peningkatan hasil belajar ips materi lingkungan alam...

150
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN MELALUI STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DENGAN MEDIA POP UP BOOK PADA SISWA KELAS III MI PERWANIDA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2019/2020 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : FARIDA AYU HAPSARI NIM : 23040150040 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 31-Jan-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

    MATERI LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

    MELALUI STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

    DENGAN MEDIA POP UP BOOK

    PADA SISWA KELAS III MI PERWANIDA SALATIGA

    TAHUN PELAJARAN 2019/2020

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh :

    FARIDA AYU HAPSARI

    NIM : 23040150040

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

    IBTIDAIYAH

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2019

  • PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

    MATERI LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

    MELALUI STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

    DENGAN MEDIA POP UP BOOK

    PADA SISWA KELAS III MI PERWANIDA SALATIGA

    TAHUN PELAJARAN 2019/2020

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh :

    FARIDA AYU HAPSARI

    NIM : 23040150040

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

    IBTIDAIYAH

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2019

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO

    “Barang siapa mengajarkan suatu ilmu, maka dia mendapatkan pahala dari

    orang-orang yang mengamalkannya dengan tidak mengurangi sedikitpun pahala

    orang yang mengerjakannya itu.” (HR Ibnu Majah)

    PERSEMBAHAN

    Karya sederhana ini penulis persembahkan untuk :

    1. Kedua orang tuaku tercinta Abah Muhammad Arifin dan Ibu Trisnaningsih

    yang selalu mendoakan, memberi dukungan, cinta dan kasih sayang yang tak

    terhingga. Semoga senantiasa diberikan kesehatan jasmani dan rohani, serta

    rezeki yang berkah dan melimpah;

    2. Adikku Madda Muhammad Wildan, semoga senantiasa diberi kelancaran

    dalam studinya.

    3. Kepada sahabatku tersayang, Desi Eriyani yang selalu menyayangi,

    memberikan semangat dan membantu dalam menyelesaikan skripsi,

    4. Kepada saudara-saudaraku “Bani Sawo Kecik” (Ahmad Fadlilah, Mas Niam,

    Dedek Ari, Juky, Mbak Wulan, dan Asalia) yang selalu memberikan

    semangat, motivasi, dan menghibur dalam segala kondisi, khususnya saat

    menyelesaikan skripsi,

    5. Kepada keponakanku tercinta Kayla yang selalu memberikan semangat,

    6. Teman seperjuangan PGMI 2015 yang selama ini telah berjuang bersama

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

    rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul Peningkatan

    Hasil Belajar IPS Materi Lingkungan Alami dan Buatan Melalui Strategi Active

    Knowledge Sharing dengan Media Pop Up Book Pada Siswa Kelas III MI

    Perwanida Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020 bisa terselesaikan dengan baik.

    Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung

    Muhammad Saw, semoga kita bisa mendapatkan syafaat beliau di yaumul

    qiyamah kelak.

    Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, bimbingan, dan

    bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mensyukuri atas rahmat yang telah

    di berikan-Nya. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih kepada :

    1. Bapak Prof. Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy. M.Ag, selaku Rektor IAIN

    Salatiga,

    2. Bapak Prof. Dr. H. Mansur. M.Ag, selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga,

    3. Ibu Dr. Peni Susapti, S.Si., M.Si, selaku Ketua Program Studi PGMI IAIN

    Salatiga,

    4. Ibu Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah

    memberikan bimbingan, arahan, kritik dan saran serta keikhlasan dan

    kebijaksanaannya dalam meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk

    memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini,

  • ix

    5. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang

    telah memberikan bimbingannya,

    6. Bapak dan Ibu dosen serta staf karyawan IAIN Salatiga yang telah

    memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis,

    7. Bapak Achmad Arifin, S.Pd. selaku kepala MI Perwanida Salatiga yang

    telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di

    Madrasah yang beliau pimpin,

    8. Bapak Bergas Niswantowo W.A, S.Pd., selaku guru kelas III MI

    Perwanida Salatiga yang penulis gunakan sebagai objek penelitian pada

    mata pelajaran IPA di kelas yang beliau pimpin,

    9. Bapak/Ibu guru dan Karyawan MI Perwanida Salatiga yang telah

    membantu penulis selama melakukan penelitian di Madrasah tersebut,

    10. Siswa/siswi kelas III MI Perwanida Salatiga yang telah mendukung dan

    membantu penulis dalam melakukan penelitian.

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

    kekurangan. Untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari

    pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini agar lebih baik. Penulis berharap

    semoga skripsi ini bermanfaat untuk penulis dan pembaca pada umumnya.

    Salatiga, 18 September 2019

    Penulis

  • x

    ABSTRAK

    Hapsari, Farida Ayu. 2019. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Lingkungan

    Alam dan Buatan Melalui Strategi Active Knowledge Sharing Dengan

    Media Pop Up Book Pada Peserta Didik MI Perwanida Salatiga Tahun

    Pelajaran 2019/2020. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

    Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam

    Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd.

    Kata Kunci : Hasil Belajar IPS, Active Knowledge Sharing, Pop Up

    Book, Lingkungan Alam dan Buatan.

    Hasil belajar IPS di kelas III MI Perwanida Salatiga masih rendah, terbukti

    dengan adanya hasil belajar siswa yang nilainya kurang dari KBM (Ketuntasan

    Belajar Minimal) 70. Hal ini dikarenakan belum sepenuhnya melaksanakan

    pembelajaran aktif, kreatif dalam melibatkan siswa, sehingga proses belajar

    mengajar belum optimal, sehingga perlu adanya gaya belajar yang diubah menjadi

    Strategi Active Knowledge Sharing yang menekankan pada keaktifan siswa.

    Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Penggunaan Strategi Active

    Knowledge Sharing dengan Media Pop Up Book pada mata pelajaran IPS dapat

    meningkatkan hasil belajar peserta didik MI Perwanida Salatiga Tahun Pelajaran

    2019/2020 ? Tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah Untuk Mengetahui

    Apakah Penggunaan Strategi Active Knowledge Sharing dengan Media Pop Up

    Book pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik MI

    Perwanida Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020.

    Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan

    dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu

    perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa

    kelas III MI Perwanida Salatiga yang berjumlah 28 siswa meliputi 16 siswa laki-

    laki dan 12 siswa perempuan. Instrumen penelitian meliputi lembar observasi,

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, soal evaluasi, dan dokumentasi. Metode

    pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan tes. Data dianalisis secara

    statistik menggunakan rumus persentase, apabila ≥85% siswa tuntas belajar maka

    siklus dihentikan.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi Active Knowledge Sharing

    dan Media Pop Up Book dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI

    Perwanida Salatiga tahun 2019. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari Siklus

    I ke Siklus II yaitu 25%. Hal ini dapat dilihat dari perolehan ketuntasan hasil

    belajar siswa pada Siklus I 64,28% siswa tuntas belajar atau 18 siswa tuntas dan

    10 siswa belum tuntas, dan Siklus II 89,28% atau 25 siswa tuntas dan 3 siswa

    tidak tuntas belajar. Guru memberikan remidiasi kepada 10,71% (3 siswa) yang

    tidak tuntas belajar mandiri berupa latihan-latihan atau remidi.

  • xi

    DAFTAR ISI

    Sampul ........................................................................................................ i

    Lembar Berlogo .......................................................................................... ii

    Halaman Judul ........................................................................................... iii

    Persetujuan Pembimbing ............................................................................ iv

    Pernyataan Keaslian Tulisan dan Kesediaan Dipublikasi ............................. v

    Pengesahan Kelulusan................................................................................ vi

    Motto dan Persembahan ............................................................................ vii

    Kata Pengantar ......................................................................................... viii

    Abstrak ....................................................................................................... x

    Daftar Isi .................................................................................................... xi

    Daftar Tabel .............................................................................................. xv

    Daftar Gambar ......................................................................................... xvi

    Daftar Lampiran...................................................................................... xvii

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

    B. Identifikasi dan Analisis Masalah .................................................... 6

  • xii

    C. Rumusan Masalah ........................................................................... 6

    D. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6

    E. Manfaat Penelitian........................................................................... 7

    F. Definisi Operasional ........................................................................ 9

    G. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ............................. 12

    H. Metode Penelitian .......................................................................... 13

    I. Sistematika Penulisan .................................................................... 20

    BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 22

    A. Kajian Teori .................................................................................. 22

    1. Hasil Belajar ............................................................................ 22

    a. Belajar ............................................................................... 22

    b. Ciri-ciri Belajar .................................................................. 26

    c. Prinsip-prinsip Belajar ....................................................... 27

    d. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.................. 28

    e. Macam-macam hasil belajar ............................................... 35

    2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial .................................... 37

    a. Pengertian Pembelajaran IPS ............................................. 37

    b. Tujuan Pembelajaran IPS ................................................... 40

    c. Fungsi Pembelajaran IPS ................................................... 42

    3. Materi Lingkungan Alam dan Buatan ...................................... 44

    4. Strategi Active Knowledge Sharing .......................................... 50

    a. Pengertian Strategi Active Knowledge Sharing ................... 50

    b. Langkah-langkah Strategi Active Knowledge Sharing ........ 51

  • xiii

    c. Kelebihan Strategi Active Knowledge Sharing ................... 52

    d. Kekurangan Strategi Active Knowledge Sharing ................ 52

    5. Media Pembelajaran ................................................................ 54

    a. Pengertian Media Pembelajaran ......................................... 54

    b. Fungsi dan Kegunaan Media Pembelajaran ........................ 55

    c. Kriteria Pemilihan Media ................................................... 57

    6. Pop Up Book ........................................................................... 60

    a. Pengertian Pop Up Book .................................................... 60

    b. Manfaat Media Pop Up Book ............................................. 60

    c. Kelebihan Media Pop Up Book .......................................... 61

    d. Kekurangan Media Pop Up Book ....................................... 62

    7. Hubungan Materi IPS, Strategi Active Knowledge Sharing dan Media

    Pop Up Book ....................................................................... ....62

    B. Kajian Pustaka.............................................................................. 63

    BAB III HASIL PENELITIAN ................................................................. 67

    A. Gambaran Umum Sekolah MI Perwanida Salatiga ........................ 67

    1. Profil Sekolah .......................................................................... 67

    2. Visi Misi Sekolah .................................................................... 68

    B. Subjek Penelitian ........................................................................... 69

    1. Lokasi Penelitian ..................................................................... 69

    2. Waktu Penelitian ..................................................................... 69

    C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................... 70

    1. Siklus 1 ................................................................................... 70

  • xiv

    2. Siklus 2 ................................................................................... 74

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 78

    A. Deskripsi Hasil Penelitian Tiap Siklus ........................................... 78

    1. Siklus 1 ................................................................................... 78

    2. Siklus 2 ................................................................................... 84

    B. Pembahasan .................................................................................. 87

    BAB V PENUTUP ................................................................................... 91

    A. Kesimpulan ................................................................................... 91

    B. Saran ............................................................................................ 91

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 93

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 95

  • xv

    DAFTAR TABEL

    1.1 Hasil Belajar Prasiklus .......................................................................................... 78

    1.2 Hasil Belajar Siklus I ............................................................................................ 81

    1.3 Hasil Belajar Siklus II ........................................................................................... 84

    1.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ........................................................................... 87

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    1.2 Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus I .................................................................... 83

    1.3 Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus II ................................................................... 87

    1.4 Persentase Hasil Belajar Siswa ............................................................................. 90

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Dokumentasi Penelitian ................................................................................... 95

    2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................................. 98

    3. Hasil Evaluasi (Tes) Siswa ............................................................................ 117

    4. Lembar Observasi Siswa dan Guru ................................................................ 119

    5. Satuan Keterangan Kegiatan .......................................................................... 123

    6. Surat-surat ..................................................................................................... 126

    7. Lembar Konsultasi Skripsi............................................................................. 128

    8. Daftar Riwayat Hidup .................................................................................... 130

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dalam perkembangan hidup manusia sejak lahir sampai dewasa

    tidak terlepas dari kehidupan bermasyarakat. Proses kehidupan manusia

    selalu berhubungan dengan sesama manusia dan makhluk hidup lainnya.

    Hal ini disebabkan karena manusia pada hakekatnya sebagai makhluk

    sosial. Sejak kanak-kanak, pada prinsipnya mereka telah melakukan

    hubungan dengan orang lain, misalnya dengan ibu maupun anggota

    keluarga yang lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu

    pengetahuan sosial merupakan pengalaman hidup manusia yang

    dialaminya sejak lahir. (Rasimin,2012:35).

    Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial” disingkat IPS, merupakan nama

    mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program

    studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah “social studies”

    dalam kurikulum persekolahan di negara lain, khususnya di negara-negara

    barat seperti Australia dan Amerika Serikat. Nama IPS yang lebih dikenal

    social studies di negara lain itu merupakan istilah hasil kesepakatan dari

    para ahli atau pakar kita di Indonesia dalam seminar nasional tentang

    Civic Education tahun 1972 di Tawangmangu, Solo.IPS sebagai mata

    pelajaran di sekolah pertama kali digunakan dalam kurikulum 1975.

    (Sapriya, 2014:19).

  • 2

    Dikatakan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional, yaitu

    membentuk manusia pembangun yang ber-Pancasila membentuk manusia

    yang sehat jasmani dan rohaninya, meliputi pengetahuan dan

    keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggungjawab, dan

    dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh rasa tenggangrasa, dapat

    mengmbangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti luhur,

    mencintai bangsanya, dan mencintai sesama manusia sesuai ketentuan

    yang dimaksud dalam UUD 1945. Berkaitan dengan tujuan tersebut maka

    dapat dikaitkan dengan kebutuhan dan tantangan-tantangan kehidupan

    yang akan dihadapi anak, IPS bertujuan untuk mengajarkan konsep-

    konsep sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, kewarganegaraan,

    pedagogis, dan psikologis; mengembangkan kemampuan berpikir kritis

    dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan sosial; serta

    membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial. (Rudy

    Gunawan, 2013:18).

    Selain fungsi-fungsi yang disebutkan diatas, pendidikan IPS juga

    dapat berfungsi untuk memberikan pengertian akan pentingnya menjaga

    lingkungan sekitar karena lingkungan juga termasuk salah satu faktor

    pendukung terjadinya kegiatan sosial. Dewasa ini mata pelajaran IPS

    seringkali dianggap sebagai mata pelajaran yang kurang penting, kurang

    menarik, dan membosankan. Pembelajaran IPS banyak dinilai monoton

    karena hanya mengedepankan hafalan materi. Adapun beberapa masalah

    yang terjadi dan bersumber dari siswa adalah kurang mendapat

  • 3

    kesempatan untuk menjelajah dan mengetahui contoh konkrit dari

    pembelajaran IPS. Akibatnya siswa kurang memperhatikan pada saat

    pembelajaran berlangsung bahkan ada yang asik bermain sendiri karena

    pembelajaran dinilai kurang menarik bahkan ada yang sampai membuat

    keadaan kelas menjadi gaduh sehingga mengganggu kegiatan

    pembelajaran.

    Pada penelitian ini peneliti mengambil materi Lingkungan Alam

    dan Buatan untuk diteliti dan dikaji lebih mendalam. Selain untuk

    beribadah kepada Allah, manusia juga diciptakan sebagai khalifah dimuka

    bumi. Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas untuk memanfaatkan,

    mengelola, dan memelihara alam semesta. Allah telah menciptakan alam

    semesta untuk kepentingan dan kesejahteraan semua makhluk-Nya,

    khususnya manusia. Keserakahan dan perlakuan buruk sebagian manusia

    terhadap alam dapat menyengsarakan manusia itu sendiri. Tanah longsor,

    banjir, kekeringan, tata ruang daerah yang tidak karuan, dan udara serta air

    yang tercemar adalah buah kelakuan manusia yang justru merugikan

    manusia dan makhluk hidup lainnya. Islam mengajarkan agar umat

    manusia senantiasa menjaga dan merawat lingkungan, sesuai dengan

    firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al A’raf ayat 56 yang berbunyi :

    َوالَ تُْفِسُدواْ فِي الَ ْرِض بَْعَد إِْصالَِحَها َواْدعُوهُ َخْوفًا َوَطَمعًا إِنَّ

    َن اْلُمْحِسنِينَ ﴿٥٦﴾ ِ قَِريٌب مهِ َرْحَمَت ّللاه

    Artinya : “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah

    (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadaNya rasa takut (tidak akan

    diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah

  • 4

    amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”QS. Al A’raf ayat 56

    (Departemen Agama, 2011:157).

    Bumi sebagai tempat tinggal dan tempat hidup manusia dan

    makhluk Allah lainnya sudah dijadikan Allah dengan penuh rahmat-Nya.

    Gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai, daratan, lautan, dan lain

    sebagainya diciptakan Allah untuk diolah dan dimanfaatkan dengan

    sebaik-baiknya oleh manusia, bukan sebaliknya untuk dirusak dan

    dibinasakan. Allah SWT melarang manusia berbuat kerusakan dimuka

    bumi, melainkan memerintahkan untuk memelihara dan melestarikan

    lingkungan hidup.

    Agar peserta didik terlibat secara aktif dalam pembelajaran,

    hendaknya guru menguasai berbagai strategi, model, metode, maupun

    media terbaru yang relevan dengan kondisi di kelas. Dalam proses

    pembelajaran hendaknya pengalaman atau informasi baru disampaikan

    dengan mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik

    (pembelajaran kontekstual). Guru hendaknya mampu membangun

    komunikasi secara emosional yang erat dengan peserta didik. Selain itu

    juga hendaknya guru selalu melibatkan peserta didik dalam semua proses

    dan aktifitas belajar-mengajar, serta menggunakan assesment yang

    autentik pada semua aspek.

    Sesuai dengan hasil observasi peneliti dengan siswa kelas III MI

    Perwanida Salatiga ditemukan permasalahan dalam pembelajaran IPS

    mengenai materi Lingkungan Alami dan Buatan, diantaranya kurangnya

    pemahaman terhadap materi Lingkungan Alami dan Buatan sehingga

  • 5

    keterampilan dan penerapan IPS belum sesuai dengan apa yang

    diharapkan. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai hasil ulangan siswa kelas

    III yang memperoleh nilai dibawah KBM (Ketuntasan Belajar Minimal)

    yang ditetapkan oleh pihak sekolah yaitu 70. Hal ini menunjukkan bahwa

    dari 28 siswa nilai siswa kelas III yang memenuhi KBM pada mata

    pelajaran IPS tahun ajaran 2019/2020 sebanyak 11 siswa dan yang belum

    memenuhi KBM sebanyak 17 siswa. Berdasarkan hasil observasi peneliti

    hal ini disebabkan karena siswa yang kurang memperhatikan pada saat

    pelajaran berlangsung, siswa yang asik bermain dan berbicara dengan

    teman yang menyebabkan keadaan kelas tidak kondusif dan siswa kurang

    dapat memahami materi yang diajarkan. Hal ini mempengaruhi siswa

    dalam menjawab pertanyaan dan hasil akhir jawaban.

    Oleh karena itu guru perlu melakukan inovasi terhadap strategi

    pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk aktif selama kegiatan

    pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media yang kreatif yang

    dapat menunjang pembelajaran. Dari sinilah akan diketahui proses belajar

    yang mulanya cenderung pasif dan kurang menarik akan jadi lebih aktif

    dan siswa lebih mudah memahami pelajaran karena strategi yang lebih

    inovatif dan media yang kreatif serta pembelajaran yang menyenangkan.

    Dari faktor penyebab rendahnya hasil belajar yang sudah diketahui,

    maka peneliti beserta guru kelas mendiskusikan mengenai strategi yang

    tepat dan media yang sesuai untuk memudahkan siswa dalam memahami

    materi. Melalui diskusi yang telah dilakukan maka diputuskan

  • 6

    menggunakan strategi Active Knowledge Sharing dengan media Pop Up

    Book untuk mengatasi permasalahan pembelajaran IPS di MI Perwanida

    Salatiga.

    Untuk menjawab permasalahan diatas peneliti mengangkat judul

    “Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Lingkungan Alam dan Buatan

    Melalui Strategi Active Knowledge Sharing Dengan Media Pop Up Book

    Pada Peserta Didik Kelas III MI Perwanida Salatiga Tahun Pelajaran

    2019/2020”.

    B. Identifikasi dan Analisis Masalah

    Permasalahan utama yang perlu diatasi adalah rendahnya hasil

    belajar siswa yang ditunjukkan dengan minimnya pencapaian KBM siswa.

    Dari jumlah 28 siswa di kelas III nilai yang mencapai KBM hanya

    sejumlah 11 orang. Penyebabnya adalah siswa yang tidak memperhatikan

    pelajaran dan bermain dalam kelas selama pembelajaran berlangsung.

    C. Rumusan Masalah

    Apakah Penggunaan Strategi Active Knowledge Sharing dengan

    Media Pop Up Book pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan hasil

    belajar peserta didik MI Perwanida Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020 ?

    D. Tujuan Penelitian

    Untuk Mengetahui Apakah Penggunaan Strategi Active Knowledge

    Sharing dengan Media Pop Up Book pada mata pelajaran IPS dapat

    meningkatkan hasil belajar peserta didik MI Perwanida Salatiga Tahun

    Pelajaran 2019/2020.

  • 7

    E. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan setelah penelitian ini selesai adalah

    sebagai berikut :

    1. Manfaat Teoritis

    Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

    wawasan pengetahuan dan pengembangan strategi pembelajaran yang

    luas mengenai penggunaan strategi Active Knowledge Sharing dan

    media Pop Up Book pada peserta didik dan sebagai teori baru tentang

    bagaimana cara meningkatkan keaktifan bagi siswa kelas III Sekolah

    Dasar.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Guru

    Melalui penerapan strategi Active Knowledge Sharing dan

    media Pop Up Book diharapkan guru dapat lebih kreatif dalam

    memilih strategi dan menentukan media pembelajaran sehingga

    dapat :

    1) Mengetahui kelemahan/kelebihan guru dalam menyampaikan

    materi pelajaran IPS.

    2) Memberikan alternatif pemecahan masalah dalam suatu

    pembelajaran.

    3) Membantu guru dalam melakukan perbaikan pembelajaran

    pada pelajaran IPS, khususnya tentang materi Lingkungan

    Alam dan Buatan.

  • 8

    b. Bagi Siswa

    Melalui penerapan strategi Active Knowledge Sharing dan

    media Pop Up Book diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam

    pembelajaran sehingga dapat :

    1) Meningkatkan minat belajar.

    2) Mampu memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

    3) Meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.

    c. Bagi Sekolah

    Dengan menerapkan strategi Active Knowledge Sharing dan

    media Pop Up Book, diharapkan:

    1) Perolehan hasil belajar siswa yang lebih baik dan memuaskan.

    2) Dapat sebagai alternatif model pembelajaran di sekolah.

    d. Bagi Peneliti

    Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

    pembelajaran melalui karya tulis ilmiah, serta dapat menambah

    pengetahuan tentang cara memilih strategi dan media yang tepat

    dalam mata pelajaran tertentu, terutama mata pelajaran IPS yang

    sesuai dan tepat juga dapat dijadikan sebagai salah satu syarat

    dalam menempuh gelar Strata 1 Pendidikan Guru Madrasah

    Ibtidaiyah.

  • 9

    F. Definisi Operasional

    1. Hasil Belajar

    Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa

    yang mencakup ranah kognitif, afektif, psikomotorik. Belajar tidak

    hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga

    penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat, bakat,

    penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita, keinginan,

    dan harapan. Seperti yang dikatakan oleh Oemar Hamalik dalam

    bukunya bahwa “Hasil belajar itu dapat terlihat dari terjadinya

    perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan

    perilaku”. Misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi

    secara utuh. Belajar merupakan proses yang kompleks dan terjadinya

    perubahan perilaku siswa setelah dilakukan penilaian. Guru harus

    dapat mengamati terjadinya perubahan tingkah laku tersebut setelah

    dilakukan penilaian. Tolok ukur keberhasilan siswa biasanya berupa

    nilai yang diperolehnya. Nilai itu diperoleh setelah siswa melakukan

    proses belajar dalam jangka waktu tertentu dan selanjutnya mengikuti

    tes akhir. Kemudian dari tes itulah guru menentukan hasil belajar

    siswanya. (Rusman,2016:67).

    2. Pembelajaran IPS

    Pada hakekatnya pembelajaran adalah kegiatan penyampaian pesan

    berupa pengetahuan, keterampilan, penanaman sikap tertentu dari guru

    kepada peserta didik. Pembelajaran IPS yang berlandaskan pendekatan

  • 10

    sistem berorientasi pada pencapaian tujuan belajar. Pembelajaran IPS

    merupakan kegiatan mengubah karakteristik siswa sebelum belajar IPS

    (input) menjadi siswa yang memiliki karakteristik yang diinginkan

    (output). (Rudy Gunawan, 2013:73).

    3. Pengertian Strategi Active Knowledge Sharing

    Strategi Active Knowledge Sharing adalah salah satu strategi yang

    dapat membantu siswa untuk aktif dalam pembelajaran serta dapat

    menerima materi dengan mudah melalui cara saling tukar

    pengetahuan. Strategi ini dapat digunakan untuk melihat tingkat

    kemampuan siswa disamping untuk membentuk kerjasama tim dan

    dapat digunakan hampir pada seluruh mata pelajaran. Adapun langkah-

    langkah pelaksanaan strategi Active Knowledge Sharing adalah sebagai

    berikut :

    a. Guru membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran

    yang akan diajarkan. Pertanyaan-pertanyaan itu dapat berupa

    definisi atau istilah, pertanyaan dalam bentuk multiple choice,

    mengidentifikasi seseorang, menanyakan sikap atau tindakan yang

    mungkin dilakukan, melengkapi kalimat, dan lain-lain.

    b. Guru meminta siswa untuk menjawab dengan sebaik-baiknya.

    c. Minta semua siswa untuk berkeliling mencari teman yang dapat

    membantu menjawab pertanyaan yang tidak diketahui atau

    diragukan jawabannya. Tekankan kepada siswa untuk saling

    membantu.

  • 11

    d. Minta siswa untuk kembali ke tempat duduk mereka kemudian

    guru memeriksa jawaban mereka. Guru menjawab pertanyaan-

    pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh siswa. Guru

    menggunakan jawaban-jawaban yang muncul sebagai jembatan

    untuk mengenalkan topik yang penting di kelas. (Hisyam Zaini,

    2002:22-23).

    4. Pengertian Media Pop Up Book

    Menurut Arief S. Sadiman dalam Sukiman (2012:27-28), kata

    media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari

    kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi

    secara bahasa media berarti pengantar pesan dari pengirim kepada

    penerima pesan. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses

    pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis,

    atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali

    informasi visual atau verbal.

    Media Pop Up Book merupakan salah satu media yang dapat

    digunakan sebagai saluran penyampaian pesan dari guru kepada anak.

    Media Pop Up Book merupakan salah satu jenis media berbasis

    cetakan. Pop Up Book adalah sebuah buku yang memiliki bagian yang

    dapat bergerak atau memiliki 3 unsur dimensi yang dapat bergerak

    ketika halamannya dibuka. (Kurniawati, 2016:69).

    Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa yang

    dimaksud dengan media Pop Up Book adalah media yang berfungsi

  • 12

    untuk menyalurkan materi kepada siswa dengan berbasis cetakan

    dalam sebuah buku yang memiliki unsur 3 dimensi ketika halamannya

    dibuka, yang disusun secara menarik untuk meningkatkan hasil belajar

    siswa.

    G. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

    1. Hipotesis Tindakan

    Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penggunaan

    Strategi Active Knowledge Sharing dengan Media Pop Up Book dapat

    meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS materi Lingkungan

    Alami dan Buatan pada peserta didik MI Perwanida Salatiga.

    2. Indikator Keberhasilan

    Indikator keberhasilan penelitian ini adalah meningkatkan hasil

    belajar IPS materi Lingkungan Alami dan Buatan, ditandai dengan:

    a. Siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai sama dengan atau

    lebih dari KBM yakni 70.

    b. Siswa dapat memahami materi Lingkungan Alami dan Buatan

    dengan tepat.

    c. Dalam satu kelas di katakan tuntas apabila keseluruhan nilai siswa

    mencapai 85% (Zainal Aqib, 2017:315). Adapun indikator yang

    dituliskan penulis adalah adanya peningkatan pada nilai tes siswa

    secara berkelanjutan dari siklus pertama ke siklus kedua dan

    seterusnya. Siklus berhenti jika jumlah kelulusan sudah mencapai

    ketuntasan 85% dengan KBM 70.

  • 13

    H. Metode Penelitian

    1. Perancangan Penelitian

    Dalam tindakan penelitian, peneliti menggunakan Penelitian

    Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian

    yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara

    merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan serta

    kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai

    guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Penelitian ini

    termasuk jenis penelitian kolaboratif dimana bekerjasama dengan guru

    untuk melakukan penelitian. PTK merupakan penelitian praktis yang

    dilakukan dengan mengkaji masalah-masalah yang dihadapi guru di

    dalam kelas dan dilakukan tindakan untuk menyelesaikan

    permasalahan tersebut. Hasil penelitian dapat segera diaplikasikan oleh

    guru sendiri dalam rangka memperbaiki permasalahan belajar-

    mengajar yang dihadapi serta meningkatkan profesionalitas guru

    dalam proses belajar-mengajar.(Ridwan Abdullah Sani dan Sudiran,

    2016:5).

    2. Subjek Penelitian

    Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI Perwanida

    Salatiga yang berjumlah 28 siswa ( 16 siswa laki-laki dan 12 siswa

    perempuan ).

    3. Langkah-langkah / Siklus Penelitian

  • 14

    Menurut Ridwan Abdullah Sani Sudiran (2016:37), langkah-

    langkah/siklus penelitian adalah sebagai berikut :

    a. Persiapan Tindakan

    1) Menetapkan lamanya pembelajaran pada setiap siklus, yang

    dilaksanakan 1 kali tatap muka dalam siklus 1 sampai siklus 2.

    Konsep yang akan dipelajari adalah 1) lingkungan alam dan

    buatan; 2) memelihara lingkungan alam dan buatan di sekitar

    rumah dan sekolah.

    2) Menyusun rencana pembelajaran meliputi : pelaksanaan

    diagnosa awal, merancang kegiatan pembelajaran menetapkan

    alokasi waktu, menyusun lembar tes dan memberi diagnosa

    akhir pada setiap akhir siklus.

    3) Menyusun format observasi siswa dan guru dengan melakukan

    analisis terhadap instrumen serta mendata siswa yang

    memperhatikan penjelasan guru dan mengerjakan soal dengan

    serius, penilaian persiapan rencana pembelajaran, dan penilaian

    pelaksanaan pembelajaran.

    4) Menetapkan jenis data dan cara pengumpulan data, baik data

    kualitatif maupun data kuantitatif untuk diolah lebih lanjut.

    b. Rencana tindakan siklus

    1) Pada siklus pertama, guru akan melaksanakan proses

    pembelajaran materi lingkungan alam dan buatan sesuai

    dengan langkah-langkah pada strategi Active Knowledge

  • 15

    Sharing yaitu : membuat pertanyaan yang berkaitan dengan

    materi yang akan diajarkan; guru meminta siswa untuk

    menjawab dengan sebaik-baiknya; guru meminta semua siswa

    untuk berkeliling mencari teman yang dapat membantu

    menjawab pertanyaan yang tidak diketahui atau diragukan

    jawabannya; guru meminta siswa untuk kembali ke tempat

    duduk mereka kemudian memeriksa jawaban siswa; guru

    menggunakan jawaban-jawaban yang muncul sebagai jembatan

    untuk mengenalkan topik yang penting di kelas.

    2) Pada siklus kedua, guru akan melaksanakan proses

    pembelajaran materi lingkungan alam dan buatan

    menggunakan strategi Active Knowledge Sharing dengan

    menggunakan media Pop Up Book. Dari siklus 2 ini siswa akan

    menjadi lebih mudah dalam memahami materi karena

    menggunakan contoh benda .

    c. Tindakan

    Menerapkan tindakan pembelajaran yang mengacu pada

    rencana pembelajaran yang telah dibuat.

    d. Pemantauan (Observasi)

    Untuk mengetahui efektifitas tindakan kelas yang

    dilakukan, maka diperlukan maka diperlukan alat-alat pemantauan

    dan evaluasi yang terinci sehingga dapat sehingga dapat digunakan

    sebagai alat ukur keberhasilan. Data penelitian diperoleh melalui

  • 16

    lembar observasi siswa, lembar observasi guru, dan tes

    kemampuan kognitif. Untuk mengumpulkan data digunakan hasil

    tes siswa dan catatan guru sebagai umpan balik. Pemantauannya

    dilakukan secara kolaborasi antara guru dan peneliti. Peneliti dan

    guru akan melakukan pengamatan untuk memperoleh data kegiatan

    di kelas, suasana di kelas, hasil tes siswa, dan nilai ulangan siswa.

    e. Refleksi

    Kegiatan refleksi akan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

    1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.

    2) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang

    rencana pembelajaran.

    3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai evaluasi, untuk

    digunakan pada siklus berikutnya.

    4) Evaluasi tindakan pertama, yakni terkait proses pembelajaran

    dan pencapaian indikator yang telah ditetapkan.

    Dalam kegiatan refleksi akan timbul beberapa pertanyaan yang

    dijadikan pedoman keberhasilan, yaitu :

    1) Apakah proses pembelajaran telah sesuai dengan rencana yang

    disusun ?

    2) Bagaimana tingkat pencapaian hasil belajar ?

    3) Perubahan apa yang terjadi baik pada guru dan siswa,

    sehubungan dengan kegiatan pembelajaran ?

  • 17

    f. Instrumen pengumpulan data

    Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai

    berikut :

    1) Lembar observasi guru dan siswa, yakni pengamatan langsung

    dan menilai proses mengajar guru yang terjadi di dalam kelas.

    2) Tes, yakni alat yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar.

    3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    4) Silabus

    5) Materi Lingkungan Alam dan Buatan

    g. Pengumpulan data

    Data yang dikumpulkan sebagai berikut :

    1) Observasi

    Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara

    pengamatan terhadap objek (benda, peristiwa) diikuti dengan

    pencatatan secara cermat. Tujuan dari observasi yaitu untuk

    merasakan dan mengetahui keadaan dari sebuah kejadian

    berdasarkan pengetahuan dan pendapat yang telah diketahui

    sebelumnya, untuk memperoleh informasi yang diperlukan

    untuk melanjutkan suatu penelitian. Observasi dilaksanakan

    dengan berpegang pada sejumlah kriteria, diantaranya : jenis

    data, indikator-indikator yang relevan, prosedur perekaman

    data yang sesuai, kemungkinan pemanfaatan data dalam

    analisis dan refleksi.

  • 18

    2) Wawancara

    Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau

    lebih dan berlangsung antara narasumber dengan pewawancara

    yang dilakukan dengan cara menyampaikan sejumlah

    pertanyaan dari pewawancara kepada narasumber. Bertujuan

    untuk mendapatkan informasi yang tepat dari narasumber yang

    terpercaya.

    3) Dokumentasi

    Dokumentasi adalah aktifitas pengumpulan, pencarian, dan

    penyediaan dokumen untuk mendapatkan keterangan,

    penerangan pengetahuan dan bukti yang akurat berdasarkan

    pencatatan berbagai sumber informasi. Tujuannya adalah untuk

    memperoleh bukti yang akurat dari pencatatan sumber

    informasi.

    h. Analisis data

    Analisis data merupakan analisis yang terkumpul untuk

    mengetahui keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk

    perbaikan hasil belajar siswa. Dalam hal ini peneliti dalam

    melakukan penelitian agar memahami berbagai bentuk data yang

    berbeda dengan jenis analisisnya. Sesuai dengan rancangan

    penelitian yang digunakan maka analisis data yang dilakukan

    dengan menggunakan analisis refleksi dalam setiap siklusnya.

    Analisis ini digunakan peneliti sebagai dasar untuk menentukan

  • 19

    program aksi pada siklus selanjutnya atau mendeteksi penelitian

    tindakan kelas ini sudah mencapai tujuan.

    Untuk mengetahui kefektifan suatu metode dalam kegiatan

    pembelajaran perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini

    menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu suatu metode

    penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta

    sesuai data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui

    prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respons

    siswa terhadap kegiatan pembelajaaran serta aktivitas siswa selama

    proses pembelajaran.

    Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase

    keberhasilan siswa setelah proses pembelajaran setiap putarannya

    dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis

    pada setiap akhir putaran. Hasil belajar siswa di analisis dengan

    melihat hasil ketuntasan belajar siswa, sebagai berikut:

    1) Siswa dikatakan tuntas apabila siswa tersebut mencapai nilai

    sama dengan 70 atau lebih dari 70.

    2) Satu kelas dikatakan tuntas apabila di kelas tersebut mencapai

    85% yang bernilai tuntas (Zainal Aqib, 2017:315).

    Penelitian tugas dan tes

    �̅� =∑ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

    ∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

  • 20

    Keterangan :

    �̅� : Rata-rata nilai

    Penelitian klasikal

    𝑃 =𝐹

    𝑁× 100

    Keterangan :

    P : Jumlah nilai dalam prosentase

    F : Jumlah siswa yang telah tuntas belajar

    N : Jumlah seluruh siswa

    I. Sistematika Penulisan

    Untuk memudahkan penyelesaian dari penelitian ini, penulis

    menyusun sistematika penulisan meliputi Pendahuluan yang berisi tentang

    latar belakang, identifikasi dan analisis masalah, rumusan masalah, tujuan

    penelitian, manfaat penelitian, hipotesis dan indikator keberhasilan,

    metode penelitian, dan sistematika penulisan.

    Kemudian Landasan Teori berisi tentang kajian teori dan kajian

    pustaka. Adapun kajian teori meliputi hasil belajar, pembelajaran IPS,

    materi lingkungan alami dan buatan, strategi Active Knowledge Sharing,

    media Pop Up Book, serta kaitan pembelajaran IPS dengan strategi Active

    Knowledge Sharing dan media Pop Up Book, Kajian pustaka berisi

    penelitian terdahulu.

  • 21

    Pada BAB selanjutnya yaitu Pelaksanaan Penelitian yang berisi

    tentang gambaran umum MI Perwanida Salatiga dan deskripsi penelitian

    persiklus.

    Lalu dilanjutkan Hasil Penelitian dan Pembahasan yang berisi

    tentang deskripsi hasil persiklus dan pembahasan pelaksanaan persiklus.

    Terakhir adalah bagian Penutup yang berisi tentang kesimpulan

    penelitian dan saran.

  • 22

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Hasil Belajar

    a. Belajar

    1) Pengertian Belajar

    Menurut R. Gagne dalam Ahmad Susanto (2013:1), belajar

    dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu

    organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

    Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat

    dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu

    dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dengan

    siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran

    berlangsung. Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu

    proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,

    keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Selain itu, Gagne

    juga menekankan bahwa belajar sebagai suatu upaya

    memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui instruksi.

    Instruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan dan

    bimbingan dari seorang pendidik atau guru. Selanjutnya, Gagne

    dalam teorinya yang disebut The domains of learning,

    menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh

    manusia dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu :

  • 23

    a) Keterampilan motoris (motor skills)

    Adalah keterampilan yang diperlihatkan dari

    berbagai gerakan badan, misalnya menulis, menendang

    bola, bertepuk tangan, berlari, dan loncat.

    b) Informasi verbal

    Informasi ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan

    otak atau intelegensi seseorang, misalnya seseorang dapat

    memahami sesuatu dengan berbicara, menulis,

    menggambar, dan sebagainya yang berupa simbol yang

    tampak (verbal).

    c) Kemampuan intelektual

    Selain menggunakan simbol verbal, manusia juga

    mampu melakukan interaksi dengan dunia luar melalui

    kemampuan intelektualnya, misalnya mampu membedakan

    warna, bentuk, dan ukuran.

    d) Strategi kognitif

    Gagne menyebutnya sebagai organisasi

    keterampilan yang internal (internal organized skill), yang

    sangat diperlukan untuk belajar mengingat dan berpikir.

    Kemampuan kognitif ini lebih ditujukan ke dunia luar, dan

    tidak dapat dipelajari dengan sekali saja. Memerlukan

    perbaikan dan latihan terus-menerus yang serius.

  • 24

    e) Sikap (attitude)

    Sikap merupakan faktor penting dalam belajar,

    karena tanpa kemampuan ini belajar tak akan berhasil

    dengan baik. Sikap seseorang dalam belajar akan sangat

    mempengaruhi hasil yang diperoleh dari belajar tersebut.

    Sikap akan sangat tergantung pada pendirian, kepribadian,

    dan keyakinannya, tidak dapat dipelajari atau dipaksakan,

    tetapi perlu kesadaran diri yang penuh. Adapun menurut

    Burton, belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah

    laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara

    individu dengan individu lain dan individu dengan

    lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi

    dengan lingkungannya.

    Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk

    memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,

    memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.

    Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh

    pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak

    manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman

    (experience). Pengalaman yang terjadi berulangkali melahirkan

    pengetahuan (knowledge), atau a body of knowledge.

    (Suyono,2014:9).

  • 25

    Keanekaragaman pendapat tentang definisi belajar adalah

    wajar, mengingat adanya perbedaan ruang lingkup, setting

    sosial, situasi belajar, dan sudut pandang. Namun demikian, ada

    kesamaan dalam penggunaan istilah yang mencerminkan

    kesamaan konsep belajar, yaitu “adanya perubahan” dan

    “tingkah laku”. Sedangkan perubahan yang dimaksud adalah

    perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan tidak bersifat

    sementara, seperti jenuh, lelah, gemetar, dan lainnya. Merujuk

    pada berbagai definisi yang diungkap para ahli psikologi belajar,

    maka dapat disimpulkan bahwa belajar didefinisikan sebagai

    tahapan perubahan perilaku individu yang relatif menetap

    sebagai hasil pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan di

    sekitarnya dan latihan yang diperkuatnya. (Kastolani, 2014:55).

    Dari beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan

    bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang

    dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu

    konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga

    memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang

    relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam

    bertindak.

    2) Pengertian Hasil Belajar

    Hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi

    pada siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan

  • 26

    psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar

    siswa adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui

    kegiatan belajar. Belajar merupakan suatu proses dari

    seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk

    perubahan perilaku yang relatif menetap. Kegiatan

    pembelajaran, guru biasanya menetapkan tujuan belajar, anak

    yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai

    tujuan-tujuan pembelajaran (Ahmad Susanto, 2013: 5).

    Berdasarkan uraian tentang konsep belajar diatas, dapat

    dipahami tentang makna hasil belajar, yaitu perubahan-

    perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut

    aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari

    kegiatan belajar.

    b. Ciri-ciri Belajar

    Menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni dalam bukunya

    Teori Belajar dan Pembelajaran (2008:15), ada beberapa ciri-ciri

    belajar yaitu sebagai berikut :

    1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku

    (change behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya

    dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan

    tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil

    menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar,

    kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar.

  • 27

    2) Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa

    perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu

    tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi, perubahan

    tingkah laku tersebut tidak akan terpancing seumur hidup.

    3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada

    saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku

    tersebut bersifat potensial.

    4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau

    pengalaman.

    5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu

    yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau

    dorongan untuk mengubah tingkah laku.

    Dari beberapa ciri-ciri belajar diatas dapat diambil kesimpulan

    bahwa seseorang yang telah belajar ditandai dengan adanya

    perubahan tingkah laku yang relatif permanen yang merupakan

    hasil dari latihan dan pengalaman yang dapat memberi penguatan

    dan dorongan untuk mengubah tingkah laku orang tersebut.

    c. Prinsip-prinsip Belajar

    Didalam tugas melaksanakan proses pembelajaran, seorang

    guru perlu memerhatikan beberapa prinsip belajar berikut :

    1) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan

    orang lain. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif.

    2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

  • 28

    3) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan

    langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses

    belajar.

    4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan

    siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.

    5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi

    tanggungjawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

    (Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2008:16)

    Berdasarkan keterangan diatas, secara garis besar prinsip-

    prinsip belajar yang perlu diperhatikan oleh guru yaitu pada

    dasarnya siswa harus belajar dan bertindak aktif sesuai

    kemampuannya untuk dapat memahami pelajaran yang

    disampaikan serta mendapat penguatan dari guru untuk menambah

    motivasi belajar.

    d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

    Menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2008:19),

    secara umum faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar

    dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor

    eksternal. Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses

    belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

    Adapun faktor-faktornya adalah sebagai berikut :

    1) Faktor Internal

  • 29

    Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri

    individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-

    faktor internal ini dapat meliputi faktor fisiologis yaitu yang

    berhubungan dengan kondisi fisik individu, serta faktor

    psikologis atau keadaan psikologis seseorang yang dapat

    memengaruhi proses belajar seperti kecerdasan siswa, motivasi,

    minat, sikap, dan bakat.

    2) Faktor Eksternal

    Dijelaskan oleh Syah dalam Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni

    (2008:26), faktor-faktor eksternal yang memengaruhi belajar

    dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor

    lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi, dan

    teman-teman sekelas, lingkungan sosial masyarakat, dan

    lingkungan sosial keluarga. Faktor-faktor tersebut dapat

    memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang

    harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa

    untuk belajar lebih baik di sekolah. Faktor lainnya yaitu

    lingkungan nonsosial, seperti lingkungan alamiah, faktor

    instrumental atau perangkat belajar yang berupa hardware

    maupun software, serta faktor materi pelajaran yang diajarkan

    pada siswa.

    Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh

    hasil belajar siswa dapat disebabkan oleh dua faktor yang saling

  • 30

    mempengaruhi, yaitu faktor internal yang meliputi keadaan pada

    diri siswa itu sendiri dan faktor eksternal atau faktor dari luar diri

    siswa yaitu lingkungan.

    Ruseffendi dalam Ahmad Susanto (2013,12-18)

    mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

    belajar kedalam sepuluh macam yaitu :

    1) Kecerdasan Anak

    Kemampuan intelegensi seseorang sangat memengaruhi

    terhadap cepatdan lambatnya penerimaan informasi serta

    terpecahkan atau tidaknya suatu permasalahan. Kecerdasan

    siswa sangat membantu pengajar untuk menentukan apakah

    siswa itu mampu mengikuti pelajaran yang diberikan dan untuk

    meramalkan keberhasilan siswa setelah mengikuti pelajaran

    yang diberikan meskipun tidak akan terlepas dari faktor

    lainnya. Kemampuan merupakan potensi dasar bagi pencapaian

    hasil belajar yang dibawa sejak lahir. Alfred Binnet membagi

    intelegensi kedalam tiga aspek kemampuan, yaitu : direction,

    adaptation, dan criticism. Pertama, direction, artinya

    kemampuan untuk memusatkan kepada suatu masalah yang

    dipecahkan. Kedua, adaptation, artinya kemampuan untuk

    mengadakan adaptasi terhadap suatu masalah yang dihadapinya

    secara fleksibel dalam menghadapi masalah. Ketiga, criticism,

  • 31

    artinya kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap

    masalah yang dihadapi maupun terhadap dirinya sendiri.

    2) Kesiapan atau Kematangan

    Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan

    dimana individu atau organ-organ sudah berfungsi

    sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar, kematangan atau

    kesiapan ini sangat menentukan keberhasilan dalam belajar

    tersebut. Oleh karena itu, setiap upaya belajar akan lebih

    berhasil jika dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan

    individu, karena kematangan ini erat hubungannya dengan

    masalah minat dan kebutuhan anak.

    3) Bakat Anak

    Yang dimaksud dengan bakat adalah kemampuan potensial

    yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada

    masa yang akan datang. dengan demikian, sebetulnya setiap

    orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai

    prestasi sampai tingkat tertentu. Sehubungan dengan hal

    tersebut, maka bakat akan dapat memengaruhi tinggi rendahnya

    prestasi belajar.

    4) Kemauan Belajar

    Salah satu tugas guru yang kerap sukar dilaksanakan ialah

    membuat anak menjadi mau belajar atau menjadi giat untuk

    belajar. Keengganan siswa untuk belajar mungkin disebabkan

  • 32

    karena ia belum mengerti bahwa belajar sangat penting untuk

    kehidupannya kelak. Kemauan belajar yang tinggi disertai

    dengan rasa tanggung jawab yang besar tentunya berpengaruh

    positif terhadap hasil belajar yang diraihnya. Karena kemauan

    belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai

    keberhasilan belajar.

    5) Minat

    Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan

    kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

    sesuatu. Seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap

    pelajaran akan memusatkan perhatiannya lebih banyak

    daripada siswa lainnya. Kemudian karena pemusatan perhatian

    yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa

    tadi untuk belajar lebih giat lagi, dan akhirnya mencapai

    prestasi yang diinginkan.

    6) Model Penyajian

    Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pada

    model penyajian materi. Model penyajian materi yang

    menyenangkan, tidak membosankan, menarik, dan mudah

    domengerti oleh para siswa tentunya berpengaruh secara positif

    terhadap keberhasilan belajar.

  • 33

    7) Pribadi dan Sikap Guru

    Siswa, begitu juga manusia pada umumnya dalam

    melakukan belajar tidak hanya melalui bacaan atau melalui

    guru saja, tetapi bisa juga melalui contoh-contoh yang baik dari

    sikap, tingkah laku, dan perbuatan. Kepribadian dan sikap guru

    yang kreatif dan penuh inovatif dalam perilakunya, maka siswa

    akan meniru gurunya yang aktif dan kreatif ini. Pribadi dan

    sikap guru yang baik ini tercermin dari sikapnya yang ramah,

    lemah lembut, penuh kasih sayang, membimbing dengan penuh

    perhatian, tidak cepat marah, tanggap terhadap keluhan atau

    kesulitan siswa, antusias dan semangat dalam bekerja dan

    mengajar, memberikan penilaian yang obyektif, rajin, disiplin,

    serta bekerja penuh dedikasi dan bertanggungjawab dalam

    segala tindakan yang ia lakukan.

    8) Suasana Pengajaran

    Faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan siswa dalam

    belajar adalah suasana pengajaran. Suasana pengajaran yang

    tenang, terjadinya dialog yang kritis antara siswa dengan guru,

    dan menumbuhkan suasana yang aktif diantara siswa tentunya

    akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran. Sehingga

    keberhasilan siswa dalam belajar dapat meningkat secara

    maksimal.

  • 34

    9) Kompetensi Guru

    Guru yang profesional memiliki kemampuan-kemampuan

    tertentu. Kemampuan-kemampuan itu diperlukan dalam

    membantu siswa dalam belajar. Keberhasilan siswa belajar

    akan banyak dipengaruhi oleh kemampuan guru yang

    profesional. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki

    kompeten dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan

    yang akan diajarkan serta mampu memilih metode belajar

    mengajar yang tepat sehingga pendekatan itu bisa berjalan

    dengan semestinya.

    10) Masyarakat

    Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku

    manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan. Oleh

    karena itu, pantaslah dalam dunia pendidikan lingkungan

    masyarakat pun akan ikut memengaruhi kepribadian siswa.

    kehidupan modern dengan keterbukaan serta kondisi yang luas

    banyak dipengaruhi dan dibentuk oleh kondisi masyarakat

    ketimbang oleh keluarga dan sekolah.

    Dari kesepuluh faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan

    siswa belajar, terdapat faktor yang dapat dikatakan hampir

    sepenuhnya tergantung pada siswa. faktor-faktor itu adalah

    kecerdasan anak, kesiapan anak, dan bakat anak. Faktor yang

    sebagian penyebabnya hampir sepenuhnya tergantung pada guru

  • 35

    yaitu : kemampuan (kompetensi), suasana belajar, dan kepribadian

    guru. Kiranya dapat dikatakan bahwa keberhasilan siswa dalam

    belajar tergantung pada faktor dari dalam siswa dan faktor dari luar

    siswa.

    e. Macam-macam Hasil Belajar

    Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan diatas meliputi

    pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek

    psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya

    dapat dijelaskan sebagai berikut :

    1) Pemahaman Konsep (Kognitif)

    Menurut Bloom dalam Ahmad Susanto (2013:6-11),

    diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi

    atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini

    adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan

    memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa,

    atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa

    yang dia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan

    berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia

    lakukan.

    Menurut Dorothy J.Skeel dalam Nursid Sumaatmadja

    (2005:2-3), konsep merupakan sesuatu yang tergambar dalam

    pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau seuatu pengertian. Jadi,

    konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati

  • 36

    seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu

    pengertian. Orang yang telah memiliki konsep berarti orang

    tersebut memiliki pemahaman yang jelas tentang suatu konsep

    atau citra mental tentang sesuatu. Sesuatu tersebut dapat berupa

    objek konkret ataupun gagasan yang abstrak. (Ahmad Susanto,

    2013:8).

    Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa

    pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk.

    Sehubungan dengan evaluasi produk ini, W.S. Winkel

    (2007:540) menyatakan bahwa melalui produk dapat diselidiki

    apakah dan sampai berapa jauh suatu tujuan instruksional telah

    tercapai; semua tujuan itu merupakan hasil belajar yang

    seharusnya diperoleh siswa. Berdasarkan pandangan Winkel

    ini, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa erat hubungannya

    dengan tujuan instruksional (pembelajaran) yang telah

    dirancang guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar.

    (Ahmad Susanto, 2013:8).

    2) Keterampilan Proses (Psikomotor)

    Menurut Usman dan Setiawati dalam Ahmad Susanto

    (2013:9), keterampilan proses merupakan keterampilan yang

    mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan

    sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang

    lebih tinggi dalam diri individu siswa. keterampilan berarti

  • 37

    kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara

    efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu,

    termasuk kreativitasnya. Dalam melatih keterampilan proses,

    secara bersamaan dikembangkan pula sikap-sikap yang

    dikehendaki, seperti kreatifitas, kerjasama, bertanggungjawab,

    dan berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang

    bersangkutan.

    3) Sikap (Afektif)

    Menurut Sardiman dalam Ahmad Susanto (2013:11), sikap

    merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan

    cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia

    sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek

    tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan

    seseorang. Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa,

    sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep.

    Dalam pemahaman konsep, maka domain yang sangat berperan

    adalah domain kognitif.

    2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

    a. Pengertian Pembelajaran IPS

    Pembelajaran IPS yang berlandaskan pendekatan sistem

    berorientasi pada pencapaian tujuan hasil belajar. Pembelajaran

    IPS merupakan kegiatan mengubah karakteristik siswa sebelum

    belajar IPS (input) menjadi siswa yang memiliki karakteristik yang

  • 38

    diinginkan (output). Karena itu, langkah pertama dalam

    merencanakan pembelajaran IPS adalah perumusan tujuan

    pembelajaran tersebut. (Rudy Gunawan, 2013:73).

    Menurut Smith dalam Rasimin (2013:69) pada hakekatnya

    pembelajaran adalah kegiatan penyampaian pesan berupa

    pengetahuan, keterampilan, penanaman sikap tertentu dari guru

    kepada peserta didik. Contohnya, seorang guru sedang

    menjelaskan pokok bahasan tentang “peninggalan sejarah” dengan

    menggunakan metode menganalisis film, dan peserta didik

    memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan seksama. Kegiatan

    yang dilakukan guru kepada peserta didik tersebut dapat dikatakan

    sebagai kegiatan mengajar. Ada beberapa prinsip mengajar yang

    dikemukakan Djamarah (2006:65), antara lain :

    1) Mengajar dipandang sebagai suatu ilmu pengetahuan, artinya

    terdapat landasan yang mendasari kegiatan mengajar baik dari

    filsafat ilmu maupun dari teori-teori belajar-mengajar.

    2) Mengajar sebagai teknologi, yaitu penggunaan perangkat alat

    yang dapat dan harus diuji secara empiris.

    3) Mengajar sebagai suatu seni, yang mengutamakan penampilan

    guru secara khas dan unik yang berasal dari sifat-sifat khas

    guru dan perasaan serta nalurinya.

    4) Mengajar sebagai pilihan nilai, bersumber pada pilihan nilai

    atau wawasan tersebut terpulang pada tujuan umum pendidikan

  • 39

    nasional yang dapat ditelusuri kepada rumusan-rumusan yang

    formal maupun kepada asumsi-asumsi konseptual dan filosofis

    secara mendasar.

    5) Mengajar sebagai keterampilan, yaitu suatu proses penggunaan

    seperangkat secara terpadu.

    Sejalan dengan pandangan tersebut dapat dikatakan bahwa

    mengajar merupakan upaya penciptaan suatu lingkungan yang

    memungkinkan terjadinya proses belajar. Berhasil tidaknya

    seseorang dalam belajar ditentukan oleh bentukan dari lingkungan

    tersebut. Apabila dikaitkan dengan kegiatan belajar IPS yang

    diajarkan pada anak usia madrasah ibtidaiyah/sekolah dasar, untuk

    dapat membuat suatu keputusan yang tepat dalam mengembangkan

    suatu sistem pebelajaran, seorang guru diharuskan memiliki

    tanggungjawab sebagai berikut:

    1) Mengkondisikan peserta didik (siswa) agar memiliki minat,

    tumbuh rasa mencintai, memiliki perasaan gembira dan senang

    ketika belajar di madrasah/sekolah.

    2) Mengembangkan berbagai cara dan metode yang bervariasi dan

    menarik dalam melakukan kegiatan mengajar secara terpadu.

    3) Menjembatani problematika kehidupan anak, antara kehidupan

    sekolah dengan kehidupan nyata.

    4) Mengamati gaya dan strategi belajar peserta didik yang

    dikaitkan dengan kebutuhannya, dan menaruh perhatian atas

  • 40

    tuntutan individual bagi peserta didik serta implementasi antara

    kurikulum yang berlaku dengan kebutuhan riil pada lingkungan

    hidupnya. (Rasimin, 2012:69-72).

    Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

    pembelajaran IPS yaitu merupakan kegiatan pembelajaran yang

    berorientasi pada pencapaian tujuan hasil belajar, yang didalamnya

    terdapat kegiatan penyampaian pesan berupa pengetahuan,

    keterampilan, penanaman sikap tertentu dari guru kepada peserta

    didik.

    b. Tujuan Pembelajaran IPS

    Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu

    dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. sebab segala

    kegiatan pembelajaran bermuara pada tercapainya tujuan

    pembelajaran ini. Dilihat dari sejarahnya, tujuan pembelajaran

    pertama kali diperkenalkan oleh Skinner pada tahun 1950 yang

    diterapkan dalam ilmu perilaku (behavioral science) dengan tujuan

    untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan dalam

    proses belajar-mengajar. Penuangan tujuan pembelajaran ini bukan

    saja memperjelas arah yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan

    belajar yang dilakukan, tetapi dari segi efisiensi agar diperoleh

    hasil yang maksimal. (Rasimin, 2012:75,76)

    Pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga negara yang

    berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri

  • 41

    ditengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya

    akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggungjawab.

    (Rudy Gunawan, 2013:48-49).

    Menurut Hamzah (2008:34), manfaat yang dapat diperoleh dari

    proses belajar-mengajar melalui penuangan tujuan pembelajaran

    dalam pembelajaran IPS adalah :

    1) Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara

    tepat.

    2) Pokok bahasan dapat dibuat secara seimbang, sehingga tidak

    ada materi pelajaran yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu

    sedikit.

    3) Guru dapat menetapkan sedikit-banyaknya materi pelajaran

    yang akan disajikan dalam setiap jam pelajaran.

    4) Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran

    secara tepat.

    5) Guru dapat menetapkan dan mempersiapkan strategi belajar

    mengajar yang cocok dan menarik.

    6) Guru dapat mempersiapkan berbagai keperluan peralatan

    maupun bahan dalam keperluan belajar.

    7) Guru dapat mengukur keberhasilan siswa dalam belajar.

    8) Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik

    dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.

  • 42

    Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran

    IPS dapat menentukan arah suatu kegiatan belajar yang dilakukan.

    Selain itu tujuan pembelajaran juga dapat memudahkan suatu

    penilaian, apakah suatu kegiatan menunjang atau tidak. Oleh sebab

    itu menentukan tujuan pembelajaran dalam suatu kegiatan belajar

    mengajar adalah suatu keharusan bagi setiap guru dalam

    melakukan tugasnya. Tujuan inilah yang disebut dengan tujuan

    instruksional atau tujuan pengajaran. (Rasimin, 2012 : 76,77)

    Dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS menurut

    pendapat para ahli diatas adalah membentuk warga negara yang

    berkemampuan sosial serta menjadi warga negara yang baik dan

    bertanggungjawab atas dirinya sendiri maupun untuk bangsa dan

    negara.

    c. Fungsi Pembelajaran IPS

    Dalam kegiatan pembelajaran IPS, siswa dapat dibawa

    langsung kedalam lingkungan alam dan masyarakat. Dengan

    mempelajari sosial atau masyarakat siswa secara langsung dapat

    mengamati dan mempelajari norma-norma/peraturan serta

    kebiasaan-kebiasaan baik yang berlaku dalam masyarakat tersebut

    sehingga siswa dapat pengalaman langsung adanya hubungan tibal

    balik yang saling mempengaruhi antara kehidupan pribadi dan

    masyarakat. (Rudy Gunawan, 2013 : 53).

  • 43

    Ilmu Pengetahuan Sosial selain mempunyai tujuan

    membentuk warga negara yang baik, dengan memiliki kemampuan

    untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan di

    masyarakat juga memiliki fungsi aplikatif. Fungsi yang dimaksud

    adalah IPS sebagai pendidikan. Fungsi IPS sebagai pendidikan,

    selain memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan sosial

    dalam kehidupan sehari-hari. Yang dimaksud keterampilan sosial,

    yaitu keterampilan melakukan sesuatu yang berhubungan dengan

    kepentingan hidup bermasyarakat, seperti bekerjasama, gotong

    royong, tolong menolong sesama umat manusia, dan melakukan

    tindakan dalam memecahkan persoalan sosial di masyarakat.

    Sedangkan keterampilan intelektual dalam ilmu pengetahuan sosial

    adalah keterampilan berpikir, kecepatan dalam memanfaatkan

    pikiran, cepat tanggap dalam menghadapi permasalahan sosial di

    masyarakat.

    Pembelajaran IPS berfungsi untuk mewariskan nilai moral

    dalam masyarakat agar dapat menjunjung tinggi kemuliaan harkat

    dan derajat manusia. Suatu masyarakat yang melanggar aturan

    agama dan hak-hak asasi manusia akan menanggung akibat yang

    diperbuatnya. Inilah yang menjadi tugas utama guru IPS di tengah

    masyarakat. Oleh sebab itu, mengajar ilmu pengetahuan sosial

    dengan ikhlas juga dapat dikatakan sebagai dakwah islamiyah,

    karena didalamnya terkandung cara-cara menyampaikan nilai

  • 44

    moral agama islam. Dalam pembelajaran IPS, nilai moral siswa

    sebagai peserta didik dapat dilihat dalam perilaku kesehariannya.

    Siswa berbuat jujur dan menghargai sesama temannya yang

    dibarengi dengan pemahaman. Kesadaran terhadap hal itu dapat

    menanamkan nilai moral dalam dirinya. (Rasimin, 2012:40-41).

    Menurut pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa IPS

    memiliki banyak fungsi di bidang pendidikan diantaranya

    membina siswa menjadi warga negara yang baik dan memiliki

    pengetahuan, dan juga keterampilan dan kepedulian sosial yang

    harus disesuaikan dengan tata nilai moral yang berlaku di

    masyarakat.

    3. Materi Lingkungan Alam dan Buatan

    Diterangkan oleh Herlan Firmansyah dalam bukunya yang berjudul

    Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

    Kelas 3 (2009:1-15) , materi Lingkungan Alam dan Buatan adalah

    sebagai berikut :

    a. Lingkungan Alam Sekitar

    Apakah lingkungan alam itu ?

    Lingkungan alam terdiri atas beberapa bagian, yaitu ada gunung,

    sungai, danau, pantai, laut, dan sebagainya. Semua bagian

    lingkungan alam itu dikenal juga dengan sebutan kenampakan

    alam. Mengapa disebut kenampakan alam ? sebab semua bagian-

    bagian itu terbentuk karena adanya proses alam atau dengan kata

  • 45

    lain secara alami. Artinya Tuhan yang maha kuasa yang

    menciptakan semua itu. Oleh karena itu, kita harus bersyukur

    dengan semua yang tuhan berikan kepada kita. Untuk menambah

    wawasan , berikut akan kita bahas satu persatu tentang

    kenampakan alam.

    1) Gunung

    Gunung adalah bukit yang ketinggiannya mencapai 600 meter

    lebih diatas permukaan laut.

    2) Dataran Tinggi

    Dataran tinggi adalah dataran atau wilayah yang bentuknya

    datar, bergelombang, dan berbukit-bukit. Biasanya di dataran

    tinggi tanahnya cukup subur sehingga cocok untuk ditanami

    teh.

    Dataran tinggi yang ditanami teh adalah dataran tinggi Gayo

    atau Dieng.

    3) Dataran Rendah

    Dataran rendah merupakan wilayah yang landai atau datar.

    Biasanya, dataran rendah memiliki ketinggian kurang dari 500

    meter di atas permukaan laut.

    Contoh dataran rendah adalah rawa, seperti di Deli Sumatera

    Utara.

  • 46

    4) Bukit

    Bukit adalah suatu wilayah bentang alam yang memiliki

    permukaan tanah lebih tinggi dari permukaan tanah

    disekelilingnya. Namun, ketinggiannya lebih rendah

    dibandingkan gunung.

    5) Lembah

    Lembah adalah wilayah bentang alam yang dikelilingi oleh

    pegunungan atau perbukitan yang luasnya beberapa kilometer

    hingga ribuan kilometer persegi.

    6) Sungai

    Sungai merupakan jalan air alami. Aliran air sungai bersumber

    dari gunung menuju ke laut. Selain itu, air di sungai pun dapat

    berasal dari air hujan atau pembuangan air dari rumah tangga.

    7) Pantai

    Pantai merupakan daerah yang membatasi daratan dan lautan.

    Di daerah pantai biasanya banyak ditemui pasir.

    8) Laut

    Menurut sejarahnya, laut terbentuk 4,4 miliar tahun yang lalu.

    Laut merupakan kumpulan air asin yang luas dan berhubungan

    dengan samudera. Laut dapat kita lihat dari pantai. Laut

    merupakan tempat penampungan air dari berbagai sungai yang

    ada di daratan.

  • 47

    9) Danau

    Danau merupakan sejumlah air (tawwar dan asin) yang

    terkumpul di suatu tempat yang cukup luas, yang dapat terjadi

    karena mencairnya es, aliran sungai, atau karena adanya mata

    air.

    b. Lingkungan Buatan

    Kenampakan buatan atau lingkungan buatan adalah bagian

    lingkungan yang tampak di permukaan bumi yang merupakan hasil

    buatan manusia.

    1) Bendungan

    Bendungan adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan

    laju air menuju waduk, danau, atau tempat rekreasi. Selain itu

    bendungan juga seringkali digunakan untuk mengalirkan air ke

    sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

    2) Waduk

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), waduk

    diartikan sebagai kolam besar tempat menyimpan air

    persediaan untuk berbagai keperluan. Waduk dapat terjadi

    secara alami dan ada yang dibuat oleh manusia. Waduk buatan

    dibangun dengan cara membuat bendungan yang kemudian

    diisi air sampai waduk tersebut penuh.

  • 48

    3) Taman

    Taman dapat diartikan sebagai sebuah tempat yang digunakan

    untuk kesenangan yang dijaga keberadaannya. Pada zaman

    dahulu, taman hanya dimiliki oleh para bangsawan dimana

    tidak semua orang dapat masuk kedalamnya.

    4) Bangunan

    Bangunan biasanya diartikan sebagai rumah, gedung, ataupun

    semua sarana dan prasarana yang membantu memperlancar

    kehidupan manusia. Umumnya, sebuah peradaban dari suatu

    bangsa dapat dilihat dari teknik bangunan dan sarana serta

    prasarana yang dibuat ataupun ditinggalkan oleh manusia

    dalam perjalanan sejarahnya.

    c. Cara Memelihara Lingkungan

    Kita hidup di lingkungan, oleh karena itu, lingkungan

    tempat kita tinggal harus dijaga dan dipelihara dengan baik. Coba

    kamu bayangkan, apa yang akan terjadi jika kita tidak memelihara

    lingkungan ? akan terjadi bencana bukan ?

    Untuk menghindari berbagai macam bencana yang akan terjadi

    akibat kerusakan alam, kita harus menjaga lingkungan alam.

    Memelihara lingkungan alam berarti kita sudah menjaga

    keseimbangan alam. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk

    menjaga keseimbangan alam, diantaranya :

  • 49

    1) Melakukan Reboisasi

    Reboisasi merupakan suatu upaya untuk menanami kembali

    hutan atau gunung yang gundul. Kegiatan ini dilakukan agar

    hutan dan gunung hijau kembali dan pohon-pohon tumbuh

    kembali, sehingga dapat mengurangi bahaya banjir dan

    longsor. Selain itu akar pohon dapat menyerap air sehingga

    cadangan air dapat tersedia dengan baik dan bahaya kekeringan

    dapat dikurangi.

    2) Tidak Menebang Pohon Sembarangan

    Menebang pohon sembarangan tanpa melakukan reboisasi

    kembali merupakan tindakan yang tidak terpuji dan merusak

    keseimbangan alam. Oleh karena itu, menebang pohon tidak

    boleh sembarangan, apalagi sampai menyebabkan hutan dan

    gunung gundul.

    3) Tidak membuang sampah disembarang tempat

    Membuang sampah sembarangan adalah sikap yang sangat

    tidak terpuji, karena disamping dapat mengotori lingkungan,

    sampah yang dibuang sembarangan bisa menyebabkan banjir.

    Banjir adalah dampak tidak menjaga lingkngan dengan baik.

    Memelihara lingkungan dengan baik adalah tugas kita semua.

    Adapun cara untuk menjaga lingkungan buatan disekitar kita

    yaitu dengan merawat dan menjaga kebersihan lingkungan dngan

    baik. Sifat lingkungan buatan adalah mudah rusak. Hal ini terjadi

  • 50

    karena terkadang lingkungan buatan dibuat dari bahan-bahan yang

    tidak berkualitas, terlebih jika kita tidak memelihara dengan baik.

    Hal terkecil yang dapat kamu lakukan mulai dari memelihara

    kamar tidur kamu sendiri. Misalnya kamu membereskan dan

    menyapu kamar setiap hari. Memelihara keindahan rumah tidak

    hanya menjaga kebersihan kamar saja. Kamu harus selalu menjaga

    kebersihan dan kerapihan seluruh bagian yang ada di rumah.

    d. Manfaat Memelihara Lingkungan

    1) Lingkungan yang bersih akan menjauhkan kita dari berbagai

    bibit penyakit.

    2) Tidak membuang sampah ke sungai agar sungai bersih

    sehingga airnya dapat dimanfaatkan dan terhindar dari bahaya

    banjir ketika musim hujan tiba karena air tidak terhambat oleh

    sampah.

    3) Menjaga kelestarian hutan dengan tidak menebang pohon

    secara sembarangan serta menjaga bahaya banjir dan tanah

    longsor. Selain itu hutan yang terjaga dapat menjadi paru-paru

    dunia karena pohon-pohon di hutan dapat menghasilkan udara

    yang bersih.

    4. Strategi Active Knowledge Sharing

    a. Pengertian Active Knowledge Sharing

    Menurut Hisyam Zaini (2007:22), strategi Active

    Knowledge Sharing adalah strategi yang didalamnnya berisi

  • 51

    kegiatan saling tukar pengetahuan. Strategi ini dapat digunakan

    untuk melihat tingkat kemampuan siswa, selain untuk membentuk

    kerjasama tim. Strategi ini dapat dilakukan pada hampir semua

    mata pelajaran. Keberhasilan strategi ini bergantung kerjasama tim

    dalam tukar pengetahuan dengan temannya.

    Strategi Active Knowledge Sharing merupakan sebuah

    strategi pembelajaran dengan memberikan penekanan kepada siswa

    untuk saling membantu menjawab pertanyaan yang tidak diketahui

    teman lainnya. Artinya bahwa siswa yang tidak dapat menjawab

    pertanyaan dipersilahkan untuk mencari jawaban tersebut dan

    siswa yang mengetahui jawabannya ditekankan untuk membantu

    temannya yang kesulitan. (Sutaryo, 2008:21)

    Dari pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan

    bahwa strategi Active Knowledge Sharing adalah strategi yang

    menekankan pada keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan

    secara berkelompok yang berisi kegiatan saling tukar pengetahuan.

    b. Langkah-langkah Active Knowledge Sharing

    1) Guru membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi

    pelajaran yang akan diajarkan. Pertanyaan-pertanyaan itu dapat

    berupa definisi atau istilah, pertanyaan dalam bentuk multiple

    choice, mengidentifikasi seseorang, menanyakan sikap atau

    tindakan yang mungkin dilakukan, melengkapi kalimat, dan

    lain-lain.

  • 52

    2) Guru meminta siswa untuk menjawab dengan sebaik-baiknya.

    3) Minta semua siswa untuk berkeliling mencari teman yang dapat

    membantu menjawab pertanyaan yang tidak diketahui atau

    diragukan jawabannya. Tekankan kepada siswa untuk saling

    membantu.

    4) Minta siswa untuk kembali ke tempat duduk mereka kemudian

    guru memeriksa jawaban mereka. Guru menjawab pertanyaan-

    pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh siswa. Guru

    menggunakan jawaban-jawaban yang muncul sebagai jembatan

    untuk mengenalkan topik yang penting di kelas. (Hisyam Zaini,

    2002:22-23).

    c. Kelebihan strategi Active Knowledge Sharing

    Kelebihan strategi Active Knowledge Sharing adalah :

    1) Peserta didik mendapat informasi baru dari teman sekelasnya.

    2) Menumbuhkan rasa saling berbagi dan peduli antara sesama

    peserta didik.

    3) Melatih kemampuan peserta didik dalam menyampaikan dan

    menerima informasi. (Isna Hidayat, 2019:54).

    d. Kekurangan strategi Active Knowledge Sharing

    Strategi Active Knowledge Sharing memiliki kekurangan

    yaitu : membutuhkan waktu yang cukup lama dan membuat

    kondisi kelas kurang kondusif karena peserta didik harus

  • 53

    berkeliling kelas untuk memperoleh informasi dari temannya. (Isna

    Hidayat, 2019:54).

    5. Media Pembelajaran

    a. Pengertian Media Pembelajaran

    Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau

    “pengantar”. Association for Education and Communication

    Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk

    yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.

    Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai

    benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau

    dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik

    dalam kegitan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas

    program instruksional. Maka dari definisi-definisi tersebut dapat

    ditarik kesimpulan bahwa media merupakan sesuatu yang bersifat

    menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan

    kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya

    proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan

    memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat

    meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin

    dicapai. (Asnawir, 2002:11).

    Dari penjabaran ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa

    media pembelajaran merupakan benda yang berfungsi

    menyampaikan informasi yang dapat merangsang pikiran,

  • 54

    perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong

    terjadinya proses belajar pada siswa.

    b. Fungsi dan Kegunaan Media Pembelajaran

    1) Fungsi Media Pembelajaran

    Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu

    dalam kegiatan belajar mengajar yakni berupa sarana yang

    dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam

    rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan

    mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi

    lebih sederhana, konkrit, serta mudah dipahami. Dengan

    demikian, media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya

    serap dan retensi anak terhadap materi pembelajaran. (Asnawir,

    2002:20-21).

    Levie dan Lentz dalam Sukiman (2012:38) mengemukakan

    bahwa media pendidikan, khususnya media visual memiliki

    empat fungsi yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi

    kognitif, dan fungsi ko