan organisasi membuktikan bahwa

modal insani memiliki pengaruh tidak langsung melalui modal sosial dalam

mempengaruhi pertumbuhan organisasi. Dari penelitian ini terbentuklah model

kedua untuk menganalisis modal sosial yang mempengaruhi kinerja UKM sebagai

variabel perantara bagi variabel modal insani. Model kedua dapat dilihat pada

Gambar 5.

Gambar 5 Struktur model II

Modal

Insani

Modal

Sosial

Kinerja

UKM

Produktivitas

Daya inovasi

Pendidikan

Formal

Metode umum on

the job training

Pengetahuan

lainnya

Metode spesifik on

the job training

Dimensi Struktural

Dimensi Relational Dimensi Kognitif

Modal

Insani

Modal

Sosial

Kinerja

UKM

Produktivitas

Daya inovasi

Pendidikan Formal Metode umum on

the job training

Pengetahuan

lainnya

Metode spesifik on

the job training

Dimensi Struktural Dimensi Relational Dimensi Kognitif

Page 21: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

11

Penelitian Stam dan Elfring (2008) membuktikan modal sosial merupakan

media mediasi yang memperkuat hubungan antara orientasi entrepreneur dengan

kinerja. Berdasarkan hasil penelitian ini, terbentuklah model ketiga yang

menganalisis pengaruh langsung dari variabel modal insani terhadap kinerja UKM

dengan modal sosial sebagai variabel moderator. Model ketiga dapat dilihat pada

Gambar 6.

Gambar 6 Struktur model III

The House Model

The House Model merupakan konsep yang dibangun dalam menggambarkan

usaha organisasi untuk mengubah mimpi menjadi sebuah tindakan. Horovitz dan

Anne-Valerie Ohlsson-Corboz (2007) menyatakan bahwa hal utama yang paling

dibutuhkan oleh organisasi adalah sebuah visi inspirasional tentang masa depan

organisasi, yaitu sebuah impian dengan batas waktu. Impian dengan batas waktu

ini memerlukan pilar-pilar yang dapat menyokong keberadaan dan pencapaiannya.

The House Model tersebut dijelaskan melalui Gambar 7.

Key Way (Cara Utama)

Key Way (Cara Utama)

Key Way (Cara Utama)

Action and Milestone

(tindakan dan batu

pijakan yang

digunakan)

Action and Milestone

(tindakan dan batu

pijakan yang

digunakan)

Action and Milestone

(tindakan dan batu

pijakan yang

digunakan)

Gambar 7 Kerangka The House Model (Horovitz dan Ohlsson-Corboz, 2007)

Modal

Insani

Modal

Sosial

Kinerja

UKM

Produktivitas

Daya inovasi

Pendidikan Formal

Metode umum on

the job training

Pengetahuan

lainnya

Metode spesifik on

the job training

Dimensi Struktural Dimensi Relational Dimensi Kognitif

Dream with a deadline

(Mimpi dengan batas waktu)

Supporting Behavior (Tindakan Pendukung)

Page 22: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

12

Importance-Performance Analysis (IPA)

Teknik ini pertama kali dikembangkan di bidang pemasaran. Namun, dalam

perkembangan selanjutnya, teknik ini dapat disesuaikan untuk penelitian dibidang

manajemen fungsional lainnya. Importance-Performance Analysis (IPA) terdiri

atas dua komponen, yaitu analisis kuadran dan analisis kesenjangan. Analisis

kuadran akan memetakan atribut yang diplotkan berdasarkan tingkat kepentingan

dan kinerja, sedangkan analisis kesenjangan digunakan untuk untuk melihat

kesenjangan antara kondisi ideal/harapan responden dari suatu variabel dengan

kondisi aktual/kinerja yang dicapai oleh organisasi terkait (Supranto 2004).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum UKM

UKM merupakan salah satu solusi masyarakat untuk tetap bertahan dalam

menghadapi krisis. Dengan memperhatikan besarnya kontribusi UKM terhadap

kesejahteraan manusia dan sebagai perangsang ekonomi, banyak pihak yang ingin

mengetahui mengenai ketahanan UKM pada jangka panjang. Namun sebagian

besar UKM di Indonesia tumbuh secara tradisional dan merupakan usaha keluarga

yang turun temurun. Keterbatasan dari segi pendidikan formal dan ketrampilan

(modal insani) sangat berpengaruh terhadap tata kelola suatu usaha. Permasalahan

ini diperburuk dengan pengembangan modal sosial yang masih rendah. Padahal

melalui modal sosial, UKM dapat membangun jaringan baik internal maupun

eksternal dalam memperoleh dan memfasilitasi penyebaran pengetahuan yang

berguna meningkatkan kinerja UKM.

Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini terdiri dari 31 orang yang berasal dari 7

UKM minuman herbal di daerah Depok. Analisis deskriptif digunakan untuk

mengidentifikasi karakteristik UKM berdasarkan lama berdiri UKM dan skala

UKM tersebut serta karakteristik karyawan berdasarkan tingkat pendidikan

terakhir, usia, lama bekerja, penghasilan, status pernikahan, dan jumlah

tanggungan.

Karakteristik UKM

UKM minuman herbal di Kota Depok berjumlah 26 UKM (Asosiasi

UMKM Kota Depok 2013). Penelitian ini memilih 7 UKM dengan metode

convenience sampling. Karakteristik 7 UKM yang menjadi responden dijelaskan

Tabel 1.

Page 23: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

13

Tabel 1 UKM minuman herbal Kota Depok yang menjadi responden penelitian

Nama UKM Lama

Berdiri

(tahun)

Skala

Usaha Jenis Usaha

Omset (juta

rupiah/bulan)

Madu Mutiara

Apiari Ibu 4 Menengah Madu dan olahan dari madu 600

Melly Organik 14 Kecil Minuman lidah buaya, sayuran

organik 15

Pengobatan

Herbal Bpk.

Yunus 21 Kecil Obat-obatan Herbal 10

IDH 4 Kecil Obat Tradisional 10

Wirawati Catur

Panca 4 Kecil Minuman kesehatan 10

Fahmi Herbal 6 Kecil Minuman lidah buaya dan obat

Herbal 12

Mitra Usaha

Sejahtera 4 Kecil

Minuman dan olahan dari

lidah buaya 10

Sumber: Asosiasi UMKM Kota Depok 2013

Karakteristik Karyawan

Karyawan yang dijadikan responden berjumlah 31 orang dan dipilih

melalui teknik convinience sampling. Karakteristik tingkat pendidikan karyawan

UKM minuman herbal didominasi pendidikan di bawah tingkat perguruan tinggi,

yaitu 30 orang pada tingkat SMA/sederajat. Karakteristik tingkat pendidikan

responden ini mayoritas berusia antara 16-25 tahun.

Responden dikelompokkan juga berdasarkan karakteristik lama bekerja.

Karakterstik lama bekerja didominasi dengan karyawan yang telah bekerja pada

rentang 1-5 tahun sejumlah 16 orang.

Penghasilan sejumlah Rp 1.000.000,00-Rp 1.500.000,00 mendominasi

penghasilan karyawan UKM kluster minuman herbal di Kota Depok, yaitu

sebanyak 19 orang. Jumlah upah merupakan nilai yang didapat dari kinerja

karyawan dan kesanggupan masing-masing UKM untuk membayar karyawan.

Jumlah antara sudah menikah dengan yang belum menikah tidaklah terlalu

jauh, yaitu 15 karyawan yang telah menikah dan yang belum menikah sebanyak

16 orang. Karyawan UKM minuman herbal belum ada yang memiliki status

janda/duda. Karyawan UKM minuman herbal kota Depok yang menjadi

responden mayoritas memiliki karakteristik jumlah tanggungan 3-4 orang yaitu 18

orang, lalu responden dengan karakteristik jumlah tanggungan 1-2 orang yaitu 11

orang, dan responden dengan jumlah tanggungan 5-6 orang yaitu 2 orang.

Karakteristik responden lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran 2.

Permasalahan UKM Minuman Herbal di Depok

Permasalahan utama pada penelitian ini adalah kinerja UKM yang rendah.

Hasil diperoleh melalui wawancara mendalam dengan pemilik UKM. Penyebab

Page 24: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

14

rendahnya kinerja pada UKM ada beberapa faktor, antara lain: SDM, material,

pengukuran, dan lingkungan. Penjelasan lebih lanjut terdapat pada Gambar 8.

Gambar 8 Diagram Ishikawa UKM Minuman Herbal di Depok

Berdasarkan Gambar 8, masalah utama yang dihadapi oleh UKM minuman

herbal adalah sektor sumberdaya manusia. Masalah tersebut merupakan

penghambat untuk peningkatan kinerja UKM. Sedangkan masalah lain yang juga

menjadi penghambat adalah lingkungan, material dan pengukuran.

Force Field Analysis (FFA)

Tujuan UKM minuman herbal di Kota Depok dapat dicapai dengan faktor

pendorong yang dimilikinya. Namun dalam pencapaian tujuan terdapat beberapa

kendala yang dapat menghambatnya. Penghambat dalam pencapaian tersebut

dikarenakan adanya faktor penghambat baik dari internal maupun eksternal UKM.

Faktor pendorong dan penghambat peningkatan kinerja UKM dianalisis

menggunakan force field analysis yang dijelaskan pada Gambar 9.

Page 25: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

15

Gambar 9 Faktor Pendorong dan Penghambat UKM Kota Depok

Analisis Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial Terhadap Kinerja UKM

dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS)

Penelitian ini menggunakan 3 variabel laten, yaitu modal sosial, modal

insani, dan kinerja. Analisis yang digunakan yaitu untuk melihat bentuk dan besar

pengaruh variabel eksogen yaitu modal sosial dan modal insani terhadap variabel

laten endogen yaitu kinerja. Model yang akan diujikan yaitu: (1) model pertama

yang akan menganalisis pengaruh langsung dari variabel modal insani dan modal

sosial terhadap kinerja UKM; (2) model kedua menganalisis pengaruh langsung

modal insani dan modal sosial sebagai variabel moderator dalam mempengaruhi

kinerja; (3) model ketiga menganalisis modal sosial yang mempengaruhi kinerja

UKM sebagai variabel perantara bagi variabel modal insani. Secara umum,

evaluasi dan interpretasi dari ketiga model dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil

olahan (output) dari SmartPLS dicantumkan di Lampiran 3.

Page 26: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

16

Tabel 2 Hasil evaluasi outer model dan inner model pada model 1, 2, dan 3

Kriteria Standar

penilaian

MODEL 1 MODEL 2 MODEL 3

Loading factor

(OUTER

MODEL)

Nilai loading factor> 0.70

Terdapat 1 indikator yang memiliki nilai

loading factor < 0,70

yaitu Y1, sehingga indikator tersebut perlu

direduksi untuk

menghasilkan kevalidan seluruh indikator.

Setelah Y1 direduksi

diperoleh hasil keseluruhan nilai nilai

loading factor > 0,70

sehingga telah merefleksikan variabel-

variabel laten (Valid)

Terdapat 1 indikator yang memiliki nilai loading

factor < 0,70 yaitu Y1,

sehingga indikator tersebut perlu direduksi untuk

menghasilkan kevalidan

seluruh indikator. Setelah Y1 direduksi diperoleh hasil

keseluruhan nilai nilai

loading factor > 0,70 sehingga telah

merefleksikan variabel-

variabel laten (Valid)

Terdapat 1 indikator yang memiliki nilai

loading factor < 0,70

yaitu Y1, sehingga indikator tersebut perlu

direduksi untuk

menghasilkan kevalidan seluruh indikator.

Setelah Y1 direduksi

diperoleh hasil keseluruhan nilai nilai

loading factor > 0,70

sehingga telah merefleksikan variabel-

variabel laten (Valid)

Average Variance

Extracted

(AVE) (OUTER

MODEL)

Nilai AVE > 0,50

Kinerja (1,000000); Modal Insani

(0,676404); Modal

Sosial (0,654802) (Valid)

Kinerja (1,000000); Modal Insani (0,677457); Modal

Sosial (0,645074) (Valid)

Kinerja (1,000000); Modal Insani

(0,676404); Modal

Insani * Modal Sosial (0,721800); Modal

Sosial (0,654802)

(Valid)

Composite Reliability

(OUTER

MODEL)

Nilai Composite

Reliability>

0.7

Kinerja (1,000000); Modal Insani

(0,889961); Modal

Sosial (0,842527) (Reliabel)

Kinerja (1,000000); Modal Insani (0,889690); Modal

Sosial (0,839508) (Reliabel)

Kinerja (1,000000); Modal Insani

(0,889961); Modal

Insani * Modal Sosial (0,968550); Modal

Sosial (0,842527)

(Reliabel)

Communality

(OUTER

MODEL)

Nilai > 0,50 Kinerja (1,000000);

Modal Insani

(0,676404); Modal Sosial (0,654802)

(Valid)

Kinerja (1,000000); Modal

Insani (0,677457); Modal

Sosial (0,645075) (Valid)

Kinerja (1,000000);

Modal Insani

(0,676404); Modal Insani * Modal Sosial

(0,721800); Modal

Sosial (0,654802) (Valid)

Signifikansi

(INNER

MODEL)

Nilai T-

Statistik > 1,96 (5persen)

Modal Insani -> Kinerja

0,964678 (Tidak Berpengaruh); Modal

Sosial -> Kinerja

4,542137 (Berpengaruh)

Modal Insani -> Kinerja

(0,577373) (Tidak

Berpengaruh); Modal

Insani -> Modal Sosial

(10,863267)

(Berpengaruh); Modal

Sosial -> Kinerja

(5,320506)(Berpengaruh)

Modal Insani -> Kinerja

(1,629416) (Tidak Berpengaruh); Modal

Insani * Modal Sosial -

> Kinerja (1,895397) (Tidak Berpengaruh);

Modal Sosial -> Kinerja

(0,438939) (Tidak Berpengaruh)

Original

Sample

(INNER

MODEL)

*Angka (+)

memiliki

pengaruh positif

langsung

*Angka (-) tidak memiliki

pengaruh

positif langsung

Modal Insani -> Kinerja

(0,153722) (Memiliki

pengaruh positif langsung);Modal Sosial -

> Kinerja (0,684671)

(Memiliki pengaruh positif langsung)

Modal Insani -> Kinerja

(0,087413) (Memiliki

pengaruh positif

langsung); Modal Insani -

> Modal Sosial (0,782561)

(Memiliki pengaruh

positif langsung); Modal

Sosial -> Kinerja

(0,741616) (Memiliki

pengaruh positif

langsung)

Modal Insani -> Kinerja

(-1,357388) (Tidak

memiliki pengaruh positif langsung);

Modal Insani * Modal

Sosial -> Kinerja (1,980326) (Memiliki

pengaruh positif

langsung); Modal Sosial -> Kinerja

(0,123986) (Memiliki

pengaruh positif langsung)

R-Square

(INNER

MODEL)

R-square

dengan nilai 0,67 (M.kuat);

0,33

(Moderat); 0,19

(M.lemah)

R-Square Kinerja

0,652222 (Model Moderat)

R-Square Kinerja 0,659097

(Model Moderat) R-Square Kinerja

(0,689556) (Model

Kuat)

Keterangan : Nilai yang dicetak tebal adalah nilai terbaik

Page 27: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

17

Evaluasi yang dilakukan berdasarkan standar penilaian menurut Chin (1998)

yang disitasi Ghozali (2008) dari model pengukuran (outer model) dan model

struktural (inner model). Hasil evaluasi dari ketiga model menyatakan bahwa

model yang memiliki hasil evaluasi yang baik adalah model 2. Peneliti memilih

model 2 karena hasil SEM model 2 paling sesuai dengan teori yang sudah ada

dibandingkan dengan hasil SEM model 1 dan 3. Hasil outer model dan inner

model terpilih dapat dilihat pada Gambar 10 dan Gambar 11.

Gambar 10 Outer model 2

Outer model merupakan pengukuran dari masing-masing indikator terhadap

masing-masing variabel (Ghozali, 2008). Apabila koefisien atau loading factor

dari masing-masing indikator pada model kurang dari 0,7 maka harus direduksi.

Dapat dilihat dari Gambar 10, semua indikator setelah dilakukan reduksi pada

indikator Y1 memiliki indikator yang valid dan dapat merefleksikan variabel-

variabel laten.

Dimensi struktural (X1), dimensi relasional (X2), dimensi kognitif (X3)

dapat merefleksikan variabel modal sosial dengan baik. Namun, nilai loading

factor pada X1 lebih kecil dibandingkan dengan X2 dan X3. Hal ini disebabkan

karena responden melihat indikator X1 termasuk hal yang tidak diprioritaskan.

Kemudian pada pendidikan formal (X4), pelatihan umum (X5), pelatihan

spesifik (X6), dan pengetahuan lain (X7) dapat merefleksikan variabel modal

insani dengan baik. Hanya saja nilai loading factor pada X7 lebih kecil

dibandingkan dengan X4, X5, dan X6. Penyebabnya adalah sama seperti kasus X3,

menurut responden, indikator X7 termasuk hal yang tidak diprioritaskan.

Tampak pada gambar nilai-nilai loading factor yang sudah sesuai dan

merefleksikan laten, sehingga dapat dilakukan tahap selanjutnya yaitu

boostrapping untuk menghasilkan inner model.

Page 28: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

18

Gambar 11 Inner model 2

Melalui boostrapping, peneliti dapat menilai signifikansi statistik model

penelitian dengan menguji hipotesis untuk tiap jalur hubungan. Hasil

boostrapping (Gambar 11) yaitu sebagai berikut: (1) Konstruk Modal Insani

terhadap Kinerja UKM memiliki T-Statistik sebesar 0,577. Nilai T hitung < dari T

tabel sehingga modal insani tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kinerja UKM; (2) Konstruk modal insani terhadap modal sosial memiliki T-

Statistik sebesar 10,863. Nilai T hitung > T tabel sehingga modal insani memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap modal sosial; (3) Konstruk Modal sosial

terhadap kinerja UKM memiliki T-Statistik sebesar 5,321. Nilai T hitung > T

tabel sehingga modal sosial memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja UKM.

Hasil SEM memperlihatkan bahwa modal insani tidak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja UKM. Hal ini dapat disebabkan karena penelitian ini

hanya melihat dari sudut pandang Manajemen Sumberdaya Manusia saja dan

jumlah responden yang diteliti hanya terbatas (berjumlah 31 orang). Namun

modal insani memiliki pengaruh langsung terhadap modal sosial dan modal sosial

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Ini dapat diartikan konsep

modal insani dapat digunakan oleh UKM dengan menggunakan modal sosial

sebagai perantara, sehingga pencapaian tujuan perencanaan menjadi lebih efektif.

Implikasi Manajerial

Implikasi manajerial adalah proses pengambilan keputusan bagaimana

meningkatkan produktivitas se efisien dan se efektif mungkin dari sumberdaya

yang dimiliki. Implikasi manajerial yang dapat digunakan oleh UKM minuman

herbal Kota Depok sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kinerja

UKM dapat dibentuk melalui The House Model dan analisis IPA.

The House Model

Mayoritas UKM minuman herbal yang dijadikan sampel penelitian belum

memilki visi dan misi yang didokumentasikan. Motivasi UKM untuk berkembang

masih tergolong rendah. Oleh karena itu diperlukan sebuah batu loncatan sebagai

standar yang dapat memotivasi UKM dalam mencapai cita-citanya. The House

Page 29: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

19

Model merupakan alat yang dapat digunakan oleh UKM untuk membantu UKM

dalam merancang strategi dan menentukan impian dari usaha yang didirikannya.

Rancangan The House Model UKM minuman herbal terdapat pada Gambar 12.

Gambar 12 The House Model UKM Minuman Herbal Kota Depok

Pada bagian paling atas rancangan The House Model UKM minuman herbal

Kota Depok terdapat atap (roof) yang berisikan sebuah impian (visi) yang dapat

dicapai dengan batas waktu tertentu. Berdasarkan hasil dari SEM, hanya indikator

daya inovasi yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja (produktivitas tidak

memiliki pengaruh sehingga direduksi), sehingga visi yang tepat diterapkan oleh

UKM adalah “Menjadi UKM yang Inovatif dan Berkembang Periode 5 Tahun”.

Bagian kedua merupakan pilar terdiri dari key way yang berfungsi sebagai

penyokong berdirinya sebuah visi. Key way adalah kunci utama dalam rangka

merealisasikan tujuan yang berada di dalam atap. Key way ini diambil dari

kesimpulan pada hasil wawancara dengan para pemilik UKM. Pilar “Mendirikan

SDM Terbaik” merupakan pilar yang menjadi sasaran utama untuk diperbaiki. Hal

ini dikarenakan karyawan merupakan faktor terpenting dalam setiap usaha.

Bagian ketiga The House Model yaitu action dan milestone yang merupakan

strategi dan batu yang menjadi pijakan UKM dalam rangka merealisasikan impian.

Pada pilar utama, ada 3 action yang harus dilakukan UKM untuk mendirikan

SDM terbaik, yaitu dengan mengikutsertakan karyawan pada pelatihan,

pembentukan nilai dan norma dalam UKM, dan pembuatan deskripsi pekerjaan.

Milestone yang menjadi pedoman UKM terdapat pada pilar-pilar pendukung.

Bagian keempat merupakan poundation, yaitu perilaku yang mendukung

terjadinya action. Untuk mencapai hasil yang diharapkan maka perlu ditanamkan

rasa kemauan yang tinggi dan bekerja keras mencapai kinerja yang lebih baik

dalam UKM.

Menjadi UKM yang Inovatif dan Berkembang

Periode 5 tahun

Pemasaran yang

terintegrasi

Penyempurnaan

tata kelola

organisasi

o Memperluas

jaringan

distribusi.

o Sistem promosi

yang efektif.

o Visi dan misi

UKM di-

dokumentasikan.

o Pencatatan

keuangan secara

periodik.

Meningkatkan

kualitas proses

dan produk

Mendirikan SDM

terbaik

o Memperluas dan

memperhatikan

kenyamanan

dalam workshop.

o Memiliki standar

mutu produk.

o Adanya standar

pelaksanaan

mutuproduksi.

o Mengikutsertakan

karyawan pada

pelatihan.

o Pembentukan

nilai dan norma

dalam UKM.

o Pembuatan

deskripsi

pekerjaan.

Memiliki kemauan tinggi dan bekerja keras mencapai kinerja yang lebih baik

Page 30: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

20

Tingkat Kepentingan dan Pencapaian Kinerja UKM

Importance-Performance Analysis (Analisis Kepentingan-Kinerja) terdiri

atas analisis kuadran dan analisis gap.

1. Analisis Kuadran

Analisis kuadran berfungsi untuk menunjukkan hubungan antara penilaian

tingkat kepentingan dengan kinerja yang telah dicapai UKM. Variabel dijabarkan

ke dalam diagram kartesius berdasarkan penilaian performance (kinerja) UKM

dan importance (kepentingan) dari pemilik UKM. Variabel ini dapat dilihat pada

Tabel 3.

Tabel 3 Rata-rata skor kepentingan dan kinerja

Variabel Keterangan Kinerja (X) Kepentingan (Y) Gap Kuadran

10 Promosi produk 2,3 4,3 -2

Kuadran

I

17 Rencana jangka panjang 2,6 4,6 -2

18 Visi usaha terdokumentasi 1,4 4,6 -3,1

19 Misi usaha terdokumentasi 1,4 4,6 -3,1

22 Struktur organisasi formal 2,1 4,3 -2,1

1 Laporan keuangan 2,9 4,6 -1,7

Kuadran

II

2 Pencatatan keuangan harian 3,7 4,6 -0,9

3 Sarana prasarana 3,9 4,9 -1

4 Standar pelaksanaan produksi 3,9 4,6 -0,7

5 Standar mutu 4,1 4,3 -0,1

8 Inovasi teknik produksi 3,9 4,6 -0,7

9 Target pasar 4,1 4,6 -0,4

16 Rencana jangka menengah 3,1 4,6 -1,4

7 Inovasi produk 2,6 3,6 -1

Kuadran

III

11 Jaringan distribusi 2,3 4,1 -1,9

12 Administrasi SDM 2,4 3,6 -1,1

13 Pelatihan SDM 2,1 3,7 -1,6

20 Tujuan usaha 2 3,6 -1,6

21 Budaya organisasi 1,6 3,9 -2,3

6 Sistem pengendalian mutu 2,9 4,1 -1,3 Kuadran

IV 14 Sistem kompensasi 3,9 4,1 -0,3

15 Rencana jangka pendek 3,4 4,1 -0,7

Jumlah 62,6 93,7 -31,1

Rata-rata 2,8 4,3 -1,4

Sumber: Data diolah (2014)

Rataan dari skor rata-rata kinerja ( ̿) adalah 2,8, sedangkan rataan dari skor

rata-rata kepentingan ( ̿ ) adalah 4,3. Skor rataan tersebut menjadi indikator

pembatas dalam penyusunan empat bagian kuadran dalam diagram kartesius.

Page 31: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

21

Gambar 12 Analisis kuadran tingkat kepentingan kinerja UKM minuman herbal

Seluruh variabel yang telah ditentukan akan tersebar ke empat bagian dalam

kuadran analisis pada Gambar 13. Penyebaran variabel-variabel penelitian

dijelaskan sebagai berikut:

a. Kuadran I (Prioritas utama)

Variabel-variabel di bagian ini memiliki tingkat kinerja di bawah rata-

rata tetapi tingkat kepentingan tinggi, sehingga variabel yang berada pada

kuadran I merupakan hal-hal yang harus menjadi prioritas untuk dilakukan

perbaikan. Variabel yang masuk ke dalam kuadran I adalah variabel: 10, 17,

18,19, dan 22.

b. Kuadran II (Pertahankan kinerja)

Variabel-variabel ini memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan

kinerja yang diatas rata-rata. Variabel-variabelnya adalah 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9,

dan 16. Kuadran II menunjukkan tingkat kinerja dan kepentingan yang di

atas rata-rata, sehingga harus dipertahankan kinerja yang sudah baik ini dan

ditingkatkan untuk memberikan kualitas terbaik bagi pelanggan dan bisnis

yang semakin besar.

c. Kuadran III (Prioritas rendah)

Variabel-variabel ini memiliki tingkat kepentingan di bawah rata-rata

dan kinerjanya juga di bawah rata-rata. Variabelnya adalah variabel: 7, 11,

12, 13, 20, dan 21. Kuadran III menunjukkan tingkat kinerja dan

kepentingan yang di bawah rata-rata sehingga hal ini tidak dianggap sebagai

hal yang sangat diprioritaskan untuk dilakukan perbaikan karena tidak

memiliki kinerja yang baik pula.

d. Kuadran IV (Kinerja berlebihan)

Variabel-variabel ini memiliki tingkat kepentingan di bawah rata-rata

tetapi kinerja di atas rata-rata, sehingga dianggap berlebihan oleh pemilik.

Pada kuadran ini, fokus sumber daya dapat dialihkan ke variabel lain yang

lebih diprioritaskan. Variabel yang termasuk kuadran ini adalah variabel 6,

14, dan 15.

Page 32: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

22

2. Analisis Kesenjangan (Gap)

Analisis kesenjangan (gap) digunakan untuk mengidentifikasi selisih antara

angka kinerja yang telah dilakukan oleh UKM dengan angka kepentingan menurut

pemilik UKM. Nilai kepentingan dan kinerja diperoleh dari nilai rata-rata setiap

variabel. Berdasarkan tabel 3, sebanyak 22 variabel bernilai negatif menunjukkan

bahwa kinerja di lapangan belum sesuai dengan harapan pemilik UKM.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Permasalahan utama yang dihadapi oleh UKM minuman herbal ialah kinerja

UKM yang rendah. Faktor utama rendahnya kinerja UKM adalah SDM. Faktor

lain yang mendukung adalah sektor material, pengukuran, dan lingkungan. Hasil

analisis ini didapatkan dari diagram Ishikawa (fishbone chart).

Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat maupun pendorong dalam

pencapaian impian dan peningkatan kinerja UKM minuman herbal. Faktor

pendorong tersebut adalah akses lokasi Depok yang strategis, produk berasal dari

bahan-bahan herbal, hubungan kekerabatan yang erat di lingkungan UKM,

bantuan dari berbagai instansi tentang permodalan, dan hirarki manajerial yang

pendek. Lebih lanjut, faktor penghambat adalah penggunaan teknologi informasi

untuk pemasaran masih terbatas, belum ada pengawasan terhadap kualitas produk

dan proses produksi, kurang tegas dalam memberikan sanksi pelanggaran internal

organisasi, adanya birokrasi yang berbelit-belit, kemudian belum ada deskripsi

pekerjaan dan spesialisasi yang jelas untuk karyawan.

Analisis SEM dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Partial Least

Square dengan SmartPLS 2.0. Hasil evaluasi SEM menyatakan bahwa variabel

modal sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja UKM,

sedangkan variabel modal insani tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja UKM,

namun memiliki pengaruh terhadap variabel modal sosial.

Implikasi manajerial yang dapat digunakan oleh UKM minuman herbal

Kota Depok sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kinerja UKM dapat

dibentuk melalui The House Model dan analisis Importance-Performance

Analysis (IPA). Rancangan model strategi The House Model digunakan sebagai

rekomendasi langkah UKM untuk menggapai tujuan dengan terfokus pada

pengembangan SDM.

Hasil analisis prioritas antara tingkat kepentingan dan kinerja dengan

menggunakan IPA diperoleh bahwa terdapat lima variabel yang dijadikan proritas

utama untuk perbaikan UKM ke depan. Lima variabel tersebut adalah promosi

produk ke target pasar, rencana jangka panjang, memiliki visi, misi, dan struktur

organisasi yang formal.

Page 33: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

23

Saran

Saran dari hasil penelitian ini adalah: (1) Untuk pemerintah dan instansi

terkait diharapkan dapat mempermudah akses UKM untuk mendapatkan perijinan

usaha, seperti pengajuan merk dagang, hak cipta, yang prosesnya masih berbelit-

belit dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit; (2) Untuk UKM minuman herbal

diharapkan mengadakan gathering dengan tingkat partisipasi yang tinggi guna

meningkatkan sisi modal sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Ancok D. 2003. Modal sosial dan kualitas masyarakat. [Internet]. Rapat Majelis

Guru Besar Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta (ID): Universitas Gadjah

Mada. [diunduh 2013 Desember 2]. Tersedia pada: http://

ancok.staff.ugm.ac.id/file/modal_sosial_dan_kualitas_masyarakat.pdf

Asosiasi UMKM Depok. 2013. Rekapitulasi data anggota asosiasi UMKM Kota

Depok per sektor usaha tahun 2013. Depok (ID): Dinas Koperasi, UMKM, dan

Pasar Kota Depok.

De Jong T. 2010. Linking Social Capital to Knowledge Productivity: An

Explorative Study on the Relationship Between Social Capital and Learning in

Knowledge-productive Networks. Pune (IN) : Bohn Stafleu van Loghum.

Dokko G. 2004. What you know or who you know? Human Capital and social

capital as determinants of individual performance. [dissertation]. Pennsylvania

(US): University of Pennsylvania.

Endri. 2010. Peran human capital dalam meningkatkan kinerja perusahaan: suatu

tinjauan teoritis dan empiris. Jurnal Administrasi Bisnis. 6(2): 179-190.

Horovitz J, Ohlsson-Corboz AV. 2007. A Dream with a Deadline: Turning

Strategy into Action. Harlow [GB] : FT Prentice Hall.

Istaiteyeh R. 2011. Economic Development and Highly Skilled Returnees: The

Impact of Human Capital Circular Migration on the Economy of Origin

Countries: The Case of Jordan. Kassel (GER): The University Kassel Press.

Istijanto. 2006. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka

Utama

Kertati. 2012. Membangun tindakan berbagai pengetahuan afektif rasional melalui

modal sosial dan pembelajaran organisasi untuk meningkatkan kinerja bisnis.

[disertasi]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.

Latan H, Ghozali I. 2012. Partial Least Square; Konsep, Teknik dan Aplikasi

Menggunakan Program SmartPLS 2.0 M3. Semarang (ID): Universitas

Diponegoro.

Ongkorahardjo M D P A, Susanto A, Rachmawati D. 2008. Analisis pengaruh

human capital terhadap kinerja perusahaan (studi empiris pada kantor akuntan

publik di Indonesia). Jurnal Akuntansi dan Keuangan. [internet]. [diunduh

2013 Desember 2]; 10(1):11-21. Tersedia pada: http://puslit2.petra.ac.id/

gudangpaper/ files/1827.pdf

Page 34: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

24

Nishantha B. 2011. The relationship between human capital, social capital, and

firm growth of small enterprises in Sri Lanka. International Research

Conference on Management and Finance. Colombo (SL): University of

Colombo.

[Pemkot Depok]. Depok dalam Angka 2012. 2012. [diunduh 2014 Januari 3].

Tersedia pada: http://bappeda.depok.go.id/admin/dokumenProdukstatistik/

dda%202012.pdf

Scarvada AJ. 2004. A Review of the Causal Mapping Practice and Research

Literature. Second World Conference on POM and 15th

Annual POM

Conference, Cancun, Mexico, April 30 – May 3, 2004.

Munizu M. 2013. Strategi Peningkatan Kinerja dan Peran Usaha Kecil dan

Menengah (UKM) Pengolah Produk Berbasis Pangan di Kota Makassar. Jurnal

Manajemen dan Bisnis. [intenet]. [diunduh 2014 Februari 14]; 12 (1): 5.

Tersedia pada: http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/4299

Stam W, Elfring T. 2008. Entrepreneurial orientation and new venture

performance: the moderating role of intra and extraindustry social capital.

Academic of Management Journal. [internet]. [diunduh 2013 November 29];

51 (1): 97-111. Tersedia pada: http://www.business.uconn.edu/.../

Stam%20%26%20.

Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Cetakan Kelima Belas. Bandung

(ID): CV. ALFABETA.

Supranto J. 2004. Analisis Multivariat, Arti dan Interpretasi. Jakarta (ID): Rineka

Cipta.

Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Teori Aplikasi dan

Penelitian. Jakarta (ID): Salemba Empat.

Page 35: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

25

LAMPIRAN

Page 36: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

26

Lampiran 11Karakteristik karyawan UKM

Usia

No. Kategori Usia Jumlah Persentase (%)

1 < 15 tahun 0 0

2 16-25 tahun 16 51,6

3 26-35 tahun 8 25,8

4 35-45 tahun 5 16,1

5 > 45 tahun 2 6,5

Pendidikan Terakhir

No. Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase (%)

1 SD/ Sederajat 0 0

2 SMP/sederajat 0 0

3 SMA/sederajat 30 96,8

4 Diploma 1 4,2

5 S1 0 0

6 S2/S3 0 0

Status Pernikahan

No. Status Pernikahan Jumlah Persentase (%)

1 Menikah 15 48,4

2 Belum menikah 16 52,6

3 Janda/ Duda 0 0

Jumlah Tanggungan

No. Jumlah Tanggungan Jumlah Persentase (%)

1 1-2 orang 11 35,5

2 3-4 orang 18 58,1

3 5-6 orang 2 6,5

4 7-8 orang 0 0

Penghasilan Setiap Bulan

No. Penghasilan per bulan Jumlah Persentase (%)

1 < Rp 500.000 0 0

2 Rp 500.001 - Rp 750.000 0 0

3 Rp 750.001- Rp 1.00.000 5 16,1

4 Rp 1.000.001- Rp 1.500.000 19 61,3

5 > Rp 1.500.000 7 22,6

Page 37: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

27

Lanjutan Lampiran 1

Lama Bekerja

No. Lama bekerja di UKM Jumlah Persentase (%)

1 0-5 tahun 29 93,6

2 6-10 tahun 2 6,4

3 11-15 tahun 0 0

4 16-20 tahun 0 0

5 >20 tahun 0 0

Page 38: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

28

Lampiran 22Hasil pengolahan PLS

OUTER MODEL 1

EVALUASI OUTER MODEL PADA MODEL 1

1. Loading Factor

Laten Indikator Loading factor

Modal Sosial Dimensi Struktural (X1) 0,506595

Dimensi Relasional (X2) 0,951461

Dimensi Kognitif (X3) 0,895817

Modal Insani Pendidikan Formal (X4) 0,801682

Pelatihan Umum (X5) 0,924631

Pelatihan Spesifik (X6) 0,940515

Pengetahuan Lainnya (X7) 0,568692

Kinerja Inovasi (INO) 1,000000

Ket : Nilai yang dicetak tebal adalah indikator terbaik yang dapat merefleksikan

variabel laten

2. AVE dan Composite Reliability

Konstruk Laten AVE Evaluasi Composite

Reliability Evaluasi

Kinerja 1,000000 Valid 1,000000 Reliabel

modal insani 0,676404 Valid 0,889961 Reliabel

modal sosial 0,654802 Valid 0,842527 Reliabel

Page 39: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

29

Lanjutan Lampiran 2

INNER MODEL 1

EVALUASI INNER MODEL PADA MODEL 1

Tabel Output dari model struktural (Inner Model)

EVALUASI OUTER MODEL PADA MODEL 2

1. Loading Factor

Laten Indikator Loading factor

Modal Sosial Dimensi Struktural (X1) 0,560787

Dimensi Relasional (X2) 0,932169

Dimensi Kognitif (X3) 0,867064

Modal Insani Pendidikan Formal (X4) 0,807719

Pelatihan Umum (X5) 0,933784

Pelatihan Spesifik (X6) 0,946989

Pengetahuan Lainnya (X7) 0,537288

Kinerja Inovasi (Y2) 1,000000

Ket : Nilai yang dicetak tebal adalah indikator terbaik yang dapat merefleksikan

variabel laten

2. AVE dan Composite Reliability

Konstruk Laten AVE Evaluasi Composite

Reliability Evaluasi

Kinerja 1,000000 Valid 1,000000 Reliabel

modal insani 0,677457 Valid 0,889690 Reliabel

modal sosial 0,645074 Valid 0,839508 Reliabel

Path

Original

Sample

(O)

Evaluasi

model

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation T-Stat

Evaluasi

model

InsaniKinerja 0,154 positif 0,164 0,159 0,965 Tidak

berpengaruh

SosialKinerja 0,685 positif 0,684 0,151 4,542 Berpengaruh

Page 40: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

30

Lanjutan Lampiran 2

EVALUASI INNER MODEL PADA MODEL 2

Tabel Output dari model struktural (Inner Model)

OUTER MODEL 3

EVALUASI OUTER MODEL PADA MODEL 3

1. Loading Factor

Laten Indikator Loading factor

Modal Sosial Dimensi Struktural (X1) 0,506595

Dimensi Relasional (X2)

Dimensi Kognitif (X3)

0,951461

0,895817

Modal Insani Pendidikan Formal (X4) 0,801682

Pelatihan Umum (X5) 0,924631

Pelatihan Spesifik (X6)

Pengetahuan Lainnya (X7)

0,940515

0,568692

Modal insani *

Modal sosial

Pendidikan Formal * Dimensi Struktural 0,843394

Pendidikan Formal * Dimensi Relasional 0,851505

Pendidikan Formal * Dimensi Kognitif 0,850292

Pelatihan Umum * Dimensi Struktural 0,929414

Pelatihan Umum * Dimensi Relasional 0,916104

Pelatihan Umum * Dimensi Kognitif 0,884257

Pelatihan Spesifik * Dimensi Struktural 0,917718

Pelatihan Spesifik * Dimensi Relasional 0,932371

Pelatihan Spesifik * Dimensi Kognitif 0,903430

Pengetahuan Lainnya * Dimensi Struktural 0,651612

Pengetahuan Lainnya * Dimensi Relasional

Pengetahuan Lainnya * Dimensi Kognitif

0,734286

0,725110

Kinerja Inovasi (Y2) 1,000000

Path

Original

Sample

(O)

Evaluasi

model

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation T-Stat

Evaluasi

model

InsaniKinerja 0,668 positif 0,667 0,098 6,800 Berpengaruh

InsaniSosial 0,783 positif 0,779 0,072 10,863 Berpengaruh

Sosialkinerja 0,742 positif 0,736 0,139 5,321 Berpengaruh

Page 41: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

31

Lanjutan Lampiran 2

Ket : Nilai yang dicetak tebal adalah indikator terbaik yang dapat merefleksikan

variabel laten

2. AVE dan Composite Reliability

Konstruk Laten AVE Evaluasi Composite

Reliability Evaluasi

Kinerja 1,000000 Valid 1,000000 Reliabel

modal insani 0,676404 Valid 0,889961 Reliabel

Modal insani * Modal sosial 0,721800 Valid 0,968550 Reliabel

modal sosial 0,654802 Valid 0,842527 Reliabel

INNER MODEL 3

Path

Original

Sample

(O)

Evaluasi

model

Sample

Mean (M)

Standard

Deviation T-Stat

Evaluasi

model

InsaniKinerja -1,357 negatif -1,366 0,833 1,629 Tidak

berpengaruh

Insani*sosial

Kinerja 1,980 positif 1,926 1,044 1,895

Tidak

berpengaruh

sosialkinerja 0,124 positif 0,186 0,283 0,439 Tidak

berpengaruh

Page 42: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

32

Lampiran 33Importance-Performance Analysis untuk pemilik UKM

No. Indikator Kepentingan Kinerja

1. Laporan keuangan dibuat secara

berkala.

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

2. Pencatatan keuangan yang rinci

dan dicatat ketika ada

pengeluaran

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

3. Memiliki sarana dan prasarana

produksi yang baik

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

4. Mempunyai standar pelaksanaan

produksi barang

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

5. Memiliki standar mutu produk 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

6. Memiliki sistem pengendalian

mutu produk

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

7. Inovasi terhadap produk yang

dihasilkan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

8. Inovasi terhadap teknik produksi

agar lebih efisien

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

9. Memiliki target pasar yang jelas 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

10. Melakukan promosi produk ke

target pasar

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

11. Mengembangkan jaringan

distribusi produk

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

12. Memiliki administrasi SDM yang

baik

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

13. Melakukan pelatihan SDM

secara berkala

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

14. Kompensasi karyawan

menggunakan dasar yang

rasional

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

15. Memiliki rencana keberlanjutan

usaha jangka pendek (per tahun)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

16. Memiliki rencana keberlanjutan

usaha jangka menengah (< 3

tahun)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

17 Memiliki rencana keberlanjutan

usaha jangka panjang ( 5 tahun)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

18. Memiliki Visi usaha yang

didokumentasikan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Page 43: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

33

Lanjutan Lampiran 3

No. Indikator Kepentingan Kinerja

19. Memiliki Misi usaha yang

didokumentasikan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

20. Memiliki Tujuan usaha 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

21. Memiliki Budaya organisasi 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

22. Memiliki Struktur organisasi

yang formal

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Page 44: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

34

Lampiran 44Kuesioner penelitian

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KUESIONER KHUSUS RESPONDEN (PEGAWAI UKM) Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen penelitian yang berjudul

Peningkatan Kinerja Usaha Melalui Penerapan Modal Insani dan Sosial

Pada UKM Minuman Herbal di Kota Depok

Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi salah satu

responden dalam pengisian kuesioner ini. Informasi yang didapatkan hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiaannya.

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Responden : …………………………………………………

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan (coret yang tidak perlu)

Alamat : …………………………………………………

Nama UKM : ..........................................................................

Alamat UKM : ..........................................................................

Telp/HP : ………………… / ….…………………………

e-mail : …………………………………………………

Petunjuk pengisian:

- Berilah tanda “X” pada jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda

- Pada pertanyaan yang sifatnya terbuka, tuliskan jawaban Anda pada

tempat yang telah disediakan

I. Karakteristik Responden:

1.Usia Anda saat ini:

a. <15 tahun d. 36-45 tahun

b. 16-25 tahun e. > 45 tahun, sebutkan....

c. 26-35 tahun

2.Status pernikahan:

a. Sudah menikah b. Belum menikah

c. Janda/Duda

3.Pekerjaan Anda saat ini:………………………………………..

4.Jumlah tanggungan/keluarga:

a. 1-2 orang d. 7-8 orang

b. 3-4 orang e. > 9 orang, sebutkan....

c. 5-6 orang

5. Pendidikan terakhir :

a. SD/sederajat d. Diploma

c. SMA/sederajat f. S2/S3

g. Lainnya, sebutkan........

Page 45: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

35

Lanjutan Lampiran 4

6. Penghasilan per bulan:

a. < Rp 500.000 d. Rp 1.250.000 – Rp 1.500.000

b. Rp 500.000 – Rp 750.000 e. > Rp 1.500.000, sebutkan......

c. Rp 750.001 – Rp 1.000.000

7.Jenis Pelatihan yang pernah diikuti...........tahun .............oleh........................

8.Lama bekerja di UKM ....tahun .... Bulan

9.Jenis pelatihan yang ingin diikuti......................................

10.Saran Bapak/Ibu/Saudara/i untuk perbaikan UKM...................................

11. Apakah ada hubungan keluarga/kekerabatan dengan pemilik UKM?

II. Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial Terhadap Kinerja Usaha Kecil

Menengah (UKM) Minuman Herbal Kota Depok

Petunjuk pengisian:

Bapak/Ibu/Saudara/i dimohon untuk memberi penilaian terhadap dimensi-dimensi

modal insani dan modal sosial untuk peningkatan kinerja UKM.Pilihlah jawaban

yang menurut Bapak/Ibu/Saudara/i paling sesuai.

Keterangan:

STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju

N = Netral/Tidak tahu

TS = Tidak Setuju

SS = Sangat Setuju

No. Pernyataan Penilaian

STS TS N S SS

Dimensi Struktural

1. Saya melakukan komunikasi dan hubungan

kerjasama dengan rekan kerja dalam satu unit

kerja dengan saya.

2. Saya melakukan komunikasi dan hubungan

kerjasama dengan rekan kerja diluar unit kerja

dengan saya.

3. Saya selalu berpartisipasi dalam menyelesaikan

konflik-konflik yang muncul di dalam UKM

4. Semua informasi tersebar secara merata pada

seluruh lapisan karyawan yang ada di UKM

5. Jabatan struktural tidak menjadi pembatas

dalam berkomunikasi di dalamUKM tempat

saya bekerja

6. Saya selalu mengikuti kegiatan-kegiatan

informal (misal : rekreasi, jalan pagi bersama)

yang diadakan UKM dalam rangka

meningkatkan hubungan kedekatan seluruh

pekerja.

Dimensi Relasional

7. Saya selalu mempercayai rekan kerja saya.

8. Saya selalu percaya bahwa rekan kerja saya

Page 46: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

36

No. Pernyataan Penilaian

STS TS N S SS

akan membantu jika saya menemui kesulitan

dalam pekerjaan.

9. Saya memiliki rasa empati pada rekan kerja

dengan berusaha menempatkan diri pada posisi

mereka.

10. Saya sangat memahami norma dan nilai-nilai

yang berlaku di perusahaan.

11. Saya selalu mematuhi peraturan yang

ditetapkan didalam perusahaan secara disiplin.

12. Saya dan rekan kerja selalu saling memberikan

kritik yang membangun satu sama lain.

13. Saya selalu merasakan rasa kebersamaan

dengan rekan kerja saya

Dimensi Kognitif

14. Saya selalu menggunakan kata-kata (istilah)

yang dipahami bersama dalam berkomunikasi

dengan rekan kerja saya.

15. Saya selalu berbagi cerita dan pengetahuan

dengan rekan kerja saya.

16. Saya selalu berbagi keahlian keterampilan yang

saya miliki dengan rekan kerja saya.

17. Saya selalu berusaha bekerja untuk mencapai

tujuan UKM yang telah ditetapkan.

18. Saya selalu memiliki pemahaman yang sama

dengan rekan kerja tentang tujuan UKM.

19. Saya selalu memiliki antusiasme yang sama

dengan rekan kerja dalam mencapai visi, misi

dan tujuan perusahaan.

Pendidikan Formal

20. Pendidikan formal mempengaruhi kemampuan

saya dalam bekerja

21. Semakin tinggi pendidikan formal seseorang,

maka akan semakin terampil dalam bekerja

Metode Umum On The Job Training

22. On the job training (magang) di perusahaan

besar meningkatkan kemampuan saya dalam

bekerja

23. On the job training (magang) di UKM lain yang

lebih maju meningkatkan kemampuan saya

dalam bekerja

24. Saya bisa belajar banyak dari hasil on the job

training (magang)

Metode On The Job Training Spesifik

25. On the job training (magang) untuk keahlian

tertentu di perusahaan besar meningkatkan

Lanjutan Lampiran 4

Page 47: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

37

No. Pernyataan Penilaian

STS TS N S SS

kemampuan saya dalam bekerja

26. On the job training (magang) untuk keahlian

tertentu di UKM lain yang lebih maju

meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja

27. Saya bisa belajar banyak dari hasil on the job

training (magang) untuk keahlian tertentu

Pengetahuan Lainnya

28. Pengetahuan lain di luar bidang pendidikan

saya membantu dalam menyelesaikan pekerjaan

29. Pelatihan untuk pengetahuan lain di luar bidang

pekerjaan saya dibutuhkan untuk meningkatkan

kemampuan kerja

Produktivitas

30. Saya mampu menyelesaikan setiap tugas yang

diberikan tepat waktu

31. Saya mampu menyelesaikan setiap tugas yang

diberikan secara maksimal dengan sumber daya

yang ada

32. Saya pekerja yang berorientasi hasil

33. Saya bersedia melakukan usaha lebih untuk

mencapai hasil yang maksimal

Inovasi

34 Saya suka melakukan pekerjaan dengan cara

yang lebih sederhana

35. Jika ada ketidaksesuaian proses kerja, saya

segera memperbaikinya

36. Saya bersedia untuk merubah cara kerja agar

hasil pekerjaan lebih maksimal

Lanjutan Lampiran 4

Page 48: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

38

Lanjutan Lampiran 4

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KUESIONER MANAJEMEN/PEMILIK UKM Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen penelitian yang berjudul

Peningkatan Kinerja Usaha Melalui Penerapan Modal Insani dan Sosial

Pada UKM Minuman Herbal di Kota Depok Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi salah satu

responden dalam pengisian kuesioner ini. Informasi yang didapatkan hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiaannya.

IDENTITAS RESPONDEN PENGELOLA

Nama Responden : …………………………………………………

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan (coret yang tidak perlu)

Alamat : …………………………………………………

Nama UKM : ..........................................................................

Alamat UKM : ..........................................................................

Jabatan di UKM : ..........................................................................

Telp/HP : ………………… / ….…………………………

e-mail : …………………………………………………

Petunjuk pengisian:

- Berilah tanda “X” pada jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda

- Pada pertanyaan yang sifatnya terbuka, tuliskan jawaban Anda pada

tempat yang telah disediakan

I. Karakteristik Responden:

1.UKM berdiri sejak:...................................

2.Jenis UKM:

a. Usaha Kecil

b. Usaha Menengah

3.Jenis usaha Anda saat ini:…………………………….

4.Omset per bulan : Tahun 2013.............................. Tahun2012….........

5.Jumlah tenaga kerja:.......................................

6. Sumber modal :

a. Pribadi c. Lainnya, sebutkan.........................

b. Pinjaman bank

7. Modal awal Rp.................................................

II. Pertanyaan Terbuka

1. Bagaimana komunikasi antara sesama karyawan dan antara karyawan dan

atasan di dalam UKM?

2. Apakah pernah ada konflik di dalam organisasi UKM?

Page 49: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

39

Lanjutan Lampiran 4

3. Bagaimana proses transfer informasi di UKM? Apakah sudah tersebar

dengan baik?

4. Apakah jabatan struktural menjadi penghalang komunikasi dalam UKM?

5. Apakah pernah diadakan kegiatan informal untuk mempererat hubungan ?

6. Apakah ada rasa saling percaya antar sesama karyawan dan karyawan

dengan atasan?

7. Jika ada karyawan yang kesulitan dalam pekerjaan, apakah karyawan lain

akan membantu?

8. Bagaimana sosialisasi norma-norma dalam UKM kepada karyawan?

9. Bagaimana pelaksanaan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi dan

hukuman untuk melanggar aturan?

10. .Bagaimana upaya untuk meningkatkan keberasamaan antar sesama

karyawan dan karyawan dengan atasan (dalam bentuk kegiatan formal)?

11. Apakah syarat pendidikan formal menjadi prioritas dalam penentuan jabatan

karyawan?

12. Apakah ada pendidikan berupa magang untuk karyawan?

13. Apakah ada penambahan kompetensi karyawan di luar pekerjaan yang

dilakukannya?

14. Apakah ada standari waktu penyelesaian pekerjaan untuk karyawan?

15. Berapakah omzet per hari UKM anda ? Rp.

16. Produk UKM Utama?

17. Produk UKM lainnya yang dihasilkan selain yang produk utama?

18. Distribusi Penjualan produk yang dilakukan kemana saja?

19. Jumlah tenaga kerja dan posisinya dalam struktur organisasi seperti apa?

Dan alasan membuat struktur organisasi dengan bentuk tersebut?

20. Apa saja upaya yang dilakukan UKM selama ini dalam :

a. Meningkatkan produktivitas.

b. Meningkatan inovasi.

c. Menghemat waktu/biaya.

d. Peningkatan beradaptasi (anggota & organisasi tersebut).

21. Sebutkan cita-cita terbesar yang ingin diraih pada UKM bapak/Ibu saat ini?

22. Sebutkan apa saja kendala utama yang dihadapi dalam mencapai cita-cita

tersebut?

23. Menurut Bapak/Ibu, langkah-langkah strategis atau upaya apa yang perlu

dilakukan dalam mengatasi berbagai kendala dalam UKM bapak/Ibu

24. Kriteria kualifikasi pekerja di UKM ini dari segi hard skill dan soft skill

untuk setiap bagian adalah?

25. Darimana Bapak/Ibu mendapatkan SDM untuk bekerja pada UKM

Bapak/Ibu?

26. Tata cara dan proses membuat produk utama apa saja langkah-langkahnya?

27. Pembinaan dalam bentuk pelatihan atau bimbingan teknis pernah di dapat

dari mana saja?

28. Bagaimana peran stakeholder terkait dalam membina UKM di tempat

bapak/Ibu seperti PEMDA/ Perguruan Tinggi/ Swasta, apakah ada yang

teribat? Dalam bentuk apa? Pelatihan/hibah/pendanaan?

29. Masalah terberat yang pernah dihadapi oleh UKM bapak/Ibu?

Page 50: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

40

Lanjutan Lampiran 4

30. Bentuk fasilitasi implementasi transfer pengetahuan pada UKM bapak/Ibu?

31. Aset yang dimiliki oleh UKM bapak/ Ibu?

a. Bangunan………………………………………………………..

b. Kendaraan………………………………………………………

c.Peralatan, sebutkan………………………………………………

d.Perlengkapan, sebutkan………………………………….………

e. Sumber daya manusia, sejumlah……………………..…..orang

f. Lainnya………………………………………………………….

32. Bagaimana tata cara/prosedur kerja pada UKM bapak/Ibu? (apakah terdapat

SOP setiap aktivitas/proses produksi, distribusi, disiplin kerja pegawai,

pemasaran, keuangan, dsb)

33. Bagaimana upaya Bapak/ibu selaku pemilik/manajemen untuk selalu

memotivasi kinerja pekerja dan meningkatkan team work pada UKM

bapak/ibu?

34. Apa keunggulan atau faktor pendorong utama yang dapat mempertahankan

dan mengembangkan UKM bapak/ibu?

Page 51: PENINGKATAN KINERJA USAHA MELALUI PENERAPAN … · UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan ... 3 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh

41

RIWAYAT HIDUP

Zafira Yaqut Aisyah lahir di Bogor pada tanggal 26 Januari 1994 dari ayah

Ir. H. Sutarno, M.Sc. dan ibu Hj. Nenny Martini, S.Pd.I. Penulis adalah anak

pertama dari empat bersaudara. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Insan Kamil

Bogor. Pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor

(IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama mengikuti

perkuliahan penulis aktif mengikuti berbagai kegiatan kepanitiaan seperti Masa

Perkenalan Departemen (MPD) Manajemen 48 IPB (2011), Economic Contest

(2011 dan 2012), Unilever Goes To Campus (2012), Seminar COMIC with MSIG

(2012), dan Seminar IT PEDAS (2013). Sejak di bangku sekolah menengah

penulis telah mengikuti berbagai jenis lomba seperti Lomba Cerdas Cermat dan

Lomba Business Plan. Prestasi penulis selama duduk di bangku perkuliahan

adalah juara 2 Cabang Olahraga Basket Putri yang diselenggarakan oleh BEM

FEM IPB (2012). Penulis juga memiliki pengalaman Praktek Kerja Lapang (PKL)

pada PT. Setiajaya Mobilindo (Toyota) Bogor dan menjabat sebagai asisten

administrasi.