peningkatan hasil belajar ips materi lingkungan alam...
TRANSCRIPT
-
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN
MELALUI STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING
DENGAN MEDIA POP UP BOOK
PADA SISWA KELAS III MI PERWANIDA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
FARIDA AYU HAPSARI
NIM : 23040150040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
-
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN
MELALUI STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING
DENGAN MEDIA POP UP BOOK
PADA SISWA KELAS III MI PERWANIDA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
FARIDA AYU HAPSARI
NIM : 23040150040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
-
iv
-
v
-
vi
-
vii
MOTTO
“Barang siapa mengajarkan suatu ilmu, maka dia mendapatkan pahala dari
orang-orang yang mengamalkannya dengan tidak mengurangi sedikitpun pahala
orang yang mengerjakannya itu.” (HR Ibnu Majah)
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini penulis persembahkan untuk :
1. Kedua orang tuaku tercinta Abah Muhammad Arifin dan Ibu Trisnaningsih
yang selalu mendoakan, memberi dukungan, cinta dan kasih sayang yang tak
terhingga. Semoga senantiasa diberikan kesehatan jasmani dan rohani, serta
rezeki yang berkah dan melimpah;
2. Adikku Madda Muhammad Wildan, semoga senantiasa diberi kelancaran
dalam studinya.
3. Kepada sahabatku tersayang, Desi Eriyani yang selalu menyayangi,
memberikan semangat dan membantu dalam menyelesaikan skripsi,
4. Kepada saudara-saudaraku “Bani Sawo Kecik” (Ahmad Fadlilah, Mas Niam,
Dedek Ari, Juky, Mbak Wulan, dan Asalia) yang selalu memberikan
semangat, motivasi, dan menghibur dalam segala kondisi, khususnya saat
menyelesaikan skripsi,
5. Kepada keponakanku tercinta Kayla yang selalu memberikan semangat,
6. Teman seperjuangan PGMI 2015 yang selama ini telah berjuang bersama
-
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul Peningkatan
Hasil Belajar IPS Materi Lingkungan Alami dan Buatan Melalui Strategi Active
Knowledge Sharing dengan Media Pop Up Book Pada Siswa Kelas III MI
Perwanida Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020 bisa terselesaikan dengan baik.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung
Muhammad Saw, semoga kita bisa mendapatkan syafaat beliau di yaumul
qiyamah kelak.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, bimbingan, dan
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mensyukuri atas rahmat yang telah
di berikan-Nya. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy. M.Ag, selaku Rektor IAIN
Salatiga,
2. Bapak Prof. Dr. H. Mansur. M.Ag, selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga,
3. Ibu Dr. Peni Susapti, S.Si., M.Si, selaku Ketua Program Studi PGMI IAIN
Salatiga,
4. Ibu Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, kritik dan saran serta keikhlasan dan
kebijaksanaannya dalam meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini,
-
ix
5. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan bimbingannya,
6. Bapak dan Ibu dosen serta staf karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis,
7. Bapak Achmad Arifin, S.Pd. selaku kepala MI Perwanida Salatiga yang
telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di
Madrasah yang beliau pimpin,
8. Bapak Bergas Niswantowo W.A, S.Pd., selaku guru kelas III MI
Perwanida Salatiga yang penulis gunakan sebagai objek penelitian pada
mata pelajaran IPA di kelas yang beliau pimpin,
9. Bapak/Ibu guru dan Karyawan MI Perwanida Salatiga yang telah
membantu penulis selama melakukan penelitian di Madrasah tersebut,
10. Siswa/siswi kelas III MI Perwanida Salatiga yang telah mendukung dan
membantu penulis dalam melakukan penelitian.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini agar lebih baik. Penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat untuk penulis dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, 18 September 2019
Penulis
-
x
ABSTRAK
Hapsari, Farida Ayu. 2019. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Lingkungan
Alam dan Buatan Melalui Strategi Active Knowledge Sharing Dengan
Media Pop Up Book Pada Peserta Didik MI Perwanida Salatiga Tahun
Pelajaran 2019/2020. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam
Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd.
Kata Kunci : Hasil Belajar IPS, Active Knowledge Sharing, Pop Up
Book, Lingkungan Alam dan Buatan.
Hasil belajar IPS di kelas III MI Perwanida Salatiga masih rendah, terbukti
dengan adanya hasil belajar siswa yang nilainya kurang dari KBM (Ketuntasan
Belajar Minimal) 70. Hal ini dikarenakan belum sepenuhnya melaksanakan
pembelajaran aktif, kreatif dalam melibatkan siswa, sehingga proses belajar
mengajar belum optimal, sehingga perlu adanya gaya belajar yang diubah menjadi
Strategi Active Knowledge Sharing yang menekankan pada keaktifan siswa.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Penggunaan Strategi Active
Knowledge Sharing dengan Media Pop Up Book pada mata pelajaran IPS dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik MI Perwanida Salatiga Tahun Pelajaran
2019/2020 ? Tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah Untuk Mengetahui
Apakah Penggunaan Strategi Active Knowledge Sharing dengan Media Pop Up
Book pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik MI
Perwanida Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan
dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa
kelas III MI Perwanida Salatiga yang berjumlah 28 siswa meliputi 16 siswa laki-
laki dan 12 siswa perempuan. Instrumen penelitian meliputi lembar observasi,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, soal evaluasi, dan dokumentasi. Metode
pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan tes. Data dianalisis secara
statistik menggunakan rumus persentase, apabila ≥85% siswa tuntas belajar maka
siklus dihentikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi Active Knowledge Sharing
dan Media Pop Up Book dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI
Perwanida Salatiga tahun 2019. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari Siklus
I ke Siklus II yaitu 25%. Hal ini dapat dilihat dari perolehan ketuntasan hasil
belajar siswa pada Siklus I 64,28% siswa tuntas belajar atau 18 siswa tuntas dan
10 siswa belum tuntas, dan Siklus II 89,28% atau 25 siswa tuntas dan 3 siswa
tidak tuntas belajar. Guru memberikan remidiasi kepada 10,71% (3 siswa) yang
tidak tuntas belajar mandiri berupa latihan-latihan atau remidi.
-
xi
DAFTAR ISI
Sampul ........................................................................................................ i
Lembar Berlogo .......................................................................................... ii
Halaman Judul ........................................................................................... iii
Persetujuan Pembimbing ............................................................................ iv
Pernyataan Keaslian Tulisan dan Kesediaan Dipublikasi ............................. v
Pengesahan Kelulusan................................................................................ vi
Motto dan Persembahan ............................................................................ vii
Kata Pengantar ......................................................................................... viii
Abstrak ....................................................................................................... x
Daftar Isi .................................................................................................... xi
Daftar Tabel .............................................................................................. xv
Daftar Gambar ......................................................................................... xvi
Daftar Lampiran...................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi dan Analisis Masalah .................................................... 6
-
xii
C. Rumusan Masalah ........................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
E. Manfaat Penelitian........................................................................... 7
F. Definisi Operasional ........................................................................ 9
G. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ............................. 12
H. Metode Penelitian .......................................................................... 13
I. Sistematika Penulisan .................................................................... 20
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 22
A. Kajian Teori .................................................................................. 22
1. Hasil Belajar ............................................................................ 22
a. Belajar ............................................................................... 22
b. Ciri-ciri Belajar .................................................................. 26
c. Prinsip-prinsip Belajar ....................................................... 27
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.................. 28
e. Macam-macam hasil belajar ............................................... 35
2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial .................................... 37
a. Pengertian Pembelajaran IPS ............................................. 37
b. Tujuan Pembelajaran IPS ................................................... 40
c. Fungsi Pembelajaran IPS ................................................... 42
3. Materi Lingkungan Alam dan Buatan ...................................... 44
4. Strategi Active Knowledge Sharing .......................................... 50
a. Pengertian Strategi Active Knowledge Sharing ................... 50
b. Langkah-langkah Strategi Active Knowledge Sharing ........ 51
-
xiii
c. Kelebihan Strategi Active Knowledge Sharing ................... 52
d. Kekurangan Strategi Active Knowledge Sharing ................ 52
5. Media Pembelajaran ................................................................ 54
a. Pengertian Media Pembelajaran ......................................... 54
b. Fungsi dan Kegunaan Media Pembelajaran ........................ 55
c. Kriteria Pemilihan Media ................................................... 57
6. Pop Up Book ........................................................................... 60
a. Pengertian Pop Up Book .................................................... 60
b. Manfaat Media Pop Up Book ............................................. 60
c. Kelebihan Media Pop Up Book .......................................... 61
d. Kekurangan Media Pop Up Book ....................................... 62
7. Hubungan Materi IPS, Strategi Active Knowledge Sharing dan Media
Pop Up Book ....................................................................... ....62
B. Kajian Pustaka.............................................................................. 63
BAB III HASIL PENELITIAN ................................................................. 67
A. Gambaran Umum Sekolah MI Perwanida Salatiga ........................ 67
1. Profil Sekolah .......................................................................... 67
2. Visi Misi Sekolah .................................................................... 68
B. Subjek Penelitian ........................................................................... 69
1. Lokasi Penelitian ..................................................................... 69
2. Waktu Penelitian ..................................................................... 69
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................... 70
1. Siklus 1 ................................................................................... 70
-
xiv
2. Siklus 2 ................................................................................... 74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 78
A. Deskripsi Hasil Penelitian Tiap Siklus ........................................... 78
1. Siklus 1 ................................................................................... 78
2. Siklus 2 ................................................................................... 84
B. Pembahasan .................................................................................. 87
BAB V PENUTUP ................................................................................... 91
A. Kesimpulan ................................................................................... 91
B. Saran ............................................................................................ 91
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 93
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 95
-
xv
DAFTAR TABEL
1.1 Hasil Belajar Prasiklus .......................................................................................... 78
1.2 Hasil Belajar Siklus I ............................................................................................ 81
1.3 Hasil Belajar Siklus II ........................................................................................... 84
1.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ........................................................................... 87
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
1.2 Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus I .................................................................... 83
1.3 Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus II ................................................................... 87
1.4 Persentase Hasil Belajar Siswa ............................................................................. 90
-
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Dokumentasi Penelitian ................................................................................... 95
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................................. 98
3. Hasil Evaluasi (Tes) Siswa ............................................................................ 117
4. Lembar Observasi Siswa dan Guru ................................................................ 119
5. Satuan Keterangan Kegiatan .......................................................................... 123
6. Surat-surat ..................................................................................................... 126
7. Lembar Konsultasi Skripsi............................................................................. 128
8. Daftar Riwayat Hidup .................................................................................... 130
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan hidup manusia sejak lahir sampai dewasa
tidak terlepas dari kehidupan bermasyarakat. Proses kehidupan manusia
selalu berhubungan dengan sesama manusia dan makhluk hidup lainnya.
Hal ini disebabkan karena manusia pada hakekatnya sebagai makhluk
sosial. Sejak kanak-kanak, pada prinsipnya mereka telah melakukan
hubungan dengan orang lain, misalnya dengan ibu maupun anggota
keluarga yang lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu
pengetahuan sosial merupakan pengalaman hidup manusia yang
dialaminya sejak lahir. (Rasimin,2012:35).
Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial” disingkat IPS, merupakan nama
mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program
studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah “social studies”
dalam kurikulum persekolahan di negara lain, khususnya di negara-negara
barat seperti Australia dan Amerika Serikat. Nama IPS yang lebih dikenal
social studies di negara lain itu merupakan istilah hasil kesepakatan dari
para ahli atau pakar kita di Indonesia dalam seminar nasional tentang
Civic Education tahun 1972 di Tawangmangu, Solo.IPS sebagai mata
pelajaran di sekolah pertama kali digunakan dalam kurikulum 1975.
(Sapriya, 2014:19).
-
2
Dikatakan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional, yaitu
membentuk manusia pembangun yang ber-Pancasila membentuk manusia
yang sehat jasmani dan rohaninya, meliputi pengetahuan dan
keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggungjawab, dan
dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh rasa tenggangrasa, dapat
mengmbangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti luhur,
mencintai bangsanya, dan mencintai sesama manusia sesuai ketentuan
yang dimaksud dalam UUD 1945. Berkaitan dengan tujuan tersebut maka
dapat dikaitkan dengan kebutuhan dan tantangan-tantangan kehidupan
yang akan dihadapi anak, IPS bertujuan untuk mengajarkan konsep-
konsep sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, kewarganegaraan,
pedagogis, dan psikologis; mengembangkan kemampuan berpikir kritis
dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan sosial; serta
membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial. (Rudy
Gunawan, 2013:18).
Selain fungsi-fungsi yang disebutkan diatas, pendidikan IPS juga
dapat berfungsi untuk memberikan pengertian akan pentingnya menjaga
lingkungan sekitar karena lingkungan juga termasuk salah satu faktor
pendukung terjadinya kegiatan sosial. Dewasa ini mata pelajaran IPS
seringkali dianggap sebagai mata pelajaran yang kurang penting, kurang
menarik, dan membosankan. Pembelajaran IPS banyak dinilai monoton
karena hanya mengedepankan hafalan materi. Adapun beberapa masalah
yang terjadi dan bersumber dari siswa adalah kurang mendapat
-
3
kesempatan untuk menjelajah dan mengetahui contoh konkrit dari
pembelajaran IPS. Akibatnya siswa kurang memperhatikan pada saat
pembelajaran berlangsung bahkan ada yang asik bermain sendiri karena
pembelajaran dinilai kurang menarik bahkan ada yang sampai membuat
keadaan kelas menjadi gaduh sehingga mengganggu kegiatan
pembelajaran.
Pada penelitian ini peneliti mengambil materi Lingkungan Alam
dan Buatan untuk diteliti dan dikaji lebih mendalam. Selain untuk
beribadah kepada Allah, manusia juga diciptakan sebagai khalifah dimuka
bumi. Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas untuk memanfaatkan,
mengelola, dan memelihara alam semesta. Allah telah menciptakan alam
semesta untuk kepentingan dan kesejahteraan semua makhluk-Nya,
khususnya manusia. Keserakahan dan perlakuan buruk sebagian manusia
terhadap alam dapat menyengsarakan manusia itu sendiri. Tanah longsor,
banjir, kekeringan, tata ruang daerah yang tidak karuan, dan udara serta air
yang tercemar adalah buah kelakuan manusia yang justru merugikan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Islam mengajarkan agar umat
manusia senantiasa menjaga dan merawat lingkungan, sesuai dengan
firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al A’raf ayat 56 yang berbunyi :
َوالَ تُْفِسُدواْ فِي الَ ْرِض بَْعَد إِْصالَِحَها َواْدعُوهُ َخْوفًا َوَطَمعًا إِنَّ
َن اْلُمْحِسنِينَ ﴿٥٦﴾ ِ قَِريٌب مهِ َرْحَمَت ّللاه
Artinya : “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah
(Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadaNya rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah
-
4
amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”QS. Al A’raf ayat 56
(Departemen Agama, 2011:157).
Bumi sebagai tempat tinggal dan tempat hidup manusia dan
makhluk Allah lainnya sudah dijadikan Allah dengan penuh rahmat-Nya.
Gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai, daratan, lautan, dan lain
sebagainya diciptakan Allah untuk diolah dan dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya oleh manusia, bukan sebaliknya untuk dirusak dan
dibinasakan. Allah SWT melarang manusia berbuat kerusakan dimuka
bumi, melainkan memerintahkan untuk memelihara dan melestarikan
lingkungan hidup.
Agar peserta didik terlibat secara aktif dalam pembelajaran,
hendaknya guru menguasai berbagai strategi, model, metode, maupun
media terbaru yang relevan dengan kondisi di kelas. Dalam proses
pembelajaran hendaknya pengalaman atau informasi baru disampaikan
dengan mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik
(pembelajaran kontekstual). Guru hendaknya mampu membangun
komunikasi secara emosional yang erat dengan peserta didik. Selain itu
juga hendaknya guru selalu melibatkan peserta didik dalam semua proses
dan aktifitas belajar-mengajar, serta menggunakan assesment yang
autentik pada semua aspek.
Sesuai dengan hasil observasi peneliti dengan siswa kelas III MI
Perwanida Salatiga ditemukan permasalahan dalam pembelajaran IPS
mengenai materi Lingkungan Alami dan Buatan, diantaranya kurangnya
pemahaman terhadap materi Lingkungan Alami dan Buatan sehingga
-
5
keterampilan dan penerapan IPS belum sesuai dengan apa yang
diharapkan. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai hasil ulangan siswa kelas
III yang memperoleh nilai dibawah KBM (Ketuntasan Belajar Minimal)
yang ditetapkan oleh pihak sekolah yaitu 70. Hal ini menunjukkan bahwa
dari 28 siswa nilai siswa kelas III yang memenuhi KBM pada mata
pelajaran IPS tahun ajaran 2019/2020 sebanyak 11 siswa dan yang belum
memenuhi KBM sebanyak 17 siswa. Berdasarkan hasil observasi peneliti
hal ini disebabkan karena siswa yang kurang memperhatikan pada saat
pelajaran berlangsung, siswa yang asik bermain dan berbicara dengan
teman yang menyebabkan keadaan kelas tidak kondusif dan siswa kurang
dapat memahami materi yang diajarkan. Hal ini mempengaruhi siswa
dalam menjawab pertanyaan dan hasil akhir jawaban.
Oleh karena itu guru perlu melakukan inovasi terhadap strategi
pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk aktif selama kegiatan
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media yang kreatif yang
dapat menunjang pembelajaran. Dari sinilah akan diketahui proses belajar
yang mulanya cenderung pasif dan kurang menarik akan jadi lebih aktif
dan siswa lebih mudah memahami pelajaran karena strategi yang lebih
inovatif dan media yang kreatif serta pembelajaran yang menyenangkan.
Dari faktor penyebab rendahnya hasil belajar yang sudah diketahui,
maka peneliti beserta guru kelas mendiskusikan mengenai strategi yang
tepat dan media yang sesuai untuk memudahkan siswa dalam memahami
materi. Melalui diskusi yang telah dilakukan maka diputuskan
-
6
menggunakan strategi Active Knowledge Sharing dengan media Pop Up
Book untuk mengatasi permasalahan pembelajaran IPS di MI Perwanida
Salatiga.
Untuk menjawab permasalahan diatas peneliti mengangkat judul
“Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Lingkungan Alam dan Buatan
Melalui Strategi Active Knowledge Sharing Dengan Media Pop Up Book
Pada Peserta Didik Kelas III MI Perwanida Salatiga Tahun Pelajaran
2019/2020”.
B. Identifikasi dan Analisis Masalah
Permasalahan utama yang perlu diatasi adalah rendahnya hasil
belajar siswa yang ditunjukkan dengan minimnya pencapaian KBM siswa.
Dari jumlah 28 siswa di kelas III nilai yang mencapai KBM hanya
sejumlah 11 orang. Penyebabnya adalah siswa yang tidak memperhatikan
pelajaran dan bermain dalam kelas selama pembelajaran berlangsung.
C. Rumusan Masalah
Apakah Penggunaan Strategi Active Knowledge Sharing dengan
Media Pop Up Book pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik MI Perwanida Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020 ?
D. Tujuan Penelitian
Untuk Mengetahui Apakah Penggunaan Strategi Active Knowledge
Sharing dengan Media Pop Up Book pada mata pelajaran IPS dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik MI Perwanida Salatiga Tahun
Pelajaran 2019/2020.
-
7
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan setelah penelitian ini selesai adalah
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan pengetahuan dan pengembangan strategi pembelajaran yang
luas mengenai penggunaan strategi Active Knowledge Sharing dan
media Pop Up Book pada peserta didik dan sebagai teori baru tentang
bagaimana cara meningkatkan keaktifan bagi siswa kelas III Sekolah
Dasar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Melalui penerapan strategi Active Knowledge Sharing dan
media Pop Up Book diharapkan guru dapat lebih kreatif dalam
memilih strategi dan menentukan media pembelajaran sehingga
dapat :
1) Mengetahui kelemahan/kelebihan guru dalam menyampaikan
materi pelajaran IPS.
2) Memberikan alternatif pemecahan masalah dalam suatu
pembelajaran.
3) Membantu guru dalam melakukan perbaikan pembelajaran
pada pelajaran IPS, khususnya tentang materi Lingkungan
Alam dan Buatan.
-
8
b. Bagi Siswa
Melalui penerapan strategi Active Knowledge Sharing dan
media Pop Up Book diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam
pembelajaran sehingga dapat :
1) Meningkatkan minat belajar.
2) Mampu memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
3) Meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.
c. Bagi Sekolah
Dengan menerapkan strategi Active Knowledge Sharing dan
media Pop Up Book, diharapkan:
1) Perolehan hasil belajar siswa yang lebih baik dan memuaskan.
2) Dapat sebagai alternatif model pembelajaran di sekolah.
d. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran melalui karya tulis ilmiah, serta dapat menambah
pengetahuan tentang cara memilih strategi dan media yang tepat
dalam mata pelajaran tertentu, terutama mata pelajaran IPS yang
sesuai dan tepat juga dapat dijadikan sebagai salah satu syarat
dalam menempuh gelar Strata 1 Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
-
9
F. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa
yang mencakup ranah kognitif, afektif, psikomotorik. Belajar tidak
hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga
penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat, bakat,
penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita, keinginan,
dan harapan. Seperti yang dikatakan oleh Oemar Hamalik dalam
bukunya bahwa “Hasil belajar itu dapat terlihat dari terjadinya
perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan
perilaku”. Misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi
secara utuh. Belajar merupakan proses yang kompleks dan terjadinya
perubahan perilaku siswa setelah dilakukan penilaian. Guru harus
dapat mengamati terjadinya perubahan tingkah laku tersebut setelah
dilakukan penilaian. Tolok ukur keberhasilan siswa biasanya berupa
nilai yang diperolehnya. Nilai itu diperoleh setelah siswa melakukan
proses belajar dalam jangka waktu tertentu dan selanjutnya mengikuti
tes akhir. Kemudian dari tes itulah guru menentukan hasil belajar
siswanya. (Rusman,2016:67).
2. Pembelajaran IPS
Pada hakekatnya pembelajaran adalah kegiatan penyampaian pesan
berupa pengetahuan, keterampilan, penanaman sikap tertentu dari guru
kepada peserta didik. Pembelajaran IPS yang berlandaskan pendekatan
-
10
sistem berorientasi pada pencapaian tujuan belajar. Pembelajaran IPS
merupakan kegiatan mengubah karakteristik siswa sebelum belajar IPS
(input) menjadi siswa yang memiliki karakteristik yang diinginkan
(output). (Rudy Gunawan, 2013:73).
3. Pengertian Strategi Active Knowledge Sharing
Strategi Active Knowledge Sharing adalah salah satu strategi yang
dapat membantu siswa untuk aktif dalam pembelajaran serta dapat
menerima materi dengan mudah melalui cara saling tukar
pengetahuan. Strategi ini dapat digunakan untuk melihat tingkat
kemampuan siswa disamping untuk membentuk kerjasama tim dan
dapat digunakan hampir pada seluruh mata pelajaran. Adapun langkah-
langkah pelaksanaan strategi Active Knowledge Sharing adalah sebagai
berikut :
a. Guru membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran
yang akan diajarkan. Pertanyaan-pertanyaan itu dapat berupa
definisi atau istilah, pertanyaan dalam bentuk multiple choice,
mengidentifikasi seseorang, menanyakan sikap atau tindakan yang
mungkin dilakukan, melengkapi kalimat, dan lain-lain.
b. Guru meminta siswa untuk menjawab dengan sebaik-baiknya.
c. Minta semua siswa untuk berkeliling mencari teman yang dapat
membantu menjawab pertanyaan yang tidak diketahui atau
diragukan jawabannya. Tekankan kepada siswa untuk saling
membantu.
-
11
d. Minta siswa untuk kembali ke tempat duduk mereka kemudian
guru memeriksa jawaban mereka. Guru menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh siswa. Guru
menggunakan jawaban-jawaban yang muncul sebagai jembatan
untuk mengenalkan topik yang penting di kelas. (Hisyam Zaini,
2002:22-23).
4. Pengertian Media Pop Up Book
Menurut Arief S. Sadiman dalam Sukiman (2012:27-28), kata
media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi
secara bahasa media berarti pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses
pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis,
atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal.
Media Pop Up Book merupakan salah satu media yang dapat
digunakan sebagai saluran penyampaian pesan dari guru kepada anak.
Media Pop Up Book merupakan salah satu jenis media berbasis
cetakan. Pop Up Book adalah sebuah buku yang memiliki bagian yang
dapat bergerak atau memiliki 3 unsur dimensi yang dapat bergerak
ketika halamannya dibuka. (Kurniawati, 2016:69).
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan media Pop Up Book adalah media yang berfungsi
-
12
untuk menyalurkan materi kepada siswa dengan berbasis cetakan
dalam sebuah buku yang memiliki unsur 3 dimensi ketika halamannya
dibuka, yang disusun secara menarik untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
G. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penggunaan
Strategi Active Knowledge Sharing dengan Media Pop Up Book dapat
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS materi Lingkungan
Alami dan Buatan pada peserta didik MI Perwanida Salatiga.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah meningkatkan hasil
belajar IPS materi Lingkungan Alami dan Buatan, ditandai dengan:
a. Siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai sama dengan atau
lebih dari KBM yakni 70.
b. Siswa dapat memahami materi Lingkungan Alami dan Buatan
dengan tepat.
c. Dalam satu kelas di katakan tuntas apabila keseluruhan nilai siswa
mencapai 85% (Zainal Aqib, 2017:315). Adapun indikator yang
dituliskan penulis adalah adanya peningkatan pada nilai tes siswa
secara berkelanjutan dari siklus pertama ke siklus kedua dan
seterusnya. Siklus berhenti jika jumlah kelulusan sudah mencapai
ketuntasan 85% dengan KBM 70.
-
13
H. Metode Penelitian
1. Perancangan Penelitian
Dalam tindakan penelitian, peneliti menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian
yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara
merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan serta
kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai
guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Penelitian ini
termasuk jenis penelitian kolaboratif dimana bekerjasama dengan guru
untuk melakukan penelitian. PTK merupakan penelitian praktis yang
dilakukan dengan mengkaji masalah-masalah yang dihadapi guru di
dalam kelas dan dilakukan tindakan untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut. Hasil penelitian dapat segera diaplikasikan oleh
guru sendiri dalam rangka memperbaiki permasalahan belajar-
mengajar yang dihadapi serta meningkatkan profesionalitas guru
dalam proses belajar-mengajar.(Ridwan Abdullah Sani dan Sudiran,
2016:5).
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI Perwanida
Salatiga yang berjumlah 28 siswa ( 16 siswa laki-laki dan 12 siswa
perempuan ).
3. Langkah-langkah / Siklus Penelitian
-
14
Menurut Ridwan Abdullah Sani Sudiran (2016:37), langkah-
langkah/siklus penelitian adalah sebagai berikut :
a. Persiapan Tindakan
1) Menetapkan lamanya pembelajaran pada setiap siklus, yang
dilaksanakan 1 kali tatap muka dalam siklus 1 sampai siklus 2.
Konsep yang akan dipelajari adalah 1) lingkungan alam dan
buatan; 2) memelihara lingkungan alam dan buatan di sekitar
rumah dan sekolah.
2) Menyusun rencana pembelajaran meliputi : pelaksanaan
diagnosa awal, merancang kegiatan pembelajaran menetapkan
alokasi waktu, menyusun lembar tes dan memberi diagnosa
akhir pada setiap akhir siklus.
3) Menyusun format observasi siswa dan guru dengan melakukan
analisis terhadap instrumen serta mendata siswa yang
memperhatikan penjelasan guru dan mengerjakan soal dengan
serius, penilaian persiapan rencana pembelajaran, dan penilaian
pelaksanaan pembelajaran.
4) Menetapkan jenis data dan cara pengumpulan data, baik data
kualitatif maupun data kuantitatif untuk diolah lebih lanjut.
b. Rencana tindakan siklus
1) Pada siklus pertama, guru akan melaksanakan proses
pembelajaran materi lingkungan alam dan buatan sesuai
dengan langkah-langkah pada strategi Active Knowledge
-
15
Sharing yaitu : membuat pertanyaan yang berkaitan dengan
materi yang akan diajarkan; guru meminta siswa untuk
menjawab dengan sebaik-baiknya; guru meminta semua siswa
untuk berkeliling mencari teman yang dapat membantu
menjawab pertanyaan yang tidak diketahui atau diragukan
jawabannya; guru meminta siswa untuk kembali ke tempat
duduk mereka kemudian memeriksa jawaban siswa; guru
menggunakan jawaban-jawaban yang muncul sebagai jembatan
untuk mengenalkan topik yang penting di kelas.
2) Pada siklus kedua, guru akan melaksanakan proses
pembelajaran materi lingkungan alam dan buatan
menggunakan strategi Active Knowledge Sharing dengan
menggunakan media Pop Up Book. Dari siklus 2 ini siswa akan
menjadi lebih mudah dalam memahami materi karena
menggunakan contoh benda .
c. Tindakan
Menerapkan tindakan pembelajaran yang mengacu pada
rencana pembelajaran yang telah dibuat.
d. Pemantauan (Observasi)
Untuk mengetahui efektifitas tindakan kelas yang
dilakukan, maka diperlukan maka diperlukan alat-alat pemantauan
dan evaluasi yang terinci sehingga dapat sehingga dapat digunakan
sebagai alat ukur keberhasilan. Data penelitian diperoleh melalui
-
16
lembar observasi siswa, lembar observasi guru, dan tes
kemampuan kognitif. Untuk mengumpulkan data digunakan hasil
tes siswa dan catatan guru sebagai umpan balik. Pemantauannya
dilakukan secara kolaborasi antara guru dan peneliti. Peneliti dan
guru akan melakukan pengamatan untuk memperoleh data kegiatan
di kelas, suasana di kelas, hasil tes siswa, dan nilai ulangan siswa.
e. Refleksi
Kegiatan refleksi akan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.
2) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang
rencana pembelajaran.
3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai evaluasi, untuk
digunakan pada siklus berikutnya.
4) Evaluasi tindakan pertama, yakni terkait proses pembelajaran
dan pencapaian indikator yang telah ditetapkan.
Dalam kegiatan refleksi akan timbul beberapa pertanyaan yang
dijadikan pedoman keberhasilan, yaitu :
1) Apakah proses pembelajaran telah sesuai dengan rencana yang
disusun ?
2) Bagaimana tingkat pencapaian hasil belajar ?
3) Perubahan apa yang terjadi baik pada guru dan siswa,
sehubungan dengan kegiatan pembelajaran ?
-
17
f. Instrumen pengumpulan data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1) Lembar observasi guru dan siswa, yakni pengamatan langsung
dan menilai proses mengajar guru yang terjadi di dalam kelas.
2) Tes, yakni alat yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar.
3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
4) Silabus
5) Materi Lingkungan Alam dan Buatan
g. Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan sebagai berikut :
1) Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
pengamatan terhadap objek (benda, peristiwa) diikuti dengan
pencatatan secara cermat. Tujuan dari observasi yaitu untuk
merasakan dan mengetahui keadaan dari sebuah kejadian
berdasarkan pengetahuan dan pendapat yang telah diketahui
sebelumnya, untuk memperoleh informasi yang diperlukan
untuk melanjutkan suatu penelitian. Observasi dilaksanakan
dengan berpegang pada sejumlah kriteria, diantaranya : jenis
data, indikator-indikator yang relevan, prosedur perekaman
data yang sesuai, kemungkinan pemanfaatan data dalam
analisis dan refleksi.
-
18
2) Wawancara
Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau
lebih dan berlangsung antara narasumber dengan pewawancara
yang dilakukan dengan cara menyampaikan sejumlah
pertanyaan dari pewawancara kepada narasumber. Bertujuan
untuk mendapatkan informasi yang tepat dari narasumber yang
terpercaya.
3) Dokumentasi
Dokumentasi adalah aktifitas pengumpulan, pencarian, dan
penyediaan dokumen untuk mendapatkan keterangan,
penerangan pengetahuan dan bukti yang akurat berdasarkan
pencatatan berbagai sumber informasi. Tujuannya adalah untuk
memperoleh bukti yang akurat dari pencatatan sumber
informasi.
h. Analisis data
Analisis data merupakan analisis yang terkumpul untuk
mengetahui keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk
perbaikan hasil belajar siswa. Dalam hal ini peneliti dalam
melakukan penelitian agar memahami berbagai bentuk data yang
berbeda dengan jenis analisisnya. Sesuai dengan rancangan
penelitian yang digunakan maka analisis data yang dilakukan
dengan menggunakan analisis refleksi dalam setiap siklusnya.
Analisis ini digunakan peneliti sebagai dasar untuk menentukan
-
19
program aksi pada siklus selanjutnya atau mendeteksi penelitian
tindakan kelas ini sudah mencapai tujuan.
Untuk mengetahui kefektifan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini
menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu suatu metode
penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta
sesuai data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui
prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respons
siswa terhadap kegiatan pembelajaaran serta aktivitas siswa selama
proses pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase
keberhasilan siswa setelah proses pembelajaran setiap putarannya
dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis
pada setiap akhir putaran. Hasil belajar siswa di analisis dengan
melihat hasil ketuntasan belajar siswa, sebagai berikut:
1) Siswa dikatakan tuntas apabila siswa tersebut mencapai nilai
sama dengan 70 atau lebih dari 70.
2) Satu kelas dikatakan tuntas apabila di kelas tersebut mencapai
85% yang bernilai tuntas (Zainal Aqib, 2017:315).
Penelitian tugas dan tes
�̅� =∑ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
-
20
Keterangan :
�̅� : Rata-rata nilai
Penelitian klasikal
𝑃 =𝐹
𝑁× 100
Keterangan :
P : Jumlah nilai dalam prosentase
F : Jumlah siswa yang telah tuntas belajar
N : Jumlah seluruh siswa
I. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penyelesaian dari penelitian ini, penulis
menyusun sistematika penulisan meliputi Pendahuluan yang berisi tentang
latar belakang, identifikasi dan analisis masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, hipotesis dan indikator keberhasilan,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Kemudian Landasan Teori berisi tentang kajian teori dan kajian
pustaka. Adapun kajian teori meliputi hasil belajar, pembelajaran IPS,
materi lingkungan alami dan buatan, strategi Active Knowledge Sharing,
media Pop Up Book, serta kaitan pembelajaran IPS dengan strategi Active
Knowledge Sharing dan media Pop Up Book, Kajian pustaka berisi
penelitian terdahulu.
-
21
Pada BAB selanjutnya yaitu Pelaksanaan Penelitian yang berisi
tentang gambaran umum MI Perwanida Salatiga dan deskripsi penelitian
persiklus.
Lalu dilanjutkan Hasil Penelitian dan Pembahasan yang berisi
tentang deskripsi hasil persiklus dan pembahasan pelaksanaan persiklus.
Terakhir adalah bagian Penutup yang berisi tentang kesimpulan
penelitian dan saran.
-
22
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Belajar
1) Pengertian Belajar
Menurut R. Gagne dalam Ahmad Susanto (2013:1), belajar
dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu
organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu
dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dengan
siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran
berlangsung. Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu
proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Selain itu, Gagne
juga menekankan bahwa belajar sebagai suatu upaya
memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui instruksi.
Instruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan dan
bimbingan dari seorang pendidik atau guru. Selanjutnya, Gagne
dalam teorinya yang disebut The domains of learning,
menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh
manusia dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu :
-
23
a) Keterampilan motoris (motor skills)
Adalah keterampilan yang diperlihatkan dari
berbagai gerakan badan, misalnya menulis, menendang
bola, bertepuk tangan, berlari, dan loncat.
b) Informasi verbal
Informasi ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan
otak atau intelegensi seseorang, misalnya seseorang dapat
memahami sesuatu dengan berbicara, menulis,
menggambar, dan sebagainya yang berupa simbol yang
tampak (verbal).
c) Kemampuan intelektual
Selain menggunakan simbol verbal, manusia juga
mampu melakukan interaksi dengan dunia luar melalui
kemampuan intelektualnya, misalnya mampu membedakan
warna, bentuk, dan ukuran.
d) Strategi kognitif
Gagne menyebutnya sebagai organisasi
keterampilan yang internal (internal organized skill), yang
sangat diperlukan untuk belajar mengingat dan berpikir.
Kemampuan kognitif ini lebih ditujukan ke dunia luar, dan
tidak dapat dipelajari dengan sekali saja. Memerlukan
perbaikan dan latihan terus-menerus yang serius.
-
24
e) Sikap (attitude)
Sikap merupakan faktor penting dalam belajar,
karena tanpa kemampuan ini belajar tak akan berhasil
dengan baik. Sikap seseorang dalam belajar akan sangat
mempengaruhi hasil yang diperoleh dari belajar tersebut.
Sikap akan sangat tergantung pada pendirian, kepribadian,
dan keyakinannya, tidak dapat dipelajari atau dipaksakan,
tetapi perlu kesadaran diri yang penuh. Adapun menurut
Burton, belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah
laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
individu dengan individu lain dan individu dengan
lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi
dengan lingkungannya.
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.
Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh
pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak
manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman
(experience). Pengalaman yang terjadi berulangkali melahirkan
pengetahuan (knowledge), atau a body of knowledge.
(Suyono,2014:9).
-
25
Keanekaragaman pendapat tentang definisi belajar adalah
wajar, mengingat adanya perbedaan ruang lingkup, setting
sosial, situasi belajar, dan sudut pandang. Namun demikian, ada
kesamaan dalam penggunaan istilah yang mencerminkan
kesamaan konsep belajar, yaitu “adanya perubahan” dan
“tingkah laku”. Sedangkan perubahan yang dimaksud adalah
perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan tidak bersifat
sementara, seperti jenuh, lelah, gemetar, dan lainnya. Merujuk
pada berbagai definisi yang diungkap para ahli psikologi belajar,
maka dapat disimpulkan bahwa belajar didefinisikan sebagai
tahapan perubahan perilaku individu yang relatif menetap
sebagai hasil pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan di
sekitarnya dan latihan yang diperkuatnya. (Kastolani, 2014:55).
Dari beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang
dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu
konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga
memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang
relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam
bertindak.
2) Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi
pada siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
-
26
psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar
siswa adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui
kegiatan belajar. Belajar merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
perubahan perilaku yang relatif menetap. Kegiatan
pembelajaran, guru biasanya menetapkan tujuan belajar, anak
yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran (Ahmad Susanto, 2013: 5).
Berdasarkan uraian tentang konsep belajar diatas, dapat
dipahami tentang makna hasil belajar, yaitu perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari
kegiatan belajar.
b. Ciri-ciri Belajar
Menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni dalam bukunya
Teori Belajar dan Pembelajaran (2008:15), ada beberapa ciri-ciri
belajar yaitu sebagai berikut :
1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku
(change behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya
dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan
tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil
menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar,
kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar.
-
27
2) Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa
perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu
tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi, perubahan
tingkah laku tersebut tidak akan terpancing seumur hidup.
3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada
saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku
tersebut bersifat potensial.
4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau
pengalaman.
5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu
yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau
dorongan untuk mengubah tingkah laku.
Dari beberapa ciri-ciri belajar diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa seseorang yang telah belajar ditandai dengan adanya
perubahan tingkah laku yang relatif permanen yang merupakan
hasil dari latihan dan pengalaman yang dapat memberi penguatan
dan dorongan untuk mengubah tingkah laku orang tersebut.
c. Prinsip-prinsip Belajar
Didalam tugas melaksanakan proses pembelajaran, seorang
guru perlu memerhatikan beberapa prinsip belajar berikut :
1) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan
orang lain. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif.
2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
-
28
3) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan
langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses
belajar.
4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan
siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.
5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi
tanggungjawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
(Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2008:16)
Berdasarkan keterangan diatas, secara garis besar prinsip-
prinsip belajar yang perlu diperhatikan oleh guru yaitu pada
dasarnya siswa harus belajar dan bertindak aktif sesuai
kemampuannya untuk dapat memahami pelajaran yang
disampaikan serta mendapat penguatan dari guru untuk menambah
motivasi belajar.
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2008:19),
secara umum faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar
dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses
belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.
Adapun faktor-faktornya adalah sebagai berikut :
1) Faktor Internal
-
29
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-
faktor internal ini dapat meliputi faktor fisiologis yaitu yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu, serta faktor
psikologis atau keadaan psikologis seseorang yang dapat
memengaruhi proses belajar seperti kecerdasan siswa, motivasi,
minat, sikap, dan bakat.
2) Faktor Eksternal
Dijelaskan oleh Syah dalam Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni
(2008:26), faktor-faktor eksternal yang memengaruhi belajar
dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor
lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi, dan
teman-teman sekelas, lingkungan sosial masyarakat, dan
lingkungan sosial keluarga. Faktor-faktor tersebut dapat
memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang
harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa
untuk belajar lebih baik di sekolah. Faktor lainnya yaitu
lingkungan nonsosial, seperti lingkungan alamiah, faktor
instrumental atau perangkat belajar yang berupa hardware
maupun software, serta faktor materi pelajaran yang diajarkan
pada siswa.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh
hasil belajar siswa dapat disebabkan oleh dua faktor yang saling
-
30
mempengaruhi, yaitu faktor internal yang meliputi keadaan pada
diri siswa itu sendiri dan faktor eksternal atau faktor dari luar diri
siswa yaitu lingkungan.
Ruseffendi dalam Ahmad Susanto (2013,12-18)
mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar kedalam sepuluh macam yaitu :
1) Kecerdasan Anak
Kemampuan intelegensi seseorang sangat memengaruhi
terhadap cepatdan lambatnya penerimaan informasi serta
terpecahkan atau tidaknya suatu permasalahan. Kecerdasan
siswa sangat membantu pengajar untuk menentukan apakah
siswa itu mampu mengikuti pelajaran yang diberikan dan untuk
meramalkan keberhasilan siswa setelah mengikuti pelajaran
yang diberikan meskipun tidak akan terlepas dari faktor
lainnya. Kemampuan merupakan potensi dasar bagi pencapaian
hasil belajar yang dibawa sejak lahir. Alfred Binnet membagi
intelegensi kedalam tiga aspek kemampuan, yaitu : direction,
adaptation, dan criticism. Pertama, direction, artinya
kemampuan untuk memusatkan kepada suatu masalah yang
dipecahkan. Kedua, adaptation, artinya kemampuan untuk
mengadakan adaptasi terhadap suatu masalah yang dihadapinya
secara fleksibel dalam menghadapi masalah. Ketiga, criticism,
-
31
artinya kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap
masalah yang dihadapi maupun terhadap dirinya sendiri.
2) Kesiapan atau Kematangan
Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan
dimana individu atau organ-organ sudah berfungsi
sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar, kematangan atau
kesiapan ini sangat menentukan keberhasilan dalam belajar
tersebut. Oleh karena itu, setiap upaya belajar akan lebih
berhasil jika dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan
individu, karena kematangan ini erat hubungannya dengan
masalah minat dan kebutuhan anak.
3) Bakat Anak
Yang dimaksud dengan bakat adalah kemampuan potensial
yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada
masa yang akan datang. dengan demikian, sebetulnya setiap
orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai
prestasi sampai tingkat tertentu. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka bakat akan dapat memengaruhi tinggi rendahnya
prestasi belajar.
4) Kemauan Belajar
Salah satu tugas guru yang kerap sukar dilaksanakan ialah
membuat anak menjadi mau belajar atau menjadi giat untuk
belajar. Keengganan siswa untuk belajar mungkin disebabkan
-
32
karena ia belum mengerti bahwa belajar sangat penting untuk
kehidupannya kelak. Kemauan belajar yang tinggi disertai
dengan rasa tanggung jawab yang besar tentunya berpengaruh
positif terhadap hasil belajar yang diraihnya. Karena kemauan
belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai
keberhasilan belajar.
5) Minat
Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap
pelajaran akan memusatkan perhatiannya lebih banyak
daripada siswa lainnya. Kemudian karena pemusatan perhatian
yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa
tadi untuk belajar lebih giat lagi, dan akhirnya mencapai
prestasi yang diinginkan.
6) Model Penyajian
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pada
model penyajian materi. Model penyajian materi yang
menyenangkan, tidak membosankan, menarik, dan mudah
domengerti oleh para siswa tentunya berpengaruh secara positif
terhadap keberhasilan belajar.
-
33
7) Pribadi dan Sikap Guru
Siswa, begitu juga manusia pada umumnya dalam
melakukan belajar tidak hanya melalui bacaan atau melalui
guru saja, tetapi bisa juga melalui contoh-contoh yang baik dari
sikap, tingkah laku, dan perbuatan. Kepribadian dan sikap guru
yang kreatif dan penuh inovatif dalam perilakunya, maka siswa
akan meniru gurunya yang aktif dan kreatif ini. Pribadi dan
sikap guru yang baik ini tercermin dari sikapnya yang ramah,
lemah lembut, penuh kasih sayang, membimbing dengan penuh
perhatian, tidak cepat marah, tanggap terhadap keluhan atau
kesulitan siswa, antusias dan semangat dalam bekerja dan
mengajar, memberikan penilaian yang obyektif, rajin, disiplin,
serta bekerja penuh dedikasi dan bertanggungjawab dalam
segala tindakan yang ia lakukan.
8) Suasana Pengajaran
Faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan siswa dalam
belajar adalah suasana pengajaran. Suasana pengajaran yang
tenang, terjadinya dialog yang kritis antara siswa dengan guru,
dan menumbuhkan suasana yang aktif diantara siswa tentunya
akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran. Sehingga
keberhasilan siswa dalam belajar dapat meningkat secara
maksimal.
-
34
9) Kompetensi Guru
Guru yang profesional memiliki kemampuan-kemampuan
tertentu. Kemampuan-kemampuan itu diperlukan dalam
membantu siswa dalam belajar. Keberhasilan siswa belajar
akan banyak dipengaruhi oleh kemampuan guru yang
profesional. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki
kompeten dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan
yang akan diajarkan serta mampu memilih metode belajar
mengajar yang tepat sehingga pendekatan itu bisa berjalan
dengan semestinya.
10) Masyarakat
Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku
manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan. Oleh
karena itu, pantaslah dalam dunia pendidikan lingkungan
masyarakat pun akan ikut memengaruhi kepribadian siswa.
kehidupan modern dengan keterbukaan serta kondisi yang luas
banyak dipengaruhi dan dibentuk oleh kondisi masyarakat
ketimbang oleh keluarga dan sekolah.
Dari kesepuluh faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan
siswa belajar, terdapat faktor yang dapat dikatakan hampir
sepenuhnya tergantung pada siswa. faktor-faktor itu adalah
kecerdasan anak, kesiapan anak, dan bakat anak. Faktor yang
sebagian penyebabnya hampir sepenuhnya tergantung pada guru
-
35
yaitu : kemampuan (kompetensi), suasana belajar, dan kepribadian
guru. Kiranya dapat dikatakan bahwa keberhasilan siswa dalam
belajar tergantung pada faktor dari dalam siswa dan faktor dari luar
siswa.
e. Macam-macam Hasil Belajar
Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan diatas meliputi
pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek
psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Pemahaman Konsep (Kognitif)
Menurut Bloom dalam Ahmad Susanto (2013:6-11),
diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi
atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini
adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan
memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa,
atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa
yang dia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan
berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia
lakukan.
Menurut Dorothy J.Skeel dalam Nursid Sumaatmadja
(2005:2-3), konsep merupakan sesuatu yang tergambar dalam
pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau seuatu pengertian. Jadi,
konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati
-
36
seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu
pengertian. Orang yang telah memiliki konsep berarti orang
tersebut memiliki pemahaman yang jelas tentang suatu konsep
atau citra mental tentang sesuatu. Sesuatu tersebut dapat berupa
objek konkret ataupun gagasan yang abstrak. (Ahmad Susanto,
2013:8).
Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa
pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk.
Sehubungan dengan evaluasi produk ini, W.S. Winkel
(2007:540) menyatakan bahwa melalui produk dapat diselidiki
apakah dan sampai berapa jauh suatu tujuan instruksional telah
tercapai; semua tujuan itu merupakan hasil belajar yang
seharusnya diperoleh siswa. Berdasarkan pandangan Winkel
ini, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa erat hubungannya
dengan tujuan instruksional (pembelajaran) yang telah
dirancang guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar.
(Ahmad Susanto, 2013:8).
2) Keterampilan Proses (Psikomotor)
Menurut Usman dan Setiawati dalam Ahmad Susanto
(2013:9), keterampilan proses merupakan keterampilan yang
mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan
sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang
lebih tinggi dalam diri individu siswa. keterampilan berarti
-
37
kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu,
termasuk kreativitasnya. Dalam melatih keterampilan proses,
secara bersamaan dikembangkan pula sikap-sikap yang
dikehendaki, seperti kreatifitas, kerjasama, bertanggungjawab,
dan berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang
bersangkutan.
3) Sikap (Afektif)
Menurut Sardiman dalam Ahmad Susanto (2013:11), sikap
merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan
cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia
sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek
tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan
seseorang. Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa,
sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep.
Dalam pemahaman konsep, maka domain yang sangat berperan
adalah domain kognitif.
2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian Pembelajaran IPS
Pembelajaran IPS yang berlandaskan pendekatan sistem
berorientasi pada pencapaian tujuan hasil belajar. Pembelajaran
IPS merupakan kegiatan mengubah karakteristik siswa sebelum
belajar IPS (input) menjadi siswa yang memiliki karakteristik yang
-
38
diinginkan (output). Karena itu, langkah pertama dalam
merencanakan pembelajaran IPS adalah perumusan tujuan
pembelajaran tersebut. (Rudy Gunawan, 2013:73).
Menurut Smith dalam Rasimin (2013:69) pada hakekatnya
pembelajaran adalah kegiatan penyampaian pesan berupa
pengetahuan, keterampilan, penanaman sikap tertentu dari guru
kepada peserta didik. Contohnya, seorang guru sedang
menjelaskan pokok bahasan tentang “peninggalan sejarah” dengan
menggunakan metode menganalisis film, dan peserta didik
memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan seksama. Kegiatan
yang dilakukan guru kepada peserta didik tersebut dapat dikatakan
sebagai kegiatan mengajar. Ada beberapa prinsip mengajar yang
dikemukakan Djamarah (2006:65), antara lain :
1) Mengajar dipandang sebagai suatu ilmu pengetahuan, artinya
terdapat landasan yang mendasari kegiatan mengajar baik dari
filsafat ilmu maupun dari teori-teori belajar-mengajar.
2) Mengajar sebagai teknologi, yaitu penggunaan perangkat alat
yang dapat dan harus diuji secara empiris.
3) Mengajar sebagai suatu seni, yang mengutamakan penampilan
guru secara khas dan unik yang berasal dari sifat-sifat khas
guru dan perasaan serta nalurinya.
4) Mengajar sebagai pilihan nilai, bersumber pada pilihan nilai
atau wawasan tersebut terpulang pada tujuan umum pendidikan
-
39
nasional yang dapat ditelusuri kepada rumusan-rumusan yang
formal maupun kepada asumsi-asumsi konseptual dan filosofis
secara mendasar.
5) Mengajar sebagai keterampilan, yaitu suatu proses penggunaan
seperangkat secara terpadu.
Sejalan dengan pandangan tersebut dapat dikatakan bahwa
mengajar merupakan upaya penciptaan suatu lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar. Berhasil tidaknya
seseorang dalam belajar ditentukan oleh bentukan dari lingkungan
tersebut. Apabila dikaitkan dengan kegiatan belajar IPS yang
diajarkan pada anak usia madrasah ibtidaiyah/sekolah dasar, untuk
dapat membuat suatu keputusan yang tepat dalam mengembangkan
suatu sistem pebelajaran, seorang guru diharuskan memiliki
tanggungjawab sebagai berikut:
1) Mengkondisikan peserta didik (siswa) agar memiliki minat,
tumbuh rasa mencintai, memiliki perasaan gembira dan senang
ketika belajar di madrasah/sekolah.
2) Mengembangkan berbagai cara dan metode yang bervariasi dan
menarik dalam melakukan kegiatan mengajar secara terpadu.
3) Menjembatani problematika kehidupan anak, antara kehidupan
sekolah dengan kehidupan nyata.
4) Mengamati gaya dan strategi belajar peserta didik yang
dikaitkan dengan kebutuhannya, dan menaruh perhatian atas
-
40
tuntutan individual bagi peserta didik serta implementasi antara
kurikulum yang berlaku dengan kebutuhan riil pada lingkungan
hidupnya. (Rasimin, 2012:69-72).
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran IPS yaitu merupakan kegiatan pembelajaran yang
berorientasi pada pencapaian tujuan hasil belajar, yang didalamnya
terdapat kegiatan penyampaian pesan berupa pengetahuan,
keterampilan, penanaman sikap tertentu dari guru kepada peserta
didik.
b. Tujuan Pembelajaran IPS
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. sebab segala
kegiatan pembelajaran bermuara pada tercapainya tujuan
pembelajaran ini. Dilihat dari sejarahnya, tujuan pembelajaran
pertama kali diperkenalkan oleh Skinner pada tahun 1950 yang
diterapkan dalam ilmu perilaku (behavioral science) dengan tujuan
untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan dalam
proses belajar-mengajar. Penuangan tujuan pembelajaran ini bukan
saja memperjelas arah yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan
belajar yang dilakukan, tetapi dari segi efisiensi agar diperoleh
hasil yang maksimal. (Rasimin, 2012:75,76)
Pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga negara yang
berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri
-
41
ditengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya
akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggungjawab.
(Rudy Gunawan, 2013:48-49).
Menurut Hamzah (2008:34), manfaat yang dapat diperoleh dari
proses belajar-mengajar melalui penuangan tujuan pembelajaran
dalam pembelajaran IPS adalah :
1) Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara
tepat.
2) Pokok bahasan dapat dibuat secara seimbang, sehingga tidak
ada materi pelajaran yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu
sedikit.
3) Guru dapat menetapkan sedikit-banyaknya materi pelajaran
yang akan disajikan dalam setiap jam pelajaran.
4) Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran
secara tepat.
5) Guru dapat menetapkan dan mempersiapkan strategi belajar
mengajar yang cocok dan menarik.
6) Guru dapat mempersiapkan berbagai keperluan peralatan
maupun bahan dalam keperluan belajar.
7) Guru dapat mengukur keberhasilan siswa dalam belajar.
8) Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik
dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.
-
42
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran
IPS dapat menentukan arah suatu kegiatan belajar yang dilakukan.
Selain itu tujuan pembelajaran juga dapat memudahkan suatu
penilaian, apakah suatu kegiatan menunjang atau tidak. Oleh sebab
itu menentukan tujuan pembelajaran dalam suatu kegiatan belajar
mengajar adalah suatu keharusan bagi setiap guru dalam
melakukan tugasnya. Tujuan inilah yang disebut dengan tujuan
instruksional atau tujuan pengajaran. (Rasimin, 2012 : 76,77)
Dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS menurut
pendapat para ahli diatas adalah membentuk warga negara yang
berkemampuan sosial serta menjadi warga negara yang baik dan
bertanggungjawab atas dirinya sendiri maupun untuk bangsa dan
negara.
c. Fungsi Pembelajaran IPS
Dalam kegiatan pembelajaran IPS, siswa dapat dibawa
langsung kedalam lingkungan alam dan masyarakat. Dengan
mempelajari sosial atau masyarakat siswa secara langsung dapat
mengamati dan mempelajari norma-norma/peraturan serta
kebiasaan-kebiasaan baik yang berlaku dalam masyarakat tersebut
sehingga siswa dapat pengalaman langsung adanya hubungan tibal
balik yang saling mempengaruhi antara kehidupan pribadi dan
masyarakat. (Rudy Gunawan, 2013 : 53).
-
43
Ilmu Pengetahuan Sosial selain mempunyai tujuan
membentuk warga negara yang baik, dengan memiliki kemampuan
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan di
masyarakat juga memiliki fungsi aplikatif. Fungsi yang dimaksud
adalah IPS sebagai pendidikan. Fungsi IPS sebagai pendidikan,
selain memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan sosial
dalam kehidupan sehari-hari. Yang dimaksud keterampilan sosial,
yaitu keterampilan melakukan sesuatu yang berhubungan dengan
kepentingan hidup bermasyarakat, seperti bekerjasama, gotong
royong, tolong menolong sesama umat manusia, dan melakukan
tindakan dalam memecahkan persoalan sosial di masyarakat.
Sedangkan keterampilan intelektual dalam ilmu pengetahuan sosial
adalah keterampilan berpikir, kecepatan dalam memanfaatkan
pikiran, cepat tanggap dalam menghadapi permasalahan sosial di
masyarakat.
Pembelajaran IPS berfungsi untuk mewariskan nilai moral
dalam masyarakat agar dapat menjunjung tinggi kemuliaan harkat
dan derajat manusia. Suatu masyarakat yang melanggar aturan
agama dan hak-hak asasi manusia akan menanggung akibat yang
diperbuatnya. Inilah yang menjadi tugas utama guru IPS di tengah
masyarakat. Oleh sebab itu, mengajar ilmu pengetahuan sosial
dengan ikhlas juga dapat dikatakan sebagai dakwah islamiyah,
karena didalamnya terkandung cara-cara menyampaikan nilai
-
44
moral agama islam. Dalam pembelajaran IPS, nilai moral siswa
sebagai peserta didik dapat dilihat dalam perilaku kesehariannya.
Siswa berbuat jujur dan menghargai sesama temannya yang
dibarengi dengan pemahaman. Kesadaran terhadap hal itu dapat
menanamkan nilai moral dalam dirinya. (Rasimin, 2012:40-41).
Menurut pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa IPS
memiliki banyak fungsi di bidang pendidikan diantaranya
membina siswa menjadi warga negara yang baik dan memiliki
pengetahuan, dan juga keterampilan dan kepedulian sosial yang
harus disesuaikan dengan tata nilai moral yang berlaku di
masyarakat.
3. Materi Lingkungan Alam dan Buatan
Diterangkan oleh Herlan Firmansyah dalam bukunya yang berjudul
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
Kelas 3 (2009:1-15) , materi Lingkungan Alam dan Buatan adalah
sebagai berikut :
a. Lingkungan Alam Sekitar
Apakah lingkungan alam itu ?
Lingkungan alam terdiri atas beberapa bagian, yaitu ada gunung,
sungai, danau, pantai, laut, dan sebagainya. Semua bagian
lingkungan alam itu dikenal juga dengan sebutan kenampakan
alam. Mengapa disebut kenampakan alam ? sebab semua bagian-
bagian itu terbentuk karena adanya proses alam atau dengan kata
-
45
lain secara alami. Artinya Tuhan yang maha kuasa yang
menciptakan semua itu. Oleh karena itu, kita harus bersyukur
dengan semua yang tuhan berikan kepada kita. Untuk menambah
wawasan , berikut akan kita bahas satu persatu tentang
kenampakan alam.
1) Gunung
Gunung adalah bukit yang ketinggiannya mencapai 600 meter
lebih diatas permukaan laut.
2) Dataran Tinggi
Dataran tinggi adalah dataran atau wilayah yang bentuknya
datar, bergelombang, dan berbukit-bukit. Biasanya di dataran
tinggi tanahnya cukup subur sehingga cocok untuk ditanami
teh.
Dataran tinggi yang ditanami teh adalah dataran tinggi Gayo
atau Dieng.
3) Dataran Rendah
Dataran rendah merupakan wilayah yang landai atau datar.
Biasanya, dataran rendah memiliki ketinggian kurang dari 500
meter di atas permukaan laut.
Contoh dataran rendah adalah rawa, seperti di Deli Sumatera
Utara.
-
46
4) Bukit
Bukit adalah suatu wilayah bentang alam yang memiliki
permukaan tanah lebih tinggi dari permukaan tanah
disekelilingnya. Namun, ketinggiannya lebih rendah
dibandingkan gunung.
5) Lembah
Lembah adalah wilayah bentang alam yang dikelilingi oleh
pegunungan atau perbukitan yang luasnya beberapa kilometer
hingga ribuan kilometer persegi.
6) Sungai
Sungai merupakan jalan air alami. Aliran air sungai bersumber
dari gunung menuju ke laut. Selain itu, air di sungai pun dapat
berasal dari air hujan atau pembuangan air dari rumah tangga.
7) Pantai
Pantai merupakan daerah yang membatasi daratan dan lautan.
Di daerah pantai biasanya banyak ditemui pasir.
8) Laut
Menurut sejarahnya, laut terbentuk 4,4 miliar tahun yang lalu.
Laut merupakan kumpulan air asin yang luas dan berhubungan
dengan samudera. Laut dapat kita lihat dari pantai. Laut
merupakan tempat penampungan air dari berbagai sungai yang
ada di daratan.
-
47
9) Danau
Danau merupakan sejumlah air (tawwar dan asin) yang
terkumpul di suatu tempat yang cukup luas, yang dapat terjadi
karena mencairnya es, aliran sungai, atau karena adanya mata
air.
b. Lingkungan Buatan
Kenampakan buatan atau lingkungan buatan adalah bagian
lingkungan yang tampak di permukaan bumi yang merupakan hasil
buatan manusia.
1) Bendungan
Bendungan adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan
laju air menuju waduk, danau, atau tempat rekreasi. Selain itu
bendungan juga seringkali digunakan untuk mengalirkan air ke
sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
2) Waduk
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), waduk
diartikan sebagai kolam besar tempat menyimpan air
persediaan untuk berbagai keperluan. Waduk dapat terjadi
secara alami dan ada yang dibuat oleh manusia. Waduk buatan
dibangun dengan cara membuat bendungan yang kemudian
diisi air sampai waduk tersebut penuh.
-
48
3) Taman
Taman dapat diartikan sebagai sebuah tempat yang digunakan
untuk kesenangan yang dijaga keberadaannya. Pada zaman
dahulu, taman hanya dimiliki oleh para bangsawan dimana
tidak semua orang dapat masuk kedalamnya.
4) Bangunan
Bangunan biasanya diartikan sebagai rumah, gedung, ataupun
semua sarana dan prasarana yang membantu memperlancar
kehidupan manusia. Umumnya, sebuah peradaban dari suatu
bangsa dapat dilihat dari teknik bangunan dan sarana serta
prasarana yang dibuat ataupun ditinggalkan oleh manusia
dalam perjalanan sejarahnya.
c. Cara Memelihara Lingkungan
Kita hidup di lingkungan, oleh karena itu, lingkungan
tempat kita tinggal harus dijaga dan dipelihara dengan baik. Coba
kamu bayangkan, apa yang akan terjadi jika kita tidak memelihara
lingkungan ? akan terjadi bencana bukan ?
Untuk menghindari berbagai macam bencana yang akan terjadi
akibat kerusakan alam, kita harus menjaga lingkungan alam.
Memelihara lingkungan alam berarti kita sudah menjaga
keseimbangan alam. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk
menjaga keseimbangan alam, diantaranya :
-
49
1) Melakukan Reboisasi
Reboisasi merupakan suatu upaya untuk menanami kembali
hutan atau gunung yang gundul. Kegiatan ini dilakukan agar
hutan dan gunung hijau kembali dan pohon-pohon tumbuh
kembali, sehingga dapat mengurangi bahaya banjir dan
longsor. Selain itu akar pohon dapat menyerap air sehingga
cadangan air dapat tersedia dengan baik dan bahaya kekeringan
dapat dikurangi.
2) Tidak Menebang Pohon Sembarangan
Menebang pohon sembarangan tanpa melakukan reboisasi
kembali merupakan tindakan yang tidak terpuji dan merusak
keseimbangan alam. Oleh karena itu, menebang pohon tidak
boleh sembarangan, apalagi sampai menyebabkan hutan dan
gunung gundul.
3) Tidak membuang sampah disembarang tempat
Membuang sampah sembarangan adalah sikap yang sangat
tidak terpuji, karena disamping dapat mengotori lingkungan,
sampah yang dibuang sembarangan bisa menyebabkan banjir.
Banjir adalah dampak tidak menjaga lingkngan dengan baik.
Memelihara lingkungan dengan baik adalah tugas kita semua.
Adapun cara untuk menjaga lingkungan buatan disekitar kita
yaitu dengan merawat dan menjaga kebersihan lingkungan dngan
baik. Sifat lingkungan buatan adalah mudah rusak. Hal ini terjadi
-
50
karena terkadang lingkungan buatan dibuat dari bahan-bahan yang
tidak berkualitas, terlebih jika kita tidak memelihara dengan baik.
Hal terkecil yang dapat kamu lakukan mulai dari memelihara
kamar tidur kamu sendiri. Misalnya kamu membereskan dan
menyapu kamar setiap hari. Memelihara keindahan rumah tidak
hanya menjaga kebersihan kamar saja. Kamu harus selalu menjaga
kebersihan dan kerapihan seluruh bagian yang ada di rumah.
d. Manfaat Memelihara Lingkungan
1) Lingkungan yang bersih akan menjauhkan kita dari berbagai
bibit penyakit.
2) Tidak membuang sampah ke sungai agar sungai bersih
sehingga airnya dapat dimanfaatkan dan terhindar dari bahaya
banjir ketika musim hujan tiba karena air tidak terhambat oleh
sampah.
3) Menjaga kelestarian hutan dengan tidak menebang pohon
secara sembarangan serta menjaga bahaya banjir dan tanah
longsor. Selain itu hutan yang terjaga dapat menjadi paru-paru
dunia karena pohon-pohon di hutan dapat menghasilkan udara
yang bersih.
4. Strategi Active Knowledge Sharing
a. Pengertian Active Knowledge Sharing
Menurut Hisyam Zaini (2007:22), strategi Active
Knowledge Sharing adalah strategi yang didalamnnya berisi
-
51
kegiatan saling tukar pengetahuan. Strategi ini dapat digunakan
untuk melihat tingkat kemampuan siswa, selain untuk membentuk
kerjasama tim. Strategi ini dapat dilakukan pada hampir semua
mata pelajaran. Keberhasilan strategi ini bergantung kerjasama tim
dalam tukar pengetahuan dengan temannya.
Strategi Active Knowledge Sharing merupakan sebuah
strategi pembelajaran dengan memberikan penekanan kepada siswa
untuk saling membantu menjawab pertanyaan yang tidak diketahui
teman lainnya. Artinya bahwa siswa yang tidak dapat menjawab
pertanyaan dipersilahkan untuk mencari jawaban tersebut dan
siswa yang mengetahui jawabannya ditekankan untuk membantu
temannya yang kesulitan. (Sutaryo, 2008:21)
Dari pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan
bahwa strategi Active Knowledge Sharing adalah strategi yang
menekankan pada keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan
secara berkelompok yang berisi kegiatan saling tukar pengetahuan.
b. Langkah-langkah Active Knowledge Sharing
1) Guru membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan. Pertanyaan-pertanyaan itu dapat
berupa definisi atau istilah, pertanyaan dalam bentuk multiple
choice, mengidentifikasi seseorang, menanyakan sikap atau
tindakan yang mungkin dilakukan, melengkapi kalimat, dan
lain-lain.
-
52
2) Guru meminta siswa untuk menjawab dengan sebaik-baiknya.
3) Minta semua siswa untuk berkeliling mencari teman yang dapat
membantu menjawab pertanyaan yang tidak diketahui atau
diragukan jawabannya. Tekankan kepada siswa untuk saling
membantu.
4) Minta siswa untuk kembali ke tempat duduk mereka kemudian
guru memeriksa jawaban mereka. Guru menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh siswa. Guru
menggunakan jawaban-jawaban yang muncul sebagai jembatan
untuk mengenalkan topik yang penting di kelas. (Hisyam Zaini,
2002:22-23).
c. Kelebihan strategi Active Knowledge Sharing
Kelebihan strategi Active Knowledge Sharing adalah :
1) Peserta didik mendapat informasi baru dari teman sekelasnya.
2) Menumbuhkan rasa saling berbagi dan peduli antara sesama
peserta didik.
3) Melatih kemampuan peserta didik dalam menyampaikan dan
menerima informasi. (Isna Hidayat, 2019:54).
d. Kekurangan strategi Active Knowledge Sharing
Strategi Active Knowledge Sharing memiliki kekurangan
yaitu : membutuhkan waktu yang cukup lama dan membuat
kondisi kelas kurang kondusif karena peserta didik harus
-
53
berkeliling kelas untuk memperoleh informasi dari temannya. (Isna
Hidayat, 2019:54).
5. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau
“pengantar”. Association for Education and Communication
Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk
yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.
Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai
benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau
dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik
dalam kegitan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas
program instruksional. Maka dari definisi-definisi tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa media merupakan sesuatu yang bersifat
menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan
kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan
memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat
meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. (Asnawir, 2002:11).
Dari penjabaran ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran merupakan benda yang berfungsi
menyampaikan informasi yang dapat merangsang pikiran,
-
54
perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar pada siswa.
b. Fungsi dan Kegunaan Media Pembelajaran
1) Fungsi Media Pembelajaran
Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu
dalam kegiatan belajar mengajar yakni berupa sarana yang
dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam
rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan
mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi
lebih sederhana, konkrit, serta mudah dipahami. Dengan
demikian, media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya
serap dan retensi anak terhadap materi pembelajaran. (Asnawir,
2002:20-21).
Levie dan Lentz dalam Sukiman (2012:38) mengemukakan
bahwa media pendidikan, khususnya media visual memiliki
empat fungsi yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi
kognitif, dan fungsi ko