penilaian sekuritas

22
PENILAIAN SEKURITAS (VALUING SECURITIES) Sekuritas adalah secarik kertas yang menunjukkan hak untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi untuk melaksanakan hak tersebut. Sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan secara garis besarnya dapat dibagi menjadi sekuritas ekuitas (equity securities) dan sekuritas utang (debt securities). Sekuritas utang pada umumnya disebut wesel (notes), surat utang (debentures) dan obligasi (bond). Penilaian sekuritas mempunyai pengertian proses penentuan nilai pasar suatu sekuritas. Dalam penilaian sekuritas digunakan konsep adanya hubungan yang berbanding lurus antara resiko dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (disyaratkan) oleh investor. A. Obligasi (bond) 1. Pengertian dan Karakteristik Obligasi Obligasi adalah surat tanda bukti bahwa investor pemegang saham obligasi telah memberikan pinjaman hutang bagi emiten penerbit obligasi. Oleh karena itu, emiten obligasi akan memberikan kompensasi bagi investor pemegang obligasi, berupa kupon (bunga) yang dibayarkan secara periodik terhadap investor (fixed income), serta pelunasan obligasi pada saat jatuh tempo. Obligasi merupakan salah satu sekuritas yang memberikan pendapatan tetap, yaitu berupa bunga, namun demikian pendapatan obligasi tidak hanya berupa bunga, tapi juga capital gain, yaitu selisih harga jual dan harga beli obligasi.

Upload: haugesti-diana

Post on 01-Jan-2016

506 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

manajemen keuangan

TRANSCRIPT

Page 1: Penilaian Sekuritas

PENILAIAN SEKURITAS(VALUING SECURITIES)

Sekuritas adalah secarik kertas yang menunjukkan hak untuk memperoleh bagian

dari prospek atau kekayaan perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai

kondisi untuk melaksanakan hak tersebut. Sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan secara

garis besarnya dapat dibagi menjadi sekuritas ekuitas (equity securities) dan sekuritas utang

(debt securities). Sekuritas utang pada umumnya disebut wesel (notes), surat utang

(debentures) dan obligasi (bond). Penilaian sekuritas mempunyai pengertian proses

penentuan nilai pasar suatu sekuritas. Dalam penilaian sekuritas digunakan konsep adanya

hubungan yang berbanding lurus antara resiko dengan tingkat keuntungan yang diharapkan

(disyaratkan) oleh investor.

A. Obligasi (bond)

1. Pengertian dan Karakteristik Obligasi

Obligasi adalah surat tanda bukti bahwa investor pemegang saham obligasi telah

memberikan pinjaman hutang bagi emiten penerbit obligasi. Oleh karena itu, emiten obligasi

akan memberikan kompensasi bagi investor pemegang obligasi, berupa kupon (bunga) yang

dibayarkan secara periodik terhadap investor (fixed income), serta pelunasan obligasi pada

saat jatuh tempo. Obligasi merupakan salah satu sekuritas yang memberikan pendapatan

tetap, yaitu berupa bunga, namun demikian pendapatan obligasi tidak hanya berupa bunga,

tapi juga capital gain, yaitu selisih harga jual dan harga beli obligasi.

Karakteristik obligasi meliputi :

Nilai pari atau nilai nominal

Nilai yang tertera pada kertas obligasi dan mewakili jumlah uang yang dipinjam oleh

perusahaan dan akan dibayarkan pada saat jatuh tempo (maturity).

Kupon/ tingkat bunga (coupon rate)

Jumlah bunga tetap yang harus dibayarkan setiap tahun oleh perusahaan yang

mengeluarkan obligasi

Maturity date (tanggal jatuh tempo)

Tanggal dimana nilai par harus dibayar.

Page 2: Penilaian Sekuritas

MAGISTER AKUNTANSI – SEPTEMBER 2013

P a g e | 2

2. Nilai dan Imbal Hasil Obligasi

Seiring dengan berlalunya waktu, tingkat bunga di pasar dapat berubah. Namun

begitu, arus kas dari sebuah obligasi akan tetap sama. Sebagai akibatnya, nilai obligasi akan

mengalami fluktuasi. Ketika tingkat bunga naik, nilai sekarang dari arus kas obligasi yang

masih tersisa akan turun, dan nilai obligasi tersebut akan berkurang. Ketika tingkat bunga

turun, obligasi itu akan memiliki nilai yang lebih tinggi. Tingkat bunga yang diminta pasar

atas suatu obligasi disebut imbal hasil sampai jatuh tempo (yield to maturity—YTM)

obligasi. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi yield to maturity, faktor-faktor tersebut antara lain likuiditas (Setyarini dan

Nurfauziah, 2004), keputusan investasi (Handayani dan Artini, 2012), tingkat suku bunga

SBI (Indarsih, 2011 dan Surya dan Nasher, 2011), maturitas (Indarsih, 2011), exchange rate

(Surya dkk, 2011) dan debt to equity ratio (Surya dkk, 2011).

Obligasi yang dijual dengan harga yang lebih kecil dari nilai nominalnya disebut

sebagai obligasi disagio (discount bond). Sedangkan, obligasi yang dijual dengan harga lebih

besar dari nilai nominalnya disebut sebagai obligasi agio (premium bond). Harga jual suatu

obligasi dipengaruhi oleh pendapatan bunga obligasi dan tingkat bunga yang berlaku dipasar.

Risiko yang timbul bagi pemilik obligasi dari tingkat bunga yang berfluktuasi disebut

risiko tingkat bunga (interest rate risk). Berapa besar risiko tingkat bunga dari sebuah

obligasi akan tergantung pada seberapa sensitif harganya terhadap perubahan tingkat bunga.

Sensitivitas ini berhubungan langsung dengan dua hal yaitu waktu jatuh tempo dan tingkat

kupon. Dengan demikian, jika semua hal dianggap sama, semakin lama waktu jatuh tempo,

maka risiko tingkat bungannya akan semakin besar. Jika semua hal dianggap sama, semakin

rendah tingkat kupon, maka risiko tingkat bunganya akan semakin besar.

3. Penilaian Obligasi

Nilai obligasi adalah nilai sekarang (PV) dari aliran kas yang dihasilkan di masa yang

akan datang.

Nilai obligasi sekarang = PV annuitas + PV par value

Rumus : Bunga dalam tahun t Nilai pari obligasiVb = -------------------------- + ----------------------

(1 + tingkat pengembalian) (1 + tingkat pengembalian)

Page 3: Penilaian Sekuritas

MAGISTER AKUNTANSI – SEPTEMBER 2013

P a g e | 3

n It MVb = -------- + ----------

t = 1 (1 + kb) t (1 + kb) n V

b = I (PVIFA

kb,n ) + M (PVIF

kb,n )

4. Jenis - Jenis Obligasi

Terdapat beberapa jenis obligasi dilihat dari karakteristik obligasi, institusi yang

menerbitkan, dan sebagainya. Obligasi selain diterbitakan oleh perusahaan (corporate bond)

dapat pula diterbitkan oleh pemerintah.

a. Obligasi pemerintah

Peminjam dana selain dilakukan oleh perusahaan juga dilakukan oleh pemerintah

untuk memenuhi kebutuhan dana guna membiayai pembangunan yang dilaksanakan

oleh pemerintah. Di Indonesia pemerintah juga melakukan peminjaman dana dengan

menerbitkan berbagai surat utang, seperti Obligasi Negara Ritel (ORI).

ORI adalah obligasi Negara yang dijual kepada individu atau perseorangan warga

Negara Indonesia. Investor dapat memperoleh ORI dengan dua cara. Pertama, melalui

agen penjual pada saat penerbitan ORI oleh pemerintah atau disebut dengan pasar

perdana. Kedua, dengan membeli ORI dari investor lain yang telah memiliki ORI atau

disebut pasar sekunder, melalui anggota bursa atau agen penjual.

b. Obligasi Kupon Nol (Zero Coupon Bonds)

Obligasi yang tidak membayar kupon sama sekali harus ditawarkan dengan harga

yang jauh lebih rendah dari nilai nominalnya disebut zero coupon bonds atau zeroes.

Untuk kepentingan pajak, penerbit zero coupon bonds membebankan biaya bunga

setiap tahun sekalipun tidak ada bunga yang sesungguhnya dibayar. Hal yang sama

juga dilakukan oleh pemegang obligasi, yaitu harus membayar pajak setiap tahun,

sekalipun tidak ada bunga yang diterima.

c. Obligasi dengan Bunga Mengambang

Sampai saat ini obligasi yang dibahas adalah obligasi dengan bunga tetap. Dengan

obligasi suku bunga mengambang, besarnya kupon yang dibayarkan disesuaikan

dengan perkembangan suku bunga dipasar. Ditinjau dari sudut pandang perusahaan

penerbit, obligasi dengan bunga mengambang memiliki keuntungan dibandingkan

dengan obligasi suku bunga tetap jika suku bunga dipasar mengalami penurunan, dan

akan mempunyai dampak merugikan jika suku bunga dipasar meningkat. Obligasi

dengan suku bunga mengambang memiliki beberapa karakteristik:

Page 4: Penilaian Sekuritas

MAGISTER AKUNTANSI – SEPTEMBER 2013

P a g e | 4

o Pemegang obligasi mempunyai hak untuk menukarkan obligasinya dengan

nilai nominal pada saat pembayaran kupon setelah beberapa waktu yang

disebut dengan put provision

o Besarnya coupon rate mempunyai batas minimum dan maksimum.

5. Pasar Obligasi

Obligasi juga diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Transaksi obligasi juga dapat

dilakukan melalui agen penjual yang ditunjuk. Agen penjual adalah perusahaan yang ditunjuk

untuk melakukan penjualan obligasi kepada investor pada saat penerbitan obligasi, baik oleh

perusahaan maupun pemerintah yang disebut pasar perdana. Selain melalui anggota bursa

secara langsung, investor dapat menyampaikan order beli/jual obligasi ke sistem transaksi

bursa melalui agen penjual ke anggota bursa untuk kemudian diteruskan ke sistem transaksi

bursa.

Investor dapat membeli atau menjual obligasi dipasar sekunder. Perdagangan obligasi

dibursa dilakukan menggunakan sistem transaksi yang ada di Bursa Efek Indonesia, yaitu

Fixed Income Trading System (FITS), melalui anggota bursa yang telah memasang system

tersebut. Investor yang ingin membeli atau menjual obligasi di bursa, terlebih dahulu harus

menghubungi anggota bursa yang memiliki sistem FITS. Setelah membuka rekening efek di

anggota bursa, investor dapat menyambapikan order beli atau jual melalui anggota bursa

yang dipilih. Selanjutnya anggota bursa akan meneruskan order investor tersebut ke dalam

sistem FITS. Transaksi terjadi apabila terdapat penawaran jual atau beli pada harga yang

sesuai.

B. Saham (Stock)

1. Pengertian Saham

Saham (Stock) adalah bukti kepemilikan dalam suatu perusahaan. Saham merupakan salah

satu alternatif sumber jangka panjang bagi suatu perusahaan.

2. Jenis – Jenis Saham

Berdasarkan hak kepemilikannya, maka saham dapat dibagi 2 jenis (Fakhruddin dan

Hadianto, 2001: 12), yaitu:

1) Saham Biasa (common stocks)

Page 5: Penilaian Sekuritas

MAGISTER AKUNTANSI – SEPTEMBER 2013

P a g e | 5

Saham biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior dalam hal

pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut

dilikuidasi atau surat berharga yang dijual oleh perusahaan yang menjelaskan nilai

nominal dan pemiliknya diberi hak suara. Saham biasa ini merupakan saham yang paling

banyak dikenal dan diperdagangkan di pasar.

Sebagai pemilik perusahaan pemegang saham biasanya memiliki hak yaitu:

a. Hak Kontrol

Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Hal ini

berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa saja

yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak

kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan

pemegang saham atau tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan

pemegang saham.

b. Hak menerima Pembagian Keuntungan

Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatkan

bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, tetapi

sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Laba yang

ditahan ini (retained earning) merupakan sumber dana  intern perusahaan

sedangkan laba yang tidak ditahan diberikan kepada pemilik saham dalam

bentuk dividen.

c. Hak Preemtive (preemtive right)

Merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika

perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan

mengeluarkan tambahan lembar saham yang beredar akan lebih  banyak dan

akibatnya persentase kepemilikan saham yang lama akan turun. Hak 

preemtive  memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli

tambahan saham baru, sehingga persentase kepemilikan tidak berubah.

Saham biasa mempunyai dua sifat, yaitu:

1. Saham biasa memberikanhak atas dividen pada pemiliknya, asalkan

perusahaan memiliki keuntungan untuk membayarkan dividen

2. Saham dapat dijual di masa mendatang, harapannya akan memperoleh

keuntungan dari harga jual dibanding dengan harga belinya ()

2) Saham Istimewa (preferred stocks)

Page 6: Penilaian Sekuritas

MAGISTER AKUNTANSI – SEPTEMBER 2013

P a g e | 6

Saham preferen adalah surat berharga yang dijual suatu perusahaan yang mempunyai

nilai nominal, dimana pemiliknya memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk dividen.

Saham ini mempunyai karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa karena

bisa menghasilkan pendapatan tetap, tetapi bisa juga mendatangkan hasil seperti yang

dikehendaki investor.

Ada beberapa hal yang menyebabkan saham preferen serupa dengan saham biasa yaitu

mewakili kepemilikan ekuitas, diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas

lembaran saham tersebut dan membayar dividen. Perbedaan saham preferen dengan

obligasi terletak pada tiga hal yaitu klaim atas laba dan aktiva, dividen tetap selama masa

berlaku dari saham, mewakili hak tebus dan dapat ditukar dengan saham biasa.

Bebarapa karakteristik saham preferen adalah sebagai berikut :

a. Preferen terhadap dividen 

Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih

dahulu dibandingkan pemegang saham biasa.

Saham preferen umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu

memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun

sebelumnya yang belum dibayarkan, dan dibayarkan sebelum pemegang

saham biasa menerima dividennya.

b. Preferen pada waktu likuidasi

Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan

dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi

likuidasi. Besarnya hak atas aktiva adalah sebesar nilai nominal saham preferennya

termasuk semua dividen yang belum dibayarkan jika bersifat kumulatif. 

Saham preferen lebih aman dibandingkan saham biasa karena memiliki klaim

terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu. Dan

pemiliknya akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham biasa, contohnya

hak suara dalam pemilihan direksi sehingga jajaran manajemen akan berusaha

sekuat tenaga untuk membayar ketepatan pembayaran dividen preferen agar tidak

lengser.

3. Penilaian Saham

Ada beberapa nilai yang berhubungan dengan saham (Hartono, 2000: 79), yaitu :

Page 7: Penilaian Sekuritas

MAGISTER AKUNTANSI – SEPTEMBER 2013

P a g e | 7

a. Nilai buku

Nilai buku ialah nilai asset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban perusahaan jika

dibagikan. Nilai buku hanya mencerminkan berapa besar jaminan atau seberapa besar

aktiva bersih untuk saham yang dimiliki investor.

b. Nilai pasar

Nilai pasar merupakan harga yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran saham di

pasar modal atau disebut juga dengan harga pasar sekunder. Nilai pasar tidak lagi

dipengaruhi oleh emiten atau pihak pinjaman emisi, sehingga boleh jadi harga inilah

yang sebenarnya mewakili nilai suatu perusahaan.

c. Nilai intrinsik

Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menentukan harga wajar suatu saham agar

saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya sehingga tidak terlalu

mahal. Perhitungan nilai intrinsik ini adalah mencari nilai sekarang dari semua aliran

kas di masa mendatang baik yang berasal dari dividen maupun capital gain.

Penilaian saham dapat diartikan sebagai suatu proses pekerjaan seorang penilai dalam

memberikan opini tertulis mengenai nilai ekonomi suatu bisnis atau ekuitas pada saat

tertentu. Penilaian saham adalah suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel

ekonomi/ variabel perusahaan yang diramalkan menjadi perkiraan tentang harga saham

misalnya laba perusahaan dan deviden yang dibagikan, maksudnya suatu metode untuk

mencari nilai-nilai saham yang menjadi ukuran dalam investasi surat berharga. Tujuan

penilaian saham adalah untuk memberikan gambaran pada manajemen atas estimasi nilai

saham suatu perusahaan yang akan digunakan sebagai rujukan manajemen sebagai

pertimbangan kebijakan atas saham perusahaan bersangkutan. Beberapa penelitian telah

dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham, faktor-

faktor tersebut antara lain suku bunga (Utami dan Rahayu, 2003), kurs rupiah (Utami dkk,

2003), profitabilitas (ROI) (Rijah, 2008), book value equity per share (Subiyantoro dan

Andreani, 2003) dan return on equity (Subiyantoro dkk, 2003).

4. Pendekatan Dalam Penentuan Nilai Intrinsik Saham

Ada dua analisis yang digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya (intrinsik)

saham, yaitu

a. Fundamental security analysis atau company analysis

Page 8: Penilaian Sekuritas

MAGISTER AKUNTANSI – SEPTEMBER 2013

P a g e | 8

Analisis harga saham yang mendasarkan pada data yang berasal dari keuangan

perusahaan ( misal laba, dividen, penjualan)

b. Technical analysis

Analisis harga saham dengan menggunakan data pasar dari saham (misal harga

saham, volume transaksi)

Pendekatan dalam penentuan nilai intrinsik saham berdasarkan analisis fundamental yaitu:

1) Pendekatan nilai sekarang (present value)

Dalam pendekatan ini, perhitungan nilai saham dilakukan dengan menghitung nilai

sekarang (present value) semua aliran kas saham yang diharapkan di masa datang dengan

tingkat diskonto sebesar tingkat return yang disyaratkan investor. Dalam hal ini nilai intrinsik

atau disebut juga dengan nilai teoritis suatu saham nantinya akan sama dengan nilai diskonto

semua aliran kas yang akan diterima investor pada masa yang akan datang.

Komponen dalam penentuan nilai saham dnegan pendekatan nilai sekarang adalah

aliran kas (cash flow). Aliran kas yang bisa dipakai dalam penilaian saham dengan

pendekatan nilai sekarang adalah earning perusahaan, atau berupa earning yang dibagikan

dalam bentuk dividen. Dengan demikian kita bisa menggunakan komponen deviden sebagai

dasar penilaian saham.

Penentuan nilai saham (pendekatan nilai sekarang) dengan menggunakan komponen

deviden dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan Model Diskonto Deviden .

Model Diskonto Deviden merupakan model untuk mengestimasi harga saham dengan

mendiskontokan semua aliran dividen yang akan diterima di masa yang akan datang. Secara

sistematis, model ini bisa dirumuskan sebagai berikut:

P0 = D1 + D2 + D3 + ....... + D~

(1 + k) (1 + k)2 (1 + k)3 (1 + k)~

Keterangan :

P0 = Nilai intrinsik saham dengan model diskonto dividen

D1, D2, D3, D~ = Dividen yang akan diterima dimasa yang akan datang

K = Tingkat return yang diisyaratkan

Page 9: Penilaian Sekuritas

MAGISTER AKUNTANSI – SEPTEMBER 2013

P a g e | 9

Dalam persamaan diatas dapat dilihat bahwa aliran dividen yang diterima investor

merupakan aliran dividen yang tidak terbatas dan bersifat konstan. Namun dalam

kenyataannya, ada kalanya perusahaan membayarkan dividen secara tidak teratur, jumlahnya

tidak konstan atau dengan kata lain pembayarannya mengalami pertumbuhan (growth).

Dalam situasi tersebut, investor harus memprediksi dividen saham, ada tiga pendekatan yang

dapat digunakan untuk menghitung dividen saham, yaitu :

a. Model Pertumbuhan Nol (zero growth)

Model ini digunakan saat dividen yang dibayarkan oleh perusahaan tidak akan

mengalamai pertumbuhan. Dengan kata lain jumlah dividen yang dibayarkan akan

tetap sama dari waktu ke waktu.

Model ini bisa dirumuskan sebagai berikut:

 

Keterangan,

P0 = Nilai saham

D = dividend saham

k = tingkat return yang disyaratkan pd saham

b. Model Pertumbuhan Konstan (constan growth)

Model petumbuhan konstan (model Gordon), dipakai untuk menentukan nilai

saham yang pembayaran dividennya mengalami pertumbuhan secara konstan

selama waktu tak terbatas.

Model ini bisa dirumuskan sebagai berikut :

P0=D0 (1+g )(1+k )

+D0 (1+g)2

(1+k )2+. ..+

D0 (1+g )(1+k )∞

P0=D0 (1+g )( k−g )

Keterangan,

P0 = Nilai saham

D0 = dividen saham

P0 = D k

Page 10: Penilaian Sekuritas

MAGISTER AKUNTANSI – SEPTEMBER 2013

P a g e | 10

k = tingkat return yang disyaratkan pd saham preferen

g =  tingkat pertumbuhan dividen perusahaan

c. Model Pertumbuhan Tidak Konstan/Ganda (nonconstan growth)

Model ini sesuai untuk menilai saham perusahaan yang mempuyai karakteristik

pertumbuhan yang ‘fantastis’ di tahun-tahun awal, sehingga bisa membayarkan

dividen dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Pada beberapa tahun awal selama

masa pertumbuhan fantastis, perusahaan mungkin akan mampu membayar dividen

dengan pertumbuhan diats normal, namun setelah melewati masa tersebut

pertumbuhan tingkat dividen yang dibayarkan perusahaan mungkin akan lebih

rendah dari masa sebelumnya, dan akan bertumbuh secara tetap.

Tahap-tahap perhitungan yang harus dilakukan untuk model ini adalah:

1. Membagi aliran dividen menjadi dua bagian: (a) bagian awal yang meliputi

aliran dividen yang ‘fantastis’, dan (b) aliran dividen dengan pertumbuhan

yang konstan.

2. Menghitung nilai sekarang dari aliran dividen yang fantastis (bagian awal).

3. Menghitung nilai sekarang dari semua aliran dividen selama periode

pertumbuhan konstan (bagian b).

4. Menjumlahkan hasil perhitungan nilai sekarang dari kedua bagian

perhitungan aliran dividen

Model ini bisa dirumuskan sebagai berikut :

P0=D 1 (1+k )

+D 2

(1+k )2+. ..+

D n (1+k )∞

Keterangan :

P0 = Nilai saham

n = jumlah tahun selama periode pembayaran dividen

Dn = dividen (tahun n)

k =  tingkat return yang disyaratkan

Page 11: Penilaian Sekuritas

MAGISTER AKUNTANSI – SEPTEMBER 2013

P a g e | 11

2) Pendekatan Price Earning Ratio

Pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan multipler, dimana investor akan

menghitung berapa kali (multipler) nilai earning yang tercermin dalam harga sutu saham.

Dengan kata lain, PER menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap

earning perusahaan. PER juga mencerminkan berapa rupiahkah yang harus dibayarkan

investor saham untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan.

Pendekatan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

PER =Harga per lembar sahamLaba per lembar saham

=PE

Earning Per lembar =earning perusahaanjumlah saham beredar

3) Pendekatan Penilaian Saham Lainnya

a. Rasio Harga/Nilai Buku

Hubungan antara harga pasar dan nilai buku per lembar saham dapat dipakai untuk

menentukan nilai saham. Karena secara teoritis nilai pasar suatu saham harus

mencerminkan nilai bukunya. Rasio harga terhadap nilai buku banyak digunakan

untuk menilai saham-saham sektor perbankan. Hasil penelitian menemukan bahwa

saham-saham yang memiliki rasio harga/nilai buku yang rendah akan

menghasilkan return yang secara signifikan lebih tinggi dibanding saham-saham

yang memiliki rasio harga/nilai buku yang tinggi.

b. Rasio Harga/Aliran Kas

Pendekatan ini mendasarkan diri pada aliran kas perusahaan, bukannya earning

perusahaan. Dalam penilaian saham perusahaan, investor bisa menggunakan

informasi rasio harga/aliran kas ini sebagai pelengkap informasi PER, karena data

aliran kas perusahaan bisa memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi

investor tentang perubahan nilai saham yang akan terjadi.

Page 12: Penilaian Sekuritas

MAGISTER AKUNTANSI – SEPTEMBER 2013

P a g e | 12

c. Economic Value Added (EVA)

EVA digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam meningkatkan

nilai tambah (value added) bagi perusahaan. Asumsinya adalah bahwa jika kinerja

manajemen baik/efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka

akan tercermin pada peningkatan harga saham perusahaan. EVA dihitung dengan

mengurangkan keuntungan operasi perusahaan dengan biaya modal perusahaan,

baik untuk biaya hutang (cost of debt) maupun modal sendiri (cost of equity).

Secara matematis, EVA suatu perusahaan dapat dituliskan sebagai berikut:

EVA = Laba bersih operasi setelah dikurangi pajak –besarnya biaya modal operasi dalam rupiah setelah dikurangi pajak

EVA = [EBIT (1 – pajak)] – [(modal operasi) (persentase biaya modal setelah pajak)]

Page 13: Penilaian Sekuritas

MAGISTER AKUNTANSI – SEPTEMBER 2013

P a g e | 13

KESIMPULAN

Sekuritas adalah secarik kertas yang menunjukkan hak untuk memperoleh bagian

dari prospek atau kekayaan perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai

kondisi untuk melaksanakan hak tersebut. Penilaian sekuritas mempunyai pengertian proses

penentuan nilai pasar suatu sekuritas. Dalam penilaian sekuritas digunakan konsep adanya

hubungan yang berbanding lurus antara resiko dengan tingkat keuntungan yang diharapkan

(disyaratkan) oleh investor. Sekuritas yang umumnya diterbitkan oleh perusahaan adalah

obligasi dan saham. Obligasi (bond) adalah surat tanda bukti bahwa investor pemegang

obligasi telah memberikan pinjaman hutang bagi emiten penerbit obligasi. Nilai obligasi

adalah nilai sekarang (PV) dari aliran kas yang dihasilkan di masa yang akan datang. Saham

(Stock) adalah bukti kepemilikan dalam suatu perusahaan. Saham terdiri dari dua jenis,

yaitu saham biasa dan saham preferen. Nilai saham dapat dihitung dengan berbagai

pendekatan, yaitu pendekatan nilai sekarang (present value), pendekatan Price Earning

Ratio (PER) dan pendekatan nilai saham lainnya.

Page 14: Penilaian Sekuritas

MAGISTER AKUNTANSI – SEPTEMBER 2013

P a g e | 14

DAFTAR PUSTAKA

Fakhruddin, M dan Hadianto M. Hadianto, 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di

Pasar Modal, Gramedia: Jakarta.

Handayani, Ida Ayu Made Wiryandari Kusuma dan Luh Gede Sri Artini, 2012. Pengaruh

Faktor Ekonomi Makro, Keputusan Investasi dan Keputusan Pendanaan Terhadap

Yield Obligasi Korporasi di Bursa Efek Indonesia, Universitas Udayana, Bali.

Hartono, Jogiyanto, 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE: Yogyakarta.

Indarsih, Nanik, 2011. Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Rating, Likuiditas dan

Maturitas Terhadap Yield To Maturity Obligasi, Jurnal Ilmu Manajemen Vol. 1 No. 1.

Nurfauziah dan Adistien Fatma Setyarini, 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Yield Obligasi Perusahaan (Studi Kasus Pada Industri Perbankan dan Industri Farmasi),

Jurnal Siasat Bisnis No. 9 Vol.2, Hal 241-256.

Rajah, Siti, 2008. Pengaruh Profitabilitas (ROI) Terhadap Harga Saham Pada PT. Ultrajaya

Milk Indutry and Trading Company, Tbk., Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

Ross, Stephen A., Randolph W. Westerfield dan Bradford D. Jordan. 2009, Pengantar

Keuangan Perusahaan, Buku 1 Edisi 8, Diterjemahkan Oleh Ali Akbar Yulianto,

Rafika Yuniasih dan Christine. Salemba Empat: Jakarta.

Subiyantoro, Edi dan Andreani Fransisca, 2003. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Harga Saham (Kasus Perusahaan Jasa Perhotelan yang Terdaftar di Pasar Modal

Indonesia), Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol 5 No. 2 Hal 171-180.

Sudana, I Made, 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik, Erlangga:

Jakarta.

Surya, Budhi Arta dan Teguh Gunawan Nasher, Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI,

Exchange Rate, Ukuran Perusahaan, Debt to Equity Ratio, dan Bond Terhadap Yield

Obligasi Korporasi Di Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Utami, Mudji dan Mudjilah Rahayu, 2003. Peranan Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi dan

Nilai Tukar Dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selama Krisis Ekonomi,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol 5 No. 2 Hal 123-131.

Endang, 2010, Penilaian Sekuritas, http://endang.staff.umm.ac.id/files/2010/02/BAB-III-

PENILAIAN-SEKURITAS-doc.doc

Mulyana, Deden, 2010. Penilaian Saham, http://www.deden08m.wordpress.com