peningkatan kemampuan membaca puisi melalui

291
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN QUANTUM PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) Skripsi Oleh : RININTA CITRA AYU SARI X1207015 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: truongthu

Post on 11-Jan-2017

238 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN QUANTUM

PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 JATEN

KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

(Penelitian Tindakan Kelas)

Skripsi

Oleh :

RININTA CITRA AYU SARI

X1207015

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ii

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN QUANTUM

PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 JATEN

KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh:

RININTA CITRA AYU SARI

X1207015

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi

Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Rr. E. Nugraheni Eko W, S.S, M.Hum Drs. Edy Suryanto, M.Pd.

NIP 197007162002122001 NIP 196008101986011001

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan.

Pada hari : _________________

Tanggal : _________________

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda tangan

Ketua : Dr. Andayani, M.Pd.

Sekretaris : Dra. Raheni Suhita, M.Hum.

Anggota I : Dr. Rr. E. Nugraheni Eko W, S.S, M.Hum

Anggota II : Drs. Edy Suryanto, M.Pd.

Disahkan Oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP 196007271987021001

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

v

ABSTRAK

Rininta Citra Ayu Sari. X1207015. Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi

Melalui Penerapan Pendekatan Pembelajaran Quantum Pada Siswa Kelas VII B

SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi,

Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret,

Juni 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil

pembelajaran keterampilan membaca puisi dengan Pendekatan Pembelajaran

Quantum pada siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar Tahun

Pelajaran 2010/2011.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian

kolaboratif antara guru dengan peneliti untuk mengatasi permasalahan dalam

pembelajaran. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Jaten

Karanganyar yang berjumlah 31 siswa (16 putra dan 15 putri) dan guru bahasa

Indonesia kelas VII. Sumber data yang digunakan yaitu: tempat dan peristiwa,

informan, dan dokumen. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan

(observasi), wawancara mendalam, kajian dokumen, dan angket. Untuk menguji

validitas data, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber data dan triangulasi

metode. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis deskripsi komparatif

dan analisis interaktif berdasarkan indikator yang telah ditetapkan. Pelaksanaan

penelitian dimulai dari survei awal, siklus I, sampai siklus III. Setiap siklus terdiri

dari empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3)

observasi tindakan; dan (4) analisis dan refleksi. Dalam penelitian ini guru kelas

bertindak sebagai fasilitator pembelajaran dan peran peneliti sebagai pengamat.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) penerapan

pendekatan pembelajaran quantum dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran membaca puisi. Hal ini ditandai dengan meningkatnya persentase

keaktifan, perhatian, konsentrasi, minat, dan motivasi siswa dalam pembelajaran

menulis argumentasi di setiap siklusnya. Pada siklus I siswa yang aktif sebesar

45%, siswa yang perhatian dan konsentrasi sebesar 48%, dan siswa yang berminat

dan termotivasi sebesar 48%. Pada siklus II siswa yang aktif sebesar 61%, siswa

yang perhatian dan konsentrasi sebesar 58%, dan siswa yang berminat dan

termotivasi sebesar 48%. Pada siklus III siswa yang aktif sebesar 84%, siswa yang

perhatian dan konsentrasi sebesar 80%, dan siswa yang berminat dan termotivasi

sebesar 80%. Selain itu, penerapan pendekatan pembelajaran quantum dapat

membuat guru mengelola kelas dengan baik ketika pembelajaran, (2) penerapan

pendekatan pembelajaran quantum dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam

membaca puisi. Hal ini ditandai dengan meningkatnya persentase membaca puisi

siswa tiap siklusnya, yaitu siklus I sebesar 49%, siklus II sebesar 65% dan siklus III

84%. Hal ini membuktikan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran quantum

mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran membaca puisi siswa

kelas VII B SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

vi

MOTTO

Manusia – manusia yang tidak pernah miskin, sedikit kaitannya dengan tingkatan

material maupun spiritual seseorang, melainkan lebih pada seberapa baik dan

seberapa bisa ia mampu menikmati dan mensyukuri hidupnya. Begitu kemampuan

menikmati dan mensyukuri terakhir melekat dalam pada kehidupan, maka

masuklah ia dalam kelompok manusia yang tidak akan pernah miskin.

(Gede Prama)

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

vii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini sebagai wujud

syukur, rasa cinta, kasih sayang, dan ucapan

terima kasihku kepada:

1. Kedua orang tuaku, Heri Setiono dan

Eny Widjajati yang tak putus-putusnya

mendoakan siang dan malam dengan

segenap cinta, kasih sayang, dan perhatian

yang tak ternilai harganya dari apapun;

2. Adikku tersayang, Herany Dyah Ayusari

yang senantiasa mendukung setiap

langkah yang kulalui dalam hidup ini dan

memberi keceriaan ketika di rumah;

3. Figur Rahman Fuad yang selalu

memberiku semangat dan saling berbagi

cerita serta keceriaan, semoga kita diberi

jalan terbaik;

4. Rekan-rekan almamater

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah Swt yang telah

memberikan nikmat dan karuniaNya kepada kita semua. Atas kehendakNya pula

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik sebagai persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan

dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin

penyusunan skripsi;

2. Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang memberikan persetujuan dalam skripsi ini;

3. Dr. Andayani, M.Pd., Ketua Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang memberikan persetujuan juga dalam skripsi ini;

4. Dr. Rr. E. Nugraheni Eko W, S.S, M.Hum, dan Drs. Edy Suryanto, M.Pd.,

selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan pengarahan dengan begitu

sabar dan memberikan semangat pada penulis serta masukan yang tak ternilai

harganya;

5. Dra. Raheni Suhita, M.Hum., selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan motivasi dalam studi penulis;

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta, khususnya Program Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia yang dengan tulus ikhlas memberikan ilmu yang bermanfaat pada

penulis;

7. Sri Djoko Widodo, S.H, M.H., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Jaten

yang telah memberikan izin peneliti terkait dengan penelitian yang

dilaksanakan;

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ix

8. Katrin Kusala S.Pd., selaku wali kelas VII B SMP Negeri 1 Jaten sekaligus

sebagai kolaborator yang dengan senang hati membantu peneliti dalam

melaksanakan penelitiannya;

9. Siswa-siswi kelas VII B SMP Negeri 1 Jaten yang membantu terlaksananya

penelitian ini;

10. Sahabat-sahabatku (umi,asih, ika, lia, dan epin) yang selalu memberi semangat

dan warna dalam hidup;

11. Figur Rahman Fuad (you know who you are);

12. Rekan-rekan Mahasiswa Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

2007 atas persahabatan dan kebersamaan yang menjadi kenangan indah; dan

13. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu.

Semoga kebaikan dan bantuan dari semua pihak tersebut di atas mendapat

pahala dan imbalan dari Allah SWT, amien. Penulis berharap semoga karya ini

dapat bermanfaat bagi para pembaca dan menambah khasanah keilmuan dalam

pelajaran bahasa Indonesia.

Surakarta, Juni 2011

Penulis

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

x

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL .................................................................................................................... i

PENGAJUAN ........................................................................................................ ii

PERSETUJUAN ................................................................................................... iii

PENGESAHAN .................................................................................................... iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

MOTTO ................................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7

D. Manfaat Hasil Penelitian ........................................................................ 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, PENELITIAN YANG

RELEVAN, DAN HIPOTESIS TINDAKAN ...................................................... 10

A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 10

1. Hakikat Kemampuan Membaca Puisi .............................................. 10

a. Pengertian Kemampuan Membaca Puisi ..................................... 10

b. Tujuan dan Manfaat Membaca Puisi ........................................... 14

c. Materi Pembelajaran Membaca Puisi di SMP ............................. 15

d. Bentuk dan Gaya Membaca Puisi ................................................ 16

e. Puisi sebagai Salah Satu Materi Apresiasi Sastra ........................ 19

f. Penilaian dalam Pembelajaran Membaca Puisi ............................ 22

2. Hakikat Puisi .................................................................................... 28

a. Pengertian Puisi ............................................................................ 28

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

xi

b. Ciri – ciri Puisi ............................................................................. 29

c. Unsur - unsur Puisi ....................................................................... 32

d. Jenis - jenis Puisi .......................................................................... 34

e. Cara Memilih Puisi untuk Siswa SMP ......................................... 36

3. Hakikat Pendekatan Pembelajaran Quantum ................................... 41

a. Pengertian Pendekatan ................................................................. 41

b. Pengertian Pembelajaran .............................................................. 42

c. Komponen - komponen Pembelajaran ......................................... 44

d. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran ..................... 45

e. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Quantum .......................... 46

f. Karakteristik Pendekatan Pembelajaran Quantum ....................... 47

g. Prinsip -prinsip Utama dalam Pendekatan Pembelajaran Quantum .. 49

h. TANDUR sebagai Metode dalam Pembelajaran Membaca Puisi 51

B. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 56

C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 58

D. Hipotesis Tindakan ............................................................................... 60

BAB III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 62

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 61

B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................. 62

C. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................................. 63

D. Data dan Sumber Data .......................................................................... 64

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 64

F. Teknik Validitas Data ........................................................................... 66

G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 67

H. Indikator Keberhasilan Tindakan ......................................................... 68

I. Prosedur Penelitian ................................................................................ 69

BAB IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 73

A. Deskripsi Kondisi Awal ....................................................................... 75

B. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................... 79

1. Siklus Pertama .................................................................................. 80

a. Perencanaan Tindakan ................................................................. 80

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

xii

b. Pelaksanaan Tindakan .................................................................. 82

c. Observasi dan Interpretasi ............................................................ 84

d. Analisis dan Refleksi ................................................................... 88

2. Siklus Kedua ..................................................................................... 90

a. Perencanaan Tindakan ................................................................. 90

b. Pelaksanaan Tindakan .................................................................. 93

c. Observasi dan Interpretasi ............................................................ 95

d. Analisis dan Refleksi .................................................................. 99

3. Siklus Ketiga ................................................................................. 101

a. Perencanaan Tindakan .............................................................. 101

b. Pelaksanaan Tindakan ............................................................... 103

c. Observasi dan Interpretasi ......................................................... 105

d. Analisis dan Refleksi ................................................................. 108

4. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................. 110

C. Pembahasan ........................................................................................ 111

BAB IV. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ......................................... 124

A. Simpulan ............................................................................................. 124

B. Implikasi ............................................................................................. 125

C. Saran ................................................................................................... 126

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 128

LAMPIRAN

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penilaian Proses Pembelajaran Membaca Puisi ............................................... 23

2. Penilaian Hasil Pembelajaran Membaca Puisi ................................................. 26

3. Pedoman Penskoran Penilaian Hasil ................................................................ 26

4. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian .................................................. 62

5. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa .............................................................. 69

7. Hasil Tindakan Berdasarkan Indikator Ketercapaian ..................................... 110

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Proses Membaca ................................................................................................ 13

2. Kerangka Berpikir Penelitian ............................................................................ 59

3. Pendekatan Analisis Interaktif .......................................................................... 68

4. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ...................................................................... 70

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII ...................................... 132

2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ................................................... 134

3. Instrumen Penelitian ........................................................................................ 135

4. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar ............................................. 136

5. Pedoman Wawancara dengan Guru ................................................................ 139

6. Pedoman Wawancara dengan Siswa ............................................................... 141

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................................... 142

8. Daftar Nilai Pratindakan Siswa ....................................................................... 145

9. Catatan Lapangan Survei Awal ....................................................................... 146

10.Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru ........................................ 150

11. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa ..................................... 154

12. Angket Pratindakan Materi Membaca Puisi ................................................. 169

13. Tabel Hasil Pengisian Angket Pratindakan ................................................... 172

7. Refleksi Angket Pratindakan .......................................................................... 176

8. Contoh Angket Pratindakan yang Telah Diisi Siswa ....................................... 177

9. Dokumentasi Pratindakan ............................................................................... 189

10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ................................................ 192

11. Daftar Penilaian Proses Membaca Puisi Siklus I .......................................... 210

12. Daftar Penilaian Hasil Membaca Pusi Siklus I ............................................. 211

13. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I .................................................. 212

14. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I ...................................................... 213

15. Catatan Lapangan Siklus I ............................................................................ 216

16. Hasil Pekerjaan Siswa pada Siklus I ............................................................. 219

17. Dokumentasi Pembelajaran Membaca Puisi Siklus I .................................... 229

18. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................................... 231

19. Daftar Penilaian Proses Membaca Puisi Siklus II ......................................... 247

20. Daftar Penilaian Hasil Membaca Pusi Siklus II ............................................ 248

21. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II ................................................. 229

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

xvi

22. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II .................................................... 250

23. Catatan Lapangan Siklus II ........................................................................... 253

24. Hasil Pekerjaan Siswa pada Siklus II ............................................................ 256

25. Dokumentasi Pembelajaran Membaca Puisi Siklus II .................................. 261

26. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ............................................. 263

27. Daftar Penilaian Proses Membaca Puisi Siklus III ....................................... 279

28. Daftar Penilaian Hasil Membaca Pusi Siklus III ........................................... 280

29. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus III ............................................... 281

30. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III ................................................... 282

31. Catatan Lapangan Siklus III .......................................................................... 285

32. Hasil Pekerjaan Siswa pada Siklus III .......................................................... 287

33. Dokumentasi Pembelajaran Membaca Puisi Siklus III ................................. 297

25. Angket Pascatindakan ................................................................................... 299

26. Tabel Hasil Angket Pascatindakan ................................................................ 301

27. Refleksi Angket Pascatindakan ..................................................................... 303

28. Contoh Angket Pascatindakan yang Telah Diisi Siswa ................................ 304

30. Surat Permohonan Izin Penelitian untuk Dekan ........................................... 309

31. Surat Putusan Izin Penyusunan Skripsi oleh Dekan FKIP ............................ 310

32. Surat Permohonan Izin Penelitian untuk Rektor ........................................... 311

33. Surat Permohonan Izin Penelitian untuk Kepala Sekolah SMP

Negeri 1 Jaten ................................................................................................ 312

34. Surat Keterangan Penelitian dari Kepala Sekolah SMP

Negeri 1 Jaten ................................................................................................ 313

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang

disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan

bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran

bahasa. Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Tujuan berkomunikasi

lewat isyarat bahasa ialah pencapaian saling paham antara pembicara dan

pendengar atau antara penulis dan pembaca. Untuk mencapai tujuan tersebut

diperlukan pemahaman teknik dan tata cara berbahasa karena komunikasi lewat

bahasa yang efektif tergantung dan terikat pada beberapa faktor. Faktor-faktor

penentu dalam komunikasi berbahasa yang efektif ialah (1) kekhasan ciri

hubungan antara para pemakai bahasa atau antara para penutur, (2) waktu dan

tempat pelangsungan komunikasi berbahasa, (3) sarana yang dipakai untuk

berkomunikasi berbahasa, (4) tujuan komunikasi berbahasa, (5) ciri amanat yang

berlangsung, dan (6) lingkungan pemakaian (Jos Daniel Parera, 1991: 3). Selain

itu, pembelajaran bahasa bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan

bernalar, meningkatkan kemampuan wawasan dan meningkatkan keterampilan

berbahasa. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia

baik secara lisan maupun tertulis.

Pelajaran bahasa lebih diutamakan untuk kepentingan komunikasi dengan

memperhatikan kaidah kebahasaa, sedangkan sastra tak hanya berhenti pada

komunikasi namun juga pada nilai moral, emosi, seni, kreativitas, humanitas, dan

penghayatan nilai-nilai kehidupan.

Herman J. Waluyo (2008) menyatakan sastra adalah cabang kesenian

dengan bahasa sebagai mediumnya atau sarananya.Karya seni lainnya

menggunakan suara sebagai mediumnya (seni suara), warna sebagai mediumnya

(seni rupa), gerak sebagai mediumnya (seni tari), dan berperan sebagai

mediumnya (teater). Ditambahkan pula, hakikat karya sastra atau karya seni pada

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

umumnya adalah imajinatif. Artinya, metode yang digunakan untuk

menciptakannya dengan imajinasi (hasil fantasi) penciptannya. Hal ini berarti

bahwa karya seni atau karya sastra tidak diperoleh melalui penelitian,

pengamatan, dan pengalaman empirik namun melalui pengalaman batin ketika

seorang pencipta atau seniman memiliki mood atau passion atau suasana hati

yang luar biasa.

Pelajaran sastra harus dapat menunjang pembelajaran Bahasa Indonesia

pada umumnya sehingga murid-murid harus digiatkan dan dibangkitkan minatnya

agar mereka tertarik serta mau berhubungan dengan karya sastra. Murid-murid

harus membaca puisi, naskah drama, dan novel terutama karya-karya bermutu

agar mereka mendapatkan pemahaman mengenai sastra dengan baik. Ketertarikan

dan hubungan yang terjalin antara murid dan karya sastra tersebut akan

menghasilkan suatu kegiatan apresiasi sastra dari murid.

Menurut Andayani (2008: 1), apresiasi sastra adalah suatu aktivitas

dengan karya sastra secara sungguh-sungguh sampai tumbuh pengertian,

penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap

karya sastra. Selain itu, apresiasi sastra juga dapat berupa tanggapan atau

pemahaman yang intensif terhadap karya sastra. Tanggapan atau pemahaman ini

bersentuhan langsung dengan nilai-nilai yang terdapat dalam karya sastra.

Kegiatan apresiasi karya sastra bukan hanya sekedar kegiatan membaca

kemudian menggemari karya sastra tersebut. Namun, harus sampai pada tahap

yang lebih tinggi yakni tahap pemahaman karya sastra sehingga nilai-nilai yang

terdapat dalam karya sastra dapat dipahami oleh pembaca. Nilai-nilai yang

diungkapkan pengarang melalui karya sastra dapat memperkaya pengalaman,

wawasan, dan kehidupan batin pembaca. Seperti yang dinyatakan oleh Horace

bahwa karya sastra bukan sekedar memberi hiburan (dulce) kepada pembaca,

tetapi juga memberi kemanfaatan (utile) kepada pembaca. Menghibur karena

mementingkan keindahan dan bermanfaat karena karya sastra dicipta melalui

renungan yang sungguh-sungguh dari penciptaan sehingga pesan atau amanat

yang disampaikan pada pembaca dapat berguna.

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Herman J. Waluyo (2003: 44) menyatakan bahwa apresiasi puisi

berhubungan dengan kegiatan yang ada sangkut-pautnya dengan puisi, yaitu

mendengar dan membaca puisi dengan penghayatan yang sungguh-sungguh,

menulis puisi, mendeklamasikan, dan menulis resensi puisi. Kegiatan ini

menyebabkan seseorang memahami puisi secara mendalam, merasakan apa yang

ditulis penyair, mampu menyerap nilai-nilai yang terkandung di dalam puisi, dan

menghargai puisi sebagai karya seni dengan keindahan atau kelemahannya.

Dengan demikian, dalam pembelajaran apresiasi puisi pun murid harus

benar-benar dapat membaca puisi dengan baik. Hal tersebut dimaksudkan agar

mereka dapat menghayatinya sehingga dapat menumbuhkan pengertian,

penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap

karya sastra.

Bahasa puisi lebih padat, lebih indah, lebih cemerlang, dan lebih hidup

daripada bahasa prosa ataupun bahasa percakapan sehari-hari. Bahasa puisi

mengandung penggunaan lambang-lambang, metafora, dan bentuk-bentuk intuitif

untuk mengekspresikan gagasan, perasaan, dan emosi (Mustopo dalam Herman J.

Waluyo, Swandono, dan Slamet Mulyono, 2001 : 1). Kepadatan bahasa puisi

sebenarnya sangat berkaitan secara sinkron dan integratif dengan penyair dalam

upaya memadatkan sejumlah pikiran, perasan, dan emosi serta pengalaman hidup

yang diungkapkannya. Kegiatan apresiasi sastra yang dilakukan murid akan

membuat mereka menghayati pikiran, perasan, dan emosi serta pengalaman hidup

penyair.

Menurut Didin Widyartono (2010) membaca puisi merupakan jenis

membaca indah dan salah satu kegiatan apresiasi sastra. Secara tidak langsung,

bahwa dalam membaca puisi, pembaca akan mengenali, memahami, menggairahi,

memberi pengertian, memberi penghargaan, membuat berpikir kritis, dan

memiliki kepekaan rasa. Semua komponen dalam karya sastra dipahami, dihargai

bagaimana persajakannya, irama, citra, diksi, gaya bahasa, dan apa saja yang

dikemukakan oleh pengarang. Pembaca akan berusaha untuk menerjemahkan bait

perbait untuk merangkai makna dari makna puisi yang hendak disampaikan

pengarang. Pembaca memberi apresiasi, tafsiran, interpretasi terhadap teks yang

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

dibacanya.Setelah diperoleh pemahaman yang dipandang cukup, pembaca dapat

membaca puisi dengan indah.

Pada silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII disebutkan bahwa

pembelajaran membaca puisi termuat dalam standar kompetensi (SK) membaca

sastra, yang berbunyi memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi

dan buku cerita anak. Adapun kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai adalah

membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, kinesik

sesuai dengan isi puisi.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis terhadap kegiatan mengajar di

kelas, penilaian guru terhadap kemampuan membaca puisi murid, hasil angket

dan diskusi antara guru Bahasa Indonesia dan peneliti dapat dikemukakan bahwa

kemampuan membaca, khususnya membaca indah puisi siswa kelas VII B SMP

Negeri 1 Jaten belum menunjukkan hasil yang memuaskan atau maksimal. Hasil

tersebut ditunjukkan dengan pembacaan puisi yang dilakukan oleh murid. Pada

umumnya terkesan seadanya, artinya membaca puisi tidak layaknya seperti orang

membaca puisi. Intonasi, lafal, penghayatan maupun penampilan sangat kurang.

Jarang terlihat murid yang mampu membaca puisi dengan memperhatikan naik

turun, tinggi rendah, dan keras lembut volume suara dalam bacaannya. Para murid

juga malu dan tidak percaya diri ketika membaca puisi di depan kelas. Tidak ada

siswa dengan kemauan sendiri tampil di depan kelas untuk membaca puisi.

Hasilnya, siswa membaca dengan semaunya dan tidak bersungguh-sungguh.

Penghayatan pada saat tampil membaca puisi di depan kelas masih sangat

kurang. Tercermin dari ekspresi saat membaca puisi. Hal itu disebabkan murid

tidak memahami terlebih dahulu puisi yang akan dibaca. Beberapa murid terlihat

menutupi wajahnya dengan buku pada saat membaca puisi. Demikian juga dalam

hal penampilan, siswa kurang memahami pembacaan puisi sebagai sebuah

pertunjukan yang harus memperhatikan tentang teknik, gerakan tubuh, pandangan

mata, dan bloking. Saat membaca puisi, penampilan murid adalah kaki dengan

sikap sempurna, kedua tangan memegang buku hingga pembacaan selesai dan

pandangan mata selalu tertuju pada teks.

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Adapun dari segi lafal murid kurang jelas dalam mengucapkan kata-kata,

dari deret belakang bangku hanya terdengar samar, bahkan ada pula yang tidak

terdengar. Tempo rata-rata pembacaan puisi murid terlalu cepat. Hal itu terkesan

bahwa membaca puisi adalah sesuatu yang terlalu memberatkan sehingga

sesegera mungkin menyelesaikan puisi tersebut.

Seseorang yang akan membaca sebuah puisi, sebelumnya harus

memahami dan menghayati isi puisi yang akan dibacanya dengan bersungguh-

sungguh. Dia harus dapat mewujudkan kembali apa yang dikehendaki penyair.

Seorang pembaca puisi adalah perantara antara penyair sebagai pencipta dengan

pendengar sebagai penikmat. Oleh karena itu, tugas seorang pembaca puisi tidak

dapat dikatakan ringan karena pembaca puisi harus berusaha mewujudkan

ide/pesan penyair dengan cara setepat-tepatnya. Persiapan sangat diperlukan

sebelum seseorang tampil membacakan puisi. Persiapan tersebut, antara lain:

memahami isi puisi yang akan dibaca, menghayati makna dari puisi,

mengekspresikan puisi, berlatih membaca sebelum tampil, dan memberi tanda

atau anotasi pada puisi.

Berdasarkan nilai dalam kegiatan membaca indah puisi tersebut diperoleh

deskripsi sebagai berikut: rentangan nilai 44-53 diperoleh 3 siswa; rentangan nilai

54-63 diperoleh 4 siswa; rentangan nilai 64-73 diperoleh 15 siswa; dan rentangan

nilai 74-83 diperoleh 9 siswa. Data tersebut menunjukkan bahwa dalam

pembelajaran membaca indah puisi hanya 9 siswa dari 31 siswa yang mampu

membaca puisi dengan indah. Jadi, ada 29,03% siswa yang mampu membaca

puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, kinesik sesuai dengan

isi puisi (kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan adalah 74).

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, permasalahan tentang

kemampuan membaca puisi timbul karena: (1) siswa kurang antusias dalam

pembelajaran membaca puisi, (2) siswa kurang percaya diri dan masih malu

terhadap kemampuan membacanya karena siswa kurang aktif dalam kegiatan

pembelajaran sejak awal, (3) guru belum menggunakan strategi atau model

pembelajaran yang tepat terhadap kemampuan membacanya, dan (4) guru kurang

memberikan motivasi kepada siswa.

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Fakta-fakta di atas menunjukkan kualitas proses dan hasil pembelajaran

kemampuan membaca puisi masih kurang optimal. Oleh karena itu, diperlukan

perbaikan yang dapat mendorong seluruh siswa untuk dapat memahami dan

menghayati puisi yang akan dibacanya agar mereka mampu membaca puisi

tersebut dengan indah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar pembelajaran

membaca puisi di sekolah lebih menarik adalah dengan mengubah pendekatan

pembelajaran yang digunakan oleh guru dengan lebih melibatkan keikutsertaan

siswa dalam proses pembelajaran, yakni dengan menerapkan pendekatan

pembelajaran quantum. Pembelajaran tersebut akan lebih mengoptimalkan

kualitas proses dan hasil karena sesuai atau tepat dengan permasalahan yang

terjadi. Selain itu, pembelajaran tersebut lebih menekankan pada proses kreatif,

praktik, interaksi antara siswa dan lingkungan kelas, dan kegiatan berapresiasi.

Berkenaan dengan hal itu, Nyoman S. Degeng (dalam Andayani, 2008:

18-19) menyatakan bahwa indikator keberhasilan pembelajaran terwujud apabila

murid sejahtera dalam belajar. Untuk mewujudkannya maka perlu disajikan

sebuah orkestrasi pembelajaran yang berbentuk aktivitas belajar murid yang

menyenangkan dan menggairahkan. Agus Suprijono (2009: xi) menyatakan

bahwa kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan menggairahkan adalah

pembelajaran dengan suasana socio emotional climate positif. Murid merasakan

bahwa proses belajar yang dialaminya bukan sebuah derita yang mendera dirinya,

melainkan berkah yang harus disyukurinya. Belajar bukanlah tekanan jiwa pada

dirinya, namun merupakan panggilan jiwa yang harus ditunaikannya.

Pembelajaran menyenangkan menjadikan murid ikhlas menjalaninya.

Salah satu metode dari pendekatan pembelajaran quantum adalah metode

TANDUR (Tanamkan. Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi, dan Rayakan).

Metode tersebut juga mempertimbangkan segala sistem pembelajaran yang

berupa interaksi dengan mempertimbangkan perbedaan kondisi murid dan

mengoptimalkan peristiwa belajar dan berfokus pada hubungan dinamis dalam

lingkungan kelas serta menciptakan interaksi yang efektif untuk pembelajaran.

Melalui metode TANDUR, banyak hal positif yang bisa didapat. Bagi

siswa, mereka akan mampu mengaitkan apa yang mereka dapat di sekolah dengan

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah,

kehidupan sosial di luar rumah, serta kehidupan akademis yang dimiliki oleh

mereka. Bagi guru, bisa mengubah kelas dari yang biasa menjadi kelas yang

menarik. Perubahan keadaan ini akan memotivasi dan menumbuhkan minat

membaca puisi siswa, yakni pada saat membaca puisi di depan kelas murid tidak

merasa malu dan timbul kepercayan diri pada mereka.

Keunggulan lain dari pendekatan pembelajaran quantum dengan metode

TANDUR adalah (1) bisa mengubah keadaan kelas dari kelas biasa menjadi kelas

yang menarik; (2) bisa memotivasi dan menumbuhkan minat siswa; (3)

membangun rasa kebersamaan; (4) menumbuhkan dan mempertahankan daya

ingat; dan (5) merangsang daya dengar siswa.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk melaksanakan

penelitian tindakan kelas sebagai usaha perbaikan kualitas proses dan hasil

pembelajaran kemampuan membaca puisi dengan judul: “Peningkatan

Kemampuan Membaca Puisi Melalui Penerapan Pendekatan Pembelajaran

Quantum Pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar Tahun

Ajaran 2010/2011”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah penerapan pendekatan pembelajaran quantum dapat meningkatkan

kualitas proses pembelajaran membaca puisi pada siswa kelas VII B SMP

Negeri 1 Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011 ?

2. Apakah penerapan pendekatan pembelajaran quantum dapat meningkatkan

kualitas hasil pembelajaran membaca puisi pada siswa kelas VII B SMP

Negeri 1 Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011 ?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan permasalahan penelitian di atas, tujuan penelitian ini

adalah untuk meningkatkan kualitas :

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

1. Proses pembelajaran membaca puisi pada siswa kelas VII B SMP Negeri 1

Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011 melalui penerapan pendekatan

pembelajaran quantum.

2. Hasil pembelajaran membaca puisi pada siswa kelas VII B SMP Negeri 1

Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011 melalui penerapan pendekatan

pembelajaran quantum.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan khasanah keilmuan

pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya dalam

pembelajaran membaca puisi.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi penelitian

selanjutnya yang berhubungan dengan pendekatan pembelajaran quantum.

c. Sebagai pengembangan bahan ajar membaca puisi dalam mata pelajaran

Bahasa Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

1) Menumbuhkan kesenangan siswa pada karya sastra khususnya

puisi;

2) Memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi

siswa;

3) Meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca puisi; dan

4) Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran membaca puisi siswa.

b. Bagi guru

1) Dapat meningkatkan kinerja guru dalam mengajar khususnya

dalam mengatasi kesulitan guru dalam pembelajaran membaca

puisi; dan

2) Dapat digunakan sebagai alternatif dalam mengajarkan materi

membaca puisi.

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

c. Bagi sekolah

1) Penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam upaya dalam

menciptakan inovasi-inovasi pembelajaran bagi guru-guru yang

lain;

2) Memberikan kontribusi dalam pengembangan kurikulum sekolah

berdasarkan indikator-indikator pembelajaran membaca puisi yang

telah ditentukan; dan

3) Meningkatkan kualitas pembelajaran membaca puisi baik proses

maupun hasil.

d. Manfaat bagi peneliti

1) Menambah pengalaman peneliti dalam penelitian mengenai

pembelajaran terutama dalam pembelajaran membaca puisi; dan

2) Peneliti dapat melakukan kajian-kajian lebih lanjut untuk

menyusun suatu rancangan pembelajaran membaca puisi dengan

pendekatan pembelajaran quantum.

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR,

PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN

HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Kemampuan Membaca Puisi

a. Pengertian Kemampuan Membaca Puisi

I Gusti Ngurah Bagus, dkk (1981: 6) menyatakan bahwa pemakaian

bahasa sebagai alat komunikasi merupakan tanda kemampuan berbahasa yang

hanya dimiliki oleh manusia. Namun, kemampuan berbahasa adalah suatu daya

yang harus diusahakan dan dipelajari secara formal maupun informal sebelum

manusia memiliki kemampuan tersebut. Seseorang dikatakan mampu berbahasa

apabila orang tersebut dapat menggunakan bahasa lisan pada saat mendengarkan

dan berbicara dan atau dapat menggunakan bahasa tulis pada saat membaca dan

menulis.

Sejalan dengan pernyataan tersebut, Suharno, dkk. (2000: 17) mengartikan

kemampuan sebagai keterampilan proses. Keterampilan proses, yaitu

keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik,

dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih

tinggi. Dengan berbekal keterampilan proses itu, siswa mampu mengikuti

interaksi dalam kegiatan berbahasa secara penuh.

Menurut Satumahati (2010) kemampuan adalah tingkatan seberapa bisa

manusia untuk melakukan suatu hal dengan tenaga, kekuatan dan pengetahuan

yang dimiliki.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

kemampuan merupakan kesanggupan individu dalam melakukan suatu kegiatan

secara maksimal untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui

media kata-kata atau belajar tulis, yang menuntut agar kelompok kata yang

merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar

makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak

dipenuhi maka pesan yang tersurat dan tersirat tidak akan tertangkap atau

dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson dalam

Henry Guntur Tarigan, 2008: 7).

Farris (dalam Abd.Rouf, 2010) mengungkapkan bahwa membaca sebagai

pemrosesan kata-kata, konsep, informasi, dan gagasan-gagasan yang

dikemukakan oleh pengarang yang berhubungan dengan pengetahuan dan

pengalaman awal pembaca. Dengan demikian pengalaman diperoleh apabila

pembaca mempunyai pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki

sebelumnya dengan apa yang terdapat dalam bacaan.

Ditambahkan pula oleh Syafi‟i (dalam Abd. Rouf, 2010) membaca adalah

suatu proses yang bersifat fisik atau yang disebut proses mekanik, berupa kegiatan

mengamati tulisan secara visual, dan suatu proses psikologis berupa kegiatan

berpikir dalam mengolah informasi.

Menurut Nurhadi (1987: 13), membaca adalah sebuah proses yang

kompleks dan rumit. Kompleks, artinya dalam proses membaca terlibat berbagai

faktor internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor internal dapat berupa

intelegensi (IQ), minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca, dan

sebagainya.Faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan

(sederhana–berat, mudah–sulit), faktor lingkungan, atau faktor latar belakang

sosial ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca.

“Reading as a general process if we keep in mind a few key terms which

apply to all kinds of reading” (Peters, 1991: 3). Ia mengatakan bahwa membaca

sebagai sebuah proses umum apabila kita menjaga atau mengingat di dalam otak

kita sebuah kunci atau istilah pendukung untuk menerapkan semua jenis kegiatan

membaca.

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Walaupun belajar membaca merupakan proses yang kompleks dan rumit,

itu merupakan salah satu hal yang dapat dicapai oleh otak manusia. Ketika kita

belajar membaca di tingkat sekolah dasar, mula-mula kita mempelajari huruf-

hurufnya, kemudian menghubungkan huruf-huruf tersebut menjadi kata-kata.

Pada saat itu, kita membaca satu demi satu kata. Setelah sampai pada tahap

tersebut, sebagian besar dari kita tidak mengalami kemajuan lagi dalam kegiatan

membaca. Ada beberapa upaya untuk meningkatkan kemampuan kita dalam hal

membaca. Bobbi DePorter dan Hernacki (2003: 252-259) menyatakan bahwa

terdapat upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan, antara lain: (1)

mengkondisikan keadaan mental dan fisik sebelum membaca. Meluangkan waktu

beberapa saat untuk menyesuaikan pikiran dan tubuh; (2) Meminimalkan

gangguan membaca. Dimulai dengan mencari tempat yang tenang dan nyaman

untuk membaca. Musik dapat pula membantu bagi sebagian orang namun dapat

pula menjadi penghambat konsentrasi dalam membaca. Apabila menginginkan

musik, pemilihan jenis musik pun juga harus dilakukan karena tempo musik

berpengaruh pada denyut jantung, otak kanan, dan kiri; (3) Duduk dengan sikap

yang tegak. Hal ini berhubungan dengan tulang punggung saat membaca karena

jika salah memposisikan tulang saat membaca dan berlangsung lama, akan

mengakibatkan tulang punggung tumbuh tidak normal; (4) Menggunakan jari atau

alat penunjuk. Seseorang ketika membaca secara alamiah akan bergerak

mengikuti benda yang bergerak, maka bila ada penunjuk yang bergerak maka

akan membantu gerak mata dalam melihat teks-teks bacaan secara cepat; dan (5)

Melihat sekilas terlebih dahulu teks yang akan dibaca. Kegiatan ini bertujuan

untuk mendapat harapan dan pikiran yang berguna untuk menuntun pemahaman

saat kegiatan membaca.

A. Teeuw (1983: 12) mengemukakan bahwa membaca dan menilai sebuah

karya sastra bukanlah sesuatu yang mudah. Setiap pembaca roman atau puisi, baik

modern ataupun klasik, pasti pernah mengalami kesulitan, merasa seakan-akan

tidak memahami apa yang dikatakan ataupun dimaksudkan oleh pengarangnya.

Kita dapat mengatakan bahwa proses membaca, yaitu memberi makna pada

sebuah teks tertentu, yang kita pilih, atau yang dipaksakan kepada kita (dalam

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Graphi

c

input

Aural

input

Oral

reading

meanin

g

pengajaran misalnya) adalah proses yang memerlukan pengetahuan sistem kode

yang cukup rumit, kompleks, dan aneka ragam.

Kode pertama yang kita kuasai jika ingin mampu memberi makna pada

teks tertentu adalah kode bahasa yang dalam teks itu.Kode ini mengharuskan kita

mampu membaca teks dengan sebaik-baiknya, melalui tata bahasa dan

kosakatanya. Kode kedua adalah diperlukan penguasaan kode kebudayaan secara

eksplisit dan implisit saat terciptanya teks tersebut. Jika pembaca tidak

mengetahui latar kebudayaan penciptaan teks tersebut, maka orang tersebut hanya

akan terdiam tidak mengerti maknanya. Kode terakhir adalah penguasaan kode

sastra yang lebih khas.Kode ini sangat sulit dibedakan dengan kode kebudayaan

namun pada prinsipnya pembaca harus mampu membedakannya.Masalah urutan

kata, pilihan kata, struktur kalimat, pemakaian bunyi, dan unsur tata bahasa pada

teks tidak hanya ditentukan oleh kode bahasa dan budaya tetapi juga kode sastra.

Ditambahkan oleh Strang (dalam Abu Wahidji, dkk., 1985: 6), kegiatan

membaca dibangun oleh lima kemampuan, yakni: (a) kemampuan mengerti yang

dibaca, (b) kecakapan rekonstruksi makna, (c) menilai apa yang dibaca, (d)

aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, dan (e) sikap belajar membaca. Strang

menyimpulkan hal tersebut dari teori Jap dan Strang (dalam Abu Wahidji, dkk.,

1985: 6)yang mendasarkan teorinya sendiri pada taksonomi Bloom. Menurutnya,

gambaran proses membaca dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

+ recoding decoding

Gambar 1 : Proses Membaca

Dari pengertian kemampuan dan membaca di atas, dapat disimpulkan

bahwa kemampuan membaca pada dasarnya merupakan suatu proses

kesanggupan individu baik fisikmaupun psikologis yang dilakukan oleh individu

tersebut untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui makna yang

terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis secara maksimal. Makna

itu akan berubah karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda

yang akan dipergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

tersebut. Selain itu, dalam pemaknaan apa yang dibaca menuntut beberapa kode,

yakni (1) kode bahasa, (2) kode kebudayaan, dan (3) kode kode sastra.

Kegiatan fisik pada saat membaca disebut proses mekanik yang berupa

kegiatan mengamati tulisan secara verbal sedangkan kegiatan psikologis berupa

kegiatan berpikir dalam mengolah informasi.

Hornby (dalam Didin Widyartono, 2010) menyatakan bahwa kegiatan

membaca puisi merupakan upaya apresiasi puisi. Secara tidak langsung, bahwa

dalam membaca puisi, pembaca akan berusaha mengenali, memahami,

menggairahi, memberi pengertian, memberi penghargaan, membuat berpikir

kritis, dan memiliki kepekaan rasa. Semua aspek dalam karya sastra dipahami,

dihargai bagaimana persajakannya, irama, citra, diksi, gaya bahasa, dan apa saja

yang dikemukakan oleh media. Pembaca akan berusaha untuk menerjemahkan

bait per bait untuk merangkai makna dari makna puisi yang hendak disampaikan

pengarang. Pembaca memberi apresiasi, tafsiran, interpretasi terhadap teks yang

dibacanya setelah diperoleh pemahaman yang dipandang cukup, pembaca dapat

membaca puisi.

Sawali Tuhusetya (dalam Maria Utami, 2010: vii-x) menyatakan bahwa

pembelajaran apresiasi sastra merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan

untuk mengembangkan, menyuburkan, dan mengakarkan pendidikan karakter.

Melalui pembelajaran sastra yang optimal, siswa akan dibawa pada situasi

pembelajaran yang memungkinkan mereka untuk menafsirkan, menilai,

menemukan, dan mengkonstruksi materi ajar yang mereka terima sesuai dengan

pengalaman belajar yang mereka temukan.

b. Tujuan dan Manfaat Membaca Puisi

Nurhadi (dalam Laodesyamri, 2010) mengatakan tujuan membaca dibagi

menjadi dua, umum dan khusus. Secara umum tujuan membaca adalah mendapat

informasi, memperoleh pemahaman, dan memperoleh kesenangan. Secara khusus

tujuan membaca adalah memperoleh informasi yang faktual, memperoleh

keterangan tentang sesuatu yang khusus dan problematis, memberikan penilaian

kritis terhadap karya tulis seseorang, memperoleh kenikmatan emosi, dan mengisi

waktu luang.

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Lebih lanjut Waples (dalam Laodesyamri, 2010) menyatakan beberapa

tujuan membaca, yakni: (1) mendapat alat atau cara praktis mengatasi masalah,

(2) mendapat hasil yang berupa prestis yaitu agar mendapat rasa lebih bila

dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulannya, (3) memperkuat

nilai pribadi atau keyakinan, (4) mengganti pengalaman estetika yang sudah

usang, dan (5) menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit

tertentu.

Aidh bin Abdullah al-Qarni (dalam Wijaya Kusumah, 2010)

mengungkapkan tentang banyaknya manfaat membaca, yaitu : (1) Menghilangkan

kecemasan dan kegundahan, (2) Ketika membaca, seseorang terhalang masuk ke

dalam kebodohan, (3) Kebiasaan membaca membuat seseorang terlalu sibuk

untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja, (4)

Mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata, (5) Membantu

mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir, (6) Meningkatkan

pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman, (7)

Mengambil manfaat dari pengalaman orang lain, (8) Mengembangkan

kemampuannya, baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun

untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup, (9)

Menyegarkan pemikiran dari keruwetan dan menyelamatkan waktu agar tidak sia-

sia, dan (10) Menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai tipe dan

pendekatan kalimat, lebih lanjut lagi membaca bisa meningkatkan kemampuan

untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis “diantara baris

demi baris” (memahami apa yang tersirat).

Dengan demikian tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari

serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan. Makna

(meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita

dalam membaca (Henry Guntur Tarigan, 2008: 9).

c. Materi Pembelajaran Membaca Puisi di SMP

Materi pembelajaran membaca di Sekolah Menengah Pertama di kelas VII

semester I diarahkan pada standar kompetensi memahami ragam teks nonsastra

dengan berbagai cara membaca dengan kompetensi dasar menemukan makna kata

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

tertentu dalam kamus secara cepat dan tepat sesuai dengan konteks yang

diinginkan melalui kegiatan membaca memindai, menyimpulkan isi bacaan

setelah membaca cepat 200 kata per menit, dan membacakan berbagai teks

perangkat upacara dengan intonasi yang tepat sedangkan standar kompetensi

kedua dan memahami isi berbagai teks bacaan sastra dengan membaca dengan

kompetensi dasar menceritakan kembali cerita anak yang dibaca dan

mengomentari buku cerita yang dibaca.

Pada semester II, diarahkan pada standar kompetensi memahami wacana

tulis melalui kegiatan membaca intensif dan membaca memindai dengan

kompetensi dasar mengungkapkan hal-hal yang dapat diteladani dari buku

biografi yang dibaca secara intensif, menemukan gagasan utama dalam teks yang

dibaca, dan menemukan informasi secara cepat dari tabel/diagram yang dibaca

dan standar kompetensi memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca

puisi dan buku cerita anak dengan kompetensi dasar membaca indah puisi dengan

menggunakan irama, volume suara, mimik, kinesik yang sesuai dengan isi puisi

dan menemukan realitas kehidupan anak yang terefleksi dalam buku cerita anak

baik asli maupun terjemahan.

d. Bentuk dan Gaya Membaca Puisi

Setiap bentuk dan gaya membaca puisi selalu menuntut adanya ekspresi

wajah, gerakan kepala, gerakan tangan, dan gerakan badan. Keempat ekspresi dan

gerakan tersebut harus memperhatikan (1) jenis acara: pertunjukkan, pembuka

acara resmi, performance-art, dll, (2) pencarian jenis puisi yang cocok dengan

tema: perenungan, perjuangan, pemberontakan, perdamaian, ketuhanan,

percintaan, kasih sayang, dendam, keadilan, kemanusiaan, dll, (3) pemahaman

puisi yang utuh, (4) pemilihan bentuk dan gaya baca puisi, (5) tempat acara:

indoor atau outdoor, (6) audien, (7) kualitas komunikasi, (8) totalitas

performansi: penghayatan, ekspresi, (9) kualitas vokal, (10) kesesuaian gerak, dan

(11) jika menggunakan bentuk dan gaya teaterikal, harus memperhatikan (a)

pemilihan kostum yang tepat, (b) penggunaan properti yang efektif dan efisien,

(c) setting yang sesuai dan mendukung tema puisi, (d) musik yang sebagai musik

pengiring puisi atau sebagai musikalisasi puisi.

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Suwignyo (dalam Didin Widyartono, 2010) mengemukakan bahwa bentuk

dan gaya baca puisi dapat dibedakan mejadi tiga, yaitu (1) bentuk dan gaya baca

puisi secara poetry reading, (2) bentuk dan gaya baca puisi secara deklamatoris,

dan (3) bentuk dan gaya baca puisi secara teaterikal.

Ciri khas dari bentuk dan gaya baca puisi secara poetry reading adalah

diperkenankannya pembaca membawa teks puisi. Adapun posisi dalam bentuk

dan gaya baca puisi ini dapat dilakukan dengan (1) berdiri, (2) duduk, dan (3)

berdiri, duduk, dan bergerak. Jika pembaca memilih bentuk dan gaya baca dengan

posisi berdiri, maka pesan puisi disampaikan melalui gerakan badan, kepala,

wajah, dan tangan. Intonasi baca seperti keras-lemah, cepat-lambat, tinggi-rendah

dilakukan dengan cara sederhana. Bentuk dan gaya baca puisi ini relatif mudah

dilakukan. Jika pembaca memilih bentuk dan gaya baca dengan posisi duduk,

maka pesan puisi disampaikan melalui (1) gerakan-gerakan kepala: menengadah,

menunduk menoleh, (2) gerakan raut wajah: mengerutkan dahi, mengangkat alis,

(3) gerakan mata: membelakak, meredup, memejam, (4) gerakan bibir:

tersenyum, mengatup, melongo, dan (5) gerakan tangan, bahu, dan badan,

dilakukan seperlunya. Di lain pihak, intonasi baca dilakukan dengan cara (1)

membaca dengan keras kata-kata tertentu, (2) membaca dengan lambat katakata

tertentu, dan (3) membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu. Jika pembaca

memilih bentuk dan gaya baca puisi duduk, berdiri, dan bergerak, maka yang

harus dilakukan pada posisi duduk adalah (1) memilih sikap duduk dengan santai,

(2) arah dan pandangan mata dilakukan secara bervariasi, dan (3) melakukan

gerakan tangan dilakukan dengan seperlunya. Adapun hal yang dilakukan pada

saat berdiri adalah (1) mengambil sikap santai, (2) gerakan tangan, gerakan bahu,

dan posisi berdiri dilakukan dengan bebas, dan (3) ekspresi wajah: kerutan dahi,

gerakan mata, senyuman dilakukan dengan wajar. Yang dilakukan pada saat

bergerak adalah (1) melakukan dengan tenang dan terkendali, dan (2)

menghindari gerakan-gerakan yang berlebihan. Intonasi baca dilakukan dengan

cara (1) membaca dengan keras kata-kata tertentu, (2) membaca dengan lambat

katakata tertentu, dan (3) membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu.

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Ciri khas dari bentuk dan gaya baca puisi secara deklamatoris adalah

lepasnya teks puisi dari pembaca. Jadi, sebelum mendeklamasikan puisi, teks

puisi harus dihafalkan. Bentuk dan gaya baca puisi ini dapat dilakukan dengan

posisi (1) berdiri, (2) duduk, dan (3) berdiri, duduk, dan bergerak.

Jika deklamator memilih bentuk dan gaya baca dengan posisi berdiri,

maka pesan puisi disampaikan melalui (1) gerakan-gerakan tangan: mengepal,

menunjuk, mengangkat kedua tangan, (2) gerakan-gerakan kepala: melihat ke

bawah, atas, samping kanan, samping kiri, serong, (3) gerakan-gerakan mata:

membelalak, meredup, memejam, (4) gerakan-gerakan bibir: tersenyum,

mengatup, melongo, (5) gerakan-gerakan tangan, bahu, badan, dan raut muka

dilakukan dengan total. Intonasi baca dilakukan dengan cara (1) membaca dengan

keras kata-kata tertentu, (2) membaca dengan lambat kata-kata tertentu, (3)

membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu. Jika deklamator memilih bentuk

dan gaya dengan posisi duduk, berdiri, dan bergerak, maka yang dilakukan pada

posisi duduk adalah (1) memilih posisi duduk dengan santai, kaki agak ditekuk,

posisi miring dan badan agak membungkuk, dan (2) arah dan pandangan mata

dilakukan bervariasi: menatap dan menunduk. Adapun yang dilakukan pada posisi

berdiri (1) mengambil sikap tegak dengan wajah menengadah, tangan menunjuk,

dan (2) wajah berseri-seri dan bibir tersenyum.Yang dilakukan pada saat bergerak

(1) melakukan dengan tenang dan bertenaga, dan (2) kaki dilangkahkan dengan

pelan dan tidak tergesa-gesa. Intonasi dilakukan dengan cara (1) membaca dengan

keras kata-kata tertentu, (2) membaca dengan lambat kata-kata tertentu, dan (3)

membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu.

Ciri khas bentuk dan gaya baca puisi teaterikal bertumpu pada totalitas

ekspresi, pemakaian unsur pendukung, misal kostum, properti, seting, musik, dll.,

meskipun masih terikat oleh teks puisi/tidak. Bentuk dan gaya baca puisi secara

teaterikal lebih rumit daripada poetry reading maupun deklamatoris. Puisi yang

sederhana apabila dibawakan dengan ekspresi akan sangat memesona. Ekspresi

jiwa puisi ditampakkan pada perubahan tatapan mata dan sosot mata. Gerakan

kepala, bahu, tangan, kaki, dan badan harus dimaksimalkan. Potensi teks puisi dan

potensi diri pembaca puisi harus disinergikan. Pembaca dapat menggunakan efek-

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

efek bunyi seperti dengung, gumam, dan sengau diekspresikan dengan total.

Lakuan-lakuan pembaca seperti menunduk, mengangkat tangan, membungkuk,

berjongkok, dan berdiri bebas diekspresikan sesuai dengan motivasi dalam puisi.

Aktualisasi jiwa puisi harus menyatu dengan aktualisasi diri pembaca. Inilah

bentuk dari gaya baca puisi yang paling menantang untuk dilakukan.

Cara mengucapkan puisi harus tunduk kepada aturan-aturan, yakni di

mana harus ditekankan atau dipercepatkan, di mana harus dikeraskan, harus

berhenti, dimana harus dilambatkan atau dilunakkan, di mana harus diucapkan

biasa dan sebagainya. Jadi, bila kita mendeklamasikan puisi, maka harus dipakai

tanda-tanda tersendiri. Tanda/ anotasi tersebut antara lain: (-------) diucapkan

biasa saja, (/) berhenti sebentar untuk bernafas/ biasanya pada koma atau di

tengah baris, (//) berhenti agak lama/biasanya koma di akhir baris yang masih

berhubungan artinya dengan baris berikutnya, (///) berhenti lama sekali biasanya

pada titik baris terakhir atau pada penghabisan puisi, (^) suara perlahan sekali

seperti berbisik, (^^) suara perlahan saja, (^^^) suara keras sekali seperti berteriak,

(V) tekanan kata pendek sekali, (VV) tekanan kata agak pendek, (VVV) tekan

kata agak panjang, (VVVV) tekan kata agak panjang sekali, (____/) tekanan

suara meninggi, dan (____) tekanan suara agak merendah.

e. Puisi sebagai Salah Satu Materi Apresiasi Sastra

Sejalan dengan pernyataan Didin Widyartono, Sawali (dalam Maria

Utami, 2010: vii-x) mengemukakan bahwa pembelajaran apresiasi sastra yang

penting dan strategis adalah puisi. Melalui pembelajaran apresiasi puisi yang

optimal, siswa secara tidak langsung akan mendapatkan nutrisi dan gizi batin

yang akan mampu memberikan imbas positif terhadap perkembangan kepribadian

dan karakter mereka. Dengan puisi, hati dan perasaan siswa akan terlibat secara

intens dan emosional ke dalam teks puisi yang mereka pelajari, sehingga

kepekaan murni mereka menjadi lebih tersentuh dan terasah. Dengan cara

demikian, tanpa melalui pola instruksional dan indoktrinasi yang monoton dan

membosankan, siswa secara tidak langsung akan belajar mengenal, memahami,

dan menghayati berbagai macam nilai kehidupan, untuk selanjutnya mereka

aplikasikan dalam ranah kehidupan nyata sehari-hari.

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Membaca puisi ialah memahami apa yang terdapat dalam puisi atau apa

yang ingin disampaikan penyair lewat puisinya. Suharianto (dalam Nanang

Ismail, 2010) menyatakan bahwa membaca puisi tidak hanya menyuarakan

lambang-lambang bahasa saja, tetapi lebih dari pada itu. Membaca puisi pada

hakikatnya menyuarakan kembali apa yang pernah dirasakan, dipikirkan, atau

dialami penyairnya. Oleh karena itu, pembaca puisi sebelumnya harus

menginterpretasikan apa yang ada di balik puisi. Ekspresi dan emosi yang lahir

merupakan hasil interpretasi pembaca terhadap puisi.

Ditambahkan pula bahwa, membaca puisi atau poetry reading juga

berupaya untuk menangkap curahan perasaan, buah pikiran, dan pengalaman

batin penyair yang tertuang dalam karya sastra berbentuk puisi. Membaca puisi

yang baik selalu didahului interpretasi yang tepat seperti yang diinginkan

penyairnya. Apapun yang dilakukan pembaca oleh puisi di depan publik

sebenarnya merupakan pencerminan perasaan, pikiran, dan pengalaman batin

penyairnya. Kesedihan, kegembiraan, kebencian, semangat yang menyala-nyala,

dan kebahagiaan pembaca puisi sebenarnya merupakan manifestasi pengalaman

batin penyairnya.

Suharianto (dalam Nanang Ismail, 2010) menambahkan pula bahwa

selama membaca puisi di depan publik atau hadirin yang dapat dilihat atau

didengar tidak dapat ditinggalkan. Semua yang terlahir pada waktu membaca

puisi, baik teknik vokal maupun performance atau penampilan adalah sesuatu

yang wajar sesuai dengan tuntunan puisi yang dibacanya. Bila puisi yang dibaca

menghendaki semangat yang menyala-nyala, maka pembaca puisi harus

bersemangat. Pembaca puisi akan bersedih, bila puisi yang dibacanya menuntut

untuk bersedih. Dengan demikian interpretasi puisi yang dilakukan pembaca puisi

sudah tepat, bila sudah mencerminkan apa yang diharapkan penyairnya. Jadi,

membaca puisi ialah membaca suatu karya sastra berupa puisi dengan

memperhatikan irama, volume suara, mimik, dan kinesik yang tepat sesuai

dengan isi puisi.

Irama adalah suatu gerak yang teratur, suatu rentetan bunyi berulang dan

menimbulkan variasi bunyi yang menciptakan gerak yang hidup.Irama dalam

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

bahasa ialah pergantian naik-turun, panjang-pendek, keras-lembut ucapan bunyi

bahasa dengan teratur. Berdasarkan itu, irama dapat diartikan sebagai pergantian

berturut-turut secara teratur. Irama dapat dibagi menjadi dua bentuk: ritme dan

metrum. Metrum adalah irama yang tetap, artinya pergantiannya sudah tetap

disebabkan oleh jumlah suku kata yang sudah tetap, sehingga alun suara menjadi

tetap. Apabila pertentangan bunyi mengalun dengan teratur, tetapi tidak

merupakan jumlah suku kata yang tetap dan hanya menjadi gema dari dendang

penyair dan deklamator, maka irama tersebut disebut ritme (M. Atar Semi, 1993:

120-121).

Bonita. D Sampurno (2010) menyatakan bahwa volume suara adalah

kekerasan suara yang dihasilkan oleh pembaca puisi. Volume suara yang

dihasilkan saat membacakan sebuah puisi sebaiknya disesuaikan dengan situasi.

Volume suara pun bisa berubah dari berbisik, lantang, hingga teriak yang

bertujuan untuk mengekspresikan atau menggugah emosi pendengar.

Mimik atau action dalam sebuah deklamasi puisi sangat besar

pengaruhnya terhadap pembentukan suasana pembacaan puisi. Seorang pembawa

puisi yang berhasil ia akan mengemukan sesuatu action atau mimik itu sesuai

dengan perkembangan kata demi kata dalam tiap baris dan tidak bertentangan

dengan jiwa dan isi kata-kata kalimat dalam puisi. Terjadinya kontradiksi antara

apresiasi dan action menimbulkan kesan yang mungkin bisa menjadi bahan

tertawaan pendengar puisi.

Kartomiharjo (dalam Muhammad Zakii Al-aziz, 2010) menyatakan bahwa

kinesik adalah ilmu yang mempelajari isyarat yang menggunakan berbagai bagian

tubuh. Kinesik terdiri dari ekspressi wajah, sikap tubuh, gerakan jari-jemari,

tangan, lengan, pundak, goyangan pinggul, dan gelengan kepala.

Maria Utami (2010: 41) berpandangan bahwa setidaknya ada 9 karakter

yang bisa dikembangkan melalui pembelajaran apresiasi puisi, di antaranya: (1)

cinta Tuhan, (2) bertanggung jawab, mempunyai amanah, disiplin, dan mandiri,

(3) bersikap jujur, (4) bersikap hormat dan santun, (5) mempunyai rasa kasih

sayang dan peduli, (6) percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah, (7)

mempunyai rasa keadilan dan sikap kepemimpinan serta mampu bekerja sama,(8)

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

baik, rendah hati dan mengampuni, dan (9) mempunyai toleransi dan cinta damai.

Pandangan ini cukup menarik dan sesuai jika dikaitkan dengan situasi kekinian

yang dinilai menunjukkan adanya kecenderungan perilaku anomali sosial yang

menghinggapi kaum remaja yang semakin mengabaikan nilai-nilai luhur baku.

f. Penilaian dalam Pembelajaran Membaca Puisi

Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui keberhasilan (proses dan

hasil) dari suatu pogram kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria (Sarwiji

Suwandi, 2010: 7). Teknik penilaian yang tepat memerlukan data yang berkaitan

dengan objek penelitian yang dilakukan.

Untuk mengkur keberhasilan tujuan pembelajaran dapat dilihat dari nilai

(baik proses maupun hasil) yang dicapai oleh siswa. Oleh karenanya, diperlukan

penilaian yang sesuai yang dapat mengukur hal tersebut. Format penilaian yang

biasa digunakan dalam pengajaran sastra ada beberapa, di antaranya adalah teknik

penilaian unjuk kerja. Format penilaian ini merupakan penilaian yang dilakukan

dengan mengamati kegiatan sis dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok

digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut siswa

melakukan tugas tertentu misalnya membaca puisi. Untuk mengamati unjuk kerja

peserta didik adalah dengan menggunakan instrumen skala penilaian (rating

scale). Sarwiji Suwandi (2010: 74) menemukakan bahwa rating scale merupakan

penilaian unjuk kerja yang memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap

penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana

pilihan kategori lebih dari dua. Skala penilaian tersebut terentang dari tidak

sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten; 2 = cukup

kompeten; 3 = kompeten; dan 4 = sangat kompeten.

1) Penilaian Proses Pembelajaran

Penilaian proses dapat dilihat dari sikap siswa ketika mengikuti kegiatan

pembelajaran. Sikap bermula dari perasaan suka atau tidak suka yang terkait

dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/obyek. Sikap juga

merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki

seseorang. Sikap dapat dibentuk sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang

diinginkan.

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Nana Sujana (2008: 56) mengungkapkan bahwa apa yang dicapai oleh

siswa merupakan akibat dari proses yang ditempuhnya melalui program dan

kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses mengajar.

Ini berarti bahwa hasil (prestasi) belajar siswa tidak terlepas dari proses

belajar yang dialaminya. Lebih lanjut Sarwiji Suwandi (2010: 80-81)

mengungkapkan bahwa secara umum obyek/sikap yang perlu dinilai dalam

proses pembelajaran meliputi beberapa hal, yakni sikap terhadap materi

pelajaran (motivasi mengikuti pelajaran, keseriusan, semangat); sikap

terhadap guru/pengajar (interaksi, respon); dan sikap terhadap proses

pembelajaran (perhatian, kerjasama, konsentrasi, dsb.).

Berdasarkan hal tersebut maka pedoman penilaian proses yang digunakan

dalam pembelajaran apresiasi puisi adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Penilaian Proses Pembelajaran

(Diadaptasi dari Sarwiji, 2010 : 130)

a) Kolom penilaian sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria

berikut.

1 = sangat kurang 4 = baik

2 = kurang 5 = amat baik

3 = cukup

b) Menghitung nilai

Nilai = Skor perolehan siswa x 100 = ....

Skor maksimal (15)

c) Keterangan diisi dengan kriteria berikut.

(1) Nilai = 10 – 29 sangat kurang (4) Nilai = 70 – 89 baik

(2) Nilai = 30 – 49 kurang (5). Nilai = 90 – 100 sangat baik

No Nama

Siswa

Keaktifan

siswa

selama

apersepsi

Keaktifan

danperhatian

siswa pada saat

guru

menyampaikan

materi

Minat dan

motivasi siswa

saat mengikuti

kegiatan

pembelajaran

Skor Nilai Ket.

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

(3) Nilai = 50 – 69 cukup

1) Keaktifan siswa selama apersepsi

Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya atau sangat aktif selama apersepsi

(menyanyikan lagu dengan semangat dan merespon setiap

stimulus yang diberikan guru saat apersepsi dengan baik)

Skor 4 : Jika siswa aktif selama apersepsi (ikut menyanyikan lagu dan

cukup merespon stimulus yang diberikan guru saat apersepsi)

Skor 3 : Jika siswa cukup aktif pada saat apersepsi (ikut menyanyikan

lagu namun tidak merespon stimulus yang diberikan guru)

Skor 2 : Jika siswa kurang aktif pada saat apersepsi (ikut menyanyikan

lagu namun tidak serius dan sama sekali tidak mau merespon

stimulus yang diberikan guru saat apersepsi).

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak aktif (sama sekali tidak mau

menyanyi dan merespon pertanyaan atau stimulus saat

apersepsi).

2) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran

Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya memperhatikan pada saat guru

menyampaikan materi dan aktif bertanya, menjawab, menamai,

serta memberikan tanggapan (terjadi interaksi), dan

mengerjakan setiap tugas.

Skor 4 : Jika siswa memperhatikan saat guru menyampaikan materi dan

sesekali mau bertanya, menjawab, serta menamai memberikan

tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.

Skor 3 : Jika siswa hanya memperhatikan saat guru menyampaikan

materi dan sama sekali tidak mau bertanya, menjawab, serta

memberikan tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.

Skor 2 : Jika siswa kurang memperhatikan serta kurang fokus saat guru

menyampaikan materi dan sama sekali tidak mau bertanya,

menjawab, menamai serta memberikan tanggapan.

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak memperhatikan guru saat

menyampaikan materi (sibuk beraktivitas sendiri seperti

berbicara atau membuat gaduh).

3) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran

Skor 5 : Jika siswa tampak bersungguh-sungguh dan menunjukkan

adanya kesenangan dalam mengerjakan setiap tugas yang

diberikan; tampak antusias, senang serta bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk, secara

sukarela membacakan pekerjaan yang dibuat).

Skor 4 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru serta

tampak bersemangat dan antusias dalam mengikuti

pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk).

Skor 3 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan namun

kurang bersemangat dan antusias dalam pembelajaran (kurang

serius).

Skor 2 : Jika siswa hanya sekedar mengerjakan tugas yang diberikan dan

terlihat tidak bersemangat dalam pembelajaran (ogah-ogahan,

meletakkan kepala di meja).

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak mau mengerjakan tugas yang

diberikan dan sama sekali tidak bersemangat (tampak bosan,

tertidur).

2) Penilaian Hasil Pembelajaran

Nana Sujana (2008:3) mengungkapkan bahwa penilaian hasil belajar

adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa

dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa obyek yang dinilai

adalah hasil belajar siswa yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.

Burhan Nurgiyantoro (2009: 326) menyatakan bahwa tes kesastraan

(termasuk puisi) mencangkup tes kognitif, tef afektif, dan tes psikomotorik.

Tes kognitif berhubungan dengan kemampuan proses berpikir. Ranah afektif

berhubungan dengan sikap, pandangan, dan nilai-nilai yang diyakini

seseorang. Tes psikomotorik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

aktivitas otot, fisik atau gerakan anggota badan. Lebih lanjut dikemukakan

bahwa tes-tes yang disusun guru tersebut hendaklah disesuaikan dengan

tujuan pengajaran kebahasaaan dan kesastraan yang hendak dicapai.

Sebagaimana yang telah diungkapkan bahwa tes atau penilaian yang

digunakan hendaknya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran maka

penilaian hasil dalam pembelajaran membaca indah puisi di kelas VII B ini

didasarkan pada hasil pekerjaan siswa memahami dan membaca indah puisi

dalam bentuk kegiatan membaca indah dengan irama, volume suara, mimik,

dan kinesik sesuaidengan isi puisi. Hal tersebut disesuaikan dengan

kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan sekolah di semester II

dengan materi puisi. Di samping itu, pada pedoman penskoran tiap aspek juga

dinilai sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Pada materi ini KKM yang

ditentukan adalah 74, ini berarti bahwa siswa dinyatakan tuntas dalam

pembelajaran jika mendapatkan nilai 74. Dalam penelitian ini peneliti

mengadaptasi format dan bobot penilaian hasil pembelajaran menulis puisi

sebagai berikut.

Tabel 2. Penilaian Hasil Pembelajaran

No Nama siswa Aspek yang Dinilai Skor Nilai

Irama Volume

Suara

Mimik Kinesik

(Diadopsi dari Sarwiji Suwandi, 2010 : 78)

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tabel 3. Pedoman Penskoran

No Aspek yang dinilai Skor

1. Penggunaan Irama

Penggunaan irama baik dan dapat menciptakan keindahan

Penggunaan irama cukup baik dan cukup dapat menciptakan

keindahan

Penggunaan irama kurang baik dan kurang dapat menciptakan

keindahan

Belum dapat menggunakan irama dengan baik (Penggunaan

irama sama sekali tidak menciptakan keindahan)

Skor 1 – 4

4

3

2

1

2. Volume Suara

Volume suara sangat sesuai dengan isi puisi, suasana,

keberadaan pendengar, dan setting pembacaan puisi

Volume suara cukup sesuaidengan isi puisi, suasana, keberadaan

pendengar, dan setting pembacaan puisi

Volume suara kurang sesuai dengan isi puisi, suasana,

keberadaan pendengar, dan setting pembacaan puisi

Volume suara sama sekali tidak sesuai dengan isi puisi, suasana,

keberadaan pendengar, dan setting pembacaan puisi

Skor 1 – 4

4

3

2

1

3. Mimik

pengekspresian atau perubahan ekspresi wajah sesuai dengan

isipuisi yang dibaca (sangat menghayati)

ekspresi atau perubahan ekspresi wajah sudah cukup sesuai

dengan isipuisi yang dibaca (cukup menghayati)

ekspresi atau perubahan ekspresi wajah kurang sesuai dengan

isipuisi yang dibaca (kurang menghayati)

ekspresi atau perubahan ekspresi wajah sama sekali tidak sesuai

dengan isipuisi yang dibaca (tidak menghayati)

Skor 1 – 4

4

3

2

1

4. Kinesik

Pemakaian gerakan kecil-kecil dari tangan, anggota badan atau

wajah sesuai dengan isi puisi yang dibaca

Pemakaian gerakan kecil-kecil dari tangan, anggota badan atau

wajah cukup sesuai dengan isi puisi yang dibaca

Pemakaian gerakan kecil-kecil dari tangan, anggota badan atau

wajah kurang sesuai dengan isi puisi yang dibaca

Sama sekali tidak menggerakkan tangan, anggota badan atau

wajah sesuai dengan isi puisi yang dibaca

Skor 1 – 4

4

3

2

1

Skor maksimal 1, 2, 3, 4 16

Nilai siswa = skor maksimum siswa X 100

16

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

2. Hakikat Puisi

a. Pengertian Puisi

Puisi adalah salah satu karya seni sastra yang dapat dikaji dari berbagai

macam aspek, struktur dan unsurnya, jenis dan kesejarahannya. Sepanjang zaman,

puisi selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Hal ini mengingat

hakikatnya sebagai karya seni yang selalu terjadi ketegangan antara konvensi dan

pembaharuan/inovasi.

Puisi merupakan bentuk karya sastra yang paling tua. Karya-karya besar

dunia yang bersifat monumental ditulis dalam bentuk puisi seperti Mahabaratha

dan Ramayana yang berasal dari India. Puisi tidak hanya dipergunakan untuk

penulisan katya-karya besar, namun puisi juga sangat erat dalam kehidupan kita

sehari-hari.

Menurut Rifaterre (dalam Maria Utami, 2010: 1), puisi selalu berubah-

ubah sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsep estetiknya. Meskipun

sampai sekarang orang tidak dapat memberikan definisi setepatnya apakah puisi

itu tetapi untuk memahaminya perlu diketahui ancar-ancar pengertian puisi.

Menurut Jabrohim (dalam Maria Utami, 2010: 1), puisi merupakan bentuk

ekspresi dan konsentrasi rasa dan pengalaman jiwa penyair. Oleh karena itu, puisi

merupakan jenis/genre sastra paling pekat dan padat. Efek yang terjadi pada

keadaan puisi dari kondisi yang semacam itu adalah bahwa puisi itu singkat,

padat, konotatif, poliinterpretabel, ekspresif, dan penuh kata irasional serta

nongramatik.

Coleridge (dalam Rachmat Djoko Pradopo, 2003: 7) mengemukakan

bahwa puisi adalah kata-kata yang indah dalam susunan terindah. Penyair atau

pengarang memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya,

misalnya seimbang, simetris antara satu unsur dengan unsur yang lain yang sangat

erat hubungannya.

Richards (dalam Henry Guntur Tarigan, 1984: 9-10) menyatakan puisi

mengandung suatu “makna keseluruhan”yang merupakan perpaduan antara tema

penyair (yaitu mengenai inti pokok puisi itu), perasannya (yaitu sikap penyair

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

tehadap bahan atau objeknya), nada (yaitu sikap sang penyair terhadap pembaca

atau penikmatnya), dan amanat (yaitu maksud dan tujuan sang penyair).

Brahim (dalam Suminto A. Sayuti, 1985: 14) bahwa unsur-unsur yang

membangun sebuah puisi meliputi imajinasi, emosi, dan bentuknya yang

khas.Senada dengan pernyataan di atas, William J. Grace (dalam Suminto A.

Sayuti, 1985: 14) menyatakan bahwa watak puisi lebih mengutamakan intuisi,

imajinasi dan sintesa dibandingkan dengan prosa yang lebih mengutamakan

pikiran, konstruksi, dan analisa.

Dari beberapa pendapat mengenai pengertian puisi di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa puisi merupakan wacana berbentuk ekspresi dan konsentrasi

rasa dan pengalaman jiwa penyair yang berisi unsur-unsur emosi, imajinasi,

pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan,

kepadatan, dan perasaan yang bercampur baur. Puisi merupakan jenis/genre sastra

paling pekat dan padat.Efek yang terjadi pada keadaan puisi dari kondisi yang

semacam itu adalah bahwa puisi itu singkat, padat, konotatif, poliinterpretabel,

ekspresif, dan penuh kata irasional serta nongramatik.

b. Ciri- ciri Puisi

Herman J. Waluyo (1995: 4) menyatakanbahwa jika menghadapi sebuah

puisi, tidak hanya berhadapan dengan unsur kebahasaan, tetapi juga kesatuan

bentuk pemikiran yang hendak diucapkan penyair. Unsur kebahasaan tersebut

antara lain (Herman J. Waluyo, 2003: 2- 43):

1) Pamadatan bahasa

Bahasa dipadatkan agar berkekuatan gaib. Jika puisi itu dibaca, deretan

kata-kata tidak membentuk kalimat dan alinea, tetapi membentuk larik dan

bait yang sama sekali berbeda hakikatnya. Larik memiliki makna yang lebih

luas dari kalimat. Dengan perwujudan tersebut, diharapan kata atau frasa juga

memiliki makna yang lebih luas dari kalimat biasa.

2) Pemilihan kata khas

Kata-kata yang dipilih oleh seorang penyair bukan kata-kata untuk prosa

atau bahasa sehari-hari. Kata-kata yang dipilih penyair dipertimbangkan betul

dari berbagai aspek dan efek pengucapannya. Tidak jarang kata-kata tertentu

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

dicoret beberapa kali karena belum secara tepat mewakili pikiran dan suara

hati penyair. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan kata-kata

adalah sebagai berikut :

a) Makna kias

Makna kias adalah makna yang bukan sebenanya atau disebut pula

dengan makna konotatif.

b) Lambang

Lambang adalah suatu pola arti, sehingga antara apa yang

dikatakan dan apa yang dimaksudkan terjadi hubungan asosiasi.

Lambang sendiri tidak langsung menunjukkan sesuatu. Penikmatlah

yang menghubungkan lambang dengan apa yang dilambangkan.

Kebanyakan lambang-lambang bersifat metaforik namun beberapa

lambang masih bersifat konvensional (Jan van Luxenburg, Mieke Bal,

dan Willem G. Weststeijn, 1986: 190)

c) Persamaan bunyi atau rima

Kemiripan bunyi antara suku-suku kata. Bentuk-bentuk rima yang

paling sering nampak ialah aliterasi (rima konsonan), asonansi (rima

vokal), dan rima akhir.

3) Kata Konkret

Penyair ingin menggambarkan sesuatu secara lebih konkret. Oleh karena

itu, kata-kata diperkonkret. Bagi penyair mungkin dirasa lebih jelas karena

lebih konkret, namun pembaca sering lebih sulit ditafsirkan maknanya.

4) Pengimajian

Penyair juga menciptakan pengimajian (pencitraan) dalam puisinya.

Pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas atau

memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair. Melalui pengimajian, apa

yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat (imaji visual), didengar (imaji

auditif), atau dirasa (imaji taktil). Imaji visual menampilkan kata atau susunan

kata-kata yang menyebabkan apa yang digambarkan penyair lebih jelas seperti

dapat dilihat oleh pembaca. Imaji auditif adalah penciptaan ungkapan oleh

penyair, sehingga pembaca seolah-olah mendengarkan suara seperti yang

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

digambarkan oleh penyair. Imaji taktil adalah penciptaan ungkapan oleh

penyair yang mampu mempengaruhi perasaan sehingga pembaca ikut

terpengaruh perasannya.

5) Irama (Ritme)

Irama (ritme) berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan

kalimat. Dalam puisi, irama berupa pengulangan yang teratur suatu baris puisi

yang menimbulkan gelombang serta menciptakan keindahan.Irama dapat juga

berarti pergantian keras-lembut, tinggi-rendah, atau panjang-pendek kata

secara berulang-ulang dengan tujuan menciptakan gelombang yang

memperindah puisi.

6) Tata Wajah

Puisi yang mementingkan tata wajah, menciptakan puisi seperti gambar,

disebut dengan puisi konkret karena tata wajahnya membentuk gambar yang

mewakili maksud tertentu. Dibandingkan tata wajah non-konvensional, jauh

lebih banyak puisi dengan tata wajah konvensional (apa adanya, tanpa

membentuk gambar atau bentuk tertentu lainnya).

Beberapa hal yang diungkapkan penyair, antara lain :

1. Tema Puisi

Tema adalah gagasan pokok (subject-matter) yang

dikemukakan oleh penyair melalui puisinya. Tema mengacu

pada penyair. Pembaca sedikit banyak harus mengetahui latar

belakang penyair agar tidak salah menafsirkan tema puisi

tersebut. Oleh karena itu, tema bersifat khusus (diacu dari

penyair), objektif (semua pembaca harus menafsirkan sama), dan

lugas (bukan makna kias yang diambil dari konotasinya). Tema

yang banyak terdapat dalam puisi adalah tema ketuhanan,

kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan, kegagalan hidup,

alam, keadilan, kritik sosial, demokrasi, dan tema

kesetiakawanan.

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

2. Nada dan Suasana Puisi

Puisi juga mengungkapkan nada dan suasana kejiwaan.

Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca.Dari

sikap itu terciptalah suasana puisi. Ada puisi yang bernada sinis,

protes, menggurui, memberontak, main-main, serius, patriotik,

belas kasih, takut, mencekam, santai, masa bodoh, pesimis,

humor, mencemooh, kharismatik, filosofis, khusyuk, dan

sebagainya.

3. Perasaan dalam Puisi

Puisi mengungkapkan perasaan penyair. Nada dan perasaan

penyair akan dapat ditangkap jika puisi itu dibaca keras dalam

deklamasi. Membaca puisi dengan suara keras akan lebih

membantu menemukan perasaan penyair yang melatarbelakangi

terciptanya puisi tersebut.

4. Amanat Puisi

Amanat, pesan atau nasihat merupakan kesan yang

ditangkap pembaca setelah membaca puisi. Amanat dirumuskan

sendiri oleh pembaca.Sikap dan pengalaman pembaca sangat

berpengaruh kepada amanat puisi. Cara menyimpulkan amanat

sangat berkaitan dengan cara pandang pembaca terhadap suatu

hal. Meskipun ditentukan cara pandang pembaca, amanat tidak

dapat lepas dari tema dan isi puisi yang dikemukakan penyair.

c. Unsur-unsur Puisi

Maria Utami (2010: 2-3) mengemukakan puisi dibangun atas dua unsur

pokok, yaitu struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik puisi, yaitu diksi,

pengimajian, kata konkret, majas, versifikasi, dan tipografi puisi. Diksi adalah

pemilihan kata yang tercantum dalam puisi. Pengimajian adalah kata atau susunan

kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris seperti penglihatan,

pendengaran dan perasaan. Kata konkret adalah kata yang dapat membangkitkan

imaji (daya bayang), kata-kata yang dapat menyaran arti yang menyeluruh. Majas

adalah bahasa yang figuratif. Bahasa yang figuratif adalah bahasa yang digunakan

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

penyair atau pengarang untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa

yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna. Versifikasi rima, ritma, dan

metrum. Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk

musikalitas atau orkestrasi, ritma adalah pertentangan bunyi tinggi/rendah,

panjang/pendek, keras/lemah yang mengalun dengan teratur sehingga membentuk

suatu keindahan tertentu dan metrum adalah pengulangan kata-kata yang tetap.

Tipografi adalah tata wajah puisi.

Struktur batin puisi terdiri atas tema, nada, perasaan, dan amanat. Tema

adalah gagasan pokok atau subject matter yang dikemukakan oleh penyair.

Perasaan ialah suasana penyair yang terekspresikan di dalam puisi. Nada ialah

sikap penyair kepada pembaca yang tergambar di dalam puisi. Suasana adalah

keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi atau akibat psikologis yang

ditimbulkan oleh puisi terhadap pembacanya. Amanat adalah pesan yang

disampaikan penyair melalui puisinya.

Marjorie Boulton (dalam M. Atar Semi, 1993: 107) mengungkapkan hal

yang sama mengenai unsur- unsur yang membangun puisi yakni bentuk fisik dan

bentuk mental. Namun ditambahkan oleh Boulton, tidak mungkin untuk

membedakan bentuk fisik dan bentuk mental secara komplit karena kedua bentuk

itu berinterrelasi satu dengan yang lain. Oleh sebabitu, bila harus membicarakan

bentuk fisik dan bentuk mental sebuah puisi maka dalam pembicaraan tidak dapat

dilihat pertalian satu sama lain.

Bentuk fisik mencakup penampilan puisi dalam bentuk nada dan larik

puisi, irama, sajak, intonasi, pengulangan, dan perangkat kebahasaan lain. Bentuk

mental terdiri dari tema, urutan logis, pola asosiasi, satuan arti yang

dilambangkan, dan pola-pola citra dan emosi. Kedua bentuk ini, terjalin dan

terkombinasi secara utuh yang membentuk dan memungkinkan sebuah puisi itu

memantulkan makna, keindahan, dan imajinasi bagi pembaca (M. Atar Semi,

1993: 107).

Bentuk fisik dan mental sebuah puisi dapat dilihat sebagi satu kesatuan

yang terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan bunyi, arti, dan tema. Lapisan bunyi

yakni lambang-lambang bahasa sastra. Lapisan ini yang merupakan bentuk fisik

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

sebuah puisi. Lapisan arti yakni sejumlah arti yang dilambangkan oleh struktur

atau lapisan permukaan yang terdiri dari lapisan bunyi bahasa. Lapisan tema

yakni suatu “dunia” pengucapan karya sastra, sesuatu yang menjadi tujuan

penyair, atau sesuatu efek tertentu yang didambakan penyair. Lapisan arti dan

tema ini merupakan bentuk mental sebuah puisi. Ketiga lapisan tersebut saling

bertautan antara lapisan bunyi, arti, dan tema (M. Atar Semi, 1993: 108)

d. Jenis-jenis Puisi

Menurut Herman J. Waluyo (1995: 135- 140), puisi ditinjau dari aspek

jenisnya, dapat dikelompokkan berdasarkan klasifikasi sebagai berikut:

1) Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak

disampaikan, puisi dibedakan atas puisi naratif, puisi lirik, dan puisi

deskriptif.

Puisi naratif, yaitu puisi yang mengungkapkan cerita atau penjelasan

penyair. Ada puisi naratif yang sederhana, ada yang sugestif, dan ada yang

kompleks. Puisi naratif misalnya epik, balada, romansa, dan syair. Epik adalah

salah satu jenis puisi yang panjang. Ia menceritakan sesuatu peristiwa atau

kejadian yang pada umumnya menyangkut tokoh-tokoh yang gagah perkasa,

pemberani dalam membela kebenaran. Pada umumnya epik menyuguhkan

sebagian besar tentang konflik fisik atau spiritual, atau keduanya. Beberapa

tokoh cerita biasanya digambarkan secara luas dan mendetail. Gaya

penyampaiannya megah dan formal serta cenderung untuk dibunga-bungai

secara indah sehingga menjadi sangat memikat (M. Atar Semi, 1993: 105).

Balada adalah puisi yang berisi tentang orang-orang perkasa, tokoh pujaan

atau orang yang menjadi pujaan. Romansa adalah jenis puisi cerita yang

menggunakan bahasa romantik yang berisi kisah cinta yang berhubungan

dengan ksatria, dengan perkelahian dan petualangan yang menambah

percintaan mereka lebih istimewa.

Puisi lirik, yaitu puisi yang mengungkapkan gagasan pribadi penyair atau

aku lirik. Ia tidak bercerita. Jenis puisi lirik antara lain: elegi, ode, dan

serenade. Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka. Ode adalah

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

puisi yang berisi pujaan pada seseorang. Suatu hal, dan sesuatu keadaan.

Serenada adalah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan.

Puisi deskriptif, yaitu puisi hasil karya penyair yang bertindak sebagai

pemberi kesan terhadap keadaan peristiwa, benda, atau suasana yang

dipandang menarik perhatian penyair. Puisi deskriptif adalah puisi yang

mengedepankan penyair sebagai pemberi kesan terhadap keadaan atau

peristiwa, benda, dan suasana yang dipandang menarik perhatian penyair.

Jenis puisi deskriptif antara lainsatire, kritik sosial, dan puisi impresionistik.

Satire adalah puisi yang berisi sindiran atau kritik terhadap kepuncangan yang

terjadi.

2) Berdasarkan pada suara ataupun tempat yang cocok untuk pembacaannya dan

jumlah pembaca, puisi dibedakan atas puisi kamar dan puisi auditorium.

Puisi kamar, yaitu puisi yang cocok dibacakan sendirian atau dengan satu

atau dua pendengar. Puisi auditorium yaitu puisi yang cocok untuk dibacakan

di auditorium/ mimbar yang jumlah pendengarnya lebih dari puluhan orang.

3) Berdasarkan sifat atau isi yang dikemukakan puisi tersebut, puisi dibedakan

atas puisi fisikal, puisi platonik, dan puisi metafisikal.

Puisi fisikal bersifat realistis, artinya menggambarkan kenyataan yang

dilukiskan adalah kenyataan dan bukan gagasan seperti hal yang didengar,

dilihat, atau dirasakan. Puisi platonik adalah puisi yang sepenuhnya berisi hal-

hal spiritual atau kejiwaan, dapat juga puisi tentang pengungkapan cinta yang

luhur seorang kekasih atau orang tua kepada anaknya, puisi ini juga

merupakan pengungkapan ide atau cita-cita. Puisi metafisikal adalah puisi

yang bersifat filosofis dan mengajak pembaca merenungkan Tuhan.

4) Berdasarkan cara menafsirkan makna puisinya, puisi dibedakan menjadi puisi

diafan, puisi gelap, dan puisi prismatik.

Puisi diafan atau puisi polos adalah puisi yang kurang sekali menggunakan

pengimajian, puisi ini biasanya menggunakan kata konkret dan bahasa

figuratif, sehingga puisinya mirip dengan bahasa sehari-hari. Puisi yang

demikian mudah dipahami maknanya seperti puisi anak-anak atau puisi karya

mereka yang baru mencoba belajar menulis puisi.

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Puisi gelap adalah puisi yang mempunyai banyak majas, lambang, dan

kiasan sehingga sulit ditafsirkan. Puisi prismatik adalah puisi yang berisi

majas, versifikasi, diksi, dan pengimajian sedemikian rupa sehingga pembaca

tidak terlalu mudah menafsirkan makna puisinya namun tidak terlalu gelap.

Pembaca tetap dapat menelusuri makna puisi itu namun makna itu bagaikan

makna yang keluar dari prisma sehingga ada bermacam-macam makna yang

muncul karena bahasa puisi bersifat multi interpretasi. Jika pembaca

mempunyai latar belakang pengetahuan yang cukup mengenai penyair dan

kenyataan sejarah maka pembaca akan lebih cepat dan tepat menafsirkan

makna puisi tersebut.

5) Berdasarkan kandungan nilai keilmuwan, puisi dibedakan menjadi puisi

parnasian dan puisi inspiratif.

Puisi parnasian merupakan puisi yang mengandung unsur atau nilai–nilai

keilmuwan. Puisi ini diciptakan dengan pertimbangan ilmu atau pengetahuan

dan bukan didasari oleh inspirasi karena adanya mood dalam jiwa penyair.

Puisi inspiratif adalah puisi yang didasarkan pada mood atau passion penyair

benar-benar masuk ke dalam suasana yang hendak dilukiskan. Suasana batin

penyair benar-benar terlibat dalam puisi tersebut.

e. Cara Memilih Puisi untuk Siswa SMP

Pemilihan bahan ajar oleh guru yang akan disajikan pada siswa harus

sesuai dengan kemampuan siswa pada suatu tahapan tertentu. Tanpa adanya

kesesuaian antara bahan ajar dan siswanya maka pembelajaran yang disampaikan

akan gagal. Begitu pula pada pemilihan karya sastra sebagai materi harus

diklasifikasikan tingkat kesukarannya dengan kriteria tertentu.

Dalam memilih materi pengajaran ada beberapa hal penting yang harus

dipertimbangkan, yaitu tersedianya buku-buku di perpustakaan, kurikulum,

kesesuaian, kesesuaian dengan tes akhir, dan lingkungan siswa. Selanjutnya

terdapat tiga aspek dalam memilih bahan pengajaran sastra yaitu bahasa,

psikologi siswa, dan latar budaya (Moody dalam Maria Utami, 2010: 5- 22).

1) Aspek bahasa

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Penguasaan suatu bahasa sebenarnya tumbuh dan berkembang melalui

tahap-tahap yang nampak jelas pada setiap individu. Sementara perkembangan

karya sastra melewati tahap-tahap yang meliputi banyak aspek kebahasaan. Aspek

kebahasan dalam sastra tidak hanya meliputi masalah-masalah yang dibahas tetapi

juga faktor-faktor lain seperti penulisan yang dipakai pengarang. Ciri-ciri karya

sastra pada waktu penulisan karya dan kelompok pembaca yang ingin dijangkau

oleh pengarang (Rahmanto dalam Maria Utami, 2010: 6).

Oleh karena itu, agar pembelajaran sastra dapat berhasil guru perlu

mengembangkan keterampilan atau semacam bakat khusus untuk memilih bahan

pengajaran sastra yang bahasanya sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa siswa.

Jadi dalam usaha memilih bahan ajar kita akan bertolak dari kebutuhan siswa

yang dianggap telah melewati tahap penguasaan bahasa tingkat dasar. Dalam

praktiknya, ketepatan pemilihan bahan ini sering kurang diperhatikan dan dalam

beberapa hal faktor-faktor kebahasaan memang sulit dipisahkan dari faktor-faktor

lain.

Meski demikian, seorang guru hendaknya selalu berusaha memahami

tingkat kebahasan siswa sehingga berdasarkan pemahaman itu guru dapat

memilih materi yang cocok untuk disajikan.

2) Aspek Kejiwaan

Keterkaitan karya sastra dengan pembaca sebenarnya bukanlah hal yang

baru dalam penyajian karya sastra. Karya sastra akan dirasakan masyarakat atau

pembacanya sebagai suatu hal yang menyenagkan dan sekaligus berguna tentunya

apabila sesuai dengan tingkat kebutuhan dan pemahaman mereka.

Tingkat pemahaman dan kebutuhan pembaca, antara lain ditentukan oleh

tingkat perkembangan kejiwaan mereka sebagai manusia. Sebab secara

psikologis, selama hidup manusia mengalami tingkat-tingkat perkembangan

tertentu dengan konsekuensi, jenis-jenis kebutuhannya pun menjadi bervariasi.

Sesuai dengan ciri masing-masing fase perkembangan (Monks dalam Maria

Utami, 2010: 7).

Oleh karena itu, pemahaman terhadap tingkat perkembangan kejiwaan

pembaca menjadi faktor yang sangat penting dalam proses “penyapaian” karya

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

sastra kepada pembaca. Karya sastra yang sesuai dengan tingkat perkembangan

kejiwaan mereka akan dapat dengan mudah mereka “cerna”.

Dalam lingkup yang khusus, pemahaman terhadap tingkat perkembangan

kejiwaan siswa sangat berguna dalam upaya penentuan bahan ajar. Pemahaman

terhadap tingkat kejiwaan siswa akan berimplikasi pada pemahaman atas sifat-

sifat khusus dan bermacam-macam kebutuhan mereka. Hal itu akan sangat

membantu dalam proses penentuan dan pemberian bahan ajar yang sesuai dengan

mereka, sehingga proses penyampaian dan penerimannya akan berjalan dengan

optimal.

3) Aspek Budaya

Pemahaman akan suatu bahasa akan lengkap jika kita memahami kode

budaya pada bahasa itu (Herman J. Waluyo, 1995: 106). Banyak kata dan

ungkapan yang sulit dipahami secara tepat dan langsung jika kita tidak memahami

latar belakang budaya dari bahasa itu. Memahami bahasa memerlukan “cultural

understanding”.

Hal itu pula yang harus baerlaku dalam pemilihan bahan ajar puisi untuk

siswa SMP, selain harus memperhatikan kemampuan siswa hendaklah juga

memperhatikan keragaman lingkungan siswa (Hasjim dalam Maria Utami, 2010:

7).

Penduduk Indonesia tersebar di berbagai lingkungan hidup. Kehidupan

mereka pun terdiri dari bemacam tempat antara lain di desa, kota, pinggir pantai,

dan pegunungan. Di lingkungan petani, pedagang, pegawai dan sebagainya. Puisi

yang isinya akrab dengan kehidupan anak akan lebih mudah diterima dan

dimengerti daripada puisi-puisi yang renggang hubungan isinya dengan mereka.

Jadi dalam memilih bahan bacaan puisi, guru hendaknya juga

mempertimbangkan latar belakang budaya siswa sehingga tidak terjebak pada

kemonotonan yang membosankan yang akhirnya siswa tidak mampu menerima

dan mengapresiasi puisi dengan maksimal.

Pemilihan puisi pada bagian ini, dikhususkan untuk siswa SMP karena

penelitian ini ditujukan untuk siswa SMP khususnya kelas VII SMP. Terdapat

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

banyak pertimbangan dalam menentukan puisi. Pertimbangan-pertimbangan

tersebut yakni:

a) Usia Siswa SMP

Jenjang tingkat pendidikan di Indonesia yang berlaku sampai saat ini

adalah Sekolah Dasr (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah

Menengah Atas (SMA), dan Perguruan Tinggi (PT). Masa yang ditempuh untuk

masing-masing jenjang adalah SD=6 tahun, SMP=3 tahun, SMA=3 tahun, dan

PT=bervariasi.

Anak-anak yang memasuki kelas satu SD pada umumnya berusia 6 atau 7

tahun. Dengan demikian, siswa SD berusia antara 6 atau 7 sampai 11 atau 12

tahun, siswaSMP berusia 12 atau 13 sampai 15 atau 16 tahun, SMA berusia 16

atau 17 tahun sampai 18 atau 19 tahun, dan mahasiswa berusia di atas 19 tahun.

Mengacu pada tahapan perkembangan yang telah disebutkan di atas maka

siswa SMP mempunyai karakteristik dari perkembangan bahasa, perkembangan

intelektual/kognitif, perkembangan moral, dan perkembangan emosional.

Dari segi perkembangan bahasa, siswa SMP berada pada tahap

kompetensi lengkap. Pada akhir masa kanak-kanak, perbendaharaan kata terus

meningkat, gaya bahasa mengalami perubahan dan semakin lancar serta fasih

dalam berkomunikasi. Keterampilan dan performansi tata bahasa terus

berkembang ke arah tercapainya kompetensi berbahasa secara lengkap sebagai

perwujudan dari kompetensi komunikasi. Pada usia ini, individu diharapkan telah

mempelajari semua sarana bahasa dan keterampilan-ketrampilan untuk

memahami dan menghasilkan bahasa tertentu dengan baik.

Dari perkembangan intelektual/kognitif, siswa SMP adalah remaja awal.

Pada masa ini, sejalan dengan perkembangan kognitifnya, remaja mulai mampu

mengaplikasikan berpikir formal atau berpikir ilmiah secara baik pada setiap

situasi dan mengurangi simbol-simbol dan terminologi konkret dalam

mengkomunikasikannya.

Sedangkan dari perkembangan moral siswa SMP sedang dalam tahap

mencari identitas versus kebingungan. Pada fase ini, anak mencari dan

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

mengembangkan identitas personal, berusaha mencari dan menemukan

identitasnya. Tahap ini sejalan dengan tahap operasional.

Terakhir adalah perkembangan emosional. Siswa SMP memasuki masa

pubertas/ preadolence, yaitu umur 10/11 sampai 13/14 tahun. Pada masa pubertas,

anak mencari mengembangkan identitas personal, berusaha mencari dan

menemukan identitasnya. Tahap ini sejalan dengan tahap operasional.

b) Kriteria Puisi untuk Siswa SMP

Kriteria puisi untuk siswa SMP dilihat dari unsur puisi, yaitu struktur fisik

puisi, struktur batin puisi dan jenis puisinya.

(1) Struktur Fisik Puisi

Struktur fisik puisi yaitu diksi, citraan/pengimajian, bahasa

figuratif/majas, verifikasi, dan tipografi. Dari segi fiksi, siswa kelas VII

bisa menerima kata lugas-kiasan, kata lugas-simbolik, dan kata lugas-

bertafsir luas. Dari segi citraan, semua jenis citraan bisa diterima dan

dimengerti oleh semua jenjang kelas. Namun, dari segi bahasa

figuratif/majas, ternyata tidak. Siswa kelas VII baru bisa menyerap majas

simile, personifikasi, dan metafora. Dari segi pelambangan, siswa kelas

VII mempunyai pemahaman mengenai lambang warna, lambang benda,

lambang bunyi, dan lambang suara.

Dari segi verifikasi, yaitu segi rima dan ritma, pemahaman siswa

kelas VII pemahaman rima mengenai anomatope/tiruan bunyi, bentuk

intern pola bunyi, alitersi/ pengulangan huruf yang sama di awal beberapa

kata dalam sebuah frasa/kalimat, repetisi bunyi dan kata. Sedangkan segi

ritme yaitu pengulangan kata, frasa, dan kalimat.

Strutur fisik yang terakhir adalah tipografi. Siswa kelas VII

mempunyai pemahaman tipografi tipe blok, zig-zag, dan tangga.

(2) Struktur Batin Puisi

Strutur batin puisi terdiri dari tema, nada, suasana, dan perasaan.

Tema puisi siswa kelas VII yakni persahabatan, pendidikan,

kepahlawanan/patriotisme, kemanusiaan, ketuhanan, nasionalisme, dan

lingkungan. Aspek nada puisi untuk siswa kelas VII yakni nada senang,

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

sedih, main-main, religius, dan semangat. Aspek suasana yakni serius,

gembira, haru, santai, dan khusyuk. Aspek selanjutnya perasaan, yakni

serius, kagum, haru, khusyuk, simpati, sabar, dan sedih. Terakhir aspek

amanat, siswa kelas VII mampu memahami amanat secara eksplisit dan

beberapa jenis amanat yang bersifat menasehati atau mendidik.

(3) Jenis Puisi

Berdasarkan cara penafsirannya, siswa kelas VII mampu

menafsirkan puisi jenis diafan karena pada tahap tersebut, pada umumnya

siswa mempunyai pemahaman bahasa yang masih sederhana. Dari cara

pengungkapannya, mereka mampu mengungkapkan jenis puisi naratif

yakni epik, balada, dan syair sedangkan puisi lirik yaitu elegi dan ode.

Selanjutnya, berdasarkan pada sifat isi puisi, siswa kelas VII mampu

mengenal jenis puisi fisikal dan platonik karena puisi tersebut

manggambarkan kenyataan dan ide /cita-cita luhur.

c) Aspek Budaya

Latar budaya puisi yang mampu dipahami siswa kelas VII yakni puisi

yang isinya sudah terdengar akrab dalam kehidupan anak. Puisi yang berisi

sesuatu yang renggang dari kehidupan siswa, akan membuat siswa kesulitan

untuk memahami isi puisi tersebut. Oleh karena itu, sebelum memilih puisi guru

hendaknya mempertimbangkan latar belakang budaya siswa sehingga tidak

terjebak pada kemonotonan yang membosankan.

3. Hakikat Pendekatan Pembelajaran Quantum

a. Pengertian Pendekatan

Menurut Hasan Alwi (2011: 246), pendekatan mengandung arti proses

atau cara mendekati. Dalam hubungannya dengan pembelajaran, Wardani (2005:

10) memisahkan secara operasional tentang perbedaan pengertian strategi

pembelajaran, pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, dan teknik

pembelajaran. Menurutnya, strategi pembelajaran adalah suatu siasat melakukan

kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengubah suatu keadaan pembelajaran kini

menjadi keadaan pembelajaran yang diharapkan. Untuk mengubah keadaan itu

dapat ditempuh dengan berbagai pendekatan pembelajaran. Pendekatan

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

pembelajaran adalah suatu konsep atau prosedur yang digunakan dalam proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran berupa dicapainya kompetensi

tertentu oleh siswa sebagai hasil belajar. Pada tiap prosedur pembelajaran dapat

dipilih berbagai macam metode pembelajaran yang relevan. Metode pembelajaran

adalah cara yang digunakan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pada

setiap metode pembelajaran dapat dipilih berbagai macam teknik pembelajaran

yang relevan. Teknik pembelajaran adalah cara sistematis dalam melakukan suatu

kegiatan sebagai bagian dari proses pembelajaran.

Imam Syafi‟ie (1993: 16) menjelaskan bahwa pendekatan dalam

pengajaran bahasa mengacu kepada teori-teori tentang hakikat bahasa dan

pembelajaran bahasa yang berfungsi sebagai sumber landasan/prinsip-prinsip

pengajaran bahasa. Teori tentang hakikat bahasa mengemukakan asumsi-asumsi

dan tesis-tesis tentang hakikat bahasa, karakteristik bahasa, unsur-unsur bahasa,

serta fungsi dan pemakaiannya sebagai media komunikasi dalam suatu

masyarakat bahasa. Pendekatan bersifat aksiomatis dalam arti bahwa kebenaran

teori-teori bahasa dan teori belajar bahasa yang digunakan tidak perlu

dipersoalkan lagi. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa pada hakikatnya pendekatan adalah cara umum yang digunakan untuk

mencapai tujuan bersama.

b. Pengertian Pembelajaran

Hasibuan (dalam Gino, dkk., 2000: 32) memberikan batasan

pembelajaran, yaitu usaha sadar guru untuk membuat siswa belajar dengan

mengaktifkan faktor intern dan ekstern dalam belajar. Faktor intern yang

dimaksud di sini meliputi minat, perhatian, motivasi, dan lain-lain. Faktor ekstern

yang berpengaruh meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat.

Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-

unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

memengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 2003: 57). Lebih

lanjut Oemar Hamalik mengungkapkan bahwa material meliputi buku-buku,

papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio, dan video tape. Fasilitas

dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, dan

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik,

belajar, ujian, dan sebagainya.

Pengertian pengajaran dan pembelajaran menurut Oemar Hamalik (2003:

58), yaitu: (1) Pengajaran ialah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta

didik/ siswa di sekolah; (2) Pengajaran adalah mewariskan kebudayaan kepada

generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah; (3) Pembelajaran adalah

upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta

didik; (4) Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menajdi

warga masyarakat yang baik; dan (5) Pembelajaran adalah suatu proses membantu

siswa mengahadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.

Agus Suprijono (2009: 11) menjelaskan tentang perbedaan antara

pengajaran dan pembelajaran. Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning

dan pengajaran terjemahan dari teaching. Lebih lanjut, Suprijono mengungkapkan

bahwa pengajaran adalah proses perbuatan, cara mengajarkan. Perbuatan atau cara

mengajarkan diterjemahkan sebagai kegiatan guru mengajari peserta didik; guru

menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik dan peserta didiksebagai pihak

penerima. Pengajaran seperti ini merupakan proses instruktif. Guru bertindak

sebagai „panglima‟, guru dianggap paling dominan, dan guru dipandang sebagai

orang yang paling mengetahui.

Lebih lanjut, Agus Suprijono (2009: 13) menjelaskan tentang

pembelajaran yang berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan

esensiil istilah ini dengan pengajaran adalah pada tindak ajar. Pada pengajaran

guru mengajar, peserta didik belajar, sedangkan pada pembelajaran, guru

mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya

pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru yang

menyediakan fasilitas belajar bagi anak didiknya untuk mempelajarinya. jadi

subjek pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran adalah dialog interaktif.

Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti

halnya pengajaran.

Gino, dkk. (2000: 32-33) memberikan batasan pembelajaran atau

instruction sebagai usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

belajar, yaitu terjadi terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang

belajar dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang

berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena andanya usaha. Dengan

demikian, ada tiga ciri utama pembelajaran, yaitu: (1) ada aktivitas yang

menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri pembelajar baik langsung maupun

tidak langsung, (2) perubahan itu berupa diperolehnya kemampuan baru dan

berlaku untuk waktu yang lama, dan (3) perubahan itu terjadi karena suatu usaha

yang dilakukan secara sadar.

c. Komponen- komponen Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa

komponen. Menurut Gino, dkk. (2000: 30) komponen tersebut antara lain sebagai

berikut:

1) Guru

Guru merupakan seseorang yang bertindak sebgai pengelola kegiatan

belajar mengajar yang mempunyai tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

didik.

2) Siswa

Siswa adalah orang yang berperan sebagai pencari, penerima, dan

pelaksana pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

3) Tujuan

Tujuan adalah perubahan yang diinginkan terjadi pada siswa setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran. Perubahan perilaku tersebut meliputi

perubahan kognitif, psikomotor, dan afektif.

4) Isi pelajaran

Isi pelajaran atau materi pelajaran adalah segala informasi berupa fakta,

prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

5) Metode

Metode merupakan suatu strategi pembelajaran yang dilakukan oleh

guru yang meliputi seluruh kegiatan penyajian bahan pelajaran kepada siswa

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

6) Media

Media merupakan bahan pengajaran yang digunakan untuk menyajikan

informasi kepada siswa.

7) Evaluasi

Evaluasi merupakan cara yang digunakan untuk menilai suatu proses

dan hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan belajar

mengajar dan sekaligus memberikan balikan bagi setiap komponen tersebut.

d. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi berhasil tidaknya

pembelajaran. Menurut Gino, dkk. (2000: 35-39) faktor yang mempengaruhi

keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran antara lain:

a. Motivasi belajar

Motivasi diartikan sebagai suatu dorongan yang timbul pada diri

seorang secara sadar atau tidak untuk melakuakn suatu tindakan untuk

mencapai tujuan tertentu.

b. Bahan belajar

Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi

yang digunakan dalam pembelajaran harus dideusiakan dengan tujuan yang

akan dicapia oleh siswa dan harus disesuaikan dengan karakteristik siswa agar

dapat dimintai olehnya.

c. Alat bantu belajar

Alat bantu belajar adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan

belajar mengajar dengan maksud menyampaikan pesan pembelajaran dari

sumber belajar (guru) kepada penerima (siswa). Alat bantu belajar merupakan

alat yang dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan belajar, misalnya

buku, komputer, tape recorder, dan lain-lain.

d. Suasana belajar

Suasana belajar merupakan situasi dan kondisi yang ada dalam

lingkungan tempat proses pembalajaran berlangsung. Suasana yang dapat

mendukung kegiatan pembelajaran yang baik antara lain yaitu: susana

Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

kekeluargaan, suasana sekolah yang nyaman, suasana kelas diatur fleksibel,

jumlah siswa tidak terlalu banyak, dan siswa belajar secara bervariasi.

e. Kondisi siswa

Kondisi siswa merupakan keadaan siswa pada saat kegiatan belajar

mengajar berlangsung. Kondisi yang dimaksud bukan hanya keadaan fisik,

melainkan juga keadaaan psikis siswa.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu

proses atau usaha untuk menjadikan siswa belajar dengan memberikan stimulasi

kepada siswa agar menimbulkan respons yang tepat untuk mencapai tujuan

belajar yang diinginkan. Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta

didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan tindakan ke arah yang

positif.

Dengan mengetahui hakikat belajar dan pembelajaran tersebut, kita

ketahui bahwa interaksi antar komponen menjadi faktor penting dalam

keberhasilan suatu proses belajar mengajar. Oleh karena itu kerjasama antara guru

dan murid sangat diperlukan demi kelancaran kegiatan belajar mengajar.

e. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Quantum

Pendekatan pembelajaran quantum berakar dari upaya Dr. Georgi

Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan

apa yang disebutnya sebagai “suggestology” atau “suggestopedia”. Prinsipnya

adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengeruhi hasil situasi belajar, dan

setiap detail apa pun memberikan sugesti positif ataupun negatif. Beberapa teknik

yang digunakannya untuk memberikan sugesti positif adalah mendudukkan siswa

secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi

individu, menggunakan poster-poster untuk memberi kesan besar sambil

menonjolkan informasi, dan menyediakan guru- guru yang terlatih baik dalam

seni pengajaran sugestif (Bobbi DePorter, 2003: 14).

Istilah lain yang hampir dapat dipertukarkan dengan suggestology adalah

pemercepatan belajar (accelerated learning). Pemercepatan belajar didefinisikan

sebagai “memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang

mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan”. Cara ini

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

menyatukan unsur-unsur yang secara sekilas tampak tidak mempunyai

persamaan: hiburan, permainan, warna, cara berpikir positif, kebugaran fisik, dan

kesehatah emosional. Namun semua unsur ini bekerja sama untuk menghasilkan

pengalaman belajar yang efektif (Bobbi DePorter, 2003: 14).

f. Karakteristik Pendekatan Pembelajaran Quantum

Pendekatan pembelajaran quantum yang diterapkan pada penelitian ini

mencakup aspek-aspek penting dalam accelerated learning. Selain itu, pada

pendekatan ini juga berupaya menghubungkan antara bahasa dan perilaku.

Pendekatan ini juga dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara

siswa dan guru. Keberagaman yang dimiliki siswa akan menghasilkan jalinan

antara siswa dan guru yang beragam pula oleh sebab itu diperlukan upaya guru

untuk menggubah atau menciptakan sebuah lingkungan belajar, cara presentasi,

dan rancangan pembelajaran (Lozanov dalam Andayani, 2000: 19)

Pendekatan ini semula diterapkan dalam pembelajaran di SuperCamp,

yaitu sebuah program pembelajaran yang mengacu pada percepatan. Pendekatan

pembelajaran quantum dipopulerkan oleh Learning Forum, yaitu sebuah asosiasi

pendidikan international yang menekankan keterampilan akademis, keterampilan

dalam hidup, dan tantangan fisik. Di SuperCamp ini, semua kurikulum secara

harmonis merupakan kombinasi dari tiga unsur tersebut. Pada dasarnya di Camp

ini semua siswa harus belajar efektif. Keefektifan ini dapat dicapai melalui

keadaan belajar yang menyenangkan (Bobbi DePorter,2003: 8).

Dalam program SuperCamp tersebut, para siswa harus menginap selama

kurang lebih dua belas hari. Para siswa terdiri dari usia sembilan sampai dua puluh

empat tahun. Mereka memperoleh kiat-kiat yang akan membantu dalam kegiatan

mencatat, menghafal, membaca cepat, menulis, berkreatifitas, berkomunikasi, dan

membina hubungan. Hasil dari program ini adalah para siswa mendapatkan nilai

yang lebih baik, lebih banyak berpartisipasi, dan merasa lebih bangga akan diri

mereka sendiri (Vos Groenendal dalam Bobbi DePorter, 2003: 4).

Pendekatan pembelajaran quantum oleh Learning Forum kemudian

dikukuhkan sebagai salah satu metodologi pembelajaran dalam bentuk rancangan

pembelajaran, penyajian bahan ajar, dan fasilitas pembelajaran yang tidak harus

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

dilaksanakan di SuperCamp namun dapat dilaksanakan di kelas-kelas biasa.

Pendekatan pembelajaran quantum merangkaikan suatu pendekatan pembelajaran

yang oleh asosiasi tersebut dianggap sebagai pendekatan yang efektif untuk

dikembangkan menjadi sebuah pendekatan pembelajaran. Dikatakan demikian

karena pendekatan ini mampu merangsang multi sensori, multi kecerdasan, dan

relevan dengan perkembangan otak pada masa anak-anak, sehingga pada akhirnya

dapat mengembangkan kemampuan guru untuk memacu kemampuan siswa agar

berprestasi (Andayani, 2000: 19-20).

Sebagai salah satu metodologi pembelajaran, pendekatan pembelajaran

quantum hampir sama dengan sebuah simfoni. Apabila seseorang menonton

sebuah simfoni, ada banyak unsur yang menjadi faktor pengalaman musik orang

tersebut. Unsur-unsur tersebut dapat dibagi menjadi dua yakni konteks dan isi.

Konteks adalah latar untuk pengalaman guru. Konteks merupakan keakraban

ruang orkestra sendiri (lingkungan belajar siswa), semangat guru dalam

menyampaikan materi pada siswa, semangat siswa dalam menerima materi guru,

keseimbangan dalam pembelajaran, kerja sama antara guru, siswa dan lingkingan,

dan interpretasi guru terhadap materi yang akan diberikan pada siswa. Semua

unsur ini bersatu padu dan kemudian memunculkan pengalaman bermusik secara

menyeluruh. Isi berbeda dengan konteks, namun peranan ini juga sangat penting

dalam pembelajaran. Isi merupakan fasilitas berupa keahlian guru terhadap materi

yang akan disampaikan serta mengandung makna menggunakan bakat dan potensi

siswa.

Pendekatan pembelajaran quantum memiliki petunjuk yang berguna untuk

menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum,

menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar. Petunjuk-petunjuk tersebut

antara lain:

1) Partisipasi dengan menggubah keadaan kelas dari yang biasa menjadi

kelas yang menarik,

2) Menumbuhkan motivasi dan minat siswa dengan menerapkan metode

TANDUR (Tanamkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan

Rayakan),

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

3) Membangkitkan rasa kebersamaan baik antara siswa dan guru maupun

siswa dan siswa lainnya,

4) Meningkatkan daya ingat siswa, dan

5) Membangun daya dengar siswa. Semua petunjuk tersebut, akan

menempatkan guru dan siswa pada kesuksesan belajar (Bobbi DePorter,

2003: 4-5).

g. Prinsip-prinsip Utama dalam Pendekatan Pembelajaran Quantum

Pendekatan pembelajaran quantum mengaitkan apa yang akan diajarkan

guru dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasan yang diperoleh dari

kehidupan rumah, kehidupan sosial di luar rumah, serta kehidupan akademis yang

dimiliki oleh siswa. Setelah kaitan tersebut terbentuk, guru dapat mengkonstruksi

pembelajaran ke dalam benak mereka. Terdapat lima prinsip yang harus diketahui

guru untuk mampu mengaitkan dan mengkonstruksi pembelajaran yaitu:

1) Segalanya berbicara

Segalanya baik dari lingkungan kelas maupun bahasa tubuh merupakan

penunjang dalam pengiriman pesan pembelajaran.

2) Segalanya bertujuan

Semua yang terjadi khususnya gubahan dari guru adalah kegiatan yang

bertujuan untuk siswa.

3) Pengalaman sebelum pemberian nama

Otak manusia berkembang dengan pesat karena adanya rangsangan

kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu manusia. Oleh karena

itu, proses belajar terbaik terjadi pada saat siswa telah mengalami

informasi sebelum memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.

4) Akui setiap usaha

Pada saat siswa mulai berkeinginan untuk belajar dengan menerima

setiap konsekuensi dari resiko belajar, mereka pantas menerima

pengakuan atas kemampuan dan kepercayaan diri mereka.

5) Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan

Perayaan digunakan sebagai perangsang motivasi dan minat siswa. Selain

itu, perayaan mampu memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar (Bobbi DePorter,

2003: 7-8).

Beberapa prinsip dan petunjuk penerapan pendekatan pembelajaran

quantum relevan dengan pembelajaran apresiasi sastra di sekolah. Dikatakan

demikian karena menurut survei yang dilakukan penulis masih terdapat berbagai

masalah dalam pembelajaran apresiasi sastra di Sekolah Menengah Pertama

khususnya kompetensi dasar membaca indah puisi sebagai salah satu bentuk

apresiasi sastra siswa.

Permasalahan tersebut terjadi karena disebabkan oleh beberapa hal.

Suasana dan keadaan belajar siswa di sekolah membuat siswa tidak termotivasi

sehingga mereka masih merasa malu dan tidak percaya diri terhadap

kemampuannya membaca puisi di depan kelas. Kemonotonan saat pembelajaran

juga menimbulkan kebosanan pada suasana hati siswa.

Selain itu, permasalahan di pihak guru juga mendorong terbentuknya

masalah pendidikan yang baru. Hal ini disebabkan karena tindakan efektif dalam

pembelajaran apresiasi sastra dianggap hanya akan menghabiskan waktu

pelajaran. Fenomena yang terjadi sekarang, waktu pelajaran yang seharusnya

digunakan guru untuk pembelajaran apresiasi sastra digunakan untuk memberikan

materi-materi yang lain yang akan keluar saat ujian akhir. Terlebih lagi, selama

ini format soal dalam ujian akhir yang terstandar tidak memadai untuk

menangkap dan mengukur kenikmatan siswa dalam bersastra (Annita Lie dalam

Andayani, 2000: 28).

Masalah-masalah yang muncul tersebut dapat dipecahkan dengan

penerapan pendekatan pembelajaran quantum. Petunjuk teknis pendekatan

pembelajaran quantum adalah sebagai berikut :

1. Tanamkan (T) : Sertakan diri mereka, pikat mereka,puaskan keingintahuan

mereka. Buatlah mereka tertarik atau penasaran tentang materi yang akan

diajarkan.

2.Alami (A) : Berikan mereka pengalaman belajar, tumbuhkan

“kebutuhan untuk mengetahui”.

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

3.Namai (N) : Berikan “data” tepat saat minat memuncak dengan

mengenalkan konsep-konsep pokok dari materi pelajaran.

4.Demontrasi (D) : Berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan

pengalaman dengan data atau keterangan baru, sehingga mereka menghayati

dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi.

5.Ulangi (U) : Rekatkan gambaran keseluruhannya. Ini dapat dilakukan

melalui pertanyaan, post test, atau penugasan maupun membuat ikhtisar

hasil belajar.

6.Rayakan (R) : Ingat, jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan!

Perayaan menambahkan belajar dengan asosiasi positif.

h. TANDUR sebagai Metode dalam pembelajaran Membaca Puisi

Keistimewaan pendekatan pembelajaran quantum adalah penerapan

petunjuk teknis langkah-langkah pembelajaran yang dikenal dengan Tanamkan,

Alami, Namai, Demontrasi, Ulangi, dan Rayakan. Petunjuk teknis ini disingkat

dengan metode TANDUR.

1) Penerapan metode T (Tanamkan)

Konsep tumbuhkan merupakan konsep operasional dari prinsip

“Bawalah dunia mereka ke dunia kita”. Melalui usaha penyertaan siswa

dalam pikiran dan emosi, mereka dapat menciptakan jalinan dan

kepemilikan bersama atau kemampuan saling memahami. Penyertaan akan

memanfaatkan pengalaman mereka untuk menstimulus tanggapan “Oke,

materi ini menarik dan bermakna”, selanjutnya akan mendapatkan

komitmen untuk menjelajah dengan belajar bersama. Menyertakan

pertanyaan, pantomim, lakon pendek dan lucu, drama, video, dan cerita.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa agar seseorang mengikuti

keinginan kita maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan

menarik perhatian orang lain. Dalam pembelajaran terutama saat apersepsi

untuk menarik minat siswa adalah dengan memfokuskan perhatian siswa.

Tidak harus dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dari

materi sebelumnya, namun dapat dilakukan dengan berbagai macam cara,

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

misalnya: penyajian gambar atau media yang menarik, penyajian peta

konsep, puisi, cerita menarik atau lucu, dan sebagainya.

Andayani (2008: 74) mengungkapkan bahwa penerapan konsep

tumbuhkan khususnya dalam pembelajaran apresiasi sastra dapat pula

dilakukan dengan berbagai aktivitas, seperti: tepuk tangan, menyanyi, dan

bermain. Ditambahkan juga bahwa aktivitas murid pada saat bernyanyi

bersama-sama sambil bertepuk tangan, dapat digunakan untuk

menumbuhkan minat murid ketika memulai proses kegiatan awal

pembelajaran. Selain itu, kegiatan bermain juga dapat menumbuhkan

minat dan kesenangan siswa terhadap sesuatu. Namun pemilihan jenis

pemainan dan lagu yang akan dinyanyikan juga harus disesuaikan dengan

manfaat atau tema yang akan diajarkan. Garis besar dari tujuan konsep

“tumbuhkan” adalah memberi kebermaknaan yang cepat dan mudah

dipahami siswa.

2) Penerapan metode A (Alami)

Unsur ini memberi pengalaman kepada siswa dan manfaatnya

dapat meningkatkan hasrat alami untuk menjelajah. Pengalaman membuat

seseorang dapat mengajar “melalui pintu belakang” untuk memanfaatkan

pengetahuan dan keingintahuan mereka. Tahap ini dapat menggunakan

permainan, simulasi, dan sebagainya. Perankan unsur-unsur pelajaran baru

dalam bentuk sandiwara. Beri mereka tugas individu atau kelompok dan

kegiatan yang mengaktifkan pengetahuan yang sudah mereka miliki.

Konsep alami merupakan suatu konsep murid mulai memasukkan

proses belajar dalam pembelajaran. Pada konsep ini dapat dilakukan

berbagai aktivitas, misalnya: murid mulai mencari dan menemukan bacaan

yang akan dibicarakan, murid berkelompok membicarakan cerita yang

dibaca, dan murid menyimak secara bersama-sama suatu cerita. Andayani

(2008: 75) mengungkapkan bahwa pada tahap ini pembelajaran akan

terkesan biasa atau tidak mencapai tujuan jika tidak didesaindengan baik.

Sugiyanto (2009: 87) mengungkapkan bahwa pengalaman dapat

menciptakan ikatan emosional sebagaimana yang kita ketahui bahwa

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

pengalaman akan menciptakan peluang untuk pemberian makna

(penamaan). Dia mengungkapkan bahwa dalam konsep ini saat murid

mempelajari sesuatu dalam kenyataan nyata. Siswa telah memiliki

pemahaman awal yang telah berkaitan dengan konsep materi yang akan

dipelajari. Saat pengalaman terkait, siswa dapat mengumpulkan informasi

yang dapat membantunya untuk memaknai pengalaman tersebut sehingga

informasi yang mulanya abstrak menjadi konkret. Dengan demikian, maka

seorang siswa tidak hanya sekedar mendapatkan informasi tetapi melalui

pengalaman yang telah diperoleh dapat membuat siswa benar-benar

mendapatkan pengetahuan yang berarti.

3) Penerapan metode N (Namai)

Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan

identitas, menguatkan dan mendefinisikan. Penamaan dibangun di atas

pengetahuan dan keingintahuan siswa saat itu. Penamaan merupakan

sarana untuk mengajarkan konsep, keterampilan berpikir, dan strategi

belajar. Dapat menggunakan media visual seperti susunan gambar, warna,

alat bantu, kertas tulis, poster di dinding,dan sebagainya.

Bobbi DePorter dkk (2003: 91) mengungkapkan bahwa konsep

namai dapat memuaskan otak siswa yaitu dengan membuat siswa

penasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman mereka. Konsep ini

dimulai dengan pengalaman siswa dan dari pengalaman dan informasi

yang saling terkait siswa diarahkan untuk dapat menamainya sehingga

pengalaman siswa tersebut akan lebih berarti.

Selaras dengan pendapat di atas, Andayani (2008: 76) juga

mengungkapkan bahwa konsep namai merupakan salah satu prosedur

yang sangat penting. Hal ini dikarenakan pada konsep ini murid

berkesempatan untuk mengaktualisasikan dirinya. Pengenalan murid

terhadap konsep ini dalam keseluruhan proses belajar berada dalam tataran

berpikir.

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

4) Penerapan metode D (Demonstrasi)

Memberi siswa peluang untuk menerjemahkan dan menerapkan

pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran yang lain yaitu dalam

permasalahan yang lebih riil sekaligus memberikan kesempatan kepada

mereka untuk menunjukkan tingkat pemahaman dan penguasaan mereka

terhadap materi yang telah dipelajari. Menggunakan sandiwara, video,

permainan, rap, lagu, penjabaran dalam grafik.

Setelah mengaitkan pengalaman dan nama, kemudian siswa

diminta untuk menunjukkan atau mempraktekkannya, tahap yang

demikian merupakan konsep demonstrasi. Konsep ini memberikan

kesempatan siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajari

dengan mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman dalam memori

siswa.

Aktivitas dalam konsep demonstrasi berwujud aktivitas gerak.

Aktivitas ini dilakukan melalui praktik atau latihan. Praktik yang

dilatihkan dalam konsep demonstrasi dapat berupa praktik membaca,

berbicara, dan menulis. Praktik membaca misalnya membaca cerita di

depan kelas, membaca puisi, dan membaca dialog. Praktik berbicara dapat

berbentuk diskusi membahas puisi, cerita, dan drama yang

didemonstrasikan. Praktik menulis dapat dilakukan dengan pemberian

contoh menciptakan karangan oleh guru, atau seorang murid. Konsep

demonstrasi dapat dilakukan secara berulang-ulang, Andayani (2008: 77).

5) Penerapan metode U (Ulangi)

Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa

“aku tahu bahwa aku tahu ini”! jadi pengulangan hendaknya dilakukan

secara multimodalis dan multikecerdasan, lebih baik lagi dalam konteks

yang berbeda dengan adanya (permainan, pertunjukkan, drama, dan

sebagainya). Tahap ini dapat membuat isian aku tahu bahwa aku tahu, ini

merupakan kesempatan bagi siswa untuk mengajarkan pengetahuan baru

mereka kepada orang lain (kelompok lain) menirukan orang-orang seperti

guru atau tokoh idola, pendahuluan, isi, kesimpulan, bisa juga

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

menggemakan motto hidup tertentu yang bermakna, dan siswa diminta

untuk mengulangnya secara serentak. Selain itu, untuk menunjukkan

penguasaan atau pemahaman materi dapat juga dilakukan melalui

pertanyaan-pertanyaan post test.

Seperti yang telah dikemukakan bahwa aktivitas gerak dapat

menjadikan murid memiliki keterampilan yang sempurna, khususnya

dalam berbahasa. Syaratnya adalah pendemonstrasian dalam latihan

keterampilan berbahasa yang dilakukan secara berulang-ulang.

Pengulangan-pengulangan tersebut dapat dilakukan secara lisan maupun

tulis yang disertai gerakan fisik. Hal ini lebih bermakna jika dalam

aktivitas disertai balikkan atau tanggapan baik dari siswa maupun guru.

Dari balikkan tersebut diharapkan siswa dapat memperoleh keterampilan

berbahasa atau kemampuan psikomotorik yang lebih baik dibanding

sebelum dilaksanakan pembelajaran.

6) Penerapan metode R (Rayakan)

Jika layak dipelajari, maka layak dirayakan! Perayaan merupakan

suatu bentuk rasa untuk menghomati ketekunan, usaha, dan kesuksesan,

yang pada akhirnya dapat memberikan kepuasan dan kegembiraan.

Kondisi akhir pembelajaran yang menyenangkan dapat membuat siswa

bergairah untuk belajar lebih lanjut. Perayaan dapat dilakukan dengan

pemberian pujian, bernyanyi bersama, pameran, pesta kelas.

Andayani (2008: 77) berpendapat bahwa konsep “rayakan” dalam

penerapan TANDUR melahirkan aspek sikap. Hal ini karena konsep

rayakan tersebut murid diberi respon-respon khusus dari guru maupun

murid-murid lain di kelas secara serentak. Respon tersebut dapat berupa

tepuk tangan, gerakan toss yang diberikan guru kepada murid, dan

memberikan seruan dengan kata-kata serentak disertai gerakan dua tangan

diangkat di atas, dan sebagainya.

Selaras dengan pendapat di atas Sugiyanto (2009: 93) juga

mengemukakan bahwa konsep “rayakan” yang dilakukan dengan

pemberian tepuk tangan, hadiah, pujian, dan sebagainya dapat

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

memperkuat kesuksesan dan memberi motivasi siswa. Penerapan konsep

rayakan juga dapat memberikan penguatan pada siswa dalam

pembelajaran.

Bobbi DePorter dkk (2003: 93) juga mengungkapkan bahwa untuk

memperkuat kesuksesan dan memotivasi maka anda harus mencobanya

berulang-ulang dan siswa membutuhkan penguatan prinsip yang sama

dalam belajar. Hal ini dikarenakan prinsip “rayakan” merupakan suatu

bentuk pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan

keterampilan dan ilmu pengetahuan. Lebih lanjut dikemukakan bahwa

respon dalam pendekatan pembelajaran quantum melibatkan seluruh

peserta pembelajaran. Seluruh murid terlibat secara fisik, psikis, dan

verbal. Predisposisi untuk tindakan positif yang dapat tumbuh dalam

pembelajaran apresiasi sastra ini adalah sikap yang berbentuk: rasa senang

menikmati, menghayati, menghargai karya sastra, dan sekaligus

menyenangi pembelajaran membaca sastra khusunya puisi.

B. Penelitian yang Relevan

Anita Kusuma (2009) dalam penelitiannya, yang berjudul “Mengatasi

Kesulitan Membaca Puisi Dengan Metode Variasi Dan Pemodelan Melalui VCD

Pada Siswa Semester I Kelas X SMK Texmaco Karawang Tahun Pelajaran

2008/2009” menyimpulkan bahwa kondisi siswa mengalami peningkatan dalam

membaca puisi dari hasil evaluasi akhir 80% siswa dapat dinyatakan tuntas secara

individu dalam pembelajaran membaca puisi. Dalam mengajarkan membaca puisi

menggunakan: (1) membaca nyaring tunggal, (2) membaca nyaring bersama, (3)

membaca nyaring dengan musik atau tepukan sangat diperlukan agar siswa tidak

merasa bosan, (4) metode Pemodelan melalui VCD. Selain itu, sebaiknya

didukung dengan pemilihan materi yang tepat sesuai sehingga siswa akan

senantiasa tertarik dan pada gilirannya akan senang membaca puisi.

Teti Rostikawati (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Mind

Mapping dalam Metode Pendekatan Quantum Pengaruhnya Terhadap Prestasi

Belajar dan Kreativitas Siswa”, menyimpulkan bahwa metode pembelajaran

adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam proses belajar, pembelajaran

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

memiliki dua unsur penting yakni guru dan siswa. Bagi siswa metode

pembelajaran sangat penting dalam menentukan prestasi dan pengembangan

potensi pribadi. Guru memiliki peranan penting dalam menerapkan metode

pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan.

Pendekatanquantum sebagai salah satu metode belajar yang dapat memadukan

berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan yang dapat

mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Lingkungan belajar yang

menyenangkan dapat menimbulkan motivasi pada diri seseorang sehingga secara

langsung dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Metode pembelajaran

quantummelalui teknik peta pikiran (mind mapping) memiliki manfaat yang

sangat besar untuk meningkatkan potensi akademik (prestasi belajar) siswa.

Herman Waluyo, Budhi Setiawan, dan Handoko (2007) dalam penelitian

yang berjudul “Pengembangan Pendekatan Keterpaduan Pembelajaran Bahasa

dan Sastra Indonesia dengan Pendekatan Quantum Learning (Berbahasa dan

Bersastra dalam suasana Orkestra di SMP Daerah Surakarta)” menyimpulkan

bahwa berdasarkan hasil uji coba empirik penggunaan pendekatan Quantum

Learning dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Daerah

Surakarta dapat menciptakan keaktifan dan partisipasi siswa yang tinggi dan

signifikan pula. Selain itu, pendekatan pembelajaran ini juga dapat memotivasi

siswa khususnya dalam belajar sastra dengan rasa senang, tidak membosankan,

dan mempunyai kesempatan untuk menggunakan bahasa Indonesia secara nyata

dengan mengakrabi karya sastra. Berdasarkan uji statistik lebih dari itu

penggunaan pendekatan ini juga diterima oleh stakeholder di kota Surakarta.

Alasan peneliti memilih ketiga penelitian tersebut sebagai penelitian yang

relevan karena ketiga penelitian ini memiliki keterkaitan dengan penelitian yang

peneliti lakukan. Keterkaitan tersebut terdapat pada pendekatan pembelajaran dan

keterampilan berbahasa yang ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran

tersebut. Keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukisno terdapat

pada pendekatan pembelajaran yang digunakan, yakni pendekatan pembelajaran

quantum. Pada penelitian yang dilakukan oleh Teti Rostikawati pendekatan

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

pembelajaran quantum juga terbukti dapat meningkatkan prestasi (hasil) belajar

dan kreativitas siswa.

Herman Waluyo, Budhi Setiawan, dan Handoko mengembangkan

pendekatan Quantum Learning dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

di SMP dan hasilnya pun pendekatan ini dapat meningkatkan keaktifan dan

motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran bahasa dan sastra (yang mana puisi

juga termasuk bagian dari sastra). Berdasarkan alasan tersebut maka peneliti

menerapkan pendekatan pembelajaran quantum dalam pembelajaran membaca

indah puisi.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya pada pembelajaran

membaca puisi di SMP belum berlangsung seperti yang diharapkan. Guru

cenderung menggunakan teknik pembelajaran yang bercorak teoretis dan hafalan

sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung kaku,monoton, dan membosankan.

Guru sering meminta siswa untuk praktek membaca puisi di depan kelas.

Pada umumnya siswa malu, tidak percaya diri, bosan dan malas ketika membaca

indah puisi. Selain itu, cara membaca siswa juga kurang baik, suara kurang jelas,

kurang lancar, mimik kurang menghayati, intonasi dan penampilan sangat kurang

sertakinesik yang dilakukan juga masih kurang variatif. Oleh karena itu,

diperlukan perbaikan yang dapat mendorong seluruh siswa untuk mampu

membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, dan

kinesik yang sesuai dengan isi puisi.

Pembelajaran akan lebih optimal jika pendekatan atau metode yang

digunakan tepat. Melalui pendekatan pembelajaran quantum dengan petujuk

teknis metode TANDUR diharapkan siswa akan berani membaca puisi dengan

menggunakan irama, volume suara, mimik, dan kinesik yang sesuai dengan isi

puisi. Guru dapat menggubah suasana kelas menjadi lebih menarik bagi siswa.

Keunggulan lain yaitu membangkitkan rasa kebersamaan baik antara siswa dan

guru maupun siswa dan siswa lainnya, meningkatkan daya ingat dan dengar

siswa. Dengan demikian kualitas proses dan hasil pembelajaran kemampuan

membaca indah puisi dapat meningkat.

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Untuk lebih jelasnya, kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat

pada Gambar 2 berikut ini.

Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teoretik dan kerangka berpikir di atas dapat

dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :

1. Pendekatan pembelajaran quantum dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran kemampuan membaca indah puisi pada siswa kelas VII B

SMP Negeri I Jaten Karanganyar.

2. Pendekatan pembelajaran quantum dapat meningkatkan kualitas hasil

pembelajaran kemampuan membaca indah puisi pada siswa kelas VII B

SMP Negeri I Jaten Karanganyar.

Kondisi awal pembelajaran membaca puisi di

SMP Negeri 1 Jaten

Siswa yang aktif saja

yang mau membaca indah

puisi, yang lain membaca

puisi dengan seadanya

(semaunya)

Siswa malu, takut,

tidak percaya diri,

dan bosan karena

monoton.

Guru belum menemukan

metode

pembelajaran yang tepat

dalam

pembelajaran membaca puisi

Model Pembelajaran Quantum Learninr Metode TANDUR (Tanamkan, Alami,

Namai, Demonstrasi, Ulangi, dan Rayakan)

Siswa berani

membaca indah puisi

di depan kelas

Siswa mau menghayati

puisi yang dibacanya,

bukan hanya siswa tertentu

saja

Prestasi kemampuan

membaca indah

puisi lebih tinggi

Kemampuan membaca puisi siswa meningkat

Page 76: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri I Jaten yang beralamat di

sebelah barat Dukuh Jaten, Kecamatan Jaten-Kabupaten Karanganyar.

Pemilihan sekolah ini didasarkan beberap aalasan. Pertama, peneliti telah

melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Dengan berbekal

pengalaman selama PPL itu, peneliti sedikit banyak sudah mengenal keadaan

lingkungan fisik, administrasi, akademik, dan sosial psikologis siswa. Kedua,

sekolah tersebut belum pernah menjadi objek penelitian yang sejenis, sehingga

terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. Ketiga, kemampuan membaca siswa

kelas VII, khususnya membaca puisi masih rendah.

Tindakan penelitian ini dilakukan di kelas VII B. Hal tersebut didasarkan

pada hasil survei awal bahwa permasalahan di dalam pembelajaran membaca

puisi terjadi di kelas VII B.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan selama enam bulan, yaitu mulai Desember

2010 sampai dengan Mei 2011. Pelaksanaan pembelajaran membaca puisi

diselenggarakan pada pertengahan semester II. Adapun rincian waktu dan jenis

kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Page 77: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Tabel 4. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No Waktu

Kegiatan

Desember Januari Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan survei

awal sampai

penyusunan

proposal

x x x x x x

2 Menentukan

informan,

menyiapkan

peralatan dan

instrumen

x x x x

3 Pelaksanaan

Pembelajaran

1. Siklus I

2. Siklus II

3. Siklus III

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

4 Penyusunan

Laporan

x x x x x x x x

B. Subjek dan ObjekPenelitian

Subjek penelitian ini adalah para siswa kelas VII B SMP Negeri I Jaten

tahun ajaran 2010/2011. Siswa kelas VII B berjumlah 31siswa, yang terdiri atas

15 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Dengan demikian, kelasVII B

ditetapkan sebagai setting kelas. Sementara itu, guru bahasa Indonesia yang

dijadikan subjek penelitian ini adalah Ibu Katrin Kusala, S. Pd. Adapun objek

penelitian ini adalah pembelajaran kemampuan membaca puisi di kelasVII B SMP

Negeri I Jaten.

Page 78: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

C. Bentuk dan StrategiPenelitian

Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu penelitian

kolaboratif antara peneliti, guru, dan siswa maupun staf sekolah lain untuk

menciptakan kinerja sekolah yang lebih baik. Menurut Suharsimi Arikunto (dalam

Suharsimi Arikunto, dkk., 2008: 3), penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah kegiatan, yang sengaja

dimunculkan dan terjadi di dalam sebuah kelas secara bersama. Maksud kelas

tersebut bukan hanya dalam ruangan, namun lebih pada kelompok yang sedang

belajar.

Sarwiji Suwandi (2009: 10-11) menyatakan bahwa PTK merupakan

penelitian yang bersifat reflektif. Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan

riil yang dihadapi guru dalam proses belajar-mengajar (PBM), kemudian

direfleksikan. Alternatif pemecahan masalah dan ditindaklanjuti dengan tindakan-

tindakan nyata (action) yang dilakukan oleh guru (bersama pihak lain) untuk

memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam PBM. Tindakan itu harus

direncanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat keberhasilannya. Jika ternyata

tindakan tersebut belum dapat menyelesaikan masalah yang ada, maka perlu

dilakukan penelitian siklus berikutnya untuk mencoba tindakan lain (alternatif

pemecahan yang lain sampai permasalahan tersebut dapat diatasi).

PTK memiliki ciri khusus yang membedakan dengan jenis penelitian

lain. Suhadjono (dalam Suharsimi Arikunto, dkk., 2008: 62) menjelaskan ada

beberapa karakteristik PTK, antara lain: (1) adanya tindakan yang nyata yang

dilakukan dalam situasi alami dan ditujukan untuk menyelesaikan masalah, (2)

PTK berfokus pada masalah praktis bukan problem teoretis atau bersifat bebas

konteks, (3) dimulai dari permasalahan sederhana, nyata, jelas, dan tajam

mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas, (4) adanya kolaborasi antara praktisi

(guru, siswa, dan lain-lain) dan peneliti, dan (5) menambah wawasan keilmiahan

dan keilmuwan. Sejalan dengan itu, Supardi (dalam Suharsimi Arikunto, dkk.,

2008: 110) juga mengungkapkan ada tiga karakteristik penelitian tindakan kelas,

yaitu: (1) inkuiri reflektif; (2) kolaboratif; dan (3) reflektif.

Page 79: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan

kualitas proses dan hasil pembelajaran kemampuan membaca puisi pada siswa

kelas VII B SMP Negeri I Jaten tahun ajaran 2010/2011 dengan menerapkan

pendekatan pembelajaran quantum metode TANDUR. Strategi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Strategi ini bertujuan untuk

menggambarkan serta menjelaskan kenyataan di lapangan. Kenyataan yang

dimaksud adalah proses pembelajaran membaca puisi sebelum dan sesudah diberi

tindakan berupa penerapan pendekatan quantum metode TANDUR.

D. Data dan Sumber Data

Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang proses

pembelajaran membaca, kemampuan siswa dalam membaca puisi, keaktifan siswa

dalam pembelajaran membaca puisi, serta kemampuan guru melaksanakan

pembelajaran membaca puisi di kelas. Data penilaian itu dikumpulkan dari

berbagai sumber yang meliputi:

1. Tempat dan peristiwa berlangsungnya proses belajar mengajar kemampuan

membaca puisi.

2. Informan atau nara sumber, yaitu guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas VII

B yang berjumlah 31 siswa.

3. Dokumen dari hasil rekaman dan catatan ujaran pembicaraan guru dan murid

dalam proses pembelajaran membaca puisi, serta rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang dibuat guru dan peneliti, catatan wawancara serta

hasil angket yang diisi oleh siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Observasi/Pengamatan

Teknik ini digunakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang

berlangsung di kelas, baik kegiatan pembelajaran yang dilakukan seperti biasa

(tradisional) maupun dengan metode TANDUR. Dengan demikian, tujuan

Page 80: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

observasi ini adalah untuk mengamati perkembangan pembelajaran yang

dilakukan siswa dan guru sejak sebelum pelaksanaan tindakan, pada saat

pelaksanaan tindakan sampai akhir tindakan.

Dalam observasi ini, peneliti sebagai partisipasi pasif. Pengamatan itu

dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di

kelas maupun kinerja siswa selama proses belajar-mengajar berlangsung.

Peneliti tidak melakukan tindakan yang dapat memengaruhi peristiwa yang

sedang berlangsung. Peneliti hanya bertindak sebagai partisipan yang

mengamati jalannya pembelajaran di kelas yang dipimpin oleh guru. Peneliti

mengambil posisi tempat duduk paling belakang, mengamati jalannya proses

pembelajaran sambil mencatat segala sesuatu yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, peneliti dapat mengamati

seluruh peristiwa yang terjadi di dalam kelas.

Pengamatan difokuskan pada kegiatan guru dalam melaksanakan

pembelajaran membaca puisi dengan menggunakan metode TANDUR.

Pengamatan terhadap kinerja guru juga diarahkan pada kegiatan guru dalam

membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan pelajaran, mengajukan

pertanyaan dan menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas, dan memancing

keaktifan siswa dalam pembelajaran. Selanjutnya, pengamatan terhadap siswa

difokuskan pada tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran, seperti

terlihat pada keaktifan siswa dalam pembelajaran, perhatian dan konsentrasi

siswa terhadap pembelajaran membaca puisi dengan pendekatan pembelajaran

quantum metode TANDURdan sebagainya.

Hasil pengamatan peneliti didiskusikan dengan guru yang

bersangkutan kemudian dianalisis untuk mengetahui kelemahan-kelemahan

yang ada dan mencari solusinya. Solusi dari hasil diskusi tersebut kemudian

diterapkan dalam siklus selanjutnya.

2. WawancaraMendalam (in deptinterview)

Wawancara dilakukan kepada guru bahasa Indonesia kelas VII B dan

beberapa siswa kelas VII B. Wawancara dengan guru dilaksanakan sebelum

dan selama melakukan pengamatan pembelajaran membaca. Dari wawancara

Page 81: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

itu dan kegiatan pengamatan serta kajian dokuman yang telah dilakukan,

diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada berkenaan dengan

pembelajaran membaca dan faktor-faktor penyebabnya.

Selain untuk mengidentifikasi permasalahan, wawancara dilakukan

setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen

dalam setiap siklus yang ada. Pada setiap akhir wawancara dan diskusi dengan

guru, akan disepakati hal-hal yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya.

3. Kajian dokumen

Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada,

seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat guru, buku atau

materi pelajaran, dan nilai siswa.

4. Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua jenis,

yaitu angket pratindakan dan pascatindakan. Angket pratindakan digunakan

untuk mengetahui masalah pembelajaran membaca puisi yang dialami siswa

sedangkan angket pascatindakan digunakan untuk mengetahui pendapat siswa

siswa tentang pembelajaran membaca puisi.

F. TeknikValiditas Data

Untuk mengkaji validitas data, digunakan teknik triangulasi. Teknik

triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data

dan triangulasi metode. Triangulasi sumber atau data adalah mengumpulkan data

yang sama atau sejenis yang digali dari berbagai sumber yang berbeda.

Triangulasi metode digunakan untuk mengumpulkan data dari hasil observasi dan

wawancara. Data yang merupakan dokumen akan lebih mantap kebenarannya

apabila didukung dengan tindakan observasi dan wawancara dengan informan

sebagai sumber lain.

Dengan demikian, triangulasi data mengarahkan peneliti agar dalam

mengumpulkan data, wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia.

Misalnya, membandingkan nilai siswa dari survai awal sampai akhir atau dengan

indikator. Selain itu, juga digunakan review informan. Teknik ini digunakan untuk

Page 82: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

menanyakan kembali kepada informan dan kevalidan data yang diperoleh dari

hasil wawancara.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskripsi

komparatif (statistik deskriptif komparatif) dan analisis interaktif. Teknik analisis

deskripsi komparatif mencakup analisis kritis terhadap kelemahan dan kelebihan

kinerja siswa dan guru dalam proses belajar-mengajar yang terjadi di dalam kelas

selama penelitian berlangsung, membandingkan nilai antarsiklus maupun

indikator kinerja. Hasil analisis tersebut kemudian dijadikan dasar untuk

menyusun tindakan selanjutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data

dilakukan bersama antara guru dan peneliti.

Dalam pendekatananalisis ini, peneliti akan mencoba untuk mengatasi

kekurangan atau kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang dilakukan. Hal ini

dilakukan agar menemukan cara atau strategi yang tepat untuk rencana

pelaksanaan tindakan yang berikutnya. Analisis ini bertujuan untuk memperbaiki

siklus yang sebelumnya agar dapat diperoleh pencapaian indikator yang telah

direncanakan. Adapun perbaikan siklus disusun berdasarkan hasil reflleksi dari

siklus sebelumnya.

Analisis pendekatan interaktif merupakan interaksi dari empat

komponen, yaitu: pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, dan penarikan

kesimpulan (ferifikasi). Pada saat melakukan tahap pengumpulan data, peneliti

sudah melakukan reduksi dan display data sekaligus sesuai kemunculan data yang

diperlukan. Proses analisis tersebut dapat dilihatpada gambar 3.

Page 83: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Gambar 3. Pendekatan Analisis Interaktif

(Miles dan Huberman, dalam H.B.Sutopo, 2006: 120)

H. Indikator Ketercapaian Tujuan

Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya

kualitas proses dan hasil belajar dalam pembelajaran membaca puisi. Enco

Mulyasa (2006: 101-102) berpendapat bahwa kualitas pembelajaran dapat dilihat

dari segi proses dan segi hasil. Proses pembelajaran dikatakan berhasil jika

seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat

secara aktif, baik fisik, mental, sosial selama proses pembelajaran. Selain itu,

siswa juga menunjukkan kegairahan dan semangat yang tinggi terhadap

pembelajaran. Dilihat dari segi hasil pembelajaran dikatakan berhasil jika

seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagaian besar (75%) siswa mengalami

perubahan positif dan output yang bermutu tinggi serta mendapat ketuntasan

sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Berdasarkan hal tersebut maka

indikator dalam penelitian ini dirumuskan seperti pada Tabel berikut.

Pengumpulan Data

Reduksi

Data Display Data

PenarikanKesimpulan

Page 84: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Tabel 5. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa

Aspek

yang Diukur

Persentase Pencapaian pada

Siklus Akhir

Cara Mengukur

Keaktifan siswa

selama apersepsi

75%

Diamati saat guru memberikan

apersepsi kepada siswa

dengan menggunakan lembar

observasi oleh peneliti dan

dihitung dari jumlah siswa

yang menampakkan keaktifan

yang ditandai dengan

kemauan merespon stimulus

yang diberikan guru saat

apersepsi.

Keaktifan dan

perhatian siswa

saat mengikuti

pelajaran

75%

Diamati saat pembelajaran

dengan menggunakan lembar

observasi oleh peneliti dan

dihitung dari jumlah siswa

yang menunjukkan keaktifan

bertanya, menjawab, serta

menanggapi, mengerjakan

tugas dan memperhatikan

materi yang disampaikan guru

(tidak berbicara dengan teman

serta tidak sibuk beraktivitas

sendiri).

Minat dan

motivasi siswa

saat mengikuti

kegiatan

pembelajaran

Kemampuan siswa

dalam membaca

puisi (nilai 74)

75%

75%

Diamati saat pembelajaran

dengan menggunakan lembar

observasi oleh peneliti dan

dihitung dari jumlah siswa

memperlihatkan kesungguhan,

antusias, dan bersemangat.

Dihitung dari jumlah siswa

yang memperoleh nilai 74

dalam membacai ndah puisi.

Siswa yang mendapat nilai

74 dinyatakan telah

mencapai ketuntasan belajar.

Page 85: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah rangkaian tahapan penelitian dari awal hingga

akhir. Prosedur dalam PTK meliputi: persiapan, studi/survei awal, pelaksanaan

siklus, dan penyusunan laporan.

Pelaksanaan siklus meliputi kegiatan sebagai berikut: (1) perencanaan

tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan interpretasi; dan (4) analisis

dan refleksi.

Secara ringkas, tahapan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4 berikut

ini

Gambar 4. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008)

Keterangan :

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Mengidentifikasi masalah pembelajaran membaca puisi yang terdapat di

SMP Negeri I Jaten. Adapun langkah yang ditempuh, yaitu melakukan

Refleksi I

Perencanaan

Tindakan II

Refleksi II

Permasalahan

Baru Hasil

Refleksi

Apabila

Permasalahan

Belum Terselesaikan

Dilanjutkan ke Siklus

Berikutnya

Pengamatan/Pengumpulan

Data

PelaksanaanTindakan II

Pengamatan/Pengumpulan

Data

Siklus I

Siklus II

Permasalahan Perencanaan

Tindakan I

PelaksanaanTindakan I

Page 86: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

wawancara dengan siswa dan guru. Peneliti juga mengadakan diskusi

dengan guru untuk mengetahui sejauh mana permasalahan yang dihadapi

serta angket yang disebar pada siswa. Kemudian hasilnya diuji

kebenarannya dengan melakukan observasi pembelajaran membaca puisi

yang dilaksanakan guru;

b. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu teori yang

relevan; menetapkan solusi atas permasalahan tersebut yaitu menerapkan

pendekatan pembelajaran quantum dengan metode TANDUR dan

menyusun tindakan untuk siklus pertama, kedua, dan ketiga;

c. Menyusun jadwal penelitian dan rancangan kegiatan penelitian; dan

d. Menyiapkan berbagai sarana pendukung kelancaran proses belajar

mengajar dan menyiapkan pedoman observasi guru dan siswa yang diisi

selama penelitian.

2. Tahap Aplikasi Tindakan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang akan

dilaksanakan dalam siklus-siklus. Setiap siklus dalam penelitian ini mencakup

4 kegiatan, yaitu: (1) perencanaan tindakan (planning); (2) pelaksanaan

tindakan (acting); (3) pengamatan (observing); dan (4) refleksi (reflecting)

(dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Sapardi, 2008: 104).

a. Rancangan Siklus I

1) Perencanaan

Berdasarkan hasil identifikasi serta penetapan masalah dari

kegiatan observasi survei awal, wawancara serta nilai siswa, dan

hasil angket peneliti mengajukan alternatif pemecahan masalah

dengan menerapkan pendekatan pembelajaran. Pada tahap ini,

peneliti dan guru menyusun skenario pembelajaran yang

menerapkan pendekatan pembelajaran quantum dengan metode

TANDUR. Peneliti juga menyiapkan perangkat yang diperlukan

selama pembelajaran dan perangkat yang diperlukan untuk

observasi seperti lembar observasi, angket, dan dokumentasi.

Page 87: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Skenario pembelajaran sebagai berikut.

a) Guru memberikan apersepsi. Guru dan siswa bersama-sama

menyanyikan sebuah lagu dan menonton video pembacaan

puisi dalam sebuah lomba membaca puisi. Siswa bertanya

jawab dengan guru mengenai pengalaman siswa dalam

membaca puisi.

b) Siswa menerima penjelasan dari guru bahwa setelah

menonton video tersebut, siswa diminta berlatih memahami

dan menandai teks puisi dengan anotasi.

c) Siswa menerima penjelasan dari guru bahwa pengalaman-

pengalaman yang baru saja dilihatnya adalah sebuah

pembacaan puisi dengan menggunakan irama, volume

suara, mimik, dan kinesik.

d) Guru memberi kesempatan siswa untuk mencoba membaca

puisi di depan kelas.

e) Guru meminta siswa memahami makna, tema, dan amanat

yang terdapat dalam puisi dan menandai teks puisi dengan

anotasi.

f) Setelah itu, baru perwakilan siswa mendemonstrasikan

kemampuannya dalam membaca puisi sesuai dengan apa

yang dipahaminya, irama, volume suara, mimik, dan

kinesik yang sesuai dengan isi puisi.

g) Guru kembali memutarkan video tersebut, dan siswa

mengamati kembali bagaimana cara membaca puisi yang

lebih baik.

h) Guru bertanya jawab pada siswa mengenai pembacaan puisi

di video dan di depan kelas, apa yang harus diperhatikan

dalam membaca indah puisi, menarikkah pembacaan puisi

di video dan di depan kelas, dan sebagainya.

i) Pembelajaran diakhiri dengan menyanyikan lagu lagi

sambil bertepuk tangan.

Page 88: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

j) Siswa mengerjakan evaluasi.

k) Selama proses pembelajaran dari awal sampai akhir, guru

melakukan penilaian dengan berkeliling. Guru mengisi

penilaian dalam lembar observasi.

l) Setelah selesai diskusi, guru melakukan refleksi atas

pembelajaran diskusi siklus pertama ini.

2) Pelaksanaan

Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan skenario

pembelajaran yang telah direncanakan. Dalam satu siklus, ada dua

kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Tahap ini

dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap dampak tindakan.

3) Observasi dan Interpretasi

Observasi dilakukan peneliti saat pembelajaran membaca

indah puisi berlangsung. Observasi berupa kegiatan pemantauan,

pencatatan, serta pendokumentasian segala kegiatan selama

pelaksanaan pembelajaran. Peneliti mengamati keaktifan siswa

selama apersepsi dan pembelajaran membaca indah puisi. Peneliti

juga mengamati aktivitas guru selama pembelajaran. Adapun

kegiatan guru adalah menilai kemampuan membaca puisi dengan

mengisi rubrik penilaian yang telah disiapkan. Pada akhir tindakan,

siswa diminta mengisi angket dan jurnal refleksi. Data yang

diperoleh dari observasi kemudian diinterpretasi guna mengetahui

kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang dilakukan.

4) Analisis dan Refleksi

Pada tahap ini, peneliti menganalisis data yang telah

terkumpul dari hasil observasi kemudian menyajikannya pada guru

pengampu. Dari hasil analisis berupa kelemahan-kelemahan dalam

pembelajaran, peneliti dan guru berdiskusi untuk menentukan

langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan pada siklus

berikutnya. Dari tahapan inilah diketahui berhasil tidaknya

tindakan yang telah diberikan.

Page 89: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

b. Rancangan Siklus II

Dalam siklus II ini tahap yang dijalankan sama seperti yang dilakukan

pada siklus I. Akan tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan

hasil yang telah diperoleh pada siklus I, sehingga kelemahan yang sudah

terjadi tidak terjadi pada siklus II. Termasuk perwujudan tahap pelaksanaan,

observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi yang mengacu pada

siklus sebelumnya.

3. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini, peneliti menyusun laporan berdasarkan penelitian yang

telah dilaksanakan.

Page 90: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban atas rumusan masalah

yang telah dipaparkan dalam Bab I akan disajikan pada Bab IV. Namun

sebelumnya, akan diuraikan terlebih dahulu mengenai kondisi awal (pratindakan)

pembelajaran membaca puisi siswa kelas VIIB SMP Negeri 1 Jaten. Dengan

demikian, pada bab ini akan dikemukakan mengenai: (1) kondisi awal proses

pembelajaran membaca puisi siswa kelas VIIB SMP Negeri 1 Jaten; (2)

pelaksanaan tindakan dan hasil penelitian; dan (3) pembahasan hasil penelitian.

Penelitian tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 3 siklus, masing-

masing siklus terdiri atas 4 tahap. Tahapan tersebut meliputi: perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi.

A. Deskripsi Kondisi Awal

Survei pratindakan dilakukan untuk mengetahui keadaan nyata yang

terjadi di lapangan sebelum peneliti melakukan proses penelitian. Dalam survei ini

peneliti melakukan beberapa langkah, yakni: (1) mengamati proses pembelajaran

membaca puisi di kelas VIIB (observasi); (2) menganalisis nilai membaca puisi

siswa; dan (3) wawancara dengan guru dan siswa. Wawancara dengan guru

dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Desember 2010. Wawancara yang dilakukan

peneliti dengan guru tersebut diketahui bahwa hasil pembelajaran membaca puisi

pada siswa kelas VIIB SMP Negeri 1 Jaten kurang memuaskan. Menurut guru,

hasil pembelajaran puisi kurang memuaskan karena kurangnya minat siswa

terhadap pembelajaran membaca puisi, masih adanya perasaan malu pada diri

siswa saat membaca puisi dan guru belum menemukan cara atau metode mengajar

yang tepat untuk digunakan dalam materi pembelajaran sastra, termasuk puisi.

Kurangnya minat siswa terhadap puisi juga diperkuat oleh hasil

wawancara dengan siswa mengenai minat mereka terhadap pembelajaran puisi.

Dari beberapa siswa yang diwawancarai, hanya dua siswa yang menyatakan suka

(sepenuhnya) dengan pembelajaran puisi. Selain itu, pada umumnya mereka

Page 91: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran puisi masih terdapat kesulitan.

Sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan terutama dalam membaca puisi.

Pada umumnya mereka menyatakan masih kesulitan dalam memberikan anotasi

dan irama pada teks puisi yang akan dibaca.

Setelah wawancara dengan guru, peneliti melakukan observasi

pratindakan. Observasi ini dilakukan peneliti dengan melihat pembelajaran

membaca puisi di kelas VIIB pada hari Selasa, 28 Desember 2010 pukul 10.00 –

11.20 WIB. Pada saat observasi awal, guru melaksanakan proses belajar-mengajar

seperti biasa dan peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran serta aktivitas

siswa di dalam kelas. Segala kejadian yang terjadi pada saat survei awal peneliti

amati dalam lembar observasi. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai

partisipan pasif dengan mengambil posisi di tempat duduk paling belakang. Hal

ini dilakukan agar keberadaan peneliti tidak mengganggu jalannya proses

pembelajaran. Adapun hasil observasi yang dilakukan peneliti menunjukkan

keadaan saat pembelajaran membaca puisi di kelas VIIB sebagai berikut.

1. Siswa kurang antusias dalam pembelajaran membaca puisi

Berdasarkan hasil survei awal terlihat bahwa pada saat kegiatan

pembelajaran siswa cenderung masih pasif. Hanya sebagian siswa yang

tampak memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru, sedangkan

sebagian lagi mereka kurang fokus dalam pembelajaran, seperti menopang

dagu, berbicara dengan teman sebangku, serta sibuk beraktivitas sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara dan survei awal, kurangnya antusias siswa

terhadap pembelajaran membaca puisi dikarenakan pembelajaran tersebut

masih bersifat monoton. Hal ini terlihat dari penggunaan metode yang kurang

variatif, kurangnya keterlibatan siswa pada saat kegiatan pembelajaran, dan

belum adanya media yang digunakan saat pembelajaran membaca puisi. Pada

saat survei awal, metode ceramah masih sangat mendominasi dalam

pembelajaran membaca puisi. Penugasan yang diberikan guru juga terlihat

kurang variatif karena setelah selesai memberikan materi tentang puisi dan

meminta salah seorang siswa untuk maju dan membacakan puisi, guru

kemudian menugaskan siswa lain untuk membaca puisi tanpa contoh

Page 92: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

pembacaan puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, dan

kinesik yang sesuai dengan isi puisi. Kemudian setelah semua siswa selesai

membaca puisi di depan kelas guru menutup pelajaran. Oleh karenanya, pada

saat survei awal ini guru juga terlihat belum memberikan diskusi mengenai

kesulitan siswa dalam membaca puisi.

Selain itu, pada saat survei awal siswa juga tampak kurang tertarik

mengikuti pembelajaran puisi. Mereka terlihat kurang menikmati

pembelajaran. Bahkan, pada saat guru menyampaikan materi terlihat seorang

siswa meletakkan kepalanya di atas meja sambil memainkan pensil, ada pula

siswa yang menguap dan menggaruk-garuk kepalanya (seperti bosan).

Kurangnya ketertarikan siswa terhadap materi puisi juga diperkuat dari hasil

angket pratindakan yang telah diisi siswa. Berdasarkan angket pratindakan

yang salah satunya menanyakan mengenai jenis materi sastra yang disenangi

siswa sekitar 6 siswa (19%) memilih puisi, sedangkan 25 siswa (81%)

lainnya memilih karya sastra lain (seperti dongeng atau cerita rakyat dan

drama). Ini berarti bahwa hanya sebagian kecil siswa saja yang ada di kelas

tersebut yang menyukai puisi.

2. Siswa terlihat kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa

pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran masih kurang. Hal ini dilihat dari

keaktifan siswa untuk menanggapi pertanyaan guru. Pada saat guru

mengadakan tanya jawab, sebagian besar siswa lebih banyak diam (tidak

meresponss atau menjawab pertanyaan guru). Dalam proses pembelajaran

keaktifan siswa juga belum terlihat. Misalnya, pada saat guru bertanya

mengenai isi puisi yang telah dibacakan, tidak ada siswa yang menjawab

sehingga guru yang mengungkapkan isi puisi tersebut dan siswa-siswa hanya

mendengarkan apa yang dikatakan atau dijelaskan oleh guru. Selain itu, pada

saat guru meminta siswa untuk membacakan puisi di depan kelas sebagian

siswa tampak enggan dan kurang meresponss stimulus yang diberikan guru.

Page 93: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

3. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan

materi membaca puisi

Selama ini dalam mengajarkan puisi guru lebih banyak menggunakan

metode ceramah. Pada awal kegiatan belajar-mengajar, siswa lebih banyak

mendengarkan penjelasan guru yang berhubungan dengan puisi (secara

teoretis). Ini dilakukan guru dengan cara mendektekan materi tersebut pada

siswa dan kemudian menulisnya di papan tulis. Hal ini membuat siswa

menjadi terlihat pasif karena hanya cenderung diam dan mendengarkan

(meskipun ada beberapa siswa yang telah aktif, namun hanya sebagian kecil

saja). Oleh karenanya, model pembelajaran seperti ini dirasa kurang sesuai

jika digunakan karena kurang dapat mengoptimalkan kemampuan siswa,

khususnya dalam pembelajaran membaca puisi. Hal tersebut sesuai dengan

yang diungkapkan guru bahwa adanya keterbatasan mengenai model

pembelajaran sehingga dalam pembelajaran puisi selama ini guru belum

menemukan model pembelajaran yang sesuai.

Pada saat observasi awal tampak sebagian siswa masih mengalami

kesulitan dalam membaca puisi. Pada saat siswa ditugaskan guru untuk

membaca sebuah puisi sebagian siswa masih terlihat enggan untuk maju dan

berani membacakan puisi tersebut di depan kelas. Sebagian besar siswa masih

merasa malu untuk tampil di depan kelas, selain itu siswa kebingungan

menemukan irama dan gerakan yang sesuai dengan isi puisi yang dibacanya.

Dari wawancara dengan siswa tampak bahwa kesulitan tersebut dikarenakan

guru belum menggunakan suatu media atau sarana yang mendukung yang

dapat membantu menginspirasi atau mempermudah siswa dalam membaca

puisi serta siswa masih kesulitan dalam memberikan volume suara dan

ekspresi wajah yang cocok dengan puisi.

Kurangnya kemampuan siswa dalam membaca puisi tampak dari nilai

siswa. Berdasarkan hasil evaluasi guru yang dilakukan pada saat survei awal

terlihat bahwa hanya sekitar 9 siswa (29,03%) yang telah mendapatkan nilai di

atas batas ketuntasan ( 74), sedangkan sisanya masih mendapatkan nilai di

bawah batas ketuntasan. Dari hasil pembacaan puisi siswa tersebut diketahui

Page 94: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

bahwa kekurangan siswa dalam membaca puisi terletak pada pemakaian irama

yang masih tidak sesuai (dibaca dengan irama datar seperti membaca teks

nonsastra) dan kurangnya ekspresi siswa saat membaca puisi. Dengan

demikian dapat dinyatakan bahwa hasil belajar siswa kelas VIIB dalam

membaca puisi belum memuaskan.

4. Guru kurang dapat mengelola kelas pada saat mengajarkan materi membaca

puisi

Selama proses pembelajaran membaca puisi berlangsung, interaksi

antara guru dan murid kurang dioptimalkan sehingga lebih sering hanya

terjalin komunikasi satu arah. Selain itu, pada saat mengajar guru lebih banyak

berdiri pada satu titik sehingga kurang dapat menjangkau siswa secara

keseluruhan. Akibatnya, beberapa siswa yang tempat duduknya agak jauh dari

jangkauan guru kurang fokus terhadap pelajaran dan melakukan aktivitas lain

di luar pelajaran (seperti: berbicara dengan teman, melihat ke luar, memainkan

pensil, dan sebagainya).

Berdasarkan kondisi awal tersebut, selanjutnya peneliti dengan guru

melakukan diskusi untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang terjadi

dalam pembelajaran membaca puisi di kelas VIIB. Akhirnya, tercapailah

kesepakatan bahwa peneliti akan melakukan penelitian bersama guru kelas

sebagai kolaborator dengan menerapkan pendekatan pembelajaran quantum

dalam pembelajaran membaca puisi di kelas VIIB SMP Negeri 1 Jaten.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran

membaca puisi yang bertujuan untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran

dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yang saling

berkaitan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi

dan interpretasi, serta (4) analisis dan refleksi.

Page 95: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

1. Siklus Pertama

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan peneliti bersama Ibu

Katrin Kusala, S. Pd. pada hari Selasa, 4 Januari 2011 (setelah siswa pulang

sekolah) di ruang guru SMP Negeri 1 Jaten. Peneliti bersama dengan guru

berdiskusi untuk membuat rancangan tindakan beserta skenario pembelajaran

yang akan diberikan pada siswa dalam siklus pertama. Berdasarkan pertemuan

ini juga disepakati bahwa siklus pertama akan dilaksanakan selama dua kali

pertemuan (40 menit x 2), yakni pada hari Rabu dan Sabtu, 9 dan 12 Maret

2011.

Tahap perencanaan tindakan I pada pertemuan pertama meliputi kegiatan

berikut.

1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran membaca puisi

dengan pendekatan pembelajaran quantum. Langkah-langkah yang

ditempuh antara lain:

a) Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi untuk

menumbuhkan minat dan kesenangan siswa dengan bersama-sama

menyanyikan lagu “Sorak-Sorak Bergembira” sambil bertepuk tangan

(T = Tumbuhkan).

b) Guru memberikan pengantar bahwa sebagai generasi penerus bangsa

kita harus tetap berjuang untuk bangsa dan negara meski perjuangan

tersebut bukan lagi dalam bentuk peperangan. Kemudian siswa

menanggapi pertanyaan guru, “Mengapa kita harus berjuang untuk

bangsa dan negara”, “Mengapa di awal pembelajaran guru meminta

siswa untuk menyanyikan lagu terlebih dahulu”, “Bagaimana cara

siswa berjuang untuk bangsa dan negara di masa sekarang”, dengan

demikian siswa mengalami sendiri (A = Alami).

c) Guru memberi penjelasan mengenai materi membaca puisi disertai

dengan tanya jawab. Dari penjelasan guru tersebut siswa diarahkan agar

nantinya mereka dapat menyatakan pendapatnya sendiri mengenai

Page 96: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

pembacaan puisi yang telah disajikan. Kemudian guru, membagikan

transkrip puisi yang akan disajikan (N = Namai).

d) Guru menyajikan pembacaan puisi oleh Fauziah (juara 1 lomba sajak

kepahlawanan siswa SLTP se-Jawa Tengah) dengan media LCD

(sebanyak 2-3 kali). Puisi yang disajikan puisi karya Asmara Hadi

berjudul Generasi Sekarang (D = Demonstrasikan).

e) Guru meminta siswa untuk memahami tema, suasana, perasaan, dan

pesan puisi yang baru saja disajikan. Kemudian, menandai

(membubuhkan anotasi) pada teks puisi yang diterimanya tadi. Hal ini

dilakukan guru karena dengan memahami isi puisi nantinya akan

mempermudah siswa dalam membaca puisi.

f) Guru bersama dengan siswa membahas hasil pekerjaan secara sekilas.

g) Guru memberi kesempatan pada siswa yang untuk bertanya hal-hal

yang dirasa siswa kurang jelas. Kemudian memberikan tugas rumah

pada siswa, yakni mengulangi menandai teks puisi yang pada

pertemuan selanjutnya akan dibaca di depan kelas.

Tahap perencanaan tindakan I pada pertemuan kedua meliputi kegiatan

berikut.

a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kembali dilanjutkan

mengulas dan bertanya jawab dengan siswa mengenai materi membaca

puisi yang sudah didapatkan siswa/sebagai inspirasi (U = Ulangi).

b) Guru meminta siswa untuk mengeluarkan tugas rumah. Kemudian

siswa maju satu per satu untuk membaca puisi (yang sudah ditandai).

c) Guru memberikan hadiah bagi siswa dengan pembacaan puisi 3 terbaik

di kelas (R = Rayakan).

d) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses belajar-mengajar

yang telah dilakukan bersama.

e) Guru memberikan tugas rumah pada siswa untuk pembelajaran

berikutnya.

f) Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.

Page 97: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

2) Guru bersama peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) materi membaca puisi yang akan digunakan pada siklus I.

3) Guru dan peneliti berdiskusi memilih puisi dan video pembacaan puisi

(dibawa oleh peneliti) yang akan digunakan dalam siklus I dengan tema

“perjuangan atau kepahlawanan”.

4) Peneliti memberikan video rekaman puisi yang berjudul “Generasi

Sekarang”, yang akan digunakan dalam tindakan penelitian I.

5) Peneliti bersama guru menyusun instrumen penelitian. Instrumen untuk

menentukan kualitas hasil pembelajaran membaca puisi dilakukan dengan

menyusun seperangkat tes. Tes yang digunakan meliputi penugasan siswa

secara individu. Kriteria penilaian instrumen tes yang digunakan adalah

membaca puisi. Instrumen untuk menilai kualitas proses pembelajaran

membaca puisi, dinilai berdasarkan rubrik penilaian proses pembelajaran

membaca puisi yang meliputi keaktifan, perhatian, dan sikap siswa selama

kegiatan pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan I (pertemuan pertama dan kedua) dilakukan pada

hari Rabu dan Sabtu, 9 dan 12 Maret 2011 di kelas VIII SMP Negeri 1 Jaten.

Tindakan dilaksanakan selama dua kali pertemuan (45 menit x 2), yakni pada

jam kelima dan keenam (10.00 – 11.20 WIB). Pembelajaran dilaksanakan

berdasarkan skenario yang telah dibuat dan disepakati oleh guru dan peneliti

pada tahap perencanaan.

Materi pada pelaksanaan tindakan I adalah video pembacaan puisi yang

telah dipilih guru bersama peneliti, yaitu video pembacaan puisi yang berjudul

“Generasi Sekarang” karya Asmara Hadi dan materi mengenai pembacaan

puisi. Adapun urutan pelaksanaan tindakan I pertemuan pertama ini adalah

sebagai berikut.

1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan

kondisi siswa.

2) Guru memulai apersepsi dengan meminta siswa untuk menyanyikan lagu

”Sorak-Sorak Bergembira” sambil bertepuk tangan (T = Tumbuhkan).

Page 98: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

3) Guru memberikan pengantar bahwa sebagai generasi penerus bangsa kita

harus tetap berjuang untuk bangsa dan negara meski perjuangan tersebut

bukan lagi dalam bentuk peperangan. Kemudian siswa menanggapi

pertanyaan guru, “Mengapa kita harus berjuang untuk bangsa dan negara”,

“Mengapa di awal pembelajaran guru meminta siswa untuk menyanyikan

lagu terlebih dahulu”, “Bagaimana cara siswa berjuang untuk bangsa dan

negara di masa sekarang”.(dengan demikian siswa mengalami sendiri)

(A = Alami).

4) Guru memberi penjelasan mengenai materi membaca puisi disertai dengan

tanya jawab. Dari penjelasan guru tersebut siswa diarahkan agar nantinya

mereka dapat menyatakan pendapatnya sendiri mengenai pembacaan puisi

yang akan disajikan. Kemudian guru membagikan transkrip puisi dan

lembar kerja siswa (N = Namai).

5) Guru kemudian menyajikan video pembacaan puisi dengan media LCD

(sebanyak 2-3 kali). Kemudian meminta siswa memahami tema, suasana,

perasaan, dan pesan puisi yang disajikan (D = Demonstrasikan).

6) Guru juga meminta siswa untuk memberikan anotasi pada transkrip puisi

yang telah diterimanya. Setelah itu guru membuka forum tanya jawab

dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi

yang telah disampaikan.

7) Guru menugasi siswa secara berkelompok (yang didasarkan pada tempat

duduk) untuk menjawab beberapa pertanyaan mengenai tema, suasana,

perasaan, dan pesan puisi yang disajikan.

Adapun urutan pelaksanaan tindakan I pertemuan kedua ini adalah

sebagai berikut.

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kembali dilanjutkan mengulas

dan bertanya jawab dengan siswa mengenai materi membaca puisi yang

sudah didapatkan siswa. (sebagai inspirasi) (U = Ulangi).

2) Guru meminta siswa untuk mengeluarkan tugas rumah. Kemudian siswa

maju satu per satu untuk membaca puisi (yang sudah ditandai) di depan

kelas.

Page 99: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

3) Guru dan siswa bersama memilih pembacaan puisi 3 terbaik di kelas,

kemudian guru memberikan hadiah bagi siswa yang dipilih tersebut

(R = Rayakan).

4) Guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah

dilakukan. Setelah itu semua siswa diminta untuk bertepuk tangan dan

agar termotivasi mengerjakan tugas berikutnya.

5) Sebelum mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

c. Observasi dan Interpretasi

Observasi ini dilaksanakan selama dua kali, yakni hari Rabu dan Sabtu,

9 dan 12 Maret 2011 yang berlangsung selama (45 menit x 2) pada jam kelima

dan keenam (10.00 – 11.20 WIB) di ruang kelas VIII SMP Negeri 1 Jaten.

Kegiatan peneliti selama tahap observasi adalah mengamati kegiatan

pembelajaran membaca puisi siswa kelas VIII dengan menerapkan pendekatan

pembelajaran quantum. Pada saat tindakan I ini guru memberikan materi

membaca puisi dengan tema “perjuangan generasi muda”.

Peneliti memfokuskan pengamatan pada proses pembelajaran yang

terjadi pada saat kegiatan pembelajaran membaca puisi pada hari tersebut serta

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam

pengamatan ini, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dengan mengambil

posisi duduk di kursi belakang.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan peneliti, secara garis

besar diperoleh gambaran mengenai jalannya kegiatan pembelajaran membaca

puisi dengan pendekatan pembelajaran quantum, sebagai berikut.

1) Sebelum mengajar, guru telah mempersiapkan rencana pembelajaran yang

akan digunakan sebagai pedoman dalam mengajar. Rencana pembelajaran

tersebut sesuai dengan silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia yang

terdapat di dalam kurikulum yang berlaku di sekolah, yakni Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2) Pelaksanaan tindakan I berlangsung dalam dua kali pertemuan dan diikuti

oleh seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 31 anak.

Page 100: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

3) Guru melaksanakan pembelajaran membaca puisi dengan baik, serta guru

mengajar dengan arah dan tujuan yang jelas dan terencana. Pada awal

pelajaran guru memberikan apersepsi dengan meminta siswa untuk

menyanyikan lagu perjuangan yang berjudul “Sorak-Sorak Bergembira”

sambil bertepuk tangan bersama. Pada saat apersepsi siswa tampak

menyanyikan lagu tersebut dengan semangat. Selanjutnya, guru

memberikan pengantar dan menanyakan , “Mengapa kita harus berjuang

untuk bangsa dan negara”, “Mengapa di awal pembelajaran guru meminta

siswa untuk menyanyikan lagu terlebih dahulu”, “Bagaimana cara siswa

berjuang untuk bangsa dan negara di masa sekarang”.

4) Guru memberi penjelasan mengenai materi membaca puisi disertai dengan

tanya jawab. Dari penjelasan guru tersebut siswa diarahkan agar nantinya

mereka dapat menyatakan pendapatnya sendiri mengenai pembacaan puisi

yang akan disajikan baik dari segi tema, suasana, perasaan, dan pesan yang

disampaikan lewat puisi. Kemudian guru membagikan transkrip puisi yang

akan disajikan.

5) Guru kemudian menampilkan video pembacaan puisi. Sebagian besar

siswa terlihat mendengarkan namun tampak beberapa anak yang kurang

fokus dan menolah-noleh. Setelah video selesai diperdengarkan guru

menegur beberapa siswa tersebut Kemudian meminta siswa untuk

menjawab pertanyaan di lembar kerja siswa mengenai tema, suasana,

perasaan, dan pesan yang ada pada puisi. Selanjutnya guru juga meminya

siswa untuk berlatih memberi anotasi pada transkrip puisi yang telah

diterimanya bersama teman sebangkunya. Siswa pun tampak mulai

memperhatikan guru. Dengan motode tanya jawab tersebut keaktifan dan

partisipasi siswa dalam pembelajaran mulai terlihat.

6) Pada pertemuan kedua, guru kembali menyampaikan tujuan pembelajaran

dan mengulang kembali materi pembacaan puisi. Setelah itu, guru

meminta pada setiap siswa untuk mengeluarkan tugas rumah pada

pertemuan sebelumnya.

Page 101: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

7) Pada saat siswa diberikan tugas untuk membaca sebuah puisi yang sudah

dibagikan dan diberi anotasi, sekitar 16 siswa (52%) siswa masih terlihat

mengalami kesulitan, meski guru telah meminta siswa untuk menyaksikan

video pembacaan puisi lewat media LCD. Suasana kelas menjadi agak

gaduh karena beberapa anak terlihat menertawakan pembaca puisi di

dalam video.

8) Pada tahap evaluasi beberapa siswa terlihat mulai berani memberikan

penilaian mengenai pembacaan puisi siswa yang telah dibacakan. Sebagian

siswa berpendapat bahwa penggunaan irama dan volume sudah cukup baik

namun mimik dan kinesik pada pembacaan puisi tersebut masih kurang

(hanya sedikit). Hal ini mengakibatkan segi keekspresifan siswa pada

pembacaan puisi siswa belum tampak.

9) Guru meminta siswa untuk menilai 3 pembaca puisi terbaik di kelas

kemudian memberikan hadiah (reward) pada 3 siswa tersebut.

Selama pelaksanaan tindakan pada siklus I ini ditemukan beberapa

kelemahan baik dari guru maupun siswa sebagai berikut.

a) Kelemahan dari pihak guru:

(1) Guru kurang dapat memantau siswa secara keseluruhan karena posisi

guru lebih banyak di depan dan pada titik tertentu saja.

(2) Guru terkesan masih agak kaku dan terlalu tegas dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga siswa terlihat takut

untuk beraktualisasi.

(3) Guru belum dapat membangkitkan semangat siswa secara optimal

khususnya untuk memberikan pendapat atau menanggapi. Stimulus

yang diberikan guru kurang diresponsss dengan baik oleh siswa.

Selain itu, guru juga kurang mampu membaca puisi sebaik

pembacaan puisi di dalam video.

b) Kelemahan dari pihak siswa yaitu:

(1) Beberapa siswa kurang berkonsentrasi saat menyimak video

pembacaan puisi. Para siswa malah menertawakan pembaca puisi

yang membuat suasana kelas menjadi gaduh.

Page 102: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

(2) Siswa terlihat belum sepenuhnya fokus saat pembelajaran

berlangsung. Sebagian siswa masih terlihat melakukan aktivitas lain,

seperti menolah-noleh, berbicara dengan teman satu meja.

(3) Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran, hanya

beberapa siswa yang sudah tampak antusias dan sungguh-sungguh

dalam pembelajaran. Sebagian siswa masih terlihat kurang

menikmati pembelajaran.

(4) Berdasarkan hasil karya siswa dalam membaca puisi tampak bahwa

pembacaan puisi sebagian siswa belum baik karena dari segi mimik

dan kinesik yang digunakan kurang sesuai dan masih sangat terbatas

dalam pemakaian dalam kegiatan membaca puisi.

10) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil pembelajaran

membaca puisi, diperoleh gambaran ketercapaian indikator dalam

pelaksanaan siklus I ini, sebagai berikut.

a) Siswa yang aktif saat apersepsi yang dinyatakan dengan kriteria

“sangat baik dan baik” serta diindikatori oleh kemauan siswa

menyanyikan lagu dan memberikan respons terhadap stimulus yang

diberikan guru pada saat apersepsi sebanyak 14 siswa (45,16%);

sedangkan 17 siswa (54,83%) lainnya mengikuti apersepsi, namun

hanya sekedar menyanyi dan tidak ikut merespons stimulus yang

diberikan guru.

b) Siswa yang aktif dan perhatian pada saat mengikuti pelajaran yang

dinyatakan dengan kriteria “sangat baik dan baik” serta diindikatori

oleh kemauan siswa untuk memperhatikan, memberikan respons (baik

menjawab/bertanya/menanggapi/menamai/mengalami) sebanyak 15

siswa (48,38%); sedangkan 16 siswa (51,61%) lainnya tampak

berbicara dengan siswa lain, kurang memperhatikan guru, kurang

meresponss guru, dan melakukan aktivitas lain (seperti berbicara

dengan teman sebangku, menolah-noleh, dan sebagainya). Hal ini

didasarkan pada hasil observasi selama kegiatan belajar-mengajar

berlangsung.

Page 103: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

c) Siswa yang memiliki minat dan motivasi saat mengikuti pembelajaran

yang dinyatakan dengan kriteria “sangat baik dan baik” serta

diindikatori oleh adanya kesungguhan, keantusiasan, dan semangat

dalam mengerjakan setiap tugas maupun saat kegiatan pembelajaran

sebesar 15 siswa (48,38%) sedangkan 16 siswa (51,61%) lainnya

tampak kurang sungguh-sungguh dan antusias.

d) Siswa yang sudah dapat membaca puisi dengan baik dan telah

mencapai ketuntasan belajar sebanyak 15 siswa (48,38%) sedangkan

16 siswa (51,61%) lainnya belum tuntas karena masih mendapatkan

nilai di bawah 74.

d. Analisis dan Refleksi

Seperti yang telah dikemukakan pada tahap observasi dan interpretasi di

atas bahwa dalam pelaksanaan siklus I sudah menunjukkan adanya

peningkatan proses dan hasil belajar, namun masih terdapat kelemahan-

kelemahan. Oleh karenanya, guru dan peneliti melakukan refleksi untuk

memperbaiki hambatan-hambatan tersebut dan meningkatkan proses dan hasil

belajar siswa dengan merumuskan langkah-langkah perbaikan sebagai berikut.

1) Sebaiknya posisi guru pada saat kegiatan pembelajaran tidak hanya berada

pada titik tertentu saja. Guru dapat berkeliling untuk memantau siswa

secara keseluruhan sehingga siswa akan lebih aktif dan termotivasi dalam

mengikuti pembelajaran karena merasa diperhatikan guru.

2) Guru sebaiknya lebih berinteraksi dengan siswa dan dapat menciptakan

suasana pembelajaran yang lebih akrab yang dapat dilakukan dengan

memberikan intermezo kepada siswa agar pembelajaran tidak berlangsung

kaku dan menegangkan.

3) Guru hendaknya lebih memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan guru misalnya dengan lebih

melibatkan siswa dalam pembelajaran melalui diskusi, meminta siswa

untuk menanggapi, bertanya, ataupun sekedar tanya jawab. Selain itu, agar

siswa lebih fokus maka guru sebaiknya juga dapat mengkondisikan kelas

Page 104: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

seefektif mungkin sehingga lebih banyak siswa yang berani meresponss

stimulus yang diberikan guru.

4) Untuk meningkatkan keberanian dan minat siswa maka guru hendaknya

memotivasi siswa agar lebih berani untuk membaca puisi di depan kelas.

Oleh karenanya, untuk menumbuhkan minat siswa tersebut guru tidak

hanya bisa melakukannya dengan memberi tepuk tangan dan hadiah

(sesuai dengan prinsip “rayakan” yang telah dilaksanakan), namun bisa

juga reward lain seperti menggunakan kata-kata pujian: “bagus sekali”,

“baik sekali”, dan ”tepat sekali”, atau dengan memberi nilai tambahan

pada siswa.

5) Sesuai prinsip “demonstrasi”, video pembacaan puisi tidak dilakukan

melalui LCD tetapi peneliti langsung mendatangkan narasumber untuk

membacakan sebuah puisi pada siswa. Dengan penggantian ini, siswa

tidak akan membaca puisi sama persis dengan pembacaan puisi di dalam

video karena narasumber akan membaca puisi tersebut berkali-kali dan

dengan irama, volume, mimik, dan kinesik yang berbeda, namun tetap

signifikan terhadap isi puisi yang akan dibacanya.

6) Mengganti materi pembacaan pusi dengan materi yang lebih mudah

dipahami oleh siswa namun tetap mengandung hal-hal yang diperlukan

dalam membaca puisi.

7) Penghapusan tugas untuk memberi anotasi pada transkrip puisi karena

akan membuat siswa terlalu terpaku dengan anotasi yang dibuatnya

sehingga kurang ekspresif dalam membaca puisinya.

8) Guru diharapkan lebih banyak memberikan balikan atau penguatan

terutama pada pembacaan puisi siswa. Dengan adanya balikan atau

penguatan tersebut siswa dapat mengetahui kesalahannya sehingga ada

perbaikan-perbaikan pada tindakan selanjutnya.

Adapun dari hasil belajar siswa dalam membaca puisi pada siklus I

terlihat mulai ada peningkatan kemampuan siswa meskipun masih dalam skala

kecil. Hal ini ditandai dengan meningkatnya sejumlah indikator yang meliputi

penggunaan irama, volume, mimik, dan kinesik pada pembacaan puisi siswa.

Page 105: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Selain itu, dibandingkan dengan nilai pretes pada saat survei awal pada siklus

ini nilai rata-rata siswa juga mulai mengalami peningkatan sebesar 19,35 poin,

yakni dari 29,03 menjadi 48,38 dan nilai tertinggi yang diraih siswa adalah

87,5. Adapun perolehan nilai peningkatan kemampuan siswa membaca puisi

pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 19

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi, tindakan pada siklus I dikatakan

belum mencapai hasil yang memuaskan. Peningkatan memang terjadi pada

beberapa indikator yang telah ditentukan dibandingkan pada saat survei awal.

Akan tetapi, dalam siklus ini hanya beberapa siswa (15 anak) yang telah

tuntas, sedangkan sisanya masih jauh dari batas minimal ketuntasan yang telah

ditetapkan (nilai minimal ketuntasan adalah 74). Oleh karenanya, perlu

dilaksanakan siklus II untuk memperbaiki proses dan hasil belajar pada siklus

I. Siklus II akan dilaksanakan pada 13 dan 20 April 2011.

2. Siklus Kedua

a. Perencanaan Tindakan

Bertolak dari analisis dan hasil observasi tindakan siklus I, maka pada

siklus II ini peneliti bersama guru kelas selaku kolaborator melakukan diskusi

untuk mencari solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan yang ditemukan

pada siklus I. Diskusi ini dilakukan pada hari Selasa, 22 Maret 2011 di kantor

guru SMP Negeri 1 Jaten (setelah guru selesai mengajar). Pada saat itu,

peneliti juga menyampaikan beberapa kelebihan dan kekurangan yang

terdapat pada siklus I.

Untuk mengatasi beberapa kekurangan yang masih terdapat dalam siklus

I, disepakati hal-hal yang sebaiknya dilakukan guru pada siklus II. Hal-hal

yang disepakati tersebut, antara lain:

1) Agar guru dapat memantau siswa secara keseluruhan maka guru lebih

fleksibel dalam menentukan posisinya selama kegiatan pembelajaran

berlangsung.

2) Agar dalam pembelajaran guru tidak terkesan kaku dan tegang maka guru

saat kegiatan pembelajaran memberikan intermezo. Misalnya, dengan

Page 106: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

diselingi humor atau siswa diajak menyanyikan kembali lagu yang

berhubungan dengan materi yang akan dipelajari sehingga kesenangan

siswa dapat dibangkitkan kembali.

3) Untuk dapat lebih mengaktifkan siswa maka pada siklus II nanti guru dan

peneliti sepakat untuk membentuk diskusi. Dengan adanya diskusi

diharapkan, siswa dapat bertukar pendapat dengan teman sebangku

mengenai pembacaan puisiyang sudah beberapa kali dibaca di depan kelas

dan mampu menampilkan pembacaan puisi yang lebih baik lagi.

4) Dihapuskannya tugas untuk memberi anotasi atau tanda pada teks puisi

siswa saat video pembacaan puisi disajikan dilakukan karena agar siswa

tidak terlalu terpaku pada anotasi yang mereka buat sehingga pembacaan

puisi yang ada malah terdengar tidak ekspresif.

5) Pada saat apersepsi, lagu yang akan dinyanyikan siswa akan dipilih oleh

siswa sendiri agar mereka tertarik pada pelajaran yang akan dilaluinya

nanti.

6) Materi mengenai puisi dan cara pembacaannya juga disederhanakan

menjadi lebih mudah dimengerti oleh siswa.

7) Puisi yang menjadi materi utama pada siklus I diganti menjadi puisi yang

lain, yang sudah disepakati guru bersama peneliti agar siswa dapat lebih

mudah memahami isi puisi yang ada. Dengan siswa mengerti isi puisi

yang akan dibacanya, mereka akan menampilkan mimik dan kinesik yang

sesuai saat pembacaan puisi.

8) Salah satu prinsip dalam metode TANDUR yang digunakan peneliti dan

guru adalah prinsip demonstrasi. Pemakaian prinsip ini pada siklus kedua

akan diganti, dari lewat LCD (video/tidak langsung) menjadi lewat

narasumber (langsung). Hal ini diharapkan, siswa bisa belajar banyak dari

narasumber saat membaca puisi selain itu untuk menghindari kesamaan

irama dan nada siswa dengan pembaca puisi di dalam video.

9) Guru mengkondisikan kelas agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan

senang dan nyaman namun tetap tenang dan fokus pada pembelajaran.

Page 107: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Selain beberapa hal di atas, disepakati pula bahwa tindakan pada siklus

II akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan (40 menit x 2), yakni hari

Rabu dan Sabtu, 13 dan 16 April 2011. Adapun tahap perencanaan tindakan

siklus II pada pertemuan pertama meliputi kegiatan sebagai berikut.

1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran membaca puisi

dengan pendekatan pembelajaran quantum. Langkah-langkah yang

ditempuh antara lain:

a) Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi dengan meminta

siswa menyanyikan lagu yang siswa pilih sendiri. Hal ini dilakukan

untuk menumbuhkan minat dan semangat siswa sebelum memulai

pelajaran (T = Tumbuhkan).

b) Guru memberi materi puisi yang lebih sederhana tanpa mengurangi inti

dari materi yang akan disampaikan. Materi ini dibuat agar siswa lebih

mudah memahaminya. Selain itu, agar siswa dapat memahami isi puisi

yang akan dibacanya nanti dengan mudah. Dengan begitu siswa akan

menggunakan mimik dan kinesik yang tepat (A = Alami).

c) Guru membagikan trankrip puisi beserta lembar pertanyaan dan jawab

pada siswa. Setelah itu, siswa menjawab beberapa pertanyaan mengenai

puisi yang akan disajikan oleh guru. Hal ini dilakukan agar siswa

memahami isi puisi. Dari tema, suasana, perasaan, dan pesan yang

diungkapkan penyair dalam puisinya. Dengan memahami dan mengerti

isi puisi, siswa dapat dengan mudah untuk membacanya (N = Namai).

d) Guru menampilkan narasumber yang sudah dipersiapkan. Narasumber

tersebut akan membacakan puisi di depan kelas dan siswa yang lain

mengamatinya. Selain itu, siswa juga diperbolehkan untuk bertanya

kepada narasumber jika mengalami kemacetan dalam membaca puisi

baik mengenai irama, volume, mimik, maupun kinesiknya. Narasumber

juga akan beberapa kali meminta siswa untuk maju membaca puisi

tersebut. Hal ini dilakukan, untuk memperlihatkan kepada siswa yang

lain. Hal apa saja yang harus diperbaiki kembali (D = Demonstrasi).

e) Guru bersama siswa membahas hasil tugas yang diberikan.

Page 108: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

f) Guru menutup pembelajaran dengan menyanyi bersama-sama siswa.

Adapun tahap perencanaan tindakan pada siklus II pada pertemuan

kedua meliputi kegiatan sebagai berikut.

a) Guru membuka kembali pembelajaran, mengulangi kemampuan siswa

dalam membaca puisi dengan melontarkan beberapa pertanyaan pada

siswa (U = Ulangi).

b) Guru meminta pada setiap siswa untuk mengumpulkan lembar jawab

mereka. Kemudian membahasnya bersama agar siswa yang ingin

mengeluarkan pendapat dapat tertuangkan dalam diskusi bersama ini.

c) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk membaca puisi di

depan kelas, sedangkan siswa lain diminta untuk memberikan komentar

atau penilaian terhadap puisi yang telah dibuat temannya.

d) Guru bersama dengan siswa menyimpulkan dan melakukan refleksi

terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru

memberikan pujian atau reward pada siswa dengan pembacaan puisi

terbaik, yang diikuti dengan tepuk tangan dari siswa lain

(R = Rayakan).

e) Guru mengucapkan salam dan mengakhiri pelajaran dengan bernyanyi

bersama.

2) Guru bersama peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) materi membaca puisi yang akan digunakan pada siklus II.

3) Peneliti bersama guru menyusun instrumen penelitian, yakni berupa tes

dan nontes. Instrumen tes untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam

membaca puisi secara tulis dan unjuk kerja. Instrumen nontes dinilai

berdasarkan rubrik penilaian proses pembelajaran apresiasi puisi yang

meliputi keaktifan, perhatian, dan sikap siswa yang diamati selama

kegiatan pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yakni Rabu

dan Sabtu, 13 dan 16 April 2011 pada jam kelima dan keenam (10.00 – 11.20

WIB). Pelaksanaan tindakan tersebut dilakukan di ruang media SMP Negeri 1

Page 109: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Jaten. Adapun urutan pelaksanaan tindakan II pada pertemuan pertama

meliputi langkah-langkah sebagai berikut.

1) Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi pada siswa dengan

meminta siswa untuk menyanyikan lagu yang dipilih siswa bersama-sama.

Setelah selesai menyanyi, guru mengungkapkan bahwa pada dasarnya lagu

merupakan puisi yang didendangkan dengan irama dan nada yang indah.

Seperti halnya lagu yang telah dinyanyikan (T = Tumbuhkan).

2) Guru menyampaikan kembali materi puisi disertai beberapa cara membaca

puisi yang lebih sederhana. Materi ini dibuat agar siswa lebih mudah

memahaminya. Selain itu, agar siswa dapat memahami isi puisi yang akan

dibacanya nanti dengan mudah. Dengan begitu siswa akan menggunakan

mimik dan kinesik yang tepat dalam membaca puisi (A = Alami).

3) Guru membagikan trankrip puisi yang berjudul “Aku” karya Chairil

Anwar. Puisi ini sudah banyak didengar siswa namun belum pernah siswa

membacanya di depan kelas. Transkrip juga disertai lembar pertanyaan

dan jawab pada siswa (tes untuk siswa secara tulis). Setelah itu, siswa

menjawab beberapa pertanyaan mengenai puisi yang akan disajikan oleh

guru. Hal ini dilakukan agar siswa memahami isi puisi. Dari tema,

suasana, perasaan, dan pesan yang diungkapkan penyair dalam puisinya.

Dengan memahami dan mengerti isi puisi, siswa dapat dengan mudah

untuk membacanya (N = Namai).

4) Guru menampilkan narasumber yang sudah dipersiapkan. Narasumber

tersebut membacakan puisi di depan kelas dengan irama, volume, mimik,

dan kinesik yang sangat sesuai yang membuat semua siswa diam

memperhatikan pembacaan puisi yang bersemangat tersebut. Setelah

narasumber selesai membaca puisi, narasumber bertanya jawab dengan

siswa mengenai pembacaan puisi. Terlihat beberapa siswa antusias pada

sesi tanya jawab tersebut dan beberapa kali bertanya kepada narasumber.

Narasumber menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa dengan sangat baik

dan tepat sehingga siswa menjadi lebih mengerti. Narasumber juga

meminta beberapa siswa untuk maju membaca puisi tersebut. Hal ini

Page 110: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

dilakukan, untuk memperlihatkan kepada siswa yang lain. Hal apa saja

yang harus diperbaiki kembali dalam membaca puisi (D = Demonstrasi).

5) Guru bersama siswa membahas hasil tugas tes yang diberikan.

6) Guru menutup pembelajaran dengan menyanyi bersama-sama siswa.

Adapun urutan pelaksanaan tindakan II pada pertemuan kedua meliputi

langkah-langkah sebagai berikut.

1) Guru membuka kembali pembelajaran, mengulas sedikit materi yang

sudah diberikan dan dicatat siswa, dan mengulangi kemampuan siswa

dalam membaca puisi dengan melontarkan beberapa pertanyaan pada

siswa. Beberapa siswa tampak mampu menjawab dengan baik namun

beberapa siswa yang lain masih belum bisa menjawabnya bahkan terkesan

tidak peduli dengan pertanyaan guru (U = Ulangi).

2) Guru meminta pada setiap siswa untuk mengumpulkan lembar jawab

mereka. Siswa maju ke meja guru dengan membawa tugas masing-masing.

Kemudian guru dan siswa membahasnya bersama agar siswa yang ingin

mengeluarkan pendapat dapat tertuangkan dalam diskusi bersama ini.

3) Guru memberikan kesempatan pada siswa satu per satu untuk membaca

puisi di depan kelas, sedangkan siswa lain diminta untuk memberikan

komentar atau penilaian terhadap puisi yang telah dibuat temannya.

Setelah beberapa kali pembacaan puisi, dilakukan diskusi bersama agar

siswa yang belum membaca ke depan kelas bisa memperbaiki

pembacaannya.

4) Guru bersama dengan siswa menyimpulkan dan melakukan refleksi

terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru memberikan

pujian atau reward pada siswa dengan pembacaan puisi terbaik, yang

diikuti dengan tepuk tangan dari siswa lain (R = Rayakan).

5) Guru mengucapkan salam dan mengakhiri pelajaran dengan bernyanyi

bersama.

c. Observasi dan Interpretasi

Observasi tindakan II dilakukan pada hari Rabu dan Sabtu, 13 dan 16

April 2011 pukul 10.00 – 11.20 WIB di ruang media SMP Negeri 1 Jaten.

Page 111: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Kegiatan peneliti selama tahap observasi, yaitu mengamati proses

pembelajaran membaca puisi siswa kelas VII dengan penerapan pendekatan

pembelajaran quantum. Pada hari itu guru mengajarkan materi puisi dengan

tema ”semangat”.

Pengamatan difokuskan pada kegiatan pembelajaran yang berlangsung

di ruang media tersebut, baik proses maupun aktivitas siswa dan guru. Selain

itu, observasi pada siklus II ini bertujuan untuk mengetahui apakah kelemahan

yang terdapat pada siklus I sudah dapat diatasi atau belum. Peneliti bertindak

sebagai partisipan pasif dan mengambil posisi di tempat duduk belakang agar

bisa mengamati kegiatan pembelajaran yang dipimpin guru. Namun, sesekali

peneliti berada di depan kelas untuk mengambil gambar untuk dokumentasi

dalam penelitian.

Berdasarkan pengamatan peneliti, secara garis besar diperoleh gambaran

tentang jalannya kegiatan belajar mengajar sebagai berikut.

1) Sebelum mengajar, guru sudah membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran yang dijadikan sebagai pedoman dalam mengajar. Rencana

pembelajaran tersebut sesuai dengan silabus mata pelajaran Bahasa

Indonesia yang ada di dalm kurikulum yang berlaku di sekolah, yakni

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2) Pelaksanaan tindakan siklus II berlangsung selama dua kali pertemuan dan

diikuti oleh 31 siswa.

3) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran membaca puisi sesuai dengan

rancangan pembelajaran yang telah dibuat.

4) Pada saat kegiatan apersepsi yang dilakukan guru dengan meminta siswa

menyanyikan lagu yang dipilih siswa, semua siswa terlihat bersemangat

dan antusias, meski ada beberapa siswa yang belum begitu hafal dengan

lagu tersebut namun mereka tetap mengikuti dan bernyanyi semampunya.

5) Pada saat guru menyampaikan materi, sebagian besar siswa tampak lebih

memperhatikan guru. Meski, masih ada beberapa siswa yang kurang serius

memperhatikan. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, siswa kurang

memperhatikan guru karena saat penyampaian materi guru terkesan masih

Page 112: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

kaku dan timbul kebosanan pada diri siswa, sehingga pada siklus II ini

guru meminta siswa untuk mencermati pembacaan puisi secara langsung.

Dari kegiatan tersebut siswa dapat menghayati isi puisi yang disajikan.

Pada tindakan siklus II ini guru saat memberikan materi lebih sering

diselingi dengan tanya jawab. Selain itu, di tengah pembelajaran guru juga

memberikan intermezo dengan mengajak siswa untuk menyanyikan

sebuah lagu yang dipilih oleh siswa sehingga siswa pun terlihat lebih

antusias dan menikmati pelajaran.

6) Setelah guru selesai menyampaikan materi, selanjutnya siswa diberi tugas

untuk menjawab pertanyaan pada lembar jawab. Sama dengan siklus I

pada siklus II ini, siswa diarahkan untuk berdiskusi dengan teman

sebangku. Tugas ini merupakan tes secara tulis, yang diharapkan melalui

tugas ini guru bersama peneliti dapat mengukur kemampuan siswa dalam

hal membaca puisi. Oleh karenanya, setelah guru membahas tugas tersebut

guru memberi kesempatan siswa untuk membaca puisi satu per satu ke

depan kelas. Guru juga melakukan diskusi bersama dengan siswa agar

siswa lain mampu membaca dengan lebih baik lagi. Melalui diskusi ini

siswa pun terlihat lebih mudah dalam membaca puisi dibandingkan siklus

sebelumnya.

7) Kemampuan membaca puisi siswa pada siklus II ini terlihat mengalami

peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini didasarkan pada pembacaan

puisi siswa yang lebih baik dibanding siklus sebelumnya. Ini dapat dilihat

dari pemakaian irama yang cocok, volume yang sesuai, dan mimik serta

kinesik yang lebih ekspresif .

8) Saat tahap evaluasi dan refleksi, jumlah siswa yang bersedia memberikan

penilaian atau pendapat mengenai puisi yang dibacakan teman bertambah.

Adanya reward dari guru yang berupa pujian, tepuk tangan, penambahan

nilai, maupun hadiah ternyata cukup efektif meningkatkan minat dan

motivasi siswa untuk mengungkapkan pendapat, serta meresponss

pernyataan atau stimulus yang diberikan guru.

Page 113: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

9) Selama pelaksanaan tindakan pada siklus II ini ditemukan beberapa

kelemahan baik dari guru maupun siswa, sebagai berikut.

a) Kelemahan dari pihak guru:

(1) Guru masih terlihat kurang dalam pengelolaan kelas. Pada saat

pembelajaran berlangsung beberapa siswa masih kurang dapat

dikondisikan untuk tenang atau fokus dalam mengikuti

pembelajaran. Hal ini terutama terlihat pada saat guru

menyampaikan materi beberapa siswa masih melakukan aktivitas di

luar kegiatan pembelajaran.

(2) Guru masih kesulitan dalam mengkondisikan siswa agar tidak gaduh.

b) Kelemahan dari pihak siswa:

(1) Beberapa siswa masih terlihat belum sepenuhnya fokus dalam

kegiatan pembelajaran khususnya pada saat guru menyampaikan

materi. Beberapa siswa masih terlihat melakukan aktivitas lain,

seperti: menoleh-noleh ke belakang, mengganggu teman, melamun,

ataupun berbicara dengan teman sebangku.

(2) Belum semua siswa yang ikut meresponss stimulus atau pertanyaan

dari guru. Misalnya, pada saat tahap refleksi dan evaluasi masih ada

sebagian siswa yang belum bersedia memberikan penilaian atau

mengutarakan pendapatnya.

10) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil pembelajaran

membaca puisi, diperoleh gambaran ketercapaian indikator dalam

pelaksanaan siklus II ini, sebagai berikut.

a) Siswa yang menunjukkan keaktifan pada saat apersepsi yang

dinyatakan dengan kriteria “sangat baik dan baik” serta diindikatori

oleh kemauan siswa menyanyikan lagu dan memberikan respons

terhadap stimulus yang diberikan guru pada saat apersepsi sebanyak

19 siswa (61,29%), sedangkan 12 anak (38,70%) lainnya mengikuti

apersepsi namun baru terlihat sekedar ikut bernyanyi atau belum mau

untuk meresponss guru saat apersepsi.

Page 114: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

b) Siswa yang menunjukkan keaktifan dan perhatian pada saat mengikuti

pelajaran yang dinyatakan dengan “kriteria sangat baik dan baik” serta

diindikatori oleh kemauan siswa untuk memperhatikan, memberikan

respons pada guru dengan menjawab/bertanya/menanggapi/menamai)

sebanyak 18 siswa (58,06%), sedangkan 13 siswa (41,93%) sisanya

masih tampak kurang fokus dan aktif.

c) Siswa yang memiliki minat dan motivasi saat mengikuti pembelajaran

yang dinyatakan dengan kriteria “sangat baik dan baik” serta

diindikatori oleh adanya kesungguhan, keantusiasan dan semangat

dalam mengerjakan setiap tugas maupun saat kegiatan pembelajaran

sebesar 15 siswa (48,38%), sedangkan 16 siswa (51,61%) lainnya

masih tampak kurang sungguh-sungguh dan antusias.

d) Siswa yang sudah dapat membaca puisi dengan baik dan telah

mencapai ketuntasan belajar sebanyak 20 siswa (64,51%) karena

telah mendapatkan nilai 74 sedangkan 11 siswa (35,48%) lainnya

belum tuntas. Kemampuan siswa dalam membaca puisi semakin baik

dilihat dari pemakaian irama, volume, mimik, dan kinesik yang

digunakan siswa.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kualitas

pembelajaran membaca puisi pada siklus II (baik proses maupun hasil)

semakin menunjukkan adanya peningkatan daripada siklus I. Hal ini dapat

dilihat dari adanya peningkatan pada masing-masing indikator yang telah

ditetapkan guru dan peneliti. Secara rinci seperti berikut ini.

1) Keaktifan siswa selama apersepsi dalam pembelajaran membaca puisi

melalui penerapan pendekatan pembelajaran quantum pada siklus II

mengalami peningkatan dari 45,16% (pada siklus I) menjadi 61%. Siswa

pada tahap ini tampak lebih aktif dalam meresponss guru saat apersepsi.

2) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran

pada siklus II telah mengalami peningkatan dari 48,38% (pada siklus I)

menjadi 58%. Pada siklus ini siswa terlihat lebih aktif untuk meresponss

Page 115: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

stimulus guru (bertanya/menanggapi/menjawab/menamai), kemauan untuk

memperhatikan atau lebih fokus saat kegiatan pembelajaran.

3) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran pada

siklus II tidak mengalami peningkatan atau penurunan dari 48,38% (pada

siklus I) tetap menjadi 48,38%. Pada siklus ini siswa tampak sungguh-

sungguh dalam mengerjakan tugas baik secara kelompok (teman

sebangku) maupun individu dan siswa pun tampak bersemangat saat

mengikuti pembelajaran.

4) Siswa yang telah mendapatkan ketuntasan belajar dalam membaca puisi

pada siklus II telah mencapai 64,51% dibanding siklus I hanya 48,38%.

Seperti siklus sebelumnya pada siklus II ini siswa membaca puisi

berdasarkan irama, volume, mimik, dan kinesik yang sesuai dengan isi

puisi namun contoh atau panduan siswa dibuat secara langsung dengan

mendatangkan narasumber. Selain itu, dalam mengerjakan tugas ini siswa

dapat berdiskusi bersama teman sebangku dan guru. Hal ini bertujuan di

antara siswa dapat saling belajar atau pun bertukar pikiran meski cara

pembacaan puisi mereka berbeda. Cara ini dipandang cukup efektif karena

pada siklus ini nilai rata-rata siswa juga mengalami peningkatan sebesar

16,13 poin dari 48,38 (siklus I) menjadi 64,51 (siklus II). Nilai tertinggi

yang diraih siswa adalah 93,75 dan nilai terendahnya 37,5. Adapun

kemampuan siswa membaca puisi pada siklus II dapat dilihat pada

lampiran 27.

Meskipun telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada beberapa

indikator yang berhubungan dengan kemampuan proses maupun hasil belajar

siswa, namun dalam siklus ini siswa yang telah mendapatkan ketuntasan

belajar belum mencapai indikator yang telah ditentukan (siswa yang tuntas

pada siklus ini 20 siswa). Oleh karenanya, perlu dilakukan siklus III yang

diharapkan dapat lebih meningkatkan kemampuan proses dan hasil belajar

siswa serta dapat mengatasi kekurangan yang masih terjadi pada siklus II.

Adapun hal-hal yang dirumuskan pada tahap refleksi yang bertujuan untuk

Page 116: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

meminimalkan kelemahan yang ditemukan pada siklus II dan nantinya akan

dilaksanakan dalam siklus III, adalah sebagai berikut.

1) Pada siklus II masih ada sebagian siswa yang belum meresponss stimulus

yang diberikan guru. Oleh karenanya, pada siklus III nanti guru akan lebih

memotivasi dan melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa

dapat lebih aktif dan diharapkan akan semakin banyak siswa yang

meresponss stimulus yang diberikan guru.

2) Agar siswa lebih tertarik dan antusias maka peneliti dan guru sepakat

untuk membuat pembelajaran membaca puisi lebih variatif dengan

mengadakan permaianan untuk guru dan siswa.

3) Puisi yang dibaca siswa saat evaluasi, adalah puisi hasil bermain saat

apersepsi sehingga siswa menjadi lebih antusias terhadap pembelajaran.

4) Unsur pendemonstrasian juga akan dilakukan oleh teman sekelas sehingga

siswa yang masih merasa malu akan merasa lebih baik dan nyaman.

5) Pemberian metode pengerjaan tugas secara berkelompok telah

memberikan hasil yang baik. Pengerjaan tugas secara berkelompok juga

memberikan pengalaman pada siswa untuk bekerja sama dengan siswa lain

sehingga masing-masing siswa dapat saling belajar ataupun bertanya.

Pengerjaan dengan berkelompok ini juga dimaksudkan sebagai dorongan

bagi siswa agar pada pertemuan selanjutnya siswa dapat mengerjakan

tugas secara mandiri dan dapat berhasil baik pula.

3. Siklus Ketiga

a) Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan ini dilakukan pada hari Sabtu, 30 April 2011 di

ruang guru SMP Negeri 1 Jaten (setelah guru selesai mengajar). Perencanaan

ini didasarkan pada hasil analisis dan refleksi tindakan siklus II, maka pada

siklus III ini peneliti bersama dengan guru berdiskusi untuk mengatasi

kekurangan yang masih ditemukan pada siklus sebelumnya.

Dalam diskusi tersebut disepakati bahwa untuk mengatasi kekurangan

yang terdapat pada siklus-siklus sebelumnya maka guru dan peneliti membuat

Page 117: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

pembelajaran membaca puisi yang lebih variatif, yakni pada tahap apersepsi

dibuat menjadi lebih menyenangkan agar siswa menjadi lebih antusias dan

aktif meresponss guru.

Disepakati pula bahwa tindakan pada siklus III dilaksanakan dalam dua

kali pertemuan (40 menit x 2), yakni pada hari Rabu 11 dan 18 Mei 2011.

Adapun hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan dalam siklus III pada

pertemuan pertama sebagai berikut.

1) Peneliti dan guru merancang skenario pembelajaran membaca puisi.

Adapun tahap perencanaan tindakan pada siklus ini meliputi langkah-

langkah pembelajaran sebagai berikut.

a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengkondisikan

kelas, dan mengecek presensi siswa. Kemudian guru juga

menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. Setelah itu, guru

melakukan apersepsi dengan sebuah permainan bersama siswa untuk

membuat sebuah puisi yang akan dibaca nanti (T = Tumbuhkan).

b) Guru meminta seorang siswa untuk membacakan hasil dari permainan

yang telah dilakukan tadi. Berdasarkan hasil yang berbentuk narasi

tersebut, guru mengaitkannya dengan pengalaman yang pernah dialami

atau diamati siswa yakni narasi tersebut akan diubah menjadi sebuah

puisi dan dibaca di depan kelas seperti pertemuan sebelumnya. Guru

juga mengulang kembali materi pembacaan puisi pada pembelajaran

sebelumnya (A = Alami).

c) Guru membagikan lembar pertanyaan dan lembar kosong (untuk

menuliskan teks puisi yang akan dibuat bersama-sama) kepada siswa,

guru juga memandu siswa sehingga dengan bimbingan guru, siswa

dapat menjawab beberapa pertanyaan yang tersedia dan menyimpulkan

sendiri bahwa pengalaman maupun pengamatan terhadap sesuatu yang

dilihat dan dirasakan dapat diungkapkan dalam sebuah tulisan. Dan jika

tulisan tersebut dibuat dengan pemilihan kata yang tepat dan indah akan

menjadi sebuah puisi. Puisi tersebut akan dibaca oleh siswa sendiri pada

pertemuan selanjutnya (N = Namai).

Page 118: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

d) Siswa bersama guru membuat puisi.

e) Guru meminta salah satu siswa untuk membacakan sebuah puisi yang

sudah dibuat di depan kelas sebagai contoh bagi siswa lain

(D = Demonstrasi).

f) Guru menutup pembelajaran dengan menyanyikan sebuah lagu.

Adapun tahap perencanaan tindakan pada siklus III pada pertemuan

kedua meliputi kegiatan sebagai berikut.

a) Guru membuka pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran

kembali pada siswa. Guru juga mengulang kembali materi yang sudah

disampaikan melalui tanya jawab ringan. Kemudian siswa diminta

untuk mengumpulkan lembar pertanyaan beserta jawabannya

(U = Ulangi).

b) Guru meminta semua siswa untuk membacakan puisi yang sudah dibuat

di depan kelas satu persatu. Sementara guru menilai pembacaan puisi

siswa (baik dari pemggunaan volume, irama, mimik, dan kinesiknya).

c) Guru bersama siswa melakukan evaluasi dan bersama memilih

pembaan puisi terbaik. Guru memberikan pujian atau reward pada

siswa tersebut (R = Rayakan).

d) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses belajar-mengajar

yang telah dilakukan.

2) Guru bersama peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) untuk materi membaca puisi yang akan digunakan pada siklus III.

3) Peneliti bersama guru menyusun instrumen penelitian, yakni berupa tes

dan nontes. Instrumen tes untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam

membaca puisi yang berupa pembacaan puisi hasil karya siswa. Instrumen

nontes dinilai berdasarkan rubrik penilaian proses pembelajaran membaca

puisi yang meliputi keaktifan, perhatian, dan sikap siswa yang diamati

selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

b) Pelaksanaan Tindakan

Tindakan siklus III dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yakni pada

hari Rabu, 11 dan 18 Mei 2011 (40 menit x 2). Pelaksanaan tindakan tersebut

Page 119: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

dilakukan di ruang kelas VIIB SMP Negeri 1 Jaten pada jam pelajaran kelima

dan keenam (10.00 – 11.20 WIB). Adapun urutan pelaksanaan tindakan pada

siklus III (pertemuan I) ini meliputi langkah-langkah, sebagai berikut.

1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengkondisikan

kelas, dan mengecek presensi siswa pada hari itu. Setelah itu, guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siswa.

Kemudian guru memulai pembelajaran dengan melakukan apersesi dalam

bentuk permainan. Permainan tersebut, yakni guru mengeluarkan secarik

kertas. Kemudian kertas tersebut diedarkan kepada seluruh siswa sesuai

urutan bangku. Setiap siswa yang menulisi kertas tersebut dengan satu

kata pilihan mereka sendiri (kertas sudah memiliki tema, yakni

“Ketuhanan” agar kata-kata yang dipilih siswa tidak melebar sehingga

sulit dirubah menjadi sebuah puisi). Setelah 31 siswa menulisi kertas

tersebut, guru meminta teks tersebut dan membacakannya di depan kelas.

Setelah itun guru menjelaskan bahwa teks tersebut bisa dijadikan sebuah

puisi. Kemudian guru dan siswa bersama-sama merubah teks menjadi

sebuah puisi beserta member judul puisi yang sudah mereka buat bersama

(T = Tumbuhkan).

2) Kemudian guru menjelaskan bahwa pada pertemuan tersebut, akan

mempelajari materi pembacaan puisi yang sudah dibuat tadi (A = Alami).

3) Berdasarkan apa yang telah disampaikan guru, siswa dapat menyimpulkan

bahwa rangkaian kata-kata bisa diubah menjadi sebuah puisi dengan tema,

suasana, amanat, dan perasaan yang sesuai pula. Dari puisi tersebut, siswa

harus berlatih membacanya di rumah (N = Namai).

4) Untuk memperkuat mimik dan kinesik siswadalam membaca puisi, guru

member tugas pada siswa untuk menentukan tema, suasana, perasan, dan

amanat puisi tersebut secara berkelompok (teman sebangku). Pemberian

tugas tersebut, melalui lembar pertanyaan yang berisi tugas mereka dan

lembar teks puisi yang akan mereka tulisi puisi yang baru saja dibuat tadi.

5) Setelah selesai, guru memberi kesempatan siswa untuk membacakan puisi

yang telah jadi. Secara sukarela siswa yang bernama Roisyah maju

Page 120: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

membacakan puisi tersebut, kemudian guru mendiskusikan cara

pembacaan puisi bersama siswa (D = Demonstrasikan).

6) Guru menutup pembelajaran dengan bertepuk tangan bersama untuk

Roisyah karena sudah mampu membaca puisi dengan menggunakan irama,

volume, mimik, dan kenesik yang sesuai.

Adapun urutan pelaksanaan tindakan pada siklus III pada pertemuan

kedua meliputi langkah-langkah, sebagai berikut.

1) Guru kembali memberikan materi mengenai puisi dan membaca puisi pada

siswa. Kemudian guru melakukan tanya-jawab untuk apersepsi siswa.

2) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas pada lembar pertanyaan

kemarin. Siswa mengumpulkan di meja guru dengan maju hampir

bersamaan sehingga membuat kelas sedikit gaduh.

3) Setelah 31 tugas terkumpul, guru meminta siswa untuk menbacakan puisi

di depan kelas. Pembacaan pertama diambil dari tanggal pelaksanan

pembelajaran saat itu yakni tanggal 18, kemudian siswa dengan nomor

absen 18 maju dan membacakan puisi. Selanjutnya, siswa dengan nomor

absen 18, menunjuk salah seorang temannya untuk mendapat giliran untuk

maju dan seterusnya hingga selesai. Pembelajaran sedikit gaduh, tetapi

terlihat siswa lebih antusias dan senang (U = Ulangi).

4) Guru bersama dengan siswa mendiskusikan pembacaan puisi tadi dan

bersama memilih pembacaan puisi terbaik. P embacaan puisi terbaik jatuh

pada Roisyah, dan bersama mimik meberikan applaus meriah kepada

siswa tersebut (R = Rayakan).

5) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses belajar-mengajar yang

telah dilakukan.

6) Guru menutup pembelajaran dengan bernyanyi bersama.

c) Observasi dan Interpretasi

Seperti pada siklus sebelumnya, kegiatan observasi ini bertujuan untuk

mendeskripsikan kekurangan yang terdapat pada siklus II sudah dapat teratasi

atau belum. Pelaksanaan tindakan pada siklus III dilakukan pada hari Rabu, 11

dan 18 Mei 2011 pukul 10.00-11.20 WIB (jam pelajaran kelima&keenam) di

Page 121: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

ruang kelas VIIB SMP Negeri 1 Jaten. Kegiatan peneliti selama tahap

observasi yaitu mengamati proses pembelajaran membaca puisi siswa kelas

VIIB dengan penerapan pendekatan pembelajaran quantum. Tindakan pada

siklus III ini guru mengajarkan materi puisi dengan tema ”Ketuhanan”.

Peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dan mengambil posisi di tempat

duduk di bagian belakang agar bisa mengamati proses pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan peneliti, secara garis besar diperoleh gambaran

tentang jalannya kegiatan belajar mengajar sebagai berikut.

1) Sebelum mengajar, guru telah mempersiapkan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang dijadikan sebagai pedoman saat mengajar.

Rencana pembelajaran tersebut telah sesuai dengan silabus mata pelajaran

Bahasa Indonesia yang ada di dalam kurikulum yang digunakan sekolah,

yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2) Pelaksanaan tindakan siklus III berlangsung dalam dua kali pertemuan.

Pada kedua pertemuan, jumlah yang hadir 31 siswa.

3) Berdasarkan observasi pada siklus II tampak beberapa anak kurang begitu

fokus pada kegiatan pembelajaran, masih ada yang menengok ke luar

jendela jika ada keributan di luar atau berbicara dengan teman

sebangkunya. Selain itu masih terdapat pula siswa yang kurang merespons

guru misalnya pada saat berdiskusi bersama, tampak beberapa siswa di

bangku belakang tidak memperhatikan jalannya diskusi. Ada pula siswa

yang mengikuti tetapi kurang menikmatinya, berbeda dengan siklus III ini

semua siswa diajak untuk apersepsi bersama secara aktif, tidak hanya

bernyanyi tetapi juga berpikir kata apa yang harus ditilisnya sehingga

membuat hampir semua siswa berkonsentrasi dan fokus terhadap

pembelajaran. Pada siklus ini guru juga melaksanakan pembelajaran

membaca puisi dengan baik dan semakin menunjukkan adanya

peningkatan, terutama dalam pengelolaan kelas dan menerapkan

pendekatan pembelajaran quantum. Guru juga mengulang kembali materi

yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya, kegiatan

inti diawali dengan penjelasan guru mengenai rangkaian kata-kata yang

Page 122: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

terkumpul dari siswa mampu diubah menjadi sebuah puisi. Respons dan

interaksi siswa dengan guru pada tahap ini sangat baik. Siswa senang

sekali pada saat pembuatan puisi karena puisi tersebut hasil dari pemikiran

mereka dan bangga kelasnya bisa membuat sebuah puisi bersama.

4) Berbeda dengan siklus sebelumnya, pada siklus III ini demonstrasi tidak

dilakukan lewat media LCD atau nara sumber, tetapi salah seorang siswa

secara sukarela berani memberikan contoh membaca puisi pada teman-

temannya. Terlihat dari sini, siswa sudah tidak merasa malu dan

sebaliknya siswa sudah merasa nyaman dengan kegiatan membaca puisi di

depan kelas.

5) Guru juga yang membacakan rangkaian kata-kata yang akan dijadikan

puisi agar guru lebih dekat dengan siswa.

6) Pada saat tahap evaluasi dan refleksi, siswa terlihat lebih aktif dalam

merespons atau menjawab pertanyaan dari guru. Siswa terlihat lebih berani

untuk mengemukakan idenya dan berinteraksi dengan guru atau pun

teman.

7) Selama kegiatan pembelajaran berlangsung pada tahap ini, hampir semua

siswa mengikutinya dengan baik, interaksi, keaktifan, maupun respons

siswa pada guru juga semakin baik.

8) Dapat dikatakan bahwa kekurangan atau kelemahan selama pelaksanaan

tindakan pada siklus III ini hampir tidak terlihat atau telah sesuai dengan

yang diharapkan. Ini menunjukkan bahwa guru telah mampu mengatasi

kekurangan-kekurangan yang terjadi pada kedua siklus sebelumnya

dengan baik. Selain itu, dalam siklus ini sikap siswa dalam pembelajaran

juga terlihat semakin baik (saat apersepsi, kegiatan inti, maupun penutup).

9) Keberhasilan proses dan hasil pembelajaran apresiasi puisi siklus III dapat

dilihat dari beberapa indikator, sebagai berikut.

a) Siswa yang menunjukkan keaktifan pada saat apersepsi yang

diindikatori oleh kemauan siswa menyanyikan lagu dan memberikan

respons terhadap stimulus yang diberikan guru pada saat apersepsi

mencapai 26 siswa (83,8%) dengan kriteria sangat baik dan baik. 5

Page 123: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

siswa (16,12%) dengan nilai cukup karena tampak kurang merespons

guru saat apersepsi.

b) Siswa yang menunjukkan keaktifan dan perhatian pada saat mengikuti

pembelajaran yang dinyatakan dengan “kriteria amat baik dan baik”

serta diindikatori oleh kemauan siswa untuk memperhatikan serta

memberikan responss (menjawab/bertanya/menanggapi/menamai)

sekitar 25 siswa (80,64%), sedangkan 19,35% lainnya mendapatkan

kriteria cukup. Hal ini dikarenakan 6 siswa tersebut terlihat masih

kurang fokus saat pelajaran (salah satunya berbicara dengan teman

sebangku).

c) Siswa yang memiliki minat dan motivasi saat mengikuti pembelajaran

yang dinyatakan dengan kriteria “sangat baik dan baik” serta

diindikatori oleh adanya kesungguhan, keantusianan dan semangat

dalam mengerjakan setiap tugas maupun saat kegiatan pembelajaran

sebesar 25 siswa (80,64%), sedangkan 19,35% lainnya masih tampak

kurang bersungguh-sungguh saat pembelajaran.

d) Siswa yang sudah dapat menulis puisi dengan baik dan telah mencapai

ketuntasan belajar sekitar 26 siswa (83,87%), sedangkan 5 siswa

lainnya (16,12%) masih mendapatkan nilai di bawah 74.

d) Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, peneliti menyimpulkan bahwa kualitas

pembelajaran membaca puisi pada siklus III (baik proses maupun hasil) telah

menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari

adanya peningkatan pada masing-masing indikator, sebagai berikut.

1) Keaktifan siswa selama apersepsi dalam pembelajaran membaca puisi

melalui penerapan pendekatan pembelajaran quantum pada siklus III

mengalami peningkatan dari 61% (pada siklus II) menjadi 84%. Penerapan

pendekatan pembelajaran quantum berhasil membuat siswa aktif pada saat

apersepsi. Hal ini sesuai dengan pelaksanaan “prinsip tumbuhkan” yang

dilakukan guru dengan membuat sebuah puisi bersama. Semua siswa telah

merasa senang dan nyaman sehingga terlihat bersemangat dalam

Page 124: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

melaksanakannya. Guru juga berperan aktif dalam permainan sehingga

membuat suasana lebih menyenangkan. Hal ini membuat siswa terlihat

lebih rileks dalam meresponss stimulus yang diberikan guru dan terlihat

menikmati pada saat apersepi.

2) Keaktifan dan perhatian siswa saat mengikuti pembelajaran membaca

puisi pada siklus III telah mengalami peningkatan dari 58% (pada siklus

II) menjadi 81%. Berdasarkan pengamatan selama kegiatan pembelajaran

berlangsung, terlihat siswa lebih aktif untuk meresponss stimulus guru

(bertanya/menanggapi/menjawab/menamai) serta mau untuk

memperhatikan atau lebih fokus dalam pembelajaran.

3) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran pada siklus III ini

juga mengalami peningkatan dari 48% (pada siklus II) menjadi 81%. Hal

ini berdasarkan pada kemauan dan kesungguhan siswa dalam mengerjakan

tugas, serta antusias dan semangat siswa saat mengikuti pelajaran.

4) Siswa yang telah mendapatkan ketuntasan belajar dalam membaca puisi

pada siklus III mengalami peningkatan daripada siklus II sebanyak 64,51%

menjadi 83,87%. Skor dalam setiap aspek membaca puisi telah mengalami

peningkatan meskipun puisi yang dihasilkan siswa masih sederhana. Pada

siklus ini terlihat lebih bisa menyesuaikan mimik dan kinesik dengan puisi

yang dibacanya. Hal ini terjadi karena merekalah sendiri yang membuat

puisi tersebut sehingga penghayatn terhadap puisi semakin terlihat jelas.

Pada siklus ini siswa yang telah tuntas karena telah mendapatkan nilai

ketuntasan belajar ( 74) sebanyak 26 siswa atau sekitar 84%. Adapun

kemampuan siswa membaca puisi pada siklus III dapat dilihat pada

lampiran 35

Melihat indikator keberhasilan proses dan hasil belajar yang telah

dicapai siswa dalam pelaksanaan siklus III maka penelitian ini dipandang

cukup untuk dilaksanakan. Meskipun dalam pelaksanaan siklus III masih

terlihat beberapa siswa belum aktif dalam mengikuti pembelajaran dan belum

mendapatkan nilai ketuntasan (belum mencapai nilai 74). Namun secara

keseluruhan dapat dikatakan bahwa pelaksanaan siklus III sudah berhasil dan

Page 125: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

sudah mencapai indikator ketercapaian yang telah ditetapkan yakni 75%. Oleh

karenanya, pada penelitian ini selesai pada siklus III.

4. Deskripsi Hasil Penelitian

Hasil pelaksanaan pembelajaran membaca puisi setiap siklus tindakan di

atas dapat digambarkan secara rinci pada tabel rekapitulasi di bawah ini.

Tabel 6. Hasil Tindakan Berdasarkan Indikator Ketercapaian

No Aktivitas dalam Pembelajaran Persentase

Siklus I Siklus II Siklus III

1

Siswa aktif selama apersepsi

(indikator: mau menyanyikan lagu

dan meresponss pada saat apersepsi)

45% 61% 84%

2

Siswa aktif dan memperhatikan saat

mengikuti pelajaran (indikator:

memperhatikan atau fokus terhadap

pelajaran, ikut meresponss, aktif

mengerjakan tugas)

48%

58%

80%

3

Siswa berminat dan memiliki

motivasi saat kegiatan pembelajaran

(indikator: semangat, antusias, dan

menunjukkan kesungguhan)

48%

48%

80%

4.

Siswa mampu membaca puisi

dengan baik (ketuntasan hasil

belajar dalam menulis puisi

mendapat nilai 74).

49%

65%

84%

Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa telah terjadi peningkatan

pada indikator yang telah ditetapkan dari hasil siklus I, II, dan III. Peningkatan

terjadi dari siklus I ke siklus II pada indikator 1 sampai dengan 4 cukup

signifikan, meskipun pada indikator 3 tidak mengalami penurunan atau kenaikan

Page 126: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

(tetap). Demikian juga, peningkatan yang terjadi pada siklus II ke siklus III pada

indikator-indikator tersebut mencapai 10 % - 32%.

Pada siklus II ke siklus III persentase keberhasilan tersebut menunjukkan

bahwa tingkat keaktifan siswa pada saat apersepsi mengalami peningkatan 23%,

keaktifan dan perhatian siswa saat mengikuti pembelajaran meningkat sekitar

22%, dan minat serta motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pun

meningkat sebesar 32%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan

pendekatan pembelajaran quantum dapat meningkatkan proses pembelajaran

membaca puisi pada siswa kelas VIIB SMP Negeri 1 Jaten.

Selain itu, pada siklus ini persentase peningkatan keberhasilan juga terjadi

pada ketuntasan hasil belajar siswa dalam membaca puisi, berupa kemampuan

siswa dalam membaca puisi di depan kelas yang meningkat sekitar 19%.

Peningkatan tersebut tampak pada pembacaan puisi siswa yang pada setiap

siklusnya menunjukkan semakin adanya perbaikan baik dalam penggunaan irama,

volume, mimik, dan kinesik. Pada siklus III nilai rata-rata siswa lebih tinggi

dibanding pada saat survei awal dan siklus-siklus sebelumnya (siklus I dan II).

Siklus III nilai rata-rata siswa menjadi 78,83 atau mengalami peningkatan sekitar

5,25 poin dibandingkan pada saat survei awal (nilai rata-rata siswa 61,1). Dengan

demikian, dapat dikatakan pula bahwa penerapan pendekatan pembelajaran

quantum dapat meningkatkan hasil pembelajaran membaca puisi pada siswa kelas

VIIB SMP Negeri 1 Jaten.

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan

pendekatan pembelajaran quantum dapat meningkatkan proses dan hasil

pembelajaran membaca puisi pada siswa kelas VIIB SMP Negeri 1 Jaten.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan pada

siklus I sampai dengan siklus III dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan

kualitas pembelajaran, baik pada proses maupun hasil kemampuan membaca puisi

dengan penerapan pendekatan pembelajaran quantum di kelas VIIB SMP Negeri 1

Jaten. Penilaian proses, dapat dilihat dari sikap siswa ketika mengikuti kegiatan

Page 127: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

pembelajaran. Sikap bermula dari perasaan suka atau tidak suka yang terkait

dengan kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/obyek. Sikap juga

merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki seseorang.

Sikap dapat dibentuk sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan.

Ditambahkan pula oleh Sarwiji Suwandi (2010: 80-81) bahwa secara umum

obyek/sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran meliputi beberapa hal,

yakni sikap terhadap materi pelajaran (motivasi mengikuti pelajaran, keseriusan,

semangat); sikap terhadap guru/pengajar (interaksi, respons); dan sikap terhadap

proses pembelajaran (perhatian, kerjasama, konsentrasi, dsb.) sedangkan penilaian

hasil, Nana Sujana (2008: 3) mengungkapkan bahwa penilaian hasil belajar adalah

proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan

kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa obyek yang dinilai adalah hasil

belajar siswa yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Berdasarkan

penilaian proses dan hasil yang sudah dilakukan guru dan peneliti di atas,

dihasilkan keberhasilan peningkatan dalam tingkat keaktifan siswa pada saat

apersepsi (23%), keaktifan dan perhatian siswa saat mengikuti pembelajaran

(22%), dan minat serta motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

(32%). Selain itu, peningkatan persentase keberhasilan juga terjadi pada

ketuntasan hasil belajar siswa dalam membaca puisi, berupa kemampuan siswa

dalam membaca puisi di depan kelas yang meningkat (19%). Peningkatan tersebut

tampak pada pembacaan puisi siswa yang pada setiap siklusnya menunjukkan

semakin adanya perbaikan baik dalam penggunaan irama, volume, mimik, dan

kinesik. Dengan demikian, penelitian ini telah berhasil menjawab rumusan

masalah yang dikemukakan peneliti.

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, dengan uraian kegiatan

sebagai berikut: Sebelum dilaksanakan siklus I, peneliti terlebih dahulu

melakukan survei awal untuk mengetahui permasalahan yang terjadi sebenarnya

di lapangan. Berdasarkan hasil kegiatan pada survei awal, peneliti menemukan

bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran membaca puisi di kelas VIIB SMP

Negeri 1 Jaten masih kurang memuaskan. Hasil tersebut ditunjukkan dengan

pembacaan puisi yang dilakukan oleh murid. Pada umumnya terkesan seadanya,

Page 128: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

artinya membaca puisi tidak layaknya seperti orang membaca puisi. Intonasi,

lafal, penghayatan maupun penampilan sangat kurang. Jarang terlihat murid yang

mampu membaca puisi dengan memperhatikan naik turun, tinggi rendah, dan

keras lembut volume suara dalam bacaannya. Para murid juga malu dan tidak

percaya diri ketika membaca puisi di depan kelas. Melihat keadaan di lapangan

tersebut, guru bersama peneliti mencari sebuah solusi atau jalan keluar untuk

menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Diperlukan sebuah keadaan baru dan

positif dalam pembelajaran dimana dengan keadaan baru tersebut siswa akan

lebih fokus dan berkonsentrasi pada materi yang pada akhirnya mampu

meningkatkan proses dan hasil tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Keinginan guru dan peneliti untuk meningkatkan proses dan hasil siswa tersebut

diperkuat oleh pernyataan Agus Suprijono (2009: xi) bahwa kegiatan

pembelajaran yang menyenangkan dan menggairahkan adalah pembelajaran

dengan suasana socio emotional climate positif. Murid merasakan bahwa proses

belajar yang dialaminya bukan sebuah derita yang mendera dirinya, melainkan

berkah yang harus disyukurinya. Belajar juga bukanlah tekanan jiwa pada dirinya,

namun merupakan panggilan jiwa yang harus ditunaikannya. Salah satu

penerapan pendekatan yang mampu mengubah keadaan pembelajaran dengan

kegiatan-kegiatan yang menyenangkan adalah penerapan pembelajaran quantum.

Pendekatan pembelajaran quantum, mengaitkan apa yang akan diajarkan guru

dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasan yang diperoleh dari kehidupan

rumah, kehidupan sosial di luar rumah, serta kehidupan akademis yang dimiliki

oleh siswa. Oleh karenanya, peneliti melakukan kolaborasi bersama dengan guru

kelas untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menerapkan pendekatan

pembelajaran quantum dalam pembelajaran membaca puisi.

Selain itu, pendekatan pembelajaran quantum memungkinkan siswa untuk

belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan

dibarengi kegembiraan. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang secara sekilas

tampak tidak mempunyai persamaan: hiburan, permainan, warna, cara berpikir

positif, kebugaran fisik, dan kesehatah emosional. Namun semua unsur ini bekerja

Page 129: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif (Bobbi DePorter,

2003: 14).

Pelaksanaan pendekatan pembelajaran quantum dalam siklus I sampai

siklus III didasarkan pada prinsip TANDUR. Prinsip TANDUR diterapkan

sebagai metode atau petunjuk teknis pendekatan quantum. TANDUR merupakan

singkatan dari beberapa langkah pembelajaran, yakni Tanamkan, Alami, Namai,

Demonstrasi, Ulangi, dan Rayakan. Semua langkah-langkah pembelajaran

tersebut, menghantarkan siswa pada prestasi yang luar biasa. Lebih lanjut Bobbi

DePorter dkk (2003: 93) mengemukakan bahwa respons dalam pendekatan

pembelajaran quantum dengan didasarkan pada prinsip TANDUR, melibatkan

seluruh peserta pembelajaran. Seluruh murid terlibat secara fisik, psikis, dan

verbal. Predisposisi untuk tindakan positif yang dapat tumbuh dalam

pembelajaran apresiasi sastra ini adalah sikap yang berbentuk: rasa senang

menikmati, menghayati, menghargai karya sastra, dan sekaligus menyenangi

pembelajaran membaca sastra khususnya puisi.

Sebelum melaksanakan siklus I peneliti bersama dengan guru kelas

sebagai kolaborator menyusun rencana pembelajaran (RPP). Siklus I ini

merupakan tindakan awal untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang

ditemukan dalam pembelajaran membaca puisi di kelas tersebut. Berdasarkan

kesepakatan antara guru dan peneliti pada siklus I ini tema yang digunakan dalam

materi membaca puisi adalah “Perjuangan Generasi Muda”. Oleh karenanya, lagu

yang dinyanyikan pada saat apersepsi dan puisi yang digunakan disesuaikan

dengan temanya. Penilaian proses belajar didapat ketika kegiatan pembelajaran

berlangsung sedangkan penilaian hasil belajar didapat dari tugas siswa untuk

membaca puisi yang sudah disepakati guru dan peneliti di depan kelas. Pada

siklus ini pembelajaran membaca puisi dengan menerapkan pendekatan

pembelajaran quantum yang didasarkan pada prinsip “TANDUR” dilaksanakan

sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

Dari pelaksanaan siklus I tersebut diperoleh deskripsi hasil pembelajaran

membaca puisi yang menyatakan bahwa masih terdapat beberapa kekurangan-

kekurangan di dalam pelaksanaan tindakan. Kekurangan tersebut berasal dari guru

Page 130: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

dan siswa. Kekurangan dari pihak guru, yakni: (1) guru kurang dapat memantau

siswa secara keseluruhan karena karena posisi guru lebih banyak di depan dan

pada titik tertentu saja (dekat meja guru) pada saat melaksanakan kegiatan

pembelajaran; (2) guru masih terkesan agak kaku dan terlalu tegas dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga siswa terkesan takut untuk

beraktualisasi terhadap materi;dan (3) guru belum dapat membangkitkan

semangat siswa secara optimal khususnya untuk memberikan pendapat atau

menanggapi sehingga stimulus yang diberikan guru kurang diresponss dengan

baik oleh siswa. Kelemahan yang terdapat dari pihak siswa, yakni: (1) beberapa

siswa kelihatan kurang berkonsentrasi saat menyimak video pembacaan puisi; (2)

sebagian siswa terlihat belum sepenuhnya fokus saat pembelajaran berlangsung

(melakukan aktivitas lain, seperti menolah-noleh, berbicara dengan teman satu

meja, dan sebagainya); (3) sebagian siswa belum mampu menyesuaikan mimik

dan kinesik pada saat pembacaan puisi.

Kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam pelaksanaan tindakan

pada siklus I ini merupakan faktor penyebab kurang memuaskannya hasil tes

kemampuan membaca puisi siswa. Hal ini didasarkan pada jumlah siswa yang

telah memperoleh nilai 74 (dinyatakan tuntas) dalam membaca puisi hanya 15

siswa atau sekitar 48% dari jumlah keseluruhan. Selanjutnya, kekurangan-

kekurangan yang terdapat dalam siklus I tersebut dievaluasi oleh peneliti dan guru

hingga menghasilkan perencanaan pembelajaran baru. Melalui perencanaan ini

diharapkan dapat mengatasi kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam

pelaksanaan tindakan I.

Tindakan pada siklus II dilaksanakan untuk mengatasi kekurangan yang

terdapat dalam siklus I. Pada siklus II ini guru juga menerapkan pendekatan

pembelajaran quantum yang didasarkan pada prinsip “TANDUR” dalam

pembelajaran membaca puisi. Berbeda dengan siklus I, pada siklus ini tema yang

diambil adalah “Pemberontakan Diri”. Adapun tugas yang dikerjakan siswa pada

siklus II sama dengan tugas pada siklus I, yakni membaca puisi dan menentukan

tema, amanat, suasana, dan perasaan dalam puisi. Perbedaan tugas yang diberikan

pada siswa dalam tidakan II adalah, ditiadakannya tugas untuk memberi

Page 131: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

anotasi/tanda pada teks puisi. Hal ini sudah disepakati oleh guru dan peneliti,

karena akan mengurangi konsentrasi siswa pada mimik dan kinesik saat membaca

puisi. Siswa terlalu bergantung pada anotasi tanpa mengindahkan ekspresi yang

seharusnya harus dimunculkan saat membaca puisi. Tugas membaca puisi ini

bersifat individu, namun tempat duduk siswa dibuat berkelompok seperti diskusi.

Berdasarkan pengamatan pada pelaksanaan siklus II terlihat bahwa terjadi

peningkatan proses dan hasil pembelajaran membaca puisi dari siklus I.

Peningkatan proses dapat dilihat dari meningkatnya keaktifan siswa pada saat

apersepsi, dan keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi

pembelajaran sedangkan minat dan motivasi siwa saat mengikuti kegiatan

pembelajaran tidak mengalami penurunan atau kenaikan yakni tetap. Peningkatan

hasil dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan

belajar dalam membaca puisi. Pada siklus I siswa yang dinyatakan telah tuntas

dalam membaca puisi sekitar 48% (15 orang) dan pada siklus II ini terjadi

peningkatan menjadi 65% ( 20 orang). Meskipun dalam siklus II ini telah ada

peningkatan baik dari proses maupun hasil namun dalam pelaksanaannya masih

ditemukan kekurangan-kekurangan, seperti guru masih terlihat kurang dalam

pengelolaan kelas dan mengkondisikan siswa agar tidak gaduh, beberapa siswa

masih terlihat belum sepenuhnya fokus dalam kegiatan pembelajaran, dan belum

semua siswa yang meresponss stimulus yang diberikan guru.

Selanjutnya, peneliti bersama-sama dengan guru berdiskusi untuk

merancang rencana pembelajaran baru yang bertujuan untuk mengatasi segala

kekurangan yang masih terdapat dalam pelaksanaan siklus II. Pada siklus III ini

guru dan peneliti berusaha untuk memperkecil segala kelemahan yang terjadi

selama pelaksanaan pembelajaran membaca puisi. Hal ini dikarenakan siklus III

merupakan perencanaan siklus terakhir dalam penelitian ini. Pada pelaksanaan

siklus III guru juga menerapkan pendekatan pembelajaran quantum yang

didasarkan pada kerangka prinsip “TANDUR” dalam pembelajaran membaca

puisi. Tema yang diambil pada siklus ini adalah “Ketuhanan”. Berbeda dengan

siklus-siklus sebelumnya, agar kegiatan pembelajaran lebih bervariatif maka pada

siklus ini dibuat apersepsi semenarik mungkin yang akan membuat siswa lebih

Page 132: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

konsentrasi, fokus dan senang dalam pembelajaran. Pemberian contoh pembacaan

puisi juga dilakukan secara langsung oleh salah seorang siswa dengan sukarela.

Dari pelaksanaan siklus III terlihat bahwa terjadi peningkatan proses dan

hasil pembelajaran membaca puisi dari siklus II. Peningkatan proses dapat dilihat

dari meningkatnya keaktifan siswa pada saat apersepsi, keaktifan dan perhatian

siswa pada saat guru menyampaikan materi pembelajaran, serta minat dan

motivasi siwa saat mengikuti kegiatan pembelajaran, sedangkan untuk

peningkatan hasil dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang telah mencapai

ketuntasan belajar dalam membaca puisi yang berupa pembacaan puisi yang telah

dibuat siswa pada siklus ini mencapai 84% (pada siklus II sebesar 65%). Dalam

siklus III kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus-siklus sebelumnya

sudah dapat teratasi dan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan pun juga

telah tercapai. Oleh karenanya, dalam penelitian ini hanya dilaksanakan sampai

pada siklus III.

Berdasarkan tindakan-tindakan yang telah dilakukan, dapat dikatakan

bahwa penerapan pendekatan pembelajaran quantum dalam pembelajaran

membaca puisi di kelas VIIB SMPNegeri 1 Jaten telah berhasil. Keberhasilan

pendekatan pembelajaran quantum dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan

hasil pembelajaran membaca puisi dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai

berikut.

1. Peningkatan kualitas proses pembelajaran membaca puisi

Penentuan persentase kualitas proses dihitung dari jumlah siswa yang

telah mendapatkan kriteria “sangat baik dan baik” pada masing-masing

indikator selama kegiatan pembelajaran per jumlah siswa dalam kelas (31)

dikalikan 100. Adapun bentuk keaktifan yang diamati adalah sikap siswa

selama kegiatan pembelajaran berlangsung, keaktifan dalam meresponss,

kesungguhan dalam mengerjakan tugas, dan semangat serta antusias dalam

mengikuti pembelajaran.

a. Siswa lebih aktif saat mengikuti apersepsi

Selama pelaksanaan penelitian pada siklus I hingga III, tampak bahwa

siswa antusias dalam mengikuti apersepsi. Keantusiasan ini ditunjukkan

Page 133: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

dengan kemauan siswa untuk menyanyikan lagu yang diminta guru

dengan penuh semangat, membaca puisi di depan kelas, dan respons siswa

terhadap stimulus yang diberikan guru pada saat apersepsi. Keaktifan

siswa saat apersepsi ditunjukkan dengan “kriteria sangat baik dan baik”

yang diindikatori adanya kemauan siswa untuk mengikuti apersepsi (ikut

menyanyikan lagu dan memberikan respons terhadap stimulus yang

diberikan guru). Dari siklus I hingga siklus III mengalami peningkatan.

Hal ini dapat dilihat dari persentase keaktifan siswa antar siklus, yaitu 45%

atau sebanyak 14 siswa (siklus I) menjadi sekitar 61% atau sebanyak 19

siswa (pada siklus II) dan mencapai 84% atau sebanyak 26 siswa (pada

siklus III).

b. Siswa terlihat lebih aktif dan perhatian saat mengikuti pelajaran

Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran di setiap

siklus semakin menunjukkan adanya peningkatan. Indikator yang

menunjukkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran adalah

kemauan siswa untuk memperhatikan atau fokus terhadap kegiatan

pembelajaran serta kemauan dan keaktifan siswa untuk meresponss

stimulus yang diberikan guru (bertanya/menjawab/menanggapi/menamai).

Peningkatan keaktifan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran

pada siklus I hanya 48% atau sebanyak 15 siswa, siklus II sekitar 58% atau

sebanyak 18 siswa, dan siklus III menjadi 81% atau sebanyak 25 siswa.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat survei

awal, beberapa siswa terlihat kurang fokus pada saat kegiatan

pembelajaran. Selain itu, keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

juga belum begitu terlihat, karena saat pembelajaran siswa lebih banyak

mendengarkan dan sebagian siswa kurang aktif dalam meresponss

stimulus yang diberikan guru. Setelah adanya tindakan melalui penerapan

pembelajaran quantum sebagai pendekatan pembelajaran dalam membaca

puisi keaktifan siswa semakin meningkat.

Page 134: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

c. Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca puisi

Pada mulanya, pembelajaran yang dilakukan di kelas tampak monoton

dan membuat siswa menjadi jenuh dan bosan. Hal ini dikarenakan model

pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik. Saat pembelajaran

guru lebih banyak memberikan penjelasan yang menitik beratkan pada

aspek kognitif dan keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran pun

juga belum tampak, kemudian dilanjutkan dengan tugas membaca puisi

yang tanpa memanfaatkan suatu media sehingga dalam membaca pun

siswa tampak kesulitan dan bingung.

Dikarenakan kurang bervariasi dan monoton mengakibatkan siswa

kurang bersemangat dan kurang termotivasi dalam mengikuti

pembelajaran. Namun setelah diterapkannya pendekatan pembelajaran

quantum siswa mulai menunjukkan adanya ketertarikan saat mengikuti

pembelajaran. Hal ini dilihat dari kesungguhan siswa saat mengerjakan

tugas, antusias dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Siswa menjadi termotivasi karena dalam kegiatan pembelajaran siswa

tidak lagi hanya diam dan mendengarkan tetapi dibuat untuk lebih aktif.

Selain itu, siswa juga tampak termotivasi karena dalam membaca puisi

siswa dibuat seolah seperti kompetisi yang mana usaha siswa akan

diberikan penghargaan sehingga setiap siswa berusaha semaksimal

mungkin untuk mengerjakan tugas yang diberikan.

Tindakan yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan pembelaran

quantum membuat siswa tampak lebih berminat dan termotivasi saat

mengikuti pembelajaran membaca puisi. Hal ini didasarkan pada

pengamatan peneliti dari jumlah siswa yang mendapatkan kriteria sangat

baik dan baik di setiap siklusnya. Pada siklus I siswa yang tampak

berminat dan memiliki motivasi saat mengikuti pembelajaran sekitar 48%

dan pada siklus II tetap menjadi 48%. Pada siklus terakhir terjadi

peningkatan yang cukup signifikan yakni sebesar 81% atau sebanyak 25

siswa tampak berminat serta termotivasi pada pembelajaran membaca

puisi.

Page 135: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

2. Peningkatan kualitas hasil pembelajaran membaca puisi

Peningkatan kualitas hasil dapat dinilai dari hasil belajar siswa yang

mengalami peningkatan dari satu siklus ke siklus berikutnya. Peningkatan

hasil belajar siswa dalam pembelajaran membaca puisi didasarkan pada

ketuntasan siswa dalam membaca puisi yang penilaiannya didasarkan pada

beberapa kriteria, yakni:

a. Penggunaan irama

Siswa telah mampu menggunakan irama dengan baik sesuai dengan isi

puisi yang dibacanya. Pada saat pretes siswa membaca puisi hanya

berdasarkan pada imajinasi atau pengetahuannya tanpa ada suatu media

yang mendukung. Hal ini menyebabkan sebagian besar siswa merasa

kesulitan dalam membaca karena siswa tidak memiliki gambaran.

Berbeda dengan saat adanya tindakan. Pendekatan pembelajaran

quantum mengoptimalkan segala hal yang terdapat di sekitar lingkungan

pembelajaran, termasuk pemanfaatan media. Oleh karenanya, pada saat

tindakan guru menggunakan media LCD dan nara sumber terjadi kenaikan

pada nilai hasil membaca puisi siswa. Dengan adanya media tersebut siswa

memperoleh gambaran atau inspirasi serta dapat mengimajinasikannya

kemudian membacakan puisi yang sudah dipersiapkan dengan

menirukankan video pembacaan puisi. Pada setiap siklus, aspek ini

mengalami peningkatan yang signifikan.

b. Volume

Berdasarkan hasil pekerjaan siswa tampak bahwa siswa telah mampu

menggunakan tingkat volume yang tepat dan sesuai dengan isi puisi dan

jumlah pendengar meskipun masih sedikit malu. Sebagian besar siswa

dalam membaca puisi telah mampu menggunakan volume yang sesuai

sehingga pendengar puisi tersebut mampu menikmatinya. Berbeda saat

pretes, yang mana sebagian besar siswa saat pembacaan puisi masih belum

mampu menggunakan volulme yang sesuai. Hal ini menyebabkan unsur

keindahan pada puisi dirasa sangat kurang dan masih seperti cerita biasa.

Page 136: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

Namun setelah adanya tindakan dapat dilihat pada karya siswa hal tersebut

dapat diminimalkan.

c. Mimik

Salah satu cara agar pendengar pembacaan puisi merasakan apa yang

dirasakan penulis puisi adalah dengan penggunaan mimik atau ekspresi

wajah pembaca puisi yang harus sesuai dengan isi puisi. Dengan

kesesuaian antar isi puisi dan mimik pembaca puisi, mampu meningkatkan

pemahaman dan penghayatan teks puisi yang dibaca. Setelah dilakukan

tindakan antara peneliti dan guru dalam setiap pembacaan puisi siswa telah

mampu menggunakan mimik yang sesuai. Dari siklus ke siklus siswa

mulai dapat menggunakan mimik dengan cukup baik sehingga puisi yang

dibacakan siswa juga terlihat semakin indah dan harmonis.

d. Kinesik

Sebagian siswa sudah terlihat menggunakan kinesik dalam pembacaan

puisinya (meski awalnya hanya beberapa siswa yang mendapatkan kriteria

baik). Hal ini diindikatori oleh penggunaan kinesik atau gerak tangan dan

tubuh yang sesuai dengan isi puisi. Pada awalnya, siswa merasa masih

malu untuk menggunakan kinesik namun setelah diberikan pendekatan

pembelajaran quantum oleh guru, peningkatan siswa yang menggunakan

kinesik tiap siklus bertambah secara signifikanl. Hal itu membuat

pembacaan puisi lebih indah dan menarik untuk didengarkan dan dihayati.

Adanya peningkatan pada setiap kriteria pembacaan puisi tersebut

menjadikan nilai siswa dalam membaca puisi juga mengalami peningkatan. Pada

saat pretes, terlihat bahwa kemampuan membaca puisi siswa masih kurang

memuaskan. Hal tersebut tampak pada jumlah siswa yang telah mendapatkan nilai

ketuntasan belajar yang telah ditetapkan ( 74). Persentase ketuntasan belajar yang

dicapai siswa pada saat pretes hanya sekitar 28% (9 siswa dari jumlah siswa

keseluruhan 31) dengan nilai rata-rata 68,51.

Peningkatan mulai tampak pada siklus I dari 31 siswa 15 siswa (sekitar

48%) telah mencapai ketuntasan hasil belajar dan nilai rata-ratanya adalah 68,34.

Pada siklus II kemampuan siswa dalam membaca puisi mengalami peningkatan

Page 137: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

yang signifikan. Hal ini tampak pada persentase ketuntasan hasil belajar siswa

yang mencapai 65% (20 siswa) dengan nilai rata-rata 73,5. Pada siklus III

persentase ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 84% (26 siswa dari jumlah

keseluruhan) dengan nilai rata-rata 78,83.

Dengan menerapkan pendekatan pembelajaran quantum dalam

pembelajaran membaca puisi, kemampuan membaca puisi siswa dalam bentuk

pembacaan puisi di depan kelas mengalami peningkatan yang dinyatakan dengan

semakin banyaknya siswa yang telah mendapatkan nilai ketuntasan belajar.

Pada penelitian yang dilakukan peneliti ditemukan juga beberapa fakta

mengenai kemampuan siswa dalam membaca puisi baik proses maupun hasilnya.

Beberapa siswa menunjukkan nilai proses yang kurang baik (tidak tuntas), namun

pada nilai hasil membaca puisi siswa-siswa tersebut mencapai nilai yang tinggi

(tuntas). Begitupun sebaliknya, terdapat beberapa siswa lain yang nilai proses

membaca puisinya sangat baik (tuntas) namun nilai hasil membaca puisinya

kurang baik (tidak tuntas).

Menurut peneliti, keadaan di atas terjadi karena beberapa faktor. Bakat,

minat, jenis kecerdasan, dan tingkat kepercayaan diri menjadi faktor-faktor dalam

hal tersebut. Siswa yang kemampuan kognitifnya tinggi namun tidak memiliki

bakat membaca puisi, minat terhadap sastra dan kurang memiliki rasa

kepercayaan diri akan sulit sekali untuk mampu membaca puisi di depan kelas.

Mereka cenderung kurang mampu mengekspresikan diri saat membaca puisi di

depan kelas. Dari diskusi yang dilakukan antara guru dan peneliti, siswa-siswa

tersebut merasa malu dan kurang nyaman jika harus berada di depan kelas dan

menjadi pusat perhatian siswa lain. Sebaliknya, terdapat siswa-siswa yang tingkat

kognitifnya kurang namun memiliki bakat dan minat yang besar terhadap sastra

khususnya membaca puisi, mereka sangat berkompeten di bidang ini. Mereka

mampu berekspresi sesuai hatinya, merasa nyaman dan percaya diri ketika

membaca puisi di depan kelas. Mereka juga tidak malu jika harus berteriak atau

menangis demi penghayatan tehadap puisi yang dibacanya.

Page 138: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

Siswa-siswa tersebut memang memiliki kecerdasan linguistik sehingga

mampu mengungkapkan apa yang dirasakan atau apa yang dipikirkan dalam

bentuk kemampuan membaca, menulis, atau berkomunikasi.

Berdasarkan pemaparan di atas tampak bahwa penerapan pendekatan

pembelajaran quantum dalam pembelajaran membaca puisi pada siswa kelas VIIB

SMP Negeri 1 Jaten dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.

Peningkatan proses didasarkan pada meningkatnya keaktifan dan perhatian siswa

saat mengikuti kegiatan pembelajaran baik pada saat apersepsi maupun keaktifan

siswa dalam meresponss stimulus yang diberikan guru, kesungguhan dalam

mengerjakan tugas, keantusiasan dan semangat siswa dalam mengikuti

pembelajaran. Dan peningkatan hasil didasarkan pada meningkatnya hasil

pekerjaan siswa dalam membacas puisi (jumlah siswa yang mendapatkan nilai

74). Selain itu, berdasarkan hasil angket pasca tindakan siswa kelas VIIB 25

siswa menyatakan bahwa melalui penerapan pendekatan pembelajaran quantum

dapat membantu mereka dalam pembelajaran ataupun pengajaran membaca puisi

sehingga kualitas proses dan hasil belajar siswa kelas VIIB SMP Negeri 1 Jaten

pun meningkat.

Page 139: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Penerapan pendekatan pembelajaran quantum dapat meningkatkan proses

pembelajaran membaca puisi pada siswa kelas VIIB SMP Negeri 1 Jaten. Hal

ini terbukti dengan adanya peningkatan proses pembelajaran, yang meliputi:

(a) meningkatnya keaktifan siswa saat mengikuti apersepsi. Hal tersebut dapat

dilihat dari peningkatan keaktifan siswa saat mengikuti apersepsi pada tiap

siklus. Pada siklus I keaktifan siswa saat mengikuti apersepsi sebesar 45%,

pada siklus II sebesar 61%, dan pada siklus III meningkat menjadi 84%; (b)

meningkatnya keaktifan dan perhatian pada saat mengikuti pembelajaran. Hal

ini terbukti dengan meningkatnya keaktifan siswa dalam merespons stimulus

yang diberikan guru (bertanya, menjawab, menanggapi, menamai) dan

perhatian pada saat pembelajaran di setiap siklusnya. Siklus I siswa yang aktif

mengikuti kegiatan pembelajaran sebesar 48%. Pada siklus-siklus berikutnya

keaktifan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran mengalami

peningkatan yang signifikan. Peningkatan tersebut sebesar 58% pada siklus II

dan 81% pada siklus III; (c) meningkatnya motivasi dan minat siswa dalam

mengikuti pembelajaran membaca puisi. Hal ini tampak pada kesungguhan

siswa saat mengerjakan tugas serta keantusiasan dn semangat siswa saat

mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada siklus I siswa yang tampak berminat

dan termotivasi sebanyak 43%, pada siklus berikutnya tetap pada hasil 43%

pada siklus II dan meningkat menjadi 81% pada siklus III.

2. Penerapan pendekatan pembelajaran quantum dapat meningkatkan hasil

pembelajaran membaca puisi pada siswa kelas VIIB SMP Negeri 1 Jaten.

Adanya peningkatan hasil pembelajaran membaca puisi dilihat dari

meningkatnya kemampuan siswa dalam membaca puisi. Hal ini terbukti

dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam membaca puisi yang

penilaiannya didasarkan pada penggunaan irama, volume, mimik, dan kinesik

Page 140: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

yang sesuai dengan isi puisi yang dibaca. Peningkatan kemampuan siswa

terjadi pada siklus I hingga III yang ditunjukkan dengan semakin banyaknya

siswa yang telah mencapai batas ketuntasan (KKM 74). Pada siklus I siswa

yang telah mencapai ketuntasan belajar sebesar 48% atau sebanyak 15 siswa,

pada siklus II meningkat menjadi 65% atu sebanyak 20 siswa, dan pada siklus

III sebanyak 84% atu sebanyak 26 siswa.

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses

dan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya guru,

siswa, pendekatan pembelajaran, model pembelajaran, metode pembelajaran,

media pembelajaran, dan sumber belajar. Pemilihan model pembelajaran yang

kurang tepat akan berpengaruh pada kurangnya minat dan keaktifan siswa dalam

pembelajaran serta rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karenanya, dalam memilih

model atau pendekatan pembelajaran guru hendaknya juga memperhatikan

kesenangan dan kebermanfaatannya bagi perkembangan peserta didik.

Penelitian ini membuktikan bahwa melalui penerapan pendekatan

pembelajaran quantum dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa dalam

materi membaca puisi. Penerapan kerangka prinsip ”TANDUR” yang terdapat

dalam pendekatan pembelajaran quantum merupakan langkah-langkah

pembelajaran yang efektif. Dimulai dari ”tumbuhkan” yang dilakukan pada saat

apersepsi dengan menyanyikan sebuah lagu yang bertujuan untuk menumbuhkan

ketertarikan dan minat siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Dan diakhiri

dengan ”rayakan” yang dilakukan guru untuk memberikan penghargaan atas

usaha atau kerja keras yang telah dilakukan siswa serta untuk memacu siswa agar

lebih baik dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya. Oleh karenanya, penelitian

ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengembangkan pengajaran bahasa

yang lebih kreatif dan inovatif, seperta dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan bagi tenaga pengajar yang ingin menerapkan pendekatan

pembelajaran quantum di kelasnya.

Page 141: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

Pendekatan pembelajaran quantum dapat meningkatkan minat dan

kemampuan membacai puisi siswa karena melalui penerapan pendekatan

pembelajaran ini tidak sekedar dapat menumbuhkan kesenangan pada diri siswa,

namun juga dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran,

memupuk keberanian, serta merespons sesuatu yang ada di sekitar. Respons-

respons tersebut diungkapkan melalui kegiatan membaca puisi. Dengan demikian,

diakhir pembelajaran siswa dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara

tertulis dalam bentuk puisi.

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti

mengajukan saran-saran sebagai berikut.

1. Bagi Siswa

Siswa disarankan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran hendaknya lebih

aktif dan mengikuti pelajaran dengan perasaan senang. Hal ini dikarenakan

dengan adanya rasa senang pada diri siswa maka akan menumbuhkan rasa

ingin tahu siswa terhadap materi yang dipelajari dan lebih memudahkan siswa

untuk mendalami materi tersebut. Selain itu, jika sekiranya siswa mengalami

kesulitan dan kurang menyenangi dengan cara guru mengajarkan suatu materi,

hendaknya siswa dapat menyampaikan hal tersebut pada guru sehingga ini

dapat menjadi masukan atau perbaikan bagi guru.

2. Bagi Guru

a. Dalam kegiatan pembelajaran guru hendaknya dapat memanfaatkan sarana

penunjang seperti media pembelajaran yang menarik dan dapat membuat

siswa lebih aktif. Penggunaan media pembelajaran ini selain bertujuan

untuk mempermudah siswa dalam mengerjakan tugas juga sebagai sarana

bagi guru dalam menyampaikan materi pelajaran.

b. Guru hendaknya melakukan suatu perencanaan dan evaluasi terhadap

segala tindakan yang akan ditempuh. Hal ini penting dilakukan agar dalam

pelaksanaannya, guru dapat memperkecil kemungkinan munculnya

Page 142: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

hambatan dalam proses pembelajaran. Selain itu, guru hendaknya juga

dapat menumbuhkan keaktifan dan kesadaran siswa agar kegiatan

pembelajaran membaca puisi berlangsung lebih kondusif.

3. Bagi Sekolah

a. Pihak sekolah hendaknya menambah sarana atau fasilitas belajar-mengajar

yang dapat digunakan oleh siswa dan guru untuk mendukung dan lebih

mengoptimalkan kegiatan pembelajaran. Misalnya, untuk materi sastra,

khusunya puisi perlu ditambah kaset atau rekaman atau video pembacaan

puisi yang lebih variatif.

b. Pihak sekolah hendaknya dapat memotivasi dan memfasilitasi guru dalam

meningkatkan kemampuan mengajar. Baik dengan mengikut sertakan guru

dalam kegiatan seminar, workshop, penataran, maupun dengan

mendukung guru untuk melakukan berbagai penelitian dalam pendidikan

dan pengajaran.

4. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan bagi peneliti lain agar mampu berkolaborasi secara aktif

dengan guru dan dapat menciptakan pendekatan atau model atau metode

pembelajaran baru yang dapat mengembangkan bakat, potensi, dan kreativitas

siswa sehingga kualitas pendidikan di Indonesia dapat meningkat.

Page 143: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

DAFTAR PUSTAKA

Abd. Rouf. 2010. “Metode Pengajaran Membaca”, dalam

http://www.mtsppiu.sch.id/bahasa-indonesia/metode-pengajaran-membaca,

diakses 16 Januari 2011.

Abu Wahidji, Mansoer Pateda, Ny. M.M. Kasim, Husain Yunus, dan Ny. Aisa

Daud. 1985. Kemampuan Berbahasa Indonesia (Membaca dan Menulis)

Murid Kelas VI Sekolah Dasar di Daerah Gorontalo. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.

Agus Suprijono. 2009.Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Anita Kusuma. 2010. “Mengatasi Kesulitan Membaca Puisi dengan Metode

Variasi dan Pemodelan Melalui VCD pada Siswa Semester I Kelas X SMK

Texmaco Karawang Tahun Pelajaran 2008/2009”. Skripsi dalam

http://www. uis. edu/ servicelearning/ faculty/documents/

ReflectionJournals.pdf, diakses 25 Januari 2011.

Hasan Alwi. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bandung: Remadja

Rosdakarya.

Andayani. 2008. Pembelajaran Apresiasi Sastra Berbasis Quantum Learning di

Sekolah Dasar. Surakarta: UNS Press.

A. Teeuw. 1983. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia.

Bobbi DePorter dan Mike Hernacki. 2003. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.

Bobbi DePorter, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Nourie. 2003. Quantum

Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas.

Bandung: Kaifa.

Bonita D. Sampurno. 2010. “Tips Sukses Berbicara di Muka Umum”, dalam

http://simpang5.wordpress.com/2010/09/24/tips-sukses-berbicara-di muka-

umum/, diakses 18 Januari 2011.

Burhan Nurgiyantoro. 2009. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa Indonesia.

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Didin Widyartono. 2010. “Membaca Puisi”, dalam http:// endonesa.wordpress.

com/lentera-sastra/membaca-puisi/, diakses 3 Januari 2011.

Enco Mulyasa. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan: Pengembangan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Page 144: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, dan Sutijan. 2000. Belajar dan Pembelajaran

I. Surakarta : Depdikbud.

H.B. Sutopo, 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.

Herman J. Waluyo. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Surakarta: Erlangga.

Herman J. Waluyo. 2003. Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia.

Herman J. Waluyo. 2008. Kesusastraan Jawa. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru

Rayon 13.

Herman J Waluyo, Swandono, dan Slamet Mulyono. 2001. Sastra Jawa

(Tembang Dan Puisi Jawa). Jakarta: Pusat Bahasa.

Herman J. Waluyo, Budi Setiawan, Handoko. 2007. “Pengembangan Model

Keterpaduan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dengan Pendekatan

Quantum Learning (Berbahasa dan Bersastra dalam Suasana Orkestrasi di

SMP Daerah Surakarta)”. Penelitian Tim PascaSarjana. Program Bahasa

Indonesia. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Henry Guntur Tarigan.1984. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Henry Guntur Tarigan, 2008. Membaca. Bandung: Angkasa.

I Gusti Ngurah Bagus, I Made Denes, Anom Meko Mbete, I Ketut Ginarsa, dan I

Ketut Mantra. 1981. Kemampuan Berbahasa Indonesia Murid Kelas VI

Sekolah Dasar Di Bali: Mendengarkan dan Berbicara. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.

Imam Syafi‟ie. 1993. Terampil Berbahasa Indonesia I. Jakarta: Depdikbud.

Jan van Luxenburg, Mieke Bal, dan Willem G. Weststeijn. 1986. Pengantar Ilmu

Sastra. Penerjemah Dick Hartoko. Jakarta: Gramedia.

Peters, John. 1991. The Elements of Critical Readings. New York: Macmillan

Publishing.

Jos Daniel Parera. 1991. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta: Erlangga.

Laodesyamri. 2010. “Tujuan Membaca”, dalam http://id.shvoong.com/writing-

and-speaking/2060356-tujuan-membaca/, diakses 16 Januari 2011.

M. Atar Semi. 1993. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.

Maria Utami. 2010. Memilih puisi, Membangun Karakter. Semarang:

BandunganInstitute.

Page 145: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

Muhammad Zakii Al-aziz. 2010. “Membahas Kinesik dan Contohnya”, dalam

http://bahasa.kompasiana.com/2010/10/29/membahas-kinesik-dan-

contohnya/, diakses 18 Januari 2011.

Nana Sujana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nanang Ismail. 2010. “Pengertian Membaca Puisi”, dalam http://na2ng-

ismail.blogspot.com/2010/11/hakikat- membaca- puisi- poetry

reading.htmlil.com, diakses 3 Januari 2011.

Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru.

Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Rachmat Djoko Pradopo. 2003. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajahmada

University Press.

Sarwiji Suwandi. 2010. Model Assesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma

Pustaka.

Sarwiji Suwandi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Karya Tulis Ilmiah.

Surakarta: UNS Press.

Satumahati. 2010. “Kemampuan, Wawasan dan Kejujuran”, dalam

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2054773-kemampuan-

wawasan-dan-kejujuran/, diakses 12 Januari 2011.

Sugiyanto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: UNS Press.

Suharno, Sukardi, Hj. Chodijah HA, dan Suwalni S. 2000. Belajar dan

Pembelajaran II. Surakarta. UNS Press.

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: PT Bumi Akasara.

Suminto A. Sayuti. 1985. Puisi dan Pengajarannya. Yogyakarta: IKIP Semarang

press.

Teti Rostikawati. 2005. “Mind Mapping dalam Metode Quantum Learning

Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa”. Tesis :

Program PascaSarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta (tidak

dipublikasikan).

Sri Wardani. 2005. Pembelajaran Kontekstual. Yogyakarta: Ditjen PLP.

Page 146: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

Wijaya Kusumah. 2010. “Manfaat Membaca”, dalam http:// edukasi.kompasiana.

com/2010/01/19/manfaat-membaca/, diakses 16 Januari 2011.

Page 147: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

LAMPIRAN

Page 148: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

Lampiran 1. Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Nama Sekolah : SMP Negeri I Jaten

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : VII

Semester : 2

Standar Kompetensi : Membaca

Membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, kinesik yang sesuai dengan isi puisi

Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran

Indikator

Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber

Tehnik Bentuk

Instrumen

Contoh

Instrumen

Membaca indah

puisi dengan

menggunakan

irama, volume

suara, mimik,

kinesik yang

sesuai dengan isi

puisi

- Puisi berjudul

“Berita Kepada

Kawan” karya Ebiet

G Ade

- Buku paket

Bahasa dan Sastra

Indonesia

- materi tentang

rima, diksi,

ekspresi/mimik,

vokal

• Mencermati dan

memahami

puisi/teks lagu

• Membaca

puisi/teks lagu

• Mendengarkan

dan berdiskusi

pembacaan puisi

teman

• Siswa dapat

membaca puisi

berjudul ”Berita

Kepada Kawan”

karya Ebiet G Ade

dengan irama,

volume, mimik,

dan kinesik yang

sesuai dengan isi

puisi

Terlampir Terlampir Terlampir 2 x 40

menit

Terlampir

Jaten, September 2010

Katrin Kusala, S. Pd

Page 149: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

Lampiran :

Tehnik : Tes Unjuk Kerja

Bentuk Instrumen : Tes Simulasi

Uji Petik Kerja

Produk

Contoh Instrumen : 1. Bagaimana cara/teknik membaca indah pada puisi berjudul ”Berita Kepada Kawan” karya Ebiet G Ade!

Kegiatan Skor

Siswa menuliskan 4 teknik/cara membaca indah 4

Siswa menuliskan 3 teknik/cara membaca indah 3

Siswa menuliskan 2 teknik/cara membaca indah 2

Siswa menuliskan 1 teknik/cara membaca indah 1

Siswa tidak menuliskan teknik/cara membaca indah 0

Skor maksimal:

No 1= 4

Jumlah = 4

Perhitingan nilai akhir dalam skala 0s/d 10 adalah sebagai berikut:

Nilai akhir = Perolehan Skor X Skor Ideal (10) =

Skor Maksimum (4)

Sumber ajar : Teks Puisi (majalah, koran)

Kaset/VCD

Narasumber

Buku Pelajaran Bahasa Indonesia

Page 150: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

Lampiran 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Membaca

3. Memahami wacana sastra melalui kegiatan

membaca puisi dan buku cerita anak

3.1 Membaca indah puisi dengan

menggunakan irama, volume suara,

mimik, kinesik yang sesuai dengan isi puisi

3.2 Menemukan realitas kehidupan

anak yang terefleksi dalam buku cerita

anak baik asli maupun terjemahan

Page 151: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

Lampiran 3. Instrumen Penelitian

No Aktivitas dalam Pembelajaran Persentase

Siklus I Siklus II Siklus III

1. Siswa aktif selama apersepsi

2. Siswa aktif dan perhatian saat

kegiatan pembelajaran

3. Siswa berminat dan memiliki

motivasi saat kegiatan

pembelajaran

4. Siswa mampu membaca puisi

dengan baik (ketuntasan hasil

belajar membaca puisi mendapat

nilai 74)

Page 152: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

Lampiran 4. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar

Siklus : (I/II/III)*

Nama Guru : Ibu Katrin Kusala, S. Pd

Hari/Tanggal :

Waktu :

No Aspek Keterangan

1. Materi

Interest (menarik)

2. Modal Kesiapan:

a. Gerak:

1). Posisi guru waktu menjelaskan

2). Posisi guru saat menulis

3). Mimik guru waktu menjelaskan

b. Suara:

1). Kekuatan/kekerasan

2). Intonasi lagu

3). Tekanan bicara pada hal yang

penting

c. Titik perhatian:

1). Pandangan guru terhadap siswa

2). Interaksi bertemu pandang guru-

siswa

3). Perhatian guru waktu

menjelaskan materi

d. Isyarat Verbal

1). Ucapan reward

2). Ucapan punishment

e. Waktu selang:

1). Ucapan

2). Diam produktif

(Keras/jelas/lemah)*

(Naik turun/menarik/datar)*

(Ada/sebagian kecil/tidak ada)*

(Menyeluruh/sebagian)*

(Ada/tidak ada)*

(Siswa/papan tukis/benda lain)*

(Ada/tidak ada)*

(Ada/tidak ada)*

3. Keterampilan Operasional

a. Membuka Pelajaran:

1) Membuka dengan salam

2) Memberikan sedikit pengantar

untuk menumbuhkn interest

siswa pada materi yang akan

dipelajari

3) Menjelaskan tujuan dan penilaian

materi secara rinci

b. Mendorong dan melibatkan siswa:

1). Guru mengajukan

pertanyaan/persoalan agar

dijawab/dipecahkan oleh siswa

2). Memberikan kesempatan pada

siswa untuk berpendapat.

c. Mengajukan pertanyaan:

1). Pertanyaan ditujukan pada

Page 153: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

seluruh siswa di kelas

2). Setiap siswa mempunyai

kesempatan yang sama untuk

diberi pertanyaan/menjawab

3). Suasana bertanya-jawab

4). Apabila tidak ada siswa yang

menjawab soal dan perhatian

dialihkan pada siswa lain

5). Pertanyaan yang diajukan sesuai

dengan pokok penting yang harus

diketahui siswa dan tujuan

pembelajaran

6). Pertanyaan untuk siswa yang

tidak memperhatikan

d. Menggunakan isyarat non-verbal

1). Gerakan guru yang dapat

mendukung kejelasan materi

2). Mimik guru yang dapat

mendukung kejelasan materi

e. Menanggapi siswa:

1). Memberikan penguatan di akhir

pembelajaran

2). Memberikan jawaban yang

meyakinkan atas pertanyaan

siswa

f. Alokasi waktu

g. Mengakhiri pelajaran:

1). Saran atau nasihat agar siswa

mempelajari lagi di rumah

2). Mengingatkan hal-hal yang harus

dipelajari siswa pada pertemuan

berikutnya

(Efektif/tidak efektif)*

Hal-Hal Lain

No Pertanyaan Nilai Sikap

A B C D

1. Penguasaan bahan ajar

2. Hubungan dengan siswa

3. Bahasa yang digunakan

4. Jawaban terhadap

pertanyaan siswa

Sumber: Nana Sujana, 2001 : 77)

Keterangan:

A = Baik sekali

B = Baik

C = Cukup

D = Kurang

* = Coret yang tidak perlu

Page 154: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

Lampiran 5. Pedoman Wawancara dengan Guru

Hari/tanggal : ………………………………………

Waktu : ………………………………………

Jenis : ………………………………………

Informan : ………………………………………

Setting : ………………………………………

Daftar Pertanyaan :

Peneliti : Seperti yang telah saya sampaikan pada ibu kemarin, saya ingin

mengajukan beberapa pertanyaan sehubungan dengan penelitian

yang akan saya lakukan, bu.

Guru :: ………………………………………………………………………..

Peneliti : Selama ini pembelajaran sastra yang paling sulit dipahami oleh

siswa siswa, apa bu?

Guru : ………………………………………………………………………..

Peneliti : Untuk kelas VII sendiri siswa yang paling banyak mengalami

kesulitan dalam pembelajaran puisi, khususnya membaca puisi

terdapat pada kelas apa bu?

Guru : ………………………………………………………………………..

Peneliti : Selama ini, bagaimana proses pembelajaran membaca puisi di

kelas tersebut ?

Guru : ………………………………………………………………………..

Peneliti : Mengenai model, metode, atau media pembelajaran yang ibu

gunakan untuk mengajar materi membaca puisi seperti apa bu?

Guru : ………………………………………………………………………..

Peneliti : Bagaimana tingkat pemahaman siswa dalam materi pembelajaran

membaca puisi?

Guru : ………………………………………………………………………..

Peneliti : Kendala apa saja yang ibu hadapi dalam pembelajaran membaca

puisi?

Guru : ………………………………………………………………………..

Page 155: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

Peneliti : Bagaimana cara ibu untuk mengatasi kendala-kendala tersebut?

Guru : ………………………………………………………………………..

Peneliti : Baik, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya bu. Saya rasa

wawancara kali ini cukup sampai disini dulu. Sekali lagi terima kasih ya bu.

Guru : ………………………………………………………………………..

Page 156: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

Lampiran 6. Pedoman Wawancara dengan Siswa

Hari/tanggal : ………………………………………

Waktu : ………………………………………

Jenis : ………………………………………

Informan : ………………………………………

Setting : ………………………………………

Daftar Pertanyaan :

Peneliti : Nama adik siapa?

Siswa : …………………………………………………………………..

Peneliti : Kamu suka mendapat pelajaran puisi dik?

Siswa : …………………………………………………………………..

Peneliti : Kenapa dik kok suka/tidak suka?

Siswa : …………………………………………………………………..

Peneliti : Kalau membaca puisi suka ngga dik?

Siswa : …………………………………………………………………..

Peneliti : Kenapa kok suka/tidak suka?

Siswa : …………………………………………………………………..

Peneliti : Ada kesulitan waktu membaca puisi?

Siswa : …………………………………………………………………..

Peneliti : Bisa diceritakan dik bagaimana ibu guru mengajarkan puisi?

Siswa : …………………………………………………………………..

Peneliti : Menurut adik, pembelajaran dari ibu guru sudah menarik apa

belum?

Siswa : …………………………………………………………………..

Peneliti : Adik menginginkan pembelajaran puisi itu yang seperti apa?

Siswa : …………………………………………………………………..

Peneliti : Kenapa adik lebih menyukai pembelajaran yang adik ceritakan?

Siswa : …………………………………………………………………..

Peneliti : Mbak rasa cukup dik, terima kasih ya dik

Siswa : …………………………………………………………………..

Page 157: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

Lampiran 7. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) Nomor : 15.1

Sekolah : SMP Negeri 1 Jaten

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas /Semester : VII /2

Standar Kompetensi : Membaca Sastra

15. Memahami wacana sastra melalui

kegiatan membaca puisi dan buku cerita

anak

Kompetensi Dasar : 15.1 Membaca indah puisi dengan

menggunakan irama, volume suara, mimik,

kinesik yang sesuai dengan isi puisi.

Indikator : (1) Mampu membaca indah puisi berjudul

“Berita Kepada Kawan” karya Ebiet G. Ade

dengan irama, volume suara, mimic, kinesik

yang sesuai dengan isi puisi.

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume

suara, mimik, kinesik yang sesuai dengan isi puisi.

B. Materi Pembelajaran Pembacaan Puisi

1. Puisi berjudul “Berita Kepada Kawan” karya Ebiet G. Ade

2. Buku Paket Bahasa dan Sastra Indonesia Penerbit Erlangga

3. Rima, diksi, ekspresi/mimik,vokal

C. Metode Pembelajaran

1. Pemodelan

2. Inquiri

3. Demonstrasi

4. Diskusi

Page 158: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

a. Siswa mencermati wacana/teks puisi berjudul “Berita Kepada

Kawan”

b. Siswa memahami teks puisi berjudul “Berita Kepada Kawan”

2. Kegiatan Inti

- Eksplorasi

a. Siswa membaca aindah teks puisi yang berjudul “Berita Kepada

Kawan” karya biet G. Ade

b. Siswa mendengarkan pembacaan puisi dari siswa yang lain dengan

memperhatikan irama, volume suara, mimik, kinesik yang sesuai

dengan isi pusi

c. Siswa menanggapi pembacaan puisi siswa lai dengan

mendiskusikannya

d. Siswa dan guru menyepakati format penilaian pembacaan puisi

3. Kegiatan Akhir

a. Siswa dan guru merangkum dan menyimpulkan teknik/cara

membaca puisi yang indah

b. Siswa dan guru melakukan refleksi

c. Siswa dan guru merancang pembelajaran berikutnya berdasarkan

pengalaman pembelajaran saat ini.

E. Sumber Belajar

1. Teks Puisi (majalah, koran)

2. Kaset/VCD

3. Narasumber

4. Buku pelajaran Bahasa Indonesia

F. Penilaian

1. Teknik : Tes Unjuk Kerja

2. Bentuk Instrumen : Tes Simulasi dan Uji Petik Kerja dan

Produk

3. Soal /Instrumen :

Page 159: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

1. Bagaimana cara/teknik membaca indah pada puisi berjudul

“Berita Kepada Kawan” karya biet G. Ade!

Pedoman Penskoran:

Kegiatan Skor

Siswa menuliskan 4 teknik/cara membaca indah

4

Siswa menuliskan 3 teknik/cara membaca indah

3

Siswa menuliskan 2 teknik/cara membaca indah

2

Siswa menuliskan 1teknik/cara membaca indah

1

Siswa tidak menuliskan apa-apa

0

Skor Maksimal:

No 1. = 4

Jumlah = 4

Penghitungan akhir nilai dalam skala 0 s.d 10 adalah sebagai berikut:

Perolehan Skor

Nilai akhir = -------------------------------- X Skor Ideal (10) = . . .

Skor Maksimun (4)

Mengetahui Jaten, September 2010

Kepala SMP Negeri 1 Jaten Guru Bahasa Indonesia

Sri Djoko Widodo, S.H Katrin Kusala, S.Pd

NIP 19510701 196712 1 002 NIP 19691122 200701 2 004

Page 160: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

Lampiran 8. Daftar Nilai Pratindakan Membaca Puisi

Keterangan : Siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 9 orang (29%), sedangkan

22 orang (71%) lainnya belum tuntas (mendapatkan

nilai di bawah 74).

No Nama Nilai

1 Abi Fernanda Majid 68

2 Aldila Tri Warsisso 78

3 Aprilia Nurul Fatimah 76

4 Bagas Aji Saputro 58

5 Catur Wulandari 70

6 Dody Arya Nugraha 56

7 Faradila Gita Intan Pratiwi 70

8 Feri Endah Suryan 66

9 Ikhsan Ananto W 78

10 Ipho Dhanys Priyambodo 64

11 Ipunk Divos Vorenso 50

12 KrisnataliaSukma Nigita 74

13 Kusuma Dewi Al Aminsyah 80

14 Linda Ayu Ningsih 82

15 Meyla Krisia 84

16 Monica Rachmawati 68

17 Mukharomah Nur MS 74

18 Mukhtar Khairudin Anwar 52

19 Nanda Maulana Wicaksono 58

20 Niccolast Adnandito Saputra 66

21 Nina Indriyani 64

22 Rahadrian Satrio Ajie 68

23 Rivan Aditya Pradana 68

24 Roisyah Ashashaddiqah 86

25 Rona Wahyu Wijaya 54

26 Rossela Ayu Neny 66

27 Siska Mutia Ardani 64

28 Stanislaus Agung Vincenza 68

29 Syandi Kresna Dwi Adhitama 78

30 Tri Solikhati Pamuji 72

31 Yodheta Apriliasari 64

Page 161: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

Lampiran 9. Catatan Lapangan Survai Awal

Hari / Tanggal : Selasa, 28 Desember 2010

Tempat : Ruang Kelas VIIB SMP Negeri 1 Jaten

Jenis : Observasi mendalam

Subjek Penelitian : - Guru kelas VIIB SMP Negeri 1 Jaten

- Siswa kelas VIIB SMP Negeri 1 Jaten

Setting:

Survai awal dilaksanakan pada hari Selasa saat pelajaran V (10.00 WIB). Saat

observasi di dalam kelas VIIB terdapat 31 siswa yang terdiri atas 15 siswa putra

dan 16 siswa putri, ada 22 buah meja, 22 kursi, 1 buah almari, jam dinding, papan

tulis, penghapus, penggaris, kapur tulis, kaca, dan beberapa gambar pahlawan

yang terpasang pada dinding kelas. Selain itu, di kelas ini juga terdapat papan

hasil kreativitas siswa dan beberapa papan daftar kegiatan yakni daftar mata

pelajaran, daftar kalender pendidikan dan daftar regu kerja siswa.

Deskripsi:

Sebelum memberikan tindakan atau siklus, peneliti melakukan survai awal untuk

mengetahui keadaan yang sebenarnya terjadi di dalam kelas. Peneliti mengamati

jalannya proses pembelajaran membacai puisi di kelas VIIB dengan bertindak

sebagai partisipan pasif. Agar tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran

maka peneliti menempati posisi duduk di kursi paling belakang.

Pada hari Selasa, 28 Desember 2010 pelajaran bahasa Indonesia di kelas VIIB

dilaksanakan jam kelima sampai dengan jam keenam, yaitu pukul 10.00 – 11.20

WIB. Saat guru dan peneliti memasuki kelas, suasana kelas belum kondusif

karena siswa-siswa baru saja istirahat pertama dan beberapa siswa masih di luar

kelas. Mengetahui kondisi kelas yang demikian, guru kemudian menunggu

beberapa saat hingga semua siswa masuk kelas. Setelah siswa terlihat siap, guru

meminta ketua kelas untuk menyiapkan kemudian guru mengucapkan salam.

”Selamat pagi, anak-anak”. ”Selamat, pagi Bu”, jawab siswa dengan bersamaan.

Page 162: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

Dilanjutkan dengan guru menanyakan kondisi siswa dan mengabsen kehadiran

siswa.

Sebelum memulai pembelajaran guru meminta siswa untuk mengeluarkan buku-

buku dan catatan bahasa Indonesia. Guru membuka pembelajaran dengan

menanyakan keadaan siswa dan menyampaikan kepada siswa bahwa materi yang

akan dipelajari hari ini adalah mengenai membaca puisi. Guru memberikan

apersepsi mengenai puisi. Kemudian guru melakukan tanya jawab mengenai

pengertian membaca dan apa itu puisi, namun beberapa siswa terlihat pasif dan

mengabaikan pertanyaan guru tersebut. Guru tidak menegur siswa dan tetap

memberikan penjelasan mengenai pengertian membaca puisi dan mendekte untuk

catatan siswa.

Dalam survei awal ini guru lebih banyak mengajar dengan menggunakan metode

ceramah, meski sesekali guru juga melakukan tanya jawab dengan siswa. Namun

beberapa siswa terlihat bosan dan kurang memperhatikan guru. Hal ini tampak

dari sikap-sikap siswa selama pembelajaran berlangsung. Mereka melakukan

aktivitas di luar pembelajaran, seperti berbicara dengan teman, melamun,

mengantuk, memainkan pensil, menyandarkan dagu di meja, dan mengganggu

teman disebelahnya. Bahkan ada siswa yang tidak ikut mencatat materi pelajaran

meski sudah didekte oleh guru. Siswa yang tidak memperhatikan pelajaran

tersebut terutama mereka yang berada di bangku bagian belakang. Mengetahui

siswa dalam keadaan demikian, guru berusaha memusatkan perhatian siswa

dengan menegur siswa tersebut. Namun, tidak berapa lama setelah ditegur guru

kebanyakan siswa kembali mengulangi perbuatannya sehingga kelas menjadi

gaduh.

Untuk lebih menarik perhatian siswa guru menunjukkan sebuah puisi yang

berjudul ”Pangeran Diponegoro” (yang diambil dari buku paket dari sekolah).

Guru kemudian menawarkan pada siswa untuk membacakan puisi tersebut ke

depan. Pada awalnya, tak ada satu siswapun yang mau membacakan puisi di

depan kelas, siswa hanya terlihat diam. Akhirnya, guru menunjuk salah seorang

siswa untuk membacakan puisi tersebut, karena siswa tersebut terlihat takut dan

tidak segera maju maka guru menunjuk siswa lain untuk menggantikan (siswa

Page 163: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

tersebut bernama Roisyah). Setelah siswa membacakan puisi, guru kemudian

menjelaskan bahwa dalam membaca puisi ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan, yakni irama, volume, mimik, dan kinesik. Guru kemudian meminta

siswa untuk membacakan kembali puisi tersebut sesuai dengan apa yang telah

dijelaskan namun kebanyakan siswa terlihat malu-malu dan hanya ada dua orang

siswa yang berani (setelah ditunjuk guru) untuk membacakan puisi tersebut ke

depan kelas secara bergantian.

Guru melanjutkan pelajaran dengan menanyakan isi puisi yang telah dibacakan

tersebut. Semua anak terlihat diam dan tidak menjawab pertanyaan guru. Guru

kemudian mengajukan pertanyaan, ”apakah ada yang ingin kalian tanyakan

mengenai puisi?”, semua siswa terlihat kembali diam dan tidak ada yang

mengajungkan jari. Guru mengatakan bhawa puisi tersebut merupakan sebuah

puisi yang berisi perjuangan salah satu pahlawan kita yakni Pangeran Diponegoro

dalam mengusir penjajah.

Guru pun melanjutkan, ”Karena tidak ada yang bertanya berarti ibu anggap kalian

sudah paham. Sekarang, coba kalian memilih puisi yang ada di buku paket.

Setelah itu, guru meminta setiap siswa membacakan puisi pilihannya di depan

kelas. Guru kemudian terdiam sejenak dan melanjutkan perkataanya, ”Untuk

mempermudah kalian bisa melihat contoh pembacaan puisi oleh Roisyah tadi”.

Dari pengamatan penulis terlihat sebagian siswa masih mengalami kesulitan dan

belum mulai mengerjakan tugas yang diberikan guru mereka terlihat berbicara

dengan teman sebangku, memainkan pensil, menguap, dan menggaruk-garuk

kepala. Sebagaian besar dari mereka tidak segera berlatih membaca namun hanya

bercanda dengan teman sebangku.

Setelah semua siswa membaca puisi, bersamaan dengan itu bel istirahat berbunyi

dan guru mengakhiri pelajaran.

Refleksi :

Dari kegiatan survei awal ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa proses

pembelajaran membaca puisi di kelas VIIB SMP Negeri 1 Jaten belum maksimal.

Siswa belum menunjukkan antusias dan keaktifannya dalam mengikuti

pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan banyak siswa yang masih enggan

Page 164: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

(belum berani) untuk membacakan puisi di depan kelas dengan sukarela. Pada saat

guru menugaskan siswa untuk maju ke depan dan membaca puisi, siswa juga

masih terlihat kesulitan untuk mengerjakan tugas tersebut dan guru juga belum

menggunakan media apa pun (misal gambar, kartu kerja, dan sebagainya) untuk

mempermudah dan membantu siswa dalam mengerjakan tugas.

Selain itu, motivasi atau minat siswa dalam pembelajaran sastra khususnya

membaca puisi juga masih kurang. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang terkadang

kurang memperhatikan guru atau kurang fokus saat pembelajaran berlangsung.

Dalam kegiatan pembelajaran pun peran siswa dirasa belum dioptimalkan,

misalnya saat pembelajaran berlangsung siswa belum diberi kesempatan untuk

mengemukakan pendapat mengenai materi atau tugas yang diberikan dan belum

guru belum sempat memberikan evaluasi. Oleh karenanya, guru dirasa perlu untuk

mengubah model pembelajaran yang diharapkan dapat lebih membangkitkan

minat siswa sehingga dapat membuat siswa lebih tertarik dan menyenangi

pembelajaran apresiasi puisi serta lebih melibatkan peran aktif siswa dalam

kegiatan pembelajaran.

Peneliti

Rininta Citra Ayu Sari

Page 165: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

Lampiran 10. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru

(PraTindakan)

Hari/Tanggal : Rabu, 22 Desember 2010

Waktu : 11.25 WIB

Tempat : Kantor Guru SMP Negeri 1 Jaten

Jenis : Wawancara mendalam (observasi awal)

Informan : Katrin Kusala, S. Pd. (guru kelas VII)

Setting

Wawancara ini dilaksanakan di ruang kantor guru SMP Negeri 1 Jaten, setelah

guru selesai mengajar jam ke enam. Suasana kantor pada waktu itu sedikit ramai

karena pada saat wawancara dilaksanakan merupakan jam istirahat. Meski

sesekali ada bapak atau ibu guru yang mengobrol namun semua itu tidak

mengganggu jalannya wawancara yang dilakukan.

Deskripsi:

Informan adalah guru kelas VII SMP Negeri 1 Jaten. Berikut transkrip wawancara

yang dilakukan antara peneliti dengan guru tersebut.

P : Seperti yang telah saya sampaikan pada ibu beberapa hari yang lalu saya

ingin mengajukan pertanyaan sehubungan dengan penelitian yang akan saya

lakukan, Bu.

G : Iya mbak, bagaimana?

P : Selama ini pembelajaran sastra yang paling sulit dipahami oleh siswa

siswa, apa bu?

G : Yang paling sulit pembelajaran sastra, khususnya membaca puisi.

P : Untuk kelas VII sendiri siswa yang paling banyak mengalami kesulitan

dalam pembelajaran puisi, khususnya membaca puisi terdapat pada kelas apa bu?

G : Sebagian besar kelas VII mengalami kesulitan tapi kelas VIIB itu yang

paling parah. Itu kelas saya mbak, saya wali kelasnya.

P : Selama ini, bagaimana proses pembelajaran membaca puisi di kelas VIIB

ibu?

Page 166: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

G : Proses pembelajarannya ya, saat di kelas siswa diajarkan mengenai puisi

termasuk hal-hal yang diperhatikan saat membaca puisi. Setelah saya beri puisi,

siswa langsung membacanya di depan kelas mbak.

P : Mengenai model, metode, maupun media pembelajaran yang biasa Ibu

gunakan dalam pembelajaran membaca puisi, seperti apa Bu?

G : Kalau model mengajar pada dasarnya sama mbak dengan mata pelajaran

lain karena untuk sastra sendiri saya juga belum menemukan cara mengajar yang

cocok. Saya juga tidak bisa memberikan contoh membaca puisi yang baik di kelas

karena saya memang tidak bisa membaca puisi.Tapi biasanya setelah memberikan

materi saya meminta siswa untuk tampil ke depan, mbak.

P : Maaf, Bu. Kalo siswa tampil ke depan biasanya atas kemauan siswa

sendiri atau ditunjuk?

G : Biasanya saya tunjuk dulu mbak.

P : Kalau untuk media pembelajarannya, Bu?

G : Biasanya saya meminta siswa memilih sendiri puisinya mbak. Kalau

anak yang memiliki bakat biasanya bisa membacakan puisi dengan baik. Dan

yang sudah bagus akan dilatih lagi untuk lomba puisi.

P : Bagaimana tingkat pemahaman siswa dalam materi membaca puisi, Bu?

G : Ya, ada yang sudah baik meski hanya beberapa sebagian lagi harus

ditingkatkan mbak.

P : Berarti masih ada kendala, ya Bu?

G : Iya, mbak.

P : Apa saja kendala yang ibu hadapi dalam pembelajaran membaca puisi?

G : Kendalanya mungkin pada alokasi waktu mbak, dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia waktunya sedikit sehingga dalam satu semester di RPP

pembelajaran puisi hanya beberapa kali pertemuan setelah itu berganti sehingga

pembelajarannya tidak dapat maksimal. Selain itu, masih banyak siswa yang

merasa malu untuk membaca puisi.

P : Bagaimana keantusiasan dan minat siswa saat proses pembelajaran, Bu?

G : Kalau minat siswa macam-macam mbak, ada yang suka puisi dan juga

yang mungkin kurang suka.

Page 167: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

160

P : Apa upaya yang ibu lakukan dalam pembelajaran membaca puisi untuk

mengatasi kendala-kendala tersebut?

G : Kalau cara mengatasinya, saya meminta siswa untuk berlatih membaca

di rumah saja mbak.

P : Apakah ibu pernah menerapkan model pembelajaran tertentu khususnya

dalam pembelajaran membaca puisi?

G : Belum mbak, karena ya kendalanya waktu itu dan pengetahuan saya

mengenai model-model pembelajaran juga terbatas.

P : Mohon maaf, Bu. Jika sebelum dilaksanakan tindakan terlebih dahulu

diadakan evaluasi namun dengan cara mengajar Bapak selama ini, Bagaimana

Bu? Untuk mengetahui ada atau tidak peningkatan hasil dalam pembelajaran

membaca puisi setelah dilaksanakan tindakan

G : Iya, mbak silakan.

P : Iya, Bu. Terima kasih atas waktu dan kerjasamanya, Bu. Saya rasa

wawancara kali ini sudah cukup dulu. Sekali lagi terima kasih, Bu.

G : Sama-sama mbak.

Refleksi

Berdasarkan hasil wawancara, informan mengungkapkan bahwa pembelajaran

membaca puisi di kelas VII masih ditemukan beberapa kendala. Selain karena

kurangnya tingkat keaktifan dan antusias siswa dalam pembelajaran, guru juga

mengungkapkan bahwa adanya keterbatasan waktu, belum digunakannya media

pembelajaran, dan belum adanya cara yang sesuai untuk mengajarkan puisi

mengakibatkan hasil pembelajaran puisi selama ini belum maksimal.

Dari hasil wawancara dengan guru dan murid serta analisis yang dilakukan pada

saat survei awal maka peneliti kemudian mengusulkan kepada guru untuk

menerapkan pendekatan pembelajaran quantum dalam pembelajaran membaca

puisi untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Setelah peneliti

mengemukakan mengenai pendekatan pembelajaran tersebut serta langkah-

langkahnya yang diterapkan sehubungan dengan pembelajaran puisi maka guru

pun menyambut baik dan menyetujui saran peneliti. Selain itu, guru juga bersedia

untuk menjadi kolaborator dalam penelitian ini.

Page 168: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

161

Keterangan:

P = Rininta Citra Ayu Sari

G = Katrin Kusala, S. Pd.

Narasumber

(Ibu Katrin Kusala, S. Pd.)

Page 169: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

162

Lampiran 11. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa

(PraTindakan)

Hari/Tanggal : Sabtu, 25 Desember 2010

Waktu : 09.45 WIB ( jam istirahat)

Tempat : Ruang Kelas VIIB SMP N 1 Jaten

Jenis : Wawancara terstruktur

Informan : Roisyah A.

Setting :

Wawancara dilaksanakan pada saat jam istirahat, di kelas VII SMP Negeri 1

Jaten. Suasana kelas pada saat itu agak gaduh karena beberapa anak mendekati

peneliti dan informan. Selain itu, juga ada beberapa siswa yang bermain dan

berbicara dengan temannya di dalam kelas.

Deskripsi :

Informan adalah siswa di kelas VII. Berikut hasil wawancara dengan informan.

P : Nama adik siapa?

S : Rois, mbak.

P : Kamu suka mendapat pelajaran puisi, dhik?

S : iya mbak suka (sambil tersenyum).

P : Kenapa suka terhadap pelajaran puisi?

S : Ya dari kecil saya suka puisi mbak

P : Suka menulis atau membaca puisi?

S : Dua-duanya mbak.

P : Pernah membacakan puisi di depan kelas dhik?

S : Pernah mbak

P : Ada kesulitan tidak waktu membacakan puisi itu?

S : Tidak ada mbak.

P : Bisa diceritakan bagaimana cara bu guru mengajarkan materi puisi,

dhek?

S : Diberi catatan trus dikasih beberapa contoh puisi mbak setelah itu diberi

tugas membacanya di depan kelas

Page 170: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

163

P : Menurut adik pembelajaran puisi yang diajarkan bu guru bagaimana,

apakah sudah menarik atau belum?

S : Kurang mbak (sambil senyum-senyum)

P : Mengapa dengan cara seperti itu, menurut adik pembelajaran puisi yang

diajarkan bu guru saat ini kurang menarik?

S : Terlalu cepat mbak dan agak membosankan karena hanya mendengarkan

dan prakteknya sedikit. Bingung juga mbak karena tidak ada contoh cara

membaca puisi yang baik itu gimana.

P : Adik menginginkan bu guru dalam mengajarkan materi puisi bagaimana,

agar bisa membuat adik lebih tertarik?

S : Penjelasaannya tidak cepat mbak, sedang-sedang saja, dan ada contoh

membaca puisinya mbak.

P : Kenapa adik lebih menyukai pembelajaran yang adik ceritakan?

S : Karena jadi bisa lihat pembacaan puisi trus mencontohnya mbak.

P : Dalam pembelajaran jika diawali dengan menyanyi, ada gambar-gambar

yang mendukung juga yang ditempel di kelas, mengamati lingkungan sekitar

bagaimana dhik. Kamu suka apa tidak?

S : Iya suka mbak.

P : Mbak rasa cukup dhik, terima kasih ya.

S : Iya.

Refleksi

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan tersebut, dapat disimpulkan

bahwa informan menyenangi pembelajaran puisi, tidak ada kendala namun juga

merasa masih bingung jika diminta maju ke depan kelas untuk membaca puisi

oleh guru. Selain itu, informan juga mengungkapkan bahwa dia kurang tertarik

dengan pembelajaran puisi yang diajarkan selama ini karena guru kurang

menggunakan media yang dapat menarik minat siswa dan dalam pembelajaran

siswa lebih sering mendengarkan sehingga muncul kebosanan. Oleh karenanya,

keaktifan siswa dan pemanfaatan media perlu lebih dioptimalkan.

Page 171: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

164

Keterangan:

P = Rininta Citra Ayu Sari

S = Roisyah Ashashaddiqah

Informan

Roisyah Ashashaddiqah

Page 172: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

165

Lampiran 12. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa

(PraTindakan)

Hari/Tanggal : Sabtu, 25 Desember 2010

Waktu : 08.45 WIB ( jam istirahat)

Tempat : Ruang Kelas VIIB SMP N 1 Jaten

Jenis : Wawancara terstruktur

Informan : Tri Solikhati

Setting :

Wawancara ini dilaksanakan pada saat jam istirahat, di dalam kelas VIIB SMP

Negeri 1 Jaten (setelah peneliti mewawancarai informan I). Suasana lebih gaduh

karena sebagian besar siswa telah kembali masuk ke kelas. Namun situasi tersebut

tidak terlalu mengganggu karena atas pengertian dari siswa-siswa kondisi tersebut

dapat dikendalikan.

Deskripsi :

Informan adalah siswa di kelas VIIB. Berikut hasil wawancara dengan informan.

P : Nama adik siapa?

S : Tri mbak

P : Kamu senang mendapat pelajaran puisi, dhik?

S : (Tidak menjawab tetapi malah senyum-senyum)

P : Lho kok senyum, suka atau tidak dhik dengan materi puisi?

S : Agak mbak.

P : Boleh tau kenapa dhik?

S : Kadang-kadang susah mbak.

P : Pernah membacakan puisi di depan kelas dhik?

S : Pernah mbak

P : Ada kesulitan tidak waktu membacakan puisi itu?apa dhek?

S : Iya mbak, malu.

P : Kenapa malu dhik?

S : Ya malu mbak (sambil senyum-senyum)

Page 173: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

166

P : Bisa diceritakan bagaimana cara ibu guru mengajarkan materi puisi,

dhek?

S : Dijelaskan, disuruh memilih dan diminta untuk membaca puisi.

P : Menurut adik pembelajaran puisi yang diajarkan ibu guru bagaimana,

apakah sudah menarik atau belum?

S : (Tidak menjawab dan hanya tersenyum terlihat malu)

P : Kok senyum dhek, bagaimana dhek sudah menarik atau belum?

S : Agak-agak mbak.

P : Mengapa dengan cara seperti itu, menurut adik pembelajaran puisi yang

diajarkan ibu guru saat ini ”agak-agak” menarik?

S : Susah dan contoh cara membaca puisinya tidak ada mbak

P :Adik menginginkan bu guru dalam mengajarkan materi puisi bagaimana,

agar bisa membuat adik lebih tertarik?

S : Ada cara membaca puisinya mbak

P : Dalam pembelajaran jika diawali dengan menyanyi atau ada gambar-

gambar yang mendukung di kelas, mengamati lingkungan sekitar bagaimana dhik.

Kamu suka apa tidak?

S : Iya mbak.

P : Mbak rasa cukup dhik, terima kasih ya.

S : Iya.

Refleksi

Berdasarkan hasil wawancara, dapat peneliti simpulkan bahwa informan tersebut

masih mengalami kesulitan dalam membaca puisi. Tidak seperti informan I,

informan II masih malu dalam membaca puisi. Informan juga mengungkapkan

bahwa menurutnya pembelajaran puisi kurang (agak-agak) menarik karena guru

kurang memberikan contoh pembacaan puisi sehingga informan masih merasa

kesulitan dan bingung dalam membaca sebuh puisi. Dengan demikian, melalui

penerapan pendekatan quantum sebagai pendekatan pembelajaran yang digunakan

dalam pembelajaran puisi diharapkan dapat membantu siswa dalam membaca

Page 174: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

167

puisi karena siswa mengalami sesuatu sendiri sehingga lebih mudah bagi siswa

dalam mengungkapkan perasaannya dalam membaca puisi.

Keterangan:

P = Rininta Citra Ayu Sari

S = Tri Solikhati

Informan

Tri Solikhati

Page 175: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

168

Lampiran 13. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa

(PraTindakan)

Hari/Tanggal : Sabtu, 25 Desember 2010

Waktu : 09.45 WIB ( jam istirahat)

Tempat : Ruang Kelas VIIB SMP N 1 Jaten

Jenis : Wawancara terstruktur

Informan : Rosella Ayu Neny

Setting :

Wawancara ini dilaksanakan pada saat jam istirahat, di dalam kelas VIIB SMPN 1

Jaten. Suasana cukup ramai karena siswa sedang istirahat dan banyak siswa yang

lalu-lalang di depan informan dan peneliti. Namun keadaan tersebut tidak

mengganggu informan sehingga wawancara ini tetap dapat berjalan lancar.

Deskripsi :

Informan adalah salah satu siswa kelas VIIB. Berikut hasil wawancara dengan

informan.

P : Nama adik siapa?

S : Rosella

P : Kamu suka mendapat pelajaran puisi, dhik?

S : Senang.

P : Senang pembelajaran puisi kenapa dhik?

S : Ya senang mbak karena bisa mengekspresikan perasaan (sambil senyum-

senyum).

P : Pernah membacakan puisi di depan kelas dhik?

S : Pernah mbak

P : Ada kesulitan tidak waktu membacakan puisi itu?

S : Lumayan, mbak (sambil senyum).

P : Bisa diceritakan bagaimana cara bu guru mengajarkan materi puisi, dhik?

S : Dijelaskan kemudian diminta membacakannya mbak.

P : Menurut adik pembelajaran puisi yang diajarkan bu guru bagaimana,

apakah sudah menarik atau belum?

Page 176: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

169

S : Belum mbak.

P : Mengapa dengan cara seperti itu, menurut adik pembelajaran puisi yang

diajarkan bu guru saat ini belum menarik?

S : Cuma disuruh membaca mbak, nggak dikasih contohnya.

P : Adik menginginkan ibu guru dalam mengajarkan materi puisi

bagaimana, agar bisa membuat adik lebih tertarik?

S : Ya sebelum membaca puisi itu dikasi tau isinya puisi apa mbak dan cara

membacanya biar bisa mengikuti.

P : Dalam pembelajaran jika diawali dengan menyanyi atau ada gambar-

gambar yang mendukung di kelas, pengamatan lingkungan sekitar bagaimana

dhik. Kamu suka apa tidak?

S : Suka.

P : Mbak rasa cukup dhik, terima kasih ya.

S : Iya.

Refleksi

Dari wawancara tersebut diketahui bahwa informan menyukai pembelajaran

membaca puisi. Namun berdasarkan keterangannya dapat disimpulkan bahwa

dalam membaca puisi informan masih mengalami kesulitan. Hal ini didasarkan

pada jawaban informan yang mengatakan bahwa ”sedikit” mengalami kesulitan

atau ”agak” bisa dalam dua hal tersebut. Selain itu, informan juga

mengungkapkan dalam pembelajaran puisi, contoh pembacaan puisi yang

diberikan guru tidak ada sehingga dalam mencontoh atau memahami puisi siswa

masih menemui kendala. Selain itu, siswa juga tidak diberi materi untuk

menganalisis isi puisi yang akan dibaca. Oleh karenanya, siswa sebaiknya

diberikan atau ditunjukkan beberapa contoh puisi, dari contoh tersebut siswa

diberi materi untuk memahami isi puisi agar lebih mengetahui bagaimana isi puisi

dan mampu mengungkapkan sesuatu lewat ekspresi membaca puisi. Selain itu

ketiadaan media lain membuat kebosanan pada siswa sehingga sehingga dapat

dipakai media pemelajaran yang dapat memberikan suasana baru dan agar

membuat siswa lebih tertarik.

Page 177: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

170

Keterangan:

P = Rininta Citra Ayu Sari

S = Rosella Ayu Nenny

Informan

Rosella Ayu Nenny

Page 178: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

171

Lampiran 14. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa

(PraTindakan)

Hari/Tanggal : Sabtu, 25 Desember 2010

Waktu : 09.45 WIB ( jam istirahat)

Tempat : Ruang Kelas VIIB SMP N 1 Jaten

Jenis : Wawancara terstruktur

Informan : Meyla Krisia

Setting :

Wawancara ini dilaksanakan pada saat jam istirahat, di dalam kelas VIIB SMP

Negeri 1 Jaten. Suasana agak ramai karena beberapa anak berada di dalam kelas

dan melakukan aktivitas sepeti mengobrol dengan teman dan berlarian. Namun

keadaan tersebut dirasa tidak mengganggu informan dan wawancara berlangsung

agak santai.

Deskripsi :

Informan adalah salah satu siswa kelas VIIB. Berikut hasil wawancara dengan

informan.

P : Nama adik siapa?

S : Meyla

P : Kamu senang mendapat pelajaran puisi, dhik?

S : Suka mbak.

P : Pernah membacakan puisi di depan kelas dhik?

S : Pernah mbak

P : Ada kesulitan tidak waktu membacakan puisi itu?apa dhek?

S : volumenya mbak, takut salah membacanya.

P : Bisa diceritakan bagaimana cara bu guru mengajarkan materi puisi,

dhek?

S : Diberi catatan, dijelaskan dan diberi tugas membaca puisi.

P : Menurut adik pembelajaran puisi yang diajarkan bu guru bagaimana, h

sudah menarik atau belum?

S : Belum.

Page 179: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

172

P : Mengapa dengan cara seperti itu, menurut adik pembelajaran puisi yang

diajarkan ibuk guru saat ini belum menarik?

S : Bingung mbak, kalau puisinya panjang susah makai volumenya

P : Adik menginginkan ibuguru dalam mengajarkan materi puisi bagaimana,

agar bisa membuat adik lebih tertarik?

S : Ada salah satu teman yang membaca terlebih dahulu mbak untuk contoh

gitu (sambil tersenyum)

P : Dalam pembelajaran jika diawali dengan menyanyi atau ada gambar-

gambar yang mendukung di kelas, bagaimana dhik. Kamu suka apa tidak?

S : Suka mbak.

P : Mbak rasa cukup dhik, terima kasih ya.

S : Iya.

Refleksi

Dari wawancara tersebut diketahui bahwa informan menyukai puisi namun masih

mengalami hambatan dalam masalah penggunaan volume membaca puisi,

sehingga dalam membaca puisi masih mengalami kesulitan dan bingung. Oleh

karenanya, perlu ditumbuhkan kesenangan yang lebih pada siswa terhadap puisi

sehingga memungkinkan siswa memiliki kemampuan yang lebih baik dalam

membaca puisi. Selain itu, cara mengajar guru selama ini cenderung pada cara

mengajar lama (konvensional) yakni dijelaskan kemudian diberi tugas sedangkan

pemanfaatan sarana, misal media yang dapat membantu siswa agar siswa lebih

mudah dalam mengungkapkan perasaan ke dalam sebuah puisi belum digunakan.

Keaktifan siswa dalam pembelajaran pun juga belum terlihat secara optimal.

Keterangan:

P = Rininta Citra Ayu Sari

S = Meyla Krisia

Informan

Meyla Krisia

Page 180: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

173

Lampiran 15. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa

(PraTindakan)

Hari/Tanggal : Sabtu, 25 Desember 2010

Waktu : 09.45 WIB ( jam istirahat)

Tempat : Ruang Kelas VIIB SMP N 1 Jaten

Jenis : Wawancara terstruktur

Informan : Rahadrian Satrio Ajie

Setting :

Wawancara dilaksanakan pada saat jam istirahat di dalam kelas VIIB SMP Negeri

1 Jaten. Meski berada di dalam kelas dan banyak siswa yang bermain di dalam

kelas namun suasana tersebut tidak mengganggu jalannya wawancara.

Deskripsi :

Informan adalah siswa kelas VIIB. Berikut hasil wawancara dengan informan.

P : Nama adik siapa?

S : Rahadrian mbak

P : Kamu suka mendapat pelajaran puisi, dhik?

S : nggak suka mbak

P : Kenapa adik nggak suka terhadap pelajaran puisi?

S : Ribet mbak (sambil tersenyum)

P : Pernah membacakan puisi di depan kelas dhik?

S : Pernah mbak

P : Ada kesulitan tidak waktu membacakan puisi itu?apa itu?

S : Malu mbak.

P : Bisa diceritakan bagaimana cara bu guru mengajarkan materi puisi,

dhek?

S : Diberi catatan trus tugas membaca puisi.

P : Menurut adik pembelajaran puisi yang diajarkan ibu guru bagaimana,

apakah sudah menarik atau belum?

S : Belum mbak (sambil senyum-senyum)

Page 181: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

174

P : Mengapa dengan cara seperti itu, menurut adik pembelajaran puisi yang

diajarkan ibu guru saat ini belum menarik?

S : Teman-teman seringnya rame, jadi gak kedengaran dan puisinya juga

susah mbak.

P : Adik menginginkan ibu guru dalam mengajarkan materi puisi

bagaimana, agar bisa membuat adik lebih tertarik?

S : Ya... (tidak menjawab dan kemudian tersenyum)

P : Dalam pembelajaran puisi nanti jika diawali dengan menyanyi, ada

gambar-gambar yang mendukung ditempel di kelas, atau mengamati lingkungan

sekitar bagaimana dhik. Kamu suka apa tidak?

S : Iya mbak.

P : Mbak rasa cukup dhik, terima kasih ya.

S : Iya (sambil mengangguk).

Refleksi

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, informan mengungkapkan bahwa dia tidak

menyenangi puisi. Hal ini dikarenakan, menurut informan membaca puisi

merepotkan. Banyak yang harus dikerjakan, lebih lanjut dikemukakan pula bahwa

hal ini dikarenakan belum adanya media penunjang yang digunakan oleh guru

pada saat mengajar yang dapat mempermudah siswa dalam membaca puisi. Selain

itu, pada saat pelajaran puisi sebagian siswa terlihat belum sepenuhnya aktif

sehingga beberapa siswa masih kurang fokus dalam pembelajaran. Oleh

karenanya, dalam pembelajaran puisi berikutnya diupayakan agar siswa dapat

lebih aktif pada saat mengikuti pelajaran dan lebih memanfaatkan penggunaan

media tertentu sehingga akan dapat mempermudah siswa khususnya dalam

menulis puisi.

Keterangan:

P = Rininta Citra Ayu Sari

S = Rahadrian Satrio Ajie

Informan,

Rahadrian Satrio Ajie

Page 182: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

175

Lampiran 16. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa

(PraTindakan)

Hari/Tanggal : Sabtu, 25 Desember 2010

Waktu : 09.45 WIB ( jam istirahat)

Tempat : Ruang Kelas VIIB SMP N 1 Jaten

Jenis : Wawancara terstruktur

Informan : Aldila Tri Warsisso

Setting :

Wawancara masih dilaksanakan pada jam istirahat di dalam ruang kelas VIIB.

Siswa yang lain sudah mulai memasuki kelas karena kurang beberapa menit bel

berbunyi, namun keadaan tersebut tidak mengganggu jalannya wawancara.

Deskripsi :

Informan adalah siswa kelas VIIB. Berikut hasil wawancara dengan informan.

P : Nama adik siapa?

S : Aldila

P : Kamu senang mendapat pelajaran puisi, dhik?

S : Tidak suka mbak

P : Kenapa adik tidak suka terhadap pelajaran puisi?

S : Harus pakai perasaan mbak, sulit..

P :Waktu membacakan puisi kesulitannya apa dhik?

S : Takut salah memakai perasaan mbak.

P : Bisa diceritakan bagaimana cara bu guru mengajarkan materi puisi,

dhek?

S : Mencacat dan membaca puisi mbak.

P : Menurut adik pembelajaran puisi yang diajarkan ibu guru bagaimana,

apakah sudah menarik atau belum?

S : Belum mbak.

P : Mengapa dengan cara seperti itu, menurut adik pembelajaran puisi yang

diajarkan bu guru saat ini belum menarik?

S : Ya, karena nggak bisa tahu cara membaca puisi yang benar

Page 183: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

176

P : Adik menginginkan bu guru dalam mengajarkan materi puisi bagaimana,

agar bisa membuat adik lebih tertarik?

S : Diterangin, puisinya gak susah dan ada contoh membaca puisinya juga

mbak.

P : Dalam pembelajaran puisi nanti jika diawali dengan menyanyi, ada

gambar-gambar yang mendukung ditempel di kelas, atau mengamati lingkungan

sekitar bagaimana dhik. Kamu suka apa tidak?

S : Iya mbak.

P : Mbak rasa cukup dhik, terima kasih ya.

S : Iya.

Refleksi

Berdasarkan hasil wawancara di atas, informan mengungkapkan bahwa dalam

pembelajaran puisi masih ditemukan kesulitan karena informan masih

menganggap puisi itu sulit dan masih binggung terutama dalam membaca puisi.

Selain itu, dalam pembelajaran puisi siswa terlihat kurang berperan aktif dan

kurang terlihat adanya variasi pembelajaran, di mana guru hanya memberikan

penjelasan atau catatan kemudian siswa diberi tugas untuk membaca puisi. Hal ini

mengakibatkan pembelajaran puisi terasa monoton dan kurang menarik minta

siswa. Oleh karenanya, perlu diupayakan dalam materi membaca puisi dibuat

lebih variatif sehingga siswa dapat lebih tertarik dan aktif dalam pembelajaran

membaca puisi.

Keterangan:

P = Rininta Citra Ayu Sari

S = Aldila Tri Warsisso

Informan

Aldila Tri Warsisso

Page 184: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

177

Lampiran 17. Angket Pratindakan Materi Membaca Puisi

Angket Pratindakan Materi Membaca Puisi

1. Tes ini bertujuan untuk mengetahui pendapat adik terhadap pembelajaran membaca

puisi serta untuk mengungkap pembelajaran membaca puisi yang telah diajarkan.

2. Bentuk tes ini berupa tes objektif (pilihan ganda) yang terdiri atas tiga pilihan

jawaban yakni a, b, c.

3. Jumlah butir tes sebanyak 14 soal.

4. Dengan bimbingan guru adik diminta untuk memilih salah satu jawaban dengan

membubuhkan tanda silang (X).

5. Adik diminta untuk menjawab setiap soal dengan memilih jawaban yang adik

anggap paling sesuai.

Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda silang (X) pada

jawaban yang sesuai.

Nama : ________________________

Nomor: ________________________

Page 185: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

178

1. Apakah adik suka dengan materi sastra

seperti drama, cerita rakyat, puisi?

a. Suka

b. Kurang suka

c. tidak suka

2. Di dalam pelajaran bahasa Indonesia

juga terdapat materi sastra. Materi sastra

yang diajarkan di bawah ini, yang mana

yang paling adik-adik suka?

a. Drama

b. Puisi

c. Dongeng atau cerita rakyat

3. Bagaimana perasaan adik-adik ketika

diajarkan materi puisi?

a. Senang

b. Cukup senang

c. Tidak senang

4. Menurut adik puisi itu termasuk

pelajaran yang sukar atau mudah?

a. Sukar

b. Mudah

c. Tidak tahu

5. Apakah adik suka melihat orang

membaca puisi (mendeklamasikan

puisi)?

a. Suka

b. Kurang suka

c. Tidak suka

6. Apakah adik-adik berani

membacakan puisi di depan

kelas?

a. Berani

b. Tidak berani

c. Malu

7. Apakah adik-adik pernah

membaca puisi di depan kelas?

a. Pernah

b. Belum pernah

c. Tidak tahu

8. Menurut adik-adik membaca puisi

sukar tau tidak?

a. Sukar

b. Mudah

c. Tidak Tahu

9. Menurut adik bahasa atau kata-

kata dalam puisi itu mudah

dipahami atau tidak?

a. Mudah dipahami

b. Kurang bisa atau sukar

dipahami

c. Tidak tahu

Page 186: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

179

10. Apakah adik sudah bisa memahami

tema, amanat, perasaan, dan suasana

puisi yang diajarkan oleh bu guru?

a. Sudah bisa

b. Kurang bisa

c. Tidak bisa

11. Kesulitan apa yang adik pernah alami

saat membaca puisi?

a. Memahami tema, amanat,

suasana, dan pesan dalam

puisi

b. Memberikan anotasi-anotasi

pada teks puisi

c. ................................................

................................................

................................................

............

12. Apakah adik-adik pernah mendapat

tugas dari bu guru untuk mencari puisi di

buku, koran, majalah, internet, atau

media yang lain?

a. Pernah

b. Belum pernah

c. Tidak tahu

13. Apakah adik-adik sering

membaca atau meminjam buku

karya sastra seperti buku, cerita

rakyat, kumpulan puisi, atau

dongeng di perpustakaan sekolah?

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Belum pernah

14. Apakah adik-adik senang jika

nanti sebelum mulai

mempelajari puisi, kalian diajak

bu guru menyanyi, di sekitar ada

gambar-gambar, melihat

lingkungan sekitar dan

sebagainya?

a. Senang

b. Kurang senang

c. Tidak tahu

Page 187: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

180

Lampiran 18. Tabel Hasil Pengisian Angket Pratindakan

No. Uraian Pilihan Jawaban Keterangan

1. Siswa suka

dengan

materi sastra

seperti

drama,

cerita

rakyat, puisi.

Suka :

21 siswa

atau

67,74%

Kurang Suka :

9 siswa atau

29,03%

Tidak Suka :

1 siswa atau

3,22%

Sebagian

siswa

menyukai

materi sastra

2. Siswa lebih

meyukai

materi sastra

Drama :

11 siswa

atau

35,48%

Puisi :

4 siswa atau

12,90%

Dongeng :

16 siswa atau

51,61%

Hanya

sebagian

kecil siswa

yang

menyukai

materi sasra

berupa puisi

3. Perasaan

siswa ketika

diajarkan

materi puisi

Senang :

11 siswa

atau

35,48%

Cukup senang

:

16 siswa atau

51,61%

Tidak senang

:

4 siswa atau

12,90%

Siswa

mayoritas

senang dan

cukup

senang

dengan

materi puisi

4. Pendapat

siswa

mengenai

pelajaran

puisi

Sukar :

22 siswa

atau

70,96%

Mudah :

9 siswa atau

29,03%

Tidak tahu :

0

Sebagian

besar siswa

menganggap

puisi sebagai

pelajaran

yang sukar

Page 188: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

181

5. Perasaan

siswa saat

melihat

orang

membaca

puisi

Suka :

20 siswa

atau

64,51%

Kurang suka :

10 siswa atau

32,25%

Tidak suka :

1 siswa atau

3,22%

Sebagian

besar siswa

suka melihat

orang

membaca

puisi

6. Siswa yang

menyatakan

berani

membacaka

n puisi di

depan kelas

Berani :

6 siswa

atau

19,35%

Tidak berani :

10 siswa atau

32,25%

Malu :

15 siswa atau

48,38%

Sebagian

besar siswa

menyatakan

malu dan

tidak berani

saat disuruh

membacaka

n puisi

7. Siswa yang

menyatakan

pernah

membacaka

n puisi di

depan kelas

Pernah :

31 siswa

atau

100%

Tidak pernah :

0

Tidak Tahu

0

Hampir

seluruh

siswa sudah

pernah

membacaka

n puisi di

depan kelas

8. Pendapat

siswa

mengenai

membaca

puisi

Sukar :

25 siswa

atau

80,64%

Mudah :

2 siswa

atau 6,45%

Tidak tahu :

4 siswa atau

12,90%

Sebagian

siswa

menganggap

membaca

puisi sukar

Page 189: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

182

9. Pendapat

siswa

mengenai

bahasa

dalam puisi

Mudah :

10 siswa

atau

32,25%

Sulit :

21 siswa atau

67,74%

Tidak tahu :

0

Sebagian

besar siswa

sulit

memahami

bahasa

dalam puisi

10. Pendapat

siswa

mengenai

pemahaman

isi puisi

(tema,

amanat,

perasaan,

dan suasana

) yang

diajarkan

guru

Sudah :

11 siswa

atau

35,48%

Kurang :

20 siswa atau

64,51%

Tidak :

0

Sebagian

siswa kurang

bisa

memahami

materi guru

11. Pendapat

siswa

mengenai

kesulitan

dalam

membaca

puisi

Isi Puisi :

6 siswa

atau

19,35%

Anotasi :

18 siswa atau

58,06%

Lain-lain :

7 siswa atau

22,58%

Sebagian

besar siswa

mengalami

kesulitan

menggunaka

n anotasi

12. Guru

memberi

tugas siswa

untuk

mencari

puisi di

buku, koran,

majalah,

internet,

atau media

lain

Pernah :

22 siswa

atau

70,96%

Belum pernah:

9 siswa atau

29,03%

Tidak tahu :

0

Sebagian

besar siswa

menyatakan

bahwa guru

pernah

memberi

tugas siswa

untuk

mencari

puisi di

buku, koran,

majalah,

atau media

lain

Page 190: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

183

13. Intensitas

siswa

membaca

atau

meminjan

buku karya

sastra

Sering :

5 siswa

atau

16,12%

Kadang-

kadang : 21

siswa atau

67,74%

Belum

Pernah : 5

siswa atau

16,12%

Sebagaian

siswa

terkadang

membaca

atau

meminjam

buku karya

satra

14. Perasaan

siswa jika

sebelum

memulai

pelajaran

diajak

bernyanyi,

melihat

gambar

ataupun

lingkungan

sekitar

Senang :

17 siswa

atau

54,83%

Kurang

senang:

12 siswa atau

38,70%

Tidak Tahu :

2 siswa atau

6,45%

Siswa

senang dan

cukup

senang jika

sebelum

memulai

pelajaran

diajak

bernyanyi,

melihat

gambar

ataupun

lingkungan

sekitar

d.

Page 191: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

184

Lampiran 19. Refleksi Angket Pratindakan

Setelah dilakukan penyebaran angket pratindakan dapat diketahui bahwa

hanya sebagian kecil siswa yang menyukai materi sastra berupa puisi. Menurut

mereka,materi membaca puisi merupakan pelajaran yang sukar karena bahasa

dalam puisi masih kurang bisa mereka pahami. Meskipun seluruh siswa pernah

membaca puis di depan kelas, tetapi hal itu tidak membuat siswa berminat

terhadap pembelajaran materi sastra khususnya puisi sehingga dalam pembacaan

puisi tersebut sebagaian siswa merasa malu dan tidak percaya diri saat membaca

puisi di depan kelas. Kesulitan yang paling sering dialami siswa adalah pemakaian

anotasi atau tanda pada teks puisi selain itu penjelasan dari guru juga kurang dapat

dipahami. Selain itu, dari hasil angket pratindakan diketahui siswa antusias dan

mau diajak bernyanyi atau melihat gambar atau mengamati lingkungan sekitar

yang merupakan pendekatan pembelajaran quantum dengan prinsip TANDUR

dalam pembelajaran.

Page 192: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

185

Lampiran 20. Dokumentasi Pratindakan

Peneliti mewawancarai guru saat pratindakan.

Peneliti mewawancarai siswa I saat pratindakan

Page 193: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

186

Peneliti mewawancarai siswa II saat pratindakan

Peneliti mewawancarai siswa III saat pratindakan

Peneliti mewawancarai siswa IV saat pratindakan

Page 194: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

187

Peneliti mewawancarai siswa V saat pratindakan

Peneliti mewawancarai siswa VI saat pratindakan

Page 195: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

188

LAMPIRAN

SIKLUS I

Page 196: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

189

Lampiran 21. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : VII Bahasa/II

Alokasi Waktu : 80 menit (2 jam pelajaran)

Standar Kompetensi :

Membaca

15. Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita

anak.

Kompetensi Dasar :

15.1 Membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik,

kinesik yang sesuai dengan isi puisi.

Indikator :

1. Peserta didik mampu memahami tema, perasaan, suasana, dan pesan

penyair dalam puisi agar lebih menghayati isi puisi saat dibaca.

2. Peserta didik mampu memberikan anotasi-anotasi pada teks puisi agar

tercipta keindahan irama saat dibacakan.

3. Peserta didik mampu membaca indah puisi dengan menggunakan irama,

volume suara, mimik, kinesik yang sesuai dengan isi puisi.

Tujuan Pembelajaran :

Peserta didik dapat membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume

suara, mimik, kinesik yang sesuai dengan isi puisi.

Pendekatan dan Metode Pembelajaran :

Pendekatan Pembelajaran : Quantum

Metode Pembalajaran : TANDUR (Tanamkan, Alami, Namai,

Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan)

Page 197: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

190

1. Tanya jawab

2. Ceramah

3. Inkuiri

4. Penugasan

5. Demonstrasi

Materi Pembelajaran :

Pengertian Puisi

Puisi merupakan bentuk karya sastra yang paling tua. Karya-karya besar

dunia yang bersifat monumental ditulis dalam bentuk puisi seperti Mahabaratha

dan Ramayana yang berasal dari India. Puisi tidak hanya dipergunakan untuk

penulisan katya-karya besar, namun puisi juga sangat erat dalam kehidupan kita

sehari-hari.

Puisi juga merupakan wacana berbentuk ekspresi dan konsentrasi rasa dan

pengalaman jiwa penyair yang berisi unsur-unsur emosi, imajinasi, pemikiran,

ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan

perasaan yang bercampur baur. Puisi merupakan jenis/genre sastra paling pekat

dan padat. Efek yang terjadi pada keadaan puisi dari kondisi yang semacam itu

adalah bahwa puisi itu singkat, padat, konotatif, poliinterpretabel, ekspresif, dan

penuh kata irasional serta nongramatik.

Ciri- ciri Puisi

7) Pamadatan bahasa

Bahasa dipadatkan agar berkekuatan gaib. Jika puisi itu dibaca, deretan

kata-kata tidak membentuk kalimat dan alinea, tetapi membentuk larik dan

bait yang sama sekali berbeda hakikatnya.

8) Pemilihan kata khas

Kata-kata yang dipilih oleh seorang penyair bukan kata-kata untuk prosa

atau bahasa sehari-hari. Kata-kata yang dipilih penyair dipertimbangkan betul

dari berbagai aspek dan efek pengucapannya. Faktor-faktor yang

dipertimbangkan dalam pemilihan kata-kata adalah sebagai berikut :

Page 198: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

191

d) Makna kias

Makna kias adalah makna yang bukan sebenanya atau disebut pula

dengan makna konotatif.

e) Lambang

Lambang adalah suatu pola arti, sehingga antara apa yang dikatakan

dan apa yang dimaksudkan terjadi hubungan asosiasi. Lambang sendiri

tidak langsung menunjukkan sesuatu.

f) Persamaan bunyi atau rima

Kemiripan bunyi antara suku-suku kata. Bentuk-bentuk rima yang

paling sering nampak ialah aliterasi (rima konsonan), asonansi (rima

vokal), dan rima akhir.

9) Kata Konkret

Penyair ingin menggambarkan sesuatu secara lebih konkret. Oleh karena

itu, kata-kata diperkonkret. Bagi penyair mungkin dirasa lebih jelas karena

lebih konkret, namun pembaca sering lebih sulit ditafsirkan maknanya.

10) Pengimajian

Penyair juga menciptakan pengimajian (pencitraan) dalam puisinya.

Pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas atau

memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair.

11) Irama (Ritme)

Irama (ritme) berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan

kalimat. Dalam puisi, irama berupa pengulangan yang teratur suatu baris puisi

yang menimbulkan gelombang serta menciptakan keindahan. Irama dapat juga

berarti pergantian keras-lembut, tinggi-rendah, atau panjang-pendek kata

secara berulang-ulang dengan tujuan menciptakan gelombang yang

memperindah puisi.

12) Tata Wajah

Puisi yang mementingkan tata wajah, menciptakan puisi seperti gambar,

disebut dengan puisi konkret karena tata wajahnya membentuk gambar yang

mewakili maksud tertentu.

Page 199: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

192

Hal-hal yang Diungkapkan Penyair

5. Tema Puisi

Tema adalah gagasan pokok (subject-matter) yang dikemukakan oleh

penyair melalui puisinya. Tema mengacu pada penyair. Tema yang banyak

terdapat dalam puisi adalah tema ketuhanan, kemanusiaan, cinta, patriotisme,

perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan, kritik sosial, demokrasi, dan

tema kesetiakawanan.

6. Nada dan Suasana Puisi

Puisi juga mengungkapkan nada dan suasana kejiwaan. Nada

mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca. Dari sikap itu terciptalah

suasana puisi. Ada puisi yang bernada sinis, protes, menggurui, memberontak,

main-main, serius, patriotik, belas kasih, takut, mencekam, santai, masa

bodoh, pesimis, humor, mencemooh, kharismatik, filosofis, khusyuk, dan

sebagainya.

7. Perasaan dalam Puisi

Puisi mengungkapkan perasaan penyair. Nada dan perasaan penyair akan

dapat ditangkap jika puisi itu dibaca keras dalam deklamasi. Membaca puisi

dengan suara keras akan lebih membantu menemukan perasaan penyair yang

melatarbelakangi terciptanya puisi tersebut.

8. Amanat Puisi

Amanat, pesan atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca

setelah membaca puisi. Amanat dirumuskan sendiri oleh pembaca. Sikap dan

pengalaman pembaca sangat berpengaruh kepada amanat puisi. Meskipun

ditentukan cara pandang pembaca, amanat tidak dapat lepas dari tema dan isi

puisi yang dikemukakan penyair.

Membaca Puisi

Membaca puisi ialah memahami apa yang terdapat dalam puisi atau apa

yang ingin disampaikan penyair lewat puisinya. Membaca puisi tidak hanya

menyuarakan lambang-lambang bahasa saja, tetapi lebih dari pada itu. Membaca

puisi pada hakikatnya menyuarakan kembali apa yang pernah dirasakan,

dipikirkan, atau dialami penyairnya. Oleh karena itu, pembaca puisi sebelumnya

Page 200: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

193

harus menginterpretasikan apa yang ada di balik puisi. Ekspresi dan emosi yang

lahir merupakan hasil interpretasi pembaca terhadap puisi. Sehingga membuat

saat membaca puisi, unsur emosi sangat penting. Jadi, membaca puisi ialah

membaca suatu karya sastra berupa puisi dengan memperhatikan irama, volume

suara, mimik, dan kinesik yang tepat sesuai dengan isi puisi.

Irama adalah suatu gerak yang teratur, suatu rentetan bunyi berulang dan

menimbulkan variasi bunyi yang menciptakan gerak yang hidup. Irama dalam

bahasa ialah pergantian naik-turun, panjang-pendek, keras-lembut ucapan bunyi

bahasa dengan teratur. Berdasarkan itu, irama dapat diartikan sebagai pergantian

berturut-turut secara teratur. Irama dapat dibagi menjadi dua bentuk: ritme dan

metrum. Metrum adalah irama yang tetap, artinya pergantiannya sudah tetap

disebabkan oleh jumlah suku kata yang sudah tetap, sehingga alun suara menjadi

tetap. Apabila pertentangan bunyi mengalun dengan teratur, tetapi tidak

merupakan jumlah suku kata yang tetap dan hanya menjadi gema dari dendang

penyair dan deklamator, maka irama tersebut disebut ritma

Volume suara adalah kekerasan suara yang dihasilkan pembaca puisi.

Volume suara pada saat membacakan sebuah puisi sebaiknya disesuaikan dengan

situasi. Volume pun bisa berubah dari berbisik, lantang, hingga teriak yang

bertujuan untuk mengekspresikan atau menggugah emosi pendengar.

Mimik atau action dalam sebuah deklamasi puisi sangat besar

pengaruhnya terhadap pembentukan suasana pembacaan puisi. Seorang pembawa

puisi yang berhasil ia akan mengemukan sesuatu action atau mimik itu sesuai

dengan perkembangan kata demi kata dalam tiap baris dan tidak bertentangan

dengan jiwa dan isi kata-kata kalimat dalam puisi.

kinesik adalah ilmu yang mempelajari isyarat yang menggunakan berbagai

bagian tubuh. Kinesik terdiri dari ekspressi wajah, sikap tubuh, gerakan jari-

jemari, tangan, lengan, pundak, goyangan pinggul, dan gelengan kepala.

Tanda/ anotasi untuk Menandai Teks Puisi yang akan Dibaca

1. (-------) diucapkan biasa saja,

2. (/) berhenti sebentar untuk bernafas/ biasanya pada koma atau di

tengah baris,

Page 201: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

194

3. (//) berhenti agak lama/biasanya koma di akhir baris yang masih

berhubungan artinya dengan baris berikutnya,

4. (///) berhenti lama sekali biasanya pada titik baris terakhir atau pada

penghabisan puisi,

5. (^) suara perlahan sekali seperti berbisik,

6. (^^) suara perlahan saja,

7. (^^^) suara keras sekali seperti berteriak,

8. (V) tekanan kata pendek sekali,

9. (VV) tekanan kata agak pendek,

10. (VVV) tekan kata agak panjang,

11. (VVVV) tekan kata agak panjang sekali,

12. (____/) tekanan suara meninggi, dan

13. (____) tekanan suara agak merendah.

Langkah-langkah Pembelajaran :

Pertemuan Pertama

No Kegiatan Alokasi

Waktu

Metode yang digunakan

1 Kegiatan Awal :

a. Guru memberi salam,

mengkondisikan kelas, dan

mengecek presensi peserta didik.

b. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai

yaitu membaca indah puisi

dengan menggunakan irama,

volume suara, mimik, kinesik

yang sesuai dengan isi puisi.

c. Guru memulai apresepsi dengan

meminta siswa untuk

10 menit (T=Tanamkan)

Page 202: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

195

menyanyikan lagu ”Sorak-Sorak

Bergembira” sambil bertepuk

tangan.

2 Kegiatan Inti:

a. Guru memberikan sedikit

pengantar bahwa sebagai generasi

penerus bangsa kita harus tetap

berjuang untuk bangsa dan negara

meski perjuangan tersebut bukan

lagi dalam bentuk peperangan.

Kemudian siswa menanggapi

pertanyaan guru, ”Mengapa kita

harus berjuang untuk bangsa dan

negara kita”, ”Mengapa di awal

pembelajaran guru meminta siswa

untuk menyanyikan lagu ‟Sorak-

Sorak Bergembira”, bagaimana

cara kita berjuang untuk bangsa

dan negara di masa sekarang”.

b. Guru memberikan penjelasan

mengenai materi puisi (hal-hal

yang harus diperhatikan dalam

membaca puisi) disertai dengan

tanya jawab (dari penjelasan guru

tersebut siswa diarahkan agar

dapat menyatakan pendapat

tentang pertanyaan dari guru dan

20 menit

(A = Alami).

(N = Namai)

Page 203: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

196

materi yang telah disampaikan

guru).

c. Guru memperlihatkan video

pembacaan puisi oleh juara 1

lomba sajak kepahlawanan siswa

SLTP se Jawa tengah (Fauziyah

dari SMP 14 Pekalongan) dalam

sebuah pembacaan puisi yang

berjudul ”Generasi Sekarang

karya Asmara Hadi” yang telah

dipersiapkan serta membagikan

transkrip puisi tersebut.

d. Guru meminta siswa untuk

memahami tema, suasana,

perasaan, dan pesan puisi.

e. Kemudian menandai teks puisi

dengan anotasi yang digunakan.

f. Siswa menerima penjelasan dari

guru bahwa pengalaman-

pengalaman yang baru saja

dilihatnya adalah sebuah

pembacaan indah puisi dengan

menggunakan irama, volume

suara, mimik, dan kinesik.

(D = Demonstrasikan)

Page 204: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

197

3 Kegiatan Penutup :

a. Guru bertanya jawab pada siswa

mengenai pembacaan puisi

dalam video, apa yang harus

diperhatikan dalam membaca

indah puisi, menarikkah

pembacaan puisi dalam video,

dan sebagainya.

b. Guru bersama siswa melakukan

refleksi dan menyimpulkan

kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan.

c. Guru memberikan kesempatan

siswa untuk menanyakan hal-hal

yang kurang jelas.

d. Guru memberikan tugas rumah

untuk memperbaiki pemahaman

dan pemberian anotasi pada teks

puisi yang pada pertemuan

selanjutnya akan dibaca di depan

kelas.

e. Guru menutup pelajaran dengan

menyanyikan lagu lagi sambil

bertepuk tangan.

10 menit

Page 205: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

198

Pertemuan kedua

No Kegiatan Alokasi

Waktu

Metode yang digunakan

1 Kegiatan Awal :

a. Guru memberi salam,

mengkondisikan kelas, dan

mengecek presensi siswa.

b. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai

yaitu membaca indah puisi

dengan menggunakan irama,

volume suara, mimik, kinesik

yang sesuai dengan isi puisi.

c. Guru melakukan apersepsi dengan

mengulang sekilas materi yang

telah disampaikan dengan tanya

jawab.

5 menit (U = Ulangi)

2 Kegiatan Inti

a. Guru meminta setiap siswa

mengeluarkan tugas pada

pertemuan sebelumnya.

b. Guru meminta peserta didik

untuk membaca indah puisi

dengan menggunakan d irama,

volume suara, mimik, kinesik

yang sesuai dengan isi puisi di

depan kelas satu persatu.

c. Setelah semua siswa mendapat

giliran membaca indah, bersama

guru memilih siswa dengan

30 menit

(R = Rayakan)

Page 206: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

199

pembacaan puisi terbaik.

d. Guru memberikan hadiah

sebagai penghargaan kepada

siswa.

3 Kegiatan Penutup :

a. Guru bersama siswa melakukan

refleksi dan menyimpulkan

kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan.

b. Guru memberikan kesempatan

siswa untuk menanyakan hal-hal

yang kurang jelas.

c. Guru menutup pelajaran dengan

menyanyikan lagu lagi sambil

bertepuk tangan.

5 menit

Sumber Belajar

1. LKS

2. Herman J. Waluyo. 2003. Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia.

3. Maria Utami. 2010. Mamilih Puisi, Membangun Karakter. Semarang:

bandunganInstitut.

Media

1. Video pembacaan puisi oleh juara 1 lomba sajak kepahlawanan

siswa SLTP se Jawa tengah (Fauziyah dari SMP 14 Pekalongan)

dengan judul ”Generasi Sekarang karya Asmara Hadi” dengan

menggunakan irama, volume suara, mimik, dan kinesik yang

sesuai dengan isi puisi. (audio-visual)

2. Materi disajikan dengan media Power Point melalui LCD.

3. Traskrip puisi berjudul ” Generasi Sekarang”, yang dibagikan pada

siswa.

Page 207: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

200

Penilaian / Evaluasi :

Jenis Tes : tes lisan (membaca indah puisi) dan tertulis

(pemahaman dalam bentuk tema, perasaan,

suasana, dan pesan puisi dan anotasi pada

teks puisi).

1. Bentuk Tes

a. teknik : tes unjuk kerja (lisan) dan produk (tertulis)

b. bentuk instrumen : tes praktik

c. Soal :

1. Pahamilah teks puisi yang dibagikan kemudian tentukan:

a. Tema

b. Perasaan

c. Suasana

d. Pesan

2. Berilah tanda/anotasi pada teks puisi sesuai dengan pemahamanmu

terhadap isi puisi tersebut.

3. Bacalah puisi tersebut di depan kelas dengan menggunakan irama,

volume suara, mimik, kinesik yang sesuai dengan isi puisi.

d. Kunci Jawaban

Terlampir

1) Penilaian Hasil

Penilaian Hasil Pembelajaran

No Nama siswa Aspek yang Dinilai Skor Nilai

Irama Volume

Suara

Mimik Kinesik

(Diadopsi dari Sarwiji Suwandi, 2010 : 78)

Page 208: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

201

Pedoman Penskoran

No Aspek yang dinilai Skor

1. Penggunaan Irama

Penggunaan irama baik dan dapat menciptakan keindahan

Penggunaan irama cukup baik dan cukup dapat

menciptakan keindahan

Penggunaan irama kurang baik dan kurang dapat

menciptakan keindahan

Belum dapat menggunakan irama dengan baik

(Penggunaan irama sama sekali tidak menciptakan

keindahan)

Skor 1 - 4

4

3

2

1

2. Volume Suara

Volume suara sanagt sesuai dengan isi puisi, suasana,

keberadaan pendengar, dan setting pembacaan puisi

Volume suara cukup sesuaidengan isi puisi, suasana,

keberadaan pendengar, dan setting pembacaan puisi

Volume suara kurang sesuai dengan isi puisi, suasana,

keberadaan pendengar, dan setting pembacaan puisi

Volume suara sama sekali tidak sesuai dengan isi puisi,

suasana, keberadaan pendengar, dan setting pembacaan

puisi

Skor 1 – 4

4

3

2

1

3. Mimik

pengekspresian atau perubahan ekspresi wajah sesuai

dengan isi puisi yang dibaca (sangat menghayati)

ekspresi atau perubahan ekspresi wajah sudah cukup

sesuai dengan isi puisi yang dibaca (cukup menghayati)

ekspresi atau perubahan ekspresi wajah kurang sesuai

dengan isi puisi yang dibaca (kurang menghayati)

ekspresi atau perubahan ekspresi wajah sama sekali tidak

sesuai dengan isi puisi yang dibaca (tidak menghayati)

Skor 1 – 4

4

3

2

1

4. Kinesik

Pemakaian gerakan kecil-kecil dari tangan, anggota badan

atau wajah sesuai dengan isi puisi yang dibaca

Pemakaian gerakan kecil-kecil dari tangan, anggota badan

atau wajah cukup sesuai dengan isi puisi yang dibaca

Pemakaian gerakan kecil-kecil dari tangan, anggota badan

atau wajah kurang sesuai dengan isi puisi yang dibaca

Sama sekali tidak menggerakkan tangan, anggota badan

atau wajah sesuai dengan isi puisi yang dibaca

Skor 1 – 4

4

3

2

1

Skor maksimal 1, 2, 3, 4 16

Nilai siswa = skor maksimum siswa X 100

16

Page 209: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

202

2. Bentuk Tes

a. teknik : Tes individu

b. Bentuk instrumen : Tes praktik

c. Soal : (Individu)

Rubrik penilaian proses saat berlangsung pembelajaran membaca indah puisi

di kelas VII-B SMP Negeri I Jaten.

d.Kunci jawaban :

kondisional.

2) Penilaian Proses

Penilaian Proses Pembelajaran

(Diadaptasi dari Sarwiji Suwandi, 2010 : 130)

Pedoman Penskoran

d) Kolom penilaian sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria

berikut.

1 = sangat kurang 4 = baik

2 = kurang 5 = amat baik

3 = cukup

e) Menghitung nilai

Nilai = Skor perolehan siswa x 100 = ....

Skor maksimal (15)

No Nama Siswa Keaktifan

siswa

selama

apersepsi

Keaktifan dan

perhatian

siswa pada

saat guru

menyampaika

n materi

Minat dan

motivasi

siswa saat

mengikuti

kegiatan

pembelajaran

Skor Nilai Ket.

Page 210: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

203

f) Keterangan diisi dengan kriteria berikut.

(4) Nilai = 10 – 29 sangat kurang (4) Nilai = 70 – 89 baik

(5) Nilai = 30 – 49 kurang (5). Nilai = 90 – 100 sangat baik

(6) Nilai = 50 – 69 cukup

1) Keaktifan siswa selama apersepsi

Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya atau sangat aktif selama apersepsi

(menyanyikan lagu dengan semangat dan merespon setiap

stimulus yang diberikan guru saat apersepsi dengan baik)

Skor 4 : Jika siswa aktif selama apersepsi (ikut menyanyikan lagu dan

cukup merespon stimulus yang diberikan guru saat apersepsi)

Skor 3 : Jika siswa cukup aktif pada saat apersepsi (ikut menyanyikan

lagu namun tidak merespon stimulus yang diberikan guru)

Skor 2 : Jika siswa kurang aktif pada saat apersepsi (ikut menyanyikan

lagu namun tidak serius dan sama sekali tidak mau merespon

stimulus yang diberikan guru saat apersepsi).

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak aktif (sama sekali tidak mau

menyanyi dan merespon pertanyaan atau stimulus saat

apersepsi).

2) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran

Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya memperhatikan pada saat guru

menyampaikan materi dan aktif bertanya, menjawab, menamai,

serta memberikan tanggapan (terjadi interaksi), dan

mengerjakan setiap tugas.

Skor 4 : Jika siswa memperhatikan saat guru menyampaikan materi dan

sesekali mau bertanya, menjawab, serta menamai memberikan

tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.

Skor 3 : Jika siswa hanya memperhatikan saat guru menyampaikan

materi dan sama sekali tidak mau bertanya, menjawab, serta

memberikan tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.

Page 211: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

204

Skor 2 : Jika siswa kurang memperhatikan serta kurang fokus saat guru

menyampaikan materi dan sama sekali tidak mau bertanya,

menjawab, menamai serta memberikan tanggapan.

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak memperhatikan guru saat

menyampaikan materi (sibuk beraktivitas sendiri seperti

berbicara atau membuat gaduh).

3) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran

Skor 5 : Jika siswa tampak bersungguh-sungguh dan menunjukkan

adanya kesenangan dalam mengerjakan setiap tugas yang

diberikan; tampak antusias, senang serta bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk, secara

sukarela membacakan pekerjaan yang dibuat).

Skor 4 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru serta

tampak bersemangat dan antusias dalam mengikuti

pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk).

Skor 3 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan namun

kurang bersemangat dan antusias dalam pembelajaran (kurang

serius).

Skor 2 : Jika siswa hanya sekedar mengerjakan tugas yang diberikan dan

terlihat tidak bersemangat dalam pembelajaran (ogah-ogahan,

meletakkan kepala di meja).

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak mau mengerjakan tugas yang

diberikan dan sama sekali tidak bersemangat (tampak bosan,

tertidur).

Page 212: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

205

Surakarta, Februari 2011

Guru Kolaborator, Peneliti

Katrin Kusala, S. Pd Rininta Citra Ayu Sari

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Sri Djoko Widodo, S. H. M. H

NIP 195107 196712 1 002

Page 213: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

206

Puisi

Generasi Sekarang

Di atas puncak gunung fantasi

Berdiri aku dan dari sana memandang ke bawah ke tempat berjuang

Generasi sekarang di padang masa

Menciptakan kemegahan baru

Panteon keindahan di Indonesia

yang akan menjadi kenang-kenangan pada zamannya dalam dunia

Bersorak jiwaku girang gemirang melihat bendera berkibar-kibar

Tamsil kegembiraan limpah melimpah dalam kencana sinar suminar

Sebagai angkatan kapal terbang gembira dahsyat getarkan udara

Begitulah angkatan zaman sekarang

Dunia raya penuh suara

Dan jiwaku mesra tau…

Generasi sekarang pasti kan menang

Akan meninggalkan berkas dan jejak

Dalam riwayat abadi dan terang.

Karya: Asmara Hadi

Ket :

Panteon = Kuil tempat pemujaan dewa-dewa.

Tamsil = persamaan sebagai umpama atau ibarat.

Jawaban:

1. Pahamilah teks puisi yang dibagikan kemudian tentukan:

a. Tema

b. Perasaan

c. Suasana

d. Pesan

Page 214: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

207

2. Berilah tanda/anotasi pada teks puisi sesuai dengan pemahamanmu terhadap

isi puisi tersebut.

Puisi

Generasi Sekarang

Di atas puncak gunung fantasi

Berdiri aku dan dari sana memandang ke bawah ke tempat berjuang

Generasi sekarang di padang masa

Menciptakan kemegahan baru

Panteon keindahan di Indonesia

yang akan menjadi kenang-kenangan pada zamannya dalam dunia

Bersorak jiwaku girang gemirang melihat bendera berkibar-kibar

Tamsil kegembiraan limpah melimpah dalam kencana sinar suminar

Sebagai angkatan kapal terbang gembira dahsyat getarkan udara

Begitulah angkatan zaman sekarang

Dunia raya penuh suara

Dan jiwaku mesra tau…

Generasi sekarang pasti kan menang

Akan meninggalkan berkas dan jejak

Dalam riwayat abadi dan terang

Karya: Asmara Hadi

Page 215: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

208

Lampiran 22. Daftar Penilaian Proses Membaca Puisi Siklus 1

No Nama Siswa Keaktifan

Siswa

selama

apersepsi

Keaktifan dan

perhatian siswa pada

saat guru

menyampaikan

materi

Minat dan

motivasi siswa

saat mengikuti

kegiatan

pembelajaran

Skor Nilai Ket.

1 Abi Fernanda Majid 2 2 2 6 40 BT

2 Aldila Tri Warsisso 3 3 3 9 60 BT

3 Aprilia Nurul Fatimah 4 4 4 12 80 T

4 Bagas Aji Saputro 4 3 3 10 66,66 BT

5 Catur Wulandari 3 3 4 10 66,66 BT

6 Dody Arya Nugraha 2 4 3 9 60 BT

7 Faradila Gita Intan P 4 4 4 12 80 T

8 Feri Endah Suryan 3 3 4 10 66,66 BT

9 Ikhsan Ananto W 3 3 3 9 60 BT

10 Ipho Dhanys P 4 2 2 8 53,33 BT

11 Ipunk Divos Vorenso 2 3 3 8 53,33 BT

12 Krisnatalia Sukma N 4 4 4 12 80 T

13 K Dewi Al Aminsyah 3 5 4 12 80 T

14 Linda Ayu Ningsih 4 4 4 13 86,6 T

15 Meyla Krisia 4 4 4 13 86,6 T

16 Monica Rachmawati 4 4 4 12 80 T

17 Mukharomah Nur MS 4 5 3 12 80 T

18 Mukhtar Khairudin A 2 3 3 8 53,33 BT

19 Nanda Maulana W 4 4 5 13 86,6 T

20 Niccolast Adnandito S 3 3 2 8 53,33 BT

21 Nina Indriyani 5 3 4 12 80 T

22 Rahadrian Satrio Ajie 4 2 2 8 53,33 BT

23 Rivan Aditya Pradana 3 4 3 10 66,66 BT

24 Roisyah A 4 4 4 12 80 T

25 Rona Wahyu Wijaya 2 3 3 9 60 BT

26 Rosella Ayu Neny 4 4 4 12 80 T

27 Siska Mutia Ardani 3 4 4 11 73,33 BT

28 Stanislaus Agung V 2 2 2 6 40 BT

29 Syandi Kresna Dwi A 2 2 2 6 40 BT

30 Tri Solikhati Pamuji 3 3 3 9 60 BT

31 Yodheta Apriliasari 3 4 4 11 60 BT

Page 216: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

209

Lampiran 23. Daftar Penilaian Hasil Membaca Puisi Siklus 1

No Nama siswa Aspek yang Dinilai Skor Nilai Ket

Irama Volume

Suara

Mimik Kinesik

1 Abi Fernanda Majid 1 1 2 1 5 31,25 BT

2 Aldila Tri Warsisso 3 3 3 3 12 75 T

3 Aprilia Nurul Fatimah 3 4 3 2 12 75 T

4 Bagas Aji Saputro 3 3 3 2 11 68,75 BT

5 Catur Wulandari 3 3 2 3 11 68,75 BT

6 Dody Arya Nugraha 2 2 2 2 8 50 BT

7 Faradila Gita Intan Pratiwi 3 4 3 4 14 87,5 T

8 Feri Endah Suryan 3 3 3 3 12 75 T

9 Ikhsan Ananto W 3 3 3 2 11 68,75 BT

10 Ipho Dhanys Priyambodo 2 3 2 1 8 50 BT

11 Ipunk Divos Vorenso 3 3 3 2 11 68,75 BT

12 Krisnatalia Sukma Nigita 3 3 3 3 12 75 T

13 K. Dewi Al Aminsyah 3 3 2 2 10 62,5 BT

14 Linda Ayu Ningsih 4 3 3 2 12 75 T

15 Meyla Krisia 3 4 3 3 13 81,2 T

16 Monica Rachmawati 3 4 3 3 13 81,2 T

17 Mukharomah Nur MS 3 3 3 3 12 75 T

18 Mukhtar Khairudin Anwar 2 3 3 2 10 62,5 BT

19 Nanda Maulana W 4 4 3 3 14 87,5 T

20 Niccolast Adnandito S 2 3 3 2 10 62,5 BT

21 Nina Indriyani 4 4 3 3 14 87,5 T

22 Rahadrian Satrio Ajie 3 3 3 2 11 68,75 BT

23 Rivan Aditya Pradana 3 3 3 2 11 68,75 BT

24 Roisyah Ashashaddiqah 4 4 3 3 14 87,5 T

25 Rona Wahyu Wijaya 3 3 3 3 12 75 T

26 Rosella Ayu Neny 3 4 3 3 13 81,2 T

27 Siska Mutia Ardani 3 3 3 3 12 75 T

28 Stanislaus Agung V 1 2 1 1 5 31,25 BT

29 Syandi Kresna Dwi A 2 3 3 2 10 62,5 BT

30 Tri Solikhati Pamuji 2 2 2 2 8 50 BT

31 Yodheta Apriliasari 2 2 2 2 8 50 BT

Keterangan

BT = Belum Tuntas

T = Tuntas

Pada tindakan siklus I sebanyak 15 siswa (48,38 %) mendapatkan nilai 74 dan dinyatakan

tuntas.

Page 217: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

210

Lampiran 24. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus 1

No Aktivitas dalam Pembelajaran Presentase

Siklus I Siklus II Siklus III

1. Siswa aktif selama apersepsi 45,16 %

2. Siswa aktif dan perhatian saat

kegiatan pembelajaran

48,38 %

3. Siswa berminat dan memiliki

motivasi saat kegiatan

pembelajaran

48,38 %

4. Siswa mampu membaca puisi

dengan baik (ketuntasan hasil

belajar membaca puisi mendapat

nilai 74)

48,38 %

Page 218: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

211

Lampiran 25. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus 1

Siklus : (I/II/III)

Nama Guru : Katrin Kusala, S. Pd.

Hari/Tanggal : 9 dan 12 Maret 2011

Waktu : 10.00 - 11.20

No Aspek Keterangan

1. Materi

Interest (menarik)

Ketertarikan siswa sudah mulai

terlihat pada materi yang

disampaikan guru karena pada

saat memberikan materi guru

lebih banyak disertai tanya jawab.

2. Modal Kesiapan:

a. Gerak:

1) Posisi guru waktu

menjelaskan

2) Posisi guru saat menulis

3) Mimik guru waktu

menjelaskan

b. Suara:

1) Kekuatan/kekerasan

2) Intonasi lagu

3) Tekanan bicara pada hal yang

penting

c. Titik perhatian:

1) Pandangan guru terhadap

siswa

2) Interaksi bertemu pandang

guru-siswa

3) Perhatian guru waktu

menjelaskan materi

d. Isyarat Verbal

1) Ucapan reward

2) Ucapan punishment

e. Waktu selang:

1) Ucapan

2) Diam produktif

Posisi guru saat memberikan

materi berdiri namun lebih sering

hanya berada di depan (tidak

berjalan mengelilingi siswa).

Guru diam atau saat menulis guru

tidak dengan menjelaskan.

Dengan ekspresi wajah datar dan

terlihat tegas

(Keras/jelas/lemah)*

(Naik turun/menarik/datar)*

(Ada/sebagian kecil/tidak ada)*

(Menyeluruh/sebagian)*

(Ada/tidak ada)*

(Siswa/papan tulis/benda lain)*

(Ada/tidak ada)* Sesuai dengan

prinsip rayakan

(Ada/tidak ada)*

(Ada/tidak ada)*

Kata perkata yang diucapkan guru

berganti dalam waktu kurang

lebih 1 detik

Hanya berlangsung sebentar dan

diam ini digunakan guru sebagai

jeda di sela-sela menjelaskan

materi

Page 219: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

212

3. Keterampilan Operasional

a. Membuka Pelajaran:

1) Membuka dengan salam

2) Memberikan sedikit pengantar

untuk menumbuhkan interest

siswa pada materi yang akan

dipelajari

3) Menjelaskan tujuan dan

penilaian materi secara rinci

b. Mendorong dan melibatkan siswa:

1) Guru mengajukan

pertanyaan/persoalan agar

dijawab/dipecahkan oleh

siswa

2) Memberikan kesempatan pada

siswa untuk berpendapat.

c. Mengajukan pertanyaan:

1) Pertanyaan ditujukan pada

seluruh siswa di kelas

2) Setiap siswa mempunyai

kesempatan yang sama untuk

diberi pertanyaan/menjawab

3) Suasana bertanya-jawab

4) Apabila tidak ada siswa yang

menjawab soal dan perhatian

dialihkan pada siswa lain

5) Pertanyaan yang diajukan

sesuai dengan pokok penting

yang harus diketahui siswa

dan tujuan pembelajaran

6) Pertanyaan untuk siswa yang

tidak memperhatikan

d. Menggunakan isyarat non-verbal

1) Gerakan guru yang dapat

mendukung kejelasan materi

Ya (Selamat pagi anak-anak)

Ya (Guru mengawali apersepsi

dengan mengajak siswa untuk

menyanyikan lagu perjuangan dan

keterkaitan lagu dan ungkapan

perjuangan)

Tidak

Ya (Guru menanyakan

keterkaitan lagu perjuangan yang

dinyanyikan dengan teks puisi

yang akan dibaca)

Ya (pada sat kegiatan inti dan

evaluasi guru lebih banyak

memberi kesempatan siswa untuk

berpendapat meski baru sebagian

yang bersedia)

Ya

Ya

Siswa sudah mulai menunjukkan

adanya keaktifan meski hanya

sebagian siswa

Ya (karena siswa yang ditunjuk

tidak berani membacakan puisi

maka guru menunjuk siswa lain)

Ya (pertanyaan yang diberikan

guru berhubungan erat dengan

materi)

Ya (siswa yang tidak

memperhatikan ditegur dan diberi

pertanyaan secara tiba-tiba)

Disertai gerakan tangan yang

mendukung materi yang

dijelaskan

Page 220: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

213

2) Mimik guru yang dapat

mendukung kejelasan materi

e. Menanggapi siswa:

1) Memberikan penguatan di

akhir pembelajaran

2) Memberikan jawaban yang

meyakinkan atas pertanyaan

siswa

f. Alokasi waktu

g. Mengakhiri pelajaran:

1) Saran atau nasihat agar siswa

mempelajari lagi di rumah

2) Mengingatkan hal-hal yang

harus dipelajari siswa pada

pertemuan berikutnya

Telah menunjukkan raut wajah

dengan ekspresi yang mendukung

saat menjelaskan materi

Guru belum sepenuhnya

memberikan penguatan pada

siswa

Cukup meyakinkan

(40 menit x 4)

-

-

Hal-Hal Lain

No Pertanyaan Nilai Sikap

A B C D

1. Penguasaan bahan ajar v

2. Hubungan dengan

siswa

v

3. Bahasa yang digunakan v

4. Jawaban terhadap

pertanyaan siswa

v

Peneliti

Rininta Citra Ayu Sari

Page 221: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

214

Lampiran 26. Catatan Lapangan Siklus I

Hari / tanggal : 9 dan 12 Maret 2011

Tempat : Ruang kelas VIIB Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Jaten

Deskripsi :

Siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan, yaitu pada tanggal 9 dan 12

Maret 2011 yang dilaksanakan pada jam kelima dan keenam yakni pukul 10.00 –

11.20. Pada saat memasuki kelas, siswa terlihat belum siap karena belum semua

siswa masuk kelas dan sebagian lagi masih berkerumun di depan kamar mandi

siswa. Guru pun memberikan waktu beberapa saat pada siswa untuk masuk kelas.

Guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan kondisi

siswa. Guru juga mengabsen semua siswa dsan menanyakan siapa siswa yang

tidak masuk sekolah pada hari itu. Kemudian guru meminta siswa untuk

menyanyikan lagu ”Sorak-Sorak Bergembira” bersama-sama sambil bertepuk

tangan. Semua siswa terlihat bersemangat dalam menanyikan lagu perjuangan

tersebut. Selanjutnya guru menanyakan keterkaitan antara lagu tersebut dan teks

puisi yang akan dibaca siswa, sebagian siswa terlihat menjawab pertanyaan guru

dengan berbagai jawaban sehingga kelas sedikit gaduh. Guru pun mencoba untuk

menenangkan kelas kembali. Guru pun kembali bertanya pada siswa dan siswa-

siswa pun dapat menjawab bahwa tulisan tersebut merupakan puisi yang

bertemakan perjuangan atau kepahlawanan.

Guru melanjutkan pembelajaran dengan menjelaskan mengenai beberapa cara

membaca puisi yang baik (beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membaca

puisi meliputi bagaimana menggunakan irama, volume suara, mimik, dan kinesik

yang sesuai dengan isi puisi yang dibaca). Dalam siklus I ini guru lebih banyak

mengajar dengan menggunakan metode tanya jawab dan siswa menyambut

pertanyaan guru tersebut dengan cukup antusias. Beberapa siswa terlihat antusias

memberikan jawaban atas pertanyaan dan merespon pertanyaan guru. Setelah itu,

guru memperdengarkan sebuah pembacaan puisi melalui video yang telah

dipersiapkan sebelumnya serta membagikan teks puisi pada masing-masing siswa.

Page 222: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

215

Hampir semua siswa terlihat mendengarkan pembacaan puisi tersebut sambil

mencermati teks puisi yang dipegangnya. Namun ada beberapa anak yang terlihat

kurang memperhatikan dan menolah-noleh, guru pun menegur siswa tersebut.

Setelah guru memberikan contoh pembacaan puisi, kemudian siswa diberi waktu

untuk memahami puisi tersebut. Guru membagi siswa secara berkelompok,

masing-masing kelompok 2 orang yang didasarkan pada teman sebangku (teman

satu meja), kemudian guru menugaskan untuk memahami isi puisi (termasuk

tema, amanat, suasana, dan perasaan di dalam puisi) serta belajar membaca puisi

melalui kegiatan mendengarkan video pembacaan puisi. Pada saat itu, siswa

menjadi gaduh dan terlihat masih bingung terhadap tugas yang diberikan guru.

Guru pun menenangkan serta membimbing siswa dan mulai mengarahkan agar

setiap kelompok menjawab pertanyaan di lembar jawab yang sudah dibagikan

tersebut dan memaknainya. Siswa pun terlihat lebih tenang setelah dibimbing

guru. Akhirnya, guru bersama-sama dengan siswa mengevaluasi tugas yang telah

dikerjakan.

Guru kemudian kembali melakukan tanya jawab dengan siswa. ”Mengapa

generasi muda seperti kita harus berjuang untuk bangsa dan negara?”, ”agar nera

kita maju buk”, jawab beberapa siswa. ”Iya, benar selain itu agar bangsa dan

negara kita tetap terjaga persatuan dan kesatuannya, tambah bu guru. Guru pun

melanjutkan perkataannya ”Sekarang coba kalian melihat teks puisi yang sudah

dibagikan”. Ada juga beberapa siswa yang terlihat tidak mendengarkan dan

merespon. Guru melanjutkan bahwa siswa dapat melihat video pembacaan puisi di

layar. Setelah selesai melihat, guru bertanya “Ada yang ingin ditanyakan?”.

Kemudian seorang siswa terlihat mengacungkan jari dan berkata, “Bu, pemberian

anotasinya bagaimana”. “sesuai dengan materi yang sudah ibu catatkan tadi”,

jawab guru. Beberapa siswa masih terlihat kesulitan, namun sebagian besar siswa

mulai mengerjakan tugas sambil sesekali melihat catatan dan pembacaan puisi.

Page 223: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

216

Pada siklus ini ada tiga orang siswa pertama yang membacakan karyanya di depan

kelas sedangkan siswa lain diminta untuk memberikan penilaian terhadap puisi

yang telah dibacakan. Sebagian siswa berpendapat bahwa puisi yang dibacakan

tersebut sudah baik namun mimik dan kinesik kurang ditunjukkan. Guru

kemudian memberikan reward pada tiga orang siswa karena telah berani dan

dapat membacakan puisi dengan baik serta diikuti dengan tepuk tangan dari siswa

lain. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.

Diakhir pembelajaran guru memberikan tugas rumah pada siswa agar

memperbaiki tugas yang telah diberikan tadi di rumah. Kemudian pada pertemuan

berikutnya, semua siswa diminta untuk membacakan puisinya di depan kelas.

Refleksi:

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini memiliki beberapa kelemahan, yakni (1)

guru kurang dapat memantau siswa secara keseluruhan karena posisi guru hanya

berada pada titik tertentu saja pada saat mengajar sehingga kurang menyeluruh

atau tidak menjangkau siswa yang ada dibagian belakang; (2) guru masih terkesan

agak kaku dalam pembelajaran sehingga suasana pembelajaran agak terasa kaku

dan tegang; (3) pada saat evaluasi guru belum sepenuhnya memberikan penguatan

pada hasil pekerjaan yang telah dibuat siswa; (4) siswa belum dapat terkondisikan

dengan baik sehingga saat pembelajaran berlangsung masih terlihat gaduh; (5)

sebagian siswa keaktifannya masih kurang terutama dalam menjawab pertanyaan

yang diberikan atau menanggapi stimulus yang diberikan guru.

Page 224: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

217

Lampiran 27

Dokumentasi Pembelajaran Membaca Puisi Siklus I

Guru sedang mengajar materi membaca puisi

Siswa belum sepenuhnya fokus pada saat pembelajaran

Page 225: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

218

Sebagian siswa masih kurang berkonsentrasi saat guru memberikan materi

Beberapa siswa juga tampak belum menikmati pembelajaran

Page 226: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

219

LAMPIRAN

SIKLUS II

Page 227: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

220

Lampiran 29. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : VII Bahasa/II

Alokasi Waktu : 80 menit (2 jam pelajaran)

Standar Kompetensi :

Membaca

15. Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita

anak.

Kompetensi Dasar :

15.1 Membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik,

kinesik yang sesuai dengan isi puisi.

Indikator :

1. Peserta didik mampu memahami tema, perasaan, suasana, dan pesan

penyair dalam puisi agar lebih menghayati isi puisi saat dibaca.

2. Peserta didik mampu membaca indah puisi dengan menggunakan irama,

volume suara, mimik, kinesik yang sesuai dengan isi puisi.

Tujuan Pembelajaran :

Peserta didik dapat membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume

suara, mimik, kinesik yang sesuai dengan isi puisi.

Pendekatan dan Metode Pembelajaran :

Pendekatan Pembelajaran : Quantum

Metode Pembalajaran : TANDUR (Tanamkan, Alami, Namai,

Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan)

Page 228: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

221

1. Tanya jawab

2. Ceramah

3. Inkuiri

4. Penugasan

5. Demonstrasi

6. Diskusi

Materi Pembelajaran :

Pengertian Puisi

Puisi merupakan bentuk karya sastra yang paling tua. Puisi tidak hanya

dipergunakan untuk penulisan karya-karya besar, tetapi puisi juga sangat erat

hubungannya dalam kehidupan sehari-hari.

Puisi juga merupakan wacana berbentuk ekspresi yang berisi unsure-unsur emosi,

imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata

kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur baur. Puisi merupakan

jenis/genre sastra yang paling pekat dan padat.

Ciri- ciri Puisi

1) Pamadatan bahasa

Bahasa dipadatkan agar membentuk larik dan bait yang sama sekali

berbeda hakikatnya.

2) Pemilihan kata khas

Kata-kata yang dipilih penyair dipertimbangkan betul dari berbagai aspek

dan efek pengucapannya. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam

pemilihan kata-kata adalah sebagai berikut :

a) Makna kias

Makna kias adalah makna yang bukan sebenanya atau disebut pula

dengan makna konotatif.

b) Lambang

Lambang adalah suatu pola arti, sehingga antara apa yang dikatakan

dan apa yang dimaksudkan terjadi hubungan asosiasi. Lambang sendiri

tidak langsung menunjukkan sesuatu.

Page 229: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

222

c) Persamaan bunyi atau rima

Kemiripan bunyi antara suku-suku kata.

3) Kata Konkret

Penyair ingin menggambarkan sesuatu secara lebih konkret. Bagi penyair

mungkin dirasa lebih jelas karena lebih konkret, namun pembaca sering lebih

sulit ditafsirkan maknanya.

4) Pengimajian

Penyair juga menciptakan pengimajian (pencitraan) dalam puisinya.

Pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas atau

memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair.

5) Irama (Ritme)

Irama (ritme) berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan

kalimat. Dalam puisi, irama berupa pengulangan yang teratur suatu baris puisi

yang menimbulkan gelombang serta menciptakan keindahan.

6) Tata Wajah

Puisi yang mementingkan tata wajah, menciptakan puisi seperti gambar,

disebut dengan puisi konkret karena tata wajahnya membentuk gambar yang

mewakili maksud tertentu.

Hal-hal yang Diungkapkan Penyair

1. Tema Puisi

Tema adalah gagasan pokok (subject-matter) yang dikemukakan oleh

penyair melalui puisinya. Tema mengacu pada penyair. Tema yang banyak

terdapat dalam puisi adalah tema ketuhanan, kemanusiaan, cinta, patriotisme,

perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan, kritik sosial, demokrasi, dan

tema kesetiakawanan.

2. Nada dan Suasana Puisi

Puisi juga mengungkapkan nada dan suasana kejiwaan. Dari sikap itu

terciptalah suasana puisi. Ada puisi yang bernada sinis, protes, menggurui,

memberontak, main-main, serius, patriotik, belas kasih, takut, mencekam,

santai, masa bodoh, pesimis, humor, mencemooh, kharismatik, filosofis,

khusyuk, dan sebagainya.

Page 230: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

223

3. Perasaan dalam Puisi

Puisi mengungkapkan perasaan penyair. Nada dan perasaan penyair akan

dapat ditangkap jika puisi itu dibaca keras dalam deklamasi. Membaca puisi

dengan suara keras akan lebih membantu menemukan perasaan penyair yang

melatarbelakangi terciptanya puisi tersebut.

4. Amanat Puisi

Amanat, pesan atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca

setelah membaca puisi. Amanat dirumuskan sendiri oleh pembaca. Sikap dan

pengalaman pembaca sangat berpengaruh kepada amanat puisi. Meskipun

ditentukan cara pandang pembaca, amanat tidak dapat lepas dari tema dan isi

puisi yang dikemukakan penyair.

Membaca Puisi

Membaca puisi ialah memahami apa yang terdapat dalam puisi atau apa

yang ingin disampaikan penyair lewat puisinya. Membaca puisi tidak hanya

menyuarakan lambang-lambang bahasa saja, tetapi lebih dari pada itu. Membaca

puisi pada hakikatnya menyuarakan kembali apa yang pernah dirasakan,

dipikirkan, atau dialami penyairnya. Oleh karena itu, pembaca puisi sebelumnya

harus menginterpretasikan apa yang ada di balik puisi. Ekspresi dan emosi yang

lahir merupakan hasil interpretasi pembaca terhadap puisi. Sehingga membuat

saat membaca puisi, unsur emosi sangat penting. Jadi, membaca puisi ialah

membaca suatu karya sastra berupa puisi dengan memperhatikan irama, volume

suara, mimik, dan kinesik yang tepat sesuai dengan isi puisi.

Irama adalah suatu gerak yang teratur, suatu rentetan bunyi berulang dan

menimbulkan variasi bunyi yang menciptakan gerak yang hidup. Irama dalam

bahasa ialah pergantian naik-turun, panjang-pendek, keras-lembut ucapan bunyi

bahasa dengan teratur. Berdasarkan itu, irama dapat diartikan sebagai pergantian

berturut-turut secara teratur. Irama dapat dibagi menjadi dua bentuk: ritme dan

metrum. Metrum adalah irama yang tetap, artinya pergantiannya sudah tetap

disebabkan oleh jumlah suku kata yang sudah tetap, sehingga alun suara menjadi

tetap. Apabila pertentangan bunyi mengalun dengan teratur, tetapi tidak

Page 231: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

224

merupakan jumlah suku kata yang tetap dan hanya menjadi gema dari dendang

penyair dan deklamator, maka irama tersebut disebut ritma

Volume suara adalah kekerasan suara yang dihasilkan pembaca puisi.

Volume suara pada saat membacakan sebuah puisi sebaiknya disesuaikan dengan

situasi. Volume pun bisa berubah dari berbisik, lantang, hingga teriak yang

bertujuan untuk mengekspresikan atau menggugah emosi pendengar.

Mimik atau action dalam sebuah deklamasi puisi sangat besar

pengaruhnya terhadap pembentukan suasana pembacaan puisi. Seorang pembawa

puisi yang berhasil ia akan mengemukan sesuatu action atau mimik itu sesuai

dengan perkembangan kata demi kata dalam tiap baris dan tidak bertentangan

dengan jiwa dan isi kata-kata kalimat dalam puisi.

kinesik adalah ilmu yang mempelajari isyarat yang menggunakan berbagai

bagian tubuh. Kinesik terdiri dari ekspressi wajah, sikap tubuh, gerakan jari-

jemari, tangan, lengan, pundak, goyangan pinggul, dan gelengan kepala.

Langkah-langkah Pembelajaran :

Pertemuan Pertama

No Kegiatan Alokasi

Waktu

Metode yang digunakan

1 Kegiatan Awal :

a. Guru memberi salam,

mengkondisikan kelas, dan

mengecek presensi peserta didik.

b. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai

yaitu membaca indah puisi

dengan menggunakan irama,

volume suara, mimik, kinesik

yang sesuai dengan isi puisi.

c. Guru memulai apresepsi dengan

meminta siswa untuk

10 menit (T=Tanamkan)

Page 232: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

225

menyanyikan lagu yang sudah

dipilih sendiri oleh siswa sambil

bertepuk tangan.

2 Kegiatan Inti:

a. Guru menyampaikan kembali

materi puisi disertai beberapa

cara membaca puisi yang lebih

sederhana. Dilakukan tanya

jawab dengan siswa sehingga

siswa terarah untuk dapat

menyatakan pendapat tentang

pertanyaan dari guru dan materi

yang telah disampaikan guru.

b. Guru membagikan trankrip puisi

yang berjudul “Aku” karya

Chairil Anwar. Transkrip juga

disertai lembar pertanyaan dan

jawab untuk siswa (tes untuk

siswa secara tulis).

c. Guru menampilkan narasumber

yang sudah dipersiapkan. Setelah

narasumber selesai membaca

puisi, narasumber bertanya jawab

dengan siswa mengenai

pembacaan puisinya.

d. Siswa kembali menerima

penjelasan dari guru bahwa

pengalaman-pengalaman yang

baru saja dilihatnya adalah sebuah

pembacaan indah puisi dengan

20 menit

(A = Alami).

(N = Namai)

(D = Demonstrasikan)

Page 233: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

226

menggunakan irama, volume

suara, mimik, dan kinesik yang

sesuai dengan isi puisi.

3 Kegiatan Penutup :

a. Guru meminta siswa menjawab

pertanyaan di lembar kerja yang

sudah dibagikan bersama

kelompok (teman sebangku).

b. Guru memberikan kesempatan

siswa untuk menanyakan hal-hal

yang kurang jelas.

c. Guru memberikan tugas rumah

untuk memperbaiki jawaban

pertanyaan pada lembar kerja

tersebut.

d. Guru menutup pelajaran dengan

menyanyikan lagu sambil

bertepuk tangan.

10 menit

Page 234: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

227

Pertemuan kedua

No Kegiatan Alokasi

Waktu

Metode yang digunakan

1 Kegiatan Awal :

a. Guru memberi salam,

mengkondisikan kelas, dan

mengecek presensi siswa.

b. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai

yaitu membaca indah puisi

dengan menggunakan irama,

volume suara, mimik, kinesik

yang sesuai dengan isi puisi.

c. Guru melakukan apersepsi dengan

mengulang sekilas materi yang

telah disampaikan melalui tanya

jawab.

5 menit (U = Ulangi)

2 Kegiatan Inti

a. Guru meminta setiap siswa

mengeluarkan tugas pada

pertemuan sebelumnya.

b. Guru meminta peserta didik

untuk membaca indah puisi

dengan menggunakan irama,

volume suara, mimik, kinesik

yang sesuai dengan isi puisi di

depan kelas satu persatu.

(diselingi dengan diskusi

pembacaan puisi)

c. Setelah semua siswa mendapat

30 menit

Page 235: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

228

giliran membaca indah, bersama

guru memilih siswa dengan

pembacaan puisi terbaik.

d. Guru memberikan pujian atau

reward sebagai penghargaan

kepada siswa.

(R = Rayakan)

3 Kegiatan Penutup :

a. Guru bersama siswa melakukan

refleksi dan menyimpulkan

kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan.

b. Guru memberikan kesempatan

siswa untuk menanyakan hal-hal

yang kurang jelas.

c. Guru menutup pelajaran dengan

menyanyikan lagu sambil

bertepuk tangan.

5 menit

Sumber Belajar

4. LKS

5. Herman J. Waluyo. 2003. Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia.

6. Maria Utami. 2010. Mamilih Puisi, Membangun Karakter. Semarang:

bandunganInstitut.

Media

4. Materi disajikan dengan media Power Point melalui LCD.

5. Traskrip puisi berjudul ” Aku ”, yang dibagikan pada siswa.

Penilaian / Evaluasi :

Jenis Tes : tes lisan (membaca indah puisi) dan tertulis

(pemahaman dalam bentuk tema, perasaan,

suasana, dan pesan puisi)

Page 236: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

229

1. Bentuk Tes

a. teknik : tes unjuk kerja (lisan) dan produk (tertulis)

b. bentuk instrumen : tes praktik

c. Soal :

1) Pahamilah teks puisi yang dibagikan kemudian tentukan:

e. Tema

f. Perasaan

g. Suasana

h. Pesan

2) Bacalah puisi tersebut di depan kelas dengan menggunakan irama,

volume suara, mimik, kinesik yang sesuai dengan isi puisi.

b. Kunci Jawaban

Terlampir

3) Penilaian Hasil

Penilaian Hasil Pembelajaran

No Nama siswa Aspek yang Dinilai Skor Nilai

Irama Volume

Suara

Mimik Kinesik

(Diadopsi dari Sarwiji Suwandi, 2010 : 78)

Pedoman Penskoran

No Aspek yang dinilai Skor

1. Penggunaan Irama

Penggunaan irama baik dan dapat menciptakan keindahan

Penggunaan irama cukup baik dan cukup dapat

menciptakan keindahan

Penggunaan irama kurang baik dan kurang dapat

menciptakan keindahan

Belum dapat menggunakan irama dengan baik

(Penggunaan irama sama sekali tidak menciptakan

keindahan)

Skor 1 - 4

4

3

2

1

Page 237: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

230

2. Volume Suara

Volume suara sanagt sesuai dengan isi puisi, suasana,

keberadaan pendengar, dan setting pembacaan puisi

Volume suara cukup sesuaidengan isi puisi, suasana,

keberadaan pendengar, dan setting pembacaan puisi

Volume suara kurang sesuai dengan isi puisi, suasana,

keberadaan pendengar, dan setting pembacaan puisi

Volume suara sama sekali tidak sesuai dengan isi puisi,

suasana, keberadaan pendengar, dan setting pembacaan

puisi

Skor 1 – 4

4

3

2

1

3. Mimik

pengekspresian atau perubahan ekspresi wajah sesuai

dengan isi puisi yang dibaca (sangat menghayati)

ekspresi atau perubahan ekspresi wajah sudah cukup

sesuai dengan isi puisi yang dibaca (cukup menghayati)

ekspresi atau perubahan ekspresi wajah kurang sesuai

dengan isi puisi yang dibaca (kurang menghayati)

ekspresi atau perubahan ekspresi wajah sama sekali tidak

sesuai dengan isi puisi yang dibaca (tidak menghayati)

Skor 1 – 4

4

3

2

1

4. Kinesik

Pemakaian gerakan kecil-kecil dari tangan, anggota badan

atau wajah sesuai dengan isi puisi yang dibaca

Pemakaian gerakan kecil-kecil dari tangan, anggota badan

atau wajah cukup sesuai dengan isi puisi yang dibaca

Pemakaian gerakan kecil-kecil dari tangan, anggota badan

atau wajah kurang sesuai dengan isi puisi yang dibaca

Sama sekali tidak menggerakkan tangan, anggota badan

atau wajah sesuai dengan isi puisi yang dibaca

Skor 1 – 4

4

3

2

1

Skor maksimal 1, 2, 3, 4 16

Nilai siswa = skor maksimum siswa X 100

16

2. Bentuk Tes

a. teknik : Tes individu

b. Bentuk instrumen : Tes praktik

c. Soal : (Individu)

Rubrik penilaian proses saat berlangsung pembelajaran membaca indah puisi di

kelas VII-B SMP Negeri I Jaten.

d.Kunci jawaban :

kondisional.

Page 238: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

231

4) Penilaian Proses

Penilaian Proses Pembelajaran

(Diadaptasi dari Sarwiji Suwandi, 2010 : 130)

Pedoman Penskoran

a) Kolom penilaian sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria

berikut.

1 = sangat kurang 4 = baik

2 = kurang 5 = amat baik

3 = cukup

b) Menghitung nilai

Nilai = Skor perolehan siswa x 100 = ....

Skor maksimal (15)

c) Keterangan diisi dengan kriteria berikut.

(7) Nilai = 10 – 29 sangat kurang (4) Nilai = 70 – 89 baik

(8) Nilai = 30 – 49 kurang (5). Nilai = 90 – 100 sangat baik

(9) Nilai = 50 – 69 cukup

1) Keaktifan siswa selama apersepsi

Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya atau sangat aktif selama apersepsi

(menyanyikan lagu dengan semangat dan merespon setiap

stimulus yang diberikan guru saat apersepsi dengan baik)

Skor 4 : Jika siswa aktif selama apersepsi (ikut menyanyikan lagu dan

cukup merespon stimulus yang diberikan guru saat apersepsi)

Skor 3 : Jika siswa cukup aktif pada saat apersepsi (ikut menyanyikan

lagu namun tidak merespon stimulus yang diberikan guru)

No Nama Siswa Keaktifan

siswa

selama

apersepsi

Keaktifan dan

perhatian

siswa pada

saat guru

menyampaika

n materi

Minat dan

motivasi

siswa saat

mengikuti

kegiatan

pembelajaran

Skor Nilai Ket.

Page 239: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

232

Skor 2 : Jika siswa kurang aktif pada saat apersepsi (ikut menyanyikan

lagu namun tidak serius dan sama sekali tidak mau merespon

stimulus yang diberikan guru saat apersepsi).

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak aktif (sama sekali tidak mau

menyanyi dan merespon pertanyaan atau stimulus saat

apersepsi).

2) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran

Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya memperhatikan pada saat guru

menyampaikan materi dan aktif bertanya, menjawab, menamai,

serta memberikan tanggapan (terjadi interaksi), dan

mengerjakan setiap tugas.

Skor 4 : Jika siswa memperhatikan saat guru menyampaikan materi dan

sesekali mau bertanya, menjawab, serta menamai memberikan

tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.

Skor 3 : Jika siswa hanya memperhatikan saat guru menyampaikan

materi dan sama sekali tidak mau bertanya, menjawab, serta

memberikan tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.

Skor 2 : Jika siswa kurang memperhatikan serta kurang fokus saat guru

menyampaikan materi dan sama sekali tidak mau bertanya,

menjawab, menamai serta memberikan tanggapan.

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak memperhatikan guru saat

menyampaikan materi (sibuk beraktivitas sendiri seperti

berbicara atau membuat gaduh).

3) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran

Skor 5 : Jika siswa tampak bersungguh-sungguh dan menunjukkan

adanya kesenangan dalam mengerjakan setiap tugas yang

diberikan; tampak antusias, senang serta bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk, secara

sukarela membacakan pekerjaan yang dibuat).

Page 240: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

233

Skor 4 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru serta

tampak bersemangat dan antusias dalam mengikuti

pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk).

Skor 3 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan namun

kurang bersemangat dan antusias dalam pembelajaran (kurang

serius).

Skor 2 : Jika siswa hanya sekedar mengerjakan tugas yang diberikan dan

terlihat tidak bersemangat dalam pembelajaran (ogah-ogahan,

meletakkan kepala di meja).

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak mau mengerjakan tugas yang

diberikan dan sama sekali tidak bersemangat (tampak bosan,

tertidur).

Surakarta, April 2011

Guru Kolaborator, Peneliti

Katrin Kusala, S. Pd Rininta Citra Ayu Sari

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Sri Djoko Widodo, S. H. M. H

NIP 195107 196712 1 002

Page 241: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

234

Aku

Kalau sampai waktuku

Ku mau tak seorang kan merayu

Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku,

Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari berlari hingga hilang pedih perih

Dan aku akan lebih tidak peduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Karya: Chairil Anwar

Page 242: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

235

Lembar pertanyaan :

1) Pahamilah teks puisi yang dibagikan kemudian tentukan:

e. Tema

f. Perasaan

g. Suasana

h. Pesan

Lembar Jawab :

Page 243: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

236

Lampiran 30. Daftar Penilaian Proses Membaca Puisi Siklus II

No Nama Siswa Keaktifan

Siswa

selama

apersepsi

Keaktifan dan

perhatian siswa

pada saat guru

menyampaikan

materi

Minat dan

motivasi siswa

saat

mengikuti

kegiatan

pembelajaran

Skor Nilai Ket.

1 Abi Fernanda Majid 2 2 2 6 40 BT

2 Aldila Tri Warsisso 3 3 3 9 60 BT

3 Aprilia Nurul Fatimah 4 4 4 12 80 T

4 Bagas Aji Saputro 4 3 3 10 66,66 BT

5 Catur Wulandari 4 4 4 12 80 T

6 Dody Arya Nugraha 2 4 3 9 60 BT

7 Faradila Gita Intan P 4 4 4 12 80 T

8 Feri Endah Suryan 4 3 5 12 80 T

9 Ikhsan Ananto W 4 5 3 12 80 T

10 Ipho Dhanys P 4 2 2 8 53,33 BT

11 Ipunk Divos Vorenso 2 3 3 8 53,33 BT

12 Krisnatalia Sukma N 4 4 4 12 80 T

13 K Dewi Al Aminsyah 3 5 4 12 80 T

14 Linda Ayu Ningsih 4 4 4 13 86,6 T

15 Meyla Krisia 4 4 4 13 86,6 T

16 Monica Rachmawati 4 4 4 12 80 T

17 Mukharomah Nur MS 4 5 3 12 80 T

18 Mukhtar Khairudin A 2 3 3 8 53,33 BT

19 Nanda Maulana W 4 4 5 13 86,6 T

20 Niccolast Adnandito S 3 3 2 8 53,33 BT

21 Nina Indriyani 5 3 4 12 80 T

22 Rahadrian Satrio Ajie 4 2 2 8 53,33 BT

23 Rivan Aditya Pradana 3 4 3 10 66,66 BT

24 Roisyah A 4 4 4 12 80 T

25 Rona Wahyu Wijaya 2 3 3 9 60 BT

26 Rosella Ayu Neny 4 4 4 12 80 T

27 Siska Mutia Ardani 3 5 4 12 80 T

28 Stanislaus Agung V 2 2 2 6 40 BT

29 Syandi Kresna Dwi A 2 2 2 6 40 BT

30 Tri Solikhati Pamuji 5 4 3 12 80 T

31 Yodheta Apriliasari 4 4 4 12 80 T

Page 244: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

237

Lampiran 31. Daftar Penilaian Hasil Membaca Puisi Siklus 1I

No Nama siswa Aspek yang Dinilai Skor Nilai Ket

Irama Volume

Suara

Mimik Kinesik

1 Abi Fernanda Majid 2 2 1 1 6 37,5 BT

2 Aldila Tri Warsisso 4 3 3 3 13 81,25 T

3 Aprilia Nurul Fatimah 3 4 3 3 13 81,25 T

4 Bagas Aji Saputro 3 4 3 2 12 75 T

5 Catur Wulandari 3 3 3 3 12 75 T

6 Dody Arya Nugraha 2 2 1 1 6 37,5 BT

7 Faradila Gita Intan Pratiwi 4 4 3 4 15 93,75 T

8 Feri Endah Suryan 3 4 2 3 12 75 T

9 Ikhsan Ananto W 3 4 3 2 12 75 T

10 Ipho Dhanys Priyambodo 3 3 3 3 12 75 T

11 Ipunk Divos Vorenso 3 4 3 3 13 81,25 T

12 Krisnatalia Sukma Nigita 3 3 3 3 12 75 T

13 K. Dewi Al Aminsyah 2 4 3 2 11 68,75 BT

14 Linda Ayu Ningsih 2 3 2 2 9 56,25 BT

15 Meyla Krisia 4 3 3 3 13 81,25 T

16 Monica Rachmawati 4 4 3 3 14 87,5 T

17 Mukharomah Nur MS 4 4 4 3 15 93,75 T

18 Mukhtar Khairudin Anwar 2 3 2 2 11 68,75 BT

19 Nanda Maulana W 4 4 3 4 15 93,75 T

20 Niccolast Adnandito S 2 3 2 3 11 68,75 BT

21 Nina Indriyani 4 3 4 4 15 93,75 T

22 Rahadrian Satrio Ajie 3 4 3 2 12 75 T

23 Rivan Aditya Pradana 3 3 3 3 12 75 T

24 Roisyah Ashashaddiqah 4 4 3 4 15 93,75 T

25 Rona Wahyu Wijaya 2 3 2 2 9 56,25 BT

26 Rosella Ayu Neny 4 4 4 3 15 93,75 T

27 Siska Mutia Ardani 3 3 3 3 12 75 T

28 Stanislaus Agung V 2 2 1 1 6 37,5 BT

29 Syandi Kresna Dwi A 3 3 3 2 11 68,75 BT

30 Tri Solikhati Pamuji 2 3 2 2 9 56,25 BT

31 Yodheta Apriliasari 2 3 2 2 9 56,25 BT

Keterangan

BT = Belum Tuntas

T = Tuntas

Pada tindakan siklus II sebanyak 20 siswa (64,51%) dinyatakan tuntas

dengan nilai 74.

Page 245: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

238

Lampiran 32. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus 1I

No Aktivitas dalam Pembelajaran Presentase

Siklus I Siklus II Siklus III

1. Siswa aktif selama apersepsi 45,16 % 61 %

2. Siswa aktif dan perhatian saat

kegiatan pembelajaran

48,38 % 58 %

3. Siswa berminat dan memiliki

motivasi saat kegiatan

pembelajaran

48,38 % 48 %

4. Siswa mampu membaca puisi

dengan baik (ketuntasan hasil

belajar membaca puisi mendapat

nilai 74)

48,38 % 64,51 %

Page 246: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

239

Lampiran 33. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus 1I

Siklus : (I/II/III)

Nama Guru : Katrin Kusala, S. Pd.

Hari/Tanggal : 13 dan 16 April 2011

Waktu : 10.00 - 11.20

No Aspek Keterangan

1. Materi

Interest (menarik)

Ketertarikan siswa sudah mulai

terlihat pada materi yang

disampaikan guru karena pada

saat memberikan materi guru

lebih banyak disertai tanya

jawab.

2. Modal Kesiapan:

a. Gerak:

1). Posisi guru waktu menjelaskan

2). Posisi guru saat menulis

3). Mimik guru waktu

menjelaskan

b. Suara:

1). Kekuatan/kekerasan

2). Intonasi lagu

3). Tekanan bicara pada hal yang

penting

c. Titik perhatian:

1). Pandangan guru terhadap

siswa

2). Interaksi bertemu pandang

guru-siswa

3). Perhatian guru waktu

menjelaskan materi

d. Isyarat Verbal

1). Ucapan reward

2). Ucapan punishment

e. Waktu selang:

1). Ucapan

2). Diam produktif

Posisi guru saat memberikan

materi berdiri namun lebih sering

hanya berada di depan (tidak

berjalan mengelilingi siswa).

Guru diam atau saat menulis

guru tidak dengan menjelaskan.

Dengan ekspresi wajah yang

gembira.

(Keras/jelas/lemah)*

(Naik turun/menarik/datar)*

(Ada/sebagian kecil/tidak ada)*

(Menyeluruh/sebagian)*

(Ada/tidak ada)*

(Siswa/papan tulis/benda lain)*

(Ada/tidak ada)* Sesuai dengan

prinsip rayakan

(Ada/tidak ada)*

Kata perkata yang diucapkan

guru berganti dalam waktu

kurang lebih 1 detik

Hanya berlangsung sebentar dan

diam ini digunakan guru sebagai

Page 247: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

240

jeda di sela-sela menjelaskan

materi

3. Keterampilan Operasional

a. Membuka Pelajaran:

1) Membuka dengan salam

2) Memberikan sedikit pengantar

untuk menumbuhkan interest

siswa pada materi yang akan

dipelajari

3) Menjelaskan tujuan dan

penilaian materi secara rinci

b. Mendorong dan melibatkan siswa:

1). Guru mengajukan

pertanyaan/persoalan agar

dijawab/dipecahkan oleh

siswa

2). Memberikan kesempatan pada

siswa untuk berpendapat.

c. Mengajukan pertanyaan:

1). Pertanyaan ditujukan pada

seluruh siswa di kelas

2). Setiap siswa mempunyai

kesempatan yang sama untuk

diberi pertanyaan/menjawab

3). Suasana bertanya-jawab

4). Apabila tidak ada siswa yang

menjawab soal dan perhatian

dialihkan pada siswa lain

5). Pertanyaan yang diajukan

sesuai dengan pokok penting

yang harus diketahui siswa

dan tujuan pembelajaran

6). Pertanyaan untuk siswa yang

tidak memperhatikan

d. Menggunakan isyarat non-verbal

1). Gerakan guru yang dapat

mendukung kejelasan materi

Ya (Selamat pagi anak-anak)

Ya (Guru mengawali apersepsi

dengan mengajak siswa untuk

menyanyikan lagu yang dipilih

siswa)

Ya

Ya (Guru menanyakan apakah

terdapat hubungan antara lagu

dan puisi)

Ya (pada sat kegiatan inti dan

evaluasi guru lebih banyak

memberi kesempatan siswa

untuk berpendapat, sudah lebih

banyak siswa yang berani

berpendapat)

Ya (untuk diskusi penilaian

pembacaan puisi)

Ya

Siswa sudah mulai menunjukkan

adanya keaktifan meski hanya

sebagian siswa

Ya (karena siswa yang ditunjuk

tidak berani membacakan puisi

maka guru menunjuk siswa lain)

Ya (pertanyaan yang diberikan

guru berhubungan erat dengan

materi membaca puisi)

Ya (siswa yang tidak

memperhatikan ditegur dan

diberi pertanyaan secara tiba-

tiba)

Disertai gerakan tangan yang

mendukung materi yang

Page 248: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

241

2). Mimik guru yang dapat

mendukung kejelasan materi

e. Menanggapi siswa:

1). Memberikan penguatan di

akhir pembelajaran

2). Memberikan jawaban yang

meyakinkan atas pertanyaan

siswa

f. Alokasi waktu

g. Mengakhiri pelajaran:

1). Saran atau nasihat agar siswa

mempelajari lagi di rumah

2). Mengingatkan hal-hal yang

harus dipelajari siswa pada

pertemuan berikutnya

dijelaskan

Telah menunjukkan raut wajah

dengan ekspresi yang

mendukung saat menjelaskan

materi membaca puisi

Guru belum sepenuhnya

memberikan penguatan pada

siswa

Cukup meyakinkan

(40 menit x 4)

-

-

Hal-Hal Lain

No Pertanyaan Nilai Sikap

A B C D

1. Penguasaan bahan ajar v

2. Hubungan dengan

siswa

v

3. Bahasa yang digunakan v

4. Jawaban terhadap

pertanyaan siswa

v

Peneliti

Rininta Citra Ayu Sari

Page 249: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

242

Lampiran 34. Catatan Lapangan Siklus II

Hari/Tanggal : 13 dan 16 April 2011

Tempat : Ruang kelas VIIB Sekolah Menengah Negeri 1 Jaten

Deskripsi :

Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yaitu pada hari Rabu,

13 April dan Sabtu, 16 April 2011 yang keduanya dilaksanakan pada jam kelima

dan keenam yakni pukul 10.00 – 11.20 WIB. Seperti biasanya, jam kelima

dimulai setelah jam keempat selesai diteruskan istirahat pertama, oleh karenanya

meski sudah terdengar bel jam kelima, beberapa anak terlihat masih di luar kelas

dan sebagian lagi masih membawa makanan. Siswa diberikan waktu 5 menit

untuk masuk kelas dan mempersiapkan pelajaran. Setelah guru mengucapkan

salam dan menanyakan kondisi siswa, kemudian guru mengajak siswa untuk

bernyanyi namun sebelumnya guru dan siswa memilih bersama lagu yang akan

dinyanyikan bersama. Terlihat beberapa siswa mulai memberikan pilihan-pilihan

judul lagu yang membuat kelas sedikit gaduh karena secara bersama-sama. Semua

siswa menyanyikannya dengan serentak. Ada beberapa siswa yang terlihat kurang

hafal, namun mereka tetap mengikuti dan menyanyikan lagu tersebut dengan

bertepuk tangan. Guru mengungkapkan bahwa lagu pada dasarnya merupakan

sebuah puisi yang dinyanyikan. Seperti halnya lagu yang telah dinyanyikan guru

dan siswa di awal pembelajaran.

Guru selanjutnya, menanyakan pada siswa mengenai materi membaca

puisi yang sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Guru mengulangi materi

dengan cara yang lebih sederhana. Tampak beberapa siswa terlihat memahami

materi yang disampaikan. Kemudian guru membagikan teks puisi, lembar

pertanyaan, dan lembar jawab untuk siswa. Guru menjelaskan bahwa sebelum

membaca puisi sebaiknya harus memahami isi puisi. Isi puisi berupa tema,

amanat, suasana, dan perasaan yang terdapat di dalam puisi. Guru kemudian

menampilkan seorang narasumber untuk membacakan puisi tersebut di depan

kelas. Pembacaan puisi oleh narasumber membuat siswa fokus terhadap

pembelajaran kemudian narasumber juga bertanya jawab dengan siswa mengenai

Page 250: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

243

cara membaca puisi yang baik. Guru memberikan tugas rumah untuk dibawa saat

di pertemuan selanjutnya dan menutup pelajaran.

Pada pertemuan kedua guru mengulas materi dengan beberapa

pertanyaan pada siswa. Setelah siswa dan guru berdiskusi, guru memberikan

kesempatan pada siswa yang ingin membacakan puisi yang telah dibawa. Seorang

siswa yang bernama Nanda maju membacakan puisi. Mendengar cara membaca

Nanda, siswa-siswa lain tertawa hingga suasana agak gaduh namun guru berusaha

mengkondisikan kelas kembali. Setelah itu guru menanyakan isi puisi tersebut,

ada yang menjawab mengenai semagat manusia, pemberontakan manusia,

keberanian manusia, dan sebagainya. Suasana kelas pun menjadi gaduh. Gurupun

kembali menenangkan siswa bahwa apa yang mereka ungkapan tidak salah.

Guru memandu siswa untuk berlatih membaca puisi. Guru pun bertanya,

“siapa yang mau membaca puisi pertama kali”? Terlihat siswa saling menunjuk

teman-temannya. Suasana ini membuat kelas gaduh penuh dengan canda tawa dan

guru kembali menormalkan keadaan dengan meminta siswa yang memiliki nomor

absen sama dengan tanggal pada hari itu. Siswa yang merasa nomor absennya,

malu-malu maju untuk membaca puisi. Siswa pun terlihat mendengarkan

pembacaan puisi teman-temannya. Pada saat memberikan materi guru lebih

banyak menggunakan metode tanya jawab dan terlihat lebih banyak siswa yang

memperhatikan serta merespon pertanyaan guru daripada saat siklus sebelumnya.

Setelah semua siswa membaca puisi di depan, guru pun meminta siswa

lain untuk memberikan tanggapan mengenai puisi yang telah dibacakan. Dalam

siklus ini lebih banyak siswa yang mau berpendapat, kebanyakan mereka

berpendapat bahwa pembacaan puisi temannya sudah bagus. Guru juga memberi

pengutan bahwa pembacaan puisi tersebut sudah menggunakan irama, volume,

mimik, dan kinesik yang sesuai dengan isi puisi. Guru bersama-sama siswa

menentukan beberapa siswa dengan hasil pekerjaan terbaik dan memberikan

reward pada mereka. Guru pun mengajak siswa lain untuk bertepuk tangan dan

mengakhiri pelajaran.

Page 251: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

244

Refleksi:

Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini secara keseluruhan sudah cukup

baik namun masih terdapat beberapa kelemahan, yakni: (1) Guru masih kesulitan

dalam mengkondisikan siswa yang gaduh; (2) Guru masih belum total dalam

pelaksaan metode pembelajaran sehingga terlihat masih kaku; (3) siswa belum

terkondisi dengan baik sehingga masih terlihat gaduh di dalam kelas; (4) untuk

lebih mendorong siswa agar lebih merespon guru dalam mengikuti pembelajaran

membaca puisi maka pembelajaran sebaiknya dibuat lebih bervariasi lagi

misalnya dengan kegiatan apersepsi yang lebih menyenangkan.

Page 252: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

245

Lampiran 36. Dokumentasi Pembelajaran Membaca Puisi siklus II

Guru menerangkan materi dengan mimik dan gerakan yang

mendukung

Narasumber membaca puisi di depan kelas

Page 253: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

246

Siswa lebih memperhatikan guru saat pembelajaran

Narasumber juga meminta siswa untuk berlatih membaca puisi

Page 254: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

247

LAMPIRAN

SIKLUS III

Page 255: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

248

Lampiran 37. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : VII Bahasa/II

Alokasi Waktu : 80 menit (2 jam pelajaran)

Standar Kompetensi :

Membaca

15. Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita

anak.

Kompetensi Dasar :

15.1 Membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik,

kinesik yang sesuai dengan isi puisi.

Indikator :

1. Peserta didik mampu memahami tema, perasaan, suasana, dan pesan

penyair dalam puisi agar lebih menghayati isi puisi saat dibaca.

2. Peserta didik mampu membaca indah puisi dengan menggunakan irama,

volume suara, mimik, kinesik yang sesuai dengan isi puisi.

Tujuan Pembelajaran :

Peserta didik dapat membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume

suara, mimik, kinesik yang sesuai dengan isi puisi.

Pendekatan dan Metode Pembelajaran :

Pendekatan Pembelajaran : Quantum

Metode Pembalajaran : TANDUR (Tanamkan, Alami, Namai,

Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan)

Page 256: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

249

1. Tanya jawab

2. Ceramah

3. Inkuiri

4. Penugasan

5. Demonstrasi

6. Diskusi

Materi Pembelajaran :

Pengertian Puisi

Puisi merupakan bentuk karya sastra yang paling tua. Puisi juga

merupakan wacana berbentuk ekspresi, konsentrasi rasa dan pengalaman jiwa

penyair yang berisi unsur-unsur emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama,

kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang

bercampur baur. Puisi merupakan jenis/genre sastra paling pekat dan padat. Efek

yang terjadi pada keadaan puisi dari kondisi yang semacam itu adalah bahwa puisi

itu singkat, padat, konotatif, poliinterpretabel, ekspresif, dan penuh kata irasional

serta nongramatik.

Ciri- ciri Puisi

1) Pamadatan bahasa

Bahasa dipadatkan agar membentuk larik dan bait yang sama sekali

berbeda hakikatnya.

2) Pemilihan kata khas

Kata-kata yang dipilih penyair dipertimbangkan betul dari berbagai aspek

dan efek pengucapannya. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam

pemilihan kata-kata adalah sebagai berikut :

a) Makna kias

Makna kias adalah makna yang bukan sebenanya atau disebut pula

dengan makna konotatif.

Page 257: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

250

b) Lambang

Lambang adalah suatu pola arti, sehingga antara apa yang dikatakan

dan apa yang dimaksudkan terjadi hubungan asosiasi. Lambang sendiri

tidak langsung menunjukkan sesuatu.

c) Persamaan bunyi atau rima

Kemiripan bunyi antara suku-suku kata.

3) Kata Konkret

Penyair ingin menggambarkan sesuatu secara lebih konkret. Bagi penyair

mungkin dirasa lebih jelas karena lebih konkret, namun pembaca sering lebih

sulit ditafsirkan maknanya.

4) Pengimajian

Penyair juga menciptakan pengimajian (pencitraan) dalam puisinya.

Pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas atau

memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair.

5) Irama (Ritme)

Irama (ritme) berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan

kalimat. Dalam puisi, irama berupa pengulangan yang teratur suatu baris puisi

yang menimbulkan gelombang serta menciptakan keindahan.

6) Tata Wajah

Puisi yang mementingkan tata wajah, menciptakan puisi seperti gambar,

disebut dengan puisi konkret karena tata wajahnya membentuk gambar yang

mewakili maksud tertentu.

Hal-hal yang Diungkapkan Penyair

1. Tema Puisi

Tema adalah gagasan pokok (subject-matter) yang dikemukakan oleh

penyair melalui puisinya. Tema mengacu pada penyair. Tema yang banyak

terdapat dalam puisi adalah tema ketuhanan, kemanusiaan, cinta, patriotisme,

perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan, kritik sosial, demokrasi, dan

tema kesetiakawanan.

Page 258: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

251

2. Nada dan Suasana Puisi

Puisi juga mengungkapkan nada dan suasana kejiwaan. Dari sikap itu

terciptalah suasana puisi. Ada puisi yang bernada sinis, protes, menggurui,

memberontak, main-main, serius, patriotik, belas kasih, takut, mencekam,

santai, masa bodoh, pesimis, humor, mencemooh, kharismatik, filosofis,

khusyuk, dan sebagainya.

3. Perasaan dalam Puisi

Puisi mengungkapkan perasaan penyair. Nada dan perasaan penyair akan

dapat ditangkap jika puisi itu dibaca keras dalam deklamasi. Membaca puisi

dengan suara keras akan lebih membantu menemukan perasaan penyair yang

melatarbelakangi terciptanya puisi tersebut.

4. Amanat Puisi

Amanat, pesan atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca

setelah membaca puisi. Amanat dirumuskan sendiri oleh pembaca. Sikap dan

pengalaman pembaca sangat berpengaruh kepada amanat puisi. Meskipun

ditentukan cara pandang pembaca, amanat tidak dapat lepas dari tema dan isi

puisi yang dikemukakan penyair.

Membaca Puisi

Membaca puisi ialah memahami apa yang terdapat dalam puisi atau apa

yang ingin disampaikan penyair lewat puisinya. Membaca puisi tidak hanya

menyuarakan lambang-lambang bahasa saja, tetapi lebih dari pada itu. Membaca

puisi pada hakikatnya menyuarakan kembali apa yang pernah dirasakan,

dipikirkan, atau dialami penyairnya. Oleh karena itu, pembaca puisi sebelumnya

harus menginterpretasikan apa yang ada di balik puisi. Ekspresi dan emosi yang

lahir merupakan hasil interpretasi pembaca terhadap puisi. Sehingga membuat

saat membaca puisi, unsur emosi sangat penting. Jadi, membaca puisi ialah

membaca suatu karya sastra berupa puisi dengan memperhatikan irama, volume

suara, mimik, dan kinesik yang tepat sesuai dengan isi puisi.

Irama adalah suatu gerak yang teratur, suatu rentetan bunyi berulang dan

menimbulkan variasi bunyi yang menciptakan gerak yang hidup. Irama dalam

bahasa ialah pergantian naik-turun, panjang-pendek, keras-lembut ucapan bunyi

Page 259: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

252

bahasa dengan teratur. Berdasarkan itu, irama dapat diartikan sebagai pergantian

berturut-turut secara teratur. Irama dapat dibagi menjadi dua bentuk: ritme dan

metrum. Metrum adalah irama yang tetap, artinya pergantiannya sudah tetap

disebabkan oleh jumlah suku kata yang sudah tetap, sehingga alun suara menjadi

tetap. Apabila pertentangan bunyi mengalun dengan teratur, tetapi tidak

merupakan jumlah suku kata yang tetap dan hanya menjadi gema dari dendang

penyair dan deklamator, maka irama tersebut disebut ritma

Volume suara adalah kekerasan suara yang dihasilkan pembaca puisi.

Volume suara pada saat membacakan sebuah puisi sebaiknya disesuaikan dengan

situasi. Volume pun bisa berubah dari berbisik, lantang, hingga teriak yang

bertujuan untuk mengekspresikan atau menggugah emosi pendengar.

Mimik atau action dalam sebuah deklamasi puisi sangat besar

pengaruhnya terhadap pembentukan suasana pembacaan puisi. Seorang pembawa

puisi yang berhasil ia akan mengemukan sesuatu action atau mimik itu sesuai

dengan perkembangan kata demi kata dalam tiap baris dan tidak bertentangan

dengan jiwa dan isi kata-kata kalimat dalam puisi.

kinesik adalah ilmu yang mempelajari isyarat yang menggunakan berbagai

bagian tubuh. Kinesik terdiri dari ekspressi wajah, sikap tubuh, gerakan jari-

jemari, tangan, lengan, pundak, goyangan pinggul, dan gelengan kepala.

Langkah-langkah Pembelajaran :

Pertemuan Pertama

No Kegiatan Alokasi

Waktu

Metode yang digunakan

1 Kegiatan Awal :

d. Guru memberi salam,

mengkondisikan kelas, dan

mengecek presensi peserta didik.

e. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai

yaitu membaca indah puisi

35 menit (T=Tanamkan)

Page 260: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

253

dengan menggunakan irama,

volume suara, mimik, kinesik

yang sesuai dengan isi puisi.

f. Guru memulai apresepsi dengan

permainan untuk siswa yakni guru

akan mengeluarkan secarik kertas

bertemakan Ketuhanan dengan

judul yang belum ditentukan

(karena akan ditentukan bersama

murid). Kertas tersebut akan

diputar ke seluruh kelas

(berurutan). Setiap siswa yang

memegang kertas tersebut harus

menuliskan satu kata, begitu

seterusnya sampai semua siswa

mendapat bagian untuk

menulisinya.

g. Kemudian guru meminta beberapa

orang siswa secara sukarela untuk

membaca rangkaian kata tersebut

di depan kelas.

h. Guru menjelaskan bahwa

rangkaian kata tersebut bisa

menjadi sebuah puisi.

i. Setelah beberapa siswa maju dan

guru memberi penjelasan, guru

dan siswa bersama-sama

memperbaiki rangkaian kata

tersebut menjadi sebuah puisi

yang indah.

Page 261: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

254

2 Kegiatan Inti:

g. Siswa mendapatkan penjelasan

dari guru bahwa pada pertemuan

kali ini mereka akan belajar

membaca puisi dengan puisi yang

mereka buat sendiri bersama

teman-teman. Guru juga memberi

materi mengenai membaca puisi.

h. Guru membagikan lembar

kosong, lembar pertanyaan dan

lembar jawab untuk siswa (tes

tertulis untuk siswa).

i. Setelah puisi tersebut selesai

dibuat dan siswa sudah

menuliskannya di lembar kosong

yang sudah dibagikan, siswa

ditugasi untuk mencari tema,

suasana, perasaan, dan pesan yang

terkandung di dalam puisi buatan

mereka sendiri tersebut di lembar

yang sudah dibagikan (secara

berkelompok, teman sebangku)

j. Guru kembali meminta salah

seorang siswa untuk membaca

puisi yang baru saja di buat tadi di

depan kelas.

k. Siswa kembali menerima

penjelasan dari guru bahwa

pengalaman-pengalaman yang

baru saja dilihatnya adalah sebuah

pembacaan indah puisi dengan

30 menit

(A = Alami).

(N = Namai)

(D = Demonstrasikan)

Page 262: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

255

menggunakan irama, volume

suara, mimik, dan kinesik yang

sesuai dengan isi puisi.

3 Kegiatan Penutup :

f. Guru meminta siswa untuk

memperbaiki tugas yang sudah

diberikan tadi dan belajar

membaca puisi tersebut di

rumah.

g. Guru memberikan kesempatan

siswa untuk menanyakan hal-hal

yang kurang jelas.

h. Guru menutup pelajaran dengan

menyanyikan lagu sambil

bertepuk tangan.

15 menit

Pertemuan kedua

No Kegiatan Alokasi

Waktu

Metode yang digunakan

1 Kegiatan Awal :

d. Guru memberi salam,

mengkondisikan kelas, dan

mengecek presensi siswa.

e. Guru kembali menyampaikan

tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai yaitu membaca indah

puisi dengan menggunakan irama,

volume suara, mimik, kinesik

yang sesuai dengan isi puisi.

f. Guru melakukan apersepsi dengan

5 menit (U = Ulangi)

Page 263: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

256

mengulang sekilas materi yang

telah disampaikan melalui tanya

jawab.

2 Kegiatan Inti

e. Guru meminta setiap siswa

mengeluarkan tugas pada

pertemuan sebelumnya.

f. Guru meminta peserta didik

untuk membaca indah puisi

dengan menggunakan irama,

volume suara, mimik, kinesik

yang sesuai dengan isi puisi di

depan kelas satu persatu.

(diselingi dengan diskusi

pembacaan puisi)

g. Setelah semua siswa mendapat

giliran membaca indah, bersama

guru memilih siswa dengan

pembacaan puisi terbaik.

h. Guru memberikan pujian atau

reward sebagai penghargaan

kepada siswa.

70 menit

(R = Rayakan)

3 Kegiatan Penutup :

e. Guru bersama siswa melakukan

refleksi dan menyimpulkan

kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan.

f. Guru memberikan kesempatan

siswa untuk menanyakan hal-hal

5 menit

Page 264: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

257

yang kurang jelas.

g. Guru menutup pelajaran dengan

menyanyikan lagu sambil

bertepuk tangan.

Sumber Belajar

1. Herman J. Waluyo. 2003. Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia.

2. Maria Utami. 2010. Mamilih Puisi, Membangun Karakter. Semarang:

Bandungan Institut.

Media

1. Materi disajikan dengan media Power Point melalui LCD.

2. 2 lembar kertas yang dibagikan pada siswa.

Penilaian / Evaluasi :

Jenis Tes : tes lisan (membaca indah puisi) dan tertulis

(pemahaman dalam bentuk tema, perasaan,

suasana, dan pesan puisi)

1. Bentuk Tes

a. teknik : tes unjuk kerja (lisan) dan produk (tertulis)

b. bentuk instrumen : tes praktik

c. Soal :

1. Pahamilah teks puisi yang dibagikan kemudian tentukan:

a. Tema

b. Perasaan

c. Suasana

d. Pesan

2. Bacalah puisi tersebut di depan kelas dengan menggunakan irama,

volume suara, mimik, kinesik yang sesuai dengan isi puisi.

d. Kunci Jawaban

Terlampir

Page 265: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

258

1) Penilaian Hasil

Penilaian Hasil Pembelajaran

No Nama siswa Aspek yang Dinilai Skor Nilai

Irama Volume

Suara

Mimik Kinesik

(Diadopsi dari Sarwiji Suwandi, 2010 : 78)

Pedoman Penskoran

No Aspek yang dinilai Skor

1. Penggunaan Irama

Penggunaan irama baik dan dapat menciptakan keindahan

Penggunaan irama cukup baik dan cukup dapat

menciptakan keindahan

Penggunaan irama kurang baik dan kurang dapat

menciptakan keindahan

Belum dapat menggunakan irama dengan baik

(Penggunaan irama sama sekali tidak menciptakan

keindahan)

Skor 1 - 4

4

3

2

1

2. Volume Suara

Volume suara sanagt sesuai dengan isi puisi, suasana,

keberadaan pendengar, dan setting pembacaan puisi

Volume suara cukup sesuaidengan isi puisi, suasana,

keberadaan pendengar, dan setting pembacaan puisi

Volume suara kurang sesuai dengan isi puisi, suasana,

keberadaan pendengar, dan setting pembacaan puisi

Volume suara sama sekali tidak sesuai dengan isi puisi,

suasana, keberadaan pendengar, dan setting pembacaan

puisi

Skor 1 – 4

4

3

2

1

3. Mimik

pengekspresian atau perubahan ekspresi wajah sesuai

dengan isi puisi yang dibaca (sangat menghayati)

ekspresi atau perubahan ekspresi wajah sudah cukup

sesuai dengan isi puisi yang dibaca (cukup menghayati)

ekspresi atau perubahan ekspresi wajah kurang sesuai

dengan isi puisi yang dibaca (kurang menghayati)

ekspresi atau perubahan ekspresi wajah sama sekali tidak

sesuai dengan isi puisi yang dibaca (tidak menghayati)

Skor 1 – 4

4

3

2

1

Page 266: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

259

4. Kinesik

Pemakaian gerakan kecil-kecil dari tangan, anggota badan

atau wajah sesuai dengan isi puisi yang dibaca

Pemakaian gerakan kecil-kecil dari tangan, anggota badan

atau wajah cukup sesuai dengan isi puisi yang dibaca

Pemakaian gerakan kecil-kecil dari tangan, anggota badan

atau wajah kurang sesuai dengan isi puisi yang dibaca

Sama sekali tidak menggerakkan tangan, anggota badan

atau wajah sesuai dengan isi puisi yang dibaca

Skor 1 – 4

4

3

2

1

Skor maksimal 1, 2, 3, 4 16

Nilai siswa = skor maksimum siswa X 100

16

2. Bentuk Tes

a. teknik : Tes individu

b. Bentuk instrumen : Tes praktik

c. Soal : (Individu)

Rubrik penilaian proses saat berlangsung pembelajaran membaca indah puisi di kelas

VII-B SMP Negeri I Jaten.

d.Kunci jawaban :

kondisional.

2) Penilaian Proses

Penilaian Proses Pembelajaran

(Diadaptasi dari Sarwiji Suwandi, 2010 : 130)

Pedoman Penskoran

a) Kolom penilaian sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria

berikut.

No Nama Siswa Keaktifan

siswa

selama

apersepsi

Keaktifan dan

perhatian siswa

pada saat guru

menyampaikan

materi

Minat dan

motivasi

siswa saat

mengikuti

kegiatan

pembelajaran

Skor Nilai Ket.

Page 267: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

260

1 = sangat kurang 4 = baik

2 = kurang 5 = amat baik

3 = cukup

b) Menghitung nilai

Nilai = Skor perolehan siswa x 100 = ....

Skor maksimal (15)

c) Keterangan diisi dengan kriteria berikut.

(10) Nilai = 10 – 29 sangat kurang (4) Nilai = 70 – 89 baik

(11) Nilai = 30 – 49 kurang (5). Nilai = 90 – 100 sangat

baik

(12) Nilai = 50 – 69 cukup

1) Keaktifan siswa selama apersepsi

Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya atau sangat aktif selama apersepsi

(menyanyikan lagu dengan semangat dan merespon setiap

stimulus yang diberikan guru saat apersepsi dengan baik)

Skor 4 : Jika siswa aktif selama apersepsi (ikut menyanyikan lagu dan

cukup merespon stimulus yang diberikan guru saat apersepsi)

Skor 3 : Jika siswa cukup aktif pada saat apersepsi (ikut menyanyikan

lagu namun tidak merespon stimulus yang diberikan guru)

Skor 2 : Jika siswa kurang aktif pada saat apersepsi (ikut menyanyikan

lagu namun tidak serius dan sama sekali tidak mau merespon

stimulus yang diberikan guru saat apersepsi).

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak aktif (sama sekali tidak mau

menyanyi dan merespon pertanyaan atau stimulus saat

apersepsi).

2) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran

Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya memperhatikan pada saat guru

menyampaikan materi dan aktif bertanya, menjawab, menamai,

serta memberikan tanggapan (terjadi interaksi), dan

mengerjakan setiap tugas.

Page 268: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

261

Skor 4 : Jika siswa memperhatikan saat guru menyampaikan materi dan

sesekali mau bertanya, menjawab, serta menamai memberikan

tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.

Skor 3 : Jika siswa hanya memperhatikan saat guru menyampaikan

materi dan sama sekali tidak mau bertanya, menjawab, serta

memberikan tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.

Skor 2 : Jika siswa kurang memperhatikan serta kurang fokus saat guru

menyampaikan materi dan sama sekali tidak mau bertanya,

menjawab, menamai serta memberikan tanggapan.

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak memperhatikan guru saat

menyampaikan materi (sibuk beraktivitas sendiri seperti

berbicara atau membuat gaduh).

3) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran

Skor 5 : Jika siswa tampak bersungguh-sungguh dan menunjukkan

adanya kesenangan dalam mengerjakan setiap tugas yang

diberikan; tampak antusias, senang serta bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk, secara

sukarela membacakan pekerjaan yang dibuat).

Skor 4 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru serta

tampak bersemangat dan antusias dalam mengikuti

pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk).

Skor 3 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan namun

kurang bersemangat dan antusias dalam pembelajaran (kurang

serius).

Skor 2 : Jika siswa hanya sekedar mengerjakan tugas yang diberikan dan

terlihat tidak bersemangat dalam pembelajaran (ogah-ogahan,

meletakkan kepala di meja).

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak mau mengerjakan tugas yang

diberikan dan sama sekali tidak bersemangat (tampak bosan,

tertidur).

Page 269: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

262

Surakarta, Mei 2011

Guru Kolaborator Peneliti

Katrin Kusala, S. Pd Rininta Citra Ayu Sari

NIP 19691122 200701 2 014 X1207015

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Sri Djoko Widodo, S. H. M. H

NIP 195107 196712 1 002

Page 270: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

263

Lembar Pertanyaan

3. Pahamilah teks puisi yang sudah kalian buat, kemudian tentukan:

i. Tema

j. Perasaan

k. Suasana

l. Pesan

4. Bacalah puisi tersebut dengan menggunakan irama, volume, mimik, dan

kinesik yang sesuai dengan isi puisi.

Lembar Jawab

Page 271: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

264

Lampiran 38. Daftar Penilaian Proses Membaca Puisi Siklus III

No Nama Siswa Keaktifan

Siswa

selama

apersepsi

Keaktifan dan

perhatian siswa pada

saat guru

menyampaikan

materi

Minat dan

motivasi siswa

saat mengikuti

kegiatan

pembelajaran

Skor Nilai Ket.

1 Abi Fernanda Majid 4 4 4 12 80 T

2 Aldila Tri Warsisso 4 4 4 12 80 T

3 Aprilia Nurul Fatimah 4 4 4 12 80 T

4 Bagas Aji Saputro 4 4 4 12 80 T

5 Catur Wulandari 4 4 4 12 80 T

6 Dody Arya Nugraha 4 4 3 11 73,33 BT

7 Faradila Gita Intan P 4 5 4 13 86,66 T

8 Feri Endah Suryan 4 4 5 13 86,66 T

9 Ikhsan Ananto W 4 4 3 11 73,33 BT

10 Ipho Dhanys P 4 4 4 12 80 T

11 Ipunk Divos Vorenso 5 4 4 13 86,66 T

12 Krisnatalia Sukma N 4 3 4 11 73,33 BT

13 K Dewi Al Aminsyah 4 4 5 13 86,66 T

14 Linda Ayu Ningsih 5 5 4 14 93,33 T

15 Meyla Krisia 4 3 5 12 80 T

16 Monica Rachmawati 4 5 3 12 80 T

17 Mukharomah Nur MS 4 4 5 13 86,66 T

18 Mukhtar Khairudin A 3 5 4 12 80 T

19 Nanda Maulana W 4 4 5 13 86,66 T

20 Niccolast Adnandito S 4 4 3 11 73,33 BT

21 Nina Indriyani 4 5 4 13 86,66 T

22 Rahadrian Satrio Ajie 4 4 4 12 80 T

23 Rivan Aditya Pradana 5 5 4 14 93,33 T

24 Roisyah A 5 4 4 13 86,66 T

25 Rona Wahyu Wijaya 5 3 5 13 86,66 T

26 Rosella Ayu Neny 3 4 5 12 80 T

27 Siska Mutia Ardani 3 3 4 10 66,67 BT

28 Stanislaus Agung V 3 2 3 8 53,33 BT

29 Syandi Kresna Dwi A 3 3 3 9 60 BT

30 Tri Solikhati Pamuji 4 4 5 13 86,66 T

31 Yodheta Apriliasari 4 4 4 12 80 T

Page 272: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

265

Lampiran 39. Daftar Penilaian Hasil Membaca Puisi Siklus 1II

No Nama siswa Aspek yang Dinilai Skor Nilai Ket

Irama Volume

Suara

Mimik Kinesik

1 Abi Fernanda Majid 3 2 3 2 10 62,5 BT

2 Aldila Tri Warsisso 4 3 3 3 13 81,25 T

3 Aprilia Nurul Fatimah 4 4 3 3 14 87,5 T

4 Bagas Aji Saputro 4 4 3 3 14 87,5 T

5 Catur Wulandari 3 2 3 3 11 68,75 BT

6 Dody Arya Nugraha 3 3 3 3 12 75 T

7 Faradila Gita Intan P 3 4 4 3 14 87,5 T

8 Feri Endah Suryan 4 4 3 3 14 87,5 T

9 Ikhsan Ananto W 4 3 3 2 12 75 T

10 Ipho Dhanys Priyambodo 3 3 3 3 12 75 T

11 Ipunk Divos Vorenso 3 3 3 3 12 75 T

12 Krisnatalia Sukma Nigita 4 4 3 3 14 87,5 T

13 K. Dewi Al Aminsyah 4 3 4 3 14 87,5 T

14 Linda Ayu Ningsih 4 3 3 3 13 81,25 T

15 Meyla Krisia 4 3 4 3 14 87,5 T

16 Monica Rachmawati 3 4 3 3 13 81,25 T

17 Mukharomah Nur MS 4 4 4 3 15 93,75 T

18 Mukhtar Khairudin A 4 4 2 2 12 75 T

19 Nanda Maulana W 4 3 3 4 14 87,5 T

20 Niccolast Adnandito S 4 3 3 3 13 81,25 T

21 Nina Indriyani 3 4 3 3 13 81,25 T

22 Rahadrian Satrio Ajie 3 4 3 3 13 81,25 T

23 Rivan Aditya Pradana 4 3 3 3 13 81,25 T

24 Roisyah Ashashaddiqah 4 4 3 4 15 93,75 T

25 Rona Wahyu Wijaya 2 3 3 3 11 68,75 BT

26 Rosella Ayu Neny 4 4 3 4 15 93,75 T

27 Siska Mutia Ardani 3 4 3 3 13 81,25 T

28 Stanislaus Agung V 3 2 3 2 10 62,5 BT

29 Syandi Kresna Dwi A 2 3 3 2 10 62,5 BT

30 Tri Solikhati Pamuji 3 4 3 3 13 81,25 T

31 Yodheta Apriliasari 3 3 3 3 12 75 T

Keterangan

BT = Belum Tuntas

T = Tuntas

Pada tindakan siklus III sebanyak 26 siswa (83,87%) dinyatakan tuntas dengan

nilai 74

Page 273: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

266

Lampiran 40. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus 1II

No Aktivitas dalam Pembelajaran Presentase

Siklus I Siklus II Siklus III

1. Siswa aktif selama apersepsi 45,16 % 61 % 83,8 %

2. Siswa aktif dan perhatian saat

kegiatan pembelajaran

48,38 % 58 % 80,64

3. Siswa berminat dan memiliki

motivasi saat kegiatan

pembelajaran

48,38 % 48 % 80,64

4. Siswa mampu membaca puisi

dengan baik (ketuntasan hasil

belajar membaca puisi mendapat

nilai 74)

48,38 % 64,51 % 83,87 %

Page 274: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

267

Lampiran 41. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus 1II

Siklus : (I/II/III)

Nama Guru : Katrin Kusala, S. Pd.

Hari/Tanggal : 11 dan 18 Mei 2011

Waktu : 10.00 - 11.20

No Aspek Keterangan

1. Materi

Interest (menarik)

Ketertarikan siswa sudah mulai

terlihat pada materi yang

disampaikan guru karena pada

saat memberikan materi guru

lebih banyak disertai tanya jawab

dan diskusi

2. Modal Kesiapan:

a. Gerak:

1) Posisi guru waktu menjelaskan

2) Posisi guru saat menulis

3) Mimik guru waktu

menjelaskan

b. Suara:

1) Kekuatan/kekerasan

2) Intonasi lagu

3) Tekanan bicara pada hal yang

penting

c. Titik perhatian:

1) Pandangan guru terhadap siswa

2) Interaksi bertemu pandang

guru-siswa

3) Perhatian guru waktu

menjelaskan materi

d. Isyarat Verbal

1). Ucapan reward

2). Ucapan punishment

e. Waktu selang:

1). Ucapan

2). Diam produktif

Posisi guru saat memberikan

materi berdiri (berjalan

mengelilingi siswa)

Guru memberikan pertanyaan

saat sebelum menulis

Dengan ekspresi wajah yang

mendukung pembelajaran

(Keras/jelas/lemah)*

(Naik turun/menarik/datar)*

(Ada/sebagian kecil/tidak ada)*

(Menyeluruh/sebagian)*

(Ada/tidak ada)*

(Siswa/papan tulis/benda lain)*

(Ada/tidak ada)* Sesuai dengan

prinsip rayakan

(Ada/tidak ada)*

Kata perkata yang diucapkan

guru berganti dalam waktu

kurang lebih 1 detik

Hanya berlangsung sebentar dan

diam ini digunakan guru sebagai

jeda di sela-sela menjelaskan

Page 275: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

268

materi

3. Keterampilan Operasional

a. Membuka Pelajaran:

1) Membuka dengan salam

2) Memberikan sedikit pengantar

untuk menumbuhkan interest

siswa pada materi yang akan

dipelajari

3) Menjelaskan tujuan dan

penilaian materi secara rinci

b. Mendorong dan melibatkan siswa:

1) Guru mengajukan

pertanyaan/persoalan agar

dijawab/dipecahkan oleh siswa

2) Memberikan kesempatan pada

siswa untuk berpendapat.

c. Mengajukan pertanyaan:

1) Pertanyaan ditujukan pada

seluruh siswa di kelas

2) Setiap siswa mempunyai

kesempatan yang sama untuk

diberi pertanyaan/menjawab

3) Suasana bertanya-jawab

4) Apabila tidak ada siswa yang

menjawab soal dan perhatian

dialihkan pada siswa lain

5) Pertanyaan yang diajukan

sesuai dengan pokok penting

yang harus diketahui siswa dan

tujuan pembelajaran

6) Pertanyaan untuk siswa yang

tidak memperhatikan

d. Menggunakan isyarat non-verbal

1) Gerakan guru yang dapat

mendukung kejelasan materi

Ya (Selamat pagi anak-anak)

Ya (Guru mengawali apersepsi

bermain games yang sudah

disiapkan peneliti dan guru)

Ya

Ya (Guru menanyakan mengenai

rangkaian kata yang sudah dibuat

tadi dan hubungannya dengan

membaca puisi)

Ya (pada sat kegiatan inti dan

evaluasi guru lebih banyak

memberi kesempatan siswa

untuk berpendapat, sudah lebih

banyak siswa yang berani

berpendapat)

Ya (untuk diskusi penilaian

pembacaan puisi teman secara

langsung)

Ya

Sebagian besar siswa sudah

mulai menunjukkan adanya

keaktifan

Ya (karena siswa yang ditunjuk

tidak berani membacakan puisi

maka guru menunjuk siswa lain)

Ya (pertanyaan yang diberikan

guru berhubungan erat dengan

materi membaca puisi)

Ya (siswa yang tidak

memperhatikan ditegur dan

diberi pertanyaan secara tiba-

tiba)

Disertai gerakan tangan yang

mendukung materi yang

Page 276: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

269

2) Mimik guru yang dapat

mendukung kejelasan materi

e. Menanggapi siswa:

1) Memberikan penguatan di

akhir pembelajaran

2) Memberikan jawaban yang

meyakinkan atas pertanyaan

siswa

f. Alokasi waktu

g. Mengakhiri pelajaran:

1) Saran atau nasihat agar siswa

mempelajari lagi di rumah

2) Mengingatkan hal-hal yang

harus dipelajari siswa pada

pertemuan berikutnya

dijelaskan

Telah menunjukkan raut wajah

dengan ekspresi yang

mendukung saat menjelaskan

materi membaca puisi

Guru belum sepenuhnya

memberikan penguatan pada

siswa

Cukup meyakinkan

(40 menit x 4)

-

-

Hal-Hal Lain

No Pertanyaan Nilai Sikap

A B C D

1. Penguasaan bahan ajar v

2. Hubungan dengan

siswa

v

3. Bahasa yang digunakan v

4. Jawaban terhadap

pertanyaan siswa

v

Peneliti

Rininta Citra Ayu Sari

Page 277: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

270

Lampiran 42. Catatan Lapangan Siklus III

Hari/Tanggal : 11 dan 18 Mei 2011

Tempat : Ruang kelas VIIB Sekolah Menengah Negeri 1 Jaten

Deskripsi :

Siklus III dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yaitu pada hari

Rabu,11 Mei dan Rabu, 18 Mei 2011 yang keduanya dilaksanakan pada jam

kelima dan keenam yakni pukul 10.00 – 11.20 WIB. Seperti hari Rabu biasanya

jam kelima dimulai setelah istirahat pertama. Oleh karenanya, beberapa anak

terlihat masih di luar kelas dan sebagian lagi masih membawa makanan. Siswa

diberikan waktu 5 menit untuk masuk kelas dan mempersiapkan pelajaran. Setelah

guru mengucapkan salam dan menanyakan kondisi siswa, kemudian guru

mengajak siswa untuk bermain games secara bersama-sama. Guru mengeluarkan

selembar kertas dan membagikan ke seluruh kelas. Setiap siswa menulis sebuah

kata pilihannya. Beberapa siswa terlihat berdiskusi kata apa yang dipilih karena

kata tersebut harus bertemakan Ketuhanan. Setelah semua siswa menulis, guru

membacanya di depan kelas dan mengungkapkan bahwa rangkaian kata yang

ditulis tadi bisa menjadi sebuah puisi. Kemudian rangkaian kata tadi di diskusikan

bersama agar menjadi sebuah puisi yang nantinya akan dibaca siswa.

Guru selanjutnya, membagikan lembar kosong, pertanyaan, dan jawab

pada siswa. “Bu, lembar yang kosong buat apa?” Tanya seorang siswa bernama

Rosella. Guru menjawab, lembar yang kosong kalian gunakan untuk menuliskan

puisi yang sudah dibuat bersama. Kemudian di lembar jawab kalian tulis jawaban

dari pertanyaan di lembar pertanyaan. Setelah itu, guru meminta tugas tersebut

dikerjakan di rumah dan akan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Tak lupa

guru meminta secara sukarela salah seorang siswa mau membacakan puisi di

depan. Siswa bernama Roisyah maju untuk membaca puisi dengan sanagt bagus

sehingga mendapat tepuk tangan dari teman-teman yang lain. Guru mengucapkan

terimakasih pada siswa tersebut dan mempersilakan duduk. Di akhir pelajaran

guru mengingatkan untuk tetap berlatih membaca puisi di rumah kemudian guru

menutup pelajaran.

Pada pertemuan kedua, guru membahas sedikit materi dengan tanya

jawab. Beberapa siswa sudah mampu menjawab pertanyaan dari guru. Siswa

Page 278: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

271

bernama Yodheta bertanaya “Bu, tugasnya dikumpulkan tidak?” Guru menjawab

“Ya tugasnya dikumpulkan di meja saya.” Siswa maju ke depan bersama-sama

dan membuat gaduh di depan kelas karena ada siswa yang masih belum selesai

mengerjakan tugas. Guru menenangkan kegaduhan dengan meminta siswa

tersebut mengerjakan terlebih dahulu tugasnya di bangkunya sendiri. Kemudian

guru meminta siswa membacakan puisinya di depan kelas satu persatu dengan

diselingi diskusi pembacaan puisi. Guru bertanya “menurut kalian, dari semua

pembacaan puisi, siapa yang terbaik?‟ Siswa terlihat gaduh karena saling

menunjuk teman-temannya. Kemudian guru dan siswa berdiskusi dan Roisyah lah

yang mempu menjadi pembaca puisi terbaik di kelasnya.

Guru memberikan reward pada Roisyah dan diikuti tepuk tanagan dari

siswa lain. Setelah suasana tenag kembali, guru menutup pelajaran dengan

bernyanyi bersama.

Refleksi:

Secara keseluruhan, proses pembelajaran membaca puisi dengan

menerapkan pendekatan pembelajaran Quantum dengan dipadukan dengan

metode TANDUR pada siklus III ini berjalan dengan baik. Kekurangan-

kekurangan yang terjadi pada siklus I dan siklus II telah dapat diatasi pada

tindakan siklus III ini. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran

membacas puisi pada siklus ini telah berhasil sesuai dengan indikator yang telah

disepakati antara guru dan peneliti. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya

peningkatan baik dari proses maupun hasil belajar menulis puisi siswa.

Page 279: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

272

Lampiran 44. Dokumentasi Pembelajaran Membaca Puisi Siklus III

Siswa lebih berkonsentrasi pada pembelajaran siklus III

Siswa lebih fokus pada pembelajaran siklus III

Page 280: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

273

Siswa membaca puisi di depan kelas dengan sukarela

Page 281: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

274

LAMPIRAN PASCATINDAKAN

Page 282: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

275

Lampiran 45. Angket Pascatindakan Materi Membaca Puisi

Angket Pascatindakan Materi Membaca Puisi

Petunjuk mengisi angket:

1. Tes ini bertujuan untuk mengetahui pendapat adik terhadap pembelajaran

membaca indah puisi serta untuk mengungkap pembelajaran membaca indah

puisi dikelas.

2. Bentuk tes ini berupa tes objektif berbentuk check list.

3. Jumlah butir tes sebanyak 7 soal.

4. Dengan bimbingan guru adik diminta untuk memberi tanda (V) pada kolom

yang sesuai dengan kondisi adik.

5. Adik diminta untuk menjawab setiap soal dengan melengkapi kolom yang

tersedia.

No Pertanyaan Ya Tidak

1.

2.

3.

4.

5.

Apakah adik sekarang ini masih mengalami kesulitan dalam

membaca indah puisi menggunakan:

a. Irama

b. Volume suara

c. Mimik

d. Kinesik

Apakah penjelasan materi tentang puisi saat ini oleh bu guru

cukup jelas?

Apakah adik senang dengan penerapan pendekatan

pembelajaran quantum pada pembelajaran membaca indah

puisi yang diajarkan bu guru saat ini, (misalnya dimulai

dengan menyanyi; menonton video, merayakan; dan

lainnya)?

Apakah dengan pendekatan pembelajaran quantum seperti

ini adik-adik lebih mudah dalam memahami dan membaca

puisi?

Apakah adik sekarang menjadi lebih senang dan

.....

.....

.....

.....

.....

.....

.....

.....

.....

.....

.....

.....

.....

.....

.....

.....

Nama : ………………………

No : ……………………....

Page 283: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

276

6.

7.

Apakah sekarang ini adik lebih senang terhadap karya sastra,

terutama puisi?

Apakah dengan penerapan pendekatan pembelajaran

quantum pada pembelajaran puisi yang diajarkan bu guru

saat ini, (misalnya dimulai dengan menyanyi; menonton

video; merayakan; mengamati lingkungan sekitar; dan

lainnya), dapat meningkatkan kemampuan adik atau adik

saat ini merasa lebih bisa dalam membaca indah puisi?

.....

.....

.....

.....

Page 284: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

277

Lampiran 46. Tabel Hasil Angket Pascatindakan

No Daftar Pertanyaan Ya Tidak

1. Siswa sudah tidak mengalami

kesulitan dalam membaca puisi

menggunakan :

a. Irama

b. Volume suara

c. Mimik

d. kinesik

30 siswa

atau 96,77%

30 siswa

atau 96,77%

27 siswa

atau 87,09%

25 siswa

atau 80,64%

1 siswa atau

3,22%

1 siswa atau

3,22%

4 siswa atau

12,90%

6 siswa atau

19,35%

2. Siswa menyatakan penjelasan materi

puisi oleh ibu guru cukup jelas. 29 siswa

atau 93,54%

2 siswa atau

6,45%

3. Siswa senang dengan penerapan

pendekatan pembelajaran quantum

pada pembelajaran membaca indah

puisi yang diajarkan bu guru saat ini,

(misalnya dimulai dengan menyanyi;

menonton video, merayakan; dan

lainnya).

28 siswa

atau 90,32%

3 siswa atau

39,67%

4. Siswa lebih mudah dalam memahami

dan membaca puisi dengan

pendekatan pembelajaran quantum.

25 siswa

atau 80,64%

6 siswa atau

19,35%

Page 285: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

278

5. Siswa menjadi lebih senang dan

bersemangat dengan materi puisi yang

diajarkan ibu guru.

27 siswa

atau 87,09%

4 siswa atau

12,90%

6. Siswa menjadi lebih senang dan

bersemangat dengan materi puisi yang

diajarkan ibu guru.

30 siswa

atau 96,77%

1 siswa atau

3,22%

7. Siswa dapat meningkatkan

kemampuan dalam membaca indah

puisi dengan penerapan pendekatan

pembelajaran quantum (misalnya

dimulai dengan menyanyi; menonton

video; merayakan; mengamati

lingkungan sekitar; dan lainnya).

26 siswa

atau 83,87%

5 siswa atau

16,12%

Page 286: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

279

Lampiran 47. Refleksi Angket Pascatindakan

Setelah dilakukan penyebaran angket pascatindakan dapat diketahui bahwa

siswa yang mulanya tidak berminat dengan pembelajaran puisi sekarang menjadi

berminat untuk membaca puisi. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa saat survai

awal mulai dapat teratasi dengan adanya tindakan siklus I, siklus II, dan siklus III.

Penjelasan materi dari guru juga menunjukkan peningkatan yang dapat

mempermudah siswa dalam memahami materi membaca puisi. Selain itu,

penerapan pendekatan pembelajaran quantum pada pembelajaran membaca indah

puisi dapat meningkatkan minat siswa untuk membaca puisi.

Pendekatan pembelajaran quantum merupakan pendekatan pembelajaran

baru yang sangat disukai siswa. Hal tersebut terlihat dari pengisian angket

pascatindakan bahwa 90,32 % siswa menyatakan senang dengan penerapan

pendekatan pembelajaran quantum pada pembelajaran membaca indah puisi.

Pendekatan pembelajaran quantum memberikan inovasi pembelajaran baru yang

lebih menarik dan menyenangkan sehingga menimbulkan suasana pembelajaran

yang tidak menegangkan dan monoton. Penerapan pendekatan pembelajaran

quantum tersebut, mampu meningkatkan kemampuan membaca puisi siswa

dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, dan kinesik yang sesuai

dengan isi puisi. Pernyataan-pernyataan tersebut menunjukkan bahwa siswa

menjadi senang dengan materi puisi.

Page 287: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

280

Page 288: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

281

Page 289: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

282

Page 290: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

283

Page 291: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

284