peningkatan hasil belajar ipa materi hubungan...

178
i PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI HUBUNGAN MAKANAN DENGAN KESEHATAN MELALUI METODE INSIDE OUTSIDE CIRCLE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI RINGIN SARI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh : SUGIARTI NIM : 11511027 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

    MATERI HUBUNGAN MAKANAN DENGAN KESEHATAN

    MELALUI METODE INSIDE OUTSIDE CIRCLE

    PADA SISWA KELAS V SD NEGERI RINGIN SARI

    KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

    TAHUN 2015

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan Islam

    Oleh :

    SUGIARTI

    NIM : 11511027

    JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    (PGMI)

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2015

  • ii

  • iii

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

    MATERI HUBUNGAN MAKANAN DENGAN KESEHATAN

    MELALUI METODE INSIDE OUTSIDE CIRCLE

    PADA SISWA KELAS V SD NEGERI RINGIN SARI

    KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

    TAHUN 2015

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan Islam

    Oleh :

    SUGIARTI

    NIM : 11511027

    JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    (PGMI)

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2015

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    Keyakinan dalam berusaha dan ketekunan dalam berdoa menghasilkan

    kebahagiaan yang hakiki

    PERSEMBAHAN

    Kedua orang tua yang tak pernah henti memberikan doa tulusnya.

    Adikku Nurul Anwar yang selalu memberikan semangat.

    Sahabat-sahabatku terkasih yang selalu memberikan motivasi.

    Seseorang yang selalu mendukungku dan menantikan kelulusanku.

    Teman-teman PGMI kelas A angkatan 2011.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Allah SWT, atas karunianya sehingga penelitian ini

    dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam senantiasa

    terlantunkan kepada Nabi Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati

    Allah.

    Penelitian yang diberi judul “Peningkatkan Hasil Belajar IPA Materi

    Hubungan Makanan Dengan Kesehatan Melalui Metode Inside Outside Circle

    Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten

    Boyolali Tahun 2015”, pada dasarnya diadakan penelitian ini bertujuan untuk

    menyempurnakan ataupun memperbaiki penerapan metode pembelajaran yang

    dipakai oleh guru pengampu mata pelajaran IPA dan dengan sasaran akhir untuk

    meningkatkan hasil belajar siswa.

    Penelitian ini mengacu pada prosedur penelitian tindakan kelas, yang

    dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus kedua, penerapan metode Inside Outside

    Circle dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Hubungan Makanan dengan

    Kesehatan siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten

    Boyolali

    Peneliti menyadari bahwa skripsi yang ditulis ini masih jauh dari kata

    sempurna dan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak mungkin skripsi ini tidak

  • ix

    mungkin bisa selesai. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan

    ucapan terimakasih kepada:

    1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

    3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku ketua jurusan PGMI yang telah memberikan

    kesempatan serta saran pembangun untuk peneliti.

    4. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memotivasi

    serta membimbing peneliti sehingga peneliti mampu menyelesaikan penelitian

    ini.

    5. Bapak Drs. M. Choderin, M.A. selaku dosen pembimbing akademik yang selalu

    memberikan motivasi untuk peneliti.

    6. Bapak Suharna, S.Pd.M.H selaku kepala Sekolah SD Negeri Ringin Sari

    Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali yang telah memberikan kesempatan

    kepada peneliti untuk meneliti.

    7. Ibu Rusmiyati, S.Pd. selaku wali kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan

    Ampel Kabupaten Boyolali yang telah berkenan memberikan waktu dan

    kesempatan bagi peneliti untuk melakukan penelitian di kelasnya, serta semua

    siswa yang telah berkenan menjadi subyek penelitian.

  • x

    Dan hanyalah Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan.

    Akhirnya, dengan segala kerendahan hati peneliti mempersembahkan hasil

    penelitian yang jauh dari kesempurnaan ini kepada seluruh insan pendidikan.

    Kritik dan saran pembangun dari pembaca yang budiman sangat berharga

    bagi peneliti.

    Tengaran, 1 September 2015

    Peneliti

    Sugiarti

  • xi

    ABSTRAK

    Sugiarti.2015. Peningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Hubungan Makanan

    Dengan Kesehatan Melalui Metode Inside Outside Circle Pada Siswa

    Kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten

    Boyolali Tahun 2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

    Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam

    Negeri Salatiga. Pembimbing Jaka Siswanta, M.Pd.

    Kata Kunci : Hasil Belajar dan Metode Inside Outside Circle

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode Inside Outside Cirle

    dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Hubungan Makanan dengan

    Kesehatan pada siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel

    Kabupaten Boyolali. Subjek penelitian terdiri dari 22 siswa, yakni 11 siswa laki-

    laki dan 11 siswa perempuan. Penelitian dilakukan selama 3 bulan mulai bulan

    Juni-Agustus 2015. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang

    terdiri dari 2 siklus yang dari tiap-tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu

    perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. Metode

    pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah tes tertulis, lembar observasi,

    dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan peneliti adalah membandingkan

    nilai pencapaian KKM yang ditandai dengan adanya peningkatan Kriteria

    Ketuntasan Klasikal pada setiap siklusnya.

    Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II, diperoleh data seperti

    berikut: KKM pada mata pelajaran IPA adalah 60, sebelum menggunakan

    metode Inside Outside Circle hanya ada 8 (36,37%) siswa yang tuntas,

    sedangkan 14 (63,63%) siswa belum mencapai KKM. Setelah diterapkan

    metode Inside Outside Circle dalam mata pelajaran IPA pada siklus I diperoleh

    data 15 (68,20%) siswa tuntas, dan 7 (31,80%) siswa tidak tuntas. Setelah

    dilakukan refleksi pada siklus II, terjadi peningkatan hasil belajar yaitu

    sebanyak 20 (90,90%) siswa tuntas sedangkan 2 (0.10%) siswa tidak tuntas atau

    belum memenuhi KKM yang ditentukan.

    Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan

    metode Inside Outside Circle, hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari

    Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali meningkat.

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ............................................................................. I

    LEMBAR LOGO ......................................................................................

    HALAMAN JUDUL ……………………………………………………

    ii

    iii

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ Iv

    LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN............................................... V

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................. Vi

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... Vii

    KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

    ABSTRAK ................................................................................................ xi

    DAFTAR ISI ............................................................................................. xii

    DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvii

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4

    C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

    D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan …………….. 5

    E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

    1. Manfaat Teoritik .................................................................... 6

    2. Manfaat Praktis ...................................................................... 6

  • xiii

    F. Definisi Operasional .................................................................... 7

    1. Hasil Belajar Siswa Materi Hubungan Makanan dengan

    Kesehatan ..............................................................................

    7

    2. Metode Pembelajaran Inside Outside Circle…..................... 8

    G. Metode Penelitian ................................................................. 10

    1. Rancangan Penelitian ............................................................ 10

    2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian..................................... 13

    3. Langkah-langkah Penelitian .................................................. 14

    4. Instrumen Penelitian .............................................................. 17

    5. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 20

    6. Analisis Data ......................................................................... 21

    H. Sistematika Penulisan ................................................................. 22

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Hasil Belajar ………………....................................................... 24

    1. Belajar ................................................................................... 24

    2. Hasil Belajar .......................................................................... 33

    B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ................................................... 44

    1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ........................... 44

    2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA …............................... 44

    3. Karakteristik IPA ................................................................... 46

    4. Ruang Lingkup IPA ………………………………............... 47

    5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

    IPA kelas V SD/MI ...............................................................

    47

  • xiv

    8. Materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan.............. 51

    C. Metode Inside Outside Circle .................................................... 59

    1. Pengertian Metode Inside Outside Circle ............................. 59

    2. Keunggulan dan Kelemahan Metode Inside Outside Circle . 60

    3. Langkah langkah Metode Inside Outside Circle................... 60

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) ........................................................ 63

    1. Perolehan Nilai Ulangan Mata Pelajaran IPA ....................... 63

    2. Data Keadaan Siswa .............................................................. 64

    3. Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 65

    B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ................................................... 65

    1. Perencanaan Tindakan ............................................................ 65

    2. Pelaksanaan Tindakan ............................................................. 66

    3. Pengamatan/ Observasi ........................................................... 68

    4. Refleksi ................................................................................... 72

    C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II .................................................. 73

    1. Perencanaan Tindakan ........................................................... 73

    2. Pelaksanaan Tindakan ........................................................... 74

    3. Pengamatan/ Observasi .......................................................... 76

    4. Refleksi …………………………………………………….. 80

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................ 82

    1. Deskripsi Data Pra Siklus ....................................................... 82

  • xv

    2. Deskripsi Data Siklus I .......................................................... 83

    3. Deskripsi Data Siklus II ......................................................... 85

    B. Pembahasan ................................................................................. 86

    1. Siklus I .................................................................................... 87

    2. Siklus II .................................................................................. 94

    3. Rekapitulasi Ketuntasan Gabungan ........................................ 102

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan .................................................................................. 104

    B. Saran ............................................................................................ 104

    DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 106

    LAMPIRAN ............................................................................................. 108

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Lembar Observasi Guru ............................................................ 18

    Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ............................ 48

    Tabel 2.2 Beberapa Jenis Mineral, Sumber Bahan Makanan, dan

    Kegunaannya .............................................................................................

    53

    Tabel 2.3 Jenis Vitamin, Sumber Bahan Makanan, dan Kegunaannya .... 54

    Tabel 2.4 Jenis-Jenis Gangguan atau Penyakit Akibat Kelebihan atau

    Kekurangan Salah Satu Zat Gizi ..............................................................

    58

    Tabel 3.1 Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas V ……………………….. 63

    Tabel 3.2 Daftar Siswa Kelas V SD Negeri Ringin Sari 64

    Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru Siklus I ............................................ 68

    Tabel 3.4 Nilai Evaluasi Siklus I ............................................................ 71

    Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru Siklus II ........................................... 77

    Tabel 3.6 Nilai Evaluasi Siklus II ........................................................... 80

    Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas V ……………………….. 83

    Tabel 4.2 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus I ........................................... 84

    Tabel 4.3 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus II .......................................... 85

    Tabel 4.4 Gabungan Nilai Evaluasi Antar Siklus .................................... 86

    Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru siklus I .............................................. 88

    Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru siklus II ............................................ 96

    Tabel 4.7 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ........................ 102

  • xvii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Penelitian Kelas.......................... 13

    Gambar 4.1 Presentase Nilai Evaluasi Siklus I ......................................... 88

    Gambar 4.2 Presentase Nilai Tes Evaluasi Siklus II ................................. 95

    Gambar 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ............................................ 103

  • xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ...................... 109

    Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ……………

    Lampiran 3 Dokumentasi Siklus I .,………………………………….

    Lampiran 4 Dokumentasi Siklus II …………………………………..

    Lampiran 5 Soal Evalusi Siklus I ……………………………………..

    Lampiran 6 Soal Evaluasi Siklus II ……………………………………

    Lampiran 7 Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa (Pra Siklus) …………

    Lampiran 8 Lembar Observasi Guru ………………………………….

    Lampiran 9 Lembar Data Guru ………………………………………..

    Lampiran 10 Surat Pengantar Lembaga ……………………………….

    Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian …………………………….

    Lampiran 13 Lembar Konsultasi ……………………………………...

    Lampiran 14 SKK ……………………………………………………..

    Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup ……………………………………

    123

    134

    137

    140

    142

    144

    145

    153

    154

    155

    156

    157

    160

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan konsep pembelajaran

    alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan

    manusia. IPA adalah suatu mata pelajaran yang diberikan mulai sekolah

    dasar hingga perguruan tinggi. Adapun ruang lingkup IPA yaitu makhluk

    hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses

    materi dan sifatnya. IPA terdiri dari tiga aspek yaitu Fisika, Biologi, dan

    Kimia.

    IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun

    dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,

    eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi

    dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara

    yang lain (Ahmadi, 2000: 1-2). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan

    bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang

    diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah atau yang sering

    disebut dengan metode ilmiah.

    Proses pembelajaran IPA tidak sekedar teori saja, tapi lebih

    menekankan pada pengalaman secara langsung untuk memahami alam

    sekitar dan untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berpikir kritis

    terhadap suatu masalah. Seperti dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006

  • 2

    tentang Standar Isi disebutkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

    berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

    sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

    berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

    merupakan suatu proses penemuan. Dengan demikian pembelajaran IPA

    diharapkan menjadi sarana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri,

    lingkungan, dan alam sekitarnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-

    hari. Sebagaimana bahwa IPA adalah usaha manusia dalam memahami

    alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta

    menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga

    mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167).

    Setelah dilakukan survei di SD Negeri Ringin Sari Kecamatan

    Ampel, Kabupaten Boyolali melalui wawancara dengan guru kelas V

    ditemukan beberapa masalah dalam pembelajaran IPA, diantaranya

    kurangnya pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan oleh guru

    sehingga masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai KKM yaitu

    sebesar 60. Hal tersebut ditandai dengan nilai siswa dari 22 siswa pada

    mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam hanya 8 (36,37%) siswa yang

    memenuhi standar KKM, sedangkan yang 14 (63,63 %) siswa mendapat

    nilai dibawah KKM.

    Berdasarkan wawancara dan diskusi yang dilakukan oleh peneliti

    dengan guru kelas V SD Ringin Negeri Sari Kecamatan Ampel,

    Kabupaten Boyolali ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi siswa

  • 3

    mendapat nilai dibawah standar KKM seperti siswa kurang

    memperhatikan saat pembelajaran berlangsung, bermain sendiri,

    mengobrol dengan teman, tidak adanya konsentrasi saat mengikuti

    pelajaran. Berdasarkan pengakuan guru kelas V SD Ringin Sari, guru

    menyadari bahwa selama ini ketika ia mengajar belum menggunakan

    metode yang melibatkan siswa aktif. Sehingga menyebabkan proses

    pembelajaran kurang menarik minat siswa dan siswa cenderung pasif, hal

    inilah yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah.

    Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa

    di atas peneliti memberikan tawaran solusi yakni dengan metode Inside

    Outside Circle. Penerapan metode Inside Outside Circle ini diharapkan

    mampu memancing keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

    Metode Inside-Outside Circle adalah metode pembelajaran dengan sistem

    lingkaran kecil dan lingkaran besar dimana siswa saling membagi

    informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda

    dengan singkat dan teratur.

    Keunggulan dari teknik pembelajaran Inside Outside Circle adalah

    adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi

    dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Selain itu,

    siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong-royong dan

    mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan

    meningkatkan keterampilan berkomunikasi (Huda, 2013: 247). Teknik

  • 4

    Inside Outside Circle ini bisa digunakan untuk semua tingkat usia anak

    didik.

    Untuk memahami persoalan di atas, peneliti bermaksud

    mengadakan penelitian tindakan kelas menggunakan pola kolaboratif,

    dimana peneliti bertindak sebagai pengamat dengan judul:

    “PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI

    HUBUNGAN MAKANAN DENGAN KESEHATAN MELALUI

    METODE INSIDE OUTSIDE CIRCLE PADA SISWA KELAS V SD

    NEGERI RINGIN SARI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN

    BOYOLALI TAHUN 2015 ”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari

    penelitian ini adalah:

    Apakah penerapan metode Inside Outside Circle dapat meningkatkan hasil

    belajar IPA materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan pada siswa

    kelas V SD Ringin Negeri Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali

    tahun 2015?

    C. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai

    melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

  • 5

    Untuk mengetahui metode Inside Outside Circle dapat meningkatkan hasil

    IPA materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan pada siswa kelas V SD

    Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2015.

    D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan

    1. Hipotesis Penelitian

    Penerapan metode Inside Outside Circle dapat meningkatkan

    hasil belajar IPA materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan pada

    siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten

    Boyolali tahun 2015.

    2. Indikator Keberhasilan

    Penerapan metode Inside Outside Circle ini dikatakan efektif

    apabila mencapai indikator keberhasilan sebagai berikut:

    a. Kriteria Ketuntasan Klasikal dari jumlah seluruh siswa ≥ 85%.

    b. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan (continue) dari

    siklus I ke siklus II.

    c. Kriteria Ketuntasan Minimal siswa kelas IV dalam pembelajaran

    IPA adalah ≥ 60

  • 6

    E. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan memberi manfaat baik dari segi teoritis

    maupun praktis yaitu :

    1. Manfaat Teoritik

    Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:

    a. Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan kajian ilmu

    pendidikan.

    b. Dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan yang diperoleh dari

    penelitian lapangan.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi siswa, dapat memberikan suasana pembelajaran yang

    menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa

    pada materi yang diajarkan.

    b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk

    memperkenalkan pembelajaran IPA melalui penerapan metode

    Inside Outside Circle guna meningkatkan hasil belajar siswa.

    c. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan yang berguna bagi

    sekolah dalam kegiatan pembelajaran, meningkatkan mutu

    pendidikan khususnya pada pembelajaran IPA.

  • 7

    F. Definisi Operasional

    Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian

    dan pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap judul di

    atas, maka penulis memberikan definisi operasional terhadap istilah-istilah

    yang ada. Adapun istilah-istilah tersebut adalah:

    1. Hasil Belajar Siswa Materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan

    Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa

    setelah mengalami proses pembelajaran dan dapat diukur melalui

    pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis, yang diraih

    oleh siswa dan merupakan tingkat penguasaan setelah menerima

    pengalaman belajar (Hartiny, 2010: 37). Dalam penelitian ini yang

    dimaksud hasil belajar siswa materi Hubungan Makanan dengan

    Kesehatan adalah kemampuan yang dimiliki setiap siswa mengenai

    pengetahuan, pemahaman tentang materi tersebut yang ditandai

    dengan adanya perubahan hasil belajar siswa secara berkelanjutan serta

    tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

    Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu)

    jika proporsi jawaban siswa ≥ 65 %, dan suatu kelas dikatakan tuntas

    belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut ≥ 85 % siswa

    yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud, 1996: 48 dalam Trianto,

    2009: 241). Tetapi berdasarkan ketentuan KTSP penentuan

    keberhasilan belajar di tentukan oleh masing-masing sekolah yang

    dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal (KKM), dengan

  • 8

    berpedoman pada tiga pertimbangan yaitu: kemampuan setiap peserta

    didik berbeda-beda, fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda, dan daya

    dukung setiap sekolah juga berbeda. Dengan demikian, setiap sekolah

    dan setiap mata pelajaran memiliki KKM yang dapat berbeda dengan

    sekolah lain (Trianto, 2009: 241-242). Adapun KKM individu di SD

    Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali untuk mata

    pelajaran IPA adalah sebesar 60. Dan siswa dikatakan tuntas

    belajarnya apabila nilai mata pelajaran IPA materi Hubungan Makanan

    dengan Kesehatan telah mencapai 60.

    2. Metode Pembelajaran Inside Outside Circle

    Metode Inside Outside Circle merupakan metode pembelajaran

    yang melibatkan siswa aktif. Metode Inside Outside Circle adalah

    metode pembelajaran dengan sistem lingkaran kecil dan lingkaran

    besar dimana siswa saling membagi informasi pada saat yang

    bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.

    Metode Inside Outside Circle ini mempunyai keunggulan serta

    kelemahan. Adapun keunggulan dari metode ini adalah adanya struktur

    yang jelas yang memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi

    dengan singkat dan teratur. Selain itu, siswa juga memiliki banyak

    kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan

    keterampilan berkomunikasi.

    Sedangkan kelemahan dari penerapan metode Inside Outside

    Circle ini adalah membutuhkan ruang kelas yang besar, proses yang

  • 9

    terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalah gunakan untuk

    bergurau, serta rumit untuk dilakukan (Huda, 2013: 247).

    Implementasi dari metode Inside Outside Circle ini yaitu

    diawali dengan pembentukan kelompok yang dilakukan oleh guru.

    Jika kelas termasuk kelas gemuk, maka bagilah menjadi 2 kelompok

    besar. Tiap-tiap kelompok besar terdiri dari 2 kelompok lingkaran

    dalam dan kelompok lingkaran luar yang jumlah anggotanya sama.

    Untuk lebih jelasnya berikut adalah langkah-langkah penerapan

    metode Inside Outside Circle dalam pelaksanaan pembelajaran di

    kelas:

    a. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil, mereka berdiri

    melingkar dan menghadap keluar. Separuh kelas lagi membentuk

    lingkaran besar, mereka berdiri menghadap ke dalam. Pola

    bentukan dari kedua lingkaran ini adalah siswa-siswa dalam

    lingkaran kecil akan berada di dalam lingkaran siswa-siswa yang

    membentuk lingkaran besar, sehingga setiap siswa dalam lingkaran

    kecil nantinya akan berhadapan dengan siswa yang berada di

    lingkaran besar masing-masing akan menjadi pasangan.

    b. Misalnya, anggap saja dalam satu ruang kelas terdapat 30 siswa.

    Siswa 1-15 membentuk lingkaran dalam, sedangkan siswa 16-30

    membentuk lingkaran luar. Siswa 1 akan berhadapan dengan siswa

    16, siswa 2 akan berhadapan dengan siswa 17, siswa 3 akan

  • 10

    berhadapan dengan siswa 18 dan begitu seterusnya dalam bentuk

    lingkaran.

    c. Setiap pasangan siswa dari lingkaran kecil dan besar saling berbagi

    informasi. Siswa yang berada di lingkaran kecil (lingkaran dalam)

    dipersilakan memulai terlebih dahulu. Pertukaran informasi bisa

    dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan

    namun tetap dengan nada bicara yang tenang (tidak terlalu keras).

    Setelah itu, siswa berada di lingkaran besar (lingkaran luar)

    dipersilakan untuk berbagi informasi.

    d. Kemudian, siswa yang berada di lingkaran kecil diaam di tempat,

    sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau

    dua langkah searah perputaran jarum jam. Dengan cara ini, masing-

    masing siswa mendapatkan pasangan yang baru untuk berbagi

    infomasi lagi dan lagi.

    e. Kemudian, giliran siswa yang berada di lingkaran besar untuk

    membagikan informasi. Demikian seterusnya (Huda, 2013: 247-

    248)

    G. Metode Penelitian

    1. Rancangan Penelitian

    Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan

    Kelas (PTK). Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari

    bahasa Inggris, yaitu Classroom Action Research, yang berarti action

  • 11

    research (penelitian dengan tindakan) yang dilakukan di kelas. Untuk

    lebih jelasnya seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006)

    menjelaskan pengertian penelitian tindakan kelas secara lebih

    sistematis.

    a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan

    menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk

    menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan

    mutu objek yang diamati.

    b. Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan

    terencana dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian tindakan kelas,

    gerakan ini dikenal dengan siklus-siklus kegiatan untuk peserta

    didik.

    c. Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik

    yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang

    sama.

    Dari ketiga pengertian di atas, yakni penelitian, tindakan, dan

    kelas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud penelitian tindakan

    kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan

    belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas

    secara bersamaan (Suyadi, 2010: 18).

    Penerapan PTK dalam penelitian ini didasarkan pada temuan

    problem dalam bentuk problem pembelajaran yaitu hasil belajar

  • 12

    terhadap mata pelajaran IPA rendah dan adanya keinginan guru untuk

    memperbaiki hasil belajar siswa.

    Hal ini sejalan dengan tujuan utama penelitian tindakan kelas

    yaitu untuk mengubah perilaku penelitiannya, dan atau untuk

    mengubah kerangka kerja, organisasi, atau struktur lain yang pada

    gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku orang lain

    (Sumadayo, 2013: 23).

    Peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas sebagai upaya

    perbaikan suatu praktik pendidikan berdasarkan refleksi dari

    pemberian tindakan. Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan adalah

    jenis penelitian kolaboratif, dimana peneliti bertindak sebagai

    pengamat. Proses belajar mengajar tetap dilakukan oleh guru

    pengampu kelas dan siswa. Hal ini bertujuan agar proses belajar

    mengajar berjalan secara alami, sehingga nilai dan data yang diperoleh

    valid.

  • 13

    Adapun siklus atau tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas

    adalah sebagai berikut (Suyadi, 2010: 50):

    Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

    2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

    a. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ringin Sari

    Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2015. Sekolah Dasar

    ini dipilih menjadi tempat penelitian karena memerlukan

    pengembangan model pembelajaran yang akan meningkatkan

    prestasi kinerja guru dan siswa. Dengan demikian tujuan

    pembelajaran akan tercapai optimal.

    Perencanaan

    Siklus II

    Siklus I

    Refleksi

    Refleksi

    Perecanaan

    Pengamatan

    Pelaksanaan

    Pengamatan

    Pelaksanaan

    ?

  • 14

    b. Waktu Penelitian

    Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dari bulan Juni-

    Agustus 2015 pada semester ganjil tahun 2015.

    c. Subjek penelitian

    Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah

    guru Ilmu Pengetahuan Alam dan siswa kelas V SD Negeri Ringin

    Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2015 dengan

    jumlah siswa sebanyak 22 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki-

    laki, dan 11 siswa perempuan.

    3. Langkah-langkah Penelitian

    a. Perencanaan

    Perencanaan tindakan berkaitan dengan hal-hal yang harus

    disiapkan untuk melaksanakan tindakan perbaikan berkaitan

    dengan masalah penelitian yang ditetapkan (Samsu Sumadayo,

    2013:44). Hal –hal yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut:

    1) Membuat rencana atau skenario pelaksanaan pembelajaran

    menggunakan metode Inside Outside Circle materi Hubungan

    Makanan dengan Kesehatan.

    2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang

    diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan

    menggunakan metode Inside Outside Circle materi Hubungan

    Makanan dengan Kesehatan.

  • 15

    3) Mempersiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui

    kinerja guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan

    metode Inside Outside Circle.

    4) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan metode

    Inside Outside Circle..

    5) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan

    metode Inside Outside Circle.

    6) Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa

    dengan menggunakan tes evaluasi.

    b. Pelaksanaan

    Merupakan tahapan pengaplikasian semuan perencanaan

    tindakan yang telah disusun (Sumadayo, 2013: 44). Jadi, guru

    mengadakan proses pembelajaran menggunakan metode Inside

    Outside Circle. Adapun hal-hal yang dilakukan guru adalah:

    1) Guru membagi fotocopy materi dan meminta siswa membaca

    materi tentang Hubungan Makanan dengan Kesehatan.

    2) Guru meminta siswa menulis informasi tentang materi

    Hubungan Makanan dengan Kesehatan.

    3) Guru membagi siswa menjadi dua kelompok. Kelompok

    pertama membentuk lingkaran kecil, mereka berdiri melingkar

    dan menghadap keluar. Kelompok kedua membentuk lingkaran

    besar, mereka berdiri melingkar dan menghadap ke dalam.

    Sehingga setiap siswa berpasangan dan saling berhadapan.

  • 16

    4) Kemudian setiap pasangan siswa dari lingkaran kecil atau

    lingkaran besar saling berbagi informasi yang didapat dari

    membaca materi tadi secara bergantian. Pertukaran informasi

    dimulai dari siswa yang berada di lingkaran kecil terlebih

    dahulu. Sehingga yang bergeser terlebih dahulu adalah siswa

    yang berada di lingkaran kecil. Sementara siswa yang berada di

    lingkaran besar diam di tempat. Dan setelah selesai barulah

    giliran siswa yang berada di lingkaran besar yang memberi

    informasi.

    5) Setalah itu, siswa diminta menuliskan semua informasi yang

    diperoleh dan diminta membacakan di depan kelas.

    c. Observasi atau Pengamatan

    Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas merupakan

    pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk menggali data yang

    dilakukan dengan cara mengamati guru pada proses pembelajaran

    dengan menggunakan lembar observasi guru. Selain itu dilakukan

    tes evaluasi untuk menggali data siswa.

    d. Refleksi

    Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan

    eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi

    atas pelaksanaan tindakan. Analisis dan refleksi dilakukan untuk

    memaknai hasil temuan pada pelaksanaan tindakan dan

  • 17

    menentukan tingkat keberhasilan tindakan dalam menyelesaikan

    masalah penelitian (Sumadayo, 2013: 44).

    Pada tahap refleksi meliputi: (1) mencatat hasil observasi

    dan pelaksanaan pembelajaran, (2) evaluasi hasil observasi, (3)

    analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan pada siklus I,

    siklus II dan sebagainya.

    4. Instrumen Penelitian

    Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

    tindakan kelas adalah :

    a. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa

    nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi dalam

    mata pelajaran IPA materi Hubungan Makanan dengan

    Kesehatan. Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah tes objektif dan tes subjektif.

    b. Lembar observasi, adalah alat yang digunakan dalam

    mengobservasi yaitu pedoman observasi. Pedoman observasi

    berisikan indikator yang didesain berdasarkan fokus penelitian.

    Observasi dilakukan untuk mengamati guru dalam menerapkan

    metode Inside Outside Circle. Instrumen yang digunakan dalam

    penelitian ini mencakup beberapa aspek yang diamati adalah (1)

    Kemampuan guru membuka pelajaran, (2) Sikap guru dalam

    proses pembelajaran, (3) Penguasaan bahan pembelajaran atau

    materi pelajaran, (4) Kegiatan belajar mengajar atau proses

  • 18

    pembelajaran, (5) Pemanfaatan media pembelajaran dan sumber

    belajar, (6) Evaluasi pembelajaran, (7) Kemampuan menutup

    kegiatan pembelajaran, dan (8) Tindak lanjut atau follow up

    (Rusman, 2011: 99-100). Berikut adalah aspek-aspek yang

    digunakan untuk mengamati guru saat melaksanakan kegiatan

    pembelajaran dengan metode Inside Outside Circle:

    Tabel 1.1 Lembar Observasi Guru

    No Aspek yang diamati

    Kemampuan Guru Membuka Pelajaran

    1. Memeriksa kesiapan siswa

    2. Memberi motivasi awal

    3. Memberikan apresepsi (kaitan materi yang

    sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan)

    4. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

    diberikan

    Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran

    5. Kejelasan artikulasi

    6. Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian

    siswa

    7. Mobilitasi posisi mengajar

    Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)

    8. Bahan belajar disajikan sesuai langkah-langkah

    yang direncanakan di RPP yakni dengan

  • 19

    menerapkan metode Inside Outside Circle.

    9. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar

    (materi)

    10. Kejelasan dalam memberikan contoh

    Kegiatan Belajar Mengajar (Proses

    Pembelajaran)

    11. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan

    atau indikator yang telah ditetapkan

    12. Memiliki keterampilan mengatur siswa saat

    penerapan metode Inside Outside Circle

    13. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

    pembelajaran dengan menggunakan metode Inside

    Outside Circle.

    14. Melaksanakan proses pembelajaran dengan

    penerapan metode Inside Outside Circle dengan

    runtut.

    15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang

    disediakan

    Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber

    Belajar

    16. Menggunakan media secara efektif dan efisien

    17. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

    Evaluasi Pembelajaran

  • 20

    18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah

    ditetapkan

    19. Penilaian yang diberikan seseuai dengan RPP

    Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran

    20. Meninjau kembali materi yang telah diberikan

    21. Memberi kesempatan untuk bertanya dan

    menjawab pertanyaan

    22. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran

    Tindak Lanjut (Follow Up)

    23. Memberikan tugas kepada siswa baik secara

    individu maupun kelompok

    24. Menginformasikan materi atau bahan belajar yang

    akan dipelajari berikutnya

    c. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat

    membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang

    berupa foto kegiatan proses pembelajaran dengan menggunakan

    metode Inside Outside Circle.

    5. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

    tindakan kelas adalah:

    a. Tes tertulis

    Tes tertulis dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui

    pemahaman siswa dalam mata pelajaran IPA dan untuk

  • 21

    mendapatkan data kuantitatif dari siswa dalam materi

    Hubungan Makanan dengan Kesehatan. Peneliti membuat

    lembar tes tertulis yang berupa tes objektif dan tes subjektif.

    b. Observasi

    Observasi ini dilakukan terhadap guru selama pembelajaran

    berlangsung untuk mengetahui tingkat kelebihan dan

    kekurangan dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan

    metode Inside Outside Circle.

    c. Dokumentasi

    Intrumen yang dapat peneliti kumpulkan dalam teknik

    dokumentasi adalah foto kegiatan pembelajaran dengan

    menggunakan metode Inside Outside Circle.

    6. Analisis Data

    Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan

    membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah

    ditentukan oleh sekolah yakni sebesar 60. Oleh karena itu setiap siswa

    dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM jika nilai perolehan

    siswa ≥ 60. Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau

    belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa < 60.

    Selanjutnya, untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus-

    siklus digunakan tolok ukur kriteria ketuntasan klasikal. Adapun KKL

    yang dipilih sebesar 85% (Trianto, 2009: 241).

  • 22

    Presentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan

    rumus (Aqib. dkk, 2010: 41):

    Sedangkan untuk mencari nilai rentang kategori yang

    digunakan dalam lembar observasi guru adalah dengan menentukan

    interval kelas dengan rumus (Supramono, Sugiarto, 1993: 29):

    i =

    Keterangan:

    i : interval kelas

    H: nilai observasi yang tertinggi +

    unit pengamat terkecil

    L : nilai observasi yang terkecil −

    unit pengamat terkecil

    K: banyaknya kelas

    H. Sistematika Penulisan

    Bagian awal yang meliputi sampul, lembar berlogo judul

    persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian

    tulisan, motto dan persembahan, kata pengatar, abstrak, daftar isi, daftar

    tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

    Bab I pendahuluan berisi yang mencakup latar belakang masalah,

    rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian,

    definisi operasional, dan sistematika penulisan. Metode penelitian

    P= ∑

    ∑ X 100 %

  • 23

    mencakup rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah

    penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data.

    Bab II kajian pustaka mencakup: peningkatan hasil belajar, Ilmu

    Pengetahuan Alam (IPA), dan metode Inside Outside Circle.

    Bab III metodologi penelitian berisi tentang deskripsi pelaksanaan

    pra siklus meliputi rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi. Deskripsi

    pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II, dan sebagainya.

    Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi

    per siklus yang membahas mengenai data dari hasil pengamatan atau

    wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan dan berisi pembahasan.

    Bab V penutup berisi kesimpulan dan saran.

  • 24

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Hasil Belajar

    1. Belajar

    a. Pengertian Belajar

    Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang

    untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-

    pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Dengan demikian, belajar

    dapat membawa perubahan bagi si pelaku, baik perubahan

    pengetahuan, sikap, maupun keterampilan (Baharuddin, 2007: 12).

    Pendapat tersebut senada dengan James O. Whittaker (dalam

    Djamarah, 2011: 12) yang merumuskan belajar sebagai proses

    dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

    pengalaman.

    Belajar dikatakan sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga

    untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

    pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang

    menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor (Djamarah, 2011:

    13). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

    adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan sseorang melalui

    pelatihan dan pengalaman sehingga dapat mengubah pengetahuan,

    tingkah laku dan sikap.

  • 25

    Belajar mengandung tiga hal pokok, yaitu (1) belajar

    mengakibatkan perubahan kemampuan atau perilaku, (2)

    perubahan kemampuan atau perilaku yang terjadi bersifat relatif

    menetap, (3) perubahan tersebut disebabkan karena hasil adanya

    latihan atau pengalaman dan bukan karena proses dari

    pertumbuhan atau kematangan (Hartiny, 2010: 32).

    b. Ciri-ciri Belajar

    Hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada

    beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri

    belajar (Djamarah, 2011: 15).

    1) Perubahan yang Terjadi Secara Sadar

    Ini berarti individu yang belajar akan menyadari

    terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu

    merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan daam dirinya.

    2) Perubahan dalam Belajar Bersifat Fungsional

    Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri

    individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu

    perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan

    berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses

    belajar berikutnya.

    3) Perubahan dalam Belajar Brsifat Positif dan Aktif

    Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu

    selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang

  • 26

    lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak

    usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik

    perubahan yang diperoleh. Perubahan bersikap aktif artinya

    bahwa perubahan itu tidak terjadi sendirinya, melainkan karna

    usaha individu sendiri.

    4) Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara

    Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat

    menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang

    terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

    5) Perubahan dalam Belajar Bertujuan atau Terarah

    Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi

    karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah

    pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

    6) Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku

    Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui

    suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah

    laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan

    mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam

    sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

    c. Prinsip-prisip Belajar

    Soekamto dan Winataputra (dalam Baharuddin, 2007: 16)

    mengemukakan dalam tugas melaksanakan proses belajar

  • 27

    mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip

    belajar yakni:

    1) Apapun yang dipelajari siswa , dialah yang harus belajar bukan

    orang lain.Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif.

    2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

    3) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan

    langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses

    belajar.

    4) Penguasaan yang sempurna dari seetiap langkah yang

    dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.

    5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi

    tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

    d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

    Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan

    menjadi tiga yakni faktor internal, faktor eksternal dan faktor

    pendekatan belajar.

    1) Faktor Internal Siswa

    Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri

    meliputi dua aspek, yakni: 1) aspek fisiologis (yang bersifat

    jasmaniah); 2) aspek psikologis ( yang bersifat rohaniah).

    a) Aspek Fisiologis

    Kondisi umum jasmani dan tegangan otot yang

    menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-

  • 28

    sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas

    siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang

    lemah, apalagi jika disertai pusing kepala berat misalnya,

    dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga

    materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.

    Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat

    kesehatan indra pendengar dan indra penglihatan, juga

    sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap

    informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di

    kelas.

    b) Aspek Psikologis

    Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang

    dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan

    pembelajaran siswa. Diantara faktor-faktor tersebut adalah:

    (1) Inteligensi Siswa/Tingkat Kecerdasan

    Inteligensi sebenarnya bukan persoalan kualitas

    otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh

    lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran

    otak dalam hubungannya dengan inteligensi manusia

    lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh

    lainnya. Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa

    tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat

    keberhasilan belajar siswa.

  • 29

    (2) Sikap Siswa

    Sikap adalah gejala internal ang berdimensi

    afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau

    merespon dengan cara yang relative tetap terhadap

    objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif

    maupun negatif.

    Sikap yang positif, terutama kepada anda dan

    mata pelajaran yang anda sajikan merupakn pertanda

    awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut.

    Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap anda dan mata

    pelajaran anda, apalagi diiringi kebencian kepada anda

    atau mata pelajaran anda dapat menimbulkan kesulitan

    belajar siswa tersebut.

    (3) Bakat Siswa

    Setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti

    berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat

    tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi,

    secara global bakat itu mirip dengan inteligensi.

    (4) Minat Siswa

    Minat berarti kecenderungan dan kegairahan

    yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

    Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang

  • 30

    selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian

    hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.

    Umpamanya, seorang siswa yang menaruh

    minat besar terhadap matematika akan memusatkan

    perhatiannya lebih banyak daripada siswwa lainnya.

    Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif

    terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi

    untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi

    yang diinginkan.

    (5) Motivasi Siswa

    Pengertian dasar motivasi adalah keadaan

    internal organism baik manusia atau hewan yang

    mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam

    perkembangan selanjutnya, motivasi dapat dibedakan

    menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi

    ekstrinsik.

    Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang

    berasal dari siswa sendiri yang dapat mendorongnya

    melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi

    intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan

    kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk

    kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.

  • 31

    Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan

    keadaan yang dating dari luar individu siswa yang

    mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.

    Pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah,

    suri tauladan orangtua, guru, dan seterusnya merupakan

    contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik yang

    menolong siswa untuk belajar.

    Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang

    bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, akan

    menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam

    melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran

    baik di sekolah maupun di rumah.

    2) Faktor Eksternal Siswa

    Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga

    terdiri atas dua macam, yakni: faktor lingkungan social dan

    faktor lingkungan nonsosial.

    a) Lingkungan Sosial

    Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para

    staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat

    mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru

    yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik

    dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin

    khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan

  • 32

    berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang poitif bagi

    kegiatan belajar siswa.

    Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa

    adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman

    sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut.

    Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi

    kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu

    sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga,

    ketegangan keluarga, dan demografi keluarga atau letak

    rumah, semuanya dapat memberi dampak baik ataupun

    buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil belajar yang

    dicapai siswa.

    b) Lingkungan nonsosial

    Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial

    ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal

    keluarga siswa dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga

    siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan

    waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini

    dipandang turut mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa.

    c) Faktor Pendekatan Belajar

    Pendekatan belajar, dapat dipahami sebagai segala

    cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang

    keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi

  • 33

    tertentu. Di samping faktor-faktor internal dan eksternal

    siswa, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap

    taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut (Syah,

    2010: 145-156).

    2. Hasil Belajar

    a. Pengertian Hasil Belajar

    Setelah melalui proses pembelajaran, maka seseorang akan

    menerima hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan yang

    dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran dan

    dapat diukur melalui pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,

    dan sintesis, yang diraih oleh siswa dan merupakan tingkat

    penguasaan setelah menerima pengalaman belajar (Hartiny, 2010:

    37).

    Sedangkan menurut Snelbelker (dalam Rusmono, 2012: 8)

    hasil belajar adalah perubahan atau kemampuan baru yang

    diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar, karena

    belajar pada dasarnya adalah bagaimana perilaku seseorang

    berubah sebagai akibat dari pengalaman.

    Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

    adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

    menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan itu

    mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar

    siswa juga bisa diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki setiap

  • 34

    siswa mengenai pengetahuan, pemahaman tentang materi tersebut

    yang ditandai dengan adanya perubahan hasil belajar siswa secara

    berkelanjutan serta tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal

    (KKM).

    Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan

    individu) jika proporsi jawaban siswa ≥ 65 %, dan suatu kelas

    dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas

    tersebut ≥ 85 % siswa yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud,

    1996: 48 dalam Trianto, 2009: 241). Siswa dikatakan tuntas

    belajarnya apabila nilai yang diperoleh sekurang-kurangnya

    mencapai 60.

    b. Jenis Hasil Belajar

    Jenis hasil belajar memiliki sasaran yang berupa ranah-

    ranah yang terkandung dalam dalam tujuan pendidikan. Ranah-

    ranah tersebut diklasifikasikan menjadi tiga yaitu kognitif, afektif,

    dan psikomotorik (Dimyati, 2002: 202-208).

    1) Ranah kognitif (cognitive domain)

    Yang termasuk ranah kognitif yaitu:

    a) Pengetahuan, merupakan tingkat terendah tujuan ranah

    kognitif berupa pengenalan, dan pengingatan kembali

    terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah, dan prinsip-

    prinsip dalam bentuk seperti mempelajari.

  • 35

    b) Pemahaman, merupakan tingkat berikutnya dari tujuan

    ranah kognitif berupa kemampuan memahami atau

    mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari tanpa perlu

    menghubungkan dengan isi pelajaran lainnya.

    c) Penerapan, merupakan kemampuan menggunakan

    generalisasi atau abstraksi lainnya yang sesuai dalam situasi

    konkret atau situasi baru. Dalam peneran siswa dituntut

    memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih

    generalisasi atau abstraksi tertentu secara tepat untuk

    dieterapkan dalam situasi yang baru dan menerapkan secara

    benar.

    d) Analisis, merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran

    ke bagian-bagian yang menjadi unsur pokok.

    e) Sintesis, merupakan kemampuan menggabungkan unsur-

    unsur pokok ke dalam struktur yang baru.

    f) Evaluasi, merupakan kemampuan menilai isi pelajaran

    untuk suatu maksud atau tujuan tertentu. Dalam evaluasi,

    siswa diminta untuk menerapkan pengetahuan dan

    kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai suatu kasus.

    2) Ranah afektif (Effective Domain)

    Ranah afektif ini berhubungan dengan perhatian, sikap,

    tindakan, nilai, perasaan, emosi, dan penghargaan. Menurut

  • 36

    Kratwohl, Bloom, dan Masia (dalam Dimyati, 2002: 205) yang

    termasuk ke dalam ranah afektif yaitu:

    a) Menerima, merupakan tingkat terendah tujuan ranah afektif

    berupa perhatian terhadap stimulasi secara pasif yang

    meningkat secara lebih aktif. Dalam menerima siswa

    diminta untuk menunjukkan kesadaran, kesediaan untuk

    menerima, dan perhatian terkontrol.

    b) Merespon, merupakan kesempatan untuk menanggapi

    stimulan dan merasa terikat serta secara aktif

    memperhatikan. Untuk merespon siswa diminta untuk

    menunjukkan persetujuaan, kesediaan, dan kepuasan dalam

    merespon.

    c) Menilai, merupakan kemampuan menilai gejala atau

    kegiatan sehingga dengan sengaja merespon lebih lanjut

    untuk mencari jalan bagaimana dapat mengambil bagian

    atas apa yang terjadi. Dalam menilai, siswa dituntut untuk

    menunjukkan penerimaan terhadap nilai, kesukaran

    terhadap nilai, dan keterikatan terhadap nilai.

    d) Mengorganisasi, merupakan kemampuan untuk membentuk

    suatu sistem nilai bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai yang

    dipercaya. Untuk menunjukkan kemampuan

    mengorganisasi ini, siswa diminta untuk

  • 37

    mengorganisasikan nilai-nilai ke suatu organisasi yang

    lebih besar.

    e) Karakterisasi, merupakan kemampuan untuk

    mengkonseptualisasikan masing-masing nilai pada waktu

    merespon, dengan jalan mengidentifikasi karakteristik nilai

    atau membuat pertimbangan-pertimbangan. Dalam

    karakterisasi ini, siswa diminta untuk menunjukkan

    kemampuannya dalam menjelaskan, memberikan batasan

    dan mempertimbangkan nilai-nilai yang direspon.

    3) Ranah psikomotorik (psikomotor domain)

    Menurut Davies (dalam Dimyati, 2002:205) ranah

    psikomotorik berhubungan dengan keterampilan motorik,

    manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi

    saraf dan koordinasi badan.

    a) Persepsi (perception) mencakup kemampuan untuk

    mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua

    perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara ciri-

    ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan yang

    dinyatakan dengan adanya suatu reaksi yang menunjukkan

    kesadaran akan hadirnya rangsangan dan perbedaan antara

    rangsangan-rangsangan yang ada.

    b) Kesiapan (set) mencakup kemampuan untuk menempatkan

    diri dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau

  • 38

    rangkaian gerakan, yang dinyatakan dalam bentuk

    kesiapan jasmani dan mental.

    c) Gerakan terbimbing (Guided Response) mencakup

    kemampuan untuk melakukan sesuatu rangkaian gerak

    yang dinyatakan dengan menggerakkan angota tubuh

    menurut contoh yang telah diberikan.

    d) Gerakan yang terbiasa (mechanical response) mencakup

    kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerakan

    dengan lancar, tanpa memperhatikan lagi contoh yang

    diberikan karena siswa sudah mendapat latihan yang

    cukup, yang dinyatakan dengan menggerakkan anggota

    tubuh.

    e) Gerakan yang komplek (complex response) mencakup

    kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan yang

    terdiri atas berbagai komponen dengan lancar tepat dan

    efisien yang dinyatakan dalam satu rangkaian perbuatan

    yang berurutan, serta menggabungkan beberapa sub

    keterampilan menjadi suatu keseluruhan gerakan yang

    teratur.

    c. Perwujudan Hasil Belajar

    Menurut Syah (dalam Sriyanti, 2008: 20) menyatakan

    bahwa wujud hasil belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud

    perubahan, yaitu:

  • 39

    1) Kebiasaan

    Salah satu wujud hasil belajar adalah adanya perubahan

    kebiasaan dalam diri individu. Orang yang berhasil belajar akan

    mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang tidak diperlukan.

    Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang akan

    berperilaku positif yang relatif menetap dan otomatis.

    2) Ketrampilan

    Ketrampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan

    urat syaraf dan otot yang bersifat motorik. Kegiatan ini

    membutuhkan koordinasi gerak yang teliti dan memerlukan

    kesadaran yang tinggi. Oleh sebab itu, hasil belajar dapat

    dilihat tingkat ketrampilan yang ada dalam individu.

    3) Pengamatan

    Pengamatan dapat diartikan proses menerima,

    menafsirkan dan mengartikan rangsangan yang masuk melalui

    panca indra, terutama mata dan telinga. Seseorang yang belajar

    akan menghasilkan pengamatan objektif dan benar.

    4) Berpikir asosiatif dan daya ingat

    Seseorang yang belajar akan menjadikan dirinya

    mampu berpikir asosiatif dan meningkatkan daya ingat.

    Berpikir asosiatif maksudnya berpikir untuk menggabungkan

    sesuatu dengan sesuatu lainnya. Orang yang belajar akan

  • 40

    mudah melakukan berpikir asosiatif tersebut. Selain itu, orang

    belajar akan memiliki daya ingat yang lebih baik.

    5) Berpikir rasional dan kritis

    Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat

    berpikir rasional dan kritis. Berpikir rasional berarti mampu

    menggunakan logika untuk menentukan sebab akibat,

    menganalisis, menyimpulkan, bahkan meramalkan sesuatu.

    6) Sikap

    Sikap adalah kecenderungan yang ralatif menetap

    untuk mereaksi terhadap sesuatu hal. Hasil belajar akan

    ditandai muncul kecenderungan baru dalam diri sseorang dalam

    menghadapi suatu objek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya.

    7) Inhibisi

    Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan

    kesanggupan individu untuk mengurangi atau menghentikan

    tindakan yang tidak perlu dan mampu memilih dan melakukan

    tindakan lain yang lebih baik. Hasil belajar dapat dilihat adanya

    kesanggupan individu dalam melakukan sesuatu secara baik.

    8) Apresiasi

    Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri

    individu yang belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan

    untuk menilai dan menghargai terhadap suatu objek tertentu.

  • 41

    9) Tingkah laku efektif

    Orang belajar akan memiliki tingkah laku yang efektif.

    Tingkah laku efektif ini dapat dilihat sebagai wujud hasil

    belajar. Maksudnya, seseorang dikatakan berhasil belajar jika

    orang tersebut memiliki tingkah laku yang efektif, yaitu

    tingkah laku yang memiliki manfaat (Sriyanti, 2008: 20-21).

    d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

    Noehi Nasution dan kawan-kawan (dalam Djamarah, 2011:

    176) mengemukakan berbagai faktor yang mempengaruhi proses

    dan hasil belajar, yakni:

    1) Faktor Lingkungan

    Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak

    didik. dalam lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi

    dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Selama

    hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungan

    alami dan lingkungan sosial budaya. Interaksi dari kedua

    lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam mengisi

    kehidupan anak didik. Keduanya mempunyai pengaruh cukup

    signifikan terhadap belajar anak didik di sekolah.

    (a) Lingkungan Alami

    Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal

    anak didik hidup dan berusaha di dalamnya. Pencemaran

    lingkungan hidup merupakan malapetaka bagi anak didik

  • 42

    yang hidup di dalamnya. Keadaan suhu dan kelembaban

    udara berpengaruh terhadap belajar anak didik di sekolah.

    Belajar pada keadaan udara yang segar akan lebih baik

    hasilnya daripada belajar dalam keadaan udara yang panas

    dan pengap.

    (b) Lingkungan Sosial Budaya

    Sebagai anggota masyarakat, anak didik tidak bisa

    melepaskan diri dari ikatan social. Sistem sosial yang

    terbentuk mengikat perilaku anak didik untuk tunduk pada

    norma-norma sosial, susila, dan hukum yang berlaku dalam

    masyarakat. Demikian juga halnya di sekolah. Ketika anak

    didik berada di sekolah, maka dia berada dalam sistem

    social di sekolah. Peraturan dan tata tertib sekolah harus

    anak didik taati. Lahirnya peraturan sekolah bertujuan

    untuk mengatur dan membentuk perilaku anak didik yang

    menunjang keberhasilan belajar di sekolah. Lingkungan

    social budaya di luar sekolah ternyata sisi kehidupan yang

    mendatangkan problem tersendiri bagi kehidupan anak

    didik di sekolah. Misalnya, pembangunan gedung sekolah

    yang tak jauh dari hiruk pikuk lalu lintas, pabrik, pasar dan

    lain-lain dapat menimbulkan kegaduhan suasana kelas yang

    membuat anak didik tidak bisa berkonsentrasi dalam

    menerima materi pelajaran dari guru.

  • 43

    2) Faktor Instrumental

    Yang termasuk faktor-faktor instrumental yang

    mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah: kurikulum,

    program, sarana dan fasilitas, dan guru.

    3) Faktor Fisiologis

    Menurut Noehi Nasution (dalam, Djamarah, 2011: 189)

    kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap

    kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan

    segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang

    dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekuragan gizi

    ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak

    kekurangan gizi, mereka lekas lelah, mudah megantuk, dan

    sukar menerima pelajaran.

    4) Faktor Psikologis

    Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja

    merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas

    belajar seorang anak. Meski faktor luar mendukung, tetapi

    faktor psikologis tidak mendukung, maka faktor luar itu akan

    kurang signifikan. Oleh karena faktor psikologis juga

    mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik. Adapun ang

    termasuk faktor psikologis adalah .minat, kecerdasan, bakat,

    motivasi, dan kemampuan kognitif (Djamarah, 2011: 176-202).

  • 44

    B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

    1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

    Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah usaha manusia dalam

    memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran,

    serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran

    sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167).

    Sedangkan pengertian IPA menurut Ahmadi (2000: 1-2) IPA

    merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan

    cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,

    eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi,

    observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu

    dengan cara yang lain.

    Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

    pengertian IPA adalah suatu pengetahuan yang diperoleh atau disusun

    melalui pengamatan serta menggunakan prosedur atau metode ilmiah

    dan dijelaskan menggunakan penalaran untuk memahami alam semesta

    sehingga akan mendapatkan kesimpulan.

    2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA

    Pembelajaran IPA di sekolah dasar berfungsi untuk

    mengembangkan pengetahuan, gagasan, dan konsep yang

    terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman

    melalui serangkaian proses ilmiah. Konsep pembelajaran IPA di

    sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum

  • 45

    memisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi,

    fisika.

    Adapun tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam

    Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Mulyasa, 2006: 111)

    dimaksudkan untuk:

    a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

    berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-

    Nya.

    b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

    IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

    sehari-hari.

    c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

    tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA,

    lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

    d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

    sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

    e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

    menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

    f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

    keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

    g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA

    sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

  • 46

    3. Karakteristik IPA

    IPA memiliki karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya

    menurut Jacobson & Bergman (dalam Susanto, 2013: 170), meliputi:

    a. IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori.

    b. Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati

    fenomena alam, termasuk juga penerapannya.

    c. Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam

    menyingkap rahasia alam.

    d. IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian

    atau berupa saja.

    e. Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang

    bersifat objektif.

    Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa hakikat IPA

    merupakan pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip, proses yang

    mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep

    IPA. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di sekolah dasar dilakukan

    dengan penyelidikan sederhana dan bukan hafalan terhadap kumpulan

    konsep IPA. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut pembelajaran IPA

    akan mendapat pengalaman langsung melaluui pengamatan, diskusi

    dan penyelidikan sederhana. Pembelajaran yang demikian, dapat

    menmbuhkan sikap ilmiah siswa yang diindikasikan dengan

    merumuskan masalah, menarik kesimpulan, sehingga mampu berfikir

    kritis melalui pembelajaran IPA.

  • 47

    4. Ruang Lingkup IPA

    Ruang lingkup kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek

    berikut (Mulyasa, 2006: 112)

    a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

    tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

    b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat,

    dan gas.

    c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,

    listrik, cahaya dan pesawat sederhana.

    d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan

    benda-benda langit lainnya.

    5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA kelas

    V SD/MI

    Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA kelas V

    SD/ MI semester satu dalam struktur Kurikulum Satuan Tingkat

    Pendidikan (Mulyasa, 2006: 120) adalah:

  • 48

    Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

    No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

    1. Mahluk Hidup dan

    Proses Kehidupan

    1. Mengidentifikasi

    fungsi organ

    tubuh manusia

    dan hewan.

    1.1 Mengidentifikasi fungsi

    organ pernafasan

    manusia

    1.2 Mengidentifikasi fungsi

    organ pernafasan hewan

    misalnya ikan dan cacing

    tanah

    1.3 Mengindentifikasi fungsi

    organ pencernaan

    manusia dan

    hubungannya dengan

    makanan dan kesehatan

    1.4 Mengidentifikasi organ

    peredaran darah manusia

    1.5 Mengidentifikasi

    gangguan pada organ

    peredaran darah manusia

    2. Memahami cara

    tumbuhan hijau

    membuat

    makanan

    2.1 Mengidentifikasi cara

    tumbuhan hijau membuat

    makanan

    2.2 Mendeskripsikan

    ketergantungan manusia

    dan hewan pada

    tumbuhan hijau sebagai

    sumber makanan.

    3. Mengidentifikasi 3.1 Mengidentifikasi

  • 49

    cara makhluk

    hidup

    menyesuaikan

    diri dengan

    lingkungan

    penyesuaian diri hewan

    dengan lingkungan

    tertentu untuk

    mempertahankan hidup

    3.2 Mengidentifikasi

    penyesuaian diri

    tumbuhan dengan

    lingkungan tettentu untuk

    mempertahankan hidup

    2. Benda dan Sifatnya

    4. Memahami

    hubungan antara

    sifat bahan

    dengan

    penyusunnya dan

    perubahan sifat

    benda sebagai

    hasil suatu

    proses

    4.1 Mendeskripsikan

    hubungan antara sifat

    bahan dengan bahan

    penyusunnya misalnya

    benang, kain, dan kertas

    4.2 Menyimpulkan hasil

    penyelidikan tentang

    perubahan sifat benda,

    baik sementara maupun

    tetap

    3. Energi dan

    Perubahannya

    5. Memahami

    hubungan

    antara gaya,

    gerak, dan

    energi serta

    fungsinya

    5.1 Mendeskripsikan

    hubungan antara gaya,

    gerak dan energi melalui

    percobaan (gaya

    gravitasi, gaya gesek,

    gaya magnet)

    5.2 Menjelaskan pesawat

    sederhana yang dapat

    membuat pekerjaan lebih

  • 50

    mudah dan lebih cepat

    6. Menerapkan

    sifat-sifat cahaya

    melalui kegiatan

    membuat suatu

    karya/model

    6.1 Mendeskripsikan sifat-

    sifat cahaya

    6.2 Membuat suatu

    karya/model, misalnya

    periskop atau lensadari

    bahan sederhana dengan

    menerapkan sifat-sifat

    cahaya

    4. Bumi dan Alam

    Semesta

    7. Memahami

    perubahan yang

    terjadi di alam

    dan

    hubungannya

    dengan

    penggunaan

    sumber daya

    alam

    7.1 Mendeskripsikan proses

    pembentukan tanah

    karena pelapukan

    7.2 Mengidentifikasi jenis-

    jenis tanah

    7.3 Mendeskripsikan struktur

    bumi

    7.4 Mendeskripsikan proses

    daur air dan kegiatan

    manusia yang dapat

    mempengaruhinya

    7.5 Mendeskripsikan

    perlunya penghematan air

    7.6 Mengidentifikasi

    peristiwa alam yang

    terjadi di Indonesia dan

    dampaknya bagi makhluk

    hidup dan lingkungan

    7.7 Mengidentifikasi

    beberapa kegiatan

  • 51

    manusia yang dapat

    mengubah permukaan

    bumi (pertanian,

    perkotaan, dsb)

    6. Materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan

    Hubungan Makanan dengan Kesehatan

    (Sumber: Buku BSE IPA Salingtemas untuk Kelas V)

    Setiap hari kita selalu membutuhkan energi atau tenaga untuk

    melakukan kegiatan. Oleh karena itu, kita harus cukup makan untuk

    mendapatkan energi. Makanan yang kita makan harus bergizi dan

    seimbang.

    1. Makanan Bergizi

    Makanan bergizi sebagai sumber energi, bahan pembangun,

    pelindung tubuh, dan pengatur tubuh. Oleh karena itu, untuk

    memenuhi beberapa fungsi tersebut, kita harus makan makanan

    yang bergizi. Makanan yang bergizi yaitu makanan yang

    mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. Adapun zat gizi

    yang diperlukan tubuh yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin,

    mineral, dan air.

    a. Karbohidrat

    Fungsi karbohidrat bagi tubuh sebagai adalah: 1)

    Sebagai sumber tenaga, 2) Sebagai makanan cadangan. 3)

    Untuk mempertahankan suhu tubuh.

  • 52

    Bahan makanan yang mengandung karbohidrat antara lain:

    gandum, beras, jagung, sagu, dan ketela pohon.

    b. Lemak

    Lemak juga sebagai sumber tenaga. Lemak ini

    berfungsi sebagai makanan cadangan. Bahan makanan yang

    mengandung lemak antara lain: kelapa, kacang tanah, kuning

    telur, keju, dan daging.

    c. Protein

    Protein berguna sebagai zat pembangun tubuh.

    Makanan yang berprotein berguna untuk pertumbuhan,

    perkembangan, dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak. Bahan

    makanan yang mengandung protein antara lain susu, daging,

    putih telur, dan kacang-kacangan terutama kedelai.

    d. Mineral

    Mineral merupakan zat pengatur tubuh. Mineral

    diperlukan oleh tubuh dalam jumlah sedikit. Walaupun tubuh

    hanya membutuhkan sedikit, kita harus tetap memenuhinya.

    Jika tubuh kekurangan mineral, kesehatan akan terganggu.

  • 53

    Beberapa mineral yang dibutuhkan oleh tubuh seperti tertera

    dalam tabel berikut.

    Tabel 2.2 Beberapa Jenis Mineral, Sumber Bahan Makanan, dan

    Kegunaannya

    No Mineral Sumber Bahan

    Makanan

    Kegunaan

    1. Fosfor Ikan, kacang-

    kacangan, susu,

    dan keju.

    - Pertumbuhan

    sel-sel dalam

    tubuh

    2. Flour Susu, kuning

    telur, ikan laut,

    dan otak

    - Pembentukan

    tulang dan gigi

    - Mencegah

    kerusakan gigi

    3. Kalsium Sayuran kol,

    wortel, kacang-

    kacangan,

    bawang, susu,

    dan keju.

    - Pembentukan

    tulang dan gigi

    4 Zat Besi Sayuran hijau

    (bayam,

    kangkung).

    - Membentuk

    kerja otot dan

    saraf

    - Membentuk sel

    darah merah

    - Mencegah

    penyakit kurang

    darah (anemia)

    5. Yodium Ikan laut, garam

    beryodium, dan

    sayuran hijau

    - Mencegah

    penyakit

    gondok

  • 54

    e. Vitamin

    Vitamin berfungsi sebagai zat pengatur dan pelindung

    tubuh. Vitamin dapat mencegah timbulnya penyakit.

    Sebaliknya, kekurangan vitamin (avitaminosis) dapat

    mengganggu kesehatan. Misalnya sariawan akibat tubuh

    kekurangan vitamin C. Kegunaan beberapa jenis vitamin

    seperti tabel berikut.

    Tabel 2.3 Jenis Vitamin, Sumber Bahan Makanan, dan Kegunaannya

    No Vitamin Sumber Bahan

    Makanan

    Kegunaan

    1. A

    Hati, susu,

    mentega, minyak

    ikan, kuning telur,

    sayuran, wortel,

    buah-buahan yang

    berwarna merah

    seperti pepaya dan

    tomat.

    - Meningkatkan

    daya tahan

    tubuh.

    - Menjaga

    kesehatan mata.

    - Menjaga

    kesehatan kulit.

    2. B1 Daging, hati, telur,

    susu, beras merah,

    bekatul, dan

    kacang hijau.

    - Membantu

    pencernaan

    makanan.

    - Mencegah

    penyakit beri-

    beri.

    - Meningkatkan

    nafsu makan

    3. C Buah-buahan dan

    sayuran segar

    - Mencegah

    sariawan.

  • 55

    seperti jeruk,

    nanas, cabai,

    tomat,

    dan pepaya.

    - Membantu daya

    tahan tubuh

    terhadap

    infeksi.

    - Menjaga agar

    dinding

    pembuluh darah

    kuat.

    - Menyembuhkan

    luka.

    - Menjaga tulang,

    gigi, dan gusi

    agar tetap sehat.

    Minyak ikan,

    kuning telur, susu,

    mentega, dan ikan.

    - Membantu

    proses

    pertumbuhan

    tulang.

    - Mencegah

    penyakit

    rakhitis dan

    osteoporosis.

    - Membentuk dan

    memelihara

    tulang serta

    gigi.

    5. E Biji-bijian

    (terutama yang

    sedang

    berkecambah),

    - Mencegah

    kemandulan

    - Pelindung sel-

    sel darah merah

  • 56

    telur, mentega,

    dan susu

    - Menghaluskan

    kulit

    - Menyuburkan

    rambut

    6. K Sayuran hijau,

    kacang kedelai,

    susu, kuning telur,

    bayam, kangkung,

    dan kubis.

    - Membantu

    proses

    pembentukan

    darah

    f. Air

    Air berguna untuk melarutkan zat-zat makanan, melancarkan

    pencernaan makanan, dan mengatur suhu tubuh. Air dapat

    diperoleh dari air yang kita minum. Selain itu, air juga

    diperoleh dari bahan makanan seperti buah-buahan dan sayur-

    sayuran. Pada kondisi normal kita membutuhkan minimal 2,5

    liter air setiap hari. Tubuh akan terasa lemas jika kita

    kekurangan air. Oleh karena itu, perbanyaklah minum,

    terutama air putih!

    2. Makanan Bergizi Seimbang

    Makanan yang kita makan harus bergizi seimbang.

    Makanan dikatakan bergizi seimbang jika mengandung karbohidrat

    protein, lemak, mineral, dan vitamin dalam jumlah tertentu.

    Kebutuhan untuk tiap kelompok bahan makanan dapat

    digambarkan dalam piramida. Menu makanan bergizi seimbang

  • 57

    disajikan dalam menu empat sehat lima sempurna. Menu makanan

    bergizi seimbang terdapat dalam empat macam makanan berikut.

    a. Makanan pokok (nasi, jagung, singkong, roti, dan sagu).

    b. Lauk pauk (daging, telur, ikan, tahu, dan tempe).

    c. Sayuran (bayam, kangkung, dan buncis).

    d. Buah-buahan (apel, mangga, pisang, dan pepaya).

    Apabila kita sudah mengonsumsi empat macam makanan di

    atas, berarti makanan kita sudah memenuhi syarat kesehatan.

    Namun, bila ditambah susu, maka akan lebih sempurna. Makanan

    bergizi seimbang yang dilengkapi susu dinamakan makanan empat

    sehat lima sempurna. Selain memenuhi persyaratan empat sehat

    lima sempurna, dalam menyusun menu makanan bergizi seimbang

    perlu memperhatikan hal-hal berikut.

    a. Bersih dan bebas kuman penyakit.

    b. Makanan mudah dicerna dalam tubuh.

    c. Bervariasi sehingga tidak menimbulkan kebosanan.

    Tubuh akan menjadi sehat jika mengonsumsi makanan

    bergizi dalam jumlah yang seimbang. Apabila kebutuhan gizi

    seseorang tidak mencukupi atau berlebihan, akan mengganggu

    kondisi kesehatannya. Kelebihan atau kekurangan salah satu zat

    gizi dapat mengakibatkan gangguan atau penyakit.

  • 58

    Tabel 2.4 Jenis-Jenis Gangguan atau Penyakit Akibat Kelebihan atau

    Kekurangan Salah Satu Zat Gizi

    No Penyakit/Gangguan Penyebab

    1. Busung lapar Kekurangan karbohidrat

    2. Kegemukan Kelebihan karbohidrat dan

    lemak

    3. Sariawan Kekurangan vitamin C

    4. Keropos tulang Kekurangan kalsium (mineral)

    5. Anemia Kekurangan zat besi (mineral)

    6. Rabun senja Kekurangan vitamin A

    7. Penyakit gondok Kekurangan yodium (mineral)

    3. Cara Mengolah Makanan

    Makanan harus diolah dengan cara yang benar. Hal ini

    bertujuan agar kandungan zat gizinya tidak hilang. Setiap jenis

    makanan harus diolah sesuai dengan sifat-sifatnya. Sebagai contoh

    beras. Beras mengandung banyak vitamin B1. Vitamin ini sifatnya

    mudah larut dalam air. Sebaiknya, beras tidak dicuci terlalu lama

    dan tidak diremas-remas. Mencuci beras terlalu lama, apalagi

    dengan meremasnya akan melarutkan vitamin tersebut. Vitamin itu

    akan terbuang. Memasak sayuran pun ada aturannya. Kandungan

    gizi dalam sayuran dapat dipertahankan jika diolah secara benar.

    Cara memasak sayuran yang benar sebagai berikut.

    a. Sayuran dicuci terlebih dahulu sebelum dipotong.

    b. Memasak sayuran tidak terlalu lama atau jangan terlalu matang.

  • 59

    c. Saat memasak sayuran sebaiknya panci dalam keadaan

    tertutup.

    Sayuran yang telah matang sebaiknya diletakkan di piring

    bersih. Sayuran tersebut juga harus disimpan dalam lemari yang

    bersih. Ada beberapa jenis sayuran yang dapat dimakan mentah.

    Sayuran jenis ini biasa digunakan se