penggunaan pendekatan kontekstual dalam …... · matematika tentang sifat-sifat bangun datar pada...

179
i PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KENTENG TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: HENDRA KURNIAWAN X7210056 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Upload: vanbao

Post on 19-Mar-2019

251 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

i

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR PADA

SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KENTENG

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

HENDRA KURNIAWAN

X7210056

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Hendra Kurniawan

NIM : X7210056

Jurusan/Prodi : PGSD S1 Transfer

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul PENGGUNAAN PENDEKATAN

KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN

MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR PADA

SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KENTENG TAHUN AJARAN 2011/2012

ini merupakan hasil karya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Desember 2012

Yang membuat pernyataan,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

iii

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA

TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI 2 KENTENG TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh:

HENDRA KURNIAWAN

X7210056

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

iv

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG

SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2

KENTENG TAHUN AJARAN 2011/2012, telah disetujui untuk dipertahankan

di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Desember 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

v

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG

SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2

KENTENG TAHUN AJARAN 2011/2012, telah dipertahankan di hadapan Tim

Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Selasa

Tanggal : 18 Desember 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd

Sekretaris : Kartika Chrysti Suryandari, M.Si

Anggota I : Drs. Suripto, M.Pd

Anggota II : Warsiti, S. Pd, M. Pd

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

vi

ABSTRAK

Hendra Kurniawan. PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KENTENG TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2012.

Penelitian ini bertujuan: (1) Mendiskripsikan penerapan pembelajaran Matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Kenteng pada Tahun Ajaran 2011/2012 dengan menerapkan pendekatan kontekstual, (2) Mengetahui adanya peningkatan pembelajaran matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V dengan menerapkan pendekatan kontekstual dan (3) Memaparkan bagaimana cara mengatasi kendala penerapan Pendekatan Kontekstual dalam peningkatkan kualitas pembelajaran matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31 siswa. Sumber data berasal dari guru, siswa dan dokumen. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, tes dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi data. Analisis data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Prosedur penelitian adalah model spiral Kemmis dan Mc. Taggart yang saling berkaitan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan pembelajaran pada siklus I, siklus II dan siklus III. Pada siklus I, jumlah siswa yang mencapai KKM pembelajaran matematika tentang sifat-sifat bangun datar sebanyak 13 siswa atau 41,94%. Pada siklus II, jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 24 siswa atau 77,41%. Hal ini berarti terjadi kenaikan sebesar 35,47% atau 11 siswa. Pada siklus III terjadi kenaikan sebesar 16,15% atau 5 siswa yang mampu mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 93,56% atau 29 siswa kelas V telah mencapai KKM pembelajaran matematika tentang sifat-sifat bangun datar.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) pendekatan kontekstual yang dilaksanakan secara tepat sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan 7 komponen kontekstual dapat meningkatkan pembelajaran matematika tentang Sifat-Sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. (2) Dapat meningkatkan kualitas belajar Matematika tentang Sifat-Sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. (3) Kendala yang dihadapi dalam penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran Matematika tentang Sifat-Sifat Bangun Datar pada siswa kelas V yaitu siswa belum terbiasa mandiri, kurangnya media atau alat peraga yang berukuran lebih besar sehingga semua siswa dapat melihat, siswa merasa canggung untuk bertanya, dalam melakukan proses inkuiri di luar kelas siswa terkadang asyik bermain sendiri. (4) Solusinya adalah guru perlu memberikan perhatian dan bimbingan yang ekstra serta penggunaan media yang besar. Kata kunci : pendekatan kontekstual, pembelajaran, bangun datar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

vii

ABSTRACT Hendra Kurniawan. THE USING OF CONTEXTUAL APPROACH IN IMPROVEMENT TEACHING MATHEMATIC LEARNING OF BUILD FLAT IN GRADE V STUDENT AFFAIRS 2 SD KENTENG ACADEMIC YEAR 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty University of Maret Surakarta, in August 2012.

This study aims to: (1) describe the application of learning Mathematics of Build flat in grade V 2 Kenteng Elementary School on Academic Year 2011/2012 by applying a contextual approach, (2) Knowing the increased of learning mathematical properties Build Flat in class V 2 Kenteng Elementary School in Academic Year 2011/2012 by applying a contextual approach, and (3) Describe how to overcome obstacles in the implementation of quality improvement Contextual Approach teaching math Build properties flat in grade V Elementary School 2 Kenteng.

This research is a classroom action research (CAR). The study was conducted using a contextual approach. Subjects were students of grade V SD Negeri 2 Kenteng district totaling 31 students. Data sources are from teachers, students, and documents. Data collection techniques is by observation, testing and documentation. The validity of data using data triangulation technique. Analysis of the data using descriptive statistical analysis techniques. The procedure is the spiral model research Kemmis and Mc. Taggart interrelated.

The results showed that through the use of a contextual approach can improve the quality of learning in the first cycle, second cycle and third cycle. In the first cycle, the number of students who achieve standart of minimum math learning about the properties of a flat wake as many as 13 students or 41.94%. In the second cycle, the number of students who achieve standart of minimum as many as 24 students or 77.41%. This means an increase of 35.47% or 11 students. In the third cycle there is an increase of 16.15% or 5 students who are able to reach the standart of minimum. This shows that at 93.56% or 29 fourth grade students have achieved standart of minimum math learning about the properties of a flat wake.Based on these results it can be concluded: (1) a contextual approach implemented exactly according to plan the implementation of learning by applying contextual 7 components can improve the quality of learning math on Build Properties in grade V Flat SDN 2 Kenteng the Academic Year 2011 / 2012. (2) By applying a contextual approach in learning Mathematics, can improve the Build Properties in class V Flat Elementary School 2 Kenteng the Academic Year 2011/2012. (3) Constraints faced in the use of a contextual approach in teaching Mathematics of Build in grade V Flat SDN 2 Kenteng the Academic Year 2011/2012 is not used to independent students, the lack of media or props that are larger in size so that all students can see, the students feel awkward to ask, in the conduct of the proceedings outside the classroom students. (4) solutions techers need to give extra attention and guidance and the use of the media during the learning. Keywords: contextual approach, teaching, flat wake.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

viii

MOTTO

Kesuksesan tidak selalu di raih oleh orang yang lebih cepat atau lebih

pintar tetapi lambat laun kesuksesan akan di raih oleh orang yang yakin

bahwa dia bisa!

Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi

halus, dan dengan agama, kehidupan menjadi terarah.

Carilah kesuksesan dalam kesibukan sebab dengan berpangku tangan sama

dengan omong kosong.

Masa depan tidak tergantung pada pekerjaan yang dilakukan, melainkan

pada orang yang mengerjakan.

Jadilah contoh jangan member contoh.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

ix

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :

Tercinta

Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak

terbatas dan kasih saying tidak terbatas pula. Semuanya membuatku bangga

memiliki kalian. Tiada kasih saying yang seindah dan seabadi kasih sayangmu.

akakku Tersayang

Kakak-kakakku dengan dan semangat kalian, yang tidak bosen selalu

mengingatkan untuk maju.

Kehadiranmu yang selalu memberikan semangat bagiku untuk selalu maju

-

Teman-

waktu. Kebersamaan kita adalah hal yang indah di perjalanan hidupku.

FKIP Universitas Sebelas Maret, tempat aku menimba ilmu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberikan

kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG SIFAT-

SIFAT BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2

KENTENG dengan lancar tanpa ada kendala

yang berarti.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi S1 PGSD Jurusan Ilmu

Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

3. Drs. Imam Suyanto, M.Pd, selaku Koordinator Pelaksana SI PGSD FKIP UNS

Kampus VI Kebumen;

4. Drs.. Suripto, M.Pd. selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi

dan bimbingan dalam penyusunan proposal skripsi ini;

5. Warsiti, S.Pd. M.Pd., selaku Pembimbing II, yang selalu memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan proposal skripsi ini;

6. Kepala SD Negeri 2 Kenteng, yang telah memberikan kesempatan dan tempat

guna pengambilan data dalam penelitian;

7. Rekan-rekan mahasiswa program SI PGSD Kampus VI Kebumen;

8. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

xi

Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan.Oleh karena itu, saran dan kritik sangat penulis harapkan.

Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis

khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Desember 2012

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN....................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK .............................................................................. vi

HALAMAN ABSTAK ................................................................................. viii

HALAMAN MOTTO .................................................................................. x

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... xi

KATA PENGANTAR ................................................................................. xii

DAFTAR ISI ............................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xx

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 7

1. 7

2. 8

3. Sifat- . 14

4. 23

5. . 29

B. Penelitian yang Relevan ................................................................... 38

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

xiii

C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 40

D. Hipotesis Tindakan ........................................................................... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 43

B. Subjek Penelitian .............................................................................. 45

C. Sumber Data ..................................................................................... 45

D. Pengumpulan Data ........................................................................... 46

E. Uji Validitas Data ............................................................................. 57

F. Analisis Data ..................................................................................... 57

G. Indikator Kinerja Penelitian ............................................................... 58

H. Prosedur Penelitian ........................................................................... 59

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan .................................................................... 69

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ............................................. 69

1 Siklus I 74

2 Siklus II 101

3 Siklus III 124

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus 144

D. Pembahasan 148

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan 157

B. Implikasi 157

C. Saran 158

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 160

LAMPIRAN ................................................................................................. 162

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

xiv

DAFTAR TABEL

2.1 Silabus Kelas V ............................................................................ 14

3.1 Waktu Penelitian Tindakan Kelas ................................................. 44

3.2 Kisi-kisi Lembar Wawancara dengan Pendekatan Kontekstual...... 52

3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran

dengan Pendekatan Kontekstual .................................................... 53

3.4 Kisi-kisi Pedoman Observasi Siswa dalam Proses Pembelajaran .. 54

3.5 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru dalam Kegiatan Pembelajaran

dengan Pendekatan Kontekstual ................................................... 55

3.6 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru dalam Kegiatan Pembelajaran .. 56

3.7 Pelaksanaan Siklus I 62

3.8 . 64

3.9 67

4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Tes Awal .................................. 70

4.2 Hasil Nilai Tes Awal ..................................................................... 71

4.3 Presentase dan Jumlah Siswa Ketuntasan Belajar Tes Awal .......... 71

4.4 Rata-rata Skor Penilaian Proses Siklus I Pertemuan ke-1 .............. 80

4.5 Rata-rata Skor Penilaian Proses Siklus I Pertemuan ke-2............... 82

4.6 Rata-rata Skor Penilaian Proses Siklus I Pertemuan ke-3............... 84

4.7 Rata-rata Skor Penilaian Proses Aspek Pengamatan dengan

Pendekatan Kontekstual Siklus I Pertemuan ke-1 .......................... 87

4.8 Rata-rata Skor Penilaian Proses Aspek Pengamatan dengan

Pendekatan Kontekstual Siklus I Pertemuan ke-2 .......................... 88

4.9 Rata-rata Skor Penilaian Proses Aspek Pengamatan dengan

Pendekatan Kontekstual Siklus I Pertemuan ke-3 .......................... 90

4.10 Perbandingan Hasil Pengamatan Saat Proses Belajar..................... 91

4.11 Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Tes Siklus I pertemuan ke-1 ....... 93

Tabel Halaman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

xv

4.12 Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Tes Siklus I pertemuan ke-2 ....... 94

4.13 Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Tes Siklus I pertemuan ke-3 ....... 95

4.14 Distribusi Frekuensi Rata-rata Nilai Akhir Tes Siklus I ................. 95

4.15 Presentase dan Jumlah Siswa Ketuntasan Belajar Siklus I ............. 96

4.16 Perbandingan Hasil Belajar Siklus 1 Tiap Pertemuan .................... 97

4.17 Perbandingan Persentase dan jumlah Siswa Ketuntasan Belajar

98

4.18 Rata-rata Skor Penilaian Proses (Aspek Pengamatan : Proses

Pembelajaran Siklus II Pertemuan ke-1 ) 109

4.19 Rata-rata Skor Penilaian Proses (Aspek Pengamatan: Proses

Pembelajaran Siklus II Pertemuan Ke-2 ........................................ 110

4.20 Rata-rata Skor Penialain Proses (Aspek Pengamatan: Proses

Pembelajaran Siklus II Pertemuan ke-3) ........................................ 111

4.21 112

4.22 Rata-rata Skor Penilaian Proses pada Aspek Pengamatan :

Proses Belajar (Pendekatan Kontekstual) Siklus II Pertemuan ke-1 114

4.23 Rata-rata Skor Penilaian Proses pada Aspek Pengamatan :

Proses Belajar (Pendekatan Kontekstual) Siklus II Pertemuan ke-2 115

4.24 Rata-rata Skor Penilaian Proses pada Aspek Pengamatan :

Proses Belajar (Pendekatan Kontekstual) Siklus II Pertemuan ke-3 115

4.25 Perbandingan Hasil Pengamatan Saat Proses Belajar (Pendekatan

Kontekstual) . 116

4.26 Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Tes Siklus II pertemuan ke-1 ..... 118

4.27 Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Tes Siklus II pertemuan ke- 119

4.28 Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Tes Siklus II pertemuan ke- . 120

4.29 Distribusi Frekuensi Rata-rata nilai Akhir Tes Siklus I . 121

4.30 Persentase dan Jumlah Siswa Ketuntasan Belajar Siklus II 121

4.31 Perbandingan Persentase dan jumlah Siswa Ketuntasan Belajar

Tes awal, Siklus I dengan Siklus II 123

4.32 Rata-rata Skor Penilaian Proses (Aspek Pengamatan : Proses

Pembelajaran Siklus III Pertemuan ke-1 ) 131

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

xvi

4.33 Rata-rata Skor Penilaian Proses (Aspek Pengamatan : Proses

Pembelajaran Siklus III Pertemuan ke-2) 133

4.34 Perbandingan Hasil Pengamatan Saat Proses Pembelajaran

Siklus III 134

4.35 Rata-rata Skor Penilaian Proses pada Aspek Pengamatan : Proses

Belajar (Pendekatan Kontekstual) Siklus III Pertemuan ke-1 135

4.36 Rata-rata Skor Penilaian Proses pada Aspek Pengamatan : Proses

Belajar (Pendekatan Kontekstual) Siklus III Pertemuan ke- 137

4.37 Perbandingan Hasil Pengamatan Saat Proses Belajar (Pendekatan

Kontekstual) Siklus III 138

4.38 Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Tes Siklus III pertemuan ke-1 140

4.39 Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Tes Siklus III pertemuan ke- 140

4.40 Distribusi Frekuensi Rata-rata nilai Akhir Tes Siklus I 141

4.41 Persentase dan Jumlah Siswa Ketuntasan Belajar Siklus III 142

4.42 Persentase dan Jumlah Siswa Ketuntasan Belajar Siklus III 143

4.43 Perbandingan Presentase dan Jumlah Siswa Ketuntasan Belajar Tes

144

4.44 Perbandingan Presentase dan Jumlah Siswa Ketuntasan Belajar

145

4.45 Perbandingan Presentase dan Jumlah Siswa Ketuntasan Belajar

147

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

xvii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar kerangka berfikirl ............................................................ 41

3.1 Gambar Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas Model Spiral ........ 60

4.1 Diagram Histogram Hasil Nilai Tes Awal ..................................... 72

4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Hasil Tes Awal ................................ 73

4.3 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ................. 97

4.4 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ................ 122

4.5 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III ............... 142

4.6 Grafik Perbandingan Jumlah Rata-rata Ketuntasan Belajar Siswa

pada Tes Awal dengan Siklus I 145

4.7 Grafik Perbandingan Jumlah Rata-rata Ketuntasan Belajar Siswa

Siklus I dengan Siklus II 146

4.8 Grafik Perbandingan Jumlah Rata-rata Ketuntasan Belajar Siswa

Siklus II dengan Siklus III 148

4.9 Grafik Peningkatan Hasil Observasi pada Proses belajar siswa...... 152

Gambar Halaman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

1 Silabus ......................................................................................... 163

2 Daftar Nama Siswa ....................................................................... 164

3 Lembar Tes Awal ......................................................................... 165

4 Daftar Nilai Tes Awal ................................................................... 167

5 Contoh Pedoman Observasi Siswa pada Proses Pembelajaran ....... 168

6 Lembar Hasil Penilaian Proses Siswa Siklus I pertemuan I, II dan

III ................................................................................................. 169

7 Lembar Hasil Penilaian Proses Siswa Siklus II pertemuan I, II dan

III ................................................................................................. 173

8 Lembar Hasil Penilaian Proses Siswa Siklus III pertemuan I dan II 177

9 Contoh Pedoman Hasil Observasi Guru ....................................... 180

10 Lembar Hasil Observasi Guru Siklus I pertemuan I, II dan III ...... 181

11 Lembar Hasil Observasi Guru Siklus II pertemuan I, II dan III ..... 185

12 Lembar Hasil Observasi Guru Siklus III pertemuan I dan II ......... 189

13 Pedoman Observasi Siswa dengan Pendekatan Kontekstual .......... 192

14 Lembar Observasi Siswa dengan Pendekatan Kontekstual Siklus I

Pertemuan I, II dan III ................................................................. 194

15 Lembar Observasi Siswa dengan Pendekatan Kontekstual Siklus II

Pertemuan I, II dan III ................................................................. 198

16 Lembar Observasi Siswa dengan Pendekatan Kontekstual Siklus III

Pertemuan I dan II ....................................................................... 201

17 Pedoman Observasi Guru dengan Pendekatan Kontekstual ........... 204

18 Lembar Observasi Guru dengan Pendekatan Kontekstual Siklus I

Pertemuan I, II dan III ................................................................. 205

Lampiran Halaman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

xix

19 Lembar Observasi Guru dengan Pendekatan Kontekstual Siklus II

Pertemuan I, II dan III ............................................................... 209

20 Lembar Observasi Guru dengan Pendekatan Kontekstual Siklus III

Pertemuan I dan II ........................................................................ 213

21 Lembar Wawancara ...................................................................... 216

22 Daftar Hasil Wawancara Siklus I Pertemuan I, II dan III ............. 217

23 Daftar Hasil Wawancara Siklus II Pertemuan I, II dan III ............ 220

24 Daftar Hasil Wawancara Siklus III Pertemuan I dan II ................ 223

25 Skenario Siklus I Pertemuan I, II dan III ..................................... 225

26 Skenario Siklus II Pertemuan I, II dan III .................................... 237

27 Skenario Siklus III Pertemuan I dan II ......................................... 249

28 RPP Siklus I Pertemuan I, II dan III ............................................ 257

29 RPP Siklus II Pertemuan I, II dan III ........................................... 304

30 RPP Siklus III Pertemuan I dan II ................................................ 324

31 Daftar Presensi Siklus I ................................................................. 346

32 Daftar Presensi Siklus II ............................................................... 347

33 Daftar Presensi Siklus III .............................................................. 348

34 Daftar Nilai Siklus I ...................................................................... 349

35 Daftar Nilai Siklus II ..................................................................... 350

36 Daftar Nilai Siklus III ................................................................... 351

37 Foto Siklus I ................................................................................. 352

38 Foto Siklus II ................................................................................ 354

39 Foto Siklus III ............................................................................... 356

40 Surat Izin Penelitian ...................................................................... 358

41 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ......................... 359

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan proses pembelajaran matematika dapat diamati dari

keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran baik tingkat pemahaman,

penguasaan materi, maupun hasil belajarnya. Tetapi pada kenyataannya hasil

belajar yang dicapai siswa masih rendah dan belum menunjukkan hasil yang

diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika SD seperti pada

kurikulum KTSP (2007) yaitu bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep dan mengaplikasikan konsep atau algortima, secara luwes, akurat, efesien,

dan tepat dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan penalaran pada pola dan

sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun

bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3) memecahkan

masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model

matematika, menyelesaikan model dan menafsirikan solusi yang diperoleh, (4)

mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah, (5) memiliki sikap menghargai

kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian

dan minat dalam mempelajari matematika sifat-sifat ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah.Masih rendahnya kualitas hasil pembelajaran siswa dalam

matematika merupakan indikasi bahwa tujuan yang ditentukan dalam kurikulum

matematika belum tercapai secara optimal.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di lapangan yang menentukan

kualitas proses pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu: (1) metode

yang digunakan oleh para guru pada umumnya di lapangan, merupakan metode

pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Guru masih

menyampaikan materi pelajaran matematika dengan pendekatan tradisional yang

menekankan pada latihan pengerjaan soal-soal atau drill and practice, prosedural,

1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

2

serta penggunaan rumus, (2) Cara pembelajaran untuk menyampaikan suatu

konsep materi cenderung abstrak sehingga konsep-konsep akademik itu menjadi

sulit dipahami oleh siswa, (3) Siswa menyelesaikan banyak soal tanpa

pemahaman yang mendalam. Akibatnya kemampuan penalaran (berpikir kritis)

dan hasil pembelajaran matematika pada siswa V masih di bawah KKM, (4)

Selain itu, guru dalam mengajar kurang memperhatikan aspek-aspek yang dapat

membantu pemahaman siswa seperti penggunaan media/alat peraga sesuai dengan

taraf pikir siswa.

Oleh karena itu, peran guru dalam proses pembelajaran merupakan faktor

penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru

memegang peranan dalam proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran

merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan (Rusman, 2010: 58)

Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah

yang sesuai dengan situasi (contextual problem) dari sesuatu yang sederhana ke

yang lebih kompleks . Menurut pernyataan tersebut, belajar yang terbaik adalah

melalui pengalaman, dengan pengalaman tersebut siswa akan menggunakan

seluruh panca indranya dalam proses belajar. Peneliti melihat bahwa peserta didik

mengalami banyak kesulitan pada materi sifat-sifat bangun datar.

Pelaksanaan pendekatan pembelajaran konvensional menekankan pada

ceramah, tanya jawab, membaca LKS yang dimiliki siswa serta mengerjakan LKS

yang dimiliki oleh siswa. Kegiatan ceramah, selalu mendominasi dalam

pembelajaran matematika. Siswa hanya mendengarkan duduk dengan tenang dan

diusahakan tetap diam saat guru berceramah. Setelah guru melaksanakan ceramah

dilanjutkan dengan kegiatan tanya jawab. Guru berpartisipasi penuh dalam

membuat pertanyaan pada siswa. Siswa yang menjawab pertanyaan selalu

ditunjuk oleh guru. Guru jarang memberi stimulus pada siswa untuk bertanya.

LKS yang dimiliki oleh setiap siswa mempunyai peranan yang sangat penting.

Hal ini disebabkan karena guru selalu berpedoman pada LKS, baik dilihat dari

materi yang diajarkan, tugas-tugas yang dikerjakan oleh setiap siswa maupun

evaluasi yang dikerjakan sangat tergantung dengan LKS. Buku-buku paket yang

ada, jarang mendapatkan sentuhan yang hangat dari guru. Pendekatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

3

pembelajaran yang digunakan oleh guru pada waktu kegiatan pembelajaran dapat

dikatakan masih berorientasi pada paradigma pendidikan yang lama.

Kenyataan itu juga dapat terlihat dari pembelajaran tentang bangun datar

pada kelasV SD Negeri 2 Kenteng dengan rata-rata nilai 6,8 pada saatu langan

pokok bahasan bangun datar. Baru 12 siswa atau 36 % dari 31 siswa yang telah

lulus KKM. Sedangkan 19 siswa atau 64% siswa masih mendapat nilai dibawah

KKM. Pada tahun-tahun sebelumnya, banyak siswa yang belum mencapai batas

tuntas yang telah ditentukan yaitu 7,0 untuk mata pelajaran matematika. Kesulitan

yang dialami dikarenakan kurangnya pemahaman dan kekurangtertarikan siswa

pada pelajaran matematika. Salah satu faktor kekurang tertarikan siswa adalah

suasana kelas yang pasif hal ini dikarenakan guru yang mengajar kelas V

padatahun sebelumnya sudah menjelang masa pensiun.

Guru baru menerapkan pembelajaran dengan ceramah, penugasan, serta

mengerjakan soal. Di kelas V SD Negeri 2 Kenteng guru kelas belum mencoba

menerapkan pendekatan model kontekstual, yang menurut peneliti efektif dalam

pembelajaran matematika khususnya materi bangun datar. Menurut Riyanto

(2008: 161 (Contextual Teaching and

Learning (CTL) ) merupakan merupakankonsepbelajar yang membantu guru

mengaikatan materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat

Dengan metode kontekstual diharapkan akan membantu guru dan peserta

didik mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan

dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan membuat hubungan antara

pengetahuan atau konsep yang telah dimiliki oleh siswa serta penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari, maka siswa akan mudah memahami konsep. Selain itu,

siswa akan bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa

semata.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

4

Pendekatan kontekstual merupakan strategi yang dikembangkan dengan

tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna, tanpa harus

mengubah kurikulum dan tatanan yang ada. Diharapkan siswa akan menjadi lebih

aktif dan senang dalam pembelajaran matematika sehingga akan berdampak pada

hasil belajar siswa.

Langkah penerapan pendekatan kontekstual dalam rangka meningkatkan

kemampuan kualitas belajar matematika adalah perwujudan tujuh komponen

pokok pendekatan kontekstual (bertanya/questioning, permodelan/modeling,

masyarakat belajar/learning community, konstruktivisme/constructivism,

menemukan/inquiry, penilaian sebenarnya/ authentic assessment, dan

refleksi/reflection) dalam pembelajaran matematika tentang sifat-sifat bangun

datar yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.

Berdasarkan pada runtutan kenyataan yang ada, masalah dan rencana

pemecahannya, peneliti ingin menggali lebih dalam mengenai metode kontekstual

itu sendiri dan bagaimana menerapkannya dalam pembelajaran matematika

dengan judul sebagaiberikut: stual dalam

Peningkatan Pembelajaran Matematika tentang Sifat-Sifat Bangun Datar

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan masalah

yang sesuai untuk landasan penelitian selanjutnya yaitu:

1. Bagaimana penggunaan pendekatan kontekstual dalam peningkatan

pembelajaran Matematika tentang Sifat-Sifat Bangun Datar pada siswa kelas

V Sekolah Dasar Negeri 2 Kenteng pada Tahun Pelajaran 2011/2012?

2. Apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatan pembelajaran

matematika tentang Sifat-Sifat Bangun Datar pada siswa kelas V Sekolah

Dasar Negeri 2 Kenteng pada Tahun Pelajaran 2011/2012?

3. Apa saja kendala yang dihadapi dan solusi dalam penggunaan pendekatan

kontekstual dalam pembelajaran Matematika tentang Sifat-Sifat Bangun Datar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

5

pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Kenteng pada Tahun Pelajaran

2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan penelitian

ini adalah:

1. Mendiskripsikan penerapan pembelajaran matematika tentang Sifat-sifat

Bangun Datar pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Kenteng pada Tahun

Pelajaran 2011/2012 dengan menerapkan pendekatan kontekstual.

2. Menjelaskan adanya peningkatan pembelajaran matematika tentang Sifat-sifat

Bangun Datar pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Kenteng pada Tahun

Pelajaran 2011/2012 dengan menerapkan pendekatan kontekstual.

3. Memaparkan cara mengatasi kendala penerapan Pendekatan Kontekstual dalam

peningkatkan pembelajaran matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada

siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Kenteng pada Tahun Pelajaran

2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

Penyusunan penelitian tindakan kelas ini diharapkan memberikanmanfaat

sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

Membiasakan siswa maupun guru untuk mengaplikasikan metode

kontekstualpada pembelajaran matematika khususnya sesuai langkah-langkah

penerapan pendekatan kontekstual (perwujudan tujuh komponen pokok

pendekatan kontekstual (bertanya/questioning, permodelan/modeling,

masyarakat belajar/learning community, konstruktivisme/constructivism,

menemukan/inquiry, penilaian sebenarnya/ authentic assessment, dan

refleksi/reflection) dalam pembelajaran matematika yang disesuaikan dengan

situasi dan kondisi yang ada, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung

secara aktif, inovatif, efektif dan menyenangkan dengan harapan akan

berdampak pada meningkatnya kualitas belajar matematika siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

6

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

a. Bagi siswa

1) Memudahkan siswa dalam memahami dan menguasai konsep tentang

sifat-sifat bangun datar melalui pengalamannya dalam pembelajaran

karena dengan pendekatan kontekstual siswa akan dapat belajar sendiri

secara langsung.

2) Mengembangkan kreativitas belajar siswa melalui pengalaman nyata.

3) Meningkatkan keberanian siswa dalam bertanya dan mengeluarkan

pendapat

4) Meningkatkan kemandirian siswa

5) Mengubah paradigma siswa terhadap matematika yang mereka anggap

sulit ternyata mudah, menarik, dan menyenangkan dengan pendekatan

kontekstual.

6) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa tentang cara belajar

menggunakan pendekatan kontekstual dalam suasana belajar yang tidak

membosankan, sehingga mereka merasa termotivasi untuk belajar

matematika selanjutnya.

b. Bagi guru

1) Memberi konsep yang jelas mengenai pendekatan kontekstual sebagai

upaya untuk mengembangkan ilmu pendidikan.

2) Memberikan pengalaman langsung kepada guru tentang prosedur

pembelajaran menggunakan metode kontekstual, sehingga guru

termotivasi untuk memilih pendekatan ini dalam melaksanakan

pembelajaran selanjutnya.

c. Bagi sekolah

1) Penelitian dengan menerapkan pendekatan kontekstual ini dapat dijadikan

pertimbangan bagi sekolah pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

7

Pendidikan, sebagai salah satu acuan dalam upaya meningkatkan kualitas

sekolah.

2) Penelitian dengan menerapkan pendekatan kontekstual ini diharapkan

dapat menjadi kajian bagi guru sekolah lain sebagai inovasi dalam

pembelajaran.

d. Bagi peneliti lain

1) Dapat menambah wawasan, masukan, dan perbaikan serta dapat dijadikan

referensi dalam pembelajaran yang lebih baik salah sataunya dengan

menggunakan pendekatatan kontekstual.

2) Menambah pengetahuan dan pengalaman untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan dalam dunia pendidikan khususnya dalam inovasi

pembelajaran dengan menggunakan pendekatatan kontekstual.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Peningkatan Pembelajaran Matematika tentang Bangun datar Pada Siswa

Kelas V SD

a. Karakteristik Siswa Kelas V SD

Karakteristik siswa sekolah dasar yaitu mereka menampilkan perbedaan-

perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang diantaranya, perbedaan

intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa, perkembangan

kepribadian, dan perkembangan fisik anak. Siswa Sekolah Dasar (SD)

umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut

Piaget (Haruman, 2007: 1), mereka berada pada fase operasional konkret.

Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses

berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat

dengan objek yang bersifat konkret .

Menurut Nasution (1992: 43), masa keserasian bersekolah dapat diperinci

menjadi dua fase yaitu:

1) Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, umur 6,0 atau 7,0 sampai umur 9,0

atau 10,0.

2) Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar yaitu umur 9,0 atau 10,0 sampai kira-

kira umur 12,0 atau 13,0.

Menurut Sumantri dan Permana (2001: 10-11), masa usia sekolah dasar

(sekitar 6;0 12;0) merupakan tahapan perkembangan penting dan bahkan

fundamental bagi kesuksesan perkembangan selanjutnya. Karakteristik anak

sekolah dasar secara umum sebagaimana dikemukakan Basset dkk berikut ini:

(1) mereka secara ilmiah memiliki rasa ingin tahu yang kua dan tertarik pada

dunia sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri, (2) mereka senang bermain

dan lebih suka bergembira/riang, (3) mereka suka mengatur dir inya untuk

8

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

9

menangani berbagai hal, mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha-

usaha baru, (4) mereka bergetar perasaannya dan terdorong untuk berprestasi

sebagaimana mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan menolak

kegagalan-kegagalan, (5) mereka belajar secara efektif ketika mereka merasa

puas dengan situasi yang terjadi, (6) mereka belajar dengan cara bekerja,

mengobservasi, berinisiatif, dan mengajar anak-anak lainnya.

Dari

siswa kelas V SD antara lain: (1) berusia antara 11 sampai 12 tahun, (2) berada

pada fase operasional konkrit, (3) Memiliki rasa ingin tahu yang kuat, (4)

senang bermain dan lebih suka bergembira/riang, (6) suka mengatur dirinya

untuk menangani berbagai hal, mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan

usaha-usaha baru, (6) terdorong untuk berprestasi, belajar secara efektif ketika

mereka merasa puas dengan situasi yang terjadi, (7) belajar dengan cara

bekerja, mengobservasi, berinisiatif, dan mengajar anak-anak lainnya, (8) telah

mampu berpikir logis, fleksibel, mengorganisasi dalam aplikasi terhadap benda

konkrit, (9) anak aktif bergerak dan mempunyai perhatian yang besar pada

lingkungannya, (10) tidak suka mengalami ketidakpuasan dan menolak

kegagalan-kegagal

b. Pembelajaran Matematika SD

1) Pengertian Matematika

Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek

abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran

suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya

yang sudah diterima, sehingga kebenaran antar konsep dalam Matematika

bersifat sangat kuat dan jelas (Wahyudi, 2008: 3).

bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya

sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia

dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan

Ruseffendi, 1992: 28).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

10

Berdasarkan pengertian Matematika yang sudah dikemukakan di atas

dapat disimpulkan Matematika adalah suatu bahan kajian yang memiliki

objek abstrak yang dibangun melalui proses penalaran deduktif serta

membutuhkan penalaran logika untuk membantu manusia dalam memahami

dan menguasainya.

2) Karakteristik Matematika

Nesher (dalam Uno, Hamzah dan Kuadrat, Masri, 2009: 109)

mengonsepsikan karakteristik Matematika terletak pada kekhususannya

dalam mengomunikasikan ide Matematika melalui bahasa numerik. Dengan

bahasa numerik, memungkinkan seseorang dapat melakukan pengukuran

secara kuantitatif. Sedangkan sifat kekuantitatifan dari Matematika tersebut,

dapat memberikan kemudahan bagi seseorang dalam menyikapi suatu

masalah. Itulah sebabnya Matematika selalu memberikan jawaban yang

lebih bersifat eksak dalam memecahkan masalah.

Seseorang akan merasa mudah memecahkan masalah dengan

bantuan Matematika, karena ilmu Matematika memberikan kebenaran

berdasarkan alasan logis dan sistematis. Di samping itu, Matematika dapat

memudahkan dalam pemecahan masalah karena proses kerja Matematika

dilalui secara berurut yang meliputi tahap observasi, menebak, menguji

hipotesis, mencari analogi, dan akhirnya merumuskan teorema-teorema.

3) Tujuan Pelajaran Matematika

Dalam Tim Penyusun Kurikulum 2004, tujuan pembelajaran

Matematika adalah:

(1) Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan,

misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen,

menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkosistensi;

(2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi,

dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil,

rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

11

(3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah;

(4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau

mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,

catatan, grafik, peta, diagram dalam menjelaskan alasan.

Wahyudi (2008: 3) mengatakan tujuan pembelajaran Matematika

adalah melatih cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan

konsisten.

4) Fungsi Mata Pelajaran Matematika

Dalam Tim Penyusun Kurikulum 2004, Matematika berfungsi

untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan

penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen, sebagai alat pemecahan masalah

melalui pola pikir dan model matematika serta sebagai alat komunikasi

melalui simbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

Menurut Wahyudi (2008: 3) mengatakan Matematika berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan,

eksplorasi, dan eksperimen, sebagai alat pemecahan masalah melalui pola

pikir dan model Matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol,

tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

Jadi fungsi pelajaran Matematika dapat membantu

mengembangkan kemampuan bernalar dan sebagai alat komunikasi dalam

menjelaskan suatu gagasan ataupun suatu konsep.

5) Ruang Lingkup Matematika

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenaitujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedomanpenyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikantertentu (BSNP, 2006). KTSP adalah kurikulum operasional yang

disusundan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Jadi KTSP

adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan

dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

12

kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP).

Menurut KTSP ruang lingkup Matematika pada satuan pendidikan

sekolah dasar (2006), meliputi aspek bilangan, geometri dan pengukuran

serta pengolahan data. Bilangan membahas tentang kaedah konsep

simbolisasi lambang bilangan dan perhitungan dasar sederhana yang banyak

melibatkan media konkrit dan media manipulatif lainnya. Geometri dan

pengukuran lebih fokus membelajarkan siswa tentang konsep ruang dan

ukurannya dengan perhitungan dasar yang sederhana menggunakan media

konkrit dan media manipulatif lainnya. Sedangkan Pengolahan data lebih

banyak membahas tentang hakekat data, cara mengolah dan membaca data

berdaasrkan kaidah rasional dan ilmiah menggunakan data-data konkrit dan

data manipulatif. Penggunaan media dari konkrit ke absatrak

mempertimbangkan tingkatan kelas dan daya nalar siswa. Semakin tinggi

tingkatan siswa maka penggunaan media di arahkan ke semi abstrak

(manipulatif) sampai tingkatan abstrak. Demikian juga semakin tinggi daya

nalar logis siswa maka semakin berani bagi guru menggunakan media yang

semi abstrak sampai abstrak.

6) Pengertian Pembelajaran Matematika di SD

Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi atau KBK (2004),

matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan

dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep

diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya seudah diterima,

sehingga keterkaitan anatar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat

dan jelas. Sedangkan pembelajaran matematika dalam Kurikulum Berbasis

Kompetensi atau KBK (2004), agar mudah dipahami siswa, proses

penalaran induksi dapat dilakukan pada awal pembelajaran dan kemudian

dilanjutkan dengan proses penalaran deduktif menguatkan pemahaman yang

sudah dimiliki oleh siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

13

Sedangkan dalam kurikulum Matematika KTSP 2006 (2006 : 416)

dijabarkan bahwa matematika merupakan ilmu universal yang mendasari

perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai

disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Proses pembelajaran pada

kurikulum KTSP dapat dilihat pada saran-saran pembelajaran. Pembelajaran

diharapkan memfokuskan pada aktivitas belajar siswa untuk

mengembangkan rekayasa berpikir (guidedreinvention), melakukan

penyelidikan dan menghasilkan suatu temuan (discovery activity).

Pendekatan pembelajaran matematika memfokuskan pada pemecahan

masalah. Suatu masalah tidak harus mempunyai solusi tunggal, tetapi dapat

terbuka dengan berbagai cara. Saran-saran pada proses pembelajaran

tersebut memberikan signal bahwa pembelajaran matematika pada

kurikulum KTSP menggunakan pijakan konstruktivisme.

Berdasarkan paparan kurikulum KBK (2004) dan kurikulum KTSP

(2006) dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran matematika sebaiknya

berpusat pada kegiatan siswa belajar dan bukan berpusat pada kegiatan guru

mengajar. Oleh karena itu pada hakikatnya pembelajaran Matematika adalah

proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana

lingkungan memungkinkan seseorang (pelajar) melaksanakan kegiatan

belajar Matematika, dan proses tersebut berpusat pada guru mengajar

Matematika.

Pembelajaran Matematika harus memberikan peluang kepada siswa

untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika dan siswa

belajar memecahkan masalah sehingga dapat menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari, sehingga disimpulkan, pembelajaran matematika SD

adalah pembelajaran yang berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan,

dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Pembelajaran yang

dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi

sentral untuk mengembangkan kompetensinya. Peserta didik memiliki

posisi sentral mempunyai makna bahwa kegiatan pembelajaran berpusat

pada peserta didik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

14

7) Langkah Pembelajaran Matematika di SD

Menurut Heruman (2008: 2-3) langkah-langkah pembelajaran

matematika SD sebagai berikut:

a) Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep)

Yaitu pembelajaran suatu konsep baru Matematika, ketika siswa

belum pernah mempelajari konsep tersebut. Pembelajaran penanaman

konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubuungkan

kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru Matematika

yang abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran konsep dasar ini, media atau

alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola

pikir siswa.

b) Pemahaman Konsep

Yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang

bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep Matematika.

Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan

kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan.

Kedua, pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang

berbeda, tetapi masih mmerupakan lanjutan dari penanaman konsep.

c) Pembinaan Keterampilan

Yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan

pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan bertujuan agar

siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep Matematika.

Seperti halnya pada pemahaman konsep, pembinaan keterampilan juga

terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari

pembelajaran penanaman konsep dan pemahaman konsep dalam satu

pertemuan. Kedua, pembelajaran pembinaan keterampilan dilakukan pada

pertemuan yang berbeda, tapi masih merupakan lanjutan dari penanaman

dan pemahaman konsep.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

15

c. Sifat-sifat Bangun Datar

1) Pengertian Bangun Datar

Bangun datar dalam matematika disebut bangun geometri. Bangun

datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus

atau lengkung (Imam Roji, dalam Ferdian 2010).

Bangun datar dapat didefinisikan oleh Hambali sebagai bangun

yang rata yang mempunyai dua demensi yaitu panjang dan lebar, tetapi

tidak mempunyai tinggi atau tebal (Ferdian 2010).

Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa bangun

datar merupakan bangun dua demensi yang hanya memiliki panjang dan

lebar, yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung.

2) Silabus Matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar Kelas V

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok

6. Memahami sifat-sifat dan hubungan antar bangun

6.1Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar

6.5 Meyelesaikan

masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana

6.1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar (persegi, peersegi panjang, segitiga, trapesium, layang-layang, belah ketupat, lingkaran, elips) 6.5.1 Menyelesaikan masalah tentang bangun datar (persegi, persegi panjang, segitiga, trapesium, layang-layang, belah ketupat, lingkaran)

Sifat-sifat bangun datar (persegi, peersegi panjang, segitiga, trapesium, layang-layang, belah ketupat, lingkaran, elips) Contoh permasalahan tentang bangun datar (persegi, peersegi panjang, segitiga, trapesium, layang-layang, belah ketupat, lingkaran)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

16

3) Materi Sifat-sifat Bangun Datar pada Kelas V

a) Persegi

Persegi adaah segi empat yang keempat sisinya sama panjang dan

keempat sudutnya siku-siku.

Sifat-sifat persegi:

Semua sisinya sama panjang dan sisi yang berhadapan sama panjang

Keempat sudutnya siku-siku

Memiliki dua diagonal yang sama panjang

Sudut-sudutnya dibagi sama besar oleh diagonalnya

Keliling Persegi

Keliling persegi adalah jumlah panjang sebuah sisi-sisinya

Keliling: s+s+s+s

Luas persegi

Luas persegi adalah kuadrat panjang sisinya

Luas :s×s

b) Persegi Panjang

Persegi panjang adalah segi empat dengan sisi yang berhadapan sejajar

dan sama panjang serta keempat sudutnya siku-siku.

Sifat persegi panjang:

Sisi yang berhadapan sama besar atau sejajar

Keempat sudutnya siku-siku

Memiliki dua diagonal yang sama panjang dan saling berpotongan

dititik pusat

Keliling persegi panjang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

17

Keliling adalah jarak total yang mengelilingi bangun terrsebut

Keliling:2(p+l)

Luas persegi panjang

Luas adalah besar ukuran daerah tertutup suatu permuukaan bangun

datar

Luas : p×l

c) Segitiga

Segitiga siku-siku dapat dibentuk dari sebuah persegi panjang

dengan menarik salah satu garis diagonalnya.

Perhatikan gambar berikut:

Bidang ABCD adalah persegi panjang. Dengan menarik diagonal AC,

akan terbentuk dua segitiga siku-siku yang sama dan sebangun (konruen)

1. Segitiga Siku-Siku

Segitiga siku-siku mempunyai dua sisi siku-siku yang mengapit sudut siku-

siku dan satu sisi miring (hypotenusa)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

18

-ciri:

AB dan BC sebagai sisi siku-siku, AC sebagai hypotenusa dan sudut ABC atau

sudut B adalah sudut siku-siku (= 90°)

Dalam sebuah segitiga siku-siku, hypotenusa selalu terletak di depan sudut

siku-siku.

2. Segitiga Sama Kaki

Dua buah segitiga siku-siku yang kongruen dapat membentuk sebuah

segitiga sama kaki dengan mengimpitkan salah satu sisi siku-siku yang sama

panjang dari kedua segitiga tersebut.

Perhatikan gambar berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

19

-siku yang kongruen. Sisi BD adalah

sisi siku-

segitiga sama kaki dengan sisi AD=DC.

Di dalam segitiga sama kaki terdapat :

Dua sisi yang sama panjang, sisi tersebut sering disebut kaki segitiga.

Dua sudut yang sama besar yaitu sudut yang berhadapan dengan sisi yang

panjangnya sama.

Satu sumbu simetri.

Segitiga sama kaki merupakan bangun simetri lipat dan dapat

menempati bingkainya dalam dua cara.

Dari gambar disamping terlihat bahwa :

CD sebagai sumbu simetri

A pindah ke B; B pindah ke A dan C tetap.

AC pindah ke BC, maka AC=BC.

CAB pindah ke ABC maka CAB = ABC

3. Segitiga Sama Sisi

Tiga buah garis lurus yang sama panjang dapt membentuk sebuah

segitiga sama sisi dengan cara mempertemukan setiap ujung garis satu sama

lainnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

20

Gambar (i) di atas menunjukkan gambar t iga garis lurus yang sama panjang,

yaitu AB= BC=CA. Apabila ujung-ujung ketiga garis tersebut saling

dipertemukan, A dengan A, B dengan B, dan C dengan C, maka akan terbentuk

segitiga sama sisi ABC seperti terlihat pada gambar (ii) di atas

Di dalam segitiga sama sisi terdapat :

Tiga sisi yang sama panjang.

Tiga sudut yang sama besar.

Tiga sumbu simetri

d) Trapesium

Trapesium adalah segi empat yang masing-masing hanya memiliki sepasang

sisi berhadapan sejajar.

1.Sifat-sifat trapesium

Jumlah sudut yang berdekatan diantara dua sisi sejajar adalah 180

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

21

Keliling trapesium

Keliling trapesium adalah jumlah sisi alas, atap, dan kaki-kakinya. Maka

kelilingnya adalah :

K = alas atap kaki1 kaki2

1. Macam-macam trapesium :

1) Trapesium sembarang, yaitu trapesium yang keempat sisinya tidak

sama panjang.

2) Trapesium sama kaki, yaitu trapesium yang memiliki dua sisi yang

sama panjang.

3) Trapesium siku-siku, yaitu trapesium yang salah satu sudutnya siku-

siku.

e) Jajar Genjang

Jajar genjang adalah segi empat dengan kekhususan ,yaitu sisi yang

berhadapan sama panjang,tetapi sudutnya bukan siku-siku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

22

Sifat-sifat jajar genjang:

Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar

Sudut-sudut yang berhadapan sama besar

Memiliki dua diagonal yang berpotongan disatu titik dan saling

membagi dua sama besar

Jumlah sudut yang berdekatan 180 derajat

Memiliki simetri putar tingkat 2 dan tidak memiliki simetri lipat

Keliling jajar genjang

Keliling: m + n + m + n

Luas jajar genjang

Luas jajar genjang adalah hasil kali antara panjang sisi alas dengan

tinggi

Luas : a × t

f) Layang-layang

Layang-layang adalah segi empat yang dibentuk oleh kedua segitiga sama

kaki dengan alas sama pajang dan berhimpit.

Sifat-sifat layang-layang:

Dua pasang sisi yan berdekatan sama panjang

Sepasang sudut yang berhadapan sama besar

Salah satu diadonalnya merupakan sumbu simetri

Salah satu siagonalnya membagi layang-layang menjadi dua sama

panjang dan kedua diagonalnya berpotongan tegak lurus

Keliling layang-layang

Keliling layang-layang adalah jumlah panjang semua sisinya

Keliling = 2x+2y

Luas layang-layang

Luas = ½×D1×D

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

23

g) Belah ketupat

Belah ketupat adalah bangun yng dibentuk dari dua segitiga sama kaki

Sifat-sifat belah ketupat:

Semua sisi belah ketupat sama panjang

Diagonalnya merupakan sumbu simetri

Sudut-sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua sama besar oleh

diagonal-diagonalnya

Kedua diagonalnya saling membagi dua sama panjang dan berpotongan

tegak lurus

Belah ketupat dapat menepati bingkainya menurut 4 cara

Keliling belah ketupat

Keliling belah ketupat adalah jumlah panjang semua sisi-sisinya

Keliling(s+s+s+s)

Luas belah ketupat

Luas : (1/2× AD× BC)

h) Lingkaran

Lingkaran adalah bangun datar yang jarak semua titik pada lingkaran

dengan titik pusat (P) sama panjang. P : titik pusat lingkaran

P

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

24

Sifat-sifatnya:

Lingkaran merupakan kurva tertutup sederhana beraturan.

Jumlah derajat lingkaran sebesar 360 .

Lingkaran mempunyai 1 titik pusat.

Mempunyai simetri lipat dan simetri putar yang jumlahnya tidak

terhingga.

Istilah-istilah dalam lingkaran :

Penjelasan:

1. Diameter lingkaran (d) yaitu ruas garis yang menghubungkan dua titik pada busur

lingkaran melalui titik pusat lingkaran.

2. Jari-jari lingkaran (r) yaitu ruas garis yang menghubungkan titik pada busur

lingkaran dengan titik pusat lingkaran.

3. Tali busur yaitu garis yang menghubungkan dua titik pada busur lingkaran dan

tidak melewati titik pusat lingkaran.

4. Busur yaitu bagian lingkaran yang dibagi oleh tali busur.

5. Juring yaitu daerah pada lingkaran yang dibatasi oleh 2 jari-jari maupun busur

lingkaran.

6. Susut pusat yaitu sudut yang dibentuk oleh 2 buah jari-jari.

Rumus Hubungan Diameter (d) dan Jari-Jari (r)

d. Pembelajaran Matematika Di SD

a) Konsep Belajar

(1) Pengertian Belajar

Menurut Gagne belajar merupakan kecenderungan perubahan pada

diri manusia yang dapat dipertahankan selama proses pertumbuhan

(Riyanto, 2008: 5).

Sedangkan pendapat Gage (1984) belajar adalah sebagai suatu

proses dimana organisma berubah perilakunya sebagai akibat dari

pengalaman (Sagala, 2003: 13). Skiner (1958) menyatakan belajar adalah

Diameter (d) = 2 x jari-jari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

25

suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung

secara progesif (Sagala, 2003: 14).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu proses dimana manusia berubah perilakunya akibat suatu proses

adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif

yang dapat dipertahankan selama proses pertumbuhan.

(2) Tujuan Belajar

Suprijono (2007: 5) mengemukakan bahwa tujuan belajar sangat

banyak dan bervariasi. Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk

dicapai dengan tindakan instruksional, lazim dinamakan instructional

effects, yang biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sementara,

tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional

lazim disebut nurturant effects. Bentuknya berupa, kemampuan berpikir

kritis dan krearif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan

sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dari peserta didik

menghidupi suatu sistem lingkungan belajar tertentu.

(3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya. Akan

tetapi menurut Suryabrata (2004: 233) faktor yang mempengaruhi belajar

digolongkan menjadi dua yaitu:

1) Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar (faktor nonsosial dan

sosial)

2) Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar (faktor fisiologis dan

psikologis).

b) Pengertian Hasil Belajar Matematika

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa atau mahasiswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

26

perubahan yang berupa penambahan, peningkatan, dan penyempurnaan

perilaku.

Menurut Blomm ada tiga ranah (domain) hasil belajar, yaitu

kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan menurut Romiszowski,

hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemrosesan

masukan (inputs). Masukan berupa bermacam-macam informasi

sedangkan keluarannya berupa perbuatan atau kinerja (perfomance)

(Abddurahman, 2003: 38). Sejalan dengan pendapat Killer (dalam

Abddurahman, 2003: 38) memandang hasil belajar sebagai keluaran dari

suatu sistem pemrosesan berbagai masukan yang berupa informas.

Selain itu, Abin Syamsudin (dalam R.Conny Semiawan, 1999:

245) Hasil belajar adalah perbuatan yang menghasilkan perubahan

perilaku dan pribadi. Hal yang sama tentang hasil belajar juga

dikemukakan oleh Benjamin S. Bloom (dalam Mulyono Abdurrahman,

suatu aktivitas psikis atau mental yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungan yang mencakup ranah kognitif, ranah efektif dan

ran

mencakup kemampuan yang lebih sederhana sampai dengan kemampuan

memecahkan masalah. Hasil ranah afektif berhubungan dengan perasaan,

emosi, sistem nilai, dan sikap hati yang menunjukan penerimaan atau

penolakan terhadap sesuatu. Hasil ranah psikomotor berorientasi pada

keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau

tindakan (action) yang memerlukan koordinasi antara saraf dan otak.

Sedangkan peneliti mendefinisikan matematika sebagai suatu

bahan kajian yang memiliki objek abstrak yang dibangun melalui proses

penalaran deduktif serta membutuhkan penalaran logika untuk membantu

manusia dalam memahami dan menguasainya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

matematika adalah seluruh kecakapan atau kemampuan (kognitif, afektif,

dan psikomotor) yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan proses

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

27

belajar dan pengalaman belajarnya yaitu ditunjukkan adanya suatu

perubahan yang berupa penambahan, peningkatan, dan penyempurnaan

perilaku serta bisa juga kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah menerima pengalaman sebagai wujud dari perubahan tingkah

laku siswa dari sebelum menerima pengalaman yang meliputi ranah

kognitif, afektif dan psikomotor, yang dibangun melalui proses deduktif

serta membutuhkan penalaran logika dalam memahami, menguasai, dan

menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

c) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Suryabrata (2004: 233) faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu:

(1) Faktor nonsosial dalam belajar, misalnya: keadaan udara, suhu

udara, cuaca, tempat, alat-alat dan sebagainya.

(2) Faktor sosial dalam belajar, yaitu: faktor manusia (sesama manusia),

baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu dapat

disimpulkan, jadi tidak langsung hadir.

(3) Faktor fisiologis dalam belajar (keadaan jasmani)

(4) Faktor psikologi dalam belajar.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor eksternal dan

faktor internal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri

individu siswa (faktor psikologis dan fisiologis) dan faktor eksternal

adalah faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang berasal dari

luar diri siswa itu sendiri (lingkungan sosial dan lingkungan non sosial).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

28

2. Pendekatan Kontekstual

a. Pengertian Pendekatan

sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.

Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses

Menurut Akhmad Sudrajat (2008), pendekatan pembelajaran dapat

diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses

pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses

yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,

menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis

tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis

pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau

berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan

pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered

approach).

Berdasarkan pendapat pendapat itu, pendekatan adalah cara yang

dijadikan sebagai sudut pandang atau titik tolak yang akan dilakukan dalam

proses pembelajaran agar pembelajaran itu dapat berhasil dan mencapai tujuan

yang diinginkan, dengan cara mengaktifkan peserta didik atau menjadikan

peserta didik sebagai pusat dalam pembelajaran itu (student center).

b. Pengertian Pendekatan Kontekstual

Johnson (2008) menyatakan pembelajaran kontekstual adalah suatu

sistem pembelajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna

dengan menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan

sehari-hari siswa (dalam Rusman, 2010: 187).

Menurut Muslich (2007: 41)

contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

29

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-

Berdasarkan paparan di atas, pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual adalah suatu sistem pembelajaran yang cocok dengan otak yang

membantu guru mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata

siswa sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

c. Karakteristik Pendekatan Kontekstual

Berdasarkan pengertian pembelajaran CTL, menurut Zahorik (dalam

Sagala, 2003: 93) ada lima elemen belajar yang kontruktivistik yang harus

diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual yaitu: (1) Pengaktifan

pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge); (2) Pemerolehan

pengetahuan baru (Acquiring knowledge) dengan cara mempelajari secara

keseluruhan dulu, kemudian memperhatikan detailnya; (3) Pemahaman

pengetahuan (understanding knowledge), yaitu dengan cara menyusun konsep

sementara (hipotesis), melakukan kepada orang lainagar dapat tanggapan

(validasi) dan atas dasar tanggapan itu, dan konsep direvisi dan dikembangkan;

(4) Mempraktekan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying

knowledge); dan (5) Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap

strategi pengembangan pengetahuan tersebut.

d. Prinsip Pendekatan Kontekstuanal

Ada tujuh prinsip pembelajaran kontekstual yang harus dikembangkan

oleh guru menurut Rusman (2010: 193) yaitu::

1) Konstruktivisme (construktivimisme), konsep ini yang menuntut siswa

untuk menyusun dan membangun makna atas pengalaman baru yang

didasarkan pada pengetahuan tertentu. Pengetahuan dibangun oleh manusia

sedikit demi sedikit, hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan

tidak secara tiba-tiba. Strategi pemerolehan pengetahuan lebih diutamakan

dibandingkan dengan seberapa banyak siswa mendapatkan dari atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

30

mengingat pengetahuan. Dalam hal ini tugas guru adalah memfasilitasi

proses tersebut dengan: a) dalam pandangan konstruktivis,

ih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa

memperoleh dan mengingat pengetahuan. Untuk itu, tugas guru adalah

memfasilitasi proses tersebut dengan menjadikan pengetahuan bermakna

dan relevan bagi siswa, b) memberi kesempatan siswa menemukan dan

menerapkan idenya sendiri, dan c) menyadarkan siswa agar menerapkan

strategi mereka sendiri dalam belajar.

2) Bertanya (questioning), dalam konsep ini kegiatan tanya jawab yang

dilakukan baik oleh guru maupun oleh siswa. Pertanyaan guru digunakan

untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara kritis

dan mengevaluasi cara berpikir siswa, sedangkan pertanyaan siswa

merupakan wujud keingintahuan. Dalam pembelajaran yang produktif,

kegiatan bertanya berguna untuk: (1) menggali informasi, baik administrasi

maupun akademis, (2) mengecek pemahaman siswa, (3) membangkitkan

respon kepada siswa mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, (4)

mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa, (5) memfokuskan perhatian

siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru, (6) membangkitkan lebih

banyak lagi pertanyaan dari siswa, (7) menyegarkan kembali pengetahuan

siswa. Questioning dapat diterapkan pada hampir semua aktivitas belajar,

antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru,

antara siswa dengan orang lain, dan sebagainya. Aktivitas bertanya juga

dapat diterapkan ketika siswa berdiskusi, bekerja kelompok, ketika siswa

menemui kesulitan, siswa mengamati, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan itu

akan mendorong kepada siswa untuk bertanya.

3) Menemukan (inquiry), merupakan siklus proses dalam membangun

pengetahuan/ konsep yang bermula dari melakukan observasi, bertanya,

investigasi, analisis, kemudian membangun teori atau konsep. Siklus inkuiri

meliputi; observasi, tanya jawab, hipoteis, pengumpulan data, analisis data,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

31

kemudian disimpulkan. Langkah- langkah dalam kegiatan inkuiri yaitu (1)

merumuskan masalah, (2) mengamati atau melakukan observasi, contohnya

bisa dilakukan dengan membaca buku atau sumber lain untuk mendapatkan

informasi pendukung, mengamati dan mengumpulkan data sebanyak-

banyaknya dari sumber atau objek yang diamati, (3) menganalisis dan

menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya

lainnya, (4) mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya kepada

pembaca, teman sekelas, guru, atau audience yang lain. Melalui contoh

kegiatan sebagai berikut: karya siswa disampaikan kepada teman sekelas

atau kepada orang banyak untuk mendapatkan masukan, bertanya jawab

dengan teman sehingga memunculkan ide-ide baru, melakukan refleksi, dan

menempel atau memajangkan hasil karya siswa.

4) Masyarakat belajar (learning community), adalah kelompok belajar

atau komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi

pengalaman dan gagasan. Prakteknya dapat berwujud dalam; pembentukan

kelompok kecil atau kelompok besar serta mendatangkan ahli ke kelas,

bekerja dengan kelas sederajat, bekerja dengan kelas di atasnya, bekerja

dengan masyarakat.

5) Pemodelan (modeling), dalam konsep ini kegiatan mendemontrasikan

suatu kinerja agar siswa dapat mencontoh, belajar atau melakukan sesuatu

sesuai dengan model yang diberikan. Guru memberi model tentang how to

learn (cara belajar) dan guru bukan satu-satunya model dapat diambil dari

siswa berprestasi atau melalui media cetak dan elektronik. Dalam

pembelajaran berbasis CTL, guru bukanlah satu-satunya model, guru

merancang model pembelajaran dengan melibatkan siswa juga dalam proses

pembelajarannya.

6) Refleksi (Reflection), yaitu melihat kembali atau merespon suatu

kejadian, kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk mengidentifikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

32

hal yang sudah diketahui, dan hal yang belum diketahui agar dapat

dilakukan suatu tindakan penyempurnaan. Pada akhir pembelajaran guru

supaya menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi, adapun

realisasinya adalah; pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya

hari itu, catatan dan jurnal di buku siswa, kesan dan saran siswa mengenai

pembelajaran pada hari itu, diskusi dan hasil karya.

7) Penilaian sebenarnya (authentic assessment),prosedur penilaian yang

menunjukkan kemampuan (pengetahuan, ketrampilan sikap) siswa secara

nyata. Penekanan penilaian otentik adalah pada pembelajaran seharusnya

membantu siswa agar mampu mempelajari sesuatu, bukan pada

diperolehnya informasi di akhir periode, kemajuan belajar dinilai tidak

hanya hasil tetapi lebih pada prosesnya dengan berbagai cara, menilai

pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa.

KarakteristikAutentic Assesment: (a) dilaksanakan selama dan

sesudah proses pembelajaran berlangsung, (b) bisa digunakan untuk

formatif maupun sumatif, (c) yang diukur ketrampilan dan performansi,

bukan mengingat fakta, (d) berkesinambungan, (e) dapat digunakan sebagai

feed back.

e. Strategi Pembelajaran Kontekstual

Menurut Muslich (2010: 49), kegiatan dan strategi pembelajaran

kontekstual dapat ditujukan berupa kombinasi kegiatan dari kegiatan-kegiatan

berikut ini:

1) Pembelajaran berbasis masalah yaitu pendekatan pembelajaran yang

menggunakan masalah-masalah yang ada di dunia nyata atau di

sekelilingnya sebagai konteks bagi siswa untuk belajar kritis dan

keterampilan memecahkan masalah dan untuk memperoleh konsep utama

dari suatu pelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

33

2) Memanfaatkan lingkungan siswa untuk memperoleh pengalaman belajar.

Dalam konteks ini penugasan yang diberikan oleh gurumemberikan

kesempatan kepada siswa untuk belajar di luar kelas.

3) Memberikan aktivitas kelompok. Aktivitas belajar secara kelompok dapat

memperluas perspektif serta membangun kecakapan interpersonal untuk

berhubungan dengan orang lain.

4) Membuat aktivitas belajar mandiri. Peserta didik mampu mencari,

menganalisis dan menggunakan informasi yang sedikit atau bahkan tanpa

bantuan guru.

5) Membuat aktivitas belajar bekerja sama dengan masyarakat. Sekolah dapat

melakukan kerja sama dengan orang tua siswa yang memiliki keahlian

khusus untuk menjadi guru tamu.

6) Menerapkan penilaian autentik yang dapat membantu siswa untuk

menerapkan informasi akademik dan kecakapan yang telah diperoleh pada

situasi nyata untuk tujuan tertentu.

f. Peranan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Pendekatan Kontekstual

Dalam proses pembelajaran Kontekstual, setiap Guru memahami tipe

belajar dalam dunia siswa, artinya guru perlu menyesuaikan gaya mengajar

terhadap gaya belajar siswa. Oleh karena itu, menurut Wina Sanjaya (2009:

262-263) ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam

menggunakan pendekatan kontekstual yaitu:

1) Siswa dalam pembelajaran kontekstual dipandang sebagai individu yang

sedang berkembang. Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil,

melainkan organisme yang sedang berada dalam tahap-tahap perkembangan.

Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau penguasa

yang memaksakan kehendak guru tetapi guru adalah pembimbing siswa

agar mereka bisa belajar sesuai dengan tahap perekembangannya.

2) Setiap anak memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru dan

penuh tantangan. Kegemaran anak adalah mencoba hal-hal yang dianggap

aneh dan baru. Oleh karena itu, belajar bagi mereka adalah memecahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

34

setiap persoalan yang menantang. Dengan demikian, peran guru adalah

memilih bahan-bahan belajar yang dianggap penting untuk dipelajari oleh

siswa.

3) Belajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan atau keterhubungan

antara hal-hal yang sudah diketahui. Dengan demikian, peran guru adalah

membantu agar siswa mampu menemukan keterkaitan antara pengalaman

baru dengan pengalaman sebelumnya.

4) Belajar bagi anak adalah proses penyempurnaan skema yang telah ada

(asimilasi) atau proses pembentukan skema baru (akomodasi), dengan

demikian peran guru adalah memfasilitasi (mempermudah) agar anak

mampu melakukan proses asimilasi dan proses akomodasi

g. Langkah langkah dalam Pembelajaran Pendekatan Kontekstual

Secara sederhana langkah penerapan Kontekstual dalam kelas secara

garis besar menurut Rusman (2010: 199) adalah :

1) Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegitan belajar lebih

bermakna apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan

mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang harus

dimilikinya.

2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang

diajarkan

3) Mengembangkan sikap ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanyaan

4) Menciptakan masyarakat belajar (belajar dengan kelompok-kelompok)

5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran

6) Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan.

7) Melakuakn penilaian secara obyektif.

Berdasarkan paparan di atas maka peneliti menentukan langkah-

langkah dalam pembelajaran Kontekstual sebagai berikut :

1) Menentukan materi dan masalah sebelum pembelajaran (penentuan materi

dan masalah yang akan diselesaikan dalam pembelajaran).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

35

2) Memberikan penanaman, pengarahan, dan motivasi kepada siswa bahwa

siswa akan belajar lebih bermakna jika mereka mengkonstruksi atau

mendapatkan sendiri suatu pengetahuan atau konsep dengan pengalaman

yang mereka dapat sendiri (Konstruktivisme).

3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya ataupun sebaliknya

guru memberikan pertanyaan kepada siswa. Untuk membangkitkan respon

siswa (Bertanya).

4) Menggerakkan siswa untuk membentuk kelompok dalam kelas.

Pembentukan dilakukan secara merata oleh guru. Dengan tujuan akan

terjalin dan berkembangnnya ketrampilan siswa dalam berkomunikasi,

dalam kelas. Yaitu dari siswa - diskusi kelompok, siswa - diskusi

kelompok diskusi kelas. Ataupun menjalin hubungan dengan orang-

orang yang berada di sekotar anak (Masyarakat Belajar).

5) Guru atau siswa ataupun guru bersama-sama siswa melakukan pemodelan

misal dengan guru bersama siswa melakukan demonstrasi di depan kelas

atau siswa melakukan, memberikan, dan memperagakan sesuatu di depan

kelas (Pemodelan).

6) Melakukan inkuiri dalam pembelajaran yaitu dengan siswa melakukan

percobaan dan observasi untuk menemukan pengetahuan, informasi, dan

konsep itu ( Inkuiri).

7) Mengajak siswa bersama-sama melakukan refleksi atau melihat kembali

apa yang telah mereka pelajari sekilas (Refleksi).

8) Melakukan penilaian sebenarnya yaitu guru menilai dari hasil pekerjaan

siswa baik berupa hasil belajar siswa ataupun hasil karya siswa (Penilaian

sebenarnya).

h. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Kontekstual

Menurut Nadhirin (2010), kelebihan dan kekurangan pendekatan

kontekstual yaitu:

1) Kelebihan Pendekatan Kontekstual

a) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

36

Artinya siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara

pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat

penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan

dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi

secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam

erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.

b) pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan

konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran

konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan

pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa

2) Kekurangan Pendekatan Kontekstual

a) Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL.

Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah

mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk

menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa

dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan

belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan

keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru

melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar

sesuai dengan tahap perkembangannya.

b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau

menerapkan sendiri ide ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari

dan dengan sadar menggunakan strategi strategi mereka sendiri untuk

belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian

dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran

sesuai dengan apa yang diterapkan semula.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

37

B. Penelitian yang Relevan

Pada penelitian yang relevan, sebelumnya pernah dilakukan oleh Tolib

(2010) Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret, Surakarta.Dengan judul Penerapan pendekatan kontekstual untuk

meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri

Carul Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal tahun ajaran 2009- .

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan

kontekstual dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan dalam

pembelajaran matematika pada siswa dan untukmengetahui kendala-kendala yang

dihadapi guru dan siswa dalam pelaksanaan penerapan pendekatan kontekstual

pada siswa kelas IV SD. Setelah dilakukan analisis data hasil penelitian diperoleh

simpulan pada kondisi awal,nilai rerata kelas 55. Dengan pendekatan kontekstual

pada siklus I nilai rerata kelas menjadi 65.Pada siklus II nilai rerata kelas menjadi

78. Dari keseluruhan siklus yang dilakukan,dapat disimpulkan bahwa guru telah

mampu meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan dalam pemelajaran

matematika.Setiap siklus membawa dampak positif kearah peningkatan hasil

belajar siswa kelas IV SD Negeri Carul kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal

Tahun Ajaran 2009/2010. Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan

olehTolib ini adalah strategi pembelajaran menerapkan pendekatan kontekstual

dan mempunyai tujuan yang sama yaitu mengetahuikendala-kendala yang

dihadapi guru dan siswa dalam pelaksanaan penerapan pendekatan kontekstual. Sedangkan perbedaannya terletak pada Variabel terikatnya yaitu

meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan sedangkan pada penelitin ini

adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.Subjeknya juga berbeda yaitu

pada kelas IV sedangkan pada penelitian ini pada siswa kelas V.

Dan untuk penelitian relevan yang ke dua dibuat oleh Berry Dwi Santi

Kismawati (2010), Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret, Surakarta Peningkatan kemampuan menghitung

pecahan melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

38

Kedungwinong I Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran

2009/2010

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk: (1) Meningkatkan

kemampuan menghitung pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri Kedungwinong

I, (2) Memaparkan cara penerapan Pendekatan Kontekstual untuk meningkatkan

hasil belajar matematika, (3) Memaparkan bagaimana cara mengatasi kendala

penerapan Pendekatan Kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar matematika

SD Negeri Kedungwinong I. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1)

penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan menghitung

pecahan kelas IV SD Negeri Kedungwinong I, yaitu ditandai dengan: Siswa kelas

IV sebanyak 20 anak mengalami peningkatan hasil belajar yaitu sebelum tindakan

hanya 45%, siklus pertama 60%, siklus kedua 75% dan siklus ketiga 90% siswa

belajar tuntas. Dan cara mengatasi kendala yang terjadi dalam penerapan

pendekatan kontekstual ini adalah: (a) Pembentukan kerja kelompok dilakukan

oleh siswa sendiri untuk mengatasi kurang membaurnya siswa dalam mengerjakan

tugas kelompok. (b) Penggantian model dengan siswa yang jarang maju kedepan

kelas untuk mengatasi kurangnya perhatian siswa terhadap model yang

ditampilkan. (c) Penambahan motivasi bagi guru untuk mengatasi ketidak

beranian siswa dalam bertanya. Berdasarkan simpulan yang dibuat, dapat diajukan

suatu rekomendasi bahwa pembelajaran Matematika melalui pendekatan

kontekstual dapat meningkatkan kemampuan menghitung pecahan pada siswa

kelas IV SD Negeri Kedungwinong I tahun 2010. Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh

Berry Dwi Santi Kismawati adalah strategi pembelajaran menerapkan pendekatan

kontekstual.

Sedangkan perbedaannya terletak pada Variabel terikatnya yaitu untuk

kemampuan menghitung pecahan sedangkan pada penelitian ini adalah untuk

meningkatkan pembelajaran. Subjeknya juga berbeda yaitu pada kelas IV

sedangkan pada penelitian ini pada siswa kelas V.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

39

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil pengamatan, pendekatan yang digunakan oleh para guru

pada umumnya di lapangan, merupakan pendekatan yang berpusat pada guru.

Guru masih menyampaikan materi pelajaran matematika dengan pendekatan

tradisional yang menekankan pada latihan pengerjaan soal-soal atau drill and

practice, prosedural, serta penggunaan rumus. Pada pembelajaran ini guru

berfungsi sebagai pusat atau sumber materi guru yang aktif dalam pembelajaran,

sedangkan siswa hanya menerima materi. Hal ini merupakan salah satu penyebab

rendahnya kualitas pemahaman siswa terhadap matematika.

Menurut Nurhadi (2002), Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching

and Learning) merupakan strategi pembelajaran yang membantu guru untuk

mengaitkan materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa, dan

mendorong siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan anak sebagai anggota keluarga dan masyarakat

(Rusman, 2010: 189). Sementara itu, Howey R, Keneth (2010) mendefinisikan

CTL adalah pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar dimana

siswa menggunakan pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam berbagai

konteks dalam dan luar sekolah untuk memecahkan masalah yang bersifat

simulative ataupun nyatabaik sendiri-sendiri ataupun bersama-sama (Rusman,

2010: 190).

Melalui pendekatan ini, memungkinkan terjadinya proses belajar yang di

dalamnya siswa mengeksplorasikan pemahaman serta kemampuan akademiknya

dalam berbagai variasi konteks, di dalam ataupun di luar kelas, untuk dapat

menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya baik secara mandiri ataupun

berkelompok yang disesuaikan dengan langkah-langkah pendekatan kontekstual.

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah pembelajaran yang dapat

membantu guru menghubungkan materi pelajaran dengan situasi nyata, dan

memotivasi siswa untuk membuat koneksi antara pengetahuan dan penerapannya

dikehidupan sehari-hari dalam peran mereka sebagai anggota keluarga, warga

negara dan pekerja, sehingga mendorong motivasi mereka untuk bekerja keras

dalam menerapkan hasil belajarnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

40

Salah satu tujuan diberikannya matematika di jenjang pendidikan dasar,

nakan matematika dan pola pikir

matematika dalam kehidupan sehari-

diharapkan agar siswa dapat menggunakan matematika sebagai cara bernalar

(berpikir logis, kritis, sistematis, dan objektif), bahwa objek tidak langsung dari

mempelajari matematika adalah agar siswa memiliki kemampuan memecahkan

masalah. Matematika bersifat aksiomatik, abstrak, formal, dan deduktif.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, pembelajaran masih banyak yang

berorientasi pada target penguasaan materi, hanya dapat mengingat jangka pendek

saja, tetapi gagal dalam membekali anak untuk memecahkan suatu masalah

dalam kehidupan jangka panjang.

Masih rendahnya kualitas hasil pembelajaran siswa dalam matematika

merupakan indikasi bahwa tujuan yang ditentukan dalam kurikulum matematika

belum tercapai secara optimal. Sehingga berdampak pada kualitas pembelajaran

matematika siswa yang masih rendah .Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh

berbagai faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah ketepatan

pendekatan yang digunakan.

Berdasarkan paparan di atas, dengan perwujudan tujuh komponen pokok

pendekatan kontekstual (bertanya/questioning, permodelan/modeling, masyarakat

belajar/learning community, konstruktivisme/constructivism, menemukan/inquiry,

penilaian sebenarnya/ authentic assessment, dan refleksi/reflection) yang

dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang tepat dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran matematika tentang sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V

SDN 2 Kenteng. Dalam penelitian yang akan dilakukan dalam tiga siklus.

Sehingga dengan begitu diharapkan dengan penerapan pendekatan Kontekstual

dapat meningkatkan kualitaspembelajaran Matematika tentang sifat-sifat bangun

datar yang dapat dilihat dari proses dan hasil belajar siswa kelas V sebagai tolak

ukur peningkatan pembelajaran matematika.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

41

Gambar 2.1 : Kerangka Berfikir Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, dirumuskan

hipotesis tindakan dalam penilitian ini sebagai berikut:

Jika penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran Matematika yang

dilaksanakan sesuai skenario pembelajaran dan sesuai dengan rencana, maka

dapat meningkatkan pembelajaran Matematika tentang sifat-sifat bangun datar

pada siswa kelas V SDN 2 Kenteng

Pratindakan (Pembelajaran Konvensional)

Siswa Pasif

Hasil Belajar Rendah

Tindakan (Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kontekstual)

Siklus 1

Siklus 2

Siklus 3

Pascatindakan (Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kontekstual)

Siswa Aktif

Hasil Belajar Meningkat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

42

BAB III

METODE PENELITIAN

Kemmis dan Mc Taggart (dalam Kasihani Kasbolah, 2000: 14)

dinamis di mana keempat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan

refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan

dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral

yang menyangkut perencanaan, tindakan, pe

A. Tempat dan Waktu

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Kenteng Kecamatan Sempor

Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012 pada siswa kelas V, mata

pelajaran Matematika semester II. Peneliti memilih sekolah tersebut karena SD

Negeri 2 Kenteng merupakan tempat peneliti mengajar.

SD Negeri 2 Kenteng beralamat di Kenteng terletak di tengah-tengah

desa, Kondisi bangunan SD Negeri 2 Kenteng cukup kokoh dan kuat. Di

sekolah ini terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang kantor, 1 ruang UKS, 1 ruang

tamu, 1 ruang komputer, 1 ruang dapur dan 1 ruang gudang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semesterII bulan Januari

sampai Juli Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan

pada jam mengajar sehingga tidak mengganggu pelajaran lainnya. Adapun

waktu penelitian tindakan kelas seperti pada tabel berikut:

42

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

43

Tabel 3.1. Tabel Waktu Penelitian Tindakan Kelas

Kegiatanpenelitian Bulan 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapanpenelitian a. Koordinasi peneliti dengan

kepala sekolah dan guru kelas II

b. Indentifikasi masalah bersama guru kelas II

c. Menyusun proposal penelitian

d. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrument penelitian

e. Mengadakan simulasi pelaksanaan tindakan

2. Pelaksanaantindakan

a. Siklus I 1) pertemuan I 2) pertemuan 2 3) pertemuan 3

b. Siklus II 1) pertemuan I 2) pertemuan 2 3) pertemuan 3

c. Siklus III 1) pertemuan I 2) pertemuan 2 3) pertemuan 3

3. Analisis data danpelaporan a. Analisis data 3 siklus b. Menyusun laporan/skripsi c. Ujian dan revisi

d. Penggandaan dan pengumpulan laporan

Tahun 2011 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

44

B. Subjek Penelitian

Dalam penelitian yang dijadikan sebagai subjek penelitian adalah

seluruh siswa kelasV SD Negeri 2 Kenteng Kecamatan Sempor Kabupaten

Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012. Jumlah seluruh siswa kelas V SD Negeri 2

Kenteng adalah 31 siswa dengan rincian 13 siswa laki-laki dan 18 siswa

perempuan (terlampir pada lampiran 1 halaman 164).

C. Data dan Sumber Data

Supardi (2007: 129)

Sumber data yang digunakan dalam penyusunan

Skripsi ini diperoleh dari berbagai sumber, yaitu sebagai berikut:

1. Guru Kelas V

Dalam penelitian ini sumber data yang pertama adalah guru kelasV

SD Negeri 2 Kenteng. Data dari guru kelas untuk mengetahui keadaan siswa

dan kondisi pembelajaran yang dilakukan sebelum adanya tindakan penelitian

yang dilakukan.

2. Siswa

Pada penelitian ini melibatkan siswa kelas V SD Negeri 2 Kenteng

Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen pada Tahun Ajaran 2011/2012. Data

ini tentang seluruh kegiatan proses pembelajaran pada saat penggunaan

pendekatan kontekstual dilaksanakan (terlampir pada lampiran 29 hal 191)

3. Guru SD Sebagai Teman Sejawat

Penelitian ini juga melibatkan guru sebagai sumber data. Penggunaan

data teman sejawat untuk mendapatkan data tentang hasil observasi kegiatan

selama pembelajaran di kelas pada saat peneliti menerapkan pendekatan

kontekstual. Dalam hal ini yang menjadi teman sejawat yaitu rekan guru yang

diberi tugas oleh penulis untuk menjadi observer, sehingga tugasnya adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

45

mengamati proses pembelajaran yang dilakukan peneliti saat menerapkan

pendekatan kontekstual (terlampir pada lampiran 17 halaman 179).

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain sebagai

berikut:

a) Teknik Tes

Padmono (2002: 7), tes adalah suatu cara untuk mengadakan

pengukuran berupa tugas atau serangkaian kegiatan yang harus dilakukan

subjek sehingga menghasilkan informasi tentang performan atau

penampilan perilaku tertentu yang dapat dibandingkan dengan skor standard

atau dengan kelompoknya.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1998: 139), tes adalah

serentetan pertanyaan atau latihan atau alat klain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Berdasarkan paparan di atas, tes adalah suatu cara untuk

mengadakan pengukuran berupa tugas atau serangkaian kegiatan yang

berupa serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang harus dilakukan

subjek yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok sehinggamenghasilkan informasi tentang performan atau

penampilan perilaku yang dapat dibandingkan dengan skor standard atau

dengan kelompoknya.

b) Teknik Non Tes

Teknik nontes dilakukan untuk mengetahui keadaan yang

sebenarnya telah terjadi selama proses pembelajaran di kelas. Data yang

diperoleh berupa data berupa perubahan-perubahan tingkah laku siswa pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

46

saat proses pembelajaran berlangsung. Data diperoleh dari hasil instrumen

non tes yang berupa :

a. Wawancara

teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin mrlakukan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti

ingin mengetahui hal-hal dari respondenyang lebih mendalam dan jumlah

Sedangkan Lexy J Moleong (2007: 186), menyatakan awancara

adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua

pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu . Sejalan dengan hal itu,

untuk menilai keadaan seseorang, misalnya mencari data latar belakang murid,

dibutuhkan untuk mengungkapkan data yang hanya dapat diungkapkan dengan

kata-kata secara lisan oleh sumbernya. Data tentang sikap, pendapat, wawasan,

dapat diungkapkan denagn teknik ini.

Jadi, wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak

dengan maksud tertentu proses memperoleh keterangan untuktujuan penelitian

dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antarasi penanya atau

pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat

yang dinamakan interview guide (panduan wawancara), sehingga dengan

begitu peneliti dapat menilai keadaan seseorang.

Wawancara dilakukan setelah kegiatan belajar mengajar selesai.

Wawancara dilakukan pada 3 orang siswa yaitu 1 orang siswa yang memiliki

prestasi tinggi, 1 siswa yang prestasinya cukup, dan 1 siswa yang nilainya

rendah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

47

b. Observasi

Menurut Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan

suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses

biologis dan psikologis (Sugiyono, 2009:145).

Teknik observasi yang dilakukan teman sejawat yaitu ketika peneliti

melaksanakan proses belajar mengajar di kelas. Dan observasi juga dilakukan

oleh peneliti sebagai guru dalam mengamati siswa dalam proses pembelajaran

untuk mengamati perubahan-perubahan tingkah laku siswa pada saat proses

kegiatan pembelajaran tentang sifat-sifat bangundatar. Observasi dilakukan

(terlampir pada

lampiran 5 halaman 167).

Dan sebagai pendukung hasil penelitian maka peneliti juga

menggunakan dokumentasi. Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 149),

dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis.

Dengan

menggunakan foto dapat menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga

dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya

penelitian ini adalah pengambilan gambar dan benda-benda tertulis sebagai

bukti (misal daftar nilai dari tahun yang lalu) terjadinya suatu peristiwa.

Pengambilan gambar merupakan hasil pemotretan pada langkah proses

pembelajaran.

Dokumen yang diambil peneliti sebagai sumber data dari penelitian

ini yaitu hasil belajar Matematika siswa dalam buku daftar nilai. Dokumen ini

dimaksudkan untuk mencari tahu tentang keadaan siswa dalam pelajaran

Matematika sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian yang

akan dilakukan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

48

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan disesuaikan dengan teknik

pengumpulan data. Berdasarkan teknik yang digunakan, maka alat

pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a) Definisi Konsep dan Definisi Operasional

Bogdan & Biklen (1982), berpendapat Analisis data kualitati fadalah

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan

data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain (Moleong, 2007: 186).

Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang

bersangkutan dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap

variabel ditentukan oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan.

Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting dalam

hubungannya dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan

pengukuran. Untuk mengukur hal itu maka dibutuhkan instrumentyang akan

digunakan dan disesuaikan dengan teknik pengumpulan data yang dipakai.

Instrumen pengumpulan data dalam peneliti ini diperoleh dengan menjabarkan

masing-masing variable penelitian yaitu penggunaan pendekatan kontekstual

dalam pembelajaran atau pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan

kontekstual dalam peningkatan kualitas pembelajaran matematika kedalam

definisi konsep, definisi operasional, dan kisi-kisi instrumen. Melalui

penjabaran itulah nantinya akan disusun instrumen-instrumen pengumpulan

data.

b) PelaksanaanPembelajarandenganMenggunakanPendekatanKontekstual

1) DefinisiKonsep

Pendekatan kontekstual adalah pembelajaran yang menekankan

kepada proses keterlibatan siswa untuk mendorong agar siswa dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

49

menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi

kehidupan nyata (siswa menghubungkan antara pengalaman belajar di

sekolah dengan kehidupan nyata) sehingga mendorong siswa untuk dapat

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. .

Dengan menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran

akan membantu siswa untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna,

dengan cara menghubungkan muatan akademis dengan konteks kehidupan

sehari-hari peserta didik. Hal ini penting diterapkan agar informasi yang

diterima tidak hanya disimpan dalam memori jangka pendek, yang mudah

dilupakan, tetapi dapat disimpan dalam memori jangka panjang sehingga

akan dihayati dan diterapkan dalam tugas pekerjaan. Konsep belajar yang

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi

dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan

mereka sebagai anggota masyarakat. 2) Definisi Operasional

Operasional artinya jika akan diukur, aspek-aspek, sisi-sisi apa saja

yang harus tercakup ke dalam konsep yang akan diteliti itu agar mudah

diteliti (diukur). Dengan kata -

(indikator) pengukur konsep itu Dalam bahasa metodologi penelitian sering

dikaitkan dengan penelitian kuantiatif-positivistik (yang suka memandang

segala sesutu bisa diukur atau harus bisa diukur).

Data tentang pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan

kontekstual diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan

data yaitu teknik observasi, dan wawancara yang didukung oleh

dokumentasi. Observasi dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul

data berupa lembar observasi. Wawancara dilakukan dengan menggunakan

alat pengumpul data berupa pedoman wawancara. Sedangkan untuk

mendukung dokumentasi dilakukan dengan menggunakan peralatan

fotografi atau kamera.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

50

a) Observasi

Observasi dilakukan menggunakan lembar observasi yang diisi oleh

pengamat dan berisi aspek-aspek yang diamati dalam pelaksanaan

pembelajaran saat menggunakan pendekatan kontekstual dan pernyataan

tentang hasil pengamatan oleh pengamat. Aspek-aspek yang diamati dalam

observasi tersebut adalah:

(1) Persiapan

(2) Pelaksanaan pendekatan kontekstual

(3) Kegiatan dan responsiswa selama proses pembelajaran

(4) Tindaklanjut/penilaian setelah pembelajaran.

b) Wawancara

Wawancara dilakukan menggunakan pedoman wawancara yang

berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada responden yaitu

siswa utuk mengetahui respon mereka setelah guru menggunakan

pendekatan kontekstual. Dan wawancara terhadap peneliti untuk

mengetahui kelemahan ataupun kekurangan agar dapat memperbaiki pada

proses pembelajaran berikutnya (lembar wawancara terlampir pada

lampiran 54 halaman 217).

(1) Wawancara terhadap observer mencakup aspek-aspek berikut:

Proses pembelajaran

Kekurangan pada pembelajaran

Saran observer terhadap pelaksanaan pembelajaran

(2) Wawancara terhadap siswa mencakup aspek-aspek berikut:

Kesan terhadap pelaksanaan pembelajaran

Kesulitan-kesulitan yang dialami selama pembelajaran

Pembelajaran yang mudah menyenangkan bagi siswa

Harapan siswa terhadap pembelajaran yang disamapaikan guru

1) InstrumenTes

Alat pengumpulan data yang digunakan pada teknik tes ini yaitu

berupa soal-soal tes yang berkaitan dengan kompetensi dasar tentang sifat-sifat

bangun datar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

51

2) InstrumenNonTes meliputi:

Lembar wawancara

Dalam wawancara ini digunakan instrumen pedoman wawancara yang

berisi beberapa pertanyaan untuk siswa sebagai responden (terlampir pada

lampiran 54 halaman 217). Wawancara yang dilakukan adalah wawancara

terstruktur, yaitu pewawancara telah menyusun serentetan pertanyaan yang

akan diajukan dan mengendalikan percakapan sesuai dengan arah pertanyaan.

Pertanyaan-pertanyaan yang ada bertujuan untuk memperoleh data tentang

respon siswa terhadap materi sifat-sifat bangun datar dengan pendekatan

kontekstual.

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Lembar Wawancara dengan Pendekatan kontekstual

Aspek Indikator No. Item

Tahapan-tahapan Metode Inkuiri

Respon Siswa Penggunaan Metode Inkuiri 1. Keikutsertaan siswa dalam proses percobaan dan

pengamatan 2. Pendapat / kesan siswa belajar di luar kelas 3. Penemuan siswa dalam proses pembelajaran 4. Keterlibatan siswa dalam diskusi 5. Kemampuan bertanya siswa 6. Pendapat siswa belajar dengan teman-temannya 7. Keterlibatan siswa dalam menarik kesimpulan 8. Kemandirian siswa dalam proses pembelajaran 9. Kesulitan/ kendala yang dihadapi siswa 10. Kesan siswa tehadap pembelajaran yang

disampaiakan guru

1

2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lembar Observasi

Alat pengumpulan data dengan teknik observasi yang dilakukan oleh

teman sejawat kepada peneliti ataupun oleh peneliti sebagai observer ialah

dengan menggunakan lembar observasi. Lembar pengamatan siswa

digunakan untuk mendapatkan data tentang perilaku dan respon siswa selama

proses pembelajaran berlangsung pada siklus I dan siklus II,dan III. Dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

52

lembar pengamatan yang dilakukan teman sejawat sebagai observer kepada

peneliti.

Adapun kisi-kisi dari lembar observasi guru dan siswa sebagai

berikut:

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual

Aspek Pendekatan Kontekstual

Indikator No. soal Ket.

Konstuktivisme a. Pengamatan 1 b.Melakukan percobaan 1 c.Menarik Kesimpulan 1 d.Menyimpulkan dengan Kata-kata sendiri

1

Bertanya a.Membuat pertanyaan 2 b.Mengajukan Pertanyaan 2 c.Memberikan tanggapan 2 d.Menghargai pendapat orang lain

2

Inkuiri a.Merumuskan masalah 3 b.Melakukan Percobaan dan Pengamatan 3 c.Mengumpulkan data/hasil 3 d.Membuat kesimpulan

3

Masyarakat Belajar

a.Berdiskusi kelompok 4

b.Bekerjasama dengan kelompok atau antar kelompok

4

c.Berkomunikasi dengan teman dalam kelompokatau antar kelompok

4

d.Berkomunikasi dengan guru atau masyarakat sekitar

4

Pemodelan a.Memperagakan 5 b.Mengoperasikan media/alat peraga 5 c.Memanfaatkan sumber pembelajaran yang

ada disekitarnya 5

d.Ikut terlibat dalam peragaan dan pemodelan

5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

53

Refleksi a. Refleksi hal-hal yang dirasa sulit bersama kelompoknya

6

b.Menuliskan kritik dan saran dalam lembar evaluasi/LKS

6

c. menyampaikan hal-hal yang belum dipahami siswa

6

d.Shering / tanya jawab dengan siswa tentang hal yang belum dipahami

6

Penilaian Sebenarnya

a.Mengikuti Proses Evaluasi tertulis 7

b.Mengerjakan LKS 7 c.Membuat hasil karya/hasil belajar (misal

gambar persegi dalam mencari rumus keliling persegi)

7

d.Mengumpulkan hasil karya/ hasil belajar (misal gambar persegi dalam mencari rumus)

7

Tabel 3.4. Kisi-kisi Pedoman Observasi Siswa Proses Pembelajaran Matematika

Aspek Pengamatan Indikator Penilaian

Soal No. Ket.

Sikap siswa dalam

Pembelajaran

Memperhatikan penjelasan guru 1 Aktif dalam bertanya 2 Aktif dalam diskusi kelompok 3 Aktif dalam percobaan dan pembelajaran 4 Bekerjasama dalam kelompok 5 Bertanggung jawab 6 Mandiri 7 Mampu mengungkapkan pendapat/argumentasi

8

Mampu menyimpulkan sendiri 9 Mampu menghargai pendapat orang lain 10

Tabel 3.5. Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru dalam Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual

Aspek Pendekatan Kontekstual

Indikator No. soal

Ket.

Proses a. Memfasilitasi siswa dalam proses 1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

54

Konstruktivimisme dalam pembelajaran

pembelajaran (ruang, media, alat peraga, lingkungan, dlll)

b. Membimbing siswa dalam proses konstruktivimisme pembelajaran matematika

1

c. Memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan dan menerapkan idenya Sendiri dalam memahami suatu konsep

1

d. Menyadarkan dan memotivasi siswa agar mau belajar menemukan sendiri tidak tergantung guru

1

Mendorong dan membantu siswa

proses menemukan / Inquiry dalam

pembelajaran

a. Siswa mengamati atau melakukan observasi

2

b. Siswa mengumpulkan data-data 2 c. Siswa menganalisis dan meyajikan hasil

misal tulisan, gambar, laporan, atau karya lain

2

d. Siswa mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya kepada audience/ teman-temannya\

2

Mendorong siswa bertanya

a. membangkitkan respon siswa untuk merespon pertanyaan dari guru / teman

3

b. Menggali informasi siswa (tanya-jawab) 3 c. Mengecek pemahaman siswa dalam

proses belajar 3

d. Memfokuskan perhatian siswa terhadap pembelajaran

3

Mengelola pembelajaran secara

belajar/ learning

a. membuat kelompok dalam kelas secara heterogen dalam pembagiannya

4

b. mengaktifkan tiap kelompok dengan kegiatan-kegiatan proses belajar

4

c. Membimbing dan memotivasi siswa untuk belajar kelompok, diskusi kelompok, antar kelompok ataupun diskusi kelas

4

d. Terjalin komunikasi yang baik antar siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru ataupun sebaliknya

4

Pemodelan(misal: memperagakan,

mendemonstrasikan,

a. Guru memperagakan sesuatu di depan kelas

5

b. Memberikan contoh 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

55

memberi contoh) oleh guru

c. Melakukan Demonstrasi 5 d. Mengikutsertakan keterlibatan siswa

dalam pemodelan 5

Refleksi (pernyataan

langsung tentang apa yang telah

dipelajari / kesan dan saran siswa bisa

secara langsung ataupun di bawah lembar evaluasi siswa) baik dari

hasil belajar&proses pembelajaran

a. Pertanyaan umpan balik tentang penguasaan materi (tanya-jawab)

6

b. Pertanyaan secara keseluruhan ke semua siswa (dengan cara siswa memberi saran dan kritik secara tertulis di bwah lembar evaluasi siswa)

6

c. Mengadakan analisis hasil proses belajar dan hasil belajar setelah proses pembelajaran selesai

6

d. Melakukan program perencanaan unmtuk proses pembelajaran berikutnya

6

Penilaian Sebenarnya (authentic

assesment) : penilaian

sebenarnya yang dilakukan oleh

guru(penilaian hasil belajar, proses

belajar, perfomance, dan hasil karya)

a. Melaksanakan penilaian terhadap proses belajar siswa dan menganalisis

7

b. Melaksanakan evaluasi, penilaian hasil belajar, dan menganalisis

7

c. Mengelola penialaian proses dan hasil belajar siswa

7

d. Melakukan penialaian seceara berkelanjutan pada siklus berikutnya

7

Tabel 3.6. Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru dalam Kegiatan Pembelajaran

Indikator No.Soal Ket

Ketrampilan dalam membuka pelajaran 1

Ketrampilan penggunaan pendekatan kontekstual 2

Persiapan guru untuk mengajar (kelas, lingkungan belajar, siswa,materi,media/alat peraga)

3

Ketrampilanpenggunaan alat peraga/ media 4

Pengaktifan dan penguasaan siswa dalam proses pembelajaran

5

Ketrampilan mengelola pembelajaran 6

Ketrampilan memberikan motivasi/penguatan 7

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

56

Penguasaan dan kejelasan materi 8

Pelaksanaan prosedur/langkah pembelajaran 9

Ketrampilan menutup pelajaran 10

E. Validitas Data

Untuk memperoleh validitas data, peneliti menggunakan teknik

triangulasi. Wiliam Wiersma (dalam Sugiyono, 2007: 273) mengemukakan bahwa

triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini di artikan sebagai pengecekan data

dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Moleong (2010:

menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam

konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan

Teknik triangulasi dalam penelitian ini

melibatkan peneliti, teman sejawat, dan siswa.

F. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

deskriptif dengan didukung data kualitatif dan data kuantitatif. Data yang

dianalisis secara kualitatif hasilnya merupakan gambaran secara umum suatu

keadaan. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data tentang interaksi

dalam proses pembelajaran, untuk menganalisis perubahan sikap dan perilaku.

Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil

tes/evaluasi hasil belajar yang diperoleh dari nilai evaluasi dalam tiap siklus.

Analisis data secara kuantitatif dilakukan dengan mencari nilai rata-rata hasil

evaluasi dan persentase keberhasilan tiap siklus (tindakan).

Prosedur analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini didasarkan

pendapat Miles dan Huberman yang diterjemahkan oleh Tjetjep (2007: 16), yaitu

reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

57

muncul dari catatan-catatan lapangan. Data yang dihasilkan dari observer

merupakan data yang masih mentah, untuk itu peneliti melakukan pemilihan data

yang relevan dan bermakna untuk disajikan dengan cara memilih data yang

pokok, memfokuskan data yang mengarah pada pemecahan masalah dan memilih

data yang mampu menjawab permasalahan penelitian.

Penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Pada

tahap ini peneliti mengajukan data yang telah direduksi ke dalam laporan secara

sistematik untuk melihat gambaran data secara keseluruhan yang disajikan dalam

bentuk naratif mengenai pengelolaan pelaksanaan tindakan kelas.

Data yang telah diproses dengan langkah-langkah seperti di atas,

kemudian ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode induktif yang

berangkat dari hal-hal khusus untuk memperoleh kesimpulan umum yang objektif.

Kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi dengan cara melihat kembali pada

reduksi data maupun pada penyajian data sehingga kesimpulan yang diambil tidak

menyimpang dari permasalahan penelitian.

G. Indikator Kinerja/Kriteria Keberhasilan

Indikator kinerja yang dimaksud di sini adalah merupakan uraian tentang

petunjuk-petunjuk atau tanda-tanda yang diharapkan muncul sebagai wujud

keberhasilan dalam melakukan tindakan. Adapun dengan penelitian tindakan kelas

ini, penulis berharap akan terjadi peningkatan proses pembelajaran dan hasil

belajar Matematika siswa khususnya pada pokok bahasan sifat-sifatbangundatar.

Penelitian tindakan kelas dikatakan berhasil apabila:

1. Guru telah melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran pendekatan

kontekstual sehingga proses pembelajaran matematika dapat meningkat.

2. Meningkatnya kualitas belajar matematika yaitu dapat dilihat dari:

a. Peningkatan 75% proses belajar siswadalam pembelajaran dengan tes

hasil kerja siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

58

b. Terjadi 75% perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik yaitu

meningkatnya kerjasama, keaktifan, dan tanggung jawab siswa dengan

cara mengamati kegiatan belajar mengajar.

c. Meningkatnya hasil belajar Matematika siswa. Siswa dinyatakan tuntas

belajar jika mencapai tingkatan penguasaan materi 80% tercapai sesuai

dengan batas tuntas KKM dengan jumlah siswa 31.

H. Prosedur Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan adalah PTK (Penelitian Tindakan

Kelas) dengan guru sebagai peneliti. Tujuan utama penilitian bentuk ini tidak lain

adalah untuk meningkatkan praktek pembelajaran di kelas yang melibatkan guru

secara langsung dalam keseluruhan tindakan.

Tahapan kegiatan dalam pelaksanaan penelitian tindakan ini

menggunakan model Kemmis dan Taggart (Kasihani Kasbolah E.S, 2001: 10)

yang meliputi 4 tahap yaitu:

a. Perencanaan Rencana merupakan tahapan awal yang harus dilakukan guru sebelum

melakukan sesuatu. Diharapkan rencana tersebut berpandangan ke depan, serta

fleksibel untuk menerima efek-efek yang tak terduga dan dengan rencana

tersebut secara dini kita dapat menguasai hambatan. Dengan perencanaan yang

baik seorang praktisi akan lebih muda untuk mengatasi kesulitan dan

mendorong para praktisi tersebut untuk bertindak dengan lebih efektif. Sebagai

bagian dari perencanaan, partisipan harus bekerja sama dalam diskusi untuk

membangun suatu kesamaan bahasa dalam menganalisis dan memperbaiki

pengertian maupun tindakan mereka dalam situasi tertentu

b. Pelaksanaan/tindakan

Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat

yang dapat berupa suatu penerapan model pembelajaran tertentu yang

bertujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan model yang sedang

dijalankan. Tindakan tersebut dapat dilakukan oleh mereka yang terlibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

59

langsung dalam pelaiksanaan suatu model pembelajaran yang hasilnya juga

akan dipergunakan untuk penyempurnaan pelaksanaan tugas.

c. Observasi/pengamatan

Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan

pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil

pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga pengamatan

yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya. Dalam

pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat oleh peneliti adalah proses dari

tindakan, efek-efek tindakan, lingkungan dan hambatan-hambatan yang

muncul.

d. Refleksi.

Refleksi disini meliputi kegiatan : analisi, sintesis, penafsiran

(penginterpretasian), menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi

adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang

akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada pertemuan

selanjutnya. Dengan demikian, penelitian tindakan dapat dilaksanakan dalam

sekali pertemuan karena hasil refleksi membutuhkan waktu untuk

melakukannya sebagai planning untuk siklus selanjutnya.Tahapan tersebut

dapatdigambarkan pada sistem spiral yang dilakukan secara terus menerus dan

berkesinambungan seperti gambar di bawah ini:

Keterangan Gambar: Menunjukan bahwa pertama, sebelum peneliti melakukan tindakan, terlebih dahulu

harus direncanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkan. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang telah dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang dari apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

60

Gambar 3.1Model Penelitian Suharsimi Arikunto

(Sumber: Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2009: 16)

Pada penelitian ini peneliti menggunakan 3 siklus. Yang dilaksanakan

selama Standar Kompetensinya yaitu Memahami sifat-sifat dan hubungan antar

bangun dan Kompetensi Dasar dalam penelitian ini meliputi: Mengidentifikasi

sifat-sifat bangun datardan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun

datar dan bangun ruang sederhana. Berikut ini merupakan tahap-tahap penelitian

yang direncanakan oleh peneliti:

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Rencana tindakan merupakan tindakan operasional yang direncanakan

untuk memperbaiki, meningkatkan, atau merubah perilaku, sikap atau

khususnya peningkatan belajar. Rencana merupakan tindakan yang tersusun

untuk memperbaiki situasi, mengubah, atau meningkatkan yang dilaksanakan

secara khas yang mempunyai prospektif dan memandang kedepan.

Rencana kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian

tindakan kelas ialah: (1) melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui

kompetensi dasar dan materi yang akan diajarkan dalam pelaksanaan nanti.

Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah sifat-

sifatbangundatar, (2) menyusun jadwal penelitian, (3) menentukan observer,

(4) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang sifat-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

61

sifatbangundatar, (5) menyusun lembar kegiatan siswa tentang pelaksanaan

pendekatan kontekstual tentang sifat-sifatbangundatar, (6) menyusun

Instrumen tes dan non tes meliputi: Lembar evaluasi, pedoman observasi

kinerja, dan pedoman wawancara tentang sifat-sifatbangundatar, (7) menyusun

rancangan evaluasi program.

Table 3.7.Pelaksanaan Siklus I dapat di lihat sesuai kurikulum di bawah ini:

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok

6. Memahami sifat-sifat dan hubungan antar bangun

6.1Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar

6.5 Meyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana

6.1.1Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar (persegi, peersegi panjang)

6.5.1 Menyelesaikan masalah tentang bangun datar (persegi, persegi panjang, segitiga)

Sifat-sifat bangun datar (persegi, peersegi panjang, Contoh permasalahan tentang bangun datar (persegi, peersegi panjang, segitiga,)

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tindakan merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan

terkendali yang merupakan variasi praktek secara cermat dan bijaksana.

Praktek dilakukan berdasarkan gagasan dalam tindakan dan tindakan

digunakan sebagai dasar atau pijakan untuk pengembangan tindakan-tindakan

berikutnya, yaitu tindakan yang didasari keinginan untuk memperbaiki,

mengubah, dan meningkatkan keadaan. Adapun pelaksanaan tindakan

pembelajaran pendektan kontekstual dalam materi tentang sifat-sifat segitiga,

persegi, dan persegi panjang sebagai berikut: 1) tahap persiapan yaitu tahap

pengkondisian siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran. Tahap

persiapan ini berupa kegiatan guru menyapa siswa, menanyakan keadaan

siswa, memancing siswa menyampaikan hambatan yang dialaminya saat proses

pembelajaran saat proses pembelajaran matematika dan menumbuhkan respon

siswa pada pembelajaran, 2) tahap pelaksanaan yaitu berupa tahap melakukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

62

kegiatan pembelajaran matematika tentang sifat-sifat segitiga, persegi, dan

persegi panjang dengan menggunakan pendekatan Kontekstual. Dalam I siklus

akan diadakan selama 3 kali pertemuan dengan materi yang berbeda. Pada

siklus I pertemuan pertama materi yang disampaikan adalah tentang segitiga.

Pada pertemuan yang ke-2 materi tentangpersegi dan pertemuan ketiga tetang

persegi panjang. Secara umum, tahap pelaksanaan siklus I ini meliputi

beberapa bagian, antara lain: (1) guru memberitahukan kepada siswa tentang

kegiatan yang hendak dilakukan, (2) guru memberi petunjuk terhadap siswa

tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh siswa agar kegiatan tersebut berjalan

lancar, (3) siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melaksanakan

diskusi dalam proses pembelajaran tentang sifat-sifat bangun datar, (4) masing-

masing kelompok melakukan percobaan/penemuan, (5) kelompok juga

melakukan diskusi dan pengamatan, (6) siswa mengamati kejadian-kejadian

yang ada di lingkungan, (7) siswa mempresentasikan hasil kerja mereka.

c. Tahap Observasi

Observasi atau pengamatan memiliki fungsi untuk

mendokumentasikan berbagai pengaruh tindakan yang terkait. Pengamatan

dimaksudkan untuk memperoleh berbagai keterangan yang digunakan untuk

langkah-langkah yang akan datang. Hasil pengamatan yang cermat akan

memberikan masukan yang digunakan pada langkah refleksi untuk

memperbaiki tindakan atau mempertahankan tindakan.Kegiatan observasi atau

pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dan

terhadap hasil tes. Observasi dilaksanakan terhadap peneliti atau guru dalam

melaksanakan pembelajaran matematika tentang sifat-sifat bangun datar, juga

observasi terhadap siswa pada waktu mengikuti pembelajaran Matematika

dengan pendekatan kontekstual. Hasil observasi digunakan untuk mengadakan

refleksi dan menyusun tindakan berikutnya.

d. Tahap Refleksi

Tahap refleksi merupakan kegiatan mengingat dan menerangkan

kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat. Refleksi berusaha

memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

63

strategis yang terjadi setelah proses siklus I dilaksanakan. Refleksi

mempertimbangkan ragam pandangan yang mungkin ada pada situasi sosial,

dan memahami persoalan dan keadaan tempat timbulnya persoalan itu.

Refleksi dilakukan dengan dibantu dan atau dilakukan oleh seluruh anggota

peneliti melalui diskusi. Refleksi ini memiliki sifat evaluatif, sebab melalui

refleksi seluruh anggota penelitian menentukan apakah tindakan yang

dilakukan telah mencapai harapan atau belum, apakah tindakan perlu diadakan

atau tidak.

2. Siklus II

Tahap pelaksanaan pada siklus II didasarkan pada hasil refleksi siklus

I.Materi pelajaran yang dipelajari pada siklus II adalah kelanjutan dari materi

yang dipelajari pada siklus I.

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan pada siklus II pada dasarnya sama dengan

yang dilakukan pada siklus I. Perencanaan pada siklus II dilakukan untuk

memperbaiki pelaksanaan pembelajaran atau kekurangan-kekurangan yang ada

pada siklus II. Pelaksanaan Siklus II dapat di lihat sesuai kurikulum di bawah

ini:

Tabel 3.8.KurikulumPelaksanaanSiklus II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

Materi Pokok

6. Memahami sifat-sifat dan hubungan antar bangun

6.1Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar

6.5 Meyelesaikan masalah

yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana

6.1.1Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar (trapesium, jajar genjang)

6.5.1 Menyelesaikan

masalah tentang bangun datar (trapesium, jajar genjang)

Sifat-sifat bangun datar (trapesium, jajar genjang) Contoh permasalahan tentang bangun datar (trapesium,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

64

jajar genjang)

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada intinya sama seperti pada

siklus I. Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya dilakukan untuk

memperbaiki pelaksanaan pembelajaran atau kekurangan-kekurangan yang ada

pada siklus I berdasarkan hasil observasi dan refleksi. Adapun pelaksanaan

tindakan pembelajaran pendektan kontekstual dalam materi sifat-sifat bangun

datar sebagai berikut: 1) tahap persiapan yaitu tahap pengkondisian siswa agar

siap melaksanakan proses pembelajaran. Tahap persiapan ini berupa kegiatan

guru menyapa siswa, menanyakan keadaan siswa, memancing siswa

menyampaikan hambatan yang dialaminya saat proses pembelajaran saat

proses pembelajaran matematika dan menumbuhkan respon siswa pada

pembelajaran, 2)tahap pelaksanaan yaitu berupa tahap melakukan kegiatan

pembelajaran matematika tentang jajargenjang, belah ketupat, dan layang-

layang dengan menggunakan pendekatan Kontekstual. Dalam siklus II akan

diadakan selama 3 kali pertemuan dengan materi yang berbeda. Hanya saja

materi yang berbeda tetapi masih menggunakan pendekatan Kontekstual.

Siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, untuk pertemuan pertama yaitu

tentang jajar genjang, pertemuan ke-2 yaitu tentang belah ketupatdan

pertemuan ke-3 tentang layang-layang.

Secara umum, tahap pelaksanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan

siklus I meliputi beberapa bagian, antara lain: (1) guru memberitahukan kepada

siswa tentang kegiatan yang hendak dilakukan, (2) guru memberi petunjuk

terhadap siswa tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh siswa agar kegiatan

tersebut berjalan lancar, (3) siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk

melaksanakan diskusi dalam proses pembelajaran (4) masing-masing

kelompok melakukan percobaan/ penemuan, (5) kelompok juga melakukan

diskusi dan pengamatan, (6) siswa mengamati kejadian-kejadian yang ada di

lingkungan, (7) siswa mempresentasikan hasil kerja mereka.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

65

c. Tahap Observasi

Kegiatan observasi pada siklus II dilakukan pada saat pelaksanaan

tindakan, peneliti melibatkan rekan sejawat (guru) sebagai observer. Observasi

dilakukan untuk mengamati dan mengumpulkan data tentang proses

pembelajaran yang berlangsung selama siklus I berlangsung. Observasi yang

dilakukan pada siklus II pada dasarnya sama dengan yang dilakukan pada

siklus I yaitu dilakukan selama pembelajaran berlangsung dengan mengisi

instrumen pengamatan yang telah disusun sebelumnya. Sehingga perubahan-

perubahan dan kemajuan-kemajuan yang dialami dapat diamati dengan

jelas.Sehingga dapat terlihat perbedaan atau peningkatan serta kekurangan

yang terjadi pada siklus I.

d. Tahap Refleksi

Refleksi pada siklus II digunakan untuk membandingkan proses dan hasil

dari siklus I dengan siklus II apakah ada peningkatan pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Kontekstual pada mata

pelajaran matematika bangun datar kelas V yang dapat dilihat pada hasil

belajar siswa selama pembelajaran. Serta proses pembelajaran yang

berlangsung yang dapat dilihat dari hasil observasi.

3. Siklus III

Tahap pelaksanaan pada siklus III didasarkan pada hasil refleksi siklus I

dan siklus II. Sehingga pada siklus III ini diharapkan pelaksanaan pembelajaran

akan lebih baik dari pada siklus I dan siklus II. Materi pelajaran yang dipelajari

pada siklus II adalah kelanjutan dari materi yang dipelajari pada siklus I.

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan pada siklus IIIpada dasarnya sama dengan

yang dilakukan pada siklus I dan siklus II. Perencanaan pada siklus III

dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran atau kekurangan-

kekurangan yang ada pada siklus I dan siklus II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

66

Tabel.3.9 KurikulumPelaksanaan Siklus III

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok

6. Memahami sifat-sifat dan hubungan antar bangun

6.1Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar

6.5 Meyelesaikan

masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana

6.1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar (belah ketupat, layang-layang, dan lingkaran)

6.5.1 Menyelesaikan

masalah tentang bangun datar (belah ketupat, layang-layang, dan lingkaran)

Sifat-sifat bangun datar (belah ketupat, layang-layang, dan lingkaran) Contoh permasalahan tentang bangun datar (belah ketupat, layang-layang, dan lingkaran)

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus III pada intinya sama seperti pada

siklus I dan siklus II.Adapun pelaksanaan tindakan pembelajaran pendekatan

kontekstual dalam materi sifat-sifat bangun datar sebagai berikut: 1) tahap

persiapan yaitu tahap pengkondisian siswa agar siap melaksanakan proses

pembelajaran. Tahap persiapan ini berupa kegiatan guru menyapa siswa,

menanyakan keadaan siswa, memancing siswa menyampaikan hambatan yang

dialaminya saat proses pembelajaran saat proses pembelajaran matematika dan

menumbuhkan respon siswa pada pembelajaran, 2)tahap pelaksanaan yaitu

berupa tahap melakukan kegiatan pembelajaran matematika tentang sifat-sifat

bangun datar dengan menggunakan pendekatan Kontekstual. Dalam siklus III

akan diadakan selama 2 kali pertemuan dengan materi yang berbeda. Untuk

pertemuan pertama yaitu trapesium. Dan pada pertemuan ke-2 yaitu lingkaran.

Secara umum, tahap pelaksanaan siklus III tidak jauh berbeda dengan

siklus I meliputi beberapa bagian, antara lain: (1) guru memberitahukan kepada

siswa tentang kegiatan yang hendak dilakukan, (2) guru memberi petunjuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

67

terhadap siswa tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh siswa agar kegiatan

tersebut berjalan lancar, (3) siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk

melaksanakan diskusi dalam proses pembelajaran sifat -sifat bangun datar, (4)

masing-masing kelompok melakukan percobaan/ penemuan, (5) kelompok juga

melakukan diskusi dan pengamatan, (6) siswa mengamati kejadian-kejadian

yang ada di lingkungan, (7) siswa mempresentasikan hasil kerja mereka.

c. Tahap Observasi

Kegiatan observasi pada siklus IIIdilakukan pada saat pelaksanaan

tindakan, peneliti melibatkan rekan sejawat (guru) sebagai observer. Observasi

dilakukan untuk mengamati dan mengumpulkan data tentang proses

pembelajaran yang berlangsung selama siklus III berlangsung. Observasi yang

dilakukan pada siklus III pada dasarnya sama dengan yang dilakukan pada

siklus III yaitu dilakukan selama pembelajaran berlangsung dengan mengisi

instrumen pengamatan yang telah disusun sebelumnya. Sehingga perubahan-

perubahan dan kemajuan-kemajuan yang dialami dapat diamati dengan jelas.

Sehingga dapat terlihat perbedaan atau peningkatan serta kekurangan yang

terjadi pada siklus I, II dan III.

d. Tahap Refleksi

Refleksi pada siklus III digunakan untuk mengetahui kualitas

pembelajaran matematika tentang bangun datar pada siswa kelas V. Yang

dapat dilihat dari proses dan hasil belajar setelah mengikuti proses pembelajarn

dengan pendekatan kontekstual sebagai tolak ukur.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

70

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan

Sesuai rencana, penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah

Dasar Negeri 2 Kenteng, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen. Sekolah

Dasar Negeri 2 Kenteng secara geografis terletak di tengah-tengah desa, jauh

dari keramaian sehingga sangat baik untuk proses pembelajaran. Sekolah

Dasar Negeri 2 Kenteng mempunyai 6 ruang kelas, 1 ruang perpustakaan, 1

ruang UKS, 1 ruang tamu, 1 ruang kantor, 1 ruang kepala sekolah, dan 1

ruang Komputer.

Subjek penelitian yang telah ditetapkan pada penelitian ini adalah

siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Kenteng yang berjumlah 31 siswa.

Siswa di kelas ini terdiri dari13 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

Penelitian ini didahului dengan mencari data atau dokumen tahun

pelajaran yang lalu tentang rendahnya pemahaman siswa pada mata pelajaran

Matematika tentang sifat-sifat bangun datar. Setelah itu, dilakukan dialog

serta observasi pada guru atau teman sejawat untuk mencari penyebab

mengapa siswa kurang paham yang berdampak pada hasil belajar yang

rendah pada materi tentang sifat-sifat bangun datar.

Penelitian ini dilakukan karenaberbagai faktor, salah satu diantaranya

adalah rendahnya rata-rata nilai mata pelajaran Matematika yang diperoleh

siswa kelas V. Hal tersebut dimungkinkan karena beberapa penyebab, di

antaranya perhatian siswa terhadap pembelajaran Matematika masih rendah,

guru dalam mengajar cenderung menggunakan metode ceramah dalam

menyampaikan pelajaran Matematika.

Oleh karena itu, penyajian kegiatan pembelajaran yang kurang

bervariasi baik pada pendekatan, model maupun media pembelajaran dapat

menimbulkan kejenuhan siswa terhadap materi dan kegiatan pembelajaran.

Selain itu juga, guru kurang melibatkan dan mengaktifkan siswa dalam

pembelajaran sehingga siswa cepat merasa bosan dan kurang memahami

70

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

71

materi pelajaran yang dipelajari. Siswa juga tidak diberi kesempatan belajar

sendiri secara aktif, kreatif, dan inovatif serta menyenangkan karena siswa

sebagai objek belajar masih pasif dalam pembelajaran.

Data kondisi awal dalam penelitian ini diperoleh dari nilai ulangan

harian kelas V khususnya pada materi tentang sifat-sifat bangun datar rata-

ratanya 56, untuk ulangan tengah semester II (UTS) nilai rata-ratanya 59, dan

nilai UAS rata-ratanya 65. Berdasarkan data di samping dapat diketahui

bahwa hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika tentang sifat-sifat

bangun datar masih di bawah KKM yang telah ditentukan.

Untuk mengetahui kondisi awal kemampuan siswa dalam pelajaran

Matematika khususnya Kompetensi Dasar tentang bangun datar, maka

sebelum melaksanakan siklus I, terlebih dahulu diadakan tes awal pada

tanggal 2 April 2012. Tes awal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

tingkat kemampuan awal siswa dalam memahami tentang sifat-sifat bangun

datar. Melalui hasil tes awal ini akan dijadikan pijakan dalam pelaksanaan

tindakan selanjutnya. Tes awal ini dilakukan dengan cara guru memberikan

beberapa soal tertulis untuk dijawab secara individu sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki (lembar tes awal terlampir pada lampiran 3

halaman 165).Dari hasil itu dapat dipaparkan hasil tes awal di bawah ini:

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Tes Awal

No Nilai Jumlah Siswa Persentase Kriteria Keterangan

1. 75 85 6 19,35% Tuntas Rata-rata =1805 31 = 58,23 Sebagian besar siswa belum tuntas / belum memenuhi KKM

2. 64 74 13 41,94% Belum tuntas

3. 53 63 3

9,67% Belum Tuntas

4. 42 52 1 3,23% Belum Tuntas

5. 31 41 2 6.45% Belum Tuntas

6. 20 30 6 16,06% Belum Tuntas

7. 9-10 Jumlah = 1805 31 100%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

72

Tabel 4.2. Hasil Nilai Tes Awal

Untuk persentase dan jumlah siswa ketuntasan belajar pada tes awal

dapat dilihat pada tebel di bawah ini :

Tabel 4.3. Persentase dan Jumlah Siswa Ketuntasan Belajar pada Tes Awal

No Nilai Jumlah Siswa Persen Keterangan

1. 75 100 6 19,35% Tuntas

2. 0 74 25 80,65% Belum Tuntas

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa

masih sangat rendah, karena hampir semua siswa belum memenuhi batasan

ketuntasan hasil belajar. Sebanyak 25 siswa atau 80,65% dari jumlah siswa

masih belum tuntas. Sedangkan hanya ada 6 siswa atau 19,35% dari jumlah

siswa yang tuntas.

Berdasarkan tabel 4.3 dapat digambarkan pada grafik histogram di

bawah ini:

No Hasil Tes Awal Keterangan

1. Rata-rata 58,32 Rata-rata masih di bawah KKM

2. Nilai Tertinggi 75

3. Nilai Terendah 15

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

73

Frekuensi 13

12

10

8 6 6

6

4 3 2

2 1 19,5 30,5 41,5 52,5 63,5 74,5

Gambar 4.1. Diagram Histogram Hasil Nilai Tes Awal

Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar grafik di atas dapat digambarkan

bahwa, nilai siswa yang memenuhi KKM atau telah tuntas berada di antara

75-85. hanya 6 anak atau 19,35%. Tetapi, masih ada 25 anak yang masih

berada dibawah KKM sehingga mereka belum tuntas yaitu yang mendapatkan

nilai 64-74 sebanyak 13 anak atau 41,94% , nilai antara 53-63 sebanyak 3

anak atau 9,67%, sedangkan nilai antara 42 52 hanya 1 anak atau 3,23%,

nilai antara 31-41 sebanyak 2 anak atau 6,45%, dan nilai antara 20-30

sebanyak 4 anak atau 12,90 %.

Karena kemampuan yang dimiliki oleh anak berbeda-beda dalam

menerima materi pelajaran, maka guru perlu melakukan suatu strategi yang

sesuai dengan pembelajaran yang akan dilakukan agar dapat berhasil sesuai

dengan yang diharapkan. Berdasarkan hasil observasi dan pelaksanaan pre-tes

maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan studi awal ini belum optimal

sehingga perlu adanya tindakan yaitu pembelajaran dengan menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

74

pendekatan pembelajaran kontekstual. Sedangkan jumlah nilai, nilai rata-rata,

nilai tertinggi, dan nilai terendah dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Dari tabel di atas dapat dibuat grafik pada gambar di bawah ini :

Gambar 4.2. Diagram Ketuntasan Belajar Hasil Tes Awal

Dari pelaksanaan tes awal tersebut, sehingga diperoleh data bahwa

siswa yang tuntas atau memenuhi KKM adalah sebanyak 6 siswa atau 19,35%

dan siswa yang belum tuntas berjumlah 25 siswa atau 80,65%. Dari paparan

tersebut dapat terlihat bahwa siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Kenteng

masih banyak yang paham pada materi bangun datar.

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

Siklus 1 merupakan pemberlakuan tindakan awal penelitian dengan

menerapkan pendakatan kontekstual dalam pembelajaran Matematika kelas V

di Sekolah Dasar Negeri 2 Kenteng. Tindakan siklus 1 dilakukan setelah siswa

mengikuti tindakan kegiatan awal. Dalam kegiatan ini bertujuan untuk

memperbaiki dan memecahkan masalah yang ditemukan setelah melakukan tes

awal.

Tuntas; 19,35%

Tidak Tuntas; 80,65%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

75

Pada tes awal ditemukan masalah bahwa hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Matematika tentang bangun datar nilainya masih rendah dan masih

banyak yang belum tuntas atau masih banyak yang belum memenuhi KKM

yaitu 80,65% atau 25 siswa belum tuntas dari jumlah siswa 31 anak.

Sehingga untuk memecahkan masalah di atas, maka diadakannya

tindakan siklus dengan menerapkan pendekatan konekstual dalam

pembelajaran Matematika tentang bangun datar. Deskripsi pelaksanaan

tindakan penelitian selama 3 (tiga) kali siklus dapat dipaparkan sebagai

berikut:

1. Deskripsi Siklus I

a. Perencanaan Siklus I

Sebelum dilaksanakan tindakan siklus I, terlebih dahulu peneliti

melakukan beberapa tahapan yang dilakukan sebagai prosedur awal

penelitian. Hal-hal yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP terlampir pada

lampiran 71 halaman 242), membuat lembar observasi untuk guru

(terlampir pada lampiran 40 halaman 203) dan siswa (terlampir pada

lampiran 29 halaman 191), meminta ijin ke Kepala Sekolah Sekolah

Dasar Negeri 2 Kenteng untuk melaksanakan penelitian(surat ijin

terlampir pada lampiran 88 halaman), menghubungi teman sejawat untuk

menjadi observer, menyiapkan media yang diperlukan, menyiapkan

sarana serta prasarana dan menata ruangan kelas agar kelas nyaman bagi

anak dalam proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan Siklus I

Setelah melaksanakan tahap perencanaan selesai, maka

dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu tahap pelaksanaan tindakan.

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan selam 3 (tiga) kali pertemuan. Untuk

setiap pertemuan mempunyai alokasi waktu dua jam pelajaran dengan

durasi waktu 70 menit. Pada tiap pertemuan terbagi menjadi tiga tahapan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

76

yaitu kegiatan awal selama 10 menit, kegiatan inti selama 45 menit, dan

kegiatan akhir selama 15 menit.

Pada prinsinya dalam pelaksanaan pembelajaran dengan

pendekatan kontekstual pada Siklus I adalah sama dalam langkah-

langkah pembelajarannya, yang membedakan dari pelaksanaan tiap

pertemuan adalah materi yang disampaikan antara lain pertemuan

pertama tentang segitiga yang dilaksanakan pada hari senin, 9 April 2012

pada jam pelajaran pertama (07.30 08.40), pertemuan kedua tentang

persegi yang dilaksanakan pada hari senin tanggal 16 April 2012 pada

pertemuan pertama (07.30 08.40), dan pertemuan ketiga tentang

persegi panjang yang dilaksanakan pada hari senin, 23 April 2012 pada

jam pelajaran pertama (07.30 08.40).

Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu

sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

Pembelajaran dimulai dengan kegiatan awal dilakukan selama 10

menit yang bertujuan untuk mengkondisikan siswa maupun kelas supaya

dalam kegiatan pelakasanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Pada kegiatan awal ini meliputi: berdoa, orientasi, apersepsi, motivasi, dan

acuan untuk menghubungkan pengetahuan yang dimilik siswa sebelumnya

dengan materi yang akan dipelajari dan guru menyampaikan tujuan dari

pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(a) Siswa membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 5-6 siswa.

(b) Siswa melakukan pengamatan terhadap benda yang berbentuk

bangun datar (pertemuan pertama tentang segitiga, pertemuan kedua

tentang persegi, dan pertemuan ketiga tentang persegi panjang) di

luar kelas.

(c) Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk membuat macam-macam

segitiga.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

77

(2) Elaborasi

Pertemuan pertama

- Siswa menggambar segitiga pada kertas asturo dengan berbagai

ukuran sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat di LKS.

- Siswa membuat macam-macam segitiga pada kertas asturo lalu

memotongnya.

- Siswa mengidentifikasi sifat-sifat segitiga bersama kelompoknya

- Siswa menentukan sifat-sifat segitiga

- Siswa secara diskusi kelompok mengisiskan data hasil

pengamatan pada tabel pengamatan LKS

- Siswa shering dengan guru tentang hasil pengamatan mereka

- Siswa bersama kelompoknya berlatih menyelesaikan masalah

berupa soal cerita tentang segitiga.

Pertemuan kedua

- Siswa menggambar persegi pada kertas asturo dengan berbagai

ukuran sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat di LKS.

- Siswa membuat macam-macam persegi pada kertas asturo lalu

memotongnya.

- Siswa mengidentifikasi sifat-sifat persegi bersama kelompoknya

- Siswa menentukan sifat-sifat persegi

- Siswa secara diskusi kelompok mengisiskan data hasil

pengamatan pada tabel pengamatan LKS

- Siswa shering dengan guru tentang hasil pengamatan mereka

- Siswa bersama kelompoknya berlatih menyelesaikan masalah

berupa soal cerita tentang persegi.

Pertemuan ketiga

- Siswa menggambar persegi panjang pada kertas asturo dengan

berbagai ukuran sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat di

LKS.

- Siswa membuat macam-macam persegi panjang pada kertas

asturo lalu memotongnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

78

- Siswa mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang bersama

kelompoknya

- Siswa menentukan sifat-sifat persegi panjang

- Siswa secara diskusi kelompok mengisiskan data hasil

pengamatan pada tabel pengamatan LKS

- Siswa shering dengan guru tentang hasil pengamatan mereka

- Siswa bersama kelompoknya berlatih menyelesaikan masalah

berupa soal cerita tentang persegi panjang.

(3) Konfirmasi

Dalam tahap konfirmasi, kegiatan siswa dan guru adalah

menyimpulkan hasil diskusi dan penemuan tentang sifat-sifat bangun

datar (pertemuan pertama tentang segitiga,pertemuan kedua tentang

persegi, dan pertemuan ketiga tentang persegi panjang). Proses refleksi

terjadi di lingkup kecil atau refleksi dalam kelompok masing-masing.

Refleksi kelompok dilakukan dengan cara mendiskusikan dalam

kelompok setelah siswa melakukan percobaan dan pengamatan.

- Siswa secara bergantian, perwakilan tiap kelompok maju ke depan

kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi dari tiap kelompok asal

masing-masing.

- Siswa menanggapi hasil kerja kelompok lain, dengan memberikan

pertanyaan, saran dan kritik.

- Siswa bersama-sama guru membahas hasil dari diskusi masing-

masing kelompok.

- Siswa bersama guru menilai kelompok mana yang menjadi kelompok

terbaik. Bagi kelompok yang dianggap paling baik dalam melakukan

kegiatan proses belajar dan mengkomunikasikan hasil diskusi, maka

kelompok itu yang akan menjadi pemenang dan menjadi kelompok

terbaik.

- Siswa mengumpulkan hasil diskusi dan hasil kerja mereka (LKS)

kepada guru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

79

c) Kegiatan Akhir

Kemudian merefleksikan bersama-sama baik dari hasil kerja

kelompok, hasil evaluasi, hasil karya siswa, LKS maupun kekurangan dan

kelebihan dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Siswa diberi

kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas. Siswa bersama

guru menyimpulkan materi yang baru saja dipelajari. Siswa bersama guru

menentukan kelompok yang paling dianggap baik dan memberikan

penghargaan. Dalam menentukan kelompok yang terbaik guru juga

berdasarkan penilaian kinerja kelompok. Penghargaan itu berupa tanda

bintang dan piagam penghargaan pada kelompok terbaik. Dan antar

kelompok akan saling berkompetisi secara suportif. Dengan harapan melalui

penghargaan itu, kelompok lain dapat termotivasi agar lebih baik dan

tercipta kondisi kelas yang kompetitif.

c. Observasi Siklus I

Observasi yang dilakukan dengan tujuan untuk memantau proses

pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar serta dampak perbaikan yang

direncanakan sebagai tindakan perbaikan. Proses dan dampak yang diamati

diinterpretasikan, selanjutnya digunakan untuk menata kembali langkah-

langkah perbaikan

Observasi yang dilakukan yaitu pengamatan terhadap proses

pembelajaran yang berlangsung selama siklus I yang meliputi 3 kali

pertemuan dengan materi (pertemuan pertama tentang segitiga,pertemuan

kedua tentang persegi, dan pertemuan ketiga persegi panjang) yang berbeda

tetapi masih menerapkan pendekatan Kontekstual. Serta pengamatan terhadap

hasil belajar siswa setelah melakukan evaluasi siklus I yang akan dibandingkan

dengan tes kemampuan awal siswa sebelum dilakukan tindakan sehingga dapat

melihat perubahan sebelum diadakannya tindakan dan setelah menerapkan

pendekatan Kontekstual.

Hasil kegiatan observasi didapat dari data non tes dan tes. Non tes

dilakukan berupa hasil observasi, wawancara, serta didukung dokumentasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

80

Sedangkan data tes berupa hasil evaluasi tertulis pada akhir siklus I. Hasil

observasi dapat dilakukan dengan mengamati dari data sebagai berikut:

1) Hasil Non Tes ( Proses) Siklus I

Hasil penelitian non tes pada siklus I didapatkan dari hasil observasi

siswa (saat proses pembelajaran dan percobaan), dan wawancara. Hasil

selengkapnya dijelaskan pada uraian berikut ini:

a) Hasil Observasi Kinerja Siswa dan Guru

Hasil observasi siswa dan guru dalam penelitian ini diperoleh

dari 3 teman sejawat sebagai observer yang dilakukan pada siklus I

selama 3 kali pertemuan. Observer mengamati guru sebagai peneliti

dalam pelaksanaan pembelajaran dan siswa sebagai objek belajar saat

pelaksanaan tindakan.

Pengambilan data observasi dilakukan selama proses

pembelajaran tentang sifat-sifat bangun datar (segitiga, persegi, dan

persegi panjang) pada siswa kelas V SDN 2 Kenteng Kecamatan

Sempor. Hasil observasi ini juga membahas tentang hasil kerja

kelompok siswa sebagai kelompok yang terbaik. Yang didapat dari

pengamatan guru dan juga pendapat siswa.

Pengambilan data observasi ini bertujuan untuk mengetahui dan

melihat respon perilaku siswa dalam menerima atau mengikuti proses

pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual. Dan

mengamati tingkahlaku guru pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil

observasi siswa dan guru meliputi :

(1) Aspek Pengamatan pada Saat Proses Pembelajaran Matematika

Perlunya pelaksanaan observasi pada berlangsungnya proses

pembelajaran matematika untuk mengetahui keaktifan siswa dalam

proses belajar serta untuk mengetahui pelaksanaan tindakan pada saat

mengelola pemebelajaran oleh guru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

81

Untuk pengamatan pada siswa saat proses pembelajaran objek

sasaran pengamatan yang pertama yaitu mengamati siswa yang meliputi

10 perilaku siswa baik positif maupun negatif yang muncul dalam

proses pembelajaran berlangsung.

Adapun objek sasaran observasi tersebut adalah (a)

memperhatikan penjelasan guru, (b) aktif dalam bertanya, (c) aktif

dalam diskusi kelompok, (d) bekerjasama dalam kelompok, (e) aktif

dalam percobaan dan pembelajaran, (f) kemampuan berkomunikasi, (g)

bertanggung jawab, (h) mandiri, (i) percaya diri/ berani mengemukakan

pendapat, (j) menghargai pendapat orang lain.

Berdasarkan hasil pengamatan dan skala penilaian proses pada

siklus I pertemuan ke-1, 2, dan 3 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.4. Rata-rata Skor Penilaian Proses (Aspek Pengamatan: Proses Pembelajaran Pada Siklus I Pertemuan ke-1 ) Siswa Kelas V

Skor

penilaian

Observer Rata

-rata

Presen-

tase

Kriteria keterangan

1 2 3

77-80 10 12 11 11 35,48% Baik Berdasarkan tabel lampiran hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa: Rata-rata = 2260 31 = 72,90 Berkategori

cukup baik

73-76 - - - - - 69-72 19 17 18 18 58,06% Cukup

Baik 65-68 - - - - - Baik 61-64 - - - - Cukup

Baik 57-60 2 2 2 2 6,46% Kurang

Baik

Berdasarkantabel 4.4 hasil observasi siswa pada saat proses pembelajaran

siklus I pertemuan 1, secara keseluruhan siswa dalam kategori cukup baik

dalam proses pembelajaran. Siswa sudah cukup baik dalam mengikuti proses

pembelajaran dan memperhatikan guru dengan baik serta mengikuti semua

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

82

proses pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yang dilakukan oleh

guru. Sekitar 11 siswa telah mengikuti proses pembelajaran dengan baik atau

35,48% dan sebanyak 18 siswa atau 58,06% dengan kategori cukup baik

dalam proses pembelajaran, dan masih ada 6,46% atau sebanyak 2 siswa yang

masih kurang baik dalam mengikuti proses pembelajaran.

Tetapi, berdasarkan hasil pengamatan masih ada beberapa kekurangan

dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu:

(a) Kurang antusiasme siswa dalam kegiatan belajar misal: siswa masih

kurang antusias dalam bertanya baik kepada guru, teman atau antar

kelompok.

(b) Siswa malu bertanya sehingga hanya terjadi komunikasi searah.

(c) Siswa masih kurang percaya diri dan malu-malu dalam menyampaikan

pendapat mereka jadi terkesan saat berdiskusi hanya siswa tertentu yang

aktif bertanya ataupun menjawab dan merespon. Walaupun secara

keseluruhan siswa sudah aktif dan asyik belajar dengan kelompok

masing-masing untuk saling membantu memahami materi pembelajaran.

Menyelesaikan yang menjadi tanggungjawabnya.Keterampilan

berkomunikasi siswa secara keseluruhan baik, siswa telah mampu

mengembangkan komunikasi dan masyarakat belajar di dalam

kelompoknya ataupun antar kelompok.

(d) Hanya saja pada pertemuan 1 ini siswa masih malu dan belum terbiasa

melakukan pengamatan di luar kelas dan mencari informasi dari

masyarakat ataupun orang-orang yang ada di lingkungan sekitar.

(e) Masih adanya keegoisan pada beberapa siswa dalam kelompok masing-

masing

(f) Ada beberapa siswa yang asyik bermain dan mengobrol sendiri dengan

temannya dan tidak mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Pada pengamatan proses pembelajaran siklus I pertemuan yang

ke-2 dilaksanakan pada tanggal 16 April2012 oleh 3 orang teman

sejawat. Sama seperti pertemuan yang pertama observer masih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

83

mengamati aspek yang sama, untuk mengetahui peningkatan proses dari

tiap pertemuan dengan menerapkan pendekatan Kontekstual.

Pada pertemuan ke dua ini, materinya tentang persegi panjang.

Melalui pengamatan ini maka akan terdeskripsikan perilaku dan respon

siswa saat mengikuti pembelajaran sehingga dapat terlihat peningkatan

dan perbedaan dari pertemuan 1 dan pertemuan yang ke-2.

Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran dapat

dipaparkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.5. Rata-rata Skor Penilaian Proses (Aspek Pengamatan : Proses

Pembelajaran pada Siklus I pertemuan ke-2)

Skor

penilaian

Observer Rata

rata

Presen-

tase

Kriteria Keterangan

1 2 3

85-90 2 4 3 3 9,67% Sangat Baik

Berdasarkan tabel lampiran hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa: Rata-rata = 2390 31 = 77,10 Berkategori cukup

baik

79-84 18 16 17 17 54,83% Baik 73-78 - - - - - Cukup

Baik 67-72 10 10 10 10 32,25% Cukup

Baik 61-66 - - - - Cukup

Baik 55-60 1 1 1 1 3,25% Kurang

Baik

Daritabel 4.5 dapat tergambarkan bahwa ada 3 anak atau 9,67% yang

berkategori sangat baik dalam proses percobaan pada pertemuan ke-2 ini.

Berkategori baik sebanyak 17 anak atau 54,83%, dan sebagian besar

berkategori cukup baik yaitu sebanyak 10 anak atau 32,25% dan 1 anak

berkategori kurang baik dalam mengikuti proses pemebelajaran.

Pada pertemuan yang ke-2 ini siswa telah melakukan percobaan

dengan baik mulai dari: menyiapkan alat dan bahan, melakukan percobaan,

memanipulasi, mengamati, dan menyimpulkan sendiri hasil percobaan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

84

pengamatan. Keegoisan siswa dalam kelompok, mereka saling bekerjasama

dan kompak dalam melakukan percobaan. Siswa juga sudah bisa

menggambarkan hasil percobaan dan pengamatan mereka. Hanya saja dalam

persentasi hasil percobaan dan pengamatan di depan kelas siswa yang aktif

hanya monoton, siswa rata-rata masih banyak yang malu bertanya.

Hasil karya siswa yang dibuat secara kelompok di pajang bersama-

sama teman yang lain. Walaupun ada beberapa anggota kelompok yang masih

cuek dalam proses belajar dengan kelompoknya

Ada beberapa siswa yang kurang baik dalam mengiktu proses

pembelajaran yaitu berbicara dan bermain sendiri dengan temannya sehingga

kurang memperhatikan petunjuk dari guru dan kurang baik dalam mengikuti

proses belajar dengan kelompoknya.

Keterampilan berkomunikasi siswa dalam penyampain pendapat di

diskusi kelas secara keseluruhan baik, tetatpi masih ada sebagian siswa yang

masih malu-malu dan enggan untuk berpendapat.

Pada pengamatan proses pembelajaran siklus I pertemuan yang ke-3

dilaksanakan pada tanggal 23 April 2012 oleh 3 orang guru sebagai teman

sejawat. Sama seperti pertemuan yang pertama observer masih mengamati

aspek yang sama, untuk mengetahui peningkatan proses dari tiap pertemuan

dengan menerapkan pendekatan Kontekstual.

Pada pertemuan ke-3 ini. Melalui pengamatan ini maka akan

terdeskripsikan perilaku dan respon siswa saat mengikuti pembelajaran

sehingga dapat terlihat peningkatan dan perbedaan dari pertemuan 1 dan

pertemuan yang ke-2.

Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran dapat dipaparkan

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.6. Rata-rata Skor Penilaian Proses (Aspek Pengamatan : Proses

Pembelajaran pada Siklus I pertemuan ke-3)

Skor

penilaian

Observer Rata

rata

Presen-

tase

Kriteria Keterangan

1 2 3

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

85

87-90 11 13 12 12 38,71% Sangat Baik

Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa: Rata-rata = 2570 31 = 82,90 Berkategori baik

83-86 Baik 79-82 17 15 16 16 51,61% Cukup

Baik 75-78 Cukup

Baik 71-74 - - - - Cukup

Baik 67-70 3 3 3 3 6,43% Kurang

Baik

Dari tabel 4.6 dapat tergambarkan bahwa ada 12 anak atau 38,71%

yang berkategori sangat baik dalam proses percobaan pada pertemuan ke-3

ini. Berkategori baik sebanyak 16 anak atau 51,61% berkategori baik dan

yang berkategori cukup baik yaitu 3 anak atau 6,43%, siswa yang masih

kurang baik dalam mengikuti pembelajaran itu bermain sendiri, mengganggu

temannya, dan ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan penjelasan

dari guru dalam menerima pembelajaran serta masih ada beberapa siswa yang

malu untuk mengungkapkan pendapatnya.

Pada siklus II ini sudah terlihat sebagian besar telah aktif dalam

kelompok mereka masing-masing, pada saat harus berkomunikasi dengan

teman-teman dalam kelompok, anatar kelompok, guru, dan masyarakat

mereka juga sudah berani untuk melakukan komunikasi dengan orang-orang

atau masyarakat yang ada di sekitar sekolah.

Siswa sudah cukup baik dan aktif dalam proses pembelajaran dari

pada pertemuan yang pertama dan kedua. Antusiasme siswa dalam mengikuti

setiap langkah pembelajaran sudah mulaiterlihat. Hanya saja siswa yang aktif

dalam bertanya sebagian besar anak laki-laki, siswa perempuan masih malu-

malu dalam bertanya dan mengungkapkan pendapatnya dalam persentasi dan

diskusi kelas.

Sedangkan hasil observer mengamati guru saat proses pembelajaran

siklus I yaitu secara keseluruhan guru telah baik dalam mengelola

pembelajaran, tetapi masih ada beberapa kekurangan guru dalam

pembelajaran yaitu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

86

(a) Pada saat pembelajaran komponen Kontekstual pada siklus I belum

muncul semua seperti refleksi

(b) Kurangnya guru dalam memberikan motivasi bagi siswa

(c) Selain itu juga guru kurang mengaktifan atau menggairahkan siswa dalam

pembelajaran yaitu kurang lebih 70% siswa yang aktif.

(d) Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa sehingga siswa kurang

merespon pembelajaran.

(e) Guru telah baik dan jelas dalam menyampaikan materi, hanya saja dalam

menyampaikan langkah-langkah percobaan masih terlalu cepat.

Oleh karena itu berdasarkan kekurangan dan masalah-masalah yang

ditemukan pada siklus I baik siswa dan guru akan diperbaiki pada siklus

II.

b) Aspek Pengamatan dalam Proses Belajar (Komponen Pendekatan

Kontekstual)

Pada siklus I pertemuan ini observer juga mengamati proses belajar

siswadengan langkah-langkah pendekatan kontekstual. Di dalam proses

belajar berlangsung muncul beberapa perilaku siswa yang akan

terdeskripsi saat proses belajar melalui observasi ini.

Aspek-aspek pengamatan meliputi: Konstruktivisme

(Pengamatan, melakukan percobaan ,menarik Kesimpulan, menyimpulkan

dengan Kata-kata sendiri) , bertanya (Membuat pertanyaan, mengajukan

pertanyaan, memberikan tanggapan, menghargai pendapat orang lain),

inkuiri (merumuskan masalah, melakukan perrcobaan dan pengamatan,

mengumpulkan data/hasil, membuat kesimpulan), masayarakat belajar

(berdiskusi kelompok, bekerjasama dengan kelompok atau anatar

kelompok, berkomunikas dengan teman dalam kelompok atau antara

kelompok, berkomunikasi dengan guru atau masyarakat sekitar),

pemodelan (memperagakan, mengoperasikan media/alat peraga,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

87

memanfaatkan sumber pembelajaran yang ada di sekitarnya, ikut terlibat

dalam peragaan dan pemodelan), Refleksi (merefleksi hal-hal yang dirasa

sulit bersama kelompoknya, menuliskan kritik dan saran dalam lembar

evaluasi/LKS, menyampaikan hal-hal yang belum dipahami siswa, shering

/ tanya jawab dengan siswa tentang hal yang belum dipahami) Penilaian

Sebenarnya (Mengikuti Proses Evaluasi tertulis, mengerjakan LKS,

membuat hasil karya/hasil belajar (misal gambar persegi dalam mencari

rumus keliling persegi), mengumpulkan hasil karya/ hasil belajar (misal

gambar persegi dalam mencari rumus

Hasil observasi dalam proses belajar (komponen kontekstual )

siklus I pertemuan ke-1 Sehingga dapat dipaparkan dalam tabel di bawah

ini:

Tabel 4.7. Rata-rata Skor Penilaian Proses Aspek Pengamatan : Proses

Belajar (Komponen Pendekatan Kontekstual ) pada Siklus I pertemuan

ke-1

Skor

penilaian

Observer Rata-

rata

Presen-

tase

Kriteria Keterangan

1 2 3

27-28 - - - - - Sangat Baik

Berdasarkan tabel lampiran hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa: Rata-rata = 647 31 = 20,87 Berkategori cukup baik

25-26 - - - - - Baik 23-24 8 8 8 8 25,80% Baik 21-22 8 8 8 8 25,80% Baik 19-20 13 13 13 13 41,93% Cukup

Baik 17-18 2 2 2 2 6,47% Kurang

Baik

Berdasarkan tabel 4.7 dapat terlihat bahwa sebagian besar siswa

sudah baik dan aktif dalam proses belajar yaitu sebanyak 16 anak atau

51,60%, untuk siswa yang benar-benar berkategori cukup baik sebanyak

13 anak atau 41,93%. Tetapi masih ada 2 siswa yang berkategori kurang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

88

baik atau 6,47% yang kurang baik dalam proses mengikuti langkah-

langkah proses pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, mereka

hanya diam, cuek, mengobrol dan bermain sendiri, tidak mengikuti proses

percobaan dan pengamatan bersama-sama kompak dengan kelompoknya.

Dalam proses belajar siklus I pertemuan ke-1 siswa masih terlihat

canggung dengan teman-teman kelompoknya, masih kurangnya

kemandirian siswa, masih ada beberapa komponen pendekatan kontekstual

yang belum muncul. Antusiasme siswa masih kurang baik dalam merespon

kegiatan pembelajaran, mereka terlihat belum terbiasa dengan pelaksanaan

pembelajaran dengan pendekatan Kontekstual yang dilakukan gurunya

sehingga mereka masih merasa bingung dan tergantung dengan gurunya.

Dalam proses hampir semua siswa ikut serta melakukan percobaan

dan terlibat langsung dalam percobaan. Guru hanya sebagai pembimbing

dan mengarahkan kegiatan itu, sehingga siswa aktif mencari sendiri.

Tetapi, dalam pertemuan ke-1 ini siswa masih tergantung dengan guru,

karena mereka belum melakukan percobaan sesuai dengan prosedur dan

langkah-langkah yang sesuai dengan LKS yang ada sehingga perlu adanya

bimbingan guru.

Setelah itu, siswa dengan antusias melakukan pengamatan terhadap

benda-benda di sekitar yang berbentuk segitiga dalam kehidupan sehari-

hari mereka. Dan mencatat pada buku dan LKS mereka, lalu menganalisis

hasil pengamatan mereka sehingga tiap kelompok dapat menyimpulkan

sendiri-sendiri.

Siswa putri masih malu-malu dalam menyampaikan atau

mempresentasikan hasil pengamatan dan diskusi kelopok mereka masing-

masing di depan kelas, sehingga terlihat anak laki-laki yang lebih berani

dan aktif dalam persentasi itu.

Untuk pertemuan yang ke-2 ini, objek pengamatan masih sama

seperti pertemuan ke-1. Pada pengamatan ini observer juga mengamati

proses belajar siswa khususnya komponen atau penerapan pendekatan

kontekstual, tetapi percobaan dalam menemukan sifat-sifat bangun datar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

89

yang dilakukan pada siklus I pertemuan ke-2 berbeda yaitu persegi,

sehingga diharapkan dapat terlihat beberapa perilaku siswa yang akan

terdeskripsi saat proses belajar ke arah yang positif dan lebih baik.

Hasil observasi dalam proses belajar (percobaan dan pengamatan)

siklus I pertemuan kedua dapat dilihat pada. Sehingga dapat dipaparkan

dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.8. Rata-rata Skor Penilaian Proses Aspek Pengamatan : Proses Belajar (Komponen pendekatan Kontekstual) pada Siklus I pertemuan ke-2

Skor

penilaian

Observer Rata-

rata

Presen-

tase

Kriteria Keterangan

1 2 3

27-28 - - - - - Sangat Baik

Berdasarkan tabel lampiran hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa: Rata-rata = 679 31 = 21,90 Berkategori baik

25-26 1 1 1 1 3,22% Baik 23-24 12 12 12 12 38,70% Baik 21-22 11 11 11 11 35,48% Baik 19-20 7 7 7 7 22,30% Cukup

Baik 17-18 - - - - - Kurang

Baik

Dari tabel 4.8 dapat tergambarkan bahwa ada 13 anak atau 41,92%

yang berkategori baik dalam proses belajar yang menekankan pada langkang-

langkah penerapan pendekatan kontekstual. pada pertemuan ke-2 ini.

Berkategori baik sebanyak 11 anak atau 35,48%, dan berkategori cukup baik

yaitu sebanyak 7 anak atau 13,33%.

Siswa telah melaksanakan proses belajar dalam pendekatan

kontekstual dengan cukup baik, hanya saja masih ada sebagian siswa yang

bingung dengan langkah-langkah pembelajaran yang ada, sehingga mereka

terlihat pasif dan masih tergantung dengan gurunya sehingga ada beberapa

siswa yang masih belum aktif melakukan percobaan, siswa juga masih ada

yang malu-malu untuk bertanya, tetapi siswa bisa saling bekerjasama dan

kompak dalam melakukan percobaan. Siswa juga sudah bisa menggambarkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

90

hasil percobaan dan pengamatan mereka. Hanya saja dalam persentasi hasil

percobaan dan pengamatan di depan kelas siswa yang aktif hanya monoton.

Dalam tahap percobaan untuk mencari sifat-sifat bangun datar masih

ada beberapa kelompok siswa yang kurang serius dalam mengikuti proses

pembelajaran, aspek pemodelan yang seharusnya diperagakan oleh siswa

hanya divariasi oleh siswa yang aktif saja dan monoton hanya siswa itu saja.

Sedangkan yang lain masih terlihat pasif sebagai anggota.

Untuk pertemuan yang ke-3 ini, observer juga mengamati proses

belajar siswa khususnya komponen atau penerapan pendekatan kontekstual,

tetapi percobaan dalam menemukan sifat-sifat yang dilakukan pada siklus I

pertemuan ke-3 berbeda yaitu persegi panjang.

Hasil observasi dalam siklus I pertemuan ke-3 ini dapat dilihat dan

dipaparkan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.9. Rata-rata Skor Penilaian Proses Aspek Pengamatan : Proses Belajar (Komponen pendekatan Kontekstual) pada Siklus I pertemuan ke-3

Skor

penilaian

Observer Rata

rata

Presen-

tase

Kriteria Keterangan

1 2 3

27-28 - - - - - Sangat Baik

Berdasarkan tabel lampiran hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa: Rata-rata = 683 31 = 22,03 Berkategori baik

25-26 2 2 2 2 6,45% Baik 23-24 12 12 12 12 38,70% Baik 21-22 10 10 10 10 32,25% Baik 19-20 6 6 6 6 19,35% Cukup

Baik 17-18 1 1 1 1 3,23% Kurang

Baik

Dari tabel 4.9 dapat tergambarkan bahwa ada 24 anak atau 77,40%

yang berkategori baik dalam proses belajar yang menekankan pada langkah-

langkah penerapan pendekatan kontekstual. pada pertemuan ke-2 ini.

Berkategori cukup baik sebanyak 6 anak atau 19,35%, dan berkategori kurang

baik yaitu sebanyak 1 anak atau 3,23%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

91

Siswa telah melaksanakan proses belajar dalam pendekatan

kontekstual dengan baik, masih ada beberapa aspek yang belum muncul

dalam komponen Kontekstual yaitu pemodelan pada siswa yang masih

kurang aktif sehingga proses pembelajaran kurang efektif. Pada aspek

konstruktivisme siswa juga masih tergantung dengan guru, siswa kurang

serius dalam melakukan percobaan serta kurang menarik kesimpulan dengan

menggunakan kata-kata sendiri.

Dalam tahap percobaan untuk mencari sifat-sifat bangun datar masih

ada beberapa kelompok siswa yang kurang serius dalam mengikuti proses

pembelajaran, siswa masih bingung dalam menarik kesimpulan tentang

pengamatan yang telah dilakukan, siswa masih malu-malu untuk bertanya, ,

siswa belum sepenuhnya melakukan kegiatan kelompok, aspek pemodelan

yang seharusnya diperagakan oleh siswa hanya divariasi oleh siswa yang aktif

saja dan monoton hanya siswa itu saja. Sedangkan yang lain masih terlihat

pasif sebagai anggota.

Sehingga untuk hasil pengamatan proses belajar siswa pada siklus I

saat proses belajar yang meliputi saat melakukan percobaan dan pengamatan

dapat digambarkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.10. Perbandingan Hasil Pengamatan Saat Proses Belajar (Saat Percobaan dan Pengamatan)

Tindakan Siklus I

Pertemuan Ke-1 Pertemuan Ke-2 Pertemuan Ke-3

Rata-rata Skor 20,83 21,90 22,30

Dari tabel 4.10 dapat diuraikan bahwa proses belajar (komponen

Kontekstual) siswa pada saat percobaan, pengamatan, dan diskusi kelompok

siklus I yang dilaksanakan selama 3 (tiga) kali pertemuan mengalami

peningkatan yaitu dari rata-rata 20,83, menjadi 21,90 dan pada pertemuan

yang terakhir 22,30 berkategori baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 109: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

92

Berdasarkan hasil pengamatan observer kepada guru, bahwa pada saat

proses belajar siswa berlangsung observer mengamati guru pada komponen-

komponen kontekstual dalam pembelajaran. Guru telah melaksanakan

pembelajaran secara keseluruhan sudah baik. Guru kurang mengembangkan

kemampuan komunikasi siswa. Kurangnya pengelolaan masing-masing

kelompok. Selain itu, juga guru kurang membangkitkan rasa ingin tahu siswa

untuk bertanya kepada guru maupun kesesama teman dalam kelompoknya.

Berdasarkan kekurangan itu, maka sebaiknya guru sebagai peneliti

memperbaiki pada saat proses belajar berlangsung, serta menjadi motivator

dan pembimbing yang baik untuk siswanya.

c) Hasil Wawancara

Pada siklus I sasaran wawancara difokuskan pada tiga orang siswa

yaitu seorang siswa yang memperoleh nilai tertinggi, sedang, dan terendah

dari hasil tes evaluasi siklus I. Dan tindak lanjut dari hasil pengamtan dan

anecdotal record. Wawancara ini mengungkap lima butir pertanyaan sebagai

berikut: (1) apakah kamu ikut melakukan percobaan dan pengamatan?, (2)

bagaimana pendapatmu belajar di luar kelas, (3) apa saja yang kamu temukan

dalam pengamatan dalam pembelajaran di kelas?, (4) apa kamu ikut

berdiskusi dengan kelompokmu?, (5) apakah tadi kamu mengajukan

pertanyaan pada guru atau temanmu?, (6) bagaimana pendapatmu dapat

belajar bersama teman-temanmu?, (7) siapa saja yang menyimpulkan hasil

pengamatan dan percobaan?, (8) apakah gurumu membantu kamu dalam

(percobaan, pengamatan, dan diskusi)?, (9) adakah kesulitan/ kendala yang

kamu hadapi saat (proses belajar) belajar bersama teman-temanmu dalam

pembelajaran?, (10) bagaimana kesanmu terhadap pembelajaran yang

disampaikan gurumu?

Hasil wawancara dengan ketiga responden yang mewakili kategori

nilai baik, sedang, dan kurang dapat dibaca pada uraian berikut: berdasarkan

keterangan yang diberikan oleh para siswa ketiga siswa menyampaikan

perasaan senang dan gembira. Kenyataan ini sangat relevan dengan respon

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 110: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

93

yang terlihat dari sikap siswa terhadap pembelajaran yang diberikan guru.

Secara umum siswa menerima dan merespon positif terhadap pembelajaran

guru. Siswa yang mendapat nilai tertinggi terlihat sangat semangat saat

melakukan proses percobaan dan pengamatan tentang sifat-sifat bangun datar

(pertemuan pertama tentang segitiga, pertemuan kedua tentang persegi dan

pertemuan ketiga tentang persegi panjang).

Sementara siswa yang mendapat nilai sedang, mempunyai respon

yang biasa saja. Dia kurang antusias dalam pembelajaran yang disajikan

gurunya. Siswa yang mendapat nilai rendah, terlihat tidak partisipatif karena

dia hanya ribut dan mengobrol sendiri dengan temannya. Tidak mengikuti

dengan baik dalam proses pembelajaran misal: dalam proses percobaan,

pengamatan,dan diskusi kelas.

Perubahan yang dilakukan guru yaitu menggunakan pendekatan

Kontekstual dalam pembelajaran yang berbeda dari pembelajaran biasnya

(konvensional) menjadi lebih inovatif ternyata memberi manfaat bagi siswa,

mereka terlihat senang dan antusias dalam proses pembelajaran.

Menurut hasil wawancara, pembelajaran yang digunakan guru dalam

menerapkan pendekatan kontekstual ternyata siswa merasa senang karena

dengan pendekatan pembelajaran ini siswa dapat melakukan percobaan dan

pengamatan langsung yaitu mulai dari menyiapkan, mencari, dan menemukan

sendiri suatu konsep, pengetahuan, dan informasi sendiri.

Anak-anak merasa tidak kesulitan dalam mengikuti pembelajaran

yang dilakukan oleh guru, karena siswa masih dalam bimbingan guru dan

bekerja secara kelompok jadi mereka bisa menyelesaikan dan memecahkan

masalah bersama dengan kelompoknya. Hanya saja masih ada beberapa siswa

yang masih merasa kesulitan dalam mengikuti langkah-langkah pembelajaran

Kontekstual.

Berdasarkan hasil wawancara siswa lebih mudah paham dan mengerti

terhadap suatu konsep atau pengetahuan yang disampaikan oleh guru, karena

siswa melakukan percobaan, pengamatan, menemukan, diskusi, dan

menyimpulkan sendiri dengan bimbingan serta arahan dari guru sehingga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 111: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

94

siswa lebih paham terhadap materi sifat-sifat bangun datar (segitiga, persegi

dan persegi panjang).

2) Hasil Tes (Hasil Belajar) Siklus I

Hasil tes ini adalah hasil yang berasal dari tes evaluasi pada siklus I

tentang sifat-sifat bangun datar (pertemuan pertama tentang segitiga,

pertemuan kedua tentang persegi dan pertemuan ketiga tentang persegi

panjang) dapat dipaparkan pada tabel berikut :

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Tes Siklus I pertemuan ke-1

No Nilai Jumlah

Siswa

Persentase Kriteria Keterangan

1. 86-96 7 22,58% Tuntas Rata-rata = 1936 31 =62,45 Hampir sebagian siswa telah tuntas /memenuhi KKM

2. 75-85 7 22,58% Tuntas 3. 64-74 5 16,13% Belum

Tuntas 4. 53-63 4 12,90% Belum

Tuntas 5. 32-42 8 25,81% Belum

Tuntas Jumlah = 1936

31 100%

Dari tabel 4.11 di atas, jumlah siswa yang masih di bawah KKM

(belum tuntas) sebanyak 17 siswa atau 54,84%. Sedangkan jumlah siswa

yang tuntas adalah 14 siswa atau 45,16%. Hasil tersebut masih jauh dari

indikator kinerja yang ditetapkan yakni lebih dari 85% jumlah siswa

mencapai KKM.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 112: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

95

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Tes Siklus I pertemuan ke-2

No Nilai Jumlah

Siswa

Persentase Kriteria Keterangan

1. 86-96 8 25,81% Tuntas Rata-rata = 2240 31 =72,26 Hampir sebagian siswa telah tuntas /memenuhi KKM

2. 75-85 10 32,26% Tuntas 3. 64-74 6 19,35% Belum

Tuntas 4. 53-63 1 3,23% Belum

Tuntas 5. 32-42 6 19,35% Belum

Tuntas Jumlah = 2240 31 100%

Dari tabel 4.12 di atas, jumlah siswa yang masih di bawah KKM

(belum tuntas) sebanyak 13 siswa atau 41,93%.Sedangkan jumlah siswa yang

tuntas adalah 18 siswa atau 58,07%. Hasil tersebut masih jauh dari indikator

kinerja yang ditetapkan yakni lebih dari 85% jumlah siswa mencapai KKM.

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Tes Siklus I pertemuan ke-3

No Nilai Jumlah

Siswa

Persentase Kriteria Keterangan

1. 86-96 9 29,03% Tuntas Rata-rata = 2500 31 =80,64 Hampir sebagian siswa telah tuntas /memenuhi KKM

2. 75-85 13 41,94% Tuntas 3. 64-74 7 22,58% Belum

Tuntas 4. 53-63 1 3,23% Belum

Tuntas 5. 32-42 1 3,23% Belum

Tuntas Jumlah = 2500 31 100%

Dari tabel 4.13 di atas, jumlah siswa yang masih di bawah KKM

(belum tuntas) sebanyak 9 siswa atau 29,04%. Sedangkan jumlah siswa yang

tuntas adalah 22 siswa atau 70,06%. Hasil tersebut masih jauh dari indikator

kinerja yang ditetapkan yakni lebih dari 85% jumlah siswa mencapai KKM.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 113: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

96

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Rata-rata nilai Akhir Tes Siklus I

N

o

Nilai Pertemuan Rata-

rata

Persen-

tase

Kriteria Keterangan

1 2 3 1. 86-96 7 8 9 8 25,80% Tuntas Rata-rata

= 2314 31 =74,65 Hampir sebagian siswa telah tuntas /memenuhi KKM

2. 75-85 7 10 13 10 32,25% Tuntas 3. 64-74 5 6 7 6 19,35% Belum

Tuntas 4. 53-63 4 1 1 2 6,47% Belum

Tuntas 5. 32-42 8 6 1 5 16,13% Belum

Tuntas

Jumlah = 2314

31 31 31 31 100%

Dari tabel 4.14 di atas, jumlah siswa yang masih di bawah KKM

(belum tuntas) sebanyak 9 siswa atau 29,04%. Sedangkan jumlah siswa

yang tuntas adalah 22 siswa atau 70,06%. Hasil tersebut masih jauh dari

indikator kinerja yang ditetapkan yakni lebih dari 85% jumlah siswa

mencapai KKM.

Walaupun telah terjadi peningkatan dari hasil tes awal dengan rata-

rata nilai 58,23 di mana sebagian besar siswa belum tuntas karena belum

diadakannya perlakuan oleh peneliti dengan pendekatan kontekstual. Maka,

setelah diadakannya penerapan pendekatan kontekstual pada siklus I ini

telah mengalami peningkatan yaitu dengan rata-rata 74,65 atau sekitar

58,06% siswa kelas V telah tuntas dalam materi Sifat-sifat bangun datar

(segitiga, persegi dan persegi panjang).

Persentase dan kenaikan jumlah siswa ketuntasan belajar siklus I

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.15. Persentase dan Jumlah Siswa Ketuntasan Belajar Siklus I

No Nilai Jumlah Siswa Persen Keterangan

1. 86-96 8 25,80% Tuntas 2. 75-85 10 32,25% Tuntas 3. 64-74 6 19,35% Belum Tuntas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 114: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

97

4. 53-63 2 6,47% Belum Tuntas 5. 32-42 5 16,13% Belum Tuntas

Dari tabel 4.15 dapat diketahui jumlah siswa yang tuntas berjumlah 13

siswa atau sekitar 41,94% dan jumlah siswa yang tidak tuntas 18 siswa atau

58,06%. Apabila dibuat gambar grafik, dari tabel di atas maka dapat

digambarkan seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.3. Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

d. Refleksi Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan tentang hasil belajar siklus I, maka

perbandingan presentase dan jumlah siswa ketuntasan belajar tiap

pertemuan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Belum Tuntas; 58,06%

Sudah Tuntas; 41,94%

Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 115: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

98

Tabel 4.16 Perbandingan Hasil Belajar Siklus 1 Tiap Pertemuan

No Pertemuan Ketuntasan Belajar

Belum Tuntas Peresntase Tuntas Presentase

1 Ke-1 17 siswa 54,83% 14 siswa 45,17%

2 Ke-2 13 siswa 41,94% 18 siswa 48,06%

3 Ke-3 9 siswa 29,03% 22 siswa 70,96%

Berdasarkan tabel 4.16 dapat terlihat telah terjadi peningkatan hasil

belajar siswa antara pertemuan ke-1, ke-2 dan ke-3. Pada pertemuan pertama

jumlah siswa yang belum tuntas adalah 17 siswa atau sekitar 54,83%,

sedangkan yang tuntas adalah 14 siswa atau sekitar 45,17%. Pada pertemuan

ke-2 jumlah siswa yang belum tuntas adalah 13 siswa atau sekitar 41,94%,

sedangkan jumlah siswa yang tuntas adalah 18 siswa atau sekitar 48,06%. Dan

pada pertemuan yang ke-3 jumlah siswa yang belum tuntas meningkat menjadi

9 siswa atau sekitar 29,03, dan jumlah siswa yang tuntas adalah 22 siswa atau

sekitar 70,96%.

Berdasarkan hasil pengamatan tentang hasil belajar siklus I, maka

perbandingan presentase dan jumlah siswa ketuntasan belajar tes awal dengan

tes siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.17. Perbandingan Persentase dan jumlah Siswa Ketuntasan Belajar Tes Awal dengan Siklus I

No Tahap Belum Tuntas Tuntas

Ket Jmlh Siswa Persentase Jmlh Siswa

Persentase

1 Tes Awal 25 80,65% 6 19,35%

2 Siklus I 18 58,06% 13 41,94%

Berdasarkan tabel 4.17 dapat terlihat telah terjadi peningkatan hasil

belajar siswa antara tes awal sebelum dilakukan tindakan dan hasil tes

Matematika tentang sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V. Pada tes awal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 116: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

99

yang telah tuntas atau memenuhi KKM hanya berjumlah 6 siswa atau sekitar

19,35%, setelah diadakannya tindakan dan dilaksanakan tes pada akhir siklus I

hasil belajarnya meningkat menjadi 41,94% atau sekitar 13 siswa. Sedangkan

untuk siswa yang belum memenuhi KKM atau belum tuntas pada tes awal

adalah sebanyak 25 siswa atau sekitar 80,65%, pada siklus I setelah diterapkan

pendekatan Kontekstual siswa yang tidak tuntas atau belum memenuhi KKM

berkurang menjadi sebanyak 18 anak atau sekitar 58,06%.

Berdasarkan hasil pengamatan dari observer dan pengamatan peneliti

pada saat melaksanakan penelitian tindakan kelas, secara umum pelaksanaan

pembelajaran pada siklus I sudah berjalan cukup baik. Tahap-tahap

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual

sudah dilaksanakan dengan baik oleh guru maupun siswa. Berdasarkan lembar

pengamatan terhadap siswa, dapat terlihat siswa lebih senang dan lebih aktif

dalam proses pembelajaran serta lebih mudah dalam memahami materi

pembelajaran sehingga pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa. Pada

tiap tahap pelaksanaan siklus yang meliputi 7 komponen pendekatan

kontekstual antara lain: konstruktivisme, bertanya, inkuiri, pemodelan.

masyarakat belajar, refleksi, dan penilaian sebenarnya, telah dilaksanakan

dengan baik.

Walaupun dalam pelaksanaan tindakan siklus I sudah cukup baik, tetapi

masih belum sempurna dan masih belum terlaksana dengan optimal.

Berdasarkan hasil pengamatan dari 3 observer masih terdapat kekurangan

dalam pelaksanaan siklus 1 yaitu sebagai berikut:

1) Guru masih kurang terstruktur dan kurang jelas dalam menyampaikan

langkah-langkah sebelum melaksanakan proses percobaan dalam

pembelajaran.

2) Ada komponen Pendekatan kontekstual yang belum muncul yaitu yaitu

komponen bertanya. Guru kurang membangkitkan gairah siswa untuk

bertanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 117: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

100

3) Guru juga masih kurang memunculkan komponen refleksi pada akhir

pembelajaran. Sehingga siswa masih kurang aktif dalam merefleksi serta

menyimpulkan hasil pembelajaran.

4) Sebagian besar siswa masih canggung dan merasa malu untuk bertanya dan

berbicara terutama mereka siswa perempuan dan siswa yang tergolong

berkemampuan rendah.

5) Guru menimbulkan gairah dan motivasi pada siswa. Dan guru juga masih

kurang memancing dan merespon siswa untuk menimbulkan rasa ingin tahu

serta gairah pada siswa, sehingga siswa masih kurang aktif dalam

pembelajaran.

6) Pada siklus I ini masih ada beberapa siswa yang belum tuntas atau belum

memenuhi KKM yang telah ditentukan, dan juga masih banyak kekurangan

yang lain dari siklus I ini yaitu baik dari siswa maupun dari guru sebagai

peneliti dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan kontekstual. Berdasarkan pengamatan observer melalui lembar

observasi, dapat dijadikan masukan dan perbaikan bagi peneliti pada siklus

berikutnya sebagai berikut:

1) Dalam pemberian pengarahan dalam langkah-langkah percobaan untuk

menemukan sifat-sifat bangun datar (segitiga, persegi dan persegi

panjang) yang akan dilakukan terlalu cepat dan tidak terstruktur.

2) Dalam penyampaian urutan pengisian LKS dan langkah-langkah dalam

LKS, kurang diterima oleh siswa kurang jelas sehingga ada beberapa

siswa bingung dalam mengisikan LKS

3) Siswa masih kurang antusias dan kurang aktif dalam kelas, karena guru

kurang memberikan motivasi dan kurang memancing rasa ingin tahu

siswa sehingga siswa masih canggung untuk bertanya maupun dalam

mengemukakan pendapatnya.

4) Motivasi yang diberikan guru kurang kepada anak, baik secara verbal

maupun non verbal.

5) Ada beberapa siswa yang masih ngobrol sendiri dan tidak

memperhatikan guru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 118: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

101

Karena dalam pelaksanaan siklus I belum sepenuhnya berhasil maka

peneliti akan melanjutkan tindakan siklus II selama 3 kali pertemuan seperti

dengan siklus I hanya saja materi dan media yang digunakan berbeda tetapi

masih tetap menggunakan pendekatan Kontekstual dalam pelaksanan proses

pembelajaran.

Sebelum dilaksanakannya siklus II ini guru sebagai peneliti

mempertimbangkan dan melakukan koreksi diri terhadap hasil-hasil dari siklus

I sebagai bahan perenungan agar pada pelaksanaan siklus II menjadi lebih baik

dari sebelumnya. Yaitu dengan memperbaiki kekurangan guru dalam penelitian

melalui masukan-masukan yang ada dari observer untuk segera diperbaiki

dalam siklus II. Dengan harapan pada siklus II ini dapat dilaksanakan

perbaikan sehingga dapat terjadi perubahan ke arah yang lebih baik dalam

proses belajar sehingga dapat berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa

khusunya mata pelajaran Matematika tentang sifat-sifat bangun datar. Ada

beberapa hal penting yang harus diperbaiki berdasarkan masukan observer

yaitu dengan cara: (1) penyampaian dan pemberian petunjuk dalam langkah-

langkah percobaan dilakukan dengan terstrukutur dan tidak terlalu cepat, (2)

petunjuk pengisian LKS dijelaskan secara jelas, pelan, dan bahasa yang

digunakan mudah dimengerti sehingga mudah dimengerti dan siswa tidak

bingung dalam pengisian LKS, (3) guru membangkitkan gairah rasa ingin tau

siswa dan memancing siswa untuk bertanya, (4) memberikan motivasi secara

menyeluruh kepada siswa kelas V baik secara verbal dan non verbal, karena

guru di kelas berperan sebagai motivator dan fasilitator, (5) guru harus lebih

tegas dan memfokuskan lagi agar anak lebih memperhatikan dan mengikuti

setiap tahap pembelajaran dengan baik.

2. Deskripsi Siklus II

a. Perencanaan Siklus II

Pada perencanaan siklus II ini tidak jauh berbeda dengan siklus I. Hanya

saja materi, percobaan, objek pengamatan, dan media yang digunakan berbeda.

Selain itu, dalam merencanakan siklus II ini peneliti perlu memperhatikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 119: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

102

masukan-masukan dari observer sehingga akan memperbaiki kekurangan

proses pembelajaran pada siklus I. Beberapa tahapan yang dilaksanakan

sebelum dilaksanakannya tindakan siklus II ini diantaranya adalah membuat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP siklus II terlampir pada lampiran 74

halaman ), menyusun LKS yang dalam penyampaian urutan lebih jelas

sehingga dapat diterima dengan mudah diterima oleh siswa, membuat motivasi

yang cukup sehingga siswa antusias dan lebih aktif dalam pembelajaran,

menghubungi teman sejawat untuk menjadi observer, dan menata ruangan agar

nyaman bagi siswa dan menyiapkan semua media yang diperlukan.

b. Pelaksanaan Siklus II

Setelah tahap perencanaan siklus II selesai, dilanjutkan ketahap

berikutnya yaitu tahap pelaksanaan tindakan. Dalam pelaksanaan siklus II ini

sama dengan siklus I yaitu dilakukan selama 3 (tiga) kali pertemuan. Setiap

pertemuan mempunyai alokasi waktu selam 70 menit yaitu untuk kegiatan awal

10 menit, kegiatan inti 45 menit, dan kegiatan akhir 15 menit. Materi untuk

Siklus I yaitu 7 Mei 2012, materi jajar genjang dilaksanakan pada hari senin,

tanggal 30 April 2012 pelajaran pertama (07.30 08.40), materi belah ketupat

dilaksanakan pada hari senin tanggal 5 Mei 2012 pada jam pertama, yaitu

07.30 08.40 dan materi layang-layang dilaksanakan pad hari senin tanggal

12 Mei 2012 pada jam pertama (07.30 08.40).

1) Pelaksanaan Pertemuan ke-1

Pelaksanaan siklus II untuk pertemuan yang pertama ini dilakasanakan

di kelas V. Jumlah siswa yang hadir dalam Siklus I pertemuan 1 ini berjumlah

31 anak. Selain itu juga ada 3 teman observer yaitu tiga orang guru sebagai

teman sejawat. Materi pada pertemuan ke-1 adalah jajar genjang yang

dilaksanakan pada hari senin tanggal 30 April 2012 pada jam 07.30 08.40.

Pembelajaran diawali dengan kegiatan awal yang dilakukan selama 10

menit yang bertujuan untuk mempersiapkan semua yang diperlukan dalam

proses pembelajaran seperti: ruangan kelas dibuat nyaman dan mempersiapkan

mental siswa agar lebih siap dalam menerima pelajaran yang akan disampaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 120: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

103

dilanjutkan dengan berceramah dan tanya jawab tentang cara membuat bangun

datar (jajar genjang) bersama-sama siswa. Sama seperti siklus I pada kegiatan

awal ini meliputi: berdoa, absensi, tes penjajagan yang berupa tanya jawab

tentang materi yang akan disampaikan untuk mengetahui kemamapuan awal

siswa, dan acuan untuk menggali dan menghubungkan pengetahuan yang

dimiliki siswa sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari dan guru

menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dilakasanakan.

Kegiatan inti dilakukan selama 45 menit, untuk kegiatan inti terlebih

dahulu membagi anak menjadi 6 kelompok secara merata baik seperti pada

siklus I. Setelah siswa membentuk kelompok, guru mulai menerapkan

Kontekstual dalam pembelajaran yang memiliki 7 komponen yaitu

konstruktivisme, bertanya, inkuiri, masyarakat belajar, refleksi, dan penilaian

sebenarnya.

Pada kegiatan awal pembelajaran diawali dengan demonstrasi guru

bersama siswa untuk melakukan demonstrasi tentang sifat bangun datar ( jajar

genjang). Demonstrasi itu adalah salah satu contoh pemodelan yang merupakan

kompenen Kontekstual yang diterapkan dalam pembelajaran. Setelah semua

kelompok mendapat LKS, terlebih dahulu guru memberikan pengarahan

kepada siswa dalam melaksanakan percobaan.

Kemudian siswa mulai melaksanakan percobaan sesuai LKS

berdasarkan kelompoknya masing-masing. Dalam tahapan ini guru

mengembangkan komponen Kontekstual yaitu pemodelan, masyarakat belajar,

dan inkuiri. Guru hanya berperan membimbing, mengarahkan, dan fasilitator

siswa dalam proses percobaan. Siswa bersama-sama dengan bimbingan

gurunya berusaha mencari dan menemukan informasi, pengetahuan, konsep

baru, atau ilmu dengan percobaan. Siswa belajar bersama dengan kelompok

mereka untuk membangun konsep sendiri atas pengalaman baru yang

didasarkan pada pengetahuan yang mereka dapat. Siswa belajar dan

menemukan sendiri melalui proses percobaan, pengamatan, dan diskusi dalam

kelompoknya. Sehinga siswa aktif mencari dan menemukan sendiri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 121: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

104

Melalui proses percobaan dan pengamatan komponen Kontekstual

inkuiri dapat dikembangkan yaitu di mana siswa mengalami, mencoba,

mencari, dan menemukan sendiri suatu kensep pengetahuan yang telah mereka

miliki sebelumnya. Proses inkuiri bisa terjadi di kelas ataupun di luar kelas.

Proses percobaan di kelas yaitu pada saat siswa bersama kelompoknya

membuktikan.

Siswa tidak hanya melakukan percobaan di dalam kelas tapi juga di luar

kelas, untuk mencari benda-benda yang berbentuk jajar genjang yang berada di

lingkungan sekolahnya. Pada saat siswa melakukan percobaan menggunkan

alat dan bahan yang telah disiapkan maka terjadi proses belajar secara enactive,

siswa memanipulasi secara langsung objek-objek itu berdasarkan langkah-

langkah yang ada di LKS atau melihat peristiwa nyata secara langsung.

Siswa melakukan percobaan tentang sifat-sifat bangun datar tentang

jajar genjang di sekitar sekolah. Tahapan proses belajar berikutnya yaitu iconic

siswa belajar dengan menggunakan alat dan bahan dalam percobaan sebagai

perumpamaan. Dengan begitu siswa akan mengalami langsung dan memahami

terhadap sifat-sifat bangun datar. Mereka mencoba dan memanipulasi alat dan

bahan yang mereka bawa untuk menemukan sifat-sifat bangun datar (jajar

genjang).

Kegiatan proses pembelajaran dengan pendekatan Kontekstual ini

menyenangkan bagi siswadan siswa tidak akan merasa bosan. Pada proses

inkuiri ini siswa melakukan percobaan dengan semangat, antusias, kerjasama

dan kompak dengan kelompoknya. Dari percobaan itu siswa dapat menemukan

dan membangun konsep sendiri. Proses percobaan di luar kelas dapat

digambarkan dari hasil dokumentasi.

Dalam percobaan ini siswa dapat berdiskusi langsung dengan sesama

anggota kelompoknya, dari kelompok ke kelompok lainnya, dan atau dari

kelompok kepada guru. Sehingga terjalin komunikasi dan masyarakat belajar

yang baik di kelas itu. Komponen kontekstual masyarakat belajar dapat

tergambarkan pada hasil dokumentasi. Melalui proses percobaan dan

pengamatan dan tanya jawab siswa akan menemukan sendiri, menemukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 122: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

105

informasi sendiri dan akan mengkontruktivismekan ilmu yang mereka dapat

dan didiskusikan bersama teman-temannya. Komponen kontekstual bertanya

juga dapat dikembangkan pada pembelajaran ini.

Guru hanya membimbing dan mengarahkan siswa dalam proses

pembelajaran. Siswa bersama kelompok masing-masing membahas dan

mendiskusikan hasil percobaan dan pengamatan dengan kelompok masing-

masing. Setelah proses diskusi selesai dilanjutkan dengan persentasi hasil

diskusi kelompok di depan kelas secara perwakilan, sedangkan kelompok yang

memberi tanggapan terhadap persentasi temannya yang disertai tanya jawab

agar kondisi kelas lebih aktif. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi

dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa mencatat kesimpulan

dan hal-hal yang mereka anggap penting dengan kata-kata mereka sendiri

ataupun menggambarkan proses yang telah mereka amati atau tahap proses

belajar symbolic.

Guru bersama siswa melaksanakan refleksi dari proses pembelajaran,

untuk mengulang sekilas proses pembelajaran yang telah dilakukan. Yaitu

merefleksikan hasil LKS, hasil karya siswa, dan kuis bagi siswa. Dan

merefleksikan kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran. Sehingga

diharapkan pada proses pembelajaran berikutnya dapat berjalan dengan lebih

baik. Untuk mengetahui kemampuan daya serap siswa dalam pembelajaran

maka diberikan kuis. Kuis dilakukan dengan cara setiap anak membuat

pertanyaan sendiri lalu diacak dan temannya sendiri yang akan menjawab soal

itu setelah itu yang menilai kebenaran jawaban adalah pembuat soal. Pada

akhir pelajaran ditutup dengan berdoa bersama-sama.

2) PelaksanaanPertemuanke-2

Pelaksanaan tindakan untuk pertemuan yang ke-2 pada siklus II ini

dilaksanakan di ruang kelas V dengan materi belah ketupat dari jam pelajaran

pertama sampai dengan jam pelajaran ke-dua yaitu 07.30 08.40 WIB pada

tanggal 7 Mei 2012. Jumlah siswa kelas V yang hadir dalam pelaksanaan

pertemuan yang ke-2 ini berjumlah 31 siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 123: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

106

Pelaksanaan pada pertemuan 2 (dua) ini masih menerapkan pendekatan

Kontekstual seperti siklus I, tetapi hanya saja materi yang berbeda yaitu

tentang (belah ketupat). Kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan berdoa,

absensi, tes penjajagan yang berupa tanya jawab untuk mengetahui

kemamapuan awal siswa, dan acuan untuk menghubungkan pengetahuan yang

dimilik siswa sebelumnya dan guru menjelaskan tujuan dari proses

pembelajaran yang akan dilaksanakan. Siswa terilihat senang dan antusias.

Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan inti, diawali dengan

demonstrasi yang dilakukan guru bersama siswa di depan kelas yang

berhubungan dengan membuat bangun datar tentang (belah ketupat) dan siswa

yang lain mengamati demonstrasi tersebut. Demonstrasi adalah salah satu

komponen Kontekstual pemodelan yang dikembangkan dalam pembelajaran

ini. Setelah itu siswa bersama kelompok masing-masing menyiapkan alat dan

bahan untuk percobaan serta melaksanakan percobaan tentang (belah

ketupat)sesuai dengan petunjuk yang ada di LKS, sedangkan guru

mengarahkan dan memfasilitator siswa dalam percobaan maupun proses

pembelajaran. Dan siswa memanipulasi alat dan bahan yang mereka bawa

sesuai dengan petunjuk yang ada. Proses belajar memanipulasi itu adalah salah

satu tahapan proses belajar dari enactive. Siswa saling saling bekerjasama

dalam kelompok masing-masing, dan saling bertukar pendapat antar kelompok

sehingga terjalin situasi masyarakat belajar yang baik dalam kelas itu. Siswa

melakukan beberapa percobaan yaitu tentang (belah ketupat) untuk

menemukan sifat-sifat tentang tentang (belah ketupat) dan teman-teman satu

kelompoknya mengamati.

Percobaan tidak hanya dilakukan di kelas tetapi juga di luar kelas pada

saat siswa melakukan percobaan untuk menemukan (belah ketupat). Melalui

percobaan itu siswa telah mengalami proses belajar iconic. Dengan begitu

siswa akan mengalami dan menemukan sendiri suatu pengetahuan sehingga

akan bermakna bagi anak.

Siswa lalu kembali ke dalam kelas dan berkumpul dengan kelompok

masing-masing untuk membahas dan merefleksikan hasil percobaan serta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 124: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

107

pengamatan yang dilakukan sebelum dipresentasikan di depan kelas. Pada

akhir kegiatan pembelajaran perwakilan dari beberapa kelompok maju ke

depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka dan siswa

dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk menanggapi dan mengajukan

pertanyaan Sehingga dengan begitu siswa akan aktif dan tugas guru hanya

membimbing serta mengarahkan. Setelah beberapa kelompok maju ke depan

kelas maka siswa bersama-sama guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang

telah dilaksanakan tentang (belah ketupat). Siswa dapat menyimpulkan dan

mencatat hasil kesimpulan bersama dengan kata-kata sendiri.

Sebelum proses pembelajaran diakhiri siswa bersama guru

melaksanakan refleksi sejenak tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan

baik dari segi proses pelaksanaan pembelajaran maupun dari pemahaman

materi yang telah disampaikan. Sehingga dapat mengetahui kekurangan atas

proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa maka diadakan evaluasi pada akhir pembelajaran untuk

mengetahui tingkat daya serap siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran.

Evaluasi ini dilakukan pada akhir siklus II dengan materi tentang (belah

ketupat) dan untuk kegiatan terakhir pembelajaran ditutup dengan berdoa.

3) PelaksanaanPertemuanke-3

Pada prinsipnya sama dalam pelaksanaan pertemuan ke-3 tahapan

proses pembelajaran sama seperti pada siklus I pertemuan ke-1 dan pertemuan

ke-2. Hanya saja materi yang disampaikan berbeda yaitu tentang layang-layang

yang dilaksanakan pada hari senin tanggal 14 Mei 2012 pada jam 07.30

08.40.

c. Observasi Siklus II

Hasil observasi yang dilakukan pada siklus II yaitu dengan melakukan

pengamatan terhadap proses pembelajaran yang berlangsung selama siklus II

yang meliputi 3 kali pertemuan dengan materi yaitu (jajar genjang, belah

ketupat, dan layang-layang ) yang masih menerapkan pendekatan kontekstual

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 125: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

108

dan hasil belajar siswa setelah diadaknnya evaluasi pada akhir siklus II ataupun

pada akhir pertemuan II dengan tujuan agar dapat membandingkan dan melihat

perubahan dari hasil tes awal, tes siklus I, dan tes siklus II. Sehingga dapat

terlihat peningkatan hasil belajar siswa.

Tes Hasil kegiatan observasi didapat dari data non tes dan tes. Non tes

dilakukan berupa hasil observasi, wawancara, dan dokumen foto, sedangkan

data tes dilakukan berupa hasil evaluasi tertulis pada akhir siklus II. Hasil

observasi dapat dilakukan dengan mengamati dari data sebagai berikut:

1) Observasi Non Tes ( Proses ) Siklus II

Hasil penelitian non tes pada siklus II ini didapatkan dari hasil

observasi siswa (saat proses pembelajaran dan percobaan), wawancara, dan

di dukung dengan dokumen foto. Hasil selengkapnya dijelaskan pada uraian

berikut ini:

a) Hasil Observasi Siswa dan Guru

Hasil observasi dalam siklus II ini adalah observasi terhadap siswa

yang dilaksanakan oleh 3 orang guru sebagai teman sejawat yang dilakukan

selama 3 kali pertemuan. Selain untuk siswa juga ada hasil observasi untuk

guru sebagai peneliti yang diamati oleh 3 (tiga) orang pengamat. Untuk

mengamati guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tidak hanya

mengamati perilaku siswa pada saat proses pembelajaran dan proses belajar

berlangsung tetapi hasil observasi ini juga meliputi pengamatan terhadap

kinerja siswa dalam kelompoknya.

Pengambilan data observasi dilakukan selama proses pembelajaran

dan percobaan untuk menemukan sifat-sifat bangun datar pada siklus II

yaitu tentang jajar genjang, belah ketupat dan layang-layang yang akan

diadakan selama 3 (tiga) kali pertemuan. Pengambilan data observasi ini

bertujuan untuk mengetahui dan melihat respon perilaku siswa dalam

menerima atau mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan

pendekatan kontekstual. Dan untuk mengamati perilaku atau sikap guru

pada saat proses pembelajaran. Yaitu meliputi:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 126: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

109

(1) AspekPengamatandalamProsesPembelajaran

Masih sama seperti pada siklus II objek sasaran pengamatan yang

pertama yaitu mengamati 10 perilaku siswa, baik positif maupun negatif

yang muncul saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun objek sasaran

observasi tersebut adalah (a) memperhatikan penjelasan guru, (b) aktif

dalam bertanya, (c) aktif dalam diskusi kelompok, (c) bekerjasama dalam

kelompok, (d) aktif dalam percobaan dan pembelajaran, (e) kemampuan

berkomunikasi, (f) bertanggung jawab, (g) mandiri, (h) percaya diri/ berani

mengemukakan pendapat, (i) menghargai pendapat orang lain. Berdasarkan

hasil pengamatan dan skala penilaian proses pada siklus II pertemuan 1

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.18. Ratat-rata Skor Penilaian Proses (Pengamatan Proses

Pembelajaran Siklus II Pertemuan ke-1 )

Skor

penilaian

Observer Rata

rata

Presen-

tase

Kriteria Keterangan

1 2 3

92-100 3 1 2 2 38,71% Sangat Baik

Berdasarkan tabel lampiran hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa: Rata-rata = 2620 31 = 84,5 Berkategori baik

83-91 12 14 13 13 Baik 74-82 15 15 15 15 51,61% Cukup

Baik 65-73 Cukup

Baik 56-64 1 1 1 1 Cukup

Baik Jumlah 31 31 31 31 100%

Berdasarkan tabel 4.18 hasil observasi terhadap proses pembelajaran

dalam kategori baik. Siswa sudah baik dalam mengikuti setiap proses

pembelajaran dan memperhatikan guru dengan baik. Ada sekitar 2 siswa atau

sekitar 6,45% , dan 41,94% siswa telah mengikuti proses pembelajaran dengan

baik atau 13. Sedangkan untuk siswa yang telah baik dalam mengikuti proses

pembelajaran yaitu sebanyak 15 siswa atau sekitar 48,38%. Dan masih ada

beberapa 1 siswa dalam kategori cukup baik yaitu sekitar 3,23%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 127: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

110

Pada siklus II pertemuan pertama ini, siswa mulai terdapat perubahan

dari pada siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan siswa sudah antusias dalam

bertanya baik kepada guru, teman atau antar kelompok dan semakin banyak

siswa yang mengangkat tangannya untuk bertanya baik dalam proses

pembelajaran maupun saat diskusi.

Menurut hasil pengamatan observer sudah hampir semua siswa

memperhatikan gurunya saat proses pembelajaran berlangsung. Kerjasama

dalam kelompok juga sudah mulai terlihat, siswa dalam kelompoknya sudah

mulai aktif dan tidak cuek. Secara keseluruhan semua siswa ikut melakukan

percobaan dan pengamatan dengan baik sehingga dengan begitu siswa akan

belajar mandiri akan mengkonstrukkan ilmu atau pengetahuan yang meraka

dapat akan lebih bermakna.Siswa sudah mulai sadar dan tidak malu lagi untuk

bertanya kepada guru maupun kepada teman. Sehingga kelas terlihat lebih aktif

dari pada siklus I. Masing-masing kelompok juga telah bekerjasama dalam

kelompok mereka masing-masing baik dalam percobaan, diskusi kelompok,

maupun pada saat pengamatan.

Berdasarkan hasil pengamatan tidak tampak keegoisan siswa, secara

keseluruhan siswa telah kompak dengan kelompok masing-masing walaupun

ada beberapa siswa yang tidak mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Dengan guru memberikan kesempatan kepada kelompok masing-masing untuk

melakukan percobaan maka dengan begitu siswa akan berlatih mandiri dan

bertanggung jawab.

Setelah pelaksanaan siklus II pada pertemuan pertama selesai lalu

dilanjutkan pengamatan proses pembelajaran pada pertemuan yang ke-2 yang

dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2012 yang dilakukan oleh 3 orang guru sebagai

teman sejawat. Sama seperti pertemuan yang pertama observer masih

mengamati aspek yang sama, untuk mengetahui peningkatan proses dari tiap

pertemuan dengan menerapkan pendekatan konteksual. Pada pertemuan yang

ke-2 ini hanya saja materinya yang berbeda yaitu tentang sifat belah ketupat.

Dengan pengamatan ini maka akan terdeskripsikan perilaku dan

respon siswa saat mengikuti pembelajaran sehingga dapat terlihat peningkatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 128: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

111

dan perbedaan dari pertemuan 1 dan pertemuan yang ke-2 pada siklus II. Dapat

dipaparkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.19. Rata-rata Skor Penilaian Proses (Pengamatan Proses Pembelajaran siklus II pertemuan ke-2)

Skor

penilaian

Observer Rata

rata

Presen-

tase

Kriteria Keterangan

1 2 3

94-100 4 6 5 5 16,13% Sangat Baik

Berdasarkan tabel lampiran hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa: Rata-rata = 2730 31 = 88,10 Berkategori baik

87-93 16 14 15 15 48,39% Baik 80-86 10 10 10 10 32,26% Baik 73-79 - - - - - Baik 66-72 1 1 1 1 3,22% Cukup

Baik Jumlah 31 31 31 31 100%

Berdasarkan tabel 4.19, dapat terlihat bahwa proses belajar siswa pada

saat pembelajaran siklus II pertemuan ke-2 sudah baik dan semua siswa aktif

terlibat dalam proses pembelajaran dari pada pertemuan yang pertama. Semua

siswa memperhatikan dan mengikuti penjelasan dan pembelajaran dari guru

dengan baik. Siswa masih sulit dalam menggambarkan bangun datar belah

ketupat) pada pertemuan ke-2 siklus II ini.

Dapat digambarkan tentang kategori perilaku siswa saat proses

pembelajaran berlangsung yaitu sebagai berikut : siswa berkategori sangat baik

dalam mengikuti pembelajaran sebanyak 5 anak atau sekitar 16,3%, sedangkan

siswa yang berkategori baik dalam proses pembelajaran sebanyak 25 anak atau

80,65%, dan kategori cukup baik sebanyak 1 anak atau 3,22%. Hanya ada ada

satu siswa yang masih masih kurang baik dalam mengikuti pembelajaran.

Pada Siklus II pertemuan ke-3 ini proses pembelajaran dengan materi

(belah ketupat) dapat berjalan dengan baik secara keseluruhan dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 129: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

112

digambarkan melalui hasil observasi pada proses pembelajaran matematika

seperti tabel di bawah ini:

Tabel 4.20. Rata-rata Skor Penilaian Proses (Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus II pertemuan ke-3)

Skor

penilaian

Observer Rata

rata

Presen-

tase

Kriteria Keterangan

1 2 3

94-100 5 7 6 6 19,35% Sangat Baik

Berdasarkan tabel lampiran hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa: Rata-rata = 2730 31 = 90 Berkategori baik

87-93 20 18 19 19 61,30% Baik 80-86 - - - - - Baik 73-79 6 6 6 6 19,35% Cukup

Baik 66-72 - - - - - Kurang

Baik Jumlah 31 31 31 31 100%

Berdasarkantabel 4.20 di atas, dapat digambarkan tentang kategori

perilaku siswa saat proses pembelajaran berlangsung yaitu sebagai berikut: siswa

berkategori sangat baik dalam mengikuti pembelajaran sebanyak 6 anak atau

sekitar 19,35%, sedangkan siswa yang berkategori baik dalam proses

pembelajaran sebanyak 19 anak atau 61,30%, dan kategori cukup baik sebanyak

6 anak atau 19,35%. Sebagian besar siswa telah baik dalam mengikuti proses

pembelajaran maematika dengan baik

Sehingga untuk hasil pengamatan proses pembelajaran siklus II dapat

digambarkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.21. Perbandingan Hasil Pengamatan Saat Proses Pembelajaran

Siklus II Pertemuan Ke-1 Pertemuan Ke-2 Pertemuan Ke-3

Rata-rata Skor 84,5 88,10 90

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 130: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

113

Dari tabel 4.21 di atas dapat dipaparkan bahwa proses pembelajaran

siswa pada siklus II yang dilaksanakan selama 3 (tiga) kali pertemuan

mengalami peningkatan yaitu dari rata-rata 84,5 menjadi 88,10 dan meningkat

keaktifan siswa menjadi 90. Sudah terjadi perubahan perilaku siswa saat

mengikuti proses pembelajaran ke arah yang lebih baik.

Selain mengamati siswa sebagai objek pembelajaran, observer juga

melakukan pengamatan terhadap guru sebagai peneliti pada saat proses

pembelajaran. Sedangkan hasil observer mengamati guru saat proses

pembelajaran yaitu sebagai berikut:

(1) Guru telah baik dalam membuka dan menutup pembelajaran

(2) Komponen Pendekatan kontekstual sudah mulai dikembangkan semua,

tetapi masih ada aspek konstrukivisme pada anak yang kurang muncul

(3) Pemberian motivasi kurang menyeluruh, jangan hanya memberikan kepada

anak tertentu saja

(4) Materi telah disampaikan secara jelas

(5) Terlalu cepat dalam menyampaikan langkah-langkah menemukan sifat

bangun datar (jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang)

Secara keseluruhan guru telah sangat baik dalam proses

pembelajaran dan mengelola kelas serta siswa pada saat pembelajaran.

Keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran sudah mulai terlihat, siswa

tidak lagi tergantung dengan gurunya sehingga siswa akan lebih mandiri

dalam proses pembelajaran. Walaupun masih ada beberapa siswa yang

bermain sendiri dan pasif dalam pembelajara dan perhatian guru terhadap

siswa sudah menyeluruh dan baik. Proses pembelajaran telah baik dari awal

pembelajaran sampai akhir pelajaran. Pada siklus II ini lebih jelas dan lebih

pelan dalam menyampaikan materi dan langkah-langkah dalam proses

pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 131: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

114

(2) Aspek Pengamatan dalam Proses Belajar (Pendekatan Kontekstual)

Objek sasaran pengamatan yang kedua yaitu mengamati pada saat

siswa melakukan proses belajar (percobaan dan pengamatan). Pada

pengamatan ini dlikukan untuk mengetahui respon dan perilaku siswa saat

melakukan percobaan pada proses pembelajaran.

Pada siklus II ini observer akan mengamati proses belajar siswa

selama tiga kali pertemuan dengan tujuan dapat melihat perubahan perilaku

siswa yang akan terdeskripsi saat kegiatan menemukan sifat-sifat bangun

datar (jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang). Hasil observasi pada

proses belajar siklus II pertemuan yang pertama ini dapat dipaparkan di

bawah ini:

Tabel 4.22. Rata-rata Skor Penilaian Proses Pengamatan Pendekatan Kontekstual Siklus II Pertemuan ke-1

Skor

penilaian

Observer Rata

rata

Presen-

tase

Kriteria Keterangan

1 2 3

27-28 - - - - - Sangat Baik

Berdasarkan tabel lampiran hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa: Rata-rata = 715 31 = 23,06 Berkategori baik

25-26 3 3 3 3 9,68% Baik 23-24 19 19 19 19 61,30% Baik 21-22 7 7 7 7 22,58% Baik 19-20 2 2 2 2 6,44% Cukup

Baik 17-18 - - - - Kurang

Baik

Pada tebel 4.22 dapat dipaparkan bahwa sebagian besar siswa telah

mengikuti proses belajar yang meliputi percobaan dan pengamatan dengan baik.

Terdapat 3 siswa yang sangat baik dalam mengikuti proses pembelajaran atau

sekitar 9,68 %. Siswa yang baik dalam proses pembelajaran dalam kelas yaitu

sebanyak 26 anak atau 83,88%. Dan siswa yang berkategori cukup baik hanya 2

anak atau 6,44%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 132: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

115

Dalam proses belajar ini, siswa sudah terlihat antusias dan merespon

dengan baik kegiatan pembelajaran. Siswa telah mandiri dengan kelompoknya

masing-masing telah melaksanakan kegiatan mulai dari meyiapkan alat dan

bahan percobaan sampai melakukan percobaan sendiri sesuai dengan langkah-

langkah dalam LKS dan pengarahan dari guru.

Dari hasil kerja kelompok masing-masing, lalu perwakilan tiap kelompok

untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka di depan kelas. Tetapi

sebagian besar yang aktif bertanya pada diskusi kelas ini adalah didominasi oleh

siswa tertentu saja sedangkan siswa yang lain masih malu-malu, hanya ada

beberapa yang aktif bertanya dan berpendapat.

Untuk pertemuan yang ke 2 (dua) ini, objek pengamatan masih sama

seperti pertemuan 1. Hasil observasi khusunya pada komponen pendekatan

kontekstual pada siklus II pertemuan ke-2 ini dapat dipaparkan sebagai berikut:

Tabel 4.23. Rata-rata Skor Penilaian Proses Pengamatan Pendekatan Kontekstual Siklus II Pertemuan ke-2

Skor

penilaian

Observer Rata

rata

Presen-

tase

Kriteria Keterangan

1 2 3

27-28 - - - - - Sangat Baik

Berdasarkan tabel lampiran hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa: Rata-rata = 715 31 = 23,06 Berkategori baik

25-26 4 4 4 4 9,68% Baik 23-24 19 19 19 19 61,30% Baik 21-22 7 7 7 7 22,58% Baik 19-20 1 1 1 1 6,44% Cukup

Baik 17-18 - - - - Kurang

Baik

Dari tabel 4.23 dapat tergambarkan bahwa ada 5 anak atau 16,7% yang

berkategori sangat baik dalam proses percobaan dalam pengamatan pada

pertemuan ke 2 ini. Berkategori baik sebanyak 24 anak atau 80%, dan hanya

masih ada 1 siswa yang kurang baik dan aktif atau sekitar 3,33%. Tapi secara

keseluruhan siswa telah aktif dalam proses percobaan dan pengamatan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 133: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

116

Dilanjutkan pada pertemuan yang ke 3 (tiga) ini, objek pengamatan masih

sama seperti pertemuan 1 dan 2. Hasil observasi khusunya pada komponen

pendekatan kontekstual pada siklus II pertemuan ke-3 ini dapat dipaparkan

sebagai berikut:

Tabel 4.24. Rata-rata Skor Penilaian Proses Pengamatan Pendekatan

Kontekstual Siklus II Pertemuan ke-3

Skor

penilaian

Observer Rata

rata

Presen-

tase

Kriteria Keterangan

1 2 3

27-28 - - - - - Sangat Baik

Berdasarkan tabel lampiran hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa: Rata-rata = 734 31 = 23,68 Berkategori baik

25-26 9 9 9 9 29,03% Baik 23-24 17 17 17 17 54,84% Baik 21-22 5 5 5 5 16,13% Baik 19-20 - - - - - Cukup

Baik 17-18 - - - - Kurang

Baik

Dari tabel 4.24 dapat tergambarkan bahwa ada 9 anak atau 29,03% yang

berkategori sangat baik dalam pembelajaran pada pertemuan ke 3 ini.

Berkategori baik sebanyak 22 anak atau 70,97%, secara keseluruhan siswa telah

aktif dalam setiap pembelajaran khususnya proses percobaan dan pengamatan

yang terdapat komponen pedekaan kontekstual didalamnya.

Siswa telah melakukan percobaan dan pengamatan dengan baik mulai dari:

menyiapkan alat dan bahan, melakukan percobaan, memanipulasi, mengamati,

dan menyimpulkan sendiri hasil percobaan dan pengamatan. Setelah itu siswa

melakukan pengamatan dilakukan di luar kelas tentang macam-macam bangun

datar. Persentasi diskusi kelas dilakukan secara baik dan siswa mulai aktif,

kondisi kelas sudah mulai hidup karena sebagian siswa sudah mulai aktif

memberikan tanggapan terhadap hasil kelompok lain. Hasil karya siswa berupa

contoh macam-macam bangun datar yang dibuat secara kelompok dan di pajang

bersama-sama teman yang lain, sehingga untuk hasil pengamatan selama proses

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 134: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

117

belajar siswa (pada saat percobaan dan pengamatan) pada siklus II dapat

digambarkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.25. Perbandingan Hasil Pengamatan Saat Proses Belajar (Pendekatan Kontekstual)

Siklus II Pertemuan Ke-1 Pertemuan Ke-2 Pertemuan ke-3

Rata-rata Skor 23,06 23,23 23,68

Dari tabel 4.25 di atas dapat dipaparkan bahwa proses pembelajaran

siswa pada siklus I yang dilaksanakan selama3 (dua) kali pertemuan mengalami

peningkatan yaitu dari rata-rata 23,06 menjadi 23,23 dan pada pertemuan ke 3

menjadi 23,68.

Berdasarkan hasil di atas dapat terlihat bahwa siswa telah baik dalam

mengikuti proses pembelajaran khususnya pada komponen kontekstual. Selain

itu, siswa juga sudah aktifa dalam proses pembelejaran. Siswa secara mandiri

bersama-sama kelompokknya berusaha melakukan percobaan, pengamatan, lalu

menyimpulkan sendiri hasil belajar mereka. Dan mengkomunikasikan di depan

kelas.

Sedangkan hasil observer mengamati guru saat proses belajar (percobaan

dan pengamatan) yaitu meliputi beberapa objek pengamatan yang merupakan

cara penerapan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran. Hasil

pengamatan ketiga observer (3 orang guru sebagai teman sejawat) kepada guru

pada saat mendampingi proses belajar siswa siklus II pertemuan ke-1, 2, dan 3

dapat dipaparkan sebagai berikut:

a) Secara keseluruhan guru sudah baik dala proses pembelajaran

b) Komponen dalam pendekatan kontekstual sudah muncul, hanya saja guru

masih kurang membangkitkan rasa ingin tahu (bertanya) siswa dalam

proses pembelajaran

c) Guru masih kurang menyeluruh dalam membimbing siswa dalam proses

konstruktivisme.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 135: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

118

b) Hasil Wawancara

Pada siklus II ini, masih sama seperti siklus I wawancara difokuskan

pada tiga orang siswa yaitu seorang siswa yang memperoleh nilai tertinggi,

sedang, dan terendah. Selain itu juga, pertanyaan pada wawancara ini masih

sama seperti pada siklus II. Dan tindak lanjut dari hasil pengamatan. Hasil

wawancara dengan ketiga responden yang mewakili kategori nilai baik,

sedang, dan kurang dapat dibaca pada paparan berikut:

(1) Ketiga siswa merasa senang dengan pembelajaran yang disampaikan oleh

guru

(2) Siswa tidak merasa bosan dengan pembelajaran karena siswa bisa belajar

bersama temannya, belajar di dalam kelas ataupun di luar kelas, serta

dapat belajar sendiri melalui proses percobaan dan pengamatan

(3) Menurut hasil wawancara dari ketiga siswa itu, mereka tidak mengalami

kesulitan dalam proses pembelajaran karena sudah ada LKS sebagai

petunjuk dan guru selalu memberikan bimbingan serta pengarahan

kepada siswa.

(4) Kesan dan respon siswa secara keseluruhan baik terhadapan proses

pembelajaran guru yang menerapkan pendekatan kontekstual ini.

menyenangkan dan siswa dapat lebih akrab dengan teman yang lain

(5) Harapan siswa yaitu agar guru dalam menyampaikan materi lain atau

mata pelajaran lain dengan metode-metode yang menarik dan tidak

membosankan.

2) Hasil Tes ( Hasil Belajar) Siklus II

Hasil tes ini adalah hasil dari evaluasi siklus II yang dilaksanakan

pada akhir siklus II. Hasil tes ini akan mengukur kemampuan pemahaman

siswa terhadap materi yang mereka pelajari selama pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan kontekstual.

Dengan hasil tes ini dapat tergambarkan kemamupan tiap siswa

dalam menyerap materi atau konsep yang mereka pelajari.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 136: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

119

Hasil yang berasal dari tes evaluasi siklus II tentang bangun datar

(pertemuan pertama tentang jajar genjang, pertemuan kedua tentang belah

ketupat, dan pertemuan ketiga tentang layang-layang) dapat dipaparkan

pada tabel berikut:

Tabel 4.26. Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Tes Siklus II pertemuan ke-1

No Nilai Jumlah

Siswa

Persentase Kriteria Keterangan

1. 86-96 5 16,13% Tuntas Rata-rata = 2390 31 =77,10 Hampir sebagian siswa telah tuntas /memenuhi KKM

2. 75-85 17 54,84% Tuntas 3. 64-74 5 16,13% Belum

Tuntas 4. 53-63 1 3,23% Belum

Tuntas 5. 32-42 3 9,67% Belum

Tuntas Jumlah = 2390 31 100%

Dari tabel 4.26 di atas, jumlah siswa yang masih di bawah KKM

(belum tuntas) sebanyak 9 siswa atau 29,04%. Sedangkan jumlah siswa yang

tuntas adalah 22 siswa atau 70,06%. Hasil tersebut masih jauh dari indikator

kinerja yang ditetapkan yakni lebih dari 85% jumlah siswa mencapai KKM.

Tabel 4.27. Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Tes Siklus II pertemuan ke-2

No Nilai Jumlah

Siswa

Persentase Kriteria Keterangan

1. 86-96 6 19,35% Tuntas Rata-rata = 2445 31 =78,87 Hampir sebagian siswa telah tuntas /memenuhi KKM

2. 75-85 18 58,06% Tuntas 3. 64-74 4 12,90% Belum

Tuntas 4. 53-63 1 3,23% Belum

Tuntas 5. 32-42 2 12,46% Belum

Tuntas Jumlah = 2445 31 100%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 137: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

120

Dari tabel 4.27 di atas, jumlah siswa yang masih di bawah KKM

(belum tuntas) sebanyak 7 siswa atau 28,59%. Sedangkan jumlah siswa yang

tuntas adalah 24 siswa atau 70,41%. Hasil tersebut masih jauh dari indikator

kinerja yang ditetapkan yakni lebih dari 85% jumlah siswa mencapai KKM.

Tabel 4.28. Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Tes Siklus II pertemuan ke-3

No Nilai Jumlah

Siswa

Persentase Kriteria Keterangan

1. 86-96 7 22,58% Tuntas Rata-rata = 2525 31 =81,45 Hampir sebagian siswa telah tuntas /memenuhi KKM

2. 75-85 19 61,29% Tuntas 3. 64-74 3 9,68% Belum

Tuntas 4. 53-63 1 3,23% Belum

Tuntas 5. 32-42 1 3,23% Belum

Tuntas Jumlah = 2525 31 100%

Dari tabel 4.28 di atas, jumlah siswa yang masih di bawah KKM

(belum tuntas) sebanyak 5 siswa atau 16,14%. Sedangkan jumlah siswa yang

tuntas adalah 26 siswa atau 83,86%. Hasil tersebut masih dibawah indikator

kinerja yang ditetapkan yakni lebih dari 85% jumlah siswa mencapai KKM.

Tabel 4.29. Distribusi Frekuensi Rata-rata nilai Akhir Tes Siklus II

N

o

Nilai Pertemuan Rata

rata

Persen-

tase

Kriteria Keterangan

1 2 3 1 86-96 5 6 7 6 19,35% Tuntas Rata-rata = 2445

31 =78,87 Hampir sebagian siswa telah tuntas /memenuhi KKM

2 75-85 17 18 19 18 58,06% Tuntas 3 64-74 5 4 3 4 12,90% Belum

Tuntas 4 53-63 1 1 1 1 3,23% Belum

Tuntas 5 32-42 3 2 1 2 6,46% Belum

Tuntas Jumlah = 2445

31 31 31 31 100%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 138: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

121

Berdasarkan tabel 4.29 diatas, jumlah siswa yang masih di bawah

KKM (belum tuntas) sebanyak 7 siswa atau 22,59%. Sedangkan jumlah siswa

yang tuntas adalah 24 siswa atau 77,41%. Hasil tersebut masih jauh dari

indikator kinerja yang ditetapkan yakni lebih dari 85% jumlah siswa

mencapai KKM.

Sehingga mereka sudah tuntas atau memenuhi KKM dalam materi

sifat bangun datar (jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang)

sebanyak 24 siswa atau sekitar 77,41%. Tetapi, masih ada 7 anak sebanyak

22,59%

Berdasarkan perbandingan dengan hasil evaluasi siklus I dengan rata-rata

nilai 74,65 pada siklus II telah ada peningkatan yaitu dengan rata-rata nilai

siswa 76,77 pada materi tentang sifat bangun datar(jajar genjang, belah

ketupat, dan layang-layang)

Untuk persentase dan kenaikan jumlah siswa ketuntasan belajar siklus II

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.30. Persentase dan Jumlah Siswa Ketuntasan Belajar Siklus II

No Nilai Jumlah Siswa Persen Keterangan

1 0 74 7 22,59% Belum Tuntas

2 75 100 24 77,41% Tuntas

Jumlah 31 100%

Dari tabel 4.30 dapat diketahui jumlah siswa yang tuntas dan memenuhi

KKM berjumlah 24 anak siswa atau sekitar 77,41%. dan jumlah siswa yang

tidak tuntas 7 siswa atau 22,59%.

Apabila dibuat gambar diagram, dari tabel di atas maka dapat

digambarkan seperti pada gambar di bawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 139: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

122

Gambar 4.4. Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

d. RefleksiSiklusII

Berdasarkan hasil pengamatan dari observer dan pengamatan peneliti

pada saat melaksanakan penelitian tindakan kelas, secara umum pelaksanaan

pembelajaran pada siklus II sudah berjalan baik. Berdasarkan lembar

pengamatan dan hasil wawancara terhadap siswa, sudah banyak siswa yang

kelihatan senang, antusias, dan menunjukkan peningkatan aktifitas belajar

dalam kegiatan pembelajaran serta lebih mudah untuk memahami materi

pembelajaran saat disampaikan dengan penerapan pendekatan kontekstual

sehingga pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa.

Kelebihan lain pada siklus II ini yaitu tahap-tahap pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual sudah

dilaksanakan dengan baik oleh guru maupun siswa. Pada tiap tahap

pelaksanaan siklus yang meliputi 7 komponen pendekatan kontekstual antara

Tuntas; 77,41%

Belum Tuntas; 22,59%

; 0 ; 0

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 140: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

123

lain: konstruktivisme, bertanya, inkuiri, pemodelan. masyarakat belajar,

refleksi, dan penilaian sebenarnya, telah dilaksanakan dengan baik.

Sedangkan ketuntasan belajar siswa pada pelaksanaan tindakan siklus II

juga mengalami kenaikan dibandingkan dengan ketuntasan belajar siswa pada

siklus I dan ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Untuk perbandingan persentase dan jumlah siswa ketuntasan belajar

siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.31. Perbandingan Persentase dan jumlah Siswa Ketuntasan Belajar Tes awal, Siklus I dengan Siklus II

No Tahap Belum Tuntas Tuntas

Ket Jmlh Siswa Persentase Jmlh Siswa Persentase

1 Siklus II 7 22,59% 24 77,41%

Berdasarkan hasil pengamatan dari observer pada pelaksanaan tindakan

siklus II ini telah dilaksanakan secara maksimal dan efektif serta dapat berhasil

dengan baik. Karena secara umum siswa telah mencapai batas ketuntasan

belajar yang telah ditentukan yaitu 75. Sedangkan hasil siklus II siswa yang

telah tuntas dan di atas KKM sebanyak 24 anak atau sekitar 77,41%.

Pada siklus II ini menurut observer secara umum guru telah

melaksanakan proses pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dengan

baik dan telah memperbaiki dan menghasilkan peningkatan proses dan hasil

belajar yang lebih baik dibandingkan dengan pada siklus sebelumnya. Dengan

demikian pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual ini pada

materi tentang sifat bangun datar (jajar genjang, belah ketupat, dan layang-

layang) telah dapat diterapkan dan dilaksanakan dengan baik. Karena telah

sesuai dengan indikator-indikator kinerja yang telah direncanakan sebelumnya

yaitu sebagai berikut: keterlibatan siswa secara aktif dalam proses

pembelajaran sebanyak 75% siswa telah aktif, respon siswa 75% telah

menunjukkan gairah belajar dalam mengikuti proses pembelajaran, dan terjadi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 141: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

124

perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dan peningkatan hasil belajar

matematika tentang sifat bangun datar (jajar genjang, belah ketupat, dan

layang-layang) yaitu 77,41% siswa mencapai nilai tuntas minimal (KKM).

Karena peneliti belum memenuhi 80% siswa tuntas atau memenuhi

KKM maka peneliti melanjutkan pada Siklus III.

3. Deskripsi Siklus III

a. Perencanaan Siklus III

Pada perencanaan siklus III ini tidak jauh berbeda dengan siklus I

dan II. Hanya saja materi, percobaan, objek pengamatan, dan media yang

digunakan berbeda. Selain itu, dalam merencanakan siklus III ini peneliti

perlu memperhatikan masukan-masukan dari observer sehingga akan

memperbaiki kekurangan proses pembelajaran pada siklus I. Dalam siklus

III akan diadakan selama 2 kali pertemuan dengan materi yang berbeda.

Untuk pertemuan pertama yaitu trapesium yang dilaksanakan pada hari

senin tanggal 23 Mei 2012 pada jam 07.30 08.40, pada pertemuan ke-2

yaitu lingkaran yang dilaksanakan pada hari senin tanggal 28 Mei 2012

pada jam 07.30 08.40. Beberapa tahapan yang dilaksanakan sebelum

dilaksanakannya tindakan siklus III ini diantaranya adalah membuat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP siklus III terlampir pada

lampiran 76 halaman), membuat lembar observer, menghubungi teman

sejawat untuk menjadi observer, dan menata ruangan agar nyaman bagi

siswa dan menyiapkan semua media yang diperlukan.

b. Pelaksanaan Siklus III

Setelah tahap perencanaan siklus III selesai, dilanjutkan ketahap

berikutnya yaitu tahap pelaksanaan tindakan. Dalam pelaksanaan siklus III

ini tidak sama dengan siklus I dan II. Untuk siklus III dilakukan selama 2

(dua) kali pertemuan. Setiap pertemuan mempunyai alokasi waktu selam

70 menit yaitu untuk kegiatan awal 10 menit, kegiatan inti 45 menit, dan

kegiatan akhir 15 menit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 142: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

125

1) Pelaksanaan Pertemuan ke-1

Pelaksanaan siklus III untuk pertemuan yang pertama ini

dilakasanakan di kelas V pada hari senin tanggal 23 Mei 2012 dengan

materi trapesium pada jam 07.30 08.40. Jumlah siswa yang hadir dalam

Siklus III pertemuan 1 ini berjumlah 31 anak. Selain itu juga ada 3 teman

observer yaitu tiga teman guru sebagai teman sejawat.

Pembelajaran diawali dengan kegiatan awal yang dilakukan selama

10 menit yang bertujuan untuk mempersiapkan semua yang diperlukan

dalam proses pembelajaran seperti: ruangan kelas dibuat nyaman dan

mempersiapkan mental siswa agar lebih siap dalam menerima pelajaran

yang akan disampaikan. Dilanjutkan dengan berceramah dan tanya jawab

tentang cara membuat bangun datar trapesium bersama-sama siswa. Sama

seperti siklus I dan II pada kegiatan awal ini meliputi: berdoa, absensi, tes

penjajagan yang berupa tanya jawab tentang materi yang akan

disampaikan untuk mengetahui kemamapuan awal siswa, dan acuan untuk

menggali dan menghubungkan pengetahuan yang dimiliki siswa

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari dan guru menyampaikan

tujuan dari pembelajaran yang akan dilakasanakan.

Kegiatan inti dilakukan selama 45 menit, untuk kegiatan inti

terlebih dahulu membagi anak menjadi 6 kelompok secara merata baik

seperti pada siklus I dan II. Setelah siswa membentuk kelompok, guru

mulai menerapkan Kontekstual dalam pembelajaran yang memiliki 7

komponen yaitu konstruktivisme, bertanya, inkuiri, masyarakat belajar,

permodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya.

Pada kegiatan awal pembelajaran diawali dengan demonstrasi guru

bersama siswa untuk melakukan demonstrasi tentang sifat bangun

datar(trapesium). Demonstrasi itu adalah salah satu contoh pemodelan

yang merupakan kompenen Kontekstual yang diterapkan dalam

pembelajaran. Setelah semua kelompok mendapat LKS, terlebih dahulu

guru memberikan pengarahan kepada siswa dalam melaksanakan

percobaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 143: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

126

Kemudian siswa mulai melaksanakan percobaan sesuai LKS

berdasarkan kelompoknya masing-masing. Dalam tahapan ini guru

mengembangkan komponen Kontekstual yaitu pemodelan, masyarakat

belajar, dan inkuiri. Guru hanya berperan membimbing, mengarahkan, dan

fasilitator siswa dalam proses percobaan. Siswa bersama-sama dengan

bimbingan gurunya berusaha mencari dan menemukan informasi,

pengetahuan, konsep baru, atau ilmu dengan percobaan. Siswa belajar

bersama dengan kelompok mereka untuk membangun konsep sendiri atas

pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan yang mereka dapat.

Siswa belajar dan menemukan sendiri melalui proses percobaan,

pengamatan, dan diskusi dalam kelompoknya. Sehinga siswa aktif

mencari dan menemukan sendiri.

Melalui proses percobaan dan pengamatan komponen Kontekstual

inkuiri dapat dikembangkan yaitu dimana siswa mengalami, mencoba,

mencari, dan menemukan sendiri suatu kensep pengetahuan yang telah

mereka miliki sebelumnya. Proses inkuiri bisa terjadi di kelas ataupun di

luar kelas. Proses percobaan di kelas yaitu pada saat siswa bersama

kelompoknya membuktikan tentang sifat-sifat pada trapesium.

Siswa tidak hanya melakukan percobaan di dalam kelas tapi juga di

luar kelas, untuk mencari benda-benda yang berbentuk trapesium yang

berada di lingkungan sekolahnya. Pada saat siswa melakukan percobaan

menggunkan alat dan bahan yang telah disiapkan maka terjadi proses

belajar secara enactive, siswa memanipulasi secara langsung objek-objek

itu berdasarkan langkah-langkah yang ada di LKS atau melihat peristiwa

nyata secara langsung.

Siswa melakukan percobaan tentang sifat-sifat bangun datar

tentang trapesium di sekitar sekolah. Tahapan proses belajar berikutnya

yaitu iconic siswa belajar dengan menggunakan alat dan bahan dalam

percobaan sebagai perumpamaan. Dengan begitu siswa akan mengalami

langsung dan memahami terhadap sifat-sifat bangun datar (trapesium).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 144: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

127

Mereka mencoba dan memanipulasi alat dan bahan yang mereka bawa

untuk menemukan sifat-sifat bangun datar (trapesium).

Kegiatan proses pembelajaran dengan pendekatan Kontekstual ini

menyenangkan bagi siswadan siswa tidak akan merasa bosan. Pada proses

inkuiri ini siswa melakukan percobaan dengan semangat, antusias,

kerjasama dan kompak dengan kelompoknya. Dari percobaan itu siswa

dapat menemukan dan membangun konsep sendiri. Proses percobaan di

luar kelas dapat digambarkan dari hasil dokumentasi.

Dalam percobaan ini siswa dapat berdiskusi langsung dengan

sesama anggota kelompoknya, dari kelompok ke kelompok lainnya, dan

atau dari kelompok kepada guru. Sehingga terjalin komunikasi dan

masyarakat belajar yang baik di kelas itu. Komponen kontekstual

masyarakat belajar dapat tergambarkan pada hasil dokumentasi. Melalui

proses percobaan dan pengamatan dan tanya jawab siswa akan

menemukan sendiri, menemukan informasi sendiri dan akan

mengkontruktivismekan ilmu yang mereka dapat dan didiskusikan

bersama teman-temannya. Komponen kontekstual bertanya juga dapat

dikembangkan pada pembelajaran ini.

Guru hanya membimbing dan mengarahkan siswa dalam proses

pembelajaran. Siswa bersama kelompok masing-masing membahas dan

mendiskusikan hasil percobaan dan pengamatan dengan kelompok

masing-masing. Setelah proses diskusi selesai dilanjutkan dengan

persentasi hasil diskusi kelompok di depan kelas secara perwakilan,

sedangkan kelompok yang memberi tanggapan terhadap persentasi

temannya yang disertai tanya jawab agar kondisi kelas lebih aktif. Guru

bersama-sama siswa menyimpulkan materi dalam proses pembelajaran

yang telah dilakukan. Siswa mencatat kesimpulan dan hal-hal yang mereka

anggap penting dengan kata-kata mereka sendiri ataupun menggambarkan

proses yang telah mereka amati atau tahap proses belajar symbolic.

Guru bersama siswa melaksanakan refleksi dari proses

pembelajaran, untuk mengulang sekilas proses pembelajaran yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 145: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

128

dilakukan. Yaitu merefleksikan hasil LKS, hasil karya siswa, dan kuis bagi

siswa. Dan merefleksikan kekurangan dan kelebihan dalam proses

pembelajaran. Sehingga diharapkan pada proses pembelajaran berikutnya

dapat berjalan dengan lebih baik. Untuk mengetahui kemampuan daya

serap siswa dalam pembelajaran maka diberikan kuis. Kuis dilakukan

dengan cara setiap anak membuat pertanyaan sendiri lalu diacak dan

temannya sendiri yang akan menjawab soal itu setelah itu yang menilai

kebenaran jawaban adalah pembuat soal. Pada akhir pelajaran ditutup

dengan berdoa bersama-sama.

2) PelaksanaanPertemuanke-2

Pelaksanaan tindakan untuk pertemuan yang ke-2 pada siklus III ini

dilaksanakan di ruang kelas V pada hari senin tanggal 28 Mei 2012 dari

jam pelajaran pertama sampai dengan jam pelajaran ke-dua yaitu 07.30

08.40 WIB dengan materi lingkaran. Jumlah siswa kelas V yang hadir

dalam pelaksanaan pertemuan yang ke-2 ini berjumlah 31 siswa.

Pelaksanaan pada pertemuan 2 (dua) ini masih menerapkan

pendekatan Kontekstual seperti siklus I dan II, tetapi hanya saja materi

yang berbeda yaitu tentang lingkaran. Kegiatan awal pembelajaran dimulai

dengan berdoa, absensi, tes penjajagan yang berupa tanya jawab untuk

mengetahui kemamapuan awal siswa, dan acuan untuk menghubungkan

pengetahuan yang dimiliki siswa sebelumnya dan guru menjelaskan tujuan

dari proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Siswa ter ilihat senang

dan antusias.

Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan inti diawali dengan

demonstrasi yang dilakukan guru bersama siswa di depan kelas yang

berhubungan dalam membuat bangun datar lingkaran dan siswa yang lain

mengamati demonstrasi tersebut.

Siswa bersama kelompok masing-masing menyiapkan alat dan

bahan untuk percobaan serta melaksanakan percobaan tentang lingkaran

sesuai dengan petunjuk yang ada di LKS, sedangkan guru mengarahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 146: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

129

dan memfasilitator siswa dalam percobaan maupun proses pembelajaran.

Dan siswa memanipulasi alat dan bahan yang mereka bawa sesuai dengan

petunjuk yang ada. Proses belajar memanipulasi itu adalah salah satu

tahapan proses belajar dari enactive. Siswa saling saling bekerjasama

dalam kelompok masing-masing, dan saling bertukar pendapat antar

kelompok sehingga terjalin situasi masyarakat belajar yang baik dalam

kelas itu. Siswa melakukan beberapa percobaan yaitu tentang lingkaran

untuk menemukan sifat-sifat tentang tentang (lingkaran) dan teman-teman

satu kelompoknya mengamati.

Percobaan tidak hanya dilakukan di kelas tetapi juga di luar kelas

pada saat siswa melakukan percobaan untuk menemukan benda-benda

yang berbentuk lingkaran. Melalui percobaan itu siswa telah mengalami

proses belajar iconic. Dengan begitu siswa akan mengalami dan

menemukan sendiri suatu pengetahuan sehingga akan bermakna bagi anak.

Siswa lalu kembali ke dalam kelas dan berkumpul dengan

kelompok masing-masing untuk membahas dan merefleksikan hasil

percobaan serta pengamatan yang dilakukan sebelum dipresentasikan di

depan kelas tentang lingkaran. Pada akhir kegiatan pembelajaran

perwakilan dari beberapa kelompok maju ke depan kelas untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka dan siswa dari

kelompok lain diberikan kesempatan untuk menanggapi dan mengajukan

pertanyaan Sehingga dengan begitu siswa akan aktif dan tugas guru hanya

membimbing serta mengarahkan. Setelah beberapa kelompok maju ke

depan kelas maka siswa bersama-sama guru menyimpulkan hasil

pembelajaran yang telah dilaksanakan tentang lingkaran. Siswa dapat

menyimpulkan dan mencatat hasil kesimpulan bersama dengan kata-kata

sendiri.

Sebelum proses pembelajaran diakhiri siswa bersama guru

melaksanakan refleksi sejenak tentang proses pembelajaran yang

dilaksanakan baik dari segi proses pelaksanaan pembelajaran maupun dari

pemahaman materi yang telah disampaikan. Sehingga dapat mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 147: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

130

kekurangan atas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa maka diadakan evaluasi pada akhir

pembelajaran untuk mengetahui tingkat daya serap siswa pada saat

mengikuti proses pembelajaran. Evaluasi ini dilakukan pada akhir siklus

III dengan materi tentang trapesium dan lingkaran. Dan untuk kegiatan

terakhir pembelajaran ditutup dengan berdoa.

c. Observasi Siklus III

Hasil observasi yang dilakukan pada siklus III yaitu dengan

melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang berlangsung

selama siklus III yang meliputi 2 kali pertemuan dengan materi yaitu

trapesium dan lingkaran yang masih menerapkan pendekatan kontekstual

dan hasil belajar siswa setelah diadaknnya evaluasi pada akhir siklus III

ataupun pada akhir pertemuan III dengan tujuan agar dapat

membandingkan dan melihat perubahan dari hasil tes awal, tes siklus I,

dan tes siklus II. Sehingga dapat terlihat peningkatan hasil belajar siswa.

Tes Hasil kegiatan observasi didapat dari data non tes dan tes. Non

tes dilakukan berupa hasil observasi, wawancara, dan dokumen foto,

sedangkan data tes dilakukan berupa hasil evaluasi tertulis pada akhir

siklus III. Hasil observasi dapat dilakukan dengan mengamati dari data

sebagai berikut:

1) Observasi Non Tes ( Proses ) Siklus III

Hasil penelitian non tes pada siklus II ini didapatkan dari hasil

observasi siswa (saat proses pembelajaran dan percobaan), wawancara,

dan di dukung dengan dokumen foto. Hasil selengkapnya dijelaskan pada

uraian berikut ini:

a) Hasil Observasi Siswa dan Guru

Hasil observasi dalam siklus III ini adalah observasi terhadap siswa

yang dilaksanakan oleh 3 teman sejawat sebagai observer yang dilakukan

selama 2 kali pertemuan. Selain untuk siswa juga ada hasil observasi untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 148: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

131

guru sebagi peneliti yang diamati oleh 3 (dua) orang pengamat. Untuk

mengamati guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tidak hanya

mengamati perilaku siswa pada saat proses pembelajaran dan proses

belajar berlangsung tetapi hasil observasi ini juga meliputi pengamatan

terhadap kinerja siswa dalam kelompoknya.

Pengambilan data observasi dilakukan selama proses pembelajaran

dan percobaan untuk menemukan sifat-sifat bangun datar pada siklus III

yaitu tentang trapesium dan lingkaran. Yang akan diadakan selama 2

(dua) kali pertemuan.

Pengambilan data observasi ini bertujuan untuk mengetahui dan

melihat respon perilaku siswa dalam menerima atau mengikuti proses

pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual dan untuk

mengamati perilaku atau sikap guru pada saat proses pembelajaran, yaitu

meliputi :

(1) AspekPengamatandalamProsesPembelajaran

Masih sama seperti pada siklus III objek sasaran pengamatan yang

pertama yaitu mengamati 10 perilaku siswa, baik positif maupun negatif

yang muncul saat proses pembelajaran berlangsung.

Adapun objek sasaran observasi tersebut adalah (a) memperhatikan

penjelasan guru, (b) aktif dalam bertanya, (c) aktif dalam diskusi

kelompok, (d) bekerjasama dalam kelompok, (e) aktif dalam percobaan

dan pembelajaran, (f) kemampuan berkomunikasi, (g) bertanggung jawab,

(h) mandiri, (i) percaya diri/ berani mengemukakan pendapat, (j)

menghargai pendapat orang lain.

Berdasarkan hasil pengamatan dan skala penilaian proses pada

siklus III pertemuan 1 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 149: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

132

Tabel 4.32. Rata-rata Skor Penilaian Proses (Aspek Pengamatan : Proses Pembelajaran Siklus III Pertemuan ke-1 )

Skor

penilaian

Observer Rata

rata

Presen-

tase

Kriteria Keterangan

1 2 3

94-100 9 11 10 10 19,35% Sangat Baik

Berdasarkan tabel lampiran hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa: Rata-rata = 2850 31 = 91,9 Berkategori baik

87-93 - - - - 61,30% Baik 80-86 18 16 17 17 - Baik 73-79 - - - - 19,35% Cukup

Baik 66-72 4 4 4 4 - Kurang

Baik Jumlah 31 31 31 31 100%

Berdasarkan table 4.32 hasil observasi terhadap proses pembelajaran

berjalan dengan baik. Siswa sudah baik dalam mengikuti setiap proses

pembelajaran dan memperhatikan guru dengan baik. Ada sekitar 10 siswa atau

sekitar 32,26% siswa sangat aktif dalam proses pembelajaran, dan 21 anak atau

sekitar 67,74% siswa telah mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Pada siklus III pertemuan pertama ini, siswa mulai terdapat perubahan dari

pada siklus II.

Berdasarkan hasil pengamatan siswa sudah aktif dalam proses

pembelajaran dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran, siswa sudah

antusias dalam bertanya baik kepada guru, teman atau antar kelompok.

Semakin banyak siswa untuk bertanya baik dalam proses pembelajaran

maupun saat diskusi.

Menurut hasil pengamatan observer sudah hampir semua siswa

memperhatikan gurunya saat proses pembelajaran berlangsung. Kerjasama

dalam kelompok juga sudah mulai terlihat, siswa dalam kelompoknya sudah

mulai aktif dan tidak cuek. Secara keseluruhan semua siswa ikut melakukan

percobaan dan pengamatan tentang trapesium dapat berjalan dengan baik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 150: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

133

sehingga dengan begitu siswa akan belajar mandiri akan mengkonstrukkan

ilmu atau pengetahuan yang meraka dapat akan lebih bermakna. Siswa sudah

mulai sadar dan tidak malu lagi untuk bertanya kepada guru maupun kepada

teman. Sehingga kelas terlihat lebih aktif dari pada siklus I dan II. Masing-

masing kelompok juga telah bekerjasama dalam kelompok mereka masing-

masing baik dalam percobaan, diskusi kelompok, maupun pada saat

pengamatan.

Pada siklus III ini tidak tampak keegoisan siswa, secara keseluruhan

siswa telah bekerjasama dengan kelompok masing-masing walaupun ada

beberapa siswa yang tidak mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Dengan guru memberikan kesempatan kepada kelompok masing-masing untuk

melakukan percobaan maka dengan begitu siswa akan berlatih mandiri dan

bertanggung jawab.

Setelah pelaksanaan siklus III pada pertemuan pertama selesai lalu

dilanjutkan pengamatan proses pembelajaran pada pertemuan yang ke-2 yang

dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2012 yang dilakukan oleh 3 orang teman

sejawat. Sama seperti pertemuan yang pertama observer masih mengamati

aspek yang sama, untuk mengetahui peningkatan proses dari tiap pertemuan

dengan menerapkan pendekatan konteksual. Pada pertemuan yang ke-2 ini

hanya saja materinya yang berbeda yaitu tentang sifat lingkaran. Hasil

Observasi siswa siklus III pertemuan ke-2 dapat dipaparkan pada tabel di

bawah ini :

Tabel 4.33. Rata-rata Skor Penilaian Proses (Aspek Pengamatan : Proses Pembelajaran Siklus III pertemuan ke-2)

Skor

penilaian

Observer Rata

rata

Presen-

tase

Kriteria Keterangan

1 2 3

94-100 12 14 13 13 19,35% Sangat Baik

Berdasarkan tabel lampiran hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa:

87-93 - - - - 61,30% Baik 80-86 16 14 15 15 - Baik 73-79 - - - - 19,35% Cukup

Baik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 151: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

134

66-72 3 3 3 3 - Kurang Baik

Rata-rata = 2890 31 = 93,2 Berkategori baik

Jumlah 31 31 31 31 100%

Berdasarkan tabel 4.33 dapat terlihat bahwa proses belajar siswa pada

saat pembelajaran siklus III pertemuan ke-2 sudah baik dan semua siswa aktif

terlibat dalam proses pembelajaran dari pada pertemuan yang pertama. Semua

siswa memperhatikan dan mengikuti penjelasan dan pembelajaran dari guru

dengan baik. Siswa sudah bisa menggambarkan bangun datar (lingkaran) pada

pertemuan ke-2 siklus III ini.

Dari hasil pengamatan dapat digambarkan tentang kategori perilaku

siswa saat proses pembelajaran berlangsung yaitu sebagai berikut : siswa

berkategori sangat baik dalam mengikuti pembelajaran sebanyak 13 anak atau

sekitar 41,93%, sedangkan siswa yang berkategori baik dalam proses

pembelajaran sebanyak 18 anak atau 58,61%.

Sehingga untuk hasil pengamatan proses pembelajaran siklus III

dapat digambarkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.34. Perbandingan Hasil Pengamatan Saat Proses Pembelajaran Siklus III

Siklus III Pertemuan Ke-1 Pertemuan Ke-2 Rata-rata Skor 91,9 93,2

Dari tabel 4.34 di atas dapat dipaparkan bahwa proses pembelajaran

siswa pada siklus III yang dilaksanakan selama 2 (dua) kali pertemuan

mengalami peningkatan yaitu dari rata-rata 91,9 keaktifan siswa meningkat

menjadi 93,2. Perilaku siswa saat proses pembelajaran lebih baik.

Selain mengamati siswa sebagai objek pembelajaran, observer juga

melakukan pengamatan terhadap guru sebagai peneliti pada saat proses

pembelajaran. Sedangkan hasil observer mengamati guru saat proses

pembelajaran yaitu sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 152: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

135

(1) Guru telah baik dalam menerapkan pendekatan kontekstual dalam

pembelajaran

(2) Hampir semua komponen Pendekatan kontekstual sudah mulai

dikembangkan pada anak

(3) Pemberian motivasi sudah menyeluruh

(4) Materi telah disampaikan secara jelas dan terperinci

(5) Guru sudah lebih pelan dan jelas dalam menyampaikan materi

Secara keseluruhan guru sangat baik dalam proses pembelajaran dan

mengelola kelas serta siswa pada saat pembelajaran. Siswa sudah aktif pada

saat proses pembelajaran sudah mulai terlihat. Proses pembelajaran telah baik

dari awal pembelajaran sampai akhir pelajaran. Pada siklus II ini lebih jelas

dan lebih pelan dalam menyampaikan materi dan langkah-langkah dalam

proses pembelajaran.Siswa sudah mulai aktif, mandiri, dan kreatif dalam

proses pembelajaran.

(2) Aspek Pengamatan dalam Proses Belajar (Pendekatan Kontekstual)

Objek sasaran pengamatan yang kedua yaitu mengamati pada saat

siswa melakukan proses belajar (percobaan dan pengamatan). Pada

pengamatan ini dlikukan untuk mengetahui respon dan perilaku siswa saat

melakukan percobaan pada proses pembelajaran.

Aspek yang perlu diperhatikan dalam observasi ini yaitu pada

komponen-komponen pendekatan kontekstual dalam pembelajaran.

Pada siklus III ini observer akan mengamati proses belajar siswa

selama tiga kali pertemuan dengan tujuan dapat melihat perubahan perilaku

siswa yang akan terdeskripsi saat kegiatan menemukan sifat-sifat bangun

datar (Trapesium dan lingkaran). Hasil observasi pada proses belajar siklus III

pertemuan yang pertama ini dapat dipaparkan di bawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 153: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

136

Tabel 4.35. Rata-rata Skor Penilaian Proses pada Aspek Pengamatan : Proses

Belajar (Pendekatan Kontekstual) Siklus III Pertemuan ke-1

Skor

penilaian

Observer Rata

rata

Presen-

tase

Kriteria Keterangan

1 2 3

27-28 4 4 4 4 12,92% Sangat Baik

Berdasarkan tabel lampiran hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa: Rata-rata = 777 31 = 25,06 Berkategori baik

25-26 18 18 18 18 58,06% Sangat Baik

23-24 7 7 7 7 22,58% Baik 21-22 1 1 1 1 3,22% Baik 19-20 1 1 1 1 3,22% Cukup

Baik 17-18 - - - - - Kurang

Baik

Pada tebel 4.35 dapat dipaparkan bahwa sebagian besar siswa telah

mengikuti proses belajar yang meliputi percobaan dan pengamatan dengan

baik. Terdapat 4 siswa yang sangat baik dalam mengikuti proses

pembelajaran atau sekitar 12,92%. Siswa yang baik dalam proses

pembelajaran dalam kelas yaitu sebanyak 26 anak atau 83,86%. Dan siswa

yang berkategori cukup baik hanya 1 anak atau 3,22%.

Dalam proses belajar ini, siswa sudah merespon dengan baik kegiatan

pembelajaran. Hasil kerja kelompok masing-masing, secara perwakilan tiap

kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka di depan

kelas. Sebagian besar siswa sudah aktif bertanya pada diskusi kelas ini.

Hampir semua siswa sudah berani bertanya dan aktif dalam diskusi

kelompok ataupun diskusi di kelasnya. Secara bergantian tiap kelompok

mempersentasikan hasil kelompoknya dengan penuh semangat.

Pada pertemuan ini komponen pendekatan kontekstual sudah hampir

semua dikembangkan pada siswa yaitu terlihat dari siswa melakukan

pecobaan dan pengamaan sendiri, menyimpulkan hasil diskusi sendiri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 154: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

137

bersama kelompoknya, dan juga hampir semua siswa sudah berani bertanya

baik dalam lingkup kelompok mereka ataupun dalam diskusi kelas.

Untuk pertemuan yang ke 2 (dua) ini, objek pengamatan masih sama

seperti pertemuan 1. Hasil observasi khusunya pada komponen pendekatan

kontekstual pada siklus III pertemuan ke-2 ini dapat dipaparkan sebagai

berikut:

Tabel 4.36 Rata-rata Skor Penilaian Proses pada Aspek Pengamatan : Proses

Belajar (Pendekatan Kontekstual) Siklus III Pertemuan ke-2

Skor

penilaian

Observer Rata

rata

Presen-

tase

Kriteria Keterangan

1 2 3

27-28 10 10 10 10 32,26% Sangat Baik

Berdasarkan tabel lampiran hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa: Rata-rata = 782 31 = 25,23 Berkategori baik

25-26 13 13 13 13 41,94% Baik 23-24 6 6 6 6 19,37% Baik 21-22 2 2 2 2 6,43% Baik 19-20 - - - - - Cukup

Baik 17-18 - - - - - Kurang

Baik

Pada tebel 4.36 dapat dipaparkan bahwa sebagian besar siswa telah

mengikuti proses belajar yang meliputi percobaan dan pengamatan dengan

baik. Terdapat 10 siswa yang sangat baik dalam mengikuti proses

pembelajaran atau sekitar 32,26%. Siswa yang baik dalam proses

pembelajaran dalam kelas yaitu sebanyak 21 anak atau 83,88.

Pada pertemuan siklus 3 ke-2 siswa sangat antusias dalam setiap

proses belajar. Komponen pendekatan kontekstual hampir semua muncul.

Mulai dari siswa mengkonstruktivismekan sendiri ilmu yang mereka dapat

bersama teman-temannya, siswa sudah menemukan sifat-sifat bangun datar

melalui proses pengamatan dan percobaan bersama kelompoknya, siswa juga

dapat memasayarakat dengan baik dengan teman maupun gurunya. Serta aktif

bertanya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 155: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

138

Persentasi diskusi kelas dilakukan secara baik dan siswa mulai aktif,

kondisi kelas sudah mulai hidup karena sebagian siswa sudah mulai aktif

memberikan tanggapan terhadap hasil kelompok lain.

Sehingga untuk hasil pengamatan selama proses belajar siswa (pada

saat percobaan dan pengamatan) pada siklus III dapat digambarkan pada tabel

di bawah ini:

Tabel 4.37. Perbandingan Hasil Pengamatan Saat Proses Belajar (Pendekatan Kontekstual) Siklus III

Siklus III Pertemuan Ke-1 Pertemuan Ke-2

Rata-rata Skor 25,06 25,23

Dari tabel 4.37 dapat dipaparkan bahwa proses pembelajaran siswa

pada siklus I yang dilaksanakan selama 2(dua) kali pertemuan mengalami

peningkatan yaitu dari rata-rata 25,06 menjadi 25,23 pada pertemuan ke-2.

Berdasarkan hasil di atas dapat terlihat bahwa siswa telah baik dalam

mengikuti proses pembelajaran khususnya pada komponen kontekstual.

Selain itu, siswa juga sudah aktifa dalam proses pembelajaran. Siswa secara

mandiri bersama-sama kelompokknya berusaha melakukan percobaan,

pengamatan, lalu menyimpulkan sendiri hasil belajar mereka. Dan

mengkomunikasikan di depan kelas. Keterampilan sosial siswa (masyarakat

belajar) sudah mulai nampak ketika siswa dapat berhubungan baik dengan

teman, guru, serta orang-orang yang ada di sekitarnya.

Sedangkan hasil observer mengamati guru saat proses belajar

(percobaan dan pengamatan) yaitu meliputi beberapa objek pengamatan yang

merupakan cara penerapan pendekatan kontekstual dalam proses

pembelajaran. Hasil pengamatan kedua observer (Kepala Sekolah dan 1

Teman sejawat) kepada guru pada saat mendampingi proses belajar siswa

siklus III pertemuan ke-1 dan 2 dapat dipaparkan sebagai berikut:

a) Secara keseluruhan guru sudah baik dala proses pembelajaran sesuai

dengan rencana pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 156: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

139

b) Komponen dalam pendekatan kontekstual sudah muncul dan

dikembangkan kepada siswa dengan baik

d) Guru telah membimbing siswa dalam proses konstruktivisme dan proses

belajar dengan baik.

c) Hasil Wawancara

Pada siklus III ini, masih sama seperti siklus I dan II wawancara

difokuskan pada tiga orang siswa yaitu seorang siswa yang memperoleh

nilai tertinggi, sedang, dan terendah. Selain itu juga, pertanyaan pada

wawancara ini masih sama seperti pada siklus II dan tindak lanjut dari hasil

pengamatan.

Hasil wawancara dengan ketiga responden yang mewakili kategori

nilai baik, sedang, dan kurang dapat dibaca pada paparan berikut:

(1) Ketiga siswa merasa senang dengan pembelajaran yang disampaikan oleh

guru karena tidak membosankan

(2) Siswa bisa belajar sendiri bersama teman-temannya

(3) Siswa tidak merasa bosan dengan pembelajaran karena siswa dapat

belajar sendiri melalui proses percobaan dan pengamatan

(6) Menurut hasil wawancara dari ketiga siswa itu, mereka tidak mengalami

kesulitan dalam proses pembelajaran karena sudah ada LKS sebagai

petunjuk dan guru selalu memberikan bimbingan serta pengarahan

kepada siswa. Serta muda dipahami oleh kelompok diskusi.

(7) Kesan dan respon siswa secara keseluruhan baik terhadapan proses

pembelajaran guru sangat menyenangkan siswa dapat bermain tetapi

smabil belajar, serta siswa juga bisa belajar langsung dari lingkungan

sekitar

(8) Harapan siswa yaitu agar guru dalam menyampaikan materi lain atau

mata pelajaran lain dengan metode-metode yang menarik dan tidak

membosankan. Sehingga siswa lebih semangat dalam mengikuti proses

pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 157: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

140

3) Hasil Tes ( Hasil Belajar) Siklus III

Hasil tes ini adalah hasil dari evaluasi siklus III yang dilaksanakan

pada akhir siklus III. Hasil tes ini akan mengukur kemampuan pemahaman

siswa terhadap materi yang mereka pelajari selama pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan kontekstual.Dengan hasil tes ini dapat

tergambarkan kemamupan tiap siswa dalam menyerap materi atau konsep

yang mereka pelajari. Hasil yang berasal dari tes evaluasi siklus III tentang

bangun datar (trapesium dan lingkaran.), dapat dipaparkan pada tabel berikut

:

Tabel 4.38. Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Tes Siklus III pertemuan ke-1

No Nilai Jumlah

Siswa

Persentase Kriteria Keterangan

1. 91-100 7 22,58% Tuntas Rata-rata = 2565 31 =82,74 Hampir sebagian siswa telah tuntas /memenuhi KKM

2. 83-90 8 25,81% Tuntas 3. 75-82 14 45,16% Tuntas

4. 67-74 1 3,23% Belum Tuntas

5. 20-66 1 3,23% Belum Tuntas

Jumlah = 2565 31 100%

Dari tabel 4.38 di atas, jumlah siswa yang masih di bawah KKM

(belum tuntas) sebanyak 2 siswa atau 6,46%. Sedangkan jumlah siswa yang

tuntas adalah 29 siswa atau 93,54%. Hasil tersebut masih jauh dari indikator

kinerja yang ditetapkan yakni lebih dari 85% jumlah siswa mencapai KKM.

Tabel 4.39. Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Tes Siklus III pertemuan ke-2

No Nilai Jumlah

Siswa

Persentase Kriteria Keterangan

1. 91-100 9 26,04% Tuntas Rata-rata = 2655 31 =85,65 Hampir sebagian siswa telah tuntas /memenuhi

2. 83-90 8 25,80% Tuntas 3. 75-82 12 38,70% Tuntas

4. 67-74 1 3,23% Belum Tuntas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 158: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

141

5. 20-66 1 3,23% Belum Tuntas

KKM

Jumlah = 2655 31 100%

Dari tabel 4.39 di atas, jumlah siswa yang masih di bawah KKM

(belum tuntas) sebanyak 2 siswa atau 6,46%. Sedangkan jumlah siswa yang

tuntas adalah 29 siswa atau 93,54%. Hasil tersebut masih jauh dari indikator

kinerja yang ditetapkan yakni lebih dari 85% jumlah siswa mencapai KKM.

Tabel 4.40. Distribusi Frekuensi Rata-rata nilai Akhir Tes Siklus III

No Nilai Pertemuan Rata

rata

Persen-

tase

Kriteria Keterangan

1 2 1. 86-96 7 9 8 25,80% Tuntas Rata-rata = 2610

31 = 84,19 Hampir sebagian siswa telah tuntas /memenuhi KKM

2. 75-85 8 8 8 25,80% Tuntas 3. 64-74 14 12 13 41,94% Tuntas

4. 53-63 1 1 1 3,23% Belum Tuntas

5. 32-42 1 1 1 3,23% Belum Tuntas

Jumlah = 2610

31 31 31 100%

Dari tabel 4.38 di atas, jumlah siswa yang masih di bawah KKM

(belum tuntas) sebanyak 2 siswa atau 6,46%. Sedangkan jumlah siswa yang

tuntas adalah 29 siswa atau 93,54%. Hasil tersebut masih jauh dari indikator

kinerja yang ditetapkan yakni lebih dari 85% jumlah siswa mencapai KKM.

Pada siklus III ini, persentase ketuntasan belajar dan jumlah siswa

juga mengalami kenaikan yang cukup bagus. Persentase dan kenaikan jumlah

siswa ketuntasan belajar siklus III dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 159: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

142

Tabel 4.41. Persentase dan Jumlah Siswa Ketuntasan Belajar Siklus III

No Nilai Jumlah Siswa Persen Keterangan

1 0 74 2 6,44% Belum Tuntas

2 75 100 29 93,56%. Tuntas

Jumlah 31 100%

Dari 4.41 dapat diketahui jumlah siswa yang tuntas dan memenuhi

KKM berjumlah 29 anak siswa atau sekitar 93,56% dan jumlah siswa yang

tidak tuntas 2 siswa atau 6,44%.

Apabila dibuat gambar diagram, dari tabel di atas maka dapat

digambarkan seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.5. Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III

d. Refleksi Siklus III

Berdasarkan hasil pengamatan dari observer dan pengamatan peneliti

pada saat melaksanakan penelitian tindakan kelas, secara umum pelaksanaan

pembelajaran pada siklus III sudah berjalan baik. Berdasarkan lembar

Tuntas, 93.46%

Belum Tuntas, 6.54%

; 0; 0

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 160: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

143

pengamatan dan hasil wawancara terhadap siswa, sudah banyak siswa yang

kelihatan senang, antusias, dan menunjukkan peningkatan aktifitas belajar

dalam kegiatan pembelajaran serta lebih mudah untuk memahami materi

pembelajaran saat disampaikan dengan penerapan pendekatan kontekstual

sehingga pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa. Serta siswa dapat

mengikuti pembelajaran dengan lebih mudah dan menyenangkan.

Kelebihan lain pada siklus III ini yaitu tahap-tahap pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual sudah

dilaksanakan dengan baik oleh guru maupun siswa. Pada tiap tahap

pelaksanaan siklus yang meliputi 7 komponen pendekatan kontekstual antara

lain: konstruktivisme, bertanya, inkuiri, pemodelan. masyarakat belajar,

refleksi, dan penilaian sebenarnya, telah dilaksanakan dengan baik.

Sedangkan ketuntasan belajar siswa pada pelaksanaan tindakan siklus

III juga mengalami kenaikan dibandingkan dengan ketuntasan belajar siswa

pada siklus I dan II, ketuntasan belajar siswa pada siklus III dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 4.42 Persentase dan Jumlah Siswa Ketuntasan Belajar Siklus III

N

o Tahap

Belum Tuntas Tuntas Ket

Jmlh Siswa Persentase Jmlh Siswa Persentase

1 Siklus III 2 6,44% 29 93,56%

Berdasarkan hasil pengamatan dari observer pada pelaksanaan

tindakan siklus III ini telah dilaksanakan secara maksimal dan efektif serta

dapat berhasil dengan baik. Karena secara umum siswa telah mencapai batas

ketuntasan belajar yang telah ditentukan yaitu 75. Sedangkan hasil siklus III

siswa yang telah tuntas dan di atas KKM sebanyak 29 anak atau sekitar

93,56%.

Pada siklus III ini menurut observer secara umum guru telah

melaksanakan proses pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dengan

baik. Dan telah memperbaiki dan menghasilkan peningkatan proses dan hasil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 161: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

144

belajar yang lebih baik dibandingkan dengan pada siklus sebelumnya. Dengan

demikian pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual ini pada

materi tentang sifat bangun datar (Trapesium dan lingkaran.) telah dapat

diterapkan dan dilaksanakan dengan baik. Karena telah sesuai dengan

indikator-indikator kinerja yang telah direncanakan sebelumnya yaitu sebagai

berikut: (1) keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran

sebanyak 75% siswa telah aktif, (2) respon siswa 75% telah menunjukkan

gairah belajar dalam mengikuti proses pembelajaran, dan terjadi perubahan

perilaku ke arah yang lebih baik. Dan peningkatan hasil belajar matematika

tentang sifat bangun datar (Trapesium dan lingkaran) yaitu 93,56% siswa

mencapai nilai tuntas minimal (KKM).

D. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus

1. Perbandingan Tes Awal dengan Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan tentang hasil belajar siklus I, maka

perbandingan presentase dan jumlah siswa ketuntasan belajar tes awal dengan

tes siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.43. Perbandingan Persentase dan jumlah Siswa Ketuntasan Belajar Tes Awal dengan Siklus I

No Tahap Belum Tuntas Tuntas

Ket Jmlh Siswa Persentase Jmlh Siswa Persentase

1 Tes

Awal

25 80,65% 6 19,35%

2 Siklus

I

18 58,06% 13 41,94%

Berdasarkan tabel 4.43 di atas dapat terlihat telah terjadi peningkatan

hasil belajar siswa antara tes awal sebelum dilakukan tindakan dan hasil tes

Matematika tentang sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V. Pada tes awal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 162: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

145

yang telah tuntas atau memenuhi KKM hanya berjumlah 6 siswa atau sekitar

19,35%, setelah diadakannya tindakan dan dilaksanakan tes pada akhir siklus

I hasil belajarnya meningkat menjadi 41,94% atau sekitar 13 siswa.

Sedangkan untuk siswa yang belum memenuhi KKM atau belum tuntas pada

tes awal adalah sebanyak 25 siswa atau sekitar 80,65%, pada siklus I setelah

diterapkan pendekatan Kontekstual siswa yang tidak tuntas atau belum

memenuhi KKM berkurang menjadi sebanyak 18 anak atau sekitar 58,06%

Sehingga untuk perbandingan ketuntasan belajar siswa pada tes awal

dan siklus I dapat digambarkan dalam grafik di bawah ini:

Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Jumlah Rata-rata Ketuntasan Belajar Siswa

pada Tes Awal dengan Siklus I

2. Perbandingan Hasil Siklus I dengan Siklus II

Untuk perbandingan persentase dan jumlah siswa ketuntasan belajar tes

siklus I dengan tes siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.45 Perbandingan Persentase dan jumlah Siswa Ketuntasan BelajarSiklus I dengan Siklus II

No Tahap Belum Tuntas Tuntas

Ket Jmlh Siswa Persentase Jmlh Siswa Persentase

1 Siklus I 18 58,06% 13 41,94%

2 Siklus II 7 22,59% 24 77,41%

0,00%10,00%20,00%30,00%40,00%50,00%60,00%70,00%80,00%90,00%

Tes Awal Siklus I

Belum tuntas

Tuntas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 163: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

146

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat telah terjadi peningkatan hasil

belajar siswa antara siklus I dan hasil tes siklus II. Pada siklus I yang telah

tuntas atau memenuhi KKM pada pembelajaran matematika tentang sifat-sifat

bangun datar hanya berjumlah 13 siswa atau sekitar 41,94%, setelah

diadakannya tindakan dan dilaksanakan tes pada akhir siklus II hasil

belajarnya meningkat menjadi 77,41% atau sekitar 24 siswa. Sedangkan

untuk siswa yang belum memenuhi KKM atau belum tuntas pada siklus I

adalah sebanyak 18 siswa atau sekitar 58,06%, pada siklus II setelah

diterapkan pendekatan Kontekstual siswa yang tidak tuntas atau belum

memenuhi KKM berkurang menjadi sebanyak 7 anak atau sekitar 22,59%

Sehingga untuk perbandingan ketuntasan belajar siswa pada tes awal

dan siklus I dapat digambarkan dalam grafik di bawah ini:

Gambar 4.7 Grafik Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus II

3. Perbandingan Siklus II dengan Siklus III

Untuk perbandingan persentase dan jumlah siswa ketuntasan belajar tes

siklus II dengan tes siklus III dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

Tuntas Belum Tuntas

Siklus I

Siklus II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 164: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

147

Tabel 4.45 Perbandingan Persentase dan Jumlah Siswa Ketuntasan Belajar Siklus II dan Siklus III

No Tahap

Belum Tuntas Tuntas

Ket Jmlh Siswa Persentase Jmlh

Siswa

Persentase

1. Siklus II 7 22,59% 24 77,41%

2. Siklus

III

2 6,46% 29 93,54%

Berdasarkan hasil pengamatan dari observer pada pelaksanaan

tindakan siklus III ini telah dilaksanakan secara maksimal dan efektif serta

dapat berhasil dengan baik karena secara umum siswa telah mencapai batas

ketuntasan belajar yang telah ditentukan yaitu 75. Berdasarkan tabel di atas

dapat terlihat telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa antara siklus II dan

hasil tes siklus III. Pada siklus II yang telah tuntas atau memenuhi KKM pada

pembelajaran matematika tentang sifat-sifat bangun datar berjumlah 24 siswa

atau sekitar 77,41%, setelah diadakannya tindakan dan dilaksanakan tes pada

akhir siklus III hasil belajarnya meningkat menjadi 93,56% atau sekitar 29

siswa. Sedangkan untuk siswa yang belum memenuhi KKM atau belum

tuntas pada siklus II adalah sebanyak 7 siswa atau sekitar 22,59%, pada siklus

III setelah diterapkan pendekatan Kontekstual siswa yang tidak tuntas atau

belum memenuhi KKM berkurang menjadi sebanyak 2 anak atau sekitar

6,64%.

Apabila dibuat gambar grafik, dari tabel di atas maka dapat

digambarkan seperti pada gambar di bawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 165: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

148

Gambar 4.8 Grafik Persentase Ketuntasan Belajar tes awal, siklusI, SiklusII,

dan Siklus III

D. Pembahasan

Berdasarkan pelaksanaan tindakan selama 3 siklus yang dilaksanakan

sebanyak 8 (delapan) kali pertemuan, proses pembelajaran dan hasil evaluasi

yang dilakukan siswa tentang sifat-sifat bangun datar mengalami

peningkatan. Adapun pembahasan hasil penelitian ini meliputi:

1) Pelaksanaan Pembelajaran Pendekatan Kontekstual dalam Peningkatan

Pembelajaran Matematika tentang Sifat-sifat datar pada Siswa Kelas V

SDN 2 Kenteng Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen

Penerapan pendekatan Kontekstual secara tepat dapat meningkatkan

proses belajar siswa dapat diuraikan sebagai berikut: peneliti melaksanakan

tindakan pada siklus I, II dan siklus III dengan menerapkan pendekatan

Kontekstual pada mata pelajaran Matematika kelas V tentang sifat-sifat

bangun datar. Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dengan menerapkan

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

100,00%

Belum tuntas Tuntas

Siklus II

Siklus III

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 166: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

149

pendekatan Kontekstual yang di dalamnya terdapat 7 komponen Kontekstual

yang akan dikembangkan.

Proses belajar siswa meningkat secara baik karena peneliti telah

menerapkan pendekatan Kontekstual secara tepat yaitu dengan menjalankan

pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran Kontekstual

dengan memperhatikan tahapan proses belajar enactive, iconic, dan symbolic

yang di dalamnya terdapat pengembangan 7 komponen Kontekstual meliputi:

konstruktivisme, bertanya, inkuiri, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi,

dan penilaian sebenarnya.

Langkah-langkah pembelajaran Kontekstual secara tepat dapat

meningkatkan proses belajar siswa dengan memperhatikan: (1) menentukan

materi dan masalah sebelum pembelajaran (penentuan materi dan masalah

yang akan diselesaikan dalam pembelajaran), (2) komponen konstruktivisme

(memberikan penanaman, pengarahan, dan motivasi kepada siswa bahwa

siswa akan belajar lebih bermakna jika mereka mengkonstruksi atau

mendapatkan sendiri suatu pengetahuan atau konsep dengan pengalaman

yang mereka dapat sendiri), (3) komponen bertanya (memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya ataupun sebaliknya guru memberikan

pertanyaan kepada siswa. Untuk membangkitkan respon siswa), (4)

komponen masyarakat belajar (menggerakkan siswa untuk membentuk

kelompok dalam kelas. Pembentukan dilakukan secra merata oleh guru.

Dengan tujuan akan terjalin dan berkembangnnya ketrampilan siswa dalam

berkomunikasi, dalam kelas. Yaitu dari siswa - diskusi kelompok, siswa -

diskusi kelompok diskusi kelas. Ataupun menjalin hubungan dengan orang-

orang yang berada di sekitar anak), (5) kompenen pemodelan (guru atau

siswa ataupun guru bersama-sama siswa melakukan pemodelan misal dengan

guru bersama siswa melakukan demonstrasi di depan kelas atau siswa

melakukan, memberikan, dan memperagakan sesuatu di depan kelas), (6)

komponen inkuiri (melakukan inkuiri dalam pembelajaran yaitu dengan siswa

melakukan percobaan dan observasi untuk menemukan pengetahuan,

informasi, dan konsep itu. Dilaksanakan di dalam ataupun di luar kelas), (7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 167: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

150

komponen refleksi (mengajak siswa bersama-sama melakukan refleksi atau

melihat kembali apa yang telah mereka pelajari sekilas), (8) komponen

penilaian sebenarnya (melakukan penilaian sebenarnya yaitu guru menilai

dari hasil pekerjaan siswa baik berupa hasil belajar siswa ataupun hasil karya

siswa).

Dan peningkatan hasil proses belajar siswa selama pembelajaran

dengan menerapkan pendekatan Kontekstual dapat diuraikan sebagai berikut:

untuk mengetahui peningkatan proses belajar siswa maka dilakukan

pengamatan pada setiap kali pertemuan pada tiap siklus dilaksanakan.

Observasi dilakukan oleh beberapa observer yang mengamati proses belajar

siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil pengamatan observer selama proses pembelajaran

berlangsung, dapat digambarkan perubahan perilaku siswa saat mengikuti

pembelajaran sebagian besar siswa berkategori cukup baik yaitu belum semua

siswa berantusias dengan pembelajaran karena belum terbiasa dengan

pendekatan Kontekstual. Tetapi, siswa terlihat senang dengan pembelajaran

guru, mereka terlihat lebih mandiri, dan terjalin komunikasi yang baik dengan

kelompoknya. Walaupun, masih ada beberapa siswa yang bermain sendiri

tetapi secara keseluruhan pembelajaran sudah cukup baik. Pada siklus I ini,

siswa masih malu-malu dan canggung untuk bertanya dan

mengkomunikasikan di depan kelas

Proses belajar siswa secara keseluruhan sudah baik. Dari satu siklus ke

siklus berikutnya telah mengalami perubahan. Perubahan sikap atau perilaku

siswa saat mengikuti semua proses pembelajaran baik pada saat

pembelajaran, percobaan, dan pengamatan. Siswa lebih aktif dalam proses

pembelajaran. Hampir semua siswa berani untuk bertanya, mereka juga

menjalin kerjasama yang baik dalam kelompok sehingga mereka dapat

memecahkan dan menyelesaikan masalah dengan baik. Siswa juga dapat

menyimpulkan sendiri ilmu yang mereka dapat bersama teman-temannya.

Terlihat dari hasil pengamatan observer pada saat proses pembelajaran

dan pada proses belajar (percobaan dan pengamatan) yang dilakukan oleh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 168: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

151

siswa, terlihat bahwa selama hasil observasi pada saat proses pembelajaran

berlangsung siswa sudah aktif dalam setiap pertemuan dari siklus I samapai

siklus III. Yaitu terbukti dengan rata-rata skor hasil observasi pada Siklus I

pertemuan I 72,90 dari meningkat menjadi 77,10 pada pertemuan ke-2, dan

84,5 pada pertemuan ke-3. Setelah diadakan perbaiakan pada proses

pembelajaran di siklus II meningkat menjadi 84,5 pada pertemuan pertama,

menjadi 88,10 dan meningkat lagi pada pertemuan ke-3 menjadi rata-rata 90.

Dari data itu, peneliti selalu memperbaiki proses pembelajaran dan dari

kekurangan pada setiap pembelajaran. Pada siklus III siswa sudah hampir

semua aktif dalam proses pembelajaran yaitu pada pertemuan ke-1 91,90.

Berdasarkan data.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap perilaku atau sikap siswa pada

saat pembelajaran pada siklus I berkategori cukup baik. Siswa sudah cukup

baik dalam proses pembelajaran saat guru menerapkan pendekatan

kontekstual. Untuk siklus II diadakan 3 (tiga) kali pertemuan. Kenaikan dan

perubahan yaitu rata-rata berkategori baik dalam mengikuti proses

pembelajaran. Dan pada Siklus ke III juga siswa sudah aktif dan baik dalam

proses pembelajaran. Hanya saja berdasarkan hasil observasi masih ada

beberapa siswa yang kurang aktif dan mengganggu pembelajaran pada siklus

I tetapi pada siklus yang ke-II siswa sudah menjadi aktif dalam pembelajaran.

Observer tidak hanya mengamati perilaku siswa pada saat proses

pembelajaran tetapi juga pada aspek atau pada saat siswa melakukan proses

belajar di dalam maupun di luar kelas. Berdasarkan keterangan di atas maka

hasil observasi terhadap proses belajar siswa khusunya (komponen

pendekatan kontekstual) dapat digambarkan seperti grafik di bawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 169: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

152

Gambar 4.9 Grafik Peningkatan Hasil Observasi pada Proses belajar siswa

(Komponen Pendekatan Kontekstual)

Berdasarkan grafik dan paparan di atas pengamatan tidak hanya

difokuskan pada perilaku siswa saat proses pembelajaran saja. Tetapi observer

juga melakukan pengamatan pada proses belajar siswa yaitu saat siswa

melakukan proses percobaan dan pengamatan. Rata-rata skor siswa pada saat

proses pembelajaran (melakukan percobaan dan pengamatan) siklus I yaitu

pada saat pertemuan ke-1 rata-rata skornya 20,87 dengan kategori sebagian

siswa cukup baik dalam proses pembelajaran dan untuk pertemuan yang ke-2

rata-rata skor siswa 21,90 berkategori baik dan menjadi 23,03 pada pertemuan

ke-3. Sedangkan pada siklus ke-II rata-rata skornya 23,06 berkategori baik

pada pertemuan yang ke-1 dan perubahan perilaku dan antusias serta keaktifan

siswa pada pertemuan ke-2 naik menjadi 23,23 dan siswa mengalami

perubahan keaktifan menjadi 23,68 pada pertemuan ke-3. Pada Siklus III

peneliti melakukan perbaikan dari kekurangan yang terjadi pada siklus I dan II

sehingga hasilnya dapat meningkat pada pertemuan ke-1 dari rata-rata 25,06

berkategori baik menjadi 25,23 pada pertemuan ke-2. Sehingga dengan proses

0

5

10

15

20

25

30

Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-3

Siklus I

Siklus II

Siklus III

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 170: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

153

itu siswa diharapkan akan belajar lebih bermakna dan siswa akan lebih

memahami pengetahuan atau materi yang disampaikan gurunya.

Observasi tidak hanya dilakukan kepada siswa tetapi juga ke guru

sebagai peneliti yang dilakukan oleh teman sejawat. Dari siklus I samapi siklus

III, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mengalami

pengingkatan menjadi sangat bagus. Guru sudah dapat mengelola kelas dengan

baik, materi yang disampaikan oleh guru dapat dimengerti guru, dalam

menjelaskan langkah-langkah pengamatan dan percobaan guru sudah lebih

lambat dan jelas. Semua komponen pendekatan kontekstual dapat

dikembangkan oleh guru dalam proses pembelajaran dengan baik.

Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dari beberapa siswa

menunjukkan bahwa siswa sangat senang dan lebih mudah paham saat guru

mengajar dengan pendekatan Kontekstual. Siswa tidak merasa bosan dan

menyenangkan.

Berdasarkan hasil penilaian proses oleh observer, secara keseluruhan

siswa sudah baik. Karena pembelajaran kontekstual dapat menghadirkan jalan

terbaik untuk mencapai prestasi akademik yang unggul tetapi juga proses

belajar dengan pembelajaran mandiri bagi siswa. Maka dengan harapan hasil

belajar siswa akan meningkat dari pada sebelum diadakannya tindakan dan

penerapan pendekatan kontekstual dalam mengikuti proses pembelajaran.

2) Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Peningkatan Pembelajaran

Matematika tentang Sifat-sifat Bangun datar pada Siswa Kelas V SDN 2

Kenteng Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen

Menurut Bahruddin dan Esa Nur Wahyuni (2009: 37), hasil belajar

adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Setelah dilaksanakannya tindakan melalui 3 (tiga) siklus selama 8 (kali) kali

pertemuan hasil belajar siswa saat melaksanakan tes tertulis pada tes awal, tes

siklus I, II dan tes siklus III mengalami peningkatan, walaupun ada beberapa

siswa yang nilainya masih tetap bahkan ada beberapa siswa yang nilainya turun

dari satu siklus ke siklus lainnya. Pada tes awal jumlah siswa yang belum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 171: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

154

memenuhi KKM sebanyak 25 anak atau 80,65%, siswa yang tuntas hanya 6

anak atau sekitar 19,35% dengan rata-rata nilai 59,32 dan pada siklus I setelah

diberikan perlakuan (guru menerapkan pendekatan kontekstual) rata-rata skor

siswa menjadi 74,65, siswa yang belum tuntas sebanyak 18 anak atau sekitar

58,06%, siswa yang tuntas sebanyak 13 anak atau sekitar 41,94%, dan pada

siklus II siswa yang tidak memenuhi KKM sebanyak hanya 7 siswa atau sekitar

22,59%, siswa tuntas sebanyak 24 anak atau sekitar 77,41% dengan rata-rata

nilai 76,77. Dan pada akhir siklus III yang dilaksanakan selama 2 kali

pertemuan rata-rata siswa meningkat menjadi 84,13, dengan siswa yang belum

memenuhi KKM hanya 2 anak atau sekitar 6,44%, serta siswa yang tuntas

sebanyak 29 anak atau sekitar 93,56%.

Pada keterangan diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa pada setiap

tindakan (siklus) mengalami peningkatan. Pada kondisi awal jumlah nilai

secara keseluruhan, berjumlah 1805. Setelah diadakan tindakan pada sik lus I

meningkat menjadi berjumlah 2314, pada siklus II menjadi 2380 dan pada

siklus yang terakhir menjadi 2680. Rata-rata nilainya juga mengalami

peningkatan dari kondisi awal 58,23 menjadi 74,65 pada siklus I dan 76,77

pada siklus II, dan 85,13 pada siklus III.

Jadi berdasarkan paparan-paparan di atas sesuai dengan pendapat

Sugiyanto (2008: 19-20), bahwa pembelajaran kontekstual adalah

pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa untuk mengalami dan

bekerja mencari sendiri, bukan hanya transfer guru ke siswa. Sehingga

pembelajaran itu akan lebih bermakna bagi siswa, tidak hanya melihat dari

hasil belajar siswa saja tetapi juga pada peningkatan proses belajar siswa yang

disertai dengan perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik saat

pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran.

Dengan penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran

matematika, sangat efektif dan baik bagi proses belajar siswa. Sehingga dengan

pendekatan pembelajaran ini siswa akan menjadi lebih mandiri dan aktif dalam

pembelajaran. Oleh karena itu, pemahaman terhadap materi pada siswa lebih

meningkat sehingga hasil belajarnya juga akan lebih baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 172: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

155

Sedangkan, masih adanya 2 (dua) siswa yang belum tuntas atau belum

memenuhi KKM pada penelitian ini dikarenakan berbagai faktor yang

mempengaruhi. Setelah diadakannya pengamatan dan wawancara kepada anak

itu, bahwa faktor internal yang mempengaruhi hasil belajarnya masih rendah

karena rendahnya tingkat intelegensi anak itu dibuktikan dengan mereka

berdua yang memiliki IQ di bawah rata-rata. Selain itu, untuk faktor

eksternalnya adalah karena faktor lingkungan keluarga dan lingkungan bergaul

anak yang tidak biak. Oleh karena itu, peneliti menganggap dengan adanya 2

(dua) siswa yang belum memenuhi KKM pada akhir siklus III ini tidak perlu

diadakan tindak lanjut atau tidak perlu mengadakan siklus yang berikutnya.

Karena untuk kedua siswa itu akan diadakan penangan secara khusus

khusus agar proses belajar dan hasil belajarnya dapat lebih baik seperti teman-

temannya. Yaitu dengan memberikan bimbingan belajar secara khusus seperti:

memberikan tambahan pelajaran bagi siswa yang belum mampu, mengadakan

pendekatan secara individual, dan selalu memberikan motivasi kepada siswa

tersebut, serta pendekatan pada keluarganya.

3) Kendala dan Solusi yang Dihadapi dalam Penggunaan Pendekatan

Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika tentang Sifat-Sifat Bangun

Datar pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Kenteng pada Tahun

Pelajaran 2011/2012

Setiap tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran

matematika menggunakan pendekatan Kontekstual pasti terdapat beberapa

kendala. Kendala tersebut merupakan suatu dampak dari adanya penelitian

tindakan. Kendala pembelajaran matematika menggunakan pendekatan

Kontekstual juga relatif tergolong bukan suatu masalah yang besar, selama

pada saat perencanaan semua dilakukan dengan persiapan yang baik dan

mempertimabangkan dampak baik atau buruknya dan disesuaikan dengan

kondisi lingkungan belajar serta kemampuan rata-rata peserta didik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 173: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

156

a. Kendala Penggunaan Pendekatan Kontekstual

Pembelajaran matematika menggunakan pendekatan Kontekstual memiliki

kendala sebagai berikut:

1) Dalam komponen Kontekstual (masyarakat belajar) siswa belum terbiasa

mandiri. Banyak siswa yang masih suka mempercayakan pekerjaan

kelompok kepada siswa yang dianggap paling bisa.

2) Dalam komponen bertanya, siswa masih malu-malu untuk bertanya.

3) Dalam melakukan proses inkuiri di luar kelas siswa sering asyik bermain

sendiri.

4) Penggunaan media yang didemontrasikan olah guru terlalu kecil sehingga

anak yang duduk di arisan paling belakang tidak bisa melihat dengan

jelas.

b. Cara Mengatasi Kendala Pada Penggunaan Pendekatan Kontekstual

Berikut adalah cara untuk mengatasi kendala yang muncul pada saat

pembelajaran menggunakan pendekatan Kontekstual:

1) Pemberian tugas atau materi yang akan disampaikan hendaknya mudah

dipahami, sehingga siswa akan mudah menangkap materi yang akan

dibahas melalui pendekatan Kontekstual.

2) Dalam komponen kontektual (masyarakat belajar dan inkuiri), guru perlu

memberikan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar

tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.

3) Guru perlu menyediakan media yang besar sehingga dapat dilihat oleh

siswa yang berada di urutan paling belakang khusunya pada saat siswa

mengamati demontrasi yang dilakukan oleh guru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 174: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

157

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan dalam

penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penerapan pendekatan kontekstual yang dilaksanakan secara tepat sesuai

dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan 7 komponen

kontekstual dapat meningkatkan pembelajaran matematika tentang Sifat-Sifat

Bangun Datar pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Kenteng pada

Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Dengan menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran

Matematika, dapat meningkatkan pembelajaran Matematika tentang Sifat-

Sifat Bangun Datar pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Kenteng

pada Tahun Pelajaran 2011/2012.

3. Kendala yang dihadapi dalam penggunaan pendekatan kontekstual dalam

pembelajaran Matematika tentang Sifat-Sifat Bangun Datar pada siswa kelas

V Sekolah Dasar Negeri 2 Kenteng pada Tahun Pelajaran 2011/2012 yaitu

siswa belum terbiasa mandiri, kurangnya media atau alat peraga yang

berukuran lebih besar sehingga semua siswa dapat melihat, siswa merasa

canggung untuk bertanya, dalam melakukan proses inkuiri di luar kelas siswa

terkadang asyik bermain sendiri. Sedangkan solusi untuk masalah tersebut

adalah Pemberian tugas atau materi yang akan disampaikan hendaknya

mudah dipahami, guru perlu memberikan perhatian dan bimbingan yang

ekstra terhadap siswa, guru perlu menyediakan media yang besar sehingga

dapat dilihat oleh siswa yang berada di urutan paling belakang khusunya pada

saat siswa mengamati demontrasi yang dilakukan oleh guru.

B. Implikasi

Hasil dari penelitian ini secara teoritis dan secara praktik perlu

pembenahan. Kesimpulan ini secara teoritis dapat menggambarkan bahwa dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 175: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

158

melaksanakan pembelajaran matematika sebaiknya guru menerapkan pendekatan

kontekstual. Sehingga siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, siswa akan

mencari dan belajar dengan mengalami secara langsung proses belajar yang

disertai bimbingan guru sehingga dengan begitu siswa akan dapat mengkonstruksi

sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang mereka dapat ketika

belajarmatematika dengan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yang ada

di sekitar siswa sehingga pembelajaran akan lebih menarik, mudah dipahami, dan

lebih bermakna bagi siswa.

Secara praktis, penelitian ini dapatdijadikandasar dan salah satu pijakan

bagi guru, terutama guru SD untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat

sehingga dapat meningkatkan proses pembelajaran, proses belajar dan hasil

belajar siswa. Melalui pembelajaran seperti ini akan membantu siswa dalam

proses pembelajaran. Siswa akan bekerja dan mengalami sendiri dalam proses

belajarnya bukan hanya transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa akan

berlatih memecahkan masalah yang meraka hadapi, selain itu juga dapat

mengembangkan keterampilan komunikasi siswa baik dengan teman-temannya,

guru, dan masyarakat yang ada di sekitar mereka. Sehingga melalui pendekatan

Kontekstual akan mendorong siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya

melalui proses pengamatan, percobaan, inkuiri, dan pengalaman nyata yang

dibangun oleh individu.

Dengan demikian, hasil penelitian ini mempunyai implikasi bahwa

dengan menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran Matematika

dapat digunakan sebagai salah satu strategi dalam pembelajaran untuk

meningkatkan proses pembelajaran, proses belajar dan hasil belajar matematika.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan ini, ada beberapa

saran sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 176: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

159

1. Untuk Guru

a. Penerapan pendekatan kontekstual dapat digunakan dalam proses belajar

mengajar, karena dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran matematika tentang sifat-sifat bangun datar.

b. Pendekatan Kontekstual dapat dilakukan oleh semua guru, karena

pendekatan kontekstual juga baik diterapkan pada mata pelajaran selain

matematika.

2. Untuk Siswa

a. Siswa dapat mengembangkan potensi siswa seperti kreativitas siswa, rasa

ingin tahu siswa (bertanya), kemandirian siswa, kerja sama, dan

keterampilan sosial siswa baik dengan teman, guru, maupun masyarakat.

b. Sebaiknya siswa ikut berpartisipasi dan aktif setiap kegiatan dalam proses

pembelajaran (melakukan pengamatan, kerja kelompok, mencari tahu, dan

bertanya) agar lebih memahami materi yang disampaikan guru secara tidak

langsung.

3. Untuk Sekolah

a. Pihak Sekolah hendaknya mengenalkan model-model pembelajaran

dengan pendekatan yang lebih inovatif seperti pendekatan kontekstual dan

lain-lain kepada guru, sehingga para guru dapat meningkatkan proses

pembelajaran, proses belajar dan hasil belajar siswanya.

b. Sebaiknya guru-guru dapat menerapkan pendekatan kontekstual dalam

pembelajaran dengan menyesuaikan mata pelajaran dan materinya dengan

memperhatikan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual.

c. Sekolah hendaknya selalu mendukung dan memfasilitasi guru dalam

melaksanakan variasi dalam proses pembelajaran agar lebih inovatif agar

dapat memperbaiki pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 177: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

160

4. Untuk Peneliti

a. Sebaiknya peneliti lebih intensif dalam membimbing siswa pada saat

proses inkuri (pengematan di luar kelas) karena siswa cenderung suka

bermain.

b. Dalam memberika tugas, sebaiknya perintah dan langkah-langkah

pengerjaan harus jelas karena tidak semua siswa mempunyai kemampuan

dalam memahami perintah sama.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 178: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

161

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar: Jakarta. Rineka Cipta.

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S, Suhardjono dan Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

PT Bumi Aksara. Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Kelas V.Kebumen

Disdikbud Fajar, A. (2005). Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya. Ferdian. (2010). Pengertian Bangun Datar. http://bangundatar.blogspot.com.

Diakses pada tanggal 28 Desember 2010. Gunarsa, S D.(1981). Dasar dan Teori Perkembangan Anak.Jakarta: BPK

Gunung Mulia Hadi. (2011). Definisi Kualitas. http://definisikualitas.blog.com/html.

Diaksestanggal 12 Januari 2012 Heruman. (2008). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya Kurikulum Tingkat Satuan Pusat (KTSP). (2007). Kebumen. Disdikbud. Miles, Matthew B. & A. M. Huberman.(2007). Analisis Data Kualitatif.

Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia Muslich, M. (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.

Malang: PT Bumi Aksara. Moleong, L J. (2001). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda

Karya. Nadhirin.(2010).Kekurangan dan Kelebihan Pendekatan Kontekstual.

http://nadhirin.blogspot.com.Diakses pada tanggal 28 Desember 2010. Nasution. (1992). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud. Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 179: PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM …... · matematika tentang Sifat-sifat Bangun Datar pada siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

162

Padmono. (2002). Evaluasi Pengajaran. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Riyani, C. (2006). KualitasPembelajaran.http://carapedia.com/html.

Diaksestanggal 12 Januari 2012 Riyanto, Y. (2008). Paradigma Baru Pembelajaran. Surabaya: Kencana Prenada

Media Group. Rusman. (2010). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru.

Bandung: PT Rajagrafindo Persada. Russeffendi. (1992). Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud. Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi StandarProses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Suprijono, A. (2007). Cooperative teori dan Aplikasi PAIKEM.Jakarta: Rineka

Cipta. Sudrajat, A. (2008). pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com . Diakses tanggal 15 Desember 2011 Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sumantri, M dan Permana, J. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV

Maulana. Supardi,dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Suryabrata, S. (2004). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT Rajagrafindo

Persada. Uno, H B & Kuadrat, M. (2009). MengelolaKecerdasandalamBelajar. Jakarta:

Bumi Aksara.

. (2008). Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Kebumen: FKIP UNS.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user