peningkatan kemampuan menghitung perkalian … · gambar 9. grafik nilai kemampuan menghitung...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERKALIAN
MELALUI METODE JARIMATIKA
PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 3 PRINGANOM
SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh :
LINDA NURMASARI
X7109063
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERKALIAN
MELALUI METODE JARIMATIKA
PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 3 PRINGANOM
SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh :
LINDA NURMASARI
X7109063
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG
PERKALIAN MELALUI METODE JARIMATIKA PADA SISWA KELAS II
SD NEGERI 3 PRINGANOM SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh :
NAMA : LINDA NURMASARI
NIM : X7109063
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hari :
Tanggal :
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Sukarno, M.Pd. Drs. Hartono, M. Hum.
NIP 195702031983031001 NIP 196606171992031002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul : PENINGKATAN KEMAMPUAN
MENGHITUNG PERKALIAN MELALUI METODE JARIMATIKA PADA
SISWA KELAS II SD NEGERI 3 PRINGANOM SRAGEN TAHUN
PELAJARAN 2010/2011
Oleh :
NAMA : LINDA NURMASARI
NIM : X7109063
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Jumat
Tanggal : 10 Juni 2011
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Kartono, M. Pd. .................................
Sekretaris : Drs. Usada, M. Pd. .................................
Anggota I : Drs. Sukarno, M. Pd. .................................
Anggota II : Drs. Hartono, M. Hum. .................................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Linda Nurmasari. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG
PERKALIAN MELALUI METODE JARIMATIKA PADA SISWA KELAS II
SD NEGERI 3 PRINGANOM SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011.
Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta. 2011
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menghitung
perkalian siswa dengan menggunakan metode jarimatika pada siswa kelas II SD
Negeri Pringanom 3 tahun pelajaran 2010/2011. Variabel yang menjadi sasaran
perubahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peningkatan kemampuan
siswa dalam menghitung perkalian, sedangkan variabel tindakan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode jarimatika.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua
siklus. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SD Negeri 3 Pringanom
Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 berjumlah 38 siswa. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik dokumentasi, tes, observasi, dan wawancara. Validitas data
yang digunakan adalah validitas isi. Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
Matematika dengan menggunakan metode jarimatika dapat meningkatkan
kemampuan menghitung perkalian. Kondisi awal sebelum tindakan nilai rata-rata
siswa adalah 46,93, pada siklus I nilai rata-rata siswa 73,98 dan nilai rata-rata
yang diperoleh pada siklus II adalah 81,43. Sebelum dilaksanakan penelitian
siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 sebanyak 13 siswa (34%). Pada siklus I siswa
yang memperoleh nilai ≥ 60 sebanyak 28 siswa (74%), dan pada siklus II siswa
yang memperoleh nilai ≥ 60 sebanyak 33 siswa (87%). Berdasarkan hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode jarimatika
dapat meningkatkan kemampuan menghitung perkalian siswa kelas II SD Negeri
3 Pringanom Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Linda Nurmasari. THE IMPROVEMENT OF STUDENTS‟ CAPABILITY OF
MULTIPLY COUNTING THROUGH JARIMATIKA METHOD ON THE
SECOND GRADE STUDENTS OF SD NEGERI 3 PRINGANOM SRAGEN IN
THE ACADEMIC YEAR OF 2010/2011. Thesis. Surakarta: Teacher Training
and Education Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta. 2011.
The aim of this study is to improve the students‟ capability of multiply
counting through jarimatika method on the second grade students of SD Negeri 3
Pringanom in the academic year of 2010/2011. The variable which is taken as the
target of the change in this research is to improve the students‟ capability of
multiply counting. Meanwhile, the action variable which is used in this research is
jarimatika method.
This study is classroom action research that consists of two cycles. Subject
of the research is all of the second grade students (38 individuals) of SD Negeri 3
Pringanom Sragen in the academic year of 2010/2011. The technique of collecting
the data uses documentation, test, observation and interview technique. The data‟s
validity used is validity content. The analysis technique used is interactive
analysis.
Based on the result of the study, it can be concluded that learning
Mathematics using jarimatika method can improve the students‟ capability of
multiply counting. The average students‟ score before the action was 46.93, on the
cycle I the average students‟ score was 73.98, and the average score obtained in
cycle II was 81.43. Before conducting the research, the students who have got
score of ≥ 60 were 13 students (34%). In cycle I the students who have got score
of ≥ 60 were 28 students (74%), in the cycle II the students who have got score of
≥ 60 were 33 students (87%). Based on the result, it is shown that using jarimatika
method can improve the students‟ capability of multiply counting on the second
grade students of SD Negeri 3 Pringanom Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang
yang terus belajar akan menjadi pemilik masa depan. (Anonim)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Dengan segala doa dan puji syukur ke hadirat Allah SWT
Penulis persembahkan karya sederhana ini
kepada
Kedua orang tuaku, Bapak Slamet dan Ibu Gias yang telah berjuang untuk
mendidik dan membesarkanku. Terima kasih atas keteladanan, kasih sayang,
ajaran, dan prinsip hidup yang telah diberikan kepadaku selama ini.
Bapak Giman dan Ibu Sri Lestari yang telah memberiku banyak dukungan dan
pelajaran dalam hidup.
Suamiku Mas Aris yang dengan setia mengiringi langkahku, selalu memberikan
do‟a, semangat, serta dukungan untukku.
Malaikat kecilku, Shafa Arlin Marchia yang selalu membuatku mampu bertahan,
tersenyum dan kembali bangkit saatku jatuh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian tindakan
kelas yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menghitung Perkalian melalui
Metode Jarimatika Pada Siswa Kelas II SD Negeri 3 Pringanom Sragen Tahun
Pelajaran 2010/2011” dengan baik.
Maksud dari penulisan laporan penelitian ini adalah untuk memenuhi
persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa
dalam menyusun laporan penelitian ini masih banyak kekurangan, namun berkat
bimbingan dan pengarahan dari Bapak/ Ibu dosen pada akhirnya penulisan skripsi ini
dapat terselesaikan.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Kartono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Usada, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Drs. Sukarno, M.Pd, selaku pembimbing I yang mengarahkan dan membimbing
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
6. Drs. Hartono, M.Hum, selaku pembimbing II yang mengarahkan dan
membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
7. Keluarga Besar SD Negeri 3 Pringanom yang telah membantu dan menyediakan
tempat untuk melaksanakan penelitian.
8. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu. Semoga amal
kebaikan dari semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Penulis juga menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
penulis harapkan. Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru maupun
calon guru atau pihak yang bersangkutan pada umumnya dan penulis pada
khususnya.
Surakarta, Mei 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................... ii
PERSETUJUAN ................................................................................................ iii
PENGESAHAN ................................................................................................. iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
ABSTRACT ....................................................................................................... vi
MOTTO ............................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN .............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
1. Manfaat Teotitis ................................................................... 5
2. Manfaat Praktis .................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI .............................................................................. 7
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 7
1. Hakikat Kemampuan Menghitung Perkalian ....................... 7
2. Hakikat Metode Jarimatika .................................................. 15
B. Penelitian yang Relevan ............................................................. 23
C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 24
D. Hipotesis ..................................................................................... 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 27
1. Tempat Penelitian ................................................................ 27
2. Waktu Penelitian .................................................................. 27
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................... 28
C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................... 29
D. Sumber Data ............................................................................... 29
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 29
F. Validitas Data ............................................................................. 31
G. Teknik Analisis Data .................................................................. 31
H. Prosedur Penelitian .................................................................... 32
I. Indikator Keberhasilan ............................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................... 36
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ....................................................... 36
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ............................................ 39
1. Siklus I ................................................................................. 39
2. Siklus II ................................................................................ 47
C. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................... 53
D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 58
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ...................................... 62
A. Simpulan .................................................................................... 62
B. Implikasi ..................................................................................... 62
C. Saran ........................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 65
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Formasi Jarimatika Perkalian 6-10 ............................................ 20
Gambar 2. Formasi Berhitung Perkalian ..................................................... 21
Gambar 3. Contoh Formasi Jari Berhitung dengan Jarimatika .................... 21
Gambar 4. Skema Kerangka Berpikir .......................................................... 25
Gambar 5. Anaalisis Interaktif Model Milles dan Huberman ...................... 31
Gambar 6. Alur PTK .................................................................................... 32
Gambar 7. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas .......................................... 33
Gambar 8. Grafik Nilai Kemampuan Menghitung Perkalian Siswa Kelas II
Semester 2 Pada Kondisi Sebelum Tindakan ............................ 38
Gambar 9. Grafik Nilai Kemampuan Menghitung Perkalian Siswa Kelas II
Semester 2 SD Negeri 3 Pringanom Pada Siklus I .................... 46
Gambar 10. Grafik Nilai Kemampuan Menghitung Perkalian Siswa Kelas II
Semester 2 SD Negeri 3 Pringanom Pada Siklus II ................... 53
Gambar 11. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Matematika Materi Perkalian
Siswa Kelas II Semester 2 SD Negeri 3 Pringanom Sebelum
Tindakan, Silkus I, dan Siklus II ................................................ 59
Gambar 12. Grafik Peningkatan Persentase Ketuntasan Klasikal Matematika
Materi Perkalian Siswa Kelas II Semester II SD Negeri 3
Pringanomn Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ............ 59
Gambar 13 Grafik Peningkatan Kegiatan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran
di Kelas pada Siklus I dan Siklus II ........................................... 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ............................................ 27
Tabel 2. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Menghitng Perkalian Siswa
Kelas II Semester 2 SD Negeri 3 Pringanom pada Kondisi
Sebelum Tindakan ......................................................................... 38
Tabel 3. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Menghitung Perkalian Siswa
Kelas II Semester 2 SD Negeri 3 Pringanom pada Siklus I .......... 46
Tabel 4. Data Nilai Kemampuan Menghitung Perkalian Siswa Kelas II
Semester 2 SD Negeri 3 Pringanom pada Siklus II ...................... 53
Tabel 5. Rata-rata Nilai Matematika dan Persentase Ketuntasan Klasikal
Kemampuan Menghitung Perkalian di Atas KKM pada Kondisi
Awal, Siklus I, dan Siklus II ......................................................... 58
Tabel 6. Peningkatan Kegiatan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran di
Kelas pada Siklus I dan Siklus II .................................................. 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Soal Pra Tindakan ................................................................... 65
Lampiran 2. Daftar Nilai Ulangan Siswa Sebelum Tindakan ..................... 68
Lampiran 3. Rencana Pelaksaan Pembelajaran Siklus I .............................. 70
Lampiran 4. Daftar Nilai Ulangan Siswa Siklus I ....................................... 78
Lampiran 5. Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Pembelajaran Siklus I .. 80
Lampiran 6. Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Pembelajaran Siklus II 81
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ......................... 82
Lampiran 8. Daftar Nilai Ulangan Siswa Siklus II ...................................... 90
Lampiran 9. Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Pembelajaran Siklus II . 92
Lampiran 10. Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Pembelajaran Siklus II 93
Lampiran 11. Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ................ 94
Lampiran 12. Perijinan Penelitian ................................................................. 99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Banyak ahli yang mengartikan pengertian matematika baik secara umum
maupun secara khusus. Herman Hudojo menyatakan bahwa: “matematika
merupaka ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol itu tersusun secara hirarkis
dan penalarannya deduktif, sehingga belajar matematika itu merupakan kegiatan
mental yang tinggi.” Sedangkan James dalam kamus matematikanya menyatakan
bahwa “Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan,
besaran dan konsep-konsep berhubungan lainnya dengan jumlah yang banyak
yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan goemetri.”
Matematika merupakan cabang mata pelajaran yang luas cakupannya dan
mencakup beberapa kompetensi yang menjadikan siswa dapat memahami dan
mengerti tentang konsep dasar matematika. Pembelajaran matematika di kelas
hendaknya dibuat semenarik mungkin dan dihubungkan dengan kehidupan siswa
sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna
dan bermanfaat bagi siswa.
Manfaat yang bisa diperoleh dari mempelajari matematika antara lain:
melatih berpikir secara logis dan sistematis, mengembangkan daya nalar, melatih
memecahkan masalah yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari, dan
mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan zaman yang selalu berubah.
Oleh karena itu pembelajaran matematika menjadi sangat penting dikuasai oleh
siswa.
Dalam Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk mata
pelajaran Matematika SD/MI dinyatakan bahwa tujuan pembelajaran Matematika
di SD adalah:
(1) melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan,
misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen,
menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi, dan inkonsistensi; (2)
mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan
penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba; (3)
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah; (4) mengembangkan
kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan
antara lain melalui pembicaraan lisan, tulisan, grafik, peta dan diagram.
Pada kelas rendah, pembelajaran matematika ditekankan pada empat
kemampuan berhitung dasar, yaitu kemampuan menghitung penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Empat kemampuan berhitung dasar ini
sangat penting untuk dikuasai sebagai bekal penguasaan materi selanjutnya di
kelas yang lebih tinggi. Selain itu juga penting dikuasai karena sering digunakan
dalam kehidupan siswa sehari-hari.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di kelas II SD Negeri 3
Pringanom, siswa mengalami kesulitan dalam memahami dan mengerjakan soal-
soal dalam materi perkalian. Hal ini terbukti dari hasil ulangan dalam materi
perkalian, banyak siswa yang nilainya belum mencapai KKM. Dari 38 siswa kelas
II SD Negeri 3 Pringanom yang mendapatkan nilai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) ≥ 60 hanya 16 siswa, sedangkan 22 siswa masih belum memenuhi kriteria
ketuntasan minimal yang telah ditentukan.
Rendahnya nilai siswa dalam materi perkalian disebabkan karena metode
yang digunakan selama ini adalah dengan penjumlahan berulang, padahal
diperlukan waktu yang cukup lama bagi siswa untuk melakukan penjumlahan
berkali-kali. Selain itu siswa seringkali mengalami ketidaksabaran dan kesalahan
atau kurang teliti dalam menghitung. Metode lain yang juga seringkali digunakan
adalah dengan cara menghafalkan perkalian. Akibatnya siswa menjadi kurang
tertarik dan malas untuk mempelajari matematika, terutama dalam operasi hitung
perkalian.
Menurut Degeng dalam Sugiyanto (2008:5) “Daya tarik suatu mata
pelajaran ditentukan oleh dua hal, pertama oleh mata pelajaran (pembelajaran) itu
sendiri, dan kedua, oleh cara mengajar guru”. Karena itu guru harus berusaha
menjadikan pelajaran yang sebelumnya tidak menarik menjadi menarik, yang
dirasakan sulit menjadi mudah, yang tadinya tak berarti menjadi bermakna. Hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
itu dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode dan media yang
menarik. Demikian pula dalam bidang studi matematika.
Lydia Polonsky dkk (2005: 1) berpendapat
“Gagasan bagaimana anak-anak mempelajari matematika telah berubah
secara dramatis. Dahulu matematika diajarkan kepada sebagian dari kita
dengan sistem ingatan – dan – latihan. Kini, kita telah memahami bahwa
anak-anak mampu berpikir tentang gagasan matematis yang rumit jauh
sebelum mereka mampu menghadapi soal-soal tertulis yang dinyatakan
dengan simbol-simbol”.
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dahulu sistem yang
digunakan adalah ingatan dan latihan. Dengan kata lain, metode yang seringkali
digunakan adalah menghafal. Sekarang ini, metode menghafal sudah tidak lagi
sesuai, termasuk dalam membelajarkan perkalian. Metode ini kurang efektif untuk
meningkatkan penalaran siswa. Dengan metode menghafal, siswa hanya akan
menjadi seorang penghafal, bukan pemecah masalah.
Banyak metode yang digunakan oleh guru untuk membuat anak
memahami materi yang diajarkan. Akan tetapi, metode yang digunakan seringkali
kurang efektif karena tidak sesuai dengan materi atau karakteristik anak. Selain
itu, hampir semua metode yang digunakan memerlukan alat bantu dan kadang
membebani memori otak. Ditinjau dari karakteristik anak pada umumnya, di kelas
II SD sudah mampu menghitung penjumlahan dan pengurangan dengan mudah.
Namun, dalam menghitung perkalian dan pembagian seringkali anak mengalami
kesulitan.
Dilihat dari kenyataan yang ada, banyak orangtua yang mengeluh bahwa
anak mereka rata-rata mengalami kesulitan dalam menghitung perkalian, bahkan
hingga di kelas yang lebih tinggi. Hal ini sangat menghambat proses pembelajaran
selanjutnya dan sering membuat orang tua risau karena anak mereka tidak bisa
menghitung perkalian yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Ali M.H. (2010: 9), hal-hal yang seringkali muncul saat anak
sedang mempelajari matematika adalah: (1) ketidaksabaran (pada diri anak dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
orangtua); (2) proses memaksa-terpaksa (yang sangat tidak menyenangkan kedua
belah pihak); (3) anak kita tidak suka matematika; (4) anak kita susah memahami
angka dan bilangan; (5) anak kita enggan belajar berhitung.
Di kelas II Semester 2, konsep perkalian baru diperkenalkan kepada siswa.
Materi perkalian yang diperkenalkan adalah perkalian dengan hasil bilangan dua
angka. Jadi penguasaan konsep sangat penting bagi siswa, agar mereka memiliki
bekal untuk melakukan operasi hitung lanjutan, antara lain perkalian bilangan
dengan hasil di atas 100, soal campuran, soal cerita, soal pecahan, dan sebagainya
di kelas yang lebih tinggi. Jika penguasaan materi perkalian di kelas II masih
kurang, siswa akan mengalami kesulitan dalam materi-materi berikutnya. Steve
Slavin (2005: 233) menyatakan “Di banyak sekolah, perkalian dan pembagian
diperkenalkan di awal kelas 2. Tujuannya adalah mengenalkan kepada alat
matematika ini, jadi ketika perkalian dan pembagian diterapkan dengan lebih
mendalam di kelas 3, anak Anda sudah terbiasa dengannya”.
Metode jarimatika (jari dan aritmatika) memperkenalkan kepada anak
bahwa matematika (khususnya berhitung) itu menyenangkan. Dengan
menggunakan jari-jari tangannya sendiri anak dapat menghitung perkalian dengan
cepat. Dengan demikian diharapkan anak akan lebih tertarik untuk belajar
matematika. Menurut Ali M. H. (2010: 10) “Jarimatika sendiri mempunyai arti
menghitung dengan menggunakan jari-jari yang kita punya sebagai anugerah dari
Allah SWT. Dengan metode jarimatika, jumlah jari kita yang 10 buah itu dapat
dipahami sebagai 99 jumlahnya”.
Kelebihan metode jarimatika menurut Septi Peni Wulandani antara lain:
“(1) memberikan visualisasi proses berhitung; (2) menggembirakan anak
saat digunakan; (3) tidak memberatkan memori otak; (4) alatnya gratis,
selalu terbawa dan tidak dapat disita; (5) pengaruh daya pikir dan
psikologis: karena diberikan secara menyenangkan maka sistem limbik di
otak anak akan senantiasa terbuka sehingga memudahkan anak dalam
menerima materi baru. (6) membiasakan anak mengembangkan otak
kanan dan kirinya, baik secara motorik maupun secara fungsional,
sehingga otak bekerja lebih optimal; (7) tidak memberatkan memori otak,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
sehingga anak menganggap mudah, dan ini merupakan step awal
membangun rasa percaya dirinya untuk lebih jauh menguasai ilmu
matematika secara luas.”
Metode jarimatika dapat digunakan dalam operasi hitung penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian di semua jenjang sekolah. Metode ini
juga tidak hanya dapat diterapkan oleh guru di kelas, tetapi juga sangat cocok
diterapkan oleh orang tua siswa di rumah dalam membantu anaknya belajar.
Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam menghitung perkalian.
Permasalahan pokok yang ingin penulis sampaikan dalam penelitian ini
adalah: Peningkatan kemampuan menghitung perkalian dengan menggunakan
metode Jarimatika pada siswa kelas II semester 2 SD Negeri 03 Pringanom tahun
pelajaran 2010/2011.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka masalah
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah penerapan metode
jarimatika dapat meningkatkan kemampuan menghitung perkalian pada siswa
kelas II SD Negeri 3 Pringanom Sragen tahun pelajaran 2010/2011?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan penelitian
sebagai berikut : Meningkatkan kemampuan menghitung perkalian melalui
penerapan metode jarimatika pada siswa kelas II SDN 3 Pringanom Sragen tahun
pelajaran 2010/2011.
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian tentang peningkatan
kemampuan operasi hitung perkalian di kelas II SD Negeri 3 Pringanom Sragen
tahun pelajaran 2010 / 2011 antara lain :
1. Manfaat Teoritis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Apabila penelitian ini dapat diterima kebenarannya oleh Guru, Kepala
Sekolah, para tenaga kependidikan dan peneliti lainnya, diharapkan dapat
menambah khasanah pustaka kependidikan dan memberikan sumbangan
informasi yang selanjutnya dapat memberi motivasi penelitian tentang
masalah sejenis guna penyempurnaan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan kemampuan menghitung perkalian.
2) Memudahkan siswa menghitung perkalian dengan menggunakan alat
yang merupakan bagian tubuhnya sendiri.
3) Belajar menjadi lebih menyenangkan.
4) Meningkatkan motivasi belajar matematika.
b. Bagi Guru
1) Guru lebih terampil menggunakan jarimatika dalam pembelajaran.
2) Sebagai alternatif metode yang efektif untuk digunakan dalam
pembelajaran.
3) Meringankan beban guru karena tidak perlu membawa alat peraga
untuk memudahkan siswa menghitung perkalian.
c. Bagi sekolah
Memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Kemampuan Menghitung Perkalian
a. Pengertian Kemampuan
Kemampuan berasal dari kata mampu yang artinya kuasa (bisa atau
sanggup) melakukan sesuatu. Kata mampu yang mendapat awalan ke- dan akhiran
–an, akan menjadi kata kemampuan yang selanjutnya memiliki arti kesanggupan,
kecakapan, kekuatan atau kekayaan. (Hasan Alwi, dkk dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, 2007: 707)
Menurut Bismo, kemampuan berhitung adalah kemampuan seseorang
yang digunakan untuk memformulasikan persoalan matematik sehingga dapat
dipecahkan dengan operasi perhitungan atau aritmatika biasa yaitu tambah,
kurang, kali, dan bagi. Menurut Riyanto (2001) berhitung secara harfiah berarti
cara menghitung dengan menggunakan angka-angka. Menurut Masykur dan
Fathani (2008) kemampuan berhitung adalah penguasaan terhadap ilmu hitung
dasar yang merupakan bagian dari matematika yang meliputi penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian.
Dalam bahasa Inggris kemampuan disebut dengan “ability”. Dalam The
Free Dictionary, ability is 1) the quality of being able to perform; a quality that
permits or facilitates achievement or accomplishment, 2) possession of the
qualities (especially mental qualities) required to do something or get something
done. Pengertian dari kemampuan yaitu 1) suatu kualitas untuk bisa
menampilkan; sebuah kualitas yang mengizinkan atau memfasilitasi pencapaian
atau prestasi, 2) Kepemilikan kualitas (terutama kualitas mental) yang diperlukan
untuk melakukan sesuatu atau membuat sesuatu dikerjakan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan adalah kualitas, kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan untuk
melakukan atau mengerjakan sesuatu yang memfasilitasi suatu pencapaian atau
prestasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
b. Pengertian Menghitung
Kata “menghitung” berasal dari kata dasar “hitung” yang berarti
membilang (menjumlahkan, mengurangi, membagi, memperbanyak, dsb). Kata
“hitung” yang mendapat awalan me-, akan menjadi kata kerja “menghitung” yang
berarti: (1) mencari jumlahnya (sisanya, pendapatannya) dengan menjumlahkan,
mengurangi, dsb; (2) membilang untuk mengetahui berapa jumlahnya
(banyaknya); (3) menentukan atau menetapkan menurut (berdasarkan) sesuatu.
(Hasan Alwi, dkk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, 2007: 405)
Kata untuk menghitung dalam bahasa Inggris adalah calculate. Pengertian
untuk kata calculate adalah “(mathematics) To determine the value of something
or the solution to something by a mathematical process; (mathematics) To
determine values or solutions by a mathematical process; To plan something,
especially something morally wrong”. Menentukan nilai dari sesuatu atau solusi
dari sesuatu melalui proses matematika; menentukan nilai atau solusi melalui
proses matematika; untuk merencanakan sesuatu, khususnya sesuatu yang secara
moral salah.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa menghitung
adalah suatu perbuatan untuk menentukan nilai atau solusi sesuatu hal melalui
proses matematika (menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, membagi, dsb).
Septi Peni Wulandani (www.ibuprofesional.org) menyebutkan beberapa
manfaat berhitung, diantaranya:
1) Agar anak kita dapat lebih memahami alam semesta dan hukum-hukum
yang berlaku di dalamnya, 2) agar anak kita dapat melakukan perencanaan
dan evaluasi dengan baik saat dewasa nanti, 3) agar anak-anak kita dapat
membuat rancangan dan konstruksi dengan benar, 4) yang juga tidak kalah
penting adalah agar anak-anak kita dapat berlaku adil, 5) kemudian agar
mereka bisa berbelanja dengan benar, 6) lalu juga agar mereka tidak
mudah ditipu, 7) dan tentu masih banyak lagi nilai pentingnya bagi
kehidupan anak kita.
Karena pentingnya berhitung bagi anak, orangtua seringkali memaksa
anak untuk belajar berhitung. Orang tua umumnya merasa jengkel jika anak tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
juga mampu menguasai kemampuan ini. Padahal untuk menguasai kemampuan
berhitung perlu melalui beberapa proses, yaitu: 1) Anak perlu memahami bilangan
dan proses membilang, 2) kemudian mulai dikenalkan dengan lambang bilangan,
3) setelah itu diajarkan konsep operasi hitung, 4) baru kemudian dikenalkan
berbagai cara dan metode melakukan penghitungan. Kemampuan berhitung pada
anak harus terus ditingkatkan. Guru dan orang tua dapat menggunakan berbagai
metode untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak. Terutama metode yang
menyenangkan, tidak membebani memori otak, dan menarik bagi anak.
c. Perkalian
Yasin Matika & Abraham (2009: 3) menyatakan “Perkalian adalah
penjumlahan berulang, atau penjumlahan dari beberapa bilangan yang sama”.
Sedangkan Steve Slavin (2005: 233) berpendapat bahwa “Perkalian adalah
penjumlahan yang sangat cepat”. Menurut St. Suwarsono & Th. Sugiarto, operasi
perkalian didefinisikan sebagai berikut: Jika a = n (A). b = n (B), A dan B dua
himpunan berhingga, maka a x b = n (A x B). (A x B = {(a,b) | a Ε A dan b E B
}). Definisi kedua adalah jika a dan b bilangan cacah, a x b = b+b+b+b
sejumlah a. Penjumlahan berulang b sejumlah a suku. Bentuk perkalian a x b
selanjutnya dapat ditulis ab, a dan b faktor.
Prof. Drs. Wirasto (1983) mengemukakan beberapa definisi perkalian
sebagai berikut:
Jika bilangan-bilangannya a dan b maka: Definisi I: a x b adalah
penjumlahan berulang yang mempunyai a suku, dan tiap-tiap suku sama
dengan b. Definisi II: jika a dan b bilangan-bilangan cacah, dan H1, H2, . . .
Ha (sebanyak a himpunan) adalah himpunan-himpunan yang sepasang-
sepasang lepas, serta n (H1) = . . . = n (Ha) = b, maka a x b = n (H1 H2 . .
. Ha). Definisi III: Apabila a dan b bilangan-bilangan cacah dan H dan K
himpunan-himpunan dengan n (H) = a dan n (K) = b, maka a x b = n (H x
K).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Dari pendapat-pendapat di atas dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa
perkalian adalah penjumlahan dari suatu bilangan yang sama secara berulang,
yaitu bilangan terkali dijumlah berulang-ulang sebanyak pengalinya.
Untuk memudahkan anak memahami perkalian, dapat ditempuh dengan
langkah yang sederhana dan mudah. Di samping menggunakan metode jarimatika,
anak juga harus memahami sifat atau ciri khas perkalian, yaitu:
1) Komutatif berarti urutan tidak mempengaruhi hasil perkalian.
Contoh: 2 x 3 = 6 dan 3 x 2 = 6, maka 2 x 3 = 3 x 2
2) Asosiatif berarti pengelompokkan tidak mempengaruhi hasil perkalian.
Contoh: (2 x 3) x 4 = 2 x (3 x 4 )
3) Perkalian dengan 0 = 0
Bilangan berapapun jika dikalikan dengan 0, maka hasilnya sama dengan 0.
Contoh: 1 x 0 = 0
3 x 0 = 0
4) Unsur identitas perkalian adalah 1. Bilangan berapapun kalau dikalikan
dengan 1, hasilnya sama dengan bilangan itu sendiri.
Contoh: 4 x 1 = 4
7 x 1 = 7
5) Perkalian dengan 10 = bilangan itu ditambah 0 di belakangnya. Bilangan
berapa pun jika dikalikan dengan 10, maka hasilnya sama dengan bilangan itu
sendiri ditambah 0 di belakangnya.
Contoh: 2 x 10 = 20
9 x 10 = 90
6) Tertutup adalah jika semua jawaban menjadi anggota himpunan aslinya. Jika
dua bilangan genap dikalikan, jawabannya masih berupa bilangan genap (2 x 4
= 8); maka himpunan bilangan genap tertutup dalam operasi perkalian. Jika
dua bilangan ganjil dikalikan maka jawabannya adalah bilangan ganjil (3 x 5
= 15); maka himpunan bilangan ganjil tertutup dalam operasi perkalian.
7) Inversi Perkalian adalah kebalikan bilangan. Setiap bilangan yang dikalikan
dengan kebalikannyan hasilnya sama dengan 1.
Contoh: 2 x ½
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
8) Sifat Distributif Perkalian terhadap Penjumlahan. Untuk setiap a, b, c bilangan
cacah, berlaku a x (b + c) = (a x b) + ( a x c) dan ( b+c ) x a = (b x a) + (c x a).
d. Hakikat Pembelajaran Matematika
1) Pengertian Pembelajaran
Suherman (1992) berpendapat bahwa “Pembelajaran pada hakikatnya
merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan pendidik serta antar
peserta didik dalam rangka perubahan sikap”. Sedangkan menurut Usman (2001)
“Pembelajaran adalah inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru
sebagai pemegang peranan utama. Pembelajaran merupakan suatu proses yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal
balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu”.
(Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008: 11)
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah proses komunikasi antara guru dan siswa serta antara siswa dengan siswa
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2) Pengertian Matematika
Matematika (dari bahasa Yunani: μαθηματικά - mathēmatiká) adalah studi
besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Para matematikawan mencari berbagai
pola, merumuskan konjektur baru, dan membangun kebenaran melalui metode
deduksi yang kaku dari aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang bersesuaian.
Terdapat perselisihan tentang apakah objek-objek matematika seperti bilangan
dan titik hadir secara alami, atau hanyalah buatan manusia. Seorang
matematikawan Benjamin Peirce menyebut matematika sebagai "ilmu yang
menggambarkan simpulan-simpulan yang penting". Di pihak lain, Albert Einstein
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada
kenyataan, mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk
kepada kenyataan."
Mathematics (abbr. maths or math) is the discipline that deals with
concepts such as quantity, structure, space and change. It evolved, through the
use of abstraction and logical reasoning, from counting, calculation,
measurement and the study of the shapes and motions of physical objects.
Mathematicians explore such concepts, aiming to formulate new conjectures and
establish their truth by rigorous deduction from appropriately chosen axioms and
definitions. Matematika adalah disiplin ilmu yang berkenaan dengan konsep-
konsep seperti jumlah, struktur, ruang, dan perubahan. Matematika berkembang,
melalui penggunaan abstraksi dan logika, dari menghitung, perhitungan,
pengukuran dan studi tentang bentuk dan gerakan dari objek fisik. Matematika
menyelidiki baberapa konsep, bertujuan untuk merumuskan perkiraan baru dan
mendirikan kebenaran melalui penarikan kesimpulan yang setepat-tepatnya dari
aksioma dan definisi terpilih yang sesuai.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 5) pengertian matematika
adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional
yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Dari pengertian
ini, dapat disimpulkan bahwa matematika tidak dapat lepas dari bilangan.
Matematika ada karena ada bilangan.
Janice Vancleave‟s (2006: 1) mengemukakan “Dari gulungan lontar orang
Mesir yang merupakan catatan sejarah tertua, kita mengetahui bahwa matematika
telah menjadi penting sejak tahun 4.000 Sebelum Masehi. Kalender pertama
memerlukan sistem angka. Orang-orang zaman dahulu dengan susah payah
menghitung dengan menggunakan jari-jari mereka”. Dari pendapat ini, jelas sekali
bahwa matematika adalah ilmu yang sangat penting, bahkan sejak ribuan tahun
yang lalu. Hal ini karena matematika digunakan setiap hari dalam kehidupan. Dan
matematika akan terus berkembang karena akan selalu muncul penemuan baru
dalam matematika. Pada zaman dahulu, matematika masih sangat sederhana,
tetapi sekarang sudah sangat kompleks.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Janice juga berpendapat bahwa “Matematika adalah bahasa khusus yang
menggunakan angka-angka dan simbol-simbol untuk mempelajari hubungan
antara kuantitas”. Jadi, kerena berhubungan dengan angka-angka dan simbol-
simbol, matematika merupakan sesuatu yang abstrak. Tetapi matematika juga
sangat berhubungan dengan hal-hal yang konkret dalam kehidupan sehari-hari.
Hudoyo dalam Nyimas Aisyah (2008: 1.1) berpendapat bahwa matematika
berkenaan dengan ide (gagasan-gagasan), aturan-aturan, hubungan-hubungan
yang diatur secara logis sehingga matematika berkaitan dengan konsep-konsep
abstrak. Dari pendapat Hudoyo, matematika merupakan sesuatu yang logis dan
bersifat abstrak.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika
adalah studi tentang besaran, struktur, ruang dan perubahan yang menggunakan
angka-angka dan simbol-simbol (bersifat abstrak) yang menggambarkan
simpulan-simpulan yang penting.
3) Pembelajaran Matematika
a) Pengertian Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika merupakan suatu kegiatan atau upaya
untuk memfasilitasi siswa dalam mempelajari matematika. Kegiatan
tersebut adalah upaya disengaja artinya menuntut persiapan pembelajaran
yang sangat detail, inovatif dan kreatif yang mampu menyesuaikan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan pembelajaran kompetensi dalam
standar kompetensi-kompetensi dasar dan kekhasan kontekstual kehidupan
sehari-hari peserta didiknya. Dalam Pelaksanaan pembelajaran, tugas guru
hanya sebagai fasilitator, sedangkan peserta didik aktif mengkonstruksi
sendiri pengetahuan, keterampilan dan sikapnya.
Menurut Gagne dalam Sri Subarinah (2006: 7), belajar matematika
terdiri dari objek langsung dan objek tak langsung. Objek-objek langsung
adalah objek-objek yang dari segi wujudnya secara nyata merupakan
objek-objek yang pertama-tama dipelajari. Objek-objek langsung dalam
pembelajaran matematika terdiri dari: fakta-fakta matematika, konsep-
konsep matematika, prinsip-prinsip matematika. Objek-objek tak langsung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
adalah objek-objek yang dari segi wujudnya secara nyata (secara
operasional) tidak segera nampak bahwa objek-objek tersebut merupakan
hal-hal yang dipelajari; tetapi hal-hal itu dipelajari sebagai dampak
(akibat) dari pembelajaran objek-objek langsung. Objek-objek tak
langsung dalam pembelajaran matematika adalah: sikap terhadap
matematika, penghargaan terhadap peranan matematika bagi kehidupan
manusia, kemampuan memecahkan masalah, kecermatan atau ketelitian
dalam mengamati sesuatu, kemampuan berfikir abstrak, dan
sebagainya.
Gagne mengemukakan bahwa keterampilan-keterampilan yang
dapat diamati sebagai hasil-hasil belajar disebut kemampuan-kemampuan
atau disebut juga kapabilitas. Gagne mengemukakan 5 macam hasil belajar
sebagai berikut : Informasi verbal atau kemampuan untuk
mengkomunikasikan secara lisan pengetahuannya tentang fakta-fakta,
ketrampilan intelektual atau kemampuan untuk dapat membedakan,
menguasai konsep aturan, dan memecahkan masalah, strategi kognitif atau
kemampuan untuk mengkoordinasikan serta mengembangkan proses
berfikir dengan cara merekam, membuat analisis dan sintesis, sikap atau
kecenderungan untuk merespon secara tepat terhadap stimulus atas dasar
penilaian terhadap stimulus tersebut, dan keterampilan motorik yang dapat
dilihat dari segi kecepatan, ketepatan, dan kelancaran gerakan otot-otot
serta anggota badan yang diperlihatkan.
b) Prinsip-prinsip Pembelajaran Matematika
Bagi kebanyakan peserta didik, pembelajaran matematika sangat
menakutkan, membosankan dan membebani pikiran/perasaan mereka. Hal
itu tidak lepas dari peran guru yang mengajar matematika kurang
memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran yang benar. Untuk
menciptakan pembelajaran matematika yang bermakna dan
menyenangkan, perlu diperhatikan dan diimplementasikan prinsip-prinsip
pembelajaran matematika sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
(1) Pembelajaran perlu dilaksanakan dengan materi yang mula-
mula bersifat kongkrit kemudian bergerak ke arah yang lebih abstrak,
atau dari yang spesifik kemudian bergerak ke arah yang lebih umum.
(2) Pembelajaran perlu dilaksanakan dalam suatu lingkungan
pembelajaran yang memberikan rasa aman dan menyenangkan bagi
siswa (a safe and enjoyable learning environment).
(3) Pembelajaran perlu dilaksanakan dengan materi yang mula-mula
dirasa mudah bagi siswa kemudian bergerak ke arah yang lebih sukar.
(4) Para siswa perlu diberi kesempatan yang cukup banyak untuk
bisa menemukan sendiri berbagai hal penting yang terkait dengan
materi pembelajaran, dengan bimbingan dari guru, sehingga dapat
mengkonstruksikan pengetahuan, keterampilan dan sikapnya sesuai
materi pelajaran yang dipelajari.
(5) Pendekatan dan metode yang digunakan guru dalam mengelola
pembelajaran matematika harus dapat memotivasi semua siswa untuk
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, baik aktif secara
mental, secara fisik, maupun secara sosial, tanpa ada perasaan tertekan
atau terpaksa pada siswa.
(6) Pembelajaran perlu dilaksanakan sedemikian, sehingga siswa
memahami konsep-konsep matematika, fakta-fakta matematika,
keterampilan- keterampilan matematika, dan prinsip-prinsip
matematika yang menjadi objek pembelajaran. Pembelajaran perlu
dilaksanakan sedemikian, sehingga siswa memahami penalaran
(reasoning) yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif
siswa dalam hal pengembangan konsep yang satu ke konsep yang lain,
dari prinsip yang satu ke prinsip yang lain, dari keterampilan yang satu
ke keterampilan yang lain.
(7) Pembelajaran perlu dilaksanakan sedemikian, sehingga siswa mengerti
kegunaan nyata dari materi pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
c) Tujuan Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar sebagai bagian dari
sistem pendidikan nasional, menurut kurikulum 2006 bertujuan antara lain
agar siswa memiliki kemampuan yang dapat dialihgunakan melalui
kegiatan matematika, sehingga terdapat keserasian antara pembelajaran
yang menekankan pada pemahaman konsep dan pembelajaran yang
menekankan pada keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan
masalah. Hal ini dengan jelas mengisyaratkan bahwa pengajaran
Matematika di Sekolah Dasar juga bertujuan untuk melatih siswa
memecahkan masalah. Melalui latihan pemecahan masalah, diharapkan
siswa dapat mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah
yang mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan matematika sekolah, khusus di Sekolah Dasar atau
Madrasah Ibtidaiyah (Nyimas Aisyah, 2008: 1.4) agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
(2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
(3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
(4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
(5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
memecahkan masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2. Hakikat Metode Jarimatika
a. Pengertian Metode Jarimatika
Metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara atau
jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah maka metode
menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi
sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat
diperlukan oleh guru, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat
bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh
guru. Metode yang digunakan harus disesuaikan dengan materi pelajaran dan
karakteristik siswa. Dalam materi perkalian, salah satu metode yang dapat
digunakan adalah metode jarimatika.
Ali M. H. (2010: 1) “Jarimatika sendiri mempunyai arti menghitung
dengan jari-jari yang kita punyai sebagai anugerah dari Tuhan yang Maha Esa.
Dengan metode jarimatika jumlah jari kita yang sepuluh buah itu dapat
dipahami sebagai 99 jumlahnya. Jadi jari-jari kanan kita bernilai satuan, dan
jari-jari sebelah kiri kita bernilai puluhan”. Jarimatika memperkenalkan
kepada anak bahwa berhitung itu menyenangkan serta mudah. Dan di dalam
proses yang penuh kegembiraan itu anak dibimbing untuk bisa dan terampil
berhitung dengan benar.
Menurut penemu jarimatika, Ibu Septi Peni Wulandani (2009: 17),
jarimatika adalah salah satu metode berhitung dalam operasi KaBaTaKu (kali-
bagi-tambah-kurang) dengan menggunakan jari-jari tangan. Jarimatika juga
didesain agar anak tidak merasa sedang „belajar‟ Matematika. Buku Jarimatika
banyak diselingi dengan gambar, kegiatannya penuh dengan permainan,
gerak, lagu, dan juga kisah-kisah menarik. Target pertamanya adalah: Anak
tidak takut Matematika.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
metode jarimatika adalah suatu cara yang digunakan untuk berhitung dalam
operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dengan
menggunakan jari-jari tangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b. Latar Belakang Penggunaan Metode Jarimatika
Bruner dalam Nyimas Aisyah (2008: 1.6) mengungkapkan bahwa
dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan memanipulasi benda-
benda atau alat peraga yang dirancang secara khusus dan dapat diotak-atik
oleh siswa dalam memahami suatu konsep matematika. Melalui alat peraga
yang ditelitinya itu, anak akan melihat langsung bagaimana keteraturan dan
pola struktur yang terdapat dalam benda yang sedang diperhatikannya itu.
Proses internalisasi akan terjadi secara sungguh-sungguh (yang berarti
proses belajar terjadi secara optimal) jika pengetahuan yang dipelajari itu
dipelajari dalam tiga tahapan yaitu model tahap enaktif, model ikonik dan
model tahap simbolik. Ketiga model penyajian yang dikenal dengan teori
Belajar Bruner, dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Model Tahap Enaktif
Dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak secara
langsung terlibat dalam memanipulasi (mengotak-atik) objek.
2) Model Tahap Ikonik
Dalam tahap ini kegiatan penyajian dilakukan berdasarkan pada pikiran
internal dimana pengetahuan disajikan melalui serangkaian gambar-
gambar atau grafik yang dilakukan anak, berhubungan dengan mental
yang merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya.
3) Model Tahap Simbolis
Dalam tahap ini bahwa bahasa adalah pola dasar simbolik, anak
memanipulasi simbol-simbol atau lambang objek tertentu.
Anak usia sekolah dasar berada dalam tahap operasional konkret.
Sehingga anak akan lebih mudah memahami sesuatu yang bersifat konkret
daripada yang abstrak. Oleh karena itu, guru dituntut untuk menggunakan
berbagai media atau alat peraga untuk mempermudah anak dalam
menyerap materi yang diberikan guru.
Pembelajaran matematika selama ini seringkali disajikan oleh guru
dengan memberikan soal latihan sebanyak mungkin. Hal ini tentu saja ada
manfaatnya, yaitu melatih kemampuan anak dalam mengerjakan soal-soal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
matematika. Tetapi, guru seringkali lupa untuk membuat matematika
menjadi menyenangkan. Guru juga seringkali memacu siswa untuk terus
belajar dan melakukan perhitungan yang hanya berhubungan dengan
angka-angka dan lambang bilangan yang abstrak. Padahal sebenarnya
matematika dapat dihubungkan dengan kehidupan siswa sehari-hari yang
konkret.
Metode jarimatika adalah metode yang sedang tren saat ini.
Metode ini dapat menjembatani antara dunia anak yang konkret dengan
matematika yang bersifat abstrak. Melalui metode ini, anak dibimbing
untuk belajar dengan cara yang lebih menyenangkan. Anak juga dapat
mengotak-atik benda konkret berupa jari-jari tangannya sendiri, sehingga
praktis dan tidak memberatkan memori otak. Jarimatika merupakan
sebuah solusi dari masalah-masalah di atas. Jarimatika juga memenuhi
kaidah-kaidah pembelajaran matematika. Dengan metode ini, anak
diharapkan akan lebih tertarik dan senang belajar matematika.
c. Sejarah Jarimatika
Berikut ini adalah intisari sejarah jarimatika yang penulis akses
www.jarimatika.com:
1) Jarimatika ditemukan oleh Ibu Septi Peni Wulandani. Bermula dari
kecintaannya terhadap anak-anak dan keinginan untuk mendidik mereka.
2) Ketiga anaknya mendapat didikan langsung dari Septi di rumah alias ber-
homeschooling. Salah satu tantangan Septi adalah mengajari anak
berhitung alias Matematika, materi yang selama ini dianggap
”menakutkan”.
3) Salah satu anaknya, Enes mengikuti kursus swipoa. Enes berusia tiga
tahun. ”Saya lantas berpikir untuk ikut kursus, kemudian mengajari Enes,”
ujar Septi yang lalu mengikuti kursus swipoa.
4) Berbekal pengetahuan dari kursus itu, Septi berupaya menciptakan metode
yang disukai anaknya. Ia lalu menemukan metode jarimatika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Dalam jarimatika, tangan kanan diibaratkan tangan satuan dan tangan
kiri sebagai tangan puluhan. Metode itu terus dikembangkan hingga mencapai
angka ratusan dan ribuan, dengan menggunakan biku-biku jari. Selama 2000-
2003 metode ciptaan Septi itu dipraktikkan kepada Enes, salah satu putrinya
yang ternyata sangat menyukainya. Metode itu kemudian dinamai Jarimatika
singkatan dari jari dan matematika.
Aplikasinya mudah sehingga dapat menjadi jembatan pertama anak
memasuki dunia matematika yang dianggap sukar dan sering membuat
minder. Kalau anak sudah percaya diri, mata pelajaran lain akan berkembang
baik. Metode pembelajaran dengan jarimatika dikemas menyerupai
permainan. Septi lalu menuliskan metode berhitung itu dan diterbitkan
menjadi buku berjudul Jarimatika Penambahan dan Pengurangan (Teknik
Berhitung Mudah dan Menyenangkan dengan Menggunakan Jari Tangan).
Buku itu sudah memasuki cetakan ke-10, bahkan akan dibuat versi braille bagi
tunanetra. Setelah itu juga terbit buku Jarimatika Perkalian dan Pembagian
karangan Septi.
d. Keunggulan Metode Jarimatika
Metode jarimatika mempunyai beberapa keunggulan, antara lain:
1) Berhitung dengan metode jarimatika mudah dipelajari dan menyenangkan
bagi peserta didik. Mudah dipelajari karena jarimatika mampu
menjembatani antara tahap perkembangan kognitif peserta didik yang
konkret dengan materi berhitung yang bersifat abstrak.
2) Jarimatika memberikan visualisasi proses berhitung, peserta didik belajar
dengan memanipulasi hal-hal konkret tersebut untuk memepelajari materi
matematika yang bersifat abstrak dan deduktif. Ilmu ini mudah dipelajari
segala usia, minimal anak usia 3 tahun. Menyenangkan karena peserta
didik merasakan seolah mereka bermain sambil belajar dan merasa
tertantang dengan metode jarimatika
3) Tidak membebani memori otak peserta didik. Metode berhitung jarimatika
mampu menyeimbangkan kerja otak kanan dan kiri, hal itu dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
ditunjukkan pada waktu berhitung mereka akan mengotak-atik jari-jari
tangan kanan dan kirinya secara seimbang. Jarimatika mengajak peserta
didik untuk dapat mengaplikasikan operasi hitung dengan dengan cepat
dan akurat menggunakan alat bantu jari-jari tangan, tanpa harus banyak
menghafalkan semua hasil operasi hitung tersebut.
4) Praktis dan efisien. Dikatakan praktis karena alat hitungnya jari maka
selalu dibawa kemana-mana. Alatnya tidak akan pernah ketinggalan dan
tidak akan disita apalagi diambil, jika si anak ketahuan memakai Jari-jari
sebagai alat hitungnya pada saat ujian. Efisien karena alatnya selalu
tersedia dan tidak perlu dibeli.
5) Penggunaan “Jarimatika” lebih menekankan pada penguasaan konsep
terlebih dahulu baru ke cara cepatnya, sehingga anak-anak menguasai ilmu
secara matang. Selain itu metode ini disampaikan secara fun, sehingga
anak-anak akan merasa senang dan gampang bagaikan “tamasya belajar”.
6) Pengaruh daya pikir dan psikologis karena diberikan secara
menyenangkan maka sistem limbik di otak anak akan senantiasa terbuka
sehingga memudahkan anak dalam menerima materi baru. Membiasakan
anak mengembangkan otak kanan dan kirinya, baik secara motorik
maupun secara fungsional, sehingga otak bekerja lebih optimal. Tidak
memberatkan memori otak, sehingga anak menganggap mudah, dan ini
merupakan step awal membangun rasa percaya dirinya untuk lebih jauh
menguasai ilmu matematika secara luas.
e. Formasi Jarimatika Perkalian
Sebelum mengajarkan anak untuk menggunakan metode jarimatika
dalam perkalian, anak perlu dibimbing untuk memahami konsep dasar tentang
perkalian terlebih dahulu. Di bawah ini merupakan langkah-langkah
pembelajaran perkalian kelompok dasar (bilangan 6-10):
1) Sebelum mempelajari jarimatika, siswa terlebih dahulu perlu memahami
angka atau lambang bilangan.
2) Setelah itu, siswa mengenali konsep operasi perkalian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
3) Siswa sebelumnya diajak bergembira, bisa dengan bernyanyi.
4) Mengenal lambang-lambang yang digunakan di dalam jarimatika.
Pengenalannya dengan praktek secara langsung yaitu siswa diminta
mengangkat jari-jarinya ke atas kemudian mendemonstrasikan formasi jari
tangan yang digunakan dalam jarimatika seperti pada gambar 1 di bawah
ini:
Gambar 1. Formasi Jarimatika Perkalian 6-10
5) Siswa diajarkan cara-cara menghitung dengan jarimatika dengan ketentuan
sebagai berikut :
Rumus: (T1 + T2) + (B1 x B2)
Keterangan:
T1 = jari tangan kanan yang ditutup (puluhan)
T2 = jari tangan kiri yang ditutup (puluhan)
B1 = jari tangan kanan yang dibuka (satuan)
B2 = jari tangan kiri yang dibuka (satuan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
7) Guru dan siswa melakukan operasi perkalian dengan mendemonstrasikan
menggunakan jari tangan. Guru mengajarkan dengan pelan-pelan dan
menyenangkan sehingga siswa dapat memahami dengan baik penggunaan
metode jarimatika.
Contoh:
Gambar 2. Formasi Berhitung Perkalian
Tangan kanan (7) : kelingking dan jari manis ditutup (dilipat).
Tangan kiri (8) : kelingking, jari manis, dan jari tengah ditutup (dilipat).
7 x 8 dapat diselesaikan sebagai berikut:
Jari yang ditutup bernilai puluhan, dijumlahkan.
Jari yang terbuka bernilai satuan, dikalikan.
Formasi Jarimatikanya adalah sebagai berikut:
Gambar 3. Contoh Formasi Jari Berhitung dengan Jarimatika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
7 x 8 = (T1 + T2) + (B1 x B2)
= (20 + 30) + (3 x 2)
= 50 + 6
= 56
7) Ajak siswa terus bergembira, jangan merepotkan anak untuk menghafal
lambang-lambang jarimatika.
8) Melakukan latihan secara rutin dengan demikian anak merasa senang
tanpa ada paksaan untuk menghafal.
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Yogi Karismasari. 2010. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung
Perkalian Dengan Teknik Jarimatika pada Siswa Kelas II Semester 2 SD
Negeri Tegaldowo Tahun Pelajaran 2009/2010. Dari hasil penelitiannya
disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan teknik
jarimatika dapat meningkatkan kemampuan berhitung perkalian. Perbedaan
penelitian Yogi dengan penelitian ini adalah pada subjek, lokasi, dan waktu
penelitian. Selain itu, Yogi menyebut jarimatika sebagai suatu teknik,
sementara dalam penelitian ini lebih cenderung menyebut jarimatika sebagai
suatu metode.
2. Khusnul Khotimah. 2009. Pembelajaran Berhitung Dengan Menggunakan
Jarimatika untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berhitung
Siswa MIM Candirejo Ngawen Klaten. Dari hasil penelitinnya ditemukan
bahwa penggunaan metode jarimatika selain dapat meningkatkan kemampuan
berhitung siswa juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Perbedaan
dengan penelitian ini adalah pada subjek, lokasi, waktu, dan tujuan. Tujuan
dari penelitian Khusnul adalah untuk meningkatkan motivasi serta
kemampuan berhitung secara keseluruhan. Sedangkan dalam penelitian ini
tidak dibahas mengenai peningkatan motivasi, selain itu tujuannya lebih
spesifik yaitu untuk meningkatkan kemampuan menghirung perkalian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
3. Anis Fatati. 2009. Pengaruh Metode Pembelajaran Jarimatika terhadap
Keterampilan Berhitung Perkalian Hasilnya Bilangan Dua Angka Ditinjau dari
Kemampuan Awal Siswa pada Kelas II SD Negeri Se-Kecamatan Banyudono
Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010. Dalam penelitiannya ia
membuat kesimpulan bahwa terdapat perbedaan keterampilan berhitung antara
pembelajaran matematika yang menggunakan metode pembelajaran jarimatika
dengan metode pembelajaran konvensional. Perbedaan dengan penelitian ini
adalah pada jenis penelitian, subjek, lokasi, dan waktu penelitian. Jenis
penelitian Anis adalah kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
metode jarimatika terhadap keterampilan berhitung perkalian serta
membandingkan metode jarimatika dengan metode konvensional.
C. Kerangka Berpikir
Pelajaran matematika selama ini sering dianggap pelajaran yang sulit.
Dilihat dari kenyataan yang ada, banyak orangtua yang komplain bahwa anak
mereka rata-rata tidak suka matematika, susah memahami angka dan bilangan,
serta enggan untuk belajar berhitung.
Apalagi dalam operasi hitung perkalian pada kelas rendah, terutama kelas
II, anak seringkali mengalami kesulitan. Terbukti dengan rendahnya nilai siswa
pada materi perkalian ini (lebih dari 50% siswa nilainya di bawah KKM). Metode
yang sering digunakan selama ini adalah dengan menghafal dan penjumlahan
berulang, sehingga anak sering malas untuk menghafal. Dan dalam menghitung,
anak membutuhkan waktu yang lama dan ketelitian yang tinggi.
Saat ini telah berkembang macam-macam metode untuk berhitung. Pada
intinya semua metode adalah baik, semua anak berhak untuk mempelajari teknik-
teknik yang ada, sehingga mereka kaya akan suatu teknik. Salah satu metode yang
telah berkembang untuk pembelajaran Matematika khususnya dalam berhitung
adalah metode jarimatika. “Jarimatika adalah teknik berhitung mudah dan
menyenangkan dengan menggunakan jari-jari tangan”. (Septi Peni, 2008: 17)
Kelebihan dari pembelajaran dengan menggunakan metode jarimatika
yaitu sederhana, alatnya selalu tersedia dan tidak perlu dibeli, alatnya tidak akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
pernah ketinggalan atau disita saat ujian, tidak memberatkan otak dengan
bayangan, dan tenyata juga mudah untuk dilakukan. Guru menggunakan metode
tersebut untuk mengajarkan perkalian, sehingga anak akan mudah memahami dan
memudahkan para siswa untuk menghitung perkalian selanjutnya hafal dengan
sendirinya tanpa ada paksaan dan tekanan dari orang tua dan guru. Setelah guru
menerapkan metode jarimatika, siswa menjadi lebih tertarik dan senang dalam
mata pelajaran Matematika khususnya menghitung perkalian, selain itu siswa
mampu menyelesaikan masalah menghitung perkalian dengan metode jarimatika.
Pada kondisi akhir kemampuan siswa dalam menghitung perkalian meningkat.
Dari uraian pemikiran di atas, maka dapat divisualisasikan dalam bentuk
kerangka pemikiran seperti pada gambar 4.
Gambar 4: Skema Kerangka Berpikir
Kondisi Awal Guru Belum Menerapkan
Metode Jarimatika
Kemampuan Siswa dalam Menghitung Perkalian Rendah
Tindakan
Menerapkan Metode Jarimatika
dalam Pembelajaran
Siklus I
70 % dari jumlah siswa harus mencapai KKM
Siklus II
80 % dari jumlah siswa harus mencapai KKM
Kondisi Akhir
Diduga Kemampuan Menghitung
Perkalian Siswa Meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Dari kerangka berfikir di atas, dapat diketahui bahwa sebelum
mengunakan metode jarimatika hasil pembelajaran khususnya kemampuan
menghitung perkalian masih rendah. Kemudian setelah menggunakan metode
jarimatika ada peningkatan kemampuan menghitung perkalian yang cukup berarti.
Penelitian ini direncanakan dua siklus dan akan diakhiri sampai didapat
hasil yang mencapai rata-rata kelas 70 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 60
(KKM) mencapai 80 % dari semua siswa kelas II.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka peneliti
dapat merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : “Penerapan metode
jarimatika dapat meningkatkan kemampuan menghitung perkalian pada siswa
kelas II SD Negeri 3 Pringanom Sragen tahun pelajaran 2010/2011”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 3 Pringanom, yang beralamat di Sari Desa
Pringanom Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Sekolah ini di bawah
pimpinan Bapak Sunarso, S.Pd, M.M. yang bertindak sebagai Kepala Sekolah. Di
sekolah ini hanya terdapat 1 kelas pada tiap tingkatnya dengan jumlah siswa pada
kelas II tahun ajaran 2010/2011 yaitu 38 siswa dengan rincian 20 siswa laki-laki
dan 18 siswa perempuan.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian tindakan ini direncanakan pada semester II
Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian berlangsung selama kurun waktu lima
bulan terhitung sejak bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Mei 2011, yang
mencakup tiga tahapan kegiatan secara garis besar, yaitu tahap persiapan selama 8
(delapan) minggu, tahap pelaksanaan penelitian selama 5 (lima) minggu dan tahap
penulisan laporan serta ujian skripsi selama 8 (delapan) minggu. Waktu dan jenis
kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
No. Jenis Kegiatan Bulan (Tahun 2011)
Januari Februari Maret April Mei
1 Pembuatan
proposal
2 Pengajuan
Proposal
3 Revisi Proposal
4 Pengajuan Surat
Izin
5 Persiapan
penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
6 Pelaksanaan
siklus I
7 Pelaksanaan
siklus II
8 Pengolahan data
9 Penyusunan
laporan
10 Ujian Skripsi
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian yang lebih
menekankan pada masalah perbaikan proses di kelas, maka jenis penelitian yang
tepat adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas).
Menurut Stephen Kemmis seperti dikutip D. Hopkins dalam bukunya yang
berjudul A Teacher’s Guide to Classroom Research, menyatakan bahwa action
research adalah: a from of self-reflektif inquiry undertaken by participants in a
social (including education) situation in order to improve the rationality and of
(a) their own social or educational practices justice (b) their understanding of
these practices, and (c) the situastions in which practices are carried out. Secara
singkat PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan, untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tinakan mereka
dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-
tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki dimana praktek-praktek
pembelajaran dilaksanakan.
Prof. Dr. Rochiati Wiriaatmadja (2005: 13) memberikan definisi bahwa
”penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat
mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari
pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan
dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Dari pendapat ini, penelitian tindakan kelas sangat cocok dilakukan oleh guru
untuk memperbaiki kinerjanya.
Dengan menggunakan penelitian ini, peneliti berharap akan mendapatkan
informasi sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran
di kelas secara profesional.
2. Strategi Penelitian
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Strategi ini bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan kenyataan di
lapangan melalui pengamatan peneliti. Dalam hal ini objek yang diamati adalah
kegiatan pembelajaran berhitung perkalian sebelum dan sesudah diberikan
tindakan dengan penggunaan metode jarimatika.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SDN 3 Pringanom Kecamatan
Masaran Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Siswa kelas II berjumlah 38 siswa
terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran matematika dengan
menggunakan metode jarimatika pada materi operasi hitung perkalian pada siswa
kelas II SD Negeri 3 Pringanom Tahun Pelajaran 2010/2011.
D. Sumber Data
Sumber data adalah sesuatu yang menjadi sumber untuk memperoleh
sebuah data. Sumber data atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini
adalah dari:
1. Sumber data pokok, yaitu siswa dan guru.
2. Sumber data sekunder, yaitu arsip atau dokumen, catatan observasi guru, dan
nilai hasil belajar siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Dokumentasi, yaitu pekerjaan mencatat atau merekam peristiwa dan objek
maupun aktivitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
penting. Dalam penelitian ini dokumen yang dimanfaatkan berupa: daftar nilai
Matematika dan bukti fisik kegiatan berupa foto. Daftar nilai matematika yang
digunakan adalah nilai pada materi perkalian yang diperoleh sebelum dan
sesudah penerapan metode jarimatika. Penerapan metode jarimatika
dilaksanakan dalam dua siklus. Sedangkan dokumen berupa foto diambil saat
pembelajaran dengan menerapkan jarimatika, baik pada siklus I maupun pada
siklus II.
2. Teknik tes, yaitu serentetetan soal, latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan dan pengetahuan siswa. Tes dalam penelitian ini
berupa soal materi perkalian yang diberikan kepada siswa kelas II SD Negeri
3 Pringanom sebelum dan sesudah penerapan metode jarimatika. Tujuannya
untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan nilai atau kemampuan siswa
dalam menghitung perkalian dengan diterapkannya metode jarimatika.
3. Observasi, yaitu kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena
yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena
tersebut. Dalam penelitian ini observasi diarahkan terhadap guru dan siswa
kelas II SD Negeri 3 Pringanom Sragen. Guru diobservasi oleh rekan sejawat
untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan guru dalam mengadakan
pembelajaran dengan metode jarimatika. Tujuannya supaya kemampuan guru
dalam mengajarkan metode jarimatika dapat lebih ditingkatkan. Perilaku
siswa dalam pembelajaran juga diobservasi untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Tujuannya supaya guru
dapat menyesuaikan cara mengajarnya dengan kondisi siswa.
4. Wawancara, yaitu suatu cara atau kepandaian melakukan tanya jawab untuk
memperoleh keterangan, informasi dan sejenisnya. Wawancara digunakan
untuk memperoleh jawaban dari responden melalui tanya jawab sepihak.
Dalam penelitian ini yang menjadi narasumber adalah seluruh siswa kelas II
SD Negeri 3 Pringanom yang berjumlah 38 siswa. Tujuannya untuk
mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran dan
memperoleh informasi yang dibutuhkan dari responden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
F. Validitas Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas kurikulum / isi, yaitu
dengan tes yang akan digunakan untuk mengungkap hasil belajar harus sesuai
dengan indikator / tujuan pembelajaran serta materi pembelajaran. Validitas isi
merupakan validitas yang diperhitungkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur
dengan analisis rasional. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini
adalah "sejauhmana item-item dalam suatu alat ukur mencakup keseluruhan
kawasan isi objek yang hendak diukur oleh alat ukur yang bersangkutan?" atau
berhubungan dengan representasi dari keseluruhan kawasan.
Pengertian "mencakup keseluruhan kawasan isi" tidak saja menunjukkan
bahwa alat ukur tersebut harus komprehensif isinya akan tetapi harus pula
memuat hanya isi yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur.
Walaupun isi atau kandungannya komprehensif tetapi bila suatu alat ukur
mengikutsertakan pula item-item yang tidak relevan dan berkaitan dengan hal-hal
di luar tujuan ukurnya, maka validitas alat ukur tersebut tidak dapat dikatakan
memenuhi ciri validitas yang sesungguhnya.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
interaktif. Model analisis interaktif menurut Miles dan Huberman mempunyai tiga
komponen komponen pokok, yaitu Reduksi Data, Sajian Data, Penarikan Kesimpulan
atau Verifikasi. Aktivitasnya dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan
data sebagai suatu proses siklus untuk lebih jelasnya, proses analisis interaktif dapat
digambarkan dengan skema pada gambar 5 sebagai berikut:
Gambar 5. Analisis Interaktif Model Milles dan Huberman
Sajian Data Pengumpulan Data
Reduksi Data
Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Langkah-langkah Analisis:
1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka
dapat dikumpulkan.
2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan
matrik yang berguna untuk penelitian lanjut.
3. Melakukan analisis data dikelas dan mengembangkan matrik antar kasus.
4. Melakukan verifikasi, pengayaan, dan pendalaman data apabila dalam
persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang
jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.
5. Melakukan analisis antar kasus, dikembangkan struktur sajian datanya bagi
susunan laporan.
6. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
7. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai pengembangan saran dalam laporan
akhir penelitian.
H. Prosedur Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
the action research spiral dari Kemmis dan Taggart (1990 : 11). Siklus spiral dari
tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar 6 berikut:
observasi
Tindakan refleksi
Rencana awal
observasi
Tindakan
Rencana yang direvisi
Refleksi
Gambar 6. Alur PTK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Dari desain di atas, maka prosedur penelitian dapat divisualisasikan seperti
pada gambar 7.
Gambar 7. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Berdasarkan desain di atas, tahapan penelitian dijelaskan sebagai berikut :
Rencana Awal
Pada tahap ini dilakukan identifikasi kesulitan siswa dalam menghitung perkalian.
1. Rancangan Siklus Pertama
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini guru sebagai peneliti menyusun skenario pembelajaran
(RPP), instrument untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis, dan menetapkan
indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Guru sekaligus sebagai peneliti mengadakan pembelajaran sesuai dengan
RPP yang telah dipersiapkan.
2) Guru lain (teman sejawat) dan kepala sekkolah yang bertindak sebagai
observer, mengadakan observasi jalannya pembelajaran.
c. Tahap Pengamatan/Observasi
1) Dilakukan oleh kepala sekolah dan guru yang mengamati pembelajaran
yang sedang berlangsung.
Rencana Awal Perencanaan Tindakan I
Observasi,
Refleksi, dan
Evaluasi I
Pelaksanaan Tindakan I
Perencanaan Tindakan II
Observasi,
Refleksi, dan
Evaluasi II
Pelaksanaan Tindakan II
Solusi, Temuan, dan Kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2) Observasi diarahkan pada point-point pedoman yang telah dipersiapkan
oleh peneliti.
d. Tahap Refleksi
Peneliti menganalisis hasil belajar siswa sesuai dengan nilai saat evaluasi
dan hasil observasi saat pembelajaran.
Jika 70% siswa kelas II nilai materi pokok perkalian mencapai KKM maka
dapat disimpulkan bahwa penerapan metode jarimatika pada siklus I telah
berhasil.
2. Rancangan Silkus Kedua
a. Tahap Perencanaan
Guru sebagai peneliti menyusun skenario pembelajaran (RPP), instrument
untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis, dan menetapkan indikator
ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.
Perencanaan tindakan siklus 2 dikaitkan dengan hasil yang telah diperoleh
pada siklus 1 dengan berbagai perbaikan pada kegiatan pembelajarannya.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Guru sekaligus sebagai peneliti mengadakan pembelajaran sesuai dengan
RPP yang telah dipersiapkan.
2) Guru lain (teman sejawat) dan kepala sekkolah yang bertindak sebagai
observer, mengadakan observasi jalannya pembelajaran.
c. Tahap Pengamatan/Observasi
1) Dilakukan oleh kepala sekolah dan guru yang mengamati pembelajaran
yang sedang berlangsung.
2) Observasi diarahkan pada point-point pedoman yang telah dipersiapkan
oleh peneliti.
d. Tahap Refleksi
Peneliti menganalisis hasil belajar siswa sesuai dengan nilai saat evaluasi
dan hasil observasi saat pembelajaran.
Jika 80% siswa kelas II nilai materi pokok perkalian mencapai KKM maka
dapat disimpulkan bahwa penerapan metode jarimatika telah berhasil. Jika siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
yang mengalami peningkatan kemampuan menghitung perkalian kurang dari 80%
maka proses pembelajaran dengan penerapan metode jarimatika perlu diperbaiki
lagi dan disempurnakan pada siklus berikutnya.
I. Indikator Keberhasilan
Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
meningkatnya kemampuan menghitung perkalian dengan metode jarimatika pada
siswa kelas II semester 2 SD Negeri 3 Pringanom Sragen yang ditunjukkan
dengan perolehan nilai minimal 60 (KKM).
Hasil yang diperoleh dari nilai post tes mencerminkan kemampuan siswa
pada konsep yang dibelajarkan Pada siklus I pembelajaran dikatakan berhasil
apabila nilai siswa dalam materi perkalian mencapai rata-rata kelas 60 dan siswa
yang memperoleh nilai ≥ 60 (KKM) mencapai 70%.
Pada siklus II pembelajaran dikatakan berhasil apabila nilai siswa dalam
materi perkalian mencapai rata-rata kelas 70 dan siswa yang memperoleh nilai ≥
60 (KKM) mencapai 80%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 3 Pringanom Kecamatan
Masaran Kabupaten Sragen. Sekolah ini tepatnya berada di dukuh Sari Desa
Pringanom Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen.
SD Negeri 3 Pringanom pada tahun 2010/2011 dipimpin oleh seorang Kepala
Sekolah dan memiliki 7 guru yang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), 5
orang tenaga pengajar yang masih Wiyata Bakti, 1 orang petugas perpustakaan (WB)
dan 1 orang penjaga sekolah (PNS). Semua personel telah melaksanakan tugasnya
masing-masing dengan baik sesuai dengan tanggungjawabnya. Bukan hanya guru dan
Kepala sekolah yang bertanggung jawab dalam membimbing siswa namun peran
orang tua dan masyarakat juga sangat penting. Hal ini telah diwujudkan di SD Negeri
3 Pringanom dalam wadah Paguyuban Orang Tua Siswa dan Komite sekolah.
Keberhasilan pendidikan siswa merupakan tanggung jawab bersama sehingga harus
ada kerjasama yang baik dari semua pihak.
Jumlah seluruh siswa di SD Negeri 3 Pringanom pada tahun 2010/2011
adalah 173 siswa yang terdiri dari 86 siswa laki-laki dan 87 siswa perempuan. Siswa
terbagi dalam 6 kelas yakni kelas I sebanyak 25 siswa, kelas II sebanyak 38 siswa,
kelas III sebanyak 25 siswa, kelas IV sebanyak 27 siswa, kelas V sebanyak 30 siswa
dan kelas VI sebanyak 28 siswa. Siswa berasal dari berbagai latar belakang sosial
yang berbeda-beda. Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani dan buruh
pabrik.
Berikut ini adalah data tentang SD Negeri 3 Pringanom :
Nama Sekolah : SD Negeri 3 Pringanom
Status Sekolah : Negeri
Alamat Sekolah : Sari, Pringanom, Masaran, Sragen 57282
Nomor Statistik Sekolah : 101031402036
Nomor Identitas Sekolah : 006126
Tahun Berdiri : 1982
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Bangunan Sekolah : Milik Pemerintah
Organisasi Penyelenggara : Pemerintah
Luas Tanah : 2.1160 m2
Luas Bangunan : 512 m2
a. Tujuan Pendirian
Terwujudnya atau terbentuknya siswa yang cerdas, berbudi pekerti
yang luhur, terampil, sehat jasmani dan rohani.
b. Letak Geografis
Lokasi SD Negeri 3 Pringanom terletak di Dukuh Sari, Kelurahan
Pringanom, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Kode Pos 57282,
Propinsi Jawa Tengah. SD Negeri 3 Pringanom Sragen menempati tanah
seluas 2.160 m2 dan luas bangunan 512 m2. Sekolah ini berada di antara
pemukiman penduduk, letaknya sangat strategis karena dekat dengan jalan
yang bisa dijangkau dengan berbagai kendaraan. Walaupun letaknya di antara
perumahan penduduk namun tidak mengganggu proses pembelajaran di SD
Negeri 3 Pringanom.
Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan
kegiatan survey awal dengan tujuan mengetahui keadaan nyata yang ada di
lapangan. Hasil survey awal, yaitu rendahnya nilai pada materi perkalian. Dalam
pembelajaran Matematika siswa belajar dengan metode konvensional sehingga
hasil belajar matematika belum maksimal. Dalam materi perkalian bilangan dasar
(6-10), siswa seringkali hanya menghafal atau melakukan penjumlahan berulang
sehingga hasilnya lebih dari 60% nilai siswa belum mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan pada awal semester. Untuk itu,
peneliti berupaya menggunakan suatu metode yang dapat meningkatkan
kemampuan perkalian siswa yaitu dengan metode jarimatika.
Berdasarkan data hasil pengamatan langsung tanggal 4 Januari 2010
terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas dalam materi perkalian, masih banyak
terdapat kekurangan. Kekurangan tersebut antara lain, guru belum bisa
menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan, siswa belum terlibat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
secara aktif, aktivitas siswa kurang, dan metode yang digunakan kurang efektif.
Pembelajaran dalam materi perkalian, siswa belajar untuk mengerjakan dengan
cara penjumlahan berulang dan juga hafalan sehingga hasilnya belum maksimal.
Seluruh komponen soal yang dibuat sesuai dengan kurikulum yang berlaku serta
relevan dengan karakteristik siswa kelas II sehingga dapat dikatakan valid atau
memenuhi syarat untuk dipergunakan sebagai alat tes.
Untuk lebih jelasnya, Perolehan hasil evaluasi Matematika siswa sebelum
tindakan dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 68. Adapun tabel frekuensi nilai
kemampuan berhitung perkalian siswa sebelum tindakan dapat dilihat pada tabel
2.
Tabel 2. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Menghitung Perkalian Siswa Kelas
II Semester 2 SD Negeri 3 Pringanom pada Kondisi Sebelum Tindakan
No Interval Nilai Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah (xi)
fi.xi Persentase
(%)
Keterangan
1 80-100 5 90 450 13,16 Tuntas
2 60-79 9 69,5 625,5 23,68 Tuntas
3 40-59 6 49,5 297 15,79 Belum Tuntas
4 20-39 12 29,5 354 31,58 Belum Tuntas
5 0-19 6 9,5 57 15,79 Belum Tuntas
Jumlah 38 1783,5 100
Nilai rata-rata = 1783,5 : 38 = 46,93
Ketuntasan klasikal = 13 : 38 x 100% = 34,21 %
Dari tabel 2, dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 8 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Gambar 8. Grafik Nilai Kemampuan Menghitung Perkalian Siswa Kelas II
Semester 2 SD Negeri 3 Pringanom Pada Kondisi Sebelum Tindakan
Berdasarkan data hasil evaluasi Matematika sebelum menggunakan
metode jarimatika diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 46,93. Siswa yang
mendapat nilai kurang dari 60 (KKM) sebanyak 24 siswa dan yang mendapat nilai
≥ 60 (KKM) hanya 13 siswa. Hal ini dapat diartikan bahwa ketuntasan klasikal
sebesar 34,21% masih berada di bawah ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu
sebesar 70% siswa mendapatkan nilai ≥ 60 (KKM).
Berdasarkan nilai evaluasi Matematika yang masih rendah dan banyak
siswa yang belum dapat mencapai KKM menunjukkan bahwa kemampuan siswa
masih rendah. Maka dari itu diperlukan suatu inovasi pembelajaran melalui
metode jarimatika. Dengan metode jarimatika diharapkan kemampuan berhitung
siswa khususnya pada materi perkalian akan mengalami peningkatan sehingga
ketuntasan belajar siswa dapat tercapai.
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
1. Siklus I
Tindakan siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Tiap-
tiap pertemuan terdiri dari tiga jam pelajaran (3 x 35 menit), dilaksanakan pada
tanggal 23 Pebruari s.d. 24 Pebruari 2011. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas siklus-siklus dan tiap
0
2
4
6
8
10
12
0-19 20-39 40-59 60-79 80-100
6
12
6
9
5
Interval Nilai Interval Nilai Interval Nilai Interval Nilai Interval Nilai Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
siklus terdiri dari 4 tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti mengadakan observasi terhadap proses
pembelajaran dan prestasi belajar Matematika pada kelas II untuk mengetahui
media, metode, strategi pembelajaran yang telah digunakan oleh guru, serta proses
pembelajaran yang telah berlangsung. Peneliti juga mencatat hasil belajar yang
diperoleh oleh masing-masing siswa.
Berdasarkan pengamatan dan hasil catatan terhadap proses pembelajaran
dan prestasi belajar sebelum tindakan, dapat diperoleh informasi sebagai data
awal. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa dari 38 siswa kelas II terdapat 24
siswa atau sekitar 65,79% yang masih belum mampu berhitung perkalian. Hal ini
ditunjukkan dengan perolehan nilai siswa yang belum mencapai nilai 60 (KKM).
Oleh karena itu, peneliti dan guru kelas II mendiskusikan rancangan tindakan
yang akan dilakukan pada penelitian ini. Dan diperoleh kesepakatan bahwa
pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan
alokasi waktu tiap pertemuan 3 x 35 menit yaitu pada hari Rabu tanggal 23
Pebruari dan Kamis tanggal 24 Pebruari 2011.
Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD 2006
Kelas II. Peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran
Matematika dengan menerapkan metode jarimatika sebagai berikut:
1) Mempelajari KTSP dan Silabus Kelas II SD
Standar Kompetensi
3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka.
Kompetensi Dasar
3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka.
2) Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
beberapa indikator sebagai berikut:
3.1.1 Mengenal perkalian sebagai penjumlahan berulang.
3.1.2 Mengalikan bilangan sampai dengan 100 dengan berbagai cara.
3.1.3 Menyelesaikan masalah yang mengandung perkalian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilaksanakan dua kali
pertemuan dan masing-masing pertemuan dalam waktu tiga jam pelajaran (3 x
35 menit). Adapun RPP siklus I dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 70.
3) Peneliti membuat LKS dan lembar evaluasi.
4) Membuat lembar observasi guru dan siswa.
5) Peneliti mempersiapkan alat untuk dokumentasi berupa kamera.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
metode jarimatika sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
telah disusun. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan.
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 23 Pebruari 2011. Pada
pertemuan ini materi yang diajarkan adalah mengenal perkalian sebagai
penjumlahan berulang. Berikut ini dipaparkan kondisi riil yang dialami selama
proses belajar mengajar berlangsung. Sebagai kegiatan awal guru dan siswa
berdoa bersama, mengabsen siswa, mengecek persiapan belajar kelas dan
kesiapan siswa.
Kegiatan inti dimulai dari tahap eksplorasi. Guru melakukan apersepsi
dengan cara mengajak siswa bernyanyi ”Satu Ditambah Satu” secara bersama-
sama dengan tujuan untuk memusatkan perhatian siswa serta memotivasi dan
mengarahkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran. Pada awal
pembelajaran guru menanyakan kepada siswa tentang penjumlahan bilangan ”2 +
2 = ...., 3 + 3 + 3 =....” dan seterusnya. Kemudian guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai siswa.
Guru menjelaskan perkalian sebagai penjumlahan berulang. Guru
mengadakan tanya jawab tentang contoh-contoh perkalian yang ditemui dalam
kehidupan sehari-hari. Selanjutnya guru menyuruh beberapa siswa membuat soal
perkalian di papan tulis kemudian menyuruh siswa lain untuk mengerjakannya.
Guru mengenalkan jarimatika dan mendemonstrasikan penggunaan jarimatika
untuk menghitung perkalian bilangan 6-10. Beberapa siswa diminta maju untuk
menghitung perkalian dengan jarimatika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Pada tahap elaborasi, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang tiap
kelompoknya terdiri dari 2 siswa. Guru membagikan LKS dan tiap kelompok
mengerjakan. Setelah selesai, pada tahap konfirmasi tiap kelompok maju
bergantian untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan memperagakannya
dengan jarimatika. Kelompok yang lain menanggapi. Kelompok yang dinilai
paling baik mendapat penghargaan berupa tanda bintang dari guru. Pada waktu
pelaksanaan ada dua kelompok yang dinilai guru menjawab dengan tepat dan
paling cepat. Sehingga ada 4 anak yang memperoleh tanda bintang. Mereka
sangat bangga mendapatkan penghargaan dari guru.
Pada kegiatan akhir, guru memberikan evaluasi. Setelah itu, guru
mengajak siswa mengoreksi pekerjaannya dan membahasnya bersama. Guru
menilai dan menganalisis hasil evaluasi. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya apabila ada hal-hal yang kurang jelas. Sebagai tindak lanjut
guru memberikan pekerjaan rumah. Guru menutup pembelajaran Matematika.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2011. Pada
pertemuan yang ke-2 ini pembelajaran direncanakan dengan menggunakan
metode jarimatika, materi yang diajarkan adalah mengalikan bilangan 6-10
dengan berbagai cara.
Pada kegiatan awal guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
Setelah itu guru melakukan presensi. Pada tahap eksplorasi, agar suasana kelas
menjadi lebih semangat dan hidup, guru mengajak siswa bernyanyi lagu “Belajar
Di mana-mana. Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa
dalam pertemuan yang lalu dengan beberapa pertanyaan lisan. Guru menunjukkan
sebuah gambar yang berkaitan dengan perkalian. Guru mengadakan tanya jawab
dengan siswa berkaitan dengan gambar.
Selanjutnya, guru mengulangi demonstrasi penggunaan jarimatika kepada
siswa. Guru mendemonstrasikan formasi jarimatika bilangan 6-10 dengan
menggunakan tangan dan meminta siswa untuk menirukan. Guru menjelaskan
cara mengerjakan soal cerita dengan menuliskan kalimat matematikanya terlebih
dahulu. Guru meminta beberapa siswa untuk maju menuliskan kalimat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
matematika dari soal yang dibacakan guru dan meminta siswa untuk
memperagakan jarimatika saat mengerjakan soal di depan kelas.
Pada tahap elaborasi, guru membagi siswa dalam kelompok dan masing-
masing kelompok terdiri atas 2 anak. Guru memberi lembar kerja kelompok
kemudian meminta siswa mengerjakan. Dalam tahap konfirmasi, tiap kelompok
maju secara bergantian untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan
memperagakannya menggunakan metode jarimatika. Kelompok yang paling
terbaik mendapat penghargaan berupa tanda bintang dari guru. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya bila ada hal-hal yang kurang jelas.
Pada kegiatan akhir, guru memberikan lembar evaluasi untuk dikerjakan
secara individu. Setelah selesai, guru mengajak siswa membahas hasil evaluasi
dan memberikan nilai. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya apabila ada hal-hal yang kurang jelas. Sebagai tindak lanjut guru
memberikan pekerjaan rumah. Guru menutup pembelajaran Matematika.
c. Observasi
Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan teknik jarimatika, yang dilaksanakan dengan
menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan pengambilan foto dengan
kamera. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan teknik jarimatika pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun. Serta untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh teknik jarimatika dalam meningkatkan kemampuan menghitung
perkalian di kelas II.
Oleh karena itu, pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas atau
proses yang terjadi dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan
guru dalam melaksanakan pembelajaran termasuk suasana kelas pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
1) Hasil Observasi Bagi Siswa
Dari data observasi pada lampiran 6 halaman 81 dalam kegiatan pembelajaran
di kelas II siklus I selama dua kali pertemuan diperoleh hasil observasi sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
a) Kemampuan siswa dalam menerima pelajaran dalam kategori
cukup.
b) Perhatian siswa dalam menerima pelajaran yang disampaikan guru
dalam kategori cukup. Siswa belum begitu antusias terhadap pembelajaran
yang dilaksanakan. Namun, mereka cukup tertarik dengan penggunaan
jarimatika.
c) Perhatian, minat, dan motivasi terhadap penjelasan guru dalam
kategori cukup.
d) Siswa cukup aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini tampak
dari siswa yang cukup bersemangat dalam menjawab pertanyaan guru,
maju ke depan kelas, dan banyak menunjukkan jari saat guru memberikan
pertanyaan.
e) Keberanian siswa mengajukan pertanyaan dan pendapat sudah
baik.
f) Kerjasama dalam kelompok dalam kategori cukup. Tetapi siswa
perlu lebih banyak belajar untuk lebih kompak dan mau membantu teman
yang sekelompok.
g) Dalam mengerjakan tugas individu/kelompok, siswa kurang
sungguh-sungguh. Pada saat mengerjakan tugas kelompok, ada beberapa
siswa yang hanya mengandalkan temannya dan tidak mau berusaha untuk
belajar.
h) Keberanian siswa mempresentasikan hasil tugas dalam kategori
cukup.
i) Kemauan dalam berdiskusi sudah baik.
j) Rasa tanggung jawab terhadap kelompok dalam kategori cukup.
Berdasarkan data di atas dapat ditunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam
kegiatan pembelajaran siklus I dalam kategori cukup.
2) Hasil Observasi Bagi Guru
Observasi tidak hanya dilaksanakan pada aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran tetapi juga ditujukan pada aktivitas peneliti sebagai guru. Dari
data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
observasi pada lampiran 5 halaman 80 dalam siklus I selama dua kali
pertemuan
diperoleh hasil observasi terhadap guru sebagai berikut:
a) Penampilan guru di depan kelas sudah dinilai baik oleh observer.
b) Guru sudah menyampaikan materi dengan lancar, jelas, dan tidak
terburu-buru.
c) Guru sudah menggunakan media pelajaran dengan melibatkan siswa.
d) Pengelolaan kelas dalam kategori cukup sehingga perlu terus
ditingkatkan. Guru masih belum bisa mengendalikan kelas secara optimal,
sehingga konsentrasi siswa terhadap materi yang diberikan guru kurang.
e) Cara guru merespon pertanyaan dan pendapat siswa baik.
f) Guru sudah memberikan pujian kepada siswa yang berhasil
mengerjakan tugas atau menjawab pertanyaan guru dengan baik. Guru
juga menanggapi pendapat siswa dengan baik.
g) Interaksi dengan siswa sudah baik, tetapi masih dapat ditingkatkan
lagi.
h) Kemampuan guru dalam memotivasi siswa berada dalam kategori
cukup, sehingga masih harus ditingkatkan.
i) Bimbingan yang diberikan guru belum bisa menyeluruh. Beberapa
anak yang masih mengalami kesulitan dalam penggunaan jarimatika
belum mendapatkan bimbingan sebagaimana mestinya.
j) Pengelolaan waktu oleh guru masih rendah. Waktu untuk setiap
tahap kegiatan yang sudah ditetapkan dalam RPP belum bisa dilaksanakan
sesuai rencana.
k) Variasi metode pembelajaran yang digunakan guru dalam kategori
cukup.
Berdasarkan data di atas dapat ditunjukkan bahwa kinerja guru dalam
kegiatan
pembelajaran siklus I dalam kategori sedang.
d. Refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan kemudian dianalisis.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan,
peneliti memperoleh temuan bahwa guru masih belum optimal karena guru belum
dapat mengelola kelas secara optimal. Selain itu, guru belum dapat memotivasi
siswa secara menyeluruh dalam proses pembelajaran. Beberapa siswa pada saat
mengerjakan tugas secara kelompok hanya mengandalkan temannya dan tidak
mau berusaha untuk belajar. Anak yang pintar juga tampak ingin mengerjakan
sendiri tugas yang diberikan guru dan enggan untuk mengajari temannya.
Apabila dicermati kegagalan siswa dalam menyelesaikan tugas pada saat
proses pembelajaran berlangsung bersumber dari hal-hal sebagai berikut: 1)
beberapa siswa masih belum memahami pembelajaran dengan metode jarimatika,
2) beberapa siswa masih bingung tentang formasi jarimatika atau langkah-langkah
yang digunakan, karena merupakan hal yang baru, 3) pada saat mengerjakan tugas
kelompok, beberapa siswa hanya mengandalkan temannya, 4) siswa yang pintar
cenderung ingin mengerjakan sendiri tugas dari guru dan enggan mengajarkan
jarimatika pada temannya yang belum bisa, 5) masih ada anak yang memilih
menggunakan penjumlahan berulang, sedangkan penjumlahan yang dilakukan
seringkali kurang tepat dan kurang teliti sehingga jawaban yang dihasilkan
seringkali salah.
Proses pembelajaran pada siklus I masih belum bisa dilaksanakan secara
optimal. Tetapi berdasarkan hasil evaluasi dari siklus I dibandingkan dengan hasil
evaluasi sebelum tindakan, tampak peningkatan yang sangat pesat. Adapun hasil
yang diperoleh siswa setelah menggunakan metode jarimatika pada siklus I dapat
dilihat pada lampiran 4 halaman 78. Data frekuensi hasil evaluasi Matematika
setelah menggunakan metode jarimatika pada siklus I dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Menghitung Perkalian Siswa Kelas
II Semester 2 SD Negeri 3 Pringanom pada Siklus I
No Interval Nilai Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah (xi)
fi.xi Persentase
(%)
Keterangan
1 80-100 21 90 1890 55,26 Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
2 60-79 7 69,5 486,5 18,42 Tuntas
3 40-59 8 49,5 396 21,05 Belum Tuntas
4 20-39 1 29,5 29,5 2,63 Belum Tuntas
5 0-19 1 9,5 9,5 2,63 Belum Tuntas
Jumlah 38 2811,5 100
Nilai rata-rata = 2961,5 : 38 = 73,98
Ketuntasan klasikal = 28 : 38 x 100% = 73,68 %
Dari tabel 3, dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 9 sebagai berikut:
Gambar 9. Grafik Nilai Kemampuan Menghitung Perkalian Siswa Kelas II
Semester 2 SD Negeri 3 Pringanom Pada Siklus I
2. Siklus II
Pada siklus I hasil pembelajaran kemampuan menghitung perkalian masih
belum tuntas. Oleh karena itu, kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilanjutkan
ke siklus II dengan harapan pada siklus II dapat memperbaiki kelemahan-
kelemahan pada siklus I.
Kegiatan penelitian tindakan pada siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan
yaitu pada tanggal 4 dan 12 Maret 2011 yang diikuti oleh 38 siswa. Alokasi waktu
0
5
10
15
20
25
0-19 20-39 40-59 60-79 80-100
1 1
8 7
21
Interval Nilai Interval Nilai Interval Nilai Interval Nilai Interval Nilai Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
yang digunakan yaitu 3 x 35 menit. Kegiatan dari siklus II ini adalah sabagai
berikut:
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pada siklus I telah diketahui bahwa
ada peningkatan kemampuan berhitung siswa terhadap materi perkalian tetapi
belum maksimal. Hal tersebut ditunjukkan pada beberapa siswa yang belum
tuntas dalam pembelajaran Matematika pada materi perkalian.
Hal-hal yang perlu diperbaiki guru dalam pembelajaran Matematika
menggunakan metode jarimatika sebagai upaya untuk mengatasi berbagai
kekurangan yang ada adalah sebagai berikut: memberikan arahan kembali kepada
siswa tentang formasi jarimatika atau langkah-langkah yang digunakan dalam
pembelajaran menggunakan metode jarimatika, pada saat pembelajaran peneliti
meminta siswa maju secara individual dalam mendemonstrasikan formasi
jarimatika dan menghitung perkalian dengan menggunakan metode jarimatika.
Selain itu, peneliti memberikan bimbingan secara individu kepada siswa yang
masih belum menguasai jarimatika perkalian 6-10.
Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD 2006
Kelas II, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran
Matematika dengan menerapkan metode jarimatika sebagai berikut:
1) Mempelajari KTSP dan Silabus Kelas II SD
Standar Kompetensi
3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka.
Kompetensi Dasar
3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka.
2) Peneliti bersama dengan guru merancang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan beberapa indikator sebagai berikut:
3.1.1 Mengenal perkalian sebagai penjumlahan berulang.
3.1.2 Mengalikan bilangan sampai dengan 100 dengan berbagai cara.
3.1.3 Menyelesaikan masalah yang mengandung perkalian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilaksanakan dua kali pertemuan
dan masing-masing pertemuan dalam waktu tiga jam pelajaran (3 x 35 menit).
Adapun RPP siklus II dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 82
3) Peneliti dan guru membuat LKS dan lembar evaluasi.
4) Membuat lembar observasi guru dan siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
metode jarimatika sesuai dengan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
telah disusun. Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan.
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2011. Pada
pertemuan ini materi yang diajarkan adalah perkalian. Berikut ini dipaparkan
kondisi ril yang dialami selama proses pembelajaran berlangsung.
Sebagai kegiatan awal guru dan siswa berdoa bersama, mengabsen siswa,
dan mengkondisikam kelas. Pada tahap eksplorasi, guru melakukan apersepsi
dengan cara mengajak siswa bernyanyi ”satu dikali satu” secara bersama-sama
dengan tujuan untuk memusatkan perhatian siswa serta memotivasi dan
mengarahkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran. Pada awal
pembelajaran guru menanyakan kepada siswa tentang perkalian bilangan ”1 x 1 =
...., 2 x 2 =...., 3 x 3 =....”. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, lalu
mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang contoh perkalian dalam kehidupan
sehari-hari. Guru meminta beberapa siswa untuk membuat soal perkalian di papan
tulis dan siswa lain yang mengerjakan. Guru mengingatkan tentang penggunaan
jarimatika untuk menghitung perkalian. Guru meminta siswa mendemonstrasikan
formasi jarimatika, kemudian meminta beberapa siswa menghitung perkalian
dengan menggunakan jarimatika.
Tahap elaborasi dimulai guru dengan membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang tiap kelompok terdiri dari 2 anak. Guru memasangkan siswa yang
belum menguasai jarimatika dengan siswa yang sudah menguasai jarimatika.
Guru membagikan lembar kerja kelompok dan meminta siswa yang sudah bisa
jarimatika mengajari temannya yang belum bisa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Selanjutnya pada tahap konfirmasi, tiap kelompok mengumpulkan hasil
kerjanya. Guru meminta tiap kelompok maju secara bergantian. Kelompok yang
lain menanggapi. Kelompok terbaik diberi penghargaan berupa tanda bintang oleh
guru.
Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan
secara individu. Hasil evaluasi dibahas bersama-sama dan dinilai oleh guru.
Sebagai tindak lanjut, guru memberikan PR yang berkaitan dengan materi.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2011. Pada
pertemuan yang ke-2 ini materi yang diajarkan adalah mengalikan bilangan 6-10
dengan berbagai cara.
Pada kegiatan awal guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
Setelah itu guru melakukan presensi dan mengkondisikan kelas. Pada tahap
eksplorasi agar suasana kelas menjadi lebih semangat dan hidup, guru mengajak
siswa bernyanyi lagu “Belajar Dimana-mana”. Guru menuntun siswa untuk
menggali pengalamannya dari pertemuan yang lalu dengan beberapa pertanyaan
lisan. Guru memberikan masalah yang mengandung perkalian dalam kehidupan
sehari-hari dan meminta siswa untuk memecahkan masalah itu. Siswa mengulangi
formasi jarimatika. Beberapa siswa diminta maju untuk menuliskan kalimat
matematika dan jawaban dari soal cerita yang dibacakan guru. Tiap siswa
diberikan lembar kerja individu. Siswa yang mengalami kesulitan dibimbing oleh
guru.
Setelah selesai mengerjakan tugas individu, pada tahap elaborasi siswa
diminta berkelompok (terdiri dari 4-5 anak). Siswa dalam satu kelompok saling
mengoreksi jawaban dari temannya. Masuk pada tahap konfirmasi, setiap siswa
mengumpulkan hasil kerjanya kemudian guru meminta setiap siswa maju secara
individu. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang maju. Siswa yang
menjawab paling cepat dan paling benar mendapat penghargaan berupa tanda
bintang dari guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan
secara individu. Hasil evaluasi dibahas bersama-sama dan dinilai oleh guru.
Sebagai tindak lanjut, guru memberikan PR yang berkaitan dengan materi.
c. Observasi
Pada tahap ini peneliti mengadakan pengamatan terhadap sikap,
perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung serta keterampilan guru
dalam mengajar dengan metode jarimatika pada materi perkalian. Dari hasil
observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran siklus II selama dua
kali pertemuan diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Hasil Observasi Bagi Siswa
Dari data observasi pada lampiran 10 halaman 93 dalam kegiatan
pembelajaran di kelas II siklus II selama dua kali pertemuan diperoleh
hasil observasi sebagai berikut:
a) Kemampuan siswa dalam menerima pelajaran dinilai sangat baik oleh
observer. Hal ini karena banyak siswa yang sudah terampil
menggunakan jarimatika setelah mereka terus berlatih dengan senang
hati.
b) Perhatian siswa terhadap pelajaran yang disampaikan guru sangat baik.
c) Perhatian, minat, dan motivasi terhadap penjelasan guru dalam
kategori baik. Siswa tampak semangat menggunakan jarimatika karena
mereka tidak perlu lagi melakukan penjumlahan berulang.
d) Siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini tampak dari siswa
yang cukup bersemangat dalam menjawab pertanyaan guru, maju ke
depan kelas, dan banyak menunjukkan jari saat guru memberikan
pertanyaan.
e) Keberanian siswa mengajukan pertanyaan dan pendapat sangat baik.
Banyak siswa yang bertanya jika mengalami kesulitan.
f) Kerja sama dalam kelompok sangat baik. Siswa yang sudah mahir
jarimatika merasa senang apabila dapat membantu temannya yang
belum terampil menggunakan jarimatika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
g) Dalam mengerjakan tugas individu/kelompok, siswa tampak
bersungguh-sungguh dan dinilai sangat baik oleh observer.
h) Keberanian siswa mempresentasikan hasil tugas dalam kategori sangat
baik. Banyak yang sudah menguasai jarimatika sehingga saat diminta
maju, mereka sangat antusias.
i) Kemauan dalam berdiskusi baik.
j) Rasa tanggung jawab terhadap kelompok sangat baik.
Berdasarkan data di atas dapat ditunjukkan bahwa aktivitas siswa
dalam kegiatan pembelajaran siklus II dalam kategori baik.
2) Hasil Observasi Bagi Guru
Observasi tidak hanya dilaksanakan pada aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran tetapi juga ditujukan pada aktivitas peneliti sebagai guru. Dari
data
observasi pada lampiran 9 halaman 92 dalam siklus II selama dua kali
pertemuan diperoleh hasil observasi terhadap guru sebagai berikut:
a) Penampilan guru di depan kelas dinilai sangat baik oleh observer.
b) Guru sudah menyampaikan materi dengan lancar, jelas, dan tidak terburu-
buru.
c) Pengelolaan kelas sudah baik, sehingga suasana kelas dapat terkontrol
dengan baik.
d) Cara guru merespon pertanyaan dan pendapat siswa baik.
e) Dalam memberikan pujian dan perayaan keberhasilan siswa sudah baik.
Guru juga memberikan penghargaan bagi siswa yang berhasil
mengerjakan tugas dari guru dengan baik.
f) Interaksi dengan siswa sudah baik.
g) Kemampuan guru dalam memotivasi siswa berada dalam kategori sangat
baik.
h) Guru sudah memberikan bimbingan secara menyeluruh, baik bimbingan
individu maupun kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
i) Pengelolaan waktu oleh guru cukup baik.
j) Variasi metode pembelajaran yang digunakan guru cukup baik.
Berdasarkan data di atas dapat ditunjukkan bahwa kinerja guru dalam
kegiatan
pembelajaran siklus II dalam kategori baik.
d. Refleksi
Pada siklus II juga dilakukan diskusi yang mendalam terhadap
deskripsi data seperti yang dilaksanakan pada siklus I. Pada siklus I kemauan
siswa untuk menerima pelajaran masih kurang terlihat, siswa masih belum
begitu antusias terhadap pembelajaran yang dilaksanakan, siswa kurang aktif
bertanya dan berpendapat, keberanian siswa maju masih kurang karena
mereka belum terbiasa menggunakan jarimatika. Namun pada siklus II
kemauan siswa untuk menerima pelajaran cukup tinggi karena siswa lebih
antusias terhadap pembelajaran yang dilaksanakan, keaktifan siswa menjawab
pertanyaan guru berada dalam kategori tinggi, keberanian siswa maju dalam
melakukan kegiatan unjuk kerja sudah tinggi. Demikian juga dalam
mengerjakan soal perkalian dengan menggunakan metode jarimatika, siswa
sudah tidak mengalami kesulitan, secara keseluruhan siswa sudah
memperlihatkan aktivitas yang baik. Kemampuan siswa dalam menghitung
perkalian juga sudah meningkat.
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil yang diperoleh siswa setelah
menggunakan metode jarimatika pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 8
halaman 90. Data frekuensi hasil evaluasi Matematika setelah menggunakan
metode jarimatika pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Tabel 4. Data Nilai Kemampuan Menghitung Perkalian Siswa Kelas II Semester
2 SD Negeri 3 Pringanom Pada Siklus II
No Interval Nilai Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah (xi) fi.xi
Persentase
(%) Keterangan
1 80-100 27 90 2430 71,05 Tuntas
2 60-79 6 69,5 417 15,79 Tuntas
3 40-59 5 49,5 247,5 13,16 Belum Tuntas
4 20-39 0 29,5 0 0 Belum Tuntas
5 0-19 0 9,5 0 0 Belum Tuntas
Jumlah 38 3094,5 100
Nilai rata-rata = 3094,5 : 38 = 81,43
Ketuntasan klasikal = 33 : 38 x 100% = 86,84 %
Dari tabel 4, dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 10 sebagai berikut:
Gambar 10. Grafik Nilai Kemampuan Menghitung Perkalian Siswa Kelas II
Semester 2 SD Negeri 3 Pringanom Pada Siklus II
Dari hasil penelitian silklus II, maka peneliti mengulas bahwa berdasarkan
indikator kinerja yang ditetapkan, peneliti dikatakan berhasil bila rata-rata prestasi
belajar siswa secara individu menunjukkan nilai minimal 60 dan ketuntasan secara
0
5
10
15
20
25
30
0-19 20-39 40-59 60-79 80-100
0 0 5 6
27
Interval Nilai Interval Nilai Interval Nilai Interval Nilai Interval Nilai Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
klasikal minimal 80% dilihat dari nilai rata-rata kelas pada materi perkalian.
Pembelajaran Matematika menggunakan metode jarimatika sudah berhasil tetapi
apabila dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masih ada siswa yang
belum tuntas. Jadi kesimpulannya hasil penelitian siklus II sudah dapat dikatakan
berhasil, sebab jumlah siswa secara individu yang mendapatkan nilai sekurang-
kurangnya 60 (KKM) sudah mencapai 80% dan secara klasikal nilai rata-rata
siswa dikategorikan lebih dari cukup bahkan dapat dikatakan baik. Ditunjukkan
pula oleh peningkatan terhadap kemampuan menghitung perkalian yang
signifikan. Dari fakta tersebut maka penelitian tindakan kelas ini dianggap cukup
dan diakhiri pada siklus II.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan pengamatan dari analisis data yang ada, dapat dilihat adanya
peningkatan kemampuan berhitung siswa kelas II semester 2 SD Negeri 3
Pringanom dalam pembelajaran Matematika materi perkalian. Peningkatan hasil
dari proses pembelajaran Matematika adalah siswa dapat dengan mudah
menghitung perkalian karena telah mengikuti setiap langkah atau tahapan
pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Hal ini dapat ditunjukkan dalam
deskripsi berikut ini:
1. Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas II Sebelum Dilaksanakan
Tindakan
Dari daftar nilai yang terlampir, dapat diketahui bahwa nilai Matematika
sebelum dilaksanakan tindakan yaitu siswa yang memperoleh nilai 0-19 ada 6
siswa, yang memperoleh nilai 20-39 ada 12 siswa, yang mendapat nilai 40-59 ada
6 siswa, yang mendapat nilai 60-79 ada 9 siswa, dan siswa yang memperoleh nilai
80-100 ada 5 siswa. Dengan demikian rata-rata nilai yang diperoleh sebesar 46,93.
Siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM sebanyak 24 siswa atau 65,79 %
sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 14 siswa atau 34,21 %.
2. Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas II Siklus I
Berdasarkan hasil tes pada siklus I selama dua kali pertemuan, dapat
diketahui bahwa nilai Matematika pada siklus I yaitu siswa yang memperoleh
nilai 0-19 ada 1 siswa, yang memperoleh nilai 20-39 ada 1 siswa, yang mendapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
nilai 40-59 ada 8 siswa, yang mendapat nilai 60-79 ada 7 siswa, dan siswa yang
memperoleh nilai 80-100 ada 21 siswa. Dengan demikian rata-rata nilai yang
diperoleh sebesar 73,98. Siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM sebanyak
10 siswa atau 26,32% sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 28
siswa atau 73,68 %.
3. Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas II Siklus II
Berdasarkan hasil tes pada siklus II selama dua kali pertemuan, dapat
diketahui nilai pembelajaran Matematika pada siklus II yaitu tidak ada siswa yang
memperoleh nilai 0-19, tidak ada siswa yang memperoleh nilai 20-39, yang
memperoleh nilai 40-59 ada 5 siswa, yang mendapat nilai 60-79 ada 6 siswa, dan
siswa yang mendapat nilai 80-100 ada 27 siswa. Dengan demikian rata-rata nilai
yang diperoleh sebesar 81,43. Siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM
sebanyak 5 siswa atau 13,16 % sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas
KKM ada 33 siswa atau 86,84 %.
4. Data Hasil Observasi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas Siklus
I
Dari data observasi pada lampiran 6 halaman 81 dalam kegiatan
pembelajaran di kelas II siklus I selama dua kali pertemuan diperoleh hasil
observasi sebagai berikut:
a) Kemampuan siswa dalam menerima pelajaran dalam kategori cukup.
b) Perhatian siswa dalam menerima pelajaran yang disampaikan guru dalam
kategori cukup. Siswa belum begitu antusias terhadap pembelajaran yang
dilaksanakan. Namun, mereka cukup tertarik dengan penggunaan jarimatika.
c) Perhatian, minat, dan motivasi terhadap penjelasan guru dalam kategori
cukup.
d) Siswa cukup aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini tampak dari siswa
yang cukup bersemangat dalam menjawab pertanyaan guru, maju ke depan
kelas, dan banyak menunjukkan jari saat guru memberikan pertanyaan.
e) Keberanian siswa mengajukan pertanyaan dan pendapat sudah baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
f) Kerjasama dalam kelompok dalam kategori cukup. Tetapi siswa perlu lebih
banyak belajar untuk lebih kompak dan mau membantu teman yang
sekelompok.
g) Dalam mengerjakan tugas individu/kelompok, siswa kurang sungguh-
sungguh. Pada saat mengerjakan tugas kelompok, ada beberapa siswa yang
hanya mengandalkan temannya dan tidak mau berusaha untuk belajar.
h) Keberanian siswa mempresentasikan hasil tugas dalam kategori cukup.
i) Kemauan dalam berdiskusi sudah baik.
j) Rasa tanggung jawab terhadap kelompok dalam kategori cukup.
Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa kegiatan siswa dalam
pembelajaran siklus I berada pada kategori sedang yang ditunjukkan dengan
perolehan skor rata-rata 2,4.
5. Data Hasil Observasi Guru dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas Siklus
I
Dari data observasi pada lampiran 5 halaman 80 dalam siklus I selama dua
kali pertemuan diperoleh hasil observasi terhadap guru sebagai berikut:
a) Penampilan guru di depan kelas sudah dinilai baik oleh observer.
b) Guru sudah menyampaikan materi dengan lancar, jelas, dan tidak terburu-
buru.
c) Guru sudah menggunakan media pelajaran dengan melibatkan siswa.
d) Pengelolaan kelas dalam kategori cukup sehingga perlu terus ditingkatkan.
Guru masih belum bisa mengendalikan kelas secara optimal, sehingga
konsentrasi siswa terhadap materi yang diberikan guru kurang.
e) Cara guru merespon pertanyaan dan pendapat siswa baik.
f) Guru sudah memberikan pujian kepada siswa yang berhasil mengerjakan
tugas atau menjawab pertanyaan guru dengan baik. Guru juga menanggapi
pendapat siswa dengan baik.
g) Interaksi dengan siswa sudah baik, tetapi masih dapat ditingkatkan lagi.
h) Kemampuan guru dalam memotivasi siswa berada dalam kategori cukup,
sehingga masih harus ditingkatkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
i) Bimbingan yang diberikan guru belum bisa menyeluruh. Beberapa anak yang
masih mengalami kesulitan dalam penggunaan jarimatika belum mendapatkan
bimbingan sebagaimana mestinya.
j) Pengelolaan waktu oleh guru masih rendah. Waktu untuk setiap tahap
kegiatan yang sudah ditetapkan dalam RPP belum bisa dilaksanakan sesuai
rencana.
k) Variasi metode pembelajaran yang digunakan guru dalam kategori cukup.
Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa kegiatan guru dalam
pembelajaran siklus I berada pada kategori cukup yang ditunjukkan dengan
perolehan skor rata-rata 2,45.
6. Data Hasil Observasi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas Siklus
II
Dari data observasi pada lampiran 10 halaman 93 dalam kegiatan
pembelajaran di kelas II siklus II selama dua kali pertemuan diperoleh hasil
observasi sebagai berikut:
a) Kemampuan siswa dalam menerima pelajaran dinilai sangat baik oleh
observer. Hal ini karena banyak siswa yang sudah terampil menggunakan
jarimatika setelah mereka terus berlatih dengan senang hati.
b) Perhatian siswa terhadap pelajaran yang disampaikan guru sangat baik.
c) Perhatian, minat, dan motivasi terhadap penjelasan guru dalam kategori baik.
Siswa tampak semangat menggunakan jarimatika karena mereka tidak perlu
lagi melakukan penjumlahan berulang.
d) Siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini tampak dari siswa yang
cukup bersemangat dalam menjawab pertanyaan guru, maju ke depan kelas,
dan banyak menunjukkan jari saat guru memberikan pertanyaan.
e) Keberanian siswa mengajukan pertanyaan dan pendapat sangat baik. Banyak
siswa yang bertanya jika mengalami kesulitan.
f) Kerja sama dalam kelompok sangat baik. Siswa yang sudah mahir jarimatika
merasa senang apabila dapat membantu temannya yang belum terampil
menggunakan jarimatika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
g) Dalam mengerjakan tugas individu/kelompok, siswa tampak bersungguh-
sungguh dan dinilai sangat baik oleh observer.
h) Keberanian siswa mempresentasikan hasil tugas dalam kategori sangat baik.
Banyak yang sudah menguasai jarimatika sehingga saat diminta maju, mereka
sangat antusias.
i) Kemauan dalam berdiskusi baik.
j) Rasa tanggung jawab terhadap kelompok sangat baik.
Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa kegiatan siswa dalam
pembelajaran siklus II berada pada kategori tinggi yang ditunjukkan dengan
perolehan skor rata-rata 3,80.
7. Data Hasil Observasi Guru dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas Siklus
II
Dari data observasi pada lampiran 9 halaman 92 dalam siklus II selama
dua kali pertemuan diperoleh hasil observasi terhadap guru sebagai berikut:
a) Penampilan guru di depan kelas dinilai sangat baik oleh observer.
b) Guru sudah menyampaikan materi dengan lancar, jelas, dan tidak terburu-
buru.
c) Pengelolaan kelas sudah baik, sehingga suasana kelas dapat terkontrol
dengan baik.
d) Cara guru merespon pertanyaan dan pendapat siswa baik.
e) Dalam memberikan pujian dan perayaan keberhasilan siswa sudah baik.
f) Guru juga memberikan penghargaan bagi siswa yang berhasil
mengerjakan tugas dari guru dengan baik.
g) Interaksi dengan siswa sudah baik.
h) Kemampuan guru dalam memotivasi siswa berada dalam kategori sangat
baik.
i) Guru sudah memberikan bimbingan secara menyeluruh, baik bimbingan
individu maupun kelompok.
j) Pengelolaan waktu oleh guru cukup baik.
k) Variasi metode pembelajaran yang digunakan guru cukup baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa kegiatan guru dalam
pembelajaran siklus II berada pada kategori baik yang ditunjukkan dengan
perolehan skor rata-rata 3,72.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Dengan melihat hasil penelitian dari beberapa tabel di atas dapat diketahui
adanya peningkatan proses pembelajaran terutama kemampuan berhitung siswa
terhadap materi perkalian pada masing-masing siklus dengan metode jarimatika.
Peningkatan terlihat dari perhitungan rata-rata nilai belajar yang diperoleh siswa
pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan
tindakan siklus I dan siklus II yang masing-masimg siklusnya dilaksanakan dua
kali pertemuan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5 seperti berikut:
Tabel 5. Rata-rata Nilai Matematika dan Persentase Ketuntasan Klasikal
Kemampuan Menghitung Perkalian di Atas KKM pada Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II
Nilai Rata-rata Persentase (%)
Sebelum
Tindakan Siklus I Siklus II
Sebelum
Tindakan Siklus I Siklus II
46,93 73,98 81,43 34,21 73,68 86,84
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang
memperoleh nilai ≥ 60 (KKM) mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini
merefleksikan bahwa pembelajaran Matematika yang dilaksanakan oleh guru
dapat dinyatakan berhasil.
Peningkatan rata-rata nilai Matematika melalui penerapan metode
jarimatika disajikan dalam grafik pada gambar 11.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Gambar 11. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Matematika Materi Perkalian
Siswa Kelas II Semester 2 SD Negeri 3 Pringanom Sebelum
Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
Peningkatan persentase ketuntasan klasikal kemampuan mengitung
perkalian melalui penerapan pembelajaran dengan metode jarimatika dapat
disajikan dalam grafik pada gambar 12 sebagai berikut:
Gambar 12. Peningkatan Persentase Ketuntasan Klasikal Matematika Materi
Perkalian Siswa Kelas II Semester 2 SD Negeri 3 Pringanom Sebelum
Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
Hambatan-hambatan yang ditemui pada masing-masing siklus berbeda-
beda, antara lain: pada siklus I hambatan yang dijumpai adalah guru belum dapat
mengelola kelas secara optimal, guru belum dapat memotivasi siswa secara
0
20
40
60
80
100
SebelumTindakan
Siklus I Siklus II
46.93
73.98 81.43
Nilai Rata-rata
Sebelum Tindakan
Siklus I
Siklus II
0
20
40
60
80
100
SebelumTindakan
Siklus I Siklus II
Persentase Nilai Rata-rata
Sebelum Tindakan
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
menyeluruh dalam proses pembelajaran, guru belum dapat mengelola waktu
secara optimal. Beberapa siswa pada saat mengerjakan tugas secara kelompok
hanya mengandalkan temannya dan tidak mau berusaha untuk belajar. Selain itu
mereka juga enggan untuk meminta penjelasan dari teman ataupun guru. Siswa
yang pintar enggan untuk mengajari temannya karena kekurangsabaran.
Adapun kegagalan siswa dalam menyelesaikan tugas pada saat proses
pembelajaran berlangsung bersumber dari hal-hal sebagai berikut: 1) sebagian
siswa kurang memahami pembelajaran dengan metode jarimatika, 2) sebagian
siswa masih bingung tentang formasi jarimatika atau langkah-langkah yang
digunakan, karena merupakan hal yang baru, 3) pada saat mengerjakan tugas
kelompok, siswa yang kurang aktif hanya mengandalkan temannya, 4) siswa yang
pintar kurang sabar dalam mengajari temannya, 5) masih ada anak yang memilih
menggunakan penjumlahan berulang, sedangkan penjumlahan yang dilakukan
seringkali kurang teliti sehingga jawaban yang dihasilkan seringkali salah.
Upaya untuk mengatasi hambatan yang ada pada siklus I yang
dilaksanakan di siklus II dalam upaya perbaikan adalah dengan memberikan
arahan kembali kepada siswa tentang formasi jarimatika atau langkah-langkah
dalam pembelajaran menggunakan teknik jarimatika. Guru juga lebih
menekankan kerjasama dalam kelompok. Selain itu, pada saat pembelajaran guru
(peneliti) memberikan latihan secara individu dan meminta siswa maju secara
individu dalam mendemonstrasikan formasi jarimatika dan menghitung perkalian
dengan menggunakan metode jarimatika. Pembelajaran pada siklus II sudah
berhasil sehingga tidak ada hambatan yang berarti. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan menghitung
perkalian pada siswa kelas II SD Negeri 3 Pringanom yaitu dengan menerapkan
metode jarimatika. Hal ini terjadi karena pembelajaran dengan metode jarimatika
dapat mempermudah menghitung perkalian tanpa menghafal.
Berdasarkan hasil penelitian juga dapat dilaporkan adanya peningkatan
kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran Matematika menggunakan metode
jarimatika. Peningkatan terlihat pada kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II
yang ditampilkan pada tabel 6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Tabel 6. Peningkatan Kegiatan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran di Kelas
pada Siklus I dan Siklus II
Aspek
Kegiatan
Guru Siswa
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
Skor Rata-
rata 2,45 3,72 2,4 3,8
Kategori Cukup Tinggi Cukup Tinggi
Peningkatan kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas dapat
disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 13.
Gambar 13. Grafik Peningkatan Kegiatan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran di
Kelas pada Siklus I dan Siklus II
Siklus I
Siklus II
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
GURUSISWA
2.45 2.4
3.72 3.8
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam
dua siklus dengan menerapkan metode jarimatika pada siswa kelas II semester
2 SD Negeri 3 Pringanom tahun pelajaran 2010/2011 dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode jarimatika dapat
meningkatkan kemampuan menghitung perkalian siswa kelas II semester 2 SD
Negeri 3 Pringanom. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan
tindakan nilai rata-rata siswa 46,93 dengan persentase ketuntasan klasikal
sebesar 34,21 %, siklus I nilai rata-rata kelas 73,98 dengan persentase
ketuntasan klasikal sebesar 73,68 % dan siklus II nilai rata-rata kelas
meningkat menjadi 81,43 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar
86,84%. Dengan demikian secara klasikal, pembelajaran telah mencapai
ketuntasan belajar.
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan
pada pembelajaran dengan menerapkan metode jarimatika dalam pelaksanaan
pembelajaran Matematika. Model yang dipakai dalam penelitian ini adalah
model siklus yaitu terdiri dari dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal
23 s.d. 24 Februari 2011 dan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 4 s.d. 12
Maret 2011. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut: (1) Dapat mengenal
perkalian sebagai penjumlahan berulang, (2) Dapat mengalikan bilangan
sampai dengan 100 dengan berbagai cara, (3) Dapat menyelesaikan masalah
yang mengandung perkalian. Dalam setiap pelaksanaan siklus terdapat empat
langkah kegiatan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaaan, observasi dan
refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan berdaur ulang, sebelum melaksanakan
tindakan dalam setiap siklus perlu adanya perencanaan dengan memperhatikan
keberhasilan siklus sebelumnya. Tindakan dalam setiap siklus dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini berdasar pada analisis
perkembangan dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya dalam satu siklus
dan dari analisis perkembangan peningkatan proses dalam siklus I sampai
siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti metode jarimatika dapat
meningkatkan kemampuan berhitung perkalian siswa. Sehubungan dengan
penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai
berikut:
1. ImplikasiTeoritis
Implikasi teoritis dari penelitian ini menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan menerapkan metode jarimatika dapat meningkatkan
kemampuan berhitung siswa pada materi perkalian. Dalam menyajikan
materi pelajaran, guru harus dapat memilih metode pembelajaran yang
tepat agar siswa mudah menguasai materi dalam pembelajaran dengan
baik. Pembelajaran dengan menggunakan metode jarimatika dapat
meningkatkan kemampuan berhitung pada materi perkalian karena dalam
pembelajaran ini siswa dapat bebas bereksperimen dengan jari tanpa
memberatkan otak sehingga siswa akan mudah memahami dan selanjutnya
hafal dengan sendirinya tanpa ada paksaan dan tekanan dari orang tua dan
guru.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru
untuk meningkatkan strategi dan metode pembelajaran yang tepat
sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran sehubungan
dengan tujuan yang akan dicapai oleh siswa. Berdasarkan temuan dan
pembahasan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab IV di atas,
maka penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang
menghadapi masalah yang sejenis yang pada umumnya dimiliki oleh
sebagian besar siswa. Adanya kendala yang dihadapi dalam pembelajaran
Matematika melalui metode jarimatika harus diatasi semaksimal mungkin.
Oleh karena itu keaktifan, kreativitas, motivasi dan kemampuan sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
mendukung keberhasilan pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran
Matematika.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan metode jarimatika pada
kelas II SD Negeri 3 Pringanom tahun pelajaran 2010/2011, maka saran-saran
yang diberikan
sebagai sumbangan pemikiran untuk dipergunakan sebagai bahan pertimbangan
antara lain:
1. Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah mendukung para guru untuk menerapkan
jarimatika dalam pembelajaran matematika, terutama dalam materi perkalian
di kelas II. Hal ini karena konsep perkalian pertama kali diperkenalkan di
kelas II. Sangat penting bagi anak untuk memiliki kemampuan menghitung
perkalian yang baik sehingga anak tidak akan mengalami kesulitan
mengerjakan operasi hitung lanjutan di kelas yang lebih tinggi.
3. Bagi Guru
Guru hendaknya berhati-hati dalam memilih metode pembelajaran.
Utamanya dalam mengajarkan konsep perkalian di kelas II. Hendaknya guru
memilih metode yang sesuai bagi anak dan menyenangkan. Metode jarimatika
merupakan alternatif metode yang sangat cocok diterapkan oleh guru.
4. Bagi Siswa
Siswa hendaknya terus berlatih menggunakan jarimatika. Jika siswa
menguasai metode ini maka mereka akan dapat menghitung perkalian dengan
hasil bilangan dua angka dengan sangat cepat. Siswa hendaknya tidak malu
bertanya kepada guru jika masih belum bisa menggunakan jarimatika.
5. Bagi Peneliti
Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya
lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan
dengan pembelajaran menggunakan metode jarimatika guna melengkapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
kekurangan yang ada serta sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan
kemampuan berhitung siswa yang belum tercakup dalam penelitian ini agar
diperoleh hasil yang lebih baik.