peningkatan hasil belajar pai materi toleransi...

167
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI TOLERANSI MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS XI BOGA 1 SEMESTER I SMK NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh: Novlita Zalikapuri NIM. 11114192 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Upload: others

Post on 10-Feb-2021

21 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI TOLERANSI

    MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA

    KELAS XI BOGA 1 SEMESTER I SMK NEGERI 1 SALATIGA

    TAHUN PELAJARAN 2018/2019

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

    Oleh:

    Novlita Zalikapuri

    NIM. 11114192

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2018

  • ii

    HALAMAN JUDUL

  • iii

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI TOLERANSI

    MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA

    KELAS XI BOGA 1 SEMESTER I SMK NEGERI 1 SALATIGA

    TAHUN PELAJARAN 2018/2019

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

    Oleh:

    Novlita Zalikapuri

    NIM. 11114192

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2018

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO

    Tiada kekayaan lebih utama daripada akal.

    Tiada keadaan lebih menyedihkan daripada kebodohan.

    Tiada warisan yang lebih baik daripada pendidikan

    Dan tiada pembantu yang lebih baik daripada musyawarah

    (Ali bin Abi Thalib)

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Yang pertama dan paling utama, sujud syukur kepada Allah SWT. Luapan

    cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku ilmu,

    serta merasakan nikmatnya kebahagiaan, atas karunia serta kemudahan yang

    Engkau berikan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

    Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang telah

    membantu menyelesaikan serta mewujudkan mimpiku:

    1. Kedua orang tuaku Bapak Rusdi Riyanto dan Ibu Prapti Rahayu yang

    tidak pernah berhenti memberiku semangat, doa, nasehat, dorongan, dan

    kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu

    menjadi pribadi yang kuat dan sabar dalam menjalani hidup.

    2. Kakak dan adikku tercinta Medityo Agus Nuryanto dan Haslita Nisa yang

    telah memberiku semangat serta kebahagiaan dalam melengkapi

    kehidupan dan perjalanan hidup.

    3. Alm. Abah KH. Mahfudz Ridwan, Lc dan Ibu Hj. Nafisah yang selalu

    memberi nasehat dan doanya hingga aku dapat merasakan ketentraman

    dan kenyamanan hidup.

    4. Kyai Muhammad Hanif, M.Hum dan Ibu Rosyidah, Lc yang selalu

    memberikan arahan dan kekuatan hingga aku dapat menemukan langkah

    kebenaran.

    5. Guru-guruku yang teramat berjasa dari bangku TK hingga perguruan

    Tinggi yang telah memberikan ilmu dan membimbing dengan penuh

    kesabaran

  • ix

    6. Almamater tercinta Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

    yang penulis banggakan.

    7. Sahabat sekaligus kakakku tersayang Indah Asfaradina yang telah

    membimbingku dan meluangkan waktu dengan sabar.

    8. Segenap teman-teman seperjuanganku angkatan 2014 PP. Edi Mancoro

    yang telah memberikan dukungan, canda tawa dan semangat dalam

    menyelesaikan skripsi bersama.

    9. Sahabat sekaligus keluarga keduaku Rohmiyatun Istiqomah, Nabila Azka

    Amalia dan Fahidatul Zunita Umayasaroh yang telah memberikan kasih

    sayang serta memberikanku kesempatan menjadi bagian dari keluarga

    mereka.

    10. Sahabat sekaligus teman tidurku Mafuroh Dewi, Hidayatul Khoiroh,

    Uswatun Khasanah, Dewi Marinda, Jundina Amajida, Titin Maghfiroh,

    yang telah sedikit banyak memberikan doa dan canda tawa di setiap

    harinya.

    11. Seseorang yang menguatkan, menemaniku, dan senantiasa selalu

    memberiku semangat dan doa dalam perjalanan penyusunan skripsi ini.

  • x

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Wr.Wb.

    Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha

    Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan kepada Allah

    SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga

    senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat

    dan para pengikut setianya.

    Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar

    kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

    Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih

    kepada:

    1. Bapak Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK.

    3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua Program Studi PAI sekaligus

    sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan

    pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya

    membimbing penulis skripsi ini.

    4. Bapak Sutrisna selaku dosen pembimbing akademik.

    5. Bapak Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak

    membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  • xi

    6. Keluarga besar Pondok Pesantren Edi Mancoro, terutama Kyai

    Muhammad Hanif, M.Hum, yang selalu mendoakan santrinya untuk

    meraih keberhasilan dalam menuntut ilmu, baik dalam keadaan apapun

    dan dimanapun.

    7. Bapak Haris Wahyudi, S.Pd., M.Pd.selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1

    Salatiga yang telah memberikan dukungan dan kesempatan penulis.

    8. Bapak M. Syafi'i, S.Ag., S.H., M.Kn., M.Pd.I. selaku Guru PAI Kelas XI

    Boga 1 yang telah banyak membantu dan membimbing penulis.

    9. Dewan Guru SMK Negeri 1 Salatiga.

    10. Siswa-siswi kelas XI Boga 1 SMK Negeri 1 Salatiga.

    11. Bapak dan Ibu serta saudara-saudaraku di rumah yang telah mendoakan

    dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga

    dan penyusunan skripsi dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

    12. Sahabat-sahabatku tercinta, Rohmy, Nabila, Dedew, Mbak Marin, Mbak

    Us, Mbak Hidayah, Zunita, Dek Jundina, Dek Selly, dan Titin yang selalu

    mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini.

    13. Teman-temanku angkatan 2014 Pondok Pesantren Edi Mancoro yang

    sedikit banyak memberikan cerita, motivasi, semangat dan canda tawa

    dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

    14. Sahabat-sahabat santri putri maupun santri putra Pondok Pesantren Edi

    Mancoro yang senantiasa memberi dukungan dan motivasi kepada penulis.

  • xii

  • xiii

    ABSTRAK

    Zalikapuri, Novlita. 2018. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Toleransi

    melalui Metode Group Investigation pada Siswa Kelas XI Boga 1

    Semester I SMK Negeri 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi,

    Salatiga: Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan

    Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Siti

    Rukhayati, M.Ag.

    Kata Kunci: Hasil Belajar PAI, Toleransi, Metode Group Investigation.

    Penelitian ini bertujuan untuk meningktkan hasil belajar PAI materi

    Toleransi Semester I dengan menggunakan metode pembelajaran group

    investigation pada siswa kelas XI Boga 1 SMK Negeri 1 Salatiga tahun pelajaran

    2018/2019. Subjek penelitian sebanyak 22 siswa,jumlah siswa keseluruhan adalah

    27 dan terdiri dari 4 siswa laki-laki, 18 siswa perempuan dan 5 siswa tidak masuk.

    Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus sampai 30 Agustus 2018.

    Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2

    siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, aksi,

    observasi, dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu

    wawancara, tes tertulis, dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini yaitu

    dengan membandingkan pencapaian nilai dengan KKM dan ditandai dengan

    adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada setiap siklusnya.

    Dari kesimpulan penelitian tersebut bahwa hasil penelitian pada siklus I

    dan siklus II diperoleh data seperti berikut: KKM mata pelajaran Pendidikan

    Agama Islam adalah 75, sebelum menggunakan metode pembelajaran group

    investigation, hanya ada 14% (3 siswa) yang tuntas, sedangkan 86% (19 siswa)

    belum tuntas atau tidak memenuhi KKM.dengan nilai rata-rata kelas adalah 60,72.

    Sedangkan setelah penggunakan metode group investigation dalam pembelajaran

    PAI pada siklus I diperoleh data sebesar 64% (14 siswa) tuntas dan 36% (8 siswa)

    yang belum tuntas, sehingga dari pra siklus ke siklus I terjadi peningkatan 50%

    dengan nilai rata-rata kelas adalah 76,36 Setelah itu dilakukan refleksi siklus I,

    dalam penelitian ini terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II yaitu

    sebesar 91% (20 siswa) tuntas dan 9% (2 siswa) tidak tuntas atau belum

    memenuhi KKM. Dengan demikian dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan

    hasil belajar siswa sebesar 27% dengan nilai rata-rata kelas adalah 81,13. Dengan

    kata lain sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu presentase

    Kriteria Ketuntasan Klasikal sebesar 85% dengan standar KKM 75.

  • xiv

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i

    HALAMAN BERLOGO .................................................................................... ii

    HALAMAN SAMPUL DALAM ...................................................................... iii

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... iv

    LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ....................................................... v

    DEKLARASI ...................................................................................................... vi

    MOTTO .............................................................................................................. vii

    PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ x

    ABSTRAK .......................................................................................................... xiii

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5

    C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

    D. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 5

    E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ..................................... 7

    F. Metode Penelitian ................................................................................... 7

    G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 16

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Belajar .............................................................................................. 17

    a. Pengertian Belajar ....................................................................... 17

  • xv

    b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ....................... 20

    c. Prinsip-prinsip Belajar ................................................................ 24

    2. Hasil Belajar

    a. Pengertian hasil Belajar .............................................................. 28

    b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ....................... 30

    c. Manifestasi Hasil belajar ............................................................. 31

    3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

    a. Pengertian Agama Islam ............................................................. 33

    b. Fungsi Pendidikan Agama Islam ................................................ 34

    c. Tujuan Pendidikan Agama Islam ................................................ 36

    4. Perilaku Toleransi

    a. Pengertian Perilaku Toleransi ..................................................... 37

    b. Pentingnya Perilaku Toleransi .................................................... 37

    5. Menghindarkan Diri dari Perilaku Tindak Kekerasan ...................... 41

    6. Hikmah dari menghindarkan diri dari Tindak Kekerasan ................. 45

    7. Metode Pembelajaran

    a. Pengertian Metode Pembelajaran ............................................... 46

    b. Metode Group Investigation

    1) Pengertian Metode Group Investigation ............................... 47

    2) Langkah-langkah Metode Group Investigation .................... 48

    3) Kelebihan Metode Group Investigation ................................ 49

    4) Kekurangan Metode Group Investigation ............................. 50

    B. Kajian Pustaka ........................................................................................ 51

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Deskripsi Awal

    1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 55

    B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

    1. Kondisi Awal (Pra Siklus) ................................................................ 66

    a. Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 66

  • xvi

    C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

    1. Perencanaa ........................................................................................ 67

    2. Pelaksanaan ...................................................................................... 67

    3. Observasi ........................................................................................... 70

    4. Refleksi ............................................................................................. 71

    D. Deskriprsi Pelaksanaan Siklus II

    1. Perencanaan ...................................................................................... 72

    2. Pelaksanaan ....................................................................................... 72

    3. Observasi ........................................................................................... 74

    4. Refleksi ............................................................................................. 74

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Kondisi Awal .......................................................................... 76

    B. Deskripsi Per Siklus ................................................................................ 78

    C. Pembahasan Penelitian ............................................................................ 90

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ............................................................................................. 99

    B. Saran ...................................................................................................... 99

    DAFTAR PUSTAKA

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xvii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Daftar Bangunan atau Ruang Kelas SMK Negeri 1 ........................... 62

    Tabel 3.2 Daftar Prasarana SMK Negeri 1 ......................................................... 64

    Tabel 3.3 Daftar Nama Guru SMK Negeri 1 ...................................................... 64

    Tabel 3.4 Daftar Nama Siswa SMK Negeri 1 ..................................................... 68

    Tabel 3.5 Daftar Nama Siswa Kelas XI Boga 1 SMK Negeri 1 ......................... 69

    Tabel 4.1 Daftar Perolehan Nilai Pre Test Kelas XI Boga 1 .............................. 81

    Tabel 4.2 Data Hasil Pengamatan Guru Siklus I ................................................ 84

    Tabel 4.3 Data Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ............................................... 87

    Tabel 4.4 Data Hasil Evaluasi Siklus I ............................................................... 88

    Tabel 4.5 Data Hasil Pengamatan Guru Siklus II ............................................... 90

    Tabel 4.6 Data Hasil Pengamatan Siswa Siklus II .............................................. 92

    Tabel 4.7 Data Hasil Evaluasi Siswa SiklusII .................................................... 94

    Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Pre Test dan Post Test Siklus I .............. 97

    Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Pre Test, Post Test Siklus I,

    dan Post Test Siklus II ........................................................................................ 100

  • xviii

    DAFTAR DIAGRAM

    Diagram 4.1 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus ......................... 82

    Diagram 4.2 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I ............................. 89

    Diagram 4.3 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II ............................ 95

    Diagram 4.4 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus I ..... 99

    Diagram 4.5 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I

    dan Siklus II ........................................................................................................ 102

  • xix

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Lampiran I Daftar Riwayat Hidup

    2. Lampiran II Surat Keterangan Pembimbing

    3. Lampiran III Surat Melakukan Penelitian

    4. Lampiran IV Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian

    5. Lampiran V SKK

    6. Lampiran VI Rencana Pelaksanaan Siklus I

    7. Lampiran VII Rencana Pelaksanaan Siklus II

    8. Lampiran VIII Hasil Pengamatan Guru Siklus I

    9. Lampiran IX Hasil Pengamatan Guru Siklus II

    10. Lampiran X Hasil Pengamatan Siswa Siklus I

    11. Lampiran XI Hasil Pengamatan Siswa Siklus II

    12. Lampiran XII Hasil Evaluasi Pra Siklus

    13. Lampiran XIII Hasil Evaluasi Post Test Siklus I

    14. Lampiran XIV Hasil Evaluasi Post Test Siklus II

    15. Lampiran XV Lembar Pengamatan Siswa Siklus I

    16. Lampiran XVI Lembar Pengamatan Siswa Siklus II

    17. Lampiran XVII Soal Evaluasi Siklus I dan Kunci Jawaban

    18. Lampiran XVIII Soal Evaluasi Siklus II dan Kunci Jawaban

    19. Lampiran XIX Dokumentasi

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pembelajaran merupakan istilah yang telah dikenal masyarakat luas

    terlebih didalam dunia pendidikan. Pembelajaran diartikan sebagai suatu

    upaya untuk membelajarkan siswa (Degeng, 2002). Pembelajaran

    merupakan proses utama yang diselenggarakan dalam kehidupan sekolah.

    Kegiatan pembelajaran melibatkan komponen guru, siswa, metode,

    lingkungan, media, sarana dan prasarana pembelajaran yang saling terkait

    antara satu sama lainnya (Suprihatiningrum, 2017: 73).

    Belajar sudah terjadi sejak anak lahir bahkan sebelum lahir atau

    dikenal dengan pendidikan prenatal, dan akan terus berlanjut hingga ajal

    tiba. Belajar merupakan aktivitas yag dilakukan seseorang untuk

    mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau

    pengalaman-pengalaman. Belajar juga mempunyai keuntungan, baik bagi

    individu maupun bagi masyarakat. Bagi individu, kemampuan untuk belajar

    secara terus-menerus akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan

    kualitas hidupnya. Sedangkan bagi masyarakat, belajar mempunyai peran

    yang penting dalam mentransmisikan budaya dan pengetahuan dari generasi

    ke generasi (Baharuddin, dkk, 2015: 13).

    Dalam al-Qur’an sangat banyak ayat-ayat yang menyuruh orang

    belajar, meneliti dan memanfaatkan ilmunya. Berbagai bidang ilmu

  • 2

    pengetahuan di sebutkan dalam al-Qur’an, baik secara langsung menyuruh

    orang untuk mempelajarinya, maupun secara tidak langsung.

    Jika kita teliti dan pelajari sungguh-sungguh ajaran Islam tentang

    masalah pendidikan dan pengajaran, maka akan sukarlah membedakan

    antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Karena ajaran Islam secara

    tegas menyuruh orang menuntut ilmu pengetahuan. Bahkan dapat dikatakan

    bahwa ajaran Islamlah yang pertama kali menyuruh orang untuk menuntut

    ilmu sepanjang hayat dikandung badan, seperti sabda Nabi Muhammad

    Saw:

    اُْطلُبُوا الِعْلَم ِمَن الَمْهِد إِلى اللَّْحدِ

    “Tuntutlah ilmu itu sejak dari ayunan sampai keliang kubur”.(Shohih Li

    Ghoirihi Diriwayatkan oleh Ibnu Majjah (no. 224))

    Dengan ringkas dapat kita katakan bahwa agama Islam mewajibkan

    setiap orang Islam untuk menuntut ilmu.

    Secara umum, proses pembelajaran merupakan proses interaksi

    komunikasi aktif antara siswa dengan guru dalam kegiatan pendidikan.

    Dalam proses pembelajaran ada kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa

    dan ada kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru, yang berlangsung

    secara bersama-sama sehingga terjadi interaksi komunikasi aktif antara

    siswa dan guru.

    Agar terjadi interaksi pembelajaran yang baik, ada beberapa

    komponen yang saling berkaitan dan saling membantu, serta merupakan satu

  • 3

    kesatuan yang dapat menunjang proses pembelajaran tersebut. Komponen-

    komponen proses pembelajaran tersebut antara lain kompetensi

    pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber/media

    pembelajaran, dll. Agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik

    guru perlu mempersiapkan skenario pembelajaran dengan cermat dan jelas.

    Pendidikan agama Islam sebagai mata pelajaran di sekolah

    mempunyai peranan penting dalam menanamkan rasa taqwa kepada Allah

    SWT. Proses pembelajaran pendididkan agama dilakukan dengan

    mengedepankan keteladanan dan kebiasaan akhlak mulia serta pengamalan

    ajaran agama. Proses pembelajaran pendidikan agama juga dikembangkan

    dengan meemanfaatkan berbagai sumber dan media belajar yang dapat

    mendorong pencapaian tujuan pendidikan agama.

    Berdasarkan hasil survei yang peneliti laksanakan sewaktu PPL di

    SMK Negeri 1 Salatiga, bahwa permasalahan pada pembelajaran PAI yang

    ada di sekolah tersebut adalah tentang perolehan nilai dan proses

    pembelajarannya. Dilihat dari perolehan nilai dari masing-masing siswa

    masih banyak yang berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

    KKM yang ditetapkan dari pihak sekolah yaitu 75, dan rata-rata nilai PAI di

    kelas XI adalah 60, Serta proses penyampaian pembelajaran agama yang

    disampaikan masih monoton, siswa hanya duduk dan mendengarkan

    penjelasan dari guru sehingga sebagian siswa ada yang tidur, ada yang

    berbicara sendiri, menjadikan pembelajaran agama tersebut kurang menarik

    dan membosankan. Selain tidak didukung dengan materi yang lengkap

  • 4

    mereka juga tidak memperoleh pendidikan diluar sekolah

    (ngaji/diniyah/TPQ) sehingga terlihat bahwa pendidikan agama yang mereka

    peroleh masih minim, dan lagi sikap para siswanya yang kurang

    memperhatikan sebagai seorang pelajar dilihat dari perilaku dan

    berkurangnya nilai moral serta sikap tidak patuhnya terhadap aturan hingga

    kurangnya rasa hormat antar teman atau guru.

    Hasil wawancara dengan Bapak Syafi’i selaku guru Pendidikan

    Agama Islam kelas XI, bahwa yang menjadi permasalahan adalah siswa

    kurang memperhatikan pada saat proses pembelajaran berlangsung,

    dikarenakan metode yang digunakan masih didominasi dengan

    menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga membuat peserta

    didik cepat bosan dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.

    Oleh karena itu peneliti akan menerapkan metode group

    investigation dalam proses pembelajaran, tujuannya untuk menciptakan

    proses pembelajaran pada siswa yang aktif dan dapat membentuk kelompok

    diskusi dalam memecahkan suatu permasalahan, siswa dituntut untuk dapat

    berbicara, berani mengutarakan pendapat serta dapat mempresentasikan

    hasil pekerjaannya yang telah diberikan di depan kelas, agar mereka dapat

    menyelesaikan masalah dan berpikir bersama serta dapat menyajikan dan

    menguraikan materi pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan.

    Dengan dasar itulah peneliti ingin mengambil judul

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI TOLERANSI

  • 5

    MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA

    KELAS XI BOGA 1. SEMESTER I SMK NEGERI 1 SALATIGA

    TAHUN PELAJARAN 2018/2019, sebagai subjek penelitian yang mana

    diharapkan agar siswa kelas XI Boga 1 dapat meningkatkan hasil belajarnya,

    mendapatkan pembelajaran yang efektif, bermanfaat, serta menciptakan

    generasi yang memiliki sikap dan moral yang sesuai dengan tuntunan agama

    melalui cara yang menyenangkan.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu

    masalah yaitu Apakah metode group investigation dapat meningkatkan hasil

    belajar PAI materi Toleransi pada siswa kelas XI Boga 1 Semester I SMK

    Negeri 1 Salatiga tahun pelajaran 2018/2019?

    C. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini

    adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode group investigation

    dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi Toleransi pada siswa kelas XI

    Boga 1 Semester I SMK Negeri 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.

    D. Kegunaan Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadikan

    pengembangan ilmu pengetahuan dan memperkaya khazanah keilmuan

    dalam dunia pendidikan, khususnya pada bidang Pendidikan Agama

    Islam.

  • 6

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Peneliti

    Bagi penulis yang mengadakan penelitian, hasil penelitian ini dapat

    digunakan untuk menambah wawasan tentang penerapan metode

    group investigation di dalam kelas.

    b. Bagi Sekolah

    Sebagai sumber informasi dan dapat digunakan untuk menambah

    referensi dunia ilmu pengetahuan dan sebagai sumber belajar atau

    bacaan bagi mahasiswa lainnya khususnya dalam hal yang berkaitan

    dengan dunia pendidikan.

    c. Bagi Guru

    1) Meningkatkan kreatifitas guru dalam proses belajar mengajar

    2) Bahan evaluasi untuk meningkatkan program kegiatan belajar

    mengajar dikelas.

    3) Pedoman dalam menggunakan metode yang sesuai dalam proses

    pembelajaran.

    4) Mempermudah bagi guru untuk menyampaikan bahan ajar.

    d. Bagi Siswa

    1) Memberikan kemudahan bagi siswa untuk meningkatkan

    pemahaman dalam membaca dan menulis Al-Qur’an serta dapat

    menunjukkan sikap toleransi yang tercipta dalam kehidupan

    sehari-hari.

    2) Memberikan motivasi dalam belajar dikelas dan diluar kelas.

  • 7

    E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

    1. Hipotesis Tindakan

    Hipotesis yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu

    melalui penggunaan metode group investigation dapat meningkatan hasil

    belajar PAI materi toleransi pada siswa kelas XI Boga 1 Semester I

    SMK Negeri 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.

    2. Indikator Keberhasilan

    Penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode group

    investigation ini dinyatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan

    tercapai. Adapun indikator yang dituliskan penulis dapat dirumuskan

    sebagai berikiut: peserta belajar PAI materi Toleransi setelah

    menggunakan metode group investigation kriteria ketuntasan minimal

    (KKM) yaitu 75, dimana untuk klasikal adalah 85% dan untuk individu

    adalah 75. Indikator keberhasilan mengacu pada KKM yang tercantum

    pada kurikulum SMK yang bersangkutan, dalam hal ini adalah SMK

    Negeri 1 Salatiga.

    F. Metode Penelitian

    1. Rancangan Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan adalah metode action

    research atau penelitian tindakan yang dilakukan dalam bentuk spiral,

    rancangan penelitian yang digunakan sesuai dengan kaidah-kaidah

    penelitian tindakan dan disesuaikan dengan kondisi spesifik subjek

  • 8

    penelitian serta kebutuhan pengukuran parameter penelitian (Sam’s,

    2010: 72).

    Desain penelitian yang digunakan adalah model dari Kemis dan

    Taggart berupa suatu siklus spiral. Pengertian siklus disini adalah suatu

    putaran kegiatan yang meliputi tahap-tahap rancangan pada setiap

    putarannya, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3)

    observasi (observation), (4) refleksi (reflection).

    Adapun siklus PTK menurut Kemmis dan Taggart (Arikunto

    dkk, 2006:16) dapat digambarkan sebagai berikut:

    Bagan 1.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis

    dan Taggart.

    a. Subjek Penelitian

    1) Tempat penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Salatiga

  • 9

    2) Waktu penelitian yakni berlangsung pada bulan Agustus-

    September.

    3) Subjek penelitian yaitu siswa kelas XI Boga 1 SMK Negeri 1

    Salatiga yang berjumlah 27 siswa (35 siswa keseluruhan) (8

    siswa non-muslim) guru sebagai kolaborator.

    b. Langkah-langkah Penelitian

    1) Perencanaan (planning)

    Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa,

    mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan

    tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya

    dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan

    tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan.

    Penelitian ini disebut juga dengan penelitian kolaborasi

    (Arikunto, dkk. 2014: 17-18).

    Untuk menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik

    atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus

    untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrument

    pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi

    selama tindakan berlangsung.

    Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan silabus, rencana

    pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi

    keaktifan, lembar observasi pelaksanaaan pembelajaran dengan

  • 10

    menerapkan metode group investigation, dan pedoman

    wawancara yang kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing.

    2) Pelaksanaan Tindakan (Acting)

    Pada tahap ini penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang

    merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu

    mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah

    bahwa dalam tahap ini pelaksana (guru) harus ingat dan menaati

    apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula

    berlaku wajar, tidak dibuat-buat (Arikunto, dkk. 2014: 17-18).

    Tahap tindakan dilakukan oleh guru dengan menerapkan

    metode group investigation dalam proses pembelajaran yang

    dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran PAI kelas XI Boga 1

    Materi yang akan diberikan adalah materi Toleransi.

    3) Pengamatan (Observing)

    Yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.

    Ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan, tentu tidak

    sempat menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi, oleh

    karena itu, kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai

    pengamat agar melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang

    terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan

    pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi

    sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk

    perbaikan siklus berikutnya.

  • 11

    4) Refleksi

    Merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

    yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat

    dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan

    tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk

    mendiskusikan implementasi rancangan tindakan (Arikunto, dkk.

    2014: 17-18).

    Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru

    pelaku tindakan siap mengatakan kepada peneliti pengamat

    tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian

    mana yang belum, dengan kata lain, guru tersebut melihat dirinya

    kembali melakukan “dialog” untuk menemukan hal-hal yang

    dirasa sudah baik. Jika hasil yang diharapkan belum tercapai

    maka dilakukan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus

    berikutnya.

    c. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada

    penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1) Observasi

    Observasi yakni, pengamatan langsung proses belajar

    mengajar yang terjadi di kelas. Pengamat dapat mengobservasi

    guru dan siswa terkait proses belajar mengajar, aktivitas dan

    interaksinya (Sani, Sudiran, 2017: 63).

  • 12

    Dalam penelitian ini terdapat dua pedoman observasi yaitu

    observasi keaktifan siswa dan observasi pelaksanaan

    pembelajaran dengan menerapkan metode group investigation

    pada siswa kelas XI Boga 1 SMK Negeri 1 Salatiga. Observasi

    keaktifan difokuskan pada pengamatan keaktifan siswa selama

    proses pembelajaran materi Toleransi.

    Sedangkan observasi pelaksanaan pembelajaran dengan

    menerapkan metode group investigation difokuskan pada

    aktivitas guru maupun siswa selama proses pembelajaran

    berlangsung. Dan pengamatan yang belum terdapat pada

    pedoman observasi dituliskan pada lembar catatan lapangan.

    2) Wawancara

    Yaitu pertemuan langsung yang direncanakan antara

    pewawancara dan yang diwawancarai untuk saling bertukar

    pikiran, guna memberikan atau menerima informasi tertentu yang

    diperlukan dalam penelitian (Sukardi, 2015: 49)

    Wawancara ini dilakukan dengan cara bertanya kepada

    guru dan siswa mengenai proses pembelajaran PAI dengan

    materi Toleransi dengan menerapkan metode group

    investigation.

    3) Tes

    Tes digunakan berupa pre test dan post test yang fungsinya untuk

  • 13

    mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah mempelajari

    materi Toleransi pada pelajaran PAI.

    4) Dokumentasi

    Dokumentasi diperoleh dari hasil tes siswa, lembar

    observasi, lembar wawancara, catatan lapangan, dan foto-foto

    selama proses pembelajaran berlangsung.

    d. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam

    penelitian. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan peneliti

    adalah:

    1) Lembar Observasi

    Dalam penelitian ini digunakan dua lembar observasi,

    yakni lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan

    menerapkan metode group investigation dan lembar observasi

    keaktifan siswa. Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran

    dengan menerapkan metode group investigation yang digunakan

    sebagai pedoman peneliti dalam melakukan observasi

    pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan lembar observasi

    keaktifan siswa digunakan pada setiap pembelajaran, sehingga

    kegiatan observasi tidak terlepas dari konteks permasalahan dan

    tujuan peneliti.

  • 14

    2) Pedoman wawancara

    Pedoman wawancara ini digunakan untuk mengetahui

    respon dan tanggapan guru mengenai proses pembelajaran

    dengan menerapkan metode group investigation.

    3) Soal tes

    Dalam proses pembelajaran dengan menerapkan metode

    group investigation digunakan pre test. Dalam tes ini terdapat

    soal-soal PAI yang meliputi materi Toleransi yang harus

    dikerjakan siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan

    pembelajaran.

    4) Catatan Lapangan

    Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang hasil

    pengamatan di kelas yang tidak terdapat di dalam lembar

    observasi. Dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati hal-

    hal yang terjadi selama proses pembelajaran dengan menerapkan

    metode group investigation.

    e. Analisis Data

    Analisis data merupakan kegiatan dinamis yang dilakukan oleh

    para guru-peneliti, bergerak dari komponen tindakan dalam satu

    siklus lain, sampai membangun interpretasi, dengan fokus utamanya

    rencana (plan) dan tindakan (act) atau aspek praktis.(Sukardi, 2015:

    72. Keterlibatan peneliti dalam usaha memberikan eksplanasi tentang

    apa yang telah dieksplorasi dari interaksi antara guru dan siswa,

  • 15

    keterangan mengenai mengapa dilakukan dalam penelitian,

    keterangan tentang bagaimana fenomena tersebut dikumpulkan, dan

    macam fenomena apa yang diperlukan untuk langkah selanjutnya.

    Pelaksanaan analisis dilakukan secara terus menerus pada saat

    penelitian sehingga pembuatan laporan penelitian akan menghasilkan

    suatu kesimpulan. Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan

    rumus sebagai berikut:

    1) Penilaian rata-rata

    Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh oleh siswa

    kemudian membagi dengan jumlah siswa tersebut, sehingga

    diperoleh nilai rata-rata, dengan rumus sebagai berikut:

    𝒙 =∑𝒙

    ∑𝑵

    Keterangan:

    ∑𝑥 = jumlah nilai keseluruhan siswa

    ∑𝑁= jumlah siswa

    𝑥 = nilai rata-rata

    2) Penilaian ketuntasan belajar

    Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar digunakan

    rumus sebagai berikut:

    𝑃 =𝐹

    𝑁

    Keterangan:

    𝑃 = Jumlah nilai dalam persen

  • 16

    𝐹 = Frekuensi

    𝑁 = Jumlah kegiatan keseluruhan (Djamarah, 2005: 255-256).

    G. Sistematika Penulisan

    Penulisan dalam skripsi ini terdiri dari V bab yang dapat diuraikan sebagai

    berikut:

    BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan

    masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis

    tindakan dan Indikator keberhasilan, metode penelitian,

    sistematika penulisan.

    BAB II Kajian Pustaka, pemaparan mengenai landasan teoritis dalam

    menunjang permasalahan.

    BAB III Paparan Data dan Temuan Penelitian, berisi tentang pelaksanaan

    penelitian yang meliputi lokasi penelitian, subjek penelitian,

    waktu penelitian, prosedur kerja dalam penelitian dan deskripsi

    penelitian.

    BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang hasil penelitian

    yang meliputi hasil penelitian siklus I, hasil penelitian siklus II,

    dan hasil penelitian siklus III serta pembahasan.

    BAB V Penutup, memuat tentang kesimpulan penelitian yang telah

    dilakukan dan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan

    manfaat dalam mengembangkan pendidikan serta penutup

    sebagai kesempurnaan dalam penelitian.

  • 17

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Belajar

    a. Pengertian Belajar

    Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai

    macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak

    manusia lahir sampai akhir hayat.

    Belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku

    yang meliputi perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan,

    pemahaman, dan apresiasi. Oleh sebab itu belajar adalah proses aktif,

    yaitu proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar

    individu (Suprihatiningrum, 2017: 14).

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

    memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi

    ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk

    mencapai kepandaian atau ilmu. Yang dimaksud adalah usaha manusia

    untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian

    yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu

    manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan

    memiliki tentang sesuatu (Baharuddin, dkk, 2015: 15).

    Belajar adalah perubahan tingkah laku disebabkan oleh pelatihan

    dan pengalaman. Belajar merupakan bagian hidup manusia yang

  • 18

    berlangsung seumur hidup dalam segala situasi dan kondisi yang

    dilakukan di sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat

    (Basri, 2015: 13).

    Dalam sebuah buku “The Guidance of Learning Activties”

    merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada

    diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu

    dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu

    berinteraksi dengan lingkungannya (Aunurrahman, 2016:35).

    Dalam Buku Perangkat Pembelajaran KTSP SMA (2009), belajar

    didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan

    tingkah laku (behavioral change) pada individu yang belajar. Lebih

    dijelaskan lagi bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku

    sebagai akibat dari interaksi antara peserta didik dengan sumber-

    sumber atau objek belajar, baik yang sengaja dirancang (by design)

    maupun yang tidak secara sengaja dirancang tetapi dimanfaatkan (by

    utilization) (Suyono, dkk, 2011: 13).

    Ternyata ada suatu benang merah yang dapat ditarik dari

    berbagai pemaknaan itu, bahwa belajar merujuk kepada suatu proses

    perubahan perilaku atau pribadi atau perubahan struktur kognitif

    seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu, hasil interaksi

    aktifnya demgam lingkungan atau sumber-sumber pembelajaran yang

    ada disekitarnya.

  • 19

    Dengan demikian, belajar dapat membawa perubahan bagi si

    pelaku,baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.

    Dengan perubahan-perubahan tersebut, tentunya si pelaku juga akan

    terbantu dalam memecahkan permasalahn hidup dan bisa

    menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

    Didalam Al-Qur’an terdapat ayat tentang perintah untuk

    menuntut ilmu, yaitu pada Q.S Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:

    Artinya :

    “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

    "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya

    Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:

    "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan

    orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi

    ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa

    yang kamu kerjakan (Q.S. al-Mujadalah: 11) (al-Qur’an dan

    terjemah, 2013: 542).

  • 20

    b. Faktor-faktor yang Memengaruhi Belajar

    Ada tiga faktor yang memengaruhi belajar yaitu sebagai berikut

    (Basri, 2015: 51):

    1) Faktor individual adalah faktor internal siswa, seperti kondisi

    jasmani dan rohaninya.

    2) Faktor sosial adalah faktor eksternal siswa, seperti kondisi

    lingkungan.

    3) Faktor struktural adalah pendekatan belajar yang meliputi strategi

    dan metode yang digunakan siswa dan pengajar dalam melakukan

    kegiatan pembelajaran.

    Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar

    dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

    Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar

    individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar (Baharuddin, dkk,

    2015: 23-34)

    1) Faktor internal

    Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam

    diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu.Faktor-

    faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.

    a) Faktor fisiologis

    Adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi

    fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam.

    Pertama, keadaan tonus jasmani, keadaan ini pada umumnya

  • 21

    sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik

    yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif

    terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik

    yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil

    belajar individu. Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis,

    selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada

    tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama

    pancaindera. Pancaindera yang berfungsi dengan baik akan

    mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula.

    b) Faktor psikologis

    Adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat

    memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang

    utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa,

    motivasi, minat, sikap, dan bakat.

    (1) Kecerdasan/intelegensi siswa

    Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan

    psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan

    diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan

    demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan

    kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh yang lain.

    (2) Motivasi

    Adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan

    kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa

  • 22

    ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi

    mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri

    individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan

    menjaga perilaku setiap saat.

    (3) Minat

    Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan

    dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar

    terhadap sesuatu.

    (4) Sikap

    Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

    kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara

    yang relative tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan

    sebagainya, baik secara positif/ negatif.

    (5) Bakat

    Adalah kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas

    tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan.

    2. Faktor-faktor Eksogen/Eksternal

    Selain karakteristik siswaatau faktor-faktor endogen, faktor-

    faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa.

    Dalam hal ini, (Syah, 2003) menjelaskan bahwa faktor-faktor

    eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi

    dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan

    non-sosial.

  • 23

    a) Lingkungan sosial

    (1) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan

    teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar

    seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya

    dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik

    disekolah.

    (2) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan

    masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar

    siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak

    pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi

    aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika

    memerlukan teman belajar, diskusi atau meminjam alat-alat

    yang kebetulan belum dimilikinya.

    (3) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat

    memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-

    sifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah),

    pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak

    terhadap aktivitas belajar siswa.

    b) Lingkungan non-sosial.

    Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non-sosial adalah:

    (1) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar,

    tidak panas tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat,

    atau tidak terlalu lemah/gelap. Lingkungan alamiah tersebut

  • 24

    merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas

    belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam

    tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.

    (2) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat

    digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti

    gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan

    olahraga dan lain sebagainya. Kedua software, seperti

    kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku

    panduan, silabi, dan lain sebagainya.

    (3) Faktor materi, pembelajaran (yang diajarkan ke siswa).

    Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan

    usiaperkembangan siswa, begitu juga dengan metode

    mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan

    siswa. Karena itu agar guru dapat memberikan kontribusi

    yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru

    harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode

    mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi

    siswa.

    c. Prinsip-prinsip Belajar

    Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu

    mengembangkan potensi-potensi peserta didik secara optimal. Upaya

    untuk mendorong terwujudnya perkembangan potensi peserta didik

    secara optimal. Upaya untuk mendorong terwujudnya perkembangan

  • 25

    potensi peserta didik tersebut tentunya merupakan suatu proses

    panjang yang tidak dapat diukur dalam periode tertentu, apalagi dalam

    waktu yang sangat singkat. Oleh karena itu seluruh proses dan tahapan

    pembelajaran harus mengarah pada upaya mencapai perkembangan

    potensi-potensi anak tersebut.

    Agar aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaan

    terarah pada upaya peningkatan potensi siswa secara komprehensip,

    maka pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip

    yang benar, yang bertolak dari kebutuhan internal siswa untuk belajar.

    Mengingatkan beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar

    bagi penerapan prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran,

    yaitu (Aunurrahman, 2016: 113-114):

    1) Hal apapun yang dipelajari muid, maka ia harus mempelajarinya

    sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar

    tersebut untuknya.

    2) Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan

    untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan

    belajar.

    3) Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera

    diberikan penguatan (reinforcement).

    4) Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah

    pembelajaran, memungkinkan murid belajar secara lebih berarti.

  • 26

    5) Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari

    sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar

    dan mengingat lebih baik.

    Prinsip belajar menunjuk kepada hal-hal penting yang harus

    dilakukan guru agar terjadi proses belajar siswa sehingga proses

    pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai hasil yang diharapkan.

    Bagi siswa prinsip-prinsip pembelajaran akan membantu tercapainya

    hasil belajar yang diharapkan.Banyak teori dan pinsip-pinsip belajar

    yang dikemukakan para ahli yang satu dengan yang lain memiliki

    persamaan dan juga pebedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut

    terdapat beberapa pinsip yang relatif berlaku umum yang dapat dipakai

    sebagai dasar dalam upaya pembelajaran. Prinsip belajar menurut

    (Dimyati, 2006: 42-49):

    1) Perhatian dan Motivasi

    Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan

    belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa

    apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan. Disamping

    perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan

    belajar.

    2) Keaktifan

    Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak

    adalah makhluk yang aktif. Dalam setiap belajar, siswa selalu

    menampakkan keaktifannya.

  • 27

    3) Keterlibatan Langsung/Berpengalaman

    Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar jangan

    diartikan keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama

    keterlibatan mental emisional, kognitif, dan perolehan

    pengetahuan.

    4) Pengulangan

    Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut

    akan berkembang, mengulang-ulang suatu perbuatan sehingga

    menjadi suatu kebiasaan dan pembiasaan tidak perlu selalu oleh

    stimulus yang sesungguhnya, tetapi dapat juga oleh stimulus

    penyerta.

    5) Tantangan

    Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang

    ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari

    bahan belajar. Maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu

    dengan mempelajari bahan ajar tersebut.

    6) Balikan dan penguatan

    Siswa belajar dengan sungguh-sungguhkarena takut tidak naik

    kelas dan mendorong dirinya agar mendapat nilai yang baik dalam

    ulangan. Inilah yang dimaksud pengulangan negatif, sedangkan

    balikan adalah yang segera diperoleh siswa setelah belajar melalui

    metode-metode.

  • 28

    7) Perbedaan Individual

    Siswa merupakan individual yang unik artinya, tidak ada dua

    orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki pebedaan satu

    dengan yang lain entah pada karakteristik psikis, kepribadian

    maupun sifat-sifatnya.

    2. Hasil Belajar

    a. Pengertian Hasil Belajar

    Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga

    unsur yang dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (intruksional),

    pengalaman (proses) belajar-mengajar, dan hasil belajar (Sudjana,

    1990: 2) Hubungan ketiga unsur tersebut digambarkan dalam diagram

    berikut ini:

    Tujuan intruksional

    (a) (c)

    pengalaman belajar Hasil belajar

    (proses belajar-mengajar) (b)

    Diagram 1.1 Hubungan Tiga Unsur Proses Pembelajaran

    (Sudjana, 1990: 2).

    Garis (a) menunjukkan hubungan antara tujuan intruksional

    dengan pengalaman belajar, garis (b) menunjukkan hubungan antara

    pengalaman belajar dengan hasil belajar, dan garis (c) menunjukkan

    hubungan tujuan intruksional dengan hasil belajar. Dapat disimpulkan

    bahwa hasil penilaian tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui

  • 29

    tercapai tidaknya tujuan intruksional, dalam hal ini perubahan tingkah

    laku siswa, tetapi juga sebagai umpan balik bagi upaya memperbaiki

    proses belajar-mengajar.

    Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

    peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-

    aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari

    oleh peserta didik. Oleh karena itu apabila peserta didik mempelajari

    pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh

    adalah berupa penguasaan konsep.

    Hasil belajar menurut Gagne & Briggs (1979: 51) adalah

    kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan

    belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa (learner’s

    performace) (Suprihatiningrum, 2017: 37).

    Dalam kegiatan belajar, tujuan yang harus dicapai oleh setiap

    individu dalam belajar memiliki beberapa peranan penting, yaitu:

    1) Memberikan arah pada kegiatan peserta didikan. Bagi pendidik

    tujuan peserta didikan akan mengarahkan pemilihan strategi dan

    jenis kegiatan yang tepat. Kemudian bagi peserta didik, tujuan itu

    mengarahkan peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar yang

    duharapkan dan mampu menggunakan waktu seefisien mungkin.

    2) Untuk mengetahui kemajuan belajar dan perlu tindakannya.

  • 30

    b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

    Pada umumnya, hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga

    ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Secara eksplisit

    ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap mata

    pelajaran selalu mengandung ketiga ranah tersebut, namun

    penekanannya selalu berbeda.

    Mata pelajaran praktik lebih menekankan pada ranah psikomotor,

    sedangkan mata pelajaran pemahaman konsep lebih menekankan pada

    ranah kognitif. Berikut ketiga faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

    belajar (Ratnawulan, dkk, 2015: 57-58).

    1) Ranah Psikomotor

    Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang

    pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi, yang melibatkan

    otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah ranah yang

    berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya menulis, memukul,

    melompat dan sebagainya.

    2) Ranah Kognitif

    Ranah kognitif berhubungan erat dengan kemampuan berpikir,

    termasuk kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi,

    menganalisis, menyintesis dan kemampuan mengevaluasi.

    3) Ranah Afektif

    Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti sikap, minat,

    konsep diri, nilai dan moral.

  • 31

    Dalam paradigma lama, penilaian pembelajaran lebih ditekankan

    pada hasil (produk) dan cenderung hanya menilai kemampuan aspek

    kognitif, yang kadang-kadang direduksi sedemikian rupa melalui

    bentuk tes objektif.

    Untuk itu, afektif dirasakan penting oleh semua orang, namun

    implementasinya masih kurang. Hal ini karena merancang pencapaian

    tujuan pembelajaran afektif tidak semudah seperti pembelajaran

    kognitif dan psikomotor. Dengan satuan pendidikan harus merancang

    kegiatan pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran afektif

    dapat dicapai.

    c. Manifestasi Hasil Belajar

    Belajar tidak hanya terlihat ketika seseorang dapat membaca dan

    menulis, namun belajar termanifestasikan dalam beberapa macam

    bentuk. Wujud belajar tersebut, sebagaimana yang dikemukakan Syah

    (2003), bahwa wujud hasil belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud

    perubahan, adalah sebagai berikut (Sriyanti, 2013: 22-24).

    1) Kebiasaan

    Salah satu ujud hasil belajar adalah adanya perubahan kebiasaan

    dalam diri individu.

    2) Keterampilan

    Adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot

    yang bersifat motorik, karenanya membutuhkan koordinasi gerak

    yang telitindan memerlukan kesadaran tinggi.

  • 32

    3) Pengamatan

    Adalah proses menerima, menafsirkan, dan mengartikan

    rangsangan yang masuk melalui pancaindera, terutama mata dan

    telinga.

    4) Berpikir asosiatif dan daya ingat

    Adalah bentuk berpikir untk menghubungkan sesuatu dengan

    sesuatu lainnya.

    5) Berpikir rasional dan kritis

    Berarti mampu menggunakan logika untuk menentukan sebab-

    akibat, menganalisis, menyimplkan, bahkan meramalkan sesuatu.

    6) Sikap

    Adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk mereaksi

    terhadap sesuatu hal.

    7) Inhibisi

    Merupakan bentuk kesanggupan individu untuk mengurangi atau

    menghentikan tindakan yang tidak perlu dan mampu memilih atau

    melakukan tindakan lain yang lebih baik.

    8) Apresiasi

    Bentuk kemampuan untuk menilai dan menghargai terhadap

    sesuatu objek tertentu.

    9) Tingkah laku efektif

    Seseorang dikatakan memiliki tingkah laku yang efektif, yaitu

    tingkah laku yang memiliki manfaat.

  • 33

    3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

    a. Pengertian Agama Islam

    Pendidikan agama merupakan kata majemuk yang terdiri dari

    kata “pendidikan”dan “agama”. Dalam Kamus Umum Bahasa

    Indonesia, pendidikan berasal dari kata didik, dengan diberi awalan

    “pe” dan akhiran “an”, yang berarti “proses pengubahan sikap dalam

    usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan”.

    Sedangkan arti mendidik itu sendiri adalah memelihara dan memberi

    latihan (ajaran) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran (Syafaat, dkk,

    2008: 11).

    Pengertian Pendidikan Agama Islam sebagaimana yang

    diungkapkan Sahilun A. Nasir, yaitu:

    “Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha yang sistematis

    dan pragmatis dalam membimbing anak didik yang beragama Islam

    dengan cara sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran Islam itu benar-

    benar dapat menjiwai, menjadi bagian yang integral dalam dirinya.

    yakni, ajaran Islam itu benar-benar dipahami, diyakini kebenarannya,

    diamalkan menjadi pedoman hidupnya, menjadi pengontrol terhadap

    perbuatan, pemikiran dan sikap mental.

    Sedangkan Zakiah Darajat merumuskan bahwa Pendidikan

    Agama Islam sebagai berikut:

    “(a) Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan

    asuhan terhadap anak didik agar setelah selesai dari pendidikannya

  • 34

    dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta

    menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life). (b) Pendidikan

    Agama Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran

    Islam. (c) Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui

    ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan

    terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia

    dapat, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam

    yang telah diyakini menyeluruh, serta menjadikan keselamatan hidup

    di dunia maupun di akhirat kelak (Darajat, 1992: 28).

    M. Arifin mndefinisikan Pendidikan Agama Islam adalah proses

    yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang lebih baik dan

    yang mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan

    dasar (fitrah) dan kemampuan ajarannya (pengaruh dari luar).

    Jadi Pendidikan Agama Islam, yaitu usaha yang berupa

    pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak selesai

    pendidikannya dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan

    agama Islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik

    pribadi maupun kehidupan masyarakat.

    b. Fungsi Pendidikan Agama Islam

    Menurut Prof. Richey, istilah pendidikan berkenaan dengaan

    fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu

    masyarakat, terutama membawa warga masyarakat yang baru

  • 35

    mengenai tanggung jawab bersama di dalam masyarakat (Syafaat, dkk,

    2008: 171).

    Di dalam ajaran agama Islam bahwa adanya kebutuhan terhadap

    agama disebabkan manusia selaku makhluk Tuhan dibekali dengan

    berbagai profesi (fitrah) yang dibawa sejak lahir. Salah satu fitrah

    tersebut adalah kecenderungan terhadap agama Islam.

    Agama begitu ampuh dan besar dalam kehidupan manusia.

    Menurut Zakiah Darajat agama memiliki beberapa fungsi, yaitu:

    1) Memberikan bimbingan dalam hidup

    2) Menolong dalam menghadapi kesukaran

    3) Menenteramkan batin

    Pada hakikatnya manusia membutuhkan agama. Hal ini

    disebabkan agama berfungsi sebagai pembimbing dan petunjuk

    arah/hauan. Dalam kehidupan remaja, agama mempunyai peran yang

    sangat penting, karena agama dapat membantu para remaja dalam

    menghadapi segala macam persoalan yang dihadapi dalam hidupnya.

    Menurut Djamaludin dan Abdullah Aly mengatakan bahwa

    pendidikan agama Islam memiliki empat macam fungsi, berikut ini

    (Syafaat, dkk, 2008: 173):

    1) Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan

    tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang.

  • 36

    2) Memindakan ilmu pengetauhan yang bersangkutan dengan

    peranan-peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.

    3) Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk memelihara

    keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadisyarat mutlak bagi

    kelanjutan hidup suatu masyarakat dan peradaban.

    4) Mendidik anak agar beramal saleh didunia ini untuk memperoleh

    hasilnya di akhirat kelak.

    Jadi fungsi pendidikan agama Islam adalah realisasi dari cita-cita

    ajaran Islam, yang membawa misi kesejahteraan manusia sebagai

    hamba Allah lahir dan batin di dunia dan akhirat.

    c. Tujuan Pendidikan Agama Islam

    Tujuan Pendidikan Agama Islam ialah sesuatu yang diharapkan

    tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai.

    Tujuan Pendidikan Islam, menurut hasil seminar pendidikan

    Islam se-Indonesia, tanggal 7-11 Mei 1960 di Cipayung Bogor, adalah

    menanamkan takwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran dalam

    rangka membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi luhur

    menurut ajaran Islam (Syafaat, dkk, 2008: 33).

    Tujuan akhir pendidikan Agama Islam adalah membina manusia

    agar menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, baik secara

    individual maupun secara komunal dan sebagai umat seluruhnya.

    Dengan demikian, tujuan pendidikan Islam jika diringkaskan,

    dalah mendidik manusia agar menjadi hamba Allah seperti Nabi

  • 37

    Muhammad Saw. Sifat-sifat yang harus melekat pada diri hamba Allah

    itu adalah sifat-sifat yang tercermin dalam kepribadiannya. Di antara

    sifat-sifat itu adalah:

    1) Beriman dan beramal shaleh untuk mencapai hasanah fiddunya

    dan hasanah fil akhirah.

    2) Berilmu yang dalam dan luas bekerja keras untuk kemakmuran

    kehidupan dunia.

    3) Berakhlak mulia dalam pergaulan

    4) Cakap memimpin di permukaan bumi

    5) Mampu mengolah isi bumi untuk kemakmuran umat manusia.

    4. Perilaku Toleransi

    a. Pengertian Perilaku Toleransi

    Toleransi adalah rasa tenggang rasa terhadap sesama, baik

    terhadap sesama muslim maupun non muslim. Toleransi terhadap

    nonmuslim terbatas pada urusan yang bersifat duniawi saja, tidak

    menyangkut akidah, syariah dan ubudiyah (Untoro, 2017: 24).

    b. Pentingnya Perilaku Toleransi

    Toleransi sangat penting dalam kehidupan manusia, baik dalam

    berkata-kata maupun dalam bertingkah laku. Dalam hal ini, toleransi

    berarti menghormati dan belajar dari orang lain, menghargai

    perbedaan, menjembatani kesenjangan di antara kita sehingga tercapai

    kesamaan sikap. Toleransi jugamerupakan awal dari sikap menerima

    bahwa perbedaan bukanlah suatu hal yang salah, justru perbedaan

  • 38

    harus dihargai dan dimengerti sebagai kekayaan. Misalnya, perbedaan

    ras, suku, agama, adat istiadat, cara pandang, perilaku, pendapat.

    Dengan perbedaan tersebut, diharapkan manusia bisa mempunyai

    sikap tolerasi terhadap segala perbedaan yang ada, dan berusaha hidup

    rukun, baik individu dan individu, individu dan kelompok masyarakat,

    serta kelompok masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya. Terkait

    pentingnya toleransi, Allah Swt menegaskan dalam firmannya pada

    Q.S. Yunus Ayat 40-41 adalah sebagai berikut:

    Artinya:

    (40) “Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al

    Quran, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman

    kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang

    berbuat kerusakan”.

    (41)“Jika mereka mendustakan kamu, Maka Katakanlah: "Bagiku

    pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. kamu berlepas diri terhadap

  • 39

    apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang

    kamu kerjakan (Q.S. Yunus:40-41) (al-Qur’an dan terjremah, 2013:

    208).

    Kaidah Tajwid

    Kalimat Hukum Bacaan Alasan

    نْ َوِمنْ ْمَّ ُْهم Idgham mimmi Huruf mim sukun

    bertemu mim

    ِمنُْ ْيُّؤ Idgham bighunnah َمن Huruf nun sukun

    bertemu huruf ya

    Terjemahan Lafal

    Lafal Terjemah Lafal Terjemah

    َوِمن ُهمْ diantara Dan

    mereka ََْوَربُّك Tuhanmu Dan

    ِمنُْ ْيُّؤ َمن Yang orang

    Ada beriman ُْلَم اَع mengetahui

    Lebih

    بِهKepada Al-

    Qur’an َُْمف ِسِدي ن بِال

    Berbuat yang

    Orang

    kerusakan

    َوِمن ُهمْ Diantara dan

    mereka َْك َْكذَّبُو َواِن Mereka jika dan

    mendustakanmu

    ْْنْ مِْ نُْؤمِْيُّْلَّ Yang orang ada

    beriman tidak

    kepadanya يْ لِْمَْعَْْيْ ل ِْ

    Pekerjaanku

    bagiku

    Q.S. Yunus/10: 40 Allah Swt menjelaskan bahwa setelah Nabi

    Muhammad Saw berdakwah, ada orang yang beriman kepada al-

    Qur’an dan mengikutinya serta memperoleh manfaat dari salah yang

    disampaikan, tapi ada juga yang tidak beriman dan mereka mati dalam

    kekafiran.

  • 40

    Pada Q.S. Yunus/10: 41 Allah Swt memberikan penegasan

    kepada rasul-Nya, bahwa jika mereka mendustakanmu, katakanlah

    bahwa bagiku pekerjaanku, dan bagi kalian pekerjaan kalian, kalian

    berlepas diri dari apa yang aku kerjakan dan aku berlepas diri terhadap

    apa yang kalian kerjakan, Allah Swt Maha adil dan tidak pernah

    dzalim, bahkan Dia memberi kepada setiap manusia sesuai dengan apa

    yang diterimanya.

    Dari penjelasan ayat terebut dapat disimpulkan hal-hal berikut:

    1) Umat manusia yang hidup setelah diutusnya Nabi Muhammad Saw

    terbagi menjadi dua golongan, ada umat yang beriman terhadap

    kebenaran kerasulan dan kitab suci yang disampaikannya dan ada

    pula golongan orang yang mendustakan kerasulan Nabi

    Muhammad Saw dan tidak beriman kepada al-Qur’an.

    2) Allah Swt Maha Mengetahui sikap dan perilaku orang-orang

    beriman yang selama hidup di dunia senantiasa bertaqwa kepada-

    Nya, begitu juga orang kafir yang tidak beriman kepada-

    Nya.Orang beriman harus tegas dan berpendirian teguh atas

    keyakinannya. Ia tegar meskipun hidup di tengah-tengah orang

    yang berbeda keyakinan dengan dirinya.

    Ayat diatas juga menjelaskan perlunya menghargai perbedaan

    dan toleransi. Cara menghargai perbedaan dan toleransi antara lain

    tidak mengganggu aktivitas keagamaan orang lain.

  • 41

    5. Menghindarkan Diri dari Perilaku Tindak Kekerasan

    Manusia dianugerahi oleh Allah Swt berupa nafsu. Dengan nafsu

    tersebut, manusia dapat merasa benci dan cinta. Dengannya pula manusia

    bisa melakukan persahabatan dan permusuhan. Dengannya pula manusia

    bisa mencapai kesempurnaan ataupun kesengsaraan. Hanya nafsu yang

    telah berhasil dijinakkan oleh akal saja yang akan mampu menghantarkan

    manusia kepada kesempurnaan.

    Namun sebaliknya, jika nafsu diluar kendali akal, niscaya akan

    menjerumuskan manusia ke dalam jurang kesengsaraan dan kehinaan.

    Permusuhan berasal dari rasa benci yang dimiliki oleh setiap manusia.

    Sebagaimana cinta, bencipun berasal dari nafsuyang harus bertumpu diatas

    pondasi akal. Permusuhan diantara manusia terkadang karena kedengkian

    pada hal-hal duniawi seperti pada kasus Qabil dan Habil ataupun pada

    kisah Nabi Yusuf a.s dan saudara-saudaranya. Terkadang pula permusuhan

    dikarenakan dasar ideologi dan keyakinan. Islam melarang perilaku

    kekerasan terhadap siapapun Allah Swt berfirman dalam Q.S al-Maidah

    ayat 32 adalah sebagai berikut:

  • 42

    Artinya :

    (32) “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil,

    bahwa: Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan

    karena orang itu (membunuh) orang lain[411], atau bukan karena

    membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah

    membunuh manusia seluruhnya[412]. dan Barangsiapa yang

    memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah Dia telah

    memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya telah

    datang kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa)

    keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka

    sesudah itu[413] sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat

    kerusakan dimuka bumi (Q.S. al-Maidah: 32) (al-Qur’an dan

    terjemah, 2013: 113).

    Kaidah Tajwid

    Lafal Hukum Bacaan Keterangan

    لِْجْ اَْْنْ مِْ Qalqalah Sugra Huruf jim bertanda baca

    sukun ditengah kata

    رِْيْ غَْابِْسْ فْ نَ Iqlab Fathtahtain bertemu huruf

    ba’

    انَلُْسُْرُْْمْ هُْت ْءَْآجَْ Syafawi Idzhar Mimsukun bertemu huruf

    ra’

    Terjemahan Lafal

    Lafal Terjemah Lafal Terjemah

    ِلْذِلكَْ ْاَج ِمن Oleh karena

    itu َْاسَْاالنَّْيَْحْ ا Menghidupkan

    manusia

    انَْبْ تَْكِْ Kami

    tetapkan َْاع ْيْ مِْج Semuanya

    لَْيْ اءِْرَْسْ اِْْيْ نِْبَْ Bani Israil َْدْ قَْلَْو Dan sungguh

    لَْتَْقَْْنْ مَْ Barang siapa

    membunuh َْمْ هُْت ْءَْآج Telah datang

    kepada mereka

    اسْ فْ نَْ Jiwa ُْالنَْسُْر Rasul-rasul kami

  • 43

    ْفْ نَْْرِْيْ غَْبِْ س Bukan karena

    ia membunuh

    orang tuanya

    (qiyas)

    نتِْي ِْبَْاالْ بِْ Dengan membawa

    penjelasan

    ادْ سَْفَْوْ اَْ Atau

    membuat

    kerusakan ارْ يْ ثِْكَْْنَّْاِْ

    Sesungguhnya

    banyak

    Allah Swt menjelaskan dalam ayat ini, bahwa setelah peristiwa

    pembunuhan Qabil dan Habil, Allah Swt. Menetapkan suatu hukum bahwa

    membunuh seorang manusia, sama dengan membunuh seluruh manusia.

    Begitu juga menyelamatkan kehidupan seorang manusia, sama dengan

    menyelamatkan seluruh manusia. Ayat ini menyinggung sebuah prinsip

    sosial di mana masyarakat bagaikan sebuah tubuh, sedangkan individu-

    individu masyarakat merupakan anggota tubuh tersebut.

    Apabila sebuah anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lainnya

    pun ikut merasa sakit. Begitu juga apabila seseorang berani mencemari

    tangannya dengan darah orang yang tak berdosa, maka pada hakikatnyadia

    telah membunuh manusia-manusia lain yang tak berdosa. Dasi segi sistem

    penciptaan manusia, terbunuhnya Habil telah menyebabkan hancurnya

    generasi besar suatu masyarakat, yang bakal tampil dan lahir di dunia ini.

    al-Qur’an memberikan perhatian penuh terhadap perlindungan jiwa

    manusia dan menganggap membunuh seorang manusia, sama dengan

    membunuh sebuah masyarakat.

  • 44

    Pengadilan di negara-negara tertentu menjatuhkan hukuman qisas,

    yaitu membunuh orang yang telah membunuh. Di Indonesia juga pernah

    dilakukan hukuman mati bagi para pembunuh.

    Dalam Q.S. al-Maidah/5: 32 terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:

    1) Nasib kehidupan manusia sepanjang sejarah memiliki kaitan dengan

    orang lain. Sejarah kemanusiaan merupakan mata rantai yang saling

    berhubungan. Karena itu, terputusnya sebuah mata rantai akan

    mengakibatkan musnahnya sejumlah besar umat manusia.

    2) Nilai suatu pekerjaan berkaitan dengan tujuan mereka. Pembunuhan

    seorang manusia dengan maksud jahat merupakan pemusnahan sebuah

    masyarakat, tetapi keputusan pengadilan untuk melakukan eksekusi

    terhadap seorang pembunuh dalam rangka qisas merupakan sumber

    kehidupan masyarakat.

    3) Mereka yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan

    penyelamatan jiwa manusia, seperti para dokter, perawat, polisi harus

    mengerti nilai pekerjaan mereka. Menyembuhkan atau menyelamatkan

    orang yang sakit dari kematian bagaikan menyelamatkan sebuah

    masyarakat dari kehancuran. Tugas kita bersama adalah menjaga

    ketentraman hidup dengan cara mencintai tetangga, orang-orang yang

    berada disekitar kita.

  • 45

    Artinya, kita dilarang melakukan perilaku-perilaku yang dapat

    merugikan orang lain, termasuk menyakitinya dan melakukan tindakan

    kekerasan kepadanya.

    Di Indonesia ada hukum yang mengatur pelanggaran melakukan tindak

    kekerasan, termasuk kekerasan kepada anak dan anggota keluarga,

    misalnya UU No. 23 Tahun 2002 dan UU No. 23 Tahun 2004.

    Mari kita renungkan dan amati suasana kehidupan bangsa Indonesia.

    Kondisi bangsa Indonesia yang berbhineka ini harus kita pertahankan

    demi ketentraman dan kedamaian penduduknya. Salah satu cara

    mempertahankan kebhinekaan ini adalah dengan toleransi atau saling

    menghargai.

    Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, kerukunan hidup antar suku,

    ras, golongan dan agama harus selalu di jaga dan dibina. Kita tidak ingin

    bangsa Indonesia terpecah belah saling bermusuhan satu sama lain karena

    masalah di atas.

    6. Hikmah dari menghindarkan diri dari tindak kekerasan

    1) Menciptakan rasa aman dalam masyarakat

    2) Menciptakan kenyamanan dalam hati

    3) Memiliki banyak teman

    4) Disukai banyak orang

  • 46

    7. Metode Pembelajaran

    a. Pengertian Metode Pembelajaran

    Metode Berasal dari bahasa Yunani “metodhos” yang berarti

    cara atau jalan yang ditempuh. Jadi, metode adalah suatu cara yang

    digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    Metode pembelajaran merupakan prosedur, urutan, langkah-

    langkah, dan cara yang digunakan pendidik untuk

    mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk

    kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

    Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara

    mengajar yang digunakan pendidik (Aqib, dkk, 2016: 10).

    Metode secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang

    umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai

    untuk mencapai tujuan tertentu. Kata “pembelajaran” berarti segala

    upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada

    diri peserta didik. Jadi metode pembelajaran adalah cara-cara

    menyajikan materi pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar

    terjadi proses belajar pada diri peserta didik dalam upaya untuk

    mencapai tujuan (Sutikno, 2014: 33-34).

    Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan pendidik

    dalam mengadakan hubungan dengan peserta didikpada saat

    berlangsung pembelajaran. Dengan kata lain, metode ini digunakan

    dalam konteks pendekatan secara personil antara pendidik dan peserta

  • 47

    didik supaya peserta didik tertarik da menyukai dengan materi yang

    diajarkan. Suatu pelajaran tidak akan pernah berhasil jika tingkat

    antusias peserta didik berkurang (Aqib, dkk, 2016: 10).

    b. Metode Group Investigation

    1) Pengertian Metode Group Investigation

    Group Investigation adalah suatu model pembelajaran yang

    lebih menekankan pada pilihan dan control siswa dari pada

    menerapkan teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Selain itu

    juga memadukan prinsip belajar demokratis dimana siswa terlibat

    secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik dari tahap awal

    sampai akhir pembelajaran termasuk di dalamnya siswa

    mempunyai kebebasan memilih materi yang akan dipelajari sesuai

    dengan topik yang sedang dibahas (Shoimin, 2014: 80).

    Metode group investigation disusun oleh Herbert Thelen dan

    Jhon Dewey. Metode ini mengambil metode yang berlaku di dalam

    masyarakat, terutama mengenai cara anggota masyarakat

    melakukan poses mekanisme sosial melalui serangkaian

    kesepakatan sosial.

    Melalui kesepakatan-kesepaktan inilah peserta didik

    mempelajari pengetahuan akademis dan melibatkan diri dalam

    pemecahan masalah sosial. Metode ini menuntut peserta didik

    untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi

    maupun dalam keterampilan proses kelompok (Sutikno, 2014: 78).

  • 48

    Di dalam proses ini, para peserta didik dimasuki situasi.

    Mereka memberikan respon terhadap masalah yang mereka

    rasakan perlu untuk dipecahkan. Masalah itu sendiri dapat timbul

    dari peserta didik atau diberikan oleh guru.

    Tujuan metode group investigation adalah untuk

    mengembangkan kemampuan berpartisipasi dalam proses sosial

    demokratis dengan mengkombinasikan perhatian-perhatian pada

    kemampuan antar-personal (kelompok) dan kemampuan rasa ingin

    tahu yang akademis. Aspek-aspek dari pengembangan diri

    merupakan hasil perkembangan yang utama dari metode ini

    (Sutrikno, 2014: 79).

    2) Langkah-langkah Metode Group Investigation

    Menurut Rusman (2013) bahwa implementasi metode group

    investigasi secara umum dibagi menjadi 6 langkah (Sutikno, 2014:

    80-81) yaitu:

    a) Mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan peserta didik ke

    dalam kelompok.

    b) Merencanakan tugas-tugas belajar (direncanakan secara

    bersama-sama oleh para peserta didik dalam kelompoknya

    masing-masing, yang meliputi: apa yang diselidiki, bagaimana

    dilakukan, siapa sebagai apa (pembagian kerja)).

    c) Melaksanakan investigasi (peserta didik mencari informasi,

    menganalisis data dan membuat simpulan; setiap anggota

  • 49

    kelompok harus berkontribusi kepada usaha kelompok; para

    peserta didik bertukar pikiran, mendiskusikan, mengklarifikasi,

    dan mensintesis ide-ide).

    d) Menyiapkan laporan akhir (anggota kelompok menentukan

    pesan-pesan esensial proyeknya; merencanakan apa yang akan

    dilaporkan dan bagaimana membuat presentasinya; membuat

    panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana presentasi).

    e) Mempresentasikan laporan akhir (presentasi dibuat untuk

    keseluruhan kelas dalam berbagai macam bentuk, bagian-

    bagian presentasi harus secara aktif dapat melibatkan

    pendengar (kelompok lainnya); pendengar mengevaluasi

    kejelasan presentasi menurut kriteria yang telah ditentukan

    keseluruhan kelas).

    f) Evaluasi (peserta didik berbagi mengenai balikan terhadap

    topik yang dikerjakan, kerja yang telah dilakukan, dan

    pengalaman-pengalaman afektifnya.

    3) Kelebihan Group Investigation

    a) Secara Pribadi

    (1) Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas.

    (2) Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif.

    (3) Rasa percaya diri dapat lebih memningkat.

    (4) Dapat memecahkan dan menangani suatu masalah.

    (5) Dapat mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisik.

  • 50

    b) Secara Sosial

    (1) Meningkatkan belajar bekerja sama.

    (2) Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri dan guru.

    (3) Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis.

    (4) Belajar menghargai pendapat orang lain.

    (5) Meningkatkan partisipasi dalam membuat keputusan

    c) Secara Akademis

    (1) Siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban

    yang diberikan.

    (2) Bekerja secara sistematis.

    (3) Mengembangkan dan melatih ketermpilan fisik dalam

    berbagai bidang.

    (4) Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya.

    (5) Mengecek kebenaran.

    (6) Selalu berpikir tentang cara atau strategi yang digunakan

    sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.

    4) Kekurangan Group Investigation

    a) Sedikitnya materi yang disampaikan dalam satu pertemuan.

    b) Sulinya memberi penilaian secara personal.

    c) Tidak semua topik cocok dengan metode pembelajaran group

    investigation. Model ini cocok untuk diterapkan pada suatu

    topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan

    dari pengalaman yang dialami sendiri.

  • 51

    d) Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.

    e) Menurut Setiyawan dalam bukunya Shoimin (2014), siswa

    yang tidak tuntas memahami materi persyaratan akan

    mengalami kesulitan saat menggunakan metode ini (Shoimin,

    2014:80-82).

    B. Kajian Pustaka

    Kajian kepustakaan berguna bagi pembahasan skripsi ini. Untuk

    mengkaji skripsi ini, peneliti melakukan kajian terhadap penelitian-penelitian

    sebelumnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:

    Pertama, skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi

    Akhlak Semester II dengan Metode Group Investigation pada Siswa Kelas X

    Akuntansi SMK PGRI 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 yang ditulis oleh

    Khotijatul Asna jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga 2018. Hasil penelitian pada

    siklus I dan siklus II diperoleh data seperti berikut: KKM mata pelajaran PAI

    adalah 75, sebelum menggunakan metode group investigation, hanya 10,7%

    atau 3 siswa yang tuntas, sedangkan 89,2% atau 25 siswa belum memenuhi

    KKM atau belum tuntas. Setelah menggunakan metode group investigation

    dalam pembelajaran PAI pada siklus I diperoleh data sebesar 64,3% atau 18

    siswa tuntas dan 35,7% atau 10 siswa yang belum tuntas, sehingga dari pra

    siklus ke siklus I terjadi peningkatan 53,5%. Setelah itu dilakukan refleksi

    siklus I, dalam penelitian ini terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I ke

    siklus II yaitu sebesar 100% atau 28 siswa tuntas dan 0% atau 0 siswa yang

  • 52

    belum memenuhi KKM. Dengan demikian dari siklus I ke siklus II terjadi

    peningkatan hasil belajar siswa sebesar 35,7%. Presentase Kriteria Ketuntasan

    Klasikal pada siklus II ini mencapai 89,3% dengan nilai rata-rata 90. Dengan

    kata lain sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu

    presentase Kriteria Ketuntasan Klasikal sebesar 80% denngan standar KKM

    75.

    Kedua, skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi

    Sikap Jujur dengan Metode Talking Stick pada Siswa Kelas X TAV SMK

    Negeri 1 Bancak Tahun Pelajaran 2017/2018 yang ditulis oleh Ainun Najib

    Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,

    Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2018. Hasil penelitian pada pra siklus

    jumlah siswa yang tuntas hanya 8 siswa atau 28,57% dan yang tidak tuntas

    ada 20 siswa atau 71,42% dengan nilai rata-ratanya yaitu 70,2, pada siklus I

    mengalami peningkatan bahwa 16 siswa berhasil tuntas atau 57,14% dan 12

    siswa tidak tuntas atau 42,85 dengan rata-rata kelas 75,28, dan pada siklus II

    meningkat lagi bahwa 27 siswa atau 96,42% berhasil tuntas dan 1 siswa

    3,57% yang tidak tuntas dengan rata-rata kelas 87,71. Berdasarkan hasil

    penelitian dan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan

    metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi sikap jujur

    pada siswa kelas X TAV SMK Negeri 1 Bancak Tahun Pelajaran 2017/2018.

    Ketiga, skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi

    Alat Pencernaan pada Manusia Melalui