penilaian kinerja guru ppptk
DESCRIPTION
penilaian guruTRANSCRIPT
[1]
Penilaian Kinerja Guru sebagai Upaya Menjadikan Guru Profesional
Oleh : Tatang Rahmat, M.Pd (Widyaiswara Muda PPPPTK BMTI)
Fenomena dunia pendidikan nasional kita sekarang ini sedang sangat bergairah, disamping
tak henti-hentinya prestasi yang terus ditorehkan oleh anak bangsa yang setiap tahunnya
selalu ada yang meraih prestasi juara olimpiade Sains tingkat Internasional, kini guru nya
pun tidak lagi terpuruk nasibnya. Melalui program sertifikasi guru yang diikuti dengan
pemberian tunjangan profesi guru, kini profesi guru bukan lagi profesi yang dipandang
sebelah mata.
Guru kini bukan lagi sekedar pahlawan tanpa tanda jasa, beragam fasilitas kini diperoleh
guru. Pandangan masyarakat terhadap profesi guru pun sudah bergeser. Berdasarkan
pengamatan atas fenomena yang terjadi pada sebagian besar masyarakat, kini masyarakat
telah mensejajarkan antara profesi guru dengan profesi-profesi lainnya. Sebelumnya
masyarakat memandang profesi guru lebih rendah dibandingkan dengan profesi lain dengan
melihat tingkat kesejahteraannya. Masyarakat menganggap menjadi guru berarti bersedia
hidup sederhana dengan pendapatan serba pas-pasan, sehingga tidak heran kalau kala itu
banyak orangtua yang enggan memberi restu anaknya kuliah di perguruan tinggi seperti
IKIP atau Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Demikian juga para alumni
Sekolah Menengah Atas (SMA), khususnya dari SMA favorit, sangat jarang di antara
mereka yang menjadikan LPTK sebagai pilihan utamanya. Hal ini pernah juga dialami oleh
penulis sendiri yang saat itu sebetulnya sangat terpaksa masuk ke IKIP. Pertimbangan saat
itu mau melanjutkan studi ke IKIP lebih karena ingin menyenangkan hati orangtua saja agar
tetap bisa melanjutkan studi ke perguruan tinggi dengan biaya yang relatif lebih terjangkau
dibandingkan berkuliah di PTN non kependidikan. Karena kalau dicermati kala itu waktu di
SMA dari satu kelas sepertinya hanya saya sendiri yang menjatuhkan pilihan masuk ke IKIP
itupun ketika mendaftar memilih sembunyi-sembunyi dari teman, begitupun ketika telah
dinyatakan diterima, tidak ada ekspresi kebanggaan yang luar biasa, datar-datar saja
rasanya.
Namun sekarang pandangan masyarakat sudah berubah 180 derajat. Saat ini profesi guru
sangat diminati dan menjadi impian kalangan kawula muda. Sebelumnya profesi guru
memang dianggap kurang menarik minat kaum muda. Namun, saat ini, tampaknya terjadi
pergeseran minat. Artinya, ketika tingkat pengangguran kaum muda meningkat, lulusan
perguruan tinggi sulit mendapatkan lowongan kerja, profesi guru mulai dilirik. Salah satu
[2]
indikatornya adalah jumlah peminat pada universitas yang menghasilkan guru setiap
tahunnya terus mengalami peningkatan yang signifikan. Seperti contohnya Universitas
Negeri Malang (UNM), untuk tahun akademik 2012/2013 yang lalu, menurut Rektor UNM
adalah tahun dimana peminat UNM yang terbanyak dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya. Hal yang sama terjadi di Universitas Negeri Semarang (UNNES), meskipun
tidak menambah daya tampung pada penerimaan mahasiswa di tahun ajaran baru
2012/2013 ini, akan tetapi animo mahasiswa yang mendaftar di jurusan kependidikan
Universitas Negeri Semarang (Unnes) meningkat. Peningkatan tersebut mencapai 10%
dibandingkan tahun ajaran sebelumnya, melalui pendaftaran Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) baik jalur tulis atau undangan. Pembantu Rektor I
Bidang Akademik Agus Wahyudin mengatakan, baik pada 2011 maupun 2012 daya
tampung Unnes sama, yakni 7.375 kursi. Kendati demikian, pendaftar atau calon mahasiswa
masuk ke jurusan kependidikan dan ingin menjadi guru cenderung meningkat. ”Kenaikan
minat ini dipengaruhi pada faktor kesejahteraan yang diterima guru dari gaji ataupun
tunjangan profesi. Disamping itu juga didorong kesadaran masyarakat untuk mencerdaskan
anak bangsa,” katanya. Begitupun peminat ujian masuk Universitas Pendidikan Indonesia
(UPI) dari tahun ke tahun terus meningkat. Berdasarkan fakta, jumlah peminat Ujian Masuk
Universitas Pendidikan Indonesia (UM UPI) 2010 meningkat 13,5 persen dibandingkan
dengan tahun sebelumnya . Tahun sebelumnya, jumlah pendaftar UM UPI sebanyak 12.617
orang, sementara tahun 2010 berjumlah 13.579 orang.
Fenomena yang terjadi ini patut kita syukuri. Dengan terjadinya pergeseran minat calon
mahasiswa untuk memilih jurusan kependidikan sebagai pilihan lanjutan studinya,
diharapkan ke depan output lulusan dari perguruan tinggi yang mencetak calon-calon guru
inipun semakin berkualitas, yang pada akhirnya bermuara kepada semakin meningkatnya
kualitas anak bangsa negeri ini di masa yang akan datang, sebagai generasi penerus yang
potensial dalam membangun negeri ini.
Euforia dunia pendidikan yang sedang terjadi ini sudah barang tentu jangan berhenti sampai
disini, stimulus positif ini harus tetap dipelihara, jangan sampai bergulirnya program
sertifikasi melalui Undang-Undang (UU) No 14/2005 tentang Guru dan Dosen yang telah
diprogramkan Pemerintah ini tidak akan berdampak signifikan terhadap cita-cita dan
harapan yang menjadi tujuan awal dari program ini. Tahun 2013 ini program sertifikasi
praktis sudah berjalan 7 tahun. Diluar prediksi pemerintah sebagai induk yang melahirkan
regulasi Undang-Undang (UU) No 14/2005 tentang Guru dan Dosen, ternyata banyak
kalangan yang menyuarakan ketidakberhasilan program sertifikasi guru yang masih
sementara berjalan. Ada penemuan kasus-kasus di lapangan yang kian menguatkan
keraguan ketepatan sasaran sertifikasi yang selama ini dijalankan.
[3]
Penelitian dari lembaga-lembaga peneliti tingkat nasional menyebut akan betapa tidak
signifikannya korelasi antara sertifikasi dan prestasi tenaga pendidik. Salah satu hasil
penelitian yang dilansir Lembaga Penelitian UPI tahun 2010 lalu oleh Ridwan El Hariri, hasil
penelitian menunjukkan bahwa sertifikasi memiliki pengaruh yang rendah terhadap kinerja
guru. Hal ini tampak dari hasil analisis perbandingan kinerja guru sebelum dan setelah lulus
sertifikasi dimana rata-rata kinerja guru pascasertifikasi justru mengalami penurunan
dibandingkan sebelum sertifikasi. Data ini juga didukung dari laporan kompas.com yang
disampaikan oleh Kepala Pembangunan Sumber Daya Manusia untuk Bank Dunia di
Indonesia, Asia Timur, dan Pasifik Mae Chu Chang menyatakan, hasil sertifikasi guru tidak
berdampak secara signifikan pada kinerja akademis untuk diteruskan kepada anak didiknya.
Menurut telaah Bank Dunia tersebut terhadap pelaksanaan sertifikasi guru tahun 2009,
2011, dan 2012 bahwa sertifikasi guru oleh pemerintah belum meningkatkan prestasi guru
dan siswa secara signifikan.
Peningkatan kesejahteraan para pendidik melalui sertifikasi ternyata tidak sebanding
dengan kinerja para pendidik tersebut di sekolah. Penghasilan dengan tunjangan profesi
bertambah, namun prestasi kerja tetap rendah. Yang sementara ini terjadi masih pada
tataran guru sejahtera tapi masih belum profesional. Bahkan yang lebih ironis, tersebut fakta
motivasi kerja yang tinggi justru ditunjukkan guru-guru di berbagai jenjang pendidikan yang
belum memperoleh sertifikasi (Survei yang dilaksanakan Persatuan Guru Repulik
Indonesia). Tentu fakta ini tidak bisa digeneralisasi, tidak sedikit guru-guru yang telah
bersertifikasi telah menjalankan perannya sebagai pendidik secara profesional, tapi indikasi
dari fakta yang terungkap tadi menjadi perhatian agar program yang semula bertujuan baik
ini, tidak melenceng dari cita-cita awalnya.
Kenyataan ini, sekalipun menyakitkan, harus diungkap seterang-terangnya. Jangan ada
yang ditutup-tutupi. Semua pihak harus mau membuka diri, melakukan evaluasi, mencari
solusi untuk menjawab problematika riil yang tengah terjadi dan dihadapi bangsa ini. Karena
hanya dengan cara itulah, setiap permasalahan akan dapat diurai. Ibarat benang kusut,
harus ditemukan terlebih dahulu ujung pangkalnya, sehingga simpul demi simpul kekusutan,
sesulit apa pun pada akhirnya dapat dibuka.
Hal yang sangat pantas untuk kita apresiasi yaitu masih adanya elemen-elemen di
masyarakat yang masih concern kepada masa depan pendidikan bangsanya, baik dalam
bentuk masukan maupun kritikan yang bersifat membangun. Hal itu jangan membuat kita
surut, malah harus dijadikan motivasi untuk menuju ke arah yang jauh lebih baik lagi.
Desakan elemen masyarakat kepada pemerintah untuk melakukan revisi regulasi terkait
sertifikasi tersebut kemudian mendorong lahirnya Permennegpan dan RB No.16 Tahun
[4]
2009. Sebuah regulasi yang berupaya mengawal program sertifikasi agar berjalan sesuai
dengan tujuan akhir yang telah ditetapkan melalui PKG (Penilaian Kinerja Guru) yang
berperan sebagai indikator pengukuran kinerja/profesionalitas guru.
PKG menggunakan instrumen yang berbasis pada kompetensi guru; kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Sejak tahun 2011
PKG telah disosialisasikan secara masif dan menelan biaya yang tidak sedikit. Karena,
sesuai rencana program PKG ini akan dijalankan secara efektif dijalankan tahun 2013.
Namun, setelah lebih kurang selama setahun PKG disosialisasikan hampir di semua tingkat
satuan pendidikan dasar dan menengah, pemerintah tahun 2012 memutuskan untuk
melakukan perubahan signifikan terhadap isi instrumen PKG.
Jika sebelumnya penilaian kinerja guru berbasis pada kompetensi guru, maka setelah revisi,
penilaian kinerja guru justru berbasis pada tugas utama guru. Dari penilaian terhadap
kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial, menjadi penilaian kepada tugas
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi/menilai kegiatan pembelajaran sesuai
Permendiknas No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru. Sehingga, secara tegas isi instrumen sangat berbeda.
Penilaian kinerja guru memiliki dua fungsi utama, yaitu untuk:
1. menilai unjuk kerja (kinerja) guru dalam menerapkan semua kompetensi yang
diperlukan pada proses pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Dengan demikian, hasil
penilaian kinerja menjadi profil kinerja guru yang dapat memberikan gambaran kekuatan
dan kelemahan guru. Profil kinerja guru juga dapat dimaknai sebagai suatu analisis
kebutuhan atau audit keterampilan untuk setiap guru yang dapat dipergunakan sebagai
dasar untuk merencanakan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru
2. menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja pembelajaran,
pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah pada tahun penilaian kinerja guru dilaksanakan. Kegiatan penilaian
kinerja dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari proses pengembangan karir dan
promosi guru untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsionalnya. Hasil penilaian kinerja
guru diharapkan dapat bermanfaat untuk menentukan
Hasil penilaian kinerja guru diharapkan dapat bermanfaat untuk menentukan berbagai
kebijakan yang terkait dengan peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru sebagai
ujung tombak pelaksanaan proses pendidikan dalam menciptakan insan yang cerdas,
komprehensif, dan berdaya saing tinggi. Penilaian kinerja guru merupakan acuan bagi
sekolah/madrasah untuk menetapkan pengembangan karir dan promosi guru. Bagi guru,
[5]
penilaian kinerja guru merupakan pedoman untuk mengetahui unsur-unsur kinerja yang
dinilai dan sebagai sarana untuk mengkaji kekuatan dan kelemahan individu dalam rangka
memperbaiki kualitas kinerjanya.
Pemerintah pun telah mengagendakan kegiatan Uji kompetensi Guru (UKG) . Uji
Kompetensi Guru wajib diikuti semua guru yang sudah bersertifikasi sebagai pendidik
profesional. Pelaksanaan uji kompetensi guru bersertifikasi ini untuk dasar pembinaan dan
penilaian kinerja, tanpa ada konsekuensinya dengan pembayaran tunjangan profesi
pendidik yang sudah guru terima.
Berikut ini adalah Diagram Alur Desain Penilaian Kinerja Guru dan PKB Guru
Sumber : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Pusat Pengembangan Profesi Pendidik
Semoga segenap stakeholder pendidikan di negeri ini akan terlibat secara aktif dalam
sosialisasi, pelatihan sampai dengan implementasi PKG tahun 2013. Sehingga peningkatan
profesionalitas guru sebagai pionir pencetak generasi penerus pemimpin bangsa masa
depan berkualitas dapat segera terwujud. Aamiin.
[6]
Daftar Pustaka
___________________, (2012). Buku 2 Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Pusat Pengembangan Profesi Pendidik. Animo Masuk Jurusan Kependidikan Meningkat, http://www.suaramerdeka.com/v1/ /read/cetak/2012/06/15/189629/Animo-Masuk-Jurusan-Kependidikan-Meningkat, 15 Juni 2012.
Guru bersertifikat minus prestasi, http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&jd= Guru+Bersertifikat+Minus+Prestasi&dn=20130222104426, 27 Februari 2013.
Mengkritisi Kinerja Guru Pascasertifikasi, http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act =detail&nid=105462), 15 Desember 2009.
Peminat Masuk UPI Terus meningkat, http://berita.upi.edu/2011/04/21/peminat-masuk-upi-terus-meningkat/, 21 April 2011.