peningkatan hasil belajar bahasa indonesia...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI CERITA PENDEK MELALUI METODE DISKUSI
KELOMPOK DAN MEDIA PEMBELAJARAN BONEKA TANGAN
PADA SISWA KELAS V A MI KALIREJO KECAMATAN UNGARAN
TIMUR KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
YURIDUL HUDA
NIM: 11514146
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
24
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI CERITA PENDEK MELALUI METODE DISKUSI
KELOMPOK DAN MEDIA PEMBELAJARAN BONEKA
TANGAN
PADA SISWA KELAS V A MI KALIREJO KECAMATAN
UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
YURIDUL HUDA
NIM: 11514146
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
25
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Jaka siswanta, M .Pd.
Dosen IAIN Salatiga
PERSTUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Saudara : Yuridul Huda
Kepada:
Yth Dekan FTIK IAIN
Salatiga
Di Salatiga
Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami
kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Yuridul Huda
NIM : 11514146
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI CERITA PENDEK MELALUI METODE DISKUSI
KELOMPOK DAN MEDIA PEMBELAJARAN BONEKA TANGAN
PADA SISWA KELAS V A MI KALIREJO KECAMATAN
UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2017/2018.
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Salatiga, 17 September 2018
Pembimbing
Jaka Siswanta, M.Pd
NIP. 19710219 200003 100
26
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) Jalan Lingkar Salatiga Km. 2 Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50716
Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: [email protected]
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI CERITA PENDEK MELALUI METODE DISKUSI
KELOMPOK DAN MEDIA PEMBELAJARAN BONEKA
TANGAN
PADA SISWA KELAS V A MI KALIREJO KECAMATAN
UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2017/2018
DISUSUN OLEH
YURIDUL HUDA
NIM: 11514146
Telah dipertahankan didepan Dewan Panitia Penguji Skripsi Prodi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
Salatiga, pada tanggal 25 September 2018 telah dinyatakan telah memenuhi syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan panitia penguji:
Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag.,M.Phil
Sekretaris Penguji : Jaka Siswanta, M.Pd
Penguji I : Dra. Nur Hasanah, M.Pd
Penguji II : Imam Mas Arum, M.Pd
Salatiga, 25 september
2018
Dekan FTIK IAIN
Salatiga,
Suwardi, M.Pd.
NIP.19670121 199903 1 002
27
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : YURIDUL HUDA
NIM : 115-14-146
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Selanjutnya
saya bersedia skripsi ini dipublikasikan e-repository IAIN Salatiga.
Salatiga, 27 September 2018
Yang menyatakan,
YURIDUL HUD
NIM. 115-14-146
28
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Apapun yang terjadi tetap ingatlah pada Allah yang menciptakan kita semua.
Persembahan
1. Bapakku Satoto dan Ibuku Musfiah, terimakasih telah membesarkanku dengan penuh
kesabaran dan kasih sayang serta tidak lupa mendoakan anakmu ini sehingga bisa
menyelesaikan kuliah S1.
2. Kakakku Mardiastutik dan Fajar Fitria yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada
saya.
3. Simbah putriku mbah Yahmi, terimakasih atas doa restu dan dukungannya.
4. Adikku Fatkhur Rohman dan Fajri Syahru Romadhon.
5. Keponakan-keponakanku tercinta Sindu, Syahra, Syahfa dan Kanaya.
6. Dosen pembimbing skrpsi saya, Jaka Siswanta, M.Pd yang telah bersedia untuk waktunya
membimbing saya sampai skripsi saya selesai.
7. Sahabat-sahabatku tercinta seperjuangan Slamet Ariyanti, Ginanjar Adi Wibowo , Ayu
Agustina, Siti Nur Hamidah, Umi, dan Ariya Zulva.
8. Teman-temanku KKN Kedung Jati posko 21 Ngrangkek dan teman-teman PPL MI Kauman
Kidul kota Salatiga.
9. Bapak ibu guru dan karyawan MI Kalirejo yang sudah menerima saya dengan baik untuk
melaksanakan peneletian, dan dukungannya
29
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkankepada Nabi Agung Muhammad SAW
yang senantiasa dinanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulisan skripsi dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR
BAHASA INDONESIA MATERI CERITA PENDEK MELALUI METODE
DISKUSI KELOMPOK DAN MEDIA PEMBELAJARAN BONEKA TANGAN
PADA SISWA KELAS V A MI KALIREJO KECAMATAN UNGARAN TIMUR
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 207/2018.” ini, untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar akademik Sarjana Pendidikan di Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si.selaku Ketua Jurusan PGMI sekaligus sebagai dosen pembimbing
akademik yang telah membimbing saya dari semester awal sampai saat ini, yang sudah
meluangkan waktu untuk bimbingan dengan penuh kesabaran.
4. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dengan penuh kesabaran dan keikhlasanhingga peneliti bisa menyelesaikan
skripsi.
5. Bapak, Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan
bimbinganya kepada penulis.
30
6. Kedua orang tua, kakak, dan adik yang sangat saya sayangi serta selalu menjadi motivasi
dalam mengerjakan skripsi ini sampai selesai.
7. Bapak Zunaidi, S.Pd.I, MI, selaku kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah Kalirejo Ungaran
Timur, Semarang, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Ibu Lili Amalia Nisa, S.Pd.I, selaku guru kelas V MI Kalirejo Ungaran Timur yang telah
membantu dalam melakukan penelitian.
9. Kepada seluruh siswa kelas V MI Kalirejo , Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten
Semarang yang telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian.
10. Sahabat dan teman–teman yang senantiasa menginspirasi, berjuang bersama-sama dan saling
memberikan dukungan.
11. Kawan-kawan seperjuangan PGMI angkatan 2014 yang telah memberikan semangat dalam
belajar, dan banyak memotivasi peneliti.
Besar harapan penulis semoga amal baik tersebut diterima Allah SWT. Tak lupa penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini, karena
penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan yang disebabkan oleh
terbatasnya pengetahuan dan kemampuan penulis.
Salatiga, 27 September 2018
Penulis
Yuridul Huda
NIM. 115-14-146
31
ABSTRAK
Huda, Yuridul. 2018.Peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia materi cerita pendek
menggunakan metode diskusi kelompok dan media boneka tangan pada siswa
kelas V A MI kalirejo Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun
pelajaran 2017/2018.Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing:Jaka Siswanta, M.Pd
Kata Kunci: Hasil Belajar Bahasa Indonesia, Metode Diskusi kelompok, Media
Pembelajaran Boneka Tangan
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi
cerita pendek pada siswa kelas V MI Kalirejo Kecamatan Ungaran timur Kabupaten Semarang.
Pertanyaan utama yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan
metode diskusi kelompok dan media pembelajaran boneka tangan dapat meningkatkan hasil
belajar Bahasa Indonesia materi cerita pendek pada siswa kelas V MI Kalirejo Kecamatan
Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018, Untuk menjawab pertanyaan
tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas sebanyak dua siklus.
Penelitian tindakan kelas dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus masing-
masing terdapat perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun metode
pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes, dan dokumentasi. Analisis data yang
dilakukan dengan cara menghitung pencapaian nilai hasil belajar tiap siklus dengan ditandai
peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil belajar
siswa untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia materi cerita pendek pada siswa kelas V MI
Kalirejo Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
Melalui metode diskusi kelompok dan media pembelajaran boneka tangan ada
peningkatan hasil belajar, hal ini dapat dilihat kondisi awal yaitu 39,2% siswa yang tuntas
belajar,pada siklus I meningkat menjadi 60,7% dan meningkat lagi pada siklus II menjadi
93,3% siswa tuntas.Berdasarkan hasil belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui
metode diskusi kelompok dan media pembelajaran boneka tangan dapat meningkatkan
hasil belajar Bahasa Indonesia materi cerita pendek pada siswa kelas V MI Kalirejo
Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
32
DAFTAR ISI
SAMPUL
LEMBAR BERLOGO
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN
PUBLIKASI............................................................ .................................................... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................ v
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... ....1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... ....6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... ....6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. ....6
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan...................................... .................. ....8
F. Metode Penelitian ................................................................................................... ....8
1. Rancangan Penelitian ....................................................................................... ....8
2. Subjek Penelitian ............................................................................................. ..10
3. Langkah-langkah Penelitian ……………………………………..... ................. ...13
33
4. Instrumen Penelitian ........................................................................................ ..15
5. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... ..21
6. Analisis Data ................................................................................................... ..22
G. Sistematika Penulisan ............................................................................................. ..23
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori............................................................................................................ ....24
1. Hasil belajar ..................................................................................................... ....24
a. Pengertian Hasil Belajar ............................................................................ ....24
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia ....................................................................... ....27
a. Pengertian pelajaran Bahasa Indonesia ................................................... ....27
b. Kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia ................................................ ....28
c. Tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia................................................. ....30
d. Ruang lingkup Bahasa Indonesia ............................................................ ....31
3. Materi Cerita Pendek............................ …………………………...... ............... ....33
a. Pengertian cerita pendek..............................................................33
b. Pengertian cerpen menurut para ahli............................................33
c. Ciri-ciri cerpen..............................................................................35
d. Struktur cerpen..............................................................................36
e. Unsur intrinsik dalam cerita..........................................................37
f. Contoh cerita pendek.....................................................................41
4. Metode diskusi kelompok .......................................................................43
a. Pengertian metode diskusi kelompok ................................................43
b. Jenis-jenis diskusi …………………………......................................44
c. Kelebihan dan kelemahan metode diskusi kelompok ........................45
d. Langkah-langkah pembelajaran dengan metode diskusi kelompok...46
5. Media boneka tangan ....................................................................................... .......48
a. Pengertian Media ...................................................................................... .......48
34
b. Fungsi media ............................................................................................ .......49
c. Pengertian media boneka tangan ............................................................... .......49
d. Keuntungan penggunaan boneka dalam menyampaiakn pembelajaran ...... .......50
e. Ketentuan yang harus diperhatikan dalam bercerita menggunakan boneka tangan
................................................................................................................. ......51
B. Kajian Pustaka ....................................................................................................... .......53
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pra Siklus ................................................................................................ ......54
1. Perolehan nilai ulangan harian mata pelajaran Bahasa Indonesia ...................... ......54
2. Data keadaan siswa .......................................................................................... ......56
3. Pelaksanaan penelitian.......................................................................... .............. ......57
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ............................................................................... ......58
1. Perencanaan tindakan ...................................................................................... ......58
2. Pelaksanaan tindakan ...................................................................................... ......59
3. Pengamatan atau observasi .............................................................................. ......60
4. Refleksi................................................................................................ ............... ......67
C. Deskrpsi pelaksanaan siklus II................................................................... ................ .....69
1. Perencanaan tindakan.....................................................................69
2. Pelaksanaan tindakan.....................................................................70
3. Pengamatan atau observasi............................................................71
4. Refleksi..........................................................................................78
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................................................... ....80
1. Deskripsi Pra Siklus ......................................................................................... ....80
2. Deskripsi Data Siklus I .................................................................................... ....82
3. Deskripsi Data Siklus II ................................................................................... ....84
B. Pembahasan ............................................................................................................ ....86
1. Pra siklus..............................................................................................86
35
2. Siklus I ............................................................................................................ .....89
3. Siklus II ........................................................................................................... .....99
4. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ................................................. ....109
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................ ....111
B. Saran ...................................................................................................................... ....111
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ ....114
LAMPIRAN............................................................................................................... ....116
36
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar subjek penelitian ............................................................................ ......11
Tabel 1.2 Lembar observasi siswa ............................................................................ ......16
Tabel 1.3 Lembar observasi guru ............................................................................... ......17
Tabel 3.1 Nilai ulangan harian pra siklus ................................................................... ......54
Tabel 3.2 Data keadaan siswa .................................................................................... ......56
Tabel 3.3 Lembar pengamatan guru siklus I ............................................................. ......61
Tabel 3.4 Lembar pengamatan Siswa Siklus I ............................................................ ......64
Tabel 3.5 Nilai evaluasi Siklus I ................................................................................ ......66
Tabel 3.6 Lembar pengamatan Guru Siklus II ........................................................... ......72
Tabel 3.8 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ......................................................... ......75
Tabel 3.9 Nilai evaluasi Siklus II .............................................................................. ......77
Tabel 4.1 Nilai ulangan harian pra siklus .................................................................. ......81
Tabel 4.2 Perolehan nilai siklus I ............................................................................... ......83
Tabel 4.3 Perolehan nilai siklus II .............................................................................. ......85
Tabel 4.4 Hasil rekapitulasi nilai per siklus................................................................ ......87
Tabel 4.5 Lembar pengamatan guru siklus I .............................................................. ......90
Tabel 4.6Lembar pengamatan siswa siklus I .............................................................. ......96
Tabel 4.7 Lembar pengamatan guru siklus II ............................................................. ....100
Tabel 4.8 Lembar pengamatan siswa siklus II ................................................. .......... ....106
Tabel 4.9 Rekapitulasi pra siklus, siklus I dan siklus II ................................... .......... ....108
37
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ........................................................... 10
Gambar 4.1 Persentase Nilai Evaluasi Siklus I .......................................................... 89
Gambar 4.2 Persentase Nilai Evaluasi Siklus II ......................................................... 99
Gambar 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II .......... 109
38
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I..........................................117
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II.........................................125
Lampiran 3 Dokumentasi Foto Kegiatan....................................................................135
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa Siklus I...................................................................139
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Siklus II..................................................................142
Lampiran 6 Soal Evaluasi Siklus I..............................................................................145
Lampiran 7 Soal Evaluasi Siklus II.............................................................................147
Lampiran 8 Nilai Evaluasi Siklus I..............................................................................149
Lampiran 9 Nilai Evaluasi Siklus II.............................................................................151
Lampiran 10 Lembar Pengamatan Guru Siklus I.........................................................153
Lampiran 11 Lembar Pengamatan Guru Siklus II........................................................156
Lampiran 12 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I........................................................159
Lampiran 13 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II......................................................160
Lampiran 14 Jawaban Soal Lembar Kerja Siswa Siklus I dan II.................................161
Lampiran 15 Jawaban Soal evaluasi Siklus I dan II.....................................................163
Lampiran 16 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian.......................................164
Lampiran 17 Surat Izin Permohonan Penelitian ..........................................................165
Lampiran 18 Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi...................................................166
Lampiran 19 Satuan Kredit Kegiatan............................................................................167
Lampiran 20 Lembar Konsultasi Skripsi...................................................................... 172
Lampiran 21 Profil Madrasah........................................................................................173
39
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi,
pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang
perlu diajarkan kepada para siswa disekolah. Maka pelajaran ini kemudian
diberikan sejak masih dibangku SD karena dari situ diharapkan siswa
mampu menguasai , memahami dan dapat mengimplementasikan
ketrampilan berbahasa seperti membaca, menyimak dan berbicara.
Permendiknas NO. 22 tahun 2006 bahasa memiliki peran sentral dalam
perkembangan intelektual, sosial, emosional peserta didik dan merupakan
penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
Pembelajaran bahasa diharapkan mampu membantu perserta didik
mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan
gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan
bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analistis
dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Selain itu islam pun juga
menganjurkan kepada setiap umatnya untuk memiliki ketrampilan
berbahasa dengan baik, hal ini terdapat didalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab
ayat 70:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada
Allah dan katakanlah perkataan yang benar”
40
Dengan memahami pemaparan di atas, setiap peserta didik
dianjuran untuk mempelajari ilmu tentang Bahasa Indonesia . Bahasa
Indonesia bukan hanya berlaku sebagai teori atau pengetahuan semata,
akan tetapi Bahasa Indonesia menjadi bekal bagi peserta didik untuk
berkomunikasi dan mengembangkan dirinya, oleh karena itu peserta didik
dituntut mampu menerapkannya dengan baik dan benar.
Tujuan pembelajaran bahasa indonesia adalah agar siswa
memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta
dapat menghayati bahasa dan satsra Indonesia sesuai dengan situasi dan
tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa sekolah dasar,
Sehubung dengan itu Goodman dalam Akhadiah menyatakan bahwa
belajar bahasa akan lebih mudah jika disajikan secara holistik nyata,
relevan, bermakna, serta fungsional, jika bahasa itu disajikan dalam
konteks dan dipilih peserta didik untuk digunakan (Akhadiah, 1994:10)
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia guru merupakan pihak
yang berhubungan langsung dengan peserta didik, sehingga dalam
memberikan evaluasi diharapkan lebih akurat, objektif, dan
mengoptimalkan pembelajaran. Dalam hal itu guru akan menemukan
berbagai masalah, misalnya masalah kepribadian guru, kecakapan
mengajar yang meliputi ketepatan pemilihan metode, pendekatan,
motivasi, sampai penggunaan media yang menarik. Banyak guru yang
mengeluh karena kurang berminatnya peserta didik dalam pelajaran
Bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya nilai hasil ulangan
41
tengah semester dan ulangan akhir sememster mata pelajarana bahasa
indonesia yang kurang memuaskan.
Menurut Badudu (1993:131) pelaksanaan pembelajaran bahasa
indonesia dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah atas
masih terkesan bahwa guru terlalu banyak menyuapi materi, guru kurang
mengajak siswa untuk lebih aktif menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis.
Sesuai hasil wawancara peneliti dengan guru kelas V MI Kalirejo
Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang ditemukan beberapa
masalah dalam pembelajran Bahasa Indonesia, diantaranya kurangnya
pemahaman siswa tentang materi cerita pendek yang diajarkan oleh guru.
Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai ulangan Bahasa Indonesia siswa
kelas V yang diperoleh dari guru menunjukkan masih banyaknya siswa
yang mendapatkan nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
yang telah ditetapkan yaitu 70. Secara klasikal nilai ulangan siswa belum
memenuhi KKM, dari 28 siswa hanya 11 siswa yang dapat memenuhi
KKM atau sebesar 39,2% sedangkan sisanya masih berada dibawah
KKM
Selanjutnya berdasarakan diskusi dengan guru Bahasa Indonesia
kelas V A MI kalirejo, diduga ada 3 faktor yang menyebabkan siswa
mendapatkan nilai dibawah KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal), antara
lain: siswa kurang mmeperhatikan saat pelajaran berlangsung, bermain
sendiri ketika guru menerangkan materi dan sibuk ngobrol dengan
42
temannya ketika pelajaran berlangsung. Hal ini meyebabkan siswa
kurang memeahami materi yang telah diajarkan.
Selain faktor tersebut, faktor lain yang menyebabkan siswa
mendapatkan nilai dibawah KKM yakni kurangnya kreatifitas guru
dalam mengajar, Hal ini menyebabkan proses kegiatan belajar mengajar
kurang menarik karena cara mengajar guru yang monoton dan
pembelajaran yang hanya berpusat pada guru saja (teacher center).
Dalam hal ini guru dituntut untuk memiliki kreatifitas dalam mengajar
sehingga mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar
siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia materi cerita pendek, peneliti
bersama guru kelas V A MI Kalirejo melakukan diskusi guna
menetapkan metode dan media yang tepat untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Melalui diskusi yang telah dilakukan, diputuskan untuk
menggunakan metode diskusi kelompok dan media boneka tangan
sebagai solusi tindakan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran
Bahasa Indonesia yang ada di MI Kalirejo Kecamatan Ungaran Timur
Kabupaten Semarang 2017/2018.
Penggunaan metode diskusi kelompok dan media boneka tangan
dapat memberikan inovasi dan suasana baru bagi bagi peserta didik.
Metode diskusi kelompok adalah Cara yang digunakan dalam proses
belajar mengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran dimana
43
peserta didik belajar bekerjasama memberikan argumentasi dan ide-ide
dalam kelompok-kelompok kecil atau kelompok besar secara kolaboratif
dengan struktur kelompok yang hiterogen dan memiliki kemampuan
yang berbeda-beda, sehingga peserta didik dapat memanfaatkan teman
sejawat (peserta didik lain) sebagai rekan dalam memecahkan masalah
atau mendiskusikan materi-materi yang telah ditentukan kepada
kelompok-kelompok tersebut, dan mereka dapat saling membantu dan
tukar menukar pendapat dan ide yang pada akhirnya dapat merangsang
peserta didik lebih bergairah dalam belajar, dan melatih ketrampilan
siswa untuk menyampaikan pendapatnya. Sedangkan boneka tangan
sendiri adalah alat yang digunakan guru untuk membantu menyampaikan
pembelajaran. Boneka sebagai media pembelajaran memiliki banyak
kelebihan dan keuntungan. Anak-anak pada umumnya menyukai boneka
Hal ini berarti, boneka bisa menjadi pengalih perhatian anak sekaligus
media untuk berekspresi atau menyatakan perasaannya. Bahkan
boneka bisa mendorong tumbuhnya fantasi atau imajinasi anak.
Penerapan metode diskusi kelompok dan media boneka tangan
diharapkan siswa mampu mengikuti proses pembelajaran dengan antusias
sehingga dapat meningkatkan partisipasi siswa, meningkatkan sifat kritis
dan analisis siswa. Materi akan lebih mudah diterima, menyenangkan dan
hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Untuk menjawab problematika diatas penulis mengangkat judul
44
Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Cerita Pendek
Melalui Metode Diskusi Kelompok dan Media Pembelajaran Boneka
Tangan Pada Siswa Kelas V A MI Kalirejo Kecamatan Ungaran Timur
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
B. Rumusan masalah
Dalam penelitian ini rumusan masalah yang akan dibahas adalah:
apakah penggunaan metode diskusi kelompok dan media pembelajaran
boneka tangan dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi
cerita pendek pada siswa kelas V A MI Kalirejo Kecamatan Ungaran
Timur Kabupaten Semarang tahun 2017/2018 ?
C. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil
belajar Bahasa Indonesia materi cerita pendek melalui metode diskusi
kelompok dan media boneka tagan pada siswa kelas V A MI Kalirejo
Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun 2017/2018
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat baik deri segi teoritis
maupun praktis yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
dalam dunia pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah teori yang
menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia materi
cerita pendek dengan menggunakan metode diskusi kelompok dan
45
media boneka tangan terhadap siswa sekolah dasar sangat bermanfaat
bagi siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa
Indonesia.
2) Meningkatkan kreatifitas dan keaktifan siswa pada proses
pembelajaran Bahasa Indonesia.
b. Bagi guru
1) Guru dapat menganalisa terjadinya permasalahan-permasalahan
pembelajaran dan mampu mengatasinya.
2) Diperoleh metode dan media yang sesuai dengan materi
pembelajaran.
c. Bagi lembaga
1) Dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
2) Menciptakan kondisi dan suasana pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan.
d. Bagi peneliti
Dapat memberikan pengalaman kepada peneliti untuk terjun ke
bidang pendidikan.
46
E. Hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan
Hipotesis tindakan adalah jawaban sementara terhadap terhadap
masalah yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling
tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui
PTK (Mulyasa, 2011:63). Adapun dalam penelitian tindakan kelas ini
penulis mengambil hipotesis tindakan yaitu: “ penggunaan metode diskusi
kelompok dan media pembelajaran boneka tangan dapat meningkatkan
hasil belajar Bahasa Indonesia materi cerita pendek pada siswa kelas V A
MI Kalirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran
2017/2018.”
Penggunaan metode diskusi kelompok dan media boneka tangan
ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun
indikator yang dapat dirumuskan penulis sebagai berikut:
1. Ada peningkatan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus pertama
dan kedua.
2. Nilai siswa kelas V A memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
sebesar 70 serta tercapainya ketuntasan klasikal yang besarnya 85%
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (Trianto, 2013:241).
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
47
memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di
kelas secara lebih profesional (Basrowi & Suwandi, 2008:26).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai upaya perbaikan
suatu praktik pendidikan berdasarkan refleksi dari pemberian tindakan
pada penelitian ini dengan memberiakan suatu tindakan pada subjek
yang diteliti dengan menggunakan metode diskusi kelompok dan
media pembelajaran boneka tangan . Penelitian TIndakan Kelas yang
digunakan adalah jenis kolaboratif, dimana peneliti bertindak sebagai
pengamat. Proses belajar mengajar tetap dilakukan oleh guru dan
siswa. Hal ini bertujuan agar proses belajar mengajar berjalan secara
alami sehingga data yang diperoleh valid. Alasan peneliti
mengggunakan penelitian tindakan kelas kolaboratif karena peneliti
ikut berperan dalam proses pembelajaran.
Penelitian yang digunakan adalah model Kemmis dan
MCTaggart yang lebih memfokuskan pada aspek individual dalam
penelitian tindakan. Model ini dapat dikembangkan menjadi model
PTK yang menggunakan dua siklus. Alur fikir dan tolak ukur kerja
yang ditawarkan Kemmis dan MC Taggart ada tiga, yaitu (Yuliawati,
Suprihatiningrum & Rokhimawan, 2012:24-25):
a. Perencanaan (Planning)
b. Tindakan (acting)
c. Observasi (Observation)
d. Refleksi (Reflecting)
48
Pada tahap penelitian kelas peneliti menentukan fokus
peristiwa yang perlu diperhatikan khusus untuk diamati. Adapun
siklus atau tahap-tahap penelitian tindakan kelas adalah sebagai
berikut .
Gambar 1.1 Siklus Penelitian
(Yuliawati, Suprihatiningrum, dan Rokhimawan, 2012:24):
2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Kalirejo Kecamatan
Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun 2017/2018. Madrasah
ini dipilih menjadi tempat penelitian karena temuan permasalahan
kelas dalam bentuk rendahnya capaian ketuntasan klasikal pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia materi cerita pendek.
49
b. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dari bulan April-Mei
2018 di Kalirejo Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang.
c. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian
adalah guru dan siswa kelas V MI Kalirejo Kecamatan Ungaran
Timur Kabupaten Semarang tahun 2017/2018 dengan jumlah
siswa 28 yaitu 18 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
Penelitian ini dikhususkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
materi cerita pendek dengan menggunakan strategi metode
diskusi kelompok dan media pembelajaran boneka tangan
Tabel 1.1 Daftar subjek penelitian
NO. NAMA SISWA KET.
1. Adi Kurniawan L
2. Ahmad Saifullah L
3. Aldi Mega Ferdian L
4. Arini Fadhila Almas P
5. Aulia Dewi Saputri P
6. Baktiar Mukti Hidayat L
7. Bima Wahyu Setiaji L
8. Catur Budi Pamungkas L
50
9. Diyah Ayu Kumala P
10. Dyandra Naysianila P
11. Fadel Ashlah L
12. Firza Farel L
13. Iqbal Putra Arfi L
14. Kurnia Rahma L
15. Muhammad Riqi Saputra L
16. Muhammad Satyo Ajar P L
17. Muhammad Abidin L
18. Muhammad Alfan M L
19. Muhammad Nul Ikhsan L
20. Nabila Alni Rahmadani P
21. Nalfa Ikuma P
22. Naila Salsa Bila P
23. Raihan Mahista N L
24. Sakti Ilham Mukti L
25. Selviana P
26. Siti Azizah P
27. Zainal Adi L
28. Zulfani Tesya N P
51
3. Langkah-langkah Penelitian
a. Perencanaan
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan
metode diskusi kelompok dan media pembelajaran boneka tangan
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan
saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
metode diskusi kelompok dan media pembelajaran boneka
tangan.
3) Mempersiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui
keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan metode diskusi kelompok dan media pembelajaran
boneka tangan
4) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan smetode
diskusi kelompok dan media pembelajaran boneka tangan
5) Menyiapkan instrument untuk menggali data hasil belajar siswa
berupa lembar tes.
6) Melakukan evaluasi terhadap pembelajran menggunakan metode
diskusi kelompok dan media pembelajaran boneka tangan
b. Pelaksanaan
Guru mengadakan proses pembelajaran menggunakan metode
diskusi kelompok dan media pembelajaran boneka tangan. Hal-hal
yang perlu dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut:
1) Guru mempersiapkan LKS (lembar kerja siswa).
52
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
kepada siswa
3) Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok. Tiap
kelompok berisi 4–5 siswa, setelah pembagian kelompok selesai
guru membagikan lembar kerja siswa kesetiap kelompok.
4) Guru menceritakan cerita pendek menggunakan media boneka
tangan dan memberikan penjelasan terkait materi.
5) Guru mengajak siswa untuk mendiskusikan materi dan menjawab
soal-soal yang ada pada LKS.
6) Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk
memaparkan jawabannya.
7) Guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk
bertanya jawab kepada kelompok lainnya.
8) Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua
pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
9) Guru memberikan soal tes permasalahan yang sejenis sebagai
bahan evaluasi.
c. Observasi dan Pengamatan
Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas merupakan
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Pengamatan ini
dilakukan dengan cara mengamati guru pada proses pembelajaran
dengan menggunakan lembar observasi serta tes evaluasi untuk
menggali data hasil belajar siswa setelah dilakukan proses
53
pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok dan media
boneka tangan
d. Analisis atau Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan
eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi
atas pelaksanaan tindakan. Pada tahap refleksi meliputi:
(1) mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran,
(2) evaluasi hasil observasi,
(3) analisis hasil pembelajaran.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam
penelitian. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Silabus Bahasa Indonesia Kelas V
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
c. Lembar tes mata pelajaran Bahasa Indonesia materi cerita pendek
d. Lembar observasi:
Lembar observasi disusun untuk memantau situasi saat
proses pembelajaran berlangsung dan untuk mengukur
perkembangan yang telah tercapai dari proses pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa dan guru.
54
1) Lembar observai untuk siswa
Tabel 1.2 lembar observasi siswa
No
Nama Siswa
Aspek yang diamati
Jumlah
Keaktifan
Perhatian
Rasa
ingin
tahu
Kerja
kelompok
A B C A B C A B C A B C
1 Adi Kurniawan
2 Ahmad Saifullah
3 Aldi Mega F
4 Arini Fadhila A
5 Aulia Dewi S
6 Baktiar Mukti H
7 Bima Wahyu S
8 Catur Budi P
9 Diyah Ayu K
10 Dyandra Naysianila
11 Fadel Ashlah
12 Firza Farel
13 Iqbal Putra A
14 Kurnia Rahma
15 Muhammad Riqi S
16 Muhammad Satyo A
17 Muhammad Abidin
18 Muhammad Alfan M
19 Muhammad Nul I
20 Nabila Alni R
21 Nalfa Ikuma
22 Naila Salsa Bila
23 Raihan Mahista N
24 Sakti Ilham M
25 Selviana
26 Siti Azizah
27 Zainal Adi
28 Zulfani Tesya N
*berilah tanda centang ( Ѵ ) pada kolom yang tersedia
55
Keterangan:
Skor Nilai
A = 25 (sangat baik)
B = 15 (baik)
C = 10 (cukup)
2) Lembar observasi guru
Tabel 1.3 lembar observasi guru
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka
pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Memberikan motivasi awal
3. Memberikan apersepsi (kaitannya
dengan materi)
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Memberikan acuan bahan pelajaran
yang akan dipelajari
Sikap guru dalam proses
pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara
7. Variasi gerakan badan tidak
56
mengganggu siswa
8. Antusiasme dalam penampilan
9. Menarik perhatian siswa dalam
kegiatan belajar menggunakan media
boneka tangan
10. Memberikan perhatian yang sama pada
setiap kelompok
Penguasaan bahan belajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam
RPP
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi
ajar
13. Mampu memberikan variasi dalam
menyampaikan bahan ajar melalui
metode diskusi kelompok dan media
boneka tangan
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan atau indikator yang telah
ditetapkan
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu
57
16. Memfasilatasi siswa selama proses
kegiatan belajar melalui metode diskusi
kelompok dan media boneka tangan
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan
RPP
Kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
21. Memberikan kesempatan untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan
22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
Tindak lanjut / Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa
28. Menginformasikan materi/bahan ajar
yang akan dipelajari berikutnya
25. Memberikan motivasi untuk selalu
terus belajar
Jumlah
58
Total
Kategori
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Rentang Kategori :
Nilai 76 - 100 ( Baik )
Nilai 51 - 75 ( Sedang )
Nilai 25 - 50 (kurang )
e. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi digunakan sebagai bukti pelaksanaan
penelitian yang berupa gambar atau foto yang menggunakan alat
bantu berupa kamera. Foto yang diabadikan melalui dokumentasi
ini berisi peristiwa yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan
siswa bersama guru selam proses pembelajaran berlangsung. Foto
yang diambil pada saat proses pembelajaran merupakan sumber
data yang dapat memperjelas data yang lain. Aspek-aspek yang
didokumentasikan adalah aktivitas siswa dan guru dalaam proses
pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok dan
media pembelajaran boneka tangan.
59
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik yang akan digunakan
dalam pengumpulan data adalah:
a. Tes Tertulis
Teknik ini peneliti gunakan untuk mengukur ketuntasan dan
peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi cerita pendek yang
diajarkan guru. Siswa dikatakan telah mencapai tingkat penguasaan
materi apabila telah mencapai nilai minimal 70 dari target yang
ditentukan. Tes ini dilakukan setelah proses pembelajaran
menggunakan metode diskusi kelompok dan media pembelajaran
boneka tangan berlangsung.
b. Observasi
Observasi merupakan tindakan atau suatu proses
pengambilan informasi, atau data melalui media pengamatan.
Observasi ini dilakukan terhadap peserta didik dan guru selama
pembelajaran berlangsung untuk mengetahui tingkat kelebihan
dan kekurangan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
menggunakan metode diskusi kelompok dan media pembelajaran
boneka tangan.
c. Dokumentasi
Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai salah satu
teknik memperoleh data yang berupa foto. Dokumentasi ini
dilakukan pada saat proses pembelajran berlangsung, sehingga
60
aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan metode diskusi kelompok dan media pembelajaran
boneka tangan akan terekam dalam foto. Dokumentasi foto
dilakukan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran selama
penelitian berlangsung. Foto tersebut merupakan sumber data
yang dapat memperjelas data yang lain.
6. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor
nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70 (sesuai
KKM yang berlaku di MI Kalirejo Kecamatan Ungaran Timur
Kabupaten Semarang). Oleh karena itu, siswa dikatakan tuntas
belajarnya atau mencapai KKM jika nilai perolehan siswa > 70.
Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau belum
mencapai KKM jika nilai perolehan siswa < 70. Selanjutnya untuk
menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus digunakan tolak
ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal. Suatu kelas dikatakan tuntas
belajarnya jika dalam kelas tersebut > 85% siswa telah tuntas
belajarnya (Trianto, 2013:241).
Presentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan
rumus (Daryanto, 2011:192):
P = ∑
∑ X 100%
61
G. Sistematika Penulisan
Bagian awal yang meliputi sampul, lembar berlogo, judul
persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian
tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
Bab I Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan dan
indikator keberhasilan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Metode penelitian mencakup rancangan penelitian, subjek penelitian,
langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data dan
analisis data.
Bab II Kajian Pustaka mencakup: Hasil belajar, Bahasa Indonesia
dan cerita pendek, metode diskusi kelompok, media boneka tangan.
Bab III Metodologi Penelitian berisi tentang deskripsi
pelaksanaan pra siklus meliputi rencana, pelaksanaan,
pengamatan/pengumpulan data dan refleksi. Deskripsi pelaksanaan siklus
I, deskripsi pelaksanaan siklus II.
Bab IV Hasil Penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi per
siklus yang membahas mengenai data dari hasil pengamatan atau
wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan dan berisi pembahasan.
Bab V Penutup berisi kesimpulan dan saran.
62
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antara indvidu dengan individu dan
individu dan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi
dengan lingkungannya (Usman, Dkk, 1993 :4). Belajar adalah perubahan
dalam perilaku yang merupakan refleksi definisi mekanistis S-R. Hasil-
hasil belajar dapat diamati. Perubahan perilaku menunjukkan bahwa telah
terjadi, tetapi perubahan perilaku bukan belajar (Hamalik, 2014 : 51 )
Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu kearah sudah
mampu, dan proses perubahan itu terjadi selama jangka waktu tertentu.
Adanya perubahan dalam pola perilaku inilah yang menandakan telah
terjadi belajar. Hilgard dan Bowe Belajar adalah berhubungan dengan
perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang
disebabkan oleh pengalamanya yang berulang-ulang dalam situasi itu,
dimana perbuhan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar
kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan
sesaat seseorang misalnya kelemahan, pengaruh obat, dan sebagainya
(Purwanto, 1998 : 85).
63
Gagne Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan
isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatanya
berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia
mengalami situasi tadi. Morgan Belajar adalah setiap perubahan yang
relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan atau pengalaman. Witherington Belajar adalah suatu perubahan
didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru
daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau
suatu pengertian (Purwanto, 1998 : 85-86).
Dari pendapat para ahli diatas tentang pengertian belajar maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan
dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga. Serta proses yang
menyebabkan perubahan tingkah laku yang disebabkan adanya reaksi
terhadap situais terntentu atau adanya proses internal yang terjadi didalam
diri seseorang.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivits belajar (Zuhaida, 2016:122). hasil
belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan
dan perilaku yang diperoleh. Dalam hal ini, Gagne dan Briggs
mendifinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang
sesudah mengikuti proses belajar (Sam’s, 2010:33). Hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
64
apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne dalam Suprijono
(2011:5), hasil belajar berupa:
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon
secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut
tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun
penerapan aturan.
2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan
mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Kemampuan intelektual
merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Keterampilan motorik yaitu melakukan dan mengarahkan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan
menginternalisi dan eksternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya standar
perilaku.
65
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar
(Susanto, 2013:5)
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami tentang makna hasil
belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari
kegiatan belajar.
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia
a. Pengertian Pelajaran Bahasa Indonesia
Mulyasa mengatakan bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia
merupakan mata pelajaran yang diajarkan sejak disekolah dasar sampai
perguruan tinggi. Berdasarkan KTSP, mata pelajaran ini di SD
mendapatkan alokasi waktu 5 jam per minggu, di SMP mednadapat
alokasi waktu 4 jam perminggu, dan di SMA kelas X mendapat alokasi
waktu 4 jam perminggu. Adapun diperguruan tinggi mata pelajaran Bahasa
Indonesia wajib diikuti oleh semua mahasiswa dengan bobot 3 SKS
(Sufanti, 2010 : 11).
Mata pelajaran ini dianggap penting untuk diajarkan disekolah.
BSNP (2006a) menjelaskan bahwa bahasa memiliki peran sentral dalam
perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan
merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang
studi.
66
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
dengan baik dan benar , baik secara lisan maupun tulis, serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastran manusia Indonesia
(Sufanti, 2010 :12).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
bahasa Indonesia adalah suatu mata pelajaran yang diajarkan sejak dari
sekolah dasar hingga perguruan tinggi guna meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik
dan benar, baik secara lisan maupun tulis.
b. Kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia
Menurut Nasucha (2009:9) kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia adalah
sebagai berikut:
1) Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional
Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai
lambang kebanggaan kebangsaan, lambang identitas nasional, alat
pemersatu berbagai suku bangsa, dan alat perhubungan antar daerah
dan antar budaya.
2) Bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggan nasional
Tidak semua bangsa didunia mempunyai sebuah bahasa
nasional yang dipakai secara luas dan dijunjung tinggi. Adanya sebuah
bahasa yang dapat menyatukan berbagai suku bangsa yang berbeda
67
merupakan suatu kebanggaan bangsa Indonesia. Ini menunjukan
bahwa bangsa Indonesia sanggup mengatasi perbedaan yang ada.
3) Bahasa Indonesia sebagai lambang identitas Nasional
Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa yang buda dan
bahasanya berbeda. Untuk membangun kepercayaan diri yang kuat,
sebuah bangsa memerlukan identitas. Identitas sebuah bangsa bisa
diwujudkan melalui diantaranya bahasanya. Dengan adanya sebuah
bahasa yang mengatasi berbagai bahasa yang berbeda, suku-suku
bangsa yang berbeda dapat mengidentikan diri sebagai suatu bangsa
melalui bahasa tersebut.
4) Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu berbagai suku bangsa
Sebuah bangsa yang terdiri atas berbagai suku bangsa yang
budaya dan bahasanya berbeda akan mengalami masalah besar
dalam melangsungkan kehidupannya. Perbedaan dapat memecah
belah bangsa tersebut. Dengan adanya bahasa Indonesia yang diakui
sebagai bahasa nasional oleh semua suku bangsa yang ada,
perpecahan itu dapat dihindari karena suku-suku bangsa tersebut
merasa satu. Kalau tidak ada sebuah bahasa, seperti bahasa
Indonesia, yang bisa menyatukan suku-suku bangsa yang berbeda,
akan banyak muncul permasalahan perpecahan bangsa.
5) Bahasa Indonesia sebagai alat perhubungan antar daerah dan antar
budaya.
68
Masalah yang dihadapi bangsa yang tediri atas berbagai suku
bangsa dengan budaya dan bahasa yang berbeda adalah komunikasi.
Diperlukan sebuah bahasa yang dapat dipakai oleh suku-suku bangsa
yang berbeda bahasanya sehingga mereka dapat berhubungan.
Bahasa Indonesia sudah lama memenuhi kebutuhan ini. Suda
berabad-abad bahasa ini menjadi lingua franca diwilayah Indonesia.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwasanya bahasa
Indonesia memiliki kedudukan dan fungsi sebagai bahasa nasional,
lambang negara, identitas nasional dan alat pemersatu bangsa.
c. Tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia
Menurut sufanti (2010:12 - 13) Tujuan merupakan sesuatu yang
ingin diraih dalam suatu aktivitas. Tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia
akan memberi arah seluruh aktivitas pembelajaran, agar tujuan tercapai.
Adapun tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.
1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa negara.
3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan.
4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampun
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
69
5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan berbahasa.
6) Mengharagai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai Khasanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Secara garis besar tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia adalah
untuk meningkatkan empat aspek ketrampilan berbahasa yakni menyimak,
berbicara, membaca dan menulis.
d. Ruang lingkup Bahasa Indonesia
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup
komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi
aspek-aspek : (1) mendengarkan, (2) berbicara, (3) membaca, dan (4)
menulis (BSNP, 2006a;2006b;2006c). Komponen kemampuan berbahsa
adalah kemampuan yang menuntut siswa untuk berkomunikasi dengan
bahasa Indonesia dengan memanfaatkan empat aspek berbahasa yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dengan materi nonsastra.
Komponen kemampuan bersastra adalah kemampuan yang menuntut siswa
untuk kegiatan apresiasi dan ekspresi dengan materi sastra yang meliputi
kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis karya sastra
(Sufanti, 2010 :13).
Paparan tersebut menunjukan bahwa materi dalam mata pelajaran
bahasa Indonesia itu berupa suatu aktivitas, perilaku, atau penampilan.
Awalan dalam bersastra dan berbahasa dengan jelas menunjukan bahwa
70
materi pembelajaran dalam mata pelajaran ini berupa aktivitas, perilaku,
atau penampilan, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Pengetahuan tentang bahsa dan sastra Indonesia diperlukan agar aktivitas,
perilaku, dan penampilan berbahasa ini berdasarkan pengetahuan yang
memadai sehingga efektif. Hal ini sudah sangat jelas ditunjukan dalam
rumusan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam KTSP.
Komponen kemampuan berbahasa merupakan komponen dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia yang berupa aktivitas mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis dengan topik-topik non sastra. Dengan
demikian, topik dalam komponen ini sangat fleksibel, topik apasaja bisa
tetapi yang menjadi fokus perhatian pembelajaran adalah ketrampilan
berbahasa untuk berkomunikasi, bukan pada pembahasan topik-topik
tersebut (Sufanti, 2010 :14).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup bahasa
Indonesia mencakup dua ranah yakni kemampuan berbahsa dan
kemampuan bersastra dimana kedua ranah tersebut memiliki 4 aspek
ketrampilan dasar yang sama, yang membedakan kedua ranah tersebut
yakni komponen-komponen didalamnya dimana komponen berbahasa
lebih fleksibel dan lebih ditujukan untuk berkomunikasi.
71
3. Materi cerita pendek
a. Pengertian cerita pendek
Cerpen atau dapat disebut juga dengan cerita pendek merupakan
suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerpen cenderung singkat, padat, dan
langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih
panjang, seperti novella dan novel.Cerpen merupakan salah satu jenis
karya sastra yang memaparkan kisah atau cerita mengenai manusia beserta
seluk beluknya lewat tulisan pendek dan singkat. Atau pengertian cerpen
yang lainnya yaitu sebuah karangan fiktif yang berisi mengenai kehidupan
seseorang ataupun kehidupan yang diceritakan secara ringkas dan singkat
yang berfokus pada suatu tokoh saja. Cerita pendek biasanya mempunyai
kata yang kurang dari 10.000 kata atau kurang dari 10 halaman saja. Selain
itu, cerpen atau cerita pendek hanya memberikan sebuah kesan tunggal
yang demikian serta memusatkan diri pada salah satu tokoh dan hanya satu
situasi saja (http://gopengertian.blogspot.com/2015/09/pengertian-cerpen-
ciri-ciri-struktur-unsur-intrinsik-unsur ekstrinsik.html#ixzz5Fis7g0TC diakses
pada 10 Mei 2018 08.53).
b. Pengertian Cerpen Menurut Para Ahli
Berikut pendapat para ahli mengenai penjelasan tentang cerpen.
1) Sumardjo dan Saini
Cerpen adalah cerita fiktif atau tidak benar-benar terjadi, tetapi
bisa saja terjadi kapanpun serta dimanapun yang mana ceritanya relatif
pendek dan singkat
72
2) Menurut KBBI
Cerpen berasal dari dua kata yaitu cerita yang mengandung arti
tuturan mengenai bagaimana sesuatu hal terjadi dan relatif pendek
berarti kisah yang diceritakan pendek atau tidak lebih dari 10.000 kata
yang memberikan sebuah kesan dominan serta memusatkan hanya
pada satu tokoh saja dalam cerita pendek tersebut.
3) Nugroho Notosusanto dalam Tarigan
Cerpen atau cerita pendek yaitu sebuah cerita yang panjang
ceritanya berkisar 5000 kata atau perkiraan hanya 17 hlm kuarto spasi
rangkap serta terpusat pada dirinya sendiri.
4) Hendy
Cerpen ialah suatu karangan yang berkisah pendek yang
mengandung kisahan tungal.
5) Aoh. K.H
Cerpen merupakan salah satu karangan fiksi yang biasa disebut
juga dengan kisahan prosa pendek.
6) J.S. Badudu
Cerpen merupakan cerita yang hanya menjurus serta terfokus
pada satu peristiwa saja.
7) H. B. Jassin
Menurut pendapat H. B. Jassin, cerpen ialah sebuah cerita yang
singkat yang harus memiliki bagian terpenting yakni perkenalan,
pertikaian, serta penyelesaian
73
(http://gopengertian.blogspot.com/2015/09/pengertian-cerpen-ciri-ciri-
struktur-unsur-intrinsik-unsur ekstrinsik.html#ixzz5Fis7g0TC diakses
pada 10 Mei 2018 08.53).
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya cerpen yaitu
suatu karya sastra yang memaparkan suatu kisah atau cerita lewat tulisan
pendek dan singkat .
c. Ciri-Ciri Cerpen
Adapun ciri-ciri cerpen adalah sebagai berikut:
1) Jalan ceritanya lebih pendek dari novel
2) Sebuah cerpen memiliki umlah kata yang tidak lebih dari 10.000 (10
ribu) kata
3) Biasanya isi cerita cerpen berasal dari kehidupan sehari-hari
4) Tidak menggambarkan semua kisah para tokohnya, hal ini karena
dalam cerpen yang digambarkan hanyalah inti sarinya saja.
5) Tokoh dalam cerpen digambarkan mengalami masalah atau suatu
konflik hingga pada tahap penyelesainnya.
6) Pemakaian kata yang sederhana serta ekonomis dan mudah dikenal
pembaca.
7) Kesan yang ditinggalkan dari cerpen tersebut sangat mendalam
sehingga pembaca dapat ikut merasakan kisah dari cerita tersebut.
8) Biasanya hanya 1 kejadian saja yang diceritakan.
9) Memiliki alur cerita tunggal dan lurus.
74
10) Penokohan pada cerpen sangatlah sederhana, tidak mendalam serta
singkat
d. Struktur Cerpen
Dibawah ini adalah struktur cerita pendek
1) Abstrak
Abstrak merupakan ringkasan atau inti dari cerita pendek yang akan
dikembangkan menjadi sebuah rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa
juga sebagai gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional atau
dalam artian bahwa setiap cerpen boleh tidak terdapat struktur abstrak
tersebut.
2) Orientasi
Orientasi berkaitan dengan waktu, suasana, dan tempat yang
berkaitan dengan jalan cerita dari cerpen tersebut.
3) Komplikasi
Komplikasi berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara
sebab dan akibat. Pada komplikasi, biasanya mendapatkan karakter
ataupun watak dari berbagai tokoh cerita pendek tersebut, hal ini karena
pada bagian komplikasi kerumitan mulai bermunculan.
4) Evaluasi
Evaluasi yaitu struktur konflik yang terjadi dan mengarah pada
klimaks serta sudah mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik yang
terjadi tersebut.
75
5) Resolusi
Pada bagian resolusi, pengarang mulai mengungkapkan solusi yang
dialami tokoh.
6) Koda
Pada bagian koda, terdapat nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil
dari cerita pendek tersebut oleh
pembacanya.(http://gopengertian.blogspot.com/2015/09/pengertian-cerpen-
ciri-ciri-struktur-unsur-intrinsik-unsur-ekstrinsik.html#ixzz5Fis7g0TC
diakses pada 10 Mei 2018 08.53)
e. Unsur intrinsik dalam cerita
1) Tema
Menurut sudjiman dalam Itadz (2008:33). Tema adalah makna
yang terkandung dalam sebuah cerita, Tema dapat juga diartikan sebagai
gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra.
Mengenai tema ini, lebih lanjut kenney mengatakan (1966:89) theme is
not the moral of story. The theme of a story is not identical with subject
of the story at least, not as we’ll use the term “theme” in our discussion.
Dengan demikian jelas bahwa tema tidak identik dengan subjek cerita
dan bukan pula moral cerita
Dalam cerita untuk anak usia dini Nugriyanto (2008:34)
menyebutkan Tema dapat diklasifikasikan menurut subjek pembicaraan
suatu cerita, yakni (1) tema fisik yang mengarah pada kegiatan fisik
manusia, (2) tema organik yang mengarah pada masalah hubungan
76
seksual manusia, (3) tema sosial yang mengarah pada masalah
pendidikan, propaganda, (4) tema egoik yang mengarah pada reaksi-
reaksi pribadi yang umumnya menentang pengaruh sosial, (5) tema
ketuhanan yang menyagkutkondisi dan situasi manusia sebagai makhluk
ciptaan tuhan.
Tema cerita dapat diklasifikasikan menjadi tema tradisional dan
non tradisonal. Tema tradisional mengarah pada tema yang hanya “itu-
itu” saja, yang telah lama digunakan dalam berbagai cerita. Tema-tema
tradisional secara umum boleh dikatakan selalu berkaitan dengan
kebenaran dan kejahatan karenanya, tema-tema tradisional digemari oleh
setiap orang dimana pun dan kapan pun. Hal disebabkan pada dasarnya
setiap orang cinta kebenaran dan membenci kejahatan (Itadz, 2008:33-
34).
2) Amanat
Menurut Sudjiman dalam Itadz (2008 : 35) Amanat adalah ajaran
moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarng dalam karyanya.
Amanat dalam cerita biasanya mencerminkan pandangan hidup
pengarang, pandangan tentang nilai-nilai kebenaran.
Amanat yang disampaikan melalui cerita dapat bersifat implisit,
dapat pula bersifat eksplisit. Apabila anak-anak dapat menangkapan isi
cerita, amanat dapat saja tidak dinyatakan secara langsung, tetapi apabila
guru menganggap penting, amanat dapat saja dinyatakan di tengah-
tengah cerita. Amanat dapat dimunculkan melalui pertanyaan dan
77
jawaban, nasihat pencerita yang sejenak keluar dari cerita, atau dialog
antar tokoh.
3) Plot atau alur cerita
Stanton menyebutkan dalam Itadz (2008:38) Plot adalah peristiwa-
peristiwa naratif yang disusun dalam serangkaian waktu. Plot juga dapat
didefinisikan sebagai peristiwa-peristiwa narasi (cerita) yang
penekanannya terletak pada hubungan kausalitas (forster, 1966:93).
Walaupun berisi urutan kejadian, tiap kejadian dalam plot dihubungkan
secara sebab-akibat, peristiwa yang satu menyebabkan peristiwa yang lain.
4) Tokoh dan penokohan
Menurut Sudjiman dalam Itadz (2008:39) Tokoh adalah individu
rekaan yang mengalami berbagai peristiwa dalam cerita. Tokoh pada
umumnya berwujud manusia, tetapi pada cerita anak tokoh itu dapat
berwujud binatang atau benda-benda. Tokoh binatang atau benda dalam
cerita dapat bertingkah laku seperti manusia, dapat berpikir dan berbicara
seperti manusia. Hal itu disebabkan pengarang dongeng atau cerita adalah
manusia (Forster, 1982). Oleh karena itu, tokoh-tokoh binatang pun
melambangkan tokoh manusia juga.
5) Sudut pandang
Sudut pandang atau point of view, merupakan salah satu sarana
cerita (literary devices). Sudut pandang mempermasalahkan siapa yang
menceritakan atau dari kecamata siapa cerita dikisahkansudut pandang
mempengaruhi pengembangan cerita, kebebasan dan keterbatasan cerita,
78
dan keobjektivitasan hal-hal yang diceritakan. Pemilihan sudut pandang
mempengaruhi penyajian cerita dan mempengaruhi penikmatny (Itadz,
2008:40-41).
6) Latar
Sudjiman menyebutkan latar adalah unsur cerita yang menunjukan
kepada penikmatnya mana dan kapan kejadian-kejadian dalam cerita
berlangsung. Hudson membedakan latar menjadi latar sosial dan latar
fisik. Latar sosial mencakup penggambaran keadaan masyarakat,
kelompok-kelompok sosial, adat kebiasaa, cara hidup, bahasa, dan lain-
lain yang melatarkan cerita. Adapun yang dimaksud latar fisik adalah
tempat didalam wujud fisiknya seperti kolam ikan, gunung, pantai, lubang,
sungai, jalan (Itadz, 2008:42)
7) Sarana kebahasaan
Cerita, karena disampaikan dengan kata-kata, disebut dunia dalam
kata. Sebab, “dunia” yang diciptakan, dibangun ditawarkan, dan
diabstraksiakan, dan sekaligus ditafsirkan lewat kata-kata (Nurgiyanto,
1991:164). Agar yang disampaikan itu sampai kepada penikmat yang
dituju, bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan tingkat usia,
sosial, dan pendidikan penikmatnya (Itadz, 2008:43).
79
f. Contoh cerita pendek
Berikut adalah contoh cerita pendek
“Sam pencipta mainan”
Sely dan Sam si hamster tinggal didalam lubang yang hangat.
Lorong-lororng berliku membuat mereka aman dari para pemangsa. Ada
kamar tidur, ruang keluarga, dapur dan toilet.
Pada suatu pagi yang indah, sely menikmati teropong buatan Sam,
ayahnya. Rerumputan membentang sejauh mata memandang tak pernah
sekalipun ia menyentuh tumbuhan hijau itu.
“ayah, bolehkah aku bermain diluar sana? Aku bosan dirumah terus” tutur
Sely mendekati Sam.
“tidak, Sely. Lebih baik kau diam disini saja” ujar Sam.
“tapi, yah, aku benar-benar bosan. Sejak lahir, hanya teropong itu yang
menjadi temaku. Huhuhuhu...” sahut Sely sambil menangis tersedu-sedu
“jika kamu keluar, seekor elang akan menangkap dan membawamu ke atas
bukit. Diluar sangat berbahaya!” paapar Sam tegas.
Sely sihamster kecil tetap membandel. Diam-diam ia keluar dari dalam
liang
“asyik, akhirnya aku bisa bermain diluar rumah” seru Sely sambil
menciumi rerumputan.
Tanpa Sely sadari, bahaya sedang mengintainya. Seekor elang
bersembunyi di pucuk pohon. Burung pemangsa itu melesat kearah Sely.
“hahhh..., ada elang!” seru Sely berlarikesarangnya
80
“Ayah..., ayah..., tolong aku! Seekor elang mau menagkapku, yah!” teriak
Sely dengan nafas terengah-engah
“apa? Oh..., rupanya kamu telah melanggar perintahku ya!” seru Sam
marah. “untung saja kamu selamat dan sekarang apakah kamu masih ingin
bermain-main diluar?”
“Tidak yah, aku takut. Maafkan aku” jawab Sely lemas
“baiklah kali ini ayah memaafkanmu” timpal Sam kembali tersenyum.
“Ayah akan membuat mainan agar kamu tidak bosan dirumah.”
“wah..., benar yah!”
Sam mengangguk.
“yuhu! Sely berteriak girang.
Sam lalu menggambar bentuk mainan yang akan ia buat. Ia
mengukur dengan cermat setiap sisinya, lalu dirakit satu-persatu, dengan
kecerdasannya sam mampu membuat mainan spesial untuk Sely. Ada roda
berputar, ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, sampai sepeda yang lucu.
“waow..., banyak sekali mainanku!” seru Sely senang
“Ayah! Aku senang dengan mainan ini cihuyyy!” teriak Sely sambil
berlarian didalam roda berputar.
Sam berhasil mengusir rasa bosan Sely dengan mainan ciptaannya.
Semenjak itu, Sely tidak pernah lagi bermain diluar rumah (Junaidi, 2016:
11-14)
81
4. Metode diskusi kelompok
a. Pengertian metode diskusi kelompok
Kata diskusi berasal dari bahasa latin discussio, discussi, atau
discussium yang berarti memeriksa, membincangkan , membahas. Dalam
bahasa inggris dipakai kata discussion yang berarti: perundingan atau
pembicaraan. Dalam bahasa Indonesia, sebagai istilah, diskusi adalah
proses bertukar pikiran antara dua orang atau lebih tentang suatu masalah
untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi, istilah diskusi mencakup tiga unsur
pokok, sebagai berikut (Wiyanto, 2000:1)
1) dilakukan dua orang atau lebih (kelompok)
2) ada masalah yang menjadi pokok pembicaraan
3) ada tujuan yang hendak dicapai
Diskusi adalah proses membahas suatu persoalan dengan
melibatkan banyak orang, dimana hasil dari pembahasan tersebut akan
menjadi alternatif jawaban dalam memecahkan persoalan (Hamid, 2014
:214). Selain itu diskusi juga merupakan suatu percakapan ilmiah oleh
beberapa orang yang tergabung dalam satu kelompok untuk bertukar
pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan
untuk mendapatkan kebenaran atas persoalan tertentu (Setyanto, 2014
:166)
Killen menyebutkan dalama strategi pembelajaran Majid
(2014:200) Diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk
82
memcahkan suatu permaslahan, menjawab pertanyaan, menambah dan
memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan.
Oleh karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat adu argumentasi.
Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan
tertentu secara bersama sama.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa metode diskusi
kelompok adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada
suatu permasalahan untuk dipecahkan dengan cara berdiskusi bersama
kelompoknya.
b. Jenis jenis diskusi
Terdapat bermacam-macam jenis diskusi yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran, antara lain (Abdul Majid, 2014:201-202)
1) Diskusi kelas
Diskusi kelas atau disebutjuga diskusi kelompok adalah proses
pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota sebagai
peserta diskusi.
2) Diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam
kelompok-kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang.
3) Simposium
Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu
persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan
keahlian
83
4) Diskusi panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh
beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang di hadapan
pendengar.
c. Kelebihan dan kelemahan metode diskusi kelompok
Seperti halnya methode-methode terdahulu menurut Zainuddin
(1995:30) Methode diskusi ini mempunyai pula kebaikan dan kelemahan
antara lain:
1) Merangsang murid murid menggunakan pendapat secara teratur serta
memupuk kerja sama didalam memecahkan sesuatu masalah.
2) Kesimpulan dan hasil terakhir yang dicapai lebih, relevan merupakan
hasil pemikiran bersama(konsensus).
3) Merangsang murid-murid menghargai pendapat orang lain yang
dianggap lebih mendekato kebenaran.
4) Suasana kelas lebih hidup, karena semua murid diharapkan ikut
mengambil bagian dalam diskusi.
Adapun segi kekurangan methode ini tampak pada:
1) Memerlukan banyak waktu, karena itu hasil yang akan dicapai sulit
diduga dan dirumuskan secara cepat dan tepat
2) Kemungkinan anak yang aktif mengikuti proses jalannya diskusi,
kesempatan baginya untuk melepaskan diri dari tanggung jawab.
84
d. Langkah langkah pembelajaran dengan metode diskusi kelompok
agar pelaksanaan diskusi berhasil dengan efektif, perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut (Majid, 2014:204).
1) Langkah persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi ini
diantaranya:
a) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat
umum maupun khusus
b) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai
c) Menetapkan masalah yang akan dibahas
d) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis
pelaksanaan diskusi, misalnya ruangan kelas dengan segala
fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti, moderator notulis,
dan tim perumus, jika diperlukan
2) Pelaksanaan diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi
adalah sebagai berikut.
a) Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi
kelancaran diskusi
b) Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya
menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi
sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.
85
c) Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah
ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan
suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak
tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya.
d) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi
untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.
e) Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedan
dibahas
f) Hal ini sangat penting karena tanpa pengendalian biasanya arah
pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.
3) Penutup diskusi
Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi
hendaklah dilakukan hal-hal sebagai berikut
a) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai
dengan hasil diskusi
b) Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh
peserta sebagai umpan balikuntuk perbaikan selanjutnya.
86
5. Media boneka tangan
a. Pengertian media
Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau”
pengantar”. Association for education and communication technology
(AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan
untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education
association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat
dimanipulasikan dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta
instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar
mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruktional (asnawir
dan usman 2002 :11). Menurut heinich et.al dalam daryanto kata media
merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan
sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim
menuju penerima. Media merupakan salah satu komponen komunikasi,
yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan
(criticos 1996). Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa
proses pembelajaran merupakan proses komunikasi ( Daryanto, 2013: 4-5).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwasanya media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat
untuk menyampaikan informasi kepada siswa agar lebih mudah untuk
pahami.
87
b. Fungsi media
Menurut Daryanto (2013: 5-6 )Secara umum dapat dikatakan media
mempunyai kegunaan, antara lain :
1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.
3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid
dengan sumber belajar.
4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai bakat dan kemampuan
visual, auditori, dan kinestetiknya.
5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama.
6) Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (
komunikator ), bahan pembeljaran, media pembelajaran, siswa 9
komunikan ), dan tujuan pembelajaran. Jadi media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
( bahan pembelajaran ), sehingga dapat merangsang perhatian, minat,
pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai
tujuan belajar.
c. Pengertian media boneka tangan
Boneka yang merupakan salah satu perbandigan adalah benda tiruan
dari bentul manusia dan atau binatang. Sebagai media pendikan, dalam
penggunaanya boneka dimainkan dalam bentuk sandiwara boneka.
Penggunaan boneka dalam pendidikan telah populer sejak tahun 1940-an
88
di Amerika. Di Indonesia, penggunaan boneka sudah lumrah misalnya
wayang golek ( di Jawa Barat ) digunakan untuk memainkan cerita
mahabarata dan ramayana. Macam-macam boneka dibedakan atas :
boneka jari ( dimainkan dengan jari tangan ), boneka tangan ( satu tangan
memainkan satu boneka ), boneka tongkat seperti wayang-wayangan,
boneka tali sering disebut marionet ( cara menggerakkan melalui tali yang
menghubungkan kepala, tangan, dan kaki ), boneka bayang-bayang (
shadow puppet ) dimainkan dengan cara mempertontonkan gerak bayang-
bayangnya ( Daryanto 2013:3)
Boneka tangan mengandalkan ketrampilan guru dalam
menggunakan ibu jari dan telunjuk yang berfungsi sebagai tulang tangan.
Boneka tangan biasanya kecil dan dapat digunakan tanpa alat bantu yang
lain. Boneka ini dapat dibuat sendiri oleh guru dan dapat pula dibeli di
toko-toko (Itadz, 2008: 129)
d. Keuntungan penggunaan boneka dalam menyampaikan
pembelajaran
Menurut Daryanto (2013:3) kelebihan menggunakan media boneka tangan
sebagai media pembelajaran adalah sebagai berikut
1) Efisien terhadap waktu, tempat, biaya, dan persiapan
2) Tidak memerlukan ketrampilan yang rumit.
3) Dapat mengembangkan imajinasi dan aktivitas anak dalam suasana
gembira.
89
e. Ketentuan ketentuan yang harus diperhatikan dalam bercerita
menggunaka boneka tangan
Adapun hal hal yang perlu diperhatikan dalam bercerita yaitu (Daryanto,
2013:33):
1) Merumuskan pengajaran secara jelas
2) Didahului dengan membuat naskahnya
3) Lebih banyak mementingkan gerak ketimbang verbal
4) Dimainkan sekitar 10-15 menit
5) Diselingi dengan nyayian
6) Cerita disesuaikan dengan umur anak
7) Diikuti dengan tanya jawab
8) Siswa diberi peluang memainkannya
Pada dasarnya, bercerita dengan boneka tangan memerlukan teknin
tersendiri, yang antara lain dapat digambarkan sebagai berikut (Itadz,
2008: 129-130):
1) Jarak boneka tidak terlalu dekat dengan dengan mulut pencerita.
2) Kedua tangan harus lentur memainkan boneka, adakalanya melakukan
gerakan secara bersama-sama (karena sedang angkat bicara)
adakalanya diam (karena menunggu giliran bicara)
3) Antara gerakan boneka dan tokoh harus sinkron. Untuk itu guru harus
hafal karakter suara dan sifat masing-masing tokoh boneka. Dalam hal
ini guru dituntut memiliki, sekurang-kurangnya, dua karakter suara
(untuk tokoh tua-muda atau laki-laki dan perempuan).
90
4) Sedapat mungkin, selipkan nyanyian dalam cerita melalui perilaku
tokoh. Ajak anak-anak menyanyikan lagu tersebut bersama tokoh
cerita.
5) Selipkan beebrapa pernyataan non-cerita (lihat Bab XII) sebagai
pengisi cerita, sekaligus strategi pelibatan anak.
“boleh nggak, kita membunuh hewan, anak-anak?”
6) Lakukan improvisasi melalui tokoh dengan melakukan interaksi
langsung dengan anak seperti:
“Mas Tono saja tidak nakal kok, cil” (Tono adalah nama anak
dikelas)
7) Tutup cerita dengan membuat simpulan dan ajukan pertanyaan cerita
yang berfungsi sebagai latihan siswa. Hasil latihan ini sekaligus dapat
berfungsi sebagai masukan bagi guru tentang kemampuan pemahaman
siswa.
8) Sesekali, apabila cerita tidak dilakukan di panggung boneka, dekatkan
boneka tangan pada anak yang tampak terpesona atau sebaliknya.
9) Untuk meningkatkan kualitas cerita dan performasi cerita, guru dapat
menyiapkan panggung boneka. Panggung boneka dapat dibuat
permanen dari kayu, dapat pula memanfaatkan sarana yang ada.
91
B. Kajian pustaka
Berikut beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini
diantaranya:
1. Penelitian oleh Imam Budiyono
Penelitian yang dilakukan oleh Imam Budiyono bertujuan
untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia melalui diskusi
pada siswa kelas V MI Ma’aruf Dukuh Kec. Sidomukti Kota
Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017
Pada penelitian tersebut dapat dilihat bahwa metode diskusi
kelompok dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia dan
siswa dapat mencapai ketuntasan 93,75% pada siklus II dari 16 yakni
15 siswa yang telah mencapai KKM orang.
2. Penelitian oleh Yuridul Huda
Penelitian yang dilakukan oleh Yuridul Huda bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi cerita pendek
melalui metode diskusi kelompok dan media pembelajaran boneka
tangan pada siswa kelas V A MI Kalirejo Kecamatan Ungaran
Timur Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018
Pada penelitian tersebut dapat dilihat bahwa metode diskusi
kelompok dan media pembelajaran boneka tangan dapat
meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi cerita pendek
dan siswa dapat mencapai ketuntasan 92,8% pada siklus II dari 28
yakni 26 siswa yang telah mencapai KKM orang.
92
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pra Siklus
1. Perolehan Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Pada tahap ini peneliti menggunakan nilai ulangan harian mata
pelajaran Bahasa Indonesia untuk mengetahui kemampuan awal siswa
kelas V MI Kalirejo Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang
tahun 2018. Berikut ini hasil nilai ulangan harian Bahsa Indonesia sebelum
menggunakan metode diskusi kelompok dan media pembelajaran boneka
tangan.
Tabel 3.1 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus)
NO. NAMA SISWA NILAI KETUNTASAN
1. Adi Kurniawan 70 Tuntas
2. Ahmad Saifullah 65 Tidak Tuntas
3. Aldi Mega Ferdian 70 Tuntas
4. Arini Fadhila Almas 60 Tidak Tuntas
5. Aulia Dewi Saputri 60 Tidak Tuntas
6. Baktiar Mukti Hidayat 77 Tuntas
7. Bima Wahyu Setiaji 50 Tidak Tuntas
8. Catur Budi Pamungkas 50 Tidak Tuntas
9. Diyah Ayu Kumala 70 Tuntas
10. Dyandra Naysianila 50 Tidak Tuntas
11. Fadel Ashlah 80 Tuntas
93
12. Firza Farel 70 Tuntas
13. Iqbal Putra Arfi 60 Tidak Tuntas
14. Kurnia Rahma 70 Tuntas
15. Muhammad Riqi Saputra 60 Tidak Tuntas
16. Muhammad Satyo Ajar P 60 Tidak Tuntas
17. Muhammad Abidin 55 Tidak Tuntas
18. Muhammad Alfan M 70 Tuntas
19. Muhammad Nul Ikhsan 50 Tidak Tuntas
20. Nabila Alni Rahmadani 70 Tuntas
21. Nalfa Ikuma 70 Tuntas
22. Naila Salsa Bila 70 Tuntas
23. Raihan Mahista N 50 Tidak Tuntas
24. Sakti Ilham Mukti 60 Tidak Tuntas
25. Selviana 60 Tidak Tuntas
26. Siti Azizah 65 Tidak Tuntas
27. Zainal Adi 50 Tidak Tuntas
28. Zulfani Tesya N 67 Tidak Tuntas
Rata-rata 62,8
Keterangan:
Tuntas : 11 siswa
Tidak Tuntas : 17 siswa
94
2. Data keadaan siswa
Siswa kelas V MI Kalirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten
Semarang Tahun 2018 berjumlah 28 siswa yaitu terdiri dari siswa 18
laki-laki dan 10 siswa perempuan. Data keadaan siswa kelas V MI
Kalirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2018 adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.2 Data Keadaan Siswa
NO. NAMA SISWA KET.
1. Adi Kurniawan L
2. Ahmad Saifullah L
3. Aldi Mega Ferdian L
4. Arini Fadhila Almas P
5. Aulia Dewi Saputri P
6. Baktiar Mukti Hidayat L
7. Bima Wahyu Setiaji L
8. Catur Budi Pamungkas L
9. Diyah Ayu Kumala P
10. Dyandra Naysianila P
11. Fadel Ashlah L
12. Firza Farel L
13. Iqbal Putra Arfi L
14. Kurnia Rahma L
15. Muhammad Riqi Saputra L
95
16. Muhammad Satyo Ajar P L
17. Muhammad Abidin L
18. Muhammad Alfan M L
19. Muhammad Nul Ikhsan L
20. Nabila Alni Rahmadani P
21. Nalfa Ikuma P
22. Naila Salsa Bila P
23. Raihan Mahista N L
24. Sakti Ilham Mukti L
25. Selviana P
26. Siti Azizah P
27. Zainal Adi L
28. Zulfani Tesya N P
Keterangan:
Laki-laki : 18 siswa
Perempuan : 10 siswa
3. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada mata pelajaran materi perkalian.
Penelitian ini menggunakan strategi metode diskusi kelompok dan
media pembelajaran boneka tangan yang dilaksanakan sebanyak 2
siklus. Waktu penelitian sebagai berikut:
96
a. Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2018.
b. Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2018.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilaksanakan peneliti
adalah sebagai berikut:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran Bahasa Indonesia yang memuat serangkaian kegiatan
belajar mengajar menggunakan metode diskusi kelompok dan
media boneka tangan. Adapun materi yang dibahas adalah cerita
pendek.
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti media
pembelajaran (LKS) untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran
menggunakan metode diskusi kelompok dan media boneka tangan.
c. Menyiapkan materi ajar tentang cerita pendek.
d. Menyiapkan lembar pengamatan untuk mengetahui keterampilan
guru dalam proses pembelajaran menggunakan metode diskusi
kelompok dan media boneka tangan.
e. Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa
berupa lembar tes.
97
f. Peneliti berkoordinasi dengan guru selaku kolaborator untuk
melaksanakan proses pembelajaran dengan metode diskusi
kelompok dan media pembelajaran boneka tangan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap pelaksanaan tindakan kegiatan yang dilaksanakan peneliti
adalah sebagai berikut:
a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
b. Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan berdoa.
c. Guru menanyakan kabar dan mengabsen siswa.
d. Guru sedikit mengulang pelajaran kemarin
e. Guru memberikan motivasi sebelum masuk ke dalam materi
pembelajaran.
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
g. Guru menjelaskan tentang unsur-unsur yang ada dalam sebuah
cerita.
h. Guru mennceritakan sebuah cerita menggunakan boneka tangan.
i. Guru membagi para siswa menjadi 7 kelompok yang
beranggotakan 4 orang siswa.
j. Terjadi penyimpangan dari RPP yang telah dibuat yakni, guru lupa
membagikan LKS kepada tiap kelompok, dan guru malah meminta
siswa untuk menulis soal yang ada pada LKS sehingga waktu yang
dialokasika dalam kegiatan inti menjadi bertambah.Siswa diminta
98
untuk mendiskusikan soal-soal yang telah dibacakan guru tiap-tiap
kelompok dan menentukan jawaban yang paling tepat.
k. Guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk
mempersentasikan hasil diskusinya didepan kelas.
l. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
bertanya kepada kelompok yang sedang mempersentasikan hasil
diskusinya.
m. Guru memberikan kesimpulan dari hasil diskusi.
n. Siswa diminta mengubah tempat duduk seperti semula.
o. Sebagai bahan evaluasi guru memberikan soal dan siswa diminta
mengerjakannya.
p. Setelah siswa mengerjakan soal evaluasi guru menyimpulkan
materi yang telah dipelajari.
q. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam.
3. Pengamatan atau observasi
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung melakukan
pengamatan untuk mengetahui keterampilan guru dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok dan media
boneka tangan dalam meningkatkan hasil belajar. Aspek-aspek yang
diamati sebagai berikut:
99
a. Lembar pengamatan Guru
Tabel 3.3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka
pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa Ѵ
2. Memberikan motivasi awal Ѵ
3. Memberikan apersepsi (kaitannya
dengan materi)
Ѵ
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran Ѵ
5. Memberikan acuan bahan pelajaran
yang akan dipelajari
Ѵ
Sikap guru dalam proses
pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara Ѵ
7. Variasi gerakan badan tidak
mengganggu siswa
Ѵ
8. Antusiasme dalam penampilan Ѵ
9. Menarik perhatian siswa dalam
kegiatan belajar menggunakan media
boneka tangan
Ѵ
10. Memberikan perhatian yang sama pada Ѵ
100
setiap kelompok
Penguasaan bahan belajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam
RPP
Ѵ
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi
ajar
Ѵ
13. Mampu memberikan variasi dalam
menyampaikan bahan ajar melalui
metode diskusi kelompok dan media
boneka tangan
Ѵ
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan atau indikator yang telah
ditetapkan
Ѵ
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu
Ѵ
16. Memfasilatasi siswa selama proses
kegiatan belajar melalui metode diskusi
kelompok dan media boneka tangan
Ѵ
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
Ѵ
101
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan
RPP
Ѵ
Kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
Ѵ
21. Memberikan kesempatan untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan
Ѵ
22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
Ѵ
Tindak lanjut / Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa Ѵ
28. Menginformasikan materi/bahan ajar
yang akan dipelajari berikutnya
Ѵ
25. Memberikan motivasi untuk selalu
terus belajar
Ѵ
Jumlah 32 42 2 0
Total 76
Kategori Baik
102
Keterangan:
Skor nilai: Rentang Kategori:
A = 4 (Sangat baik) Nilai 75 – 100 ( Baik )
B = 3 (Baik) Nilai 51 - 74 ( Sedang)
C = 2 (Sedang) Nilai 25 – 50 ( Kureang )
D = 1 (Kurang)
b. Lembar pengamatan siswa
Tabel 3.4 lembar Pengamatan siswa siklus I
No
Nama Siswa
Aspek yang diamati
Jumlah
Keaktifan
Perhatian
Rasa
ingin tahu
Kerja
kelompok
A B C A B C A B C A B C
1 Adi Kurniawan Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
2 Ahmad Saifullah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
3 Aldi Mega F Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
4 Arini Fadhila A V V V V 60
5 Aulia Dewi S Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
6 Baktiar Mukti H Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 80
7 Bima Wahyu S Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 45
8 Catur Budi P V V V V 50
9 Diyah Ayu K Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
10 Dyandra Naysianila Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 40
103
11 Fadel Ashlah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 80
12 Firza Farel Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
13 Iqbal Putra A Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 50
14 Kurnia Rahma Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 50
15 Muhammad Riqi S Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 50
16 Muhammad Satyo A Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 50
17 Muhammad Abidin Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 40
18 Muhammad Alfan M Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
19 Muhammad Nul I Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 50
20 Nabila Alni R Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
21 Nalfa Ikuma Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 50
22 Naila Salsa Bila V V V V 70
23 Raihan Mahista N V V V V 55
24 Sakti Ilham M V V Ѵ Ѵ 65
25 Selviana Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 45
26 Siti Azizah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
27 Zainal Adi Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 50
28 Zulfani Tesya N Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
berilah tanda centang ( Ѵ ) pada kolom yang tersedia
104
Keterangan:
Skor Nilai
A = 25 (sangat baik)
B = 15 (baik)
C = 10 (cukup)
c. Nilai Evaluasi Sikllus I
Tabel 3.5 Nilai Evaluasi Siklus I
NO. NAMA SISWA NILAI
1. Adi Kurniawan 80
2. Ahmad Saifullah 71
3. Aldi Mega Ferdian 77
4. Arini Fadhila Almas 71
5. Aulia Dewi Saputri 71
6. Baktiar Mukti Hidayat 85
7. Bima Wahyu Setiaji 62
8. Catur Budi Pamungkas 62
9. Diyah Ayu Kumala 77
10. Dyandra Naysianila 57
11. Fadel Ashlah 91
12. Firza Farel 80
13. Iqbal Putra Arfi 62
105
14. Kurnia Rahma 77
15. Muhammad Riqi Saputra 62
16. Muhammad Satyo Ajar P 62
17. Muhammad Abidin 62
18. Muhammad Alfan M 77
19. Muhammad Nul Ikhsan 62
20. Nabila Alni Rahmadani 77
21. Nalfa Ikuma 77
22. Naila Salsa Bila 80
23. Raihan Mahista N 57
24. Sakti Ilham Mukti 71
25. Selviana 62
26. Siti Azizah 71
27. Zainal Adi 62
28. Zulfani Tesya N 71
Rata-Rata 70,57
4. Refleksi
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan
pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok dan mesia
boneka tangan. Pada siklus I menunjukkan bahwa, terdapat peningkatan
pada hasil belajar siswa. Siswa terlihat antusias dalam melaksanakan
proses pembelajaran dengan menggunakan melalui metode diskusi
106
kelompok dan media boneka tangan. Guru berperan sebagai fasilitator,
motivator dan pusat pembelajaran berada pada siswa. Metode dan
media pembelajaran ini membuat siswa aktif dan lebih berantusias
dalam mengikuti pembelajaran di mana setiap siswa saling mengajukan
pendapatnya, mau bertanya jawab dan lebih memperhatikan ketika guru
menjelaskan materi.
Selama pengamatan berlangsung masih ditemukan masalah-
masalah, yaitu ada beberapa siswa yang kurang memahami materi yang
diberikan oleh guru sehingga nilai hasil evaluasi mereka kurang
memuaskan dan ketika berdiskusi kelompok ada beberapa siswa yang
kurang aktif karena kurangnya pengawasan dari guru hal ini
menyebabkan ada beberapa siswa yang kurang bisa memberikan
kontribusi untuk kelompoknya. Dengan adanya masalah-masalah
tersebut, maka peneliti akan melakukan tindakan pada siklus II untuk
memperbaiki hasil belajar pada siklus I.
107
C. Deskripsi Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan refleksi yang diperoleh dari pengamatan dan hasil
perolehan nilai pada siklus I, maka siklus II merupakan perbaikan dari
siklus I. Rencana pelaksanaan pada siklus II yang dilakukan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Bahsaa Indonesia yang memuat serangkaian kegiatan belajar mengajar
menggunakan metode diskusi kelompok dan media boneka tangan.
Adapun materi yang dibahas adalah materi cerita pendek.
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti media
pembelajaran (LKS) dan reward untuk pelaksanaan kegiatan
pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok dan media
boneka tangan.
c. Menyiapkan materi ajar tentang cerita pendek.
d. Menyiapkan lembar pengamatan untuk mengetahui keterampilan guru
dalam proses pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok
dan media boneka tangan.
e. Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa berupa
lembar tes.
f. Peneliti berkordinasi dengan guru selaku kolaborator untuk
melaksanakan proses pembelajaran dengan metode diskusi kelompok
dan media boneka tangan.
108
2. Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
b. Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan berdoa.
c. Guru menanyakan kabar dan mengabsen siswa.
d. Guru sedikit mengulang pelajaran kemarin
e. Guru memberikan motivasi sebelum masuk ke dalam materi
pembelajaran.
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
g. Guru menjelaskan bentuk sifat-sifat tokah yang ada dalam sebuah
cerita.
h. Guru mennceritakan sebuah cerita menggunakan boneka tangan.
i. Guru membagi para siswa menjadi 4 kelompok yang
beranggotakan 7 orang siswa.
j. Guru menyampaikan tata cara berdiskusi
k. Siswa diminta untuk mendiskusikan soal-soal yang ada pada
lembar LKS, tiap-tiap kelompok dan menentukan jawaban yang
paling tepat.
l. Guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk
mempersentasikan hasil diskusinya didepan kelas.
109
m. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
bertanya kepada kelomook yang sedang mempersentasikan hasil
diskusinya.
n. Guru memberikan kesimpulan dari hasil diskusi.
o. Guru memberikan reward kepada kelompok yang paling aktiv
p. Siswa diminta mengubah tempat duduk seperti semula.
q. Sebagai bahan evaluasi guru memberikan soal dan siswa diminta
mengerjakannya.
r. Setelah siswa mengerjakan soal evaluasi guru menyimpulkan
materi yang telah dipelajari.
s. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam.
3. Pengamatan atau observasi
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung melakukan
pengamatan untuk mengetahui keterampilan guru dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok dan media
boneka tangan dalam meningkatkan hasil belajar. Aspek-aspek yang
diamati sebagai berikut:
110
a. Lembar Pengamatan Guru
Tabel 3.6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka
pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa Ѵ
2. Memberikan motivasi awal Ѵ
3. Memberikan apersepsi (kaitannya
dengan materi)
Ѵ
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran Ѵ
5. Memberikan acuan bahan pelajaran
yang akan dipelajari
Ѵ
Sikap guru dalam proses
pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara Ѵ
7. Variasi gerakan badan tidak
mengganggu siswa
Ѵ
8. Antusiasme dalam penampilan Ѵ
9. Menarik perhatian siswa dalam
kegiatan belajar menggunakan media
boneka tangan
Ѵ
10. Memberikan perhatian yang sama Ѵ
111
pada setiap kelompok
Penguasaan bahan belajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam
RPP
Ѵ
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi
ajar
Ѵ
13. Mampu memberikan variasi dalam
menyampaikan bahan ajar melalui
metode diskusi kelompok dan media
boneka tangan
Ѵ
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan atau indikator yang
telah ditetapkan
Ѵ
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu
Ѵ
16. Memfasilatasi siswa selama proses
kegiatan belajar melalui metode
diskusi kelompok dan media boneka
tangan
Ѵ
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang Ѵ
112
telah ditetapkan
19. Penilaian yang diberikan sesuai
dengan RPP
Ѵ
Kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
Ѵ
21. Memberikan kesempatan untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan
Ѵ
22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
Ѵ
Tindak lanjut / Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa Ѵ
28. Menginformasikan materi/bahan ajar
yang akan dipelajari berikutnya
Ѵ
25. Memberikan motivasi untuk selalu
terus belajar
Ѵ
Jumlah 72 18 0
Total 90
Kategori Baik
113
Keterangan:
Skor Nilai Rentang Kategori :
A = 4 (sangat baik) Nilai 76 - 100 ( Baik )
B = 3 (baik) Nilai 51 - 75 ( Sedang)
C = 2 (cukup) Nilai 25 - 50 (kurang )
D = 1 (kurang)
b. Lembar Pengamatan Siswa
Tabel 3.7 lembar pengamatan siswa siklus II
No
Nama Siswa
Aspek yang diamati
Jumlah
Keaktifan
Perhatian
Rasa
ingin tahu
Kerja
kelompok
A B C A B C A B C A B C
1 Adi Kurniawan Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
2 Ahmad Saifullah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 75
3 Aldi Mega F Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
4 Arini Fadhila A Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
5 Aulia Dewi S Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
6 Baktiar Mukti H Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 100
7 Bima Wahyu S V V V V 60
8 Catur Budi P V V V V 60
9 Diyah Ayu K V V V V 90
10 Dyandra Naysianila Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 50
114
11 Fadel Ashlah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 90
12 Firza Farel Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
13 Iqbal Putra A Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
14 Kurnia Rahma Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
15 Muhammad Riqi S Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
16 Muhammad Satyo A Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
17 Muhammad Abidin Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
18 Muhammad Alfan M Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
19 Muhammad Nul I Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
20 Nabila Alni R Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
21 Nalfa Ikuma Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
22 Naila Salsa Bila Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
23 Raihan Mahista N Ѵ Ѵ Ѵ V 75
24 Sakti Ilham M V V V V 75
25 Selviana Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 75
26 Siti Azizah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
27 Zainal Adi Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
28 Zulfani Tesya N Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
berilah tanda centang ( Ѵ ) pada kolom yang tersedia
115
Keterangan:
Skor Nilai
A = 25 (sangat baik)
B = 15 (baik)
C = 10 (cukup)
c. Nilai Evaluasi Siklus II
Tabel 3.8 Nilai Evaluasi Siklus II
NO. NAMA SISWA NILAI
1. Adi Kurniawan 88
2. Ahmad Saifullah 80
3. Aldi Mega Ferdian 80
4. Arini Fadhila Almas 76
5. Aulia Dewi Saputri 80
6. Baktiar Mukti Hidayat 92
7. Bima Wahyu Setiaji 76
8. Catur Budi Pamungkas 72
9. Diyah Ayu Kumala 88
10. Dyandra Naysianila 68
11. Fadel Ashlah 96
12. Firza Farel 92
116
13. Iqbal Putra Arfi 68
14. Kurnia Rahma 80
15. Muhammad Riqi Saputra 72
16. Muhammad Satyo Ajar P 72
17. Muhammad Abidin 72
18. Muhammad Alfan M 88
19. Muhammad Nul Ikhsan 72
20. Nabila Alni Rahmadani 88
21. Nalfa Ikuma 92
22. Naila Salsa Bila 88
23. Raihan Mahista N 72
24. Sakti Ilham Mukti 80
25. Selviana 80
26. Siti Azizah 80
27. Zainal Adi 76
28. Zulfani Tesya N 80
Rata-Rata 80,28
4. Refleksi
Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan yang lebih
baik dibandingkan dengan siklus I. Siswa sangat antusias dalam
melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi
kelompok dan media boneka tangan . Hal ini dapat terlihat ketika siswa
117
menyampaikan pendapatnya pada siswa lain dan siswa yang lebih
memahami soal memberikan penjelasan pada teman kelompoknya.
Berdasarkan nilai pada tes evaluasi dapat diketahui bahwa nilai yang
didapatkan lebih baik dari siklus I namun masih ada 2 siswa yang belum
tuntas hasil belajaranya, sebagai catatan hal ini dikarenakan 2 siswa
tersebut tidak mau menaati aturan yang telah ditetapkan dalam kegiatan
pembelajaran dan tidak mau mengerjakan tes evaluasi yang diberikan.
Pembelajaran pada siklus II ini telah mencapai tujuan yang diharapkan
yakni, keaktifan siswa, pembelajaran yang menyenangkan, siswa antusias
dalam mengikuti pembelajaran dan peningkatan hasil belajar. Selain itu
nilai yang diperoleh siswa telah mencapai KKM dan siswa telah mencapai
Kriteria ketuntasan klasikal 85% dari jumlah siswa. Hal ini menunjukkan
bahwa tindakan yang telah dilakukan telah mencapai hasil yang maksimal,
untuk itu penelitian ini dirasa telah cukup.
118
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Pra Siklus
Pada penelitian kali ini, peneliti melaksanakan penelitian
menggunakan metode diskusi kelompok dan media pembelajaran boneka
tangan bukanlah suatu metode dan media pembelajaran baru di dunia
pendidikan Indonesia, namun metode dan media pembelajaran ini
tergolong baru bagi MI Kalirejo Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten
Semarang tahun 2018. Acuan penilaian pada penelitian ini, peneliti
menggunakan Kriteria Ketuntasan Klasikal yaitu 85% dari jumlah
seluruh siswa dengan berpatokan pada nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
Berdasarkan data nilai ulangan harian mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang diperoleh siswa kelas V MI Kalirejo Kecamatan Ungaran
Timur Kabupaten Semarang, menunjukkan bahwa KKM untuk mata
pelajaran Bahasa Indonesia adalah 70. Peneliti menggunakan evaluasi
formatif dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu tes objektif dan
subjektif. Di bawah ini adalah hasil ulangan harian mata pelajaran
Bahasa Indoneia sebelum menggunakan metode diskusi kelompok dan
media boneka tangan, nilai tes evaluasi siklus I dan siklus II.
119
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus)
NO. NAMA SISWA NILAI KETUNTASAN
1. Adi Kurniawan 70 Tuntas
2. Ahmad Saifullah 65 Tidak Tuntas
3. Aldi Mega Ferdian 70 Tuntas
4. Arini Fadhila Almas 60 Tidak Tuntas
5. Aulia Dewi Saputri 60 Tidak Tuntas
6. Baktiar Mukti Hidayat 77 Tuntas
7. Bima Wahyu Setiaji 50 Tidak Tuntas
8. Catur Budi Pamungkas 50 Tidak Tuntas
9. Diyah Ayu Kumala 70 Tuntas
10. Dyandra Naysianila 50 Tidak Tuntas
11. Fadel Ashlah 80 Tuntas
12. Firza Farel 70 Tuntas
13. Iqbal Putra Arfi 60 Tidak Tuntas
14. Kurnia Rahma 70 Tuntas
15. Muhammad Riqi Saputra 60 Tidak Tuntas
16. Muhammad Satyo Ajar P 60 Tidak Tuntas
17. Muhammad Abidin 55 Tidak Tuntas
18. Muhammad Alfan M 70 Tuntas
19. Muhammad Nul Ikhsan 50 Tidak Tuntas
20. Nabila Alni Rahmadani 70 Tuntas
120
21. Nalfa Ikuma 70 Tuntas
22. Naila Salsa Bila 70 Tuntas
23. Raihan Mahista N 50 Tidak Tuntas
24. Sakti Ilham Mukti 60 Tidak Tuntas
25. Selviana 60 Tidak Tuntas
26. Siti Azizah 65 Tidak Tuntas
27. Zainal Adi 50 Tidak Tuntas
28. Zulfani Tesya N 67 Tidak Tuntas
Rata-rata 62,8
Keterangan
Tuntas : 11 siswa
Belum Tuntas : 17 siswa
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai ulangan harian (pra
siklus) menunjukkan bahwa dari 28 siswa kelas V MI Kalirejo
Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun 2018 dengan
Nilai standar KKM 70 hanya 39,2% (11 siswa) yang tuntas, sedangkan
60,8% (17 siswa) belum tuntas.
2. Deskripsi Data Siklus I
Hasil tes evaluasi pada siklus I mengalami peningkatan apabila
dibandingkan dengan nilai pra siklus. Pada siklus I terdapat 17 siswa
yang tuntas dan 11 Siswa yang belum tuntas, dengan demikian baru
60,7% dari jumlah keseluruhan siswa yang mencapai KKM. Hal ini
121
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I belum memenuhi
target peneliti tentukan yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa yang
mencapai nilai KKM.
Tabel 4.2 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus I
NO. NAMA SISWA NILAI
1. Adi Kurniawan 80
2. Ahmad Saifullah 71
3. Aldi Mega Ferdian 77
4. Arini Fadhila Almas 71
5. Aulia Dewi Saputri 71
6. Baktiar Mukti Hidayat 85
7. Bima Wahyu Setiaji 62
8. Catur Budi Pamungkas 62
9. Diyah Ayu Kumala 77
10. Dyandra Naysianila 57
11. Fadel Ashlah 91
12. Firza Farel 80
13. Iqbal Putra Arfi 62
14. Kurnia Rahma 77
15. Muhammad Riqi Saputra 62
16. Muhammad Satyo Ajar P 62
17. Muhammad Abidin 62
122
18. Muhammad Alfan M 77
19. Muhammad Nul Ikhsan 62
20. Nabila Alni Rahmadani 77
21. Nalfa Ikuma 77
22. Naila Salsa Bila 80
23. Raihan Mahista N 57
24. Sakti Ilham Mukti 71
25. Selviana 62
26. Siti Azizah 71
27. Zainal Adi 62
28. Zulfani Tesya N 71
Rata-Rata 70,57
Keterangan
Tuntas : 17 Siswa
Belum tuntas : 11 Siswa
3. Deskripsi Data Siklus II
Hasil tes evaluasi pada siklus II mengalami peningkatan yang
cukup signifikan dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II, 92,8% dari
seluruh siswa mencapai KKM yang telah ditentukan sekolah. Terdapat
26 siswa yang tuntas dan 2 siswa yang belum tuntas. Hasil belajar siswa
sudah memenuhi target penelitian, yaitu 85% dari seluruh jumlah siswa
mencapai KKM. Berdasarkan hasil belajar siswa tersebut maka metode
123
diskusi kelompok dan media pembelajaran boneka tangan dapat
meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas V mata pelajaran Bahasa
Indonesia materi cerita pendek.
Tabel 4.3 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus II
NO. NAMA SISWA NILAI
1. Adi Kurniawan 88
2. Ahmad Saifullah 80
3. Aldi Mega Ferdian 80
4. Arini Fadhila Almas 76
5. Aulia Dewi Saputri 80
6. Baktiar Mukti Hidayat 92
7. Bima Wahyu Setiaji 76
8. Catur Budi Pamungkas 72
9. Diyah Ayu Kumala 88
10. Dyandra Naysianila 68
11. Fadel Ashlah 96
12. Firza Farel 92
13. Iqbal Putra Arfi 68
14. Kurnia Rahma 80
15. Muhammad Riqi Saputra 72
16. Muhammad Satyo Ajar P 72
17. Muhammad Abidin 72
124
18. Muhammad Alfan M 88
19. Muhammad Nul Ikhsan 72
20. Nabila Alni Rahmadani 88
21. Nalfa Ikuma 92
22. Naila Salsa Bila 88
23. Raihan Mahista N 72
24. Sakti Ilham Mukti 80
25. Selviana 80
26. Siti Azizah 80
27. Zainal Adi 76
28. Zulfani Tesya N 80
Rata-Rata 80,28
Keterangan
Tuntas : 26 siswa
Tidak Tuntas : 2 siswa
B. Pembahasan
1. Pra Siklus
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus, dari data
yang diperoleh menunjukkan terjadinya peningkatan nilai yang cukup
baik. Selain itu antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran juga
sangat tinggi. Sehingga jika dipadukan dengan metode diskusi kelompok
125
dan media pembelajaran boneka tangan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Kalirejo
Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Hal ini dapat dilihat
dari hasil rekapitulasi (hasil belajar siswa) Bahasa Indonesia melalui
metode diskusi kelompok dan media pembelajaran boneka tangan..
Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus
NO. NAMA SISWA Nilai Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
1. Adi Kurniawan 70 80 88
2. Ahmad Saifullah 65 71 80
3. Aldi Mega Ferdian 70 77 80
4. Arini Fadhila Almas 60 71 76
5. Aulia Dewi Saputri 60 71 80
6. Baktiar Mukti Hidayat 77 85 92
7. Bima Wahyu Setiaji 50 62 76
8. Catur Budi Pamungkas 50 62 72
9. Diyah Ayu Kumala 70 77 88
10. Dyandra Naysianila 50 57 68
11. Fadel Ashlah 80 91 96
12. Firza Farel 70 80 92
13. Iqbal Putra Arfi 60 62 68
14. Kurnia Rahma 70 77 80
15. Muhammad Riqi Saputra 60 62 72
126
16. Muhammad Satyo Ajar P 60 62 72
17. Muhammad Abidin 55 62 72
18. Muhammad Alfan M 70 77 88
19. Muhammad Nul Ikhsan 50 62 72
20. Nabila Alni Rahmadani 70 77 88
21. Nalfa Ikuma 70 77 92
22. Naila Salsa Bila 70 80 88
23. Raihan Mahista N 50 57 72
24. Sakti Ilham Mukti 60 71 80
25. Selviana 60 62 80
26. Siti Azizah 65 71 80
27. Zainal Adi 50 62 76
28. Zulfani Tesya N 67 71 80
Rata-rata 63 70,57 80,28
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa perolehan rata-rata
nilai pada siklus I meningkat menjadi 70,57 jika dibandingkan dengan
rata-rata nilai pra siklus yang hanya 63. Pada siklus II meningkat menjadi
80,28. Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui bahwa
pelaksanaan PTK dengan menggunakan metode diskusi kelompok dan
media pembelajaran boneka tangan berhasil meningkatkan hasil belajar
siswa. Hasil dari penelitian tindakan kelas ini memperoleh hasil seperti
tabel di atas. Berikut ini penjabaran hasil penelitian dari siklus ke siklus:
127
2. Siklus I
Proses pembelajaran pada siklus I, peneliti menggunakan metode
diskusi kelompok dan media pembelajaran boneka tangan. Adapun
dalam penelitian mencakup 4 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, tahap pengamatan atau observasi dan refleksi. Sebelum
dilakukan penelitian, peneliti melakukan penelitian melakukan obsevasi
ke MI Kalirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang. Pada tahap
ini hasil tes evaluasi adalah 60,7% siswa tuntas (17 siswa) dan yang
belum tuntas 39,3% (11 siswa). Dengan demikian hasil belajar siswa
pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 21% jika dibandingkan
dengan pra siklus. Perolehan hasil tes evaluasi siklus I dapat dilihat
pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.1 Persentase Nilai Evaluasi Siklus I
128
Berikut ini adalah lembar observasi guru yang peneliti gunakan
pada saat proses pembelajaran berlangsung:
Tabel 4.5 Lembar pengamatan Guru Siklus I
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka
pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa Ѵ
2. Memberikan motivasi awal Ѵ
3. Memberikan apersepsi (kaitannya
dengan materi)
Ѵ
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran Ѵ
5. Memberikan acuan bahan pelajaran
yang akan dipelajari
Ѵ
Sikap guru dalam proses
pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara Ѵ
7. Variasi gerakan badan tidak
mengganggu siswa
Ѵ
8. Antusiasme dalam penampilan Ѵ
9. Menarik perhatian siswa dalam
kegiatan belajar menggunakan media
Ѵ
129
boneka tangan
10. Memberikan perhatian yang sama pada
setiap kelompok
Ѵ
Penguasaan bahan belajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam
RPP
Ѵ
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi
ajar
Ѵ
13. Mampu memberikan variasi dalam
menyampaikan bahan ajar melalui
metode diskusi kelompok dan media
boneka tangan
Ѵ
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan atau indikator yang telah
ditetapkan
Ѵ
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu
Ѵ
16. Memfasilatasi siswa selama proses
kegiatan belajar melalui metode diskusi
kelompok dan media boneka tangan
Ѵ
Evaluasi Pembelajaran
130
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
Ѵ
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan
RPP
Ѵ
Kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
Ѵ
21. Memberikan kesempatan untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan
Ѵ
22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
Ѵ
Tindak lanjut / Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa Ѵ
28. Menginformasikan materi/bahan ajar
yang akan dipelajari berikutnya
Ѵ
25. Memberikan motivasi untuk selalu
terus belajar
Ѵ
Jumlah 32 42 2 0
Total 76
Kategori Baik
131
Keterangan:
Skor Nilai Rentang kategori
A = 4 (sangat baik) Nilai 76 – 100 ( Baik )
B = 3 (baik) Nilai 50 – 75 ( Sedang )
C = 2 (cukup) Nilai 25 – 50 ( Kurang )
D = 1 (kurang)
Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar
pada siklus I memperoleh skor 76 dari skor maksimal 100. Sehingga
aktifitas guru pada siklus I tergolong predikat baik. Adapun penjelasan
lebih lanjut mengenai aktivitas guru adalah sebagi berikut :
a. Penilaian kemampuan guru membuka pelajaran berada pada skor
nilai 4 berpredikat sangat baik.
b. Penilaian sikap guru dalam proses pembelajaran berada pada skor
nilai 3 berpredikat baik.
c. Penilaian penguasaan guru terhadap bahan belajar berada pada skor
nilai 3 berpredikat baik.
d. Penilaian kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru berada
pada skor nilai 3 berpredikat baik.
e. Penilaian evaluasi pembelajaran berada pada skor nilai 4 berpredikat
sangat baik.
132
f. Penilaian kemampuan guru menutup kegiatan pembelajaran berada
pada skor nilai 3 berpredikat baik.
g. Penilaian terhadap tindak lanjut (follow up) berada pada skor nilai 4
berpredikat baik.
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat guru
menggunakan metode diskusi kelompok dan media boneka tangan
adalah sebagai berikut:
a. Membuka pelajaran
Guru membuka pelajaran dimulai dari memimpin doa,
mengabsen siswa dan memberikan motivasi kepada siswa serta
menjelaskan tujuan pembelajaran. Apersepsi yang dilakukan oleh
guru sudah sesuai dengan RPP.
b. Penguasaan materi
Guru dapat menerangkan materi cerita pendek dengan jelas
dan runtut sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik.
c. Menyajikan materi
Guru mengaitkan materi cerita pendek dan dengan cerita
legenda disekitar tempat tinggal siswa, hal ini memudahkan siswa
dalam memahami materi karena terjadi di lingkungan tempat
tinggal sekitar. Selain itu guru juga berinovasi dengan cara
membuat suasana kelas menjadi menyenangkan.
133
d. Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru kurang sesuai
yang tercantum dalam RPP, Terjadi penyimpangan dari RPP yang
telah dibuat yakni, guru lupa membagikan LKS kepada tiap
kelompok, dan guru malah meminta siswa untuk menulis soal yang
ada pada LKS hal ini menyebabkan waktu yang dialokasika dalam
kegiatan inti menjadi bertambah sehingga kegiatan pembelajaran
selesai tidak tepat dengan waktu yang telah ditentukan. Akan tetapi
hal tersebut tidak begitu berpengaruh besar terhadap pelaksanaan
penerepan metode diskusi kelompok dan media pembelajaran
boneka tangan.
e. Ketepatan menggunakan metode
Guru sudah paham akan metode diskusi kelompok dan media
pembelajaran boneka tangan, dan 3 hari sebelum penelitian dimulai
peneliti telah memberikan RPP untuk dipelajari oleh guru. Dalam
pelaksanaan penggunaan strategi metode diskusi kelompok dan
media pembelajaran boneka tangan masih ada beberapa
kekurangan yaitu 40% dari keseluruhan siswa belum terlibat secara
aktif dalam berkontribusi menyelesaikan soal bersama kelompok.
Pembibingan guru kurang merata pada setiap kelompok selama
berjalannya diskusi yang dilakukan siswa. Hal tersebut
berpengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa terhadap materi
yang diajarkan oleh guru.
134
f. Pelaksanaan evaluasi
Pelaksanaan Evaluasi belum berjalan dengan optimal, karena
banyak siswa yang masih malu menyampaikan hasil diskusi
kelompoknya.
g. Menutup pelajaran
Guru mengakhiri pembelajaran dengan menyimpulkan materi
yang dipelajari bersama-sama dengan siswa dan menutup pelajaran
dengan salam.
Tabel 4.6 lembar pengamatan siswa siklus I
No
Nama Siswa
Aspek yang diamati
Jumlah
Keaktifan
Perhatian
Rasa
ingin tahu
Kerja
kelompok
A B C A B C A B C A B C
1 Adi Kurniawan Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
2 Ahmad Saifullah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
3 Aldi Mega F Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
4 Arini Fadhila A V V V V 60
5 Aulia Dewi S Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
6 Baktiar Mukti H Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 80
7 Bima Wahyu S Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 45
8 Catur Budi P V V V V 50
9 Diyah Ayu K Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
10 Dyandra Naysianila Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 40
135
11 Fadel Ashlah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 80
12 Firza Farel Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
13 Iqbal Putra A Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 50
14 Kurnia Rahma Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 50
15 Muhammad Riqi S Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 50
16 Muhammad Satyo A Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 50
17 Muhammad Abidin Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 40
18 Muhammad Alfan M Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
19 Muhammad Nul I Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 50
20 Nabila Alni R Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
21 Nalfa Ikuma Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 50
22 Naila Salsa Bila V V V V 70
23 Raihan Mahista N V V V V 55
24 Sakti Ilham M V V Ѵ Ѵ 65
25 Selviana Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 45
26 Siti Azizah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
27 Zainal Adi Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 50
28 Zulfani Tesya N Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
berilah tanda centang ( Ѵ ) pada kolom yang tersedia
Keterangan:
Skor Nilai
136
A = 25 (sangat baik)
B = 15 (baik)
C = 10 (cukup)
Hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar
pada siklus I terdapat 2 siswa mendapatkan nilai 80, 8siswa
mendapatkan nilai 70 sedangkan 18 siswa lainnya mendapatkan nilai
kurang dari 70.
3. Siklus II
Pada siklus II tindakan penelitian mempertimbangkan
kekurangan dan kendala yang muncul pada siklus I. Untuk proses
pembelajaran masih sama dengan dengan siklus I yaitu dengan
menggunakan metode diskusi kelompok dan media pembelajaran
boneka tangan . Melalui data yang diperoleh pada siklus II dapat
dilihat terjadi peningkatan yang signifikasi pada hasil belajar siswa
sebesar 60% dari pra siklus dan 40% dari siklus I. Hasil tes evaluasi
yang diperoleh pada siklus II yaitu 93,3% ( 26 siswa) tuntas,
sedangkan 6,7% siswa (2 siswa) tidak tuntas. Dengan demikian,
presentase nilai yang diperoleh pada siklus II telah memenuhi target
yang telah ditetapkan peneliti yaitu 85% siswa tuntas atau mencapai
137
nilai KKM yang ditetapkan MI Kalirejo Kecamatan Ungaran
Kabupaten Semarang. Perolehan presentase nilai tes evaluasi pada
siklus II sebagai berikut:
Gambar 4.2 Persentase Nilai Tes Evaluasi Siklus II
Berikut ini adalah lembar observasi guru yang peneliti gunakan
pada saat proses pembelajaran langsung:
Tabel 4.7 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka
pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa Ѵ
2. Memberikan motivasi awal Ѵ
3. Memberikan apersepsi (kaitannya
dengan materi)
Ѵ
138
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran Ѵ
5. Memberikan acuan bahan pelajaran
yang akan dipelajari
Ѵ
Sikap guru dalam proses
pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara Ѵ
7. Variasi gerakan badan tidak
mengganggu siswa
Ѵ
8. Antusiasme dalam penampilan Ѵ
9. Menarik perhatian siswa dalam
kegiatan belajar menggunakan media
boneka tangan
Ѵ
10. Memberikan perhatian yang sama pada
setiap kelompok
Ѵ
Penguasaan bahan belajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam
RPP
Ѵ
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi
ajar
Ѵ
13. Mampu memberikan variasi dalam
menyampaikan bahan ajar melalui
metode diskusi kelompok dan media
Ѵ
139
boneka tangan
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan atau indikator yang telah
ditetapkan
Ѵ
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu
Ѵ
16. Memfasilatasi siswa selama proses
kegiatan belajar melalui metode diskusi
kelompok dan media boneka tangan
Ѵ
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
Ѵ
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan
RPP
Ѵ
Kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
Ѵ
21. Memberikan kesempatan untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan
Ѵ
22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
Ѵ
140
Tindak lanjut / Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa Ѵ
28. Menginformasikan materi/bahan ajar
yang akan dipelajari berikutnya
Ѵ
25. Memberikan motivasi untuk selalu
terus belajar
Ѵ
Jumlah 72 18 0
Total 90
Kategori Baik
Keterangan:
Skor Nilai Rentang kategori
A = 4 (sangat baik) Nilai 76 – 100 ( baik )
B = 3 (baik) Nilai 50 - 75 (Sedang)
C = 2 (cukup) Nilai 25 – 50 ( Kurang )
D = 1 (kurang)
Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar
pada siklus II memperoleh skor 90 dari skor maksimal 100. Sehingga
aktifitas guru pada siklus II tergolong predikat baik. Adapun penjelasan
lebih lanjut mengenai aktivitas guru adalah sebagi berikut :
141
a. Penilaian kemampuan guru membuka pelajaran berada pada skor
nilai 4 berpredikat sangat baik.
b. Penilaian sikap guru dalam proses pembelajaran berada pada skor
nilai 3 berpredikat sangat baik.
c. Penilaian penguasaan guru terhadap bahan belajar berada pada skor
nilai 4 berpredikat sangat baik.
d. Penilaian kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru berada
pada skor nilai 3 berpredikat baik.
e. Penilaian evaluasi pembelajaran berada pada skor nilai 4 berpredikat
sangat baik.
f. Penilaian kemampuan guru menutup kegiatan pembelajaran berada
pada skor nilai 4 berpredikat sangat baik.
g. Penilaian terhadap tindak lanjut (follow up) berada pada skor nilai 4
berpredikat sangat baik.
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat guru
menggunakan metode diskusi kelompok dan media boneka pembelajran
boeka tangan adalah sebagai berikut:
a. Membuka pelajaran
Guru membuka pelajaran dimulai dari memimpin doa,
mengabsen siswa dan memberikan motivasi kepada siswa serta
menjelaskan tujuan pembelajaran. Apersepsi yang dilakukan oleh
guru sudah sesuai dengan RPP.
b. Penguasaan materi
142
Guru dapat menerangkan materi cerita pendek dengan baik dan
runtut sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik.
c. Menyajikan materi
Guru mengaitkan materi cerita pendek dan dengan cerita
legenda disekitar tempat tinggal siswa, hal ini memudahkan siswa
dalam memahami materi karena terjadi di lingkungan tempat tinggal
sekitar. Selain itu guru juga berinovasi dengan cara membuat
suasana kelas menjadi menyenangkan.
d. Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas pada siklus II sesuai dengan RPP.
Pengelolaan kelas pada siklus I yang seharusnya guru membagikan
LKS pada setiap kelompok namun guru lupa untuk membagikannya
menyebabkan alokasi waktu pembelajaran yang telah ditentukan
tidak cukup karena siswa harus menulis kembali soal-soal yang
sudah disediakan dan tinggal menjawabnya selain itu guru juga
memperkecil jumlah kelompok agarlebih mudah dalam mengawasi.
e. Ketepatan mengguanakan metode
Guru telah menerapkan metode diskusi kelompok dan media
pembelajaran boneka tangan dengan baik, sesuai dengan tahap-tahap
yang ada dalam RPP. Tahap-tahap tersebut adalah menyampaikan
tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa, menyajikan informasi,
mengorganisasikan siswa, menyampaikan materi, melakukan
143
evaluasi dan memberikan reward. Hal ini mempengaruhi
peningkatan hasil belajar siswa lebih baik dari siklus I.
f. Pelaksanaan evaluasi
Pelaksanaan Evaluasi berjalan dengan baik guru membimbing
siswa dalam mengerjakan mengerjakan soal tes evaluasi.
g. Menutup pelajaran
Guru mengakhiri pembelajaran dengan menyimpulkan materi
yang dipelajari bersama-sama dengan siswa dan menutup pelajaran
dengan salam.
Tabel 4.8 lembar pengamatan siswa siklus II
No
Nama Siswa
Aspek yang diamati
Jumlah
Keaktifan
Perhatian
Rasa
ingin tahu
Kerja
kelompok
A B C A B C A B C A B C
1 Adi Kurniawan Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
2 Ahmad Saifullah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 75
3 Aldi Mega F Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
4 Arini Fadhila A Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
5 Aulia Dewi S Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
144
6 Baktiar Mukti H Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 100
7 Bima Wahyu S V V V V 60
8 Catur Budi P V V V V 60
9 Diyah Ayu K V V V V 90
10 Dyandra Naysianila Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 50
11 Fadel Ashlah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 90
12 Firza Farel Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
13 Iqbal Putra A Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
14 Kurnia Rahma Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
15 Muhammad Riqi S Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
16 Muhammad Satyo A Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
17 Muhammad Abidin Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
18 Muhammad Alfan M Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
19 Muhammad Nul I Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
20 Nabila Alni R Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
21 Nalfa Ikuma Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
22 Naila Salsa Bila Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
23 Raihan Mahista N Ѵ Ѵ Ѵ V 75
24 Sakti Ilham M V V V V 75
25 Selviana Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 75
26 Siti Azizah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
27 Zainal Adi Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
145
28 Zulfani Tesya N Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
berilah tanda centang ( Ѵ ) pada kolom yang tersedia
Keterangan:
Skor Nilai
A = 25 (sangat baik)
B = 15 (baik)
C = 10 (cukup)
Hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar
pada siklus II terdapat 1 siswa mendapatkan nilai 100, 2 siswa
mendapatkan nilai 90, 8 nsiswa mendapatkan nilai 85 dan 17 siswa
lainnya mendapatkan nilai kuarng dari 85.
4. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.9 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Kategori
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siswa % Siswa % Siswa %
Tuntas 11 39,2% 17 60,7% 26 93,3%
Tidak Tuntas 17 60,8% 11 39,3% 2 6,7%
Jumlah 28 100% 28 100% 28 100%
146
Berikut ini adalah ketuntasan hasil belajar siswa pra siklus,
siklus I dan siklus II:
Gambar 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I
dan Siklus II
Berdasarkan tabel dan gambar di atas diketahui bahwa ketuntasan
siswa kelas V MI Kalirejo Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten
Semarang meningkat. Dari pra siklus sebelum menggunakan metode
diskusi kelompok dan media pembelajaran boneka tangan , siswa yang
mencapai ketuntasan hanya 39,2% (11 siswa) dari keseluruhan siswa.
Sedangkan pada siklus I sebesar 60,7% (17 siswa) dan siklus II sebesar
93,3% (26 siswa). Nilai rata-rata pra siklus yaitu 62,8 sedangkan pada
siklus I nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 70,57, dan pada siklus
II nilai rata-rata juga meningkat mencapai 80,28. Pada pelaksanaan
147
siklus II ketuntasan klasikal telah tercapai yaitu 93,3% siswa tuntas
secara klasikal yang mana telah melebihi dari kriteria ketuntasan
klasikal yang ditetapkan sebesar ≥ 85% siswa tuntas secara klasikal.
Meningkatnya hasil belajar dari siklus I ke siklus II disebabkan
karena pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok dan
media pembelajaran boneka tangan dapat menambah/memperjelas
pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari dan merangsang
partisipasi siswa dalam diskusi kelompok.
Dengan memperhatikan pembahasan hasil penelitian di atas
peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima
kebenarannya, dengan kata lain penerapan metode diskusi kelompok
dan media pembelajaran boneka tangan di MI Kalirejo Kecamatan
Ungaran Timur Kabupaten Semarang dapat meningkatkan hasil belajar
siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia materi cerita pendek.
148
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan melalui
beberapa rangkaian tindakan dimulai dari siklus I dan siklus II serta berdasarkan
seluruh pembahasan dan hasil analisis data yang dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa metode diskusi kelompok dan media pembelajaran boneka
tangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III mata pelajaran Bahasa
Indonesia materi cerita pendek. Indikator tersebut dapat terlihat dari nilai tes
ulangan siswa yang mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I
terdapat 17 siswa atau 60,7% siswa yang tuntas dalam belajar dan yang belum
tuntas sebanyak 11 siswa atau 39,3% dengan nilai rata-rata 70,57. Pada siklus II
jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 26 siswa atau 92,8% dan yang
belum tuntas menjadi 2 siswa atau 7,2% dengan nilai rata-rata 80,28.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti
mengajukan beberapa saran sebagai masukan , antara lain:
1. Bagi Kepala Sekolah
a. Kepala sekolah hendaknya selalu memotivasi dan memfasilitasi guru
untuk meningkatkan keterampilan mengajarnya dengan mengikuti
seminar-seminar dan pelatihan tentang penggunaan metode dan media
pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
149
b. Kepala sekolah sebaiknya membimbing para guru untuk memperbaiki
dan mengembangkan proses belajar mengajar seperti pemberian
motivasi guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas yaitu
penggunaan metode dan media pembelajaran yang lebih inovatif serta
melakukan evaluasi untuk perbaikan proses belajar mengajar
selanjutnya.
2. Bagi Guru
a. Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompokdan
media pembelajaran boneka tangan hendaknya diterapkan kembali pada
pokok bahasan yang lain pada pelajaran Bahasa Indonesia pada
khususnya dan mata pelajaran yang lain pada umumnya karena terbukti
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa
Indonesia.
b. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran hendaknya guru
melakukan persiapan yang matang dengan telebih dahulu memahami
langkah-langkah yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran yang
berpedoman pada RPP yang telah disusun sebelumnya.
c. Guru hendaknya memberikan penjelasan yang jelas tentang aturan
dalam berdiskusi kelompok agar siswa tidak bingung dan
melaksanakannya dengan tertib.
d. Guru sebaiknya lebih kreatif dan variatif dalam menggunakan media
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan minat siswa untuk
mengikuti proses pembelajaran dengan baik sehingga tujuan
150
pembelajaran dapat tercapai, serta melibatkan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran sehingga akan menghilangkan kejenuhan siswa.
3. Siswa
Siswa sebaiknya dapat lebih aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran agar mampu memahami materi yang diajarkan oleh
guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
151
Daftar Pustaka
Akhadiah, Sabarti (1994) pembinaan kemampuan menulis Bahasa
Indonesia Jakarta Erlangga
Ardi Setyanto N, 2014 PANDUAN SUKSES KOMUNIKASI BELAJAR
MENGAJAR. . Jogjakarta : DIVA Press
Asnawir, Usman basyirudin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Ciputat
Pers
Badudu, js (1993). Cakrawala Bahasa Indonesia Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Basrowi & Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Gava Media.
Dja’far Zainudin. 1995. Didaktik Metodik. Pasuruan : PT Garoed Buana Indah
Hamid Moh Sholeh. 2014. Metode Edutaiment. Jogjakarta : DIVA Press
(http://gopengertian.blogspot.com/2015/09/pengertian-cerpen-ciri-ciri-struktur-
unsur-intrinsik-unsur-ekstrinsik.html#ixzz5Fis7g0TC. di akses pada 10
mei 2018)
Itadz Mbak, 2008. Memilih, Menyusun, Menyajikan, Cerita Untuk Anak Usia
Dini. Yogyakarta: Tiara Wacana
Junaidi Firman, 2016. Mendeteksi Minat Dan Bakat Anak Melalui Cerita.
Jogjakarta: Diva Kids.
Majid Abdul. 2014. Strategi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Nasucha Yakub, DKK. 2009. Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya tulis
Ilmiah. Yogyakarta: Media Perkasa
Purwanto Ngalim. 1988. Psikologi pendidikan. Bandung: Remeadja Karya CV
Sam’s, Rosma Hartiny.2010. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Yogyakarta. Sukses Offset.
Sufanti Main. 2010. Strategi Pengajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia.
Surakarta: Yuma Pustaka
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR
152
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana
Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana
Usman Uzer Moh, DKK. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda karya
Wiyanto Asul. 2000. Terampil Diskusi. Jakarta : PT Grasindo
Yuliawati, Fitri, Suprihatiningrum & Agung Rokhimawan.2012. Penelitian
Tindakan Kelas untuk Tenaga Pendidik Nasional. Yogyakarta:
PEDAGOGIA
Zuhaida Anggun. 2016. “Implementasi Pendekatan Contextual Teaching And
Learning (CTL) Berbasis Web Pada Praktikum Kimia Di Madrasah
Aliyah Negeri 2 Kudus”.
(Online). Vol. 1 No.1
(Http://attarbiyah.iainsalatiga.ac.id/index.php/attarbiyah/authors/vie
w, diakses 31 agustus 2018)
153
Lampiran -lampiran
154
Lampiran ke 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS I
Sekolah : MI Kalirejo
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V/2
Materi Pokok : Cerita pendek
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
5. Mendengarkan memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek
anak yang disampaikan secara lisan
B. Kompetensi Dasar
5.2 mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, dan amanat)
C. Indikator
5.2.1. siswa dapat menyebutkan tokoh, tema, latar, dan amanat yang
terkandung dalam cerita
5.2.2. siswa dapat mendengarkan cerita pendek anak yang disampaikan secara
lisan
D. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mendengarkan penjelasan guru,
1. Siswa siswa dapat menyebutkan tokoh, tema, latar, dan amanat yang
terkandung dalam cerita
155
2. siswa dapat mendengarkan cerita pendek anak yang disampaikan secara
lisan
E. Metode:
1. Ceramah,
2. Diskusi kelompok
3. Tanya Jawab,
4. Latihan dan Penugasan.
F. Materi Pokok
Unsusr-unsur cerita
1. Tokoh adalah pemeran dalam cerita
2. Tema adalah isi pokok dalam sebuah cerita
3. Latar adalah tempat, suasana dalam cerita
4. Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan dalam cerita
“Sam pencipta mainan”
Sely dan Sam si hamster tinggal didalam lubang yang hangat. Lorong-
lororng berliku membuat mereka aman dari para pemangsa. Ada
kamar tidur, ruang keluarga, dapur dan toilet.
Pada suatu pagi yang indah, sely menikmati teropong buatan Sam,
ayahnya. Rerumputan membentang sejauh mata memandang tak
pernah sekalipun ia menyentuh tumbuhan hijau itu.
“ayah, bolehkah aku bermain diluar sana? Aku bosan dirumah terus”
tutur Sely mendekati Sam.
“tidak, Sely. Lebih baik kau diam disini saja” ujar Sam.
156
“tapi, yah, aku benar-benar bosan. Sejak lahir, hanya teropong itu
yang menjadi temaku. Huhuhuhu...” sahut Sely sambil menangis
tersedu-sedu
“jika kamu keluar, seekor elang akan menangkap dan membawamu ke
atas bukit. Diluar sangat berbahaya!” paapar Sam tegas.
Sely sihamster kecil tetap membandel. Diam-diam ia keluar dari
dalam liang
“asyik, akhirnya aku bisa bermain diluar rumah” seru Sely sambil
menciumi rerumputan.
Tanpa Sely sadari, bahaya sedang mengintainya. Seekor elang
bersembunyi di pucuk pohon. Burung pemangsa itu melesat kearah
Sely.
“hahhh..., ada elang!” seru Sely berlari kesarangnya
“Ayah..., ayah..., tolong aku! Seekor elang mau menagkapku, yah!”
teriak Sely dengan nafas terengah-engah
“apa? Oh..., rupanya kamu telah melanggar perintahku ya!” seru Sam
marah. “untung saja kamu selamat dan sekarang apakah kamu masih
ingin bermain-main diluar?”
“Tidak yah, aku takut. Maafkan aku” jawab Sely lemas
“baiklah kali ini ayah memaafkanmu” timpal Sam kembali tersenyum.
“Ayah akan membuat mainan agar kamu tidak bosan dirumah.”
“wah..., benar yah!”
Sam mengangguk.
157
“yuhu! Sely berteriak girang.
Sam lalu menggambar bentuk mainan yang akan ia buat. Ia mengukur
dengan cermat setiap sisinya, lalu dirakit satu-persatu, dengan
kecerdasannya sam mampu membuat mainan spesial untuk Sely. Ada
roda berputar, ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, sampai sepeda yang
lucu.
“waow..., banyak sekali mainanku!” seru Sely senang
“Ayah! Aku senang dengan mainan ini cihuyyy!” teriak Sely sambil
berlarian didalam roda berputar.
Sam berhasil mengusir rasa bosan Sely dengan mainan ciptaannya.
Semenjak itu, Sely tidak pernah lagi bermain diluar rumah.
G. Media, Sumber/Alat/Bahan Pembelajaran
1. Media Pembelajaran:
a. Boneka tangan
b. Lembar Kerja Siswa Kelompok
2. Sumber/Alat/Bahan pembelajaran :
a. Buku Bahasa Indonesia untuk SD/MI kelas V
b. Buku mendeteksi minat dan bakat anak melalui cerita
H. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
a. Mengucap salam dan berdoa bersama.
b. Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian,
(5 menit)
158
posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
c. Melakukan apersepsi dengan sedikit mengulang
pelajaran kemarin.
d. Memberikan motivasi kepada siswa.
e. Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi
dan kompetensi yang diharapkan.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
- Mengulas materi pelajaran sebelumnya
- Menjelaskan unsur-unsur dalam sebuah cerita
- Menceritakan sebuah cerita pendek
menggunakan media boneka tangan
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
- Guru membagi siswa dalam 7 kelompok
masing-masing terdiri dari 4 siswa
- Guru membagikan lembar kerja siswa yang
sama pada tiap-tiap kelompok
- Guru meminta siswa mendiskusikan masalah
yang ada di lembar kerja siswa dan menentukan
(55 menit)
159
jawaban yang paling tepat bersama
kelompoknya
- Siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi,
- Guru meluruskan dan memberikan sebuah
kesimpulan dari hasil diskusi kelompok yang
telah dilakukan.
- Guru memberikan soal individu untuk
dikerjakan
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menanyakan hal-hal yang belum
dipahami
3. Penutup
a. Guru menyampaikan kesimpulan dari pelajaran
yang telah disampaikan
b. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di
rumah
c. Guru menyampaikan materi pembelajaran yang
akan diberikan pada pertemuan yang akan
datang
(10 menit)
160
d. Guru menyampaikan pesan-pesan sederhana
pada siswa kemudian menutup dengan salam
I. PENILAIAN
Bacalah cerita dibawah ini
Beruang Dan Lebah
Dongeng beruang dan lebah – Seekor beruang menjelajahi hutan untuk
mencari buah-buahan, menemukan pohon tumbang di mana pada pohon
tersebut terdapat sarang tempat lebah menyimpan madu. Beruang itu mulai
mengendus-endus dengan hati-hati di sekitar pohon tumbang tersebut untuk
mencari tahu apakah lebah-lebah sedang berada dalam sarang tersebut. Tepat
pada saat itu, sekumpulan kecil lebah terbang pulang dengan membawa banyak
madu. Lebah-lebah yang pulang tersebut, tahu akan maksud sang Beruang dan
mulai terbang mendekati sang Beruang, menyengatnya dengan tajam lalu lari
bersembunyi ke dalam lubang batang pohon.
Beruang tersebut menjadi sangat marah dan seketika itu juga, loncat ke
atas batang yang tumbang tersebut dan dengan cakarnya menghancurkan
sarang lebah. Tetapi hal ini malah membuat seluruh kawanan lebah yg berada
dalam sarang, keluar dan menyerang sang Beruang. Beruang yang sial itu
akhirnya lari terbirit-birit dan hanya dapat menyelamatkan dirinya dengan cara
menyelam ke dalam air sungai.
1. Instrumen Penilaian : Soal Evaluasi
1. Apakah yang dimaksud dengan tokoh dalam sebuah cerita?
2. Apakah yang dimaksud dengan tema dalam sebuah cerita?
3. Apakah yang dimaksud dengan latar dalam sebuah cerita?
4. Siapa saja tokoh yang terdapat dalam cerita diatas?
5. Apa amanat yang terkandung dalam cerita diatas?
6. Dimanakah cerita tersebut berlangsung?
7. Apa tema cerita diatas?
161
162
Lampiran ke 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS II
Sekolah : MI Kalirejo
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V/2
Materi Pokok : Cerita pendek
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
5. Mendengarkan memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek
anak yang disampaikan secara lisan
B. Kompetensi Dasar
5.2 mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, dan amanat)
C. Indikator
5.2.3. siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat tokoh yang terkandung dalam
sebuah cerita
5.2.4. siswa dapat menyimpulkan isi cerita dalam beberapa kalimat
D. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mendengarkan penjelasan guru,
1. Siswa siswa dapat menyebutkan sifat-sifat tokoh yang terkandung dalam
sebuah cerita
2. siswa dapat menyimpulkan isi cerita dalam beberapa kalimat
163
E. Metode:
1. Ceramah,
2. Diskusi kelompok
3. Tanya Jawab,
4. Latihan dan Penugasan.
F. Materi Pokok
Sifat-sifat tokoh dalam sebuah cerita
1. Protagonis adalah tokoh utama dalam sebuah cerita yang memiliki
karakter baik
2. Antagonis adalah tokoh utama yang memiliki karakter jahat dalam
sebuah cerita
3. Tritagonis adalah tokoh yang dipercaya oleh tokoh protagonis dan
antagonis
4. Deutragonis adalah tokoh lain yang berada dipihak protagonis
contoh cerita pendek
“Sam pencipta mainan”
Sely dan Sam si hamster tinggal didalam lubang yang hangat. Lorong-
lororng berliku membuat mereka aman dari para pemangsa. Ada
kamar tidur, ruang keluarga, dapur dan toilet.
Pada suatu pagi yang indah, sely menikmati teropong buatan Sam,
ayahnya. Rerumputan membentang sejauh mata memandang tak
pernah sekalipun ia menyentuh tumbuhan hijau itu.
164
“ayah, bolehkah aku bermain diluar sana? Aku bosan dirumah terus”
tutur Sely mendekati Sam.
“tidak, Sely. Lebih baik kau diam disini saja” ujar Sam.
“tapi, yah, aku benar-benar bosan. Sejak lahir, hanya teropong itu
yang menjadi temaku. Huhuhuhu...” sahut Sely sambil menangis
tersedu-sedu
“jika kamu keluar, seekor elang akan menangkap dan membawamu ke
atas bukit. Diluar sangat berbahaya!” paapar Sam tegas.
Sely sihamster kecil tetap membandel. Diam-diam ia keluar dari
dalam liang
“asyik, akhirnya aku bisa bermain diluar rumah” seru Sely sambil
menciumi rerumputan.
Tanpa Sely sadari, bahaya sedang mengintainya. Seekor elang
bersembunyi di pucuk pohon. Burung pemangsa itu melesat kearah
Sely.
“hahhh..., ada elang!” seru Sely berlari kesarangnya
“Ayah..., ayah..., tolong aku! Seekor elang mau menagkapku, yah!”
teriak Sely dengan nafas terengah-engah
“apa? Oh..., rupanya kamu telah melanggar perintahku ya!” seru Sam
marah. “untung saja kamu selamat dan sekarang apakah kamu masih
ingin bermain-main diluar?”
“Tidak yah, aku takut. Maafkan aku” jawab Sely lemas
165
“baiklah kali ini ayah memaafkanmu” timpal Sam kembali tersenyum.
“Ayah akan membuat mainan agar kamu tidak bosan dirumah.”
“wah..., benar yah!”
Sam mengangguk.
“yuhu! Sely berteriak girang.
Sam lalu menggambar bentuk mainan yang akan ia buat. Ia mengukur
dengan cermat setiap sisinya, lalu dirakit satu-persatu, dengan
kecerdasannya sam mampu membuat mainan spesial untuk Sely. Ada
roda berputar, ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, sampai sepeda yang
lucu.
“waow..., banyak sekali mainanku!” seru Sely senang
“Ayah! Aku senang dengan mainan ini cihuyyy!” teriak Sely sambil
berlarian didalam roda berputar.
Sam berhasil mengusir rasa bosan Sely dengan mainan ciptaannya.
Semenjak itu, Sely tidak pernah lagi bermain diluar rumah (Firman
Junaidi, 2016: 11-14)
G. Media, Sumber/Alat/Bahan Pembelajaran
1. Media Pembelajaran:
c. Boneka tangan
d. Lembar Kerja Siswa Kelompok
2. Sumber/Alat/Bahan pembelajaran :
c. Buku Bahasa Indonesia untuk SD/MI kelas V
d. Buku mendeteksi minat dan bakat anak melalui cerita
166
H. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
f. Mengucap salam dan berdoa bersama.
g. Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian,
posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
h. Melakukan apersepsi dengan sedikit mengulang
pelajaran kemarin.
i. Memberikan motivasi kepada siswa.
j. Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi
dan kompetensi yang diharapkan.
(5 menit)
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
- Mengulas materi pelajaran sebelumnya
- Menjelaskan sifat-sifat tokoh dalam sebuah
cerita
- Menceritakan sebuah cerita pendek
menggunakan media boneka tangan
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
(56 menit)
167
- Guru membagi siswa dalam 4 kelompok
masing-masing terdiri dari 7 siswa
- Guru membagikan lembar kerja siswa yang
sama pada tiap-tiap kelompok
- Guru menjelaskan tata cara berdiskusi dengan
baik dan benar
- Guru meminta siswa mendiskusikan masalah
yang ada di lembar kerja siswa dan menentukan
jawaban yang paling tepat bersama
kelompoknya
- Siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi,
- Guru meluruskan dan memberikan sebuah
kesimpulan dari hasil diskusi kelompok yang
telah dilakukan.
- Guru memberikan hadiah berupa bintang
kepada kelomok yang paling aktiv dalam
diskusi kelompok
- Guru memberikan soal individu untuk
dikerjakan
168
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menanyakan hal-hal yang belum
dipahami
3. Penutup
e. Guru menyampaikan kesimpulan dari pelajaran
yang telah disampaikan
f. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di
rumah
g. Guru menyampaikan materi pembelajaran yang
akan diberikan pada pertemuan yang akan
datang
h. Guru menyampaikan pesan-pesan sederhana
pada siswa kemudian menutup dengan salam
(10 menit)
I. PENILAIAN
Bacalah cerita dibawah ini
Si Kancil Dan Siput
Suatu hari angin berhembus semilir-semilir membuat penghuni hutan
mengantuk. Begitu juga dengan si kancil. Untuk mengusir rasa kantuknya si
kancil berjalan-jalan di hutan sambil membusungkan dadanya.
Sambil berjalan si kancil berkata, “Siapa yang tak kenal kancil. Si pintar, si
cerdik dan si pemberani. Setiap masalah pasti selesai olehku.”
Ketika sampai di sungai, si kancil segera minum untuk menghilangkan rasa
hausnya. Air yang begitu jernih membuat si kancil dapat berkaca. Si kancil
berkata-kata sendirian.
169
“Buaya, gajah, harimau semuanya binatang bodoh, jika berhadapan denganku
mereka dapat aku perdaya.”
Si kancil tidak tahu kalau ia daritadi sedang diperhatikan oleh seekor siput
yang sedang duduk di bongkahan batu yang besar.
Si siput berkata, “Hei kancil, kau asyik sekali berbicara sendirian. Ada apa?
Kamu sedang bergembira?”
Kancil mencari-cari sumber suara itu. Akhirnya si kancil menemukan letak si
siput.
“Rupanya sudah lama kau memperhatikanku ya? Siput yang kecil dan imut-
imut. Eh bukan! Kamu memang kecil tapi tidak imut-imut, melainkan jelek
bagai kotoran ayam,” ujar si kancil.
Siput terkejut mendengar ucapan si kancil yang telah menghina dan
membuatnya jengkel.
Lalu siput pun berkata, “hai kancil! kamu memang cerdik dan pemberani
karena itu aku menantangmu lomba adu cepat.”
Akhirnya mereka setuju perlombaan dilakukan minggu depan. Setelah si kancil
pergi, siput segera memanggil dan mengumpulkan teman-temannya.
Si siput meminta tolong teman-temannya agar waktu perlombaan nanti
semuanya harus berada di jalur lomba.
“Jangan lupa, kalian bersembunyi di balik bongkahan batu, dan salah satu
harus segera muncul jika si kancil memanggil, dengan begitu kita selalu berada
di depan si kancil,” kata siput.
Hari yang dinanti tiba. Si kancil datang dengan sombongnya, merasa ia pasti
akan sangat mudah memenangkan perlombaan ini. Siput mempersilahkan
kancil untuk berlari duluan dan memanggilnya untuk memastikan sudah
sampai mana ia sampai.
Perlombaan dimulai. Kancil berjalan santai, sedang siput segera menyelam ke
dalam air.
Setelah beberapa langkah, si kancil memanggil siput. Tiba-tiba siput muncul di
depan kancil sambil berseru, “hai kancil! aku sudah sampai sini.”
170
Si kancil terheran-heran, segera ia mempercepat langkahnya. Kemudian ia
memanggil si siput lagi. Ternyata siput juga sudah berada di depannya.
Akhirnya si kancil berlari tetapi ia panggil si siput, ia selalu muncul di depan
kancil. Keringatnya bercucuran, kakinya terasa lemas dan nafasnya tersengal-
sengal.
Ketika hampir finish, ia memanggil siput, tetapi tidak ada jawaban. Si kancil
berpikir siput sudah tertinggal jauh dan ia akan menjadi pemenang
perlombaan.
Si kancil berhenti berlari, ia berjalan santai sambil beristirahat. Dengan
senyum sinis kancil berkata,” kancil memang tiada duanya.”
Si kancil dikagetkan ketika ia mendengar suara siput yang sudah duduk di
atas batu besar.
“Oh kasihan sekali kau kancil. Kelihatannya sangat lelah, capek ya berlari?”
ejek siput.
Tidak mungkin! Bagaimana kamu bisa lebih dulu sampai, padahal aku berlari
sangat kencang,” seru si kancil.
“Sudahlah akui saja kekalahanmu,” ujar siput.
Si kancil masih heran dan tak percaya kalau ia dikalahkan oleh binatang yang
lebih kecil darinya. Si kancil menundukkan kepala dan mengakui
kekalahannya.
“Sudahlah tidak usah sedih, aku tidak minta hadiah kok. Aku hanya ingin
kamu ingat satu hal, janganlah sombong dengan kepandaian dan
kecerdikanmu. Semua binatang mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing, jadi jangan suka menghina dan menyepelekan mereka,” ujar
siput.
a. Instrumen Penilaian :
1. Apakah yang dimaksud dengan protagonis?
2. Apakah yang dimaksud dengan antagonis?
3. Dalam cerita diatas sifat apakah yang dimiliki si kancil?
4. Dalam cerita diatas sifat apakah yang dimiliki si siput?
171
172
Lamiran ke 3
Dokumentasi
Proses Pembelajaran Menggunakan Metode Diskusi Kelompok dan Media
Pembelajaran Boneka Tangan Siklus I
1. Guru membuka pelajaran dan memberikan motivasi
2. Guru menceritakan cerita menggunakan boneka tangan
3. Guru membagi siswa dalam kelompok
173
4. Siswa mendiskusikan LKS
5. Guru memanggil salah satu siswa untuk mewakili kelompoknya memaparkan
hasil diskusi
Proses Pembelajaran Menggunakan Metode Diskusi Kelompok dan Media
Pembelajaran Boneka Tangan Siklus II
1. Guru membuka pelajaran dan memberikan motivasi
2. Guru menceritakan sebuah cerita menggunakan boneka tangan
174
3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
4. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan LKS
175
5. Guru meminta salah satu siswa mewakili kelompoknya memeaparkan hasil
diskusi
6. Guru memberikan reward
176
Lampiran 4
177
178
179
Lampiran 5
180
181
182
Lampiran 6
183
Lampiran 7
184
185
186
Lampiran 8
Nilai Evaluasi Siklus I
NO. NAMA SISWA NILAI
1. Adi Kurniawan 77
2. Ahmad Saifullah 70
3. Aldi Mega Ferdian 75
4. Arini Fadhila Almas 70
5. Aulia Dewi Saputri 70
6. Baktiar Mukti Hidayat 85
7. Bima Wahyu Setiaji 60
8. Catur Budi Pamungkas 60
9. Diyah Ayu Kumala 75
10. Dyandra Naysianila 58
11. Fadel Ashlah 90
12. Firza Farel 80
13. Iqbal Putra Arfi 65
14. Kurnia Rahma 78
15. Muhammad Riqi Saputra 65
16. Muhammad Satyo Ajar P 65
17. Muhammad Abidin 63
18. Muhammad Alfan M 75
19. Muhammad Nul Ikhsan 60
187
20. Nabila Alni Rahmadani 75
21. Nalfa Ikuma 75
22. Naila Salsa Bila 80
23. Raihan Mahista N 60
24. Sakti Ilham Mukti 72
25. Selviana 65
26. Siti Azizah 70
27. Zainal Adi 60
28. Zulfani Tesya N 70
Rata-Rata 70,2
188
Lampiran 9
Nilai Evaluasi Siklus II
NO. NAMA SISWA NILAI
1. Adi Kurniawan 87
2. Ahmad Saifullah 82
3. Aldi Mega Ferdian 85
4. Arini Fadhila Almas 75
5. Aulia Dewi Saputri 80
6. Baktiar Mukti Hidayat 95
7. Bima Wahyu Setiaji 70
8. Catur Budi Pamungkas 75
9. Diyah Ayu Kumala 80
10. Dyandra Naysianila 63
11. Fadel Ashlah 95
12. Firza Farel 90
13. Iqbal Putra Arfi 65
14. Kurnia Rahma 78
15. Muhammad Riqi Saputra 75
16. Muhammad Satyo Ajar P 75
17. Muhammad Abidin 70
18. Muhammad Alfan M 82
19. Muhammad Nul Ikhsan 75
189
20. Nabila Alni Rahmadani 80
21. Nalfa Ikuma 85
22. Naila Salsa Bila 90
23. Raihan Mahista N 70
24. Sakti Ilham Mukti 79
25. Selviana 75
26. Siti Azizah 80
27. Zainal Adi 70
28. Zulfani Tesya N 75
Rata-Rata 78,60
190
Lampiran 10
Lembar pengamatan Guru Siklus I
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka
pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa Ѵ
2. Memberikan motivasi awal Ѵ
3. Memberikan apersepsi (kaitannya
dengan materi)
Ѵ
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran Ѵ
5. Memberikan acuan bahan pelajaran
yang akan dipelajari
Ѵ
Sikap guru dalam proses
pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara Ѵ
7. Variasi gerakan badan tidak
mengganggu siswa
Ѵ
8. Antusiasme dalam penampilan Ѵ
9. Menarik perhatian siswa dalam
kegiatan belajar menggunakan media
boneka tangan
Ѵ
191
10. Memberikan perhatian yang sama pada
setiap kelompok
Ѵ
Penguasaan bahan belajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam
RPP
Ѵ
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi
ajar
Ѵ
13. Mampu memberikan variasi dalam
menyampaikan bahan ajar melalui
metode diskusi kelompok dan media
boneka tangan
Ѵ
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan atau indikator yang telah
ditetapkan
Ѵ
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu
Ѵ
16. Memfasilatasi siswa selama proses
kegiatan belajar melalui metode diskusi
kelompok dan media boneka tangan
Ѵ
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang Ѵ
192
telah ditetapkan
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan
RPP
Ѵ
Kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
Ѵ
21. Memberikan kesempatan untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan
Ѵ
22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
Ѵ
Tindak lanjut / Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa Ѵ
28. Menginformasikan materi/bahan ajar
yang akan dipelajari berikutnya
Ѵ
25. Memberikan motivasi untuk selalu
terus belajar
Ѵ
Jumlah 32 42 2 0
Total 76
Kategori Baik
193
Lampiran 11
Lembar Pengamatan Guru Siklus II
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka
pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa Ѵ
2. Memberikan motivasi awal Ѵ
3. Memberikan apersepsi (kaitannya
dengan materi)
Ѵ
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran Ѵ
5. Memberikan acuan bahan pelajaran
yang akan dipelajari
Ѵ
Sikap guru dalam proses
pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara Ѵ
7. Variasi gerakan badan tidak
mengganggu siswa
Ѵ
8. Antusiasme dalam penampilan Ѵ
9. Menarik perhatian siswa dalam
kegiatan belajar menggunakan media
boneka tangan
Ѵ
10. Memberikan perhatian yang sama pada Ѵ
194
setiap kelompok
Penguasaan bahan belajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam
RPP
Ѵ
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi
ajar
Ѵ
13. Mampu memberikan variasi dalam
menyampaikan bahan ajar melalui
metode diskusi kelompok dan media
boneka tangan
Ѵ
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan atau indikator yang telah
ditetapkan
Ѵ
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu
Ѵ
16. Memfasilatasi siswa selama proses
kegiatan belajar melalui metode diskusi
kelompok dan media boneka tangan
Ѵ
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
Ѵ
195
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan
RPP
Ѵ
Kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
Ѵ
21. Memberikan kesempatan untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan
Ѵ
22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
Ѵ
Tindak lanjut / Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa Ѵ
28. Menginformasikan materi/bahan ajar
yang akan dipelajari berikutnya
Ѵ
25. Memberikan motivasi untuk selalu
terus belajar
Ѵ
Jumlah 72 18 0
Total 90
Kategori Baik
196
Lampiran 12
Lembar pengamatan siswa siklus I
No
Nama Siswa
Aspek yang diamati
Jumlah
Keaktifan
Perhatian
Rasa
ingin tahu
Kerja
kelompok
A B C A B C A B C A B C
1 Adi Kurniawan Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
2 Ahmad Saifullah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
3 Aldi Mega F Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
4 Arini Fadhila A V V V V 60
5 Aulia Dewi S Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
6 Baktiar Mukti H Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 80
7 Bima Wahyu S Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 45
8 Catur Budi P V V V V 50
9 Diyah Ayu K Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
10 Dyandra Naysianila Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 40
11 Fadel Ashlah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 80
12 Firza Farel Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
13 Iqbal Putra A Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 50
14 Kurnia Rahma Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 50
15 Muhammad Riqi S Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 50
16 Muhammad Satyo A Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 50
17 Muhammad Abidin Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 40
18 Muhammad Alfan M Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
19 Muhammad Nul I Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 50
20 Nabila Alni R Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
21 Nalfa Ikuma Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 50
22 Naila Salsa Bila V V V V 70
23 Raihan Mahista N V V V V 55
24 Sakti Ilham M V V Ѵ Ѵ 65
25 Selviana Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 45
26 Siti Azizah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
27 Zainal Adi Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 50
28 Zulfani Tesya N Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
197
Lampiran 13
Lembar pengamatan siswa siklus II
No
Nama Siswa
Aspek yang diamati
Jumlah
Keaktifan
Perhatian
Rasa
ingin tahu
Kerja
kelompok
A B C A B C A B C A B C
1 Adi Kurniawan Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
2 Ahmad Saifullah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 75
3 Aldi Mega F Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
4 Arini Fadhila A Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
5 Aulia Dewi S Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
6 Baktiar Mukti H Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 100
7 Bima Wahyu S V V V V 60
8 Catur Budi P V V V V 60
9 Diyah Ayu K V V V V 90
10 Dyandra Naysianila Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 50
11 Fadel Ashlah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 90
12 Firza Farel Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
13 Iqbal Putra A Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
14 Kurnia Rahma Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
15 Muhammad Riqi S Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
16 Muhammad Satyo A Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
17 Muhammad Abidin Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
18 Muhammad Alfan M Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
19 Muhammad Nul I Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
20 Nabila Alni R Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
21 Nalfa Ikuma Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
22 Naila Salsa Bila Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
23 Raihan Mahista N Ѵ Ѵ Ѵ V 75
24 Sakti Ilham M V V V V 75
25 Selviana Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 75
26 Siti Azizah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 70
27 Zainal Adi Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 65
28 Zulfani Tesya N Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 85
198
Lampiran 14
Jawaban soal lembar kerja siswa siklus I dan II
Jawaban soal LKS siklus I:
1. Sely, Sam, Elang
2. Tidak boleh melanggar perintah orang tua
3. Hutan
4. Sam pencipta mainan
Jawaban soal LKS siklus II:
1. Protagonis adalah tokoh yang memiliki watak baik dalam sebuah
cerita
2. Antagonis adalah tokoh yang memiliki watak jahat dalam sebuah
cerita
3. Protagonis
4. Antagonis
5. Sely dan Sam adalah hamster, mereka tinggal disebuah lorong, sejak
kecil Sely tidak pernah keluar dari lorong hingga suatu saat ia
meminta ijin kepada ayahnya si Sam untuk bermain diluar, namun
sam tidak mengijinkannya karena diluar sangat berbahaya. Karena
kuatnya keinginan Sely ia pun tidak menghiraukan nasehat ayahnya
dan ia pun diam-diam keluar dari lorong tanpa sepengetahuan
ayahnya.
199
Saat asyik bermain diluar ada seekor elang yang sedang mengamati
Sely untuk menangkapnya, ketika ealng itu mau menangkap Sely ia
pun berlari sambil berteriak memanggil-manggil ayahnya.
Setelah mengetahui kejadian itu Sam pun marah kepada Sely tetapi
dia tetap memaafkan Sely dan berjanji akan membuatkan mainan
untuk Sely agar ia tidak bosan dirumah. Sely pun sangat senag ketika
mainannya sudah jadi dan sekarang dia sudah tidak bosan lagi berada
dirumah
200
Lampiran 15
Jawaban soal evaluasi siklus I dan II
Jawaban soal evaluasi siklus I:
1. Pemeran dalam cerita
2. Isi pokok sebuah cerita
3. Tempat, suasana dalam cerita
4. Beruang dan lebah.
5. Tidak boleh mudah emosi
6. Dihutan
7. Beruang yang pemarah
Jawaban soal evaluasi siklus II:
1. Protagonis adalah tokoh utama yang memiliki karakter baik dalam
sebuah cerita
2. Antagonis adalah tokoh utama yang memiliki karakter jahat dalam
sebuah cerita
3. Antagonis
4. Protagonis
5. Kancil adalah binatang yang sombong dan suka mengejak hewan yang
lain. pada suatu hari kancil bertemu dengan si siput dan ia mengejek
siput, karena di ejek si siput kemudian menantang sikancil berlomba
lari untuk membuktikan siapa yang paling hebat. Akhirnya lomba lari
itu dimenangkan oleh si siput.
201
Lampiran 16
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
202
Lampiran 17
SURAT IZIN PERMOHONAN PENELITIAN
203
Lampiran 18
SURAT PENUNJUKAN PEMBIMBING SKRIPSI
204
Lampiran 19
DAFTAR SATUAN KREDIT KEGIATAN (SKK)
NAMA : Yuridul Huda
NIM : 115-14-146
JURUSAN : PGMI
Dosen PA : Peni Susapti, S.Si, M.Si.
No Nama Kegiatan Tanggal
Pelaksanaan Keikutsertaan Skor
1. Sertifikat Praktek Kerja
Industri Dalam Rangka
Pelaksanaan Sistem Ganda
Tahun 2012
2 April 2012 Peserta
2
2. Seminar “Menyongsong
Penerapan Kurikulum 2013 di
Madrasah Tahun
2014Mahasiswa Berkarakter”
oleh LDK Darul Amal dan
Ittaqo STAIN Salatiga tahun
2014
7 Januari 2014 Peserta
2
3. OPAK STAIN Salatiga tahun
2014 “Aktualisasi Gerakan
Mahasiswa yang eretika,
Disiplin dan Berfikir Terbuka”
oleh DEMA STAIN Salatiga
Tahun 2014
18-19 Agustus 2014 Peserta
3
4. Opak Jurusan Tarbiyah
“Aktualisasi Pendidikan
Karakter Sebagai Pembentuk
Generasi Yang Religius,
Edukatif, dan Humanis Tahun
27 Agustus 2014 Peserta
2
205
2014 PGMI Stain Salatiga
tahun 2014
5. Orientasi Dasar Keislaman
(ODK) dengan
tema“Pemahaman Islam
Rahmatan Lil Alamin Sebagai
Langkah Awal Menjadi
Mahasiswa Berkarakter” oleh
LDK Darul Amal dan Ittaqo
STAIN Salatiga tahun 2014
21 Agustus 2014 Peserta
2
6. Workshop Entrepreneurship
“Menananmkan Nilai-Nilai
Jiwa Kewirausahaan
Mahasiswa yang Kreatif dan
Inovatif” oleh Kelompok Studi
Islam dan SSC STAIN Salatiga
Tahun 2014
22 Agustus 2014 Peserta
3
7. Kegiatan Achievment
Motivation Training Dengan
Tema Dengan AMT Semangat
Menyongsong Prestasi Oleh
CEC dan JQH Stain Salatiga
Tahun 2014
23 Agustus 2014 Peserta
2
8. Pengakraban Mahasiswa Baru
PGMI STAIN Salatiga dengan
tema “Harmoni Keluarga
PGMI yang Humanis dan
Berkarakter” oleh Himaprodi
PGMI STAIN Salatiga tahun
17 Agustus 2014 Peserta
2
206
2014
9. Library User Education
(Pendidikan Pemustaka) oleh
UPT Perpustakaan STAIN
Salatiga 2014
28 Agustus 2014 Peserta
2
10. Seminar Nasional ITTAQO
STAIN Salatiga 2014
4 November 2014 Panitia 8
11. Seminar Nasional
“Berkontribusi Untuk Negri
Melalui Televisi” Oleh KPI
Tahun 2014
5 November 2014 Peserta
8
12. Seminar Nasional
Perbaikan Mutu Pendidikan
Melalui Profesionalitas
Pendidikan oleh HMJ Tarbiyah
IAIN Salatiga 2014
13 November2014 Peserta
8
13. Seminar Nasional “Cegah
Kanker Serviks Sebagai
Pembunuh No.1 Wanita
Indonesia Tahun 2014
15 November 2014 Peserta
8
14. Sertifikat “Metode Tafsir
Kontemporer Model
Pendekatan Hermeneutika
Sosio-Tematik Dalam Tafsir
Alquran Hasan Hanafi” Tahun
2014
27 November 2014 Peserta
2
15. Sertifikat “Potret Kebudayaan
Papua Bagian dari Kekayaan
Indonesia” 2014
11 Desember 2014 Peserta
2
16. Seminar Nasional 5 November 2014 Peserta 8
207
Perlindungan Hukum Terhadap
Usaha Mikro Menghadapi
Pasar Bebas Asean oleh
HMPS-AS STAIN Salatiga
2014
17. Piagam Penghargaan “Meraih
Kesuksesan Dengan Berwira
Usaha” Tahun 2014
21 Deswmber 2014 Peserta
2
18. Seminar “Harmonisasi
Ligkungan” Tahun 2014
27 Desember 2014 Peserta 2
19. Seminar Nasional “ Mencegah
Generasi Pemuda Islam dari
Pengaruh Radikakisme ISIS”
oleh Anjangsana Al-
Syakhshiyyah (AS) IAIN
Salatiga Tahun 2015
06 Mei 2015 Peserta
8
20. Studi Banding ke Rumah
Pintar ABK Kota Salatiga
Tentang Proses Pembelajaran
Anak Berkebutuhan Khusus
Tahun 2015
20 Mei 2015 Peserta
2
21. Seminar Nasional “Pemuda,
Peradaban Islam, dan
Kemandirian” Oleh Karima
Tahun 2015
2 September 2015 Peserta
8
22 Sertifikat “Peserta Dialog
Interaktif” Tahun 2016
29 Juni 2016 Peserta 2
23 Panitia Kegiatan Festival Tari
dan Musyawarah Wilayah
Ikatan Mahasiswa PGMI
19 November 2016 Panitia 4
208
209
Lampiran 20
LEMBAR KONSULTAI SKRIPSI
210
Lampiran ke 21
Profil Sekolah
A. Gambaran Umum Subjek Penelitian
1. Letak Geografis MI Kalirejo
MI Kalirejo terletak di desa Kalirejo, Kecamatan Ungaran
Timur, Kabupaten Semarang. Adapun batasan-batasan dari
lokasinya adalah sebagai berikut :
a. Sebelah timur berbatasan dengan rumah milik ibu Ripah
b. Sebelah barat berbatasan dengan jalan raya arah ke leyangan
c. Sebelah Selatan berbtasan dengan rumah milik Bapak Rudi
d. Sebelah Utara berbatasan dengan rumah milik ibu Poniyem
2. Identitas Sekolah
a. Nama Madrsah : Madrasah Ibtidaiyah Kalirejo
b. Status Sekolah : Swasta
c. N.I.S : 60712916
d. N.S.S : 111233220145
e. Alamat Sekolah : Jl. Flamboyan no.1 Kalirejo RT 02/RW IV.
f. Nomor Telepon : 024-76911462
g. Kelurahan : Kalirejo
h. Kecamatan : Ungaran Timur
i. Kabupaten : Semarang
j. Kode Pos : 50515
k. Nama Kepala Madrasah : Zunaidi,S.Pd.I
211
3. Visi,Misi, dan Tujuan MI Kalirejo
a. Visi
Memposisikan Madrasah sebagai Pusat keunggulan yang
mampu menyiapkan dan mengembangkan sumber daya insani
yang berkualitas dibidang IPTEK dan IMTAQ
b. Misi
Menyelenggarakan Pendidikan yang berorentasi mutu, baik
secara Moral maupun Sosial,sehinga mampu menyiapkan
dengan mengembangkan sumber daya insani yang mempunyai
kualitas dibidang IPTEK dan IMTAQ
c. Tujuan
Mempersiapkan Generasi yang berkualitas dalam
Iman,Ilmu dan Akhlak
4. Keadaan Gedung MI Kalirejo
Keadaan gedung MI Kalirejo sudah layak dan memadai
sebagaisarana dan prasarana dalam menunjang proses belajar
mengajar. Berikut adalah jumlah ruangan yang terdapat di MI
Kalirejo :
a. 12 ruangan lokal untuk pembelajaran kelas 1 sampai kelas 6.
b. 1 ruangan untuk ruang kepala sekolah
c. 1 ruangan untuk ruang guru
d. Satu ruang perpustakaan
e. Satu ruang dapur
212
f. Satu ruang koperasi
g. 1 kamar mandi untuk guru
h. 3 kamar mandi untuk siswa
5. Guru dan Staf MI Kalirejo
Jumlah guru yang mengajar di MI Kalirejo ada 16 guru dan
seluruhnya berperan aktif dalam pembelajaran. 2 guru diantaranya
berperan sebagai operator sekolah. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut :
Data Guru MI kalirejo
NO Nama Pendidikan Jabatan
1. Zunaidi,S.Pd.I S1 Kepala Sekolah
2. Lili Amalia Nisa,S.H S1 Wali Kelas V A
3. Maslamah,S.Pd.I S1 Wali Kelas VI B
4. Evi Rokhana,S.Pd S1 Wali Kelas VI A
5. Sri Handayani,S.Pd.I S1 Wali Kelas V B
6. Muhajirin,S.Pd S1 Wali Kelas IV A
7. Tri Yuliani,S.Pd S1 Wali Kelas IV B
8. Titis Yogi Utami,S.Pd S1 Wali Kelas III A
9. Musfi’ah,S.Pd,I S1 Wali Kelas III B
213
10. Endang Sriwiyani,S.E S1 Wali Kelas II A
11. Adi Pitoyo,S.Pd,I S1 Wali Kelas II B
12. Aeni
Munawaroh,S.Pd,I
S1 Wali Kelas I A
13. Eny Susilowati, S.Pd S1 Wali Kelas II B
14. Cyntia Inggar
Wida,S.Pd,I
S1 Wali Kelas I C
15. M. Syarif
Hidayatullah,S.Ag
S1 Guru Agama Islam
16. Dini Sabrina,S.Pd.Kor S1 Guru Olahraga
17. Musripah SD Penjaga Sekolah
( Sumber : Administrasi Sekolah )