peningkatan kemampuan membaca al...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR'AN
DENGAN METODE QIRO’ATI BAGI SISWA KELAS 7
MTs AL-KHOIRIYYAH SEMARANG SEMESTER GENAP
TAHUN 2010-2011
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat
guna memperoleh gelar Sarjana (S1) dalam ilmu Tarbiyah
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Oleh:
Mulyono
NIM 093111231
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, keculai
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, Juni 2011
Deklarator,
Mulyono
NIM 093111221
iii
ABSTRAK
Mulyono (NIM 093111221) Upaya Peningkatan Kemampuan Baca Al-
Qur’an Melalui Metode Qiro’ati bagi Siswa Kelas 7 MTs. Al-Khoiriyyah
Semarang pada Semester Genap Tahun 2010-2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pelaksanaan pembelajaran
Al-Qur’an dengan metode qiro’ati di kelas VIIA MTs. Al-Khoiriyyah Semarang
tahun pelajaran 2010-2011, (2) meningkatkan hasil belajar Al-Qur’an khususnya
keterampilan dan kemampuan membaca dengan metode qiro’ati di kelas VIIA
MTs. Al-Khoiriyyah Semarang tahun pelajaran 2010-2011.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan
dibantu oleh teman sejawat sebagai kolaborator atau observer dan mengambil
tempat di kelas VIIA dengan jumlah siswa 27 anak pada bulan Februari 2011.
Dalam penelitian tindakan kelas dimaksudkan mengatasi masalah pembelajaran
dan nilai hasil belajar siswa yang kurang, sehingga perlu diadakan langkah-
langkah penyelesaian. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus yaitu siklus I terdiri
kegiatan perencana, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, dan dilanjutkan ke
siklus II (dua) setelah diadakan diskusi dengan kolaborator. Sehingga diadakan
replanning atau perencanaan kembali, pelaksanaan (action), pengamatan, dan
refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Al-Qur’an dengan
metode qiro’ati di kelas VIIA MTs. Al-Khoiriyyah Semarang tahun 2010-2011
berlangsung lebih baik, siswa diajak belajar kelompok dengan tutor sebaya, yang
selalu aktif mendampingi dan membimbing, sambil menunggu giliran maju
bimbingan individual. Sehingga ketika dia maju sudah siap dan lancar dan
sekaligus sevaluasi kenaikan halaman. Pelaksanaan melalui 2 siklus dengan hasil
yang terus meningkat. Keaktifan belajar semakin meningkat. Siswa dengan tutor
sebaya semakin menyenangkan dan membuahkan kreativitas siswa dalam belajar.
Pembelajaran Al-Qur’an dengan metode qiro’ati di kelas VIIA MTs. Al-
Khoiriyyah Semarang tahun 2010-2011 mampu meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya kemampuan dan keterampilan membaca Al-Qur’an dengan fasih, tartil
cepat, dan benar. Sehingga kepuasan kompetensi membaca dengan nilai KKM
lebih baik dari prasiklus sebesar 55%. Siklus I 63% dari menjadi 85% pada
siklus I.
Berdasarkan temuan penelitin ini diharapkan akan menambah informasi
dalam mengembangkan keterampilan membaca Al-Qur’an bagi guru, sekolah,
madrasah, serta peneliti lain.
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, Juni 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb.,
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA AL-
QUR’AN MELALUI METODE QIRO’ATI BAGI SISWA
KELAS 7 MTS. AL-KHOIRIYYAH SEMARANG PADA
SEMESTER GENAP TAHUN 2010-2011.
Nama : Mulyono
NIM : 093111221
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasah.
Wassalamu’alaikum wr. wb.,
Pembimbing,
ISMAIL, M.Ag.
NIP 19711021 1997031 002
v
PENGESAHAN
Nama : MULYONO
NIM : 093111231
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur'an dengan
Metode Qiro’ati bagi Siswa Kelas 7 MTs Al-Khoiriyyah
Semarang Semester Genap Tahun 2010-2011
telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama
Islam Negeri Walisongo Semarang, pada tanggal:
1 Juli 2011
dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan
studi Program Sarjana Strata 1 (S.1) guna memperoleh gelar Sarjana dalam ilmu
Tarbiyah.
Semarang, Juli 2011
Dewan Penguji
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Dr. Musthafa, M.Ag. Amin Farih, M.Ag.
NIP 1971 0403 199603 2 001 NIP 1971 0614 20003 1 002
Penguji I Penguji II
Syamsul Ma’arif, M.Ag. Mursyid, M.Ag.
NIP 197410302002121002 NIP 1967 0305 200112 1 001
Pembimbing
Ismail, SM, M.Ag. NIP 197110211997031002
vi
MOTTO
“Orang yang pandai membaca Al-Qur’an akan bersama para penulis (malaikat
penulis amal) yang mulia lagi berbakti. Adapun orang yang membaca Al-Qur’an
dengan gagap sehingga dalam membacanya merasa kesulitan akan mendapat dua
kali pahala.” (HR Muslim).*)
*) Zaki Al-Din Abd Al-Azhim Al-Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Mizan Media Utama,
Bandung, cet. 2, Jan 2009.
vii
PERSEMBAHAN
Karya tulis ilmiah berupa skripsi ini kami persembahkan kepada:
1. Orang tua yang kami sayangi
2. Istri dan anak-anakku
3. Saudara-saudariku
4. Almamaterku
5. Teman-teman seperjuangan
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah, peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan karunianya yang telah memberikan kemudahan dalam
melakukan penelitian ini dan dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini merupakan hasil laporan penelitian tentang upaya peningkatan
baca Al-Qur’an melalui metode qiro’ati bagi siswa kelas 7 MTs. Al-Khoiriyyah
Semarang tahun 2010/2011. Semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi
pada penulis sendiri, siswa, guru, sekolah, pembaca, dan perkembangan ilmu
tarbiyah dalam agama Islam.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak bisa lepas dari bantuan orang
lain karena keahliannya, maupun atas dorongannya dan masukannya. Sehingga
penulis pada kesempatan ini mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. Sudjai, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
2. Ismail SM, M.Ag. selaku pembimbing yang telah dengan sabar
membimbing dan mengarahkan.
3. M. Ainul Author, A.Md. selaku Ketua YPI Al-Khoiriyyah Semarang yang
telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.
4. Kepada teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat kami tuliskan di
sini yang telah memberikan dorongan moral maupun material sehingga
terselesaikannya skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan imbalan dan balasan yang sesuai dengan
sumbangsih mereka. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
dan masyarakat umumnya. Amin.
Semarang, Juni 2011
Peneliti
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERNYATAAN ............................................................................................... ii
ABSTRAK ....................................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv
PENGESAHAN ............................................................................................... v
MOTTO............................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 2
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Skripsi .................................. 2
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ....................................................................... 4
B. Pengertian Metode Qiroati ..................................................... 6
C. Prinsip-prinsip Dasar Metode Qiro'ati ................................... 6
D. Sistem Pengajaran Qiro'ati ..................................................... 7
E. Unsur-unsur Pembelajaran Metode Qiro'ati ........................... 8
F. Prosedur Pengelolaan Pembelajaran Qiro’ati ......................... 21
G. Langkah-langkah .................................................................... 23
H. Kelebihan dan Kekurangan Metode Qiro’ati ......................... 27
I. Hipotesis Tindakan .................................................................. 28
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 30
C. Variabel Penelitian ................................................................. 32
D. Rancangan Penelitian ............................................................. 33
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 38
x
F. Teknik Analisis Data .............................................................. 40
G. Indikator Keberhasilan ........................................................... 40
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan .......................... 41
B. Analisis Hasil ........................................................................ 56
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................ 67
B. Saran-saran ............................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 69
xi
DAFTAR TABEL
Daftar Ustadz-Ustadzah ................................................................................... 43
Hasil belajar dan keaktifan peserta didik prasiklus .......................................... 47
Persentase Observasi Guru Tahap Siklus I ...................................................... 51
Pada Tahap Prasiklus dan Siklus I ................................................................... 51
Perbandingan Persentase Keaktifan Tahap Siklus I dan Siklus II ................... 55
Perbandingan Rata-rata Tes Akhir Pada Tahap Siklus I dan Siklus II ............ 55
HASIL TES PRA SIKLUS KELAS 7A .......................................................... 56
Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I ................................................................... 58
Daftar nilai hasil belajar siklus II ..................................................................... 61
Daftar nilai peserta didik .................................................................................. 64
Perbandingan nilai rata-rata dan prosentase pencapaian hasil belajar dan keaktifan
peserta didik siklus I dan siklus II .................................................................... 65
xii
DAFTAR GAMBAR/BAGAN
Skema alur kerangka berpikir .......................................................................... 30
Desain Penelitian dengan dua Siklus ............................................................... 36
Struktur Organisasi........................................................................................... 45
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Membaca Al-Qur'an adalah ibadah yang disyariatkan oleh agama Islam,
maka wajib bagi muslimin untuk belajar dan mengajarkan Al-Qur'an, bahkan
Rasulullah SAW bersabda, " yang artinya “Sebaik-baik di "خيركم مه تعلم القران وعلمه
antara kamu ialah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya.” (HR
Bukhori dari Utsman).
Akan tetapi sebaliknya bila membaca Al-Qur'an salah, maka akan
mendapatkan dosa, maka dari itu agar bacaan Al-Qur'an fasih dan benar, harus
belajar kepada seorang guru.
Allah memerintahkan agar kaum muslimin membaca Al-Qur'an dengan
tartil, fasih, dan benar sebagaimana firman-Nya1)
“Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.”
Salah satu sumber dan dasar pendidikan Islam adalah Al-Qur'an, maka
setiap lembaga Pendidikan Islam harus mengajarkan Al-Qur'an sebagai mata
pelajaran utamanya.
Demikian pula di Pendidikan Islam Al-Khoiriyyah Semarang. Mata
pelajaran Al-Qur'an adalah mata pelajaran pokok dan yang paling utama, maka
diharapkan ketika siswa telah menyelesaikan jenjang pendidikan MTs kelas 9,
semua siswa sudah mampu membaca Al-Qur'an dengan fasih dan benar beserta
menguasai ilmu tajwidnya.
Kenyataan yang ada di lapangan hasil akhir dari siswa yang telah
menyelesaikan pendidikan jenjang MTs di Al-Khoiriyyah Semarang belum
maksimal seperti yang diharapkan. Pada tahun pelajaran 2007/2008 dari siswa 54
belum tuntas 26 siswa. Pada tahun pelajaran 2008/2009 dari siswa 58 belum
1)
Al-Qur’an Terjemahan, Pustaka Asy-Syamil, 2006, QS Al-Muzammil (73): 4.
2
tuntas 22 siswa. Pada tahun pelajaran 2009/2010 dari siswa 51 belum tuntas 12
siswa.
Setelah diadakan evaluasi ada beberapa hal yang menyebabkan
ketidaktuntasan, antara lain:
1. Siswa yang masuk di MTs Al-Khoiriyyah sebagian berasal dari SD yang
belum punya dasar baca tulis Al-Qur'an.
2. Wali murid di perkotaan kurang memperhatikan bacaan Al-Qur'an di
rumahnya.
3. Proses pembelajarannya kurang efektif dan metode yang digunakan kurang
tepat. Hal ini menuntut profesionalitas seorang guru dalam proses
pembelajaran dengan waktu yang efektif dan metode yang tepat.
Perubahan diharapkan pada proses pembelajaran yang efektif, efisien dan
profesionalitas guru melalui metode qiroati pada akhir pendidikan jenjang MTs
Al-Khoiriyyah Semarang sudah tuntas kemajuan baca Al-Qur'an bagi seluruh
siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dikemukakan
permasalahan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Apa metode qiro'ati itu?
2. Bagaimana penerapan metode qiro'ati itu pada mata pelajaran Al-Qur'an pada
kelas 7 MTs. Al-Khoiriyyah Semarang pada tahun 2010/2011?
3. Apakah melalui metode qiro'ati dapat meningkatkan kemampuan baca Al-
Qur'an di kelas 7 MTs. Al-Khoiriyyah Semarang pada tahun 2010/2011?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Skripsi
Dengan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian tindakan
berbasis kelas sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kemampuan baca Al-Qur'an bagi siswa kelas 7 semester
genap (dua) MTs. Al-Khoiriyyah Semarang tahun 2010/2011.
2. Bagi peserta didik MTs. Al-Khoiriyyah Semarang:
3
a. Dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur'an.
b. Dapat melaksanakan ibadah dengan membaca Al-Qur'an yang fasih dan
benar.
3. Bagi guru MTs. Al-Khoiriyyah Semarang sebagai:
a. Motivasi untuk meningkatkan keterampilan dalam mengajar dan
menggunakan metode yang tepat.
b. Informasi untuk meningkatkan ilmu tentang ulumul qur'an melalui
pembinaan guru qiro'ati.
4. Bagi lembaga pendidikan Islam Al-Khoiriyyah Semarang secara umum
Sebagai usaha meningkatkan kualitas baca Al-Qur'an bagi siswa dan guru.
5. Bagi peneliti untuk mendapatkan bukti peningkatan baca Al-Qur'an melalui
metode qiro'ati.
6. Bagi pembaca untuk menambah wawasan atau khasanah ilmu pengetahuan
tentang metode qiro'ati.
Dengan perumusan masalah tersebut, maka dapat diambil manfaat
penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
1. Manfaat bagi kelas VIIA MTs. Al-Khoiriyyah:
a. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan membaca Al-Qur’an dengan
lebih cepat.
2. Manfaat bagi anak didik
a. Dapat meningkatkan keterampilan membaca Al-Qur’an dan lebih cepat
menyelesaikan program kurikulum.
3. Manfaat bagi pendidik
a. Dapat lebih cepat menyelesaikan program Al-Qur’an,
b. Mengamalkan ilmunya membaca Al-Qur’an melalui metode qiro’ati.
4. Manfaat bagi lembaga Al-Khoiriyyah
a. Dapat dijadikan wawasan atau pertimbangan menerapkan metode qiro’ati di
seluruh jenjang pendidikan.
b. Untuk meningkatkan kualitas baca Al-Qur’an bagi siswa dan guru.
5. Manfaat bagi peneliti
a. Dapat meningkatkan ilmu mengajar membaca Al-Qur’an.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Pada dasarnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan otokritik
terhadap penelitian yang ada, mengenai kelebihan maupun kekurangannya,
sekaligus sebagai bahan untuk perbandingan terhadap kajian yang terdahulu. Dan
untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas
permasalahan yang sama dan hampir sama dari seseorang, baik dalam bentuk
skripsi, buku dan dalam bentuk tulisan lainnya, maka penulis akan memaparkan
beberapa bentuk tulisan yang sudah ada.
Penulis berpendapat bahwa beberapa bentuk tulisan yang penulis temukan,
masing-masing menunjukkan perbedaan dari segi pembahasannya dengan skripsi
yang akan penulis susun.
Kajian pustaka ini penulis gunakan untuk mengetahui cara implementasi,
kelebihan dan kekurangan menggunakan metode qiro'ati.
Untuk menunjukkan posisi dalam penelitian bahwa kajian ini belum ada
yang melakukannya maka peneliti akan memaparkan tulisan yang sudah ada.
Sebagai bahan perbandingan dalam penelitian ini, penulis kemukakan beberapa
penelitian yang pernah dilakukan dan terkait dengan penelitian ini, antara lain:
1. Muryanto (Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, IAIN
Walisongo Semarang, 2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Aktivitas Membaca Al-Qur‟an Terhadap Hasil Belajar Al-Qur‟an Hadits Siswa
Kelas V MIN Larangan Brebes Tahun Pelajaran 2006,” yang menunjukkan
bahwa ada keterkaitan antara siswa yang melakukan aktivitas membaca Al-
Qur‟an tinggi akan mempunyai hasi belajar baik pada mata pelajaran Al-
Qur‟an Hadits.2)
2)
Muryanto, Pengaruh Aktivitas Membaca Al-Qur‟an Terhadap Hasil Belajar Al-Qur‟an Hadits
Siswa Kelas V MIN Larangan Brebes Tahun Pelajaran 2006, (Jurusan Pendidikan Agama
Islam, Fakultas Tarbiyah, IAIN Walisongo Semarang, 2006).
5
2. Heni Kurniawati (Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, IAIN
Walisongo, 2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Efektivitas Metode
Yanbu‟a dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an di TPQ Tarminatussibyan
Karangrandu Pecangaan Jepara” mendeskripsikan tentang metode yanbu‟a
dalam pembelajaran Al-Qur‟an serta kelebihan dan kekurangannya. Peneliti
berpendapat bahwa salah satu kelebihan dari metode yanbu‟a adalah
tercakupnya materi Arab Pegon Jawa serta tulisan yang menggunakan khoth
rosam usmany.3)
Dari perbandingan penelitian di atas dapat disimpulkan membaca bahwa
penelitian yang terdahulu dengan penelitian yang penulis lakukan hampir serupa
tapi fokusnya berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Muryanto hasil belajar Al-
Qur‟an baik, jika aktivitas membaca Al-Qur‟an tinggi, adapun penelitian yang
dilakukan oleh Heni Kurniawati salah satu kelebihan dari metode yanbu‟a adalah
tercakupnya materi Arab Pegon Jawa serta tulisan yang menggunakan khoth
rosam Usmany.
Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan adalah kelebihan dan
kekurangan metode qiro‟ati antara lain:
1. Kelebihan metode qiro‟ati
a. Praktis, mudah dipahami dan dilaksanakan oleh peserta didik.
b. Peserta didik aktif dalam belajar membaca, guru hanya menjelaskan pokok
pembelajaran dan memberi contoh bacaan.
c. Efektif sekali baca langsung fasih dan tartil dengan ilmu tajwidnya.
d. Peserta didik menguasai ilmu tajwid dengan praktis dan mudah.
2. Kekurangan metode qiro‟ati
a. Anak tidak bisa membaca dengan mengeja.
b. Anak kurang menguasai huruf hijaiyah secara urut dan lengkap.
c. Bagi anak yang tidak aktif akan semakin tertinggal.
3)
Heni Kurniawati, Efektivitas Metode Yanbu‟a dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an di
TPQ Tarminatussibyan Karangrandu Pecangaan Jepara, (Jurusan Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Tarbiyah, IAIN Walisongo, 2007).
6
B. Pengertian Metode Qiroati
Secara etimologi istilah metode berasal dari bahasa Yunani, "metodos."
Kata ini berasal dari dua suku kata, yaitu "metha" yang berarti melalui atau
melewati dan "hodos" yang berarti jalan atau cara.
Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai layanan, dalam
bahasa Arab metode disebut "thorqot."
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, "metode" adalah "cara yang teratur
dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud." Sehingga dapat dipahami bahwa
metode berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran
agar tercapai tujuan pengajaran."4)
"Qiro'ati" berasal dari bahasa Arab yang artinya bacaan saya,5)
tetapi di
sini sudah menjadi nama maka tidak perlu diuraikan.
Menurut istilah metode qiro'ati adalah metode membaca Al-Qur'an secara
langsung, baik makhroj, huruf, maupun tajwidnya, langsung dibaca tartil dan
benar tanpa mengenalkan huruf, harakat dan tajwidnya lebih dahulu (mengeja),
guru hanya menerangkan pokok pelajaran (cara membacanya) dan memberi
contoh bacaannya dengan tartil dan benar.
Metode qiro'ati diciptakan oleh H. Dahlan Salim Zarkasyi pada tahun 1963
yang diterbitkan oleh Yayasan Pendidikan Al-Qur'an Roudhotul Mujawidin
Semarang dan diperbanyak oleh Yayasan Dwi Matra Jakarta.
C. Prinsip-prinsip Dasar Metode Qiro'ati
1. Guru
a. Dak-tun (tidak boleh menuntun, guru hanya menerangkan setiap pokok
pelajaran saja dan memberi contoh bacaan yang benar, sekadar satu atau dua
baris saja.
b. Ti-was-gas (teliti, waspada dan tegas) artinya dalam memberi contoh, guru
harus teliti dan benar jangan salah.
4)
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Pers, Jakarta, 2002,
hal. 40. 5)
Imam Murjito, Pedoman Metode Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-Qur‟an Qiro‟ati, hal. 9.
7
Dalam menyimak atau mendengarkan bacaan Al-Qur'an, guru harus teliti
dan waspada, dalam menentukan kenaikan harus tegas tidak boleh ragu-ragu.
2. Santri
a. LCTB (Lancar Cepat Tepat dan Benar)
b. Dalam belajar, siswa harus aktif membaca sendiri tanpa dituntun oleh guru.
Jika ternyata siswa belum atau tidak lancar jangan dinaikkan ke halaman
berikutnya atau jilid selanjutnya.
D. Sistem Pengajaran Qiro'ati
Dalam mengajarkan membaca Al-Qur'an dapat menerapkan beberapa
sistem antara lain:
1. Sejak awal langsung membaca huruf-huruf hijaiyah yang berharokat tanpa
mengeja.
2. Langsung praktek secara mudah dan praktis bacaan yang bertajwid dengan
baik dan benar.
3. Materi pelajaran diberikan secara bertahap dari yang mudah ke yang sulit dan
yang umum ke yang khusus sesuai dengan kaidah.
4. Materi yang diberikan sesuai dengan sistem modul.
5. Pelajaran yang diberikan selalu diulang-ulang dengan memperbanyak latihan
(drill) sehingga menjadikan siswa selalu ingat dan menguasai pelajaran.
6. Belajar sesuai dengan kemampuan dan kecerdasan siswa.
7. Evaluasi dilakukan setiap kali pertemuan.
8. Penyampaian metode qiro'ati ada 3 macam:
a. Klasikal: guru membaca dan menerangkan pokok-pokok pelajaran yang ada
pada alat peraga, lalu santri menirukan, atau guru menunjuk santri bersama-
sama membaca.
b. Individual: siswa bergiliran satu per satu belajar kepada guru sesuai dengan
pelajarannya masing-masing.
c. Klasikal baca singkat
Artinya apabila siswa membaca satu per satu, siswa lain mendengarkan.
8
9. Pelaksanaan penyampaian qiro'at dilaksanakan dalam tahapan-tahapan:
Pra-TK, jilid I-VI dengan alokasi waktu 1 jam yang dibagi menjadi 3 tahap
(termin).
Termin I: 15 menit → klasikal
Termin II: 30 menit → klasikal
Termin III: Klasikal – konfirmasi – pemantapan
10.Pasca jilid VI dilanjutkan ghorib dan Al-Qur'an (takhasus), yang terakhir teori
tajwid.
E. Unsur-unsur Pembelajaran Metode Qiro'ati
1. Tujuan pembelajaran
Tujuan secara etimologi adalah “arah,” maksud atau haluan. Dalam bahasa
Arab tujuan diistilahkan dengan “ghoyat, ahdaf atau muqoshid.”
Sementara dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan “goal, purpose, objective,
atau aim.”
Secara terminologi tujuan adalah suatu yang diharapkan tercapai setelah
sebuah usaha atau kegiatan selesai.6)
Tujuan pembelajaran dengan metode qiroati ada dua:
a. Tujuan umum belajar dan mengajar Al-Qur‟an adalah penghambaan diri
kepada Allah SWT atau ibadah, sebagaimana firman Allah dalam QS Adz-
Dzariyat ayat 56:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembahku.” (Adz-Dzariyat ayat 56)7)
6)
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan, Jakarta Ciputat Press, 2002, hal. 11. 7)
Al-Qur‟an Terjemahan, Pustaka Asy-Syamil, 2006.
9
Sabda Rasulullah SAW.
“Dari Utsman r.a. dari SAW belia bersabda: Sebaik-baik di antara kamu ialah
orang yang mempelajari Al-Qur‟an dan mengajarkanmu.” (HR Bukhori)8)
b. Tujuan khusus belajar membaca Al-Qur‟an dengan metode qiro‟ati adalah:
1) “Menjaga dan memelihara kehormatan, kesucian, dan kemurnian Al-
Qur‟an dari cara membaca yang benar, sesuai dengan kaidah
tajwidnya, sebagaimana bacaannya Rasulullah Shollallohu „alaihi
wasallam.”9)
2) Mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik, fasih, tartil, dan benar sesuai
dengan ilmu tajwid.
3) Istiqomah dalam membaca Al-Qur‟an sehingga dalam waktu tertentu
telah mampu membaca Al-Qur‟an dengan fasih dan benar sesuai
dengan kemampuan masing-masing peserta didik.
4) Setelah selesai belajar Al-Qur‟an dengan metode qiro‟ati diharapkan
bacaan Al-Qur‟annya standar dengan para ahli qura wal hufazh.
2. Pendidik
Pendidik adalah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik.
Pendidik dalam bahasa Indonesia disebut guru yang berarti orang yang
mengajar. Dalam bahasa Inggris dijumpai kata teacher yang berarti pengajar.10)
Dalam bahasa Arab, istilah yang mengacu kepada pengertian guru lebih
banyak lagi seperti Al-„Alim atau Al-Mu‟allim, yang berarti orang yang
mengetahui dan banyak digunakan para ulama atau ahli pendidikan untuk
menunjuk pada arti guru.
Selain dari itu ada pula sebagian ulama yang menggunakan istilah Al-
Mudaris untuk orang yang mengajar atau orang yang memberi pelajaran, juga
8)
Imam Az-Zabidi, Ringkasan Hadits Shohih Bukhori, Jakarta, 2002, Pustaka Amani, hal. 899. 9)
Imam Murjito, Pedoman Metode Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-Qur‟an Qiro‟ati, hal. 17. 10)
H. Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid, Jakarta Raja
Grafindo Persada, 2001, hal. 41.
10
terdapat pula istilah ustadz untuk menunjuk kepada arti guru yang khusus
mengajar bidang pengetahuan agama Islam.11)
Guru sebagai tenaga profesional wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki sertifikat pendidik.
Sertifikasi pendidik dalam metode qiroati adalah syahadah mengajar yang
dikeluarkan oleh lembaga pendidikan qiroati, sebab belajar dan mengajar Al-
Qur‟an harus talaqi, syafahi, maka guru Al-Qur‟an adalah orang yang telah
mendapat ijazah mengajar atau pengetahuan dari seorang guru (ustadz/kiai).
3. Peserta didik
Peserta didik dalam istilah tasawuf seringkali disebut dengan “murid atau
tholib.” Secara etimologi murid berarti “orang yang menghendaki,” sedangkan
Tholib berarti “orang yang mencari.”
Menurut terminologi, murid adalah pencari hakikat, di bawah bimbingan
dam arahan seorang pembimbing spiritual (mursyid).
Sedangkan tholib menurut istilah tasawuf adalah “penempuh jalan
spiritual, ia berusaha keras menempuh dirinya untuk mencapai derajat suci.
Penyebutan murid ini juga dipakai untuk menyebut peserta didik pada
sekolah tingkat dasar dan menengah, sementara di perguruan tinggi disebut
dengan mahasiswa (tholib). Istilah murid atau tholib ini sesungguhnya
memiliki kedalaman makna daripada penyebutan siswa. Artinya dalam proses
pendidikan itu terdapat individu yang secara sungguh-sungguh menghendaki
dan mencari ilmu pengetahuan.
Peserta didik merupakan makhluk Allah SWT yang memiliki fitrah
jasmani maupun rohani yang belum mencapai taraf kematangan baik bentuk,
ukuran maupun pertimbangan pada bagian-bagian lainnya. Dari segi rohaniah,
ia memiliki bakat, memiliki kehendak, perasaan, dan pikiran yang dinamis.12)
11)
H. Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid, Jakarta Raja
Grafindo Persada, 2001, hal. 41-42. 12)
Ahmad D. Muriamba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung, Al-Ma‟arif, 1989, hal.
32.
11
Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi (fitrah) yang dapat
dikembangkan dan berkembang secara dinamis.13)
Dalam metode qiroati murid tidak dibatasi oleh usia, yang dibatasi adalah
rombongan belajar untuk setiap ustadz 10-15 siswa pada setiap jenjang atau
jilid.
“Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah SAW bersabda, menuntut ilmu itu
wajib bagi setiap muslim …” (HR Ibnu Majah)14)
Prinsip belajar selama hidup ini merupakan ajaran Islam yang penting.15)
4. Kurikulum
Kurikulum dalam kosa kata Arab dikenal dengan kata “manhaj” dari yang
berarti jalan yang terang atau jalan terang yang dilalui oleh manusia pada
berbagai kehidupannya.16)
Menurut Abdul Qodir Yusuf dalam kitabnya, “At-Tarbiyah Wal Mujtami”
mendefinisikan kurikulum sebagai berikut.
“Kurikulum adalah sejumlah pengalaman dan uji coba dalam 11 proses
belajar mengajar siswa di bawah bimbingan lembaga (sekolah).”17)
Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 pasal 1 ayat 13,
menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dalam pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
13)
Samsul Nizar, Pendekatan Historis, Teori dan Praktis, Jakarta, Ciputat Press, 2003, hal. 48-49. 14)
Muhammad Thohir, Tadzkirotul Maudluu‟aat, hal. 17. 15)
Zakiah Darajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2009, hal. 6. 16)
Khoerudin, Mahfud Junaedi, KTSP dan Implementasinya di Madrasah, Yogyakarta, Pilar
Media, 2007, hal. 24. 17)
Khoerudin, Mahfud, Junaedi, KTSP dan Implementasinya di Madrasah, Yogyakarta, Pilar
Media, 2007, hal. 26.
12
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Kurikulum metode qiroati untuk tingkat SLTP (MTs):
a. Kelas 7
Semester I- II: Buku qiroati (SLTP) jilid 1-3.
b. Kelas 8
Semester I: Buku qiroati (SLTP) jilid 4, Al-Qur‟an juz 1-15.
Semester II: Al-Qur‟an juz 16-30 dan ghorib.
c. Kelas 9
Semester I: Tajwid
Bagi murid-murid yang sudah lancar pada akhir semeseter I kelas 9
diadakan ujian akhir tingkat korcab (EBTAQ), murid-murid yang belum
lulus EBTAQ dan belum ujian EBTAQ diadakan EBTAQ pada semester II.
Bagi murid yang masih jilid qiroati diadakan evaluasi.
Murid yang lulus EBTAQ diberikan ijazah, sedangkan murid yang evaluasi
diberikan sertifikat.
Waktu belajar dapat disesuaikan minimal dua kali pertemuan dalam satu
pekan. Setiap satu kali pertemuan 60 menit.
5. Materi pelajaran
Materi pelajaran metode qiroati:
Tingkat TK : buku qiroati jilid 1-6.
Tingkat SD/MI : buku qiroati jilid 1-6.
Al-Qur‟an juz 1-30
Ghorib dan tajwid
Tingkat SLTP/MTs : buku qiroati jilid 1-4.
Al-Qur‟an juz 1-30
Ghorib dan tajwid
6. Metode
Seorang pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran harus tepat
dalam memilih metode, jangan sampai metode yang diterapkan bertentangan
13
dengan tujuan pembelajaran, metode yang diterapkan harus mendukung proses
interaksi edukatif guna memudahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam proses belajar mengajar mempunyai tujuan pokok yang perlu
diperhatikan oleh setiap pendidik yaitu “mengembangkan kemampuan anak
secara individu agar bisa menyelesaikan segala permasalahan yang
dihadapinya.18)
Untuk meningkatkan kemampuan baca Al-Qur‟an bagi siswa-sisiwi
Madrasah Tsanawiyah Al-Khiriyyah Semarang menggunakan metode qiroati
yang diciptakan oleh H. Dahlan Salim Zarkasyi pada tahun 1963.
Adapun beberapa metode membaca Al-Qur‟an yang berkembang di
masyarakat selain metode qiroati di antaranya yaitu:
a. Metode Struktur Analisis Sintetik (SAS)
b. Metode Al-Banjari
c. Metode Iqro
d. Metode Al-Barqi
e. Metode Al-Baghdadiyah
f. Metode Al-Jabari
g. Metode praktis menggunakan Al-Qur‟an
h. Hijaiyah yang disempurnakan
i. Metode Diponegoro
j. Metode An-Nur
Dari beberapa metode tersebut penulis akan menjelaskan sebagian dari
metode tersebut. Sebagian metode tersebut telah biasa dilaksanakan dalam
masyarakat dan sudah pernah juga diuji coba oleh Departemen Agama c.q.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum bekerja sama
dalam Badan Litbang Agama. Metode tersebut antara lain:
1. Metode Baghdadiyah (tradisional), menurut sejarahnya berasal Baghdad (Irak)
dan metode ini cukup lama dikenal di Indonesia, oleh karena itu disebut
metode tradisional.
18)
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikeni, Semarang Ra. SAL Media
Group, 2008, hal. 17.
14
Sebagai gambaran situasi yang menggunakan metode Bagdawiyah sebagai
berikut:
a. Pengajar berlangsung secara klasikal di masjid, mushola atau rumah-rumah
yang dilaksanakan secara individu (privat).
b. Jumlah kegiatan tatap muka dengan cara klasikal umumnya berlangsung
setiap hari masa belajar ± 2 jam setiap hari.
c. Tidak ada pekerjaan rumah bagi peserta didik.
d. Ruang lingkup pengajian umumnya membaca, menghafal, dan tajwid dan
sebagian kecil mengajarkan lagu.
e. Bacaan langsung dieja, artinya untuk tahap awal diperkenalkan nama-nama
huruf hijaiyah.
f. Keaktifan terpusat pada guru dan siswa, dengan pola pembelajaran: guru
siswa.
2. Metode Iqro‟
Metode ini pada dasarnya diciptakan oleh H. Dahlan Salim dari Semarang dan
disempurnakan oleh As‟ad Human dari Yogyakarta, metode Iqro‟ umumnya
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Jumlah tatap muka rata-rata 10 x sebulan dengan waktu 45 menit dengan
sistem klasikal, sedangkan siswa privat (individual) sebanyak 16 x tatap
muka sebulan dengan lamanya 60 menit setiap kali tatap muka.
b. Dalam metode ini ada tugas rumah dan adsa juga klasikal.
c. Ruang lingkup pembelajaran adalah membaca, menulis, dan tajwid.
d. Prinsip dasar metode Iqro‟ terdiri atas 4 macam tingkat pengenalan:
1) Tariqot assantiyah (penguasaan/pengenalan bunyi).
2) Tariqot attadrij (pengenalan dari yang mudah kepada yang sulit).
3) Tariqot muqaranah (pengenalan perbedaan bunyi pada huruf yang
hampir memiliki makhraj yang sama).
4) Tariqot latifatul athfal pengenalan melalui latihan-latihan.
e. Sifat metode Iqro‟ adalah.
1) Bacaan langsung tanpa dieja, artinya tidak memperkenalkan nama-
nama huruf hijaiyah.
15
2) Dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) penekanan pada siswa.
3) Sifatnya lebih individual.
f. Buku metode Iqro‟ terdiri dari 6 jilid, dimulai dari tingkatan yang
sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan sempurna.
3. Metode Al-Barqi
Metode ini diciptakan oleh Drs. Muhajir Sulthon di Gresik Jawa Timur.
Metode ini pada awalnya dikenal dengan metode semi SAS. Metode ini
mengenalkan cara baca tulis Al-Qur‟an sistem kilat ciri-cirinya:
a. Memenuhi syarat.
b. Mudah dan tepat.
c. Dilengkapi tajwid praktis dan latihan-latihannya.
d. Tanda-tanda waqof dalam Al-Qur‟an.
Prinsip dasar metode Al-Barqi:
Metode Al-Barqi menggunakan metode semi SAS artinya struktur
kata/kalimatnya yang tak mengikuti bunyi mati/sukun, misalnya:
Prinsip dasarnya adalah:
a. Kemampuan dalam mengamati.
b. Kemampuan dalam memisah (klasikal).
c. Memadukan bunyi suara huruf dan perkataan.
d. Diusahakan agar setiap struktur mempunyai arti agar mudah diingat, baik
dalam bahasa Arab maupun bahasa Indonesia.
Dengan metode ini belajar membaca Al-Qur‟an bisa dilakukan dengan
didampingi oleh guru ataupun bisa juga belajar mandiri.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ini:
a. Tugas rumah selalu diberikan.
b. Guru wajib memiliki buku pedoman, sedangkan murid disamping buku
pedoman juga buku tulis.
c. Ruang lingkup pembelajaan adalah membaca dan menulis.
d. Teknik awal yang diajarkan adalah membaca dan menulis huruf hijaiyah
dan membaca kalimat.
16
4. Metode Diponegoro
Metode ini dikembangkan oleh Yayasan Pendidikan Al-Qur‟an Diponegoro
yang diciptakan oleh KH Sei Datuk Tombak Alam.
Prinsip dasar metode:
a. Huruf hijaiyah dibagi 5 kali belajar atau 6 huruf sekali belajar.
b. Huruf hijaiyah dibagi bekelompok-kelompok.
1) Huruf-huruf yang sama bentuknya.
2) Huruf yang hampir sama cara menulisnya.
3) Huruf yang hampir sama cara menyambungnya.
4) Kelompok menumpang (yang tak termasuk kelompok di atas).
c. Membagi huruf ke dalam 4 bentuk: tanggal, akhir, awal, dan bentuk
tengah.
d. Mengajarkan tajwid yang diberi nama Kunci Membaca dan Menulis huruf
Al-Qur‟an).
Dalam pelaksanaannya, yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Metode ini diajarkan pada semua tingkat umur.
b. Sistem yang digunakan adalah sistem klasikal.
c. Semua guru diwajibkan menggunakan buku pedoman, papan tulis, dan alat
peraga dalam mengajar.
d. Ruang lingkup pembelajaran adalah membaca dan tajwid.
e. Teknik awal pembelajaran yang digunakan adalah membaca per huruf
hijaiyah dan kalimat.19)
5. Metode Struktur Analisis Sintetik (SAS)
Metode ini adalah metode yang langsung menggunakan kalimat atau kata-kata
yang terdapat dalam Al-Qur‟an. Secara umum pengertian SAS adalah.
a. Pengenalan dan pengamatan keseluruhan (struktural) secara spiritual.
b. Pengenalan dan pengamatan lebih jauh (analitik) sampai bagian-
bagiannya.
c. Pengenalan dan pengamatan mendalam (sintetik) sehingga dapat dipahami.
19)
H. Muwardi Sutedjo, Fuaduddin, dkk, Kapita Selekta PAI, Dirjen Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam dan Universitas Terbuka, Jakarta, hal. 188-190.
17
6. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah alat atau sarana yang dapat digunakan oleh
pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran agar peserta didik mudah
menerima dan memahami materi ajar yang disampaikan guna mencapai tujuan
pembelajaran.
Media pembelajaran terdiri atas dua kegiatan pokok-pokok:
a. Pemilihan Media Pembelajaran yang Relevan
Di dalam proses pembelajaran terdapat sekian banyak media
pembelajaran yang dapat digunakan, mulai dari yang sederhana ke yang rumit
penggunaannya, dari yang konkrit ke yang abstrak pengalaman belajar yang
ditimbulkan, dari yang asli ke yang tiruan, dari yang tanpa listrik ke yang
sangat bergantung kepada listrik dalam penggunaannya, dan sebagainya.
Beberapa di antaranya dapat disebutkan di sini ialah gambar tulis, peta, model,
diagram, bagan, buah-buahan, daun-daunan, kaset, radio, slide, film, strip,
OHP, radio, televisi, komputer, LCD, dll. Sebagai salah satu komponen sistem
pembelajaran, pemilihan media pembelajaran pun harus bertumpu pada
kerangka berpikir sistem dengan prinsip relevansi (kesesuaian) sebagai kriteria
uraiannya. Sejalan dengan prinsip tersebut, maka pemilihan media
pembelajaran harus didasarkan pada faktor-faktor berikut:
1) Tujuan
Tujuan merupakan pertimbangan pokok dalam pemilihan media
pembelajaran dengan demikian media yang dipilih hendaknya menunjang
pencapaian tujuan pembelajaran.
2) Ketepatgunaan
Setiap jenis media pembelajaran masing-masing memiliki tujuan
penggunaannya sendiri-sendiri. Sebuah rekaman ucapan kalimat bahasa
Inggris dalam kaset misalnya merupakan media yang tepat untuk
digunakan/diperdengarkan bila tujuan pembelajaran adalah agar murid dapat
menentukan dan membetulkan kesalahan ucapan kalimat bahasa Inggris.
18
3) Murid
Jenis media tertentu sepintas lalu mungkin cocok untuk mencapai tujuan
tertentu, tetapi kadang-kadang tingkat kerumitannya berada jauh di atas atau
di bawah kemampuan murid. Dengan demikian hendaknya selalu
diupayakan agar media yang dipilih sesuai dengan kemampuan siswa yang
akan menggunakannya, misalnya dalam hal bahasanya, visualisasinya, dan
sebagainya.
4) Biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan media pembelajaran tetentu
hendaknya benar-benar seimbang dengan tujuan yang akan dicapai. Jika
misalnya kita ingin agar murid dapat menyebutkan bagian-bagian jantung
manusia dan fungsinya. Kita dapat menggunakan berbagai jenis media,
seperti model, gambar, foto, slide, filmstrip, dan buku teks. Jika dengan
menggunakan gambar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal maka
kita tidak terlalu perlu menggunakan jenis media lain yang lebih mahal.
5) Ketersediaan
Jenis media pembelajaran tertentu mungkin dari segi keefektifannya lebih
baik daripada media yang lain, tetapi manakala media tersebut tidak tersedia
dan sulit pengadaannya, maka kita memilih jenis media lain yang telah
tersedia atau media yang tidak sulit pengadaannya.
6) Mutu teknis
Media yang dipilih hendaknya yang masih dalam keadaan baik sehingga ia
dapat berfungsi secara optimal.
b. Penyiapan/pengadaan media pembelajaran
Seperti diisyaratkan di atas, media pembelajaran yang telah
dipilih/ditetapkan untuk digunakan, mungkin telah siap dalam arti telah
dimiliki oleh guru atau mungkin medianya belum siap. Belum siapnya media
pembelajaran yang telah dipilih/ditetapkan tersebut mungkin tersedia di tempat
lain, sehingga bisa dipinjam/dibeli ataukah mungkin memang tidak tersedia
sama sekali, untuk kemungkinan yang disebutkan terakhir, guru perlu
menyiapkan atau membuat media pembelajaran tersebut.
19
Media belajar metode qiro‟ati disebut dengan lembar peraga klasikal,
yaitu tulisan pada lembaran-lembaran kertas buram, tiap-tiap jilid ada lembar
peraganya dari jilid 1-6 dan ghorib, bisa dibuat sendiri atau beli di lembaga
qiro‟ati, sehingga memudahkan bagi setiap guru yang mengajarkan jilid dari
qiro‟ati.
7. Evaluasi
Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris “evaluation” yang
berarti penilaian, sedangkan dalam bahasa Arab “at-taqdir”
Pengertian evaluasi pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh Edwind
Wandt dan Gerald W. Brown sebagai berikut: “Evaluasi adalah suatu proses
untuk menentukan nilai dari sesuatu.”
Dengan pengertian tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan
sebagai suatu tindakan, kegiatan ataupun proses yang bertujuan untuk
menentukan suatu nilai dalam dunia pendidikan dengan pengertian lain,
evaluasi pendidikan adalah proses penentuan nilai pendidikan, sehingga mutu
dan hasil pendidikan dapat diketahui.20)
Menurut Stanley and Hopkins evaluasi lebih luas daripada penilaian.
Sebagaimana pendapatnya:
“We use the word evaluation to designate summing-up process in
which value judgements play a large part, as in grading and promoting
students. We consider the construction, administration, and scaring of tests as
the measurement process.”21)
“Kita menggunakan kata evaluasi untuk menandai proses penghitungan
di mana nilai keadilan memainkan sebuah posisi yang besar, sebagai
penggalangan dan pengembangan siswa kita mempertimbangkan konstruksi,
administrasi, dan nilai tes sebagai proses pengukuran.
Istilah ini mempunyai pengertian sebagai suatu kegiatan menentukan
keberadaan nilai, seperti baik-buruk, atau efektif tidak efektif terhadap obyek
yang dievaluasi sesuai dengan tolok ukur tertentu, berdasarkan informasi atau
20)
Wayan Murkancono, Evaluasi Pendidikan, Surabaya, Usaha Nasional, 1986, hal. 1. 21)
R. Ibrahim, dkk, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, PT Imtima, terbitan pertama, cetakan kedua,
2007, hal. 104.
( ).
20
data yang dikumpulkan dengan menggunakan cara-cara yang secara ilmiah
dianggap benar.
Dalam evaluasi ada lima faktor yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Evaluasi berkait dengan kegiatan memberi nilai (value) yaitu derajat kebaikan
atau mutu dari obyek yang dievaluasi.
b. Pemberian nilai ada kalanya digunakan untuk kepentingan sumatif, yaitu
mengambil keberhasilan prosesnya, atau untuk kepentingan formatif, yaitu
mencari bahan-bahan umpan balik yang akan digunakan untuk melakukan
perbaikan terhadap proses.
c. Nilai yang diberikan mengacu kepada suatu patokan tertentu dengan pilihan:
1) Kriteria yang ditetapkan terlebih dahulu (evaluasi berpatokan kriteria).
2) Norma yang bersifat relatif yang dibuat berdasarkan data yang diperoleh
(evaluasi berpatokan norma) dan
3) Gabungan patokan tersebut.
4) Pemberian nilai didasarkan atas data atau informasi yang dikumpulkan
dengan teknik-teknik, seperti pengujian, pengamatan, wawancara, dan hasil
pekerjaan.
5) Hasilnya secara komprehensif dan tepat (akurat) menggambarkan keadaan
yang sebenarnya (obyektif) dari derajat kebaikan obyek yang dinilai.
Evaluasi dalam metode qiro‟ati ini yang dimaksudkan adalah evaluasi
hasil belajar, yaitu:
a. Evaluasi oleh pendidik
Evaluasi ini dilaksanakan setiap proses belajar mengajar secara individual
apakah peserta didik berhasil (naik halaman jilid) pokok bahasan atau tidak
dengan memberikan tanda naik/tidak naik beserta tanda tangan pendidik.
Tanda L=lulus, BL=belum lulus.
b. Evaluasi yang dilaksanakan oleh penguji kenaikan jilid
Evaluasi ini dilaksanakan setiap peserta didik telah menyelesaikan/
mengkhatamkan satu jilid untuk kenaikan jilid berikutnya.
21
c. Evaluasi tahap akhir PAQ (EBTAQ)
Evaluasi ini diselenggarakan oleh koordinator TPQ tingkat kecamatan
(korcam) pada setiap akhir tahun pelajaran, bagi peserta didik yang telah
memenuhi kriteria ujian dengan materi, fashakah, tartil, ghorib, dan tajwid, dan
bagi yang lulus akan menerima tanda lulus atau syahadah.
d. Evaluasi bagi peserta didik yang sudah lulus
Sebelum kelas akhir pada jenjang pendidikan formal SD/MI, pada siswa kelas
VI. Evaluasi ini dilaksanakan untuk mengetahui bagi siswa yang sudah lulus di
kelas awal (2,3,4 atau 5) itu apakah setelah kelas akhir (VI) bacaannya masih
stabil atau tidak (menurun).
e. Evaluasi bagi peserta didik pada sekolah formal
SD/MI, SMP/MTs pada kelas akhir (6/9) pada akhir tahun pelajaran belum
mencapai syarat-syarat EBTAQ (masih jilid). Evaluasi ini diselenggarakan
oleh korcam dan bagi peserta akan mendapatkan sertifikat sesuai dengan hasil
pada jilid masing-masing.
F. Prosedur Pengelolaan Pembelajaran Qiro’ati
1. Perencanaan
Perencanaan adalah merupakan kegiatan awal yang penting dalam setiap
program. Dalam perencanaan akan menentukan arah suatu kegiatan jangka
waktu yang akan ditempuh, biaya anggaran yang akan dikeluarkan, tahapan-
tahapan penyelesaiannya dan persiapan yang harus dilakukan.
2. Persiapan
Setelah perencanaan dibuat secara matang, maka selanjutnya perlu persiapan-
persiapan untuk pelaksanaan dan penyelesaian program seperti: persiapan
penyediaan sarana prasarana, kurikulum, materi (bahan ajar), dan tenaga
pendidik sebagai perangkat yang segera disediakan dengan sebaik-baiknya.
Dengan persiapan yang maksimal dan baik akan memudahkan pelaksanaan
kegiatan yang telah direncanakan.
22
3. Tahapan-tahapan
Tahapan pelaksanaan kegiatan program pelaksanaan metode qiro‟ati sebagai
berikut.
a. Tahap pertama (awal)
Penerimaan peserta didik baru
Dalam penerimaan peserta didik baru diadakan tes seleksi membaca untuk
menentukan peserta didik pada jilid berapa dan rombel berapa.
b. Tahap ke-2 (dua)
Setelah diketahui jumlah rombel pada masing-masing jilid pada tahap kedua
diadakan musyawarah formasi guru untuk menentukan pengajar masing-
masing rombel dan jilid.
c. Tahap ke-3 (tiga)
Tahap ketiga adalah tahap pelaksanaan proses belajar mengajar yang
dilaksanakan selama dua semester atau satu tahun. Dalam proses belajar
mengajar harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh lembaga
pendidikan qiro‟ati yang strukturnya meliputi:
1) Korcam (koordinator kecamatan)
2) Korcab (koordinator cabang dan kota atau kabupaten)
3) Kornas (koordinator nasional/pusat)
d. Tahap ke-4 (empat)
Dalam tahapan ini adalah merupakan tahapan final, yaitu penyelesaian
program EBTAQ dan evaluasi bagi kelas akhir (kelas 9) serta akhir sanah.
Peserta EBTAQ yang sudah memenuhi syarat dan evaluasi bagi yang masih
jilid diajukan kepada korcam sebagai penyelenggara dan tembusannya
kepada korcab, bagi peserta EBTAQ yang lulus diberi syahadah dan yang
belum lulus diberikan sertifikat, untuk pemberian syahadah dan sertifikat dari
lembaga sekolah kepada siswa/peserta didik diberikan saat prosesi khataman
pada akhir sanah.
23
G. Langkah-langkah
Langkah-langkah dalam metode qiro‟ati dibagi menjadi dua yaitu:
1. Langkah-langkah proses pembelajaran
Pendahuluan (5 menit)
Guru mengkondisikan kelas untuk mulai pelajaran dengan berdoa dan
hafalan surat-surat pendek.
Kegiatan inti 50 menit
Eksplorasi (10 menit)
Guru mengadakan pembelajaran secara klasikal untuk mengingatkan
pelajaran yang lalu kemudian menjelaskan secara singkat dan memberi
contoh bacaan dengan tepat pada pokok pembelajaran.
Elaborasi (40 menit)
Guru melaksanakan pembelajaran secara individual sesuai dengan jilid,
halaman dan kemampuan siswa masing-masing.
Konfirmasi dan penutup (5 menit)
a. Guru memberikan refleksi dan pemantapan kepada siswa.
b. Guru menutup pembelajaran dengan doa bersama.
2. Langkah-langkah penyelesaian materi pada jilid-jilid dalam metode qiro‟ati
a. Jilid 1 (satu)
1) Dalam jilid ini terdiri dari 60 halaman yang berisikan materi huruf-huruf
hijaiyah sebagai berikut.
a) Huruf lepas yang berharokat fathah semua huruf lepas tanpa harokat
baris bawah.
b) Huruf rangkai per kata yang berharokat fathah semua.
Huruf rangkai yang berharokat fathah, kasroh, dhomah, fathatain,
kasrotain, dhomatain.
c) Ta‟ marbuthoh aaa-aaa-a dan angka pada baris bawah
Setelah selesai pada jilid 1 (satu) dan dipandang mampu siswa diajukan
ujian jilid pada tim penguji dan bila dinyatakan lulus siswa dipersilakan naik
dan mengikuti pembelajaran pada jilid 2 (dua).
24
b. Jilid 2 (dua)
Buku jilid dua terdiri dari 60 halaman yang berisikan materi pembelajaran
sebagai berikut:
1) Panjang mad thobi‟i yang berupa alif atau fathah tegak, ya sukun ( )
sebelumnya berharokat kasroh, wawu sukun ( ) yang sebelumnya
berharokat kasroh, wawu sukun ( ) yang sebelumnya berharokat dhomah,
ha dhomir ( .(٦ - ) mad shilah, angka pada baris bawah ( ـ
2) Huruf yang berharokat sukun (ى -انعه انعبن كس-يسجد- ) dan baris bawah
pengenalan harokat, fathah, kasroh, dhomah, fathah tegak (panjang), kasroh
tegak, dan dhomah tegak (panjang), sukun dan tasydid angka (٩-٦).
3) Bacaan lain, sengau (au, ai)
Wawu sukun ( ) sebelumnya berharokat fathah yauma (و ), ya sukun ( )
sebelumnya berharokat fathah layla (م Pada baris bagian bawah .(ن
dikenalkan harokat (mengulang) dan angka (-٩). Setelah selesai dan
siswa dipandang mampu diajukan untuk tes ujian jilid pada tim penguji.
c. Jilid 3 (tiga)
Buku jilid 3 (tiga) terdiri dari 60 halaman yang berisikan materi pembelajaran
sebagai berikut:
1) Nun sukun ( ) dan tanwin yang dibaca dengung (احفبء) سب ت ا ساليب ساليب ا
2) Dhomah diikuti wawu () dibaca pendek كى، انئك ان االيس، سبز انا االنببة،
Pada baris bawah berisikan fawatihus suwar bihijaiyyah (mad lazim yang
belum berharokat/masih asli) dibaca seperti membaca huruf hijaiyah yang
asli atau pendek.
3) Bacaan dengung nun bertasydid ( (ثى) dan mim bertasydid (ا
Pada baris bawah isinya sama dengan bagian 2 di atas.
4) Huruf bertasydid selain nun dan mim yang cara membacanya sedikit ditekan
tidak boleh dengung. Pada baris bawah mengulang harokat dan angka.
5) Bacaan mim sukun (و) yang dengung dan tidak dengung.
6) Bacaan idghom bilaghunnah, nun sukun ( ) atau tanwin bertemu dengan
lam (ل) atau ro (ز) ك ند ، ي زسه ي
25
7) Bacaan idghom bighunnah, nun sukun ( ) atau tanwin bertemu salah satu
huruf ya, nun, mim, atau wawu ( و ) dibaca dengung.
8) Bacaan iqlab, nun sukun ( ) atau tanwin bertemu dengan ba (ة) dibaca
dengung.
Setelah selesai pada jilid 3 (tiga) siswa dipandang mampu diajukan untuk
mengikuti ujian jilid pada tim penguji sebagai syarat mengikuti pelajaran
jilid 4 (empat).
d. Jilid 4 (empat)
Buku jilid 4 (empat) adalah jilid terakhir untuk siswa, buku ini terdiri dari 60
halaman yang berisikan materi pembelajaran sebagai berikut.
1) Dalam buku jilid 1-3 cara membacanya dengan wasol (dibaca apa adanya)
mulai jilid 4 awal dikenalkan dengan cara waqof yaitu dengan tanda
lingkaran (O) pada akhir ayat. Pada jilid ini isi bacaan diambilkan dari
bagian surat-surat/surat pendek. Pada baris bagian bawah berisi huruf-huruf
pembuka surat lengkap dengan harokatnya.
2) Bacaan qolqolah, baik qolqolah sughro maupun qolqolah kubro, dengan
bacaan-bacaan yang berisikan qolqolah sughro dan berupa bacaan-bacaan
yang berisikan qolqolah kubro kemudian baru ayat-ayat yang memuat
qolqolah sughro dan qolqolah kubro.
3) Bacaan izhhar halqi (اظبز حهك) nun sukun ( ) atau tanwn bertemu salah satu
huruf halaq ( dibaca jelas. Pada baris bawah berisi huruf-huruf (ء ح ع غ خ
pembuka surat ditulis sempurna dengan bacaannya (mad lazim, harfi,
mukhoffaf, musyabba‟ dan mutsaqqol).
4) Pada bagian akhir buku jilid 4 berisi surat pendek atau potongan awal surat
awal surat yang ada huruf-huruf pembuka surat ( ق، ، انض، انس، حى، س،
dan bacaan-bacaan yang ada ghoribnya. Sebagai persiapan masuk (كعض
pada jilid 4, dan anak dipandang mampu diajukan untuk ujian jilid, bila
telah dinyatakan lulus anak naik jilid ghorib.
26
e. Bacaan-bacaan ghorib
Ghorib diambil dari kata bahasa Arab yaitu “ غسبب-غسة-غسة ” yang artinya pergi
mengasingkan diri. Namun yang dimaksud dengan “bacaan ghorib” adalah
“bacaan-bacaan yang asing atau aneh di dalam bacaan Al-Qur‟an atau sukar
dipahami (dalam membacanya) karena kurang populer digunakan sehari-
hari.”22)
1) Tanda waqof
Tanda waqof dibedakan menjadi dua.
a) Tanda waqof al waqfu aula ( لف ان yaitu tanda bacaan lebih baik (ان
berhenti, tanda tersebut antara lain: ج، لف، له، ط، و
b) Tanda waqof al washlu aula (طم ان yaitu boleh berhenti tetapi lebih (ان
baik terus, tanda tersebut antara lain: ص، ش، ال، ق، طه
2) Bacaan musykilat
a) Tertulis panjang dibaca pendek, antara lain ، ببئ، افبئ ، ي دا، يالئ ا، ث نتته
ا سب ا، ن به ا، دع ب، سهسال، يبئة، نكب، ن ا
Dibaca pendek bila washol, bila waqof tetap panjang ال ب ()انسب زب
ال ب ()انسس ، انظ س ()لبن از بنك، ل فضة () س ي از ل
b) Bacaan imalah ialah memiringkan bacaan bunyi fathah kepada kasroh
Surat 11: 41 يجسب- يجسب
c) Bacaan isymam ialah bacaan mecucu di tengah-tengah dengung
Surat 12: 11 التبيب
d) Tashil artinya memudahkan, meringankan. Tashil ialah meringankan
bacaan hamzah kedua
Surat 41: 44 اعج
e) Saktah (سكت) berhenti sebentar sekadar satu alif tanpa ambil nafas, ada
empat tempat dalam Al-Qur‟an yaitu.
(1) Surat 18: 1-2 جب لب ()ع
(2) Surat 36: 52 يسلدب را ي
22)
Imam Murjito, Penjelasan dan Keterangan Pelajaran Bacaan Ghorib/Musykilat untuk Anak-
anak, hal. 1.
27
(3) Surat 75: 27 زاق م ي ()ل
(4) Surat 83: 14 ا كسب ى يب كب ب عه له كال بم زا
f) Nun iwad nun kecil sebagai ganti tanwin, apabila ada tanwin bertemu
dengan hamzah washol, bila di awal ayat nun „iwad tidak dibaca.
(1) Surat 50: 26 () انر جعم يع اهلل
(2) Surat 7: 184 يب اهللل
(3) Surat 4: 138-139 ب ()عرابب ان انر
g) Bacaan naql yaitu memindahkan bunyi suara kasroh dari hamzah kepada
lam.
Surat 49: 11 بئس االسى
3) Hati-hati membacanya
a) hati-hati bukan ,ذنك ن ن
b) شب اهلل, hati-hati sya dibaca pendek
c) سا ط hati-hati ro tetap dibaca panjang ,ا
d) يئر , hati-hati bukan يئر
Demikian isi buku bacaan ghorib yang perlu kita perhatikan dalam
membaca Al-Qur‟an. Dan apabila siswa sudah dianggap mampu dan
menguasai diajukan untuk diuji pada tim penguji.
f. Buku tajwid
Untuk melengkapi kesempurnaan baca Al-Qur‟an dengan metode qiro‟ati maka
tahap akhir dilengkapi dengan buku tajwid praktis yang mudah dihafal dan
dipahami oleh anak-anak. Dan apabila siswa sudah dipandang mampu dan
menguasai maka siswa sudah berhak untuk mengikuti ujian akhir (EBTAQ)
sehingga apabila ia lulus berhak mendapatkan syahadah.
H. Kelebihan dan Kekurangan Metode Qiro’ati
Setiap metode masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan,
demikian pula halnya metode qiro‟ati ada kelebihan dan ada kekurangannya.
1. Kelebihan metode qiro‟ati
a. Praktis, mudah dipahami dan dilaksanakan oleh peserta didik.
28
b. Peserta didik aktif dalam belajar membaca, guru hanya menjelaskan
pokok pembelajaran dan memberi contoh bacaan.
c. Peserta didik merasa tidak terbebani, materi diberikan secara bertahap,
dari kata-kata yang mudah dan sederhana.
d. Efektif sekali baca langsung fasih dan tartil dengan ilmu tajwidnya.
e. Peserta didik menguasai bacaan-bacaan ghorib dalam Al-Qur‟an secara
baik.
f. Peserta didik menguasai ilmu tajwid dengan praktis dan mudah.
g. Dalam waktu relatif tidak lama peserta didik mampu membaca Al-
Qur‟an dengan fasih, tartil, menguasai bacaan-bacaan ghorib dan ilmu
tajwid.
2. Kekurangan metode qiro‟ati
a. Anak tidak bisa membaca dengan mengeja.
b. Anak kurang menguasai huruf hijaiyah secara urut dan lengkap.
c. Bagi anak yang tidak aktif akan semakin tertinggal.
I. Hipotesis Tindakan
Dalam pengertian secara teoretis hipotesis ialah jawaban sementara
terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.
Sedangkan secara teknis, hipotesis ialah “pernyataan mengenai populasi yang
akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel
penelitian.”23)
Berdasarkan kerangka teoretik tersebut, maka hipotesis tindakan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan: “melalui metode qiro‟ati kemampuan baca Al-
Qur‟an siswa dapat ditingkatan.”
23)
M. Sayuti Ali, Metodologi Penelitian Agama, Raja Grafindo, Jakarta, 2002, hal. 158.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yaitu suatu penelitian
yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang
dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu
perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa
kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang
dilakukan.
PTK memiliki karakteristik yang relatif agak berbeda jika dibandingkan
dengan jenis penelitian yang lain, misalnya penelitian naturalistik, eksperimen
survei, analisis isi, dan sebagainya. Jika dikaitkan dengan jenis penelitian yang
lain PTK dapat dikategorikan sebagai jenis penelitian kualitatif dan eksperimen.
PTK dikatagorikan sebagai penelitian kualitatif karena pada saat data dianalisis
digunakan pendekatan kualitatif, tanpa ada perhitungan statistik. Dikatakan
sebagai penelitian eksperimen, karena penelitian ini diawali dengan perencanaan,
adanya perlakuan terhadap subjek penelitian, dan adanya evaluasi terhadap hasil
yang dicapai sesudah adanya perlakuan. Ditinjau dari karakteristiknya, PTK
setidaknya memiliki karakteristik antara lain: (1) didasarkan pada masalah yang
dihadapi guru dalam instruksional; (2) adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya;
(3) penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi; (4) bertujuan
memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek instruksional; (5)
dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.
Dengan dilaksanakannya PTK, berarti guru juga berkedudukan sebagai
peneliti, yang senantiasa bersedia meningkatkan kualitas kemampuan
mengajarnya. Upaya peningkatan kualitas tersebut diharapkan dilakukan secara
sistematis, realities, dan rasional, yang disertai dengan meneliti semua “ aksinya
di depan kelas sehingga gurulah yang tahu persis kekurangan-kekurangan dan
kelebihannya. Apabila di dalam pelaksanaan “aksi” nya masih terdapat
30
kekurangan, dia akan bersedia mengadakan perubahan sehingga di dalam kelas
yang menjadi tanggung jawabnya tidak terjadi permasalahan.
Tujuan utama dilaksanakannya PTK di antaranya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan atau pangajaran yang diselenggarakan oleh guru/pengajar-
peneliti itu sendiri, yang dampaknya diharapkan tidak ada lagi permasalahan yang
mengganjal di kelas.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 2 minggu pada bulan Februari 2011 di
kelas VIIA MTs. Al-Khoiriyyah Semarang jalan Bulu Stalan III A 253 Semarang
Selatan Kodya Semarang.
Gambaran umum MTs. Al-Khoiriyyah
Sekitar tahun 1936 berdiri sekolah agama di bekas stal kuda zaman
kolonial Belanda bernama “Albanat.” Madrasah Albanat merupakan sekolah yang
dikhususkan bagi kaum perempuan (muslimah). Motivasi mendirikan sekolah
khusus putri adalah adanya kekhawatiran dari Haji Ichsan (mantan pejuang
kemerdekaan Indonesia tahun 1945) sekeluarga terhadap nasib anaknya dalam
pendidikan, mengingat waktu itu belum ada sekolah khusus putri kecuali Mardi
Waluyo milik kaum nasrani.
Dalam menghadapi perkembangan dan tantangan zaman, Madrasah
Albanat mengambil jalan yang terbaik supaya tidak menyimpang dari tujuan
utama didirikannya lembaga tersebut, yaitu beberapa perubahan nama sebagai
berikut:
Madrasah Albanat berubah menjadi Sekolah Rakyat Islam Al-Choirijjah,
kemudian berubah menjadi Sekolah Islam Al-Khoiriyyah. Kurang dari tiga tahun
berubah lagi menjadi SMP Al-Khoiriyyah di bawah instansi Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Nama tersebut menurut anggapan masyarakat masih belum seperti sekolah
umum yang lain karena dirasakan belum sepenuhnya mengemban amanah untuk
menyampaikan syariat Islam kepada anak didiknya. Pada akhirnya tahun 1970
para sesepuh pendiri madrasah (bapak H. Ichsan, bapak Mas’ud Murodi, bapak
31
Abdul Ghofur, bapak Raden Yasmo, dan bapak Yani) berkumpul di rumah ibu
Nun (almarhumah ibunda ustadzah Dra. Uswatun Khasanah, jalan Bulu Stalan
IIIA/253 Semarang) untuk menghasilkan kesepakatan bersama dan menetapkan
nama MTs. Al-Khoiriyyah hingga kini.
Secara geografis MTs. Al-Khoiriyyah terletak di jalan Bulu Stalan
IIIA/253 Kelurahan Bulu Stalan, sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Bulu
Lor, di sebelah barat kecamatan Semarang Barat, di sebelah timur berbatasan
dengan kelurahan Barusari kecamatan Semarang Selatan kota Semarang.
Keadaan Guru
DAFTAR USTADZ-USTADZAH
No. Nama Pendidikan
terakhir Guru mata pelajaran
1 Mulyono, BA SM Unisula Tafsir, Jama’ah, Al-
Qur’an Hadits
2 Novi Setiono, S.Pd. S1 Unnes Matematika, Qiro’ati
3 Yudho Purnomo, SE S1 Untag IPS, PKn, TIK
4 Mukh. Yulih Fairdiyan S1 Undip B. Inggris, B. Arab,
Qiro’ati
5 Sucipto D2 IKIP Penjaskes
6 Dodi Utomo, SS S1 Undip B. Inggris, Qiro’ati
7 H. Abu Bakar D1 IKIP Jama’ah, Praktik
Ibadah, Qiro’ati
8 Dra. Ani Faridah S1 Aqidah Akhlaq, Al-
Qur’an Hadits
9 Slamet Mulyono, S.Pd. S1 Unnes IPA
10 Muhlis Hamzah, BA SM IAIN Fiqih, Aqidah Akhlaq
11 Hidayatul Khotimah, SS S1 Unnes B. Indonesia, Seni
Budaya
12 Much. Zamroni Latif, S.Ag. S1 IAIN SKI, Fiqih, Qiro’ati
13 Ninik Sariniyati, M.Pd. S2 Unnes IPA, Qiro’ati
32
14 Annisa Kurniawati, S.Pd. IKIP PGRI Matematika
15 Drs. HM Sahid S1 IAIN B. Inggris
16 Drs. Ahmad Fauzi S1 IAIN B. Arab
17 Eko Setyo S., S.Pd. S1 Unnes TIK
18 Susi Winarni, M.Pd. S2 Unnes IPA
19 Yulianti, S.Pd. S1 Unnes IPS, Qiro’ati
20 Siti Masruroh, S.Pd. S1 Unnes Matematika
21 Ary Aries Noorcahya, S.Pd. IKIP PGRI PKn
22 Indah MA Silat
23 Sariyono MA Silat
24 Drs. Suloso S1 UNS BK, BP
25 Siti Fatimah PPIQ Tahfidz
26 Yusa Hanafi MA Qiro’ati
27 Margo Qiro’ati
28 Dyah Puspitasari, S.Pd. S1 Unnes B. Indonesia, Kesenian
29 Tri Hidayati, S.Pd. B. Indonesia, Kesenian
30 Amin Taufiq, A.Md. D3 Undip Perpustakaan
31 Madiyo Surono D1 PAT Tata Usaha
32 Sukron Makmun, S.Thi. S1 IAIN Qiro’ati
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Input
Yaitu siswa kelas VIIA dan VIIB MTs. Al-Khoiriyyah Semarang.
2. Variabel Proses
Yaitu dengan pemberian bimbingan belajar dan upaya peningkatan
prestasi belajar peserta didik.
33
3. Variabel Output
Yaitu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Al-
Qur`an Hadits.
D. Rancangan Penelitian
1. Prosedur Penelitian
Rancangan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan tahapan sebagai berikut :
a. Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan tahap awal yang berupa kegiatan untuk
menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peneliti untuk
memecahkan masalah yang akan dihadapi.
Dalam perencanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Menelaah materi pembelajaran dan menelaah indikator bersama tim
kolaborasi
2) Menyusun strategi belajar sesuai dengan indikator yang telah
ditetapkan dan skenario pembelajaran melalui pembelajaran metode
Qiro`ati
3) Menyiapkan sumber dan alat peraga yang dibutuhkan dalam
pembelajaran.
4) Menyiapkan alat evaluasi
5) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru, siswa,
dan kualitas pembelajaran.
b. Pelaksanaan tindakan
Dilakukan implementasi tindakan yang telah ditetapkan pada tahap
perencanaan. Dalam pelaksanaan PTK ini direncanakan dalam 2 siklus.
Siklus pertama yaitu
c. Observasi
Observing adalah kegiatan pengamatan untuk memotret sejauh mana
efektivitas kepemimpinan atas tindakan telah mencapai sasaran
34
(Suminanto, 2010:12). Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif
dengan guru pengamat untuk mengamati perilaku pemberian tindakan dan
siswa yang mengamati pemberian tindakan. Guru dan peneliti melakukan
pengamatan secara sistematis terhadap kegiatan yang dilaksanakan siswa
untuk mengetahui bagaimana kemampuan penguasaan kompetensi tentang
membaca Al-Qur'an.
d. Refleksi
Reflecting adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang
terjadi yaitu siswa, suasana kelas, dan guru (Suminanto, 2010:13).
Refleksi dilakukan 3 tahap yaitu (1) tahap penemuan masalah. (2) tahap
merancang tindakan, (3) tahap pelaksanaan. Pada tahap penemuan dan
identifikasi masalah, guru kolaborasi dan peneliti berdiskusi membahas
kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran dan menemukan solusi yang
tepat untuk perbaikan. Hasil refleksi dituangkan dalam perumusan masalah
yang lebih operasional.
Rancangan tindakan dengan media qiro`ati dituangkan dalam Rencana
Pembelajaran Siswa dan menyusun instrumen penelitian yaitu berupa tes
hasil belajar dan lembar pengamatan aktivitas siswa. Refleksi tahap
pelaksanaan, guru kolaboratif dan peneliti mendiskusikan hasil
pengamatan untuk menyimpulkan data dan informasi yang berhasil
dikumpulkan yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk melakukan
perencanaan ulang.
Desain penelitian tindakan dirancang menurut model John Elliot (dalam
Burns 1999: 27-33) yang dalam pelaksanaannya mencakup empat langkah, yaitu:
(1) merumuskan masalah dan merencanakan tindakan, (2) melaksanakan tindakan
(3) pengamatan atau monitoring, dan (4) refleksi hasil pengamatan untuk
pengembangan selanjutnya. Guru melakukan refleksi untuk mendiagnosis
keadaan dan mencobakan alternatif tindakan untuk kemudian dievaluasi
35
keefektivitasannya. Dalam model ini tindakan dan pengamatan merupakan dua
kegiatan yang tak terpisahkan seperti terlihat dalam bagan berikut:
Bagan 1: Desain Penelitian dengan dua Siklus
1. Siklus Penelitian
1.1 Siklus Pertama
a. Perencanaan
1. Menyusun strategi pembelajaran
2. Mengajak tim kolaborasi atau guru Al-Qur`an sebagai rekan
peneliti untuk berkolaborasi dalam penelitian
3. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran
4. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas.
siswa, guru dan proses pembelajaran.
Refleksi
Perencanaan
SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan
?
36
5. Menyiapkan alat evaluasi berupa lembar baca.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus pertama ini peneliti menggunakan strategi tutor sebaya
dalam metode Qiro`ti. Pelaksanaannya dilakukan selama dua
pertemuan. Prosedur pelaksanaannya adalah :
1. Guru melakukan apersepsi
2. Siswa diinfokan mengenai kompetensi yang ingin dicapai
3. Siswa disajikan materi sebagai pengantar secara klasikal.
4. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok (tiap kelompok 5-6 siswa)
5. Siswa dibimbing secara individual oleh peneliti
6. Siswa dalam kelompoknya dibimbing oleh tutor sebaya sambil
menunggu giliran maju secara individu
7. Guru melakukan evaluasi selama proses pembelajaran.
8. Setelah selesai memberikan bimbingan secara individu, siswa
kembali dibimbing secara klasikal untuk merefleksi kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
c. Observasi
1. Melakukan pengamatan pada proses pembelajaran tentang
aktivitas siswa
2. Melakukan pengamatan pada proses pembelajaran tentang
aktivitas guru
3. Melakukan pengamatan pada kemampuan siswa
d. Refleksi
1. Melakukan evaluasi proses dan hasil pembelajaran yang
dilakukan pada siklus pertama
2. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan dampak dari tindakan
pada siklus pertama.
3. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus
pertama.
37
4. Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus kedua.
1.2 Siklus Kedua
a. Perencanaan
1. Menyusun strategi pembelajaran
2. Mengajak tim kolaborasi atau guru Al-Qur`an sebagai rekan
peneliti untuk berkolaborasi dalam penelitian
3. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran
4. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas.
siswa,guru dan proses pembelajaran.
5. Menyiapkan alat evaluasi berupa lembar baca.
b. Pelaksanaan Tindakan
1. Guru melakukan apersepsi
2. Siswa diinfokan mengenai kompetensi yang ingin dicapai
3. Siswa disajikan materi sebagai pengantar secara klasikal.
4. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok (tiap kelompok 5-6 siswa)
5. Siswa dibimbing secara individual oleh peneliti
6. Siswa dalam kelompoknya dibimbing oleh tutor sebaya sambil
menunggu giliran maju secara individu
7. Guru melakukan evaluasi selama proses pembelajaran.
8. Setelah selesai memberikan bimbingan secara individu, siswa
kembali dibimbing secara klasikal untuk merefleksi kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
9. Pada siklus II lebih mengefektifkan pelaksanaan tutor sebaya.
c. Observasi
1. Melakukan pengamatan pada proses pembelajaran tentang
aktivitas siswa
2. Melakukan pengamatan pada proses pembelajaran tentang
aktivitas guru
38
3. Melakukan pengamatan kemampuan siswa dalam membaca Al-
Qur`an
d. Refleksi
1. Melakukan evaluasi proses dan hasil pembelajaran yang
dilakukan pada siklus pertama
2. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan dampak dari tindakan
pada siklus pertama.
3. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus
pertama.
4. Menyimpulkan hasil pelaksanaan penelitian pada siklus kedua
5. Merencanakan perencanaan tindak lanjut apabila tujuan PTK
pada siklus kedua belum tercapai
E. Teknik Pengumpulan Data
a. Sumber Data
1) Siswa
Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi yang diperoleh
secara sistematik selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus
kedua dan hasil evaluasi.
2) Guru
Sumber data guru berasal dari lembar observasi kemampuan/kinerja
guru dan kualitas pembelajaran Al-Qur`an Hadits dengan
menggunakan metode Qiro`ati
3) Data dokumen
Sumber data dokumen berupa data awal nilai hasil tes sebelum
dilakukan tindakan
39
b. Jenis Data
1) Data Kuantitatif
Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar berupa nilai yang
diperoleh dari pembelajaran Al-Qur`an Hadits yang telah
dilaksanakan.
2) Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan
lembar pengamatan aktivitas siswa, kemampuan/kinerja guru dan
prestasi belajar Al-Qur`an Hadits dengan menggunakan metode
Qiro`ati.
c. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Tes
Tes digunakan untuk mengukur ada tidaknya serta kemampuan
objek yang diteliti. Instrumen yang berikan tes ini dapat
digunakan untuk megukur kemampuan siswa dan pencapaian
prestasi belajar. Khususnya pada prestasi belajar yang biasa
digunakan di sekolah dapat dibedakan menjadi dua,Yaitu: 1) tes
buatan guru, dan 2) tes berstandar. (Arikunto,2006:223). Tes yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan lembar
kerja siswa buatan guru yaitu disusun oleh guru dengan prosedur
yang sudah disesuaikan dengan karakteristik anak.
2. Metode Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengamatan dengan tujuan
mengumpulkan data selama pembelajaran berlangsung dan
mengamati siswa dan memperhatikan proses pembelajaran
sebagai pendukung berlangsungnya proses perbaikan selanjutnya.
Metode observasi dalam penelitian ini berupa pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti pada waktu pembelajaran berlangsung.
Lembar observasi yang digunakan berupa lembar observasi
keterampilan guru dan aktivitas belajar siswa.
40
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu cara mencari data yang menggunakan
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasati, notulen rapat, leger, agenda, dan
sebagainya.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif yang terdiri dan tiga alur kegiatan: reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan (Burns 1999:179), aktivitasnya
dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu
proses siklus. Menurut Miles dan Huberman (dalam Burns 1999: 180). Proses ini
merupakan proses analysis episodes. Dalam proses siklus tersebut, aktivitas
peneliti menganalisis komponen dengan pengumpulan datanya selama proses
pengumpulan data masih berlangsung. Kemudian, peneliti bergerak diantar
kegiatan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data
dilakukan dengan mengklarifikasi data yang sejenis dan melakukan kodifikasi.
Penyajian data dilakukan dengan mendeskripsikan data yang sudah
diklarifikasikan sesuai dengan pokok permasalahan. Penarikan kesimpulan
sebenarnya sudah dilakukan bersamaan reduksi data dan penyajian data.
G. Indikator Keberhasilan
1. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Al-Qur`an menggunakan metode
Qiro`ati meningkat dengan kriteria hasil belajar membaca sekurang-
kurangnya 70
2. Aktivitas guru dalam pembelajaran Al-Qur`an dengan menggunakan metode
Qiro`ati sekurang-kurangnya baik.
3. 75 % siswa MTs Alkhoiriyyah kelas 7A mengalami ketuntasan belajar
individual dengan nilai >70 dalam pembelajaran Al-Qur`an.
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum MTs. Al-Khoiriyyah
Sekitar tahun 1936 berdiri sekolah agama di bekas stal kuda zaman
kolonial Belanda bernama “Albanat.” Madrasah Albanat merupakan sekolah yang
dikhususkan bagi kaum perempuan (muslimah). Motivasi mendirikan sekolah
khusus putri adalah adanya kekhawatiran dari Haji Ichsan (mantan pejuang
kemerdekaan Indonesia tahun 1945) sekeluarga terhadap nasib anaknya dalam
pendidikan, mengingat waktu itu belum ada sekolah khusus putri kecuali Mardi
Waluyo milik kaum nasrani.
Dalam menghadapi perkembangan dan tantangan zaman, Madrasah
Albanat mengambil jalan yang terbaik supaya tidak menyimpang dari tujuan
utama didirikannya lembaga tersebut, yaitu beberapa perubahan nama sebagai
berikut:
Madrasah Albanat berubah menjadi Sekolah Rakyat Islam Al-Choirijjah,
kemudian berubah menjadi Sekolah Islam Al-Khoiriyyah. Kurang dari tiga tahun
berubah lagi menjadi SMP Al-Khoiriyyah di bawah instansi Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Nama tersebut menurut anggapan masyarakat masih belum seperti sekolah
umum yang lain karena dirasakan belum sepenuhnya mengemban amanah untuk
menyampaikan syariat Islam kepada anak didiknya. Pada akhirnya tahun 1970
para sesepuh pendiri madrasah (bapak H. Ichsan, bapak Mas’ud Murodi, bapak
Abdul Ghofur, bapak Raden Yasmo, dan bapak Yani) berkumpul di rumah ibu
Nun (almarhumah ibunda ustadzah Dra. Uswatun Khasanah, jalan Bulu Stalan
IIIA/253 Semarang) untuk menghasilkan kesepakatan bersama dan menetapkan
nama MTs. Al-Khoiriyyah hingga kini.
43
1. Letak Geografis
Secara geografis MTs. Al-Khoiriyyah terletak di jalan Bulu Stalan
IIIA/253 Kelurahan Bulu Stalan, sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Bulu
Lor, di sebelah barat kecamatan Semarang Barat, di sebelah timur berbatasan
dengan kelurahan Barusari kecamatan Semarang Selatan kota Semarang.
2. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru
DAFTAR USTADZ-USTADZAH
No. Nama Pendidikan
terakhir Guru mata pelajaran
1 Mulyono, BA SM Unisula Tafsir, Jama’ah, Al-
Qur’an Hadits
2 Novi Setiono, S.Pd. S1 Unnes Matematika, Qiro’ati
3 Yudho Purnomo, SE S1 Untag IPS, PKn, TIK
4 Mukh. Yulih Fairdiyan S1 Undip B. Inggris, B. Arab,
Qiro’ati
5 Sucipto D2 IKIP Penjaskes
6 Dodi Utomo, SS S1 Undip B. Inggris, Qiro’ati
7 H. Abu Bakar D1 IKIP Jama’ah, Praktik
Ibadah, Qiro’ati
8 Dra. Ani Faridah S1 Aqidah Akhlaq, Al-
Qur’an Hadits
9 Slamet Mulyono, S.Pd. S1 Unnes IPA
10 Muhlis Hamzah, BA SM IAIN Fiqih, Aqidah Akhlaq
11 Hidayatul Khotimah, SS S1 Unnes B. Indonesia, Seni
Budaya
12 Much. Zamroni Latif, S.Ag. S1 IAIN SKI, Fiqih, Qiro’ati
13 Ninik Sariniyati, M.Pd. S2 Unnes IPA, Qiro’ati
14 Annisa Kurniawati, S.Pd. IKIP PGRI Matematika
44
15 Drs. HM Sahid S1 IAIN B. Inggris
16 Drs. Ahmad Fauzi S1 IAIN B. Arab
17 Eko Setyo S., S.Pd. S1 Unnes TIK
18 Susi Winarni, M.Pd. S2 Unnes IPA
19 Yulianti, S.Pd. S1 Unnes IPS, Qiro’ati
20 Siti Masruroh, S.Pd. S1 Unnes Matematika
21 Ary Aries Noorcahya, S.Pd. IKIP PGRI PKn
22 Indah MA Silat
23 Sariyono MA Silat
24 Drs. Suloso S1 UNS BK, BP
25 Siti Fatimah PPIQ Tahfidz
26 Yusa Hanafi MA Qiro’ati
27 Margo Qiro’ati
28 Dyah Puspitasari, S.Pd. S1 Unnes B. Indonesia, Kesenian
29 Tri Hidayati, S.Pd. B. Indonesia, Kesenian
30 Amin Taufiq, A.Md. D3 Undip Perpustakaan
31 Madiyo Surono D1 PAT Tata Usaha
32 Sukron Makmun, S.Thi. S1 IAIN Qiro’ati
b. Keadaan Siswa
Kelas 7A berjumlah 26 siswa, wali kelas Yulianti.
Kelas 7B berjumlah 26 siswa, wali kelas Dodi Utomo
Kelas 8A berjumlah 28 siswa, wali kelas Ani Faridah
Kelas 8B berjumlah 25 siswa, wali kelas H. Abu Bakar
Kelas 9A berjumlah 18 siswa, wali kelas Slamet Mulyono
Kelas 9B berjumlah 23 siswa, wali kelas Muhlis Hamzah
Kelas 9C berjumlah 20 siswa, wali kelas Hidayatul Khotimah
45
3. Struktur Organisasi
YPI Al-Khoiriyah Ainul Author
Kepala MTs Mulyono
Waka Kesiswaan Sucipto
Waka Kurikulum Novi Setiono
Koordinator Qiro’ati H. Abu Bakar
Waka Humas Dodi Utomo
Sarana Prasarana Budi Cahyono
Tata Usaha Madio Surono
BP/BK Suloso
Lab. IPA Slamet M.
Lab. Bahasa MY Fairdiyan
Lab. Komputer Hidayatul K.
Perpustakaan Amin Taufiq
UKS Yulianti
Asatidz (Guru)
Talamidz (Siswa)
Komite Sekolah
46
4. Keadaan Sarana Prasarana
Jumlah kelas ada 7 rombongan kelas. Kantor kepala, kantor guru, ruang
BP/BK, laboratorium komputer, laboratorium IPA, laboratorium bahasa, ruang
UKS, perpustakaan, lapangan olah raga.
B. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Persiapan Penelitian
Peneliti mengadakan beberapa persiapan yang diperlukan sebelum
pelaksanaan penelitian. Adapun persiapan yang peneliti lakukan sebelum
penelitian adalah sebagai berikut:
a. Peneliti meminta izin prariset kepada Kepala Madrasah sebagai izin awal untuk
mengadakan penelitian di Madrasah Tsanawiyah Al-Khoiriyyah Semarang.
b. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah melalui
pengamatan pada saat proses belajar mengajar Al-Qur’an pada bulan Februari
2011.
c. Peneliti meminta persetujuan izin riset dan menyerahkan proposal kepada
Kepala Madrasah selanjutnya bertemu dengan guru Al-Qur’an.
d. Melakukan observasi lanjutan untuk mencari informasi tentang subyek
penelitian dengan mencatat daftar nama peserta didik di kelas VIIA tahun
ajaran 2010/2011.
2. Penelitian Tindakan Kelas Prasiklus
Langkah pertama dalam kegiatan penelitian adalah prasiklus, pada
pelaksanaan prasiklus ini peneliti belum ikut campur tangan baru mengamati
jalannya kegiatan belajar mengajar dan mencatat yang perlu ditawarkan pada guru
mata pelajaran sehingga pengajaran yang digunakan masih murni belum
tercampur oleh peneliti.
Pelaksanaan prasiklus dilakukan dengan mengambil evaluasi dari
pembelajaran pada materi sebelumnya. Berdasarkan evaluasi pembelajaran
diperoleh nilai tuntas siswa baru mencapai 57,8%. Sedangkan observasi pada
tahapan siklus menggunakan instrumen observasi yang dipegang oleh peneliti.
Observasi ini bertujuan untuk mengetahui keaktifan peserta didik, penerapan
47
metode qiro’ati dengan strategi tutor sebaya. Adapun hasil belajar dan keaktifan
peserta didik pada Tabel 1.
Tabel 1.
Hasil belajar dan keaktifan peserta didik prasiklus
Rata-rata hasil belajar Ketuntasan belajar Keaktifan peserta didik
67,3 55,5 58,6
Berdasarkan data di atas dapat diperoleh nilai evaluasi pada tahap
prasiklus diambil dari nilai semester I adalah 67,3 dengan ketuntasan belajar 55,5.
Dokumentasi ini diperoleh dari Ibu Dra. Ani Faridah selaku guru mata pelajaran
Al-Qur’an kelas VIIA pada tanggal 5 Februari 2011.
Berkaitan dengan keaktifan peserta didik semester lalu diperoleh informasi
berdasarkan wawancara dengan Ibu Dra. Ani Faridah pada tanggal 2 Februari
2011 dengan persentase keaktifan peserta didik adalah 58,6.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dra. Ani Faridah selaku guru
Al-Qur’an di MTs. Al-Khoiriyyah pada tanggal 5 Februari 2011 menyatakan
bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran belum pernah menggunakan metode
qiro’ati dengan strategi tutor sebaya.
Pelajaran membaca Al-Qur’an harus sesuai dengan makhroj dan tajwidnya
dan panjang pendeknya. Adanya ketentuan-ketentuan tersebut menyebabkan
banyak siswa yang belum pernah belajar Al-Qur’an (siswa dari mengalami
kesulitan yang menyebabkan hasil belajar baca Al-Qur’an nilainya rendah).
Adanya hal tersebut bisa disimpulkan pembelajaran semester lalu masih
terpaku dengan guru dan peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran, hal ini
menjadikan pembelajaran ini belum sesuai dengan apa yang dikatakan dengan
pembelajaran aktif karena pembelajaran masih menggunakan metode
konvensional yaitu ceramah dan metode demonstrasi dengan pengulangan yang
tidak variatif sehingga kurang menarik.
Mengkaji pembelajaran konvensional yang belum mampu menghasilkan
nilai di atas rata-rata sesuai KKM, maka dapat disimpulkan bahwa masalah yang
terjadi adalah dari guru dan model pembelajaran yang perlu diubah, untuk itu
perlu adanya metode yang spesifik yang baru yang mampu membangkitkan minat
48
dan meningkatkan prestasi belajar serta keaktifan peserta didik, salah satunya
adalah menggunakan metode yang ditawarkan peneliti yaitu metode qiro’ati
dengan strategi tutor sebaya.
3. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
Penelitian siklus I dilaksanakan hari Senin tanggal 7 Februari 2011 oleh
peneliti didampingi guru Al-Qur’an Ibu Dra. Ani Faridah sebagai kolaborator.
Penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data yang dapat diuraikan
sebagai berikut.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan secara kolaborasi dengan guru merencanakan hal-hal apa
saja yang dilakukan dalam penelitian. Guru menjelaskan yang terjadi di kelas
VIIA yakni tentang hasil belajar peserta didik yang rata-rata mencapai
ketuntasan membaca Al-Qur’an baru sekitar 44,4% dari 27 siswa baru 12 siswa
yang tuntas.
Data Penelitian Tindakan Prasiklus
Jumlah siswa tuntas Belum tuntas Prosentase ketuntasan
27 12 15 44,4 %
Selain itu yang menjadi ganjalan guru saat pembelajaran berlangsung, siswa
kurang memperhatikan terutama saat pembelajaran secara individual. Selain
anak yang dapat giliran membaca, banyak anak yang bermain sendiri, karena
pada tahun pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan semua peserta didik yang
berprestasi maupun yang kurang berprestasi dijadikan satu kelas. Sehingga
penggunaan metode dan strategi pembelajaran harus bisa menyesuaikan
dengan kondisi perseta didik tersebut, serta guru harus bisa memahami
karakteristik peserta didik saat pelajaran. Dari sinilah peneliti mencoba
menawarkan suasana belajar yang aktif dan efektif menggunakan metode
qiro’ati dengan tutor sebaya. Guru pun menyetujui penwaran dari peneliti
tersebut. Peneliti dan kolaborator merancang skenario pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus I untuk kelas VIIA dilaksanakan oleh peneliti
49
yang didampingi oleh kolaborator Ibu Dra. Ani Faridah tanggal 8 Februari
2011 dengan alokasi waktu 60 menit.
Pada proses awal pembelajaran pertama dimulai, keadaan peserta didik masih
mempersiapkan diri duduk sambil bercerita dengan yang lain dan menunggu
teman lain yang belum datang. Pelajaran dimulai pada jam pertama 6.30
sehingga keadaan peserta didik dalam keadaan fresh.
Setelah duduk dan berkonsentrasi peneliti memandang semua peserta didik dan
memberi tahu pelajaran akan segera dimulai diharap tenang, kemudian
mengucapkan salam, yang kemudian dijawab para peserta didik. Peneliti
menyiapkan peserta didik untuk memulai pembelajaran dengan
mengkondisikan kelas.
Pelajaran dimulai dengan berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas, setelah
selesai berdoa peneliti mengabsen siswa satu per satu kemudian memulai
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga klasikal yang sudah disiapkan
yang diambil dari buku jilid 2 qiro’ati halaman 30 dan 33 (data terlampir) yang
diajarkan secara klasikal, setelah selesai klasikal selama 15 menit. Sebelum
melanjutkan pembelajaran secara individual peneliti membagi siswa menjadi
beberapa kelompok sesuai dengan kemampuan siswa pada setiap kelompok
diberi satu siswa yang kemampuannya melebihi kemampuan rata-rata
temannya untuk dijadikan tutor sebaya.
Tindakan pembelajaran individual dan kelompok dengan tutor sebaya pun
dimulai. adapun langkah-langkah sebagai berikut
1. Peneliti memberi petunjuk pelaksanaan bimbingan kepada tutor sebaya.
2. Peneliti membimbing siswa secara individual.
3. Tiap kelompok aktif belajar dibimbing oleh tutor sebaya. Untuk
menunggu giliran bimbingan dari peneliti (ustadz).
4. Bimbingan individual untuk tutor sebaya giliran terakhir.
5. Siswa yang sudah maju bimbingan individual dan belum tuntas
dibimbing ulang oleh tutor sebaya.
50
6. Setelah selesai bimbingan individual kemudian diadakan pembelajaran
klasikal lagi untuk mengecek keberhasilan belajarnya dan bimbingan
khusus bagi anak-anak yang kurang sebagai tindak lanjut.
Setelah dilakukan proses pembelajaran ternyata masih ada 12 siswa yang
belum tuntas. Maka perlu diadakan bimbingan tindak lanjut.
1. Siswa dikelompokkan kembali seperti awal.
2. Bagi siswa yang belum tuntas diadakan bimbingan ulang bersama tutor
sebaya.
3. Para tutor lebih intensif memberikan bimbingan bagi siswa yang belum
tuntas.
c. Pengamatan
Observasi dilakukan terhadap aktivitas guru dan aktivitas peserta didik.
Pengamatan dilakukan untuk merekam semua kemampuan dan aktivitas belajar
peserta didik dan kegiatan guru. Aspek-aspek yang diamati terhadap kegiatan
peserta didik adalah.
1) Peneliti mengamati keaktifan saat mengikuti pembelajaran.
2) Peneliti mengamati peserta didik yang belum benar baca panjang pendek
bacaannya.
3) Peneliti mengamati keseriusan pada saat membaca individual.
4) Peneliti mengamati peserta didik saat membaca bersama-sama dalam setiap
kelompok.
5) Peneliti mengamati peserta didik saat baca bersama-sama.
Hasil pengamatan yang didapatkan oleh penelitian terhadak aktivitas
peserta didik pada siklus I adalah sebagai berikut.
1) Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran klasikal maupun individual belum
maksimal.
2) Pada siklus I hasil membaca peserta didik sudah semakin bertambah, terbukti
dari hasil perbandingan prasiklus dengan siklus I.
3) Keaktifan siswa untuk belajar membaca semakin meningkat.
4) Lafal yang diucapkan siswa panjang pendek semakin jelas.
5) Perlunya perhatian dari guru bagi siswa yang berprestasi agar mereka diberi
51
semangat.
6) Guru harus terus memberikan motivasi kepada siswa untuk membaca.
7) Meskipun keaktifan peserta didik pada siklus satu belum maksimal, keaktifan
peserta didik telah mengalami peningkatan dari tahap prasiklus, keaktifan
siswa pada tahap prasiklus hanya 40% meningkat menjadi 60%.
Sebagaimana telah penulis paparkan pada bab III bahwa pada penelitian
ini, peneliti bertindak sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran, sedangkan
kolaborator Ibu Dra. Ani Faridah sebagai observer, hal ini terjadi karena guru
sebagai kolaborator merasa belum siap untuk melaksanakan pembelajaran
menggunakan penerapan metode qiro’ati dengan strategi tutor sebagai prosedur
yang ditentukan. Oleh karena itu peneliti yang melaksanakan proses
pembelajaran. Adapun aspek-aspek yang diamati terhadap aktivitas guru adalah:
1) Mengamati guru memberikan apersepsi.
2) Mengamati guru saat mengkondisikan kelas.
3) Mengamati guru saat mengajarkan membaca klasikal dan individual.
52
4) Mengamati guru memotivasi dan membangkitkan semangat peserta didik untuk
semangat membaca.
Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I
yang telah dilakukan menghasilkan hal-hal sebagai berikut.
1) Guru kurang menghubungkan pelajaran yang lalu dengan pelajaran yang akan
diajarkan.
2) Peserta didik belum dikondisikan masih ada peserta didik yang bicara dengan
teman-temannya.
3) Banyak peserta didik yang belum menguasai bacaan panjang pendek.
4) Guru belum memberikan motivasi sepenuhnya dalam membimbing siswa
masih kurang dan tertinggal bacaannya.
Hasil Belajar Siklus I
Instrumen Penilaian:
1. Buku Qiro’ati jilid 2 halaman 42-43 terlampir.
2. Lembar penilaian.
Aspek yang dinilai:
1. Fashohah
2. Tartil
3. Tajwid (panjang pendek)
NO. NAMA SISWA HASIL TES KETERANGAN
1 Abida Rahma Febriani 75 Tuntas
2 Adelia Dwi Saputri 65 Tidak tuntas
3 Adelina Putri Astari 70 Tuntas
4 Alfia Lutfi Nurul Hudia 85 Melampaui
5 Alya Safira 70 Tuntas
6 Dian Kurnia Dewi Kriswanto 60 Tidak tuntas
7 Dita Febi Andewi 55 Tidak tuntas
8 Dyah Widayati 60 Tidak tuntas
9 Elys Amalia 80 Melampaui
10 Firdiani Widiastuti 65 Tidak tuntas
11 Hana Tsamira Yumna 75 Tuntas
12 Hermina Rismaningtyas 84 Melampaui
53
13 Hesti Arum Halimah 80 Melampaui
14 Hikmah Dinda Junifar 50 Tidak tuntas
15 Icha Pramesshella 55 Tidak tuntas
16 Nabila Habiba Rahma 60 Tidak tuntas
17 Nadya Efri Nadhifa 65 Tidak tuntas
18 Pupe Herida Puspitasari 60 Tidak tuntas
19 Salma Fitri Nur Husna 65 Tidak tuntas
20 Syecha Nurun Nizma 65 Tidak tuntas
21 Wilda Khoiril Rachmatika 60 Tidak tuntas
22 Yayang Addin Islami 75 Tuntas
23 Zurnita Faridhotul Khasanah 60 Tidak tuntas
24 Linda Khoirunnisa 65 Tidak tuntas
25 Nisabella 75 Tuntas
26 Nugraini 70 Tuntas
27 Sabila Fitri 70 Tuntas
Jumlah 1819
Rata-rata 67,3
Tabel 2
Persentase Observasi Guru Tahap Siklus I
No. Pelaksanaan Siklus Persentase (%)
1 Siklus I 68,7%
Tabel 3
Pada Tahap Prasiklus dan Siklus I
No. Pelaksanaan Siklus Ketuntasan Persentase (%)
1 Prasiklus 12 siswa 44,4%
2 Siklus I 15 siswa 68,7%
54
Dilihat dari tabel di atas perbandingan keaktifan dan hasil tes akhir pada
tahap prasiklus I yang menggunakan metode qiro’ati dengan strategi tutor sebaya
menunjukkan ada peningkatan meskipun nilai yang dihasilkan masih di bawah
kriteria minimal.
d. Refleksi
Pelaksanaan tindakan dan pengamatan terhadap aktivitas guru dan peserta
didik saat pembelajaran berlangsung akan diperoleh informasi tentang metode
qiro’ati dengan strategi tutor sebaya. Hasil observasi itu kemudian dianalisis dan
didiskusikan bersama kolaborator sebagai bahan refleksi. Refleksi ini dilakukan
dengan:
1) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat simpulan sementara terhadap
pelaksanaan pengajaran pada siklus I.
2) Mengetahui seberapa jauh tindakan yang dilaksanakan itu sesuai dengan tujuan
yang diinginkan dan kendala-kendala dalam proses pembelajaran tersebut.
3) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pelaksanaan kegiatan
pada penelitian siklus II.
4. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II
a. Perencanaan
Tahap siklus II ini guru dan peneliti bertemu kembali untuk membahas
kekurangan dalam siklus I yang ternyata dengan proses pembelajaran dengan
55
metode qiro’ati dengan strategi tutor sebaya yang peneliti tawarkan hasilnya
belum maksimal. Terlihat pada hasil belajar peserta didik setelah dilaksanakan
metode tersebut, siswa yang mencapai ketuntasan minimum hanya 17 siswa dari
jumlah keseluruhan 27 peserta didik.
Hasil belajar siklus I yang belum maksimal tersebut, maka peneliti
bersama kolaborator merancang kembali skenario pembelajaran siklus II
berdasarkan hasil refleksi siklus I di atas, di antara hal-hal yang direncanakan
dalam tahap siklus II ini seperti guru berupaya meningkatkan keefektifan peserta
dalam membiasakan membaca cepat pada buku qiro’ati jilid 2 akhir.
Mengoptimalkan waktu agar bermanfaat, siswa yang kurang mampu lebih
diperhatikan, serta menciptakan suasana kelas lebih kondusif.
Selanjutnya peneliti dan kolaborator merancang skenario pembelajaran
dengan menggunakan qiro’ati dengan strategi tutor sebaya sebagai media
pembelajaran dengan lembar peraga klasikal. Membuat lembar observasi,
membuat lembar tes siklus II (terlampir).
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus II untuk kelas VIIA dilaksanakan oleh
peneliti dengan didampingi oleh kolaborator Ibu Dra. Ani Faridah pada tanggal 14
Februari 2011 waktu 60 menit.
56
Proses awal pembelajaran pertama dimulai, keadaan peserta didik dalam
keadaan fresh dan segar. Tidak lama kemudian peneliti datang peserta didik pun
tenang. Peneliti memandang semua peserta didik setelah tenang kemudian
mengucapkan salam, kemudian dijawab oleh seluruh peserta didik. Peneliti
mempersiapkan peserta didik sarana dan alat pembelajaran kemudian
mengkondisikan dan menguasai kelas.
Pelajaran dimulai dengan berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas. Setelah
berdoa peneliti mengabsen siswa. Kemudian melanjutkan proses pembelajaran,
peneliti mengadakan apersepsi sebagai pendahuluan.
Setelah apersepsi selesai, maka pelajaran dimulai dengan menempelkan
teks materi pokok yaitu dari buku qiro’ati jilid 2 halaman 53 tentang bedanya ain
sukun (ع) dan hamzah sukun (ء) serta tetap ditekankan bacaan mad.
Pada pembelajaran siklus II ini memfokuskan bacaan ain sukun (ع) dan
hamzah sukun (ء) yang bunyinya hampir sama. Setelah penjelasan selesai
kemudian memberikan contoh bacaan yang ditirukan oleh semua peserta didik,
namun ada peserta didik yang kurang memperhatikan dan kurang aktif dalam
mengikuti bacaan guru.
Proses pembelajaran dilanjutkan pada penerapan metode qiro’ati dengan
strategi tutor sebaya. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut.
1) Proses metode ini diawali dengan guru mengarahkan pada siswa tentang
jalannya kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan kemudian bertanya
jawab.
2) Peneliti menunjukkan alat peraga berupa teks.
3) Peneliti mengajak peserta didik berkonsentrasi untuk memperhatikan teks yang
sudah disiapkan.
4) Peneliti mengawali dengan mengajarkan cara membaca ain sukun (ع) dan
hamzah sukun (ء).
5) Peneliti membacakan potongan-potongan ayat dengan mencontohkan langsung
cara membaca yang baik dan benar kemudian diikuti oleh peserta didik sampai
semuanya dapat membacakan tanpa ada kesalahan.
57
6) Setelah siswa mampu membacakannya dengan baik dan benar, meminta siswa
untuk berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing dan dibimbing
oleh tutor sebaya.
7) Peneliti kemudian mengadakan bimbingan secara individual untuk mengecek
dan mengevaluasi bacaan siswa.
Persentase hasil membaca pada siklus I belum menunjukkan hasil yang
maksimal, ada beberapa peserta didik yang belum fasih. Pada siklus II ini
terhitung hanya beberapa siswa yang belum lancar membacanya.
Sebagai penutup guru menyimpulkan bahwa penggunaan metode qiro’ati
dengan strategi tutor sebaya efektif digunakan untuk pembelajaran membaca Al-
Qur’an hanya guru harus kreatif dan teliti.
c. Pengamatan
Observasi dilakukan terhadap aktivitas guru dan aktivitas peserta didik.
Pengamatan dilakukan untuk merekam semua kemampuan dan aktivitas belajar
peserta didik dan kegiatan guru.
Aspek-aspek yang diamati terhadap kegiatan peserta didik siklus II adalah.
1) Peneliti mengamati keaktifan saat mengikuti pembelajaran.
Tindakan: Bagi siswa yang kurang aktif diberi perhatian dan motivasi agar
lebih aktif.
2) Peneliti mengamati peserta didik yang belum benar melafalkan kata-kata ain
sukun (ع) dan hamzah sukun (ء).
Tindakan: Peserta didik yang belum fasih (benar) dibimbing sampai bisa.
3) Peneliti mengamati keseriusan pada saat mengucapkan kata-kata yang
terdapat ain sukun (ع) dan hamzah sukun (ء).
Tindakan: siswa yang belum serius dibimbing agar sungguh-sungguh.
4) Peneliti mengamati peserta didik saat membaca bersama-sama dalam setiap
kelompok.
Tindakan: siswa yang belum membaca bersama diingatkan agar membaca
bersama sesuai dengan bimbingan ustadz.
5) Peneliti mengamati kesempurnaan peserta didik saat bimbingan individual.
Tindakan: siswa yang belum fasih dan lancar diberi bimbingan sebagai
58
tindak lanjut sampai benar.
6) Peneliti menilai hasil membaca secara individual peserta didik masih ada
yang belum tuntas.
Tindakan: siswa yang belum tuntas diberi bimbingan ulang.
Hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran pada siklus
II yaitu sebesar 69,1%.
Hasil Belajar Siklus II
Instrumen Penilaian:
3. Buku Qiro’ati jilid 2 halaman 42-43 terlampir.
4. Lembar penilaian.
Aspek yang dinilai:
4. Fashohah
5. Tartil
6. Tajwid (panjang pendek)
NO. NAMA SISWA HASIL TES KETERANGAN
1 Abida Rahma Febriani 90 Melampaui
2 Adelia Dwi Saputri 75 Tuntas
3 Adelina Putri Astari 80 Melampaui
4 Alfia Lutfi Nurul Hudia 90 Melampaui
5 Alya Safira 90 Melampaui
6 Dian Kurnia Dewi Kriswanto 80 Melampaui
7 Dita Febi Andewi 65 Tidak Tuntas
8 Dyah Widayati 75 Tuntas
9 Elys Amalia 85 Melampaui
10 Firdiani Widiastuti 90 Melampaui
11 Hana Tsamira Yumna 90 Melampaui
12 Hermina Rismaningtyas 90 Melampaui
13 Hesti Arum Halimah 80 Melampaui
14 Hikmah Dinda Junifar 60 Tidak Tuntas
15 Icha Pramesshella 65 Tidak Tuntas
16 Nabila Habiba Rahma 70 Tuntas
17 Nadya Efri Nadhifa 75 Tuntas
18 Pupe Herida Puspitasari 75 Tuntas
19 Salma Fitri Nur Husna 70 Tuntas
20 Syecha Nurun Nizma 70 Tuntas
21 Wilda Khoiril Rachmatika 75 Tuntas
22 Yayang Addin Islami 75 Tuntas
59
23 Zurnita Faridhotul Khasanah 65 Tidak Tuntas
24 Linda Khoirunnisa 75 Tuntas
25 Nisabella 85 Melampaui
26 Nugraini 75 Tuntas
27 Sabila Fitri 85 Melampaui
Jumlah 2100
Rata-rata 77,7
Tabel 3
Pada Tahap Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
No. Pelaksanaan Siklus Ketuntasan Persentase (%)
1 Prasiklus 12 siswa 44,4%
2 Siklus I 15 siswa 68,7%
3 Siklus II 23 siswa 85%
Tabel 4
Perbandingan Persentase Keaktifan
Tahap Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No. Pelaksanaan Siklus Persentase (%)
1 Pra Siklus 57,2%
2 Siklus I 69,7%
3 Siklus II 75%
60
Berkaitan dengan hasil tes akhir yang dilakukan di akhir pembelajaran
pada siklus II didapat bahwa rata-rata hasil belajar pada tahap siklus II yaitu 7,7
terlampir yang berada di atas standar yang ditentukan yaitu 70 dan dengan
ketuntasan klasikal sebesar 85 dan ini sudah di atas indikator yang ditetapkan
yaitu 70%.
Tabel 5
Perbandingan Rata-rata Tes Akhir
Pada Tahap Siklus I dan Siklus II
No. Pelaksanaan Siklus Rata-rata
1 Pra Siklus 67,3
2 Siklus I 68,7
3 Siklus II 77,7
Dilihat dari tabel di atas perbandingan aktivitas belajar dan hasil tes akhir
pada siklus I dan siklus II menunjukkan adanya sebuah peningkatan dari tiap-tiap
siklus.
d. Refleksi
Pelaksanaan tindakan dan pengamatan terhadap aktivitas peserta didik
diperoleh informasi tentang hasil pembelajaran metode qiro’ati dengan strategi
tutor sebaya. Tahap refleksi dilakukan dengan cara:
1) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat simpulan sementara terhadap
pelaksanaan pengajaran pada siklus II.
2) Mendiskusikan hasil analisa untuk seberapa jauh tindakan yang dilaksanakan
itu sesuai dengan tujuan yang diinginkan dan mendiskusikan kendala-kendala
yang dihadapi.
Hasil refleksi tahap siklus II ini adalah:
1) Dengan adanya tes membaca peserta didik secara individu semakin membantu
proses pembelajaran.
2) Keseriusan peserta didik dalam mengikuti proses belajar membaca Al Qur’an
di banding siklus I. Ada peningkatan walaupun ada yang mengulang
61
menjodohkan pertanyaan dengan jawaban ada proses pengulangan.
3) Adanya support dan motivasi dari guru seperti pemberian pujian serta
pemberian nilai tinggi peserta didik yang aktif semakin mendorong keaktifan
peserta didik.
4) Pemanfaatan waktu yang baik oleh guru dan peserta didik menambah
keseriusan dalam membaca Al Qur’an.
5) Perlu adanya perhatian khusus bagi pesrta didik yang belum lancar membaca.
6) Secara garis besar pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II telah
berjalan dengan lebih baik, kondisi kelas yang lebih kondusif, siswa lebih
semangat dan lebih aktif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dari 69%
pada siklus I menjadi 71% pada siklus II.
Berdasarkan hasil evaluasi setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus
II yang menggunakan metode Qiro’ati dengan strategi tutor sebaya hasilnya naik
secara signifikan.
C. Analisis Hasil
1. Analisis penelitian tindakan prasiklus
Penelitian ttindakan tahap prasiklus dilakukan untuk mengetahui hasil belajar
peserta didik sebelum menggunakan metode Qiro’ati dengan strategi tutor sebaya.
tahap ini menggunakan nilai hasil belajar peserta ddik sebelum penelitian
dilaksanakan.
Tabel 6
HASIL TES PRA SIKLUS KELAS 7A
NO. NAMA SISWA HASIL TES KETERANGAN
1 Abida Rahma Febriani 75 Tuntas
2 Adelia Dwi Saputri 65 Tidak tuntas
3 Adelina Putri Astari 70 Tuntas
4 Alfia Lutfi Nurul Hudia 85 Melampaui
5 Alya Safira 70 Tuntas
6 Dian Kurnia Dewi Kriswanto 60 Tidak tuntas
7 Dita Febi Andewi 55 Tidak tuntas
8 Dyah Widayati 60 Tidak tuntas
9 Elys Amalia 80 Melampaui
10 Firdiani Widiastuti 65 Tidak tuntas
62
11 Hana Tsamira Yumna 75 Tuntas
12 Hermina Rismaningtyas 84 Melampaui
13 Hesti Arum Halimah 80 Melampaui
14 Hikmah Dinda Junifar 50 Tidak tuntas
15 Icha Pramesshella 55 Tidak tuntas
16 Nabila Habiba Rahma 60 Tidak tuntas
17 Nadya Efri Nadhifa 65 Tidak tuntas
18 Pupe Herida Puspitasari 60 Tidak tuntas
19 Salma Fitri Nur Husna 65 Tidak tuntas
20 Syecha Nurun Nizma 65 Tidak tuntas
21 Wilda Khoiril Rachmatika 60 Tidak tuntas
22 Yayang Addin Islami 75 Tuntas
23 Zurnita Faridhotul Khasanah 60 Tidak tuntas
24 Linda Khoirunnisa 65 Tidak tuntas
25 Nisabella 75 Tuntas
26 Nugraini 70 Tuntas
27 Sabila Fitri 70 Tuntas
Jumlah 1819
Rata-rata 67,3
Masih ada 15 dari 27 siswa yang belum tuntas atau 55% siswa belum
tuntas dalam membaca Al-Qur`an. Dari data tersebut maka perlu adanya
perubahan baik dari guru, siswa maupun metode.
Faktor yang mempengaruhi ketidaktuntasan siswa antara lain:
a. Belum adanya media pembelajaran yang tepat dengan materi yang sedang
diajarkan, sehingga peserta didik kurang memperhatikan dan kurang semangat
dalam menerima pelajaran.
b. Pembelajaran yang masih bercorak satu arah sehingga peserta didik jenuh
dengan proses pembelajaran.
c. Metode yang kurang sesuai dengan materi pembelajaran.
d. Dari poin-poin di atas menyebabkan tingkat penguasaan materi membaca
peserta didik belum maksimal.
Setelah mengidentifikasi beberapa permasalahan di atas, pembelajaran Al-
Qur’an harus dikemas semenarik mungkin untuk memberika inovasi dan
kreatifitas baru proses pembelajaran agar memberikan kesan menyenangkan dan
menambah keaktifan peserta didik di kelas saat pembelajaran berlangsung. Untuk
itu perlu adanya strategi baru yang bisa mengajak peserta didik untuk aktif di
63
kelas yakni dengan metode pembelajaran Qiro’ati dengan strategi tutor sebaya .
2. Analisis penelitian Tindakan siklus I
Pelaksanaan pembelajaran siklus I di kelas VII A dilaksanakan pada hari
Senin, 7 februari 2011 . pada siklus ini materi yang diajarkan adalh huruf, sukun,
dan panjang pendek (mad) melalui penerapan metode Qiro’ati dengan strategi
tutor sebaya . peneliti sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran menerapkan
metode sesuai dengan langkah-langkah sebagaimana yang telah dikembangkan
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, disertai lembar observasi aktifitas
peserta didik dan guru sebagai kegiatan pengamatan dalam pembelajaran.
Untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik serta mengukur
ketercapaian materi-materi yang telah ditetapkan peneliti memberikan tes evaluasi
secara individu terhadap masing-masing peserta didik . dari hasil pembelajaran
peserta didik masing-masing individu menjadi nilai yang peneliti asumsikan
dengan nilai hasil tes perindividu peserta didik.
Berdasarkan pelaksanaan tes evaluasi hasil belajar peserta didik pada
siklus I serta perolehan nilai peserta didik diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 7
Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I
NO. NAMA SISWA HASIL TES KETERANGAN
1 Abida Rahma Febriani 70 Tuntas
2 Adelia Dwi Saputri 70 Tuntas
3 Adelina Putri Astari 70 Tuntas
4 Alfia Lutfi Nurul Hudia 90 Melampaui
5 Alya Safira 85 Melampaui
6 Dian Kurnia Dewi Kriswanto 60 Tidak Tuntas
7 Dita Febi Andewi 50 Tidak Tuntas
8 Dyah Widayati 60 Tidak Tuntas
9 Elys Amalia 80 Melampaui
10 Firdiani Widiastuti 75 Tuntas
11 Hana Tsamira Yumna 70 Tuntas
12 Hermina Rismaningtyas 90 Melampaui
13 Hesti Arum Halimah 70 Tuntas
14 Hikmah Dinda Junifar 55 Tidak Tuntas
15 Icha Pramesshella 60 Tidak Tuntas
16 Nabila Habiba Rahma 60 Tidak Tuntas
17 Nadya Efri Nadhifa 60 Tidak Tuntas
64
18 Pupe Herida Puspitasari 60 Tidak Tuntas
19 Salma Fitri Nur Husna 70 Tuntas
20 Syecha Nurun Nizma 70 Tuntas
21 Wilda Khoiril Rachmatika 70 Tuntas
22 Yayang Addin Islami 70 Tuntas
23 Zurnita Faridhotul Khasanah 60 Tidak Tuntas
24 Linda Khoirunnisa 60 Tidak Tuntas
25 Nisabella 70 Tuntas
26 Nugraini 70 Tuntas
27 Sabila Fitri 80 Melampaui
Jumlah 1855
Rata-rata 68,7
Hasil tes siklus I menunjukkan siswa yang belum tuntas membaca adalah 10 siswa
dari 27 siswa atau prosentase ketidaktuntasan siswa sebesar 37%. Sedangkan
prosentase ketuntasan siswa mencapai 63%.
Keterangan:
Kriteria Penilaian : N = Nilai fashohah + Nilai tartil
2
Kriteria Hasil Belajar:
≥ 70 = Tuntas
< 70 = Tidak Tuntas
Analisis Data Hasil Siklus:
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I ini, maka diperoleh :
Nilai seluruh peserta didik = 1855
Peserta didik yang tuntas belajar = 17 siswa
Jumlah seluruh peserta didik = 27
65
Sehingga nilai rata-rata hasil belajar :
= 68,7
Sedangkan ketuntasan belajar (%):
=
= 63%
Pada pelaksanaan siklus I ini, hasil belajar peserta didik kelas VII A setelah
menerapkan metode Qiro’ati dengan strategi tutor sebaya mengalami ketuntasan
terdapat 17 peserta didik dari jumlah keseluruhan 27 peserta didik, sedangkan 10
peserta didik lain belum mencapai ketuntasan minimal 70.
Hasil tes yang diperoleh tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar materi huruf berharokat sukun (mati), panjang pendek (mad)
penerapan metode Qiro’ati dengan strategi tutor sebaya juga digunakan untuk
membangkitkan semangat peserta didik untuk mempelajari materi pada pertemuan
selanjutnya, dengan demikian diharapkan bisa meningkatkan pada materi
membaca dalam setiap pembelajaran Al qur’an. Hasil table di atas diketahui
bahwa nilai rata-rata pada siklus I.
Pelaksanaan pada siklus I meskipun sudah mengalami penigkatan dari
prasiklus tetapi belum menunjukkan adanya hasil yag diharapkan dari penggunaan
metode Qiro’ati dengan strategi tutor sebaya. Hal ini dapat dilihat dari prosentase
ketuntasan belajar peserta didik hanya sebesar 68,7 sedangkan sisanya masih
belum memberikan hasil yang diharapkan guru. Begitu juga dalam aktifitas
peserta didik, mereka kurang memperhatikan dan kurang sungguh-sungguh, lebih-
lebih yang memang prestasinya rendah.
66
Kekurangberhasilan siklus I terjadi karena adanya beberapa factor yaitu
perncanaan yang dilakukan guru pada siklus I masih banyak kekurangan dan
terlihat belum matang, selain itu guru kurang dalam memberikan pengulangan dan
bimbingan serta motivasi kepada peserta didik. Dari pengamatan yang telah
dilakukan secara menyeluruh oleh observer tampak bahwa proses pembelajaran
masih kurang lancar. Kemudian peneliti melanjutkan pada siklus II.
Kekurangan dalam siklus I harus menjadi bahan pertimbangan guru pada saat
menyusun siklus II merupakan penyempurnaan dari siklus I dan siklus II harus
lebih baik dari siklus I.
3. Analisa penelitian tindakan siklus II
Seperti pada tahap sebelumnya, pada tahap siklus II ini juga menggunakan
metode Qiro’ati dengan srategi tutor sebaya, hari Senin, 14 februari. Tindakan
yang telah dirumuskan dalam siklus I dilaksanakn pada siklus II dalam materi
membaca huruf, sukun, dan mad dilanjutkan observasi dan tes individu pada
peserta didik untuk mengetahui aktifitas dan hasil belajar pada tiap siklusnya.
Untuk mengetahui tingkat baca peserta didik serta untuk mengukur
ketercapaian materi-materi yang telah diajarkan peneliti memberikan tes evaluasi
secara individu terhadap masing-masing peserta didik. Tes berbentuk lembar tes
tentang materi pokok ketentuan fasakhah panjang pendek. Hasil baca peserta didik
secara individu juga menjadi nilai yang penulis akumulasikan dengan nilai hasil
tes perindividu peserta didik.
Berdasarkan pelaksanaan tes evaluasi peserta didik pada siklus II, serta
perolehan nilai diskusi peserta didik, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 8
Daftar nilai hasil belajar siklus II
NO. NAMA SISWA HASIL TES KETERANGAN
1 Abida Rahma Febriani 90 Melampaui
2 Adelia Dwi Saputri 75 Tuntas
3 Adelina Putri Astari 80 Melampaui
4 Alfia Lutfi Nurul Hudia 90 Melampaui
5 Alya Safira 90 Melampaui
6 Dian Kurnia Dewi Kriswanto 80 Melampaui
7 Dita Febi Andewi 65 Tidak Tuntas
67
8 Dyah Widayati 75 Tuntas
9 Elys Amalia 85 Melampaui
10 Firdiani Widiastuti 90 Melampaui
11 Hana Tsamira Yumna 90 Melampaui
12 Hermina Rismaningtyas 90 Melampaui
13 Hesti Arum Halimah 80 Melampaui
14 Hikmah Dinda Junifar 60 Tidak Tuntas
15 Icha Pramesshella 65 Tidak Tuntas
16 Nabila Habiba Rahma 70 Tuntas
17 Nadya Efri Nadhifa 75 Tuntas
18 Pupe Herida Puspitasari 75 Tuntas
19 Salma Fitri Nur Husna 70 Tuntas
20 Syecha Nurun Nizma 70 Tuntas
21 Wilda Khoiril Rachmatika 75 Tuntas
22 Yayang Addin Islami 75 Tuntas
23 Zurnita Faridhotul Khasanah 65 Tidak Tuntas
24 Linda Khoirunnisa 75 Tuntas
25 Nisabella 85 Melampaui
26 Nugraini 75 Tuntas
27 Sabila Fitri 85 Melampaui
Jumlah 2100
Rata-rata 77,7
Hasil tes siklus II menunjukkan siswa yang belum tuntas membaca adalah 4 siswa
dari 27 siswa atau prosentase ketidaktuntasan siswa sebesar 15%. Sedangkan
prosentase ketuntasan siswa mencapai 85%.
Keterangan :
Kriteria Penilaian : N = Nilai fashohah + Nilai tartil
2
Kriteria Hasil Belajar :
≥ 70 = Tuntas
< 70 = Tidak Tuntas
Analisis Data Hasil Siklus :
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I ini, maka diperoleh :
Nilai seluruh peserta didik = 1855
Peserta didik yang tuntas belajar = 17 siswa
Jumlah seluruh peserta didik = 27
68
Sehingga nilai rata-rata hasil belajar :
= 77,7
Sedangkan ketuntasan belajar (%) :
= 85%
Pada pelaksanaan siklus II ini, hasil belajar peserta didik ada peningkatan
yang pesat yaitu sebanyak 27 peserta didik yang mengalami ketuntasan ada 23
dengan rata-rata sebesar 77,7 sedangkan prosentase ketuntasan belajar sebanyak
85% hanya masih terdapat 4 peserta didik yang belum tuntas, Dita Febi A,
Hikmah D, Icha P, dan Zurnita F K. keempat anak yang disebutkan di atas
tersebut memang kurang lancar membaca dan termasuk kelompok peserta didik
yang kurang rajin.
Data hasil nilai peserta didik siklus II tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa tahap siklus II hasil belajar peserta didik kelas VII A MTs AL Khoiriyyah
Semarang dalam pembelajaran menggunakan metode Qiro’ati dengan strategi
tutor sebaya ada peningkatan drastis, dari semula jumlah ketuntasan 63% dengan
nilai rata-rata 68,7 pada siklus I menjadi 85% dengan nilai rata-rata 77,7 pada
siklus II.
Kegiatan pada siklus II sudah berjalan dengan baik, pada umumnya dapat
membaca dengan sempurna. Hal ini terjadi karena setiap anak sudah memiliki
rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Akhirnya peserta didik juga
terjadi karena sudah menyadari bahwa ternyata materi tersebut berhubugan
dengan masalah kehidupan sehari hari. Metode yang diterapkan juga cukup
menarik dan mengurangi kebosanan terhadap kegiatan belajar mengajar. Proses
69
pembelajaran yang diulang dan ditinjau kembali sangat mempengaruhi hasil
belajar peserta didik. Terutama bagi peserta didik yang kurang berprestasi.
Setelah observasi selesai dilakukan peneliti bersama kolaborator dalam
penelitian tindakan di kelas VII A kemudian mengadakn diskusi berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan metode
Qiro’ati dengan strategi tutor sebaya hasil diskusi tersebut berkaitan dengan
pembahasan hasil tindakan dari tahap prasiklus, siklus I, siklus II yaitu:
a. Terjadi penigkatan penguasaan materi peserta didik dari tahap prasiklus, siklus
I dan siklus II.
b. Terjadi peningkatan aktifitas belajar peserta didik di setiap siklus penelitian.
c. Hasil tes akhir juga menunjukkan peningkatan prestasi belajar peserta didik
dari tahap siklus I dan siklus II sebagaimana dapat dilihat dari data tabel
berikut:
Tabel 10
Daftar nilai peserta didik
NO. NAMA SISWA HASIL TES
Siklus I Siklus II
1 Abida Rahma Febriani 70 90
2 Adelia Dwi Saputri 70 75
3 Adelina Putri Astari 70 80
4 Alfia Lutfi Nurul Hudia 90 90
5 Alya Safira 85 90
6 Dian Kurnia Dewi Kriswanto 60 80
7 Dita Febi Andewi 50 65
8 Dyah Widayati 60 75
9 Elys Amalia 80 85
10 Firdiani Widiastuti 75 90
11 Hana Tsamira Yumna 70 90
12 Hermina Rismaningtyas 90 90
13 Hesti Arum Halimah 70 80
14 Hikmah Dinda Junifar 55 60
15 Icha Pramesshella 60 65
16 Nabila Habiba Rahma 60 70
17 Nadya Efri Nadhifa 60 75
18 Pupe Herida Puspitasari 60 75
19 Salma Fitri Nur Husna 70 70
20 Syecha Nurun Nizma 70 70
21 Wilda Khoiril Rachmatika 70 75
70
22 Yayang Addin Islami 70 75
23 Zurnita Faridhotul Khasanah 60 65
24 Linda Khoirunnisa 60 75
25 Nisabella 70 85
26 Nugraini 70 75
27 Sabila Fitri 80 85
Jumlah 1855 2100
Rata-rata 68,7 77,7
Daftar perolehan nilai peserta didik pada masing-masing tiap siklusnya
terbukti dengan jumlah nilai pada siklus I yaitu 1855 naik menjadi 2100, pada
siklus II. Untuk melihat pencapaian adanya peningkatan dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 11
Perbandingan nilai rata-rata dan prosentase pencapaian hasil belajar dan keaktifan
peserta didik siklus I dan siklus II
No Pelaksanaan
tindakan
Nilai rata-
rata
Prosentase (%)
Hasil belajar Keaktifan
1 Siklus I 68,7 63 69
2 Siklus II 77,7 85 75
Dengan demikian hipotesa tindakan dan indikator keberhasilan dapat
dicapai sehingga tidak perlu dilakukan siklus berikutnya. Berdasarkan hasil
terformatif siklus II dengan rata-rata hasil belajar 77,7 dan ketuntasan 85% maka
dapat disimpulkan dengan penerapan model pembelajaran metode Qiro’ati dengan
strategi tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik MTs Al-
Khoiriyyah Semarang 2010/2011 membaca Al Qur’an.
Tabel
No. Pelaksanaan Siklus Belum Tuntas Tuntas Persentase (%)
1 Prasiklus 15 siswa 12 siswa 44,4%
2 Siklus I 12 siswa 15 siswa 68,7%
3 Siklus II 4 siswa 23 siswa 85%
71
66
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil penelitian dan analisis tentang “Penerapan Metode Qiro’ati
dalam Upaya Meningkatkan Baca Al-Qur’an pada Mata Pelajaran Al-Qur’an
Hadits bagi Siswa Kelas 7 MTs. Al-Khoiriyyah Semarang pada Semester Genap
Tahun 2010-2011,” maka hal ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Metode qiro’ati adalah metode membaca Al-Qur’an secara langsung, baik
makhroj, huruf maupun tajwidnya langsung dibaca tartil dan benar tanpa
mengenalkan huruf, harokat, dan tajwidnya langsung lebih dahulu (mengeja),
guru hanya menerangkan pokok pelajaran (cara membacanya) dan memberikan
contoh bacaannya dengan tartil dan benar. Metode ini ditemukan oleh H.
Dahlan Salim Zarkasyi pada tahun 1963.
2. Penerapan metode qiro’ati pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas 7 MTs.
Al-Khoiriyyah Semarang pada tahun 2010-2011 dikhususkan pada
keterampilan membaca dengan fasih, tartil, dan benar serta ilmu tajwidnya,
tidak memuat isi kandungan ayat dan hadits, yang dilaksanakan pada setiap
hari Senin s.d. Kamis pada jam awal pertama selama satu jam (60 menit).
3. Dengan penerapan metode qiro’ati terbukti dapat meningkatkan kemampuan
baca Al-Qur’an bagi siswa kelas 7 MTs. Al-Khoiriyyah Semarang pada tahun
2010-2011 dengan indikator: pertama, pada hasil tes seleksi awal tahun 2010-
2011 masuk Al-Khoiriyyah Semarang, siswa yang sudah tuntas membaca Al-
Qur’an sebanyak 30%, kedua, pada hasil tes siklus I siswa yang sudah tuntas
membaca Al-Qur’an mencapai 60% dan pada siklus ke-2 siswa yang sudah
tuntas membaca Al-Qur’an mencapai 85%. Kemudian karena terbatasnya
waktu penelitian dan kemampuan peneliti maka belum bisa menerapkan hasil
penelitian ini secara optimal, maka masih banyak peluang yang terbuka bagi
yang lain untuk mengadakan penelitian metode qiro’ati ini untuk
mengembangkan keterampilan dan kemampuan membaca Al-Qur’an dengan
lebih baik dan tepat.
67
B. Saran-saran
1. Bagi guru Al-Qur’an
a) Merencanakan pembelajaran dengan baik bersungguh-sungguh dan teliti
dalam setiap kegiatan pembelajaran.
b) Sebaiknya mengembangkan kreativitas dan lebih bervariatif dalam setiap
pembelajaran.
c) Selalu memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran dan selalu
tanggap akan adanya gejala yang timbul pada diri siswa.
2. Pihak sekolah
a) Mendukung program yang telah direncanakan.
b) Memberikan fasilitas sarana dan prasarana.
c) Mengawasi dan mengevaluasi program yang telah dilaksanakan.
3. Peserta didik
a) Agar lebih aktif dan bersungguh-sungguh dalam kegiatan pembelajaran.
b) Selalu mengulang (tadarus) pada materi yang telah diberikan.
4. Orang tua
a) Mendukung anak agar lebih rajin mengaji (membaca) serta mengawasinya.
b) Setiap habis sholat maghrib agar memerintahkan anak untuk tadarus
bersama keluarga.
C. Penutup
Alhamdulillahi robbil alamin atas rahmat, hidayah, inayah serta izin Allah
SWT dengan bimbingan bapak Ismail, M.Ag. penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Semoga bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan MTs. Al-Khoiriyyah
Semarang, amin ya robbal alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Ali M. Sayuti, Metodologi Penelitian Agama, hal. 158, Raja Grafindo, Jakarta,
2002.
Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Pers,
Jakarta, 2002.
Az-Zabidi Imam, Ringkasan Hadits Shohih Bukhori, Jakarta, Pustaka Amani,
2002.
Darajat Zakiah, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2009.
Ibrahim R., dkk, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, PT Imtima, terbitan pertama,
cetakan kedua, 2007.
Khoerudin, Mahfud Junaedi, KTSP dan Implementasinya di Madrasah,
Yogyakarta, Pilar Media, 2007.
Kurniawati Heni, Efektivitas Metode Yanbu’a dalam Pembelajaran Membaca Al-
Qur’an di TPQ Tarminatussibyan Karangrandu Pecangaan Jepara,
Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, IAIN Walisongo,
2007.
Muriamba Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung, Al-
Ma’arif, 1989.
Murkancono Wayan, Evaluasi Pendidikan, Surabaya, Usaha Nasional, 1986.
Murjito Imam, Pedoman Metode Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-Qur’an
Qiro’ati.
Murjito Imam, Penjelasan dan Keterangan Pelajaran Bacaan Ghorib/Musykilat
untuk Anak-anak.
Muryanto, Pengaruh Aktivitas Membaca Al-Qur’an Terhadap Hasil Belajar Al-
Qur’an Hadits Siswa Kelas V MIN Larangan Brebes Tahun Pelajaran
2006, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, IAIN
Walisongo Semarang, 2006.
Nata H. Abuddin, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid, Jakarta
Raja Grafindo Persada, 2001.
Nizar Samsul, Pendekatan Historis, Teori dan Praktis, Jakarta, Ciputat Press,
2003.
SM Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikeni, Semarang Ra. SAL Media Group, 2008.
Sutedjo H. Muwardi, Fuaduddin, dkk, Kapita Selekta PAI, Jakarta, Dirjen
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka.
Tim Penyusun, Al-Qur’an Terjemahan, Jakarta, Pustaka Asy-Syamil, 2006.
Zarkasyi Dahlan Salim, Qiro’ati Jilid 1-4, Semarang, Roudhotul Mujawidin,
1991.
Zaki Al-Din Abd Al-Azhim Al-Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Bandung,
Mizan Media Utama, cet. 2, 2009.
http://maxson1962.multiply.com/journal/item/21 (Thohir Muhammad, Tadzkiro-
tul Maudluu’aat).
SURAT KETERANGAN Nomor: 13/003/SK/Al-Kho/Sek/II/2011
Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Khoiriyyah
Kecamatan Semarang Selatan Kota Semarang:
Nama : Mulyono, BA
Jabatan : Kepala Sekolah
menerangkan bahwa:
Nama : Mulyono
NIM : 093111221
Perguruan Tinggi : IAIN Walisongo
Fakultas : Tarbiyah
Telah melaksanakan riset di MTs. Al-Khoiriyyah Semarang dalam rangka
menyelesaikan tugas skripsi dengan judul UPAYA PENINGKATAN
KEMAMPUAN BACA AL-QUR’AN MELALUI METODE QIRO’ATI BAGI
SISWA KELAS 7 MTS. AL-KHOIRIYYAH SEMARANG PADA SEMESTER
GENAP TAHUN 2010-2011.
Demikian surat keterangan ini kami buatuntuk digunakan sebagaimana mestinya.
Semarang, Februari 2011
Kepala MTs. Al-Khoiriyyah Semarang
Mulyono, BA
Tembusan:
1. Ketua YPI Al-Khoiriyyah
2. Kabag Pendidikan
3. Arsip
ii
Evaluasi baca individu siklus II
iii
Pembelajaran klasikal siklus II