peningkatan hasil belajar matematika materi...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR MELALUI
PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA PADA SISWA
KELAS V MI AL-HUDA MUNGGANGSARI 2 KEC.
KALIANGKRIK KAB. MAGELANG TAHUN AJARAN
2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
ISTINGANATUN NAFI’AH
NIM 115-12-044
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2016
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR MELALUI
PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA PADA SISWA
KELAS V MI AL-HUDA MUNGGANGSARI 02 KEC.
KALIANGKRIK KAB. MAGELANG TAHUN AJARAN
2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh
ISTINGANATUN NAFI’AH
NIM 115-12-044
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2016
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan
jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri”
(QS Al Isra’ ,7)
“sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(QS. Al-Insyirah, 6)
vii
PERSEMBAHAN
1. Orang tua tercinta, bapak Sugiyanto dan ibu Sri Astutiah
terimakasih atas do’a, perjuangan dan dukungan kalian.
2. Adikku Mubarokatul Auliya, terus semangat belajar dan
banggakan orang tua.
3. Keluarga yang telah mendukungku dan memberi motivasi.
4. My best, habib, ulil, kafi, dania, awalina, bunga, mb nucha, mb
asiah, mb ida gendut, el, yang biasanya gila-gilaan bareng.
5. My sister another parent, teman satu atap yang biasanya saling
merepotkan dan direpotkan, mbok ida afwa sama si ika.
6. Teman-teman semua terimakasih atas motivasi dan
dukungannya.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang tak henti-
hentinya melimpahkan rahmat , taufiq, serta hidayahnya, yang telah memberikan
kekuatan, perlindungan dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap dilimpahkan pada Nabi Muhammad
SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran.
Adapun judul skripsi ini adalah “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi
Sifat-sifat Bangun Datar Melalui Pembelajaran Berbasis Budaya pada Siswa Kelas V
MI Al-Huda Munggangsari 2 Kec.Kaliangkrik Kab.Magelang Tahun Ajaran
2015/2016”. Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi sebagaian prasyarat
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan
perhatian, bantuan, bimbingan, motivasi dan arahan serta nasehat kepada penulis.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku ketua jurusan PGMI IAIN Salatiga
4. Bapak Sumarno Widjadipa, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan sehinga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
ix
5. Dosen dan karyawan IAIN Salatiga
6. Kedua orang tua serta keluarga yang telah memberikan do’a, motivasi serta
dukungan kepada penulis
7. Kepala Madrasah dan segenap guru MI Al-Huda Munggangsari 2 yang telah
memberikan ijin dan membantu peneliti melaksanakan penelitian
8. Siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 yang telah membantu dalam
pelaksanaan penelitian
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu
Semoga amal kebaikan tersebut mendapat balasan dari Allah SWT dan mudah-
mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca.
Salatiga, 15 Agustus 2016
Penulis,
x
ABSTRAK
Nafi’ah, Istinganatun. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Sifat-sifat
Bangun Datar Melalui Pembelajaran Berbasis Budaya pada Siswa Kelas V
MI Al-Huda Munggangsari 2 Kec. Kaliangkrik Kab. Magelang Tahun
Ajaran 20015/2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Institute Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing: Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd
Kata kunci: Hasil Belajar, Matematika, dan Pembelajaran Berbasis Budaya
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa kelas V MI
Al-Huda Munggangsari 2 pada materi sifat-sifat bangun datar. Berdasarkan
pengamatan awal diketahui nilai rata-rata siswa kelas V 53,5 dengan KKM 60. Salah
satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa yaitu pembelajaran matematika belum
dikemas dengan baik. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui
pembelajaran berbasis budaya dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi
sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 02
Kec.Kaliangkrik Kab.Magelang tahun ajaran 2015/2016? Apakah melalui
pembelajaran berbasis budaya dapat mencapai target KKM kelas untuk mata
pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V MI Al-Huda
Munggangsari 02 Kec.Kaliangkrik Kab.Magelang tahun ajaran 2015/2016?
Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek
dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari dengan jumlah
20 siswa dan guru yang mengampu mata pelajaran matematika kelas V. Data hasil
penelitian diperoleh dari lembar observasi, tes formatif dan dokumentasi pada
pembelajaran sifat-sifat bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan pembelajaran berbasis budaya
dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi sifat-sifat bangun datar pada
siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 Kec. Kaliangkrik Kab. Magelang tahun
ajaran 2015/2016. Dari siklus I 55 menjadi 63,5 pada siklus II terjadi kenaikan 8,5,
dari siklus II 63,5 menjadi 70,025 pada siklus III terjadi kenaikan 6,525. Dan melalui
pembelajaran berbasis budaya dapat memenuhi target pencapaian KKM pada mata
pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar. Target KKM kelas yakni
presentase ≥85% tercapai pada siklus III dengan presentase ketuntasan sebanyak
90%.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
LEMBAR BERLOGO .......................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................. v
MOTTO................................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ....................................... 7
E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8
F. Definisi Operasional .................................................................................. 9
xii
G. Metode Penelitian ...................................................................................... 11
H. Analisis Data ............................................................................................. 17
I. Sistematika Penulisan ................................................................................ 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar .............................................................................................. 20
1. Cirri-ciri Belajar ................................................................................... 21
2. Prinsip Umum Belajar .......................................................................... 22
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................................. 23
B. Pembelajaran Matematika ......................................................................... 25
1. Pengertian Matematika ......................................................................... 25
2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika ..................................... 26
3. Karakteristik Umum Matematika ......................................................... 27
4. Nilai-nilai dalam Matematika ............................................................... 29
5. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika .......................................... 30
C. Pembelajaran Berbasis Budaya ................................................................. 31
1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Budaya .......................................... 31
2. Landasan Pembelajaran Berbasis Budaya ............................................ 34
3. Pembelajaran Matematika dan Kaitannya dengan Budaya .................. 36
4. Integrasi Budaya dalam Pembelajaran Matematika ............................. 38
D. Bngun Datar dan Sifat-sifatnya ................................................................. 40
1. Pengertian Bangun Datar ...................................................................... 40
xiii
2. Sifat-sifat Bangun Datar ....................................................................... 40
E. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ........................................................ 46
1. Pengertian KKM ................................................................................... 46
2. KKM Nasional, Kelas, dan Individu .................................................... 46
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian ....................................................................................... 50
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 51
1. Pra Siklus .............................................................................................. 51
2. Siklus I .................................................................................................. 52
3. Siklus II................................................................................................. 57
4. Siklus III ............................................................................................... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 67
1. Standar Pencapaian KKM .................................................................... 67
2. Deskripsi Pra Siklus.............................................................................. 68
3. Deskripsi Data Siklus I ......................................................................... 70
4. Deskripsi Data Siklus II ........................................................................ 74
5. Deskripsi Data Siklus III ...................................................................... 78
B. Pembahasan .............................................................................................. 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 86
xiv
B. Saran .......................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 88
LAMPIRAN .......................................................................................................... 91
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Nama Siswa Kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 ................. 14
Table 3.1 Daftar Subjek Penelitian ....................................................................... 51
Table 3.2 Nilai Pra Siklus ..................................................................................... 52
Table 4.1 Nilai Pra Siklus ..................................................................................... 71
Table 4.2 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus I .................. 73
Tabel 4.3 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktifitas Guru Siklus I ................... 73
Tabel 4.4 Hasil Tes Formatif Siklus I ................................................................... 74
Table 4.5 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus II ................ 77
Tabel 4.6 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktifitas Guru Siklus II .................. 78
Table 4.7 Hasil Tes Formatif Siklus II .................................................................. 78
Tabel 4.8 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus III ............... 81
Table 4.9 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktifitas Guru Siklus III ................ 81
Table 4.10 Hasil Tes Formatif Siklus III .............................................................. 82
Tabel 4.11 Rekapitulasi Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus
II, dan Siklus III .................................................................................... 85
Tabel 4.12 Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa ........................... 86
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian ................................................................... 14
Gambar 2.1 Segitiga Sama Kaki ........................................................................... 42
Gambar 2.2 Segitiga Sama Sisi ............................................................................. 42
Gambar 2.3 Segitiga Siku-siku ............................................................................. 43
Gambar 2.4 Lingkaran .......................................................................................... 43
Gambar 2.5 Jajargenjang ....................................................................................... 44
Gambar 2.6 Trapesium Sama Kaki ....................................................................... 44
Gambar 2.7 Trapesium Siku-siku ......................................................................... 45
Gambar 2.8 Persegi ............................................................................................... 45
Gambar 2.9 Persegi Panjang ................................................................................. 46
Gambar 3.10 Belah Ketupat .................................................................................. 46
Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa ...................................................... 87
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .......................... 94
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ........................ 104
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III ....................... 112
Lampiran 4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I .................................................. 122
Lampiran 5 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ................................................. 124
Lampiran 6 Lembar Pengamatan Siswa Siklus III ................................................ 126
Lampiran 7 Lembar Pengamatan Guru Siklus I .................................................... 128
Lampiran 8 Lembar Pengamatan Guru Siklus II .................................................. 130
Lampiran 9 Lembar Pengamatan Guru Siklus III ................................................. 132
Lampiran 10 Foto Kegiatan .................................................................................. 134
Lampiran 11 Lembar Konsultasi Skripsi .............................................................. 136
Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian ......................................................................... 137
Lampiran 13 SK KKM .......................................................................................... 138
Lampiran 14 Profil Madrasah ............................................................................... 139
Lampiran 15 Nilai SKK Mahasiswa ..................................................................... 141
Lampiran 16 Daftar Riwayat Hidup Penulis ......................................................... 146
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang harus dikuasai oleh
setiap manusia. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan
mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Matematika sangat bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari untuk menumbuhkan sikap dan mengembangkan
daya pikir sistematis, kritis, analisis, logis dan kreatif.
Matematika menurut Ruseffendi dalam Heruman (2010: 1), adalah bahasa
simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu
tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang
tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan
akhirnya ke dalil.
Belajar matematika merupakan tentang konsep-konsep dan struktur abstrak
yang terdapat dalam matematika serta mencari hubungan antara konsep-konsep
dan struktur matematika. Belajar matematika harus melalui proses yang bertahan
dari konsep yang sederhana ke konsep yang lebih kompleks. Setiap konsep
matematika dapat dipahami dengan baik jika pertama-tama disajikan dalam
bentuk konkrit. Pembelajaran matematika harus disesuaikan dengan kebutuhan
siswa yang rata-rata masih berusia antara 6-12 tahun. Menurut Piaget anak usia
2
sekitar ini masih berpikir pada tahap operasi konkrit artinya siswa siswa SD/MI
belum berpikir formal.
Secara umum pembelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki
kemampuan diantaranya memahami konsep matematika menggunakan penalaran
pada pola dan sifat, memecahkan masalah, mengkomunikasikan gagasan dengan
simbol dan memiliki sikap menghargai. Berdasarkan tujuan tersebut,
pembelajaran matematika tidak hanya sebagai pembelajaran yang menekankan
pada pengetahuan saja, tetapi sebagai pembelajaran yang mampu
mengembangkan pemahaman, keterampilan dan kemampuan analisis agar siswa
dapat memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan matematika.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika, seorang guru harus
mempunyai kompetensi profesional, yaitu seorang guru harus mampu mengolah
materi dan mampu menciptakan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan
menyenangkan, sehingga siswa lebih antusias dan aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
Akan tetapi dalam implementasinya pembelajaran matematika hanya
menekankan pada aspek pengetahuan dimana bahan pelajaran berupa informasi
yang tidak menumbuhkan cara berfikir kritis siswa.. Bagi siswa kegiatan belajar
di sekolah menjadi tidak menarik dan membosankan. Di kelas pun siswa terlihat
jenuh dan tidak tertarik terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Siswa lebih
senang melihat jam dan menghitung waktu untuk beristirahat dan bisa bebas
3
bermain dihalaman bersama teman-temannya daripada sekedar duduk
mendengarkan ceramah dari gurunya.
Edy Tandiling (2013:2) mengutarakan bahwa dalam kegiatan
pembelajaran, khususnya matematika di sekolah tujuan guru adalah pembentukan
skema baru dalam diri siswa. Pembentukan skema baru ini hendaknya dimulai
dari skema yang telah ada pada diri siswa. Oleh sebab itu akan sangat tepat jika
dalam mengajarkan matematika formal (matematika sekolah), guru sebaiknya
memulai dengan matematika kongkrit yang dekat dengan kehidupan siswa.
Setelah dilakukan observasi di MI Al-Huda Munggangsari 2 Kaliangkrik
Kab. Magelang melalui diskusi dengan guru kelas V maka ditemukan beberapa
masalah dalam pembelajaran matematika, diantaranya kurangnya pemahaman
siswa tentang materi yang diajarkan oleh guru sehingga untuk mempelajari
materi berikutnya siswa mengalami banyak kesulitan. Hal tersebut dibuktikan
dengan data nilai ulangan harian yang kurang memuaskan pada mata pelajaran
matematika menunjukan dari 20 siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2
Kaliangkrik Kab. Magelang dengan nilai standar KKM kelas 60 hanya 45 % (9
siswa) yang memenuhi standar KKM, sedangkan 55% (11 siswa) belum
memenuhi standar KKM.
Berdasarkan diskusi yang dilakukan oleh peneliti dan guru kelas V MI Al-
Huda Munggangsari 2 Kaliangkrik Kab. Magelang ditemukan beberapa faktor
yang mempengaruhi siswa mendapat nilai dibawah standar KKM, seperti siswa
4
kurang memperhatikan saat pembelajaran berlangsung, sibuk bermain sendiri,
mengobrol dengan teman sebangku, dan keadaan kelas yang kurang kondusif
sehingga menyebabkan siswa kurang memahami materi yang diajarkan guru.
Selain faktor tersebut faktor lain yang mempengaruhi siswa mendapatkan
nilai dibawah standar KKM adalah kurangnya krestifitas guru dalam mengemas
kegiatan belajar dan pembelajaran sehingga siswa kurang tertarik, cepat bosan,
dan siswa cenderung pasif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kreatifitas
guru dalam pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan antusias siswa
mengikuti pembelajaran agar hasil belajar siswa meningkat.
Sebagaimana hadits berikut;
روا روا ول تعس روا ول عن انس بن ملك عن النبى ملسو هيلع هللا ىلص قل يس وبش
(اخرجه البخرى في كتاب العم)تنفروا
Artinya: Dari Annas bin Malik berkata Rasulullah bersabda:
“Permudahkanlah (manusia dalam urusan agama) dan jangan
mempersukar mereka, dan berilah kabar gembira dan jangan
mereka dibuat lari.” (HR. Bukhari)
Hadits diatas menjelaskan bahwa proses pembelajaran harus dibuat dengan
mudah dan sekaligus menyenangkan agar siswa tidak terkekang secara psikologis
dan merasa bosan terhadap suasana dikelas. Serta apa yang diajarkan oleh
gurunya, dan suatu pembelajaran harus menggunakan metode yang tepat sesuai
dengan situasi dan kondisi, terutama dengan mempertimbangkan kondisi siswa.
5
Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa,
maka penulis berdiskusi dengan guru kelas mengenai strategi yang tepat untuk
mengatasi masalah tersebut. Penggunaan strategi yang tepat dalam pembelajaran
matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui diskusi yang
dilakukan penulis dengan guru kelas, maka penulis memutuskan untuk
menggunakan Pembelajaran Berbasis Budaya sebagai solusi yang tepat untuk
memecahkan masalah pembelajaran matematika pada siswa kelas V MI Al-Huda
Munggangsari 2 Kaliangkrik Kab. Magelang.
Pembelajaran berbasis budaya ini bukanlah sesuatu yang baru, namun
dewasa ini sedang marak berkembang di banyak negara. Teori yang mendasari
strategi ini bukan sama sekali teori baru, namun strategi ini dihadirkan untuk
membawa nuansa baru dalam proses pembelajaran. Dalam Pembelajaran
Berbasis Budaya, lingkungan belajar akan berubah menjadi lingkungan yang
menyenangkan bagi guru dan siswa, yang memungkinkan siswa berpartisipasi
aktif sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal.
Pembelajaran Berbasis Budaya bukan sekedar mentransfer atau
menyampaikan budaya atau perwujudan budaya tetapi menggunakan budaya
untuk menjadikan siswa mampu menciptakan makna, menembus batas imajinasi,
dan kreatifitas untuk mencapai pemahaman yang mendalam tentang mata
pelajaran yang dipelajari.
6
Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan
penelitian dengan judul :
“PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT-
SIFAT BANGUN DATAR MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS
BUDAYA PADA SISWA KELAS V MI AL-HUDA MUNGGANGSARI 2
KEC.KALIANGKRIK KAB.MAGELANG TAHUN AJARAN 2015/2016.”
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang permasalahan tersebut di atas, dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah melalui pembelajaran berbasis budaya dapat meningkatkan hasil
belajar matematika materi sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V MI Al-
Huda Munggangsari 2 Kec.Kaliangkrik Kab.Magelang tahun ajaran
2015/2016?
2. Apakah melalui pembelajaran berbasis budaya dapat mencapai target KKM
kelas untuk mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar pada
siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 Kec.Kaliangkrik Kab.Magelang
tahun ajaran 2015/2016?
7
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah melalui pembelajaran berbasis budaya dapat
meningkatkan hasil belajar matematika materi sifat-sifat bangun datar pada
siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 Kec.Kaliangkrik Kab.Magelang
tahun ajaran 2015/2016?
2. Untuk mengetahui apakah melalui pembelajaran berbasis budaya dapat
mencapai target KKM kelas untuk mata pelajaran matematika materi sifat-
sifat bangun datar pada siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2
Kec.Kaliangkrik Kab.Magelang tahun ajaran 2015/2016?
D. Hipotesis tindakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis tindakan merupakan alternatif tindakan yang dipandang paling
tepat untuk dilakukan dalam rangka memecahkan masalah yang diteliti (Basrowi
dan Suwandi, 2008:170).
Dalam penelitian ini, rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut :
``Penggunaan pembelajaran berbasis budaya dapat meningkatkan hasil belalajar
Matematika pada materi sifat-sifat bangun datar serta dapat meningkatkan
pencapaian KKM siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 Kec.Kaliangkrik
Kab.Magelang tahun ajaran 2015/2016. ``
Peneliti menetapkan indikator yang ingin dicapai pada siklus tindakan
terakhir sebagai berikut:
8
1. Siswa menunjukkan peningkatan hasil belajar matematika materi sifat-sifat
bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya.
2. Optimalisasi ketuntasan belajar dengan adanya pencapaian target KKM kelas
untuk materi sifat-sifat bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam
dunia pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah teori yang menyatakan
bahwa peningkatan hasil belajar matematika materi sifat-sifat bangun datar
dapat dilakukan melalui pembelajaran berbasis budaya.
2. Manfaat praktis
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan
sebagai berikut:
a. Bagi siswa
1) Agar siswa dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal
matematika terutama pada materi sifat-sifat bangun datar.
2) Siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan kemampuan
menyelesaikan soal matematika pada materi sifat-sifat bangun datar
melalui pembelajaran berbasis budaya.
9
b. Bagi guru dan peneliti
1) Dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini peneliti memiliki
pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman tentang penelitian tindakan
kelas.
2) Dengan pelaksanaan penelitian ini, guru dapat meningkatkan
pencapaian target KKM yang sudah ditentukan.
3) Guru mampu mendeteksi permasalahan yang ada di dalam proses
pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan masalah yang
tepat.
4) Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas dalam
rangka meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
matematika pada materi sifat-sifat bangun datar.
5) Hasil penelitian ini dapat digunkan sebagai langkah awal untuk
penelitian selanjutnya.
c. Bagi Sekolah
1) Sebagai masukan bagi guru SD / MI dalam mengajarkan matematika
pada materi sifat-sifat bangun datar.
2) Sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha-usaha yang mengarah
pada peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
matematika melalui pembelajaran berbasis budaya.
10
F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi perbedaan antara penafsiran dengan maksud utama
penulisan dalam penggunaan kata pada judul maka akan dijelaskan dalam
definisi oprasional sebagai berikut :
1. Peningkatan Hasil belajar
Peningkatan merupakan suatu proses, cara, meningkatkan suatu usaha.
Secara sederhana, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan pembelajaran. Sedangkan menurut Susanto (2013:5)
hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik
yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari
kegiatan belajar. Peningkatan hasil belajar adalah sejumlah kompetensi yang
diperoleh seseorang setelah menjalani proses belajar mengajar dalam jangka
waktu tertentu.
2. Matematika
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan
kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja,
serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (Susanto, 2013:185).
11
3. Pembelajaran berbasis budaya
Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi penciptaan
lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang
mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran (Daryanto
dan Rahardjo, 2012:163). Dalam pembelajaran berbasis budaya, budaya
menjadi sebuah media bagi siswa untuk mentransformasikan hasil observasi
mereka kedalam bentuk dan prinsip yang kreatif tentang alam.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang ditetapkan berupa Penelitia Tindakan Kelas
(PTK) yang didasarkan pada permasalahan yang muncul dalam pembelajaran
matematika materi sifat-sifat bangun datar kelas V MI Al-Huda Munggangsari
2 Kec.Kaliangkrik Kab.Magelang taun 2015/2016.
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari tiga siklus. Setiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah
didesain dalam faktor-faktor yang telah diselidiki. Prosedur pelaksanaan PTK
ini meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
a. Perencanaan
12
Dalam perencanaan PTK, terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu identifikasi
masalah, merumuskan masalah dan pemecahan masalah. Hartiny (2010:
74) mengemukakan ada 4 kegiatan dalam tahap perencanaan, yaitu:
1) Menentukan target kompetensi
2) Membuat desain pembelajaran yaitu membuat skenario pembelajaran
(RPP, media/ alat pembelajaran)
3) Mendesain alat tes
4) Menyiapkan instrumen.
a) Lembar pengamatan siswa dalam pembelajaran sifat-sifat bangun
datar melalui pembelajaran berbasis budaya.
b) Lembar pengamatan aktifitas guru dalam pembelajaran sifat-sifat
bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya.
b. Pelaksanaan
Tindakan ini merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah
dipersiapkan. Pada tahap ini dilakukan proses belajar, apersepsi, pretes,
pembelajaran dan evaluasi. Pada tahap apersepsi, siswa dikondisikan untuk
siap mengikuti proses pembelajaran, guru memberikan penjelasan kepada
siswa tentang tujuan pembelajaran serta manfaat yang akan diperoleh siswa
setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Dalam pelaksanaannya, guru akan menerapkan pembelajaran berbasis
budaya, kemudian divariasikan dengan menggunakan metode tanya jawab
13
dan ceramah, sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi yang
telah disampaikan oleh guru.
c. Pengamatan
Peneliti mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa ketika proses
pembelajaran berlangsung dengan sasaran yang diamati yaitu keaktifan
siswa dalam mengerjakan tugas dan keseriusan siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Peneliti juga mengamati guru yang sedang melakukan
kegiatan pembelajaran.
d. Refleksi
Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dalam tahap ini,
secepatnya dilakukan analisis dan pemaknaan dengan maksud untuk
mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan yang
diharapkan atau tidak. Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat
merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Sehingga dapat disajikan landasan untuk melakukan tindakan kelas pada
siklus berikutnya. Untuk lebih jelasnya tahap-tahapan tersebut dapat
digambarkan dalam model hubungan antar tahapan dalam siklus sebagai
berikut:
14
Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian
(Arikunto, dkk, 2006: 16)
2. Subjek penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas V MI Al-
Huda Munggangsari 2 Kec.Kaliangkrik Kab.Magelang tahun 2016, dengan
jumlah 20 siswa, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
Tabel 1.1 Daftar Nama Siswa Kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2
No Nama Jenis KelaminL/P
1. Abid Ridwanillah L
2. Anas Syaiful G. L
3. Andi L
4. Andrian Hasyim L
15
5. Anisa Aristanti P
6. Cuhibul Hakiki L
7. Dinawati P
8. Fina Lestari P
9. Hani P
10. I’in Ariani P
11. Lailatul Maghfiroh P
12. Lisna P
13. Mu’arifah P
14. Mufasishin L
15. Muhammad Amar R. L
16. Rahayu Slamet P
17. Tabah Slamet L
18. Trianai P
19. Yusuf L
20. Zumrotus P
3. Instrument Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
adalah:
a. Lembar observasi, alat yang digunakan dalam kegiatan mengamati yaitu
pedoman observasi. Pedoman observasi berisi indicator yang didesain
berdasarkan fokus penelitian. Mencatat juga proses pembelajaran untuk
mendapatkan data tentang aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
b. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai
yang menggambarkan pencapaian target kompetensi.
16
4. Pengumpulan Data
a. Tes formatif
Teknik ini peneliti gunakan untuk mengukur ketuntasan dan peningkatan
prestasi siswa. Siswa dikatakan telah mencapai tingkat penguasaan materi
apabila telah mencapai nilai minimal 60 dari target yang ditentukan.
b. Observasi
Observasi adalah tindakan atau proses pengambilan informasi, atau data
melalui media pengamatan (Sukardi, 2012:50). Observasi ini dilakukan
terhadap peserta didik dan guru selama pembelajaran berlangsung untuk
mengetahui tingkat kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran
matematika dengan menggunakan pembelajaran berbasis budaya.
c. Dokumentasi
Informasi dari sumber dokumen sekolah dibedakan menjadi dua macam,
yaitu dokumen resmi dan catatan pribadi. Yang termasuk dokumen resmi,
yaitu undang-undang dan peraturan pemerintah yang relevan, keputusan
presiden, keputusan menteri, laporan atau catatan pertemuan sekolah,
silabus dan skema kerja, tes evaluasi yang digunakan serta hasilnya, dan
tulisan petemuan antara guru sekolah. Dokumentasi tidak resmi
diantaranya memo pimpinan sekolah, catatan harian guru, kartu kerja,
lembar kerja, bab-bab yang berisi materi pembelajaran yang dianjurkan
17
guru maupun yang berasal dari buku-buku teks, dan sampel dari pekerjaan
siswa (sukardi, 2012:47).
H. Analisis Data
Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah, membuang dan
menggolongkan data untuk menjawab permasalahan, tema apa yang dapat
ditemukan pada data-data ini dan seberapa jauh data ini dapat menyokong tema
tersebut (Basrowi dan Suwandi, 2008:131). Sesuai dengan rancangan penelitian
yang digunakan maka analisis data dilakukuan dengan menggunakan analisis dan
refleksi dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi yang terekam dalam
catatan lapangan dan format pengamatan lainnya. Analisis reflektif dilakukan
peneliti bersama dengan kolaborator sebagai pijakan untuk menentukan progam
aksi pada siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas
ini sudah mencapai tujuannya.
Data yang dianalisis adalah data hasil belajar secara kognitif, ketuntasan
klasikal belajar siswa, dan rata-rata kelas. Penyajian data kuantitatif dipaparkan
dalam bentuk presentase angka. Data yang harus dihitung adalah nilai rata-rata
kelas dan hasil ketuntasan klasikal belajar siswa.
18
a. Menghitung nilai rata-rata kelas
Keterangan :
= nilai rata-rata
= jumlah semua nilai kelas
= Jumlah siswa (Daryanto, 2011: 191)
b. Ketuntasan klasikal
Presentase ketuntasan belajar siswa yang peneliti harapkan adalah ≥ 85% dari
jumlah total siswa satu kelas. Untuk mengukur presentase kompetensi siswa
secara klasikal dapat digunakan rumus sebagai berikut (Daryanto, 2011:192):
I. Sistematika Penulisan
Dalam skripsi ini terdiri dari beberapa bab yang saling berkaitan, yang
dapat dijelaskan sebagai berikut :
Bab I : merupakan bab pendahuluan yang menguraikan gambaran singkat
dari penelitian ini, bab I ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan
penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
=
19
Bab II : akan diuraikan mengenai kajian pustaka yang meliputi Hasil
Belajar (ciri-ciri belajar, prinsip-prinsip belajar dan faktor-faktor
yangmempengaruhi belajar), Matematika (pengertian, fungsi dan tujuan, ruang
lingkup), dan pembelajaran berbasis budaya.
Bab III : pada bab ini akan diuraikan mengenai pelaksanaan penelitian
deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II, dan deskripsi
pelaksanaan siklus III.
Bab IV : pada bab ini akan diuraikan analisa penulis mengenai hasil
penelitian dan pembahasan yang meliputi standar pencapaian KKM dan deskripsi
per siklus dengan pembahasan.
BAB V : merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan pembahasan
penelitian dan saran penulis.
20
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
Sebelum membahas tentang hasil belajar terlebih dahulu akan dipaparkan
mengenai pengertian belajar. Kata belajar bukanlah sesuatu yang baru, sudah
sangat umum didengar, namun dalam pembahasan belajar ini masing-masing
ahli memiliki pemahaman dan definisi yang berbeda-beda.
Berikut beberapa definisi belajar menurut para ahli (Suprijono, 2009:2) :
Belajar menurut Gagne, adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang
dicapai seseorang melalui aktifitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh
langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Belajar menurut
Travers, adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. Belajar menurut
Cronbach, learning is shown by a chance in behavior as a result of experience.
Dalam pengertian yang umun, belajar merupakan suatu aktifitas atau suatu
proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
memperbaiki perilaku, sikap, dan mengkokohkan kepribadian. Dalam konteks
menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman
konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman
(experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan
(knowledge) (Suyono dan Hariyanto, 2014: 9).
21
Berdasarkan pengertian tentang konsep belajar di atas, dapat dipahami
tentang makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai
hasil dari kegiatan belajar.
Menurut Syah dalam Sriyanti (2011:18) perubahan sebagai hasil belajar itu
memiliki tiga ciri, yaitu: perubahan intensional, perubahan itu positif dan aktif,
dan perubahan itu efektif dan fungsional.
Perubahan intensional adalah perubahan yang terjadi dalam diri individu
dilakukan dengan sengaja dan disadari. Perubahan itu positif dan aktif
maksudnya adalah perubahan itu baik, bermanfaat dan sesuai yang diharapkan
oleh individu serta perubahan yang terjadi dalam diri individu merupakan hasil
usahanya. Perubahan bersifat efektif artinya perubahan itu berhasil guna,
sedangkan perubahan bersifat fungsional artinya perubahan itu relative permanen
dan siap dibutuhkan setiap saat.
1. Ciri-ciri belajar
Baharuddin dan Wahyuni (2008: 15) menyatakan beberapa ciri-ciri dari
belajar:
a. Belajar di tandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change
behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat di amati dari
tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi
22
terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak dapat
mengetahui ada tidaknya hasil belajar;
b. Perubahan perilaku relative permanen. Ini berarti, bahwa perubahan
tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap
atau tidak berubah-ubah. Tetapi perubahan tingkah laku tersebut tidak
akan terpancang seumur hidup;
c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat di amati pada saat proses
belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.
d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman;
e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan susatu yang
memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk
mengubah tingkah laku.
2. Prinsip Umun Belajar
Sukmadinata dalam Suyono dan Hariyanto (2014: 128-129)
menyampaikan prinsip umum belajar (sedikit dikembangkan) sebagai berikut:
a. Belajar merupakan bagian dari perkembangan. Belajar dan perkembangan
merupakan dua hal yang berbeda tetapi erat hubungannya. Dalam
perkembangan dituntut belajar, sedangkan melalui belajarterjadi
perkembangan individu yang pesat.
b. Belajar berlangsung seumur hidup.
23
c. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, lingkungan,
kematangan, serta usaha dari individu secara aktif.
d. Belajar mencakup semua aspek kehidupan.
e. Kegiatan belajar berlangsung di sembarang tempat dan waktu.
f. Belajar berlangsung baik dengan guru maupun tanpa guru. Berlangsung
dalam situasi formal, nonformal, dan informal.
g. Belajar yang terencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi.
h. Perubahan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan
yang amat kompleks.
i. Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan.
j. Dalam hal tertentu belajar memerlukan adanya bantuan dan bimbingan
dari orang lain.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Proses belajar melibatkan berbagai factor yang sangat kompleks. Oleh
sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat
berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum,
keberhasilan belajar dipengaruhi oleh factor eksternal dan internal. Masing-
masing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut (Sriyanti, 2011: 23-25):
a. Faktor eksternal
Factor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu.
Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial.
24
1) Faktor nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa
kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Faktor nonsosial
merupakan kondisi fisik yang ada di lingkungan sekolah, keluarga
maupun di masyarakat. Aspek fisik tersebut bias berupa peralatan
sekolah, sarana belajar, gedung dan ruang belajar, kondisi geografis
sekolah dan rumah dan sejenisnya.
2) Faktor sosial
Faktor social adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa
manusia. Faktor eksternal yang bersifat social, bias dipilah menjadi
faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat (termasuk teman pergaulan anak). Misalnya, kehadiran
orang dalam belajar, kedekatan hubungan antara anak denga orang tua,
keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, hubungan antar
personil sekolah dan sebagainya.
b. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada pada diri individu yang
sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor
psikologis.
25
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri
individu.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu.
Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi,
minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan, dan lain sebagainya.
Tingkat kecerdasan akan mempengaruhi daya serap serta berpengaruh
terhadap proses dari hasil belajar. Demikian juga motivasi, minat dan
bakat banyak memberikan warna terhadap aktifitas belajar. Bakat dan
minat terhadap suatu mata pelajaran akan mendorong seseorang
mendapat kemudahan mencapai tujuan belajar, tetapi anak yang
kurang berbakat bukan berarti akan gagal dalam belajar, hanya yang
bersangkutan perlu waktu yang lebih banyak dan kerja lebih keras
untuk mendapatkan hasil yang baik.
Demikian halnya dengan kondisi kepribadian, ada siswa yang
mempunyai daya juang tinggi, optimis, penuh semangat, sementara
ada siswa yang berkepribadian mudah putus asa. Kondisi-kondisi
tersebut akan mempengaruhi hasil belajar.
26
B. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Matematika
Matematika dalam sudut pandang Andi Hakim Nasution dalam
Fathani (2009: 21) bahwa istilah matematika berasal dari kata Yunani,
mathein atau manthenein yang berarti mempelajari, kata ini memiliki
hubungan yang erat dengan kata sanskerta, medha atau widya yang memiliki
arti kepandaian, ketahuan, atau intelegensia. Dalam bahasa Belanda,
matematika disebut dengan kata wiskunde yang berarti ilmu tentang belajar.
Matematika menurut Ruseffendi dalam Heruman (2010: 1), adalah
bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara
induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai
dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma
atau postulat, dan akhirnya ke dalil. Sedangkan hakikat matematika menurut
Soedjadi dalam Heruman (1010: 1), yaitu memiliki objek tujuan abstrak,
bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.
Matematika secara umum ditegaskan sebagai penelitian pola dari
struktur, perubahan, dan ruang. Dalam pandangan formalis, matematika
adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur abstrak
menggunakan logika simbolik dan notasi matematika. Sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), matematika didefinisikan sebagai
27
ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional
yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.
2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika
Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,
mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus matematika sederhana
yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi bilangan,
pengurangan, geometri , dan pengelolaan data.
Tujuan pembelajaran matematika di sekolah dalam PPPPTK
Matematika Kemendikbud (2011): matematika diajarkan di sekolah
membawa misi yang sangat penting, yaitu mendukung ketercapaian tujuan
pendidikan nasioanal. Secara umum tujuan pendidikan matematika di
sekolah dapat digolongkan menjadi:
a. Tujuan bersifat formal, menekanka kepada menata penalaran dan
membentuk kepribadian peserta didik.
b. Tujuan yang bersifat material, menekankan kepada kemampuan
memecahkan masalah dan menerapkan matematika.
Secara lebih rinci, tujuan pembelajaran matematika dipaparkan pada
buku standar kompetensi mata pelajaran matematika sebagai berikut:
a. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya
melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan
kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi.
28
b. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan
penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa
ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
d. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,
grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
3. Karakteristik Umum Matematika
Ada beberapa karakteristik umum matematika yang telah disepakati
bersama, antara lain (Sumardyono, 2004: 30-46):
a. Memiliki objek kajian yang abstrak
Matematika memiliki objek kajian yang bersifat abstrak, walaupun tidak
setiap yang abstrak adalah matematika. Ada empat objek kajian matematika,
yaitu:
1) Fakta, adalah pemufakatan atau konvensi dalam matematika yang
biasa diungkapkan melalui simbol-simbol tertentu.
2) Konsep, adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
menggolongkan atau mengkategorikan sekumpulan objek, apakah
objek tertentu merupakan contoh konsep atau bukan.
29
3) Operasi atau relasi, adalah pengerjaan hitung, pengertian aljabar, dan
pengerjaan matematika lainnya. Sementara relasi adalah hubungan
antara dua atau lebih elemen.
4) Prinsip, adalah objek matematika yang terdiri atas beberapa fakta,
beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi ataupun operasi.
b. Bertumpu pada kesepakatan
Simbol-simbol dan istilah-istilah dalam matematika merupakan
kesepakatan atau konvensi yang penting. Dengan simbol dan istilah yang
telah disepakati dalam matematika, maka pembahasan selanjutnya akan
menjadi mudah dilakukan dan dikomunikasikan.
c. Berpola pikir deduktif
Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran yang
berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan
kepada hal yang bersifat khusus.
d. Konsisten dalam sistemnya
Dalam matematika, terdapat berbagai macam system yang dibentuk dari
beberapa aksioma dan memuat beberapa teorema. Ada system-sistem
yang berkaitan, ada pula system-sistem yang dipandang lepas satu
dengan lainnya. Di dalam masing-masing system berlaku konsistensi.
Suatu teorema maupun definisi harus menggunakan istilah atau konsep
30
yang telah diterapkan. Konsistensi itu baik dalam makna maupun dalam
hal nilai kebenarannya.
e. Memiliki simbol yang kosong arti
Simbol matematika akan bermakna sesuatu bila kita mengaitkannya
dengan konteks tertentu.
f. Memerhatikan semesta pembicaraan
Semesta pembicaraan bisa sempit bisa pula luas. Bila kita berbicara
tentang geometris, maka simbolnya menunjukan suatu transformasi, bila
kita berbicara tentang bilangan, simbol tersebut menunjukkan bilangan
pula. Benar salahnya suatu penyelesaian soal juga ditentukan oleh
semesta pembicaraan yang digunakan.
4. Nilai-nilai dalam Matematika
Dalam matematika terkandung berbagai nilai luhur yang dapat
dilakukan oleh siapapun yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, antara
lain (Ismunamto, dkk, 2011:20-21):
a. Nilai praktis
Meluhat kehidupan seseorang kadang tampak sesuatu yang tidak
seimbang terhadap keberadaannya. Misalnya ada seseorang yang
sekolahnya hanya lulus SD, namun ia bias memiliki banyak tempat bisnis
dan hidup kaya. Namun demikian siapa saja yang tidak dapat
menggunakan matematika sulit untuk hidup secara berkecukupan.
31
b. Nilai disiplin
Matematika adalah ilmu yang sifatnya tepat dan pasti. Dengan demikian
karakter orang yang mempelajari matematika dengan sendirinya akan
terbawa oleh ketepatan dan kepastian yang pada akhirnya sifat disiplin
akan melekat pada orang tersebut.
c. Nilai budaya
Manusia adalah makhluk yang berbudaya. Oleh karena itu, manusia selalu
berusaha untuk melakukan sesuatu yang berguna demi pemenuhan
kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan dan untuk memudahkan
pemecahan masalah, manusia menciptakan matematika. Jadi, matematika
merupakan hasil budaya manusia yang selalu berkembang sesuai keadaan
zaman.
5. Ruang lingkup Pembelajaran Matematika
Adapun ruang lingkup pelajaran matematika yaitu bilangan, geometri,
dan pengukuran, serta pengolahan data. Kompetensi dalam bilangan
ditekankan pada kemampuan melakukan dan menggunakan sifat operasi
hitung bilangan dalam pemecahan masalah dan menaksir hasil operasi hitung.
Pengukuran dan geometri ditekankan pada kemampuan mengidentifikasi
pengelolaan data dan bangun ruang serta menentukan keliling, luas, volume,
dalam pemecahan masalah. Pengelolaan data ditekankan pada kemampuan
mengumpulkan, menyajikan dan membaca data.
32
C. Pembelajaran Berbasis Budaya
1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Budaya
Karakter bangsa tidak bisa terlepas dari nilai-nilai budaya. Nilai-nilai
budaya pastinya tidak terlepas dari budaya itu sendiri. Budaya didefinisikan
sebagai seluruh aspek kehidupan manusia dalam masyarakat, yang diperoleh
dengan cara belajar, termasuk pikiran dan tingkah laku (Marvins dalam
Wahyuni dkk, 2013: 2).
Budaya menurut Tylor dalam Tilaar (2002: 39) adalah suatu
keseluruhan yang kompleks dari pengetahuan, kepercayaan, seni, moral,
hukum, adat istiadat, serta kemampuan-kemampuan dan kebiasaan lainnya
yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Antara pendidikan dan kebudayaan terdapat hubungan yang sangat
erat, artinya keduanya menekankan pada hal yang sama, yaitu nilai-nilai
kemanusiaan dan kemasyarakatan. Proses kebudayaan dan pendidikan hanya
dapat terjadi didalam hubungan antar manusia dalam masyarakat. Keluhuran
dan kehalusan budi manusia adalah hasil dari proses pendidikan dan
kebudayaan, yaitu dengan menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam
kebudayaan, sehingga terciptalah manusia yang beradap dan berbudaya.
Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi penciptaan
lingkungan belajar dan perencanaan pengalaman belajar yang
33
mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Pembelajaran berbasis budaya dilandaskan pada pengakuan terhadap budaya
sebagai bagian yang fundamental bagi pendidikan sebagai ekspresi dari
komunikasi suatu gagasan dan perkembangan pengetahuan.
Dalam pembelajaran berbasis budaya, budaya menjadi sebuah media
bagi siswa untuk mentransformasikan hasil observasi mereka ke dalam
bentuk dan prinsip yang kreatif tentang alam. Dengan demikian, proses
pembelajaran berbasis budaya bukan sekedar mentransfer atau
menyampaikan budaya atau perwujudan budaya tetapi menggunakan budaya
untuk menjadikan siswa mampu menciptakan makna, menembus batas
imajinasi, dan kreativitas untuk mencapai pemahaman yang mendalam
tentang mata pelajaran yang dipelajari (Daryanto & Rahardjo, 2012: 163-
164).
Pembelajaran berbasis budaya, dapat dibedakan dalam tiga macam,
yaitu belajar tentang budaya, belajar dengan budaya, dan belajar melalui
budaya (Goldberg dalam Sardjiyo dan Pannen, 2005: 88).
a. Belajar tentang budaya, menempatkan budaya sebagai bidang ilmu.
Proses belajar tentang budaya sudah cukup dikenal selama ini, misalnya
mata pelajaran kesenian dan kerajinan tangan, seni dan sastra, melukis,
seni drama tari, dll. Budaya dipelajari dalam satu mata pelajaran khusus.
34
b. Belajar dengan budaya, terjadi pada saat seni dan budaya diperkenalkan
kepada siswa sebagai cara untuk mempelajari suatu mata pelajaran
tertentu. Budaya dengan budaya meliputi pemanfaatan beragam bentuk
perwujudan budaya. Budaya dan perwujudannya menjadi media
pembelajaran dalam proses belajar.
c. Belajar melalui budaya, merupakan metode yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pencapaian pemahaman
atau makna yang diciptakannya dalam suatu mata pelajaran melalui
ragam perwujudan budaya. Belajar melalui budaya merupakan multiple
representation of learning assessment atau bentuk penilaian pemahaman
dalam beragam bentuk.
Wujud budaya itu dapat berupa wujud idiil (adat tata kelakuan) yang
abstrak yang terletak di alam pikiran masyarakat. Wujud kedua adalah
system social mengenai kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Sifatnya
konkrit, bias diobservasi. Wujud ketiga adalah kebudayaan fisik yang
bersifat paing konkrit dan berupa benda yang dapat diraba dan dilihat.
Bentuk budaya yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran
berbasis budaya antara lain (Sutarno, 2006: unit 7-8) :
a. Cerita daerah, misalnya tangkuban perahu, rara mendut, malin kundang,
dan lain-lain.
b. Tarian-tarian, misalnya tari saman, tari perang suku dayak, dan lain-lain.
35
c. Tembang/ lagu daerah, misalnya cublak-cublak suweng, lir-ilir, sluku-
sluku bathok, dan lain-lain.
d. Permainan, misalnya dakon, jamuran, bentik, dan lain-lain.
e. Seni pertunjukan, misalnya wayang, ketoprak, reog, dan lain-lain.
f. Kebiasaan/ tradisi setempat, misalnya tahlilan, nyadran, sedekah bumi,
dan lain-lain
g. Benda-benda yang mengandung unsur budaya, misalnya keris, candi/
peninggalan sejarah, batik, dan lain-lain.
2. Landasan Pembelajaran Berbasis Budaya
Teori belajar yang mendukung diterapkannya pembelajaran berbasis
budaya adalah teori kontruktivisme yang dikembangkan oleh Vygotsky
bahwa siswa mengkontruksikan pengetahuan yang dimiliki atau penciptaan
sebuah makna yang dijadikan sebagai hasil dari pemikiran dan berinteraksi
dala konteks social. Teori kontruktivisme juga dikembangkan oleh Piaget,
yang mendiskripsikan bahwa setiap siswa menciptakan makna atau
pengertian baru, berdasarkan melakukan interaksi antara apa yang telah
dimiliki, diketahui dan dipercayai, dengan fenomena, ide atau informasi
yang dipelajari (Udin S. Winataputra, dkk 2012: 4.18).
Ciri-ciri pembelajaran kontruktivisme adalah (Baharuddin dan
Wahyuni, 2008: 116-117):
36
a. Tidak terpaku pada proses mempelajari sebagaimana tercantum dalam
kurikulum, tetapi memungkinkan proses pembelajaran berfokus pada
ide atau gagasan yang bersifat umum berdasarkan konteks kehidupan
siswa.
b. Proses belajar merupakan milik siswa sehingga siswa sangat diberi
keleluasaan untuk menuruti minat dan rasa ingin tahunya, untuk
membuat keterkaitan antar konsep/ide, untuk merefolmulasikan ide dan
gagasan, serta untuk mencapai suatu kesimpulan yang unik.
c. Mempercayai adanya beragam perspektif yang berbeda-beda, dan
kebenaran merupakan suatu hasil interpretasi makna (meaning making).
Selanjutnya
Apabila seorang guru mengintegrasikan ketiga hal tersebut dalam
proses belajar, guru akan mampu untuk menciptakan pembelajaran berbasis
budaya yang konstruktivis. Di mana guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menciptakan makna dan mencapai pemahaman atas
pengetahuan yang diperoleh.
Udin S. Winataputra, dkk (2012: 4.21-4.23) memfokuskan
pembelajaran berbasis budaya adalah sebagai berikut:
a. Strategi atau cara agar siswa dapat melihat keterhubungan antar
konsep/prinsip dalam bidang ilmunya, dengan budaya, dalam konteks
yang baru, dan dalam konteks komunitas budayanya.
37
b. Strategi atau cara agar siswa memperoleh pemahaman terpadu tentang
bidang ilmu dan budaya sebagai landasan untuk berpikir kritis
menyelesaikan beragam permasalahan dalam konteks komunitas budaya,
serta mengambil keputusan yang sahih berdasarkan kaidah keilmuan.
c. Strategi atau cara agar semua siswa dapat berpartisipasi aktif, senang,
dan bangga untuk belajar bidang ilmu dalam pembelajaran berbasis
budaya.
d. Strategi atau cara agar siswa dapat menciptakan makna berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman awal yang dimiliki, melalui beragam
interaksi aktif dengan siswa lain, guru, tokoh, dan juga dengan materi
atau contoh konkret.
e. Strategi atau cara agar siswa dapat memperoleh pemahaman bahwa ada
kaidah keilmuan dalam kehidupan sehari-hari siswa dan konteks
komunitas budayanya, juga ada budaya dalam konteks bidang ilmu, dan
bahwa kaidah keilmuan adalah bagian dari budaya mereka.
f. Strategi atau cara agar siswa dapat memperoleh pemahaman yang
terintegrasi dan keterampilan ilmiah dalam mempersiapkan segala
sesuatu di sekelilingnya, termasuk dalam budaya dan ragam perwujudan
budaya.
38
3. Pembelajaran Matematika dan Kaitannya dengan Budaya
Banyak jalan untuk memperoleh pengetahuan, dengan cara
membandingkan, mengklasifikasikan, mengukur, menjelaskan,
menggeneralisasikan, membuat inferensi dan mengevaluasi. Hal ini juga
dilakukan dalam mempelajari matematika. Demikian halnya dengan
kehidupan sehari-hari yang merupakan usaha dari membandingkan,
mengklasifikasikan, mengukur, menjelaskan, menggeneralisasikan, membuat
inferensi dan mengevaluasi praktek budaya dan kehidupan. Jelaslah
matematika secara kontekstual juga memberikan respon terhadap budaya dan
kehidupan sosial.
Kaum social contructivis memandang bahwa matematika merupakan
karya cipta manusia melalui kurun waktu tertentu. Semua perbedaan
pengetahuan yang dihasilkan merupakan kreatifitas manusia yang saling
terkait dengan hakekat dan sejarahnya. Akibatnya, matematika dipandang
sebagai suatu ilmu pengetahuan yang terkait dengan budaya dan nilai
penciptanya dalam konteks budayanya. Pengetahuan matematika serat
dengan nilai-nilai kemanusiaan dan budaya.
Bishop dalam Tandililing (2013: 2), matematika merupakan suatu
bentuk budaya. Matematika sebagai bentuk budaya sesungguhnya telah
terintegrasi pada seluruh aspek kehidupan masyarakat dimanapun berada.
Selanjutnya Pixten dalam Tandililing (2013: 2) menyatakan bahwa pada
39
hakikatnya matematika merupakan teknologi simbolis yang tumbuh pada
keterampilan atau aktivitas lingkungan yang bersifat budaya. Dengan
demikian matematika seseorang dipengaruhi oleh latar budayanya, karena
apa yang mereka lihat berdasarkan apa yang mereka lihat dan rasakan.
Pendidikan matematika sesungguhnya telah menyatu dengan kehidupan
masyarakat. Para pakar etnomatematika berpendapat bahwa pada dasarnya
perkembangan matematika sampai kapanpun tidak terlepas dari budaya dan
nilai yang telah ada pada masyarakat.
Menurut Sam dan Ernest dalam Suyitno (2012) pendidikan
matematika memuat nilai yang dapat dikelompokkan atas tiga kategori, yaitu
nilai epistimologis, nilai social budaya, dan nilai personal. Nilai
epistimologis adalah nilai yang termuat bersama ujian dan tugas-tugas,
karakteristik matematika, aspek proses belajar mengajar matematika
(ketelitian, rasional, sistematis, logis, kritis). Nilai social budaya adalah nilai
yang mendukung masyarakat dan yang sangat memperhatikan tugas
individual kepada masyarakat yang dikaitkan dengan pendidikan
matematika. Nilai personal adalah nilai sikap individu sebagai pembelajar
dan pribadi seperti keyakinan diri, kesabaran, dan kreatifitas.
4. Integrasi Budaya dalam Pembelajaran Matematika
Agar siswa merasa bahwa materi yang dipelajarinya dalam
matematika merupakan bagian dari dirinya yang tidak datang secara tiba-
40
tiba, maka pembelajaran matematika harus dimulai dengan permasalahan
yang kontekstual. Memasukkan materi tentang kebudayaan ke dalam
pembelajaran matematika merupakan bagian dari upaya tersebut.
Pengintegrasian budaya dalam pembelajaran matematika berfokus
pada penciptaan suasana belajar yang dinamis, yang mengakui keberadaan
siswa dengan segala latar belakang, pengalaman, dan pengetahuan awalnya,
yang member kesempatan kepada siswa untuk bebas bertanya, berbuat salah,
bereksplorasi, dan membuat kesimpulan tentang beragam hal dalam
kehidupan. Dalam hal ini, peran guru menjadi berubah, bukan menjadi satu-
satunya pemberi informasi yang mendominasi kegiatan pembelajaran, tetapi
menjadi perancang dan pemandu proses pembelajaran sebagai proses
penciptaan makna oleh siswa dan juga guru secara bersama.
Dalam pembelajaran matematika yang diintegrasikan dengan budaya,
guru berfokus untuk dapat menjadi pemandu siswa, negosiator makna yang
handal, dan pembimbing siswa dalam eksplorasi, analisis, dan pengambilan
kesimpulan. Guru merancang proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan
menarik, sehingga guru tidak hanya berceramah dan siswa hanya
mendengarkan tetapi merancang strategi secara kreatif agar dapat
mengetahui beragam kemampuan dan keterampilan yang dicapai siswa
dalam proses belajar. Untuk mempelajari matematika dengan
41
memperkenalkan budaya, dapat dilakukan dengan mengantarkan materi
matematika yang dimulai dari materi tentang budaya (Rohaeti, 2011: 141)
Pembelajaran geometri dapat mengembangkan nilai budaya cinta
tanah air dan semangat kebangsaan, peserta didik diperkenalkan berbagai
produk budaya warisan leluhur menampakkan kreativitas seni yang
mengandung unsur matematika. Contohnya pada motif batik yang
mengandung bentukan geometri dua dimensi, ornament ukiran maupun
bentuk arsitektur pada rumah adat yang mengandung bentukan geometri tiga
dimensi.
Permainan tradisional anak-anak juga dapat menjadi media
pembelajaran penyalur nilai budaya, mengingat semakin majunya dunia
teknologi yang menyebabkan kecenderungan anak untuk bermain dengan
permainan yang lebih modern dan melupakan permainan tradisional yang tak
kalah menariknya.
D. Bangun Datar dan Sifat-sifatnya
1. Pengertian Bangun Datar
Bangun datar merupakan sebuah bangun berupa bidang datar yang
dibatasi oleh beberapa ruas garis. Jumlah dan model ruas garis yang
membatasi bangun tersebut menentukan nama dan bentuk bangun datar
tersebut. Misalnya: bidang yang dibatasi oleh 3 ruas garis, disebut bangun
42
segitiga, bidang yang dibatasi oleh 4 ruas garis, disebut bangun segiempat,
bidang yang dibatasi oleh 5 ruas garis, disebut bangun segilima. Jumlah ruas
garis serta model yang dimiliki oleh sebuah bangun merupakan salah satu
sifat bangun datar tersebut. Jadi, sifat suatu bangun datar ditentukan oleh
jumlah ruas garis, model garis, besar sudut, dan lain-lain.
2. Sifat-sifat Bangun Datar
a. Sifat-sifat Segitiga
1) Sifat-sifat Segitiga Sama Kaki
a) Memiliki 3 ruas garis: AB - AC dan BC
b) Dua ruas garis kaki sama panjang, AC dan BC.
c) Memiliki dua macam ukuran alas dan tinggi.
d) Memiliki tiga buah sudut lancip.
e) Semua sudutnya sama besar.
2) Sifat-sifat Segitiga Sama Sisi
Gambar 2.1 Segitiga Sama Kaki
Gambar 2.2 Segitiga Sama Sisi
43
a) Memiliki 3 ruas garis: AB - AC dan BC
b) Ketiga (semua) ruas garis sama panjang.
c) Memiliki dua macam ukuran alas dan tinggi.
d) Memiliki tiga buah sudut sama besar (60o).
3) Sifat-sifat Segitiga Siku-siku
a) Memiliki 3 ruas garis: AB - AC dan BC
b) Memiliki garis tegak lurus pada alas (tinggi)
c) Memiliki ukuran, alas, dan tinggi.
d) Memiliki dua buah sudut lancip
e) Memiliki satu buah sudut siku-siku (90o)
b. Sifat-sifat Lingkaran
1) Terdiri dari hanya satu sisi.
2) Simetri putar dan simetri lipatnya tak terhingga.
3) Tidak mempunyai titik sudut.
Gambar 2.3 Segitiga Siku-siku
Gambar 2.4 lingkaran
44
c. Sifat-sifat Jajar Genjang
1) Memiliki empat sisi dan empat titik sudut
2) Memiliki dua pasang sisi yang sejajar dan sama panjang
3) Memiliki dua buah sudut tumpul dan dua buah sudut lancip
4) Sudut yang berhadapan sama besar
5) Diagonal yang dimiliki tidak sama panjang
6) Tidak memiliki simetri lipat
7) Memiliki simetri putar tingkat dua
d. Sifat-sifat Trapesium
1) Sifat-sifat Trapesium Sama Kaki
a) Memiliki empat sisi dan empat titik sudut
b) Sudut-sudut diantara sisi sejajar besarnya 180°
c) Mempunyai 1 simetri lipat
d) Memiliki sepasang sisi yang sejajar tetapi tidak sama panjang
Gambar 2.5 jajar genjang
Gambar 2.6 Trapesium sama kaki
45
2) Sifat-sifat Trapesium Siku-siku
a) Memiliki 4 ruas garis
b) Memiliki 2 sudut siku-siku
c) Memiliki 1 sudut lancip
d) Memiliki 1 sudut tumpul
e. Sifat-sifat Persegi
1) Mempunyai 4 titik sudut.
2) Mempunyai 4 sudut siku-siku 90⁰.
3) Mempunyai 2 diagonal yang sama panjang.
4) Mempunyai 4 simetri lipat.
5) Mempunyai 4 simetri putar.
Gambar 2.7 Trapesium Siku-siku
Gambar 2.8 Persegi
46
Gambar 2.9 Persegi Panjang
Gambar 2.10 Belah Ketupat
f. Sifat-sifat Persegi Panjang
1) Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
2) Sisi-sisi persegi panjang saling tegak lurus
3) Mempunyai 4 sudut siku-siku 90⁰.
4) Mempunyai 2 diagonal yang sama panjang
5) Mempunyai 2 simetri lipat.
6) Mempunyai 2 simetri putar
g. Sifat-sifat Belah Ketupat
1) Mempunyai 2 simetri lipat.
2) Mempunyai 2 simeteri putar.
3) Mempunyai 4 titik sudut.
4) Sudut yang berhadapan besarnya sama.
5) Sisinya tidak tegak lurus.
6) Mempunyai 2 diagonal yang berbeda panjangnya.
47
Dalam pembelajaran sifat-sifat bangun datar, seringkali guru
langsung memberikan drill informasi tentang suatu bentuk bangun datar. Hal
ini menjadikan pembelajaran kurang efektif. Berbeda halnya ketika siswa
mengalami langsung proses mengidentifikasi berbagai bentuk bangun datar
dan menganalisis sifat bangun tersebut melalui pengamatan. Pengamatan
dapat dilakukan siswa melalui media gambar yang berupa motif batik
geometri 2 dimensi, bangunan candi, arsitektur bangunan adat, dan lain-lain.
Selain pembelajaran lebih efektif, pembelajaran juga dapat meningkatkan
pemahaman siswa tentang konsep bangun datar.
E. Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM)
1. Pengertian KKM
Menurut Permendiknas No 20 Tahun 2007, Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan
oleh satuan pendidikan.
2. KKM Nasional, Kelas, dan Individu
a. KKM Nasional
KKM nasional disebut dengan KKM ideal. KKM nasional adalah
kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan secara nasional. (Permendiknas
N0 20 Tahun 2007) Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah
ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0%-100%.
48
Kriteria ketuntasan ideal untuk masing-masing indikator adalah 75%.
Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta
kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pendidikan.
Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar
secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. (BSNP,
2006:10).
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kriteria
ketuntasan minimal nasional adalah 75%. KKM nasioanal dijadikan
patokan dalam penentuan KKM di setiap satuan pendidikan. Setiap
satuan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan KKM agar dapat
mencapai KKM nasional sebesar 75%.
b. KKM Kelas
KKM kelas adalah kriteria ketuntasan minimal yang harus dicapai
dalam suatu kelas. Di MI Al-Huda Munggangsari 2 KKM kelas adalah
85%, jadi siswa yang tuntas dalam SK/KD harus minimal 85% dari
jumlah siswa. Subjek penelitian berjumlah 20 siswa, 85% dari 20 siswa
adalah 17 siswa . Jadi siswa yang harus tuntas dalam SK/KD pelajaran
tersebut dalam satu kelas harus mencapai minimal 17 orang siswa.
c. KKM Individu
49
Kriteria ketuntasan minimal individu adalah kriteria ketuntasan
minimal yang harus dicapai oleh individu siswa. KKM individu mata
pelajaran Matematika yang harus dicapai siswa sebesar 60% atau 60.
Dalam setiap melakukan penilaian siswa minimal nilai yang harus dicapai
adalah 60, kalau mendapat nilai dibawah 60 maka siswa tersebut dianggap
tidak tuntas. Sedangkan siswa yang mendapat nilai 60 atau lebih besar
dari 75, siswa tersebut dianggap tuntas.
d. Fungsi KKM
1) Sebagai acuan bagi guru untuk menilai kompetensi peserta didik sesuai
dengan kompetensi dasar (KD) suatu mata pelajaran atau standar
nompetensi (SK).
2) Sebagai acuan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam
mengikuti pembelajaran.
3) Sebagai target pencapaian penguasaan materi sesuai dengan SK/KD.
4) Sebagai salah satu instrumen dalam melakukan evaluasi pembelajaran.
5) Sebagai kontrak pedagogik antara pendidik, peserta didik, dan
masyarakat (khususnya orang tua dan wali murid).
e. Penentuan KKM
Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelomppok kerja guru
yang disahkan oleh kepala sekolah/madrasah, selanjutnya disampaiakan
kepada pihak yang bersangkutan seperti: peserta didik, orang tua, dan
50
dinas pendidikan setalah itudicantumkan dalam hasil belajar atau rapor.
Penentuan KKM berpedoman pada empat kriteria (Trianto, 2009: 241-
242):
1) Tingkat esensial (kepentingan),
2) Tingkat kompleksitas (kesulitan dan kerumitan), mengacu kepada
tingkat kesulitan kompetensi dasar yang bersangkutan.
3) Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa, merupakan tingkat
penalaran dan daya piker peserta didik.
4) Kemampuan sumber daya pendukung, meliputi kelengkapan mengajar
seperti buku, ruang belajar, laboratorium, dan lain-lain.
Dengan demikian, setiap sekolah dan setiap mata pelajaran memiliki
KKM yang dapat berbeda dengan sekolah lain.
51
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 Kecamatan Kaliangkrik
Kabupaten Magelang tahun 2016 berjumlah 20 siswa terdiri dari 10 siswa laki-
laki dan 10 siswa perempuan. Data keadaan siswa kelas V MI Al-Huda
Munggangsari 2 Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang tahun 2016
adalah sebagai berikut:
Table 3.1Data Subjek Penelitian
No Nama Jenis KelaminL/P
1. Abid Ridwanillah L
2. Anas Syaiful G. L
3. Andi L
4. Andrian Hasyim L
5. Anisa Aristanti P
6. Cuhibul Hakiki L
7. Dinawati P
8. Fina Lestari P
9. Hani P
10. I’in Ariani P
11. Lailatul Maghfiroh P
12. Lisna P
13. Mu’arifah P
14. Mufasishin L
15. Muhammad Amar R. L
16. Rahayu Slamet P
17. Tabah Slamet L
52
18. Trianai P
19. Yusuf L
20. Zumrotus P
Penelitian dilaksanakan pada mata pelajaran matematika materi sifat-sifat
bangun datar dengan menggunakan Pembelajaran Berbasis Budaya yang
dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Waktu penelitian sebagai berikut:
1) Siklus I dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2016
2) Siklus II dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2016
3) Siklus III dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2016
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1. Pra Siklus
Pada tahap ini peneliti menggunakan nilai ulangan harian mata pelajaran
matematika untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas V MI Al-Huda
Munggangsari 2 Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang tahun 2016.
Berikut ini hasil nilai ulangan harian sebelum menggunakan Pembelajaran
Berbasis Budaya.
Table 3.2 Nilai Pra Siklus
No Nama Nilai
1. Abid Ridwanillah 60
2. Anas Syaiful G. 50
3. Andi 30
4. Andrian Hasyim 50
53
5. Anisa Aristanti 60
6. Cuhibul Hakiki 40
7. Dinawati 70
8. Fina Lestari 80
9. Hani 30
10. I’in Ariani 50
11. Lailatul Maghfiroh 50
12. Lisna 70
13. Mu’arifah 60
14. Mufasishin 40
15. Muhammad Amar R. 50
16. Rahayu Slamet 70
17. Tabah Slamet 50
18. Trianai 70
19. Yusuf 60
20. Zumrotus 80
Rata-rata 56
2. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilaksanakan
peneliti adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Matematika yang memuat serangkaian kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan Pembelajaran Berbasis Budaya. Adapun materi yang
dibahas adalah sifat-sifat bangun datar.
54
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti media
pembelajaran dan reward untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran
menggunakan Pembelajaran Berbasis Budaya.
3) Menyiapkan materi ajar tentang sifat-sifat bangun datar.
4) menyiapkan instrument penelitian yang berupa:
a) Lembar observasi kegiatan siswa, yaitu untuk mengumpulkan data
tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran. Data observasi
dimaksudkan untuk mengetahui minat dan perhatian siswa
b) Lembar observasi kegiatan guru, yaitu untuk mengumpulkan data
tentang pengelolaan kelas oleh guru.
c) Tes formatif sebagai alat pengukur tingkat penguasaan konsep
pada mata pelajaran matematika.
5) Peneliti berkoordinasi dengan guru selaku kolaborator untuk
melaksanakan proses pembelajaran menggunakan Pembelajaran
Berbasis Budaya.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
2) Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan do’a.
3) Guru menanyakan kabar dan mengabsen siswa.
55
4) Guru member motivasi kepada siswa sebelum masuk ke dalam materi
pembelajaran.
5) Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi pembelajaran
dengan budaya yang ada di Indonesia.
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
7) Guru menjelaskan tentang budaya yang berkaitan dengan sifat-sifat
bengun datar dan dilanjutkan menjelaskan sifat-sifat bangun datar.
8) Siswa mengamati gambar budaya berupa batik dengan motif geometri.
9) Siswa menyebutkan bangun datar yang ada pada gambar batik motif
geometri.
10) Siswa mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar yang ada pada
gambar batik motif geometri.
11) Siswa menggambar bangun datar yang mendasari motif batik
geometri di buku masing-masing.
12) Salah satu siswa maju untuk menggambar bangun datar di papan
tulis.
13) Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan jika ada kesalahan dan
memberikan penguatan dari apa yang dipelajari hari ini.
14) Guru memeriksa pemahaman siswa dengan memberikan soal yang
berkaitan dengan materi secara individu.
15) Guru memberikan hadiah bagi siswa yang mendapat nilai tertinggi.
56
16) Guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran.
17) Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan datang.
18) Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah bersama dan
mengucapkan salam.
c. Observasi
Peneliti disini juga bertindak sebagai observer untuk melakukan
pengamatan terhadap proses jalannya pembelajaran pada materi sifat-sifat
bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya, yang mencakup:
1) Mengamati aktifitas siswa, situasi, dan kondisi kelas saat pembelajaran
materi bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya
berlangsung. Menurut hasil pengamatan aktifitas siswa pada siklus I
dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir sudah baik, namun masih ada
banyak siswa yang kebingungan saat menggunakan pembelajaran
berbasis budaya karena siswa masih beradaptasi. Pada siklus ini
kebanyakan siswa masih pasif dan sering berbicara sendiri saat guru
menerangkan. Ada sebagian siswa yang belum paham tentang
hubungan budaya dengan materi bangun datar. Siswa juga kurang
fokus karena keadaan kelas yang kurang kondusif. Selain itu, masih
banyak siswa yang belum berani mengeluarkan pendapat dan malu
bertanya baik sama teman maupun sama gurunya.
57
2) Mengamati aktifitas guru saat proses pembelajaran materi bangun
datar dengan menggunakan pembelajaran berbasis budaya
berlangsung. Menurut hasil pengamatan pada siklus ini guru masih
beradaptasi dengan pembelajaran yang menggunakan budaya.
Aktifitas guru dari kegiatan awal sampai akhir sudah cukup baik. Guru
sudah bias mengkondisikan siswa pada kegiatan awal, namun pada
kegiatan inti banyak siswa yang ramai sendiri. Guru masih terlibat
penuh dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu penggunaan
pembelajaran berbasis budaya melebihi waktu yang ditetapkan yaitu
lebih dari 2x 35 menit sehingga perlu penambahan waktu.
d. Refleksi
Penelitian dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa sesuai
dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti. Hasil
penelitian atau data yang diperoleh dianalisis sesegera mungkin
berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan untuk mengetahui
sejauh mana perubahan perilaku siswa sebelum dan sesudah dilakukan
penelitian. Setelah proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengamatan
pada siklus I, maka yang dilakukan selanjutnya adalah refleksi.
Dari hasil pelaksanaan tindakan kelas yang sudah dilakukan,
terdapat kelemahan yakni:
58
1) Siswa dan guru masih beradaptasi dengan pembelajaran yang baru
sehingga masih kebingungan dalam pelaksanaanya.
2) Masih banyak siswa yang ramai sendiri dan kurang fokus dalam
mengikuti pembelajaran.
3) Keadaan kelas kurang kondusif.
4) Masih banyak siswa yang pasif ketika bertanya jawab dengan guru.
5) Keberanian siswa dalam mengajukan pendapat dan bertanya masih
kurang.
6) Pembelajaran kurang bias mengoptimalkan waktu karena melebihi
batas waktu yang ditentukan.
Perbaikan yang harus dilakukan pada siklus berikutnya yaitu:
peneliti harus menjelaskan kembali mengenai pembelajaran berbasis
budaya agar guru dan siswa bias lebih faham. Guru harus lebih tegas
dalam menasehati siswa agar tidak ramai sendiri dan mengkondisikan
kelas agar pembelajaran berlangsung secara optimal. Selain itu,
pertanyaan guru harus semenarik mungkin agar siswa bisa aktif dalam
pembelajaran. Guru meminta siswa untuk tidak takut dan tidak malu-
malu untuk menanyakan materi yang belum jelas.
Adanya permasalahan-permasalahan dan belum tercapainya
indikator yang telah ditetapkan maka penulis akan melakukan tindakan
siklus II untuk memperbaiki hasil belajar pada siklus I.
59
3. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan refleksi yang diperoleh dari pengamatan pada siklus I,
maka siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Rencana pelaksanaan
siklus II yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Matematika yang memuat serangkaian kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan Pembelajaran Berbasis Budaya. Adapun materi yang
dibahas adalah sifat-sifat bangun datar.
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti media
pembelajaran dan reward untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran
menggunakan Pembelajaran Berbasis Budaya.
3) Menyiapkan materi ajar tentang sifat-sifat bangun datar.
4) menyiapkan instrument penelitian yang berupa:
a) Lembar observasi kegiatan siswa, yaitu untuk mengumpulkan
data tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran. Data observasi
dimaksudkan untuk mengetahui minat dan perhatian siswa.
b) Lembar observasi kegiatan guru, yaitu untuk mengumpulkan data
tentang pengelolaan kelas oleh guru.
c) Tes formatif sebagai alat pengukur tingkat penguasaan konsep
pada mata pelajaran matematika.
60
5) Peneliti berkoordinasi dengan guru selaku kolaborator untuk
melaksanakan proses pembelajaran menggunakan Pembelajaran
Berbasis Budaya.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
2) Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan do’a.
3) Guru menanyakan kabar dan mengabsen siswa.
4) Guru member motivasi kepada siswa sebelum masuk ke dalam materi
pembelajaran.
5) Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi pembelajaran
dengan budaya yang ada di Indonesia.
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
7) Guru menyampaikan materi pokok yang dipelajari secara umum.
8) Siswa dan guru melakukan tanya jawab berkaitan dengan gambar
rumah adat di Indonesia.
9) Guru membagi siswa kedalam kelompok, setiap kelompok 4 siswa.
10) Guru membagikan gambar rumah adat kemudian siswa mengamati
bangun datar apa saja yang terdapat pada rumah adat
61
11) Guru memberi tugas kepada setiap kelompok untuk menuliskan
ciri-ciri bangun datar yang terdapat pada rumah adat pada selembar
kertas.
12) Guru memberi tugas kepada setiap kelompok untuk menggambar
ulang bangun datar yang terdapat pada rumah adat pada selembar
kertas.
13) Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk
membacakan hasil diskusi mereka mengenai cirri-ciri bangun datar
yang terdapat pada rumah adat.
14) Guru memberkan kesempatan kepada kelompok yang lain untuk
maju ke depan dan menggambarkan bangun datar yang mereka
temukan pada rumah adat di papan tulis.
15) Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan jika ada kesalahan dan
memberikan penguatan dari apa yang dipelajari hari ini.
16) Guru memeriksa pemahaman siswa dengan memberikan soal yang
berkaitan dengan materi secara individu.
17) Guru memberikan hadiah bagi siswa yang mendapat nilai tertinggi.
18) Guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran.
19) Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah bersama dan
mengucapkan salam.
62
c. Observasi
Peneliti disini juga bertindak sebagai observer untuk melakukan
pengamatan terhadap proses jalannya pembelajaran pada materi sifat-sifat
bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya, yang mencakup:
1) Mengamati aktifitas siswa, situasi, dan kondisi kelas saat pembelajaran
materi bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya
berlangsung. Menurut hasil pengamatan pada siklus II aktifitas siswa
meningkat dibandingkan pada siklus sebelumnya. Siswa lebih berperan
aktif dalam melakukan tanya jawab dengan guru meskipun masih ada
beberapa siswa yang berbicara sendiri. Saat siswa dilibatkan dalam
penggunaan media masih malu-malu dan saling tunjuk untuk maju ke
depan menjelaskan sifat bangun datar kepada temannya.
2) Mengamati aktifitas guru saat proses pembelajaran materi bangun
datar dengan menggunakan pembelajaran berbasis budaya
berlangsung. Menurut hasil pengamatan pada siklus ini aktifitas guru
juga mengalami peningkatan dibandingkan siklus sebelumnya. Guru
sudah mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai langkah-
langkah. Pelaksanaan pembelajaran sudah hamper selesai dalam waktu
2 x 35 menit.
63
d. Refleksi
Penelitian dikatakan berhasil apabila ada peningkatan hasil belajar
siswa dari siklus I. hasil yang diperoleh pada siklus II mengalami
peningkatan. Rata-rata yang diperoleh pada siklus ini mencapai 63,5 dan
presentase ketuntasannya pun meningkat. Namun masih ada kelemahan,
yaitu:
1) Masih ditemukan beberapa siswa yang ramai sendiri dan tidak
memperhatikan pada saat pembelajaran.
2) Siswa saling tunju saat guru melibatkan siswa dalam penggunaan
media.
3) Pada tahap menguji hasil masih ada siswa yang kesulitan dalam
menjawab soal.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, perbaikan yang harus
dilakukan adalah:
1) Peningkatan pengelolaan kelas.
2) Memotivasi siswa agar siswa bias lebih percaya diri.
3) Memberikan pendampingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan.
Adanya permasalahan-permasalahan dan belum tercapainya
indikator keberhasilan yang ditetapkan maka penulis melakukan tindakan
siklus III untuk memperbaiki hasil belajar pada siklus II.
64
4. Siklus III
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan refleksi yang diperoleh dari pengamatan pada siklus II,
maka siklus III merupakan perbaikan dari siklus II. Rencana pelaksanaan
siklus III yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Matematika yang memuat serangkaian kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan Pembelajaran Berbasis Budaya. Adapun materi yang
dibahas adalah sifat-sifat bangun datar.
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti media
pembelajaran dan reward untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran
menggunakan Pembelajaran Berbasis Budaya.
3) Menyiapkan materi ajar tentang sifat-sifat bangun datar.
4) menyiapkan instrument penelitian yang berupa:
a) Lembar observasi kegiatan siswa, yaitu untuk mengumpulkan
data tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran. Data observasi
dimaksudkan untuk mengetahui minat dan perhatian siswa
b) Lembar observasi kegiatan guru, yaitu untuk mengumpulkan data
tentang pengelolaan kelas oleh guru.
c) Tes formatif sebagai alat pengukur tingkat penguasaan konsep
pada mata pelajaran matematika.
65
5) Peneliti berkoordinasi dengan guru selaku kolaborator untuk
melaksanakan proses pembelajaran menggunakan Pembelajaran
Berbasis Budaya.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
2) Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan do’a.
3) Guru menanyakan kabar dan mengabsen siswa.
4) Guru member motivasi kepada siswa sebelum masuk ke dalam materi
pembelajaran.
5) Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi pembelajaran
dengan budaya yang ada di Indonesia.
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
7) Guru menyampaikan materi pokok yang dipelajari secara umum.
8) Siswa dan guru melakukan tanya jawab berkaitan dengan gambar
stupa candi Borobudur.
9) Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil setiap kelompok 2
siswa.
10) Guru membagikan gambar stupa candi Borobudur kemudian siswa
mengamati bangun datar apa saja yang terdapat pada stupa.
66
11) Guru memberi tugas kepada setiap kelompok untuk menuliskan
ciri-ciri bangun datar yang terdapat pada stupa pada selembar
kertas.
12) Guru member tugas kepada setiap kelompok untuk menggambar
ulang bangun datar yang terdapat pada stupa pada selembar kertas.
13) Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk
membacakan hasil diskusi mereka mengenai cirri-ciri bangun datar
yang terdapat pada stupa.
14) Guru memberkan kesempatan kepada kelompok yang lain untuk
maju ke depan dan menggambarkan bangun datar yang mereka
temukan pada stupa di papan tulis.
15) Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan jika ada kesalahan dan
memberikan penguatan dari apa yang dipelajari hari ini.
16) Guru memeriksa pemahaman siswa dengan memberikan soal yang
berkaitan dengan materi secara individu.
17) Guru memberikan hadiah bagi siswa yang mendapat nilai tertinggi.
18) Guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran.
19) Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah bersama dan
mengucapkan salam.
67
c. Observasi
Peneliti disini juga bertindak sebagai observer untuk melakukan
pengamatan terhadap proses jalannya pembelajaran pada materi bangun
datar melalui pembelajaran berbasis budaya, yang mencakup:
1) Mengamati aktifitas siswa, situasi, dan kondisi kelas saat pembelajaran
materi sifat- sifat bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya
berlangsung. Pada siklus ini pembelajaran berjalan dengan baik. Siswa
sangat senang dengan pembelajaran matematika melalui Pembelajaran
Berbasis Budaya. Siswa lebih fokus terhadap materi yang
disampaikan. Siswa sangat antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran. Siswa aktif mengajukan maupun menjawab pertanyaan.
Suasana kelas lebih kondusif.
2) Mengamati aktifitas guru saat pembelajaran materi sifat-sifat bangun
datar melalui pembelajaran berbasis budaya berlangsung. Aktifitas
guru pada siklus ini juga sangat baik. Guru dapat mengkondisikan
siswa dari kegiatan awal sampai akhir. Pelaksanaan pembelajaran pun
tidak melebihi waktu 2x 35 menit.
Walaupun dalam siklus III ini sudah mencapai indikator
keberhasilan yang diterapkan namun masih ada dua siswa yang nilainya
belum memenuhi standar kelulusan.
68
Hasil belajar siswa pada siklus III mengalami peningkatan yang
lebih baik disbanding siklus II. Pembelajaran pada siklus ini telah
mencapai tujuan yang diharapkan yakni, keaktifan siswa, pembelajaran
yang menyenangkan, siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran dan
peningkatan hasil belajar. Selain itu nilai yang diperoleh siswa telah
mencapai KKM dan siswa telah mencapai criteria ketuntasan klasikal
85% dari jumlah siswa. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan yang telah
dilakukan telah mencapai hasil yang maksimal, untuk itu penelitian ini
dirasa telah cukup.
Berdasarkan hasil dari siklus III ini dapat diketahui bahwa
pembelajaran berbasis budaya yang dilaksanakan dapat mencapai hasil
yang optimal. Hasil belajar siswa meningkat dan siswa sangat antusias
dalam mengikuti pembelajaran.
69
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Standar Pencapain KKM
Salah satu prinsip penilaian adalah menggunakan acuan kriteria, yakni
menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik.
Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan
dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Pada MI Al-Huda Munggangsari 2 Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten
Magelang menetapkan KKM individu mata pelajaran matematika dengan nilai
minimal 60. Sedangkan KKM pada standar nasional/ideal mengikuti
persentase tingkat nasional yang dinyatakan dengan angka maksimal 100.
Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75.
Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta
didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya.
Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses
dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan
minimal harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai
acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.
70
2. Deskripsi Pra Siklus
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti juga melakukan pra siklus
yang dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2016. Hal tersebut bertujuan untuk
mengetahui situasi dan kondisi serta bagaimana cara seorang guru dalam
melakukan proses pembelajaran, untuk mengetahui keadaan siswa yang
dijadikan obyek penelitian serta untuk mengetahui hasil ulangan harian siswa
mata pelajaran matematika sebelum menggunakan Pembelajaran Berbasis
Budaya.
Pada penelitian kali ini, peneliti melaksanakan penelitian menggunakan
Pembelajaran Berbasis Budaya. Pembelajaran Berbasis Budaya bukanlah hal
yang baru dalam dunia pendidikan di Indonesia, namun Pembelajaran
Berbasis Budaya merupakan hal baru dalam pembelajaran di MI Al-Huda
Munggangsari 2 Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. Dalam
penentuan ketuntasan terhadap hasil ulangan harian siswa, penelitian mengacu
pada pencapaian target KKM individu .Di bawah ini adalah hasil nilai ulangan
harian mata pelajaran Matematika siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2
Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang tahun 2016 sebelum
menggunakan Pembelajaran Berbasis Budaya.
71
Table 4.1 Nilai Pra Siklus
No Nama Nilai KKM
Individu Nasional
1. Abid Ridwanillah 60 √ -
2. Anas Syaiful G. 50 - -
3. Andi 30 - -
4. Andrian Hasyim 40 -
5. Anisa Aristanti 60 √ -
6. Cuhibul Hakiki 40 - -
7. Dinawati 70 √ -
8. Fina Lestari 70 √ -
9. Hani 30 - -
10. I’in Ariani 50 - -
11. Lailatul Maghfiroh 50 - -
12. Lisna 60 √ -
13. Mu’arifah 60 √ -
14. Mufasishin 40 - -
15. Muhammad Amar R. 50 - -
16. Rahayu Slamet 60 √ -
17. Tabah Slamet 50 - -
18. Trianai 70 √ -
19. Yusuf 50 - -
20. Zumrotus 70 √ -
Jumlah 1070 9 0
Rata-rata 53,5 45% 0%
KKM Individu= 60; KKM Nasional= 75
Nilai rata-rata siswa =
= =
72
Presentase ketuntasan belajar siswa pada pra siklus dapat dihitung
dengan rumus:
%
Dari table di atas menunjukkan bahwa nilai ulangan harian (pra siklus)
menunjukkan bahwa dari 20 siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2
Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang tahun 2016 dengan nilai KKM
individu minimal 60 hanya 45 % (9 siswa) yang tuntas, sedangkan 55% (11
siswa) belum tuntas.
3. Deskripsi Data Siklus I
a. Data Hasil Pengamatan
Proses pelaksanaan pembelajaran sifat-sifat bangun datar melalui
pembelajaran berbasis budaya dapat diperkuat melalui rekapitulasi hasil
pengamatan siswa, hasil pengamatan guru dan tes formatif. Hasil
pengamatan siswa dan guru dijadikan sebagai tambahan informasi bahwa
penggunaan pembelajaran berbasis budaya dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dan menggali pengetahuan siswa. Hasil rekapitulasi data
tersebit dapat dilihat sebagai berikut:
73
Tabel 4.2 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus I
No Tahap Skor
Jumlah 0 1 2 3 4
1. Kegiatan awal 0 1 1 0 1 7
2. Kegiatan inti 0 2 3 1 1 15
3. Kegiatan akhir 0 0 1 1 0 5
Jumlah 27
Rata-rata 2,25
Skala kategori penskoran:
Skor maksimal = 4
Skor minimal = 0
Kategori rata-rata :
0,0-0,8 = sangat kurang
0,9-1,6 = kurang
1,7-2,4 = cukup
2,5-3,2 = baik
3,3-4,0 = sangat baik
Rekapitulasi data pengamatan siswa (intrumen di lampiran) di atas
dapat diketahui bahwa pengamatan terhadap aktifitas siswa pada materi
sifat-sifat bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya siklus I
diperoleh skor rata-rata 2,25 pada kategori cukup.
Hasil pengamatan aktifitas guru (instrument di lampiran) dapat
dilihat sebagai berikut:
Table 4.3 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktifitas Guru Siklus 1
No Tahap Skor
Jumlah 0 1 2 3 4
1. Kegiatan awal 0 2 0 1 0 5
2. Kegiatan inti 0 2 2 2 2 20
3. Kegiatan akhir 0 0 0 2 1 10
Jumlah 35
Rata-rata 2,5
74
Skala kategori penskoran:
Skor maksimal = 4
Skor minimal = 0
Kategori rata-rata :
0,0-0,8 = sangat kurang
0,9-1,6 = kurang
1,7-2,4 = cukup
2,5-3,2 = baik
3,3-4,0 = sangat baik
Aktifitas guru pada rekapitulasi dapat diperoleh skor 2,5 pada
kategori baik. Pada siklus ini guru masih beradaptasi dengan
pembelajaran berbasis budaya.
Data untuk hasil tes formatif siswa dapa dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.4 Hasil tes formatif pada siklus I
No Nama Nilai KKM
Individu Nasional
1. Abid Ridwanillah 70 √ -
2. Anas Syaiful G. 50 - -
3. Andi 0 - -
4. Andrian Hasyim 60 √ -
5. Anisa Aristanti 70 √ -
6. Cuhibul Hakiki 50 - -
7. Dinawati 80 √ √
8. Fina Lestari 80 √ √
9. Hani 0 - -
10. I’in Ariani 70 √ -
11. Lailatul Maghfiroh 70 √ -
12. Lisna 0 - -
13. Mu’arifah 70 √ -
14. Mufasishin 40 - -
15. Muhammad Amar R. 50 - -
16. Rahayu Slamet 70 √ -
17. Tabah Slamet 60 √ -
75
18. Trianai 70 √ -
19. Yusuf 60 √ -
20. Zumrotus 80 √ √
Jumlah 1100 13 3
Rata-rata 55 65% 15%
KKM Individu= 60; KKM Nasional= 75
Nilai rata-rata siswa =
=
=
Perolehan rata-rata siswa pada siklus I baru mencapai 55 dengan
siswa yang tuntas sebanyak 13 anak, sehingga presentase ketuntasan
belajar siswa pada siklus 1 dapat dihitung dengan rumus:
Jadi perolehan ketuntasan belajar pada siklus I adalah 65% dari
jumlah siswa.
b. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I ini, dari 20 siswa
ternyata banyak siswa yang tidak tuntas pada standar KKM individu dan
standar KKM nasional/ ideal, pada standar individu siswa yang tuntas
76
hanya 13 siswa (65 %) sedagkan pada standar KKM nasional/ ideal siswa
tuntas hanya 3 siswa (15 %). Dan berdasarkan jumlah siswa diperoleh
jumlah rata-rata kelasnya adalah 5,5.
Hasil belajar siswa masih rendah dan masih ada 3 siswa yang
mendapat nilai terendah yaitu 0, hal tersebut disebabkan karena siswa
tidak memperhatikan pembelajaran malah berbicara sendiri, siswa masih
belum berani mengeluarkan pendapat dan bertanya tentang materi yang
belum dipahami, keadaan kelas kurang kondusif dan siswa cenderung
pasif.
Perbaikan yang harus dilakukan pada siklus berikutnya yaitu guru
harus lebih tegas dalam menasehati siswa agar tidak ramai sendiri dan
mengkondisikan kelas agar pembelajaran berlangsung secara optimal.
Selain itu, pertanyaan guru harus semenarik mungkin agar siswa bisa
aktif dalam pembelajaran. Guru meminta siswa untuk tidak takut dan
tidak malu-malu untuk menanyakan materi yang belum jelas.
Memberikan latihan soal tambahan kepada siswa yang mendapat nilai
terendah.
4. Deskripsi Data Siklus II
a. Data Hasil Pengamatan
Proses pelaksanaan pembelajaran sifat-sifat bangun datar melalui
pembelajaran berbasis budaya dapat diperkuat melalui rekapitulasi hasil
77
pengamatan siswa, hasil pengamatan guru dan tes formatif. Hasil
pengamatan siswa dan guru dijadikan sebagai tambahan informasi bahwa
penggunaan pembelajaran berbasis budaya dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dan menggali pengetahuan siswa. Hasil rekapitulasi data
tersebit dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.5 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus II
No Tahap Skor
Jumlah 0 1 2 3 4
1. Kegiatan awal 0 0 1 1 1 9
2. Kegiatan inti 0 0 3 3 1 19
3. Kegiatan akhir 0 0 0 2 0 6
Jumlah 34
Rata-rata 2,84
Skala kategori penskoran:
Skor maksimal = 4
Skor minimal = 0
Kategori rata-rata :
0,0-0,8 = sangat kurang
0,9-1,6 = kurang
1,7-2,4 = cukup
2,5-3,2 = baik
3,3-4,0 = sangat baik
Rekapiitulasi data pengamatan siswa (intrumen di lampiran) di atas
dapat diketahui bahwa pengamatan terhadap aktifitas siswa pada materi
sifat-sifat bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya siklus II
diperoleh skor rata-rata 2,84 pada kategori baik.
Hasil pengamatan aktifitas guru (instrument di lampiran) dapat
dilihat sebagai berikut:
78
Table 4.6 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktifitas Guru Siklus II
No Tahap Skor
Jumlah 0 1 2 3 4
1. Kegiatan awal 0 0 1 2 0 8
2. Kegiatan inti 0 0 2 4 2 24
3. Kegiatan akhir 0 0 0 2 1 10
Jumlah 42
Rata-rata 3
Skala kategori penskoran:
Skor maksimal = 4
Skor minimal = 0
Kategori rata-rata:
0,0-0,8 = sangat kurang
0,9-1,6 = kurang
1,7-2,4 = cukup
2,5-3,2 = baik
3,3-4,0 = sangat baik
Aktifitas guru pada rekapitulasi dapat diperoleh rata-rata skor 3
pada kategori baik. Data untuk hasil tes formatif siswa dapa dilihat
sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil tes formatif pada siklus II
No Nama Nilai KKM
Individu Nasional
1. Abid Ridwanillah 70 √ -
2. Anas Syaiful G. 50 - -
3. Andi 40 - -
4. Andrian Hasyim 70 √ -
5. Anisa Aristanti 70 √ -
6. Cuhibul Hakiki 80 √ √
7. Dinawati 80 √ √
8. Fina Lestari 70 √ -
9. Hani 40 - -
10. I’in Ariani 80 √ √
79
11. Lailatul Maghfiroh 60 √ -
12. Lisna 70 √ -
13. Mu’arifah 80 √ √
14. Mufasishin 50 - -
15. Muhammad Amar R. 0 - -
16. Rahayu Slamet 70 √ -
17. Tabah Slamet 60 √ -
18. Trianai 80 √ √
19. Yusuf 70 √ -
20. Zumrotus 80 √ √
Jumlah 1270 15 7
Rata-rata 63,5 75% 35%
KKM Individu= 60; KKM Nasional= 75
Nilai rata-rata siswa =
=
=
Perolehan rata-rata pada siklus II mencapai 63,5 dengan siswa yang
tuntas sebanyak 15 anak. Perolehan presentase ketuntasan belajar dari
penelitian siklus II dapat dihitung dengan rumus:
%
Jadi perolehan ketuntasan belajar pada siklus II adalah 75% dari
jumlah siswa.
80
b. Refleksi
Pada siklus II siswa sudah mulai mengerti apa yang diajarkan dan di
instruksikan oleh guru dibandingkan pada siklus I. Dari hasil belajar
siswa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal,
terbukti dari 20 siswa 15 siswa (75%) tuntas dan 5 siswa (25%) tidak
tuntas . Sedangkan pada penilain standar KKM nasional/ideal belum
mencapai target yang diharapkan, tetapi sudah cukup baik dalam
pencapaian standar nasional, yaitu 7 siswa (35%) tuntas lebih baik dari
siklus I yaitu hanya 3 siswa. Berarti ada peningkatan kemampuan siswa
dalam hasil belajar.
Terjadinya peningkatan hasil belajar belum dikatakan memuaskan
karena masih ada satu siswa yang mendapat nilai terendah dikarenakan
siswa tersebut tidak masuk sekolah. Saran untuk guru yaitu memberikan
soal latihan susulan kepada siswa yang mendapat nilai terendah.
Meskipun sudah 50% lebih siswa yang tuntas dalam mengerjakan
tes formatif pada siklus II akan tetapi nilai yang diperoleh belum cukup
memuaskan sehingga perlu diadakan siklus III.
5. Deskripsi Data Siklus III
a. Data Hasil Pengamatan
Berikut adalah data yang diperoleh dalam pengamatan aktifitas
siswa pada siklus III:
81
Tabel 4.8 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus III
No Tahap Skor
Jumlah 0 1 2 3 4
1. Kegiatan awal 0 0 0 1 2 11
2. Kegiatan inti 0 0 0 4 3 24
3. Kegiatan akhir 0 0 0 1 1 7
Jumlah 42
Rata-rata 3,5
Skala kategori penskoran:
Skor maksimal = 4
Skor minimal = 0
Kategori rata-rata :
0,0-0,8 = sangat kurang
0,9-1,6 = kurang
1,7-2,4 = cukup
2,5-3,2 = baik
3,3-4,0 = sangat baik
Rekapiitulasi data pengamatan siswa (intrumen di lampiran) di atas
dapat diketahui bahwa pengamatan terhadap aktifitas siswa pada materi
sifat-sifat bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya siklus III
diperoleh skor rata-rata 3,5 pada kategori sangat baik.
Hasil pengamatan aktifitas guru (instrument di lampiran) dapat
dilihat sebagai berikut:
Table 4.9 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktifitas Guru Siklus III
No Tahap Skor
Jumlah 0 1 2 3 4
1. Kegiatan awal 0 0 0 2 1 10
2. Kegiatan inti 0 0 0 4 4 28
3. Kegiatan akhir 0 0 1 2 11
Jumlah 49
Rata-rata 3,5
82
Skala kategori penskoran:
Skor maksimal = 4
Skor minimal = 0
Kategori rata-rata :
0,0-0,8 = sangat kurang
0,9-1,6 = kurang
1,7-2,4 = cukup
2,5-3,2 = baik
3,3-4,0 = sangat baik
Aktifitas guru pada rekapitulasi dapat diperoleh skor 3,5 pada
kategori sangat baik. Data untuk hasil tes formatif siswa dapa dilihat
sebagai berikut:
Tabel 4.10 Hasil tes formatif pada siklus III
No Nama Nilai KKM
Individu Nasional
1. Abid Ridwanillah 70 √ -
2. Anas Syaiful G. 00 0 - -
3. Andi 0,5 - -
4. Andrian Hasyim 90 √ √
5. Anisa Aristanti 90 √ √
6. Cuhibul Hakiki 80 √ √
7. Dinawati 90 √ √
8. Fina Lestari 90 √ √
9. Hani 60 √ -
10. I’in Ariani 90 √ √
11. Lailatul Maghfiroh 90 √ √
12. Lisna 90 √ √
13. Mu’arifah 90 √ √
14. Mufasishin 70 √ -
15. Muhammad Amar R. 70 √ -
16. Rahayu Slamet 90 √ √
17. Tabah Slamet 70 √ -
18. Trianai 90 √ √
19. Yusuf 70 √ -
83
20. Zumrotus 80 √ √
Jumlah 1400,5 18 12
Rata-rata 70,025 90% 60%
KKM Individu= 60; KKM Nasional= 70
Nilai rata-rata siswa =
=
=
Perolehan nilai rata-rata siswa pada siklus III mengalami
peningkatan rata-rata yang diperoleh adalah 70,025 dengan siswa yang
tuntas sebanyak 18 anak, sehingga presentase ketuntasan belajar dari
penelitian siklus III dapat dihitung:
%
Jadi perolehan presentase ketuntasan belajar pada siklus III adalah
90% dari jumlah siswa. Presentase ketuntasan pada setiap siklus
mengalami peningkatan.
84
Pada siklus III hampir semua siswa fokus dan memperhatikan apa
yang disampaikan oleh guru, hal ini dikarenakan guru mempersiapkan
pembelajaran secra maksimal. Selain itu pembelajaran yang dilaksanakan
pada siklus III sudah tidak asing lagi bagi siswa. Hal itu dapat dilihat dari
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti yang mengamati minat siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil belajar siswa terjadi
peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, terbukti dari
20 siswa 18 siswa (90%) tuntas dan 2 siswa (10%) tidak tuntas. Bahkan
pada standar tingkat nasional sudah mencapai lebih dari 50%, yaitu bisa
dilihat dari 20 siswa terdapat 12 siswa (60%) tuntas. Berarti ada
peningkatan kemampuan siswa terhadap hasil belajar dalam pembelajaran
matematika dengan menggunakan pembelajaran berbasis budaya. Serta
standar keberhasilan pembelajaran manakala dari total siswa 20 minimal
85% telah mencapai KKM individu, maka hasil pada siklus III ini ada 18
siswa (90%) tuntas. Hal itu menunjukkan bahwa PTK yang mengangkat
judul upanya peningkatan hasil belajar matematika materi sifat-sifat
bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya pada siswa kelas V
MI Al-Huda Munggangsari 02 Kec.Kaliangkrik Kab.Magelang tahun
ajaran 2015/2016 telah tuntas. Tingkat keberhasilan tersebut dapat dilihat
dari tercapainya target KKM kelas, 90%> 85%.
85
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pada pelajaran matematika sifat-sifat bangun
datar melalui pembelajaran berbasis budaya ternyata dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya hasil tes formatif di setiap
siklusnya dan juga meningkatnya jumlah siswa yang mencapai KKM. Hasil
belajar siswa yang meningkat pada setiap siklusnya dapat dibuktikan dengan
rekapitulasi data sebagai berikut:
Tabel 4.11 Rekapitulasi perbandingan hasil belajar pra siklus, siklus
I,II, dan III
No Nama Nilai Pra
Siklus
Nilai
Siklus I
Nilai
Siklus II
Nilai
Siklus III
1. Abid Ridwanillah 60 70 70 70
2. Anas Syaiful G. 50 50 50 00 0
3. Andi 30 0 40 0,5
4. Andrian Hasyim 40 60 70 90
5. Anisa Aristanti 60 70 70 90
6. Cuhibul Hakiki 40 50 80 90
7. Dinawati 70 80 80 90
8. Fina Lestari 70 80 70 90
9. Hani 30 0 40 60
10. I’in Ariani 50 70 80 90
11. Lailatul Maghfiroh 50 70 60 90
12. Lisna 60 0 70 90
13. Mu’arifah 60 70 80 90
14. Mufasishin 40 40 50 70
15. Muhammad Amar R. 50 50 0 70
16. Rahayu Slamet 60 70 70 90
17. Tabah Slamet 50 60 60 70
86
18. Trianai 70 70 80 90
19. Yusuf 50 60 70 70
20. Zumrotus 70 80 80 90
Jumlah 1070 1100 1270 1400,5
Rata-rata 53,5 55 63,5 70,025
Ketuntasan klasikal 45% 65% 75% 90%
Dari tabel rekapitulasi di atas, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
hasil belajar siswa dari siklus ke siklus. Dari data pra siklus didapati nilai rata-
rata 53,5. Siklus I nilai evaluasi menunjukkan rata-rata nilai siswa 55, siklus II
rata-rata nilai siswa 63,5, dan Siklus III rata-rata nilai siswa 70,025. Dari siklus
I ke siklus II terjadi peningkatan rata-rata nilai siswa sebesar 8,5, dari siklus II
ke siklus III peningkatan rata-rata nilai siswa sebesar 6,525.
Peningkatan ketuntasan yang diperoleh kelas V MI Al-Huda
Munggangsari 2 dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 4.12 Perbandingan Presentase Ketuntasan Belajar Siswa
No Pelaksanaan
Penelitian Jumlah
Rata-rata
kelas %
Ketuntasan
Tuntas Belum
tuntas
1. Pra siklus 1070 53,5 45% 9 11
2. Siklus I 1100 55 65% 12 8
3. Siklus II 1270 63,5 75% 15 5
4. Siklus III 1400,5 70,025 90% 18 2
Dari tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram di bawah ini:
87
Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa
Presentase ketuntasan pada setiap siklusnya mengalami peningkatan.
Siklus I presentase ketuntasan baru mencapai 65% dengan siswa yang
mencapai target KKM sebanyak 13 anak. Siklus II presentase ketuntasan
meningkat menjadi 75% dengan siswa yang mencapai target KKM sebanyak
15 anak. Dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebanyak 10%. Target
pencapaian KKM kelas pada siklus III didapati 90% berarti telah melampaui
KKM kelas minimal (85%). Terjadi peningkatan presentase ketuntasan dari
siklus II ke siklus III sebanyak 15%, sehingga presentase ketuntasan dari
siklus I sampai siklus III sebesar 25%. Karena indikator keberhasilan yang
ditentukan peneliti sudah tercapai maka tidak perlu diadakan penelitian lagi.
Penelitian menggunakan pembelajaran berbasis budaya pada materi sifat-sifat
88
bangun datar dapat dikatakan berhasil dengan baik karena presentase melebihi
indikator yang telah ditentukan.
Melihat data-data yang diperoleh sudah menunjukkan bahwa melalui
pembelajaran berbasis budaya berhasil meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V
MI Al-Huda Munggangsari 2.
89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MI Al-Huda Munggangsari 2
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran berbasis budaya dapat meningkatkan hasil belajar matematika
materi sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari
2 Kaliangkrik Kab. Magelang tahun ajaran 2015/2016. Terjadi peningkatan
hasil belajar siswa dari siklus ke siklus. Siklus I nilai evaluasi menunjukkan
rata-rata nilai siswa 55, siklus II rata-rata nilai siswa 63,5, dan Siklus III rata-
rata nilai siswa 70,025. Dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan rata-rata
nilai siswa sebesar 8,5, dari siklus II ke siklus III peningkatan rata-rata nilai
siswa sebesar 6,525.
2. Model pembelajaran berbasis budaya dapat memenuhi target pencapaian
KKM kelas pada mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar.
Hal ini dapat dibuktikan dengan pencapaian KKM kelas pada siklus III
sebesar 90% berarti telah melampaui KKM kelas minimal (85%).
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh di atas, maka dapat dikemukakan
saran sebagai berikut:
90
1. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya perlu menjelaskan kepada guru dan siswa tentang
pembelajaran berbasis budaya ini secara mendalam agar guru dan siswa tidak
kebingungan.
2. Bagi siswa
Siswa seharusnya lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika
materi sifat-sifat bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya. Untuk
siswa yang belum mendapat nilai maksimal harus lebih giat dan rajin belajar.
3. Bagi guru
Guru harus mampu melakukan inovasi pembelajaran, harus lebih kreatif dan
inovatif agar siswa dalam mengikuti pembelajaran tidak cepat bosan. Untuk
membantu siswa yang belum memenuhi KKM, guru sebaiknya memberikan
soal latihan tambahan dan membimbing siswa tersebut sampai benar-benar
paham.
4. Bagi pihak sekolah
Kepala sekolah dan komite sekolah harus mampu memberikan dukungan
kepada guru dalam rangka mengembangkan inovasi pembelajaran agar mutu
pembelajaran matematika di MI dapat meningkat.
91
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Baharuddin, Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media
BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BNSP
Basrowi & Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah.
Yogyakarta: Gava Media
Daryanto, Muljo Rahardjo.2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava
Media.
Fathani, Abdul Halim. 2009. Matematika: Hakikat & Logika. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Heruman. 2010. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Ismunamto. 2011. Ensiklopedia Matematika. Jakarta: PT Lentera Abadi.
Permendiknas no. 20 tahun 2007
Sam’s, Rosma Hartiny. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta:
Sukses Off Set
92
Sardjiyo, Paulina Pannen. 2005. Pembelajaran Berbasis Budaya: Model Inovasi
Pembelajaran dan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jurnal
Pendidikan. 6 (2): 83-98
Sriyanti, Lilik. 2011. Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press.
Sukardi. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas Implementasi dan
Pengembangannya. Jakarta: Bumi Aksara
Sumardyono. 2004. Karakteristik Matematika dan Implikasinya Terhadap
Pembelajaran Matematika. Paket Pembinaan Penataran. Yogyakarta: PPPG
Matematika
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogjakarta: Pustaka Pelajar
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana
Sutarno. 2007. Pendidikan Multikultural. Jakarta: Ditjen Dikti
Suyono & Hariyanto. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Tandililing, Edy. 2013 . Pengembangan Pembelajaran Matematika Sekolah Dengan
Pendekatan Etnomatematika Berbasis Budaya Lokal Sebagai Upaya Untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika Di Sekolah. Prosiding,
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Yogyakarta:
FMIPA UNY.
93
Rohaeti, Euis Eti. 2011. Transformasi Budaya Melalui Pembelajaran Matematika di
Sekolah. Jurnal Pengajaran MIPA. 16 (1): 139-147.
Udin S. Wintaputra, dkk. (2012). Pembaruan dalam Pembelajaran di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Wahyuni, Astri dkk. 2013. Peran Etnomatematika dalam Membangun Karakter
Bangsa. Prosiding. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika. FMIPA UNY.
94
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah/ Madrasah : MI Al-Huda Munggangsari 02
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : V/ 2
Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit (1 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
B. Kompetensi Dasar
6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
C. Indikator
6.1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun segitiga
6.1.2 Mengidentifikasi sifat-sifat lingkaran
6.1.3 Menggambar bangun segitiga
6.1.4 Menggambar bangun lingkaran menggunakan jangka
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun segitiga
2. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat lingkaran
95
3. Siswa dapat menggambar bangun segitiga dengan baik dan benar
4. Siswa dapat menggambar lingkaran menggunakan jangka dengan baik dan
benar
E. Materi Pembelajaran
Sifat-sifat bangun datar
Bangun datar merupakan sebuah bangun berupa bidang datar yang
dibatasi oleh beberapa ruas garis. Jumlah dan model ruas garis yang membatasi
bangun tersebut menentukan nama dan bentuk bangun datar tersebut. Misalnya:
Bidang yang dibatasi oleh 3 ruas garis, disebut bangun segitiga.
Bidang yang dibatasi oleh 4 ruas garis, disebut bangun segiempat
Bidang yang dibatasi oleh 5 ruas garis, disebut bangun segilima
Jumlah ruas garis serta model yang dimiliki oleh sebuah bangun
merupakan salah satu sifat bangun datar tersebut. Jadi, sifat suatu bangun datar
ditentukan oleh jumlah ruas garis, model garis, besar sudut, dan lain-lain.
Matematika tidak bisa dipisahkan dari budaya Indonesia. Dan budaya
Indonesia sangatlah banyak. Salah satu budaya Indonesia yang mengandung
undsur matematika adalah batik terutama batik dengan motif geometris. Motif
batik geometris adalah ragam hias yang menggunakan unsur geometris sebagai
bentuk dasarnya. Contoh motif batik geometris yaitu tumpal dan ceplok. Motif
Tumpal adalah motif hias yang mempunyai bentuk dasar segitiga. Motif hias
jenis ini biasa digunakan untuk hiasan pinggir. Motif ceplok adalah motif yang di
dalamnya terdapat gambar berbentuk lingkaran, roset, binatang, dan variasinya,
yang terletak dalam bidang-bidang geometris seperti segi empat dan lingkaran.
96
Gambar 1.1 motif tumpal dengan pola dasar segitiga
Gambar 1.2 motif ceplok dengan pola dasar lingkaran
97
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun segitiga dan lingkaran
Sifat-sifat bangun segitiga.
1. Sifat-Sifat Segitiga Sama Kaki
Amatilah bangun di samping, coba kamu jelaskan!
Bangun ini bernama ...
Bangun ini dibatasi oleh ... ruas garis.
Bangun ini mempunyai ... buah sudut.
Sudut pada bangun ini merupakan sudut ....
Bangun segitiga sama kaki memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Memiliki 3 ruas garis: AB - AC dan BC
b. Dua ruas garis kaki sama panjang, AC dan BC.
c. Memiliki dua macam ukuran alas dan tinggi.
d. Memiliki tiga buah sudut lancip.
e. Semua sudutnya sama besar.
2. Sifat-Sifat Segitiga Sama Sisi
Amatilah bangun di samping, coba kamu jelaskan!
Bangun ini bernama ...
Bangun ini dibatasi oleh ... ruas garis.
Bangun ini mempunyai ... buah sudut.
Sudut pada bangun ini merupakan sudut ...
Bangun segitiga sama sisi memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Memiliki 3 ruas garis: AB - AC dan BC
b. Ketiga (semua) ruas garis sama panjang.
c. Memiliki dua macam ukuran alas dan tinggi.
d. Memiliki tiga buah sudut sama besar (60o).
98
3. Sifat-Sifat Segitiga Siku-siku
Amatilah bangun di samping, coba kamu jelaskan!
Bangun ini bernama ...
Bangun ini dibatasi oleh ... ruas garis
Bangun ini mempunyai ... buah sudut
Sudut pada bangun ini merupakan sudut ...
Bangun segitiga siku-siku memiliki sifat sebagai berikut.
a. Memiliki 3 ruas garis: AB - AC dan BC
b. Memiliki garis tegak lurus pada alas (tinggi)
c. Memiliki ukuran, alas, dan tinggi.
d. Memiliki dua buah sudut lancip
e. Memiliki satu buah sudut siku-siku (90o)
sifat-sifat lingkaran
a. Terdiri dari hanya satu sisi.
b. Simetri putar dan simetri lipatnya tak terhingga.
c. Tidak mempunyai titik sudut.
F. Metode dan Pendekatan Pembelajaran
Metode : Ceramah, Tanya jawab, Diskusi
Strategi : Pembelajaran Berbasis Budaya
G. Media dan Sumber Belajar
Media : motif batik geometris
Sumber belajar :
BP. Saepudin, Aep, Babudin, dkk. 2009. Gemar Belajar Matematika untuk
SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
99
http://batikdan.blogspot.co.id/2011/08/motif-batik.html (diakses 10 mei 2016
pukul 07.12 WIB)
H. Langkah-langkah Kegiatan
1. Pendahuluan (10 menit)
Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa bersama.
Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
Guru menyapa peserta didik dengan menanyakan kabar.
Guru bertanya jawab dengan siswa tentang ragam budaya indonesia
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2. Kegiatan inti (50 menit)
Eksplorasi
Guru menyampaikan materi pokok yang dipelajari secara umum.
Siswa dan guru melakukan tanya jawab berkaitan benda-benda
disekitar yang menyerupai bangun datar.
Elaborasi
Guru memberikan gambar motif batik tumpal dan ceplok kepada
peserta didik.
Peserta didik mengamati bangun apa yang mendasari motif batik
tumpal dan ceplok
Guru mendampingi dan memberikan arahan kepada peserta didik saat
mengamati.
Siswa menyebutkan sifat-sifat bangun datar yang telah mereka
temukan dalam motif batik
Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk menggambar bangun
yang mendasari motif batik
100
Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk menggambar
lingkaran menggunakan jangka.
Konfirmasi
Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan jika ada kesalahan dan
memberikan penguatan dari apa yang dipelajari hari ini.
Guru memeriksa pemahaman siswa dengan memberikan soal yang
berkaitan dengan materi secara individu.
Guru memberikan hadiah bagi siswa yang mendapat nilai tertinggi.
3. Penutup (10 menit)
Guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran.
Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan datang.
Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah bersama dan
mengucapkan salam.
I. Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Contoh
instrumen
1. Siswa mampu
menyebutkan sisfat-sifat
bangun segitiga
2. Siswa mampu
menyebutkan sifat-sifat
lingkaran
3. Siswa mampu menggambar
bangun segitiga
4. Siswa mampu menggambar
lingkaran menggunakan
jangka
Tes
tertulis
(individu)
Lembar
kerja
siswa
Terlampir
101
Catatan:
Nilai= × 100
Magelang , 14 Mei 2016
102
Soal Latihan Nama/ kelas:
1.
Amatilah motif batik di atas, coba kamu jelaskan!
Bangun yang mendasari motif batik di atas bernama ...
Bangun tersebut dibatasi oleh ... ruas garis
Bangun tersebut mempunyai ... buah sudut
Sudut pada bangun ini merupakan sudut ...
2.
Amatilah motif batik di atas, coba kamu jelaskan!
Bangun yang mendasari motif batik di atas bernama ...
Bangun tersebut mempunyai…sisi
Bangun tersebut mempunyai ... buah sudut
3. Gambarlah 2 buah segitiga yang berbeda ukuran!
4. Gambarlah lingkaran menggunakan jangka dengan diameter 3 cm!
5. Apa pengertian bangun datar?
103
Kunci jawaban
1. a. segitiga
b. 3
c. 3
d. lancip
2. a. lingkaran
b. 1
c. 0
3.
4. Lingkaran
5. Bangun datar merupakan sebuah bangun berupa bidang datar yang dibatasi oleh
beberapa ruas garis
104
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah/ Madrasah : MI Al-Huda Munggangsari 02
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : V/ 2
Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit (1 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
B. Kompetensi Dasar
6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
C. Indikator
6.1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun trapesium
6.1.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun jajar genjang
6.1.3 Menggambar bangun trapesium
6.1.4 Menggambar bangun jajar genjang
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun trapesium
2. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun jajar genjang
3. Siswa dapat menggambar bangun trapesium dengan baik dan benar
105
4. Siswa dapat menggambar bangun jajar genjang dengan baik dan benar
E. Materi Pembelajaran
Sifat-sifat bangun datar trapesium dan jajar genjang
Indonesia mempunyai beragam budaya, salah satu budaya Indonesia
adalah rumah adat. Disetiap provinsi di Indonesia mempunyai rumah adat
sendiri-sendiri. Contoh, provinsi jawa tengah rumah adatnya joglo, provinsi
jambi rumah adatnya panjang, dan provinsi aceh rumah adatnya krong bade.
Rumah adat tersebut mengandung unsur matematika materi bangun datar. Dalam
rumah adat joglo terdapat unsur bangun datar trapesium, dirumah adat panjang
dan krong bade terdapat unsur bangun datar jajar genjang. Lihat gambar di
bawah ini!
Rumah adat joglo rumah adat panjang
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun trapesium dan jajar genjang.
Sifat-sifat Jajar Genjang
Memiliki empat sisi dan empat titik sudut
Memiliki dua pasang sisi yang sejajar dan sama panjang
Memiliki dua buah sudut tumpul dan dua buah sudut lancip
106
Sudut yang berhadapan sama besar
Diagonal yang dimiliki tidak sama panjang
Tidak memiliki simetri lipat
Memiliki simetri putar tingkat dua
Sifat-sifat Trapesium
Memiliki empat sisi dan empat titik sudut
Memiliki sepasang sisi yang sejajar tetapi tidak sama panjang
Sudut-sudut diantara sisi sejajar besarnya 180°
F. Metode dan Pendekatan Pembelajaran
Metode : Ceramah, Tanya jawab, Diskusi
Strategi : Pembelajaran Berbasis Budaya
G. Media dan Sumber Belajar
Media : gambar rumah adat di Indonesia
Sumber belajar :
BP. Saepudin, Aep, Babudin, dkk. 2009. Gemar Belajar Matematika untuk
SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
http://tasik-cyber.blogspot.co.id/2014/08/gambar-dan-nama-rumah-adat-
dari-33-provinsi-di-indonesia.html
H. Langkah-langkah Kegiatan
1. Pendahuluan (10 menit)
Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa bersama.
Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
107
Guru menyapa peserta didik dengan menanyakan kabar.
Apersepsi
Guru mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya
Guru menunjukkan beberapa gambar rumah adat di indonesia
Guru menanyakan kepada siswa bangun datar apa saja yang terdapat pada
gambar rumah adat.
Motivasi
Guru menggali rasa ingin tahu siswa tentang gambar-gambar rumah adat
Indonesia dan macam bangun datar yang terdapat pada stupa tersebut
dengan memberikan reward kepada siswa yang berhasil tercepat
menyebutkan bangun datar yang terdapat pada rumah adat.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2. Kegiatan inti (50 menit)
Eksplorasi
Guru menyampaikan materi pokok yang dipelajari secara umum.
Siswa dan guru melakukan tanya jawab berkaitan dengan gambar rumah
adat di Indonesia.
Elaborasi
Guru membagi siswa kedalam kelompok, setiap kelompok 4 siswa.
Guru membagikan gambar rumah adat kemudian siswa mengamati
bangun datar apa saja yang terdapat pada rumah adat
Guru memberi tugas kepada setiap kelompok untuk menuliskan ciri-ciri
bangun datar yang terdapat pada rumah adat pada selembar kertas.
Guru memberi tugas kepada setiap kelompok untuk menggambar ulang
bangun datar yang terdapat pada rumah adat pada selembar kertas.
108
Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk
membacakan hasil diskusi mereka mengenai cirri-ciri bangun datar yang
terdapat pada rumah adat.
Guru memberkan kesempatan kepada kelompok yang lain untuk maju ke
depan dan menggambarkan bangun datar yang mereka temukan pada
rumah adat di papan tulis.
Konfirmasi
Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan jika ada kesalahan dan
memberikan penguatan dari apa yang dipelajari hari ini.
Guru memeriksa pemahaman siswa dengan memberikan soal yang
berkaitan dengan materi secara individu.
Guru memberikan hadiah bagi siswa yang mendapat nilai tertinggi.
3. Penutup (10 menit)
Guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran.
Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan datang.
Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah bersama dan
mengucapkan salam.
I. Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Contoh
instrumen
5. Siswa mampu
menyebutkan sisfat-
sifat bangun
trapesium
6. Siswa mampu
menyebutkan sifat-
Tes tertulis
(individu)
Lembar kerja
siswa
Terlampir
109
sifat bangun jajar
genjang
7. Siswa mampu
menggambar bangun
trapesium
8. Siswa mampu
menggambar bangun
jajar genjang
Catatan:
Nilai= × 100
Magelang , 19 Mei 2016
110
Soal Latihan
Nama :
Kelas/ no absen :
Kerjakanlah soal di bawah ini dengan teliti!
1. Trapesium adalah bangun datar yang memiliki…..sisi sejajar yang tidak sama
panjang.
2. Bangun dibawah ini mempunyai sudut sebanyak….
3. Sebutkan dua macam sudut yang terdapat pada bangun trapesium….
4. Perhatikan gambar di samping!
b. Bangun disamping disebut bangun….
c. Jajar genjang mempunyai…sisi
d. Sisi yang sama panjang adalah sisi…dengan sisi….
Dan sisi…dengan sisi…
e. Memiliki 2 buah sudut…dan 2 buah sudut….
f. Bangun tersebut tidak memiliki simetri…..
5. Gambarlah trapesium siku-siku, trapesium sama kaki dan jajar genjang!
111
Kunci jawaban:
1. 2,
2. 4 sudut
3. Sudut tumpul dan sudut lancip
4. a. jajar genjang
b. 4
c. PQ, RS dan QS, PR
d. lancip dan tumpul
e. simetri lipat
5.
112
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah/ Madrasah : MI Al-Huda Munggangsari 02
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : V/ 2
Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit (1 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
B. Kompetensi Dasar
6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
C. Indikator
6.1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun persegi
6.1.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun persegi panjang
6.1.3 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun belah ketupat
6.1.4 Menggambar bangun persegi
6.1.5 Menggambar bangun persegi panjang
6.1.6 Menggambar bangun belah ketupat
113
D. Tujuan Pembelajaran
5. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun persegi
6. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun persegi panjang
7. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun belah ketupat
8. Siswa dapat menggambar bangun persegi dengan baik dan benar
9. Siswa dapat menggambar bangun persegi panjang dengan baik dan benar
10. Siswa dapat menggambar bangun belah ketupat dengan baik dan benar
E. Materi Pembelajaran
Sifat-sifat bangun datar persegi, persegi panjang, dan belah ketupat
Bentuk-bentuk bangun datar dapat ditemukan pada bangunan candi
Borobudur. Candi Borobudur merupakan candi Budha, terletak di desa
Borobudur kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dibangun oleh Raja
Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa
Syailendra. Nama Borobudur merupakan gabungan dari kata Bara dan Budur.
Bara dari bahasa Sansekerta berarti kompleks candi atau biara. Sedangkan
Budur berasal dari kata Beduhur yang berarti di atas, dengan demikian
Borobudur berarti Biara di atas bukit.
Pada candi Borobudur terdapat banyak stupa. Perhatikan gambar di bawah ini!
114
Gambar tersebut merupakan stupa berlubang dengan lubang berbentuk
persegi dan belah ketupat. Bagian stupa yang berlubang dinamakan anda.
Pada bagian stupa juga ada yang berbentuk persegi panjang, yaitu pada bagian
harmika yang sebenarnya memiliki 2 bentuk yaitu segi delapan dan segi
empat namun ketika dilihat dari samping berbentuk persegi panjang.
115
Mengidentifikasi cirri-ciri persegi, persegi panjang, dan belah ketupat
PERSEGI
Sifat:
Mempunyai 4 titik sudut.
Mempunyai 4 sudut siku-siku 90⁰.
Mempunyai 2 diagonal yang sama panjang.
Mempunyai 4 simetri lipat.
Mempunyai 4 simetri putar.
PERSEGI PANJANG
Sifat Sifat:
Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
Sisi-sisi persegi panjang saling tegak lurus
Mempunyai 4 sudut siku-siku 90⁰.
Mempunyai 2 diagonal yang sama panjang
Mempunyai 2 simetri lipat.
Mempunyai 2 simetri putar
BELAH KETUPAT
Sifat- Sifat:
Mempunyai 2 simetri lipat.
Mempunyai 2 simeteri putar.
Mempunyai 4 titik sudut.
Sudut yang berhadapan besarnya sama.
Sisinya tidak tegak lurus.
Mempunyai 2 diagonal yang berbeda panjangnya.
F. Metode dan Pendekatan Pembelajaran
Metode : Ceramah, Tanya jawab, Diskusi
Strategi : Pembelajaran Berbasis Budaya
116
G. Media dan Sumber Belajar
Media : gambar stupa candi borobudur
Sumber belajar :
BP. Saepudin, Aep, Babudin, dkk. 2009. Gemar Belajar Matematika
untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
http://myridemyadventure.blogspot.co.id/2015/08/candi-
borobudur.html
H. Langkah-langkah Kegiatan
1. Pendahuluan (10 menit)
Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa bersama.
Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
Guru menyapa peserta didik dengan menanyakan kabar.
Apersepsi
Guru mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya
Guru menunjukkan beberapa gambar stupa yang ada di candi Borobudur.
Guru menanyakan kepada siswa bangun datar apa saja yang terdapat
pada gambar tersebut
Motivasi
Guru menggali rasa ingin tahu siswa tentang gambar-gambar stupa di
candi Borobudur dan macam bangun datar yang terdapat pada stupa
tersebut dengan memberikan reward kepada siswa yang berhasil tercepat
menyebutkan bangun datar yang terdapat pada stupa.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
117
2. Kegiatan inti (50 menit)
Eksplorasi
Guru menyampaikan materi pokok yang dipelajari secara umum.
Siswa dan guru melakukan tanya jawab berkaitan dengan gambar stupa
candi Borobudur.
Elaborasi
Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil setiap kelompok 2 siswa.
Guru membagikan gambar stupa candi Borobudur kemudian siswa
mengamati bangun datar apa saja yang terdapat pada stupa.
Guru memberi tugas kepada setiap kelompok untuk menuliskan ciri-ciri
bangun datar yang terdapat pada stupa pada selembar kertas.
Guru member tugas kepada setiap kelompok untuk menggambar ulang
bangun datar yang terdapat pada stupa pada selembar kertas.
Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk
membacakan hasil diskusi mereka mengenai cirri-ciri bangun datar yang
terdapat pada stupa.
Guru memberkan kesempatan kepada kelompok yang lain untuk maju ke
depan dan menggambarkan bangun datar yang mereka temukan pada
stupa di papan tulis.
Konfirmasi
Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan jika ada kesalahan dan
memberikan penguatan dari apa yang dipelajari hari ini.
Guru memeriksa pemahaman siswa dengan memberikan soal yang
berkaitan dengan materi secara individu.
Guru memberikan hadiah bagi siswa yang mendapat nilai tertinggi.
3. Penutup (10 menit)
Guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran.
118
Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan datang.
Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah bersama dan
mengucapkan salam.
I. Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Contoh
instrumen
9. Siswa mampu
menyebutkan sisfat-
sifat bangun persegi
10. Siswa mampu
menyebutkan sifat-
sifat bangun persegi
panjang
11. Siswa mampu
menyebutkan sifat-
sifat belah ketupat
12. Siswa mampu
menggambar bangun
persegi
13. Siswa mampu
menggambar bangun
persegi panjang
14. Siswa mampu
menggambar belah
ketupat
Tes tertulis
(individu)
Lembar kerja
siswa
Terlampir
119
Catatan:
Nilai= × 100
Magelang ,21 Mei 2016
120
Soal Latihan
Nama :
Kelas/ no absen :
Kerjakanlah soal di bawah ini dengan teliti!
1. Perhatikan gambar di samping!
a. Bangun di samping adalah bangun…
b. Bangun di samping mempunyai….sisi yang sama panjang dan …..sudut
c. Bangun di samping mempunyai….simetri lipat dan…..simetri putar.
d. Sudut yang terdapat pada gambar di samping adalah sudut….
2. Perhatikan gambar di samping!
a. Bangun di samping adalah bangun….
b. Bangun di samping mempunyai…...diagonal yang sama panjang.
c. Bangun dis samping…...simetri lipat dan …..simetri putar
d. Bangun di samping mempunyai…..pasang sisi yang sejajar.
3. Perhatikan gambar di samping!
a. Bangun di samping adalah bangun…
b. Bangun disamping mempunyai…..sudut.
c. Sudut yang sama panjang adalah sudut…dengan sudut….
Dan sudut… dengan sudut….
d. Bangun di samping mempunyai….sisi
e. Bangun disamping mempunyai…simetri lipat dan ….simetri putar.
4. Gambarlah bangun persegi PQRS, persegi panjang KLMN dan belah ketupat
LMNO!
121
Kunci Jawaban:
2. a. persegi ABCD
b. 4, 4
c. 4, 4
d. siku-siku
3. a. persegi panjang KLMN
b. 2
c. 2, 2
d. 2
4. a. belah ketupat RSTU
b. 4
c. R dengan T, dan S dengan U
d. 4
e. 4, 4
5.
122
Lampiran 4
Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika Melalui
Pembelajaran Berbasis Budaya di MI Al-Huda Munggangsari 2
Pelaksanaan Penelitian Siklus I
Nama Madrasah : MI Al-Huda Munggangsari 2
Mata Pelajaran :Matematika
Kelas/ Semester : V/ II
Hari/ Tanggal : Sabtu, 14 Mei 2016
No Fase Kemampuan Siswa Skor
0 1 2 3 4
1
.
Kegiatan
awal
pembelajaran
a. Siswa tidak ramai √
b. Siswa membaca do’a √
c. Siswa antusias ketika guru
memberikan apersepsi √
2
.
Kegiatan inti a. Memperhatikan penjelasan guru √
b. Menjawab pertanyaan dari guru √
c. Mengamati media yang diberikan
guru √
d. Bekerja sama dengan teman
sebangku √
e. Menyebutkan hasil pengamatan √
f. Bertanya tentang hal-hal yang
belum jelas √
g. Mengerjakan lembar evaluasi √
3
.
Kegiatan
akhir
a. Menyimpulkan pembelajaran
bersama guru √
b. Motivasi siswa ketika diberi
penguatan oleh guru √
Jumlah 27
Rata-rata 2,25
Rumus rata-rata=
123
Magelang, 14 Mei 2016
Observer
Istinganatun Nafiah
NIM: 115-12-044
Skala kategori penskoran:
Skor maksimal = 4
Skor minimal = 0
Kategori rata-rata :
0,0-0,8 = sangat kurang
0,9-1,6 = kurang
1,7-2,4 = cukup
2,5-3,2 = baik
3,3-4,0 = sangat baik
124
Lampiran 5
Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika Melalui
Pembelajaran Berbasis Budaya di MI Al-Huda Munggangsari 2
Pelaksanaan Penelitian Siklus II
Nama Madrasah : MI Al-Huda Munggangsari 2
Mata Pelajaran :Matematika
Kelas/ Semester : V/ II
Hari/ Tanggal : Kamis, 19 Mei 2016
No Fase Kemampuan Siswa Skor
0 1 2 3 4
1. Kegiatan
awal
pembelajaran
a. Siswa tidak ramai √
b. Siswa membaca do’a √
c. Siswa antusias ketika guru
memberikan apersepsi √
2. Kegiatan inti a. Memperhatikan penjelasan guru √
b. Menjawab pertanyaan dari guru √
c. Mengamati media yang diberikan
guru √
d. Bekerja sama dengan teman
sebangku √
e. Menyebutkan hasil pengamatan √
f. Bertanya tentang hal-hal yang
belum jelas √
g. Mengerjakan lembar evaluasi √
3. Kegiatan
akhir
a. Menyimpulkan pembelajaran
bersama guru √
b. Motivasi siswa ketika diberi
penguatan oleh guru √
Jumlah 34
Rata-rata 2,84
Rumus rata-rata=
125
Magelang, 19 Mei 2016
Observer
Istinganatun Nafiah
NIM: 115-12-044
Skala kategori penskoran:
Skor maksimal = 4
Skor minimal = 0
Kategori rata-rata :
0,0-0,8 = sangat kurang
0,9-1,6 = kurang
1,7-2,4 = cukup
2,5-3,2 = baik
3,3-4,0 = sangat baik
126
Lampiran 6
Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika Melalui
Pembelajaran Berbasis Budaya di MI Al-Huda Munggangsari 2
Pelaksanaan Penelitian Siklus III
Nama Madrasah : MI Al-Huda Munggangsari 2
Mata Pelajaran :Matematika
Kelas/ Semester : V/ II
Hari/ Tanggal : Sabtu, 21 Mei 2016
No Fase Kemampuan Siswa Skor
0 1 2 3 4
1. Kegiatan
awal
pembelajaran
a. Siswa tidak ramai √
b. Siswa membaca do’a √
c. Siswa antusias ketika guru
memberikan apersepsi √
2. Kegiatan inti a. Memperhatikan penjelasan guru √
b. Menjawab pertanyaan dari guru √
c. Mengamati media yang diberikan
guru √
d. Bekerja sama dengan teman
sebangku √
e. Menyebutkan hasil pengamatan √
f. Bertanya tentang hal-hal yang belum
jelas √
g. Mengerjakan lembar evaluasi √
3. Kegiatan
akhir
a. Menyimpulkan pembelajaran
bersama guru √
b. Motivasi siswa ketika diberi
penguatan oleh guru √
Jumlah 42
Rata-rata 3,5
Rumus rata-rata=
127
Magelang, 21 Mei 2016
Observer
Istinganatun Nafiah
NIM: 115-12-044
Skala kategori penskoran:
Skor maksimal = 4
Skor minimal = 0
Kategori rata-rata :
0,0-0,8 = sangat kurang
0,9-1,6 = kurang
1,7-2,4 = cukup
2,5-3,2 = baik
3,3-4,0 = sangat baik
128
Lampiran 7
Lembar Pengamatan Guru pada Pembelajaran Matematika Melalui
Pembelajaran Berbasis Budaya di MI Al-Huda Munggangsari 2
Pelaksanaan Penelitian Siklus I
Nama Madrasah : MI Al-Huda Munggangsari 2
Mata Pelajaran :Matematika
Kelas/ Semester : V/ II
Hari/ Tanggal : Sabtu, 14 Mei 2016
No Fase Kemampuan Siswa Skor
0 1 2 3 4
1. Kegiatan
awal
pembelajaran
a. Mengkondisikan siswa agar fokus
dalam pembelajaran √
b. Mengkaitkan materi dengan
kehidupan sehari-hari √
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran √
2. Kegiatan inti a. Pemanfaatan media √
b. Melakukan tanya jawab dengan
siswa √
c. Menjelaskan tentang budaya
Indonesia yang berkaitan dengan
materi
√
d. Membrikan intruksi kepada siswa
untuk mengamati media √
e. Mampu mengarahkan siswa pada
saat mengamati media √
f. mampu memantau siswa dan
membantu siswa ketika ada
kesulitan
√
g. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya √
h. Memberikan evaluasi kepada siswa √
129
3. Kegiatan
akhir
a. Menyimpulkan materi √
b. Memberikan umpan balik dan
komentar mengenai proses
pembelajaran
√
c. Memberikan motivasi kepada siswa
agar selalu giat belajar √
Jumlah 35
Rata-rata 2,5
Rumus rata-rata=
Magelang, 14 Mei 2016
Observer
Istinganatun Nafiah
NIM: 115-12-044
Skala kategori penskoran:
Skor maksimal = 4
Skor minimal = 0
Kategori rata-rata :
0,0-0,8 = sangat kurang
0,9-1,6 = kurang
1,7-2,4 = cukup
2,5-3,2 = baik
3,3-4,0 = sangat baik
130
Lampiran 8
Lembar Pengamatan Guru pada Pembelajaran Matematika Melalui
Pembelajaran Berbasis Budaya di MI Al-Huda Munggangsari 2
Pelaksanaan Penelitian Siklus II
Nama Madrasah : MI Al-Huda Munggangsari 2
Mata Pelajaran :Matematika
Kelas/ Semester : V/ II
Hari/ Tanggal : Kamis, 19 Mei 2016
No Fase Kemampuan Siswa Skor
0 1 2 3 4
1. Kegiatan
awal
pembelajaran
a. Mengkondisikan siswa agar fokus
dalam pembelajaran √
b. Mengkaitkan materi dengan
kehidupan sehari-hari √
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran √
2. Kegiatan inti a. Pemanfaatan media √
b. Melakukan tanya jawab dengan
siswa √
c. Menjelaskan tentang budaya
Indonesia yang berkaitan dengan
materi
√
d. Membrikan intruksi kepada siswa
untuk mengamati media √
e. Mampu mengarahkan siswa pada
saat mengamati media √
f. mampu memantau siswa dan
membantu siswa ketika ada kesulitan √
g. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya √
h. Memberikan evaluasi kepada siswa √
131
3. Kegiatan
akhir
a. Menyimpulkan materi √
b. Memberikan umpan balik dan
komentar mengenai proses
pembelajaran
√
c. Memberikan motivasi kepada siswa
agar selalu giat belajar √
Jumlah 42
Rata-rata 3
Rumus rata-rata=
Magelang, 19 Mei 2016
Observer
Istinganatun Nafiah
NIM: 115-12-044
Skala kategori penskoran:
Skor maksimal = 4
Skor minimal = 0
Kategori rata-rata :
0,0-0,8 = sangat kurang
0,9-1,6 = kurang
1,7-2,4 = cukup
2,5-3,2 = baik
3,3-4,0 = sangat baik
132
Lampiran 9
Lembar Pengamatan Guru pada Pembelajaran Matematika Melalui
Pembelajaran Berbasis Budaya di MI Al-Huda Munggangsari 2
Pelaksanaan Penelitian Siklus III
Nama Madrasah : MI Al-Huda Munggangsari 2
Mata Pelajaran :Matematika
Kelas/ Semester : V/ II
Hari/ Tanggal : Sabtu, 21 Mei 2016
No Fase Kemampuan Siswa Skor
0 1 2 3 4
1. Kegiatan
awal
pembelajaran
a. Mengkondisikan siswa agar fokus
dalam pembelajaran √
b. Mengkaitkan materi dengan
kehidupan sehari-hari √
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran √
2. Kegiatan inti a. Pemanfaatan media √
b. Melakukan tanya jawab dengan
siswa √
c. Menjelaskan tentang budaya
Indonesia yang berkaitan dengan
materi
√
d. Membrikan intruksi kepada siswa
untuk mengamati media √
e. Mampu mengarahkan siswa pada
saat mengamati media √
f. mampu memantau siswa dan
membantu siswa ketika ada kesulitan √
g. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya √
h. Memberikan evaluasi kepada siswa √
133
3. Kegiatan
akhir
a. Menyimpulkan materi √
b. Memberikan umpan balik dan
komentar mengenai proses
pembelajaran
√
c. Memberikan motivasi kepada siswa
agar selalu giat belajar √
Jumlah 49
Rata-rata 3,5
Rumus rata-rata=
Magelang, 21 Mei 2016
Observer
Istinganatun Nafiah
NIM: 115-12-044
Skala kategori penskoran:
Skor maksimal = 4
Skor minimal = 0
Kategori rata-rata :
0,0-0,8 = sangat kurang
0,9-1,6 = kurang
1,7-2,4 = cukup
2,5-3,2 = baik
3,3-4,0 = sangat baik
134
Lampiran 10
FOTO KEGIATAN
135
136
Lampiran 11
137
Lampiran 12
138
Lampiran 13
139
Lampiran 14
PROFIL MADRASAH
A. Identitas Madrasah
Nama Madrasah : MI Al-Huda Munggangsari 2
Alamat : Dsn. Kwayuhan, Ds. Munggangsari
Kecamatan/ Sub Rayon : 13 Kaliangkrik
Kabupaten/ Rayon : 08 Magelang
Propinsi : 03 Jawa Tengah
NSM : 111233080185
NPSN (Nomor Pokok Sekolah Nasional): 60711218
NSB : 112030813187
Nama Yayasan : Lembaga Pendidikan Ma’arif NU
Jenjang Akreditasi : C
No Akreditasi : Kw.11.4/4/PP.03.2/623.08.12/2010
Tahun Akreditasi : 2010
Tahun Didirikan : 01 Januari 1970
Standar Tanah : Hak Milik
Luas Tanah/ Bangunan : 347 M2/
253 M2
B. Visi dan Misi
1. Visi
Terwujudnya peserta didik yang cerdas, religious dan peduli
2. Misi
a. Melaksanakan pembelajaran professional dan bermakna dengan
pendekatan PAIKEM yang dapat menumbuh kembangkan potensi
peserta didik secara maksimal dengan landasan cerdas, religious dan
peduli.
b. Melaksanakan program bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa
berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki agar
menjadi insane yang cerdas, religious dan peduli.
c. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan siswa terhadap ajaran
agama islam serta mengembangkan pembiasaan yang cerdas, religious
dan peduli.
d. Menumbuhkan dan mengembangkan pembiasaan cerdas, religious dan
peduli di lingkungan madrasah.
140
e. Melaksanakan pengelolaan madrasah dengan managemen partisipatif
dengan melibatkan seluruh warga madrasah dan kelompok kepentingan
dengan landasan nilai cerdas, religious dan peduli.
f. Melaksanakan pembelajaran ekstrakurikuler melalui kegiatan unit
pengembangan bakat dan minat secara efektif sesuai bakat dan minat
sehingga setiap siswa memiliki keunggulan dalam berbagai lomba non
akademik dengan landasan nilai cerdas, religious dan peduli.
g. Melaksanakan pembelajaran yang ramah lingkungan melalui kegiatan
yang mengarah pada upaya pencegahan terhadap terjadinya pencemaran
dan kerusakan lingkungan serta upaya pelestarian fungsi lingkungan
hidup secara integrative di dalam kegiatan intra dan ekstra kurikuler
dengan landasan nilai cerdas, religious dan peduli.
h. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan kepedulian
social warga madrasah dengan landasan nilai cerdas, religious dan
peduli.
C. Jumlah Siswa Lima Tahun Terakhir
D. Data Guru
No Nama Tgl Lahir Pendidikan TM
T
Keterangan
1 Farid Abdillah, S.Pd.I 11-06-1988 S1 2006 Kepala Madrasah
2 Ratnawati, S.Pd.I 17-03-1978 S1 2003 Waka.Ur. Kurikulum
3 M. Ngalimun S.Pd 13-04-1988 S1 2010 Sekretaris
4 Dwi Kurnianingsih, S.Pd.I 28-06-1985 S1 2005 Bendahara
5 Khoirul Umam 17-01-1992 SMA 2012 Waka. Ur. Humas
6 Siti Khofsoh 09-05-1988 S1 2008 Waka. Ur. Sarpras
7 Yunani 16-06-1986 S1 2011 Perpustakaan
8 Akhmad Saifudin, S.Pd.I 29-01-1989 S1 2010 Waka. Kesiswaan
No Tahun Kelas Jumlah
1 2 3 4 5 6
1 2011-2012 25 27 27 19 31 23 152
2 2012-2013 22 24 25 23 19 20 143
3 2013-2014 25 22 24 25 23 19 138
4 2014-2015 23 25 19 22 29 19 137
5 2015-2016 21 19 20 16 20 26 122
141
Lampiran 15
DAFTAR NILAI SURAT KETERANGAN KEGIATAN
Nama : Istinganatun Nafi’ah Jurusan : PGMI
NIM : 115-12-044 Dosen PA : Eni Titikusumawati, M.Pd
No Nama Kegiatan pelaksanaan Sebagai Nilai
1 OPAK STAIN SALATIGA 2012 “Progresifitas
Kaum Muda, Kunci Perubahan Indonesia”.
5-7
September
2012
Peserta 3
2 Orientasi Mahasiswa Tarbiyah “Mewujudkan
Gerakan Mahasiswa Tarbiyah Sebagai
Tonggak Kebangkitan Pendidikan Indonesia”
8-9
Septembar
2012
Peserta 3
3 Orientasi Dasar Keislaman (ODK)
“Membangun Karakter Keislaman Bertaraf
Internasional di Era Globalisasi Bahasa”
10
September
2012
Peserta 2
4 Seminar Entrepreneurship dan Perkopresian
2012 “Explore Your Entrepreneurship Talent”
Mapala Mitapasa dan KSEI STAIN Salatiga
11
September
2012
Peserta 2
5 Achicvment Motivation Training dengan AMT
“Bangun Karakter Raih Prestasi”
12 Septenber
2012
Peserta
2
6 Library User Education (Pendidikan Pemakai
Perpustakaan) UPT PERPUSTAKAAN STAIN
Salatiga
13
September
2012
Peserta 2
142
7 Pra Youth Leadership Training “Surat Cinta
Pembasmi Galau” KAMMI Komisariat
Salatiga
3 Oktober
2012
Peserta 2
8 Dialog Publik dan Silaturahim Nasional
“Kemanakah Arah Kebijakan BBM?
Mendorong Subsidi BBM Untuk Rakyat”
10 November
2012
Peserta 8
9 Tabligh Akbar “Tafsir Tematik dalam Upaya
Manjawab Persoalan Israel dan Palestina
Landasan QS. Al-Fath: 26-27” Jam’iyyatul
Qurro’ Wal Huffadz (JQH) STAIN Salatiga
1 Desember
2012
Peserta 2
10 Seminar Pendidikan “Menimbang Mutu dan
Kualitas Pendidikan di Indonesia” HMJ
Tarbiyah STAIN Salatiga
2 Mei 2013 Peserta 2
11 “Pesantren Sebagai Wadah Perkembangan
Karakter Pemuda Islam yang Berakhlaqul
Karimah dan Bernalar Ilmiah” Akhirussanah
Ma’had STAIN Salatiga
30 Juni 2013 Peserta 2
12 “Pesantren Sebagai Wadah Perkembangan
Karakter Pemuda Islam yang Berakhlaqul
Karimah dan Bernalar Ilmiah” Akhirussanah
Ma’had STAIN Salatiga
30 Juni 2013 Panitia 3
13 “PLCPP Membuka Cakrawala Dunia Serta
Membangun Kredibilitas Bangsa” Racana
Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi STAIN
Salatiga
20-23
September
2013
Peserta 2
143
14 Public Hearing III “Optimalisasi Kinerja
Lembaga untuk Mewujudkan Kampus yang
Amanah” Senat Mahasiswa 2013
20 Oktober
2013
Peserta
2
15 “GPP Menumbuhkan Pemimpin Muda yang
Berkarakter Menuju Pandega Berkualitas”
Racana Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi
STAIN Salatiga
29-30 Maret
2014
Peserta
2
16 “Amalan Ramadhan Racana (ARR)” Racana
Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi STAIN
Salatiga
11-15 Juli
2014
Peserta 2
17 “Seminar Nasional Enterpreneurship” Gerakan
Pramuka Racana Kusuma Dilaga – Woro
Srikandhi STAIN Salatiga
16 November
2014
Peserta 8
18 “Gladi Wira Brigsus Ke-21 (GWB XXI)
Brigade Khusus Naga Sandhi STAIN Salatiga”
Brigade Khusus Racana Kusuma Dilaga –
Woro Srikandhi
7-10
November
2014
Peserta
2
19 “Pembrivetan dan Pelantikan Brigade Khusus
Racana Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi
STAIN Salatiga”
29-30
November
2014
Peserta
2
20 Surat Keputusan “Penetapan Nomor Registrasi
Brigsus” Brigade Khusus Racana Kusuma
Dilaga – Woro Srikandhi STAIN Salatiga
2 Desember
2014
- 2
21 “Ngabuburit dan Dialog Lintas Agama Salatiga 30 Juni 2015 Peserta 2
144
Bhineka Tunggal Ika” SEMA IAIN Salatiga
22 Seminar Nasional “Pemuda, Peradaban Islam,
dan Kemandirian” KARIMA Learning &
Training center
2 September
2015
Peserta 8
23 IAIN Salatiga Bersholawat dan Orasi
Kebangsaan “Menyemai Nilai-nilai Islam
Indonesia untuk Memperkokoh NKRI dalam
Mewujudkan Baldatun Toyyibatun Warobbun
Ghofur” DEMA IAIN Salatiga
6 November
2015
Peserta
2
24 Seminar Nasional “Pendidikan Karakter untuk
Melahirkan Pemimpi Masa Depan” HMJ
PGMI IAIN Salatiga
17 November
2015
Pesera 8
25 “Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat
Dasar (KMD)” Gerakan Pramuka Kwartir
Cabang Kota Salatiga di IAIN Salatiga
21-26
November
2015
Peserta 8
26 Seminar Nasional “Penguatan Wawasan
Kebangsaan dan Nasionalisme” DEMA IAIN
Salatiga
28 April
2016
Peserta 8
27 Nusantara Mengaji “Serentak se-Indonesia
untuk Keselamatan dan Kesejahteraan Bangsa”
JQH Al-Furqon dan DEMA IAIN Salatiga
8 Mei 2016 Peserta 2
28 Seminar Nasional “Indonesia Budayaku
Indonesia Warisanku (Salatiga Kota Pustaka)
HMJ PGMI IAIN Salatiga
2 Juni 2016 Peserta 8
145
29 Dialog Nasional “Peningkatan Konsep Hablum
Minannas Melalui Ramadhan” DEMA IAIN
Salatiga
19 Juni 2016 Peserta 8
JUMLAH 109
Salatiga, 09 Agustus 2016
146
Lampiran 16
BIOGRAFI PENULIS
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Istinganatun Nafi’ah
NIM : 115-12-044
Tempat/Tanggal Lahir : Magelang, 14 Juni 1994
Agama : Islam
Alamat : Dsn. Garon Ds. Mangunrejo Kec. Tegalrejo Kab.
Magelang
PENDIDIKAN
SD : SD Negeri Mangunrejo Tegalrejo Magelang Tahun 2006
SMP : SMP Negeri 1 Tegalrejo Magelang Tahun 2009
SMA : SMK Syubbanul Wathon Tegalrejo Magelang 2012
Melanjutkan : Masuk IAIN Salatiga Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Tahun 2012
Demikian daftar riwayat hidup singkat ini dibuat dengan sesungguhnya, dan
agar dapat dipergunakan seperlunya.
Salatiga, 15 Agustus 2016
Yang Menyatakan,
Istinganatun Nafi’ah